Gaster - RD2002

6
G A S T E R RD Coll ection 2002 natomi Gaster merupakan bagian gastrointestinal yang terletak diantara oesofàgus dan duodenum. Terdiri dari : 1. Cardia merupakan muara oesofagus. 2. Fundus adalah bagian gaster yang timbul disebelah kiri cardia. 3. Corpus merupakan bagian utama dari gaster dan kelanjutan dari fundus. Corpus berlanjut membentuk anthrum pyloricum dan berakhir sebagai pylorus, yaitu muara gaster dalam duodenum. Gaster mempunyai permukaan anterior dan  posterior, batas medial sebagai curvatura minor. Sedangkan batas lateral sebagai curvalura mayor. Lapisan otot gaster atau tunika muskularis adalah motor gaster yang terdiri dari serat otot polos. Otot ini terdiri dari lapisan dalam yang sirkuler dan lapisan luar yang longitudinal. Ada lapisan yang paling dalam yang terdiri dari serat oblique yang membentang dari insisura cardiaca sampai perbatasan corpus dan pars  pilorika. Pars pilorika terdiri dari dua gelung otot sirkuler yang dihubungkan oleh  jaras otot longitudinal. Vaskularisasi gaster berasal dari truncus ce liacus yang merupakan cabang dari aorta  dan mensuplai seluruh gaster, hepar, lien, sebagian duodenum serta  pancreas. Truncus celiacus bercabang menjadi a.hepatica komunis, a. gastrica sinistra dan arteria lienalis (trias Hailer).  Arteria hepatika komunis memberi cabang a.gastroduodenalis dan a.gastroduodenalis memberi cabang a. gastroomentalis dextra dan menuju curvatura mayor serta  beranastomose dengan a.gastroomentalis sinistra yang merupakan cabang a. lienalis. Arteria gastrika dextra merupakan cabang a.hepatica propia dan berjalan dibelakang curvatura minor, sedang a.hepatika propia berjalan di1igamentum hepatoduodenale. Persyarafan simpatis gaster seperti biasanya melalui serabut syaraf yang menyertai arteri. Impuls dihantarkan melalui serabut efferent saraf simpatis. Serabut syaraf  parasimpatis berasal dari n.vagus dan mengurusi sel parietal di fundus dan corpus dan sel ini berfungsi untuk menghasilkan asam gaster. Nervus vagus anterior memberi cabang ke kantong empedu, hati dan anthrum sebagai syaraf Latarjet anterior, sedangkan n vagus posterior memberi cabang ke ganglion seliakus untuk organ visera gaster dan ke anthrum sebagai syaraf Latarjet posterior. Berdasarkan faalnya gaster dibagi menjadi dua bagian yaitu tiga perempat proximal yang terdiri dari fundus dan corpus yang berfungsi sebagai penampung makanan serta memproduksi asam gaster dan pepsin. sedang seperempat distal atau anthrum  berfungsi untuk mencampur dan mendorong ke duodenum serta memproduksi gastrin. Kemampuan gaster menampung makanan kurang lebih 1500 cc, karena mampu menyesuaikan ukuran dengan kenaikan tekanan intraluminer tanpa gangguan peregangan dinding  Dilatasi Gaster  RD Collection 2002   Dilatasi gaster  adalah suatu keadaan adinamik dari gaster yang berakibat terjadinya distensi yang luar biasa dimana didalamnya berisi udara dan cairan. Dilatasi gaster merupakan keadaan akut abdomen yang mengancam jiwa dan memerlukan tindakan medis dan mungkin pembedahan segera. Dilatasi gaster  berarti distensi atau pembesaran gaster. Ini mungkin berhubun gan de ngan volvulus atau torsi gaste r, ataupun punti ran gaster pada aksis panjangnya . Sekali gaster terpuntir isi dari gaster tersebut terperangkap didalam dan membentuk gas. Gaster mengalami pembesaran (distensi) dan terjadi penekanan arteri-arteri dan vena-vena  besar dalam ca vum abdomen, menghambat aliran darah dan menjadikan tekanan darah ke organ tersebut berkurang. Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi  peningkatan denyut jantung dan nadi menjadi lemah dan akan berlanjut menjadi syok. Dilatasi gaster yang cukup besar dapat menggeser kedudukan lien dan dapat menghentikan sirkulasi darah ke lien yang menyebabkan udem lien sampai dengan nekrosis. Semua kejadian tersebut dapat terjadi dalam hitungan menit sampai dalam hitungan jam, jika keadaan ini terjadi maka diperlukan tind akan medis ataupun  bedah segera. Dilatasi gaster bisa terjadi secara mekanis maupun fungsional. Dimana mekanis yaitu adanya sumbatan didaerah gastric outlet, dan biasanya berakibat dilatasi gaster yang kronis. Sedang pada yang fungsional biasanya merupakan komplikasi dari

Transcript of Gaster - RD2002

Page 1: Gaster - RD2002

8/16/2019 Gaster - RD2002

http://slidepdf.com/reader/full/gaster-rd2002 1/6

G A S T E RRD Coll ection 2002

natomi

Gaster merupakan bagian gastrointestinal yang terletak diantara oesofàgus danduodenum. Terdiri dari :

1.  Cardia merupakan muara oesofagus.2.  Fundus adalah bagian gaster yang timbul disebelah kiri cardia.

3. 

Corpus merupakan bagian utama dari gaster dan kelanjutan dari fundus.

Corpus berlanjut membentuk anthrum pyloricum dan berakhir sebagai pylorus, yaitu

muara gaster dalam duodenum. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior, batas medial sebagai curvatura minor. Sedangkan batas lateral sebagaicurvalura mayor. Lapisan otot gaster atau tunika muskularis adalah motor gaster

yang terdiri dari serat otot polos. Otot ini terdiri dari lapisan dalam yang sirkuler dan

lapisan luar yang longitudinal. Ada lapisan yang paling dalam yang terdiri dari seratoblique yang membentang dari insisura cardiaca sampai perbatasan corpus dan pars

 pilorika. Pars pilorika terdiri dari dua gelung otot sirkuler yang dihubungkan oleh jaras otot longitudinal.

Vaskularisasi gaster berasaldari trun cus celiacus yang

merupakan cabang dari

aorta   dan mensuplaiseluruh gaster, hepar, lien,

sebagian duodenum serta pancreas.

Truncus celiacus bercabang

menjadi a.hepaticakomunis, a. gastrica sinistradan arteria lienalis (trias

Hailer). Arteria hepatika komunis

memberi cabanga.gastroduodenalis dan

a.gastroduodenalis membericabang a. gastroomentalisdextra dan menuju

curvatura mayor serta beranastomose dengan

a.gastroomentalis sinistra

yang merupakan cabanga. lienalis.

Arteria gastrika dextra merupakan cabang a.hepatica propia dan berjalan dibelak

curvatura minor, sedang a.hepatika propia berjalan di1igamentum hepatoduodenPersyarafan simpatis gaster seperti biasanya melalui serabut syaraf yang meny

arteri. Impuls dihantarkan melalui serabut efferent saraf simpatis. Serabut sy parasimpatis berasal dari n.vagus dan mengurusi sel parietal di fundus dan codan sel ini berfungsi untuk menghasilkan asam gaster. Nervus vagus ante

memberi cabang ke kantong empedu, hati dan anthrum sebagai syaraf Lataanterior, sedangkan n vagus posterior memberi cabang ke ganglion seliakus un

organ visera gaster dan ke anthrum sebagai syaraf Latarjet posterior.

Berdasarkan faalnya gaster dibagi menjadi dua bagian yaitu tiga perempat prox

yang terdiri dari fundus dan corpus yang berfungsi sebagai penampung maka

serta memproduksi asam gaster dan pepsin. sedang seperempat distal atau anth berfungsi untuk mencampur dan mendorong ke duodenum serta memprod

gastrin. Kemampuan gaster menampung makanan kurang lebih 1500 cc, karmampu menyesuaikan ukuran dengan kenaikan tekanan intraluminer tagangguan peregangan dinding

 Dilatasi Gaster   RD Collection

2002 

 Dilatasi gaster  adalah suatu keadaan adinamik dari gaster yang berak

terjadinya distensi yang luar biasa dimana didalamnya berisi udara dan ca

Dilatasi gaster merupakan keadaan akut abdomen yang mengancam jiwa memerlukan tindakan medis dan mungkin pembedahan segera. Dilatasi ga

 berarti distensi atau pembesaran gaster. Ini mungkinberhubun gan dengan volvuatau torsi gaster, ataupun punti ran gaster pada aksis panjangnya . Sekali ga

terpuntir isi dari gaster tersebut terperangkap didalam dan membentuk gas. Gamengalami pembesaran (distensi) dan terjadi penekanan arteri-arteri dan vena-v besar dalam ca vum abdomen, menghambat aliran darah dan menjadikan teka

darah ke organ tersebut berkurang. Jika hal ini terjadi, maka akan ter

 peningkatan denyut jantung dan nadi menjadi lemah dan akan berlanjut mensyok. Dilatasi gaster yang cukup besar dapat menggeser kedudukan lien dan d

menghentikan sirkulasi darah ke lien yang menyebabkan udem lien sampai dennekrosis. Semua kejadian tersebut dapat terjadi dalam hitungan menit sampai dhitungan jam, jika keadaan ini terjadi maka diperlukan tindakan medis atau

 bedah segera.

Dilatasi gaster bisa terjadi secara mekanis maupun fungsional. Dimana mekyaitu adanya sumbatan didaerah gastric outlet, dan biasanya berakibat dilatasi gyang kronis. Sedang pada yang fungsional biasanya merupakan komplikasi

Page 2: Gaster - RD2002

8/16/2019 Gaster - RD2002

http://slidepdf.com/reader/full/gaster-rd2002 2/6

operasi , trauma berat. Gerakan peristaltik dikendalikan oleh sistem saraf enterik.Adanya manipulasi bedah dan anestesi mengakibatkan pengurangan aktivitas kekuatan

dorong usus atau post operative i1eus.Peristaltik bi asanya kembali n ormal setelah 24 jam pasca operasi.  Sedangkansetelah laparotomi peristaltik gaster kembali normal setelah 48 j am.

Dilatasi gaster akut bisa juga merupakan komplikasi post operasi yang dapatmerupakan penyulit pasca bedah. Sebab dilatasi dapat sangat besar sehingga bisa berakibat fatal. Apabila ditangani secara cepat akan segera kembali normal namun

 jika terlambat bisa berakibat fatal oleh karena bisa berakibat gangguan elektrolit,syok, terjadinya kolaps paru dan torsi jantung.

Etiologi

Secara garis besar dilatasi gaster disebabkan oleh obstruksi mekanik dan kelainan

fungsional. Obstruksi mekanik misalnya pada gastric outlet obstruction, dimanagaster disini dapat sangat besar dan berisi cairan sampai 5 liter dan juga udara.

Ulkus peptikum juga merupakan sebab terjadinya sumbatan pada gastric outlet,keadaan ini bisa terjadi oleh karena spasme, odema, inflamasi dan scar. Dan

letaknya biasanya pada bulbus duodenum atau pilorus dan jarang pada daerahantrum distal. Hipertropi pilorus juga sering sebagai sebab t erjadinya dilatasi gaster ,dimana hipertropi otot pilorus bisa idiopatik, bisa juga karena gastritis ataupun ulkus

 peptikum.Pada bayi bisa juga terjadi hipertropi pilorus , dimana biasanya terjadi setelah

minggu pertama, yang ditandai dengan muntah yang proyektil dan palpabel dengan pemeriksaan.

Karsinoma gaster merupakan penyebab ke dua terjadinya sumbatan pada gastricoutlet. Dimana gambaran anuler biasanya terlihat pada daerah anthrum. Prolaps dan

 polip antrum dapat sebagai penyebab terjadinya s umbatan, biasanya terjadi secaraintermiten.

Dilatasi gaster juga bisa terjadi pada obtruksi duodenum ataupun usus halus bagianatas. Misal adanyaAr teria Mesenteri ca Syndrom  ,dimana disini duodenum pars tigatertekan oleh arteri mesenterika superior sehingga terjadi dilatasi duodenum dan

gaster, dilatasi disini bisa kronis maupun akut.Dilatasi gaster tanpa obstruksi mekanik atau dilatasi fungsional bisa terjadi pada

komplikasi pasca operasi perut, setelah trauma berat pada thorak dan tulang belakang, pada pasien yang immobilisasi, adanya penyakit inflamasi pada abdomen

misal peritonitis, pancreatitis, appendisitis. Dilatasi juga bisa terjadi pada pasiendengan abdominal pain yang berat misal pada kolik bilier maupun rena1.

Pasien pasca vagotomi juga dapat terjadi dilatasi gaster dengan prosentase kuranglebih 10%, baik truncal, selective ataupun hyghly selective vagotomy Pasien pasca

operasi, ataupun anestesi dengan menggunakan face mask dapat terjadi dilatasigaster akut segera setelah operasi.

Selain itu pasien diabetes dan penggunaan obat misal atropin dan anticholinergic,elektrolit imbalance, koma, keracunan obat, aerophagia dan kelainan yang idiopatik bisa berakibat terjadinya dilatasi tambung.

Patologi

Walaupun gaster mampu untuk adaptasi dengan mudah pada penambahan

maupun peningkatan tekanan intra gastric yang digunakan sebagai mekaniadaptasi namun kadang melewati batas fisio1ogis. Penambahan tekanan intra ga

dapát berakibat terjadinya obstruksi venosa dan mukosa, yang berakibat terjad peregangan dan perdarahan, dan jika berlanjut akan terjadi nekrosis dan perforas

Wharton melaporkan telah melakukan operasi pada 3 pasien dilatasi gaster akut p penderita Prede Willi syndrome .  Dimana gaster tampak adanya ische

 gastroenteritis, infark mukosa yang difus dengan multifocal transmural necrosis.Distensi gaster juga akan berakibat menekan diafragma sehingga dapat berak

terjadinya kolaps lobus inferior paru kiri juga bisa terjadi rotasi jantung obstruksi vena cava inferior serta terjadinya volvulus. Volvulus gaster bisa te

karena dilatasi gaster , dimana axis rotasinya adalah cardia dan pilorus atau disorgano axial volvulus, atau garis yang melintang di tengah gaster antara curvaminor dan mayor atau disebut, mesenteroaxial volvulus. Kasus volvulus

kebanyakan terjadi pada abnormalitas diaphragma, misal eventerasio ataupun herTerjadinya distensi gaster yang akut juga disebabkan oleh karena vagovagal  res

yang ditandai oleh adanya bradikardi keringat dingin, pucat, hipotensi abdominal pain. Dilatasi gaster juga akan berakibat terjadinya hipoklorehipokalemia, alkalosis oleh karena keluarnya cairan dan elektrolit. Schw

mengatakan terjadinya dilatasi gaster berakibat terjadinya pemendekan sfin

esopagus bagian bawah, sehingga berakibat pengurangan resistensi sfingter terhrefluk. Distensi gaster yang masif biasanya merupakan hasil aerophagia yang te

karena penambahan pharingeal swallowing . Dimana setiap sekali terjadi pharing swalowing menghasilkan cairan gaster 2 cc.

Gambaran Klinis

 Akut

Dilatasi gaster akut biasanya terjadi setelah adanya trauma operasi abdoataupun anestesi inhalasi dengan menggunakan face masks dan perut d

sangat distensi. Adapun gejala yang mungkin timbul pada penderita dilgaster akut adalah:

1. Distensi perut bagian atas2. Pucat

3. Bradikardi4 .Hipotensi

5. Regurgitasi6. Shock

7. hiccup /tersedak8. Gejala gangguan elektrolit

Page 3: Gaster - RD2002

8/16/2019 Gaster - RD2002

http://slidepdf.com/reader/full/gaster-rd2002 3/6

Yang harus diwaspadai pada penderita dilatasi gaster akut adalah penderitadapat dengan cepat menjadi shock. ini biasanya terjadi pada awal pasca

operasi dan masih dalam pengaruh pembiusan.

Mungkin terjadi secara klinis tidak ada tanda yang mencolok kecuali ulu hatiyang tidak cekung namun pasien sudah jatuh dalam keadaan shock.Keadaan

dapat manjadi lebih buruk apabila terjadi vomitus disertai dengan aspirasi danadanya perdarahan gaster

  kronis.

Dilatasi gaster kronis biasanya disebabkan oleh karena obstruksi mekanik,misal adanya sumbatan pada gastric outlet contohnya pada pyloric stenosis,

dan adanya external traction misal adhesi ataupun adanya desakan tumor padadaerah pylorus. Disamping itu adanya atonia usus juga bisa berakibat

terjadinya dilatasi gaster kronis, misal pada penyakit Rickets dan malnutrisi berat

Penderita dengan operasi Bilroth I juga bisa berakibat terjadinya dilatasi gasterkronis, dimana disini bisa terjadi scar ataupun distorsi pada daerah

gastroduodenal anastomosis.Disini pasien timbul gejala perut terasa penuh dantidak nyaman, muntah dan adanya gambaran gaster yang di1atasi.Atoni serta pengosongan yang lambat dari gaster merupakan komplikasi awal

dari vagotomi, dimana ini terjadi karena tidak adanya koordinasi peristaltikkarena hilangnya  singgle dominan pace maker . Disini akan terjadi dilatasi

gaster yang bersifat kronis dengan gejala yang dominan adalah adanya nauseadan kembung.Dilatasi gaster kronis juga terjadi pada penderita sindroma arteria mesenterika

superior, dimana gejala yang timbul adalah nyeri epigastrik dengan rasa penuh

dan adanya kembung sesudah makan serta adanya muntah. Gejala ini biasanyaintermiten dengan periode tiap minggu atau bulan.

Radiologi

Gambaran radiologis pada penderita dilatasi gaster karena obstruksi mekanik bisa

sangat besar , yaitu akan tampak gambaran large air-flu id level . Gambaran padastenosis pilorus adalah gaster distensi denganair f luid level  dengan gambaran udarayang sedikit pada usus.

Pada penderita hipertropic pilorus pada pemeriksaan barium akan tampak

 pemanjangan dan penyempitan kanal pilorus serta gambaran gaster yang diIatasi .Gambaran radiologi pada sindrom arteria mesenterika superior dilakukan dengan

 pemeriksaan barium meal, dimana akan tampak garis linier ekstrinsik yang menekan pada duodenum pars tiga .

Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan dilatasi gaster adalah:

1. Pemberian cairan dan elektrolitPemberian caiaran dan elektrolit secara intra vena akan segera menol

 penderita dari shock yang irreversible .Terutama pada penderita dilatasi gyang akut.

2. Pemasangan nasogastric aspirationPenanganan dilatasi gaster akut sesungguhnya simple , namun jika t

dilakukan segera dapat berakibat fatal., yaitu pemberian nasogastric aspirauntuk mengeluarkan cairan dan udara. Gaster bi asanya membutuhk an waktu

sampai 48 jam untuk k embali normal . Sehingga selama periode ini pemasannaso gastric tube tetap dipertahankan .

3. Medikamentosa

4. Pembedahan.

Pembedahan diperl ukan apabila di temukan adanya tanda -tanda nekrosis

perforasi . Warthon melaporkan ada 6 pasien dilatasi gaster akut, 3 pasien dennekrosis gaster, 2 pasien sembuh spontan dan satu pasien meninggal kasepsis dan gangguan koagulasi. Tiga pasien yang terjadi nekrosis dilaku

operasi gastrektomi. Willeke juga melaporkan telah melakukan operasi res

gaster pada pasien wanita 19 tahun pada penderita dilatasi gaster akut dennekrosis pada penderita anorexia nervosa!12. Eggerdottir melaporkan ada

dilatasi gaster dengan volvulus pada 31 anjing , dimana 21 anjing dilakuoperasi reposisi dan gastropexy serta 10 anjing hanya dilakukan reposisi tagastropexy. Ternyata yang tidak dilakukan gastropexy terjadi rekuren seban

50%. Sedangkan yang dilakukan gastropexy tidak ada yang rekuren

Pada penderita dilatasi gaster kronis penatalaksanaannya tergantung p penyebabnya. Pada penderita dilatasi gaster pasca vagotomi penatalaksanadengan pemasangan nasogastrc tube, pemberian obat berupa obat prokinetik  sep

metchlopropamid . Dan apabila gejalanya terlalu berat bisa dilakukan operasi denmelakukan reseksi gaster. Pada penderita dengan hipertropi pilorus pada anak d

dilakukan piloroplasti cara Ramstedt , sedangkan pada dewasa mengguna

metode Heineke-Mik uli ez dan metode Fi nney .Dilatasi gaster pada penderita pasca operasi gaster misal pada operasi Bilroth III, dimana biasanya terjadi gangguan pengosongan gaster oleh karena hubun

gaster dan usus tertutup oleh udem, terlipat, invaginasi atau penyebab meklainya. Tindakan awal adalah pemberian cairan dan elektrolit, kemu

 pemasangan nasogastric tube, namun apabila gagal dilakukan relaparatomi. Dilgaster kronis akibat adanya sindrom arteri mesenteria superior penatalaksanan

Page 4: Gaster - RD2002

8/16/2019 Gaster - RD2002

http://slidepdf.com/reader/full/gaster-rd2002 4/6

yaitu dengan pemasangan nasogastnc tube, posisi knee-elbow setelah penderita makansupaya isi gaster cepat kosong atau operasi duodeno jejunostomi.

 Karsinoma Gaster   RD Collection

2002 

Karsinoma lambung dikenal sebagai karsinoma dini (KLD), dan karsinoma lanjut

(KLL). Karsinoma lambung dini (KLD), adalah karsinoma lambung yang

terbatas mengenai jari ngan mukosa dan submukosa dari l ambung .

Batasan tersebut pertama kali diungkapkan oleh Japanese GastroenterologicalEndoskopi Society. Batasan ini tidak memperhatikan ada tidaknya anak sebar di

kelenjar getah bening. Bila penanganan karsinoma lambung dini tertunda akanmengakibatkan karsinoma lanjut yang berprognose buruk dan terjadi penetrasi di

lapisan muskularis . Sebagian besar terdapat anak sebar di kelenjar getah beninglokal dan deposit pada peritoneum dan hati. Bila karsinoma lambung dini terbatas

 pada mukosa, ketahanan hidup 5 tahun mencapai 99,5%-100%. Bila sampaisubmukosa, ketahanan hidup lima tahun mencapai 95,1 %-95,3%. Sedang pada

karsinoma lambung lanjut ketahanan hidup lima tahun hanya 20% (petrus et al,1989).Menurut Japanese Gastroenterological Endoskopi Society, KLD diklasifikasikan

secara makroskopi sebagai berikut,1.

 

Potruded (tipe I)

2.  Superficial (tipe II)

elevated (II a)flat (II b),

depressed (II c). sebagian besar berupa adenokarsinoma dan sekitar 1 %

 berupa skeuameus dan adenoakantomaYang terbanyak adalah tipe II c. tipe I dan II a biasanya berupa

adenokarsinoma diferensiasi baik, tipe II b dan II c tingkat defereensiasi bervariasi

3.  Excavatif (tipe III)  merupakan differensiassi jelek dan undiferensiasi.

Sebagian besar KLD terdapat di lambun g sebagian distal  dan pada spesimen reseksi10 % merupakan lesi multisentrik (Glen RD 1989).

Ahli patologi, radiologi dan endoskopi membagi KLLdengan klasifikasi Borman.1.

 

Tipe I polipoid

2. 

tipe II ulkeratif3.  tipe III ulkeratif dan infiltratif4.

 

tipe IV lesi difusi infiltratif atau linitis plastika (glen RD 1989).

Paul Caseel et al 1976, menemukan lokasi terbanyak pada korpus (35%), Pi(29%), Fundus (16%), ekstensif (13%), dan leather bottle (7%).

Gejala yang terbanyak adalah :

1.  kehilangan berat badan (80%)2.

 

nyeri perut (72%)

3.  nafsu makan berkurang (57%)4.  muntah (44%)5.

 

 perubahan kebiasaan buang air besar (35%)

6.  nyeri menelan (14%)

7. 

anemia (12%)8.   pendarahan (10 %).

Pemeriksaan khusus

 

Achlorhidria 65% penderita karsinoma lambung disertai achlorhidria, dibandingkan dengan penderita normal sebanyak 15%-25%. Pepsinogen di

ditemukan 31% penderita dengan karsinoma lambung dan 6% pada pende

kontrol.CEA pada penderita karsinoma lambung, 19%-35% penderita akan ter peningkatan CEA. CEA untuk tindak lanjut saja, bukan untuk diagnose. F

Sulfoglikoprotein Antigen (FSA), pada asam lambung terdeteksi 96%, pkarsinoma lambung 14% pada kelainan lambung yang jinak (Glen RD 1989)

Pemeriksaan radiologi meliputi pemeriksaan saluran cerna bagian atas den

kontras ganda dengan ketepatan diagnose sekitar 66%, endoskopi dengan ketepa

diagnose 71% (Thomas EW et al 1980), CT Scan dan endoskopi ultrasound gmenentukan keterlibatan dinding lambung oleh keganasan (Humphrey et al, 19

Laparoskopi untuk menentukan stadium dan kurabilitas.

Penatalaksanaan

1.  Pembedahan. Khemoterapi kadang dipertimbangkan.2.  Berdasarkan anak sebar yang jauh pembedahan merupakan paliasi,

khemoterapi merupakan terapi primer.3.

 

Merupakan locally advanced dan non resektable. Reseksi dapat diupaya

namun biasanya gagal, dan pengobatan tambahan serupa khemoterapi irradasi (Glen RD 1989).

Melalui deteksi dini dan pembedahan dini dapat dicapai penyembuhan permadan ketahan hidup 5 tahun meningkat. Nilai harapan hidup ditunjang dengan res

luas untuk mendapatkan sayatan bebas tumor dan diseksi luas kelenjar. Diseksikelenjar sangat menunjang harapan hidup, meskipun sudah lanjut (X De Arexta

cit John Pitter 1990). Namun demikian makin luas reseksi makin tinggi ankomplikasi. Sehingga dengan demikian, beberapa pakar yang bersifat mod

Page 5: Gaster - RD2002

8/16/2019 Gaster - RD2002

http://slidepdf.com/reader/full/gaster-rd2002 5/6

mengungkapkan bahwa reseksi luas (gastrektomi total) dan diseksi luas kelenjar,hasilnya tidak jauh berbeda dengan reseksi subtotal tanpa deseksi luas kelenjar.

X De Arexcabala 1987, menggunakan tindakan bedah sesuai dengan letak tumor :1.  Tumor terletak di proksimal lambung dilakukan gastrektomi total disertai

splenektomi dan reseksi ekor pankreas.2.

 

Tumor terletak di bagian tengah lambung atau distal lambung, dilakukangastrektomi subtotal.

3.  Pankreas ikut terlibat, tanpa anak sebar yang jauh, dilakukan pankratikoduodenektomi.

Bila fasilitas pemeriksaan potong beku ada, dinding sayatan harus diperiksa. Bilatidak ada fasilitas, Maruyama et al (cit John Pitter 1990), menganjurkan reseksi

 paling sedikit 2-5 cm dari tepi luar tumor.

Untuk melakukan deseksi kelenjar limpe, perlu dipahami secara klinik penyebaran

kelenjar limpe dengan lokalisasi tumor.1.

 

Tumor terletak disatl lambung, yang terserang kelenjar sepanjang ke duakurvatura dan sekitar pylorus, sepanjang a. gastrika sinistra dan a. hepatika.

Disamping disekitar daerah cabang-cabang limpe dan limpe sendiri.2.

 

Tumor terletak di tengah lambung , kelenjar yang paling diserang sepanjang

kurvatura mayor dan minor, sekitar pilorus dan sekitar jungcitoneshophaghogastrik.

3.  Tumor yang terletak pada proksimal lambung, , penyebaran sepanjang kurvaturaminor, sekeliling junktion eshophagogastrik dan sekitar pembuluh-pembuluhlimpe (X De Arexabalacit. John Pitter, 1990) lihat tabel 1 dan 2.

Kelenjar limpe regionalis lambung

Group 1 paracardial kanan Group 9 A. coeliaka

Group 2 Paracardial kiri Group 10 Hilus lien

Group 3 Kurvatura minor Group 11 A.Lienalis

Group 4 Kurvatura mayor Group 12 Pedikle hati

Group 5 Suprapilorik Group 13 Retropankreatik

Group 6 Infrapilorik Group 14 Cabang mesenterik

Group 7 A. gastrika Group 15 A. kolika media

Group 8 A.hepatikuskomunis Group 16 Para aorta

Kelompok kelenjar limpe sekitar lambung yang berhubungan dengan letak tumor

Letak tumor R 1 R 2 R 3

Lambung distal 3,4,5,6 1,7,8,9 2,10,11,12,13,14

Lambung tengah 1,3,4,5,6 2,7,8,9,10,11 12,13,14

Lambungproksimal 1,2,3,4 5,6,7,8,9,10,11 12,13,14

Seluruh lambung 1,2,3,4,5,6 7,8,9,10,11 12,13,14

Menurut The Japanese Reserch Society for Gastrik Cancer membuat klasifireseksi lambung berdasarkan radikalitas ( R ).

Pada R 1, pembersihan limfonodi terbatas pada group nodus primer ysekeliling kardia, sepanjang kurvatura mayor dan minor, dan s ekitar pilorus.Pada R 2 terdapat penambahan pembersihan limfonodi di sekitar arteri ut

yaitu : a. gastrika kiri, a. coeloaca, a. hepatik komunis, a. lienalis. Disampinlimfonodi di retropankreatik dan reseksi pada korpus dan ekor pankreas.

Pada R 3 reseksi meluas pada limfonodi di porta hepatis, di belakang k

 pankreas, sekitar mesenterium, sekitar limfonodi paraaorta. Kadang meli bakolektomi parsil, hepatik lobektomi, sub total pankreatikt

 pankreatikoduodenektomi.

Mengenai perluasan reseksi lambung adalah sebagai berikut : bila tumor stad

awal dan sirkum skrib sayatan tepi batas tumor 2 cm dan bila l esi lan jut d

inf iltr atif maka tepi bebas tumor 5 cm. 

Dilakukan gastrektomi total bila :

1.  Jarak tepi irisan proksimal sampai kardia kurang dari panjang yang diperluuntuk memperoleh tepi bebas tumor.

2.  Tumor melibatkan 2 atau 3 bagian lambung.3.

 

Karsinoma difuse tidak tergantung ukurannya, (CS. Humprey et al, 1988).

Omentum minus harus dibebaskan dari hati. Penghilangan omentum mayus h

termasuk lamina anterior dari mesokolon tranversum (bursektomi) guna menjaa/v kolika dan menghilangkan limfonodi yang menyertai pembuluh darah.

Reseksi kuratif adalah

1) tidak ada sisa di peritoneum dan hati,2) lapisan serosa tidak terlibat tumor,

3) tepi bebas tumor,4) reseksi melebihi level nodus yang terlibat N. bila level R sesuai dengan N, re

dikategorikan reseksi kuratif relatif.

Masih terdapat kontroversi mengenai metode rekontruksi sesudah reseksi lambDan berbagai prosedur dapat dibagi atas dasar prosedur duodenal by pass

rekonstruksi  dimana memulihkan kontinuitas duodenum. Yang terpenting apasesudah reseksi lambung, kuratif ataukah tidak. Bila reseksi kuratif rekontr

harus mengembalikan kontinuitas duodenum, sehingga dengan demikian terc pemberian nutrisi yang baik.

Penderita dengan gastrektomi distal dan kuratif, prosedur Bilroth I merupa

tindakan terpilih . Bila penderita dengan gastrektomi total atau subtotal kudipergunakan interposisi yeyunal. Bila penderita dengan reseksi non ku

Page 6: Gaster - RD2002

8/16/2019 Gaster - RD2002

http://slidepdf.com/reader/full/gaster-rd2002 6/6

 pilihannya adalah duodenal by pass (polia untuk gastrektomi distal danRoux en Yatau loop jejunustomi  dengan entero enterik anastomose untuk reseksi ekstensif).

Pengobatan ajuvant termasuk :5 FU, mitomicin C, adriamicin (doxorubicin) dan metyl CCNU

FAM (5 FU + adriamiacin + mitimicin C).

Beberapa gejala yang memerlukan tindakan paliasi adalah : sakit, muntah, nyeri

menelan, perdarahan dan kelemasan. Yang paling baik melakukan gastrektomi paliatif. Bi la keadaan memungkinkan diperlukan gastrektomi total. B ila tumor non

resektable dan terletak di anthrum, dilakukan gastrojejunustomi antekolika. Jejunum

dianastomosekan dengan kurvatura mayor. Pada karsinoma di antrum daninoperable dilakukan  Devine’s exclusion by pass operation . Bila terdapat nyeri

menelan dan pada antrum dilakukan intubasi dengan tube celestine.

Sebenarnya keluhan karsinoma lambung didni adalah berupa dispepsi, mual

muntah,n yeri epigastrum, hematemesis dan melena dan berat badan menur un .Gejala berat badan dan anemi sering lepas dari perhatian dokter. Demikian pula pemerikasaan darah tersamar. Karsinoma lambung lanjut dicurugai bila terdapat

gangguan menelan, masa di ulu hati, ascites, pleurral effusi dan pembesaran kelenjarsupra klavikula.

Padapemeriksaan foto saluran cerna bagian atas, diperlukan kecermatan bilastatement normal. Bila memungkinkan diperlukan gastrokopi bila gejala melanjut (

Thomas EW et al, 1981).Strategi pembedahan karsinoma lambung adalah :1.

 

Meradikasi fokus primer dan anak sebar di limponodi regioner dengan tujuan

 pembedahn kuratif.

2. 

Paliatif dengan mengurangi ukuran tumor atau reseksi paliatif dengan tujuanmenghilangkan komplikasi seperti perdarahan, stenosis atau kehilangan protein

yang disebabkan pertumbuhan tumor.3.  Untuk nutrisi seperti gastrostomi atau enestrotomi (Thoyihusa N et al 1988)..

In dikasi pembedahan emergency, bila perdarahan berl angsung terus atau terjadi

perdarahan ul ang dan shock . Sedang Nagayo cit Hiroshi et al 1988, menganjurkan

tindak pembedahan emergency bila penderita tidak pulih dari shock, sesudahtransfusi 1000 mL. Namun demikian ahli bedah menghadapi dilema mengenai safety penderita dengan radikalitas disisi lain.

Penderita dengan non resektable berprognose buruk, diperlukan prosedur paliatifseperti by pass anastomose atau tube feeding. Dengan parenteral nutrisi seperti

hiperelimentasi temperer akan meningkatkan status penderita sehingga toleransi

terhadap kemoterapi. (Thosifusa N et al, 1988).