HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA …eprints.ums.ac.id/48792/33/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA …eprints.ums.ac.id/48792/33/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA
PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API
DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA DIPO
KERETA SOLO BALAPAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I
pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
CICIN FAJAR PRATIWI
J 410 120 002
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
HUBUNGAN SHIFT KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA
PEKERJA BAGIAN DAILY CHECK DI PT.KERETA API DAERAH
OPERASI VI YOGYAKARTA DIPO KERETA SOLO BALAPAN
Abstrak
Kerja shift pada pekerja di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO
Kereta Solo Balapan sering menimbulkan dampak yang berhubungan dengan
kelelahan subyektif yang apabila terjadi terus-menerus mengakibatkan kelelahan
kronis. Penelitian dilakukan untuk mengurangi tingkat kelelahan yang disebabkan
oleh shift kerja. Metode penelitian berupa observasional analitik dengan metode
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja
di bagian daily check sebanyak 72 responden. Pengambilan sampel dengan
Exhaustive Sampling sebanyak 72 responden. Uji statistik dengan menggunakan
chi-square. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p<0,000 yang menyatakan
terdapat hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian daily
check di PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo
Balapan. Saran untuk PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta
Solo Balapan adalah memperluas rest area yang sudah ada sehingga pekerja dapat
tidur untuk mengurangi kelelahan dan untuk meningkatkan motivasi kerja bagi
para pekerja.
Kata kunci: shift kerja, kelelahan kerja
ABSTRACT
Shift work in PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo
Balapan often impacts associated with fatigue Subjective case of continuous result
of chronic fatigue. The study was conducted to reduce the level of fatigue caused
by shift work. The research method in the form of observational analytic with
cross sectional method. The population in this study are all part of workers daily
check as many as 72 respondents. Exhaustive Sampling Sampling with 72
respondents. Statistical test by using chi-square. From the results, p<0.000 which
states there is a relationship with the work shift work fatigue on the part of
workers daily check in PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO
Kereta Solo Balapan. Suggestions for PT.Kereta Api Daerah Operasi VI
Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan is expanding an existing rest area so
workers can sleep to reduce fatigue and to increase the motivation of workers.
Key words: shift work, fatigue
2
1. PENDAHULUAN
Setiap perusahaan pasti memiliki berbagai tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber-sumber daya
yang ada dalam perusahaan. Meskipun terdapat berbagai sumber daya yang
penting dalam perusahaan, satu-satunya faktor yang menunjukkan keunggulan
kompetitif suatu perusahaan adalah sumber daya manusia dan bagaimana
pengelolahannya (Mangkunegara, 2000).
Penggunaan sumber daya secara optimal dalam rangka meningkatkan
produksi dituntut oleh dunia industri sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini
memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja. Salah
satunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu yang telah
ditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja. Shift kerja berpengaruh
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini berhubungan dengan irama
sirkadian (cyrcadian rhythm) yang berkaitan dengan kecelakaan kerja
(Setyawati, 2008).
Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
manusia adalah stress dan kelelahan (fatigue). Kelelahan kerja member
kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007).
Menurut Wicken dalam Setyawati dan Djati (2008), kelelahan bisa disebabkan
oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu penyebab fatigue adalah
gangguan tidur (sleep distruption) yang dapat dipengaruhi oleh kekurangan
waktu tidur dan gangguan pada cyrcardian rhythm akibat jet lag atau shift
work. Menurut Sharpe dalam Setyawati dan Djati (2008), pekerja pada shift
malam memiliki risiko 28% lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan.
Gangguan tidur dan kelelahan menjadi dua faktor yang paling penting
terjadinya human eror.
Kelelahan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian. Semua
jenis pekerjaan baik formal dan informal menimbulkan kelelahan kerja.
Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah kesalahan kerja.
Penurunan kinerja berarti terjadi penurunan produktivitas kerja. Apabila
tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu yang disebabkan oleh
3
faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka akan berdampak terhadap
penurunan produktivitas perusahaan (Silastuti, 2006).
Kejadian kelelahan kerja di perusahaan juga terjadi pada pekerja di PT.
Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.
Adanya sistem kerja shift yang diterapkan bisa menjadi salah satu penyebab
kelelahan tersebut. Hasil survey pendahuluan pada 12 pekerja diketahui
sebanyak 58,3% di antaranya merasakan kelelahan pada shift malam karena
penerangan yang kurang, mengantuk, sukar berkonsentrasi dan berkurangnya
gairah untuk bekerja. Sedangkan 25% karyawan merasakan kelelahan pada
shift pagi karena beban tugas yang lebih banyak, pelaksanaan pekerjaan pada
bagian daily check banyak dilakukan pada pagi hari serta kebisingan dari suara
mesin dan terpaparnya sinar matahari langsung. Sebanyak 16,6% karyawan
juga merasakan kelelahan pada shift siang. Meskipun beban tugas tidak begitu
banyak seperti shift pagi, tetapi pencahayaan mulai berkurang.
Shift kerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah
kelelahan. Kelelahan bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rotasi
shift kerja, faktor individu (kesehatan/penyakit, jenis kelamin, umur,
pendidikan, beban kerja, masa kerja dan status gizi) dan faktor lingkungan
fisik (kebisingan, penerangan, suhu dan tekanan panas, vibrasi dan ventilasi).
Kelelahan kerja di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO
Kereta Solo Balapan antara lain kelelahan yang disebabkan faktor fisik seperti
suhu, penerangan, kebisingan dan cyrcardian rhythm (terutama pada pekerja
shift malam, sedangkan kelelahan non fisik disebabkan oleh faktor psikososial
baik ditempat kerja maupun di rumah atau masyarakat sekeliling.
Upaya untuk meminimalisir dampak negative dari shift kerja, pihak
perusahaan melakukan perputaran shift setiap 1 minggu. Upaya ini diharapkan
dapat menurunkan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di bagian daily check.
Akan tetapi, upaya perusahaan ini belum optimal karena masih adanya
pengaruh negatif dari shift kerja. Meskipun perputaran jadwal dilakukan,
tingkat kelelahan pada pekerja masih sangat tinggi. Oleh karena itu peneliti
mengadakan penelitian mengenai hubungan shift kerja pagi, shift kerja siang,
4
shift kerja malam dengan tingkat kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian
daily check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Solo
Balapan.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Pengumpulan data variabel bebas (shift kerja) dan
variabel terikat (kelelahan kerja) dilakukan secara bersama-sama
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tenaga
kerja bagian daily check yang berjumlah 72 pekerja di PT. Kereta Api Daerah
Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan. Jumlah sampel
keseluruhan pada penelitian ini adalah 72 pekerja pada bagian daily check
yang terbagi menjadi 3 shift yaitu 24 tenaga kerja shift pagi, 24 tenga kerja
shift sore dan 24 tenaga kerja shift malam. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Exhaustive Sampling dengan memilih sampel yang
dipilih seluruh tenaga kerja shift pagi, siang, dan malam pada hari yang sama.
Uji statistik korelasi menggunakan uji chi-square. Penambilan data dilakukan
pada bulan November 2016 yang dilakukan di PT. Kereta Api Daerah Operasi
VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan.
3. HASIL
3.1.Gambaran Umum PT. Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta
DIPO Kereta Solo Balapan
Daerah Operasi VI Yogyakarta atau DAOP VI YK adalah salah satu
daerah operasi perkeretapian terluas di Indonesia, dibawah lingkungan PT.
Kereta Api Indonesaia (Persero) yang berada dibawah direksi PT. Kereta
Api Indonesia dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP)
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT. Kereta
Api Indonesi. Daerah Operasi VI Yogyakarta memiliki beberapa stasiun
besar, diantaranya adalah stasiun Tugu, Lempuyangan, Klaten, Solo
Balapan, Purwosari dan Jebres.
5
Daerah Operasi VI Yogyakarta atau DAOP VI YK memiliki bengkel
dan pusat perawatan, lebih dikenal dengan sebutan Balai Yasa Pengok
(berdasarkan kampung tempat balai yasa itu berada), balai yasa ini
menjadi balai yasa terbesar di Indonesia. Balai yasa ini khusus digunakan
untuk perbaikan,pengecekan dan perawatan lokomotif diesel elektrik
maupun hidraulik. Seluruh lokomotif KAI mengalami perawatan dan
pemeliharaan akhir maupun semi perawatan. Balai yasa Yogyakarta sudah
mendapatkan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dan bakal bekerja
sama dengan General Elektrik dalam proses perakitan dan pembuatan
lokomotif diesel di Asia Tenggara.
3.2.Hasil Analisis Data
3.2.1 Analisis Univariat
3.2.1.1 Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Variabel
Tingkat Kelelahan Kerja Total
Rendah Sedang Tinggi
N (%) N (%) N (%) N (%)
Usia Responden
(Tahun)
17-25 14 53,8 9 34,6 3 11,5 26 100
26-35 3 9,1 15 45,5 15 45,5 33 100
36-45 0 0 0 0 13 100 13 100
Status Gizi
Normal 17 23,6 24 33,3 31 43,1 72 100
Masa Kerja
<7 tahun 17 28,3 23 38,3 20 33,3 60 100
8-14 tahun 0 0 1 16,7 5 83,3 6 100
15-21 tahun 0 0 0 0 6 100 6 100
6
Mayoritas usia responden termasuk dalam kelompok usia 26-35 tahun dan
paling banyak mengalami tingkat kelelahan dibagi menjadi tingkat kelelahan
tinggi yaitu sebanyak 15 pekerja (45,5%), tingkat kelelahan sedang yaitu
sebanyak 15 pekerja (45,5%), dan yang mengalami tingkat kelelahan rendah
sebanyak 3 pekerja (9,1%) pada kelompok usia 17-25 tahun yang mengalami
tingkat kelelahan tinggi sebanyak 3 pekerja (11,2%), tingkat kelelahan sedang
yaitu sebanyak 9 pekerja (34,6%), dan yang mengalami tingkat kelelahan
rendah sebanyak 14 pekerja (53,8%) pada kelompok usia 36-45 tahun hanya
mengalami tingkat kelelahan tinggi yaitu sebanyak 13 pekerja (100%).
Mayoritas pekerja shift pagi, siang dan malam menunjukkan indeks masa
tubuh yang normal sebanyak 72 pekerja (100,0%) dan pada tingkat kelelahan
rendah sebanyak 17 pekerja (23,6%), kelelahan sedang sebanyak 24 pekerja
(33,3%) sedangkan pada tingkat kelelahan tinggi sebanyak 31 pekerja
(43,1%).
Masa kerja responden paling banyak <7 tahun sebanyak 60 pekerja
(100%) dan yang mempunyai tingkat kelelahan rendah sebanyak 17 pekerja
(28,3%), kelelahan sedang sebanyak 23 pekerja (38,3%) dan tingkat kelelahan
tinggi sebanyak 20 pekerja (33,3%) dengan masa kerja <7 tahun. Pada masa
kerja responden 8-14 tahun yang mengalami tingkat kelelahan tinggi sebanyak
5 pekerja (83,3%) dan yang mengalami tingkat kelelahan sedang sebanyak 1
pekerja (16,7) sedangkan pada masa kerja responden 15-21 tahun hanya
mengalami tingkat kelelahan tinggi sebanyak 6 pekerja (100%).
7
3.2.1.2 Kelelahan Kerja
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kategori Kelelahan Kerja
Kelelahan Kerja Frekuensi
(n = 72)
Persentase
(%)
Shift Pagi
Rendah 12 50
Sedang 6 25
Tinggi 6 25
Shift Siang
Rendah 2 8,3
Sedang 13 54,2
Tinggi 9 37,5
Shift Malam
Rendah 3 12,5
Sedang 5 20,8
Tinggi 16 66,7
Hasil penelitian menunjukkan paling banyak pekerja di PT. Kereta Api
Daerah Operasi VI Yogyakarta DIPO Kereta Solo Balapan mengalami tingkat
kelelahan tinggi baik pada saat shift pagi, siang ataupun malam hari, dimana
pada shift pagi sebanyak 6 pekerja (25%), pada waktu shift siang sebanyak 9
pekerja (37,5%) dan pada waktu shift malam sebanyak 16 pekerja (66,7%).
8
3.2.2 Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja
Tabel 3. Analisis Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja
Variabel
Kelelahan Kerja
N % P value Rendah Sedang Tinggi
N (%) N (%) n (%)
Shift Kerja
24 100
0,000
Shift Pagi 12 50 6 25 6 25
Shift Siang 2 8,3 13 54,2 9 37,5 24 100
Shift Malam 3 12,5 5 20,8 16 66,7 24 100
Analisis hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja dengan uji chi-
square menunjukan p-value sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga h0 ditolak, yang
berarti ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
bagian daily check di PT. Kereta Api Daerah Operasi VIYogyakarta DIPO
Kereta Solo Balapan. Jumlah responden pada shift pagi yang mengalami
kelelahan tinggi sebanyak 6 pekerja (25%)dan pada shift pagi yang mengalami
tingkat kelelahan sedang ada 6 pekerja (25%) sedangkan yang mengalami
tingkat kelelahan rendah sebanyak 12 pekerja (50%), pada shift siang yang
mengalami kelelahan tinggi ada 9 pekerja (37,5%) dan pada shift siang yang
mengalami kelelahan rendah ada 13 pekerja (54,2%) sedangkan yang
mengalami tingkat kelelahan rendah sebanyak 2 pekerja (8,3%), pada shift
malam yang mengalami kelelahan tinggi ada 16 pekerja (66,7%) dan yang
mengalami kelelahan sedang pada shift malam ada 5 pekerja (20,8%)
sedangkan yang mengalami tingkat kelelahan rendah sebanyak 3 pekerja
(12,5%).
9
4. PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan di PT. Kereta
Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Api Solo Balapan, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-square diperoleh nilai
P value 0,000 (p<0,05) yang berarti bahwa hasil uji sangat signifikan,
sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara shift kerja dengan
kelelahan kerja pada bagian daily check di PT. Kereta Api Daerah
Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Solo Balapan.
2. Pekerja di bagian daily check mempunyai 3 shift yaitu shift pagi, shift
siang, dan shift malam.
3. Pekerja paling banyak mengalami tingkat kelelahan tinggi yang dibagi
menjadi 6 pekerja (25%) pada pekerja shift pagi, 9 pekerja (37,5%)
pada pekerja shift siang dan 16 pekerja (66,7%) pada pekerja shift
malam.
4.2.Saran
1. Bagi PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo Kereta Api
Solo Balapan Dapat memperluas rest area yang sudah ada sehingga
pekerja dapat tidur untuk mengurangi kelelahan dan untuk
meningkatkan motivasi kerja bagi para pekerja.
2. Bagi pekerja PT.Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Dipo
Kereta Api Solo Balapan harus bisa memanfaatkan waktu istirahat
sebaik mungkin digunakan untuk tidur sebagai langkah pengendalian
untuk mengurangi kelelahan sehingga dapat meningkatkan motivasi
untuk bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia
2009. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
10
Fovilia, D. 2008. Shift Work. Diakses tanggal 29 Oktober
2016.http://nonameface.wordpress.com/category/health-info/page/2/.
Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jarpadi, I. 2002. Gangguan Tidur. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2016.http://library.uns.ac.id.
Knauth, P. 1993. The Design of Shift System. Journal of Ergonomics. Vol.36.
No.1–3. September-Oktober 1993:15–28.
Kodrat, dkk. 2011. Pengaruh Shift Kerja terhadap Kelelahan Pekerja Pabrik
Kelapa Sawit di PT.X Labuhan Batu. Vol.12. No.2. Maret-September
2011:110-117.
Kuswadji, S. 1997. Pengaturan Tidur Pekerja Shift. Cermin Dunia Kedokteran.
Vol.35. No.116. Maret-April 1997:48-52. Jakarta.
Liana, K. 2012. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Perawat Wanita
Bagian Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta. (Skripsi
Ilmiah). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mayasari, A. 2011. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita. Vol.7. No.1.
Oktober-Maret 2011:49-56. Semarang: UNNES.
Nitisemito, W. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia.
Normawati, W. 2009. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Antara Shift 1 dan
shift 2 Di Depertemen Production Finishing PT. Panasonic Gobel
Energy Indonesia (pecgi) Bekasi (Skripsi). Surakarta:Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran UNS.
Notoatmodjo, S. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurmianto, E. 2000. Industrial Ergonomics. Modul Ajar Dalam Bahasa Inggris
First Edition. DUE Like Project-ITS. Surabaya.
Nurmianto, E. 2003. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Pertama.
Surabaya: Guna widya.
11
Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua.
Surabaya: Guna Widya.
Pusparini, dkk., 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang: BPUNDIP.
Ramadhani, dkk. 2003. Bungan Rampai Hiperkes & KK, Semarang: BPUNDIP.
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surabaya:
Prestasi Pustaka.
Setiarto, H. 2002. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada
pengemudi bus jurusan Grabag-borobudur. (Skripsi). Semarang:
UNDIP.
Setyawati dan Imam Djati. 2008. Faktor dan Penjadwalan Shift Kerja. Teknoin.
Vol 13. No 2. Maret-April 2008:11-22.
Setyawati, L. 2007. Promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jawa
Tengah:RSU Soeradji Klaten.
Setyawati, L. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara
Books.
Setyawati, L. 2011. Buku Pedoman Pengukuran Waktu Reaksi dengan Alat
Pemeriksaan Waktu Reaksi (Reaction Timer) L77 Lakasidaya.
Yogyakarta: Amara Books.
Silastuti, A. 2006. Hubungan Antara Kelelahan dengan Produktivitas Tenaga
Kerja di bagian Penjahit PT Bengawan Solo Garment Indonesia.
Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Simamora, O. 2004. Kampanye Aksi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta: UI
Press.
Singleton, WT. 1972. Introduction To Ergonomic. Geneva:WHO.
Stanton, WJ. 1999. Shift work Affects. Jakarta: Erlangga.
Suma’mur, PK. 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Jakarta:Haji Masagung.
Suma’mur, PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta: CV Haji
Masagung.
Suma’mur, PK. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung
Seto.
12
Supariasa, DN. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Tarwaka. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Ed 1, Cet 1. Surakarta. Uniba Press.
Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri (Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja). Surakarta: Harapan Press.
Vilia, A. 2010. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung.
(Skripsi Ilmiah). Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.