GPS- global position system
-
Upload
jonassuhardi -
Category
Documents
-
view
1.381 -
download
3
description
Transcript of GPS- global position system
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Semakin pesatnya persaingan didunia usaha menuntut sebuah perusahaan
harus benar-benar tahu kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk itu perusahaan
harus memperhatikan kegiatan pemasaran jasa yang digunakan dengan tepat agar
mampu bersaing dengan pesaing dan mampu memasuki pasar sasaran. Pemasaran
jasa lebih memfokuskan pada interaksi antara penjual jasa dengan konsumen
sebagai pengguna/pemakai jasa yang ditawarkan. Berhasil atau tidaknya proses
penjualan jasa dapat dilihat jika konsumen dalam melakukan proses pembelian,
melakukan pengulangan pembelian dan bertahannya menjadi pelanggan setia.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut penjual jasa harus benar-benar tahu dan
paham dengan kebutuhan dan keinginan konsumen karena hal tersebut merupakan
tanggungjawab penjual jasa dalam berinteraksi dengan konsumen.
Dalam usaha memahami konsumen, bukanlah persoalan yang mudah bagi
penjual jasa, dalam hal ini penjual jasa tahu dan paham dari karakter dan perilaku
konsumen yang dihadapinya. Seperti halnya jasa transportasi, khususnya jasa
trasportasi pertaksian. Penjual jasa yang terkait secara aktif dan langsung
berinteraksi dengan konsumen harus benar-benar meniliti apa yang menjadi
kebutuhan dan keinginan pengguna taksi, untuk meniliti kebutuhan dan keinginan
konsumen penjual jasa terlebih dahulu meniliti karakter dan perilaku konsumen
pengguna jasa taksi tersebut.
Namun dalam banyak kasus yang terjadi, operator taksi tidak dapat
memenuhi pemesanan taksi dari konsumen. Sistem yang buruk merupakan
penyebab utama terjadinya kasus tidak terpenuhinya pemesanan karena operator
tidak mengetahui posisi kendaraan sehingga terjadi pemborosan waktu penyebab
tidak terpenuhinya pemesanan tersebut. Kelalaian tersebut adalah sebuah
kesalahan fatal khususnya bagi perusahaan yang bergerak di bidang penjualan
2
jasa. Konsumen yang merasa tidak puas akan beralih ke taksi lain sehingga akan
berdampak pada pemasukan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk
lebih memahami Global Position System (GPS) melalui judul karangan ilmiah
”PEMANFAATAN GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS) UNTUK
MELACAK POSISI TAKSI DI SOLO”. Harapan dari tulisan ini untuk
memberi keuntungan kepada perusahaan taksi untuk memenuhi pemesanan taksi
dari konsumen dan melacak setiap posisi kendaraan sehingga memepermudah
mengontrol segala aktivitas kendaraan dan menejemen perusahaan.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana cara Global Positioning System (GPS) menentukan posisi
kendaraan?
1.2.2 Bagaimana cara Global Positioning System (GPS) menentukan posisi
kendaraan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah guna mengatasi serta memberi solusi yang
tepat atas permasalahan-permasalahan yang terjadi terkait dengan:
1.3.1 Mengetahui cara kerja Global Positioning System (GPS) dalam
menentukan posisi kendaraan
1.3.2 Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(SWOT) menggunakan Global Positioning System (GPS) pada
perusahaan Taksi.
3
1.4 Manfaat penulisan
Melalui penulisan ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat yang
berguna bagi :
1.4.1 Bagi perusahaan taksi, agar perusahaan taksi menggunakan sistem
GPS tracking untuk memantau armada taksi sehingga dapat
meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.
1.4.2 Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan mengenai sistem GPS
yang diaplikasikan kepada kendaraan bermotor.
1.4.3 Bagi penulis lainnya, memberikan inspirasi kepada penulis lain agar
tertarik mengenai sistem GPS sehingga dapat memberika informasi
kepada orang lain.
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Global Position Sensor (GPS)
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang
memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit
yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri
dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan
(www.wekipedia.org). Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa
diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah
satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian
sangat tinggi. Nama lengkap GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigational satellite
Timing and Ranging Global Positioning System), namun lebih sering dikenal
sebagai GPS.
Setiap satelit GPS akan memancarkan sinyal radio daya rendah (low power
radio signal) pada dua kanal frekuensi (L1 dan L2). Sinyal yang dipancarkan
hanya berdaya sekitar 20-50 Watts saja. Daya ini tergolong rendah, terlebih
melihat jarak orbit satelit yang mencapai 20.000 km di atas permukaan bumi.
Sinyal ini akan di- pancarkan secara line-of-sight (LOS).
2.2 SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi beberapa faktor secara bersamaan untuk
merumuskan strategi di bidang tertentu yang menjadi objek kajian. Analisa
didasar pada logika yang dapat memaksimalkan kemampuan (oppurtinities) dan
kekuatan (strength), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan
(weakness) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan yang menjadi objek kajian.
Dalam penyusunan rencana induk ini dilakukan analisa SWOT yang berguna
untuk menganalisa faktor-faktor yang memberi andil terhadap kegunaan GPS
5
dalam melacak kendaraan yang mempertimbakan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhinya
2.3 Taksi
Taksi adalah sarana transportasi umum yang menggunakan argometer
sebagai alat ukur pembayaran atas jasa pengantaran dari satu tempat ke tempat
lain. Pertama kali bisnis taksi berkembang dari bisnis jasa penyewaan kereta kuda
berukuran kecil Hackney Carriage di Paris dan London pada awal abad ke-17.
Taksi modern mulai berkembang dengan ditandai penemuan alat ukur argometer
oleh Wilhelm Bruhn tahun 1891. Taksi berkembang terus di abad 20, dan
perkembangannya bertambah di tahun 1940 dengan digunakannya radio
komunikasi 2 arah sebagai instrumen pelengkap di taksi. Penggunaan radio ini
sangat membantu komunikasi operator dengan pengemudi dalam melayani order
pelanggannya. Taksi menjadi ikon perkembangan kota bisnis dan pariwisata di
dunia.
2.4 Kota Solo
Kota Surakarta (juga Solo, Sala) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia. Kota Solo terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan
100 km tenggara Semarang. Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir
100m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung
Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah
timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang
merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.
Surakarta dibagi menjadi lima kecamatan. Kecamatan di Surakarta:
Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Kecamatan Lawiyan (disebut juga
Laweyan), Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Serengan. Setiap kecamatan
dibagi menjadi kelurahan, lalu setiap kelurahan dibagi menjadi kampung-
kampung yang kurang lebih setara dengan Rukun Warga.
6
Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur
Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit.
Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini.
Terminal bus besar kota ini bernama Tirtonadi yang beroperasi 24 jam karena
merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari Jawa Timur
(terutama Surabaya dan Banyuwangi) dan Jawa Barat (Bandung). Kota yang
banyak memanfaatkan fasilitas alat transportasi ini merupakan tempat yang tepat
dikembangkannya teknologi GPS.
7
BAB III
METODE PENULISAN
Secara garis besar langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyusun tulisan
ini adalah :
3.1 Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber-sumber yang
terkait dengan masalah yang diangkat oleh penulis.
3.2 Pengolahan dan Analisis Data
Data-data yang didapatkan oleh penulis selanjutnya diolah dan dianalisis
sehingga didapatkan materi tulisan yang diinginkan.
3.3 Analisis Hasil Penulisan
Hasil penulisan yang telah didapat selanjutnya dianalisis untuk dapat
melewati fase selanjutnya yang terkait dengan prosedur penulisan.
3.4 Evaluasi Hasil Penulisan
Hasil yang sudah dianalisis untuk selanjutnya dievaluasi untuk
mendapatkan hasil tulisan yang lebih baik.
3.5 Pengambilan Kesimpulan
Tulisan yang telah dievaluasi selanjutnya akan ditarik kesimpulan terkait
masalah yang akan diangkat
3.6 Penyusunan Naskah
8
BAB IV
ANALISIS dan SINTESIS
4.1 Global Position System (GPS)
Sistem navigasi GPS dengan menggunakan satelit pertama kali diluncurkan
oleh angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1960. Nama satelitnya: Transit,
terdiri dari 5 konstelasi satelit. untuk kepentingan militer Amerika Serikat
dibawah Departemen Pertahanannya. Hingga Maret 2008, sudah ada 31 satelit
yang aktif mendukung sistem GPS yang mengorbit mengelilingi bumi kita.
Kumpulan satelit-satelit itu diberi nama NAVSTAR-GPS. Pengelolaan
penggunaan sistem satelit GPS ini dipegang oleh Angkatan Udara Amerika
Serikat. Selain NAVSTAR-GPS, juga ada konstelasi satelit lain milik negara-
negara tertentu seperti GALILEO milik negara-negara Eropa, COMPASS milik
Cina, GLONASS milik Rusia dan IRNSS milik India.
GPS sebenarnya bukan lagi barang baru di Indonesia. Hal ini terbukti karena
sejak tahun 1999 PT Ratnacahaya Nusawiria yang berpusat di Bandung mampu
mengembangkan sistem aplikasi navigasi berbasis GPS yang tak kalah canggih
dengan aplikasi sejenis, seperti buatan Mapking, Navifone, atau Solomap, yang
sekarang terpasang di beberapa ponsel yang memiliki fitur GPS (Kompas, 30
Agustus 2007). Selain itu, pada bulan Aprill tahun 2000, Pusat Penelitian Antar
Universitas bidang Mikroelektronika bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan ITENAS menyelenggarakan seminar – workshop tentang Global
Positioning System (GPS) di Hotel Savoy Homann Bandung.
Satelit GPS memancarkan sinyal dengan frekuensi L1 pada Ultra High
Frequency (UHF) di 1552,42 MHz. Sinyal yang dikirimkan ini akan memiliki
pola tertentu (pseudorandom). Setelah receiver GPS menerima sinyal dari satelit,
maka dimulailah proses penghitungan yang cukup kompleks untuk menentukan
lokasi GPS. Perjalanan sinyal dari satelit sampai ke GPS yang juga sering disebut
sebagai Time of Arrival (TOA) merupakan kunci. Sesuai dengan prinsip fisika,
jarak antara GPS dengan satelit bisa didapat dari hasil penghitungan cepat rambat
sinyal (sekitar 300.000 km/detik) dikalikan dengan waktu perjalanan (TOA).
9
Sebuah GPS membutuhkan minimal 3 buah satelit untuk menentukan posisi
secara 2 dimensi dan 4 satelit untuk menentukan posisi 3 dimensi. Setelah GPS
mendapat minimal 3sampai 4 satelit, maka proses penghitungan posisi sudah bisa
dimulai. Setiap satelit yang sudah tertangkap oleh GPS akan membentuk
lingkaran dengan satelit sebagai pusatnya. Titik perpotongan antara lingkaran-
lingkaran dari setiap satelit akan menentukan lokasi GPS. Tentu saja semakin
banyak satelit, maka akan semakin banyak titik potong yang menyebabkan
penentuan lokasi akan. Metode tersebut sering disebut metode triangulasi.
Gambar 1 : proses pengiriman dan pengolahan data GPS
Tracking ialah suatu proses pelacakan koordinat receiver secara terus
menerus yang kemudian ditampilkan di dalam peta. Konsep dalam melakukan
tracking ialah sebagai berikut:
10
1. Satelit GPS memancarkan sinyal Satelit GPS mengirim dua sinyal
transmisi gelombang radio dengan emisi "Code-Phase"dan "Carrier-Phase"
dengan frekuensi L1(1,57542 GHz )
2. Receiver GPS menghitung timing waktu rambatan gelombang dari satelite
Navstar dengan menghitung selisih timing pulsa antara "pseudo random
code" dari Receiver GPS bangkitkan dengan sinyal yang identik dari
satelit GPS Navstar. Kemudian receiver GPS mengirim data-data tersebut
ke operator GSM dalam bentuk Short Message Service (sms).
3. Operator GSM yang merupakan sebagai sarana untuk mengirim data
melalui internet ke data base operator GPS Receiver. Operator GPS
Receiver bertugas mengkalkulasi data-data yang berbentuk SMS untuk
diubah menjadi titik koordinat di peta (waypoint). Data dalam bentuk
waypoint kemudian dipublikasikan ke situs resmi penyedia receiver.
4. Konsumen selaku operator taksi yang telah di beri password untuk
membuka situs milik operator GPS , cukup melihat posisi kendaraan yang
telah di tunjukan dalam bentuk peta.
4.2 SWOT Analisis
4.2.1. Kekuatan (Strength)
4.2.1.1. Mengurangi Waktu Tunggu (Waiting Time) konsumen
Pepatah mengatakan “pembeli adalah raja” merupakan hukum
tak tertulis untuk setiap pelaku bisnis. Kepuasaan konsumen menjadi
target tersendiri yang harus diraih untuk memaksimalkan potensi
bisnis. Global Position System (GPS) memungkinkan terwujudnya
kepuasaan konsumen karena menerapkan pelacakan (tracking) secara
real time. Operator taksi dapat memberi kepastian akan datangnya
taksi pesanan sehingga dapat memberi pelayanan yang berkualitas dan
menjaga loyalitas konsumen.
4.2.1.2. Efisiensi Biaya
Keuntungan yang besar akan tercapai bila pengeluaran ditekan
serendah mungkin. Real time tracking akan memberi informasi
11
mengenai jalur yang diambil supir taksi dan menunjukan panjangnya
jarak yang di tempuh kendaraan. Perusahaan taksi dapat menggunakan
data tersebut untuk mencari secara akurat penyebab keborosan yang
terjadi dalam mengefisiensikan penggunaan bahan bakar dan lifetime
sparepart. Mengingat bahan bakar dan sparepart dapat mengurangi
jumlah pemasukan hingga 25% (www.kompas.com).
4.2.1.3. Keselamatan Kerja
Pemantauan terhadap taksi yang kebut-kebutan akan dapat
dipantau oleh operator taksi. Sehingga peringatan awal terhadap
kecepatan kendaraan dapat dipantau lebih awal dan operator taksi
dapat menyarankan supir taksi untuk menurunkan kecepatannya.
Keselamatan supir taksi , penumpang dan asset perusahaan akan tetap
terjaga.
4.2.1.4. Peoduktivitas Meningkat
Pemesanan yang datang akan di prosess dengan cepat karena
penginformasiaan kepada konsumen taksi akan lebih akurat. Operator
taksi dapat memberikan order kepada supir taksi yang paling dekat
jaraknya terhadap konsumen sehingga produktivitas kerja karyawan
akan meningkat.
4.2.1.5. Membantu Manajemen Perusahaan
Manejemen perusahaan merupakan dasar perhitungan bagi
perusahaan untuk menentukan untung rugi perusahaan. Manajemen
yang baik harus didukung oleh data yang rapi serta akurat.
Pemantauan secara real time akan memberi data akurat mengenai
aktivitas kendaraan, seperti pemakaian bahan bakar, pemakaian rute
efektif, produktivitas karyawan sehingga data menjelaskan
pengeluaran dan pemasukan setiap kendaraan.Kelemahan
(Weakness)
4.2.1.6. Teknologi GPS Masih Merupakan Barang Mahal
Mahalnya harga pemasangan GPS merupakan tantangan yang
dihadapi oleh penyedia transportasi di Indonesia. Harga minimal
12
sebuah perangkat GPS berkisar Rp. 2.500.000
(www.pondokiklan.com. 25 Maret 2009). Harga tersebut belum
termasuk harga pembelian Komputer dan berlangganan koneksi
internet yang harus dibaayar tiap bulan.
4.2.1.7. Kesadaran Pengusaha Taksi
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih awam dengan
gadget canggih yang satu ini. Hal ini mungkin dikarenakan
penggunaan GPS hanya digunakan untuk pesawat terbang dan
pemetaan di Indonesia. Pengusaha taksi kurang peka melihat
kemudahan yang diberikan dan merasa pemantauan terhadap
kendaraan cukup secara manual atau bergantung kepercayaan pada
supir.
4.2.2. Kesempatan (Opportunities)
4.2.2.1. Global Position System (GPS) Belum Diterapkan Taksi di
Solo
Pengusaha taksi di Solo terdiri dari: Kosti, Solo Taksi, Angkasa
Taksi, Centris Solo , Solo Central Taksi. Belum menggunakan
perangkat GPS untuk memantau kondisi taksinya.
4.2.2.2. Heterogenitas Budaya di Solo
Surakarta, yang sangat dikenal dengan sebutan Solo,
merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok
keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih
kokoh eksis baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Pariwisata
Solo, banyak berkaitan dengan sejarah, budaya serta ritual keraton.
Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event
lain yang menarik untuk dinikmati. Selain itu, sesuai dengan
perkembangan jaman, wisata modern yang kita kenal sebagai wisata
belanja dan kuliner tersedia lengkap pula di Solo.
Keanekaragaman budaya di Solo mengundang banyak
wisatawan yang datang ke Solo. Data dari dinas pariwisata
13
menunjukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo baik dari
wisatawan domestic maupun wisatawan manca Negara pada tahun
2007 mencapai 873.431 orang ([email protected].
22april 2009). Wisatawan yang ingin menulusuri kota akan
memerlukan angkutan transportasi sehingga kebutuhan transportasi
khususnya kebutuhan taksi di Solo tergolong tinggi.
4.2.2.3. Pengalaman Perusahaan Taksi yang Menerapkan Gps di
Taksi
Blue Bird Group (BBG) merupakan satu-satunya perusahaan
taksi di Indonesia yang menerapkan teknologi GPS untuk melacak
kondisi armada taksinya. Menurut Vice President Business
Development Blue Bird Group, Noni S. A. Purnomo, “aplikasi ini
nyatanya mampu memenuhi 90% dari seluruh pemesanan. Selain itu
image BBG terus meningkat”.(www.lintasarta.com. edisi 15).
Blue Bird Group sendiri tidak akan beroperasi di Solo karena
pemerintah menilai jumlah armada saat ini telah memenuhi kebutuhan
manyarakat di Solo sehingga ijin penambahan armada taksi baru tidak
akan diberikan.(www.wawasandigital.com. 21 November 2008).
Keuntungan yang didapat dari BBG dapat dijadikan pengalaman
untuk menjdi pembelajaran bagi pengusaha taksi di Solo mengenai
keuntungan yang diberikan aplikasi GPS terhadap keuntungan
perusahaan taksi.
4.2.3. Ancaman (Threats)
4.2.3.1. Persaingan Antar Perusahaan Taksi
Untuk memenuhi kepuasaan konsumen maka perusahaan taksi
telah melakukan inovasi-inovasi. Contohnya Blue Bird Group yang
menerapkan GPS, membayar biaya taksi dengan menggunakan credit
card, menggunakan sistem audio canggih di dalam taksi untuk
menarik perhatian konsumen. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan
14
taksi lokal di Solo terancam akan ketinggalan perkembangan
teknologi yang ada.
4.2.3.2. Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Meningkat
Bertambahnya pemakaian kendaraan roda dua memberi dampak
negatif terhadap pemesanan taksi. Konsumen cenderung
menggunakan motor untuk beraktivitas dibandingkan menggunakan
taksi karena harganya yang dianggap lebih murah dan lebih fleksibel
untuk dikendarai. Akibatnya, minat masyarakat untuk menggunakan
taksi dalam melakukan aktivitas menjadi menurun.
BAB V
15
KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Tracking atau pemantauan kendaraan bekerja dengan menggunakan
satelit GPS yang memancarkan data tentang posisi suatu objek (dalam
bentuk angka, posisi, waktu, dan kecepatan) yang kemudian diterima
oleh GPS Receiver yang terpasang didalam kendaraan. Data tersebut
diproses oleh perangkat keras GPS Receiver, untuk kemudian
dikirimkan ke Database Server yang telah teraplikasikan dengan sistem
/ software dan peta digital, dengan menggunakan sarana komunikasi
GSM melalui SMS / GPRS. Kemudian data ini diproses dan disimpan
yang lalu ditampilkan dalam bentuk titik (node) pada peta elektronis
yang terdapat dalam database server, yang selanjutnya informasi
tersebut diakses oleh internal client base (pc's), web browser
(internet). Data base server ini dapat memberikan informasi data
tampilan pemantauan saat terkini (real-time) maupun lampau
(recorded data).
5.1.2 Berdasarkan analisa SWOT terhadap penggunaan Global Position
System (GPS) di Solo menunjukan perangkat tersebut sangat
dibutuhkan untuk diimplementasikan oleh perusahaan taksi di Solo
demi memenuhi kepuasaan pelanggan akan pelayanan yang berkualitas
dan menaggulangi persaingan antar perusahaan taksi.
5.2 Saran
5.2.1 Bertambahnya kesadaran penggusaha taksi dalam melihat kegunaan
GPS dalam membantu proses pemantauan dan pengontrolan kendaraan
demi terciptanya suatu sistem pengelolaan yang efektif dan efisien.
5.2.2 Perlunya kombinasi antar sistem transportasi khususnya taksi dengan
teknologi canggih seperti GPS agar dapat tetap bersaingan dengan
perusahaan lain dan memberi pelayanan terbaik kepada konsumen.