IMPLEMENTASI FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA ...
Transcript of IMPLEMENTASI FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA ...
IMPLEMENTASI FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA
REKRUTMEN POLITIK PADA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN KOTA MEDAN
Nesyandri Sidauruk
110906037
Dosen Pembimbing: Drs. Toni P. Situmorang, M.Si
DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
NESYANDRI SIDAURUK (110906037)
Implementasi Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Medan
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan rekrutmen politik yang dilakukan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan. Untuk membahasnya maka digunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan konseptual dengan menggunakan data sekunder dan data primer sebagai pelengkap yang kemudian dianalisis dan disusun secara sistematis.
Berdasarkan hasil penelitian, DPC PDI Perjuangan Kota Medan melaksanakan rekrutmen politik akan tetapi pelaksanaan rekrutmen politik yang dilakukan belum bersifat kontinyu . Salah satu cara agar demokrasi dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan pelaksanaan rekrutmen politik. Rekrutmen Politik yang dilaksanakan DPC PDI Perjuangan Kota Medan tidak mengacu sepenuhnya kepada Undang-Undang No.2 tahun 2011 tentang Partai Politik akan tetapi rekrutmen politik yang dilaksanakan karena ada kepentingan lain seperti untuk menggalang massa. Rekrutmen politik dilaksanakan masih bersifat insidental atau tidak secara kontinyu karena berbagai hambatan, yang dijadikan alasan sebagai hambatan utama adalah pelaksanaan Pendidikan Politik tidak diutamakan karena tidak menjadi sebuah kewajiban untuk dilaksanakan.
Kata Kunci : Pelaksanaan, Rekrutmen Politik, PDI Perjuangan,Demokrasi.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
NESYANDRI SIDAURUK (110906037)
Implementation of Political Party Function as a Facility for Political Recruitment in PDI Perjuangan Kota Medan
ABSTRACT
The research was conducted in order to determine the implementation of the Political Recruitment by DPC PDI Perjuangan Kota Medan. To discuss the research methods used qualitative type and conceptual approach using secondary data and primary data as a complement that is then analyzed and systematically arranged.
Based on the results DPC PDI Perjuangan Kota Medan carry Political Recruitment but the execution is not carried out continuously with a variety of barriers. one of the ways that democracy needed to implement the execution of Political Recruitment. Political recruitment conducted DPC PDI Perjuangan Kota Medan is not fully implemented by the mandate of Law No.2 of 2011 on Political Parties however, conducted by the Political Recruitment Political Parties was held because there are other interests such as to mobilize the supporters of the party . Political recruitment is still held to be incidental or continuously due to various barriers, which serve as the main obstacle is the reason for the financial problems of inadequate party or
not allocated to carry out the activities of Political Education.
Keywords : Implementation, Political Recruitment, PDI Perjuangan, Democratic.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kebaikan,
kekuatan dan cinta kasihNya kepada peneliti sehingga peneliti mampu
menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
Implementasi Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Pada Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Medan. Skripsi ini diajukan guna
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada
Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
Partai politik dianggap sebagai pilar utama bagi demokrasi, oleh karena itu
perkembangan partai politik di Indonesia perlu untuk terus dikaji dan diperhatikan
agar peran dan fungsi partai politik bisa berjalan sebagaimana semestinya guna
perkembangan demokrasi di Indonesia yang lebih baik. Ditengah pertumbuhan
partai politik Indonesia, dalam pelaksanaan rekrutmen politik sendiri sering
ditemukan fenomena yang dianggap sebagai kecurangan seperti adanya hubungan
kekeluargaan, hubungan kekerabatan, atau kepentingan pribadi sehingga
seseorang dengan mudah menjadi kader partai, pengurus partai atau bahkan
utusan partai di legislatif dan eksekutif.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
Universitas Sumatera Utara
ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa bersyukur, peneliti menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Warjio, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Tonny P. Situmorang selaku Dosen Pembimbing yang
dengan kesabaran dan pengertian telah bersedia meluangkan waktunya
serta memberikan bimbingan yang sangat berguna bagi peneliti.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Departemen Ilmu Politik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Staf bagian administrasi Departemen Ilmu Politik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
6. Terima kasih kepada informan dalam penelitian ini,
7. Orangtua saya dan seluruh keluarga yang terus memberikan motivasi
semangat
8. Seluruh keluarga besar Marhaenis di Komisariat GmnI FISIP USU,
Jaya selalu dalam pergerakan.
9. Kawan-kawan Politik stambuk 2011,
10. Kawan-kawan Martipul dan kawan JG 411 atas semangat dan
dukungannya..
Medan, 19 April 2017
Nesyandri sidauruk
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................... i
BAB IPENDAHULUAN .......................................................................
1.1Latar Belakang Masalalah ......................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 8
1.3.Batasan Masalah ....................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitan...................................................... 9
1.6 Kerangka Teori ......................................................... 10
1.6.1. Teori Partai Politik ................................... 10
1.6.2. model partai politik .................................. 15
1.6.3 Teori Rekrutmen Politik ............................ 19
1.6.4. Pola rekrutmen ......................................... 21
1.6.5 Kaderisasi dalam partai politik .................. 23
1.6.6 Kerangka Berpikir ...................................... 28
1.7 Metodologi Penelitian ................................... 30
1.7.1. Jenis Penelitian ..................................................... 30
1.7.2 Lokasi Penelitian ........................................ 31
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ......................... 31
1.7.4 Teknik Analisis Data .................................. 34
1.8 Sistematika Penulisan ................................... 34
BAB II PROFIL DPC PDI PERJUANGAN KOTA MEDAN
2.1Sejarah Singkat PDI Perjuangan ................................ 37
2.2 Deskripsi Tentang DPC PDI
Perjuangan Kota Medan .................................................. 39
2.3 Struktur Pengurus DPC PDI Perjuangan
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan ..................................................................... 42
BAB III IMPLEMENTASI FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA REKRUTMEN POLITIK PADA DPC PDI PERJUANGAN KOTA MEDAN
3.1 Implementasi Rekrutmen Politik oleh
DPC PDI Perjuangan Kota Medan ........................... 44
3.1.1. Pelaksanaan Rekrutmen Anggota dan Kader
DPC PDI Perjuangan Kota Medan .......... 45
3.1.2. Pendidikan dan Pelatihan DPC PDI Perjuangan Kota Medan .......................... 57
3.1.3. Rekrutmen Calon Legislatif oleh DPC PDI Perjuangan .............................. 60
3.1.4. Rekrutmen Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan .......................... 72
3.2 Faktor yang Mendukung dan Faktor yang
Menghambat Pelaksanaan Rekrutmen Politik82
3.2.1 Faktor Pendukung Pelaksanaan
Rekrutmen Politik .................................... 82
3.2.2 Faktor Penghambat Pelaksanaan
Rekrutmen Politik .................................... 86
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran ........................................ 93
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 89
LAMPIRAN ........................................................................................... ii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Anggota
DPRD Kota Medan Tahun 2014 ......................... 6
Tabel 1.2 .... Jumlah Suara dan Perolehan Kursi PDI Perjuangan
Berdasarkan Daerah Pemilihan Kota Medan ...... 6
Tabel 1.3Perolehan Suara Pemilihan Wali kota dan Wakil Wali
Kota Medan Tahun 2015 ..................................... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1Model Rekrutmen Politik ......................................... 22
Gambar 1.2 Kerangka Berpikir Penelitian .................................. 28
Gambar 3.1 Contoh KTA PDI Perjuangan
Tampak Dari Depan .................................................................... 54
Gambar 3.2 Contoh KTA PDI Perjuangan
Tampak Dari Belakang ............................................................... 54
Gambar 3.3 Gambar Bagan Mekanisme
Penerimaan Anggota Baru .......................................................... 55
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan yang besar
setelah reformasi pada tahun 1998. Pergolakan massa yang dimotori mahasiswa
pada waktu itu membuat semuanya berubah.1
Demokrasi menuntut adanya organisasi, membicarakan demokrasi dengan
sendiri berarti membicarakan organisasi, democracy is inconceivable without
organization. Alasannya adalah massa rakyat besar tidak bisa menyalurkan apa
yang disebut sebagai collective will.
Salah satu kemajuan yang terlihat
pada perkembangan partai politik, kebebasan warganegara berekspresi serta
gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dan
diikutsertakan dalam proses politik. Jatuhnya rezim Orde Baru bukan saja telah
membuka peluang kebebasan bagi kehidupan politik bangsa Indonesia, tetapi juga
menumbuhkan hasrat para tokoh politik, agamawan, pengusaha, dan kalangan
intelektual untuk bangkit menggapai kekuasaan lewat partai politik.
2
1 Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal.7 2Tim litbang kompas.2004. Partai-partai politik Indonesia ideologi dan program 2004-2009. Jakarta: Penerbit buku kompas. hal.13
Mundurnya Soeharto dari kursi
kepresidenan tentu telah menandai mulainya babak baru kehidupan politik di
negeri ini. Harapan akan terciptanya kehidupan politik nasional yang demokratis
begitu kuat menancap dibenak publik.
Universitas Sumatera Utara
Partai politik merupakan instrumen penting bagi demokrasi, Yves Meny dan
Andrew Knaap menyatakan bahwa suatu sistem politik dengan hanya satu partai
politik, sulit sekali dibayangkan untuk disebut demokratis, apalagi jika tanpa
partai politik sama sekali. (a democratic system without political parties or with a
single party is impossible or at any rate hard to imagine).3 Partai politik
memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses-proses
pemerintahan dengan warga negara. Banyak kalangan berpendapat bahwa partai
politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi. Artinya, semakin tinggi peran
dan fungsi partai politik, akan semakin berkualitaslah demokrasi. Menurut
Giovanni Sartori yang mengklaim bahwa partai adalah struktur perantara utama
antara masyarakat dan pemerintah, bahkan menurut Clinton Rossiter menyatakan
bahwa tidak ada demokrasi tanpa politik dan tidak ada politik tanpa partai.4
Empat pemilihan umum sejak reformasi yang diselenggarakan secara
demokratis (tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi seleksi alam bagi
partai politik. Partai yang besar dan kuat akan tetap hidup sementara yang kecil
Begitupula yang terjadi di Indonesia bahwa partai politik dianggap sebagai
pilar utama bagi demokrasi, oleh karena itu perkembangan partai politik di
Indonesia perlu untuk terus dikaji dan diperhatikan agar peran dan fungsi partai
politik bisa berjalan sebagaimana semestinya guna perkembangan demokrasi di
Indonesia yang lebih baik.
3 Lihat Tesis Budi Prayitno 2009. Pelembagaan Politik Jateng. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. hal:27 4S. Katz dan William Crotty. 2014. Handbook Partai Politik. Bandung: Nusamedia. hal.7
Universitas Sumatera Utara
dan lemah akan tersingkir dengan sendirinya.Terbukti pada pemilu-pemilu
sebelumnya dari puluhan partai politik yang ada, hanya ada beberapa partai politik
yang berhasil memenuhi ambisinya untuk memenangi pertarungan perekrutan
kekuasaan. Pemilu tahun 2004 dan 2009 ada Partai Golkar, PDIP, PKB, PPP,
PAN ,PKS dan Partai Demokrat adalah tujuh partai politik yang mendominasi
peta politik nasional baik di badan legislatif dan eksekutif. Sedangkan hasil
pemilu terbaru tahun 2014, perolehan suara dan persentase nasional PDI
Perjuangan memenangkan pemilu legislatif 2014 yaitu dengan 23.681.471 suara
atau 18,95 persen dari persentase suara nasional.5
Kemenangan dalam pemilu bukan otomatis berarti selesainya tugas partai
politik, kemenangan dalam pemilihan umum hanyalah langkah awal dari proses
yang panjang untuk keberlangsungan partai politik itu sendiri kedepannya. Partai
politik sebagai agen demokrasi mempunyai tugas yang tidak ringan. Sebagai
motor penggerak partai politik harus memiliki kader-kader yang loyal dan
berkualitas. Oleh karena itu partai politik melakukan kaderisasi dan proses
rekrutmen politik. Proses-proses dalam partai politik ini harus berjalan dengan
terstruktur, sistematis dan massif mulai dari tingkatan terendah. Dalam hal ini
tujuannya bukan hanya untuk mencapai tujuan pragmatis partai politik dalam
memenangkan pemilu tetapi juga agar proses demokratisasi di Indonesia benar-
benar bertujuan untuk menjawab janji kemerdekaan yaitu menciptakan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5http://kpu.go.id/ yang diakses pada tanggal 20 september 2016
Universitas Sumatera Utara
Salah satu fungsi partai politik adalah rekrutmen politik, partai politik tanpa
kaderisasi tidak berarti apa-apa, partai politik membutuhkan regenerasi untuk
memperbarui sumber daya kemampuannya dalam menjalankan partai politik.
Rekrutmen politik fungsi penting bagi kelestarian partai politik itu sendiri dalam
artian perekrutan terhadap anggota dan kader partai, serta dengan seleksi dan
kaderisasi berguna untuk mencetak pemimpin bangsa dan wakil rakyat yang
berkualitas.
Berkaitan dengan rekrutmen politik diatur sebagaimana bunyi UU No 2
Tahun 2011 tentang perubahan atas UU No 2 Tahun 2008 tentang partai politik
pada pasal 11 yang menyebutkan bahwa salah satu fungsi partai politik adalah
sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.6
Namun disisi lain, ditengah pertumbuhan partai politik Indonesia, dalam
pelaksanaan rekrutmen politik sendiri sering ditemukan fenomena yang dianggap
sebagai kecurangan seperti adanya hubungan kekeluargaan, hubungan
kekerabatan, atau kepentingan pribadi sehingga seseorang dengan mudah menjadi
pengurus partai. Fenomena seperti itu dikenal dengan sebutan kader karbitan atau
kader titipan. Fenomena lainnya yang masih sering dijumpai adalah pada
Semakin besar andil partai politik untuk memenangkan perjuangan dalam
pengisian jabatan politik, merupakan indikator bahwa peran partai poltik sebagai
sarana rekrutmen politik berjalan secara efektif.
6 UU No 2 Tahun 2011 Juncto UU No2 Tahun 2008 tentang partai politik pasal 11
Universitas Sumatera Utara
umumnya partai politik masih mementingkan faktor-faktor seperti modalitas dan
popularitas dalam melakukan perekrutan politik, seperti contoh fenomena
kalangan artis dan pengusaha yang menjadi caleg. Dengan demikian peran dan
fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik dirasa masih setengah hati.
Melihat hal ini, penulis berasumsi bahwa persoalan perekrutan politik maupun
kaderisasi masih menjadi masalah fundamental dalam tubuh partai politik dan
butuh keseriusan mengurus penyediaan dan pembangunan sumber daya manusia
dalam partai politik.
Sumber daya yang paling utama dalam berpolitik adalah sumber daya
manusia, karena partai politik tidaklah digerakkan oleh mesin dan teknologi,
tetapi oleh manusia. Dengan demikian, cara organisasi partai politik dalam
mendapatkan manusia yang memiliki kemampuan dan integritas tinggi merupakan
tantangan utama dalam hal manajemen organisasi partai politik. Mendapatkan
sumber daya yang baik perlu dimulai dari sistem rekrutmen, tentunya orang yang
memiliki potensi untuk dikembangkanlah yang direkrut. Persaingan dengan partai
politik lain juga akan terjadi untuk memperebutkan orang-orang berpotensi yang
nantinya dapat memperkuat dan mengembangkan organisasi partai politiknya.
PDI Perjuangan merupakan salah satu partai besar yang memiliki massa
yang cukup banyak, salah satu contohnya di tingkat Kota Medan. PDI Perjuangan
Kota Medan memperoleh suara terbanyak serta mendapat kursi terbanyak di
anggota DPRD Kota Medan. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel 1.1 dan
tabel 1.2 yang telah disajikan berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1: Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPRD Kota Medan Tahun 2014
No
Nama Partai
Jumlah Kursi
1 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 9 2 Partai Golongan Karya 7 3 Partai Gerakan Indonesia Raya 6 4 Partai Persatuan Pembangunan 5 5 Partai Demokrat 5 6 Partai Keadilan Sejahtera 5 7 Partai Amanat Nasional 4 8 Partai Hati Nurani Rakyat 4 9 Partai Nasional Demokrat 2 10 Partai Kebangkitan Persatuan Indonesia 2 11 Partai Bulan Bintang 1 Total Kursi 50
Sumber : Data Komisi Pemilihan Umum Kota Medan
Tabel I.2 : Jumlah Suara dan Perolehan Kursi PDI Perjuangan Berdasarkan Daerah Pemilihan Kota Medan
Daerah Pemilihan Jumlah Suara/ Perolehan Kursi
DAPIL 1 (Medan Kota, Medan Denai, Medan Amplas, Medan Area)
35.246/ 2 Kursi
DAPIL 2 (Medan Sunggal, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang)
35.554 / 2 Kursi
DAPIL 3 : Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Baru, Medan Petisah
26.280 / 2 Kursi
DAPIL 4 : Medan Tembung, Medan Perjuangan, Medan Timur
31.349 / 2 Kursi
DAPIL 5 : Medan Deli, Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan
21.468 / 1 Kursi
Sumber : Data Komisi Pemilihan Umum Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Selain sebagai partai politik dengan perolehan suara terbanyak di
pemilihan legislatif, PDI Perjuangan juga berhasil memenangkan pasangan
Drs.H.T.Dzulmi Eldin, M.Si dan Ir. Akhyar Nasution, M.Si dalam Pilkada
serentak tahun 2015, yaitu Pemilihan Wali Kota Medan. Berikut ini gambaran
hasil perolehan suara Pemilihan Wali Kota Medan 2015 disajikan dalam tabel 1.3.
Tabel 1.3 : Perolehan Suara Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Tahun 2015
No Pasangan Calon Perolehan Suara (Persentase) 1 Drs.H.T.Dzulmi Eldin, M.Si dan
Ir. Akhyar Nasution, M.Si 346.217 (71,68 %)
2 Drs. Ramadhan Pohan, MIS dan Dr. Eddie Kusuma, SH, MH
136.796 (28,32%)
Sumber : Data Komisi Pemilihan Umum Kota Medan
Sebagai partai besar, PDI Perjuangan memiliki kader dan simpatisan yang
tersebar di seluruh Provinsi Indonesia ditambah lagi PDI Perjuangan yang juga
telah memenangkan Pemilihan Presiden 2014, maka dari itu PDI Perjuangan
sangat disoroti dan diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk
melaksanakan fungsinya sebagai partai politik, terlebih pada fungsi dalam
melakukan rekrutmen politik.
Rekrutmen politik yang dimaksud adalah rekrutmen politik yang
dilakukan dan dilaksanakan oleh PDI Perjuangan tingkat Kota Medan. Adapun
rekrutmen politik pada tingkat Kota Medan yaitu, rekrutmen terhadap warga
negara Indonesia untuk menjadi anggota dan kader dalam menggantikan anggota
dan kader lama, selanjutnya proses mekanisme politik untuk menjadi pengurus
Universitas Sumatera Utara
Dewan Pimpinan Cabang (DPC), runtuk menjadi calon wakil rakyat sebagai
anggota legislatif, serta untuk menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah.
Atas dasar latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana
Rekrutmen Politik Pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota
Medan”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan yang muncul dan menjadi obyek penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan rekrutmen politik yang dilakukan oleh Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Medan?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Medan dalam melaksanakan
rekrutmen politik?
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil uraian yang sistematis, diperlukan adanya pembatasan
masalah atau disebut ruang lingkup penelitian.Pembatasan masalah ini berguna
Universitas Sumatera Utara
untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup
penelitian tersebut. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah:
penelitian hanya dilakukan pada Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota
Medan dan penelitian hanya dilakukan untuk mengetahui pengimplementasian
fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik serta mengetahui faktor apa
saja yang mendukung, faktor yang menghambat dan upaya-upaya yang dilakukan.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan rekrutmen politikyang dilakukan oleh
PDI Perjuangan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
PDI Perjuangan Kota Medan dalam melaksanakan rekrutmen politik.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
secara umum, yaitu:
1. Penelitian ini secara teoritis, penelitian ini merupakan salah satu kajian
ilmu politik yang membahas tentang partai politik dan fungsi partai
politik sebagai sarana rekrutmen di internal partai politik, sehingga dapat
memberikan kontribusi dalam khazanah pengetahuan ilmu politik tentang
kajian partai politik.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi kepada
masyarakat mengenai partai politik, dalam melakukan fungsinya sebagai
Universitas Sumatera Utara
sarana rekrutmen politik serta menjadi bahan kajian akademisi sebagai
pembelajaran dapat memberi pengembangan dalam penulisan karya
ilmiah bagi para peneliti selanjutnya .
3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan
berpikir, memperluas wawasan kajian ilmu tentang partai politik, serta
melihat penerapan-penerapan konsep dan teoritis yang berkenaan dengan
partai politik. Tulisan ini juga diharapkan mampu menjadi masukan bagi
internal partai politik dalam melakukan rekrutmen politik.
1.6. Kerangka Teori
1.6.1. Partai Politik
Kata Partai berasal dari kata “partire” bahasa Latin, yang berarti
”membagi”7 Sedangkan dalam bahasa Inggris adalah party yang memiliki arti
pihak (misalnya dalam suatu perjanjian), even sosial (seperti pesta), dan grup atau
kelompok bersama.8
Definisi tertua partai politik, mungkin bisa dirujuk dari Edmund Burke,
seorang tokoh politik Inggris (periode tahun 1729-1797). Pada tahun 1771
menulis bahwa partai adalah kumpulan orang-orang yang bertujuan untuk
mempromosikan. Dengan usaha bersama, kepentingan nasional berdasarkan
7 Efriza. 2012. Political Explorer:Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta. Hal.213 8 Ahmad Hamid. 2008. Partai Politik Lokal di Aceh-Desentralisasi dalam Negara Kebangsaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal 4
Universitas Sumatera Utara
beberapa prinsip khusus yang telah mereka setujui bersama.9 Sedangkan pendapat
Max Webber yang dapat dikategorikan sebagai pendiri pemikiran politik modern
mendefinisakan partai politik yang dituliskan dalam bukunya yang berjudul
Ekonomic Et Societie Marx Weber memberikan defenisi tentang partai politik,
menurutnya partai politik adalah organisasi publik yang bertujuan untuk
membawa pemimpinnya berkuasa dan memungkinkan para pendukungnya
(politisi) untuk mendapatkan keuntungan dari dukungan tersebut. 10
Menurut Sigmund Neumann, tidak ada salahnya definisi partai dimulai
dengan melihat asal mula kata itu. Menjadi partai dari sesuatu selalu berarti
mengidentifikasikan diri dengan suatu kelompok dan membedakan diri dari
kelompok lainnya. Setiap partai pada intinya menunjukkan adanya persekutuan
(patnership) dengan suatu organisasi dan memisahkan diri dari organisasi-
organisasi lainnya dengan suatu program khusus.
. Selanjutnya
banyak ilmuan lain yang memberikan definisi tentang partai politik.
11
Lebih jelas lagi Sigmund Neumann mendefinisikan partai politik sebagai
organisasi artikulatif yang terdiri atas pelaku-pelaku politik yang aktif dalam
masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian
kekuasaan pemerintah dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat,
dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
Dengan begitu partai politik merupakan perantara besar yang menghubungkan
9 Firmansyah. 2008. Memahami Partai Politik, Komunikasi Dan Positioning Politik Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hal. 6 10 Ibid. hal. 66 11 Efriza, Op.Cit. Hal.218
Universitas Sumatera Utara
kekuatan-kekuatan dan ideologi-ideologi sosial dengan lembaga-lembaga
pemerintah yang resmi yang mengaitkannya dengan aksi politik di dalam
masyarakat politik yang lebih luas.
Carl Friedrich memberikan batasan partai politik sebagai kelompok
manusia yag terorganisikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau
mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahanbagi pemimpin partainya, dan
berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materiil dan idiil kepada
para anggotanya.12
Roger H. Soltau, mengatakan bahwa partai politik adalah sekelompok
warga negara yang sedikit banyak terorganisasi, yang bertindak sebagai suatu
kesatuan politik dan yang dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih,
bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum
mereka.
13
Menurut Giovanni Sartori, partai politik adalah suatu kelompok politik
yang mengikuti pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu, mampu
menempatkan calonnya untuk menduduki jabatan-jabatan publik.
14
12 Ramlan Surbakti. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal. 116 13 Oksidelfa Yanto. 2005. Peran dan Fungsi Partai Politik dalam Tatanan Demokrasi: Antara Harapan dan Kenyataan. Jurnal: Dinamika Masyarakat (Partai Politik). Hal.64 14 Miriam Budiardjo.2013. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hal:404-405
Pengertian
yang lebih lengkap di kemukakan oleh Marx N Hagoapian, menurutnya partai
politik adalah suatu organisasi yang di bentuk untuk mempengaruhi bentuk dan
karakter kebijaksanaan publik dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan
Universitas Sumatera Utara
ideologi tertentu melalui praktik kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat
dalam pemilihan.
Menurut Gabriel A. Almond partai politik adalah organisasi manusia
dimana didalamnya terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu
tujuan, mempunyai ideologi (ideal objective), mempunyai program politik
platform, sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih
pragmatis menurut penahapan jangka dekat sampai jangka panjang serta
mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa. Dengan demikian, setiap
organisasi manusia yang memenuhi kriteria di atas secara material dan substansial
dapat dianggap sebagai partai politik.15
Bagi Joseph Schunpter partai politik adalah kelompok yang anggotanya
bertindak terutama dalam perjuangan mencapai kekuasaan. Menurut Joseph
Lapalombara dan Weiner patai politik adalah organisasi yang mempunyai
kegiatan berkesinambungan. Artinya, masa hidupnya tak bergantung pada masa
jabatan atau masa hidup para pemimpinnya. Organisasi yang terbuka dan
permanen tidak hanya ditingkat pusat, tetapi juga ditingkat lokal, para pemimpin
ditingkat pusat dan lokal bererkehendak kuat untuk mencari dan mempertahankan
kekuasaan untuk membuat keputusan politik secara sendiri maupun berkoalisi
15 Lihat Skripsi Fanina Farindita. 2010. Rekrutmen partai politik terhadap perempuan dalam partai politik dan parlemen suatu studi terhadap DPRD tingkat I di Sumatera Utara. Skripsi tidak untuk diterbitkan. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Hal: 16
Universitas Sumatera Utara
dengan partai lain dan melakukan kegiatan mencari dukungan dari para pemilih
melalui pemilu atau cara-cara lain untuk mendapatkan dukungan umum.16
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik dalam pasal 1 ayat 1
menjelaskan dan menyebutkan bahwa, partai politik adalah organisasi yang
bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara
sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota , masyarakat, bangsa dan negara, serta
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Berikut ini terdapat beberapa pengertian partai politik yang kita kenal di
Indonesia, baik menurut Undang-Undang maupun oleh pakar dan ahli politik di
Indonesia, antara lain:
17
Miriam Budiardjo mengatakan partai politik adalah suatu kelompok
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai , dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik
dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
programnya. Sementara Ramlan Surbakti mengatakan partai politik adalah
kelompok anggota terorganisasi secara rapid dan stabil yang dipersatukan dan
.
16 Efriza. Op.Cit. hal.215 17 UU No 2 Tahun 2011 Juncto UU No2 Tahun 2008 tentang partai politik Pasal 1
Universitas Sumatera Utara
dimotivasi dengan ideologi tertentu, dan yang berusaha mencari dan mempertahan
kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilu guna melaksanakan alternatif
kebijakan umum yang disusun ini merupakan hasil pemaduan berbagai
kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan
mempertahankan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum dapat melalui
pemilu dan cara-cara lain yang sah.18
1. Merupakan kumpulan individu
Eap Saefulloh Fatah menguraikan pengertian partai politik adalah sebagai
berikut:
2. Merupakan perkumpulan yang terorganisir dengan definisi mengenai
posisi, fungsi, dan hirarki anggota yang jelas dan baku.
3. Ada ikatan identitas yang sama di antara anggotanya, baik berupa ideologi
maupun kepentingan
4. Memiliki tujuan memperoleh kekuasaan politik dalam pemerintahan dan
ikut serta dalam pemilihan umum untuk mencapai tujuannya19
1.6.2. Model Partai Politik
Dalam fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik terdapat
konsep sistem dalam proses pengkaderan, merupakan suatu hal yang harus
diperhatikan, karena sebuah partai politik memiliki sistem kaderisasi yang
berbeda tergantung dari model partai yang dianutnya. Menurut Haryanto pada
18 Efriza. Op.Cit. hal.217 19 Ahmad Hamid. Op.Cit. hal.9
Universitas Sumatera Utara
umumnya terdapat dua model partai yang berbeda berdasarkan komposisi dan
keanggotaannya, yaitu:20
1. Partai Anggota (atau massa)
Partai anggota atau partai massa denga ciri utamanya jumlah
anggota atau pendukung yang banyak. Meskipun demikian, partai jenis ini
memiliki program agak kabur. Partai ini membutuhkan struktur dan
organisasi yang lebih lengkap (dari tingkat lokal hingga nasional) dan
kuat dibanding partai kader.Jumlah anggota tinggi dan keterikatan pada
partai kuat dan mendalam. Keterlibatan anggota dalam partai (seleksi
kandidat, formulasi kebijakan) lebih tinggi dibandingkan partai kader.
Tingginya jumlah anggota atau aktifis merupakan suatu kelebihan partai
anggota. Anggota adalah suatu sumber daya yang penting. Oleh
karenanya, politisi berasal dari partai anggota lebih dekat dengan
pemilihnya. Partai-partai besar di Eropa pada umumnya merupakan partai
anggota.
2. Partai Kader (atau partai pemilih)
Partai kader mengandalkan kader-kadernya untuk loyal. Partai
kader ini tidak memiliki terlalu banyak anggota seperti partai massa
karena memang partai ini tidak mementingkan jumlah, tetapi leboih
mendahulukan disiplin anggotanya dan ketaatan dalam organisasi.
Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Biasanya
20 Elfriza.Op.cit.hal.273
Universitas Sumatera Utara
hanya pengurus atau kandidat direkrut oleh partai, bukan anggota biasa.
Tingkat organisasi partai kader kurang tinggi. Partai ini lebih
mementingkan sukses di pemilu, maka disebut partai pemilih. Jumlah
pemilih dibanding jumlah anggota sangat tinggi, akan tetapi pada
umumnya keterikatan pemilih pada partai tidak terlalu kuat. Karena
jumlah anggota yang kecil pada partai kader membutuhkan penggunaan
media untuk komunikasi dengan pemilih.
Menurut Ichlasul Amal, model atau tipologi partai politik berdasarkan
tingkat komitmen partai terhadap ideologi dan kepentingan terdapat lima jenis
partai politik,yaitu:21
1. Partai Proto adalah tipe partai politik sebelum mencapai tingkat
perkembangan seperti dewasa ini. Ciri yang paling menonjol dari partai
ini adalah pembedaan antara kelompok anggota atau “ins” dengan tidak
anggota atau “outs”. Selebihnya partai ini belum menunjukkan ciri
sebagai partai politik dalam pengertian modern. Karena itu sesungguhnya
partai ini dibentuk berdasarkan pengelompokkan ideologis masyarakat.
2. Partai Kader merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto.
Keangooataan partai ini terutama berasal dari golongan kelas menengah
ke atas. Akibatnya, ideologi yang dianut partai ini adalah konservatisme
ekstrim atau maksimal reformis moderat.
21 Ibid.hal.276
Universitas Sumatera Utara
3. Partai Massa, muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga
dianggap sebagai respon politis dan organisasional bagi perluasan hak-
hak pilih serta pendorong bagi perluasan lebih lanjut hak-hak pilih
tersebut. Partai massa berorientasi pada basis pendukungnya yang luas,
misalnya buruh, petani dan kelompok agama dan memiliki ideologi yang
cukup jelas untuk memobilisasi massa serta mengembangkan organisasi
yang cukup rapi untuk mencapai tujuan-tujuan ideologisnya.
4. Partai Diktatorial sebenarnya merupakan sub tipe dari partai massa,
tetapi memiliki ideologi yang lebih kaku dan radikal. Pemimpin tertinggi
partai melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap pengurus bawahan
maupun anggota partai. Rekrutmen anggota partai dilakukan secara lebih
selektif daripada partai massa.
5. Partai Catch-all merupakan gabungan dari partai kader dan partai massa.
Istilah Catch-all pertama kali dikemukakan oleh Otto Kirchheimer untuk
memberikan tipologi pada kecendrungan perubahan karakteristik. Catch-
all dapat diartikan sebagai “menampung kelompok-kelompok sosial
sebanyak mungkinuntuk dijadikan anggotanya.” Tujuan utama partai ini
adalah memenangkan pemilihan umum dengan cara menawarkan
program-program dan keuntungan bagi anggotanya sebagai pengganti
ideologi yang kaku.
Universitas Sumatera Utara
1.6.3. Rekrutmen Politik
Dalam partai politik terdapat beberapa fungsi penting yang dijalankan
partai sebagai sarana dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Salah satu fungsi
partai politik yang terkait dengan ini adalah rekrutmen partai politik.
Rekrutmen merupakan suatu proses untuk mencari dan menyeleksi
anggota untuk kegiatan regenerasi dari sebuah organisasi, baik partai politik,
lembaga pemerintahan maupun organisasi lainnya. Namun, rekrutmen lebih
dikenal dalam bahasa politik seperti yang terdapat dalam buku Dasar-Dasar Ilmu
Politik yang menyebutkan “…proses mencari dan mengajak orang yang berbakat
untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai…”22
“Seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya, dengan mengkhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup
Istilah rekrutmen lebih dikenal dalam bahasa perpolitikan, dan kemudian
diadopsi oleh partai politik seiring dengan kebutuhan partai akan dukungan
kekuasaan dari rakyat, dengan cara mengajak dan turut serta dalam keanggotaan
partai tersebut. Rekrutmen sendiri memiliki acuan waktu dalam prosesnya, maka
pada saat itu pula rekrutmen dilakukan pada saat partai memerlukan. Pendapat
lainnya yang mengemukakan pengertian rekrutmen politik oleh Ramlan Surbakti
dalam buku Memahami Ilmu Politik yang dimaksud rekrutmen politik adalah:
22Budiardjo. Op.Cit. hal.164
Universitas Sumatera Utara
menonjol, partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang calon pemimpin” 23
Rekrutmen politik partai dari beberapa penjelasan diatas dapat
disimpulkan sebagai ajang untuk mencari dan menyeleksi keanggotaan baru untuk
diikutsertakan dalam partai politik sebagai pembelajaran politik, disamping untuk
melakukan regenerasi dalam partai politik tersebut maka dilakukan melalui
mekanisme yang diterapkan oleh partai. Pengaruh rekrutmen politik sangat
menentukan dalam regenerasi kehidupan partai. Hal itu dikarenakan partai
memerlukan penyegaran keanggotaan untuk dapat bertahan dalam
mempertahankan kekuasaan politiknya dimata masyarakat.
Dalam fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik juga sangat
berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan internal
partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk kepentingan
internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya
dengan kader yang demikian ia dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan
lebih besar untuk mengembangkan partai yang mempunyai kesempatan lebih
besar untuk mengembangkan diri. Dengan mempunyai kader-kader yang baik,
partai tidak akan sulit menentukan pemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang
untuk menentukan pemimpinnya sendiri dan mempunyai peluang untuk
mengajukan calon untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional.
23Surbakti. Op.Cit. hal.118
Universitas Sumatera Utara
1.6.4 Pola Rekrutmen
Pola merupakan corak, model, system, cara kerja, bentuk (struktur yang
tetap dan rencana). Pola rekrutmen adalah konstansi berbagai praktek rekrutmen
oleh partai politik.Sungguhpun pada dasarnya setiap partai harus berprinsip untuk
terbuka bagi kelompok sosial manapun, namun pada level parktis.Kerapkali sulit
dihindari bahwa tiap kecenderungan tipe partai menstrukturkan perbedaan dalam
menatap konsep rekrutmen yang dianggap ideal bagi partainya.
Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang dikemukakan oleh Rush
dan Althoff adalah: “…proses pengrekrutan politik memiliki dua sifat yaitu: (1)
sifat tertutup; adalah suatu sistem pengrekrutan administratif yang didasarkan atas
patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang berdasarkan pada ujian-ujian
terbuka”.24
Proses pengrekrutan partai memiliki sifat khusus dalam tafsirannya,
misalnya untuk pengrekrutan administratif diperlukan suatu dasar patronase
(lindungan) dalam proses pengrekrutannya, dalam arti faktor kedekatan seseorang
dapat dijadikan acuan untuk memperoleh pengaruh terutama ketika proses
pemilihan pemimpin partai. Rekrutmen politik meliputi aspek: subyek politik
dalam arti manusia, dan obyek politik dalam arti partai politik. Rekrutmen politik
partai dapat dilakukan dengan cara-cara yang diinginkan partai baik secara
terbuka maupun tertutup.
24 Michael Rush dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologi Politik: Alih Bahasa oleh Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal.247.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1. Model Rekrutmen Politik
Pengadaan meliputi proses daya penyediaan dan permintaan sumber daya
manusia, apakah pengadaan melampaui atau justru berada dibawah permintaan.
Daya penyediaan dan permintaan dipengaruhi oleh badan seperti agensi
perekrutan politik. Agensi membuat kriteria, untuk melihat sejauh mana proses
pengadaan itu dapat dikontrol pelaksanaannya. Badan-badan agensi perekrutan
akan mempersiapkan dan menetapkan berbagai ragam kriteria, meliputi karakter
dan ketrampilan yang mereka anggap layak dan harus dikuasai. Kriteria ini tentu
saja akan mencerminkan permintaan dan juga untuk memenuhi tuntutan
kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dengan memiliki karakteristik
dan ketrampilan khusus tadi.
Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang
berbeda. Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu
Pengadaan agensi kontrol kriteria tuntutan
Sumber: Michael Rush dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologi Politik: Alih Bahasa oleh Kartini Kartono. PT Raja Grafindo Persada..Jakarta.hal.248
Universitas Sumatera Utara
kemampuan atau bakat yang sangat di butuhkan untuk suatu jabatan politik.
Setiap partai juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda.
Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua
cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam
proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif
rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan
politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan
kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk
menduduki jabatan politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya
individu-individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik25
Secara umum pengertian partai politik didefinisikan sebagai kumpulan orang
yang membentuk sebuah partai yang bertujuan untuk merebut kekuasaan,
mempertahankan kekuasaan dengan cara yang legitimasi melalui pemilihan
umum.
.
1.6.5. Kaderisasi dalam Partai Politik di Indonesia
26
25 Hesel Nogi Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Hal.188 26 K.Ramanathan. 2000. Konsep Azas Politik. Jakarta: ALMS Digital Enterprise. hal. 167
Menurut Pof. Miriam Budiardjo partai politik adalah sesuatu kelompok
yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
Universitas Sumatera Utara
politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional,
untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.27
Pengertian kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang
yang diharapkan atau dipersiapkan untuk dapat memegang jabatan atau pekerjaan
penting dalam pemerintahan, partai atau sebagainya.
Salah satu fungsi partai politik salah satunya adalah melakukan rekrutmen
politik seperti yang telah dijelaskan diatas, dimana fungsi ini berkaitan erat
dengan masalah kaderisasi dan seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan
internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Untuk
kepentingan internalnya, setiap partai politik memerlukan dilakukannya kaderisasi
karena setiap partai butuh kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan
kualitas kader partai suatu partai dapat menjadi partai yang mempunyai
kesempatan lebih besar untuk mengembangkan diri.
28
Pengertian kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer
adalah:
29
1. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang pekerjaan
penting dalam pemerintahan, partai, perusahaan, dan sebagainya.
2. Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan
yang penting dikemudian hari.
27 Miriam Budiardjo. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Buku Obor. hal. 16 28 Umichulsum. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kashiko Press 29 Peter Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English
Universitas Sumatera Utara
Pengertian kader menurut Kamus Umum adalah sama dengan
pengkaderan yakni proses, cara, mendidik atau membentuk seorang kader .
Pengertian kader menurut Kamus Umum, khsusnya bidang hukum dan politik
adalah tenaga binaan untuk dijadikan pimpinan suatu organisasi, partai dan
sebagainya.30
Kaderisasi adalah suatu bagian dari kegiatan rekrutmen politik dimana
adanya proses penyiapan sumber daya manusia (SDM) agar kelak mereka menjadi
para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara
lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik, kaderisasi sebagai
suatu proses yang berhubungan dengan individu-individu atau kelompok individu
yang dilantik dalam peran-peran politik aktif.
31
Kaderisasi di partai politik merupakan urat nadi bagi suatu partai. Kaderisasi
adalah proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka menjadi para
pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara lebih
bagus. Ini merupakan bentuk pendidikan politik, dimana selama ini peran tersebut
Kaderisasi ini berlangsung dalam suatu tatanan politik yang jelas. Tatanan
ini membutuhkan kontinuitas institusional. Namun kontinuitas ini juga
mengandung pengertian terjadinya pergeseran/penggantian pada tingkat personal,
karenanya kaderisasi memiliki fungsi memelihara sistem sekaligus sebagai
saluran bagi terjadinya perubahan.
30 Zainul Bahri. 1996. Kamus Umum: Khususnya Bidang Hukum dan Politik. Bandung: Angkasa Bandung 31 Koirudin. Op.Cit. hal.113
Universitas Sumatera Utara
terabaikan. Para pemimpin partai politik yang besar di Indonesia kerap berasal
bukan dari kualifikasinya, melainkan dari unsur “kebangsawanan” tertentu.
Kemampuan sebuah partai untuk melakukan “pengemblengan” atau
pematangan terhadap sumber daya manusianya sangatlah dipengaruhi oleh
kemampuan para pengurusnya untuk memfasilitasi pengadaan pendidikan dan
pelatihan secara lebih intensif di bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya.
Hal ini dilakukan sejauh menyangkut peningkatan kemampuan simultan dan
terencana pada semua tingkatan kepengurusan partai. Bagaimanapun partai
membutuhkan kaum muda terdidik yang berkualitas untuk menjadi sasaran
pengkaderan ini. Kaum muda sangat menentukan masa depan dan kualitas sebuah
partai politik di masa mendatang.
Setiap anggota partai belum tentu otomatis menjadi kader partai. Bagi
anggota yang tertarik untuk menjadi kader partai, terlebih dahulu haruslah
mengikuti proses seleksi menjadi kader. Kemudian setelah lulus seleksi, anggota
tersebut harus mengikuti proses pengkaderan, calon kader, itu akan mendapatkan
pendidikan politik kader.
Peran kader partai politik sangat vital untuk membangun suatu
kepemimpinan partai yang berkualitas. Bagaimanapun wajah partai politik
kedepan sangat ditentukan oleh kualitas kader-kader yang dimilikanya,yang ada
gilirannya akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Meskipun peran dan fungsi
partai politik sudah demikian bebas disbanding zaman sebelumnnya, namun
Universitas Sumatera Utara
masalah kaderisasi ini menjadi persoalan serius. Masih banyak partai politik yang
belum mampu melakukan pengkaderan yang baik sehingga mereka melakukannya
dengan asal comot.
Dalam sejarah bangsa ini, kaderisasi adalah fungi yang terabaikan semanjak
awal kehidupan partai politik sampai masa pasca Orde Baru sekarang ini. Pada
masa lalu, kaderisasi dilakukan bukan oleh partai politik tapi oleh ormas-ormas
yang menjadi underbow partai. Pimpinan partai tinggal menerima kader-kader
yang telah di hasilkan oleh ormas-ormas tersebut.
Pada masa orde baru, dengan pemberlakuan undang-undang yang
mengharuskan proses fusi partai-partai politik yaitu PDI, PPP, dan Golkar, maka
tangan kekuasaan untuk mengontrol dan mengendalikan proses kepemimpinan
dalam partai politik yang ada semakin lebih mudah dilakukan. Argumennya ketika
dilkukan fusi,maka pemerintah Orde Baru semata-mata bergerak hanya demi
stabilitas politik untuk pembangunan ekonomi. Pemerintah memandang bahwa
kehidupan partai politik perlu dikendalikan dan diatur agar tidak mengundang
hadirnya kebebasan liberal seperti di era multi partai sebelumnya, yang terbukti
gagal menghadirkan demokrasi dan pembangunan ekonomi yang baik.
Pada masa demokratisasi sekarang ini, pimpinan partai politik seharusnya
melakukan pendidikan kader secara berjenjang dan berkesinambungan untuk
menghasilkan kader-kader partai politik yang akan menjadi pimpinan nasional di
Universitas Sumatera Utara
masa mendatang. Kaderisasi para pemimpin partai politik sangat tergantung pada
sistem kepolitikan yang dibangun.
I.6.6 Kerangka berpikir
Kerangka berpikir digunakan untuk memberikan gambaran terhadap
pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kerangka berpikir dalam
penelitian implementasi fungsi partai poltik sebagai sarana rekrutmen politik pada
PDI Perjuangan Kota Medan dapat digambarkan dengan skema dibawah ini.
Gambar1. 2. Kerangka berpikir penelitian implementasi rekrutmen politik DPC PDI Perjuangan Kota Medan
`
UU,AD/ART,PP,SK DPP
KADERISASI & SELEKSI
KEPEMIMPINAN
4. CALON KEPALA DAERAH DAN CALON WAKIL KEPALA DAERAH
5. CALON LEGISLATIF
1.ANGGOTA
2.KADER
3.PENGURUS
FAKTOR PENDUKUNG FAKTOR PENGHAMBAT
1. Kemunduran Partai 2. Anggota Berkurang 3. Sulit Menempati Jabatan Strategis 4. Sulit Memenangkan Pemilu
UPAYA GAGAL UPAYA BERHASIL
INDIKATOR KEBERHASILAN:
1 Agenda Partai Berjalan Lancar
2 Perolehan Suara Pada Pemilu Banyak
3 Menempati Jabatan Politik Dan Strategis
4 Anggota Bertambah 5 Dukungan Rakyat
Upaya Mengatasi Hambatan
REKRUTMEN POLITIK DPC PDIP KOTA MEDAN
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Universitas Sumatera Utara
Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDI Perjuangan berperan sebagai
pelaksana rekrutmen di tingkat Kota Medan. Pelaksanaan rekrutmen poilitik
didasarkan pada peraturan perundang-undangan, AD/ART partai, serta Surat
Keputusan DPP PDI Perjuangan serta peraturan-peraturan lain yang berkaitan
dengan rekrutmen politik. PDI Perjuangan merekrut anggota, kader, dan pengurus
partai politik untuk kelestarian internal partai, untuk kemudian dilakukan
kaderisasi dan seleksi kepemimpinan untuk meningkatkan kualitas SDM partai
yng nantnya akan dicalonkan dan diperjuangkan dalam pemilihan uum, baik
anggota legislative maupun sebagai pasangan kepala daerah dan wakil kepala
daerah. Semakin banyak anggota partai yang menduduki jabatan politik menjadi
indikator implementasi rekrutmen politik oleh partai berhasil.
Pelaksanaan rekrutmen politik tidak terlepas dari faktor pendukung dan
penghambat baik dari internal maupun eksternal partai.Partai politik perlu
melakukan upaya mengantisipasi dan mengatasi hambatan yang ada. Apabila
upaya ang dilakukan partai berhasil dan diperkuat dengan faktor pelaksanaan
rekrutmen politik , maka partai akan mendapat dukungan dari masyarakat untuk
memperoleh suara dalam pemilu, kader partai dapat menduduki jabatan politik
dan strategis, anggota partai akan semakin bertambah, serta agenda partai dapat
berjalan lancer. Apabila upaya gagal dilakukan maka partai akan mengalami
kemunduran, dukungan rakyat tidak ada, anngota berkurang, dan sulit
menempatkan kadernya dalam jabatan strategis dalam pemerintahan.
Universitas Sumatera Utara
1.7. Metode Penelitian
Dalam membuat dan mengkaji suatu penelitian dalam sebuah kehidupan
masyarakat akan sangat bersentuhan dengan kebenaran dari kehidupan
masyarakat. Sehingga untuk mengarahkan suatu penelitian yang kepada hasil,
dibutuhkan metode penelitian yang tepat. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif, di mana penelitian ini akan mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan.Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-
upaya penting seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,
mengumpulkan data yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara
induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan
menafsirkan makna data. Karena pertanyaan penelitian yang penulis ajukan
adalah ”Bagaimana” dan peneliti tidak memiliki peluang untuk mengontrol
peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki serta fokus penelitian ini adalah
fenomena kontemporer, maka peneliti memutuskan untuk memakai metode ini.
1.7.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif. Jenis penelitian merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan ihwal masalah atau objek tertentu secara rinci. Penelitian deskriptif
dilakukan untuk menjawab sebuah atau beberapa pertanyaan mengenai keadaan
Universitas Sumatera Utara
objek atau subjek amatan secara rinci.32
32Bagong Suyanto dan sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Hal.17
Jenis penelitian deskriptif ini dipilih
karena bentuknya yang sederhana tetapi mampu menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat serta
mudah dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statistika yang lebih kompleks.
Dengan jenis penelitian ini akan mampu mengungkapkan dan menggambarkan
mengenai pelaksanaan rekrutmen politik PDI Perjuangan Kota Medan dan apa
saja faktor-faktor yang mendukung dan menghambatnya.
1.7.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Dalam hal pengumpulan data maupun informasi, maka perumusan lokasi
penelitian ini yaitu pada Kantor Kesekretariatan DPC PDI Perjuangan Kota
Medan, di Jalan Sekip Baru No.26, Petisah Tengah, Medan Petisah, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara, dengan pertimbangan bahwa di tingkat Kota Medan PDI
Perjuangan merupakan partai yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilu
legislatif 2014, memperoleh kursi terbanyak pada anggota DPRD Kota Medan,
serta berhasil memenangkan pemilihan kepala daerah serentak 2015 pada
pemilihan wali kota dan wakil wali kota Kota Medan tahun 2015.
1.7.3. Teknik Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Data akan dikumpulkan dari beragam sumber, seperti wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Dengan metode wawancara akan mampu
mengumpulkan data dan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya
langsung kepada responden. Wawancara secara sistematis, pertanyaan yang telah
terencana dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Kemudian hasil tanya
jawab, observasi dan dokumentasi, akan di review semua data tersebut, diberikan
makna, dan diolah ke dalam kategori-kategori yang melintasi semua sumber data.
Beberapa macam cara untuk memperoleh data, ataupun informasi-informasi,
keterangan dan fakta-fakta yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dibahas. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Studi Literatur, dimaksudkan untuk mendapatkan teori-teori yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dari teori-teori yang berhubungan
dengan partai politik, rekrutmen politik nantinya dikembangkan
kerangka-kerangka teoritis dan konsepsional yang berhubungan dengan
penelitian ini.
2. Studi Lapangan, dimaksudkan untuk mendapatkan data lapangan yang
berhubungan dengan pelaksanaan rekrutmen politik PDI Perjuangan
Kota Medan. Dari data-data lapangan ini nantinya didapatkan hasil-
hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan seperti yang tercantum
dalam penelitian ini. Pengambilan data ke lapangan digunakan dua data
sumber, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Data Primer, merupakan data yang langsung diperoleh dari
lapangan, yang dilakukan dengan observasi maupun wawancara ke
instansi-instansi yang terkait. Dalam penelitian ini yang digunakan
adalah pengumpulan data dengan teknik wawancara. Wawancara
adalah alat yang dipergunakan dalam komunikasi yang berbentuk
sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data
sebagai pencari informasi dengan sumber informasi yang
berlangsung secara lisan.33
1. Bapak Hasyim, S.E selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kota
Medan
Adapun yang menjadi informan dalam
wawancara ini adalah pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Medan
dan anggota/ Kader PDI Perjuangan Kota Medan:
2. Bapak Sastra, S.H, MKn. selaku Sekretaris DPC PDI
Perjuangan Kota Medan.
3. Bapak Drs. Roma P. Simaremare Wakil Ketua Bidang
Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kota Medan
4. Anggota/Kader PDI Perjuangan Kota Medan yang dipilih acak
b. Data Sekunder, berupa pengumpulan informasi tambahan dari
dokumen, buku, koran, maupun artikel-artikel yang berhubungan
33 Hadari Nawawi dan Martini Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hal: 98
Universitas Sumatera Utara
dalam judul dan perumusan masalah dalam penelitian, maupun
lampiran-lampiran dan undang-undang yang mengatur program
tersebut sehingga diperoleh deskripsi implementasi program.
1.7.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis kualitatif, dilakukan pada data yang tidak dapat
dihitung, bersifat non-grafis atau dapat berwujud kasus-kasus (sehingga tidak
dapat disusun ke dalam struktur klasifikatoris).Data yang dikumpulkan bersifat
deskriptif dalam bentuk kata-kata atau gambar.Artinya penelitian ini
membutuhkan pengutamaan penghayatan dan berusaha memahami faktor
peristiwa dalam situasi tertentu. Lalu kemudian setelah data tersusun teratur dan
sistematis, akan melakukan analisis data yang selanjutnya menghasilkan suatu
kesimpulan terhadap data yang diteliti sesuai dengan apa yang dihasilkan oleh
penelitian.
I.8. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi pokok dari penelitian ini,
maka penulis akan mempermudah dengan membagi sistematika penulisan
kedalam empat bagian sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,
pokok permasalahan yang akan dibahas, tujuan mengapa diadakan
penelitian ini, manfaat penelitian, kerangka teori yang akan
menjadi landasan pembahasan masalah, definisi konsep, definisi
operasional, metode penelitian dan sitematika penulisan.
BAB II: Profil DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Dalam bab ini akan di uraikan tentang gambaran umum PDI
Perjuangan, deskripsi singkat tentang DPC PDI Perjuangan Kota
Medan, sasaran dan pokok-pokok program DPC PDI Perjuangan
Kota Medan.
BAB III : Implementasi Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Rekrutmen
Politik Pada PDI Perjuangan Kota Medan
Dalam Bab III ini, akan dijelaskan tentang bagaimana pelaksanaan
funsgsi partai dalam proses rekrutmen politik dan apa saja faktor
yang menghambat dan faktor yang mendukung rekrutmen politik
pada PDI Perjuangan Kota Medan.
BAB IV : Kesimpulan dan Saran
Bab IV ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang
berisikan kesimpulan yang merupakan hasil-hasil pembahasan
Universitas Sumatera Utara
pada bab-bab sebelumnya, serta berisi saran-saran yang yang bisa
berguna bagi siapa saja yang tertarik membacanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PROFIL DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC)
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN KOTA MEDAN
2.1. Sejarah Singkat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan34
PDI Perjuangan lahir dari pertarungan untuk perlawanan terhadap
pemaksaan kehendak negara terhadap kehidupan partai pada masa menjelang
keruntuhan orde baru. Orde baru dengan berbagai cara berusaha menghalang-
halangi tampilnya keturunan Sukarno, dalam hal ini Megawati Soekarnoputri,
untuk tampil memimpin PDI karena dianggap membahayakan penguasa. Konflik
berkepanjangan sejak tahun 1993-1999. Mengakibatkan PDI akhirnya pecah, satu
pihak dibawah kepemimpinan Megawati yang didukung basis diakar rumput dan
pihak lain dibawah kepemimpinan Suryadi yang didukung pemerintahan orde
PDI Perjuangan merupakan keberlanjutan atau transformasi dari Partai
Deokrasi Indonesia (PDI) di era orde baru. PDI sendiri adalah partai yang lahir
dari fusi yang dipaksakan oleh negara pada tahun 1973. Terdapat lima partai
sebagai pembentuk PDI, yakni Partai Nasional Indonesia, Partai Murba, Partai
Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Kristen Indonesia, dan Partai
Katolik. Tiga partai yang disebutkan pertama adalah partai dengan kecenderungan
nasionalis-sekuler-progresif, sementara itu dua partai terakhir adalah partai
dengan orientasi keagamaan atau spiritual, yaitu Kristen dan katolik.
34 Arsip DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
baru.
Legitimasi kedua kubu PDI ini diuji dalam pemilu 1997. Pada pemilu
tersebut, PDI kubu Suryadi menjadi peserta pemilu bersama PPP dan Golkar.
Sementara itu, PDI dibawah Megawati mengambil sikap boikot pemilu. PDI
kubu Megawati memilih golput atau melakukan aliansi strategis dengan PPP yang
dikenal dengan aliansi 'Mega-Bintang'. Perolehan suara PDI turun drastis dari
14,89 persen (1992) menjadi 3,06 persen (1997). Tajamnya perolehan suara PDI
menjadi bukti legitimasi kepemimpinan PDI dibawah Megawati.
Setelah orde baru tumbang, dualisme kepemimpinan PDI terus
berlangsung sampai pada Megawati mendeklarasikan perubahan nama PDI yang
dipimpinnya menjadi PDI Perjuangan, 14 Februari 1999. Hasil Pemilu 1999
kemudian menjadi bukti untuk kedua kalinya kepemimpinan PDI yang
sesungguhnya. Legitimasi rakyat terhadap kepemimpinan PDI ternyata diberikan
kepada PDI dibawah Megawati yang telah berubah nama menjadi PDI
Perjuangan. Ditengah pluralitas partai politik yang ikut pemilu tahun 1999, PDI
Perjuangan tidak hanya mengalahkan PDI orde baru tetapi juga mampu keluar
sebagai pemenang pemilu. Hasil pemilunya sangat prestisius, yaitu 33,7 persen.
Pencapaian yang diraih oleh PDI Perjuangan dalam pemilu itu belum mampu
diulang dalam sejarah pemilu-pemilu berikutnya, bahkan oleh partai-partai yang
lain. Sedangan PDI bentukan orde baru, yang saat itu dibawah Budi Hardjono,
menjadi partai decimal, yaitu perolehan suaranya tidak mencapai 1 persen.
Dengan demikian resistensi pendukung PDI dibawah kepemimpinan Megawati
Universitas Sumatera Utara
telah melahirkan PDI Perjuangan.
Bahkan, pemilu tahun 1999 mengantarkan Megawati menjadi wakil
presiden mendampingi Abdul Rahman Wahid, dan setelah Abdul Rahman Wahid
dilengserkan oleh politik parlemen, Megawati kemudian menjadi presiden. Pada
pemilu tahun 2004 perolehan suara PDI Perjuangan 18 persen, dan turun lagi
dalam pemilu tahun 2009 menjadi 14 persen.
Pada rentang waktu dua periode pemerintahan, yaitu hasil pemilu 2004
dan 2009, PDI Perjuangan mendeklarasikan diri menjadi partai oposisi. Rentang
waktu tahun 2004 hingga tahun 2009 PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai
yang mengambil sikap oposisional terhadap pemerintah, sedangkan pada masa
pasca pemilu tahun 2009 PDI Perjuangan dan Hanura menjadi partai oposisi.
Berdasarkan hasil ksongres III PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach
pada bulan April tahun 2010 Megawati Soekarnoputri kembali terpilih untuk
menjabat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan Periode 2010-2015. Kemudian
hasil Kongres ke-IV pada April tahun 2015 di Bali. menjadikan Megawati
kembali sebagai ketua umum partai yang berlambang banteng moncong putih ini.
2.2. Deskripsi tentang DPC PDI Perjuangan Kota Medan35
Nama Kongres Medan atau sebuah Kongres Luar Biasa PDI pada akhir
Juni tahun 1996 yang didukung pemerintah untuk menjegal langkah PDI yang
dipimpin Megawati menjadi sejarah tersendiri bagi PDI Perjuangan di Kota
35 Arsip DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Medan. Hasil kongres Medan memilih Soerjadi menjadi ketua umum PDI dan
mengumumkan DPP hasil kongres. Sedangkan Sekretaris Jenderal PDI hasil
kongres Medan dijabat oleh Buttu R. Hutapea yang merupakan Sekretaris DPD
PDI Sumatera Utara dibawah PDI Megawati.
Selain didukung oleh pemerintah, kesuksesan Kongres Medan ini juga
karena mendapat dukungan PDI di Sumatera Utara, beberapa posisi strategis di
DPP PDI Soerajadi dijabat oleh elit-elit partai dari Sumatera Utara yang berkantor
di kota Medan sebelumnya. Dualisme tidak dapat di hindari mulai dari pusat
hingga kedaerah-daerah. Begitupun di Kota Medan terjadi dua kubu bersiteru
yang mendukung PDI Soerjadi dan mendukung PDI Megawati. Hingga pada 14
Februari Tahun 1999 resmi dideklarasikan PDI Perjuangan, untuk DPC PDI
Perjuangan Kota Medan baru resmi terbentuk pada tahun 2000 melalui
mekanisme Konfercab.
Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota Medan terletak di Jalan
Sekip Baru Nomor 26, Petisah Tengah, Medan Petisah, Kota Medan. Struktur
organisasi partai di Kota Medan terdiri dari 21 PAC yang berada di seluruh
Kecamatan Kota Medan, yakni: PAC Medan Kota, PAC Medan Denai, PAC
Medan Amplas, PAC Medan Area, PAC Medan Sunggal, PAC Medan
Tuntungan, PAC Medan Johor, PAC Medan Maimun, PAC Medan Polonia, PAC
Medan Selayang, PAC Medan Helvetia, PAC Medan Barat, PAC Medan Baru,
PAC Medan Petisah, PAC Medan Tembung, PAC Medan Perjuangan, PAC
Medan Timur, PAC Medan Deli, PAC Medan Belawan, PAC Medan Marelan,
Universitas Sumatera Utara
dan PAC Medan Labuhan.
Hasil Konfercab DPC PDI Perjuangan Kota medan tahun 2005,
menetapkan Augus Napitupulu, SH sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kota
Medan periode 2005-2010. Sementara pada hasil Konfercab tahun 2010
menetapkan Henry Jhon SE, SH, MH sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kota
Medan periode 2010-2015. Kemudian pada Konfercab tahun 2015 menetapkan
Hasyim SE, sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan periode 2015-2020.
DPC sebagai pelaksana eksekutif partai tingkat Kabupaten dan Kota
mempunyai wewenang dan kewajiban sebagai berikut :
1. Menumbuhkembangkan, memantapkan, dan membina kepengurusan partai
di wilayahnya.
2. Memantapkan persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat dan
jajaran partai di wilayahnya.
3. Memimpin dan mengkoordinasikan anak cabang partai dan kegiatan
ppartai di wilayahnya.
4. Mengesahkan struktur, komposisi, dan personalia pengurus partai di
wilayahnya.
5. Melaksanakan program kerja partai di wilayahnya.
6. Membentuk fraksi dan menetapkan pengurus fraksi partai di DPRD
kabupaten/kota.
7. Menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran anggota partai sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga.
Universitas Sumatera Utara
8. Menyelenggarakan konferensi cabang partai dan menyampaikan
pertanggungjawabaan pelaksanaan tugas dan kewajibannya di dalam
konferensi cabang partai.
9. Memutuskan dengan dan atas persetujuan DPD partai untuk menarik
kembali petugas partai di lembaga negara tingkat kabupaten/kota
2.3. Struktur Pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Struktur komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Cabang Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Medan periode tahun 2015-2020
berdasarkan hasil Konferensi Cabang yang dilakukan pada tangga 10 Maret tahun
2015 yang lalu. Konfercab yang pada saat itu tidak menemui kesepakatan
terhadap 3 calon ketua yaitu Hasyim SE, Sastra S.H MKn dan Boydo HK
Panjaitan. Maka harus diputuskan oleh DPP PDI Perjuangan yaitu, Hasyim S.E
sebagai Ketua, Sastra S.H, MKn sebagai Sekretaris dan Boydo HK Panjaitan
sebagai Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Medan.
Selanjutnya 3 formatur pimpinan DPC PDI Perjuangan Kota Medan
membentuk struktur kepengurusannya sebagai berikut:
• Ketua : Hasyim, S.E
1. Wakil Ketua Bidang Kehormatan : Drs. Daniel Pinem
2. Wakil Ketua Bidang Kaderisasi : Drs. Roma P. Simaremare Pinem
3. Wakil Ketua Bidang Organisasi : Paulmei Anton Simajuntak
Universitas Sumatera Utara
4. Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu :Drs. Jhon Andreas Purba
5. Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik Agitasi Propaganda: Hara Oloan
Situmeang
6. Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan : Porman Naibaho,SH
7. Wakil Ketua Bidang Maritim : Hj. Umi Kalsum, SH
8. Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan : Jupracher
Purba S.Sos
9. Wakil Ketua Bidang Ekonomi : Drs. Wong Chun Sen
10. Wakil Ketua Bidang Nelayan Buruh dan Petani : Tiurma Ronauli Silalahi
11. Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak : Maya Erlina Rangkuti, SH
12. Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga : Juli Utari
13. Wakil Ketua Bidang Komunitas Seni dan Kebudayaan : Roby Barus, SH
• Sekretaris : Sastra SH, MKn
1. Wakil Sekretaris Bidang Internal : Irwan Suhelmi
2. Wakil Sekretaris Bidang Program : Bayu Rini S.Sos
• Bendahara : Boydo H.K Panjaitan
1. Wakil Bendahara : Corry O.T. Napitupulu
• Kepala Sekretariat : Bayu Rini, S.Sos
1. Personilia/Staf Sekretariat: Rian Fahmi, Ega Pratiwi, Zulkarnain, S.S Jaya
Selwa, Taslim Mega Ibrahim.
Universitas Sumatera Utara
BAB III IMPLEMENTASI FUNGSI PARTAI POLITIK SEBAGAI SARANA
REKRUTMEN POLITIK PADA DPC PDI PERJUANGAN KOTA MEDAN
3.1. Implementasi Rekrutmen Politik oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Fungsi rekrutmen yang dilaksanakan partai politik secara umum adalah
proses dalam mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam
kegiatan politik sebagai anggota partai politik. Dalam fungsi rekrutmen berkaitan
erat dengan kaderisasi dan masalah kepemimpinan. Kepemimpinan dalam internal
partai maupun jabatan politik dalam pemerintahan baik lembaga eksekutif ataupun
lembaga legislatif.
Rekrutmen politik yang dilaksanakan oleh DPC PDI Perjuangan Kota
Medan yaitu rekrutmen terhadap anggota baru. Kegiatan pelaksanaan rekrutmen
politik dilakukan untuk regenerasi ditubuh pengurus dan agar partai mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan diri dengan memiliki kader-
kader yang loyalitas dan berkualitas.
Hubungan antara fungsi rekrutmen politik dengan proses mekanisme
politik atau seleksi kepemimpinan internal partai maupun dalam menetapkan
calon anggota legislatif dan menetapkan calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah sangat berkaitan erat. Proses menyiapkan sumber daya manusia melalui
pelatihan kaderisasi agar kelak menjadi para pemimpin yang mampu membangun
peran dan fungsi organisasi secara lebih bagus. Pelaksanaan rekrutmen politik
Universitas Sumatera Utara
menjadi tanggung jawab partai politik untuk kelestarian partai dan mencetak
pemimpin yang berkualitas.
Dibalik pentingnya fungsi rekrutmen dalam partai politik namun
sepertinya dalam pelaksanaan belum dilaksanakan dengan baik oleh partai itu
sendiri, pada kenyataannya ketertarikan masyarakat pada umumnya masih
rendah. Menjadi anggota partai politik bukanlah suatu hal yang menarik atau
istimewa bagi masyarakat umumnya, dan penting dilakukan sosialisasi oleh partai
politik untuk mengajak masyarakat agar mau bergabung. Kenyataan lain adalah
pelaksanaan rekrutmen anggota baru gencar dilaksanakan menjelang momentum
pemilihan umum saja untuk kepentingan partai dalam verifikasi administrasi dan
faktual yang dilakukan oleh KPU.
3.1.1 Pelaksanaan Rekrutmen Anggota dan Kader DPC PDI Perjuangan
Kota Medan
Keanggotaan PDI Perjuangan di Kota Medan berasal dari anggota PDI
yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Selain anggota lama yang berasal
dari anggota PDI, PDI Perjuangan juga melakukan rekrutmen terhadap
masyarakat untuk menjadi anggota baru. Keanggotataan PDI Perjuangan Kota
Medan sampai tahun 2015, berdasarkan data KTAnisasi DPC PDI Perjuangan
Kota Medan adalah berjumlah sekitar 15.200 anggota dari 21 PAC Kota Medan.36
36 Arsip DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan rekrutmen anggota dan kader PDI Perjuangan tentunya
memiliki landasan tersendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan
wakil ketua bidang kaderisasi masa bakti 2015-2020 yaitu Dr. Roma P.Simare-
mare landasan hukum rekrutmen anggota dan kader adalah sebagai berikut:
“Pelaksanaan rekrutmen anggota dan kader PDI Perjuangan Kota Medan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku dalam partai, yaitu AD/ART PDI Perjuangan dan Peraturan Dewan Pimpinan Pusat Nomor 03 tahun 2016 tentang Sistem Penerimaan Anggota dan Manajemen Informasi Keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan”. 37
Sudah menjadi tugas utama pengurus partai dan kader partai untuk
melakukan perekrutan anggota baru, dan ketua DPC PDI Perjuangan sebagai
penanggungjawab pelaksanaan fungsi rekrutmen politik ini. Seperti dijelaskan
Pelaksanaan rekrutmen anggota baru menjadi tanggungjawab bersama
seluruh elemen di DPC PDI Perjuangan Kota Medan. Begitupula dengan internal
pengurus partai yaitu menjadi kewajiban seluruh pengurus di DPC PDI
Perjuangan Kota Medan dalam melakukan rekrutmen anggota baru, bukan saja
hanya tugas salah satu pengurus tertentu saja. Seperti dijelaskan oleh Sastra
SH,MKn selaku sekretaris DPC PDI Perjuangan sebagai berikut.
“Jadi kalau untuk merekrut anggota baru kita memang diberi ruang yang seluas-luasnya bagi pengurus, bukan hanya saya saja yang sebagai sekretaris atau tugas wakabid kaderisasi saja, tetapi sudah menjadi kewajiban semua pengurus. Justru partaipun mendorong agar semua kader partai dan simpatisan untuk merekrut masyarakat luas untk menjadi anggota PDI Perjuangan. Jadi tugas rekrutmen anggota baru adalah tugas utama semua pengurus dan juga kader PDI Perjuangan di dorong untuk merekrut anggota baru.
37 Wawancara dengan Bapak Roma P Simare-mare di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
hasil wawancara dengan Drs. Roma P.Simare-mare selaku wakabid kaderisasi
DPC PDI Perjuangan sebagai berikut.
“Seluruh elemen partai baik di struktural pengurus, kader dan simpatisan yang di koordinir oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan terlibat dalam pelaksanaan perekrutan anggota baru. Ketua DPC sebagai penanggung jawab pelaksanaan rekrutmen anggota baru. DPC akan melaksanakan agenda rapat di berbagai tingkatan, seperti dalam forum rakercab dan rakerancab. Dalam ajang konsolidasi tersebut diberikan pemahaman, diskusi, intruksi terhadap semua kader dan simpatisan dalam hal pelaksanaan rekrutmen anggota baru PDI Perjuangan”.38
“PDI Perjuangan melakukan rekrutmen anggota baru dengan cara persuasif, kita tidak ada brain washing atau cuci otak, apa lagi uang serta paksaan. Yang kita jual pada masyarakat adalah ideologi dan program partai. PDI Perjuangan berusaha menunjukkan konsisten terhadap ideologi partai serta konsisten pula dalam membuat dan menjalankan program
Cara yang dilakukan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan dalam
merekrut anggota baru lebih bersifat ajakan atau persuasif. Lebih menjelaskan
pada ideologi dan program partai walaupun caa seperti ini sangat tidak menarik
bagi masyarakat luas karena tidak menguntungkan secara materi bagi masyarakat.
Cara-cara yang radikal seperti istilah brain washing dengan cara menanam
doktrin-doktrin tertentu yang bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila tidak
boleh dilakukan, dalam merekrut anggota baru partai politik juga tidak dilakukan
dengan iming-iming uang dan tidak pula dengan paksaan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Sastra, S.H, MKn. selaku sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota
Medan sebagai berikut.
38 Wawancara dengan Bapak Drs. Roma P Simare-mare di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
partai. Disitulah masyarakat sendiri yang akan menilai apakah PDI Perjuangan layak untuk dijadikan partainya atau tidak”.39
Melihat kenyataannya, ketertarikan masyarakat untuk bergabung dalam
partai politik masih kurang. Persoalannya siapa yang mau jadi anggota dan apa
keuntungan menjadi anggota partai politik ditengah carut marut sistem
perpolitikan di Indonesia. Banyak ditemukan partai melakukan asal comot dalam
penugasan anggota partai menjadi calon legislatif hanya dengan melihat
popularitas dan harta kekayaan yang di miliki seseorang misalnya dari kalangan
artis dan pengusaha. Sehingga bukanlah menjadi suatu yang istimewa menjadi
bagian dari partai politik jika melihat kecenderungannya adalah partai kerap kali
hanya memanfaatkan anggota baru hanya pada saat momentum pemilihan umum
untuk melengkapi syarat KPU dalam urusan verifikasi administrasi dan verifikasi
faktual.
Pelaksanaan rekrutmen anggota baru partai politik bersifat terbuka untuk
umum dan dilakukan secara sadar dan sukarela. Fungsi rekrutmen politik sangat
penting dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas untuk mengisi partai
politik. Sumber daya yang paling utama dalam berpolitik adalah sumber daya
manusia, karena sistem politik itu sendiri digerakkan oleh manusia. Melihat hal
ini peneliti berpendapat fungsi rekrutmen politik sangat fundamental dan butuh
keseriusan partai politik dalam mengurus penyediaan dan pembangunan sumber
daya manusia dalam partai politik.
39 Wawancara dengan Bapak Sastra, S.H, MKn. Di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember
Universitas Sumatera Utara
Sangat tidak baik jika pelaksanaan perekrutan anggota baru dilakukan
hanya dengan tujuan pragmatis partai dalam meraup suara pada pemilu dan
melupakan tujuan penyediaan dan pembangunan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam partai sehingga pelaksanaan rekrutmen baru gencar di lakukan
pada saat menjelang pemilu. Rekrutmen politik anggota baru yang baik harus
terus dilakukan dengan jadwal yang intens tidak hanya mendekati pemilu dan
lebih serius mengelolahnya agar memperoleh sumber daya manusia yang
berkualitas bagi partai.
Dalam pelaksanaan perekrutan anggota baru diawali dengan cara
sosialisasi partai kepada masyarakat, menyampaikan peran partai politik di tengah
masyarakat sebagai wadah menampung aspirasi sehingga tujuan akhirnya adalah
masyarakat dapat tertarik untuk bergabug dengan partai, sebagaimana hasil
wawancara dengan Sastra, S.H MKn, dijelaskan ebagai berikut:
“Rekrutmen anggota baru partai merupakan keberhasilan dari sosialisasi partai. Sosialisasi yang dilakukan adalah sosialisasi mengenai apa saja yang ada di PDIP bisa melalui media cetak seperti koran dan majalah, media elektronik serta membuka website PDI Perjuangan yang dapat diakses di www.pdi-perjuangan.org. Berkaitan dengan rekrutmen anggota, salah satu sosialisasi difokuskan terhadap kinerja partai dalam kehidupan masyarakat. Jika kinerja partai di nilai baik oleh masyarakat, maka masyarakat akan tertarik dengan sendirinya untuk mendukung bahkan masuk menjadi anggota PDI Perjuangan. Jadi menjadi anggota PDIP adalah kesadaran masyarakat”. 40
Sosialisasi kepada masyarakat bertujuan mendapat perhatian dari
masyarakat. Biasanya dalam sosialisasi dengan bertatap muka langsung ditengah
40 Wawancara dengan Bapak Sastra, S.H, MKn. Di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dilakukan kegiatan sosial dan hiburan rakyat, dimana agar masyarakat
lebih tertarik hadir pada acara sosialisasi partai politik tersebut. Namun jika setiap
sosialisasi partai dalam melakukan perekrutan harus ada kegiatan sosial ataupun
hiburan rakyat maka pelaksanaan rekrutmen politik anggota baru tidak dapat
berjalan sesering mungkin dan tentunya harus mengeluarkan biaya yang lebih
besar untuk kegiatan sosial dan hiburan rakyat yang dilakukan. Ada beberapa
upaya DPC PDI Perjuangan Kota Medan dalam mendekati masyarakat sesuai di
kemukakan oleh Sastra, S.H MKn. sebagai berikut:
“Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan dengan cara yang beragam tergantung pada kondisi masyarakat dan wilayahnya. Sebagai contohnya PDI Perjuangan melakukan pengobatan massal gratis bagi masyarakat untuk beberapa daerah yang berhasil memperoleh suara yang signifikan dalam kemenangan PDIP dalam Pemilu. serta mengadakan hiburan dan kesenian seperti Banteng Musik Festival. ”.41
Namun partai politik masih menganggap persoalan rekrutmen politik
bukanlah hal yang serius, sehingga cara kerja partai dalam pelaksanaan cara
Pelaksanaan kegiatan rekrutmen anggota baru dilakukan setiap hari 24 jam
dan 7 hari dalam seminggu, dengan mengambil formulir pendaftaran anggota di
kantor PDI Perjuangan disemua tingkatan tergantung dimana domisili tempat
tinggal lalu mengisi formulir dan akan dibuatkan KTA. Namun pada
kenyataannya masyarakat luas belum tertarik untuk bergabug dengan dengan
partai politik dan perlu sesering mungkin dilakukan sosialisasi partai politik
sekaligus pendidikan politik oleh partai kepada masyarakat luas.
41Wawancara dengan Bapak Sastra, S.H, MKn. Di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember
Universitas Sumatera Utara
rekrutmen politik lebih bertujuan untuk kepentingan pragmatis partai dalam
meraup suara pada pemilihan umum guna memenangkan kekuasaan ataupun
mempertahankan kekuasaan.
Fakta yang di temukan pada lapangan selama ini, bahwa sosialisasi kepada
masyarakat oleh PDI Perjuangan lebih terasa ketika menjelang Pemilu. Sosialisasi
ini mempunyai tujuan mendapat dukungan masyarakat terhadap PDI Perjuangan.
Tujuan partai yang hanya ingin memenangkan pemilu, tetapi tidak serius dalam
pembenahan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas didalam partai.
Sangat tidak baik jika sosialisasi dilakukan menjelang pemilu, sosialisasi harus
terus intens dilakukan oleh partai politik dan dikelola dengan serius. Berikut ini
pemaparan dari Rizky, kader PDI Perjuangan mengenai salah satu bentuk
sosialisasi yang dilakukan oleh PDI Perjuangan tetapi dilakuakn menjelang
pemilu.
“Menjelang pemilu, biasanya seluruh kader di intruksikan untuk mendekati masyarakat sehingga mendapat dukungan suara. Caranya bermacam-macam tergantung masyarakatnya. Kalau yang saya lakukan sebagai kader PDIP di wilayah saya, salah satunya dengan mendekati pemuda lewat karang taruna. Mereka butuh apa ya saya usulkan ke PDIP untuk mendapat tindak lanjut. Contohnya kalau pemuda di desa saya gemar sepak bola, ya kami menyumbang bola dan perbaikan lapangan. Tidak hanya membantu dana saja, tetapi saya datang kalau ada rapat-rapat karang taruna. Jika sosialisasi berhasil dengan baik, mungkin warga ada yang berminat mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan”.42
Implementasi rekrutmen anggota baru PDI Perjuangan juga tergantung
pada kualitas kader dan tokoh PDI Perjuangan. Jika kader dan tokoh PDI
42 Wawancara dengan Bapak Rizky diKantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Perjuangan dinilai baik di mata masyarakat, maka masyarakat akan tertarik untuk
ikut bergabung dengan PDI Perjuangan lain halnya jika kader dan tokoh PDI
Perjuangan buruk, masyarakat tidak akan tertarik dengan PDI Perjuangan. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Rizky, kader PDI Perjuangan
sebagai berikut.
“Sebagai kader, saya harus bisa membaur dengan masyarakat dan menunjukkan perilaku yang baik di masyarakat. Contohnya jika ada kerja bakti di lingkungan ya harus ikut. Ada undangan rapat, pengajian ya menghadiri. Kader juga harus aktif di masyarakat. Jadi pandangan masyarakat jika PDI Perjuangan partainya peminum, atau partai yang kasar dapat diperbaiki dengan sikap terpuji kader-kader PDIP di masyarakat. Selain kader, tokoh-tokoh PDI Perjuangan di tingkat pusat sampai daerah juga sangat mempengaruhi minat warga. Kalau figur-figur PDI Perjuangan yang ada di pusat rukun, bekerja dengan baik ya warga akan tertarik masuk PDI Perjuangan, lain halnya jika kader PDI Perjuangan diberitakan di televisi atau di koran kena kasus ya warga tidak akan tertarik pada PDI Perjuangan bahkan kecewa terhadap PDI Perjuangan”.43
1) WNI yang telah berumur 17 tahun dan atau sudah menikah;
Anggaran Dasar (AD) PDI Perjuangan pasal 10 menyebutkan bahwa
anggota partai adalah calon anggota yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan
anggota. Mengenai persyaratan anggota partai diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga (ART) adalah sebagai berikut:
2) menyetujui dan menaati Piagam Perjuangan, Mukadimah, Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Keputusan partai;
3) ) bersedia menaati dan menegakkan disiplin partai; dan
43 Wawancara dengan Bapak Rizky di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
4) bersedia mengikuti kegiatan partai.
Hasyim, S.E sebagai Ketua DPC PDIP Kota Medan dalam wawancara
dengan peneliti memaparkan tahapan untuk menjadi anggota PDI Perjuangan
adalah sebagai berikut:
“Tahap menjadi anggota partai dimulai dengan calon anggota mendaftarkan diri sebagai anggota partai melalui jenjang struktural yang ada seperti DPP, DPD, DPC, PAC, Pengurus Ranting dan PAR dengan mengisi formulir pendaftaran, kemudian diusulkan untuk diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan partai”.44
“Masa pembinaan di lakukan selama 6 bulan dengan cara pengurus partai setempat memantau aktivitas calon anggota baru tersebut, apakah mereka taat dengan garis partai. selama 6 bulan itu, setiap anggota diharuskan merekrut sekurangnya 1 (satu) anggota baru. Individu yang telah mendaftar, saat mengembalikan formulir pendaftaran akan mendapat materi tentang seluk beluk PDI Perjuangan, AD/ART dan sharing langsung dengan kader/pengurus partai dijenjang struktural ia mendaftarkan diri”.
Sebelum mendapatkan KTA, calon anggota partai harus melalui masa
pembinaan. Berdasarkan wawancara dengan sekretaris DPC PDI Perjuangan,
Sastra SH, MKn. sebagai berikut.
45
Pada masa pembinaan, calon anggota dinilai apakah layak menjadi
anggota PDIP atau tidak. Jika pernah menjadi anggota partai lain, maka harus
dapat menunjukkan surat pengunduran diri dari partai lain tersebut. Setelah itu,
DPC melakukan rapat penetapan calon anggota, DPC mempertimbangkan antara
44 Wawancara dengan Bapak Hasyim, S.E, di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 45 Wawancara dengan Bapak Sastra, S.H, MKn. Di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember
Universitas Sumatera Utara
syarat administratif dengan hasil penilaian selama masa pembinaan. Jika rapat
DPC partai memutuskan calon anggota diterima sebagai anggota PDI Perjuangan,
maka sebelum dilantik menjadi anggota wajib mengucapkan sumpah/janji
anggota. Pengesahan anggota partai diputuskan oleh DPC, barulah anggota akan
mendapatkan KTA dan ditulis dalam buku induk anggota.
Contoh Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Pejuangan dapat di lihat seperti
contoh di bawah ini.
Gambar 3.1. Contoh KTA PDI Perjuangan tampak dari depan Sumber : Dokumen pribadi
Gambar 3.2. Contoh KTA PDI Perjuangan tampak dari belakang
Sumber : Dokumen Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme implementasi rekrutmen anggota PDI Perjuangan dapat
digambarkan melalui bagan dibawah ini
Masa Pembinaan
Rapat Penetapan Calon t
Evaluasi Syarat Administrasi
Hasil Penilaian Masa Pembinaan
Di Terima Di Tolak
Pelantikan Dan Sumpah Janji
Pengesahan Oleh DPC
KTA Setuju Buku Induk
Anggota Tidak
Alasan Penolakan DPC
D P D
Gambar Bagan 3.3. Mekanisme penerimaan anggota baru Sumber: Diolah dari berbagai sumber
DPP Anak Ranting
Ranting PAC DPC DPD
FORMULIR PENDAFTARAN
Universitas Sumatera Utara
Anggota PDI Perjuangan untuk kemudian dapat dipilih menjadi kader
partai. Ketentuan mengenai syarat anggota untuk menjadi kader PDI Perjuangan,
wakabid Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kota Medan Dr.Roma P.Simare-mare
menjelaskan sebagai berikut.
“Bahwa kader partai adalah anggota yang memiliki dedikasi, loyalitas, dan pengabdian kepada partai serta kepada masyarakat. Kader partai dalam konteks ini adalah kader PDI Perjuangan harus anggota yang berkelakuan tidak tercela dan telah berjasa kepada PDIP”46
“Lamanya keanggotaan tidak dibatasi, selama anggota partai tidak melakukan penyimpangan, dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh partai, maka masih berstatus sebagai anggota. Penyimpangan tersebut contohnya adalah menjadi anggota parpol lain. Berbagai penyimpangan akan mendapat sanksi dari partai”
Keanggotaan berakhir apabila menjadi anggota partai politik lain,
mengundurkan diri, diberhentikan, dan meninggal dunia. Hal ini sesuai isi
Anggaran Dasar (AD) PDI Perjuangan pasal 11, kemudian bentuk-bentuk
penyimpangan seperti menjadi anggota partai politik lain akan mendapat sanksi
berupa pemecatan seperti wawancara peneliti dengan Dr. Roma P. Simare-mare
juga menjelaskan mengenai keanggotaan partai sebagai berikut.
47
Namun sanksi kepada anggota baru partai berupa pemecatan akibat
memiliki status ganda dalam identitas kepartaian juga tidak berlaku dengan ketat,
46Wawancara dengan Bapak Drs. Roma P Simare-mare di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 47 Wawancara dengan Bapak Drs. Roma P Simare-mare di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
karena di masyarakat masih sering terjadi masyarakat ikut kegiatan partai politik
lebih dari satu dan bahkan ikut bergabung menjadi anggota partai. Hal ini terjadi
karena anggota partai tidak dikelola dengan baik sehingga anggota tidak puas dan
bahkan tidak memiliki rasa memiliki terhadap partainya, sementara partaipun
demikian kecenderungannya anggota partai dimasyarakat luas dipandang secara
numerik sebgai angka. Paradigma keanggotaan partai politik harus benar, anggota
harus dianggap sebagai sumber daya krusial untuk partai. Anggota diberikan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dengan aktif dan dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan , agar kesetiaan terhadap partai dan keterikatan
dapat dijaga dan rasa memiliki terhadap partaipun dapat dibangun pada masing-
masing anggota partai.
3.1.2. Pendidikan dan Pelatihan Kaderisasi Anggota DPC PDI Perjuangan
PDI Perjuangan secara aturan partai telah memiliki sistem kaderisasi yang
terstruktur, namun pada pelaksanaannya masih banyak kendala yang di hadapi
sehingga pendidikan dan pelatihan sering terkendala. Sehingga perlu keseriusan
oleh partai dalam pelaksanaan sistem pelatihan, pendidikan dan kaderisasi kepada
anggota partai. Karena sumber daya manusia yang berkualitas akan diperoleh jika
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan mekanisme sistem
pengkaderan yang sudah ditetapkan di dalam aturan partai, dimana transfer
pengetahuan tentang kepartaian, terkait ideologi, sejarah dan strategi politik dalam
PDI Perjuangan dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.
Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga Pasal 81 yaitu DPC PDI
Universitas Sumatera Utara
Perjuangan melaksanakan pendidikan kader Pratama dan melaporkannya kepada
DPP PDI Perjuangan. Menurut Dr. Roma P.Simare-mare sebagai wakabid
kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kota Medan, dari hasil wawancara peneliti
mengenai kaderisasi adalah sebagai berikut.
“Kaderisasi dilakukan oleh PDI Perjuangan untuk mentransfer pengetahuan politik yang terkait dengan ideologi, sejarah, misi, visi, dan strategi politik PDI Perjuangan, selain itu juga hal-hal yang terkait dengan pemerintahan, bangsa dan negara. Kaderisasi PDI Perjuangan Kota Medan dilaksanakan tidak hanya ada pada tingkat DPC saja, melainkan pengurus DPC mendapatkan pendidikan dan kaderisasi dari DPD, DPP, maupun dari pemerintah. Pengurus DPC yang sudah dikader, untuk kemudian melakukan kaderisasi pada anggota-anggotanya yang ada pada tingkat DPC dan tingkatan dibawahnya seperti PAC, Pengurus Ranting dan Pengurus Anak Ranting”.48
Berdasarkan Peraturan Partai Nomor 18 tahun 2015 tentang Penerimaan,
Pelantikan dan Penetapan Anggota PDI Perjuangan pada Bab V dijelaskan
mengenai Pendidikan, Pelatihan dan Pembinaan. Pendidikan dan pelatihan Partai
atau disingkat Diklat Partai diselenggarakan dalam rangka memenuhi syarat
Anggota Biasa Partai untuk dilantik dan ditetapkan sebagai Anggota Partai dan
Diklat Partai ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan Anggota
Partai tentang Ideologi Partai, Kebangsaan, Politik dan Kepartaian. Begitupun
Pembinaan adalah rangkaian diklat partai terhadap anggota biasa partai yang
bertujuan untuk meningkatkan dedikasi dan loyalitas kepada partai, serta menguji
dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan setiap anggota biasa.
Pembinaan menjadi syarat terakhir bagi anggota biasa agar dapat dilantik menjadi
48 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
anggota partai. Dalam Peraturan Partai ini juga dijelaskan mengenai jenis anggota
dan jenjangnya. Dimulai dari penerimaan anggota baru menjadi anggota biasa,
anggota partai, kader partai dan anggota kehormatan.
Proses kaderisasi dan pendidikan politik di DPC menjadi lingkup kerja
dari wakabid kaderisasi tetapi dalam pelaksanaan pengkaderan anggota PDI
Perjuangan, bekerjasama dengan bidang-bidang yang lain. Hal tersebut dilakukan
untuk kesuksesan bersama, oleh karena itu proses rekrutmen politik yang
didalamnya terdapat kaderisasi menjadi tanggungjawab bersama. Dalam
penjelasan Sastra SH, MKn selaku Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Medan
yang dijelaskan sebagai berikut.
“ Pendidikan dan pelatihan kepada anggota PDI Perjuangan sudah menjadi program DPC PDI Perjuangan Kota Medan dan itu diputus bersama-sama dalam musyawarah dan rapat kerja dengan tanggungjawab penuh oleh ketua DPC. Tetapi tentu ini menjadi tanggungjawab bersama dalam pelaksanaannya”.49
49 Wawancara dengan Bapak Sastra SH,MKn, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Kurun waktu dalam proses kaderisasi oleh DPC PDI Perjuangan Kota
Medan sekurangnya dilakukan dalam 3 bulan sekali dilakukan pelatihan dan
pendidikan, namun belum ada keseriusan partai memandang anggota sebagai
masalah yang fundamental dan sangat krusial bagi sumber daya yang berkualitas
bagi prtai. Sama halnya dengan pelaksanaan rekrutmen politik, proses pendidikan
dan pelatihan anggota tersistematis dengan baik. Seperti dipaparkan oleh Rizky,
kader DPC PDI Perjuangan Kota Medan sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
“Pengkaderan yang dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Medan yaitu melalui pelatihan dan pendidikan kader sekurangnya 3 (tiga) bulan sekali dengan materi pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan penempatan kader. Namun akhir-akhir ini pengkaderan oleh DPC PDI Perjuangan macet pelaksanaannya. Mungkin karena masih banyak agenda yang lain”.50
“Pendidikan dan pelatihan sebagai seleksi kaderisasi dalam PDI Perjuangan diperlukan untuk dapat menyaring anggota maupun kader yang memang se-asas, seideologi dan satu tujuan dengan partai, menyiapkan kader-kader partai, serta pengurus partai yang berkualitas. Pendidikan Politik yang dilakukan oleh DPC salah satunya dengan diadakan pemantapan ideologi partai, sosialisasi sikap politik dan pemahaman organisasi politik kepada struktur partai maupun kader partai. Bentuk kegiatannya berupa lokakarya, Kursus Guru Kader (KGK), seminar, diklat kader PDI Perjuangan dan dialog publik”
Hasil wawancara peneliti dengan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota
Medan, Hasyim, SE menjelaskan perlunya pendidikan dan pelatihan sebagai
transfer pengetahuan, kemudian mampu menyaring kader yang se-asas, seideologi
dan satu tujuan partai. Pendidikan dan pelatihan adalah bentuk seleksi kaderisasi
yang di lakukan terhadap anggota partai, hal itu dijelaskan sebagai berikut.
51
50 Wawancara dengan Bapak Rizky, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 51 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Tujuan dari adanya pendidikan dan pelatihan guna sumber daya partai
yang lebih berkualitas, sehingga seleksi kepemimpinan baik untuk meregenerasi
internal partai ataupun seleksi kepemimpinan untuk eksternal partai menjadi calon
legislatif atau kepala daerah partai memiliki sumberdaya sendiri yang jelas dan
berkualitas serta memiliki loyalitas tinggi bagi partai itu sendiri.
3.1.3. Rekrutmen Calon Legislatif oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen politik diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas
Undang-Undang Republik Indoesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
Pada pasal 29 dijelaskan tentang rekrutmen politik. Partai politik
melakukan rekrutmen terhadap warga negara Indonesia. Dalam pasal ini juga
mencakup rekrutmen terhadap bakal calon anggota legislatif. Dijelaskan
rekrutmen sebagaimana yang dimaksud pada ayat satu (1) huruf b (bakal calon
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
dilaksanakan melalui seleksi kaderisasi secara demokratis sesuai dengan AD dan
ART dengan mempertimbangkan paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus)
keterwakilan perempuan.52
“PDI Perjuangan bertanggung jawab dan berkewajiban mengajukan kader-kader partai yang terbaik, serta memiliki disiplin yang tinggi untuk dipilih sebagai perwakilan partai dilembaga legislatif. Dimaksudkan untuk memperlancar proses penentuan kader-kader partai yang terbaik tersebut, maka diperlukan seleksi dengan cara penjaringan, penyaringan dan
DPC PDI Perjuangan berada di tingkatan kabupaten/kota berwenang
mengurusi rekrutmen tataran calon anggota legislatif ditingkat daerah
kabupaten/kota. Begitu pula dengan DPC PDI Perjuangan Kota Medan melakukan
perekrutan calon legislatif ditingkat DPRD Kota Medan. Terkait perekrutan ini
keterangan hasil wawancara dengan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Hasyim, SE.
52 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Republik Indoesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal 29
Universitas Sumatera Utara
penetapan calon legislatif sesuai AD dan ART serta Peraturan Partai yang dikeluarkan oleh DPP PDI Perjuangan”.53
“SK 061 terdiri dari 13 Bab dan 42 Pasal. Semua sangat penting dalam proses perekrutan calon legislatif. Diatur mengenai kinerja kader partai di eksekutif dan kader di DPR, DPRD I dan DPRD II untuk dapat dipertimbangkan mencalonkan pada Pileg. Dijelaskan pula tentang rekrutmen tokoh, prioritas penempatan dan nomor urut sertadalam SK 061 menjelaskan wewenang dan tugas structural partai serta larangan dan sanksi”.
Pada pelaksanaan rekrutmen calon anggota legislatif oleh DPC PDI
Perjuangan Kota Medan pada Pileg than 2014 yang lalu. Seluruh DPC PDI
Perjuangan melaksanakannya berdasarkan Surat Keputusan Nomor
061/TAP/DPP/III/2013 tentang tata cara penjaringan, penyaringan, penetapan dan
pendaftaran calon anggota DPR, DPRD I dan DPRD II. Hal ini juga dijelaskan
oleh Hasyim, SE sebagai berikut.
54
53 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 54 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014 yang lalu, sesuai edaran
SK/061/TAP/DPP/III/2013 tentang tata cara penjaringan, penyaringan, penetapan
dan pendaftaran calon anggota DPR, DPRD I dan DPRD II dikeluarkan oleh
DPP PDI Perjuangan, DPC partai berwenang menetapkan sebanyak-banyaknya
30% calon anggota DPR RI, sebanyak-banyaknya 40% calon anggota DPRD
provinsi, dan 50% calon anggota DPRD kabupaten/kota sesuai dengan kuota
(jumlah kursi) pada masing-masing kabupaten/kota atau daerah pemilihan (Dapil).
Universitas Sumatera Utara
Anggota partai hanya boleh mendaftarkan diri sebagai salah satu calon
legislatif di satu Dapil. Daerah pemilihan Kota Medan pada pemilu legislatif 2014
terdiri dari:
1. Daerah Pemilihan 1 meliputi Kecamatan Medan Kota, Medan Denai,
Medan Amplas dan Medan Area.
2. Daerah Pemilihan 2 meliputi Medan Sunggal, Medan Tuntungan, Medan
Johor, Medan Maimun, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan
Selayang.
3. Daerah Pilihan 3 meliputi Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Baru,
Medan Petisah.
4. Daerah Pilihan 4 meliputi Medan Tembung, Medan Perjuangan, Medan
Timur
5. DaerahPilihan 5 meliputi Medan Deli, Medan Belawan, Medan Marelan,
Medan Labuhan.
Pelaksanaan rekrutmen calon anggota DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD
kabupaten/kota sesuai SK Nomor 061/KPTS/DPP/V/2013 dibagi dalam tahap
Penjaringan, Penyaringan, dan Penetapan. Ketiga tahapan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Penjaringan
Penjaringan adalah bagian dari proses rekrutmen calon anggota DPRD
kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan atau DPR RI oleh struktural partai di
Universitas Sumatera Utara
masing-masing tingkatan struktural partai. Setiap anggota partai berhak untuk
mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, DPRD provinsi, atau DPRD
kabupaten/kota melalui struktural partai pada masing-masing tingkatan sepanjang
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur oleh perundang-undangan dan
peraturan partai.
Persyaratan bagi setiap bakal calon anggota DPR RI, DPRD provinsi dan
DPRD kabupaten/kota diatur dalam UU No 08 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD seperti tertuang pada pasal 51, yaitu
sebagai berikut:55
a) WNI yang telah berumur 21 tahun atau lebih.
b) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c) Bertempat tinggal di wilayah NKRI.
d) Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia.
e) Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lainnya yang
sederajat.
f) Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, dan cita-cita
proklamasi 1945.
g) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan
55 UU No 08 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Pasal 51(1)
Universitas Sumatera Utara
tindak pidana yang diancam dengan pidana 5 (lima) tahun atau lebih.
h) sehat jasmani dan rohani.
i) terdaftar sebagai pemilih
j) bersedia bekerja penuh waktu.
k) mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil, anggota TNI,
anggota kepolisian Negara Republik Indonesia, pengurus pada badan
usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta badan
lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara yang
dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik
kembali.
l) bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik,
advokat/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), dan
tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang
berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak
sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
m) bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara
lainnya, pengurus pada badan usaha milik negara, dan badan usaha
milik daeraah, serta badan lain yang anggarannya bersumber dari
keuangan negara.
n) menjadi anggota partai politik peserta pemilu
Universitas Sumatera Utara
o) dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan
p) dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan
Untuk kelengkapan administrasi bakal calon perlu dibuktikan dengan
syarat-syarat berikut ini:56
a) kartu tanda penduduk WNI
b) bukti kelulusan berupa fotocopy ijazah, STTB, sertifikat, atau
surat keterangan lain yang dilegalisasi oleh satuan pendidikan atau
program pendidikan menengah
c) putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
surat keterangan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
5 (lima) tahun atau lebih dari pengadilan negeri setempat.
d) surat keterangan berbadan sehat jasmani dan rohani
e) surat tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih
f) surat pernyataan tentang kesediaan untuk bekerja penuh waktu yang
ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup
g) surat pernyataan kesediaan untuk tidak berpraktik sebagai akuntan
publik, advokasi/pengacara, notaris, pejabat pembuat akta tanah
(PPAT), dan tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang
berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat
56 UU No 08 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD Pasal 51(2)
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak
sebagai anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota
yang ditandatangani kertas bermaterai cukup.
h) surat pernyataan tentang kesediaan untuk tidak merangkap jabatan
sebagai pejabat-pejabat lainnya, pengurus pada badan usaha milik
negara, dan badan usaha milik daerah, serta badan lain yang
anggarannya bersumber dari keuangan negara
i) Kartu Tanda Anggota partai politik peserta pemilu.
j) surat pernyataan tentang kesediaan hanya dicalonkan oleh 1 (satu)
partai politik untuk 1 (satu) lembaga perwakilan yang ditandatangani
di atas kertas bermaterai cukup.
k) surat pernyataan tentang kesediaan hanya dicalonkan pada 1 (satu)
daerah pemilihan yang ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup.
Selain harus memenuhi persyaratan dari perundangan- undangan, setiap
bakal calon anggota DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota harus
memenuhi persyaratan internal partai sesuai SK 061/TAP/DPP/III/2013 yaitu
sebagai berikut:
a. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, dan cita- cita
Proklamasi 17 agustus 1945.
b. tidak terlibat kongres PDI di Medan/kongres PDI di Palu/kongres Palu.
c. tidak melakukan penolakan terhadap hasil-hasil keputusan kongres III
PDI perjuangan, Bali tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
d. mengisi formulir daftar riwayat hidup yang disediakan oleh DPP
e. mengisi formulir rekrutmen calon anggota DPR RI, DPRD
f. provinsi atau DPRD kabupaten/kota yang disediakan oleh DPP.
g. mengisi formulir persyaratan administratif lainnya yang disediakan
oleh DPP.
h. bagi anggota partai yang keanggotaannya kurang dari 1 tahun,
wajib merekrut anggota baru sedikitnya 100 anggota, yang dibuktikan
dengan fotocopy Kartu Tanda Anggota (KTA).
Tahap penjaringan sebagaimana dijelaskan oleh wakabid kaderisasi
Dr.Roma P. Simare-mare dalam wawancara dengan peneliti adalah sebagai
berikut.
“Anggota partai yang mendaftar sebagai calon anggota legislatif harus mengisi dan mengembalikan formulir rekrutmen di struktur partai tempat yang bersangkutan mendaftar, kemudian berhak mendapatkan tanda bukti rekrutmen dari struktural partai yang bersangkutan, dengan membayar biaya pendaftaran Caleg sebesar Rp 1.000.000,00. Biaya tersebut masuk ke DPC diluar dana kampanye calon anggota legislatif ”. 57
2. Tahap Penyaringan
Nama-nama bakal calon anggota DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi,
dan DPR RI, yang terjaring dimasing-masing tingkatan seluruhnya dibawa
kedalam rapat kerja cabang kusus (Rakercabsus) partai.
Penyaringan adalah bagian dari proses seleksi nama-nama calon anggota
57 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan/atau DPR RI sampai dengan
penetapan nomor urut calon anggota. Berdasarkan SK 061/TAP/DPP/III/2013
DPC partai wajib menyelenggarakan Rakercabsus partai untuk:
a. menentukan sedikitnya 1 (satu) calon anggota DPR RI
b. menentukan calon anggota DPRD provinsi, sedikitnya 1 (satu) kali kuota
(jumlah kursi) anggota DPRD provinsi pada masing- masing
kabupaten/kota disampaikan kepada DPD partai untuk dibawa kedalam
Rakerdasus partai;
c. menentukan calon anggota DPRD kabupaten/kota sebanyak- banyaknya 2
(dua) kali kuota (jumlah kursi) pada masing-masing kabupaten kota;
d. membentuk tim verfikasi sesuai dengan daerah pemilihan masing- masing;
e. tim verifikasi sebagaimana dimaksud di atas beranggotakan sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang, terdiri dari unsur DPC dan unsur PAC dengan
perimbangan 3 (tiga) berbanding 2 (dua).
Kriteria untuk tim verifikasi diatur dalam SK Nomor 061/TAP/DPP/III/2013
sebagai berikut.
a. menjadi pengurus harian partai dengan penetapan sesuai dengan peraturan
partai;
b. menjadi anggota partai sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
c. tidak sedang mendapatkan sanksi karena pelanggaran disiplin partai
partai sebagaimana dimaksudkan di dalam AD-ART partai;
d. tidak sedang menjalani penyidikan oleh aparat penegak hukum karena
Universitas Sumatera Utara
penyalahgunaan keuangan partai, tersangkut kasus narkoba dan
psikotropika dan/ atau pelanggaran hukum karena tindak pidana kejahatan;
e. tidak rangkap jabatan sebagai pengurus struktural dengan anggota DPRD
provinsi dan atau DPRD kabupaten/kota.
f. mendapat mandat dari struktural partai ditingkatnya untuk menjadi
anggota tim verifikasi; dan
g. tim verifikasi bertanggung jawab kepada rapat kepada rapat kerja khusus
sesuai tingkatannya.
Tahap penyaringan sebagaimana dijelaskan oleh wakabid Kaderisasi
Dr.Roma P. Simare-mare dalam wawancara dengan peneliti adalah sebagai
berikut.
“Penyaringan dimulai dengan pengisian formulir rekrutmen Caleg oleh anggota partai yang direkrut disertai dengan data pendukung bukti diri, sesuai dengan format dokumen yang ditetapkan oleh PDI Perjuangan. DPC membawa seluruh nama bakal Caleg yang terjaring di Musancabsus dan yang dijaring oleh DPC partai ke Rakercabsus. Sebelum dilakukan verifikasi, nama-nama yang terjaring diumumkan dalam forum Rakercabsus/Rakerdasus. Kemudian dilakukan verifikasi terhadap kebenaran pengisian formulir rekrutmen dan kebenaran data pendukung bukti diri calon legislatif”.58
3. Tahap Penetapan
Hasil tim verifikasi terhadap nilai bobot calon akan dilaporkan kepada
struktur partai yang satu tingkat lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan.
Penetapan nomor urut adalah menetapkan nomor urut calon yang akan
58 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
diajukan oleh partai yang diputuskan melalui rapat struktur partai pada
tingkatannya. Tahap penetapan dilakukan setelah tim verifikasi melakukan
pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi persyaratan, kebenaran pengisian
formulir rekrutmen serta kebenaran data pendukung bukti diri Caleg pada tahap
penyaringan. Penetapan nomor urut dilakukan berdasarkan ketentuan dalam Surat
Keputusan Nomor 061/TAP/DPP/III/2013 tentang Tata Cara Penjaringan,
Penyaringan dan Penetapan Calon Anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD
Provinsi dan DPR-RI PDI Perjuangan Pada Pemilihan Legislatif Tahun 2014
sebagai berikut.
a) jabatan calon di struktur partai;
b) nilai bobot calon;
c) penugasan calon oleh struktur partai;
d) hasil persentase perolehan suara PDIP pada pemilu 2009;
e) jumlah pemilih dari daerah yang diwakilinya.
Penetapan nomor urut didasarkan pada jabatan calon di struktur
partai memiliki ketentuan sebagai berikut.
a) Ketua umum dan sekretaris jendral partai memiliki prioritas untuk
ditetapkan menjadi calon dengan nomor urut utama DPR RI;
b) Ketua dan sekretaris DPD partai memiliki prioritas untuk ditetapkan
menjadi calon dengan nomor urut utama DPRD provinsi.
c) Ketua, sekretaris DPC, dan ketua PAC partai memiliki prioritas untuk
ditetapkan menjadi calon dengan nomor urut utama DPRD kabupaten/kota.
Universitas Sumatera Utara
Bakal calon yang memiliki bobot nilai yang lebih tinggi, berhak
ditempatkan pada nomor urut dibawah yang disebutkan diatas. Nilai bobot
dihitung berdasarkan data pendukung calon. Bila dalam suatu daerah pemilihan
dijumpai adanya calon yang mempunyai nilai bobot sama, maka prioritas nomor
urut diberikan kepada calon yang berasal dari daerah yang memperoleh suara yang
lebih besar dalam pemilihan legislatif 2014, jumlah pemilih yang lebih banyak
atau adanya penugasan calon oleh struktur partai.
Ketentuan mengenai waktu pelaksanaan dan pelanggaran rekrutmen calon
legislatif dalam pemilu tahun 2014, berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
Dr. Roma P. Simare-mare sebagai berikut.
“Jadwal pelaksanaan dan target waktu penyelesaian penjaringan dan penyaringan calon legislatif bersifat mengikat, dan harus menjadi acuan dalam proses pelaksanaan penjaringan dan penyaringan oleh struktur partai pada semua tingkatan yang ditetapkan oleh DPP PDI Perjuangan melalui SK. Pelanggaran-pelanggaran atas ketentuan di dalam seluruh proses, baik tahap penjaringan, penyaringan, dan penetapan nomor urut dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin organisasi partai dan dikenakan sanksi organisasi sesuai dengan AD-ART partai serta peraturan disiplin organisasi partai agar tercipta ketertiban bukan kecurangan-kecurangan pada intern partai”.59
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas
Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik, mengatur fungsi
3.1.4. Rekrutmen Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat
Kota Medan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Medan
59 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
partai politik sebagai sarana rekrutmen politik antara lain juga mencakup
rekrutmen terhadap bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pada tingkat kabupaten/kota, kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
dimaksud adalah walikota dan wakil walikota. Dalam pasal 29 dijelaskan pada
ayat 1 bahwa partai politik melakukan rekrutmen terhadap warga negara
Indonesia untuk menjadi anggota partai politik, bakal calon anggota DPR,DPRD
dan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah serta bakal calon presiden
dan wakil presiden. Pada ayat 2 menjelaskan rekrutmen bakal calon kepala daerah
dan wakil kepala daerah dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai dengan
AD dan ART serta peraturan perundang-undangan.60
“Pelaksanaan rekrutmen calon bupati dan/atau wakil Kota Medan dalam pilkada 2015 yang dilakukan oleh PDI Perjuangan Kota Medan berdasarkan undang-undang yang berlaku dan Peraturan Partai Nomor 04
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang, dalam
undang-undang ini mengatur pelaksanaan Pilkada secara langsung dan
demokratis.
Berdasarkaan wawancara peneliti dengan wakabid kaderisasi, Dr. Roma P.
Simare-mare mengatakan pedoman pelaksanaan rekrutmen calon walikota dan
wakil walikota Kota Medan sebagai berikut.
60 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal 29
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2015 tentang rekrutmen dan seleksi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan yang dikeluarkan oleh DPP PDI Perjuangan”.61
Berdasarkan Peraturan Partai Nomor 04 Tahun 2015 tentang rekrutmen
dan seleksi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, pelaksanaan rekrutmen
bakal calon walikotai dan/atau wakil walikota melalui tahap penjaringan yang
didalamnya proses verifikasi dan tahap penyaringan. Namun sebelum pada tahap
penyaringan dan penjaringan ketentuan kebijakan yang akan mengusung pasangan
calon walikota dan wakil walikota dari petugas partai maka harus sesuai ketentuan
partai yakni sebagai berikut
62
a. Partai menugaskan anggota partai sebagai calon kepala daerah sekaligus
dengan calon calon wakil kepala daerah apabila perolehan suara partai
25% ke atas atau perolehan kursi partai 20%; kepala daerah petahana
adalah kader partai yang berhasil menjalankan pemerintahan dalam
periode sebelumnya; memiliki basis pemilih tradisional yang kuat; struktur
partai sampai tingkat pengurus ranting atau pengurus anak ranting solid
dan kuat.
:
b. Partai menugaskan anggota partai sebagai calon kepala daerah atau calon
wakil kepala daerah melalui koalisi dengan partai politik lain apabila
perolehan suara partai antara 15% sampai 24% atau perolehan kursi antara
10% sampai 19%; atau wakil kepala daerah petahana adalah kader partai.
61 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 62 Peraturan Partai Nomor 04 Tahun 2015 tentang rekrutmen dan seleksi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuanagan Pasal 9
Universitas Sumatera Utara
c. Partai menugaskan anggota partai sebagai calon wakil kepala daerah atau
mendukung pasangan calon yang kuat dengan membuat kontrak politik
apabila perolehan suara partai dibawah 15% atau perolehan kursi partai
dibawah 10%; tidak memiliki kader partai yang kuat; pasangan calon lain
yang memiliki garis ideology dan garis politik yang searah dengan partai.
d. Ketentuan diatas juga mempertimbangkan elektabil;itas calon, soliditas
internal partai dan kemampuan di dalam menyediakan sumber daya untuk
pemenangan pilkada.
e. Dalam hal berdasarkan pertimbangan sebagaimana tidak ada calon yang
diajukan dari internal partai, maka calon yang diusung partai wajib
melakukan kontrak politik secara tertulis dengan partai yang mencakup
komitmen untuk melaksanakan sikap politik dan program politik partai
termasuk penempatan anggota partai sijabatan strategis dibawah
kepemimpinannya.
f. Dalam hal calon berasal dari internal partai dan memenuhi syarat
popularitas dan elektabilitas tertinggi, didukung oleh internal partai namun
tidak memiliki kecukupan sumberdaya untuk memenangkan pilkada,
Dewan Pimpinan Partai menggalang dana gotong royong untuk
mendukung calon internal partai tersebut.
1.Tahap penjaringan
Tahap penjaringan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh
DPC PDIP Kota Medan, menurut hasil wawancara dengan Dr. Roma P. Simare-
Universitas Sumatera Utara
mare adalah sebagai berikut.
“Penjaringan dilakukan untuk menampung aspirasi dari internal partai yang dilakukan oleh DPC PDIP Kota Medan untuk menghimpun nama-nama bakal calon walikota/wakil walikota berdasarkan kriteria peraturan perundang-undangan dan peraturan partai yang berlaku”.63
Penjaringan bakal calon tingkat kabupaten/kota dilaksanakan sekurang-
kurangnya 8 bulan sebelum batas akhir pendaftaran calon sebagaimana diputuskan
KPU kabupaten/kota dan dilakukan melalui PAC, DPC, DPD dan DPP partai.
Bakal calon yang dapat dijaring sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah berdasarkan undang-undang nomor 1 Tahun 2015 juncto nomor 8 tahun
2015 calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah adalah WNI yang
memenuhi syarat sebagai berikut.
64
a) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) setia kepada Pancasila sebagi Dasar Negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi 17 Agustus
1945, dan kepada NKRI.
c) berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas dan/atau
sederajat.
d) berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun.
e) sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
menyeluruh dari tim dokter.
f) tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
63 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 64 UU No 1 Tahun 2015 juncto UU No 8 Tahun 2015 Pasal 7
Universitas Sumatera Utara
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau lebih.
g) tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
h) mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di daerahnya.
i) menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan
j) tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perorangan dan/atau
secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan
keuangan negara.
k) tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
l) tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
m) memilki Nomor Pokok Wajib Pajak atau bagi yang belum mempunyai
NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak.
n) menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain
riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung,suami atau istri.
o) belum pernah menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah
selama 2 kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.
p) tidak dalam status sebagai pejabat kepala daerah; dan
q) mengundurkan diri sejak pendaftaran bagi kepala daerah dan/ atau wakil
kepala daerah yang masih menduduki jabatannya.
r) tidak memiliki konflik dengan petahana
Universitas Sumatera Utara
s) memberitahukan pencalonan sebagai Gubernur, wakil gubernur, bupati,
wakil bupati, walikota, wakil walikota kepada pimpinan DPR bagi anggota
DPR , kepada pimpinan DPD bagi anggota DPD dan pimpinan DPRD bagi
anggota DPRD
t) mengundurkan diri dari anggota TNI, POLRI dan PNS sejak mendaftarkan
diri sebagai calon
u) berhenti dari jabatan pada badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah sejak ditetapkan menjadi calon.
Selanjutnya untuk bakal calon dari unsur anggota/kader partai dapat
dijaring apabila memenuhi syarat sebagai berikut.65
a) anggota/kader partai yang mencalonkan diri harus dibuktikan dengan
KTA
b) anggota/kader partai sebagaimana harus menyertakan rekomendasi dan
daftar riwayat hidup yang ditandatangani pengurus partai tempat yang
bersangkutan berdomisili.
c) tidak sedang terkena sanksi organisasi;
d) tidak terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam Kongres
Medan” dan atau “Kongres Palu”;
e) tidak menentang hasil Kongres IV partai;
f) tidak pernah pernah terlibat masalah narkoba secara langsung maupun
tidak langsung.
65UU No 1 Tahun 2015 juncto UU No 8 Tahun 2015 Pasal 30
Universitas Sumatera Utara
g) tidak diragukan komitmen dan perjuangannya bagi partai;
h) memiliki jiwa kepemimpinan yang jujur, adil, dan bebas KKN;
i) memilki ideologi, visi, dan misi yang sejalan dengan garis perjuangan
partai;
j) sanggup memberdayakan potensi partai di daerahnya, dan turut
mengembangkan serta memperjuangkan tercapainya cita-cita partai yang
dituangkan dalam suatu program tertulis; dan
k) dapat memberikan gambaran peluang untuk memenangkan pemilihan,
antara lain dukungan masyarakat.
Warga masyarakat umum yang bukan berasal dari jajaran
partai, yang berkeinginan mencalonkan diri/dicalonkan sebagai bakal calon
bupati dan/atau wakil bupati dapat dijaring dengan kriteria sebagai berikut.
a) bersedia mengikuti seluruh tahapan penjaringan dan penyaringan
sebagaimana ditentukan dalam pedoman pelaksanaan ini ;
b) yang bersangkutan telah menyatakan komitmen kepada DPP pada suatu
program tertulis untuk:
i. memperhatikan peran dan aspirasi PDI perjuangan di
daerahnya
ii. bersedia membantu pengembangan dan pemberdayaan
potensi PDI Perjuangan
iii. senantiasa bersedia bekerjasama dengan jajaran
struktural partai di wilayah pemilihan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
c) memilki visi dan misi yang sejalan dengan ideologi dan perjuangan
partai;
d) tidak pernah terlibat masalah narkoba secara langsung maupun tidak
langsung;
e) memiliki wawasan nasional;
f) memiliki jiwa kepemimpinan yang jujur, adil, dan bebas KKN;
g) dapat memberikan gambaran peluang untuk memenangkan pemilukada,
antara lain dari dukungan masyarakat berdasarkan hasil survei yang
dilakukan oleh lembaga survei yang independen; dan
h) menyerahkan rencana anggaran pemilukada.
Tahapan penjaringan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah
sebagaimana dijelaskan oleh Dr.Roma P.Simare-mare sebgai wakabid kaderisasi
dalam wawancara dengan peneliti adalah sebagai berikut.
“Setiap bakal calon kepala daerah atau wakil kepala daerah wajib mengambil formulir pendaftaran untuk kemudian diisi dan diserahkan kepada DPC PDIP, dilengkapi dengan daftar riwayat hidup dan dokumen pendukung peserta sebagai bukti otentik atas seluruh keterangan yang diberikan, serta uraian yang berkaitan dengan visi misi dan komitmen bakal calon terhadap PDI Perjuangan. Setelah itu dilakukan verifikasi dalam rapat partai untuk meneliti tentang kebenaran dan keabsahan atas seluruh kelengkapan persyaratan bakal calon kepala daerah/wakil kepala daerah. Verifikasi yang dilakukan yaitu mencakup pengalaman kerja, pengabdian pada PDI Perjuangan, ijasah sebagai bukti pemenuhan persyaratan Undang-Undang. Hasil verifikasi tingkat kabupaten/kota disampaikan kepada DPD Partai, untuk kemudian diteruskan ke DPP PDI Perjuangan”66
Nama-nama bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Kota
66 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Medan yang sudah diverifikasi, kemudian dilakukan survei politik oleh konsultan
atau lembaga survei yang kredibel, profesional, dan independen dan pemetaan
politik dilakukan oleh DPC dan DPD partai. Nama-nama calon yang yang disurvei
diusulkan oleh DPC dan DPD PDI Perjuangan.
2. Tahap penyaringan
Tahapan penyaringan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah
sebagaimana dijelaskan oleh Dr, Roma P. Simare-mare wakabid kaderisasi dalam
wawancara dengan peneliti adalah sebagai berikut.
“Penyaringan dilaksanakan melaluidua tahap, yaitu penyaringan tahap pertama yang dilakukan oleh DPD melalui rapat DPD dengan mempertimbangkan soliditas partai, komitmen calon terhadap penggunaan mesin politik partai, hasil survey terkait dengan elektabilitas bakal calon, kekuatan dukungan riil bakal calon untuk memenangkan pemilukada, dan pemetaan politik yang dilakukan DPC dan DPD Partai khususnya terhadap peluang bakal calon untuk memenangkan pemilukada. Nama-nama yang sudah direkomendasikan dilakukan penyaringan tahap kedua oleh DPP PDI Perjuangan guna menetapkan pasangan calon dengan mempertimbangkan hasil survei, dukungan internal partai dan peluang memenangkan Pemilukada di Kota Medan”67
67 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Penyaringan tahap pertama dilakukan dengan memanggil bakal calon
dalam rapat DPD Partai. DPD Partai sekurang-kurangnya merekomendasikan 2
(dua) bakal calon kepala daerah dan 2 (dua) bakal calon wakil kepala daerah untuk
diusulkan ke DPP Partai. Pasangan calon yang ditetapkan oleh DPP, dikirim
kembali ke DPD dan DPC, untuk selanjutnya DPC PDI Perjuangan Kota Medan
mendaftarkan ke KPU Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Faktor yang Mendukung dan Menghambat DPC PDI Perjuangan Kota
Medan dalam melaksanakan rekrutmen Politik
3.2.1 Faktor Pendukung Pelaksanaan Rekrutmen Politik
Pelaksanaan rekrutmen politik DPC PDI Perjuangan Kota Medan
didukung struktur organisasi partai yang tersebar hingga Kecamatan yaitu PAC
PDI Perjuangan dan struktur dibawanya yaitu Ranting PDI Perjuangan dan Anak
Ranting PDI Perjuangan yang tersebar di Rukun Warga sekota Medan sudah ada.
Terlebih juga kondisi masyarakat Kota Medan sebagian adalah berbasis nasionalis
sehingga semakin memudahkan dalam melakukan pendekatan, sebagaimana
pemaparan dari ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Hasyim, SE dapat
berjalan karena beberapa faktor sebagai pendukung pelaksanaan rekrutmen politik
itu sendiri, yaitu sebagai berikut.
“Faktor pendukung pelaksanaan rekrutmen anggota oleh DPC antara lain adanya pengorganisasian PDI Perjuangan yang solid dibuktikan dengan struktural partai yang terdapat anggota dan kepengurusan partai sampai dengan tingkat Rukun Warga (RW). Selain itu, didukung oleh kondisi masyarakat Kota Medan yang sebagian besar berbasis nasionalis, sesuai dengan basis dari PDI Perjuangan sendiri, sehingga memudahkan dalam menyampaikan visi misi partai dan memudahkan dalam pendekatan dengan masyarakat untuk mendapat dukungan. Masyarakat Kota Medan sebagian besar berbasis nasionalis dapat dibuktikan dengan perolehan suara hasil pemilu”.68
Penjelasan terkait hal yang mendukung pelaksanaan rekrutmen politik juga
68 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan PDI Perjuangan sebagai partai penguasa atau partai pemerintah, yang
mendukung program dan kebijakan pemerintah serta menjadi perpanjangan tangan
pemerintah kepada masyarakat agar program dapat sampai kepada masyarakat dan
sebaliknya masyarakat akan terus ikut mendukung PDI Perjuangan, seperti
disampaikan oleh Sastra SH, MKn, selaku sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota
Medan sebagai berikut.
“Sekarang memang partai pemerintah itukan PDI Perjuangan jadi wajar kalau trend nya begitu, masyarakat mengikuti yang kuat sehingga kita merasa didukung masyarakat. Tapi bagi PDI Perjuangan sendiri kondisi itu harus disikapi positif, kita jangan lengah, jangan merasa sudah berkuasa merasa menang kita mengabaikan tugas – tugas dan fungsi partai politik dan paling penting tetap berpihak kepada masyarakat. Sehingga pengalaman kita di tahun 1999 kita menang tapi karena tidak di kelola dengan baik kekuasaan itu sehingga tahun 2004 kita kalah. Tahun 2009 kita juga kalah dan itu pembenahannya lama dan tidak mudah. Oleh karena itu, kemenangan tahun 2014 kemarin seluruh kader PDI Perjuangan seluruh Indonesia belajar dari pengalaman”.69
69 Wawancara dengan Bapak Sastra SH, MKn, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Dukungan masyarakat Kota Medan terhadap PDI Perjuangan dapat dilihat
dari hasil Pemilu legislatif tahun 2014, bahwa PDI Perjuangan berhasil
memperoleh kursi terbanyak yaitu 9 kursi dari 50 kursi DPRD Kota Medan. Hasil
perolehan suara dalam Pemilukada 2015 Kota Medan, juga dimenangkan oleh
calon yang diusung dan diperjuangkan oleh PDI Perjuangan. Mengantarkan
pasangan Drs. H.T.Dzulmi Eldin,Msi dan Drs.Akhyar Nasuition,SH,MH menjadi
walikota Medan dan wakil walikota Medan terpilih. Menurut ketua DPC PDI
Perjuangan Kota Medan Hasyim, SE bahwa:
Universitas Sumatera Utara
“Dengan adanya kemenangan-kemenangan PDI Perjuangan di tingkat Kota Medan, dengan sendirinya akan mendorong antusias masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi anggota PDI Perjuangan terlebih pada individu yang bermaksud mencalonkan diri dalam jabatan politik dengan mengendarai PDI Perjuangan sebagai mesin politik. Masyarakat akan menaruh kepercayaan pada PDI Perjuangan selama wakil-wakil PDI Perjuangan yang menjadi wakil rakyat di DPR dan DPRD dan yang menjadi pasangan walikota dan/ wakil walikota terpilih dapat membuktikan kinerja dan kredibilitas yang bekerja untuk rakyat dan demi kepentingan rakyat. Masyarakat akan mendukung PDI Perjuangan apabila PDI Perjuangan dapat melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten”.70
“Faktor pendukung lainnnya memang pengurus partai harus bekerja lebih giat lagi mensosialisasikan kepada masyarakat, partai politik ini kan harus ada dia dan harus di isi oleh orang – orang yang punya integritas, loyalitas dan moral. Jadi kalau disederhanakan itu orang baik, partai politik harus diisi orang baik. Kalau tidak diisi oleh orang baik maka orang yang tidak baik yang akan mengisinya. Partai diisi oleh orang baik, maka negara juga akan dikelola dengan baik”.
Setelah mendapat kepercayaan masyarakat harus dikelola dengan baik
dengan kinerja-kinerja pengurus partai menjadi faktor pendukung lainnya, partai
harus diisi oleh sumber daya manusia yang berkualitas menurut partai seperti
diungkapkan oleh Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sastra SH, MKn, yaitu sebagai
berikut.
71
Pengorganisasian PDI Perjuangan yang solid dibuktikan dengan struktur
partai yang terdapat anggota dan kepengurusan partai sampai dengan tingkat
Rukun Warga. Kemudian pelaksanaan rekrutmen politik juga didukung oleh saya
partai itu sendiri yang juga basis dari sayap partai menyebar di tengah masyarakat
luas memudahkan dalam pendekatan pada masyarakat. Menurut wakabid kaderiasi
70 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE,, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 71 Wawancara dengan Bapak Sastra, SH, MKn, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Dr. Roma P. Simare-mare wawancara hasil wawancara dengan peneliti, selain
basis partai dan pengorganisasian partai, faktor pendukung lain adalah sayap
partai, dijelaskan sebagai berikut.
“Adanya organisasi-organisasi sayap PDI Perjuangan seperti Banteng Muda Indonesia, Baitul Muslimin Indonesia, Taruna Merah Putih, Komunitas Mahasiswa dan Pelajar yang direkrut dari beberapa kalangan masyarakat dapat membantu dalam pelaksanaan rekrutmen politik, memperoleh anggota baru dan juga memperkuat dukungan terhadap partai menjelang pesta demokrasi yaitu pemilihan umum, serta seleksi kepemimpinan yang cukup baik sehingga dalam menampilkan tokoh-tokoh sebagai pemimpin dan wakil rakyat, PDI Perjuangan tidak kesulitan mencari kader berkualitas yang nantinya akan diperjuangkan dalam pemilu untuk menempati jabatan politik”.72
“Faktor yang mendorong warga masyarakat untuk memberi dukungan bahkan sampai menjadi anggota/kader PDI Perjuangan salah satunya karena figur dari tokoh-tokoh PDI Perjuangan seperti figur Bung Karno dan figur Megawati yang masih banyak dikagumi masyarakat. Selain 2 (dua) figur itu, menurut saya kader PDI Perjuangan juga mempengaruhi pilihan masyarakat. Jika kader-kader PDI Perjuangan berperilaku baik, masyarakat juga akan menilai baik terhadap partai. Seperti saya untuk mengajak teman, tetangga ya saya harus berperilaku baik, dengan begitu dengan sendirinya masyarakat mengikuti langkah saya”.
Ada faktor lain yang juga turut mendukung pelaksanaan rekrutmen politik
pada DPC PDI Perjuangan yaitu faktor ketokohan, seperti hasil wawancara
peneliti dengan kader PDI Perjuangan sekaligus pengurus Badan Saksi Pemilu
Nasional DPD PDI Perjuangan Sumut Leonardo Marbun, S.Sos. menjelaskan
sebagai berikut.
73
Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa informan yang berkaitan
dengan PDI Perjuangan, diperoleh informasi tentang beberapa faktor pendorong
72 Wawancara dengan Bapak Dr. Roma P. Simare-mare, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 73 Wawancara dengan Bapak Leonardo Marbun, S.Sos,, di Sajjana Kopi Jalan Pasar Baru Padang Bulan pada tanggal 11 Januari 2017
Universitas Sumatera Utara
PDI Perjuangan dalam melaksanakan rekrutmen politik, antara lain adanya
struktur organisasi yang kokoh hingga ke tingkat anak ranting yang wilayah
kerjanya tingkat Rukun Warga, kondisi masyarakat Kota Medan yang berbasis
nasionalis sesuai dengan basis PDI Perjuangan, kemenangan-kemenangan PDI
Perjuangan pada Pemilu di tingkat Kota Medan, adanya organisasi sayap PDI
Perjuangan yang dibentuk dari berbagai kalangan sehingga dapat memperluas
perolehan anggota, kekaguman masyarakat terhadap figur Bung Karno dan
Megawati, serta keaktifan dan perilaku baik kader PDI Perjuangan di masyarakat.
3.2.2 Faktor Penghambat Pelaksanaan Rekrutmen Politik
Pelaksanaan fungsi rekrutmen politik oleh DPC PDI Perjuangan,
sebagaimana hasil wawancara dengan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan,
Hasyim, SE, tidak terlepas pula dari faktor yang menghambat pelaksanaan fungsi
rekrutmen pada DPC PDI Perjuangan Kota Medan, hambatan-hambatannya
berupa pandangan dari masyarakat yang kurang baik pada citra partai dan citra elit
partai itu sendiri, seperti yang dijelaskan sebagai berikut.
“Adanya pandangan masyarakat terhadap PDI Perjuangan sebagai partainya kaum marjinal dan daerah basis islam beranggapan bahwa PDI Perjuangan sebagai partai sekuler. Selain itu adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap partai politik karena beberapa para politikus yang kurang bahkan tidak baik. Hambatan lain adalah sumber daya manusia dari anggota PDI Perjuangan belum seluruhnya berkualitas, serta dana sebagai penunjang pelaksanaan rekrutmen sendiri masih sering menjadi kendala dalam rekrutmen politik”.74
Hambatan-hambatan tersebut tentu mempengaruhi kinerja partai dan
74 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan kemunduran partai dan anggota berkurang sehingga akan sulit
menempati jabatan strategis dan akan sulit memenangkan pemilu. Untuk itu perlu
adanya upaya untuk mengatasi faktor yang menjadi penghambat ini, seperti yang
di kemukan juga oleh Hasyim, SE. sebagai berikut.
“PDI Perjuangan melakukan pendekatan kepada masyarakat bahwa partai politik berfungsi untuk memperjuangkan aspirasi mereka. Selain itu, PDI Perjuangan memberikan sosialisasi dan pendidikan politik kepada pengurus, anggota, dan kadernya dan masyarakat umum melalui pertemuan, dialog publik maupun media massa. Selain itu, PDI Perjuangan akan berusaha seselektif mungkin dalam perekrutan anggota Caleg dan Calon walikota dan wakil walikota agar tidak ada utusan dari PDI Perjuangan yang mengecewakan rakyat.”75
“Dana PDI Perjuangan diperoleh dari pemerintah, anggota PDI Perjuangan yang menjadi anggota DPRD serta dari iuran anggota. Dana yang ada sudah dialokasikan untuk berbagai kebutuhan, seperti untuk pendanaan kegiatan dan agenda DPC PDI Perjuangan Kabupaten Semarang, pelaksanaan program partai, gaji staf DPC, dll. Iuran anggota juga tidak masuk ke DPC dengan lancar. Upaya yang dilakukan PDI Perjuangan dalam mengatasi hambatan pendanaan antara lain bahwa PDI Perjuangan membuat program kerja tentang pengembangan dan pengelolaan sumber daya keuangan partai melalui iuran wajib anggota fraksi, iuran kader yang duduk di eksekutif, iuran anggota, sumbangan tidak mengikat, sumbangan dari negara dan pembentukan koperasi partai”.
Mengingat diperlukan kaderisasi terhadap anggota partai untuk
meningkatkan kualitas SDM anggota PDI Perjuangan serta untuk pelaksanaan
program partai, dana menjadi faktor yang penting Terbatasnya dana menjadi
hambatan pelaksanaan rekrutmen. Berkaitan dengan pendanaan, Hasyim, SE.
menjelaskan sebagai berikut.
76
75 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016 76 Wawancara dengan Bapak Hasyim, SE,, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
Faktor penghambat rekrutmen politik oleh DPC PDI Perjuangan Kota
Medan lainnya berkaitan dengan persaingan dengan partai politik lain yang ada di
Indonesia, seperti yang dikemukakan oleh Risky, kader PDI Perjuangan sebagai
berikut ini.
“Banyaknya jumlah partai politik di Indonesia ini menyebabkan persaingan antara PDI Perjuangan dengan partai politik lain dalam merekrut masyarakat untuk menjadi bagian dari PDI Perjuangan seperti menjadi anggota dan kader PDI perjuangan. Tentunya partai politik akan saling bersaing dalam mengajak orang-orang yang berkualitas masuk dalam partainya, apalagi orang-orang yang sekiranya bisa menguntungkan untuk partai politiknya”.77
Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa informan diperoleh
informasi tentang beberapa faktor penghambat PDI Perjuangan dalam melakukan
pelaksanaan rekrutmen politik antara lain, anggapan negatif masyarakat terhadap
partai politik, pandangan masyarakat terhadap PDI Perjuangan sebagai partainya
kaum marjinal, sumber daya manusia PDI Perjuangan yang belum seluruhnya
berkualitas dan mampu berprestasi dengan baik karena faktor pendidikan,
pengelolaan dana, serta persaingan dengan partai politik lain dalam merekrut
orang-orang yang berkualitas yang nantinya dapat memajukan partai politiknya.
77 Wawancara dengan Bapak Rizky, dikantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan pada tanggal 20 Desember 2016
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rekrutmen politik pada PDC PDI Perjuangan Kota Medan dilaksanakan
sesuai aturan partai dan tidak melanggar undang-undang yang berkenaan dengan
rekrutmen politik. Rekrutmen anggota baru dilakukan oleh seluruh kader PDI
Perjuangan dengan berbagai cara antara lain ajakan, persuasi serta
mensosialisasikan eksistensi partai melalui koran, majalah, televisi dan website
serta melalui keaktifan kader partai. Tanggungjawab pelaksanaan rekrumen
politik adalah seluruh pengurus DPC PDI Perjuangan partai. Rekrutmen politik
bertujuan sebagai penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas, akan tetapi
belum dilaksanakan dengan maksimal oleh DPC PDI Perjuangan jika melihat
tidak berjalan lancar proses kaderisasi yaitu terlambatnya dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan anggota demi mempersiapkan sumber daya manusia
berkualitas dalam partai.
Pendidikan dan pelatihan sebagai seleksi kaderisasi dalam PDI
Perjuangan diperlukan untuk dapat menyaring anggota maupun kader yang
memang se-asas, seideologi dan satu tujuan dengan partai, menyiapkan kader-
kader partai, serta pengurus partai yang berkualitas. Pendidikan Politik yang
dilakukan oleh DPC salah satunya dengan diadakan pemantapan ideologi partai,
sosialisasi sikap politik dan pemahaman organisasi politik kepada struktur partai
maupun kader partai. Bentuk kegiatannya berupa lokakarya, Kursus Guru Kader
(KGK), seminar, diklat kader PDI Perjuangan dan dialog publik.
Universitas Sumatera Utara
PDI Perjuangan bertanggung jawab mengajukan kader yang terbaik untuk dipilih
sebagai anggota legislatif. Untuk memperlancar proses penentuan kader terbaik
tersebut, maka pelaksanaan rekrutmen calon legislatif oleh PDI Perjuangan
melalui tahap penjaringan, penyaringan dan penetapan.
Kemudian dalam pelaksanaan rekrutmen calon bupati dan/atau wakil Kota
Medan dalam pilkada 2015 yang dilakukan oleh PDI Perjuangan Kota Medan
berdasarkan undang-undang yang berlaku dan Peraturan Partai Nomor 04 Tahun
2015 tentang rekrutmen dan seleksi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah
PDI Perjuangan yang dikeluarkan oleh DPP PDI Perjuangan
Faktor penghambat pelaksanaan rekrutmen politik PDI Perjuangan adalah
dana, SDM anggota partai, anggapan negatif masyarakat terhadap partai politik,
citra PDI Perjuangan sebagai partai yang keras dan arogan, terhentinya
pelaksanaan kaderisasi dalam PDI Perjuangan, dan program kerja partai yang
jarang ada realisasinya secara riil.
Upaya yang dilakukan PDI Perjuangan untuk mengatasi hambatan
rekrutmen politik dengan cara: 1) menjalankan kaderisasi, 2) meyakinkan
masyarakat dengan merealisasikan secara nyata program kerja yang telah dibuat,
dan 3) penguatan infrastruktur partai salah satunya dengan pengembangan
dan pengelolaan sumber daya keuangan agar ada alokasi dana untuk keperluan
rekrutmen politik.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
saran sebagai berikut :
1. Partai politik perlu meningkatkan implementasi kinerja
partai serta merealisasikan program kerja partai secara riil
yang bermanfaat untuk masyarakat agar usaha untuk
mengajak masyarakat bergabung dengan partai berhasil
dengan lebih baik.
2. Mengingat pentingnya kaderisasi, maka PDI
Perjuangan perlu mengoptimalkan kembali kaderisasi.
Kaderisasi hendaknya dilakukan secara terus menerus dan
mencakup seluruh anggota partai agar partai dapat
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
partai sehingga memudahkan partai untuk keperluan
reorganisasi pengurus partai dan penjaringan calon legislatif
dan calon kepala daerah.
3. Perlu dikembangkan sistem yang demokratis dalam tubuh PDI
Perjuangan, mengingat selama ini semua keputusan partai
dimobilisasi oleh DPP dan tingkatan struktural di bawah
hanya mengikuti apa yang diinstruksikan DPP.
4. PDI Perjuangan perlu menampilkan eksistensi partai,
misalnya melalui dialog terbuka secara berkala dengan
Universitas Sumatera Utara
kelompok-kelompok masyarakat, kalangan intelektual dan
tokoh-tokoh masyarakat yang diliput secara meluas oleh
media massa cetak dan elektronik sehingga masyarakat dapat
lebih mengenal PDI Perjuangan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bahri, Zainul. 1996. Kamus Umum: Khususnya Bidang Hukum dan Politik. Bandung: Angkasa Bandung
Budiardjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Buku Obor. Budiardjo,Miriam.2013. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Efriza. 2012. Political Explorer:Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta. Firmansyah. 2008. Memahami Partai Politik, Komunikasi Dan Positioning Politik Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hamid, Ahmad. 2008. Partai Politik Lokal di Aceh-Desentralisasi dalam Negara
Kebangsaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Katz,S dan William Crotty. 2014. Handbook Partai Politik. Bandung: Nusamedia. Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
.Nawawi,Hadari dan Martini Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nogi Tangkilisan, Hesel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Ramanathan,K. 2000. Konsep Azas Politik. Jakarta: ALMS Digital Enterprise. Salim,Peter. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English.
Surbakti,Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Suyanto,Bagong dan sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Tim litbang kompas.2004. Partai-partai politik Indonesia ideologi dan program 2004-2009. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Umichulsum. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kashiko Press Jurnal: Yanto, Oksidelfa. 2005. Peran dan Fungsi Partai Politik dalam Tatanan
Demokrasi: Antara Harapan dan Kenyataan. Tesis: Prayitno, Budi. 2009. Pelembagaan Politik Jateng. Semarang: Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro. Skripsi: Farindita, Fanina. 2010. Rekrutmen partai politik terhadap perempuan dalam partai politik dan parlemen suatu studi terhadap DPRD tingkat I di
Sumatera Utara. Skripsi tidak untuk diterbitkan. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Internet: http://kpu.go.id/ yang diakses pada tanggal 20 september 2016 Undang-Undang: Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,
DPD, DPRD
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Lokasi Penelitian di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Poto bersama Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Poto Bersama Pengurus dan Staf DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Poto Bersama Staf Kesekretariatan Kantor
Poto bersama kader DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Poto Bersama Pengurus harian sekretariatan
Universitas Sumatera Utara
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Bapak Hasyim, SE
Jabatan : Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Lokasi Wawancara : Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Daftar Pertanyaan
Penanya : Sejauhmana keterlibatan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan
dalam pelaksanaan rekrutmen politik?
Narasumber : Ketua DPC sebagai penanggung jawab pelaksanaan rekrutmen
anggota baru akan melaksanakan agenda rapat di berbagai
tingkatan, seperti dalam forum rakercab dan rakerancab. Dalam
ajang konsolidasi tersebut diberikan pemahaman, diskusi, intruksi
terhadap semua kader dan simpatisan dalam hal pelaksanaan
rekrutmen anggota baru PDIP”
Penanya : Menurut Anda, apa saja indikator PDI Perjuangan berhasil
melaksanakan fungsi partai politik sebagai sarana rekrutmen
politik?
Narasumber : Bahwa keberhasilan rekrutmen dapat dilihat dari: 1) regenerasi
pengurus partai berjalan lancar, 2) keterlibatan kaum muda dalam
unsur unsur partai, 3) soliditas partai, dan 4) hasil Pemilu yang
baik”.
Penanya : Bagaimana implementasi rekrutmen anggota baru pada PDI
Universitas Sumatera Utara
Perjuangan?
Narasumber : Tahap menjadi anggota partai dimulai dengan calon anggota
mendaftarkan diri sebagai anggota partai melalui jenjang
struktural yang ada seperti DPP, DPD, DPC, PAC, Pengurus
Ranting dan PAR dengan mengisi formulir pendaftaran, kemudian
diusulkan untuk diberikan KTA setelah memenuhi persyaratan
yang ditentukan partai”.
Penanya : Bagaimana implementasi kaderisasi yang di laksanakan oleh
PDIP?
Narasumber : Kaderisasi dalam PDI Perjuangan diperlukan untuk dapat
menyaring anggota maupun kader yang memang se-asas,
seideologi dan satu tujuan dengan partai, menyiapkan kader-kader
partai, serta pengurus partai yang berkualitas. Pendidikan Politik
yang dilakukan oleh DPC salah satunya dengan diadakan
pemantapan ideologi partai, sosialisasi sikap politik dan
pemahaman organisasi politik kepada struktur partai maupun
kader partai setiap setahun satu kali. Bentuk kegiatannya berupa
lokakarya, Kursus Guru Kade,r seminar, diklat kader PDI
Perjuangan dan dialog publik”.
Penanya : Bagaimana proses mekanisme politik dalam pengurus DPC PDI
Perjuangan Kota Medan?
Narasumber : Pengurus partai dalam PDI Perjuangan adalah susunan
Universitas Sumatera Utara
pengurus partai yang dipilih dan ditetapkan dalam forum resmi
partai dengan Surat Ketetapan oleh pengurus partai dua tingkat di
atasnya berdasarkan rekomendasi dari pengurus partai satu
tingkat diatasnya, kecuali untuk pengurus DPC dan DPD partai
ditetapkan dengan SK DPP partai.
Penanya : Bagaimana implementasi rekrutmen calon legislatif oleh DPC
PDIP Kota Medan dalam menghadapi pemilu legislatif tahun
2014?
Narasumber : PDI Perjuangan bertanggung jawab dan berkewajiban
mengajukan kader-kader partai yang terbaik, serta memiliki
disiplin yang tinggi untuk dipilih sebagai perwakilan partai
dilembaga legislatif. Dimaksudkan untuk memperlancar proses
penentuan kader-kader partai yang terbaik tersebut, maka
diperlukan seleksi dengan cara penjaringan, penyaringan dan
penetapan calon legislatif sesuai AD dan ART serta Peraturan
Partai serta Peraturan Partai yang dikeluarkan oleh PDI
Perjuangan”.
Penanya : Terkait edaran SK 061 tentang mekanisme politik dalam
perekrutan calon legislatif bagian yang mana yang paling penting
menurut anda?
Narasumber : SK 061 terdiri dari 13 Bab dan 42 Pasal. Semua sangat penting
dalam proses perekrutan calon legislatif. Diatur mengenai kinerja
Universitas Sumatera Utara
kader partai di eksekutif dan kader di DPR, DPRD I dan DPRD II
untuk dapat dipertimbangkan mencalonkan pada Pileg. Dijelaskan
pula tentang rekrutmen tokoh, prioritas penempatan dan nomor
urut sertadalam SK 061 menjelaskan wewenang dan tugas
struktural partai serta larangan dan sanksi.
Penanya : Apa yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan rekrutmen
anggota menurut anda?
Narasumber : Faktor pendukung pelaksanaan rekrutmen anggota oleh DPC
antara lain adanya pengorganisasian PDI Perjuangan yang solid
dibuktikan dengan struktural partai yang terdapat anggota dan
kepengurusan partai sampai dengan tingkat Rukun Warga (RW).
Selain itu, didukung oleh kondisi masyarakat Kota Medan yang
sebagian besar berbasis nasionalis, sesuai dengan basis dari PDI
Perjuangan sendiri, sehingga memudahkan dalam menyampaikan
visi misi partai dan memudahkan dalam pendekatan dengan
masyarakat untuk mendapat dukungan. Masyarakat Kota Medan
sebagian besar berbasis nasionalis dapat dibuktikan dengan
perolehan suara hasil pemilu.
Penanya : Bagaimana antusiasme masyarakat luas dengan kemenangan PDI
Perjuangan pada beberapa Pemilu baik secara nasional maupun di
kota Medan sendiri?
Universitas Sumatera Utara
Narasumber : Dengan adanya kemenangan-kemenangan PDI Perjuangan di
tingkat Kota Medan, dengan sendirinya akan mendorong antusias
masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi anggota PDI
Perjuangan terlebih pada individu yang bermaksud mencalonkan
diri dalam jabatan politik dengan mengendarai PDI Perjuangan
sebagai mesin politik. Masyarakat akan menaruh kepercayaan
pada PDI Perjuangan selama wakil-wakil PDI Perjuangan yang
menjadi wakil rakyat di DPR dan DPRD dan yang menjadi
pasangan walikota dan/ wakil walikota terpilih dapat membuktikan
kinerja dan kredibilitas yang bekerja untuk rakyat dan demi
kepentingan rakyat. Masyarakat akan mendukung PDI Perjuangan
apabila PDI Perjuangan dapat melahirkan tokoh-tokoh yang
berkompeten.
Penanya : Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan rekrutmen politik?
Narasumber : Adanya pandangan masyarakat terhadap PDI Perjuangan
sebagai partainya kaum marjinal dan daerah basis islam
beranggapan bahwa PDI Perjuangan sebagai partai sekuler.
Selain itu adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap partai
politik karena beberapa para politikus yang kurang bahkan tidak
baik. Hambatan lain adalah sumber daya manusia dari anggota
PDI Perjuangan belum seluruhnya berkualitas, serta dana sebagai
Universitas Sumatera Utara
penunjang pelaksanaan rekrutmen sendiri masih sering menjadi
kendala dalam rekrutmen politik.
Penanya : Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor yang
menghambat pelaksanaan rekrutmen?
Narasumber : PDI Perjuangan melakukan pendekatan kepada masyarakat
bahwa partai politik berfungsi untuk memperjuangkan aspirasi
mereka. Selain itu, PDI Perjuangan memberikan sosialisasi dan
pendidikan politik kepada pengurus, anggota, dan kadernya dan
masyarakat umum melalui pertemuan, dialog publik maupun
media massa. Selain itu, PDI Perjuangan akan berusaha seselektif
mungkin dalam perekrutan anggota Caleg dan Calon walikota dan
wakil walikota agar tidak ada utusan dari PDI Perjuangan yang
mengecewakan rakyat.
Penanya : Bagaimana dengan faktor keuangan partai dalam mempengaruhi
pelaksanaan rekrutmen politik dan proses pendidikan dan pelatihan
anggota partai?
Narasumber : Dana PDI Perjuangan diperoleh dari pemerintah, anggota PDI
Perjuangan yang menjadi anggota DPRD serta dari iuran
anggota. Dana yang ada sudah dialokasikan untuk berbagai
kebutuhan, seperti untuk pendanaan kegiatan dan agenda DPC
PDI Perjuangan Kabupaten Semarang, pelaksanaan program
Universitas Sumatera Utara
partai, gaji staf DPC, dll. Iuran anggota juga tidak masuk ke DPC
dengan lancar. Upaya yang dilakukan PDI Perjuangan dalam
mengatasi hambatan pendanaan antara lain bahwa PDI
Perjuangan membuat program kerja tentang pengembangan dan
pengelolaan sumber daya keuangan partai melalui iuran wajib
anggota fraksi, iuran kader yang duduk di eksekutif, iuran
anggota, sumbangan tidak mengikat, sumbangan dari negara dan
pembentukan koperasi partai.
Narasumber : Bapak Sastra SH,MKn
Jabatan : Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Lokasi Wawancara : Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Daftar Pertanyaan
Penanya : Selaku Pengurus partai dan sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota
Medan, bagaimana ruang lingkup anda dalam pelaksanaan
rekrutmen politik?
Narasumber : Jadi kalau untuk merekrut anggota baru kita memang diberi
ruang yang seluas-luasnya bagi pengurus, bukan hanya saya saja
yang sebagai sekretaris atau tugas wakabid kaderisasi saja, tetapi
sudah menjadi kewajiban semua pengurus. Justru partaipun
mendorong agar semua kader partai dan simpatisan untuk
Universitas Sumatera Utara
merekrut masyarakat luas untk menjadi anggota PDI Perjuangan.
Jadi tugas rekrutmen anggota baru adalah tugas utama semua
pengurus dan juga kader PDI Perjuangan di dorong untuk
merekrut anggota baru.
Penanya : Bagaimana implementasi rekrutmen anggota baru pada DPC PDI
Perjuangan Kota Medan?
Narasumber : Rekrutmen anggota baru partai merupakan keberhasilan dari
sosialisasi partai. Sosialisasi yang dilakukan adalah sosialisasi
mengenai apa saja yang ada di PDIP bisa melalui media cetak
seperti koran dan majalah, media elektronik serta membuka
website PDI Perjuangan yang dapat diakses di www.pdi-
perjuangan.org. Berkaitan dengan rekrutmen anggota, salah satu
sosialisasi difokuskan terhadap kinerja partai dalam kehidupan
masyarakat. Jika kinerja partai di nilai baik oleh masyarakat,
maka masyarakat akan tertarik dengan sendirinya untuk
mendukung bahkan masuk menjadi anggota PDI Perjuangan. Jadi
menjadi anggota PDIP adalah kesadaran masyarakat.
Penanya : Bagaimana cara pelaksanaa rekrutmen anggota baru yang anda
maksud?
Narasumber : PDI Perjuangan melakukan rekrutmen anggota baru dengan cara
persuasif, kita tidak ada brain washing atau cuci otak, apa lagi
Universitas Sumatera Utara
uang serta paksaan. Yang kita jual pada masyarakat adalah
ideologi dan program partai. PDI Perjuangan berusaha
menunjukkan konsisten terhadap ideologi partai serta konsisten
pula dalam membuat dan menjalankan program partai. Disitulah
masyarakat sendiri yang akan menilai apakah PDI Perjuangan
layak untuk dijadikan partainya atau tidak.
Penanya : Bagaimana maksud anda melakukan sosialisasi dan bagaimana
pelaksanaannya? Mohon anda jelaskan!
Narasumber : Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan dengan cara yang
beragam tergantung pada kondisi masyarakat dan wilayahnya.
Sebagai contohnya PDI Perjuangan melakukan pengobatan
massal gratis bagi masyarakat untuk beberapa daerah yang
berhasil memperoleh suara yang signifikan dalam kemenangan
PDIP dalam Pemilu. serta mengadakan hiburan dan kesenian
seperti Banteng Musik Festival.
Penanya : Berapa lama seseorang setelah mengembalikan formulir
pendaftaran anggota baru akan ditetapkan sebagai anggota dan
tercatat dalam buku induk keanggotaan partai? Apa saja syaratnya?
Narasumber : Masa pembinaan di lakukan selama 6 bulan dengan cara
pengurus partai setempat memantau aktivitas calon anggota baru
tersebut, apakah mereka taat dengan garis partai. selama 6 bulan
Universitas Sumatera Utara
itu, setiap anggota diharuskan merekrut sekurangnya 1 (satu)
anggota baru. Individu yang telah mendaftar, saat mengembalikan
formulir pendaftaran akan mendapat materi tentang seluk beluk
PDI Perjuangan, AD/ART dan sharing langsung dengan
kader/pengurus partai dijenjang struktural ia mendaftarkan diri.
Penanya : Bagaimana pendidikan dan pelatihan terhadap anggota baru pada
DPC PDI Perjuangan Kota Medan?
Narasumber : Pendidikan dan pelatihan kepada anggota PDI Perjuangan sudah
menjadi program DPC PDI Perjuangan Kota Medan dan itu
diputus bersama-sama dalam musyawarah dan rapat kerja dengan
tanggungjawab penuh oleh ketua DPC. Tetapi tentu ini menjadi
tanggungjawab bersama dalam pelaksanaannya.
Penanya : Bagaimana antusias dan dukungan masyarakat dengan PDI
Perjuangan setelah mampu memenangi Pemilu baik Pileg dan
Pilpres 2014 yang lalu?
Narasumber : Sekarang memang partai pemerintah itukan PDI Perjuangan jadi
wajar kalau trend nya begitu, masyarakat mengikuti yang kuat
sehingga kita merasa didukung masyarakat. Tapi bagi PDI
Perjuangan sendiri kondisi itu harus disikapi positif, kita jangan
lengah, jangan merasa sudah berkuasa merasa menang kita
mengabaikan tugas – tugas dan fungsi partai politik dan paling
Universitas Sumatera Utara
penting tetap berpihak kepada masyarakat. Sehingga pengalaman
kita di tahun 1999 kita menang tapi karena tidak di kelola dengan
baik kekuasaan itu sehingga tahun 2004 kita kalah. Tahun 2009
kita juga kalah dan itu pembenahannya lama dan tidak mudah.
Oleh karena itu, kemenangan tahun 2014 kemarin seluruh kader
PDI Perjuangan seluruh Indonesia belajar dari pengalaman.
Penanya : Selain faktor menjadi partai pemerintah, faktor apakah yang
mendukung pelaksanaan rekretmen politik dapat berjalan dengan
baik?
Narasumber : Faktor pendukung lainnnya memang pengurus partai harus
bekerja lebih giat lagi mensosialisasikan kepada masyarakat,
partai politik ini kan harus ada dia dan harus di isi oleh orang –
orang yang punya integritas, loyalitas dan moral. Jadi kalau
disederhanakan itu orang baik, partai politik harus diisi orang
baik. Kalau tidak diisi oleh orang baik maka orang yang tidak baik
yang akan mengisinya. Partai diisi oleh orang baik, maka negara
juga akan dikelola dengan baik.
Narasumber : Bapak Drs. Roma P. Simare-mare
Jabatan : Wakabid Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Kota
Medan
Universitas Sumatera Utara
Lokasi Wawancara : Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Daftar Pertanyaan
Penanya : Bagaimana menurut anda tentang landasan hukum pelaksanaan
rekrutmen anggota baru PDI Perjuangan?
Narasumber : Pelaksanaan rekrutmen anggota dan kader PDI Perjuangan Kota
Medan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku dalam
partai, yaitu AD/ART PDI Perjuangan dan Peraturan Dewan
Pimpinan Pusat Nomor 03 tahun 2016 tentang Sistem Penerimaan
Anggota dan Manajemen Informasi Keanggotaan Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Penanya : Siapa sajakah yang terlibat dalam pelaksanaan rekrutmen politik?
Tolong anda jelaskan!
Narasumber : Seluruh elemen partai baik di struktural pengurus, kader dan
simpatisan yang di koordinir oleh DPC PDI Perjuangan Kota
Medan terlibat dalam pelaksanaan perekrutan anggota baru.
Ketua DPC sebagai penanggung jawab pelaksanaan rekrutmen
anggota baru. DPC akan melaksanakan agenda rapat di berbagai
tingkatan, seperti dalam forum rakercab dan rakerancab. Dalam
ajang konsolidasi tersebut diberikan pemahaman, diskusi, intruksi
terhadap semua kader dan simpatisan dalam hal pelaksanaan
rekrutmen anggota baru PDI Perjuangan.
Universitas Sumatera Utara
Penanya : Bagaimana seseorang bisa disebut sebagai kader partai?
Narasumber : Bahwa kader partai adalah anggota yang memiliki dedikasi,
loyalitas, dan pengabdian kepada partai serta kepada masyarakat.
Kader partai dalam konteks ini adalah kader PDI Perjuangan
harus anggota yang berkelakuan tidak tercela dan telah berjasa
kepada PDIP.
Penanya : Berapa lama batas waktu keanggotan pertain dan apa sajakah
yang dapat mempengaruhi status keanggotan seseorang?
Narasumber : Lamanya keanggotaan tidak dibatasi, selama anggota partai
tidak melakukan penyimpangan, dan tidak melakukan hal-hal yang
dilarang oleh partai, maka masih berstatus sebagai anggota.
Penyimpangan tersebut contohnya adalah menjadi anggota parpol
lain. Berbagai penyimpangan akan mendapat sanksi dari partai.
Penanya : Bagaimana pelaksanaan kaderisasi yang dilakukan PDI Perjuang
Kota Medan?
Narasumber : Kaderisasi dilakukan oleh PDI Perjuangan untuk mentransfer
pengetahuan politik yang terkait dengan ideologi, sejarah, misi,
visi, dan strategi politik PDI Perjuangan, selain itu juga hal-hal
yang terkait dengan pemerintahan, bangsa dan negara. Kaderisasi
PDI Perjuangan Kota Medan dilaksanakan tidak hanya ada pada
tingkat DPC saja, melainkan pengurus DPC mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
pendidikan dan kaderisasi dari DPD, DPP, maupun dari
pemerintah. Pengurus DPC yang sudah dikader, untuk kemudian
melakukan kaderisasi pada anggota-anggotanya yang ada pada
tingkat DPC dan tingkatan dibawahnya seperti PAC, Pengurus
Ranting dan Pengurus Anak Ranting.
Penanya : Bagaimana mekanisme politik dalam pelaksanaan rekrutmen
legislatif ?
Narasumber : Anggota partai yang mendaftar sebagai calon anggota legislatif
harus mengisi dan mengembalikan formulir rekrutmen di struktur
partai tempat yang bersangkutan mendaftar, kemudian berhak
mendapatkan tanda bukti rekrutmen dari struktural partai yang
bersangkutan, dengan membayar biaya pendaftaran Caleg sebesar
Rp 1.000.000,00. Biaya tersebut masuk ke DPC diluar dana
kampanye calon anggota legislatif.
Penanya : Bagaimana proses penyaringan yang dilakukan dalam rekrutmen
calon legislatif?
Narasumber : Penyaringan dimulai dengan pengisian formulir rekrutmen Caleg
oleh anggota partai yang direkrut disertai dengan data pendukung
bukti diri, sesuai dengan format dokumen yang ditetapkan oleh
PDI Perjuangan. DPC membawa seluruh nama bakal Caleg yang
terjaring di Musancabsus dan yang dijaring oleh DPC partai ke
Universitas Sumatera Utara
Rakercabsus. Sebelum dilakukan verifikasi, nama-nama yang
terjaring diumumkan dalam forum Rakercabsus/Rakerdasus.
Kemudian dilakukan verifikasi terhadap kebenaran pengisian
formulir rekrutmen dan kebenaran data pendukung bukti diri calon
legislatif.
Penanya : Bagaimana waktu dalam pelaksanaan dalam rekrutmen calon
legislatif?
Narasumber : Jadwal pelaksanaan dan target waktu penyelesaian penjaringan
dan penyaringan calon legislatif bersifat mengikat, dan harus
menjadi acuan dalam proses pelaksanaan penjaringan dan
penyaringan oleh struktur partai pada semua tingkatan yang
ditetapkan oleh DPP PDI Perjuangan melalui SK. Pelanggaran-
pelanggaran atas ketentuan di dalam seluruh proses, baik tahap
penjaringan, penyaringan, dan penetapan nomor urut
dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin organisasi partai dan
dikenakan sanksi organisasi sesuai dengan AD-ART partai serta
peraturan disiplin organisasi partai agar tercipta ketertiban bukan
kecurangan-kecurangan pada intern partai.
Penanya : Bagaimana pelaksanaan mekanisme proses politik calon kepala
daerah DPC PDI Perjuangan Kota Medan?
Narasumber : Pelaksanaan rekrutmen calon bupati dan/atau wakil Kota Medan
dalam pilkada 2015 yang dilakukan oleh PDI Perjuangan Kota
Universitas Sumatera Utara
Medan berdasarkan undang-undang yang berlaku dan Peraturan
Partai Nomor 04 Tahun 2015 tentang rekrutmen dan seleksi calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan yang
dikeluarkan oleh DPP PDI Perjuangan.
Penanya : Bagaimana penjaringan yang dilakukan oleh DPC PDI
Perjuangan Kota Medan?
Narasumber : Penjaringan dilakukan untuk menampung aspirasi dari internal
partai yang dilakukan oleh DPC PDIP Kota Medan untuk
menghimpun nama-nama bakal calon walikota/wakil walikota
berdasarkan kriteria peraturan perundang-undangan dan
peraturan partai yang berlaku.
Penanya : Bagaimana pelaksanaan rekrutmen calon kepala daerah dan
proses penetapan calon kepala daerah oleh PDI Perjuangan?
Narasumber : Setiap bakal calon kepala daerah atau wakil kepala daerah wajib
mengambil formulir pendaftaran untuk kemudian diisi dan
diserahkan kepada DPC PDIP, dilengkapi dengan daftar riwayat
hidup dan dokumen pendukung peserta sebagai bukti otentik atas
seluruh keterangan yang diberikan, serta uraian yang berkaitan
dengan visi misi dan komitmen bakal calon terhadap PDI
Perjuangan. Setelah itu dilakukan verifikasi dalam rapat partai
untuk meneliti tentang kebenaran dan keabsahan atas seluruh
kelengkapan persyaratan bakal calon kepala daerah/wakil kepala
Universitas Sumatera Utara
daerah. Verifikasi yang dilakukan yaitu mencakup pengalaman
kerja, pengabdian pada PDI Perjuangan, ijasah sebagai bukti
pemenuhan persyaratan Undang-Undang. Hasil verifikasi tingkat
kabupaten/kota disampaikan kepada DPD Partai, untuk kemudian
diteruskan ke DPP PDI Perjuangan.
Penanya : Bagaimana penyaringan dilakukan dalam merekrut calon kepala
daerah?
Narasumber : Penyaringan dilaksanakan melaluidua tahap, yaitu penyaringan
tahap pertama yang dilakukan oleh DPD melalui rapat DPD
dengan mempertimbangkan soliditas partai, komitmen calon
terhadap penggunaan mesin politik partai, hasil survey terkait
dengan elektabilitas bakal calon, kekuatan dukungan riil bakal
calon untuk memenangkan pemilukada, dan pemetaan politik yang
dilakukan DPC dan DPD Partai khususnya terhadap peluang
bakal calon untuk memenangkan pemilukada. Nama-nama yang
sudah direkomendasikan dilakukan penyaringan tahap kedua oleh
DPP PDI Perjuangan guna menetapkan pasangan calon dengan
mempertimbangkan hasil survei, dukungan internal partai dan
peluang memenangkan Pemilukada di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Penanya : Menurut anda selain menang Pemilu dan kinerja partai yang
solid, apa faktor pendukung pelaksanaan rekrutmen anggota oleh
partai?
Narasumber : Adanya organisasi-organisasi sayap PDI Perjuangan seperti
Banteng Muda Indonesia, Baitul Muslimin Indonesia, Taruna
Merah Putih, Komunitas Mahasiswa dan Pelajar yang direkrut
dari beberapa kalangan masyarakat dapat membantu dalam
pelaksanaan rekrutmen politik, memperoleh anggota baru dan
juga memperkuat dukungan terhadap partai menjelang pesta
demokrasi yaitu pemilihan umum, serta seleksi kepemimpinan yang
cukup baik sehingga dalam menampilkan tokoh-tokoh sebagai
pemimpin dan wakil rakyat, PDI Perjuangan tidak kesulitan
mencari kader berkualitas yang nantinya akan diperjuangkan
dalam pemilu untuk menempati jabatan politik.
Narasumber : Bapak Risky
Jabatan : Kader DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Lokasi Wawancara : Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Medan
Daftar Pertanyaan
Penanya : Apa peran anda sebagai kader parta dalam pelaksanaan rekrutmen
politiki?
Universitas Sumatera Utara
Narasumber : Menjelang pemilu, biasanya seluruh kader di intruksikan untuk
mendekati masyarakat sehingga mendapat dukungan suara.
Caranya bermacam-macam tergantung masyarakatnya. Kalau
yang saya lakukan sebagai kader PDIP di wilayah saya, salah
satunya dengan mendekati pemuda lewat karang taruna. Mereka
butuh apa ya saya usulkan ke PDIP untuk mendapat tindak lanjut.
Contohnya kalau pemuda di desa saya gemar sepak bola, ya kami
menyumbang bola dan perbaikan lapangan. Tidak hanya
membantu dana saja, tetapi saya datang kalau ada rapat-rapat
karang taruna. Jika sosialisasi berhasil dengan baik, mungkin
warga ada yang berminat mendaftarkan diri ke PDI Perjuangan.
Penanya : Sebagai kader, bagaimana anda melakukan sosialisasi atau
bahkan mengajak orang lain mau bergabung dengan partai?
Narasumber : Sebagai kader, saya harus bisa membaur dengan masyarakat dan
menunjukkan perilaku yang baik di masyarakat. Contohnya jika
ada kerja bakti di lingkungan ya harus ikut. Ada undangan rapat,
pengajian ya menghadiri. Kader juga harus aktif di masyarakat.
Jadi pandangan masyarakat jika PDI Perjuangan partainya
peminum, atau partai yang kasar dapat diperbaiki dengan sikap
terpuji kader-kader PDIP di masyarakat. Selain kader, tokoh-
tokoh PDI Perjuangan di tingkat pusat sampai daerah juga sangat
mempengaruhi minat warga. Kalau figur-figur PDI Perjuangan
Universitas Sumatera Utara
yang ada di pusat rukun, bekerja dengan baik ya warga akan
tertarik masuk PDI Perjuangan, lain halnya jika kader PDI
Perjuangan diberitakan di televisi atau di koran kena kasus ya
warga tidak akan tertarik pada PDI Perjuangan bahkan kecewa
terhadap PDI Perjuangan.
Penanya : Bagaimana sistem kaderisasi yang sedang anda jalani bersama
PDI Perjuang?
Narasumber : Pengkaderan yang dilakukan DPC PDI Perjuangan Kota Medan
yaitu melalui pelatihan dan pendidikan kader sekurangnya 3 (tiga)
bulan sekali dengan materi pendidikan dan pelatihan disesuaikan
dengan kebutuhan penempatan kader. Namun akhir-akhir ini
pengkaderan oleh DPC PDI Perjuangan macet pelaksanaannya.
Mungkin karena masih banyak agenda yang lain.
Penanya : Sebagai kader partai, bagaimana menrut anda dengan sistem
multipartai yang ada di Indonesia dan pengaruhnya dalam
pelaksanaan rekrutmen anggota?
Narasumber : Banyaknya jumlah partai politik di Indonesia ini menyebabkan
persaingan antara PDI Perjuangan dengan partai politik lain
dalam merekrut masyarakat untuk menjadi bagian dari PDI
Perjuangan seperti menjadi anggota dan kader PDI perjuangan.
Tentunya partai politik akan saling bersaing dalam mengajak
Universitas Sumatera Utara
orang-orang yang berkualitas masuk dalam partainya, apalagi
orang-orang yang sekiranya bisa menguntungkan untuk partai
politiknya.
Narasumber : Bapak Leonardo Marbun S.Sos
Jabatan : Kader DPC PDI Perjuangan Kota Medan/ Pengurus
BSPN PDI Perjuangan Sumut
Lokasi Wawancara : Sajjana Kopi, Jalan Pasar Baru Padangbulan, Medan
Daftar Pertanyaan
Penanya : Sebagai kader, coba anda sebutkan faktor penting yang
mendorong antusias mayarakat terhadap PDI Perjuangan?
Narasumber : Faktor yang mendorong warga masyarakat untuk memberi
dukungan bahkan sampai menjadi anggota/kader PDI
Perjuangan salah satunya karena figur dari tokoh-tokoh PDI
Perjuangan seperti figur Bung Karno dan figur Megawati yang
masih banyak dikagumi masyarakat. Selain 2 (dua) figur itu,
menurut saya kader PDI Perjuangan juga mempengaruhi pilihan
masyarakat. Jika kader-kader PDI Perjuangan berperilaku baik,
masyarakat juga akan menilai baik terhadap partai. Seperti saya
untuk mengajak teman, tetangga ya saya harus berperilaku baik,
dengan begitu dengan sendirinya masyarakat mengikuti langkah
saya.
Universitas Sumatera Utara