Nihon Kendo no Kata & Kihon Bokuto Waza - The Kingston Kendo
GERAKAN (WAZA) DALAM KENDO KENDO NO WAZA NO UGOKI …
Transcript of GERAKAN (WAZA) DALAM KENDO KENDO NO WAZA NO UGOKI …
GERAKAN (WAZA) DALAM KENDO
KENDO NO WAZA NO UGOKI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
Oleh :
NIM : 142203021
ANISA PUTRI
PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat
ujian Diploma III Program Studi Bahasa Jepang.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Studi D-III Bahasa Jepang
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
NIP: 196008051987031001
Dr. Budi Agustono, M.S
Panitia Tugas Akhir :
No. Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
3. ( )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui Oleh :
Program Studi D-III Bahasa Jepang
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utama
Medan
Medan, Agustus 2017
Ketua,
NIP: 197212281999032001
Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil‘Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat serta salam kepada
Rasulullah SAW, teladan yang terbaik bagi umat manusia. sebagai persyaratan
untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “Gerakan
Waza Dalam Kendo”.
Dalam penyelesaian tugas ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
namun penulis menyadari akan keterbatasan baik dalam pengelolaan data maupun
dalam penyajiannya yang masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan
kertas karya ini. Dan dalam menyusun kertas karya ini penulis telah banyak
mendapat bantuan serta bimbingan dari beerbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Budi Agustono. M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Diah Syafitri Handayani. M.Litt. selaku Ketua Program Studi D-
III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D. selaku dosen
pembimbing yang dengn ikhlas telah meluangkan waktu dan pikiran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk memberikan bimbingan dan juga arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan kertas karya ini.
4. Bapak/Ibu dosen pengajar Departemen Bahasa Jepang yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
5. Teristimewa kepada orang tua penulis, Ibunda tercinta Ernawati
Sikumbang, yang selalu mendoakan penulis agar selalu sehat, memberi
dukungan, perhatian, semangat dan bantuan yang tak terhingga baik
dalam bentuk moril dan material hingga saat ini, yang tidak akan mampu
penulis balas sampai kapanpun juga.
6. Teristimewa kepada orang tua penulis, Ayahanda Maryunis Tanjung,
yang selalu mendoakan penulis agar selalu sehat, memberi dukungan,
perhatian, semangat dan bantuan yang tak terhingga baik dalam bentuk
moril dan material hingga saat ini, yang tidak akan mampu penulis balas
sampai kapanpun juga.
7. Untuk kakak dan adik tercinta Febrinawati Sikumbang , Muhammad
Panji Sikumbang, Muhammad Hafizh Raihan Hakim Sikumbang
terimakasih telah menjadi kakak dan adik yang baik selama ini
8. Untuk sahabat tercinta Ayu, Yuli, Angel, Anggit, Maya, Desi, Novi,
Dian, Rodeo dan lainnya, terima kasih untuk semua semangati, bantuan
yang telah kalian berikan
9. Untuk sahabat dan para senpai di UKM Kendo USU yang telah
memberikan semangat dan dukungannya selama ini
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10. Untuk semua rekan-rekan di Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu
Budaya terkhusus angkatan 2014 yang telah membantu penulis pada
masa perkuliahan dan dalam menyempurnakan penulisan kertas karya
ini.
11. Dan untuk semuanya yang telah banyak membantu dan mendukung
selama ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini,
sehingga kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih, Semoga kertas karya ini dapat
berguna bagi kita semua dikemudian hari.
Medan, Agustus 2017
Penulis
NIM : 142203021
ANISA PUTRI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan .................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Pengertian Kendo ..................................................................................... 5
2.2 Pengertian waza ....................................................................................... 6
BAB III GERAKAN WAZA DALAM KENDO
3.1 Shikake-waza ........................................................................................... 8
3.2 Ōji-waza ................................................................................................... 15
3.3 Tsubazeriai dan Waza dari Tsubazeriai ................................................... 23
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 30
4.2 Saran ......................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Apa itu kendo? Kendo adalah anggar modern Jepang yang beradat. Ada
banyak seni berpedang Jepang yang ada sekarang. Semuanya mencakup sistem
bela diri klasik yang bertujuan untuk melatih individu dalam keahlian militer
Jepang (sering kali disebut bujutsu) menjadi lebih modern, sistem khusus seperti
iaido, yang difokuskan pada teknik dan keindahan dalam menarik sebuah pedang.
Dalam istilah umum, kendo dapat mengacu pada apapun yang berkaitan
dengan ilmu pedang Jepang sebagaimana yang saya jelaskan disini, “Kendo”
dapat dianggap sebagai olahraga, serta disiplin fisik dan mental. Hal ini, dalam
beberapa hal, semua hal ini. Ketika berlatih dengan benar dan sungguh-sungguh,
Kendo adalah Dō, sebuah jalan atau cara yang bisa membuat seorang murid
untuk mengembangkan dirinya. Hal ini menggabungkan rasa stres dan
kegembiraan dalam kompetisi dengan potensi mendapatkan wawasan yang luas
yang dapat diperoleh dengan cara berlatih seni bela diri Jepang.
Kendo merupakan olahraga seni bela diri yang membutuhkan konsentrasi dan
dedikasi sangat tinggi dalam menjalankannya. Layaknya pribadi seorang samurai
yang pemberani, kendo pun memerlukan latihan untuk mengayunkan pedang dan
teknik untuk melangkah dengan baik dengan menggunakan pedang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
tentang jenis-jenis gerakan waza yang menjadi seni dalam kendo sehingga
penulis membahasnya melalui kertas karya yang berjudul “Gerakan (Waza)
Dalam Kendo”
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan yang saya lakukan pada gerakan waza dalam
kendo adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui mengetahui teknik-teknik dalam kendo
2. Untuk mengetahui pengertian teknik waza dalam kendo
3. Untuk mengetahui teknik menyerang
4. Untuk mengetahui teknik serangan balasan
1.3 Batasan Masalah
Kendo mulai berkembang di Jepang sejak masa samurai dan selama periode
Kamakura (1185-1233), pada saat itu pedang dan panahan menjadi perlengkapan
beladiri utama di kalangan militer. Pada masa itu kendo berkembang di bawah
pengaruh Budha Zen. Para ahli pedang yang ada waktu itu kemudian mendirikan
sekolah-sekolah pelatihan kendo yang berdiri selama beberapa abad, diantaranya
perguruan Itto, Ryuu, Muto, dan Munen Muso Ryuu. Pelatihan kendo saat itu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menggunakan pedang kayu teknik kata, sedangkan konsepnya dipengaruhi ajaran
agama Budha Zen. Salah satunya adalah konsep mushin yang digunakan pada
level tertinggi kendo.
Setelah periode Tokugawa berakhir, kendo yang tadinya dipelajari sebagai
teknik berperang menggunakan pedang berangsur-angsur berubah menjadi teknik
berperang yang lebih menonjolkan konsep seni gerakan pedang. Saat itu muncul
sekolah kendo yang memperkenalkan teknik baru, salah satunya pada era Shotoku
(1711-1715) Naganuma Shirozaemon Kunisato mendirikan sebuah sekolah kendo
Jiki-Sinkage Ryuu yang mengajarkan kendo menggunakan shinai dan kendo
bougu. Teknik itu nantinya dikenal sebagai kendo modern.
1.4 Metode Penulisan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kepustakaan
(library research). Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan oleh penulis dengan menggunakan buku atau referensi yang berkaitan
dengan masalah apa yang sedang dibahas. Sedangkan untuk teknik penyajian data
penulis menggunakan teknik deskriptif yaitu dengan memberikan penjabaran-
penjabaran dan uraian yang menggunakan kata-kata (Mahsun, 2007:92).
Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mendeskripsikan data-data yang
diperoleh melalui metode kepustakaan. Dalam hal ini penulismengumpulkan dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menganalisis data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, terutama
buku-buku, internet, dan data-data yang berhubungan dengan kendo.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Pengertian Kendo
Kendo berasal dari huruf kanji ken (剣; pedang) dan dou (道; jalan), yang
berarti seni keahlian pedang Jepang kuno, Seni beladiri ini dikembangkan dari
kenjutsu atau teknik menggunakan pedang tradisonal. Sekarang ini kendo tidak
hanya dianggap sebagai seni bela diri tetapi sudah dijadikan olahraga yang
dipertandingkan. Kendo diajarkan di sekolah-sekolah Jepang sebagai
ekstrakulikuler. Orang belajar kendo adalah kendoka atau kenshi.
Kendo sering disamakan dengan anggar tapi yang membedakannya adalah
cara memegang dan jenis pedang. Pemain anggar menggunakan satu tangan untuk
memegang pedang anggar, sedangkan kendo menggunakan kedua tangan untuk
memegang pedang kayu. Kendo menggunakan banyak perlengkapan pelindung
tubuh atau dikenal dengan nama kendo bougu. Ada empat jenis alat pelindung
yang digunakan, yaitu sebuah men (masker/topeng pelindung kepala dan wajah),
sebuah do (pelindung dada), dua buah kote (pelindung tangan dan lengan bawah),
serta sebuah tare (pelindung pinggang). Sedangkan pedang kayu yang digunakan
adalah shinai. Shinai pada umumnya terbuat dari bambu dengan panjang berkisar
118cm.
Kendo adalah bela diri tradisional yang mana pemain dapat belajar bersama
dan dari siapa saja tanpa memperhatikan umur atau level, dan itu adalah sesuatu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang bisa dilanjutkan dan dilatih sepanjang hidup. Kendo juga aktivitas fisik yang
mana pemain berupaya untuk menyerang bagian tubuh yang dilindungi oleh baju
besi dengan pedang bambu. Oleh karena itu, pemain mempunyai tanggung jawab
untuk belajar teknik yang benar, menghindari kekerasan dan kekasaran memukul
dengan sikap yang menghargai orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kendo
adalah seni bela diri menggunakan pedang yang berasal dari Jepang yang telah
menjadi semacam tradisi karena bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi.
Kendo juga dapat diartikan suatu jalan atau proses disiplin diri yang membentuk
suatu pribadi samurai yang pemberani dan loyal.
2.2 Pengertian Waza
Waza adalah teknik dalam olahraga kendo,teknik ini sangat sederhana namun
cukup sulit untuk dipelajari. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, kendo
berasal dari kenjutsu. Jadi teknik-teknik ini didasari oleh teknik kenjutsu. Sebuah
pukulan yang efektif dalam kendo disebut yūkō datotsu.
Supaya pukulan dapat efektif, diharuskan memukul terlebih dahulu pada
datotsubui (area target) dengan monouchi yang ada pada shinai dengan arah
pedang yang tepat.Juga, pada saat memukul diharuskan penuh semangat (ki), kiai
yang bagus, dan postur tubuh yang baik (kamae).Setelah memukul pun harus
tetap waspada (zanshin).Salah satu konsep yang penting untuk diingat dalam
memberikan pukulan yang efektif adalah semangat menyerang (seme).Jika tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memiliki seme maka tidak di anggap sebagai pukulan yang baik.Sangat penting
untuk menekan lawan dengan seme dan ki, dengan demikian, dapat menang
sebelum memukul. Waza dapat diberikan ketika lawan memperlihatkan suki
(pembukaan) atau posisi lengah.Suki muncul dan hilang dalam sekilas. Suki
muncul antara lain pada saat lawan mencoba memukul, ketika lawan mundur
dalam menghadapi seme, setelah selesai melancarkan waza, ketika lawan
menangkis pukulan, dan ketika lawan merasa terkejut, takut ataupun ragu.
Menurut (Tokeshi, 2003:120) waza dapat dibagi menjadi dua yaitu shikake waza
(teknik menyerang) dan ōji waza (teknik serangan balasan) tergantung siapa yang
menyerang diawal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
GERAKAN WAZA DALAM KENDO
3.1 Shikake-Waza
Teknik yang digunakan untuk menyerang tsuki kepada lawan dengan
merencanakan penyerangan atau menyerang dengan berani ketika lawan mulai
dengan serangan tsuki. poin yang penting penting dari shikake-waza adalah
sutemi yaitu menyerang tanpa sadar
3.1.1 Tobikomi-waza
Teknik yang digunakan saat lawan terlihat lemah atau ketika lawan
melakukan tsuki dibawah tekanan akibat semangat yang kita punya. Ingatlah
untuk menjaga semangatmu dan menyeranglah secara cepat , serangan tobikomi-
waza ada 3 yaitu : tobikomi-men,tobikomi-kote,tobikomi-do.
Langkah-langkah melakukan gerakan tobikomi-waza
1. Tobikomi-men
• Dari Chu dan-no-kamae, kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai ( jarak serang )
• Ayunan shinai dalam besar pindahkan sampai anda dapat melihat
target serangan ( dalam hal ini,adalah men )
• Ketika anda memidahkan kaki kiri kebelakang, mengambil langkah
besar kedepan dengan kaki kanan dan dengan cepat ayunan ke
shinai mengangkat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Kaki kanan menyentuh lantai,tahan shinai dengan tenouchi dan
menyerang lawan secara akurat dengan monouchi
2. Tobikomi-kote
• Dari chu dan-no-kamae, kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issokuitto no maai ( jarak serang )
• Ayunan shinai dalam besar pindahkan sampai anda dapat melihat
target serangan ( dalam hal ini,adalah kote )
• Ketika anda memidahkan kaki kiri kebelakang, mengambil langkah
besar kedepan dengan kaki kanan dan dengan cepat ayunan ke
shinai mengangkat
• Kaki kanan menyentuh lantai,tahan shinai dengan tenouchi dan
menyerang lawan secara akurat dengan monouchi
3. Tobikomi-do
• Dari chu daan-no-kamae, kedua pemain maju dan membangun
issoku itto no maai
• Pada saat yang tepat lawan ayunkan shinai dalam gerakan besar,
langkahkan kaki kanan dan dengan cepat ayunkan shinai dalam
garis lurus yang berpusat
• Ketika shinai diatas kepala anda, memutar pergelangan tangan
anda ke kiri dan ayunkan ke sudut bagian posisi yang benar
• Langkah maju dengan kaki kanan dan menyerang lengan kanan
dan menyerang kanan lawan, perpanjangan lengan kanan dan
kedua pergelangan untuk menyacapai target
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.2 Nidan-waza
Ada 2 macam Nidan-waza:
1. Teknik untuk bergerak setelah serangan pertama yang gagal
2. Teknik dimana serangan pertama berhasil menarik perhatian
lawan, lalu tsuki dilancarkan sebagai serangan kedua. Ritme
merupakan faktor penting dalam melakukan serangan. Pastikan
bahwa teknik serangan dilakukan secara berlanjut dengan
mengambil keuntungan dari tsuki lawan. Perlu juga diingat apabila
serangan pada satu teknik tidak berhasil, maka dapat diulang pada
teknik lain
Langkah-langkah melakukan gerakan Nidan-waza
1. Kote-men
• Dari chu daan-no-kamae, kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai ( jarak serang )
• Maju ayunkan Shinai anda sampai anda bisa melihat kote lawan
anda diantara lengan
• Saat anda melangkah kedepan dengan kaki kanan pegang shinai
dengan tenouchi saat anda memukul kote dengan benar
• Ayunkan shinai sampai anda bisa melihat lengan lawan anda
• Maju dengan kaki kanan ayunkan shinai dan angkat shinai
dengan tenouchi dan ambil shomen dengan monouchi
2. Kote-do
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Dari chu daan-no-kamae, kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai ( jarak serang )
• Ayunkan shinai anda sampai bisa melihat kote lawan
• Pindahkan kaki kanan anda dengan cepat dan pegang shinai dan
serang kote lawan
• Tepat pada saat lawan menarik kaki kirinya dan mengayunkan
shinainya,ayunkan shinai anda sampai bisa melihat lengannya
• Selanjutnya putar pergelangan tangan anda kekiri diatas kepala
dan ayunkan shinai, melangkah dengan diagonal dengan kaki
kanan,dan serang do
3. Men-do
• Dari chu daan-no-kamae, kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai ( jarak serang )
• Ayunkan shinai anda sampai bisa melihat kote lawan
• Pindahkan kaki kanan anda dengan cepat dan pegang shinai dan
serang kote lawan
• Tepat pada saat lawan menarik kaki kirinya dan mengayunkan
shinainya,ayunkan shinai anda sampai bisa melihat lengannya
• Selanjutnya putar pergelangan tangan anda kekiri diatas kepala
dan ayunkan shinai,melangkah dengan diagonal dengan kaki
kanan,dan serang do
3.1.3 Harai-waza
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Teknik efektif dimana kamae lawan tidak menunjukan bahwa dia tidak
ingin melakukan Tsuki, tetapi akan melakukan serangan maupun bertahan. Teknik
ini dilakukan dengan menepis Shinai lawan kebawah hingga posisi kamae tidak
benar.
Langkah-langkah melakukan Harai-waza
1. Harai-age-men ( omote )
• Dari chu dan-no-kamae maju dengan cepat dari kaki kanan dan
turunkan kensen ke kanan seolah-olah mengambar busur
• Saat ini kensen diturunkan, sapukan shinai lawan anda dengan
tajam ke kiri dengan sisi kiri shinai anda
• Bawa shinai anda tepat diatas men lawan anda, sapu keatas
• Sapu keatas, mulailah menggerakan kaki kanan ke depan
• Saat kaki kanan menyentuh lantai, pegang shinai anda dengan
tenouchi dan serang shomen secara akurat dengan monouchi
2. Harai-age-men ( ura )
• Dari chu dan-no-kamae, kedua pemain mendorong maju dan
membangun toma, pada interval dimana sedikit menyentuh
kensen
• Maju kedepan dengan cepat dengan kaki kanan dan turunkan
kensen ke kiri seolah-olah menarik busur, bawakan dibawah
shinai lawanmu
• Saat ini kensen diturunkan menyapu shinai lawan dengan sisi
kanan shinai anda dengan tajam ke atas dan ke kanan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Bawa kensen shinai anda sendiri ke arah lurus di atas
• Maju ke depan dengan kaki kanan anda
• Saat kaki kanan anda menyentuh lantai, pegang shinai dengan
tenouchi dan seranglah men dengan tenouchi
3. Harai-kote ( ura )
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain membangun issoku itto no
maai
• Bergerak maju dengan cepat dengan kaki kanan anda dan
menurunkan kensen ke kiri seolah-olah mengambar busur,
membawanya kebawah shinai lawan anda
• Saat ini kensen diturunkan, sapukan shinai lawanmu dengan sisi
kanan shinai anda dengan tajam ke atas dan ke kanan
• Bawa kensen shinai anda ke titik tengah kote lawan
• Saat kaki kanan menyentuh lantai, ayunkan shinai anda sendiri,
pegang shinai dengan tenouchi, dan lakukan dengan benar
4. Harai-otoshi-men ( omote )
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain membangun issoku itto no
maai
• Bergerak maju dengan cepat dengan kaki kanan dan kensen secara
diagonal ke kanan
• Saat ini kensen diangkat sapukan shinai lawanmu dengan tajam
sisi kiri shinai ke bawah dan ke kiri
• Ayunkan shinai anda dengan gerakan besar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Saat kaki kanan menyentuh lantai, pegang shinai dengan tenouchi
dan serang shomen dengan monouchi
3.1.4 Debana-waza
Teknik yang digunakan saat kita sadar bahwa lawan terlihat seperti akan
menencanakan serangan. Lawan akan menyerang dan postur tubuhnya seperti
akanmerespon dengan cepat .
Langkah-langkah melakukan gerakan Debana-waza
1. Debana-men
• Dari posisi chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai ( jarak serang )
• Disaat itu lawan mencoba melakukan serangan ayunkan shinaimu
disaat yang sama
• Dengan dorongan kaki kiri majukan kaki kanan dan ayunkan
shinaimu
• Ketika kaki kananmu menghentakkan kelantai, tahan shinaimu
dalam posisi tenouchi dan serang
2. Debana-kote
• Dari posisi chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Ketika lawanmu maju kedepan dengan kaki kanan mencoba
mengeksekusi sebuah serangan dengan segera ayunkan shinaimu
ke atas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• ketika kensen lawanmu mulai diayunkan sambil kaki kanan maju
kedepan pertahankan shinaimu dalam posisi tenouchi dan serang
kote lawan
3.2 O ji-waza
Teknik yang dilakukan untuk menghalau serangan lawan. Teknik ini
digunakan dengan menunggu lawan melakukan serangan terlebih dahulu.
3.2.1 Nuki-waza
Langkah-langkah melakukan Nuki-waza
1. Men-nuki-do ◌
• Dari posisi chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawan mulai mengayun turun dengan segera maju kedepan
secara diagonal dengan kaki kananmu dan ayunkan shinaimu
keatas sambil memutarkan kedua pergelangan tangan ke kiri
ayunkan shinai dari arah kiri kekanan
• Tetap posisi dekat dengan musuhmu sambil mengelak, dan ketika
kaki kananmu menyentuh lantai pegang shinai dengan posisi
tenouchi dan serang do kanan
2. Kote-nuki-men
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Dari posisi chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang kote (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mulai mengayunkan shinainya kebawah untuk
menyerang kote, geser kaki kirimu kebelakang dan ayunkan
shinaimu dengan cepat dalam satu garis lurus menghindari
serangannya
• Kalau kamu tidak mengelak dari serangannya kamu akan
mendapat serangan di kotemu, lakukan seakan besar dengan
kedua tanganmu terangkat diatas kepala, seperti yang dilakukan
dalam ilustrasi
• Setelah menghindar dari serangan tersebut melangkah kedepan
dengan kaki tahan shinai dalam posisi tenouchi dan serang men
lawan dengan monouchi
3. Kote-nuki-kote
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk hingga posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang kote (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mulai mengayunkan shinainya kebawah, mundur
dengan kaki kirimu dan tarik kaki kananmu secepatnya kekiri
menurunkan shinaimu dan mmenghindari serangan musuh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Ketika kamu menghindar dari serangan kote ayunkan shinaimu
dengan cepat keatas
• Ketika kaki kananmu menghentakan ke lantai, pegang shinai
dalam bentuk tenouchi dan lakukan serangan ke kote lawan ( kote
kanan )
3.2.2 Suriage-waza
lawan berusaha mematikan Shinai , teknik ini digunakan dengan posisi
bertahan lalu memastikan Shinai lawan balik dan melakukan serangan secepat
mungkin.
Langkah-langkah melakukan gerakan Suriage-waza
1. Men-suriage-men ( omote )
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mulai mengayukan shinainya kebawah,
melangkah kedepan secara diagonal dengan kaki kananmu dan
geser sisi kiri shinaimu keatas dengan tajam, tidak ubahnya
seperti membentuk busur, menangkis shinai lawanmu dalam
posisi menangkis ( dalam posisi suriage )
• Ayukan shinaimu keatas ketika melakukan suriage
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Sambil membawa kaki kirimu kedepan dan membawa kaki
kirimu menuju arah kanan, serang shomen lawan
2. Men-suriage-men ( ura )
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mulai mengayukan shinainya kebawah,
melangkah kedepan secara diagonal dengan kaki kananmu dan
geser sisi kiri shinaimu keatas dengan tajam, tidak ubahnya
seperti membentuk busur, menangkis shinai lawanmu dalam
posisi menangkis ( dalam posisi suriage )
• Ayukan shinaimu keatas ketika melakukan suriage
• Sambil membawa kaki kirimu kedepan dan membawa kaki
kirimu menuju arah kanan, serang shomen lawan
3. Kote-suriage-men ( ura )
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mulai mengayukan shinainya kebawah,
melangkah kedepan secara diagonal dengan kaki kananmu dan
geser sisi kiri shinaimu keatas dengan tajam, tidak ubahnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seperti membentuk busur, menangkis shinai lawanmu dalam
posisi menangkis ( dalam posisi suriage )
• Ayukan shinaimu keatas ketika melakukan suriage
• Maju kedepan dengan kaki kananmu, dan ketika kaki sudah
menyentuh lantai, tahan shinai dengan posisi tenouchi, serang
dengan akurat ke shomen lawan dengan tenouchi
4. Kote-suriage-kote
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mulai mengayunkan shinainya kebawah, mundur
kebelakag dengan kaki kiri dan luruskan kedua lengan kedepan
seperti membentuk busur denga sisi kanan shinaimu tidak
ubahnya kamu mengayunkan shinaimu keatas tangkis shinai
lawanmu dengan tajam dengan gerak suriage
• Dengan mengayunkan shinaimu bawa kensen keatas kepala
lawan bawa kensen diatas kote lawanmu ( kote kanan )
• Menarik kaki kananmu kebelakang hadapi lawanmu tahan shinai
dalam tenouchi, serang ke kote
3.2.3 Uchiotoshi-waza
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Teknik ini digunakan untuk menjatuhkan Shinai lawan saat bersamaan
menyerang. Teknik ini dilakukan dengan cepat sebelum tangan lawan melakukan
serangan secara sempurna.
Langkah-langkah melakukan gerakan Uchiotoshi-waza
1. Do-uchiotoshi-men
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mengayunkan shinai menuju do langkah mundur
dengan diagonal denga kaki kiri ayunkan shinaimu keatas
• Sambil mengeser kaki kananmu kebelakang tahan shinai dengan
posisi tenouchi dan serang shinai lawanmu kebawah dengan kuat,
dalam posisi tsubamoto
• Melangkah kedepan dengan kaki kananmu ayunkan shinai keatas
kepala
• Ketika kaki kananmu menyetuh lantai tahan shinai dalam posisi
tenouchi dan lakukan serangan ke men dengan monouchi
2. Kote-uchiotoshi-men
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerangkote(
kamu tetap tenang )
• Ketika lawanmu mengayunkan shinai menuju do langkah mundur
dengan diagonal denga kaki kiri ayunkan shinaimu keatas
• Gambarkan bagian belakang kaki kanan pegang shinai dalam posisi
tenouchi dan serang lawan shinai lawan dengan tajam kebagian
kanan diatas tsubamoto
• Melangkah kedepan dengan kaki kanan dan ayunkan shinai diatas
kepala anda
• Saat kaki kanan menyentuh lantai, pegang shinai dengan tenouchi,
serang dengan akurat ke men dengan monouchi
3.2.4 Kaeshi-waza
Teknik ini digunakan untuk menghindari shinai lawan saat menyerang, lalu
dengan cepat membaik pergelangan tangan dan menyerang lawan dari arah
sebaliknya
Langkah-langkah melakukan gerakan Kaeshi-Waza
1. Men-kaeshi-do
• Dari chu dan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• Lawanmu mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang men (
kamu tetap tenang )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Disaat shinai musuhmu mulai mengenai sasaran men, bergerak
secara diagonal dengan kaki kananmu dan balas serang men
lawanmu dengan sisi shinaimu
• balas serangan musuhmu setelah kamu memancig untuk
menyerangmu, lalu melangkah maju dengan kaki kanan tahan
dengan posisi shinai dalam tenouchi dan eksekusi serangan ke sisi
kanan do lawan
2. Kote-kaeshi-men
• dari posisi chudan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• lawan mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang kote ( kamu
tetap tenang)
• ketika shinai lawan mulai mengenai kote, bergerak secara diagonal
kebelakang dengan kaki kiri dan tahan shinai lawanmu dengan sisi
kiri shinaimu seperti membentuk setengah lingkaran dengan shinai
menghadap kanan bawah
• dengan menggunakan kekuatan serangan lawan tadi ayunkan
shinai keatas kepala
• melangkah maju dengan kaki kananmu bersamaan dengan jatuhnya
kaki kelantai tahan shinaimu dalam tenouchi dan lancarkan
serangan ke men lawan dengan monouchi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Kote-kaeshi-kote
• dari posisi chudan-no-kamae kedua pemain saling maju hingga
membentuk posisi issoku itto no maai
• lawan mulai mengayunkan shinainya untuk menyerang kote ( kamu
tetap tenang)
• ketika shinai lawanmu hampir mengenai kote melangkah secara
diagonal kebelakang dengan kaki kiri shinaimu tidak ubahnya
mengambar setengah lingkaran dari kiri ke kanan dengan shinaimu
• pergelangan tangan tetap fleksibel gunakan serangan lawan tadi
untuk mengayunkan shinai ke kanan
• tahan shinai dalam posisi tenouchi dan lakukan serangan ke kote
kanan
3.3 Tsubazeriai dan Waza dari Tsubazeriai
Teknik untuk melakukan gerakan tsuki dengan kondisi :
1. Menghalau kekuatan lawan saat menyerang
2. Memperkirakan jarak yang tepat
3. Bergerak cepat dan menyerang dengan tegas untuk membangun
momentum
4. Mempertahankan semangat
5. Menjaga teknik yang dipakai tetap akurat
Langkah-langkah melakukan gerakan tsubazeriai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Hiki-men dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak mundur
• Pada saat yang tepat tangan lawan anda bergerak mundur, geser ke
belakang titik pusat berat anda dan mulai melangkah kebelakang
sambil mengyunkan shinai anda
• Melangkah mundur dengan kaki kiri anda, ayunkan dengan cepat
shinai kebawah, dan serang shomen
• Saat melakukan serangan shomen, naikkan kensen sambil anda
bergerak kebelakang dan mantapkan maai dengan cepat yang akan
memungkinkan anda menghindari serangan lawan anda
• Mantapkan maai setidaknya dengan issoku itto , ambil sikap
chu dan-no-kamae dan pertahankan zanshin
2. Hiki-do dari tsubazeriai
• Pada saat tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Pertahankan sikap berdiri fisik yang memungkinkan
anda bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
• Pada saat yang tepat tangan lawan anda diangkat atau didorong
keatas sebagai reaksi terhadap tekanan yang dikerahkan dari
kanan atas kekiri bawah atau bila anda mendorong tangan lawan
anda keatas, melangkahlah kebelakang diatas kaki kiri anda dan
ayunkan shinai anda dengan cepat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Dengan mengambil langkah besar kebelakang dengan kaki kiri
anda, jentikkan kedua pergelangan tangan ke kiri, ayunkan shinai
anda kebawah. Kemudian tarik kaki kiri anda kebelakang bahkan
lebih jauh untuk memantapkan maai yang tepat, tahan shinai
dalam tenouchi dan lakukan serangan ke do kanan dengan tepat
dengan monouchi
3. Hiki-kote dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkin anda bergerak
maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
• Pada saat yang tepat tangan lawan anda diangkat atau lawan anda
mendorong kebelakang terhadap tekanan yang dikerahkan dari
kanan kekiri, melangkahlah kebelakang dengan kaki kiri anda dan
ayunkan shinai anda keatas
• Tarik kaki kanan anda kembali kearah kiri, ayunkan shinai anda
kebawah dan lakukan serangan tajam ke kote kanan
4. Suriage-men (omote ) melawan Hiki-men dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Lawan anda mengayunkan shinainya keatas untuk menyerang
hiki-men
• Pada saat yang tepat ia melangkah kebelakang dan mengayunkan
shinainya kebawah dalam usaha menyerang shomen, gunakan sisi
kiri dari shinai anda untuk menangkis shinainya yang naik kekiri
dengan gerakan meluncur naik ( suriage ) seakan-akan
mengambar sebuah busur
• Melangkah maju dengan kaki kanan anda dan begitu kaki kanan
anda menyentuh lantai tahan shinai dalam tenouchi dan lakukan
serangan ke shomen dengan monouchi
5. Suriage-men ( ura ) melawan Hiki-men dari tsubzeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
• Lawan anda mengayunkan shinainya keatas untuk menyerang
hiki-men
• Pada saat yang tepat ia melangkah kebelakang dan mengayunkan
shinainya kebawah dalam usaha menyerang shomen, gunakan sisi
kiri dari shinai anda untuk menangkis shinainya yang naik kekiri
dengan gerakan meluncur naik ( suriage ) seakan-akan
mengambar sebuah busur
• Melangkah maju dengan kaki kanan anda, segera ayunkan shinai
kebawah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Begitu kaki kanan anda menyentuh lantai, tahan shinai dalam
tenouchi dan lakukan serangan ke shomen dengan monouchi
6. Uchiotoshi-men ( omote ) melawan Hiki-men dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
• Lawan anda mengayunkan shinainya keatas untuk menyerang
hiki-men
• Pada saat yang tepat ia melangkah kebelakang dan mengayunkan
shinainya kebawah dalam usaha menyerang shomen,
melangkahlah maju dengan kaki kanan anda dan menggunakan
sisi kiri dari shinai anda, mulailah menyerang shinainya kebawah
kiri ( uchiotoshi )
• Saat teknik uchiotoshi selesai dan shinai lawan anda terpukul
jatuh, tarik kaki kiri anda dengan cepat kearah kanan
• Melangkahlah maju dengan kaki kanan anda dan ayunkan shinai
anda keatas
• Begitu kaki kanan anda menyentuh lantai, tahan shinai dalam
tenouchi dan lakukan serangan ke shomen dengan monouchi
7. Uchiotoshi-men (ura ) melawan Hiki-men dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Lawan anda mengayunkan shinainya keatas untuk menyerang hiki-
men
• Pada saat yang tepat ia melangkah kebelakang dan mengayunkan
shinainya kebawah dalam usaha menyerang shomen, melangkahlah
maju dengan kaki kanan anda dan menggunakan sisi kanan dari
shinai anda untuk menyerang dengan tajam shinainya kebawah
kanan ( uchiotoshi )
• Tarik segera kaki kiri anda kedepan dan mengambil langklah besar
maju dengan kaki kanan anda,ayunkan shinai anda keatas. Begitu
kaki kanan anda menginjak lantai, tahan shinai anda dalam
tenouchi dan lakukan serangan ke shomen dengan monouchi
8. Uchiotoshi-men melawan Hiki-do dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
• Lawan anda mengayunkan shinainya keatas untuk menyerang
hiki-do
• Pada saat yang tepat ia melangkah kebelakang dan mengayunkan
shinainya dalam usaha menyerang do, melangkah maju dengan
kaki kanan anda dan gunakan sisi kanan shinai anda untuk
menyerang dengan tajam shinainya ke kanan bawah ( uchiotoshi )
• Ambil langkah besar maju dengan kaki kanan anda dan ayunkan
shinai keatas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Begitu kaki kanan anda memijak lantai, tahan shinai dalam
tenouchi dan lakukan serangan shomen dengan monouchi
9. Uchiotoshi-men melawan Hiki-kote dari tsubazeriai
• Pada posisi tsubazeriai, cermati peluang untuk melakukan
serangan. Jaga sikap berdiri fisik yang memungkinkan anda
bergerak maju kapan saja lawan anda bergerak kebelakang
• Lawan anda mengayunkan shinainya keatas untuk menyerang hiki-
kote
• Pada saat yang tepat ia melangkah kebelakang dan mengayunkan
shinainya dalam usaha menyerang kote, melangkah maju dengan
kaki kanan anda dan gunakan sisi kanan shinai anda untuk
menyerang dengan tajam shinainya ke kanan bawah ( uchiotoshi )
• Ambil langkah besar maju dengan kaki kanan anda dan ayunkan
shinai
• Begitu kaki kanan anda menginjak lantai, tahan shinai dalam
tenouchi dan lakukan serangan ke shomen dengan monouchi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kendo adalah olahraga modern dari Jepang yang menggunakan
pedang.Kendo diadopsi dari kenjutsu yaitu olahraga Jepang yang mengkhususkan
pada penggunaan senjata pedang (katana) sebelum restorasi Meiji.Kendo
merupakan jalan untuk membangun disiplin karakter manusia dengan berdasarkan
prinsip ilmu pedang. Tujuan keseluruhan dari kendo adalah untuk “menyatukan
pikiran dan badan, menumbuhkan jiwa yang bersemangat melalui latihan yg benar
dan keras, untuk selalu mengembangkan seni dalam kendo, menjunjung tinggi
kehormatan dan sopan santun, berhubungan dengan orang lain secara tulus, dan
untuk selamanya terus mengembangkan diri sendiri,” dan juga untuk
mengembangkan kemampuan untuk mengamati, menganalisa, mengerti, dan
dengan cepat mengatasi segala situasi apapun tanpa rasa takut, keraguan, ataupun
terkejut. Salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai dalam kendo adalah
sikap atau cara berdiri yang disebut juga sebagai kamae.
Kamae adalah sikap fisik yang dilakukan sebelum menyerang secara fisik.
Kamae bukanlah posisi bertahan, dan bukan posisi berdiam diri dalam
kekosongan.Kamae adalah bagian dari strategi untuk mengalahkan lawan, dan
juga sebagai penilaian singkat untuk melancarkan serangan kepada lawan. Kamae
dapat dibagi menjadi dua bagian, kamae fisik (katachi no kamae) dan kamae
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mental (kokoro no kamae).Kokoro no kamae adalah suatu sikap mental dari
seseorang. Kamae ini tidak mempunyai bentuk fisik dan lebih ke sikap
mental.Sedangkan katachi no kamae merupakan sebuah sikap fisik yang Ada
beberapa teknik (waza) dalam bermain pedang atau katana, yaitu kenjutsu,
kendo, dan iaido.Perbedaannya secara mendasar yaitu kenjutsu adalah teknik
perkelahian yang biasanya menggunakan pedang kayu (bokken) sebagai sarana
latihan.Kendo lebih ke arah olahraga yang pedangnya berupa shinai. Sedangkan
iaido menggunakan pedang atau katana sungguhan dan lebih ke arah seni
bermain pedang, antara lain teknik mencabut dan menyarungkan pedang agar
terlihat lebih indah. Kenjutsu dan kendo bertarung dengan pedang terhunus, lain
halnya dengan iaido yang bertarung dengan posisi pedang masih di dalam sarung.
Teknik (waza) dalam kendo sebenarnya sangat sederhana, namun cukup sulit
untuk dipelajari.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, kendo berasal dari kenjutsu.Jadi
teknik-teknik ini didasari oleh teknik kenjutsu. Waza dapat diberikan ketika
lawan memperlihatkan suki (pembukaan) atau posisi lengah. Suki muncul dan
hilang dalam sekilas.Suki muncul antara lain pada saat lawan mencoba memukul,
ketika lawan mundur dalam menghadapi seme, setelah selesai melancarkan waza,
ketika lawan menangkis pukulan, dan ketika lawan merasa terkejut, takut ataupun
ragu.Waza dapat dibagi menjadi dua yaitu shikake waza (teknik menyerang) dan
ōji waza (teknik serangan balasan)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Saran
Melalui penulisan Tugas Akhir ini, diharapkan para pembelajar
kebudayaan Jepang dapat lebih memahami mengenai kendo,yang mana kendo
bukanlah sekedar olahraga beladiri yang mengutamakan teknik gerakan,
melainkan keadaan mental seseorang juga diuji dan dilatih, serta kita juga dapat
turut mempelajari olahraga bela diri tradisional Jepang khususnya kendo yang
telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Jepang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Ozawa, Hiroshi. 1997. Kendo The Definitive Guide. Tokyo : Kodansha
Internasional
https://id.wikipedia.org/wiki/Kendo
http://uchiharizaldiansyah.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-kendo.html
Donohue, John. 1999. Complete Kendo (Complete Martial Arts). USA : Tuttle
Publishing
Honda, Shotaro. 2012. Kendo – Approaches for All Levels. Japan : Bunkasha
International
Kontjaraningrat. 1985. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Ruseffendi. 1994. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta
Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press
Salmon, Geoff. 2013. Kendo: A Comprehensive Guide to Japanese
Swordsmanship. Tokyo: Tuttle Publishing
Tokeshi, Jinichi. 2003. Kendo: Elements, Rules, and Philosophy. USA :
University of Hawaii Press
http://ksatriaputih.wordpress.com/page/26/ (Budiman, Arief. 2011. Kendo.
Diakses pada tanggal 04 Juni 2014)
http://sejarah-kendo.blogspot.com/2009/01/sejarah-kendo.html (Ck. 2009. Sejarah
Kendo. Diakses pada tanggal 04 Juni 2014)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
https://arda88.wordpress.com/2009/10/07/perlengkapan-kendo-kendo-gu/
(Ardabili, Muhammad Yusuf. 2009. Diakses pada tanggal 04 Juni 2014)
http://kbbi.web.id/kendo(Diakses pada tanggal 04 Juni 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kendo(Diakses pada tanggal 04 Juni 2014)
http://fatih-io.biz/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli.html (Diakses pada
tanggal 04 Juni 2014)
http://www.jakartakendo.com/selamat-datang-di-jka/kendo/Alat-Kendo
(Diakses
pada tanggal 07 Desember 2014)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.1 Tobikomi-waza
1. Tobikomi-men
2. Tobikomi-kote
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Tobikomi-doˉ
3.1.2 Nidan-waza
1. Kote-men
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Kote-do
3.Men-do
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.3 Harai-waza
1. Harai-age-men ( omote )
2. Harai-age-men ( ura )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Harai-kote ( ura )
4. Harai-otoshi-men ( omote )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.4 Debana-waza
1. Debana-men
2. Debana-kote
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2 O ji-waza
3.2.1 Nuki-waza
1. Men-nuki-do
2. Kote-nuki-men
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Kote-nuki-kote
3.2.2 Suriage-waza
1. Men-suriage-men ( omote )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Men-suriage-men ( ura )
3. Kote-suriage-men ( ura )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Kote-suriage-kote
3.2.3 Uchiotoshi-waza
1. D o-uchiotoshi-men
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Kote-uchiotoshi-men
3.2.4 Kaeshi-waza
1. Men-kaeshi-do
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Kote-kaeshi-men
3. Kote-kaeshi-kote
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3 Tsubazeriai dan Waza dari Tsubazeriai
1. Hiki-men dari tsubazeriai
2. Hiki-do dari tsubazeriai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Hiki-kote dari tsubazeriai
4. Suriage-men ( omote ) melawan Hiki-men dari tsubazeriai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Suriage-men ( ura ) melawan Hiki-men tsubazeriai
6. Uchiotoshi-men ( omote ) melawan Hiki-men dari tsubazeriai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Uchiotoshi-men ( ura ) melawan Hiki-men dari tsubazeriai
8. Uchiotoshi-men melawan Hiki-do dari tsubazeriai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9. Uchiotoshi-men melawan Hiki-kote dari tsubazeriai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Kendo berasal dari huruf kanji ken (剣; pedang) dan dou (道; jalan), yang
berarti seni keahlian pedang Jepang kuno, Seni beladiri ini dikembangkan dari
kenjutsu atau teknik menggunakan pedang tradisonal. Sekarang ini kendo tidak
hanya dianggap sebagai seni bela diri tetapi sudah dijadikan olahraga yang
dipertandingkan. Kendo diajarkan di sekolah-sekolah Jepang sebagai
ekstrakulikuler. Orang belajar kendo adalah kendoka atau kenshi.
Kendo menggunakan banyak perlengkapan pelindung tubuh atau dikenal
dengan nama kendo bougu. Ada empat jenis alat pelindung yang digunakan, yaitu
sebuah men (masker/topeng pelindung kepala dan wajah), sebuah do (pelindung
dada), dua buah kote (pelindung tangan dan lengan bawah), serta sebuah tare
(pelindung pinggang). Sedangkan pedang kayu yang digunakan adalah shinai.
Shinai pada umumnya terbuat dari bambu dengan panjang berkisar 118cm.
Kendo mulai berkembang di Jepang sejak masa samurai dan selama
periode Kamakura [1185-1233], dimana saat itu pedang dan penahan menjadi
perlengkapan beladiri utama di kalangan militer. Pada masa itu kendo
berkembang di bawah pengaruh Budha. Kemudian didirikanlah sekolah pelatihan
kendo oleh para ahli pedang diantaranya, perguruan Itto Ryuu, Muto, dan Munen
Muso Ryuu. Pada era Shotoku [1711 – 1715] Naganuma Shirozaemon Kunisato
mendirikan sekolah kendo Jiki-Shinkage Ryuu yang mengajarkan kendo dengan
shinai dan kendo bougu. Teknik itu nantinya dikenal sebagai kendo modern.
Gaya bertarung dari kendo pada awalnya pasti sangatlah sederhana dan
mungkin sebatas memegang tachi (pedang panjang), menusuk lawan lewat lubang
yang ada pada baju pelindung, atau mengayunkan pedang sambil menunggang
kuda.Namun, segera menjadi jelas bahwa samurai yang mahir menggunakan
katana (pedang Jepang) cenderung berhasil dalam pertarungan jarak dekat, yang
mana pada akhirnya membuat dirinya dipromosikan lebih cepat daripada prajurit
lainnya.Tidak sulit membayangkan bahwa permintaan untuk keterampilan dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kendo nantinya dibuat untuk kebutuhan sekolah-sekolah kendo, dimana para
samurai muda bisa berlatih keterampilan pertarungan jarak dekat.
Ada beberapa teknik (waza) dalam bermain pedang atau katana, yaitu
kenjutsu, kendo, dan iaido (Tokeshi, 2003:120).Perbedaannya secara mendasar
yaitu kenjutsu adalah teknik perkelahian yang biasanya menggunakan pedang
kayu (bokken) sebagai sarana latihan.Kendo lebih ke arah olahraga yang
pedangnya berupa shinai. Sedangkan iaido menggunakan pedang atau katana
sungguhan dan lebih ke arah seni bermain pedang, antara lain teknik mencabut
dan menyarungkan pedang agar terlihat lebih indah. Kenjutsu dan kendo
bertarung dengan pedang terhunus, lain halnya dengan iaido yang bertarung
dengan posisi pedang masih di dalam sarung.Teknik (waza) dalam kendo
sebenarnya sangat sederhana, namun cukup sulit untuk dipelajari.Sebagaimana
yang kita ketahui bersama, kendo berasal dari kenjutsu.Jadi teknik-teknik ini
didasari oleh teknik kenjutsu.
Waza dapat diberikan ketika lawan memperlihatkan suki (pembukaan) atau
posisi lengah.Suki muncul dan hilang dalam sekilas.Suki muncul antara lain pada
saat lawan mencoba memukul, ketika lawan mundur dalam menghadapi seme,
setelah selesai melancarkan waza, ketika lawan menangkis pukulan, dan ketika
lawan merasa terkejut, takut ataupun ragu.Menurut (Tokeshi, 2003:120) waza
dapat dibagi menjadi dua yaitu shikake waza (teknik menyerang) dan ōji waza
(teknik serangan balasan) tergantung siapa yang menyerang diawal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
.剣道の由来は剣と道から来て、それは日本古代の刀の芸術で、伝統的
な刀を使い方の武道である。.
現在、剣道は武道だけではなく、剣道も競争されているスポーツである。
.剣道は部活として学校で教えられている。剣道を学んでいる方は剣道家
または剣士と呼ばれている。
剣道は色々な防具を使われている。四つの防具があり、めん、ど、
こて、そして、たれである.使われる刀はしないと呼ばれ、118cmの
竹から作られた。
剣道は鎌倉時代「1185年~1233年」から広げていた。その
とき刀とたれは軍隊にとって防具である。剣道は仏教の影響に基づいて広
げていた。それからいっとりゅう、むととむねんむそりゅうという剣士で
剣道学校を建てられた。しょとく時代、「1711年~1715年」なが
ぬましろざえもんくにさとがじきしんかげりゅうという剣道学校を造り、
しないを使われる剣道と剣道防具を教えていた。その技は近代的な剣道で
知られている。
剣道の戦い方はタンジュンでたちを掴んで、相手をしないで刺して
、馬に乗りながら、竹刀を揺れる。しかし、刀が得意な侍が近距離の戦い
に勝ち、それでほかの兵士より進級が早い。剣道学校で剣道は必需になれ
ば難しいことではなく、若い侍が近距離の戦い方を学べる。
剣道は色々な技で剣術、剣道、居合道である。間違えは剣術はトレ
ーニングのためのぼっけんを戦う技である。.
スポーツをする剣道の刀はしないである。しかし、いあいどはきれいに刀
を抜いたり揺れたりすることである.剣術と剣道は抜かられた刀で戦い、
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
居合道は刀を抜かずに戦いである。.剣道の技は単純で、しかし学びにく
い。剣術は剣道の由来である。剣道の技も剣術に基づいた。
相手がすきが見える、または油断してる場合は技をあげる。すきは
いつに間にかに出たり消えたりする.すきは相手がたたくとき、せめのと
き、技が終わったとき、あいてがたたきを応戦してるとき、相手が驚いた
とき、または相手がためらってるときに出た。.とけしさんによると、技
は二つ分けて、しかけわざとおうじわざでそれは誰か先にあらそいによる
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA