Fungsi neurologi dan kognitif

44
Fungsi neurologi dan kognitif Focus pembelajaran 1. Mengidentifikasi perubahan struktur neuron,sinapsis,dan komposisi lain yang muncul dengan penuaan 2.Mengidentifikasi perubahan dalam fungsi sensorimotorik,fungsi motoric, memori,kognitif, pola tidur, dan,,,dengan penuaan 3.Perbandingan normal,perubahan usia yang terkait dengan system neurologi dengan perubahan kognitif 4.Perbedaan perubahan kognitif yang pengaruhnya paling sering pada usia tua 5.Mengidentifikasi kriteria dari depresi, delirium, demensia, penyakit amnestic, dan gaangguan kognitif lainnya yang didapatkan oleh diagnostic dan statistical manual dari gangguan mental 6.Perbedaan gangguan neurologi yang akan ditemukan pada usia dewasa 7.Implementasi dari proses keperawatan ketika pemberian perawatan pada klien dengan kondisi neurologi yang terganggu.

Transcript of Fungsi neurologi dan kognitif

Page 1: Fungsi neurologi dan kognitif

Fungsi neurologi dan kognitif

Focus pembelajaran

1. Mengidentifikasi perubahan struktur neuron,sinapsis,dan komposisi lain

yang muncul dengan penuaan

2. Mengidentifikasi perubahan dalam fungsi sensorimotorik,fungsi motoric,

memori,kognitif, pola tidur, dan,,,dengan penuaan

3. Perbandingan normal,perubahan usia yang terkait dengan system neurologi

dengan perubahan kognitif

4. Perbedaan perubahan kognitif yang pengaruhnya paling sering pada usia tua

5. Mengidentifikasi kriteria dari depresi, delirium, demensia, penyakit

amnestic, dan gaangguan kognitif lainnya yang didapatkan oleh diagnostic

dan statistical manual dari gangguan mental

6. Perbedaan gangguan neurologi yang akan ditemukan pada usia dewasa

7. Implementasi dari proses keperawatan ketika pemberian perawatan pada

klien dengan kondisi neurologi yang terganggu.

Mempelajari fungsi kognitif dan neurologi telah mengagumkan para ahli

kedokteran sejak berabab-abad yang lalu. Pada tahun 1907, Alzeimerr

pertama kali dideskripsikan sebagai kemunduran kognitif yang sekarang

dikenal sebagai penyakit Alzeimer (AD). Parkinson pertama kali

dideskripsikan sebagai gejala dari penyakit Parkinson (PD) pada tahun 1817.

Menurut sejarah, penyakit neurologi didiagnosa dengan observasi. Jarang

para ahli kedokteran menggunakan test laboratorium atau biokimia untuk

bisa mendiagnosa dan mengawasi penyakit. Malahan mendiagnosa dan

mengawasi berbagai penyakit-penyakit kronis membutuhkan pengetahuan

Page 2: Fungsi neurologi dan kognitif

dari struktur neurologi dan perubahan usia yang berkaitan, seperti halnya

teknik observasi yang tekun.

Sekarang, ditemukan test yang canggih seperti Magnetic Resonance

Imaging (MRI), Elektromyografi (EMG), dan pencabangan spinalis, banyak

dari manajement neurologi yang masih didasarkan oleh pengetahuan dari

berkautan dengan perubahan usia, observasi, dan test tidak langsung. Pada

bab ini akan menampilkan yang berkaitan dengan perubahan usia normal

mempengaruhi fungsi kognitif dan neurologi, dilanjutkan oleh deskripsi dari

masalah umum dengan proses ini dan kondisi neurologi lainnya.

Usia Normal-dikaitkan dengan perubahan dari system Neurologi

Perubahan structural dan fungsional terjalin dan bergantung dari variabel,

mencakup genetic individu dan bagian spesifik dari otak yang

mempengaruhi. Perubahan structural dan fungsional muncul denga penuaan,

walaupun penyebab khusus berkaitan dengan perubahan usia. Perubahan

structural dari neuroanatomi pada masa yang akan datang tidak mudah

diteliti karena interaksi dari penelitian dan variabel lingkungan dengan

variabel biologi yang bervariasi dalam sejarah kehidupan. Persentasi orang

dewasa lebih tua mengalami kerusakan memori kecil,kognitif lebih lambat

yang memproses kemampuan,dan perubahan pola tidur, penglihatan,

pendengaran, gaya berjalan,dan sikap. Banyak penyebab dari penyakit

neurologi yang timbul karena penuaan dengan kelainan fungsi klinis yang

tumpang tindih. Perubahan struktur anatomi diikuti kehilangan

neuron,perubahan synaptic,dan perubahan dalam komposisi dari otak dan

nervus sel.

Otak sensitive terhadap perubahan apapun dalam metabolism atau

suplai oksigen, dan fungsi yang lemah disebabkan oleh penyakit dan

Page 3: Fungsi neurologi dan kognitif

perubahan lingkungan yang merugikan yang mungkin dipercepat sebagai

hasil perubahan ini. Perubahan mungkin disebabkan oleh perubahan

dasar,usia-dikaitkan degenerasi dari neuron atau mungkin menggambarkan

efek kumulatif dari trauma,ischemia,dan kondisi kelainan patologik lainnya

yang mempengaruhi system nervous.

A. Perubahan Struktural

Perubahan structural dengan penuaan diikuti dialtasi ventricular,atropi otak,

peningkatan variabilitas dari ukuran otak ( kotak 27-1). Cortical atropi lebih

besar dalam kortex frontal dan temporal. Perubahan morfologi diikuti atropi

dari punggung bukit (gyri) dan pelebaran dari celah (sulci). Pembesaran dari

ventrikel mungkin juga terjadi. Perubahan ini bisa dibenarkan dengan MRI

dan computed tomography (CT).

Kotak 27-1

Penurunan pada berat otak

Reduksi pada nomor dari fungsi neuron

Peningkatan pada neuroglia

Peningkatan pada jumlah dari tanda senile dan kekacauan

neurofibrilari

Akumulasi dari lipofuscin

1. Kehilangan Neuronal

kehilangan neuron bukanlah suatu hal yang umum menyertai dari penuaan,

maupun apakah itu suatu kehilangan secara langsung. Neurons adalah sel

postmitotic yang tidak menyalin diri mereka dan tinggal di suatu lingkungan

kaya yang itu adalah plastic dan tunduk kepada perubahan (Kaye,1997).

Sejumlah studi sudah mengukur ukuran sel di dalam otak setiap orang

Page 4: Fungsi neurologi dan kognitif

individu, temuan yang terkait dengan umur neuron yang mempengaruhi

otak didalam bermacam-macam bagian dan derajat tingkatan yang berbeda.

Tidak hingga baru-baru ini, secara luas diterima bahwa kehilangan

neuron adalah hasil yang tidak bisa diacuhkan dari penuaan yang normal.

Sekarang, dengan pengembangan prosedur yang lebih akurat untuk

menghitung neurons, itu telah ditemukan kemunduran yang terkait dengan

umur/zaman itu di dalam neuron melalui angka-angka sampai kehilangan

neuron , yang terutama sekali di dalam area neocortex dan hippocampus,

bukanlah suatu bagian penting dari penuaan normal( Morrison. Hof,1997).

Perubahan berat/beban yang nyata telah dicatat didalam decade

keenam dan yang kelima pada wanita dan decade ketujuh dan keenam pada

wanita dan decade ketujuh dan keenan pada laki-laki ( Murphy et al.,1996).

Penurunan berat/beban otak mungkin adalh suatu hasil dari pengurangan

neuron bukan hilangnya neuron. Analisa serologic dari total nomor

neocortical neuron pada manusia mengungakapkan sex dan usia dikaitkan

dengan perbedaan nomor neuron, tetapi sex telah ditemukan untuk menjadi

peramal dari nomor neocortical daripada usia. ( Morrison, Hof, 1997).

Neocortex membentu permukaan dari otak dan ini adalah dasar dari fungsi

pentig lainnnya, dari pergerakan dan persepsi ke bahasa, pemikiran, dan

fugsi lebih tinggi. Sebuah perubahan dalam ukuran soma neuron (badan sell)

mungkin menandai penyakit selular. Kehadiran dari populasi neuron stabil

tidak menjamin bahwa fungsi biokimia tetap utuh. Kecuali jika penyakit

hadir , berat kehilangan dan membawa sedikit atropi, jika ada,efek tingkah

laku negatif.

Sebagai penelitian pada neurobiology dari penuaan yang bergerak

maju,kemajuan dapat diharapkan dalam penentuan mekanisme yang mana

Page 5: Fungsi neurologi dan kognitif

perjalanan neural menjadi menurun ke degenerasi dan nondegeneratifyang

mengarahkan pada kemunduran fungsional.

2. Perubahan synaptic

Perubahan synaptic diikuti kehilangan dari dendrit dan spine dendritic dalam

beberapa sel dan peningkatan dendrit di sel-sel yang lainnya. Perubahan ini

dipercayai mempengaruhi pelepasan dari neurotransmitter kimia dan

hasilnya perubahan dalam komunikasi neuronal. Perubahan dalam transmisi

dan sensitifitas dari sel target menuju neurotransmitter adalah dalam

meyakinkan tetapi mungkin disebabkan oleh penyakit yang spesifik.

Norepineprine dan serotonin dipercaya menurun produksinya dalam

penyakit depresif, dopamine menjadi hipoaktif pada depresi dan dihambat

dalam PD ; dan asetylcolin, bertanggung jawab pada kondisi kolinergik

patofisiologi, telah mengimplikasikan dalam pergerakan penyakit sepert PD.

Perubahan patologik seperti degenerasi dari neuron kolinergik

diidentifikasikan dalam AD juga mempengaruhi respon synaptic.

3. Perubahan dalam komposisi dari Otak dan nervus Sel

Akumulasi dari lipofuscin dan kerusakan neurofibrilarry adalah jarak yang

didalamnya luka itu nmuncul pada usia yang lebih muda dan mempengaruhi

aktivitas sel nervus. Lipofuscin adalah kuning, tidak dapat dipecahkan,

pigment granular untuk membuang dari bagian-bagian membrane dan

struktur sel lainnya. Pembuangan ini dipercayai untuk mengisi cytoplasma

dan menyebabkan sel untuk bekerja lebih efektif lagi. Akumulasi dari

lipofuscin menimbulkan perbedaan dasar dari nervus sel; mereka

menemukan bahwa sel kurang sedikit aktif. Kerusakan Neurofibrillary

adalah keadaan abnormal neurofibers ditemukan dalam cytoplasma dari

Page 6: Fungsi neurologi dan kognitif

neuron medium dan neuron besar. Neurofibers ini hanya ditemukan pada

manusia dan sedikit merata didalam otak yang sehat, aktif pada usia muda.

4. Perubahan Neuroendokrin didalam otak

Sedapat mungkin telah ditunjukkan mengenai peranan dari estrogen.

Estrogen mempunyai peranan untuk menaikkan pertumbuhan dan

kelangsungan hidup dari neuron kolinergik dan bisa mengurangi deposisi

serebral amyloid, keduanya bisa membantu memelihara fungsi kognitif

normal dan menunda serangan dari atau mencegah AD ( Tang et al, 1996).

Sekarang ini tidaka ada data yang bisa menghalangi kematian neuron, fakta

pikiran mengungkapkan bahwa itu telah didemonstrasikan untuk menjadi

perlindungan perlawanan AD serta perlindungan perlawanan

neurodegenerasi. Studi in vitro telah mendemonstrasikan bahwa estrogen

bisa melindungi neuron dalam keadaan perlawanan amyloid-induksi racun

dan peristiwa excitotoxic lainnya ( Morisson, Hof, 1997).

Deposisi amyloid dalam system saraf pusat adalah sebuah tanda dari

AD dan mungkin penyebab dari neurodegenerasi ( Wyss-coray et al, 1997).

Estrogen mempunyai peranan dalam pencegahan amyloid ini dan induksi

racun. Baru-baru ini telah diidentifikasikan factor resiko yang mungkin

muncul untuk deposisi peptide amyloid B. factor pertumbuhan transformasi

(TGF) B1 mempunyai peranan penting dalam merespon dari injuri otak, dan

peningkatan TGF-B1 telah ditemukan dalam system saraf pusat dari seorang

klien dengan AD ( Wyss-Coray et al, 1997). Penelitian lainnya ingin

melakukan hala yang lebih baik untuk bisa mengerti peranan TGF-B1 dalam

neuropatologi.

Page 7: Fungsi neurologi dan kognitif

B. Perubahan Fungsional

Kekuatan fungsional pada orang lebih tua tidak selalu tetap kerusakkannya.

Perubahannya meliputi pada fungsi sensorimotor dan fungsi motor,

memori,kognisi,pola tidur,dan propriosepsi yang muncul pada berbagai

macam keadaan. Kepribadian,didefinisikan sebagai kestabilan,pola

tersendiri dari tingkah laku,pikiran, dan emosi.umumnya lebih konsisten

selama penuaan normal.

1. Fungsi sensorimotor

Kemunduran pada fungsi sensorimotor adalah paling umum dan perubahan

khusus pada orang yang lebih tua dan mungkin penyebab dari perubahan

lainnya (tergantung reaksi waktu). Lensa mata menjadi lebih tebal dan pupil

muncul lebih kecil pada orang yang lebih dewasa, sehingga cahaya jauh

lebih terang digunakan untuk kompensasi untuk kehilangan penglihatan.

Presbiopi disebabkan oleh kehilangan dari elastisitas didalam lensa,

sehingga mengurangi kekuatan untuk focus; lensa bifocal atau lensa convex

pada umumnya digunakan untuk membantu. 50% orang dengan usia 75

tahun dan lebih tua pendengarannya terganggu; disfungsi auditori mayor

adalah presbicusis. Hasil selanjutnya adalah kesulitan mengerti pembicaraan,

disebabkan oleh kehilangan ambang dengar pada ferkuensi tinggi.bunyi

consonan juga lebih sulit untuk didengar secara akurat.

2. Memori

Umumnya focus memori untuk orang dewasa lebih tua mencakup mengingat

nama,lupa pada beberapa tempat,dan mengingat kembali peristiwa yang

baru saja terjadi atau percakapan. Memori jangka pendek mengalami

kemunduran karena usia dan memori jangka panjang biasanya tetap

Page 8: Fungsi neurologi dan kognitif

bertahan. Kemunduran memori merupakan satunya tanda yng mungkin

disebabkan oleh sebuah syndrome amnestic yang dilanjutkan kemonitoring.

Walaupun lebih sulit mengingat benda-benda umum yang tidak diketahui

fungsinya setiap hari. Strategi untuk adaptasi, contohnya membuat daftar

atau catatan ingatan,bisa digunakan untuk mengembalikan memori yang

telah hilang. Fungsi memori pada usia normal adalah dipersiapkan untuk

relevant,materi pembelajaran lebih baik.

3. Kognisi

Kemunduran kognitif biasanya terjadi pada penuaaan normal. Kemampuan

kognitif bisa dikategorikan sebagai keahlian intelektual dan kecepatan dasar

keahlian psikomotor. Intelektual adalah kumpulan keahlian pembelajaran

yang baik dan akumulasi prestasi sepanjang hidup, dideskripsikan sebagai

intelegensi yang dikristalkan ( pengetahuan yang diperoleh) dan aliran

intelegensi ( konsep-konsep baru yang diperoleh dan adaptasi situasi yang

tidak dekat) (Horn,1985;Horn,Cattel,1996). Kristal intelegensi dipelihara

sepanjang kehidupan, dan peningkatan keahlian. Puncak aliran intelegensi

antara usia 20 tahun dan 30 tahun dan kemundurannya pada usia selanjutnya

( Jutagir, 1994). Studi telah menyatakan bahwa aliran intelegensi lebih

efektif dipengaruhi oleh penuaan daripada Kristal intelegensi ( Matsuda,

Saito, 1998).

Keahlian psikomotor juga puncaknya pada usia 20 tahun tetapi

kemundurannya setelah itu.

4. Pola tidur

Perubahan pola tidur adalah konsisten,usia mempengaruhi perubahan. Orang

yang lebih tua melakukan tedensi cahaya untuk meningkatkan dalam total

Page 9: Fungsi neurologi dan kognitif

tidur setiap hari dan insiden penelitian meningkat dari bangun setelah onset

tidur. Elektioensephalopagram (EEG) mempelajari bahwa dewasa lebih tua

sering menunjukkan penurunan lambat gelombang amplitude dan lebih

diselingi rapid eye movement (REM) diepisode selama tidur. Perubahan

hasil pola tidur pada orang yang lebih tua adalah merasakan perasaan

gelisah. (lihat bab 10)

5. Fungsi motor

Perubahan fungsi motor umumnya terjadi selama penuaan, biasanya

diperlihatkan dengan kebodohan, dilanjutkan pada sikap dan lambat, dan

gaya berjalan yang terseog-seog. Gaya jalan yang abnormal mungkin

dikaitkan pada kondisi usia seperti arthritis dari pinggul,lutut,atau tulang ,

atau osteoporosis. Hilangnya kekuatan dan kelambatan dari reaksi motoric

adalah dikaitkan dengan penuaan normal dan tidak disebabkan oleh gaya

berjalan. Disfungsi kutaneus sensori disebabkan oleh hilangnya lapisan

myelin yang luas dari sumber ganglion dorsal, juga mungkin kontribusi

untuk disfungsi postural dan hilangnya dari reflek tendon Achilles.

Munculnya kehilangan kekuatan,mempengaruhi kekuatan genggaman; ini

adalah hasil kerusakan aktivitas motoric. Abnormalitas motor diikuti

akinesia, tremor, dan kekakuan, dikaitkan dengan output abnormal dari hasil

basal ganglia pada fungsi yang tidak teratur dalam pusat kortikal frontal

( Meara,1994); abnormalitas ini bukan hasi dari penuaan normal.

6. Proriosepsi

Propriosepsi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan

posisi lurus atau tegak lurus tanpa jatuh, tergantung pada kemampuan untuk

menggunakan keseimbangan, sikap badan dan pergerakkan. Keseimbangan

Page 10: Fungsi neurologi dan kognitif

dan kestabilan sikap tubuh ( postur) adalah hal-hal rumit yang membutuhkan

banyak sensori yang masuk dan motoric yang keluar dan pusat

integrasi/penggabungan dari kedua komponen tersebut untuk

mencapai/memperoleh keseimbangan dan daya gerak. Ketidaknormalan

propriosepsi mempengaruhi “normal”orang dewasa yang lebih tua

( berumur) adalah akibat dari perubahan system syaraf dan otot. Kesulitan

yang berhubungan dengan orientasi ruang/tempat mengakibatkan

ketidakmampuan untuk menghindari rintangan dengan cepat atau merespon

dengan gerakan yang cepat.

Gaya berjalan yang normal membutuhkan keseimbangan pada dasar

yang sempit/terbatas, yang membutuhkan neoumuskuloskeletal yang

lengkap dan system saraf. Tubuh bagian atas dan kepala cenderung

digunakan oleh banyak orang dewasa berumur untuk melawan goyangan

tubuh. Keseimbangan dinamis, atau kemampuan untuk menjaga tubuh tetap

tegak dan tenang/seimbang selama pergerakkan, juga dipengaruhi oleh

umur. Orang-orang yang telah berumur memerlukan lebih banyak langkah-

langkah untuk memposisikan kembali kaki mereka disbanding ketika

mereka masih muda. Penambahan usia dihubungkan dengan pengurangan

proprioseptif yang masuk, pengurangan gerak reflek, pengurangan kekuatan

otot-otot yang penting untuk mempertahankan postur tubuh dan

meningkatkan postur tubuh yang goyang ( tidak stabil).(kane,

Ouslander,Abrass,1994).

7. kepribadian

kepribadian tetapstabil selama usia normal, meskipun kepribadian

dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman orang yang telah berumur.

Tanda-tandanya antara lain kurangnya control emosi, kuarangnya inisiatif,

penarikkan diri atau perubahan-perubahan lainnya harus dipertimbangkan

Page 11: Fungsi neurologi dan kognitif

indicator-indikator dari masalah yang lain. Gejala-gejala ini bisa jadi tanda

dari gangguan otak.

Masalah-Masalah yang umum dan kondisi-kondisi yang berhubungan

dengan proses perubahan pikiran

Proses perubahan pikiran terjadi seiring dengan kemunduran kognitif atau

gangguan pada fungsi kognitif. Definisi fungsi kognitif dapat diartikan

dengan cara yang berbeda, tergantung dengan tujuan ( penilaian yang

bersifatklinis,penelitian, program evaluasi). Istilah fungsi kognitif

mempunyai beberapa komponen, termasuk keadaan sadar, penampilan secar

umum dan kebiasaan, orientasi, memori, bahasa,kecerdasan, persepsi,

wawasan dan kemampuan menyelesaikan masalah,

keputusan/pertimbangan,isi pikiran,perhatian waktu,suasana hati dan

pengaruh (Kane, Ooslander,Abrass,1994). Istilah fungsi kognitif dan

keadaan jiwa digunakan dengan pertukaran pada literature. Fungsi kognitif

sering dipengaruhi oleh fungsi afektif seseorang dan dapat mempengaruhi

diagnosis.

Factor-faktot yang mempengaruhi/ memperbesar

Factor-faktor yang mempengaruhi yang berhubungan dengan proses

perubahan pikiran adalah neuroanatomic, disebabkan oleh kondisi psikologi,

lingkungn, kondisi fisik, dn factor lainnya. Penyebab-penyebab yang secara

potensial dapat dibalik menyebabkan persentase yang signifikan dari klien-

klien yang memperlihatkan delirium ( kedaan yang tidak waras).

Delirium,juga dikenal sebagai keadaan kebingungan yang akut (ACS),

didefinisikan oleh asosiasi kejiwaan amerika (APA) (1994) sebagai

gangguan pada kesadaran dasuatu perubahan kognitif yang berkembang

Page 12: Fungsi neurologi dan kognitif

lebih dari satu periode tertentu. Penyebab-penyebab delirium berlipat ganda

(banyak), tapi tidak terbatas,termasuk; pengasingan social, efek

pengobatan,depresi, kekurangan metabolismemetabolismi, peningkatan

tekanan intracranial dan hidrosephalus. Ciri-ciri delirium bersamaan dengan

dementia dan depresi, terdapat di table 27-1.

Akibat dari delirium dari perlemahan kognitif sampai kematian. Angka

kematian pada RS dan instalasi orang dewasa berumur (lansia) berkisar

antara 10% hingga 65 % ( Cacchio,1998;Inouye,Charpentier,1996).

System organ menunjukkan kemunduran relative usia dengan

meningkatnya penggunaan kapasitas cadangan untuk

menjaga/mempertahankan homeostasis. Penuaan otak, seperti organ lainnya,

secara berangsur-angsur kehilangan kapasitas cadangannya. Hal ini secara

umum dapat dianggap bahwa fungsi kognitif mengalami kemunduran pada

usia tua karena perubahan-perubahan morfologi pada jaringan serebral

(otak) dan mengalami penurunan pada kapasitas sirkulasi dan

neurotransmitters.

Pemeriksaan-pemeriksaan keadaan mental (jiwa)

Pemeriksaan keadaan mental merupakan bagian yang penting dari penilaian

dan penelitian untuk orang dewasa berusia lanjut. Pemeriksaan ini

membantu mengidentifikasikan lebih awal dan penghitungan level

pelemahan/perusakan kognitif dan membantu mengenal penyebab yang

timbal balik. Pemeriksaan keadaan mental juga digunakan untuk

merencanakan dan mengevaluasi perawatan. Sebuah deretan tes

neuropsikologis untuk menilai keadaan mental fungsi kognitif dan fungsi

neurologi termasuk pendengaran, gaya berjalan, keseimbangan, distal yang

dalam pada reflex tendon, respon plantar,sensor perasa yang utama pada

Page 13: Fungsi neurologi dan kognitif

bagian bawah tangan dan kaki dan integritas cerebrovaskuler. Kombinasi

dari neurologi dan penilaian kognitif membantu mengidentifikasikan

penyebab timbal balik dari gangguan kebiasaan pada kerusakan secara

kognitif orang lanjut usia. Perawatan berjalan terus untuk meningkatkan

peran mereka dalam melindungi keadaan mental. Sebagai contoh perawatan

membantu dalam merawat lansia dengan menilai dan menetapkan garis

dasar keadaan mental, hanya sebagai perawatan kulit dan jatuh mengacu

pada hak dan keseluruhan RS lansia.

Alat pelindung/penyaring

Beberapa instrument pelindung keadaan mental telah distandarisasikan

sebagai penilaian keadaan mental klien. Kuesioner keadaan mental (MSQ),

pemeriksaan mini keadaan mental ( MMSE), skala dimensi fungsi (FDS), tes

konsentrasi memori informasi (IMCT), tes menyenangkan yang

pendek/singkat( SBT), kuesioner keadaan mental yang bisa dibawa dengan

singkat ( SPMSQ) dapat dilakukan dengan mudah oleh penyedia perawatan

kesehatan. Tes-tes ini digunakan untuk melindungi klien dari kerusakkan

kognitif dan untuk mengukur tingkat gangguan kognitif terhadap

perkembangan sindrom selanjutnya. Tes-tes ini bukan alat diagnosis.

Penyebab dari kerusakkan kognitif yang diidentifikasikan oleh tes

ini/instrument-instrumen ini harus diselidiki.

MSQ adalah 10 item yang menanyakan nama dan lokasi dimana tes

diadakan; tanggal,bulan,dan tahun;usia,nama presiden US yang sekarang

dan yang dahulu. Ini adalah salah satu bentuk tes yang singkat/pendek dan

instrument yang paling banyak dugunakan. Tes ini dapat dipercaya dalam

mengidentifikasi klien dengan layak terhadap kerusakkan kognitif yang

berat. MSQ tidak menguntungkan bagi seluruh penilaian klien.

Page 14: Fungsi neurologi dan kognitif

Skal dementia yang menyenangkan atau SBT juga dikenal sebagai tes

konsentrasi memori informasi yang menyenangkan (BIMC) digunakan

bersamaan dengan skala kompetensi perilaku. Pertanyaan –pertanyaan

orientasi, memori yang terbaru dan terdahulu dan konsentrasi adalah

predictor dementia atau penyakit kognitif lainnya. Penuaan dan depresi

memiliki pengaruh terhadap daya guna BIMC. SBT, yang juga dikenal

sebagai tes konsentrasi memori orientasi yang menyenangkan (BOMC)

adalah versi pengurangan dari skala dementia yang menyenangkan terdiri

dari 6 pertanyaan yang digunakan oleh banyak mata pelajaran.

FDS dikembangkan oleh pengurus dengn dementia untuk memonitor

penyakit secara objektif dan mengevaluasi perawatan. Item FDS diseleksi

untuk menilai msalah utama yang berhubungan dengan dementia, seperti

kemampuan emosional, penyimpangan, pergolakkan, hilangnya memori, dan

kebutuhan akan pengawasan (Box 27-2). Ini merupakan skala untuk dapat

membedakan tingkatan yang bervariasi dari pembatasan fungsi dan berguna

membentuk level kerusakkan dan penilaian efek dari intervensi waktu yang

berlebihan.

Wawasan

Regenarasi dan pemuliha otak diistilahkan dengan plasticity

(keliatan/kekenyalan) dan hanya bisa terjadi pada anak-anak remaja.

Sekarang dipercaya bahwa ada potensi untuk meningkatkan plasticitypada

orang lanjut usia. Dahulu, karena neuron adalah postmiotic, sehingga tidak

dapat meniru mereka sendiri (bagian otak),menyebabkan otak berhenti

berkembang selama periode yang potensial. Sekarang peneliti telah

menemukan bahwa beberapa axons dapay melakukan regenerasi dan bisa

Page 15: Fungsi neurologi dan kognitif

mengganti sel-sel yang dapat tumbuh kembali seperti pada korban

AlZeimer. Plasticity terjadi secara berangsur-angsur jika orang lanjut usia

menyadari kebutuhan untuk mempertahankan kecerdasan dan partisipasi

dalam gaya hidup yang aktif.

MMSE adalah salah satu instrument yang banyak digunakan untuk menilai

orientasi,memory yang baru diterima,perhatian,kalkulasi,bahasa dan

skill/kemampuan motor. SPMQ adalah skala lain yang digunakan untuk

mendeteksi keberadaan dan tingkat kerusakkan kecerdasan. Item yang

diukur oleh pemeriksaan ini termasuk orientasi,memori,pengetahuan

umum,dan pengurangan. MMSE dan SPMQ dibahas detail pada bab 4.

Tes-tes kejiwaan digunakan unruk mengetes demensia atau gangguan

yang berhubungan dengan fungsi kognitif termasuk Cambridge Mental

Disorder of the Elderly Examination (CAMDEX), the Dementia Rating

Scale (DRS),dan The Wechsler Adult Intelligensce (WAIS). Pegawai

kejiwaan yang melaksanaknujian pengetahuan umum ini. CAMDEX adalah

jadwal interview/wawancara yang telah tersruktur yang dirancang untuk

mendeteksi kerusakkan kognitif, termasuk demensia ringan. CAMDEX

mempunyai 8 sesi, termasuk wawancara dengan pelapor, untuk memeriksa

informasi dari klien. Seorang ahli kejiwaan dapat melaksanakan CAMDEX

dalam 60 sampai 80 menit. DRS terdiri dari 5 sub skal dengan item-item

yang disusun berdasarkan tingkat kesulitan. DRS lebih luas dibandingkan

dengan tes lainnya dan membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit untuk

melaksanakannya. DRS sensitive bagi klien dengan demensia ringan tapi

sangat berguna dalm menilai kapasitas fungsi individu yang didiagnosis

demensianya telah ditentukan. DRS juga berfungsi/berguna dalam menilai

perubahan peilaku. WAIS adalah tes kecerdasan yang digunakan para ahli

Page 16: Fungsi neurologi dan kognitif

jiwa. Tesnya dibagi menjadi 2 ; verbal dan skala daya guna/prestasi. Sub-tes

verbal mengukur ilmu pengetahuan umum dan kosakata. Skala prestasi

mengukur kemampuan visual, termasuk analisi bentuk dan makna

hubungan.

Alat-alat diagnosis lainnya menyediakan informasi mengenai

penurunan kognitif. Tes-tes ini dapat digunakan untuk menentukan apakah

tes selanjutnya dibutuhkan. Selain itu, penilaian keadaan mental harus

meliputi;

1. Kesadaran yang baik dan kurangnya kognitif

2. Menetukan kekurangan-kekurangan dan bagaiman hal tersebut dapat

mempengaruhi fungsi seseorang

3. Menentukan kekurangan kognitif yang baru saja terjadi dan yang telah

terjadi

4. Konduksi melalui evaluasi medis untuk mengidentifikasi penyebab

timbal balik

5. Menentukan keberadaan masalah-maslah kejiwaan, terutama depresi

atau kegilaan

6. Mengevaluasi efek kekurangan fungsi kognitif pada individu dari

fungsi hari ke hari

7. Mengevaluasi luas dan kualitas hubungan social dan sumber daya

lingkungan.

Page 17: Fungsi neurologi dan kognitif

Table 27-2

Skal fungsi demensia klien :

Lingkari salah satu pilihan / item observer :

1. Tidak pernah posisi/hubungan dengan pasien

2. Jarang fasilitas: tanggal :

3. Sering

4. selalu

1 2 3 4 (01) kesulitan melakukan tugas yang sederhana

(contohnya : memakai baju,mandi,berhitung )

1 2 3 4 (02) menghabiskan waktu dengan duduk atau

aktifitas yang tidak bermanfaat.

1 2 3 4 (03) berkeluyuran dimalam hari atau perlu

dikekang untuk mencegahnya

1 2 3 4 (04) mendengar sesuatu yang tidak ada

1 2 3 4 (05) membutuhkan pengawasan atau bantuan

ketika makan

1 2 3 4 (06) kehilangan berbagai hal

1 2 3 4 (07) terlihat bingung ketika ditinggal sendiri

1 2 3 4 (08) merintih

1 2 3 4 (09) tidak bisa mengontrol isi perut

1 2 3 4 (10) mengganggu orang lain

1 2 3 4 (11) tidak bisa mengontrol kandung kemih

Page 18: Fungsi neurologi dan kognitif

1 2 3 4 (12) perlu diawasi sehingga tidak menyakiti

orang lain merokok sembarangan,meninggalkan kompor dalam keadaan

hidup,jatuh/terjun.

1 2 3 4 (13) merusak barang-barang sekitar ( contohnya

merusak barang/furniture, melempar peralatan makan,merobek majalah)

1 2 3 4 (14) berteriak

1 2 3 4 (15) menuduh orang lain menyakitinya secara

fisik atau mencuri barang miliknya ketika kamu yakin bahwa tuduhan itu

tidak benar.

1 2 3 4 (16) tanpa sadar menyakiti diri sendiri

1 2 3 4 (17) bingung dan tidak tahu dimana dia berada

1 2 3 4 (18) mempunyai masalah pada ingatan

1 2 3 4 (19) secara tiba-tiba terjadi perubahan mood

( contohnya : merasa terganggu, marah atau menangis dengan mudahnya)

1 2 3 4 (20) jika ditinggal sendiri, keluyuran tanpa tujuan

sepanjang hari atau perlu dikendalikan agar tidak keluyuran.

Page 19: Fungsi neurologi dan kognitif

Gangguan – gangguan Kognitif sehubungan dengan prose berfikir yang

berubah

Gangguan seperti ini pada orang tua meliputi

demensia,delirium,depresi,amnestic, atau gangguan-gangguan kognitif yang

asalnya tidak spesifik. Diagnosis yang akurat terhadap sindrom-sindrom

sehubungan dengan proses berfikir yang berubah merupakan sebuah

tantangan. Sindrom-sindrom mungkin tidak terdiagnosis karena kesamaan

pada disfungsi kognitif. Tetapai masing-masing memiliki perbedaan factor

etiologi. Diagnosis penykit terutama sindrom kognitif memiliki implikasi

yang signifikan karena perawatan yang tepat terhadap berbagai jenis

penyakit meningkatkan fungsi kognitif.

Depresi

Depresi merupakan salah satu gangguan emosi yang terjadi berhubungan

dengan usia dan terjadinya depresi mengalami peningkatan pada usia yang

secara medical sakit. Penyakit medis yang sering terjadi sehubungan dengan

depresi termasuk PD,CVAs,Hunginton’s chorea dan AD. Depresi

dikategorikan berdasarkan ; depresi mood, kehilangan minat dan

ketertarikan, kurangnya energy, perubahan pola tidur, kegelisahan,

kehilangan nafsu makan, menangis,agitasi, dan kurannya libido. Depresi

sering terjadi pda orang usia lanjut karena kerusakkan kognitif, terutama

pada area perhatian dan konsentrasi. Depresi sering terjadi bersamaan

dengan permulaan demensia karena perubahan neurochemical sama halnya

dengan kesadaran orang lanjut usia terhadapa fungsi fisik dan intelektual.

Orang lanjut usia yang depresi akan mengabaikan makan atau kepedulian

Page 20: Fungsi neurologi dan kognitif

terhadap kondisi medis yang kronis,kecenderungan mereka untuk

meningkatan delirium.

Depresi dikenal sebagai peniru yang hebat. Pseudodemensia adalah istilah

yang digunakan bila orang lanjut usia menunjukkan kerusakkan demensia

yang bukan merupakan bentuk dari demensia tetapi depresi.pseudodelirium

digunakan bila orang lanjut usia menunjukkan kebingungan yang akut yang

mengarah ke delirium. Konsekuensi-konsekuensi psikologis dari

membuatnya sulit untuk membedakannya dari penyakit fisik. Depresi bisa

menunjukkan gejala-gejala fisik,termasuk kelelahan,konstipasi,perlambatan

psikomotor,siklus mood yang berulang-ulang,dan perubahan selera

makan,berat badan dan pola tidur. Bentuk depresi dari satu orang ke orang

lain.diagnosis pada orang lanjut usia sulit,yang mengakibatkan kemungkinan

peningkatan kebingungan disertai gejala fisik dan psikis pada usia normal

atau demensia. Terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dan

ingatan yang ditunjukkan,keterlambatan dan apathy.yang penulisannya sulit

dalam membedakan depresi dari demensia. Orang yang depresi mungkin

menjadi orientasi kognitif dan mampu dengan memuaskan menunjukkan

pada tes dari memori,pembelajaran dan intelejensi. Tergantung pada derjat

depresi, bagaimanapun,orang-orang ini mungkin merespon dari pertanyaan

tes kognitif dengan,”saya tidak tahu”.komplai mereka dari hilang ingatan,

mengingat mereka orang-orang yang lemah kurang wawasannya dalam

kognitif mereka sehingga memunculkan complain. Table 27-1 perbandingan

dari demensia,delirium,dan depresi. Penjelasan selanjutnya pada bab 13

untuk diskusi perbandingan dari depresi.

Perbandingan karakteristik delirium, Demensia,dan Depresi

Delirium Demensia Depresi

Page 21: Fungsi neurologi dan kognitif

Serangan Tiba-tiba Tersembunyi dan membahayakan, ganas atau sekali-kali

Tiba-tiba berhubungan dengan peristiwa tertentu

Jangka waktu

Berjam-jam sampai berhari-hari

Tetap/terus menerus

Terus menerus

waktu Berbahaya pada malam hari dan ketika level puncak obat;serangan bangun tidur

Stabil atau tidak berubah

Insomnia;tidur sepanjang pagi hari ;dini hari terjaga/tidak tidur

Kerusakan kognitif

Memori,perhatian,Kesadaran,perhitungan

Berfikir abstrak,pertimbangan,Pola piker,perhitungan agnosia;permanenDan progresif

Complain terhadap hilangnya memori,kelalaian dan ketidakmampuan berkonsentrasi

kegiatan Bertambah/berkurang,naik turun;meliputi pergerakkn getaran dan kejang-kejang

Tidak berubah dari perilaku biasa

Kurang motivasi,gelisah

Bicara/ Cepat,ngelantur, Kacau,ngelantu Lambat,le

Page 22: Fungsi neurologi dan kognitif

bahasamembingungkan

r,Membingungkan;Berjuang menemukanKata-kata

mah;Lambat memproses&Merespon rangsangan verbal

Suasana hati

Perputaran mood yang Cepat;penuh ketakutanDan curuga

Tertekan,apatis,tidak tertarik

Kesedihan yang hebat,gelisah,mudah marah

Halusinasi/khayalan

Visual,auditori,taktis

Khayalan tapi bukan halusinasi

Khayalan tentang hal-hal yang tidak berguna;paranoid

Factor yang berhubungan

Kondisi fisik,keracunan obat,sakit kepala,perubanhan lingkungan,kurangnya pendengaran

Alcohol,kekurangan B12,chorea Huntington,penyakit pembuluh darah (vvascular, HIV,AD

Kurang teman,keluarga,kesehtan dan gaya hidup

Timbal balik

potensial tidak Potensial

Page 23: Fungsi neurologi dan kognitif

Delirium

Delirium diartikan sebagai gangguan dari pikiran yang disertai dengan

perubahan dalam kognitif yang tidak bisa menjadi lebih baik sebelumnya

atau perkembangan demensia (APA,1994). Itu relative terjadi serangan

( berjam-jam/berhari-hari) dengan fluktuasi dan dengan tpie latihan cepat.

Tanda-tanda Hallmark diikuti gangguan dalam kekuatan individu untuk

konsentrasi atau keseimbangan perhatian pada stimuli dari luar, dengan sulit

bergeser dari satu topic ke topic yang lain, dan gangguan

berbahasa,percakapan yang berantakkan. pemikiran Yang tidak terorganisasi

oleh alasan-alasan dan percakapan yang sering ditunjukkan. Gejala-gejala

umum lainnya dari delirium :

pikiran yang melayang atau fluktuasi dari kesadaran

kesalahan persepsi,ilusi, atau halusinasi

disorientasi pada orang,tempat,dan waktu

masalah ingatan

peningkatan tau penurunan aktivitas fisik

kelemahan pendapat

Delirium bukanlah sebuah penyakit dari system syaraf; itu adalah sebuah

sindrom hasil dari berbagai macam penyebab ( table 27-2).

Kemudian,perawatan dari delirium adalah mengidentifikasikan dan merawat

penyebab dibawahnya. Riwayat sebelumnya dan ujian fisik adalah dasar

dalam mengidentifikasikan penyebabnya. Hasil test labaoratorium bisa

digunakan sebagai petunjuk dalam riwayat sebelumnya dan ujian fisik.

Seringkali,penyebab medis diidentifikasikan sebagai penyebab dari delirium.

Bagaimanapun,psikososial dan lingkungan penyebab tidak bisa diabaikan.

Page 24: Fungsi neurologi dan kognitif

Factor lingkungan seperti perubahan kecepatan dalam lokasi dan deprivasi

sensori bisa menyebabkan delirium.

Literature telah mengidentifikasikan banyak factor penyebab dari

delirium. Neelon dan Champagne (1992) mengembangkan sebuah kerangka

bantuan dalam banyak mengorganisasikan penyebab dari kebingungan

akut.penyebab lingkungan seperti isolasi social,permasalahan

keluarga,lingkungan yang tidak dekat,beban sensori,imobilisasi,dan

deprivasi tidur (Beresin,1988;foreman,1986;francis,Martin,Kapoor,1990).

Penyebab psikologi seperti penyebab

metabolisme,endokrin,kardiovaskular,cerebrovascular,dan nutrisi;

infeksi;serebral dan neoplasma ekstracranial, dan trauma

( Beresin,1998;Francis,Martin,Kapoor,1990;Lipowski,1983;Rockswood,198

9;Tueth,cheong,1993).akhirnya, penyebab toksik seperti penggunaan obat-

obatan,subtansi intoksikasi dan substansi lainnya

(Beresin,1998;Francis,Martin,Kapoor,1990;Lipowski,1983;Rockswood,198

9;Tueth,cheong,1993). Satu penyebab diidentifikasikan,delirium

memberikan diagnosayang khusus didasarkan atas penyebab (contohnya,

delirium menjadi kondisi medis umum,substansi-induksi delirium,atau

substansi diluar lainnya). Delirium muncul sekitar 14 % sampai 56 % klien

usia lanjut dirumah sakit,dengan rata-rata angka kematian 10%-65%

( Inouve,Charpentier,1996).

Delirium muncul pada semua keadaan; dirumah, fasilitas tinggal

pembantu,fasilitas keperawatan,dan rumah sakit. Frekuensi ketika seseorang

dewasa lebih tua datang delirious dalam keadaan yang tergesa-gesa ke

administrasi rumah sakit, dalam kondisi melayang penyebab

delirium.sebagian penelitian fokus pada mengidentifikasi dari pasien usia

lanjut rumah sakit dengan delirium yang riwayat kesehatannyatidak

Page 25: Fungsi neurologi dan kognitif

diketahui penyebabnya. Tetapi seringkali penelitian focus mengidentifikasi

factor resiko dan strategi prevensi. Banyak instrument yang telah

dikembangkan untuk menilai delirium, dan mereka bisa menemukan dalam

lieteratur keperawatan dan medis. Keperawatan untuk menilai instrument

kebingungan akut seperti the Clinical Assessment of Confusion-A (CAC-A),

dan CAC-B dikembangkan oleh Vermeersch (1986,1992),the VAS-AC

(Nagley,1986) dan skala kebingungan NEECHAM ( Champagne et al,1987).

Semua ini telah ditemukan keberhasilannya dalam kondisi perawatan yang

akut,dengan menerima sensitivitas dan spesifisitas. Ada beberapa skala

penilaian model delirium yang lebih baik. Skala nilai delirium ( trzepacz,

Baker,Greenhouse,1988), tanda interview delirium

( Levkoff,Besdine,wetle,1986), dan metode penilaian kebingungan (Inouye

et al 1990) semua meneriam sensitivitas dan spesifisitas untuk pasien usia

lanjut. Keuntungan dari skala keperawatan dibandingkan dengan skala medis

adalah observasi mereka secara alami dan telah mengembangkan menjai

lengkap setelah interaksi normal dengan klien selama mereka tinggal.

Prevensi dirumah sakit pada usia lanjut telah focus pada factor resiko

untuk delirium dan dirancang intervensi sekitar factor-faktor resiko ini.

Intervensi keperawatan untuk mencegah delirium antara lain ; pendidikan

dari bagian keperawatan untuk tanda dan gejala delirium;orientasi dan

komunikasi;mobiliasi;modifikasi lingkungan;edukasi dari pemberi

perawatan,control nyeri,manajemen dari pola eliminasi,manajemen

medis;dan perubahan rencana lain ( Wanich et al,1992).

Cole,pimeau,dan McCusker (1996) mengevaluasi dari efektivitas dari

intervensi pada pencegahan delirium di klien rumah sakit dan ditemukan

bahwa walaupun sitemukan sedikit hasil mereka,sebuah spectrum besar dari

intervensi preventif yang menyertakan psikiatrik atau penilaian medis,

Page 26: Fungsi neurologi dan kognitif

semangat,pendidikan,dan reorientasi yang mungkin lebih efektif. Mereka

juga menemukan bahwa intervensi oleh perawat sendiri efektif seperti

intervensi oleh seorang physician. Inouye et al (1999) mengevaluasi banyak

komponen strategi untuk pencegahan delirium yang focus terhadap 6 faktor

resiko ; kekacauan kognitif,deprivasi tidur,imobilisasi,dan dehidrasi.

Intervensi menghasilkan reduksi yang signifikan pada nomor dan durasi dari

setiap episode dari delirium pada oranglanjut usia dirumah sakit ketika

dibandingkan mengawasi sebuah kelompok control,bahwa pencegahan

primer dari delirium mungkin paling efektif strategi pengobatannya.

Demensia

Demensia didefinisikn sebagai gangguan kognitif karakteristiknya

kekurangan banyak penyebab psikologi (APA,1994). Demensia bisa

dikelompokkan kedalam 4 kategori; demensia degenerative primer,

demensia vascular, demensia irreversible sebagian atau reversible, dan

gangguan neurologic lainnya. Demensia reversible mungkin bisa menjadi

irreversible tanpa pengobatan dari factor penyebab. Demensia

dikarakteristikan oleh kehilangan ingatan dan paling sedikit gangguan fungsi

intelektual ( contohnya orientasi,perhatian,perhitungan,bahasa,dan keahlian

motor). Memori jangka pendek, kelanjutan,dan memory jangka panjang

adalah efek oleh demensia. Individu sulit berfikir abstrak, seperti tidak

sanggup mendefinisikan perbedaan sejumlah objek atau kata yang nyata

dengan kehidupan. Aphasia (ketidakkuatan mengerti kata-kata),

agnosia( ketidakkuatan untuk mengenal objek-objek terdekat), apraxia

( masalah manipulasi benda), dan agraphia ( kesulitan menulis dan

menggambar) adalah tanda-tanda dari demensia. Perubahan individu

mungkin menjadi nyata.

Page 27: Fungsi neurologi dan kognitif

Demensia adalah keadaan yang biasanya muncul dalam kehidupan

selanjutnya yang berubah dalam fungsi neurologi disebabkan oleh sebuah

proses penyakit. Penyebab khusus yang berhubungan yaitu factor genetic,

perubahan imunologi, dan virus atau penyebab lingkungan (table 27-3).

Persentasi orang yang hidup deng AD diantara 75,80,85,dan 90 tahun adalah

4,3% 8,5% 16% dan 28,5%, (Brookmeyer,Gray,Kawas,1989). Penelitian

maslah sulit karena kurangnya standar definisi dari demensia ringan dan

sulitnya dalam mendeteksi tanda dari demensia segera.

Demensia dari tipe Alzeimer adalah penyakit yang

progresif,penyebabnya tidak sepenuhnya dimengerti. penelitian difokuskan

pada genetik,v27eneticngkungan,imunologi dan penyebab lainnya. AD tidak

hanya definisi diagnosanya dengan biopsy otak atau autopsy. Penemuan

tetap dengan AD diikuti sebuah akumulasi dari tanda cortical neuritic

(senile) dalam gray matter, kerusakkan neurofibrillary yang berlebihan

ditemukan pada penuaan normal,amyloid angiopathy, dan degenerasi

granuvaskular dari neuron didalam piramida sel layer dari hippocampus.

Sekarang ini tersedia tes yang tidak valid untuk mendiagnosa AD.

Seseorang dengan AD mempunyai peningkatan jumlah dari choline

acetyltransferase,sebuah bahan kimia didalam otak yang mempunyai

peranan penting dalam pembelajaran manusia dan ingatan. Penemuan ini

memberi semangat intervensi baru untuk orang-orang dengan AD.

Pada tahun 1997 prevalensi dari AD di US adalah 2.32 juta orang-

orang ( dengan rata-rata dari 1.09 ke 4.58 juta).

AD mungkin menjadi transmisi genetic dalam beberapa substansi,

khususnya dalam tempat presenile demensia,sebuah demensia yang

didapatkan pada usia 65 tahun. AD bukanlah penyakit keturunan. Peneliti

mempunyai hasil lokasi mungkin dari sebuah gen yang dikumpulkan dengan

Page 28: Fungsi neurologi dan kognitif

beberapa jenis dari AD, tapi ini hanya tahap pertama dalam determinan

transferasi genetic. Itu telah ditemukan bahwa AD adalah keturunan

autosomal dominan dalam keluarga dengan demensia. Mutasi dari gen

kromosom 21 yang dihubungkan dengan perkembangan dari penyakit.

Penemuan kromosom 21 adalah penarikkan particular karena semua orang

dengan syndrome down ( trisomy 21) yang masih hidup untuk tiga atau

empat decade berkembang menjadi patologi dari AD ( Geller et al,1995).

Kromosom 14 berhubungan dengan onset dekat AD dalam 70% tempat, dan

kromosom 19 berhubungan dengan onset familial AD (geller et al,1995).

Kromosom 19 penutup untuk penulisan gen apolipoprotein E (ApoE).