Gangguan Stress Pasca Trauma
-
Upload
umy-polpoke -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of Gangguan Stress Pasca Trauma
Gangguan Stress Pasca Trauma
Gangguan Stress Pasca Trauma
Pembimbing:dr. David Santoso, SPKJ-MARS
Siti Umi Marhamah Polpoke2009-83-026
BAGIAN PSIKIATRIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA
REFERAT
DefinisiGSPT @ suatu sindrom yg timbul setelah seseorang melihat, terlibat di dalam, atau mendengar stressor traumatik yang ekstrem.
EpidemiologiPrevalensi seumur hidup GSPT sekitar 8% dari populasi umum.Sebuah survei di Amerika antara Februari 2001 dan April 2003 Prevalensi GSPT pd pria 3,6% dan pada wanita 9,7%. Di Indonesia dlm suatu penelitian di Aceh tahun 2011 Perempuan menunjukkan gejala GSPT yg lebih menonjol dibanding dgn laki2. Faktor yg pengaruhi keparahan gejala GSPT @ jenis kelamin, kehilangan orangtua, dukungan sosial yg rendah, dan respons somatik berat.
EtiologiPenyebab utama:Adanya suatu stressor yg berat yg melampaui kapasitas hidup seseorang, serta menimbulkan penderitaan bagi setiap orang.
Berdasarkan DSM IV, ada beberapa jenis kejadian yg potensial sebabkan GSPT:Kekerasan personal (kekerasan seksual, penyerangan fisik dan perampokan)PenculikanPenyanderaanSerangan militer atau terorisPenyiksaanBencana alamDidiagnosis mengalami penyakit berat yg mengancam hidup, dll
PatogenesisFaktor Biologik
AMIGDALASistem Saraf SimpatisSistem Saraf ParasipatisAksis Hipotalamus-Hipofisis-kelenjar Adrenal (aksis HPA)
Faktor PsikodinamikHipotesis terjadi reaktivasi dari konflik2 psikologis yg belum terselesaikan di masa lampau
Manifestasi KlinikGejala klinis utama:Mengalami kembali secara involunter peristiwa traumatik dlm bentuk mimpi / bayangan yg intrusif (kilas balik atau flashback).Gejala lain:Anxietas yg hebat, iritabilitas, insomnia, & konsentrasi yg buruk, perilaku menghindar, gejala2 depresi, dll
DiagnosisKriteria Diagnostik menurut PPDGJ III (F 43.1):Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan).Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak terdapat alternatif kategori gangguan lainnya.Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kembali (flashback).Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi tidak khas.Suatu sequelae manahun yang terjadi lambat setelah stres syang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa).
Diagnosis BandingGangguan panik Gangguan cemas menyeluruh
PenatalaksanaanPsikoterapiManajemen ansietasTerapi kognitifExposure TheraphyPlay TheraphyPsikoedukasi
FarmakoterapiSelective Serotinin Reuptake Inhibitor (SSRI) cth: FluoxetinTrisiklik cth: AmitriptylineBenzodiazepin cth: diazepam, clobazamAntipsikotik cth: Haloperidol, Risperidon, Chlorpromazine
Prognosis50% kasus pulih pada tahun pertama30% kasus perjalanan penyakitnya akan kronisPemulihan akan dibantu dengan:Dukungan sosial yg baik, tidak ada tanggapan negatif dari orang lain, tidak ada mekanisme coping yg maladaptif, serta tidak adanya peristiwa traumatik berikutnya