IDENTITAs1

download IDENTITAs1

of 2

description

Laporan

Transcript of IDENTITAs1

IDENTITASNAMA : TN. BALAMAT : Jln. GILI NANGU NO1JENIS KELAMIN : LAKI-LAKIUSIA : 45 THPENDIDIKAN : SMPSUKU BANGSA : SASAKAGAMA : ISLAMPEKERJAAN : PETANISTATUS : SUDAH MENIKAH

ANAMNESISKELUHAN UTAMA : bercak putih pada kulitRIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Pasien mengeluh bercak putih pada kulit sejak 2 bulan yang lalu awalnya terdapat bercak kemerahan kecil di daerah lengan kanan bawah semakin lama semakin membesar dan meluas dan menyebar ke lengan atas, dada, perut, dan lutut.Pasien tidak mengeluh gatal ataupun nyeri pada bercak-bercak tersebut, pasien mengeluh terasa tebal pada bercak-bercak tersebut. Pasien merasakan tebal tapi tidak terlalu jelas dengan daerah kulit normal yang dirasakan. Pasien mengatakan bila terbentur sesuatu terasa lebih sakit dari pada sebelum pasien muncul bercak-bercak ini. Pada malam hari pasien merasakan kulit seperti di tarik-tarik. Pasien menyangkal adanya rontok bulu mata, alis, dan demamRIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat asma, kencing manis,darah tinggi di sangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : Pasien menyangkal ada keluarga atau teman pasien yang mengalami keluhan yang serupa. Riwayat alergi makanan dan obat pada keluarga di sangkal.RIWAYAT ALERGI :. Riwayat alergi obat, cuaca, debu,disangkal.RIWAYAT PENGOBATAN : Pasien mengaku meminum paracetamol pada saat pasien merasakan nyeri pada kulitnya.RIWAYAT SOSIAL : Pasien adalah petugas rumah sakit yang bertugas mengantar oksigen, pasien mengaku pada saat bertugas di RS terdapat penderita yang mengalami gejala kulit yang sama seperti pasien. Pasien tiap hari bertemu dengan penderita tersebut selama 2 mingguSTATUS DERMATOLOGISSTATUS DERMATOLOGISPada regio lutut, Tampak Plaque > 5 Eritema dengan tepi meninggi, batas tegas, multiplepada regio thorak, abdomen, brachialis tampak patch hipopigmentasi, bentuk tidak teratur, difusPEMERIKSAAN SARAF N.Auricularis magnus sinistra mengalami pembesaran, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+) N. Ulnaris sinistra mengalami pembesaran konsistensi kenyal, nyeritekan (+) Pemeriksaan anastesi terhadap rasa nyeri pada tempat lesi (+) daripada kulit normal. Pemeriksaan anastesi terhadap rasa raba pada tempat lesi (+) daripada kulit normal Pemeriksaan suhu panas dingin pada lesi, tidak bisa membedakan suhu panas dingin pada tempat lesi.

DIAGNOSIS DIFFERENSIAL1. Morbus hansenKusta/ Lepra/ Penyakit Morbus Hansen, Penyakit Hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas ;dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.Kusta yang merupakan penyakit kronis ini disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M.leprae).Kuman ini adalah kuman aerob, berbentuk batang dengan ukuran 1-8,lebar 0,2 0,5 , sifatnya tahan asam sehingga tidak mudah untuk diwarnai.Keluhan utama biasanya sebagai akibat kelainan saraf tepi, yang dalam hal ini dapatberupa bercak pada kulit yang mati rasa, rasa tebal, kesemutan, kelemahan otot-otot dan kulitkering akibat gangguan pengeluaran kelenjar keringat. Gejala klinis yang terjadi dapat berupakelainan pada saraf tepi, kulit, rambut, otot, tulang, mata, dan testis.Tujuan utama yaitu memutuskan mata rantai penularan untuk menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan penderita, mencegah timbulnya penyakit, untuk mencapai tujuan tersebut, srategi pokok yg dilakukan didasarkan atas deteksi dini danpengobatan penderita.Dapson, diamino difenil sulfon bersifat bakteriostatik yaitu mengahalangi ataumenghambat pertumbuhan bakteri. Dapson merupakan antagonis kompetitif dari para-aminobezoic acid (PABA) dan mencegah penggunaan PABA untuk sintesis folat olehbakteri. Efek samping dari dapson adlah anemia hemolitik, skin rash, anoreksia, nausea,muntah, sakit kepala, dan vertigo.Lamprene atauClofazimin, merupakan bakteriostatik dan dapat menekan reaksi kusta.Clofazimin bekerja dengan menghambat siklus sel dan transpor dari NA/K ATPase.Efek sampingnya adalah warna kulit bisa menjadi berwarna ungu kehitaman,warna kulit akankembali normal bila obat tersebut dihentikan, diare, nyeri lambung2. VitiligoVitiligo merupakan kelainan kulit berbentuk bercak(makula) berwarna putih (hipopigmentasi) dan berbatas tegas. Vitiligo adakalanya hanya satu bercak, bisa juga beberapa bercak di area yang sama, misalnya area wajah, anggota badan. Kadang dijumpai beberapa bercak di area yang berbeda dan adapula seseorang yang menderita vitiligo dengan bercak menyeluruh di hampir sekujur tubuhnya. Masalah utama vitiligo adalah masalah kosmetika, terlebih pada wanita.Etiologi : Penyebab vitiligo hingga kini belum diketahui secara pasti. Diduga sekitar 20-40 % berhubungan dengan faktor herediter (familial). Artinya 20-40 % penderita memiliki riwayat vitiligo dalam keluarga. Meski penyebanya belum jelas, para ahli menjelaskan terjadinya vitiligo melalui beberapa teori, yakni:1. Teori Neurogenik. Dugaan ini dilandasi pengamatan dimana vitiligo timbul di salah satu sisi tubuh (unilateral), tidak melewati garis median tubuh dan berada pada satu atau lebih dermatom.2. Teori Self Destruction. Teori ini dilandasi dugaan adanya perusakan melanosit (sel pigmen) akibat sisa metabolisme (metabolit) pada pembentukan melanin (pigmen), terutama metabolit obat golongan hydroquinone yang biasa dipakai pada pengobatan hiperpigmentasi.3. Teori Autoimun. Diduga bahwa gangguan pada sistem imun dapat menyebabkan kerusakan pada melanosit sehingga mengakibatkan hipopigmentasi pada kulit di area-area tertentu . Hal ini dilandasi dengan adanya hubungan beberapa penyakit autoimun pada penderita vitiligo.3. Ptriasis versikolor

Pityriasis versicolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Sebagian besar kasus Pityriasis versicolor terjadi karena aktivasi Malassezia furfur pada tubuh penderita sendiri (autothocus flora), walaupun dilaporkan pula adanya penularan dari individu lain.Pityriasis versicolor timbul bila Malassezia furfur berubah bentuk menjadi bentuk miselia karena adanya faktor predisposisi, baik eksogen (suhu, kelembaban udara dan keringat) maupun endogen (malnutrisi, terapi imunosupresan, dan riwayat keluarga yang positif)PEMERIKSAAN PENUNJANG :1. PEMERIKSAAN BAKTERIOSKOPIKPemeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu menegakan diagnosis dan pengamatan pengobatan. Sedian dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang diwarnai dengan pewarnaan BTA, bakterioskopik negatif pada seorang penderita bukan berarti orang tersebut tidak mengandung basil M.leprae.2. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI3. PEMERIKSAAN SEROLOGIa. Uji MLPA ( Mycobacterium leprae particle Aglutination)b. Uji ELISAc. Uji DipstikDIAGNOSA KERJABerdasarkan kasus diatas maka didapatkan diagnosa Morbus Hansen Tipe MultibasillerPENATALAKSANAANMB dengan lesi > 5.Lama pengobatan 12 dosis ini bisa diselesaikan selama 12-18bulan. Setelah selesai minum 12 dosis obat ini, dinyatakan RFT/= Realease FromTreatment yaitu berhenti minum obat. Masa pengamatan setelah RFT dilakukansecara pasif untuk tipe PB selama 2 tahun dan tipe MB selama 5 tahun. Rifampicin : 600 mg/bulan diminum di depan petugas kesehatan Dapson : 100 mg/hari diminum di rumah Lamprene : 300mg/bulan diminum di depan petugas kesehatan dilanjutkandgn 50 mg/hari diminum di rumah.pengobatan reaksi kusta.Pada reaksi ringan, istirahat di rumah, berobat jalan, pemberian analgetik danobat-obat penenang bila perlu, dapat diberikan Chloroquine 150 mg 31 selama 3-5 hari, dan MDT (obat kusta) diteruskan dengan dosis yang tidak diubahPROGNOSISSetelah program terapi obat biasanya prognosis baik, yang paling sulit adalah manajemendari gejala neurologis, kontraktur dan perubahan pada tangan dan kaki. Ini membutuhkantenaga ahli seperti neurologis, ortopedik, ahli bedah, prodratis, oftalmologis, physicalmedicine dan rehabilitasi.