FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

57
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. SOEDARSO KOTA PONTIANAK SKRIPSI Oleh : JANUAR FAISYAL NPM: 141510313 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2019

Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI PENYAKIT

DALAM RSUD Dr. SOEDARSO KOTA PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh :

JANUAR FAISYAL

NPM: 141510313

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2019

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

i

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI

KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI

PENYAKIT DALAM RSUD Dr. SOEDARSO KOTA PONTIANAK

“SKRIPSI”

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

JANUAR FAISYAL

NPM: 141510313

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2019

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...
Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...
Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Segala proses dalam

penyusunan skripsi saya jalankan melalui prosedur dan kaidah yang benar serta

didukung dengan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

Jika dikemudian hari ditemukan kecurangan, maka saya bersedia untuk menerima

sanksi berupa pencabutan hak terhadap ijazah dan gelar yang saya terima.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 24 Agustus, 2019

(Januar Faisyal)

NPM 141510313

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

v

MOTTO

“ Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. (Q.S Al-Insyirah:5).

“ Allah mengangkat orang-orang beriman diantara kamu dan juga orang-orang yang

dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat”. (Al-Mujadalah:11).

“ Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu. Ketika kamu

gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu”. (Aristoteles).

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan

untuk :

1. Kedua orang tua yang saya sayangi dan selalu menyayangi saya tanpa

mengenal lelah, selalu membawa saya dalam do’a-do’a yang mustajabah.

2. Keluarga yang begitu baik, dengan segala pengorbanan, semagat dan

dukungan yang diberikan.

3. Bapak Andri Dwi Hernawan, SKM, M.Kes (Epid), Bapak Dedi Alamsyah,

SKM, M.Kes (Epid) yang telah membimbing saya.

4. Teman seperjuangan Mahasiswa Tambelan Serantau Kalimantan Barat.

5. Teman seperjuangan FIKES 2014.

6. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Khususnya Fakultas

Ilmu Kesehatan

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

vi

BIODATA PENULIS

1. Nama : Januar Faisyal

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tambelan, 11 Januari 1993

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Nama Orang Tua

a. Bapak : Syafaruddin

b. Ibu : Salasiah S.Pd

6. Alamat : Kelurahan Teluk Sekuni

JENJANG PENDIDIKAN

1. SD : SDN 003 Tambelan (Tahun 1998-2004)

2. SMP : SMPN 1 Tambelan (Tahun 2004-2007)

3. SMA : SMAN 6 Bintan (Tahun 2007-2010)

4. Diploma III : STIKES HANGTUAH Tanjungpinang (Tahun 2010-2013)

5. S1 : Peminatan Epidemiologi Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Pontianak (Tahun 2014-Sekarang)

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil’alamin, segala puji syukur bagi Allah SWT,yang telah

melimpahkan segala rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul“ FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA

PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI PENYAKIT DALAM

RSUD Dr. SOEDARSO KOTA PONTIANAK’’.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis

banyak memperoleh bimbingan, arahan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada Andri

Dwi Hernawan SKM, M.Kes (Epid) selaku pembimbing utama dan Dedi

Alamsyah, SKM, M.Kes (Epid) selaku pembimbing pendamping yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh keseabaran memberikan

pengarahan dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada

kesempatan ini,penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Helman Fachri, SE, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiah

Pontianak.

2. Ibu Dr. Linda Suwarni, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Bapak Abduh Ridha, SKM, M.PH selaku Ketua Prodi Fakultas Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

4. Bapak dr. Yustar Mulyadi, Sp.PD.(K)GEH. Selaku direktur RSUD Dr.

Soedarso yang telah memberikan ijin bagi peneliti untuk melakukan penelitian

di wilayah kerjanya.

5. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu

kelancaran dan penyelesaian proses perkuliahan selama peneliti di didik di

Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

viii

6. Orang tua yang terhormat, ayahanda dan ibunda yang senatiasa bergelut

dengan doa-doa tulusnya untuk keberhasilan dan kebahagiaan ananda.

7. Rekan-rekan satu angkatan di prodi kesmas, yang telah banyak mengisi waktu

bersama dengan penuh keakraban selama menjalani proses belajar di program

studi ini, serta telah banya membantu penulis selama masa pendidikan.

Juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

semoga segala amal kebaikannya mendapat imbalan yang tak terhingga dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap untuk dapat memperoleh

saran, masukan dan kritikan yang mebangun demi kesempurnaan penyusunan

skripsi ini. Penulis berharap smoga skripsi ini bermamfaat bagi kita semua

Pontianak, 24 Agustus, 2019

Penulis

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

ABSTRACT

FACULTY OF HEALTH SCIENCES

THESIS, AUGUST 19, 2019

JANUAR FAISAL

FACTORS RELATED TO FUNCTIONAL COGNITIVE DISORDERS AMONG

PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS AT INTERNAL DISEASES

UNIT OF DR SOEDARSO HOSPITAL PONTIANAK

xvi + 79 pages + 15 tables + 4 figures + 8 appendices

Background: Diabetes mellitus is a diseases that prevents our body from using the

energy from food we eat. It is also well known as carbohydrate metabolism disorders,

characterized by hypoglycemia and glycosuria. It may cause vascular cognitive

impairment. Data from Dr. Soedarso hospital indicates a significant increase of the

diabetes mellitus visit at Internal Disease Unit, from 73 patients aged 30-40 in 2016 to

90 patients in 2017. By 2018, the number of the DM patients reached 97.

Purposes: This study aimed at investigating the factors related to functional cognitive

disorders among patients with type 2 diabetes mellitus at Internal Diseases Unit of Dr

Soedarso Hospital Pontianak

Method: This study used cross sectional design. 53 patients, selected by using total

sampling technique, participated as the sample. The data were statistically analyzed

using chi square test.

Results: The study revealed a significant correlation of education (p value=0,000),

occupational status ( p value= 0.023), blood sugar status (p value= 0.000), DM duration

(p value=0.001), and functional cognitive disorders.

Suggestion: From the findings, patients with diabetes mellitus are encouraged to do

more exercises, physical activities, and socialization to stimulate the brain, as well as

to routinely check the blood sugar. Importantly, they need to eat a variety of healthy

and low sugar foods to live a healthier life.

Key words: levels of educational , occupational status, blood sugar status, DM

duration, functional cognitive.

References: 25 (2003-2018)

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

ix

ABSTRAK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

SKRIPSI, 24 AGUSTUS 2019

JANUAR FAISYAL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI

KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI

PENYAKIT DALAM RSUD Dr. SOEDARSO KOTA PONTIANAK

xvi + 82 halaman + 15 tabel + 4 gambar + 8 lampiran

Latar belakang: Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme

karbohidrat ditandai dengan (hiperglikemia) dan (glikosuria). Diabetes Melitus

dapat menyebabkan resiko gangguan kognitif melalui gangguan pada pembuluh

darah. Data RSUD Dr. Soedarso di tahun 2016 terdapat 73 penderita diabetes

melitus pada rentang umur 30-40 tahun yang berobat di poli penyakit dalam, di

tahun 2017 terdapat 90 pasien, dan di tahun 2018 terdapat 94 pasien.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor yang berhubungan dengan

gangguan fungsi kognitif pada penderita diabetes melitus tipe 2 di poli penyakit

dalam RSUD Dr. Soedarso Pontianak.

Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel

dalam penelitian ini sebanyak 53 orang yang diambil dengan tehnik total sampling. Uji statisktik yang digunakan uji chi-square tingkat kepercayaan 95%.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan (p value=0.000), status pekerjaan (p value=0.023), status gula

darah (p value=0.000), lama menderita DM (p value=0.001) dengan kejadian

gangguan fungsi kognitif.

Saran: Disarankan bagi pasien untuk melakukan aktivitas yang dapat menstimulus

otak, lebih sering melakukan aktivitas fisik, melakukan sosialisasi, melakukan

pemeriksaan kadar gula darah secara rutin, makan makanan sehat yang rendah gula

serta melakukan pola hidup sehat.

Kata Kunci : Tingkat pendidikan, status pekerjaan, status gula darah,

lama menderita DM, Fungsi kognitif.

Pustaka : 29 (2003-2018)

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v

BIODATA PENULIS .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................... ix

DARTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

1.4 Mamfaat Penelitian .................................................................................... 7

1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................................... 8

BABII TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DIABETES MELITUS ......................................................................... 11

II.1.1 Definisi Diabetes Melitus Tipe 2 .................................................. 11

II.1.2 Patofisiologi Diabetes Tipe 2 ........................................................ 11

II.1.3 Penyebab Diabetes Melitus tipe 2 ................................................. 12

II.1.4 Gejala Klinis .................................................................................. 12

II.1.5 Diagnosis Diabetes Melitus........................................................... 14

II.1.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus ................................................ 15

II.1.7 Komplikasi Diabetes Melitus ........................................................ 17

II.2. FUNGSI KOGNITIF.............................................................................. 20

II.2.1 Definisi Fungsi Kognitif ............................................................... 20

Hal

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

xii

II.2.2 Manifestasi Gangguan Fungsi Kognitif ................................................. 21

II.2.3 Tahapan Penurunan Fungsi Kognitif ...................................................... 23

II.2.4 Pemeriksaan Fungsi Kognitif ........................................................ 26

II.2.5 Patofisologi Fungsi Kognitif ......................................................... 27

II.2.6 Faktor Risiko Gangguan Fungsi Kognitif ..................................... 32

II.3. Kerangka Teori ....................................................................................... 39

BAB III KERANGKA KONSEP

III.1. Kerangka Konsep .................................................................................. 40

III.2. Identifikasi Variabel Penelitian............................................................. 40

III.3. Definisi Operasional ............................................................................. 41

III.4. Hipotesis ............................................................................................... 42

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian .................................................................................. 43

IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 43

IV.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 43

IV.4 Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data ............................................. 46

IV.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data ............................................... 47

IV.6 Tekhnik Analisa Data ............................................................................ 48

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 50

V.1.1 Gambaran umum lokasi ................................................................ 50

V.1.2 Gambaran proses penelitian .......................................................... 55

V.1.3 Karakteristik responden ................................................................ 55

V.1.4 Analisis univariat .......................................................................... 57

V.1.5 Analisis bivariat ............................................................................ 60

V.2 Pembahasan ............................................................................................. 64

V.3 Keterbatasan Peneliti............................................................................... 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 KESIMPULAN...................................................................................... 78

VI.2 SARAN .................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 81

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus adalah penyakit akibat adanya gangguan

metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi

(hiperglikemia) dan ditemukan glukosa dalam urin (glikosuria). Hal ini terjadi

oleh karena adanya ganggua produksi insulin oleh pankreas berupa

kekurangan atau tidak adanya produksi insulin. Dapat pula disebabkan oleh

adanya gangguan aktivitas atau sensitivitas insulin ( resistensi insulin).

Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup,

atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehingga

terjadilah kelebihan gula didalam darah (Soegondo, 2002).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan kaakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin

atau kedua-duanya. Insulin meupakan suatu hormon yang berfungsi untuk

mengatur kadar glukosa dalam darah. Gangguan metabolik yang terjadi dapat

mengakibatkan kadar glukosa dalam darah meningkat atau disebut

hiperglikemia (PERKENI, 2015).

DM telah dilaporkan sebagai penyebab utama terjadinya penyakit

ginjal pada stadium akhir, penglihatan kabur, neuropati dan penyakit pada

sistem kardiovaskuler (Kodl dan Seaquist, 2008). Diabetes melitus telah

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

2

diasosiasikan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif (GFK) (Ruis dkk,

2009). Gangguan fungsi kognitif pada DM sendiri telah diamati sejak tahun

1992, pada pasien DM diketahui mengalami penurunan memori dan atensi

pada fungsi tes kognitif dibandingkan dengan kontrol (Kodl dan Seaquist,

2008). Diabetes juga telah dikaitkan sebagai faktor risiko untuk mild cognitive

impairment (MCI) dan demensia, dimana pasien dengan DM mempunyai

kecenderungan 1,5 kali lebih besar untuk mengalami GFK dibandingkan

dengan orang tanpa DM (Cukierman dkk, 2009). Mudanayasa (2012),

melakukan penelitian di RSUP Sanglah dan mendapatkan hasil bahwa subyek

usia dewasa menengah dengan DM tipe 2 mempunyai risiko sebesar 4,33 kali

untuk mengalami GFK dibandingkan dengan subyek tanpa DM.

Perjalanan penyakit DM dapat menimbulkan komplikasi , baik yang

bersifat akut ataupun kronis. Komplikasi akut muncul sebagai keadaan

hipoglikemi yang harus segera tertangani supaya tidak menjadi kondisi koma

hipoglikemi. Sedangkan komplikasi kronis akan menyertai penderita DM

setelah mengidap DM diatas 5 tahun. Diabetes Melitus dapat menyebabkan

resiko gangguan kognitif melalui gangguan pada pembuluh darah termasuk

diantaranya pembuluh darah di otak. Kondisi glukosa darah yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan efek toksik di otak. Adanya stress oksidatif dan

akumulasi advanced glycation and products (AGEs) berpotensi pada

kerusakan jaringan otak di hipokampus (Olivier. H, 2008).

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

3

Jumlah penderita diabetes di dunia versi WHO, sebanyak 80%

penderita DM di dunia berasal dari negara berkembang salah satunya adalah

indonesia. Peningkatan jumlah penderita DM yang terjadi secara konsisten

menunjukan bahwa penyakit DM merupakan masalah kesehatan yang perlu

mendapat perhatian khusus dalam pelayanan kesehatan masyarakat (WHO,

2013).

Berbagai penelitian menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan

angka insidensi dan prevalensi DM di berbagai penjuru dunia. WHO

memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup

besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah

penyandang DM secara global dari 415 juta pada tahun 2015 menjadi 642 juta

pada 2040. Sedangkan di Indonesia prevalensi diabetes melitus meningkat

dari 5,7% pada tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun 2016 (IDF, 2015)

Prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang

terdiagnosis dokter sebesar 1,5% dan 0,4%. DM terdiagnosis dokter atau

gejala sebesar 2,1%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi

terdapat di DI Yogyakarta 2,6%, DKI Jakarta 2,5%, Sulawesi Utara 2,4% dan

Klimantan Timur 2,3%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau

gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%),

Sulawesi Selatan (3,4%), dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Riskesdas,

2013).

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

4

Di kalimantan barat 2013 penderita diabetes umur ≥15 menempati

urutan ke 28 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Yang tertinggi berada di

DI Yogyakarta 1,6% dan terendah di Lampung 0,7%. Berdasarkan data yang

diperoleh dari RSUD Dr. Soedarso pada tahun 2016 terdapat 73 orang

penderita diabetes melitus pada rentang usia 30-40 tahun yang melakukan

kunjungan di poli penyakit dalam. Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 90

pasien. Dan pada tahun 2018 terjadi peningkatan kunjungan sebanyak 97

pasien. Dari survei pendahuluan terdapat 7 penderita diabetes melitus, hasil

dari pengkajian MMSE menunjukan 3 dari 7 penderita diabetes melitus

mengalami gangguan fungsi kognitif.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bhaskoro Adi Widie

Nugroho dkk (2014) yang dilakukan di Poliklinik Saraf dan Poliklinik

Diabetes RSUP Sanglah, variabel dalam penelitian ini adalah kadar gula darah

dan tingkat pendidikan. Hasil analisis statistik mendapatkan bahwa kadar gula

darah tidak terkontrol berhubungan dengan kejadian GFK pada penderita DM

tipe 2 usia dewasa menengah dengan nilai P=0,008. Disimpulkan bahwa kadar

gula darah yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko terjadinya GFK pada

penderita DM tipe 2 usia dewasa menengah.

Penelitian Nariswari Putri Widyandhini (2015) hasil analisis Terdapat

hubungan yang bermakna antara kadar glukosa darah puasa dengan fungsi

kognitif dengan nilai r -0,479 dan p = 0,007 (p < 0,05). Terdapat pula

hubungan antara kadar glukosa darah 2 jam post prandial terhadap fungsi

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

5

kognitif dengan nilai r –0,775 dan p = 0,000 (p < 0,05).Terdapat pengaruh

yang bermakna antara kadar gula darah terhadap fungsi kognitif pada

penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Sejalan dengan penelitian diatas Penelitian Eklesia.N Waluyan Hasil

analisis bivariat antara durasi diabetes mellitus dengan gangguan fungsi

kognitif menunjukkan nilai p value= 0.003( p < 0.05). Terdapat hubungan

yang signifikan antara durasi diabebetes mellitus tipe 2 dengan gangguan

fungsi kognitif.

Kodl & Seaquist (2008) menyebutkan bahwa semakin terkontrolnya

penderita diabetes dan semakin sedikit komplilkasi yang terjadi menyebabkan

semakin minimnya disfungsi kognitif yang terjadi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa

semakin banyak dan semakin lama penderita diabetes melitus maka potensi

mengalami gangguan fungsi kognitif semakin besar. Hal ini menyebabkan

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor risiko gangguan

fungsi kognitif pada penderita diabetes melitus di poli penyakit dalam RSUD

Dr. Soedarso Pontianak.

1. 2 Rumusan Masalah

Sepertiga penduduk dunia mengalami diabetes melitus, data WHO

menunjukan 80% penderita berasal dari indonesia. Di kalimantan barat kasus

diabetes melitus sebesar 0.3% secara nasional penderita diabetes ≥ 15 tahun

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

6

menempati peringkat ke empat, kasus kematian dan kesakitan di masyarakat

diderita oleh orang-orang pada usia produktif (15-50 tahun) (WHO, 2013).

Melihat pemaparan diatas, menarik peneliti untuk merumuskan masalah

penelitian mengenai “Faktor yang berhubungan dengan ganguan fungsi kognitif

pada penderita diabetes melitus tipe 2 di poli penyakit dalam RSUD Dr. Soedarso

Pontianak”.

1. 3 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang

berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada penderita diabetes

melitus tipen 2 di poli penyakit dalam RSUD Dr. Soedarso Pontianak.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan penderita

Diabetes Melitus tipe 2 dengan kejadian gangguan fungsi kognitif.

2. Mengetahui hubungan antara riwayat pekerjaan penderita Diabetes

Melitus tipe 2 dengan kejadian gangguan fungsi kognitif.

3. Mengetahui hubungan antara status gula darah dengan kejadian

gangguan fungsi kognitif.

4. Mengetahui hubungan antara lama menderita Diabetes Melitus tipe

2 dengan kejadian gangguan fungsi kognitif.

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

7

1. 4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat secara umum dan kepada penderita dan keluarga secara khusus

tentang faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada

penderita diabetes melitus di poli penyakit dalam RSUD Dr. Soedarso

Pontianak.

b. Bagi peneliti berikutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti

berikutnya dalam melakukan penelitian tentang gangguan fungsi kognitif.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk mengaplikasikan

pengetahuan maupun pengalaman yang telah diperoleh selama mengikuti

pendidikan dan merupakan proses belajar dalam memecahkan masalah secara

sistimatis dan logis yang menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti

tentang riset kesehatan dan merupakan sarana untuk meningkatkan

kemampuan peneliti untuk melakukan pendekatan sebagai ahli kesehatan

kepada masyarakat serta sebagai wujud dari upaya untuk memenuhi

persyaratan menyelesaikan program pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat di

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

8

1. 5 Keaslian Penelitian

Tabel I.1 Keaslian Penelitian

Peneliti/Tahun Judul Penelitian Desain

Penelitian

Variabel Hasil Penelitian Perbedaan

Bhaskoro Adi

WidieNugroho,

I Made Oka

Adnyana,Dewa

Putu Gede Purw

Samatra (2016)

Gula darah tidak

terkontrol sebagai

faktor risiko

gangguan fungsi

kognitif pada

penderita diabetes

melitus tipe 2 usia

dewasa menengah

Kasus-

kontrol

Kadar gula

darah,Tingkat

Pendidikan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

gula darah yang tidak

terkontrol dan tingkat

pendidikan rendah

merupakan faktor

resiko terjadinya GFK

pada penderita DM tipe

2 usia dewasa

menengah

Perbedaan dalam penelitian ini

variabel bebas status pekerjaan dan

lama menderita diabetes melitus.

Serta terdapat perbedaan juga pada

desain penelitian, dimana pada

penelitian ini peneliti menggunakan

desain cross sectional.

Linawati

Hanata, Deon

Kristian,

Hubungan diabetes

melitus tipe 2

terhadap prevalensi

Analitik

kategorik,

studi cross

Diabetes

melitus tipe 2

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan

Perbedaan dalam penelitian ini

adalah variabel bebas tingkat

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

9

Chriscelia

Valery So

(2010)

demensia pada lansia

di kabupaten

tanggerang, banten

sectional yang bermakna antara

DM 2 terhadap

terjadinya prevalensi

demensia pada

pendidikan, status pekerjaan, status

gula darah dan lama menderita

diabetes melitus. Perbedaan juga

terdapat pada karakteristik responden

dimana dalam penelitian ini usia

responden berada pada rentang

dewasa awal sampai dewasa akhir.

Eklesia N.

Waluyan,

Sekplin A.S

Sekeon, Paul

A.T Kawatu

Hubungan durasi

diabetes mellitus tipe

2 dengan gangguan

fungsi kognitif pada

penderita diabetes

melitus tipe 2 di

rumah sakit

bhayangkara tk II

manado

Observasi

onal

analitik

dengan

rancangan

cross

sectional

study

Durasi

diabetes

melitus tipe 2

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

terdapat hubungan

signifikan antara durasi

diabetes mellitus tipe 2

dengan gangguan

fungsi kognitif

Perbedaan dalam penelitian ini

adalah variabel bebas tingkat

pendidikan, status pekerjaan dan

status gula darah. Terdapat juga

perbedaan pada karakteristik

responden, pada penelitian ini usia

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

10

responden berada pada rentang

dewasa awal sampai dewasa akhir.

Monica L.

Meloh, Karel

Pandelaki,

Cerelia Sugeng

(2015)

Hubungan kadar

gula darah tidak

terkontrol dan lama

menderita diabetes

melitus dengan

fungsi kognitif pada

subyek diabetes

melitus tipe 2

Deskriptip

analitik,

crosssectio

nal study

Usia, lama

DM tipe 2,

HbA1c

Terdapat hubungan

negatif antara kadar

gula darah tidak

terkontrol dengan

fungsi kognitif dan

terdapat hubungan

negatif antara lama

menderita DM dengan

fungsi kognitif namun

secara statistik

keduanya tidak

bermakna pada subyek

DM tipe 2.

Perbedaan dalam penelitian ini

adalah variabel bebas tingkat

pendidikan, status pekerjaan.

Terdapat juga perbedaan pada

karakteristik responden, pada

penelitian ini usia responden berada

pada rentang dewasa awal sampai

dewasa akhir.

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

50

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1. Hasil Penelitian

V.1.1 Gambaran Umum

A. Keadaa Geografis

Kota Pontianak merupakan salah satu kota di Indonesia yang

dilintasi garis khatulistiwa. Karena posisinya tersebut, kota yang

merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Barat ini di kenal sebagai

“Bumi Khatulistiwa”. Letaknya yang dilintasi garis khatulistiwa

menjadikan Kota Pontianak sebagai tempat tujuan wisata, baik

domestik maupun mancanegara.

Kota Pontianak memiliki 2372 RT (Rukun Tetangga) dan

Jumlah RW (Rukun Warga) sebesar 534 RW. Kecamatan Pontianak

Barat yang memiliki Jumlah RT terbanyak dengan jumlah 506 RT dan

jumlah RT terkecil adalah kecamatan Pontianak Tenggara yaitu

sebanyak 169 RT.

Kota Pontianak dipisahkan oleh sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas

Kecil, Sungai Landak dengan lebar 400 meter, kedalaman air antara

12 s/d 16 meter sedangkan cabangnya mempunyai lebar 250 meter.

Letak Geografis : 00 02’ 24’’ – 00 01’ 37’’ LU dan 1090 16’ 25’’ –

1090 23’ 04’’ BT dan Luas Wilayah kota Pontianak adalah 107,82

km2, terbagi atas 6 kecamatan dan 29 kelurahan.

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

51

Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Ambawang

2. Sebelah Timur : Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan

Sungai Ambawang

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Kakap

4. Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Kakap

Saat ini, RSUD. Dr. Soedarso Pontianak menjadi rumah

sakit negeri yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat

memiliki luas lahan sebesar 25.442 Ha (254,420 M²) dan luas

bangunan 21. 735,54 M² dengan fasilitas tempat tidur sebanyak 446

tempat tidur dan jumlah tenaga kerja sebanyak 929 orang dari

berbagai jenis ketenagaan.

Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso di bangun pada tahun

1969/1970. Pada tanggal 10 juli 1973 diresmikan pemakaiannya oleh

Dirjen Pembinaan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Prof. Dr.

Drajat Prawiranegara, saat itu bangunan ± 15% dari master plan,

kapasitas 60 tempat tidur dan 27 orang pegawai dengan nama Rumah

Sakit Umum Propinsi Sungai Raya.

Tanggal 24 November 1976 Rumah Sakit ini Di ubah

namanya menjadi Rumah Sakit Dokter Soedarso yang diresmikan

Mentri Kesehatan Prof. Dr. G.A. Siwabessy. Oleh karena itu, tanggal

24 November merupakan patokan hari ulang tahun Rumah sakit untuk

di peringati setiap tahunnya.

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

52

Dalam perjalanannya Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso

beberapa kali mengalami pergantian nama. Pada tahun 1993,

berdasarkan Perda No 4 tahun 1993 berubah nama menjadi RSUD

Dokter Soedarso Pontianak, kemudian berdasarkan Perda Provinsi

Kalimantan Barat no 3 tahun 2002 menjadi Rumah Sakit Umum

Dokter Soedarso dan selanjutnya berdasarkan Perda No 2 tahun 2005

hingga sekarang kembali menjadi Rumah Sakit Umum Daerah

Dokter Soedarso.

B. Keadaan Demografi

Poli penyakit dalam merupakan salah satu poli yang ada di

RSUD. Dr. Soedarso. Poli penyakit dalam merupakan poli yang

dikunjungi banyak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan

ataupun pengobatan. Poli penyakit dalam memiliki 3 tenga doter

spesialis dan 5 tenaga perawat. RSUD.Dr. Soedarso ini merupakan

rumah sakit Pemerintah dan sebagai rujukan dari berbagai rujukan

berbagai kota di Kalimantan Barat sehingga diliat dari jumlah

kunjungan pasien diabetes melitus di poli penyakit dalam ini, pada

tahun 2016 kunjungan pasien diabetes melitus yang rentang umur 30-

40 tahun sebanyak 73 orang, pada tahun 2017 kunjungan pasien

sebanyak 90 orang dan pada tahun 2018 kunjungan pasien sebanyak

97 orang.

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

53

Tabel V.1 Ketenagaan RSUD.Dr. Soedarso Pontianak

No Jenis Tenaga Jumlah

1 Dokter Spesialis 42

2 Dokter Umum 27

3 Apoteker 9

4 Asisten Apoteker 26

5 D III Keperawatan 335

6 D IV Kepertawatan 6

7 S I Keperawatan 50

8 S II Keperawatan 3

9 S I Kesehatan Masyarakat 12

10 Analis laboratorium 27

11 Ahli Gizi 29

12 Rekam Medik 10

Sumber: Data sekunder, 2015

Tabel V.1 menunjukkan bahwa sebagian besar ketenagaan

yang menunjang untuk pengobatan atau perawatan penyakit DM di

RSUD. Dr. Soedarso Pontianak adalah tenaga DIII Keperawatan

sebanyak 335 orang.

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

54

Tabel V.2. Fasilitas Pelayanan RSUD. Dr. Soedarso Pontianak

Fasilitas Pelayanan

• Instalasi Gawat Darurat

• Kamar Bedah IGD 24 jam

• Instalasi Rawat Jalan

• Instalasi Rawat Inap

• Instalasi Bedah Sentral

• Instalasi Radiologi

• Instalasi Laboratorium

• Instalasi Farmasi

• Intensive Care Unit ( ICU )

• Intensive Cardiac Care Unit

(ICCU)

• Pediatric Intensive Care

Unit (PICU)

• Neonatus Intensive Care

• Unit (NICU)

• Haemodialisa

• Magnetic Resonance

Imaging ( MRI )

• Unit Thalassemia

• Bank Darah

• Medical Check Up

• Fisiotherapi

• Klinik Methadon

• Klinik VCT

• Customer Service

• PKRS ( Promosi

Kesehatan Rumah

Sakit)

• Klub Kesehatan :

Diabetes, Asma,

jantung sehat, dan

Tulang

Sumber : Data Sekunder, 2015

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

55

V. 1.2. Gambaran Proses Penelitian

V.1.3 Karakteristik Responden

1. Umur Responden

Umur renponden dalam penelitian ini berada di rentang 30-40

tahun. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh distribusi frekuensi

responden menurut kelompok umur dapat di lihat table di bawah ini :

Pengambilan data diabetes

melitus di RSUD Dr. soedarso

Perijinan penelitian tanggal

11 Maret 2019

Populasi `97 Responden.

populasi diperoleh dari data

kunjungan pasien yang

tercatat di buku pasien.

Pengambilan sampel dengan

tehnik total sampling

Penetapan responden yang

memenuhi kriteria inklusi dan

eklusi

Peneliti melakukan penelitian

mulai dari tanggal 18 Maret

sampai 22 April 2019

Melakukan wawancara

kuesioner

Pengolahan data dan

analisis data

Simpulan Dan

Saran

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

56

Table V.3

Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif

berdasarkan umur

Umur F %

30-35 Tahun 5 9,5%

36-40 Tahun 48 90,5%

Total 53 100%

Sumber: Data primer, 2019

Berdasarkan table V.3 di ketahui bahwa proporsi umur

responden paling banyak berada umur 36-40 tahun, yaitu sebanyak

90,5%, dan yang paling sedikit berada di umur 30-35 tahun sebanyak

9,5%. Umur maximum responden dalam penelitian ini berada di 40

tahun dan umur minimum berada di 30 tahun. Rata-rata umur responden

dalam penelitian ini adalah 39 tahun.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin di kategorikan menjadi 2 (dua) yaitu laki-laki dan

perempuan. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden

dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel V.4

Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif

berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin F %

Laki-laki 20 37,7%

Perempuan 33 62,3%

Total 53 100%

Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan table V.4 di ketahui bahwa proporsi jenis kelamin

responden paling banyak perempuan yitu sebanyak 62,3%, sedangkan

responden laki-laki sebanyak 37,7%.

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

57

V.1.4. Analisa Univariat

1. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan responden di

bagi menjadi 4 tingkatan yaitu SD, SMP, SMA dan PT. Distribusi

frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel V.5

Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif

Berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan F %

SD 13 24,5%

SMP 11 20,8%

SMA 20 37,7%

PT 9 17,0%

Total 53 100%

Sumber: Data primer, 2019

Berdasarkan table V.5 diketahui bahwa proporsi tingkat

pendidikan responden paling banyak yaitu SMA sebanyak (37,7%) 20,

SD sebanyak (24,5%) 13, SMP sebanyak (20,8%) 11 dan PT

sebanyak (17,0%) 9.

Untuk analisis lebih lanjut, keempat tingkat pendidikan tersebut

akan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu: tingkat pendidikan

rendah (SD dan SMP) dan tingkat pendidikan tinggi (SMA dan PT).

2. Status Pekerjaan

Bedasarkan distribusi status pekerjaan responden dalam

penelitian, jenis pekerjaan responden dikelompokan menjadi 4 yaitu

tidak bekerja, buruh, PNS dan wiraswasta. Distribusi frekuensi

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

58

berdasarkan status pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel V.6

Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif

Berdasarkan status pekerjaan

Status Pekerjaan F %

Tidak bekerja 24 45,3%

Buruh 12 22,6%

PNS 7 13,2%

Wiraswasta 10 18,9%

Total 53 100%

Sumber: Data primer, 2019

Berdasarkan table V.6 di ketahui bahwa proporsi status pekerjaan

paling banyak tidak bekerja yaitu sebanyak (45,3%) 24, buruh sebanyak

(22,6%) 12, wiraswasta sebanyak (18,9%) 10 dan PNS sebanyak

(13,2%) 7. Untuk analisis lebih lanjut, jenis pekerjaan dikategorikan

menjadi dua yaitu: bekerja dan tidak bekerja.

3. Lama Menderita Diabetes Melitus

Berdasarkan hasil penelitian Lama menderita diabetes di kategorikan

menjadi 2 yaitu Durasi Pendek < 5 tahun dan Durasi panjang > 5 tahun.

Distribusi frekuensi responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel V.7

Distribusi Frekuensi Gangguan Fungsi Kognitif

Berdasarkan lama menderita Diabetes Melitus

Lama Menderita Diabetes

Melitus

F %

≤5 Tahun 29 54,7%

>5 Tahun 24 45,3%

Total 53 100%

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

59

Berdasarkan table V.7 di ketahui bahwa proporsi lama menderita

diabetes melitus paling banyak ≤5 tahun yaitu sebanyak (54,7%) 29 dan

>5 tahun sebanyak (45,3%) 24.

4. Status Gula Darah

Berdasarkan hasil penelitian status gula darah dikategorikan

menjadi tiga yaitu normal < 7%, sedang 7-8% dan tinggi > 8%.

Distribusi frekuensi responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Penderita Gangguan Fungsi Kognitif

Berdasarkan Satus Gula Darah

Status Gula Darah F %

Normal < 7% 14 26,4%

Sedang 7-8% 16 30,2%

Tinggi > 8% 23 43,4%

Total 53 100%

Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan table V.8 di ketahui bahwa proporsi status gula darah

responden paling banyak tinggi >8% sebanyak (43,4%) 23, sedang 7-

8% sebanyak (30,2%) 16 dan normal <7% sebanyak (26,4%) 14.

Untuk analisis lebih lanjut, status gula darah dikategorikan

menjadi dua kategori yaitu berisiko dan tidak berisiko. Dikatakan

berisiko apabila nilai gula darah >8% dan tidak berisiko jika nilai gula

darah ≤8%.

5. Status Fungsi Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian status fungsi kognitif dikategorikan

menjadi dua yaitu < 24 gangguan fungsi kognitif dan ≥ 24 tidak

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

60

mengalami gangguan. Distribusi frekuensi responden dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel V.9

Distribusi Frekuensi Status Fungsi Kognitif

Status Fungsi Kognitif F %

< 24 Gangguan fungsi

kognitif

23 43,4%

≥ 24 Tidak mengalami

gangguan

30 56,6%

Total 53 100%

Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan table V.9 di ketahui bahwa proporsi fungsi kognitif

renponden banyak yang tidak mengalami gangguan yaitu (56,6%) 30

dan yang mengalami gangguan fungsi kognitif sebanyak (43,4%) 23.

V.1.5 Analisa Bivariat

1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Gangguan Fungsi Kognitif

Table V.10

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan

Gangguan Fungsi Kognitif

Tingkat

Pendidikan

Gangguan Fungsi Kognitif Jumlah P Value PR

(CI

95%) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Rendah 19 79,2 5 20,8 24 100 0,000 23,750

(5,606-

100,621) Tinggi 4 13,8 25 86,2 29 100

Jumlah 23 43,3 30 56,7 53 100

Sumber :Data primer, 2019

Berdasarkan tabel V.10 tingkat pendidikan dibagi menjadi dua

kategori yaitu Rendah dan tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

proporsi yang pendidikannya rendah lebih banyak mengalami

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

61

gangguan fungsi kognitif sebanyak (79,2%) 19 kasus, sedangkan yang

pendidikannya tinggi sebanyak (13,8%) 4 kasus.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,000 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak. Hasil analisis di peroleh nilai PR

= 23,750 dengan 95% (CI) = (5,606-100,621), dengan demikian dapat

disimpulkan prevalensi renponden yang tingkat pendidikan rendah 23,75

lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan dengan

yang tingkat pendidikannya tinggi.

2. Hubungan antara Status Pekerjaan dengan Gangguan Fungsi Kognitif

Table V.11

Hubungan antara Status Pekerjaan dengan Gangguan Fungsi Kognitif

Status

Pekerjaan

Gangguan Fungsi Kogitif Jumlah

P Value PR

(CI

95%)

Ya Tidak

N (%) N (%) () N (%)

Tidak Bekerja 15 62,5 9 37,5 24 100 0,023 4,375

(1,371-

13,959) Bekerja 8 27,6 21 72,4 29 100

Jumlah 23 43,3 30 56,7 53 100

Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan tabel V.11 status pekerjaan dibagi menjadi dua

kategori yaitu tidak bekerja dan bekerja. Hasil penelitian menunjukan

bahwa proporsi yang tidak bekerja lebih banyak mengalami gangguan

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

62

fungsi kognitif sebanyak (62,5%) 15 kasus, sedangkan pada yang

bekerja sebanyak (27,6%) 8 kasus.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,023 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status

pekerjaan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak. Hasil analisis di peroleh nilai PR

= 4,375 (1,371-13,959)dengan 95% (CI) = (1,371-13,959), dengan

demikian dapat disimpulkan prevalensi renponden yang tidak bekerja

4,37 lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan

dengan yang bekerja.

3. Hubungan antara Status Gula Darah dengan Gangguan Fungsi Kognitif

Table V.12

Hubungan antara Status Gula Darah dengan

Gangguan Fungsi Kognitif

Status Gula

Darah

Gangguan Fungsi Kogitif Jumlah

P Value PR

(CI

95%)

Ya Tidak

N (%) N (%) () N (%)

Berisiko >8% 17 73,9 6 26,1 23 100 0,000 11,333(

3,117-

41,210) Tidak berisiko

≤8%

6 20,0 24 80,0 30 100

Jumlah 23 43,3 30 56,7 53 100

Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan tabel V.12 status gula darah dibagi menjadi dua

kategori yaitu berisiko >8% dan tidak berisiko ≤8%. Hasil penelitian

menunjukan bahwa proporsi status gula darah yang berisiko >8%

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

63

mengalami gangguan fungsi kognitif lebih banayak yaitu (73,9%) 17

kasus, sedangkan yang tidak berisiko ≤8% mengalami gangguan fungsi

kognitif sebanyak (20,0%) 6 kasus.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,000 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status

gula darah dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak. Hasil analisis di peroleh nilai PR

= 11,333dengan 95% (CI) = (3,117-41,210), dengan demikian dapat

disimpulkan prevalensi responden yang status gula darahnya >8% lebih

banyak 11,33 mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan dengan

yang status gula darahnya ≤8%.

4. Hubungan antara Lama Menderita DM dengan Gangguan Fungsi

Kognitif

Table V.13

Hubungan antara Lama Menderita DM dengan

Gangguan Fungsi Kognitif

Lama DM Gangguan Fungsi Kogitif Jumlah P Value PR

(CI

95%)

Ya Tidak

N (%) N (%) () N (%)

>5 Tahun 17 70,8 7 29,2 24 100 0,001 9,310

(2,647-

32,747) ≤5 Tahun 6 20,7 23 79,3 29 100

Jumlah 23 43,3 30 56,7 53 100

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

64

Berdasarkan tabel V.13 lama menderita DM dibagi menjadi dua

kategori yaitu >5 tahun dan ≤5 tahun. Hasil penelitaian menunjukan

bahwa proporsi yang menderita DM >5 tahun lebih banyak mengalami

gangguan fungsi kognitif sebanyak (70,8%) 17 kasus, sedangkan pada

penderita DM ≤5 tahun sebanyak (20,7%) 6 kasus.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,000 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama

menderita DM dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak. Hasil analisis di peroleh nilai PR

= 9,310 dengan 95% (CI) = (2,647-32,747), dengan demikian dapat

disimpulkan prevalensi renponden yang menderita diabetes melitus >5

tahun 9,31 lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif

dibandingkan dengan yang menderita diabetes melitus ≤5 tahun.

V.2 Pembahasan

V.2.1 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Gangguan Fungsi

Kognitif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi yang

pendidikannya rendah lebih banyak mengalami gangguan fungsi

kognitif sebanyak (35,8%) 19 kasus, sedangkan yang pendidikannya

tinggi sebanyak (7,5%) 4 kasus.

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

65

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,000 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak.

Hal ini menunjukan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dapat

menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Semakin rendahnya tingkat

pendidikan seseorang maka risiko penurunan fungsi kognitif akan lebih

besar. Pendidikan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran kepada

masyarakat, agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan

(praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah- masalah), dan

meningkatkan kesehatannya. Pengaruh pendidikan yang telah dicapai

seseorang dapat mempengaruhi secara tidak langsung terhadap fungsi

kognitif seseorang, termasuk pelatihan (direct training). Berdasarkan

teori reorganisasi anatomis menyatakan bahwa stimulus eksternal yang

berkesinambungan akan mempermudah reorganisasi internal dari otak

(Sidiarto, 1999).

Sekolah menjadi bagian dari pendidikan kesehatan karena tingkat

pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang

(Mulyanto H, 2014). Semakin tinggi pendidikan maka semakin besar

pengetahuan seseorang tentang suatu hal yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kesehatannya. Pengetahuan akan berpengaruh

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

66

kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah. Selanjutnya perilaku

akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat

sebagai keluaran pendidikan kesehatan (Notoatmojo, 2007).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bhaskoro

Adi Widie Nugroho dkk (2016), Pada penelitian ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan merupakan faktor risiko yang bermakna secara

statistik terhadap kejadian GFK. Tingkat pendidikan yang rendah telah

diketahui sebagai faktor risiko yang kuat untuk terjadinya GFK. Tingkat

pendidikan rendah juga telah dikaitkan dengan kejadian GFK pada

penderita DM. Tingkat pendidikan yang rendah sering dikaitkan dengan

kemiskinan atau status ekonomi rendah, yang berhubungan dengan

tingkat kesehatan yang rendah, akses kesehatan yang rendah, dan

peningkatan risiko terjadinya GFK.

Penelitian Eklesia N. Waluyan dkk (2016) menyatakan bahwa

bahwa penderita diabetes melitus tipe 2 yang mengalami gangguan

fungsi kognitif paling banyak ada pada tingkat pendidikan menengah.

Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempunyai resiko lebih rendah

terjadinya penurunan fungsi kognitif karena dengan proses pendidikan

yang berjalan terus-menerus seseorang akan cenderung mempunyai

kemampuan dalam uji fungsi kognitif.

Penelitian yang dilakukan Iqbal Al Rasyid (2017), didapatkan

bahwa responden yang berpendidikan rendah lebih banyak mengalami

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

67

gangguan kognitif dibandingan dengan responden yang berpendidikan

tinggi.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menarik kesimpulan

bahwa tingkat pendidikan rendah merupakan faktor risiko terjadinya

penurunan fungsi kognitif. Sebab pendidikan yang telah dicapai

seseorang dapat memperngaruhi fungsi kognitif seseorang. Pendidikan

yang rendah dapat mempengaruhi kemampuan untuk memahami

sesuatu yang baru. Upaya untuk memahami sesuatu yang baru dapat

mentimulasi otak untuk bekerja. Otak yang kurang aktif dapat

mengakibatkan penurunan fungsi kognitif.

Direkomendasikan untuk lebih sering membaca karena membaca

merupakan salah satu cara untuk menjaga fungsi kognitif tetap baik.

Dengan membaca atau belajar sesuatu yang baru akan memicu otak

tetap aktif. Otak yang aktif dan banyak melakukan hal positif cenderung

mampu mempertahankan atau menjaga fungsi kognitif.

V.2.2 Hubungan antara status pekerjaan dengan gangguan fungsi

kognitif

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi yang

tidak bekerja lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif

sebanyak (28,3%) 15 kasus, sedangkan pada yang bekerja sebanyak

(15,0%) 8 kasus.

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

68

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,011 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status

pekerjaan dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak.

Chung et al. (2014),11 menyebutkan bahwa pengalaman bekerja

berhubungan dengan kemampuan fungsi kognitif. Semakin banyak

pengalaman pekerjaan yang dimiliki, maka semakin baik fungsi kognitif.

Jenis pekerjaan juga berperan pada fungsi kognitif. Semakin kompleks

pekerjaan yang pernah dimiliki maka fungsi kognitif juga semakin baik.

Hal ini disebabkan pekerjaan dapat melatih otak secara terus-menerus

sehingga dapat mencegah penurunan fungsi kognitif

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Milfa Sari Muzamil dkk (2014) yang menyatakan bahwa responden

dengan tingkat aktivitas fisik yang aktif memiliki fungsi kognitif yang

normal lebih tinggi dibandingkan responden dengan tingkat aktivitas

fisik yang kurang aktif.

Penelitian ini tidak sejalan dengan pene;litian yang dilakukan

Miu et al. (2008), yang menun jukkan bahwa tidak ada signifikasi

hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif. Pada

penelitian Miu et al. (2008), nilai MMSE menurun seiring berjalannya

waktu pada kedua kelompok baik yang melakukan aktivitas fisik maupun

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

69

yang tidak melakukan aktivitas fisik. Pada penelitian ter sebut terbukti

bahwa aktivitas fisik memang dapat meningkatkan kemampuan fisik

dalam keseharian, tetapi untuk fungsi kognitif tidak ditemukan

perbedaan bermakna antara responden yang melakukan aktivitas fisik

dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas fisik.

Pekerjaan menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003),

adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah, berulang dan banyak

tantangan. Menurut Wales (2009) pekerjaan dalam arti luas adalah

aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia, dalam arti sempit istilah

pekerjaan digunakan untuk suatu tugas/kerja yang menghasilkan uang

bagi seseorang. Pekerjaan dapat mempercepat proses menua yaitu pada

pekerja keras/over working, seperti pada buruh kasar/petani. Pekerjaan

orang dapat mempengaruhi fungsi kognitifnya, dimana pekerjaan yang

terus menerus melatih kapasitas otak dapat membantu mencegah

terjadinya penurunan fungsi kognitif dan mencegah dimensia ( Sidiarto,

1999 ).

Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa

pekerjaan dan jenis pekerjaan berhubungan dengan terjadinya gangguan

fungsi kognitif. Pengalaman bekerja sesorang berhubungan dengan

kemampuan fungsi kognitif. Jenis pekejaan berperan dalam menjaga

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

70

fungsi kognitif, semakin kompleks pekerjaan maka semakin baik fungsi

kognitifnya. Pekerjaan kasar atau pekerjaan yang tidak memicu otak

untuk aktif dapat mempercepat penurunan fungsi kognitif. Jenis

pekerjaan yang secara terus-menerus melatih kapasitas otak dan menjaga

otak tetap aktif dapat mencegah penurunan fungsi kognitif.

Direkomendasikan untuk lebih sering melakukan aktivitas yang

dapat menjaga otak untuk selalu aktif, banyak melakukan sosialisasi

dengan masyarakat lainnya, lebih banyak belajar sesuatu yang baru dan

melakukan kegiatan yang mampu menstimulasi otak seperti membaca.

V.2.3 Hubungan antara Status Gula Darah dengan Gangguan Fungsi

Kognitif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi yang status gula

darah tidak normal lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif

sebanyak (30,2%) 17 kasus, sedangkan pada yang status gula darah

normal sebanyak (11,3%) 6 kasus.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,000 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status

gula darah dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit

dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak.

Pengukuran kadar HbA1c adalah salah satu metode yang digunakan

untuk pemantauan kontrol glukosa pada pasien dengan DM. Penilaian

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

71

HbA1c dapat menilai efektivitas terapi dengan memonitoring regulasi

glukosa darah dalam jangka panjang. Nilai HbA1c merupakan konsentrasi

glukosa plasma yang proporsional dalam waktu 4 minggu hingga tiga

bulan (Sultanpur dkk, 2010). Pemeriksaan HbA1c sangat berguna untuk

memantau ketidak disiplinan pasien dalam menjalani terapi/diet dan

tidak mencerminkan perubahan kadar glukosa harian sehingga tidak

dapat menggantikan pemeriksaan kadar glukosa darah tetapi lebih

merupakan indikator derajat kontrol diabetes melitus jangka panjang

karena sifat HbA1c yang relative stabil sepanjang umur eritrosit dan

tidak dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi metabolisme seperti

diet,olah raga dan waktu pengambilan (Tandra, 2008 ). Komite ahli

darithe American Diabetes Association (ADA) dan the European

Association for the Study of Diabetes (EASD) merekomendasikan

penggunaan HbA1c untuk diagnosis DM, dan pada tahun 2010 ADA

memasukkan HbA1c ke dalam kriteria diagnosis diabetes (Sri Rahayu

P, 2014).

Cukierman-Yaffe dkk (2009), menjelaskan beberapa

kemungkinan yang dapat mendasari terjadinya penurunan fungsi

kognitif. Kemungkinan pertama adalah karena tingginya kadar glukosa

berhubungan dengan tingginya prevalensi dari risiko kardiovaskular

dan penyakit serebrovaskular, dan hubungan terjadinya GFK mungkin

melalui penyakit serebrovaskuler. Kemungkinan kedua adalah paparan

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

72

kadar glukosa yang tinggi dalam jangka waktu lama mungkin

mempercepat terjadinya GFK. Kemungkinan ketiga adalah tingginya

kadar HbA1c menggambarkan terjadinya penurunan fungsi insulin baik

sekresi, aktivasi atau keduanya. Terdapat banyak reseptor insulin di

otak. Beberapa mempunyai peran dalam transpor glukosa, dan beberapa

diperkirakan mempunyai peran dalam proses kognitif. Beberapa

penelitian telah memperkirakan bahwa penurunan fungsi kognitif

merupakan akibat dari penurunan efek insulin di otak.

Sabanayagam dkk (2009). Kontrol gula darah yang dinilai dari

kadar HbA1c telah dikaitkan dengan perkembangan dan progresivitas

dari komplikasi DM. Penelitian untuk mengetahui hubungan antara

HbA1c dengan komplikasi mikrovaskular dengan subjek orang melayu

sebanyak 3.190, dilakukan di Singapura, mendapatkan bahwa

peningkatan kadar HbA1c berhubungan dengan komplikasi

mikrovaskular. Komplikasi mikro dan makrovaskuler dapat

menyebabkan gangguan fungsi kognitif.

Huang dkk pada tahun 2012, melaporkan bahwa HbA1c yang

tinggi berhubungan dengan memori yang buruk pada usia 75 tahun ke

atas. Hubungan antara HbA1c dengan memori dan bahasa

menunjukkan hubungan yang positif seiring dengan bertambahnya usia.

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian Bhaskoro Adi Widie

Nugroho dkk (2016), Hasil analisis statistik mendapatkan bahwa kadar

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

73

gula darah tidak terkontrol berhubungan dengan kejadian GFK pada

penderita DM tipe 2 usia dewasa menengah P=0,008. Disimpulkan

bahwa kadar gula darah yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko

terjadinya GFK pada penderita DM tipe 2 usia dewasa menengah.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Monica L. Meloh

dkk (2015), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara

kadar gula darah tidak terkontrol dengan fungsi kognitif.

Kontrol glukosa mempunyai peran dalam menentukan gangguan

fungsi kognitif pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2, walaupun

penelitian dalam hal ini masih banyak pertentangan. Cukierman-Yaffe

dkk (2009), melaporkan suatu penelitian terhadap 3000 penderita DM

tipe 2 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara GFK

dengan derajat hiperglikemia yang diukur dengan menggunakan kadar

HbA1c.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara

Status Gula Darah dengan Gangguan Fungsi Kognitif. Hal ini

dikarenakan kontrol glukosa mempunyai peran dalam menentukan

gangguan fungsi kognitif. Kadar gula darah yang tinggi secara terus

menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan berbagai

komplikasi salah satunya adalah gangguan fungsi kognitif. Beberapa

penelitian telah memperkirakan bahwa penurunan fungsi kognitif

merupakan akibat dari penurunan fungsi insulin di otak. Kodl &

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

74

seaquist menyebutkan bahwa semakin terkontrolnya kadar gula pada

penderita diabetes melitus dan semakin sedikit komplikasi yang terjadi

maka akan semakin minim disfungsi kognitifnya. HbA1c merupakan

pemeriksaan kadar gula darah yang memberikan gambaran kondisi

kadar glukosa selama 120 hari yang lalu.

Direkomendasikan kepada pasien untuk lebih menjaga kadar gula

darah tetap berada di dalam batas normal, pasien herus melakukan

pemeriksaan gula darah secara rutin dan menghindari makanan yang

kadar gulanya tinggi.

V.2.4 Hubungan antara Lama Menderita DM dengan Gangguan Fungsi

Kognitif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi yang menderita

DM >5 tahun lebih banyak mengalami gangguan fungsi kognitif

sebanyak (32,0%)17 kasus, sedangkan pada penderita DM ≤5 tahun

sebanyak (11,3%) 6 kasus.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi-square di

peroleh nilai p value = 0,001 lebih kecil dari a = 0,05 dengan demikian

dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama

menderita DM dengan kejadian gangguan fungsi kognitif di poli

penyakit dalam RSUD. Dr. Soedarso Pontianak.

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

75

Durasi lamanya diabetes melitus yang diderita ini dikaitkan

dengan resiko terjadinya beberapa komplikasi yang timbul sesudahnya.

Faktor utama pencetus komplikasi pada diabetes melitus selain durasi

atau lama menderita adalah tingkat keparahan diabetes.

Lama menderita DM secara konsisten telah dihubungkan sebagai

prediktor tejadinya komplikasi mikrovaskuler terutama retinopati dan

nefropati dan neuropati pada penderita DM tipe 2. Pada San Luis Valley

cross-sectional study didapatkan bahwa durasi DM lebih dari 5 tahun

akan meningkatkan risiko terjadinya neuropati pada penderita DM

(OR=1,3; IK 95% 1-1,6) (Wheeler dkk, 2007). Pada penelitian cross-

sectional yang dilakukan Bruce dkk (2008), didapatkan bahwa lama

menderita DM lebih dari 5 tahun merupakan prediktor terjadinya MCI

dan demensia pada penderita DM tipe 2 dengan usia > 70 tahun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitia Eklesia N. Waluyan

(2016), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

durasi menderita diabetes mellitus tipe 2 dengan gangguan fungsi

kognitif. Semakin lama durasi menderita diabetes melitus maka

semakin menurun fungsi kognitif seseorang.

Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah

penelitian Mirza Nuchalida (2015), menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara lamanya menderita Diabetes tipe 2 melitus dengan

penurunan fungsi kognitif, dengan nilai signifikansinya adalah 0,001.

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

76

Penelitian ini menyatakan bahwa penurunan fungsi kognitif pada

penderita DM tipe 2 yang lama menderita Berdasarkan tabel penurunan

fungsi kognitif terhadap penderita ≥ 8 tahun lebih banyak mengalami

gangguan fungsi kognitif dibandingkan yang lamanya menderita < 8

tahun.

Lamanya durasi penyakit diabetes menunjukkan berapa lama

pasien tersebut menderita diabetes melitus sejak ditegakkan diagnosis

penyakit tersebut. Durasi lamanya diabetes melitus yang diderita ini

dikaitkan dengan resiko terjadinya beberapa komplikasi yang timbul

sesudahnya. Faktor utama pencetus komplikasi pada diabetes melitus

selain durasi atau lama menderita adalah tingkat keparahan diabetes.

Akan tetapi lamanya durasi diabetes yang diderita diimbangi dengan

pola hidup sehat akan menciptakan kualitas hidup yang baik, sehingga

dapat mencegah atau menunda komplikasi jangka panjang. (Zimmet,

2009).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa

ada hubungan antara lama menderita diabetes melitus dengan gangguan

fungsi kognitif. Diabetes yang diderita lebih dari 5 tahun dapat

menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang terjadi sering kali

dikaitkan dengan kontrol gula darah yang buruk. Diabtetes melitus

dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif melalui gangguan pada

pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak. Semakin lama

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

77

menderita diabetes melitus maka semakin banyak gangguan atau

kerusakan pada pembuluh darah.

Direkomendasikan kepada pasien untuk melakukan pola hidup

sehat, sehingga dapat menunda komplikasi jangka panjang seperti

gangguan fungsi kognitif.

V.3 Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian yang di lakukan terdapat keterbatasan peneliti yang

mempengaruhi kelancaran saat penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut

antara lain:

1. Peneliti tidak melakukan pemeriksaan gula darah, data gula darah dalam

penelitian hanya berasal dari data skunder yang diperoleh dari hasil lab

pasien.

2. Dalam pemeriksaan MMSE peneliti tidak menggunakan tenaga ahli yang

sudah tersertifikasi.

3. Mengingat kebiasaan responden sehari-hari dan seringkali malu dalam

memberikan jawaban sehingga harus dilakukan wawancara secara lebih

mendalam.

4. Jauhnya jarak antara rumah pasien menyebabkan peneliti memerlukan

waktu yang lama dalam penelitian ini.

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

78

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

1. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan

kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit dalam RSUD. Dr.

Soedarso Pontianak ( p value = 0,000).

2. Ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dengan kejadian

gangguan fungsi kognitif di poli penyakit dalam RSUD. Dr. Soedarso

Pontianak (p value = 0,023).

3. Ada hubungan yang signifikan antara status gula darah dengan kejadian

gangguan fungsi kognitif di poli penyakit dalam RSUD. Dr. Soedarso

Pontianak (p value = 0,000).

4. Ada hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan

kejadian gangguan fungsi kognitif di poli penyakit dalam RSUD. Dr.

Soedarso Pontianak (p value = 0,001).

VI.2. Saran

VI.2.1 Bagi Dinas Kesehatan

1. Memberikan penyuluhan untuk preventif dan memasang foster kepada

masyarakat tentang pentingnya melakukan pola hidup sehat untuk

mencegah diabetes melitus.

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

79

2. Memberikan edukasi tentang diabetes melitus kepada masyarakat, agar

masyarakat tahu dan mengerti apa itu diabetes melitus serta dampak yang

disebabkan diabetes melitus terhadap tubuh yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya diabetes melitus.

VI.2.2 Bagi RSUD Dr. Soedarso Pontianak

1. Memberikan edukasi kepada pasien atau keluarga pasien pentingnya

mengontrol kadar gula dalam darah, berolahraga ringan dan membaca

guna untuk mempertahankan fungsi kognitif.

VI.2.2 Bagi Pasien

1. Pasien harus lebih banyak melakukan aktifitas yang dapat menstimulus

otak seperti membaca, berhitung dan kegiatan lainnya. Membaca

merupakan salah satu cara untuk menjaga fungsi kognitif tetap baik.

Dengan membaca atau belajar sesuatu yang baru akan memicu otak tetap

aktif. Otak yang aktif dan banyak melakukan hal positif cenderung

mampu mempertahankan atau menjaga fungsi kognitif.

2. Pasien harus lebih sering melakukan aktifitas fisik dan banyak

melakukan sosialisasi dengan masyarakat lainnya.

3. Pasien harus sering melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan

menjaga kadar gula darah dalam tubuh tetap dalam batas normal.

Keluarga harus aktif dalam mengontrol makanan pasien, menganjurkan

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

80

untuk memakan makanan yang sehat dan rendah kadar gula, serta

melakukan olahraga kecil.

4. Pasien harus melakukan pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik sangat bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah

sehingga dapat menunda komplikasi jangka panjang seperti gangguan

fungsi kognitif.

VI.2.3 Bagi Peneliti Lainnya

Disarankan untuk perbanyak variabel atau faktor-faktor lain yang

belum ada dalam penelitian, untuk mendapatkan perbandingan dan

hubungan. Variabel juga dapat dikembangkan agar dapat menghasilkan

konsep yang baru.

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

81

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni Janar Wulan. 2016. Hipertensi dan Diabetes Melitus sebagai Faktor

Risiko Demensia Vaskular. Medical Journal Of Lampung University. Vol

5. Edisi 1. Hal 71-73.

Bhaskoro Adi Widie Nugroho, I Made Oka Adnyana, Dewa Putu Gede Purwa

Samatra. 2016. Gula darah tidak terkontrol sebagai faktor risiko

gangguan fungsi kognitif pada penderita diabetes melitus tipe 2 usia

dewasa menengah. Medicana. Vol 47. Edisi 1. Hal 24-27.

Budi Riyanto Wreksoatmodjo. 2014. Beberapa Kondisi Fisik dan Penyakit yang

Merupakan Faktor Risiko Gangguan Fungsi Kognitif. Jurnal Kesehatan

Andalas. Vol 6. Edisi 1. Hal 50-54.

Chandra H. Manurung. 2016. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Desa Koka

Kecamatan Tombulu. Jurnal e-Clinic (eCI). Vol 4. Edisi 2. Hal 2-4.

Ekawati, Evy Ratnasari. 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Terhadap

Hyperglilceridemia Pada Penderita Diabetes Melitus. Diakses dari URL :

https://docplayer.info/31716998-Hubungan-kadar-glukosa-darah-

terhadap-hypertriglyceridemia-pada-penderita-diabetes-mellitus.html.

Eklesia N. Waluyan, Sekplin A.S Sekeon, Paul A.T Kawatu. 2016. Hubungan

Durasi Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Gangguan Fungsi Kognitif Pada

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III

Manado. Ikmas. Vol 1. Edisi 3. Hal 2-6.

Faizal Armando Nugroho. 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Status Kognitif pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe-2 Lanjut Usia.

Medicine. Diakses dari URL : http://eprints.undip.ac.id/32996/.

Hermawan Hery.2010. Biostatistika Dasar. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Iqbal Al Rasyid. 2017. Hubungan Faktor Risiko dengan Fungsi Kognitif pada

Lanjut Usia Kecamatan Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang.

Jurnal kesehatan andalas. Vol 6. Edisi 1. Hal 51-54.

Irene Olivia Salim. 2016. Hubungan Kadar Glukosa Darah sewaktu dan Gangguan

Fungsi Kognitif pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas

Purnama Pontianak. Jurnal Cerebellum. Vol 2. Edisi 1. Hal 386-399.

Irianto Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan

Klinis. Bandung : Alfabeta, cv.

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

82

Iva Tsalissavrina. 2018. Hubungan Lama Terdiagnosa Diabetes Dan Kadar

Glukosa Darah Dengan Fungsi Kognitif Penderita Diabetes Tipe 2 Di

Jawa Timur.Action Aceh Nutrition Journal. Vol 3. Edisi 1. Hal 28-33.

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit

Alzheimer dan Demensia Lainnya : Menuju Lanjut Usia Sehat dan

Produktif. Jakarta.

. 2017. Diabetes Fakta dan Angka. Jakarta.

Kusuma Rose. 2013. Berdamai Dengan Alzheimer. Jogjakarta : Katahati.

Linawati Hananta. 2011. Hubungan Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Prevalensi

Demensia Pada Lansia Di Kabupaten Tangerang, Banten. Damianus

Journal of Medicine. Vol 10. Edisi 3. Hal 126-130.

Maulana Mirza. 2015. Mengenal Diabetes Melitus Panduan Praktis Menangani

Kencing Manis. Jogjakarta : Katahati.

Milfa Sari Muzamil. 2014. Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan

Fungsi Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.

Jurnal kesehatan andalas. Vol 3. Edisi 2. Hal 202-205.

Mirza Nuchalida. 2015. Hubungan Lamanya Menderita Diabetes Melitus Tipe 2

Dengan Penurunan Fungsi Kognitif. Naskah Publikasi. Diakses dari URL

: http://eprints.ums.ac.id/39546/1/naskah%20publikasi.pdf.

Monica L. Meloh, Karel Pandelaki, Cerelia Sugeng. 2015. Hubungan Kadar Gula

Darah Tidak Terkontrol Dan Lama Menderita Diabetes Melitus

Denganfungsi Kognitif Pada Subyek Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal E –

Clinic (ECL). Vol 3. Edisi 1. Hal 323-325.

Nariswari Putri Widyandhini. 2015. Pengaruh Kadar Glukosa Darah Terhadap

Fungsi Kognitif Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Grha

Diabetika Surakarta. Naskah Publikasi. Diakses dari URL :

http://eprints.ums.ac.id/39503/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.

Nugroho Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC.

N.W. Suriastini, M.Phil. 2016. Angka Prevalensi Demensia Perlu Perhatian Kita

Semua. Diakses dari URL : https://surveymeter.org/read/310/angka-

prevalensi-demensia-perlu-perhatian-kita-semua.

Rani Astari. 2016. Hubungan Antara Kepatuhan Terapi Diet Dan Kadar Gula

Darah Puasa Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF ...

83

Puskesmas Purnama Pontianak. Naskah Publikasi. Diakses dari URL

: https://media.neliti.com/media/publications/194084-ID-hubungan-

antara-kepatuhan-terapi-diet-da.pdf.

Risky Akaputra. 2018. Hubungan Merokok dan Pendidikan terhadap Fungsi

Kognitif Civitas Akademika di Lingkungan Universitas Muhammadiyah

Jakarta. Jurnal kedokteran dan kesehatan. Vol 14. Edisi 1. Hal 49-54.

Riyanto Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Siswanto, Susila, Suyanto. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan dan

Kedokteran. Yogyakarta : Bursa Ilmu.

Sri Suwarni, Setiawan, M. Mudadsir Syatibi. 2017. Hubungan Usia Demensia Dan

Kemampuan Fungsional Pada Lansia. Jurnal Keterapian Fisik. Vol 2.

Edisi 1. Hal 36-41.

Yatim Faisyal. 2003. Pikun (Demensia), Penyakit Alzhaimer dan sejenisnya:

Bagaimana Cara Menghindarinya. Jakarta : Pustaka Populer.