GAMBARAN KADAR KOLESTEROL DAN RASIO LINGKAR Karya...
Transcript of GAMBARAN KADAR KOLESTEROL DAN RASIO LINGKAR Karya...
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL DAN RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL PADA SUKU BAJAU USIA 45 TAHUN KE ATAS
DI DESA MEKAR KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE
Karya Tulis Ilmiah
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Gizi
OLEH :
FEBYANA SESA PURWANINGRUM
NIM. P00331015. 031
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-III GIZI2018
2
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL DAN RASIO LINGKAR
PINGGANG PANGGUL PADA SUKU BAJAU USIA 45 TAHUN KE ATAS
DI DESA MEKAR KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE
Karya Tulis Ilmiah
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Gizi
OLEH :
FEBYANA SESA PURWANINGRUM
NIM. P00331015. 031
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-III GIZI
2018
iv
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL DAN RASIO LINGKAR PINGGANGPANGGUL PADA SUKU BAJAU USIA 45 TAHUN KE ATAS DI DESA MEKAR
KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE
RINGKASAN
Febyana Sesa Purwaningrumdi bawah bimbingan Rita Irma dan Astati
Latar Belakang : Masyarakat Bajau membangun budaya erat dengan kehidupanmereka sebagai nelayan, pemanfaatan laut dan hasilnya yang ditunjang oleh pendidikandan sistem ekonomi. Kebiasaan makan yang terbentuk sejak kecil memanfaatkansumber laut seperti spesies ikan, cumi-cumi, kepiting, berbagai jenis kerang, bulu babi,gurita. Oleh sebab itu hal tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol dan rasiolingkar pinggang panggul. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristikmasyarakat suku Bajau, kadar kolesterol dan rasio lingkar pinggang panggul.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional yangbertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol dan rasio lingkar pinggangpanggul yang dilaksanakan pada 15-22 Juli 2018 di Desa Mekar Kecamatan SoropiaKabupaten Konawe. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu 53 orang. Prosespengambilan data diperoleh melalui wawancara, pengambilan darah tepi danpengukuran lingkar pinggang panggul.
Hasil : penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat suku Bajau memilikiusia 45-59 tahun dengan persentase 66,0%, dengan jenis kelamin perempuan yakni60,4%, dengan tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD yakni 54,7%, pekerjaansebagian besar merupakan nelayan yakni 74,1%, agama 100% islam. Kadar kolesteroldalam kategori tinggi yaitu sebesar 50,9%. rasio lingkar pinggang panggul dalamkategori obesitas abdominal yaitu sebesar 75,4%.
Penelitian ini menyarankan perlunya tenaga kesehatan untuk memberikan edukasitentang pola hidup sehat, pesan gizi seimbang. dan melakukan pemeriksaan kesehatansecara rutin.
Kata kunci : kadar kolesterol, suku bajau, rasio lingkar pinggang panggul.
Daftar bacaan : 43 (2000-2017)
v
DESCRIPTION OF CHOLESTEROL LEVELS AND WAIST HIPCIRCUMFERENCE RATIO ON BAJAU TRIBE OVER OF 45 YEARS OF OLD IN
VILLAGE MEKAR SUB DISTRICT SOROPIA KONAWE DISTRICT
ABSTRACT
Febyana Sesa Purwaningrumunder the guidance of Rita Irma and Astati
Introduction : The Bajau builds culture with their lives as fishermen, conservation andeconomics supported by education and economic systems. The eating habits that havebeen formed since childhood like: sea fish, squid, crabs, various types of shellfish, seaurchins and octopus. Therefore it can increase cholesterol levels and hip waistcircumference ratio. The aim of the study was to find out how the Bajau Tribecommunity, cholesterol level and hip waist circumference ratio.
Method : This type of research is descriptive observation which aims to determinecholesterol levels and circumference ratios carried out on 15-22 th July 2018 in MekarVillage, Soropia District, Konawe Regency. The sample used in the study was 53persons. The process of data collected by interviews, taking blood and measuring waisthip circumference.
Result : this study shows that 66% the Bajau was 45-59 years old, 60.4% female, mostof them graduated from elementary school 54.7%, 74.1% was fisherman, and theirreligion was 100% Islam. High cholesterol levels was 50.9%. waist and hipcircumference ratio in the category of abdominal obesity that is 75.4%.
This study suggest health workers to give education about healthy lifestyles, balancednutrition messages and medical check up.
Keywords: cholesterol level, bajau tribe, hip waist circumference ratio.
Reading list: 43 (2000-2017)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “Gambaran Kadar Kolesterol Dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Pada Suku
Bajau Usia 45 Tahun ke atas di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Bidang Gizi.
Proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang
dalam penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan materil pihak
lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Ibu Sri Yunancy Van Gobel, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kendari.
3. Ibu Rita Irma Irma, SST, MPH, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Astati, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh dewan penguji, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Seluruh dewan pengajar dan staf Jurusan Gizi Poltekkes atas segala nasehat dan
ilmu yang diberikan selama ini.
7. Puskesmas Soropia yang berhubungan dengan tempat pengambilan data.
8. Rekan – rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu.
9. Teruntuk Agung, Sinta dan Gita yang selalu memberikan semangat, motivasi untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih yang tidak ternilai harganya penulis persembahan kepada
Bapak A. Porwadi dan Ibu Hartini atas segala kasih sayang yang tidak henti – hentinya
vii
memberikan segenap perhatian, do’a dan dukungan moril selama penulis mengikuti
perkuliahan sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya penulis meyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan sangat harapkan. Atas saran dan kritik, penulis ucapkan
banyak terima kasih.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, Amin.
Kendari, 7 Agustus 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI............................................ ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
ABSTRACT........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 7
A. Gambaran tentang Masyarakat Pesisir Pantai................................ 7
B. Kadar Kolesterol ............................................................................ 9
C. Rasio Lingkar Pinggang Panggul .................................................. 20
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 25
A. Rancangan Penelitian..................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 25
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 25
D. Variabel Penelitian......................................................................... 27
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data................................................. 27
F. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 28
G. Definisi Operasional ...................................................................... 29
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 31
A. Hasil ............................................................................................... 31
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................ 31
2. Karakteristik Sampel................................................................ 32
ix
3. Gambaran Kadar Kolesterol Sampel ....................................... 34
4. Gambaran Rasio Lingkar Pinggang Panggul Sampel.............. 34
B. Pembahasan ................................................................................... 35
1. Gambaran Umum Masyarakat Pesisir Pantai .......................... 35
2. Kadar Kolesterol Masyarakat Suku Bajau............................... 36
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul Masyarakat Suku Bajau ..... 38
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 40
A. Kesimpulan .................................................................................... 40
B. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41
LAMPIRAN........................................................................................................ 45
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Uji Spesifitas Dan Sensitivitas Kolesterol Darah ......................................... 12
2. Kadar Kolesterol ........................................................................................... 19
3. Resiko Penyakit Degeneratif Menurut Jenis Kelamin Dan Umur ................ 23
4. Distribusi Tingkat Pendidikan di Desa Mekar .............................................. 31
5. Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian.................. 32
6. Distribusi Kategori Umur Masyarakat Suku Bajau ...................................... 32
7. Distribusi Kategori Jenis Kelamin Masyarakat Suku Bajau ......................... 33
8. Distribusi Kategori Pendidikan Masyarakat Suku Bajau.............................. 33
9. Distribusi Kategori Pekerjaan Mayarakat Suku Bajau.................................. 33
10. Distribusi Kadar Kolesterol Sampel.............................................................. 34
11. Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Sampel .................................... 34
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Penelitian ..................................................................................... 46
2. Master Tabel.................................................................................................. 52
3. Daftar Gambar............................................................................................... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit yang banyak
menyebabkan kematian serta masih merupakan masalah kesehatan bagi negara-
negara yang maju maupun negara yang sedang berkembang. Diperkirakan dua kali
lipat dalam dua dekade mendatang, menjadikannya penyebab utama terbesar
kematian pada tahun 2020 (Zahrawardani, Herlambang dan Anggraheny, 2013).
Kasus Penyakit Jantung Koroner merupakan pembunuh nomor satu di
Amerika Serikat (AS) dan seluruh dunia, sekitar 38% orang yang mengalami
kejadian koroner akut akan meninggal pada tahun yang sama. Prevalensi Penyakit
Jantung Koroner terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Tierney,
2008). Penyakit Jantung Koroner menyumbang lebih dari 450.000 kematian di AS
pada tahun 2004. Dari hasil penelitian, kejadian Penyakit Jantung Koroner
terbanyak pada usia 35-74 tahun (Koenig et al, 2011)
Penderita Penyakit Jantung Koroner banyak didapatkan adanya faktor –
faktor risiko. Faktor risiko utama yaitu faktor risiko lipida yang meliputi kadar
kolesterol dan trigliserida. Negara Amerika pada saat ini 50% orang dewasa
didapatkan kadar kolesterolnya > 200 mg/dl dan ± 25% dari orang dewasa umur >
20 tahun dengan kadar kolesterol > 240 mg/dl, sehingga risiko terhadap penyakit
jantung koroner akan meningkat (Zahrawardani, Herlambang dan Anggraheny,
2013).
Peningkatan kadar kolesterol mempunyai perkiraan angka kematian di dunia
sekitar 2,6 juta. Angka kematian tertinggi sekitar 54% terjadi di Eropa, kemudian
2
Amerika 48%. Wilayah Afrika dan Asia Tenggara menunjukkan 22,6% untuk
Afrika dan 29,0% untuk Asia Tenggara (World Health Organization (WHO), 2013).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, diketahui bahwa
prevalensi penyakit kardiovaskular (Penyakit Jantung Koroner, gagal jantung dan
stroke) semakin meningkat seiring peningkatan umur. Pada tahun 2013 data
prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter
sebesar 0,5%, Sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5%. Di
Sulawesi Tenggara prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis
dokter sebesar 0,4%, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,7%.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016 menyatakan bahwa
Penyakit Jantung Koroner menempati posisi ke 7 penyakit tidak menular dengan
jumlah penderita 248 kasus. Ini adalah fenomena global yang timbul akibat pola
makan dan gaya hidup masyarakat yang berubah makin praktis dan serba cepat.
Terjadinya Penyakit Jantung Koroner tidak bisa lepas dari proses-proses yang
membuat pembuluh darah koroner menyempit. Aterosklerosis sebenarnya normal
terjadi pada semua orang seiring dengan bertambahnya usia, hanya saja bagaimana
kecepatan penyempitan tersebut berbeda-beda. Kolesterol dalam darah diedarkan
oleh lipoprotein, diantaranya ada dua jenis lipoprotein utama, yaitu Low Density
Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). Konsekuensi
hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan kolesterol serum, terutama
peningkatan LDL yang merupakan predisposisi terjadinya aterosklerosis serta
meningkatnya risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner (Fathoni, 2011 dalam
Firdiansyah 2014).
3
Pengukuran status gizi dengan menggunakan pengukuran rasio lingkar
pinggang panggul (RLPP) dapat digunakan untuk mendeteksi penyebaran lemak
pada jaringan adiposa (Waspadji, 2003 dalam Rahmawati, Rahmawaty, Soviana,
2016). Jaringan adiposa terdapat di seluruh bagian tubuh, salah satunya di perut.
Lemak yang berada pada dinding perut lebih berisiko dibandingkan penimbunan di
tempat lain. Sel-sel lemak yang berada pada dinding perut memiliki ukuran lebih
besar dan didominasi oleh LDL. Timbunan lemak yang semakin banyak di dalam
rongga perut akan diikuti dengan tingginya kadar LDL. Peningkatan kadar LDL
akan menyebabkan terjadinya aterosklerosis dan meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung dan pembuluh darah (Soeharto, 2004 dalam Rahmawati,
Rahmawaty, Soviana, 2016).
Rasio lingkar Pinggang Panggul lebih sensitif dalam menilai distribusi lemak
dalam tubuh terutama yang berada di dinding abdomen. Ukuran lingkar pinggang,
menggambarkan tingginya deposit lemak berbahaya dalam tubuh, sementara lingkar
pinggul merupakan faktor protektif terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler.
Dibandingkan dengan IMT pengukuran ini tiga kali lebih besar merefleksikan
keberadaan lemak berbahaya dalam dinding abdomen (Sunarti dan Maryani, 2013).
Berdasarkan penelitian Septyaningrum dan Martini tahun 2014 dengan
menggunakan pengukuran lingkar perut dan rasio lingkar pinggang panggul
diketahui bahwa dari 60 sampel 49 sampel memiliki status gizi obesitas abdominal
dengan pengukuran menggunakan rasio lingkar pinggang panggul dan 45 sampel
memiliki status gizi obesitas abdominal dengan pengukuran lingkar perut. Hal ini
menunjukkan bahwa pengukuran menggunakan rasio lingkar pinggang panggul
4
lebih sensitif terhadap penimbunan lemak yang terdapat di abdominal dibandingkan
dengan pengukuran lingkar perut.
Rasio lingkar pinggang panggul digunakan untuk menilai perubahan status
lemak intra abdominal. Lingkar perut mengalami penurunan diikuti juga dengan
penurunan lingkar panggul, sehingga rasio lingkar pinggang panggul tidak berubah
(Soegih dan K.Wiramihardja, 2009).
Keterbatasan penggunaan pengukuran rasio lingkar pinggang panggul
kemungkinan seseorang mempunyai rasio lingkar pinggang panggul di bawah
standar namun mempunyai lingkar pinggang besar yang mana lingkar pinggang
besar juga menunjukkan adanya penumpukan lemak didaerah abdominal yang dapat
mengindikasikan risiko berbagai penyakit seperti diabetes dan kardiovaskular
(Fahmida dan Drupadi, 2007).
Penelitian menunjukkan bahwa wanita akan kehilangan 30 hingga 50 persen
dari massa otot total pada usia 45 tahun. Karena proses penuaan, Metabolisme tubuh
secara alami akan melambat dan mobilitas yang rendah mempercepat proses
penggantian massa otot dengan lemak tubuh. Penurunan massa otot membantu
untuk mengurangi konsumsi kalori dan hampir setiap makanan diubah menjadi
lemak. Sedangkan pada Pria di usia 50 tahun mengalami peningkatan kadar
kolesterol (Ujiani, 2015).
Masyarakat Bajau di Sulawesi Tenggara adalah kelompok masyarakat yang
awalnya dikenal sebagai Seanomedic (manusia perahu), melakukan seluruh aktivitas
hidupnya dalam perahu termasuk melahirkan, membesarkan anak, kemudian
berpindah-pindah dari pulau ke pulau dari tanjung ke tanjung mengikuti populasi
5
ikan. Meskipun saat ini masyarakat Bajau bermukim di darat, mereka tidak dapat
jauh dari laut (Wiralis, dkk, 2014).
Masyarakat Bajau membangun budaya erat dengan kehidupan mereka
sebagai nelayan, pemanfaatan laut dan hasilnya yang ditunjang oleh pendidikan dan
sistem ekonomi. Kebiasaan makan yang terbentuk sejak kecil memanfaatkan sumber
laut seperti spesies ikan, cumi-cumi, kepiting, berbagai jenis kerang, bulu babi,
gurita (Wiralis dkk, 2014).
Oleh karena itu, pada masyarakat pesisir pantai terdapat gaya hidup yang
tidak disadari menjadi faktor risiko penyakit yang berkaitan dengan jantung dan
pembuluh darah misalnya hipertensi. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan
masyarakat pesisir pantai mengonsumsi natrium tinggi dan konsumsi hewan laut
yang memiliki kadar kolesterol lebih tinggi (Saputra dan Anam, 2016).
Pengetahuan masyarakat suku Bajau tentang pengobatan yang sangat kurang
karena tingkat pendidikan yang sangat rendah juga menjadi faktor rendahnya
cakupan tersebut. Data tentang penyakit degeneratif tidak tersedia karena rendahnya
pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat suku Bajau (Barlin, dkk, 2008).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016 di Kecamatan Soropia
Kabupaten Konawe terdapat 4 desa dengan suku Bajau terbanyak dibanding desa
lain yaitu desa Mekar, desa Bokori, desa Samajaya, desa Bajau Indah. Namun desa
Mekar yang memiliki jumlah penduduk terbanyak sehingga penelitian dilakukan di
desa Mekar.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui kadar
kolesterol dan rasio lingkar pinggang panggul pada suku bajau usia 45 tahun ke atas
di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kadar kolesterol dan
rasio lingkar pinggang panggul pada suku bajau usia 45 tahun ke atas di Desa Mekar
Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum : Mengetahui Kadar Kolesterol dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul Pada Suku Bajau Usia 45 tahun keatas di Desa Mekar Kecamatan
Soropia Kabupaten Konawe.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik masyarakat suku Bajau usia 45 tahun ke atas di
Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
b. Mengetahui Kadar Kolesterol Masyarakat Suku Bajau usia 45 tahun ke atas
di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
c. Mengetahui Rasio Lingkar Pinggang Panggul Masyarakat Suku Bajau usia
45 tahun ke atas di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan, menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan
pada lembaga pendidikan sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan
yang ada.
b. Agar dapat dijadikan referensi bagi Mahasiswa Tingkat 2 dan Tingkat 1
dalam pengembangan ilmu pendidikan dan bagi pembaca lainnya agar dapat
menambah wawasan dan informasi tentang penyakit degeneratif.
7
2. Bagi Masyarakat Suku Bajau
a. Mengetahui Kadar Kolesterol sehingga dapat mengontrol Kadar Kolesterol
apabila tinggi.
b. Mengetahui status gizi masyarakat suku Bajau dengan mengukur Rasio
Lingkar Pinggang Panggul.
3. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan Ilmu pengetahuan yang diperoleh selama berkuliah.
b. Menambah pengalaman wawancara pada Suku Bajau.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Gambaran tentang Masyarakat Pesisir Pantai dan Kesehatannya
Di Indonesia, terdapat beberapa suku bangsa yang masih menerapkan pola
budaya maritim dalam setiap sendi kehidupannya. Salah satu suku bangsa yang
sangat terkenal sebagai pendukung kebudayaan maritim yaitu Suku Bajau. Suku
Bajau merupakan suku yang hidup bebas mengembara di lautan luas sehingga sering
dikenal sebagai pengembara laut (sea nomads). Pada beberapa literatur bahkan Suku
Bajau diidentifikasikan dengan berbagai julukan di antaranya sebagai manusia
perahu atau sea gypsy. Suku Bajau banyak ditemukan di perairan selat Makassar,
Teluk Bone, daerah Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Banggai, Teluk Tomini,
Maluku Utara dan peraian Laut Sulawesi (Suryanegara, Suprajaka, Nahib, 2015).
Suku Bajau adalah sebuah yang tidak terpisahkan dengan laut. Laut bagi
orang Bajau merupakan cermin kehidupan masa lalu, kekinian, dan harapan masa
depan, selain itu laut juga dianggap sebagai kawan, jalan, dan persemayaman para
leluhur. Jadi, laut adalah segalanya. Bajau merupakan suku yang sering disebut
dengan suku laut karena bergantung pada laut untuk pemenuhan kehidupannya
sehari-hari (Baskara dan Astuti, 2011). Suku Bajau dikenal sebagai pelaut ulung
yang hidup dan matinya berada di atas lautan, bahkan awalnya dulu seluruh
kehidupan mereka dihabiskan di atas perahu di perahu yang selalu mengarungi
lautan (Suyuti, N 2011).
Untuk mempertahankan hidupnya 99,5% Suku Bajau di Sulawesi Tenggara
bermata pencaharian sebagai nelayan, sering mengkonsumsi ikan merupakan ciri
masyarakat pantai. Ikan merupakan salah satu makanan dengan kandungan Natrium
9
yang tinggi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hipertensi lebih banyak pada
wilayah pantai dibandingkan dengan wilayah pengunungan. Hasil analisis pada
penelitian menunjukkan bahwa asupan natrium tertinggi adalah wilayah pesisir.
Dari penelitian yang dilakukannya penyebab tingginya hipertensi disebabkan oleh
pola kebiasaan masyarakat yang cenderung mengasinkan makanan olahan laut
(Rusliafa, Amiruddin, Noor, 2014).
Selain itu konsumsi makanan laut yang tinggi juga berperan dalam
kecenderungan hipertensi di daerah pesisir pantai. Salah satu faktor risiko hipertensi
adalah kandungan lemak di dalam tubuh seperti yang dinyatakan bahwa
hiperkolesterolemia menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi (Dedullah, Malonda,
Joseph, 2015).
Hasil penelitian Darwis, Rofiqoh, Irma tahun 2013 ditemukan sebesar
12,1% masyarakat suku Bajau di desa Batuawu kecamatan Kabaena Selatan
kabupaten Bombana berada dalam kategori tidak normal.
2. Kadar Kolesterol
a. Pengertian Kolesterol
Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural semua sel
dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol terdapat dalam
konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati dimana kolesterol
disintesis dan disimpan. Kolesterol merupakan bahan pembentukan sejumlah
steroid penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal
korteks, estrogen, androgen, dan progesterone. Sebaliknya kolesterol dapat
membahayakan tubuh. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di
dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga
10
menyebabkan penyempitan yang dinamakan aterosklerosis. Bila penyempitan
terjadi pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner dan bila pada pembuluh darah otak penyakit serebrovaskular (Almatsier,
2009).
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid yang tidak
terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia.
Kolesterol mempunyai makna penting karena merupakan unsur utama dalam
lipoprotein plasma dan membran plasma serta menjadi prekursor sejumlah besar
senyawa steroid (City & Noni, 2013).
Kolesterol yang diproduksi oleh tubuh terdiri dari 2 jenis, yaitu kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) yang biasa disebut dengan kolesterol baik dan
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) disebut dengan kolesterol jahat.
Kolesterol LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri koroner
yang menyebabkan penyumbatan, karena itu LDL disebut sebagai kolesterol
jahat (Kowalski, 2010).
Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang
dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk
membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat
garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila
takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan penting
dalam tubuh (Nilawati dkk, 2008). Kolesterol tidak larut dalam darah. Kolesterol
11
diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan bantuan senyawa yang
tersusun atas lemak dan protein, yakni lipoprotein (Morrel, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian tentang konsumsi tinggi asam lemak jenuh
akan meningkatkan kadar kolesterol plasma, diperkirakan setiap penambahan
asam lemak jenuh 1% dari total kalori terjadi peningkatan kolesterol darah
sebanyak 1,9 mg/dl. Menurut National Cholesterol Education Program (NCEP)
menganjurkan untuk membatasi konsumsi asam lemak jenuh <10% total kalori
dan jika kadar kolesterol masih tinggi dianjurkan untuk mengurangi sampai 7%
total kalori (Suwardi, 2007).
b. Cara Pengukuran Kolesterol
Pasien yang akan melakukan pengukuran lipid harus melakukan puasa
dengan rekomendasi 12 jam pada waktu pengambilan sampel darah. Puasa
dibutuhkan dikarenakan kadar trigliserida meningkat dan menurun secara
dramatis pada keadaan post prandial, dan nilai kolesterol LDL dihitung melalui
perhitungan kolesterol serum total dan konsentrasi kolesterol HDL. Perhitungan
ini berdasarkan sebuah rumus yang disebut Friedwald equation, paling akurat
untuk konsentrasi trigliserida dibawah 400 mg/dl. Equasi Friedwald memberikan
perkiraan kadar kolesterol LDL puasa yang umumnya diantara 4 mg/dl dari nilai
sebenarnya ketika konsentrasi trigliserida dibawah 400 mg/dl. Metode-metode
baru untuk secara langsung menghitung LDL telah dikembangkan. Ketika
akurasi, presisi dan harga untuk perhitungan ini bisa diterima, laboratorium
dapat tidak menggunakan lagi equasi Friedewald untuk perhitungan kolesterol
LDL. Namun, konsentrasi trigliserida tetap perlu untuk dilakukan perhitungan
ketika profil lipid ditentukan, sehingga puasa tetap diperlukan. Tes yang lebih
12
canggih dari fraksi komposisi lipoprotein yang terisolasi digunakan pada
keadaan tertentu, termasuk rasio kolesterol pada trigliserida. Pengayaan VLDL
oleh kolesterol ester terdapat biasanya pada dysbetalipoproteinemia familial
yang terdapat pada homozigositas untuk Apo E2. Genotip Apo E dapat
ditentukan oleh analisa PCR (Polymerase Chain Reaction). Imunoasay yang
berguna secara klinis tersedia untuk Apo B dan Lp(a) (Malloy dan Kane, 2011).
Hasil penelitian Sblendorio, Palmeri dan Riccioni (2008) menunjukkan
pengukuran darah perifer lebih tinggi 2,87% dari pengukuran kolesterol darah
plasma vena, namun hasil keduanya tidak berbeda bermakna secara statistik.
Hasil yang berbeda ditunjukkan pada penelitian Greenland et al. (1990) yaitu
kedua pengukuran berbeda signifikan dengan kolesterol darah perifer lebih
tinggi dibandingkan dengan kolesterol darah serum vena. Hal ini terjadi karena
perbedaan konssntrasi pada kedua sampel (vena dan perifer).
Sensitivitas adalah kemampuan alat untuk mengidentifikasi secara benar
seseorang terdiagnosis dibandingkan dengan gold standard. Spesifitas adalah
kemampuan alat untuk mengidentifikasi secara benar seseorang tidak
terdiagnosis dibandingkan dengan gold standars. Pada tabel dibawah ini uji
sensitivitas dan spesifitas di dasarkan pada nilai kolesterol total tinggi yaitu
≥200 mg/dl.
Tabel 1Uji Spesifitas Dan Sensitivitas Kolesterol Darah
Kolesterol darah vena ≥240 mg/dlYa Tidak
Kolesterol darah perifer ≥200mg/dl.
Ya 23 8
Tidak 0 130Sensitivitas 100%Spesifitas 94,2%
(Sumber : Venary, 2017)
13
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar Kolesterol melalui darah tepi
adalah alat tes kolesterol Easy Touch dengan tingkat ketelitian 95%.
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar Kolesterol melalui darah
vena adalah spektofotometer.
Adapun cara mengukur kadar kolesterol melalui darah tepi adalah
sebagai berikut:
1) Masukan baterai & nyalakan alat.
2) Set jam, tanggal & tahun pada alat.
3) Ambil chip warna kuning masukan ke dalam alat untuk cek alat.
4) Apabila pada layar muncul “ERROR” artinya alat rusak.
5) Apabila pada layar muncul “Ok” artinya alat siap dipakai.
6) Setiap botol strip pada gula darah, asam urat & kolestrol terdapat chip test.
7) Gunakan chip asam urat untuk test asam urat & chip kolestrol untuk test
kolestrol, Chip gula untuk test Gula.
8) Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.
9) Setelah itu akan muncul gambar tetes darah & kedip-kedip.
10) Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen & atur kedalaman
jarum sesuai nomor.
11) Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan ujung jari.
12) Tembakkan jarum pada ujung jari & tekan supaya darah keluar.
13) Darah disentuh pada tepi samping strip & bukan ditetes diatas tengah strip
alat test darah EasyTouch.
14) Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.
15) Darah akan langsung meresap sampai ujung strip & bunyi beep.
14
16) Tunggu sebentar, hasil akan keluar beberapa detik pada layar.
17) Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya & buang.
18) Chip di simpan ke botol lagi.
19) Tutup rapat botol strip apabila tidak dipakai.
20) Perhatikan masa expired / kadaluarsa pada setiap strip.
Adapun alat, bahan dan prosedur mengukur kadar kolesterol melalui
darah vena adalah sebagai berikut:
1) Alat
a) Spuit Injection 3 ml
b) Tourniquet
c) Tabung reaksi
d) Centrifuge
e) Fotometer Star Dust FC
f) Clinipette 10 p1 dan 1000 p1
g) Blue tip
h) Yellow tip
2) Bahan
a) Serum darah vena
b) Plasma dengan antikoagulan EDTA
c) Kapas
d) Alkohol 70%
e) Reagen Kolesterol
15
3) Prosedur Pengambilan Sampel Darah
a) Membersihkan tempat yang diambil yaltu pada vena fossa cubiti dengan
kapas alkohol 70% dan biarkan sampai kering.
b) Memasang ikatan pembendung (tourniquet) pada lengan bagian atas dan
meminta pasien untuk mengepal dan membuka tangannya beberapa kali
agar vena terlihat jelas.
c) Menegangkan kulit atas vena tersebut dengan jan-jan tangan kin agar
vena tidak bergerak.
d) Menusuk vena pelan-pelan sampai ujung jarum masuk ke lumen vena,
dengan lubang jarum menghadap ke atas.
e) Melepas atau merenggangkan pembendungan dengan pelan-pelan ditanik
penghisap spuit sampai didapatkan jumlah darah yang dikehendaki.
f) Melepaskan pembendungan.
g) Menaruh kapas di atas jarum, kemudian dicabut sempnit dan jarumnya.
h) Meminta pasien untuk menekan tempat tusukan tadi selama beberapa
menit dengan kapas/plester.
i) Angkatlah jarum dan semprit dan alirkanlah darah ke dalam tabung yang
tersedia melalui dinding (Gandasoebrata, 2007).
4) Prosedur Membuat Serum
a) Darah yang baru diambil tanpa antikoagulan, dibiarkan 20 menit supaya
membeku sampai sempurna, dan ditunggu sampai cairan/serumnya
keluar dan bekuan.
16
b) Memutar tabung yang berisi darah tersebut dalam centrifuge dengan
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit maka akan didapatkan serum yang
jernih di bagian atas dan sedimen hasil di bagian bawah.
c) Serum yang didapat dipipet lalu dipindahkan ke tabung reaksi lain yang
bersih.
d) Memberi label yang berisi tanggal pengambilan, nama pasien, dan jenis
kelamin.
5) Prosedur Membuat Plasma EDTA
a) Sediakan tabung yang berisi 2 mg EDTA.
b) Alirkan 2 ml darah vena ke dalam tabung tersebut dan semprit tanpa
jarum.
c) Tutuplah botol dan segera mencampur darah dengan antikoagulans
EDTA selama 60 detik atau lebih.
d) Memutar tabung yang berisi darah tersebut dalam centrifuge dengan
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit maka akan didapatkan plasma
EDTA yang jernih di bagian atas dan sedimen hasil di bagian bawah.
e) Plasma EDTA yang didapat dipipet lalu dipindahkan ke tabung reaksi
lain yang bersih.
f) Memberi label yang berisi tanggal pengambilan, nama pasien, dan jenis
kelamin.
6) Prosedur Pemeriksaan Kolesterol Total
a) Metode: CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase-Peroxidase Aminoantipyrine
Phenol)
17
b) Prinsip: Pengukuran kolesterol total setelah oksidasi dan hidrolisa enzym
indikator kolorimetri adalah chinonimine yang dihasilkan dan 4-
aminoantipyrine dan phenol dengan hydrogen peroksida dengan bantuan
katalis deraxida.
c) Reaksi
Cholesterol + H2O CHE cholesterol + Fatty Acid
Cholesterol + O2 CHE cholesterol-3-one + H2O2
2 H2O2+ 4-aminoantipyrine + phenol POD chinonimine + 4 H2O2
d) Cara Kerja
Panjang gelombang : 546 nm
Tebal cuvet : 1 cm
Suhu : 37 °C
Pengukuran terhadap blanko reagen
7) Jenis Blanko Sampel Standart
a) Sampel – 10 µl –
b) Standart – – 10 µl
c) Aguadest 10 µl – –
d) Reagent 1000 µl 1000 µl 1000 µl
e) Campur, inkubasi 10 menit pada suhu 37°C, kemudian di baca hasilnya.
Baca absorbansi dengan reagen blangko dalam 60 menit.
f) Operasional Photometer Star Dust FC
g) Hubungkan photometer star dust FC dengan listrik
h) Nyalakan alat dengan menekan struff volt
i) Tekan tombol ON
18
j) Tekan tombol “wash” dan aquadest dihisap melalui selang dengan cara
masukkan selang ke dalam beaker glass yang berisi aquadest sambil
menekan tombol penghisap
k) Masukkan nomor kode, untuk pemeriksaan kolesterol menggunakan
nomor 81
l) Calibrate (Y/N ) apabila belum pernah atau akan dikaIibras ulang. Tekan
Y untuk mengkalibrasi ulang
m) Tunggu sebentar hingga muncul ”Insert Blank”.
n) Blanko aquadest dihisap melalui selang sambil menekan tombol
penghisap.
o) Tunggu sebentar hingga muncul “Insert Standart”.
p) Standart dihisap melalui selang sambil menekan tombol penghisap.
q) Tunggu sebentar hingga muncul “Insert Sampel”.
r) Sampel yang telah siap dihisap melalui selang sambil menekan tornbol
penghisap.
s) Menunggu tiga kali 30 detik untuk mengetahui hasilnya.
Standar kadar kolesterol dalam darah menurut NCEP ATP III
(National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III)
tahun 2011 adalah sebagai berikut:
19
Tabel 2Kadar Kolesterol
Kolesterol Total Kategori< 200 Normal≥ 200 Tinggi
Kolesterol LDL Kategori< 100 Optimal
100 – 129 Sub Optimal130 – 159 Perbatasan160 – 189 Tinggi
≥ 190 Sangat TinggiKolesterol HDL Kategori
≥ 60 Tinggi< 40 Rendah
(Sumber : NCEP ATP III, 2011)
c. Cara Pengukuran Kolesterol
Kelebihan kolesterol dalam darah mudah melekat pada dinding sebelah
dalam pembuluh darah, selanjutnya LDL akan menembus dinding pembuluh
darah melalui lapisan endotel, masuk ke lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam disebut intima. LDL yang telah menyusup kedalam intima akan
mengalami oksidasi tahap pertama sehingga terbentuk LDL yang telah
teroksidasi dan akan memacu terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan
menarik monosit (salah satu jenis darah putih) menembus lapisan endotel dan
masuk kedalam intima, LDL yang teroksidasi juga sering memacu terbentuknya
zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi
magrofag. LDL teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL
yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa.
(LIPI, 2009).
Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk gumpalan yang
makin lama makin membesar sehingga membentuk benjolan yang akan
menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. Keadaan akan makin
20
memburuk karena LDL akan teroksidasi sempurna akan merangsang sel-sel otot
pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (media) untuk masuk kedalam
intima dan kemudian akan membelah-belah diri sehingga jumlahnya semakin
banyak. (LIPI, 2009).
Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak kolesterol)
membuat pembuluh darah menjadi sempit dan aliran darah menjadi kurang
lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah
pecah, meninggalkan “luka” pada dinding pembuluh darah yang dapat
mengaktifkan pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah dikarenakan sudah
mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan
darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara total yang dikenal sebagai
aterosklerosis (proses pembentukan plak pada pembuluh darah). Penyempitan
dan pengerasan ini apabila cukup berat akan menyebabkan suplai darah ke otot
jantung tidak memadai, maka menimbulkan sakit atau nyeri dada yang disebut
angina, bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang
disebut infark miokard dan apabila meluas akan menimbulkan gagal jantung.
(LIPI, 2009).
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
a. Pengertian
Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP) merupakan salah satu
pengukuran antropometri yang biasa digunakan untuk mengetahui distribusi
lemak tubuh. RLPP digunakan pada pengukuran obesitas sentral/abdominal
dimana tempat jaringan lemak viseral disimpan. (Vazquez et al., 2007).
21
Pengukuran RLPP digunakan untuk mengetahui timbunan lemak dalam
rongga perut, penurunan berat badan dan untuk mengetahui tingkat risiko
penyakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan seperti penyakit
jantung, diabetes melitus dan stroke (Mueller dan Nicole, 2008 dalam
Rahmawati, Rahmawaty, Soviana, 2016).
Rata-rata seseorang yang memiliki pinggang yang besar juga memiliki
panggul yang besar karena adanya penumpukan lemak di rongga perut
(Williams, 2007 dalam Rahmawati, Rahmawaty, Soviana, 2016).
b. Cara Pengukuran
Mengukur lingkar pinggang panggul harus menggunakan pita ukur
berbahan fiberglass : lebar 1 cm, fleksibel dan tidak mudah patah.
Pengukuran Rasio Lingkar Pinggang Panggul dilakukan secara terpisah
antara laki-laki dan perempuan. Rasio Pinggang diperoleh dari mencari tulang
supra illiac dan tulang rusuk paling bawah. Ukur dengan pita berapa jarak antara
kedua titik tersebut, lalu bagi dua. Dari titik ini diperoleh lingkar pinggang
dengan melingkarkan pita ukur. Lingkar pinggul diperoleh dengan mencari
puncak bokong dan melingkarkan pita ukur (Hidayatulloh, dkk, 2011).
Adapun cara mengukur Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul adalah
sebagai berikut:
1) Lingkar Pinggang
a) Pakaian yang digunakan subjek longgar (tidak menekan), sehingga alat
ukur dapat diletakkan dengan sempurna.
b) Subjek berdiri tegak dengan perut dalam keadaan relaks.
22
c) Pengukur jongkok menghadap ke subjek, sehingga dapat menentukan
dengan baik tingkat maksimal dari pinggang.
d) Pengukur meletakkan alat ukur melingkar secara horizontal pada bagian
pinggang yang paling kecil. Seorang pembantu diperlukan untuk
meletakkan alat ukur dengan tepat. Bagi subjek yang gemuk, dimana
sulit menentukan bagian pinggang yang paling kecil, daerah yang harus
diukur adalah antara tulang rusuk dengan tonjolan iliaca
e) Alat ukur tidak terlalu kencang dan juga terlalu longgar. Cukup
menyentuh kulit, tidak sampai menekan kulit.
f) Catat hasil pengukuran sesuai angka pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
2) Lingkar Panggul
a) Pakaian yang digunakan subjek longgar (tidak menekan), sehingga alat
ukur dapat diletakkan dengan sempurna.
b) Subjek berdiri tegak, kedua lengan tangan berada pada kedua sisi tubuh
dan kaki rapat.
c) Pengukur jongkok di samping subjek sehingga dapat menentukan dengan
baik tingkat maksimal dari pinggul.
d) Pengukur meletakkan alat ukur melingkar secara horizontal pada bagian
pinggul. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan alat ukur
dengan tepat.
e) Alat ukur tidak terlalu kencang dan juga terlalu longgar. Cukup
menyentuh kulit, tidak sampai menekan kulit.
f) Catat hasil pengukuran sesuai angka pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
(Imanuddin, dkk, 2014).
23
Rasio Lingkar Pinggang Panggul mempunyai cut off point yang berbeda
untuk tiap etnisya. Untuk ras Kaukasia nilai >0,95 untuk laki-laki dan >0,80
untuk perempuan menunjukkan obesitas abdominal. Pada populasi Asia,
walaupun beberapa studi menyatakan bahwa terdapat persentase lemak tubuh
yang tinggi dan peningkatan faktor risiko pada klasifikasi BMI lebih rendah
dibandingkan ras Kaukasia, tetapi nilai cut off point untuk rasio ini sama dengan
Kaukasia (Huxley et al, 2010; James et al, 2010 Hidayatulloh, dkk, 2011).
Menurut WHO Rasio Lingkar Pinggang Panggul untuk penduduk Asia
yaitu nilai RLPP >0,95 untuk laki-laki dan >0,80 untuk perempuan
menunjukkan obesitas abdominal.
Rumus menentukan Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul, yaitu sebagai
berikut:
RasioLingkarPinggangPanggul = LingkarPinggang(cm)LingkarPanggul(cm)Resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran Rasio Lingkar
Pinggang Panggul, berbeda menurut jenis kelamin dan kelompok umur, seperti
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3
Resiko Penyakit Degeneratif Menurut Jenis Kelamin Dan Umur
Jenis kelaminKelompok
umurResiko
Low Moderate High Very HighPria 20-29 < 0,83 0,83 – 0,88 0,89 – 0,94 ˃ 0,94
30-39 < 0,84 0,84 – 0,91 0,92 – 0,96 ˃ 0,9640-49 < 0,88 0,88 – 0,95 0,96 – 1,00 ˃ 1,00
Wanita 20-29 < 0,71 0,71 – 0,77 0,78 – 0,82 ˃ 0,8230-39 < 0,72 0,72 – 0,78 0,79 – 0,84 ˃ 0,8440-49 < 0,73 0,73 – 0,79 0,80 – 0,87 ˃ 0,87
(Sumber: Imanuddin dkk, 2014)
24
c. Resiko Penyakit Degeneratif berdasarkan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Indikator yang digunakan untuk mengukur obesitas diantaranya adalah
pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP). Pengukuran lingkar
pinggang lebih sensitif dalam menilai distribusi lemak dalam tubuh terutama
yang berada di dinding abdomen dan juga digunakan untuk mengidentifikasi 2
tipe dari distribusi lemak, yaitu tipe android (pada bagian atas) dan gynecoid
(pada bagian bawah). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengukuran
lingkar pinggang memiliki korelasi yang lebih baik dengan distribusi lemak
pada abdomen (Rokhmah, Handayani dan Al-Rasyid, 2015)
Semakin gemuk seseorang maka ukuran lingkar pinggang dan lingkar
panggul akan semakin membesar sehingga rasio lingkar pinggang dan panggul
meningkat. Seseorang yang memiliki rasio lingkar pinggang panggul yang
tinggi, memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke. Hal ini terjadi karena
penumpukan lemak di perut (abdominal obesity) mempunyai pengaruh pada
peningkatan kadar kolesterol (Hidayatulloh, dkk, 2011).
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian Deskriptif
Observasional yang bertujuan mengetahui Gambaran Rasio Lingkar Pinggang
Panggul dan Kolesterol Pada Suku Bajau Usia 45 Tahun keatas di Desa Mekar
Kecamatan Soropia.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan pada Bulan Juli 2018.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian berada di Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten
Konawe.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian masyarakat Bajau usia 45 tahun keatas yang berada di
Desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe yang tercatat sebagai
warga sebanyak 61 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan frame dilakukan dengan menggunakan
Data Sekunder berdasarkan jumlah penduduk terbanyak. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling (pengambilan sampel
secara acak sederhana). Dengan kriteria inklusi sebagai berikut:
26
a) Tinggal dan Menetap di Desa Mekar Kecamatan Soropia.
b) Sampel bersuku Bajau.
c) Populasi yang dijadikan sampel berusia 45 tahun tahun ke atas.
d) Bersedia di wawancara.
e) Dapat memahami dan menjawab pertanyaan dengan baik.
Penentuan jumlah sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
n = Z12 – α/2 P(1-P)N
d2(N-1) + P(1-P) Z12 – α/2
P = estimasi proporsi subyek dengan kondisi tertentu
d = deviasi proporsi (%)
α = error tipe I (0,05)
Z1 – α/2 = nilai Z-skor untuk 1-α/2 ( 1,96 jika α = 0,05)
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel hasil hitungan
Menghitung sampel menggunakan kadar kolesterol Desa Mekar Kecamatan
Soropia Kabupaten Konawe sebagai berikut:
P = estimasi proporsi kadar kolesterol 35,9% (Riskesdas, 2013)
d = deviasi proporsi (5%)
Z1 – α/2 = nilai Z-skor untuk 1-α/2 ( 1,96 jika α = 0,05)
N = jumlah populasi (61 orang)
n = jumlah sampel hasil hitungan
27
n = Z12 – α/2 P(1-P)N
d2(N-1) + P(1-P) Z12 – α/2
n = (1,96)2 35,9%(1-35,9%) 61
(5%)2(61-1) + 35,9%(1-35,9%) (1,96)2
n = 3,8416 . 0,359 (1-0,359) 61
(0,0025)2 (60) + 0,359 (1-0,359) (3,8416)
n = 3,8416 . 0,359 (0,641) 61
(5%)2(60) + 0,359 (0,641) (3,8416)
n = 53,92553417
0,15 + 0,88402515
n = 53,92553417
1,03402515
n = 52,1 = 53 sampel.
Berdasarkan perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel yang akan
dilakukan penelitian sebanyak 53 sampel.
D. Variabel Penelitian
1. Karakteristik masyarakat suku Bajau di Desa Mekar Kecamatan Soropia.
2. Kadar Kolesterol.
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul.
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data primer
a. Karakteristik suku Bajau, meliputi: nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, agama dan suku dikumpul dengan cara wawancara dengan
menanyakan pertanyaan mengenai karakteristik suku Bajau.
28
b. Data Kadar Kolesterol diperoleh dengan mengambil darah tepi pasien
menggunakan alat tes kolesterol dan mengisi hasil pengukuran pada
kuesioner yang telah disediakan. Pengambilan darah tepi dilakukan oleh
Mahasiwa Semester 6 Jurusan Analis Kesehatan STIKES Mandala Waluya
Prodi DIV yaitu Ayub Hastiawan dan La Ode Muh. Awalul Anshory.
c. Data Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dikumpulkan data lingkar
pinggang dan lingkar panggul kemudian di bagi untuk mengetahui rasio
lingkar pinggang dan panggul menggunakan alat pita ukur berbahan
fiberglass : lebar 1 cm, fleksibel dan tidak mudah patah. Pengukuran
dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Dikatakan data sekunder bila pengambilan data yang diinginkan diperoleh
dari orang lain atau tempat lain dan bukan dilakukan peneliti sendiri. Data
sekunder diperoleh dari Website Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe
Tahun 2016.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Karakteristik Masyarakat suku Bajau
Data ini diolah berdasarkan jawaban responden tentang karakteristik
masyarakat meliputi: nama, jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan
responden.
29
b. Kadar Kolesterol
Data ini diolah berdasarkan hasil pengukuran kadar kolesterol
responden. Kemudian data tersebut dikategori kedalam dua kelompok yaitu
normal dan tinggi.
c. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Data ini diperoleh berdasarkan hasil pengukuran lingkar pinggang dan
panggul responden. Lalu lingkar pinggang dibagi dengan lingkar panggul
untuk mendapatkan rasionya. Kemudian data tersebut dikategorikan kedalam
2 kelompok yaitu obesitas abdominal dan normal.
2. Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan
software komputer yaitu SPSS 16.0 untuk melihat karakteristik masyarakat suku
bajau, rasio lingkar pinggang panggul dan kadar kolesterol dengan penyajian
data menggunakan tabel.
G. Definisi Operasional
1. Karakteristik Masyarakat suku Bajau
Karateristik masyarakat meliputi nama, jenis kelamin, umur, pendidikan
dan pekerjaan masyarakat suku Bajau di desa Mekar Kecamatan Soropia
Kabupaten Konawe.
2. Kadar Kolesterol
Kadar kolesterol adalah nilai kolesterol darah tepi. Kadar kolesterol total
menurut NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult
Treatment Panel III) tahun 2011 dikategorikan sebagai berikut:
a) Kategori normal : < 200 mg/dl
30
b) Kategori tinggi : ≥ 200 mg/dl
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Rasio lingkar pinggang panggul adalah pengukuran lingkar pinggang dan
pengukuran lingkar panggul kemudian dibagi. Rasio lingkar pinggang panggul
dikategorikan sebagai berikut:
a. Pria, jika > 0,95 kategori obesitas abdominal. Jika ≤ 0,95 kategori normal.
b. Wanita, jika > 0,80 kategori obesitas abdominal. Jika ≤ 0,80 kategori
normal.
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Mekar merupakan salah satu desa dari 15 desa/kelurahan di
wilayah kecamatan Soropia yang terletak pada dataran rendah dengan ketinggian
diatas pemukiman laut antara 0-50 meter, yang dihuni sebagian besar suku
Bajau dan suku-suku lain yang telah lama membaur dengan masyarakat
setempat. Batas-batas wilayah desa Mekar adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Gunung Tahura
b. Sebelah Selatan : Desa Sama Jaya
c. Sebelah Barat : Pulau Bokori
d. Sebelah Timur : Desa Bajoe
Desa Mekar memiliki luas wilayah yaitu sebesar 2,61 km2. Desa Mekar
memiliki jumlah penduduk 193 Kepala Keluarga dan 435 jiwa yang tersebar di
tiga dusun.
Tabel 4
Distribusi Tingkat Pendidikan di Desa Mekar
No Tingkat Pendidikan n %1.2.3.4.5.6.7.
Tidak pernah sekolahBelum sekolah (usia 1-5 tahun)Tidak/belum tamat SDTamat SD/sederajatTamat SLTP/sederajatTamat SLTA/sederajatPerguruan Tinggi/sederajat
165847154905614
3,713,310,835,420,712,93,2
Jumlah 435 100,0(Sumber : Data Sekunder Profil Desa Mekar, 2016)
32
Berdasarkan data pada tabel diatas, menunjukkan bahwa masyarakat di
Desa Mekar sebagian besar tamat SD yakni 154 orang dengan persentase
35,4%.
Tabel 5
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah KK %1.2.3.4.5.
PetaniPNS/TNI/POLRIPedagangBuruh bangunan/TukangNelayan
23432
143
1,01,522,41,074,1
Jumlah 193 100,0(Sumber : Data Sekunder Profil Desa Mekar, 2015)
Berdasarkan tabel diatas di ketahui bahwa masyarakat desa Mekar
sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu 143 jumlah kepala
keluarga dengan persentase 74,1%.
2. Karakteristik Sampel
a. Umur
Tabel 6
Distribusi Kategori Umur Masyarakat Suku Bajau
Kategori Umur (tahun) n %46-5051-60>60
142217
26,441,532,1
Total 53 100,0
Berdasarkan tabel diketahui bahwa masyarakat suku Bajau berusia 51-
60 tahun yakni 22 sampel dengan persentase 41,5%. Berdasarkan penelitian
Ujiani tahun 2015 diketahui bahwa usia 51-60 merupakan usia paling
beresiko memiliki kadar kolesterol tinggi.
33
b. Jenis Kelamin
Tabel 7
Distribusi Kategori Jenis Kelamin Masyarakat Suku Bajau
Kategori Jenis Kelamin n %Laki-LakiPerempuan
2132
39,660,4
Total 53 100,0
Berdasarkan kategori jenis kelamin pada masyarakat suku Bajau di
desa Mekar diketahui bahwa sebagian besar masyarakat jenis kelamin
perempuan yaitu 32 sampel dengan persentase 60,4%.
c. Pendidikan
Tabel 8
Distribusi Kategori Pendidikan Masyarakat Suku Bajau
Kategori Pendidikan n %Tidak sekolahSDSMPSMA/SMKSekolah Rakyat
629819
11,354,715,11,917,0
Total 53 100,0
Berdasarkan kategori pendidikan pada masyarakat suku bajau di desa
Mekar diketahui Sekolah Dasar yaitu 29 sampel dengan persentase 54,70%.
d. Pekerjaan
Tabel 9
Distribusi Kategori Pekerjaan Mayarakat Suku Bajau
Kategori Pekerjaan n %NelayanIbu Rumah TanggaPenjual ikanPenjual makananPenjahitPengrajin tikarBuruh
212036111
39,637,75,711,31,91,91,9
Total 53 100,0
34
Berdasarkan kategori pekerjaan pada masyarakat suku bajau di desa
Mekar diketahui bahwa sebagian besar adalah nelayan yaitu 21 sampel
dengan persentase 39,6%.
e. Agama
Berdasarkan kategori agama pada masyarakat suku bajau di desa
Mekar diketahui bahwa agama Islam sebanyak 53 orang dengan persentase
100,0%.
3. Gambaran Kadar Kolesterol Sampel
Tabel 10
Distribusi Kadar Kolesterol Sampel
Kategori n %Normal (<200 mg/dl)Tinggi (≥200 mg/dl)
2627
49,150,9
Total 53 100,0
Berdasarkan kategori kadar kolesterol masyarakat suku bajau di desa
Mekar diketahui bahwa kadar kolesterol kategori tinggi yakni 27 sampel dengan
persentase 50,9%.
Rata-rata kadar kolesterol masyarakat suku Bajau di desa Mekar adalah
203,9 mg/dl. Nilai minimum dan nilai maksimum kadar kolesterol masyarakat
suku Bajau di desa Mekar adalah 102,0 mg/dl dan 324 mg/dl. Standar deviasai
kadar kolesterol masyarakat suku Bajau di desa Mekar adalah 53,3 mg/dl.
4. Gambaran Rasio Lingkar Pinggang Panggul Sampel
Tabel 11
Distribusi Rasio Lingkar Pinggang Panggul Sampel
Kategori n %NormalObesitas abdominal
1340
24,675,4
Total 53 100,0
35
Berdasarkan kategori rasio lingkar pinggang panggul pada masyarakat
suku bajau di desa Mekar diketahui bahwa kategori obesitas abdominal yakni 40
sampel dengan persentase 75,4%.
Rata-rata rasio lingkar pinggang panggul masyarakat suku Bajau di desa
Mekar adalah 0,8 cm. Nilai minimum dan nilai maksimum rasio lingkar
pinggang panggul masyarakat suku Bajau di desa Mekar adalah 0,6 cm dan 0,97
cm. Standar deviasi rasio lingkar pinggang panggul masyarakat suku Bajau di
desa Mekar adalah 0,07 cm.
B. Pembahasan
1. Gambaran Umum Masyarakat Pesisir Pantai
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan
sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada
pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir melalui kegiatan penangkapan dan
budidaya. Hasil penelitian ini menunjukkan masyarakat suku Bajau di desa
Mekar sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan yang setiap harinya
berada dilaut dan bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil laut.
Selain itu juga dari segi tingkat pendidikan masyarakat suku Bajau di
desa Mekar memiliki tingkat pendidikan hanya sampai tamat SD. Menurut
penelitian Humune, Rumapea dan Palar tahun 2008 pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki masyarakat pesisir pantai masih terbilang rendah
karena pengetahuan dan pemahanan dari masyarakat pesisir masih kurang
mengenai sumber daya perikanan yang mereka miliki dan kurangnya memiliki
pengetahuan dan keterampilan terutama dalam penguasaan teknologi.
Pendidikan dan pelatihan sangatlah penting dalam meningkatkan sumber daya
36
manusia. Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan sumber daya
manusia karena pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan,
pendidikan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan angka kemiskinan
dan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia yang diakibatkan
rendahnya tingkat pendidikan dimasyarakat. Keterampilan yang dimiliki
masyarakat pesisir khususnya nelayan diperoleh secara turu-temurun masyarakat
pesisir atau nelayan cenderung apatis dan tidak ada keinginan untuk dapat
meningkatkan keterampilannya. Hal ini yang menyebabkan tidak ada
peningkatan dalam mengelola potensi perikanan yang dimiliki masyarakat untuk
itu masyarakat belum bisa melihat keuntungan atau dampak dari peningkatan
keterampilan.
Pada penelitian dengan judul Kolesterol Total Darah pada orang dewasa
Indonesia yang dilakukan oleh Morgarita dkk pada tahun 2014 dengan 51
responden, menjelaskan adanya gambaran risiko hiperkolesterolemia pada jenis
kelamin laki-laki (70,6%) lebih tinggi dibandingkan perempuan (29,4%).
Penelitian dengan gambaran yang sama dilakukan oleh Zahrawardani tahun
2012 pada 128 responden pekerja administrasi penelitian didapatkan jenis
kelamin laki-laki memiliki kadar kolesterol tinggi merupakan responden
terbanyak (68,80%).
2. Kadar Kolesterol Masyarakat Suku Bajau
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa pada masyarakat suku
Bajau di desa Mekar memiliki kadar kolesterol tinggi yakni 27 sampel dengan
persentase 50,9%. Rata-rata kadar kolesterol masyarakat suku Bajau yakni 203,9
mg/dl. Standar deviasi kadar kolesterol masyarakat suku Bajau yakni 53,3
37
mg/dl. nilai minimum dan nilai maksimum kadar kolesterol masyarakat suku
Bajau yakni 102,0 mg/dl dan 324,0 mg/dl.
Hasil penelitian Sudarsono, Purnomo dan Suryani tahun 2008 bahwa
konsumsi ikan pada suku Bajau 7,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
non Bajau. Hal ini menunjukkan perbandingan konsumsi ikan kedua sampel
sangat berbeda yang disebabkan oleh pola dan kebiasaan makan serta latar
belakang budaya masyarakat setempat.
Penelitian Haryanti tahun 2010 tentang asupan lemak dengan kadar
kolesterol total dan trigliserida darah pada pasien penyakit jantung koroner
(PJK) rawat jalan di RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana pada sampel ini
memiliki pola makan tinggi lemak dan cenderung bersantan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa asupan lemak mempunyai hubungan yang bermakna
dengan kadar kolesterol total.
Menurut Sastriamidjojo tahun 2009 menyebutkan bahwa konsumsi
makanan yang tinggi lemak dan kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol
total dan kadar LDL. Hati akan mempunyai cukup kadar kolesterol dan akan
menghentikan pengambilan LDL yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
total. Hasil penelitian Nurrahmani menyatakan orang yang berisiko memiliki
kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang menerapkan pola makan yang
mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh (ditemukan pada
daging, mentega, keju dan krim) dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL
dalam darah.
38
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul Masyarakat Suku Bajau
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar masyarakat
suku Bajau di desa Mekar memiliki obesitas abdominal yakni 40 sampel dengan
persentase 75,4%. Rata-rata rasio lingkar pinggang panggul masyarakat suku
Bajau yakni 0,86 cm. Standar deviasi rasio lingkar pinggang panggul
masyarakat suku Bajau yakni 0,07 cm. nilai minimum dan nilai maksimum rasio
lingkar pinggang panggul masyarakat suku Bajau yakni 0,6 cm dan 0,97 cm.
Menurut Damayanti (2010), penyebab bertambahnya lingkar pinggang
perut atau pinggang ini bisa berbagai macam, diantaranya yang pertama gaya
hidup, pola makan yang tidak benar dan kebiasaan hidup yang kurang aktivitas
dan konsumsi makanan yang berlebih dari energi yang dibutuhkan. Semakin
bertambahnya usia dan aktivitas yang kurang di imbangi dengan asupan kalori
tinggi menyebabkan bertambahnya berat badan dan lingkar pinggang/lingkar
perut. Hasilnya semakin bertambahnya usia semakin bertambah lingkar
pinggang/lingkar perut. Faktor genetik juga dapat menambah ukuran lingkar
pinggang karena terjadi penumpukan lemak diperut secara genetik.
Menurut Waspadji dalam buku Sudargo tahun 2014 kelebihan jaringan
lemak umumnya akan disimpan dijaringan adipose dibawah kulit di rongga
perut. Setiap jumlah lemak dan karbohidrat makanan yang tidak langsung
digunakan akan disimpan dijaringan adipose dalam bentuk trigliserida.
Penimbunan lemak tubuh terutama di daerah pinggang atau abdominal, sehingga
distribusi lemak bersifat sentral.
Berdasarkan hasil penelitian Sudarto, Irma dan Yunanci tahun 2015
menunjukkan ada hubungan antara obesitas abdominal dengan kadar kolesterol
39
darah. Obesitas abdominal berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia hal ini
disebabkan adanya penimbunan lemak yang berlebihan. Kelebihan ini akan
disimpan dijaringan adipose dibawah kulit atau di rongga perut. Dengan
demikian menyebabkan rasio lingkar pinggang panggul lebih besar dari batas
normalnya.
Berdasarkan penelitian Wiyono rasio lingkar pinggang pinggul secara
bermakna berhubungan dengan Kolesterol Total. Kadar Kolesterol Total
meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai RLPP setelah dikontrol oleh IMT
dan Umur. RLPP, IMT dan Umur secara bermakna berkontribusi sebesar
11.00% tehadap kadar Kolesterol Total. Kontribusi RLPP sebagai variabel
independen utama dalam persamaan terhadap Kolesterol Total sebesar 29.0%.
Kelompok usia 45 tahun ke atas berisiko mengalami penurunan fungsi
dan sistem organ serta pola hidup yang salah sejak usia 40 tahun sehingga
meningkatkan risiko terjadinya obesitas abdominal dan meningkatkan risiko
penyakit kardiovaskular.
Pada penelitian ini untuk pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
panggul terdapat beberapa sampel yang dilakukan pengukuran menggunakan
pita ukur yang tidak menempel pada kulit. Hal ini disebabkan oleh sampel tidak
memberikan izin pita ukur menyentuh kulitnya.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar masyarakat suku Bajau berusia 51-60 tahun yakni 22 sampel
dengan persentase 41,5%, dengan jenis kelamin perempuan yakni 32 sampel
dengan persentase 60,4%, dengan tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD
yakni 29 sampel dengan persentase 54,7%, pekerjaan sebagian besar merupakan
nelayan yakni 21 sampel dengan persentase 74,1%, agama Islam yakni 53
sampel dengan persentase 100%.
2. Sebagian dari masyarakat suku Bajau memiliki kadar kolesterol dalam kategori
tinggi yaitu 27 sampel dengan persentase 50,9%
3. Sebagian besar masyarakat suku Bajau memiliki rasio lingkar pinggang panggul
dalam kategori obesitas abdominal yaitu 40 sampel dengan persentase 75,4%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diberikan yaitu:
1. Tenaga kesehatan memberikan edukasi kepada masyarakat suku bajau tentang
pola hidup sehat, pesan gizi seimbang.
2. Masyarakat suku Bajau diharapkan melakukan pemeriksaan kesehatan secara
rutin untuk mengetahui status kesehatannya.
3. Pada penelitian ini terdapat beberapa pengukuran sampel untuk lingkar pinggang
dan lingkar pinggul tidak langsung menempel pada kulit, sehingga diharapkan
pada penelitian selanjutnya dapat menempel pada kulit.
41
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, M.A., Kowalski, S.R. (2010). A Comparative analysis of the Libyan nationalessential medicines list and the WHO model list of essential medicines. Tersediadalam (http://creativecommons.org/licences/by-nc/3.0). Diakses pada 8 Januari2018.
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia PustakaUtama. Hal: 63
Anonim, 2017. Pedoman Menulis Karya Ilmiah. Prodi DIII Gizi. Kendari.
Ardhilla City, Oktaviani Noni, (2013). DIASKOL JANTROKE (Diabetes Millitus,Asam Urat, Kolesterol, Jantung, dan Stroke). IN AzNa Books. Yogyakarta. hal30-35
Barlin Adam dkk. 2008. Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bajodi Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara Tahun 2008. Jurnal Madani. FKMUMI Volume 1 nomor 2 tahun 2008
Baskara B dan Astuti O. 2011. The Pamali of Wakatobi Bajo and its Role for MarineConservation. Journal of Indonesia Coral Reefs, 1(2), Situshttp://coastalunhas.com/incres/data/68863483a175a6bf9c7411bd5f2c0439.pdf.Diakses 8 Januari 2018.
BPS Konawe, 2016. Kecamatan Soropia dalam Angka. Konawe.
Damayanti, L. (2010). Penyebab Perut Buncit dalam http://kesehatan.kompas.com,Diakses tanggal 23 Juli 2018.
Dedullah RF, Malonda NS, Joseph WBS. 2015. Hubungan antara faktor risikohipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di kelurahanmotoboi kecil kecamatan kotamobagu selatan kota kotamobagu. Jurnal kesmasfkm. (3):155-63.
Departement of Health and Human Service. 2011. ATP III Guidelines At-A-GlanceQuick Desk Reference. U.S.
Eleanor Bull, Jonathan Morrell. Simple Guide Kolesterol. Jakarta: Erlangga; 2007. p.57.
Firdiansyah,M,H. (2014). Hubungan antar Rasio Kadar Kolesterol Total TerhadapHigh Density Lipoprotein (HDL) dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner diRSUD Dr. Moewardi. Fakultas Kedokteran Universitas MuhammadiyahSurakarta. Hal: 5-6. Diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
Gandasoebrata. 2007. Penuntun Labiratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat
42
Haryanti. 2010. Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Kolesterol Total danTrigliserida Darah pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Rawat Jalan diRSUD Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurusan Gizi Poltekkes Depkes Kendari.
Hidayatullah, dkk. 2011. Hubungan Faktor Risiko Obesitas dengan Rasio LingkarPinggang Pinggul Mahasiswa FKM UI. FKM UI.
Humune JP, Rumapea P, Palar N. 2008. Pengembangan Sumber Daya Manusia padaMasyarakat Pesisir Pantai di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Imanuddin, Yuliana, Hasan, Hattab, 2014. Penuntun Praktikum Penilaian Status GiziAntropometri Gizi. Poltekkes Kemenkes. Kendari. Hal: 13-15.
Irma R, Gobel SYN, Sudarto IP. 2016. Konsumsi lemak, obesitas abdominal dan kadarkolesterol darah karyawan BRI Syariah kota Kendari. Jurnal Sainmed. EdisiDesember 2016. Volume 8 Nomor 2 Halaman 159-163.
KEMENKES, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Hal : 90-93.
Koenig, W., Karakas, M., Zierer, A., Herder, C., Baumert, J., & Meisinger. C., 2011.Oxidized LDL and the Risk of Coronary Heart Disease: Clinical Chemistry;196-200.
Laporan Tahunan Dinkes Prov Sultra, 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.Kendari. Hal: 129-130.
Malloy, J.M., Kane, J.P., 2011. Disorders of Lipoprotein Metabolism. Amerika Serikat:McGraw Hill.
Morgarita Y dkk.2014. Kadar Kolesterol Total Darah Orang Dewasa Indonesia.[thesis]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara.
Mulyani, Rita, 2016. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) denganKadar Gula Darah pada Pegawai di Puskesmas Sakti Pidie. Action Jurnal. EdisiNovember 2016 Vol. 1, No. 2. Hal: 95.
Nilawati, S dkk., 2008. Care Yourself Kolesterol, Niaga Swadaya, Jakarta.
Nurrahmani, U. 2012. Stop! Kolesterol Tinggi. Jogjakarta: Group Relasi Inti Media;
Rahmawati, Rahmawaty, Soviana, 2016. Hubungan Asupan Lemak Dan Rasio LingkarPinggang Panggul (RLPP) dengan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) padaWanita Menopause di Posyandu Ngudi Waluyo Surakarta. Jurnal Kesehatan.Edisi Desember 2016 Vol. 9, No. 2. Hal: 78
Rofiqoh, Irma, R, dan Darwis. 2013. Hubungan Antara Konsumsi Ikan dengan KadarKolesterol dan Tekanan Darah pada Masyarakat Bajau di Desa Batuawu
43
Kecamatan Kabaena Selatan Kabupaten Konawe. Media Gizi dan Kesehatan.Jurusan Gizi Poltekkes Kendari Volume 2 nomor 2. Hal: 55 – 59.
Rokhmah, Handayani, Al-Rasyid, 2015. Korelasi Lingkar Pinggang dan RasioLingkar Pinggang-Panggul Terhadap Kadar Glukosa Plasma menggunakan TesToleransi Glukosa Oral. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Edisi Juli 2015 Volume12 No 01. Hal. 29.
Rusliafa J, Amiruddin R, Noor NB. Komparatif kejadian hipertensi pada wilayahpesisir pantai dan pegunungan di kota kendari tahun 2014. MKMI.2014; 1:1-13.
Saputra, Anam. 2016. Gaya Hidup sebagai Faktor Resiko Hipertensi pada MasyarakatPesisir Pantai. Majority. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Volume 5nomor 3.
Sastromidjodjo. 2000. Pegangan Penatalaksana Nutrisi Pasien Jakarta: BinarupaAskara;
Sudargo dkk. 2014. Pola Makan dan Obesitas. Gajah Mada University Press.Yogyakarta. Hal : 12.
Sudarsono IMR, Purnomo LB, Suryani I. 2008. Hubungan Konsumsi Ikan denganTekanan Darah pada Suku Bajau di Sulawesi Tenggara. Media Gizi danKesehatan. Edisi Juni 2008 Volume 2 No. 1 Hal. 52.
Sunarti, Maryani S. 2013.Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan PenyakitJantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Buletin Penelitian SistemKesehatan. Edisi Januari 2013 Volume 16 No 1. Hal. 75
Suryanegara, Suprajaka, Nahib, 2015. Perubahan Sosial pada Kehidupan Suku Bajo:Studi Kasus Di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Majalah Globe. EdisiJuni 2015. Volume 17 No. 1. Hal: 68
Suwardi, S. 2007. Hubungan antara Konsumsi Ikan dengan Kadar Kolesterol Darahpada Suku Bajo di Sultra. Skripsi yang tidak dipublikasikan, UGM Yogyakarta.
Suyuti N. 2011. Interaksi Orang Bajo dan Orang Bugis: dalam Konteks KearifanLokal-Global di Desa Sulaho, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.Jagad Bahari Nusantara. Situs http://centerformunawareducation.files.wordpress.com. Diakses 8 Januari 2018.
Tierney, L.M. 2008. Coronary Heart Disease, In: McPhee SJ, Papadakis MA (eds),Current Medical Diagnosis & Treatment. McGraw Hill Professional.
Ujiani S. 2015. Hubungan antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Kadar KolesterolPenderita Obesitas RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan.Edisi April 2015. Volume VI nomor 1. Hal: 43 – 44.
44
UPT Balai Informasi Teknologi LIPI. (2009). Laporan Tahunan UPT Balai InformasiTeknologi Tahun anggaran 2009, Bandung.
Venary, AN. 2017. Perbandingan Kolesterol Darah Puasa Perifer dalam Evaluasi 10tahun Resiko Kardiovaskular pada Subyek di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Wibowo, Erwin, 2016. Perencanaan Intervensi Gizi Berbasis Fakta. UI Press.Jakarta. Hal: 24.
Wiralis, dkk. 2014. Budaya makan Tehete dan Tayung dalam upaya meningkatkankualitas menu pada keluarga suku Bajo relokasi di Pulau Bokor KabupatenKonawe. Pusat humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,Badan LITBANGKES Kemenkes RI.
Yoeantafara A, Martini S. 2017. Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar KolesterolTotal. Jurnal MKMI. Volume 13 No. 4 Desember 2017. Hal : 307-308.
Zahrawardani D, Herlambang KS, Anggraheny HD. 2013. Analisis Faktor RisikoKejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang. JurnalKedokteran Muhammadiyah. Volume 1 nomor 2 Tahun 2013. Hal: 14.
46
RINCIAN INFORMASI UNTUK RESPONDEN
1. Saya adalah mahasiswa yang berasal dari program studi D-III Gizi Poltekkes
Kemenkes Kendari dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela
dengan penelitian yang berjudul “Gambaran Kadar Kolesterol dan Rasio Lingkar
Pinggang Panggul Pada Suku Bajau Usia 45 Tahun ke atas Di Kecamatan
Soropia.”
2. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Kadar Kolesterol
Rasio Lingkar Pinggang Panggul Pada Suku Bajau Di Kecamatan Soropia.
3. Penelitian ini dapat memberi manfaat berupa Masyarakat khususnya Kolesterol:
memberikan informasi tentang kadar Kolesterol dan rasio lingkar pinggang dan
panggul pada suku Bajau di desa Mekar.
4. Penelitian ini akan berlangsung selama maksimal 1 jam.
5. Bahan penelitian ini berupa pengukuran rasio lingkar pinggang panggul dan kadar
kolesterol.
6. Penelitian ini bersifat sukarela, tidak ada paksaan dan bisa sewaktu-waktu
mengundurkan diri dari penelitian ini.
7. Nama dan jati diri anda akan tetap dirahasiakan. Bila ada hal-hal yang belum jelas,
anda dapat menghubungi Febyana Sesa Purwaningrum (082214387519).
47
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
GAMBARAN KADAR KOLESTEROL DAN RASIO LINGKAR PINGGANG
PANGGUL PADA SUKU BAJAU USIA 45 TAHUN KE ATAS DI DESA MEKAR
KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE
LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
Saya adalah mahasiswa Prodi DIII Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendariyang saat ini sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya memohon kesediaanwaktu ibu/bapak untuk melakukan wawancara dan pengukuran kolesterol serta rasiolingkar pinggang panggul selama maksimal 1 jam. Saya akan merahasiakan seluruhinformasi yang ibu/bapak berikan. Perlu saya informasikan bahwa keikut sertaanibu/bapak dalam wawancara ini bersifat suka rela dan data yang diperoleh bersifatrahasia.
Setelah dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian tentang “gambarankadar kolesterol dan rasio lingkar pinggang panggul masyarakat pada suku Bajauusia 45 tahun ke atas di desa Mekar kecamatan Soropia kabupaten Konawe”, makasaya:Nama :…………………................................……………..............
Alamat :………..……………………………………………………
No.HP :………..……………………………………………………
Secara suka rela dan tanpa ada paksaan setuju untuk menjadi responden dan diwawancarai dalam penelitian ini.
Soropia ,........../........................... 2018
Tanda tangan Responden
Nama:………….….........…
48
Daftar Pertanyaan Penelitian Gambaran Kadar Kolesterol Dan Rasio LingkarPinggang Panggul Pada Masyarakat Suku Bajau Usia 45 Tahun ke atas di Desa
Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe
A. Karakteristik Masyarakat suku Bajau
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
B. Pengukuran Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol =........................mg/dl
Kategori =
1. Normal (jika <200)
2. Tinggi (jika ≥200)
C. Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
a. Lingkar Pinggang =
b. Lingkar Panggul =
Rasio Lingkar Pinggang Panggul =
Kategori =
1. Obesitas abdominal (jika pria >0,95 cm, wanita >0,80 cm)
2. Normal
Tanggal Wawancara :
49
SOP PENGUKURAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DAN
KOLESTEROL
A. Adapun cara mengukur Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul adalah sebagai
berikut:
1) Lingkar Pinggang
a) Pakaian yang digunakan subjek longgar (tidak menekan), sehingga alat ukur
dapat diletakkan dengan sempurna.
b) Subjek berdiri tegak dengan perut dalam keadaan relaks.
c) Pengukur jongkok menghadap ke subjek, sehingga dapat menentukan
dengan baik tingkat maksimal dari pinggang.
d) Pengukur meletakkan alat ukur melingkar secara horizontal pada bagian
pinggang yang paling kecil. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan
alat ukur dengan tepat. Bagi subjek yang gemuk, dimana sulit menentukan
bagian pinggang yang paling kecil, daerah yang harus diukur adalah antara
tulang rusuk dengan tonjolan iliaca.
e) Alat ukur tidak terlalu kencang dan juga terlalu longgar. Cukup menyentuh
kulit, tidak sampai menekan kulit.
f) Catat hasil pengukuran sesuai angka pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
2) Lingkar Panggul
a) Pakaian yang digunakan subjek longgar (tidak menekan), sehingga alat ukur
dapat diletakkan dengan sempurna.
b) Subjek berdiri tegak, kedua lengan tangan berada pada kedua sisi tubuh dan
kaki rapat.
c) Pengukur jongkok di samping subjek sehingga dapat menentukan dengan
baik tingkat maksimal dari pinggul.
50
d) Pengukur meletakkan alat ukur melingkar secara horizontal pada bagian
pinggul. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan alat ukur dengan
tepat.
e) Alat ukur tidak terlalu kencang dan juga terlalu longgar. Cukup menyentuh
kulit, tidak sampai menekan kulit.
f) Catat hasil pengukuran sesuai angka pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
Rumus menentukan Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul, yaitu sebagai
berikut:
RasioLingkarPinggangPanggul = LingkarPinggang(cm)LingkarPanggul(cm)B. Adapun cara mengukur kadar kolesterol melalui darah tepi adalah sebagai berikut:
1) Masukan baterai & nyalakan alat.
2) Set jam, tanggal & tahun pada alat.
3) Ambil chip warna kuning masukan ke dalam alat untuk cek alat.
4) Apabila pada layar muncul “Error” artinya alat rusak.
5) Apabila pada layar muncul “Ok” artinya alat siap dipakai.
6) Setiap botol strip kolestrol terdapat chip test.
7) Gunakan chip kolestrol untuk test kolestrol.
8) Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.
9) Setelah itu akan muncul gambar tetes darah & kedip-kedip.
10) Masukan jarum pada lancing/alat tembak berbentuk pen & atur kedalaman jarum
sesuai nomor.
11) Gunakan tisu alkohol untuk membersihkan ujung jari.
12) Tembakkan jarum pada ujung jari & tekan supaya darah keluar.
51
13) Darah disentuh pada tepi samping strip & bukan ditetes diatas tengah strip alat
test darah.
14) Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah.
15) Darah akan langsung meresap sampai ujung strip & bunyi beep.
16) Tunggu sebentar, hasil akan keluar beberapa detik pada layar.
17) Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya & buang.
18) Chip di simpan ke botol lagi.
19) Tutup rapat botol strip apabila tidak dipakai.
20) Perhatikan masa expired / kadaluarsa pada setiap strip.
52
No Nama UsiaJenis
KelaminPendidikan Pekerjaan Agama
KadarKolesterol
(mg/dl)
Kategorikadar
kolesterol
LingkarPinggang
(cm)
LingkarPanggul
(cm)RLPP
KategoriRLPP
1 Rasyid 67 Laki-laki SMP Nelayan Islam 186 Normal 62 102,5 0,6 Normal
2 Jawir 53 Laki-laki SD Nelayan Islam 217 Tinggi 88,8 91,5 0,97Obesitas
abdominal
3Muhammad
jawas48 Laki-laki SMP Nelayan Islam 116 Normal 80,1 85,7 0,93 Normal
4 Ensung 56 Laki-laki SMP Nelayan Islam 220 Tinggi 71,3 73,2 0,97Obesitas
abdominal
5 Jumi 53 Laki-laki SD Nelayan Islam 226 Tinggi 73,8 76,8 0,96Obesitas
abdominal
6 Hadayang 57 Laki-laki SD Nelayan Islam 140 Normal 86,4 89,2 0,96Obesitas
abdominal
7 Mubing n. 76 Laki-lakiSekolahrakyat
Nelayan Islam 102 Normal 65,2 67,4 0,96Obesitas
abdominal8 Sanuna 68 Laki-laki SD Nelayan Islam 233 Tinggi 63,5 67,2 0,94 Normal9 Saide 61 Laki-laki SD Nelayan Islam 154 Normal 70,1 74,2 0,94 Normal
10 Herman 47 Laki-laki SMP Nelayan Islam 203 Tinggi 75,9 77,7 0,97Obesitas
abdominal
11 Ronjong 83 Laki-lakiSekolahrakyat
Nelayan Islam 156 Normal 85,9 92,5 0,92 Normal
12 Lampahu 50 Laki-laki SD Nelayan Islam 195 Normal 78 80 0,97Obesitas
abdominal
13 Madir 47 Laki-laki SD Nelayan Islam 245 Tinggi 74,5 76,5 0,97Obesitas
abdominal
14 Mada 66 Laki-lakiSekolahrakyat
Nelayan Islam 207 Tinggi 64,3 66,4 0,96Obesitas
abdominal15 Saripuddin 46 Laki-laki SMA Nelayan Islam 150 Normal 79,8 83,4 0,95 Normal16 H. 66 Laki-laki SD Nelayan Islam 203 Tinggi 69,8 75,8 0,92 Normal
53
Aminuddin17 Jamaluddin 59 Laki-laki SD Nelayan Islam 319 Tinggi 68,2 73,7 0,92 Normal18 Nunu 53 Laki-laki SD Nelayan Islam 204 Tinggi 87,4 92,8 0,94 Normal
19 Nuhung 57 Laki-laki SD Nelayan Islam 278 Tinggi 94,9 98,4 0,96Obesitas
abdominal20 Gaus 63 Laki-laki SD Nelayan Islam 194 Normal 78 82,9 0,94 Normal21 Itung 50 Laki-laki SD Nelayan Islam 171 Normal 83 90 0,92 Normal
22 Jiwa 73 PerempuanTidak
sekolahIbu rumah
tanggaIslam 211 Tinggi 96 109 0,88
Obesitasabdominal
23 Sadia 51 Perempuan SDPenjual
ikanIslam 215 Tinggi 131,2 135 0,97
Obesitasabdominal
24 Rukia 58 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 140 Normal 81,5 89,5 0,91
Obesitasabdominal
25 Hawia 47 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 166 Normal 82 98,6 0,83
Obesitasabdominal
26 Suryani 48 Perempuan SMPIbu rumah
tanggaIslam 180 Normal 83 88,1 0,94
Obesitasabdominal
27 Anda 72 PerempuanSekolahrakyat
Penjualikan
Islam 199 Normal 84,4 100,9 0,83Obesitas
abdominal
28 Hadija 60 PerempuanSekolahrakyat
Ibu rumahtangga
Islam 273 Tinggi 85,5 102,1 0,83Obesitas
abdominal
29 Dasse 55 Perempuan SDPenjual
makananIslam 210 Tinggi 78,9 88 0,89
Obesitasabdominal
30 Attong 61 PerempuanSekolahrakyat
Ibu rumahtangga
Islam 147 Normal 67,7 79,5 0,85Obesitas
abdominal
31 Cakkar 58 Perempuan SDPenjual
makananIslam 166 Normal 86,5 101,5 0,85
Obesitasabdominal
32 Sri rahayu 46 Perempuan SMPPenjual
makananIslam 160 Normal 86,7 105,1 0,82
Obesitasabdominal
54
33 Napisa 70 Perempuan SD Penjahit Islam 205 Tinggi 67,4 80,9 0,83Obesitas
abdominal
34 Leppang 63 Perempuan SDPenjual
makananIslam 141 Normal 90,5 102,2 0,88
Obesitasabdominal
35 Umi 48 Perempuan SDPenjual
makananIslam 236 Tinggi 68,6 72 0,95
Obesitasabdominal
36 Mina 77 PerempuanSekolahrakyat
Pengrajintikar
Islam 127 Normal 62,1 67,5 0,92Obesitas
abdominal
37 Kaca 59 PerempuanTidak
sekolahIbu rumah
tanggaIslam 286 Tinggi 71,8 82,6 0,86
Obesitasabdominal
38 Enna 48 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 268 Tinggi 63,7 102,7 0,62 Normal
39 Syamsiar 58 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 170 Normal 83,1 90,3 0,92
Obesitasabdominal
40 Ape 58 Perempuan SDPenjual
ikanIslam 290 Tinggi 68,8 72,3 0,95
Obesitasabdominal
41 Ndae 54 PerempuanTidak
sekolahIbu rumah
tanggaIslam 269 Tinggi 77,3 90,2 0,85
Obesitasabdominal
42 H. Paya 68 PerempuanTidak
sekolahIbu rumah
tanggaIslam 319 Tinggi 67,5 82 0,82
Obesitasabdominal
43 Hajar 58 PerempuanTidak
sekolahIbu rumah
tanggaIslam 244 Tinggi 91,1 96,5 0,94
Obesitasabdominal
44 Hasini 53 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 240 Tinggi 87,4 106 0,82
Obesitasabdominal
45 Dundoh 53 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 186 Normal 83 100 0,83
Obesitasabdominal
46 Nombo 62 PerempuanTidak
sekolahIbu rumah
tanggaIslam 268 Tinggi 69,5 80,9 0,85
Obesitasabdominal
47 Saena 62 PerempuanSekolahrakyat
Ibu rumahtangga
Islam 324 Tinggi 74,4 93 0,8 Normal
55
48 Hamida 46 Perempuan SMP Buruh Islam 160 Normal 72 80 0,9Obesitas
abdominal
49 Ida 48 Perempuan SDPenjual
makananIslam 205 Tinggi 103 108,4 0,95
Obesitasabdominal
50 Iang 56 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 149 Normal 91,4 101 0,9
Obesitasabdominal
51 Masni 47 Perempuan SMPIbu rumah
tanggaIslam 166 Normal 73 84,7 0,86
Obesitasabdominal
52 Jaena 51 PerempuanSekolahrakyat
Ibu rumahtangga
Islam 178 Normal 59,9 72,9 0,82Obesitas
abdominal
53 Hamlia 53 Perempuan SDIbu rumah
tanggaIslam 194 Normal 73,5 86,3 0,85
Obesitasabdominal
56
A. Karakteristik Masyarakat suku Bajau kategori umur
Frequency
Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
46 3 5,7 5,7 5,7
47 4 7,5 7,5 13,2
48 5 9,4 9,4 22,6
50 2 3,8 3,8 26,4
51 2 3,8 3,8 30,2
53 6 11,3 11,3 41,5
54 1 1,9 1,9 43,4
55 1 1,9 1,9 45,3
56 2 3,8 3,8 49,1
57 2 3,8 3,8 52,8
58 5 9,4 9,4 62,3
59 2 3,8 3,8 66,0
60 1 1,9 1,9 67,9
61 2 3,8 3,8 71,7
62 2 3,8 3,8 75,5
63 2 3,8 3,8 79,2
66 2 3,8 3,8 83,0
67 1 1,9 1,9 84,9
68 2 3,8 3,8 88,7
70 1 1,9 1,9 90,6
72 1 1,9 1,9 92,5
73 1 1,9 1,9 94,3
76 1 1,9 1,9 96,2
77 1 1,9 1,9 98,1
83 1 1,9 1,9 100,0
Total 53 100,0 100,0
Kategori Umur
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
46-50 14 26,4 26,4 26,4
51-60 22 41,5 41,5 67,9
>60 17 32,1 32,1 100,0
Total 53 100,0 100,0
57
A. Karakteristik Masyarakat suku Bajau kategori pendidikan
Frequency
Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
tidak sekolah 6 11,3 11,3 11,3
SD 29 54,7 54,7 66,0
SMP 8 15,1 15,1 81,1
SMA 1 1,9 1,9 83,0
sekolahrakyat
9 17,0 17,0 100,0
Total 53 100,0 100,0
A. Karakteristik Masyarakat suku Bajau kategori pekerjaan
Frequency
Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
Nelayan 21 39,6 39,6 39,6
ibu rumahtangga
20 37,7 37,7 77,4
penjual ikan 3 5,7 5,7 83,0
penjualmakanan
6 11,3 11,3 94,3
Penjahit 1 1,9 1,9 96,2
pengrajin tikar 1 1,9 1,9 98,1
buruh 1 1,9 1,9 100,0
Total 53 100,0 100,0
A. Karakteristik Masyarakat suku Bajau kategori jenis kelamin * B. KategoriPengukuran Kadar Kolesterol Crosstabulation
Count
B. Kategori Pengukuran KadarKolesterol
Total
normal perbatasan tinggi
A. KarakteristikMasyarakat suku Bajaukategori jenis kelamin
laki-laki 10 8 3 21
perempuan 16 6 10 32
Total 26 14 13 53
58
B. Kategori Pengukuran Kadar Kolesterol
Frequency
Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
normal 26 49,1 49,1 49,1
tinggi 27 50,9 50,9 100,0
Total 53 100,0 100,0
A. Karakteristik Masyarakat suku Bajau kategori jenis kelamin * C. KategoriPengukuran RLPP Crosstabulation
Count
C. Kategori Pengukuran RLPP Total
obesitasabdomina
l pria
obesitasabdominal wanita
normalpria
normalwanita
A. KarakteristikMasyarakatsuku Bajaukategori jeniskelamin
laki-laki 10 0 11 0 21
perempuan
0 30 0 2 32
Total 10 30 11 2 53