IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP BANJIR...
Transcript of IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP BANJIR...
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP BANJIR
MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
BERBANTU MEDIA SEDERHANA
Futihat
Effendi Zulkifly1
Tatang Suratno2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan
Indonesia
ABSTRAK
Keterbatasan media pembelajaran yang tersedia disekolah membuat pembelajaran konsep
banjir menjadi rumit untuk dipahami oleh siswa, bahkan guru seolah binggung dalam mengemas
pembelajaran konsep banjir agar menarik dan aktif, pada ujungnya guru kerap kali meggunakan
metode ceramah pada setiap pembelajarannya.hal tersebut mengakibatkan rendahya pemahaman
siswa terhadap konsep banjir yang sebenarnya. Maka dalam mengatasi situasi tersebut dilakukan
penelitian berupa Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Banjir Melalui PendekatanProblem
Based Learning (PBL) Berbantuan Media Sederhana. Penghubungan antara konsep sifat-sifat air
dilebur kedalam konsep banjir menjadi kunci suatu konsep yang mesti dipahami. Ini penelitian
yang menggunakan media sederhana sebagai alat bantu pembelajaran, kemudian pembelajaran
dikemas untuk mengatasi masalah yang sering terjadi di lingkungan sekitar agar siswa peka
terhadap masalah lingkungan. Media sederhana yang digunakan berupa botol plastic, kapas, piring
dan air serta sampah-sampah pelastik.Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pola
pemahaman siswa pada konsep banjir dengan caramengelompokan ragam pemahaman siswa
menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemahaman 1, pemahaman 2dan pemahaman 3. Penelitian ini
berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena ditunjukan dengan signifikannya perkembangan
siswa melalui peningkatan pola pemahaman serta bertambahnya siswa yang termasuk ke dalam
kelompok pemahaman tingkat tinggi.Melalui identifikasi jawaban siswa pada Lembar Kerja Siswa
(LKS) teridentifikasi pemahaman 1 meningkat dari 12 orang menjadi 32 orang, pemahaman 2
menurun dari 14 orang menjadi 4 orang sedangkan pemahaman 3 dari 12 orang menjadi 2 orang.
Dari pemahaman yang teridentifiasi, maka simpulan penelitian ini berhasil karena adanya
pertambahan siswa yang masuk kedalam kelompok pemahaman 1.
Kata kunci : Pemahaman Siswa, Problem Based Learning (PBL), Media Sederhana,
Konsep Banjir
1Penulis Penanggung jawab 2Penulis penanggung jawab
Futihat , Effendi Zulkifly, Tatang Suratno. Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep
Banjir Melalui Pendekatan Problem Based Learning Berbantu Media Sederhana.
STUDENT IDENTIFICATION ON UNDERSTANDING THE CONCEPT OF FLOODING PROBLEM BASED LEARNING
APPROACH THROUGH MEDIA ASSISTED SIMPLE
Futihat
Effendi Zulkifly1
Tatang Suratno2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Serang, Universitas Pendidikan
Indonesia
ABSTRAC
Limitations of learning media provided school makes learning the concept of flooding
becomes complicated to be understood by students, teachers and even confused as to package the
learning concept in order to attract and active flood, in the end the teacher often meggunakan
lecture on each lesson. rendahya it resulted in the students' understanding of the concept of an
actual flood. So in dealing with such situations do research in the form of student identification
Understanding Floods In Concept Approach The Problem Based Learning (PBL) Assisted Media
Simple. Linkage between the concept of the properties of water merged into a flood is the key
concept of a concept that must be understood. This study uses a simple media as a learning tool,
then packaged learning to overcome problems that often occur in the environment to make students
sensitive to environmental issues. Simple medium used in the form of plastic bottles, cotton, plates,
water and garbage pelastik. The purpose of this study to identify patterns of student understanding
on the concept of flooding by classifying diverse student comprehension into three groups: one
understanding, comprehension and understanding 3. Research 2 in the form of classroom action
research (PTK) as shown by the significant development of students through improved
understanding of the patterns and the increase of students who belong to the group of high-level
understanding. Through the identification of students' answers on the Student Worksheet (LKS)
identified comprehension 1 increased from 12 people to 32 people, understanding 2 decreased from
14 to 4 votes, while the understanding 3 from 12 to 2 vote. From understanding teridentifiasi, the
successful conclusion of this study for their students gain an understanding entered into the group
1.
Keywords: Comprehension Students, Problem Based Learning (PBL), Simple Media,
Concept of Flood.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PENDAHULUAN
Guru adalah sosok yang
selalu di gugu dan ditiru. Seorang
guru merupakan aktorutama dalam
lakon suatu pendidikan. Dimana guru
memilki peran penting dalam
mendidik anak bangsa di suatu
jenjang pedidikan. Keberhasilan guru
dalam mengajar tidak terlepas dari
hasil yang diberikan oleh peserta
didiknya, baik mencakup aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor
siswa yang terus meningkat.
Pada kenyataannya, kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru
tidak sesuai yang diharapkan,bahkan
dengan berbagai alasan baik
kurangnya media, keterbatasan
waktu sampai bingungnya metode
yang harus digunakan agar sesuai
dengan pembelajaran.untukitu, perlu
adanya inovasi pembelajaran yang
tepat.
Pemilihan strategi
pembelajaran adalah cara guru dalam
mengemas pembelajaran yang lebih
baik. Oleh karena itu memilih suatu
strategi pembelajaraan adalah usaha
guru agar tercipta pembelajaran yang
lebih baik.(Rusmono, 2012, hlm. 22).
Maka guru harus cermat dalam
memilih suatu metode atau cara
mengajar yang sesuai dengan materi
yang disampaikan.
Berhubungan penelitian yang
digunakan adalah Pendekatan
Problem Based Learning (PBL)
berbantuan media senderhana ini
merupakan strategi pembelajaran
yang mengedepankan keaktifan
siswa dalam belajar dengan cara
menyodorkan masalah yang terjadi
disekitar mereka yang harus
dipecahkan, berdasarkan
pengetahuan yang dimilki serta
pengetahuan baru dari berbagai
percobaan yang dilakukan siswa
melalui media sederhana. Media
pembelajaran yang dikemas secara
menarik akan mendapat perhatian
siswa dan memotivasi untuk belajar
dan mengingat kembali pengetahuan
dan keterampilan yang sudah
dipelajari (Widodo, 2010, hlm.175)
Jadi guru dapat mengaitkan
pembelajaran dengan masalah yang
benar-benar terjadi pada lingkungan
siswa dan penggunaaan media
sebagai mediator pengetahuan siswa,
agar mengobarkan semangat belajar
siswa.
Widodo, dkk (2010, hlm. 4)
mengemukakan bahwa pembelajaran
IPA adalah suatu pembelajaran yang
didalamya mempelajari suatu fakta,
kosep, hukum dan teori.Salah satu
yang dikemukakan diatas ialah
membahas suatu fakta lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu
konsep.Conntohnya peristiwa alam
banjir dalam konsepnya.Konsep
banjir adalah salah satu materi dalam
Pembelajaran IPA di Kelas V SD
merupakan materi yang sulit untuk
disajikan karena banyak ditemukan
diberbagai sekolah penyajian konsep
ini sebatas diceritakan oleh sang guru
dengan kata lain guru menggunakan
metode ceramah dalam kegitan
mengajarnya. Berdasarkan studi
pengamatan, hal diatas menimbulkan
kepasifan siwa selama proses
pembelajaran.
Penggunaan metode
konvensional berdampak terhadap
kurangnya motivasi siswa dalam
belajar, apalagimedia yang terbatas
Futihat , Effendi Zulkifly, Tatang Suratno. Identifikasi Pemahaman Siswa Pada
Konsep Banjir Melalui Pendekatan Problem Based Learning Berbantu Media
Sederhana.
mengakibatkan siswa kurang
memahami konsep banjir secara
optimal. Berdasarkan temuan peneliti
hal itu membuat kurangnya
pemahaman siswa dalam memahami
materi secara konsep. Ini terlihat
banyak siswa berpendapat bahwa
banjir terjadi akibat banyak sampah
tanpa mengetahui sebab dan akibat
banjir tersebut terjadi. Serta penilaian
sering kali hanya dilihat dari hasil
pengerjaan soal-soal di LKS
pegangan siswa tanpa memberikan
kesempatan bagi siswa tentang
sejauh mana mereka memahami
suatu konsep yang telah
diajarkan.Hal ini sebagai tugas guru
untuk mengetahui beragam
pemahaman siswa yang berbeda
sesuai daya perekembangan
pemahamannya. Oleh karena itu guru
perlu menganalisis pola pemahaman
anak agar dapat mengetahui masalah
yang berpegaruh terhadap konsepsi
siswa mengenai pembelajaran yang
telah disampaikan.
Perujaran diatas memberikan
suatu masalah yang akan dibahas
meliputi :
1. Bagaimana penerapan pendekatan
Problem Based Learning
berbantumedia sederhanadiSDN
SAYABULU ?
2. Bagaimana pemahaman siswa
pada konsep banjir dengan
menerapkan pendekatan Problem
Based Learning berbantuan media
sederhana dalam pembelajaran
IPA ?
Jadi simpulan penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data
pelaksanaan penerapan pendekatan
Problem Based Learning
(PBL)berbantu media sederhana di
SDN SAYABULU dan
mengidentifikasi bagaimana
pemahaman siswa pada konsep
banjir dengan menerapkan
pendekatan Problem Based Learning
berbantuan media sederhana dalam
pembelajaran IPA.
METODE
Ini penelitian yang
menerapkan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) karena ditujukan untuk
meningkatkan kualitas kinerja guru
dalam mengajar dengan
mendongkrak hasil belajar siswa
melalui perkembangaan pemahaman
siswa. Dalam menunjang
berlangsungnya penelitian Basrowi
dan Suwandi (2008, hlm. 68) berkata
PTK menggunakan system spiral
guna merefleksi diri dimulai dari
empat komponen. Empat
komponentersebut
diataranyaperencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi yang dikemas
dalam suatu siklus secara spiral.
Penelitian dilakukan sebanyak 3
siklus.
Kegiatan penelitian ini
melakukan pembelajaran yang
menerapkan Pendekatan PBL
berbantuan media sederhana pada
kelas V SD Negeri SAYABULU
dengan jumlah 38 siswa, terdiri atas
19 siswa laki-laki dan perempuan.
Lokasi penelitian ini digunakan
berdasarkan temuan peneliti bahwa
masih kurangnya pemahaman siswa
mengenai konsep banjir karena
pembelajaran tersebut masih
menggunaka metode konvensional.
Oleh karena itu, peneliti mencoba
menerapakan PBL berbantuan media
sederhana sebagai strategi untuk
mendongkrak perkembangan
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
pemahaman siswa terkait konsep
banjir.
Pencarian sebuah data
yangvalid, penelitian mengumpulkan
data dengan menggunakan alat
pengumpul data berupa tes,
observasi, wawancara dan studi
dokumentasi.
Tes digunakan pada saat
sebelum dan sesudah dilaksanakan
penelitian.yaitu tes pertama
dilakukan pada saat sebelum
dilaksanakan siklus dan tes yang
kedua dilakukan setelah selesai
ketiga siklus dalam penelitian. hal ini
karena untuk mengetahui perubahan
yang signifikan nilai hasil evaluasi
siswa sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan.
Melalui kegiatan observasi,
peneliti mendapatkan data dan
informasi tentang masalah yang
dibahas.peneliti melakukan studi
pengamatan pada saat pra siklus.
Kemudian observasi dilakuakan
kembali untuk mengamati tindakan
yang dilakukan setiap
siklusnya.Sehingga perubahan dan
peningkatan pembelajaran yang lebih
baik serta perubahan pemahaman
siswa dapat terlihat
perkembanganya.
Selanjutnya setelah tindakan
selesai, peneliti melakukan
pengumpulan data kembali dengan
cara mewawancari guru tetang
perubahan dan peningkatan kualitass
pembelajaran berdasarkan setiap
tidakan yang dilakukan. Lalu peneliti
melakukan wawancara kepada
beberapa siswa tentang pemamahan
konsep banjir secara lisan. Hal ini
dilakukan sebagai pembanding
jawaban siswa secara tertulis dan
lisan.
Untuk mengolah data
pemahaman, maka peneliti mengolah
studi dokumentasi berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) danfoto
kegiatan.LKS digunakan untuk
mendapatkan data pemahaman siswa
secara tertulis sebagai fakta
perkembangan pemahaman siswa
yang berubah setiap
siklusnya.Kemudian foto kegiatan
sebagai bukti pentig telah
dilakukannya penelitian.
Setelah data terkumpul,
kegiatan selanjutnya adalah peneliti
mengolah data untuk mengetahui
keberhasilan penelitian sesuai
instrumen yang digunakan
sebagaimana menurut Zuriah (2006,
hlm. 167) bahwa kualitas instrumen
berpengaruh terhadap kualitas data
yang terkumpul.Dari analis tersebut
peneliti agar menemukan suatu
gambaran atau pengertian bersifat
relative dan umum dalam penelitian
(Zuriah, 2006, hlm 220)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berawal dari perecanaan
dengan membuat desain
pembelajaran sebagai pedoman
tindakan yang akan dilakukandalam
menerapkan pendekatan PBL
berbantuan media sederhana sebagai
perbaikan. Dibawah ini adalah desain
yang dibuat :
Gambar 1.
Futihat , Effendi Zulkifly, Tatang Suratno. Identifikasi Pemahaman Siswa Pada
Konsep Banjir Melalui Pendekatan Problem Based Learning Berbantu Media
Sederhana.
Desain pembelajaran 1
Jenis
Kegiata
n
Prediksi
Respon
Siswa
Antisipa
si
Bantuan
Guru
Memind
ahkan
air dari
botol ke
mangko
k
kenapa guru
memindahka
n air ke
dalam
mangkok
atau wadah
lainnya.
Mengide
ntifikasi
bentuk
air
dengan
konsep
air.
Meletak
an kapas
kedalam
piring
yang
berisi air
Kenapa air
hilang saat
kapas
dimasukan
kedalam
Memberi
kan
penguata
n tentang
resapan
air
Menyus
un botol
dari atas
ke
bawah
Untuk apa
menyusun
botol seperti
itu
Memberi
kan
pemaha
man
tentang
saluran
air
Menuan
gkan air
dari
botol
susunan
paling
atas
Kenapa air
dituangkan
di botol
paling atas
Mendem
onstrasik
an banjir
Jakarta
Kenapa air
terus
menerus
mengalir
kebawah
Diskusi
banjir
Jakarta
Siswa
kebingunan
akibat banjir
Jakarta
Melakuk
an
refleksi
percobaa
n yang
telah
dilakuka
n
Kegiatan selanjutnya adalah
melaksanakan tindakan I yaitu
implementasi dari desain yang
dibuat.Pada Tindakan terdapat
percobaan banjir dengan
menggunaka media sederhana yaitu
botol bekas yang beri lubang
dibagian badannya, air dan
wadah.Percobaan tersebutberkaitan
dengan masalah banjir, dan
penekanan tentang banjir Jakarta
melalui percobaan air yang mengalir
dari saluran yang tinggi ke salura
rendah. Hal tersebut dilakukan
melalui menyusun botol membentuk
saluran yang tinggi sampai ke
saluran rendah, kemudian air
dituangkan dari saluran yang paling
atas agar air mengalir ke saluran
yang dibawahnya.Berikut suasana
saat tindakan berlangsung: “Airnya
mengalir dari botol atas ke botol
bawah“ ujar siswa. Sedangkan siswa
lainberbicara “banjir, botol yang di
bawah banjir, soalnya airnya terus
jalan dari atas.”Pemahaman diatas
didapat dari hasil percobaan.
Selama tindakanberlangsung,
peneliti melakukan pengamatan
terhadap guru dan siswa.kegiatan
guru dalam mengajar hampir
memenuhi komponen PBL.
Kemudian pengamatan pemahaman
siswa muncul sedikit pemahaman
siswa mengenai konsep sesuai
kriteria yang diharapkan.
Selanjutnya refleksi diri
sebagai cerminan sejauh mana
keberhasilan metode yang digunakan
denganmenganalisis jawaban siswa
melaluiLKS. Hasil analisis
pemahaman siswa pada siklus awal
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
memunculkan 3 kelompok
pemahaman diantaranya :
Gambar 2.
Pemahaman 1 siklus I
Pemahaman 1, siswa sudah
mengetahui konsep sifat air yang
mengalir dari dataran tinggi ke
dataran rendah. Contohnya Bogor
adalah daerah dataran yang tinggi
yang jarang terjadi banjir sedangkan
Jakarta adalah daerah yang
datarannya rendah maka Jakarta
rawan banjir.
Gambar 3
Pemahaman 2 siklus I
Pemahaman 2 siswa
merupakan jawab siswa yang hampir
mendekati jawaban yang sebenarnya
yaitu terlihat ada jawaban yang
kurang lengkap seperti air dapat
berjalan, jika air tidak jatuh pada
tempatnya maka akan banjir.
Kemudian kota Bogor tidak banjir
karena Bogor mempunyai saluran,
penampungan dan resapan air yang
cukup.
Gambar. 4
Pemahaman 3 siklus I
Gambar diatas menjelaskan
bahwa pemahaman siswa belum
mendekati jawaban yang
sebenarnya.Siswa
mengkomunikasikan bahwa air itu
harus ada tempat kalau tidak ada
tempat banjir.Kemudian siswa
berkata “Bogor adalah daerah yang
rendah dan disana hanya hujan
gerimis jadi tidak banjir”.Serta
alasan Jakarta banjir karena di
Jakarta mempunyai banyak air.
Pada siklus kedua peneliti
melakukan perencanaan kembali
yaitu membuat Desain 2, desain ini
tidak jauh beda dengan siklus awal,
tetap mengaitkan dengan konsep
sifat air dan konsep banjir serta
benda lain yang mempengaruhi.
Contohnya banjir terjadi akibat
saluran air yang tidak berfungsi
dengan baik karena ada sesuatu yang
menyubat air sehingga air akan
meluap dan membanjiri daerah yang
saluran airnya tersumbat karena
sampah.
Futihat , Effendi Zulkifly, Tatang Suratno. Identifikasi Pemahaman Siswa Pada
Konsep Banjir Melalui Pendekatan Problem Based Learning Berbantu Media
Sederhana.
Gambar 5.
Desain Pembelajaran 2
Berikut adalah gambaran
prediksi yang direncanakan :
Jenis
Kegiatan
Prediksi
Respon
Siswa
Antisipasi
Bantuan
Guru
Menyusu
n botol
dari atas
kebawah
kenapa
melakuka
n
percobaa
n seperti
itu lagi
Menguatkan
konsep
banjir degan
konsep sifat
air yaitu air
mengalir
dari atas ke
bawah
Guru
memasuk
an
pelastik
bekas
permen
kedalam
salah satu
botol
Siswa
bingung
kenapa
guru
memasuk
an
sampah
kedalam
botol
Percobaan
banjir akibat
sampah
kenapa
air tupah
di botol
tegah
Penguatan
sampah
mengakibat
kan banjir
Diskusi
tentang
banjir di
jalan
Kenapa
dijalan
bisa
banjir
Diskusi
dengan
teman,
refleksi
percobaan
sebelumnya
Refleksi
yang
harus
dilakukan
Kalau
supaya
tidak
banjir
Pencegahan
banjir
Implementasikan desain
duauntuk mengembangkan
pemahaman siswa yang lebih
mendalam yaitu memahami kosep
banjir karena sampah serta
mengetahui bagaimana mencegah
banjir melalui percobaan dengan
menyusun kembali botol dan
menuangkan air pada botol susunan
paling atas kemudian memasukan
sampah kedalam salah satu botol.
Berikut cuplikan respon siswa: salah
satu siswa berkata ”ko buangnya
disini?,airnya jadi mampet, airnya
keluarnya sedikit-sedikit, nanti botol
yang ditengah airnya tumpah”,
kemudian guru memberikan
pertanyaan dimana letak banjir?
siswa lain menjawab”di botol tengah,
soalnya botol dari atas airnya terus
mengalir, sedangkan untuk ke botol
yang lain tersumbat sama sampa, jadi
di botol tengah banjir”. selanjutnya
untuk memahami konsep lebih jelas
siswa melakukan percobaan kembali
dengan kelompoknya masing-masing
dan respon dari salah satu kelompok
berkata ”bu, lihat airnya mampet di
botol yang tengah, terus banjir!”.
Setelah itumelanjutkan
melakukan observasi terhadap guru
dan siswa untuk melakukan
perkembangan dari siklus
sebelumnya.Ternyata hasil observasi
menyatakan guru dapat melakukan
komponenpembelajaran sesuai
prosedur PBL, serta pola pemahaman
siswa teridentifikasi berkembang dari
siklus sebelumnya.
Terakhir pada siklus dua,
merefleksi kembali jawaban siswa
untuk mengidentifikasi pola
pemahaman.Dalam pengelompokan
pemahaman terjadi pertambahan
siswa yang masuk kedalam
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
kelompok pemahaman 1 dan
berkurangnya kelompok pemahaman
3. Berikut pola pemahaman siswa
yang teridentifikasi kedalam
kelompok pemahaman :
Gambar 6
Pemahaman 1 siswa siklus II
Pemahaman siswa sangat
memahami perbedaan percobaan
banjir sebelumnya dengan percobaan
banjir yang baru saja dilakukan.Pada
soal no. 1 sebelah kiri siswa
menjelaskan banjir terjadi di dataran
rendah karena air mengalir lancar
dari dataran tinggi ke dataran rendah
tanpa ada sampah yang menghalangi
saluran air.selanjutnyasiswa
menuliskan pemahamannya
disebelah kanan menjelaskan saluran
yang sama menyebabkan banjir yang
berbeda tempat karena ada sesuatu
yang menyumbat disalah satu
saluran, jadi banjir tidak selalu
terjadi di dataran rendah karena
daerah yang saluran airnya tersumbat
akan rawan terjadi banjir.Maka
banjir yang sering dialami Indonesia
adalah banjir yang disebabkan oleh
tersumbatya selokan karena sampah.
Gambar 7
Pemahaman 2 siklus II
Siswa memahami banjir
akibat adanya sampah tanpa
menerangkan penyebab sampah yang
akan menyumbat air dan berpendapat
karena sampah air akan meluap dan
banjir.
Selanjutnya siswa bisa
mendeskripsikan bagaimana
penyebab banjir yang terjadi di jalan
dan permukiman yaitu dikarenakan
manusia sering membuang sampah si
selokan maupun di jalan akibatnya.
Lalu siswa memahami apa
yang harus dilakukan agar banjir
tidak terjadi dengan hasil analisis
mereka setelah melakukan percobaan
dan pelaksanaan pembelajaran siswa
memahami bahwa untuk mencegah
banjir dengan cara jangan membunag
sampah sembarangan dan harus
menjaga lingkungan alam sekitar.
Futihat , Effendi Zulkifly, Tatang Suratno. Identifikasi Pemahaman Siswa Pada
Konsep Banjir Melalui Pendekatan Problem Based Learning Berbantu Media
Sederhana.
Gambar 8
Pemahaman 3 siklus 2
Siswa mendeskripsikan secara
intinya saja tanpa menjelaskan secara
rinci sebab akibatnya.Siswa
menguraikan bahwa jika air terus
menenerus banjir. Ini artinya siswa
memahami air yang datang terus
menerus dari dataran tinggi ke
dataran selanjutnya akan
menyebabkan banjir. Hujan yang
terus turun dan mengaliri selokan
yang tersumbat oleh sampah akan
menyebabkan banjir, tutur siswa
dalam memahami konsep banjir.
Pada pemahaman ini juga siswa
belum bisa mengkomunikasikan
dengan jelas, hal ini bisa dilihat
bahwa siswa menjawab untuk
mencegah banjir sampah-sampah
tidak boleh tercegah, artinya siswa
belum bisa merangkai kata dengan
baik untuk mengkomunikasikan
pemahamannya.
Supaya mendapatkan hasil
yang signifikan, peneliti
melanjutkan penelitian kepada
siklus III.Rencana kegiatan
pembelajaran pada siklus III adalah
merancang kembali pembelajaran
dengan menggunakan Desain
Pembelajaran terbaru.
Pembelajran yang dirancang
adalah mengaitkan percoban
sebelumnya untuk memecahkan
masalah banjir yang terjadi disekitar
sekolah, sehingga mereka dapat
melihat secara langsung proses
terjadinya banjir setiap hari.
Dibawah ini desain ketiga yang
dibuat :
Gambar 9
Desain pembelajaran 3
Jenis
Kegiatan
Prediksi
Respon
Siswa
Antisipasi
Bantuan
Guru
Pemecah
an banjir
lampu
merah
Graha
siswa
bertanya
bu
memang
nya
kenapa
lampu
merah
Grahaba
banjir
Diskusi
dengan
teman dan
menginga
t
percobaan
yang telah
dilakuka
sebelumn
ya
Menyusu
n botol
kembali
dan
menuang
kan air di
botol
susunan
paling
atas
Siswa
mempre
diksi
sebab
akibat
banjir
Penguatan
konsep
banjir
secara
realita
yaitu
sebab
akibat
banjir di
daerahnya
Diskusi
Pemecah
an
masalah
bagaiman
a cara
mencega
hnya
Siswa
menjawa
b jangan
membua
ng
sampah
sembara
ngan
Penguatan
pencegah
an banjir
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Ditahap siklus tigatindakan
yang dilakukan adalah membagi
siswa kedalam kelompok kecil, dan
guru mengulas kembali bertanya
tentang konsep banjir yang telah
diajarkan sebelumnya.Lalu
perwakilan siswa diminta untuk
mempresentasikan kepada teman
sekelasnya menggunakan alat
peraga.Selanjutnya guru menyajikan
masalah tentang banjir kepada siswa,
siswa harus memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru dengan
berdiskusi kepada temannya. Dan ini
jawaban dari kelompok 5 ” kenapa di
lampu merah Graha banjir ? karena
di Lampu Merah Graha adalah
termasuk dataran rendah jadi air
yang dari dataran tinggi mengalir ke
lampu merah graha sehingga lampu
merah graha banjir, terus dilampu
merah grah itu saluran airnya banyak
sampahnya, maka saluran airnya
tersumbat dan banjir.” kemudian
siswa memaparakan cara pencegahan
banjir Lampu Merah Graha
”Sebutkan cara untuk mencegah
banjir !, cara mencegah banjir
dengan menjaga lingkungan untuk
membuang sampah pada tempatnya,
tidak membuang sampah disungai
atau saluran air, membersihkan
saluran air atau selokan secara rutin,
menanam pohon dan tidak menebang
pohon secara liar.”
Selanjutnya peneliti
melakukan kegiatan observasi
terakhir terhadap guru dan siswa.
Hasil observasi menunjukan guru
dalam melaksakan komponen
pembelajaran PBL berbantuan media
sederhana dengan lebih baik, serta
keaktifan siswa dalam memahami
konsep banjir lebih baik dari siklus-
siklus sebelumya, hal ini dapat
dilihat pemahaman siswa sudah
sampai memberikan solusi sebagai
pemecahan masalah yang mereka
hadapi.
Terakhir adalah peneliti
merefleksi keberhasilan tindakan
yang dilakukan selama penelitian
dengan mengidentifikasi kembali
pola pemahaman siswa pada konsep
banjir.berikut perkembangan
pemahaman siswa :
Gambar 10
Pemahaman 1 siklus III
Gambar 11
Lanjutan pemahaman 1 siklus III
Siswa pada tahap ini dapat
menjelaskan secara rinci asal mula
dan akibat banjir.Misalnya banjir
dijakarta dikarenakan Jakarta adalah
termasuk darah dataran yang rendah
dan banyak sampah yang
menyumbat saluran air yang ada
disana. Banjir Jakarta berawal dari
Futihat , Effendi Zulkifly, Tatang Suratno. Identifikasi Pemahaman Siswa Pada
Konsep Banjir Melalui Pendekatan Problem Based Learning Berbantu Media
Sederhana.
hujan yang turun dari dataran tinggi
seperti bogor, air mengalir terus ke
dataran yang paling rendah
kemudian air meluap ke Jakarta
disebabkan Jakarta tidak mempunyai
daya respan yang bagus dan samapah
banyak menyumbat saluran-saluran
airnya.
Gambar 12
Pemahaman 2 siklus III
Gambar 13
Lanjutan Pemahaman 2 siklus III
Uraian pada pemahaman 2
siswa ini adalah jawaban siswa yang
mulai berkembang namun ada salah
satu konsep yang hilang serta
mendambahkan pengetahuan lain
yang ia ketehui. Contohnya siswa
mendeskripsikan Jakarta banjir
karena sering terjadi huja, limbah
pabrik yang selalu dibuang di sungai
serta sungai yang meluap akibat
banyaknya sampah.Jadi disini, siswa
tidak mengaitkan konsep sifat air
yang mengalir dari datarn tinggi ke
datran rendah.
Gambar 14
Pemahaman 3 siklus III
Gambar 15
Lanjutan pemahaman 3 siklus III
Pada siklus ini ditemukan
pemahaman siswa yang tidak
berkembang dengan baik, yakni
siswa tidak bisa mengkomunikasikan
pemahaman yang diterimannya saat
belajar, setelah diidentifikasi, anak
yang berkaitan memiliki gangguan
keterlambatan dalam belajar.Setiap
siklus siswa tersebut hanya
berkembang sedikit karena hanya
menjawab dengan gambar.
Akhirnya peneliti
merekapitulasi identifikassi
pemahaman siswa. Berikut data
rekapitulasi pemahaman.
Rekapitulasi Identifikasi Pemahaman
Siswa
Perte
muan
Banyak siswa (orang)
Pema
hama
n 1
Pema
hama
n 2
Pemah
aman
3
Pra
Siklus
0 0 0
Siklus
I
12 14 12
Siklus
II
18 17 3
Siklus
III
32 4 2
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Diagram
Rekapitulasi identifikasi
pemahaman siswa
Disimpulkan bahwa ada
peningkatan siswa yang massuk
kedalam kelompok pemahaman 1.
Dimulai dari 0 sampai 32 orang
siswa.
KESIMPULAN
Penyajian pembelajaran PBL
berbantuan media sederhana pada
materi konsep banjir merupakan
metode pembelajaran yang aktif,
kreatif dan inovatif hal ini diunjukan
dengan adanya percobaan konsep,
diskusi serta pembebasan siswa
dalam memberikan pendapat dan
pemahamannya.pembelajarantersebu
t bertujuan utuk memecahkan
masalah baik secara individu
maupun kelompok serta dalam
penelitian ini perkembangan pola
pemahaman teridentifikasi ada 3
kelompok pemahaman yaitu
kelompok pemahaman 1,
pemahaman 2 dan pemahaman 3.
Hasil penelitian menyimpulkan
kelompok pemahaman 1 bertambah
dari 12 orang menjadi 32 orang.
BIBLIOGRAFI
Basrowi & Suwandi.(2008).
Prosedur Penelitian Tindakan
Kelas.Bogor : Ghalia Indonesia
Rusmono. (2012). Strategi
Pembelajaran dengan Problem
Based Learning itu Perlu. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Widodo, A. dkk. (2010). Pendidikan
IPA di Sekolah Dasar. Bandung :UPI
Press
Zuriah, N. (2006). Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan
Teori - Aplikasi. Malang :Bumi
Aksara
0
10
20
30
40
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Pemahaman 1
Pemahaman 2
Pemahaman 3