Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

13
Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification of Landslides, (ed. : Brunsden, D, & Prior, D.B., 1984, Slope Instability, John Wiley & Sons, p.1-25 Hirnawan, R.F., 1993, Ketanggapan Stabilitas Lereng Perbukitan Rawan Gerakantanah atas Tanaman Keras, Hujan & Gempa, Disertasi, UNPAD, 302pp. . http://muntohar.wordpress.com,2008 [online access 17 November 2012] Karnawati, D., 2002, Bencana Alam Gerakan Tanah di Indonesia Th. 2001, BPPT, Jakarta. Karnawati, D., 2005. Bencana Alam Gerakan Tanah di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya, Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Lancellotta,R. 1987. Geotecnica. Bologna: Zanichelli Litbang Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman Teknik Penanggulanngan Keruntuhan Lereng http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/is isni/SNI%2003-2436\ 1991 Masrevaniah, Aniek. 2010. Konstruksi Bendungan Urugan Volume Satu. Malang: CV Asrori Meyer, Patrick, 2008, Landslide Hazard Manual, [online access 14 Oktober 2008], URL http://www.engineering4theworld.org. Mulyanto, HR. 2007. Pengembangan Sumber Daya Air Terpadu-Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Noor, Djauhari, 2008, Geologi Untuk Perencanaan, Jurusan Teknik Geologi Universitas Pakuan, Bogor. Pangesti, D. R., 2005, Pedoman Grouting Untuk Bendungan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Direktorat Sungai, Danau dan Waduk, Jakarta. Pangular, D., 1985, Petunjuk Penyelidikan & Penanggulangan Gerakan Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengairan, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, 233 hal. PT Selimut Bumi Adhi Cipta, 2004, Laporan Penyelidikan Tanah Kali Semarang, Semarang: PT Selimut Bumi Adhi Cipta. Sugalang dan Yousana O.P., 1991, Peta Zona Kerentanan Gerakantanah Lembar Magelang dan Semarang Jawa, skala 1:100000, Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung. Suharyadi, 2004, Pengantar Geologi Teknik, Biro Penerbit, Yogyakarta. Sunggono, K.H., 1982, Mekanika Tanah, Bandung: Nova Smalley, Martin. 2006. Clay Swelling and Colloid Stability. New York, London : CRC Press is an imprint of Taylor & Francis Group Sosrodarsono, S., dan Takeda, K., 1980, Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta. Suwarsa, Tjokorda Gde. 2010. ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BADAN JALAN DAN PERENCANAAN PERKUATAN DINDING PENAHAN TANAH (Studi Kasus Jalan Raya Selemadeg, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan). Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1943. Soil Mechanics in Engineering Practice. John Wiley and sons. New York. 2 nd . Thanden R.E, H.Sumadirdja, P.W. Richards, K. Sutisna, dan T.C. Amin. 1996. Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang Skala 1 : 100000. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Varnes, D.J., 1958, Slope Movement Types and Processes, Special Report, Washington, D.C. Varnes, D.J. 1978. Slope Movement Type and Processes in Landslide Analysis and Control. Transportation Research Board, National Academy of Science, Wasington: pp. 11-13. Widioko, G., 2007, Panduan Praktikum Geologi Teknik, Laboratorium Geoteknik, Geothermal, Geofisika. Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Undip, Semarang. Wesley, L. D. 1977. Mekanika Tanah. Jakarta Selatan: Penerbit Badan Pekerjaan Umum. Verhoef, P.N.W. 1994. Geologi Untuk Teknik Sipil, Jakarta: Erlangga Zuidam, R.A., Van. 1983. Aspects of The Applied Geomorphologic Map of Republic of Indonesia. Netherlands: ITC. Zakaria, Z., 2009, Analisis Kestabilan Lereng, Staff Laboratorium Geologi Teknik, FMIPA- UNPAD

Transcript of Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Page 1: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classificationof Landslides, (ed. : Brunsden, D, & Prior,D.B., 1984, Slope Instability, John Wiley &Sons, p.1-25

Hirnawan, R.F., 1993, Ketanggapan StabilitasLereng Perbukitan Rawan Gerakantanah atasTanaman Keras, Hujan & Gempa, Disertasi,UNPAD, 302pp. .

http://muntohar.wordpress.com,2008 [onlineaccess 17 November 2012]

Karnawati, D., 2002, Bencana Alam GerakanTanah di Indonesia Th. 2001, BPPT, Jakarta.

Karnawati, D., 2005. Bencana Alam GerakanTanah di Indonesia dan UpayaPenanggulangannya, Jurusan Teknik GeologiFakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Lancellotta,R. 1987. Geotecnica. Bologna:Zanichelli

Litbang Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman TeknikPenanggulanngan Keruntuhan Lerenghttp://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/isisni/SNI%2003-2436\ 1991

Masrevaniah, Aniek. 2010. Konstruksi BendunganUrugan Volume Satu. Malang: CV Asrori

Meyer, Patrick, 2008, Landslide Hazard Manual,[online access 14 Oktober 2008], URLhttp://www.engineering4theworld.org.

Mulyanto, HR. 2007. Pengembangan SumberDaya Air Terpadu-Edisi Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu

Noor, Djauhari, 2008, Geologi UntukPerencanaan, Jurusan Teknik GeologiUniversitas Pakuan, Bogor.

Pangesti, D. R., 2005, Pedoman Grouting UntukBendungan, Departemen Pekerjaan Umum,Direktorat Jendral Sumber Daya Air,Direktorat Sungai, Danau dan Waduk, Jakarta.

Pangular, D., 1985, Petunjuk Penyelidikan &Penanggulangan Gerakan Tanah, PusatPenelitian dan Pengembangan Pengairan,Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, 233hal.

PT Selimut Bumi Adhi Cipta, 2004, LaporanPenyelidikan Tanah Kali Semarang, Semarang:PT Selimut Bumi Adhi Cipta.

Sugalang dan Yousana O.P., 1991, Peta ZonaKerentanan Gerakantanah Lembar Magelangdan Semarang Jawa, skala 1:100000,Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.

Suharyadi, 2004, Pengantar Geologi Teknik, BiroPenerbit, Yogyakarta.

Sunggono, K.H., 1982, Mekanika Tanah,Bandung: Nova

Smalley, Martin. 2006. Clay Swelling and ColloidStability. New York, London : CRC Press is animprint of Taylor & Francis Group

Sosrodarsono, S., dan Takeda, K., 1980, HidrologiUntuk Pengairan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Suwarsa, Tjokorda Gde. 2010. ANALISISSTABILITAS LERENG PADA BADANJALAN DAN PERENCANAANPERKUATAN DINDING PENAHANTANAH (Studi Kasus Jalan Raya Selemadeg,Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur,Kabupaten Tabanan). Jurusan Teknik Sipil,Fakultas Teknik Universitas Udayana,Denpasar

Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1943. Soil Mechanicsin Engineering Practice. John Wiley and sons.New York. 2nd.

Thanden R.E, H.Sumadirdja, P.W. Richards, K.Sutisna, dan T.C. Amin. 1996. Peta GeologiLembar Magelang dan Semarang Skala 1 :100000. Bandung : Pusat Penelitian danPengembangan Geologi

Varnes, D.J., 1958, Slope Movement Types andProcesses, Special Report, Washington, D.C.

Varnes, D.J. 1978. Slope Movement Type andProcesses in Landslide Analysis and Control.Transportation Research Board, NationalAcademy of Science, Wasington: pp. 11-13.

Widioko, G., 2007, Panduan Praktikum GeologiTeknik, Laboratorium Geoteknik, Geothermal,Geofisika. Program Studi Teknik GeologiFakultas Teknik Undip, Semarang.

Wesley, L. D. 1977. Mekanika Tanah. JakartaSelatan: Penerbit Badan Pekerjaan Umum.

Verhoef, P.N.W. 1994. Geologi Untuk TeknikSipil, Jakarta: Erlangga

Zuidam, R.A., Van. 1983. Aspects of The AppliedGeomorphologic Map of Republic ofIndonesia. Netherlands: ITC.

Zakaria, Z., 2009, Analisis Kestabilan Lereng,Staff Laboratorium Geologi Teknik, FMIPA-UNPAD

Page 2: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

telah dipasang akan menempel dengan satuanbatuan yang disuntik semen sehingga membuatsheetpile memiliki gaya penahan gerakan yanglebih tinggi sehingga dapat stabil dan tidak mudahbergeser atau terguling.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penyelidikan geoteknik,

didapatkan beberapa kesimpulan mengenai kajiananalisis kestabilan lereng terhadap perencanaantanggul pada Kali Semarang, Kota Semarang,diantaranya sebagai berikut:1. Dari data sifat mekanik tanah dan bentuk

lereng yang terdapat lokasi penelitiandilakukan analisis kestabilan lereng yangdiketahui nilai faktor keamanan (Fk) sebesar0.809, dengan kedalaman bidang gelincirmaksimal 5 meter. Setelah simulasi dilakukan,menunjukan bahwa perubahan dari parameterkohesi dapat mencapai nilai faktor keamanansebesar 1,786 dengan peningkatan nilai kohesisebesar 10 kPa. Pada pasir kelempungan nilaikohesi 5.890 kPa menjadi 15.890 kPa, danLempung nilai kohesi 8,920 kPa menjadi18.920 kPa. Dengan demikian terlihat nilaikohesi material penyusun lereng berbandinglurus dengan faktor keamanan lereng, setiapperubahan kohesi sebesar 0,5 kPa akanmerubah nilai faktor keamanan sebesar 0,047-0.050 kPa.

2. Peningkatan nilai kohesi dilakukan dengan carametode grouting, seperti pada titik BH-31,peningkatan nilai kohesi pada lempung setelahgrouting mencapai 20.59 kPa, dan dari analisiskestabilan lereng menghasilkan nilai faktorkeamanan (Fk≥1.75) sebesar 1.860, denganbegitu metode yang cocok digunakan adalahmetode grouting karena pada pembuatantanggul dibutuhkan nilai faktor keamanan (Fk)≥1.75.

3. Perencanaan pembuatan tanggul dilakukandengan pemotongan lereng menjadi lebih terjal(80o - 90o) dan pendalaman sungai ±4 metersehingga metode yang paling baik untukperencanaan tanggul adalah denganmenggunakan dua metode yaitu metodegrouting dan metode pemasangan sheet pile.

SARAN (Rekomendasi)Untuk menanggulangi gerakan tanah yang

terdapat di daerah Kali Semarang, digunakanmetode sementasi (Grouting) dengan kedalaman9,9 m dengan 1 jalur spasi yang masing-masingjarak antar titik 3 m, serta pemasangan sheet pilepanjang 8 meter yang dipasang pada pinggir lereng

sejajar aliran sungai, untuk mengatasi kemiringanlereng yang dikepras. Dengan demikian,pembangunan tanggul yang telah direncanakanuntuk kepentingan pengembangan penyehatanlingkungan pemukiman dapat dilakukan denganefektif.

UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih yang mendalam penulis sampaikankepada Bapak Ir. Dwiyanto, J.S., M.T. dan BapakIr. Prakosa Rachwibowo, MS. atas segalabimbingan, sarannya kepada penulis. Serta kepadaseluruh direksi dan karyawan PT. Selimut BumiAdhi Cipta.

DAFTAR PUSTAKAArief, Saifuddin, 2007, Dasar-dasar Analisis

Kestabilan Lereng. [online access 17November 2012], URLhttp://www.geologi2000.com.

Budi, Gogot Setyo. 2011. PENGUJIAN TANAHDI LABORATORIUM Penjelasan danPanduan. Yogyakarta: Graha Ilmu

BMKG Jateng. 2011. Peta Evaluasi Curah Hujandan Sifat Hujan. [online access 17 November2012]: URL http://www.bmgjateng.com

Bowles, J.E. dan Hainim, J.K. 1989. Sifat-SifatFisis Dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).Jakarta: Penerbit Erlangga.

BPN Semarang, 2011, Gambaran Umum KotaSemarang, [online access 25 Agustus 2012],URL http://www.bpn-semarang.net.

Budiyanto, K.Y., 2000, Pelaksanaan GroutingBendungan Sangiran, Ngawi, Jawa Timur, TimPelaksana Boring dan Grouting BendunganSangiran, Jawa Timur.

Cornforth, Derek H,. Landslide in PracticeInvestigations, Analysis, and Remedial /Preventative Options in Soils. New Jersey:John Wiley and Sons,INC

De Blasio, Fabio Vittorio. 2011. Introduction tothe Physics of Landslides Lecture Notes on theDynamics of Mass Wasting. New York, Lodon: Springer Dordrecht Heidelberg

Dirjen Binateknik. 2011. Buku Petunjuk TeknisPerencanaan Dan Penanganan Longsoran.[online access 17 November 2012]. URLhttp://www.binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/petunjuk134. pdf.

Dwiyanto J.S.,2005. Makalah Seminar: KestabilanLereng. Semarang : Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas KatolikSoegijapranata

Fukue, M and Adachi, K. 2001. Clay Science forEngineering. Betherlands: A.A Balkema

Page 3: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

sheetpile sendiri akan dapat bergerak karenakondisi satuan batuan yang terdapat pada lerengtelah menekan dengan massa beban yang tinggiyang mengakibatkan dinding penahan tanahtersebut akan bergerak menjauhi lereng dan pastiakan menimbulkan terjadinya pergerakan tanahserta longsor yang membuat tanah tersebut tidakstabil dan menjadi bencana.

Perencanaan Pembangunan Tanggul denganMetode grouting

Dalam perencanaan pemasangan ataupembangunan tanggul harus sesuai denganperhitungan yang ada dan menyesuaikan dengankeadaan yang terdapat pada lokasi lereng besertakeadaan sekitar daerah lokasi penelitian itu sendiri.Dengan diberikanya injeksi berupa semen ataugrouting, maka kohesi batuan penyusun padadaerah penelitian akan meningkat dan dengan nilaikohesi yang meningkat tersebut akan membuatbatuan memiliki kekuatan untuk menahan bebanyang lebih, sehingga saat dilakukan pembangunantanggul akan menjadi lebih efektif dan dapatmenahan tanah beserta lereng agar tetap padakondisi aman dimana nilai faktor keamanan ≥1.75.

Metode grouting yang akan diaplikasikan padalereng daerah penelitian dapat lebih diperjelasmelalui gambar berikut

Gambar Pengaplikasian grouting pada lokasipenelitian

Grouting yang dilakukan pada lokasi penelitianberjumlah 97 titik yang diletakan pada lerengsepanjang 291 meter, banyaknya jumlah titiktersebut berdasarkan dari kalkulasi yang dilakukanagar hasil maksimal dan efektif dimana dalamperhitungan yang sudah dilakukan terlihat apabilameter kedalaman grouting yang dilakukan sedalam9.9 m akan dapat mengkover seluruh lereng yangterdapat ada lokasi penelitian serta lebar area yang

terkena semen sendiri memiliki lebar 3mmenyeluruh dari titik penyuntukan yang akandilakukan, Dari gambar penampang tanpa skaladiatas terlihat bahwa pensebaran yang efektifhingga dasar lereng sangat berpengaruh terhadapkestabilan lereng itu sendiri karena lereng yangcenderung kritis akan terjadi gerakan tanahtersebut telah memiliki peningkatan nilai kohesiyang dapat meningkatkan nilai kestabilan lerengsehingga lereng pada derah lokasi penelitian tidakmengalami pergerakan tanah.

Perencanaan Pembangunan Tanggul denganMetode Grouting dan Pemasangan Sheetpile

Pada perencanaan pembangunan tanggulSatuan kerja PPLP, lereng akan dikepras tegaklurus dengan permukaan yang dimana memilikinilai derajat kemiringan ±90o, akan menimbulkanefek longsor yang besar, momen beban pemberatatau gaya beban yang terus bertambah dari waktuke waktu juga akan menjadi sumber utamapenyebab terjadi pergerakan tanah yang akanterjadi.

Dengan adanya kegiatan pendalaman sungaidalam perencanaan pembuatan tanggul pada KaliSemarang, maka hal yang harus dilakukan untukmenanggapai keadaan tersebut adalah dengan carapenggunaan dua metode yang di lakukan secarabersamaan, yaitu metode penguatan tanah dengancara penyuntikan injeksi semen (grouting) yangkemudian diberikan pemasangan sheetpile yangletaknya terdapat pada dinding lereng sungai KaliSemarang yang telah di potong hingga membentuklereng yang terjal.

Gambar Penggunaan metode grouting dan Sheetpilepada lereng perencanaan tanggul

Dengan penggunaan dua metode ini, metodegrouting dan sheetpile akan menghasilkan tanahyang memiliki nilai kohesi tinggi dan tidak mudahlongsor dan juga terdapat penahan sheetpile yangdipasang untuk menahan lereng yang memilikiderajat kelerengan tinggi, ditambah sheetpile yang

Page 4: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

sedalam 3 meter, dan akan di lakukan pemasangansheetpile, dengan panjang 16 meter dan dilakukanpemasangan instalasi tersebut pada dinding sungaibaik bagian barat maupun bagian timur KaliSemarang dan sepanjang Kali Asin.

Penggunaan Sheetpile pada PerencanaanPembangunan Tanggul

Kegiatan pemasangan sheetpile yang telahdirencanakan oleh Satuan Kerja PPLP(Pengembangan Penyehatan LingkunganPemukiman), Kementrian P.U, Jawa tengah,merupakan salah satu usaha pengembangankesejahteraan penduduk sekitar Kali Semarangguna mengatasi banjir karena pengaruh musimhujan yang memiliki tingkat curah hujan tinggiserta naiknya air permukaan saat pasang surut lautterjadi. Pemasangan instalasi sheetpile pada daerahlokasi penelitian akan sangat mahal dimanapemasangan akan dilakukan pada seluruh tebingsungai dengan tipe sheetpile W350-1000 yangmemiliki panjang 16 meter dengan luasan lerengyang memiliki panjang 291 meter (KementrianPekerjaan Umum Jateng, 2012).

Gambar Penampang sungai dengan pemasanganSheetpile

Sheetpile yang digunakan memiliki panjangtiap lembarnya ± 8 meter, pada perencanaan daridinas pemerintah mengatkan bahwa kedalamanyang diinginkan adalah 16 meter ini berarti bahwasheetpile yang digunakan disusun rangkap menjadidua bagian, bagian atas dan bagian bawah. Haltersebut sangat membuat pembekakan dana yangsangat tinggi serta nilai keefektifan padapenindihan lembar sheetpile sangat rawan terhadapgerakan tanah karena apabila lembar bagian bawahsheetpile mengalami gerakan atau disposisi darititik yang sudah di tempatkan, maka lembar bagianatas juga akan turut bergerak tidak terarah dimanamengingat bahwa bagian bawah sheetpilemerupakan tumpuan beban yang terdapat padabagian atas.

Perencanaan Pembangunan Tanggul denganTiang Jangkar

Proses pembuatan tanggul dengan sheetpiledengan penambahan tiang jangkar merupakankegiatan pembuatan dinding penahan tanah atautanggul yang memiliki nilai pengeluaran biayayang sangat mahal, karena proses pekerjaanmerupakan gabungan dari teori rekayasa geoteknikyang dimana dalam standar pembuatan tanggulmetode ini memerlukan bahan – bahan serta alatberat yang sangat mahal dalam proses pekerjaanyadan juga dibutuhkan jasa perawatan dengan jangkawaktu yang lama beserta adanya gejala negatifyang akan terjadi dengan tingkat kerusakan yangterjadi cepat atau sering terjadi kendala setelahpemasangan dan luas penyebaran kerusakan akanbesar dikarenakan instalasi pemasangan dari tiangjangkar dan sheetpile yang dipasang secarainterlocking (mengunci).

Potensi negatif pemasangan Sheetpile denganpenambahan jangkar

Terlihat pada gambar dimana apabila terdapatpembebanan yang tinggi pada permukaan akanmempengaruhi jumlah nilai momentum penggerakmassa batuan yang terdapat pada lereng daerahlokasi penelitian. Tekanan dan pembebanan yangterjadi akan mengarah pada daerah yang lebihrendah elevasinya, yaitu daerah lereng yangmengarah ke sungai Kali Semarang itu sendiri,dengan demikian penahan dinding yang berupa

Page 5: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Perhitungan volume Grouting secarakeseluruhan dapat dilakukan denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

Volume grouting = (291/3) x 1 x 9 m= 873 m3.

Tipe grouting yang digunakan dalamperencanaan tanggul kali semarang yaitu tipesementasi pemadatan (compaction grouting).Grouting pemadatan dilakukan dengan caramenginjeksi material grouting sangat kaku (stiff)pada tekanan tinggi ke dalam tanah. MenurutWarner (2005), grouting pemadatan merupakanmekanisme perbaikan yang bertujuan untukmeningkatkan daya dukung tanah, karena volumestruktur pori tanah berkurang, makapermeabilitasnya juga akan berkurang. Groutingpemadatan mampu meningkatkan beban tanahuntuk mengompakkan atau memadatkannya.

Metode grouting dapat meningkatkankekuatan daya dukung tanah lunak sehinggamampu menahan tebing sedalam 6 meter yangterbentuk akibat penggalian, pendalaman dasarsungai, dan mampu menjaga kestabilan lerengdalam jangka waktu lama. Menurut Warner(2005), secara langsung metode grouting merubahsifat tanah, yaitu meningkatkan nilai kohesi.

Peningkatan Kohesi Setelah GroutingGrouting yang dilakukan sebagai uji coba

terdapat pada utara daerah lokasi penelitian denganjarak ±500 meter. Dengan keadaan lereng, sertapenyusun yang sama dengan lokasi daerah lokasipenelitian maka titik uji grouting dengan kode BH-31 ini dapat menjadi acuan maupun sebagai buktipeningkatan nilai kohesi dengan menggunakanmetode grouting atau suntik injeksi semen ini telahberhasil dalam mengatasi pergerakan lereng dangerakan tanah pada dinding lokasi daerahpenelitian yaitu di sisi barat dinding KaliSemarang.

Lapisan Lempung (after grouting) Sudut geser dalam (ϕ) : 12.50o

Kohesi (c) : 0.210 kg/cm2 = 20.590 kPa Berat isi (γ) : 1.901 gr/cm3 = 18.650 kN/m3

Analisis perhitungan kestabilan lereng danpenentuan besar nilai Faktor keamanan (Fs)dilakukan dengan menggunakan softwareGeostudio 2004, hasil dari software tersebut dapatdilihat sebagai berikut

Gambar Analisis Kestabilan lereng BH-31 (Aftergrouting)

Dari hasil analisis kestabilan lerengmenggunakan parameter-parameter tersebut,diperoleh nilai faktor keamanan (Fs) sebesar1.860, angka tersebut memperlihatkan tingkatkestabilan lereng pada lokasi penelitian setelahdilaksanakan grouting. Dalam analisis yangdilakukan pada lereng BH-31, menunjukan bahwatingkat keberhasilan grouting juga dapatdiaplikasikan pada lereng yang terdapat padalokasi penelitian.

Pengaruh grouting dalam penentuan nilaifaktor keamanan adalah dengan diinjeksikanyacairan semen yang membuat nilai kohesi atauhubungan kuat antar batuan menjadi semakinmeningkat, seperti yang trlah di simulasikansebelumnya bahwa semakin tinggi nilai kohesiyang terdapat material penyusun lereng tersebutmaka akan semakin besar pula nilai faktorkemanan (Fs) lereng tersebut, seperti pada lerengBH-31 nilai kohesi lempung yang sudah dilakukangrouting, memiliki nilai kohesi sebesar 20,590kPa, sedangkan pada lokasi penelitian satuanlempung penyusun lereng yang belum di lakukanpekerjaan grouting memiliki nilai kohesi sebesar8,920 kPa. Dari nilai tersebut dapat diketahuibahwa tingkat keberhasilan pekerjaan groutingpada daerah lokasi penelitian sangat efektif yangdapat diketahui nilai kohesi pada satuan lempungmeningkat hingga ±12 kPa.

Perencanaan Pembangunan TanggulBerdasarkan informasi yang diperoleh dari

kantor PT. Selimut Bumi Adhi Cipta, dalammenanggapi kondisi keadaan lereng yang tidakstabil pada Kali Semarang, pihak Dinaspemerintah Kota Semarang melakukanperencanaan pembangunan tanggul sepanjang KaliSemarang berupa tanggul dinding penahan tanah(Retaining wall), proyek perencanaan tanggul KaliSemarang di lakukan dengan cara lapisan tanahyang berada di dasar sungai akan di gali ke bawah

V grouting = Panjang daerah (m) x jumlah jalur x kedalaman (m)

Jarak antar titik (m)

Page 6: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

berbagai metode dan cara seperti rekayasageoteknik maupun metode lain, diharapkanberbagai tersebut dapat membentuk lereng yangstabil atau tidak terjadi gerakan tanah danmempunyai nilai faktor keamanan sebesar nilaiyang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunantanggul yang aman dan lancer serta jauh dariadanya bencana gerkana tanah yang terjadi.

Metode Perkuatan Tanah untuk PerencanaanTanggul Kali Semarang

Berdasarkan dari analisis kestabilan lerengdengan melakukan simulasi dari perubahanparameter kohesi (c), maka dapat diketahuibesaran perubahan dari nilai faktor keamanan (Fs)yang dapat menjadikan lereng di kategorikanaman. Dari hasil simulasi yang dilakukan dapatdiketahui perubahan parameter kohesi mencapaifaktor keamanan sebesar 10 kPa.

Dalam mengatasi gerakan tanah yang akanterjadi dan juga untuk membantu koreksi sertaperencanaan pembangunan tanggul yang terdapatpada lereng dinding Kali Semarang, maka dapatdisimpulkan metode yang paling efektif adalahmetode penguatan tanah dengan SementasiGrouting, berikut merupakan pemaparan metodetersebut:

Sementasi (Grouting)Menurut Dwiyanto (2005), grouting

merupakan metode untuk memperkuat tanah ataubatuan penyusun dengan cara memperkecilpermeabilitas tanah atau batuan penyusun padasuatu daerah lokasi penelitian dengan caramenyuntikkan atau menginjeksikan pasta semenatau bahan kimia ke dalam lapisan tanah ataubatuan.

Dari pemilihan metode tersebut makaberdasarkan hasil analisis kestabilan lereng dapatdiketahui bidang gelincir dari gerakan tanah yangterjadi di daerah penelitian. Dari data penampangsayatan lereng diketahui bidang gelincir pada titikterdalam berada pada kedalaman 3 m dengantinggi lereng 4.5 m sedangkan panjang lerengkeseluruhan 6 meter, dan lebar lereng sungai 291m

Dalam pelaksanaan sementasi (Grouting)diperlukan perhitungan untuk mengetahuikedalaman, lebar, jalur dan volume grouting. Padapekerjaan kali ini, dilakukan pemboran tanpapengambilan inti atau non coring dengan diameter60 mm. Kedalaman grouting dapat diperkirakan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:H = Kedalaman grouting (m)h = Ketinggian lereng (m)K =Konstanta (antara 0,8 sampai dengan 1,2)

Tinggi lereng pada lokasi penelitian adalah 4.5 m,sehingga kedalaman grouting yang dibutuhkanadalah sebagai berikut:

H = h + kh= 4.5 + (0,8 x 4.5) = 8.1 m= 4.5 + (1,2 x 4.5) = 9.9 m

Dari hasil perhitungan tersebut, kedalamangrouting yang dibutuhkan berkisar antara 8.1 msampai 9.9 m, maka digunakan kedalaman yangpaling efektif adalah sedalam 9.9 m. Sehinggauntuk penanggulangan gerakan tanah pada lokasipenelitian dibuat lubang grouting dengankedalaman ±9 m. Perhitungan untuk menentukan jarak lubang

grouting berdasarkan lebar area yang akanterkena efek penginjeksian semen:Lebar area yang terkena grouting :

Keterangan :h = Ketinggian lerengK = Konstanta (antara 0,6 sampai dengan 0,8)

Tinggi lereng pada lokasi penelitian adalah 4.5 m,sehingga lebar area yang terkena grouting adalahsebagai berikut:

Lebar area yang terkena grouting = K x h= 0,6 x 4.5 = 2.7 m= 0,8 x 4.5 = 3.6 mDari hasil perhitungan tersebut diketahui lebar

area yang terkena grouting berkisar antara 2.7 –3.6 m. Untuk pelaksanaan grouting pada lokasi ini

dibuat jarak antar lubang sebesar 3 m. Jarak inicukup efektif dengan penyebaran semengrouting yang dapat mencapai 2.7 – 3.6 m.Untuk mencapai lebar area yang akan digrouting sebesar ±3 m, cukup diperlukan 1jalur grouting yang jarak antar titik groutingmasing - masing 3 m.

Dengan lebar luas area peneyebaran groutingyang dapat di kover tiap titik dengan jarak 3meter, maka untuk mengetahui jumlah titikyang akan dibuat dapat digunakan rumus

Panjang lereng pada lokasi penelitian adalah 291m, sehingga lebar area yang terkena groutingadalah sebagai berikut:

Jumlah titik grouting = 291 : 3= 97 buah

H = h + kh

K x h

Jumlah titik grouting = panjang daerah : jarak antar titik

Page 7: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kedualapisan tersebut memiliki parameter-parameteryang dapat digunakan untuk analisis kestabilanlereng, diantaranya:1. Lapisan Pasir Kelempungan (Direct Shear) Sudut geser dalam (ϕ) : 36.04o

Kohesi (c) : 0.06 kg/cm2 = 5.89 kPa Berat isi (γ) : 2.052 gr/cm3 = 20.130 kN/m3

2. Lapisan Lempung (Triaxial Test) Sudut geser dalam (ϕ) : 1.629o

Kohesi (c) : 0.091 kg/cm2 = 8.920 kPa Berat isi (γ) : 1.526 gr/cm3 = 14.970 kN/m3

Analisis Kestabilan LerengBerdasarkan hasil pengamatan di lapangan,

deskripsi pemboran inti dan uji laboratorium, makadiperoleh parameter-parameter yang akandigunakan untuk melakukan analisis kestabilanlereng, parameter tersebut adalah nilai kohesi (c),sudut geser dalam (o), berat isi (ϕ). Analisisdilakukan secara komputasi dengan menggunakansoftware GeoStudio 2007.

Dari hasil analisis kestabilan lerengmenggunakan parameter-parameter berupa Sudutgeser dalam (ϕ), Kohesi (c), dan Berat isi (γ) padalapisan pasir kelempungan dan lempung, lereng disisi barat Kali Semarang, Kota Semarang memilikinilai faktor keamanan (factor of safety) sebesar0.809 dengan menggunakan analisis metode Janbuyaitu metode yang hampir sama dengan metodebishop dimana nilai gaya yang bekerja pada sisi-sisi irisan mempunyai resultan nol pada arahvertikal dan ada nilai momentum horisontal,seperti terlihat pada Gambar 4.9 dibawah ini.

Gambar Bidang gelincir dan faktor keamanan lereng

Selain didapatkan nilai faktor keamanan (fs),hasil lain dari software GeoStudio 2007 juga dapatdiketahui bentuk dan posisi bidang gelincir kritis(critical circle) pada lereng, pada warna hijaumuda menunjukkan posisi bidang gelincir kritis

Simulasi Perkuatan LerengAnalisis kestabilan lereng yang dilakukan

ditujukan untuk mendapatkan angka faktorkeamanan (Fs) dari bentuk lereng pada dindingbarat Kali Semarang. Dengan diketahuinya faktorkeamanan, memudahkan pekerjaan pembentukanatau perkuatan lereng untuk memastikan resikolongsor dan tingkat kestabilan dari lereng tersebut.

Pada simulasi lereng penelitian yang dilakukanpada Kali Semarang, Kota Semarangmenggunakan batas aman nilai faktor keamanan(Fs) sebesar >1,75 yang merupakan batas nilaiaman dari perencanaan pembangunan tanggul yangakan telah direncanakan.

Hasil analisis yang telah didapatkan sebesar0.809 yang masih merupakan kondisi dibawahkesetimbangan batas, dengan kata lain kondisilereng yang belum aman sehingga untuk mencapaititik aman atau nilai faktor keamanan (Fs) yanglebih besar maka dilakukan simulasi perkuatanlereng dengan menggunakan software Geostudio2007.

Berdasarkan grafik (Lamp.1) dapat diketahuibahwa pada saat terjadi gerakan tanah yaitu titikkritis dimana nilai faktor keamanan (Fs ≤ 1.75),nilai kohesi pada lapisan pasir lempungan yangdilakukan uji lab adalah sebesar 5.890 kPa danpada lapisan lempung sebesar 8.920 kPa.

Grafik tersebut telah menunjukkan bahwa nilaikohesi berbanding lurus dengan faktor keamananlereng, dalam artian bahwa semakin tinggi nilaikohesi pada batuan penyusun, akan berbandinglurus dengan nilai faktor keamanan, yaitu semakinmeningkat pula nilai faktor keamanan (Fs).

Dari tabel simulasi dapat terlihat titik faktorkeamanan lereng stabil atau tidak terjadi gerakantanah (nilai Fs ≥ 1.75) terdapat pada tabel nomor24, terlihat adanya nilai faktor keamanan (Fs)sebesar 1.785 yang dimana nilai faktor keamanantersebut merupakan titik lereng aman sehinggatidak terjadi gerakan tanah pada lereng tersebutatau dapat dikatakan lereng tersebut stabil.

Besar nilai faktor keamanan pada titik amanstabil lereng (Fs = 1.785) dipengaruhi olehbesarnya nilai kohesi pada batuan penyusun daerahlokasi penelitian, satuan Pasir kelempunganmemiliki nilai 15.890 kPa dan pada satuanlempung memiliki nilai kohesi sebesar 18.920 kPa

Peningkatan nilai kohesi pada satuan pasirkelempungan harus ditingkatkan ±10 kPa dan jugapada satuan lempung juga harus ditingkatkan nilaikohesi ±10kPa.

Peningkatan nilai kohesi pada batuandipengaruhi dari berbagai macam proses sertakestabilan lereng itu sendiri, dengan menggunakan

Page 8: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Data Pemboran Inti (Bore Log)Data Pemboran inti merupakan data yang

didapat dari hasil pengeboran yang dilakukan padalokasi peneltian dengan menggunakan metodepengeboran full coring yang memiliki keuntungandapat mengambil hasil pengeboran atau samplesecara maksimal sehingga mempermudah dalampendeskripsian litologi yang terdapat pada lokasitersebut.

Gambar Peta lokasi pengeboran

Titik PS 22 di lakukan pada 4 titik pemborandengna kedalaman yang berbeda, pemboransebanyak 3 titik dengan kedalaman masing –masing 20 m, yaitu pada titik bor: PS22-B1,PS22-B2 dan PS22-B4, kemudian kedalaman 30 m pada1 titik bor PS22-B3. Dan untuk pengujiankeefektifan grouting yang dilakukan pada utaradaerah penelitian, digunakan satu titik pengeboranuntuk simulasi pengolahan faktor keamanan yaitutitik BH-31.

Berdasarkan kegiatan pemboran yang telahdilakukan di beberapa lokasi berbeda dengankedalaman yang bervariasi. Hasil pemboran untukmasing-masing titik adalah sebagai berikut :

Gambar Penampang Log bore

Dari hasil dari deskripsi data pengeboran intimaka dapat diperoleh penampang pemboran(gambar 4.2) yang terlihat bahwa lempungdominan, maksimal hingga mencapai ±27 meterlebih ketebalanya. Seperti tampak pada titikpengeboran PS22-B3 yang memiliki susunanlitologi berupa lempung secara keseluruhan yangberbeda dengan titik PS22-B1, PS22-B2, danPS22-B4 yang pada kedalaman 0 – 10 meterpenyusun litologinya berupa pasir maupun pasirkelempungan.

Hasil uji SPT (Standard Penetration Test)Standart Penetration Test (SPT) dilakukan

untuk mengetahui nilai N (jumlah tumbukan padalapisan batuan yang diuji). Semakin besar nilai Npada lapisan batuan diikuti pula denganpeningkatan nilai sudut geser dalam (), semakinbesar nilai sudut geser dalam semakin besar pulanilai daya dukung batuan. Sehingga dapatdikatakan bahwa semakin besar nilai SPT akandiikuti pula dengan peningkatan nilai kuattekannya.

Dari data yang telah diolah dengan terlihatbahwa nilai kekuatan tanah menurut klasifikasiPeck dan Terzaghi, nilai SPT pada keempat titikuji PS22-B1, PS22-B2, PS22-B3 dan PS22-B4menunjukan batuan yang terdapat pada lokasipenelitian cenderung dominan lempung dengankuat tanah sangat lunak hingga agak lunak dengannilai N-SPT /30cm sebesar 0-7 dan nilai kuat tanahtertinggi memiliki nilai sebesar 8, yaitu jumlahnilai yang masuk dalam klasifikasi sedang nilaikuat tanahnya.

Adanya perbedaan nilai kuat pada satu litologiyang sama merupakan pengaruh dari faktoreksternal, seperti pada pasir kelempungan padaPS22-B4, pada uji SPT kedalaman 7m, terlihatpeningkatan nilai SPT kemudian menurun secaradrastis, hal tersebut merupakan pengaruh dariinfiltrasi air yang masuk pada pori batuan yangdimana membuat kuat tanah menjadi berkurang,disamping itu perubahan nilai SPT jugadisebabkan oleh pembuatan urugan material yangdilakukan oleh penduduk sekitar yang tersusun danbercampur dengan material dari hasil sedimensungai maupun sedimen dari laut.

Hasil Uji Laboratorium TanahPenyelidikan tanah dilakukan untuk

mengetahui sifat fisik dan mekanik tanah ataubatuan. Dari uji yang telah dilakukan, maka dapatdiketahui besar nilai parameter sifat mekanik tanahyaitu sudut geser dalam (ϕ) dan kohesi (c), sertasifat fisik tanah yaitu berat isi / unit weight (γ).

Page 9: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

stabilitas lereng secara keseluruhan harusmemenuhi syarat.Adapun proses dalam perencanaan dinding

penahan baik tipe kantilever maupun gravitasiadalah sebagai berikut : Menentukan dimensi dinding penahan tanah. Menghitung tekanan tanah. Menghitung gaya vertikal dan gaya momen

terhadap kaki depan pondasi Menghitung stabilitas terhadap penggulingan,

penggeseran dan kapasitas dukung tanah.

METODOLOGIPengamatan kondisi fisik tanah di lokasi

penelitian dilakukan terhadap hasil pengambilaninti sampel (coring) tanah. Selain itu untukmengetahui kekuatan tanah dilakukan UjiPenetrasi Standar (SPT). Metode analisis yangdigunakan dalam analisis kestabilan lereng di KaliSemarang, Jawa Tengah adalah metode komputasidengan menggunakan software Geostudio 2007.

Data sifat fisik yang diperlukan adalah berat isi(γ), sedangkan sifat mekanik yang diperlukanadalah sudut geser dalam (ϕ) dan kohesi (c). Selainitu, data primer juga didapatkan dari penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan mahasiswaTeknik Geologi Universitas Diponegoro berupacara penggunaan software Geostudio 2007 untukmensimulasikan faktor keamanan lereng sebagaiacuan untuk menentukan metode penanggulangangerakan tanah pada daerah penelitian.Setelahdiketahui data sifat fisik dan mekanik tanahkemudian dibuat desain lereng. Dalampendesainan lereng dibutuhkan juga data geometrilereng yaitu sudut kemiringan dan tinggi lerengyang diukur langsung di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASANGeomorfologi Lokasi Penelitian

Satuan dataran denudasional memiliki bedatinggi antara 1 – 2 m dengan persentase lerengsebesar 1%. Proses eksogenik yang berpengaruhterhadap daerah penyelidikan yaitu pelapukan,erosi, transportasi dan sedimentasi. Pelapukanyang terjadi pada lokasi penelitian berlangsungsecara sedang sampai tinggi, sehingga sulitmenemukan singkapan yang masih segar karenapelapukan terjadi relatif cepat dengan produksedimentasi yang tinggi. Litologi yang terdapatpada lokasi penelitian yaitu berupa batupasir(sandstone), lanau (silt) dan lempung (clay).

Stratigrafi Lokasi PenelitianBerdasarkan peta geologi regional, satuan

stratigrafi yang terdapat pada daerah penyelidikan

termasuk kedalam aluvial. Alluvium merupakanhasil endapan dataran pantai, sungai dan danauyang menghasilkan litologi alluvial yang terdiridari batupasir, lanau dan lempung yangmerupakan produk sedimentasi ulang dari batuanyang terdapat pada selatan Kota Semarang

Satuan alluvial (Qa) merupakan satuan geologiyang terdapat pada daerah utara Kota Semarangdimana satuan ini memiliki umur Kuarter, litologiyang terdapat pada lokasi penelitian terdiri daribatupasir, lanau dan lempung. Satuan Lempung(clay) yang terdapat pada lokasi penelitianberwarna abu-abu kehitaman, bersifat lunak –kaku, mengandung kerikilan serta cangkang(carbonate clay). Lanau (silt) yang terdapat padalokasi penelitian berwarna abu-abu, dan memilikiukuran butir 1/16 - 1/256mm. Batupasir halushingga kasar (1/) yang terdapat pada lokasipenelitian berwarna coklat – coklat kehitaman,bersifat setengah padat serta mengandung kerakal(2-4mm).

Pada lokasi penelitian terdapat gerakan tanahyaitu perpindahan massa tanah atau batuan padaarah tegak, datar, atau miring dari kedudukannyasemula, yang terbentuk akibat adanya gangguankesetimbangan litologi penyusun yang telahmengalami perubahan kekompakan, kuat batuanserta kelapukan batuan yang memiliki tingkatintensitas lapuk yang tinggi. Jenis gerakan tanahpada lokasi penelitian berupa jenis creep yaitualiran massa tanah atau batuan yang bergeraksangat lambat, yang cenderung tidak dapat dilihat,hanya akibatnya akan tampak seperti tiang listrik,dan pohon yang miring.

Penyebab terjadinya gerakan tanah pada lokasipenelitian adalah karena jenis batuan atau tanahterdiri dari pasir, lempung, dan lanau, penggunaantanah dan pembebanan massa yang cukup besarseperti jalan raya maupun lalulintas lain yangmenimbulkan getaran serta tekanan beban tinggipada masa tanah yang memicu terjadinya gerakantanah pada lokasi penelitian.

Foto Indikasi Gerakan Tanah Tipe Creep PadaLokasi Penelitian

Page 10: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Perbandingan tersebut dapat dirumuskansebagai berikut:

Fs =

Cara analisis kestabilan lereng dengan metodekomputasi yaitu dengan melakukan hitunganberdasarkan rumus (Fellenius, Bishop, Janbu,Sarma, Bishop modified dan lain-lain). CaraFellenius dan Bishop menghitung FaktorKeamanan lereng dan dianalisis kekuatannya.Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunciutama gerakan tanah adalah kuat geser tanah yangdapat terjadi:

a. tak terdrainase (undrained),b. efektif untuk beberapa kasus pembebanan,c. meningkat sejalan peningkatan konsolidasi

(sejalan dengan waktu) atau dengankedalaman,

d. berkurang dengan meningkatnya kejenuhanair (sejalan dengan waktu) atauterbentuknya tekanan pori yang berlebihatau terjadi peningkatan air tanah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan danstudi oleh Dinas PU. melalui Satuan KerjaPengembangan Penyehatan LingkunganPemukiman (PPLP) tentang keruntuhan lereng,maka dibagi tiga kelompok rentang FaktorKeamanan (Fs) , seperti pada tabel berikut

Tabel Hubungan nilai faktor keamanan lereng dankondisi lereng (Kementrian PU, 2010)

Nilai FaktorKeamanan

KondisiLereng

FK = 1,75 Kritis

FK > 1,75 Mantap

FK < 1,75 Runtuh

TanggulTanggul merupakan suatu batas yang

mengelilingi suatu badan air atau daerah tertentudengan elevasi yang lebih tinggi, agar dapatterlindungi dari pengaruh luar atau sesuatu yangdapat membahayakan daerah yang beradadiluarmya, pabila melimpas keluar dari tempatsemula. Dalam bidang perairan, laut dan badan airmerupakan daerah yang memerlukan tanggulsabagai pelindung disekitarnya. Jenis – jenistanggul, antara lain : tanggul alami (natural levve),tanggul timbunan, tanggul beton dan tanggulinfrastruktur.

Tanggul alamiah yaitu tanggul yang sudahterbentuk secara alamiah dari bentukan tanah

dengan aslinya, seperti bantaran sungai dipinggiran sungai secara memanjang mengikutipaparan sungai. Tanggul timbunan adalah tnggulyang sengaja dibuat dengan menimbun tanah ataumaterial lainya di pinggir wilayah sungai tersebut.Tanggul beton merupakan tanggul yang sengajadibangun dari campuran perkerasan beton agarberdiri dengn kokoh dan kuat. Contohnya tanggulbendung, dinding penahan tanah (DPT). Tanggulinfrastruktur adalah sebuah struktur yang didesaindan dibangun secara kuat dalam periode waktuyang lama dengan perbaikan dan pemeliharaansecara terus menerus, sehingga seringkali dapatdifungsikan sebagai sebuah infrastruktur lainseperti jalan raya.

Dinding Penahan Tanah (DPT)Dinding penahan tanah adalah suatu

konstruksi yang dibangun untuk menahan tanahyang mempunyai kemiringan/lereng dimanakemantapan tanah tersebut tidak dapat dijaminoleh tanah itu sendiri. Bangunan dinding penahantanah digunakan untuk menahan tekanan tanahlateral yang ditimbulkan oleh tanah urugan atautanah asli yang labil akibat kondisi topografinya

Gambar Jenis – jenis bentuk struktur dinding penahantanah : (a) gravity, (b) Cantilever, (c) Dinding dengan

jangkar.

Dalam memilih jenis atau tipe dinding yangakan di gunakan di lapangan, hal-hal yang harusdipertimbangkan antara lain sifat-sifat tanahpondasi, kondisi tempat/lokasi, jenis atau macampondasi, kondisi pelaksanaan dan nilai ekonomis.

Perencanaan Dinding Penahan Tanah (DPTplanning)

Perencanaan dinding penahan tanah atauanalisa dinding penahan tanah harus meninjau darihal – hal berikut : faktor aman terhadap pengulingan dan

penggeseran harus memenuhi syarat, tekanan yang terjadi pada tanah dasar pondasi

harus tidak boleh melebihi kapasitas dukungizin,

Page 11: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Gambar Proses terjadinya gerakan tanah besertapenyebabnya (Karnawati, 2002)

Pemboran Inti (Full Core Drilling)Pemboran inti adalah semua jenis pemboran

yang tenaga penggeraknya adalah mesin.Pemboran inti dapat menjangkau kondisi bawahpermukaan tanah yang relatif dalam dibandingkandengan pemboran tangan. Berbagai parameteryang diselidiki dalam penyelidikan pemboran intidiantaranya adalah sifat dan kualitas batuan.Berbagai parameter tersebut dapat diperolehdengan menganalisa sample (core) hasilpengeboran (coring).

Pengujian Standart Penetration Test (SPT).Setelah pengambilan inti batuan, biasanya

diikuti dengan berbagai pengujian di lapangan,diantaranya pengujian nilai SPT (StandartPenetration Test).

Standar ini menetapkan cara uji penetrasilapangan dengan SPT, untuk memperolehparameter perlawanan penetrasi lapisan tanah dilapangan dengan SPT. Parameter tersebutdiperoleh dari jumlah pukulan terhadap penetrasikonus, yang dapat dipergunakan untukmengidentifikasi perlapisan tanah yang merupakanbagian dari desain pondasi. Untuk mendapatkannilai N dengan cara memukul rangkaian splitspoon dan stang bor tadi dengan menggunakanhummer seberat 140 pon (63kg) tinggi jatuh 30inci (75cm). Harga N adalah jumlah pukulan yangdibutuhkan untuk split spoon masuk sedalam 30cm.

Standart Penetration Test (SPT) dilakukanuntuk mengetahui nilai N (jumlah tumbukan padalapisan batuan yang diuji). Semakin besar nilai Npada lapisan batuan diikuti pula denganpeningkatan nilai sudut geser dalam (), semakinbesar nilai sudut geser dalam semakin besar pulanilai daya dukung batuan. Sehingga dapatdikatakan bahwa semakin besar nilai SPT akandiikuti pula dengan peningkatan nilai kuattekannya.

Sementasi (Grouting)Menurut Dwiyanto (2005), grouting adalah

penyuntikan bahan semi kental (slurry material)ke dalam tanah atau batuan melalui lubang bor,dengan tujuan menutup diskontruksi terbuka,rongga-rongga dan lubang-lubang pada lapisanyang dituju untuk meningkatkan kekuatan tanah.Sedangkan Budiyanto (2000), menyebut groutingsebagai penginjeksian material perekat ke dalamtanah atau batuan yang lulus air dengan tujuanuntuk menutup pori dan rekahan.

Gambar Fungsi sementasi pada tanah dan batuan(Pangesti, 2005)

Analisis Kestabilan LerengMenurut Lancellotta (1987), lereng adalah

permukaan bumi yang membentuk sudutkemiringan tertentu terhadap bidang horisontal.Suatu tempat yang terdapat dua permukaan tanahdengan ketinggian berbeda, maka akan ada gaya-gaya yang bekerja mendorong (diving forces)sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannyacenderung bergerak ke arah bawah. Selain itu,terdapat pula gaya-gaya dalam tanah yang bekerjamenahan atau melawan (resisting forces), sehinggakedudukan tanah tersebut tetap stabil (Sunggono,1982).

Gaya-gaya pendorong berupa gaya berat, gayamuatan atau beban, tekanan air dalam pori dangangguan pada lereng yang menyebabkanterjadinya longsoran. Sedangkan gaya-gaya yangmenahan adalah kuat geser (shear strength).

Besarnya kuat geser dikontrol oleh kohesi dansudut gesekan dalam antara partikel-partikelpenyusun tanah atau batuan. Nilai kohesi (c)tergantung pada kekuatan ikatan atau sementasiantara partikel-partikel tanah. Sudut gesekandalam (ϕ) merupakan nilai yang mengekspresikankekuatan friksi antara partikel-pertikel penyusunbatuan (Karnawati, 2005).

Berdasarkan interaksi antara kedua momengaya tersebut, kestabilan suatu lereng dapatdiperhitungkan dengan cara membandingkanantara gaya yang menahan dan gaya yangmelongsorkan atau meluncurkan (Bowles, 1991).

Page 12: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Maksud dari penelitian ini adalah melakukankajian studi mengenai analisis kestabilan lerengpada Kali Semarang, dengan tujuan sebagaiberikut:1. Mengetahui nilai Faktor keamanan (Fk) dari

analisis kestabilan lereng denganmemperhitungkan lereng dan nilai Cohesi (C)dari litologi yang menyusun daerah tersebut.

2. Mengetahui tingkat keberhasilan groutingdalam meningkatkan daya dukung tanah sepertipada titik grouting yang sudah dilaksanakanpada sekitar daerah lokasi penelitian.

3. Mengetahui metode yang efektif untukperencanaan pembangunan tanggul pada KaliSemarangLokasi penelitian tugas akhir ini berada di Kali

Semarang, Kota Semarang, Jawa tengah padaproyek Urban Drainage System and RetardingPond in Semarang City at Asin and LowerSemarang River. Secara administratif lokasipenelitian terletak di Jl. Kali Mas Raya KawasanKomplek Tanah Mas, Kecamatan Semarang Utara,Jawa Tengah. Jarak tempuh dari lokasi penelitianditempuh ± 45 menit dari kampus UNDIP.

TINJAUAN PUSTAKAFisiografi Kota Semarang

Wilayah Kota Semarang, Propinsi JawaTengah, secara geografis terletak pada koordinat110º16’20’’ - 110º30’29’’ Bujur Timur dan6º55’34’’ - 7º07’04’’ Lintang Selatan, dengan luasdaerah sekitar 391,2 Km2. Kota Semarang dibagian Barat berbatasan dengan wilayahKabupaten Kendal, bagian Timur denganKabupaten Demak, bagian Selatan denganKabupaten Semarang dan bagian Utara dibatasioleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai + 13,6Km. Secara umum, wilayah Kota Semarang dapatdibagi menjadi 2 bagian, yaitu Semarang bagianUtara merupakan daerah pantai dan dataran rendahdengan kemiringan bervariasi antara 0 - 2 % danketinggian antara 0 - 3,5 m dpl, serta Semarangbagian Selatan merupakan daerah perbukitandengan kemiringan 2 - 40 % dan ketinggian antara90 - 200 m dpl (BPN Semarang, 2009).

Geomorfologi RegionalMorfologi daerah penelitian digolongkan pada

Satuan Bentuklahan Dataran Aluvial. Terbentukakibat aktivitas aliran sungai yang berupapengikisan, pengangkutan, dan pengendapan(sedimentasi) dimana proses-proses yangberlangsung dibantu juga oleh tenaga eksogenantara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan,

topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepatproses pelapukan dan erosi. Berdasarkan kondisitersebut satuan bentuklahan ini merupakan hasilsedimentasi dari material yang diangkut dandiendapkan di sepanjang bantaran sungai utamayang mengalir melewati bagian tengah KotaSemarang, terutama di sepanjang bantaran BanjirKanal Barat dan Banjir Kanal Timur.

Stratigrafi RegionalDaerah penelitian digolongkan pada Satuan

Aluvium (Qa).

Gambar Peta Geologi daerah Semarang dan Sekitarnya

Satuan ini merupakan endapan aluvium pantai,sungai, dan danau. Endapan pantai litologinyaterdiri dari lempung, lanau serta pasir denganketebalan 50 m atau lebih. Endapan sungai dandanau terdiri dari kerikil, kerakal, pasir dan lanaudengan tebal 1-3 m. Bongkah tersusun dari andesit,batulempung dan sedikit batupasir.

Gerakan TanahKarnawati (2005) mendefinisikan gerakan

massa sebagai gerakan menuruni atau keluarlereng oleh massa tanah atau batuan penyusunlereng, maupun percampuran antara keduanyasebagai bahan rombakan, akibat dari terganggunyakestabilan tanah atau batuan penyusun lerengtersebut. Definisi tersebut diperkuat olehSuharyadi (2004), yang menyebutkan gerakanmassa sebagai perpindahan massa tanah ataubatuan pada arah tegak, datar atau miring darikedudukan semula, yang disebabkan oleh adanyagangguan kesetimbangan pada saat itu.

Proses terjadinya gerakan tanah beserta faktor-faktor pengontrol dan pemicunya dapat dilihatpada Gambar berikut ini.

BagianTurun

Page 13: Hansen, M.J., 1984, Strategies for Classification Smalley ...

Analisis Kestabilan Lereng pada Perencanaan Pembangunan Tanggul Kali Semarang,Jawa Tengah

Bayu Arga [email protected]

ABSTRACT

Indonesia is a mostly country who have a mass movement disasters. These disasters arecommon in many areas, especially during the rainy season. This study aims to determine the safetyfactor of the slope value at the location so it can be seen from geotechnical reconstruction methodsnecessary for planning the construction of the embankment will be done on one time, Semarang.The research method used is descriptive and experimental methods. Slope stability analyzesperformed using computational methods using software GeoStudio 2007, which then conducted anexperimental method to simulate the value of cohesion on improving safety factor (Fs).

From field observations and analytical results, the type of ground motion that can occur inthe form of research creep, which is triggered by the huge burden of the activities of the localcommunity and the load of the Kali Semarang have a large discharge and high during the rainyseason.

Based on the analysis of slope stability, slope conditions has a value of 0.809 with asafety factor of cohesion to the clayley sand layer 5.89 kPa and 8.92 kPa in clay layer. Thesimulation results obtained are a great value for the safety factor (Fs) 1.786 where the results areworth the value of cohesion at 15.89 kPa clayley sand and the clay has a cohesion value of 18.92kPa, indicating that the slope is said to be secure and stable against mass movement must haveincreased the value of ± 10 kPa cohesion. Grouting method is an effective method to increase thevalue of cohesion in the rock form’s.

In planning the embankment to be performed on site execution of the research requiredcutting slopes up to ± 90 °, the situation is then carried out two ground reinforcement methods thatdo the grouting method to increase the value of cohesion so that the constituent rocks have a highcarrying capacity, and the execution of the sheetpile installation method will make retaining wallat the edge of the Kali Semarang make it strong andout construction of safe and effective.

Keyword: mass movement, grouting, slope stability analyzing, embankment construction plan

PENDAHULUANKali Semarang adalah daerah Kali utama Kota

Semarang yang sangat relevan dalam terjadinyabanjir, dalam penanganan tersebut maka akandibangun tanggul yang dapat menahan luapan,oleh sebab itu pada daerah Kali Semarang akandirencanakan pembuatan tanggul yang didasaripada perhitungan kestabilan lereng untukmengatasi pergerakan tanah pada saat prosespembangunan tanggul yang telah direncanakanpada dinding lereng Kali Semarang.

Gerakan tanah pada lereng setempat seringterjadi pada dinding sungai dan sistem pengairanlain, pergerakan tanah tersebut akan menimbulkandampak kerugian yang besar baik dari segi materimaupun sarana pada daerah pinggir lereng KaliSemarang dan sekitarnya.

Grouting merupakan salah satu upayapenanggulangan gerakan tanah yang terjadi pada

dinding Kali Semarang. Grouting adalah metodepenyuntikan campuran semen ke dalam tanahdengan tekanan tertentu melewati lubang boruntuk meningkatkan kekuatan tanah. Perhitungankestabilan lereng sendiri digunakan untukmengetahui nilai keamanan (factor of safety) darilereng tersebut layak untuk pembangunan tanggulyang akan direncanakan, yakni nilai tersebutdikatakan tidak aman bila nilai Fk tersebut ≤1,75.Nilai Fk yang dibawah standar kurang amantersebut dapat dikesebandingkan dengan nilai Fksetelah daerah penelitian tersebut dilakukanpenanganan geoteknik dengan metode grouting,metode tersebut dapat meningkatkan nilaikeamanan stabilitas lereng tersebut dimana metodegrouting meningkatkan nilai kohesi dari batuanyang terdapat pada daerah tersebut, nilai yangdiharapkan dari setelah grouting dilaksanakanadalah Fk ≥1,75.