The 18 th FSTPT International Symposium Unila...

22
The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015 11 MAKALAH ANALISIS FAKTOR MUAT BUS TRANS METRO PEKANBARU KORIDOR PERUMAHAN PANDAU PERMAI – PELITA PANTAI ABSTRACT Trans Metro Pekanbaru (TMP) is a public transportation that has been operating since 2009 in Pekanbaru. It has a function to reduce the problems related to public transport and traffic that appear because of the development of the city itself. During the time, the changing of passenger quantity, service quality and operation could happen anytime. Therefore, this research was done to find out the affectivity of TMP corridor I that serves the transportation from Perum Pandau Permai to Pelita Pantai with the load factor as the indicator. Survey of TMP busses used the observation and questionnaire methods. The observation method was based on SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 and done inside of the TMP busses that operate on the corridor I with eleven surveyors. Meanwhile, the questionnaire survey method that used the spread of random samples was conducted by two surveyors. The results of this research indicate the most of Trans Metro Pekanbaru corridor I is adequately effective based on the number of passengers, due to the load factor in this corridor is partially meet the load factor standard of SK Dirjen No. 687 at 2002 (70%) so it is fair optimal in serving the passenger movement. which has a load factor value greater than 70% in the afternoon, either on holiday or working days which obtained between Pelita Pantai to Perum Pandau Permai route from BNI to Mekar Sari stations. Keyword : Trans Metro Pekanbaru, load factor, characteristic of route ABSTRAK Trans Metro Pekanbaru (TMP) merupakan jenis Bus Rapid Transit yang ada di Kota Pekanbaru. TMP telah beroperasi sejak tahun 2009, dan selama kurun waktu pengoperasiannya terdapat banyak kendala di dalamnya. Seiring berjalannya waktu, perubahan kuantitas penumpang, kualitas pelayanan, dan operasi, sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Yosi Alwinda Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya, Panam, Pekanbaru Riau Rizki Firmanda Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau Kampus Binawidya, Panam, Pekanbaru 28293, Riau

Transcript of The 18 th FSTPT International Symposium Unila...

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

MAKALAH ANALISIS FAKTOR MUAT BUS TRANS METRO

PEKANBARU KORIDOR PERUMAHAN PANDAU PERMAI – PELITA PANTAI

ABSTRACTTrans Metro Pekanbaru (TMP) is a public transportation that has been operating since 2009 in Pekanbaru. It has a function to reduce the problems related to public transport and traffic that appear because of the development of the city itself. During the time, the changing of passenger quantity, service quality and operation could happen anytime. Therefore, this research was done to find out the affectivity of TMP corridor I that serves the transportation from Perum Pandau Permai to Pelita Pantai with the load factor as the indicator.

Survey of TMP busses used the observation and questionnaire methods. The observation method was based on SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 and done inside of the TMP busses that operate on the corridor I with eleven surveyors. Meanwhile, the questionnaire survey method that used the spread of random samples was conducted by two surveyors.

The results of this research indicate the most of Trans Metro Pekanbaru corridor I is adequately effective based on the number of passengers, due to the load factor in this corridor is partially meet the load factor standard of SK Dirjen No. 687 at 2002 (70%) so it is fair optimal in serving the passenger movement. which has a load factor value greater than 70% in the afternoon, either on holiday or working days which obtained between Pelita Pantai to Perum Pandau Permai route from BNI to Mekar Sari stations.

Keyword : Trans Metro Pekanbaru, load factor, characteristic of route

ABSTRAKTrans Metro Pekanbaru (TMP) merupakan jenis Bus Rapid Transit yang ada di Kota Pekanbaru. TMP telah beroperasi sejak tahun 2009, dan selama kurun waktu pengoperasiannya terdapat banyak kendala di dalamnya. Seiring berjalannya waktu, perubahan kuantitas penumpang, kualitas pelayanan, dan operasi, sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari TMP khususnya koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai dengan faktor muat sebagai indikatornya.

Survei bus TMP dilakukan dengan metode pengamatan dan kuesioner. Hasil pengamatan disesuaikan dengan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002. Survei pengamatan dilakukan di dalam bus TMP yang beroperasi pada koridor I dengan jumlah surveyor adalah sebelas orang, sedangkan survei kuesioner dilakukan oleh dua surveyor dengan penyebaran sampel secara random.

Yosi AlwindaDosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas RiauKampus Binawidya, Panam, Pekanbaru Riau

E-mail : [email protected]

Rizki FirmandaMahasiswa S1 Jurusan Teknik Sipil

Universitas RiauKampus Binawidya, Panam, Pekanbaru 28293,

Riau

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Hasil dari penelitian ini karakteristik rute TMP koridor I sudah cukup efektif bila ditinjau dari jumlah penumpang, karena faktor muat pada koridor ini sebagian besar sudah memenuhi standar nilai faktor muat berdasarkan SK Dirjen No. 687 Tahun 2002 (70%), sehingga cukup optimal dalam melayani pergerakan penumpang. Berdasarkan hasil analisis, karakteristik rute Trans Metro Pekanbaru koridor I yang memiliki nilai faktor muat lebih dari 70% pada jam sibuk sore, baik pada hari libur maupun hari kerja dan terdapat pada arah Pelita Pantai menuju Perum Pandau Permai yaitu pada halte BNI sampai halte Mekar Sari.

Kata kunci : Trans Metro Pekanbaru, faktor muat, karakteristik rute

PENDAHULUANKota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau memiliki jumlah penduduk 937.939 jiwa pada tahun 2011 dan setiap tahunnya bertambah 4.06% (sumber: Pekanbarukota.bps.go.id). Kemacetan sejak beberapa tahun terakhir telah menjadi fenomena dan fakta yang tak bisa dihindarkan lagi di Kota Pekanbaru. Pertambahan jumlah kendaraan tidak diimbangi peningkatan infrastruktur jalan raya yang menyebabkan kemacetan, kebisingan serta tingginya tingkat polusi dan kesemrawutan. Hal ini juga diperparah oleh buruknya budaya masyarakat dalam berlalu lintas.

Pemerintah Kota Pekanbaru secara resmi meluncurkan Trans Metro Pekanbaru (TMP) pada 18 Juni 2009 sebagai transportasi umum massal menggunakan bus sebagai moda transportasi pilihan untuk mengatasi permasalahan angkutan umum di Pekanbaru, mengurangi pengguna kendaraan pribadi (kelompok choice) sehingga dapat mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat kebisingan dan polusi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menentukan nilai faktor muat, menganalisis jam sibuk, karakteristik rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai berdasarkan parameter faktor muat guna mengetahui efektivitas dari Trans Metro Pekanbaru tersebut.

TINJAUAN PUSTAKAAngkutan Umum PerkotaanPengertian angkutan umum perkotaan menurut UU no. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 142 huruf d adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam kawasan perkotaan yang terikat dalam trayek.

Bus Trans Metro PekanbaruBus Trans Metro Pekanbaru merupakan salah satu angkutan umum penumpang yang ada di kota Pekanbaru dengan pola sistem angkutan umum massal (SAUM) dengan kapasitas 83 orang dan memiliki jadwal dari pukul 06.00 hingga pukul 22.00. Bus TMP dioperasikan oleh Konsorsium Perusahaan Angkutan Umum dan dibawah pengendalian Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru (Desmawanto, 2012).

Indikator Dan Parameter Kinerja Angkutan Perkotaana) Kapasitas Kendaraan

Kapasitas kendaraan adalah jumlah ruang yang memungkinkan penumpang untuk duduk dan berdiri. Penentuan kapasitas kendaraan (Cv) yang menyatakan kemungkinan penumpang untuk berdiri adalah dengan tinggi lebih dari 1,7 m dari lantai bus bagian dalam dan ruang berdiri seluas 0,17 m2 per penumpang (Dishub, 2002).

b) Kapasitas Jalur

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11C = f x n x Cv (1)

dengan,C : Kapasitas jalur (ruang/jam)f : Frekuensi kendaraan (kendaraan/jam)n : Satuan kendaraan (bus=1, kereta >1)Cv: Kapasitas kendaraan (ruang/kendaraan)

c) Frekuensi pelayananFrekuensi adalah jumlah kendaraan yang beroperasi dalam waktu 1 jam. Frekuensi sangat berkaitan erat dengan faktor muat kendaraan. Penghitungan frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Prahardian, 2012):

f =60H

(2)

dengan,f : Frekuensi (kendaraan/jam)H : Headway (menit/kendaraan)

d) Waktu antara kendaraan (headway)Headway atau selang waktu antara kendaraan adalah interval waktu antara keberangkatan satu kendaraan dengan kedatangan kendaraan berikutnya yang berurutan di belakangnya pada satu titik dalam rute yang sama. Nilai headway dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687, 2002):

Headway=60f

(3)

f = PC v x LF

(4)

P = Jumlah rit per jam x Pmax (5)

Jumlahrit per jam= Jumlah rit per hariWaktu operasi

(6)

dengan,H : Waktu antara P : Jumlah penumpang per jamLF : Faktor muat Pmax : Jumlah penumpang maksimumCv : Kapasitas kendaraan f : Frekuensi kendaraan

e) Waktu TungguPersyaratan waktu tunggu penumpang yang ditentukan berdasarkan SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687/AJ.206/DRDJ/2002, dimana standar untuk waktu tunggu rata-rata 5 - 10 menit, waktu tunggu maksimum 20 menit.

f) Waktu tempuhWaktu tempuh atau waktu sirkulasi adalah waktu yang diperlukan oleh angkutan kota untuk menjalani 1 putaran atau 2 rit pelayanan trayek dari terminal asal kembali lagi ke terminal asal. Persyaratan yang ditentukan berdasarkan SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2022, dimana standar untuk waktu tempuh perjalanan rata-rata 1 – 1,5 jam, waktu tempuh maksimum 3 jam.

g) Work UtilizationWork Utilization adalah perbandingan antara offered work terhadap utilized work. Offered work adalah daya tampung keseluruhan bila seluruh armada beroperasi sepanjang jalur, sedangkan utilized work adalah jumlah penumpang sepanjang segmen jalur yang mampu diangkut (Vuchic, 2005).

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

α=w p

wo=∑

i

n

Pi x Si

C x L(7)

w p=∑ Pi x Si(8)wo=C x L= f x n x C v x L(9)

dengan,α : Work utilization L : Panjang rute (meter)P : Jumlah penumpang per jam Pi : Jumlah penumpang pada segmen –iS : Panjang segmen (meter) Si : Panjang segmen –iC : Kapasitas jalur (ruang/jam) Wp : Utilized workf : Frekuensi kendaraan Wo : Offered workCv : Kapasitas kendaraan (ruang/kendaraan)

h) Faktor Muat (Load factor)Faktor muat adalah rasio perbandingan antara jumlah penumpang dengan kapasitas pada periode waktu tertentu. Standar nilai load factor yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat No. 687 tahun 2002 adalah 70%. Untuk mengetahui besaran nilai faktor muat dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

LF= PC

x 100 %(10)

dengan,LF : Faktor muatan dinamis (load factor) P : Jumlah penumpang per jam C : Kapasitas jalur (ruang/jam) (penumpang/jam)

Pedoman Perhitungan Load FactorPerhitungan faktor muat (load factor) berdasarkan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 yaitu perbandingan banyaknya antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk suatu perjalanan yang bisa dinyatakan dalam %. Kapasitas angkut/kapasitas tersedia adalah kapasitas maksimal yang tersedia untuk penumpang (duduk dan berdiri) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kapasitas terjual adalah jumlah penumpang yang diangkut, dihitung berdasarkan jumlah tempat duduk yang terpakai + berdiri x frekwensi (SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687, 2002). Standar yang ditetapkan oleh Departemen Perhubungan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1993, untuk nilai load factor antara 70% - 110%. Jika nilai load factor lebih dari 110% maka penumpang akan merasakan kurang nyaman dalam menggunakan angkutan umum tersebut, jika nilai load factor kurang dari 70% menggambarkan bahwa angkutan umum tersebut kurang optimal dalam melayani pergerakan penumpang. Sedangkan standar nilai load factor yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat No. 687 tahun 2002 adalah 70%.

Pengolahan DataAnalisa Data

Analisis Jam SibukAnalisis Nilai Faktor MuatAnalisis Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru

Kesimpulan dan Saran

Selesei

Survei jumlah penumpang per jamData Angkutan, Time Table, Peta Trayek, Jumlah Penumpang Bus TMP, Jarak Antar Shelter Survei PengamatanFrekuensi, headwayPeriode Sibuk

Pelaksanaan Survei

Data Sekunder Data Primer

Mulai

Perumusan Masalah

Studi LiteraturPengumpulan Sumber AcuanPenerapan Cara Perolehan Data

Survei PendahuluanPeninjauan waktu keberangkatan bus TMPPeninjauan headway dan jumlah bus TMP yang beroperasiJumlah tenaga surveyor yang dibutuhkanPeninjauan karakteristik penumpang

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

METODE PENELITIAN

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis data hasil pengamatan dilakukan dengan cara membandingkan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 terhadap nilai faktor muat bus TMP. Output dari analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja dari bus TMP dan apakah pelayanan bus TMP telah sesuai dengan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 atau tidak dengan faktor muat sebagai indikatornya. Berdasarkan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 syarat faktor muat adalah 70%. Jika nilai faktor muat tidak memenuhi syarat diharapkan operator dapat memperbaikinya sehingga penumpang lebih tertarik menggunakan Bus TMP.

Analisis Jam Sibuk

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Analisis jam sibuk ini dilakukan untuk mengetahui jam sibuk pada periode yang telah

ditentukan, untuk jalur Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai dan Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai. Work utilization yang didapat seperti pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Nilai Work Utilization Jam Pagi

Asal Keberangkatan

Periode Jam Pagi

Hari Libur Hari Kerja

06.00 - 07.00

07.00 - 08.00

08.00 - 09.00

09.00 - 10.00

06.00 - 07.00

07.00 - 08.00

08.00 - 09.00 09.00 - 10.00

Perum Pandau Permai 0.26 0.20 0.28 0.30 0.40 0.34 0.22 0.24

Pelita Pantai 0.06 0.11 0.19 0.16 0.09 0.17 0.13 0.24

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 2. Nilai Work Utilization Jam Siang

Asal Keberangkatan Periode Jam Siang

Hari Libur Hari Kerja

10.00 - 11.00

11.00- 12.00

12.00 - 13.00

13.00 - 14.00

10.00 - 11.00

11.00- 12.00

12.00 - 13.00

13.00 - 14.00

Perum Pandau Permai 0.36 0.39 0.37 0.29 0.33 0.28 0.28 0.34

Pelita Pantai 0.23 0.42 0.31 0.45 0.25 0.31 0.44 0.38

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 3. Nilai Work Utilization Jam Sore

Asal Keberangkatan

Periode Jam Sore

Hari Libur

14.00 - 15.00

15.00 - 16.00

16.00 - 17.00

17.00 - 18.00

18.00 - 19.00

19.00 - 20.00

20.00 - 21.00

21.00 - 22.00

Perum Pandau Permai 0.35 0.36 0.21 0.33 0.13 0.03 0.00 -

Pelita Pantai 0.51 0.56 0.68 0.54 0.43 0.12 0.00 -

Periode Jam Sore

Hari Kerja

Perum Pandau Permai 0.27 0.24 0.26 0.17 0.11 0.06 0.01 0.00

Pelita Pantai 0.46 0.85 0.83 0.90 0.56 0.37 0.00 0.00

Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel di atas dapat dilihat jam-jam sibuk yang terjadi pada hari libur dan hari kerja. Jam-jam sibuk tersebut digunakan dalam analisis selanjutnya.

Analisis Nilai Faktor Muat (LF)

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Dalam melakukan analisis nilai LF, nama-nama halte yang dilalui oleh Trans Metro

Pekanbaru diganti dengan menggunakan penomoran, hal ini dilakukan guna mempermudah dalam melakukan analisis..

Analisis Nilai Faktor Muat (LF) Arah Perumahan Pandau Permai - Pelita Pantai dan Arah Pelita Pantai - Perumahan Pandau Permai Pada Hari Libur

1. LF Jam Sibuk Pagi

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.070.09

0.11

0.160.19

0.210.25

0.31 0.320.35 0.34 0.33 0.33

0.46 0.450.42

0.36

0.32

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

33 43 54 79 93 107 125 155 161 174 171 166 165 228 222 209 181 159

Maximum Load Section

Gambar 2. Nilai LF Jam Sibuk Pagi Pukul 09.00 – 10.00

1. LF Jam Sibuk Siang

.

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.10 0.110.14

0.180.21

0.25 0.26

0.40 0.400.43 0.43 0.43 0.43

0.57 0.56 0.54

0.49 0.49

41 46 60 75 87 102 106 166 168 177 179 180 180 236 233 226 204 204

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

Maximum Load Section

Gambar 3. Nilai LF Jam Sibuk Siang Pukul 11.00 – 12.00 2. LF pada jam sibuk sore

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

LF rata−rata=0,28 α=0,28

LF rata−rata=0,36 α=0,39

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.110.14

0.180.21

0.230.27

0.28

0.36 0.370.38 0.38

0.42 0.420.46

0.45 0.44 0.450.48

35 47 61 71 77 89 94 118 122 127 127 139 141 153 148 145 148 160

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

Maximum Load Section

Gambar 4. Nilai LF Jam Sibuk Sore Pukul 15.00 – 16.00Analisis Nilai Faktor Muat Arah Pelita Pantai menuju Perumahan Pandau Permai Hari

Libur1. Analisis LF Jam Sibuk Pagi

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.09 0.10

0.13

0.22

0.260.29 0.29 0.29

0.28 0.28

0.25 0.26 0.26 0.250.24

0.140.12

0.090.07 0.07

0.04 0.040.03

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

47 51 64 111 130 142 142 146 140 141 124 128 128 126 118 68 62 45 36 33 21 19 14

Maximum Load Section

Gambar 5. Nilai LF Jam Sibuk Pagi Pukul 08.00 – 09.00 2. Analisis LF jam sibuk siang

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.48 0.48 0.48

0.56 0.560.60

0.67 0.67

0.570.55 0.55 0.53 0.52

0.48 0.47

0.410.39

0.290.26

0.220.19

0.16

0.09

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

200 199 198 233 233 249 277 279 237 228 227 220 215 201 196 169 160 119 108 90 77 65 38

Maximum Load Section

Gambar 6. Nilai LF Jam Sibuk Siang Pukul 13.00 – 14.00 3. LF jam sibuk sore

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

LF rata−rata=0,18 α=0,19

LF rata−rata=0,44 α=0,45

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

1.10

216 0.65

0.77

0.86 0.87 0.90

0.98 0.99

0.86 0.850.80 0.79

0.740.70 0.68

0.610.55

0.500.44

0.40

0.300.27

0.13

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

216 217 254 286 289 298 326 329 285 283 267 261 245 234 225 201 183 165 147 134 101 88 43

Maximum Load Section

Gambar 7. Nilai LF Jam Sibuk Sore Pukul 16.00 – 17.00 Analisis Nilai Faktor Muat Arah Perumahan Pandau Permai Menuju Pelita Pantai Pada Hari Kerja

1. LF jam sibuk pagi

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.16

0.210.25

0.29

0.390.42

0.45 0.460.49

0.540.49 0.50 0.51

0.46

0.38

0.32 0.31

0.25

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

67 89 103 120 160 175 188 193 203 223 205 206 211 191 158 131 128 105

Maximum Load Section

Gambar 8. Nilai LF Jam Sibuk Pagi Pukul 06.00 – 07.002. LF jam sibuk siang

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.10 0.120.16

0.19

0.25 0.26

0.37

0.450.48 0.49 0.50 0.49 0.48

0.600.57 0.56

0.44 0.44

34 39 53 62 83 87 122 150 159 162 166 164 161 198 190 186 147 148

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

Maximum Load Section

Gambar 9. Nilai LF Jam Sibuk Siang Pukul 13.00 – 14.00 3. LF jam sibuk sore

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

LF rata−rata=0,66 α=0,68

LF rata−rata=0,38 α=0,40

LF rata−rata=0,39 α=0,45

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.110.15

0.190.22

0.250.30

0.34

0.45 0.470.50

0.470.51 0.52

0.640.62 0.60

0.560.52

28 37 47 55 63 74 86 112 117 125 117 127 130 159 154 150 141 131

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

Maximum Load Section

Gambar 10. Nilai LF Jam Sibuk Sore Pukul 14.00 – 15.00 Analisis Nilai Faktor Muat Arah Pelita Pantai menuju Perumahan Pandau Permai Hari Kerja

1. LF jam sibuk pagi

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.160.17

0.20

0.310.320.320.34

0.350.330.330.320.32

0.290.290.29

0.200.18

0.160.13

0.12

0.080.06

0.04

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

66 72 84 131 132 132 140 146 138 138 134 133 121 121 120 82 77 65 55 49 33 27 18

Maximum Load Section

Gambar 11. Nilai LF Jam Sibuk Pagi Pukul 09.00 – 10.00

2. LF jam sibuk siang

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.36 0.350.38

0.49 0.50

0.550.59

0.610.58 0.56

0.54 0.54 0.53 0.54 0.54

0.45 0.44

0.36

0.31

0.25

0.190.15

0.06

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

119 118 127 163 168 184 197 204 191 186 179 180 175 179 178 149 145 121 103 83 64 50 21

Maximum Load Section

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

LF rata−rata=0,41 α=0,27

LF rata−rata=0,39 α=0,24

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11

Gambar 12. Nilai LF Jam Sibuk Siang Pukul 12.00 – 13.00 3. LF jam sibuk sore

0.000.100.200.30

0.400.500.600.700.800.901.00

1.101.201.30

2160.690.77

0.93

1.041.06

1.221.27

1.121.131.161.15

1.041.010.96

0.910.86

0.76

0.660.59

0.440.38

0.18

Nomor Halte

F a k t o r M u a t ( L F )

162 171 191 231 260 265 304 317 280 283 290 288 259 252 240 226 215 190 165 147 109 95 45

Maximum Load Section

Gambar 13. Nilai LF Jam Sibuk Sore Pukul 17.00 – 18.00

Dari grafik-grafik di atas dapat dianalisis nilai LF maksimum untuk hari libur terjadi pada jam sibuk sore untuk arah Pelita Pantai-Perumahan Pandau Permai yaitu sebesar 0,99. Sedangkan untuk hari kerja terjadi pada jam sibuk sore sebesar 1,27.

Analisis Karakteristik Rute Bus Trans Metro Pekanbarua. Karakteristik rute Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai pada hari libur

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.070.09

0.11

0.16

0.19

0.21

0.25

0.310.32

0.35 0.340.33 0.33

0.460.45

0.42

0.36

0.32

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t ( L F )

Jam Sibuk Pagi■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 14. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai Jam Sibuk Pagi Pada Hari Libur

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.100.11

0.14

0.18

0.21

0.25 0.26

0.40 0.400.43 0.43 0.43 0.43

0.57 0.560.54

0.49 0.49

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t ( L F )

Jam Sibuk Siang■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

LF rata−rata=0,87 α=0,90

LF rata−rata=0,43 α=0,44

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Gambar 15. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai –

Pelita Pantai Jam Sibuk Siang Pada Hari Libur

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

0.50

0.11

0.14

0.18

0.210.23

0.270.28

0.360.37

0.38 0.38

0.42 0.42

0.460.45 0.44 0.45

0.48

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t ( L F )

Jam Sibuk Sore■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 16. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai Jam Sibuk Sore Pada Hari Libur

Berdasarkan grafik-grafik di atas, diperoleh karakteristik rute Trans Metro Pekanbaru dihari libur untuk jalur Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai adalah pada jam sibuk pagi: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Puskesmas Simpang Tiga, turun hingga shelter Kasah, lalu kembali mencapai titik optimum setelah melewati shelter Cempedak, kemudian mengalami penurunan secara signifikan hingga perhentian akhir,dengan shelter Dupa Kencana merupakan shelter dengan jumlah penumpang terbanyak. Pada jam sibuk siang: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Cempedak kemudian mengalami penurunan hingga perhentian akhir dan pada jam sibuk sore: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Cempedak, perlahan turun hingga shelter Balai Kota dan kembali bertambah hingga perhentian terakhir. Untuk karakteristik jam sibuk sore tidak memiliki daerah penurunan nilai LF. Penurunan drastis terjadi pada perhentian terakhir yaitu pada shelter Ramayana.

b. Karakteristik rute Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai pada hari libur

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.090.10

0.13

0.22

0.26

0.29 0.290.29

0.28 0.28

0.250.26 0.26 0.25

0.24

0.140.12

0.09

0.070.07

0.04 0.040.03

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t ( L F )

Jam Sibuk Pagi■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 17. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai Jam Sibuk Pagi Pada Hari Libur

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.48 0.48 0.48

0.56 0.56

0.60

0.67 0.67

0.570.55 0.55

0.53 0.520.48 0.47

0.410.39

0.290.26

0.220.19

0.16

0.09

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t

( L F )

Jam Sibuk Siang■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Gambar 18. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Pelita Pantai – Perumahan

Pandau Permai Jam Siang Pagi Pada Hari Libur

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

216 0.65

0.77

0.86 0.870.90

0.98 0.99

0.86 0.850.80 0.79

0.740.70

0.68

0.610.55

0.500.44

0.40

0.300.27

0.13

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t

( L F )

Jam Sibuk Sore■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Stabil■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 19. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai Jam Sore Pagi Pada Hari Libur

Berdasarkan grafik-grafik di atas, diperoleh karakteristik rute Trans Metro Pekanbaru dihari libur untuk koridor Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai, pada jam sibuk pagi: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Mekar Sari, menurun hingga shelter Mayang Garden, lalu nilai LF mencapai titik optimum kembali ketika melewati shelter Pahlawan Kerja, kemudian turun hingga perhentian akhir. Pada jam sibuk siang: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Mekar Sari kemudian berangsur-angsur menurun sampai dengan shelter Pandau. Pada jam sibuk sore: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Mal Pekanbaru, dan cenderung stabil hingga shelter Aur Kuning 2 karena memiliki nilai LF lebih besar dari 70%, lalu mengalami penurunan secara perlahan hingga perhentian akhir.

Nilai LF berdasarkan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 dan PP No. 41 Tahun 1993 terdapat pada shelter Mal Pekanbaru hingga shelter Aur Kuning 2 pada jam sibuk sore untuk rute Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai. Hal ini berarti bahwa tingkat kinerja bus TMP pada jam sibuk sore cukup efektif dalam melayani penumpang.

c. Karakteristik rute Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai pada hari kerja

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.16

0.21

0.25

0.29

0.39

0.420.45 0.46

0.49

0.54

0.49 0.50 0.51

0.46

0.38

0.32 0.31

0.25

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t ( L F )

Jam Sibuk Pagi■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 20. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai Jam Sibuk Pagi Pada Hari Kerja

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.100.12

0.160.19

0.250.26

0.37

0.450.48 0.49

0.50 0.49 0.48

0.600.57 0.56

0.44 0.44

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t

( L F )

Jam Sibuk Siang■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Gambar 21. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai –

Pelita Pantai Jam Sibuk Siang Pada Hari Kerja

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.11

0.15

0.190.22

0.25

0.30

0.34

0.450.47

0.500.47

0.510.52

0.640.62

0.60

0.56

0.52

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t

( L F )

Jam Sibuk Sore■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 22. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai Jam Sibuk Sore Pada Hari Kerja

Dari gambar grafik-grafik di atas, diperoleh karakteristik rute Trans Metro Pekanbaru dihari kerja untuk koridor Perumahan Pandau Permai – Pelita Pantai pada jam sibuk pagi: cenderung tidak memiliki daerah stabil, karena sepanjang rute pelayanan terus terjadi pertambahan nilai LF, mencapai titik optimum ketika melewati shelter Gelanggang Remaja, lalu mengalami penurunan secara perlahan hingga shelter Perkantoran Sudirman, kemudian nilai LF bertambah lagi hingga shelter Dupa Kencana dan pada akhirnya mengalami penurunan secara perlahan hingga perhentian akhir. Pada jam sibuk siang: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Perkantoran Sudirman, kemudian turun ketika melewati shelter Kasah, nilai LF bertambah hingga shelter Cempedak, kemudian turunlagi secara perlahan hingga perhentian akhir. Pada jam sibuk sore: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Puskesmas Simpang Tiga, kemudian turun ketika melewati shelter Perkantoran Sudirman lalu perlahan naik lagi hingga shelter Cempedak, dan akhirnya mengalami penurunan secara perlahan hingga perhentian akhir.d. Karakteristik rute Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai pada hari kerja

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.160.17

0.20

0.31 0.32 0.32

0.340.35

0.33 0.330.32 0.32

0.29 0.29 0.29

0.200.18

0.16

0.130.12

0.080.06

0.04

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t

( L F )

Jam Sibuk Pagi■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 23. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai Jam Pagi Pada Hari Kerja

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.36 0.350.38

0.490.50

0.550.59

0.61

0.580.56

0.54 0.540.53 0.54 0.54

0.45 0.44

0.36

0.31

0.25

0.19

0.15

0.06

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t

( L F )

Jam Sibuk Siang■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Pengurangan Penumpang

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Gambar 24. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Pelita Pantai – Perumahan

Pandau Permai Jam Siang Pada Hari Kerja

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

1.10

1.20

1.30

1.40

1.50

0,650.69

0.77

0.93

1.04 1.06

1.221.27

1.12 1.131.16 1.15

1.041.01

0.960.91

0.86

0.76

0.66

0.59

0.440.38

0.18

Nomor Halte

F a k t o r

M u a t ( L F )

Jam Sibuk Sore■ Daerah Penambahan Penumpang■ Daerah Stabil■ Daerah Pengurangan Penumpang

Gambar 25. Karakteristik Rute Trans Metro Pekanbaru Koridor Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai Jam Sore Pada Hari Kerja

Berdasarkan grafik-grafik di atas, maka diperoleh karakteristik rute Trans Metro Pekanbaru dihari libur untuk koridor Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai . Pada jam sibuk pagi: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Mekar Sari, kemudian mengalami penurunan secara perlahan hingga perhentian akhir. Pada jam sibuk siang: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Mekar Sari dan mengalami penurunan hingga helter Indosat, kembali mencapai titik optimum ketika melewati shelter UIR 2, kemudian turun secara perlahan hingga perhentian akhir. Pada jam sibuk sore: akumulasi pertambahan nilai LF mencapai titik optimum ketika melewati shelter Mal Pekanbaru, lalu cenderung stabil hingga shelter Pasar Syariah 2 karena nilai LF berada diatas 70%, kemudian mengalami penurunan secara perlahan hingga perhentian akhir.

Nilai LF berdasarkan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 dan PP No. 41 Tahun 1993 terdapat pada shelter Mal Pekanbaru sampai dengan shelter Taman Makam Pahlawan dan pada shelter Indosat sampai dengan shelter Pasar Syariah 2 pada jam sibuk sore untuk rute Pelita Pantai – Perumahan Pandau Permai. Hal ini berarti bahwa tingkat kinerja bus TMP pada jam sibuk sore cukup efektif dalam melayani penumpang.

KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Berdasarkan hasil analisis jam sibuk, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Periode jam sibuk pagi pada hari libur terjadi antara pukul 09:00-10:00 untuk koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai dan antara pukul 08:00-09:00 untuk koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai.

b. Periode jam sibuk siang pada hari libur terjadi antara pukul 11:00-12:00 untuk koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai dan antara pukul 13:00-14:00 untuk koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai.

c. Periode jam sibuk sore pada hari libur terjadi antara pukul 15:00-16:00 untuk koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai dan antara pukul 16:00-17:00 untuk koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai.

d. Periode jam sibuk pagi pada hari kerja terjadi antara pukul 06:00-07:00 untuk koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai dan pukul 09:00-10:00 untuk koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai.

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 1

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11e. Periode jam sibuk siang pada hari kerja terjadi antara pukul 10:00-11:00 untuk koridor

Pelita Pantai – Perum Pandau Permai dan pukul 12:00-13:00 untuk koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai.

f. Periode jam sibuk sore pada hari kerja terjadi antara pukul 16:00-17:00 untuk koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai dan pukul 17:00-18:00 untuk koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai.

2. Berdasarkan hasil analisis nilai faktor muat, diperoleh nilai LFmax sebagai berikut :a. Jalur koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai jam sibuk pagi hari libur, adalah LFmax

= 0,46 terdapat antara shelter Dupa Kencana sampai dengan shelter Cempedak. Dan koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai jam sibuk pagi hari libur, adalah LFmax = 0,29 terdapat antara shelter BNI sampai dengan shelter Mekar Sari.

b. Jalur koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai jam sibuk siang hari libur, adalah LFmax = 0,57 terdapat antara shelter Dupa Kencana sampai dengan shelter Cempedak. Dan koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai jam sibuk siang hari libur, adalah LFmax

= 0,67 terdapat antara shelter BNI sampai dengan shelter Mekar Sari. c. Jalur koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai jam sibuk sore hari libur, adalah LFmax

= 0,48 terdapat antara shelter Dang Merdu sampai dengan shelter Ramayana. Dan koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai jam sibuk sore hari libur, adalah LFmax = 0,99 terdapat antara shelter BNI sampai dengan shelter Mekar Sari.

d. Jalur koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai jam sibuk pagi hari kerja, adalah LFmax

= 0,54 terdapat antara shelter Puskesmas Simpang Tiga sampai dengan shelter Gelanggang Remaja. Dan koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai jam sibuk pagi hari kerja, adalah LFmax = 0,59 terdapat antara shelter BNI sampai dengan shelter Mekar Sari.

e. Jalur koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai jam sibuk siang hari kerja, adalah LFmax = 0,60 terdapat antara shelter Dupa Kencana sampai dengan shelter Cempedak. Dan koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai jam sibuk siang hari kerja, adalah LFmax = 0,61 terdapat antara shelter BNI sampai dengan shelter Mekar Sari.

f. Jalur koridor Perum Pandau Permai – Pelita Pantai jam sibuk sore hari kerja, adalah LFmax

= 0,50 terdapat antara shelter Dupa Kencana sampai dengan shelter Cempedak. Dan koridor Pelita Pantai – Perum Pandau Permai jam sibuk sore hari kerja, adalah LFmax = 1,27 terdapat antara shelter BNI sampai dengan shelter Mekar Sari.

3. Berdasarkan hasil analisis karakteristik rute, nilai faktor muat yang telah sesuai dengan SK Dirjend Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur, dimana nilai faktor muat yang distandarkan adalah 70 % terjadi pada periode jam sibuk sore hari libur dan hari kerja arah Pelita Pantai menuju Perum Pandau Permai dan terdapat pada shelter BNI sampai dengan Mekar Sari yaitu sebesar 0,99 untuk hari libur dan 1,27 untuk hari kerja.

DAFTAR PUSTAKAAlberto, Junior. 2008. Rasionalisasi Angkutan Kota Depok Dengan Metode Optimasi Load Factor (Studi Kasus : Angkutan Depok D-02 Jurusan Terminal Depok – Depok 2). Universitas Indonesia. Jakarta.Alkarni, Alwis. 2009. Evaluasi Load Factor Angkutan Umum Bus Trans Jogja Jalur 3A. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. Desmawanto, Raya dan Zulkarnaini. 2012. Evaluasi Kebijakan Sistem Angkutan Umum Massal. Universitas Riau. Pekanbaru.

The 18 th FSTPT International Symposium Unila University 28-30 August 2015

11Direktorat Jenderal Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur. Direktorat Perhubungan Darat.Ekasyafitri, Mona. 2011. Analisa Tingkat Kenyamanan Terhadap Pelayanan Bus Trans Metro Pekanbaru Menurut SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687 Tahun 2002. Universitas Riau. Pekanbaru.Fery, Aditya. 2011. Sekilas Trans Metro Pekanbaru. Http://www.attayaya.net/ 2011/03/sekilas-trans-metro-pekanbaru.html, diakses pada 16 Januari 2013.Khisty, C.J. Lall, B.K. 2005. Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi. Jakarta: Erlangga.Prahardian, Novandi. 2012. Faktor Muat Trans Pakuan Bogor Koridor Terminal Bubulak-Cidangiang. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.Pratikno, Herry J. 2006. Analisis Intensitas Penggunaan Angkutan Penumpang Umum. Universitas Diponegoro. Semarang.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.