GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI · PDF file–Perbaikan gizi pada kelompok...
Transcript of GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI · PDF file–Perbaikan gizi pada kelompok...
GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (Peraturan Presiden RI No. 42 Tahun 2013)
oleh:
Dr. HADIAT, MA Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Disampaikan pada Talkshow Gerakan Nasional 1000 HPK Jakarta, 18-20 Oktober 2013
SISTEMATIKA SI
STEM
ATI
KA
1. PENDAHULUAN
2. ANALISA SITUASI INDONESIA
3. GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
4. INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN SENSITIF
5. PENUTUP
2
1. PENDAHULUAN
3
1. Banyak negara mempunyai kemajuan yang lambat (slow progress) dan off track dalam perbaikan gizi, beberapa negara mempunyai capaian yang menggembirakan, yang dapat dipakai sebagai pembelajaran.
2. Gagal tumbuh pada periode 1000 hari pertama kehidupan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang (anak kecil, pendek, daya tahan rendah dan kecerdasan rendah) juga mengakibatkan gangguan metabolik sebagai salah satu risiko penyakit tidak menular
3. Penelitian-penelitian terkini mengungkapkan berbagai intervensi gizi yang cost effective pada sasaran 1000 hari pertama kehidupan.
Latar Belakang
Pertumbuhan Massa Tubuh
Dan Komposisi Badan
Metabolisme Glukosa, Lipids, Protein Hormon/Receptor/Gen
Perkembangan Otak
Kognitif Dan Prestasi Belajar
Kekebalan Kapasitas Kerja
Diabetes, Obesitas, Penyakit Jantung Dan
Pembuluh Darah, Kanker, Stroke,
Dan Disabilitas Lansia
GIZI PADA 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN (JANIN DAN
BAYI 2 TAHUN)
DAMPAK JANGKA PENDEK DAMPAK JANGKA PANJANG
MATI
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
5
MENGAPA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN, PENTING?
Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan – Masalah gizi dan kesehatan bukan disebabkan terutama oleh faktor genetik melainkan karena faktor lingkungan
hidup yang dapat diperbaiki dengan fokus pada masa 1.000 HPK
– Perbaikan gizi pada kelompok 1.000 HPK akan menunjang proses tumbuh kembang janin, bayi dan anak sampai usia 2 tahun
Bagaimana Respon Global terhadap Masalah Gizi ?
• Sumber: SUN Movement Secretariate, 2013
1. Scaling Up Nutrition Movement diluncurkan tahun 2010 oleh PBB
SUN Movement adalah upaya bersama (collaborative efforts) dari pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan visi bebas rawan pangan kurang gizi (zero hunger and malnutrition), melalui penguatan kesadaran dan komitmen untuk menjamin akses masyarakat terhadap makanan yang bergizi
2. The Lancet Maternal and Child Nutrition
Series
(Juni 2013)
• Masalah gizi menyumbang 45% kematian anak balita
• Investasi untuk meningkatkan intervensi gizi pada 90% sasaran di 34 negara penderita gizi akan dapat menyelematkan 900 ribu jiwa, mengurangi stunting /pendek (TB/umur) sebesar 20% dan wasting/kurus (BB/TB) 61%
• Status gizi yang baik merupakan modal dasar dalam pencapaian sasaran pembangunan.
3. Nutrition for Growth High Level Event
(Juni 2013)
• Sasaran tahun 2020
• Meningkatkan status gizi dari 500 juta ibu hamil dan anak balita
• Mengurangi jumlah anak balita stunting sebanyak 20 juta tahun 2020; dan
• Menyelamatkan sekurang-kurangnya 1,7 juta jiwa balita melalui pencegahan stunting, meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan penanganan balita gizi kurang dan gizi buruk
7
Bagaimana Respon Global terhadap …… (2)
• Sumber: SUN Movement Secretariate, 2013
• Investasi pada gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan dan meningkatkan PDB negara 2 hingga 3% per tahun.
• Investasi $1 pada gizi dapat menghasilkan kembalinya $30 dalam peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas ekonomi.
Mengapa Perlu Investasi untuk Gizi ?
• Sumber: SUN Movement Secretariate, 2013
8
• The Copenhagen Consensus 2012: Para ekonom terkenal dunia mengidentifikasi cara paling cerdas mengalokasikan uang untuk
menghadapi 10 tantangan utama dunia adalah: Investasi untuk perbaikan status gizi penduduk
BERAKAR DI
Kemiskinan Pemberdayaan Perempuan
Lingkungan Politik & Budaya
Kurangnya akses untuk
PANGAN yang bergizi
Kurangnya PELAYANAN KESEHATAN Untuk ibu & anak,
termasuk mendampingi ibu dalam menyiapkan
MP-ASI
Kurangnya akses terhadap SARANA
KESEHATAN
sanitasi & penyediaan air bersih
Penyebab Masalah Gizi Saling Berkaitan
9
10
2. ANALISA SITUASI INDONESIA
59 37
33
0
10
20
30
40
50
60
70
Afg
hani
stan
Y
emen
G
uate
mal
a T
imor
-Les
te
Mad
agas
car
Mal
awi
Bur
undi
E
thio
pia
Rw
anda
N
epal
In
dia
Lao
Peo
ple'
s …
Bhu
tan
Nig
er
Gui
nea-
Bis
sau
Dem
ocra
tic R
epub
lic …
Z
ambi
a D
emoc
ratic
Peo
ple'
s …
Uni
ted
Rep
ublic
of …
M
ozam
biqu
e E
ritre
a C
omor
os
Ban
glad
esh
Ben
in
Pap
ua N
ew G
uine
a C
entr
al A
fric
an …
E
quat
oria
l Gui
nea
Pak
ista
n C
ambo
dia
Som
alia
Le
soth
o N
iger
ia
Mya
nmar
C
had
Sud
an
Cot
e d'
Ivoi
re
Gui
nea
Taj
ikis
tan
Libe
ria
Uga
nda
Mal
i In
done
sia
Vie
tnam
C
amer
oon
Bur
kina
Fas
o S
ierr
a Le
one
Ken
ya
Phi
lipin
es
Zim
babw
e D
jibou
ti
World Average26,9
Sumber : UNICEF 2009
Prevalensi Stunting di 50 Negara (Tahun 2003-2008)
Indonesia peringkat ke-42 (37)
54
48
42 41 37 36 34
16
4
0
10
20
30
40
50
60
Timor-Leste Laos Cambodia Myanmar Indonesia Vietnam Philipines Thailand Singapore
World Average 26,9
Prevalensi Stunting di Negara-negara ASEAN (Tahun 2003-2008)
PREVALENSI STUNTING INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA LAIN
Prevalensi balita stunting di Indonesia masih cukup tinggi (35,6%). Kondisi ini berdampak pada perkembangan kognitif dan produktivitas anak pada jangka panjang
22,5 26
,6
26,9 27,8
28,3
29 29,1
29,3
29,4
30,2 31
,6
32,2
32,8
33,5
33,6
33,9 35
,3
35,6
35,9
36,2
36,3 37,5
37,8 38,9
38,9
39,6
39,7
40,3
40,4 41,6
42,3
48,2 49,2
58,4
0
10
20
30
40
50
60
D.I. Y
ogya
karta
DKI Ja
karta
Kepu
lauan
Riau
Sulaw
esi U
tara
Papu
a
Bang
ka Be
litung
Kalim
antan
Timu
r
Bali
Malu
ku U
tara
Jambi
Beng
kulu
Riau
Suma
tera
Bara
t
Bant
en
Jawa B
arat
Jawa T
enga
h
Kalim
antan
Selat
an
Indon
esia
Jawa T
imur
Sulaw
esi T
enga
h
Lamp
ung
Malu
ku
Sulaw
esi T
engg
ara
Aceh
Sulaw
esi S
elatan
Kalim
antan
Teng
ah
Kalim
antan
Bar
at
Goro
ntalo
Suma
tera
Selat
an
Sulaw
esi B
arat
Suma
tera
Utar
a
Nusa
Teng
gara
Bar
at
Papu
a Bar
at
Nusa
Teng
gara
Timu
r
Prevalensi Stunting di Indonesia
12
Terjadi Disparitas antar Kabupaten/Kota untuk Prevalensi Anak Stunted
Sumber: Food Security and Vulnerability Atlas of Indonesia 2009, WFP
13
Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
“Arah Pembangunan Pangan dan Gizi yaitu meningkatkan ketahanan pangan dan status kesehatan dan gizi masyarakat.”
UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Arah perbaikan gizi adalah MENINGKATNYA MUTU GIZI perorangan dan masyarakat. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat bersama-sama menjamin tersedianya bahan makanan
yang mempunyai nilai gizi yang tinggi secara merata dan terjangkau
UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025
“Pembangunan pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang,
serta terjamin keamanannya”.
14
Kebijakan Nasional tentang Pangan dan Perbaikan Gizi
Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari perta kehidupan.
UU Pangan NO 18 Tahun 2012 (psl 63)
“Pemerintah menetapkan kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun rencana aksi pangan dan gizi setiap 5 (lima) tahun
Inpres Nomor 3 Tahun 2010
“Perlunya disusun dokumen Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2011-2015 dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 di 33 provinsi.”
15
Kebijakan Nasional ... (2)
3. GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
16
GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
www.themegallery.com
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2013 tanggal 23 Mei 2013
GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN
PERBAIKAN GIZI (Gerakan 1000 HPK)
upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan
partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada
seribu hari pertama kehidupan
BAB I: KETENTUAN UMUM
• Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk persepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan
• Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan (730 hari) sampai anak berusia 2 (dua) tahun (270 hari)
• Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan pada Tuhan Yang Esa untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
• Pemerintah Pusat , yang selanjutnya disebut Pemeritnah Indonesia adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI Tahun 1945
• Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah 18
BAB II. TUJUAN
1. Tujuan umum: Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dimaksudkan untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan.
2. Tujuan khusus: Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah: a. meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk
memberikan perlindungan dan pemenuhan gizi masyarakat;
b. meningkatkan kemampuan pengelolaan program gizi, khususnya koordinasi antar sektor untuk mempercepat sasaran perbaikan gizi; dan
c. memperkuat implementasi konsep program gizi yang bersifat langsung dan tidak langsung.
19
BAB III. STRATEGI, SASARAN, KEGIATAN, DAN PELAKSANAAN
STRATEGI
a. menjadikan perbaikan gizi sebagai arus utama pem-bangunan sumber daya manusia, sosial budaya, dan perekonomian;
b. peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di semua sektor baik pemerintah maupun swasta;
c. peningkatan intervensi berbasis bukti yang efektif pada berbagai tatanan yang ada di masyarakat; dan
d. peningkatan partisipasi masyarakat untuk penerapan norma-norma sosial yang mendukung perilaku sadar gizi.
20
SASARAN
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi diprioritaskan untuk perbaikan gizi pada seribu hari pertama kehidupan, dengan sasaran meliputi: • masyarakat, khususnya remaja, ibu hamil, ibu menyusui, anak dibawah
usia dua tahun (baduta); • kader-kader masyarakat seperti Posyandu, Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga, dan/atau kader-kader masyarakat yang sejenis; • perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan
keagamaan; • Pemerintah dan Pemerintah Daerah; • media massa • dunia usaha; dan • lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan internasional.
21
Strategi, Sasaran, ...(2)
kampanye nasional dan
daerah
Melakukan perubahan persepsi
dan peningkatan pengetahuan dan
perilaku masyarakat
22
advokasi dan sosialisasi lintas sektor dan lintas
lembaga
Menggalang dukungan pada GN Percepatan Perbaikan Gizi
dialog untuk menggalang kerja
sama dan kontribusi
Menggalang kerjasama dan kontribusi GN
Percepatan Perbaikan Gizi
Pelatihan
Meningkatkan kemampuan
komunikasi dan partisipasi
masyarakatdan
Diskusi
Pengembangan partisipasi masyarakat
dan pengembangan norma-norma sosial
intervensi kegiatan gizi langsung
(spesifik)
Tindakan atau kegiatan untuk menangani
masalah gizi, yg pada umumnya dilakukan
oleh sektor kesehatan
intervensi kegiatan gizi tidak langsung
(sensitif)
Tindakan atau kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan yang berperan penting dalam perbaikan
gizi masyarakat
Kegiatan Lain
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pelaksanaannya didaerah sesuai dengan bidang tugas
masing2 K/L
Strategi, Sasaran, ...(3)
KEGIATAN
23
Strategi, Sasaran, ...(4)
PELAKSANAAN Dilakukan oleh:
Org. Kemasy. &
LSM
Pemerintah &
Pemerintah Daerah
Org. Profesi Akademisi
Dunia Usaha Media Massa
Masyarakat Mitra Pemb.
Internasional
Gugus Tugas mempunyai tugas:
• mengkoordinasikan dan menyinkronkan penyusunan rencana dan program kerja Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi pada Kementerian dan Lembaga;
• mengkoordinasikan penyusunan program prioritas dalam rangka pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
• mengkoordinasikan mobilisasi sumber dana, sarana dan daya dalam rangka pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
• mengkoordinasikan penyelenggaraan advokasi dalam rangka pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi;
• melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
24
BAB IV. GUGUS TUGAS GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
1) Dalam rangka pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dibentuk Gugus Tugas Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, yang selanjutnya disingkat Gugus Tugas.
2) Gugus Tugas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden
Susunan Keanggotaan
25
Tim Pengarah
Ketua: Menko Kesra
WaKa
I: Menteri Dalam Negeri
II: Menteri Kesehatan
Sekretaris: Deputi SDMK, Bappenas
Anggota:
• Men PPN/Ka Bappenas
• Menteri Pertanian
• Menteri Kelautan & Perikanan
• Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
• Penteri Perindustrian
• Menteri Perdagangan
• Menteri Sosial
• Menteri Agama
• Menteri Komunikasi & Informasi
• Menteri Pemberdayaan
Perempuan & Perlindungan
Anak
• Sekretari Kabinet
diatur Presiden
Tim Teknis
Ketua: Deputi SDMK, Bappenas
Wakil Ketua:
I. Deputi Bidang Koord.
Kesehatan, Kependudukan
dan KB, Kemenkokesra
II. Dirjen Bina Gizi dan KIA,
Kemkes
Sekretaris:
I: Dir. Kesehatan & Gizi
Masyarakat, Bappenas
II: Dir. Bina Gizi, Kemkes
Anggota: Berasal dari unsur
Pemerintah
Diatur Ketua Tim Pengarah
Kelompok Kerja
• Dalam melaksanakan tugas,
Gugus Tugas dapat
membentuk Kelompok Kerja
• Anggota Kelompok Kerja
terdiri atas unsur pemerintah,
masyarakat, akademisi,
praktisi dan pelaku usaha
• diatur Ketua Tim Teknis
Sekretariat
• Untuk mendukung
kelancaran tugas Gugus
Tugas diperbantukan
sebuah Sekretariat
• Sekretariat dilaksanakan
secara fungsional oleh
salahsatu unit kerja
dilingkungan Kem.
PPN/Bappenas
• Diatur Menteri PPN/Ka
Bappenas
BAB IV. GUGUS TUGAS ...... (2)
Gugus Tugas menyelenggarakan rapat paling sedikit satu kali dalam 3 (tiga) bulan
Gugus Tugas...(2)
26
Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi di Daerah
Pemerintah Daerah melaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi mengacu pada rencana dan program kerja yangn disusun oleh Gugus Tugas. Dalam melaksanakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan Pemerintah, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan, LSM, media massa, pelaku usaha, dan anggota masyarakat.
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
27
Ketua Gugus Tugas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden setidaknya 1x dalam setahun, atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
Gubernur, Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi di daerah masing-masing kepada Ketua Gugus Tugas setidaknya 1x dalam setahun, atau sewaktu-waktu jika diperlukan (tembusan ke Mendagri).
Pendanaan bagi pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan perundang-undangan.
Pendanaan
4. INTERVENSI GIZI SPESIFIK DAN SENSITIF
28
SASARAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI ( pencapaian pada tahun 2025)
1. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen
2. Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen.
3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen
4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih
5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen
6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan paling kurang 50 persen
29
Kerangka Pikir Penyebab Masalah Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi
gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif 30
CIRI KHUSUS KEGIATAN GERAKAN 1000 HPK
31
Penguatan intervensi gizi bersifat spesifik yang masih belum optimal pelaksanaannya,
Peningkatan intervensi gizi bersifat sensitif yang memerlukan komitmen dari berbagai pemangku kepentingan.
Setiap kegiatan yang dilakukan harus memiliki nilai tambah dan sesuai kebutuhan (demand driven),
Dilakukan secara lintas sektor, terpadu, dan efisien
Memiliki dampak yang luas, dan
Memungkinkan berbagai pemangku kepentingan bekerja bersama dan berkesinambungan.
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung.
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.
Kegiatannya antara lain berupa imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu.
Sasaran : khusus kelompok 1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan).
Kontribusi: 30%
Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung.
Berbagai kegiatan pembangunan pada umumnya non-kesehatan.
Kegiatannya antara lain penyediaan air bersih, kegiatan penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender.
Sasaran: masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.
Kontribusi: 70%
JENIS INTERVENSI DALAM GERAKAN 1000 HPK
32
Intervensi Gizi Spesifik
33
I. Ibu Hamil
Suplementasi besi folat
Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK)
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria
II. Ibu Menyusui
Promosi menyusui
Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI
III. Bayi 0-23 Bulan
Suplementasi zink
Zink untuk manajemen diare
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
Pencegahan kurang gizi akut
Pemberian obat cacing
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
Pemberian kelambu
JENIS INTERVENSI DALAM GERAKAN 1000 HPK (2)
Intervensi Gizi Sensitif
No Kegiatan
1 Penyediaan air bersih dan sanitasi
2 Ketahanan pangan dan gizi
3 Keluarga Berencana
4 Jaminan Kesehatan Masyarakat
5 Jaminan Persalinan Dasar
6 Fortifikasi Pangan
7 Pendidikan gizi masyarakat
8 Intervensi untuk remaja perempuan
9 Pengentasan Kemiskinan
INTERVENSI GIZI SENSITIF: Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor
34
Ketahanan Pangan dan
Gizi
Jaminan Kesehatan
Masyarakat
Penanggulangan Kemiskinan
Keluarga Berencana
Air Bersih & Sanitasi
Remaja Perempuan
Pendidikan Gizi Masyarakat
Upaya preventif-promotif, kuratif-rehabilitatif penanganan masalah gizi
Ketersediaan makanan di rumah
tangga, jumlah dan jenis asupan
gizi.
DUNIA USAHA
Penyebaran informasi gizi
AGAMA
KESEHATAN
PERTANIAN
Produksi perikanan
nasional, gerakan gemar makan
ikan
KELAUTAN & PERIKANAN
Pengetahuan dan persepsi tentang pemilihan makanan, jumlah dan gizi yang seimbang.
PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN
Akses masyarakat untuk memperoleh makanan bermutu dengan harga terjangkau
PERINDUSTRIAN &
PERDAGANGAN
KOMUNIKASI &
INFORMATIKA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN &
PERLINDUNGAN ANAK
Penanganan masalah gizi pada keluarga miskin
SOSIAL
PERBAIKAN
GIZI
MASALAH GIZI TIDAK SAJA DIPANDANG SEBAGAI MASALAH KESEHATAN, TETAPI TELAH MENJADI TANGGUNG JAWAB BERSAMA
5. PENUTUP
36
PENUTUP
37
• Gizi memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional
kondisi kekurangan gizi akan berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas SDM.
• Upaya perbaikan gizi dapat menurunkan angka kemiskinan penduduk dan kematian anak, sehingga dapat menunjang terciptanya SDM yang sehat, cerdas, dan produktif.
• Fokus penanganan masalah gizi terutama dalam mengurangi stunting, dititikberatkan dalam kerjasama pemangku kepentingan secara terpadu dan berkelanjutan. Pemangku kepentingan terdiri dari unsur-unsur: Pemerintah, LSM, organisasi profesi, akademisi, media massa, dunia usaha, masyarakat, dan mitra pembangunan internasional.
www.themegallery.com