IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA … · oleh siswa kelas V SD Negeri Tempak 1 tahun...
Transcript of IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA … · oleh siswa kelas V SD Negeri Tempak 1 tahun...
i
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI VOLUME BANGUN RUANG
(TABUNG, BALOK, KUBUS)
PADA SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Alan Trisna Bati
NIM : 111134120
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku terima kasih atas doa dan
dukungannya selama ini. Kedua kakakku, teman-teman, seluruh warga SD
Negeri Tempak 1 terima kasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Sedikit Bicara, Banyak Bekerja
Lebih baik memecahkan masalah dari pada
membuat masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Bati, Alan Trisna. (2015). Identifikasi Miskonsepsi Pembelajaran Matematika
Materi Volume Bangun Ruang (Tabung, Balok, Kubus) Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar. (Skripsi). Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami
oleh siswa kelas V SD Negeri Tempak 1 tahun pelajaran 20014/2015 tentang
materi menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung
serta menemukan apa saja faktor yang menyebabkannya.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Tempak 1 pada bulan Januari 2015, dengan subjek
partisipan 22 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis dan
wawancara. Tes tertulis berupa soal uraian yang digunakan untuk mengetahui
miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Analisis data menggunakan deskriptif
kualitatif. Analisis tes digunakan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami
siswa berdasarkan hasil jawaban siswa dan memperoleh nilai akhir siswa
kemudian analisis wawancara digunakan untuk menemukan apa saja faktor
penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Subjek wawancara adalah siswa
yang mengalami miksonsepi berdasarkan nilai akhir yang rendah.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) siswa mengalami miskonsepsi
dalam materi menghitung volume balok yakni siswa salah dalam menentukan
rumus yang tepat untuk menghitung volume balok, siswa terbalik dalam
penggunaan rumus menghitung volume balok dengan menghitung volume kubus,
(2) miskonsepsi dalam menghitung volume tabung yakni siswa tidak tepat dalam
penggunaan phi antara 3,14 dengan
. Miskonsepsi yang dialami siswa
merupakan jenis miskonsepsi teoritik.
Kata Kunci : miskonsepsi teoritik, volume balok, volume tabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Bati, Alan Trisna. (2015). Identification of Learning Math Misconceptions
Material of Volume (Cylinder, Beam, Cube) of the fifth graders of
Elementary School. (Skripsi). Yogyakarta. Faculty of Education and
Teachers Training. Primary School Teacher Education. Sanata Dharma
University.
The Objective of this research were to know had been around by the fifth
graders of SD Negeri Tempak 1 in the school year 2014/ 2015 about calculate the
material of volume especially Beam, Cube and cylinder as well as finds what are
the factors that cause it.
The kind of this research belongs to qualitative descriptive. This research
was conducted in SD Negeri Tempak 1 in January 2015, subject of the participant
is 22 students. The technique of data collection was obtained by written test and
interview. Written test like essay is used to know the misconception that
experienced by students. Data analysis use qualitative descriptive. Test analysis
are used to know the misconception that experienced based on the results of the
students’ answer and obtain a final score of students and then interview analysis
are used to find out what the factor cause the misconception that experienced by
students. The subject of interview is students who experience the misconception
and become the subject based on the final score with the low score.
The result of this research shows that: (1) students experience the
misconception to calculate the volume of material in the beam is the students were
wrong to determine exact formula to calculate the volume of the beam, students
overturned in the use of the formula to calculate the volume of the beam with
calculate the volume of cube, (2) the misconception in calculating the volume of
cylinder which students are not precise in the use of phi between 3.14 and
. The
misconception that a student is kind of a misconception to theoretic.
Key words: misconception to theoretic, volume cylinder. Volume beam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, cinta dan karunia-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “IDENTIFIKASI
MISKONSEPSI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI VOLUME
BANGUN RUANG (TABUNG, BALOK, KUBUS) PADA SISWA KELAS V
DI SEKOLAH DASAR” dengan lancar sesuai dengan waktu yang diharapkan.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata
Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik,
tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Kaprodi PGSD.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakaprodi PGSD.
4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., dosen pembimbing I yang telah
membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah
membimbing peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Wurmiyati, S. Pd. SD., Kepala Sekolah SD Negeri Tempak 1, yang
telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
E. Batasan Istilah ............................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. Konsep ...................................................................................................... 8
B. Macam-Macam Konsep ............................................................................. 9
C. Memahami Konsep .................................................................................... 10
D. Konsepsi .................................................................................................... 10
E. Pengertian Miskonsepsi ............................................................................. 11
F. Penyebab Miskonsepsi ............................................................................... 12
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
G. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi ...................................................... 16
H. Pembelajaran Matematika .......................................................................... 19
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................................................. 19
2. Hakikat Matematika............................................................................ 20
3. Pengertian Pembelajaran Matematika ................................................ 21
I. Bangun Ruang ............................................................................................. 23
J. Volume Bangun Ruang ............................................................................... 23
1. Balok .................................................................................................. 23
2. Kubus ................................................................................................. 25
3. Tabung ............................................................................................... 26
K. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 28
L. Kerangka Pikir ........................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 34
B. Setting Penelitian ....................................................................................... 35
C. Desain Penelitian ....................................................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 38
F. Kredibilitas dan Transferbilitas .................................................................. 43
G. Metode Analisis Data ................................................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 46
B. Deskripsi Hasil Penentuan Subjek Penelitian ............................................ 47
C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 48
1. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 48
2. Data Hasil Uji Instrumen Tes ............................................................ 50
D. Analisis Data Penelitian ............................................................................. 51
E. Pembahasan ............................................................................................... 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................................ 73
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 74
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Saran .......................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
LAMPIRAN ........................................................................................................ 77
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................................. 38
Tabel 3.2. Hasil Validasi................................................................................................... 39
Tabel 3.3. Rentang Skor Lembar Validasi ........................................................................ 40
Tabel 4.1. Subjek Wawancara .......................................................................................... 48
Tabel 4.2. Daftar Pelaksanaan Wawancara ...................................................................... 49
Tabel 4.3. Nilai Akhir Siswa ............................................................................................ 50
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek DS kode siswa N6 .......................... 54
Tabel 4.5 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek WD kode siswa N10 ....................... 58
Tabel 4.6 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek DN kode siswa N14 ........................ 61
Tabel 4.7 Triangulasi Teknik Soal nomor 3 Subjek ER kode siswa N18 ........................ 63
Tabel 4.8 Triangulasi Teknik Soal nomor 5 Subjek ER kode siswa N18 ........................ 66
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Validasi Instrumen Soal Tes ............................................................. 78
Lampiran 2. Validasi Pedoman Wawancara ......................................................... 84
Lampiran 3. Uji Empiris Instrumen Tes ............................................................... 86
Lampiran 4. Soal-Soal yang digunakan untuk Mengetahui Miskonsepsi Siswa .. 90
Lampiran 5. Hasil Pekerjaan Siswa yang Menjadi Subjek Wawancara ............... 92
Lampiran 6. Hasil Wawancara pada Subjek ......................................................... 104
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ......................................................................... 109
Lampiran 8. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ....................... 110
Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan suatu sistem terdiri dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi, berhubungan dan bergantung satu sama
lain. Proses pembelajaran yang terjadi dalam lingkungan sekolah yaitu adanya
interaksi antara guru dengan siswa. Guru sebagai fasilitator bagi siswa
bertugas menyampaikan informasi kepada siswa tentang materi-materi yang
dibutuhkan siswa. Belajar tidak sebatas memperoleh informasi tetapi belajar
untuk memahami proses membuat koneksi (keterkaitan), menggunakan
pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu wawasan
yang bermakna. Belajar dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam
kehidupan manusia sehari-hari.
Sumber belajar dapat berupa manusia yang berfungsi sebagai
fasilitator ataupun non manusia seperti buku, siaran radio dan televisi,
rekaman bahan belajar pandang dan dengar, alam semesta, dan masalah yang
dihadapi (Basleman dan Mappa 2011: 2). Siswa memperoleh informasi atau
pengetahuan tidak hanya berdasarkan pemberian dari guru, tetapi dapat saja
siswa memiliki pengetahuan selain dari lingkungan sekolah, misalnya dari
lingkungan keluarga, masyarakat serta media elektronik. Terkadang informasi
atau pengetahuan yang sudah diperoleh siswa dari lingkungannya tidak sesuai
dengan konsep pemahaman yang benar. Siswa sebelum mengikuti proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran secara formal di sekolah sudah membawa konsep awal. Konsep
awal yang siswa bawa tersebut kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan
dengan konsep yang diterima oleh para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai
dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep
(Suparno, 2008: 2). Suatu konsep dipahami secara benar bila tidak terjadi
kesalahan pemahaman atau salah konsepsi yang dapat terjadi pada siapa saja
(Budi, 1992: 129).
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di
masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini (KTSP
2006: 147).
Menurut Depdiknas (2006: 148), mata pelajaran Matematika
diberikan kepada siswa agar siswa memiliki kemampuan: (1) Memahami
konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan megaplikasikan
konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika; (3)
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
merancang model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh; (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lainya untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5)
Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam meperlajari Matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Mata pelajaran Matematika di sekolah dasar terdapat beberapa materi
yang diberikan kepada siswa salah satunya adalah materi tentang menghitung
volume bangun ruang. Volume adalah suatu konsep pada materi pembelajaran
Matematika yang harus dikuasai oleh siswa khususnya kelas V. Materi ini
dipelajari oleh siswa tidak hanya di sekolah dasar saja tapi nantinya akan
bekelanjutan di jenjang sekolah berikutnya. Proses pembelajaran siswa di
sekolah dalam mempelajari materi tingkat pemahaman antara siswa satu
dengan yang lainya tidaklah sama. Tingkat pemahaman siswa yang berbeda
tersebut dapat menimbulkan kelasahan konsep atau miskonsepsi pada siswa
yang tingkat pemahamanya rendah. Miskonsepsi siswa dapat disebabkan
karena siswa sendirilah yang mengolah dan mencoba mengambil makna dan
pengertian dalam dirinya (Suparno 1998: 28). Kesalahan konsep atau
miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena beberapa penyebab selain tingkat
pemaham siswa yang rendah, guru dapat menjadi sumber penyebab
miskonsepsi karena dalam menyampaikan materi pembelajaran guru
mengalami miskonsepsi. Kemudian buku pegangan siswa dapat menyebabkan
miskonsepsi karena salah dalam penulisan buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pada saat peneliti melakukan pengamatan metode mengajar guru di
kelas V di SDN Tempak 1 Candimulyo, Magelang pada hari Kamis, 2
Oktober 2014, peneliti mengamati proses pembelajaran Matematika pada
materi menghitung volume bangun ruang. Guru kelas dalam mengajarkan
materi tentang volume bangun ruang masih salah dalam membedakan tinggi
limas atau sisi miring limas untuk mencari volumenya. Pada saat menjelaskan
rumus menghitung volume limas segitiga guru tidak tepat dalam menentukan
tinggi segitiga yang menjadi alas limas. Kejadian tersebut memungkinan
dapat menyebabkan kesalahan konsep atau miskonsepsi pada siswa dalam
memperlajari materi menghitung volume bangun ruang.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tetang miskonsepsi yang terjadi terhadap bangun selain
limas yaitu pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok,
kubus dan tabung. Peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui
salah konsep atau miskonsepsi pada materi volume yang dialami siswa serta
apa saja faktor penyebabnya peneliti yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi
Pembelajaran Matematika Materi Menghitung Volume Bangun Ruang
Khususnya Balok, Kubus dan Tabung pada Siswa Kelas V Di SDN Tempak
1 Candimulyo Magelang”
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada identifikasi
miskonsepsi yang dilakukan siswa dan faktor penyebab miskonsepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pembelajaran Matematika sekolah dasar kelas V di SDN Tempak 1
Candimulyo Magelang tentang pengukuran volume bangun ruang khususnya
balok, kubus dan tabung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalahnya adalah:
1. Jenis miskonsepsi apa yang dialami siswa kelas V SDN Tempak 1
Candimulyo Magelang tentang menghitung volume bangun ruang
khusunya balok, kubus dan tabung?
2. Apa faktor yang menyebabkan terjadi miskonsepsi tentang pengukuran
volume bangun ruang balok, kubus dan tabung pada kelas V di SDN
Tempak 1 Candimulyo Magelang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan temuan salah konsep atau miskonsepsi, tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan miskonsepsi yang dilakukan siswa terkait konsep
menghitung volume bangun ruang pada kelas V di SDN Tempak 1,
Candimulyo, Magelang.
2. Faktor yang menyebabkan miskonsepsi terkait konsep menghitung volume
bangun ruang pada kelas V di SDN Tempak 1, Candimulyo, Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Batasan istilah
1. Konsep adalah hasil atau perolehan yang penting dalam proses belajar
yang abstrak baik positif maupun negatif kemudian mampu memahaminya
dan didefinisikan sendiri.
2. Konsepsi adalah kemampuan seseorang dalam memahami suatu konsep
yang diperoleh dari lingkunganya.
3. Miskonsepsi adalah pemahaman konsep seseorang yang berbeda dengan
konsep-konsep yang sudah diartikan oleh para ahli.
4. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat dedukti dan terbukti
kebenaranya kemudian matematika dapat menjadi alat komunikasi antara
orang satu dengan yang lainya dalam menyampaikan gagasan atau ide.
5. Bangun ruang adalah suatu bangun yang mempunyai sisi, rusuk dan titik
sudut yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Praktis
1. Bagi guru
Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan jenis
miskonsepsi dan faktor penyebabnya terkait konsep menghitung
volume bangun ruang khususnya tabung, balok dan kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Bagi peneliti
Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
pengajaran kelak saat mengajar langsung pada mata pelajaran
matematika.
b. Manfaat Teoritis
Dapat menambah pengetahuan bidang pendidikan dasar terutama pada
miskonsepsi yang dialami siswa SD terkait konsep menghitung volume
bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung untuk siswa kelas lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep
Menurut Bahri (2011: 30-31), konsep adalah satuan arti yang
mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Konsep
dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep
konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam
lingkungan fisik. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili
realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan
hidup fisik.
Konsep merupakan perolehan makna yang penting dari belajar.
Makna atau arti konsep tersebut di peroleh dari kejadian yang dialaminya
baik positif maupun negatif. Sekali memperoleh konsep, peserta didik akan
mampu mengenal hal atau kejadian dan mampu memberikan definisi verbal
dari konsep tersebut (Blaseman dan Mappa 2011: 67).
Bell (dalam Purwanto, 2011: 236) manyatakan bahwa konsep adalah
ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau
penggolongan. Konsep dalam Matematika sering diungkapkan melalui
definisi atau contoh-contoh. Misalnya, konsep kekontinuan fungsi merupakan
ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan apakah suatu fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kontinu atau tidak. Ide abstrak ini dibatasi dengan ungkapan yang berupa
“definisi kekontinuan fungsi”. Suatu konsep pada umumnya disusun atau
dibentuk dari konsep-konsep lain, fakta-fakta atau aksioma-aksioma yang
sudah dikenal sebelumnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa
konsep adalah hasil atau perolehan yang penting dalam proses belajar yang
abstrak baik positif maupun negatif kemudian mampu memahaminya dan
didefinisikan sendiri.
B. Macam-Macam Konsep
Berdasarkan bentuknya konsep dapat dibedakan menjadi 3 jenis
menurut Amien (1987: 18), yaitu:
a. Konsep klasifikasional, mencangkup bentuk konsep yang
didasarkan atas klasifikasi fakta-fakta kedalam bagan yang
terogranisir. Misal mengklasifikasikan konsep segitiga atau konsep
trigonometri.
b. Konsep korelasional, mencangkup kejadian-kejadian khusus yang
saling berhubungan, atau observasi-observasi yang terdiri dari atas
dugaan terutama berbentuk formulasi prinsip-prinsip umum. missal
konsep luas persegi panjang sebagai hasil kali dari panjang kali
lebar.
c. Konsep teoritik, mencangkup bentuk konsep yang mempermudah
kita dalam mempelajari fakta-fakta atau kejadian-kejadian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sistem yang terorganisir. Misalnya konsep titik, bilangan,
himpunan.
C. Memahami Konsep
Menurut Budi (1992: 114), salah satu tujuan belajar adalah
memahami suatu materi dan usaha siswa tersebut perlu diukur tingkat
keberhasilannya. Untuk dapat memutuskan apakah seseorang memahami
konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat
menunjukan pemahaman tersebut.
Beberapa indikator yang menunjukan pemahaman seseorang akan
suatu konsep antara lain (1) Dapat menyatakan pengertian konsep dalam
bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri, (2) Dapat menjelaskan makna
dari konsep bersangkutan kepada orang lain, (3) Dapat menganalisis
hubungan antara konsep dalam suatu hukum, (4) Dapat mempelajari konsep
lain yang saling berkaitan, (5) Dapat membedakan konsep yang satu dengan
konsep yang lain yang saling berkaitan.
D. Konsepsi
Konsepsi dapat didefinisikan sebagai tafsiran perorangan atau
individu terhadap suatu konsep (Berg, 1991). Contohnya konsep bola, bola
dapat ditafsirkan oleh seorang anak sebagai suatu benda kecil, bulat dan
menggelinding. Sedangkan menurut Budi (1992: 114-115), konsepsi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sebagai kemampuan memahami konsep, baik yang diperoleh dari indera
maupun kondisi lingkungan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
konsepsi adalah kemampuan seseorang dalam memahami suatu konsep yang
diperoleh dari lingkunganya.
E. Pengertian Miskonsepsi
Menurut Suparno (2005 : 2), miskonsepsi adalah konsep awal yang
siswa bawa kadang-kadang tidak sesuai atau bertentangan dengan konsep
yang diterima para ahli. Konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep
ilmiah. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang
tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para
pakar dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal,
kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif
atau pandangan yang naif. Flower (dalam Suparno, 2005: 5) menyatakan
bahwa miskonsepsi adalah sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep ,
penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,
kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-
konsep yang tidak benar.
Budi (1992: 114-115) mengungkapkan bahwa kesalahan konsep atau
miskonsepsi adalah terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan
yang lain dalam mempelajari konsep untuk menangkap makna konsep
melalui proses persepsi melalui tahap-tahap perekaman informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
miskonsepsi adalah pemahaman konsep seseorang yang berbeda dengan
konsep-konsep yang sudah diartikan oleh para ahli.
F. Penyebab Miskonsepsi
Menurut Budi (1992: 115) empat sumber yang mungkin
menyebabkan terjadinya salah konsep adalah guru (dosen), proses mengajar,
siswa, buku pegangan (buku ajar). Buku ajar atau bahan ajar yang akan
disajikan mepengaruhi dalam pemilihan jenis strategi belajar yang akan
digunakan (Basleman dan Mappa 2011: 44). Salah konsep bukan
memonopoli siswa, dan terjadi dimana saja (Euwe & Berg, 1991: 2-3). Bila
salah konsepsi terjadi pada siswa maka kesalahan yang sama dapat terjadi
pada guru (dosen) atau pengajar pada umumnya. Konsepsi salah yang
diperoleh dari proses belajar mengajar tidak pernah diremidiasi karena tidak
disadari sebagai kelasalahan, tetap merupakan konsepsi yang salah. Bila
terjadi salah konsepsi pada guru tentu tidak mustahil tidak terjadi salah
konsepsi pada siswa. Sebaliknya bila tidak terjadi salah konsepsi pada guru,
tidak berarti bahwa tidak akan terjadi salah konsepsi pada siswa. Konsepsi
yang dibentuk melalui proses belajar mengajar, kesalahanya dapat disebabkan
oleh proses belajar mengajarnya sendiri. Buku sumber (buku ajar) dapat
merupakan salah satu konsepsi yang potensial. Sumber kesalahan itu dapat
berupa salah konsepsi yang dimiliki penulis. Yaitu terjadi salah tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perbedaan ide penulis dengan apa yang tertulis, atau uraian yang dapat
menimbulkan penafsiran dan penyimpulan yang salah.
Menurut Suparno (2005: 29), secara garis besar penyebab
miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu; siswa, guru, buku
teks, konteks, dan metode mengajar.
1) Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokan dalam
beberapa hal, antara lain:
a. Prakonsepsi atau konsep awal siswa, banyak siswa sudah
mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu
bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah
bimbingan guru. Konsep awal ini sering mengandung
miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh orangtua,
teman, sekolah awal, dan pengalaman dilingkungan siswa.
b. Pemikiran asosiatif siswa, asosiatif siswa terhadap istilah
sehari-hari kadang-kadang juga membuat miskonsepsi.
c. Pemikiran Humanistik, siswa kerap kali memandang semua
benda dari pandangan manusiawi.
d. Reasoning yang tidak lengkap atau salah, miskonsepsi juga
dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa yang
tidak lengkap atau salah.
e. Intiuisi yang salah, intuisi atau perasaan siswa yang dapat
menyebabkan miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Tahap perkembangan kognitif siswa, perkembangan kognitif
siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat
menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Siswa yang
masih dalam tahap operasional konkret bila mempelajari
bahan yang abstrak sulit menangkap dan sering salah
mengerti tantang konsep bahan tersebut.
g. Kemampuan siswa, siswa yang kurang berbakat kurang
mampu dalam mempelajari materi sering mengalami
kesulitan menangkap konsep dalam proses belajar.
h. Minat belajar, siswa yang berminat belajar cenderung rendah
mengalami miskonsepsi dari pada yang tidak minat dalam
belajar.
2) Guru atau pengajar
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena
miskonsepsi yang dibawa oleh guru. Tidak menguasai bahan,
tidak kompeten, bukan lulusan dari bidang ilmu, tidak
membiarkan siswa mengungkapkan gagasan atau ide, realisasi
guru-siswa tidak baik.
3) Buku teks
Buku teks juga dapat menyebarkan miskonsepsi.
Mungkin karena bahasanya yang sulit atau karena penjelasan
tidak benar, miskonsepsi tetap diteruskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4) Konteks
a. Pengalaman siswa
Pengalaman belajar siswa dalam kegiatan sehari-
harinya dapat menjadi sumber belajar namun dalam
pengalamanya tersebut belum tentu hasil yang diperolehnya
sudah sesuai dengan yang ada dalam pembelajaran yang
formal di sekolah.
b. Bahasa sehari-hari
Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh siswa
dalam berbicara dengan sesama teman dapat mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap apa yang disampaikan mungkin
saja terjadi kekeliruan dalam memahami apa yang sedang
dibicarakan.
c. Teman lain
Miskonsepsi dapat terjadi dapat berasal dari teman
sejawat karena tidak semua siswa mempunyai tingkat
pemahaman yang sama.
5) Metode mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru,
terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang
digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi
sering mempunyai dampak jelek, yaitu memunculkan
miskonsepsi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan penyebab miskonsepsi
adalah siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Miskonsepsi
pada siswa terjadi karena pengetahuan awal siswa, pemikiran siswa,
pemahaman siswa yang berbeda, cara berfikir yang berbeda serta minat yang
ada di dalam diri siswa. Miskonsepsi pada guru terjadi karena guru kurang
menguasai bahan materi serta tidak berkompeten, realisasi guru – siswa yang
kurang. Buku teks dapat menjadi sumber penyebab miskonsepsi karena jika
terjadi kekeliruan dalam penulisan buku, maka dapat membuat miskonsepsi
salah tulis dan yang lainnya. Konteks menjadi penyebab miskonsepsi karena
pengalaman siswa yang berbeda serta bahasa yang digunakan biasanya
berbeda. Kemudian cara mengajar dapat menjadi penyebab miskonsepsi
karena metode yang digunakan guru kebanyakan tidak mengungkap
miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Kemudian metode mengajar guru yang
sulit dipahami oleh siswa, serta buku ajar yang dibuat tidak sesuai dengan
menggunakan bahasa yang sulit.
G. Cara Mendeteksi Adanya Miskonsepsi
Menurut Suparno (1998: 23-24) cara bagi seorang peneliti atau
seorang guru mendeteksi salah pengertian siswa, yaitu:
1. Tes pilihan ganda dengan suatu perntanyaa terbuka “mengapa?”
Pertanyaan pilihan ganda digunakan untuk melihat
dengan cepat apakah siswa menjawab dengan benar, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pertanyaan terbuka “mengapa” akan memberikan pengertian
atas alasan siswa memilih jawaban tersebut.
2. Tes pilihan ganda digabungkan wawancara pribadi
Siswa diberi pertanyaan pilihan ganda seperti no.1.
Dari hasil pilihan ganda dapat diketahui konsep mana yang
kebanyakan masih salah. Selanjutnya berdasarkan beberapa
konsep yang salah itu, siswa diwawancarai. Dari wawancara
tersebut digali mengapa siswa berpendapat begitu dan dari mana
siswa mendapatkan salah pengertian tersebut.
3. Map konsep dengan wawancara
Siswa diminta membuat map konsep. Dari map konsep
itu dapat dilihat konsep ataupun relasi antar konsep yang tidak
pas atau salah. Berdasarkan konsep dan relasi yang tidak tepat
itulah diadakan wawancara untuk lebih mengorek alasan
sebenarnya. Dalam wawancara itu mencoba menggali
bagaimana pemikiran siswa sampai pada konsep yang salah.
4. Tes esai
Tes esai juga dapat digunakan untuk mendeteksi
apakah siswa mempunyai salah pengertian. Seperti pada tes
pilihan ganda, bahan tes esai harus mencakup semua konsep
yang pokok. Dalam tes esai siswa diminta menjawab persoalan
yang diajukan dengan menuliskan semua penalaran mereka
sehingga sampai kesimpulan tertentu. Dari penalaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dituliskan itulah, peneliti mencari salah konsep yang dibawa
siswa.
Menurut Budi (1992: 127-128) mendeteksi salah konsep merupakan
suatu proses yang sangat penting dalam proses belajar pada umumnya. Salah
konsep dapat dideteksi antara lain dengan cara (1) Hakikat atau makna suatu
konsep dipahami dengan baik dan dinyatakan dengan jelas, (2) Berdasarkan
pemahaman yang benar tersebut dicari kemungkinan-kemungkinan salah
konsep yang dapat terjadi, (3) Berdasarkan kemungkinan salah konsep yang
dapat terjadi, disusun soal (dapat berbentuk uraian bebas, isian singkat,
maupun pilihan ganda) yang memungkinkan kesalahan dapat terdeteksi, dan
(4) Setelah tes dilaksanakan, hasil dianalisis untuk mengetahui secara tepat
kesalahan-kesalahan yang sungguh terjadi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan cara untuk
mendeteksi salah konsep atau miskonsepsi pada siswa adalah dengan
menggunakan tes dapat berbentuk pilihan ganda, isian maupun esai. Dalam
pembuatan tes menggunakan kalimat tanya yang dapat menunutun untuk
menemukan salah kosep yang dialami siswa. Dari hasil tes dapat dilanjutkan
dengan melakukan wawancara kepada siswa yang mendapatkan nilai yang
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
H. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Basleman (2011: 12) belajar adalah perubahan tingkah
laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkunganya.
Djamarah (2011: 13) menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman
(Rusman 2012: 1).
Bedasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa
belajar adalah prose perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu
dalam berinteraksi dengan lingkunganya yang berjuan untuk memperoleh
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganya
menyangkut aspek kognitif, afektik, dan psikomotor.
Menurut Basleman (2011: 13) pembelajaran adalah suatu
perubahan yang dapat memberikan hasil jika (orang-orang) berinteraksi
dengan informasi (materi, kegiatan, pengalaman). Menurut Majid (2013:
4) pembelajaran (instructional) bermakna sebagai upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya
(effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula dipandang
sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Dalam pengertian lainnya, Winkel (dalam Siregar 2010:
12) mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan dan penciptaan
kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses
belajar siswa dan menghambatnya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam kegiatan
proses belajar yang sudah dirancang untuk mencapai tujuan dengan upaya
dan berbagai strategi, metode dan pendekatan yang menunjang proses
belajar siswa.
2. Hakikat Matematika
Kristini (2011: 223) menyatakan bahwa Matematika adalah
pengetahuan yang bersifat deduktif dan rasional yang kebenarannya tidak
tergantung kepada pembuktian empiris. Perhitungan Matematika
bukanlah suatu eksperimen. Sistem Matematika konsisten terhadap
dirinya dan bebas dari kontradiksi terhadap dirinya.
Menurut Shadiq (2010: 49) Matematika merupakan alat
komunikasi yang sangat penting, teliti, dan tidak membingungkan.
Sangatlah penting untuk memiliki kemampuan menyampaikan ide atau
gagasan dari diri sendiri; baik dalam bentuk tertulis maupun lisan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sehingga para pembaca dapat dengan mudah diyakinkan dan difasilitasi.
Penting juga untuk mampu memahami dan menerima gagasan serta ide
orang lain, dan jika diperlukan, secara kritis, seseorang akan menolak
keseluruhan ataupun sebagian ide maupun gagasan orang lain yang
menurutnya salah ataupun penarikan kesimpulannya tidak valid.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulan bahwa
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat dedukti dan terbukti
kebenaranya kemudian Matematika dapat menjadi alat komunikasi antara
orang yang satu dengan yang lainya dalam menyampaikan gagasan atau
ide.
3. Pengertian Pembelajaran Matematika
Menurut Kristini (2011: 221) pembelajaran Matematika adalah
proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui
serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi terkait Matematika yang dipelajari. Peserta didik memperoleh
kompetensi yang diharapkan tersebut lebih banyak melalui penanganan
yang dilakukan oleh guru. Guru secara sungguh-sungguh dan benar-benar
secara sadar bersedia membuat persiapan dan bekerja lebih interaktif.
Bukan hanya memperhatikan kemampuan diri sendiri, namun tetap
memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Menurut Suhito (2003: 2-3) kegunaan Matematika tidak hanya
tertuju pada peningkatan kemampuan untuk perhitungan kuantitatif, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
juga untuk penataan cara berpikir dan khususnya dalam hal pembentukan
kemampuan analitis, membuat sitesis, serta evaluasi hingga kemampuan
memecahkan masalah. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila
Matematika dikatakan memiliki peran ganda yakni sebagai “ratu” dan
sebagai “pelayan”.
Berdasarkan kegunaan-kegunaan Matematika yang telah
dikemukakan inilah, matematika perlu diberikan kepada peserta didik
pada setiap jenjang pedidikan. Untuk keperluan penyampaian objek-objek
matematika yang abstrak kepada peserta didik diperlukan sistem
penyampaian objek Matematika. Sistem ini harus mempertibangkan
kesiapan, kemampuan serta tingkat perkembangan intelektual peserta
didik. Sistem yang dimaksud ini dikenal dengan sebutan pembelajaran
Matematika. Melalui pembelajaran Matematika diharapkan dapat dicapai
dua sasaran pembelajaran, yakni sasaran yang berkaitan dengan efek
pembelajaran (instructional sffect) dan sasaran yang berkaitan dengan
efek sampingan (nurturan effect) (Suhiti: 2003: 4). Kedua sasaran tersebut
dapat dicapai apabila peserta dididk diberi kesempatan yang seluas-
luasnya untuk belajar Matematika (doing math) secara holistik dan
komprehensif. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran perlu diubah
menjdai kegiatan pembelajaran. Titik berat pemberian materi pelajaran
harus digeser menjadi pemberian kemampuan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
I. Bangun Ruang
Menurut Suharjana, (2008: 5), bangun ruang adalah bagian ruang
yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan
bangun tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi. Sisi bangun ruang adalah
himpunan titik-titik yang terdapat pada permukaan atau yang membatasi
suatu bangun ruang tersebut. Rusuk dihasilkan oleh perpotongan dua buah
sisi dan titiksudut dihasilkan oleh adanya perpotongan tiga buah rusuk atau
lebih. Menurut Mustaqin dan Astuty (2008: 207) bangun runag adalah bangun
yang mempunyai sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang atau
permukaan yang membatasi bangun ruang. Rusuk adalah garis yang
merupakan pertemuan dari dua sisi bangun runag. Titik sudut adalah titik
pertemuan dari tiga buah rusuk pada bangun ruang.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
bangun ruang adalah suatu bangun yang mempunyai sisi, rusuk dan titik
sudut yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut.
J. Volume bangun ruang
1. Balok
Menurut Mustaqim dan Astuty (2008: 211) balok adalah sebuah
benda yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang setiap
pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) dan memiliki ukuran
yang sama. Menurut Sumanto, dkk (2008: 58) balok adalah bangun runag
yang pasang dibentuk oleh tig pasang persegi panjang dan tiap persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
panjang mempunya bentuk dan ukuran yang sama. Tiga pasang persegi
panjang itu merupakan sisi-sisi balok. Buchori, dkk (2006: 112)
berpendapat bahwa balok merupakan salah satu bangun runag yang
berbentuk prisma tegak. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam
buah bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegipanjang yang
setiap sepasang-sepasang sejajar dan sama ukurannya.
Sifat-sifat balok:
1) Mempunyai 6 sisi yaitu: sisi ABCD, sisi ABFE, sisi ADHE, sisi
EFGH, sisi DCGH, sisi BCGF.
2) Mempunyai 12 rusuk yaitu: AB, EF, HG, DC, BC, FG, EH, AD,
AE, BF, CG, DH.
3) Mempunyai 8 titik sudut yaitu: titik sudut A, B, C, D, E, F, G, H.
Daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang disebut
sisi. Sisi-sisi pada bangun ruang bertemu pada satu garis yang disebut
rusuk. Tiga atau lebih rusuk pada suatu bangun ruang bertemu pada
suatu titik yang disebut titiksudut. Bangun yang berbentuk kotak
adalah contoh apa yang disebut prisma persegipanjang atau balok.
Permukaan balok terdiri dari 3 pasang bidang sisi berbentuk persegi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
panjang dengan ukuran yang berbeda. Maka untuk menghitung
volume balok adalah sebagai berikut.
Volume = Panjang Lebar Tinggi
Atau V =
V menyatakan volume balok, p manyatakan panjang, l manyatakan
lebar, dan t menyatakan tinggi.
Jiks = Luas alas, maka rumus menghitung volume balok adalah
volume balok = luas alas × tinggi (Buchori, dkk 2006: 112).
2. Kubus
Menurut Mustaqim dan Astuty (2008: 209) kubus adalah sebuah
benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama.
Menurut Buchori, dkk (2006: 111) kubus adalah suatu bangun ruang yang
istimewa karena panjang rusuk-rusuknya sama. Menurut Sumanto, dkk
(2008: 58) kubus merupakan bangun runag yang dibentuk oleh enam
persegi berukuran sama yang merupkan sisi-sisi kubus tersebut. Pada
kubus, semua rusuknya sama panjang. Berdasarkan pendapt-pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa kubus adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh enam buah bidang sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sifat-sifat kubus:
1) Mempunyai 6 sisi yaitu: sisi ABCD, sisi ABFE, sisi ADHE, sisi
EFGH, sisi DCGH, sisi BCGF.
2) Mempunyai 12 rusuk yaitu: AB, EF, HG, DC, BC, FG, EH, AD,
AE, BF, CG, DH.
3) Mempunyai 8 titik sudut yaitu: titik sudut A, B, C, D, E, F, G, H.
Menghitung volume kubus sama dengan menghitung volume
balok, yaitu luas alas kali tinggi. Alas kubus berbentuk persegi. Luas
alas = luas persegi = sisi x sisi, tinggi kubus = sisi, maka untuk
menghitung volume kubus adalah luas alas x tinggi atau luas persegi
kali tinggi .
Volume = Sisi Sisi Sisi (s3)
V menyatakan volume, s menyatakan panjang rususk. (Sumanto, dkk
2008: 59)
3. Tabung
Menurut Buchori, dkk (2006: 142) tabung merupakan bangun
ruang yang dibatasi oleh tiga buah bidang, dua dianataranya merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bidang datar berbentuk lingkaran yang kongruen dan yang lainya adalah
bidang lengkung. Menurut Sumanto, dkk(2008: 145) tabung merupakan
bentuk gabungan lingkaran dan sisi melengkung. Berdasarkan pendapat-
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tabung adalah suatu bangun
ruang yang dibatasi dua buah bidang lingkaran yang kongruen sebagai
bidang alas dan bidang atas tabung, serta sebuah bidang lengkung yang
melingkar sebesar keliling bidang alas, disebut bidang sisi tegak dengan
ujung bidang lengkung bahwah berhimpit dengan lingkaran sebagai
bidang alas, ujung bidang lengkung atas berimpit dengan keliling
lingkaran bidang atas.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua daerah lingkaran
yang sejajar dan sama ukurannya serta sebuah bidang lengkung yang
berjarak sama jauh ke porosnya dan yang simetris terhadap porosnya
memotong kedua daerah lingkaran tersebut tepat pada kedua daerah
lingkaran itu. Sifat-sifat tabung menurut Sumanto, dkk (2008: 146) adalah
sebagi berikut.
1. Tabung mempunyai sisi sebanyak 3 buah yaitu sisi atas, sisi alas
dan sisi selimut tabung.
2. Tidak mempunyai titik sudut.
3. Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran
sama.
4. Memiliki sisis lengkung yang disebut selimut tabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung
Rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung adalah:
V = π r2 tinggi
Keterangan:
R adalah jari-jari
Jari-jari merupakan setengah dari diameter tabung.
K. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Purwo pada tahun 2006,
yang berjudul Pemahaman dan miskonsepsi siswa Tarkanita Magelang
tentang hukum archimedes kelas XI IPA. Hasil penelitian menunjukan bahwa
secara keseluruhan pemahaman siswa tentang hukum archimedes masih
kurang. Pada penelitian ini miskonsepsi terjadi dalam konsep gaya, faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya apung, serta penerapan gaya apung dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan
Purwo dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu,
peneliti mengembangkan penelitian ini hanya berfokus pada pemahaan siswa
dan letak miskonsepsi yang dialami siswa serta penyebab miskonsepsi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V
SDN Tempak 1. Persamaan penilitian yang dilakukan oleh Purwo dengan
penelitian ini adalah meneliti tentang pemahaman siswa dan letak
miskosnsepsi yang dialami siswa pada materi mata pembelajaran yang
diberikan disekolah formal. Kemudian perbedaanya adalah penelitian yang
dilakukan Purwo berfokus pada letak miskonsepsi siswa kelas XI SMA pada
matari hukum Archimedes, sedangkan penilitian ini adalah untuk menemukan
letak miskonsepsi yang dialami yang berfokus pada materi menghitung
volume bangun ruang khususya balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V
Sekolah dasar.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Sari pada tahun 2006, dengan
judul Identifikasi miskonsepsi tentang kemagnetan pada siswa kelas X SMA
Gama Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi miskonsepsi
pada konsep (1) pengertian magnet, (2) interaksi benda yang didekatkan
dengan magnet, (3) jenis-jenis benda magnetik, (4) magnet buatan, (5) sifat-
sifat magnet, (6) magnet bumi, (7) medan magnet, (8) garis gaya magnet, (9)
elektromagnektik, (10) gaya Lorenz.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan Sari
dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu, peneliti
mengembangkan penelitian ini hanya berfokus pada miskonsepsi yang
dialami siswa pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung pada
siswa kelas V SDN Tempak 1. Persamaan penlitian yang dilakukan oleh Sari
dengan penelitian ini adalah meneliti miskonsesi yang dilakukan oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terhadapap suatu konsep mata pelajaran. Kemudian perbedaanya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Sari adalah untuk mengetahui miskonsepsi
yang dialami siswa pada konsep kemagneta pasa siswa kelas X SMA
sedangkan pnenlitian ini untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa
pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan
tabung pada siswa kelas V SD.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Priyanti pada tahun 2014,
yang berjudul Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya yang terjadi pada
siswa beberapa SMP di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
beberapa siswa di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang
terhadap konsep hukum III Newton dan gravitasi, pemahaman yang kurang
terhadap konsep kinematika, hukum I Newton, hukum II Newton, dan
pemahaman yang cukup terhadap konsep prinsip superposisi, siswa beberapa
SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap keseluruhan
konsep gaya.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan oleh
Priyanti dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu,
peneliti akan mengembangkan penelitian ini hanya berfokus miskonsepsi
yang dialami siswa pada materi menghitung volume balok, kubus dan tabung
pada siswa kelas V SDN Tempak 1. Persamaan penlitian yang dilakukan oleh
Priyanti dengan penelitian ini adalah untuk menemukan miskonsepsi yang
dialami siswa pada materi suatu mata pelajaran. Kemudian perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh Priyanti dengan penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep gaya sedangkan penelitian ini
adalah untuk menemukan miskonsepsi yang dialami siswa dan faktor
penyebabnya pada konsep menghitung volume bangun ruang khususnya
balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SD.
Peneliti yang keempat dilakukan oleh Suparno, pada tahun 1998.
Penelitian yang berjudul Miskonsepsi tentang probabilitas pada siswa SLTP
dan SMU. Hasil penelitian ini siswa SLTP dan SMU kerapkali mempunyai
miskonsepsi dalam mempelajari probabilitas. Miskonsepsi tersebut antara lain
disebabkan karena pemikiran representatif, availabilitas, kesulitan linguistik,
kesulitan matematis logis, pemikiran kausal yang tidak tepat, serta
kepercayaan yang deterministik.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan
Suparno dapat mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Atas dasar itu,
peneliti mengembangkan penelitian ini hanya berfokus pada letak
miskonsepsi yang dialami siswa dan penyebab miskonsepsi siswa pada materi
menghitung volume balok, kubus dan tabung pada siswa kelas V SDN
Tempak 1. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Suparno dengan
penelitian ini adalah untuk menemukan letak miskonsepsi siswa dan
penyebabnya pada konsep suatu mata pelajaran. Kemudian perbedaan antara
penelitian yang dilakukan Suparno dengan penelitian ini adalah penelitian
Suparno berfokus pada mikonsepsi yang dialami siswa dan penyebabnya
untuk siswa SLTP dan SMU dalam memperlajari probabilitas sedangkan
penelitian ini adalah untuk menemukan miskonsepsi yang dilakukan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dan faktor penyebabnya pada konsep menghitung volume bangun ruang
khususnya balok, kubu dan tabung pada siswa kelas V SD.
Berdasarkan penelitian yang relevan di atas maka peneliti akan
melakukan penelitian yang berjudul Idenfikasi Miskonsepsi Matematika
Materi Volume khususnya balok, kubus dan tabung pada Siswa Kelas V Di
SDN Tempak 1 Candimulyo Magelang.
L. Kerangka Pikir
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat dedukti dan
terbukti kebenaranya kemudian Matematika dapat menjadi alat komunikasi
antara orang yang satu dengan yang lainya dalam menyampaikan gagasan
atau ide. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib yang sudah
dipelajari siswa dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Mata pelajaran
Matematika memuat beberapa materi yang diberikan kepada siswa. Salah
satunya adalah materi tentang konsep menghitung volume bangu ruang untuk
siswa kelas V SD. Tingkat pemahaman siswa pada materi tertentu dapat
terjadi perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain dalam memahami
materi. Mungkin terdapat siswa yang salah dalam memahami konsep pada
materi tententu. Kesalahan konsep ini disebut miskonsepsi.
Miskonsepsi merupakan hal yang dapat dialami oleh siapapun dalam
pembelajaran formal. Miskonsepsi pada suatu konsep yang dialami oleh
siswa dapat terjadi karena beberapa penyebab, yaitu kemampuan siswa untuk
memahami konsep yang sangat rendah, bahan ajar (buku), guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mengajar, tingkat kemampuan belajar (kognitif, afektif, psikomotor) siswa,
minat belajar siswa, serta dari kehidupan sehari hari siswa yang diperolehnya
saat belum masuk ke pembelajaran formal. Miskonsepsi atau salah konsep ini
jika dialami oleh siswa secara berkelanjutan tanpa ada pembenaran terhadap
konsep yang salah, maka nantinya siswa akan melakukan kesalahan konsep
sampai dewasa yang nantinya mungkin akan diturunkan konsep yang salah
tersebut kepada generasi penerusnya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk menemukan miskonsepsi
yang dilakukan siswa dan faktor penyebabnya pada mata pelajaran
Matematika untuk SD kelas V terkait konsep menghitung volume bangun
ruang khusunya balok, kubus dan tabung. Penyebab miskonsepsi dapat
berasal dari kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep atau
berasal dari sumber belajar siswa dari guru, bahan ajar (buku) atau sumber
belajar yang lainya. Alat yang digunakan untuk menemukan miskonsepsi
pada siswa adalah dengan menggunakan tes esai kepada siswa.
Menggunakan tes esai karena dapat memberikan pertanyaan yang dapat
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa pada konsep. Dari hasil
tes esai, kemudian jawaban siswa dianalisis untuk menemukan miskonsepsi
yang dilakukan siswa dan menggunakan alat pengumpulan data yaitu
wawancara untuk membuktikan lebih dalam miskonsepsi yang dilakukan
siswa dan menemukan apa yang menjadi penyebabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui letak miskonsepi serta
penyebabnya pada siswa kelas V SDN Tempak 1 pada aspek mengitung
volume bangun ruang berfokus pada balok, kubus dan tabung. Penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 1-
2), penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir
induktif. Menurut Moleong (2006: 6) penelitian kaulitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, maka peneliti
mendeskripsikan hasil penelitian pada siswa kelas VI SDN Tempak 1 yang
mengalami miskonsepsi serta menemukan penyebabnya terkait konsep
menghitung volume bangun ruang yang berfokus pada balok, kubus, dan
tabung. Alat yang digunakan untuk menemukan miskonsepsi pada siswa dan
penyebabnya dengan menggunakan 2 alat pengumpulan data yaitu soal tes
dan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Tempak 1 yang beralamat
di kelurahan Tempak, kecamatan Candimulyo, kabupaten
Magelang.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai
Januari 2015. Pada bulan Juni sampai bulan November 2014
peneliti menyusun proposal skripsi. Tanggal 12 Desember
memohon izin kepada SDN Tempak 1 untuk dijadikan tempat
penelitian. Hari Senin, 19 Januari 2015 peneliti melakukan
penelitian dengan membagikan soal tes digunakan sebagai alat
pengumpulan data dan wawancara alat pengumpulan data tahap
kedua dilakukan pada hari yang sama. Data yang sudah diperoleh
kemudian diolah sampai mampu menjawab rumusan masalah.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI SDN Tempak 1
yang berjumlah 22 siswa. Pemilihan subjek pada siswa kelas VI karena
siswa kelas V pada materi menghitung volume bangun ruang khususnya
balok, kubus dan tabung diajarkan disemester 2. Maka yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas VI karena sudah memperoleh materi
tentang menghitung volume bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah menemukan miskonsepsi serta faktor
penyebabnya yang dialami oleh siswa kelas VI SDN Tempak 1 pada
pelajaran Matematika tentang menghitung volume bangun ruang
khususnya pada balok, kubus dan tabung.
C. Desain penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Langkah-langkah pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Menyusun kerangka penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
dasar pemikiran peneliti, alur pemikiran peneliti, alasan peneliti
melakukan penelitian dan desain penelitian yang digunakan untuk
pengambilan data.
2. Menyusun fokus penelitian yang digali dari narasumber. Hal ini
dilakukan supaya peneliti memiliki pedoman wawancara saat
pengambilan data.
3. Melakukan pengambilan data. Penentuan subjek penelitian diambil
sesuai prosedur pengambilan data, peneliti memberikan tes
dilanjutkan dengan wawancara pada subjek yang sesuai kriteria.
4. Melakukan pencatatan terhadap hasil yang diperoleh dari pengambilan
data.
5. Mengolah semua data hasil wawancara dan hasil tes dari subjek
penelitian. Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dan pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
lain memeriksa ketepatan langkah-langkah yang telah diambil dan
memungkinkan data tersusun rapi, sistematis dan lengkap.
6. Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk menemukan
miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa dan apa saja faktor
penyebabnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua tahap.
Tahap pertama adalah memberikan soal tes tertulis. Hasil soal tes tertulis
nantinya dianalisis untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa
dalam konsep menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan
tabung. Tahap yang kedua dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara.
Pedoman wawancara ini dilakukan untuk mengetahui apa faktor penyebab
miskonsepsi yang dialami siswa. Subjek wawancara adalah siswa yang
mengalami miskonsepsi yang dipilih berdasarkan nilai akhir yang rendah.
E. Instrumen Penelitian
1. Soal Tes Tertulis
Data dikumpulkan dengan menggunakan soal tes tertulis berupa soal
uraian. Tes diberikan kepada siswa untuk menemukan miskonsepsi yang
dialami oleh siswa, bukan menentukan keberhasilan atau prestasi belajar
siswa.
Pengambilan data penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama
adalah memberikan instrumen tes tertulis. Menurut Purwanto (2009: 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
pengertian tentang tes hasil belajar sebagai tes penguasaan siswa karena tes
tersebut bertujuan mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes tertulis dapat digunakan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
Matematika yang mana kurang dikuasai, dan sebagainya. Dalam tes tertulis
yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa soal uraian untuk medeteksi
miskonsepsi siswa. Soal tes dalam penelitian ini berjumlah 10 soal, setiap
soalnya dirancang berdasarkan kurikulum 2013 dengan mengacu pada
kompetensi inti dan kompetensi dasar terkait dengan konsep menghitung
volume bangun ruang kemudian dibuat indikator-indikator berkaitan dengan
volume bangun ruang yang berfokus pada balok, kubus dan tabung. Melalui
soal tes ini diharapkan dapat mengetahui miskonsepsi yang dilakukan siswa
dan penyebabnya. Kisi-kisi instrumen soal tes adalah sebagai berikut.
Table 3.1 Kisi-kisi soal tes
Kompetensi Inti Kompetensi dasar Indikator Nomor
Soal
4. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara mengamati
dan menanya
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat
bermain
4.5 Menggunakan
kubus satuan untuk
menghitung volume
berbagai bangun
ruang sederhana
Mencari tinggi (t)
berdasarkan
volume yang
sudah diketahui
8,9,10
Menghitung
volume bangun
ruang
4,5,6,7
4.14 Menemukan
luas permukaan dan
volume dari
heksahedron dan
prisma segi banyak
Menghitung
volume bangun
ruang dengan
satuan yang
berbeda
1,2,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Instrumen ini diberikan kepada subjek penelitian yang sebelumnya
diuji expert judgement untuk mengetahui layak atau tidak digunakan sebagai
alat mengumpulkan data. Uji expert judgement dilakukan dengan penelaahan
atau pengkajian butir-butir soal oleh validator yang ditentukan. Penilaian
validasi ini adalah dengan memberikan tanda cek pada kolom yang tersedia,
sebelumnya lembar validasi telah disusun dengan persetujuan dosen
pembimbing. Validatornya adalah orang-orang yang ahli dalam bidang
Matematika dan guru sekolah dasar.
Tabel 3.2 Hasil validasi oleh 2 orang dosen dan 1 guru kelas
No Komponen Penilaian
Skor (1-4) Jumlah
skor Validator
1
Validator
2
Validator
3
1. Kesesuaian SK, KD, dan
Indikator 3 3 3 9
2. Kualitas perilaku yang
dituntut dalam indikator
mencerminkan kebutuhan
perkembangan siswa
3 4 3 10
3. Kesesuaian indikator 1
dengan item soal yang
diberikan
3 4 3 10
4. Kesesuaian indikator 2
dengan item soal yang
diberikan
3 4 4 11
5. Kesesuaian indikator 3
dengan item soal yang
diberikan
3 4 3 10
6. Bentuk instrumen tes yang
disajikan 3 3 4 10
7. Penggunaan Bahasa
Indonesia dan tata tulis
baku pada instrumen tes
3 3 4 10
Total skor 70
Rata-rata 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.3 Rentang skor lembar validasi
Nomor Bobot Skor bobot
1 Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan 19 – 28
2 Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan dengan revisi
10 – 18
3 Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1 – 9
Hasil dari validasi instrumen soal rentang rata-rata skornya
adalah 10, maka kesuluruhan instrumen layak digunakan dengan revisi.
Berdasarkan lembar validasi yang diberikan kepada validator terdapat
beberapa masukan dan saran sebagai berikut, validator 1 memberikan
saran untuk memperbaiki indikator 1 karena terdapat soal yang sama yaitu
menghitung volume tabung dibuat lebih bervariasi, kemudian indikator 2
sarannya adalah memperbaiki soal agar lebih bervariasi. Kemudian
validator 2 memberikan saran pada indikator 3 untuk mengurangi jumlah
soal karena terlalu banyak, kemudian memperhitungkan jumlah soal agar
alokasi waktu mengerjakan sesuai, dan variasi soal yang kurang ditambah
dengan gambar. Validator 3 memberikan saran memperbaiki susunan
bahasa supaya tidak mempersulit siswa.
2. Pedoman Wawancara
Tahap kedua adalah melakukan wawancara terhadap subjek
terpilih. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pertanyaan itu, (Basrowi 2008: 127). Menurut Herdiansyah (2013: 31)
wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan
oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam seting
alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah
ditetapkan dengan mengedepankan fakta sebagai landasan untama dalam
proses memahami.
Wawancara dilakukan pada siswa yang mengalami miskonsepsi.
Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Masing-
masing siswa diwawancarai mengacu pada instrumen wawancara. Namun,
pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara dapat berkembang untuk
membuktikan miskonsepsi yang dilakukan siswa serta penyebabnya dalam
memahami volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung.
Instrumen wawancara sebelum dilaksanakan, divalidasi oleh validator
yang ahli. Validasi ini dilakukan oleh dua validator yaitu orang ahli dalam
psikologi dan guru kelas.
Berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing validator
panduan wawancara layak digunakan dengan beberapa revisi sesuai
dengan saran yang diberikan validator. Revisi tersebut diantaranya:
a. Saran perbaikan susunan bahasa
b. Saran perbaikan susunan kalimat memperhatikan kaidah bahasa
Indonesia yang benar.
c. Susunan pertanyaan lebih ke miskonsepsi yang akan diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Saran tersebut dijadikan pedoman oleh peneliti untuk perbaikan
instrumen wawancara yang digunakan. Pertimbangan tersebut sebagai
pertimbangan peneliti agar instrumen wawancara layak dan dapat
menghasilkan data yang terpercaya.
Pedoman wawancara guru dan siswa
Respoden Pertanyaan
Guru 1. Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar siswa mudah memahami konsep
materi bangun ruang kelas v?
2. Apa saja teknik yang dipakai oleh guru agar siswa dapat mengerejakan
soal matematika dengan baik?
3. Bagimana guru memberikan metode kepada siswa untuk dapat mengikuti
pembelajaran matematika?
4. Media apa saja yang digunakan guru ketika pembelajaran matematika
berlangsung?
5. Apakah guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa untuk materi bangun ruang
kelas V per minggu atau per bulan?
6. Bagaimana guru menyikapi siswa yang belum menguasai materi bangun
ruang serta bagaimana guru menolong siswa tersebut?
7. Teknik apa saja yang dipakai guru untuk siswa agar dapat memahami
konsep matematika dengan baik?
8. Bagaimana guru menyusun soal-soal bangun ruang kelas V sesuai dengan
tingkat kriteria kesulitannya, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa-
siswa dikelas tersebut?
Siswa 1. Bagaimana persiapan siswa pada saat menghadapi pelajaran matematika?
2. Apakah siswa belajar terlebih dahulu sebelum belajar matematika di
sekolah?
3. Apa saja yang dilakukan disekolah dan dirumah, untuk dapat mengikuti dan
memahami konsep-konsep matematika yang diberikan guru?
4. Bagaimana cara siswa untuk memahami bangun ruang pada saat guru
menjelaskan dikelas?
5. Apa saja teknik-teknik yang dilakukan siswa dalam memahami konsep
bangun ruang?
6. Apakah siswa mempunyai cara yang khusus dalam
mengerjakan/menyelesaikan soal-soal matematika?
7. Teknik apa saja yang digunakan siswa untuk memahami konsep
matematika?
8. Apakah siswa belajar konsep matematika dengan bertanya pada teman,guru
atau belajar secara mandiri?
9. Bagaimana caranya agar dapat konsentrasi dalam belajar matematika baik
disekolah maupun dirumah?
10. Apa yang dilakukan untuk dapat mengerjakan soal-soal matematika dengan
tepat?
11. Apa yang dilakukan bila tidak dapat mengerjakan soal matematika atau
terdapat kekeliruan dalam mengerjakan soal matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Kreadibilitas dan Trensferbilitas
1) Kredibilitas
Kreadibilitas atau derajat kepercayaan pada dasarnya
menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. kredibilitas
berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga
tingkat kepercayaanpenemuannya dapat dicapai; kedua,
mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan
jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti (Moleong, 2006: 324).
Teknik pemeriksaan kreadibilitas yang digunakan dalam
penelitian adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Sugiono, 2010:
330). Informasi yang diperoleh selalu dikomprasikan dan diuji dengan
data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau
sumber yang berbeda.
Triangulasi yang digunakan adalah Triangulasi metode.
Triangulasi metode adalah mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti
menggunakan metode pengumpulan data yang berupa tes kemudian
dilakukan wawancara yang mendalam dari informasi yang sama. Dari
data yang diperoleh dengan pengumpulan teknik yang berbeda
hasilnya akan dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang
lebih kuat validasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2) Transferabilitas
Transferabilitas atau derajat ketepatan adalah dapat
deterapkan hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil
(Sugiono, 2010: 30). Peneliti melakukan tahap-tahap yang objektif dan
terbuka karena peneliti berharap menjadi daya transfer bagi pembaca
dalam melihat masalah miskonsepsi Matematika tentang menghitung
volume bangun ruang khusunya balok, kubus dan tabung. Ketika
pembaca dalam situasi seperti ini atau ingin melakukan penelitian yang
serupa sehingga peneliti bisa memberikan referensi untuk
membantunya.
G. Metode analisis data
Dalam menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi, peneliti
menggunakan analisis data kualitatif yang dikembangkan Miler dan
Huberman. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis data dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Basrowi, 2008:
207) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: (1) reduksi data (2) penyajian
data, dan (3) penarikan kesimpulan (veritifikasi).
a. Reduksi data
Reduksi data bertujuan untuk pemilihan, pemusatan data kasar
dari lapangan dan menyederhanakan data agar tidak terjadi penumpukan
data atau infomasi yang sama. Dalam reduksi data ini peneliti melakukan
pemilihan jawaban diperoleh dari hasil pekerjaan siswa untuk memukan
siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Peneliti memusatkan pada siswa yang mengalami miskonsepsi kemudian
menganalisis untuk menemukan jenis miskonsepsi dan penyebanya.
Hasil reduksi akan memberikan gambaran lebih jelas terkait siswa mana
yang mengalami miskonsepsi.
b. Penyajian data
Sekumpulan data atau informasi yang memberi kemungkinan
untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah
direduksi, selanjutnya diklasifikasikan dan disajikan. Data disajikan
berupa hasil pekerjaan siswa dalam tes dan wawancara mengenai
miskonsepsi yang dilakukan siswa kelas VI SDN Tempak 1 pada materi
menghitung volume bangun ruang dan menemukan penyebabnya. Sajian
data disusun secara sistematis dan terorganisasi selanjutnya dengan sajian
data ini memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.
c. Penarikan kesimpulan
Berdasarkan data yang disajikan , langkah selanjutnya adalah
menyimpulkan untuk menemukan kesimpulan akhir. Kesimpulan
diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang sudah dirumuskan sejak
awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Tempak 1 merupakan kategori sekolah standar
nasional terakreditasi A. Sekolah ini beralamat di kelurahan Tempak,
kecamatan Candimulyo, kabupaten Magelang. SDN Tempak 1 merupakan
sekolah dasar negeri pertama di kelurahan Tempak yang berdiri di atas tanah
seluas kurang lebih 4000 m2.
Pendidikan formal yang terdapat di SDN Tempak 1 seperti pada
sekolah dasar pada umunya yang terdapat 6 tingkatan atau kelas yaitu kelas 1
sampai 6. Sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran di SDN Tempak
1 sudah bagus karena sudah mempunyai beberapa alat peraga yang dapat
digunakan untuk membantu siswa memahami materi saat diajar guru serta di
sekolah ini baru membangun gedung perpustakaan baru namun variasi buku
bacaan masih belum lengkap.
SDN Tempak 1 yang berada di lingkungan pedesaan dalam setiap
kelas rata-rata hanya berisi 20-25 anak perkelasnya. Latar belakang keluarga
siswa-siswa SDN Tempak 1 sebagian besar kedua orang tuanya bekerja
sebagai petani dan wiraswasta. Lokasi SDN Tempak 1 sebelah kanan kirinya
adalah kebun milik warga maka pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
tidak ada suara bising yang mengganggu proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
SDN Tempak 1 dipimpin oleh kepala sekolah yaitu ibu Wurmiyati,
S.Pd. Sekolah sangat menjaga hubungan dengan baik antara para guru, siswa
serta warga lingkungan sekolah menjalin kejasama yang membuat
pembelajaran di SDN Tempak 1 menjadi nyaman.
B. Deskripsi Hasil Penentuan Subjek Penelitian
Proses penentuan subjek adalah dengan cara konsultasi terhadap
guru mata pelajaran matematika dan guru kelas VI SDN Tempak 1,
Candimulyo, Magelang. Subjek yang terpilih diharapkan mampu
mengungkapkan konsep yang dipahaminya secara tulis maupun lisan.
Berdasarkan konsultasi yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan subjek
kelas VI yang berjumlah 22 siswa. Subjek peneltian ini seharusnya adalah
pada siswa kelas V tentang menghitung volume bangun ruang khususnya
balok, kubus dan tabung, namun materi tersebut belum diajarkan karena
kurikulum yang baru maka peneliti mengambil subjek pada siswa kelas VI
SDN Tempak 1.
Siswa kelas VI diberikan tes tertulis bertujuan untuk mengetahui
subjek yang mengalami miskonsepsi. Hasil tes nantinya akan dianalisis untuk
menentukan subjek wawancara yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam
miskonsepsi yang dialami siswa dan apa faktor penyebabnya. Subjek
wawancara dipilih berdasarkan nilai akhir yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan soal tes. Subjek yang akan diwawancarai termasuk dalam
kategori kecakapan akademik rendah. Nilai akhir yang rendah memungkinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
subjek mengalami miskonsepsi, maka peneliti mangambil 4 siswa yang
bedasarkan nilai yang rendah. 4 subjek terpilih yang menjadi subjek
terwawancara adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Subjek wawancara
No. Inisial L/P Nilai
akhir
1 N6 L 56,6
2 N10 P 60
3 N14 P 60
4 N18 L 60
C. Deskripsi Hasil Penelitian Jenis Miskonsepsi dan Faktor Penyebab
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tempak 1 pada siswa kelas
VI. Penelitian ini menggunakan 2 instrumen sebagai alat untuk
mengumpulan data, yaitu soal tes tertulis dan wawancara. Instrumen
pertama adalah soal tes tertulis yang dilaksanakan pada hari Senin, 19
Januari 2015 pada pukul 08.00-09.00 WIB di ruang kelas VI SDN
Tempak 1 yang diikuti oleh seluruh siswa yang berjumlah 22, terdiri dari
12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Siswa diberi waktu 60 menit
untuk mengerjakan soal yang berjumlah 10 dan dapat mengerjakan semua
soal dalam waktu yang sudah tersedia. Peneliti kemudian mengoreksi dan
menganilis hasil pekerjaan semua siswa. Analisis hasil pekerjaan ini
beertujuan untuk memperoleh data siswa yang mengalami miskonsepsi
dalam mengerjakan soal tes. Hasilnya terdapat beberapa siswa yang
mengalami miskonsepsi. Untuk lebih membuktikan miskonsepsi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dialami siswa dan apa penyebabnya maka dilanjutkan dengan
menggunakan instrumen yang kedua yaitu wawancara. Wawancara
sebagai instrumen kedua dilakukan terhadap siswa yang mengalami
miskonsepsi dalam mengerjakan soal yang telah dianalisis sebelumya.
Wawancara dilakukan antara peneliti dengan subjek yang
terpilih, dilaksanakan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya
tanpa mengganggu aktivitas kegiatan subjek. Maka waktu peneliti
melakukan wawancara adalah seusai kegitan siswa disekolah. Subjek
penelitian terpilih diharapkan mampu mengungkapkan konsep yang
dipahaminya mengapa mengalami miskonsepsi dan apa penyebabnya.
Pelaksanaan wawancara antara peneliti dengan subjek secara rinci
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Daftar Pelaksanaan Wawancara No Hari/ Tanggal Kode
Siswa
Waktu Lokasi
1 Senin, 19 Januari
2015 N6
Pukul 13.00-13.20 Kantor SDN
Tempak 1
2 Senin, 19 Januari
2015 N10
Pukul 13.20- 13. 55 Kantor SDN
Tempak 1
3 Senin, 19 Januari
2015 N14
Pukul 13.55- 14.20 Kantor SDN
Tempak 1
4 Senin, 19 Januari
2015 N18
Pukul 13.55- 14.20 Kantor SDN
Tempak 1
Seluruh rangkaian kegiatan penelitian untuk pengambilan data
dari pemberian soal tes dan wawancara didokumentasikan berupa foto
dan video menggunakan handicam. Tujuan dokumentasi ini adalah
merekam seluruh kegiatan peneltian yang dilaksanakan agar data dalam
penelitian tidak diragukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Data Hasil Uji Instrumen Tes
Instumen tes tertulis sebelum diujicobakan sudah dilakukan uji
empiris di SDN Kebonrejo, Candimulyo, Magelang untuk melihat apakah
soal tes sudah layak untuk digunakan. Setelah uji empiris, peneliti
memberikan soal tes pada siswa kelas VI SDN Tempak 1 pada hari Senin,
19 Januari 2015.
Berikut nilai akhir yang diperoleh siswa.
Tabel 4.3 Nilai Akhir Siswa
No Responden Total skor Nilai akhir
1 N1 24 80
2 N2 23 76.6
3 N3 24 80
4 N4 24 80
5 N5 26 86,6
6 N6 17 56,6
7 N7 24 80
8 N8 28 93,3
9 N9 26 86,6
10 N10 18 60
11 N11 25 83,3
12 N12 20 66,6
13 N13 25 83,3
14 N14 18 60
15 N15 24 80
16 N16 24 80
17 N17 23 76.6
18 N18 18 60
19 N19 24 80
20 N20 26 86,6
21 N21 28 93,3
22 N22 26 86,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
D. Analisis Data Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
miskonsepsi yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal terkait konsep
menghitung volume bangun ruang khususnya balok, kubus dan tabung serta
apa saja faktor penyebabnya. Dari hasil pekerjaan siswa peneliti menganalisis
jawaban siswa untuk menemukan miskonsepsi yang dialami siswa. Hasilnya
dari 10 soal yang diberikan, terdapat beberapa siswa yang mengalami
miskonsepsi yaitu miskonsepsi pada soal nomor 2 dan 3 yang merupakan
bagian dari indikator 1. Selain itu siswa mengalami miskonsepsi pada soal
nomor 5 yang merupakan bagian dari indikator 3. Maka soal nomor 2, 3, dan
5 menjadi pembahasan analisis karena siswa mengalami miskonsepsi pada
soal-soal tersebut dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa dan dilanjutkan
dengan wawancara untuk lebih membutikan miskonsepsi yang dialami siswa.
Analisis hasil pekerjaan siswa pada soal-soal yang terjadi miskonsepsi adalah
pada subkjek yang telah terpilih. Berikut analisis data jawaban siswa yang
dilanjutkan dengan wawancara.
1. Analisis data indikator 1 yaitu menghitung volume bangun ruang
dengan satuan yang berbeda.
Pada indikator ini terdapat tiga soal yaitu soal nomor 1, 2 dan 3.
Siswa mengalami miskonsepsi adalah pada soal nomor 2 dan 3. Soal nomor
2 tentang konsep menghitung volume tabung dengan satuan yang berbeda
dan soal nomor 3 bermuatan tentang menghitung volume balok dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
satuan yang berbeda. Berikut analisis jawaban dan analisis wawancara pada
soal nomor 2 dan 3.
a. Soal nomor 2
Terdapat 3 siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor
2 ini yaitu subjek DS kode siswa N6, DN kode siswa N10 dan WD kode
siswa N14.
1) Subjek DS kode siswa N6
a) Analisis jawaban dan wawancara
Berikut analisis jawaban dan wawancara terhadap subjek pada soal
nomor 2.
Soal:
Jawaban:
Jawaban subjek DS kode siswa N6 menjawab soal nomor
2 untuk menghitung volume tabung dengan satuan yang berbeda.
Subjek sudah memahami soal yaitu volume yang ditanyakan
adalah satuannya liter, subjek sudah mengubah satuan jari-jari dari
meter (m) ke desimeter (dm) karena 1 liter = 1 dm. Namun dalam
penggunaan rumus untuk menghitung volume tabung, subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menggunakan rumus yang salah. Subjek hanya baru sampai
menghitung luas alas yang berbentuk lingkaran belum mengalikan
dengan tinggi tabung. Meski hanya sampai pada menghitung luas
alasnya, hasil perhitungan subjek adalah 314 dm3. Subjek
menjawab soal hanya sampai menghitung luas alas namun satuanya
sudah pangkat 3 (kubik), selain itu subjek menggunakan rumus
yang salah dan phi yang digunakan juga salah dalam menyelasikan
soal di atas yakni hanya menggunakan rumus phi r r ((V= πr2).
Rumus yang tepat untuk menghitung volume tabung adalah phi r
kuadrat t (V= πr2t), namun jawaban subjek menggunakan rumus
phi r r (V= πr2).
Berikut cuplikan wawancara terhadap subjek DS kode
siswa N6 yang memperkuat miskonsepsi yang dialaminya dalam
mengerjakan soal nomor 2.
P-01 : “Volume tabung apa?”
NN6-01 : “Phi x r x”
P-02 : “Phix r x r.???”
N6-02 : (Menganggukan kepala)
P-03 : “Gitu tok? Itu volume tabung?”
N6-03 : (Melihat jawabanya kembali)
P-04 : “Volume tabung phi x r xr”
N6-04 : “Iya..”
Wawancara di atas menunjukan bahwa subjek DS kode
siswa N6 mengalami miskonsepsi tentang menghitung volume
tabung. Hasil cuplikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa
subjek mengalami miskonsepsi terlihat pada saat ditanya volume
tabung apa (P-01), subjek N6 menjawab phi r r (N6-01).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Miskonsepsi yang dialami subjek DS kode siswa N6
adalah dalam pemahaman subjek rumus untuk menghitung volume
tabung adalah phi x r x r. Sudah jelas subjek DS kode siswa N6
salah rumus untuk menghitung volume tabung dan yakin jika
rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r.
Miskonsepsi yang dialami subjek DS kode siswa N6 adalah
termasuk miskonsepsi teoritik karena secara teori subjek belum
memahami luas alas dan volume.
Berdasarkan analisis jawaban dan wawancara pada subjek
DS kode N6 dalam mengerjakan soal nomor 2 tentang menghitung
volume tabung, selanjutnya dilakukan perbandingan untuk
mengetahui valid atau tidaknya data subjek DS kode siswa N6.
Berikut tabel untuk memperoleh kesimpulan mengenai miskonsepsi
yang dialami subjek DS kode siswa N6.
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek DS kode siswa N6
Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara
Subjek DS kode siswa N6 mengalami
miskonsepsi terlihat pada jawabanya
dalam menghitung volume tabung
subjek salah dalam menggunakan
rumus. Rumus yang tepat untuk
menghitung volume tabung adalah
phi r kuadrat t (V= πr2t), namun
rumus yang digunakan subjek
untuk menyelesaikan nomor 2
adalah phi x r x r (V= πr2).
Hasil wawancara peneliti dengan
subjek DS kode siswa N6, terlihat
subjek memahami dan yakin rumus
yang digunakan untuk menghitung
volume tabung adalah phi x r x r (V=
πr2).
Hasil analisis data tes tertulis dan data wawancara pada
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa subjek DS kode siswa N6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mengalami miskonsepsi dalam konsep menghitung volume tabung.
Subjek DS kode siswa N6 dalam pemahamannya rumus yang
digunakan untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r.
Maka penyebab miskonsepi yang dialami subjek DS kode siswa N6
adalah subjek kurang memahami konsep menghitung volume
tabung, terlihat dengan jawaban keyakinanya bahwa rumus
menghitung volume balok adalah phi x r x r.
b) Faktor penyebab penyebab miskonsepsi subjek DS kode siswa
N6
Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek DS
kode siswa N6 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.
P-06 : “Apakah kamu mengulang kembali pelajaran di
rumah?”
N6-06 : “Gak pernah mas... hehehe...”
P-07 : “Brati kamu belajar Cuma saat di sekolah?”
N6-07 : “iya...”
Berdasarkan cuplikan wawancara di atas subjek DS kode
siswa N6 yang mungkin menjadi faktor penyebab miskonsepsi
adalah karena subjek tidak mengulang kembali pelajaran dirumah.
2) Subjek WD kode siswa N10
a) Analisis jawaban dan analisis wawancara
Berikut analisis jawaban dan wawancara terhadap subjek pada soal
nomor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Soal:
Jawaban:
Jawaban subjek WD kode siswa N10 dalam menentukan
rumus untuk menghitung volume tangki yang berbentuk tabung
sudah tepat yaitu volume = luas alas x tinggi dan subjek sudah
memahami volume yang ditanyakan adalah satuanya liter dengan
mengubah satuan jari-jari dari mater (m) ke desimeter (dm). Subjek
sudah memahami soal dan tepat dalam menetukan rumus yang
digunakan untuk menghitung volume tabung. Namun, subjek
melakukan kesalahan dalam menggunakan phi antara 3,14 dan
yang digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 2. Pada jawaban
subjek WD kode siswa N10 dalam menyelesaikan rumus
menghitung volume tabung soal nomor 2, subjek menggunakan phi
3,14, seharusnya phi yang digunakan untuk menyelesaikan soal
nomor 2 adalah . Maka meskipun subjek sudah memahami soal
dan tepat menentukan rumus yang digunakan untuk menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
volume tabung pada nomor 2, dapat dikatakan subjek mengalami
miskonsepsi dalam penggunaan phi dalam menyelesaikan soal.
Berikut cuplikan wawancara terhadap subjek WD kode
siswa N10 untuk membuktikan miskonsepsi yang dialami subjek.
P-01 : “Volume tabung apa?”
N10-01 : “Luas alas x tinggi.”
P-02 : “Oke... alasnya berbentuk apa?”
N10-02 : “Lingkaran”
P-03 : “Brati luas alasnya berapa?”
N10-03 : “Emmm... 3,14 dm2”
P-04 : “Kenapa kok phi nya pake 3,14 gak ?”
N10-04 : “Kan r nya tidak bisa di bagi 7 mas...”
P-05 : “Brati kalo pake phi , r nya harus bisa dibagi 7
gitu?”
N10-05 : “Iya...”
Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek WD
kode siswa N10 mengalami miskonsepsi dalam menggunakan phi
antara 3,14 dan untuk menyelesaikan soal menghitung volume
tabung. Subjek memahami bahwa dalam menyesaikan soal nomor 2
untuk menghitung volume tabung phi yang digunakan adalah 3,14
karena r nya tidak dapat dibagi 7.
Berdasarkan analisis dari jawaban tes dan analisis
wawancara, selanjunya dilakukan perbandingan untuk mengetahui
valid atau tidaknya data subjek WD kode siswa N10. Berikut tabel
untuk menarik kesimpulan mengenai miskonsepsi yang dialami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.5 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek WD kode siswa N10
Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara
Subjek WD kode siswa N10 mengalami
miskonsepsi terlihat pada jawabanya
dalam menghitung volume tabung subjek
sudah tepat dalam menentukan rumus
yang digunakan untuk menghitung
volume tabung, namu subjek melakukan
kesalahan dalam menggunakan phi antara
3,14 dan untuk menyelesaikan soal
nomor 2.
Hasil wawancara peneliti dengan
subjek WD kode siswa N10, terlihat
subjek memahami bahwa jiak r tidak
tidak dibagi angka 7 maka
menggunakan phi 3,14.
Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan data
wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa subjek WD kode siswa
N10 mengalami miskonsepsi dalam penggunaan antara 3,14 dan
yang tepat untuk menyelesaikan soal nomor 2 tentang konsep
menghitung volume tabung. Miskonsepsi yang dialami subjek WD
kode siswa N10 adalah miskonsepsi teoritik.
b) Faktor penyebab miskonsepsi subjek WD kode siswa N10
Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek WD kode siswa
N10 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.
P3 : “Kenapa kok phi nya pake 3,14 gak ?”
N10-04 : “Kan r nya tidak bisa di bagi 7 mas...”
P4 : “Brati kalo pake phi , r nya harus bisa dibagi 7
gitu?”
N10-05 : “Iya...”
Berdasarkan cuplikan wawancara diatas dapat diketahui faktor
penyebab miskonsepsi yang dialamu subjek WD kode siswa N10
adalah pemahaman subjek dalam menghitung volume tabung jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menggunakan phi adalah jika jari-jari (r) tabung harus dapat
dibagi dengan 7.
3) Subjek DN kode siswa N14
a) Analisis jawaban dan analisis wawancara
Berikut analisa jawaban subjek dalam mengerjakan soal nomor 2.
Soal:
Jawaban:
Berdasarkan jawaban subjek DN kode siswa N14 dapat
dilihat subjek menjawab soal nomor 2 menggunakan phi x r x r.
Subjek sudah tepat mengubah satuan jari-jarinya ke dari meter (m) ke
desimeter (dm). Namun dalam menentukan rumus untuk menghitung
volume tabung subjek mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi yang
dialami adalah rumus yang digunakan untuk menghitung volume
tabung, jawaban subjek DN kode siswa N14 adalah menggunakan
rumus phi x r x r (V= πr2). Miskonsepsi yang dialami subjek DN kode
siswa N14 mirip dengan miskonsepsi pada subjek DS kode siswa N14
yang telah dianalisa sebelumnya. Rumus yang tepat untuk menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
volume tabung adalah phi r kuadrat t (V= πr2t). Berikut cuplikan
wawancara penelti dengan subjek DN kode siswa N14 sebagai
berikut.
P-01 : “Volume tabung apa?”
N14-01 : “phi..”
P-02 : “phi…”
N14-02 : “Kali r kuadrat…”
P-03 : “phi r kuadrat???”
N14-03 : “iya...”
Hasil cuplikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa
subjek DN kode siswa N14 mengalami miskonsepsi terlihat pada saat
ditanya volume tabung apa subjek menjawab phi x r x r pada cuplikan
N14-03. Miskonsepsi yang dialami subjek adalah salah rumus untuk
menghitung volume tabung. Subjek DN mengalami miskonsepsi yang
sama dengan subjek DS kode siswa N6 yang memahami rumus untuk
menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Miskonsepsi yang
dialami subjek adalah termasuk miskonsepsi teoritik.
Berdasarkan analisis jawaban dan wawancara pada subjek
DN kode siswa N14 dalam mengerjakan soal nomor 2 tentang
menghitung volume tabung, selanjutnya dilakukan perbandingan
untuk mengetahui valid atau tidaknya data subjek DN kode siswa
N14. Berikut tabel untuk memperoleh kesimpulan mengenai
miskonsepsi yang dialami subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.6 Triangulasi Teknik Soal nomor 2 Subjek DN kode siswa N14
Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara
Subjek DN kode siswa N14 mengalami
miskonsepsi terlihat pada jawabanya
dalam menghitung volume tabung subjek
salah dalam menggunakan rumus. Rumus
yang tepat untuk menghitung volume
tabung adalah phi r kuadrat t (V= πr2t),
namun rumus yang digunakan subjek
untuk menyelesaikan nomor 2 adalah
phi x r x r (V= πr2).
Hasil wawancara peneliti dengan subjek
DN kode siswa N14, terlihat subjek
memahami dan yakin rumus yang
digunakan untuk menghitung volume
tabung adalah phi x r x r (V= πr2).
Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan data
wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa subjek DN kode siswa
N14 mengalami miskonsepsi dalam konsep menghitung volume
tabung sama dengan subjek DN kode siswa N14 yang telah dianalisis
sebelumnya. Miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14
adalah miskonsepsi teoritik.
b) Faktor penyebab miskonsepsi pada subjek DN kode siswa N14
Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek DN kode
siswa N14 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.
P-04 : “phi r kuadrat kan baru luas alasnya??”
N4-04 : “Luas alas kan sama to dengan volume”
P-05 : “Kok bisa gitu?”
N14-05 : “Emang gitu mas rumusnya...”
Berdasarkan cuplikan wawancara diatas dapat diketahui
bahwa yang menjadi penyebab miskonsepsi yang dialami subjek
adalah tidak memahami rumus yang digunakan untuk menghitung
volume tabung. Subjek memahami bahwa rumus menghitung
volume tabung sama dengan rumus menghitung luas alas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2) Soal nomor 3
a) Analisis jawaban dan analisis wawancara
Subjek analisis jawaban adalah ER kode siswa N18 yang
mengalami miskonsespi dalam menghitung volume balok dengan satuan
yang berbeda. Berikut analisis jawaban subjek ER kode siswa N18 pada
nomor 3.
Soal:
Jawaban:
Berdasarkan jawaban siswa diatas dapat dilihat bahwa subjek dalam
menyelesaikan soal nomor 3 yang bermuatan tentang menghitung volume
balok dengan satuan yang berbeda, subjek dalam jawabanya hanya
mengkalikan semua angka yang tedapat didalam soal tanpa menuliskan
rumus lengkap untuk menghitung volume balok. Berikut cuplikan wawancara
peneliti dengan subjek ER kode siswa N18 untuk membutikan miskonsepsi
yang dialami subjek.
P-01 : “Nomor 3 bangun apa?”
N18-01 : “Emmm, persegi”
P-02 : “Hee persegi..kok persegi dari mana?”
N18-02 : “Persegi panjang”
P-03 : “Persegi po persegi panjang?”
N18-03 : “Yang mana ya?”
P-04 : “Coba bayangke bak mandi bentuke opo?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
N18-04 : “Persegi”
P-11 : “Rumus volume balok itu apa?”
N18-11 : “Rumus volume balok… volume sama dengan sxsxs”
N18-12 : „Volume balok ya… sxsxs yakin??? Yakin???”
P-13 : “Kalau volume kubus apa?”
N18-13 : “p xl x t”
Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa subjek ini
belum paham dengan arti dari bangun ruang, ER tidak dapat membayangkan
sebuah aquarium berbentuk apa. Sudah jelas pada nomor 3 adalah aquarium
berbentuk balok yang mempunyai panjang lebar dan tinggi, ER kebingungan
untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. Pada saat ditanya rumus volume
balok apa ER menjawab volume balok adalah sisi x sisi x sisi (s3), kemudian
saat ditanya volume kubus ER menjawab panjang x lebar x tinggi (p x l x t).
Berdasarkan analisis dari jawaban subjek ER dan hasil analisis wawancara,
selanjutnya dilakuka perbandingan untuk mengetahui valid atau tidaknya data
subjek ER kode siswa N18. Berikut tabel untuk menarik kesimpulan
miskonsepsi yang dialami subjek.
Tabel 4.7 Triangulasi Teknik Soal nomor 3 Subjek ER kode siswa N18
Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara
Subjek ER kode siswa N18 mengalami
miskonsepsi terlihat pada hasil
pekerjaanya dalam menghitung volume
balok hanya mengalikan semua angka
yang terdapat dalam soal yang belum
tentu menggunakan rumus yang tepat
untuk menghitung volume balok.
Hasil wawancara peneliti dengan subjek
ER kode siswa N18 terlihat bahwa subjek
mengalami miskonsepsi rumus
menghitung volume balok. Subjek
memahami rumus menghitung volume
balok adalah sisi x sisi s sisi, padahal
rumus balok adalah panjang x lebar x
tinggi
Berdasarkan perbandingan antara analisis jawaban dan analisis
wawancara dapat diketahui bahwa subjek mengalami miskonsepsi dalam
menentukan rumus yang tepat untuk menghitung volume balok. Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
memahmi bahwa rumus untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x
sisi padahal sudah jelas untuk menghitung volume balok adalah panjang x
lebar x tinggi.
b) Faktor penyebab miskonsepsi pada subjek ER kode siswa N18
Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek ER kode
siswa N18 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.
P-01 : “Nomor 3 bangun apa?”
N18-01 : “Emmm, persegi”
P-02 : “Hee persegi..kok persegi dari mana?”
N18-02 : “Persegi panjang”
P-03 : “Persegi po persegi panjang?”
N18-03 : “Yang mana ya?”
P-04 : “Coba bayangke bak mandi bentuke opo?”
N18-04 : “Persegi”
Berdasarkan cuplikan wawancaraa di atas dapat diketahui bahwa
faktor penebab miskonsepsi yang dialami subjek adalah mungkin karena
pemahaman dalam membedakan bangun runag dengan bangun datar masih
kurang.
2. Analisis data jawaban pada indikator 3
a) Analisis jawaban dan analisis wawancara
Pada indikator ini yang menjadi subjek adalah ER kode siswa N18
yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 5 yang bermuatan tentang
menghitung volume balok. Berikut analisa jawaban subjek dalam
mengerjakan soal nomor 5.
Soal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Jawaban:
Berdasarkan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal nomor 5
tentang konsep menghitung volume balok, subjek ER kode siswa N18
mengalami miskonsepsi menjawab soal dengan mengalikan semua angka
yang terdapat dalam soal kemudian ada tambahan perlakuan dalam
menyelesaikan soal yaitu dengan mengalikan 2 yang tidak tau asal dari
angka 2 tersebut. Berikut cuplikan wawancara peneliti dengan subjek ER
kode siswa N18 untuk membutikan miskonsepsi yang dialami subjek.
P-03 : “Kubus,, yoo.. volume kubus apa?”
N18-03 : “sxsxs”
Sudah jelas dalam soal nomor 3 aquarium berbentuk kubus
seperti pada gambar. Subjek ER mengalami miskonsepsi dengan rumus
untuk mencari volume balok, berdasarkan lanjutan wawancara pada soal
nomor 3, peneliti menanyakan kembali apa rumus volume balok, subjek
masih menjawab volume balok adalah sisi x sisi x sisi. Tetapi di dalam
jawabnya tidak sesuai dengan apa yang dijawabnya pada wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan analisis dari jawaban subjek ER dan hasil analisis
wawancara, selanjutnya dilakuka perbandingan untuk mengetahui valid
atau tidaknya data subjek ER kode siswa N18. Berikut tabel untuk
menarik kesimpulan miskonsepsi yang dialami subjek.
Tabel 4.8 Triangulasi Teknik Soal nomor 5 Subjek ER kode
siswa N18
Analisis data tes tertulis Analisis data wawancara
Subjek ER kode siswa N18
mengalami miskonsepsi terlihat pada
hasil pekerjaanya tidak tepat dalam
menentukan rumus untuk
menghitung volume balok.
Pemahaman subjek bahwa rumus untuk
menghitung volume balok adalah sisi x
sisi x sisi
Berdasarkan perbandingan antara analisis jawaban dan analisis
wawancara dapat diketahui bahwa subjek menagalami miskonsepsi sama
seperti pada analisis soal nomor 3 yaitu subjek tidak tepat dalam
menentukan rumus menghitung volume balok. Dari hasil wawancara dapat
diketahui bahwa subjek masih belum memahami perbedaan antara bangun
datar dengan bangun runag serta subjek menganggap bahawa rumus untuk
menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi.
b) Faktor penyebab miskonsepsi pada subjek ER kode siswa N18
Faktor penyebab miskonsespsi yang dialami subjek ER kode
siswa N18 dapat diketahui pada cuplikan wawancara berikut.
P-01 : “Nomor lima bentuke bangun apa? Aquarium berbentuk
apa? Balok, kubus, tabung, prisma?”
N18-01 : “Terdiam melihat soal”
P-02 : “Bentuknya apa?”
N18-2 : “Kubus”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan cuplikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa
mungkin yang menjadi faktor penyebab subjek mengalami miskonsepsi
adalah subjek tidak dapat meembaca soal dengan baik karena didalam
soal nomor 5 adalah bangun balok namun subjek mengataka bahwa pada
soal nomor 5 bangunya adalah berbentuk kubus.
3. Rangkuman miskonsepsi siswa
Berdasarkan analisis hasil tes uraian dan wawancara antara peneliti
dan subjek hasilnya adalah untuk menjawab rumusan masalah “Mengetahui
miskonsepsi yang dialami siswa dan apa yang menyebabkan terjadi
miskonsepsi tentang pengukuran volume bangun ruang balok, kubus dan
tabung pada kelas VI di SDN Tempak 1 Candimulyo Magelang” sudah
terbukti bahwa siswa di SDN Tempak 1 mengalami miskonsepsi pada
konsep menghitung volume bangun ruang. Miskonsepsi yang dialami oleh
siswa dari hasil pemberian soal esai dan wawancara secara individu adalah
sebagai berikut.
a. Konsep menghitung volume tabung
Instrumen soal yang berhubungan dengan volume tabung
adalah pada nomor 2. Kemampuan siswa dalam menjawab soal no 2
masih terdapat miskonsepsi. Dari 3 narasumber yang tealah di
wawancara semuanya salah dalam menggunakan rumus untuk
menghitung volume tabung. Secara keseluruhan dari 17 siswa yang
mengalami miskonsepsi terdapat 2 variasi jawaban miskonsepsi yang
dialami pada konsep menghitung volume tabung, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1) Tidak menggunakan rumus yang tepat dalam menghitung volume
tabung yakni siswa menggunakan rumus untuk menghitung volume
tabung adalah phi
r2 (V= πr
2). Sudah jelas bahwa rumus
menghitung volume tabung adalah V= πr2t.
2) Salah penggunaan phi anatara atau 3,14 yang digunakan dalam
rumus.
b. Konsep menghitung volume balok
Terlihat miskonsepsi yang dialami siswa dalam menjawab soal
nomor 3 dan 5 mengenai menghitung volume balok. Dari hasil analisis
soal dan wawancara, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan
rumus dalam menghitung volume balok. Hasil wawancara, rumus yang
digunakan oleh siswa untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi
x sisi (s3), sedangkan rumus volume balok yang tepat adalah panjang x
lebar x tinggi (p x l x t).
E. Pembahasan
Hasil analisis jawaban dan analisis wawancara terhadap siwa terpilih
yang mengalami miskonsepsi pada setiap jawaban siswa yang
membandingkan analisis jawaban dan analisis wawancara untuk memperoleh
data yang valid bahwa siswa yang menjadi subjek terbukti mengalami
miskonsepsi tentang konsep menghitung volume bangun ruang khususnya
balok, kubus dan tabung. Selain itu ditemukan penyebab-penyabab yang
menjadi sumber siswa mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep menghitung volume
tabung terdapat 3 siswa yang mengalami miskonsepsi. Dari 3 siswa tersebut
terdapat 2 siswa yang mirip miskonsepsi yang dialaminya yaitu miskonsepsi
dalam menentukan rumus menghitung volume tabung, siswa menggunakan
rumus untuk menghitung volume tabung adalah phi x r x r. Padahal sudah
jelas bahwa rumus yang tepat untuk menghitung volume tabung adalah phi x
r x r x t. Faktor penyebab kedua siswa mengalami miskonsepsi dalam
menentukan rumus menghitung volume tabung hampir mirip yaitu siswa
memahami bahwa rumus volume tabung adalah sama dengan rumus
menghitung luas alas dan siswa meyakini bahwa rumus tersebut adalah tepat.
Secara kesluruhan penyebab miskonsepi kedua siswa ini adalah pemahan
yang kurang antara menghitung volume tabung dengan menghitung luas
alasnya.
Terdapat 1 siswa pada soal yang sama yaitu soal nomor 2 tentang
konsep menghitung volume tabung, siswa sudah memahami peranyaan dan
sudah tepat dalam menentukan rumus untuk menghitung volume tabung.
Miskonsepsi yang dialami siswa ini adalah dalam penggunaan phi antara 3,14
dan yang digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 2. Pada soal nomor 2
phi yang digunakan adalah namun siswa menggunakan 3,14 maka dapat
dikatakan siswa mengalami miskonsepsi. Faktor penyebab siswa mengalami
miskonsepsi dalam penggunaan phi anatara 3,14 dan adalah karena siswa
memahami jika mengguakan phi maka jari-jarinya harus bisa dibagi 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Padahal dalam menyelesaikan soal menghitung volume tabung phi yang
digunakan antara 3,14 dan tidak terpaku pada jari-jarinya.
Siswa berikutnya mengalami miskonsepsi tentang konsep
menghitung volume balok pada soal nomor 3 dan soal nomor 5. Meskipun
jawaban siswa dengan mengaikan semua angka yang terdapat dalam soal,
belum tentu siswa memahami konsep menghitung volume balok. Terbukti
setelah melakukan perbandingan analisis jawaban dan analisis wawancara
bahwa siswa ini mengalami miskonsepi dalam menghitung volume balok
yaitu siswa memahami bahwa volume balok adalah sisi x sisi x sisi. Padalah
rumus yang tepat untuk menghitung volume balok adalah panjang x lebar x
tinggi. Penyebab siswa ini mengalami miskonsepsi adalah siswa belum dapat
membedakan bangun ruang dan bangun datar. Hasil analisis jawaban dan
analisis wawancara yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa
miskonsepsi yang dialami siswa dalam konsep menghitung volume bangun
ruang khususnya balok, kubus dan tabung termasuk jenis miskonsepsi
teoritik. Berikut jenis miskonsepsi yang dialami siswa dan faktor
penyebabnya.
1. Jenis Miskonsepsi
Jenis miskonsepsi yang dialami oleh seluruh subjek berdasarkan hasil
analisis jawaban dan analisis wawancara, jenis miskonsepsi yang dialami
termasuk kedalam jenis miskonsepsi teoritik. Konsep teoritik,
mencangkup bentuk konsep yang mempermudah kita dalam mempelajari
fakta-fakta atau kejadian-kejadian dalam sistem yang terorganisir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Faktor Penyebab
a. Subjek DS kode siswa N6
Subjek DS kode siswa N6 mengalami miskonsepsi jenis toeritik yaitu
pada konsep menghitung volume tabung. Subjek DS memahami
bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung
adalah phi r r ((V= πr2). Faktor penyebab miskonsepsi yang
dialami oleh Subjek DS kode siswa N6 berdasarkan hasil wawancara
adalah subjek DS kode siswa N6 yang mungkin menjadi faktor
penyebab miskonsepsi adalah karena subjek tidak mengulang kembali
pelajaran dirumah.
b. Subjek WD kode siswa N10
Subjek WD kode siswa N10 mengalami miskonsepsi jenis teoritik
yaitu dalam menggunakan phi antara 3,14 dan untuk menyelsaikan
soal menghitung volume tabung. Subjek memahami bahwa dalam
menyesaikan soal nomor 2 untuk menghitung volume tabung phi yang
digunakan adalah 3,14 karena r nya tidak dapat dibagi 7. Faktor
penyebab miskonsepsi yang dialami oleh subjek WD kode siswa N10
adalah pemahaman subjek dalam menghitung volume tabung jika
menggunakan phi adalah jika jari-jari (r) tabung harus dapat dibagi
dengan 7.
c. Subjek DN kode siswa N14
Jenis miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 adalah
rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung, jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
subjek DN kode siswa N14 adalah menggunakan rumus phi x r x r
(V= πr2). Miskonsepsi yang dialami subjek DN kode siswa N14 mirip
dengan miskonsepsi pada subjek DS kode siswa N14 yang telah
dianalisis sebelumnya. Faktor penyebab miskonsepsi yang dialami
oleh subjek adalah tidak memahami rumus yang digunakan untuk
menghitung volume tabung. Subjek memahami bahwa rumus
menghitung volume tabung sama dengan rumus menghitung luas alas.
d. Subjek ER kode siswa N18
Subjek mengalami miskonsepsi jenis teoritik yaitu dalam menentukan
rumus yang tepat untuk menghitung volume balok. Subjek memahami
bahwa rumus untuk menghitung volume balok adalah sisi x sisi x sisi
padahal sudah jelas untuk menghitung volume balok adalah panjang x
lebar x tinggi. Faktor penebab miskonsepsi yang dialami subjek
adalah mungkin karena pemahaman dalam membedakan bangun
ruang dengan bangun datar masih kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan pada siswa
kelas VI SDN Tempak 1 tahun ajaran 2014/2015, dapat disimpulkan:
1. Siswa kelas VI SDN Tempak 1 mengalami miskonsepsi dalam konsep
menghitung volume bangun ruang. Miskonsepsi yang dialami siswa
adalah pada konsep menghitung volume tabung dan volume balok.
Miskonsepsi yang dialami siswa pada menghitung volume tabung dari
seluruh siswa yang berjumlah 22, terdapat 17 siswa, 17 siswa yang
mengalami miskonsepsi dalam mengerjakan soal terkait konsep
menghitung volume tabung terdapat 2 variasi jawaban miskonsepsi yaitu
miskonsepsi dalam menentukan rumus dalam menghitung volume tabung
dan penggunaan phi antara dan 3,14 yang tidak tepat untuk
mengerjakan soal. Kemudian dari seluruh siswa yang berjumlah 22,
terdapat 13 siswa yang mengalami miskonsepsi terkait konsep
menghitung volume balok.
2. Penyebab miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep menghitung
volume tabung adalah pemahaman siswa pada rumus yang digunakan
dalam menghitung volume tabung adalah phi x r x r (V= πr2) dan siswa
tidak dapat memahami soal yang diberikan serta siswa salah dalam
menggunakan rumus yang digunakan untuk menghitung volume tabung.
Kemudian penyebab miskonsepsi siswa tentang konsep menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
volume balok adalah miskonsepsi dalam rumus dalam menghitung
volume balok adalah sisi x sisi x sisi (s3), sedangkan sudah jelas bahwa
rumus untuk menghitung volume balok adalah panjang x lebar x tinggi (p
x l x t).
B. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan dalam menentukan waktu wawancara dengan siswa.
2. Penelitian ini hanya mewawancarai 4 siswa dari seluruh siswa yang
mengalami miskonsepsi di kelas VI SDN Tempak 1 yang berjumlah 17
siswa.
C. Saran
1. Bagi peneliti yang menggunakan instrumen wawancara waktu
pelaksanaanya harus tepat pada waktu kedua belah pihak dapat
melaksanakan wawancara.
2. Bagi peneliti yang ingin meneliti tentang miskonsepsi dengan
menggunakan metode peneltian kualitatif deskriptif dengan alat
pengumpulan data tes tertlis dan wawancara, sebaiknya mewawancarai
seluruh siswa agar dapat mengetahui lebih lengkap siswa yang mengalami
miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DAFTA PUSTAKA
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Amien. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan
Metode Discovery Inquiry. Jakarta: Depdikbud.
Bahri. 2011. Psikologi belajar. Jakarta: Renika Cipta.
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Renika
Cipta.
Blaseman & Mappa. 2011. Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Buchori dkk. 2006. Gemar Belajar Matematika SD kelas 5. Semarang: CV.
Aneka Ilmu
Budi. K. 1992. Pemahaman konsep dan beberapa salah konsepsi yang terjadi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Djamarah. 2011. Psikologi belajar. Jakarta: Renika Cipta.
Herdiansyah. 2013. Wawancara, observasi dan focus groups. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Kristini. 2011. Pendekatan deduktif untuk meningkatkan Kemampuan siswa kelas
x sma n 2 dusun selatan dalam menguasai materi logaritma.
Yogyakarta: Jurnal Edukasi Matematika PPPPTK.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Masidjo, I. 2010. Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogakarta:
Kanisius.
Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
Mustaqim Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika. Surakarta: CV. Ar-Rahman
Priyanti. 2014. Pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya yang terjadi pada siswa
beberapa SMP di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Purwanto. (2009) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwo. 2006. Pemahaman dan miskonsepsi siswa SMA Tarakanita Magelang
tentang hukum Archimendes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Rusman. 2012. Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sari. 2007. Identifikasi miskonsepsi tentang kemagnetan pada siswa kelas X SMA
Gama Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Shadiq. 2010. Identifikasi kesulitan guru matematika smk pada pembelajaran
matematika yang mengacu pada permendiknas no. 22 tahun 2006.
Yogyakarta: Jurnal Edukasi Matematika PPPPTK.
Siregar Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharjana, dkk. 2008. Mengenal bangun ruang dan sifat-sifatnyad di sekolah
dasar. Yogyakarta: PPPPTK.
Suhito. 2003. Model Pembelajaran matematika. Semarang: Dinas P dan K Jawa
Tengah.
Sumanto dkk. 2008. Gemar Matematika 6. Semarang: CV. Palajar Pantai Utara.
Sumanto dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Surakarta: CV. Putra Nugraha.
Suparno. P. 2005. Miskonsepsi dan konsep perubahan kosep dalam pendidikan
fisika. Jakarta: PT Gramedia.
Suparno. P. 1998. Miskonsepsi tentang probabilitas pada siswa SLTP dan SMU.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran Uji Empiris Soal Tes
A. Validasi Instrumen
Uji coba dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Desember 2014 pada
siswa kelas VI di SDN Kebonrejo dengan jumlah 22 anak yang diikuti oleh
semua siswa karena tidak ada siswa yang berhalangan hadir. Setelah
dilakukan ujicoba dengan jumlah 10 soal, kemudian dihitung validasinya
menggunakan SPSS dengan hasil seperti berikut.
Perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil yang
menunjukan soal yang diuji coba terdapat soal yang valid dan tidak valid.
Hasilnya, soal yang valid adalah nomor 1,2,3,4,7,8,9,10 dan yang tidak valid
adalah soal nomor 5 dan 6. Soal yang diperbaiki adalah soal nomor 5 dan 6
karena tidak valid. Namun, terdapat soal yang sudah valid dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
perbaikan karena saran dari guru untuk memperbaiki penggunaan bahasa agar
mudah dipahami oleh siswa yaitu soal nomor 3 dan 4.
B. Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukuran dalam bentuk ketepatan dan
ketelitian hasil. Suatu tes dikatakan reliabel, jika menunjukkan ketepatan dan
ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran (Masidjo, 2010: 209).
Dalam hal ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara empiris. Dalam
penelitian ini koefisien reliabilitas dihitung dengan metode Alpha Cronbach
dengan rumus sebagai berikut:
r11 =(
)
Sumber : Purwanto (2009: 175)
Keterangan :
r11 : Koefisien Reliabilias
n : Jumlah Butir
si2: Varians Butir
st2: Varians Total
Taraf reliabilitas suatu tes dapat dinyatakkan dalam suatu koefisien yang
disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dapat dinyatakan dalam suatu
bilangan kurang dari 0 sampai 1,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien
Reliabilitas
Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah
Sumber: Masidjo, hlm. 209
Reliabilitas soal dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha. Cara
penghitungan reliabilitas tes dibantu dengan menggunakan program SPSS 17.0.
Hasil perhitungan reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.846 10
Hasil perhitungan reliabilitas pada siklus II menunjukkan koefisien
reliabilitas sebesar 0,846 dengan kriteria tinggi, kriteria tersebut sesuai dengan
koefiasienreliabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Perbaikan soal setelah diuji
No.
Soal
Pada awal sebelum diuji coba Perubahan setelah dilakukan uji coba soal Keterangan
3 Sebuah tabung memiliki diameter 0,7
dm, tinggi 4 cm, jika ,
berapa cm3 volume tabung tersebut?
Sebuah bak mandi akan diisi air penuh yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari. Jika
bak mandi tesebut panjangnya 32 dm, lebarnya
30 dm, dan tingginya 80 cm. berapa literkah isi
bak mandi tersebut jika sudah terisi air penuh?
Pada nomor soal 3 ini dilakukan
perbaikan karena saran dari guru kelas
untuk memperbaiki susunan bahasa
agar mudah dipahami siswa.
4 Diketahui panjang rusuk kubus 11 cm,
maka volumenya?
Volume balok ABCD.EFGH
adalah 455 cm3. Jika panjang
AB adalah 13 cm, dan panjang
BD adalah 7 cm. Berapakah
panjang DE dari hasil yang telah
diketahui?
Pada nomor 4 ini sama dengan soal
nomor 3 karena saran dari guru kelas
untuk memperbaiki susunan bahasa
agar mudah dipahami siswa.
5 Udin membeli kado berbentuk kubus,
juka panjang rusuk kubus tersebut 12
cm, maka berapa volum kado
tersebut?
Paman Rustam membuat
dua akuarium seperti
gambar disamping, Berapa
volume air yang dapat
ditampung dalam akuarium
tersebut?
Pada soal nomor 5 diperbaiki karena
tidak valid.
6 Diketahui balok dengan panjang, AB
= 10cm, BC = 5cm, dan panjang AE =
5cm, maka volume balok tersebut?
Yoga mengambil pita meteran dan berlari ke
kamar mandi. Dia mengukur bak air. Ternyata
panjang semua sisi bak air sama yaitu 60 cm.
Berapa volume bak air tersebut?
Pada nomor soal 6 ini sama dengan
nomor 5 dari hasil perhitingan tidak
valid.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Nama :…………….......
Kelas :…………………
No. absen :………………....
Petunjuk
1. Jawablah pertanyaan denga benar dengan menggunakan rumus lengkap!
2. Waktu yang tersedia 60 menit!
3. Bacalah dengan seksama dan teliti serta kerjakan soal dengan sungguh-
sungguh!
Soal.
1. Sebuah prisma alasnya berbentuk belahketupat
dengan panjang diagonal masing-masing 15 cm dan
20 cm. Jika tinggi prisma 30 cm, berapa dm3
volume
prisma tersebut?
2.
Sebuah tangki minyak yang berbentuk tabung
berjari-jari alas 1 m. Jika panjang tangki 28
dm, berapa liter minyak yang dapat dimuat
oleh tangki tersebut?
3. Sebuah bak mandi akan diisi air penuh yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari. Jika bak mandi tesebut panjangnya 32 dm, lebarnya 30 dm,
dan tingginya 80 cm. berapa literkah isi bak mandi tersebut jika sudah
terisi air penuh?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
4.
Volume balok ABCD.EFGH adalah 455 cm3.
Jika panjang AB adalah 13 cm, dan panjang
BD adalah 7 cm. Berapakah panjang DE dari
hasil yang telah diketahui?
5. Paman Rustam membuat dua
akuarium seperti gambar
disamping,Berapa volume air
yang dapat ditampung dalam
akuarium tersebut?
6. Yoga mengambil pita meteran dan berlari ke kamar mandi. Dia mengukur
bak air. Ternyata panjang semua sisi bak air sama yaitu 60 cm. Berapa
volume bak air tersebut?
7. Atap suatu rumah berbentuk limas.
Alasnya berbentuk persegi panjang dengan
panjang 20m dan lebar 10 m. Jika tinggi
limas 2 m, berapa meter kubik udara yang
ada dalam ruangan atap tersebut?
8. Diketahui volume tabung adalah 616 cm3. Diameter tabung tersebut adalah
28 cm. Berapakah tinggi tabung tersebut?
9. Sebuah balok mempunyai pangjang 11 cm, lebar 4 cm dan volumenya
396 cm3. Dari volume yang sudah diketahui, hitunglah tinggi balok
tersebut!
10. Diketahui sebuah kubus mempunyai volume 512 cm3. Berapakah rusuk
kubus tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran Hasil pekerjaan siswa yang menjadi subjek wawancara
1. Jawaban siswa N6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Jawaban siswa N10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Jawaban siswa N14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4. Jawaban N18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran hasil wawancara
1. Wawancara subjek DS kode siswa N6
P-01 : “Soal nomor 2 berbentuk bangun apa?”
N6-01 : “Bertentuk tabung?”
P-02 : “Oke, rumus untuk menghitung volume tabung apa?”
N6-02 : “Phi x r x r”
P-03 : “Phix r x r???”
N6-03 : (Menganggukan kepala)
P-04 : “Gitu tok? Itu volume tabung?”
N6-04 : (Melihat jawabanya kembali)
P-05 : “Volume tabung phi x r xr”
N6-05 : “Iya..”
P-06 : “ya... apakah kamu yakkin rumus volume tabung phi x r x r?”
N6-06 : “yakin...”
P-07 : “Menurut kamu r itu apa?”
N6-07 : “Jari-jari mas, setengah dari diameter lingkaran tabung”
P-08 : “Iya, untuk menghitung luas lingkaran rumusnya apa?”
N6-08 : “Phi x r x r”
P-09 : “lha kok rumusnya sama dengan menghitung volume tabung?”
N6-09 : “Eh… bingung mas”
P-10 : “Oke, tabung memiliki tinggi atau tidak?”
N6-10 : “Iya mas”
P-11 : “Menurut kamu menghitung volume tabung tingginya digunakan
tidak?”
N6-11 : “Lupa mas, kayaknya tidak”
P-12 :“Kamu memperhatikan tidak saat guru menjelaskan tentang
menghitung volume tabung?”
N6-12 : “Jelas mas”
P-13 : “Apa kamu bertanya kepada guru jika kamu masih belum jelas?”
N6-13 : “Em.. tidak mas…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
P-14 : “Apakah kamu mengulang kembali pelajaran di rumah?”
N6-14 : “Gak pernah mas... hehehe...”
P-15 : “Brati kamu belajar cuma saat di sekolah?”
N6-15 : “iya...”
P-15 : “Waduh gimana kamu itu kalo belajar cuma di sekolah”
2. Wawancara subjek WD kode siswa N10
P-01 : “Soal nomor 2 berbentuk bangun apa?”
N10-01 : “Tabung mas”
P-02 : “Tabung itu memiliki ciri-ciri apa?”
N10-02 : “Emm,, alasnya dan atapnya bentuknya sama yaitu lingkaran,
terus mempunyai selimut”
P-03 : “Oke, soal nomor 2 yang ditanyakan apa?”
N10-03 : “Yang ditanyakan menghitung volume tabung mas..”
P-04 : “Rumus untuk menghitung volume tabung apa?”
N10-04 : “luas alas x tinggi.”
P-05 : “oke... alasnya berbentuk apa?”
N10-05 : “lingkaran”
P-06 : “brati luas alasnya berapa?”
N10-06 : “emmm... 3,14 dm2”
P-07 : “kenapa kok phi nya pake 3,14 gak 22/7?”
N10-07 : “kan r nya tidak bisa di bagi 7 mas...”
P-08 : “brati kalo pake phi 22/7, r nya harus bisa dibagi 7 gitu?”
N10-08 : “iya...”
P-09 : “Apakah kamu selalu memperhatikan guru?”
N10-09 : “Hehe, tidak mas”
P-10 : “lho kok tidak… Apa kamu juga tidak berjar di rumah?”
N10-10 : “Belajar kok mas, tapi kadang-kadang”
P-11 : “Kalau di rumag belajar sama siapa?”
N10-11 : “Sama kakak mas”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
P-12 : “Kamu belajarnya sungguh-sungguh tidak?”
N10-12 : “Iya mas”
3. Wawancara subjek DS kode siswa N14
P-01 : “Volume tabung apa?”
N14-01 : “phi..”
P-02 : “phi…”
N14-02 : “Kali r kuadrat…”
P-03 : “phi r kuadrat???”
N14-03 : “iya...”
P-04 : “phi r kuadrat kan baru luas alasnya??”
N14-04 : “Luas alas kan sama to dengan volume”
P-05 : “Kok bisa gitu?”
N14-05 : “Emang gitu mas rumusnya...”
P-06 : “Coba ingat-ingat lagi Volume tabung apa yang tepat menurut
kamu? phi..”
N14-06 : “phi…Kali r kuadrat…”
P-07 : “Yakin?”
N14-07 : “Hehehe”
N14-08 : “phi kali 28”
P-08 : “phi kali 28.. 28 kenapa kok dikali phi?”
N14-09 : “Eeh… pie iki…”
N14-10 : “Diamter po ya…”
P-010 : “Diameter? Diameter… brati r nya berapa?”
N14-11 : “28”
P-11 : “Diameter sama jari-jarinya kok sama?
N14-12 : “Hehe, terus berapa mas?”
P-12 : “Lho kok malah balik tanya...”
N14-13 : “Em,, berapa ya... bingung mas...”
P-13 : “Saat dijelaskan guru diamater sama jari-jari beda apa tidak?”
N14-14 : “Lupa mas...”
P-14 : “Ayo diingat-ingat lagi...”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
N14-15 :“Diameter itu garis tengah lingkaran terus jari-jari itu setengah
diameter mas..”
P-15 : “Lha itu kamu tahu, oke terus rumus luas lingkaran apa?”
N14-16 : “Phi kali r kuadarat”
P-16 : “Yakin?”
N14-17 : “eh eh... phi kali diameter...”
P-17 : “Hayo yang mana?”
N14-18 : “Bingung mas...”
4. Wawacara subjek ER kode siswa N18 soal nomor 3 dan soal nomor 5
P-01 : “Nomer 3 bangun apa?”
N18-01 : “Emmm, persegi”
P-02 : “Hee persegi..kok persegi dari mana?”
N18-02 : “Persegi panjang”
P-03 : “Persegi po persegi panjang?”
N18-03 : “Yang mana ya?”
P-04 : “Coba bayangke bak mandi bentuke opo?”
N18-04 : “Persegi”
P-05 : “Bak mandi persegi??”
P-06 : “Wes jawab nomer 3? Liat liat…”
P-07 : “Nha iki mau nayari volumenya dari mana? Melihat jawab siswa”
N18-05 : “Subjek kebingungan melihat kembali soal nya”
P-08 : “Asal nyari apa dari rumus?”
N18-06 : “Asal”
P-09 : “Ow.. asal…ini gak tau bentuk nomer 3? Kalau mempunyai p l t
itu bangun apa?”
N18-07 : “Persegi panjang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
P-10 : “Hih…persegi panjang?”
N18-08 : “(Siswa terdiam kebingungan)”
P-11 : “E.. bangun ruang itu apa?”
N18-09 : “Siswa terdiam menundukan kepala”
P-12 : “Volume itu apa? Arti volume…”
N18-10 : “Apa ya??? Belum pernah diajarkan”
P-13 : “Rumus volume balok itu apa?”
N18-11 : “Rumus volume balok… volume sama dengan sxsxs”
P-14 : “Volume balok ya… sxsxs yakin??? Yakin???”
N18-12 : “Menganggukan kepala”
P-15 : “Kalau volume kuibus apa?”
N18-13 : “p xl x t”
P-16 : “p xl x t yakin?? Yakin??”
N18-14 : “Geleng kepala kebingungan”
P-17 : “Yakin?? Yakin gak? Yakin?”
N18-15 : “Yakin (sambil menganggukan kepala)”
P-18 : “Nomor lima bentuke bangun apa? Aquarium
berbentuk apa? Balok, kubus, tabung, prisma?”
N18-16 : “Terdiam melihat soal”
P-19 : “Bentuknya apa?”
N18-17 : “Kubus”
P-20 : “Kubus,, yoo.. volume kubus apa?”
N18-18 : “sxsxs”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI