FSTPT AGIL 3.docx
-
Upload
agil-kenzie -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of FSTPT AGIL 3.docx
PENDAHULUAN
Terminal berdasarkan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
angkutan jalan adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk
mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikan dan menurunkan orang dan/atau
barang serta perpindahan moda angkutan. Setiap kendaraan bermotor umum dalam trayek
diwajibkan singgah di terminal yang sudah ditentukan sesuai dengan ijin trayeknya.
Terminal harus dilengkapi dengan bangunan fisik, fasilitas utama maupun fasilitas
penunjang. Kenyataan di lapangan, masih banyak terminal yang tidak memiliki prasyarat
sebuah terminal (tidak mempunyai bangunan fisik, fasilitas utama, dan fasilitas
penunjang) seperti halnya yang terjadi di Daerah Kabupaten Batang, Dimana letak
terminal menyatu dengan aktifitas kegiatan Pasar Batang.
Hal tersebut tentunya dapat menyebabkan ketidakteraturan, ketidaknyamanan dan
ketidaklancaran dalam pergerakan penumpang dan barang. Pemerintah Daerah juga
seakan – akan tidak ada kepedulian terhadap permasalahan tersebut, yang ada didalam
misinya yaitu bagaimana mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah tanpa memperhatikan
aspek yuridis teknis dan mengabaikan pelayanan masyarakat akan jasa terminal. Padahal
Pemungutan retribusi sudah seharusnya berorientasi terhadap pelayanan dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan.
Selain itu, karena letaknya yang menyatu dengan pasar sehingga tidak jelas daerah
lingkungan kerja terminal yang digunakan untuk pelaksanaan, pembangunan,
pengembangan, dan pengoperasian fasilitas terminal.
Keberadaan terminal di Kecamatan Batang yang telah ada saat ini sangatlah penting
untuk mendukung mobilitas masyarakat pedesaan yang ada di wilayah Kabupaten
Batang. Namun, dari aspek yuridis dan teknis masih belum terpenuhi.
TUJUAN PENELITIAN
1. Menghitung studi kelayakan ditinjau dari aspek teknis dan ekonomi;
2. Melakukan manajemen pengelolaan terminal agar pengelolaannya menjadi lebih
baik untuk mewujudkan Good Governance;
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan terkait
dengan penanganan permasalahan terminal angkutan pedesaan di Kecamatan
Batang;
2. Sebagai dasar dalam menentukan daerah kewenangan terminal;
3. Peningkatan pelayanan publik sebagai perwujudan good governance;
4. Dapat dijadikan bahan acuan untuk studi kasus dengan topik yang lain, Namun
memiliki bahasan yang dapat disesuaikan dengan analisa penelitian ini.
BATASAN MASALAH
Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Terminal Kecamatan Batang adalah pangkalan kendaraan bermotor umum dengan
karakteristik pola pelayanan seperti terminal tipe C;
2. Lokasi penelitian adalah daerah kewenangan terminal yang meliputi daerah
lingkungan kerja terminal yang diperuntukkan untuk fasilitas utama maupun fasilitas
penunjang dan daerah pengawasan terminal;
3. Analisis ekonomi yang dilakukan adalah perhitungan kriteria investasi meliputi
Benefit Cost Ratio (B/C R), Internal Rate Return (IRR), dan Net Present Value
(NPV), dengan suku bunga bank i diatas BI Rate sebesar 7,5%/tahun.
4. Analisis pengelolaan terminal meliputi pembagian kedudukan tugas pokok dan
fungsi (tupoksi) dan struktur organisasi terminal.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi terminal
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Terminal yaitu pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang serta
perpindahan moda angkutan.
Fungsi Terminal Bagi pemerintah, Operator, penumpang
Dalam sistem pergerakan, terminal merupakan titik konsentrasi penumpang, sekaligus
merupakan titik dispersi penumpang (Dephub, 1998:58).
1. Fungsi terminal bagi penumpang meliputi :
a. Meningkatkan kenyamanan selama menunggu;
b. Memberikan kemudahan berpindah;
c. Dapat memberikan informasi yang lebih baik
2. Fungsi terminal bagi operator
a. Kemudahan dalam pengaturan pelayanan;
b. Kemudahan dalam penyediaan fasilitas awak bus;
c. Fasilitas parkir bus diluar jalan;
d. Fasilitas singgah
3. Fungsi terminal bagi pemerintah
a. Untuk kepentingan perencanaan dan manajemen lalu lintas, untuk menata lalu
lintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan;
b. Sumber pemungutan retribusi dan sebagai tempat pengendali kendaraan umum.
Penetapan Lokasi Terminal
Penetapan lokasi terminal harus memperhatikan:
a. Tingkat aksesibilitas pengguna jasa angkutan;
b. Kesesuaian lahan dengan tata ruang;
c. Kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/atau pusat kegiatan;
d. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain;
e. Permintaan angkutan;
f. Kelayakan teknis, finansial, ekonomi;
g. Keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan;
h. Kelestarian lingkungan hidup.
Aspek kelayakan investasi pembangunan terminal
Untuk menilai kelayakan dari suatu investasi dalam hal ini adalah investasi pembangunan
terminal ada beberapa kriteria yang dapat digunakan (Iman Soeharto, 1997) yaitu :
1. Net Present Value (NPV) yaitu kriteria yang mengitung selisih antara nilai sekarang
suatu investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang.
NPV = ∑t=1
n (Bt - Ct )2
(1 + i)2
2. Net Benefit Ratio merupakan perbandingan antara manfaat bersih dari tahun yang
bersangkutan yang telah dinilai sekarang (pembilang bersifat positif) dengan biaya
bersih dalam tahun dimana Benefit Cost (penyebut bersih negatif) yang telah dinilai
sekarang, yaitu biaya kotor lebih besar benefit kotor.
BC Ratio = ∑t=1
nBt−Ct(1+i )
∑t=1
nCt−Bt(1+i )t
3. Internal Rate of Return yaitu tingkat bunga(discount rate) yang dapat menimbulkan
besarnya NPV dari suatu proyek sama dengan nol atau dengan perkataan lain IRR
adalah tingkat pengembalian modal suatu investasi.
IRR= i1+NPV 1
NPV 1−NPV 2
( i2−i1 )
Aspek Pengelolaan
Dalam operasional sebuah terminal tentunya tidak akan terlepas dari Organisasi dan tata-
laksana kerja yang merupakan suatu sistem dan prosedur arus komando dan
pertanggungjawaban pada sebuah organisasi. Menurut buku panduan pedoman
pengelolaan terminal di Kabupaten/Kota peserta USDRP (Urban Sector Development
Reform Project) Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal cipta Karya bahwa
Sebuah sistem organisasi setidaknya harus memuat 3 (tiga) hal penting yaitu (a) Sistem
prosedur komando (perintah) dan pelaporan serta tanggungjawab; (b) Jenjang struktur
organisasi dan personil; dan (c) Sistem tugas pokok dan fungsi.
METODOLOGI PENELITIAN
Alur Proses Penelitian
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Metode penelitian
1. Pengumpulan data primer dengan cara survei inventaris dan survei statis. survei
inventaris terminal bertujuan untuk mengumpulkan data kondisi terminal,
fasilitas terminal, sistem parkir dan sistem sirkulasi dalam terminal. Sedangkan
survei statis bertujuan untuk memperoleh data – data yang nantinya digunakan
dalam analisis kebutuhan (desain) dan analisis parameter operasional. Data yang
diperoleh dari survei statis meliputi frekuensi kendaraan, headway, waktu tunggu
kendaraan dalam terminal, load factor, jumlah penumpang dan kendaraan per hari
yang keluar dan/atau masuk terminal.
2. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data instansi dan literatur – literatur
pendukung dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan data primer dan data sekunder selanjutnya data diolah dan dianalisis
yang meliputi analisis desain dan parameter operasional.
4. Hasil dari analisis desain dan terminal kemudian dibandingkan dengan standar
yang ada sesuai KM 31/1995 tentang terminal transportasi jalan. Apakah desain
sudah sesuai apa tidak, dan apakah parameter operasional sudah optimal apa
belum.
5. Kesimpulan dan Rekomendasi berdasarkan aspek teknis, ekonomi dan
pengelolaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
1. ANALISIS KONDISI EKSISTING
Nama Terminal : Sub Terminal BatangLokasi : Kecamatan BatangFasilitas Utama Ada/Tidak
AdaUkuran/Jumlah
UnitKondisi
a. Jalur Pemberangkatan Tidak Ada
b. Jalur Kedatangan Tidak Adac. Bangunan Kantor Terminal Tidak Adad. Tempat Parkir Kendaraan umum Ada 589,86 m2
(badan jalan)Kurang
Baike. Tempat Tunggu Penumpang dan
PengantarTidak Ada
f. Rambu dan papan informasi Tidak AdaFasilitas Penunjanga. Kamar Kecil / Toilet Tidak Adab. Mushola Tidak Adac. Kios / Kantin Tidak Adad. Ruang Pengobatan Tidak Adae. Ruang Informasi Tidak Adaf. Pos Retribusi Ada 1 Unit Cukup
Baikg. Telepon Umum Tidak Adah. Tempat Penitipan Barang Tidak Adai. Taman Tidak Ada
Sumber : Hasil survei inventarisasi
Berdasarkan survei inventarisasi pada terminal Kecamatan Batang diketahui
bahwa terminal Kecamatan Batang belum memenuhi persyaratan
sebagaimana yang ditetapkan dalam KM 31/1995, yang mana terminal
Kecamatan Batang belum memiliki fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
Pengelolaan terminal Kecamatan Batang dikelola oleh 1 kepala terminal dan
2 petugas retribusi dimana sistem tugas dan fungsi belum terkoordinir dangan
baik dan lebih mengedepankan fungsi penerimaan Pendapatan Asli Daerah
ketimbang fungsi pelayanan akan jasa terminal.
Berdasarkan survei statis pada pintu kedatanga diperoleh bahwa terminal
Kecamatan Batang disinggahi oleh 5 Trayek angkutan pedesaan dan 1 trayek
angkutan perbatasan dengan kapasitas 12 – 16 Seat. Jumlah kendaraan yang
masuk selama jam operasional terminal pukul 06.00 - 15.00 sebanyak 419
kendaraan dengan jumlah penumpang sebanyak 2.064 penumpang, rata - rata
load factor 37,54 %, tingkat kedatangan rata – rata 46,56 kend/jam, rata -
rata headway kedatangan sebesar 1.28 menit. Sedangkan pada pintu
keberangkatan diperoleh bahwa tingkat keberangkatan rata – rata 46,33
kend/jam dengan rata – rata headway keberangkatan 8.63 menit.
Gambar 2. Data Kedatangan /Keberangkatan Angdes di Terminal
Data Kedatangan Angdes Terminal Kecamatan Batang
Data Keberangkatan Angdes Terminal Kecamatan Batang
2. ASPEK EKONOMI
a. Nilai Waktu Penumpang (Value Of Time)
Uraian Komponen Penyusun Vot
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku5.865.055.46
6 Ribu Rp.Jumlah Penduduk 711.515 JiwaJumlah Penduduk Usia Produktif 460.236 Jiwa
Pendapatan Per Kapita Tahun 2014 12.743.58
3 Rp.Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hariJumlah hari minggu dan hari libur dalam 1 tahun adalah 52 hari + 11 hari 63 hariJumlah hari kerja dakam setahun 302 hariJam kerja Rata - Rata 8 jamPendapatan Per Hari 42.197,29 Rp./hari
Nilai Waktu Penumpang ( Vot ) 87,91 Rp./Menit
Sumber: Hasil Analisis/Asumsi
b. Penghematan waktu tunggu diterminal
TRAYEK
RATA RATA RATA RATA TOTAL WAKTU
TUNGGUPENGHEMAT
ANWAKTU
TUNGGU JUMLAH
KENDARAANWAKTU
TUNGGUUSULAN (FVFS)
WAKTU TUNGGU
(MENIT) (KEND/JAM) (MENIT) (MENIT)(MENIT-KEND)
B1 7,17 5,00 35,
83
11,99 269,77
B2 9,83 3,67 36,
06
B3 11,17 7,11 79,
41
B4 3,17 9,78 30,
96
B5 6,17 12,00 74,
00
B6 2,83 9,00 25,
50
281,
76 Sumber: Hasil Analisis/Asumsi
Dari hasil perhitungan rata – rata waktu tunggu dan rata – rata jumlah kendaraan
diperoleh total waktu tunggu sebesar 281,71 menit – kend, dengan
merekomendasikan penambahan jalur keberangkatan dan dengan penerapan
disiplin antrian FVFS pada jalur keberangkatan diperoleh waktu tunggu sebesar
11,99 menit sehingga didapatkan besaran penghematan waktu tunggu kendaraan di
dalam terminal sebesar 269,77 menit. Dari data waktu tunggu kendaraan kemudian
dikalikan dengan jumlah penumpang yang menunggu di terminal yaitu 229,78
penumpang sehingga diperoleh penghematan waktu tunggu penumpang di terminal
sebesar 269,77229,78
= 1.17 menit/penumpang.
Berdasarkan survei pada periode pagi, siang dan sore didapatkan jumlah
penumpang yang berangkat sebanyak 2.068 Pnp/hari. Dengan penghematan waktu
tunggu penumpang 1.17 menit/penumpang dan Value Of Time sebesar
Rp.87,91/menit dan waktu operasional terminal selama 365 hari maka dapat
diperoleh benefit waktu tunggu penumpang di dalam terminal sebesar
Rp. 97.909.496/tahun.
c. Penghematan waktu tunggu penumpang di luar terminal/jalan nasional.
Dengan adanya pembangunan terminal kec. Batang, akan memperlancar sirkulasi
ruas jalan jend. Sudirman Kab. Batang yang selama ini dijadikan sebagai tempat
ngetem angkutan umum. Berdasarkan hasil analisis survey lalu lintas harian di
Jalan tersebut diperoleh jumlah kendaraan yang melintas ruas jalan tersebut 93.237
kend/hari yang terdiri atas mobil pribadi 24.132 kend, sepeda motor 51.235 kend
mobil barang 12.450 kend, mobil bus 5.420 kend, dengan total jumlah penumpang
sebanyak 351.587 penumpang/hari. Sehingga diperoleh penghematan waktu
tunggu penumpang di jalan nasional sebesar = 351.587 x0.25 menit x Rp.87,91 x
365 = Rp. 2.820.356.201/ tahun.
Selain waktu tunggu penumpang, dengan merekomendasikan pengaturan sirkulasi
lalu lintas (manajemen kapasitas) pada ruas jalan pasar timur yang merupakan jalan
akses masuk (daerah pengawasan terminal) didapatkan indikator kapasitas jalan
sebagai berikut:
KINERJA KAPASITAS EKSISTING
NAMA RUAS JALANLEBAR LEBAR JALAN KAPASITAS FAKTOR KOREKSI KAPASITAS TOTAL
JALAN (M) EFEKTIF (M) DASAR (Co) Fw Fsp Fsf Fcs (Smp/Jam)
JL. PASAR TIMUR 6 2,5 1650 0,84 1 0,73 0,94 951
KINERJA KAPASITAS USULAN
NAMA RUAS JALANLEBAR LEBAR JALAN KAPASITAS FAKTOR KOREKSI KAPASITAS TOTAL
JALAN (M) EFEKTIF (M) DASAR (Co) Fw Fsp Fsf Fcs (Smp/Jam)
JL. PASAR TIMUR 6 6 1650 0,87 1 0,89 0,94 1201
Sumber : Hasil Analisis/Asumsi
Perhitungan Kapasitas jalan dimaksudkan untuk mencari kecepatan arus bebas
pada kondisi usulan yang nantinya digunakan dalam pencarian nilai waktu
penumpang. Dari tabel diatas dapat diketahui kapasitas ruas Jalan Pasar Timur
kondisi saat ini dengan Tipe Jalan 2/1 UD sebesar 951 smp/jam. dengan
mengusulkan skenario penataan sirkulasi lalu lintas maka lebar jalan efektif
menjadi 6 meter, hambatan samping menjadi sedang sehingga didapatkan kapasitas
total menjadi 1.201 smp/jam.
Ruas Jl.Pasar Timur memiliki V/C Ratio 0.40 dengan volume 377.5 smp/jam,
sehingga dengan memasukan nilai kapasitas jalan 1.201 smp/jam didapatkan niali
V/C Ratio menjadi 0.31.
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas dan V/C ratio, maka dapat diperoleh
kecepatan arus bebas ruas Jl.Pasar Timur dengan memasukan persamaan FV =
(Fvo + FVW) x FFVsf x FFVcs dan V = FV x 0.5 x (1+(1-V/C)0.5 diperoleh
kecepatan dan waktu perjalanan setelah kondisi usulan sebagai berikut:
NAMA RUAS JALAN
FV=(FV0+FVw)XFFSVsfXFFVcs FVFvo FVw FFSVsf FFVcs KM/JAM
JL. PASAR TIMUR 57 -3 0,91 0,95 46,683 Sumber : Hasil Analisis/Asumsi
Dengan memasukan nilai FV = 46,68 dan V/C Ratio 0.31 diperoleh V = 46,68 x
0,5 x (1+(1-0,31) 0.5 = 42,72 km/jam. dengan panjang ruas jalan 595 meter dan
waktu perjalanan 0.83 menit, sehingga diperoleh selisih waktu perjalanan pada
kondisi eksisiting sebesar 4 menit dan waktu perjalanan usulan sebesar = 4 - 0.83
= 3.17 menit/kend. Dari nilai penghematan tersebut kemudian dikalikan dengan
jumlah penumpang/hari sebesar 2.064 penumpang dan Value Of Time 87,90
Rp./menit diperoleh = penghematan waktu akses dalam setahun sebesar = 2.064 x
3.17 x 87,90 x 365 = Rp.209.918.490,5/tahun.
d. Penghematan Bahan Bakar Minyak di terminal
Penghematan dari Biaya operasi kendaraan (BOK) didapatkan dari efisiensi
pemakaian Bahan Bakar Minyak (LAPI-ITB 1997) dengan persamaan Konsumsi
KBB Golongan I untuk jalan non tol= 0,05693 V2 – 6,42593 V + 269,1857
Sumber : Hasil Analisis/Asumsi
Dengan panjang ruas jalan 595 meter maka didapatkan penghematan konsumsi
Bahan Bakar Minyak akses menuju terminal Sebesar (117,94/1000)*0,595 = 0.07
liter/kend. Sehingga diperoleh penghematan konsumsi Bahan Bakar selama 1 tahun
sebesar = 0.07 x 491 x 365 x 8.500 = Rp.106.632.925/Tahun.
Selain penghematan Bahan bakar selama akses, dengan penerapan usulan 7 jalur
keberangkatan dan penerapan disiplin antrian FVFS diperoleh besaran
penghematan waktu tunggu kendaraan (idle time) di dalam terminal sebesar 269,77
menit per 1 jam sibuk. Dengan penerapan model konsumsi bahan bakar
aaMOTION (Akcelik dan Besley :2003) didapatkan konsumsi BBM pada kondisi
Idle (Idle Fuel Consumption) sebesar 1.350 ml/jam atau setara 0.023 liter/menit.
Sehingga dengan mengalikan waktu idle time x jam operasional x dengan harga
BBM saat ini diperoleh efisiensi BBM sebesar Rp. 129.605.938 /Tahun.
e. Penghematan Bahan Bakar Minyak di luar terminal/jalan Nasional
Dengan menggunakan persamaan yang sama, maka penghematan bahan bakar
minyak BBM di jalan nasional
Uraian Kecepatan (V) km/Jam Konsumsi Bahan Bakar Minyak
Eksisting 8,9 216,50
Usulan 42,72 98,56
Selisih Selisih
Uraian Kecepatan (V) km/Jam Konsumsi Bahan Bakar Minyak
Eksisting 28,9 130,49
Usulan 60 86,31
Selisih 44.18 liter/1000km
Sumber : Hasil Analisis/Asumsi
Dengan panjang ruas jalan 1000 meter maka didapatkan penghematan konsumsi
Bahan Bakar Minyak akses pada Jl. Jend. Sudirman Sebesar (44.18/1000)*1 =
0.04418 liter/kend. Sehingga diperoleh penghematan konsumsi Bahan Bakar
selama 1 tahun sebesar = 0.04418 x 92.237 x 365 x 8.500 =
Rp.1.264.278.000/Tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai waktu dan konsumsi Bahan Bakar Minyak
Sehingga diperoleh total benefit waktu perjalanan dan penghematan Bahan Bakar
Minyak sebesar:
1) Penghematan waktu tunggu penumpang di dalam terminal
= Rp. 97.909.496/tahun
2) Penghematan waktu tunggu penumpang di luar terminal/jalan nasional
= Rp 2.820.356.201/ tahun
3) Penghematan waktu akses di terminal = Rp. 209.918.490/tahun
4) Penghematan BBM di dalam terminal = Rp. 236.238.863/tahun
5) Penghematan BBM di luar terminal/jalan nasional = Rp. 1.264.278.000/tahun
Total benefit pembangunan terminal Batang selama satu tahun sebesar
Rp. 4.628.701.050 /tahun.
3. Analisis Biaya Pembangunan Terminal
Biaya pembangunan terminal (Cost) diperoleh dengan menjumlah variabel biaya
pembebasan lahan, biaya konsultan, biaya konstruksi, biaya pemeliharaan dan
biaya operasional. Secara garis besar sebagai berikut:
No Uraian Jumlah Cost (Rp.)
a. Biaya Pembebasan Lahan 6.000 m2 12.500.000.000
Biaya Konstruksi 8.500.000.000
Biaya Konsultan 600..000.000
Total Investasi Awal 21.600.000.000,-
b. Biaya Pemeliharaan (2%) 432.000.000,-
c. Biaya Operasional
1) Gaji Pegawai 540.000.000
2) Barang Habis Pakai 225.000.000
3) Listrik dan Telepon 125.000.000
Total Investasi Operasional 890.000.000
Total Investasi (Cost) 22.922.000.000
Sumber : Hasil Analisis/Asumsi
4. Cash flow Ekonomi
Analis Cash Flow didapatkan dengan cara menghitung Biaya Konstruksi dan
Total Pembiayaan dikalikan dengan diskon factor. Hal tersebut dikarenakan nilai
uang dimasa mendatang akan berkurang dibanding dengan nilai uang sekarang.
Dengan diskon faktor P = F x (1+i)-n. Dengan suku bunga bank saat ini
diasumsikan sebesar (i tetap = 8%) dan perhitungan investasi selama 10 tahun
dan benefit tahun 1 sebesar Rp. 4.628.701.050 /tahun , diperoleh Cashflow
sebagai berikut:
TahunBiaya Pemeliharaan Total Jumlah Keuntungan
konstruksi operasional Pembiayaan (Cost) Benefit(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
0 22.922.000.000 22.922.000.000 01 432.000.000 400.000.000 4.285.834.3062 432.000.000 370.370.370 3.968.365.0983 432.000.000 342.935.528 3.674.412.1284 432.000.000 317.532.896 3.402.233.4515 432.000.000 294.011.941 3.150.216.1596 432.000.000 272.233.279 2.916.866.8147 432.000.000 252.067.851 2.700.802.6058 432.000.000 233.396.158 2.500.743.1539 432.000.000 216.107.554 2.315.502.919
10 432.000.000 200.099.587 2.143.984.185 25.820.755.164 31.058.960.817Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan Hasil perhitungan Cash Flow didapatkan nilai – nilai untuk kriteria
investasi ekonomi sebagai berikut:
1) Net Present Value ( NPV )
NPV = Jumlah keuntungan – Jumlah biaya
NPV = 31.058.960.817 – 25.820.755.164= Rp. 5.238.205.653
2) Benefit/Cost Ratio (B/C R)
B/C Ratio = Jumlah Keuntungan / Jumlah biaya
B/C Ratio = 31.058.960.817 / 25.820.755.164= 1.20
3) IRR (tingkat kembali modal)
IRR= i1+NPV 1
NPV 1−NPV 2
( i2−i1 )
Untuk menghitung IRR diperlukan nilai NPV 2 dengan memasukan tingkat
bunga i secara trial and error agar nilai NPV 2 bernilai negatif. Jika IRR
lebih dari i1 (IRR> i1 tingkat suku bunga bank) maka secara ekonomis
proyek tersebut dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
Tahun
Biaya konstruksi
Pemeliharaan Total
Jumlah Keuntungan
Jumlah neti1 i2
(Rp.) operasionalPembiayaan
(Cost) Benefit (Rp.) (Rp.) (Rp.) 8,0% 13,0%
022.922.000.00
0
-22.922.000.000,0
0 0
-22.922.000.000,0
0
-22.922.000.000,0
0
-22.922.000.00
0
1 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 3.885.834.306
3.713.894.735
2 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 3.597.994.727
3.286.632.508
3 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 3.331.476.599
2.908.524.344
4 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 3.084.700.555
2.573.915.348
5 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 2.856.204.218
2.277.801.193
6 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 2.644.633.535
2.015.753.268
7 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 2.448.734.754
1.783.852.450
8 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 2.267.346.995
1.578.630.487
9 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 2.099.395.366
1.397.018.130
10 -432.000.000 -432.000.000,00 4.628.701.050 4.196.701.050,00 1.943.884.598
1.236.299.230
5.238.205.653
(149.678.307)
Internal Rate Return ( IRR ) diperoleh dengan memasukan tingkat suku bunga i1
=8 %/tahun dan i2 = 13 %/tahun ( secara trial & error), NPV1 = Rp.
5.238.205.653,- dan NPV2 = - Rp. 149.678.307,- ( bernilai negatif ) kedalam
persamaan :
IRR= i1+NPV 1
NPV 1−NPV 2
( i2−i1 )
IRR= 0,08+ 5 .238 . 205 .6535 . 238.205 . 653−(−149 . 678 .307 )
(0 ,13−0 , 08 )
IRR = 12,86 %, yang berarti bahwa tingkat pengembalian modal suatu investasi
dengan suku bunga i = 8%/tahun sebesar 12,86 % ( IRR > i1 lebih besar dari
tingkat suku bunga bank).
Berdasarkan besar manfaat investasi dengan indikator Benefit Cost Ratio ≥ 1,
NPV≥ 0 dan IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank, maka proyek
pembangunan terminal Kecamatan Batang adalah layak untuk dilaksanakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Terminal Kecamatan Batang saat ini belum memenuhi persyaratan sebagaimana
telah diatur dalam KM No.31 Tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan.
2. Ditinjau dari Aspek ekonomi dengan menerapkan suku bunga (i) tetap sebesar
8%/tahun selama jangka waktu investasi 10 tahun diperoleh Net Present Value
(NPV) sebesar Rp. 5.238.205.653, Benefit Cost ratio (B/C Ratio) sebesar 1,2 dan
IRR sebesar 12,86 % (lebih tinggi dari suku bunga bank) yang berarti bahwa
proyek pembangunan terminal Kecamatan Batang adalah layak untuk
dilaksanakan.
3. Pengelolaan terminal Kecamatan Batang pada kondisi eksisting dikelola oleh 1
kepala terminal dan 2 staf petugas retribusi dengan sistem tugas pokok dan fungsi
yang belum terkoordinir dengan baik. Sehingga jika mengacu pada buku
pedoman Urban Sector Development Reform Project (USDRP) yang dikeluarkan
oleh Kementerian Pekerjaan umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2010,
maka Susunan Organisasi Terminal Kecamatan Batang yang direkomendasikan
sebagai berikut :
a) 1 orang Kepala;
b) 1 Petugas Administrasi;
c) 2 Petugas Pengendalian dan Operasional;
d) 1 Petugas Pendapatan dan Retribusi;
e) 1 Petugas Keamanan dan Ketertiban.
Dimana Petugas Administrasi, Petugas Pengendalian dan Operasional, Petugas
Pendapatan dan Retribusi; Petugas Keamanan dan Ketertiban, berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala dengan pembagian sistem prosedur
komando maupun sistem tugas pokok dan fungsi tiap – tiap personil yang lebih
mengedepankan fungsi pelayanan terhadap pengguna jasa terminal (good
governance).
SARAN
Saran yang dapat dilakukan agar dalam pembangunan terminal dapat lebih efektif
dan efisien antara lain:
1. Memprioritaskan pembangunan terminal Kecamatan Batang agar permasalahan
lalu lintas dapat segera teratasi;
2. Untuk memisahkan aktifitas terminal dengan aktifitas pasar perlu ditetapkan
daerah kewenangan terminal yang meliputi daerah lingkungan kerja terminal
dan daerah pengawasan terminal dengan cara membuat pagar pembatas dan
pengalokasian petugas terminal untuk kelancaran sirkulasi lalu lintas.
3. Melegalkan keberadaan terminal dengan Menyusun Aturan berupa Peraturan
Daerah/Peraturan Bupati Tentang Terminal di wilayah Kabupaten Batang;
4. Melakukan efisiensi anggaran pembangunan dan operasional terminal dengan
sistem Kerjasama Pemerintah dan Swasta;
5. Perlu dilakukan pengaturan parkir dan jam operasional bongkar muat angkutan
barang agar tidak menimbulkan permasalahan lalu lintas pada lingkungan
pasar;
6. Melakukan kajian lebih lanjut terkait dampak lalu lintas, lingkungan dan sosial
akibat pembangunan pasar dan terminal Kecamatan Batang agar tidak
menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks.
LAMPIRAN 2
SEKOLAH TINGGITRANSPORTASI DARAT
PETA KONDISI EKSISTINGTERMINAL KEC. BATANG
DIGAMBAR OLEH :AGI L SUPRAYOGI
XX.12.002
SKALA : TANPA SKALA
LEGENDA :
MEDIAN JALAN
ARAH SIRKULASIKENDARAAN
PARKIR TERMINAL
TROTOAR
ANGKUTAN UMUM
KIOS
MUSHOLA
POS POLISI
HALTE
PASAR BATANG
Gambar Terminal Kec.Batang Eksisting
DAFTAR PUSTAKA
, 2009, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta.
, 2009, Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta.
, 1995, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta.
, 1996, Menuju lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
, 2010, Pedoman pengelolaan terminal Kabupaten/Kota Peserta USDRP, Direktorat Jenderal Cipta Karya.
, 1999, Rekayasa Lalu Lintas, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota.
, 1998, Modul Desain Terminal Angkutan Jalan.
, 1997, Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM), Direktorat Jendral Bina Marga.
, 2011, Perda RTRW Kabupaten Batang, Pemda Kabupaten Batang.
, 2011, Perda Retribusi Jasa Umum, Pemda Kabupaten Batang.
, 2011, Perda Retribusi Jasa Usaha, Pemda Kabupaten Batang.
, 2011, Batang Dalam Angka 2011, Pemda Kabupaten Batang.
____________, 2012, Pola Umum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Batang, PKL Taruna/i Angkatan XXXI.
Kadariah, dkk., 1999. Pengantar Evaluasi Proyek, LP FE UI, Jakarta
Morlok, Edward K., 1978, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta
Akçelik, R., & Besley, M. (2003). Operating cost, fuel consumption, and emission models in aaSIDRA and aaMOTION. 25th Conference of Australian Institutes of Transport Research (CAITR 2003). Adelaide.
Tamin, O.Z., 2003, “ Perencanaan dan Pemodelan Transportasi Contoh Soal dan Aplikasi “, Edisi I, ITB, Bandung.
Saputro, Wisnu., 2007, “Evaluasi dan Tapak Terminal Tipe C Sub Terminal Delanggu Kabupaten Klaten“, Naskah Seminar, MSTT UGM, Yogyakarta.