Histologi Digestive 1

14
BIbir (Labium oris) Bibir terdiri atas tiga bagian: Bagian luar bibir (area kutanea) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk seperti kulit lainnya, dan terdapat rambut atau folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Bagian merah bibir (area intermedia) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tidak mempunyai rambut atau kelenjar, pembuluh darah kapiler banyak terdapat di dalam jaringan penyambung ini. Arteri labialis juga tedapat di dalam jaringan penyambung ini yang merupakan sebuah arteriol. Bagian dalam bibir (area mukosa) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tandik dan mengandung sejumlah kelenjar mukosa. Muskulus orbicularis oris terdapat di tengah organ, merupakan muscular bercorak yang terpotong melintang. Glandula labiais, suatu kelenjar mukosa, terdapat di bawah epitel bagian dalam bibir. Lingua (Lidah) Pada sajian lidah dipelajari tiga jenis papil (pada lidah manusia) yaitu papilla sirkumvalata papilla fungiformis dan papilla filiformis. Selain itu dipelajari pada kelinci yaitu papilla foliata. Papila sirkumvalata

description

histologi

Transcript of Histologi Digestive 1

BIbir (Labium oris)Bibir terdiri atas tiga bagian: Bagian luar bibir (area kutanea) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk seperti kulit lainnya, dan terdapat rambut atau folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Bagian merah bibir (area intermedia) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tidak mempunyai rambut atau kelenjar, pembuluh darah kapiler banyak terdapat di dalam jaringan penyambung ini. Arteri labialis juga tedapat di dalam jaringan penyambung ini yang merupakan sebuah arteriol. Bagian dalam bibir (area mukosa) dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tandik dan mengandung sejumlah kelenjar mukosa. Muskulus orbicularis oris terdapat di tengah organ, merupakan muscular bercorak yang terpotong melintang. Glandula labiais, suatu kelenjar mukosa, terdapat di bawah epitel bagian dalam bibir.Lingua (Lidah)Pada sajian lidah dipelajari tiga jenis papil (pada lidah manusia) yaitu papilla sirkumvalata papilla fungiformis dan papilla filiformis. Selain itu dipelajari pada kelinci yaitu papilla foliata. Papila sirkumvalataMerupakan papil yang paling besar, membentuk bangunan seperti huruf V, dan tertanam dipermukaan lidah. Masing-masing papilla dikelilingi oleh parit/ alur, dindingnya terdapat kuncup kecap (taste bud). Kelenjar serosa Von ebner terbuka kedasar parit. Epitel permukaannya adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Papil anyaman penyambung dibawah epitel dibagi menjadi beberapa bagian oleh tonjolan-tonjolan epitel ke bawah sehingga terbentuk papil-papil anyaman penyambung sekunder. Permukaan papilla sirkumvalata ini rata dibandingkan dengan permukaan lidah. Papila filiformis dan fungiformis Papila filiformis panjang dan ramping, merupakan bangunan yang paling banyak. Papil ini menyebabkan permukaan kasar pada lidah. Papil ini dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, tidak mengandung kuncup kecap. Papilla fungiformis biasanya terdapat di antara papilla filiformis. Bentuknya seperti jamur dan juga menonjol kepermukaan. Permukaannya juga dapat diliputi lapisan tanduk. Kadang-kadang ditemukan taste-bud. Kedua papilla lidah ini mempunyai papila anyaman sekunder. Papila foliataTidak terdapat pada manusia, bentuknya khas seperti daun. Permukaannya rata-rata satu sama lain dan diliputi epitel berlapis gepeng dan biasanya berlapisan tanduk. Taste-bud terdapat pada bagian tepinya dan memiliki papil anyaman penyambung sekunder.Taste bud atau kuncup kecap, berbentuk seperti bawang. Disusun oleh dua macam sel yaitu sel-sel sustankular (sel penyokong) sel pengecap. Sel-sel yang membentuk alat pengecap (taste-bud) bentuknya bulat panjang dan runcing kedua ujungnya. Sel penyokong agak gemuk, intinya berkromatin jarang. Sel ini langsing intinya, gepeng, panjang dan berkromatin padat. Pada ujung yang mengadap permukaan kadang-kadang terpotong rambut-rambut pengecap.Kelenjar parotisMerupakan kelenjar serosa murni. Asinusnya tersusun rapat mirip segitiga dengan puncaknya menghadap lumen dan dasarnya melekat pada membrane basal. Intinya bulat, biru dan terletak dekat basal sel. Sitoplasma merah kebiruan dan granula pada daerah apikalnya.Duktus interkalaris merupakan saluran keluar yang paling kecil. Dindingnya terdiri atas epitel selapis gepeng atau kadang-kadang kubis rendah. Sitoplasmanya merah dengan inti bulat atau gepeng.Duktus sekretorius masih terlihat di dalam lobules. Dindingnya dilapisi epitel selapis torak. Pada bagian basal, dibawah inti, sel-selnya kadang-kadang tampak bergurat tegak. Pada bagian apikal, diatas inti, dapat diluhat vesikel-vesikel kecil di dekat lumen. Saluran ini disebut juga duktus intarlobularis, yang demikian banyaknya pada kelenjar parotis, sehingga dapat membedakannya dari kelenjar pankreas.Duktus ekretorius disebut juga duktus interlobularis. Saluran ini, mula-mula dilapisi oleh epitel selapis torak. Semakin besar saluran epitelnya menjadi epitel selapis torak.Kelenjar submandibularisKelenjar ini merupakan kelenjar campur. Sebagia besar pars terminalisnya bersifat serosa dan sebagian kecil mukosa. Pada kelenjar ini duktus interkalaris pendek dan karenanya jarang terpotog pada sajian. Saluran lainnya sama dengan kelenjar parotis.Kelenjar sublingualisKelenjar ini mempunyai gambaran mirip kelenjar submandibularis. Bedanya kelenjar ini sebagian besar asinusnya bersifat mukosa.Esofagus/kerongkonganUntuk mempelajari saluran cerna mulai esophagus sampai anus, sebaliknya sajian selau dipasang sedemikaian rupa sehingga lapisan mukosa selalu terlihat diatas. Kemudian lihatlah lapis demi lapis berturut-turut.1. Lapis mukosa (tunika mukosa) Epitel Lamina propia Lapis otot mukosa (tunika muskularis mukosa)2. Lapis submukosa (tunika submukosa) 3. Lapis otot (tunika muskularis) Lapis otot lingkar (tunika submuskularis sirkular) Lapis otot memanjang (tunika muskularis longitudinal)4. Lapis serosa (tunika adventisia)Lapis mukosa esophagus dilapisi oleh epitel berlpais gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah epitel terdapat lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Dibawah lamina propia terdapat lapis otot mukosa (tunika muskularis mukosa) yang terdiri atas berkas serat otot polos yang tersusun memanjang.Lapis submukosa, berupa jaringan penyambung longgar. Di sini lapisan ini terisi oleh kelenjar oesofagus yang bersifat serosa. Pada beberapa sajian di dalam lapisan ini dapat ditemukan pleksus Meissner yang biasanya terdori atas sel-sel dan serat saraf.Lapis otot terdiri atas lapis otot sirkular dalam dan longitudinal luar. ada sepertiga bagian atas esofagus, lapisan ini terdiri atas lapisan otot-otot skelet, di sepertiga bagian tengah lapisan ini terdiri atas otot skelet dan otot polos, dan di sepertiga bagian bawah lapisan ini terdiri atas otot polos. Plexus Auerbach terletak antara kedua lapisan otot itu.Lapis serosa/adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Di sini disebut lapis adventisia karena tidak diliputi oleh peritoneum.Esophagus-kardiaLapis mukosa peralihan epitel dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk menjadi epitel selapis torak/ mukosa kardia tampak belipat-lipat, yang sebenarnya adalah sumur-sumur lambung (foveola gastrika). Di dalam lamina propia terdapat kelenjar kardia yang umumnya kelihatan terpotong melintang karena kelenjar ini merupakan kelenjar tubulosa yang bergelung-gelung.Epitel yang melapisi kelanjar ini juga selapis torak. Kadang-kadang kelenjar kardia sering terlihat meluas ke dalam lamina propia esophagus.Lapis otot mukosa. Merupakan penerusan dari esophagus ke kardia, di dalam kardia berjalan agak berkelok-kelok karena adanya kelenjar kardia.Limfonoduli biasanya dapat ditemukan pada lapisan ini yang sering meluas ke dalam lapisan submukosa.Gaster fundusLapis mukosa kubah lambung dilapisi epitel selapis torak. Sumur-sumur lambung juga terdapat disini berupa celah diantara dua tonjolan mukosa. Pada dasar sumur terdapat muara kelenjar kubah (kelenjar fundus) yang biasanya merupakam kelenjar tubulosa simpleks dan lurus-lurus. Disini terlihat sumur dangkal, hanya meliputi 1/3 bagian ketebalan mukosa sedangkan kelenjar mencapai 2/3 bagian. Kelenjar kubah ini memenuhi lamina propria.Di dalam kelenjar kobah ini dapat dibedakan 4 macam sel, yaitu:1. Sel mukus leher (neck cell) merupakan sel berbentuk torak, mirip sel epitel mukosa. Terdapat pada leher kelenjar. Inti lonjong terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian puncak kadang-kadang mengandung granula.2. Sel HCl (parietal sel) sel ini bentuknya mirip segitiga atau bulat (dalam sajian histologi). Sitoplasmanya merah dengan inti bulat, biru ditengah, dengan kromatin padat. Terdapat terutama pada bagian sempit (istmus) kelenjar.3. Sel zymogen (chief sel). Sel ini bentuknya mirip sel HCl, sering tidak teratur. Sitoplasmanya agak basofil. Sering sulit dibedakan dengan sel HCl. Intinya bulat dan terletak mengarah basal. Sel ini banyak terdapat dibagian basal kelenjar.4. Sel argentafin. Pada sajian dengan pulasan HE, sel ini tidak terpulas baik sehingga tidak dapat dikenali.Lapis otot mukosa terdapat dibawah lamina propia yang kadang terdesak oleh kelenjar fundus tadi. Lapis submukosa, merupakan jaringan ikat jarang. Kadang disini dapat ditemukan pleksus Meissner. Lapis otot, memiliki lpaisan melingkar yang lebih tebal daripada yang memanjang. Lapis serosa, merupakan jaringan ikat jarang yang diluarnya dipalisi oleh epitel selapis gepeng (peritoneum).PilorusTerdiri dari lapisan mukosa yang dilapisi oleh epitel selapis torak. Pilorus mempunyai sumur-sumur lambung yang dalam meliputi 2/3 ketebalan mukosa. Selebihnya yang 1/3 di tempati oleh kelenjar pilorus. Kelenjar pilorus tampak homogeny karena hamper semua sel diritu adalah sel mukus. Kelenjar ini sering tampak berkelok-kelok. Di dalam lamina propia terdapat nodulus limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke dalam lapisan submukosa.Lapis otot mukosa dan submukosa sama dengan kubah lambung. Lapis otot yang melingkar amat tebal karena membentuk otot lingkar yaitu sfingter pilorus. Yang longitudinal tidak berubah ketebalannya. Lapis adventisia merupakan jaringan ikat jarang.Lambung-duodenumLapis mukosa pada pilorus dilapisi oleh sel selapis torak dan pada duodenum dilapisi oleh sel selapis torak dengan sel goblet diantara epitelnya. Pada pilorus terdapat fovea gastrica, sedangkan pada duodenum terdapat vilus intestinal. Pada pilorus terdapat kelenjar pilorus di dalam lamina propria di dan pada duodenum terdapat kriptus lieberkhun berupa kelenjar tubulosa simpleks. Kadang di dalam lamina propia di dapatkan nodulus limfatikus.Lapis submukosa pada pilorus tidak terdapat kelenjar sedangkan di dalam duodenum terdapat kelenjar brunner. Lapis otot pada pilorus lapis otot yang melingkar tebal, sedangkan pada duodenum lapis otot melingkar dan memanjang sama tebalnya. Lapis adventisia merupakan jaringan ikat jarang.DuodenumUsus halus terdiri atas tiga daerah: duodenum, jejunum dan ileum. Tunika mukosa usus halus memperlihatkan lupatan yang disebut vili intestinal. Pada tunika submukosa tampak lipatan spiral yaitu plika sirkularis.Lapis mukosa diliputi oleh epeitel selapis torak yang mempunyai mikrovili dan sel piala. Sel piala disini belum begitu banyak. Mukosa mempunyai vili intestinal yang gemuk-gemuk. Lamina propria terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn. Lapis otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestinal.Lapis submukosa dipenuhi kelenjar brunner. Lapis otot terdiri atas lapis lingkar dan memanjang, dan dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari jaringan ikat jarang.JejunumLapis mukosa mirip duodenum tetapi vilusnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Pada dasar kriptus dapat ditemukan sel panet, berupa sel berbentuk limas dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar berwarna merah.Lapis submukosa tidak terdapat kelenjar, hanya terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissner di dalamnya. Lapisan ini juga ikut membentuk plika sirkularis kerkringi. Lapis otot terdiri atas lapis lingkar dan memanjang, dan dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari jaringan ikat jarang.IlleumLapis mukosa sama seperti jejunum namun sel gobletnya lebih banyak. Di dalam lamina propia terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus yang disebut plaque peyeri yang dapat terlihat meluas ke dalam submukosa. Lapis submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai kelenjar. Lapisan ini juga ikyt membentuk plika sirkularis kerkringi yang tampak lebih pendek dibandingkan yang terdapat pada duodenum maupun jejunum. Lapis otot terdiri dari lapis lingkar dan memanjang, dan dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari jaringan ikat jarang.Appendix VermiformisLapis mukosa seperti usus lainnya, epitel mukosanya adalah epitel selapis torak yang mempunyai sel goblet sangat banyak. Tidak mempunyai vilus yang ada hanya kriptus lieberkhun saja. Terdapat banyak nodulus limfatikus di dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling dindingnya. Lapis otot mukosa masih dapat dikenali. Lapis submukosa terdiri dari jaringan ikat jarang dan terdapat banyak sebukan limfosit dari lamina propia. Lapis otot terdiri dari lapis lingkar dan memanjang, dan dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari jaringan ikat jarang.Usus besar Lapis mukosa mempunyai bagunan mirip vilus tetapi itu bukan vilus. Itu adalah potongan kriptus Lieberkuhn. Permukaan rata dan seragam tinginya. vilus intestinalis tikda sama tinggi. Usus besar tidak mempunyai vilus. Epitel sebagian besar terdiri sel goblet. Kadang kadang dapat ditemukan nodulus limfatikus didalam lamina propia.Lapis otot mukosa mudah dikenali sebagai pembatas dengan lapis submukosa. Lapis submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang yang didalamnya dapat ditemukan pleksus meissner. Lapis otot yang melingkar mempunyai susunan seperti biasa, lapis otot longitudinal tidak mempunyai ketebalan yang sama seputar lingkar dindingnya. Rektum-anusLapis mukosa dari epitel selapis torak dengan sel goblet menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisa tanduk yang semakin ke distal dapat dijumpai adanya lapisan tanduk. Kriptus tidak terlihat lagi setelah masuk daerah anus. Lamina propia digantikan oleh dermis. Di dalam dermis terdapat kelenjar sirkum anal.Lapis submukosa terdiri dari jaringan ikat jarang yang bersatu dengan jaringan ikat jarang lamina propia pada tempat pertemuannya dengan anus dan akhirnya digantikan oleh dermis.Lapis otot terdiri atas lapis otot melingkar rectum yang menebal membentuk otot sfingter ani internus. Lapis otot memanjang tidak mengalami perubahan. Lapis adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang.HeparLobulus klasik hati berbentuk bidang persegi banyak (polygonal). Sisi bidang ini merupakan batas lobules yang dibentuk oleh jaringan ikat jarang (jaringan interlobularis), yang pada hati babi jaringan ini sangat jelas terlihat namum pada jati manusia batas atau jaringan ini tidak begitu jelas.Di dalam lobulus terdapat vena sentralis yang biasanya teletak di tengah lobulus. Di luar vena sentralis ini terdapat deretan sel-sel hati yang tersusun seperti jari-kjari mengarah ke jaringan interlobularis. Diantara deretan sel hati tersebut tedapat sinusoid hati yang bermuara kedalam vena sentralis tadi, muara ini tidak selalu terlihat jelas karena terpotong. Dinding sinusoid berupa selapis sel endotel yang terlihat melekat pada deretan sel-sel hati. Sel endotel ini berbentuk gepeng dengan inti yang gepeng pula dan mempunyai kromatin padat pada beberpa sajian di lihat adanya suatu sel dengan inti yang berkromatin tidak terlalu padat, bila terlihat, tampak sitoplasmanya bercabang-cabang dan menempel pada dinding sinusoid yang bersebrangan. Di dalam sitoplasmanya dapat dilihat benda benda asing yang telah dilahapnya (fagositosis). Sel ini disebut sel kuppfer. Tanpa adanya benda asing ini sulit untuk memastikan adanya sel kuppfer.Sel hati berbentuk polygonal dengan inti bulat atu sedikit lojong dengan kromatin agak padat, kadang dapat dilihat sel hati dengan inti ganda. Dengan pembesaran kuat (45x) kadang dapat dilihat kanalikuli biliaris di antara dua dinding sel hati yang berhimpitan, yang terlihat sebagai bintik atau lubang kecil saja.Saluran herring merupakan duktus biliaris intralobular. Letaknya ditepi lobulus. Dindingnya sebagian lagi oleh epitel selapis kubis. Saluran ini pendek sehingga agak sulit dicari. Di dalam jaringan interlobular dapat ditemukan duktus biliaris yang dindingnya dilapisi epitel selapis atau berlapis kubis tergantung dari besarnya saluran, pada salah satu sudut jaringan interlobularis biasanya dapat ditemukan duktus biliaris, arteriol cabang a.hepatika, benul cabang v.porta, daerah ini disebut segitiga Kiernan. Disini kadang-kadang dapat pula ditemukan pembuluh limfe kecil. Pada beberapa sajian dapat ditemukan vena yang lebih besar disebut v.sublobularis.Vesika Felea (kantung empedu)Lapis mukosa dilapisi epitel silindris yang biasanya tidak mempunyai sel piala. Epitel bersama lamina propia membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam lamina propia terdapat bagunan-bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi epitel sama denga epitel mukosa. Ini sebenarnya potongan lipatan mukosa dan disebut sinus rokintasnsy ashoff. Tidak terdapat lapis otot mukosa.Lapis otot terdiri dari berkas berkas otot polos yang tidak teratur seperti dinding usus. Lapis serosa terdiri atas jaringan penyambung jarang. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dapat dijumpai sisa-sisa saluran keluar empedu yang rudimeter dan disebut dtktus aberans luschka.PankreasKelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda, yang terdiri atas bagian eksokrin dan endrokrin. Bagian eksokrin mirip denggan kelejar parotis, pars terminalis kelenjar berupa asinus. Di dalam asinus sering dapat dijumpai sel sentroasiner yang membatasi lumen asinus, sel ini tidak ada pada kelenjar parotis. Sel ini sebenarnya merupakan awal duktus interkalaris, yaitu saluran keluar kelenjar yang terkecil yang dilapisi oleh epitel selapis kubis atau kubis rendah. Duktus sekretorius (interlobularis) jarang atau sedikit jumlahnya.Bagian histologi fakultas kedokteran ukrida. Penuntun praktikum histologi. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana.2011.h.71-87.