65897364 PKMP UnivBrawijya Khoirun Nisyak Potensi Ekstrak Kulit Batang Kamboja
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN...
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN
TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI BUSANA MUSLIMAH
MODERN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Khoirun Nisya
208070000007
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2015 M
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“aku tidak pernah merasa kesepian
karena Allah selalu bersamaku”
Nisya
“TUHAN MENJAWAB DENGAN TIGA CARA:
1. Dia berkata “Ya” dan memberikan apa yang kau
inginkan.
2. Dia berkata “Tidak” dan menggantinya dengan yang
lebih baik
3. Dia berkata “Tunggu” dan akan memberikanmu yang
terbaik
Dan kini aku telah berusaha, berdoa serta aku
menunggu untuk Allah berkata “Ya” untukku”.
Nisya
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta, kedua
orang tuaku, Ayah H. Khodri (Alm) dan Ibu Hj. Asiah
vi
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) September 2014
C) Khoirun Nisya
D) Factors that Influence Consumer Buying Decisions Againt Modern
Muslim Fashion
E) xiii + 88 pagas + attachment
F) This study aims to determine the factors that influence consumer buying
decisions against modern muslim fashion by using logistic regression
approach. The hypothesis ini this study is the social variables which
reference groups and families, and psychological variables such as
motivation, perception, learning, as well as beliefs and attitudes influence
the buying decisions of modern muslim fashion.
The population in this study as many as 595 people, while a sample of
more than 200 people were taken using nonprobability sampling
technique. To measure the orientation purposes, the authors create their
own measurement tool based on the theory Kotler dan Armstrong (2007).
CFA (Confirmatory Factor Analysis) is used to test the gauge and Logistic
Regression Analysis was used to test the research hypotheses. All testing
techniques performed using SPSS and LISREL.
The results showed that the dimensions of beliefs and attitudes of
psychological factors infeluence the decision to buy a modern muslim
fashion fit (P>0.005) (Chi-square = 21.86, df= 14, P-value = 0.08146) and
accounted for 38.4% of the variation in the table the regression
coefficients of the six independent variable only one that sifnificantly
influence the decision to buy the dimensions logit beliefs and attitudes of
psychological factors (P-value<0.05).
In this study it is suggested that consideration of other variables associated
with purchasing decisions and consumer bahavior, such as the personality
of consumers who are more likely to explore the psychological state of the
consumer in the decision to buy. It is suggested to use the sample other
than the student, as a teenager with an age range, private employee, or
public figure.
G) Reading meterial: 20 books + 3 journals + 4 articles + 3 theses
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) September 2014
C) Khoirun Nisya
D) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen terhadap Keputusan
Membeli Busana Muslimah Modern
E) xiii + 88 halaman + lampiran
F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah
modern dengan menggunakan pendekatan regresi logistik. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah variabel sosial yaitu kelompok acuan/referensi dan
keluarga, dan variabel psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran,
serta keyakinan dan sikap mempengaruhi keputusan membeli busana
muslimah modern.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 595 orang sedangkan sampel
berjumlah 200 orang yang diambil dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling. Untuk mengukur orientasi tujuan, penulis
membuat sendiri alat ukur berdasarkan teori Kotler dan Armstrong (2007).
CFA (Confirmatory Factor Analysis) digunakan untuk menguji alat ukur
dan Regression Logistic Analysis digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian. Semua teknik pengujian dilakukan menggunakan SPSS dan
LISREL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi keyakinan dan sikap dari
faktor psikologis mempengaruhi keputusan membeli busana muslimah
modern fit (P>0.05) (Chi-Square=21.86, df=14, P-value=0.08146) dan
memberikan kontribusi sebesar 38.4% dari variasi keputusan membeli
dalam satuan logit. Namun dilihat dari tabel koefisien regresi dari enam
variabel independen hanya satu yang berpengaruh signifikan terhadap logit
keputusan membeli yaitu dimensi keyakinan dan sikap dari faktor
psikologis (P-value < 0.05).
Pada penelitian ini disarankan agar mempertimbangkan variabel lain yang
terkait dengan keputusan membeli dan perilaku konsumen, seperti
kepribadian konsumen yang lebih cenderung menggali kondisi psikologis
konsumen dalam keputusan membeli. Selanjutnya disarankan
menggunakan sampel lain selain mahasiswa, seperti remaja dengan
rentang usia, karyawan swasta, atau publik figur.
G) Bahan bacaan: 20 buku + 3 jurnal + 4 artikel + 3 skripsi
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, para pengikutnya dan para
penerus perjuangan beliau hingga kahir zaman.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Abdul
Mujib, M.Ag, M.Si, beserta jajarannya yang telah memberikan banyak ilmu
serta pengalaman, baik sebagai pembimbing maupun dosen.
2. Akhmad Baidun, M.Si sebagai pembimbing I yang sudah membimbing saya
menyelesaikan skripsi ini dengan sabar dan hangat.
3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberi berbagai ilmu dan pengetahuan. Semoga ilmu yang bermanfaat akan
menjadi suatu kebaikan yang tiada berujung.
4. Ikhwan Lutfi, M.Psi sebagai dosen Pembimbing Akademik.
viii
5. Para staf pegawai akademik, umum, keuangan, perpustakaan fakultas
psikologi dan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memudahkan penulis selama ini dalam proses administrasi.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayah H. Khodri (Alm) dan Emak Hj. Asiah yang
tiada henti mengorbankan seluruh jiwa dan raganya serta setiap doa yang
dipanjatkan kepada Sang Maha Pengasih dan Penyayang setiap saat demi
keberhasilan penulis. Terima kasih tak terhingga atas segalanya.
7. Untuk mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2008 terima kasih atas kebersamaan kalian disaat senang maupun
susah dan kenangan yang tak terlupakan selama ini.
8. Kak Puti, terima kasih untuk diskusi dan ilmu yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Para sahabat yang penulis sayangi, terima kasih atas dukungan dan perannya
sebagai pendengar yang baik.
Penulis menyadari bahwa segala bentuk kekurangan dan kesalahan yang
disengaja maupun yang tidak disengaja akan menjadi bahan renungan dan
perbaikan diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Peneliti berharap
semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap pembaca.
Ciputat, 17 Desember 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………...... iii
HALAMAN PERYATAAN ……………………………………..……………… iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………..…….…… v
ABSTRAK……...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...….. x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah ............................................................... 12
1.3 Perumusan Masalah ................................................................ 12
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 13
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 13
1.6 Sistematika Penelitian ............................................................. 14
BAB 2 KAJIAN TEORI .............................................................................. 16
2.1 Keputusan Membeli …............................................................ 16
2.1.1 Definisi keputusan membeli ....................................... 16
2.1.2 Jenis dan tahapan proses keputusan membeli.............. 19
2.1.3 Pengukuran keputusan membeli ................................. 23
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan membeli....................................................... 23
2.2 Perilaku Konsumen ................................................................... 30
2.2.1 Pengertian perilaku konsumen .................................... 30
2.2.2 Pentingnya perilaku konsumen .................................... 33
xi
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen .................................................... 34
2.3 Deskripsi Busana Muslimah .................................................. 42
2.3.1 Pengertian busana muslimah ..................................... 43
2.3.2 Kriteria busana muslimah............................................ 44
2.4 Kerangka Berpikir ................................................................. 48
2.5 Hipotesis ................................................................................. 51
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 52
3.1 Populasi dan Sampel ............................................................... 52
3.2 Variabel Penelitian .................................................................. 52
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 53
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 55
3.4.1 Skala keputusan membeli busana
muslimah modern ................................…….................. 55
3.4.2 Skala faktor sosial .......................................................... 56
3.4.3 Skala faktor psikologis ................................................... 56
3.5 Uji Validitas Konstruk Instrumen Penelitian ........................... 57
3.5.1 Uji validitas alat ukur sosial ........................................... 59
3.5.1.1. Uji validitas kelompok acuan ........................... 59
3.5.1.2. Uji validitas keluarga ....................................... 60
3.5.2. Uji validitas alat ukur psikologis ................................... 61
3.5.2.1. Uji validitas motivasi ...................................... 61
3.5.2.2. Uji validitas persepsi ....................................... 62
3.5.2.3. Uji validitas pembelajaran .............................. 63
3.5.2.4. Uji validitas keyakinan dan sikap ................... 64
3.6 Metode Analisis Data ................................................ ............... 65
3.7 Prosedur Penelitian ................................................................... 66
BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................................... 68
4.1 Gambaran Subjek Penelitian .................................................... 68
xii
4.2 Uji hipotesis penelitian ............................................................ 69
4.2.1 Analisis regresi logistik variabel penelitian .... ............... 69
4.2.1.1 Uji model regresi logistik ................................. 70
4.2.1.2 Signifikansi variabel ......................................... 72
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ....................... ................ 82
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 82
5.2 Diskusi ....................................................................................... 82
5.3 Saran ........................................................................................... 87
5.3.1 Saran teoritis ................................................................... 87
5.3.2 Saran praktis ................................................... ................ 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90
LAMPIRAN .................................................................................................... 91
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel variabel penelitian…………………………… ................ 52
Tabel 3.2 Skor skala penelitian………………………………................. 55
Tabel 3.3 Blue print skala keputusan membeli………………................. 56
Tabel 3.4 Blue print skala faktor sosial………………………................ 56
Table 3.5 Blue print skala faktor psikologis…………………................. 57
Tabel 3.6 Muatan faktor kelompok acuan……………………................. 60
Tabel 3.7 Muatan faktor keluarga……………………………................. 61
Tabel 3.8 Muatan faktor motivasi……………………………................. 62
Tabel 3.9 Muatan faktor persepsi…………………………….................. 63
Tabel 3.10 Muatan faktor pembelajaran………………………................. 63
Tabel 3.11 Muatan faktor keyakinan dan sikap ...............……................. 64
Tabel 4.1 Tabel klasifikasi……………………………………................. 68
Table 4.2 Descriptive statistics……………………………….................. 69
Tabel 4.3 Nagelkerke r square………………………………................... 70
Table 4.4 Hormer and lemeshow test………………………................... 71
Tabel 4.5 Koefisien regresi……………………………........................... 72
Tabel 4.6 Proporsi varians untuk masing-masing
variabel independen....................................................................... 80
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model proses pembelian lima tahap............................................ 20
Gambar 2.2 Busana muslimah modern…………………............................... 47
Gambar 2.3. Kerangka berpikir…………………………………................... 50
xv
LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian....................................................................... 92
Lampiran 2 Data Hasil Skoring..................................................................... 97
Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram.......................................................... 101
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah,
pembatasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan penelitian.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan fashion muslimah belakangan ini semakin pesat dan maju. Hal ini
terlihat dari banyaknya wanita remaja hingga dewasa yang mengenakan busana
muslimah. Setiap hari fashion yang digunakan senantiasa bervariasi sesuai dengan
kreativitas penggunanya. Fashion muslimah terus mengalami perubahan dari
mulai gaya konservatif menjadi lebih kontemporer yang berjiwa muda. Beragam
faktor yang membuat fashion muslimah terus berkembang. Dari munculnya
banyak komunitas seperti Hijabers Community, Hijabers Mom, sampai
diselenggarakannya beragam bazar, dan peragaan busana muslimah
(kemenperin.go.id).
Perkembangan industri fashion muslimah di tanah air mulai marak di kota-
kota besar di pulau Jawa sejak tahun 1990-an, namun baru dirasakan pada tahun
1995. Sejak saat itulah, semakin banyak perempuan Indonesia yang berbusana
muslimah, bahkan busana khas ini telah menyebar ke berbagai perkantoran, hotel
berbintang, sekolah, hingga pasar modern dan tradisional. Fashion muslimah di
Indonesia memiliki ciri khas tertentu. Kolaborasi efektif antara pemerintah dan
swasta dalam upaya mengoptimalkan potensi kekayaan budaya dan perancang
busana diyakini akan menghasilkan produk yang inovatif dan produktif. Desain
2
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam peningkatan daya saing di
dalam produk industri busana muslimah. Oleh karena itu, untuk memenangkan
kompetisi pasar dalam maupun luar negeri, para pelaku usaha industri busana
muslim harus memperkuat kreativitas untuk menuangkan ide baru
(kemenperin.go.id).
Busana muslimah modern dalam penelitian ini merupakan busana yang
sesuai dengan kaidah agama islam. Adapun kriteria busana muslimah yang sesuai
dengan syariat agama yaitu busana yang menutupi seluruh bagian tubuh, dari
ujung kepala hingga ujung kaki kecuali wajah dan telapak tangan. Sesuai dengan
firman Allah yang berbunyi “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istri kamu, anak-
anak gadismu dan istri-istri orang mukmin: hendaklah ia mengulurkan jilbabnya
keseluruh tubuhnya. Yang demikian itu supaya mereka mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (QS. Al-Ahzab: 59). Seorang muslimah yang baik dianjurkan
untuk memakai busana yang tidak memperlihatkan bentuk lekukan tubuh atau
tidak ketat, tidak menerawang atau tipis, tidak menyerupai pakaian laki-laki, dan
tidak menggunakan aksesoris dan perhiasan yang mencolok karena akan menarik
perhatian orang banyak (Amzah, 2007).
Terlepas dari aturan agama dalam berbusana yang sesuai syar’i, busana
muslimah modern ini mangacu pada trend busana muslim yang sedang
berkembang pesat saat ini. Dengan adanya fenomena hijab muslim di Indonesia
khususnya di ibukota Jakarta, banyak bermunculan para desainer berbakat yang
bersaing dalam menghasilkan kreativitas busana muslimah. Hasil kreasi busana
3
muslimah yang mudah diperoleh dan terkenal dikalangan masyarakat yaitu, dari
beberapa publik figur seperti Dian Pelangi, Ria Miranda, Adya Zaskia Mecca,
Zaskia Sungkar, Jena Hara, dan lain-lain (republika.co.id, 2014).
Salah satu desainer yang penulis jadikan acuan busana muslimah modern
yaitu hasil kreasi busana muslim Dian Pelangi. Usianya baru menginjak 23 tahun.
Namun, Dian Pelangi sebagai salah satu desainer busana muslim yang cukup
diperhitungkan di dalam negeri maupun dunia internasional. Sebagai desainer
multitalenta dan warna-warni yang menjadi ciri khasnya di atas panggung busana
muslim di Tanah Air dan mancanegara, Dian Pelangi berusaha menggali
kekayaan budaya Indonesia, mulai dari tie dye dengan warna-warna cerah, kain
songket, dan batik yang terkesan mewah. Tahun 2009 menjadi gerbang pembuka
Dian menuju industri fashion internasional. Ketika itu, bersama dengan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dian
mengadakan pergelaran busana pertama di Melbourne, Australia. Kemudian, Dian
kembali memamerkan rancangannya di Abu Dhabi dan mendapatkan respons
positif dari pelaku fashion di negara tersebut. Setelah diwawancarai CNN pada
2010, popularitas Dian kian melejit dan menjadi salah satu desainer berpengaruh
dan diikuti di dunia mode Indonesia. Kini, Dian menjajaki sejumlah ajang fashion
di mancanegara. Sebut saja, The International Fair of Muslim World di Paris,
Haute Arabia High Tea di London, dan sejumlah ajang fashion show di Asia dan
Timur Tengah. Desainer lulusan sekolah mode ESMOD Jakarta tersebut tidak
hanya meluncurkan busana muslim, tapi juga menerbitkan dua buku untuk
memberikan inspirasi bagi para muslimah di Indonesia dan mancanegara.
4
Kepiawaian Dian dalam dunia fashion memastikan jejaknya sebagai salah satu
desainer muda Indonesia yang patut diperhitungkan (republika.co.id, 2014).
Busana muslimah modern dalam penelitian ini digunakan oleh mahasiswa
yang tampil modis yaitu menggunakan hijab pashmina (dengan bahan sifon,
spandek, kaos, sutra, satin, ceruti dan lain-lain) dan segi empat (dengan variasi
motif seperti bunga kecil, polyester, sifon, dan lain-lain). Biasanya hijab ini
dikreasikan dengan gaya yang bervariasi sesuai dengan keinginan pemakai.
Busana yang digunakan bisa mengenakan rok, celana panjang, kardigan, rompi,
baju dan lain sebagainya dengan kreasi yang sesuai keinginan selera konsumen
dalam mengenakannya.
Perkembangan fashion muslim yang begitu pesat, menjadikan timbulnya
persaingan pasar dalam menarik minat konsumen untuk melakukan keputusan
membeli. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk
dan merek tertentu. Konsumen membeli produk yang sesuai kebutuhan, selera,
dan daya beli. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu dengan harga
yang lebih murah. Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari.
Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara rinci
untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, dimana konsumen
membeli, bagaimana dan berapa banyak yang konsumen beli, kapan konsumen
membeli, dan mengapa konsumen membeli. Pemasar dapat mempelajari
pembelian konsumen yang sebenarnya untuk menemukan apa yang dibeli,
dimana, dan berapa banyak (Kotler & Armstrong, 2008).
5
Keputusan membeli merupakan pemilihan suatu tindakan dari dua atau
lebih pilihan alternatif, menurut Schiffman dan Kanuk (2002). Keputusan
membeli oleh seorang konsumen terhadap suatu produk diawali dengan kesadaran
pembeli akan adanya masalah kebutuhan. Konsumen menyadari bahwa terdapat
perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Hal ini
mengakibatkan konsumen aktif mencari informasi yang lebih banyak untuk
mengetahui produk yang diminati. Setelah memperoleh informasi dan melakukan
evaluasi barulah seorang konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu
produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Sebelum keputusan tersebut
diambil, seseorang akan dihadapkan pada suatu proses pengambilan keputusan
yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian (Setiadi, 2008).
Dari proses pengambilan keputusan di atas, tugas pemasar memahami
perilaku pembeli pada setiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap
tersebut. Pendirian orang lain, faktor situasi tidak diantisipasi, dan resiko yang
dirasakan dapat mempengaruhi keputusan pembelian, demikian pula tingkat
kepuasan pasca pembelian konsumen dan tindakan pasca pembelian di pihak
perusahaan. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian, pelanggan
yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan dan
kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada pihak lain. Perusahaan harus
berusaha memastikan kepuasaan konsumen pada semua tingkat dalam proses
pembelian (Setiadi, 2008).
6
Hal di atas, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap
seluruhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin,
konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Misalnya,
seorang wanita yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali
kebutuhan dan langsung pada keputusan pembelian, melompati tahap pencarian
informasi dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan untuk
muncul ketika konsumen mengahadapi situasi membeli yang komplek dan baru
(Setiadi, 2008).
Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen sangat penting
dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Mengerti bagaimana pembeli
melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif,
memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli, para pemasar dapat
mengambil isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli. Serta
mengerti berbagai pertisipan dalam proses pembelian dan pengaruh utama dalam
perilaku membeli konsumen, para pemasar dapat merancang program pemasaran
yang lebih efektif bagi pemasaran (Setiadi, 2008).
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan
membeli busana muslimah modern (Fashion Hijab), namun dalam penelitian ini
peneliti merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Kotler dan Armtsrong, 2008.
Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan
membeli, yaitu faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Dari keempat faktor,
penulis hanya akan mengambil dua dari empat faktor, dengan tidak memasukkan
faktor budaya dan faktor pribadi. Alasan penulis tidak memasukkan faktor budaya
7
karena dari hasil penelitian sebelumnya item yang digunakan dalam penelitian
kurang mengukur variabel devenden yaitu keputusan membeli busana muslimah
modern. Sedangkan untuk faktor pribadi alasan penulis tidak menggunakannya
karena kurangnya informasi yang diperoleh. Hal ini akan dijadikkan sebagai
masukan bagi penulis yang akan disampaikan pada saran praktis agar penelitian
selanjutnya menggunakan faktor pribadi. Berikut penjelasan secara general dari
faktor yang akan penulis bahas.
Faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti kelompok
kecil dan keluarga. Perilaku seseorang banyak dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil atau kelompok acuan (reference). Terdapat kelompok acuan yang menjadi
acuan individu dalam bertindak untuk membentuk sikap atau perilaku tertentu.
Kelompok dapat terdiri dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk mencapai
tujuan pribadi dan tujuan bersama. Keluarga (family) terdiri dari dua orang atau
lebih yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal
bersama (Kotler & Armstrong, 2008).
Faktor psikologis menjadi pilihan pembelian seseorang yang dipengaruhi
oleh empat faktor psikologis utama yaitu, motivasi, persepsi, pembelajaran serta
keyakinan dan sikap. Motivasi atau dorongan identik dengan kebutuhan pada
konsumen. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan mencapai tingkat
intensitas yang kuat untuk memperoleh kepuasan. Konsumen yang termotivasi
siap bertindak. Cara konsumen bertindak dipengaruhi oleh persepsi dirinya
terhadap situasi, di mana terdapat suatu proses individu untuk memilih, mengatur,
dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran. Pembelajaran
8
menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku membeli konsumen.
Keyakinan merupakan pikiran deskriptif tentang sesuatu. Sedangkan sikap
merupakan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relative konsisten dari seseorang
terhadap sebuah objek atau ide (Kotler & Armstrong, 2008).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Feri Aditia Suhaji 2010 dengan
judul “faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian baju MINT di
counter Java Mall”. Variabel yang digunakan yaitu kebudayaan, kelas sosial,
kelompok referensi, keluarga, pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan,
serta konsep diri. Metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan
psikologis mempengaruhi keputusan pembelian baju MINT di counter Java Mall.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yohanes Suhari (2008) yang berjudul
keputusan membeli secara online dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (studi
kasus produk e-Marketplace). Variabel yang digunakan yaitu kekuatan sosial
budaya (faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan, dan keluarga) dan
kekuatan psikologis (pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, serta
gambaran diri). Alat analasis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor keputusan pembelian dipengaruhi
oleh kekuatan sosial budaya (faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan, dan
keluarga) dan kekuatan psikologis (pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan
keyakinan, serta gambaran diri).
9
Uraian di atas telah membahas faktor yang mempengaruhi keputusan
membeli konsumen, kemudian penulis akan membahas tentang proses dari
pembuatan keputusan membeli konsumen. Memutuskan berarti memilih salah
satu dari dua atau lebih alternatif. Meskipun pemasar sering merujuk tentang
pemilihan antara obyek (barang, merek, tempat berbelanja), konsumen sebenarnya
memilih antara alternatif perilaku berkenaan dengan obyek tersebut. Pemasar
tertarik pada perilaku pembelian konsumen, khususnya pilihan konsumen untuk
produk yang dibeli (Supranto & Limakrisna, 2011).
Semua aspek dari afeksi dan kognisi terlibat dalam pembuatan keputusan
konsumen, termasuk pengetahuan, makna (meaning), dan kepercayaan yang
digerakkan dari memori dan atensi serta proses komprehensip yang terlibat di
dalam interpretasi informasi baru di lingkungan. Proses di dalam pembuatan
keputusan konsumen merupakan proses integrasi dengan pengetahuan yang
dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif perilaku. Hasil dari
proses integrasi merupakan suatu pilihan (choice), secara kognitif terwakili
sebagai intensi perilaku (behavioral intention). Intensi perilaku disebut rencana
keputusan atau decision plan (Supranto & Limakrisna, 2011).
Pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah, berfokus
pada tujuan konsumen yang dicari, dicapai dan dipuaskan. Konsumen memahami
masalah sebagai sesuatu yang diinginkan belum tercapai. Konsumen membuat
keputusan tentang perilaku mana yang cocok untuk mencapai tujuan atau
keinginan. Kemudian pembuatan keputusan konsumen merupakan tujuan yang
diarahkan sebagai proses pemecahan masalah (Supranto & Limakrisna, 2011).
10
Tujuan yang diinginkan konsumen berkaitan erat dengan kualitas produk
yang baik, oleh sebab itu akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam
memilih dan mempertahankan suatu produk. Konsumen akan menentukan produk
tersebut menjadi pilihan pertama jika terjadi pembelian dimasa yang akan datang.
Perusahaan bertujuan memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen dalam
menyusun strategi pemasaran yang tepat dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Usaha perusahaan dalam memberikan kepuasan tertinggi bagi
konsumen dilakukan melalui studi atau penelitian dengan maksud mencari
sejumlah info tentang faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
membeli sebuah produk (Kotler & Amstrong, 2008).
Penelitian ini diangkat karena menurut penulis adanya peranan yang besar
dalam perilaku yang dimunculkan konsumen ketika melakukan keputusan
membeli suatu barang dan jasa. Dalam hal ini, konsumen sering dijadikan objek
studi karena banya keputusan penting yang dipengaruhi oleh perilaku dan harapan
konsumen. Berawal dari pengertian dasar pemasaran yang menyatakan bahwa
manusia yang ditujukan untuk memasarkan kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran (barang, jasa, dan ide), maka pemahaman terhadap perilaku
konsumen merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya pencapaian
program pemasaran jangka panjang bagi pemasar (Angipora, 2002).
Adanya faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk
melakukan pembelian, diperlukan suatu orientasi baru bagi para pemasar, yaitu
biasa disebut dengan konsep pemasaran yang memiliki tiga unsur pokok. Pertama,
perusahan harus berupaya untuk mengidentifikasi, memuaskan kebutuhan dan
11
keinginan konsumen. Kedua, untuk memuaskan konsumen, perusahaan perlu
menggunakan sumber yang dimiliki secara efektif. Sehingga apa yang menjadi
tujuan perusahaan, merupakan kriteria untuk memilih kebutuhan dan keinginan
yang dilayani. Ketiga, usaha yang terintegrasi merupakan usaha efektif dalam
pencapaian tujuan pemasar melalui kepuasan konsumen. Oleh karena itu,
penelitian ini menjadi sangat menarik untuk diteliti karena adanya kesenjangan
antara kebutuhan dan keinginan konsumen dalam memutuskan pembelian serta
adanya kepuasan konsumen ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang
dan jasa dalam hal ini busana muslimah modern yang dihasilkan oleh para
pemasar dengan melihat faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk
membeli (Angipora, 2002).
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan membeli
tetapi dalam penelitian ini penulis hanya akan mengkaji sebagian saja yaitu faktor
sosial dan psikologis yang meliputi aspek: kelompok acuan/referensi, keluarga,
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Kondisi ini
merupakan faktor pendorong untuk diadakannya penelitian guna mengetahui
pengaruh beberapa faktor di dalamnya, sehingga penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang akan mengkaji permasalahan tersebut dengan judul “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Konsumen terhadap Keputusan Membeli
Busana Muslimah Modern”.
12
1.2 Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas, maka diperlukan suatu batasan
masalah. Adapun yang menjadi batasan dalam penelitian ini terkait keputusan
membeli dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen adalah sebagai berikut:
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan membeli busana
muslimah modern.
2. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel kelompok acuan,
keluarga, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.
3. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang mengenakan busana muslimah modern.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan
rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan faktor sosial (kelompok acuan dan
keluarga), dan faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan
dan sikap) konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah modern?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kelompok acuan/referensi
konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah modern?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan keluarga konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern?
13
5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan persepsi konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern?
6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern?
7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan keyakinan dan sikap kosumen
terhadap keputusan membeli busana muslimah modern?
8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan usia kosumen terhadap keputusan
membeli busana muslimah modern?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan faktor sosial, dan
psikologis terhadap keputusan membeli busana muslimah modern pada mahasiswi
Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan teoritis
bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Temuan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritik khususnya
pengaruh faktor sosial dan psikologis konsumen terhadap keputusan
membeli. Kuat atau lemahnya pengaruh faktor sosial, dan psikologis
konsumen terhadap keputusan membeli diharapakan akan memperkuat
temuan dalam penelitian ini.
14
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah
modern. Hasil penelitian ini pada tahap selanjutnya diharapkan dapat
diimplementasikan dalam mempengaruhi keputusan membeli busana
muslimah modern.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab 2 Kajian Teori
Kajian teori meliputi definisi keputusan membeli, jenis keputusan
membeli, faktor-faktor yang mepengaruhi keputusan membeli, tahap-tahap
proses keputusan membeli. Definisi perilaku konsumen, pentingnya
perilaku konsumen, faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Deskripsi busana muslimah, pengertian busana muslimah, kriteria busana
muslimah, model busana muslimah modern, kerangka berpikir, dan
hipotesis.
Bab 3 Metode Penelitian
Metodologi penelitian ini meliputi populasi dan sampel, variabel
penelitian dan definisi operasional, instrumen pengumpulan data, skala
15
keputusan membeli, skala faktor sosial, skala faktor psikologis, dan uji
validitas.
Bab 4 Hasil Penelitian
Hasil penelitian meliputi gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil
penelitian, kategorisasi variabel penelitian, uji hipotesis penelitian dan
pengujian varian masing-masing independent variable
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran meliputi kesimpulan, diskusi, saran teoritis, dan
saran praktis.
16
BAB 2
KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan teori keputusan membeli, teori perilaku konsumen,
deskripsi busana muslimah modern, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1 Keputusan Membeli
2.1.1 Definsi keputusan membeli
Keputusan membeli sebagai suatu sikap yang merupakan kelanjutan dari proses
yang dilakukan individu ketika dihadapkan pada situasi dan alternatif tertentu
untuk berperilaku dalam memenuhi kebutuhannya. Ditinjau dari perilaku
konsumen, maka keputusan membeli adalah ketika konsumen telah memilih
antara membeli atau tidak membeli, memilih antara merek yang satu dengan
merek yang lain atau memilih membelajakan antara barang A atau barang B
(Schiffman & Kanuk, 2000).
Ada beberapa variasi pengambilan keputusan. Berdasarkan variasi
tersebut, Engel (2002) menjelaskan tipe pengambilan keputusan lebih terperinci
dengan menggolongkan pengambilan keputusan menjadi tiga golongan yaitu
pengambilan keputusan diperluas (extended problem solving), pengambilan
keputusan antara (midrange problem solving), dan pengambilan keputusan
terbatas (limited problem solving). Dalam istilah umum, membuat keputusan
adalah penyeleksian tindakan dari dua atau lebih alternatif (Schiffman & kanuk,
2000). Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa
17
alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang
dilakukan tanpa adanya pilhan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan.
Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga tahapan, antara lain: input,
proses, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan
produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha pemasaran perusahaan
(produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh sosioeksternal konsumen
(keluarga, teman, tetangga, kelas, budaya). Tahapan proses fokus terhadap
bagaimana konsumen membuat keputusan yang mencakup faktor psikologis
(motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang mempengaruhi rekognisi
terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum pembelian, dan evaluasi
alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan perilaku setelah pembelian
(Schiffman & Kanuk, 2000).
Pengambilan keputusan membeli konsumen juga dapat dipengaruhi oleh
barbagai faktor, yang bersifat individual (internal) maupun yang berasal dari
lingkungan (eksternal). Beberapa faktor yang berasal dari lingkungan seperti
budaya, kelas sosial, pengaruh kelompok, dan keluarga dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan seseorang. Adapun beberapa hal yang bersifat
individual yang dapat mempengaruhi yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian dan gaya hidup serta demogarfi
(Engel, Blackwell, & Miniard, 2002).
Menurut Setiadi (2010), keputusan yang diambil oleh seseorang dapat
disebut sebagai pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan,
konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau dipuaskan.
18
Selanjutnya, konsumen akan membuat keputusan mengenai perilaku yang ingin
dilakukan untuk dapat memecahkan masalahnya. Selanjutnya dijelaskan bahwa
pemecahan masalah merupakan suatu aliran timbal balik yang berkesinambungan
di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan
ingin memakai produk yang dilihatnya, menurut Kotler dan Armstrong (2008)
proses keputusan membeli akan dilalui lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan tingkah laku
pasca membeli. Berdasarkan uraian di atas, dapat dismpulkan bahwa keputusan
membeli merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam
pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua alternatif perilaku atau lebih,
dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli. Dengan terlebih
dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan dan disertai oleh beberapa
faktor yang mendominasinya.
Dari banyaknya teori yang dikemukakan, penulis menyimpulkan definisi
dari keputusan membeli adalah salah satu bentuk perilaku konsumen yang
memutuskan memilih antara membeli atau tidak membeli. Sebelum masuk pada
tahap keputusan membeli , konsumen akan melewati beberapa proses, dimana
proses tersebut merupakan gambaran bagaimana konsumen menganalisis berbagai
macam masukan. Konsumen akan dihadapkan pilihan yang dipengaruhi oleh
pengetahuan dalam mengevaluasi produk, sehingga konsumen dapat menentukan
pilihan, apakah akan membeli atau tidak guna memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
19
2.1.2 Jenis dan tahapan proses keputusan membeli
A. Jenis pengambilan keputusan membeli
Ada beberapa variasi pengambilan keputusan membeli. Berdasarkan variasi itu,
Engel, Blackwell dan Miniard (2002) menjelaskan ke dalam tipe yang lebih
terperinci dengan menggolongkan tipe pengambilan keputusan menjadi tiga
golongan yaitu: pengambilan keputusan diperluas, pengambilan keputusan antara,
dan pengambilan keputusan terbatas.
1. Pengambilan keputusan diperluas (extended problem solving)
Pada proses pengambilan keputusan yang diperluas, konsumen terbuka pada
informasi berbagai sumber dan termotivasi untuk menilai dan
mempertimbangkan serta membuat pilihan yang tepat (Engel, Blackwell, dan
Miniard, 2002). Pengambilan keputusan diperluas biasanya dilakukan pada
pembelian barang yang tahan lama seperti mobil, rumah, pakaian mahal,
peralatan elektronik dan sebagainya. Dalam kondisi ini konsumen melakukan
pencarian informasi yang intensif dan evaluasi terhadap banyak alternatif.
2. Pengambilan keputusan antara (midrange problem solving)
Pengambilan keputusan ini berada di antara kedua titik ekstrem yaitu
pengambilan keputusan yang diperluas dan pengambilan keputusan yang
terbatas. Tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif dilakukan oleh
konsumen tetapi intensitasnya terbatas. Karena konsumen sudah mendapat
informasi sebelumnya, maka konsumen akan langsung mengambil keputusan
membeli tanpa harus mempertimbangkan lagi. Tahapan pengambilan
keputusan tidak dilalui semuanya. Setelah melakukan proses pembelian,
20
konsumen merasa tidak perlu lagi untuk melakukan evaluasi lagi karena
konsumen sudah merasa yakin dengan pilihannya (Engel, Blackwell &
Miniard, 2002).
3. Pengambilan keputusan terbatas (limited problem solving)
Pada proses pengambilan keputusan terbatas, konsumen akan
menyederhanakan proses dan mengurangi jumlah dan variasi dari sumber
informasi alternatif dan kriteria yang digunakan untuk evaluasi. Pilihan
biasanya dibuat dengan mengikuti aturan yang sederhana. Hanya sedikit
pencarian informasi dan evaluasi sebelum pembelian atau dengan kata lain
pengenalan kebutuhannya mengarah pada tindakan pembelian Engel,
Blackwell dan Miniard, 2002). Pencarian yang ekstensif dan evaluasi alternatif
dihindari karena proses pembelian diasumsikan sebagai hal yang tidak penting
bagi konsumen.
B. Tahap-tahap proses keputusan pembelian
Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah
modeldi bawah ini (Kotler, 2010):
Sumber : Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (2010)
Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima
tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi,
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
21
khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi
dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya
tidak sesuai. Secara rinci tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli
menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan
yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari
dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus
dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan
berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada.
Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong
kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu (Engel,
Blackwell & Miniard, 1995).
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari
informasi lebih banyak. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam
memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). Salah
satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber informasi utama yang
dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing
sumber terhadap keputusan membeli. Menurut Setiadi (2010), Sumber
informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok:
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
22
b. Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan
pameran.
c. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen.
d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan
produk.
3. Evaluasi alternatif
Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses
evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang
konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan
pada pertimbangan yang sadar dan rasional (Kotler & Armstrong, 2008).
Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang
di mana setiap merek berada pada ciri masing-masing. Kepercayaan merek
menimbulkan citra merek.
4. Keputusan membeli
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam
menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif yang
harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli
(Setiadi, 2010). Pada dasarnya, konsumen mengalami masalah ketika hendak
mengambil keputusan pembelian, sehingga diperlukan beberapa solusi
pemecahan masalah. Pemecahan masalah konsumen memberikan solusi aktif
bagi terealisasinya sebuah keputusan pembelian. Ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap dan pendirian orang lain serta
situasi yang tidak dapat diantisipasi.
23
5. Tingkah laku pasca pembelian
Tingkah laku konsumen yang akan mengalami beberapa tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan (Kotler dan Armstrong, 1997). Konsumen mendasarkan
harapan pada informasi yang diterima, bila produk produk tidak memenuhi
harapan maka konsumen akan kecewa dan bila memenuhi harapan, maka
konsumen akan puas. Kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat
penting, karena biaya yang dibutuhkan dalam menarik pelanggan baru akan
lebih besar dari pada biaya dalam mempertahankan pelanggan lama dengan
melakukan pemuasan pelanggan.
2.1.3 Pengukuran keputusan membeli
Alat ukur yang digunakan untuk variabel keputusan membeli dalam penelitian ini
dibuat sendiri oleh peneliti. Menggunakan satu pernyataan dengan pilihan
jawaban dua alternatif, ya atau tidak. Alat ukur ini biasa disebut dengan skala
kategorik.
Skala ini disusun berdasarkan indikator yang terdapat pada definisi keputusan
membeli dalam penelitian ini adalah suatu keputusan seseorang dimana
ketika konsumen memilih antara membeli atau tidak membeli (Schiffman &
Kanuk, 2000).
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli
Proses pengambilan keputusan membeli pada konsumen dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang bersifat individual (internal) maupun yang berasal dari
lingkungan (eksternal). Kotler dan Kelle (2010) membaginya sebagai berikut:
24
a. Faktor internal
1. Persepsi (perception)
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan
menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti
dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda
dari rangsangan yang sama. Pemasar tidak ingin target pasarnya hanya melihat
produk atau modelnya saja. Pemasar ingin mengkomunikasikan atau
menyampaikan sesuatu tentang produk itu sebaik mungkin. Pemasar sering
menggunakan model yang atraktif, humor, atau faktor lain untuk membuat
konsumen berminat (Kotler & Armstrong, 2008).
Persepsi terdiri dari kegiatan yang mana individu memperoleh dan
memberikan makna terhadap rangsangan. Persepsi di mulai dengan exposure –
attention – interpretation – memory – purchase and consumption decisions.
Proses ini yang dilalui seseorang dalam memilih, mengorganisasikan, dan
mengitepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti
mengenai dunia (Kotler, 2008).
2. Belajar (learning)
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah
sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari
membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya,
baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak
sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa
depan dalam situasi yang sama (Kotler dan Armstrong, 2008). Konsumen
25
bertindak maka dengan sendirinya belajar. Pembelajaran menggambarkan
perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman,
pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan,
petunjuk, respon, dan pembenaran.
3. Memori (memory)
Menurut Kotler dan Keller, (2010), memory merupakan hasil dari belajar. Pada
umumnya informasi berjalan langsung pada short term memory untuk
memecahkan suatu masalah antara dua aktivitas dasar, aktivitas elaboratif
(menggunakan pengalaman, nilai, sikap untuk menafsirkan dan mengevaluasi
informasi dalam memory) dan maintenance rehearsal (pengulangan terus-
menerus dari sedikit informasi untuk terus menetap dalam memori). Long term
memory merupakan informasi dari proses informasi sebelumnya yang telah
tersimpan untuk masa depan. Hal itu mengalami restrukturisasi sebagai
informasi baru yang diperoleh. Informasi dipanggil kembali dari ingatan untuk
pemecahan masalah dan suksesnya proses pemanggilan tergantung pada
bagaimana materi yang dipelajari dengan baik dan kecocokan antara pencarian
dan lingkungan belajar.
4. Motivasi (motivation)
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari
kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow dalam bukunya Kotler
dan Armstrong (2008), seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada
suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hirarki, dari yang
paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal,
26
keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang
paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi
motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan
kebutuhan paling penting berikutnya.
5. Kepribadian (personality)
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada
kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri.
Contoh, orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi,
defensif, mudah beradaptasi, agresif. Pendekatan kepribadian berusaha untuk
mengkuantitatifkan karekteristik yang dimiliki individu (Kotler & Keller,
2010).
6. Emosi (emotions)
Emosi merupakan perasaan yang tidak dapat di kontrol yang mempengaruhi
perilaku. Emosi terjadi ketika kejadian atau peristiwa di lingkungan atau proses
mental kita memicu perubahan fisiologis, termasuk meningkatnya perspirasi,
pembesaran pupil, meningkatnya detak jantung dan nafas, dan gula darah yang
tinggi (Hawkins, Best & Coney, 1995). Hal tersebut mempengaruhi pikiran dan
perilaku konsumen. Design pemasar dan posisi produk bisa meningkatkan dan
mengurangi emosi. Iklan termasuk materi pembangkit emosi untuk
meningkatkan perhatian, proses, mengingat, dan preferensi merek melalui
classical conditioning dan evaluasi secara langsung.
27
7. Sikap (attitudes)
Sikap adalah cara orang berpikir, merasa, dan bertingkah laku menuju
beberapa aspek dalam lingkungannya. Sikap mempunyai tiga bagian
komponen yaitu kognitif, afektif, dan behavioral. Komponen kognitif terdiri
dari keyakinan individu atau pengetahuan terhadap suatu objek. Sedangkan
perasaan atau emosi pada suatu objek merupakan komponen afektif.
Komponen behavioral mencerminkan tindakan dan pernyataan intens
behavioral kepada atribut yang spesifik pada sebagian atau seluruh objek. Pada
umumnya, ketiga komponen ini cenderung konsistensi satu sama lain (Kotler
& Kelle,2010).
8. Konsep diri (self concept)
Konsep diri diartikan sebagai totalitas pikiran individu dan perasaannya
terhadap suatu objek. Ada empat tipe konsep diri yaitu diri aktual, diri sosial,
private self concept, dan diri ideal (Setiadi, 2010). Konsep diri penting untuk
pemasar karena konsumen membeli dan menggunakan produk untuk
mengungkapkan, memelihara dan meningkatkan konsep diri mereka.
9. Gaya hidup (lifestyle)
Gaya hidup menunjukkan pola di mana orang hidup dan menghabiskan waktu
serta uang (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995). Hal ini merupakan fungsi
dari karakteristik yang melekat seseorang individu yang telah dibentuk melalui
interaksi sosial. Sebagai orang yang hidup melalui siklus hidupnya dan
bagaimana individu mengekspresikan konsep dirinya.
28
Seperti dikemukakan Schiffman dan Kanuk (2006) selain dipengaruhi
oleh faktor internal, keputusan membeli juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
b. Faktor eksternal
1. Budaya (culture)
Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Budaya
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan hal
lainnya yang diperoleh seseorang sebagai anggota dari sebuah komunitas.
Budaya memunculkan batasan terhadap perilaku seseorang dan mempengaruhi
fungsi institusi yang ada di dalam masyarakat, diantaranya keluarga dan media
massa (Kotler & Armstrong, 2008).
2. Subbudaya (subculture)
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan
pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan dan daerah. Subbudaya ini
terdiri dari nasionalitas, agama, ras dan wilayah geografi (Kotler dan
Armstrong, 2008). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai
suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara
dramatis.
3. Demografi (demography)
Demografi dideskripsikan sebagai suatu populasi yang didasarkan pada jumlah
masyarakat yang ada di suatu masyarakat, struktur masyarakat (meliputi jenis
kelamin, penghasilan, pendidikan dan pedapatan), dan distribusi, yaitu lokasi
fisik secara geografis. Sementara itu Kotler dan Armstrong (2008)
mengemukakan bahwa faktor demografi yaitu status sosial ekonomi meliputi
29
pekerjaan, pendapatan dan kekayaan. Setiap produsen juga memperhitungkan
aspek demografi dalam menghasilkan suatu produk.
4. Status sosial (social status)
Status sosial seseorang ditentukan oleh kelas sosial orang tersebut. Status sosial
diklasifikasikan berdasarkan pekerjaan, pendidikan, kepemilikan, penghasilan
dan warisan (Kotler dan Armstrong, 2008). Dikatakan bahwa orang yang
berada pada status sosial yang sama cenderung untuk saling berbagi keyakinan,
nilai dan cara bertindak. Nilai, keyakinan dan interaksi yang berkembang ini
berpengaruh pada perilaku konsumen.
5. Kelompok acuan (reference group)
Kelompok referensi adalah kelompok yang nilai atau perspektifnya dijadikan
panutan atau acuan oleh anggotanya dalam perilaku keseharian mereka. Jenis
kelompok referensi bermacam-macam, contohnya keluarga dan lingkungan
kantor (Kotler & Armstrong, 1996).
6. Keluarga (family)
Keluarga merupakan institusi terkecil di dalam masyarakat. Setiap keluarga
menganut nilai dan norma yang berbeda serta mempunyai pola yang unik
dalam membelanjakan uang (Kotler dan Armstrong, 2008). Keluarga juga
menjadi variabel struktural yang memberikan pengaruh bagi keputusan
membeli, yang terdiri dari usia kepala rumah tangga atau keluarga, status
perkawinan, kehadiran anak dan status pekerjaan serta peran status suami istri
dalam rumah tangga.
30
Meskipun banyak faktor di atas dapat mempengaruhi keputusan
membeli. Namun sebelum memutuskan untuk membeli perilaku konsumen
biasanya terlebih dahulu melakukan proses pengambilan keputusan. Proses
pengambilan keputusan memiliki tahap-tahap yang harus dilalui konsumen
sebelum memutuskan untuk membeli.
2.2 Perilaku Konsumen
2.2.1 Pengertian perilaku konsumen
W.J. Stanton (1984) mengemukakan bahwa pasar adalah orang yang mempunyai
keinginan untuk puas, mempunyai uang untuk belanja dan mempunyai kemauan
untuk membelanjakannya. Dari kedua defenisi tersebut dapat dikemukakan tiga
faktor yang tercakup di dalamnya, yaitu pembeli yang memiliki keinginan daya
beli untuk membelanjakan. Kesemua faktor tersebut menggambarkan perilaku
konsumen. Perilaku konsumen dapat dikemukakan sebagai kegiatan individu baik
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam mendapatkan serta
menggunakan barang dan jasa (dalam Tarigan, 2007).
Loudon dan Bitta (1998) mendefinisikan perilaku konsumen merupakan
aspek penting dalam mengelola strategi pemasaran. Perilaku konsumen
merupakan proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang digunakan ketika
mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan atau menentukan barang dan jasa,
dalam Farida (2010). Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses yang
terjadi saat individu atau kelompok penyeleksi, membeli, menggunakan, atau
menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka
31
memuaskan keinginan dan hasrat tertentu (Solomon, 1999) dalam bukunya
Tjiptono (2004).
Pengertian perilaku konsumen menurut James F. Engel et al, 1968 (dalam
Mangkunegara, 2002) yaitu:
”Consumer behavior is defined as the acts of individuals directly involved in
obtaining and using services including the decision process that precede and
determine these acts” (James F. Engel et al., 1968: 22).
Dari kutipan di atas, perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan
individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan tersebut. Tindakan individu dalam
memutuskan untuk membeli barang dan jasa harus melalui proses pengambilan
keputusan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan suatu produk.
David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta,1984 (dalam Mangkunegara,
2002) mengemukakan bahwa:
”Consumer behavior may be defined as decision process and physical activity
individuals engage in when evaluating, acquairing, using or disposing of goods
and services” (Loudon & Bitta, 1984:6).
Kutipan di atas perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara nyata dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang dan
jasa. Individu yang akan melakukan tindakan pengambilan keputusan membeli
32
suatu produk harus melewati tahapan fisik seperti proses evaluasi, memperoleh,
menggunakan barang dan jasa.
Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf, 1979 (dalam Mangkunegara,
2002) menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah:
”Consumer behavior are acts, process and social relationships exhibited by
individuals, group and organizations in the obtainment, use of, and consequent
with products, services and othe resources” (Geral & Melanie, 1979:6).
Dari kutipan di atas, perilaku konsumen adalah tindakan, proses dan
hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam
mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber lainnya. Perilaku individu
yang mendapatkan pengalaman setelah melakukan suatu proses pengambilan
keputusan membeli barang dan jasa dengan melewati tahapan yang nyata.
Tindakan ini akan mempengaruhi individu dalam memutuskan kembali untuk
melakukan keputusan membeli.
Perilaku konsumen adalah bidang ilmu yang mempelajari cara individu,
kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat konsumen (Kotler, 2002). Definisi lain perilaku konsumen
adalah ilmu yang mempelajari tentang unit pembelian (buying unit) dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa,
pengalaman, serta ide (Mowen dan Minor, 2002). Menurut Schiffman dan kanuk
(2000) dalam buku Prasetijo (2005), perilaku konsumen adalah proses yang
dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan
33
bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa
memenuhi kebutuhan.
Dari banyaknya definisi yang dikemukakan para ahli, maka perilaku
konsumen dalam penelitian ini adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari cara
individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan konsumen.
2.2.2 Pentingnya perilaku konsumen
Schiffman dan Kanuk (2000) mengkategorikan pentingnya perilaku konsumen
menjadi dua, yaitu dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengambilan
keputusan membeli.
1. Pentingnya perilaku konsumen dalam kehidupan sehari-hari
Di dalam kehidupan sehari-hari perilaku konsumen sangat penting. Terutama
dalam hal yang mencakup (what) apa yang mereka beli, (why) mengapa
mereka membeli, (when) kapan mereka membeli, (where) dimana mereka
membeli, (how much) seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering
mereka (use) menggunakannya. Di samping itu dapat juga mempelajari
pemakaian konsumen, mengevaluasi pasca-pembelian produk yang dibeli dan
untuk mengetahui cara individu merasa puas atau tidak terhadap produk yang
pernah digunakan. Setiadi (2010), keputusan yang diambil oleh seseorang
dapat disebut sebagai sebuah pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan
keputusan, konsumen memiliki sasaran atau perilaku yang ingin dicapai atau
34
dipuaskan. Hal ini terkait dengan tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen
ketika menggunakan suatu produk.
2. Pentingnya perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan membeli
Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang
berbeda namun berhubungan satu sama lain, yaitu tahap masukan (input),
tahap proses dan tahap keluaran (output).
Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga tahapan, antara lain:
input, proses, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi terhadap
kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha pemasaran
perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh sosioekternal
konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya). Tahapan proses
fokus terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang mencakup
faktor psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang
mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum
pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan
perilaku setelah pembelian (Schiffman & Kanuk, 2000:443).
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2010), perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor
budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Teori yang sama dikemukakan oleh Kotler
dan Amstrong (2008) karakteristik yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah
karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Namun dalam penelitian ini,
peneliti akan mengkerucutkan faktor yang mempengaruhi konsumen dengan
35
mengambil faktor sosial dan psikologis sebagai faktor yang akan diteliti pada
penelitian ini.
1. Faktor sosial
Faktor sosial mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan faktor
budaya. Tingkah laku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu kelompok
referensi dan keluarga.
a. Kelompok acuan (referensi group)
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai
sasaran individu atau bersama (Kotler dan Armstrong, 2008). Istilah
kelompok acuan (reference group) diperkenalkan pertama kali beberapa
dasawarsa yang lalu oleh Hyman dan didefinisikan sebagai ”orang atau
kelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara bermakna”.
Kelompok acuan memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi
perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku
(Engel, Blackwell, dan Miniard, 2002). Kelompok acuan (reference)
merupakan kelompok yang nilai atau perspektifnya dijadikan panutan atau
acuan oleh anggotanya dalam perilaku keseharian mereka. Jenis kelompok
referensi bervariasi, contohnya keluarga dan lingkungan kantor.
Tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh kelompok kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang
menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Kelompok
keanggotaan ini dibagi kedalam dua kategori. Pertama, kelompok primer
yang mempunyai interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman,
36
tetangga, dan rekan kerja. Kedua, kelompok sekunder, mempunyai interaksi
lebih formal dan kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan, asosiasi
profesional, dan serikat pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik
perbandingan atau acauan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam
membentuk sikap dan tingkah laku sesorang (Kotler, 2002).
Dari penjelasan diatas kelompok acuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah merupakan suatu kelompok yang perilakunya menjadi
panutan atau acuan bagi anggotanya dalam berperilaku.
b. Keluarga (family)
Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal
bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar
(extended family) mencakupi keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti
kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu, dan kerabat karena perkawinan.
Keluarga di mana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of
orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan
adalah (family of procreation) keluarga prokreasi (Engel, Blackwell, &
Miniard, 2002).
Selain kelompok, keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku
pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah
keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian (Kotler, 2010). Adanya
37
interaksi dalam keluarga ketika melakukan proses membeli, sangat
menunjang terjadinya proses keputusan membeli suatu produk. Tiap
anggota keluarga memiliki peran masing-masing dalam mempengaruhi
tingkah laku membeli.
Keputusaan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan
yang dapat didefinisikan. Peranan ini mungkin dipegang oleh, suami, istri,
anak atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda maupun aktor
ganda adalah normal (Engel, Blackwell, & Miniard, 2002). Pertama,
penjaga pintu (gatekeeper) merupakan inisiator pemikiran keluarga
mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membentuk
pengambilan keputusan. Kedua, pemberi pengaruh (influencer) peran
individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus
digunakan oleh keluarga dalam pembelian produk atau merek mana yang
paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu. Ketiga, pengambil
keputusan (decider) peran dengan wewenang atau kekuasaan keuangan
untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk
mana yang akan dipilih. Keempat, pembeli (buyer) yaitu orang yang
bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi
penyuplai, menulis cek, membawa produk, ke rumah, dan seterusnya.
Terakhir, pamakai (user) orang yang menggunakan produk.
Dari penjelasan diatas keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama.
38
c. Alat ukur faktor sosial
Penulis tidak menemukan alat ukur yang cocok dengan penelitian ini. Maka,
alat ukur yang digunakan untuk faktor sosial dalam penelitian ini dibuat
sendiri oleh penulis.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis tidak kalah pentingnya dengan faktor sosial. Faktor yang berasal
dari dalam diri individu itu sendiri. Perilaku yang ditimbulkan konsumen ketika
melakukan keputusan membeli lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis yaitu; motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
a. Motivasi (motivation)
Seseorang senantiasa mempunyai benyak kebutuhan. Diantaranya kebutuhan
biologis dan psikologis. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu
mencapai tingkat instensitas yang kuat. Motif (dorongan) adalah kebutuhan
dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas
kebutuhan tersebut (Kotler & Armstrong, 2008). Ahli psikologi telah
mengambangkan teori motivasi manusia. Dua teori yang paling populer yaitu
teori Sigmund Freud dan Abraham Maslow memiliki arti yang berbeda bagi
analisis konsumen.
Teori motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis
sebagian besar membentuk perilaku manusia bersifat dibawah alam sadarnya.
Seseorang seiring dengan pertumbuhannya meiliki banyak kebutuhan.
Kebutuhan tidak pernah berhasil dihilangkan atau dikendalikan secara
sempurna, dan biasanya muncul kembali dalam bentuk mimpi, salah bicara,
39
dan perilaku neurotis (Setiadi, 2003). Sedangkan teori Maslow berusaha
menjelaskan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hirarki, dari kebutuhan
yang paling mendesak sampai kebutuhan yang paling tidak mendesak.
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisiologis, sosial, kebutuhan akan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri (Kotler & Armstrong, 2008).
Dari penjelasan diatas motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu dorongan (drive) yang berasal dari dalam individu kemudian
dorongan tersebut menghasilkan kebutuhan dengan intensitas yang kuat.
b. Persepsi (perception)
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk
memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan
masuk akal mengenai dunia (Schiffman & Kanuk, 2000). Definisi yang hampir
sama dikutip dalam Kotler dan Armstrong (2008) persepsi adalah proses
dimana seseorang memilih, mengatur, menginterpretasikan informasi untuk
mencapai suatu gambaran dunia yang berarti. Orang dapat membentuk persepsi
yang berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses perseptual
(berhubungan dengan rangsangan sensorik) yaitu atensi selektif, distorsi
selektif, dan retensi selektif.
Kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian besar informasi
yang didapat disebut atensi selektif. Distorsi selektif menggambarkan
kecenderungan seseorang untuk menerjemahkan informasi dengan cara yang
mendukung apa yang telah dipercaya. Sedangkan retensi selektif
40
kecenderungan seseorang untuk mempertahankan informasi yang mendukung
atas kepercayaan individu terhadap suatu produk (Setiadi, 2003).
Dari penjelasan diatas persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur, menginterpretasikan
informasi untuk mencapai suatu gambaran dunia yang berarti.
c. Pembelajaran (learning)
Pembelajaran merupakan suatu perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman (Kotler & Armstrong, 2008). Ahli teori pembelajaran
mengatakan bahwa perilaku manusia yang paling utama adalah belajar.
Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan (drives), rangsangan, pertanda,
respon, dan penguatan (reinforcoment).
Pembelajaran konsumen merupakan proses; artinya terus menerus
berkembang dan berubah karena adanya pengetahuan yang baru diperoleh
(yang mungkin didapat dari membaca, diskusi, pengamatan, dan dari proses
berpikir) atau dari pengalaman yang dialami sendiri (Kotler & Armstrong,
2008). Pengalaman yang baru diperoleh maupun pengalaman pribadi berlaku
sebagai umpan balik bagi individu dan memberikan dasar bagi perilaku yang
akan datang dalam situasi yang sama. Definisi tersebut menjelaskan bahwa
pembelajaran merupakan hasil pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh.
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku
individual yang muncul dari pengalaman, pembelajaran berlangsung melalui
saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran.
Menurut Mangkunegara (2002) perilaku konsumen dapat dipelajari karena
41
sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar konsumen
akan menetukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli.
Dari penjelasan diatas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah suatu perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman
yang mungkin didapat dari membaca, diskusi, pengamatan, dan dari proses
berpikir atau pengalaman yang dialami sendiri.
d. Keyakinan (believ)
Melalui pelaksanaan dan pembelajaran, seseorang mendapatkan keyakinan
yang mempengaruhi perilaku membeli konsumen. Menurut Kotler dan
Armstrong (2008) definisi keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang tentang sesuatu. Dalam perilaku konsumen, keyakinan
sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan.
Keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui
komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada
konsumen (Mangkunegara, 2005).
e. Sikap (attitude)
Sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif
konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap adalah
kecenderungan perilaku yang dipelajari yang mempunyai konsistensi dan
terjadi dalam situasi tertentu (Schiffman & Kanuk, 2000). Sebagai
kecenderungan yang dipelajari, sikap mempunyai kualitas memotivasi yaitu
dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen
dari perilaku tertentu. Situasi tertentu dapat menyebabkan para konsumen
42
berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak konsisten dengan sikap itu
sendiri. Sikap dapat didefiniskan sebagai suatu penilaian kognitif seseorang
terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya
cenderung ke arah berbagai objek atau ide (Mangkunegara, 2005).
f. Alat ukur faktor psikologis
Penulis tidak menemukan alat ukur yang cocok dalam penelitian ini. Maka, alat
ukur yang digunakan untuk faktor psikologis dalam penelitian ini dibuat
sendiri oleh penulis.
2.3 Deskripsi Busana Muslimah
Sejarah busana lahir seiring dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Oleh
karenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki fungsi
yang begitu banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias
tubuh sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Qur’an yang
mengisyaratkan akan fungsi busana; ”wahai anak adam (manusia), sesungguhnya
kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi aurat tubuhmu dan
untuk perhiasan”.
Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal
mungkin untuk melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala
laranganNya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah unutk
mengenakan busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk
dinampakkan pada orang lain yang bukan muhrim. Dari situlah akhirnya muncul
apa yang disebut dengan istilah “Busana Muslim”.
43
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan
pengguna gaun tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran
agamanya dalam tata cara berbusana. Busana muslimah bukan sekedar simbol
melainkan dengan mengenakannya berarti seorang perempuan telah
memproklamirkan kepada mahluk Allah SWT akan keyakinan, pandangannya
terhadap dunia, dan jalan hidup yang ditempuh. Dimana semua itu didasarkan
pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Kuasa.
2.3.1 Pengertian busana muslimah
Untuk menghindari dari kesalahpahaman dan penafsiran dari semua pihak
terhadap busana mulimah, maka dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan
pengertian dari busana muslimah. Busana muslimah terdiri dari berbagai
pengertian. Hal ini sangat dipengaruhi oleh cara pandang seseorang. Untuk lebih
jelas penulis akan mengutip pendapat para ahli atau ulama diantaranya.
Menurut Imam Al-Fayuni (2002) menegaskan bahwa “busana muslimah
adalah suatu pakaian yang dapat menutupi aurat yang sifatnya longgar.
Selanjutnya Al-hafiz dan Ibnu Hamzah, yang diterjemahkan oleh Shahab (1986)
mengemukakan busana adalah “sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh,
(kecuali yang diperbolehkan tampak)”. Menurut Ibnu Has (1986) menegaskan
pengertian busana muslimah adalah:
1. Jilbab berasal dari bahasa arab, jamaknya “jalabib”, yang mempunyai
pengertian pakaian yang lapang dan luas yang dapat menutupi aurat wanita,
kecuali muka dan dua telapak tangan hingga dua pergelangan tangan.
44
2. Kerudung (khimar jamaknya khumur) artinya tutup kerudung yang menutupi
kepala, leher sampai ke dada wanita.
3. Hijab berasal dari bahasa arab, artinya tabir atau dinding penutup.
Dengan demikian berarti busana muslimah merupakan busana yang
dipakai wanita-wanita islam untuk menutupi auratnya sebagaimana dikatakan
Ismail (1985)“. Busana muslimah terdiri dari dua kata yaitu busana dan muslimah.
Busana berarti pakaian koleksi warna/potongan pakaian. Muslimah merupakan
isim fa’il dari kata Islama-yuslima-islaman muslimun (musliatun) artinya wanita
beragama Islam”. Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat
26, yang artinya adalah “Hai anak Adam sesungguhnya kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian taqwa, itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian
dari tanda kekuasaan Allah mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian busana
muslimah adalah suatu busana yang dapat menutupi aurat atau suatu pakaian yang
dapat menutupi seluruh tubuh, kecuali bagian yang dibenarkan tampak dan
longgar.
2.3.2 Kriteria busana muslimah
Sekurang-kurangnya ada enam kriteria busana muslimah menurut syariat, yaitu
sebagai berikut:
1. Busana muslimah harus menutup seluruh tubuh muslimah dari pandangan
lelaki yang bukan muhrimm. Dan jangan lah ia membuka untuk lelaki
mahramnya kecuali bagian yang menurut kebiasaan yang benar dan pantas
45
(tidak termasuk suami). Salah satu cara menutup aurat selain memakai pakaian
yaitu hendaknya seorang muslimah mengenakan jilbab (mengulurkan
jilbabnya). Allah SWT berfirman: artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-
istri kamu, anak-anak gadismu dan istri-istri orang-orang mukmin: hendaklah
ia menvasgulurkan jilbabnya keseluruh tubuhnya. Yang demikian itu supaya
mereka mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)
2. Hendaknya busana yang dipakai wanita muslimah menutup apa yang
dibaliknya. Maksudnya tidak tipis menerawang sehingga warna kulitnya dapat
terlihat dari luar. Jika tipis maka akan semakin memancing fitnah (godaan) dan
berarti menampakkan perhiasan. Dari Abdullah bin Abu Salamah, dikatakan
Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju qubthiyah, (jenis pakaian dari
mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata,”jangan kamu
pakaikan baju-baju ini untuk istrimu! ”seseorang kemudian bertanya, ”wahai
amirul muminin, telah saya pakaikan itu pada istriku dan telah aku lihat
dirumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidak melihatnya
sebagai pakaian yang tipis. ”maka Umar menjawab, ”sekalipun tidak tipis,
namun ia mensifati (menggambarkan lekuk tubuh). ”(HR. Al-Baihaki II/23-
235; muslim al-Bitthin dari Ani Shalih dari umar).
3. Busana tidak ketat membentuk bagian tubuh.Usamah bin Zaid pernah
berkata,”Rasulallah pernah memberiku baju quthbiah yang tebal dan
merupakan baju yang pernah di hadiahkan oleh Dihyah Al-kalbi kepada
beliau. Baju itupun aku pakaikan kepada istriku. Nabi bertanya kepadaku,
46
mengapa kamu tidak mengenakan baju quthbiyah? Aku menjawab aku
pakaikan baju itu kepada istriku. Nabi lalu bersabda: ”perintahkan dia agar
mengenakan baju dalam dibalik quthbiyah itu, saya khawatir baju itu masih
bisa menggambarkan lekuk tulangnya. “(Al-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-
Hadits Al-Mukhtarah 1/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan).
4. Busana wanita muslimah tidak menyerupai pakaian laki-laki. Ada beberapa
hadits shahih yang melaknat wanita yang meyerupakan diri dengan kaum pria,
baik dalam hal pakaian maupun lainnya. Abu hurairah barkata bahwa
Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang
memakai pakaian pria (Abu Dawud II/182; Ibnu Majah 1/588; Ahmad 2/325;
Al-Hakim IV atau 19 disepakati oleh Adz-Dzahabi). Dalam hadits ini
terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita
menyerupai kaum pria begitu juga sebaliknya ini bersifat umum, meliputi
masalah pakaian dan lainnya.
5. Busana yang dipakai wanita tidak terdapat hiasan yang dapat menarik
perhatian orang saat keluar rumah, agar tidak tergolong wanita yang suka
tampil dengan perhiasan. Seorang wanita yang suka menampakkan
perhiasannya bisa dikatakan wanita pesolek (tabarruj) perlu kamu ketahui, kata
tabarruj bagi perempuan memiliki tiga pengertian:
a. Menampakkan keelokkan wajah dan titik pesona tubuhnya di hadapan laki-
laki yang bukan mahram.
b. Menampakkan keindahan pakaian dan perhiasaan kepada laki-laki yang
bukan mahram.
47
c. Menampakkan gaya berjalan dihadapn laki-laki yang bukan mahram.
6. Dari segi warna tidak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian (syahwat)
lawan jenis. Tampil rapi dan menarik (bukan mengundang syahwat) tidak
mesti dengan berhias dan berpenampilan mencolok. Kebersihan, kerapian, dan
alamiah akan mencerminkan kepribadian yang sebenarnya.
Berikut di bawah ini merupakan contoh model busana muslimah modern yang
sesuai dengan kriteria di atas.
Sumber: www.iyaa.com/fashion muslim/Dian Pelangi
Gambar 2.2 Busana muslimah modern
Dari gambar di atas busana yang dikenakan oleh Dian Pelangi menggambarkan
busana muslimah modern yang santun (syar’i) dan tetap terlihat modis. Dengan
pilihan warna yang cerah serta desain baju sesuai dengan kriteria remaja
muslimah. Busana muslimah Dian Pelangi menggabungkan corak kain songket
daerah, seperti kain songket khas Palembang.
48
2.4 Kerangka Berpikir
Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah unutk mengenakan
busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada
orang lain yang bukan muhrim. Dari situlah akhirnya muncul apa yang disebut
dengan istilah “Busana Muslim”. Busana muslimah adalah busana yang sesuai
dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun tersebut mencerminkan seorang
muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara berbusana. Menurut
Imam Al-Fayuni, (107) menegaskan bahwa “busana muslimah adalah suatu
pakaian yang dapat menutupi aurat yang sifatnya longgar. Selanjutnya Al-hafiz
dan Ibnu Hamzah, yang diterjemahkan oleh Shahab (1986) mengemukakan
busana adalah “sebagai pakaian yang menutupi seluruh tubuh, (kecuali yang
diperbolehkan tampak)”. Busana muslimah modern dalam penelitian ini
merupakan busana yang sesuai dengan syariat agama namun tetap terlihat modies
dengan adanya perubahan dari peradaban saat ini.
Keputusan membeli adalah suatu proses memilih, menyeleksi atau
menentukan satu pilihan dari berbagai alternatif dengan cara yang rasional. Hal ini
menandakan bahwa dalam pengambilan keputusan individu dihadapkan oleh
berbagai alternatif pilihan dan dirinya diharuskan untuk memilih salah satu dari
alternatif tersebut. Sehingga keputusan membeli pada konsumen mencakup dua
hal atau komponen, yaitu jadi membeli atau tidak jadi membeli.
Keputusan membeli konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang dicakup menjadi dua, yaitu faktor internal (persepsi, belajar, memori,
motivasi, kepribadian, emosi, sikap, konsep diri, dan gaya diri), dan faktor
49
eksternal (budaya, subbudaya, demografi, status sosial, kelompok acuan, keluarga,
dan aktivitas marketing). Dari faktor di atas akan membentuk sikap pada diri
individu untuk melakukan pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam penelitian ini meliputi faktor sosial (kelompok acuan dan
keluarga), dan faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, serta
keyakinan dan sikap).
Adapun keterkaitan antara perilaku konsumen dengan keputusan membeli
yaitu adanya tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa, serta melakukan kegiatan mengevaluasi. Para pemasar yang
memahami perilaku konsumen akan mampu mempengaruhi perilaku konsumen
sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemasar. Oleh karena itu, para
pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang
dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan untuk
membentuk perilaku membeli guna memperoleh kepuasan yang baik bagi
konsumen. Perilaku konsumen dalam hal ini merupakan proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan
menggunakan barang dan jasa (evaluasi, memperoleh, menggunakan atau
menentukan barang dan jasa). Proses tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya
perilaku konsumen maka pemasar dapat mengetahui secara jelas proses
pengambilan keputusan membeli yang dilakukan konsumen dan pengaruh dari
faktor apa saja yang dihadapi konsumen dalam usaha memperoleh busana
muslimah modern.
50
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengatahui
faktor apa saja yang paling dominan berpengaruh pada konsumen dalam
mengambil keputusan membeli busana muslim modern khususnya pada
mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
So
P
Gambar 2.3 kerangka berpikir
Keputusan
Membeli
(Decision
Buying)
Sosial (social)
Kelompok acuan (reference
group)
Keluarga (familiy)
Psikologis (psychological)
Motivasi (motivation)
Persepsi (perception)
Pembelajaran (learning)
Keyakinan & sikap
(attitude & belief)
Demografi
Usia (age)
51
2.5 Hipotesis
Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan
diuji adalah hipotesis mayor dan hipotesis minor, yaitu:
Hipotesis mayor:
Terdapat pengaruh yang signifikan faktor sosial (kelompok acuan dan keluarga)
dan psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap) terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern pada mahasiswi Fakultas Psikologi
UIN Jakarta.
Hipotesis minor:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan kelompok acuan konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan keluarga konsumen terhadap keputusan
membeli busana muslimah modern.
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi konsumen terhadap keputusan
membeli busana muslimah modern.
H4: Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi konsumen terhadap keputusan
membeli busana muslimah modern.
H5: Terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern.
H6: Terdapat pengaruh yang signifikan keyakinan dan sikap konsumen terhadap
keputusan membeli busana muslimah modern.
H7: Terdapat pengaruh yang signifikan usia konsumen terhadap keputusan
membeli busana muslimah modern.
52
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel, teknik pengambilan
sampel, variabel dan definisi operasional, instrumen pengumpulan data, uji
validitas konstruk, dan teknik analisis data.
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun akademik 2008/2009 sampai tahun akademik
2014/2015. Jumlah populasi sebanyak 595 orang.
Selanjutnya penulis mengambil sebanyak 200 orang dari populasi tersebut.
Adapaun cara pemilihan sampel dilakukan secara non-probability sampling,
dimana peluang terpilihnya anggota sampel tidak diketahui.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Variabel penelitian
No Variabel
1. Keputusan membeli (decision buying)
2. Kelompok acuan (reference group)
3. Keluarga (family)
4. Motivasi (motivation)
5. Persepsi (perception)
6. Pembelajaran (learning)
7.
8.
Keyakinan dan sikap (believe & attitude)
Usia (age)
53
Variabel dependen (outcome variable) dalam penelitian ini adalah keputusan
membeli busana muslimah modern, sedangkan variabel lainnya merupakan
variabel independen (predictor variable).
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Agar dapat dilakukan pengukuran terhadap semua variabel penelitian perlu
ditetapkan definisi operasional dari semua variabel tersebut. Definisi operasional
masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Keputusan membeli (decision buying)
Keputusan membeli busana muslimah modern adalah suatu keputusan
konsumen untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada,
yaitu memilih antara membeli atau tidak membeli busana muslimah modern.
2. Kelompok acuan (reference group)
Kelompok acuan adalah suatu kelompok yang perilakunya menjadi acuan
atau panutan bagi anggotanya dalam berperilaku terhadap keputusan membeli
busana muslimah modern yang diperoleh dari skor alat ukur kelompok acuan
(reference group).
3. Keluarga (family)
Keluarga adalah kelompok yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi dan tinggal bersama dimana tiap anggotanya memilik peran dalam
membentuk perilaku terhadap keputusan membeli busana muslimah modern
yang diperoleh dari skor alat ukur keluarga (family).
54
4. Motivasi (motivation)
Motivasi adalah motif (dorongan) yang menghasilkan kebutuhan dengan
intensitas yang kuat untuk memperoleh kepuasan yang muncul dari perilaku
membeli busana muslimah modern yang diperoleh dari skor alat ukur
motivasi (motivation).
5. Persepsi (perception)
Persepsi adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memilih,
mengatur, dan mengiterpretasikan informasi yang diperoleh dalam
membentuk perilaku membeli busana muslimah modern yang diperoleh dari
skor alat ukur persepsi (perception).
6. Pembelajaran (learning)
Pembelajaran merupakan suatu perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman yang kemudian membentuk perilaku membeli busana
muslimah modern yang diperoleh dari skor alat ukur pembelajaran (learning).
7. Keyakinan dan sikap (believe & attitude)
Keyakinan (believe) adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
tentang sesuatu. Sedangkan Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan
tendensi yang relatif konsisten terhadap sebuah objek atau ide yang kemudian
akan memunculkan perilaku membeli busana muslimah modern yang
diperoleh dari skor alat ukur keyakinan dan sikap (believe & attitude).
8. Usia (age)
Usia (age) adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
55
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner yang berbentuk
skala metode Likert. Kuesioner adalah salah satu jenis alat pengumpul data berupa
sejumlah daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan atau pernyataan mengenai
suatu bidang untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden dalam
suatu penelitian.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model skala Likert,
dimana variabel pada faktor dijadikan sebagai tolak ukur penyusunan item-item
instrument. Item disusun dalam bentuk pernyataan favourable (positif) dan
unfavourable (negatif). Skor untuk alternatif pilihan jawaban dalam pernyataan
favourable dan unfavourable dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Skor skala penelitian
Alternatif Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Skala dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu skala keputusan
membeli busana muslimah modern, skala sosial, dan skala psikologis sebagai
berikut:
3.4.1 Skala keputusan membeli busana muslimah modern
Pada penelitian ini, skala keputusan membeli merupakan skala pernyataan yang
menguji mahasiswa memutuskan untuk membeli busana muslimah modern.
56
Berdasarkan teori Schiffman dan Kanuk (2006) ketika individu berada pada
pilihan antara membeli atau tidak membeli busana muslimah modern.
Tabel 3.3
Blue print skala keputusan membeli
No Keputusan membeli Objek keputusan membeli
1.
2.
Membeli
Tidak membeli
Busana muslim modern
Busana muslim modern
3.4.2 Skala faktor sosial
Pada skala faktor sosial terdiri dari 8 pernyataan yang menguji bagaimana
lingkungan sosial berpengaruh kuat dalam pengambilan keputusan konsumen
yang meliputi dari kelompok acuan dan keluarga. Hal ini didasarkan pada teori
Kotler dan Armstrong (2008). Gambaran blue print pada uji coba skala faktor
sosial sebagaimana terlampir dalam table berikut.
Tabel 3.4
Blue print skala faktor sosial
No. Dimensi Indikator Favourable Unfavourable Total
1. Kelompok
Acuan
Pengaruh
kelompok
acuan
2,3,4 1 4
2. Keluarga Pengaruh
keluarga
5,6,7 8 4
Jumlah 8
3.4.3 Skala faktor psikologis
Pada skala faktor psikologis terdiri dari 20 pernyataan yang menguji psikologis
konsumen dalam pengambilan keputusan membeli busana muslimah modern. Hal
ini didasarkan pada teori Kotler dan Armstrong (2008). Gambaran blue print pada
uji coba skala faktor psikologis sebagaimana terlampir dalam tabel berikut.
57
Table 3.5
Blue print skala faktor psikologis
No. Dimensi Indikator Favourable Unfavourable Total
1. Motivasi Kebutuhan 1,2,3 4 4
2. Persepsi Pandangan
individu terhdap
informasi yang
didapat
5,6,7,8, - 4
3. Pembelajaran perubahan
perilaku yang
timbul dari
pengalaman
9,10,11,
12
4
4.
5.
Keyakinan
Sikap
Keyakinan atau
kepercayaan
terhadap suatu
produk
Suka dan tidak
suka terhadap
sesuatu
13,15,16
18,19
14
17,20
4
4
Jumlah 20
3.5 Uji Validitas Konstruk Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk.
Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam
mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan
skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA
digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen (faktor) dan
pola hubungan item dengan faktor (factor loading).
Dalam Confirmatory Factor Analysis (CFA), peneliti harus memiliki
gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang
mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam
CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran
58
variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik
menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a)
langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai
cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Umar (2012) :
1. Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang
didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau
pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan
pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon
(jawaban atas item). Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor atau
dengan kata lain bersifat unidimensional.
2. Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk
himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi (dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar
item (yang seharusnya diperoleh), jika korelasi antar item tersebut
(unidimensional) benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma (∑). Kemudian,
matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang diperoleh secara
empiris dari data (disebut matriks S). Jika teori tersebut benar
(unidimensional), maka seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan
antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara matematis dapat
dituliskan: S-∑ = 0.
3. Pernyataan matematis yang dijadikan hipotesis alternatif yang akan dianalisis
menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chi-
square. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan (nilai p>0,05), maka
59
dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang menyatakan: “ada
perbedaan antara matriks S dan ∑” yaitu ditolak. Artinya, teori yang
menyatakan bahwa seluruh item mengukur hal yang sama, dapat diterima
kebenarannya (didukung oleh data). Sebaliknya, jika nilai Chi-square yang
diperoleh signifikan, maka hipotesis nihil S-∑ = 0 ditolak. Artinya, teori
tersebut tidak didukung oleh data (ditolak). Dengan kata lain, analisis faktor
konfirmatori merupakan pengujian terhadap hipotesis nihil (H0): S-∑ = 0.
Artinya, tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari hasil
observasi.
4. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya menguji hipotesis tentang
signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang hendak
diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti
item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur.
Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan yang
tidak valid didalam konteks validitas konstruk.
Adapun pengujian analisis CFA yang telah dijelaskan diatasakan dipaparkan
sebagai berikut:
3.5.1 Uji validitas alat ukur sosial
3.5.1.1 Uji validitas kelompok acuan
Penulis menguji apakah empat item yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur kelompok acuan. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan,
hasilnya adalah fit. Dimana nilai Chi-square = 3.46, df = 2, P-value = 0.17750,
RMSEA = 0.061.
60
Selanjutnya penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien nuatan faktor
tersebut. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefien muatan
faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Muatan faktor kelompok acuan
No. Item Koefisien Error Nilai T Signifikan
Item 1 0.62 0.07 8.89 √
Item 2 0.81 0.07 12.42 √
Item 3 0.80 0.07 12.30 √
Item 4 0.66 0.07 9.71 √
Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan
positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan
telah memenuhi kriteria yang telas dijelaskan setelah model fit. Adapun diagram
CFA kelompok acuan dapat dilihat pada lampiran.
3.5.1.2 Uji validitas keluarga
Penulis menguji apakah empat item yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur keluarga. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya
ternyata tidak fit. Dimana nilai Chi-square = 10.78, df = 2, P-value = 0.00456,
RMSEA = 0.149 oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi sebanyak 2 kali
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi
satu sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 0.00, df = 0, P-
value = 1.00, RMSEA = 0.000.
61
Selanjutnya penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien nuatan faktor
tersebut. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefien muatan
faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7
Muatan faktor keluarga
No. Item Koefisien Error Nilai T Signifikan
Item 5 0.97 0.07 14.22 √
Item 6 0.50 0.07 7.14 √
Item 7 0.82 0.07 11.94 √
Item 8 -0.07 0.09 -0.83 X
Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hanya item 8 yang tidak
signifikan, yakni T-value dibawah 1.96. Sehingga item tersebut harus didrop
karena tidak memenuhi kriteria. Sedangkan 3 item lainnya pada instrumen
tersebut telah memenuhi kriteria yang telas dijelaskan setelah model fit. Adapun
diagram CFA keluarga dapat dilihat pada lampiran.
3.5.2 Uji validitas alat ukur psikologis
3.5.2.1 Uji validitas motivasi
Penulis menguji apakah empat item yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur motivasi. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya
adalah fit. Dimana nilai Chi-square = 3.06, df = 2, P-value = 0.21684, RMSEA =
0.052.
Selanjutnya penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
62
tidak. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor
tersebut. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefien muatan
faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Muatan faktor motivasi
No. Item Koefisien Error Nilai T Signifikan
Item 1 0.88 0.06 15.31 √
Item 2 0.83 0.06 14.04 √
Item 3 0.95 0.05 17.55 √
Item 4 0.43 0.07 6.42 √
Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan
positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan
telah memenuhi kriteria yang telas dijelaskan setelah model fit. Adapun diagram
CFA motivasi dapat dilihat pada lampiran.
3.5.2.2 Uji validitas persepsi
Penulis menguji apakah empat item yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur persepsi. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya
adalah fit. Dimana nilai Chi-square = 1.05, df = 2, P-value = 0.59070, RMSEA =
0.000.
Selanjutnya penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien nuatan faktor
tersebut. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefien muatan
faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.9 berikut:
63
Tabel 3.9
Muatan faktor persepsi
No. Item Koefisien Error Nilai T Signifikan
Item 5 0.89 0.06 14.04 √
Item 6 0.80 0.06 12.30 √
Item 7 0.23 0.08 3.04 √
Item 8 0.71 0.07 10.77 √
Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan
positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan
telah memenuhi kriteria yang telas dijelaskan setelah model fit. Adapun diagram
CFA persepsi dapat dilihat pada lampiran.
3.5.2.3 Uji validitas pembelajaran
Penulis menguji apakah empat item yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur pembelajaran. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan,
hasilnya adalah fit. Dimana nilai Chi-square = 4.95, df = 2, P-value = 0.08415,
RMSEA = 0.086. Selanjutnya penulis melihat apakah item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu
didrop atau tidak. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien nuatan
faktor tersebut. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefien
muatan faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10
Muatan faktor pembelajaran
No. Item Koefisien Error Nilai T Signifikan
Item 9 0.84 0.07 12.72 √
Item 10 0.46 0.07 6.20 √
Item 11 0.68 0.07 9.92 √
Item 12 0.77 0.07 11.45 √
Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96)
64
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan
positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan
telah memenuhi kriteria yang telas dijelaskan setelah model fit. Adapun diagram
CFA pembelajaran dapat dilihat pada lampiran.
3.5.2.4 Uji validitas keyakinan dan sikap
Penulis menguji apakah delapan item yang bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur keyakinan dan sikap. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan,
hasilnya ternyata tidak fit. Dimana nilai Chi-square = 190.82, df = 20, P-value =
0.00000, RMSEA = 0.207 oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi
sebanyak 6 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item
dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-
square = 21.86, df = 14, P-value = 0.08146, RMSEA = 0.053.
Selanjutnya penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien nuatan faktor
tersebut. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefien muatan
faktor, seperti yang tertera pada tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11
Muatan faktor keyakinan dan sikap
No. Item Koefisien Error Nilai T Signifikan
Item 13 0.27 0.08 3.49 √
Item 14 0.45 0.08 5.92 √
Item 15 0.61 0.07 8.37 √
Item 16
Item 17
Item 18
Item 19
Item 20
0.44
0.58
0.73
0.67
0.54
0.07
0.07
0.07
0.07
0.07
6.05
8.14
10.97
9.28
7.58
√
√
√
√
√
65
Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan
positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan
telah memenuhi kriteria yang telas dijelaskan setelah model fit. Adapun diagram
CFA keyakinan dan sikap dapat dilihat pada lampiran.
3.6 Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah modern pada mahasiswi
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka data yang ada diolah
dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik dengan bantuan software
SPSS versi 17.0.
Melalui analisis ini akan diperoleh beberapa informasi, diantaranya:
1. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi non-linier karena variabel
dependen pada panenelitian adalah kategorik berupa pilihan (binary choice)
dikotomi. Analisis regresi linier tidak dapat digunakan karena variabel
dependen diasumsikan kontinum. Jika suatu penelitian menggunakan analisis
regeresi linier pada variabel dependen barupa ketegorik maka akan timbul hasil
yang tidak logis yaitu proporsi yang diprediksi dapat melebihi 1 atau kurang
dari 0 (minus). Hal ini tentu saja akan berdampak pada hasil yang tidak dapat
ditafsirkan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kekeliruan dalam
analisis variabel dependen yang berupa kategorik, harus digunakan analisis
regresi non-linier. Analisis non-linier yang sering digunakan salah satunya
adalah analisis regresi logistik (Pampel, 2000).
66
2. Regresi logistik adalah model matematika yang dapat digunakan untuk
mengdeskripsikan pengaruh dari beberapa X (variabel independen) terhadap Y
(variabel dependen berupa dikotomi). Regresi logistik memiliki rentang angka
prediksi antara 0 dan 1. Artinya, model ini dipergunakan untuk
mendeskripsikan probability yang memiliki rentang angka 0 dan 1. Model
logostik dibuat untuk memastikan bahwa pengukuran apapun yang akan
dilakukan pada variabel prediktor akan mendapatkan angka prediksi antara 0
dan 1.
3. Dalam analisis regresi logistik peneliti dapat memprediksi perilaku dengan
melihat persentase atau proporsi (probability) untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu jika diketahui nilai seseorang pada sehimpunan variabel
independen. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan memperkirakan
berapa pengaruh kelompok acuan, keluarga, motivasi, persepsi, pembelajaran,
keyakinan dan sikap terhadap probability keputusan membeli busana muslimah
modern.
3.7 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data,
yaitu sebagai berikut:
1. Sebelum turun ke lapangan, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti
kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut
pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap, kemudian penulis
mencari alat ukur berupa skala dari tiap variabel yang digunakan dalam
67
penelitian. Skala yang digunakan sesuai dengan teori yang dijadikan acuan
dalam pengukuran.
2. Adapun ketiga skala yang digunakan dalam penelitian ini, dibuat sendiri oleh
penulis berdasarkan variabel sosial dan psikologis yang dijelaskan oleh Kotler
dan Armstrong. Sedangkan keputusan membeli hanya mencantumkan satu
pernyataan berdasarkan teknis analisis regresi logistik. Penulis membuat skala
berdasarkan teori yang dijadikan acuan dalam penelitian agar memperoleh
pengukuran yang sesuai.
3. Kemudian setelah alat ukur dibuat berupa angket, penulis membagikannya
kepada responden, yaitu mahasiswi Fakultas Psikologis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sesuai proporsi sampel yang sudah penulis tentukan.
Responden dipilih dengan metode non-probability sampling yaitu dimana
peluang terpilihnya anggota sampel tidak diketahui.
4. Setelah mendapatkan seluruh data yang diperlukan, peneliti melakukan
pengolahan dan pengujian hipotesis terhadap data yang sudah didapatkan.
Pengolahan menggunakan SPSS dan LISREL agar memperoleh hasil uji CFA.
Uji CFA dengan model satu faktor dan melihat nilai Chi-square yang
dihasilkan.
68
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Dalam bab empat ini dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi dua bagian yaitu analisis deskriptif dan pengujian
hipotesis penelitian.
4.1 Gambaran Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 200 mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-probability
sampling, dimana peluang terpilihnya anggota sampel tidak diketahui.
Dijelaskan gambaran sampel yang membeli dan tidak membeli pada
variabel dependen yaitu keputusan membeli busana muslimah modern. Gambaran
subjek dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Tabel klasifikasi
Subjek penelitian Jumlah Persentase
Membeli 46 23.0
Tidak membeli 154 77.0
Total 200 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 200 subjek mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN Jakarta, 46 subjek (23%) menyatakan bahwa mereka
membeli busana muslimah modern dan 154 subjek (77%) menyatakan tidak
membeli busana muslimah modern.
Pada tabel 4.2 digambarkan hasil deskriptif statistik dari setiap variabel
yang digunakan pada penelitian ini.
69
Tabel 4.2
Descriptive statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KEL_ACUAN 200 20.58 72.29 50.0000 8.81139
KELUARGA 200 17.27 72.95 50.0000 9.16830
MOTIVASI 200 21.88 73.73 50.0000 9.24653
PERSEPSI 200 9.48 74.16 50.0000 8.78954
BELAJAR 200 21.87 75.36 50.0000 8.80921
YSIKAP
USIA
200
200
21.51
19.00
76.14
24.00
50.0000
21.4550
8.93017
1.25132
Valid N (listwise) 200
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel
independen. Kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel
independen berjumlah 200. Kolom minimum dan maximum menjelaskan nilai
minimum dan maximum pada setiap variabel independen. Dilihat dari minimum
diketahui persepsi memiliki nilai terendah dan berdasarkan kolom maximum
diketahui variabel keyakinan dan sikap memiliki nilai tertinggi dengan masing-
masing nilai mean 50 dan standar deviasi 9.
4.2 Uji hipotesis penelitian
4.2.1 Analisis regresi logistik variabel penelitian
Penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi logistik menggunakan
software SPSS. Dalam pengolohan data menggunakan regresi logistik penulis
melihat besaran Nagelkerke R Square untuk mengetahui berapa persen (%)
varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen, melihat
secara keseluruhan apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan
70
terhadap variabel dependen (uji model regresi logistik) dan melihat koefisien
regresi dalam bentuk logit, odd dan probability.
4.2.1.1 Uji model regresi logistik
Penulis melihat besaran Nagelkerke R Square untuk mengetahui berapa persen
(%) varians variabel dependen dalam satuan logit yang dijelaskan oleh variabel
independen (Connell, 2006). Selanjutnya untuk tabel Nagelkerke R Square, dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Nagelkerke R Square
Step -2log likelihood Cox & snell R
square
Nagelkerke r
square
1 156.142a
.258 .390
Penulis melihat perolehan hasil dari tabel model summery pada bagian
Nagelkerke R Square untuk melihat proporsi varian dari logit membeli. Penulis
melihat nilai Nagelkerke R Square karena nilai Nagelkerke R Square adalah
pengukuran ulang dari proporsi varian dari logit membeli yang diperoleh dari
tabel Cox & Snell R Square sehingga mendapatkan batas nilai 1.0 (Connell,
2006). Oleh karena itu nilai Nagelkerke R Square bisa ditafsirkan seperti proporsi
varian pada analisis regresi linier pada satuan logit. Bagi pembaca yang terbiasa
dengan nilai R Square pada regresi linier maka pada penelitian ini lebih baik
melihat nilai Nagelkerke R Square karena koefisiennya memiliki rentangan
hingga 1.0.
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan Nagelkerke R Square sebesar
0.390 atau 39%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya proporsi varian dari logit
71
membeli yang bisa dijelaskan oleh enam variabel independen yaitu kelompok
acuan (X1), keluarga (X2), motivasi (X3), persepsi (X4), pembelajaran (X5),
keyakinan dan sikap (X6), usia (X7) sebesar 39% dan sisanya yaitu 61% dijelaskan
oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Untuk menilai ketepatan penggunaan model regresi logistik yaitu untuk
mengetahui apakah model regresi logistik sudah sesuai dengan data yang
diperoleh maka dilakukan pengujian model fit seperti yang disarankan oleh
Hosmer dan Lemeshow (2000). Selanjutnya, peneliti menganalisis dampak dari
seluruh variabel independen terhadap keputusan membeli. Adapun hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hosmer and lemeshow test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 12.917 8 .115
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa pada penelitian ini model Chi-square
memiliki derajat kebebasan 8, nilai 12.917, dan signifikansi 0.115 (>0.05) ini
menunjukkan bahwa model sudah fit, dimana mengindikasikan bahwa model
regresi logostik sesuai data. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hipotetsis
nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel
independen terhadap keputusan membeli ditolak. Artinya, ada pengaruh yang
signifikan dari kelompok acuan, keluarga, motivasi, persepsi, pembeljaran,
72
keyakinan dan sikap serta usia terhadap keputusan membeli busana muslimah
modern.
4.2.1.2 Signifikansi variabel
Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi dari setiap variabel
independen. Jika sig <0.05, maka koefisien tersebut signifikan yang berarti bahwa
variabel independen tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap
keputusan membeli. Adapun koefisien regresi yang dihasilkan seperti pada tabel
4.5 berikut.
Tabel 4.5
Koefisien regresi
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
Constant
KEL_ACUAN
-13.838
.051
4.152
.032
11.109
2.521
1
1
.001
.112
.000
1.052
KELUARGA .003 .029 .013 1 .908 1.003
MOTIVASI .049 .028 2.993 1 .084 1.050
PERSEPSI -.021 .027 .584 1 .445 .980
BELAJAR .053 .032 2.703 1 .100 1.055
YSIKAP
USIA
.099
.174
.030
.171
10.704
1.034
1
1
.001
.309
1.106
1.190
a. Variable(s) entered on step 1: KEL_ACUAN, KELUARGA, MOTIVASI, PERSEPSI, BELAJAR, YSIKAP,
USIA
Penjelasan regresi logistik dijelaskan dalam bentuk logit, odds dan
probability. Logit atau log odds adalah log dari ratio dua probability. Odds adalah
ratio dari dua probability. Odds ratio yaitu ratio dua odds dan persen perubahan
odds ratio adalah nilai persen perubahan pada odds ratio. Probability adalah
73
peluang terjadinya perilaku dimana dalam penelitian ini adalah peluang terjadinya
keputusan membeli.
Pertama, penjelasan nilai koefisien regresi dalam satuan logit. Logit
memiliki rentang nilai -∞ (negatif tidak terhingga) sampai dengan +∞ (positif
tidak terhingga). Berdasarkan nilai pada tabel 4.6, persamaan regresi dalam satuan
logit adalah sebagai berikut: (*signifikan).
Ln(
) = -13.838 + 0.051 kel_acuan + 0.003 keluarga + 0.049 motivasi – 0.021 persepsi +
0.053 pembelajaran + 0.099 keyakinan & sikap* + 0.174 usia
(1)
Berdasarkan hasil uji signifikansi (uji Wald) pada setiap variabel
independen dengan taraf signifikansi 5% koefisien keyakinan & sikap signifikan,
sedangkan yang lainnya tidak, hal ini menunjukkan bahwa dari enam hipotesis
minor terdapat satu yang signifikan.
Koefisien regresi dalam satuan logit yang diperoleh masing-masing
veriabel independen adalah sebagai berikut:
1. Variabel kelompok acuan. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.051
dengan sig. 0.112 (sig>0.05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
kelompok acuan konsumen terhadap logit keputusan membeli busana
muslimah modern.
2. Variabel keluarga. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.003 dengan sig.
0.908 (sig>0.05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan keluarga
konsumen terhadap logit keputusan membeli busana muslimah modern.
74
3. Variabel motivasi. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.049 dengan sig.
0.084 (sig>0.05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi
konsumen terhadap logit keputusan membeli busana muslimah modern.
4. Variabel persepsi. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.021 dengan sig.
0.445 (sig>0.05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi konsumen
terhadap logit keputusan membeli busana muslimah modern.
5. Variabel pembelajaran. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.053 dengan
sig. 0.100 (sig>0.05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan pembelajaran
konsumen terhadap logit keputusan membeli busana muslimah modern.
6. Variabel keyakinan dan sikap. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.099
dengan sig. 0.001 (sig<0.05) artinya ada pengaruh signifikan keyakinan dan
sikap terhadap logit keputusan membeli busana muslimah modern. Jadi,
semakin tinggi keyakinan dan sikap maka semakin tinggi logit keputusan
membeli dan setiap kenaikan satu unit pada variabel keyakinan dan sikap
berasosiasi dengan kenaikan sebesar 0.099 logit keputusan membeli.
7. Variabel usia. Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.174 dengan sig. 0.309
(sig>0.05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan usia konsumen terhadap
logit keputusan membeli busana muslimah modern.
Pada regresi logistik, penulis menjelaskan bentuk odds, odds ratio dan
persen perubahan odds ratio. Pertama, nilai odds dapat dijelaskan sebagai berikut:
Persamaan odds (Osborn, 2008):
Odds= exp(β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6) (2)
75
Berdasarkan persamaan 2 penulis dapat menghitung nilai odds keputusan
membeli. Diilustrasikan prediksi keputusan membeli bagi subjek dengan nilai
tertentu pada variabel independen. Misalkan diketahui individu dengan nilai
kelompok acuan (39), keluarga (47), motivasi (49), persepsi (52), pembelajaran
(56), keyakinan dan sikap (51), usia (20). Nilai odds pada individu dengan kriteria
tersebut adalah:
Odds = Exp ((-13.838) + 0.051 (39) + 0.003 (47) + 0.049 (49) – 0.021 (52) + 0.053 (56) +
0.099 (51) + 0.174 (20)) = exp (1.098) = 2.99 (3)
Odds sebesar 2.99 berarti peluang terjadinya perilaku keputusan membeli
pada individu tersebut 2.99 kali lebih besar daripada peluang tidak membeli.
Nilai odds memiliki rentang nilai dimulai dari 0 (nol) sampai dengan +∞
(positif tidak terhingga). Sehingga dari hasil perhitungan odds dapat diperoleh
nilai yang besar dengan nilai ratusan bahkan ribuan. Sebagai ilustrasi, misalkan
diketahuan individu dengan nilai kelompok acuan (42), keluarga (35), motivasi
(45), persepsi (9), pembelajaran (54), keyakinan dan sikap (50), usia (21) maka
nilai odds pada individu dengan kriteria tersebut adalah:
Odds = Exp ((-13.838) + 0.051 (42) + 0.003 (35) + 0.049 (45) – 0.021 (9) + 0.053 (54) +
0.099 (50) + 0.174 (21)) = exp (1.891) = 6.62 (4)
Odds sebesar 6.62 berarti peluang terjadinya perilaku keputusan membeli
pada individu tersebut 6.62 kali lebih besar daripada peluang tidak membeli.
Interpretasi dengan angka yang besar pada odds dapat terjadi, oleh karena itu agar
interpretasi lebih mudah dimengerti maka interpretasi dilanjutkan kedalam bentuk
76
probability yang memiliki nilai rentang antara 0 dan 1 atau dalam bentuk persen
antara 0 dan 100.
Sebelum menjelaskan probability akan dijelaskan odds ratio dan persen
perubahan odds ratio. Pada tabel 4.5, menghasilkan data odds ratio untuk masing-
masing variabel independen. Odds ratio digunakan untuk melihat perbandingan
besarnya satu unit kenaikan variabel independen menyebabkan naik atau turun
odds keputusan membeli. Analisis ini dapat dilihat pada nilai Exp(B) kolom ke 7
pada tabel 4.5 atau dapat diselesaikan dengan persamaan (Osborn, 2008):
Odds ratio (OR)
(5)
Dari nilai odds ratio, penulis dapat mengubah nilai odds ratio menjadi
persen perubahan odds ratio. Persamaan untuk persen perubahan odds ratio dapat
dituliskan sebagai berikut (Osborn, 2008):
% change = 100 (OR-1) (6)
Misalnya, jika diketahui nilai kelompok acuan individu adalah (39), maka
odds ratio (OR) pada setiap kensaikan satu unit kelompok acuan adalah:
OR =
= 0.99 (7)
Odds ratio dengan nilai diatas 1 mengindikasikan bahwa odds pada
variabel dependen akan meningkat ketika variabel independen meningkat,
sedangkan nilai odds ratio dibawah 1 mengindikasikan bahwa odds variabel
dependen menurun ketika varibel independen meningkat (Menard, 2002).
Adapun persen perubahan odds ratio adalah:
Odds ratio % change = 100 (0.99 -1) = -1 %
77
Kesimpulannya, penurunan satu unit pada variabel kelompok acuan dan
varibel lain dianggap konstan, maka odds keputusan membeli turun sebesar 0.99
kali atau sebesar -1%
Penjelasan odds ratio dan persen perubahan odds ratio pada masing-
masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel kelompok acuan. Diperoleh nilai Exp(B)= 1.052 artinya setiap
kenaikan satu unit pada variabel kelompok acuan dan variabel lain dianggap
konstan, maka odds keputusan membeli naik sebesar 1.052 kali atau sebesar
5.2%.
2. Variabel keluarga. Diperoleh nilai Exp(B)= 1.003 artinya setiap kenaikan satu
unit pada variabel keluarga dan variabel lain dianggap konstan, maka odds
keputusan membeli naik sebesar 1.003 kali atau sebesar 0.3%.
3. Variabel motivasi. Diperoleh nilai Exp(B)= 1.050 artinya setiap kenaikan satu
unit pada variabel motivasi dan variabel lain dianggap konstan, maka odds
keputusan membeli naik sebesar 1.050 kali atau sebesar 5%.
4. Variabel persepsi. Diperoleh nilai Exp(B)= 0.980 artinya setiap kenaikan satu
unit pada variabel persepsi dan variabel lain dianggap konstan, maka odds
keputusan membeli turun sebesar 0.980 kali atau sebesar -2%.
5. Variabel pembelajaran. Diperoleh nilai Exp(B)= 1.055 artinya setiap
kenaikan satu unit pada variabel pembelajaran dan variabel lain dianggap
konstan, maka odds keputusan membeli naik sebesar 1.055 kali atau sebesar
5.5%.
78
6. Variabel keyakinan dan sikap. Diperoleh nilai Exp(B)= 1.105. artinya setiap
kenaikan satu unit pada variabel keyakinan dan sikap serta variabel lain
dianggap konstan, maka odds keputusan membeli naik sebesar 1.105 kali atau
sebesar 10.5%.
7. Variabel usia. Diperoleh nilai Exp(B)= 1.190. artinya setiap kenaikan satu
unit pada variabel keyakinan dan sikap serta variabel lain dianggap konstan,
maka odds keputusan membeli naik sebesar 1.190 kali atau sebesar 19%.
Agar diperoleh interpretasi atau penjelasan yang lebih mudah dipahami,
maka nilai logit yang telah ditransformasikan kedalam nilai odds, kemudian
ditransformasikan kembali dalam bentuk probability atau peluang. Adapun
peluang terjadinya keputusan membeli dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut (Menard, 2002):
Probability =
(8)
Berdasarkan persamaan diatas, dapat dihitung peluang keputusan membeli
individu dilihat dari nilai keseluruhan variabel independen. Menggunakan hasil
pada contoh sebelumnya, misalkan diketahui individu dengan kelompok acuan
(39), keluarga (47), motivasi (49), persepsi (52), pembelajaran (56), keyakinan
dan sikap (51), usia (20 )maka didapat hasil:
Probability =
= 0.75 (9)
Artinya individu dengan nilai variabel tersebut yaitu: kelompok acuan
(39), keluarga (47), motivasi (49), persepsi (52), pembelajaran (56), keyakinan
dan sikap (51), usia (20) memiliki predicted probability untuk membeli sebesar
75%
79
Probability atau peluang memiliki nilai antara 0 dan 1 atau dalam bentuk
persen anatara 0 dan 100 sehingga memiliki makna yang lebih mudah dipahami
seperti, seseorang dengan kriteria tertentu yang diketahui memiliki predicted
probability membeli sebesar 75 %.
Berikut adalah ilustrasi selanjutnya, misalkan diketahui individu dengan
nilai kelompok acuan (42), keluarga (35), motivasi (45), persepsi (9),
pembelajaran (54), keyakinan dan sikap (50), usia (21) maka didapat hasil:
Probability =
= 0.86 (10)
Artinya individu dengan nilai variabel independen tersebut yaitu:
kelompok acuan (42), keluarga (35), motivasi (45), persepsi (9), pembelajaran
(54), keyakinan dan sikap (50), usia (21) memiliki predicted probability untuk
membeli sebesar 86%
Nilai yang diperoleh sebesar 86% adalah predicted probability, karena
nilai dari probability yang sesungguhnya (true probability) memiliki rentangan
yang bisa lebih besar dan lebih kecil dari nilai 8.6%. Oleh karena itu dalam
analisis regresi logistik dapat pula diketahui nilai rentangan probability yang
mungkin terjadi dari suatu kejadian atau disebut confidance interval.
Langkah terakhir adalah melihat berapa besar proporsi varian dari logit
membeli yang bisa dijelaskan oleh masing-masing variabel independen yaitu
kelompok acuan (X1), keluarga (X2), motivasi (X3), persepsi (X4), pembelajaran
(X5), keyakinan dan sikap (X6), usia (X7) dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
80
Tabel 4.6
Proporsi varians untuk masing-masing variabel independen
No Variabel independen Nagelkerke R Square Pertambahan
Nagelkerke R Square
1. Kelompok acuan 0.248 0.248
2. Keluarga 0.282 0.034
3. Motivasi 0.301 0.019
4. Perserpsi 0.301 0
5. Pembelajaran 0.306 0.005
6.
7.
Keyakinan & sikap
Usia
0.384
0.390
0.078
0.006
Jumlah 0.390
Nilai Nagelkerke R Square yang dihasilkan pada tabel 4.7, dapat ditafsirkan
seperti nilai R Square pada regresi linier karena Nagelkerke R Square dinyatakan
dalam satuan logit. Namun pada penelitian umumnya, jarang dijelaskan proporsi
varian pada masing-masing variabel independen seperti yang peneliti lakukan. Dari
tabel di atas dapat disampaikan informasi sebagai berikut :
1. Variabel kelompok acuan memberikan sumbangan sebesar 24.8% dalam varians
logit keputusan membeli.
2. Variabel keluarga memberikan sumbangan sebesar 3.4% dalam varians logit
keputusan membeli.
3. Variabel motivasi memberikan sumbangan sebesar 1.9% dalam varians logit
keputusan membeli.
4. Variabel persepsi memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians logit
keputusan membeli.
5. Variabel pembelajaran memberikan sumbangan sebesar 0.5% dalam varians logit
keputusan membeli.
81
6. Variabel keyakinan dan sikap memberikan sumbangan sebesar 7.8% dalam
varians logit keputusan membeli.
7. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0.6% dalam varians logit
keputusan membeli.
Dilihat dari besarnya pertambahan nilai Nagelkerke R Square yang
dihasilkan dapat disimpulkan bahwa dari keenam variabel independen yaitu:
kelompok acuan, keluarga, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap
dapat diketahui variabel independen yang memberikan sumbangan dari yang
terbesar hingga yang terkecil, kelompok acuan dengan nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0.248, keyakinan dan sikap dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar
0.078, keluarga dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.034, motivasi dengan
nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.019, usia dengan nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0.006, pembelajaran dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.005,
terakhir persepsi dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.
82
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab lima ini dipaparkan kesimpulan, diskusi, dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah: “terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor sosial
(kelompok acuan dan keluarga) dan faktor psikologis (motivasi, persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap) konsumen terhadap keputusan membeli
busana muslimah modern pada mahasiswi Fakultas psikologi UIN Jakarta”.
Berdasarkan proporsi varians seluruhnya, logit keputusan membeli yang
dipengaruhi variabel independen (sosial dan psikologis) adalah sebesar 38.4%.
5.2 Diskusi
Perkembangan fashion muslimah mengalami peningkatan yang luar biasa. Hal ini
disebabkan adanya kesadaran masyarakat muslim akan kewajibannya menutup
aurat. Peran dari para tokoh agama, ustadz/ustadzah yang mensyiarkan kewajiban
menutup aurat dari mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi juga
majelis ilmu yang tersebar sampai ke pelosok sangat berpengaruh terhadap
perkembangan busana muslimah. Hal ini menjadi peluang yang baik bagi para
pelaku dibidang fashion untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap busana
muslimah. Mulai dari designer papan atas hingga pedagang di pasar tradisional
bersaing menarik konsumen untuk melakukan perilaku untuk membeli. Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
83
konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah modern dari sudut
pandang sosial dan psikologis konsumen sehingga dapat mengetahui keinginan
dan kebutuhan konsumen dalam membeli busana muslimah modern. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan sosial, dan psikologis
secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan membeli busana muslimah
modern.
Dimensi kelompok acuan memberikan sumbangan pengaruh sebasar
24.8% dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.052 dengan sig. 0.107 (sig>0.05),
yang berarti secara positif mempengaruhi keputusan membeli busana muslimah
modern dengan keriteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi pengaruh
kelompok acuan seseorang maka semakin tinggi keputusan membeli busana
muslimah modern. Dalam penelitian ini kelompok acuan memberikan standar
(norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana
seseorang berpikir atau berperilaku (Engel, Blackwell, dan Miniard, 2002). Hal ini
menunjukkan bahwa kelompok acuan memberikan penutan kepada anggotanya
untuk membentuk perilaku khususnya perilaku dalam keputusan membeli.
Dimensi keluarga memberika sumbangan pengaruh sebesar 3.4% dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0.010 dengan sig. 0.737 (sig>0.05), yang berarti
secara positif mempengaruhi keputusan membeli busana muslimah modern
dengan keriteria tidak signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi peran keluarga
dalam mempengaruhi maka semakin tinggi keputusan membeli busana muslimah
modern. Dalan penelitian ini adanya interaksi dalam keluarga ketika melakukan
proses membeli, sangat menunjang terjadinya proses keputusan membeli suatu
84
produk. Tiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing dalam
mempengaruhi tingkah laku membeli. Keluarga merupakan organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang paling
dominan adalah keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian (Philip Kotler,
2010).
Dari variabel sosial dengan dua dimensi didalamnya, masing-masing
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keputusan membeli busana
muslimah modern. Kelompok acuan memberikan pengaruh sebesar yaitu 24.8%
dengan keriteria tidak signifikan. Keluarga memberikan pengaruh sebesar 3.4%
dengan kriteria tidak signifikan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Firda Amalia (2010), yang meneliti tentang “Analisis
pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap keputusan
membeli minuman penambah tenaga cair merek M-150 di Semarang. Dalam
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari sosial
konsumen terhadap keputusan membeli minuman penambah tenaga cair merek
M-150 di Semarang. Adanya hasil yang berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis, mungkin dikarenakan adanya sampel yang berbeda.
Penulis melakukan penelitian dengan mengkhususkan sampel wanita dengan
penelitian membeli busana muslimah modern, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Firda mengkhususkan sampel pada laki-laki dengan penelitian
membeli minuman cair penembah tenaga.
Dimensi motivasi memberikan sumbangan pengaruh sebesar 1.9% dengan
nilai koefisien regresi sebesar 0.042 dengan sig. 0.135 (sig>0.05), yang berarti
85
bahwa variabel motivasi secara positif mempengaruhi logit keputusan membeli
busana muslimah modern tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi motivasi
konsumen maka semakin tinggi logit keputusan membeli busana muslimah
modern. Dalam penelitian ini adanya dorongan (drive) yang berasal dari dalam
individu kemudian dorongan tersebut menghasilkan kebutuhan dengan intensitas
yang kuat. Kebutuhan seseorang untuk membentuk perilaku untuk membeli.
Dimensi persepsi memberikan sumbangan pengaruh sebesar 0% dengan
nilai koefisien regresi sebesar -0.021 dengan sig. 0.430 (sig>0.05), yang berarti
bahwa variabel persepsi secara negatif mempengaruhi logit keputusan membeli
busana muslimah modern tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi persepsi
maka semakin rendah logit keputusan membeli busana muslimah modern. Dalam
penelitian ini persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan individu
untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti
dan masuk akal mengenai dunia (Schiffman dan Kanuk, 2008). Adanya proses
yang dilakukan seseorang akan membentuk suatu perilaku yang diambil dalam
keputusan membeli.
Dimensi pembelajaran memberikan sumbangan pengaruh sebesar 0.5%
dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.054 dengan sig. 0.097 (sig>0.05), yang
berarti bahwa variabel pembelajaran secara positif mempengaruhi logit keputusan
membeli busana muslimah modern tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi
pembelajaran maka semakin tinggi logit keputusan membeli busana muslimah
modern. Dalam penelitian ini pembelajaran merupakan suatu perubahan dalam
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman (Kotler dan Armstrong, 2008).
86
Adanya proses bagi konsumen untuk terus menerus berkembang dan berubah
karena adanya pengetahuan yang baru diperoleh atau dari pengalaman yang
dialami sendiri. Hal tersebut akan membentuk konsumen untuk menunjukkan
perilaku yang baru dalam hal keputusan membeli.
Dari variabel psikologis terdapat empat dimensi yang mempengaruhi
konsumen terhadap keputusan membeli busana muslimah modern. Tiga
diantaranya memberikan pengaruh yang berbeda, motivasi memberikan pengaruh
sebesar 1.9%, dengan keriteria tidak signifikan. Persepsi memberikan pengaruh
sebesar 0%, dengan keriteria tidak signifikan. Dan pembelajaran memberikan
pengaruh sebesar 0.5%, dengan keriteria tidak signifikan. Namun ada satu
dimensi yang memiliki kriteria yang signifikan terhadap keputusan membeli yaitu
dimensi keyakinan dan sikap.
Dimensi keyakinan dan sikap memberikan sumbangan pengaruh sebesar
7.8% dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.101 dengan sig. 0.001 (sig<0.05).
Pengaruh keyakinan dan sikapbernilai positif, artinya semakin tinggi tingkat
keyakinan dan sikap seseorang, maka semakin tinggi keputusan membeli busana
muslimah modern. Dengan adanya keyakinan dan sikap yang positif dari dalam
diri konsumen, akan membentuk perilaku dalam hal keputusan membeli busana
muslimah modern. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Feri Aditia Suhaji (2010) dengan penelitian “faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian baju MINT di counter Java Mall Semarang”,
yang menyimpulkan bahwa keyakinan dan sikap mempengaruhi keputusan
membeli busanan muslimah modern secara positif. Sama halnya penelitian yang
87
dilakukan oleh Yohanes Suhari (2008) yang mengatakan bahwa sikap dan
kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Dari beberapa teori dan penelitian yang ada dijelaskan bahwa Sikap
merupakan suatu penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka,
perasaan emosional yang tindakannya cenderung ke arah berbagai objek atau ide.
Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan
mempengaruhi sikap. Dalam perilaku konsumen, sikap dan keyakinan sangat
berpengaruh dalam menentukan suatu produk, merek, dan pelayanan. Sikap dan
keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui
komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada
konsumen (Mangkunegara, 2005).
5.3 Saran
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu
penulis membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran
tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti
variabel dependen yang sama.
5.3.1 Saran teoritis.
1. Berdasarkan hasil penelitian regresi logistik, nilai Nagelkerke R Square
memberikan sumbangan sebesar 39% dimana variabel yang menunjukkan
signifikansi terhadap keputusan membeli busana muslimah modern yaitu
variabel keyakinan dan sikap. Untuk nilai proporsi varian sumbangan efektif
dari hasil penelitian, faktor keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
keputusan membeli busana muslimah modern menunjukkan pengaruh secara
88
keseluruhan sebesar 7.8% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain.
Kelompok acuan memberikan sumbangan terbesar dalam varian logit
keputusan membeli yaitu sebesar 24.8%. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan agar melakukan penelitian untuk menguji faktor lain yang
mempengaruhi keputusan membeli busana muslimah modern seperti
marketing strategic (Engel & Balwel, 2008), promotion mix (Kotler &
Armstrong, 2007) dan beberapa variabel demografi, seperti pendapatan,
profesi dan lain sebagainya. Faktor pribadi (Kotler & Armstrong, 2007)
penulis sarankan untuk digunakan karena dilihat dari aspek-aspek (status
sosial, pendapatan, dan pekerjaan). Dengan mempertimbangkan variabel
tersebut, diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil
dalam penelitian ini.
2. Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu mahasiswa berjumlah 200
orang. Dengan bertambahnya variabel lain yang akan diteliti, maka jumlah
item pun akan bertambah. Jumlah sampel harus ditambah dan disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian. Penyesuaian karakteristik sampel diharapkan
akan memberikan data yang lebih representatif. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan responden memiliki karakteristik yang sesuai dan lebih
representatif, seperti hijabber community.
3. Penelitian ini bertemakan keputusan membeli busana muslimah modern.
Secara tema, ranah penelitian ini memiliki cakupan yang luas, maka untuk
penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mempersempit ranah penelitian
89
agar hasil yang didapat lebih spesifek, misalnya fashion hijab muslimah
merek A atau B.
5.3.2 Saran praktis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keyakinan dan sikap (believe &
attitute) berpengaruh secara signifikan (p<0.005) terhadap keputusan
membeli busana muslimah moden. Saran yang dapat disampaikan adalah bagi
pemasar yang bergerak dibidang fashion muslim agar mampu memperhatikan
kondisi psikologis konsumen sehingga dapat menghasilkan produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam hal ini produsen
dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga jual
terjangkau dan bagian marketing harus tepat sasaran. Produsen harus selalu
memperhatikan trend fashion yang diinginkan sehingga konsumen memiliki
sikap dan keyakinan positif agar tertarik untuk melakukan pembelian busana
muslimah modern.
90
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Firda. (2011). Analisa pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis
terhadap keputusan pembelian minuman penambah tenaga cair merek M-150
di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Amiruddin. (2011). Kriteria busana muslimah. Jakarta: Mizan
Amstrong, G. & Kotler, P.(2008). Prinsip-prinsip pemasaran. Cetakan Pertama.
Jakarta: Erlangga.
Angipora, Marius P. (2002). Dasar-dasar pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Azizah, Nora. (2014). Indonesia berpeluang besar jadi tren fesyen muslim dunia.
Diunduh tanggal 9 Juli 2014. http://www.republika.co.id
Bukti A. Tarigan. (2007). Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen dalam pemilihan produk. Jurnal. Media Unika Vol. 2, No. 20.
Tahun 2007.
David W. Hosmer, Jr., Stanley Lemeshow. (2004). Applied logistic regression.
California: Sage Publication, Inc.
Dian. (2013). Busana muslimah. Diunduh tanggal 28 November 2014.
http://diianchibi.wordpress.com
Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. (2002). Perilaku konsumen. Edisi
Keenam, Binapura Aksara, Jakarta.
Delia, Fratu. (2011). Factors of influence and change in the tourism consumer
behaviour. Bulletin of the Transilvania University of Bravos.Vol. 4, (53). No.
1. Tahun 2011.
Hartono. (2012). Kemenperin gelar pameran produk busana muslim. Diunduh
tanggal 8 Maret 2014. http://www.kemenperin.go.id
Kotrler, P. (2008). Manajemen pemasaran. Edisi kedua belas, Jilid 2.Jakarta : PT.
Indeks.
Kotler, P., & Armstrong, G. (1997). Dasar-dasar pemasaran, Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, P., & Keller, K. (2010). Manajemen pemasaran. Jakarta: Indeks
91
Mangkunegara, A,P,. (2005). Perilaku konsumen. Bandung: PT Eresco Bandung.
Menard, S. (2002). Applied logistic regression analysis (2nd ed). California: Sage
Publication, Inc.
Mowen, C. J. & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen, Edisi kelima (terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Mowen, C.J. & Mimor M., (2002). Perilaku konsumen. Edisi Kelima (terjemahan).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mowen, J. C., & Minor, M., (2002), Consumer behaviour. Fifth Edition, Printice
Hall, Upper Saddle Rive, New Jersey.
Osborn, J. (2008). Best practices in quantitative methods: 24 Binary logistic
regression. California: Sage Publication, Inc.
Pampel, F.C. (2000). Logistic regression: A primer. SAGE University papers series
on quantitative applications in the social science, 07-132. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Prasetijo & Ihalauw, J. (2005). Perilaku konsumen. Yogyakarta. ANDI
Setiadi, Nugroho J. (2008). Perilaku konsumen: perspektif kontemporer pada motif,
tujuan, dan keinginan konsumen. Edisi Revisi, Cetakan ke-4. Jakarta: Kencana.
Schiffman, Leon G. & Kanuk, L.L. (2008). Consumer behavior. Seventh Edition.
London : Prentice-Hall International (UK) Limited.
Schiffman, Leon G. & Kanuk, L.L. (2006). Consumer behavior. Eighth Edition. New
Jersey : Pearson Education, Inc., Upper Saddle River.
Suhaji, Feri Aditia. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
baju “MINT” di counter Java Mall Semarang. Skripsi: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Widya Manggala.
Supranto & Limakrisna. (2011). Perilaku konsumen dan strategi pemasaran. Jakarta:
MitraWacana Media.
Umar, J., Ph.D. (2012). Bahan ajar psikometri. Tidak dipublikasikan, UIN Jakarta.
Yulianti, F. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli
produk pada perusahaan Irma Sasirangan Banjarmasin. Skripsi: Universitas
Islam Kalimantan
92
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang sedang melakukan penelitian skripsi. Untuk itu, saya memohon
kesediaan anda berpartisipasi menjadi responden penelitian ini dengan
mengisi kuesioner. Silahkan isi setiap butir pernyataan sesuai dengan
keadaan/kondisi diri anda yang sebenarnya. Semua data anda akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.
Tema pada penelitian ini yaitu “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumen terhadap Keputusan Membeli Busana Muslimah Modern”. Adapun
kriteria busana muslimah modern pada penelitian ini yaitu: busana yang
sesuai aturan agama Islam namun tetap tampil modis seperti:
1. Busana menutupi seluruh bagian tubuh kecuali muka dan telapak
tangan.
2. Busana tidak menerawang/tipis
3. Busana tidak menampakkan bentuk tubuh
4. Busana tidak menyerupai pakaian laki-laki
5. Tidak menggunakan aksesoris atau perhiasan yang mencolok.
6. Terlihat modis sesuai dengan perkembangan busana muslimah saat
ini.
Dari kriteria busana di atas, akan mengacu pada perkembangan
fashion muslim saat ini. Sebagai contoh, busana muslimah modern versi Dian
Pelangi.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Khoirun Nisya
93
DATA RESPONDEN
Nama/Inisial :
Usia : tahun
Semester :
PETUNJUK PENGISIAN
Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan. Anda diminta untuk
membaca dan memahami setiap pernyataan. Anda cukup mengemukakan
kesesuaian pernyataan dengan kenyataan sebenarnya. Berilah tanda silang
(X) pada salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom sebelah
kanan.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam setiap pernyataan.
Jawaban hanya merupakan penilaian dari diri masing-masing responden.
Silahkan jawab sesuai dengan keadaan diri anda saat ini. Teliti kembali
jawaban Saudara dalam mengisi kuesioner ini, sehingga tidak ada pernyataan
yang terlewati.
Jika jawaban Anda tidak setuju, beri tanda silang (X) padakolom
tidak setuju. Jika jawaban Anda sangat tidak setuju, beri tanda silang (X)
padakolom sangat tidak setuju. Jika jawaban Anda setuju, beri tanda silang
(X) padakolom setuju. Jika jawaban Anda sangat setuju, beri tanda silang
(X) padakolom sangat setuju.
CONTOH PENGISIAN
Jika pernyataan di bawah ini menurut anda sesuai dengan diri anda,
maka beri tanda silang (X) pada kolom Setuju.
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1 Saya menyukai warna merah X
Artinya: Anda setuju dengan pernyataan “saya menyukai warna merah”
94
Skala I
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya membeli busana muslimah modern
Skala II
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Saya kurang terpengaruh dengan trend busana
muslimah modern yang dikenakan selebritis.
2. Banyaknya mahasiswa yang mengenakan busana
muslimah modern menginspirasi saya untuk
mengenakan hal yang sama.
3. Adanya komunitas fashion muslim banyak
menginspirasi saya memilih model busana muslimah
modern.
4. Sering berkumpul dengan komunitas fashion muslim
menambah pengetahuan saya tentangtrend busana
muslimah modern.
5. Keluarga mendukung saya mengenakan busana
muslimah modern.
6. Saya memperoleh informasi tentang busana
muslimah modern dari anggota keluarga.
7. Keluarga memberikan respon positif terhadap
busana muslimah modern yang saya kenakan.
8. Menurut saya, dukungan keluarga kurang
memadai terhadap jenis busana muslimah
modern yang saya kenakan.
95
Skala III
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Saya terdorong untuk mengenakan busana
muslimah modern karena kebutuhan saya akan
fashion.
2. Beragamnya busana muslimah modern saat ini,
mendorong saya untuk mengenakan busana
muslimah modern secara bervariasi.
3. Kuatnya minat saya akan kebutuhan fashion
membuat saya untuk mengenakan busana
muslimah modern.
4. Rendahnya minat saya akan kebutuhan fashion
membuat saya kurang tertarik untuk
mengenakan busana muslimah modern.
5. Menurut saya mengenakan busana muslimah
modern merupakan hal yang positif.
6. Menurut saya, busana muslimah modern
merupakan busana syar’i namun tetap terlihat
modis (fashionable)
7. Menurut saya, busana muslimah modern kurang
sesuai dengan ajaran syariat Islam.
8. Menurut saya, mengenakan busana muslimah
modern dapat membuat pemakainya terlihat
lebih anggun.
9. Pengalaman spiritual membuat saya
mengenakan busana muslimah modern
10. Mengenakan busana muslimah modern
memberikan pembelajaran yang positif bagi
pemakainya.
96
11. Religiusitas saya semakin meningkat setelah
mengenakan busana muslimah modern.
12. Dengan mengenakan busana muslimah modern
memberikan perubahan perilaku yang positif
bagi saya.
13. Busana muslimah modern yang saya kenakan,
membuat saya lebih percaya diri.
14. Saya kurang percaya diri mengenakan busana
muslimah modern.
15. Saya yakin untuk mengenakan busana
muslimah modern.
16. Mengenakan busana muslimah modern
menambah keyakinan saya untuk konsisten
dalam berbusana muslimah.
17. Saya merasa keberatan jika ada teman yang
mengomentari gaya busana muslimah modern
yang saya kenakan.
18. Saya suka menciptakan kreasi baru dalam
berbusana muslimah modern.
19. Saya suka melihat teman yang mengenakan
busana muslimah modern.
20. Saya kurang nyaman jika ada teman yang
mengikuti gaya berbusana muslimah modern
yang saya kenakan.
97
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days. GET FILE='G:\scoring\IV2.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. GET FILE='G:\scoring\RELLOG.sav'. DATASET NAME DataSet2 WINDOW=FRONT. NEW FILE. DATASET NAME DataSet3 WINDOW=FRONT. DATASET CLOSE DataSet3. DATASET ACTIVATE DataSet2. NEW FILE. DATASET NAME DataSet4 WINDOW=FRONT. GET FILE='G:\scoring\RELLOG.sav'. DATASET NAME DataSet5 WINDOW=FRONT. LOGISTIC REGRESSION VARIABLES KEP_BELI /METHOD=ENTER KEL_ACUAN KELUARGA MOTIVASI PERSEPSI BELAJAR YSIKAP /PRINT=GOODFIT
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).
Logistic Regression
[DataSet5]
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 200 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 200 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 200 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
0 0
1 1
Block 0: Beginning Block
98
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
KEP_BELI Percentage
Correct 0 1
Step 0 KEP_BELI 0 0 46 .0
1 0 154 100.0
Overall Percentage 77.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant 1.208 .168 51.714 1 .000 3.348
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables KEL_ACUAN 35.465 1 .000
KELUARGA 25.677 1 .000
MOTIVASI 28.780 1 .000
PERSEPSI 8.891 1 .003
BELAJAR 25.862 1 .000
YSIKAP
USIA
24.488
1.787
1
1
.000
.181
Overall Statistics 54.797 7 .000
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 59.569 7 .000
Block 59.569 7 .000
Model 59.569 7 .000
99
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 156.142a .258 .390
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 12.3917 8 .115
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
KEP_BELI = ,00 KEP_BELI = 1,00
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 17 15.788 3 4.212 20
2 10 9.705 10 10.295 20
3 3 6.290 17 13.710 20
4 4 4.379 16 15.621 20
5 2 3.165 18 16.835 20
6 3 2.347 17 17.653 20
7 5 1.652 15 18.384 20
8 2 1.319 18 18.681 20
9 0 .996 20 19.004 20
10 0 .35 20 19.642 20
Classification Tablea
Observed
Predicted
KEP_BELI Percentage
Correct 0 1
Step 1 KEP_BELI 0 20 26 43.5
1 7 147 95.5
Overall Percentage 83.5
100
Classification Tablea
Observed
Predicted
KEP_BELI Percentage
Correct 0 1
Step 1 KEP_BELI 0 20 26 43.5
1 7 147 95.5
Overall Percentage 83.5
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a KEL_ACUAN .051 .032 2.521 1 .112 1.052
KELUARGA .003 .029 .013 1 .908 1.003
MOTIVASI .049 .028 2.993 1 .084 1.050
PERSEPSI -.021 .027 .584 1 .445 .980
BELAJAR .053 .032 2.703 1 .100 1.055
YSIKAP .099 .030 10.704 1 .001 1.105
USIA .174 .171 1.034 1 .309 1.190
Constant -13.838 4.152 11.109 1 .001 .000
a. Variable(s) entered on step 1: KEL_ACUAN, KELUARGA, MOTIVASI, PERSEPSI, BELAJAR,
YSIKAP, USIA.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KEL_ACUAN 200 20.58 72.29 50.0000 8.81139
KELUARGA 200 17.27 72.95 50.0000 9.16830
MOTIVASI 200 21.88 73.73 50.0000 9.24653
PERSEPSI 200 9.48 74.16 50.0000 8.78954
BELAJAR 200 21.87 75.36 50.0000 8.80921
YSIKAP 200 21.51 76.14 50.0000 8.93017
USIA 200 19.00 24.00 21.4550 1.25132
Valid N (listwise) 200
101
Matriks Korelasi kelompok acuan
ITEM 1 2 3 4
1 1
2 1
3 1
4 1
FR LX 1 1-LX 4 1
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran dari item kelompok acuan, tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item.
Matriks Korelasi keluarga
ITEM 1 2 3 4
1 1
2 1
3 1
4 1
FR TD 4 2 TD 4 1
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran dari item keluarga, tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item.
Matriks Korelasi motivasi
ITEM 1 2 3 4
1 1
2 1
3 1
4 1
FR LX 1 1-LX 4 1
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran dari item motivasi, tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item.
Matriks Korelasi persepsi
ITEM 1 2 3 4
1 1
2 1
3 1
4 1
FR LX 1 1-LX 4 1
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran dari item persepsi, tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item.
102
Matriks Korelasi pembelajaran
ITEM 1 2 3 4
1 1
2 1
3 1
4 1
FR LX 1 1-LX 4 1
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran dari item pembelajaran, tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item.
ITEM 1 2 3 4 5 6 7 8
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
FR TD 3 2 TD 4 1 TD 7 3 TD 6 2 TD 5 4 TD 2 1
103
104
105
106
UJI VALIDITAS KONSTRUK SOSIAL DIMENSI KELOMPOK ACUAN DA NI=8 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI= sosial.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 LX=FR LK KELACU FR LX 1 1-LX 4 1 PD OU SS TV MI
UJI VALIDITAS KONSTRUK SOSIAL DIMENSI KELUARGA DA NI=8 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 PM SY FI= sosial.cor SE 5 6 7 8/ MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK KELUARGA FR TD 4 2 TD 4 1 PD OU SS TV MI
UJI VALIDITAS KONSTRUK PSIKOLOGIS DIMENSI MOTIVASI DA NI=20 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 PM SY FI= psikologis.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 LX=FR LK MOTIVASI FR LX 1 1-LX 4 1 PD OU SS TV MI
UJI VALIDITAS KONSTRUK PSIKOLOGIS DIMENSI PERSEPSI DA NI=20 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 PM SY FI= psikologis.cor SE 5 6 7 8/ MO NX=4 NK=1 LX=FR LK PERSEPSI FR LX 1 1-LX 4 1 PD OU SS TV MI
107
UJI VALIDITAS KONSTRUK PSIKOLOGIS DIMENSI PEMBELAJARAN DA NI=20 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 PM SY FI= psikologis.cor SE 9 10 11 12/ MO NX=4 NK=1 LX=FR LK BELAJAR FR LX 1 1-LX 4 1 PD OU SS TV MI
UJI VALIDITAS KONSTRUK PSIKOLOGIS DIMENSI KEYAKINAN&SIKAP DA NI=40 NO=200 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X36 X37 X38 X39 X40 PM SY FI= budaya.cor SE 13 14 15 16 17 18 19 20/ MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK YAKSIP FR LX 1 1-LX 8 1 FR TD 3 2 TD 4 1 TD 7 3 TD 6 2 TD 5 4 TD 2 1 PD OU SS TV MI