ICT Dan Pendidikan
Click here to load reader
-
Upload
jerry-makawimbang -
Category
Documents
-
view
125 -
download
3
Transcript of ICT Dan Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan tidak berjalan dalam ruang hampa. Suatu
pernyataan yang memiliki makasud bahwa terdapat saling
pengaruh antara pendidikan dengan perkembangan sosial-
budaya, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di
lingkungannya. Sistem pendidikan dipengaruhi oleh perubahan
yang terjadi di masyarakat, sebaliknya pendidikan juga
mempengaruhi dan bahkan diharapkan dapat mengarahkan
perubahan yang terjadi ke arah yang positif. Salah satu
perubahan besar yang terjadi dalam beberapa dasa warsa
terakhir ini, adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang didukung oleh penggunaan
komputer. Dengan kemajuan TIK, maka terjadilah era globalisasi yang merambah aspek sosial budaya,
politik, ekonomi, termasuk pendidikan. Masuknya TIK telah mengubah pola-pola komunikasi dan
distribusi informasi tanpa batas wilayah, negara atau waktu.
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information
and Communication Technologies (ICT) untuk rentang waktu yang sangat singkat telah menjadi salah
satu fondasi bagi masyarakat modern. Sebagian negara saat ini menganggap pemahaman tentang ICT
dan pengasaan – penguasaan dasar dan konsep ICT sebagai bagian dari pendidikan. Dalam kaitannya
dengan pendidikan pada proses pembelajaran, TIK khususnya internet dapat dimanfaatkan oleh guru
maupun siswa, antara lain: dalam pencarian informasi atau bahan pelajaran, mendekatkan jarak ruang
dan waktu dalam interaksi guru-murid, efisiensi pembelajaran serta penyimpanan berbagai data dan
informasi yang diperlukan. Perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi dan teknologi
informasi (ICT), yang telah memperngaruhi sluruh aspek kehidupan tak terkeculai pendidikan,
sesungguhnya bias dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi
dalam system pendidikan. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TI baik yang
bersifat off-line maupun on-line, bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang
berminat. Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa untuk
menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini menyebabkan
sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi
global ini. Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan
memanfaatkan internet sebagai lahan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Upaya ini
dapat dilakukan dengan memasukkan TIK sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran pada
Lembaga Pendidikan (Sekolah). Dinas Pendidikan Nasional sebagai induk dari sekolah, memiliki
ICT dan Pendidikan 1
beberapa program yang berguna bagi peningkatan kualitas siswa dan sekolah dengan memanfaatkan
TIK
Dari pernyataan di atas menunjukan bahwa TIK sangat diperlukan dalam proses pembelajaran pada
lembaga pendidikan (Sekolah), namun beberapa sekolah belum siap melaksanakan pembelajaran TIK.
Mata pelajaran ini dianggap sulit diajarkan karena sebagian besar guru belum memiliki kemampuan yang
memadai untuk mengajarkan mata pelajaran TIK tersebut, beragamnya persepsi dan sikap guru tentang
TIK. Di samping itu beberapa sekolah belum dilengkapi komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran guna menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Oleh karena itu, berdasarkan hal – hal tersebut diatas, kami kelompok akan membahas materi
tentang ICT dan Pendidikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kami pada mata
kuliah Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan oleh dosen mata kuliah : Prof. Dr. H.
Sumual,M.Pd.
BAB II
PEMBAHASAN
ICT dan Pendidikan 2
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Materi ICT dan Pendidikan yang dipelajari saat ini memiliki maksud dari UNESCO untuk
mengetahui perkembangan ICT atau memastikan semua negara, baik yang telah maju, sedang
berkembang, telah memiliki akses kepada fasilitas – fasilitas pendidikan yang penting untuk
mempersiapkan generasi muda agar bisa memainkan perannya dalam masyarakat dengan
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.
2. Tujuan
Ada 2 (dua) tujuan yang terkandung pada materi pembahasan mengenai ICT dan
Pendidikan, yaitu :
a. Adanya persiapan bagi sekolah – sekolah menengah dalam pembelajaran untuk pembuatan
kurikulum berbasis TIK.
b. Pembuatan program pengembangan profesional guru dan dapat diimplementasikan dalam
kurikulum berbasis TIK.
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Teminologi
Untuk mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka beberapa hal yang
perlu diketahui, maksudnya terlebih dahulu kita definisikan dua istilah yaitu :
a) Informatika (Ilmu komputer)
UNESCO memberikan defenisi bahwa informatika merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang membahas tentang desain, realisasi, evaluasi, penggunaan, pemeliharaan sistem –
sistem pemrosesan informasi termasuk hardware, software, aspek – aspek organisasi dan
manusia dalam aplikasinya disemua bidang.
b) Teknologi Informatika
Teknologi Informatika didefinisikan sebagai aplikasi teknologi terhadap informatika dalam
masyarakat.
c) Teknologi Informasi dan komunikasi, atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilah
Information and Communication Technologies (ICT) didefenisikan sebagai kombinasi antara
Teknologi Informatika dan teknologi komunikasi.
Defenisi – defenisi Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) lebih jelas akan dijelaskan
pada bagian berikut.
2. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Beberapa pengertian mengenai TIK, antara lain :
a. Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology,
Glasgow,UK,1991 : “Information Technology (IT) the handling of information by electric and
ICT dan Pendidikan 3
electronic (and microelectronic) means. ”Here handling includes transfer. Processing, storage
and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the
benefit of individual people and society as a whole” Dari penjelasan di atas : Kebutuhan
manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam
konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.
Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat
secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus.
b. Information Technology in the National Curriculum, England and Wales, 1995
“Information technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT tools
an information source to analyse, process an present information, and to model, measure an
control external events. This Involve : Using information sourcxes and IT tools to solve
problems. Using it tools and information source, sich as computer systems and software
packages, to support learning in variety contexts; Understanding the implication of IT for
working life and society. Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop
and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects.” Dari penjelasan di
atas : Nampaknya terdapat acuan kemampuan TIK yang hendak dicapai dan system nilai
dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang
perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan
menggunakan TIK.
c. Menurut Puskur Diknas Indonesia
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
1) Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
2) Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
Suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang
segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media
d. Menurut UNESCO, (2004)
TIK adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola
dan mendistribusikan informasi.
e. Menurut anatta sannai, Jakarta Indonesia, 2004 : Teknologi Informasi dan komunikasi
adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang
kepada oranglain
ICT dan Pendidikan 4
f. Menurut Kementerian Negara Riset dan Teknologi,
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi.
g. Menurut Susanto ( 2002 )
informasi merupakan hasil dari pengolahan data namun tidak semua hasil dari
pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Jadi pengertian TIK adalah sebuah media atau
alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data /
informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat
berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan Pengertian TIK menurut kelompok
adalah semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi, komunikasi,
presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi informasi) yang dapat
dimanafaatkan atau digunakan dalam mendukung proses belajar mengajar dan kegiatan
administrasi di sekolah.
3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komuikasi dalam Pendidikan
a. Sejarah Perkembangan TIK
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh perkembangan prangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen
(2005) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase, yaitu :
1) Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice.
Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan
latihalatihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan
bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
2) Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase computer based training (CBT)
with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era
keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer
multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran,
karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep
pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki
perbedaan. Sebagian bias belajar dengan baik kalau mempergunakan indra penglihatan,
seperti menonton filem/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik kalau
mendengarkan atau membaca.
3) Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis
internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja,
ICT dan Pendidikan 5
pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi,
video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum
maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
4) Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan
fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan
e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning
maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak
paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik
yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa
dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat
bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang
telah dibacanya.
5) Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini
ditandai dengan banyaknya bermunculan perangkat lunak pembelajaran dan konten
pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya
dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang
mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran
melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi
dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
b. Perkembangan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program
pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap – tahap sebagai
berikut :
1) Tahap pertama meliputi :
(a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan
sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai
sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah,
(b) merancang dan membuat aplikasi database,
(c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan pendidikan di
pusat, daerah, dan sekolah, dan
(d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan
interaktif.
2) Tahap kedua meliputi :
(a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi
pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan
ICT dan Pendidikan 6
(b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3) Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di sekolah –
sekolah.
4. Peranan TIK dalam Pendidikan
ada 10 peran strategis TIK bagi dunia pendidikan, yaitu :
a. TIK sebagai sumber pengetahuan. Yang dimaksud TIK disini adalah Internet, suatu jejaring
raksasa yang mempertemukan dan mengintegrasikan seluruh pusat-pusat referensi
pembelajaran yang ada dimuka bumi ini (Kumail, 2002). Melalui internet, seorang
mahasiswa di tanah Papua misalnya dapat dengan mudah mengakses perpustakaan yang
ada diperguruan tinggi terkemuka dunia seperti Stanford University dan Combridge Univercity
untuk menemukan referensi yang dibutuhkan. Adapun jendela pencari referensi atau
perangkat lunak berselancar di internet semacam Google, Altavista, dan Yahoo. Demikian
pula keberadaan situs-situs yang dapat mejadi sumber pembelajaran seperti You Tube dan
Wikipedia memperlihatkan bagaimana internet dapat meningkatkan kompetensi serta
keahlian seorang peserta didik dalam waktu yang relative singkat. Proses belajar menjadi
semakin cepat dan menyenangkan.
b. Dalam konteks KBK dan internet, adalah kenyataan bahwa internet tidak hanya menjadi
pusat sumber referensi, tetapi lebih jauh lagi menjadi tempat bertemunya para individu
pembelajar itu sendiri. Dengan fasilitas aplikasi seperti email, mailing list, chatting dan
blogging maka seorang siswa yang sedang belajar di Marioriawa Soppeng dapat berinteraksi
dengan tokoh idolanya pemenang nobel Fisika dari belahan bumi lain dengan leluasa. Tidak
hanya itu, seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan ketika sedang menyusun skripsi
dapat berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman sesama mahasiswa. Jika proses
komunikasi ini dilakukan secara benar, intensif, dan efisien, maka niscaya kendala
kekurangan tenaga guru atau pengajar maupun keluhan rendahnya kualitas guru atau
pengajar dapat teratasi dengan baik.
c. Dengan penggabungan kedua peranan tersebut dimuka, maka akan didapatkan sebuah
peranan yang menjadi penyebab terjadinya revolusi pendidikan yaitu TIK sebagai pemungkin
(driver) terjadinya transformasi pendidikan. Hal ini sejalan filsafat pendidikan dan teknologi
yang mengatakan bahwa dengan teknologi, mahasiswa semakin lebih berpeluang
menciptakan perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan yang lebih berkembang dan maju,
karena teknologi pada dasarnya merupakan suatu system intelektual pemberdayaan
manusia yang dihasilkan dari system kegiatan pendidikan. Dalam kaitan ini proses
digitalisasi terhadap sumber daya pendidikan dan proses pendidikan melahirkan berbagai
inisiatif penyelenggaraan mengajar belajar dengan memanfaatkan internet sebagai media
ICT dan Pendidikan 7
penembus batas ruang dan waktu. Sebuah sekolah dipedesaan yang tidak mempunyai
perpustakaan yang lengkap, dapat menambah koleksinya melalui e-Liberary. Sebuah
sekolah tinggi yang tidak mempunyai dosen ahli robotika dapat menyelenggarakan mata
kuliah bermutu melalui e-Learning dengan perguruan tinggi di Jepang (Wen, 2003).
d. TIK sebagai pendukung, Pengajar maupun peserta didik untuk mengatasi keterbatasan
panca indera dalam menyerap, mengolah, mengorganisasikan, menyampaikan,
mengelaborasikan, menyimpulkan dan mengimplementasikan berbagai khasanah
pengetahuan dan kompetensi yang menjadi objek pembelajaran. Dengan menggunakan
animasi yang dapat diunduh (download) dari internet seorang guru dapat mengilustrasikan
bagaimana system peredaran darah menusia terjadi.
e. TIK sebagai komponen atau bagian tak terpisahkan (terintegrasi) dari kerangka
kurikulum dan metode pendekatan mengajar belajar. Salah satu strategi pembelajaran
berbasis kompetensi adalah dengan mengimplementasikan beragam metode instruksional
sekaligus seperti model studi mandiri, simulasi, insiden, bermain peran, praktikum,
eksperimen, dan lain-lain (Yamin, 2003). Contohnya adalah untuk mata ajar sejarah, dimana
seorang guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk meneliti mengapa Napoleon
kalah di Waterloo dengan cara melakukan studi leteratur di internet. Hasilnya sangatlah
mengejutkan bagi siswa maupun guru karena ternyata dari empat puluh siswa di kelas yang
mengerjakannya, terdapat empat puluh jawaban yang berbeda karena beragamnya sudut
pandang yang dipergunakan. Secara padagogis intinya adalah bukan pada benar tidaknya
jawaban siswa, tetapi bagaimana dalam proses menjawab pertanyaan tersebut siswa
berusaha untuk mencari data/informasi yang relevan, mamilah-milahnya secara hat-hati,
melakukan pengolahan ragam fakta yang ada, mencoba mencari relasi antar kejadian-
kejadian, hingga menyimpulkan fenomena yang dipelajari (Jogiyanto, 2006). Sang guru pun
menjadi semangat untuk datang ke kelas, untuk “belajar” dari para siswanya yang telah
berhasil melakukan penelitian sederhana melalui tugas yang diberikan tersebut. Kelaspun
menjadi menyenangkan, proses belajarpun menjadi mengasyikkan.
f. TIK bagi pengajar dan peserta didik adalah sebagai alat pemicu atau penyeimbang
gaya belajar individu yang bermacam-macam karena berbedanya tingkat dan ragam
kecerdasan manusia. Konsep kecerdasan majemuk yang sifatnya unik bagi masing-masing
individu menggambarkan perlunya proses kustomisasi terhadap bahan ajar dan metode
pendekatan pembelajaran agar menjadi semakin efektif (Armstrong, 2002). Dalam konteks
inilah maka setiap peserta didik dipersilahkan dan dimungkinkan untuk men-“tailor made”
sendiri referensi, bahan ajar dan pendekatan pembelajarannya dengan tetap berada dalam
koridor system pendidikan yang ditetapkan pengajar. Dengan kata lain, heterogenitas
karakteristik peserta didik harus diimbangi dengan heterogenitas dalam mekanisme dan
ICT dan Pendidikan 8
model pembelajaran agar sesuai dengan gaya belajar dan kemampuannya. Disinilah TIK
yang dibangun dengan menggunakan arsitektur informasi dan aplikasi modular dapat
menemukan konteksnya yang signifikan.
g. TIK sebagai penunjang manajemen operasional institusi pendidikan, agar pengolahan
berbagai sumber daya yang dimiliki dapat terjadi secara efektif, efisien, optimal dan
terkontrol dengan baik. Pemanfaatan aplikasi manajemen kelas dan mata ajar misalnya
(baca: course / class management system), akan mempermudah terlaksananya proses
operasional dan administrasi pembelajaran secara terintegrasi, yang selama ini masih
dikelola secara manual, seperti : mekanisme absensi, penggandaan bahan ajar, pelaksanaan
ujian, penghitungan nilai evaluasi, hingga pemberitahuan hasil belajar. Aplikasi lain yang
tidak kalah pentingnya misalnya terkait dengan pengisian rencana studi untuk mahasiswa
perguruan tinggi, atau pengelola kegiatan ekstrakulikuler untuk sekolah menengah atas, atau
manajemen keuangan lembaga yang diperlukan yaysan pendidikan, dan lain-lain (Molyono,
2008)
h. TIK untuk pengambilan keputusan. Melalui penerapan aplikasi MIS (Management
Informasi System), DSS (Decision Support System), TIS (Transaction Information System),
datawarehouse, dashboard, dan sejenisnya-pemilik dan penyelenggara lembaga pendidikan
dapat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses penyelenggaraan belajar-
mengajar diinstitusi terkait syarat dari proses pengambil keputusan adalah tersedianya
informasi yang lengkap dan berkualitas. Informasi yang dimaksud pada dasarnya diambil
dari seluruh data hasil rekaman pada proses operasional dan administrasi sehari-hari
(Oriondo, 1984).
i. TIK sebagai infrastruktur penting dimiliki institusi pendidikan. Dalam kaitan ini, sebuah
sekolah atau kampus harus memiliki koneksi transmisi data dengan cara terhubung langsung
ke infrastruktur telekomunikasi, baik melalui jalur terrestrial, kabel laut, maupun satelit.
Kemudian diatas infrastruktur tersebut, perlu dibangun sebuah jaringan computer yang dapat
menghubungkan berbagai piranti elektronik dan/atau digital yang ada dilingkungan institusi
pendidikan terkait. Hanya dengan jaring inilah maka keseluruhan inisiatif pengembangan TIK
sebagai media teknologi pendidikan dapat terwujud (Syukur, 2002). Perlu diperhatikan
bahwa computer bukanlah merupakan satu-satunya jenis TIK yang dipergunakan dalam
dunia pendidikan. Piranti keras lain seperti PDA, telepon genggam, web-TV, dan smart
phone hanyalah sebuah contoh dari beraneka ragam “digital gadget” yang telah tersedia di
pasar. Oleh karena itulah maka infrastruktur yang dibangun haruslah bersifat terbuka
terhadap berbagai jenis kemungkinan pengguna piranti teknologi yang dipakai oleh segenap
pemangku kepentingan.
ICT dan Pendidikan 9
Pembentuk Pusat Unggulan
Sumber Pengetahuan
Piranti Komunikasi
Pemungkin Transform
asi
Media Pem
belajaran
Penerap Ragam m
etoda
Pemicu G
aya Belajar
Pemandu Pengambilan Keputusan
Infrastruktur pendidikan
Pendukung Operasional
j. TIK sebagai pusat unggulan atau Center of Excellence bagi lembaga pendidikan
sejenis lainnya. Dengan menerapkan ke -9 atau sebagian dari peran TIK bagi pendidikan
maka dapat merubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan atau Center Excellence.
Hal ini mengandung arti bahwa siapapun yang dapat menghubungkan dirinya dengan
institusi penerap TIK ini tidak peduli yang bersangkutan adalah individu, kelompok
masyarakat, organisasi atau lembaga badan hokum akan langsung mendapatkan
keseluruhan manfaat yang dirasakan oleh pemangku kepentingan (baca : stakeholder) dari
institusi pendidikan tersebut. Hal ini berarti bahwa sebuah institusi pendidikan yang telah
menerapkan TIK berpotensi menjadi “mercu suar” pengetahuan bagi masyarakat disekitarnya
maupun lembaga-lembaga lain yang ingin menjalin kerjasama dengannya (Miarso, 2004).
Fenomena yang didasari oleh Hukum Metcalfe ini merupakan ciri khas atau karakteristik dari
TIK yang tidak dimiliki oleh teknologi lainnya.
Dari kesepuluh peran TIK bagi pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian dan
diilustrasikan sebagai “Rumah Peranan TIK” .
Bagian pertama terdiri atas tiga peranan TIK merupakan fondasi dari rumah tersebut. Bagian
kedua terdiri atas 6 pilar peranan TIK berkaitan dengan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk
meningkatkan kualitas mengajar-belajar yang dimanfatkan oleh tenaga pengajar dan peserta
didik. Dan bagian ketiga mempresentasikan atap rumah merupakan peranan TIK yang dapat
dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar.
5. Peran pemerintah terhadap Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendididikan,
ICT dan Pendidikan 10
UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dan PP 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
merupakan beberapa instrumen pemerintah untuk mengimplementasikan Teknologi
Komunikasi & Informasi Untuk Pendidikan. Pemerintah pun telah mendeklarasikan
penggunaan dan pengembangan Open Source Software (OSS) sebagai salah satu
langkah strategis dalam mempercepat penguasaan teknologi informasi di Indonesia.
Sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia
dan juga mendayagunakan teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat
Pasal 4 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,
nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Secara umum, peranan e-learning dalam
proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi.
Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka
masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua
sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang
dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai
substitusi proses pembelajaran konvensional.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka
koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning dapat masuk
memainkan peran dalam pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh.
6. Kendala – kendala pengembangan Teknologi Komunikasi & Informasi Dalam Pendididikan
Ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TIK belum dapat digunakan
seoptimal mungkin, yaitu :
a. Kesiapan pemerintah Indonesia
Pemerintah masih pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan.
b. infrastruktur telekomunikasi
masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi,
multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan
sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.
c. perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi
operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru
berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum
diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
ICT dan Pendidikan 11
d. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih
belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.
e. Hanya Institut - institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses
jaringan TIK yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut pendidikan lainnya yang
belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan
dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.
f. Belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap
proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi
informasi di dunia pendidikan sangatlah penting.
g. Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, Kemampuan SDM untuk tenaga
pendidik dan tenaga administrasi masih belum sesuai harapan.
C. Kurikulum dan Pengembangan Guru
1. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Beberapa pengertian kurikulum antara lain :
1) Menurut etimologi, Istilah kurikulum pada zaman Yunani kunoberasal dari kata “Curee”
yang berarti “tempat pertandingan”. Kurir artinya orang yang bertugas menyampaikan
berita dari suatu tempat ke tempat lain. Kurikulum diartikan “jarak yang harus ditempuh
dalam suatu perlombaan lari” atau “race cource”. Analog dengan makna di atas,
kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran dan materi yang
harus dikuasai peserta didik untuk memperoleh ijasah tertentu.
2) Hilda Taba mendefinisikan kurikulum sebagai rencana belajar dengan mengungkapkan,
bahwa a curriculum is a plan for learning. Kurikulum biasanya terdiri dari tujuan,
materi/isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.
3) Pengertian lain tentang kurikulum diungkapkan dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam Peraturan Pemerintah no. 19
tahun 2005 yang merumuskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau bahan pelajaran serta metode cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan.
b. Komponen kurikulum.
Komponen kurikulum antara lain :
1) Komponen tujuan
Dalam kurikulum, tujuan merupakan arah atau sasaran yang hendak dicapai dalam
penyelenggaraan pendidikan. Setiap perencanaan kurikulum terlebih dahulu harus
ICT dan Pendidikan 12
merumuskan apa yang hendak dicapai, sesudah itu haruslah diidentifikasi dan diselidiki
materi pembelajaran dan kegiatan belajar yang diperlukan bagi pencapaian tujuan.
2) Komponen materi dan pengalaman belejar.
Komponen kurikulum ini berkaiatan dengan pernyataan apa yang akan diajarkan
agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar sehingga mampu mencaoai tujuan
yang digariskan dalam kurikulum. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana metode atau
strategi penyajian materi tersebut agar peserta didik memperoleh pengalaman belejar
yang diharapkan.terdapat dud dasar pembagian materi pembelajaran , yaitu :
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme,
Materi pembelajaran lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan
kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari
dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri.
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme,
Materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan
topik-topik yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang
ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada
teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian
rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu
kompetensi. Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi
bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.
3) Komponen Strategi Pembelajaran
Perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, memiliki
konsekuensi terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan.
Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-
intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat
klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran
yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di
dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan.
Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima
sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada
umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar.
Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual. Strategi pembelajaran yang
berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut
kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah
peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan
belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana
ICT dan Pendidikan 13
cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya.
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan
rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika
kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang
digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual,
langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti :
pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai
fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator,
guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat
melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan
pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan
pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan
strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti
dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan
bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis
dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru,
seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran
teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan
dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan
apa yang telah didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak
kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran
memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
4) Komponen organsasi
Komponen ini tersangkut paut dengan bagaimana materi pelajaran disusun atau
diorganisasikan sehingga peserta didik secara lancar memperoleh pengalaman belajar
yang relevan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Keseluruhan materi pelajaran
perlu disusun sebaik-baiknya sehingga terbentuk program belajar yang terdiri dari unit -
unit kegiatan belajar. Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik
(suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat
pada mata pelajaran dan peserta didik), yang terbagi ke dalam lima kelompok mata
pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok
ICT dan Pendidikan 14
1
PerencanaanKurikulum
PelaksanaanKurikulum
PengembanganKurikulumPenilaian
Kurikulum
23
4
GambarSiklus pengembangan Kurikulum (Curriculum Mesineering Cycle)
Dikutip dari Munir (2008 : 30)
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
5) Komponen evaluasi
Evaluasi sebagai komponen kurikulum berfungsi untuk mendapatkan gambaran
apakah kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Selain itu, dengan evaluasi akan diperoleh data mengenai kelebihan
dan kekurangan yang ada pada komponen lain dan proses interaksi antar komponen.
Dengan demikian, tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk memperoleh gambaran
tentang keberhasilan kurikulum dan kelemahannya yang dijumpai dalam berbagai
komponen dan prosesnya.
c. Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terjadi dalam sebuah siklus (Depdiknas 2006) yaitu
sebagai berikut :
1. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum pada dasarnya adalah penyiapan dokumen kurikulum
berupa dokumen inti, dan dokumen penunjang (Berupa dokumen pembelajaran).
Pengembangan kurikulum didasari atas beberapa analisis, yaitu :
a) Analisis kebutuhan masyarakat,
b) Analisis Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan nilai – nilai,
c) Analisis kebutuhan peserta didik.
ICT dan Pendidikan 15
2. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum melibatkan pihak terkait sehingga bisa terlaksananya
pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum dilakukan pada komponen –
komponen kurikulum. Komponen kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan yang
saling berhubungan satu dengan lainnya dalam pengembangan kurikulum.
3. Pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum atau biasa dikenal dengan implementasi kurikulum
merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan pengajar dalam proses pembelajaran.
4. Penilaian kurikulum
Penilaian kurikulum atau penilaian atas pelaksanaan kulrikulum sebagai suatu
proses, meliputi :
a) Penilaian kurikulum terhadap beberapa unsur pelaksanaan kurikulum
b) Penilaian kurikulum dilakukan terhadap keseluruhan pelaksanaan kurikulum.
Penilaian kurikulum memiliki fungsi antara lain untuk :
a) Mendiagnosa kegagalan atau kelemahan pelaksanaan kurikulum
b) Merevisi kurikulum atas kelemahan atau kegagalan yang ditemui,
c) Membandingkan kurikulum yang dikembangkan dengan kurikulum sebelumnya atau
kurikulum luar dalam upaya perbaikan.
d) Mengantisipasi kebutuhan – kebutuhan yang berhubungan dengan pendidikan,
e) Menentukan tujuan yang sudah dicapai.
d. Kurikulum Berbasis TIK
Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis TIK adalah salah satu langkah
strategis dalam menyonsong masa depan pendidikan Indonesia, hal ini sesuai dengan
kebijakan yang ada di dalam Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) 2005 – 2009. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti trend global,
melainkan merupakan suatu langkah strategis didalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
kepada masyarakat.
Kurikulum TIK masa yang akan datang perlu dikembangkan mengarah pada terwujudnya
sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, maju dan dinamis.
Hal ini sudah barang tentu harus diikuti oleh kesiapan seluruh komponen bangsa.
2. Pengembangan guru
Para guru perlu dipersiapkan secara memadai agar bisa mengimplementasikan kurikulum
berbasis ICT yang paling terkini ataupun ada kurikulum terbaru yang menuntut adanya persiapan
yang saksama, manajemen, penyediaan sumber daya dan dukungan yang berkesinambungan.
Dalam hal kurikulum ICT, perhatian – perhatian yang lebih ditunjukan kepada tenaga pendidik
ICT dan Pendidikan 16
untuk mengembangkan diri. Pengembangan guru akan kemampuan ICT, harus selalu
dilaksanakan dan mendapat dukungan dari semua pihak.
D. Beragam kondisi diseluruh negara.
Kondisi dan sumber daya (Alam maupun Manusia) sangat bervariasi antara masing – masing
negara, hal ini memberi pengaruh pada implementasi kurikulum ICT. Adapun hal – hal yang perlu
diketahui akibat dampak kemajuan teknologi yaitu :
a) Menghadapi perubahan
Perkembangan – perkembangan yang pesat dalam ICT merupakan hal membawa dampak
yang besar dan sulit diatur. Situasi dari perubahan ini menghadang semua pihak, baik pendidik,
dan seluruh komponen yang terkait. Kurikulum ICT yang dikembangakan diharapkan mampu
menghadapi perubahan – perubahan yang ada dan membantu kebutuhan dalam pendidikan.
b) Kondisi lokal dan beberapa negara lainnya
1) Kondisi lokal
Kondisi – kondisi bervariasi terjadi di Indonesia sebagai akibat implemnetasi kurikulum
ICT dan pemanfaatan ICT tersebut.
2) Kondisi beberapa negara lainnya
Wilayah – wilayah di asia
Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan
tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang memberikan
gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia
dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya,
kesehatan, pendidikan, dan lainnya, termasuk di dalamnya pengaruh
revolusi internet (sarana ICT) dalam berbagai dimensi kehidupan.
Amerika, Australia dan Eropa
Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan
Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh
Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan
bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30%
pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah.
Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program
Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra disebanyak
80 negara di seluruh dunia (sampai dengan Juni 2000, pusat yang
beroperasi baru 15 negara, dan 5 diantaranya di Asia tetapi belum di
ICT dan Pendidikan 17
Indonesia). Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning
kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa)
dengan biaya 31% lebih murah, Hampir separuh dari sekitar 3.900 lembaga
pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan
jarakjauh (distance education / distance learning ).
c) Ketersediaan Sumber daya.
Dalam pendidikan apapun tingkatannya, ketersediaan sumber daya merupakan dasar
terlaksananya kegiatan pendidikan. Ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia dituntut
harus mampu menyesuaikan terhadap perkembangan yang ada. Oleh karena itu, Kurikulum yang
diusulkan harus mempertimbangkan isu – isu sumber daya dan harus dirinci semua kebutuhan
yang ada.
BAB III
KESIMPULAN
1. Materi ICT dan Pendidikan yang dipelajari saat ini memiliki maksud dari UNESCO untuk mengetahui
perkembangan ICT atau memastikan semua negara, baik yang telah maju, sedang berkembang,
telah memiliki akses kepada fasilitas – fasilitas pendidikan yang penting untuk mempersiapkan
generasi muda agar bisa memainkan perannya dalam masyarakat dengan memberikan sumbangsih
bagi bangsa dan negara.
2. Untuk mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka beberapa hal yang perlu
diketahui, maksudnya terlebih dahulu kita definisikan dua istilah yaitu :
a. Informatika (Ilmu komputer),
UNESCO memberikan defenisi bahwa informatika merupakan sebuah ilmu pengetahuan
yang membahas tentang desain, realisasi, evaluasi, penggunaan, pemeliharaan sistem – sistem
ICT dan Pendidikan 18
pemrosesan informasi termasuk hardware, software, aspek – aspek organisasi dan manusia
dalam aplikasinya disemua bidang.
b. Teknologi Informatika
Teknologi Informatika didefinisikan sebagai aplikasi teknologi terhadap informatika dalam
masyarakat.
c. Teknologi Informasi dan komunikasi,
Dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilah Information and Communication
Technologies (ICT) didefenisikan sebagai kombinasi antara Teknologi Informatika dan teknologi
komunikasi.
3. Pengertian TIK menurut kelompok adalah semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan,
memanipulasi, komunikasi, presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi
informasi) yang dapat dimanafaatkan atau digunakan dalam mendukung proses belajar mengajar
dan kegiatan administrasi di sekolah.
4. TIK mengalami perkembangan yang pesat terlebih dalam implementasinya untuk pendidikan.
5. Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis TIK adalah salah satu langkah strategis dalam
menyonsong masa depan pendidikan Indonesia, hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada di dalam
Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) 2005 – 2009.
6. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti trend global, melainkan merupakan suatu langkah
strategis didalam upaya meningkatkan mutu pendidikan kepada masyarakat.
ICT dan Pendidikan 19