Gbr Siklus Menstruasi Dan Kebutuhan KB
description
Transcript of Gbr Siklus Menstruasi Dan Kebutuhan KB
Parakrin & autokrin (hormon) pengatur fungsi ovarium (1):
1. Siklus fungsi ovarium dengan pematangan folikel-folikel, ovulasi, formasi corpus luteum diatur oleh sistem kelenjar hypothalamo-hipofise seperti halnya dengan mekanisme intraovarial.
2. Hypothalamus memproduksi gonadotropin-releasing hormones (GnRH) 3. GnRH dibawa melalui sistem vena portal menuju kelenjar hipofise anterior 4. GnRH menyatu pada reseptor spesifik yang menginduksi sekresi
luteotropic hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)
Fisiologi Siklus Menstruasi
Parakrin & autokrin (hormon) pengatur fungsi ovarium (2):
5. Pelepasan FSH dan LH bergantung pada GnRH dan terjadi setiap 90 menit (berkala) Lanzone et al 1996.
6. Estradiol dan progestin mengatur transmisi neuro-kimia ke hypothalamus untuk memproduksi GnRH (umpan balik negatif)
7. Endogen, opioid, katecholamin dan lain-lain memodulasi fungsi dari neuron-neuron GnRH.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Pengaruh inhibisi dan stimulasi yang merupakan aktifitas neuro-transmitter GnRH:
VIP = vasoactive polypeptide 5-HT = 5 OH-Tryptamin NA = Noradrenaline OP = opioids, Ach =Acetylcholine DA = Dopamine A = Adrenaline
(Keck et al 2002)
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fisiologi Siklus Menstruasi
Interaksi hipotalamus, hipofise dan ovarium. Mekanisme umpan balik negatif dan positif:
Siklus Ovarium:
- Embrio perempuan mempunyai 4 - 7 juta folikel primordial. - Pada saat pubertas hanya 400,000 folikel primordial tersisa.- 30 – 35 tahun proses reproduksi mengkonsumsi semua folikel
(siklus bulanan menggunakan ratusan hingga ribuan folikel).- Setiap bulan hanya satu folikel, dari ovarium kanan atau kiri yang akan menjadi dominan dan menjadi folikel matang (folikel
deGraaf, berdiameter 25 mm). - Seleksi dari folikel dominan terjadi pada hari ke-6 to 8 setelah
siklus.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Ilustrasi Seleksi Folikel:
Hanya satu folikel matang yang menjadi dominan. Ratusan folikel lain menjadi atretik. 99% dari seluruh folikel mengalami kematian sel yang terprogram (apoptosis).
Folikel dominan yang masih bertahan dibantu oleh FSH, epidermal growth factor (EGF), transforming growth factor beta (TGF-ß), basic fibroblast growth factor (bFGF), insulin-like growth factor (IGF-1) dan estrogens.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fisiologi Siklus MenstruasiPerkembangan Folikel (1):
Folikel primordial umumnya ditemukan pada korteks ovarium.
Fisiologi Siklus MenstruasiApoptosis pada Ovarium:
- Kurang dari 1% dari keseluruhan Folikel mencapai tahap Folikel deGraaf, dengan 99% dari folikel-folikel (ratusan/siklus) berdegenerasi dengan mekanisme apoptosis.
- Programmed Cell Death = apoptosis adalah proses yang sepenuhnya bergantung pada ketersediaan energi dan diikuti oleh degradasi DNA.
- Kemampuan hidup folikel utama tergantung dari adanya growth factor: EGF-1 (epidermal growth factor), TGF-beta (transforming growth factor), IGF-1 (insulin-like growth factor), dan estrogens.
Ovulasi:
1. Reseptor LH pra ovulasi bermunculan pada sel granulosa folikel dominan (FSH dependent)
2. Testosteron dari sel Theka beraromatisasi menjadi estradiol di dalam sel granulosa
3. Bertambahnya estradiol menyebabkan kenaikan synthesis dan penyimpanan LH (umpan balik mekanisme positif Diagram Interaksi)
4. Jarak waktu antara produksi estradiol maksimal dari folikel deGraaf dan pelepasan maksimal dari LH adalah 24 jam
5. 8 sampai 10 jam setelah puncak LH, akan diikuti dengan ovulasi 6. Konsentrasi fisiologis serum estradiol pada pertengahan siklus,
berjumlah hingga 250 pg/ml
Fisiologi Siklus Menstruasi
Corpus luteum (yellow body): Bekas folikel yang pecah setelah
ovulasi, berkembang menjadi corpus luteum.
Tanda sitomorfologisnya berupa vaskularisasi baru dari sel granulosa yang semula avaskuler
Corpus luteum terhubung ke sirkulasi dan reseptor-reseptor low density lipoprotein (LDL) terbentuk.
Sebagai hasilnya sel-sel granulosa dapat menggunakan kolesterol yang ada untuk biosintesis progesteron
Level maksimum serum progesteron 15 ng/ml 6 sampai 8 hari setelah ovulasi
vaskularisasi baru dari Sel-sel granulosa
Fisiologi Siklus Menstruasi
Perubahan-perubahan Endometrium:
Endometrium mengandung: epithel mukosa, epithel kelenjar, endometrial stroma, jaringan ikat dengan fibroblas dan makrofag.
Estradiol menyebabkan proliferasi luas endometrium akibat meningkatnya mitosis seluler. Estradiol melekat ke reseptor estrogen yang akan merangsang reseptor progesteron. Endometrium akan menjadi sensitif terhadap progesteron pada fase sekresi dalam siklus (O‘Malley et al. 1991).
Ketebalan Endometrium bertambah dari 1 mm pada hari ke-1 hingga 7-8 mm pada hari ke 14.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Corpus-luteum gravidum (Kehamilan):
• Bila terjadi fertilisasi dan implantasi, human choriogonadotrophin (hCG), yang mirip dengan molekul LH, akan menstimulasi corpus luteum, untuk menghasilkan progesteron secara berkesinambungan untuk memelihara kehamilan.
• Bila tidak terjadi kehamilan, corpus luteum akan mengalami „luteolysis“.
• Prostaglandins, sitokinin, dan growth factors seperti TNF-beta (tumor necrosis factor), dan makrofag akan menginfiltrasi jaringan kapiler sehingga menyebabkan regresi dari corpus luteum dan terbentuk jaringan parut (corpus albicans).
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fertilisasi dan implantasi (1):
Transportasi sperma: Transportasi melalui vas deferens ke vesikula seminalis merupakan
transport pasif Setelah transport aktif (ejakulasi), transportasi sperma di vagina dan
uterus akan berlangsung secara pasif. pH vagina yang asam akan diimbangi oleh cairan seminalis yang alkalis. Sperma berpenetrasi dalam lendir serviks dengan kecepatan 2-3
mm/menit. Kontraksi akan menghisap sperma ke dalam rongga uterus (transportasi
pasif) Sperma yang mati akan terfagosit di dalam serviks. Konsistensi lendir serviks menyebabkan sperma tak dapat lewat sebelum
hari ke 9 siklus dan 2-3 hari setelah ovulasi.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fertilisasi dan Implantasi (2):Kapasitasi – Destabilisasi membran sel plasma kepala spermatozoa yang terjadi selama melewati saluran reproduksi perempuan.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Gambaran skematis proses kapasitasi. Membran sel di destabilisasi dengan terjadinya pelepasan kolesterol. Progesteron meningkatkan gerak sperma dan memudahkan penetrasi ke zona pellucida
Reaksi akrosomal dipicu secara fisiologis oleh kontak spermatozoa dengan zona pellucida (3):
Lapisan akrosomal paling luar dan membran plasma menyatu, diikuti dengan pelepasan hyaluronidase dan acrosin. Kedua-duanya mempunyai efek lysis dan membantu penetrasi ke zona pellucida.
Fertilisasi dan Implantasi
Fertilisasi (4):
Setelah sperma berpenetrasi, sel telur melepaskan granulae yang menonaktifkan spermatozoa lain dan membuat zona pellucida impermiabel (pencegahan multi fertilisasi).
Secara Anatomi, fertilisasi terjadi saat transisi isthmo-ampullar tuba Falopii.
Difusi pertama terjadi di sini. Embrio pada tahap awal dinutrisi oleh
piruvat dan laktat dari uterus. Embrio mencapai rongga uterus 4-5 hari
setelah konsepsi pada tingkat morula.
Fertilisasi dan Implantasi
Saat Nidasi (Timing of nidation): 5.9 - 7.5 hari setelah konsepsi Sinsisiotrofoblas tumbuh secara invasif ke dalam decidua dan stroma
endometrium diikuti dengan erosi pembuluh darah dan invasi sistem vaskuler (pertukaran gas and nutrisi).
Fertilisasi dan Implantasi
Lebih dari 100 x 106 senggama per hari.
1 juta kelahiran baru per hari 50% diantaranya tidak di rencanakan dan 25% tidak diharapkan.
150.000 abortus provokatus per hari di seluruh dunia, 50.000 diantaranya abortus illegal.
Lebih dari 500 perempuan meninggal akibat komplikasi abortus tiap harinya.
(WHO 1999)
Kebutuhan Kontrasepsi
Angka dari abortus provokatus per 1,000 perempuan/tahun di berbagai negara(Nieschlag et al. 1998):
Kebutuhan Kontrasepsi
Persentase perempuan yang tidak ingin mempunyai anak:
0 20 40 60 80 100
Cameroon
Nigeria
Pakistan
Jordan
Guatemala
Kenia
Egypt
Indonesia
Mexico
Philippines
China
Thailand
Columbia
Japan
USA
% DSW Newsletter (6), August 1995, DHS /Measure (1998)
Kebutuhan Kontrasepsi
0
20
40
60
80 1960-1965 1983 1998
Pers
enta
si p
engg
una
(Sumber: United Nations, 1984 and 1999)
Negara Berkembang Negara Maju
Kebutuhan Kontrasepsi• Prevalensi Kontrasepsi:
Prevalensi Kontrasepsi di Asia(dari data PBB 2005)
Dunia/1999 semua metode 60.5 %Asia Timur/2000 semua metode 82 % (Jepang 56%, Mongolia 67%)
South-central Asia/2000 semua metode 48.3 % South-eastern Asia/2002 semua metode 59.8 % Kamboja/2000 24%
Indonesia/2002/2003 60% Laos/2000 32% Malaysia/1994 55% Myanmar/2001 37% Filipina/2003 49% Singapur/1997 62% Thailand/1997 72% Timor-Leste/2003 10% Viet Nam/2002 78%
Angka pengguna metode kontrasepsi moderenPer wilayah tahun 2000
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Asia Amerika Latin Timur Tengah/Afrika
Utara
AfrikaSub-Sahara
Asia Tengah
Vaginal Kondom IUD Injeksi Pil Sterilisasi Laki-laki Sterilisasi Perempuan
Jum
lah
Peng
guna
(Rib
u)
Sumber: JSI, 2001
Kebutuhan Kontrasepsi
Penggunaan Kontrasepsi berdasarkan Kelompok Usia:
0%
20%
40%
60%
80%
100%
20 - 2526 - 30
31 - 3536 - 40
41 - 4546 - 50
tgt pasangantak menggunakan kondompill
lain-lain
MOW/PIUD
43,465,5
32,1
19,5 15,8
26,3
13,8
5,7
6,1
28,4
3,9
7,2
24,7
6,3
16,3
15,5
10,5
9,8
19,7
7,3
9,6
12,0
34,3
8,9
23,9
8,4
14,3
12,7
24,3
12,1
Source: Emnid, N = 2503 women, aged 20 to 50
Schering GB Deutschland Market ResearchT. Hein 31. 01. 1997
18,5
4,84,8
5,4
1,81,0
9,510,7
2,3
2,9
Kebutuhan Kontrasepsi