farmakog 2
-
Upload
m-iqbal-fadillah -
Category
Documents
-
view
100 -
download
3
Transcript of farmakog 2
Nama
Padina australis
Klasifikasi
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Dyctyotales
Suku : Dyctyotaceae
Marga : Padina
Jenis : Padina australis
(ITB, 2013)
Latar belakang sampel dan kandungan sampel sampel
Rumput laut coklat merupakan salah satu sumber daya alam laut yang
belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat Indonesia. Warna rumput
laut coklat berasal dari salah satu pigmen dominan yang terdapat dalam rumput
laut ini yaitu fukosantin, yang bermanfaat sebagai anti-kanker dan anti-obesitas
(Heriyanto & Limantara, 2011).
Fukosantin menarik untuk diteliti karena bermanfaat bagi kesehatan
manusia. Fukosantin memiliki kemampuan sebagai anti karsinogenik , anti
peradangan , melindungi sel terhadap bahan-bahan berbahaya (misal: H2O2) dan
penangkal radikal bebas atau sebagai antioksidan . Fukosantin berperan dalam
menghambat pertumbuhan sel kanker pada hati , payudara , usus besar, prostat ,
paru-paru , kelenjar getah bening , lambung dan sel darah putih atau leukimia
melalui pengaruh mekanisme kematian sel terprogram (apoptosis). Fukosantin
juga berfungsi sebagai antiobesitas dalam menghambat akumulasi lemak dan
anti-diabetes . Lebih lanjut, fukosantin merupakan suplemen makanan kesehatan
yang sangat baik dan sebagai kandidat obat potensial dalam pencegahan sebagai
kandidat obat potensial dalam pencegahan kanker . Sebagai suplemen makanan
kesehatan, fukosantin telah terbukti tidak memiliki sifat toksik (Heriyanto &
Limantara, 2011).
Pemanenan :
-
Bagian yang diambil :
Seluruh bagian sampel. Hasil penelitian Limantara & Heriyanto (2011)
menunjukkan bahwa Padina australis Hauck memiliki kandungan fukosantin
tertinggi, yaitu 0,6368 mg/g berat basah, jika dibandingkan dengan 4 jenis rumput
laut coklat lainnya, Turbinaria conoides, Sargassum duplicatum, Sargassum
polycystum dan Sargassum filipendula, yang tumbuh di Pulau Talango, Madura
yaitu 2,17 sampai 3,22 kali lipatnya, sehingga rumput laut yang digunakan
sebagai sampel pada penelitian ini adalah Padina australis Hauck dalam kondisi
segar, meskipun Haugan & Liaaen-Jensen (1989) menyatakan bahwa untuk
mempercepat proses ekstraksi dan isolasi fukosantin lebih baik menggunakan
rumput laut coklat yang sudah dikeringkan dan dibuat serbuk, namun kandungan
ksantofil termasuk didalamnya fukosantin, akan mengalami penurunan jika
rumput laut tersebut dikeringkan terlebih dahulu. Hasil penelitian ini
menunjukkan proses pengeringan sampel akan menyebabkan fukosantin
terdegradasi karena fukosantin sangat sensitif terhadap proses oksidasi serta tidak
stabil terhadap proses termal (Heriyanto & Limantara, 2011).
Metode ekstraksi
Proses ekstraksi karotenoid, pada umumnya, melalui tahapan penggerusan
sampel segar dan diikuti oleh ekstraksi dengan pelarut yang dapat bercampur
dengan air yaitu aseton atau etanol atau metanol. Fukosantin merupakan
karotenoid dominan dan bersifat polar sehingga pelarut organik polar umum
digunakan dalam proses ekstraksi rumput laut coklat, karena efisiensi proses
ekstraksi sangat ditentukan oleh struktur kimia dari setiap karotenoid yang
terdapat dalam sampel tersebut. Ada beberapa pelarut organik polar yang sudah
digunakan dalam ekstraksi fukosantin dari rumput laut coklat antara lain: aseton,
aseton-metanol, etanol, metanol, DMSO, sedangkan Spektrofotometer UV-
Tampak dan KCKT merupakan dua metode analitik yang biasa digunakan dalam
penentuan kandungan fukosantin (Heriyanto & Limantara, 2011).
Ekstraksi pigmen
Satu gram Padina australis Hauck dipotong kecil-kecil dan ditambah
dengan CaCO3 sebagai agen penetral serta sodium L. askorbat sebagai
antioksidan penetral serta sodium L. askorbat sebagai antioksidan (seujung spatula
kecil), kemudian ditumbuk sampai halus. Sampel diekstraksi dengan 10 mL
pelarut organik polar, yaitu: aseton, asetonitril, DMSO, etanol, dan metanol,
selama 20 menit (2 kali ekstraksi) dengan kecepatan 250 rpm. Ekstrak pigmen
yang diperoleh kemudian dipartisi dengan dietil eter dan etil asetat (1:1, v/v) dan
ditambah dengan larutan saturasi garam serta air keran sampai terjadi pemisahan.
Lapisan atas mengandung ekstrak pigmen ditampung dan dipekatkan dengan
rotary evaporator serta dikeringkan dengan gas argon (UHP) (Heriyanto &
Limantara, 2011).
Analisa optimasi ekstraksi fukosantin
Spektroskopi
Ekstrak pigmen kering dilarutkan dengan 125 mL aseton, kemudian
ekstrak pigmen diukur spektrum serapnya menggunakan spektrofotometer UV-
Tampak, UV-1700 pada panjang gelombang 300-800 nm dengan lebar kuvet
adalah 1 cm (Heriyanto & Limantara, 2011).
KCKT
Kandungan fukosantin dianalisa dengan menggunakan KCKT LC-20AD
yang dilengkapi dengan photodiode array detektor (PDA) SPD-M20A, kolom
Shim-Pack VP-ODS C-18 (4,6 × 250 mm, diameter × panjang) dengan ukuran
partikel 4,6 μm yang dilindungi oleh kolom pelindung (guard column)
berdasarkan metode Hegazi et al. (1998) yang telah dimodifikasi. Ekstrak pigmen
kering dilarutkan dalam 5 mL aseton dan difiltrasi menggunakan membran filter
(0,2 μm, Nilon), kemudian sebanyak 20 μL ekstrak pigmen diinjeksikan ke
KCKT. Elusi pigmen dilakukan dengan kecepatan alir 1 mL/min pada suhu 30 ˚C
menggunakan sistem elusi gradien dari campuran pelarut metanol, aseton dan
larutan amonium asetat (1 M) (Heriyanto & Limantara, 2011).
Khasiat
Antikanker dan anti obesitas
Nama :
T. deccurens
Klassifikasi
Divisi : Phaeophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : fucales
Suku : Sargassaceae
Marga : Turbinaria
Jenis : Turbinaria decurrens
(ITB, 2013)
Latar belakang sampel dan kandungan sampel :
T. decurrens mengandung senyawa fukoxantin yang telah dikenal sebagai
senyawa antitumor dan antioksidan (Wikanto et al, 2011).
Pemanenan :
Rumput laut diambil dari zona pasang surut pantai
Bagian yang diambil :
Seluruh bagian sampel
Metode ekstraksi :
Sebanyak 10 kg rumput laut kering angin dimaserasi dalam 10 L etil asetat
(1/1, b/v) selama 3–7 kali 24 jam. Ekstrak disaring melalui kertas Whatman No. 1,
dievaporasi pada tekanan rendah hingga didapatkan ekstrak kental, lalu
dikeringkan pada suhu dan tekanan rendah, kemudian ekstrak disimpan dalam
inkubator suhu 10°C untuk mencegah kerusakan hingga saat digunakan (Wikanto
et al, 2011)
Khasiat :
anti tumor dan anti kanker payudara
Nama :
Ulva fasciata
Klasifikasi :
Division : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva fasciata
(Dya, 2012)
Latar belakang sampel dan kandungan sampel:
U. fasciata mengandung senyawa inhibitor enzim α-glukosidase dan β-
glukosidase yang sangat berguna untuk terapi penyakit kanker, diabetes, obesitas,
hiperlipoproteinemia, dan HIV. U. fasciata yang telah diteliti, di antaranya
memiliki aktivitas anti bakteri spektrum luas dan dapat mencegah penggumpalan
darah secara efektif (Wikanto et al, 2011).
Pemanenan :
Sampel uji adalah ekstrak etil asetat Ulva fasciata rumput laut diambil dari
zona pasang surut pantai (Wikanto et al, 2011).
Bagian yang diambil :
Seluruh bagian sampel
Metode ekstraksi:
Sebanyak 10 kg rumput laut kering angin dimaserasi dalam 10 L etil asetat
(1/1, b/v) selama 3–7 kali 24 jam. Ekstrak disaring melalui kertas Whatman No. 1,
dievaporasi pada tekanan rendah hingga didapatkan ekstrak kental, lalu
dikeringkan pada suhu dan tekanan rendah, kemudian ekstrak disimpan dalam
inkubator suhu 10°C untuk mencegah kerusakan hingga saat digunakan (Wikanto
et al, 2011).
Khasiat : terapi penyakit kanker (kanker payudara)
Nama :
sargassum sp
Klassifikasi
Division : Thallophyta
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp
(Muawannah, 1996)
Latar belakang sampel dan kandungan sampel :
Alga coklat termasuk salah satu sumberdaya hayati laut yang banyak
ditemukan tumbuh di perairan pantai Indonesia. Salah satu jenis alga coklat
tersebut adalah Sargassum echinocarphum. Seperti alga coklat lainnya, Sargassum
echinocarphum juga dapat ditemukan tumbuh melimpah pada bulan Agustus –
Oktober. Alga coklat lain yang ditemukan di perairan pantai Indonesia adalah
Turbinaria sp., Hormophysa sp. dan Padina sp. Alginat adalah salah salah satu
jenis polisakarida yang terdapat dalam dinding sel alga coklat dengan kadar
mencapai 40% dari total berat kering dan memegang peranan penting dalam
mempertahankan struktur jaringan sel alga (Rasyid, 2010).
Jenis alga coklat sebagai sumber bahan baku alginate berbeda-beda di
setiap negara produsen. Misalnya, di Amerika Serikat alginate diekstraksi dari
Macrocystis pyrifera yang tumbuh di sepanjang pantai barat kepulauan Amerika
Utara, yaitu dari Meksiko sampai California. Di Kanada, alginate diekstraksi dari
Ascophylum nodosum yang tumbuh sepanjang pantai bagian selatan Nova Scotia.
Beberapa negara produsen alginat di Eropa seperti Inggris, Norwegia dan Perancis
menggunakan Ascophylum nodosum, Laminaria hyperborea dan Laminaria
digitata sebagai bahan baku alginate, sedangkan negara di Asia yang juga
merupakan produsen alginat yang signifikan yaitu Jepang dan Korea,
menggunakan Eclonia cava dan beberapa jenis lainnya. (Rasyid, 2010).
Industri makanan merupakan salah satu pengguna terbesar alginate
disamping industri lainnya yaitu farmasi, kosmetik, karet, tekstil, keramik,
minuman dan cat. Sifat toksik alginat telah diteliti secara ekstensif dan telah
ditetapkan bahwa alginat aman untuk digunakan pada makanan (Rasyid, 2010).
Pemanenan
Pengambilan sampel alga coklat yang digunakan dalam penelitian ini
dilaksanakan di perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Pengambilan sampel alga
coklat dilakukan dengan cara koleksi bebas, sehingga diperoleh sampel alga
coklat dalam jumlah yang memadai untuk mendukung pelaksanaan (Rasyid,
2010).
Bagian yang diambil :
Seluruh bagian sampel karena alga laut adalah tanaman tingkat rendah
yang memperlihatkan adanya perbedaan antara akar, batang dan daun. Walaupun
wujudnya Nampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya hanya merupakan
bentuk talus (Muawannah, 1996)
Metode ekstraksi :
Secara umum tahapan prosedur ekstraksi natrium alginat yang dilakukan
adalah sebagai berikut : sampel alga coklat Sargassum sp yang dikumpulkan dari
lokasi penelitian dicuci sampai bersih dengan air tawar, kemudian dikeringkan
dengan sinar matahari langsung (Rasyid, 2010)
Sampel dihaluskan dengan menggunakan blender, kemudian ditimbang
sebanyak 50 gram. Sampel dicuci dengan larutan asam klorida 5% untuk
menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel sehingga mempermudah
proses pembentukan asam alginat, kemudian dicuci dengan aquades untuk
menghilangkan sisa asam. Ke dalam sampel yang sudah dicuci ditambahkan
larutan natrium karbonat 4% untuk pembentukan natrium alginat sambil diaduk
sampai menjadi pasta. Pasta yang terbentuk diencerkan dengan aquades sambil
diaduk kemudian disaring. Selanjutnya dipucatkan dengan menambahkan larutan
hydrogen peroksida 25% ke dalam filtrat dan kemudian ditambahkan larutan
kalsium klorida 5% sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Ke dalam
endapan yang terbentuk ditambahkan larutan asam klorida 5%. Asam alginat yang
terbentuk ditandai dengan timbulnya gumpalan di bagian atas cairan. Setelah
disaring, residu yang diperoleh ditambah dengan larutan natrium hidroksida 10%.
Untuk proses pemurnian dan memudahkan penyaringan, ke dalam campuran
ditambahkan isopropanol 95%. Endapan bersama kertas saring yang telah
diketahui bobotnya dikeringkan dalam oven suhu 60 oC. Endapan yang telah
kering ditimbang bersama kertas saring untuk penentuan kadar natrium alginat.
(Rasyid, 2010).
Khasiat : anti mikroba dan anti bakteri
Heriyanto & L.Limantara. 2011. Optimasi Proses Ekstraksi Fukosantin Rumput
Laut Coklat Padina australis Hauck Menggunakan Pelarut Organik. Ilmu
Kelautan. Juni 2011 Vol 16. ISSN 0853-7291.
Wikanta, T., V. F. Handayani, L. Rahayu, A. Pratitis, & P. E. Wuyung. 2011.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETIL ASETAT Ulva fasciata
DELILE DAN Turbinaria decurrens BORY TERHADAP LAJU
PERTUMBUHAN TUMOR KELENJAR SUSU PADA MENCIT C3H.
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Vol. 6 No.
1, Juni 2011.
Rasyid, A. 2010. EKSTRAKSI NATRIUM ALGINAT DARI ALGA COKLAT
Sargassum echinocarphum. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia
(2010) 36(3): 393-400. ISSN 0125-9830.
Muawwanah. 1996. Ekstraksi Antioksidan sari Alga Laut Sargassum sp dan
Efektifitasnya dalam Menghambat Kerusakan Awal Emulsi Minyak Ikan.
Program Studi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan. Institut Pertanian
Bogor. Jawa Barat.
ITB. 2013. Herbarium Bandungense Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati.
http://www.sith.itb.ac.id/herbarium/index.php?
c=herbs&view=detail&spid=229885
Diakses tanggal 10 April 2013
Dya. 2012. Ulva fasciata Delile.
biologistfidzz.blogspot.com/2012/06/ulfa-fasciata-delile.html