Gizi Buruk

download Gizi Buruk

of 47

Transcript of Gizi Buruk

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUSGIZI BURUK

Dr. Adisti PrihastutiDr. Dian NovitasariDr. Noviana Mar`atus SDr. Osa EndiputraDr. Tris BudiLatar Belakang

KEP(Kurang Energi dan Protein)masalah gizi dan kesehatan masyarakat di IndonesiaRiset kesehatan th 201013% gizi kurang4,9% gizi buruk13,3% anak kurus6% sangat kurus17,1% sangat pendekKabupaten boyolaliTahun 2011577 gizi kurang59 gizi burukKecamatan nogosari 2011209 gizi kurang0 gizi burukKecamatan nogosari 20121 gizi burukoleh karena itu masalah gizi perlu ditangai secara tepat dan cepatCara menanggulangiMenangani setiap kasus yang ditemukan 2 pendekatan Gizi buruk dengan komplikasiGizi buruk tanpa komplikasiHarus dirawat di puskesmas perawatan, RS, pusat pemulihan gizi (PPG) atau therapeutic feeding center (TFC)Rawat jalan LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama: An. SuciJenis kelamin: perempuanUmur: 1 tahun 10 bulanAgama: IslamAlamat : Manyaran, Rt 5 / Rw 3, Kenteng, Boyolali

ANAMNESISAlloanamnesis dengan kakek dan nenek pasien tanggal 18 Juni 2012 pukul 16.00 WIB pada saat kunjungan rumah.

Keluhan UtamaBadan sangat kurus

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien umur 1 tahun 10 bulan dengan berat badan hanya 5.000 gram, dalam 3 bulan terakhir berat badan hanya meningkat 500 gram, nafas nggrok nggrok (+), demam (-), nafsu makan baik, perkembangan saat ini hanya mampu tersenyum, menatap, dan memegang benda.

Riwayat Penyakit DahuluUmur 1 minggu, pasien muntah darah dan dirawat di RS Sambi ( 4 hari), namun tidak ada perbaikan. Kemudian atas permintaan sendiri pasien dipindahkan ke RS Pandan arang. Setibanya di UGD RS Pandan Arang pasien demam tinggi kemudian kejang. Riwayat ISPA (+)Diare (+)Riwayat Penyakit KeluargaDM (-), Hipertensi (-), cerebral palsy (-)

Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal bersama adik dari kakek-nenek pasien. Kakeknya bekerja sebagai penjual sate, sedangkan neneknya bekerja sebagai penjual sayur. Biaya kesehatan ditanggung oleh keluarga, namun sedang diupayakan untuk mendapatkan aplikasi jaminan kesehatan dari pemerintah

Kesan : status ekonomi kurang

Riwayat Kehamilanpasien merupakan anak yang tidak diharapkan oleh ibu. Kehamilan tidak diketahui oleh keluarga. Selama hamil ibu pasien tidak pernah melakukan Ante Natal Care. Riwayat sakit selama hamil disangkal, perdarahan disangkal, dan obat yang diminum selama kehamilan tidak diketahui

Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal buruk

Riwayat PersalinanG1P0A0, dengan persalinan spontan umur kehamilan kurang lebih 7 bulan dengan ditolong dukun bayi.BB = 2000 gram, PB = lupa, Lahir langsung menangis (+), Sianosis (+), Ikterik (-)

Kesan : riwayat persalinan baik

Riwayat Imunisasi Berapa kali UmurBCG1x0 bulan DPT3x2, 4, 6 blnPolio5x0, 2, 4, 6, 8Hepatitis B3x0, 1, 6 blnCampak - -

Kesan imunisasi dasar : belum lengkap

Riwayat Gizi Pemberian ASI sampai usia 1,5 bulan, pemberian susu formula dari umur 1,5 bulan sampai sekarang dengan susu Dan Cow ideal. Makanan seperti sayur dan buah diberikan saat usia 2 bulan.

kesan : kualitas dan kuantitas makan dan minum kurang baik

Status giziJenis kelamin : perempuanBB: 5 kgPB: 51 cmLLA : 11 cmLD: 49 cmLP : 40 cmUsia : 1 tahun 10 bulanPerhitungan Z score WAZ = BB median = 5 11,5 = - 5,4 (sangat kurus) SD 1,20HAZ = TB median = 61 84,7 = - 7,4 (sangat pendek) SD 3,20WHZ = -2 (normal)

Kesan : gizi burukPERKEMBANGAN

Riwayat perkembangan sebelumnya kelurga pasien lupa. Saat ini pasien hanya dapat tersenyum, menatap, tertawa, memegang benda (setara dengan umur 3 bulan) padahal untuk usia 1 tahun 10 bulan seharusnya sudah mampu bicara menyusun 2 kata dan naik turun tangga

Kesan: riwayat perkembangan anak terlambatPemeriksaan FisikStatus PresentJenis kelamin : perempuanUsia : 1 thn 11 bulanBerat badan : 5 kgPanjang badan : 51 cmTanda vital :Nadi: 108 x/menit isi cukup, irama regular, equalitas sama Frek.nafas: 32 x/menitSuhu: 36,5o C

Pemeriksaan FisikKU/Kesadaran: komposmentisKepala: mesocephalRambut: hitam, lurus, tidak mudah dicabutMata:conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+), mata cekung (-/-), mata kering (-/-), strabismus konvergen (+/+)Telinga: ukuran normal, discharge (-/-), nyeri (-/-), bengkak (-/-)Hidung: simetris, nafas cuping hidung ( - ), sekret (-/-), Mulut: bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)Leher:simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), kaku kuduk (-)

JantungInspeksi : iktus kordis tidak tampakPalpasi:iktus kordis teraba di sela iga IV linea midclavikula sinistra, tidak kuat angkatPerkusi:tidak dilakukanParu-paruInspeksi: simetris, tidak ada retraksi, nafas kussmaul (-)Palpasi: stem fremitus kanan = kiriPerkusi : sonor seluruh lapangan paruAuskultasi: suara dasar vesikuler, Suara tambahan : wheezing (+/+), ronkhi (-/-) AbdomenInspeksi: cembung di kuadran kiri abdomenPalpasi: supel, nyeri tekan (-), turgor baik, hepar tidak teraba, lien tidak teraba.Perkusi: timpaniAuskultasi: peristaltik (+) normal Genital : perempuan, tidak ada kelainan

EkstremitasSuperiorInferiorSianosis -/- -/-Akral dingin -/- -/-Capillary refill < 2 < 2Gerakan Bebas / terbatas Bebas/terbatasKekuatan 5/5 5/1Turgor kulitNormalNormal

DiagnosaGizi buruk marasmmus dengan pneumoniaUsulan Penatalaksanaan Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia Jika pasien sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan saring/cair 23 jam sekali. Jika pasien tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendokPengobatan dan pencegahan hipotermiadekap pasien di dada ibu lalu ditutupi selimut atau dengan membungkus anak dengan selimut tebal dan meletakkan lampu di dekatnya.

Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairanLakukan tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal. Jika tidak ada ReSoMal dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika pasien tidak dapat minum, lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5% dan NaCl dgn perbandingan 1:1.

Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolitBerikan makanan tanpa diberi garam/rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2x (dengan penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan 50 gr gula atau bila pasien bisa makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral bentuk makanan lumat.

Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksiPada KEP berat tanda yang umumnya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak. Bila terjadi infeksi< berikan antibiotic spectrum luas

Pemberian makanan, balita KEP berat

Tahap penyesuaian ini dapat berlangsung selama 1-2 minggu atau lebih lama, bergantung pada kemampuan pasien. Hal ini dilakukan dengan pemberian susu rendah laktosa +2,5-5% glukosa +2% tepung. Secara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan lembek.Perhatikan masa tumbuh kejar balita

Fase Transisi (minggu II)Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0.9 1.0 gr/100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gr/100 ml) dalam jangka waktu 48 jam .Fase Rehabilitasi (Minggu IIIVII)1) Formula WHO-F 135/pengganti/modisco 1 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.2) Energi : 150220 kkal/kg bb/hari 750 1100 kkal / hari3) Protein : 46 gr/kgbb/hari. 20 30 gr / hari

Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro

Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat/sirup besiBila pasien diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis tunggal.Vitamin A oral 1 kali. Dosis tambahan disesuaikan dgn baku pedoman pemberian kapsul vitamin A

Berikan stimulasi dan dukungan emosional

kasih sayang, ciptakan lingkungan menyenangkan,.lakukan terapi bermain terstruktur 15-30 menit/hari, rencanakan aktifitas fisik setelah sembuh, tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain)

Persiapan untuk tindak lanjut di rumah

Bila BB pasien sudah berada di garis warna kuning, pasien dapat dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas/bidan di desa.

Analisa HL.BlumPerilakumasalahAnalisa masalah Pemberian ASI hanya sampai 1,5 bln dilanjutkan dengan susu formula dan makanan seperti yang dikonsumsi anggota keluarga lainnya.

Penggunaan botol minum (dot) kurang higienis.

Idealnya pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan selanjutnya ditambah dengan makanan pendamping ASI. Saat usia kurang dari 6 bulan system pencernaan belum sempurna sehingga kalau diberikan makanan lain selain ASI dapat menimbulkan gangguan pencernaan yang pada akhirnya menggangu penyerapan makanan selanjutnya.

Pengunaan botol minum yang berkali-kali, tidak ditutup dan cara membersihkan botol yang kurang tepat memudahkan kuman untuk berkembang biak. Dengan imunitas yang rendah maka pasien lebih mudah terkena penyakit terutama ISPA dan diare.

LingkunganMasalah Analisa masalahData Individu dan keluarga

Pasien adalah anak pertama. pasien tinggal serumah dengan adik dari kakek neneknya yang memiliki satu anak.

Pasien tidak diasuh oleh ibunya sehingga pola asah, asih dan asuh dirasa kurang.

EkonomiKakek pasien bekerja sebagai penjual sate sedangkan neneknya berjualan sayur di pasar, penghasilan perbulan kira-kira 750 ribuDengan jumlah penghasilan tersebut, keluarga merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan terutama untuk membeli susu formula dan pengobatan pasien.Masyarakat

Tidak ada masalah ----Lingkungan rumahSlide berikutnya Lingkungan rumah

Rumah pasien luasnya 6 m x 8 m = 48 m2 yang dihuni oleh 4 orang sehingga didapatkan kepadatan rumah 12m2/orang. Ruang tamu dijadikan tempat berjualan sate. Rumah pasien disertai ventilasi dibagian depan dan kamar tidur, tetapi ventilasi pada daerah dapur tidak ada. Ventilasi yang ada tidak pernah dibuka. Pintu rumah pasien selalu terbuka. Lantai rumah pasien sudah memenuhi standart. Lingkungan sekitar rumah tidak terlalu padat namun sangat berdebu karena jalanan di depan rumah yang sedang diperbaiki.

Ruang tamu dijadikan tempat berjualan sate sehingga asap sirkulasi udara tidak sehat dan menggangu kesehatan pernafasan penghuni rumah ditambah lagi dengan ventilasi dibagian dapur belakang tidak pernah dibuka.

Pelayanan kesehatan

uraianAnalisa masalah Pelayanan kesehatan terdekat yaitu pustu ngesrep ( 2km) dan praktek dokter swasta (2,5km). Pelayanan kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan mudah (angkutan umum, sepeda motor, maupun mobil).

Pelayanan puskesmas dalam 1 wilayah yaitu UPT Puskesmas Nogosari yang dapat dijangkau dengan jarak ( 7km)

tidak ada masalahgenetik

Tidak ada masalah

KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULANPada kasus ini, pasien didiagnosa sebagai kasus gizi buruk berdasarkan kriteria WAZ (-5,4), HAZ (-7,4), WHZ (-2), dan LiLa (11 cm)Melalui pendekatan HL Blum pada kasus gizi buruk ini di dapatkan masalah pada faktor lingkungan dan perilaku.Terselenggaranya kegiatan terapi sesuai standar yaitu menggunakan 10 langkah tata laksana gizi buruk. Peningkatan status gizi anak dapat dipantau melalui garis KMSDilakukannya pemantauan dan evaluasi pelayanan pasien gizi buruk secara berkesinambungan oleh tenaga kesehatan yang terkaitSARANPengelolaan gizi buruk membutuhkan kerjasama dan perhatian dari berbagai sektor, sehingga dibutuhkan peran aktif petugas kesehatan dan pihak-pihak terkait untuk melakukan pengelolaan tersebut.

Salah satu faktor yang dianalisa dalam kasus ini adalah faktor ekonomi dalam pembiyaan kesehatan bagi pasien, sehingga diharapkan adanya kebijakan yang dapat diberikan baik berupa sarana jaminan kesehatan maupun sarana yang lain.TERIMA KASIH