Fakultas Ekonomi – Universitas Darwan Ali
description
Transcript of Fakultas Ekonomi – Universitas Darwan Ali
Fakultas Ekonomi – Universitas Darwan Ali2012
Fakultas Ekonomi – Universitas Darwan Ali2012
KELOMPOK 2 :1. SUWITA INAMA2. PADLIANUR3. IDAYATI4. MERY JULIANTI5. WAIS
BAB 1PERSEKUTUAN
PEMBENTUKAN DAN USAHANYA
PERSEKUTUANPEMBENTUKAN DAN USAHANYA
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan di antara dua orang (badan) atau lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan keuntungan atau laba. Dari segi akuntansinya Persekutuan sebagai unit usaha harus dianggap mempunyai kedudukan terpisah dengan pemilik-perniliknya.
KARAKTERISTIK PERSUKUTUAN
1. Berusaha bersama-sama (Mutual Agency).2. Jangka Waktu terbatas (Limited Life).3. Tanggung Jawab yang tidak terbatas
(Unlimited Liability).4. Memiliki suatu bagian/hak di dalam
persekutuan (ownership of an interest in a partnership).
5. Pengambilan bagian keuntungan persekutuan.
Akuntansi Terhadap Penyertaan Modal dalam Persekutuan
Hak-hak dari para anggota diikhtisarkan di dalam rekening modal masing-masing yang terdiri dari penanaman mula-mula, penanaman tambahan dan prive, serta bagian dari keuntungan atau kerugian usaha. Para anggota boleh membuat persetujuan dalam membagi keuntungan atau kerugian dalam berbagai macam cara yang sesuai dengan hak penyertaan mereka. Apabila tidak ada suatu persetujuan tertentu, maka keuntungan atau kerugian harus dibagi sama di antara para anggota.
CONTOH KASUS 1Tuan A, B dan C mendirikan suatu persekutuan dengan investasi masing-masing Rp 75.000,00; Rp 25.000,00 dan Rp 50.000,00. Mereka setuju untuk membagi keuntungan atau kerugian dengan perbandingan yang sama. Apabila persekutuan mendapat laba Rp 90.000,00, maka rekening modal untuk masing-masing anggota menjadi sebagai berikut :
CONTOH KASUS 2
Apabila persekutuan tersebut pada nomor 1, menderita kerugian sebanyak Rp 90.000,00 maka rekening modal untuk masing-masing anggota akan menjadi sebagai berikut :
KekayaanBersih Modal A Modal B Modal C
Investasi mula-mula Rp.
150.000,00 Rp. 75.000,00 Rp. 25.000,00
Rp. 50.000,00
Kerugian (Rp. 90.000,00)
(Rp. 30.000,00)
(Rp.30.000,00)
(Rp.30.000,00)
JumlahRp. 60.000,00
Rp. 45.000,00
(Rp. 5.000,00)
Rp. 20.000,00
Pembentukan persekutuan di antara dua orang atau lebih yang masing-masing hanya menyerahkan setoran modalnya dalam bentuk uang atau barang kepada persekutuan yang membuat pembukuan tersendiri, tidak banyak mengalami kesulitan. Tetapi apabila persekutuan didirikan dengan menggabungkan beberapa perusahaan yang sudah berjalan, maka biasanya timbul beberapa persoalan, antara lain :1. Apabila persekutuan akan mempergunakan catatan pembukuan
dengan melanjutkan catatan pembukuan dari salah satu perusahaan terdahulu atau membentuk pembukuan tersendiri yang baru.
2. Apakah perubahan atau pernilaian tertentu terhadap posisi aktiva, hutang dan modal dari masing-masing perusahaan yang akan digabungkan perlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Sebagai gambaran dapat dilihat dari contoh berikut ini :
CONTOH KASUS 3Tuan D dan Tuan E masing-masing bersepakat untuk membentuk sebuah persekutuan. Tuan D telah memiliki sebuah perusahaan yang sudah berjalan. Tuan E bermaksud menanamkan modalnya dalam persekutuan sebanyak Rp 100.000,00.
Adapun neraca perusahaan Tuan D sebelum bergabung adalah sebagai berikut :
CONTOH KASUS 3Tuan D
Neraca per 31 Desember 1979Kas Rp. 64.800.00Piutang Dagang Rp. 80.000.00CadanganKerugian Piutang Rp. 4.800.00 Rp. 75.200.00Persediaan Barang Dagangan Rp. 85.600.00Supplies Kantor Rp. 6.400.00
Meubel & alatAlat kantor Rp. 48.000.00AkumulasiPenyusutan Rp. 22.400.00 Rp. 25.600.00 Rp. 257.600.00
Hutang Dagang Rp. 96.000.00Modal Tuan D Rp. 161.600.00
Rp. 257.600.00
CONTOH KASUS 3Tuan D dan E bersepaka bahwa dalam pembentukan pelsekutuan ini, Tuan D meminta beberapa syarat untuk merubah posisi keuangan yang dilaporkan pada Neraca per 3l Desember 1979, sebagai berikut :
a. Uang Kas yang ada di ambil seluruhnya oleh Tuan Db. Piutang Dagang
Piutang sebesar Rp 4.000,00 dianggap tidak tertagih dan harus dihapus. cadangan kerugian piutang ditetapkan 4% dari saldo piutang yang baru.
c. Persediaun Barang dogangonBarang-barang yang telah dinilai atas dasar "Harga pokok", yang dihitung dengan metode LIFO dinilai kembali berdasar harga pasar sehingga nilainya menjadi : Rp 106.400,00.
d. Meubel & Alat-alat KantorNilai pengganti sebesar Rp 60.000,00 terhadap aktiva ini telah disusut sebesar 50%, dan di catat berdasar nilai sehat sebesar Rp. 30.000,00
e. GoodwillKepada Tuan D diberikan goodwill atas reputasi perusahaannya yang dinilai sebesar Rp. 40.000,00
CONTOH KASUS 3Prosedur pembukuan dalam Persekutuan D & E yang baru dibentuk dapat dipakai salah satu dari kedua cara berikut ini :1. Persekutuan yang baru dibentuk melaniutkan buku-buku
perusahaan terdahulu (Tuan D)(a) Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva
perusahaan Tuan D, sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama.
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 1.760.00Persediaan Barang Dagangan Rp. 20.800.00Akumulasi Penyusutan meubel & Alat-alat Kantor Rp. 22.400.00Goodwill Rp. 40.000.00
Piutang Dagang Rp. 4.000.00Meubel & Alat-alat Kantor Rp. 18.000.00Modal Tuan D Rp. 62.960.00
CONTOH KASUS 3(b) Mencatat setoran modal Tuan E
Kas Rp. 100.000.00Modal Tuan E Rp. 100.000.00
(c) Mencatat Pengambilan uang kas oleh Tuan DModal Tuan D Rp. 64.800.00
Kas Rp. 64.800.00
CONTOH KASUS 32. Persekutuan yang baru dibentuk membuka buku-
buku baru tersendiri. (a) Mencatat kekayaan bersih perusahaan Tuan D, sebagai
setoran modal kepada persekutuanPiutang Dagang Rp. 76.000.00Persediaan Barang Dagangan Rp. 106.400.00Supplies Kantor Rp. 6.400.00Meubel & Alat-alat kantor Rp. 30.000.00Goodwill Rp. 40.000.00
Cadangan kerugian Rp. 3.040.00Hutang Dagang Rp. 96.000.00Modal Tuan D Rp. 159.760.00
(b) Mencatat Setoran Modal Tuan EKas Rp. 100.000.00
Modal Tuan E Rp. 100.000.00
CONTOH KASUS 3“Persekutuan D & E”
Neraca Pembukaan, per 2 Januari 1980
AKTIVA
Aktiva LancarKas Rp. 100.000.00Piutang Dagang Rp. 76.000.00CadanganKerugian Piutang Rp. 3.040.00 Rp. 72.960.00Persediaan Barang Dagangan Rp. 106.400.00Supplies Kantor Rp. 6.400.00 Jumlah Aktiva Lancar Rp. 285.760.00
Aktiva TetapMeubel & alat Alat kantor Rp. 30.000.00 GoodWill Rp. 40.000.00 Jumlah Aktiva Rp. 355.760.00
HUTANG & MODAL
Hutang LancarHutang Dagang Rp. 96.000.00
Jumlah Hutang Lancar Rp. 96.000.00
Modal :Modal Tuan D Rp. 159.760.00Modal Tuan E Rp. 100.000.00
Jumlah Hutang & Modal Rp. 355.760.00
Pembagian Laba (rugi) di dalam PersekutuanAdapun berbagai macam cara pembagian laba (rugi) yang akan dikemukakan di sini adalah :
1. Dibagi sama2. Dengan perbandingan atas dasar perjanjian.3. Dengan perbandingan penyertaan modal.4. Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing
anggota, selebihnya dibagi atas dasar perjanjian.5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada
anggota yang aktip bekerja, sisanya dibagi atas dasar perjanjian.
6. Mula-mula ditetapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji sebagai pemilik dan bonus untuk anggota-anggota yang dianggap berjasa dan sisanya dibagi atas dasar perjanjian bersama.
CONTOH KASUS 4Tuan F, G dan H telah mendirikan sebuah persekutuan dan pada tahun 1980 mendapatkan keuntungan sebesar Rp 150.000,00. Pada akhir tahun 1980, diketahui posisi rekening pribadi (prive/personal/current account) dan rekening “modal" masing-masing anggota adalah sebagai berikut :
CONTOH KASUS 4Pribadi F
Pribadi G
Pribadi H
Saldo D/KD K
1980Mei 7 20.00 - 20.00 D
Saldo D/KD K
1980Mei 31 35.00 - 35.00 D
Saldo D/KD K
1980Mei 15 45.00 - 45.00 D
CONTOH KASUS 4Modal F
Modal G
Modal H
Saldo D/KD K
1980Jan 2Apr 1
--
300.000100.000
300.000400.000
KK
Saldo D/KD K
1980Jan 2Jun 1
--
400.000100.000
400.000500.000
KK
Saldo D/KD K
1980Jan 2Apr 1Agst 1
--
775.000
500.000875.000
-
500.0001.375.000
600.000
KKK
PENJELASAN CONTOH KASUS 4
1) Apabila disetujui laba (rugi) yang diperoleh dibagi sama, maka jurnal untuk mencatat pembagian laba sebesar Rp 150.000,00 pada tahun 1980, adalah sebagai berikut :
Rugi & Laba Rp. 150.000.00Pribadi F Rp. 50.000.00Pribadi G Rp. 50.000.00Pribadi H Rp. 50.000.00
2) Apabila disetujui pembagian laba/rugi dilakukan dengan suatu perbandingan sebagai berikut :Tuan F : G : H = 3 : 5 : 7, maka jurnal untuk mencatat pembagian laba itu adalah sebagai berikut :
Rugi & Laba Rp. 150.000.00Pribadi F Rp. 30.000.00Pribadi G Rp. 50.000.00Pribadi H Rp. 70.000.00
Perhitungan : JumlahBagian Laba Tuan F = 3/15x 150.000 =Rp. 30.000.00Bagian Laba Tuan G = 5/15 x 150.000 = Rp. 50.000.00Bagian Laba Tuan H = 7/15 x 150.000 = Rp. 70.000.00 (+) T O T A L Rp. 150.000.00
PENJELASAN CONTOH KASUS 4
3) Apabila disetujui bahwa pembagian laba (rugi) dilakukan sesuai dengan perbandingan penyertaan modal dari masing-masing anggota.
Dalam hal ini ada 3 (tiga) kemungkinan yang bisa ditempuh, yaitu : a) Sesuai dengan perbandingan modal awal. b) Sesuai dengan perbandingan modal akhir.c) Sesuai dengan perbandingan modal rata-rata tahunan.
PENJELASAN CONTOH KASUS 4
a) Apabila keuntungan dibagi sesuai dengan perbandingan modal awal, maka jurnal untuk mencatat pembagian laba itu adalah sebagai berikut :Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 37.500.00Pribadi G Rp. 50.000.00Pribadi H Rp. 62.500.00
Perhitungan :Nama
AnggotaSaldo Modal
Awal Tahun
Ratio Pembagian
LabaHak Atas
Laba (Rugi)
F 300.000 3/12 37.500G 400.000 4/12 50.000H 500.000 5/12 62.500
JUMLAH 1.200.000 12/12 150.000
PENJELASAN CONTOH KASUS 4
b) Apabila laba (rugi) dibagi sesuai dengan perbandingan modal akhir. maka jurnal pembagian laba iru adalah sebagai berikut :
Rugi & Laba Rp. 150.000.00Pribadi F Rp. 40.000.00Pribadi G Rp. 50.000.00Pribadi H Rp. 60.000.00
Perhitungan :NamaAnggota
Saldo Modal
Akhir Tahun
Ratio Pembagian
LabaHak Atas
Laba (Rugi)
F 400.000 4/15 40.000G 500.000 5/15 50.000H 600.000 6/15 60.000
JUMLAH 1.500.000 15/15 150.000
PENJELASAN CONTOH KASUS 4c) Apabila laba (rugi) dibagi sesuai dengan perbandingan modal rata-rata
tahunan, maka jurnalnya adalah :Rugi & Laba Rp. 150.000.00
Pribadi F Rp. 33.750.00Pribadi G Rp. 41.250.00Pribadi H Rp. 75.000.00
Perhitungan : Perbandingan modal rata-rata
NamaAnggota
Tanggal Mutasi
JumlahD
MutasiK
SaldoModal
Jangka Waktu Tiap
Bagian Modal
Jumlah Modal dalam jangka waktu yang
bersangkutan
F 2 Jan1 April
--
300.000100.000
300.000400.000
3 bulan9 bulan
12 bulan
900.0003.600.000
4.500.000
G 2 Jan1 Juni
--
400.000100.000
400.000500.000
5 bulan7 bulan
12 bulan
200.0003.500.000
5.500.000
H2 Jan1 April1 Agusts
--
775.000
500.000875.000
-
500.0001.375.000600.000
3 bulan4 bulan5 bulan
12 bulan
1.500.0005.500.0003.000.000
10.000.000
PENJELASAN CONTOH KASUS 4Pembagian Laba :
S
4) Apabila pembagian laba (rugi) dilakukan dengan memperhirungkan bunga modal untuk masing-masing penyertaan dan sisanya dibagi dengan perbandingan F:G:H=2:2:1. Bunga modal ditentukan sebesar 6% setahun dari modal rata-rata. Jurnal untuk mencatat pembagian laba tersebut adalah
Rugi & Laba Rp. 150.000.00Pribadi F Rp. 42.500.00Pribadi G Rp. 47.500.00Pribadi H Rp. 60.000.00
NamaAnggota
Ratio Pembagian
LabaHak Atas
Laba (Rugi)
F 45/200 33.750G 55/200 41.250H 100/200 75.000
JUMLAH 200/200 150.000
Perhitungan Bunga ModalBunga modal rata-rata dapat dihirung dengan dua cara. Pertama dengan menentukan besarnya bunga untuk setiap bagian modal sesuai dengan jangka waktu sejumlah modal itu ditanamkan dalam perusahaan sebagai berikut :
Bunga Modal untuk Tuan F
Investasi sebesar : Rp. 300.000.00 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 300.000 = 18.000.00Rp. 100.000.00 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x 100.000 = 4.500.00
Jumlah = 22.500.00
Bunga Modal untuk Tuan G
Investasi sebesar : Rp. 400.000.00 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 400.000 = 24.000.00Rp. 100.000.00 selama 7 bulan = 7/12 x 6% x 100.000 = 3.500.00
Jumlah = 27.500.00
Bunga Modal untuk Tuan H
Investasi sebesar : Rp. 500.000.00 selama 12 bulan = 12/12 x 6% x 500.000 = 30.000.00Rp. 875.000.00 selama 9 bulan = 9/12 x 6% x 875.000 = 39.375.00
69.375.00
Dikurangi :
Penarikan kembali modal sebesar Rp. 775.000 = 5/12 x 6% x 775.000 = 19.375.00
Jumlah = 50.000.00
Perhitungan Bunga ModalPerhitungan bunga modal dapat juga dilakukan atas dasar besarnya modal rata-rara setiap bulan sebagai berikut :
Bunga Modal untuk F = 6% = 22.500.00
G = 6% = 27.500.00
H = 6% = 50.000.00
Pembagian Laba :
4.500.00012
5.500.00012
10.000.00012
F G H JUMLAH
Bunga Modal 22.500 27.500 50.000 100.000Sisa Laba 20.000 20.000 10.000 50.000
JUMLAH 42.500 47.500 60.000 150.000
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN5) Apabila pembagian keuntungan dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan gaji para pemilik yang setiap bulannya Tuan F, G dan H, masing-masing menerima sebesar Rp 2.750,00 : Rp 2.500,00 dan Rp 2.250,00. Sedang sisanya dibagi sesuai dengan perbandingan modal akhir. Jurnal untuk mencatat pembagian laba tersebut adalah :
Rugi & Laba Rp. 150.000.00Pribadi F Rp. 49.000.00Pribadi G Rp. 50.000.00Pribadi H Rp. 51.000.00
Perhitungan Gaji :Tuan F = Rp. 2.750.00 x 12 = Rp. 33.000.00Tuan G = Rp. 2.500.00 x 12 = Rp. 30.000.00Tuan H = Rp. 2.250.00 x 12 = Rp. 27.000.00 (+) jumlah = Rp. 90.000.00
Pembagian Laba :F G H JUMLAH
Gaji Pemilik 33.000 30.000 27.000 90.000
Sisa Laba 16.000 20.000 24.000 60.000
JUMLAH 49.000 50.000 51.000 150.000
6) Apabila pembagian keuntungan disetujui dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :a) Bunga modal ditetapkan sebesar 6% setahun dari modal rata-
rara.b) Untuk Tuan F sebagai anggota yang memimpin diberikan
bonus sebesar 20% dari keuntungan sesudah dikurangi bonus untuknya terlebih dahulu; sedang Tuan G yang membantu secara part-time diberikan bonus sebesar 1/5 dari bonus Tuan F.
c) Sisanya dibagi dengan perbandingan F : G : H = 2 : 2 : I
Jurnal untuk mencatat pembagian Laba tersebut adalah :Rugi & Laba Rp. 150.000
Pribadi F Rp. 55.500Pribadi G Rp. 40.500Pribadi HRp. 54.000
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
Perhitungan Bonus :Laba Bersih Rp. 150.000Bonus 20% dari laba sesudah dikurangi bonus
jadi : 100 % + 20% = Rp. 150.000 120% = Rp. 150.000 20% = Rp. 25.000Pembagian Laba :
F G H JUMLAHBunga Modal 22.500 27.500 50.000 100.000
Bonus 25.000 5.000 - 30.000
Sisa Laba 8.000 8.000 4.000 20.000
JUMLAH 55.500 40.500 54.000 150.000
BAB 2PERSEKUTUAN
PEMBUBARAN KARENA PERUBAHAN PEMILIK
Keadaan – keadaan yang menyebabkan terjadinya pembubaran persekutuan Pembubaran atas dasar perjanjian
persekutuan ( act of the parties ) Pembubaran atas bekerjanya undang –
undang Pembubaran atas dasar keputusan
pengadilan
Masuknya seorang anggota atau lebih anggota baru
Seseorang yang akan masuk ke dalam persekutuan dapat memasukkan modal dengan cara :
Membeli sebagian atau seluruhnya dari bagian modal seorang atau lebih anggota lama.
Menanamkan kekayaan pada persekutuan, sehingga kekayaan persekutuan bertambah.
Pembelian Sebagian Hak Penyertaan dari anggota Persekutuan
Apabila salah satu anggota persekutuan menjual hak penyertaan modal dan pembagian laba ( rugi ) kepada pihak lain maka pembukuan didalam persekutuan terbatas pada pemindahan saldo rekening modal pihak pembeli.
Contoh Soal ITuan A dan B adalah anggota – anggota persekutuan yang membagi laba ( rugi ) dengan perbandingan yang sama. Berikut ini neraca persekutuan A dan B pada akhir tahun buku 1979.
Persekutuan A & B Neraca per 31 Desember 1979
Pada saat itu C ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dengan membeli ¼ bagian hak penyertaan A & B dengan membayar sebesar Rp 250.000JawabModal A Rp 150.000Modal B Rp 100.000
Modal C Rp 250.000
Suatu Penyertaan ( Investasi ) dengan memberikan bonus & atau goodwill kepada anggota pemilik yang lama
Pemberian bonus kepada anggota pemilik lama Contoh Soal II
Tuan L, M dan N adalah anggota – anggota persekutuan dengan modal dan laba ( rugi ) masing – masing sbb :
Pada saat itu Tuan O, ingin masuk dalam keanggotaan persekutuan dan diterima oleh anggota – anggota pemilik lama. Untuk itu tuan O menyerahkan uang sebesar Rp 40.000 untuk penyertaan modal sebanyak 25% dari modal persekutuan yang baru.
Penyelesaian : Jurnal untuk mencatat masuknya tuan O :Kas Rp 40.000
Modal L Rp 2.250,00Modal M Rp 1.750,00Modal N Rp 1.000,00Modal O Rp 35.000,00
Pembentukan Goodwill untuk anggota Pemilik lama :Contoh Soal III
Tuan L, M dan N tersebut setuju untuk memasukkan Tuan O dengan ketentuan bahwa : Tuan O menyetorkan uangnya sebesar Rp 40.000 untuk ¼ bagian dari modal persekutuan yang baru.
Penyelesaian := 100 x Rp 40.000 = Rp 160.000 25%Jumlah modal persekutuan lama Rp 100.000Setoran modal tuan O Rp 40.000Modal persekutuan yang riel Rp 140.000Goodwill yang harus dibentuk Rp 20.000 Perhitungan pembagian goodwill sesuai dengan pembagian laba ( rugi ) sbb
:Tuan L : 45% x 20.000 = Rp 9.000Tuan M : 35% x 20.000 = Rp 7.000Tuan N : 20% x 20.000 = Rp 4.000
Jumlah = Rp 20.000
Jurnal untuk mencatat Setoran Modal Tuan OKas Rp 40.000
Modal Tuan O Rp 40.000
Jurnal pembentukan goodwillGoodwill Rp 20.000
Modal Tuan L Rp 9.000Modal Tuan M Rp 7.000Modal Tuan N Rp 4.000
Evaluasi terhadap sistem bonus dan sistem goodwill
Sistem bonus atau goodwill mempunyai akibat yang berbeda kepada saldo modal para anggota secara individual. Berdasarkan contoh soal II & III dapat dilihat pengaruh dari masing - masing sistem pada tabel dibawah ini :
Suatu penyertaan ( investasi ) dengan memberikan bonus atau goodwill kepada anggota yang baru
Bonus atau goodwill diberikan kepada anggota yang baru timbul karena persekutuan yang ada mungkin mengharapkan adanya keuntungan yang lebih besar apabila calon anggota tertentu masuk kedalam persekutuan.
Dalam hal ini akan terjadi kemungkinan – kemungkinan sbb : Bagian modal anggota pemilik lama dikurangi dan diberikan sebagai bonus kepada
anggota yang baru, Goodwill harus dibentuk dan dikredit pada rekening modal anggota yang baru.
Pemberian Bonus kepada anggota yang baru Contoh Soal
Persekutuan Tuan L, M dan N, satuju Tuan O masuk ke dalam persekutuan. Tuan menyerahkan uang sebesar Rp 40.000 untuk penyertaan 40% dari modal persekutuan yang baru.Penyelesaian :Jurnal untuk mencatat masuknya Tuan O :Kas Rp 40.000Modal L Rp 7.200Modal M Rp 5.600Modal N Rp 3.200Modal O Rp 56.000
Perhitungan :Saldo Modal Sekutu lama Rp 100.000Setoran modal Tuan O Rp 40.000
Jumlah Rp 140.000
Hak penyertaan tuan O, dihitung 40% dari :Saldo modal yang baru : 40% x Rp 140.000 Rp 56.000Setoran modal tuan O Rp 40.000Bonus kepada tuan O Rp 16.000
- Bonus sebesar Rp 16.000 dikurangkan dari saldo modal anggota pemilik lama :Tuan L : 45% x 16.000 Rp 7.200Tuan M : 35% x 16.000 Rp 5.600Tuan N : 20% x 16.000 Rp 3.200Jumlah Rp 16.000
Pembentukan Goodwill untuk anggota yang baruContoh Soal Persekutuan Tuan L, M dan N setuju tuan O masuk kedalam persekutuan dg
ketentuan bahwa : Tuan O menyerahkan uang sebesar Rp 40.000. Karena Tuan L,M dan N tidak bersedia dikurangi modalnya, maka jumlah modal Tuan L, M dan N yang jumlahnya sebesar Rp 100.000 itu akan merupakan 621/2% dari modal persekutuan yang baru, sedang bagian modal Tuan O adalah 371/2%.
Penyelesaian : Jumlah modal persekutuan yang baru adalah
100 x Rp 100.000 = Rp 160.000 62,5%
Modal Tuan O sebagai penyertaan terhadap 371/2% dari modal persekutuan yang baru adalah :371/2% x Rp 160.000 Rp 60.000Setoran modal Rp 40.000Goodwill Rp 20.000
Jurnal untuk mencatat masuknya Tuan O :Kas Rp 40.000Goodwill Rp 20.000Modal Tuan O Rp 60.000
PENENTUAN ADANYA BONUS DAN GOODWILL APABILA TIDAK ADA SATU PERNYATAAN TERTENTU
Apabila setoran modal anggota yang baru >, berarti terdapat goodwill atau bonus kepada anggota yang baru
Apabila setoran modal anggota yang baru =, berarti tidak ada goodwill yang dibentuk atau bonus yang diberikan
Apabila setoran modal anggota yang baru <, berarti terdapat goodwill atau bonus kepada anggota pemilik lamaContoh soal :
Tuan P dan Q membuat suatu persekutuan dengan modal masing – masing Rp 100.000 dan Rp 140.000 keuntungan dan kerugian dibagi sama. Tuan R berkehendak masuk dalam persekutuan.
Tuan R menanamkan modal Rp 120.000 untuk penyertaan ¼ bagian dari jumlah modal jumlah persekutuan sebesar Rp 400.000
Penyelesaian :Kas Rp 120.000Goodwill Rp 40.000Modal P Rp 30.000Modal Q RP 30.000Modal R Rp 100.000
Penyelesaian pengunduran diri seorang anggota
Pembayaran kepada anggota yang mengundurkan diri dengan jumlah yang melampaui saldo modalnyaHal ini dapat terjadi apabila penilaian kembali kekayaan perusahaan ternyata lebih tinggi dari apa yang tercatat dalam buku. Dengan demikian anggota yang akan meneruskan usaha berani memberikan bonus atau goodwill kepada anggota yang mengundurkan diri.
Pemberian bonus Contoh Soal I :
Tuan S, T dan U adalah anggota – anggota persekutuan yang mempunyai saldo modal masing – masing Rp 200.000. Perjanjian pembagian keuntungan diantara mereka adalah sbb : 50%, 25%, 25%.Tuan U menyatakan pengunduran diri dan diterima baik oleh semua anggota. Para anggota setuju untuk membayar kepada Tuan U sebanyak Rp 230.000. Kelebihan pembayaran kepada Tuan U diberikan sebagai bonus.
Penyelesaian :Jurnal untuk mencatat pengunduran diri Tuan U :
Modal Tuan U Rp 200.000Modal Tuan S Rp 20.000Modal Tuan T Rp 10.000Hutang Tuan U / Kas Rp 230.000
Pembentukan goodwillContoh Soal II
Pada contoh soal I,Tuan S dan T tidak ingin saldo modalnya dikurangi, meskipun mereka bersedia membayar sebesar Rp 230.000 kepada Tuan U sebagai penyelesaian pengunduran diri Tuan U. Jurnal untuk mencatat pembentukan goodwill adalah sbb :Goodwill Rp 120.000Modal S Rp 60.000Modal T Rp 30.000Modal U Rp 30.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran kepada Tuan UModal Tuan URp 230.000Hutang Tuan U / Kas Rp 230.000 Jurnal pembentukan goodwill dan pengunduran diri Tuan U sbb :Modal Tuan URp 200.000Goodwill Rp 30.000Hutang Tuan U / Kas Rp 230.000
Pembayaran kepada anggota yang mengundurkan diri dengan jumlah lehih rendah dari saldo modalnya
Pemberian Bonus Contoh Soal III
pada contoh soal II, Tuan U menyetujui untuk menerima Rp 170.000 guna menyelesaikan pengunduran diri dari jumlah penyertaan sebesar Rp 200.000.Penyelesaian :
Jurnal untuk mencatat pengunduran diri Tuan UModal Tuan U Rp 200.000Hutang Tuan U / Kas Rp 170.000Modal S Rp 20.000Modal T Rp 10.000
Pembentukan goodwillContoh Soal IV
Apabila Tuan U dibayar sebesar Rp 170.000 untuk bagian penyertaan yang besarnya Rp 200.000 dengan kelebihan saldo kredit dimasukkan sebagai kompensasi terhadap adanya goodwill. Jurnal untuk mencatat pengunduran diri Tuan O : Modal U Rp 200.000Goodwill Rp 30.000Hutang Tuan U / Kas Rp 170.000
Apabila buku – buku persekutuan tetap dipertahankan, maka pencatatan hendaknya menunujukkan adanya : a. ) Perubahan nilai aktiva, hutang dan bagian penyertaan masing – masing anggota sebelumnya kepada bentuk perseroan.b. ) Perubahan di dalam bentuk pemilikan.
Apabila membuka buku – buku baru maka pencatatan yang pertama – tama harus diadakan adalah penyesuaian aktiva dan bagian penyertaan para anggota, kemudian diikuti dengan pencatatan – pencatatan :a. ) Pemindahan aktiva dan hutang kedalam perseroan.b. ) Penerimaan saham – saham sebagai pembayaran tehadap kekayaan bersih yang dipindahkan danc. ) Pembagian saham kepada para anggota pemilik.
Contoh Soal : Tuan V dan W adalah anggota persekutuan yang membagi laba ( rugi )
dengan perbandingan yang sama. Mereka memutuskan untuk melebur persekutuannya menjadi sebuah perseroan dengan modal statutair yang terbagi dalam 500 saham biasa nominal @ Rp 1.000. Posisi keuangan persekutuan sebelum diadakan peleburan adalah sbb :
Persekutuan V & WNeraca per 31 Desember 1979
Tuan V dan W sebelum peleburan bentuk persekutuan menjadi perseroan, menghendaki agar ada penilaian kembali terhadap beberapa jenis aktiva, sbb :Piutang dagang Rp 36.000Gedung Rp 130.000Tanah Rp 84.000Penyelesaian :
Jurnal yang diperlukan apabila perseroan melanjutkan buku – buku persekutuan Penyesuaian rekening dan penilaian kembali aktiva.Tanah Rp 44.000Akumulasi penyusutan gedung Rp 10.000 Cadangan kerugian piutang Rp 2.000Rekening penyesuaian modal Rp 52.000
Pembagian keuntungan karena penilaian kembali Rekening penyesuaian modal Rp 52.000Modal V Rp 26.000Modal W Rp 26.000
Pengeluaran saham – saham untuk Tuan V dan WModal V Rp 146.000Modal W Rp 194.000Modal sahamRp 340.000
“ PT VW”Neraca Pembukuan 1 Januari 1980
Jurnal pada waktu persekutuan Tuan V dan W ditutup, sesudah penilaian kembali ( dalam buku lama ) :Piutang perseroan Rp 340.000Hutang dagang Rp 20.000Wesel bayar Rp 12.000Cad kerugian piutang Rp 6.000Akum peny. gedung Rp 20.000Kas Rp 4.000Piutang dagang Rp 42.000Persediaan barang dagangan Rp 118.000Gedung Rp 150.000Tanah Rp 84.000
Jurnal pada saat Tuan V dan W menerima saham – saham dari perseroan :Modal V Rp 146.000Modal W Rp 194.000Piutang perseroan Rp 340.000
Jurnal pada waktu pemindahan aktiva dan hutang persekutuan Tuan V dan W ( dalam buku baru ) :Kas Rp 4.000Piutang dagang Rp 42.000Persed.barang dagangan Rp 118.000Gedung Rp 150.000Tanah Rp 84.000Hutang dagang Rp 20.000Wesel bayar Rp 12.000Cad.kerugian piutang Rp 6.000Akumulasi penyusutan gedung Rp 20.000Hutang - Tuan V & W Rp 340.000
Jurnal pada waktu perseroan mengeluarkan saham – saham untuk Tuan V & W ( dalam buku baru ) :Hutang Tuan V & W Rp 340.000Modal sahamRp 340.000
BAB 3LIKUIDASI
PERSEKUTUAN
Likuidasi adalah suatu keadaan di mana baik persekutuan maupun usaha perusahaannya dibubarkan semua.
Proses pembubaran usaha ini meliputi dua tahap, yaitu :
1. Proses mengubah harta kekayaan yang ada menjadi uang tunai (cash), yang disebut proses realisasi.
2. Proses pembayaran kembali hutang-hutang kepada para kreditur dan pembayaran kembali sisa modal kepada para anggota, yang disebut juga proses likuidasi.
Prosedur dalam likuidasi
1. Rekening-rekening pembukuan harus disesuaikan dan ditutup. Laba dan rugi bersih selama periode terakhir diperhitungkan ke rekening modal masing-masing, sesudah itu dikatakan persekutuan siap untuk dilikuidasi.
2. Pada proses pengubahan aktiva menjadi uang tunai (cash), apabila ada perbedaan antara nilai buku dan nilai realisasi yang menunjukkan keuntungan atau kerugian harus dibagi di antara anggota sesuai dengan perbandingan pembagian laba (rugi). Saldo modal selanjutnya dipakai sebagai dasar penyelesaian.
3. Apabila dijumpai keadaan di mana salah seorang anggota mempunyai saldo debit di dalam rekening modalnya, di lain pihak ia mempunyai piutang kepada persekutuan, maka piutang kepada persekutuan itu dipakai untuk menutup saldo debit rekening modal yang bersangkutan. Di samping itu pada prinsipnya apabila seorang anggota mengalami defisit maka anggota yang lain berkewajiban untuk menutupnya terlebih dahulu.
4. Apabila uang tunai sudah tersedia untuk dibagi, maka pertama-tama harus dibayarkan terlebih dahulu kepada para kreditur extern, baru sesudah itu dibayarkan saldo-saldo modal masing-masing anggota.
Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi berakhir
Misalnya Persekutuan Tuan A, B, C dan D dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian laba (rugi) di dalam persekutuan diatur dengan perbandingan sebagai berikut : 30 %, 30 %, 20 % dan 20%.Neraca per 1 Mei 1980 yang disusun sesaat sebelum likuidasi menunjukkan saldo-saldo sebagai berikut :
a. Jika Realisasi aktiva lain sebesar Rp 140.000. Kerugian dalam realisasi aktiva lain-lain dibebankan kepada rekening modal masing-masing anggota dengan jumlah yang masih cukup ditutup oleh saldo modal.
b. Realisasi aktiva lain-lain sebesar Rp 120.000. Pembebanan kerugian melampaui saldo rekening modal beberapa anggota sehingga harus ditutup dengan saldo piutangnya kepada persekutuan.
Contoh a. :Nilai buku aktiva lain 180.000Direalisasikan dlm kas 140.000
Rugi dalam realisasi 40.000
Kerugian tersebut dibagi di antara anggota masing-masing A, B, C dan D dengan perbandingan: 30 %, 30 %, 20 % dan 20%. Pembebanan kerugian realisasi kepada rekening modal masing-masing.A=30%x40.000=12.000
B=30%x40.000=12.000C=20%x40.000=8.000D=20%x40.000=8.000
Pembebanan kerugian tersebut masih cukup ditutup dengan saldo modal dari masing-masing anggota.Adapun jurnal yang diperlukan untuk mencarat penjualan aktiva lain danpembebanan rugi penjualan kepada masing-masing anggota serta proseslikuidasinya adalah sebagai berikut :
a. Kas 140.000Modal A 12.000Modal B 12.000Modal C 8.000Modal D 8.000 Aktiva lain-Lain 180.000
b. Hutang Dagang 75.000 Kas 75.000c. Hutang kpd B 6.000
Hutang kpd D 5.000 Modal A 30.000 Modal B 19.000 Modal C 12.000 Modal D 2.000 Kas 75.000
Persekutuan A,B,C,DIKHTISAR LAPORAN LIKUIDASI
Contoh b. :Jurnal yang diperlukan untuk mencatat realisasi tersebut:Kas 120.000Modal, A 18.000Modal, B 18.000Modal, C 12.000Modal. D 12.000 Aktiva lain2 180.000
Hutang Dagang 75.000Kas 75.000
Hutang kepada D 2.000Modal, D 2.000
Hutang kpd B 6.000Hutang kpd D 3.000Modal A 24.000Modal B 13.500Modal C 2.000 Kas 55.000
Persekutuan A,B,C,DIKHTISAR LAPORAN LIKUIDASI
BAB 4LIKUDASI BERANGSUR DALAM PERSEKUTUAN
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama, maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang tersedia. Pembayaran kembali hak penyertaan para anggota dilakukan sesudah semua kewajiban persekutuan dibayar lunas. Proses likuidasi demikian disebut likuidasi berangsur.
Pembayaran kembali hak penyertaan kepada para anggota secara bertahap, dilakukan sebelum laba (rugi) likuidasi yang menjadi tangggungan mereka. Untuk menjamin agar penyelesaian dapat dilakukan sesuai dengan hak-hak para anggota, pembayaran bertahap harus diatur sbb :“pembayaran hanya dilakukan kepada para anggota yang mempunyai saldo kredit atas rekening modalnya setelah mempertimbangkan seluruh jumlah kemungkinan rugi yang akan terjadi. Pembayaran demikian tidak boleh melampaui saldo kredit atas rekening modal anggota yang bersangkutan”.
Dengan ketentuan demikian berarti ada dua kemungkinan rugi yang maksimum harus ditanggung oleh setiap anggota perlu diperhitungkan dengan saldo modal masing-masing sebelum pembayaran kepada anggota dilakukan, yaitu :
1. Kemungkinan rugi sebagai akibat tidak dapat direalisasikannya aktiva (non kas) yang ada.
2. Kemungkina adanya anggota yang mengalami defisit modalnya, sehingga tidak mampu menyelesaikan kewajiban-kewajibannya kepada persekutuan.
Ada dua metode yang dapat dipaki untuk menentukan besarnya setiap kali pembayaran kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan masaing-masing anggota sesuai dengan hak-hak yang bersangkutan sebagai berikut :
a. Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan (dijual).
b. Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi berlangsung. Sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai dengan jumlah uang yang tersedia.
Jika alokasi kerugian sebesar nilai buku aktiva (yang belum dapat direalisasikan) berakibat defisitnya saldo modal salah satu atau lebih anggota, maka defisit modal anggota yang bersangkutan harus ditanggung oleh anggota yang lain. Dengan ketentuan demikian maka hanya anggota yang memiliki saldo kredit atas rekening modalnya mempunyai prioritas untuk menerima pembayaran terlebih dahulu.
Besarnya hak prioritas pembayaran harus ditentukan dengan memperlakukan nilai buku aktiva lain-lain yang belum dapat dijual sebagai kerugian dan dibebankan kepada saldo modal masing-masing anggota. Sebagai akibatnya tidak selalu seorang anggota yang memiliki saldo modal paling besar jumlahnya juga mempunyai hak prioritas pembayaran dalam jumlah yanh terbesar.
Jika alokasi pembebanan rugi sebesar nilai buku aktiva lain-lain yang belum laku dijual tidak mengakibatkan defisitnya saldo modal masing-masing anggota, maka saldo modal para anggota akan menunjukkan keadaaan sesuai dengan ratio pembagian laba (rugi).
Iktisar jurnal yang diperlukan untuk mengikuti berlangsungnya proses likuidasi persekutuan, sebagai berikut ;
a) Mencatat realisasi aktiva lain-lain dan pembebanan rugi kepada masing-masing anggota.Kas XModal, A XModal, B XModal, C X
Aktiva lain-lain X
b) Mencatat pelunasan hutang kepada kreditur.Hutang dagang X
Kas Xc) Mencatat pembayaran kembali hak penyertaan anggota
tahap pertama, kedua, ketiga.Modal, A XModal, B XModal, C X
Kas X
d) Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi pada tahap kedua.Kas XModal, A XModal, B XModal, C X
Aktiva lain-lainX
e) Mencatat penjualan aktiva lain-lain dan pembebanan rugi tahap ketiga.Kas X
Modal, A XModal, B XModal, C XAktiva lain-lain X
Masalah Hutang Kepada Anggota Persekutuan
Dalam keadaan “going concern” hak-hak para anggota yang berupa “penyertaan modal dalam persekutuan” dan “piutang kepada persekutuan” harus diadministrasi secara terpisah dan dipertahankan integritasnya. Akan tetapi dalam keadaan perusahaan dilikuidasi hak-hak para anggota demikian itu harus dianggap dan diperlakukan mempunyai kedudukan yang sama.
Bagi anggota persekutuan secara individual penyertaan modal didalam persekutuan adalah merupakan jumlah yang diserahkan untuk menanggung segala kemungkinan resiko yang terjadi pada perusahaannya. Apabila jumlah itu tidak cukup baru kemudian piutangnya kepada persekutuan dan akhirnya kekayaan pribadi anggota diluar persekutuan.
Penerimaan Prioritas Pembayaran Kepada Anggota
Disamping perlakuan yang sama antara piutang kepada persekutuan dan penyertaan modalnya, penentuan pembayaran kepada anggota, juga perlu memperhatikan hal-hal berikut :“apabila pembebanan kemungkinan rugi maksimum atas nilai buku aktiva lain-lain mengakibatkan defisitnya saldo modal dan piutangkepada persekutuan dari salah satu atau lebih anggota, maka prioritas pembayaran diatur sbb :
Anggota yang mengalami defisit saldo modalnya, tidak memperoleh hak pembayaran lebih dulu.
Anggota yang lain mempunyai hak pembayaran lebih dahulu, sebesar saldo haknya di dalam persekutuan sebelum diadakan pembayaran kembali dikurangi dengan alokasi kemungkinan rugi tidak dapat direalisasikan aktiva lain-lain dan alokasi defisit modalnya anggota tertentu yang harus ditanggung bersama sesuai dengan ratio pembagian laba (rugi) yang ada.
Defisit modal anggota tertentu itu dialokasikan kepada anggota lainnya sampai dengan jumlah uang yang tersedia sama dengan jumlah saldo kredit hak-hak para anggota.
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota dilakukan melalui tiga tahap,yaitu : Menentukan jumlah kerugian maksimum yang
dapat dibebankan kepada saldo hak-hak penyertaan dari masing-masing anggota.
Menentukan besarnya hak prioritas pembayaran di antara anggota-anggota persekutuan.
Atas dasar hak prioritas pembayaran yang telah ditentukan dalam tahap kedua, kemudian disusun suatu skedul pembayarannya.
BAB 5JOINT VENTURE
Bentuk venture ada 2 macam yaitu: Single venture, dan Joint venture
SINGLE VENTURE adalah pengusahaan suatu proyek tertentu yang di lakukan oleh satu unit tertentu.
JOINT VENTURE adalah kerjasama di antara dua orang/badan usaha atau lebih untuk mengusahakan usaha tertentu.
Akuntansi untuk joint venture pada prinsipnya ada 2 metode yaitu;
1. Buku-buku di selenggarakan terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.
2. Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture dan di catat di dalam buku masing-masing anggota (tidak di selenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap aktivitas joint venture).
Contoh:Tuan A, B ,dan C bersepakat mengadakan
suatu kerjasama dalam suatu usaha ( joint venture) penjualan buku-buku novel selama masa liburan panas, sedangkan ketentuan sebagai berikut:
Investasi; Tuan A dan C menyerahkan barang dagang sebagai penyerahan seharga Rp. 3.000,00 dan Rp. 4.500,00. Tuan B menyerahkan uang tunai sebesar Rp.2.500,00.
Aktivitas; Tuan C di tunjuk sebagai pimpinan ( managing partner), ia setuju untuk menjadi pedagang keliling dan menyampaikan laporan-laporan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi atas nama joint venture.
Pembagian laba; Tuan C di beri komisi 10% dari penjualan, modal di berikan kepada masing-masing anggota sebesar 8% dari laba usaha dan selebihnya di bagi sama.
Joint venture di mulai pada tanggal 1 oktober dan berakhir 31 desember 19A. Pembukuan untuk joint venture dan pembukuan yang di selenggarakan oeleh masing-masing anggota dapat di lihat pada halaman 103.
Penjelasan:Transaksi No: 3) bunga wesel ( promes) yang di tarik dengan bunga 6% setahun untuk jangka waktu 60 hari.tabel 5:2=60 X 6% x Rp. 1.000,00=Rp.360
10.000,00
Transaksi No. 9) bunga modal untuk masing-masing anggota di hitung sebagai berikut:
Akuntansi untuk joint venture tidak di selenggarakan secara terpisahSaldo rekening joint venture dan rekening anggota –anggota lainnya pada buku masing-masing anggota akan menunjukkan saldo yang sama selama hubungan kerjasama masih ada ( belum di bubarkan ). Akan tetapi meskipun masing-masing partner mencatat transaksi-transaksi yang terjadi, pada buku-buku managing partner tetap harus di bentuk rekening-rekening aktiva dan hutang joint venture tersendiri seperti misalnya rekening-rekening:
Jangka waktu joint venture adalah tgl 1 okt sampai dengan 31 des 19 A = 3 bulan. Sedangkan bunga modal 8% adalah untuk jangka waktu 1 tahun.Akuntansi untuk joint venture tidak di selenggarakan secara terpisahSaldo rekening joint venture dan rekening anggota-anggota lainnya pada buku masing-masing anggota akan menunjukkan saldo yang sama selama hubungan kerjasama masih ada ( belum di bubarkan). Akan tetapi, meskipun masing-masing partner tetap harus di bentuk rekening-rekening aktiva dan hutang joint venture tersendiri
Seperti misalnya rekening-rekening: Kas-joint venture Piutang- joint venture Hutang- joint ventura Dan lain-lain
SEKIAN & TERIMA KASIH