HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa...

118
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA (Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB) WIDIASTUTI FURBANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Transcript of HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa...

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL

DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN

KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB)

WIDIASTUTI FURBANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Karakteristik

Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek

Wisata: Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara

Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, September 2008

Widiastuti Furbani Nrp : P054030031

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

ABSTRACT WIDIASTUTI FURBANI. The Relationships between Personal Characteristics and Communication Behavior toward the Decisions in Selecting Tourism Objects (Study Case in Tourism Objects in Lombok Island West Nusa Tenggara Province). Under the supervision of SARWITITI S AGUNG and TOHA NURSALAM

A number of studies on tourism seen from the point of view of communication have been carried out in which they greatly focused on the roles of groups, institution or organization in tourism businesses. Therefore this research was focused more on the utilization of various types of sources of information in supporting the tourists’ decision in visiting tourism objects without considering the organizations, institutions, or groups in tourism businesses.

The independent variables used in this study included the personal characteristics of the tourists such as age, sex, hobby, income, and country of origin. The other variables included the communication behavior of the tourists at the stage of initial information search before they arrived in Lombok and the stage of confirmation after they were in the island. The variables of personal characteristics and communication behavior of the tourists were used to find out whether there was a relationship between the decisions in selecting the tourism objects of nature and culture and in determining their length of stay in Lombok.

The aims of the research were (1) to find out the relationship between the tourists’ personal characteristics and their decision in selecting the object tourism, and (2) to identify the relationship between the tourists’ communication behavior and their decisions in selecting the tourism objects.

The survey method was used in this research, and sample collection using the Convenience technique was carried out in the tourism areas in Lombok where seventy nine tourists were involved in this study. The primary data from the respondents were obtained through questionnaire and interview of those involved in hotel businesses and travel agencies. The secondary data were obtained from the tourism guide book of NTB Annual Figures at the Office Of Tourism NTB Province. The analysis was carried out by using Spearman Correlation.

The results of the research showed that the tourists’ personal characteristics and communication behavior were interrelated with their decisions in selecting the tourism objects. The characteristics included (1) the age of the tourists which was related with their length of stay; (2) the country of origin was related with their decisions in selecting their tourism objects. On the other hand, the tourists’ communication behavior related with their decision included (1) the communication behavior at stage of searching the initial information which was related with their decision in selecting the tourism objects; (2) the communication behavior at stage of searching the initial information which was related with their decision in selecting the tourism objects nature and culture in determining the length of stay. Key words: Tourists’ personal characteristics, communication behavior, decisions

in selecting tourism object and in determining length of stay.

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

RINGKASAN

WIDIASTUTI FURBANI. Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata (Kasus Obyek Wisata di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat). Dibawah bimbingan SARWITITI S. AGUNG dan TOHA NURSALAM.

Penelitian dalam bidang pariwisata dari sudut pandang komunikasi sudah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut mengkaitkan peranan sebuah kelompok, institusi ataupun lembaga yang bergerak dalam bidang pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan berbagai macam sumber informasi dalam mendukung keputusan berwisata tanpa melihat lembaga, institusi, ataupun sebuah kelompok yang bergerak dalam bidang pariwisata.

Adapun variabel bebas yang digunakan meliputi karakteristik personal wisatawan yang terdiri dari usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, dan asal negara. variabel bebas lainnya adalah perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal sebelum tiba di pulau Lombok dan konfirmasi setelah berada di pulau Lombok. Variabel karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan dalam memutuskan memilih obyek wisata alam, budaya, dan masa tinggal di Pulau Lombok.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan antara karakteristik personal wisatawan terhadap keputusan memilih obyek wisata. (2) mengetahui hubungan perilaku komunikasi wisatawan terhadap keputusan memilih obyek wisata.

Penelitian ini menggunakan metode survai dan pengambilan sampel dilakukan pada kawasan wisata di Pulau Lombok menggunakan tekhnik convenience dengan sampel 79 orang wisatawan asing. Data primer diperoleh melalui kuesioner oleh responden dan wawancara informasi terhadap pihak perhotelan, pemandu wisata, dan agen perjalanan. Data sekunder diperoleh melalui buku pariwisata NTB Dalam Angka Tahun di Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Analisis data menggunakan Koefisien Korelasi Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata. Adapun karakteristik personal wisatawan tersebut adalah (1) Usia wisatawan berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam. Sedangkan perilaku komunikasi yang berhubungan dengan keputusan adalah (1) perilaku komunikasi pada pencarian informasi awal berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. (2) perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam,obyek wisata budaya, dan menentukan masa tinggal.

Kata kunci: Karakteristik personal wisatawan, perilaku komunikasi, keputusan memilih obyek wisata dan masa tinggal

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH OBYEK WISATA

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi NTB)

WIDIASTUTI FURBANI

Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Ir. Sutisna Riyanto, M.S.

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

Judul Tesis : Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku

Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata

(Kasus Obyek Wisata Di Pulau Lombok Provinsi Nusa

Tenggara Barat)

Nama : Widiastuti Furbani

NRP : P054030031

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S. Anggota

Ir. Toha Nursalam, M.Si. Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S.

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.

Tanggal ujian: 01 Agustus 2008 Tanggal lulus:

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

PRAKATA

Puji syukur pada kekuatan ALLAH SWT Raja dan Tuhan manusia atas

karunia-Nya penulis dapat meraih gelar M.Si di Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih yang tulus pada Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, M.S & Ir.

Toha Nursalam, M.Si selaku pembimbing yang sabar memberi dorongan,

arahan, saran dan masukan hingga tersusunnya tesis ini. Ketua Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Prof. Dr. Ir. Sumardjo, M.S,

penguji Luar Komisi Ir. Sutisna Riyanto, M.S dan seluruh staff pengajar KMP.

Terima kasih pada seluruh teman-teman KMP, asrama Putra-Putri NTB

Bogor, Klinik Medika, Puri Madani & teman-teman lainnya atas dukungan dan

persaudaraannya. Saya & keluarga mengucapkan terimakasih yang tidak

terhingga pada bapak Drs. Cecep Rustandi, M.M. (staf pengajar di IPB) hanya

Allah SWT yang bisa membalasnya dengan sempurna. Secara khusus terima

kasih disampaikan pada bapak Drawani-Pemda Lotim & R. Kurnianingsih, M.Si,

Lutfi & sahabatku Juarman, S.Sos untuk pendakian Rinjani - survai penelitian &

Kusumawardani, S.E yang membantu penyebaran kuesioner di Senggigi, Human

Resources Manager Senggigi Beach Hotel an Hairul Chotib, Senggigi Reef

Resort dan Taman Restauran Senggigi an Taufan, Yellow Flower Bar &

Restauran an Made dan Café & Bungalow Putri Nyale-Kuta Lombok Tengah

yang telah memberi kesempatan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan.

Penghargaan tertinggi untuk kedua orang tua atas doa, motivasi dan

dukungannya Drs. Zainal Abidin - Rosniwangi, kakaku Habiburrahman Hidayat,

S.Psi, kedua adiku: Sufiani Roza, S.T, Aulia Fitria Sandi untuk kasih sayangnya

& Lalu Muhammad Fathurrahman, S.Hi atas kesetiaan, kesabaran & cinta yang

tulus hingga terwujudnya kesempurnaan ibadah ini, semuanya adalah pelitaku

yang tak pernah padam. Penulis juga tidak akan pernah melupakan segala

bentuk dukungan, motivasi, waktu, & dorongan saat penulis kehilangan

semangat menyelesaikan tesis ini yaitu kedua pembimbingku, para sahabat: Dwi

Nurul Mahmudah - Lamongan, Undang Suryatna - Bogor, Yusnidar - Aceh, Mas

Ayu Ambayoen - Malang, Fahrul Abdullah - Nunukan, Mercy Patanda - Toraja,

Ibrahim Arifin - Maluku, Syam Sulaeha - Jakarta, Hasnia Arami - Kendari, & Adi -

Rini Rahmania - Jakarta, terimakasih untuk semuanya.

Bogor, September 2008

Widiastuti Furbani

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan sebagai anak kedua dari empat bersaudara pada

tanggal 19 Mei 1979 di Aikmel Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa

Tenggara Barat dari pasangan Drs. Zainal Abidin dan Rosniwangi.

Jenjang pendidikan formal di mulai dari SDN 4 Ampenan Lombok Barat

lulus tahun 1991, SMPN 1 Mataram lulus tahun 1994 dan tahun 1997 lulus dari

SMAN 5 Mataram. Pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Provinsi Jawa Timur pada program

studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Jurusan Ilmu Komunikasi

dengan konsentrasi Media Audiovisual dan lulus pada tahun 2003.

Pada tahun 2003 penulis mempunyai kesempatan melanjutkan studi pada

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB) dengan mengambil

program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan - KMP.

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

Latar Belakang .................................................................................. 1 Permasalahan .................................................................................... 4 Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 4 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………...... 5 Pengertian Komunikasi ....................................................................... 5

Komunikasi Massa ...................................................................... 5 Komunikasi Interpersonal ............................................................... 7

Perilaku Komunikasi ........................................................................... 8 Konfirmasi ...................................................................................... 8 Terpaan (Exposure) Media Informasi ........................................... 11 Image Daerah Tujuan Wisata ....................................................... 12 Peranan Agen Perjalanan .............................................................. 13 Komponen dalam Kegiatan Pariwisata Batasan Ruang Lingkup Wisatawan............................................... 13 Masa Tinggal dalam Konteks Pariwisata ........................................ 14 Konsep Pemasaran dalam Produk Pariwisata ...................................... 15 Pengertian Komunikasi Pemasaran ............................................... 15 Bauran dalam Komunikasi Pemasaran........................................... 16 Model Perilaku Pengambilan Keputusan............................................... 17 Faktor Demografi dan Psikografi .................................................... 20

KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 23

Hipotesis .............................................................................................. 27 Definisi Operasional.............................................................................. 28 METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 33

Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................. 33 Metode Penelitian ................................................................................. 34 Metode Pengambilan Sampel ............................................................... 34 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................................... 34 Pengumpulan Data ............................................................................... 35 Analisis Data ......................................................................................... 35

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 37 Letak Geografis dan Obyek Wisata ....................................................... 37 Karakteristik Personal Wisatawan........................................................... 40 Perilaku Komunikasi Wisatawan ............................................................ 43

Tahap Pencarian Informasi Awal ................................................... 44 Tahap Konfirmasi .......................................................................... 53

Keputusan Dalam Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal ................. 62 Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Alam ..................................... 62 Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Budaya .................................. 65

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

Keputusan Menentukan Masa Tinggal ........................................... 70 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. 74 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................... 76 Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. 77 Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. 79 Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. 81 Hubungan Perilaku Komunikasi Pada Tahap Pencarian Informasi Awal Terhadap Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal ..... 83 Hubungan Perilaku Komunikasi Pada Tahap Konfirmasi dengan Keputusan Memilih Objek Wisata dan Masa Tinggal .............................. 86 KESIMPULAN ............................................................................................. 90 Kesimpulan ............................................................................................ 90 Saran ..................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Distribusi Wisatawan Menurut Karakteristik Personal ............................ 41 2 Distribusi Wisatawan Menurut Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi Awal ...................................................................... 44 3 Distribusi Wisatawan Menurut Jenis Sumber Informasi dalam Tahap Pencarian Informasi Awal ........................................................................ 46 4 Distribusi Wisatawan Menurut Saluran Informasi yang Digunakan pada Tahap Pencarian Informasi Awal ................................................... 47 5 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana Wisata pada Tahap Pencarian Informasi Awal ....................................... 50 6 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Tentang Keamanan dalam Informasi Awal .............................................................................. 52 7 Distribusi Wisatawan Menurut Tingkat Perilaku Komunikasi Wisatawan pada Tahap Konfirmasi ........................................................ 54 8 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Sumber Informasi pada Tahap Konfirmasi .......................................................................... 55 9 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Saluran Informasi pada Tahap Konfirmasi..................................................................................... 57 10 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana pada Tahap Konfirmasi ......................................................................... 59 11 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Isi Informasi Tentang Keamanan dalam Tahap Konfirmasi.............................................................. 61 12 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih Obyek Wisata Alam.......................................................................... 63 13 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan pada Masing-masing Obyek Wisata Alam.............................................................. 64 14 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih Obyek Wisata Budaya ........................................................................... 66 15 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih Masing-masing Obyek Wisata Budaya ................................................... 67 16 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan Masa Tinggal di Pulau

Lombok .................................................................................................. 70 17 Distribusi Wisatawan Menurut Keputusan Masa Tinggal dan Alokasi Waktu yang Digunakan ....................................................... 71 18 Distribusi Wisatawan Menurut Keputusan Alokasi Waktu pada Obyek Wisata ................................................................................. 72 19 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. 74 20 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal ..................................................................................... 76 21 Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal ..................................................................................... 78 22 Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. .. 79 23 Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal .................................................................................. 81 24 Hubungan Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi Awal dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal ...... . 84

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Unsur Komunikasi Pemasaran dalam Pariwisata ..................................... 17 2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Engel ......... 19 3 Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku

Komunkasi Wisatawan Terhadap Keputusan Obyek Wisata ................... 26

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 94 2 Obyek Wisata Alam Pendakian Gunung Rinjani ...................................... 95 3 Lokasi Kawasan Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat ................ 96 4 Kuesioner ................................................................................................ 97 5 Validitas dan Reliabilitas Instrument ......................................................... 101

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada abad 21 ini, komunikasi dan industri wisata sudah berkembang

pesat yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Perkembangan ini mengakibatkan terjadinya proses pembentukan tatanan dunia

baru yang merupakan integrasi dari kehidupan multisektoral. Ibrahim (1999)

melihat tatanan baru ini sebagai sesuatu yang ditandai dengan adanya arus

investasi, industri, informasi, dan gerakan individualisme konsumen.

Individualisme konsumen merupakan pemenuhan kebutuhan untuk diri pribadi

pada sektor barang dan jasa. Sumarwan (2004) melihatnya sebagai elemen

krusial dalam pertukaran antara pelanggan dan penyuplai. Bagi daerah tujuan

wisata hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan pelayanan dan jasa bagi

kebutuhan para wisatawan. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang

bernilai kepada pihak lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Semuanya

mengalir melalui jaringan telekomunikasi, transportasi, dan turisme.

Saat ini komunikasi sudah berkembang menjadi industri dan telah

mampu membentuk lembaga industri komunikasi seperti media massa, jasa

komunikasi atau manajemen komunikasi, periklanan, public relation, ataupun

lahirnya lembaga-lembaga penelitian dalam bidang komunikasi dan media.

Perubahan dalam teknologi komunikasi diakui juga oleh Rakhmat (2001) yang

mengutip pendapat dari Frederick Williams bahwa teknologi komunikasi mampu

mengubah pola kehidupan santai kita, transportasi, kesehatan, politik,

pendidikan, dan seluruh tatanan sosial.

Kemudahan dalam mengakses informasi ini berdampak pada lahirnya

pemikiran baru dimana informasi dijadikan pertimbangan ketika akan mengambil

suatu keputusan. Informasi tersebut berhubungan dengan perkembangan yang

terjadi di belahan dunia lain, hiburan, dan tidak kalah pentingnya adalah

informasi mengenai daerah tujuan wisata. Saat ini pertumbuhan tingkat

kunjungan wisata dunia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Menurut

Orams (1999) pertumbuhan perjalanan wisata saat ini dapat disusun sebagai

satu agenda industri terbesar didunia. Perjalanan wisata tersebut didorong oleh

meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dunia terutama pada negara-

negara industri maju, seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Australia,

maupun negara-negara Asia lainnya (Wahab, 2003).

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

2

Seiring meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat dunia, negara-

negara maju mempunyai Undang-undang resmi yang khusus mengatur masa

liburan dan diberlakukan pada seluruh instansi pemerintah dan swasta, seperti

Amerika Serikat yang mempunyai masa liburan penting pada perayaan

Thanksgiving dan Natal. Selain Amerika Serikat ada juga perbedaan jumlah

masa liburan di negara-negara maju lainnya, seperti negara Australia dan

Belanda yang mempunyai masa libur selama 20 hari setiap tahun, Perancis

mempunyai masa libur 25 hari setiap tahun, dan Cina menetapkan 10 hari masa

libur setiap tahunnya (Hall dan Cooper, 2008).

Adanya masa libur yang tetap dan tingginya minat wisatawan asing

berlibur keberbagai negara, menjadikan Pemerintah Indonesia lebih serius

mengembangkan pariwisata dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu

tujuan wisata dunia. Langkah dari keseriusan pemerintah Indonesia dapat dilihat

dengan dicanangkannya program Visit Indonesia 2008 oleh Menteri Kebudayaan

dan Pariwisata Indonesia Jero Wacik. Pemerintah mengajak seluruh provinsi

yang mempunyai potensi wisata untuk lebih aktif mengembangkan sektor

pariwisata. Salah satunya adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang

potensi wisatanya tidak kalah menarik dengan provinsi lainnya di Indonesia.

Dilihat dari peta tujuan wisata Indonesia, Provinsi NTB secara geografis

mempunyai posisi yang cukup strategis karena berada di antara Pulau Bali, Tana

Toraja, dan Pulau Komodo. Posisi strategis tersebut dinamakan ”segitiga emas”

kawasan wisata.

Peranan media massa cetak maupun elektronik yang digunakan

pemerintah Provinsi NTB sebagai sarana promosi obyek wisata diduga

menyebabkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing yang cukup

signifikan di Provinsi NTB. Berdasarkan statistik yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi NTB jumlah kunjungan wisatawan asing

tahun 2005 mencapai 128.768 (DIKPAR, 2005). Hal ini tidak lepas dari peran

aktif pemerintah Provinsi NTB dan pelaku wisata lainnya dalam mempromosikan

obyek wisata alam maupun budaya melalui media massa cetak dan elektronik.

Isi pesan mengenai informasi wisata umumnya bersifat persuasif

karena bertujuan mengajak calon wisatawan untuk mengunjungi Provinsi NTB.

Hal ini sejalan dengan pandangan Liston (2005) bahwa untuk kegiatan apapun

yang bertujuan promosi, kriteria pesan haruslah tepat, dapat

dipertanggungjawabkan, memiliki perbedaan, dan bersifat persuasif atau

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

3

mengajak. Selain itu isi pesan harus bersifat strategis artinya pesan mampu

memberi motivasi ataupun inspirasi untuk meyakinkan khalayak bahwa apa yang

diungkapkan adalah sebuah kebenaran.

Untuk itu perlu dilakukannya suatu penelitian mengenai pariwisata

dengan sudut pandang komunikasi. Penelitian mengenai pariwisata dari sudut

pandang komunikasi sudah banyak dilakukan seperti melihat peranan sebuah

kelompok, institusi atau lembaga yang bergerak dalam bidang pariwisata.

Salah satu penelitian yang melihat peranan sebuah kelompok dalam

pariwisata dilakukan oleh Ichwanudin pada tahun 1998 dengan judul ”Peserta

kelompok penggerak pariwisata (kompepar) dengan adopsi program Sapta

Pesona di Kabupaten Sukabumi”. Variabel bebas yang diteliti adalah karakteristik

personal yang meliputi usia, pendidikan, pendapatan dan jumlah tanggungan

dalam keluarga. Variabel bebas lainnya adalah perilaku komunikasi yang terdiri

dari mencari informasi dan menyebarkan informasi Sapta Pesona. Sedangkan

variabel terikatnya yaitu adopsi inovasi yang terdiri dari pengetahuan, persepsi,

dan penerepan unsur-unsur Sapta Pesona. Penelitian tersebut menyimpulkan 1)

semua peubah perilaku komunikasi responden berhubungan nyata dengan

tingkat pengetahuan, persepsi, dan penerapan masyarakat terhadap unsur-unsur

program Sapta Pesona. 2) tingkat hubungan antar peubah karakteristik dan

perilaku komunikasi bervariasi diantaranya (a) pendidikan sekolah, pendapatan

dan jumlah tanggungan dalam keluarga berhubungan nyata dengan perilaku

mencari informasi; (b) umur dan pendidikan formal maupun non formal

berhubungan nyata dengan penyebarkan informasi.

Sedangkan penelitian lainnya mencoba mengevaluasi program promosi

wisata melalui web side milik Departemen Pariwisata Seni dan Budaya dari tahun

1995 - 2001. Evaluasi pada penelitian tersebut hanya bersifat formatif yang lebih

ditekankan pada proses dan mekanisme pengelolaan program serta output

kegiatan yang dapat dicapai. Penelitian dilakukan oleh Astuty (2002) dengan

judul ”Strategi Komunikasi Promosi Pemasaran Elektronik Pariwisata Indonesia”.

Program yang dianalisa adalah program promosi pemasaran pariwisata

Indonesia dalam rangka Penyelamatan Citra Pariwisata Indonesia dalam website

www.indonesia-tourisminfo.co.id.

Kesimpulan dari evaluasi program tersebut adalah (1) dilihat dari

pembuatan website, telah dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan baik

dalam proses dan mekanisme program maupun dalam hal out-put kegiatan yang

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

4

telah dilaksanakan. (2) dilihat dari tujuan program, untuk membangun citra positif

pada masyarakat internasional sepenuhnya belum berhasil. (3) dilihat dari

pengamatan terhadap penggunaan internet, diketahui adanya peningkatan

dalam menggunakan internet oleh wisatawan maupun calon wisatawan.

Berdasarkan uraian dari penelitian yang pernah dilakukan maka

penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan sumber informasi beserta

salurannya dalam mendukung keputusan berwisata tanpa melihat peranan suatu

lembaga, institusi, ataupun sebuah kelompok yang bergerak dalam bidang

pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji hubungan antara masing-

masing karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi terhadap

keputusan memilih obyek wisata dan masa tinggal di Pulau Lombok. Khusus

mengenai karakteristik perilaku komunikasi dibagi menjadi dua yaitu pencarian

informasi sebelum berada di Pulau Lombok dan setelah berada di Pulau Lombok.

Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dalam

penelitian adalah:

1. Bagaimana hubungan karakteristik personal wisatawan dengan keputusan

memilih obyek wisata?

2. Bagaimana hubungan perilaku komunikasi wisatawan dengan keputusan

memilih obyek wisata?

Tujuan Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik personal wisatawan dengan

keputusan memilih obyek wisata.

2. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku komunikasi dengan keputusan

wisatawan memilih obyek wisata.

Manfaat

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Provinsi NTB, khususnya

seluruh kabupaten yang ada di Pulau Lombok untuk menggunakan media

informasi yang tepat sebagai sarana promosi dan informasi daerah tujuan wisata

sehingga hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat untuk pengembangan dan

peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asing.

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

5

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komunikasi

Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi mengacu pada penggunaan media komunikasi

secara massa. Istilah massa menurut McQuail (1987) adalah khalayak yang

sangat luas maknanya dan seringkali lebih besar dari suatu kebanyakan

kelompok, kerumunan atau publik. Massa ditandai dengan adanya komposisi

yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula

serta terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Khalayak tidak

bertindak untuk dirinya sendiri tetapi dikendalikan untuk melakukan suatu

tindakan. Para anggotanya berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok

demografis.

Selain itu McQuail menambahkan bahwa kata massa kadangkala

digunakan untuk menyebutkan para konsumen di pasar massal atau sejumlah

besar pemilih (khalayak pada pemberi suara). Kumpulan semacam itu seringkali

ada hubungannya dengan pengertian khalayak. Media massa digunakan untuk

mengarahkan atau mengendalikan perilaku konsumen dan perilaku politik

sejumlah besar pemilih. Pengembangan konsep massa mengandung pengertian

masyarakat secara keseluruhan atau masyarakat massa (McQuail, 1987).

Shannon dan Weaver melihat komunikasi dalam arti yang sangat luas

untuk menampung semua prosedur yang bisa digunakan oleh satu pikiran untuk

mempengaruhi pikiran lain. Selain itu komunikasi bertujuan sebagai suatu usaha

untuk mempengaruhi tingkah laku sasaran (tujuan) komunikasi (atau penerima

pesan) yang diaplikasikan dalam situasi komunikasi massa sehingga komunikasi

dapat dilihat dalam berbagai bentuk hubungan (Shannon dan Weaver, diacu

dalam Severin dan Tankard 2005).

Secara lengkap Lasswell mengemukakan bahwa komunikasi adalah

menjawab pertanyaan sebagai berikut, who (siapa), says what (berkata apa), in

which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what

effect (dengan efek apa)? Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi dapat dibagi menjadi

dua kategori, yakni komunikasi interpersonal dan komunikasi massa (Lasswell

1948, diacu dalam Effendy 1988).

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

6

Dalam menggambarkan unsur penting dalam komunikasi massa

diperlukan gambaran institusi media massa. Unsur penting dalam proses

komunikasi massa dapat dibandingkan dengan komunikasi tatap muka antara

beberapa orang (antarpribadi dan komunikasi di dalam kelompok atau

komunikasi organisasi). Hal ini terkait dengan sumber dalam komunikasi massa

bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya

seringkali merupakan komunikator profesional (McQuail, 1987).

Sedangkan Ardianto dan Erdinaya (2004) melihat komunikasi

interpersonal sebagai suatu proses adalah komunikator dan komunikannya tatap

muka (face to face communication) dan di antaranya saling berbagi ide, informasi

dan berbagi sikap. Sedangkan komunikasi massa adalah bentuk komunikasi

yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan

komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh

(terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.

Lebih jauh Ardianto dan Erdinaya melihat bentuk komunikasi lain yang

tidak dapat dikategorikan sebagai komunikasi interpersonal tetapi memiliki sifat

interpersonal karena komunikannya sering kali hanya satu orang dan dikenal

oleh komunikatornya. Bentuk komunikasi ini tidak dapat dikategorikan ke dalam

komunikasi massa meskipun memiliki situasi pada komunikasi massa. Bentuk

komunikasi tersebut adalah komunikasi medio (seperti telepon, teleks, faksimili,

dan sejenisnya).

Kata medio berasal dari bahasa Latin yang berarti tengah-tengah dan

mempunyai karakteristik yang berada di antara komunikasi interpersonal dan

komunikasi massa. Kategori komunikasi media dalam dunia periklanan adalah

poster, spanduk, transit/panel bis, pameran, direct mail, kalender, display.

Oleh karena itu Severin dan Tankard (2005) mendefenisikan komunikasi

massa secara lengkap sebagai berikut:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen,

dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan bertujuan untuk mencapai sebanyak mungkin

anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

7

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi selalu mempunyai dampak atas satu atau lebih orang yang

terlibat dalam tindakan komunikasi. Dalam hubungan interpersonal yang

melibatkan komunikasi antara dua orang maka salah satunya bertujuan untuk

mempengaruhi dan membantu meningkatkan efektifitas komunikasi masing-

masing individu (DeVito, 1997). Sedangkan Rakhmat (2001) menyatakan bahwa

ada tiga faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yaitu

1. Percaya.

Dalam proses komunikasi, percaya dapat meningkatkan komunikasi

interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman

dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk

mencapai tujuannya.

2. Adanya sikap suportif.

Suportif merupakan sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.

Sikap defensif ditandai dengan seseorang akan lebih banyak melindungi diri

dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang

memahami pesan orang lain. Seperti dari faktor personal ditandai dengan

adanya ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, dan lainnya.

3. Adanya sikap terbuka.

Sikap yang ditandai dengan adanya dorongan untuk saling mengerti ataupun

saling menghargai.

Komunikasi interpersonal bisa lebih efektif dalam mempengaruhi

komunikan daripada media massa. Hal ini dinyatakan oleh Rivers at al. (2003)

bahwa komunikasi interpersonal dalam proses penyampaian pesan mempunyai

pengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi seseorang. Faktor personal ini

terjadi (orang-orang dekat yang berpengaruh ataupun pembuat opini) ada di

antara pesan media dan respon individu. Sedangkan Middleton dan Clarke

(2001) memaknai komunikasi interpersonal sebagai komunikasi informal karena

dilakukan secara lisan dan terdiri dari teman maupun kelompok acuan.

Dalam usahanya untuk membujuk, media dihadapkan pada suatu

jaringan komplek yaitu adanya hubungan interpersonal yang bisa melemahkan

pesannya. Artinya masing-masing individu mempunyai gambaran yang berbeda

terhadap makna pesan yang disampaikan, dilihat, ataupun yang didengar

sehingga komunikasi interpersonal dapat dimaknai sebagai aktivitas manusia

dalam menyampaikan dan menerima pesan dari orang lain. Aktivitas tersebut

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

8

dapat dilihat sebagai suatu situasi yang memungkinkan suatu sumber

menyebarluaskan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari

untuk mempengaruhi perilaku penerima (Miller, diacu dalam Mulyana 2001).

Sebelum pesan sampai pada penerima ada suatu proses yang dapat

mendukung berhasilnya suatu informasi. Hybels dan Weafer memaknai

komunikasi sebagai suatu proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan.

Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan

tulisan tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya, penampilan diri atau

menggunakan alat bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan

(Hybels dan Weafer, diacu dalam Liliweri 2003).

Perilaku Komunikasi

Konfirmasi

Dalam lingkup pariwisata, informasi memegang peranan sangat penting.

Menurut Gunn (1994) istilah informasi berisikan tentang deskripsi mengenai peta,

buku panduan wisata, rekaman gambar dalam format video, artikel majalah,

narasi para pemandu wisata, dan brosur. Perpaduan antara informasi peta

(lokasi wisata) dengan buku panduan wisata dapat membantu wisatawan

menemukan kebutuhan informasi tentang perjalanan wisata apa yang ingin

mereka saksikan dan kerjakan.

Kolb (2006) menyatakan bahwa pencarian informasi dilakukan sebelum

membuat keputusan mengenai tujuan wisata. Wisatawan menggunakan

sejumlah waktu untuk mencari informasi melalui banyak sumber-sumber

informasi sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan pada berbagai pilihan

sebelum memutuskan apa yang akan dikunjungi. Sumber informasi tersebut

berisikan fakta tentang produk, jasa, dan keuntungan yang diperoleh melalui

internet, bertanya pada teman dan keluarga.

Pentingnya pencarian informasi dinyatakan juga oleh Ricci dan Werthner

(2001) bahwa wisatawan selalu berdasarkan informasi dalam menentukan

kebutuhan mengenai tempat yang dituju, aktivitas yang akan dilakukan,

pelayanan, pemilihan batasan waktu, dan anggaran. Contohnya pada perilaku

mencari informasi mengenai hotel yang menyangkut fasilitas dan restaurant pada

perencana perjalanan (agen perjalanan).

Selain itu informasi wisata dapat diperoleh melalui media informasi formal

yang bertujuan untuk membujuk wisatawan melalui brosur, promosi melalui

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

9

teknik penjualan langsung, aktivitas public relation dan Internet. Selain informasi

formal, wisatawan dapat memperoleh informasi secara informal melalui keluarga

mereka, para teman dan kelompok orang dengan siapa mereka saling

berhubungan di tempat kerja dan secara sosial melalui kelompok acuan atau

biasa dikenal sebagai pembentuk opini (Middleton dan Clarke, 2001).

Internet menjadi pilihan wisatawan dalam memperoleh informasi bisa

disebabkan mudah mengaksesnya dengan biaya yang relatif lebih murah.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Chang (Chang 1988, diacu dalam Severin

dan Tankard, 2005) bahwa untuk kategori daya akses atau jangkauan

pengunjung situs internet lebih melihat pada nilai ekonomisnya (gratis atau

murah) dibandingkan hanya untuk kesenangan (kemudahan mengakses

informasi). Selain itu negara-negara Eropa, Amerika, Australia, maupun sebagian

besar Asia menjadikan internet sebagai media informasi yang sangat populer

setelah buku ataupun media informasi lainnya.

Fitur internet yang berisikan informasi wisata diantaranya

www.travel.discovery.com atau www.travelchanel.com. Website ini mencakup

informasi perjalanan wisata di seluruh dunia dengan berbagai macam lokasi

tujuan wisata dan jenis wisata yang diinginkan. Informasi wisata yang bisa

diakses diantaranya adalah adventure travel & sports, beaches, budget travel,

museums & culture, romance & honeymoons, travel tips, world's best lists, dan

lainnya. Sedangkan situs resmi pariwisata Indonesia adalah www.budpar.go.id

yang menampilkan secara lengkap informasi wisata di seluruh Provinsi di

Indonesia dalam berbagai bahasa Internasional. Situs lainnya adalah

www.indonesia-tourisminfo.co.id yang menampilkan informasi daerah tujuan

wisata seperti Sumatra, West Java, Central Java, Sumba, North Aceh, dan

Bengkulu. Website tersebut menggunakan lima bahasa yaitu Indonesia, Inggris,

Perancis, Belanda, dan Jerman (Astuty, 2002).

Adanya perilaku wisatawan ketika mencari informasi secara berulang-

ulang dapat sebut sebagai konfirmasi. Pengertian konfirmasi merujuk pendapat

dari Rogers (Severin dan Tankard, 2005) bahwa konfirmasi merupakan

penguatan atau pembalikan keputusan inovasi yang dibuat. Sedangkan dari

kamus komunikasi istilah konfirmasi adalah penegasan yang mengandung

kenyakinan atau pengesahan sehingga tidak diragukan lagi (Effendy, 1989).

Dalam buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Rakhmat (2001)

bahwa dalam konteks hubungan interpersonal sangat diperlukan suatu

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

10

peneguhan yang terangkum dalam konteks respon yang tepat. Respon yang

tepat dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan interpersonal

yang terjadi. Respon terbagi menjadi dua yaitu konfirmasi dan diskonfirmasi.

Konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal dan diskonfirmasi akan

merusak hubungan tersebut.

Respon dalam konfirmasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pengakuan langsung yaitu tahap dimana seseorang memberikan respon

segera yang ditandai dengan menerima informasi dari sumber dan bentuk

media komunikasi yang digunakan.

2. Perasaan positif yaitu tahap dimana seseorang menanggapi informasi

dengan bersikap positif.

3. Respon meminta (bertanya) yaitu tahap menggali informasi lebih banyak lagi.

4. Respon setuju yaitu sikap yang ditandai dengan kesetujuannnya terhadap

pilihan. Pada tahap ini terjadi peneguhan terhadap fakta tentang pilihan yang

telah diketahui.

5. Respon suportif yaitu ungkapan dalam bentuk pengertian, dukungan, atau

memperkuat keyakinan.

Sumber informasi wisata lainnya berupa media massa yang terdiri dari

media cetak dan elektronik. Adanya penggunaan berbagai sumber informasi

sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan tujuan wisata menunjukan

ketidakpuasan wisatawan dengan satu sumber informasi. Umumnya seseorang

merasa tidak puas hanya dengan satu jenis media saja dan jika seseorang ingin

mengetahui lebih jauh tentang sesuatu maka ia akan mencarinya dari macam-

macam media (Lazarfeld dan Merton, diacu dalam Rivers at al. 2003).

Media informasi tersebut salah satunya adalah buku panduan wisata.

Beberapa negara Eropa ada yang menerbitkan buku mengenai wisata dunia.

Negara-negara tersebut terdiri dari negara Jerman, Inggris, dan Perancis.

Negara Jerman dan Inggris mempunyai buku terbitan mengenai panduan wisata

yang memuat informasi secara menyeluruh mengenai wisata yang ada diseluruh

dunia termasuk Indonesia dengan berbagai daerah tujuan wisatanya. Sedangkan

Perancis belum mempunyai terbitan buku panduan (biasanya yang diterbitkan

berupa buku panduan informasi perhotelan yang cukup lengkap) dengan kualitas

setaraf dengan negara-negara seperti Jerman dan Inggris. Namun negara

Perancis cukup dikenal sebagai negara yang dapat memberikan informasi terbaik

mengenai informasi wisata (Wahab, 2003).

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

11

Selain menggunakan buku panduan wisata, wisatawan dapat

menggunakan brosur-brosur wisata. Dalam industri perjalanan (travelling),

pariwisata, taman bermain, daerah wisata, atraksi, dan perhotelan merupakan

pengguna brosur yang paling besar. Mereka menyebarkan informasi kepada

pebisnis, pencari kesenangan, dan profesional yang sering melakukan

perjalanan. Selain itu itu brosur mampu mengidentifikasi penempatan informasi

suatu produk atau jasa (Roman at al. 2005).

Terpaan (Exposure) Media Informasi

Terpaan (exposure) menurut Shimp (2003) adalah konsumen yang

berinteraksi dengan pesan dari pemasar (mereka melihat iklan di majalah,

mendengar iklan di radio, dan lainnya). Terpaan sendiri merupakan tahap awal

menuju tahap-tahap dalam proses informasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam

proses informasi dari tahapan sumber informasi yang digunakan hingga

bagaimana khalayak dapat menerima informasi yang dibutuhkan. Terpaan tidak

menjamin bahwa pesan akan menghasilkan efek tetapi ini merupakan tahapan

penting untuk taraf berikutnya dalam memproses informasi.

Terpaan membutuhkan beberapa hal diantaranya:

1. Saluran media yang ditayangkan atau didistribusikan (surat kabar, majalah,

radio, televisi dan sebagainya).

2. Konsumen menerima terpaan dari saluran media (dengan membaca surat

kabar, majalah, mendengarkan radio, menonton televisi dan sebagainya).

3. Konsumen menerima terpaan dari iklan tertentu dan pengiklan yang

disampaikan pada media yang ada melalui saluran media.

Jadi ketika individu menerima informasi dari penyampai pesan yang

memiliki tujuan tertentu dari saluran media yang dikonsumsi oleh individu, maka

keadaan ini disebut sebagai terpaan individu (Amini, 2004).

Donohew at al. (1980) dalam teorinya tentang Aktivasi Terpaan

Informasi (Activation Theory of Information Exposure) menjelaskan bahwa

seorang individu akan berusaha mencari (memenuhi) stimulasi dan informasi dari

suatu pesan yang sesuai dengan keinginannya, sebelum mereka memenuhi

kebutuhannya terhadap informasi itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dan

stimulasi bias berbeda untuk setiap individu. Oleh karena itu setiap orang akan

memilih stimulasi dan informasi yang menarik perhatiannya daripada

informasinya itu sendiri.

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

12

Image Daerah Tujuan Wisata

Image muncul tidak lepas dari peranan sumber informasi yang

memberikan sebuah gambaran positif atau negatif tentang kawasan wisata. Hal

ini merupakan efek dari komunikasi massa dimana realitas yang terbentuk

merupakan gambaran yang mempunyai makna (Rakhmat, 2001) sehingga Yoety

(2002) menyatakan gambaran positif tentang produk daerah tujuan wisata

merupakan image atau citra positif terhadap daerah tujuan wisata.

Adanya gambaran positif tidak lepas dari peranan stimuli dan stimuli

merupakan setiap input yang dapat ditangkap oleh alat indra (Rakhmat, 2001).

Stimuli dapat juga dipahami dari konteks pemasaran yaitu stimuli merupakan hal

terpenting dari realitas artinya suatu proses dengan mana seseorang menyeleksi,

mengorganisasikan dan menginterpretasi stimuli kedalam suatu gambaran dunia

yang berarti (Simamora 2004). Gambaran realitas ini dapat dilihat pada bentuk

pilihan media seperti visual, visual gerak, audio, dan audiovisual. Media mampu

di terima oleh stimuli panca indra yang merespon bentuk media.

Panca indra akan cepat merespon bila terdapat warna-warna terang dan

adanya penggabungan dalam bentuk gerak. Kemampuan dalam menstimuli

pesan tidak lepas dari kemampuan masing-masing panca indra. Hal ini terlihat

pada panca indra penglihatan yang mampu menstimuli pesan lebih tinggi hingga

83% bila dibandingkan dengan panca indra pendengar yang hanya mencapai

11%. Sedangkan untuk panca indra penciuman hanya mencapai 3,5%, indra

perasa mencapai 1,5%, dan indra pengecap hanya 1% (Soedarmanto, 1998).

Dalam komunikasi periklanan penggunaan media (media massa,

elektronik) adalah hal yang sangat penting. Menurut Roman at al. (2005) image

adalah adanya interaksi langsung dengan konsumen. Interaksi langsung ini lebih

cepat mempengaruhi calon konsumen dan dalam ilmu komunikasi interaksi

langsung terjadi dalam komunikasi dua arah.

Gunn (1994) dalam bukunya tourism planning: basic, concepts melihat

gambaran wisata erat kaitannya dengan informasi pada media dan peranan para

biro perjalanan. Kaitan terhadap peranan tersebut lebih kepada pemberian

informasi positif tentang daerah tujuan wisata dengan segala fasilitas pendukung.

Selain itu pihak agen perjalanan lebih menekankan untuk merekomendasikan

kawasan wisata yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan ataupun kemampuan

dari calon wisatawan itu sendiri.

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

13

Peranan Agen Perjalanan

Sejarah mencatat orang pertama yang dianggap sebagai traveller

adalah Marcopolo pada tahun 1254-1374 yang melakukan perjalanan dari benua

Eropa ke daratan Tiongkok dan kembali ke Venesia. Awal abad ke-XIX ditandai

dengan kemajuan dalam bidang transportasi yang meliputi darat, laut dan udara

sehingga memungkinkan dan memudahkan seseorang untuk berkunjung antar

negara atau kota. Menurut Suwantoro (2004) dan Gunn (1994) tercatat dalam

sejarah bahwa Thomas Cook dianggap sebagai orang pertama yang

menjalankan profesi travell agent atau agen perjalanan di tahun 1855 pada The

Paris Exhibition.

Peranan Agen perjalanan sangat penting dalam memberikan informasi

tentang daerah tujuan wisata dan Wahab (2003) menyatakan bahwa agen

perjalanan menangani kira-kira 70 % usaha perjalanan. Profesi agen perjalanan

bertumpu pada kepercayaan yaitu kepercayaan pelaku perjalanan tentang

bentuk pelayanan dan macam wisata yang diinginkan. Wahab juga

menambahkan bahwa profesi agen perjalanan sifatnya sangat kompleks karena

variasi jasa dan pelayanannya kepada pelanggan menyebabkan agen perjalanan

menjadi salah satu sektor penting dalam industri pariwisata.

Hal ini dikarenakan agen perjalanan menjadi salah satu tempat

mengakses hampir semua produk di dalam pariwisata dan traveling (Middleton

dan Clarke, 2001). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat Gunn (1994)

bahwa agen perjalanan mempunyai keleluasaan yang lebih luas dibandingkan

dengan sumber informasi lainnya dalam hal mempengaruhi calon wisatawan

tentang lokasi wisata yang dapat dikunjungi. Lebih jauh lagi Gunn menyatakan

dari sudut bisnis, lokasi bangunan ataupun gedung-gedung yang dimiliki suatu

kawasan daerah tujuan wisata kedudukannya sedikit lebih penting dari seluruh

produk wisata yang dapat ditawarkan. Wisatawan lebih mementingkan di mana

letak lokasi wisata yang akan di kunjunginya.

Komponen dalam Kegiatan Pariwisata

Batasan dan Lingkup Wisatawan

Pariwisata pada umumnya adalah suatu hal yang berhubungan dengan

perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan turisme. Hal ini dipertegas oleh

Gunn (1994) bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang merangkum

seluruh perjalanan dengan tujuan menikmati keindahan suatu tempat pada saat

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

14

liburan ataupun menikmati sebuah perjalanan yang menyenangkan. Istilah lain

yang berhubungan dengan pariwisata adalah wisatawan. Orang yang datang ke

lokasi wisata tidak semuanya dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Hal

ini berdasarkan pengertian akan makna dari wisatawan itu sendiri.

Menurut Wahab (2003), Suwantoro (2004) dan Gunn (1994) dapat

dirangkum makna wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang menetap sekurang-

kurangnya 24 jam disuatu negara dan maksud mereka berkunjung dapat

didasarkan atas dua hal yaitu 1). Waktu luang seperti berekreasi, cuti, untuk

kesehatan, studi, dan olah raga; 2). Bisnis, keluarga, misi, rapat dinas.

Jadi seseorang dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan jika

memiliki masa tinggal selama 24 jam atau lebih yang tersebar di seluruh

kawasan wisata dengan tujuan untuk berlibur, usaha perdagangan, dinas

(bekerja) ataupun datang untuk mengunjungi kerabat atau handai tolan mereka.

Masa Tinggal dalam Konteks Pariwisata

Masing-masing wisatawan mempunyai masa tinggal yang berbeda pada

daerah tujuan wisata. Salah satu prinsip dasar dari pariwisata adalah masa

tinggal karena akan diperoleh informasi mengenai jumlah masa tinggal

wisatawan dari yang terendah hingga jumlah maksimum (Cooper dan Hall,

2008).

Para pemasar yang bergerak dalam bidang pariwisata menganggap

penting data mengenai jumlah kedatangan dan masa tinggal wisatawan. Dengan

adanya informasi tersebut maka akan mudah bagi para pemasar untuk

mengetahui kegiatan wisata dan jumlah penerimaan yang dihasilkan dari

pengeluaran wisatawan. Menurut Wahab (2003) dalam mengukur lalu lintas

wisata dibutuhkan informasi mengenai jumlah masa tinggal wisatawan yang

diketahui dari penjumlahan seluruh lamanya malam wisatawan menginap di

hotel.

Untuk menentukan rata-rata lama tinggal para wisatawan dapat

dilakukan dengan lebih sederhana yaitu dengan mengelompokan wisatawan

berdasarkan asal negaranya dengan memberikan suatu batasan atau kategori

mengenai lama tinggalnya. Misalnya saja kurang dari tujuh hari, delapan hari

sampai lima belas hari, dan seterusnya.

Ada juga yang membagi jumlah malam menginap dengan jumlah

wisatawan pada daerah tujuan wisata. Namun penghitungan tersebut sangat

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

15

lemah karena dapat terjadi penghitungan jumlah masa tinggal pada wisatawan

yang sama. Hal ini disebabkan sebagian wisatawan suka berpindah tempat

menginap dari hotel A ke hotel B.

Konsep Pemasaran dalam Produk Pariwisata

Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur

pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Menurut Shimp (2003) pemasaran

merupakan sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya

mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.

Pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran

namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika

digabungkan maka komunikasi pemasaran dapat merepresentasikan gabungan

semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya

pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada

pelanggan atau kliennya.

Secara garis besar konsep produk dalam pemasaran dapat dibedakan

menjadi dua yaitu produk berupa barang berwujud (tangible products) dan

barang tidak berwujud (intangible products). Menurut Yoety (2002) produk

industri pariwisata lebih bersifat intangible products. Selain sifatnya tidak nyata,

dalam produk industri pariwisata terdapat bermacam-macam kegiatan yang

harus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Namun prinsip pemasaran

dalam pariwisata umumnya tetap sama untuk pemasaran jasa (marketing of

service) dengan pemasaran barang (marketing of goods).

Lebih jauh Yoety (2002) membagi beberapa karakteristik produk industri

pariwisata yang berbeda dengan sifat barang-barang manufaktur diantaranya:

1. Tourism is a servise.

Produk industri pariwisata tidak berwujud karena itu produk tersebut tidak

dapat dipindahkan, dicoba, ataupun dikumpulkan. Pada barang berwujud

terjadi pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli terjadi setelah

transaksi selesai dilakukan. Tidak demikian dengan produk industri pariwisata

dimana pembeli sangat bergantung pada penjual untuk mengkonsumsinya.

Dalam transaksi tersebut tidak mengakibatkan terjadinya pemindahan hak

milik tetapi hanya ada hak pakai untuk sementara waktu. Hal ini terlihat ketika

wisatawan membeli paket wisata. Pada saat itu wisatawan tersebut tidak

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

16

menerima apapun kecuali selembar kuitansi sebagai bukti bahwa ia telah

membelinya tetapi apa yang dibelinya tidak bisa dikonsumsi sendiri tanpa

bantuan penjual (tour operator) yang biasanya diwakili oleh pemandu wisata.

2. Travel motivations are heterogeneous.

Motivasi perjalanan wisata yang dilakukan seseorang berbeda satu dengan

yang lain. Diantaranya ada yang ingin menyaksikan hasil kebudayaan,

kesenian, adat istiadat atau kebiasaan hidup masyrakat. Selain itu ada juga

yang bertujuan untuk menyaksikan keindahan alam atau melakukan kegiatan

olah raga.

3. Fragmented supply vs composite demand

Produk industri pariwisata merupakan kumpulan dari beberapa produk

perusahaan-perusahaan termasuk kelompok industri pariwisata dalam hal ini

bertindak sebagai penyedia jasa (supplier). Penyedia jasa tersebut terdiri dari

akomodasi hotel, restauran, entertainment, maupun pusat perbelanjaan

dimana antara yang satu dan lainnya terpisah (fragmanted) dan berbeda

dalam hal lokasi, fungsi, pemilik, manajemen, dan produknya. Sedangkan

dalam hal permintaan selalu dalam bentuk kombinasi atau campuran

(composite) dari beberapa produk seperti produk transportasi, kamar untuk

menginap di hotel, dan sarapan pagi di hotel.

Bauran dalam Komunikasi Pemasaran

Bentuk bauran komunikasi pemasaran dalam konteks pariwisata

meliputi price, promotion, place, product (Yoety, 2002). Produk (product)

merupakan keseluruhan totalitas produk yang akan ditawarkan meliputi jenis,

bentuk dan nama produk, kwalitas produk dan desain produk. Harga (price)

merupakan keseluruhan aspek yang menyangkut kebijakan mengenai harga dari

produk. Umumnya konsumen menggunakan harga sebagai referensi untuk

memberikan perhatian terhadap sesuatu produk. Bagi konsumen harga sering

dikonotasikan dengan kualitas produk yang ditawarkan. Biasanya konsumen

akan berfikir apakah harga sesuai dengan nilai produk tersebut bagi dirinya.

Tempat (place) menyangkut kebijakan penentuan tempat penawaran

produk untuk membentuk citra positif mengenai tempat di dalam hati sanubari

dan pikiran konsumen. Citra yang dimaksud meliputi lokasi (jauh dekat dari

konsumen), bentuk bangunan (arsitektur, desain eksterior dan interior), logo,

pegawai/pelayan toko, tata cara pelayanan angkutan barang, dan lainnya.

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

17

Promosi (promotion) bertujuan untuk menginformasikan produk kepada

konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk membelinya. Promosi yang

dilakukan oleh pemasar ataupun suatu agen priklanan lebih sering menggunakan

media massa yang dapat mencakup khalayak lebih luas.

Gunn (1994) melihat pasar wisata dari sudut demand (markets) dan

supply (development) seperti dalam gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 Unsur Komunikasi Pemasaran dalam Pariwisata

Dari pendapat Gunn (1994) akan diketahui why (alasan, motif) dari

wisatawan ketika datang mengunjungi daerah atau negara tujuan wisata.

Kemudian akan diketahui what (apa saja) macam-macam obyek wisata yang

tersedia. Satu hal yang terpenting disini adalah mengetahui where (dimana) para

wisatawan mengetahui informasi tentang obyek wisata yang akan dikunjungi.

Secara keseluhan hal tersebut merupakan bagian dari komunikasi pemasaran

yang lebih menekankan pada makna persuasion atau membujuk.

Menurut Fill (1999) dari sudut pemasaran, kegiatan pameran secara

tidak langsung sudah mengarah pada penjualan langsung terhadap image wisata

yang ditawarkan. Penjualan langsung sebagai respon dari komunikasi langsung

dapat membangun hubungan antar orang perorang ataupun membangun

hubungan kemitraan. Terpenting pada penjualan langsung adalah adanya

interaksi dalam berkomunikasi dengan masing-masing pelanggan.

Model Perilaku Pengambilan Keputusan

Konsumen dapat mengetahui informasi suatu produk tidak lepas dari

peranan sebuah iklan. Dikalangan praktisi bisnis, iklan difungsikan sebagai

perangsang dan pembentuk perilaku konsumen sehingga dapat dirumuskan

Atraksi

Informasi

Transportsi

Promosi

Pelayanan

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

18

beberapa tujuan dan fungsi penyajian iklan. Menurut Wibowo (2003) tujuan dan

fungsi penyajian iklan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menarik perhatian masyarakat calon konsumen.

2. Menjaga atau memelihara citra nama (brand image) yang terpatri dibenak

masyarakat.

3. Menggiring citra nama itu hingga menjadi perilaku konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk maupun jasa termasuk

proses keputusan yang mendahului dan setelah tindakan ini. Lebih jauh lagi

Engel menyatakan bahwa akar utama dari perilaku konsumen adalah ekonomi

dan pemasaran. Selain itu proses pembelian lebih menjadi perhatian para

pemasar (profit atau nonprofit) daripada proses konsumsi (Engel at al. 1994).

Keputusan berarti pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan

yang diambil biasanya berdasarkan pertimbangan situasional bahwa keputusan

tersebut adalah keputusan terbaik. Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002)

keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan

yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain

dikesampingkan. Pertimbangan disini adalah menganalisa beberapa

kemungkinan atau alternatif lalu memilih satu di antaranya.

Menurut Wahab (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan berwisata adalah yaitu:

1. Produk wisata yang ditawarkan.

Jenis produk wisata yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata yang terdiri dari

seni tradisional, pengunungan, alam pedesaan, pantai, dan lainnya.

2. Sarana dan prasarana.

Hal ini mencakup pelayanan dari tempat penginapan (hotel, villa, losmen,

bungalow), sarana transportasi (pelabuhan laut, udara, kendaraan),

restauran, pusat perbelanjaan, pusat informasi pariwisata, art shop, dan

lainnya.

3. Situasi politik.

Faktor keamanan pada negara tujuan wisata yang umumnya berkaitan

dengan situasi politik, seperti adanya peperangan, kerusuhan, dan lainnya.

Selain itu Middleton dan Clarke (2001) menambahkan bahwa keamanan dan

keselamatan berkaitan dengan keputusan memilih obyek wisata pada daerah

tujuan wisata. Faktor keselamatan tersebut meliputi adanya perasaan

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

19

ancaman dari kejahatan, resiko kesehatan (kondisi kesehatan), dan

ketidakstabilan politik daerah tujuan wisata.

4. Pola hidup masyarakat.

Hal ini bisa dilihat dari sikap masyarakat terhadap wisatawan, makanan yang

menjadi ciri khasnya, dan yang terpenting adalah keramahan masyarakat

daerah tujuan wisata.

Adapun model keputusan secara lengkap dapat dilihat dalam gambar 2.

Gambar 2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Engel at al. (1994)

Proses Psikologi meliputi: Pengolahan, informasi, pembelajaran, perubahan, dan sikap/perilaku

Perbedaan Individu yang meliputi: Sumber daya konsumen, motivasi & keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, demografi

Proses Keputusan

Pencarian informasi

Hasil

Evaluasi

Pembelian

Pengenalan

Pengaruh Lingkungan yang meliputi: Budaya, kelas sosial, pengaruh sosial, keluarga, dan sosial

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

20

Keputusan berarti pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan

yang diambil biasanya berdasarkan pertimbangan situasional bahwa keputusan

tersebut adalah keputusan terbaik. Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002)

keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan

yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain

dikesampingkan. Pertimbangan disini adalah menganalisa beberapa

kemungkinan atau alternatif lalu memilih satu di antaranya.

Menurut Wahab (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan berwisata adalah sebagai berikut:

a. Produk wisata yang ditawarkan.

Jenis produk wisata yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata yang terdiri dari

seni tradisional, pengunungan, alam pedesaan, pantai, dan lainnya.

b. Sarana dan prasarana.

Hal ini mencakup pelayanan dari tempat penginapan (hotel, villa, losmen,

bungalow), sarana transportasi (pelabuhan laut, udara, kendaraan),

restauran, pusat perbelanjaan, pusat informasi pariwisata, art shop, dan

lainnya.

c. Situasi politik.

Faktor keamanan dalam di negara tujuan wisata.

d. Pola hidup masyarakat.

Hal ini bisa dilihat dari sikap masyarakat terhadap wisatawan, makanan yang

menjadi ciri khasnya, dan yang terpenting adalah keramahan masyarakat

daerah tujuan wisata.

Faktor Demografi dan Psikografi

Segmentasi sangat berguna secara efektif bagi pemasar ketika

digunakan untuk membantu perencanaan dan mendorong peningkatan

penjualan guna memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Secara khusus

segementasi dapat mengindentifikasi prospek atau peluang pada kelompok kecil

konsumen sehingga secara garis besarnya, segmentasi mempunyai dua tujuan

utama yaitu mengidentifikasi kelompok konsumen di dalam pasar dan

memposisikan produk-produk pariwisata dan kesenangan dengan melibatkan

periklanan (Morgan dan Pritchard, 1999). Selain itu segmentasi sangat relevan

digunakan untuk memberi batasan mengenai motivasi dan perilaku individu

dalam melakukan pembelian (Middleton dan Clarke, 2001).

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

21

Segmentasi tersebut diantaranya faktor demografi, gaya hidup dan

lainnya. Engel at al. (1994) menyatakan bahwa para pemasar dapat

mengkonsentrasikan penggunaan bagian-bagian dari perilaku konsumen melalui

bagian mana saja dalam model perilaku pengambilan keputusan konsumen pada

Gambar 2. Segmentasi lainnya yaitu geografi yang merupakan salah satu faktor

utama dalam menentukan adanya permintaan dalam suatu perjalanan dan

pariwisata (Middleton dan Clarke, 2001).

Lebih jauh Engel at al. (1994) menjelaskan bahwa faktor demografi

merupakan mata pencarian dari penelitian pemasaran sejak tahun 1920-an

dimana sasarannya adalah mendeskripsikan pangsa konsumen dalam istilah

seperti usia, pendapatan, pekerjaan, ukuran keluarga, tempat tinggal, geografi,

ukuran kota, dan pendidikan. Selain itu faktor demografi dan gaya hidup

merupakan hal terpenting dalam pemasaran. Selain itu bagian demografi bila

disertai dengan psikografi dapat memberikan keterangan mengenai sifat dan

komposisi pasar.

Psikografi digunakan sebagai ukuran dalam operasional dari gaya hidup

yang mengacu pada aktivitas (tindakan nyata), sikap, dan minat konsumen.

Aktivitas tersebut meliputi hobi, liburan, hiburan, kerja, dan lainnya (Engel at al.

1994). Selain itu Yoety (2002) menyatakan bahwa psikografi sangat bermanfaat

bagi para pemasar karena dapat diketahui alasan penting mengapa wisatawan

tertarik datang berkunjung pada daerah tujuan wisata.

Adapun karakteristik demografi secara umum yaitu usia, pendapatan,

jenis kelamin, daerah tempat tinggal, dan kelas sosial. Selain itu demografi dapat

menginformasikan makna dari usia seperti apakah seseorang masih tergolong

anak-anak, orang dewasa muda yang masih tinggal di rumah, orang dewasa

yang telah menikah tetapi tanpa anak-anak, ataupun lanjut usia (Middleton dan

Clarke, 2001)

Jenis kelamin yang merupakan salah satu variabel dalam kependudukan

yang mudah ditetapkan atau diukur daripada segmen lainnya. Hal ini memberi

peluang untuk membagi segmen pasar dalam mengelompokan dengan cara

yang lebih efisien (Mill dan Morrison 1985, diacu dalam Yoety 2002). Dalam

pemasaran faktor jenis kelamin sangat membantu dalam berhasil tidaknya suatu

produk dipasarkan.

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

22

Hal ini dikarenakan para pemasar sangat menyakini bahwa produk

tertentu mempunyai hubungan dengan adanya perbedaan jenis kelamin

sehingga dalam promosipun para pemasar menggunakan gaya dan teknik yang

berbeda pula (Engel at al.1994 ).

Hal tersebut tidak lepas dari faktor psikologis seseorang yang ingin

diperlakukan sesuai dengan jenisa kelaminnya. Menurut teori perkembangan

kognitif tentang identitas jenis yang dikembangkan oleh Kohlberg menyatakan

bahwa setelah anak dapat mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau

perempuan maka mereka termotivasi untuk mendapatkan perilaku yang sesuai

dengan jenis kelaminnya. Perlakuan itu akan digunakan hingga dewasa dan teori

tersebut didukung oleh Piaget dalam teorinya tentang pemahaman kekonstanan

jenis kelamin yaitu menyadari bahwa jenis kelamin seseorang tetap tidak

berubah walaupun usia dan penampilan berubah (Atkinson at al. 1993).

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

23

KERANGKA PEMIKIRAN

Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari

konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu

arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi dua arah tersebut berkaitan

dengan berbagai kepentingan yaitu kepentingan konsumen (akifitas mencari

informasi mengenai produk dan jasa dari obyek wisata yang dapat memuaskan

wisatawan) dan kepentingan dari produsen (bagaimana menciptakan dan

menginformasikan produk atau jasa kepada wisatawan).

Adanya kebutuhan untuk berwisata menyebabkan wisatawan melakukan

pencarian informasi atau disebut juga dengan perilaku komunikasi. Dalam proses

keputusan, terlebih dahulu wisatawan melakukan tahap pengenalan kebutuhan

dan guna mendukung kebutuhan tersebut wisatawan akan melakukan pencarian

informasi. Tahapan pencarian informasi merupakan bagian dari rangkaian proses

keputusan. Selain itu, penelitian ini hanya memfokuskan pada tahap pencarian

informasi.

Pencarian informasi yang dilakukan wisatawan ditandai dengan adanya

penggunaan berbagai sumber informasi dan diperoleh melalui agen perjalanan,

hotel, pemandu wisata, maupun dari media massa berupa elektronik dan cetak.

Televisi, buku panduan wisata, leaflet/ brosur/booklet merupakan sebagian dari

macam-macam sumber informasi yang dapat digunakan oleh wisatawan. Selain

itu wisatawan dapat menjadikan teman/keluarga sebagai sumber informasi

wisata.

Pencarian informasi bukan saja mencakup berbagai macam obyek-

obyek wisata melainkan berkaitan juga dengan informasi sarana dan prasarana.

Informasi tersebut berupa tempat penukaran mata uang asing, restaurant,

tempat-tempat hotel, akomodasi selama perjalanan, dan lainnya. Selain itu

informasi wisata berisikan tentang kondisi keamanan negara tujuan wisata. Hal

ini menjadi sangat penting kerena berkaitan dengan kenyamanan wisatawan

dalam beraktivitas wisata. Informasi mengenai keamanan dapat berupa situasi

politik negara tujuan wisata, resiko terhadap kesehatan, dan lainnya.

Agar informasi wisata tersebut dapat dengan mudah diterima oleh

wisatawan maka digunakanlah berbagai saluran berupa audio (radio), visual

(majalah, koran, booklet, leaflet, brosur). Informasi wisata yang diperoleh melalui

majalah maupun koran diketahui dari rubrik yang menuliskan obyek wisata di

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

24

Pulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari

televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek

wisata), maupun menggunakan internet. Pada umumnya internet menjadi pilihan

wisatawan dalam memperoleh informasi wisata dan sangat populer setelah buku

ataupun media informasi lainnya. Hal ini tidak lepas dari kemudahan mengakses

internet dengan biaya yang relatif lebih murah. Selain itu internet dapat

memberikan berbagai macam informasi tentang wisata di seluruh dunia secara

lengkap.

Adanya ketidakpuasan wisatawan dengan informasi yang diperoleh dari

satu sumber menyebabkan adanya penggunaan sumber informasi lebih dari

satu. Penggunaan berbagai sumber informasi guna lebih menyakinkan

wisatawan dalam membuat keputusan dapat disebut dengan istilah konfirmasi.

Hal tersebut diikuti juga dengan penggunaan berbagai saluran informasi. Namun,

untuk memperjelas konteks konfirmasi dengan istilah informasi awal maka

peneliti membedakan perilaku komunikasi yang dilakukan oleh wisatawan.

Perilaku komunikasi tersebut adalah tahapan informasi awal yang

menitikberatkan pada pencarian informasi ketika wisatawan belum tiba di Pulau

Lombok. Sedangkan konfirmasi difokuskan pada saat wisatawan melakukan

pencarian informasi dari berbagai sumber ketika sudah berada di Pulau Lombok.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan berbagai sumber informasi apa

yang paling banyak digunakan wisatawan dalam memenuhi kebutuhan informasi

wisata sebelum dan setelah berada di Pulau Lombok.

Selain itu wisatawan dapat diidentifikasi melalui berbagai karakteristik

yang mendukungnya. Karakteristik tersebut dapat dilihat dalam kategori

demografi yang terdiri dari usia dan pendapatan. Sedangkan karakteristik asal

negara wisatawan merupakan salah satu bagian dari kategori geografi. Asal

negara dikelompokan berdasarkan benua agar lebih mudah dianalisa.

Pengelompokan benua tersebut adalah benua Afrika, Amerika, Asia, Australia,

dan Eropa. Selain demografi faktor psikografi sangat dibutuhkan dalam

memperkuat analisa keputusan wisatawan dalam menentukan obyek wisata dan

masa tinggalnya.

Salah satu bagian dari kategori psikografi adalah bagian aktivitas yang

lebih difokuskan pada kategori hobi. Hal ini dilakukan untuk menganalisa ada

tidaknya hubungan antara hobi dengan obyek wisata yang dikunjungi. Adapun

penggolongan hobi diantaranya adalah a). hobi melakukan pendakian gunung;

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

25

b). menyukai seni; c). Olahraga; d). tidak menyukai pendakian gunung, seni,

maupun olahraga; dan e). hanya menyukai salah satu dari hobi tersebut. Hal

lainnya yang mendukung karakteristik wisatawan adalah faktor jenis kelamin. Hal

ini dimaksudkan untuk mencari informasi apakah ada hubungan antara gender

dengan keputusan memilih obyek wisata di Pulau Lombok.

Obyek wisata secara umum dapat dikategorikan ke dalam wisata alam

dan wisata budaya. Obyek wisata alam merupakan obyek wisata mengenai

keindahan lingkungan alam yang terbentuk secara alamiah, lebih menonjolkan

aspek visual dan bersifat statis. Sedangkan obyek wisata budaya merupakan

keindahan yang dibentuk berdasarkan hasil karya cipta manusia, berbentuk

karya seni, baik dalam bentuk visual maupun audiovisual yang cenderung lebih

bersifat dinamis.

Pada umumnya obyek wisata alam lebih menonjolkan faktor keindahan

lingkungan alam sehingga untuk mengunjunginya ada yang memerlukan stamina

dan ada pula yang tidak membutuhkan stamina tinggi. Untuk itu obyek wisata

alam dapat dilihat dari sudut tanpa memerlukan stamina tinggi dan yang

memerlukan stamina tinggi. Adapun obyek wisata alam di Pulau Lombok yang

tidak membutuhkan stamina tinggi seperti melihat air terjun, sunset, berenang di

pantai, berjemur di pantai, snorkling, memancing, menikmati panorama alam

pegunungan, dan memancing. Sedangkan obyek wisata alam yang

membutuhkan stamina tinggi yaitu melakukan pendakian gunung, menyelam,

surfing.

Dengan demikian selain menonjolkan aspek keindahan visual obyek

wisata alam juga dapat berbentuk aktivitas fisik yang memerlukan kemampuan

fisik (stamina). Khusus untuk pendakian gunung dibutuhkan stamina yang cukup

prima ketika melakukan pendakian kepuncak Rinjani maupun ketika surfing.

Obyek wisata budaya lebih menonjolkan keindahan karya seni, seperti

seni tari, seni bela diri, musik, perkampungan tradisional, musium, cagar budaya

dan sebagainya. Selain menonjolkan cita rasa seni, obyek wisata budaya juga

tidak memerlukan suatu keterampilan ataupun kemampuan fisik (stamina).

Artinya lebih ditunjukan pada suatu kegiatan yang lebih bersifat santai, dalam hal

ini tidak memerlukan suatu stamina tinggi.

Penelitian tentang hubungan karakteristik personal wisatawan dan

perilaku komunikasi dalam memilih obyek wisata bertujuan untuk menganalisis

dan mengukur derajat hubungan antara karakteristik personal wisatawan dengan

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

26

perilaku komunikasi dalam menentukan pilihan obyek wisata dan menentukan

masa tinggal di Pulau Lombok.

Adapun yang diuji dan diukur derajat hubungannya adalah:

1. Faktor usia dengan keputusan dalam menentukan masa tinggal dan jenis

obyek wisata.

2. Faktor jenis kelamin dengan keputusan dalam menentukan masa tinggal dan

jenis obyek wisata.

3. Faktor hobi dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa tinggal

dan jenis obyek wisata.

4. Faktor pendapatan dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa

tinggal dan jenis obyek wisata.

5. Faktor asal negara dengan keputusan wisatawan dalam menentukan masa

tinggal dan jenis obyek wisata.

6. Perilaku komunikasi pada tahap informasi awal dengan dengan keputusan

wisatawan dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata.

7. Perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi dengan keputusan wisatawan

dalam menentukan masa tinggal dan jenis obyek wisata.

Untuk mengetahui secara jelas bentuk masing-masing hubungan

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka dapat digambarkan bentuk

hubungan antara masing-masing variabel pada Gambar 4 berikut ini:

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Personal dan Perilaku Komunikasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam, Budaya, dan Menentukan Masa Tinggal

Y. Keputusan Pemilihan Obyek Wisata:

Y1. Obyek wisata alam Y2. Obyek wisata budaya Y3. Masa tinggal X2. Perilaku Komunikasi:

X2.1. Pencarian informasi

awal X2.2. Konfirmasi

X1. Karakteristik Personal: X1.1. Usia X1.2. Jenis kelamin X1.3. Hobi X1.4. Pendapatan X1.5. Asal negara

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

27

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat disusun hipotesis yang

berhubungan dengan masing-masing karakteristik personal wisatawan dan

perilaku komunikasi terhadap keputusan memilih obyek wisata dan menentukan

masa tinggal:

X1. Hubungan karakteristik personal wisatawan dan keputusan wisatawan.

X1.1. Usia

H1 Terdapat hubungan antara usia dengan keputusan memilih obyek

wisata alam

H1 Terdapat hubungan antara usia dengan keputusan memilih obyek

wisata budaya

H1 Terdapat hubungan antara usia dengan keputusan memilih masa

tinggal

X1.2. Jenis kelamin

H2 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan memilih

obyek wisata alam

H2 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan memilih

obyek wisata budaya

H2 Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan keputusan memilih

masa tinggal

X1.3. Hobi wisatawan

H3 Terdapat hubungan antara hobi dengan keputusan memilih obyek

wisata alam

H3 Terdapat hubungan antara hobi dengan keputusan memilih obyek

wisata budaya

H3 Terdapat hubungan antara hobi dengan keputusan memilih masa

tinggal

X1.4. Pendapatan

H4 Terdapat hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih

obyek wisata alam

H4 Terdapat hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih

obyek wisata budaya

H4 Terdapat hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih

masa tinggal.

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

28

X1.5. Asal negara

H5 Terdapat hubungan antara asal negara dengan keputusan memilih

obyek wisata alam.

H5 Terdapat hubungan antara asal negara dengan keputusan memilih

obyek wisata budaya.

H5 Terdapat hubungan antara asal negara dengan keputusan memilih

masa tinggal.

X2. Hubungan perilaku komunikasi dan keputusan wisatawan.

X2.1. Pencarian informasi awal

H1 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap pencarian

informasi awal dengan keputusan memilih obyek wisata alam.

H1 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap pencarian

informasi awal dengan keputusan memilih obyek wisata budaya.

H1 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap pencarian

informasi awal dengan keputusan memilih masa tinggal.

X2.2. Konfirmasi

H2 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi

dengan keputusan memilih obyek wisata alam.

H2 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi

dengan keputusan memilih obyek wisata budaya.

H2 Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi

dengan keputusan memilih masa tinggal.

Definisi Operasional

Variabel bebas terdiri dari karakteristik personal wisatawan dan perilaku

komunikasi. Sedangkan variabel terikat adalah keputusan memilih obyek wisata

yang meliputi obyek wisata alam, obyek wisata budaya, dan menentukan masa

tinggal. Pengkategorian pada masing-masing variabel digunakan hanya untuk

membantu menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan masing-

masing variabel secara deskriptif. Masing-masing pengkategorian dalam

penjelasan deskriptif tersebut tidak akan diuji secara statistik.

Adapun defenisi masing-masing variabel berikut pengkategorian yang

digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

29

1. Karakteristik personal wisatawan:

X1.1. Usia adalah jumlah umur wisatawan pada saat dilakukannya penelitian

yang di hitung dari bulan kelahiran hingga bulan Desember 2006.

Batasan usia wisatawan menggunakan acuan Badan Pusat Statistik

yang merupakan kelompok usia produktif. Untuk menentukan rentang

muda, dewasa, dan tua digunakan rumus (angka tertinggi – angka

terendah) + 1 / pengkategorian sehingga pengkategorian usia

wisatawan asing adalah sebagai berikut:

1. Muda : ≤ 30 tahun

2. Dewasa : 31 tahun s/d 45 tahun

3. Tua : ≥ 46 tahun

X1.2. Jenis kelamin adalah pengkategorian berdasarkan jenis kelamin laki-

laki dan perempuan.

X1.3. Hobi merupakan kegemaran ataupun suatu kesenangan (dapat bersifat

istimewa) yang dapat dilakukan pada waktu senggang dan bukan

bersifat sebagai pekerjaan utama. Hobi dikategorikan berdasarkan 5

pilihan diantaranya adalah:

1. Tidak menyukai seni, olah raga, ataupun mendaki gunung seperti

membaca, travelling, memasak.

2. Sebagian hanya menyukai seni, olah raga, ataupun mendaki

gunung

3. Sangat menyukai seni yaitu menyukai kegiatan atau hal-hal yang

bersifat seni. Seperti menyanyi, melukis, menari, mendengarkan

musik, dan lainnya.

4. Sangat menyukai olahraga seperti surfing, menyelam, berenang,

main kano, snowboarding, icekating, golf, bersepeda, sepakbola,

bulutangkis, bersepeda motor, ataupun joging.

5. Sangat menyukai pendakian gunung.

X1.4. Pendapatan yaitu jumlah pendapatan bersih yang diperoleh wisatawan

asing dari pekerjaan yang digelutinya dalam satu bulan dan dinyatakan

dalam mata uang Euro (€). Untuk menentukan rendah, sedang, dan

tinggi digunakan rumus (angka tertinggi – angka terendah) + 1 /

pengkategorian.

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

30

Adapun tingkatan pendapatan wisatawan asing adalah sebagai berikut:

1. Rendah € 790 - € 2360

2. Sedang € 2361 - € 3930

3. Tinggi € 3931 - € 5500

X1.5. Asal negara merupakan pengelompokan tempat tinggal wisatawan

berdasarkan wilayah atau negara. Untuk lebih memudahkan dalam

analisa deskriptif maka dilakukan pengelompokan berdasarkan benua

negara tersebut. Pengkategorian kelompok asal negara berdasarkan

benua tersebut adalah sebagai berikut:

1. Benua Afrika

2. Benua Amerika

3. Benua Asia (Jepang)

4. Benua Australia

5. Benua Eropa terdiri dari Jerman, Belanda, Italia, Zwitzerland,

Austria, Prancis, Norwegia, Swiss, dan Inggris

2. Perilaku komunikasi yaitu aktivitas wisatawan ketika mencari informasi

pariwisata sebelum berada di Pulau Lombok dan setelah berada di Pulau

Lombok berdasarkan penggunaan sumber informasi berupa komunikasi tatap

muka dan media massa dengan saluran informasi berupa audio, visual, dan

audiovisual.

X2.1. Pencarian informasi awal yaitu aktivitas pencarian informasi

pariwisata sebelum berada di pulau Lombok dari jumlah penggunaan

kombinasi sumber informasi berupa komunikasi tatap muka

(komunikasi antrapribadi, agen perjalanan, hotel) dan media massa

seperti melalui saluran informasi berupa visual (foto-foto lokasi dan

obyek wisata, booklet, leaflet, majalah, koran, buku-buku panduan

wisata, slide foto dan internet), audio (radio), dan audiovisual (televisi

dan compact disk).

Pengkategorian ditentukan dari jumlah total skor penggunaan sumber

dan saluran informasi. Untuk menentukan rentang kurang aktif, aktif,

dan sangat aktif digunakan rumus (jumlah tertinggi – jumlah terendah)

+ 1 / pengkategorian.

Adapun pengkategorian tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tidak aktif atau pasif yaitu wisatawan yang tidak melakukan

pencarian informasi.

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

31

2. Melakukan pencarian informasi awal yang dibedakan menjadi:

a. Kurang aktif dengan total skor ≤ 45.

b. Aktif dengan total skor 46 hingga 65.

c. Sangat aktif dengan total skor ≥> 66.

X2.2. Konfirmasi yaitu aktivitas pencarian informasi pariwisata setelah

berada di pulau Lombok dengan tujuan untuk penguatan atau

peneguhan kembali informasi awal yang menggunakan kombinasi

sumber informasi berupa komunikasi tatap muka (komunikasi

antrapribadi, agen perjalanan, hotel, pemandu wisata, dan melalui

Bandara udara Selaparang Mataram) dan media massa melalui

saluran informasi dalam bentuk audio, visual, dan audiovisual.

Pengkategorian ditentukan dari jumlah total skor penggunaan sumber

dan saluran informasi. Untuk menentukan rentang kurang aktif, aktif,

dan sangat aktif digunakan rumus (jumlah tertinggi – jumlah terendah)

+ 1 / pengkategorian.

Adapun pengkategorian tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tidak aktif atau pasif yaitu wisatawan yang tidak melakukan

konfirmasi dan hanya berpegangan pada informasi awal.

2. Melakukan konfirmasi dan dibedakan menjadi:

a. Kurang aktif dengan total skor ≤ 45.

b. Aktif dengan total skor 46 hingga 65.

c. Sangat aktif dengan total skor ≥ 66.

Y. Keputusan memilih obyek wisata adalah jumlah keputusan yang dibuat oleh

wisatawan terhadap pemilihan berbagai macam obyek-obyek wisata alam,

obyek wisata budaya, dan masa tinggal.

Y.1. Keputusan memilih obyek wisata alam adalah jumlah kunjungan

wisatawan pada berbagai obyek wisata yang terdiri dari aktivitas

pendakian yaitu mendaki puncak gunung Rinjani, berkemah dan

pemandian air panas di danau Segara Anak); aktivitas wisata di

kawasan pantai dan sekitarnya (berenang, surfing, snorkling,

menyelam, memancing, jalan-jalan menikmati sunset, berjemur di

pantai); mengunjungi air terjun, melihat kawanan kera, dan lainnya.

Untuk menentukan rentang jumlah keputusan memilih obyek wisata

alam digunakan rumus (jumlah tertinggi – jumlah terendah)+1/

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

32

pengkategorian. Adapun jumlah keputusan pemilihan obyek wisata

alam tersebut dikategorikan sebagai berikut:

1. Sedikit : ≤ 4 obyek wisata

2. Sedang : 5 s/d 8 obyek wisata

3. Banyak : ≥ 9 obyek wisata

Y.2. Keputusan memilih obyek wisata budaya adalah jumlah aktivitas

kunjungan wisatawan pada berbagai macam obyek wisata yang terdiri

dari seni tradisional maupun non seni tradisional suku Sasaq.

Adapun macam-macam seni tradisional suku Sasaq meliputi seni

musik tradisional gendang Beleq, tari-tarian tradisional, upacara adat

tradisional, atraksi bela diri tradisional peresean, pasar tradisional,

perkampungan asli suku Sasaq, taman bekas kerajaan Selaparang di

Narmada, masjid kuno Bayan Beleq, dan musium.

Sedangkan macam-macam obyek wisata budaya yang termasuk dalam

non seni tradisional suku Sasaq terdiri dari club-club malam, restauran,

kafe, Spa, dan lainnya. Untuk menentukan rentang sedikit, sedang, dan

banyak digunakan rumus (angka tertinggi – angka terendah) + 1 /

pengkategorian.

Jumlah keputusan pemilihan obyek wisata tersebut dikategorikan

sebagai berikut:

1. Sedikit : ≤ 4 obyek wisata

2. Sedang : 5 s/d 8 obyek wisata

3. Banyak : ≥ 9 obyek wisata

Y3. Masa tinggal adalah jumlah hari yang digunakan wisatawan selama

tinggal di Pulau Lombok sampai masa liburannya berakhir. Untuk

menentukan rentang sangat singkat, singkat, dan sangat lama

digunakan rumus (masa tinggal tertinggi – masa tinggal terendah) + 1 /

pengkategorian. Adapun kategori dalam menentukan masa tinggal

adalah sebagai berikut:

2. Sangat singkat yaitu 4 hari

3. Singkat yaitu 5 hari hingga 8 hari

4. Sangat lama yaitu diatas 9 hari

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

33

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata di Pulau Lombok Provinsi

Nusa Tenggara Barat (Lampiran 1). Kawasan wisata yang dijadikan sebagai

lokasi penelitian merupakan kawasan wisata yang menjadi andalan masing-

masing kabupaten di Pulau Lombok dan paling ramai kunjungan wisatawan

asingnya.

Adapun lokasi penelitian tersebut adalah kawasan wisata Senggigi di

kabupaten Lombok Barat (Lampiran 3), kawasan wisata pantai Kute di

Kabupaten Lombok Tengah, dan kawasan wisata Senaru beserta kawasan hutan

lindung Gunung Rinjani di Kabupaten Lombok Timur (Lampiran 2). Penelitian

berlangsung pada bulan September-Oktober 2006.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain survai korelasional dengan analisis

terhadap semua indikator peubah dan hubungan liniear antar peubah. Menurut

Kerlinger (2003) desain penelitian dengan korelasional bukanlah untuk

mengetahui hal-hal khusus tertentu melainkan mengetahui hubungan atau relasi

antara fenomena-fenomena.

Variabel bebas yang diamati yaitu karakteristik wisatawan yang terdiri

dari usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, dan asal negara. Variabel bebas

lainnya adalah perilaku komunikasi yang terdiri dari dua tahapan yaitu tahap

mencari informasi awal sebelum wisatawan berada di Pulau Lombok. Tahap

kedua yaitu konfirmasi dimana wisatawan melakukan pencarian informasi setelah

berada di Pulau Lombok. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan

memilih macam-macam obyek wisata alam, budaya dan menentukan masa

tinggal

Untuk membuat interval pada masing-masing frekuensi digunakan cara

matematika sederhana seperti yang dikutip oleh Faisal (1999) dari pendapat

John W. Best yang menyatakan biarpun tidak ada jawaban pasti interval dapat

ditentukan dengan rumus: (angka tertinggi – angka terendah) + 1 / angka

terendah. Maka interval frekuensi data kelompok yang akan dihitung dapat

disusun dan disajikan secara konsisten.

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

34

Contoh penggunaan rumus tersebut dapat dilihat pada salah satu

karakteristik yaitu pendapatan. Jumlah pendapatan terendah adalah 790 dan

tertinggi adalah 5500. Adapun cara penghitungannya adalah (5500 – 790)+ 1 / 3

= 1570. Hasil pembagian tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan

jumlah interval masing-masing kategori sehingga akan diperoleh bantasan dalam

menentukan tinggi rendahnya tingkat pendapatan wisatawan.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi merupakan kumpulan obyek dalam penelitian dan populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan asing di Pulau Lombok yang

berasal dari seluruh dunia yang tergabung dalam berbagai benua seperti Eropa,

Asia, Australia, dan lainnya. Jumlah populasi wisatawan pada 3 kabupaten di

Pulau adalah 162.362 orang.

Sampel (contoh) adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

Pengambilan sampel wisatawan dilakukan di kawasan wisata, restaurant

ataupun Cafe, dan disekitar hotel tempat mereka menginap dengan

menggunakan tekhnik Convenience yaitu periset memilih orang yang paling

mudah dihubungi (Simamora, 2004).

Besarnya ukuran sampel yang diambil untuk tingkat kesalahan

(sampling error) 12 % dari seluruh populasi wisatawan asing di Pulau Lombok

tahun 2005 dengan jumlah 162.362 orang wisatawan asing dengan

menggunakan rumus :

Ket: n = Jumlah sampel N= Ukuran populasi

e= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir

162.362

n = ---------------------------- = 69,41 = 69 1+ (162.362) (0,12)2

Dengan demikian besarnya sampel yang diteliti dalam penelitian ini

minimal adalah 69 orang dan peneliti menggunakan sampel wisatawan asing

hingga 79 orang.

N n = --------- 1+Ne2

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

35

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur

apa yang akan diukur dan penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner.

Kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang dianalisa

(Lampiran 4). Uji validitas menitikberatkan pada validitas isi.

Menurut Singarimbun (1989) validitas isi suatu alat pengukur ditentukan

oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang

dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Butir-butir pertanyaan kuesioner

dianalisis dengan rumus korelasi product moment (Lampiran 5).

r =

Keterangan: r = koefisien korelasi product moment n = jumlah wisatawan X = butir soal ke-x Y = total butir soal dalam kuesioner.

Angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai angka kritik

tabel korelasi nilai − r. Hasil uji reliabilitas kuesioner yang dilakukan diperoleh

nilai α Cronbach reliabilitas tinggi yakni 0.789 (rhitung > rtabel 0.444). Nilai tersebut

menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel dalam pengumpulan

data yang sesungguhnya.

Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui kuesioner terstruktur terhadap wisatawan

asing sebagai responden. Untuk mendukung informasi mengenai pariwisata

dilakukan wawancara terhadap berbagai pihak terkait. Seperti perhotelan,

pemandu wisata, dan agen perjalanan. Selain itu dibutuhkan data-data sekunder

yang diperoleh melalui buku laporan pariwisata NTB yang diterbitkan oleh Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata NTB yang digunakan untuk membantu menjelaskan

analisis data kuantitatif.

n(∑XY)−(∑X)(∑Y)

√[n∑X2 − (∑X)2][n∑Y2 − (∑Y)2

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

36

Analisis Data

Analisa data primer dilakukan dengan dua cara yaitu analisis deskriptif

dan analisis korelasional. Data primer yang dianalisis dengan statistik deskriptif

menggunakan distribusi frekuensi dan persentase mengenai penjelasan hal-hal

yang berhubungan dengan karakteristik personal wisatawan, perilaku komunikasi

dan keputusan terhadap pemilihan obyek wisata.

Analisis lainnya adalah analisis korelasional menghasilkan informasi

mengenai suatu besaran nilai yang dapat menggambarkan seberapa erat

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Besaran nilai itu

dikenal sebagai koefisien korelasi dan analisis yang digunakan adalah Koefisien

Korelasi Spearman (rho=rs) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

atau asoisasi antara dua variabel pada variabel bebas dan terikat. Rumus

Korelasi Rank Spearman adalah:

)1()1(

6

1

2

+−−=

nnn

d

r

n

i

i

s

nn

d

n

i

i

−−=

∑=

3

1

26

1

Keterangan rs = koefisien korelasi pangkat Spearman di

2 = selisih antara peringkat n = banyaknya pasangan pangkat

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

37

HASIL DAN PEMBAHASAN

Letak Geografis dan Obyek Wisata

Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak antara 115°45” dan 9°5” Bujur

Timur serta berada di Selatan Khatulistiwa yaitu antara 8°5” dan 9°5” Lintang

Selatan. Provinsi NTB terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau Lombok dan

Sumbawa serta dikelilingi oleh puluhan pulau-pulau kecil yang biasa disebut

sebagai Gili. Provinsi NTB sebagian besar terdiri dari pegunungan dan bukit

dengan dataran tinggi serta dataran rendah yang terbentang dari kota Ampenan

di bagian Barat Pulau Lombok sampai kota Sape sebelah Timur Pulau

Sumbawa. Suku asli di Pulau Lombok adalah suku Sasaq dan mayoritas

beragama Islam. Suku dan etnis lain yang mendiami Pulau Lombok yaitu suku

Bali, suku Jawa, suku Banjar, suku Mandar, suku Bugis, Cina, dan Arab.

Sedangkan suku yang ada di Pulau Sumbawa merupakan orang-orang

pendatang yang berasal dari Sulawesi seperti suku Bugis, suku Mandar, ataupun

suku Selayar (Dinas Pariwisata NTB, 2005).

Wisatawan yang masuk ke Provinsi NTB dapat melalui jalur udara

ataupun jalur darat. Pelabuhan Lembar merupakan pintu masuk ke Pulau

Lombok yang banyak digunakan oleh wisatawan asing dari pelabuhan Padang

Bae di Pulau Bali. Penyeberangan ke Pulau Lombok menggunakan kapal

penyeberangan fery dengan waktu tempuh 4 jam hingga 5 jam dan biaya relatif

lebih murah. Selain melalui pelabuhan Lembar wisatawan asing juga bisa

menggunakan jalur udara dari Bandara Udara Ngurah Rai Denpasar dengan

jarak tempuh 20 menit menuju Bandara Udara Selaparang Mataram.

Kawasan wisata yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat

dikelompokan menjadi dua bagian yaitu:

1. Wisata Alam

Hal ini dapat dilihat dari potensi wisata alamnya seperti keindahan

puncak Gunung Rinjani dengan panorama danau Segara Anak. Bagi mereka

yang suka mendaki tempat ini sangat cocok sekali karena rute perjalanan

dan panoramanya alam sekitarnya masih alami sekali. Kawasan pendakian

Gunung Rinjani telah memperoleh penghargaan khusus untuk tingkat

keamanan bagi pendaki dari kejahatan seperti perampokan. Penghargaan

tersebut diberikan oleh negara Swedia.

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

38

Taman Nasional Gunung Rinjani mempunyai beberapa air terjun

yang selalu ramai dikunjungi banyak wisatawan asing dan salah satunya

adalah Sindang Gile. Letak air terjun tersebut cukup dekat dengan

perkampungan tradisional suku Sasaq di desa Senaru. Disamping itu

terdapat satwa yang dilindungi oleh pemerintah dan masyarakat Lombok

khususnya yaitu kera yang masih banyak hidup bebas di sekitar hutan

lindung.

Obyek wisata bahari merupakan aset wisata yang paling banyak

dipromosikan oleh pemerintah Provinsi NTB. Hal ini tidak lepas dari posisi

geografis Pulau Lombok yang dikelilingi oleh laut dan pulau-pulau kecil.

Adapun kawasan wisata laut adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan surfing dapat dilakukan di Pantai Kuta, Tanjung A’an, Ekas,

Kaliantan (Kabupaten Lombok Tengah), Mawun, Tampa, Rowok Gili

Lawang, Sulat, Petangan, Pulau Lampu (Kabupaten Lombok Timur),

Pantai Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan, kawasan Pantai Senggigi,

Krandangan, Klui Mangsit, Sekotong, Tawun, dan Gili Nanggu

(Kabupaten Lombok Barat).

b. Penyelaman dapat dilakukan di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan

yang berada di Kabupaten Lombok Barat.

2. Wisata Budaya.

Wisata budaya berhubungan dengan kesenian dan adat istiadat yang

masih dipertahankan hingga saat ini oleh pemerintah Provinsi NTB dan

masyarakat. Banyak sekali tempat-tempat wisata budaya yang tersebar di

seluruh Kabupaten di Pulau Lombok hingga Kabupaten Bima di Pulau

Sumbawa. Adapun bagian dalam wisata budaya di Pulau Lombok yang

menjadi bagian dari pembahasan meliputi:

a. Adat istiadat dalam kehidupan masyarakat suku Sasaq.

Wisatawan yang ingin melihat secara langsung kehidupan

masyarakat asli suku Sasaq dapat mengunjungi perkampungan yang oleh

pemerintah Provinsi NTB ditetapkan sebagai kawasan wisata budaya.

Perkampungan tersebut berada di Utara Kabupaten Lombok Barat yaitu

Desa Senaru tepatnya di bawah kaki Gunung Rinjani. Perkampungan

Senaru dikenal juga sebagai pos pertama jika ingin melakukan pendakian

ke Gunung Rinjani.

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

39

Wisatawan dapat menyaksikan secara langsung acara adat yang

dilaksanakan dan informasi tersebut tidak lepas dari peranan kepala Desa

Senaru yang telah bekerjasama dengan pihak penyelenggara wisata.

Selain itu perkampungan asli suku Sasaq lainnya dapat dilihat di

Kabupaten Lombok Tengah yaitu Desa Sade dan Desa Rambitan.

Masing-masing perkampungan tersebut mempunyai adat istiadat yang

sedikit berbeda tetapi secara keseluruhan perkampungan asli suku Sasaq

masih mempertahankan tata cara kehidupan tradisionalnya.

b. Cagar budaya meliputi masjid kuno Bayan di Desa Bayan, Museum, dan

Taman Narmada yang merupakan bagian peninggalan kerajaan

Selaparang. Ketiga tempat tersebut berada di Kabupaten Lombok Barat.

c. Kesenian yang terdiri dari musik tradisional dan hasil kerajinan

masyarakat suku Sasaq.

Adapun lokasi kawasan pusat industri hasil kerajinan tenun dan

Gerabah di Kabupaten Lombok Barat dapat dikunjungi di Kecamatan

Banyumulek dan Desa Sayang-sayang. Untuk Kabupaten Lombok Timur

meliputi Desa Pringgasela dan Kecamatan Masbagik. Sedangkan untuk

Kabupaten Lombok Tengah seperti Desa Rungkang, Desa Loyok, dan

Desa Kotaraja.

Untuk kesenian asli daerah suku Sasaq di Pulau Lombok meliputi:

1. Atraksi Peresean

Peresean salah satu bagian dari kegiatan rutin dalam festival

seni dan budaya yang sering dipusatkan di kawasan wisata pantai

Senggigi. Masyarakat Lombok sangat menyadari bahwa Peresean

merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang yang harus

tetap dilestarikan. Untuk itu banyak dibangun tempat khusus untuk

atraksi Peresean sehingga masyarakat luas bisa menyaksikannya

tidak pada festival saja.

Daya tarik Peresean adalah adanya pertarungan antara dua

orang yang memiliki kekuatan dalam hal tenaga dan mempunyai

kemampuan menari mengikuti alunan musik pengiringnya. Atraksi

tersebut melambangkan kekuatan seorang lelaki yang dalam bahasa

suku Sasaq di sebut sebagai Pepadu.

Peresean dilengkapi dengan perlengkapan senjata berupa

tongkat yang panjangnya kurang lebih 1 meter dan berfungsi sebagai

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

40

alat memukul lawan. Tongkat tersebut terbuat dari kayu rotan dan

dilengkapi dengan alat tameng berbentuk segiempat yang terbuat dari

kulit kerbau. Tameng tersebut berfungsi sebagai pelindung dari

pukulan-pukulan lawan.

2. Seni musik Gendang Beleq.

Merupakan alat musik gendang yang merupakan ciri khas asli

suku Sasaq di Pulau lombok Provinsi NTB. Dalam bahasa Indonesia

Beleq artinya besar dan gendang tersebut mempunyai ukuran sangat

besar sehingga menghasilkan suara menggelegar dengan keras.

Sebagai upaya untuk melestarikan kesenian tersebut maka setiap

acara adat hingga acara perkawinan, alat musik ini selalu dimainkan.

Gendang Beleq dimainkan oleh orang dewasa diikuti oleh alat

musik pengiring lainnya sehingga menghasilkan alunan musik dengan

ritme sangat cepat. Festival Gendang Beleq yang rutin diadakan

menjadi atraksi yang sangat menarik bagi masyarakat lokal dan juga

para wisatawan mancanegara.

Karakteristik Personal Wisatawan

Karakteristik personal wisatawan yang diamati meliputi usia, jenis

kelamin, hobi, pendapatan, status perkawinan, jumlah tanggungan dan asal

negara. Pengelompokan benua dilakukan untuk memudahkan dalam

pembahasan mengenai deskriptif asal negara.

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan asing

berusia muda (51,8%) dan usia dewasa hanya 31,7%. Sedangkan wisatawan

yang berusia tua hanya 16,5% dari keseluruhan wisatawan yang datang ke Pulau

Lombok. Adapun jenis kelamin wisatawan tersebut menunjukan bahwa jenis

kelamin laki-laki lebih dominan (57%) daripada perempuan (43%) sebagai pelaku

wisata.

Sebagian besar wisatawan mempunyai hobi sangat menyukai olahraga,

seni, dan pendakian gunung hingga 46,8%. Diantara wisatawan tersebut ada

yang mempunyai hobi menyukai seni dan olah raga, menyukai hobi seni dan

pendakian gunung, dan menyukai hobi olah raga dan pendakian gunung.

Dengan kata lain wisatawan tersebut tidak sepenuhnya menyukai ketiga hobi

tersebut yaitu olah raga, seni dan mendaki gunung.

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

41

Selain itu terdapat 24,1% wisatawan yang hanya menyukai hobi olah raga

seperti surfing, menyelam, berenang, main kano di pantai, snowboarding,

iceskating, golf, bersepeda, sepakbola, bulutangkis, bersepeda motor, ataupun

joging.

Tabel 1 Distribusi Wisatawan Menurut Karakteristik Personal

Wisatawan (N=79) Karakteristik Kategori

Jumlah %

Usia 1. Muda (≤ 30 tahun) 41 51,8 2. Dewasa (31 - 45 tahun) 25 31,7 3. Tua (≥ 60 tahun) 13 16,5

Jenis 1. Perempuan 34 43,0 kelamin 2. Laki-laki 45 57,0

Hobi

1. Tidak menyukai seni, olah raga, dan mendaki gunung (membaca, travelling, memasak) 8 10,1

2. Menyukai seni, olah raga, dan mendaki

gunung 37 46,8 3. Menyukai seni (mendengarkan musik) 7 8,9 4. Menyukai olah raga 19 24,1 5. Menyukai pendakian gunung 8 10,1

Pendapatan 1. Rendah € 790 - € 2360 31 39,2 2. Sedang € 2361- € 3930 27 34,2 3. Tinggi € 3931- € 5500 21 26,6 Status 1. Lajang 49 62,0 perkawinan 2. Menikah 30 38,0

Jumlah 1. Mempunyai tanggungan 7 8,9 tanggungan 2. Tidak mempunyai tanggungan 72 91,1 Asal negara 1. Benua Afrika 0 0 2. Benua Amerika 1 1,3 3. Benua Asia 5 6,3 4. Benua Australia 6 7,6 5. Benua Eropa 67 84,8

Pada Tabel 1 dalam karakteristik hobi olah raga secara khusus terdapat

beberapa jenis olah raga yang biasa dilakukan oleh wisatawan asing di negara

asalnya. Seperti bermain snowboarding dan iceskating yang biasa dimainkan

ketika musim salju. Ketika bermain Snowboarding, alat yang digunakan

berbentuk papan peluncur pada kedua kaki dan sepasang tongkat yang

berfungsi untuk menahan ataupun mengatur arah gerakan meluncur. Bentuknya

mirip dengan papan skateboard yang biasa dimainkan oleh anak-anak muda di

jalanan.

Olah raga surfing juga menggunakan sebuah papan peluncur yang

ukurannya jauh lebih besar dan hanya bisa dimainkan di pantai pada ketinggian

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

42

ombak dengan kecepatan angin yang tinggi. Olahraga ini dapat dilakukan pada

salah satu kawasan wisata Pantai Kuta di Kabupaten Lombok Tengah maupun di

sekitar kawasan Pantai Gili Trawangan yang ada di Kabupaten Lombok Barat.

Secara umum hobi seni menitikberatkan pada kesenangan individu

dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni. Adapun macam-macam jenis

hobi yang terkait dengan seni antara lain bernyanyi, melukis, dan terutama

mendengarkan musik. Hanya sebagian kecil atau 8,9% dari wisatawan asing

yang benar-benar menyatakan sangat menyukai hobi seni.

Jumlah pendapatan wisatawan asing sebagian besar masuk dalam

kategori rendah (39,2%) dengan jumlah pendapatan dari € 790 sampai dengan €

2.360. Jumlah pendapatan rendah bisa disebabkan karena wisatawan masih

berada dalam usia yang masih muda dan sebagian mempunyai bidang pekerjaan

dengan pendapatan rendah. Mereka ada yang bekerja sebagai pekerja

bangunan, sebagai penata dekorasi perumahan, dan arsitek.

Wisatawan asing dengan status lajang lebih mendominasi hingga 62%

daripada yang sudah menikah (38%) di Pulau Lombok. Selain itu dengan status

lajang mereka merasa lebih nyaman berlibur tanpa harus berbagi keputusan

tentang obyek wisata ataupun lokasi wisata yang akan dikunjungi. Jika dikaitkan

dengan jumlah tanggunggan justru menunjukan bahwa hampir seluruhnya tidak

mempunyai tanggungan hingga 91,1%. Walaupun ada juga wisatawan dengan

status menikah mempunyai tanggungan berupa anak yang berjumlah dari 2

orang hingga 4 orang. Anak-anak mereka ada yang baru memasuki masa pra

sekolah hingga kuliah dan bekerja (belum menikah).

Pada saat penelitian berlangsung diketahui bahwa wisatawan asing yang

telah menikah dan mempunyai anak tidak membawa serta anggota keluarganya.

Alasannya anak-anak mereka harus tetap kesekolah dan hanya ingin melakukan

perjalanan wisata tanpa anggota keluarga mereka. Selain itu wisatawan asing

juga menyatakan bahwa walaupun mempunyai tanggungan dalam keluarga

(khususnya anak yang masih sekolah dan kuliah) mereka tidak menganggap

kegiatan berwisata akan mengganggu kebutuhan anak-anak mereka dan bukan

suatu beban.

Khusus untuk pendidikan, mereka sudah mengalokasikan sebagian

pendapatannya dalam bentuk tabungan, asuransi, ataupun semacam deposito

bagi jenjang pendidikan. Hal ini menunjukan adanya kesadaran bahwa kegiatan

wisata bukan hanya sekadar bersenang-senang tetapi merupakan bagian

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

43

terpenting dalam kehidupan pribadinya tanpa harus mengorbankan kebutuhan

pendidikan anak-anak mereka. Masih dalam Tabel 5 diketahui bahwa

karakteristik asal negara wisatawan sebagian besar (84,8%) berasal dari negara-

negara Eropa dibandingkan dari benua Asia yaitu Jepang (6,3%), benua

Australia (7,6%) ataupun benua Amerika (1,3%). Adapun negara-negara Eropa

tersebut meliputi Jerman, Belanda, Italia, Zwitzerland, Austria, Perancis,

Norwegia, Swiss, dan Inggris.

Menurut data dari Dinas Pariwisata NTB diketahui bahwa kunjungan

wisatawan asing ke Pulau Lombok setiap tahunnya paling banyak berasal dari

negara Jerman, Belanda, dan Perancis (Dinas Pariwisata NTB, 2005). Hal

tersebut sesuai dengan asal negara wisatawan yang sebagian besar berasal dari

Jerman, Belanda, maupun Perancis.

Ada banyak tujuan yang menyebabkan wisatawan asing tertarik datang

ke Pulau Lombok dan tujuan tersebut antara lain:

a). Melakukan kunjungan bisnis.

b). Mengelola berbagai macam hotel dan kafe dikawasan-kawasan wisata

(kawasan wisata Pantai Kuta di Kabupaten Lombok Tengah ataupun

kawasan wisata Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat).

c). Berbulan madu.

d). Melakukan penelitian sosial budaya di kawasan wisata Pantai Kuta di

Kabupaten Lombok Tengah.

Perilaku Komunikasi Wisatawan

Peran media komunikasi sangat penting sebagai penyampai informasi

bagi dunia pariwisata. Penggunaan berbagai macam media informasi merupakan

bentuk dari perilaku komunikasi. Sebelum masuk pada tahapan komunikasi

konfirmasi terlebih dahulu harus diketahui penggunaan sumber informasi awal

yang digunakan wisatawan asing ketika merencanakan kunjungannya.

Penelusuran informasi awal dan konfirmasi memberikan sebuah

pemahaman bahwa sebelum dan setelah berada di Pulau Lombok wisatawan

asing menggunakan berbagai macam media komunikasi. Mulai dari sumber

informasi yang digunakan, saluran informasinya hingga isi pesan yang paling

banyak dibutuhkan oleh wisatawan asing. Informasi

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

44

Tahap Pencarian Informasi Awal

Tingkat perilaku komunikasi yang dilakukan oleh wisatawan sangat

beragam. Tingkatan perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi awal

secara keseluruhan dapat dikategorikan sebagai perilaku komunikasi yang

kurang aktif, aktif, dan sangat aktif. Pengkategorian tersebut merupakan

gabungan dari keseluruhan penggunaan jumlah sumber informasi, saluran

informasi, dan isi informasi yang berhubungan dengan wisata. Adapun sumber

informasi yang digunakan terdiri dari media massa, komunikasi tatap muka

maupun kombinasi antara media massa dengan komunikasi tatap muka.

Kebutuhan informasi mengenai wisata sangat beragam dan informasi

tersebut mencakup sarana maupun prasarana yang mendukung kegiatan wisata.

Informasi wisata tersebut pada umumnya mencakup tempat penukaran mata

uang asing hingga tersedianya rumah sakit di kawasan wisata. Informasi yang

dibutuhkan wisatawan diperoleh melalui saluran informasi dalam bentuk audio,

visual, dan audiovisual.

Penggunaan berbagai macam sumber informasi denngan saluran

informasi beserta isi pesan dari informasi yang dibutuhkan wisatawan dapat

menggambarkan tingkat keaktifan perilaku komunikasinya. Tingkat keaktifan

dalam perilaku komunikasi tersebut dapat digolongkan dalam tiga bagian yaitu

kurang aktif, aktif, dan sangat aktif. Berikut penjelasan mengenai seberapa besar

tingkat perilaku komunikasi yang ditunjukan oleh wisatawan pada Tabel 3.

Tabel 2 Distribusi Wisatawan Menurut Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi Awal

Wisatawan (N=79) Tingkat Perilaku Komunikasi

pada Pencarian Informasi Awal Jumlah % 1. Tidak melakukan pencarian informasi awal 0 0 2. Melakukan pencarian informasi awal:

a. Kurang aktif 15 19,0 b. Aktif 38 48,1 c. Sangat aktif 26 32,9

Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian besar wisatawan (48,1%)

menunjukan tingkat perilaku komunikasi yang aktif pada tahap pencarian

informasi awal. Adanya penggunaan kombinasi sumber informasi dengan saluran

informasi dalam bentuk audio, visual, dan audiovisual dapat dilihat sebagai suatu

tindakan positif. Artinya pemahaman wisatawan tentang informasi daerah tujuan

wisata menjadi lebih baik daripada menggunakan satu sumber informasi saja.

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

45

Perbedaan kategori aktif dan sangat aktif hanya terletak pada jumlah

penggunaan saluran informasi visual dan audiovisualnya saja.

Sumber informasi dengan penggunaan saluran informasi fungsinya saling

melengkapi. Dilihat dari kekurangannya, media siaran memberi perhatian pada

suatu peristiwa dan biasanya waktu maupun perhatian untuk peristiwa lain

menjadi berkurang. Kekurangan inilah yang menjadikan media cetak

melengkapinya. Seperti yang diungkapkan oleh Severin dan Tankard (2001)

bahwa media siaran mampu menyampaikan suatu informasi dengan cepat

namun tidak dapat menguraikan segala aspeknya secara lengkap dan mendalam

sehingga kekurangan inilah kemudian menjadikan media cetak mengisi

kekurangan tersebut.

Salah satu media cetak tersebut adalah buku panduan wisata. Buku

panduan mempunyai kemampuan menginformasikan mengenai berbagai macam

informasi wisata yang terangkum cukup lengkap dengan ulasan yang lebih luas

sehingga wisatawan asing menggunakan buku sebagai salah satu saluran

informasi wisatanya. Walaupun isi buku terkadang tidak melakukan revisi tetapi

secara umum informasinya masih tetap dibutuhkan oleh wisatawan asing.

Hal menarik disini adalah sebagian besar wisatawan asing merupakan

negara-negara Eropa yang aktifitas membacanya sudah menjadi sebuah budaya.

Seperti yang dikutip oleh Severin dan Tankard dari pernyataan Hellmut Lehman-

Haupt yang merupakan seorang sejarawan penerbitan buku menyatakan bahwa

bangsa-bangsa Eropa memperkaya pemikiran masyarakatnya dengan

penggunaan buku. Hal tersebut dimulai sejak buku dicetak secara massa, harga

murah untuk digandakan dan bertujuan untuk mempelajari naskah-naskah klasik

(Severin & Tankard 2001). Selain itu isi pesan informasi mengenai sarana dan

prasarana merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia pariwisata.

Informasi yang dibutuhkan tersebut antara lain mengenai alat penukaran mata

uang asing, obyek wisata yang ingin dikunjungi, informasi tempat menginap

seperti hotel, bungalow, cottage dan lainnya.

Dari Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar wisatawan (60,8%)

menggunakan kombinasi sumber informasi. Kombinasi sumber informasi

tersebut adalah komunikasi tatap muka dan penggunaan media massa.

Komunikasi tatap muka merupakan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua

orang atau lebih. Hal ini dapat dilihat ketika calon wisatawan mencari informasi

melalui sumber-sumber informasi dalam hubungan interpersonal yaitu melalui

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

46

teman ataupun keluarga. Selain itu komunikasi tatap muka dapat terjadi antara

hubungan interpersonal dan komunikasi di dalam kelompok atau komunikasi

organisasi seperti pihak hotel dan agen perjalanan.

Tabel 3 Distribusi Wisatawan Menurut Jenis Sumber Informasi dalam Tahap Pencarian Informasi Awal

Wisatawan (N = 79)

Jenis Sumber Informasi Jumlah %

1. Komunikasi tatap muka 12 15,2 2. Media Massa 19 24,0 3. Kombinasi sumber informasi 48 60,8

Selain itu penggunaan media massa berupa media cetak dan elektronik

mampu melengkapi kebutuhan wisatawan mengenai informasi kawasan wisata.

Penggunaan kombinasi sumber informasi yang terdiri dari komunikasi tatap muka

dan penggunaan media massa menunjukan ketidakpuasan wisatawan dengan

satu sumber informasi saja. Bentuk ketidakpuasan ini diperkuat dengan

pernyataan Lazarfeld dan Merton bahwa pada umumnya seseorang merasa tidak

puas hanya dengan satu jenis media saja dan jika seseorang ingin mengetahui

lebih jauh tentang sesuatu maka ia akan mencarinya dari macam-macam media

(Rivers at al. 2003). Jadi perilaku komunikasi pada tahap pencarian informasi

awal diperoleh dari penggunaan kombinasi melalui komunikasi tatap muka dan

media massa.

Penggunaan kombinasi sumber informasi melalui komunikasi tatap muka

dan media massa tidak lepas dari saluran informasi dan isi pesan yang

dibutuhkan wisatawan. Oleh karena itu akan dijabarkan secara rinci macam-

macam saluran informasi yang telah digunakan oleh wisatawan. Saluran

informasi yang digunakan berupa audio, visual, dan audiovisual.

Dari Tabel 4 diketahui bahwa terdapat berbagai macam saluran informasi

yang digunakan oleh wisatawan. Dari berbagai sumber informasi tersebut,

internet merupakan saluran informasi yang sebagian besar digunakan wisatawan

asing (87,3%) dibandingkan penggunaan majalah, koran, ataupun tabloid yang

hanya mencapai 5%. Internet memungkinkan hampir semua orang di belahan

dunia manapun saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah.

Alasan seseorang untuk mengakses internet selain karena mudah

mengaksesnya juga karena biaya yang digunakan relatif lebih murah. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Chang (1998) bahwa untuk kategori daya akses

atau jangkauan pengunjung situs internet lebih melihat pada nilai ekonomisnya

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

47

(gratis atau murah) dibandingkan hanya untuk kesenangan (kemudahan

mengakses informasi). Selain itu negara-negara Eropa, Amerika, Australia,

maupun sebagian besar Asia menjadikan internet sebagai media informasi yang

sangat populer setelah buku ataupun media informasi lainnya (Severin dan

Tankard, 2001)

Tabel 4 Distribusi Wisatawan Menurut Saluran Informasi yang Digunakan pada Tahap Pencarian Informasi Awal

Wisatawan (N = 79) Saluran Informasi

Jumlah %

Visual: 1. Internet 69 87,3

2. Buku-buku panduan wisata 46 58,2 3. Foto-foto berupa dokumentasi obyek wisata 34 43,0

4. Leaflet/booklet/brosur-brosur wisata 20 25,3

5. Foto-foto obyek wisata dalam bentuk Slide 10 12,7 6. Majalah/koran/tabloid 4 5,0 Audiovisual : 7. Foto-foto obyek wisata dalam bentuk

Compact Disk 12 15,2

8. Televisi 10 12,7 Audio: 9. Radio 1 1,3

Fitur internet yang paling populer selain e-mail adalah world wide web

(www) merupakan sebuah sistem situs komputer yang sangat luas dan dapat

dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser sebuah fitur yang dipakai

oleh pengguna internet untuk bertukar pesan. Dari wawancara di lapangan

diketahui dari sekian banyak situs tentang wisata ada dua website yang pernah

mereka kunjungi untuk mencari informasi wisata yaitu www.travel.discovery.com

atau www.travelchanel.com. Website ini mencakup informasi perjalanan wisata di

seluruh dunia dengan berbagai macam lokasi tujuan wisata dan jenis wisata

yang diinginkan. Informasi wisata yang bisa diakses diantaranya adalah

adventure travel & sports, beaches, budget travel, museums & culture, romance

& honeymoons, travel tips, world's best lists, dan lainnya.

Situs resmi pemerintah Indonesia yang dapat diakses yaitu

www.budpar.go.id yang menampilkan secara lengkap segala macam informasi

wisata di seluruh Provinsi di Indonesia dalam berbagai bahasa Internasional

seperti bahasa Inggris. Selain itu pemerintah Indonesia melalui Departemen

Pariwisata Seni dan Budaya telah meresmikan website informasi wisata tanggal

23 Maret 1999 yaitu www.indonesia-tourisminfo.co.id. Salah satu menu

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

48

utamanya pada Destinations menampilkan berbagai informasi daerah tujuan

wisata dan wisata khusus yang menarik untuk dikunjungi. Pulau Lombok

termasuk sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang direkomendasikan selain

Bali. Adapun daerah tujuan wisata tersebut adalah Sumatra, West Java, Central

Java, Sumba, North Aceh, dan Bengkulu. Website tersebut menggunakan lima

bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Perancis, Belanda, dan Jerman (Astuty, 2002).

Selain itu wisatawan juga menggunakan buku-buku panduan wisata yang

dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko buku ataupun diberikan oleh teman

atau kerabat mereka yang pernah berkunjung ke Pulau Lombok hingga 58,2%.

Kekuatan dari sebuah buku adalah pemaparan isinya lebih luas dan lebih terinci.

Namun kelemahan dari buku adalah isi yang dipaparkan bisa tidak up to date lagi

walaupun terdapat istilah revisi tetapi tidak akan merubah keseluruhan isi buku

sehingga untuk mengimbangi kekurangan dari buku tersebut maka wisatawan

menggunakan saluran informasi lainnya.

Adapun saluran informasi informasi lainnya seperti adanya penggunaan

foto-foto obyek wisata dalam bentuk dokumentasi pribadi ataupun slide hingga

12,7%. Dokumentasi pribadi atau slide tersebut diperoleh melalui teman atau

kerabat yang pernah mengunjungi Pulau Lombok maupun yang tinggal di Pulau

Lombok.

Beberapa negara Eropa ada yang menerbitkan buku mengenai wisata

dunia. Negara-negara tersebut terdiri dari negara Jerman, Inggris, dan Perancis.

Negara Jerman dan Inggris mempunyai buku terbitan mengenai panduan wisata

yang memuat informasi secara menyeluruh mengenai wisata yang ada diseluruh

dunia termasuk Indonesia dengan berbagai daerah tujuan wisatanya. Sedangkan

Perancis belum mempunyai terbitan buku panduan (biasanya yang diterbitkan

berupa buku panduan informasi perhotelan yang cukup lengkap) dengan kualitas

setaraf dengan negara-negara seperti Jerman dan Inggris. Namun negara

Perancis cukup dikenal sebagai negara yang dapat memberikan informasi terbaik

mengenai informasi wisata (Wahab, 2003).

Buku-buku panduan wisata pada umumnya mempunyai kelemahan

dengan terbatasnya informasi mengenai data-data tertentu. Foto yang memuat

lokasi atau obyek wisata tidak dicantumkan, adanya gambar obyek wisata yang

tidak berwarna, cakupan informasi wisatanya tidak mendetail, dan lainnya

sehingga penggunaan kombinasi sumber informasi dengan salurannya oleh

wisatawan menjadi beragam.

Page 64: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

49

Saluran informasi yang banyak digunakan wisatawan asing untuk

melengkapi informasi yang diinginkan setelah buku adalah leaflet, booklet, dan

brosur-brosur wisata hingga 25,3%. Saluran informasi tersebut oleh para

pemasar banyak digunakan sebagai media informasi guna mempromosikan

produk-produk barang maupun jasa. Tidak kecuali oleh pemasar pariwisata

dalam hal ini pemerintah melalui Departemen Pariwisata, pihak swasta yang

bergerak dalam bidang wisata seperti agen perjalanan, hotel, dan lainnya. Hanya

5,0% dari wisatawan asing yang menggunakan majalah, koran, dan tabloid serta

1,3% menggunakan radio sebagai saluran informasi awal dalam menentukan

tujuan dan obyek wisata yang akan dikunjungi.

Selain bentuk visual, wisatawan asing juga menggunakan informasi

dalam bentuk audiovisual yang ciri-cirinya menggunakan suara disertai adanya

gambar bergerak atau movie. Pemilihan foto-foto obyek wisata dalam bentuk

Compact Disk (CD) oleh wisatawan mencapai 15,2% sedikit lebih tinggi

dibandingkan dengan penggunaan televisi yang hanya 12,7%. Bentuk

audiovisual mempunyai kemampuan sebagai penyampai informasi secara cepat

yang dilengkapi dengan ulasan penjelas sehingga audiovisual lebih mampu

memberi pemahaman lebih baik daripada media lainnya. Hal ini diperkuat juga

dengan pendapat Soedarmanto (1998) yang menyatakan bahwa audiovisual

mempunyai kemampuan untuk menstimuli indra penglihatan lebih tinggi hingga

mencapai 83% dalam merespon informasi secara visual dan adanya kemampuan

indra pendengar yang mencapai 11%.

Informasi yang dibutuhkan wisatawan asing sangat beragam dan sesuai

dengan kebutuhan tentang tujuan wisatanya. Informasi mengenai sarana dan

prasarana yang dibutuhkan mulai dari tempat penukaran mata uang asing hingga

adanya rumah sakit di kawasan wisata Pulau Lombok. Jumlah persentasi

merupakan hasil pilihan wisatawan pada masing-masing informasi yang

dibutuhkan. Hal ini dikarenakan masing-masing wisatawan mencari informasi

lebih dari satu macam informasi wisata.

Pada Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar (44,3%) wisatawan

asing mencari informasi tentang tempat penukaran mata uang asing atau yang

dikenal dengan sebutan money changer. Dengan adanya informasi tempat

penukaran mata uang asing akan lebih memudahkan mereka melakukan

aktivitas wisata yang berkenaan dengan transaksi pembayaran. Namun tidak

semua wisatawan asing melakukan pembayaran dengan mata uang rupiah di

Page 65: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

50

kawasan wisata seperti Senggigi ataupun di Kuta Kabupaten Lombok Tengah.

Wisatawan tersebut antara lain Amerika Serikat, negara-negara Eropa, ataupun

Australia melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang dari

negaranya seperti Euro, Dollar Amerika ataupun Dollar Australia.

Tabel 5 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana Wisata pada Tahap Pencarian Informasi Awal

Wisatawan (N = 79) Isi Informasi Mengenai Sarana dan Prasarana

Jumlah %

1. Tempat penukaran mata uang asing 35 44,3 2. Jalur transportasi 34 43,0 3. Obyek wisata 30 37,9 4. Restauran 26 32,9 5. Hotel 25 31,6 6. Club malam dan kafe 15 18,9 7. Rumah sakit 9 11,4 8. Pemandu wisata 9 11,4 9. Jaringan telekomunikasi 8 10,1 10. Festival Seni dan Budaya 5 6,3 11. Acara party khusus untuk wisatawan 2 2,5

Selain itu Informasi yang tidak kalah pentingnya adalah jalur tranportasi

dari dan menuju tujuan wisata merupakan hal yang sangat penting bagi

wisatawan asing hingga 43,0%. Adapun informasi jalur transportasi mencakup

rute penerbangan menuju negara tujuan, kendaraan yang bisa digunakan untuk

melihat obyek wisata, gambaran biaya transportasi yang akan dikeluarkan, dan

yang sangat penting adalah kemudahan untuk menuju obyek wisata. Adanya

gambaran tentang jalur transportasi yang jelas akan menyakinkan mereka untuk

datang mengunjungi Pulau Lombok.

Sebagian lagi mencari informasi tentang obyek-obyek wisata yang

menarik untuk dikunjungi hingga 37,9%. Pada umumnya hal ini tidak lepas dari

tujuan wisatawan asing yang datang untuk berlibur dengan mengunjungi

beberapa obyek wisata alam maupun budaya yang merupakan ciri khas atau

keunggulan produk wisata di Pulau Lombok.

Sebagian wisatawan menyatakan bahwa informasi hotel sangat penting

diketahui hingga 31,6%. Informasi hotel tidak saja mencakup mengenai standar

pelayanannya yang cukup dikenal dalam konteks hotel kelas melati hingga hotel

berbintang. Melainkan informasi mengenai tersedianya tempat menginap dalam

bentuk cottage ataupun bungalow.

Selain hotel wisatawan mencari informasi mengenai ada tidaknya

Page 66: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

51

berbagai macam restauran terbaik yang ada di sekitar kawasan wisata hingga

18,9%. Informasi mengenai restauran sangat dibutuhkan sekali oleh wisatawan

yang menginap di hotel kelas melati. Hal ini dikarenakan tempat mereka

menginap tidak menyediakan pelayanan makanan secara lengkap sehingga

informasi tersebut dapat dijadikan persiapan agar rencana kunjungannya dapat

berjalan dengan lebih baik.

Dapat dikatakan bahwa money changer, jalur transportasi, hotel, dan

restauran merupakan sebagian informasi yang sangat dibutuhkan oleh

wisatawan asing ketika berencana mengunjungi suatu negara dengan tujuan

berlibur. Ada juga wisatawan yang menyatakan bahwa informasi restauran

menjadi penting untuk mencoba berbaga berbagai masakan dari berbagai

negara hingga makanan asli daerah

Pada bulan Juli di kawasan wisata Senggigi terdapat Festival Seni dan

Budaya yang salah satu agendanya menampilkan kesenian gendang yaitu

gendang Beleq. Selain itu Pulau Lombok akan lebih ramai dikunjungi wisatawan

asing pada bulan Juli hingga Agustus (sebagian berkaitan dengan libur sekolah)

dan kunjungan di atas bulan Agustus sedikit berkurang hingga kunjungan akan

ramai kembali pada bulan Desember.

Walaupun wisatawan asing datang berlibur pada bulan Oktober 2006

(saat penelitian berlangsung) sebagian kecil atau 6,3% menyatakan mencari

informasi tentang Festival Seni dan Budaya. Walaupun sudah dapat dipastikan

mereka tidak dapat melihat secara langsung acara festival tersebut. Selain itu

hanya 2,5% wisatawan asing yang mencari informasi mengenai acara party di

kawasan Pantai Senggigi. Acara party umumnya berkaitan dengan hari-hari

khusus seperti melakukan acara pernikahan, bulan madu, valentine, ataupun

kegiatan lain yang memang sengaja dibuat wisatawan asing untuk mengadakan

khusus acara pesta. Acara party tersebut biasanya dilakukan oleh hotel untuk

menarik minat wisatawan agar datang ke Pulau Lombok dan menginap di hotel

tersebut.

Setelah mengetahui isi informasi mengenai sarana dan prasarana umum

lainnya maka pembahasan berikutnya mengenai isi informasi yang berhubungan

dengan keamanan. Dari Tabel 6 diketahui bahwa wisatawan asing lebih mencari

informasi tentang keamanan mengenai lokasi kantor polisi yang ada disekitar

kawasan wisata hingga 32,9%. Informasi tersebut sangat penting bagi wisatawan

karena berkaitan dengan isu-isu politik tentang Indonesia yang kurang baik

Page 67: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

52

sehingga menyebabkan mereka menempatkan adanya kantor polisi sebagai

bahan pertimbangan memilih obyek dan lokasi wisata. Pada saat itu Indonesia

menjadi sorotan dunia dengan peristiwa bom Bali yang terjadi pada tahun 2001

silam.

Tabel 6 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Tentang Keamanan Dalam Informasi Awal

Wisatawan (N = 79)

Informasi Tentang Keamanan Jumlah %

1. Kantor polisi 26 32,9 2. Jaminan keamanan dalam hotel 15 18,9 3. Private of security 8 10,1 4. Keamanan didalam di hotel 7 8,9 5. Pecalang* 7 8,9

Keterangan: * Pecalang adalah sekumpulan orang-orang yang bertugas memberikan pengamanan pada masyarakat khususnya di Bali dan wisatawan yang berada di kawasan wisata ataupun di lingkungan Banjar (kampung/desa).

Pada Tabel 6 terdapat 18,9% informasi yang dibutuhkan wisatawan

mengenai jaminan keamanan bagi pekerja asing yang bekerja mengelola

beberapa tempat wisata. Hal ini tidak jauh berbeda dengan alasan pemilihan

informasi mengenai kantor polisi. Adanya cara pandang dan gaya hidup yang

berbeda menyebabkan sebagian wisatawan yang datang untuk bekerja menilai

jaminan terhadap mereka harus ada dan dapat dijamin dengan baik.

Pemerintah daerah sebagai tuan rumah bekerjasama dengan seluruh

instansi terkait dapat memberikan jaminan dalam bentuk pengamanan disekitar

tempat tinggal mereka. Selain itu pihak perusahaan tempat orang asing bekerja

menyediakan layanan pengawal atau bodyguard jika mereka sedang bertugas di

luar perusahaan. Ada juga beberapa wisatawan yang tidak menggunakan

fasilitas tersebut dengan alasan mereka merasa tidak terlalu khawatir akan

terjadi sesuatu selama berada di luar perusahaan. Karena dalam kontrak kerja

keamanan sudah dijamin oleh pihak perusahaan dan pemerintah daerah sendiri.

Sebagian lagi mencari informasi mengenai tersedianya pengamanan

dalam bentuk private of security sebanyak 10,1%. Sedangkan 8,9% mencari

informasi mengenai keamanan didalam hotel dan ada tidaknya Pecalang di

Pulau Lombok. Wisatawan yang mencari informasi mengenai Pecalang

merupakan wisatawan asing yang pernah mengunjungi Pulau Bali. Kunjungan ke

Pulau Lombok lebih dikarenakan ingin mengetahui daya tarik obyek wisata yang

tidak kalah bagusnya dengan Pulau Bali.

Page 68: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

53

Dari penjelasan di atas dapat ditarik beberapa alasan pencarian informasi

mengenai sarana dan prasarana yang mendukung wisata maupun keamanan di

Pulau Lombok. Alasan tersebut adalah sebagai berikut:

a). Wisatawan tersebut sudah berada di Indonesia dengan kunjungan awalnya di

Pulau Bali;

b). Belum pernah mengunjungi Pulau Lombok sebelumnya;

c). Pernah mengunjungi Pulau Lombok namun informasi mengenai sarana dan

prasarana tetap menjadi hal yang penting.

d). Informasi mengenai keamanan sangat penting ketika berencana untuk

melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.

Tahap Konfirmasi

Pada tahap konfirmasi wisatawan melakukan peneguhan terhadap

informasi yang telah diketahui sebelumnya. Selain itu peneguhan juga terjadi

saat wisatawan menemukan informasi baru dan mencari informasi lainnya guna

mendukung keputusan mengenai informasi tersebut. Komunikasi tatap muka

yang terjadi pada tahap konfirmasi lebih banyak macamnya dibandingkan pada

saat proses pencarian informasi awal.

Adapun macam-macam komunikasi tatap muka tersebut meliputi

hubungan interpersonal yang hanya terjadi melalui teman atau kerabat, hotel,

melalui agen perjalanan, jasa seorang pemandu wisata yang ada dikawasan

wisata dan melalui Bandara Udara Selaparang di Mataram Nusa Tenggara Barat.

Adanya komunikasi tatap muka dalam komunikasi organisasi yang melibatkan

wisatawan dengan seseorang yang berada dalam suatu lingkup organisasi

seperti wisatawan dengan resepsionis hotel, agen perjalanan, dan saat tiba di

Pulau Lombok melalui Bandara Udara Selaparang Mataram.

Tahap konfirmasi terjadi bila wisatawan sudah memutuskan untuk

menerima atau menolak informasi yang telah di peroleh sebelumnya (tahap

pencarian informasi awal). Tingkat perilaku komunikasi yang ditunjukan

wisatawan berbeda dibandingkan ketika mencari informasi pada tahap informasi

awal. Perbedaan tersebut terlihat dengan adanya sebagian wisatawan yang tidak

melakukan konfirmasi di Pulau Lombok.

Dari Tabel 7 diketahui bahwa tahap konfirmasi menunjukan perilaku

komunikasi yang kurang aktif (39,2%). Alasan mereka tidak melakukan

konfirmasi adalah sebagian informasi yang mereka ketahui sebelum

Page 69: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

54

mengunjungi Pulau Lombok sudah di rasa cukup akurat. Sebagian lagi

menyatakan bahwa mereka datang mengunjungi Pulau Lombok tidak

membutuhkan terlalu banyak aktivitas wisata sehingga hanya membutuhkan

informasi mengenai obyek wisata yang akan dikunjungi saja.

Tabel 7 Distribusi Wisatawan Menurut Tingkat Perilaku Komunikasi Wistawan Pada Tahap Konfirmasi

Wisatawan (N=79)

Tingkat Perilaku Komunikasi pada Konfirmasi Jumlah %

1. Tidak melakukan konfirmasi 20 25,3 2. Melakukan konfirmasi:

a. Kurang aktif 31 39,2 b. Aktif 17 21,5 c. Sangat aktif 11 13,9

Konfirmasi yang dilakukan wisatawan asing setelah sampai di Pulau

Lombok lebih bersifat peneguhan dari informasi yang diperoleh saat di negara

asal. Dari wawancara peneliti dengan pemandu wisata diketahui bahwa ada

beberapa wisatawan asing yang perjalanan wisatanya tidak diatur oleh agen

perjalanan biasanya akan lebih aktif melakukan konfirmasi daripada yang telah

diatur oleh agen perjalanan. Walaupun penggunaan sumber informasi dan

saluran informasi yang digunakan tidak sebanyak saat informasi awal.

Perilaku konfirmasi yang sangat aktif ditunjukan dengan menggunakan

kombinasi antara komunikasi tatap muka dengan media massa. Wisatawan asing

menggunakan salah satu dari bentuk komunikasi tatap muka yaitu melalui agen

perjalanan, hotel tempat menginap, hubungan antar pribadi, pemandu wisata,

dan Bandara Udara Selaparang Mataram. Adapun saluran informasi yang

digunakan lebih banyak menggunakan bentuk visual antara lain leaflet/brosur,

buku panduan wisata, foto-foto lokasi wisata, internet, atau majalah/koran wisata

(biasanya disediakan di hotel atau agen perjalanan).

Informasi yang banyak dibutuhkan wisatawan asing pada konfirmasi

berkaitan dengan kegiatan wisatanya. Adapun informasi tersebut meliputi lokasi

obyek wisata, tempat penginapan atau hotel, lokasi penukaran mata uang asing,

restauran/kafe/club malam, maupun informasi mengenai ketersediaan jaringan

telekomunikasi. Dapat dikatakan bahwa perilaku komunikasi pada tahap

konfirmasi terjadi karena wisatawan asing masih membutuhkan banyak informasi

mengenai kegiatan wisatanya. Informasi tersebut dibutuhkan guna mendukung

ataupun memperkuat keputusan wisatawan dalam berwisata.

Page 70: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

55

Penelusuran informasi pada tahap konfirmasi sama dengan tahap

pencarian informasi awal yaitu mencari tahu penggunaan sumber informasi,

bentuk-bentuk saluran informasi, dan isi dari informasi yang dibutuhkan

wisatawan ketika berada di Pulau Lombok. Berikut ini pembahasan dimulai dari

persentasi wisatawan pada penggunaan sumber-sumber informasi. Distribusi

wisatawan menurut penggunaan sumber informasi pada tahap konfirmasi dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Sumber Informasi pada Tahap Konfirmasi

Wisatawan (N=79) Sumber Informasi

Jumlah %

1. Tidak melakukan konfirmasi 20 25,3 2. Melakukan konfirmasi menggunakan:

a. Komunikisi tatap muka 19 24,1 b. Media massa 4 5,1 c. Kombinasi 36 45,6

Dari wawancara yang dilakukan pada sejumlah pemandu wisata diketahui

bahwa ada sebagian wisatawan asing yang pernah mengunjungi Pulau Lombok

lebih mempercayai pemandu wisata daripada agen perjalanan pada kunjungan

berikutnya. Alasan wisatawan tersebut adalah para pemandu wisata lebih

memahami kondisi ataupun tingkat keamanan di obyek wisata yang akan dituju.

Selain itu jika mereka menggunakan jasa agen perjalanan pun para pemandu

wisata akan diikutsertakan untuk menemani wisatawan asing selama

mengunjungi lokasi wisata. Hal yang paling disukai wisatawan asing jika

menggunakan jasa para pemandu wisata adalah mereka merasa privacy lebih

terjaga karena selama perjalanan hanya mereka saja atau beberapa wisatawan

asing lainnya ikut dalam rombongan wisata.

Sebagian besar (45,6%) wisatawan asing menggunakan kombinasi

sumber informasi dari media massa dan komunikasi tatap muka guna

memperteguh informasi ataupun melengkapi informasi yang dibutuhkan. Kedua

sumber informasi tersebut lebih luas cakupan informasi wisatanya daripada

hanya menggunakan media massa atau melalui komunikasi tatap muka.

Terpenting disini adalah penggunaan media massa dan komunikasi tatap muka

sama-sama saling melengkapi kebutuhan wisatawan terhadap informasi wisata

pada tahap konfirmasi.

Selain kombinasi, wisatawan asing juga lebih banyak menggali informasi

Page 71: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

56

wisata hanya bersumber dari komunikasi tatap muka saja (24,1%). Jika dikaitkan

dengan kredibilitas sumber hal tersebut dilakukan wisatawan dengan asumsi

bahwa agen perjalanan di kawasan wisata maupun dari Bandara Selaparang

Mataram lebih luas cakupan informasinya. Selain itu lokasi agen perjalanan dan

Bandara jelas tempatnya, lebih dekat dan mudah ditemui oleh wisatawan. Hanya

sebagian kecil (5,1%) yang menggunakan media massa sebagai sumber

informasi wisatanya. Alasan utamanya adalah informasi pada media massa

sudah terangkum sangat jelas dan lengkap.

Dari keseluruhan responden (79 orang wisatawan asing) hanya 59 orang

(74,5%) yang melakukan konfirmasi setelah berada di Pulau Lombok.

Sedangkan 20 orang wisatawan atau 25,3% tidak melakukan konfirmasi. Ada

beberapa alasan mengapa wisatawan asing tersebut tidak melakukan konfirmasi

antara lain:

a). Melakukan kunjungan wisata pada beberapa obyek wisata yang telah diatur

oleh agen perjalanan.

b). Selama mengunjungi beberapa obyek wisata selalu didampingi oleh pemandu

wisata.

c). Kunjungan wisatawan asing hanya pada satu obyek wisata saja seperti

melakukan aktivitas surfing di pantai Kuta Kabupaten Lombok Tengah

ataupun di Pantai Gili Trawangan Kabupaten Lombok Barat.

d). Wisatawan tersebut pernah mengunjungi Pulau Lombok sehingga informasi

mengenai lokasi ataupun tingkat keamanan dikawasan wisata sudah di

ketahui dengan cukup baik.

e). Wisatawan asing tersebut tinggal di Pulau Lombok untuk bekerja.

Setelah mengetahui beberapa alasan wisatawan asing tidak melakukan

konfirmasi di Pulau Lombok maka pembahasan selanjutnya berkaitan dengan

penggunaan berbagai macam saluran informasi. Selama berada di Pulau

Lombok wisatawan asing tidak menggunakan saluran informasi melalui radio. Hal

ini dikarenakan pemerintah Provinsi NTB dan pihak swasta yang bergerak dalam

bidang pariwisata tidak menyediakan informasi wisata melalui radio. Informasi

wisata melalui radio sudah dilakukan oleh Pulau Bali yang bekerjasama dengan

pihak swasta yaitu radio Hard Rock.

Pada Tabel 9 diketahui bentuk informasi yang digunakan wisatawan

dalam konfirmasi hanya dua yaitu visual dan audiovisual. Dalam bentuk visual

saluran informasi yang digunakan sebagian besar melalui leaflet, booklet, dan

Page 72: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

57

brosur-brosur wisata hingga 55,7%. Hal ini lebih dikarenakan leaflet, booklet, dan

brosur-brosur lebih mudah ditemukan di hotel, agen perjalanan, pada seorang

guide, dan di Bandara Udara Selaparang Mataram saat tiba di Pulau Lombok.

Dari bentuk dan ukurannya yang sangat ringan dan mudah dibawa kemana saja

maka media informasi tersebut lebih banyak digunakan oleh wisatawan asing.

Tabel 9 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Saluran Informasi pada Tahap Konfirmasi

Wisatawan (N = 59) Saluran Informasi yang Digunakan

Jumlah %

Visual: 1. Leaflet, booklet, brosur-brosur wisata 44 55,7 2. Buku-buku panduan wisata 28 35,4 3. Foto-foto berupa dokumentasi obyek wisata 24 30,8 4. Foto-foto obyek wisata dalam bentuk slide 14 17,7 5. Internet 10 12,7 6. Majalah/koran/tabloid 10 12,7

Audiovisual: 7. Televisi 10 12,7

Selain itu leaflet, booklet, dan brosur-brosur wisata dapat digunakan

sebagai dasar informasi untuk bisa membandingkan informasi yang diketahui

pada informasi lainnya. Gambar yang ada pada leaflet mempunyai warna yang

cukup menarik dan bisa meyakinkan wisatawan untuk mengunjunginya sehingga

informasi yang telah diketahui sebelumnya lebih kuat dan lebih menyakinkan

wisatawan untuk berkunjung pada obyek wisata yang diinginkan.

Bentuk informasi visual lainnya adalah penggunaan buku panduan wisata

hingga 35,4% untuk melengkapi informasi dari media lainnya. Dibandingkan

dengan leaflet, booklet, dan brosur-brosur wisata, buku panduan wisata

mengulas lebih luas segala informasi mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan obyek wisata, lokasi, ataupun informasi wisata lainnya.

Terdapat beberapa kelemahan dalam buku panduan wisata yang

biasanya digunakan wisatawan. Kelemahan buku panduan wisata tersebut

sebagai berikut:

a). Tampilan gambar tentang obyek wisata tidak mendetail.

b). Adanya sebagian buku yang tidak menampilkan gambar-gambar obyek

wisata dengan kertas berwarna.

c). Terkadang halaman yang memuat semua obyek wisata tidak tersedia dan

hanya menerangkan adanya obyek wisata tertentu yang menarik untuk

dikunjungi.

Page 73: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

58

d). Terkadang gambar ataupun informasi mengenai obyek wisata yang

ditampilkan tidak sesuai dengan yang apa diinginkan wisatawan. Bisa saja

informasi mengenai obyek wisata lainnya yang menurut penulis buku tidak

perlu ditampilkan justru yang ingin diketahui oleh wisatawan.

e). Secara keseluruhan buku panduan wisata mempunyai keterbatasan dalam

jumlah halaman untuk memuat berbagai informasi mengenai obyek wisata.

Adanya kekurangan pada buku panduan wisata tersebut dapat dilengkapi

dengan penggunaan slide foto oleh wisatawan. Adanya foto-foto mengenai

obyek wisata alam dan budaya dalam bentuk slide semakin memperteguh dan

meyakinkan wisatawan asing untuk mengunjunginya. Slide merupakan teknik

menampilkan gambar diam (bukan bergerak seperti film) dalam satuan frame-

frame foto.

Gambar-gambar yang diperlihatkan pada slide mempunyai arah gerakan

yang dapat disesuaikan seperti arah vertikal ataupun horizontal. Selain slide,

wisatawan asing juga menggunakan saluran informasi dalam bentuk audiovisual

yaitu televisi. Walaupun persentasi penggunaannya sangat sedikit namun

penggunaan media komunikasi ini tetap bisa melengkapi informasi yang

diinginkan. Informasi mengenai obyek wisata ditelevisi dapat diketahui melalui

siaran televisi lokal yaitu LombokTV dan diduga melalui siaran televisi swasta

nasional.

Bisa dikatakan bahwa adanya gerakan-gerakan gambar dengan obyek

diam dan beragamnya warna dari leaflet, booklet, ataupun brosur berwarna

mampu menstimulasi alat indra mata. Rakhmat (2001) menyatakan bahwa

stimulasi yang diperoleh mata dikirim kesistem syaraf otak dengan batas ambang

gelombang cahaya antara 380–780 nanometer sehingga informasi dalam bentuk

simbol-simbol tersebut mampu meyakinkan wisatawan untuk memutuskan

memilih obyek wisata alam dan obyek wisata budaya.

Adanya perbedaan jumlah persentasi masing-masing saluran informasi

dari yang lebih dominan hingga persentasi terendah hanya memberikan

gambaran tentang penggunaan saluran informasi mana yang lebih banyak

digunakan wisatawan sehingga tidak dapat dikatakan bahwa penggunaan

saluran informasi yang dominan lebih baik daripada yang terendah. Karena

dalam penelitian ini sebagian besar wisatawan lebih banyak mengkombinasikan

bentuk-bentuk saluran informasi. Distribusi wisatawan menurut isi informasi

sarana dan prasarana dalam tahap konfirmasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 74: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

59

Tabel 10 Distribusi Wisatawan Menurut Isi Informasi Sarana dan Prasarana dalam Tahap Konfirmasi

Wisatawan (N = 59)

Isi Informasi Tentang Sarana dan Prasarana Jumah %

1. Hotel 19 24,1 2. Club malam dan kafe 19 24,1 3. Obyek wisata 18 22,8 4. Money changer 17 21,5 5. Restauran 17 21,5 6. Jaringan telekomunikasi 16 20,3 7. Jalur transportasi 11 13,9 8. Jasa penyewaan mobil 10 12,7 9. Pemandu wisata 8 10,1 10. Festival seni dan budaya di kawasan Senggigi 4 5,1 11. Rumah sakit 1 1,3

Menurut Tabel 10 bahwa sebagian besar wisatawan asing mencari

informasi mengenai hotel dari kelas melati hingga kelas berbintang lima dan

informasi tentang tempat-tempat hiburan seperti club-club malam ataupun kafe

terbaik di kawasan wisata hingga 24,1%. Pencarian informasi tentang hotel

dikarenakan setelah berada di kawasan wisata wisatawan lebih leluasa untuk

memilih dan menentukan hotel jenis apa yang akan digunakan sebagai tempat

beristirahat.

Selain itu sebagian wisatawan tidak tetap untuk tinggal pada satu hotel

saja tetapi berpindah pada hotel lainnya. Ada beberapa alasan yang dinyatakan

oleh wisatawan antara lain untuk kenyamanan beristirahat saat berlibur, agar

jarak antara obyek wisata lebih dekat dengan hotel, ataupun adanya

ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan pihak hotel.

Informasi obyek wisata tetap menjadi hal utama yang dicari oleh

wisatawan dalam tahap konfirmasi hingga 22,8%. Informasi mengenai obyek-

obyek wisata setelah berada di kawasan wisata lebih beragam sehingga lebih

memudahkan wisatawan untuk menentukan keputusannya. Bisa dikatakan

bahwa wisatawan yang melakukan konfirmasi cenderung akan mengunjungi apa

yang mereka telah ketahui dan telah putuskan dari keputusan pada informasi

awal.

Konfirmasi mengenai informasi lainnya yang dibutuhkan wisatawan asing

adalah keberadaan restauran yang menyajikan berbagai menu favorit dari

mancanegara hingga makanan asli Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari

pengamatan selama di lokasi penelitian diketahui bahwa kunjungan wisatawan

Page 75: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

60

asing kerestauran biasanya mulai ramai dari jam 4 sore hingga tengah malam.

Sebagian baru datang dari kunjungannya dari obyek-obyek wisata. Sambil

berjalan-jalan disekitar kawasan wisata para wisatawan juga mencari informasi

mengenai restauran yang dapat memuaskan selera dan sebagai tempat

bersantai yang lebih nyaman.

Begitu juga dengan tempat-tempat penukaran mata uang asing tetap

merupakan informasi yang penting bagi wisatawan asing. Hal ini dikarenakan

sebagian besar wisatawan datang ke Pulau Lombok masih membawa mata uang

negara mereka. Walaupun sebagian dari wisatawan asing ada juga yang

melakukan pembayaran dengan mata uang negaranya seperti dollar Australia

ataupun Euro. Nilai kurs mata uang asing tersebut telah disesuaikan dengan kurs

rupiah yang harus mereka bayar. Namun penukaran mata uang asing dalam

bentuk rupiah tetap dilakukan oleh wisatawan dengan mempertimbangkan

efiseinsi dan lebih mempermudah pembayaran pada tempat-tempat yang tidak

menggunakan mata uang asing sebagai alat pembayaran.

Informasi lainnya yang diperlukan wisatawan asing adalah informasi

mengenai ketersediaan jaringan telekomunikasi hingga 20,3% pada kawasan

wisata. Jaringan telekomunikasi tersebut terkait dengan penggunaan internet

ataupun penggunaan jaringan telepon seluler. Selama melakukan perjalanan

kesuatu tempat wisatawan asing kerap melakukan kontak informasi dengan

teman, kerabat ataupun relasi diluar Indonesia ketika masih berada di Pulau

Lombok. Selama melakukan pengamatan di lokasi penelitian dan wawancara

dengan pemilik rental internet diketahui bahwa wisatawan asing sangat

membutuhkan sekali sarana internet dalam menunjang kegiatan wisata.

Sebagian kecil konfirmasi dilakukan untuk mengetahui informasi

mengenai jalur transportasi menuju lokasi wisata. Informasi tersebut berkaitan

dengan kemudahan untuk menjangkau lokasi wisata sebanyak 14%. Biasanya

informasi jalur transportasi sangat dibutuhkan bagi wisatawan yang belum

pernah mengunjungi Pulau Lomkok dan sebagian yang belum pernah

mengunjungi lokasi obyek wisata. Bagi wisatawan asing yang ingin mengunjungi

suatu lokasi obyek wisata dengan ruang privasi yang lebih terjaga maka

biasanya membutuhkan jasa penyewaan mobil (12,7%).

Dari wawancara dengan para driver yang sering disewa oleh wisatawan

asing menuju beberapa lokasi obyek wisata menyatakan bahwa wisatawan

sangat menyukai penggunaan jasa penyewaan mobil. Dalam satu mobil

Page 76: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

61

biasanya berjumlah 2 orang hingga 6 orang wisatawan asing. Disamping harga

lebih murah mereka bisa menentukan obyek wisata mana yang akan dikunjungi.

Selain itu dari sudut privacy lebih terjaga dan tentunya lebih nyaman selama

perjalanan dalam melakukan kunjungan wisata.

Terdapat juga beberapa informasi yang dirasakan sudah cukup ataupun

sebagian menyatakan tidak terlalu penting. Hal ini dapat dilihat pada informasi

mengenai pemandu wisata, tentang adanya pertunjukan festival seni dan budaya

di kawasan wisata Senggigi. Hanya 1,3% yang membutuhkan informasi

mengenai rumah sakit ataupun klinik berobat di kawasan wisata. Distribusi

wisatawan menurut penggunaan isi informasi tentang keamanan dalam tahap

konfirmasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Distribusi Wisatawan Menurut Penggunaan Isi Informasi Tentang Keamanan dalam Tahap Konfirmasi

Wisatawan (N = 59) Isi Informasi Tentang Keamanan

Jumlah % 1. Private of security 18 22,8 2. Kantor polisi 12 15,2 3. Pecalang 6 7,6

Konfirmasi mengenai keamanan tentang private of security sebagian

menjadi hal yang penting untuk kenyamanan berada di Pulau Lombok hingga

22,8% dibandingkan dengan adanya kantor polisi disekitar kawasan wisata yang

hanya 15,2%. Dari pengamatan dan wawancara dilokasi wisata diketahui

wisatawan yang membutuhkan jasa pengamanan pribadi cenderung merupakan

wisatawan yang benar-benar membutuhkan sebuah privacy eksklusif. Artinya

ketika mengunjungi suatu obyek wisata tertentu yang lokasi ataupun

keamanannya masih kurang maka jasa pengaman pribadi sangat dibutuhkan.

Selain itu adanya aktivitas lainnya seperti melakukan transaksi bisnis

diperlukan satu atau dua orang jasa pengaman pribadi. Konfirmasi mengenai

pecalang juga dibutuhkan walaupun persentasinya sangat kecil sekali. Hal ini

tidak lepas dari adanya kunjungan wisata di Pulau Bali sebelumnya dan berharap

menemukan pecalang dikawasan wisata Pulau Lombok. Namun pemerintah

daerah bisa menjamin keamanan wisatawan asing selama berada dikawasan

wisata walaupun bukan dalam bentuk pecalang.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku komunikasi

wisatawan menunjukan kategori kurang aktif pada tahap konfirmasi. Walaupun

melakukan kombinasi sumber informasi namun saluran informasi lebih banyak

Page 77: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

62

melalui bentuk visual yaitu leaflet/brosur/booklet. Dalam komunikasi tatap muka

saluran informasi tersebut banyak digunakan oleh pemandu wisata, hotel,

maupun agen perjalanan. Selain itu booklet dan buku panduan wisata dapat

diperoleh melalui toko yang menjual kebutuhan informasi wisata pada kawasan

wisata di Pulau Lombok. Pada dasarnya penggunaan sumber informasi yang

terdiri dari komunikasi tatap muka dan media massa sama-sama mempunyai

kemampuan dalam menyakinkan khalayak. Media massa efektif dalam merubah

pendapat (pengetahuan) dan komunikasi tatap muka efektif merubah sikap.

Terpenting adalah informasi wisata yang dapat diperoleh dengan mudah.

Keputusan Wisatawan dalam Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Pendeskripsian tentang keputusan mencakup pemilihan obyek wisata

alam, obyek wisata budaya, dan masa tinggal. Selain itu lamanya penggunaan

waktu ketika mengunjungi obyek wisata sangat beragam. Dalam sehari seorang

wisatawan asing dapat mengunjungi lebih dari 1 obyek wisata sekaligus

sehingga dapat diketahui total penggunaan waktu yang dihabiskan ketika

mengunjungi obyek wisata. Mulai dari 10 menit hingga di atas 5 jam. Dari yang

hanya berenang di pantai hingga mengunjungi obyek-obyek wisata budaya.

Obyek wisata budaya amat beragam dan diantaranya adalah Festival

seni budaya hingga perkampungan asli masyarakat suku Sasaq yang merupakan

salah satu cagar budaya di Provinsi NTB. Selain kunjungan pada obyek wisata

terdapat juga penjabaran mengenai masa tinggal wisatawan. Dari 4 hari hingga

lebih dari 9 hari. Berikut penjelasan masing-masing keputusan mengunjungi

obyek wisata alam, budaya, dan menentukan masa tinggal.

Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Alam

Pulau Lombok mempunyai banyak potensi wisata alam yang tidak kalah

dengan Provinsi lainnya. Saat ini obyek wisata pantai tetap menjadi andalan

Pemerintah NTB dalam menarik minat wisatawan asing maupun domestik.

Jumlah keputusan memilih obyek wisata alam sangat beragam sehingga

dilakukan pengkategorian dalam menjelaskan jumlah obyek wisata alam yang

dipilih. Pengkategorian jumlah keputusan memilih obyek wisata alam

dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Keputusan wisatawan tersebut

merupakan jumlah aktivitas wisata yang dikunjunginya.

Page 78: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

63

Tabel 12 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih Obyek Wisata Alam

Wisatawan (N=79) Jumlah Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Jumlah % 1. Sedikit : ≤ 4 obyek wisata 45 57,0 2. Sedang : 5 s/d 7 obyek wisata 32 40,5

3. Banyak : ≥ 8 obyek wisata 2 2,5

Pada Tabel 12 bahwa jumlah keputusan wisatawan asing untuk memilih

obyek wisata alam termasuk dalam kategori sedikit atau 57,0%. Hal ini

dikarenakan aktivitas wisatawan asing hanya pada 1 obyek wisata hingga 4

obyek wisata alam. Seperti keputusan memilih wisata pantai antara lain

menyelam, berenang di pantai, berjalan-jalan sambil menikmati sunset. Bahkan

ada keputusan wisatawan asing hanya pada 1 obyek wisata alam saja seperti

surfing atau melakukan pendakian di Gunung Rinjani.

Selain di pantai wisatawan asing juga mengkombinasikan kunjungannya

pada kawasan Taman Nasional hutan lindung Gunung Rinjani. Salah satu obyek

wisata tersebut adalah melihat air terjun ataupun melihat kawanan kera yang

banyak ditemui di sepanjang jalur menuju air terjun (jika melewati jalur Senggigi).

Untuk itu jumlah keputusan wisatawan asing dapat dikategorikan sedang (40,5%)

dengan jumlah kunjungan wisata 5 hingga 8 obyek wisata. Wisatawan dengan

keputusan tinggi mempunyai jumlah aktivitas wisata di atas 9 obyek wisata.

Adapun keputusan obyek wisata tersebut antara lain kombinasi dari obyek wisata

pantai, pendakian Gunung Rinjani, dan adanya kunjungan wisatawan ke Gili

Trawangan.

Untuk mengetahui lebih jelas masing-masing jumlah persentase obyek

wisata alam yang dikunjungi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 13. Keputusan

wisatawan asing pada obyek wisata alam sebagian besar memilih obyek wisata

pantai daripada obyek wisata pendakian Gunung Rinjani. Hal ditunjukan dengan

keputusan wisatawan asing yang sebagian besar memilih untuk berenang di

pantai (63,3%). Wisatawan asing ingin merasakan adanya perbedaan antara

berenang di pantai yang ada di Pulau Lombok dengan pantai lainnya seperti

Pantai Kute Bali. Khusus di Pantai Senggigi memang sangat cocok digunakan

untuk berenang. Hal ini dikarenakan Pantai Senggigi memiliki ombak yang

tenang dengan arus laut yang tidak kuat sehingga aman digunakan untuk

berenang.

Page 79: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

64

Tabel 13 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan pada Masing-masing Obyek Wisata Alam

Wisatawan

(N = 79) Jumlah Keputusan Wisatawan

pada Masing-masing Obyek Wisata Alam Jumlah %

Pendakian Gunung dan sekitarnya: 1. Melihat air terjun 35 44,3 2. Melihat kawanan monyet 34 43,0 3. Mendaki puncak Gunung Rinjani 21 26,6 4. Berkemah di danau Segara Anak - Gunung Rinjani 12 15,2 5. Mengunjungi pemandian air panas 5 6,3

Pantai dan sekitarnya: 6. Berenang di pantai 50 63,3 7. Menikmati sunset 43 54,4 8. Berjemur di pantai 41 51,9 9. Snorkeling 35 44,3 10. Surfing 19 24,1 11. Menyelam 19 24,1 12. Memancing 2 2,5 13. Lainnya:

a. Keliling disekitar kawasan pantai dengan menggunakan sepeda motor

7 8,9

b. Mengunjungi hutan lindung & pemandian Tete Batu 7 8,9 b. Keliling seputar kawasan hutan lindung dengan

menggunakan sepeda gunung 5 6,3

c. Berjalan-jalan di sekitar kawasan pantai di Gili Trawangan

4 5,1

d. Main kano di pantai 3 3,8

Pada Tabel 13 diketahui bahwa 54,4% wisatawan asing memilih

berenang di pantai wisatawan asing memutuskan untuk menikmati indahnya

sunset sambil berjalan-jalan di pinggiran pantai atau sekadar duduk santai.

Selain itu 51,9% memutuskan untuk berjemur di pantai agar kulit menjadi lebih

coklat. Wisatawan asing banyak berjemur di pinggir pantai terutama di Gili

Trawangan karena merasa terik panas matahari sangat cocok untuk berjemur.

Selain itu kawasan pantai di Pulau Lombok pada umumnya masih tertata secara

alami.

Keputusan wisatawan lainnya adalah melihat keindahan karang di laut

hanya dengan snorkeling (44,3%). Obyek wisata tersebut lebih mudah dilakukan

daripada penyelaman yang membutuhkan ketrampilan khusus. Wisatawan asing

yang memilih untuk melakukan penyelaman hanya 24,1%.

Kawasan yang paling banyak dikunjungi wisatawan untuk penyelaman

adalah Gili Trawangan. Keadaan terumbu karangnya masih terjaga walaupun

telah terjadi kerusakan terumbu karang. Namun pada umumnya terumbu karang

Page 80: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

65

tersebut masih terlihat sangat indah. Selain memutuskan mengunjungi beberapa

obyek wisata di pantai ada juga wisatawan asing yang datang secara khusus

untuk melakukan penyelaman.

Selain obyek wisata pantai, Pulau Lombok juga mempunyai obyek wisata

alam lainnya yaitu Taman Nasional Gunung Rinjani. Pada kawasan tersebut

terdapat beberapa air terjun yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing

maupun domestik. Salah satunya adalah air terjun Sindang Gile yang selalu

ramai di kunjungi wisatawan asing hingga 44,3%. Selain itu wisatawan asing

dapat melihat kera liar yang banyak dijumpai di sepanjang perjalanan menuju

kawasan Taman Nasional (43,0%). Kera-kera tersebut oleh pemerintah dan

masyarakat sekitar telah dilindungi keberadaannya sehingga perjalanan menuju

wisata air terjun tersebut tidak terasa membosankan.

Selain itu sebagian wisatawan asing melakukan pendakian di puncak

Gunung Rinjani hingga 26,6%. Untuk melakukan pendakian kepuncak Rinjani

seseorang harus mempunyai stamina yang prima dan harus didampingi oleh

porter atau pemandu wisata yang sudah berpengalaman. Hal ini terkait langsung

dengan keselamatan jiwa para pendaki. Seperti waktu yang baik untuk berada di

puncak (diatas jam 5 pagi) dan harus segera turun dari puncak sebelum jam 7

pagi. Biasanya setelah di atas jam 7 pagi angin bertiup sangat kencang.

Selain memutuskan melakukan pendakian diketahui hanya 15,2%

wisatawan yang bertujuan untuk melihat Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.

Diantara wisatawan tersebut ada yang bertujuan untuk melihat danau setelah

melakukan pendakian di puncak Rinjani dan segera kembali untuk mengakhiri

pendakiannya. Lainnya memang bertujuan untuk melihat Danau Segara Anak.

Untuk obyek wisata lainnya sebagian kecil memilih aktivitas bersepeda

motor dengan tujuan berkeliling diseputar kawasan wisata pantai Senggigi.

Wisatawan asing tersebut ingin melihat secara langsung keadaan dan suasana

di sekitar kawasan wisata Senggigi. Selain itu ada juga wisatawan asing yang

memutuskan kunjungannya kepemandian Tete Batu yang ada di Kabupaten

Lombok Timur. Pemandian tersebut berada di tengah hutan lindung yang

merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani.

Keputusan Pemilihan Obyek Wisata Budaya

Obyek wisata tradisional Suku Sasaq di Pulau Lombok amat beragam.

Mulai dari kesenian hingga cagar budaya yang masih terjaga hingga saat ini.

Page 81: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

66

Keputusan wisatawan memilih obyek wisata budaya jumlahnya berbeda-beda.

Mulai dari 2 obyek wisata hingga di atas 5 obyek wisata. Selain itu ada juga

wisatawan yang sama sekali tidak memilih obyek wisata budaya baik itu bersifat

tradisional maupun non tradisional.

Untuk memudahkan pembahasan mengenai keputusan memilih obyek

wisata budaya maka dilakukan pengkategorian dengan hanya berdasar pada

jumlah obyek wisata budaya yang dipilih. Pengkategorian jumlah obyek wisata

menggunakan istilah rendah untuk pemilihan di bawah 4 obyek wisata. Kategori

sedang diberikan pada wisatawan yang mempunyai jumlah pemilihan di bawah 7

obyek wisata budaya. Jumlah pemilihan di atas 7 obyek wisata budaya dapat

diketagorikan dalam keputusan tinggi. Bagi wisatawan asing yang mempunyai

jumlah keputusan di atas 7 obyek wisata budaya maka dapat dikategorikan

sebagai keputusan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14

berikut ini.

Tabel 14 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih Obyek Wisata Budaya

Wisatawan (N=79) Jumlah Keputusan Wisatawan

dalam Memilih Obyek Wisata Alam Jumlah % a. Wisatawan yang tidak memilih obyek wisata budaya 12 15,2 b. Wisatawan yang memilih obyek wisata budaya:

1. Sedikit : ≤ 4 obyek wisata 54 68,4 2. Sedang : 5 s/d 7 obyek wisata 13 16,5 3. Banyak : ≥ 8 obyek wisata - -

Dari Tabel 14 diketahui bahwa umumnya obyek wisata budaya yang ada

di Pulau Lombok kurang diminati oleh wisatawan asing. Hal ini terlihat dengan

jumlah keputusan wisatawan asing pada obyek wisata budaya tergolong sedikit

(15,2%). Wisatawan asing sama sekali tidak tertarik memilih obyek wisata

budaya yang berhubungan dengan seni tradisional maupun non tradisional.

Sebagian juga menyatakan pernah mengunjungi obyek wisata yang

berhubungan dengan seni tradisional suku Sasaq pada kunjungan sebelumnya.

Lainnya menyatakan kurang tertarik dengan obyek wisata tersebut. Contohnya

ketika wisatawan asing memutuskan untuk tidak mengunjungi restauran di luar

hotel karena hotel tempat mereka menginap telah menyediakan secara lengkap

berbagai menu makanan.

Terdapat 68,4% wisatawan asing yang memutuskan mengunjungi obyek

wisata budaya. Obyek wisata non tradisonal lebih banyak menjadi pilihan

Page 82: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

67

wisatawan asing daripada yang berkaitan dengan seni tradisional suku Sasaq.

Hal ini terlihat dengan banyaknya kunjungan wisatawan asing pada kafe dan

restauran. Hal inilah yang menjadikan alasan masih sedikitnya wisatawan asing

yang memutuskan memilih obyek wisata budaya di Pulau Lombok.

Masih sedikitnya wisatawan yang memutuskan memilih obyek wisata

budaya dapat dilihat pada Tabel 15. Pada Tabel 15 akan dijabarkan secara

terperinci obyek wisata budaya apa saja yang dikunjungi oleh wisatawan asing.

Tabel 15 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan dalam Memilih Masing-masing Obyek Wisata Budaya

Wisatawan (N = 79)

Jumlah Keputusan Wisatawan dalam Memilih Masing-masing Obyek Wisata Budaya

Jumlah % Tradisional:

1. Melihat pasar tradisional 25 31,6 2. Mengunjungi perkampungan asli suku Sasaq di desa

Sade 18 22,8

3. Menyaksikan Festival musik tradisional gendang yaitu Gendang Beleq

12 15,2

4. Menyaksikan upacara tradisional di desa Senaru 10 12,7 5. Mengunjungi masjid kuno Bayan Beleq 9 11,4

6. Menyaksikan atraksi bela diri tradisional yaitu Peresean

9 11,4

7. Museum 7 8,9 8. Taman bekas kerajaan Selaparang yaitu taman

Narmada 5 7,6

9. Melihat aktivitas kehidupan masyarakat tradisional di desa Senaru

3 3,8

Non tradisional: 10. Restauran 42 53,2 11. Kafé 40 50,6 12. Club-club malam 16 20,3 13. Melakukan Massage 4 5,0 14. Kunjungan pada beberapa tempat di Mataram 4 5,0 15. Jalan-jalan di seputar kawasan wisata 3 3,8 16. Travelling seputar Pulau Lombok 3 3,8 17. Mengunjungi Gym 2 2,5 18. Berbelanja (di pasar seni / bukan di pasar seni) 1 1,3 19. Travelling di luar Pulau Lombok (Sumbawa & Bima) 1 1,3

Berdasarkan Tabel 15 diketahui jumlah kunjungan wisatwan pada

masing-masing obyek wisata budaya. Tingkat kunjungan wisatawan asing pada

obyek wisata budaya lebih banyak pada non tradisional. Hal ini terlihat dengan

hampir sebagian besar (53,2%) wisatawan asing memutuskan mengunjungi

restauran yang tersebar hampir disepanjang kawasan wisata. Selain karena

kebutuhan akan makanan wisatawan tersebut berkeinginan untuk mencoba

Page 83: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

68

berbagai macam masakan. Mulai dari makanan khas Provinsi NTB hingga

makanan mancanegara.

Alasan wisatawan asing memutuskan untuk mengunjungi restauran yaitu:

a). Menginap di bungalow ataupun hotel kelas melati. Jenis penginapan tersebut

tidak menyediakan pelayanan makanan.

b). Mencoba menu andalan dari masing-masing restauran.

c). Sangat menyukai suasana restauran untuk bersantai.

Selain restauran, wisatawan juga memutuskan mengunjungi kafe yang

mudah ditemui di seputar kawasan wisata hingga 50,6%. Kafe sendiri

memberikan suasana nyaman setelah seharian beraktifitas. Ada juga yang

datang hanya untuk sekadar minum sambil menikmati suasana sore di pantai.

Sebagian kecil atau 3,8% wisatawan asing hanya berjalan-jalan saja disepanjang

kawasan wisata. Selain menyediakan makanan kafe juga menyediakan berbagai

minuman yang mengandung alkohol.

Pada Tabel 16 akan dijabarkan persentase jumlah kunjungan wisatawan

asing pada masing-masing obyek wisata yang berhubungan dengan seni

tradisional maupun non tradisional. Adanya rasa ingin tahu terhadap aktivitas

langsung perekonomian masyarakat lokal pada umumnya menarik minat

wisatawan asing untuk mengunjungi pasar tradisional hingga 31,6%. Pasar

tradisonal tersebut secara umum bukan agenda sebagai tempat tujuan wisata.

Namun dari observasi sebelum dilakukannya penelitian diketahui bahwa pasar

tradisional dikunjungi juga oleh wisatawan asing. Begitu juga saat dilakukan

penelitian ada sebagian wisatawan yang menyatakan bahwa mereka pernah

mengunjungi pasar tradisional.

Keputusan wisatawan asing lainnya adalah 22,8% mengunjungi

perkampungan suku Sasaq yang ada di desa Sade di Kabupaten Lombok

Tengah. Selain dapat melihat langsung kehidupan masyarakatnya wisatawan

asing juga dapat melihat proses pembuatan hasil kerajinan desa Sade. Ada juga

wisatawan asing yang mencari infromasi mengenai club-club malam yang ada

disekitar kawasan wisata hingga 20,3%.

Budaya clubing dan alkohol merupakan bagian dari gaya hidup

wisatawan asing dan lokasinya tepat berada dijantung kawasan wisata Senggigi.

Seperti yang diungkapkan oleh Mulyana dan Rakhmat (2001) bahwa aktivitas

seseorang tidak lepas dari kebiasan. Hal tersebut dapat di pahami bahwa

masing-masing wisatawan cenderung ingin beraktivitas seperti yang biasa

Page 84: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

69

dilakukan di negara mereka. Seperti berjemur disinar matahari pantai, menyukai

clubing, bersantai di kafe ataupun di bar.

Informasi mengenai obyek wisata budaya lainnya adalah pagelaran musik

tradisional yang menjadi ciri khas pariwisata Provinsi NTB berupa tabuhan

gendang yang disebut Gendang Beleq. Sebagian dari wisatawan asing tiba di

Pulau Lombok pada bulan Agustus dan tidak dapat menyaksikan festival

tersebut. Namun pertunjukan gendang Beleq dapat disaksikan di kawasan wisata

Senggigi yang diadakan oleh sanggar seni sehingga hanya 15,2% saja yang

menyatakan pernah menyaksikan pertujukan gendag Beleq. Selain itu hanya

3,8% wisatawan asing yang mengunjungi desa Senaru di bawah kaki Gunung

Rinjani di Kabupaten Lombok Barat untuk menyaksikan kehidupan masyarakat

suku Sasaq lainnya yang ada di Pulau Lombok. Justru wisatawan asing tertarik

mengunjungi desa Senaru untuk melihat kegiatan upacara tradisional yang biasa

di gelar di desa Senaru hingga 12,7%.

Kunjungan wisatawan asing lainnya mengunjungi masjid kuno Bayan

Beleq di kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Barat. Cagar budaya ini masih

dipertahankan oleh pemerintah Provinsi NTB dan lokasinya tidak jauh dari

perkampungan asli suku Sasaq di desa Senaru sehingga hanya 11,4% saja yang

tertarik mengunjungi cagar budaya tersebut. Selanjutnya 8,9% wisatawan asing

mengunjungi Museum yang berada di Mataram Kabupaten Lombok Barat. Dari

wawancara dengan wisatawan alasan mereka mengunjungi museum adalah

tertarik melihat peninggalan kuno masyarakt NTB pada umumnya. Seperti

barang-barang peninggalan kerajaan yang ada di Provinsi NTB. Selain museum

kunjungan wisatawan asing mengunjungi bekas taman Kerajaan Selaparang di

Taman Narmada Kabupaten Lombok Barat hingga 7,6%. Hal lainnya yang dapat

dikunjugi di taman Narmada adalah mencoba minum air yang khasiatnya

dipercaya untuk membuat awet muda.

Bagi wisatawan asing yang suka dengan benda-benda seni hasil

kerajinan tangan dari masyarakat Lombok memutuskan mengunjungi pasar seni

yang ada di kawasan wisata maupun di luar kawasan wisata. Pasar seni tersebut

dikenal dengan sebutan Art Shop. Selain itu Art Shop mudah ditemui di

sepanjang jalur menuju kawasan wisata. Hanya 1,3% wisatawan asing yang

melakukan travelling ke kota Sumbawa & Bima (di luar Pulau Lombok). Mereka

ingin mengetahui lebih dekat perbedaan budaya yang ada di Pulau Lombok

dengan budaya yang ada di Sumbawa dan Bima.

Page 85: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

70

Keputusan Menentukan Masa Tinggal

Masa tinggal yang digunakan oleh wisatawan asing sangat bervariasi

yaitu kurang dari 4 hari hingga 2 bulan lebih. Mereka mengunjungi Pulau Lombok

dengan berbagai tujuan seperti berlibur, melakukan kunjungan bisnis, bekerja,

dan melakukan penelitian. Adanya perbedaan tujuan kunjungan maka berbeda

juga penggunaan waktu selama beraktivitas pada obyek wisata.

Informasi mengenai penggunaan waktu kunjungan tidak akan diuji

hubungannya dengan keputusan baik dalam memilih obyek wisata alam, budaya,

dan masa tinggal. Penggunaan waktu kunjungan pada masing-masing obyek

wisata berfungsi untuk memberikan pengetahuan atau informasi mengenai

perbedaan penggunaan waktu oleh masing-masing wisatawan asing. Berikut

adalah pembahasan mengenai persentase keseluruhan masa tinggal wisatawan

di Pulau Lombok.

Tabel 16 Distribusi Wisatawan Menurut Jumlah Keputusan Masa Tinggal di Pulau Lombok

Wisatawan (N=79)

Jumlah Keputusan Masa Tinggal Jumlah %

Sangat singkat : ≤ 4 hari 32 40,5 Singkat : 5 s/d 8 hari 23 29,1 Sangat lama : ≥ 9 hari 24 30,4

Dari Tabel 16 diketahui bahwa sebagian besar wisatawan asing (40,5%)

memutuskan masa tinggal yang sangat singkat di Pulau Lombok. Mereka adalah

murni kelompok wisatawan yang datang untuk berlibur ataupun menghabiskan

sisa liburannya dari negara atau daerah lainnya di Indonesia.

Terdapat 30,4% yang memutuskan masa tinggal di atas 9 hari. Sebagian

besar merupakan wisatwaan yang datang untuk berlibur. Sebagian lagi tidak

murni sebagai wisatawan yang datang untuk berlibur. Mereka merupakan

kelompok pekerja asing yang baru bekerja mengelola beberapa tempat kawasan

wisata. Seperti di kawasan wisata Senggigi dan sekitarnya (Kabupaten Lombok

Barat) serta kawasan wisata pantai Kuta di Kabupaten Lombok Tengah.

Tempat yang paling banyak dikelola pekerja asing meliputi hotel atau

tempat penginapan lainnya, kafe, tempat clubing dan restauran. Selain itu masa

tinggal wisatawan asing ada yang mencapai 90 hari dan mereka merupakan

kelompok wisatawan yang sedang melakukan penelitian sosial budaya mengenai

kehidupan masyarakat asli suku Sasaq. Saat melakukan wawancara dengan

koordinator peneliti diketahui bahwa mereka sudah tinggal selama 60 hari.

Page 86: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

71

Ada beberapa alasan wisatawan yang memutuskan masa tinggal singkat

selain berlibur yaitu:

1. Wisatawan asing datang dari Pulau Bali.

2. Meninggalkan Pulau Lombok menuju Bali guna mengikuti peringatan bom

Bali pada tanggal 4 September 2006.

3. Bertolak menuju negara lain untuk melanjutkan liburannya.

4. Datang mengunjungi Pulau Lombok menemui kolega bisnis.

5. Terdapat beberapa wisatawan asing yang hanya bertujuan untuk melakukan

pendakian dan segera bertolak dari Pulau Lombok.

Untuk lebih jelas mengenai jumlah masing-masing masa tinggal

wisatawan dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini.

Tabel 17 Distribusi Wisatawan Menurut Keputusan Masa Tinggal dan Alokasi Waktu yang Digunakan

Wisatawan (N=79) Kategori

Masing-masing Keputusan Masa Tinggal Wisatawan Jumlah %

Masa tinggal 1. 4 hari 32 40,5 wisatawan (hari ) 2. 5 hari 10 12,7 3. 6 hari 8 10,1 4. 7 hari 2 2,5 5. 8 hari 3 3,8 6. 9 hari 4 5,1 7. 10 hari 4 5,1 8. 11 hari 2 2,5 9. 12 hari 1 1,3 10. 14 hari 3 3,8 11. 20 hari 1 1,3 12. 23 hari 1 1,3 13. 60 hari 8 10,1

Pada Tabel 17 diketahui bahwa 40,5% memutuskan masa tinggal 4 hari

di Pulau Lombok. Masa tinggal dapat dikaitkan dengan keputusan memilih obyek

wisata. Sebagai gambaran mengenai hal tersebut maka akan dikaitkan dengan

keputusan memilih obyek wisata alam pendakian. Wisatawan yang melakukan

pendakian ke puncak Gunung Rinjani tanpa berkemah di danau Segara Anak

hanya memerlukan waktu hingga 2 hari hingga sampai kembali ke hotel.

Begitu juga dengan pendakian tanpa kepuncak dan hanya bertujuan

untuk berkemah di danau Segara Anak membutuhkan waktu 2 hari hingga 3 hari

sampai kembali ke hotel. Sedangkan wisatawan yang melakukan pendakian

kepuncak Gunung Rinjani disertai berkemah di danau maka jumlah hari yang

dibutuhkan hingga kembali kehotel 3 hari sampai 4 hari.

Page 87: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

72

Dari 79 wisatawan hanya 6,3% atau 5 orang wisatawan asing yang

menambah waktu liburnya di Pulau Lombok dengan alasan sebagai berikut:

a). Menyukai budaya di Pulau Lombok.

b). Menyukai masyarakat Lombok yang ramah berikut keindahan obyek-obyek

wisatanya.

c). Bertujuan untuk berbisnis dan sangat menyukai tinggal di Lombok.

d). Ingin mengetahui hal-hal baru tentang kehidupan masyarakat di Pulau

Lombok yang tidak pernah mereka jumpai seperti di negara asal mereka.

Selain masa tinggal, wisatawan asing juga menggunakan waktu secara

berbeda pada masing-masing obyek wisata. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 18

berikut ini.

Tabel 18 Distribusi Wisatawan Menurut Keputusan Alokasi Waktu pada Obyek Wisata

Wisatawan (N=79)

Keseluruhan Alokasi Waktu dalam 1 Hari (jam) Jumlah %

Obyek Wisata Alam : 1. ≤ 1 jam 3 3,7 2. 1 – 2 jam 28 35,4 3. 2 – 3 jam 27 34,2 4. 3 – 4 jam 5 6,3 5. ≥ 5 jam 16 20,3 Obyek Wisata Budaya : 1. ≤ 1 jam 11 13,9 2. 1 - 2 jam 37 46,8 3. 2 - 3 jam 10 12,7 4. 3 – 4 jam 1 1,3 5. ≥ 5 jam 8 10,1 Wisatawan yang memilih 67 84,8 Wisatawan yang tidak memilih 12 15,2

Penggunaan waktu akan dihubungkan dengan obyek wisata yang

dikunjunginya. Pada Tabel 18 diketahui bahwa waktu yang digunakan wisatawan

asing ketika berada di puncak adalah mulai dari 20 menit, 30 menit hingga

maksimal 1 jam. Bagi yang ingin kepuncak Gunung Rinjani biasanya sudah

harus berada dipuncak sekitar jam 5 pagi hingga jam 7 pagi. Pendaki yang ingin

melihat bagaimana matahari pertama kali muncul maka sudah harus berada di

puncak sebelum jam 5 pagi dan pengalaman tersebut merupakan hal yang

sangat menarik bagi banyak pendaki.

Keselamatan pendaki menjadi sangat berbahaya jika masih berada di

puncak lebih dari jam 7 pagi. Hal ini dikarenakan adanya angin yang sangat

Page 88: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

73

kencang sekali dan mereka harus segera turun dari puncak. Jadi jumlah hari

tidak berkaitan dengan jumlah alokasi waktu pada saat sampai di tempat obyek

wisata.

Alokasi waktu yang digunakan wisatawan selama beraktivitas di obyek-

obyek wisata alam selain pendakian dalam 1 hari sangat beragam. Dalam sehari

35,4% melakukan aktivitas wisata hingga 2 jam. Obyek wisata yang dapat

dikunjungi berjumlah 2 hingga 3 obyek wisata sekaligus dengan lama berwisata

dari 20 s/d 90 menit. Bagi wisatawan asing yang memutuskan memilih obyek

wisata alam pantai akan melakukan aktivitas wisata seperti berjalan-jalan di

sepanjang pantai sambil menikmati sunset, dan berenang (20 menit hingga 1

jam). Selain itu obyek wisata alam lainnya yaitu mengunjungi air terjun selama 30

s/d 90 menit dan melihat kawanan kera yang ada disepanjang perjalanan

menunju lokasi air terjun tersebut selama 5 s/d 15 menit.

Untuk aktivitas wisata seperti surfing selalu menggunakan waktu dari 3

jam hingga di atas 4 jam dalam sehari. Sedangkan penyelaman membutuhkan

waktu paling sedikit 2 – 3 jam. Biasanya wisatawan dapat menikmati wisata

lainnya sebelum kembali kehotel atau tempat penginapannya seperti berjalan-

jalan menikmati sunset. Sebagian kecil wisatawan asing atau 4% mempunyai

waktu kunjungan keobyek wisata alam yang relatif singkat. Obyek wisata

tersebut antara lain melihat kawanan monyet ( 10 s/d 20 menit), berenang di

pantai (15 s/d 40 menit), berjalan-jalan di pinggir pantai (30 s/d 40 menit).

Hanya 84,8% yang memutuskan memilih obyek wisata budaya di Pulau

Lombok. Sedangkan 15,2% tidak tertarik mengunjungi obyek wisata budaya yang

berhubungan dengan seni tradisional suku Sasaq maupun yang bersifat non

tradisional. Bagi wisatawan yang memutuskan memilih obyek wisata budaya

tidak jauh berbeda dengan waktu yang digunakan ketika mengunjungi obyek

wisata alam. Sebagian besar wisatawan asing (46,8%) mengunjungi obyek

wisata budaya dari 1 – 2 jam dalam sehari seperti mengunjungi restauran yang

membutuhkan waktu dari 30 menit – 50 menit.

Sebagian dari wisatawan asing (12,7%) menggunakan waktu kunjungan 3

jam, seperti menyaksikan tabuhan gendang Beleq pada Festival Seni Budaya

ataupun bukan pada festival (20 menit - 3 jam). Hanya 1,3% yang menggunakan

waktu 4 jam dengan mengunjungi beberapa tempat di sekitar kawasan wisata

ataupun mencari hal-hal yang menarik untuk dikunjungi. Sebagian kecil lagi

menggunakan waktu kurang dari 1 jam hingga 2 jam sebanyak 22%.

Page 89: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

74

Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara usia

hanya terbukti pada keputusan menentukan masa tinggal. Sedangkan hipotesis

yang menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara usia dengan keputusan

memilih obyek wisata alam dan obyek wisata budaya tidak terbukti. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada uraian Tabel 19 di bawah ini.

Tabel 19 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Keputusan Memilih

Karakteristik Korelasi Sperman Obyek wisata

alam

Obyek wisata budaya

Masa tinggal

Koefisien korelasi -.167 -.034 -.389** Nilai probabilitas .142 .767 .000 Usia N 79 79 79

Ket: ** signifikan pada taraf 0.01 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Hipotesa yang menyatakan terdapat hubungan antara usia dengan

keputusan memilih obyek wisata alam tidak terbukti. Logika yang mendasari

hipotesa yaitu terdapat perbedaan stamina antara wisatawan yang berusia muda

dengan usia tua dalam memilih obyek wisata alam. Perbedaan stamina tersebut

dapat dilihat pada saat wisatawan asing yang berusia muda lebih memilih obyek

wisata alam pendakian daripada usia tua yang lebih memilih obyek wisata alam

pantai. Adapun obyek wisata alam pantai yang tidak membutuhkan stamina

tinggi seperti berenang di pantai, berjemur, snorkeling, dan lainnya.

Tidak adanya hubungan tersebut menunjukan arah negatif. Artinya makin

muda usia wisatawan maka makin rendah keputusannya memilih obyek wisata

alam pendakian daripada pantai. Dengan kata lain wisatawan usia muda yang

mempunyai stamina lebih prima dari usia tua cenderung memilih obyek wisata

alam pantai daripada pendakian. Hal ini dikarenakan kawasan pantai di Pulau

Lombok dapat dinikmati oleh segala lapisan usia.

Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Budaya

Dari Tabel 19 diketahui nilai -.034 dari usia terhadap keputusan memilih

obyek wisata alam tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Dalam

memutuskan obyek wisata budaya usia muda cenderung memilih obyek wisata

Page 90: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

75

budaya bukan seni tradisional suku Sasaq daripada usia tua yang cenderung

memilih obyek wisata seni tradisional suku Sasaq. Obyek wisata bukan seni

tradisional terdiri dari mengunjungi kafe, restauran, clubing, dan lainnya. Namun

usia wisatawan menunjukan arah negatif terhadap keputusan memilih obyek

wisata budaya. Hal ini ditunjukan dengan adanya kecenderungan dari usia muda

yang lebih memilih obyek wisata budaya bukan seni tradisional suku Sasaq.

Obyek wisata tersebut adalah restauran dan kafe yang banyak tersebar di

kawasan wisata.

Restauran ataupun kafe menjadi pilihan wisatawan asing dari segala usia

dikarenakan tempat dan suasananya yang sangat nyaman untuk bersantai

terutama setelah melakukan aktivitas wisata. Selain itu restauran menjadi

kunjungan dari seluruh tingkatan usia karena adanya kebutuhan terhadap

makanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan usia terhadap

keputusan memilih obyek wisata budaya disebabkan kunjungan dari tingkatan

usia lebih banyak pada restauran dan kafe.

Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Masa Tinggal

Usia wisatawan menunjukan hubungan negatif (-.389**) terhadap

keputusan menentukan masa tinggal. Hal ini menunjukan bahwa semakin muda

usia wisatawan maka keputusan masa tinggalnya akan lebih lama dari

wisatawan yang berusia tua. Secara kausalitas usia muda mempunyai masa

tinggal lebih lama dikarenakan adanya pekerjaan mengelola beberapa hotel dan

kafe di kawasan wisata serta adanya penelitian yang dilakukan di kawasan

wisata Pantai Kuta selama 90 hari dan baru menyelesaikan sebagian risetnya

selama 60 hari. Sedangkan usia muda memutuskan masa tinggal sangat singkat

yaitu 3 hari hingga 4 hari di Pulau Lombok karena wisatawan tersebut datang

bukan untuk bekerja dan merupakan daerah tujuan wisata kedua setelah Bali.

Begitu juga dengan usia tua yang memutuskan masa tinggal singkat di Pulau

Lombok karena bukan untuk bekerja.

Dapat disimpulkan bahwa masa tinggal menjadi sangat singkat

dikarenakan wisatawan datang bukan untuk bekerja dan Pulau Lombok

merupakan daerah tujuan wisata kedua setelah Bali. Sedangkan bagi wisatawan

asing yang memutuskan masa tinggal sangat lama merupakan wisatawan yang

bekerja mengelola restauran dan kafe serta ada yang melakukan penelitian di

kawasan wisata.

Page 91: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

76

Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Adanya perbedaan jumlah wisatawan laki-laki dan perempuan tidak

menunjukan bahwa laki-laki lebih baik dari perempuan ataupun sebaliknya dalam

mengambil keputusan terhadap berbagai macam obyek wisata maupun

menentukan masa tinggal. Karakteristik jenis kelamin diduga berhubungan

dengan keputusan memilih obyek wisata alam, budaya, dan menentukan masa

tinggal. Adapun dugaan yang mendukung hipotesa tersebut adalah wisatawan

laki-laki lebih memilih obyek wisata alam yang berhubungan dengan

kemaskulinan daripada wisatawan perempuan yang lebih memilih obyek wisata

alam yang tidak berhubungan dengan kemaskulinan.

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran hubungan antara jenis kelamin

dengan masing-masing keputusan dapat dilihat dalam uraian di bawah ini.

Tabel 20 Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Keputusan Memilih

Karakteristik Korelasi Sperman Obyek wisata alam

Obyek wisata budaya

Masa tinggal

Koefisien korelasi -.143 -.052 -.002 Nilai probabilitas .209 .651 .988

Jenis kelamin

N 79 79 79

Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Jenis kelamin wisatawan tidak menunjukan adanya perbedaan yang

signifikan terhadap keputusan memilih obyek wisata alam. Arah hubungan yang

terjadi bersifat negatif (-.143) terhadap keputusan memilih obyek wisata alam.

Hal ini menunjukan bahwa ada kecenderungan wisatawan laki-laki untuk memilih

obyek wisata alam yang tidak bersifat maskulin. Jadi dapat dikatakan bahwa

tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan dalam memilih obyek

wisata alam yang tidak bersifat maskulin.

Dengan demikian keputusan dalam pemilihan obyek wisata alam tidak

terkait dengan gender. Hal ini dikarenakan baik laki-laki maupun perempuan

lebih senang mengunjungi pantai untuk berenang.

Page 92: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

77

Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Budaya

Pada Tabel 20 diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin dengan keputusan memilih obyek wisata budaya di Pulau

Lombok. Logika yang mendasari hipotesa tersebut adalah wisatawan laki-laki

perempuan lebih memilih obyek wisata budaya yang menunjukan sifat feminim

daripada wisatawan laki-laki seperti merawat kecantikan di spa, massage,

berbelanja, dan lainnya.

Jenis kelamin wisatawan menunjukan sifat negatif (-.052) terhadap

keputusan memilih obyek wisata budaya. Artinya tidak ada perbedaan antara

laki-laki dan perempuan dalam memilih obyek wisata budaya. Keputusan memilih

obyek wisata budaya tidak ada kaitannya dengan gender dan tidak ada

hubungannya dengan sifat feminim. Wisatawan laki-laki dan perempuan

cenderung lebih memilih restauran untuk kebutuhan makanan dan tempat

bersantai.

Hubungan Jenis Kelamin dengan Keputusan Memilih Masa Tinggal

Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin wisatawan

terhadap keputusan masa tinggal di Pulau Lombok. Adanya aktivitas wisata yang

bersifat maskulin menjadikan wisatawan laki-laki lebih lama masa tinggalnya

dibandingkan wisatawan perempuan yang memutuskan masa tinggal lebih

singkat. Aktivitas wisata yang bersifat maskulin lebih banyak membutuhkan

waktu dan stamina terutama ketika melakukan pendakian gunung, surfing, dan

lainnya dibandingkan dengan aktivitas wisata yang bersifat feminim.

Tidak adanya hubungan tersebut menunjukan sifat negatif yaitu -.002

terhadap keputusan masa tinggal. Hal ini menunjukan bahwa ada

kecenderungan dari wisatawan laki-laki untuk memutuskan masa tinggalnya

menjadi lebih singkat. Dengan demikian keputusan masa tinggal tidak ada

hubungannya dengan gender karena masa tinggal sudah diputuskan dan

disesuaikan dengan kebutuhan untuk berlibur oleh masing-masing wisatawan.

Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Secara keseluruhan masing-masing hipotesa tidak menunjukan

hubungan nyata antara hobi terhadap keputusan memilih. Keputusan wisatawan

tersebut terdiri dari obyek wisata alam, budaya, dan menentukan masa tinggal.

Page 93: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

78

Tabel 21 Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Keputusan Memilih

Karakteristik Korelasi Sperman Obyek wisata

alam Obyek wisata

budaya Masa tinggal

Koefisien korelasi .213 -.011 .037 Nilai probabilitas .059 .926 .743 Hobi N 79 79 79

Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Tidak ada hubungan yang signifikan antara hobi dengan keputusan

memilih obyek wisata alam dengan nilai korelasi 0.213. Diduga wisatawan asing

yang mempunyai hobi olahraga dan pendakian akan lebih memilih obyek wisata

alam pendakian yang membutuhkan stamina tinggi daripada wisatawan yang

mempunyai hobi seni. Adapun jenis obyek wisata alam yang dihubungkan

dengan hobi olahraga maupun pendakian yang membutuhkan stamina tinggi

meliputi pendakian kepuncak gunung Rinjani ataupun berkemah di danau Segara

Anak dan pada obyek wisata pantai yaitu surfing. Khusus untuk pendakian

mutlak diperlukan stamina yang tinggi.

Namun keputusan wisatawan asing tidak berkaitan dengan hobi pada

obyek wisata alam. Hal ini dikarenakan masing-masing hobi lebih banyak

mengunjungi obyek wisata alam pantai untuk berenang sambil menikmati sunset

dan berjemur. Pantai menjadi daya tarik yang paling disukai oleh wistawan asing

dan dapat dikunjungi oleh seluruh kategori hobi. Selain itu obyek wisata tersebut

tidak membutuhkan stamina tinggi untuk dapat menikmatinya.

Hubungan Hobi dengan Keputusan memilih Obyek Wisata Budaya

Diduga wisatawan asing yang mempunyai hobi seni lebih suka memilih

obyek wisata budaya yang berhubungan dengan seni tradisional suku Sasaq

dibandingkan wisatawan asing yang mempunyai hobi pendakian dan olahraga.

Namun, keputusan memilih obyek wisata budaya tidak ada hubungannya

dengan hobi dan menunjukan arah negatif (-.011). Arah negatif menunjukan

adanya wisatawan asing yang mempunyai hobi seni cenderung memutuskan

memilih obyek wisata budaya yang dengan berkaitan non tradisonal suku Sasaq.

Mereka lebih memilih mengunjungi restauran ataupun kafe. Hal ini dikarenakan

kafe maupun restauran mudah ditemui disekitar kawasan wisata dan cenderung

mempunyai mempunyai lokasi yang sangat dekat dengan obyek wisata.

Page 94: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

79

Hubungan Hobi dengan Keputusan Memilih Masa Tinggal

Hobi tidak ada hubungannya dengan keputusan menentukan masa

tinggal di Pulau Lombok. Diduga wisatawan asing yang mempunyai hobi

olahraga dan pendakian akan memutuskan masa tinggal yang lebih lama

dibandingkan wisatawan asing yang mempunyai hobi seni. Hal ini terkait dengan

kunjungan wisatawan asing yang mempunyai hobi mendaki kepuncak Gunung

Rinjani maupun obyek wisata yang terkait dengan olahraga seperti surfing.

Namun keputusan menentukan masa tinggal tidak ada hubungannya

dengan hobi masing-masing wisatawan. Diketahui masa tinggal lebih lama bukan

saja dilakukan oleh wisatawan asing yang mempunyai hobi pendakian maupun

olahraga tetapi wisatawan dengan hobi senipun memutuskan masa tinggal yang

lebih lama di Pulau Lombok. Hal ini dikarenakan mereka adalah wisatawan yang

mempunyai ijin tinggal untuk bekerja dan melakukan penelitian. Sedangkan bagi

wisatawan asing yang tinggal lebih lama dengan tujuan berlilbur sangat

menyukai suasana Pulau Lombok yang lebih tenang untuk menghabiskan sisa

liburannya.

Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar wisatawan asing yang

datang ke Pulau Lombok adalah kelompok pekerja yang produktif sehingga pada

bulan-bulan tertentu mereka mempunyai masa libur atau cuti yang dimanfaatkan

untuk berlibur di Pulau Lombok. Wisatawan tersebut mempunyai tingkat

pendapatan yang berbeda mulai dari rendah hingga tinggi. Untuk itu akan dilihat

apakah ada hubungan antara pendapatan dengan keputusan memilih obyek

wisata dan menentukan masa tinggal. Untuk lebih jelasnya mengenai bahasan

tersebut dapat dilihat pada uraian Tabel 23 berikut ini.

Tabel 22 Hubungan Pendapatan dengan Keputusan memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Keputusan Memilih

Karakteristik Korelasi Sperman Obyek wisata

alam

Obyek wisata budaya

Masa tinggal

Koefisien korelasi -.169 .017 -.130 Nilai probabilitas .138 .880 .254 Pendapatan

N 79 79 79

Page 95: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

80

Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan wisatawan terhadap

keputusan memilih obyek wisata alam. Diduga wisatawan asing yang mempunyai

pendapatan tinggi akan mengkombinasikan keputusan wisatanya pada pantai

dan pendakian dibandingkan wisatawan yang mempunyai pendapatan rendah

dan hanya memutuskan mengunjungi obyek wisata pantai atau pendakian saja.

Hipotesa tersebut menunjukan sifat negatif yaitu -.169. Hal ini

mengindikasikan bahwa makin tinggi tingkat pendapatan wisatawan maka

semakin cenderung untuk tidak mengkombinasikan keputusan wisata alamnya.

Dapat dikatakan juga bahwa tidak ada perbedaan tingkat keputusan antara

wisatawan yang mempunyai pendapatan rendah dengan dengan tinggi dalam

memilih obyek wisata alam ketika memilih obyek wisata pantai atau pendakian

saja. Hal ini dikarenakan wisatawan dari seluruh tingkat pendapatan cenderung

memilih obyek wisata alam pantai seperti berenang dipantai yang tidak

membutuhkan uang untuk menikmatinya.

Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Obyek wisata Budaya

Diduga wisatawan asing yang mempunyai pendapatan tinggi akan

mengkombinasikan kunjungan wisatanya pada obyek wisata budaya tentang seni

tradisional suku Sasaq dengan non tradisional suku Sasaq dibandingkan

wisatawan asing yang mempunyai pendapatan rendah. Namun hipotesis tersebut

tidak menunjukan adanya hubungan nyata antara pendapatan dengan keputusan

memilih obyek wisata budaya di Pulau Lombok (0.017).

Wisatawan asing yang mempunyai pendapatan rendah dapat

mengkombinasikan keputusannya mengunjungi obyek wisata budaya. Kombinasi

tersebut dapat dilihat ketika wisatawan asing banyak mengunjungi restauran,

kafe, pasar tradisional, perkampungan suku Sasaq di desa Sade, clubing,

menyaksikan pertunjukan Gendang Beleq, dan lainnya. Pengkombinasian ini

lebih dikarenakan obyek-obyek wisata tersebut lebih banyak berada dalam satu

kawasan wisata sehingga lebih memudahkan wisatawan untuk melihat obyek

wisata tersebut.

Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Memilih Masa Tinggal

Wisatawan asing yang mempunyai pendapatan tinggi mempunyai

keputusan masa tinggal yang lebih lama dibandingkan dengan wisatawan asing

Page 96: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

81

yang mempuyai pendapatan rendah. Namun hipotesa tersebut tidak menunjukan

hubungan nyata dan arah hubungannya bersifat negatif (-.130). artinya semakin

tinggi tingkat pendapatan wisatawan maka semakin singkat keputusan masa

tinggalnya di Pulau Lombok.

Hal ini disebabkan wisatawan tersebut hanya bertujuan untuk berlibur.

Sedangkan bagi wisatawan asing yang mempunyai pendapatan rendah

cenderung memutuskan masa tinggal yang lebih lama. Selain bertujuan untuk

berlibur, sebagian dari mereka bertujuan untuk bekerja dan melakukan

penelitian.

Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Asal negara wisatawan seluruhnya merupakan kelompok negara maju

baik secara teknologi dan ilmu pengetahuan. Merekapun mempunyai standar

pembagian jam kerja yang diikuti dengan pembagian waktu cuti dan hari libur

yang tetap sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengunjungi negara-

negara lain sebagai tempat untuk berlibur.

Selain itu kelompok negara-negara maju juga sangat menyadari

pentingnya menggunakan waktu berlibur dengan sangat baik sehingga Pulau

Lombok menjadi salah satu daerah tujuan wisata dari negara Eropa maupun non

Eropa. Pada umumnya wisatawan dari negar-negara Eropa lebih memilih obyek

wisata alam pantai dibandingkan dari negara-negara non Eropa. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 23 berikut ini.

Tabel 23 Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Keputusan Memilih

Karakteristik Korelasi Sperman Obyek wisata

alam Obyek wisata

budaya Masa tinggal

Koefisien korelasi .291** .101 -.103 Nilai probabilitas .009 .377 .368 Asal negara

N 79 79 79 Keterangan: ** signifikan pada taraf 0.01

Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Diduga wisatawan asing dari negara Eropa dan non Eropa lebih memilih

obyek wisata alam pantai dibandingkan wisatawan asing dari negara Asia.

Hipotesa tersebut menunjukan hubungan antara asal negara terhadap keputusan

Page 97: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

82

memilih obyek wisata alam pantai di Pulau Lombok. Semakin banyak wisatawan

asing dari negara Eropa dan non Eropa maka semakin banyak keputusannya

memilih obyek wisata alam pantai.

Negara-negara Eropa dan non Eropa lebih menyukai obyek wisata pantai

di Pulau Lombok karena keunikan pantainya yang masih tertata secara alami.

Keunikan tersebut adalah ketika berenang wisatawan dapat melihat langsung

keaslian terumbu karang dengan snorkeling ataupun melakukan penyelaman.

Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Budaya

Wisatawan asing dari negara-negara Eropa dan non Eropa lebih tertarik

memilih obyek wisata budaya yang berhubungan dengan seni tradisional suku

Sasak daripada wisatawan asing dari negara Asia. Namun hipotesa tersebut

tidak menunjukan hubungan yang signifikan (0.101).

Hal ini dikarenakan wisatawan asing tidak tertarik dengan obyek wisata

budaya yang berkaitan dengan seni budaya suku Sasaq. Wisatawan asing justru

lebih memillih obyek wisata budaya yang bukan berhubungan dengan seni

budaya suku Sasaq seperti restauran maupun kafe. Selain itu wisatawan asing

sebagian besar datang dari Pulau Bali yang kita tahu obyek wisata budayanya

sangat beragam sehingga wisatawan asing tidak tertarik mengunjungi obyek

wisata budaya tradisional suku Sasaq.

Dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara asal negara

dengan obyek wisata budaya disebabkan wisatawan asing dari Eropa, non

Eropa, maupun Asia lebih memilih restauran maupun kafe karena adanya

kebutuhan akan makanan.

Hubungan Asal Negara dengan Keputusan Memilih Masa Tinggal

Masa tinggal wisatawan asing yang bertujuan untuk berlibur dari negara

Eropa dan non Eropa lebih lama dibandingkan wisatawan asing dari Asia.

Hipotesa tersebut tidak berhubungan nyata dan arah hubungannya bersifat

negatif (-.103). Dapat dikatakan bahwa semakin banyak wisatawan dari Eropa

dan non Eropa maka makin singkat masa tinggalnya di Pulau Lombok.

Adanya masa tinggal yang singkat disebabkan karena tujuan wisatawan

hanya untuk berlibur maupun melakukan bisnis di Pulau Lombok. Sedangkan

wisatawan asing yang mempunyai masa tinggal sangat lama dikarenakan

mereka bekerja dan melakukan penelitian di kawasan wisata di Pulau Lombok.

Page 98: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

83

Hubungan Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi Awal dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Perilaku komunikasi pada tahap informasi awal memfokuskan

penggunaan media komunikasi dalam mendukung keputusan wisatanya sebelum

berada di Pulau Lombok. Sumber informasi berupa komunikasi tatap muka dan

media massa merupakan media komunikasi yang sangat penting dalam

menyampaikan segala macam informasi wisata.

Saluran komunikasi yang digunakan dapat dilihat dalam bentuk audio,

visual, dan audiovisual yang memungkinkan sumber informasi menjangkau

khalayak dalam jumlah yang besar dan tersebar luas. Tepat dan tidaknya

komunikasi yang dilakukan dapat dilihat dari respon penerima pesan. Artinya

komunikasi dapat dikatakan berhasil baik jika tumbuh reaksi penerimaan dan

kepercayaan dari komunikan.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi

dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi antarpersonal dan

komunikasi massa. Karakteristik komunikasi antarpersonal sebagai suatu proses

adalah komunikator dan komunikannya tatap muka (face to face communication)

dan di antaranya saling berbagi ide, informasi dan berbagi sikap. Sedangkan

komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen

dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto dan Erdinaya, 2004).

Untuk lebih jelasnya bagaimana hubungan antara informasi awal

terhadap keputusan memilih obyek wisata dan menentukan masa tinggal dapat

dilihat pada pembahasan Tabel 24.

Tabel 24 Hubungan Perilaku Komunikasi pada Tahap Pencarian Informasi Awal dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Keputusan Memilih

Perilaku komunikasi

Korelasi Sperman Obyek wisata

alam

Obyek wisata budaya

Masa tinggal

Koefisien korelasi .205 .345** .087

Nilai probabilitas .070 .002 .445 Informasi

awal N 79 79 79

Ket: ** signifikan pada taraf 0.01

Page 99: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

84

Hubungan Informasi Awal dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Diduga bahwa semakin aktif wisatawan mencari informasi wisata alam

dengan kombinasi antara sumber informasi dan saluran informasi dalam bentuk

audio,visual, dan audiovisual maka semakin kuat keputusannya memilih obyek

wisata alam pantai dan pendakian dibandingkan perilaku komunikasi yang

kurang aktif dengan keputusan wisata pada pantai atau pendakian saja. Namun

hipotesa tersebut tidak menunjukan hubungan yang signifikan.

Adanya perilaku komunikasi yang aktif dengan kombinasi sumber

informasi melalui saluran informasi secara audio, visual, dan audiovisual tidak

menjamin kuatnya keputusan memilih kombinasi obyek wisata pantai dan

pendakian. Wisatawan cenderung memilih beberapa obyek wisata pantai dan

pendakian seperti berenang, melakukan penyelaman dan mengunjungi air terjun.

Kombinasi lebih banyak pada obyek wisata pantai karena informasi yang

diperoleh lebih banyak mengenai obyek wisata pantai daripada pendakian.

Selain itu kurangnya wisatawan memutuskan kunjungan wisatanya pada obyek

wisata pendakian bisa disebabkan kurangnya informasi mengenai keamanan dan

sarana prasarana yang mendukung wisata pendakian dan sekitarnya. Seperti

tingkat keamananya, jalur transportasinya, dan lainnya.

Wisatawan asing menggunakan berbagai media informasi sesuai dengan

seberapa besar informasi tersebut mampu memberikan kepuasan terhadap

informasi obyek wisata. Hal ini menurut Rivers at al. (2003) merupakan tindakan

seleksi artinya khalayak memilih media sesuai dengan keinginannya dan

cenderung memilih media informasi yang paling dekat jangkauannya.

Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara perilaku

komunikasi yang sangat aktif maupun kurang aktif karena wisatawan hanya

memilih beberapa obyek wisata alam pantai atau pendakian saja.

Hubungan Informasi Awal dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Budaya

Diduga bahwa semakin aktif perilaku komunikasi dengan kombinasi

sumber informasi dan saluran informasi dalam bentuk audio, visual, dan

audiovisual maka semakin kuat keputusan memilih kombinasi antara seni

tradisional dan non seni tradisional dibandingkan perilaku komunikasi kurang

aktif dengan keputusan yang kurang kuat dan ditandai hanya memilih obyek

wisata budaya seni tradisional atau non seni tradisional saja.

Page 100: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

85

Hipotesa tersebut menunjukan hubungan yang signifikan (0.345**)

dengan keputusan memilih obyek wisata budaya. Kombinasi keputusan

wisatawan lebih kuat untuk melihat kehidupan masyarakat asli suku di

perkampungan suku Sasaq di desa Sade maupun di desa Senaru dan

mengunjungi restauran ataupun kafe (non tradisional suku Sasaq). Adanya

kebutuhan akan makanan dan tempat yang nyaman untuk bersantai menjadikan

obyek wisata restauran dan kafe banyak dikunjungi wisatawan asing. Hal ini

didukung dengan lengkapnya informasi mengenai lokasi perkampungan suku

Sasaq dan restauran maupun kafe yang mudah diperoleh dari agen perjalanan,

hotel, atau teman melalui bentuk visual yaitu leaflet/brosur.

Dapat disimpulkan bahwa lengkapnya informasi mengenai obyek wisata

seni tradisional suku Sasaq (perkampungan asli suku Sasaq) dan obyek wisata

non seni tradisional menjadikan restauran dan kafe sebagai tempat bersantai dan

menikmati makanan setelah aktivitas wisata.

Hubungan Informasi Awal dengan Keputusan Memilih Menentukan Masa Tinggal

Diduga bahwa dengan perilaku komunikasi yang aktif menyebabkan

keputusan masa tinggal menjadi lebih lama dibandingkan wisatawan yang

kurang aktif dengan keputusan masa tinggal yang lebih singkat. Hipotesa

tersebut tidak menunjukan hubungan yang signifikan pada keputusan

menentukan masa tinggal (0.087).

Hal ini dikarenakan informasi wisatawan dalam menentukan masa tinggal

hanya terkait dengan jumlah obyek wisata yang akan dikunjungi saja. Pada

umumnya masa tinggal yang diatur oleh agen perjalanan mulai 4 hari hingga 8

hari. Bagi yang memutuskan mengunjungi obyek wisata alam dan budaya

masing-masing di bawah 4 obyek wisata biasanya mempunyai masa tinggal 4

hari hingga di bawah satu minggu. Sedangkan wisatawan asing yang

memutuskan memilih obyek wisata alam dan budaya di atas 4 obyek wisata

biasanya keputusan menentukan masa tinggalnya lebih lama yaitu di atas 9 hari.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku komunikasi yang

aktif pada keputusan menentukan masa tinggal terjadi setelah adanya penentuan

jumlah obyek wisata apa yang akan dikunjungi dan pihak agen perjalanan akan

mengatur masa tinggal sesuai dengan pilihan obyek wisata yang diinginkan

wisatawan asing.

Page 101: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

86

Hubungan Perilaku Komunikasi pada Tahap Konfirmasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata dan Masa Tinggal

Informasi yang telah diolah melalui proses berfikir. Sebelum informasi

dinyatakan dalam bentuk sikap atau tindakan terlebih dahulu diolah dalam

gudang memori yang tersimpan dalam otak. Dalam psikologi komunikasi terdapat

istilah sensori storage yaitu proses perseptual daripada memori. Dengan sensori

storage kita dapat melihat rangkaian obyek baik secara visual maupun audio

(Rakhmat 2001) sehingga apa yang akan diputuskan oleh wisatawan asing

menjadi sebuah dasar untuk mengunjungi obyek wisata apa yang diinginkan.

Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa memang kurang

kuat dalam merubah sikap kecuali kalau pesan-pesan tersebut justru

memperkuat nilai-nilai dan kepercayaan khalayak. Sedangkan pesan-pesan yang

bertentangan akan disaring oleh khalayak melalui tingkat selektivitas mereka.

Mekanisme selektivitas terjadi baik pada komunikasi antarpersonal maupun pada

komunikasi massa. Hanya pada komunikasi massa terlihat mekanisme ini lebih

berperan dan seringkali melalui pemanfaatan berbagai macam jenis media

massa dan penggabungannya dengan berbagai macam saluran informasi oleh

wisatawan.

Tabel 25 Hubungan Perilaku Komunikasi pada Tahap Konfirmasi dengan Keputusan Wisatawan

Keputusan Memilih

Perilaku komunikasi

Korelasi Sperman Obyek

wisata alam Obyek wisata

budaya Masa tinggal

Koefisien korelasi .358** .457** .275* Nilai probabilitas .001 .000 .014 Konfirmasi

N 79 79 79 Ket:* signifikan pada taraf 0.05 ** signifikan pada taraf 0.01

Hubungan Konfirmasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Alam

Wisatawan yang memutuskan kunjungan wisatanya pada kombinasi

obyek wisata alam pantai dan pendakian akan melakukan konfirmasi yang lebih

aktif dibandingkan dengan wisatawan yang hanya memutuskan kunjungan obyek

wisata alamnya hanya pada obyek wisata pantai saja ataupun hanya untuk

melakukan pendakian. Hipotesa tersebut menunjukan hubungan yang signifikan

antara konfirmasi dengan memilih obyek wisata alam (0.358**).

Perilaku konfirmasi yang lebih aktif ditunjukan dengan tetap

menggunakan kombinasi antara komunikasi tatap muka dengan media massa.

Page 102: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

87

Komunikasi tatap muka dilakukan melalui agen perjalanan, hotel tempat

menginap, hubungan antarpribadi, pemandu wisata, dan Bandara Udara

Selaparang Mataram. Sedangkan saluran informasi yang digunakan lebih banyak

menggunakan bentuk visual antara lain leaflet/brosur, buku panduan wisata, foto-

foto lokasi wisata, internet, atau majalah/koran wisata (biasanya disediakan di

hotel atau agen perjalanan).

Informasi yang banyak dibutuhkan wisatawan asing berkaitan penunjang

aktivitas wisata. Seperti informasi mengenai lokasi obyek wisata, hotel, tempat

penukaran mata uang asing, restauran/kafe/club malam, jalur tranportasi,

jaringan telekomunikasi, informasi pemandu wisata, dan informasi mengenai

keamanan. Bagi wisatawan asing yang perjalanan wisatanya diatur agen

perjalanan cenderung kurang aktif bahkan tidak melakukan konfirmasi

Khusus untuk pendakian gunung selain informasi di atas ada informasi

yang paling utama dicari oleh wisatawan asing. Informasi tersebut berhubungan

dengan keamanan dan pemandu wisata. Kedua informasi tersebut menjadi hal

yang sangat penting bagi wisatawan asing sebelum melakukan pendakian.

Karena untuk pendakian wisatawan asing harus didampingi pemandu wisata

atau porter yang telah disediakan pihak penyelenggara pendakian.

Dapat disimpulkan bahwa konfirmasi yang dilakukan oleh wisatawan

seluruhnya berkaitan dengan penunjang aktifitas wisata dengan menggunakan

kombinasi sumber informasi melalui komunikasi tatap muka dan saluran

informasi dalam bentuk visual yaitu leaflet/brosur.

Hubungan Konfirmasi dengan Keputusan Memilih Obyek Wisata Budaya

Diduga wisatawan yang memutuskan mengunjungi obyek wisata budaya

seni tradisional menunjukan perilaku komunikasi yang sangat aktif dibandingkan

wisatawan yang memutuskan mengunjungi obyek wisata budaya non seni

tradisional. Hipotesa tersebut menunjukan hubungan yang signifikan (0.457**).

Pada dasarnya penggunaan media informasi dari yang sangat aktif

hingga kurang aktif tujuannya sama dengan konfirmasi yang dilakukan

wisatawan asing pada obyek wisata alam. Tahap konfirmasi tidak merubah

keputusan yang telah direncanakan pada tahap informasi awal. Tahap-tahap

pencarian informasi dari sumber informasi, saluran informasi, dan isi pesan sama

dengan tahap konfirmasi dalam obyek wisata alam.

Namun jika dilihat dari proses keputusan Engel at al, (1994) tahap

Page 103: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

88

konfirmasi tidak melalui tahap pengenalan tetapi mulai dari tahap kedua yaitu

pencarian informasi, evaluasi, pembelian (menetapkan obyek wisata yang akan

dikunjungi), dan hasil (dalam hal ini memutuskan obyek wisata yang akan

dikunjungi).

Informasi wisata mengenai seni tradisional dan non tradisional diperoleh

dari kombinasi sumber informasi yaitu komunikasi tatap muka melalui agen

perjalanan, pemandu wisata, hotel, teman, dan Bandara Udara Selaparang

Mataram dan menggunakan media massa yaitu buku panduan wisata.

Komunikasi tatap muka menggunakan saluran informasi lebih banyak melalui

leaflet/brosur.

Wisatawan asing yang bertujuan mengunjungi obyek wisata seni

tradisional suku Sasaq lebih banyak mengunjungi perkampungan suku Sasaq

yang ada di desa Sade, melihat kehidupan masyarakat asli suku Sasaq dengan

upacara tradisionalnya di desa Senaru, menyaksikan seni musik gendang Beleq,

menyaksikan bela diri tradisional, mengunjungi masjid kuno Bayan. Sedangkan

untuk obyek wisata budaya yang tidak berhubungan dengan seni tradisional suku

Sasaq lebih banyak memilih restauran dan kafe.

Kesimpulannya adalah informasi wisata yang berkaitan dengan

keputusan memilih seni tradisional dan non seni tradisional diperoleh dari

kombinasi antara komunikasi tatap muka dan media massa melalui saluran

informasi leaflet/brosur dan buku panduan wisata.

Hubungan Konfirmasi dengan Keputusan Memilih Masa Tinggal

Diduga bahwa terdapat perbedaan perilaku komunikasi konfirmasi antara

wisatawan yang mempunyai masa tinggal di bawah satu minggu dengan

wisatawan asing yang mempunyai masa tinggal di atas satu minggu. Hipotesa

tersebut menunjukan hubungan yang signifikan dengan keputusan masa tinggal

(0.275*).

Wisatawan asing yang mempunyai masa tinggal di bawah satu minggu

merupakan wisatawan yang bertujuan bukan untuk bekerja dan merupakan

kelompok wisatawan yang menjadikan Pulau Lombok sebagai daerah tujuan

wisata kedua setelah Bali. Perilaku komunikasi konfirmasi yang ditunjukan

cenderung kurang aktif. Hal ini disebabkan penggunaan sumber informasi lebih

banyak melalui komunikasi tatap muka yang diperoleh dari agen perjalanan,

hotel, ataupun pemandu wisata.

Page 104: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

89

Saluran informasi lebih banyak menggunakan bentuk visual yaitu

leaflet/brosur maupun dari foto-foto tentang obyek wisata yang digunakan oleh

agen perjalanan, pihak hotel, dan para pemandu wisata. Informasi yang

dibutuhkan tidak merubah keputusan masa tinggal tetapi lebih kepada

pemenuhan kebutuhan informasi seperti tempat penukaran mata uang asing,

tempat berbelaja, dan lainnya.

Bagi wisatawan asing yang memutuskan masa tinggal di atas satu

minggu di Pulau Lombok bukan murni untuk berlibur tetapi bekerja mengelola

hotel dan kafe dikawasan wisata. Selain itu wisatawan asing tersebut ada yang

melakukan penelitian sosial dikawasan wisata. Perilaku komunikasi yang

dilakukan cenderung aktif dengan menggunakan sumber informasi berupa

komunikasi tatap muka melalui hubungan interpersonal, hotel, pemandu wisata.

Konfirmasi yang dilakukan pada masa tinggal tidak untuk merubah

keputusan masa tinggal yang telah diputuskan sebelumnya. Jadi dapat

disimpulkan ada perbedaan perilaku komunikasi wisatawan dengan masa tinggal

di bawah satu minggu menunjukan perilaku komunikasi konfirmasi kurang aktif

dan wisatawan asing yang memutuskan masa tinggal di atas satu minggu

menunjukan konfirmasi aktif.

Page 105: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

90

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi yang tidak

berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam, budaya, dan

menentukan masa tinggal adalah:

a. Usia, jenis kelamin, hobi, tingkat pendapatan dan perilaku komunikasi

pada pencarian informasi awal tidak berhubungan dengan keputusan

memilih obyek wisata alam.

b. Usia, jenis kelamin, hobi, pendapatan, dan asal negara tidak

berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata budaya.

c. Jenis kelamin, hobi, pendapatan, asal negara, dan perilaku komunikasi

pada tahap pencarian informasi awal tidak berhubungan dengan

keputusan memilih masa tinggal.

2. Karakteristik personal wisatawan dan perilaku komunikasi yang menunjukan

hubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam, budaya, dan

menentukan masa tinggal adalah:

a. Asal negara wisatawan dan perilaku komunikasi pada tahap konfirmasi

berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata alam.

b. Perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih

obyek wisata budaya.

c. Perilaku komunikasi konfirmasi berhubungan dengan keputusan memilih

masa tinggal di Pulau Lombok.

Saran

Leaflet/brosur dan internet dapat dijadikan sebagai media promosi wisata oleh

pemerintah Provinsi NTB dan para pelaku wisata khususnya di Pulau Lombok.

Page 106: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

91

DAFTAR PUSTAKA

Amini F. 2004. Hubungan kepribadian, persepsi dan terpaan kampanye komunikasi dengan perilaku ”word of mouth”; survey terhadap perilaku ”word mouth” tentang kondom di kalangan remaja pengunjung Mal di Jakarta [tesis]. Jakarta, Program Pascasarjana: Universitas Indonesia.

Ardianto E, Erdinaya LK. 2004. Komunikasi Massa; Suatu Pengantar. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media. Astuty ER. 2002. Strategi komunikasi promosi pemasaran elektronik pariwisata

Indonesia [tesis]. Jakarta, Program Pascasarjana: Universitas Indonesia. Atkinson RL, Atkinson RC, Smith EE, Bem DJ. 1993. Pengantar Psikologi Jilid

11. Ed ke-1. Kusuma W, penerjemah, Saputra L, Editor. Batam: Interaksara. Terjermahan dari: Introduction to Psychology 11th. Ed.

Cooper C, Hall CM. 2008. Contemporary Tourism: An International Approach. Ed

ke-1. Amsterdam: Elsevier. [DIKPAR NTB] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Nusa Tenggara Barat. 2005.

Pariwisata Nusa Tenggara Barat dalam Angka Tahun 2005. Mataram: DIKPAR NTB.

DeVito JA. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Ed ke-5. Maulana A, penerjemah.

Jakarta: Professional Books. Terjemahan dari: Human Communication. Donohew LP, Palmgreen, Duncan J. 1980. An Activation Model of Information

Exposure. Communication Monographs. Effendy OU. 1988. Ilmu Komunikasi, Teori Dan Praktik. Bandung: Remaja Karya. __________. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1994. Perilaku Konsumen jilid 1. Ed ke-6.

Budiyanto FX, penerjemah. Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Consumer Bahavior.

Faisal S. 1999. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Fill C. 1999. Marketing Communications Contexts, Contents and Strategies. Ed

ke-2. London: Prentice Hall. Gunn CA. 1994. Tourism Planning: Basic, Concepts, Case. Ed ke-3. Washington:

Taylor & Francis. Ibrahim IS. 1999. Perkembangan Penelitian Ilmu Komunikasi di Perguruan

Tinggi: Catatan Pendahuluan. Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia 3: 6-16.

Page 107: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

92

Ichwanudin. 1998. Hubungan perilaku komunikasi peserta kelompok penggerak pariwisata (kompepar) dengan adopsi program sapta pesona dikabupaten sukabumi [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kerlinger FN. 2003. Asas-asas Penelitian Behavioral. Ed ke-3. Simatupang LR,

penerjemah, Koesoemant, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Terjemahan dari: Foundation of Behavioral Research.

Kolb BM. 2006. Tourism Marketing for City and Town. Amsterdam: Elsevier. Liliweri A. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. Yogyakarta:

LKiS. Liston A. 2005. NDI Consultation Meeting with Ann Liston “Building a Strong

Media Image For Your Fraction”. Makalah disampaikan oleh National Democratic Institute (NDI). Jakarta: Hotel Crown Plaza. 6 Desember 2005.

McQuail D. 1987. Teori Komunikasi Massa.Ed ke-2. Dharma A, Ram A,

penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Mass Communication Theory, Second Edition.

Middleton VTC, Clarke J. 2001. Marketing in Travel and Tourism. Ed ke-3.

Oxford: Elsevier. Mulyana D. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Mulyana D, Rakhmat J. 2001. Komunikasi Antar Budaya. Mulyana D, Editor;

Bandung: Remaja Rosdakarya. Orams M. 1999. Marine Tourism Development Impact and Management. New

York: Routledge. Rakhmat J. 2001. Psikologi Komunikasi. Ed Rev. Surjaman T, editor; Bandung:

Remaja Rosdakarya. Ricci F, Werthner H. 2001. Case base querying for travel planning

recommendation. http://www.ectrl.itc.it.html. [15 Juli 2008]. Rivers WL, Jensen JW, Peterson T. 2003. Media Massa Dan Masyarakat

Modern. Ed Ke-2. Munandar H, Priatna D, penerjemah; Jakarta: Prenada Media. Terjemahan dari: Mass Media and Modern Society.

Roman K, Maas J, Nisenholtz M. 2005. How To Advertise: Membangun Merek

Dan Bisnis Dalam Dunia Pemasaran Baru. Ed Rev. Satyadi G, penerjemah. Jakarta: Elex Media Komputindo. Terjemahan dari: How To Advertise. Ed ke-3.

Severin WJ, Tankard JW. 2005. Teori komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan

Dalam Komunikasi Massa. Ed ke-5. Hariyanto S, penerjemah. Jakarta: Prenada Media. Terjemahan dari: Communication Theories: Origins, Method & Use in the Mass Media.

Page 108: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

93

Shimp TA. 2003. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 1. Ed ke-5. Sjahrial R, Anikasari D, penerjemah; Mahani N, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Advertising Promotion and Supplemental Aspect of Integrated Marketing Communications.

Simamora B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen.Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Singarimbun M. 1989. Metode Penelitian Survai. Ed Rev. Effendy S, Editor;

Jakarta: LP3ES. Soedarmanto. 1998. Dasar-dasar Pengelolaan Penyuluhan Pertanian. Malang:

Brawijaya Press. Sumarwan U. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Suryadi K, Ramdhani MA. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Suwantoro G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Ed ke-2. Yogyakarta: Andi. Wahab S. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Ed ke-4. Gromang F, penerjemah.

Jakarta: Pradnya Paramita. Terjemahan dari: Tourism Management. Wibowo W. 2003. Sihir Iklan Format Komunikasi Mondial dalam Kehidupan

Urban-Kosmopolit. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Yoety HOA. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Page 109: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

94

L A M P I R A N

Page 110: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

95

Lampiran 1 Lokasi penelitian

Page 111: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

96

Lampiran 2 Lokasi Kawasan Pendakian Gunung Rinjani

Page 112: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

97

Lampiran 3 Lokasi Kawasan Pantai Senggigi di Kabupaten Lombok Barat

Page 113: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

98

Lampiran 4 Kuesioner

THE CHARACTERISTICS OF TOURISTS

1. Name : 2. Age : 3. Gen : [ ] Female [ ] Male 4. Country : 5. Status : [ ] Single [ ] Married 6. The total of monthly income of the working tourist (including the income of the

working wife/working husband) [ ]. Overseas …………

7. The number of children in the family (if any) is ………… (* still at school/university) *Cross out the unnecessary word(s)

8. Hoby : [ ] Tracking [ ]. Surfing [ ] Lisent to music [ ] Others................

COMMUNCATION BEHAVIOR SEEN FROM THE USAGE OF INFORMATION

SOURCES

GUIDELINES: Any answer marked with a checklist [√] represents the answer that you think is the right answer.

9. A. Does the information source on the tourism objects at NTB Province that you used come from:

[ ]. Friend, Family, Other persons; [ ] Mass-Media; [ ]. Hotel; [ ]. Travel Berau; [ ] Airport at Selaparang – Mataram. B. Does the form of the information on the tourism objects at NTB

Province you used include the following?

VISUAL; [ ] Photo Files of tourism objects; [ ] Magazine, newspaper, tabloid; [ ] Leaflet, Booklet, Brochures; [ ].Tourism Guide Book [ ].Internet; [ ] Slides of photos

AUDIO: [ ]. From Radio Broadcast

AUDIOVISUAL: [ ]. Television; [ ] Compact Disk (Records of tourism sites and objects)

Page 114: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

99

C. Did you also search for information on the facilities and infrastructure at NTB Province, which include the following?

[ ]. money Changer [ ]. hotels from Melati level to five-star hotels.

[ ]. the entertainment areas such as nightclubs and the best Cafes in the tourism objects

[ ]. the best restaurants, which serve various kinds of favorite menus from overseas to traditional cuisines from Nusa Tenggara Barat Province

[ ]. locations of the performance of Art and Culture Festivals at Senggigi area [ ]. special clinics for tourists [ ]. transportation routes to the tourism sites, which are easily accessed [ ]. parties, which are commonly held at the tourism objects for the tourists [ ]. the availability of various nets of telecommunication

D. Security in the areas of tourism includes: [ ]. the police station [ ]. others (please write them on the space) ...............................

KONFIRMASI

10. Did you still require information on tourism objects after you arrived at

NTB Province?

[ ].Yes (Go on to number 11) [ ]. No (Do not respond question number 11) 11. A. Does the information source on the tourism objects at NTB Province that you used come from:

[ ]. Friend, Family, Other persons; [ ] Mass-Media; [ ]. Hotel; [ ]. Travel Berau; [ ] Airport at Selaparang – Mataram.

B. Does the form of the information on the tourism objects at NTB Province you used include the following?

VISUAL; [ ] Photo Files of tourism objects; [ ] Magazine, newspaper, tabloid; [ ] Leaflet, Booklet, Brochures; [ ].Tourism Guide Book [ ].Internet; [ ] Slides of photos

AUDIO: [ ]. From Radio Broadcast

Page 115: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

100

AUDIOVISUAL: [ ]. Television; [ ] Compact Disk (Records of tourism sites and objects)

C. Did you also search for information on the facilities and infrastructure at NTB Province, which include the following?

[ ]. money Changer [ ]. hotels from Melati level to five-star hotels. [ ]. the entertainment areas such as nightclubs and the best Cafes in the

tourism objects [ ]. the best restaurants, which serve various kinds of favorite menus

from overseas to traditional cuisines from Nusa Tenggara Barat Province

[ ]. locations of the performance of Art and Culture Festivals at Senggigi area

[ ]. special clinics for tourists [ ]. transportation routes to the tourism sites, which are easily accessed [ ]. parties, which are commonly held at the tourism objects for the tourists [ ]. the availability of various nets of telecommunication

D. Security in the areas of tourism includes: [ ]. the police station [ ]. others (please write them on the space)....................

DECISION ON TYPES OF TOURISM OBJECT MADE BY THE TOURISTS

GUIDELINES: 1. Read the questions carefully and read the instructions on how to respond the questions. 2. For questions 9 – 10 write down the days you did the activities in the tourism

objects on the column “Day”. 3. If you did not visit the tourism objects, please do not respond to the questions.

The Activities Of a Touris In One Unit

NO Questions

Day Hours

ACTIVITIES RELATED TO NATURAL TOURISM

12 On what day did you do the activities in the following object tourisms?

1. Climbing the top of Mount Rinjani

2. Camping at the Segara Anak Lake

3. Soaking in the hot spring water containing sulfur

4. Enjoying the natural beauty of the Fall

5. Watching the crowd of monkeys protected by the local government and the society

6. Diving to see the Blue Corals

7. Sighting the beauty of Corals at the sea by

Page 116: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

101

Snorkeling

8. Surfing

9. Swimming at the beach

10.Fishing

11.Enjoying the sunset along the beach or while sitting bear the beach.

12. Sunbathing to tan the skin

13. Others ………….

ACTIVITIES RELATED TO CULTURE TOURISM

13. On what day did you do the following activities in the culture tourism objects?

1. Watching the performance of traditional music of Gendang Beleq, which becomes the characteristic of the tourism in NTB Province

2. Watching the traditional martial art of Sasaq tribe known as Peresean.

3. Watching various kinds of traditional ceremonies, which are regularly held at Senaru Village at the foot of Mount Rinjani

4. Observing the activities of the indigenous community of Sasaq tribe in its traditional village at Sade village, Central Lombok Regency.

5. Visiting the old mosque, which stands firmly at Senaru village.

6. Drinking the water, which is believed to make people stay young, and this water can be obtained from the old park of Selaparang Kingdom at Narmada Park- West Lombok Regency.

7. Visiting the museum in Mataram – West Lombok.

8. Enjoying the activities of night- clubs in the tourism areas.

9. Eating all kinds of foods from favorite menus from overseas to traditional foods at NTB Province at the best restaurants in a relaxed atmosphere.

10. Observing the economic activities of the local people at their traditional market directly.

11. Enjoying more relaxing time at Cafes.

12. Others …………………..

14. Did you extend your stay in NTB Province? If the answer is “NO”, do not

respond to question 15. If the answer is ”Yes”, what were your reasons in extending your stay?

Page 117: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

102

Lampiran 5

Validitas Dan Reliabilitas Instrument

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

usia hoby pendapatan asal.negara sumber.awal radio internet buku foto leaflet slide majalah.dll CD televisi obyek wisata money changer info.hotel club.cafe restauran festival klinik.berobat jalur.transportasi acara.party jaringan.telekomunikasi guide kantor.polisi keamanan.hotel pecalang keamanan.bekerja private.of.security sumber.konfirmasi konfir.leaflet.dll konfir.buku konfir.foto konfir.slide konfir.internet konfir.majalah.dll konfir.CD konfir.TV konfir.obyek.wisata konfir.money.changer konfir.club.cafe konfir.hotel konfir.restauran konfir.festival konfir.klinik.berobat konfir.transportasi konfir.telekomunikasi

164,6000 165,3000 164,7000 162,6000 154,4000 167,1500 159,9000 160,9000 163,9000 164,9000 165,9000 165,9000 163,6500 165,1500 165,6500 165,6500 165,9000 164,4000 165,9000 166,9000 166,6500 165,4000 166,6500 166,4000 166,6500 165,9000 166,1500 166,4000 164,4000 166,9000 158,4000 161,4000 163,4000 160,9000 165,4000 166,4000 164,4000 166,6500 163,6500 165,9000 167,1500 166,4000 164,4000 166,4000 167,1000 166,6500 166,1500 164,9000

2940,989 2938,958 2904,011 2911,832 2765,095 2907,713 2956,516 2861,989 2814,200 2802,832 2913,568 2811,463 2798,555 2726,239 2794,239 2849,503 2951,989 2938,779 2864,095 2861,674 2826,555 2968,463 2772,871 2883,937 2812,345 2852,516 2856,976 2843,937 2844,042 2875,884 2658,042 2926,042 2663,305 2759,884 2704,779 2859,726 2724,568 2818,134 2594,871 2887,253 2877,187 2817,095 2824,042 2870,779 2931,779 2798,134 2791,187 2808,621

-,181 -,228 ,022 -,029 ,374 ,012 -,136 ,047 ,139 ,187 -,042 ,220 ,096 ,268 ,426 ,210 -,184 -,127 ,162 ,282 ,414 -,235 ,696 ,101 ,488 ,209 ,204 ,285 ,224 ,195 ,468 -,075 ,428 ,246 ,442 ,125 ,334 ,228 ,399 ,070 ,267 ,409 ,300 ,161 -,185 ,562 ,487 ,350

,792 ,791 ,789 ,789 ,781 ,789 ,799 ,793 ,790 ,787 ,794 ,786 ,796 ,785 ,782 ,786 ,794 ,793 ,787 ,786 ,783 ,795 ,779 ,788 ,782 ,786 ,786 ,785 ,786 ,787 ,776 ,799 ,778 ,785 ,778 ,788 ,782 ,785 ,779 ,789 ,787 ,783 ,784 ,787 ,791 ,781 ,781 ,783

Page 118: HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL DAN PERILAKU … · berhubungan dengan keputusan menentukan masa tinggal. (2) Asal negara wisatawan berhubungan dengan keputusan memilih obyek wisata

103

konfir.guide konfir.rentcar konfir.kantor.polisi konfir.pecalang konfir.private.of.security mendaki.gunung.rinjani berkemah pemandian.air.panas air.terjun kawanan.monyet menyelam snorkling surfing berenang.dipantai memancing sunset mandi.matahri bersepeda.motor bersepeda.gunung main.kano kegili.trawangan tete.batu atraksi.gendang peresean desa.senaru desa.sade masjid.kuno taman.narmada musium clubing restaurant pasar.tradisonal cafe membaca keliling.kawasan.wisata message keliling.kota.mataram gym pasar.seni masyarakat.senaru traveling.luar.lombok traveling.pulau.lombok masa.tinggal

166,4000 166,4000 166,1500 166,4000 164,9000 166,8000 166,9500 166,9500 166,0500 165,9000 166,8000 166,3500 166,6500 165,4500 166,8000 165,4500 165,4500 166,8000 166,8000 166,9500 167,1000 166,6500 166,5000 166,6500 166,6500 166,6500 167,1000 167,2500 167,2500 166,6500 165,6000 166,3500 165,6000 166,9500 167,1000 167,2500 167,1000 167,1000 167,1000 167,2500 167,2500 167,1000 158,9000

2822,358 2880,253 2799,082 2912,358 2867,042 2943,747 2936,050 2935,734 2841,945 2868,937 2902,379 2884,450 2872,450 2884,261 2871,747 2868,155 2848,576 2910,589 2824,695 2870,366 2898,305 2932,766 2833,316 2947,924 2884,766 2847,503 2923,884 2922,092 2876,618 2866,450 2814,463 2860,450 2859,937 2870,366 2907,779 2918,303 2889,147 2888,200 2856,305 2918,303 2900,934 2893,253 2448,411

,385 ,118 ,453 -,028 ,134 -,260 -,225 -,222 ,405 ,238 ,050 ,151 ,254 ,153 ,282 ,255 ,381 -,012 ,644 ,330 ,114 -,167 ,501 -,271 ,167 ,430 -,143 -,167 ,464 ,296 ,586 ,305 ,299 ,330 ,018 -,114 ,206 ,216 ,540 -,114 ,126 ,165 ,677

,783 ,788 ,782 ,790 ,788 ,792 ,791 ,791 ,784 ,786 ,789 ,787 ,786 ,787 ,786 ,786 ,785 ,789 ,782 ,786 ,788 ,791 ,783 ,792 ,787 ,784 ,790 ,790 ,786 ,786 ,782 ,786 ,786 ,786 ,789 ,789 ,787 ,787 ,785 ,789 ,788 ,788 ,763

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0 Excluded(a) 0 ,0 Total 20 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,789 91