Farmakologi (Penyakit Infeksi)

42
Seno Aulia Ardiansyah, M.Si,. Apt. Februari 2015 Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

description

farmakologi

Transcript of Farmakologi (Penyakit Infeksi)

  • Seno Aulia Ardiansyah, M.Si,. Apt.Februari 2015

    Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

  • Pengertian Penyakit Infeksi

    Penyebab Infeksi

    Rantai Infeksi (Cara Penularan)

    Respon Tubuh Terhadap Infeksi

    Tanda-Tanda Infeksi

    1

  • Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan

    berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit.

    Mikroorganisme yang termasuk penyebab infeksi :1. Bakteri,

    2. Virus,

    3. Parasit (Cacing, Protozoa)

    4. Fungi

    Type Mikroorganisme Mikroorganisme patogen:

    Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan

    Mikroorganisme non-patogen:

    Mikroorganisme yang tidak menyebabkan penyakit.

  • KolonisasiProses dimana mikroorganisme menjadi flora yang menetap/residen.

    Mikroorganisme berkembangbiak tetapi tidak menimbulkan penyakit.

    Infeksi terjadi ketika host/tubuh manusia sistem pertahannya tidak efektif,

    sehingga dapat menginvasi/menyerang dan menimbulkan penyakit.

    Infeksi LokalSpesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme tinggal

  • Infeksi SistemikBila mikroorganisme menyebar kebagian tubuh yang lain dan menimbulkan

    kerusakan.

    BakterimiaKetika di dalam darah ditemukan adanya bakteri

    SeptikimiaMultiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi sistemik

    Infeksi AkutInfeksi yang muncul dalam waktu singkat

    Infeksi KronikInfeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan

    bulan/tahun)

  • KerentananFaktor yg mempengaruhi:Usia, keturunan, stress, statusnutrisi, penyakit penyerta, dll.

    AGEN

    INFEKSI

    RESERVOIRHOST

    PORTAL DE ENTRY

    CARA PENULARAN

    PORTAL DE XIT

    Bakteri Virus Parasit jamur

    Manusia Binatang Makanan Air Serangga

    Sal. Cerna Pernafasan Perkemihan Kulit Darah

    Kontak LangsungOral, Fekal, Kulit, Darah. Kontak Tidak LangsungJarum/balutan bekas luka penderita,peralatan yg terkontaminasi,makanan, vektor nyamuk/lalat

    Sal. Cerna Pernafasan Perkemihan Kulit Darah

  • Hubungan sex

    Penetrasi kulit

    Kontak kulit

    Inokulasi luka

    Sifilis,

    Gonorhoe

    HIV AIDS

    Infeksi cacing gelang

    Infeksi stafilokokus

    Tetanus, rabies, sporotikosis

  • Kontaminasi Makanan

    Kontaminasi ASI

    Kontaminasi Makanan dan

    minuman oleh kotoran

    penderita

    Tifoid, cacing

    Tuberkulosos

    Disentri,

    amubiasis,

    askariasis,

    poliomielitis

  • Inhalasi droplet

    Inhalasi spora

    Influenza, streptokokus,

    pneumokokus,

    antraks,

    mikosis,

    pulmonal,

    tuberkulosis

  • Manusia ke manusia

    Hewan ke manusia

    Malaria,

    filariasis,

    demam kuning

    Malaria,

    pes,

    Riketsia

    Flu burung

    Leptospirosis

  • Tranfusi darah

    Pengobatan luka

    Alat urologi

    Alat respirator

    Terapi intravena

    Hepatitis

    Stafilokokus, klebsiela

    Infeksi bakteri

    Infeksi bakteri

    Kandidiasis, klebsiela

  • Transplasental

    Saluran rahim

    Sifilis

    Rubella

    Toksoplasmosis

    Herpes simpleks

    Streptokokus

  • Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung pada:

    Jumlah mikroorganisme

    Virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit)

    Kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam Host

    Kerentanan Host

  • 1. Periode Inkubasi,Interval antara masuknya pathogen kedalam tubuh dan munculnya gejala pertama

    2. Tahap Prodormal,interval dari awal tanda dan gejala non-spesifik (malaise, demam ringan, keletihan)

    sampai gejala spesifik. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan lebih

    mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.

    3. Tahap Sakit,manifestasi tanda dan gejala spesifik terhadap jenis infeksi.

    4. Pemulihan,interval saat munculnya gejala akut infeksi.

  • Mikroorganisme mampu berkontak dan dapat masuk ke dalam tubuhmelalui:Pori-poriSaluran cernaSaluran genitalSaluran pernafasan

    Sistem pertahanan tubuh ada 2:Pertahanan permukaanPertahanan jaringan

  • Pertahanan yang dilakukan oleh kulit, selaput mukosa serta sekretyang dihasilkannyaCara Fisika melalui pori, gerakan silia, rambutCara Kimia jaringan dan sekret yang dihasilkan seperti keasaman, sifat

    bakterisidal dari air mata, dsb.

    Pertahanan permukaan mukosa terjadi pada:Saluran pernapasanSaluran kemih dan kelaminTelinga, hidung, tenggorokan

  • Pertahanan tubuh yang berperan setelah terjadi penetrasiinfektor melalui pertahanan permukaan

    Pertahanan jaringan non spesifik, dapat muncul spontan misal: Fagositosis, Gerakan amuboid Kemotaktik

    Pertahanan non spesifik diberikan oleh:leukosit, monosit dan makrofag

    Kemotaktik timbul pada respon pertahanan lokal inflamasi akut

  • Inflamasi merupakan reaksi protektif vaskular dengan

    menghantarkan cairan, produk darah dan nutrient ke jaringan

    interstial ke daerah cidera. Proses ini menetralisasi dan

    mengeliminasi patogen atau jaringan mati (nekrotik) dan memulai

    cara-cara perbaikan tubuh.

    Tanda : bengkak, kemerahan, panas, nyeri, hilangnya fungsi bagian

    tubuh yang terinflamasi.

    Bila inflamasi menjadi sistemik: demam, leukositosis, malaise,

    anoreksia, mual, muntah, dan pembesaran kelenjar limfe.

    Bisa dicetuskan oleh: agen fisik, kimiawi, ataupun mikroorganisme.

  • Respon inflamasi termasuk hal berikut:a. Respon seluler dan vaskuler

    Dilatasi arteriol yg menyuplai darah pada daerah terinfeksi/cidera, kemerahan

    terjadi. Gejala hangat lokal dihasilkan dari volume darah yang meningkat pada area

    inflamasi. Cidera menyebabkan nekrosis jaringan, tubuh mengeluarkan histamin,

    bradikinin, prostaglandin dan serotonin. Mediator kimiawi tersebut meningkatkan

    permeabilitas pembuluh darah kecil. Cairan, protein dan sel memasuki ruang

    interstisial, edema lokal.

    Nyeri terjadi karena pembengkakan yang terjadi pada daerah inflamasi

    menyebabkan tekanan pada ujung syaraf lebih besar.

  • b. Pembentukan eksudat inflamasi

    Akumulasi cairan dan jaringan mati membentuk eksudat pada daerah inflamasi.

    Eksudat dapat berupa:

    Serosa (jernih seperti plasma),

    Sanguinosa (mengandung sel darah merah)

    Purulen (mengandung bakteri)

    Eksudat disapu melalui drainase limfatik. Trombosit dan protein plasma seperti

    fibrinogen membentuk matriks berbentuk jala pada tempat inflamasi untuk mencegah

    penyebaran.

    c. Perbaikan Jaringan

    Sel yang rusak digantikan oleh sel baru. Sel baru secara bertahap bermaturasi

    sampai karakteristik struktur dan bentuk sama dengan sel sebelumnya

  • Pertahanan Jaringan spesifik merupakan respon imun tubuh terhadapinfektor yang masuk

    Pertahanan Jaringan spesifik ada 2 tipe:1. Imunitas humoral,

    Diproduksi antibodi yang merupakan molekul2. Imunitas Seluler.

    Dibentuk sel limfosit spesifik yang sensitif terhadap infektor

    Pertahanan spesifik muncul setelah terinduksi infektor Pertahanan non spesifik merupakan faktor penentu terjadinya

    penetrasi infektor.

  • A. Imunitas Non Spesifik Pertahanan permukaan karena ada

    sifat kimia dan fisika kulit dan mukosa

    Pertahanan jaringan non spesifik

    reaksi fagositosis sel,

    aktivitas lisosom,

    sistem komplemen

    interferon

  • I. Imunitas Seluler

    Melalui pembentukan sel

    limfosit T spesifik

    Pembentukan sel limfosit T

    spesifik sensitif terhadap

    infektor yang bersangkutan

  • II. Imunitas Humoral, melalui

    pembentukan imunoglobulin

    dalan serum

    Alamiah:

    Adanya immunoglobulin bawaan

    pada bayi

    Dapatan:

    Pasif: Diperoleh dari ibu melaluiASI, pemberian immunoglobulin

    Aktif: Alamiah krn pernahterinfeksi, imunisasi/vaksinasi

  • Rubor (kemerahan)

    Kalor (Panas)

    Dolor (Nyeri)

    Tumor (Udema)

    Functio Lesa (Gangguan Fungsi)

  • Obat Yang Digunakan dalam Penyakit Infeksi

    Antibiotika

    Resistensi Antibiotika

    Prinsip Penggunaan Antibiotika

    Kegagalan Terapi Antibiotika

    2

  • Terapi Kausal:Pemberian obat dimaksudkan untuk meniadakan penyebab penyakit:Antibiotika, antivirus dsb.Obat KemoterapeutikaObat yang dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah,hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil-kecilnya danberkhasiat membunuh sebesar-besarnya terhadap sebanyak mungkin jenis parasitdan kuman.Yang termasuk parasit:Cacing, Protozoa, Bakteri, Virus, Jamur, Amuba, Plasmodium, Kanker.

    Terapi Simtomatis:Pemberian obat untuk menghilangkan gejala:

    Analgetika menghilangkan rasa sakit saja.

  • Antibiotika

    Antivirus

    Antifungi/antijamur

    Sulfonamida

    Antituberkulostatik

    Antiparasit: Anticacing/antelmintika Antimalaria/antiplasmodium Antiamuba

    Antikanker/antineoplasma

  • Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan

    bakteri, yang memiliki khasiat mematikan ataumenghambat

    pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif

    kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-sintesis, juga

    termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat

    antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).

  • adalah senyawa yang mampu memusnahkan Mikroorganisme atau

    menghambat pertumbuhannya secara spesifik atau tidak spesifik

    namun toksisitasnya tidak memungkinkan untuk pemberian sistemik.

  • Berdasarkan Struktur Kimia

    Berdasarkan sifat toksisitas selektif,

    Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri,

    Berdasarkan aktivitasnya,

    Berdasarkan daya hambat antibiotik,

  • 1. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim),golongan monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

    2. Antibiotik golongan aminoglikosida, Contohnya streptomisin,gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin.

    3. Antibiotik golongan tetrasiklin,

    4. Antibiotik golongan makrolida, (Eritromisin)5. Antibiotik golongan linkomisin,

    6. Antibiotik golongan kuinolon, (Ciprofloksasin)

    7. Antibiotik golongan kloramfenikol,

  • 1. Bakteriostatik:

    menghambat pertumbuhan bakteri. (tetrasiklin,

    kloramfenikol)2. Bakterisid:

    membunuh bakteri. (Penisilin, aminoglikosida, rifampisin)

  • 1. Menghambat sintesis dinding sel, (Amoxicilin, Vankomisin)

    2. Mengubah permeabilitas membran sel (polimiksin, amfoterisin B,gramisidin, nistatin,)

    3. Mengganggu Fungsi SubUnit Ribosom untuk menghambat sintesisprotein (Kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin)

    4. Senyawa yang terikat pada subunit ribosom 30S dan mengubahsintesis protein (Aminoglikosida)

    5. Senyawa yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat dengancara menghambat RNA polimerase (rifampisin, Kuinolon)

    6. Antimetabolit (Cotrimoxazol)

  • 1. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum) contohnya sepertitetrasiklin dan sefalosporin efektif terhadap gram positif maupun

    gram negatif. Antibiotik berspektrum luas sering kali dipakai untuk

    mengobati penyakit infeksi yang menyerang belum diidentifikasi

    dengan pembiakan dan sensitifitas.

    2. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) golongan ini

    terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme. Contohnya

    eritromisin dipakai untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh

    bakteri gram positif. Karena antibiotik berspektrum sempit

    bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan

    organisme tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas.

  • 1. Time dependent killing. Pada pola ini antibiotik akan menghasilkandaya bunuh maksimal jika kadarnya dipertahankan cukup lama diatas Kadar Hambat Minimal. Pada kelompok ini kadar antibiotikdalam darah di atas KHM paling tidak selama 50% interval dosis.Contohnya pada antibiotik penisilin, sefalosporin.

    2. Concentration dependent killing. Pada pola ini antibiotik akanmenghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggiatau dalam dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan kadartinggi ini dalam waktu lama. Untuk kelompok ini diperlukan rasiokadar/KHM sekitar 10.Contohnya pada antibiotik aminoglikosida,fluorokuinolon,

  • Antibiotik digunakan bila diindikasikan adanya infeksi dari hasil

    konsultasi dan pemeriksaan.

    Keberhasilan terapi tergantung pada konsentrasi antibiotik pada

    tempat infeksi, harus mencukupi untuk menghambat pertumbuhan

    bakteri.

    Konsentrasi antibiotik umumnya digunakan untuk penetapan

    sensitivitas atau resistensi suatu mikroorganisme terhadap obat

    tertentu.

    Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan

    melemahkan daya kerja antibiotik.

    Sehingga, Konsentrasi serum dapat dipertimbangkan lebih rendah

    daripada konsentrasi pada tempat infeksi. Tetapi, konsentrasinya

    tidak membuat toksik.

    V1 & Pict 1

  • Antibiotik harus mencapai targetnya dalam bentuk aktif, terikat dengan

    target dan memengaruhi fungsinnya

    Resistensi dapat terjadi jika:

    obat tidak mencapai targetnya,

    obat tidak aktif, atau

    target berubah.

    Hal tersebut dapat terjadi karena:

    Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik.

    Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi

    Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri.

    Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifatdinding sel bakteri.

    Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan daridalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel.

  • Perolehan Resistensi1. Mutasi dan Seleksi

    Peningkatan terjadi dengan mekanisme selection pressure.Berbiak secara duplikasi 20-30 menit.

    2. Transfer Gen Horizontal

    Perolehan resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui

    plasmid.

    V 2

  • Terapi empiris, penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum

    diketahui jenis bakteri penyebabnya.

    Terapi definitif, penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang sudah

    diketahui jenis bakteri penyebab dan pola resistensinya

    Terapi profilaksis, Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah

    Pemberian antibiotik sebelum, saat dan hingga 24 jam pasca operasi

    pada kasus yang secara klinis tidak didapatkan tanda-tanda infeksi

    dengan tujuan untuk mencegah terjadi infeksi luka operasi.

  • Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan pada Penggunaan

    Antibiotik1. Bila diindikasikan

    2. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik.

    3. Faktor Farmakokinetik dan Farmakodinamik

    4. Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat

    5. Faktor Biaya

  • Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis

    untuk mengatasi infeksi.

    Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah:a. Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek sinergis).

    b. Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten.

    Indikasi penggunaan antibotik kombinasi a. Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (polibakteri).

    b. Abses intraabdominal, hepatik, otak dan saluran genital (infeksi campuran aerob

    dan anaerob).

    c. Terapi empiris pada infeksi berat.