Hand Out Komunikasi Organisasi
Transcript of Hand Out Komunikasi Organisasi
TRANSPARANSI KOMUNIKASI ORGANISASI
Nama Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Pengampu
Tujuan Instruksional
Umum
: Komunikasi Organisasi
: SPK 225
: S. Bekti Istiyanto, S.Sos
Dra. Dwi Pangastuti
M. ,M.Si
: Mahasiswa akan dapat
menjelaskan proses
komunikasi yang ada
dalam organisasi
PENGANTAR MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
Manajemen
Definisi : Suatu proses merancang dan memelihara
suatu lingkungan dimana orang-orang yang
bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan seefisien mungkin (H. Weihrich & H.
Koontz)
Fungsi-fungsi manajemen :
I. Fungsi Perencanaan (Planning)
Yaitu suatu keputusan yang diambil untuk waktu
yang akan datang meliputi apa yang dilakukan,
kapan dan siapa yang melakukan “suatu
keputusan yang diambil” mengandung maksud
akan adanya upaya pemilihan alternatif dari
berbagai alternatif yang ada.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
2
Pentingnya perencanaan :
- Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidak
pastian di masa datang
- Memusatkan perhatian setiap unit yang terlibat
- Membuat kegiatan lebih ekonomis
- Memungkinkan dilakukan pengawasan
Langkah perencanaan :
1. Menetapkan tujuan
2. Menentukan planning premisses
3. Mencari dan menguji berbagai alternatif
kegiatan
4. Penilaian atau evaluasi seluruh alternatif
5. Seleksi dari seluruh alternatif
6. Merumuskan rencana yang menjadi penunjang
rencana dasar
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
3
7. Merumuskan rencana-rencana yang telah dibuat
dalam bentuk angka yang berupa
anggaran/budget
Syarat perencanaaan yang bagus :
1. Faktual dan realistis
2. Logis dan rasional
3. Fleksibel
Alat perencanaan :
1. Time schedule
2. Budget
3. Analisis SWOT
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
4
II. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Yaitu suatu fungsi yang dijalankan berupa cara
pengaturan dari sekian banyak pekerjaan yang
perlu dilakukan disesuaikan dengan sumber daya
yang ada guna tercipta efisiensi di dalam bekerja
dalam upaya pencapaian tujuan, yaitu :
1. Identifikasi aktifitas yang akan diadakan
2. Pengelompokan aktifitas sesuai dengan
sumber daya dan kondisi yang ada
3. Pendelegasian wewenang
4. Koordianasi wewenang
III. Fungsi Penugasan (Staffing)
Yaitu fungsi yang dijalanklan berupa pengisisan
posisi dalam struktur organisasi atau bidang-
bidang yang telah ada melalui identifikasi
kebutuhan kerja.
Langkahnya :
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
5
1. Job analysis
2. Job description
3. Job specification
IV. Fungsi Kepemimpinan (Leading)
Yaitu fungsi pengelolaan dan pengkoordinasian
anggota organisasi untuk mendukung pencapaian
tujuan organisasi. Di sini keterikatan anngota
dengan pemimpinnya sangat terkait untuk
melakukan kegiatan yang telah direncanakan
bersama.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
6
V. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Yaitu merupakan pengukuran dan koreksi-koreksi
penyimpangan dari pelaksanaan kegiatan dalam
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan
membandingkan pada standar yang telah disusun,
seperti standar biaya, program, sasaran dll.
Langkah-langkah pengawasan :
1. Menentukan standar dan metode pengukuran
kegiatan
2. Mengukur kegiatan secara berulang
3. Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan
standar tersebut
4. Melakukan tindakan koreksi
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
7
Ciri pengawasan yang efektif :
1. Dihubungkan dengan rencana dan kedudukan
seseorang
2. Dihubungkan dengan individu pimpinan dan
pribadinya
3. Harus menunjukkan penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi
4. Objektif
5. Fleksibel
6. Hemat
7. Membawa ke arah tindakan perbaikan
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
8
Organisasi
- Kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan
- Proses manajemen untuk mencapai tujuan dengan
kombinasi berbagai usaha-usaha orang-orang di
bawah pengawasannya
Unsur sebuah organisasi :
1. Kumpulan dua orang atau lebih
2. Memiliki tujuan yang sama (visi dan misi)
3. Ada proses manajemen (POAC/POSLC)
Kelengkapan sebuah organisasi :
1. Adanya kepengurusan
2. Adanya aturan main atau AD/ART
3. Adanya anggota organisasi
4. Adanya kesekertariatan
5. Adanya struktur organisasi yang jelas
Elemen Organisasi :
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
9
1. Ukuran organisasi (size)
2. Keterkaitan tindakan (interdependent actions)
3. Konteks tempat dan waktu (bounding in space and
duration)
4. Kondisi sumber daya (input of resources)
5. Komunikasi (communication)
6. Target hasil (output of organization)
Dari keenam elemen organisasi di atas, komunikasi
dipandang sebagai sentral elemen-elemen lainnya
dalam kegiatan manajemen organisasi. Kenapa ?
Alasan pertama, komunikasi memeliki fungsi untuk
mempertemukan antara tujuan organisasi
dengan terget hasil yang dicapai.
Kedua, berfungsi untuk mengadaptasikan
perubahan lingkungan organisasi.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
10
Ketiga, untuk membina hubungan antar anggota
organisasi dalam melaksanakan berbagai tugas
(beban kerja) organisasi.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
11
KOMUNIKASI ORGANISASI
Berbicara tentang komunikasi organisasi berarti
membahas komunikasi dan organisasi. Artinya, ada
hubungan yang harus kita pahami dari dua unsur ini,
dan keberhasilan organisasi juga dipengaruhi oleh
komunikasi yang terjadi di dalamnya. Lebih lanjut,
perbaikan komunikasi berarti perbaikan organisasi.
Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan sebagai
‘memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan
manajemen’. Dengan kata lain, orang mempelajari
komunikasi organisasi diharapkan juga berkembang
untuk bisa menjadi seorang pemimpin atau manajer
yang lebih baik.
Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin
studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah
dan bermanfaat. Bahkan studi komunikasi organisasi
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
12
sebagai landasan kuat bagi karir dalam manajemen,
pengembangan sumber daya manusia, dan
komunikasi perusahaan, dan tugas-tugas lain yang
berorientasikan manusia dalam organisasi.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan
sebagai pertunjukan dan penafsiran pesa diantara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri
dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan
hierarkis antara satu dengan lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi
terjadi kapanpun juga, setidak-tidaknya ada satu
orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu
organisasi menafsirkan suatu pertunjukan pesan.
Secara tradisional (fungsionalis dan objektif)
komunikasi organisasi cenderung menekankan
kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
13
suatu ”batas organisasional (organizational
boundary). Fokus utamanya adalah menerima,
menafsirkan dan bertindak berdasarkan informasi
dalam suatu konteks. Dimana tekanannya adalah
pada komunikasi sebagai suatu alat yang
memungkinkan orang beradaptasi dengan
lingkungan mereka.
Sementara sifat terpenting komunikasi
organisasi adalah penciptaan pesan, penfasiran dan
penanganan kegiatan anggota organisasi.
Bagaimana komunikasi berlangsung dalam
organisasi dan apa maknanya bergantung pada
konsepsi seseorang mengenai organisasi. Bila
organisasi dianggap sebagai suatu struktur atau
wadah yang telah ada sebelumnya, maka
komunikasi dapat dianggap sebagai “suatu substansi
nyata yang mengalir ke atas, ke bawah, dan ke
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
14
samping dalam suatu wadah” (Putnam, 1983).
Dalam pandangan itu, komunikasi berfungsi
mencapai tujuan dari sistem organisasi.
Fungsi-fungsi komunikasi lebih khusus meliputi
pesa-pesan mengenai pekerjaan, pemeliharaan,
motivasi, integrasi, dan inovasi (Farace dkk, 1977).
Komunikasi mendudukkan struktur organisasi dan
adaptasinya dengan lingkungan. Bila organisasi
merupakan suatu pemroses informasi besar, maka
maksud proses komunikasi adalah untuk
memperoleh informasi yang tepat bagi orang yang
tepat pada saat yang tepat.
Berdasarkan perspektif ini, komunikasi
organisasi dapat dilihat sebagai “proses
mengumpulkan, memroses, menyimpan, dan
menyebarkan komunikasi yang memungkinkan
organisasi berfungsi (idem).
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
15
Macam Organisasi
Ada dua pandangan utama tentang pembagian
organisasi yaitu organisasi sosial dan organisasi
formal. Istilah organisasi sosial merujuk kepada pola-
pola interkasi sosial (frekuensi dan lamanya kontak
antara orang-orang; kecenderungan mengawali
kontak; arah pengaruh antara orang-orang; derajat
kerja sama; perasaan tertarik, hormat dan
permusuhan; dan perbedaan status) dan regularitas
yang teramati dan perilaku sosial orang-orang yang
disebakan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh
karakteristik fisiologis atau psikologis mereka
sebagai individu.
Adanya pola atau regularitas dalam interaksi
sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan
antara antara orang-orang yang mentransformasikan
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
16
mereka dari suatu kumpulan individu menjadi
sekelompok orang atau dari sejumlah kelompok
menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar.
Hubungan juga berkembang antara kelompok-
kelompok dan menghasilkan aspek status sosial
yang berbeda. Bahkan status kelompok dalam
sistem sosial yang lebih besar menjadi bagian status
anggota-anggotanya. Jaringan hubungan dan
kepercayaanbersama suatu kelompok biasanya
disebut struktur-nya dan budaya-nya.
Hubungan-hubungan berfungsi
mengorganisasikan perilaku manusia dalam suatu
organisasi.
Berlo (1960) menyarankan bahwa komunikasi
berhubungan dengan organisasi sosial melalui tiga
cara :
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
17
1. Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi,
keseragaman perilaku dan tekanan untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma
dihasilkan lewat komunikasi diantara anggota-
anggota kelompok.
2. Bila suatu sistem sosial telah berkembang, ia
menentukan komunikasi anggota-anggotanya.
3. Pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat
membantu kita membuat prediksi yang akurat
mengenai orang-orang tanpa mengetahui lebih
banyak daripada peranan-peranan yang mereka
duduki dalam sistem. Suatu peranan merujuk
kepada seperangkat perilaku dan suatu jabatan
tertentu dalam suatu sistem sosial.
Sedang di luar organisasi sosial ada organisasi-
organisasi yang muncul dengan tujuan-tujuan
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
18
tertentu. Bila pencapaian suatu tujuan tertentu
memerlukan tujuan bersama, suatu organisasi
dirancang untuk mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan banyak individu dan untuk memberikan
rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk
membantu mereka. Hal seperti inilah muncul istilah
organisasi formal.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
19
Ada ciri- ciri sebuah organisasi formal, salah
satunya Birokrasi Weberian yaitu :
1. Penetapan jabatan-jabatan
2. Pembagaian tugas-tugas secara jelas
3. Kewenangan sesuai jabatan yang diberikan
4. Ada tatanan hirarkis tentang garis kewenangan
dan jabatan
5. Ada sistem aturan dan regulasi umum tapi tegas
6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan
impersonal
7. Sistem yang terbangun dengan disiplin
8. Pemisahan kehidupan pribadi dan kehidupan
organisasi
9. Pemilihan pegawai dengan kualifikasi teknis
10. Kenaikan jabatan berdasar senioritas dan
prestasi kerja.
POLA SALURAN KOMUNIKASI
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
20
Meskipun semua organisasi harus melakukan
komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai
tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi
atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil
mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit
sedangkan untuk perusahaan besar yang memiliki
ribuan karyawan maka penyampaian informasi
kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup
rumit.
Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi
yang tepat dalam suatu organisasi merupakan suatu
keharusan. Secara umum pola komunikasi
dikelompokkan menjadi saluran komunikasi formal
dan nonformal.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
21
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur garis, fungsional maupun
matriks, nampak berbagai macam posisi atau
kedudukan yang masing-masing sesuai batas dan
tanggung jawab dan wewnangnya. Dalam kaitannya
dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan
kepada bawahan ataupun dari para manajer kepada
karyawannya, pola transformasinya dapat berbentuk
downward communication, upward communication,
horizontal communication dan diagonal
communication.
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan
aliran komunikasi dari atasan ke bawahan, dimana
umumnya terkait dengan tanggung jawab dan
wewenang seseorang dalam suatu organisasi.
Menurut Katz dan Kahn, ada lima tujuan pokok
yaitu :
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
22
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan
harus dilaksanakan
3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktik
organisasional
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada
karyawan
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi
yang dapat membantu organisasi menanamkan
pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah
kemungkinan terjadinyua penyaringaninformasi atau
sensor informasi penting sebelum disampaikan
kepada para bawahan.
Untuk komunikasi dari bawah ke atas
menunjukkan partisipasi bawahan dalam proses
pengambilan keputusan akans angat mebantu
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
23
pencapaian tujuan organisasi. Sementara untuk
mencapai keberhasilan komunikasi ke atas ini para
manajer harus memiliki rasa percaya kepada para
bawahannya.
Untuk komunikasi horizontal adalah komunikasi
yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki
posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi.
Adapun tujuan saluran komunikasi ini adalah untuk
melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberi
informasi kepada bagian atau departemen yang
memiliki kedudukan sejajar. Kebanyakan manajer
suka melakukan tukar menukar informasi dengan
paratemanya yang berbeda departemen terutama
apabila muncul masalah-masalah khusus dalam
organisasi perusahaan.
Sementara untuk komunikasi diagonal melibatkan
komunikasi antara dua level (tingkat) organisasi
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
24
yang berbeda. Jenis ini mempunyai keuntungan yaitu
:
1. Penyebaran informasi bisa lebih cepat ketimbang
bentuk komunikasi tradisional/konservatif
2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau
departemen ikut membantu menyelesaikan
masalah dalam organisasi.
Tapi jenis saluran ini mempunyai kelemahan yaitu
dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan
telah berjalan normal dalam suatu organisasi. Di
samping itu komunikasi diagonal dalam organisasi
yang berskala besar sulit dikendalikan secara efektif.
Pola saluran komunikasi formal ini sangat
penting bagi organisasi namun bila proses
pelaksanaannya tidak efektif bisa memberikan
kerugian seperti dari sisi individual sering menbuat
frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
25
khususnya tentang keterbatasan untuk masuk ke
dalam proses pengambilan keputusan. Dimana
banyak jalur yang harus dimasuki/dilewati sebelum
langsung ke pengambil keputusan. Dari sisi
perusahaan kemungkinan munculnya distorsi atau
gangguan penyampaian informasi ke level yang
lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam
jalur komunikasi dapat mengambarkan suatu
kemungkinan munculnya kesalah pahaman.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
26
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal orang-
orang yang ada dalam suatu organisasi baik secara
jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan
dapat berkomunikasi secara leluasa. Namun jenis
komunikasi ini karena sifatnya yang umum,
informasi yang diperoleh seringkali kurang akurat
dan tidak dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya, karena biasanya lebih bersifat pribadi
atau bahkan sekadar desas-desus.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
27
KEPEMIMPINAN
Dalam suatu organisasi aspek kepemimpinan
menduduki peranan yang sangat penting. Karena
tanpa kepemimpinan akan menjadi suatu
kemustahilan sebuah organisasi berjalan dengan
baik, bahkan tidaklah mungkin pengelolan dan
pengaturan pekerjaan, kewenangan dan pencapaian
tujuan dapat terwujudkan.
Secara sederhana kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain (kelompok/organisasi) agar mereka mau
berusaha untuk mecapai sasaran atau tujuan
kelompok/organisasi. Dari pengertian tersebuat ada
beberapa variabel yang kita ketahui sebagai
penopang sebuah organisasi yaitu pemimpin
(leader), anak buah atau karyawan (follower),
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
28
sasaran atau tujuan (purpose/target/goal) dan situasi
yang sedang berjalan (situation).
Glenn Griswold mengemukakan beberapa
kriteria seorang pemimpin sebagai berikut :
1. mempunyai management ability
2. dapat mendidik dan memimpin
3. cerdas dalam berpikir, dapat bertindak segera
dan bijaksana dalam menghadapi soal-soal urgen
4. selalu mempunyai semangat untuk belajar dan
mengikuti perkembangan jaman
5. mempunyai rasa simpati terhadap orang-orang
lain dan dapat mengerti akan persoalan-persoalan
baik yang menyangkut individu maupun
organisasi
6. ramah dan toleran, dapat membangkitkan
kepercayaan orang lain terhadap dirinya, untuk
itu harus jujur
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
29
7. mempunyai sifat-sifat baik dan bermoral tinggi
8. adil, berani dan bijaksana dalam
mempertahankan pendapatnya terhadap orang
yang mencelanya tanpa alasan- alasan yang
dapat dipertanggung jawabkan
9. tegas dan bukan seorang ‘yes man’
Selain itu faktor intelegensia,
kematangan/kedewasaan sosial dan pengetahuan,
sikap penuh pengertian dan juga motivasi perlu
dipunyai.
Di luar bakat dan kemampuan yang harus
dipunyai seringkali muncul suatu kepemimpinan
secara tiba-tiba dan tidak ditentukan atau
didefinisikan semudah kepemimpinan yang ditunjuk
atau diterima.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
30
Munculnya seorang pemimpin dalam suatu
organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu :
1. kesediaan bekerja
2. persiapan
3. kontribusi gagasan
4. pembuatan kesan positif
5. besarnya partisipasi
6. interaksi nonverbal
7. pengaturan tempat dimana seseorang menjadi
lebih menonjol dibanding yang lain
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
31
Tipe Gaya Kepemimpinan
Secara umum tipe gaya kepemimpinan terbagi
mejadi empat jenis. Keempat jenis gaya
kepemimpinan ini tidaklah sesederhana pemilahan
positif dan negatif. Bahwa satu gaya pasti baik untuk
diikuti dan gaya yang lain mesti ditinggalkan.
Karenanya tidaklah suatu gaya pasti menjadi suatu
kebaikan bila diterapkan di banyak tempat, karena
setiap kondisi dan situasi serta kemungkinan bisa
saja terjadi.
Keempat jenis gaya kepemimpinan tersebut
adalah :
1. Perilaku kepemimpinan otoriter ; dimana sering
dihubungkan dengan pengendalian, struktur dan
pengarahan dalam derajat yang tinggi. Seorang
pemimpin otoriter biasanya menetapkan tujuan
dan sasaran organisasi, memberikan kewajiban
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
32
dan tugas, memantau semua tahap kegiatan
organisasi dan membuat atau mengaskan
keputusan akhir.
2. Kepemimpinan demokratis ; dimana harapan
kerja sama dan partisipasi para anggota
organisasi diandalkan oleh seorang pemimpin
bahkan akan mencoba menuntun –bukan
memerintah- aktifitas organisasi.
3. Kepemimpinan Nondirektif (tidak memerintah) ;
dimana seorang pemimpin bertindak sebagai
koordinator, fasilitator, dan dewan yang harus
mengetahui pikiran anggota. Ia berusaha
mempertahankan saluran komunikasi terbuka
antara para anggota organisasi dan tidak pernah
memaksakan gagasan atau keyakinannya
kepada organisasi.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
33
4. Jenis kepemimpinan Laissez-faire yaitu
merupakan kebalikan dari kepemimpinan
otoriter. Jenis ini menjalankan pengendalian,
struktur atau pengarahan anggota organisasi
sangat sedikit. Tampaknya ketidak pedulian
kepada para anggota sangat menonjol. Meski
begitu kebebasan para anggota organisasi dari
pengawasan yang ketat bisa berakibat
munculnya kreatifitas dan improvisasi para
anggota organisasi merupakan sebuah
kelebihan gaya kepemimpinan ini. Pada intinya
kepemimpinan lissez-faire adalah melepaskan
kekuasaan,dan memperlihatkan ketidak
tertarikan dalam memimpin orang-orang atau
menyelesaikan tugas.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
34
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan :
a. faktor lingkungan
b. faktor komposisi organisasi
c. faktor sifat tugas
Fungsi-fungsi kepemimpinan secara luas dapat
dibagi menjadi :
a. kewajiban mengorganisasi
b. kewajiban memimpin
c. kewajiban mengevaluasi
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
35
MOTIVASI
Motivasi dimengerti sebagai kondisi dasar yang
mendorong seseorang melakukan sebuah tindakan.
Hubungan antara motivasi dan tindakan dapat
diidentifikasikan pada kondisi-kondisi pokok yang
mendasari keputusan untuk berperilaku dengan
suatu cara tertentu.
Salah satu teori yang membahas motivasi
adalah teori dari Abraham Maslow (1943) dengan
model hirarkinya dan terdiri dari lima tingkatan yaitu
fisiologis pada urutan paling bawah, keselamatan
dan keamanan berikutnya, kebutuhan akan merasa
memilki (belonging) berada di tengah, penghargaan
(esteem) lebih tinggi dan terakhir kebutuhan akan
aktualisasi diri pada urutan paling atas. Teori ini
menggambarkan begitu kebutuhan tubuh dipenuhi,
orang mencari kepuasan akankeselamatan dan
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
36
keamanan, lalu ketika orang merasa aman, ia
termotivasi oleh kebutuhan berikutnya –
penghargaan.
Ketika pekerja mampu memuaskan semua
kebutuhannya yang lebih rendah, apa yang ia
anggap terpenting atau memuaskan adalah
keinginan untuk melakukan sesuatu yang berharga
dan terkabulnya keinginan tersebut.
Selain Maslow, ada Alderfer (1972)
mengemukakan tiga kategori kebutuhan yang
disebut teori ERG. Ketiga kebutuhan tersebut adalah
existence (E) atau eksistensi meliputi kebutuhan
fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan seks, juga
kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja
yang menyenangkan. Kedua, relatedness (R) atau
keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-
orang yang penting bagi kita, seperti anggota
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
37
keluarga, sahabat dan penyelia di tempat kerja.
Serta ketiga adalah growth (G) atau pertumbuhan
yaitu meliputi keinginan kita untuk produktif dan
kreatif dengan mengerahkan segenap kesanggupan
kita.
Selain itu ada teori motivasi dari McLeland
dengan tiga need-motivasinya yaitu power, affiliation
dan achievment. Dimana ketiganya pasti ada dalam
diri seseorang. Need of power merupakan gambaran
motivasi seseorang untuk berkuasa, menggunakan
kekuatannya untuk menggerakan dan
mempengaruhi orang lain. Walau sekecil motivasi
seseorang motivasi untuk berkuasa atau
menggunakan powernya tetap merupakan sebuah
kebutuhan yang tidak bisa dielakkan. Bagaimanapun
motivasi untuk menunjukkan kekuatan atau
kekuasaan juga merupakan hal yang bagus karena
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
38
disana diharapkan muncul pemimpin-pemimpin
bijaksana yang bisa mengarahkan bawahan ke arah
tujuan yang diinginkan. Tapi bila motivasi ini sangat
kecil maka akan ada kecenderungan rendahnya
derajat dan status sosial karena selalu menjadi
bawahan atau sekadar pekerja. Sebaliknya bila
motivasi berkuasa sangat besar dikhawatirkan justru
akan menjadi pribadi yang selfish mau menang
sendiri dan seenaknya dalam memerintah dan
memimpin orang lain. Pribadi seperti ini akan sulit
mendudukkan posisi dimana akan berada.
Need of affiliation adalah motivasi untuk
bergaul, mengembangkan kemampuan berinteraksi
dan bersosialisasi antar manusia. Dengan
kemampuan bersosial inilah manusia menunjukkan
siapa dirinya sebagai manusia yang bisa beradaptasi
dan melakukan hubungan dengan sesama. Bila ini
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
39
dikembangkan dengan baik maka diharapkan
manusia bisa lebih mengembangkan potensi yang
dimiliki karena ada evaluasi yang positif atas konsep
dirinya. Sebaliknya bila manusia tertutup atau
motivasi bersosial ini rendah maka dimungkinkan
mereka akan menjadi pribadi yang introvert dan sulit
untuk mengembangkan kemampuan dan konsep diri
positifnya.
Berikutnya adalah need of achiement yaitu
motivasi untuk melakukan, mencari dan memberikan
prestasi yang terbaik. Motivasi ini akan memberikan
dorongan positif bahwa seseorang pasti bisa
melakukan yang terbaik sesuai kemampuan masing-
masing. Bila seseorang tidak bermotivasi untuk
berprestasi secara baik dimungkinkan seseorang
akan berbuat apa saja, sekadarnya dan tidak mampu
menunjukkan prestasi yang berbeda dari orang lain.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
40
Sehingga lingkungan sekitar hanya akan
menganggap tidak ada terhadap orang tersebut.
Pada akhirnya ketika orang tersebut berada di
sebuah organisasi sulit untuk mendapatkan posisi
atau keuntungan lain karena rendahnya motivasi
berprestasi.
Dari teori McLeland ini setiap orang hendaknya
mempunyai motivasi yang seimbang dari ketiganya,
atau bedanya tidak berkisar terlalu jauh. Bila salah
satu unsur sangat kurang atau sangat tinggi maka
orang tersebut akan sulit untuk beradaptasi dengan
orang dan lingkungan. Sehingga kemampuan untuk
mengembangkan diri juga akan menjadi rendah.
Pentingnya memahami motivasi dalam
komunikasi organisasi adalah keterkaitannya dengan
tindakan anggota organisasi yang akan
dimunculkannya. Dimana dengan motivasi yang
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
41
dipunyai para anggota organisasi mempunyai
harapan terpenuhinya kebutuhan mereka sehingga
dengan harapan yang akan merasa terpenuhi
mereka akan memberikan produktifitas kegiatan
terbaik yang mereka punya. Sebaliknya dengan
harapan yang tidak yakin akan terpenuhi akan
menimbulkan konsekuensi negatif bahkan akan
menjadi keyakinan akan harapan yang gagal
terwujud. Iini bisa mempengaruhi kelangsungan
organisasi itu sendiri.
Dengan motivasi, pemenuhan harapan mereka
para pekerja organisasi akan mampu menunjukkan
bahwa mereka bisa mendefinisikan diri mereka
sendiri sebagai pribadi, unik dan kreatif yang sesuai
dengan keinginan mereka dan akan diterima
hasilnya.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
42
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
43
PERMASALAHAN KOMUNIKASI
ORGANISASI
Stres
Salah satu masalah yang paling sering muncul
dan serius dalam dunia kerja atau sebuah organisasi
adalah stres. Menurut Ray (1991) kepustakaan
mengenai stres yang berkaitan dengan pekerjaan
secara ajeg menunjukkan bahwa stres menimbulkan
pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi
kesehatan jasmani dan rohani pekerja.
Menurut Wayne Pace danDon faules stres dapat
didefinisikan sebagai penderitaan jasmani, mental,
atau emosional yang diakibatkan intepretasi atas
suatu peristiwa sebagai suatu ancaman bagi agenda
pribadi seorang individu. Definisi ini dapat
diterjemahkan ke dalam suatu model perkembangan
dan pelepasan stres yang berdasarkan premis
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
44
bahwa intepretasi atas suatu peristiwa/event adalah
apa yang menimbulkan baik konsukensi positif
ataupun konsekuensi negatif. Suatu peristiwa/event
adalah kejadian nyata atau dibayangkan dalam
kehidupan seseorang dan ini merujuk kepada hampir
semua atau segala sesuatu yang terjadi pada
seseorang.
Menurut Csikszentmihalyi (1990) menjelaskan
bahwa ‘setiap orang mempunyai suatu gambaran,
betapapun samarnya, mengenai apa yang ingin kita
capai sebelum mati’. Pencapaian keinginan ini bila
merasa terganggu akan menjadi masalah atau stres
tersebut.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
45
Untuk strategi menghindari stres dapat dibagi
dalam dua cara yaitu :
Kelegaan sementara dengan :
a. pelarian
b. penenangan instan
c. gerak badan untuk kesenangan
Kesehatan badan jangka panjang dengan :
a. pemeriksaan kesehatan
b. nutrisi yang baik
c. gerak badan untuk kekuatan
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
46
Konflik
Dalam organisasi keterkaitan antara stres dan
konflik adalah sangat erat. Pada tingkat stres yang
tinggi dapat berperan sebagai basis konflik yang
potensial. Sebaliknya dari hubungan yang
memburukpun sangat potensial memunculkan stres.
Konflik dapat dimaknai sebagai perjuangan yang
diekspresikan antara sekurang-kurangnya dua pihak
yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan-
tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka,
dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan
mereka (Frost dan Wilmot, 1978). Dalam pandangan
ini perjuangan tersebut menggambarkan perbedaan
diantara pihak-pihak tersebut yang dinyatakan,
dikenali, dan dialami. Konflik baru terjadi ketika atau
setelah perbedaan tersebut dikomunikasikan.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
47
Ada lima tipe gaya penangan konflik secara
pribadi yaitu :
1. Pesaing atau pejuang gigih; untuk mengejar
kepentingannya sendiri menggunakan cara yang
agak zalimdan cenderung mengorbankan anggota
organisasi lainnya. Kemenangan merupakan
tujuan utama.
2. Kolaborator atau pemecah masalah; berusaha
untuk menciptakan situasi yang memungkinkan
tujuan semua kelompok tercapai. Selali berusaha
mencari solusi yang terbaik. Kemenangan atau
kekalahan bukanlah cara untuk memandang
sebuah konflik.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
48
3. Kompromiser atau pendamai penyiasat; yaitu
mempunyai asumsi bahwa mereka yang terlibat
konflik mampu menerima kekalahan dan ia
berusaha membantu menemukan suatu posisi
yang dapat dijalankan. Suatu pola ‘sering
mengalah’ sering dilakukan.
4. Akomodator atau penolong ramah; gaya yang
kurang tegas dan cukup kooperatif, mengabaikan
kepentingan sendiri demi kepentingan orang lain.
Bisa jadi saat keputusan ditetapkan dia menerima
tapi suatu saat kelak dia akan menyesalinya.
5. Penghindar atau penurit impersonal; dimana
selalu menganggap konflik adalah sebagai tidak
produktif dan sedikit menghukum.
Kecenderungannya adalah selalu menghindari
suasana yang tidak nyaman.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
49
Seringkali konflik muncul karena tidak samanya
sebuah pemahaman di kalangan anggota organisasi.
Untuk itu, perbedaan dalam pemahaman dapat
dikelola dengan cara :
1. dengan menemukan apa yang orang atau pihak
lain maksudkan
2. dengan mengecek keabsahan bukti dan penalaran
3. dengan mengidentifikasikan suatu niali atau
tujuan yang lebih mendasar, yang kadang-kadang
disebut tujuan yang utama/unggul
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
50
Sementara perbedaan yang didasarkan pada
perasaan dapat dikelola dengan lima cara yaitu :
1. Dengan meningkatkan penhargaan diri orang-
orang yang bertentangan dengan kita
2. Dengan menciptakan suatu atmosfer penelitian
untuk menelaah masalah
3. Dengan melibatkan setiap anggota dalam diskusi
4. Dengan menggunakan ringkasan untuk
menunjukan kepada kelompok apa yang telah
dicapai dan apa yang belum dicapai
5. Dengan menyediakan peluang untuk menyatakan
perasaan.
TRANS-KOMUNIKASI ORGANISASI/BEKTI/KOMUNIKASI
51