Gizi Seimbang Bagi Remaja Dewasa Bu Azma

35
MATA KULIAH GIZI DALAM KESPRO GIZI SEIMBANG BAGI REMAJA DEWASA DISUSUN OLEH : 1. DESI ARISANTI 2. DESI SUPIANTI 3. ERI SURYANI 4. FIFI WIDIASMIATI 5. ERWINA SUSANTI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

description

aa

Transcript of Gizi Seimbang Bagi Remaja Dewasa Bu Azma

MATA KULIAH GIZI DALAM KESPRO

GIZI SEIMBANG BAGI REMAJA DEWASA

DISUSUN OLEH :

1. DESI ARISANTI

2. DESI SUPIANTI

3. ERI SURYANI

4. FIFI WIDIASMIATI

5. ERWINA SUSANTI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

BENGKULU JURUSAN KEBIDANAN

PROGSUS SELUMA

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya.

Sehingga penyusun mampu menyelesaikan penulisan makalah mata kuliah

Promosi Kesehatan yang berjudul ” Gizi Seimbang Bagi Remaja Dewasa ” ini

dengan baik tanpa suatu kendala yang berarti.

Dengan selesainya makalah ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

kepada :

1. Dosen pembimbing yang telah sedikit banyak memberi materi tentang

Gizi Seimbang Bagi Remaja Dewasa

2. Anggota kelompok yang telah bekerja sama menyelesaikan makalah ini

dengan baik.

Meskipun makalah ini disusun sedemikian rupa dengan usaha semaksimal

mungkin, namun penulis menyadari masih ada kekurangan dan kelemahanya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini

bermanfaat bagi kami sebagai penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Bengkulu, 26 September 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi adalah suatu ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut yaitu makanan.

Makanan diperlukan oleh tubuh untuk menyediakan energi, membangun

struktur tubuh, memelihara jaringan tubuh, serta mengatur prose-proses dalam

tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping

untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi

berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas

kerja. Oleh karna itu, di Indonesia yang sekarang sedang membangun, faktor

gizi disamping faktor-faktor lain dianggap penting untuk memacu

pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia

berkualitas.

Kebutuhan gizi pada anak remaja lebih tinggi di bandingkan usia anak

kecil. Namun kebutuhan gizi pada remaja laki-laki dengan remaja perempuan

tentu berbeda.  Hal ini di sebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat,

kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang dan

perubahan aktivitas fisik. Meskipun aktivitas fisik tidak meningkat, tetapi total

kebutuhan energi akan tetap meningkat akibat pembesaran ukuran tubuh.

Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa anak remaja adalah energi,

kalsium, besi dan zinc.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Status Gizi dengan Menstruasi

1. Menarke

Menarke adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri

khaskedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi

remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia

terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun

lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama

sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman,

dammengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-

keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat

yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).

Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah

pestrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid,

sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi

kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-

keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi

seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila

nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun

air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996)

Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan,

fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi

reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan

membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi

terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian.

Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan

energi total dan keragaman komponene diet.

Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan

asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan

konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500

Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan

atau penurunanterhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis

nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum

didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan

sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berp[endapat bahwa

konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama

fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan

protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase

luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).

Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik,

dengan cara mengkonsumsi makanan seimbah karena sangat dibutuhkan

pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal

yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan

maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa

ketidaknyamanan selama siklus haid.

2. Menstruasi

Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap

memengaruhi siklus menstruasi dan penempilan reproduksi. Tetapi timbul

pertanyaan seberapa sering faktor diet dipandang sebagai penyebab

timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan diet

sebagai metoda perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau

tumpang tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet

vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien

lainnya (Krummel, 1996).

3. Diet Vegetarian

Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9

orang vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata fase

folekuler memanjang, rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2 menurun

secara signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang

kurang daging selama dua bulan mengalami pemendekan fase folikuler,

rata-rata 3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan

peningkatan kadar LH. Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH, terjadi

hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang

mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan

siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada

vegetarian dan 4.9% pada nonvegetarian.

4. Diet Rendah Lemak

Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak,

ternyata pada diet tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon

dalam plasma dan urin, kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada

kadar hormon seks. Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan

tiga efek utama, yaitu panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1.3

hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan fase

folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita

yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan

memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase

menstruasi dan fase folikuler.

Sindrom premenstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi

sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi

sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit pada payudara dan

perasaan begah pada perut. Tindakan yang dilakukan untuk menangani

kasus sindrom premenstrual adalh menganjurkan perubahan diet selain

menambah suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis

nutrisisnya apa. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan, gula,

garam, daging, lemak hewani, alkohol, kopi, dan rokok. Sedangkan yang

perlu ditambah komsumsinya adalah jenis ikan, unggas, roti, kacang-

kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun hijau dan sereal (Krummel,

1996).

Kebanyakan klien sindrome premenstrual mengkonsumsi susu dan

produknya sebanyak lima kali lipat untuk gula halus. Denan

mengkonsumsi rendah lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi

pembengkakan payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan

rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman,

hal ini berhubungan dengan pembentukan seretonin di dalam otak.

B. Hubungan Status Gizi dengan Menarche

1. Pengertian

a. Status Gizi

Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi

antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia.

Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil

keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia

dan penggunaannya

Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal

makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan

tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang

terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang

timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi

tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam

makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk

meningkatkan kesehatan tubuh kita.

Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai,

kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial

yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang

sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus pada nutrien

vitamin A, seng atau protein selain kebutuhan energi yang adekuat.

Berbeda dengan di negara barat, di sana dilakukan fortifikasi pada

produk makanannya sehingga jarang ditemukan defisiensi nutrient.

Zat-zat nutrien dibagi dalam dua golongan besar yakni makro

nutrien (zat gizi makro) dan mikro nutrien ( zat gizi mikro). Zat gizi

makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta berfungsi

menyuplai energi dan zat-zat gizi esensial yang berguna untuk

keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun

aktivitas tubuh.

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam

masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau

rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur

tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan

yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari

kelompok umur yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri

dari :

a. Kelompok bayi : 0-1 tahun

b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun

c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun

d. Kelompok remaja : 13-20 tahun

e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.

f. Kelompok usia lanjut

1) Parameter Status Gizi

Parameter status gizi adalah ukuran yang menjadi patokan

dalam menentukan status gizi seseorang. Ada beberapa parameter

yang dapat digunakan dalam menilai status gizi seseorang, salah

satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal

dengan antropometri. Antropometri telah lama dikenal sebagai

indikator untuk penilaian status gizi perorangan maupun

masyarakat

Table 2.1 Parameter Angka Kecukupan gizi 2004 bagi orang

Indonesia    

No Kelompok

Umur

Berat Badan

(kg)

Tinggi badan

(cm)

1 0-6 bulan 6 60 2 7-12 bulan 8.5 71 3 1-3 tahun 12 90 4 4-6 tahun 17 110 5 7-9 tahun 25 120 Laki-laki 6 10-12 tahun 35 138 7 13-15 tahun 46 150 8 16-18 tahun 55 160 9 19-29 tahun 56 165 10 30-49 tahun 62 165 11 50-64 tahun 62 165 12 60+ tahun 62 165 Wanita 13 10-12 tahun 37 145 14 13-15 tahun 48 153 15 16-18 tahun 50 154 16 19-29 tahun 52 156 17 30-49 tahun 55 156 18 50-64 tahun 55 156 19 60+ tahun 55 156

Pengukuran status gizi yang digunakan menurut WHO-NCSH

2) Istilah status Gizi

1. BB/U:

Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS

Gizi baik -2.0 s.d. +2.0 SD

Gizi kurang <- 2.0 SD

Gizi Buruk <-3.0 SD

2. TB/U

Normal >= -2.0 SD baku WHO-NCHS

Pendek (stunted) < -2.0 SD

Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :

1. Early adolescent (11 – 14 th)

2. Middle adolescent (15 – 17 th)

3. Late adolescent (18 – 20)

Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah

pubertas, karena pubertas muncul dan berkembang pada rentang

usia yang berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk

membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk

mendapat pola individu yang konsisten digunakan istilah tingkat

perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat perkembangan

pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut.

Gambaran perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang

lebih erat dengan tingkat perkembangan pubertas atau tingkat

maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang sering digunakan adalah

tabel Tanner yaitu :

Table 2.2  Klasifikasi Tingkat Maturitas Kelamin Anak Perempuan

TMK Rambut Pubis Buah Dada

1 Praremaja Praremaja

2Jarang, berpigmen sedikit, lurus

atas medial labia

Menonjol seperti bukit kecil,

areola melebar

3Lebih hitam, mulai ikal, jumlah

bertambah

Mammae dan areola

membesar, tidak ada kontur

pemisah

4Kasar, keriting, banyak tapi

belum sebanyak dewasa

Areola dan papila membentuk

bukit kedua

5

Bentuk segitiga seperti pada

perempuan dewasa tersebar

sampai medial paha

Matang, papila menonjol,

areola sebagai bagian kontur

buah dada

b. Menarche

Menarche adalah sebuah tanda dimana seorang remaja putri

beranjak dewasa dan sudah siap menjadi seorang wanita seutuhnya

dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk suatu

system reproduksi (menghasilkan keturunan). Umur menarche yang

semakin menurun ini dapat menyebabkan masalah remaja misalnya

kehamilan diluar nikah.

Berdasarkan uji statistik, variabel antara genetik (status

menarche ibu) dengan status menarche responden dan keterpaparan

media elektronik orang dewasa dengan status menarche responden

mengalami hubungan bermakna. Saran bagi sekolah adalah perlu

dibentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau

penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan repoduksi dan faktor-

faktor yang mempengaruhi menarche serta dapat mengikutsertakan

orang tua siswi, khususnya ibu, agar mereka dapat memiliki

pengetahuan yang benar mengenai kesehatan respoduksi khususnya

menarche, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan atau membahayakan

si anak melalui pergaulan bebas tidak terjadi.

Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya

antara usia 10 – 13 tahun berlangsung selama 6 bulan – 1 tahun. Pada

anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15 tahun yang berlangsung

antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4) anak

perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3

tahun. Pada anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6

bulan – 2 tahun. Masa remaja lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-

rata usia 13 – 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 – 16 tahun.

2. Hubungan Status Gizi dengan Menarche

Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri

khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi

remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarhe baik dari faktor

usia terjadinya menarhe, adanya keluhan-keluhan selama menarhe maupun

lamanya hari menarhe. Secara psikologis wanita remaja yang pertama

sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan

mengeluh perutnya terasa begah atau tegang. Tetapi pada beberapa remaja

keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan, hal ini dipengaruhi oleh nutrisi

yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur

Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang

mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan

lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka

yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada gadis yang

menstruasinya terlambat, beratnya lebih ringan daripada yang sudah

menstruasi pada usia yang sama, walaupun tinggi badan (TB) mereka

sama. Pada umumnya, mereka menjadi matang lebih dini akan memiliki

body mass index (indeks masa tubuh, IMT) yang lebih tinggi dan mereka

yang matang terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

IMT = Berat badan (Kg)

Tinggi badan(m) x tinggi badan(m)

Table 2.3  Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut :

status gizi kategori IMT kurus kurang BB tingkat berat < 17.0

kurang BB tingkat ringan 17.0 – 18.5

normal > 18.5 – 25.0

gemuk kelebihan BB tingkat ringan >25.0 – 27.0 kelebihan BB tingkat berat >27.0

Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarche pada

anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur

barat). Peristiwa menarhe sangat erat hubungannya dengan masa puncak

kurva kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh

berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat

hubungan antara umur menarhe ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi

antar umur menarhe perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan

penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarhe lebih awal

daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi

atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas,

terutama waktu menarche.

Pubertas dianggap terlambat jika gejala-gejala pubertas baru

datang antara umur 14-16 tahun. Biasanya tidak ada kelainan yang

mencolok, pubertas terlambat saja, dan kemudian perkembangan

berlangsung secara biasa. Pubertas tarda dapat disebabkan oleh faktor

herediter, gangguan kesehatan, dan kekurangan gizi. Maka dengan

peningkatan kesehatan, gejala pubertas tarda dapat sembuh dengan

spontan. Yang dinamakan menarhe tarda ialah menarhe yang baru datang

setelah 14 tahun. Kalau menarhe belum datang pada umur 18 tahun, dapat

diberi diagnosis amenorhea primer, dan perlu dicari etiologinya.

C. Gizi Seimbang Bagi Usia Lanjutan Dan Menopause

1. Gizi Seimbang Bagi Usia Lanjutan Dan Menopause

Pengertian “Gizi Seimbang” mengandung dua makna penting yakni :

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat-zat tenaga,

pembangun, pengatur sesuai kebutuhan tubuhnya.

Anggota masyarakat yang tergolong Usia Lanjut dan Menopause

adalah mereka yang telah menjalani lebih dari setengah dari masa

hidupnya dan berumur diatas 59 tahun. Namun demikian bagi orang yang

belum berumur 60 tahun, perlu menghindari agar meminimalkan resiko

yang akan terjadi, dan tetap sehat, produktif serta tidak sesuai dengan

pesan-pesan gizi seimbang.

Angka usia harapan hidup rata-rata pada golongan Usia Lanjut

meningkat dari 50-54 tahun pada tahun 1980 menjadi 63-67 tahun pada

tahun 1995.

Walaupun mereka tidak lagi memiliki kondisi fisik sekuat seperti

golongan usia muda yang berumur antara 20-40 tahun, namun mereka

memerlukan juga makanan bergizi seimbang agar tetap sehat, produktif

dan ceria didalam menghadapi masa usia senja. Kebutuhan energi pada

usia lanjut menurun dengan bertambahnya usia, tetapi usia lanjut

memerlukan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat dalam

jumlah yang seimbang.

Untuk membantu Usia Lanjut dan Menopause menyadari akan

pentingnya pengaturan makanan dengan gizi seimbang, dibawah ini

beberapa pesan yang perlu diperhatikan :

1) Makanlah aneka ragam makanan

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3) Batasi konsumsi lemak dan min yak sampai seperempat dari

kecukupan energi

4) Makanlah makanan sumber zat besi

5) Biasakan makan pagi

6) Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

7) Lakukan kegiatran fisik dan olahraga secara teratur

a. Keadaan kesehatan lansia dan menopause

Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena

berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang

bergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di

samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri,

sementara sebagian lain sangat bergantung pada “belas kasihan” orang

lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak

berbeda dengan orang dewasa sehat. Penuaan tidak begitu berpengaruh

terhadap kesehatan mereka.

b. Perubahan psikologis akibat penuaan

Usia tua hamper selalu dating bersama dengan

“kesengsaraan”fisik,psikis,social, dan ekonomi. Kekuatan, ketahanan

dan kelunturan otot rangkaberkurang. Akibatnya, kepala dan leher

terfleksi ke depan, sementara ruas tulang belakang mengalami

pembengkokan (kifosis), panggul dan lutut juga terfleksi sedikit.

Keadaan tersebut menyebabkan postur tubuh terganggu. Kemunduran

dan kelemahan yang diderita oleh lansia dapat dilihat pada table 16

dibawah ini.

c. Perubahan pada saluran pencernaan

Data mengenai keterpengaruhan system saluran cerna akibat

ketuaan sangat terbatas karena kemampuan penyesuaian diri system

pencernaan tidak mengaruhi fungsinya.

d. Rongga mulut

Bagian dalam rongga mulut yang lazim terpengaruh adalah

gizi,gusi,dan ludah. Tanggalnya gigi bukan hanya disebabkan oleh

ketuaan, tetapi juga dikondisikan oleh pemeliharaan yang tidak baik.

Ketidak bersihan mulut menyebabkan gigi dan gusi kerap terinfeksi.

Selain itu, sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga

mengakibatkan pengeringan rongga mulut, dan berkemungkinan

menurunkan cita rasa.

e. Esofagus

Penuaan esophagus berupa pengerasan sfingter bagian bawah

sehingga sukar mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esophagus

melebar (presbyesofagus). Keadaan ini memperlambat pengosongan

esophagus, dan tidak jarang terlanjut sebagai hernia hiasal. Gangguan

menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus, tepatnya

didaerah orofaring. Penyebabnya tersembunyi dalam system saraf

sentral atau akibat gangguan neuron uskuar. Seperti jumlah sanglion

yang menyusut sementara lapisan otot polos menebal. Dengan

menometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan esophagus.

f. Lambung

Lapisan lambung lansia menipis. Di atas usia 60 tahun, sekresi

HCI dan pepsin berkurang. Dampaknya, penyerang vitamin B12 dan zat

besi menurun.

g. Usus

Berat total usus halus (di atas usia 40) berkurang, meskipun

penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas normal, kecuali

kalsium (di atas usia 60 tahun) dan zat besi.

h. Perubahan pada sistem endokrin

Terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi, respons

terhadap strimulasi dan struktur kelenjar endokrin. Talbert (1977)

menemukan bahwa di atas usia 60 tahun sekresi testosterone akan

menurun. Goldfard (1979) menyatakan bahwa produksi estrogen dan

progesterone pada usia di atas juga menurun.

i. Perubahan pada sistem pernafasan

Diameter antroposterior paru membesar sehingga menimbulkan

“barrel chest” pengapuran tulang rawar menyebabkan kelenturan

tulang iga berkurang. Di samping itu, osteoporosis yang progresif dan

kifosis menyebabkan gangguan kelenturan (fleksibilitas) paru yang

selanjutnya menurunkan kapasitas vital. Saksus paru membesar,

sementara dindingnya menipis, untuk kemudian bersatu sama lain

membentuk sakus baru yang lebih besar. Semua perubahan ini

berujung pada penurunan fungsi paru, dan tampak sebagai emfisema

pada kiise foto rontgen.

j. Perubahan pada sistem kardiovaskular

Perubahan yang terkait dengan ketuaan sulit di bedakan dengan

perubahan yang diakibatkan oleh penyakit. Pembesaran bilik kiri

jantung disertai oleh fibrosis dan sclerosis di endokardium. Katub

mitral mengeras (fibrosis dan kalsifikasi). Jumlah jaringan ikat

meningkat sehingga efisiensi fungsi pemompaan jantung berkurang.

Pembuluh darah besar, terutama aorta, menebal dan menjadi fibrosis.

Pengerasan ini, selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan

kerja bilik kiri jantung, sehingga mengakibatkan ketidak efensienan

baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri pulmonalis, sinus

karotikus, dan buluh darah di daerah dada), mengurangi kemampuan

tubuh untuk mengatur tekanan darah.

2. Perlunya Gizi Seimbang

Untuk mengtahui apakah usia lanjut telah tercukupi kebutuhan energi

dapat dilihat dari berat badannya. Konsumsi energi yang terlalu banyak

akan menyebabkan usia lanjut menjadi gemuk, sebaiknya konsumsi energi

yang kurang akan menyebabkan usia lanjut menjadi kurus. Konsumsi

energi yang baik bagi usia lanjut adalah konsumsi energi yang tidak

berlebihan tetapi juga tidak kekurangan. Hal tersebut penghitungan Indeks

Masa Tubuh.(IMT), yaitu :

Berat badan (Kg)

Tinggi badan (mt) x tinggi badan (my)

Konsumsi minyak dan lemak juga perlu dibatasi khususnya yang

berasal dari bahan hewani seperti : otak, kuning telur, hati, limpa, jantung,

jenis kerang dan udang serta mentega dan keju.

3. Masalah Gizi Pada Usia Lanjut

Kondisi fisik dan organ tubuh golongan usia lanjut mengalami

penurunan seperti : bagian perut dan saluran pencernaan, koordinasi otot-

otot dan syaraf aspek psikologik dan fungsi anggota tubuh lainnya.

Di samping hal-hal di atas, kebutuhan gizi golongan usia lanjut juga

dapat dipengaruhi oleh beberapa penyakit yang seringkali diderita,

misalnya:

a. Tekanan darah tinggi, jantung koroner, kencing manis

b. Pengeroposan tulang kadang menjadi rapuh dan mudah patah

c. Rematik

d. Gangguan gizi lebih ata gizi kurang termasuk anemi gizi

e. Infeksi paru-paru menahun brocho-pneumonia

Jika satu atau lebih dari gangguan di atas di temukan maka golongan

usia lanjut perlu mendapatkan makanan”gizi seimbang” yang berbea

dengan mereka yang tergolong sehat.

a. Gizi pada usia lanjut dan menopause

Manusia lanjut usia (MANULA) di masukan kedalam kelompok

rentan gizi meskipun tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan

badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi dan degenerasi

jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi di

sebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.

Gigi-geligi MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan

copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan.

Maka makanan harus diolah sehingga tidak perlu digigit atau dikunyah

keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah di

telan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi

makanannya.

Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah

menurun, seg=hingga makanan yang mudah dicerna dan tidak

memberatkan fungsi kelenjar pencernaan,. Makanan yang tidak banyak

mengandung lemak,pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus

cukup mengandung protein dan karbohidratr. Kadar serat yang tidak

dicerna jangan terlalu banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk

melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan pula

defaecatie, dan menghindarkan obstipasi, factor lain yang mengganggu

kondisi gizi MANULA secara tidak langsung ialah kondisi psychis

yang labil menjadi sangat sensitip. Kondisi ini akan memberikan

kesulitan kepda mereka yang mengurusnya. Manula demikian akan

banyak rewel mengenai makanan yang sediakan untuknya, bahkan

tidak mau makan karena apa yang dihidangkannya tidak berkenan

dihatinya.

Patut diingat kembali bahwa keperluan enersi MANULA sudah

menurun, jadai jangan disediakan seperti masih belum berusia lanjut.

Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan,

karena akan lebih menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang

berhubungan dengan kondisi obesitas tersebut. Frekuensi penyakit

diabetes mellitus, cardiovascular diseases terdapat meningkat pada

kelompok MANULA yang umum sangat ditakuti ialah kemungkinan

meningkat untuk mendapat penyakit kanker.

Persoalan akan lebih banyak, bila MANULA hidup sendiri, tidak

ada orang yang khusus mengurusnya. Untunglah bahwa kebiasaan di

Indonesia MANULA ikut hidup bersama anak atau cucunya, sehingga

dapat di perhatikan dan di urus sebagaimana mestinya. Seorang anak

akan merasa malu bila ia dapat hidup cukup, sedangkan orang tuanya

yang sudah tergolong MANULA hidup sendiri apa lagi kalu sampai

terlantar tak ada yang mengurus dengan baik.

D. Menu Seimbang untuk Dewasa

MENU PAGI

NASI goreng (175 Gram) + minyak ( 5 gram )

Tempe ( 50 Gram ) + ( 2 gram minyak )

Ayam goreng ( 50 Gram ) + ( 3 gram minyak )

Pecel ( 100 gram )

Apel ( 200 gram )

Air putih

Total 575 kkal

Snack pagi

pastel basah ( 165 gram )

MENU SIANG

NASI kuning ( 150 Gram )

Tempe ( 50 Gram ) + 2 gram minyak

Rendang sapi ( 25 gram ) + 5 gram minyak

Tumis sawi putih ( 100gram ) + 3 gram minyak

Jeruk ( 100 gram )

Jus ( 10 gram gula )

Snack siang

keripik kentang ( 165 gram )

Total 435 kkal

MENU MAKAN MALAM

Nasi putih ( 75 Gram )

Tempe ( 50 Gram ) + 2 gram

Ayam kecap ( 25 Gram ) + 2 gram minyak

Cap jay ( 100 gram ) + 1 gram minyak

Melon ( 100 gram )

Tea ( 10 gram gula )

Total 360 kkal

Total keseluruhan (menu makanan sehari ) 1700 kkal

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang konsep dasar gizi untuk orang dewasa dapat

disimpulkan bahwa manusia dewasa membutuh kan banyak sekali asupan gizi

yang seimbang. Jika tersebut dapat terpenuhi makan akan membantu orang

tersebut dalam menjalan kan hidup sehat dan terjauh kan dari penyakit yang

disebabkan oleh kekurangan gizi dan kelebihan gizi. 

B. Kritik Dan Saran 

Kami merasa peda makalah kami banyak kekurangan , karena

kurangnya referensi dan pengetahuan pasa saat pembuatan makalah ini, kami

sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada

pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kamu buat untuk menambah pengetahuan dan

informasi yang benar guna mendapat kan apresiasi yang isa digunakan untuk

perbaikan demi kepentingan bersama,sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

http://siebidhah911.blogspot.com/2012/06/gizi-untuk-kesehatan-reproduksi-

remaja.html

http://www.lusa.web.id/gizi-seimbang-pada-remaja-dan-dewasa/

http://dianacamaliyaa.blogspot.com/p/masalah-gizi-pada-remaja-dan-dewasa.html