Fix Tugas Nosi
-
Upload
dina-aruni-saffanah -
Category
Documents
-
view
90 -
download
1
description
Transcript of Fix Tugas Nosi
MAKALAH FARMASKOGNOSI
STEROID
Disusun oleh :
1. NEVIA SEKTI PUTRI G. G1F010029)
2. AMANDA PRITA KATALIA (G1F010047)
3. RESTRI AKHSANITAMI (G1F010050)
4. DINA ARUNI SAFFANAH (G1F010071)
5. NASYIATUL AISYIYAH (G1F010073)
6. DIAH NURHIDAYATI (G1F010077)
7. GLORYA STEVANY P. (G1F010078)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Senyawa organik bahan alam adalah senyawa organik yang merupakan hasil
proses metabolisme dalam organisme hidup. Senyawa dari jenis ini disebut juga
metabolit. Ada dua jenis metabolit, yakni (a) metabolit primer ( dihasilkan oleh proses
metabolisme primer ) dan (b) metabolit sekunder ( dihasilkan oleh proses metabolisme
sekunder ).metabolit primer merupakan bahan utama yang disintesis dan dirombak
oleh organisme dalam rangka kelangsungan hidupnya. Contoh metabolit primer,
misalnya polisakarida, protein, lemak dan asam-asam inti. Metabolit sekunder
merupakan bahan kedua yang sebenarnya tidaklah seesensial yang pertama dalam
keberadaan organisme. Namun metabolit ini seringberperan penting dalam
mempertahankan kehidupan organisme. Sebagai contoh, bahan kimia untuk
pertahanan (detoksifikasi), penarik lawan jenis dan yang memungkinkan seekor
hewan berkomunikasi dengan anggota lainnya. Bahan -bahan ini dapat berupa terpen,
alkaloid, atau pigmen. Makalah ini kami lebih khususkan pada pembahasan salah satu
metabolit sekunder yakni steroid yang pada intinya merupakan bagian dari terpenoid
( triterpenoid ).
I.2 Rumusan Masalah
a) Apakah yang dimaksud senyawa steroid dan bagaimana asal usul steroid ?
b) Bagaimana tata nama senyawa-senyawa steroid ?
c) Sebutkan contoh- contoh senyawa steroid ?
d) Apa saja tanaman yang mengandung senyawa steroid ?
e) Apa saja aplikasi klinis dari sentawa steroid ?
I.3 Tujuan
a) Menjelaskan pengertian steroid dan asal usul steroid.
b) Menjelaskan tata nama senyawa- senyawa steroid.
c) Menyebutkan contoh-contoh senyawa steroid.
d) Menyebutkan tanaman yang mengandung steroid.
e) Menyebutkan aplikasi klinis dari senyawa steroid.
BAB II
ISI
II.1 Definisi
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis
yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid
merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana
jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2
cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol,
progesteron, dan estrogen.
II.2 Asal usul steroid
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol,
ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi
sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17
atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain
terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan
tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
P
Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang
terdapat di alam berasal dari triterpen. Steroid yang terdapat dalam
jaringan hewan berasal dari triterpen lanosterol, sedangkan yang terdapat
dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpen sikloartrenol, setelah
triterpen ini mengalami serentetan perubahan tertentu. Tahap-tahap awal
dari biosintesis steroid adalah sama bagi semua steroid alam, yakni
pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu
triterpen) menjadi lanosterol atau sikloartrenol.
Percobaan-percobaan menujukkan pula bahwa skualen terbentuk
dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor,
yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen. Selanjutnya, lanosterol
terbentuk oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima
ikatan rangkap untuk melakukan siklikasi ganda. Siklikasi ini diawali oleh
protonasi gugus epoksi dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida
Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran
tiga gugus metil dari molekul lanosterol, yakni dua dari atom karbon C-4
dan satu dari C-14. Percobaan menunjukkan bahwa penyingkiran ketiga
gugus metil itu berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada
C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metal pada kedua C-4
disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami
oksidasi menjadi gugus karboksilat. Sedangkan, gugus metil pada C-14
disingkan sebagai asam format, HCOOH, setelah gugus metil itu
mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid.
Mekanisme biosintesis, seperti diuraikan diatas, didukung oleh
bukti-bukti yang berasal dari percobaan, antara lain, percobaan
menggunakan senyawa- senyawa bertanda sebagai berikut. Jaringan hati
hewan di inkubasi dengan asam asetat yang diberi bertanda dengan isotop
karbon 14C pada gugs karboksilat, CH3-14COOH.KOlesterol yang
dihasilkan dari percobaan ini dipisahkan dan diuraikan karbon demi
karbon, untuk mengetahui atom-atom karbon mana yang radioktif. Jika
percoban yang sama dilakukan dengan menggunakan asam asetat bertanda
pada gugus metil, 14 CH3-COOH, ternyata bahwa atom-atom karbon
dalam molekul kolesterol, yang tidak radioaktif pada percobaan yang
pertama, sekarang menjadi radioaktif. Dari hasil percobaan ini dapat
diketahui bahwa setiap atom karbon dalam kolesterol berasal dari asam
asetat, 12 dari atom karbon itu berasal dari atom karbon gugus karboksilat,
dan 15 berasal dari atom karbon gugus metil dari asam asetat. Lokasi dari
masing-masing atom karbon itu dalam molekul kolesterol adalah sebagai
berikut :
Selanjutnya, percobaan menggunakan asam mevalonat bertanda
pada atom karbon C-2 menghasilkan skualen, lanosterol dan kolesterol
radioaktif.Adapun radiocarbon terdistribusi. Begitu pula, karbon dioksida
yang dihasilkan oleh penyingkiran gugus-gugus metal mengandung atom
karbon radioaktif sebagaimana diharapkan.
II. 3 Tata Nama Senyawa
Sebagaimana senyawa organik lainnya, tata nama sistematika dari
steroid didasarkan pada struktur dari hidrokarbon steroid tertentu.
Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau akhiran yang
menunjukkan jenis substituen. Sedangkan, posisi dari substituen itu
ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen itu terikat.
Penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai berikut :
Berdasarkan struktur umum steroid tersebut, maka jenis-jenis
hidrokarbon induk dari steroid adalah sebagai berikut :
Hi
Hidrokarbon induk yang lain dari steroida ialah estran, kardanolida dan
spirostan, seperti tercantum dibawah ini :
Estran (C 18) :
Spirostan (C 27) :
Kardanolida (C 23) :
Dalam pemberian nama steroida, jenis substituen
ditunjukkan sebagaimana biasanya, yaitu memberi nama awalan atau
akhiran pada hidrokarbon induk. Sedangkan posisi dari substituen
harus ditunjukkan oleh nomor dari atom karbon dimana ia terikat.
II.4 Klasifikasi Senyawa Steroid
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan
penegelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan
oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol,
asam-asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon
kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan
antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen
R1, R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon. sedangkan
perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu
kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R1, gugus
fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2, dan R3, jumlah serta posisi
gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-
pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.
II.5 Tanaman yang mengandung Senyawa Steroid
1. Purwoceng
Purwoceng (latin : Pimpinella fruacan) merupakan jenis tumbuhan
obat atau simplisia nabati, sehingga banyak dimanfaatkan untuk kesehatan.
Tanaman purwoceng adalah sejenis ginseng yang hanya terdapat di
Dataran Tinggi Dieng , dan hidup pada ketinggian 2000-2500 meter di atas
permukaan laut (mdpl) dengan jenis tanah yang mengandung unsur-unsur
tertentu serta kelembapan dan cuaca tertentu pula.
Purwoceng dipercaya mempunyai khasiat khusus untuk
keperkasaan laki-laki. Purwoceng merupakan ramuan alami dan berbeda
dengan obat-obat perangsang. Purwoceng adalah jamu yang memiliki
kandungan zat-zat tertentu yang mampu membangkitkan dan menjaga
potensi vitalitas pria, menambah stamina tubuh, menghilangkan masuk
angin, menghilangkan pegal linu.
Khasiat Purwoceng tidak kalah dengan ginseng yang berasal dari
Korea (Panax Gingseng), atau Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack)
yang berasal dari Amuntai Kalimantan Selatan. Purwoceng memiliki
kandungan sejumlah zat, seperti triterpenoid-steroid, sitosterol, dan
stigmasterol, yang memiliki fungsi utama meningkatkan fertilitas
spermatozoid, senyawa afrodisialdi dalamnya. Afrodisial diyakini dapat
membangkitkan hormon seksual. Tanaman ini juga mempunyai
kandungan senyawa pergaphen dan iso pergaphen yang berfungsi
meningkatkan stamina tubuh. Senyawa diuretik juga bisa ditemui di
dalamnya. Senyawa tersebut mampu melancarkan air seni, peredaran
darah, menghangatkan dan menyehatkan tubuh.
Purwoceng baik dikonsumsi oleh laki-laki, wanita dan anak-anak
sekalipun. Namun, wanita hamil sangat tidak dianjurkan
mengkonsumsinya. Jika minum purwoceng secara rutin akan membuat
kejantanan pria stabil atau turun.
2. Tanaman Wungu
Kandungan Steroid Tanaman Wungu - Kandungan kimia daun
tumbuahan ini mengandung pada penelitian komponen kimia daun wungu
didapatkan senyawa steroid segartanaman daun wungu murni deskripsi
tanaman daun wungu mempunyai kandungan kimia antara lain alkaloid
non toksik flavonoid kandungan steroid tanaman wungu. Terdapat tiga
jenis varietas tanaman daun wungu alkaloid nontoksik glikosid steroid
kandungan zat tersebut mengakibatkan kandungan steroid tanaman wungu.
Daun wungu mengusir wasir lender, daun tanaman hias ini berkhasiat
sebagai pencahar. Perbanyakan daun wungu menggunakan stek batang,
kandungan kimiawi non toksik flavonoid glikosid steroid l, daun alkaloid
non toksik glikosod steroid bagian tanaman yang digunakan daun kulit.
II.6 Aplikasi Klinis
1. Lupus
Pada dasarnya, penyakit lupus termasuk penyakit autoimun, yaitu
penyakit yang disebabkan respons imun tubuh yang melindungi kita dari
infeksi, pada keadaan ini justru merusak organ tubuh sendiri.
Salah satu tanda respons imun tersebut adalah ditemukannya
antibodi yang bereaksi terhadap organ tubuh, seperti ginjal, sendi, paru,
jantung, atau sistem darah. Jika dibiarkan, kerusakan tersebut dapat
berlanjut. Sebagian penderita lupus menjadi gagal ginjal karena ginjal
rusak akibat respons imun tubuh. Obat untuk menekan respons imun tubuh
agar tak merusak organ tubuh sendiri di antaranya adalah obat golongan
steroid. Dengan penekanan ini, diharapkan kerusakan organ tubuh dapat
dicegah atau dibatasi. Jadi, peran steroid dan obat lain yang menekan
respons imun tubuh penting pada penyakit lupus.
Penyakit lupus lebih sering dijumpai pada perempuan, terutama
perempuan dalam usia subur. Gejala penyakit ini, seperti demam, sakit
sendi, dan anemia, menyerupai penyakit lain sehingga ada kalanya
penyakit ini terdiagnosis setelah berlangsung cukup lama. Kepedulian
terhadap penyakit lupus perlu ditingkatkan. Banyak cara yang dilakukan
orang untuk menghindari lupa minum obat. Kemungkinan lupa lebih besar
jika obat harus diminum 3 atau 4 kali sehari.
Penderita lupus di Indonesia semakin banyak, mungkin karena
kepedulian terhadap penyakit ini mulai meningkat. Sebagian dari mereka
memerlukan obat yang harus diminum terus-menerus. Bahkan ada juga
yang memerlukan obat yang jauh lebih mahal daripada obat steroid.
BAB III
PENUTUP
Steroid adalah senyawa yang mempunyai kerangka dasar karbon, yang
merupakan turunan dari hidrokarbon 1,2 siklopentenoperdihidrofenantren.
Struktur yang demikian dapat ditetapkan bedasarkan reaksi dehidrogenasi yang
menghasilkan hidrokarbon diels.
Steroid dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat fisiologis, dan terdiri atas
kelompk sterol, asam-asam empedu, hormone sexs, hormone adrenokortikoid,
aglikon kartiak, dan sapogenin. Sedangkan, dari segi kimia, perbedaan antara
masing-masing kelompok ditentukan oleh jenis subtituen yang terikat pada atom
karbon C-10, C-13, dan C-17dari kerangka dasar karbon. Dari segi biogenetik,
steroid berasal dari asam asetat yang mengalami perubahan melalui asam
mevalonat dan skualen menjadi triterpen lanosterol atau sikloartenol.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. S.A, 1986, Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka, Jakarta
Anonim, 2011, Kedokteran dan Kesehatan, http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/. Diakses tanggal 11 Juni 2011.
Perwira, 2009, Steroid, http://maswira.wordpress.com/2009/02/01/hormon-
steroid-2/. Diakses tanggal 11 Juni 2011.
Susilo, 2010, Purwaceng, http://purwacengdieng.blogspot.com/. Diakses tanggal
11 Juni 2011.