Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah...

143
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD SAUBARI AZHAR NOOR NPM. 010363 AS1 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2014

Transcript of Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah...

Page 1: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN AKTUALISASIDIRI PADA MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH BANJARMASIN

SKRIPSI

Oleh :MUHAMMAD SAUBARI AZHAR NOOR

NPM. 010363 AS1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHBANJARMASIN

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATANBANJARMASIN, 2014

Page 2: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

i

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN AKTUALISASIDIRI PADA MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI

DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH BANJARMASIN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KelulusanPada Program Studi S.1 Keperawatan

Oleh :MUHAMMAD SAUBARI AZHAR NOOR

NPM. 010363 AS1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHBANJARMASIN

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATANBANJARMASIN, 2014

Page 3: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 4: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 5: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 6: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 7: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

vi

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHBANJARMASIN

Skripsi, Agustus 2014

M.Saubari Azhar Noor010363 A-S1

Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi Diri pada Mahasiswa yangAktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MuhammadiyahBanjarmasin.

Abstrak

Masalah yang dihadapi mahasiswa sering kali adalah takut menemui dosen.Kebanyakan dari mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MuhammadiyahBanjarmasin juga mengalami cemas karena mereka tidak yakin dengan dirinya.Pada mahasiswa yang aktif berorganisasi ternyata juga merasakan hal yang sama.

Penelitian bertujuan mengetahui apakah ada hubungan kepercayaan diri denganaktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan crosssectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnikaccidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian ini menggunakan uji spearman rank (Rho) dengan derajatkemaknaan 5% (α = 0,05) didapat P value = 0,00. Berarti P value < 0,05, maka Hoditolak. Dengan demikian berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubunganbermakna antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa yangaktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MuhammadiyahBanjarmasin. Uji statistik ini juga memiliki nilai koefisien korelasi 0,388 yangberarti keeratan hubungannya sedang. Dari penelitian diharapkan institusimemfasilitasi mereka untuk bebas dalam berbagai macam kegiatan yang merekasukai.

Kata Kunci: Kepercayaan diri, Aktualisasi diri, Mahasiswa, Organisasi.

Daftar Rujukan: 53 (1965-2013).

Page 8: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan

bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini

yang berjudul “Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada

Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak. oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan

segala rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak M. Syafwani, M.Kep., Sp.Jiwa selaku Ketua Stikes Muhammadiyah

Banjarmasin.

2. Bapak Solikin, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi S.1 Keperawatan

Stikes Muhammadiyah.

3. Bapak H. Iswantoro, SKp., MM selaku Pembimbing Materi dan Sistematika

Penulisan yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

4. Bapak Sukarlan, SKM.,M.Kes selaku Pembimbing Metodologi dan

Sistematika Penulisan yang telah memberikan saran dan kritiknya dalam

pembuatan penelitian ini.

5. Masing – masing ketua dan pengurus organisasi yang ada di STIKes

Muhammadiyah Banjarmasin, terkhusus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

yang telah memberikan izin studi pendahuluan.

6. Orangtua yang selalu memberikan doa dan semangat

7. Teman-teman satu perjuangan di organisasi, satu angkatan, dan sesama

bimbingan.

8. Pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan proposal

penelitian ini.

Banjarmasin, Agustus 2014

Penulis

Page 9: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

viii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL................................................................................... iLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iiLEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ iiiPERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN..................................... ivPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vABSTRAK .................................................................................................. viKATA PENGANTAR ................................................................................ viiDAFTAR ISI............................................................................................... viiiDAFTAR TABEL....................................................................................... ixDAFTAR SKEMA...................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 11.1 Latar Belakang....................................................................... 11.2 Rumusan Masalah.................................................................. 61.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 61.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 71.5 Penelitian Terkait ................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 92.1 Kajian Teoritis ....................................................................... 9

2.1.1 Konsep Kepercayaan Diri ............................................. 92.1.2 Konsep Aktualisais Diri................................................ 182.1.3 Konsep Mahasiswa ....................................................... 292.1.4 Konsep Organisasi ........................................................ 39

2.2 Kerangka Konsep................................................................... 532.3 Hipotesis ................................................................................ 53

BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................. 543.1 Jenis dan Rancangan Penelitian............................................. 543.2 Definisi Operasional .............................................................. 543.3 Populasi, dan Sampel............................................................. 553.4 Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 563.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data............................. 563.6 Teknik Pengolahan Data ........................................................ 613.7 Etika Penelitian ...................................................................... 67

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 684.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 684.2 Pembahasan ........................................................................... 814.3 Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan ..................... 93

Page 10: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

ix

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 945.1 Kesimpulan ............................................................................ 945.2 Saran ...................................................................................... 94

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. 95LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 11: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................. 56Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri...................................... 60Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Aktualisasi Diri ........................................ 62Tabel 3.4 Kunci Jawaban Variabel Kepercayaan diri .............................. 66Tabel 3.5 Kunci jawaban variabel aktualisasi diri ................................... 66Tabel 3.6 Kategori Colton ........................................................................ 69Tabel 4.1 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Berdasarkan JenisKelamin...................................................................................... 75

Tabel 4.2 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Berdasarkan Umur... 76

Tabel 4.3 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Berdasarkan JurusanProgram Studi............................................................................ 76

Tabel 4.4 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Banjarmasin BerdasarkanSemester.................................................................................... 77

Tabel 4.5 Kepercayaan Diri pada Mahasiswa yang Aktif Berorganisasidi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MuhammadiyahBanjarmasin.............................................................................. 78

Tabel 4.6 Aktualisasi Diri pada Mahasiswa yang Aktif Berorganisasidi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MuhammadiyahBanjarmasin.............................................................................. 78

Tabel 4.7 Tabulasi Silang antara Kepercayaan Diri dengan AktualisasiDiri............................................................................................. 79

Page 12: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

xi

DAFTAR SKEMA

Hal

Skema 2 Kerangka Konsep .................................................................... 53

Page 13: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Permohonan Bimbingan Proposal SkripsiLampiran 2. Lembar Konsultasi Pembimbing 1Lampiran 3. Lembar Konsultasi Pembimbing 2Lampiran 4. Jadual Pelaksanaan PenelitianLampiran 5. Permohonan Menjadi RespondenLampiran 6. Persetujuan Menjadi RespondenLampiran 7. Kuesioner PenelitianLampiran 8. Surat Permohonan Sebagai Penguji Proposal SkripsiLampiran 9. Keterangan Ethical ClearanceLampiran 10. Surat Izin PenelitianLampiran 11. Surat Keterangan Telah MenelitiLampiran 12. Data Kepercayaan DiriLampiran 13. Data Aktualisasi DiriLampiran 14. Tabulasi SilangLampiran 15. Uji Spearman RankLampiran 16. Data Penelitian

Page 14: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai masa dewasa awal yang menjalani kuliah di kampus

seringkali merasa kurang percaya diri ketika menghadapi permasalahan.

(Santrock, 2008) Masalah – masalah yang biasa dihadapi mahasiswa selama

menjalani perkuliahan antara lain merasa tidak nyaman bersama dosen, takut

berdiskusi dengan dosen, takut untuk menemui dosen, sulit menyelesaikan

tugas-tugas kuliah, sulit menyelesaikan kuliah tepat waktu, dan khawatir

gagal atau mendapatkan nilai rendah maupun IPK yang kurang memuaskan.

Dengan pengalaman yang negatif dari lingkungan dapat menimbulkan rasa

tidak aman, tidak berambisi normal, tidak yakin dengan kemampuannya,

tidak mandiri, mementingkan diri sendiri (tidak toleransi), dan pesimis dalam

mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga dapat menyebabkan terhambat-

nya proses perkuliahannya.

Masalah – masalah yang dialami mahasiswa pun tidak hanya itu, banyak yang

lain misalnya dalam hal pembelajaran di kampus yang dirasa sangat

membosankan karena mungkin sebagian dari mereka menyesal dijurusan

yang telah dipilih, lingkungan kos yang tidak mendukung untuk belajar dan

mengembangkan diri, dan sulitnya membagi waktu antara kuliah,

mengerjakan tugas, dan organisasi sehingga sering membolos kuliah dan

nilainya pun menjadi turun drastis. Disisi lain, orang tua mereka menuntut

anaknya untuk memperoleh IP yang bagus disetiap semesternya, dan bisa

diandalkan untuk memperoleh pekerjaan yang layak setelah dia lulus kuliah

pada jenjang sarjana. Jika kondisi mahasiswa yang kurang bersemangat

dalam menjalani kuliah, bagaimana harapan orang tua itu bisa tercapai.

Mungkin hanya kekecewaan yang akan orang tua mereka dapatkan. (Zuliana,

2013)

Page 15: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

2

Masalah yang sangat kompleks dan pasti dialami oleh mahasiswa adalah

ketika mahasiswa tidak bisa membagi waktu kuliah, tugas, dan organisasi.

Kuliah harus dijalani sementara organisasi pun tidak bisa ditinggalkan. Ketika

antara ketiga hal tersebut tidak bisa diatur secara bijaksana, maka akan

berakibat fatal. Biasanya mahasiswa yang seperti itu bingung harus

memprioritaskan mana yang lebih penting dan menurunkan rasa percaya

dirinya. (Zuliana, 2013)

Dalam penelitian sebelumnya tentang gambaran mahasiswa yang kuliah di

kampus, menggambarkan bahwa hampir semua mahasiswa mengalami stres

ketika menghadapi ujian semester di Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin. Hasil penelitian Syahlani (2007) ini

menunjukan bahwa semua mahasiswa mengalami stres dalam menghadapi

ujian dengan tingkat stres yang bervariasi. Sebagian besar mengalami stres

pada tingkat 5. Jumlah mahasiswa jenis kelamin laki – laki dengan

perempuan yang sebagian besar mengalami stres tingkat 5 hampir sama.

Mahasiswa semester II dan IV sebagian besar mengalami stres tingkat 5.

Stres tingkat 5 ini menurut peneliti ditandai dengan adanya kelelahan fisik

secara mendalam, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan

sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin berat, dan perasaan

ketakutan dan kecemasan semakin meningkat. Perasaan ini sesuai dengan

gejala tidak percaya diri menurut surya (2007) yaitu cemas, khawatir, dan tak

yakin.

Penelitian yang dilakukan oleh Kris Diantoro (2011) tentang hubungan

prestasi akedemik dengan konsep diri pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Terdapat hubungan positif antara

prestasi akedemik dengan konsep diri. Hanya 8 responden atau sebesar 4,60%

dengan kategori konsep diri negatif. Berdasarkan penelitian tersebut

mahasiswa yang memiliki konsep diri postif cenderung mendapat IP yang

tinggi berkisar 2,76 – 3,50 sedangkan mahasiswa yang memiliki konsep diri

Page 16: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

3

negatif cenderung mendapat IP yang lebih rendah berkisar antara 2,00 – 2,75.

Dengan kata lain orang yang memiliki konsep diri negatif atau yang biasa

disebut tidak percaya diri mempengaruhi dalam tingkat pengaktualisasian diri

mahasiswa tersebut berupa prestasi akedmiknya yang lebih rendah dari pada

mahasiswa yang memiliki konsep diri yang postif.

Rasa tidak percaya diri ternyata sikap paling merugikan yang menunjukan

ketidak cakapan seseorang, hampir semua orang yang tidak memiliki percaya

diri mengalami rasa cemas, waswas, tak yakin, minder, tubuh gemetar, sering

kali menjangkit dan menjadi penghambat ketika seseorang hendak memulai

melakukan sesuatu. (Surya, 2007)

Kondisi itulah kenapa aktualisasi diri merupakan kebutuhan dasar manusia

yang paling tinggi, menurut hierarki kebutuhan yang telah disusun oleh

Maslow. Sehingga untuk mencapai keempat kebutuhan ditingkat sebelumnya

harus terpuaskan terlebih dahulu. Kata Maslow, setiap orang harus

berkembang sepenuh kemampuannya. Pada tingkat – tingkat yang lebih

rendah, kecenderungan aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan fisiologis

dasar. Lebih jauh lagi aktualisasi diri juga memudahkan dan menigkatkan

pematangan dan pertumbuhan. Ketika individu bertambah besar, maka diri

mulai berkembang. Pada saat itu juga, tekanan aktualisasi diri beralih dari

segi fisiologis ke segi psikologis. Bantuk tubuh dan fungsinya telah mencapai

tingkat perkembangan dewasa, sehingga selanjutnya berpusat pada

kepribadian. Orang yang mampu mencapai aktualisasi diri tidak terlepas dari

pribadi yang sehat, karena hanya orang yang memiliki pribadi yang sehat,

normal, terlepas dari neoritis dan psikotis seajalah yang dapat mencapai

aktulisasi diri sepenuhnya. (Ekawaty & Retno, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin, 20 orang mahasiswa semester II sampai

dengan semester VI dari semua program studi, kecuali S2 Keperawatan, yang

Page 17: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

4

aktif mengikuti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah salah satu dari 2

organisasi yang berada di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin, tidak berani atau tidak percaya diri mengeluarkan pendapatnya

ketika sedang rapat ataupun ketika pelajaran. Dari wawancara dengan ketua

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tersebut, ia berkata bahwa ketika rapat

kita hanya seperti membuang waktu saja karena disana banyak anggota yang

kurang percaya diri mengungkapkan pendapatnya, dan akhirnya hanya saya

dan 1 – 3 orang saja yang mau mengeluarkan pendapatnya. Ia juga berkata

bahwa hanya 3 – 4 orang saja yang bersedia diserahi tugas dan menjalankan

dengan baik dalam sebuah kegiatan yang sering kami lakukan di Kampus,

padahal kami mempunyai 80 anggota yang terbagi pada setiap bidangnya.

Akibatnya banyak dari tugas kawan – kawan panita seperti menemui dosen,

meminta pembicara kepada dosen, menjadi moderator, dan lain – lainnya,

tidak jarang saya juga yang melakukannya. Ketika ditanya pun mereka suka

dibidang mana, mereka ragu, tidak tahu, bimbang bahkan takut untuk

menentukan pilihannya. Perasaan tidak percaya diri ini yang menurut maslow

akan menghambat pengembangan potensi dirinya atau aktualisasi diri mereka

pada bidang yang mereka sukai.

Ternyata pada mahasiswa yang aktif berorganisasi pun masih belum bisa

memiliki rasa percaya diri yang menurut maslow berada pada urutan sebelum

aktualisasi diri. Padahal organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk

kegiatan di perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh

dan untuk mahasiswa (Munir, 2010). Organisasi tersebut merupakan wahana

dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan

peingkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiswa.

Organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan

ekstrakurikuler mahasiswa diperguruan tinggi yang meliputi pengembangan

penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri

(Munir, 2010). Hal ini dikuatkan oleh Kepmendikbud RI. No. 155/U/1998

Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi,

Page 18: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

5

bahwa Organisasi kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan

sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan

peningkatan kecerdikan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan

pendidikan tinggi.

Melihat pentingnya permasalahan mahasiswa – mahasiwa dan beberapa

fenomena ketidak percayaan diri diatas mempunyai pengaruh terhadap

aktualisasi diri mahasiswa terutama pada mahasiswa kesehatan yang tentu

harus berani dalam melakukan tindakan yang berhubungan langsung dengan

nyawa manusia. Tidak hanya pada mahasiswa umum saja, ternyata pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi pun masalah tersebut juga muncul di

kampus kesehatan terlengkap yang berada di Banjarmasin ini. Karena itulah

peneliti tertarik meneliti “hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2014”.

1.2. Rumusan Masalah

Adakah hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri

dengan aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi kepercayaan diri pada mahasiswa yang aktif

berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

Page 19: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

6

1.3.2.2 Mengidentifikasi aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif

berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

1.3.2.3 Menganalisa hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi

diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi mahasiswa terkait

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan

pengetahuan baru bagi mahasiswa apa dampak kepercayaan diri

terhadap aktualisasi diri pada mahasiswa yang sedang diteliti.

1.4.2. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa jadi masukan dan pengetahuan

baru untuk mengajarkan bagaimana salah satu cara untuk

mengaktualisasikan diri khususnya pada mahasiswa.

1.4.3. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dalam upaya

mencegah ketidak mampuan mengaktualisasikan diri khususnya pada

mahasiswa.

1.4.4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam

pengetahuan serta pengalaman menulis.

1.5. Penelitian Terkait

Sepengetahuan penulis tidak ada penelitian yang sama persis tentang

“hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa yang

aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin tahun 2014”. Hanya saja ada penelitian sebelumnya yang mirip

seperti:

Page 20: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

7

1.5.1 Penelitian oleh Hilda Anggriyani (2011) Hubungan kepercayaan diri

dengan aktualisasi diri pada lanjut usia di Pos Pelayanan Terpadu

Lansia Batuah Buntok Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat,

Buntok, Kabupaten Barito Selatan. Penelitian ini menggunakan

metode analitik dengan rancangan cross sectional. Dengan

menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan tehnik purposive

sampling. Dengan besar sampel sebanyak 71 responden.

Menggunakan alat ukur kuesioner dengan analisis uji statistic chi

square. Hasil penelitian dari 71 responden sebagian besar lanjut usia

di pos pelayanan terpadu lanjut usia Batuah Buntok mempunyai

tingkat kepercayaan diri tinggi yaitu 63,4 % dan mempunyai tingkat

aktualisasi diri baik yaitu 57,7 % Hasil uji statistik chi square adalah

nilao p= 0,000 (p<0,005) Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada

hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada lansia.

Dengan signifikasi 0,632, menunjukan kuatnya hubungan korelasi.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada tempat penelitian, dan

tahun penelitian. Sedangkan persamaannya terletak pada jenis

penelitian, variabel, dan instrumen penelitian. Tetapi penelitian

Hilda Anggriyani mengambil variabel kepercayaan diri dengan

aktualisasi diri yang diterapkan pada lansia, sedangkan penelitian

saya diterapkan pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di sekolah

tinggi ilmu kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

1.5.2 Penelitian oleh Yusia Rusnawati (2010), hubungan antara

kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada siswa-siswi kelas XII

di SMAN 1 Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah analitik

dengan rancangan cross sectional. Dengan besar sampel adalah 83

responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan

analisis yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian dari 83

responden sebagian besar siswa SMAN 1 Banjarmasin mempunyai

Page 21: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

8

tingkat kepercayaan diri tinggi (65.1 %) dan tingkat aktualisasi diri

cukup (49,4%). Hasi dari uji statistik (uji square) diperoleh

hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri dengan X²

= 7.587 pada signifikasi 0.023 (p<0.05).

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada tempat penelitian, dan

tahun penelitian. Sedangkan persamaannya terletak pada jenis

penelitian, variabel, dan instrumen penelitian. Tetapi penelitian

Yusia Rusnawati mengambil variabel kepercayaan diri dengan

aktualisasi diri yang diterapkan pada siswa, sedangkan penelitian

saya diterapkan pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Page 22: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Konsep percaya diri

2.1.1.1 Pengertian

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan janganlah (pula)

kamu bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika

kamu orang yang beriman” (Q.S Al Imran : 139)

Inilah landasan utama dalam agama Islam yang memuat

tentang percaya diri. Percaya diri menurut ayat Al Qur’an itu

adalah sikap yang yakin akan kekuatan atau kemampuan

dirinya serta tidak pula merasa takut atau bersedih dalam

dirinya, dengan catatan bahwa dia orang yang beriman kepada

Tuhannya. Ini juga menganjurkan kepada kita bahwa jangan

pernah memandang diri sendiri lemah dalam melakukan

sesuatu pekerjaan yang kita yakini kebenarannya, sehingga kita

takut untuk melakukan pekerjaan itu.

Percaya diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia

bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat

sesuatu. Percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika

memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang

harus dilakukan (Angelis, 2005)

Rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap

segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan

tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai

berbagai tujuan didalam hidupnya (Hakim, 2005).

Page 23: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

10

Dari kebenaran dan aspek kelebihan yang kita yakini inilah

muncul kunci dari percaya diri. Ia merupakan sugesti dalam

jiwa manusia yang paling kuat untuk mencapai suatu

keberhasilan. Dalam bahasa agama Islam, yakin diartikan

sebagai iman, merupakan kunci keberhasilan hidup. Seseorang

yang dihinggapi rasa ragu – ragu akan kebenaran yang

diyakininya dalam dirinya tentu akan selalu menderita jiwa,

tubuh, dan perasaan. Kebenaran ini yang menurut teori maslow

disebut B-values. Maslow mengistilahkan B-Values sebagai

“meta kebutuhan” (metaneeds) yang menunjukan bahwa ini

tingkat tertinggi kebutuhan sebelum seseorang mencapai

puncak kebutuhan menurut Maslow.

Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang

memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat

memanfaatkannya secara tepat (Hasan dkk. dalam

Iswidharmanjaya & Agung, 2004).

Kepercayaan diri adalah percaya pada kapasitas kemampuan

diri dan terlihat sebagai kepribadian yang positif. Pendapat itu

menunjukkan bahwa orang yang percaya diri memiliki

keyakinan untuk sukses. (Vandenbos, 2006)

Berdasarkan pengertian diatas kepercayaan diri tidak diartikan

hanya kepada seseorang yang yakin dan menyadari dengan

kemampuan dirinya dalam melakukan hal yang benar, tetapi

seseorang yang percaya diri mampu memanfaatkan

keyakinannya tadi secara tepat dan selalu memiliki kepribadian

yang positif atau yang biasa disebut konsep diri positif. Karena

menurut Maslow kepercayaan diri diawali dengan konsep diri

positif yang berkaitan dengan harga diri. (Alwisol, 2004)

Page 24: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

11

2.1.1.2 Aspek – aspek kepercayaan diri

Berbicara mengenai harga diri, tentunya juga berkaitan dengan

konsep diri positif karena keduanya adalah aspek dari

kepercayaan diri yang saling berkaitan satu sama lain.

Kepercayaan diri sendiri memiliki definisi sebagai keyakinan,

penilaian, dan perasaan seseorang terhadap kemampuan

dirinya sebagai seorang manusia. (Ormrod, 2008)

Kaitan antara konsep diri dengan harga diri juga dapat

dijelaskan berdasarkan penelitian Guindon (2010) tentang

berbagai literatur mengenai self-concept dan self-esteem,

didapat sebuah kesimpulan yaitu self-esteem (harga diri)

merupakan sikap atau evaluasi (penilaian afektif) individu

terhadap self-concept (konsep diri). Selaras dengan itu,

Woolfolk (2004) menjelaskan bahwa perbedaan self-concept

dan self-esteem terletak pada struktur pemahaman diri. Self-

concept merupakan sruktur kognitif dari pemahaman diri,

sedangkan self-esteem adalah struktur afektif dari pemahaman

diri.

Menurut Maslow, pengertian harga diri adalah penghargaan

terhadap diri sendiri dan penghargaan dari orang lain.

Penghargaan terhadap diri sendiri berasal dari kepercayaan

diri, kemandirian diri, dan kebebasan, sedangkan penghargaan

dari orang lain timbul karena adanya prestasi dan apresiasi.

Harga diri akan berpengaruh pada tingkah laku seseorang,

seperti yang dikatakan Robinson dan Shaver bahwa kepuasan

hidup dan kebahagiaan mempunyai korelasi dengan harga diri.

Kepuasan diri dicapai oleh orang yang dapat menyesuaikan

diri dengan baik serta terhindar dari rasa cemas, keragu –

raguan dan simtom psikomatik. Disamping itu, penelitian yang

Page 25: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

12

dilakukan Daly dan Burton menemukan adanya korelasi

negatif antara harga diri dan perasaan tidak rasional.

Selanjutnya mereka mengatakan, banyak diantara klien yang

mencari pelayanan konseling, problemnya adalah rendahnya

harga diri mereka. (Saam & Wahyuni, 2013)

Uraian dan fakta yang disebutkan diatas menunjukan bahwa

adanya sifat – sifat tertentu yang dihasilkan oleh harga diri,

selanjutnya akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Fitts, Adam, dan Radford,

apabila seseorang memiliki taraf harga diri yang tinggi maka ia

dapat menyusun konsep diri yang positif yang berkaitan

dengan aktualisasi diri. (Saam & Wahyuni, 2013)

Berdasarkan penjelasan diatas lah penelitian ini mengambil

aspek peningkatan dan penurunan kepercayaan diri yaitu

keberhargaan individu dan pemahaman diri yang positif sesuai

dengan aspek kepercayaan diri yang dikemukakan oleh

rosenberg dengan alat ukurnya yang telah disusunnya bernama

self-esteem scale. (Guindon, 2010)

2.1.1.3 Ciri – ciri percaya diri

Rosenberg dan Owens menjabarkan lebih lanjut karakteristik

individu dengan self-esteem yang menunjukan kepercayaan

diri seseorang : (Guindon, 2010)

a. Merasa puas dengan dirinya.

b. Bangga menjadi diri sendiri.

c. Lebih sering mengalami rasa senang dan bahagia.

d. Menanggapi pujian dan kritik sebagai masukan.

e. Dapat menerima kegagalan dan bangkit dari kekecewaan

akibat gagal.

Page 26: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

13

f. Memandang hidup secara positif dan dapat mengambil sisi

positif dari kejadian yang dialami.

g. Menghargai tanggapan orang lain sebagai umpan balik

untuk memperbaiki diri.

h. Menerima peristiwa negatif yang terjadi pada diri dan

berusaha memperbaikinya.

i. Mudah untuk berinteraksi, berhubungan dekat dan percaya

pada orang lain.

j. Berani mengambil resiko.

k. Bersikap positif pada orang lain atau institusi yang terkait

dengan dirinya.

l. Optimis

m. Berpikir konstruktif (dapat mendorong diri sendiri).

2.1.1.4. Ciri – ciri kurang percaya diri

Rosenberg dan Owens juga menjabarkan lebih lanjut karakteristik

individu dengan self-esteem yang menunjukan kurang percaya diri

seseorang : (Guindon, 2010)

a. Merasa tidak puas dengan dirinya.

b. Ingin menjadi orang lain atau berada diposisi orang lain.

c. Lebih sering mengalami emosi yang negatif (stres, sedih,

marah).

d. Sulit menerima pujian, tapi terganggu oleh kritik.

e. Sulit menerima kegagalan dan kecewa berlebihan saat gagal.

f. Memandang hidup dan berbagai kejadian dalam hidup sebagai

hal yang negatif.

g. Menganggap tanggapan orang lain sebagai kritik yang

mengancam.

h. Membesar – besarkan peristiwa negatif yang pernah dialaminya.

i. Sulit untuk berinteraksi, hubungan dekat dan percaya pada orang

lain.

Page 27: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

14

j. Menghindar dari resiko.

k. Bersikap negatif (sinis) pada orang lain atau institusi yang

terkait dengan dirinya.

l. Pesimis.

m. Berpikir yang tidak membangun (merasa tidak dapat membantu

diri sendiri).

2.1.1.5. Sisi negatif percaya diri

Ada satu hal yang perlu kita waspadai bahwa ada beberapa sisi – sisi

negatif dibalik kepercayaan diri yang tinggi itu. Sisi – sisi negatif ini

perlu kita kelola secara proporsional agar tidak membuahkan sikap

dan prilaku yang merugikan atau merusak. Diantara sisi negatif itu

adalah : (Ubaedillah, 2006)

a. Arogansi. Kita merendahkan orang lain karena merasa lebih

tinggi atau lebih diatas. Arogansi seperti ini ditolak oleh semua

tatanan nilai di dunia ini. Sah – sah saja kita merasa lebih dari

orang lain tetapi yang lebih penting disini adalah jangan sampai

kita memandang rendah orang lain, apalagi menghina baik

dengan kata – kata maupun perbuatan.

b. Merasa paling benar sendiri dan tidak bisa menerima kebenaran

milik orang lain. Terkadang memang ada alasan untuk merasa

benar tetapi yang perlu kita waspadai adalah munculnya

perasaan paling benar yang membuat kita menyimpulkan orang

lain semua salah. Biarpun kita benar tetapi kalau kita merasa

semua orang lain salah, ini bisa membuat kita salah.

c. Menolak opini orang lain atau tidak bisa mendengarkan

pendapat orang lain, saran orang lain, tidak mau mengambil

pelajaran dari pengalaman orang lain atau keras kepala

(stubbornness). Opini orang lain memang tidak semuanya perlu

kita dengarkan tetapi juga tidak semuanya perlu ditolak. Ada hal

– hal positif yang bisa kita ambil opini orang lain. Konon, salah

Page 28: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

15

satu faktor yang membuat para pengusaha ambruk setelah

mengalami kejayaan adalah karena menolak mendengarkan

opini orang lain, menolak belajar dari orang lain, bersikap

fleksibel terhadap perubahan. Mereka menjadi orang yang

tertutup oleh pengalaman kejayaannya selama ini.

d. Memiliki model komunikasi yang agresif, otoriter, bergaya

memaksa atau tanpa empati. Model komunikasi demikian kerap

menimbulkan kulitas hubungan yang kurang “sincere”,

disamping juga lebih banyak mengundang konflik, perlawanan

atau resistensi. Secara naluri, orang lain akan lebih nyaman bila

didekati dengan model komunikasi yang empatik, asertif, atau

persuasif.

e. Kurang perhitungan terhadap bahaya potensial atau kurang

perhatian terhadap hal – hal yang detail. Berani menghadapi

tantangan, punya keyakinan yang tinggi atas kemampuan dalam

mengatasi masalah atau berpikir “beyond the technique” itu

memang positif dan dibutuhkan. Tetapi jika ini membuat kita

terbiasa menyepelekan, menganggap enteng atau careless,

sembrono, dan semisalnya, tentu membahayakan.

f. Kurang bisa mempercayai kapasitas orang lain atau terlalu

perfeksionis dalam menilai orang lain. Tidak mudah

mempercayai omongan orang lain atau tidak mudah

mempercayai penjelasan orang lain atas kemampuannya

sebelum ada bukti – bukti yang nyata, memang ini dibutuhkan.

Ada kalanya kita tidak bisa 100% mempercayai orang lain.

Tetapi akan jadi masalah jika kita tidak bisa mempercayai orang

lain untuk semua hal, tidak bsa mendelegasikan pada orang lain

untuk semua pekerjaan, selalu underestimate, selalu ingin

menjadi “polisi” atas orang lain dan semisalnya, ini bisa

menyusahkan diri sendiri.

Page 29: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

16

g. Punya penilaian–diri yang “over”, mematok imbalan yang

terlalu tinggi, menuntut diperlakukan secara terlalu idealis. Sah

– sah saja kita punya penilaian diri yang setinggi langit

sekalipun, mematok “harga” setinggi – tingginya, namun jika itu

malah membuat hidup kita sempit, berarti kita perlu

memunculkan pemikiran alternatif dan belajar fleksibel. Jangan

sampai kita patah gara – gara kita terlalu keras. Jangan sampai

pula kita tidak bisa membedakan antara tahu diri dan tidak tahu

diri dalam praktek bedanya sangat tipis.

2.1.1.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri

Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut adalah

faktor-faktor tersebut (Ghufron & Risnawita, 2012) :

a. Konsep diri

Menurut Anthony terbentuknya kepercayaan diri pada diri

seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang

diperoleh dalam pergaulannya dalam suatu kelompok. Hasil

interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep diri.

b. Harga Diri

Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang

positif pula. Harga diri adalah penilaian yang dilakukan

terhadap diri sendiri. Santoso berpendapat bahwa tingkat harga

diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri

seseorang.

c. Pengalaman

Pengalaman dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri.

Sebaliknya, pengalaman juga dapat menjadi faktor

menurunnya rasa percaya diri seseorang. Anthony

mengemukakan bahwa pengalaman masa lalu adalah hal

terpenting untuk mengembangkan kepribadian tersebut.

Page 30: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

17

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap

tingkat kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang

rendah akan menjadikan orang tersebut tergantung dan berada

dibawah kekuasaan orang lain yang lebih pandai darinya.

Sebaliknya, orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan

memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih dibandingkan

yang berpendidikan rendah.

2.1.1.6 Pengukuran Kepercayaan diri

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Rosenberg, M.

(1965). Sebuah skala 10-item yang secara global mengukur baik

positif maupun perasaan negatif tentang diri. Skala ini terdiri atas

pernyataan dengan butir yang memiliki kriteria positif (favourable)

sebagai aspek kepercayaan diri dan butir yang memiliki kriteria

negatif (unfavourable) sebagai aspek penurunan kepercayaan diri.

Dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Alat ini digunakan

untuk mengukur self-esteem pada dewasa.

Guindon (2010) mengungkapkan self-esteem scale ini sudah diakui

validitas ilmiahnya secara global. Skala ini adalah adaptasi dari Self-

Esteem Scale (Rosenberg, 1965) yang semula ditujukan bagi siswa

sekolah menengah. Reliabilitas Guttman yang dilaporkan adalah rxxi

= 0,92 sedangkan Silber dan Tippet (1965) melaporkan koefisien

reliabilitas tes-ulang rxxi = 0,85 dengan tenggang waktu dua minggu

(n = 28) (Robinson & Shaver, 1973). Untuk versi adaptasi berbahasa

Indonesia ini, Azwar melaporkan koefisien korelasi aitem-total yang

berada antara 0,415 sampai dengan 0,703 bagi kesepuluh aitem

dalam skala (n =71), sedangkan koefisien tes-ulang dengan

Page 31: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

18

tenggang waktu satu hari menghasilkan rxxi = 0,8587 (Azwar,

1979). Namun Martaniah dkk, (1991) menemukan koefisien alpha

untuk skala ini hanya 0,439 (n = 300).

2.1.2. Konsep aktualisasi diri

2.1.2.1. Pengertian aktualisasi diri

Aktualisasi diri (self-actualization) adalah keadaan dimana

seseorang mencapai potensi diri sepenuhnya dan mampu

melakukan koping secara realistik terhadap masalah – masalah

yang dihadapinya. (Potter, 2005)

Aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan akan pengembangan

dan perealisasian terhadap potensi-potensi (bakat, minat,

intelektual) agar dapat menjadi manusia yang seutuhnya. Yaitu

manusia yang diakui status keberadaannya, manusia yang mandiri,

dan manusia yang mempunyai arti (bermanfaat) baik bagi dirinya,

orang lain maupun lingkungannya. (Feist, 2008)

Aktualisasi diri adalah kebutuhan insting manusia untuk

menggunakan semua kemampuannya dalam berupaya maksimal

mencapai sesuatu yang bernilai tinggi dan bersifat intrinsik

menurut pemahamannya. Tingkat tertinggi perkembangan

psikologi ini dimulai bila individu merasa yakin bahwa semua

kebutuhan pada hierarki kebutuhan dibawahnya telah terpuaskan.

(Nurdin, 2011)

Maka dari itu menurut Maslow (Nursalam, 2008) aktualisasi diri

merupakan kebutuhan untuk menggunakan kemampuan (skill) dan

potensi, serta berpendapat dengan mengumukakan penilaian dan

kritik terhadap sesuatu

Page 32: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

19

Aktualisasi diri itu sendiri merupakan kebutuhan yang berada pada

puncak tertinggi dalam piramida kebutuhan bertingkat yang

dikemukakan oleh Maslow. Aktualisasi diri dapat tercapai setelah

kebutuhan yang berada dibawahnya tercapai (Potter, 2005).

Adapun teori kebutuhan bertingkat menurut Maslow adalah :

a. Kebutuhan – kebutuhan fisiologis

b. Kebutuhan akan rasa aman

c. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki

d. Kebutuhan akan rasa harga diri.

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization)

disebut juga dengan kebutuhan untuk mengungkapkan diri.

Maslow menandai kebutuhan akan aktualisasi diri ini sebagai

hasrat individu untuk menjadi orang sesuai dengan keinginan

dan juga potensi yang dimilikinya, tentunya dengan

menemukan potensi yang dimilikinya terlebih dahulu. Atau

dengan kata lain, hasrat individu untuk menyempurnakan diri

dengan segenap potensi yang dimilikinya.

2.1.2.2. Aspek – aspek aktualisasi diri

Alvin Jones dan Rick Crandall mendeskripsikan secara singkat 4

dimensi aktualisasi diri dalam usahanya untuk mengukur nilai-nilai

dan tingkah laku dari orang-orang yang mengaktualisasi diri yaitu :

(Feist, 2008)

a. Otonomi. Otonomi memerlukan kemampuan untuk menjadi

mandiri dari lingkungan fisik dan sosial seseorang, bergantung

pada potensi sendiri dan potensi yang terpendam bagi

pertumbuhan dan perkembangan, memiliki tinggi pengarahan

diri sendiri dan "bebas" untuk menjadi diri sendiri, aktif,

bertanggung jawab , dan disiplin diri.

Page 33: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

20

b. Penerimaan diri. Penerimaan diri mengacu pada penerimaan diri

sendiri dan lingkungan sendiri tanpa kecewa atau keluhan,

dengan segala kekurangannya dan dengan semua perbedaan dari

gambaran yang ideal. Pribadi ini juga mensyaratkan melihat

realitas lebih jelas dan terlihat seperti alami, Ia bukan memilih

untuk menjadi orang lain. Penerimaan diri sangat erat kaitannya

dengan konsep dari harga diri. Artinya memiliki rasa hormat

yang tinggi untuk diri sendiri, berpikir dan bekerja sendiri, serta

perasaan untuk menjadi berguna dan penting di dunia.

c. Tidak menahan emosi. Dimensi ini memerlukan kecenderungan

relatif spontan dalam satu prilaku, pikiran, dan ekspresinya;

menjadi apa yang dinginkan pada saat tertentu; menyadari

perasaan seseorang, pikiran, dan kehendak; bukan

menyembunyikan perasaan itu walaupun itu akan menyakiti

orang lain, perilaku sering seperti kebiasaan tetapi tidak

menghambat atau mencegah dari melakukan hal-hal yang

penting.

d. Kepercayaan dan tanggung jawab dalam hubungan dekat.

Dimensi ini menekankan tingkat kepercayaan dalam keadaan

yang layak dipercaya, kejujuran, kebaikan, kemurahan hati, dan

persaudaraan dari orang pada umumnya, meskipun kemarahan

sesekali ada atau ketidaksabaran. ia juga memiliki tanggung

jawab dalam hubungan dekat.

2.1.2.3. Ciri – ciri aktualisasi diri

Maslow mendata 15 kualitas yang diperkirakannya sebagai ciri

pribadi pengaktualisasi diri minimal dalam derajat tertentu, yaitu:

(Feist, 2008)

a. Orientasinya realistik dan memandang realitas secara efisien.

Inilah sifat paling umum dari individu yang teraktualisasi.

Dia mampu mengamati objek-objek dan orang-orang di

Page 34: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

21

sekitarnya secara objektif. Maslow menyebut persepsi

objektif ini Being-cognition (B-cognition), suatu bentuk

pengamatan pasif dan reseptif, semacam kesadaran tanpa

hasrat. Dia melihat dunia secara jernih sebagaimana adanya,

tanpa dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, atau sikap

emosional.

b. Menerima diri, orang lain, dan alam sekitar apa adanya.

Individu yang teraktualisasi menerima dirinya, kelemahan-

kelemahan dan kekuatan-kekuatannya tanpa keluhan atau

kesusahan. Dia menerima kodratnya sebagaimana adanya,

tidak defensif atau bersembunyi dibalik topeng-topeng atau

peranan sosial. Sikap penerimaan ini membuatnya mampu

mendengarkan orang lain dengan penuh kesabaran, rendah

hati dan mau mengakui bahwa dia tidak tahu segala-galanya

dan bahwa orang lain akan mengajarinya sesuatu.

c. Spontan, sederhana, dan alami.

Dalam semua segi kehidupan, orang yang teraktualisasi

bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-

pura. Dia tidak harus menyembunyikan emosi-emosinya,

tetapi dapat memerlihatkan emosi-emosi tersebut secara jujur

dan wajar. Seperti anak kecil, orang yang teraktualisasi

kadang terlihat lugu, mendengarkan dengan penuh perhatian,

takjub dan heran akan sesuatu yang baru, dan itu semua

dilakukannya secara apa adanya tanpa dibuat-buat.

d. Lebih memperhatikan masalah (Problem Centered) dan

memperhatikan diri sendiri-sendiri (Self Centered).

Individu yang teraktualisasi-diri tidak pernah menyalahkan

diri sendiri ketika gagal melakukan sesuatu. Dia menganggap

Page 35: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

22

kegagalan itu sebagai suatu hal yang lumrah dan biasa saja.

Dia mungkin akan mengecam setiap ketololan dan

kecerobohan yang dilakukannya, tetapi hal-hal tersebut tidak

menjadikannya mundur dan menganggap dirinya tidak

mampu. Dicobanya lagi memecahkan masalah dengan penuh

kegembiraan dan keyakinan bahwa ia mampu menyelesai-

kannya.

e. Memiliki kebutuhan akan privasi dan indevedensi

Individu yang mengaktualisasikan diri memiliki kebutuhan

yang kuat untuk memisahkan diri dan mendapatkan suasana

kesunyian atau suasana yang meditatif. Dia butuh saat-saat

tertentu untuk tidak terganggu oleh adanya orang lain. Dia

memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai

keputusan, dan melaksanakan dorongan dan disiplin dirinya

sendiri.

f. Bebas dari kultur lingkungan

Individu yang mengaktualisasikan-diri sudah dapat

melepaskan diri dari ketergantungan yang berlebihan

terhadap lingkungan sosial dan fisik. Pemuasan akan motif-

motif pertumbuhan datang dari dalam diri sendiri, melalui

pemanfaatan secara penuh bakat dan potensinya.

g. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak

stereotip.

Individu yang teraktualisasi senantiasa menghargai

pengalaman-pengalaman tertentu bagaimana pun seringnya

pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan

yang segar, perasaan terpesona, dan kagum. Bulan yang

bersinar penuh, matahari terbenam, gelak tawa teman, dan

Page 36: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

23

hal-hal biasa lainnya selalu dipandang seolah-olah

merupakan pengalaman yang baru pertama kali baginya.

Apresiasi yang senantiasa segar ini membuat hidupnya selalu

bergairah tanpa kebosanan.

h. Memiliki pengalaman puncak.

Ada kesempatan dimana individu yang mengaktualisasikan

diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasan terpesona yang

hebat dan meluap-luap, seperti pengalaman keagamaan yang

mendalam. Inilah yang disebut Maslow “peak experience”

atau pengalaman puncak. Pengalaman puncak ini ada yang

kuat dan ada yang ringan. Pada orang yang teraktualisasi,

perasaan “berada di puncak” ini bisa diperolehnya dengan

mudah, setiap hari; ketika bekerja, mendengarkan musik,

membaca cerita, bahkan saat mengamati terbit matahari.

i. memiliki minat sosial (Gemeinschaft).

Individu yang teraktualisasi memiliki perasaan empati dan

afeksi yang kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga

suatu keinginan membantu kemanusiaan. dia menemukan

kebahagiaan dalam membantu orang lain. Baginya

mementingkan orang lain berarti mementingkan diri sendiri.

j. Cenderung memiliki hubungan akrab dengan sedikit orang

tercinta secara khas, mendalam serta sangat emosional.

Individu yang teraktualisasi memiliki cinta yang lebih besar,

persahabatan yang lebih dalam serta identifikasi yang lebih

sempurna dengan individu-individu lain. Sahabat-sahabatnya

bisa jadi tidak banyak, tetapi sangat akrab. Istrinya mungkin

cuma satu, tetapi cinta yang diterima dan diberikannya sangat

besar dan penuh kesetiaan. Ia tidak memiliki ketergantungan

Page 37: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

24

yang berlebihan kepada orang yang dicintai sehingga

membuatnya terhindar dari cemburu buta, iri hati, dan

kecemasan.

k. Memiliki nilai dan sikap demokratis.

Individu yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua

orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan,

golongan politik, ras, warna kulit, bahkan agama. Tingkah

laku mereka menunjukkan tingkat toleransi yang tinggi, tidak

angkuh, tidak picik atau menganggap diri paling benar. Sifat

ini menggabungkan beberapa meta-kebutuhan seperti

kebenaran, kejujuran, dan keadilan.

l. Tidak mengacaukan atau mencampuradukkan sarana dan

tujuan.

Bagi orang yang teraktualisasi, sarana adalah sarana dan

tujuan adalah tujuan. Tetapi berbeda dengan orang-orang

biasa, individu yang teraktualisasi melihat sarana bisa pula

menjadi tujuan karena kesenangan dan kepuasan yang

ditimbulkannya. Pekerjaan bagi orang yang sehat bukanlah

semata-mata untuk mendapatkan keuntungan material, tetapi

untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan. “Menyenangi

apa yang dilakukan” sekaligus “melakukan apa yang

disenangi”, membuat hidup bebas dari paksaan, terasa santai

dan penuh dengan rekreasi.

m. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan, sangat kreatif.

Humor yang disukai oleh individu yang mencapai aktualisasi

lebih bersifat filosofis; humor yang menertawakan manusia

pada umumnya, bukan kepada individu tertentu. Ini adalah

sejenis humor yang bijaksana yang dapat membuat orang

Page 38: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

25

tersenyum dan mengangguk tanda mengerti daripada

membuatnya tertawa terbahak-bahak.

n. Menolak bersetuju dengan kultur dan pengalaman puncak

atau pengalaman mistik.

Individu yang teraktualisasi bukanlah penentang kebudayaan,

tetapi ia dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan

dengan baik pengaruh-pengaruh sosial untuk berpikir dan

bertindak menurut cara-cara tertentu yang diyakininya baik.

Individu ini tidak terlalu mempermasalahkan hal-hal kecil

seperti cara berpakaian, tata-krama, cara makan, dan

sebagainya, tetapi ia dapat keras dan terus-terang jika

mendapati soal-soal yang sangat penting baginya mengenai

aturan-aturan dan norma-norma masyarakat.

2.1.2.4. Faktor – faktor yang mepengaruhi aktualisasi diri

Maslow yakin bahwa manusia mengaktualisasi diri dimotofasikan

oleh “kebenaran–kebenaran abadi”, yang disebut dengan B-Values.

Namun B-values bukan kebutuhan seperti makanan, tempat

berteduh ataupun pertemanan. Maslow mengistilahkan B-Values

sebagai “meta kebutuhan” (metaneeds) yang menunjukan bahwa

ini tingkat tertinggi kebutuhan. Dalam pengaktualisasi diri juga

memiliki motif-motif yang sering disebut metamotivasi. (Feist,

2008)

Metamotivasi lebih dicirikan oleh perilaku ekspresif daripada

perilaku mengatasi (coping). Metamotivasi ini merupakan jawaban

atas pertanyaan mengapa orang yang sudah terpenuhi kebutuhan

dicintai dan memiliki penghargaan diri yang besar namun tidak

bisa masuk kedalam gerbang aktualisasi diri, kerna mereka tidak

memiliki B-Values. Karena hanya mereka yang memiliki B-Values

Page 39: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

26

dapat mengaktualisasikan diri, dan hanya mereka saja yang

sanggup memiliki metamotivasi. (Feist, 2008)

Aktualsasi diri merupakan suatu tujuan yang tak pernah bisa

dicapai sepenuhnya. Hanya sedikit orang, kata Maslow, yang

mencapai aktualisasi diri sepenuhnya, sebab gerakan ke arah

aktualisasi diri ini tidak secara otomatis. Salah satu prasyarat untuk

mencapai aktualisasi diri adalah terpuaskannya berbagai kebutuhan

– kebutuhan fisiologis, rasa aman, memiliki dan cinta, serta

penghargaan. Meskipun demikian, sebenarnya orang – orang yang

telah memenuhi kebutuhan dasar pun, gerakan kearah aktuliasasi

diri tidaklah mudah. Hal ini disebabkan beberapa faktor berikut :

(Budiharjo dalam Anggriyani, 2011)

Pertama , aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah paling lemah

(juah lebih lemah dan basic needs, sehingga dapat dengan mudah

dikuasai oleh kebiasaan, tekanan, kebudayaan, dan sikap yang

salah terhadap aktualisasi diri.

Kedua, orang – orang sering takut untuk mengetahui diri sendiri

yang sebenarnya penting untuk beraktualisasi diri. Dengan

mengetahui diri sendiri, konsep diri seseorang dapat berubah dan

secara tak terelakan melibatkan dilepaskannya kepastian yang telah

lama diketahui dan dipercayai untuk digantikan dengan konsep –

konsep yang baru, hal – hal yang tidak diketahui dan tidak pasti.

Ketiga aktualisasi diri pada umumnya memerlukan lingkungan

yang memberi kebebasan kepada seseorang bebas untuk

mengungkapkan dirinya, menjelajah, memilih prilakunya, dan

mengejar nilai – nilai seperti kebenaran, keadillan, dan kejujuran.

Page 40: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

27

Ada dua faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri yaitu (Potter&

Perry, 2005)

a. Faktor internal

Keraguan, ketidaktahuan dan bahkan rasa takut dari individu

untuk mengungkapkan potensi – potensinya, dapat menghambat

proses aktualisasi diri pada seseorang. Pencapaian aktualisai diri

membutuhkan kesediaan atau keterbukaan individu tersebut.

b. Faktor eksternal

Hambatan untuk mengaktualisasikan diri dapat berasal dair luar

atau dari masyrakat. Tegasnya, aktualisasi diri hanya mungkin

terjadi apabila kondisi lingkungannya menunjang. Berarti dalam

hal ini lingkungan sekitar dapat mempengaruhi aktualisasi diri.

2.1.2.5 Cara menugukur akualisasi diri

Everett L. Shostrom (1974) mengembangkan Personal

Orientation Inventory (POI) dalam usahanya untuk mengukur

nilai-nilai dan tingkah laku dari orang-orang yang

mengaktualisasi diri. POI mempunyai 2 skala utama dan 10

subskala yang telah dites validitas dan realibilitasnya. Salah satu

karakteristik dari orang-orang yang mengaktualiusasi diri adalah

tidak mengikuti apa yang diharuskan oleh kultur. POI

mempunyai dua masalah praktis, pertama alat ini memakan

waktu, partisipan membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit

untuk menyelesaikannya dan kedua format dua pernyataan

pilihan jawaban dapat menimbulkan perasaan marah dalam diri

partisipan, yang merasa frustasi dengan terbatasnya pilihan

jawaban. Untuk mengatasi dua hambatan praktis ini, Alvin

Jones dan Rick Crandall (1986) membuat Short Index of Self-

Actualization, yang meminjam 15 pertanyaan dari POI yang

paling berkaitan dengan skor aktualisasi diri total. Pernyataan-

pernyataan pada Short Index dinilai dengan 5 skala point Likert

Page 41: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

28

(dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju). Skala ini

memiliki reliabilitas dan validitas yang memadai. Indeks ini

didasarkan pada item yang telah dimodifikasi dari POI yang

diterima secara luas untuk mengukur aktualisasi diri.

Dari laporan penelitan Alvin Jones dan Rick Crandall (1986)

tentang 15 item dari self-actualization menyatakan bahwa index

telah mencapai korelasi yang signifikan (r = 0,67, p ≤ 0,001).

Tidak ada masalah dengan tanggapannya dan index mampu

menangkal keadaan seseorang “pura-pura baik”. Mereka

memberikan 4 dimensi yang menurut mereka paling penting

dalam 15 kriteria yang terdapat dalam POI.

2.1.3. Konsep mahasiswa

2.1.3.1. Umur mahasiswa

Menurut Gunarsa (2004) seseorang memasuki usia mahasiswa pada

usia 18 tahun, dimana pada usia 18 – 21 tahun termasuk dalam

tahapan remaja akhir atau masa peralihan kedewasa. Untuk

mahasiswa tidak ada batasan usia karena seseorang yang menjalani

pendidikan pada program eksisteni atau pascasarjana yang sebagian

besar termasuk dalam tahapan usia dewasa juga disebut mahasiswa.

Umumnya, rata - rata mahasiswa/i yang mengambil jenjang studi

strata 1 adalah 18 – 22 tahun terhitung dari semester 1 sampai

semester akhir. Oleh karena itu, kisaran umur tersebut berdasarkan

pengelompokan terdapat 2 tahap yaitu tahap remaja dan tahap

dewasa muda. Usia remaja adalah sekitar 11 – 19 tahun, sedangkan

usia dewasa muda adalah awal 20 – 30 tahun. (Santrock, 2008)

Karena itu penelitian ini mengambil kriteria umur mahasiswa

berdasarkan Levinson yang telah mengidentifikasi fase – fase

Page 42: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

29

perkembangan dewasa muda sebagai berikut : (Potter & Perry,

2005)

1. Awal transisi dewasa (usia 18 – 20), ketika seseorang berpisah

dari keluarga dan merasakan kebebasan.

2. Memasuki dunia kedewasaan (usia 21 – 27), ketika seseorang

menyiapkan dan mencoba karier dengan gaya hidup.

3. Masa transisi (usia 28 – 32), ketika seseorang secara besar –

besaran memodifikasi aktifitas kehidupannya dan memikirkan

tujuan masa depan.

4. Masa tenang (usia 33 – 39), ketika seseorang mengalami

stabilitas yang lebih besar.

2.1.3.2. Karakteristik mahasiswa

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang

menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun

swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,

kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak.

Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan

sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang

merupakan prinsip yang saling melengkapi. Mahasiswa adalah

manusia yang tercipta untuk selalu berpikir yang saling

melengkapi. (Siswoyo, 2007)

Semakin diakui bahwa transisi ke masa dewasa merupakan titik

kritis dalam perjalanan hidup. Periode ini biasanya digambarkan

berkisar dari usia 18 – 25 tahun dan dicirikan oleh ekplorasi dan

eksperimentasi dengan identitas, gaya hidup dan karier. Masa

dewasa persiapan merupakan usia dengan berbagai kemungkinan,

Page 43: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

30

dimana banyak orang muda merasa optimis dengan rencana –

rencana masa depan mereka. (Arnett, 2006)

Bagi beberapa orang peralihan kemasa dewasa kurang begitu

mudah dan menigkatnya tanggung jawab serta kemandirian di masa

dewasa terbukti merupakan hal yang sulit dihadapi. Sedangkan

bagi yang lain, peralihan ini merupakan hal yang sulit dihadapi

yang lain, peralihan ini merupakan sesuatu yang positif yang

memberikan kesempatan untuk mengubah hidup mereka ke arah

yang lebih positif. (Schulenberg & Zarret, 2006)

Orang muda memandang masa dewasa sebagai suatu kondisi

psikologis dimana individu merasa mampu mengambil tanggung

jawab atas tindakan – tindakan mereka dan mampu berinteraksi

dengan orang – orang dewasa lainnya (terutama orang tua) sebagai

sebaya mereka dan mengambil keputusan – keputusan mandiri.

(Upton, 2012)

Gagasan bahwa masa remaja dapat menjembatani kesenjangan

antara masa kanak – kanak dan masa dewasa tidak berlaku lagi

dimasyarakat modern, dimana waktu dan urutan pengalaman –

pengalaman tradisional yang merepresentasi proses menjadi

dewasa, seperti tidak lagi tinggal bersama orang tua, menyelesaikan

sekolah, mulai bekerja dan menikah serta memiliki anak, lebih

fleksibel ketimbang sebelumnya. (Furstenberg, Kefalas, &

Napolitano, 2005)

Pertumbuhan kognitif pada para mahasiswa dan menemukan

bahwa terjadi perubahan dari asumsi awal ketika memasuk

perguruan tinggi, yaitu bahwa suatu kebenaran mutlak dapat

ditemukan, ke pemahaman secara bertahap bahwa pertanyaan –

Page 44: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

31

pertanyaan dapat memiliki jawaban. Ini memunculkan

kebimbangan karena tidak mengetahui mana “jawaban yang

benar”. (Perry dalam Upton, 2012)

Dewasa awal ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap

pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Dan

berikut adalah karakteristik dari masa dewasa awal : (Pieter &

Lubis, 2010)

a. Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan

Pada generasi terdahulu berpandangan bahwa jika anak laki-laki

dan perempuan mencapai usia dewasa secara syah, maka hari-

hari kebebasan telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk

menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.

b.Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif

Orang tua (parenthood) merupakan salah satu peran yang paling

penting dalam hidup orang dewasa. Orang yang sudah menikah

berperan sebagai orang tua saat usia sekitar 20-30 tahun, dan

beberapa sudah menjadi kakek atau nenek sebelum masa dewasa

berakhir. Masa dewasa merupakan “usia reproduktif” bagi yang

cepat mempunyai anak dan menpunyai keluarga besar pada awal

dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja

kemungkinan seluruh masa dewasa dini merupakan masa

reproduksi.

c. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah

Dalam tahun-tahun pertama dewasa awal, banyak masalah baru

yang harus dihadapi seseorang. Masalah baru-baru ini berbeda

dengan masalah-masalah yang sudah pernah dialami sebelum-

nya. Anak-anak muda telah dihadapkan dengan banyak masalah

dan mereka belum siap untuk menghadapinya. Penyesuaian diri

Page 45: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

32

terhadap masalah-masalah dewasa dini atau awal ini menjadi

lebih intensif dengan diperpendeknya masa remaja, masa

transisi menjadi dewasa sangat pendek sehingga anak-anak

muda hampir tidak memiliki waktu untuk peralihan menjadi

dewasa.

d. Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional

Kini relasi sosial telah beralih dalam keterlibatan pada kegiatan

– kegiatan diluar rumah. Masa dewasa awal sudah harus dituntut

untuk bisa berpikir sendiri. Sehingga ketidakmampuan dalam

mengatasi masalah akan menyebabkan ketegangan emosional.

e. Masa dewasa awal sebagai masa keterasingan sosial

Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang

ke dalam pola kehidupan orang dewasa yaitu karier, pernikahan,

dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok

sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan

itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan

terus berkurang. Hubungan sosial ini terus berkurang. Kini

keramahan-tamahan mulai digantikan pada persaingan dan

mendapatkan pekerjaan yang berkualitas. Maka efeknya

mungkin sekali ia mengalami egosentris dan menjadi kesepian.

f. Masa dewasa awal sebagai masa komitmen

Sewaktu menjadi dewasa, orang-orang dewasa mengalami

perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang

sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa

yang mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru,

memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-

komitmen baru. Meskipun semua itu terkadang berubah, pola-

Page 46: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

33

pola ini yang akan membentuk pola hidup, tanggung jawab dan

komitmen-komitmen dikemudian hari.

g. Masa dewasa awal sering merupakan masa ketergantungan

Meskipun telah resmi mencapai status dewasa pada usia 18

tahun, dan status ini memberikan kebebasan untuk mandiri,

banyak orang muda yang masih agak tergantung atau bahkan

sangat tergantung pada orang lain selama jangka waktu yang

berbeda-beda. Seperti tergantung pada orang tua mereka, teman,

guru dan yang lainnya. Dimasa dewasa awal ini, seseorang

merasa bahwa ada beberapa hal yang ia masih belum bisa

kerjakan secara mandiri. Maka dari itu banyak oarng muda

sangat tergantung dengan orang lain.

h. Masa dewasa awal sebagai masa perubahan nilai

Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena

pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-

orang yang berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat

dari kaca mata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya

menganggap sekolah itu suatu kewajiban yang tidak berguna,

kini sadar akan nilai pendidikan sebagai batu loncatan untuk

meraih suatu keberhasilan sosial, karier, dan kepuasan pribadi.

Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang

dewasa yang semula putus sekolah atau universitas memutuskan

untuk sekolah kembali dan belajar kembali menyelasaikan

pendidikan mereka. Banyak yang merasakan kegiatan belajar

sebagai perangsang semangat mereka, sehingga mereka

mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah

lanjutan atas maupun perguruan tinggi.

Page 47: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

34

i. Masa dewasa awal sebagai masa penyesuaian diri dengan cara

hidup baru

Masa dewasa awal atau dini merupakan periode yang paling

banyak menghadapi perubahan. Dalam masa dewasa ini gaya-

gaya hidup mulai menyesuaikan serta pola – pola yang lain

mulai berubah dan bertambah.

j. Masa dewasa awal sebagai masa kreatif

Bentuk kreativitas yang akan terlihat ketika seseorang mulai

tumbuh menjadi orang dewasa (dewasa awal atau dini) ini

tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan

untuk mewujudkan keinginan-keinginan dan kegiatan-kegiatan

yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang

menyalurkan kreatifitasnya melalui hobi, ada yang menyalurkan

pekerjaanya melalui hobi.

2.1.3.3 Tugas – tugas perkembangan

Kriteria utama periode dewasa awal adalah interdependen,

kesediaan untuk bertanggung jawab dan mempunyai pekerjaan.

ketiga sifat ini membedakan seorang dewasa satu dengan dewasa

lain. Interdependen adalah keseimbangan antara sikap tergantung

dan sikap bebas. (Pieter & Lubis, 2010)

Selama masa dewasa awal refleksi pengenalan diri sendiri

bertambah mendalam. Semua ambisinya kurang nyata kemudian

berubah menjadi tujuan praktis. Self-concept lebih stabil jika

didukung self-acceptence dan self-esteem. (Pieter & Lubis, 2010)

Elizabeth Hurlock (1980) mengatakan bahwa tugas – tugas

perkembangan masa dewasa awal yaitu: (Pieter & Lubis, 2010)

Page 48: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

35

a. Interdependen emosional

Interdependen emosional berarti seseorang telah mampu untuk

melepaskan ketergantungan mulai dari orang tua atau anggota

keluarga lain, teman, hingga dapat mencapai otonomi pribadi.

Kini dewasa awal telah mampu membina hubungan emosional,

seperti tidak mudah kecewa atau marah ketika orang lain tidak

sependapat dengan dirinya. Pengendalian emosi lebih tenang.

b. Interdependen ekonomi

Interdependen ekonomi berarti dia telah mampu mengurus diri

atau keluarganya sendiri. Sudah mampu mengatur

pengeluarannya dan bagaimana cara agar semua kebutuhannya

terpenuhi.

c. Interdependen memilih pasangan hidup

Memilih pasangan hidup atau perkawinan adalah momen yang

penting dari kehidupan dewasa awal, karena telah dinilai lebih

realistis, seperti penyesuaian dalam relasi suami istri,

hubungan seksualitas, ekonomi, dan hubungan dengan mertua.

d. Interdependen sosial

Interdependen sosial berarti dia telah diterima dalam

masyarakat dewasa dan mampu menunjukkan sifat orang

dewasa pada umumnya, bertanggung jawab sosial, pekerjaan,

pendidikan, keagamaan, dan bersedia melaksanakan tugas.

Dikatakan dewasa secara sosial berarti dapat menentukan sikap

dan keputusan sesuai kaidahnya.

e. Ekspansivitas karier

Ekspansivitas karier adalah salah satu ciri dari masa dewasa

awal. Mereka akan berusha keras demi karier, aktif dalam

Page 49: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

36

kegiatan masyarakat atau organisasi dan mereka selalu mencari

kesibukan.

2.1.3.4 Perubahan psikologis masa dewasa awal

a. Kemampuan mental

Kemampuan mental diperlukan dalam mempelajari situasi dan

menyesuaikan diri dalam situasi baru, seperti mengingat hal –

hal baru yang dahulu pernah dipelajarinya, penalaran analogis

dan berpikir kreatif. Puncak kematangan mental dimulai dari

usia 20-an, kemudian berangsur – angsur menurun. (Pieter &

Lubis, 2010)

b. Kemampuan motorik

Orang dewasa awal akan mencapai puncak kekuatan

kemampuan motorik pada usia 20-30 tahun. Kecepatan

merespon maksimal saat usia 20-25 tahun dan kemampuan ini

lambat laun akan menurun. Dalam belajar ketrampilan motorik

baru akan lebih berhasil cepat seimbang dan luwes pada usia

20-an tahun. (Pieter & Lubis, 2010)

c. Penyesuaian Peran Seks

Penyesuaian peran seks periode dewasa awal benar – benar

sulit, karena dipengaruhi kelompok tradisional dan egalitarian.

Konsep tradisional lebih menekan pada pola perilaku tanpa

memperhatikan minat dan kemampuan individual. Konsep ini

menekankan peran superioritas maskulin dan tidak

menoleransi sifat atau kesan kewanitaan atau pekerjaan wanita.

Posisi pria diluar rumah ialah menduduki posisi yang lebih

berwewenang dan lebih berprestasi dalam masyarakat dan

bisnis dibandingkan wanita. Konsep egalitarian lebih

menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria

Page 50: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

37

dan wanita. Suatu peran harus mendatangkan kepuasan pribadi

dan bukan hanya cocok untuk salah satu jenis kelamin saja. Di

dalam rumah atau diluar peran pria dan wanita ialah sebagai

rekan kerja. (Pieter & Lubis, 2010)

d. Perubahan Minat

Pada dewasa awal biasanya minat akan berubah dan tidak

dapat dipertahankan karena tidak sesuai lagi dengan

kebutuhan. Alasan mengapa terjadi perubahan minat mereka

yaitu akibat kesehatan, status ekonomi, perubahan pola

kehidupan, nilai- nilai, perubahan kesenangan atau tekanan

lingkungan. (Pieter & Lubis, 2010)

e. Minat Pribadi

Biasanya minat pribadi yang kuat saat masa remaja ikut

terbawa hingga masa dewasa awal tetap bersifat egosentris.

Namun, dengan bertambah tugas – tugas dan tanggung jawab

di tempat kerja atau rumah, minat egosentris berangsur –

angsur akan berkurang dan memunculkan minat sosial. Bentuk

–bentuk minat pribadi pada dewasa awal adalah minat

penampilan diri, pakaian dan perhiasan, simbol kedewasaan,

simbol status, minat uang atau agama. (Pieter & Lubis, 2010)

f. Minat Rekreasi

Rekreasi merupakan suatu kegiatan yang memberikan

kesegaran, mengembalikan kekuatan atau kesegaran rohani

setelah lelah bekerja atau mengalami keresahan batin. Rekreasi

dianggap sebagai kegiatan yang sangat menyenangkan. Faktor

– faktor yang mempengaruhi minat rekreasi adalah kesehatan

fisik, pekerjaan, perkawinan sosio-ekonomi, jenis kelamin, dan

sikap sosial. (Pieter & Lubis, 2010)

Page 51: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

38

g. Minat Sosial

Faktor yang mempengaruhi peran sosial pada dewasa awal

yaitu mobilitas sosial , status sosio-ekonomi, lamanya tinggal

dalam suatu kelompok masyarakat, umur kematangan seksual

dan urutan kelahiran, lingkungan dan jenis kelamin. (Pieter &

Lubis, 2010)

2.1.3.5 Bahaya psikologi masa dewasa awal

a. Bahaya personal dan sosial

Bahaya personal dan sosial pada masa dewasa awal berasal dari

kegagalan menguasai sebagian dari tugas – tugas perkembangan

dengan menyebabkan mereka tampak belum matang

dibandingkan dengan dewasa lain. Faktor – faktor penyebab

kesulitan menguasai tugas perkembangan keterlambatan

menyelesaikan tugas–tugas perkembangan sebelumnya,

hambatan kesehatan fisik, latihan yang tidak runtut pada

perilaku dan sikap dewasa, perlindungan dan aspirasi orang tua

yang berlebihan pada anak atau pengaruh teman kelompok atau

teman sebaya (Pieter & Lubis, 2010)

b. Bahaya Peran Seks

Konsep peran seks secara tradisional memiliki pengaruh besar

dalam penyesuaian diri, seperti pria selalu membuktikan sebagai

pria maskulin dengan kerja keras tanpa memperhatikan

kesehatan. Dia berkeyakinan tidaklah jantan jika

mengkhawatirkan kesehatan. Adapun, wanita dipandang rendah

jika diperlakukan inferior, melumpuhkan prestasinya dan urusan

rumah tangga. (Pieter & Lubis, 2010)

Page 52: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

39

c. Bahaya hambatan bidang keagamaan

Bahaya hambatan dalam keagamaan yang menyebabkan adanya

hambatan emosi bagi sebagian orang dewasa dini ialah nilai atau

agama baru, perkawinan campuran, tingkat kepuasan menjalan-

kan peran, kesulitan bergaul atau mobilitas sosial. (Pieter &

Lubis, 2010)

2.1.4 Konsep organisasi

2.1.4.1 Pengertian organisasi

Dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya manusia memerlukan

manusia lain. Usaha untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan

tersebut dengan membentuk hubungan kerja sama dan selanjutnya

membentuk kelompok – kelompok. Dengan demikian yang

dimaksud organisasi adalah wadah yang memungkinkan

masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai

oleh individu secara sendiri – sendiri. (Rivai & Mulyadi, 2011)

Menurut pengertian diatas dapat diambil kesimpulan organisasi

adalah sekelompok manusia dalam satu kesatuan yang ingin

memenuhi kebutuhan hidupnya untuk meraih hasil yang

sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri –

sendiri. Pemenuhan kebutuhan itu salah satunya ialah ingin

mendapat pengakuan dari orang lain terhadap dirinya dan

mengaktualisasi dirinya yang menurut Maslow merupakan

kebutuhan tertinggi manusia yang harus dipenuhi.

2.1.4.2. Aktif berorganisasi

Bila diamati dengan jeli dikaitkan dengan aktivitas mahasiswa di

kampus, ternyata terdapat dua jenis sosok mahasiswa (Trimarsanto,

dalam Basuki 2013), yakni pertama sosok mahasiswa yang apatis

terhadap kegiatan organisasi kemahasiswaan dan kedua adalah

Page 53: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

40

sosok mahasiswa aktif di organisasi kemahasiswaan, yang biasanya

disebut aktivis seperti dipaparkan dimuka, dengan berbagai

kegiatan yang terkadang tidak hanya aktif disatu organisasi

kemahasiswaan.

Sosok mahasiswa aktivis dalam kegiatan organisasi

kemahasiswaan, adalah mahasiswa yang disamping menekuni

aktifitas perkuliahan tapi juga menyempatkan untuk mengikuti

aktifitas organisasi kemahasiswaan. Keaktifan di organisasi ini

biasanya dilandasi oleh bakat, hobi, tuntutan jiwa organisasi dan

kepemimpinan, tuntutan sosial atau bisa jadi karena pelarian dari

aktivitas perkuliahan yang kadang dianggapnya membosankan.

(Basuki, 2013)

Karena bermacam alasan diatas lah banyak kadang – kadang

diantara anggota organisasi yang hanya ada ketika suatu kegiatan

dilaksanakan, ada juga yang selalu ada dalam perkumpulan dan

aktif menggerakan. Mereka sama mengikuti organisasi namun

hakekatnya berbeda, karena mereka yang tidak aktif, tidak akan

merasakan pengembangan kepribadian dan aktualisasi dirinya.

Padahal manusia sebagai salah satu dimensi dalam berorganisasi

memegang peranan sangat penting, yang merupakan salah satu

faktor dan pendukung organisasi. Prilaku organisasi pada

hakikatnya adalah hasil – hasil interaksi antara individu – individu

dalam organisasinya. (Rivai & Mulyadi, 2011)

Masing – masing individu memiliki karakteristik seperti

kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan kebutuhan, dan

pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai salah satu

lingkungan individu juga mempunyai karakteristik antara lain

Page 54: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

41

keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan –

pekerjaan, tugas – tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem

pengajian, sistem pengendalian, dan lain sebagainya. Dalam kaitan

antara individu dengan organisasi maka ia membawa karakteristik

individu ke dalam tatanan organisasi, sehingga terjadilah interaksi

antara karakteristik individu dengan karakteritik organisasi.

Interaksi keduanya mewujudkan prilaku individu dalam organisasi.

(Rivai & Mulyadi, 2011)

Berdasarkan kasus diataslah seseorang dikatakan mendapat

manfaat organisasi sebagai pengaktualisasian dirinya, hanyalah

orang – orang yang aktif.

Larson dkk, melakukan observasi dan wawancara terhadap para

anggota dan pimpinan tiga organisasi yang berbeda basis kegiatan

(pendidikan, seni, dan kemasyarakatan), masing-masing 3-4 bulan.

Melalui hasil penelitian ini kita dapat melihat manfaatnya bagi

perkembangan kepribadian anggotanya. (Widyarini, 2013)

a. Mengembangkan inisiatif. Temuan Larson dkk pada tiga

program yang diteliti, sesuai dengan beberapa hasil penelitian

sebelumnya, menunjukkan bahwa keterampilan inisiatif para

anggota tumbuh melalui tantangan yang mereka hadapai dalam

mencapai suatu tujuan. Pada mulanya para anggota ”sekadar

melakukan”, tetapi setelah beberapa minggu kemudian mereka

mulai tampak mengembangkan strategi untuk menghadapi

suatu tantangan (tugas), dan lebih memobilisasi waktu dan

usaha. Beberapa hal yang dipelajari sebagai hal yang

menghasilkan kesuksesan program adalah:

1) memulai secara lebih awal

2) mengelola waktu

3) bekerja keras.

Page 55: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

42

Beberapa anggota tampak menunjukkan peningkatan dalam

strategi berpikir. Mereka menemukan pencerahan (insight)

dalam hal memecahkan masalah, mengorganisasi langkah-

langkah pekerjaan, dsb, agar penyelesaian tugas dapat lebih

efektif. Sebagian anggota malah dapat mentransfer

peningkatan kemampuan inisiatifnya ke dalam sisi lain

kehidupannya, yaitu dalam perencanaan karier.

b. Transformasi dalam motivasi. Dengan adanya perkembangan

keterampilan inisiatif, motivasi para anggota juga berubah.

Larson dkk menemukan, dalam tiga organisasi yang diteliti

banyak anggota yang awalnya bergabung dengan alasan

ekstrinsik: untuk memuaskan orangtua, mengisi waktu luang

bersama teman sebaya, menjadi prasyarat lulus sekolah, atau

karena ada honor. Namun, sebagian besar kemudian

menunjukkan perubahan. Motivasi mereka menjadi lebih

intrinsik (adanya minat pribadi terhadap program), dengan

alasan dapat terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang baru, segar,

dan menarik secara pribadi.

c. Memperoleh modal sosial. Perkembangan remaja, selain

berupa perkembangan karakter dan penguasaan keterampilan

baru, juga perkembangan dalam pembentukan relasi pribadi,

termasuk relasi dengan orang dewasa. Untuk itu, orang muda

butuh relasi dengan orang dewasa yang dapat memberi modal

sosial, yakni yang memberi informasi dan sumber daya yang

menghubungkan mereka dengan dunia orang dewasa.

Modal sosial selain baik untuk individu juga baik untuk

komunitas karena adanya pertukaran pengetahuan, sumber

daya, dan kepercayaan, sehingga membentuk keadaan

Page 56: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

43

masyarakat yang sehat. Keterlibatan dalam program-program

kepemudaan merupakan kesempatan untuk membangun modal

sosial dan berkembang menjadi orang-orang dewasa yang

berkeahlian tinggi.

Dari penelitian Larson dkk ditemukan bahwa para anggota dari

tiga organisasi yang diteliti memanfaatkan relasinya dengan

orang-orang dewasa dalam komunitas yang ada untuk

keperluan pendidikan dan perencanaan karier mereka. Banyak

anggota mengaku telah belajar dari para orang dewasa

mengenai pilihan pendidikan dan karier dimasa mendatang.

Dalam relasinya dengan orang-orang dewasa sepanjang

kegiatan yang dilaksanakan, mereka dapat menemukan secara

nyata bagaimana orang dewasa mengelola tantangan hidup,

dan mereka ikut mengembangkan keahlian untuk menghadapi

tantangan.

d. Menjembatani perbedaan. Bentuk lain modal sosial atau

interpersonal diperoleh melalui teman-teman sebaya, yakni

dengan mengembangkan hubungan dan pemahaman terhadap

berbagai aspek perbedaan manusia (etnis, agama, gender,

status sosial-ekonomi, tujuan, dsb). Hasil penelitian Larson

dkk menunjukkan melalui program-program pada tiga

organisasi yang diteliti, para anggota mengalami

perkembangan kompetensi untuk memahami dan menghargai

keanekaragaman manusia. Data yang diperoleh menunjukkan

bahwa para anggota belajar menjembatani perbedaan melalui

tiga tahap:

Pertama, mengalami interaksi dengan orang-orang muda lain

yang berbeda dengan dirinya dalam berbagai hal. Melalui

Page 57: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

44

interaksi ini mereka mengalami hubungan yang bermakna

dengan teman berbeda etnis dan sebagainya serta membangun

rasa saling percaya.

Kedua, melalui interaksi tersebut mereka belajar tentang orang

lain dan mulai melihat orang lain secara lebih utuh. Dengan

bersama-sama mengerjakan apa yang menjadi program dalam

kelompok-kelompok kecil, mereka menjadi saling bergantung

dan akrab satu sama lain.

Ketiga, mereka mengalami perubahan dalam berpikir yang

memengaruhi bagaimana interaksinya dengan anggota

kelompok-kelompok lain. Berdasarkan pengalaman

berinteraksi secara akrab dengan orang lain didalam

kelompok, selanjutnya dalam interaksi dengan kelompok lain

mereka telah mampu untuk menghargai perbedaan-perbedaan,

sehingga dalam interaksi tidak terjadi pembedaan antar

kelompok. Namun, dalam kenyataan pencapaian tahap ketiga

ini tidak berlangsung mudah. Bila sungguh-sungguh

dihadapkan dengan perbedaan antar kelompok, kadang terjadi

pertahanan diri, penolakan, atau pengabaian masalah yang

dihadapi. Dalam situasi seperti ini orang dewasa yang menjadi

pendamping program bekerja keras menciptakan kondisi

positif bagi interaksi antarkelompok. Antara lain dengan

memberikan status yang sama, membangun kerja sama, kontak

individu antarkelompok, dan adanya dukungan dari orang-

orang dewasa (pendamping) dalam berbagi seting kegiatan.

e. Menemukan tanggung jawab baru. Tanggung jawab merupa-

kan kualitas yang diharapkan dimiliki orang yang berkembang

menuju kedewasaan. Hasil penelitian Larson dkk

Page 58: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

45

menunjukkan, banyak anggota mengakui adanya proses

menjadi lebih bertanggung jawab dalam perasaan maupun

dalam bertindak, sepanjang keikutsertaannya dalam program.

Keaktifan berasal dari kata “aktif” yang artinya giat (bekerja,

berusaha) keaktifan adalah kegiatan atau kesibukan. Keaktifan

berarti usaha yang dilandasi ketekunan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan (Depdikbud, dalam Setyono, 2013). Sedangkan

menurut Sondang P. Siagian (http://www.shvoong.com),

berorganisasi berasal dari kata organisasi yang berarti setiap bentuk

persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta

secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang

telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang

sebagai ketua atau beberapa orang yang disebut dengan anggota.

Jadi keaktifan berorganisasi disini adalah kegiatan seseorang yang

aktif agar berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh sebuah

organisasi baik kegiatan yang berbentuk formal ataupun non formal

bisa berjalan dengan baik, untuk menambah wawasan, pengalaman

dan pendewasaan dalam diri seseorang.

2.1.4.3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

STIKES Muhammadiyah Banjarmasin berdiri berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 189/DO/2003 dan SK Menkes RI No. HK. 00.06.1.1.172.

(www.stikes-mb.ac.id)

STIKES Muhammadiyah Banjarmasin sekarang ini telah

mempunyai beberapa program studi, diantaranya yaitu

S1 Keperawatan, D3 Keperawatan, D3 Farmasi, D3Kebidanan, D3

Page 59: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

46

Keperawatan Kelas Internasional, dan S2 Keperawatan Spesialis

Gawat Darurat. (www.stikes-mb.ac.id)

STIKES Muhammadiyah Banjarmasin termasuk 24 Perguruan

Tinggi Terbaik se-Indonesia dalam melaksanakan Sistem

Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Berdasarkan SK. Direktoral

Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional

No.0301/D2.4/2011. (www.stikes-mb.ac.id)

Menurut Qaidah PTM (2006) organisasi yang berada di STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin ialah Ikatan Mahasiswa Muham-

madiyah dan Badan Eksekutif Mahasiswa

a. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa

Islam beraqidah Islam, bersumber Al Qur'an & As Sunnah

yang didirikan pada 29 Syawal 1384 H / 14 Maret 1964 M di

Jogjakarta. ASAS gerakan IMM adalah gerakan kemahasis-

waan yang berfokus pada bidang Keagamaan, Kemasyarakatan

dan Kemahasiswaan itu sendiri. (DPP IMM, 2012)

Susunan Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

(IMM) terdiri dari: (DPP IMM, 2012)

1) Komisariat, ialah kesatuan anggota dalam suatu Kampus,

Fakultas atau Akademisi dan atau tempat tertentu.

2) Cabang, ialah kesatuan komisariat-komisariat dalam suatu

daerah Kabupaten atau Kota atau daerah tertentu.

3) Daerah, ialah kesatuan cabang-cabang dalam suatu

Propinsi.

4) Pusat, ialah kesatuan daerah-daerah dalam Negara Republik

Indonesia.

Page 60: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

47

Karena itu di perguran tinggi khususnya di Muhammadiyah

haruslah ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Dalam Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin terdapat beberapa

bidang yang masing – masing bergerak dalam melaksanakan

kegiatan yaitu : (Profil PK IMM STIKES MB, 2013)

1) Bidang Organisasi

Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur dan

fungsi organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang

mantap dan mendukung gerakan Ikatan dalam mencapai

tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga

diarahkan pada terciptanya kekuatan gerak IMM baik

kedalam maupun keluar sebagai modal penggerak bagi

pengembangan gerakan IMM. Bidang ini selalu

mengadakan musyawarah untuk pergantian pimpinan tiap

tahunnya, perapian administrasi, menyelenggarakan

pelantikan, melaksanakan Milad IMM bersama bidang –

bidang yang lain.

2) Bidang Kader

Bidang Kader diarahkan pada penguatan trikompetensi

dasar (aqidah, intelektual dan humanitas) yang secara

dinamis mampu menempatkan diri sebagai pelaku

perubahan sosial masyarakat. Bidang ini selalu

melaksanakan pelatihan kader untuk menjaring anggota

dengan pembicara – pembicara dari pimpinan

Muhammadiyah.

3) Bidang riset dan pengembangan keilmuan

Diarahkan pada penguatan basis metodologi kader dan

kultur keilmuan disemua lini. Bidang ini pernah

melaksanakan seminar – seminar diantaranya seminar

Page 61: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

48

hypnolearning, seminar hisab, seminar imunisasi dalam

perspektif Islam, dan lain - lain

4) Bidang media dan komunikasi

Diarahkan pada terciptanya media komunitas yang

mumpuni, meningkatnya bargaining position dengan

media dan menjadikan teknologi sebagai bagian integral

dari pengembangan IMM. Bidang ini pernah

melaksanakan pelatihan photoshop, pembuatan web, dan

lain - lain

5) Bidang Hikmah

Bidang Hikmah diarahkan pada penguatan peran sosial-

politik IMM ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara,

khususnya dalam peran serta sosial politik generasi muda.

Pemetaan basis data sosial politik dan budaya, penguatan

peran intelektual kader, laboratorium politik dengan

pengayaan khazanah sosial politik dan budaya. Bidang ini

aktif dalam diskusi – diskusi masalah kampus.

6) Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Diarahkan untuk menjadikan institusi IMM mampu

melakukan penguatan-penguatan di masyarakat untuk

terciptanya kemandirian. Bidang ini aktif dalam merespon

permasalahan masyarakat terkhusus masyarakat

mahasiswa di STIKES Muhammadiyah Banjarmasin,

diantaranya mengumpulkan sumbangan untuk korban

kebakaran, meninggal, dan lain – lain. Bidang ini juga

aktif dalam pemeriksaan gratis pada masyarakat dengan

bekerja sama di kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan

pemerintah, atau institusi lainnya.

7) Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan

Diarahkan pada pengembangan kapasitas kewirausahaan

kader dan kemandiran organisasi secara ekonomi. Bidang

Page 62: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

49

ini aktif dalam kewirausahaan anggota IMM sendiri serta

aktif dalam bazar – bazar yang dilakukan sendiri atau pun

organisasi lain.

8) Bidang Immawati

Diarahkan pada upaya penguatan penguatan jati diri dan

peran aktif potensi sumber daya putri dalam transformasi

sosial menuju masyarakat utama. Peran-peran ini berbasis

pada paradigma adil gender. Bidang ini aktif dalam kajian

– kajian keislaman tetang wanita diantara kajian rutin yang

dilaksanakan tiap minggunya. Serta aktif merespon isu –

isu kewanitaan dan hari – hari kewanitaan dengan

membagikan bunga ke masyarakat kampus, dan lain-lain.

9) Bidang tabligh dan kajian keislaman

Bidang Dakwah diarahkan pada gerakan dakwah Islam

bernuansa pencerahan dan menggembirakan mesjid

kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM. Bidang ini

aktif menyelenggarakan kajian keislaman setiap

minggunya di Mushola kampus, serta aktif dalam

menghidupkan kembali mushola kampus, diantaranya

bersih – bersih mushola, melengkapi kelengkapan

mushola, dan lain – lain.

10) Bidang Seni, Budaya dan Olahraga

Diarahkan pada upaya penggalian dan memasyarakatkan

kreatifitas seni, budaya dan olahraga sebagai bagian

gerakan dakwah Islam dan masyarakat Islam. Bidang ini

aktif menyelenggarakan lomba – lomba olahraga

diantaranya futsal antara SMA/sederajat se-Kal-Sel, futsal

antara Perguruan Tinggi Se-Banjarmasin, dan lain – lain.

Page 63: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

50

b. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

BEM adalah satu organisasi kemahasiswaan yang berada

ditingkat Sekolah Tinggi, merupakan perwakilan tertinggi

Mahasiswa. BEM menjadi wadah dari seluruh mahasiswa

untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki

agar menjadi mahasiswa yang memiliki kekayaan bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, kesenian dan secara khusus. (Profil

BEM STIKES MB, 2013)

Dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin terdapat

beberapa Unit Kerja Mahasiswa (UKM) yang masing – masing

bergerak dalam melaksanakan kegiatan yaitu : (Profil BEM

STIKES MB, 2013)

1) UKM Sosial

organisasi ini mengoptimalkan kinerja anggotanya dengan

memanfaatkan ilmu dan kemampuan yang mereka miliki

untuk peningkatan kemampuan serta pengetahuan

masyarakat dibidang kesehatan. UKM ini aktif dalam

merespon permasalahan yang berhubungan dengan

masyarakat, lingkungan, panti, sekolah, dan sumbangan

untuk korban – korban yang terkena musibah. Diantaranya

mereka telah banyak berkunjung ke panti – panti asuhan

untuk memberikan bantuan, membantu mengumpulkan

uang untuk korban kebakaran baik dari mahasiswa

STIKES Muhammadiyah Banjarmasin ataupun kebakaran

yang menghanguskan banyak rumah dibeberapa daerah.

UKM ini juga aktif untuk memberikan pemeriksaan

kesehatan gratis baik yang dilakukan sendiri ataupun

berkerja sama dengan organisasi lain.

Page 64: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

51

2) UKM Olahraga

UKM ini merupakan bagian dari BEM yang bergerak

dibidang kesegaran jasmani. Ia aktif dalam melaksanakan

bermacam – macam lomba diantaranya lomba futsal

antara kampus, lomba badminton, dan aktif dalam

mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh institusi lain.

UKM ini juga memiliki kegiatan latihan rutin yang

dilaksanakan tiap minggunya diantaranya futsal,

badminton, basket, dan volly.

3) UKM Agama

UKM ini merupakan bagian dari BEM yang bergerak

dibidang keagamaan. Ia aktif dalam melaksanakan

bermacam – macam kajian keagamaan yang dilaksanakan

tiap minggunya dengan berkerjasama dengan IMM. UKM

ini juga melaksanakan pembelajaran tajwid untuk

mahasiswa yang belum baca tulis Al-Qur’an, aktif dalam

menghidupi mushola kampus, serta aktif dalam

mengirimkan pesertanya untuk mengikuti lomba tilawah

Al-Qur’an, pidato, dan lain – lain.

4) UKM Paduan suara

UKM ini merupakan UKM khusus yang melatih

mahasiswa dalam seni suara. Ia aktif dalam kegiatan –

kegiatan kampus dalam mengisi paduan suara bahkan

sampai tingkat pemerintahan provinsi. Ia juga menjaring

anggotanya dengan tes – tes yang telah diatur sedemikian

rupa agar menghasilkan anggotanya yang baik juga

5) UKM Seni

UKM ini merupakan UKM yang bergerak dibidang

kesenian diantaranya dalam seni tari, teater, dan musik.

Mereka telah banyak mengikuti lomba – lomba yang

diadakan oleh institusi lain ataupun pemerintah. Mereka

Page 65: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

52

juga sering menampilkan jasa mereka dalam beberapa

kegiatan – kegiatan besar.

6) UKM Edukasi dan IT

UKM ini merupakan dibidang media dan tekhnologi.

UKM ini aktif dalam “menggerakan” mading

kampus,pelatihan – pelatihan jurnalistik,

menginformasikan kegiatan – kegiatan, serta membentuk

pers mahasiswa yang pernah menerbitkan majalah kampus

STIKES Muhammadiyah Banjarmasin.

2.1.5. Hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa yang

aktif berorganisasi

kepercayaan diri tidak diartikan hanya kepada seseorang yang yakin dan

menyadari dengan kemampuan dirinya dalam melakukan hal yang benar,

tetapi seseorang yang percaya diri mampu memanfaatkan keyakinannya

tadi secara tepat dan selalu memiliki kepribadian yang positif atau yang

biasa disebut konsep diri positif. Karena menurut maslow kepercayaan diri

diawali dengan konsep diri positif. (Alwisol, 2004)

Adanya sifat – sifat tertentu yang dihasilkan oleh harga diri, selanjutnya

akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Fitts, Adam, dan Radford, apabila seseorang memiliki taraf

harga diri yang tinggi maka ia dapat menyusun konsep diri yang positif

yang berkaitan dengan aktualisasi diri. (Saam & Wahyuni, 2013)

Menurut berbagai pendapat yang telah dijelaskan diatas, dapat

disimpulkan bahwa hal – hal yang dapat mempengaruhi aktualisasi diri ada

dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu, seperti konsep diri dan

harga diri yang menurut pengertian diatas sebagai bagian dari kepercayaan

diri seseorang. Kemudian berikutnya yang dapat mempengaruhi aktualisasi

Page 66: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

53

Kebutuhan dasar manusia

menurut Maslow :

Fisiologis

Rasa aman

Rasa cinta dan memiliki

Harga diri

diri adalah faktor yang berasal dari luar individu, misalanya kondisi

masyarakat disekitarnya, dan lingkungan keluarga.

Sedangkan manfaat berorganisasi adalah untuk mengembangkan diri atau

mencapai aktualisasi diri karena menurut Maslow aktualisasi diri pada

umumnya memerlukan lingkungan yang memberi kebebasan kepada

seseorang, bebas untuk mengungkapkan dirinya, menjelajah, memilih

prilakunya, dan mengejar nilai – nilai seperti kebenaran, keadillan, dan

kejujuran. Tetapi kebutuhan itu tidak akan terpenuhi jika kebutuhan –

kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi walaupun lingkungan telah

mendukungnya untuk beraktualisasi diri.

2.2. Kerangka Konsep

Skema 2 : Kerangka konsep penelitian

2.3. Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis

penelitian ini adalah ada hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

Kepercayaan diri

Aktualisasi diri

Faktor – faktor yang

mempengaruhi

Pengalaman

Pendidikan

Konsep diri

Harga Diri

Page 67: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

54

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau

pengukuran variabel hanya satu kali pada saat itu. Metode penelitian cross

sectional mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek,

pengukuran terhadap variabel bebas dan terikat sekali dalam satu waktu

bersamaan (Sastroasmoro & Ismail, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi, dimana keduanya dilakukan pengukuran

pada waktu yang sama.

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel DefinisiOperasional Parameter Alat

Ukur Skala Kategori

1 2 3 4 5 6

Variabelindependen :

Kepercayaandiri

keyakinanindividu bahwa iamampu untukberharga bagiorang lain

Keberhargaanindividu

Pemahamandiri yangpositif

Kuesioner Ordinal Sangat kurangpercaya diri=skor 0-8

Kurangpercaya diri =skor 9-15

Cukuppercaya diri =skor 16-22

Sangatpercaya diri =skor 23-30

Page 68: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

55

1 2 3 4 5 6Variabeldependen :

Aktualisasidiri

keinginanseseorang untukmenikmatikegiatan merekayang palingcocok.

Otonomi

Penerimaandiri

Tidakmenahanemosi

Kepercayaandantanggungjawab dalamhubungandekat

Kuesioner Ordinal Sangat kurang= Angka 20%– 36%

Kurang =Angka 37% –53%

Cukup = Angka54% – 71%

Tinggi = Angka72% – 88%

Sangat tinggi =Angka 89% –100%

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin dari semua prodi kecuali S2 Keperawatan

semester II sampai dengan VI yaitu sebanyak 91 orang diantara 2

organisasi yaitu Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin sebanyak 37 orang. (Profil PK IMM STIKES MB, 2013)

Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin sebanyak 48 orang. (Profil BEM STIKES

MB, 2013). Kemudian ada 6 orang yang aktif di 2 organisasi tersebut.

Page 69: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

56

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel pada penelitian ini adalah

pengurus BEM dan IMM di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin serta sedang berada ditempat pada saat

penelitian yaitu sebesar 77 mahasiswa.

3.3.3. Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik

nonprobability sampling yaitu tehnik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012).

Pada penelitian ini proses pengambilan sampel menggunakan tehnik

accidental sampling yaitu pengambilan responden sebagai sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang

kebetulan ditemui cocok sebagai mahasiswa yang diteliti dan berada di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin pada saat

penelitian. (Notoatmodjo, 2012).

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada bulan 17 Juli - 24 Agustus 2014

3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpul Data

3.5.1. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data adalah alat-alat yang akan digunakan

untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen atau alat

Page 70: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

57

penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah kuesioner.

3.5.1.1. Instrumen untuk variabel kepercayaan diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu kepercayaan diri pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi menggunakan kuesioner

yang telah baku milik Morris Rosenberg (1965). Skala ini

terdiri atas 10 butir pernyataan dengan butir yang memiliki

kriteria positif (favourable) sebagai aspek kepercayaan diri dan

butir yang memiliki kriteria negatif (unfavourable) sebagai

aspek penurunan kepercayaan diri. Setiap responden diminta

untuk menilai pernyataan yang ada dengan nilai 0-3 yang

bervariasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Variabel jawabanya adalah

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Untuk pernyataan yang mempunyai kriteria negatif

(unfavourable) dinilai dengan :

Sangat Setuju (SS) = skor 0

Setuju (S) = skor 1

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 3

Sebaliknya untuk pernyataan yang mempunyai kriteria positif

(favourable) dinilai dengan :

Sangat Setuju (SS) = skor 3

Page 71: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

58

Setuju (S) = skor 2

Tidak Setuju (TS) = skor 1

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 0

Skor kuesiner Rosenberg antara 0 s.d. 30. Kemudian kategori

tingkat kepercayaan diri adalah sebagai berikut :

a. Sangat kurang percaya diri = skor 0-8

b. Kurang percaya diri = skor 9-15

c. Cukup percaya diri = skor 16-22

d. Sangat percayadiri = skor 23-30

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kepercayaan Diri

No Kepercayaan diri Favorable Unfavorable Jumlah1 Pemahaman diri positif 3,4,10 2,9 52 keberhargaan diri 1,7,8 5,6 5

Jumlah 6 4 10

3.5.1.2. Instrumen untuk variabel aktualisasi diri mahasiswa yang aktif

berorganisasi

Variabel terikat yaitu aktualisasi diri pada mahasiswa yang

aktif berorganisasi menggunakan alat/instrumen penelitian

berupa kuesioner Short index of self actualization oleh Alvin

& Rick (1986). Semakin tinggi skor maka semakin tinggi

juga aktualisasi diri seseorang dengan memakai skala likert.

Kuesioner aktualisasi diri pada mahasiswa terdiri dari 15 item

pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Setiap

responden diminta untuk menilai pernyataan yang ada dengan

jawabannya adalah

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RG : Ragu - ragu

TS : Tidak Setuju

Page 72: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

59

STS : Sangat Tidak Setuju

Untuk pernyataan yang mempunyai kriteria negatif

(unfavourable) dinilai dengan :

Sangat Setuju (SS) = skor 1

Setuju (S) = skor 2

Ragu – ragu (RG) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 4

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 5

Sebaliknya untuk pernyataan yang mempunyai kriteria positif

(favourable) dinilai dengan :

Sangat Setuju (SS) = skor 5

Setuju (S) = skor 4

Ragu – ragu (RG) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

Untuk skor interval skala likert adalah :

I = skor tertinggi – skor terendah / 5

Maka = 75 – 15 / 5

Hasil (I) = 12

Ini adalah intervalnya jarak dari terendah 20 % hingga

tertinggi 100%

Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval :

Sangat kurang = Angka 20% – 36%

Kurang = Angka 37% – 53%

Cukup = Angka 54% – 71%

Tinggi = Angka 72% – 88%

Sangat tinggi = Angka 89% – 100%

Untuk menilai hasil akhirnya adalah

Jumlah skor likert / nilai tertinggi x 100%

Page 73: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

60

Tabel 3.3 Kisi – kisi Aktualisasi Diri

No Aktualisasi diri Favorable Unfavorable Jumlah1. Otonomi 15 2,9,5 42. Penerimaan diri 1,10 6 43. Tidak menahan emosi 7,4,12 14 44. Kepercayaan dan tanggung

jawab dalam hubungan dekat3 8,13,11 3

Jumlah 10 5 15

3.5.2. Teknik pengumpulan data

3.5.2.1. Alat pengumpul data

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sendiri

dengan menggunakan lembar kuesioner, yakni berupa

data:

1) Kepercayaan diri

Data mengenai kepercayaan diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi diperoleh dari hasil

kuesioner pada mahasiswa sendiri, dimana peneliti

memberikan 10 pernyataan tentang kejadian

kepercayaan diri yang dialami

2) Aktualisasi diri

Data mengenai aktualisasi diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi didapat dari hasil

kuesioner pada mahasiswa sendiri, dimana peneliti

memberikan 15 pernyataan tentang aktualisasi diri.

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden

yang meliputi inisial nama, jenis kelamin, umur,

program studi, semester, nama organisasi, kuesioner

kepercayaan diri dan aktualisasi diri. Data primer dapat

Page 74: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

61

diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan jenis

check list.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Data sekunder dapat diperoleh dari tempat penelitian .

3.5.2.2 Proses Pengumpulan Data

proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara pemberian kuesioner oleh peneliti kepada

responden yang dijadikan sampel. Sebelum melakukan

pengumpulan data, peneliti meminta inform concent (surat

persetujuan) kepada responden untuk dijadikan sampel

penelitian. Apabila responden telah setuju, maka peneliti

memberikan kuesioner pada responden.

3.6 Teknik Pengolahan Data

3.6.1 Rencana Persiapan

Penelitian ini dimulai dengan mencari permasalahan yang ingin

diangkat, kemudian mencari data untuk dilakukan studi pendahuluan.

Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 13 Juni 2014 dengan cara

mengambil data jumlah mahasiswa yang aktif berorganisasi dan

wawancara langsung kepada mahasiswa tersebut untuk menanyakan

kepercayaan diri dan aktualisasi dirinya.

3.6.2 Rencana Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan yang dilakukan peneliti

dengan menyiapkan lembar kuesioner yang sudah dibuat sebelumnya.

Sebelum lembar kuesioner dibagikan kepada responden, peneliti

terlebih dulu menjelaskan prosedur pelaksanaan dan minta persetujuan

Page 75: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

62

responden untuk mengisi lembar kuesioner. Responden diminta untuk

menandatangani atau memberikan cap jari jempol dilembar pernyataan

menjadi responden, peneliti mendampingi dan memberikan penjelasan

mengenai pernyataan – pernyataan yang ada dalam kuesioner agar

responden memahami pernyataan tersebut. Jika kuesioner sudah selesai

diisi oleh responden, maka peneliti melakukan pengolahan data dan

analisa data, selanjutnya dilakukan penyusunan laporan.

3.6.3. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka data akan

segera diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

3.6.3.1 Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan

isian formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada dalam

kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten

(Hastono, 2007). Pada proses editing ini peneliti akan

melakukan pengecekan kelengkapan isi kuesioner termasuk

kode responden dan kejelasan tulisan pada lembar kuesioner.

Pengecekan akan dilakukan sejak awal mendapatkan data

dari responden, peneliti akan langsung memeriksa

kelengkapan isi kuesioner serta akan meminta klarifikasi

langsung kepada responden apabila ada kuesioner yang tidak

lengkap.

3.6.3.2 Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan (Hastono,2007).

Coding ini bertujuan untuk mengubah data yang didapatkan

dari responden agar mudah dibaca, dipahami dan

diinterprestasikan dengan memberi kode pada kolom yang

telah disediakan tiap item pertanyaan agar nantinya

Page 76: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

63

memudahkan dalam pengelolaan data.Variabel kepercayaan

diri dibagi menjadi 4 kategoti yaitu :

sangat kurang percaya diri = Kode 1

kurang percaya diri = Kode 2

cukup percaya diri = Kode 3

sangat percaya diri = Kode 4

Variabel aktualisasi diri dibagi menjadi 5 kategori yaitu:

Sangat kurang = Kode 1

Kurang = Kode 2

Cukup = Kode 3

Tinggi = Kode 4

Sangat tinggi = Kode 5

3.6.3.3 Scoring

Scoring adalah pemberian nilai/skor dari jawaban responden.

Setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa,

kemudian dilakukan tabulasi data dan diberi skor

Tabel 3.4 Kunci Jawaban Variabel Kepercayaan Diri

Pertanyaan SkorSS S TS STS

1 3 2 1 02 0 1 2 33 3 2 1 04 3 2 1 05 0 1 2 36 0 1 2 37 3 2 1 08 3 2 1 09 0 1 2 3

10 3 2 1 0

Skor kuesioner kepercayaan diri (Rosenberg, 1965)

Keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

Page 77: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

64

STS = Sangat Tidak Setuju

Tabel 3.5 Kunci Jawaban Variabel Aktualisasi Diri

Pertanyaan SkorSS S RG TS STS

1 5 4 3 2 12 1 2 3 4 53 5 4 3 2 14 5 4 3 2 15 1 2 3 4 56 1 2 3 4 57 5 4 3 2 18 1 2 3 4 59 1 2 3 4 510 5 4 3 2 111 1 2 3 4 512 5 4 3 2 113 1 2 3 4 514 1 2 3 4 515 5 4 3 2 1

Skor kuesioner aktualisasi diri (Alvin & Rick, 1986)

Keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

RG = Ragu - ragu

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3.6.3.4 Processing

Setelah kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah

melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya yaitu

memproses data agar yang sudah di-entry dapat dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data

kuesioner ke paket program komputer (Hastono, 2007). Pada

processing ini peneliti akan memproses data dengan

melakukan entry dari semua instrumen yang terisi lengkap

Page 78: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

65

dan benar serta telah melalui proses coding ke dalam program

pengolahan data pada komputer yang telah dipilih. Pada

proses entry ini, peneliti akan melakukannya dengan teliti

untuk menghindari kesalahan.

3.6.3.4 Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan

pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah terdapat

kesalahan atau tidak (Hastono, 2007). Pada proses cleaning

ini peneliti akan mengecek kembali data yang sudah dientry

dengan cara mengetahui missing data melalui list (distribusi

frekuensi) dan konsistensi data dari output program komputer

yang digunakan.

3.6.4 Analisa Data

Langkah selanjutnya setelah pengolahan data adalah analisis data.

Menurut Sugiyono (2012), analisa data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan

data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.6.4.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Analisis univariat pada penelitian ini

adalah kepercayaan diri sebagai variabel bebas dan

aktualisasi diri pada mahasiswa sebagai variabel terikat.

Page 79: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

66

3.6.4.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo,2012). Analisa

bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi. Analisis statistik

menggunakan jenis analisis korelasi nonparametik metode

spearman rank. Formulasi korelasi metode tersebut menurut

Arikunto (2010) sebagai berikut:

Keterangan :

Rhoᵪᵧ : Kofisien korelasi tata jenjang

D : Difference. Sering digunakan B singkatan dari

Beda. D adalah beda jenjang setiap subjek.

n : Banyaknya subjek.

Uji Sperman Rank digunakan untuk menilai:

a. Kriteria hubungan variabel ditentukan oleh nilai p

value. Apabila nilai p< α (0,05) maka Ho ditolak dan

Ha diterima berarti ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

b. Ukuran dari kedekatan hubungan antara dua variabel

ordinal.

c. Kekuatan hubungan antara variabel (r) dibandingkan

dengan kategori Colton dapat dilihat pada tabel 3.6

Page 80: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

67

Tabel 3.6 Kategori Colton

Koef.korelasi Keterangan

0 – 0,25 Lemah/ rendah

0,26 – 0,50 Sedang

0,51 – 0,75 Kuat

0,76 – 1,00 Sangat kuat/ sempurna

3.7 Etika Penelitian

3.7.1 Lembar persetujuan penelitian (Informed concent)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed

consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.

3.7.2 Hak untuk Menjadi Responden (Autonomity)

Setelah diberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat serta prosedur

penelitian dan jika responden bersedia diteliti maka responden diminta

untuk menandatangani lembar persetujuan yang disediakan, jika tidak

maka peneliti harus menghormati hak responden untuk menolak

berpartisipasi.

3.7.3 Tanpa nama (Anomity)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak

menuliskan nama sebenarnya, tetapi dengan kode responden sehingga

responden merasa aman dan tenang. Responden penelitian tidak

menuliskan namanya pada lembar pengumpulan data dan hanya inisial

nama yang dituliskan sebagai kode responden diharapkan responden

merasa aman dan tenang dalam mengisikan data pada lembar

pengumpulan data.

3.7.4 Kerahasiaan (Confidentiality)

Responden yang memberikan informasi dijaga kerahasiaannya oleh

peneliti. Semua catatan dan data responden disimpan sebagai

Page 81: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

68

dokumentasi penelitian. Data hanya disajikan kepada kelompok

tertentu yang berhubungan dengan penelitian.

Page 82: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

69

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin adalah

salah satu amal usaha organisasi Muhammadiyah dan beralamat di Jl.

S.Parman, Komplek. RS. ISLAM Banjarmasin Provinsi Kalimantan

Selatan. Berdasarkan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah

Kalimantan Selatan di Pagatan Kabupaten Kotabaru Tanggal, 22

sampai 25 Desember 1995, salah satu keputusan adalah mendirikan

Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Banjarmasin.

Setelah melalui beberapa kali rapat PWM Kalimantan Selatan, di

sepakati mendirikan Akademi Keperawatan Muhammadiyah

Banjarmasin untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan di

masyarakat pada umumnya dan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin

pada Khususnya, terutama dibidang Keperawatan yang selama ini

masih dikeluhkan masyarakat lebih – lebih di kalangan warga

Muhammadiyah sendiri.

Untuk melaksanakan maksud ini rapat terakhir memberikan tugas Tim

yang ditunjuk sebagai pelaksana keputusan tesebut diantaranya H.

Syamsuddin Karim untuk menyiapkan sarana/prasarana antara lain

dengan merehabilitasi gedung eksUNISKA di Komplek Rumah Sakit

Islam diatas tanah milik Muhammadiyah sendiri, Drs. H. Zainuddin

Hamid MBA menyiapkan tenaga dosen dan pengurusan izin pendirian

serta Drs. Nurdin U menyiapkan biaya yang diperlukan sampai

Akademi yang dimaksud bisa dibuka dengan resmi.

Page 83: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

70

Ditunjuklah direktur R.S islam Banjarmasin Dr. Mochlan Aham

merangkap sebagai direktur pertama Akedimi Keperawatan. Kemudian

karena beliau bukan sarjana keperawatan maka dapat teguran dari

DepKes dan digantikan oleh La Ode Jumadi Gafar S.Kp yang ditunjuk

langsung oleh PP Muhammadiyah. BerdirilahAkademi Perawat

Muhammadiyah Banjarmasin berdasarkan SK Menkes RI nomor:

HK.00.06.1.1.1721 tanggal 18 Juni 1996, dua tahun kemudian

mendapat perpanjangan ijin dengan SK Menkes nomor:

HK.00.06.1.1.3.372. tanggal 15 Juli 1998, dan perpanjangan ijin untuk

lima tahun berikutnya dengan SK Menkes nomor: HK.00.06.1.3.1087

tanggal 13 April 2000.

Pada tahun 2000 dilakukan akreditasi oleh Pusat Pendidikan Tenaga

kesehatan RI Akademi Keperawatan Muhammadiyah Banjarmasin

mendapat nilai 90,08 ( A ) berdasarkan SK nomor:

HK.00.06.044.3.887 tanggal 28 Maret 2000. Nilai akreditasi menjadi

dasar usulan untuk meningkatkan status Akademi Keperawatan menjadi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Pada

tanggal 31 Oktober 2003 diterbitkan surat persetujuan pendirian

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah

Banjarmasin sesuai SK Mendiknas RI nomor: 189/D/O/2003 dengan

Program Studi S.1 Keperawatan dan D.3 Keperawatan.

Sejalan dengan perkembangan dan peningkatan kebutuhan tenaga

kesehatan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin tahun 2006

menambah 2 program studi yaitu D.3 Kebidanan dan D.3 Farmasi,

tahun 2011 membuka Program Studi S.2 Keperawatan spesialisasi

Keperawatan Gawat Darurat, sehingga saat ini STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin menyelenggarakan 5 Program Studi

sudah terakreditasi BAN-PT yaitu:

4.1.1.1 Program Studi S.2 Keperawatan (Akreditasi BAN-PT)

Page 84: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

71

4.1.1.2 Program Studi S.1 Keperawatan (Akreditasi BAN-PT) dan

mendapat ijin resmi dari Dirjen Dikti untuk menyelenggarakan

Program Profesi Ners.

4.1.1.3 Program Studi D.3 Keperawatan (Akreditasi BAN-PT)

4.1.1.4 Program Studi D.3 Kebidanan (Akreditasi BAN-PT)

4.1.1.5 Program Studi D.3 Farmasi (Akreditasi BAN-PT)

Visi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan dan meningkatkan derajat

kesehatan bangsa. Sedangkan misi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin mencetak tenaga kesehatan yang

profesional dan Islami dengan motto the professional health campus.

Untuk menjamin mutu pendidikan STIKES Muhammadiyah

melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) berdasarkan

SK Dirjrn Dikti Kemendiknas nomor: 0301/D2.4/2011 termasuk dalam

24 Perguruan Tinggi Terbaik se Indonesia dalam menjalankan SPMI.

STIKES Muhammadiyah Banjarmasin terus berbenah untuk mengikuti

tuntutan masyarakat dengan membangun gedung berlantai 5 dan 3 yang

dilengkapi dengan fasilitas :

4.1.1.1 Laboratorium praktik keperawatan

4.1.1.2 Laboratorium praktik kebidanan

4.1.1.3 Laboratorium praktik kefarmasian

4.1.1.4 Laboratorium bahasa

4.1.1.5 Laboratorium komputer

Melalui Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Kalimantan

Selatan STIKES Muhammadiyah akan ditingkatkan menjadi

UNIVERSITAS Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), panitia UMB

sudah bekerja dan ijin sudah diusulkan ke Kemendiknas, area tanah

untuk kampus sudah siap yang insya Allah tidak lama lagi akan

Page 85: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

72

dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Kampus Induk

UMB di tanah seluas 6 hektar milik STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin.

4.1.1.1 Program studi

a. Program Studi S.2 Keperawatan (Magister Keperawatan

Gawat Darurat)

Ijin pendirian dari Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia

(AIPNI) nomor: 603 AINEC.Ka.Sr/XI/2010 dan SK Dirjen

Dikti Kemendiknas nomor: 722/E/T/2011. Visi:

Menghasilkan Magister Keperawatan dengan keahlian

spesifik dalam penatalaksanaan keperawatan gawat darurat.

Misi untuk mencapai visi tersebut:

1) Menyelenggarakan pendidikan magister keperawatan

profesional yang memiliki kompetensi ilmu

keperawatan gawat darurat yang mampu bersaing

secara global.

2) Melaksanakan peran pendidik baik pada tatanan

pendidikan maupun tatanan pelayanan keperawatan.

3) Mengembangkan penelitian keperawatan gawat darurat

dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

keperawtan gawat darurat.

4) Melakukan program inovasi yang up to date dalam

memberikan asuhan keperawatan kegawatdarutan

berdasarkan evidace based nursing.

b. Program Studi S.1 Keperawatan (Ners)

Berdiri sejak tahun 2003 dengan SK Mendiknas nomor:

189/D/O/2003 dan perpanjangan ijin dari Dirjen Dikti dengan

SK nomor: 1598/D/T/IC-XI/2009 tanggal 27 Maret 2009. Visi:

Menghasilkan Ners yang profesional Islami. Misi program studi

S.1 Keperawatan:

Page 86: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

73

1) Menyelenggarakan pendidikan S.1 Keperawatan untuk

menghasilkan sarjana keperawatan yang bertaqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa

2) Menghasilkan perawat dengan kemampuan profesional

3) Menghasilkan perawat peneliti yang mmapu menerapkan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Mengembangkan riset dalam bidang keperawatan

5) Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam rangka

mengamalkan ilmu keperawatan.

6) Berperan aktif dalam pendidikan dan perkaderan

Muhammadiyah

c. Program Studi D.3 Keperawatan (Reguler dan Kelas

Internasional)

Status Diploma 3 sejak tahun 2003 yang sebelumnya masih

Akademi.

Visi: Menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang profesional

Islami.

Misi:

1) Menyelenggarakan pendidikan D.3 Keperawatan dengan

penerapan asuhan keperawatan

2) Melaksanakan pendidikan untuk memberikan kemampuan

yang memenuhi kebutuhan global.

3) Mewujudkan lulusan yang berakhlakul karimah

4) Berperan aktif dalam pengkaderan Muhammadiyah

Diploma 3 Keperawatan memiliki dua program pembelajaran

yaitu program reguler dan program Kelas Internasional (K.I.),

D.3 Keperawatan K.I. bermuatan untuk mempersiapkan lulusan

siap kerja di luar negeri sebagai pekerja profesional

keperawatan. Kurikulum Kelas Internasional ditambah dengan

Page 87: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

74

memperkuat Bahasa Inggris yang terdiri dari: General English,

Nursing English, Advance and Crooss-cultural Understanding

in English.

d. Program Studi D.3 Kebidanan

Sejak tahun 2006 Diploma 3 Kebidanan STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin menjadi pilihan pertama

masyarakat yang ingin mengikuti pendidikan kebidanan,karena

setiap tahunnya pendaftar mencapai 3 x jumlah yang diterima.

D.3 Kebidanan telah terakreditasi dengan nilai B oleh BAN-PT.

Visi D.3 Kebidanan: Terwujudnya Bidan Profesional Islami

dengan kinerja bermutu mencapai kesehatan ibu dan anak yang

optimal. Misi D.3 Kebidanan :

1) Menyelenggarakan pendidikan D.III Kebidanan yang

berwawasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

profesional

2) Mewujudkan proses pembelajaran praktik dengan fasilitas

laboratorium kelas yang lengkap dan praktik klinik di

pelayanan kesehatan

3) Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam rangka

melatih dan memberikan pengalaman nyata di masyarakat

4) Mewujudkan lulusan yang berakhlakulkarimah

5) Berperan aktif dalam pengkaderan Muhammadiyah dengan

pembelajaran Al-Islam Kemuhammadiyahan

e. Program Studi D.3 Farmasi

Program Studi D.3 Farmasi merupakan satu-satunya sarana

pendidikan yang Profesional dan Islami di wilayah Kalimantan

Selatan dengan Visi: Terciptanya Tenaga Ahli Madya Farmasi

yang profesional Islami dalam praktik kefarmasian profesional.

Page 88: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

75

Misi D.3 Farmasi:

1) Menyelenggarakan pendidikan D.III Farmasi yang

berwawasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

profesional

2) Mewujudkan proses pembelajaran praktik dengan fasilitas

laboratorium kelas yang lengkap dan praktik klinik di

pelayanan kesehatan menggunakan kurikulum berbasis

kompetensi yang memiliki daya saing saat ini dan masa

yang akan datang.

3) Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam rangka

melatih dan memberikan pengalaman nyata di masyarakat

4) Mewujudkan lulusan yang berakhlakulkarimah

5) Berperan aktif dalam pengkaderan Muhammadiyah

4.1.2 Karakteristik mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

Jumlah mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasindalam penelitian ini

sebanyak 77mahasiswa yang diambil pada waktu penelitian tanggal

17 Juli - 24 Agustus 2014, adapun karakteristik mahasiswa yang

diteliti berdasarkan jenis kelamin, umur, program studi, dan

semester. Jumlah dari masing-masing karakteristik mahasiswa yang

diteliti tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Berdasarkan Jenis

Kelamin Tahun 2014

Jenis kelamin Frekuensi PersentaseLaki – laki 38 49%Perempuan 39 51%

Jumlah 77 100%

Page 89: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

76

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwasebagian besar

mahasiswa yang diteliti terdapat pada jenis kelamin perempuan

berjumlah39 orangmahasiswa (51%).

Tabel 4.2 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah BanjarmasinBerdasarkan

Umur Tahun 2014

Umur Frekuensi Presentase18 Tahun 7 9%19 Tahun 23 30%20 Tahun 21 27%21 Tahun 23 30%22 Tahun 3 4%Jumlah 77 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang

ditelitisebagian besar terdapat pada umur 19 dan 21 tahun

berjumlah23mahasiswa (30%).

Tabel 4.3 Mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Berdasarkan

Jurusan Program Studi Tahun 2014

Program studi Frekuensi PresentaseS1 Keperawatan 38 49%D3 Keperawatan 5 7%

D3 Keperawatan Kelas Internasional 7 9%D3 Kebidanan 14 18%

D3 Farmasi 13 17%Jumlah 77 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang

ditelitisebagian besarterdapat pada program studi S1 Keperawatan

berjumlah 38 mahasiswa (49%).

Page 90: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

77

Tabel 4.4 Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah BanjarmasinBerdasarkan

Semester Tahun 2014

Semester Frekuensi PresentaseII 25 33%IV 23 30%VI 29 37%

Jumlah 77 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang

diteliti sebagian besar terdapat pada semesterVIyaitu sebanyak 29

mahasiswa (37%).

4.1.3 Analisis Data

4.1.3.1Analisa univariat

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah kepercayaan diri, sedangkan variable

terikatnya adalah aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif

berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

a. Gambaran tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

Hasil analisa deskriptif dari variabel bebas yaitu

kepercayaan diri pada mahasiswa yang aktif

berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.5

Page 91: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

78

Tabel 4.5 Kepercayaan Diri pada Mahasiswa yang Aktif

Berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin Tahun 2014

Kepercayaan diri Frekuensi PresentaseSangat kurang percaya diri 0 0%

Kurang percaya diri 4 5%Cukup percaya diri 26 34%Sangat percaya diri 47 61%

Total 77 100%

Dilihat dari tabel 4.5 diatas menunjukan bahwasebagian

besar mahasiswa yang diteliti berada pada kategori

sangat percaya diri yaitu 47mahasiswa (61%).

b. Gambaran tingkat aktualisasi diri pada mahasiswa yang

aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin

Hasil analisa deskriptif dari variabel terikat yaitu

aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi

di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Aktualisasi Diri padaMahasiswa yang Aktif

Berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

Tahun 2014

Aktualisasi diri Frekuensi PresentaseSangat kurang 0 0%

Kurang 0 0%Cukup 55 71%Tinggi 22 29%

Sangat tinggi 0 0%Total 77 100%

Page 92: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

79

Dilihat dari tabel 4.6 diatas menunjukansebagian besar

mahasiswa berada pada kategori aktualisasi diri cukup

yaitu55mahasiswa (71%).

4.1.3.2Analisa bivariat

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dua

variabel, antara variabel independen yaitu kepercayaan diri

dengan variabel dependen aktualisasi diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

a. Hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan tabulasi

silang antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Tabulasi Silang antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi Diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin Tahun 2014

No Kepercayaan diri

Aktualisasi diriTotalSangat

kurangKurang Cukup Tinggi Sangat

tinggin % N % N % N % N % N %

1. Sangat kurang percaya diri 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1002. Kurang percaya diri 0 0 0 0 4 100 0 0 0 0 4 1003. Cukup percaya diri 0 0 0 0 24 92,3 2 7,7 0 0 26 1004. Sangat percaya diri 0 0 0 0 27 57,4 20 42,6 0 0 47 100

Jumlah 0 0 0 0 55 71,4 22 28,6 0 0 77 100Uji hasil spearman rank 0,388 Pvalue = 0,00

Pada tabel 4.7 diatas menggambarkan hubungan antara

kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa

Page 93: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

80

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin didapatkan

hasil penelitian dari 77mahasiswa, yaitu hasil terbanyak

adalah mahasiswa yang mempunyai tingkat sangat

percaya diri dan aktualisasi diri cukup sebanyak 27

mahasiswa (57,4%), dari mahasiswa yang mempunyai

kategori cukup percaya diri sebagian besar berada pada

tingkat aktualisasi cukup yaitu 24 orang (92,3), dari

mahasiswa yang mempunyai kategori kurang percaya

diri dan aktualisasi diri cukup terdapat hanya 4

mahasiswa (100%), serta tidak ada mahasiswa yang

terdapat pada kategori sangat kurang percaya diri.

Berdasarka hasil uji statistik pada tabel 4.7 dengan uji

spearman rank (Rho) dengan derajat kemaknaan 5% (α =

0,05) didapat P value = 0,00.Berarti P value < 0,05,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian

berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Uji statistik ini juga memiliki nilai koefisien korelasi

0,388 yang berarti keeratan hubungannya sedang.

Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi kepercayaan diri seseorang maka aktualisasi diri

pada mahasiswa yang diteliti juga akan semakin tinggi.

Page 94: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

81

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kepercayaan diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

Dari hasil pengukuran tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa yang

aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Banjarmasin diketahui bahwa kebanyakan dari mahasiswa yang diteliti

memiliki tingkat sangat percaya diriyaitu 47mahasiswa (61%).Sehingga

dapat diketahui bahwa mahasiswa tersebut mempunyai gambaran

dirinya yang positif dan harga diri.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

mahasiswa telah bisa membuat gambaran dirinya yang positif dan

menilai dirinya sebagai sesuatu yang berharga. Karena penilaian yang

positif itulah mereka yakin terhadap kapasitas kemampuan dirinya serta

dapat memanfaatkan keyakinan itu secara tepat guna mempertahankan

penilaian positif terhadap dirinya tadi. Mereka berpikir bahwa mereka

adalah orang yang terbaik sesuai kemampuannya dan pemikiran

tersebut menghasilkan pemikiran bahwa mereka dihargai oleh orang

lain serta berpikir bahwa mereka adalah orang yang berharga.

Hal ini dikemukakan juga oleh Ghufron dan Risnawita (2012) bahwa

yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah konsep diri dan harga diri.

Konsep diri yang telah dikembangkan mahasiswa yang termasuk dalam

tahap peralihan ini menurut Schulenberg dan Zarret (2006) merupakan

sesuatu yang positif yang memberikan kesempatan untuk mengubah

hidup mereka ke arah yang lebih positif. Konsep diri ini juga

didapatnya dari lingkungan pergaulan mereka dalam suatu organisasi

yang menurut widyarini (2013) sangat banyak manfaat dalam hal

kepribadiaannya. Manfaat tersebut diantaranya dalam penelitian Larson

ialah mengembangkan inisiatif, transformasi dalam motivasi,

memperoleh modal sosial, menjembatani perbedaan, dan menemukan

Page 95: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

82

tanggung jawab baru. Ditambah lagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin adalah sekolah yang berlandaskan Islami

dengan nilai – nilai kebenaran yang dijunjung. Karena itulah

mengambil dari ayat Al Qur’an surah Al-Imran 139 menyebutkan

bahwa jika berada pada jalan – jalan yang benar maka kita jangan

pernah lemah atau yang dalam bahasa penelitian ini disebut tidak

percaya diri.

Semakin diakui bahwa transisi ke masa dewasa merupakan titik kritis

dalam perjalanan hidup. Periode ini biasanya digambarkan berkisar dari

usia 18 – 25 tahun dan dicirikan oleh ekplorasi dan eksperimentasi

dengan identitas, gaya hidup dan karier. Masa dewasa persiapan

merupakan usia dengan berbagai kemungkinan, dimana banyak orang

muda merasa optimis dengan rencana – rencana masa depan mereka.

(Arnett, 2006)

Merasa optimis menurut Arnett (2006) inilah yang menyebabkan

banyak dikalangan mahasiswa ini yang mengalami puncak pengenalan

dirinya yang positif. Ditambah lagi menurut Pieter dan Lubis (2010)

Selama masa dewasa awal refleksi pengenalan diri sendiri bertambah

mendalam dan puncak kematangan mental dimulai dari usia 20-an,

serta Self-concept lebih stabil jika didukung self-acceptencedan self-

esteem. Itulah mengapa pada masa dewasa awal ini seorang telah

banyak mempunyai konsep diri positif dan harga diri.

Banyak penelitian yang mengaitkan antara konsep diri positif dengan

harga diri diantaranya penelitan dari Guindon (2010). Berdasarkan

itulah dapat diambil pengertian bahwa adanya sifat – sifat tertentu yang

dihasilkan oleh harga diri, selanjutnya akan mempengaruhi konsep diri

seseorang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Fitts, Adam, dan

Page 96: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

83

Radford, apabila seseorang memiliki taraf harga diri yang tinggi maka

ia dapat menyusun konsep diri yang positif.

Prilaku – prilaku tersebut akan mereka bawa ke tempat mereka

berinteraksi yaitu organisasi. Akibatnya dalam suatu lingkungan

tersebut walaupun pengalaman masa lalunya kurang begitu

memuaskan, mereka juga akan ikut terpengaruh ke arah positif yang

telah dibawa teman – temannya di organisasi. Ini berdasarkan teori dari

Rivai dan Mulyadi (2011) dalam kaitan antara individu dengan

organisasi maka ia membawa karakteristik individu ke dalam tatanan

organisasi, sehingga terjadilah interaksi antara karakteristik individu

dengan karakteritik organisasi. Interaksi keduanya mewujudkan prilaku

individu dalam organisasi.

Prilaku – prilaku positif mereka ini juga terbukti dari banyaknya

kegiatan – kegiatan positif yang telah mereka kerjakan dalam bidang –

bidang yang terbagi disetiap organisasi tersebut. Dapat kita lihat dari

profil masing – masing organisasi ini yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah nilai terkecil dari

kuesioner kepercayaan diri adalah pertanyaan nomor 5 yaitu “saya

merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan”. Ini

dikarenakan pertanyaan ini memiliki unsur yang dikatakan Ubaedillah

(2006) tentang sisi negatif percaya diri, yaitu arogansi atau sombong.

Karenanya lah banyak dari mahasiswa yang diteliti berpikir untuk tidak

menjawab yang kriteria nilai terbesar dan menjawab dengan kriteria

nilai yang kecil pada pertanyaan itu.

Rasa bangga ini akan terbentuk jika seseorang memiliki prestasi dan

apresiasi atas yang dilakukannya. Tinggi rendahnya akan ditentukan

Page 97: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

84

dari seberapa besarnya mahasiswa yang diteliti ini berpikir tentang

dirinya bahwa prestasi yang ia telah dilakukannya itu dihargai dengan

memberikan apresiasi kepadanya. Maka dapat disimpulkan dari

pertanyaan – pertanyaan lain yang telah dijawab sebagian besar mereka

dengan berpikiran positif terhadap dirinya ini, terdapat masalah lain

yang membuat mereka menjawab pertanyaan tersebut dengan kriteria

kecil. Masalah tersebut adalah mahasiswa yang diteliti ini belum

mempunyai banyak prestasi yang membuatnya bangga serta tidak

banyak orang yang mengapresiasi atas apa yang dilakukannya.

Hal ini seseuai dengan pengertian haga diri menurut Maslow adalah

penghargaan terhadap diri sendiri dan penghargaan dari orang lain.

Penghargaan terhadap diri sendiri berasal dari kemandirian diri, dan

kebebasan, sedangkan penghargaan dari orang lain timbul karena

adanya prestasi dan apresiasi. (Saam & Wahyuni, 2013) Mereka yang

telah memiliki gambaran diri positif pada dirinya ini tidak akan berhasil

menjawab dengan kriteria tinggi jika salah satu dari pengertian Maslow

yang dijelaskan diatas belum terpenuhi yaitu penghargaan dari orang

lain yang akan membat rasa bangga pada dirinya.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah adalah sekolah yang

berlandaskan Islami. Selaras dengan itulah ternyata agama Islam telah

menjelaskan jika mereka yang tidak dilandasi dengan iman maka tidak

akan terbebas dari kehidupan dunia yang mengekang mereka hingga

timbul rasa takut yang membuat mereka tidak percaya diri serta

menurut Ubaedillah (2006) akan termasuk ke dalam beberapa sisi

negatif dari kepercayaan diri ini. Menurutnya jika kepercayaan diri ini

tidak dikelola secara proporsional maka akan merusak dan merugikan

diantaranya sikap sombong yang telah dilarang dalam agama Islam.

Maka dari itu agama Islam juga memberi syarat kepada orang – orang

yang percaya diri ini yaitu iman. Terbukti mahasiswa yang dalam

Page 98: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

85

penelitian ini tentunya telah diajarkan dengan banyak ilmu agama yang

telah membantu mereka dan tidak berlebihan dalam kepercayaan diri

itu.

Dari data kuesioner ternyata didapatkan sebagian besar mahasiswa

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memiliki kategori sangat percaya

diri. Ini dikarenakan memang pada organisasi ini telah memiliki banyak

hal – hal yang bisa mereka banggakan baik dari segi kegiatan dan

jumlah dari anggota yang didapat. Ditambah lagi mereka telah banyak

aktif melakukan banyak kegiatan yang berskala besar. Karena itulah

harga diri mereka yang didapat dari dalam diri sendiri ataupun orang

lain yang dalam hal ini pihak kampus lebih banyak. Karena mereka

juga banyak bergerak diranah akedemik dan kegiatan – kegiatan lainnya

yang bersinggungan dengan kampus itulah organisasi lebih diapresiasi

pihak kampus daripada organisasi yang lainnya.

Hal ini seseuai dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow mengenai

haga diri. Harga diri didapat dari penghargaan terhadap diri sendiri dan

penghargaan dari orang lain. Penghargaan terhadap diri sendiri berasal

dari kemandirian diri, dan kebebasan, sedangkan penghargaan dari

orang lain timbul karena adanya prestasi dan apresiasi. (Saam &

Wahyuni, 2013)

4.2.2 Aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang aktualisasi diri seperti yang

tertera pada tabel 4.6 diketahui bahwa hasil terbesar pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin mempunyai tingkat aktualisasi diri cukup

yaitu 55 mahasiswa (71%), berarti mahasiswa yang aktif berorganisasi

di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin telah

Page 99: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

86

cukup mampu mengungkapkan dirinya sesuai dengan keinginan dan

potensi yang dimilikinya. Tetapi mereka belum sampai ketahap yang

lebih tinggi seperti pada kategori kepercayaan diri karena memang

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan syarat – syarat tertentu yang

dalam agama disebutkan dalam Q.S Al Imran ayat 139 sebagai “orang –

orang yang beriman”.

Aktualisasi diri ini adalah kebutuhan yang tertinggi dalam piramida

Maslow. Hanya sedikit orang yang telah mencapai sepenuhnya. Tetapi

bukan berarti orang tidak bisa menuju ke sana. Hanya saja perlu syarat

yang harus ditempuh seiring hidup kita ketika ingin mencapai

sepenuhnya. Ia sangat dipengaruhi juga oleh lingkungan yang dalam

penelitian telah mendukung mereka untuk mengaktualisasikan dirinya.

Karena itulah tidak ada dari mahasiswa yang diteliti mempunyai

aktualisasi diri yang kurang.

Sejalan dengan salah satu faktor yang telah disebutkan Potter dan Perry

(2005) adalah faktor eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi

aktualisasi diri ini. Lingkungan yang memberi kebebasan kepada

sesorang bebas untuk mengungkapkan dirinya, menjelajah, memilih

prilakunya, dan mengejar nilai – nilai seperti kebenaran, keadillan, dan

kejujuran. (Budiharjo dalam Anggriyani, 2011). Sesuai dengan arti

organisasi yang telah disebutkan oleh Munir (2004) yaitu bentuk

kegiatan di perguruan tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari,

oleh dan untuk mahasiswa. Organisasi tersebut merupakan wahana dan

sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan

peingkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian

mahasiswa.

Organisasi kemahasiswaan juga sebagai wadah pengembangan kegiatan

ekstrakurikuler mahasiswa diperguruan tinggi yang meliputi

Page 100: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

87

pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran

mahasiswa itu sendiri (Sudarman, 2004). Hal ini dikuatkan oleh

Kepmendikbud RI. No. 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum

Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, bahwa Organisasi

kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana dan sarana

pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan

peningkatan kecerdikan serta integritas kepribadian untuk mencapai

tujuan pendidikan tinggi.

Walaupun faktor lingkungan dan kepercayan diri tersebut sudah

menunjang tetapi aktualisasi diri pada mahasiswa yang diteliti ini

banyak terdapat pada kategori cukup dan tinggi saja karena menurut

Maslow aktualisasi diri ini juga mempunyai syarat untuk mencapai

sepenuhnya. Syarat tersebut menurut Maslow adalah B-Values

(kebenaran–kebenaranabadi) yang harus dipenuhi sebelum seseorang

mencapai tahap aktualisasi diri ini. Ini merupakan jawaban atas

pertanyaan mengapa orang yang sudah terpenuhi kebutuhan dicintai

dan memiliki penghargaan diri yang besar namun tidak bisa masuk

kedalam gerbang aktualisasi diri, karena mereka tidak memiliki B-

Values. Karena hanya mereka yang memiliki B-Values dapat

mengaktualisasikan diri, dan hanya mereka saja yang sanggup memiliki

metamotivasi. (Feist, 2008)

Aktualsasi diri merupakan suatu tujuan yang tak pernah bisa dicapai

sepenuhnya. Hanya sedikit orang, kata Maslow, yang mencapai

aktualisasi diri sepenuhnya, sebab gerakan ke arah aktualisasi diri ini

tidak secara otomatis. Salah satu prasyarat untuk mencapai aktualisasi

diri adalah terpuaskannya berbagai kebutuhan – kebutuhan fisiologis,

rasa aman, memiliki dan cinta, serta penghargaan. Meskipun demikian,

sebenarnya orang – orang yang telah memenuhi kebutuhan dasar pun,

Page 101: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

88

gerakan kearah aktuliasasi diri tidaklah mudah. Hal ini disebabkan

beberapa faktor. (Budiharjo dalam Anggriyani, 2011)

Salah satu faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri itu adalah

aktualisasi diri ini merupakan kebutuhan naluriah paling lemah (juah

lebih lemah dan basic needs), sehingga dapat dengan mudah dikuasai

oleh kebiasaan, tekanan, kebudayaan, dan sikap yang salah terhadap

aktualisasi diri. Padahal pada masa ini menurut Pieter dan Lubis (2010)

disebut sebagai masa bermasalah, ketegangan emosional, keterasingan

sosial, ketergantungan, dan perubahan nilai. Ini menyebabkan pada

masa ini mereka tidak bisa mengaktualisasikan diri sepenuhnya.

Pada masa ini juga menurut Pieter dan Lubis (2010) akan terjadi

perubahan minat dan tidak dapat dipertahankan karena tidak sesuai lagi

dengan kebutuhan. Alasan mengapa terjadi perubahan minat mereka

yaitu akibat perubahan pola kehidupan, nilai- nilai, perubahan

kesenangan atau tekanan lingkungan. Ini juga yang menyebabkan faktor

yang menentukan dalam aktualisasi diri mahasiswa. Ditambah lagi

ternyata pada masyarakat modern sekarang ini menurut Upton (2012)

merupakan masa dimana seorang dianggap mandiri, tidak perlu

pengarahan, dan bisa mengambil keputusan sendiri. Sementara menurut

Schulenberg dan Zarret (2006) peralihan kemasa dewasa kurang begitu

mudah dan terbukti merupakan hal yang sulit dihadapi.

Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa jumlah nilai terkecil dari

kuesioner aktualisasi diri adalah pertanyaan nomor 2 yaitu “saya merasa

harus mengerjakan apa yang orang lain harapkan atas diri saya”. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa yang diteliti masih

belum bisa bebas mengaktualisasikan potensi sesuai dengan

kemauaannya karena masih mengikuti apa yang orang lain harapkan

atas dirinya.

Page 102: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

89

Padahal jika seorang individu mau mengaktualisasikan dirinya, maka

harus sudah dapat melepaskan diri dari ketergantungan yang berlebihan

terhadap lingkungan sosial dan fisik. Pemuasan datang dari dalam diri

sendiri, melalui pemanfaatan secara penuh bakat dan potensinya. Tatapi

jika ia masih bergantung dengan apa yang orang lain harapkan atas

dirinya, maka dapat disimpulkan ia belum menjadi dirinya sendiri

dengan bakat dan potensinya yang diketahui secara pasti tentang

dirinya.

Hal ini sesuai dengan Maslow yang telah membuat kriteria orang yang

mengaktualisasikan diri itu adalah orang yang bebas dari kultur

lingkungan. Individu yang mengaktualisasikan-diri sudah dapat

melepaskan diri dari ketergantungan yang berlebihan terhadap

lingkungan sosial dan fisik. Pemuasan akan motif-motif pertumbuhan

datang dari dalam diri sendiri, melalui pemanfaatan secara penuh bakat

dan potensinya.(Feist, 2008; Alwisol, 2012)

Dari data kuesioner juga didapatkan bahwa kategori aktualisasi diri

yang tinggi sebagian besar terdapat pada mahasiswa di Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ini dikarenakan juga organisasi ini

merupakan organisasi yang berlandaskan Islami dengan nilai – nilai

agama yang banyak diajarkan disana. Mereka lebih banyak melakukan

kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan agama. Karena memang

organisasi ini juga salah satu anak (ortom) Muhammadiyah yang

tentunya juga organisasi keagamaan. Banyak nilai – nilai kebenaran

yang telah mereka dapat disana itulah yang menyebabkan mereka lebih

tinggi aktualisasi dirinya dibandingkan organisasi yang lain.

Hal ini sesuai dengan teori Maslow yang mengatakan manusia

mengaktualisasi diri dimotofasikan oleh “kebenaran–kebenaran abadi”,

Page 103: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

90

yang disebut dengan B-Values. Namun B-values bukan kebutuhan

seperti makanan, tempat berteduh ataupun pertemanan. Maslow

mengistilahkan B-Values sebagai “meta kebutuhan” (metaneeds) yang

menunjukan bahwa ini tingkat tertinggi kebutuhan. Dalam

pengaktualisasi diri juga memiliki motif-motif yang sering disebut

metamotivasi. (Feist, 2008) B-Values ini yang dalam agama juga

disebut sebagai “orang – orang yang beriman” yang telah banyak

mengamalkan yang telah diajarkan kepadanya.

4.3.3 Hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada mahasiswa

yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji spearman rank(Rho) dengan

derajat kemaknaan 5% (α = 0,05) didapat P value = 0,00, maka Ho

ditolak. Maka berdasarkan hasil analisis tersebut yang menyatakan

bahwa ada hubungan bermakna antara kepercayaan diri dengan

aktualisasi diri dapat diterima dengan kekuatan hubungannya sedang

yaitu sebesar 0,388.Ini berarti makin tinggi kepercayaan diri seseorang

makin tinggi pula aktualisasi diri dari subyek penelitian.

Dari 77 mahasiswa didapatkan hasil terbanyak terdapat pada ketegori

mahasiswa yang memiliki sangat percaya diri dan memiliki tingkat

aktualisasi diri cukup yaitu sebesar 27mahasiswa (57,4%). Ini

dikarenakan kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia

yang berfungsi penting dalam mengaktualisasikan potensi yang

dimilikinya. Untuk dapat mengembangkan potensi sebebas mungkin

diperlukan harga diri yang merupakan syarat yang ditemukan maslow

ketika seseorang ingin mengaktualisasikan dirinya. Sedangkan harga

diri diawali dari konsep diri positif yang keduanya itu merupakan aspek

dari kepercayaan diri, sehingga dengan demikian kepercayaan diri

Page 104: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

91

merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang untuk dapat

mengaktualisasikan dirinya.

Maslow juga mengemukakan faktor yang mempengaruhi seseorang bisa

mengaktualisasikan dirinya tersebut adalah mengetahui diri sendiri

(Konsep diri). (Budiharjo dalam Anggriyani, 2011). Sedangkan

berdasarkan beberapa penelitian konsep diri itu berkaitan dengan harga

diri. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Fitts, Adam, dan

Radford, apabila seseorang memiliki taraf harga diri maka ia dapat

menyusun konsep diri yang positif yang berkaitan dengan aktualisasi

diri. (Saam & Wahyuni, 2013)

Potter dan Perry (2005) juga mengungkapkan faktor internal yang

mempengaruhi aktualisasi diri adalah keraguaandan bahkan rasa takut

dari individu untuk mengungkapkan potensi – potensinya, dapat diatasi

dengan rasa percaya diri yang telah tertanam didalam diri seseorang.

Karena itu lah faktor itu juga mempertegas hanya orang – orang yang

memiliki kategori sangat percaya diri saja lah yang dapat

mengaktualisasikan dirinya.

Kemudian dari 77 mahasiswa terdapat hanya 20 orang (42,6%) yang

memiliki kategori sangat percaya diri dan tingkat aktualisasi diri yang

tinggi. Ternyata seorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi pun

masih sedikit yang bisa mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Ini

dikarenakanMaslow juga memberi syarat lain diluar tingkatan

kebutuhan – kebutuhan yang telah disusunnya tersebut yaitu B-Values

yang disebutnya sebagai “meta kebutuhan” atau tingkat tertinggi

kebutuhan. Terbukti dalam penelitian ini, hanya sedikit orang yang

mempunyai aktualisasi tinggi serta tidak ada satu pun yang mempunyai

kategori sangat percaya diri dan tingkat aktualisasi diri sangat tinggi.

Page 105: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

92

Maslow menyatakan aktualisasi diri itu sendiri muncul karena manusia

biasa dimotivasi oleh serba kekurangan, ia berusaha untuk memenuhi

kebutuhan – kebutuhan dasarnya akan rasa aman, rasa memiliki, kasih

sayang, penghargaan serta harga diri. Orang sehat terutama dimotivasi

oleh kebutuhannya untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan

kemampuan – kemampuan serta kapasitas – kapasitas secara penuh.

Namun untuk dapat mengaktualisasikan diri, dibutuhkan rasa

kepercayaan diri, yang didalam penelitian ini sudah terbukti secara

empirik bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara

kepercayaan diri dengan aktualisasi diri. Dengan demikian, dapat

disimpulkan kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan

akan kepercayaan diri bisa dibenarkan, karena dengan adanya rasa

kepercayaan diri, seseorang bisa mengaktualisasikan dirinya.

Dari penelitian diatas juga didapat data bahwa ada 4 orang yang

memiliki kepercayaan diri kurang ternyata memiliki aktualisasi diri

yang cukup. Ini menggambarkan bahwa ada dari beberapa pertanyaan

atau kriteria saja dari kepercayaan diri bisa membuat orang

mengaktualisasikan dirinya. Salah satunya adalah hanya dengan 2

pertanyaan harga diri seseorang bisa memiliki kriteria kepercayaan

dalam hubungan dekat, tidak menahan emosi dan otonomi. Ini

membuktikan bahwa dengan harga diri seseorang mampu mencapai

beberapa aspek dari aktualisasi diri.

Sesuai dengan piramida Maslow yang menunjukan bahwa faktor

seseorang yang ingin mengaktualisasikan dirinya adalah harga diri.

Aktualisasi diri itu sendiri merupakan kebutuhan yang berada pada

puncak tertinggi dalam piramida kebutuhan bertingkat yang

dikemukakan oleh Maslow. Aktualisasi diri dapat tercapai setelah

kebutuhan yang berada dibawahnya tercapai (Potter, 2005).

Page 106: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

93

4.3 Implikasi Hasil Penelitian dalam Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumbangan informasi bagi

institusi pendidikan khususnya bidang psikologi keperawatan. Serta dapat

dijadikan bahan acuan dan memperkaya wawasan dalam memberikan

pelayanan kesehatan yang maksimal, mengingat perawat akan bersinggungan

langsung dengan pasien yang tentunya perlu suatu cara bagimana melakukakn

pelayanan secara maksimal, maka dengan hasil penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan pengalaman yang berharga bagi peneliti, dan dapat

meningkatkan aktualisasi diri perawat dalam memberikan pelayanan yang

profesional dan Islami.

Page 107: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

94

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mengacu pada tujuan, hasil penelitian dan hasil pembahasan yang telah

diuraikan tentang variabel penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

5.1.1 Tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

sebagian besar tergolong dalam kategori sangat percaya diri yaitu 47

mahasiswa (61%) dari 77 mahasiswa yang diteliti.

5.1.2 Tingkat aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

sebagian besar tergolong dalam kategori cukup yaitu 55 mahasiswa

(71%) dari 77 mahasiswa yang diteliti.

5.1.3 Ada hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada

mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin dengan keeratan hubungan sedang.

5.2 Saran

Dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hasil penelitian dari

kesimpulan diatas tentang hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

dengan segala keterbatasan yang peneliti miliki maka perlu kiranya ada

beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

5.2.1 Bagi mahasiswa terkait

Diharapkan dari hasil penelitian ini mahasiswa yang diteliti

mempertahankan kepercayaan dirinya dan belajar tentang ”kebenaran

– kebenaran abadi” yang telah diajarkan oleh agama terkhusus agama

islam jika mereka ingin mengaktualisasikan dirinya. Terkhusus untuk

BEM diharapkan menyeimbangi kegiatan – kegiatan kampusnya

Page 108: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

95

dengan kegiatan – kegiatan agama yang mngajarkan tentang

“kebenaran – kebenaran abadi”. Terkhusus untuk IMM diharapkan

mampu bersaing dengan meningkatkan kegiatan – kegiatan sesuai

spesifik keilmuannya.

5.2.2 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa jadi masukan dan pengetahuan

baru untuk mengajarkan salah satu cara untuk mengaktualisasikan diri

khususnya pada mahasiswa yang aktif berorganisasi yaitu dengan

mempertahankan kepercayaan diri mereka dan membina mereka

dengan pengajaran – pengajaran tentang agama, dan ilmu kesehatan,

serta lebih memperketat seleksi masuk organisasi tersebut dengan tes

– tes yang bersifat keagamaan dan keilmuaan serta mendapat IPK

diatas standar selama beberapa semester. Dari penelitian juga

diketahui bahwa mereka belum memiliki beberapa prestasi yang dapat

dicapai dengan memfasilitasi mereka untuk bebas dalam berbagai

macam kegiatan yang mereka sukai serta motivasi mereka untuk

memiliki pikiran postif atau yang dalam agama disebut khusnuzon

terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Ditambah dengan

memperkuat kebanggaan mereka terhadap nilai istimewa dari sekolah

yang berlandaskan Islami ini pada pelatihan – pelatihan

kepemimpinan.

5.2.3. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dalam upaya

mencegah ketidak mampuan mengaktualisasikan diri khususnya pada

mahasiswa yaitu dengan kepercayaan diri dan nilai – nilai kebenaran

yang diajarkan.

Page 109: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

95

DAFTAR RUJUKAN

Al-Qur’an dan Terjamahnya. (2011). Jakarta: Syaamil Al-Qur’an.

Alvin, J., dan C. Rick. (1986). Validasi Indeks Pendek Aktualisasi Diri. PsikologiKepribadian dan Sosial Bulletin 12 (1) :63-73.

Alwisol. (2012). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Angelis, Barbara. 2005. Confidence (Percaya Diri). Jakarta : Gramedia Pustaka.

Anggriyani, Hilda. (2011). Hubungan kepercayaan diri dengan aktualisasi diripada lanjut usia di pos pelayanan terpadu lansia batuah buntok wilayahkerja pusat kesehatan masyarakat buntok kabupaten barito selatan.Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik. EdisiRevisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arnett, J.J. (2006). Emerging adulthood : Understanding the new way of comingof age. Dalam J.J. Arnett & J.L. Tanner (Ed.), Emerging adults inAmerica: Coming of age in the 21 st century. Washington, D.C. :American Psychological Association.

Azwar, S. (1979). Self-Esteem dan Prestasi Akademis Mahasiswa Tingkat SarjanaMuda. Fakultas Psikologi UGM, Laporan Penelitian, Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

Basuki, A. (2013). Organisasi Mahasiswa, Menciptakan Sarjanan Plus. (Internet)Termuat dalam: <http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=88&Itemid=1> (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

BEM STIKES MB. (2013). Profil Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah TinggiIlmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin. Banjarmasin: BEMSTIKES MB.

Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Diantoro, K. (2011). Hubungan prestasi akademik dengan konsep diri mahasiswasemester IV S1 keperawatan ners A stikes Muhammadiyah Banjarmasin.Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

DPP IMM. (2012). Tanfidz. Jakarta: DPP IMM.

Page 110: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

96

Ekawati, & Retno. (2010). Aktualisasi Teori Abraham Maslow.Http://forum.psikologi.ugm.ac.id (diakses pada tanggal 28 Juni 2014)

Feist, J. &Feist, G.J. (2008) .Theories of Personality. New York: McGrawHill.

Ghufron, M. N. & Risnawita, S. Rini. (2012). Teori-teori psikologi. Yogyakarta:Ar-Ruzz.

Guindon, M.H. (2010). Self Esteem Across The Lifespan. New York: RoutledgeTaylor & Francis Group.

Gunarsa, Singgih D. (2004). Psikologi Perkembangan Anak, Remaja, danKeluarga. Jakarta: PT. Gunung Mulia.

Hakim, Thursan. (2005). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : PuspaSwara.

Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok: FKM UI.

Http: //www.shvoong .com> (diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang RentangKehidupan. Jakarta (ID): Erlangga.

Iswidharmanjaya & Agung. (2004). Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri.Jakarta: Media Komputindo.

Martaniah, S.M., Azwar, S., Rustam, A., Prawitasari, J.E., and Rosyid, H.F.(1991) Kajian terhadap Ketahanan Mental Masyarakat di DaerahIstimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas GadjahMada.

Munir, Z. (2010). Peran dan Fungsi Organisasi Mahasiswa. (Internet). Termuatdalam: <http://zaldym.wordpress.com/2010/07/13/peran-dan-fungsi-organisasi-mahasiswa/> (Diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Napolitano L., Furstenberg F., & Kefalas M. (2005). Marriage is More than BeingTogether: The Meaning of Marriage Among Young Adults in UnitedStates. Working Paper. Network on Transition to Adulthood ResearchNetwork.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:Rineka Cipta.

Page 111: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

97

Nurdin, A.D.( 2011). Tumbuh Kembang Prilaku Manusia. Jakarta: Penerbit bukukedokteran EGC.

Nursalam & Efandi, Ferry. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta:Salemba Media.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jilid 1.Jakarta: Salemba Medika.

Ormrod, J., E, (2008). Psikologi Pendidikan, Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Pieter, H. Z. & Lubis, N. L. (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.Jakarta: Prenada Media Group.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (2006). Qaidah Perguruan TinggiMuhammadiyah. Jogjakarta: SM

PK IMM STIKES MB (2013). Profil Pimpinan Komisariat Ikatan MahasiswaMuhammadiyah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MuhammadiyahBanjarmasin. Banjarmasin: PK IMM STIKES MB.

Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume1. Jakarta: EGC.

Rivai, V. & Mulyadi D. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, edisi 3.Jakarta :PT. RajaGrafindo Persada.

Robinson, J.P. & Shaver, P.R. (1973). Measures of Social PsychologicalAttitudes. Michigan: Institude for Social Social Research, The Universityof Michigan.

Rosenberg, Morris. (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton:Princeton University Press.

Rusnawati, Yusia. (2010). hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasidiri pada siswa-siswi kelas XII di SMAN 1 Banjarmasin. Skripsi. SekoahTinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.

Saam, Zulfan. & Wahyuni, Sri. (2013). Psikologi Keperawatan. Edisi ke-2.Jakarta: Rajawali Pers.

Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: PrenadaMedia Group.

Page 112: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

98

Sastroasmoro, S & Ismail, S. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Jakarta: Sagung Seto.

Schulunberg, J.E., & Zarrett, N. R. (2006). Mental health during emergingadulthood : Continuity and discontinuity in courses, causes, and functions.Dalam J. J. Arnett & J. L. Tanner (Ed.), emerging adults in America:Coming of age in the 21st century. Washington, DC: AmericanPsychological Association.

Setyono, Arif. (2013). Pengaruh keaktifan berorganisasi dan kerajinan beribadahterhadap kematangan kepribadian pada mahasiswa PAI semester VISekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi. SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

Shostrom, Everett L. (1974). Personal Orientation Inventory (POI). EdITS :Amerika Serikat

Siswoyo, Dwi. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Surya, H. (2007). Percaya Diri itu Penting, Peran Orang Tua dalamMenumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: IKAPI.

Syahlani, A. (2007). Gambaran tingkat stres dan cara mengatasinya padamahasiswa usia remaja menghadapi ujian semester di StikesMuhammadiyah Banjarmasin. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanMuhammadiyah Banjarmasin.

Ubaedillah, A. N. (2006). Gabungan 3M. (Internet).Termuat dalam <http://e-psikologi.ci.id>. (diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Upton, P. (2012). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Vandenbos, G. R. (2006). APA Dictionary Of Psychology. Washington DC:American Psychological Association.

Widyarini, M. M. Nilam. (2013). Rahasia Mengembangkan Kepribadian.(Internet). Termuat dalam: <http://amosverdhian.blogspot.com/2013/01/rahasia-mengembangkan-kepribadian.html> (Diakses pada tanggal 20 Juni2014).

Woolfolk, A. (2004). Educational Psyschology. 9th ed. USA: Allyn & Bacon.

www.stikes-mb.ac.id> (diakses pada tanggal 20 Juni 2014).

Page 113: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

99

Zuliana, Bella. (2013). Permasalahan Mahasiswa. (Internet). Termuat dalam:<http://citizennews.suaramerdeka.com/?option=com_content&task=view&id= 1921> (Diakses pada tanggal 07 Juni 2014).

Page 114: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Lampiran 1. Surat keterangan permohonan bimbingan proposal skripsi

Page 115: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 116: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 117: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 118: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 119: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 120: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 121: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 122: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 123: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : M. Saubari Azhar Noor

NPM : 010363 AS1

Status :Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi

Muhammadiyah Banjarmasin.

Bermaksud melaksanakan penelitian mengenai “Hubungan kepercayaan diri dengan

aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin”.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan belajar dalam menyelesaikan

tugas akhir Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Banjarmasin.

Untuk itu saya mohon kesediaan responden untuk turut berpartisipasi dalam mengisi

lembar pernyataan yang sudah disediakan.

Peneliti

M. Saubari Azhar Noor

089685728192 (Peneliti)

Page 124: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

sebagai responden penelitian yang dilaksananakan oleh mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

yang bernama M.Saubari Azhar Noor mengenai “Hubungan kepercayaan diri dengan

aktualisasi diri pada mahasiswa yang aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.”

Nama (inisial) :

Jenis kelamin :

Umur :

Program studi :

Semester :

Nama organisasi :

Tanda tangan saya di bawah ini merupakan bukti kesediaan saya untuk menjadi

responden dalam penelitian ini.

Banjarmasin, Juli 2014

(Responden)

No Responden :

(diisi peneliti)

Page 125: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Kuesioner Kepercayaan Diri Rosenberg

Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan perasaan anda

secara umum, berilah tanda check list ( √ ) apabila anda

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan JawabanSTS TS S SS

1. Secara keseluruhan,saya merasa puas dengan diri sayasendiri.

2. Seringkali saya berpikir bahwa saya ini tidak bagus dalamhal apapun.

3. Saya merasa bahwa saya mempunyai kualitas yang baikdalam beberapa hal.

4. Saya dapat melakukan hal-hal sebagus yang dilakukankebanyakan orang lain.

5. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untukdibanggakan.

6. Saya sering merasa tidak berguna.7. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang berharga,

sekurang-kurangnya meiliki derajat yang sama denganorang lain.

8. Saya berharap agar saya lebih dihormati.9. Setelah mempertimbangkan dengan dalam, saya cenderung

berpikir bahwa saya adalah orang gagal.10. Saya bersikap positif terhadap diri saya sendiri.

Page 126: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Kuesioner Short Index of Self–Actualization Alvin & Rick

Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan perasaan anda

secara umum, berilah tanda check list ( √ ) apabila anda

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

RG = Ragu – ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan JawabanSTS TS RG S SS

1. Saya tidak merasa malu kepada siapapundengan apayang saya rasakan.

2. Saya merasa harus mengerjakan apa yang orang lainharapkan atas diri saya.

3. Saya percaya bahwa orang pada dasarnya baik dan dapatdipercaya.

4. Saya merasa bebas untuk marah kepada seorang yangsaya sukai.

5. Saya selalu memerlukan penghargaan dari orang lainatas apa yang saya lakukan.

6. Saya tidak menerima kelemahan saya sendiri.7. Saya bisa menyukai orang lain tanpa harus setuju

dengan mereka.8. Saya takut gagal.9. Saya menghindari untuk mencoba menganalisis dan

menjadikan lebih mudah sesuatu yang sulit.10. Lebih baik menjadi diri sendiri dari pada menjadi

popular.11. Saya tidak mempunyai sesuatu yang saya perjuangkan

dalam hidup terutama yang istimewa.12. Saya dapat mengekspresikan perasaan saya walaupun

mungkin itu mengakibatkan konsekuensi yang tidakdiinginkan.

13. Saya tidak merasa bertanggung jawab untuk membantusiapa saja.

14. Saya terganggu terhadap ketakutan yang tidak masukakal.

15. Saya dicintai karena saya memberi cinta.

Page 127: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Lampiran 8 Surat Permohonan sebagai Penguji 1 Proposal Skripsi

Page 128: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Lampiran 8 Surat Permohonan sebagai Penguji 2 Proposal Skripsi

Page 129: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 130: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 131: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 132: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 133: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

RespondenKepercayaan diri

Kategori SkorP1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 24 sangat percaya diri 4

2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 24 sangat percaya diri 4

3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 24 sangat percaya diri 4

4 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 23 sangat percaya diri 4

5 3 1 2 2 1 1 3 2 3 2 20 cukup percaya diri 3

6 1 2 2 3 2 2 1 3 3 3 22 cukup percaya diri 3

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 cukup percaya diri 3

8 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 21 cukup percaya diri 3

9 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 22 cukup percaya diri 3

10 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 27 sangat percaya diri 4

11 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 18 cukup percaya diri 3

12 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26 sangat percaya diri 4

13 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 27 sangat percaya diri 4

14 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 19 cukup percaya diri 3

15 1 2 3 2 1 2 2 3 3 3 22 cukup percaya diri 3

16 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 26 sangat percaya diri 4

17 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 12kurang percaya

diri 3

18 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 20 cukup percaya diri 3

19 2 1 2 3 1 2 3 2 3 3 22 cukup percaya diri 3

20 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 15kurang percaya

diri 3

21 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 24 sangat percaya diri 4

22 2 3 2 1 3 3 1 1 3 3 22 cukup percaya diri 3

23 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 23 sangat percaya diri 4

24 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 24 sangat percaya diri 4

25 3 3 3 2 3 3 3 0 3 3 26 sangat percaya diri 4

26 3 3 2 3 3 3 0 0 3 3 23 sangat percaya diri 4

27 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 24 sangat percaya diri 4

28 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 22 cukup percaya diri 3

29 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 26 sangat percaya diri 4

30 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 19 cukup percaya diri 3

31 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 27 sangat percaya diri 4

32 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 16 cukup percaya diri 3

33 1 2 2 1 1 3 3 1 3 3 20 cukup percaya diri 3

34 1 1 2 1 1 1 1 3 1 3 15kurang percaya

diri 3

35 2 1 3 2 1 2 2 1 2 3 19 cukup percaya diri 3

36 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 24 sangat percaya diri 4

37 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29 sangat percaya diri 4

38 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 26 sangat percaya diri 4

39 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 20 cukup percaya diri 3

Page 134: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

40 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 18 cukup percaya diri 3

41 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 24 sangat percaya diri 4

42 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 22 cukup percaya diri 3

43 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 25 sangat percaya diri 4

44 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 25 sangat percaya diri 4

45 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 25 sangat percaya diri 4

46 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 22 cukup percaya diri 3

47 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 19 cukup percaya diri 3

48 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 25 sangat percaya diri 4

49 1 1 2 1 1 1 2 3 1 3 16 cukup percaya diri 3

50 0 1 3 1 1 0 2 2 1 3 14kurang percaya

diri 3

51 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 23 sangat percaya diri 4

52 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 24 sangat percaya diri 4

53 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 sangat percaya diri 4

54 1 1 2 2 2 1 2 3 1 3 18 cukup percaya diri 3

55 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 17 cukup percaya diri 3

56 1 1 2 2 2 1 2 0 3 3 17 cukup percaya diri 3

57 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 25 sangat percaya diri 4

58 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 16 cukup percaya diri 3

59 3 2 3 3 3 3 0 3 3 3 26 sangat percaya diri 4

60 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 33 sangat percaya diri 4

61 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 32 sangat percaya diri 4

62 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 31 sangat percaya diri 4

63 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32 sangat percaya diri 4

64 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 34 sangat percaya diri 4

65 2 3 2 3 2 3 4 3 3 4 29 sangat percaya diri 4

66 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 31 sangat percaya diri 4

67 2 2 3 3 2 2 4 3 3 3 27 sangat percaya diri 4

68 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 27 sangat percaya diri 4

69 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 28 sangat percaya diri 4

70 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 sangat percaya diri 4

71 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 32 sangat percaya diri 4

72 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 34 sangat percaya diri 4

73 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 30 sangat percaya diri 4

74 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 35 sangat percaya diri 4

75 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 30 sangat percaya diri 4

76 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 35 sangat percaya diri 4

77 4 3 3 3 2 3 3 4 2 4 31 sangat percaya diri 4

Total 186 173 184 167 163 192 189 173 205 221 1853

Page 135: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

RespondenAktualisasi diri

Total Persen Kategori SkorP1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15

1 4 1 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 59 79% tinggi 4

2 3 2 5 2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 60 80% tinggi 4

3 4 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 52 69% cukup 3

4 4 3 4 1 3 3 3 5 2 5 4 3 2 2 4 48 64% cukup 3

5 3 2 4 2 4 2 2 2 4 5 4 2 4 3 4 47 63% cukup 3

6 3 4 4 3 4 5 2 3 4 5 5 2 4 2 4 54 72% tinggi 4

7 3 2 4 4 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 50 67% cukup 3

8 4 2 4 2 4 4 4 5 2 5 2 2 5 2 5 52 69% cukup 3

9 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 5 51 68% cukup 3

10 2 1 5 2 3 4 3 5 5 3 5 4 4 1 5 52 69% cukup 3

11 2 3 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 3 46 61% cukup 3

12 2 2 2 1 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 56 75% tinggi 4

13 5 2 5 2 2 5 4 5 1 5 4 4 5 4 5 58 77% tinggi 4

14 4 2 4 4 2 3 4 4 2 4 5 4 4 2 4 52 69% cukup 3

15 3 2 5 1 4 3 4 2 2 5 4 4 5 2 5 51 68% cukup 3

16 4 2 5 2 4 4 3 4 5 4 5 4 5 2 5 58 77% tinggi 4

17 3 2 5 4 2 4 5 1 3 4 1 5 4 1 5 49 65% cukup 3

18 4 2 4 3 1 4 4 1 3 5 4 4 3 4 4 50 67% cukup 3

19 3 1 4 2 2 4 3 1 5 5 5 3 4 4 5 51 68% cukup 3

20 3 2 4 1 3 4 4 4 3 5 4 4 2 2 5 50 67% cukup 3

21 4 2 5 2 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 62 83% tinggi 4

22 2 3 4 1 3 4 1 3 1 2 3 4 3 5 5 44 59% cukup 3

23 2 2 5 1 2 2 4 2 3 5 3 4 2 2 5 44 59% cukup 3

24 5 4 5 1 4 4 4 4 2 5 5 3 4 2 5 57 76% tinggi 4

25 5 2 3 1 5 5 2 5 5 4 2 4 4 2 49 65% cukup 3

Page 136: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

26 5 2 5 1 5 5 1 2 2 5 1 5 5 5 5 54 72% tinggi 4

27 5 2 5 1 4 4 5 4 5 4 4 5 5 2 5 60 80% tinggi 4

28 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 53 71% cukup 3

29 5 1 3 3 2 4 5 2 1 5 5 3 5 3 5 52 69% cukup 3

30 5 1 5 2 3 4 4 4 4 5 5 4 3 2 4 55 73% tinggi 4

31 3 3 4 4 1 2 4 2 2 5 5 4 5 5 5 54 72% tinggi 4

32 4 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 4 44 59% cukup 3

33 3 1 3 1 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 52 69% cukup 3

34 2 1 5 1 2 2 4 2 1 5 5 4 5 2 3 44 59% cukup 3

35 4 2 4 1 4 3 4 2 1 5 2 2 5 4 4 47 63% cukup 3

36 4 1 4 2 4 4 5 4 3 5 5 4 4 5 4 58 77% tinggi 4

37 5 1 5 2 4 4 3 4 5 1 5 5 4 4 4 56 75% tinggi 4

38 5 1 5 1 4 4 4 2 4 5 5 4 5 1 5 55 73% tinggi 4

39 5 1 3 2 4 2 1 5 2 4 5 4 5 4 5 52 69% cukup 3

40 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 52 69% cukup 3

41 4 2 3 1 2 5 4 5 3 4 4 4 5 3 5 54 72% tinggi 4

42 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 52 69% cukup 3

43 3 2 4 2 2 2 3 2 2 4 5 3 5 3 5 47 63% cukup 3

44 4 1 5 4 2 3 5 2 3 4 4 3 4 2 5 51 68% cukup 3

45 5 1 5 4 4 2 2 1 1 2 5 4 5 4 5 50 67% cukup 3

46 3 2 4 4 2 1 2 1 4 4 4 2 4 4 5 46 61% cukup 3

47 3 2 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 50 67% cukup 3

48 4 4 4 1 4 2 4 3 4 2 5 4 5 3 3 52 69% cukup 3

49 2 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 49 65% cukup 3

50 3 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 49 65% cukup 3

51 4 3 5 2 2 5 4 3 3 5 5 2 4 2 5 54 72% tinggi 4

52 4 2 5 4 4 1 3 3 3 4 5 2 4 2 5 51 68% cukup 3

Page 137: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

53 4 1 2 1 2 5 5 3 2 5 5 2 5 4 4 50 67% cukup 3

54 5 1 5 2 4 4 4 1 4 5 4 5 4 1 3 52 69% cukup 3

55 4 2 5 5 4 2 2 5 2 3 3 3 2 3 4 49 65% cukup 3

56 3 2 4 1 3 4 2 5 2 5 5 4 4 2 3 49 65% cukup 3

57 4 2 3 1 3 4 4 1 3 4 5 2 4 5 5 50 67% cukup 3

58 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 47 63% cukup 3

59 3 1 3 4 1 4 2 5 2 5 5 3 5 3 5 51 68% cukup 3

60 4 4 3 2 3 4 5 2 4 2 5 3 4 4 5 54 72% tinggi 4

61 4 1 5 4 3 3 5 2 1 5 5 4 5 5 5 57 76% tinggi 4

62 3 2 4 3 3 3 4 2 5 4 4 3 3 2 3 48 64% cukup 3

63 4 3 2 4 4 4 4 4 2 5 4 2 4 2 4 52 69% cukup 3

64 1 2 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 5 3 4 49 65% cukup 3

65 4 2 4 2 4 3 4 2 4 5 4 3 4 4 5 54 72% tinggi 4

66 2 3 5 2 3 4 4 2 4 4 3 4 3 2 4 49 65% cukup 3

67 3 4 2 2 4 4 4 2 3 5 5 3 5 3 4 53 71% cukup 3

68 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 46 61% cukup 3

69 3 2 4 4 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 54 72% tinggi 4

70 2 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 48 64% cukup 3

71 4 4 4 1 4 2 2 4 2 5 4 2 5 4 5 52 69% cukup 3

72 2 1 5 4 4 4 4 1 4 4 5 2 5 3 4 52 69% cukup 3

73 2 1 5 2 4 4 4 1 4 4 5 2 5 3 4 50 67% cukup 3

74 3 1 4 2 3 4 4 4 4 4 5 2 4 2 3 49 65% cukup 3

75 4 2 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 51 68% cukup 3

76 3 4 4 1 4 4 5 3 5 5 5 4 4 3 5 59 79% tinggi 4

77 3 1 5 1 4 3 5 4 2 5 2 4 1 2 5 47 63% cukup 3

Total 268 157 315 170 251 270 275 232 240 329 319 262 315 236 328 3967

Page 138: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Crosstabs

[DataSet1] D:\saubari\ari\skripsi kepercayaan diri dengan aktualisasi diri52\spss\tabulasi silang.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percentkepercayaan diri *aktualisasi diri 77 100,0% 0 ,0% 77 100,0%

kepercayaan diri * aktualisasi diri Crosstabulation

aktualisasi diri

Totalcukup tinggikepercayaandiri

kurang percaya diri Count 4 0 4% within kepercayaan diri 100,0% ,0% 100,0%

cukup percaya diri Count 24 2 26% within kepercayaan diri 92,3% 7,7% 100,0%

sangat percaya diri Count 27 20 47% within kepercayaan diri 57,4% 42,6% 100,0%

Total Count 55 22 77% within kepercayaan diri 71,4% 28,6% 100,0%

Page 139: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf

Nonparametric Correlations

[DataSet1] D:\saubari\ari\skripsi kepercayaan diri dengan aktualisasi diri52\spss\tabulasi silang.sav

Correlations

kepercayaandiri aktualisasi diri

Spearman's rho kepercayaan diri Correlation Coefficient 1,000 ,388(**)Sig. (2-tailed) . ,000N 77 77

aktualisasi diri Correlation Coefficient ,388(**) 1,000Sig. (2-tailed) ,000 .N 77 77

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 140: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 141: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 142: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf
Page 143: Hubungan Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi diri pada Mahasiswa yang Aktif berorganisasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.pdf