FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

292
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA PEKERJA DI PT. BAKRIE METAL INDUSTRIES TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : Febriana Maizura NIM : 1111101000106 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA PEKERJA DI PT. BAKRIE

METAL INDUSTRIES TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

Febriana Maizura

NIM : 1111101000106

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2015 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Desember 2015

Febriana Maizura, NIM : 1111101000106

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

(NPB) pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015

xvi + 274 halaman, 24 tabel, 20 gambar, 5 lampiran

ABSTRAK

Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah suatu keadaan dengan rasa tidak

nyaman atau nyeri akut pada daerah ruas lumbalis kelima dan sarkalis (L5-S1),

NPB merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh yang kurang baik. Keluhan NPB pada pekerja dapat

mempengaruhi performance kerja, produktivitas, dan meningkatkan risiko

terjadinya kecelakaan kerja. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PT.

Bakrie Metal Industries terhadap 10 orang pekerja pada bagian fabrikasi dan 10

orang pekerja pada bagian office, diketahui bahwa 90% pekerja pada bagian

fabrikasi dan 70% pekerja pada bagian office memiliki keluhan MSDs dan pekerja

mengalami keluhan sakit terbanyak pada bagian pinggang (45%) dan punggung

(30%).

Penelitian ini berlangsung dari periode April – Desember 2015 dengan

menggunakan desain Cross Sectional Study, bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan keluhan NPB pada pekerja di bagian fabrikasi

dan office dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 76 orang. Uji statistik yang

digunakan adalah Chi Square, T-test dan Kruskal Wallis. Variabel pada penelitian

ini adalah skor leher, skor badan, skor kaki, skor lengan, skor akhir REBA, usia,

jenis kelamin, merokok, riwayat NPB, kebiasaan olahraga, berat badan, ukuran

lingkar pinggang, tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh, masa kerja dan

pencahayaan.

Hasil penelitian diperoleh pekerja yang mengalami keluhan NPB sebanyak

49 orang (64.5%). Hasil uji statistik menunjukkan variabel yang berhubungan

dengan keluhan NPB adalah skor leher, skor badan, skor akhir REBA, jenis

kelamin, tinggi badan, persen lemak tubuh, sitting height, dan pencahayaan.

Untuk mengurangi risiko keluhan NPB pekerja disarankan beristirahat

ketika sudah mulai merasakan keluhan pada otot tubuh, dan pekerja mengikuti

senam pagi. Perusahaan sebaiknya memberikan pelatihan mengenai risiko

pekerjaan dan tata cara bekerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi,

menyediakan bantalan, dan memberikan sumber pencahayaan buatan pada area

dan ruang kerja serta melakukan tindakan pemeliharaan sumber cahaya

Daftar bacaan : 98 (1978 – 2015)

Kata kunci : Nyeri Punggung Bawah (NPB), keluhan NBP, REBA

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

iii

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY

Thesis, December 2015

Febriana Maizura, NIM : 1111101000106

Factors Associated With Low Back Pain (LBP) Complaints of Workers in PT.

Bakrie Metal Industries Year 2015.

xvi + 274 page, 24 tabels, 20 images, 5 attachments

ABSTRACT

Low Back Pain (LBP) is a condition with discomfort or acute pain in the

fifth lumbalis and sarkalis area(L5-S1), LBP is one of the musculoskeletal

disorder caused by poorly activity of the body. LBP complaints on worker can

reduce work performances, productivity, and also increase the risk of

accidents.The results of preliminary study in PT. Bakrie Metal Industries on 10

fabrication workers and 10 office workers, had been showed that 90% fabrication

workers and 70% office workers have a MSDs complaints and the most of

workers had complaints of pain at the lumbar (45%) and back (30%).

This study is held on April – December 2015 and uses a cross sectional

study design. That studys aims to determine the factors associated with complaints

of LBP in workers in the fabrication and office with 76 samples. The statistical

test that used are Chi Square, T-test and Kruskal Wallis. Variables of this studies

are neck scores, trunk scores, leg scores, arm scores, the final score REBA, age,

gender, smoking habits, disease of history LBP, physical fitness, weight, waist

circumference, height, sitting height, percent of body fat, periode of employment,

and lighting.

The results showed that workers with LBP complaints were 49 people

(64.5%). Statistical analysis showed variables that have association to LBP

complaints are neck scores, trunk scores, the final score REBA, gender, height,

percent of body fat, sitting height, and lighting.

To reduce risk of LBP complaints, workers are suggested to take a rest

when they begin to feel the complaints in the muscles, and they are suggested to

do morning exercises. Company should provide training on occupational risks and

procedures of work that is compatible with the principles of ergonomics, provide

cushion, and surficial artificial lighting in the area and work area, and doing

maintenance light source.

Reading list : 98 (1978 – 2015)

Keywords : Low Back Pain (LBP), LBP complains, REBA

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA PEKERJA DI PT. BAKRIE

METAL INDUSTRIES TAHUN 2015

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 11 Desember 2015

Disusun Oleh:

Febriana Maizura

NIM. 1111101000106

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 11 Desember 2015

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Personal

Nama : Febriana Maizura

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Februari 1993

Alamat : Jalan Pinang II RT. 002 RW. 02 No. 21, Pondok

Labu, Cilandak, Jakarta Selatan 12450

No. Handphone : 082110981087

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Email : [email protected]

Program Studi dan Angkatan : PSKM, 2011

Pendidikan Formal

TK : TK RA An-Ni’mah Pondok Labu Jakarta

SD : SDN Pondok Labu 03 Pagi Jakarta

SMP : SMPN 96 Jakarta

SMA : SMAN 49 Jakarta

Universitas : Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, seluruh puji serta syukur selalu dilantunkan ke hadirat

Allah SWT, Sang Pemilik Pengetahuan, yang dengan rahmat dan inayahNYA

jualah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor

yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NBP) pada

Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

Rasulullah SAW, yang atas perkenan Allah, telah mengantarkan umat manusia ke

pintu gerbang pengetahuan Allah yang Maha luas.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Keluarga tercinta, ibu, ayah, aida dan aan yang dengan doa, restu serta

dukungan yang diberikan tanpa mengenal batas waktu.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri SKM., M.Kes. selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti SKM, M.Kes, Ph.D, selaku Kepala Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Iting Shofwati ST, MKKK dan ibu Minsarnawati, SKM, MKM,

selaku dosen pembimbing skripsi, yang sentiasa memberikan waktu,

dukungan, ilmu, dan kesabarannya untuk membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Meilani M. Anwar, yang senantiasa memotivasi, membimbing,

meluangkan waktu, pikiran dan kesabaran serta doanya kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS, Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, dan

Bapak Rulyenzi Rasyid, MKKK selaku Penguji Sidang Skripsi yang telah

memberikan saran dan masukkan dalam penempurnaan skripsi ini.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

viii

7. Dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Peminatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

8. Bapak I.P Danan Setiawan selaku QHSE Coordinator PT. Bakrie Metal

Industries.

9. Pak Kaisar, Pak Tris, Pak Fadri, Mas Angga, Mas Oka dan Mba Friska

selaku staff departemen QHSE PT. Bakrie Metal Industries yang telah

banyak membantu selama penelitian.

10. Pak Adi, Bu Merti, dan Mba Lina selaku staff HRD yang membatu penulis

dalam memperoleh data dan pengurusan surat menyurat.

11. Seluruh karyawan PT Bakrie Metal Industries yang telah secara sukarela

membantu penulis ketika membutuhkan informasi yang diperlukan dalam

penyusunan skripsi.

12. Mba ita, Icha, Uni dan Ab yang telah memberikan motivasi dalam semua

kegiatan

13. Kawan-kawan seperjuangan peminatan K3 2011, terimakasih atas

semangat dan dukungan kalian.

14. Dan teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta 2011.

Semangaaaaaat!!!!

Dan akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis panjatkan doa dan harap,

semoga kebaikan mereka dicatat sebagai amal shaleh di hadapan Allah SWT dan

menjadi pemberat bagi timbangan kebaikan mereka kelak. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................ ii

ABSTRACT ............................................................................................. iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

DAFTAR ISTILAH ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6

D. Tujuan .............................................................................................. 7

1. Tujuan Umum .......................................................................... 7

2. Tujuan Khusus ......................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

1. Bagi Perusahaan ...................................................................... 9

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ............................ 9

3. Bagi Peneliti ............................................................................ 10

F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12

A. Keselamatan Kerja ........................................................................... 12

1. Kecelakaan Akibat Kerja ......................................................... 12

2. Penyakit Akibat Kerja (PAK) .................................................. 13

B. Nyeri Punggung Bawah (NPB) ........................................................ 13

1. Definisi NPB ........................................................................... 14

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

x

2. Anatomi Tulang Belakang (Lumbal Spine) ............................. 15

3. Penyebab NPB ......................................................................... 18

4. Gejala NPB .............................................................................. 19

5. Patofisiologi NPB .................................................................... 20

6. Faktor RisikoNPB ................................................................... 23

7. Metode Penilaian Risiko Faktor Pekerjaan ............................. 52

C. Analisis Statistik ............................................................................... 79

1. Analisis Univariat .................................................................... 79

2. Analisis Bivariat ...................................................................... 81

D. Kerangka Teori ................................................................................ 85

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 87

A. Kerangka Konsep ............................................................................ 87

B. Definisi Operasional ........................................................................ 94

C. Hipotesis .......................................................................................... 101

BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................... 103

A. Desain Penelitian ............................................................................. 103

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 103

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 103

D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 105

E. Pengumpulan Data ........................................................................... 109

F. Pengolahan Data ............................................................................... 119

G. Analisis Data ................................................................................... 120

BAB V HASIL .......................................................................................... 122

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................. 122

1. Sejarah Singkat PT. Bakrie Metal Industries .......................... 122

2. Visi dan Misi PT. Bakrie Metal Industries ............................. 123

3. Gambaran Proses Produksi di PT. Bakrie Metal Industries .... 124

B. Analisis Univariat ............................................................................ 135

1. Gambaran Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015 ............................................................ 135

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

xi

2. Gambaran Faktor Pekerjaan pada Pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries Tahun 2015 ................................................. 135

3. Gambaran Faktor Individu (Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan

Merokokk, Riwayat NPB, Kebiasaan Olahraga, Berat

Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi Badan, Sitting

Height, Persen Lemak Tubuh, dan Masa Kerja) dan Faktor

Lingkungan (Pencahayaan) pada Pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries Tahun 2015 ................................................. 137

C. Analisis Bivariat .............................................................................. 143

1. Hubungan antara Faktor Pekerjaan dengan Keluhan NPB

pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015 ..... 143

2. Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok,

Riwayat NPB dan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan

NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun

2015 ........................................................................................ 147

3. Hubungan antara Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang,

Tinggi Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, Masa

Kerja dan Pencahayaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015 ............................ 149

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................ 153

A. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 153

B. Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Pekerja PT. Bakrie

Metal Industries Tahun 2015 ........................................................... 154

C. Hubungan antara Faktor Pekerjaan dengan Keluhan NPB pada

Pekerja PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015 ............................ 157

D. Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok,

Riwayat NPB dan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB pada

Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015 ....................... 169

1. Hubungan Usia dengan Keluhan NPB .................................... 169

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan NPB .................... 173

3. Hubungan Merokok dengan Keluhan NPB ............................ 175

4. Hubungan Riwayat NPB dengan Keluhan NPB ..................... 180

5. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB ........... 182

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

xii

E. Hubungan antara Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi

Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, Masa Kerja dan

Pencahayaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries Tahun 2015 ........................................................... 187

1. Hubungan Berat Badan dengan Keluhan NPB ....................... 187

2. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dengan Keluhan NPB . 189

3. Hubungan Tinggi Badan dengan Keluhan NPB ..................... 192

4. Hubungan Sitting Height dengan Keluhan NPB ..................... 194

5. Hubungan Persen Lemak Tubuh dengan Keluhan NPB ......... 196

6. Hubungan Masa Kerja dengan dengan Keluhan NPB ............ 199

7. Hubungan Pencahayaan dengan Keluhan NPB ...................... 203

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 207

A. Simpulan .......................................................................................... 207

B. Saran ................................................................................................ 210

1. Bagi Pekerja ............................................................................ 210

2. Bagi Perusahaan ...................................................................... 210

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................ 211

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 213

LAMPIRAN ............................................................................................ 222

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Persen Lemak Tubuh pada Laki-laki dan

Perempuan ....................................................................... 45

Tabel 2.2 Ilustrasi Posisi Badan dan Skoring ................................. 62

Tabel 2.3 Ilustrasi Posisi Leher dan Skoring ................................... 64

Tabel 2.4 Ilustrasi Posisi Kaki dan Skoring ..................................... 65

Tabel 2.5 Skoring A REBA ............................................................. 66

Tabel 2.6 Skor untuk Beban atau Force .......................................... 66

Tabel 2.7 Ilustrasi Posisi Lengan dan Skoring ................................. 68

Tabel 2.8 Ilustrasi Posisi Lengan Bawah dan Skoring .................... 69

Tabel 2.9 Ilustrasi Posisi Pergelangan Tangan dan Skoring ............ 70

Tabel 2.10 Skor B REBA ................................................................... 70

Tabel 2.11 Skor untuk Jenis Pegangan .............................................. 71

Tabel 2.12 Skor C REBA ................................................................... 72

Tabel 2.13 Skoring untuk Aktivitas Otot ........................................... 73

Tabel 2.14 Kategori Tingkat Risiko ................................................... 74

Tabel 2.15 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penilaian Faktor

Pekerjaan Risiko NPB ..................................................... 76

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................... 94

Tabel 4.1 Skala Penilaian Intensitas Nyeri Berdasarkan Numeric

Rating Scale ..................................................................... 110

Tebel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan NPB pada

Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015 ........ 135

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerjaan

pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015 136

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,

Kebiasaan Merokok, Riwayat NPB dan Kebiasaan

Olahraga pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

Tahun 2015 ...................................................................... 138

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

xiv

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan, Ukuran

Lingkar Pinggang, Tinggi Badan, Sitting Height, Persen

Lemak Tubuh, Masa Kerja dan Pencahayaan pada

Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015 ........ 140

Tabel 5.5 Analisis Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan

NPB pada Pekerja Fabrikasi di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015...................................................... 144

Tabel 5.6 Analisis Hubungan Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan

Merokok, Riwayat NPB, dan Kebiasaan Olahraga

dengan Keluhan NPB pada Pekerja Fabrikasi di PT.

Bakrie Metal Industries Tahun 2015 ............................... 147

Tabel 5.7 Analisis Hubungan Berat Badan, Ukuran Lingkar

Pinggang, Tinggi Badan, Sitting Height, Persen Lemak

Tubuh, Masa Kerja dan Pencahayaan dengan Keluhan

NPB pada Pekerja Fabrikasi di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015 ..................................................... 150

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tulang Belakang Manusia ............................................... 16

Gambar 2.2 Ruas Pergerakan Tulang Belakang .................................. 16

Gambar 2.3 Vertebra Lumbar Dilihat dari Atas dan Samping ............ 17

Gambar 2.4 Vertebra Endplates yang Terletak pada Vertebra Tubuh

yang Berdekatan dengan Cakram .................................... 17

Gambar 2.5 Lumbar Motion Monitor .................................................. 55

Gambar 2.6 Output yang Dihasilkan Menggunakan Software LMM . 55

Gambar 2.7 Tiga Dimensi Model Menggunakan 3DSSPP ................. 57

Gambar 2.8 Diagram Alur Penilaian Dengan Metode REBA ............. 72

Gambar 2.9 Skema Kerangka Teori .................................................... 86

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep ................................................. 93

Gambar 4.1 Kris Digital Scale ............................................................. 106

Gambar 4.2 OD 235 OneMed .............................................................. 106

Gambar 4.3 Sitting Height Scale ......................................................... 107

Gamber 4.4 Sctature Scale .................................................................. 107

Gambar 4.5 OMRON Body Fat Monitor ............................................. 107

Gambar 4.6 Kamera Nikon Coolpix S33 ............................................ 108

Gambar 4.7 Lux Meter Krisbow Model: KW06-291 ........................... 108

Gambar 5.1 Bagan Proses Produksi pada PT. Bakrie Metal Industries 124

Gambar 5.2 Bagan Proses Pembuatan Produk Konstruksi .................. 133

Gambar 5.3 Bagan Proses Pembuatan Produk Fabrikasi ..................... 134

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

xvi

DAFTAR ISTILAH

NPB : Nyeri Punggung Bawah

LBP : Low Back Pain

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

NBM : Nordic Body Map

REBA : Rapid Entire Body Assessment

PAK : Penyakit Akibat Kerja

MSDs : Musculoskeletal Disorders

NIOSH : National for Occupational Safety and Health

LMM : Lumbar Motion Monitor

RULA : Rapid Upper Limb Assessment

OWAS : Ovako Working Posture Analysis

BMI : Bakrie Metal Industries

HRD : Human Resoursces Development

IT : Information Technology

QHSE : Quality, Health, Safety and Environment

ILO : International Labour Organization

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu dari negara yang sangat berkepentingan

terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai

kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib

diselenggarakan pada setiap tenaga kerja, khususnya tempat kerja yang

mempunyai risiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar bekerja

secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya,

untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program

perlindungan tenaga kerja.

Salah satu aspek kesehatan kerja yang harus diperhatikan adalah penyakit

akibat kerja (PAK). PAK merupakan risiko yang diterima pekerja dalam

bidang kesehatan yang merupakan akibat dari berkembangan industri di

Indonesia dan pertambahan tenaga kerja. PAK adalah setiap penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja (Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/MEN/1981). PAK disebabkan oleh

sejumlah faktor namun ada sebagian yang berasal dari tempat kerja, dan

penyakit gaya hidup yang disebabkan oleh satu atau beberapa faktor risiko

gaya hidup. Selain itu pekerja juga berisiko terkena cedera akibat kecelakaan

kerja (Anies, 2005).

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

2

Pada tahun 2011, dalam Media Relations Officer International Labour

Organization (ILO) memperkirakan bahwa di seluruh dunia setiap tahunnya

2,3 juta orang meninggal akibat PAK dan kecelakaan kerja. Selain itu setiap

harinya lebih dari 160 juta orang menderita PAK dan yang berhubungan

dengan pekerjaan (Lingga, 2011). Salah satu PAK yang disebabkan oleh

keadaan yang tidak ergonomis adalah gangguan Musculoskeletal Disorders

(MSDs). Nyeri Punggung Bawah (NPB) atau Low Back Pain (LBP)

merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond dan Pellino, 2002).

Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah suatu keadaan dengan rasa tidak

nyaman atau nyeri akut pada daerah ruas lumbalis kelima dan sarkalis (L5-S1)

(Pheasant, 1991). Work-Related Low Back Pain adalah rasa nyeri dalam

konteks pekerjaan dan secara klinis mungkin disebabkan oleh pekerjaan atau

dapat diperburuk oleh aktifitas pekerjaan (Beeck dan Hermans, 2000). LBP

merupakan kesakitan yang sangat umum. Sekitar dua pertiga dari populasi

orang dewasa di Amerika Serikat (AS) menderita LBP pada suatu saat dalam

kehidupan mereka (Deyo dan Weinstein, 2001 dalam Gallagher, 2008).

Sebanyak 36% dari gangguan MSDs di Amerika Serikat berjenis back pain

dan diketahui bahwa 11% pekerja pada industri manufacturing merasakan

keluhan nyeri muskuloskeletal (Bureau of Labor Statistic, 2013).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh European Agency for Safety

and Health at Work pada 235 juta pekerja di 31 negara Eropa pada tahun

2007, diperoleh hasil sebanyak 25% pekerja mengalami nyeri punggung dan

23% nyeri otot (European Agency for Safety and Health at Work, 2008). Hasil

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

3

penelitian Riyadina dkk, pada industi baja (workshop) di kawasan industri

Pulo Gadung Jakarta Timur diketahui bahwa sebanyak 20,1% pekerja

merasakan nyeri pada bagian kaki dan 17,3% pekerja merasakan nyeri pada

bagian pinggang (Riyadina, 2008). Berdasarkan penelitian Asriadi (2011),

pada PT. International Nickel Indonesia, diketahui bahwa sebanyak 46,3%

pekerja operator alat berat atau pabrik mengalami keluhan LBP, 16% pekerja

mekanik mengalami keluhan LBP, dan 3,2% pekerja pengelasan mengalami

keluhan LBP. Berdasarakan hasil penelitian Ayuningtyas (2012), pada pekerja

kantor PT. Krakatau Steel diketahui bahwa sebanyak 40% pekerja mengalami

NPB (Ayuningtyas, 2012).

Menurut beberapa ahli, terdapat faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya NPB yaitu faktor pekerjaan, faktor psikososial, faktor individu, dan

faktor lingkungan. Faktor pekerjaan yang mempengaruhi NPB yaitu Heavy

manual labor, Manual material handling, Awkward postures, Static work,

Whole body vibration, Slipping and falling (Beeck dan Hermans, 2000).

Faktor psikososial yaitu job content, tekanan waktu atau mengintensifkan

beban kerja, job control, dukungan sosial di tempat kerja dan kepuasan kerja

(Beeck dan Hermans, 2000). Faktor Individu yaitu usia, merokok, riwayat

NPB, jenis kelamin, antopometri, kebiasaan olahraga, masa kerja dan jam

kerja (Beeck dan Hermans, 2000; Marras dan Karwowski, 2006) dan Faktor

Lingkungan yaitu pencahayaan, getaran dan kebisingan (Spaulding, 2008).

PT. Bakrie Metal Industries merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang manufacturing corrugated metal product dan fabrication project.

Terdapat dua jenis produksi pada PT. Bakrie Metal Industries, yaitu proses

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

4

pembuatan produk konstruksi dan proses pembuatan produk fabrikasi. Dimana

dalam proses pembuatan produk tersebut terdiri dari proses pemotongan

logam (cutting), pembuatan lubang (punching dan drilling), penyusunan

beberapa komponen menjadi satu komponen (fit up), pengelasan (welding),

pembersihan komponen dari sisa-sisa sambungan las atau dari kotoran lainnya

(material finish), proses pembersihan logam (blasting) dan proses pelapisan

logam dengan menggunakan cat (painting).

Bahan untuk pembuatan komponen tersebut berasal dari besi dengan

kualitas tinggi, sebelum dibentuk menjadi komponen-komponen besi dipotong

terlebih dahulu dengan cara cold proses, hot proses dan proses menggunakan

gerinda potong. Setelah di potong komponen-komponen besi tersebut proses

pembuatan lubang pada material dengan menggunakan alat bor. Selanjutnya

potongan komponen-komponen besi yang telah dilubang dibentuk menjadi

komponen-komponen dengan teknik pengelasan. Kegiatan pada proses

pemotongan, pembuatan lubang dan pengelasan dilakukan dengan posisi yang

berbeda-beda, sehingga hal tersebut dapat menyumbangkan beberapa variasi

bahaya termasuk bahaya risiko NPB. Tidak hanya pada proses produksinya

saja, namun pada pekerja yang bekerja di bagian office juga memiliki bahaya

risiko NPB. Pekerja pada bagian office bekerja dengan posisi duduk selama

kurang lebih 7 jam setiap harinya, sehingga bila terlalu lama duduk dengan

posisi yang salah memiliki bahaya risiko NPB. Adapun jumlah pekerja tetap

pada bagian fabrikasi adalah sejumlah 50 orang dan pekerja tetap pada bagian

office adalah sejumlah 65 orang.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

5

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada April 2015

terhadap 10 orang pekerja pada bagian fabrikasi dan 10 orang pekerja pada

bagian office PT. Bakrie Metal Industries dengan menggunakan Nordic Body

Map (NBM), diketahui bahwa pada bagian fabrikasi sebanyak 90% pekerja

memiliki keluhan MSDs dan pada bagian office sebanyak 70% pekerja

memiliki keluhan MSDs. Pada kedua bagian tersebut didapatkan pekerja

mengalami keluhan sakit terbanyak pada bagian pinggang (45%) dan

punggung (30%).

Selain itu belum ada penelitian yang dilakukan mengenai faktor-fakor

yang terkait dengan keluhan NPB di PT. Bakrie Metal Industries, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan bulan April 2015

terhadap pekerja di PT. Bakrie Metal Industries dengan menggunakan Nordic

Body Map (NBM), diketahui bahwa hampir setengah pekerjanya baik pada

bagian fabrikasi maupun office memiliki keluhan MSDs dan didapatkan

pekerja mengalami keluhan sakit terbanyak pada bagian pinggang dan

punggung. Gangguan NPB pada pekerja dapat mempengaruhi performance

kerja, produktivitas dan kualitas kerja, hubungan dalam pekerjaan, dan

meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Informasi yang diperoleh peneliti

bahwa di PT. Bakrie Metal Industries belum pernah dilakukan penelitian

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

6

terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Nyeri

Punggung Bawah (NPB) pada pekerja. Oleh karena itu peneliti tertarik

melakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara faktor

pekerjaan, faktor psikososial, faktor individu dan faktor lingkungan dengan

keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) di PT. Bakrie Metal Industries tahun

2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015?

2. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan (posisi badan, leher, kaki,

lengan dan skor akhir REBA) pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015?

3. Bagaimana gambaran faktor individu (usia, merokok, riwayat NPB,

jenis kelamin, berat badan, ukuran lingkar pinggang, tinggi badan,

sitting height, persen lemak tubuh, kebiasaan olahraga dan masa kerja)

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

4. Bagaimana gambaran faktor lingkungan (pencahayaan) pada pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

5. Adakah hubungan antara faktor pekerjaan (posisi badan, leher, kaki,

lengan dan skor akhir REBA) dengan keluhan NPB pada pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

6. Adakah hubungan antara usia dengan keluhan NPB pada pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

7

7. Adakah hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

8. Adakah hubungan antara merokok dengan keluhan NPB pada pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

9. Adakah hubungan antara riwayat NPB dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

10. Adakah hubungan antara kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

11. Adakah hubungan antara berat badan, ukuran lingkar pinggang, tinggi

badan, sitting height, dan persen lemak tubuh dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

12. Adakah hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

13. Adakah hubungan antara pencahayaan dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015?

D. Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Nyeri

Punggung Bawah (NPB) pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015.

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

8

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries tahun 2015

b. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan (posisi badan, leher, kaki,

lengan dan skor akhir REBA) pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

c. Diketahuinya gambaran faktor individu (usia, merokok, riwayat NPB,

jenis kelamin, berat badan, ukuran lingkar pinggang, tinggi badan,

sitting height, persen lemak tubuh, kebiasaan olahraga dan masa kerja)

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

d. Diketahuinya gambaran faktor lingkungan (pencahayaan) pada pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

e. Diketahuinya hubungan antara faktor pekerjaan (posisi badan, leher,

kaki, lengan dan skor akhir REBA) dengan keluhan NPB pada pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

f. Diketahuinya hubungan antara usia dengan keluhan NPB pada pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

g. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

h. Diketahuinya hubungan antara merokok dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

i. Diketahuinya hubungan antara riwayat NPB dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

9

j. Diketahuinya hubungan kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

k. Diketahuinya hubungan antara berat badan, ukuran lingkar pinggang,

tinggi badan, sitting height, dan persen lemak tubuh dengan keluhan

NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

l. Diketahuinya hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

m. Diketahuinya hubungan antara pencahayaan dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi

perusahaan tentang faktor-faktor yang berhubungan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries sehingga program-program K3

perusahaan terkait ergonomi dapat lebih dioptimalkan untuk mencapai

keberhasilan

b. Perusahaan dapat melakukan pertimbangan atau koreksi terhadap

potensi NPB yang ada di lingkungan kerja

2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Menjadi suatu masukan dalam keilmuan K3, khususnya mengenai

faktor risiko pekerjaan, faktor risiko individu dan Nyeri Punggung

Bawah (NPB)

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

10

b. Terciptanya kerjasama saling menguntungkan dan bermanfaat dengan

institusi lain.

3. Bagi Peneliti

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan

meneliti terkait ergonomi

b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan terkait risiko ergonomi

yang telah didapat di perkuliahan pada tempat kerja yang

sesungguhnya

c. Meningkatkan pengetahuan khususnya dalam hal kajian faktor risiko

pekerjaan serta keluhan subjektif terkait Nyeri Punggung Bawah

(NPB) yang dirasakan pekerja karena aktivitas pekerjaannya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan Nyeri

Punggung Bawah (NPB) dan faktor-faktor yang berhubungan berupa faktor

pekerjaan, faktor individu, dan faktor lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan April sampai Desember 2015 di PT. Bakrie Metal Industries, Jl.

Jalan Raya Kaliabang Bungur No. 86, Bekasi Utara. Penelitian ini dilakukan

oleh mahasiswa semester VIII peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study.

Populasi penelitian adalah seluruh pekerja tetap pada bagian fabrikasi dan

office PT. Bakrie Metal Industries dengan jumlah sampel sebanyak 100

pekerja. Data penelitian diperoleh dengan cara pengambilan data sekunder dan

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

11

data primer. Data primer diperoleh melalui pengukuran langsung keluhan

NPB dengan Nordic Body Map (NBM) dan pengukuran risiko faktor

pekerjaan dengan menggunakan lembar Rapid Entire Body Assessment

(REBA), data karakteristik pekerja dengan menggunakan kuesioner,

timbangan, pita pengukur, Body Measurements Instrument, dan Body Fat

Monitor serta pengukuran pencahayaan menggunakan Lux Meter. Data - data

tersebut dianalisis secara univariat untuk memperoleh frekuensi jumlah dan

persentase, sedangkan untuk melihat hubungan antara variabel dependen

dengan independen dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi

square, T-test dan Kruskal Wallis.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam Ilmu Kesehatan/Kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setiggi-tingginya, baik fisik, atau mental,

maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-

penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum

(Suma’mur, 1992). Kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tenaga

kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan yang

besar bagi pekerja agar bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri

dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang

optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja (Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 1992 pasal 23). Salah satu aspek kesehatan kerja yang harus

diperhatikan yaitu kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja.

1. Kecelakaan Akibat Kerja

Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan

hubungan kerja pada perusahaan, yang berarti bahwa kecelakaan terjadi

dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab yaitu : 1)

Tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

13

human acts); 2) Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe

condition) (Suma’mur, 1989).

2. Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Penyakit akibat kerja (PAK) adalah kondisi kesehatan yang

merugikan pada manusia, timbul atau tingkat keparahannya terkait

dengan paparan faktor di tempat kerja atau di lingkungan kerja (WHO,

2001). PAK adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan

atau lingkungan kerja (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No. Per.01/MEN/1981).

Faktor-faktor di tempat kerja atau di lingkungan kerja yang

menyebabkan PAK yaitu (WHO, 2001):

1. Fisik, misalnya panas, kebisingan, radiasi

2. Kimia, misalnya logam berat, debu, pestisida

3. Biologi, misalnya TBC, hepatitis B, HIV

4. Stess psikososial, misalnya kurangnya kontrol atas pekerjaan,

dukungan pribadi yang tidak memadai

5. Mechanic merupakan penyebab kecelakaan kerja dan cedera

daripada penyakit akibat kerja

6. Ergonomi, misalnya postur janggal, gerakan berulang

B. Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan salah satu penyakit akibat kerja

(PAK) yang disebabkan oleh keadaan yang tidak ergonomis. NPB atau LBP

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

14

merupakan gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh

yang kurang baik (Maher, Salmond dan Pellino, 2002).

1. Definisi NPB

Nyeri punggung bawah (NPB) atau low back pain (LBP) adalah

suatu keadaan dengan rasa tidak nyaman atau nyeri akut pada daerah

ruas lumbalis kelima dan sarkalis (L5-S1). Nyeri pada punggung bawah

dirasakan oleh penderita dapat terjadi secara jelas atau samar serta

menyebar atau terlokalisir (Pheasant, 1991).

Nyeri punggung bawah atau LBP yang merupakan salah satu

gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang

kurang baik (Maher, Salmond dan Pellino, 2002). Sedangkan menurut

Snook (2006), NPB adalah persepsi subjektif dari rasa sakit di

punggung, bokong, atau kaki. Mati rasa dan/atau nyeri yang menjalar

ke kaki umumnya dikenal sebagai linu pinggul (Snook, 2006 dalam

Gallagher, 2008). Work-related low back pain adalah rasa nyeri dalam

konteks pekerjaan dan secara klinis mungkin disebabkan oleh pekerjaan

atau dapat diperburuk oleh aktifitas pekerjaan (Beeck dan Hermans,

2000).

Nyeri pinggang bawah atau LBP adalah rasa nyeri yang terdapat

pada bagian bawah tulang belakang. Biasanya terletak antara dasar

tulang iga dengan bagian atas tungkai bawah. Keluhan ini merupakan

hal yang dapat timbul karena berbagai penyebab. NPB merupakan

gejala yang sering digambarkan tumpul, nyeri yang mendalam, rasa

kaku, menetap dan menjalar ke bagian bawah pantat, tungkai, dan kaki.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

15

Nyeri sering muncul mendadak pada strain (gangguan nyeri punggung

yang terjadi karena otot dan ligamen tertarik saat mengangkat benda,

atau gerakan yang tiba-tiba) atau cedera yang nyata dan kadang juga

muncul secara perlahan (Agustini, 2006).

Sehingga NPB adalah rasa sakit atau nyeri yang terdapat pada

bagian tulang belakang, antara tulang rusuk sampai sekitar tulang ekor

dan dapat juga menjalar ke daerah lain seperti pada bagian punggung

bagian atas atau pangkal paha serta rasa sakit atau nyeri tersebut

disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

2. Anatomi Tulang Belakang (Lumbar Spine)

Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis

besar terdiri atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus

vertebra, diskus intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh

ligamnetum longitudinale anterior dan posterior. Sedangkan bagian

posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis vertebralis, serta

prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot penyokong

dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra antara

satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (Haldeman dkk,

2002).

Lumbar (punggung bawah) bagian dari tulang belakang terletak di

bawah wilayah dada dan langsung di atas Sacrum. Lumbar paling

sering terlibat dalam NPB karena tulang ini memiliki pengaruh dari

besarnya berat badan dan tekanan yang akan dirasakan oleh tulang

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

16

belakang (Gallagher, 2008). Gambar 2.1 merupakan gambar tulang

belakang manusia.

Gambar 2.1 Tulang belakang manusia

Sumber: Gallagher, 2008

Gambar 2.2 Ruas pergerakan tulang belakang

Sumber: Gallagher, 2008

Ruas pergerakan (gambar 2.2) merupakan bagian dari tuang belang,

yang terdiri dari dua tulang dan cakram tulang belakang (disebut

intervertebral disc). Cakram memiliki fungsi yang penting dalam

memisahkan tulang belakang seseorang dan menjadikannya

deformable, serta memungkinkan gerakan yang fleksibilitas ke tulang

belakang. Jika tulang belakang hanya setumpuk tulang tanpa cakram,

tulang belakang bisa menanggung berat badan tapi tidak akan mampu

memberikan gerakan yang memungkinkan dan gerakan yang lentur dari

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

17

tulang belakang, sehingga akan sangat membatasi jenis pekerjaan yang

akan dilakukan oleh manusia (Gallagher, 2008).

Lumbar vertebra yang memiliki bentuk yang tidak teratur

berbentuk tulang yang terdiri dari tiga elemen fungsional utama:

vertebral tubuh, pedicles, dan yang disebut dengan elemen posterior

(gambar 2.3) (Gallagher, 2008).

Gambar 2.3 Vertebra lumbar dilihat dari atas dan samping

Sumber: Gallagher, 2008

Pada permukaan atas atau bawah vertebral tubuh, antara rulang dan

cakram, ada lapisan tulang rawan dengan tebal sekitar 0,04 yang

disebut vertebral endplates (gambar 2.4). Endplate ini berfungsi

sebagai penghubung antara tulang belakang dan cakram dan memiliki

peran penting dalam menutrisi cakram. Keutuhan vertebral endplate

memiliki peranan penting dalam pengembangan degenerasi cakram dan

NPB (Gallagher, 2008).

Gambar 2.4 Vertebral Endplates yang terletak pada vertebral tubuh

yang berdekatan dengan cakram

Sumber: Gallagher, 2008

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

18

Cakram intervertebralis yang ditemukan antara setiap tulang

belakang (gambar 2.4). Cakram yang datar, struktur bulat dengan cincin

luar yang keras dari jaringan yang disebut annulus fibrosis. Bentuknya

lembut, seperti jelly disebut nucleus pulposus (Gallagher, 2008).

3. Penyebab NPB

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya NPB, antara lain:

1. Kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae.

Menurut Soeharso (1978) kelainan-kelainan kondisi tulang

vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya setengah

bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat

menyebabkan timbulnya NPB yang disertai dengan skoliosis

ringan.

2. NPB karena trauma

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat

menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot

punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga

menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh

dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada

kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008).

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

19

3. NPB karena perubahan jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan

jaringan pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan

tersebut tidak hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi

terdapat juga disepanjang punggung dan anggota bagian tubuh lain

(Soeharso, 1978).

4. NPB karena pengaruh gaya berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan

berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat

menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya

genu valgum, genu varum, dan coxa valgum (Soeharso, 1987).

Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam

waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP atau

NPB (Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008).

4. Gejala NPB

Gejala klinis yang utama pada NPB adalah nyeri. Nyeri dapat

bersifat sementara atau menetap dan lokal atau menjalar. Nyeri juga

dapat bersifat dangkal atau dalam. Hal ini bergantung pada penyebab

dan jenis nyeri, terdapat berbagai jenis nyeri punggung menurut

Cianflocco (2013):

a. Nyeri lokal

Terjadi di area tertentu di punggung bagian bawah, nyeri jenis

ini paling sering terjadi. Penyebabnya biasanya karena terkilir atau

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

20

keseleo atau cedera lainnya. Nyeri biasanya menetap, atau

terkadang hilang timbul. Nyeri lokal dapat berkurang atau

bertambah dengan perubahan posisi. Punggung bawah dapat sakit

saat dipegang, dapat terjadi spasme.

b. Nyeri yang menjalar

Nyeri bersifat tumpul dan terasa menjalar dari punggung bawah

ke tungkai. Nyeri dapat diikuti dengan nyeri tajam, biasanya hanya

mengenai satu sisi tungkai daripada seluruh tugkai. Nyeri dapat

terasa sampai ke kaki atau hanya sampai lutut. Nyeri yang menjalar

biasanya menandakan adanya penekanan pangkal saraf, misalnya

karena HNP, osteoartritis atau stenosis tulang belakang. Jika,

terdapat penekanan pada pangkal saraf, atau jika korda spinalis

tertekan, maka akan timbul rasa seperti ditusuk jarum, atau bahkan

mati rasa dan hilangnya fungsi pengendalian berkemih dan

pencernaan.

c. Referred Pain

Nyeri dirasakan pada lokasi berbeda dari lokasi penyebab nyeri

sebenarnya. Misalnya, pada pasien dengan serangan jantung, nyeri

dirasakan pada lengan kiri, nyeri jenis ini pada NPB bersifat sakit

dan dalam, dan sulit untuk menentukan lokasi asal nyeri.

5. Patofisiologi NPB

Everett (2010) menyebutkan pada umumnya NPB disebabkan oleh

sebuah peristiwa traumatis akut, atau trauma kumulatif dimana berat

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

21

ringannya suatu peristiwa traumatis akut sangatlah bervariasi. NPB

akibat trauma kumulatif lebih sering terjadi di tempat kerja, misalnya

karena duduk statis terlalu lama atau posisi kerja yang kurang

ergonomis.

Beberapa struktur anatomis elemen-elemen tulang punggung

bawah antara lain: tulang, ligamen, tendon, diskus, otot dan saraf

diduga memiliki peran yang besar untuk menimbulkan nyeri. Struktur

disekitar diskus intervertebralis yang sensitif terhadap rasa sakit ialah:

ligamentum longitudinal anterior, ligamentum longitudinal poterior,

korpus vertebra, akar saraf, dan kartilago dari facet joint. Banyak dari

komponen-komponen tersebut diatas memiliki persarafan sensori yang

dapat menghasilkan sinyal nosiseptif yang merupakan reaksi terhadap

adanya suatu kerusakan jaringan. Penyebab lainnya biasanya

neuropatik, misalnya ischaalgia. Kebanyakan kasus NPB kronis

merupakan campuran antara nosiseptif dan neuropatik.

Posisi gerakan tulang belakang lumbal yang paling berisiko untuk

mengakibatkan nyeri puggung bawah ialah fleksi ke depan

(membungkuk), rotasi (memutar), dan ketika mencoba untuk

mengangkat benda berat dengan tangan terentang ke depan.

Pembebanan aksial dengan durasi pendek ditahan oleh serat kolagen

annular diskus. Pembebanan aksial dengan durasi yang lebih lama

menciptakan tekanan ke anulus fibrosus lebih lama dan mengakibatkan

tekanan menyebar ke endplates. Tekanan pada annulus akan

menimbulkan robekan sehingga memungkinkan enzim fosfolipase A2

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

22

(Phospholipase A2/PLA2), glutamat dan mungkin senyawa lainnya

yang belum diketahui yang merupakan komponen dari nukleus

pulposus, masuk ke ruang epidural dan menyebar ke Dorsal Root

Ganglion (DRG). Komponen dari nukleus pulposus, yang paling

terkenal adalah enzim fosfolipase A2 (PLA2). PLA2 ini dapat

berpengaruh secara langsung pada jaringan saraf, atau mungkin

berperan dalam mengatur respon inflamasi kompleks yang

bermanifestasi sebagai nyeri punggung bawah.

Jika anulus dan endplates dalam keadaan baik, kekuatan beban

dapat dengan baik ditahan. Namun tekanan yang dihasilkan dari

kontraksi otot lumbal dapat bergabung dengan tekanan beban dan dapat

meningkatkan tekanan intradiskal yang melebihi kekuatan serat

annular diskus intervertbralis. Beban kompresi pada diskus yang

berulang-ulang seperti gerakan fleksi dan torsi lumbal saat mengangkat

suatu benda, menempatkan diskus pada risiko untuk mengalami

kerobekan annulus fibrosus. Isi anulus finrosis yaitu nukleus pulposus

dapat menerobos annulus fibrosus yang robek. Serat paling dalam dari

annulus fibrosus ini tidak mempunyai persyarafan sehingga bila

mengalami kerobekan tidak menimbulkan rasa nyeri. Tetapi apabila

nukleus pulposus sudah mencapai tepi luar dari annulus fibrosus,

kemungkinan akan menimbulkan rasa nyeri karena tepi aspek posterior

dari annulus fibrosus mendapat bersarafan dari beberapa serabut saraf

dari n.sinuvertebral dan aspek lateral dari diskus disafi pada bagian

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

23

tepinya oleh cabang dari rami anterior dan gray rami communicants

(Everett, 2010).

Kerusakan tulang belakang juga dapat disebabkan oleh gerakan

seluruh tubuh dimana getaran yang disebabkan kelebihan mekanik,

menyebabkan kompresi terus menerus dan peregangan struktur tulang

belakang, kompresi secara terus menerus dan peregangan tersebut dapat

mengakibatkan kelelahan jaringan (Beeck dan Hermans, 2000).

Pembebanan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pada

ligamen tersebut diatas dan menimbulkan rasa nyeri (Mario, 2005).

6. Faktor Risiko NPB

Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya NPB antara

lain umur, jenis kelamin, indeks masa tubuh (IMT), jenis pekerjaan dan

masa kerja. Kebiasaan sehari-hari yang dapat merupakan faktor risiko

untuk terjadinya NPB antara lain kebiasaan merokok, mengkonsumsi

alkohol, olahraga, dan aktivitas rumah tangga sehari-hari. Merokok

maupun mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan NPB oleh karena

diduga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah pada jaringan lunak.

Pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, vibrasi dan stres psikososial

juga turut berperan untuk terjadinya LBP atau NPB (Samara, dkk,

2005).

Sedangkan menurut Beeck dan Hermans (2000) terdapat beberapa

faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan NPB atau

LBP, yaitu:

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

24

a. Faktor pekerjaan

1) Pekerjaan secara manual yang berat (Heavy manual labor)

Dalam review NIOSH (Bernard dkk, 1997 dalam Beeck dan

Hermans, 2000) pekerjaan fisik yang berat telah didefinisikan

sebagai pekerjaan yang memiliki kebutuhan energi yang tinggi

atau membutuhkan suatu kekuatan fisik. Beberapa penelitian

biomekanik menafsirkan pekerjaan berat seperti pekerjaan yang

memaksakan kekuatan tekanan besar pada tulang belakang

(Marras dkk, 1995 dalam Beeck dan Hermans, 2000). Definisi

untuk pekerjaan fisik yang berat meliputi konsep-konsep

bersamaan dengan persepsi dari beban kerja fisik yang berat,

yang berkisar dari tugas-tugas yang melelahkan, penanganan

material secara manual, dan berat, dinamis atau bekerja secara

intens (Beeck dan Hermans, 2000).

Ketika mengangkat benda berat dengan tangan terentang

kedepan. Pembebanan aksial dengan durasi pendek ditahan oleh

serat kolagen annulus diskus. Pembebanan aksial dengan durasi

yang lebih lama menciptakan tekanan ke annulus fibrosus lebih

lama dan mengakibatkan tekanan menyebar ke endplates. Jika

anulus dan endplates dalam keadaan baik, kekuatan beban dapat

dengan baik ditahan. Beban kompresi pada diskus yang berulang-

ulang akan menempatkan diskus pada risiko untuk mengalami

kerobekan annulus fibrosus. Isi annulus fibrosus yaitu nukleus

pulposus dapat menerobos annulus fibrosus yang robek.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

25

Sehingga bila mengalami kerobekan akan menimbulkan rasa

nyeri (Everett, 2010).

2) Penanganan material secara manual (Manual material handling)

Penanganan material secara manual meliputi mengangkat,

bergerak, membawa dan menahan beban. Bernard dkk (1997)

mendefisisikan mengangkat sebagai gerakan berpindah atau

membawa sesuatu dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang

lebih tinggi. Konsep ini meliputi tekanan yang dihasilkan dari

kerja yang dilakukan dalam mentransfer objek dari suatu bidang

ke bidang yang lain serta efek dari teknik penanganan dan

pemindahan. Gerakan kuat termasuk pergerakan benda-benda

dengan cara, seperti, menarik, mendorong, atau upaya lainnya

(Beeck dan Hermans, 2000).

Terdapat bukti kuat bahwa LBP atau NPB berhubungan

dengan pekerjaan mengangkat dan gerakan yang kuat (Marras

dkk, 1995; Bernard dkk, 1997; Hoogendoorn dkk, 1999 dalam

Beeck dan Hermans, 2000). Dalam beberapa penelitian dimana

tidak ada hubungan yang ditemukan, dilaporkan bahwa ini

mungkin terjadi karena tindakan subjektif dari paparan. Ketika

ukuran objektif yang digunakan untuk memeriksa kegiatan

pengangkatan tertentu, perkiraan risiko bahkan akan meningkat.

Besarnya perkiraan risko atau kemungkinan rasio ini (Odds

Ratio-OR adalah proporsi kasus terpapar faktor risiko terhadap

proporsi non-kasus terpapar) berkiasar 1,5 – 3,1 (Hales dan

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

26

Bernard, 1997; Hoogendoorn dkk, 1999 dalam Beeck dan

Hermans, 2000). Kekuatan tulang belakang selama penanganan

material berat secara manual dapat dimodifikasi oleh

(Karwowski dkk, 1992 dalam Beeck dan Hermans, 2000):

a) Dimensi beban, bentuk dan berat badan

b) Pola horizontal dan vertikal gerakan mengangkat

c) Derajat fleksi dan rotasi tulang belakang

d) Frekuensi tugas

e) Faktor lingkungan

Ketika mengangkat benda berat dengan tangan terentang

kedepan. Pembebanan aksial dengan durasi pendek ditahan oleh

serat kolagen annulus diskus. Pembebanan aksial dengan durasi

yang lebih lama menciptakan tekanan ke annulus fibrosus lebih

lama dan mengakibatkan tekanan menyebar ke endplates. Jika

anulus dan endplates dalam keadaan baik, kekuatan beban dapat

dengan baik ditahan. Beban kompresi pada diskus yang berulang-

ulang akan menempatkan diskus pada risiko untuk mengalami

kerobekan annulus fibrosus. Isi annulus fibrosus yaitu nukleus

pulposus dapat menerobos annulus fibrosus yang robek.

Sehingga bila mengalami kerobekan akan menimbulkan rasa

nyeri (Everett, 2010).

3) Posisi janggal (Awkward postures)

Postur tubuh adalah posisi relatif dan bagian tubuh tertentu.

Bridger (2003) menyatakan bahwa postur didefinisikan sebagai

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

27

orientasi rata-rata bagian tubuh dengan memperhatikan satu

sama lain antara bagian tubuh yang lain. Postur dan pergerakan

memegang peranan penting dalam ergonomi.

Postur janggal adalah posisi bagian tubuh yang menyimpang

dari posisi normalnya. Valentina (2006) dalam Ariani (2008)

menyebut postur jangal berhubungan dengan deviasi tulang

sendi dari posisi netralnya yang menyebabkan posisi tubuh

menjadi tidak asimetris. Posisi janggal membebani sistem otot

rangka sebagai penyangga tubuh, ada beberapa posisi janggal

yang harus diperhatikan dalam bekerja:

a) Menahan atau memegang beban jauh dari tubuh

b) Menjangkau ke atas dan menangani beban di atas

ketinggian bahu

c) Membungkuk dan menangani beban di bawah

pertengahan paha

d) Berputar

e) Membungkuk ke samping dan menangani beban

dengan satu tangan

f) Mendorong dan menarik yang berlebihan

g) Bekerja dengan menggunakan postur janggal akan

mengakibatkan cedera. Posisi tubuh menyimpang

secara signifikan terhadap posisi normal saat

melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan stres

mekanik lokal pada otot, ligamen dan persendian. Hal

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

28

ini mengakibatkan cedera pada leher, tulang belakang,

bahu, pergelangan tangan, dan lain-lain.

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang

menyebabkan bagian tubuh bergerak menjauhi posisi

alamiahnya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat

gravitasi, semakin tinggi pula terjadi keluhan otot skeletal. Sikap

kerja tidak alamiah pada umumnya karena ketidaksesuaian

pekerjaan dengan kemampuan pekerja (Grandjen, 1993).

Postur janggal mengacu pada gerakan memutar atau memutir.

Postur janggal meiliputi postur tubuh yang tidak netral (terkait

dengan membungkuk dan memutar). NPB atau LBP dengan

postur janggal terkait pekerjaan menunjukkan hasil yang positif,

dimana ada peningkatan risiko gangguan NPB kembali dengan

paparan postur janggal terkait pekerjaan (Bernard dkk, 1997;

Hoogendoorn dkk, 1999 dalam Beeck dan Hermans, 2000).

4) Kerja statis (Static work)

Postur kerja statis termasuk posisi dimana gerakan yang

terjadi sangat sedikit, bersama dengan postur yang terbatas dan

tidak aktif yang menyebabkan beban statis pada otot (Bernard

dkk, 1997 dalam Beeck dan Hermans, 2000). Ini termasuk

berdiri terlalu lama atau duduk dan bekerja yang kurang

bergerak. Postur kerja statis juga termasuk dalam postur janggal

jika dilakukan dalam rentang waktu yang lama. Postur kerja

statis meningkatkan risiko LBP atau NPB dan hernia pada

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

29

diskus. Sering membungkuk dan berputar yang berhubungan

dengan aktivitas mengangkat juga menyebabkan cedera.

Aktivitas tersebut diketahui menjadi pemicu LBP atau NPB

(Barry, Levy dan Wegman, 2000).

Karena inovasi teknologi, jumlah pekerjaan statis telah

meningkat pesat (misalnya pekerjaan kantor, tugas kontrol).

Hales dan Bernard (1996) menyimpulkan mereka yang duduk

lama merupakan faktor risiko potensial untuk pengembangan

nyeri pinggang. Selama duduk, kekuatan kompresi

berkepanjangan dapat meningkatkan risiko masalah pada

cakram (Videman dkk, 1990 dalam Beeck dan Hermans, 2000)

atau aktifitas terus menerus dari beberapa jenis otot dapat

berkontribusi pada pengembangan kelelahan (Hagg dkk, 1991

dalam Beeck dan Hermans, 2000).

5) Getaran seluruh tubuh (Whole body vibration)

Getaran seluruh tubuh (WBV) mengacu pada energi

mekanik osilasi yang ditransferkan ke tubuh secara keseluruhan

(berbeda dengan daerah tubuh tertentu), biasanya melalui sistem

pendukung seperti kursi atau platform. Eksposur umum termasuk

mengemudi mobil dan truk, dan orasi industri kendaraan, seperti

forklift (Beeck dan Hermans, 2000).

Dua mekanisme patologis utama kerusakan tulang belakang

karena gerakan seluruh tubuh yaitu pertama, induksi

microfractures di endplates, dengan pembentukan callus selama

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

30

penyembuhan dan dimensi cakram berubah di bawah beban,

dapat mengurangi laju disfusi nutrisi. Kedua, getaran yang

disebabkan kelebihan mekanik, menyebabkan kompresi terus

menerus dan perengangan struktur tulang belakang, dapat

mengakibatkan kelelahan jaringan (Beeck dan Hermans, 2000).

6) Tergelincir dan jatuh (Slipping and falling)

Khalil, dkk (1993) melaporkan bahwa faktor yang paling

penting dan merugikan dalam timbulnya gangguan punggung

tampaknya berhubungan dengan cara dimana aktivitas kerja

dilakukan. Peristiwa paling umum yang menyebabkan nyeri

punggung dan cedera adalah tergelincir dan jatuh, yang tak

terduga, peristiwa yang tidak terkendali. Tergelincir dan jatuh di

permukaan basah merupakan faktor risiko yang sangat penting.

Ferguson dan Marras (1995) menyebutkan hanya terdapat satu

penelitian yang menunjukan hubungan postif antara nyeri

punggung dengan tergelincir atau terjatuh yang ditemukan

(Beeck dan Hermans, 2000).

b. Faktor Psikososial

Burdos dan Sorock (1997) melaporkan bahwa sejumlah studi

epidemiologi yang membahas faktor risiko pisikososial saat bekerja

jauh lebih kecil dari penelitian yang berfokus pada beban fisik

(Beeck dan Hermans, 2000). Menurut Hoogendoorn dkk (2000)

faktor psikososial dalam pekerjaan yang berhubungan dengan LBP

atau NPB adalah sebagai berikut (Beeck dan Hermans, 2000):

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

31

1) Job content

Konten pekerjaan yang buruk mencakup pekerjaan yang

monoton, beberapa kemungkinan untuk mempelajari hal-hal

baru dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan di

tempat kerja (Hoogendoorn dkk, 2000 dalam Beeck dan

Hermans, 2000). Beberapa studi telah melaporkan hubungan

antara pekerjaan yang monoton dan keluhan sakit punggung

(Hoogendoorn dkk, 2000 dalam Beeck dan Hermans, 2000).

Pekerjaan yang monoton dengan postur kerja statis bisa

menyebabkan terjadinya keluhan LBP atau NPB karena otot

dalam kondisi tegang dan kurang adanya peregangan otot (Erez,

2008).

2) Tekanan waktu atau mengintensifkan beban kerja

Sejumlah penelitian telah melaporkan hubungan antara

persepsi insentif beban kerja, yang diukur oleh laporan dari

tekanan waktu dan kecepatan kerja yang tinggi dan laporan

keluhan sakit punggung (Bernard dkk, 1997 dalam Beeck dan

Hermans, 2000).

3) Job control

Kontrol pekerjaan meliputi aspek otonomi dan yang

mempengaruhi. Hoogendoorn dkk (2000) menemukan satu studi

di mana efek antara kontrol pekerjaan yang rendah dengan nyeri

pinggang ditemukan tetapi hanya untuk pekerja perempuan

(Beeck dan Hermans, 2000).

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

32

4) Dukungan sosial di tempat kerja

Dukungan sosial di tempat kerja meliputi dukungan sosial

dari rekan kerja dan supervisior, hubugan di tempat kerja dan

masalah dengan rekan kerja dan atasan. Hoogendoorn dkk

(2000) mengatakan bahwa terdapat bukti yang kuat antara

dukungan sosial yang rendah di tempat kerja sebagai faktor

risiko untuk nyeri punggung (Beeck dan Hermans, 2000).

Dukungan sosial diperlukan oleh seseorang dalam melakukan

pekerjaan untuk memotivasi diri dalam melakukan pekerjaan

tersebut. Terutama dukungan dari atasan dan rekan kerja yang

merupakan lingkungan sosial yang berada di dalam lingkup

lingkungan pekerjaan (Erez, 2008).

5) Kepuasan kerja

Hoogendoorn dkk (2000) mengatakan bahwa kepuasan kerja

yang rendah sebagai faktor risiko terjadinya nyeri punggung

(Beeck dan Hermans, 2000).

c. Faktor Individu

Faktor individu yang mempengaruhi keluhan NPB. Diantaranya

adalah sebagai berikut (Beeck dan Hermans, 2000; Karwowski dan

Marras, 2006):

1) Usia

Menurut Oborne (1995) keluhan otot skeletal biasanya

dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun (Karwowski

dan Marras, 2006). Prevalensi gangguan punggung meningkat

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

33

saat seseorang memasuki usia 30 tahun (Beeck dan Hermans,

2000). Keluhan pertama biasa dialami pada usia 35 tahun dan

tingkat keluhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya

umur (Karwowski dan Marras, 2006). Sedangkan menurut

Bridger (2003), sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi

degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi di saat

seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi

degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian

jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga

hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot

menjadi berkurang (Karwowski dan Marras, 2006).

Gangguan sakit punggung tidak hanya ditemukan pada

pekerja dalam kelompok usai tua namun juga ditemukan dalam

kelompok usia muda. Dalam studi di Eropa, 25% LBP

ditemukan pada pekerja sebelum berumur 25 tahun dan 35%

pada usia lebih dari 55 tahun (Paoli, 1997 dalam Beeck dan

Hermans, 2000). Leboeuf-Yde dan Kyvik (1998) bahkan

menyebutkan bahwa pada usia 20 tahun, lebih dari 50% dari

orang-orang yang berusia muda telah merasakan sakit punggung

(Beeck dan Hermans, 2000). Burdorf dan Sorock (1997)

menyebutkan dua belas studi yang melaporkan hubungan positif

antara gangguan punggung dengan bertambahnya usia (Beeck

dan Hermans, 2000).

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

34

Semakin bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-

ototnya juga menjadi berkurang sehingga memudahkan

terjadinya kekakuan pada otot dan sendi. Selain itu juga terjadi

penyempitan dari ruang antar tulang vertebra yang

menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti

saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang

belakang hingga ke pinggang (Idyan, 2008).

2) Status pendidikan

Karyawan dengan status sosial-ekonomi yang rendah

dilaporkan lebih sering merasakan nyeri punggung. Hal ini dapat

disebabkan oleh pekerjan yang lebih menuntut kemampuan fisik

yang sering dengan pendidikan yang rendah (Beeck dan

Hermans, 2000). Luoma dkk (2000) meneliti pengaruh antara

jenis pekerjaan pada frekuensi rendah dengan sakit punggung,

dan disimpulkan bahwa operator mesin dan tukang kayu

mengalami nyeri lebih sering dibandingkan dengan pekerja

kantor dan pekerja kantor memiliki pendidikan yang lebih tinggi

dan mayoritas dari mereka memiliki kelas sosial yang lebih

tinggi juga (Beeck dan Hermans, 2000). Leino-Anjas dkk (1998)

juga menemukan prevalensi lebih tinggi nyeri punggung pada

petani dan pekerjan manual dibandingakan dengan pekerja

kantor atau administrasi (Beeck dan Hermans, 2000). Sesuai

dengan studi yang dilakukan di Eropa dimana prevalensi nyeri

punggung di kantor atau pekerja administarasi rata-rata sebesar

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

35

20%, sektor pertanian 44% dan 44% di konstuksi (Paoli, 1997

dalam Beeck dan Hermans, 2000). Temuan Latza dkk (2000)

mendukung hipotesis bahwa nyeri punggung prevalensinya

lebih rendah pada orang dewasa dengan status sosial-ekonomi

yang tinggi (Beeck dan Hermans, 2000).

Hubungan antara status pendidikan dengan cedera yang

berhubungan dengan pekerjaan tidak konsisten. Sebuah studi

pada tahun 2000 melaporkan bahwa pekerja dengan tingkat

pendidikan yang lebih rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk

cedera (Xiang dkk, 2000). Namun penelitian lain melaporkan

bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki risiko

yang lebih tinggi untuk cedera, didapatkan nilai OR 2.54 yang

artinya pekerja yang memiliki tingkat pendidikan universitas

memiliki kecenderungan untuk mengalami keluhan MSDs 2.54

kali dibandingkan yang memiliki tingkat pendidikan

dibawahnya (Yu, 2012).

3) Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor individu yang berisiko

meningkatkan atau memicu adanya keluhan NPB. Pada perokok

lebih merasakan sakit ketika nyeri pinggang dibandingkan

dengan orang-orang yang tidak merokok (Frymoyer dkk., 1980,

1983 dalam Bridger, 2003). Kebanyakan penelitian mengkaji

pengaruh merokok berhubungan dengan nyeri punggung.

Merokok berhubungan postif dengan nyeri punggung, sciatica,

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

36

atau intervertebral herniated disc (Bernard dkk., 1997 dalam

Beeck dan Hermans, 2000).

Penelitian oleh para ahli diperoleh bahwa meningkatnya

frekuensi merokok akan meningkatkan keluhan otot yang

dirasakan. Meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya

dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok. Risiko meningkat

20% untuk tiap 10 batang rokok per hari. Mereka yang telah

berhenti merokok selama setahun memiliki risiko LBP atau

NPB sama dengan mereka yang tidak merokok. Kebiasaan

merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga

kemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun.

Bila orang tersebut dituntut untuk melakukan tugas yang

menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena

kandungan oksigen dalam darah rendah (Croasmun, 2003).

Mekanisme merokok berhubungan dengan nyeri punggung

adalah sebagai berikut: Rokok menurunkan kualitas darah yang

disebabkan oleh kandungan nikotin dalam rokok, sehingga

menyebabkan kandungan mineral dalam tulang berkurang dan

menyebabkan microfractures. Rokok juga dapat menyebabkan

batuk yang dapat meningkatkan tekanan di area perut dan

tekanan intradiscal (Hales dan Bernard, 1996 dalam Beeck dan

Hermans, 2000). Nikotin akan hilang dalam tubuh setelah 30

hari berhenti merokok.

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

37

Pada saat merokok terjadi pelepasan bahan-bahan beracun

yang dapat merusak lapisan dalam dinding pembuluh darah.

Pembuluh darah yang mengalami kerusakan terlebih dahulu

adalah pembuluh darah kecil, yang berperan menyalurkan zat

nutrisi dan oksigen ke diskus invertebralis. Selain itu

karbonmonoksida juga akan terbawa dalam aliran darah dan

mengakibatkan kurangnya julmah asupan oksigen ke jaringan

(Halim dan Tana, 2011).

Racun – racun di dalam asap rokok terbukti mempercepat

penyerapan kembali tulang lama, dan menghambat

pembentukan tulang baru. Ketika terhirup ke dalam tubuh,

racun-racun dalam rokok mempengaruhi aktivitas dua protein

yang berhubungan dengan proses pembentukan tulang. Kedua

protein yang dimaksud adalah osteoblast dan osteoclast. Protein

osteoblast bertanggung jawab membentuk tulang baru,

sedangkan osteoclast bekerja berlawanan yakni menghancurkan

dan menyerap kembali tulang-tulang lama untuk digantikan

dengan tulang baru. Pada perrokok, aktivitas osteoclast

cenderung meningkat sementara osteoblast justru melambat

(Xiao, 2012).

4) Riwayat NPB

Riwayat nyeri punggung merupakan salah satu faktor

prediktif yang paling dapat menyebabkan NPB dikemudian hari

yang berhubungan dengan pekerjaan (Beeck dan Hermans,

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

38

2000). Luoma dkk (1998) dalam penelitiannya menemukan

bahwa faktor-faktor risiko lumbar disc degenarition merupakan

tanda degenarasi terkait dengan berulangnya kembali kejadian

nyeri punggung (Beeck dan Hermans, 2000).

Postur yang bervariasi dan abnormalitas kelengkungan tulang

belakang merupakan salah satu faktor adanya keluhan NPB

(Bridger, 2003). Seseorang dengan riwayat penyakit NPB

mempunyai kecenderungan untuk mengalami kejadian lanjutan

(Nursatya, 2008). Berdasarkan penelitian Handayani (2011)

didapatkan nilai OR sebesar 9.818 yang artinya pekerja yang

memiliki riwayat penyakit MSDs mempunyai kecenderungan

untuk mengalami keluhan MSDs 9.818 kali dibandingkan

pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit MSDs.

5) Jenis kelamin

Prevalensi gangguan punggung di Uni Eropa antara laki-laki

dan perempuan adalah sama (Paoli, 1997 dalam Beeck dan

Hermans, 2000). Namun, beberapa studi melaporkan tingkat

yang lebih tinggi dari gangguan yang lebih parah pada laki-laki,

terutama untuk sciatica (Lagasse, 1996 dalam Beeck dan

Hermans, 2000). Penelitian European Agency (2000) ditemukan

bahwa kecelakaan di tempat kerja terutama tergelincir atau jatuh

dan manual handling, lebih banyak terjadi pada sektor

konstruksi dan manufaktur. Terutama pada pekerja laki-laki

(rata-rata 79%) (Beeck dan Hermans, 2000).

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

39

Secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah

daripada pria (Karwowski dan Marras, 2006). Astrand dan

Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya

sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria, sedangkan daya tahan

otot pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita (Tarwaka,

2004).

Dalam pendesainan suatu beban tugas harus diperhatikan

jenis kelamin pemakainya bahwa kekuatan otot wanita hanya

60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak

dialami wanita dibandingkan pria (Oborne, 1995). Menurut

Michael (2001) dalam hasil studinya menemukan bahwa pekerja

wanita memiliki asosiasi kuat dalam munculnya keluhan MSDs.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, pekerja wanita

mempunyai risiko dua kali lipat.

6) Antropometri

a) Berat Badan

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih

risiko timbulnya nyeri pingang lebih besar, karena beban

pada sendi penumpuan berat badan akan meningkat,

sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

Berat badan yang berlebihan bisa menyebabkan adanya

tarikan pada jaringan lunak punggung. Temuan lain

menyatakan bahwa pada tubuh yang tinggi umumnya

menderita keluhan punggung, tetapi tubuh tinggi tidak

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

40

mempunyai pengaruh tehadap keluhan pada leher, bahu

dan pergelangan tangan. Apabila dicermati, keluhan otot

skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh lebih

disebabkan oleh kondisi keseimbangan struktur rangka di

dalam menerima beban, baik beban berat tubuh maupun

beban tambahan lainnya (Tarwaka dkk, 2004).

Penambahan berat badan yang disertai dengan

perubahan proyeksi central gravitasi ke depan

meningkatkan beban yang ditanggung otot paraspinal

(otot punggung) dan vertebrae (ruas tulang belakang)

sebagai pengumpil. Vertebrae (ruas tulang belakang)

sebagai pengumpil berada diantara gaya otot paraspinal

dengan proteksi gaya berat tubuh. Kualitas gaya tarik otot

paraspinal saat menentukan stabilitas posisi tubuh.

Peningkatan beban yang ditanggung otot paraspinal dan

vertebrae sebagai pengumpil merupakan awal dari

keluhan nyeri punggung saat berdiri. Pada kondisi kronis,

tubuh melakukan kompensasi dengan menggeser posisi

vertebrae sebagai pengumpil lebih ke depan mengikuti

pergeseran central gravity dan penambahan berat tubuh.

Sudut antara ruas vertebrae berubah sehingga postur tubuh

juga berubah meski tetap mampu berdiri tegak. Contohnya

pada penderita obesitas sentral dan wanita hamil (Paryono,

2012). Obesitas yang terkait dengan LBP adalah obesitas

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

41

yang disebabkan perut membuncit atau yang dikenal

dengan “belly obesity”. Seseorang dengan kelebihan berat

badan maka lemak akan disalurkan ke daerah abdomen

dan dapat terjadi penimbunan yang berarti kerja lumbal

akan bertambah untuk menopang beban. Ketika berat

badan semakin meningkat tulang belakang akan semakin

tertekan untuk menerima beban sehingga memudahkan

terjadinya kerusakan dan bahaya pada struktur tulang

(Purnamasari, 2010).

b) Ukuran Lingkar Pinggang

Seseorang dengan kelebihan berat badan makan lemak

akan disalurkan ke daerah abdomen dan dapat terjadi

penimbunan yang berarti kerja lumbal akan bertambah

untuk menopang beban. Ketika berat badan meningkat

tulang belakang akan semakin tertekan untuk menerima

beban sehingga memudahkan terjadinya kerusakan dan

bahaya pada struktur tulang tersebut (Purnamasari, 2010).

Menurut Tarwaka (2004), perut yang membuncit dapat

meningkatkan beban pada tulang punggung dikarenakan

beban tubuh yang berpindah. Ukuran lingkar pinggang

yang membuncit adalah ≥ 80 cm untuk ukuran wanita dan

≥ 90 cm untuk pria (WHO, 2008). Berdasarkan penelitian

Wicaksono (2012) didapatkan pekerja yang memiliki

lingkar perut ≥ 80 cm mempunyai kecenderungan untuk

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

42

mengalami keluhan LBP dibandingkan dengan pekerja

yang memiliki lingkar perut < 80 cm. Namun menurut

penelitian tersebut juga bahwa hasil uji kontingensi

diperoleh nilai C = 0,261 yang berarti bahwa hubungan

tersebut mempunyai hubungan yang lemah.

c) Tinggi Badan

Tubuh yang tinggi pada umumnya mempunyai bentuk

tulang yang langsing sehingga secara biomekanik rentan

terhadap beban tekanan dan tentan terhadap tekukan, oleh

karena itu mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap

terjadinya keluhan otot skeletal (Tarwaka dkk, 2004).

Tinggi badan mempengaruhi besarnya sudut lengkung

punggung. Semakin besar sudut lengkung yang terjadi,

maka kontraksi otot dan ligamen akan meningkat sehingga

dapat melemahkan otot dan ligamen yang menyangga

tulang belakang, kondisi ini menyebabkan keluhan LBP

karena diskus vertebra dapat tergelincir yang selanjutnya

memiliki potensi menekan diskus intervetebralis dan

akhirnya menekan syaraf percabangan dari medula

spinalis (Kurniawidjaja, 2014).

Namun dalam sebuah penelitian di Jepang pada pekerja

yang bekerja duduk, pekerja yang memiliki tinggi ≥ 170

cm membawa kecenderungan untuk mengalami low back

pain 1,4 kali dibandingkan dengan pekerja yang memiliki

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

43

tinggi 160-169 cm (Inoue, 2015). Sedangkan pada

penelitian di Inggris, menyatakan bahwa pria dengan

tinggi 184 cm atau lebih memiliki dua kali lipat risiko

menderita LBP dibandingkan dengan pria yang memiliki

tinggi 170 cm atau lebih pendek (Heuch, 2015). Dalam

studi di Filandia, tinggi badan minimal 180 cm untuk pria

dan 170 cm untuk wanita adalah memiliki kemungkinan

untuk menderita hernia lumbar intervertebral discs

(Heuch, 2015).

d) Sitting Height

Proporsi ukuran tubuh antar individu-individu berbeda

antara satu individu dengan individu lainnya. Walupun

berasal dari satu suku atau ras yang sama namun ukuran

proporsi tubuh tersebut dapat berbeda. Hal tersebut dapat

dilihat pada data antropometri rata-rata individu yang

diadaptasi dari Juergens (1990), didapatkan bahwa pada

suku atau ras Asia sendiri memiliki variasi ukuran tubuh

yang berbeda (Grandjean dan Kroemer, 2000). Pada pria

Asia Utara memiliki rata-rata tinggi badan 159 cm dengan

rata-rata tinggi badan tersebut memiliki tinggi duduk

(sitting height) sebesar 85 cm. Sedangkan pada pria

Jepang memiliki rata-rata tinggi badan 159 cm dengan

rata-rata tinggi badan tersebut memiliki tinggi duduk

(sitting height) sebesar 86 cm (Grandjean dan Kroemer,

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

44

2000). Hal tersebut menunjukan bahwa walupun memiliki

tinggi badan yang sama namun proporsi ukuran tubuh

seseorang berbeda-beda.

e) Persen Lemak Tubuh

Persen lemak tubuh adalah perbandingan antara lemak

tubuh dengan masa tubuh tanpa lemak. Komposisi tubuh

seseorang yang meliputi masa lemak maupun masa bebas

lemak akan mempengarhi kapasitas kerja. Pada orang

yang kekurangan simpanan lemak tubuh dalam jangka

waktu yang lama akan menyebabkan penurunan

produktivitas kerja karena tidak optimal dalam menerima

kapasitas kerja (Loscocco, 2000; Tarwaka, 2004).

Kelebihan lemak yang tersimpan dalam jaringan

adiposa menyebabkan seseorang menjadi kelebihan berat

badan dan selanjutnya dapat menjadi obesitas, yang

berdampak pada penampilan menjadi kurang aktif karena

sulit untuk bergerak (Granner dkk, 2003). Lemak tubuh

yang berlebihan juga dikaitkan dengan penurunan tingkat

kesegaran jasmani yang diukur dengan VO2 max (Depkes,

2001). Wanita mempunyai VO2 max 15-30% lebih rendah

dari laki-laki dalam hal pekerjaan fisik (Larry, 2002).

Seseoran dengan postur tubuh yang atletis dengan IMT

yang cenderung tinggi memiliki LBP yang tinggi daripada

masa lemaknya. Persen lemak tubuh yang optimal yang

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

45

untuk fitness cenderung lebih rendah dibandingkan pada

nilai tubuh oprimal, karena lemak yang berlebihan dapat

mengurangi kinerja dan aktivitas fisik (Heyward dkk,

2002). Klasifikasi tingkat persen lemak tubuh pada laki-

laki dan perempuan (Williams, 2002):

Tabel 2.1

Klasifikasi Persen Lemak Tubuh pada Laki-laki dan

Perempuan

Tingkat Laki-laki (%) Perempuan (%)

Atletik 6 – 10 1 - 15

Baik 11 – 14 16 – 19

Masih Normal 15 – 18 20 – 25

Overweight 19 – 24 26 – 29

Obesitas 25 atau lebih 30 atau lebih

Penambahan berat badan yang disertai dengan

perubahan proyeksi central gravitasi ke depan

meningkatkan beban yang ditanggung otot paraspinal

(otot punggung) dan vertebrae (ruas tulang belakang)

sebagai pengumpil. Vertebrae (ruas tulang belakang)

sebagai pengumpil berada diantara gaya otot paraspinal

dengan proteksi gaya berat tubuh. Kualitas gaya tarik otot

paraspinal saat menentukan stabilitas posisi tubuh.

Peningkatan beban yang ditanggung otot paraspinal dan

vertebrae sebagai pengumpil merupakan awal dari

keluhan nyeri punggung saat berdiri. Pada kondisi kronis,

tubuh melakukan kompensasi dengan menggeser posisi

vertebrae sebagai pengumpil lebih ke depan mengikuti

pergeseran central gravity dan penambahan berat tubuh.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

46

Sudut antara ruas vertebrae berubah sehingga postur tubuh

juga berubah meski tetap mampu berdiri tegak (Paryono,

2012).

7 Kebiasaan Olahraga

Pola hidup yang tidak aktif merupakan faktor risiko

terjadinya berbagai keluhan dan penyakit, termasuk di dalamnya

NPB. Aktivitas fisik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

dengan melibatkan aktivitas otot pada periode waktu tertentu

(Tarwaka, 2004). Aktivitas fisik yang cukup dan dilakukan

secara rutin dapat membantu mencegah adanya keluhan NPB.

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Evans (1996)

yang dilakukan terhadap 10 pekerja dan telah berumur (tua),

didapatkan bahwa olahraga telah terbukti efektif meningkatkan

daya tahan otot tubuh. Hal ini dapat dilihat karena adanya

kenaikan 128% kapasitas oksigan pada otot akibat olahraga

yang dilakukan setiap hari selama 12 pekan (Evans, 1996).

Olahraga yang teratur juga memperbaiki kualitas hidup,

mencegah osteoporosis, dan berbagai penyakit rangka serta

penyakit lainnya, olahraga sangat menguntungkan karena

risikonya minimal. Program olahraga harus dilakukan secara

bertahap, dimulai dengan intensitas rendah pada awalnya untuk

mengindari cedera pada otot dan sendi (Kurniawidjaja, 2011).

Departemen Kesehatan (2001) menemukan masih tingginya

prevalensi masyarakat yang kurang atau tidak melakukan

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

47

olahraga secara rutin dalam kehidupan sehari-harinya. Kurang

atau tidak melakukan olahraga merupakan salah satu faktor

risiko utama penyakit tidak menular diantaranya yang

berhubung dan dengan otot dan tulang. Hal ini disebabkan

karena salah satu manfaat dari olahraga adalah memperkuat

otot-otot, tulang dan jaringan ligamen serta meningkatkan

sirkulasi darah dan nutrisi pada semua jaringan tubuh (Bustan,

2007).

Kurangnya olahraga dapat menurunkan suplai oksigen ke

dalam otot sehingga dapat menyebabkan adanya keluhan otot.

Pada umumnya, keluhan otot lebih jarang ditemukan pada

seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai

cukup waktu untuk istirahat dan melakukan aktivitas fisik yang

cukup. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh

kesegaran tubuh. Pada orang dewasa, harus olahraga

(diakumulasikan) selama 150 menit selama satu minggu. 150

menit ini bisa dibagi selama enam hari (setiap harinya hanya

perlu olahraga 25 menit atau satu hari berolahraga selama 150

menit (Janssen, 2013). Berdasarkan penelitian Handayani (2011)

didapatkan nilai OR sebesar 6.417 yang artinya pekerja yang

kebiasaan olahraganya kurang mempunyai kecenderungan untuk

mengalami keluhan MSDs 6.417 kali dibandingkan pekerja

yang kebiasaan olahraganya cukup.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

48

Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot.

Delapan puluh persen kasus nyeri punggung disebabkan karena

buruknya tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang

berolahraga (Meliala, 2004). Otot yang lemah terutama pada

daerah perut tidak mampu menyokong punggung secara

maksimal. Ciri-ciri olahraga aerobik, olahraga yang

mengaktifkan otot ≥ 40%, secara serentak atau simultan, dengan

intensitas yang adekuat dan sesuai usia (mencapai denyut nadi

latihan 65-80% DNM) dan secara kontinyu dengan waktu

adekuat (minimal 10 menit). Contoh olahraga aerobic yaitu lari

atau joging, lari di tempat, renang, senam, berjalan cepat selama

30 menit selama enam hari dalam satu minggu, dan bersepeda

(McCarthy, 1995).

8 Masa Kerja

Ohlssson dkk (1989) melaporkan bahwa terjadinya

peningkatan derajat keeratan (OR) antara nyeri pada leher dan

bahu dengan masa kerja yang bergantung pada usia kerja.

Derajat peningkatan keluhan MSDs semakin bertambah ketika

masa kerja seseorang semakin lama. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Oktarisya (2009), didapatkan bahwa sebesar

66,7% pekerja yang bekerja lebih dari 15 tahun telah mengalami

MSDs, diantaranya pada bagian bahu kanan dan kiri, leher dan

punggung bawah.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

49

Gangguan NPB hampir tidak pernah terjadi secara langsung,

tetapi merupakan suatu akumulasi. Masa kerja mempunyai

hubungan yang kuat dengan keluhan otot karena semakin lama

masa kerja seseorang telah terjadi akumulasi cedera-cedera

ringan yang dialami, dimana paparan mengakibatkan rongga

diskus menyempit secara permanen dan juga mengakibatkan

degenerasi tulang belakang yang akan menyebabkan NPB

kronis. Hal ini dikarenakan pembebanan pada tulang belakang

dalam waktu lama (Pratiwi, 2009).

9 Jam Kerja

Jumlah jam kerja yang efisien untuk seminggu adalah 40-48

jam yang terbagi dalam lima atau enam hari kerja, maksimum

waktu kerja tambahan yang masih efisien adalah 30 menit.

Sedangkan di antara waktu kerja harus disediakan waktu

istirahat yang jumlahnya antara 15-30% dari seluruh waktu

kerja. Apabila jam kerja melebihi dari ketentuan tersebut akan

ditemukan hal-hal seperti: penurunan kecepatan kerja, gangguan

kesehatan, angka absensi karena sakit meningkat, yang

kesemuanya akan bermuara pada rendahnya tingkat

produktivitas kerja (Tarwaka dkk, 2004).

d. Faktor Lingkungan

Berdasarkan teori Sandi J. Spaulding (2008) dalam buku

Ergonomic For Therapist, faktor lingkungan yang berhubungan LBP

atau NPB adalah sebagai berikut:

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

50

1) Getaran

Getaran berpotensi menimbulkan keluhan NPB ketika

seseorang menghabiskan waktu lebih banyak di kendaraan atau

lingkungan kerja yang memiliki bahaya getaran. Hal ini juga

dibuktikan dengan penelitian Frymoyer dkk., (1980, 1983)

dalam Pheasant (1991) bahwa getaran merupakan faktor risiko

yang signifikan untuk terjadinya LBP atau NPB. Selain itu,

getaran dapat menyebabkan kontraksi otot meningkat yang

menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam

laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri (Suma’mur,

1982 dalam Tarwaka, 2004).

Vibrasi dapat menyebabkan perubahan fungsi aliran darah

pada ekstremitas yang terpapar bahaya vibrasi (Oborne, 1995).

Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi

otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran

darah menjadi tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat,

dan akhirnya timbul rasa nyeri otot (Tarwaka, 2004).

Getaran yang dimaksud dalam faktor lingkungan tersebut

adalah bentuk gelombang mekanik yang mentransfer energi

dimana getaran tersebut membutuhkan suatu struktur mekanik

yang berfungsi sebagai media untuk bertransmisi, media

tersebut dapat berupa alat kerja, mesin, kendaraan atau kursi

yang digunakan pekerja, sedangkan getaran seluruh tubuh

(WBV) mengacu pada osiliasi energi mekanik yaitu getaran

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

51

yang telah ditransferkan ke tubuh secara keseluruhan dan

biasanya melalui sistem pendukung seperti alat kerja atau kursi

yang digunakan oleh pekerja (Beeck dan Hermans, 2000).

2) Pencahayaan

Pencahayaan sangat berpengaruh pada performa suatu

pekerjaan. Pencahayaan yang tidak baik bisa menurunkan

performa, bahkan bisa membuat pekerja stres karena lingkungan

kerja yang tidak baik. Tingkat stres tinggi bisa memicu dan

meningkatkan rasa nyeri NPB pada pekerja. Selain itu, bekerja

dalam kondisi cahaya yang buruk, akan membuat tubuh

beradaptasi untuk mendekati cahaya. Jika hal itu terjadi dalam

waktu yang lama akan meningkatkan tekanan pada otot bagian

atas tubuh (Bridger, 2003).

Intensitas cahaya di ruang kerja untuk jenis pekerjaan kasar

dan terus menerus seperti bekerja dengan menggunakan mesin

dan perakitan kasar minimal 200 Lux sedangkan untuk

pekerjaan rutin seperti pekerjaan kantor atau administrasi,

tingkat pencahayaan minimal 300 Lux (Keputusan Menteri

Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998). Kualitas penerangan

yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, juga

untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek

psikologis, yang dapat dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang

nyaman, kurang kewaspadaan sampai kepada pengaruh yang

terberat seperti kecelakaan.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

52

3) Kebisingan

Kebisingan yang ada di lingkungan kerja juga bisa

mempengaruhi performa kerja. Hampir sama halnya dengan

pencahayaan, secara tidak langsung dapat memicu dan

meningkatkan rasa nyeri NPB yang dirasakan pekerja karena

bisa membuat stres pekerja saat berada di lingkungan kerja yang

tidak baik (Spaulding, 2008). Seseorang yang menderita sakit

kepala, tekanan darah tinggi dan nyeri punggung dan leher akan

mudah terpengaruh oleh efek lingkungan seperti kebisingan.

7. Metode Penilaian Faktor Pekerjaan Risiko NPB

Terdapat banyak metode penilain Faktor Pekerjaan risiko NPB

antara lain yaitu:

a. NIOSH Lifting Equations

Pada tahun 1981, NIOSH menerbitkan Work Practices Guide for

Manual Lifting untuk industri, metode penilaian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi pekerjaan yang meningkatkan risiko cedera

punggung. Mekanisme penggunaannya mengharuskan menganalisa

data yang telah dikumpulkan yang berhubungan dengan tugas

mengangkat (yaitu, lokasi vertikal beban, jarak pengangkatan beban,

frekuensi dan jarak vertikal tempu beban, dan kemudian

menggunakan data-data model perkalian yang berasal dari nilai batas

tindakan (AL) dan nilai minimum batas yang diizinkan (MPL)

menggunakan pendekatan industrial hygiene approach. Jika berat

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

53

aktual saat pekerja diminta untuk mengangkat di bawah tingkal AL,

maka tugas dapat diterima. Jika berat aktual melebihi MPL (dihitung

sebagai tiga kali AL), risiko yang signifikan dari tugas harus

dievaluasi dan didesain ulang (Karwowski dan Marras, 2006).

Versi NIOSH yang pertama hanya bisa diaplikasikan untuk angka

pengangkatan manual yang terbatas. Kemudian, direvisi tahun 1991,

sehingga dapat diaplikasikan untuk pekerjaan pengangkatan untuk

presentase angka yang lebih besar. NIOSH yang telah direvisi dapat

digunakan untuk mengevaluasi faktor asimetri, faktor pegangan

tangan ke benda dan frekuensi pengangkatan (Karwowski dan

Marras, 2006). Berikut adalah rumus NIOSH Lifting Equations:

Keterangan:

LC (Load Conctant) : Konstanta beban

HM (Horizontal Multiplier) : Faktor pengali horizontal

VM (Vertical Multiplier) : Faktor pengali vertikal

DM (Distance Multiplier): Faktor pengali jarak perpindahan

AM (Asymemetric Multiplier) : Faktor pengali asimetris

FM (Frequency Multiplier) : Faktor pengali frekuensi

CM (Coupling Multiplier) : Faktor pengali koupling (kondisi

pegangan beban).

b. Lumbar Motion Monitor Risk Assessment Model

Lumbar Motion Monitor Risk Assessment Model (gambar 2.5)

adalah sebuah alat penilaian risiko yang dikembangan Marras dkk

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

54

(1993). Alat penilaian ini dibuat menggunakan perangkat yang

disebut Lumbar Motion Monitor (LMM) yang dikembangkan untuk

menangkap posisi sesaat, kecepatan, dan percepatan tulang belakang

di pada tiga bidang pergerakan kardinal manuasia. Pendekatan

mereka untuk mengembangan alat penilaian ini adalah menggunakan

perangkat goniometric tri-aksial untuk menangkap profil kinematik

tubuh pekerja saat melakukan pekerjaan dan kemudian dihubungkan

dengan karakteristik kinematik (bersama dengan deskripsi tugas,

kepuasan kerja, variabel kerja statis dari NIOSH Lifting Equation)

dengan riwayat kejadian cedera punggung (Karwowski dan Marras,

2006).

LMM menilai komponen dinamis risiko LBP atau NPB dalam

pengaturan kerja. LMM adalah electogoniometer triaksial yang

bertindak sebagai eksoskeleton ringan dari tulang belakang. LMM

ditempatkan di bagian belakang individu, langsung pada tulang

belakang, dan melekat dengan memanfaatkan sekitar panggul dan di

atas bahu. LMM menggunakan potensiometer untuk menukur posisi

dari tulang belakang, dalam tiga dimensi. Data posisi dicatat di

komputer menggunakan software pendamping (gambar 2.6) yang

juga menghitung kecepatan dan percepatan gerakan tulang belakang

(Stanton, 2006).

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

55

Gambar 2.5 Lumbar Motion Monitor

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

Sistem LMM dirancang untuk mengakomodasi mayoritas ukuran

tubuh individu dan disesuaikan dengan empat kategori (tambah

kecil, kecil, menengah dan besar). Hal ini penting untuk memastikan

LMM sesuai sehingga gerakan batang akurat saat diukur. Ukuran

yang sesuai dipakai selama pengumpulan data tergantung pada

sejumlah faktor, terutama seorang saat berdiri dan panjang punggung

dan jumlah gerakan yang dilakukan selama bekerja.

Gambar 2.6 Output yang dihasilkan dengan menggunakan

software LMM

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

Perangkat lunak ini menyediakan berbagai metode untuk

mengevaluasi data yang dikumpulkan, yaitu:

1) Informasi deskriptif tentang kinetika badan

Ini termasuk rincian posisi, kecepatan dan percepatan dari ketiga

bidang pergerakan untuk setiap data yang dikumpulkan.

Informasi ini berguna untuk deskripsi umum.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

56

2) Risiko LBP atau NPB

Risiko LBP atau NPB dapat dihitung dengan berbagai cara.

Risiko juga dapat dihitung untuk suatu tugas atau pekerjaan yang

rata-rata pekerja yang telah menggunakan aktivitas sambil

mengenakan LMM. Penilaian ini memungkinkan pengguna

untuk secara kuantitatif memastikan faktor pekerjaan (misalnya,

fleksi, kecepatan memutar, lift rate) kemungkinan paling

bertanggung jawab atas tingkat risiko yang dihasilkan. Perangkat

lunak ini juga memungkinkan data dieksport ke file teks yang

dapat dianalisis dengan menggunakan aplikasi lain.

c. Three-Dimensional Static Strength Prediction Program Model

Three-Dimensional Static Strength Prediction Program

(3DSSPP) model dikembangkan oleh para peneliti University of

Michigan adalah sistem permodelan biomekanika yang dapat

digunakan untuk menghitung momen atau gaya saat bekerja pada

sendi yang terdiri dari rantai kinematik. Setelah model biomekanik

tiga dimensi dikembangkan, momen tiga dimensi tentang L5/S1 dan

tulang kompresi dapat dihitung. Selanjutnya saat postur tiga dimensi

didapat kemudian dapat dibandingkan dengan data dari database

kapasitas kekuatan manusia sehingga estimasi presentasi populasi.

Hasil dari pendekatan model ini adalah kompresi pada tulang

belakang dan presentasi dari populasi yang memiliki kapasitas untuk

mengerahkan yang diperlukan tulang belakang sebagaimana pada

gambar 2.7 (Karwowski dan Marras, 2006).

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

57

Gambar 2.7 Tiga dimensi model menggunakan 3DSSPP

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

d. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

Metode RULA pertama kali dikembangkan oleh Lynn

McAtamney dan Niel Corlett, E (1993). Metode ini prinsip dasarnya

hampir sama dengan metode REBA maupun metode OWAS. Ketiga

metode ini sama-sama mengobservasi segmen tubuh khususnya

upper limb dan mentrasfernya dalam bentuk skoring. Selanjutnya,

skor final yang diperoleh akan digunakan sebagai pertimbangan

untuk memberikan saran perbaikan secara tepat (Tarwaka, 2010).

RULA adalah sebuah metode menilai postur, gaya dan gerakan

suatu aktifitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan tubuh bagian

atas (upper limb). RULA digunakan untuk menilai postur, beban dan

pergerakan yang berhubungan dengan pekerjaan yang menetap.

Seperti pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang menggunakan

komputer, manufaktur dan pedagang dimana pekerja duduk atau

berdiri tanpa berpindah (Nigel dan McAtamnety, 1993).

Tahapan aplikasi metode RULA, sebagai berikut:

1) Menentukan siklus kerja dan mengobservasi pekerja selama

variasi siklus kerja tersebut

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

58

2) Mengumpulkan data mengenai postur pekerja tiap kegiatan

menggunakan video atau foto

3) Menentukan skor postur tubuh saat bekerja pada bagaian

tubuh seperti:

a) Lengan atas

b) Lengan bawah

c) Pergelangan tangan

d) Leher

e) Badan

f) Kaki

4) Menentukan skor penggunan otot (muscle use) dan

pembebanan atau pengerahan tenaga (force)

5) Menghitung grand skor dan action level untuk menilai

kemungkian risiko yang terjadi.

e. Ovako Working Analysis System (OWAS)

Metode OWAS diperkenalkan pertama kali oleh seorang penulis

dari Osmo Karhu Finlandia, tahun 1977 dengan judul “Correcting

working postures in industry: A practical method for analysis” yang

diterbitkan di dalam “Applied Ergonomic” (Tarwaka, 2010). Metode

ini memungkinkan untuk dilakukan identifikasi pada beberapa

posisi; yaitu punggung, lengan dan kaki dengan pemberian kode

pada masing-masing posisi. Namun demikian, metode ini tidak

menilai secara detail tingkat keparahan pada masing-masing posisi

(Tarwaka, 2010).

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

59

Posedur aplikasi metode OWAS, sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data mengenai postur pekerja tiap kegiatan

menggunakan video atau foto

2) Pemberian kode pada posisi yang diamati untuk setiap posisi

dan pembebanan dengan membuat “kode posisi” identifikasi.

3) Menentukan skor postur tubuh saat bekerja pada bagian tubuh

seperti:

a) Punggung

b) Lengan

c) Kaki

4) Menghitung untuk setiap kode posisi, kategori risiko yang

mana dia berasal, untuk mengidentifikasi posisi kritis atau

yang lebih tingkat risikonya bagi pekerja

5) Menghitung presentase repetitif atau frekuensi relatif dari

masing-masing posisi pungung, lengan dan kaki yang

berhubungan dengan posisi yang lainnya.

6) Penentuan hasil identifikasi pekerja pada posisi kritis,

tergantung pada frekuensi relatif dari masing-masing posisi,

kategori risiko didasarkan pada masing-masing posisi dari

berbagai bagian tubuh (punggung, lengan dan kaki).

f. Rapid Entire Body Assessment (REBA)

Metode REBA diperkenalkan oleh Sue Hignett dan Lynn

McAtamney yang secara efektif digunakan untuk menilai postur

tubuh pekerja. Metode ini merupakan hasil kerja kolaboratif oleh tim

ergonomist, fisioterapi, ahli, okupasi dan para perawat yang

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

60

mengidentifikasi sekitar 600 posisi di industri manufakturing

(Tarwaka, 2010). Metode REBA memungkinkan dilakukan suatu

analisis secara bersama dari posisi yang terjadi pada anggota tubuh

bagian atas (lengan, lengan bawah, dan pergelangan tangan), badan,

leher dan kaki. Metode ini juga mendefinisikan faktor-faktor lainnya

yang dianggap dapat menentukan untuk penilaian akhir dari postur

tubuh, seperti beban atau force atau gaya yang dilakukan, jenis

pegangan atau jenis aktivitas otot yang dilakukan oleh pekerja

(Tarwaka, 2010). Skor akhir dari REBA memberikan indikasi dari

level risiko dan tingkat keparahan dengan mengambil tindakan mana

yang harus didahulukan (Hignett dan McAtamney, 2000 dalam

Karwowski dan Marras, 2006). Metode ini relatif mudah digunakan

karena untuk mengetahui nilai suatu anggota tubuh tidak diperlukan

besar yang spesifik, hanya berupa range sudut.

1) Prosedur Penggunaan REBA

Adapun prosdur dalam penggunaan REBA yaitu:

a) Menentukan periode waktu observasi dengan

mempertimbangkan posisi tubuh pekerja, dan jika

memungkinkan tentukan siklus waktu kerja

b) Posisi tubuh pekerja saat bekerja direkam untuk

memilih tugas dan postur yang akan dinilai pada

langkah berikutnya.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

61

c) Lakukan identifikasi posisi untuk semua pekerjaan

yang dianggap paling penting dan berbahaya untuk

penilaian lebih lanjut.

2) Langkah-langkah Penilaian REBA

Dalam rangka melakukan evaluasi mengenai postur tubuh,

teknik REBA membagi memjadi 2 kelompok anggota tubuh,

kelompok A meliputi badan, leher dan kaki. Sementara itu

kelompok B meliputi anggota tubuh bagian atas (lengan,

lengan bawah dan pergelangan tangan). Langkah dan

observasi penilaiannya yaitu:

a) Kelompok A (Penilaian Anggota tubuh bagian badan,

leher dan kaki)

(1) Mengobservasi dan menentukan skor postur badan

Posisi badan yang memiliki risiko terkecil

pada posisi badan tegak lurus. Badan pada posisi

>200 atau lebih, baik pada posisi fleksi ataupun

ekstensi akan semakin memperbesar risiko. Hal

ini dibuktikan dengan semakin besarnya skor

untuk tiap postur yang berisiko. Skor akan

memiliki nilai yang lebih tinggi jika posisi badan

pekerja membungkuk atau memutir secara lateral

karena untuk tiap keadaan ini skor akan

bertambah satu. Skoring postur badan dapat

dilihat pada tabel 2.2.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

62

Pada saat posisi badan fleksi terjadi

ketegangan terutama pada ligamentum

interspinosus dan supraspinosus, diikuti dengan

ligamentum intraskapular dan ligamentum flavum.

Beban kompresif pada diskus sewaktu fleksi

membuat diskus berpotensi merobek anulus

fibrosus, akibatnya nucleus pulposus mampu

keluar melalui robekan. Keluarnya hernia nucleus

pulposus selanjutnya dapat menekan saraf spinal,

bila kerja sering membungkuk, ligamen dan otot-

otot penyangga tulanng belakang dapat melemah

dan meningkatkan tekanan pada diskus

intervertebral (Kurniawidjaja, 2014).

Tabel 2.2

Ilustrasi Posisi Badan dan Skoring

Skor Posisi

1 Posisi badan tegak lurus

2 Posisi badan fleksi : antara 0-20

0 dan

ekstensi antara 0-200

3 Posisi badan fleksi: antara 20-60

0 dan

ekstensi >200

4 Posisi badan membungkuk fleksi >600

+1 Posisi badan membungkuk dan atau

memutir secara lateral

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

63

(2) Mengobservasi dan menentukan skor postur leher

Posisi leher yang memiliki risiko terkecil pada

posisi 00. Leher pada posisi >20

0, baik pada posisi

fleksi ataupun ekstensi akan semakin

memperbesar risiko. Hal ini dibuktikan dengan

semakin besarnya skor untuk tiap postur yang

berisiko. Skor akan memiliki nilai yang lebih

tinggi jika posisi leher pekerja menunduk atau

memutir secara lateral karena untuk tiap keadaan

ini skor akan bertambah satu. Skoring postur leher

dapat dilihat pada tabel 2.3.

Spina servikal sebagai sumber nyeri leher dan

punggung adalah struktur yang kompleks yang

dapat mengalami perubahan patologis

menyebabkan nyeri. Bahu yang menggantung

mempengaruhi spina sevikal. Skapula berotasi ke

bawah, dada menggantung, rongga toraks

berkurang sehingga kapasitas vital menurun dan

orang bertambah pendek karena otot trapesius

berorigo pada spina servikal maka skapula yang

tertekan memberi tegangan pada otot leher.

Foramen intervetebra lebih menutup pada postur

lordotik sevikal yang meningkat dan akar syaraf

tertekan. Kontraksi isometrik yang telalu kuat

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

64

dapat menyebabkan robekan serabut otot serta

edem. Kontraksi otot yang berkepanjangan akan

menyebabkan penekanan berkepanjangan pada

diskus intervetebra (Tulaar, 2008).

Tabel 2.3

Ilustrasi Posisi Leher dan Skoring

Skor Posisi

1 Posisi leher fleksi : antara 0-200

2 Posisi leher fleksi atau ekstensi >200

+1 Posisi leher menunduk dan atau memutir

secara lateral

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

(3) Mengobservasi dan menentukan skor postur kaki

Posisi kaki yang memiliki risiko terkecil pada

posisi kedua kaki tertopang dengan baik di lantai

dalam keadaan berdiri maupun berjalan. Posisi

kaki jika salah satu kaki tidak tertopang di lantai

dengan baik atau terangkat akan semakin

memperbesar risiko. Hal ini dibuktikan dengan

semakin besarnya skor untuk tiap postur yang

berisiko. Skor akan memiliki nilai yang lebih

tinggi jika posisi salah satu atau kedua lutut kaki

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

65

ditekuk fleksi antara 30-600

untuk keadaan ini skor

akan bertambah satu. Kenaikan tersebut mungkin

bertambah sampai dengan dua, jika salah satu atau

kedua lutut kaki ditekuk fleksi > 600. Skoring

postur kaki dapat dilihat pada tabel 2.4.

Duduk maupun berdiri dengan posisi yang

salah akan menyebabkan otot-otot menjadi tegang

dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya.

Menyebabkan penekanan pada bantalan saraf

tulang belakang yang mengakibatkan hernia

nukleus pulposus (Samara, 2005).

Tabel 2.4

Ilustrasi Posisi Kaki dan Skoring

Skor Posisi

1 Posisi kedua kaki tertopang dengan baik di

lantai dalam keadaan berdiri maupun berjalan

2 Salah satu kaki tidak tertopang di lantai dengan

baik atau terangkat

+1 Salah satu atau kedua kaki ditekuk fleksi antara

30-600

+2 Salah satu atau kedua kaki ditekuk fleksi antara

>600

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

(4) Memasukkan tiap skor yang didapat (badan, leher

dan kaki) ke dalam tabel A untuk mendapatkan

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

66

skor postur A. Skor psotur A dapat dilihat pada

tabel 2.5.

Tabel 2.5

Skor A REBA

Badan

Leher

1 2 3

Kaki Kaki Kaki

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 1 2 3 4 1 2 3 4 3 3 5 6

2 2 3 4 5 3 4 5 6 4 5 6 7

3 2 4 5 6 4 5 6 7 5 6 7 8

4 3 5 6 7 5 6 7 9 6 7 8 9

5 4 6 7 8 6 7 8 9 7 8 9 9

(5) Mengobservasi dan menentukan skor beban

(force)

Beban yang tidak berisiko adalah beban seberat

kurang dari lima kg, sedangkan beban yang

termasuk kategori berisiko adalah beban yang

memiliki berat > lima kg. Skor akan memiliki

nilai yang lebih tinggi jika pembebanan secara

tiba-tiba atau mendadak karena untuk keadaan ini

skor akan bertambah satu. Skor beban dapat

dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6

Skor untuk beban atau Force

Skor Posisi

+0 Beban atau force < 5 kg

+1 Beban atau force antara 5 – 10 kg

+2 Beban atau force > 10 kg

+1 Pembebanan atau force secara tiba-tiba

atau mendadak

(6) Menjumlahkan skor postur A dengan skor beban

(force) untuk mendapatkan skor A

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

67

b) Kelompok B (Penilaian Anggota tubuh bagian atas)

(1) Mengobservasi dan menentukan skor postur

lengan

Posisi lengan yang memiliki risiko terkecil pada

posisi 0-200, baik pada posisi fleksi ataupun

ekstensi. Posisi yang berisiko adalah posisi fleksi

pada sudut 21-450, 45-90

0 dan > 90

0 atau pada

posisi ekstensi >200. Hal ini dibuktikan dengan

semakin besarnya skor untuk tiap postur yang

berisiko. Skor ini akan bertambah jika bahu

diangkat atau lengan diputar atau dirotasi atau jika

lengan diangkat menjauh dari badan untuk

keadaan ini skor akan bertambah satu. Tetapi skor

akan berkurang satu jika berat lengan ditopang

untunk menahan gravitasi. Skoring postur lengan

dapat dilihat pada tabel 2.7.

Bahu (dalam pengukuran REBA disebut

sebagai posisi lengan atas) yang menggantung

mempengaruhi spina sevikal. Skapula berotasi ke

bawah, dada menggantung, rongga toraks

berkurang sehingga kapasitas vital menurun dan

orang bertambah pendek karena otot trapesius

berorigo pada spina servikal maka skapula yang

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

68

tertekan memberi tegangan pada otot leher.

Foramen intervetebra lebih menutup pada postur

lordotik sevikal yang meningkat dan akar syaraf

tertekan. Kontraksi isometrik yang telalu kuat

dapat menyebabkan robekan serabut otot serta

edem. Kontraksi otot yang berkepanjangan akan

menyebabkan penekanan berkepanjangan pada

diskus intervetebra (Tulaar, 2008).

Tabel 2.7

Ilustrasi Posisi Lengan dan Skoring

Skor Posisi

1 Posisi lengan fleksi atau ekstensi antara

0-200

2 Posisi lengan fleksi antara 21-45

0 atau

ekstensi >200

3 Posisi lengan fleksi antara 46-900

4 Posisi lengan fleksi >900

+1 Jika bahu diangkat atau lengan diputar

atau dirotasi

+1 Jika lengan diangkat menjauh dari badan

-1 Jika berat lengan ditopang untuk

menahan gravitasi

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

(2) Mengobservasi dan menentukan skor postur

lengan bawah

Posisi lengan bawah yang memiliki risiko terkecil

pada posisi fleksi pada sudut 60-1000. Posisi yang

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

69

berisiko adalah posisi fleksi pada sudut <600

atau

1000. Hal ini dibuktikan dengan semakin besarnya

skor untuk tiap postur yang berisiko. Skoring

postur lengan bawah dapat dilihat pada tabel 2.8.

Tabel 2.8

Ilustrasi Posisi Lengan Bawah dan Skoring

Skor Posisi

1 Posisi lengan bawah fleksi antara 60-1000

2 Posisi lengan fleksi < 600 atau >100

0

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

(3) Mengobservasi dan menentukan skor postur

pergelangan tangan

Posisi pergelangan tangan yang memiliki risiko

terkecil yaitu paa posisi fleksi atau ekstensi pada

sudut 0-150

yang mendapat skor satu (skor

terkecil). Posisi yang berisiko adalah posisi

pergelangan tangan fleksi atau ekstensi pada sudut

>150. Risiko akan bertambah besar jika pada

pergelangan tangan saat bekerja mengalami torsi

atau deviasi baik ulnar maupun radial karena skor

bertambah satu untuk keadaan tersebut. Skoring

postur pergelangan tangan dapat dilihat pada tabel

2.9.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

70

Tabel 2.9

Ilustrasi Posisi Pergelangan Tangan dan

Skoring

Skor Posisi

1 Posisi pergelangan tangan fleksi atau

ekstensi antara 0-150

2 Posisi pergelangan tangan fleksi atau

ekstensi >150

+1

Pergelangan tangan pada saat bekerja

mengalami torsi atau deviasi baik ulnar

maupun radial

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

(4) Memasukkan tiap skor yang didapat (lengan,

lengan bawah dan pergelangan tangan) ke dalam

tabel B untuk mendapatkan skor postur B. Skor

postur B dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10

Skor B REBA

Lengan

Lengan Bawah

1 2

Pergelangan Tangan Pergelangan Tangan

1 2 3 1 2 3

1 1 2 2 1 2 3

2 1 2 3 2 3 4

3 3 3 4 4 5 5

4 4 5 5 5 6 7

5 6 7 8 7 8 8

6 7 8 8 8 9 9

(5) Mengobservasi dan menentukan skor untuk jenis

pegangan

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

71

Jenis pegangan yang tidak berisiko adalah

pegangan baik dan kekuatan pegangan berada

pada posisi tengah, sedangkan beban yang

berisiko adalah pegangan yang terlalu dipaksakan

atau tidak ada pegangan atau genggaman tangan.

Skor jenis pegangan dapat dilihat pada tabel 2.11.

Tabel 2.11

Skoring untuk Jenis Pegangan

Skor Posisi

+0

Pegangan Bagus (Pegangan kontainer

baik dan kekuatan pegangan berada

pada posisi tengah)

+1

Pegangan Sedang (Pegangan tangan

dapat diterima, tetapi tidak ideal atau

pegangan optimum yang dapat diterima

untuk menggunakan bagian tubuh

lainnya)

+2

Pegangan Kurang Baik (Pegangan ini

mungkin dapat digunakan tetapi tidak

diterima)

+3

Pegangan Jelek (Pegangan ini terlalu

dipaksakan, atau tidak ada pegangan

atau genggaman tangan, pegangan

bahkan tidak dapat diterima untuk

menggunakan bagian tubuh lainnya.

(6) Menjumlahkan skor postur B dengan skor untuk

jenis pegangan untuk mendapatkan skor B

(7) Masukkan ke dalam matriks masing-masing nilai

skor A dan skor B untuk mendapatkan skor C.

Skor C dapat dilihat pada tabel 2.12.

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

72

Tabel 2.12

Skor C REBA

Skor

A

Skor B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7

2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8

3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8

4 3 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9

5 4 4 4 5 6 7 8 8 9 9 9 9

6 6 6 6 7 8 8 9 9 10 10 10 10

7 7 7 7 8 9 9 9 10 10 11 11 11

8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 11 11 11

9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 12

10 10 10 10 11 11 11 11 12 12 12 12 12

11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Gambar 2.8 Diagram Alur Penilaian dengan

Metode REBA

Sumber: Karwowski dan Marras, 2006

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

73

(8) Mengobservasi dan menentukan skor untuk jenis

aktivitas otot. Skoring untuk jenis aktivitas otot

dapat dilihat pada tabel 2.13

Tabel 2.13

Skoring untuk Jenis Aktivitas Otot

Skor Posisi

+1

Satu atau lebih bagian tubuh dalam

keadaan statis, misalnya ditopang untuk

lebih dari 1 menit

+1

Gerakan berulang-ulang terjadi, misalnya

repetisi lebih dari 4 kali per menit (tidak

termasuk berjalan)

+1

Terjadi perubahan yang signifikan pada

postur tubuh atau postur tubuh tidak

stabil selama bekerja

(9) Menjumlahkan skor C dengan jenis aktivitas otot

untuk mendapatkan skor akhir REBA

Nilai skor akhir merupakan nilai akhir dari pengukuran

dengan menggunakan metode REBA. Metode REBA

mengklasifikasikan skor akhir ke dalam lima tingkatan.

Setiap tingkat aksi menentukan tingkat risiko dan tindakan

korektif yang disarankan pada posisi yang dievaluasi.

Semakin besar nilai dari hasil yang diperoleh, maka akan

lebih besar risiko yang dihadapi untuk posisi yang

bersangkutan. Nilai satu menunjukan nilai minimum,

sedangkan nilai 15 adalah nilai maksimum, yang menyatakan

bahwa posisi tersebut berisiko tinggi dan harus segera

diambil tindakan secepatnya, sebagimana dapat dilihat pada

tabel 2.14, dibawah ini:

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

74

Tabel 2.14

Kategori Tingkat Risiko

Skor

REBA

Action

Level

Tingkat

Risiko

Tindakan Perbaikan

1 0 Sangat rendah Tidak ada tindakan yang

diperlukan

2 - 3 1 Rendah Mungkin diperlukan

tindakan

4 – 7 2 Sedang Diperlukan tindakan

8 - 10 3 Tinggi Diperlukan tindakan

segera

11 - 15 4 Sangat tinggi Diperlukan tindakan

sesegera mungkin

3) Kelebihan dan Kekurangan REBA

Metode REBA memiliki banyak kelebihan, antara lain:

a) Merupakan metode yang sangat sensitif untuk

mengevaluasi risiko

b) Membagi segmen-segmen tubuh yang akan diberi kode

secara individu, dan mengevaluasi baik anggota badan

bagian atas maupun badan, leher dan kaki

c) Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh

pada beban postural selama penanganan kontainer yang

dilakukan dengan tubuh atau bagian tubuh lainnya

d) Dapat digunakan untuk postur tubuh yang stabil

maupun tidak stabil

e) Skor akhir dapat digunakan dalam menyelesaikan

masalah, untuk menentukan prioritas penyelidikan dan

perubahan yang perlu dilakukan

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

75

Selain memiliki beberapa kelebihan, metode REBA ini pun

memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan, antara lain:

a) Hanya menilai aspek postur dari pekerja

b) Tidak mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh

pekerja terutama yang berkaitan dengan faktor

psikososial

c) Tidak menilai kondisi lingkungan kerja terutama yang

berkaitan dengan vibrasi, temperatur, dan jarak

pandang.

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Tabel 2.15

Kelebihan dan Kelemahan Metode Penilaian Faktor Pekerjaan Risiko NPB

No. Metode Penilaian Risko Kelebihan Kelemahan

1. NIOSH Lifting Equations 1. Terdokumentasikan dengan baik

2. Telah teruji dalam beberapa penelitian

laboratorium

3. Metode perhitungannya tersedia di internet

(Karwowski dan Marras, 2006)

1. Banyak keterbatasan praktis

2. Metode masih dapat dimodifikasi

3. Membutuhkan beberapa langkah-langkah

teknis

(Karwowski dan Marras, 2006)

2. Lumbar Motion Monitor

Risk Assessment Model

1. Data yang dikumpulkan adalah kuantitatif dan

tiga dimensi dari kinematika tubuh

2. Model risiko LBP atau NPB menentukan

sejauh mana tingkat risiko atau keseluruhan

tingkat risiko LBP atau NPB itu sendiri

3. Dampak dari intervensi pekerjaan dapat

dinilai dengan cepat

(Karwowski dan Marras, 2006)

1. Penggunaan LMM membutuhkan pelatihan

bagi yang menggunakan

2. Pengumpulan data memerlukan keterlibatan

aktif dari pekerja

3. Penilaian biasanya membutuhkan lebih

banyak waktu pengumpulan data

4. LMM dapat bersentuhan dengan peralatan

lainnya ketika dipakai di ruang kerja

5. Model risiko LBP atau NPB tidak menilai

potensi risiko cedera pada bagian tubuh

lainnya.

(Karwowski dan Marras, 2006)

3. Three-Dimensional Static

Strength Prediction

Program Model

1. Dapat menilai risiko yang terkait dengan satu

kali pergerakan, karena membandingkan

langsung saat diperlukan dari pekerjaan

2. Dapat memperkirakan nilai kompresi tulang

belakang yang dapat dibandingkan dengan

batas beban untuk menilai risiko relatif

3. Digunakan untuk pekerjaan yang dilakukan

berulang

(Karwowski dan Marras, 2006)

1. Tidak memiliki torsi atau kekuatan

kompresi tulang belakang yang mendekati

kemampuan kekuatan manusia atau batas

beban kompresi tulang belakang

(Karwowski dan Marras, 2006)

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Tabel 2.14 Lanjutan

No. Metode Penilaian Risko Kelebihan Kelemahan

4. Rapid Upper Limb

Assessment (RULA)

1. Menilai sebuah angka perbedaan postur

selama putaran dalam bekerja untuk

menyiapkan sebuah profil dari beban otot

2. Untuk dijadikan sebagai pedoman dalam

melakukan intervensi lebih lanjut dari

tindakan perbaikan

3. Pemberian skor pada RULA terperinci,

misalnya penambahan sudut drajat pada

setiap postur, gaya, dan beban mendapatkan

tambahan nilai satu

4. Mudah digunakan, cepat, praktis, dapat

dikombinasikan dengan metode lainnya

5. Dapat digunakan untuk menilai secara teliti

pekerjaan atau postur untuk satu pekerja atau

kelompok

(Karwowski dan Marras, 2006)

1. Hanya terfokus pada faktor-faktor risiko

terpilih yang dievaluasi

2. Hanya untuk pekerjaan dengan postur kerja

duduk terus-menerus dan berdiri statis,

kurang cocok untuk pekerjaan dengan

gerakan yang dinamis

3. Metode ini tidak bisa mengukur gerakan

tangan menggenggam, meluruskan,

memutar dan memerlukan tekanan pada

telapak tangan

4. Metode ini tidak mengukur antropometri

tempat kerja yang dapat menyebabkan

terjadinya postur janggal

(Tarwaka, 2010)

5. Ovako Working Analysis

System (OWAS)

1. Banyak digunakan dan didokumentasikan

2. Mudah digunakan, cepat praktis dan dapat

dikombinasikan dengan metode lainnya

(Tarwaka, 2010)

1. Tidak menilai secara detail tingkat

keparahan pada masing-masing posisi

2. Tidak memisahkan bagian kanan atau kiri

pada tubuh ekstremitas atas; tidak ada

penilaian leher dan siku atau pergelangan

tangan

3. Tidak mempertimbangkan penggulangan

atau durasi postur

(Tarwaka, 2010)

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Tabel 2.14 Lanjutan

No. Metode Penilaian Risko Kelebihan Kelemahan

6. Rapid Entire Body

Assessment (REBA)

1. Merupakan metode yang sangat sensitif untuk

mengevaluasi risiko

2. Membagi segmen-segmen tubuh yang akan

diberi kode secara individu, dan

mengevaluasi baik anggota badan bagian atas

maupun badan, leher dan kaki

3. Metode ini digunakan untuk menganalisis

pengaruh pada beban postural selama

penanganan kontainer yang dilakukan dengan

tubuh atau bagian tubuh lainnya

4. Dapat digunakan untuk postur tubuh yang

stabil maupun tidak stabil

5. Skor akhir dapat digunakan dalam

menyelesaikan masalah, untuk menentukan

prioritas penyelidikan dan perubahan yang

perlu dilakukan

(Karwowski dan Marras, 2006)

1. Hanya menilai aspek postur dari pekerja

2. Tidak mempertimbangkan kondisi yang

dialami oleh pekerja terutama yang

berkaitan dengan faktor psikososial

3. Tidak menilai kondisi lingkungan kerja

terutama yang berkaitan dengan vibrasi,

temperatur, dan jarak pandang

(Karwowski dan Marras, 2006)

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

79

79

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan metode penilaian faktor

pekerjaan risiko NPB pada tabel 2.15, maka penulis memilih

menggunakan metode REBA dikarenakan beberapa alasan,

antara lain:

a) Metode REBA membagi segemen-segmen tubuh

menjadi anggota tubuh bagian badan, leher, kaki dan

anggota tubuh bagian atas. Dimana pada REBA

terdapat penilaian pada postur badan, leher, kaki dan

lengan yang mana posisi tersebut berhubungan dengan

terjadinya keluhan NPB.

b) Cepat dan praktis.

c) Dapat digunakan untuk postur tubuh yang stabil

maupun tidak stabil.

C. Analisis Statistik

Penganalisisan data merupakan suatu proses lanjutan dari proses

pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data,

kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil

pengolahan data (Prasetyo, 2008). Analisis statistik terhadap hasil pengolahan

data dapat berbentuk sebagai berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisis

tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk

meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

80

kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna,

peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, dan grafik.

Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data

numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Analisis ini

dapat dibuat dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut (Prasetyo, 2008):

a. Distribusi frekuensi

Distribusi frekuensi atau tabel frekuensi adalah susunan data dalam

suatu tabel yang telah diklasifikasikan menurut kelas atau kategori-

kategori tertentu.

b. Ukuran pemusatan

Ukuran pemusatan merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk

melihat seberapa besar kecenderungan data memusat pada nilai

tertentu. Ukuran pemusatan terdiri dari:

1) Modus

Modus merupakan nilai data yang mempunyai frekuensi

terbesar dalam satu kumpulan data.

2) Rata-rata (Mean)

Rata-rata ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai seluruh

pengamatan dibagi dengan banyaknya data.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

81

3) Median

Median merupakan nilai yang terletak di tengah bila nilai

pengamatan disusun secara teratur menurut besarnya, dari kecil

ke besar atau sebaliknya dari besar ke kecil.

c. Ukuran Penyebaran (Dispersion)

Dispersion merupakan ukuran yang menyatakan seberapa jauh nilai

pengamatan yang sebenarnya menyimpang atau berbeda dengan

nilai pusatnya. Jenis ukuraan penyebaran terdiri dari:

1) Range (Jangkauan)

Range adalah selisih nilai maksimum dengan nilai minimum

dalam suatu kumpulan data.

2) Variance (Variasi)

Variasi merupakan jumlah kuadrat dari selisih nilai data

pengamatan dengan rata-rata dibagi banyaknya data

pengamatan.

3) Standard Deviation (Simpangan baku)

Deviasi standar merupakan akar kuadrat dari variasi. Deviasi

standar dapat digunakan untuk menentukan letak nilai

distribusi frekuensi terhadap nilai rata-rata (mean).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat dilakukan beberapa tahap,

antara lain (Notoatmodjo, 2010):

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

82

a. Analisis proporsi atau presentase, dengan membandingkan

distribusi silang antara dua variabel yang bersangkutan

b. Analisis dari hasil uji statistik (Chi-square test, Z-test, T-test dan

sebagainya). Melihat dari hasil uji statistik ini akan dapat

disimpulkan adanya hubungan dua variabel tersebut bermakna atau

tidak bermakna. Dari hasil uji statistik ini dapat terjadi, misalnya

antara dua variabel tersebut secara presentase berhubungan tetapi

secara statistik hubungan tersebut tidak bermakna.

c. Analisis keeratan hubungan antara dua variabel tersebut, dengan

meilihat nilai Odd Ratio (OR). Besar kecilnya nilai OR

menunjukkan besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang

diuji.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara dua

variabel. Pertimbangan yang harus dilakukan peneliti ketika memilih

ukuran statistik yang tepat untuk digunakan dalam menganalisis hubungan

bivariat adalah tingkat pengukuran dari setiap variabel dan arah hubungan

dari kedua variabel tersebut sehingga analisis ini kemudian lebih dikenal

dan berkaitan dengan ukuran asosiasi dan ukuran korelasi. Ukuran asosiasi

dan ukuran korelasi terdiri dari (Prasetyo, 2008):

a. Koefisien korelasi Sperman

Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengukur korelasi antar

dua variabel yang memiliki tingkat pengukuran ordinal

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

83

b. Koefisien Korelasi Product Moment Pearson

Ukuran ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier

antara data yang memiliki tingkat pengukuran interval atau rasio

dengan arah hubungan simetrik.

c. Regresi linier

Ukuran statistik ini digunakan untuk menguji hubungan antara

sebuah variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel

dependen.

d. Uji U-Mann Whitney

Pengujian ini digunakan untuk variabel yang berskala nominal atau

ordinal dengan dua kelompok sampel yang saling tidak

berhubungan (independen).

e. Uji Kruskall Wallis

Pengujian ini digunakan untuk variabel yang berskala nominal atau

ordinal dengan tiga atau lebih kelompok sampel.

f. Uji t (T-test)

Pengujian ini digunakan jika dua sampel yang digunakan tidak

memiliki keterkaitan satu dengan lainnya dan variabel yang

digunakan berskala rasio. Uji t sebagai alat analisis data untuk

menguji satu sampel atau dua sampel serta membandingkan dua

mean (rata-rata) untuk menentukan apakah perbedaan rata-rata

tersebut perbedaaan nyata atau karena kebetulan, tujuan pengujian

ini adalah untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok data

independen. Syarat atau asumsi yang harus dipenuhi adalah data

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

84

berdistribusi normal, kedua kelompok data independen, dan

variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik.

g. Chi-Square

Dasar dari uji chi-square adalah untuk membandingkan

frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan. Secara

spesifik, uji chi-square dapat digunakan untuk menentukan ada

tidaknya asosiasi antara dua variabel, homogenitas antar

subkelompok dan seberapa jauh suatu pengamatan sesuai dengan

parameter yang dispesifikasikan (Hastono, 2008). Ukuran statistik

ini merupakan ukuran asosiasi yang berusaha untuk menguji

hipotesis bahwa antara variabel independen dan variabel dependen

terdapat hubungan yang signifikan (Prasetyo, 2008).

Kegunaan uji chi-square adalah untuk menguji seberapa baik

kesesuaian diantara frekuensi yang diamati dengan frekuensi

harapan yang didasarkan pada sebaran yang akan dihipotesiskan,

atau juga menguji perbedaan anatara dua kelompok pada data dua

kategorik untuk menguji signifikansi asosiasi dua kelompok pada

data dua kategorik tersebut (Hastono, 2008).

Secara spesifik, uji chi square dapat digunakan untuk

menentukan:

1) Ada tidaknya asosisasi antara dua variabel (independency

test)

2) Apakah suatu kelompok homogen (homogenitas antar

subkelompok = homogenity test)

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

85

3) Seberapa jauh suatu pengamatan sesuai dengan parameter

yang dispesifikasikan (good of fit)

Uji chi square dapat digunakan dengan syarat, yaitu: kelompok

yang dibandingkan independen, variabel yang dihubungkan

kategorik dengan kategorik, tidak ada sel dengan expected

frequency <1 dan tidak ada expected frequency <5 sebesar >20%

dari banyak sel seluruhnya.

D. Kerangka Teori

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya NPB atau

NPB, yaitu faktor pekerjaan, faktor psikososial, faktor individu, dan faktor

lingkungan. Faktor pekerjaan antara lain Heavy manual labor, Manual

material handling, Awkward postures, Static work, Whole body vibration,

Slipping and falling (Beeck dan Hermans, 2000). Faktor psikososial antara

lain job content, tekanan waktu atau mengintensifkan beban kerja, job

control, dukungan sosial di tempat kerja dan kepuasan kerja (Beeck dan

Hermans, 2000). Faktor Individu antara lain usia, status pendidikan, merokok,

riwayat NPB, jenis kelamin, antropometri, kebiasaan olahraga, masa kerja

dan jam kerja (Beeck dan Hermans, 2000; Karwowski dan Marras, 2006) dan

Faktor Lingkungan antara lain pencahayaan, getaran dan kebisingan

(Spaulding, 2008). Adapun skema yang didapat pada gambar 2.9:

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

86

Gambar 2.9 Skema Kerangka Teori

Faktor Individu

a. Usia

b) Status pendidikan

c) Merokok

d) Riwayat NPB

e) Jenis kelamin

f) Antropometri

g) Kebiasaan olahraga

h) Masa kerja

i) Jam kerja

Faktor Pekerjaan

a) Heavy manual labor

b) Manual material handling

c) Awkward postures

d) Static work

e) Whole body vibration

f) Slipping and falling

Faktor Lingkungan

a) Pencahayaan

b) Kebisingan

Faktor Psikososial

a) Job content

b) Tekanan waktu atau

mengintensifkan beban

kerja

c) Job control

d) Dukungan sosial

e) Kepuasan kerja

Keluhan Nyeri

Punggung Bawah

Faktor Lingkungan

a) Getaran

: Berpengaruh langsung terhadap keluhan NPB

: Tidak berpengaruh langsung terhadap keluhan NPB

Sumber : Beeck dan Hermans, 2000;

Karwowski dan Marras, 2006; Spaulding,

2008.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

87

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini akan meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan

keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keluhan

Nyeri Punggung Bawah (NPB) dan variabel independennya adalah sebagai

berikut:

1. Faktor pekerjaan

Salah satu Faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya

cedera pada otot atau jaringan tubuh adalah awkward postur adalah

posisi bagian tubuh yang menyimpang dari posisi normalnya. Posisi

janggal berhubungan dengan deviasi tulang sendi yang menyebabkan

posisi tubuh menjadi tidak simetris dan membebani sistem otot

rangka sebagai penyangga tubuh. Semakin jatuh posisi bagian tubuh

dari pusat gravitasi, semakin tinggi pula keluhan otot skeletal dan

static posture termasuk posisi dimana gerakan yang terjadi sangat

sedikit, bersama dengan postur yang terbatas dan tidak aktif yang

menyebabkan beban statis pada otot. Beban statis tersebut

menimbulkan kompresi berkepanjangan dan dapat meningkatkan

risiko pada cakram intervetebralis.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

88

2. Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya

semakin berkurang sehingga memudahkan terjadinya kekakuan pada

otot dan sendi dan sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi

degenerasi pada tulang yaitu berupa kerusakan jaringan, penggantian

jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan cairan sehingga hal

tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang otot menjadi berkurang.

3. Jenis Kelamin

Kekuatan otot wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan

otot juga lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria. Secara

fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah daripada pria.

Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot

pria, sedangkan daya tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan

dengan wanita.

4. Merokok

Rokok menurunkan kualitas darah yang disebabkan oleh kandungan

nikotin dalam rokok, sehingga menyebabkan kandungan mineral

dalam tulang berkurang dan menyebabkan microfractures. Rokok

juga dapat menyebabkan batuk yang dapat meningkatkan tekanan di

area perut dan tekanan intradiscal. Racun-racun dalam asap rokok

juga terbukti mempercepat penyerapan kembali tulang lama, dan

menghambat pembentukan tulang baru.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

89

5. Riwayat NPB

Seseorang dengan riwayat penyakit NPB mempunyai kecenderungan

untuk mengalami kejadian lanjutan. Kejadian lanjutan dapat

diperparah dengan potensi bahaya dari faktor pekerjaannya dan

posisi kerja yang tidak ergonomis.

6. Kebiasaan olahraga

Kurangnya olahraga dapat menurunkan suplai oksigen ke dalam otot

sehingga dapat menyebabkan adanya keluhan otot. Berolahraga

merupakan salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh dimana

kebugaran tubuh berpengaruh terhadap kelancaran aliran darah. Jika

aliran darah terhambat maka akan mengganggu kerja otot sehingga

kelelahan otot akan semakin cepat terjadi. Salah satu manfaat

olahraga yaitu untuk memperkuat otot-otot, tulang dan jaringan

ligamen.

7. Berat Badan

Pada seseorang yang memiliki berat badan yang berlebih, maka

risiko timbulnya nyeri pinggang akan lebih besar, karena beban pada

sendi penumpuan berat badannya akan semakin meningkat.

Penambahan berat badan yang disertai dengan perubahan proyeksi

central gravitasi ke depan meningkatkan beban yang ditanggung

oleh otot punggung dan ruas tulang belakang sebagai pengumpil.

8. Ukuran Lingkar Pinggang

Seseorang dengan kelebihan berat badan makan lemak akan

disalurkan ke daerah abdomen dan dapat terjadi penimbunan yang

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

90

berarti kerja lumbal akan bertambah untuk menopang beban. Ketika

berat badan meningkat tulang belakang akan semakin tertekan untuk

menerima beban sehingga memudahkan terjadinya kerusakan dan

bahaya pada struktur tulang tersebut.

9. Tinggi Badan

Tinggi badan mempengaruhi besar sudut lengkung punggung.

Semakin besar sudut lengkung yang terjadi, maka kontraksi otot dan

ligamen akan meningkat sehingga akan melemahkan otot dan

ligamen yang menyangga tulang belakang.

10. Sitting Height

Proporsi ukuran tubuh seseorang berbeda-beda walaupun memiliki

tinggi badan yang sama. Proporsi tubuh juga mempengaruhi

besarnya sudut lengkung punggung. Semakin besar sudut lengkung

yang terjadi, maka kontraksi otot dan ligamen akan meningkat

sehingga akan melemahkan otot dan ligamen yang menyangga

tulang belakang.

11. Persen Lemak Tubuh

Kelebihan lemak yang tersimpan dalam jaringan adiposa

menyebabkan seseorang menjadi kelebihan berat badan dan

selanjutnya dapat menjadi obesitas. Ketika berat badan meningkat

tulang belakang akan semakin tertekan untuk menerima beban

sehingga memudahkan terjadinya kerusakan dan bahaya pada

struktur tulang tersebut.

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

91

12. Masa kerja

Gangguan NPB hampir tidak pernah terjadi secara langsung, tetapi

merupakan suatu akumulasi. Masa kerja mempunyai hubungan yang

kuat dengan keluhan otot karena semakin lama masa kerja seseorang

telah terjadi akumulasi cedera-cedera ringan yang dialami, dimana

paparan mengakibatkan rongga diskus menyempit secara permanen

dan juga mengaibatkan degenerasi tulang belakang yang akan

menyebabkan NPB kronis. Hal ini dikarenakan pembebanan pada

tulang belakang dalam waktu lama.

13. Pencahayaan

Pencahayaan yang tidak baik bisa menurunkan performa, bahkan

bisa membuat pekerja stres karena lingkungan kerja yang tidak baik.

Tingkat stres tinggi bisa memicu dan meningkatkan rasa nyeri NPB

pada pekerja. Selain itu, bekerja dalam kondisi cahaya yang buruk,

akan membuat tubuh beradaptasi untuk mendekati cahaya. Jika hal

itu terjadi dalam waktu yang lama akan meningkatkan tekanan pada

otot bagian atas tubuh.

Faktor status pendidikan tidak diteliti dikarenakan hubungan antara status

pendidikan dengan NPB cederung tidak konsisten, sedangkan faktor jam

kerja tidak diteliti karena jam kerja yang diterapkan kepada seluruh pekerja

adalah sama, yaitu delapan jam kerja setiap hari.

Faktor psikososial seperti job content, tekanan waktu atau

mengintensifkan beban kerja, job control, dukungan sosial di tempat kerja dan

kepuasan kerja tidak diteliti karena penelitian epidemiologi mengenai

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

92

pengaruh faktor psikososial kerja teradap keluhan NPB masih jauh lebih

sedikit dari penelitian yang berfokus pada faktor pekerjaan. Sehingga belum

didapatkan penelitian dan fakta-fakta yang jelas serta belum adanya alat ukur

atau uji yang akurat, untuk saat ini alat ukur masih dalam tahap pengujian dan

pengembangan alat ukur. Faktor lingkungan kebisingan tidak diteliti

dikarenakan faktor stres kerja tidak diteliti dan getaran tidak diteliti karena

jenis pekerjan yang dilakukan tidak memiliki risiko whole body vibration

(WBV) serta keterbatasan alat ukur. Adapun skema kerangka konsep dapat

digambarkan pada gambar 3.1:

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

93

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep

Keluhan Nyeri

Punggung Bawah

Usia

Jenis Kelamin

Merokok

Kebiasaan Olahraga

Berat Badan

Ukuran Lingkar Pinggang

Riwayat NPB

Faktor Pekerjaan

Tinggi Badan

Persen Lemak Tubuh

Sitting Height

Masa Kerja

Pencahayaan

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

94

B. Definisi Operasional

Definisi opersional adalah definisi yang menjelaskan variabel-varibel yang menjadi unsur penting dalam melakukan

penelitian. Definisi ini menjelaskan secara jelas pengertian dari tiap-tiap variabel dengan maksud agar pembaca dapat mengerti

dan mengetahui maksudnya.

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Keluhan NPB Merupakan rasa nyeri

yang terdapat pada

bagian tulang

belakang (pada daerah

ruas lumbalis kelima

dan sarkalis (L5-S1)

yang pernah dirasakan

oleh pekerja

(Pheasant, 1991).

Kuesioner

dan

Observasi

Nordic Body Maps

(NBM)

1. Ada keluhan, jika memenuhi

semua hal dibawah ini:

a. Merasakan ketidaknyamanan

dalam satu tahun terakhir

b. Rasa ketidaknyamanan

dirasakan setelah bekerja pada

pekerjaan saat ini

c. Tidak ada kecelakaan atau

trauma sendi sebelumnya

d. Rasa ketidaknyamanan

berlangsung lebih dari satu

minggu, atau terjadi lebih dari

3 kali pada tahun sebelumnya

2. Tidak ada keluhan, jika memenuhi

semua hal dibawah ini:

a. Merasakan ketidaknyamanan

kurang dari satu tahun terakhir

Ordinal

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

95

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

b. Rasa ketidaknyamanan

dirasakan sebelum bekerja

pada pekerjaan saat ini

c. Memiliki kecelakaan atau

trauma sendi sebelumnya

d. Rasa ketidaknyamanan

berlangsung kurang dari satu

minggu, atau terjadi kurang

dari 3 kali pada tahun

sebelumnya.

(NIOSH, 2005 dalam Stanton, 2006)

2. Faktor pekerjaan

a. Postur leher Sikap atau posisi

tubuh responden pada

saat bekerja berupa

penyimpangan atau

deviasi dari posisi

normal yang

dipertahankan dalam

jangka waktu tertentu

pada bagian leher

yang berisiko terhadap

NPB.

Observasi Form REBA,

kamera, dan MB

Ruler

1. Berisiko, jika memiliki skor leher

2 - 3

2. Tidak berisiko, jika memiliki skor

leher 1

(Karwowski dan Marras, 2006)

Ratio

b. Postur badan Sikap atau posisi

tubuh responden pada

Observasi Form REBA, 1. Berisiko, jika memiliki skor

badan 3 - 5

Ratio

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

96

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

saat bekerja berupa

penyimpangan atau

deviasi dari posisi

normal yang

dipertahankan dalam

jangka waktu tertentu

pada bagian badan

yang berisiko terhadap

NPB.

kamera, dan MB

Ruler

d. Tidak berisiko, jika memiliki skor

badan 1- 2

(Karwowski dan Marras, 2006)

c. Postur kaki Sikap atau posisi

tubuh responden pada

saat bekerja berupa

penyimpangan atau

deviasi dari posisi

normal yang

dipertahankan dalam

jangka waktu tertentu

pada bagian kaki yang

berisiko terhadap

NPB.

Observasi Form REBA,

kamera, dan MB

Ruler

1. Berisiko, jika memiliki skor kaki

3 – 4

2. Tidak berisiko, jika memiliki skor

kaki 1 – 2

(Karwowski dan Marras, 2006)

Ratio

d. Postur lengan Sikap atau posisi

tubuh responden pada

saat bekerja berupa

penyimpangan atau

deviasi dari posisi

normal yang

Observasi Form REBA,

kamera, dan MB

Ruler

1. Berisiko, jika memiliki skor

lengan 4 – 6

2. Tidak berisiko, jika memiliki skor

lengan 1 – 3

(Karwowski dan Marras, 2006)

Ratio

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

97

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

dipertahankan dalam

jangka waktu tertentu pada

bagian lengan yang

berisiko terhadap NPB.

e. Skor akhir

REBA

Skor akhir dari hasil

mengidentifikasi postur

pekerja dengan

menggunakan metode

REBA

Observasi Form REBA,

kamera, dan MB

Ruler

1. Diperlukan tindakan, jika

memiliki skor akhir REBA 4 – 15

2. Mungkin diperlukan tindakan,

jika memiliki skor akhir REBA 1

– 3

(Karwowski dan Marras, 2006)

3. Usia Terhitung lama hidup

pekerja saat tahun

kelahiran hingga penelitian

dilakukan.

Wawancara Kuesioner 1. ≥ 30 tahun

2. 20 - 29 tahun

(Karwowski dan Marras, 2006)

Ordinal

4. Jenis

Kelamin

Tanda fisik yang

teridentifikasi secara

biologis dan anatomis

pada pekerja dan dibawa

sejak diahirkan.

Wawancara Kuesioner 1. Perempuan

2. Laki-laki

Ordinal

5. Merokok Keadaan dimana merokok

merupakan suatu aktivitas

rutin yang dilakukan oleh

pekerja

Wawancara Kuesioner 1. Merokok

2. Tidak merokok atau jika telah

berhenti

Ordinal

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

98

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

6. Riwayat NPB Pernyataan pekerja

pernah mengalami

penyakit NPB saat

bekerja di PT. Bakrie

Metal Industries

Wawancara Kuesioner 1. Ada

2. Tidak ada

Ordinal

7. Kebiasaan

olahraga

Kegiatan melakukan

olahraga dalam

seminggu.

Wawancara Kuesioner 1. Kurang; jika melakukan olahraga

dengan total waktu < 150

menit/minggu

2. Cukup; jika melakukan olahraga

dengan total waktu ≥ 150

menit/minggu

(Janssen, 2013)

Ordinal

8. Berat badan Ukuran tubuh yang

ditimbang dalam

keadaan tanpa

perlengkapan apapun

dalam satuan

kilogram.

Pengukuran

langsung

Timbangan Kilogram Ratio

9. Ukuran lingkar

pinggang

Lingkar pinggang

pekerja pada saat

berdiri tegak, diukur

pada bagian diantara

batas tepi tulang rusuk

paling bawah dengan

Pengukuran

langsung

Pita pengukur Centimeter Ratio

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

99

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

ujung lengkung tulang

pangkal paha atau

panggul pada saat

penelitian dilakukan.

10 Tinggi badan Panjang badan dari

kepala sampai kaki pada

saat penelitian dilakukan.

Pengukuran

langsung

Body Measurement

Instruments

Centimeter Ratio

11 Sitting Height Sitting height pekerja

pada saat duduk tegak,

dihitung dari jarak

vertikal antara

permukaan tempat duduk

dengan puncak kepala.

Pengukuran

langsung

Body Measurement

Instruments

Centimeter Ratio

12 Persen lemak

tubuh

Perbandingan dalam

persen yang diukur

dengan Body Fat

Monitor dari bobot masa

lemak jaringan tubuh

terhadap total berat

badan (Santrock, 2007).

Pengukuran

langsung

Body Fat Monitor Persentase Ratio

13 Masa Kerja Lamanya pekerja bekerja

di PT. Bakrie Metal

Industries.

Wawancara Kusioner Tahun Ratio

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

100

Tabel 3.1 Lanjutan

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

14 Pencahayaan Intensitas

pencahayaan pada

suatu bidang kerja

pada saat pekerja

melakukan

pekerjaannya di PT.

Bakrie Metal

Industries.

Pengukuran

langsung

Lux meter Lux Ratio

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

101

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara faktor pekerjaan (postur badan, leher, kaki, lengan dan

skor akhir REBA) dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

2. Ada hubungan antara usia dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries tahun 2015.

3. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015

4. Ada hubungan antara merokok dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015.

5. Ada hubungan antara riwayat NPB dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015

6. Ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB pada pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

7. Ada hubungan antara berat badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015.

8. Ada hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

9. Ada hubungan antara tinggi badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015.

10. Ada hubungan antara sitting height dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015.

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

102

11. Ada hubungan antara persen lemak tubuh dengan keluhan NPB pada pekerja

di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

12. Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015.

13. Adanya hubungan antara pencahayaan dengan keluhan NPB pada pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

103

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan desain

cross sectional study (potong lintang) dimana pengumpulan data variabel

independen dan dependen dilakukan pada waktu (periode) yang sama.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Desember 2015 di PT. Bakrie

Metal Industries yang beralamat di Jl. Jalan Raya Kaliabang Bungur No. 86 RT.

04 RW. 02, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi 17124.

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja tetap di PT. Bakrie Metal

Industries sejumlah 115 orang. Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan rumus Lemeshow untuk uji hipotesis beda dua proporsi berikut ini

(Ariawan, 1998):

√ √

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

104

Keterangan:

n : besar sampel

P1 : proporsi pekerja dengan posisi kerja tidak ergonomis dengan keluhan

LBP (Defriyan, 2011)

P2 : proporsi pekerja dengan posisi kerja yang ergonomis dengan keluhan

LBP (Defriyan, 2011)

P : rata-rata P1 dan P2

: derajat kemaknaan α pada uji 2 sisi (two tail), α = 5% (1,96)

: kekuatan uji 90% (1,28)

Berdasarkan rumur di atas maka sampel yang dibutuhkan sebesar:

√ √

12 = (%) non NPB x n’

n’ = 12 / (%) non NPB

n’ = 12 / 60% non NPB (Ayuningtyas, 2012)

n’ = 20 sampel

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi

diatas, diperoleh sampel untuk masing-masing bagian sebesar 20 sampel.

Sehingga total sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini berjumlah 40 sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling,

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

105

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:

a. Merupakan pekerja tetap di PT. Bakrie Metal Industries

b. Tidak mempunyai keluhan NPB sebelum bekerja di PT. Bakrie Metal

Industries

c. Berusia diatas 20 tahun

Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu pekerja tidak bersedia mengikuti

penelitian ini.

Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel penelitian ini berjumlah 76 sampel

yang meliputi 49 pekerja tetap bagian fabrikasi dari total 50 pekerja dan 27

pekerja tetap bagian office dari total 65 pekerja. Jumlah sampel ini juga telah

memenuhi jumlah sampel minimal berdasarkan hasil perhitungan sampel.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner atau daftar pertanyaan

Kuesioner atau daftar pertanyaan mengenai faktor-faktor risiko NPB yaitu

usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, riwayat NPB, kebiasaan

olahraga, ukuran berat badan, lingkar pinggang, tinggi badan, sitting

height, persen lemak tubuh, dan masa kerja yang akan ditanyakan

langsung kepada responden.

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

106

2. Nordic body map (NBM)

Nordic body map digunakan untuk mengetahui bagian tubuh yang dirasa

nyeri pada bagian tulang belakang.

3. Lembar form REBA

Lembar form REBA digunakan untuk menilai postur tubuh pekerja.

4. Timbangan

Timbangan digunakan untuk mengukur berat badan pekerja pada saat

penelitian dilakukan. Timbangan yang digunakan adalah Kris Digital

Scale 256315 (gambar 4.1).

Gambar 4.1 Kris Digital Scale

5. Pita pengukur

Pita pengukur digunakan untuk mengukur lingkar pinggang pekerja pada

saat penelitian dilakukan. Pita pengukur yang digunakan adalah OD 235

OneMed (gambar 4.2).

Gambar 4.2 OD 235 OneMed

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

107

6. Body Measurements Instruments

Body Measurements Instruments digunakan untuk mengukur tinggi badan

dan sitting height pekerja saat penelitian dilakukan. Body Measurement

Instruments yang digunakan berasal dari perusahaan AS ONE & etc,

Model 0-814-02&etc (gambar 4.3 dan 4.4).

Gambar 4.3 Sitting Height Scale

Gambar 4.4 Stature Scale

7. Body Fat Monitor

Body Fat Monitor digunakan untuk mengukur persen lemak tubuh

pekerja saat penelitian dilakukan. Body Fat Monitor yang digunakan

adalah OMRON Body Fat Monitor HBF-306 (HBF-306-CI) (gambar 4.5)

Gambar 4.5 OMRON Body Fat Monitor

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

108

8. Kamera digital

Kamera digital digunakan untuk merekam postur kerja saat bekerja.

Kamera digital yang digunakan adalah Nikon Coolpix S33 (gambar 4.6).

Gambar 4.6 Kamera Nikon Coolpix S33

9. MB Ruler

MB Ruler digunakan untuk melakukan pengukuran sudut yang terbentuk

pada postur kerja. Software MB Ruler yang digunakan adalah MB Ruler

versi 5.0.1.10.

10. Lux Meter

Lux meter digunakan untuk mengukur pencahayaan lingkungan kerja

pekerja pada saat bekerja. Lux meter yang digunakan adalah Krisbow

Model: KW06-291. (gambar 4.7)

Gambar 4.7 Lux meter Krisbow Model: KW06-291

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

109

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer diperoleh langsung pada pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner, Nordic Body

Map (NBM), lembar form REBA, timbangan, pita pengukur, Body

Measurements Instrument, Body Fat Monitor, kamera digital dan Luxmeter serta

MB ruler. Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan menggunakan profil

perusahaan, dan dokumen jumlah pekerja bagian fabrikasi dan office serta data

pendukung lainnya. Adapun penjelasan pengumpulan data berdasarkan variabel

beserta instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Keluhan NPB pada pekerja diperoleh dengan menanyakan langsung

melalui instrumen kuesioner dan menggunakan Nordic Body Map

(NBM) untuk mengetahui intensitas nyeri dan aktifitas yang dirasakan

saat merasakan nyeri tersebut. Responden yang mengisi kuesioner

diminta untuk menberikan penilaian akan intensitas nyeri yang

dirasakan saat melakukan aktifitas sehari-hari dan menunjukan pada

bagian tubuh yang dirasa nyeri. Kuesioner ini diberikan kepada seluruh

sampel yang terdapat pada bagian fabrikasi dan office. Penilaian akan

intensitas nyeri yang dirasakan berdasarkan Numeric Rating Scale (Mc

Caffery dan Beebe, 1993) yang dikelompokan sebagaimana pada tabel

4.1, yaitu:

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

110

Tabel 4.1

Skala penilaian intensitas nyeri berdasarkan Numeric Rating

Scale

No. Skor Skala

1. 0 Tidak nyeri

2. 1 – 3 Nyeri ringan

3. 4 – 6 Nyeri sedang

4. 7 – 10 Nyeri parah

Selanjutnya keluhan NPB dikelompokan menjadi (NIOSH, 2005

dalam Stanton, 2006):

a. Ada keluhan, jika memenuhi semua hal dibawah ini:

1) Merasakan ketidaknyamanan dalam satu tahun terakhir

2) Rasa ketidaknyamanan dirasakan setelah bekerja pada

pekerjaan saat ini

3) Tidak ada kecelakaan atau trauma sendi sebelumnya

4) Rasa ketidaknyamanan berlangsung lebih dari satu minggu,

atau terjadi lebih dari 3 kali pada tahun sebelumnya

b. Tidak ada keluhan, jika memenuhi semua hal dibawah ini:

a. Merasakan ketidaknyamanan kurang dari satu tahun terakhir

b. Rasa ketidaknyamanan dirasakan sebelum bekerja pada

pekerjaan saat ini

c. Memiliki kecelakaan atau trauma sendi sebelumnya

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

111

d. Rasa ketidaknyamanan berlangsung kurang dari satu

minggu, atau terjadi kurang dari 3 kali pada tahun

sebelumnya.

2. Variabel Faktor Pekerjaan

Data mengenai faktor pekerjaan diperoleh melalui perhitungan risiko

NPB pada bagian tubuh tertentu (badan, leher, kaki, lengan dan skor

akhir REBA) dengan menggunakan instrumen Rapid Entire Body

Assessment (REBA). Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Persiapan pengukuran

1) Dipilih tempat dan pekerja yang akan diobserevasi serta

mendiskusikan bersama dengan foreman atau kepala bagian

2) Setiap pekerjaan dibagi menjadi beberapa tahapan tugas atau

task, kemudian akan diukur besar risikonya.

3) Memilih postur pekerjaan yang berisiko tinggi menyebabkan

NPB

4) Dicatat data mengenai nama pekerjaan, detail pekerjaan

nama peneliti, waktu dan tanggal penilaian pengukuran.

b. Pelaksanaan pengukuran

1) Pada saat mengukur risiko faktor pekerjaan, observer harus

melihat pada posisi yang jelas

2) Untuk membantu pengukuran dapat menggunakan kamera

digital untuk merekam dan memotret postur tubuh pekerja

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

112

yang paling berisiko dan MB Ruler guna memperoleh besar

sudut postur tubuh

c. Perhitungan dan analisis hasil pengukuran

a) Hasil observasi dan penilaian risiko pekerjaan dimasukan ke

kolom-kolom pada lembar observasi REBA.

b) Lakukan kembali penilaian postur tubuh pada bagian tubuh

lainnya.

3. Variabel Umur

Data umur pekerja diperoleh dengan menanyakan tanggal lahir

pekerja. Adapun pengelompokkan data yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

a. ≥ 30 tahun

b. 20 - 30 tahun

4. Variabel Jenis Kelamin

Data mengenai jenis kelamin diperoleh melalui menanyakan

langsung kepada pekerja dengan instrumen kuesioner. Adapun

pengelompokkan data yang diperoleh adalah sebagai perikut:

a. Perempuan

b. Laki-laki

5. Variabel Merokok

Data mengenai kebiasaan merokok diperoleh melalui menanyakan

langsung kepada pekerja dengan instrumen berupa kuesioner. Adapun

pengelompokkan data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

113

a. Merokok

b. Tidak merokok atau jika telah berhenti merokok

6. Variabel Riwayat NPB

Data mengenai riwayat NPB diperoleh melalui menanyakan langsung

kepada pekerja mengenai riwayat NPB yang pernah dirasakan dengan

instrumen berupa kuesioner. Adapun pengelompokkan data yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Ada

b. Tidak ada

7. Variabel Kebiasaan olahraga

Data aktifitas fisik diperoleh dengan menanyakan langsung kepada

responden mengenai kegiatan olahraga yang dilakukan dalam

seminggu. Adapun pengelompokkan data yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

a. Kurang; jika melakukan senam pagi atau olahraga dengan total

waktu < 150 menit/minggu

b. Cukup; jika melakukan senam pagi atau olahraga dengan total

waktu ≥ 150 menit/minggu

8. Variabel Antropometri

a. Ukuran Berat Badan

Data mengenai ukuran berat badan diperoleh dengan

mungukur berat badan pekerja dilakukan menggunakan

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

114

timbangan berat badan. Adapun prosedur pengukuran berat

badan adalah sebagai berikut:

1) Responden diminta naik ke alat timbangan dengan

posisi kaki tepat di tengah alat timbangan tetap tidak

menutupi jendela baca

2) Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengan alat

timbangan, jangan bergerak dan kepala tidak menunduk

(memandang lurus ke depan)

3) Angka di kaca jendela alat timbangan akan muncul, dan

tunggu sampai angka tidak berubah (statis)

4) Catat angka yang muncul di kaca jendela baca

b. Ukuran Lingkar Pinggang

Data mengenai ukuran lingkar pinggang diperoleh dengan

mungukur lingkar pinggang pekerja dilakukan menggunakan pita

pengukur. Adapun prosedur pengukuran lingkar pinggang adalah

sebagai berikut:

1) Meminta respoden untuk berdiri tegak dan bernafas

dengan normal (ekspirasi normal)

2) Pengukuran dilakukan diantara batas tepi tulang rusuk

paling bawah dengan ujung lengkung tulang pangkal

paha atau panggul.

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

115

3) Lakukan pengukuran lingkar pinggang dimulai atau

diambil dari titik tengah kemudian secara horizontal

melingkar pinggang dan kembali menuju titik tengah

pengukuran.

4) Pita pengukur tidak boleh melipat

5) Baca angka pada pita pengukur dan catat.

c. Ukuran Tinggi Badan

Data mengenai ukuran tinggi badan diperoleh dengan

mengukur tinggi badan pekerja dilakukan menggunakan Body

Measurenments Instrument. Adapun prosedur pengukuran tinggi

badan adalah sebagai berikut:

1) Meminta respoden untuk melepaskan alas kaki (sepatu)

dan helm (penutup kepala).

2) Pastikan alat geser berada di posisi atas

3) Responden diminta berdiri tegak, persis dibawah alat

geser

Ujung lengkung

tulang pangkal

paha atau

panggul

Batas tepi tulang

rusuk paling

bawah

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

116

4) Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat

dan tumit menempel pada tiang Body Measurenments

Instrument

5) Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi

tergantung bebas

6) Geserkan alat sampai menyentuh bagian atas kepala

responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah

kepala responden

7) Baca angka tinggi badan pada angka yang tertera pada

tiang Body Measurenments Instrument.

d. Sitting Height

Data sitting height diperoleh melalui pengukuran tinggi

duduk menggunakan Body Measurenments Instrument. Adapun

prosedur pengukuran sitting height adalah sebagai berikut:

1) Minta responden melepaskan alas kaki (sepatu atau

sandal), topi (penutup kepala).

2) Responden diminta duduk pada alat body measurements

instrument, dan duduk dengan posisi kepala yang tegak.

3) Posisi kepala dan bahu bagian belakang menempel pada

alat body measurements instrument.

4) Pandangan lurus ke depan. Geserkan alat geser sampai

menyentuh bagian atas kepala responden.

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

117

5) Pengukuran dihitung berdasarkan jarak vertikal antara

permukaan tempat duduk dengan puncak kepala.

6) Baca angka tinggi duduk pada alat body measurements

instrument.

e. Persen Lemak Tubuh

Data persen lemak tubuh diperoleh melalui pengukuran

tinggi duduk menggunakan Body Fat Monitor. Adapun prosedur

pengukuran persen lemak tubuh adalah sebagai berikut:

1) Tekan tombol power pada alat Body Fat Monitor

2) Input tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dan usia

responden

3) Berdiri dengan kedua kaki agak terpisah

4) Pegang pegangan elektroda, tempatkan telapak tangan

di bagain atas dan bawah elektroda dan letakkan ibu jari

bersandar pada unit

5) Pegang lurus ke arah sudut 90 derajat dari tubuh

Puncak kepala

Permukaan

tempat duduk

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

118

6) Jangan bergerak selama pengukuran

7) Jika telah terdapat indikator READY, tekan tombol

START

8) Alat akan mulai melakukan pengukuran dan baca hasil

pengukuran persen lemak tubuh pada monitor.

9. Variabel Masa Kerja

Data mengenai masa kerja diperoleh dengan menanyakan kepada

responden berapa lama telah bekerja di PT. Bakrie Metal Industries.

10. Pencahayaan

Data mengenai pencahayaan diperoleh dengan pengukuran langsung

pencahayaan lingkungan kerja pekerja pada saat bekerja di PT. Bakrie

Metal Industries. Adapun prosedur pengukuran pencahayaan adalah

sebagai berikut:

a. Luxmeter dihidupkan dengan membuka penutup sensor

b. Alat dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan

c. Hasil pengukuran yang ada di layar monitor di baca setelah

menunggu beberapa saat dengan menekan tombol hold

d. Hasil pengukuran di catat pada lembar hasil pencatatan

e. Pengukuran di tiap titik dilakukan sebanyak 3 kali

f. Setelah selesai, lux meter dimatikan serta ditutup kembali

sensornya di dilepas baterainya.

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

119

F. Pengolahan Data

Seluruh data yang telah dikumpulkan baik primer maupun sekunder akan

diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menyunting data (Editing)

Dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan ketepatan pengisian lembar

kuesioner dan lembar penilaian risiko NPB serta gambar aktivitas

pekerjaan yang dilakukan pekerja. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat

di lapangan.

2. Mengkode data (Coding)

Proses pendeskripsian data dan pemberian kode pada jawaban

responden, dilakukan pada pembuatan kuesioner untuk mempermudah

pengolahan data selanjutnya. Adapun kode yang diberikan adalah

sebagai berikut:

a. Karakteristik responden diberi kode A

b. Variabel masa kerja diberi kode B

c. Variabel merokok diberi kode C

d. Variabel kebiasaan olahraga diberi kode D

e. Variabel keluhan NPB diberi kode E

3. Memasukan data (Entry)

Memasukkan data dalam program atau fasilitas analisis data

berdasarkan klasifikasi.

4. Membersihkan data (Cleaning)

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

120

Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali untuk memastikan tidak

ada yang salah dan menghindari kesalahan dalam menganalisis (error).

Sedangkan pada lembar REBA perlu dipastikan kembali penempatan

skor pada kolom yang telah disediakan

G. Analisis Data

Analisis data merupakan kelanjutan dari tahapan pengolahan data. Setelah

data diberi nilai dan dimasukkan (entry), data kemudian dianalisa dengan

menggunakan komputer. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Analisi Univariat

Analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

persentase masing-masing variabel yang dianalisis dari tabel distribusi.

Variabel tersebut meliputi variabel risiko NPB pada faktor pekerjaan dan

faktor individu yang mempengaruhi keluhan NPB serta gambaran tingkat

risiko NPB pada pekerja.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan dependen. Untuk mencari hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen digunakan uji chi-square dengan

batas kemaknaan P value ≤ 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna

secara statistik dan P value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang

bermakna secara ststistik.

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

121

Metode (analisis) ini untuk mendapatkan probabilitas kejadiaanya. Jika

P value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada

hubungan anatara kedua variabel. Sebaliknya jika P value ≤ 0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan antara kedua

variabel.

Untuk mencari hubungan antara variabel berat badan, ukuran lingkar

pinggang, tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh, masa kerja

dan pencahayaan dengan keluahan NPB jika data berdistribusi normal

digunakan uji T-test. Jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan

jenis uji non-parametik seperti uji Kruskal Wallis. Setelah dilakukan

analisis data didapatkan variabel ukuran berat badan, lingkar pinggang,

tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh, masa kerja dan

pencahayaan tidak berdistribusi normal > 0,05 maka uji yang dipakai

untuk mencari hubungan antara keluhan NPB dengan variabel berat

badan, lingkar pinggang, tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh,

masa kerja dan pencahayaan menggunakan uji non-parametik.

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

122

BAB V

HASIL

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

PT. Bakrie Metal Industries (PT. BMI) adalah salah satu unit kerja dari

BAKRIE GROUP, yang bergerak di bidang Manufacturing Corrugated Metal

Product dan Fabrication Project.

1. Sejarah Singkat PT. Bakrie Metal Industries

PT. Bakrie Metal Industries pada awalnya merupakan usaha bersama

antara ARMCO Australia dan PT. Bakrie & Brother’s yang didirikan pada

tahun 1981 dan berlokasi di Jalan Raya Kaliabang Bungur No. 86 RT. 04

RW. 02, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi 17124,

yang kemudian pada tahun 1984 keseluruhan saham perusahaan ini dimiliki

sepenuhnya oleh PT. Bakrie & Brother’s. Pada tahun 1987 perusahaan ini

berubah nama menjadi PT. Bakrie Corrugated Metal Industry (PT. BCMI)

dan pada tahun 2008 menjadi PT. Bakrie Metal Industries (PT. BMI) yang

merupakan salah satu perusahaan dari kelompok usaha Bakrie yang bergerak

dibidang pembuatan baja bergelombang serta jembatan.

Kapasitas produksi dari PT. Bakrie Metal Industries adalah 19.200 ton

per tahun, yang terdiri dari produk Nestable Flange, Multi Plate, Guard Rail,

Bridge Deck, Steel Fabrication dan Steel Bridge (Jembatan Baja). Pada saat

ini produk PT. BMI telah dipakai di seluruh Indonesia dan negara-negara

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

123

lain Asia dan Australia. PT. BMI memiliki pekerja sebanyak 332 orang,

dengan dibantu oleh tenaga-tenaga yang profesional tersebut, PT. BMI siap

membantu dan memecahkan masalah-masalah berkaitan dengan bidang EPC

(Engineering, Procurement & Construction) struktur baja & produk baja

bergelombang (Prosedur ISO 9001: 2008 Manual Mutu PT. Bakrie Metal

Industries).

2. Visi dan Misi PT. Bakrie Metal Industries

Visi dan misi PT. Bakrie Metal Industreis adalah sebagai berikut:

Visi Perusahaan

Menjadikan pabrik Jembatan Baja (Streel Bridge) & Baja

Bergelombang (Corrugated Metal) dengan kualitas terbaik, tepat waktu

dan kompetitif serta berkembang menjadi perusahaan EPC yang handal

dan terpercaya di bidang Steel Structures di Indonesia tahun 2013.

Misi Perusahaan

a. Memberikan jasa rancang bangun Steel Bridge dan Corrugated

Metal yang lengkap dan kompetitif dengan mengutamakan

keunggulan mutu dan inovasi teknologi;

b. Mencapai dan menjaga pengembangan Sumber Daya Manusia

secara terus menerus;

c. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik;

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

124

d. Memberikan niai tambah lebih bagi pelanggan, pemegang saham,

karyawan, dan masyarakat dengan mempertimbangkan

pertumbuhan perusahaan.

3. Gambaran Proses Produksi di PT. Bakrie Metal Industries

PT. Bakrie Metal Industries bergerak di bidang Manufacturing

Corrugated Metal Product dan Fabrication Project. Terdapat dua jenis

produksi pada PT. Bakrie Metal Industries, yaitu Proses Pembuatan Produk

Konstruksi dan Proses Pembuatan Produk Fabrikasi. Berikut ini adalah

bagan proses produksi pada PT. Bakrie Metal Industries (gamber 5.1):

Gambar 5.1 Bagan Proses Produksi pada PT. Bakrie Metal Industries

Sumber: PT. Bakrie Metal Industries

Tahap proses produksi pada PT. Bakrie Metal Industri meliputi:

a. Schedule

Merupakan awal dari proses produksi yaitu sebagai proses

informasi persiapan prosuksi, bagian PPC menyerahkan PR

Schedule Persiapan

Produksi

Proses Press Shop

(Proses Pembuatan

Produk Konstruksi)

Proses Fabrikasi

(Proses Pembuatan

Produk Fabrikasi)

Pengendalian

Kualitas Selama

Proses

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

125

(product requestition) kepada bagian produksi, dan apabila

material sudah ada bagian produksi akan membuat schedule

detail per porses berdasarkan WO.

b. Persiapan Produksi

Setelah memuat schedule langkah selanjutnya adalah persiapan

produksi dimana bagian produkasi menyiapkan kebutuhan

produksi berupa raw material, peralatan kerja atau peralatan

keselamatan dan mesin yang akan digunakan.

c. Proses

1) Proses Press Shop

a) Proses Pembuatan Nestable Flange E-100

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pemotongan (shearing),

pembuatan gelombang (corrugating), pembuatan lubang

pada sisi E-100 sistem punching (side punch),

pemotongan pada plat bergelombang (shearing

corrugasi), pembuatan lubang dengan cara di punch

(end punch), pembutan radius pada plat bergelombang

(curving) dan pembuatan flange pada kedua sisi plat

setelah curving (flanging).

b) Proses Pembuatan Guard Rail Beam

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pemotongan (shearing),

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

126

pembuatan lubang pada sisi luar Beam (end punch dan

side forming), pembuatan gelombang pada sisi tengan

Beam GR (forming) dan pemuatan lubang pada bagian

tengah Beam GR (center punch).

c) Proses Pembuatan Guard Rail Terminal End/TE

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pemotongan (shearing),

pembuatan lubang pada sisi luar TE (end punch dan side

forming), pembuatan gelombang pada sisi tengan TE

(forming) dan pemotongan tepi luar Terminal End

(corner notching).

d) Proses Pembuatan Guard Rail Post

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pemotongan (shearing),

pembuatan lubang dengan cara di punch (punch) dan

penekukan plat (bending).

e) Proses Pembuatan Guard Block Piece

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat kesamaan dengan proses pada

pembuatan Guard Rail Post dimana prosesnya adalah

pengerjaan pemotongan (shearing), pembuatan lubang

dengan cara di punch (punch) dan penekukan plat

(bending).

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

127

f) Proses Pembuatan Guard Beam Concave dan Convex

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pembuatan radius

terhadap beam guard rail (concave atau concex). Pada

proses ini mesin yang digunakan adalah mesin

hidraulic.

g) Proses Pembuatan Multi Plate

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pemotongan (shearing),

pembuatan gelombang dan sekaligus lubang

(corrugating dan punching), pembuatan radius pada plat

bergelombang (curving), finish produk (material finish)

dan instalansi MP untuk meyakinkan radius curving

sudah selesai (mock up).

h) Proses Pembuatan Multi Plate Base Channel

Prose pembuatan Multi Plate Base Channel terdapat dua

proses yang pertama proses Multi Plate Base Channel

dimana prosesnya adalah pengerjaan pemotongan

(shearing), pembuatan lubang dengan di punch (punch)

dan pembuatan sudut pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.penekukan (bending). Proses

kedua yaitu proses pembuatan Anchor Base Channel

Multi Plate dimana prosesnya adalah pengerjaan

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

128

pemotongan (shearing), pembuatan sudut atau

penekukan (bending), setlah selesai maka dilanjutkan

dengan proses pengelasan base channel.

i) Proses Pembuatan Bridge Deck

Merupakan bagian dari proses press shop dimana pada

proses ini terdapat pengerjaan pemotongan (shearing),

pembuatan lubang dengan di punch (punch) dan

pembuatan sudut atau penekukan (bending).

j) Proses Galvanizing

Proses Galvanizing adalah proses pelapisan material

dengan menggunakan Zinc agar metal tersebut

terlindungi dari proses oksidasi, proses yang dilakukan

adalah pertama penghilangan grease dengan zat kimia

NaOH (degresing), pencucian dengan menggunakan air

(rinsing), pengilangan karat atau oksidasi dengan cairan

HCL (pickling), pencucian dengan menggunakan air

dingin (rerinsing), pencucian dengan menggunakan air

panas (hot water rinsing), pencelupan metal dengan

menggunakan cairan Zinc Ammonium Chloride

(fluxing), Pencelupan metal dengan menggunakan

cairan Zinc (hot deep galvanizing) dan pendinginan

dengan menggunakan air (quenching). Dimana dalam

proses ini seluruh pekerjaan dilakukan dengan

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

129

memindahkan material dari kolam satu ke kolam

lainnya dengan menggunakan mesin Overhead Crane

dan pekerja hanya mengopersikan mesin tersebut.

2) Proses Fabrikasi

a) Proses Cutting

Proses cutting merupakan bagian dari proses fabrikasi.

Proses cutting adalah proses pemotongan logam,

pemotongan dapat dilakukan dengan cara shearing atau

gunting (cold proses), dipotong menggunakan api atau

cutting flame (hot proses) dan potong menggunakan

gerinda potong.

b) Proses Punching dan Drilling

Proses punching dan drilling merupakan bagian dari

proses fabrikasi. Proses punching adalah proses

pembuatan lubang pada suatu metal dengan

menggunakan alat press dan dies punch. Sedangkan

drilling adalah pembuatan lubang denga menggunakan

alar bor dan mata bor.

c) Proses Fit Up atau Assembling

Proses fit up atau assembing merupakan bagian dari

proses fabrikasi. Proses fit up atau assembling adalah

penyusunan penyusunan beberapa komponen menjadi

satu komponen, lalu di ikat dengan menggunakan ikatan

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

130

las, tetapi sambungan las yang dibuat belum permanen,

sebatas las titik (spot weld). Proses penyatuan atau fit up

atau assembly ini dilakukan untuk memastikan

komponen sudah sesuai dengan dimensi produk yang

direncanakan.

d) Proses Welding

Proses welding merupakan bagian dari proses fabrikasi.

Proses welding adalah penyatuan dua buah material atau

lebih dengan menggunakan kawat las. Welding yang

dapat digunakan terdiri atas las elektroda AC, DC dan

CO2. Proses dan kualitas hasil welding sesuai dengan

persyaratan Standar Welding Procedure Specification

SMAW dan SAW dan dilakukan oleh welder yang

berkualitas.

e) Proses Material Finish

Proses material finish merupakan bagian dari proses

fabrikasi. Proses material finish adalah proses finishing

atau pembersihan komponen dari sisa-sisa sambungan

las atau dari kotoran lainnya. Material finishing

biasanya menggunakan peralatan mesin gerinda.

f) Proses Blasting

Proses blasting merupakan bagian dari proses fabrikasi.

Proses blasting adalah proses pembersihan logam dari

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

131

korosi dan membuat pori-pori yang berguna untuk

pengikatan cat pada logam. Proses ini dilakukan dengan

cara logam yang akan dibersihkan disemprot dengan

udara bertekanan dicampur dengan butiran material

khusus. Blasting dilakukan dalam ruangan tertutup dan

pekerja melakukan proses ini dengan menggunakan

peralatan keselamatan kerja yang baik.

g) Proses Painting

Proses painting merupakan bagian akhir dari proses

fabrikasi. Proses painting adalah proses pelapisan logam

dengan menggunakan cat. Proses ini terdiri atas primer,

intermidiate dan top coat.

d. Pengendalian Kualitas Selama Proses

Pengendalian kualitas dilakukan agar kualitas tetap terkendali

selama proses produksi berlangsung. Dilakukan oleh operator

produksi dan foreman. Mereka melakukan pemeriksaan secara

random atau bentuk, penampilan dan pemeriksaan lainnya yang

dibutuhkan selama proses produksi sesuai Work Instruction.

Apabila terjadi ketidaksesuaian antara standar dengan hasil yang

diinginkan, maka bagian produksi dapat berkoordinasi dengan

bagian maintanance untuk melakukan setting pada parameter

peralatan yang digunakan. Produk yang tidak sesuai standar

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

132

dipisahkan dan langsung dilakukan tindakan perbaikan jika

memungkinkan.

Dua jenis produksi pada PT. Bakrie Metal Industries secara keseluruhan

memiliki proses yang hampir sama namun pada proses pembuatan produk

konstruksi dilakukanlah proses press shop dan pada proses pembuatan

produk fabrikasi dilakukanlah proses fabrikasi. Penjabaran mengenai

tahapan proses produksi tersebut dapat dilihat pada gambar 5.2 dan gambar

5.3.

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

133

Gambar 5.2 Bagan Proses Pembuatan Produk Konstruksi

Sumber: PT. Bakrie Metal Industries

Store

Press Shop Process

Pembuatan E-100

Shearing

Corrugating

Side Punch &

End Punch

Roll & Flanging

Pembuatan Multi Plate

Corrugating &

Punch

Curving

Metal Finish

Mock Up

Pembuatan Beam

Punch & Side

Bending

Forming

Center Punch

Pembuatan T. End

Shearing

End Punch &

Side Punch

Forming

Corner Notching

Pembuatan B. Channel

Shearing

Punch

Bending

Pembuatan B. Deck

Shearing

Punch

Blending

Check QC

Fabrication Process

Degreasing

Rinsing

Pickling

Rerinsing

Hot water Rinsing

Pre-fluxing

Hot Deep Galvanizing

Quencing

Store (WIP) Product

Movement

SPM

Laporan Harian

Press Shop

Laporan Harian

Galvanize

FGTN

Check QC

Store (Finished

Liat Work Schedule

No

No

Yes

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

134

Gambar 5.3 Bagan Proses Pembuatan Produk Fabrikasi

Sumber: PT. Bakrie Metal Industries

Liat Work Schedule

Fabrication Process

Cutting

Punching/Boring

Fitt-Up

Assembling

Welding

Metal Finish

Store SPM

Check QC

Weekly

Fabrication

Report Fab. Product Daily

Record (interndal

data)

To PPC

FGTN Stamping

(Identifikasi Produk)

Finishing ?

Finishing/Coating

Blasting

Painting

Galvanizing

Check QC

Store (Finished Goods)

Yes

Yes

No

No

Not OK

OK

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

135

B. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari variabel-

variabel yang diteliti. Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi

dari masing-masing variabel, baik variabel independen maupun variabel

dependen. Hasil analisis univariat adalah sebagai berikut:

1. Gambaran Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

Tahun 2015

Hasil penelitian terkait keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan NPB pada Pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Keluhan NPB Ada keluhan Tidak ada keluhan

Jumlah %

Jumlah % Jumlah %

Fabrikasi 38 77.6 11 22.4 49 100

Office 10 37.0 17 63.0 27 100

Jumlah 48 63.2 28 36.8 76 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 76 pekerja, diketahui

bahwa tidak semua pekerja mengalami keluhan NPB. Pada pekerja fabrikasi

di PT. Bakrie Metal Industries yang mengalami keluhan NPB sebanyak 38

pekerja (77.6%), sedangkan pada pekerja office yang mengalami keluhan

NPB sebanyak 10 pekerja (37.0%).

2. Gambaran Faktor Pekerjaan pada Pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015

Hasil penelitian mengenai faktor pekerjaan diperoleh dari pengukuran

bagian tubuh leher, badan, kaki dan lengan. Adapun hasil yang diperoleh

Page 153: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

136

mengenai faktor pekerjaan pada responden pada pekerja PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pekerjaan pada Pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Variabel Fabrikasi Office

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Postur leher Berisiko 42 89.4 5 10.6 47 100

Tidak berisiko 7 24.2 22 75.8 29 100

Postur badan Berisiko 48 73.9 17 26.1 65 100

Tidak berisiko 1 9.1 10 90.9 11 100

Postur kaki Berisiko 17 22.4 27 77.6 44 100

Tidak berisiko 32 100 0 0.0 32 100

Postur lengan Berisiko 5 100 0 0.0 5 100

Tidak berisiko 44 62.0 27 38.0 71 100

Skor Akhir

REBA

Diperlukan

tindakan 46 62.8 24 37.2 70 100

Mungkin

diperlukan

tindakan

3 50.0 3 50.0 6 100

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan distribusi faktor pekerjaan pada

pekerja fabrikasi untuk postur leher sebanyak 42 pekerja (89.4%)

memperoleh skor postur leher yang berisiko. Distribusi faktor pekerjaan

pada pekerja office untuk postur leher sebanyak 22 pekerja (75.8%)

memperoleh skor postur leher yang tidak berisiko

Distribusi faktor pekerjaan pada pekerja fabrikasi untuk postur badan

sebanyak 48 pekerja (73.9%) memperoleh skor postur badan yang berisiko.

Page 154: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

137

Sedangkan untuk postur badan pada pekerja office sebanyak 17 pekerja

(26.1%) memperoleh skor postur badan yang berisiko.

Distribusi faktor pekerjaan pada pekerja fabrikasi untuk postur kaki

sebanyak 32 pekerja (100%) memperoleh skor postur kaki yang tidak

berisiko. Sedangkan untuk postur kaki pada pekerja office sebanyak 27

pekerja (77.6%) memperoleh skor postur kaki yang berisiko.

Distribusi faktor pekerjaan pada pekerja fabrikasi untuk postur lengan

sebanyak sebanyak 44 pekerja (62.0%) memperoleh skor postur lengan yang

tidak berisiko. Sedangkan untuk untuk postur lengan pada pekerja office

sebanyak 27 pekerja (38.0%) memperoleh skor postur lengan tidak berisiko.

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pada pekerja fabrikasi dengan

tingkat risiko yang diperlukan tindakan sebanyak 46 pekerja (62.8%),

sedangkan pada pekerja office dengan tingkat risiko yang diperlukan

tindakan sebanyak 24 pekerja (37.2%).

3. Gambaran Faktor Individu (Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok,

Riwayat NPB, Kebiasaan Olahraga, Berat Badan, Ukuran Lingkar

Pinggang, Tinggi Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, dan

Masa Kerja) dan Faktor Lingkungan (Pencahayaan) pada Pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Hasil penelitian mengenai faktor individu (usia, jenis kelamin,

kebiasaan merokok, riwayat NPB, kebiasaan olahraga, berat badan, ukuran

lingkar pinggang, tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh dan masa

kerja) dan faktor lingkungan (pencahayaan) responden pada pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.3.

Page 155: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

138

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan

Merokok, Riwayat NPB, dan Kebiasaan Olahraga pada Pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Variabel Fabrikasi Office

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Usia ≥ 30 tahun 38 65.5 20 34.4 58 100

< 30 tahun 11 61.1 7 38.9 18 100

Jenis

kelamin

Perempuan 0 0.0 7 100 7 100

Laki-laki 49 71.0 20 29.0 69 100

Kebiasaan

merokok

Merokok 41 72.0 16 28.0 57 100

Tidak merokok

atau telah

berhenti

8 42.1 11 57.9 19 100

Riwayat

NPB

Ada 7 63.6 4 36.4 11 100

Tidak ada 42 64.6 23 35.4 65 100

Kebiasaan

olahraga

Kurang 41 64.1 23 35.9 64 100

Cukup 8 66.6 4 33.4 12 100

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan distribusi usia pekerja PT. Bakrie

Metal Industries yaitu pada pekerja fabrikasi usia ≥ 30 tahun sebanyak 38

pekerja (65.5%), sedangkan pada pekerja office usia ≥ 30 tahun sebanyak 20

pekerja (34.4%). Variabel jenis kelamin pekerja PT. Bakrie Metal Industries

yaitu pada pekerja fabrikasi semua pekerja berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 49 pekerja (71.0%), sedangkan pada pekerja office reponden

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 20 pekerja (29.0%) dan 7 pekerja

(100%) berjenis kelamin perempuan.

Distribusi kebiasaan merokok pada pekerja PT. Bakrie Metal Industries

yaitu pada pekerja fabrikasi sebagaian besar merokok yaitu sebanyak 41

Page 156: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

139

pekerja (72.0%), sedangkan pada pekerja office pekerja yang merokok

sebanyak 16 pekerja (28.0%). Variabel riwayat NPB pekerja PT. Bakrie

Metal Industries diketahui bahwa dari 76 pekerja, terdapat 42 pekerja

(64.6%) pada bagian fabrikasi yang tidak memiliki riwayat NPB, sedangkan

pada bagian office sebanyak 23 pekerja (35.4%) tidak memiliki riwayat

NPB. Serta untuk variabel kebiasaan olahraga pekerja PT. Bakrie Metal

Industries diketahui bahwa pekerja yang mempunyai kebiasaan olahraga

kurang pada pekerja fabrikasi sebanyak 41 pekerja (64.1%), sedangkan pada

pekerja office sebanyak 23 pekerja (35.9%) mempunyai kebiasaan olahraga

kurang.

Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa pada bagian fabrikasi

pekerja yang memiliki berat badan terendah adalah 42.4 kg dan terbesar

yaitu 95.7 kg, dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 64.82 kg. Variabel

lingkar pinggang diketahui bahwa pekerja yang memiliki lingkar pinggang

terkecil yaitu 62 cm dan terbesar 107 cm, dengan rata-rata lingkar pinggang

pekeerja adalah 81.82 cm. Distribusi tinggi badan diketahui bahwa pekerja

yang memiliki tinggi badan terendah yaitu 155 cm dan tertinggi yaitu 180

cm, dengan rata-rata tinggi badan adalah 168.43 cm. Variabel sitting height

diketahui bahwa pekerja yang memiliki sitting height terendah yaitu 79.00

cm dan tertinggi yaitu 102.00 cm, dengan rata-rata sitting height pekerja

adalah 89.47 cm. Sedangkan untuk variabel persen lemak tubuh diketahui

bahwa pekerja yang memiliki persen lemak tubuh terendah yaitu 5.3% dan

tertinggi yaitu 33.4%, dengan rata-rata persen lemak tubuh adalah 21.11%.

Page 157: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

140

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi Badan, Sitting

Height, Persen Lemak Tubuh, Masa Kerja dan Pencahayaan pada Pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015

No Variabel Fabrikasi Office

Mean SD Min-Max

Mean SD Min-Max Mean SD Min-Max

1. Berat Badan 64.82 1.16 42.40 – 95.70 71.24 1.36 48.70 – 105.0 67.10 1.27 42.40 - 105.0

2. Lingkar

Pinggang 81.82 11.13 62.0 – 107.0 92.41 8.57 76.00 – 106.0 85.58 11.44 62.0 - 107.0

3. Tinggi Badan 168.43 6.60 155.0-180.0 166.48 7.18 155.0– 187.0 167.74 6.83 155.0 - 187.0

4. Sitting Height 89.47 5.60 79.0-102.0 88.63 5.59 79.0 – 99.0 89.17 5.57 79.0 - 102.0

5. %Lemak 21.11 6.53 5.3 -33.4 27.83 6.36 12.7 – 48.0 23.50 7.20 5.30 - 48.0

6. Masa Kerja 92.98 75.27 23 - 307 132.48 103.88 12 - 299 107.01 87.91 12 - 307

7. Pencahayaan 230.45 64.16 176 - 445 107.59 19.72 51 - 105 186.80 79.19 51 - 445

Page 158: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

141

Pada bagian office pekerja yang memiliki berat badan terendah

adalah 48.70 kg dan terbesar yaitu 105.00 kg, dengan rata-rata berat

badan pekerja adalah 71.24 kg. Variabel lingkar pinggang diketahui

bahwa pekerja yang memiliki lingkar pinggang terkecil yaitu 76.00 cm

dan terbesar 106.00 cm, dengan rata-rata lingkar pinggang pekeerja

adalah 92.41 cm. Distribusi tinggi badan diketahui bahwa pekerja yang

memiliki tinggi badan terendah yaitu 155 cm dan tertinggi yaitu 187 cm,

dengan rata-rata tinggi badan adalah 166.48 cm. Variabel sitting height

diketahui bahwa pekerja yang memiliki sitting height terendah yaitu 79

cm dan tertinggi yaitu 99 cm, dengan rata-rata sitting height pekerja

adalah 88.63 cm. Sedangkan untuk variabel persen lemak tubuh diketahui

bahwa pekerja yang memiliki persen lemak tubuh terendah yaitu 12.7%

dan tertinggi yaitu 48%, dengan rata-rata persen lemak tubuh adalah

27.83%.

Distribusi dari kedua bagian tersebut adalah pekerja yang memiliki

berat badan terendah yaitu 42.4 kg dan terbesar yaitu 105 kg, dengan

rata-rata berat badan pekerja adalah 67.10 kg. Variabel lingkar pinggang

diketahui bahwa pekerja yang memiliki lingkar pinggang terkecil yaitu

62 cm dan terbesar 107 cm, dengan rata-rata lingkar pinggang pekerja

adalah 85.58 cm. Distribusi tinggi badan diketahui bahwa pekerja yang

memiliki tinggi badan terendah yaitu 155 cm dan tertinggi yaitu 187 cm,

dengan rata-rata tinggi badan pekerja adalah 167.74 cm. Variabel sitting

height diketahui bahwa pekerja yang memiliki sitting height terendah

yaitu 79 cm dan tertinggi yaitu 102 cm, dengan rata-rata sitting height

Page 159: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

142

pekerja adalah 89.17 cm. Sedangkan untuk variabel persen lemak tubuh

diketahui bahwa pekerja yang memiliki persen lemak tubuh terendah

yaitu 5.3% dan tertinggi yaitu 48%, dengan rata-rata persen lemak tubuh

adalah 23.5%.

Distribusi variabel masa kerja pada pekerja PT. Bakrie Metal

Industries yaitu pada bagian fabrikasi pekerja yang memiliki masa kerja

terendah adalah 23 bulan dan pekerja yang memiliki masa kerja terlama

adalah 307 bulan (25 tahun 7 bulan), dengan rata-rata masa kerja pekerja

adalah 92.98 bulan (7 tahun 8 bulan). Sedangkan pada bagian office

pekerja memiliki masa kerja terendah adalah 12 bulan dan pekerja yang

memiliki masa kerja terlama adalah 299 bulan (24 tahun 11 bulan),

dengan rata-rata masa kerja pekerja adalah 132.48 bulan (11 tahun 1

bulan). Distribusi dari kedua bagian tersebut adalah pekerja yang

memiliki masa kerja terendah adalah selama 12 bulan dan pekerja yang

memiliki masa kerja terlama adalah 307 bulan (25 tahun 7 bulan), dengan

rata-rata masa kerja pekerja adalah 107.1 bulan (8 tahun 11 bulan).

Distribusi variabel pencahayaan pada pekerja PT. Bakrie Metal

Industries yaitu pada bagian fabrikasi tempat kerja pekerja yang memiliki

pencahayaan terendah adalah 176 Lux dan tempat kerja pekerja yang

memiliki pencahayaan tertinggi adalah 445 Lux, dengan rata-rata

pencahayaan pada tempat kerja pekerja adalah 230.45 Lux. Sedangkan

pada bagian office tempat kerja pekerja yang memiliki pencahayaan

terendah adalah 51 Lux dan tempat kerja pekerja yang memiliki

pencahayaan tertinggi adalah 105 Lux, dengan rata-rata pencahayaan

Page 160: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

143

pada tempat kerja pekerja adalah 107.59 Lux. Distribusi dari kedua

bagian tersebut adalah tempat kerja pekerja yang memiliki pencahayaan

terendah adalah 51 Lux dan tempat kerja pekerja yang memiliki

pencahayaan tertinggi adalah 445 Lux, dengan rata-rata pencahayaan

pada tempat kerja pekerja adalah 186.80 Lux.

C. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dengan menggunakan analisi uji Chi-

Square, uji T-test dan Kruskal Wallis. Uji T-test digunakan untuk variabel

berat badan, lingkar pinggang, tinggi badan, dan persen lemak tubuh terhadap

keluhan NPB dikarenakan data berdistribusi normal. Uji Kruskal Wallis

digunakan untuk variabel sitting height, masa kerja dan pencahayaan

dikarenakan data tidak berdistribusi normal. Uji Chi-Square digunakan untuk

variabel faktor pekerjaan, usia, merokok, riwayat NPB, jenis kelamin, dan

kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB. Melalui uji-uji tersebut akan

diperoleh nilai p (p value) di mana dalam penelitian ini menggunakan tingkat

kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna

jika mempunyai p ≤ 0,05 dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai

P > 0,05.

1. Hubungan antara Faktor Pekerjaan dengan Keluhan NPB pada

Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Analisis responden pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

berdasarkan hubungan antara faktor pekerjaan dengan keluhan NPB dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 161: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

144

Tabel 5.5

Analisis Hubungan antara Faktor Pekerjaan dengan Keluhan NPB pada

Pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Variabel

Keluhan NPB Jumlah P value Ada Tidak ada

n % n % n %

Postur

leher

Berisiko 36 76.6 11 23.4 47 100 0.002 Tidak berisiko 12 41.4 17 58.6 29 100

Postur

badan

Berisiko 45 69.2 20 30.8 65 100 0.008 Tidak berisiko 3 27.3 8 72.7 11 100

Postur

kaki

Berisiko 25 56.8 19 43.2 44 100 0.179 Tidak berisiko 23 71.9 9 28.1 32 100

Postur

lengan

Berisiko 4 80.0 1 20.0 5 100 0.646 Tidak berisiko 44 62.0 27 38.0 71 100

Skor

Akhir

REBA

Diperlukan

tindakan 45 64.3 25 35.7 70 100

0.002 Mungkin

diperlukan

tindakan

3 50.0 3 50.0 6 100

Total 48 63.2 28 36.2 76 100

a. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Postur Leher) dengan Keluhan

NPB

Dari tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 48 pekerja yang memiliki

keluhan NPB, responden paling banyak memiliki postur leher yang

berisiko yaitu sebesar 36 pekerja (76.6%). Sedangkan dari 28 pekerja

yang tidak memiliki keluhan NPB, responden paling bayak memiliki

postur leher tidak berisiko yaitu sebesar 17 pekerja (58.6%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square

diperoleh p value sebesar 0.002 (p value ≤ 0.05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara postur leher

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015.

Page 162: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

145

b. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Postur Badan) dengan Keluhan

NPB

Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 48 pekerja yang memiliki

keluhan NPB, responden paling banyak memiliki postur badan yang

berisiko yaitu 45 pekerja (69.2%). Sedangkan dari 28 pekerja yang

tidak memiliki keluhan NPB, responden paling bayak memiliki

postur badan yang berisiko yaitu 20 pekerja (30.8%). Berdasarkan

hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh p

value sebesar 0.008 (p value ≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara postur badan dengan

keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun

2015.

c. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Postur Kaki) dengan Keluhan

NPB

Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 48 pekerja yang memiliki

keluhan NPB, responden paling banyak memiliki postur kaki yang

berisiko yaitu 25 pekerja (56.8%). Sedangkan dari 28 pekerja yang

tidak memiliki keluhan NPB, responden paling banyak memiliki

postur kaki yang berisiko yaitu 19 pekerja (43.2%). Berdasarkan

hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh p

value sebesar 0.179 (p value > 0.05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara postur kaki dengan

keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun

2015.

Page 163: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

146

d. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Postur Lengan) dengan Keluhan

NPB

Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 48 pekerja yang memiliki

keluhan NPB, responden paling banyak memiliki postur lengan tidak

berisiko yaitu 44 pekerja (62.0%). Sedangkan dari 28 pekerja yang

tidak memiliki keluhan NPB, responden paling banyak memiliki

postur lengan tidak berisiko yaitu 27 pekerja (38.0%). Berdasarkan

hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh p

value sebesar 0.646 (p value > 0.05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara postur lengan

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015.

e. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Skor Akhir REBA) dengan

Keluhan NPB

Dari tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 70 pekerja yang memiliki

risiko pekerjaan yang diperlukan tindakan, pekerja paling banyak

mengalami keluhan NPB yaitu sebesar 45 pekerja (64.3%).

Sedangkan dari 6 pekerja dengan risiko pekerjaan yang mungkin

diperlukan tindakan, pekerja yang memiliki keluhan NPB sebanyak

3 pekerja (50.0%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan dengan

menggunakan chi square diperoleh p value sebesar 0.002 (p value ≤

0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara faktor pekerjaan (skor akhir REBA) dengan

Page 164: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

147

keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun

2015.

2. Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok, Riwayat

NPB, dan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB pada Pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015

Hasil penelitian mengenai hubungan antara usia, jenis kelamin,

kebiasaan merokok, riwayat NPB dan kebiasaan olahraga dengan keluhan

NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015 dapat dilihat

pada tabel 5.6.

Tabel 5.6

Analisis Hubungan Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok, Riwayat NPB, dan

Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015

Variabel

Keluhan NPB Jumlah P value Ada Tidak ada

n % n % n %

Usia ≥ 30 tahun 36 62.1 22 37.9 58 100 0.724 < 30 tahun 12 66.7 6 33.3 18 100

Jenis

Kelamin

Perempuan 2 28.6 5 71.4 7 100 0.046 Laki-laki 46 66.7 23 33.3 69 100

Kebiasaan

Merokok

Merokok 39 68.4 18 31.6 57 100

0.099 Tidak

merokok atau

telah berhenti

9 47.4 10 52.6 19 100

Riwayat

NPB

Ada 6 54.5 5 45.4 11 100 0.522 Tidak ada 42 64.6 23 35.4 65 100

Kebiasaan

Olahraga

Kurang 40 62.5 24 37.5 64 100 0.784 Cukup 8 66.7 4 33.3 12 100

Total 48 63.2 28 36.8 76 100

a. Hubungan antara Usia dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 58 pekerja

berumur ≥ 30 tahun, sebanyak 36 pekerja (62.1%) memiliki keluhan

NPB. Sedangkan dari 18 pekerja berumur < 30 tahun, sebanyak 12

pekerja (66.7%) memiliki keluhan NPB. Berdasarkan hasil uji

Page 165: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

148

statistik dengan menggunakan chi square diperoleh p value sebesar

0.724 (p value > 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

b. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 7 pekerja berjenis

kelamin perempuan, sebanyak 2 pekerja (28.6%) memiliki keluhan

NPB. Sedangkan dari 69 pekerja berjenis kelamin laki-laki,

sebanyak 46 pekerja (66.7%) memiliki keluhan NPB. Berdasarkan

hasil uji statistik dengan menggunakan chi square diperoleh p value

sebesar 0.046 (p value ≤ 0.05) yang berarti ada hubungan yang

bermakna antara jenis kelamin pekerja dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

c. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 57 pekerja yang

memiliki kebiasaan merokok, sebanyak 39 pekerja (68.4%) memiliki

keluhan NPB. Sedangkan dari 19 pekerja yang tidak merokok atau

telah berhenti, sebanyak 9 pekerja (47.4%) memiliki keluhan NPB.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan chi square

diperoleh p value sebesar 0.099 (p value > 0.05) yang berarti tidak

ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok pekerja

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015.

Page 166: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

149

d. Hubungan antara Riwayat NPB dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 11 pekerja yang

memiliki riwayat NPB sebelumnya, sebanyak 6 pekerja (54.5%)

memiliki keluhan NPB. Sedangkan dari 65 pekerja yang tidak

memiliki riwayat NPB, sebanyak 42 pekerja (64.6%) memiliki

keluhan NPB. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan

chi square diperoleh p value sebesar 0.522 (p value > 0.05) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat NPB

pekerja dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

e. Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 64 pekerja yang

memiliki kesegaran jasmani yang kurang, sebanyak 40 pekerja

(62.5%) yang memiliki keluhan NPB. Sedangkan dari 12 pekerja

yang memiliki kesegaran jasmani yang cukup, sebanyak 8 pekerja

(66.7%) yang memiliki keluhan NPB. Berdasarkan hasil uji statistik

dengan menggunakan chi square diperoleh p value sebesar 0.784 (p

value > 0.05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

kebiasaan olahraga pekerja dengan keluhan NPB.

3. Hubungan antara Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi

Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, Masa Kerja dan

Pencahayaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015

Hasil penelitian mengenai hubungan antara berat badan, ukuran

lingkar pinggang, tinggi badan, sitting height, persen lemak tubuh, masa

Page 167: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

150

kerja dan pencahayaan dengan keluhan NPB pada responden dapat dilihat

pada tabel 5.7.

Tabel 5.7

Analisi Hubungan Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi

Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, Masa Kerja dan

Pencahayaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries Tahun 2015

Variabel Keluhan NPB n Mean SD P value

Berat badan Ada 48 67.19 12.74

0.932 Tidak ada 28 66.94 12.91

Lingkar

pinggang

Ada 48 84.79 11.63 0.436

Tidak ada 28 86.93 11.18

Tinggi badan Ada 48 169.65 6.71

0.001 Tidak ada 28 164.46 5.80

% Lemak Ada 48 22.13 6.65

0.030 Tidak ada 28 25.83 7.62

Sitting height Ada 48 42.52

0.037 Tidak ada 28 31.1

Masa kerja Ada 48 37.03

0.448 Tidak ada 28 41.02

Pencahayaan Ada 48 42.12

0.042 Tidak ada 28 32.29

a. Hubungan antara Berat Badan dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji T-test

diperoleh p value sebesar 0.932 (P value > 0.05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara berat

badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

b. Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji T-test untuk

Page 168: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

151

variabel lingkar pinggang diperoleh p value sebesar 0.436 (P value >

0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara lingkar pinggang dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

c. Hubungan antara Tinggi Badan dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji T-test

diperoleh p value sebesar 0.001 (P value ≤ 0.05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tinggi

badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

d. Hubungan antara Persen Lemak Tubuh dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji T-test untuk

variabel persen lemak tubuh diperoleh p value sebesar 0.030 (P

value ≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara persen lemak tubuh dengan keluhan NPB pada

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

e. Hubungan antara Sitting Height dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji statistik

Page 169: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

152

dengan menggunaka uji Kruskall-wallis diperoleh p value sebesar

0.037 (P value ≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara sitting height dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

f. Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji Kruskall-

walls diperoleh p value sebesar 0.448 (P value > 0.05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara

masa kerja dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

g. Hubungan antara Pencahayaan dengan Keluhan NPB

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa pekerja yang mengalami

keluhan NPB sebanyak 48 orang dan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 28 orang. Berdasarkan hasil uji Kruskall-

walls diperoleh p value sebesar 0.042 (P value ≤ 0.05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pencahayaan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015.

Page 170: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

153

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan

NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015. Penelitian ini

memiliki keterbatasan yaitu sebagai berikut:

1. Observasi langsung dan pengambilan gambar pada faktor pekerjaan

tidak dari segala arah tetapi hanya pada arah yang memungkinkan

saja, karena situasi dan prosedur di tempat kerja. Namun hal

tersebut tidak mengurangi penilaian pada faktor pekerjaan

dikarenakan postur tubuh pekerja masih dapat telihat dan dinilai.

2. Kemungkinan adanya recall bias yaitu pada dua variabel, yaitu

variabel kebiasaan merokok dan riwayat keluhan NPB. Bias ini

terjadi karena responden tidak mampu mengingat kembali kapan

mulai merokok dan berhenti merokok serta terakhir riwayat

keluhan NPB sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi jawaban

responden, namun untuk meminimalisirnya peneliti menanyakan

apakah telah lebih dari 30 hari atau belum dan untuk riwayat

keluhan NPB peneliti mananyakan apakah keluhan dirasakan satu

tahun terakhir, hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah

mengingat kembali.

3. Perbandingan jumlah sampel pada bagian fabrikasi dan pada bagian

office tidak sama. Responden yang didapat lebih banyak pada

Page 171: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

154

bagian fabrikasi disebabkan pada bagian office pekerja tidak

bersedia mengikuti penelitian ini, namun jumlah sampel telah

memenuhi jumlah sampel minimal berdasarkan hasil perhitungan

sampel.

4. Peneliti hanya mengukur persen lemak tubuh, tidak mengukur

besarnya lemak viseral karena keterbatasan alat ukur. Namun

sebaiknya dilakukan pengukuran lemak viseral karena lemak

viseral merupakan lemak yang disimpan oleh tubuh di rongga perut

mengelilingi organ-organ dalam perut. Namun dalam pengukuran

persen lemak tubuh tersebut sebenarnya juga terdapat besarnya

lemak viseral didalamnya hanya saja pengukurannya tidak spesifik.

B. Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada Pekerja PT. Bakrie Metal

Industres Tahun 2015

Nyeri punggung bawah (NPB) atau Low Back Pain (NPB) adalah suatu

keadaan dengan rasa tidak nyaman atau nyeri akut pada daerah ruas lumbalis

kelima dan sarkalis (L5-S1). Nyeri pada punggung bawah dirasakan oleh

penderita dapat terjadi secara jelas atau samar serta menyebar atau terlokalisir

(Pheasant, 1991). Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu

penyakit akibat kerja (PAK) yang disebabkan oleh keadaan yang tidak

ergonomis. LBP atau NBP merupakan gangguan musculoskeletal yang

disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond dan

Pellino, 2002). Hal tersebut dapat terjadi karena gaya berat tubuh terutama

dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada

punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain,

Page 172: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

155

misalnya genu valgum, genu varum, dan coxa valgum (Soeharso, 1987).

Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu

yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP atau NBP (Klooch,

2006 dalam Shocker, 2008).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa 63.2%

pekerja mengalami keluhan NPB. Sedangkan pekerja yang tidak mengalami

keluhan NPB sebanyak 36.8% pekerja. Pengelompokan keluhan NPB

berdasarkan jenis pekerjaan diperoleh bahwa sebanyak 77.6% pekerja

fabrikasi mengalami keluhan NPB dan sebanyak 37.0% pekerja office

mengalami keluhan NPB.

Hasil penelitian diatas sesuai dengan penelitian yang telah dilakuan oleh

Asriadi (2011), pada PT. International Nickel Indonesia diketahui bahwa

sebanyak 46,3% pekerja operator alat berat atau pabrik mengalami keluhan

LBP, 16% pekerja mekanik mengalami keluhan LBP, dan 3,2% pekerja

pengelasan mengalami keluhan LBP.

Berdasarkan hasil temuan dilapangan, diketahui bahwa munculnya

keluhan NPB pada bagian fabrikasi lebih banyak dibandingkan pada bagian

office dikarenakan pada bagian fabrikasi tidak memiliki alat bantu berupa

meja kerja. Meja kerja yang biasa digunakan untuk memudahkan dalam

melakukan pekerjaan pada bagian fabrikasi dan dirancang sedemikian rupa

dengan mempertimbangkan aspek ergonomi. Selain itu berdasarkan hasil

penelitian, pada bagain fabrikasi untuk skor leher dan skor badan lebih

berisiko terhadap tejadinya keluhan NPB dan berdasarkan skor akhir REBA

Page 173: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

156

juga diperoleh hasil bahwa pada bagian fabrikasi diperlukan tindakan

perbaikan untuk memperbaiki postur kerja pada pekerja di bagian fabrikasi.

Hasil observasi di tempat penelitian, menunjukkan bahwa keluhan yang

dirasa besar mungkin disebabkan oleh posisi kerja yang statis dan posisi

janggal (seperti jongkok atau membungkuk) pada pekerja fabrikasi sedangkan

pada pekerja office mungkin disebabkan oleh posisi kerja yang statis saat

melakukan pekerjaan. Hal tersebut sesuai sebagaimana yang diungkapkan

dalam Bernard dkk (1997) dalam Beeck dan Hermans (2000), postur kerja

statis termasuk posisi dimana gerakan yang terjadi sangat sedikit, bersama

dengan postur yang terbatas dan tidak aktif yang menyebabkan beban statis

pada otot. Postur kerja statis juga termasuk dalam postur janggal jika

dilakukan dalam rentang waktu yang lama. Postur kerja statis meningkatkan

risiko low back pain dan hernia pada diskus. Sering membungkuk dan

berputar yang berhubungan dengan aktivitas mengangkat juga menyebabkan

cedera. Aktivitas tersebut diketahui menjadi pemicu LBP atau NPB (Barry,

Levy dan Wegman, 2000).

Tidak hanya disebabkan oleh posisi kerja keluhan NPB dapat juga

dipengaruhi oleh beban kerja dan masa kerja, beban kerja pada pekerja

fabrikasi dirasa lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada bagian office,

dikarenakan pada pekerja fabrikasi pekerjaan mereka dipengaruhi oleh

banyaknya jumlah permintaan barang dari pasar sehingga membuat pekerja

untuk bekerja lebih ekstra untuk memenuhi target pesanan ditambah lagi

dengan penggunaan alat kerja yang memilik beban yang cukup berat.

Berdasarkan hasil penelitian, masa kerja pekerja pada bagain fabrikasi

Page 174: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

157

memang lebih rendah dari pada masa kerja pekerja pada bagian office, namun

pada bagian farikasi terdapat pekerja yang telah bekerja selama 307 bulan (25

tahun 7 bulan) dan masa kerja terendah pada bagain fabrikasi adalah 23 bulan

(1 tahun 11 bulan), bila dibandingkan dengan pekerja office yang memiliki

masa kerja terlama adalah 299 bulan (24 tahun 11 bulan) dan terendah 12

bulan. Dimana seseorang dengan masa kerja yang semakin lama maka

keluhan MSDsnya akan meningkat, karena semakin lama seseorang bekerja

tentunya akan menerima risiko lebih besar jika dibandingkan dengan pekerja

yang baru (Ohlssson dkk, 1989).

C. Hubungan antara Faktor Pekerjaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja

PT. Bakrie Metal Industres Tahun 2015

Faktor pekerjaan pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

berhubungan dengan posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja. Grandjean

(1993) menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya keluhan LBP atau

NPB yaitu sikap kerja atau posisi kerja yang tidak alamiah. Sikap kerja tidak

alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan bagian tubuh bergerak

menjauhi posisi alamiahnya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat

gravitasi, semakin tinggi pula terjadi keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak

alamiah pada umumnya karena ketidaksesuaian pekerjaan dengan

kemampuan pekerja (Grandjean, 1993).

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.5 bahwa dari 47 pekerja dengan skor

postur leher yang berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sebesar 36

pekerja (76.6%), sedangkan dari 29 pekerja dengan skor postur leher tidak

berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sejumlah 12 pekerja (41.4%).

Page 175: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

158

Berdasarkan hasil uji chi-square (tabel 5.5) diperoleh p value 0.002 (p value

≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti

terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara postur leher dengan

keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun 2015.

Berdasarkan hasil pengukuran pada pekerja fabrikasi diperoleh sebanyak

89.4% pekerja memperoleh skor postur leher yang berisiko dan pada pekerja

office diperoleh sebanyak 75.8% pekerja memperoleh skor postur leher tidak

berisiko. Pada pekerja fabrikasi sebagian besar posisi kerja pekerja yang statis

dan posisi janggal (seperti jongkok atau membungkuk) sedangkan pada

pekerja office sebagain besar posisi kerja yang statis saat melakukan

pekerjaan, hal tersebut yang dapat memungkinkan skor postur leher pada

pekerja fabrikasi lebih berisiko dikarenakan posisi kerja yang dilakukan.

Posis kerja pada bagain fabrikasi memerlukan ketelitian yang lebih (seperti

pekerjaan pengelasan, pemotongan, punching dan drilling, blasting, dan

pengecatan) dibandingkan pada bagian office sehingga menuntut pekerja

untuk bekerja dengan posisi janggal yang berisiko untuk menyebabkan NPB

seperti posisi leher yang ekstensi atau fleksi melebihi 200, menunduk, dan

memutir secara lateral dengan durasi lebih dari 10 detik serta terdapat

pengulangan gerakan tiga kali permenit. Dibandingkan dengan pekerja pada

bagian office yang rata-rata pekerjaannya menggunakan komputer dengan

durasi kurang lebih delapan jam/hari serta terdapat penggulangan gerakan

selama jam kerja mereka dibandingkan dengan pekerja fabrikasi dengan

frekuensi gerakan ≥ lima kali/menit .

Page 176: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

159

Berdasarkan hasil pemantauan dilapangan diperoleh bahwa masih ada

beberapa pekerja yang bekerja dengan postur janggal yang berisiko untuk

menyebabkan NPB seperti posisi leher yang ekstensi atau fleksi melebihi 200,

menunduk, dan memutir secara lateral. Hal tersebut sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Dewayani (2006), yang menemukan

hubungan yang signifikan antara beban otot statis dengan keluhan pada

bagian leher. Beban otot statis ditimbulkan akibat otot dalam keadaan tegang

tanpa menghasilkan gerakan dan ketika postur tubuh dalam kondisi tidak

alamiah, dalam hal ini adalah leher melakukan fleksi (menunduk) (Dewayani,

2006). Namun hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Mutiah dkk (2013), yang menyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat risiko pada bagian leher

dengan keluhan MSDs, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar

0.159 (p value > 0.05), ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan

instrumen dalam pengukuran tingkat risiko faktor pekerjaan dimana

penelitian tersebut pengukuran tingkat risiko perbagian tubuh menggunakan

The BRIEF Survey dan juga adanya perbedaan sampel dalam penelitian

dimana sampel penelitian tersebut adalah pekerja pembuatan wajan.

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.5 bahwa dari 65 pekerja dengan skor

postur badan yang berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sebesar 45

pekerja (69.2%), sedangkan dari dari 11 pekerja dengan skor postur badan

tidak berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sejumlah 3 pekerja

(27.3%). Berdasarkan hasil uji chi-square (tabel 5.5) diperoleh p value 0.008

(p value ≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang

Page 177: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

160

berarti terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara postur badan

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun

2015.

Berdasarkan hasil pengukuran pada pekerja fabrikasi diperoleh sebanyak

73.9% pekerja memperoleh skor postur badan yang berisiko dan pada pekerja

office diperoleh sebanyak 26.1% pekerja memperoleh skor postur badan yang

berisiko. Berdasarkan pengamatan dilapangan didapatkan bahwa pada pekerja

fabrikasi minimal melakukan satu posisi tidak alamiah antara lain berupa

posisi tubuh eksetensi >200

atau fleksi >600, membungkuk, berputar, posisi

tubuh membungkuk dilakukan dalam durasi panjang (>10 detik). Hal yang

sama juga dapat dijumpai pada pekerja pada bagian office. Lama dan

frekuensi dalam melakukan postur janggal yang dilakukan pekerja pada

kedua bagian tersebut juga melebihi kriteria normal (< dua jam dan satu-tiga

kali/menit), yaitu posisi tubuh ekstensi >200 atau fleksi >60

0, membungkuk,

berputar, dan posisi tubuh membungkuk dengan durasi tujuh jam dan

frekuensi dua-tiga kali/menit. Menurut Humantech (1995), untuk durasi pada

pinggang saat postur miring, rotasi (berputar) badan, dan membungkuk

adalah ≥10 detik, dengan frekuensi ≥dua kali/menit. Jika melebihi batas

normal tersebut, dapat menimulkan cumulative trauma disorder (trauma

NPB).

Hasil tersebut sesuai dengan Kurniawidjaja (2014) yang menyatakan

bahwa posisi badan fleksi terjadi ketegangan terutama pada ligamentum

interspinosus dan supraspinosus, diikuti dengan ligamentum intraskapular

dan ligamentum flavum. Beban kompresif pada diskus sewaktu fleksi

Page 178: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

161

membuat diskus berpotensi merobek anulus fibrosus, akibatnya nucleus

pulposus mampu keluar melalui robekan. Keluarnya hernia nucleus pulposus

selanjutnya dapat menekan saraf spinal, bila kerja sering membungkuk,

ligamen dan otot-otot penyangga tulang belakang dapat melemah dan

meningkatkan tekanan pada diskus intervertebral (Kurniawidjaja, 2014). Hal

tersebut juga sesuai dengan temuan Bureau of Labor Statistic (BLS) bahwa di

Amerika Serikat tahun 2001 terjadi 69.724 kasus MSDs yang disebabkan

oleh posisi punggung yang membungkuk atau memutar (Bureau of Labor

Statistic, 2007). Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Munir (2012), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat risiko punggung dengan keluhan nyeri punggung

bawah, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.000 (p value ≤

0.05).

Demi mengurangi terjadinya keluhan NPB sebaiknya pekerja melakukan

istirahat pendek disaat sudah mulai merasakan keluhan pada otot tubuh

selama 5-10 menit di sela-sela waktu kerja untuk relaksasi agar otot

mendapatkan suplai oksigen cukup, pekerja juga sebaiknya memperbaiki

sikap kerja yaitu tidak mempertahankan postur leher secara menunduk dan

postur badan secara membungkuk dalam waktu yang lama. Hal tersebut

sesuai dengan teori yang disebutkan dalam Parkes dkk (2005), bahwa otot

yang tegang dapat dipulihkan apabila ada jeda waktu istirahat yang digunakan

untuk peregangan otot (Parkes dkk, 2005).

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.5 bahwa dari 44 pekerja dengan skor

postur kaki yang berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sebesar 25

Page 179: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

162

pekerja (56.8%), sedangkan dari dari 32 pekerja dengan skor postur badan

tidak berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sejumlah 23 pekerja

(71.9%). Berdasarkan hasil uji chi-square (tabel 5.5) diperoleh p value 0.178

(p value > 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang

berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara postur

kaki dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun

2015.

Berdasarkan hasil pengukuran pada pekerja fabrikasi diperoleh sebanyak

100% pekerja memperoleh skor postur kaki tidak berisiko yaitu pekerja

bekerja dengan posisi kaki tertopang dengan baik dilantai dalam keadaan

berdiri maupun berjalan atau disertai dengan salah satu atau kedua kaki

ditekuk fleksi antara >600 dan pada pekerja office diperoleh sebanyak 77.6%

pekerja memperoleh skor postur kaki yang berisiko yaitu pekerja bekerja

dengan posisi kaki tertopang dengan baik di lantai dalam keadaan berdiri

maupun berjalan serta salah satu atau kedua kaki ditekuk fleksi antara >600.

Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena berdasarkan pengamatan

dilapangan bahwa pada pekerja office seluruh pekerja melakukan

pekerjaannya dengan posisi duduk atau kaki ditekuk fleksi >600, sehingga

tidak adanya variasi postur kaki pada pekerja di bagian office.

Hasil tersebut sesuai dengan Soeharso (1987) dan Klooch (2006) dalam

Shocker (2008), gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan

berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat

menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu

valgum, genu varum, dan coxa valgum (Soeharso, 1987). Beberapa pekerjaan

Page 180: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

163

yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat

mengakibatkan terjadinya NPB (Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008). Salah

satu pemicu nyeri punggung adalah posisi duduk atau berdiri dalam jangka

waktu lama, atau suatu gerakan yang sama dilakukan terus menerus, yang

mengakibatkan otot kaku (spasme) (Arda, 2007). Berdiri lama dengan posisi

yang salah akan menyebabkan otot-otot punggung menjadi tegang dan dapat

menusak jaringan lunak sekitarnya. Bila ini berlanjut terus, akan

menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang

mengakibatkan hernia nukleus pulposus. Otot yang tegang terus menerus

akan menimbulkan rasa pegal (dull ache), misalnya sikap duduk, tidur,

berjalan, atau berdiri yang salah. Keadaan tegang mental juga akan

menyebabkan nyeri otot yang dikenal sebagai nyeri myogenik, yaitu nyeri

yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf serta dermatom

dengan reaksi yang berlebihan. Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah

dapat meningkat sepuluh sampai dua puluh kali. Meningkatnya peredaran

darah pada saat otot-otot yang bekerja, memaksa jantung untuk memompa

darah lebih banyak. Saat berdiri lama, otot cenderung bekerja statis, kerja otot

statis ini ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang biasanya sesuai dengan

sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk meneruskan kerja otot statis dalam

jangka waktu yang lama karena akan menimbulkan rasa nyeri (Effendi,

2007).

Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Koesyanto (2013), yang menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara keluhan subyektif nyeri punggung dengan

Page 181: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

164

sikap kerja duduk dikarenakan bekerja dengan sikap kerja duduk

meminimalkan beban yang ditopang oleh tubuh, mengurangi besarnya beban

otot statis pada kaki, serta kerja duduk tidak membutuhkan energi yang

banyak dibandingkan dengan sikap kerja berdiri.

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.5 bahwa dari 5 pekerja dengan skor

postur lengan yang berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sebesar 4

pekerja (80.0%), sedangkan dari dari 71 pekerja dengan skor postur lengan

tidak berisiko dan mengalami keluhan NPB adalah sejumlah 44 pekerja

(62.0%). Berdasarkan hasil uji chi-square (tabel 5.5) diperoleh p value 0.646

(p value > 0. 05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang

berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik postur lengan

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries Tahun

2015.

Berdasarkan hasil pengukuran pada pekerja fabrikasi diperoleh sebanyak

62.0% pekerja memperoleh skor postur lengan tidak berisiko yaitu pekerja

bekerja dengan posisi lengan fleksi atau ekstensi antara >200 atau posisi

lengan fleksi 21-900dan pada pekerja office diperoleh sebanyak 38.0%

pekerja memperoleh skor lengan tidak berisiko yaitu pekerja bekerja dengan

posisi lengan fleksi atau ekstensi antara >200 atau posisi lengan fleksi 21-90

0.

Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena sebanyak 71 pekerja (93.4%)

memiliki skor lengan tidak berisiko atau data yang didapatkan homogen.

Dalam penelitian ini, gerakan postur lengan pekerja cenderung pada posisi 0-

450 atau ekstensi >20

0 serta beban badan ditopang untuk menahan gravitasi.

Page 182: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

165

Hasil tersebut tidak sesuai dengan Tulaar (2008), yang menyatakan

bahwa posisi lengan dapat mempengaruhi terjadinya keluhan NPB. Bahu

(dalam pengukuran REBA disebut sebagai posisi lengan atas) yang

menggantung mempengaruhi spina sevikal. Skapula berotasi ke bawah, dada

menggantung, rongga toraks berkurang sehingga kapasitas vital menurun dan

orang bertambah pendek karena otot trapesius berorigo pada spina servikal

maka skapula yang tertekan memberi tegangan pada otot leher. Foramen

intervetebra lebih menutup pada postur lordotik sevikal yang meningkat dan

akar syaraf tertekan. Kontraksi isometrik yang telalu kuat dapat menyebabkan

robekan serabut otot serta edem. Kontraksi otot yang berkepanjangan akan

menyebabkan penekanan berkepanjangan pada diskus intervetebra (Tulaar,

2008). Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mutiah dkk (2013), yang menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat risiko pada bagian tangan dengan

keluhan MSDs, dengan nilai p value pada penelitian tersebut adalah 0.276 (p

value > 0.05).

Hasil yang didapatkan dari tabel 5.5 bahwa dari 70 pekerja yang

memiliki risiko pekerjaan yang diperlukan tindakan dan mengalami keluhan

NPB adalah sebesar 45 pekerja (64.3%), sedangkan dari 6 pekerja dengan

risiko pekerjaan yang mungkin diperlukan tindakan dan mengalami NPB

adalah sebesar 3 pekerja (50.0%). Berdasarkan hasil uji chi-square (tabel 5.5)

diperoleh p value 0.002 (p value ≤ 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis diterima yang berarti terdapat hubungan yang bermakna secara

Page 183: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

166

statistik antara faktor pekerjaan (skor akhir REBA) dengan keluhan NPB

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

Berdasarkan skor kategori REBA didapatkan hasil bahwa pada pekerja

fabrikasi dengan tingkat risiko yang diperlukan tindakan sebanyak 62.8% dan

mungkin diperlukan tindakan perbaikan sebanyak 50.0%, sedangkan pada

pekerja office dengan tingkat risiko yang diperlukan tindakan sebanyak

37.2% dan mungkin diperlukan tindakan perbaikan sebanyak 50.0%.

Berdasarkan pengamatan dilapangan didapatkan bahwa posisi pekerja

berisiko menimbulkan NPB yang dilakukan oleh pekerja antara lain postur

badan yang membungkuk fleksi antara 20-600 atau ekstensi >60

0, posisi leher

fleksi atau ekstensi > 200, kaki tidak tertopang baik, jongkok dan ditekuk

fleksi, postur lengan fleksi >900, dengan beban kerja > 5 kg. Keadaan di atas

terjadi karena pada area kerja fabrikasi belum memiliki meja kerja sehingga

ketika bekerja posisi kerja mereka dapat berisiko untuk menimbulkan keluhan

NPB. Selain postur kerja yang tidak alamiah, keluhan NPB akan meningkat

bila dalam pekerjaan melakukan gerakan berulang.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hendra dan Raharjo (2008) bahwa 83,7% pekerja merasakan keluhan

MSDs pada leher dan punggung bawah dengan skor risiko pekerjaan (REBA)

8-10/high risk. Namun hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ekawati (2014), yang menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat risiko ergonomi dengan keluhan

Muskuloskeletal, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.073

(p value > 0.05), ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan

Page 184: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

167

pengkategorian hasil pengukuran skor REBA dimana penelitian tersebut

mengkategorikan hasil pengukuran skor REBA menjadi lima kategori dan

juga adanya perbedaan sampel dalam penelitian dimana sampel penelitian

tersebut adalah pekerja pemecah batu.

Menurut Beeck dan Hermans (2000), faktor pekerjaan yang dapat

menyebabkan terjadinya keluhan LBP atau NPB yaitu pekerjaan secara

manual yang berat (Heavy manual labor), Penanganan material secara

manual (Manual material handling), Posisi janggal (Awkward postures),

Kerja ststis (Static work), Getaran seluruh tubuh (Whole body vibration), dan

Tergelincir dan jatuh (Slipping and falling). Salah satu penyebab terjadinya

keluhan NPB yang paling sering ditemui pada saat pemantauan dilapangan

yaitu posisi janggal atau sikap kerja tidak alamiah. Sikap kerja tidak alamiah

adalah sikap kerja yang menyebabkan bagian tubuh bergerak menjauhi posisi

alamiahnya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi, semakin

tinggi pula terjadi keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah pada

umumnya karena ketidaksesuaian pekerjaan dengan kemampuan pekerja

(Grandjean, 1993).

Melihat beratnya pekerjaan yang dilakukan di bagian fabrikasi, risiko

untuk terkena NPB lebih tinggi dibandingkan dengan risiko NPB pada bagian

office. Hal tersebut dikarenakan pada pekerjaan di bagian fabrikasi tidak ada

pekerjaan yang tidak memiliki risiko, apalagi jenis pekerjaan yang ada adalah

pembuatan komponen dasar pembuatan jembatan yang mayoritas berbahan

dasar dari baja sehingga diperlukan tenaga yang ekstra dan ketahanan fisik

yang baik dalam mengerjakannya.

Page 185: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

168

Oleh karena itu, melihat besarnya dampak yang muncul maka perusahaan

dapat membuat anjuran agar pekerja diperbolehkan melakukan istirahat pada

satu waktu dalam periode jam kerjanya disaat pekerja sudah mulai merasakan

keluhan pada otot tubuh. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disebutan

dalam Parkes dkk (2005) bahwa otot yang tegang dapat dipulihkan apabila

ada jeda waktu istirahat yang digunakan untuk peregangan otot. Secara

administratif dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan atau training

pada pekerja mengenai risiko pekerjaan dan tata cara bekerja yang sesuai

dengan prinsip ergonomi serta pihak perusahaan dapat membuat SOP yang

dapat digunakan oleh pekerja untuk menciptakan sistem kerja yang aman,

nyaman, dan tetap sehat pagi pekerja saat bekerja.

Perusahaan sebaiknya juga menyediakan bantalan yang dapat berfungsi

menyokong pinggang dan punggung guna meminimalisir keluhan NPB pada

pekerja office. Serta perusahaan mewajibkan kepada pekerja agar melakukan

senam pagi secara rutin. Olahraga yang teratur juga memperbaiki kualitas

hidup, mencegah osteoporosis, dan berbagai penyakit rangka serta penyakit

lainnya, olahraga sangat menguntungkan karena riskonya minimal. Program

olahraga harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan intensitas rendah

pada awalnya untuk menghindari cedera pada otot dan sendi (Kurniawidjaja,

2011).

Page 186: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

169

D. Hubungan antara Usia, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok, Riwayat

NPB, dan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB pada Pekerja PT.

Bakrie Metal Industres Tahun 2015

Hubungan antara usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, riwayat NPB

dan kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Usia dengan Keluhan NPB

Usia merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi munculnya

keluhan NPB. Menurut Oborne (1995) keluhan otot skeletal biasanya

dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24-65 tahun (Karwowski dan

Marras, 2006). Prevalensi gangguang punggung meningkat saat

seseorang memasuki usia 30 tahun (Beeck dan Hermans, 2000).

Hasil analisi hubungan antara faktor usia dengan keluhan NPB pada

pekerja di bagian fabrikasi PT. Bakrie Metal Industries menyebutkan

bahwa kelompok pekerja yang memiliki keluhan NPB berusia ≥ 30 tahun

yaitu sebesar 62.1%, sedangkan pekerja yang memiliki keluhan NPB

berusia < 30 tahun sebesar 66.7%. Berdasarkan hasil uji statistik (tabel

5.6) diperoleh p value 0.724 (p value > 0. 05) hal ini menunjukan bahwa

hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna

secara statistik antara usia pekerja dengan keluhan NPB yang dialami

oleh pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015. Beradasarkan

hasil pengukuran diperoleh sebanyak 65.5% pekerja fabrikasi berusia ≥

30 tahun dan sisanya yaitu 34.4% pekerja fabrikasi berusia < 30 tahun.

Sedangkan pada pekerja office sebanyak 61.1% berusia ≥ 30 tahun dan

sebanyak 38.9% pekerja office berusia < 30 tahun. Banyaknya pekerja

fabrikasi berusia ≥ 30 tahun dikarenakan juga masa kerja pekerja pada

Page 187: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

170

bagian fabrikasi rata-ratanya sebesar 92.98 bulan (7 tahun 8 bulan).

Sedangkan banyaknnya pekerja offive berusia ≥ 30 tahun dikarenakan

juga masa kerja pekerja pada bagian office rata-ratanya sebesar 132.48

bulan (11 tahun 1 bulan). Dikarenakan dengan masa kerja yang telah

cukup lama tersebut maka pekerja pada kedua bagian tersebut telah

memiliki usia ≥ 30 tahun. Hal tersebut didukung dengan data Pusat Data

dan Informasi Ketenagakerjaan (Pusdatinaker) Kota Bekasi tahun 2012,

pekerja dengan usia 15-34 tahun berjumlah 911.984 sedangkan pekerja

berusia 35-55 tahun berjumlah 853.972 (Pusdatinaker, 2012). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pekerja yang berusia ≥ 30 tahun lebih banyak

dari pada pekerja yang berusia < 30 tahun.

Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena pekerja yang

memiliki usia dibawah umur rata-rata untuk terkena keluhan NPB (30

tahun) dan juga lebih banyak pekerja yang memiliki masa kerja dibawah

rata-rata (9 tahun) untuk mengalami keluhan NPB. Hal tersebut

berdasarkan penelitian Oktarisya (2009), didapatkan bahwa sebesar

66.7% pekerja yang bekerja lebih dari 15 tahun telah mengalami NPB.

Selain itu, terdapat pekerja yang berumur <30 tahun telah mengalami

keluhan NPB. Sebaliknya, terdapat pekerja yang berumur ≥30 tahun akan

tetapi tidak mengalami keluhan NPB. Hal lainnya dimungkinkan oleh

sebaran sampel pada bagian office yang lebih sedikit dibandingkan

dengan sampel pada bagian fabrikasi. Dimana pada kedua bagian

tersebut cenderung didapatkan sampel yang berusia ≥ 30 tahun.

Page 188: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

171

Menurut Bridger (2003), sejalan dengan meningkatnya usia akan

terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi di saat

seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang

berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut,

pengurangan cairan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada

tulang dan otot menjadi berkurang (Karwowski dan Marras, 2006).

Semakin bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga

menjadi berkurang sehingga memudahkan terjadinya kekakuan pada otot

dan sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang

vertebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel

seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang

belakang hingga ke pinggang (Idyan, 2008). Dalam penelitian ini usia

dikategorikan menjadi dua kategori yaitu ≥ 30 tahun dan < 30 tahun.

Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan

jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut, pengurangan

cairan sehingga hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot

menjadi berkurang (Karwowski dan Marras, 2006). Salah satu bagian

tubuh yang juga mengalami degenerasi adalah tulang belakang. Akibat

proses tersebut jaringan parut di diskus invertebrata, jumlah cairan

diantara sendi berkurang dan ruang diskus mendagkal secara permanen.

Akibatnya segmen spinal akan kehilangan stabilitasnya. Pendangkalan di

ruang diskus akan mengurangi kemampuan tulang belakang terutama

daerah lumbal untuk menahan beban menjadi berkurang. Seharusnya

vertebra lumbal mampu menahan 40-50% berat tubuh. Berkurangnya

Page 189: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

172

kemampuan untuk menahan beban dan pergerakan tubuh menyebabkan

keluhan NPB (Jatmikawati, 2006).

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Defriyan (2011), yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan nyeri punggung

bawah, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.045 (p

value ≤ 0.05), ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan

pengkategorian usia dimana penelitian tersebut mengkategorikan usia

menjadi ≥ 35 tahun dan < 35 tahun juga adanya perbedaan sampel dalam

penelitian dimana sampel penelitian tersebut adalah pekerja sulam. Hasil

penelitian tersebut dan juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Munir (2012), yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan nyeri punggung

bawah, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.012 (p

value ≤ 0.05), ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan

pengkategorian usia dimana penelitian tersebut mengkategorikan usia

menjadi 23-35 tahun, 36-45tahun dan > 45 tahun, dan juga adanya

perbedaan sampel dalam penelitian dimana sampel penelitian tersebut

adalah pekerja bagian final packing dan part supply.

Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mutiah dkk (2013), yang menyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara usia pekerja dengan keluhan

MSDs pada setiap sektor tubuh, dengan nilai p value pada penelitian

tersebut sebesar 0.434 (p value > 0.05). Hasil penelitian tersebut juga

Page 190: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

173

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulfiqor (2010), yang

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia

pekerja dengan keluhan MSDs pada welder di bagian Fabrikasi PT.

Caterpillar Indonesia, dengan nilai p value pada penelitian tersebut

sebesar 0.116 (p value > 0.05).

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Keluhan NPB

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

munculnya keluhan NPB. Secara fisiologis, kemampuan otot wanita

lebih rendah daripada pria (Karwowski dan Marras, 2006). Astrand dan

Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar

dua pertiga dari kekuatan otot pria, sedangkan daya tahan otot pria lebih

tinggi dibandingkan dengan wanita (Tarwaka, 2004).

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh bahwa sebanyak 90.8%

pekerja berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya yaitu 9.2% pekerja

berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis hubungan antara faktor jenis

kelamin dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal

Industries menyebutkan bahwa kelompok pekerja yang memiliki keluhan

NPB berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 28.6%, sedangan pekerja

yang memiliki keluhan NPB dan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar

66.7%. Berdasarkan hasil uji statistik (tabel 5.6) diperoleh p value 0.046

(p value ≤ 0.05) hal ini menunjukan bahwa hipotesis diterima yang

berarti bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis

kelamin dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industies

tahun 2015.

Page 191: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

174

Berdasarkan pengamatan di lapangan pada pekerja fabrikasi

seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dan pada pekerja office memang

terdapat beberapa perempuan namun hanya pada bagian-bagian tertentu

seperti sekretaris, bagian finance dan accounting, procurement,dan HRD.

Hal tersebut sesuai dengan data Pusat Data dan Informasi

Ketenagakerjaan (Pusdatinaker) Kota Bekasi tahun 2012, pada jenis

pekerjaan produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar jumlah

tenaga kerja laki-laki sebanyak 247.240 sedangan tenaga kerja

perempuan 61.602 (Pusdatinaker, 2012). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada sektor pekerjaan produksi lebih didominasi oleh tenaga kerja

berjenis kelamin laki-laki.

Pekerjaan pada bagian fabrikasi didominasi oleh pekerja berjenis

kelamin laki-laki dikarenakan pekerjaan pada bagian tersebut dituntut

untuk menggunakan kekuatan otot. Secara fisiologis, kemampuan otot

wanita lebih rendah daripada pria (Karwowski dan Marras, 2006).

Astrand dan Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita

hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria, sedangkan daya tahan

otot pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita (Tarwaka, 2004).

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori Oborne (1995),

yang menyatakan bahwa pendesainan suatu beban tugas harus

diperhatikan jenis kelamin pemakainya bahwa kekuatan otot wanita

hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak

dialami wanita dibandingkan pria (Oborne, 1995). Serta tidak sesuai

dengan teori menurut Michael (2001), dalam hasil studinya menemukan

Page 192: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

175

bahwa pekerja wanita memiliki asosiasi kuat dalam munculnya keluhan

MSDs. Berdasarkan laporan yang diterimanya, pekerja wanita

mempunyai risiko dua kali lipat.

3. Hubungan Merokok dengan Keluhan NPB

Hasil penelitian terkait kebiasaan merokok pekerja dapat diketahui

berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi setiap hari dengan

pengkategorian merokok dan tidak merokok atau jika telah berhenti.

Pekerja dikategorikan tidak merokok jika tidak pernah atau sudah

berhenti merokok lebih dari tiga puluh hari. Berdasarkan hasil analisis

univariat dapat diketahui bahwa responden yang merokok pada pekerja

fabrikasi adalah 72.0% pekerja yang merokok dan pekerja yang tidak

merokok atau jika telah berhenti merokok pada pekerja fabrikasi

sebanyak 42.1%. Sedangkan pada pekerja office, pekerja yang merokok

yaitu sebanyak 28.0% dan dan pekerja yang tidak merokok atau jika telah

berhenti merokok pada pekerja office sebanyak 57.9%.

Berdasarkan pengamatan di lapangan masih banyak ditemui pekerja

pada bagian fabrikasi yang merokok secara sembunyi-sembunyi di dalam

area kerja dikarenakan kebanyakan pekerja fabrikasi berjenis kelamin

laki-laki sehingga mayoritas dari mereka kemungkinan merokok. Tidak

hanya pada bagian fabrikasi pada bgaian office pun ditemui pekerja yang

merokok namun mereka cenderung merokok pada saat jam istirahat

namun tidak dapat dipungiri bahwa masih saja ada pekerja yang merokok

secara sembunyi-sembunyi pada ruang kerja mereka. Padahal tindakan

merokok secara sembunyi-sembunyi di dalam area kerja atau ruang kerja

Page 193: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

176

sangatlah berisiko baik itu dari sisi keselamatan maupun kesehatan

pekerja tersebut. Data Riskesdas (2013), perevalensi merokok di

Indonesia naik dari tahun ke tahun. Presentase pada penduduk berumur >

15 tahun yang telah merokok adalah sebanyak 36.3 % aktif merokok

(66.0% berjenis kelamin laki laki dan 6.7% berjenis kelamin perempuan),

artinya adalah dua diantara tiga laki-laki adalah perokok aktif (Kemenkes

RI, 2013).

Kebiasaan merokok terkait erat antara meningkatnya keluhan otot

dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok. Mekanisme merokok

berhubungan dengan nyeri punggung adalah sebagai berikut: Rokok

menurunkan kualitas darah yang disebabkan oleh kandungan nikotin

dalam rokok, sehingga menyebabkan kandungan mineral dalam tulang

berkurang dan menyebabkan micro-factures. Rokok juga dapat

menyebabkan batuk yang dapat meningkatkan tekanan di area perut dan

tekanan intradiscal (Hales dan Bernard, 1996 dalam Beeck dan Hermans,

2000). Nikotin akan hilang dalam tubuh setelah 30 hari berhenti

merokok. Selain itu, pada saat merokok terjadi pelepasan bahan-bahan

beracun yang dapat merusak lapisan dalam dinding pembuluh darah.

Pembuluh darah yang mengalami kerusakan terlebih dahulu adalah

pembuluh darah kecil, yang berperan menyalurkan zat nutrisi dan

oksigen ke diskus invertebralis. Selain itu karbonmonoksida juga akan

terbawa dalam aliran darah dan mengakibatkan kurangnya julmah asupan

oksigen ke jaringan (Halim dan Tana, 2011).

Page 194: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

177

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p value sebesar

0.099 (P value > 0.05), hal ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak yang

berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara

kebiasaan merokok dengan munculnya keluhan NPB yang dialami oleh

pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015. Melihat data diatas

dapat diketahui bahwa pekerja yang mengalami keluhan NPB dan

memiliki kebiasaan merokok adalah 68.4%, sedangkan pekerja yang

memiliki kebiasaan tidak merokok atau telah berhenti dan memiliki

keluhan NPB sebanyak 47.4%. Tidak adanya hubungan dimungkinkan

karena adanya bias recall yaitu bias dalam mengingat kembali kapan

mulai merokok dan berhenti merokok. Juga dimungkinkan karena

pekerja yang merasa tidak nyaman saat ditanyai mengenai kebiasaan

merokok saat banyak orang sehingga kemungkinan mereka untuk

menutupi kebiasaan mereokok tersebut. Disamping itu berdasarkan

temuan dilapangan, perusahaan memberlakukan kebijakan mengenai

larangan merokok di area sekitar perusahaan. Larangan merokok

ditujukan untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh rokok

tersebut seperti ledakkan, kebakaran ataupun bahaya kesehatan seperti

jantung dan gangguan paru-paru, sehingga bagai pekerja perokok telah

disediakan area untuk merokok yang diletakan terpisah dari area kerja.

Disebabkan karena kebijakan tersebutlah kemungkinan pekerja untuk

menjawab tidak merokok dikarenakan takut akan adanya larangan

tersebut.

Page 195: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

178

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian

Jatmikawati (2006), yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna

antara kebiasaan merokok dengan nyeri punggung bawah, dikarenakan

rokok dipercaya mengandung zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan

tubuh. Ketidaksesuaian dikarenakan adanya perbedaan sampel dalam

penelitian dimana sampel penelitian tersebut adalah pengemudi taksi.

Hasil penelitian tersebut juga tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zulfiqor (2010), yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan

MSDs pada welder di bagian fabrikasi PT. Caterpillar Indonesia, dengan

nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.044 (p value ≤ 0.05),

ketidaksesuaian dikarenakan adanya perbedaan pengkategorian kebiasaan

merokok dimana penelitian tersebut mengkategorikan kebiasaan

merokok menjadi berat, sedang, ringan dan tidak merokok.

Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mutiah dkk (2013), yang menyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan

keluhan MSDs pada setiap sektor tubuh, dengan nilai p value pada

penelitian tersebut sebesar 0.709 (p value > 0.05). Hasil penelitian

tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Defriyan

(2011), yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara kebiasaan merokok dengan keluhan nyeri punggung bawah,

dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 1.000 (p value >

0.05).

Page 196: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

179

Berdasarkan hasil penelitian oleh para ahli diperoleh bahwa

meningkatnya frekuensi merokok akan meningkatkan keluhan otot yang

dirasakan. Meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya dengan

lama dan tingkat kebiasaan merokok. Risiko meningkat 20% untuk tiap

10 batang rokok per hari. Mereka yang telah berhenti merokok selama

setahun memiliki risiko NPB sama dengan mereka yang tidak merokok.

Kebiasaan merokok akan menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga

kemampuannya untuk mengkonsumsi oksigen akan menurun. Bila orang

tersebut dituntut untuk melakukan tugas yang menuntut pengerahan

tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah

rendah (Croasmun, 2003).

Menurut Frymoyer dkk (1980) dalam Bridger (2003), merokok

merupakan salah satu faktor individu yang berisiko meningkatkan atau

memicu adanya keluhan LBP atau NPB. Pada perokok lebih merasakan

sakit ketika nyeri pinggang dibandingkan dengan orang-orang yang tidak

merokok). Kebanyakan penelitian mengkaji pengaruh merokok

berhubungan dengan nyeri punggung. Merokok berhubungan positif

dengan nyeri punggung, sciatica, atau intervertebral herniated disc

(Bernard dkk., 1997 dalam Beeck dan Hermans, 2000).

Berdasakan hasil temuan dilapangan, perusahaan memberlakukan

kebijakan mengenai larangan merokok di area sekitar perusahaan.

Larangan merokok ditujukan untuk menghindari bahaya yang disebabkan

oleh rokok tersebut seperti ledakkan, kebakaran ataupun bahaya

kesehatan seperti jantung dan gangguan paru-paru, sehingga pekerja

Page 197: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

180

perokok telah disediakan area untuk merokok yang diletakan terpisah

dari area kerja. Hasil temuan lainnya, terdapat beberapa pekerja yang

merokok secara sembunyi-sembunyi di dalam area kerja. Padahal

tindakan merokok secara sembunyi-sembunyi di dalam area kerja

sangatlah berisiko baik itu dari sisi keselamatan maupun kesehatan

pekerja tersebut. Melihat fakta tersebut, sehingga kemungkinan besar

pekerja untuk memiliki risiko keluhan NPB yang diakibatkan oleh

kebiasaan merokok semakin besar.

Selain itu, dimungkinkan bagi mereka yang tidak merokok bukan

berarti terhindar untuk mengalami keluhan NPB. Hal ini dapat

disebabkan mereka terpapar asap rokok dari rekan kerja atau lingkungan

tempat kerjanya atau tempat tinggalnya. Oleh karena itu, bagi pekerja

yang merokok sebaiknya diberikan informasi mengenai besarnya dampak

yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok.

4. Hubungan Riwayat NPB dengan Keluhan NPB

Riwayat NPB merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi

munculnya keluhan NPB. Riwayat NPB pada pekerja tidak berdasarkan

hasil pemeriksaan medis (rekam medis) tetapi hanya berdasarkan gejala-

gejala NPB yang pernah dirasakan pekerja sebelum bekerja pada

pekerjaan saat ini.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh sebanyak 63.6% pekerja

pada bagian fabrikasi memiliki riwayat keluhan NPB, sedangkan pada

bagian office sebanyak 36.4% pekerja memiliki riwayat keluhan NPB.

Hasil analisis hubungan antara faktor riwayat NPB dengan keluhan NPB

Page 198: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

181

pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries menyebutkan bahwa

kelompok pekerja yang memiliki keluhan NPB dan memiliki riwayat

NPB yaitu sebesar 54.5%, sedangan pekerja yang memiliki keluhan NPB

dan tidak memiliki riwayat NPB yaitu sebesar 64.6%. Berdasarkan hasil

uji statistik (tabel 5.6) diperoleh p value 0.522 (p value > 0.05) hal ini

menunjukan bahwa hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna secara statistik antara riwayat NPB dengan

keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industies tahun 2015.

Berdasarkan hasil di lapangan diketahui bahwa pekerja yang

memiliki pekerjaan sebelumnya yang sama pada bagian pekerjaan saat

ini yaitu sebanyak 46.1% dimana sisanya yaitu 53.9% tidak memiliki

pekerjaan sebelumnya yang tidak sama dengan pekerjaan saat ini.

Banyaknya pekerjaan pekerja sebelumnya yang tidak sama dengan

pekerjaan saat ini cenderung memiliki pekerjaan yang tidak berisiko

untuk memiliki keluhan NPB. Sehingga pekerja tidak memiliki keluhan

NPB akibat pekerjaan sebelumnya.

Riwayat nyeri punggung merupakan salah satu faktor prediktif yang

paling dapat menyebabkan LBP atau NPB dikemudian hari yang

berhubungan dengan pekerjaan (Beeck dan Hermans, 2000). Luoma dkk

(1998) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor-faktor risiko

lumbar disc degenarition merupakan tanda degenarasi terkait dengan

berulangnya kembali kejadian nyeri punggung (Beeck dan Hermans,

2000). Seseorang dengan riwayat penyakit NPB mempunyai

kecenderungan untuk mengalami kejadian lanjutan (Nursatya, 2008).

Page 199: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

182

Berdasarkan penelitian Handayani (2011) didapatkan nilai OR sebesar

9.818 yang artinya pekerja yang memiliki riwayat penyakit MSDs

mempunyai kecenderungan untuk mengalami keluhan MSDs 9.818 kali

dibandingkan pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit MSDs.

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Handayani (2011), yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit dengan keluhan

MSDs, dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.027 (p

value ≤ 0.05), ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan

sampel dalam penelitian dimana sampel penelitian tersebut adalah

pekerja bagian polishing.

5. Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB

Kebiasaan olahraga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi munculnya keluhan NPB. Hasil penelitian terkait

kebiasaan olahraga pekerja dapat diketahui berdasarkan jumlah waktu

yang digunakan oleh pekerja untuk berolahraga selama seminggu dengan

pengkategoriaan cukup dan kurang. Menurut Bustan (2007), kurang atau

tidak melakukan olahraga merupakan salah satu faktor risiko utama

penyakit tidak menular diantaranya yang berhubungan dengan otot dan

tulang. Hal ini disebabkan karena salah satu manfaat dari olahraga adalah

memperkuat otot-otot, tulang dan jaringan ligamen serta meningkatkan

sirkulasi darah dan nutrisi pada semua jaringan tubuh.

Berdasarkan hasil uji univariat dapat dilihat bahwa 66.6% pekerja

fabrikasi memiliki kebiasaan olahraga yang cukup sedangkan pada

Page 200: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

183

pekerja office sebanyak 33.4% pekerja memiliki kebiasaan olahraga yang

cukup. Kurangnya olahraga dapat menurunkan suplai oksigen ke dalam

otot sehingga dapat menyebabkan adanya keluhan otot. Pada umumnya,

keluhan otot lebih jarang ditemukan pada seseorang yang dalam aktivitas

kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk istirahat dan melakukan

aktivitas fisik yang cukup. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi

oleh kesegaran tubuh. Pada orang dewasa, harus olahraga

(diakumulasikan) selama 150 menit selama satu minggu. 150 menit ini

bisa dibagi selama enam hari (setiap harinya hanya perlu olahraga 25

menit atau satu hari berolahraga selama 150 menit (Janssen dan Clarke,

2013). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kurangnya

kebiasaan olahraga pada pekerja disebabkan karena pada saat bekerja

pekerja telah melakukan kegiatan yang memerlukan energi yang berlebih

sehingga pekerja kemungkinan malas untuk berolahraga kembali setelah

bekerja. Kegiatan senam pagi juga tidak diikuti oleh sebagian pekerja

fabrikasi dikarenakan berdasarkan hasil penelitian pekerja fabrikasi

cenderung mengatakan bahwa mereka tidak merasa diajak untuk

mengikuti kegiatan senam pagi tersebut, akibatnya mereka mungkin

malas untuk mengikuti senam pagi yang memang didominasi diikuti oleh

pekerja office.

Pada umumnya keluhan otot jarang dialami oleh seseorang dalam

aktifitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat dan

berolahraga. Sebaliknya, bagi yang dalam pekerjaan kesehariaannya

memerlukan tenaga besar dan tidak cukup istirahat akan lebih sering

Page 201: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

184

mengalami keluhan otot. Aktivitas fisik yang cukup dan dilakukan secara

rutin dapat membantu mencegah adanya keluhan NPB. Tingkat

kesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi risiko terjadinya

keluhan otot (Mitchell, 2008).

Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh 0.784 (p value > 0.05),

hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak

ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan olahraga

pekerja dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015. Dari hasil diatas didapatkan bahwa paling banyak pekerja

adalah kurang melakukan olahraga dan memiliki keluhan NPB yaitu

sejumlah 40 pekerja (62.5%). Sedangkan pekerja paling sedikit adalah

yang cukup melakukan olahraga tetapi tidak memiliki keluhan NPB yaitu

4 pekerja (33.3%). Tidak adanya hubungan disebabkan karena pekerja

dengan kebiasaan olahraga kurang cenderung dimiliki oleh pekerja

berusia ≥ 30 tahun, seiring dengan bertambahnya usia kelenturan otot

menjadi berkurang, serta mudah letih dan capek serta kurangnya

kesadaran terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran. Hal tersebut

didukung oleh, kebiasaan olahraga pada penduduk Indonesia yang

mungkin malas berolahraga dikarenakan alasan tidak ada waktu, malas

dan capek setelah bekerja.

Hasil diatas tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Evans (1996) yang dilakukan terhadap 10 pekerja dan

telah berumur (tua), didapatkan bahwa olahraga telah terbukti efektif

meningkatkan daya tahan otot tubuh. Hal ini dapat dilihat karena adanya

Page 202: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

185

kenaikan 128% kapasitas oksigan pada otot akibat olahraga yang

dilakukan setiap hari selama 12 pekan (Evans, 1996). Hasil penelitian

tersebut juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munir

(2012), yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara kebiasaan olahraga dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan

nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.000 (p value ≤ 0.05),

ketidaksesuaian dikarenakan pada adanya perbedaan pengkategorian

kebiasaan olahraga dimana penelitian tersebut mengkategorikan

kebiasaan olahraga berdasarkan kebiasaan olahraga secara teratur atau

tidak selama seminggunya dan juga adanya perbedaan sampel dalam

penelitian dimana sampel penelitian tersebut adalah pekerja final packing

dan part supply. Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Defriyan (2011), yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan

antara kebiasaan olahraga dengan keluhan nyeri punggung bawah,

dengan p value pada penelitian tersebut sebesar 0.171 (p value > 0.005).

Olahraga yang teratur juga memperbaiki kualitas hidup, mencegah

osteoporosis, dan berbagai penyakit rangka serta penyakit lainnya,

olahraga sangat menguntungkan karena risikonya minimal. Program

olahraga harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan intensitas

rendah pada awalnya untuk mengindari cedera pada otot dan sendi

(Kurniawidjaja, 2011). Kurang atau tidak melakukan olahraga

merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit tidak menular

diantaranya yang berhubungan dengan otot dan tulang. Hal ini

disebabkan karena salah satu manfaat dari olahraga adalah memperkuat

Page 203: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

186

otot-otot, tulang dan jaringan ligamen serta meningkatkan sirkulasi darah

dan nutrisi pada semua jaringan tubuh (Bustan, 2007).

Berolahraga dapat meningkatkan temprature, meningkatkan

metabolisme dan tingginya kadar oksigen darah. Sehingga lama

kelamaan otot tubuh akan menjadi kuat dan menambah daya tahan serta

menghindari kelelahan otot. Olahraga juga dapat memberikan struktur

tulang yang kuat dan stabil serta mencegah terjadinya cedera. Hal

tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang

kesehatan pasal 26 bahwa dengan olahraga atau latihan jasmani yang

benar akan dicapai tingkat kesegaran jasmani yang baik dan merupakan

modal penting dalam peningkatan prestasi.

Melihat pentingnya dampak yang diakibatkan dari kurangnya

olahraga, maka perusahaan sebaiknya tidak hanya mewajibkan

pekerjanya untuk melakukan senam tetapi juga melakukan pengawasan

dan memberikan sanksi jika ada pekerja yang tidak melaksanakan. Selain

itu, perusahaan juga dapat memberikan hadiah atau penghargaan kepada

pekerja yang rutin melakukan senam atau dapat diadakan perlombaan

senam. Hal demikian semata-mata dilakukan untuk memotivasi pekerja

agar melakukan senam pagi dan juga sebagai bentuk kepedulian

perusahaan terhadap pekerjanya yang merupakan aset utama serta

merupakan upaya meningkatkan produktivitas pekerja.

Page 204: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

187

E. Hubungan antara Berat Badan, Ukuran Lingkar Pinggang, Tinggi

Badan, Sitting Height, Persen Lemak Tubuh, Masa Kerja dan

Pencahayaan dengan Keluhan NPB pada Pekerja PT. Bakrie Metal

Industres Tahun 2015

Hubungan antara berat badan, ukuran lingkar pinggang, tinggi badan,

sitting height, persen lemak tubuh, masa kerja dan pencahayaan dengan

keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015 adalah

sebagai berikut:

1. Hubungan Berat Badan dengan Keluhan NPB

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko

timbulnya nyeri pingang lebih besar, karena beban pada sendi

penumpuan berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan

terjadinya nyeri pinggang. Berat badan yang berlebihan bisa

menyebabkan adanya tarikan pada jaringan lunak punggung (Tarwaka

dkk, 2004). Penambahan berat badan yang disertai dengan perubahan

proyeksi central gravitasi ke depan meningkatkan beban yang

ditanggung otot paraspinal (otot punggung) dan vertebrae (ruas tulang

belakang) sebagai pengumpil. Vertebrae (ruas tulang belakang) sebagai

pengumpil berada diantara gaya otot paraspinal dengan proteksi gaya

berat tubuh. Kualitas gaya tarik otot paraspinal saat menentukan

stabilitas posisi tubuh. Peningkatan beban yang ditanggung otot

paraspinal dan vertebrae sebagai pengumpil merupakan awal dari

keluhan nyeri punggung saat berdiri. Pada kondisi kronis, tubuh

melakukan kompensasi dengan menggeser posisi vertebrae sebagai

pengumpil lebih ke depan mengikuti pergeseran central gravity dan

penambahan berat tubuh. Sudut antara ruas vertebrae berubah sehingga

Page 205: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

188

postur tubuh juga berubah meski tetap mampu berdiri tegak. Contohnya

pada penderita obesitas sentral dan wanita hamil (Paryono, 2012).

Berdasarkan hasil, diperoleh rata-rata berat badan 67.10 kg. Pada

bagian fabrikasi diperoleh berat badan terendah adalah 42.4 kg dan

terbesar yaitu 95.7 kg, dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 64.82

kg. Pada bagian office diperoleh berat badan terendah adalah 48.7 kg dan

terbesar yaitu 105 kg, dengan rata-rata berat badan pekerja adalah 71.24

kg. Berdasarkan hasil analisi bivariat didapatkan pvalue sebesar 0.932 (p

value > 0.05), hal ini menunjukan bahwa hipotesis ditolak yang berarti

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara berat

badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015.

Berdsarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2012, diketahuhi bahwa prevalensi obesitas pada

kelompok umur dewasa sebanyak 11.7% dan berat badan berlebih

sebesar 10.0%. Prevalensi kelebihan berat badan relatif lebih tinggi

terdapat pada usia 35-59 tahun pada laki-laki maupun perempuan. Hal

tersebut sesuai dengan proporsi usia pada pekerja fabrikasi maupun office

yang lebih banyak ditemui pekerja dengan kelompok usia ≥ 30 tahun.

Tingginya berat badan juga dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga pekerja

dimana berdasarkan hasil penelitian kebiasaan olahraga pada kedua

bagian tersebut lebih banyak memiliki kebiasaan olahraga yang kurang.

Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena sebaran sampel yang tidak

merata, sampel pada bagian office lebih sedikit dibandingkan dengan

Page 206: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

189

sampel pada bagian fabrikasi. Dimana pada kedua bagian tersebut

cenderung didapatkan sampel yang berusia ≥ 30 tahun. Prevalensi

kelebihan berat badan relatif lebih tinggi terdapat pada usia 35-59 tahun

pada laki-laki maupun perempuan (Kemenkes, 2012). Jika dilihat dari

status ekonominya pakerja pada bagian office PT. Bakrie Metal

Industries cenderung memiliki status ekonomi yang tinggi dibandinggkan

dengan pekerja fabrikasi, hal itu juga dapat dilihat dari besarnya berat

badan pada pekerja bagian office dimana pekerja pada bagian office

memiliki berat badan rata-rata 71.24 kg. Perubahan budaya, sikap,

perilaku dan gaya hidup serta peningkatan ekonomi (sosial ekonomi)

mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Hidajat dkk,

2010).

2. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dengan Keluhan NPB

Seseorang dengan kelebihan berat badan makan lemak akan

disalurkan ke daerah abdomen dan dapat terjadi penimbunan yang berarti

kerja lumbal akan bertambah untuk menopang beban. Ketika berat badan

meningkat tulang belakang akan semakin tertekan untuk menerima beban

sehingga memudahkan terjadinya kerusakan dan bahaya pada struktur

tulang tersebut (Purnamasari, 2010).

Menurut Tarwaka (2004), perut yang membuncit dapat

meningkatkan beban pada tulang punggung dikarenakan beban tubuh

yang berpindah. Ukuran lingkar pinggang yang membuncit adalah ≥ 80

cm untuk ukuran wanita dan ≥ 90 cm untuk pria (WHO, 2008).

Berdasarkan penelitian Wicaksono (2012) didapatkan pekerja yang

memiliki lingkar perut ≥ 80 cm mempunyai kecenderungan untuk

Page 207: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

190

mengalami keluhan LBP dibandingkan dengan pekerja yang memiliki

lingkar perut < 80 cm.

Berdasarkan hasil, diperoleh rata-rata lingkar pinggang 85.58 cm.

Pada bagian fabrikasi diperoleh pekerja yang memiliki lingkar pinggang

terkecil yaitu 62 cm dan terbesar 107 cm, dengan rata-rata lingkar

pinggang pekerja adalah 81.82 cm. Pada bagian office diperoleh pekerja

yang memiliki lingkar pinggang terkecil yaitu 76 cm dan terbesar 106

cm, dengan rata-rata lingkar pinggang pekerja adalah 92.41 cm.

Berdasarkan hasil analisi bivariat didapatkan pvalue sebesar 0.436 (p

value > 0.05), hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis ditolak sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara

statistik antara lingkar pinggang dengan keluhan NPB pada pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

Berdsarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) tahun 2012, diketahuhi bahwa prevalensi obesitas pada

kelompok umur dewasa sebanyak 11.7% dan berat badan berlebih

sebesar 10.0%. Prevalensi kelebihan berat badan relatif lebih tinggi

terdapat pada usia 35-59 tahun pada laki-laki maupun perempuan. Hal

tersebut sesuai dengan proporsi usia pada pekerja fabrikasi maupun office

yang lebih banyak ditemui pekerja dengan kelompok usia ≥ 30 tahun.

Tingginya lingkar pinggang juga dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga

pekerja dimana berdasarkan hasil penelitian kebiasaan olahraga pada

kedua bagian tersebut lebih banyak memiliki kebiasaan olahraga yang

kurang. Jika dilihat dari status sosialnya pekerja pada pekerja office PT

Page 208: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

191

Bakrie Metal Industries cenderung memiliki status ekonomi yang tinggi

dibandingkan dengan pekerja fabrikasi, hal itu juga dapat terlihat dari

besarnya lingkar pinggang pada pekerja bagian office dimana pekerja

pada bagaian office memiliki lingkar pinggang rata-rata 92.41 cm.

Menurut World Health Organization (WHO) ukuran lingkar pinggang

yang membuncit adalah > 80 cm untuk ukuran wanita dan > 90 cm untuk

pria (WHO, 2008). Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya

hidup, pola makan serta peningkatan pendapatan (sosial ekonomi)

mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

(Syarif, 2003 dalam Hidayat dkk, 2006).

Tidak adanya hubungan dimungkinkan karena sebaran sampel yang

tidak merata, sampel pada bagian office lebih sedikit dibandingkan

dengan sampel pada bagian fabrikasi. Dimana pada kedua bagian

tersebut cenderung didapatkan sampel yang berusia ≥ 30 tahun.

Prevalensi kelebihan berat badan relatif lebih tinggi terdapat pada usia

35-59 tahun pada laki-laki maupun perempuan (Kemenkes, 2012). Jika

dilihat dari status ekonominya pakerja pada bagian office PT. Bakrie

Metal Industries cenderung memiliki status ekonomi yang tinggi

dibandinggkan dengan pekerja fabrikasi, hal itu juga dapat dilihat dari

besarnya lingkar pinggang pada pekerja bagian office dimana pekerja

pada bagian office memiliki lingkar pinggang rata-rata 92.41 cm.

Menurut WHO ukuran lingkar pinggang yang membuncit adalah ≥ 80 cm

untuk ukuran wanita dan ≥ 90 cm untuk pria (WHO, 2008). Perubahan

budaya, sikap, perilaku dan gaya hidup serta peningkatan ekonomi (sosial

Page 209: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

192

ekonomi) mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

(Hidajat dkk, 2010).

3. Hubungan Tinggi Badan dengan Keluhan NPB

Pekerja yang memiliki tinggi badan ≥170 cm membawa

kecenderungan untuk mengalami low back pain (Inoue, 2015),

sedangkan proporsi ukuran tubuh antar individu-individu berbeda antara

satu individu dengan individu lainnya. Walaupun berasal dari satu suku

atau ras yang sama namun ukuran proporsi tubuh tersebut dapat berbeda.

Berdasarkan hasil, diperoleh rata-rata tinggi badan 167.74 cm. Pada

bagian fabrikasi diperoleh tinggi badan diketahui bahwa pekerja yang

memiliki tinggi badan terendah yaitu 155 cm dan tertinggi yaitu 180 cm,

dengan rata-rata tinggi badan adalah 168.43 cm. Pada bagian office

diketahui bahwa pekerja yang memiliki tinggi badan terendah yaitu 155

cm dan tertinggi yaitu 187 cm, dengan rata-rata tinggi badan adalah

166.48 cm. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan lebih banyak

ditemui pekerja dengan proporsi tubuh yang seimbang antara tinggi

badan dan sitting height.

Berdasarkan hasil analisi bivariat didapatkan p value sebesar 0.001

(p value ≤ 0.05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang

berarti bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara tinggi

badan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

tahun 2015. Hasil penelitian di atas sesuai dengan penelitian Inoue

(2015) yang meneliti bahwa pekerja yang memiliki tinggi ≥ 170 cm

membawa kecenderungan untuk mengalami low back pain 1,4 kali.

Tinggi badan mempengaruhi besarnya sudut lengkung punggung.

Page 210: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

193

Semakin besar sudut lengkung yang terjadi, maka kontraksi otot dan

ligamen akan meningkat sehingga dapat melemahkan otot dan ligamen

yang menyangga tulang belakang, kondisi ini menyebabkan keluhan

NPB karena diskus vertebra dapat tergelincir yang selanjutnya memiliki

potensi menekan diskus intervetebralis dan akhirnya menekan syaraf

percabangan dari medula spinalis (Kurniawidjaja, 2014).

Melihat bahayanya tersebut maka sebaiknya pekerja lebih

memperhatikan posisi ketika bekerja serta memperhatikan posisi

punggungnya saat bekerja. Sebaiknya posisi kerja jangan terlalu

membungkuk ke depan atau ke belakang. Pekerja juga dapat melakukan

istirahat pendek selama 5-10 menit di sela-sela waktu kerja untuk

relaksasi agar otot mendapat suplai oksigen cukup dan memperbaiki

sikap kerja. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Parkes

dkk (2005), bahwa otot yang tegang dapat dipulihkan apabila ada jeda

waktu istirahat yang digunakan untuk peregangan otot. Berdasarkan hasil

temuan dilapangan, diketahui bahwa pada bagian office maupun fabrikasi

belum memiliki meja dan kursi kerja yang memperhatikan aspek

ergonomi yang memperhitungkan antropometri tubuh pekerja. Hal

tersebut sesuai dengan Mira (2009) dalam Subagya (2010), yang

menyatakan bahwa ukuran alat-alat kerja erat kaitanya dengan tubuh

penggunanya. Jika alat-alat tersebut tidak sesuai, maka tenaga kerja akan

merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja yang dapat

menimbulkan kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain akibat

melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah.

Page 211: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

194

4. Hubungan Sitting Height dengan Keluhan NPB

Proporsi ukuran tubuh antar individu-individu berbeda antara satu

individu dengan individu lainnya. Walupun berasal dari satu suku atau

ras yang sama namun ukuran proporsi tubuh tersebut dapat berbeda. Hal

tersebut dapat dilihat pada data antropometri rata-rata individu yang

diadaptasi dari Juergens (1990), didapatkan bahwa pada suku atau ras

Asia sendiri memiliki variasi ukuran tubuh yang berbeda (Grandjean dan

Kroemer, 2000). Pada pria Asia Utara memiliki rata-rata tinggi badan

159 cm dengan rata-rata tinggi badan tersebut memiliki tinggi duduk

(sitting height) sebesar 85 cm. Sedangkan pada pria Jepang memiliki

rata-rata tinggi badan 159 cm dengan rata-rata tinggi badan tersebut

memiliki tinggi duduk (sitting height) sebesar 86 cm (Grandjean dan

Kroemer, 2000). Hal tersebut menunjukan bahwa walupun memiliki

tinggi badan yang sama namun proporsi ukuran tubuh seseorang berbeda-

beda.

Berdasarkan hasil, diperoleh rata-rata sitting height 89.17 cm. Pada

bagian fabrikasi diperoleh pekerja yang memiliki sitting height terendah

yaitu 79 cm dan tertinggi yaitu 102 cm, dengan rata-rata sitting height

pekerja adalah 89.47 cm. Pada bagian office diketahui bahwa pekerja

yang memiliki sitting height terendah yaitu 79 cm dan tertinggi yaitu 99

cm, dengan rata-rata sitting height pekerja adalah 88.63 cm. Berdasarkan

hasil pengamatan di lapangan lebih banyak ditemui pekerja dengan

proporsi tubuh yang seimbang antara tinggi badan dan sitting height.

Berdasarkan hasil analisi bivariat didapatkan pvalue sebesar 0.037 (p

value ≤ 0.05), hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang berarti

Page 212: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

195

bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sitting height

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun

2015. Hasil penelitian di atas sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wicaksono (2012), yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara tinggi badan dan sitting height dengan

nyeri punggung bawah. Namun Biering Sorensen dan Haliovara dalam

penelitiannya mencoba mengaitkan antara tinggi badan atau “panjang

punggung” dengan nyeri punggung bawah namun masih belum jelas

kemaknaannya (Pheasant, 1991).

Melihat bahayanya tersebut maka sebaiknya pekerja lebih

memperhatikan posisi ketika bekerja serta memperhatikan posisi

punggungnya saat bekerja. Sebaiknya posisi kerja jangan terlalu

membungkuk ke depan atau ke belakang. Pekerja juga dapat melakukan

istirahat pendek selama 5-10 menit di sela-sela waktu kerja untuk

relaksasi agar otot mendapat suplai oksigen cukup dan memperbaiki

sikap kerja. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Parkes

dkk (2005), bahwa otot yang tegang dapat dipulihkan apabila ada jeda

waktu istirahat yang digunakan untuk peregangan otot. Berdasarkan hasil

temuan dilapangan, diketahui bahwa pada bagian office maupun fabrikasi

belum memiliki meja dan kursi kerja yang memperhatikan aspek

ergonomi yang memperhitungkan antropometri tubuh pekerja. Hal

tersebut sesuai dengan Mira (2009) dalam Subagya (2010), yang

menyatakan bahwa ukuran alat-alat kerja erat kaitanya dengan tubuh

penggunanya. Jika alat-alat tersebut tidak sesuai, maka tenaga kerja akan

Page 213: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

196

merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja yang dapat

menimbulkan kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain akibat

melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah.

5. Hubungan Persen Lemak Tubuh dengan Keluhan NPB

Persen lemak tubuh adalah perbandingan antara lemak tubuh dengan

masa tubuh tanpa lemak. Komposisi tubuh seseorang yang meliputi masa

lemak maupun masa bebas lemak akan mempengarhi kapasitas kerja.

Pada orang yang kekurangan simpanan lemak tubuh dalam jangka waktu

yang lama akan menyebabkan penurunan produktivitas kerja karena tidak

optimal dalam menerima kapasitas kerja (Loscocco, 2000; Tarwaka,

2004).

Berdasarkan hasil, diperoleh rata-rata persen lemak tubuh 23.50%.

Pada bagian fabrikasi diperoleh pekerja yang memiliki persen lemak

tubuh terendah yaitu 5.3% dan tertinggi yaitu 33.4%, dengan rata-rata

persen lemak tubuh adalah 21.11%. Pada bagian office diperoleh pekerja

yang memiliki persen lemak tubuh terendah yaitu 12.7% dan tertinggi

yaitu 48%, dengan rata-rata persen lemak tubuh adalah 27.83%.

Tingginya persen lemak tubuh juga dipengaruhi oleh kebiasaan

olahraga pekerja dimana berdasarkan hasil penelitian kebiasaan olahraga

pada kedua bagian tersebut lebih banyak memiliki kebiasaan olahraga

yang kurang. Jika dilihat dari status sosialnya pekerja pada pekerja office

PT Bakrie Metal Industries cenderung memiliki status ekonomi yang

tinggi dibandingkan dengan pekerja fabrikasi, hal itu juga dapat terlihat

dari besarnya persen lemak tubuh pada pekerja bagian office dimana

pekerja pada bagaian office memiliki persen lemak tubuh rata-rata

Page 214: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

197

27.83%. Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola

makan serta peningkatan pendapatan (sosial ekonomi) mempengaruhi

pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Syarif, 2003

dalam Hidayat dkk, 2006). Berdasarkan pengamatan dilapangan juga

diperoleh bahwa pada bagian office diperoleh rata-rata persen lemak

tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada bagian

fabrikasi dan juga persen lemak tubuh tertinggi juga ditemui pada bagian

office.

Pada variabel peresentase lemak didapatkan pvalue sebesar 0.030 (p

value ≤ 0.05), hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis diterima yang

berarti bahwa ada hubungan antara persentase lemak dengan keluhan

NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries tahun 2015.

Berdasarkan pengamatan dilapangan diperoleh bahwa pada bagian office

diperoleh rata-rata persen lemak tubuh yang lebih besar dibandingkan

dengan pekerja pada bagian fabrikasi dan juga persen lemak tubuh

tertinggi juga ditemui pada bagian office. Persen lemak tubuh pada

bagian office masih ditemui persen lemak yang melebihi kadar normal

yaitu 15-18% pada pria dan 20-25% pada wanita (Williams, 2002).

Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa kelebihan lemak yang

tersimpan dalam jaringan adiposa menyebabkan seseorang menjadi

kelebihan berat badan dan selanjutnya dapat menjadi obesitas, yang

berdampak pada penampilan menjadi kurang aktif karena sulit untuk

bergerak (Granner dkk, 2003). Lemak tubuh yang berlebihan juga

dikaitkan dengan penurunan tingkat kesegaran jasmani yang diukur

Page 215: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

198

dengan VO2 max (Depkes, 2001). Wanita mempunyai VO2 max 15-30%

lebih rendah dari laki-laki dalam hal pekerjaan fisik (Larry, 2002).

Penambahan berat badan yang disertai dengan perubahan proyeksi

central gravitasi ke depan meningkatkan beban yang ditanggung otot

paraspinal (otot punggung) dan vertebrae (ruas tulang belakang) sebagai

pengumpil. Vertebrae (ruas tulang belakang) sebagai pengumpil berada

diantara gaya otot paraspinal dengan proteksi gaya berat tubuh. Kualitas

gaya tarik otot paraspinal saat menentukan stabilitas posisi tubuh.

Peningkatan beban yang ditanggung otot paraspinal dan vertebrae

sebagai pengumpil merupakan awal dari keluhan nyeri punggung saat

berdiri. Pada kondisi kronis, tubuh melakukan kompensasi dengan

menggeser posisi vertebrae sebagai pengumpil lebih ke depan mengikuti

pergeseran central gravity dan penambahan berat tubuh. Sudut antara

ruas vertebrae berubah sehingga postur tubuh juga berubah meski tetap

mampu berdiri tegak. Contohnya pada penderita obesitas sentral dan

wanita hamil (Paryono, 2012).

Penelitian mengenai faktor antropometri dengan NPB saat ini lebih

banyak menghubungkan dengan index masa tubuh (IMT), jika

dibandingkan dengan IMT maka hasil penelitian tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Defriyan (2011), yang menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan keluhan

nyeri punggung bawah, dengan nilai p value pada penelitian tersebut

sebesar 0.077 (p value > 0.05).

Page 216: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

199

Sebaiknya perusahaan mewajibkan kepada pekerja agar melakukan

senam pagi secara rutin dan lebih memperhatikan pola makan dan jenis

makan yang dikonsumsi. Olahraga yang teratur juga memperbaiki

kualitas hidup, mencegah osteoporosis, dan berbagai penyakit rangka

serta penyakit lainnya, olahraga sangat menguntungkan karena risikonya

minimal. Program olahraga harus dilakukan secara bertahap, dimulai

dengan intensitas rendah pada awalnya untuk menghindari cedera pada

otot dan sendi (Kurniawidjaja, 2011). Serta keuntungan lain dari olahraga

terlihat pada senam aerobik selama 50 menit tiga kali seminggu dapat

mengendalikan tekanan darah dan lemak darah (Yatim, 2005). Latihan

olahraga, sebagaimana diketahui mempunyai pengaruh yang jelas pada

penurunan kadar lemak dan kolestrol dalam darah (Sumosardjuno, 1990).

6. Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan NPB

Masa kerja diukur dengan menjumlahkan total keseluhuhan masa

kerja di PT. Bakrie Metal Industries. Menurut Ohlsson dkk (1989)

melaporkan bahwa terjadinya peningkatan derajat keeratan (OR) antara

nyeri pada leher dan bahu dengan masa kerja yang bergantung pada usia

kerja. Derajat peningkatan keluhan MSDs semakin bertambah ketika

masa kerja seseorang semakin lama. Hal ini dikarenakan tingkat

endurance otot yang sering digunakan untuk bekerja akan menurun

seiring dengan lamanya seseorang bekerja. Berdasarkan tabel hasil 5.4,

dapat dilihat bahwa pada bagian fabrikasi pekerja yang memiliki masa

kerja terendah adalah 23 bulan dan pekerja yang memiliki masa kerja

terlama adalah 307 bulan (25 tahun 7 bulan), dengan rata-rata masa kerja

Page 217: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

200

pekerja adalah 92.98 bulan (7 tahun 8 bulan). Sedangkan pada bagian

office pekerja memiliki masa kerja terendah adalah 12 bulan dan pekerja

yang memiliki masa kerja terlama adalah 299 bulan (24 tahun 11 bulan),

dengan rata-rata masa kerja pekerja adalah 132.48 bulan (11 tahun 1

bulan). Distribusi dari kedua bagian tersebut adalah pekerja yang

memiliki masa kerja terendah adalah selama 12 bulan dan pekerja yang

memiliki masa kerja terlama adalah 307 bulan (25 tahun 7 bulan), dengan

rata-rata masa kerja pekerja adalah 107.1 bulan (8 tahun 11 bulan).

Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa pada bagian

fabrikasi dengan rata-rata masa kerja pekerja adalah 92.98 bulan (7 tahun

8 bulan), pekerja lebih banyak berusia ≥ 30 tahun. Pada bagian office

dengan rata-rata masa kerja pekerja adalah 132.48 bulan (11 tahun 1

bulan), pekerja lebih banyak berusia ≥ 30 tahun. Dikarenakan dengan

masa kerja yang telah cukup lama tersebut maka pekerja pada kedua

bagian tersebut telah memiliki usia ≥ 30 tahun. Hal tersebut didukung

dengan data dari Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan

(Pusdatinaker) Kota Bekasi tahun 2012, pekerja dengan usia 15-34 tahun

berjumlah 911.984 sedangkan pekerja berusia 35-55 tahun berjumlah

853.972 (Pusdatinaker, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pekerja yang berusia ≥ 30 tahun lebih banyak dari pada pekerja yang

berusia < 30 tahun.

Masa kerja merupakan faktor risiko dari suatu pekerjaan yang terkait

dengan lama bekerja. Dapat berupa masa kerja dalam suatu perusahaan

dan masa kerja dalam suatu profesi tertentu. Masa kerja merupakan

Page 218: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

201

faktor risiko yang sangat mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan

risiko terjadinya NPB. Berdasarkan hasil analisis antara faktor masa kerja

dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries

menunjukan bahwa pada kelompok pekerja yang memiliki keluhan NPB

sebanyak 63.2% memiliki masa kerja rata-rata 91.56 bulan (7 tahun 8

bulan), sedangkan kelompok pekerja yang tidak memiliki keluhan NPB

sebanyak 36.8% memiliki masa kerja rata-rata 41.02 bulan (3 tahun 5

bulan). Hasil diatas sesuai dengan teori dari Ohlsson dkk (1989), bahwa

keluhan MSDs akan semakin bertambah ketika masa kerja seseorang

bertambah juga kejenuhan baik secara fisik maupun psikis.

Berdasarkan hasil uji statistik (tabel 5.7) diperoleh p value sebesar

0.448 (P value > 0.05) hal ini menunjukkan hipotesis ditolak yang berarti

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara masa

kerja dengan keluhan NPB pada pekerja di bagian Fabrikasi PT. Bakrie

Metal Industries tahun 2015. Tidak adanya hubungan dimungkinkan

karena pekerja rata-rata memiliki masa kerja 9 tahun sehingga belum

banyak pekerja yang bekerja lebih dari 15 tahun. Hal tersebut

berdasarkan penelitian yang dilakukan Oktarisya (2009), didapatkan

bahwa sebesar 66,7% pekerja yang telah bekerja lebih dari 15 tahun telah

mengalami MSDs, diantaranya pada bagian bahu kanan dan kiri, leher

dan punggung bawah. Akibatnya keluhan NPB yang dirasakan oleh

pekerja belum terasa atau belum ada pada saat penelitian dilakukan.

Kemungkinan lainnya disebabkan karena faktor pekerjaan lebih

berpengaruh terhadap timbulnya keluhan NPB. Faktor lainnya, proses

Page 219: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

202

adaptasi dapat memberikan efek positif yang dapat menurunkan

ketegangan dan peningkatan aktivitas atau performasi kerja dan

kemungkinan pekerja telah beradaptasi dengan pekerjaannya. Serta

adanya perpindahan pekerja (rolling) dengan perusahaan Bakrie lainnya

dengan jenis pekerjaan yang sejenis pada bagian fabrikasi sehingga

menyebabkan pada bagian fabrikasi masa kerjanya terbilang lebih

singkat dibandingkan dengan bagian office.

Hasil tersebut tidak sesuai dengan yang hasil penelitian yang

dilakukan oleh Oktarisya (2009), bahwa sebesar 66,7% pekerja yang

berumur lebih dari 15 tahun telah mengalami MSDs, diantaranya pada

bagian bahu kanan dan kiri, leher dan punggung bawah. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa derajat peningkatan keluhan MSDs semakin

meningkat ketika masa kerja seseorang semakin lama, karena semakin

lama seseorang bekerja tentunya akan menerima risiko lebih besar jika

dibandingkan dengan pekerjaan yang baru. Penelitian tersebut juga tidak

sesuai dengan hasil penelitian Handayani (2011), dimana dalam

penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara masa kerja dengan keluhan MSDs, dengan nilai p value pada

penelitian tersebut sebesar 0.004 (p value ≤ 0.05), ketidaksesuaian

dikarenakan adanya perbedaan sampel dalam penelitian dimana sampel

penelitian tersebut adalah pekerja pada bagian polishing.

Namun hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Mutiah

(2013), dimana dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keluhan MSDs,

Page 220: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

203

dengan nilai p value pada penelitian tersebut sebesar 0.434 (p value >

0.005). Serta sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti

(2011), yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara masa kerja dengan keluhan MSDs pada bagian bahu, pinggang dan

kaki.

7. Hubungan Pencahayaan dengan Keluhan NPB

Pencahayaan yang tidak baik bisa menurunkan performa, bahkan

bisa membuat pekerja stres karena lingkungan kerja yang tidak baik.

Tingkat stres tinggi bisa memicu dan meningkatkan rasa nyeri NPB pada

pekerja. Selain itu, bekerja dalam kondisi cahaya yang buruk, akan

membuat tubuh beradaptasi untuk mendekati cahaya. Jika hal itu terjadi

dalam waktu yang lama akan meningkatkan tekanan pada otot bagian

atas tubuh (Bridger, 2003). Berdasarkan tabel hasil 5.4, dapat dilihat

bahwa pada bagian fabrikasi tempat kerja pekerja yang memiliki

pencahayaan terendah adalah 176 Lux dan tempat kerja pekerja yang

memiliki pencahayaan tertinggi adalah 445 Lux, dengan rata-rata

pencahayaan pada tempat kerja pekerja adalah 230.45 Lux. Sedangkan

pada bagian office tempat kerja pekerja yang memiliki pencahayaan

terendah adalah 51 Lux dan tempat kerja pekerja yang memiliki

pencahayaan tertinggi adalah 105 Lux, dengan rata-rata pencahayaan

pada tempat kerja pekerja adalah 107.59 Lux. Distribusi dari kedua

bagian tersebut adalah tempat kerja pekerja yang memiliki pencahayaan

terendah adalah 51 Lux dan tempat kerja pekerja yang memiliki

Page 221: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

204

pencahayaan tertinggi adalah 445 Lux, dengan rata-rata pencahayaan

pada tempat kerja pekerja adalah 186.80 Lux.

Intensitas cahaya di ruang kerja untuk jenis pekerjaan kasar dan terus

menerus seperti bekerja dengan menggunakan mesin dan perakitan kasar

minimal 200 Lux sedangkan untuk pekerjaan rutin seperti pekerjaan

kantor atau administrasi, tingkat pencahayaan minimal 300 Lux

(Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998).

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, masih dapat dijumpai tempat

kerja yang tidak sesuai dengan intensitas cahaya minimal di ruang kerja.

Pada bagian fabrikasi masih ditemui tempat kerja dengan pencahayaan

sebesar 176 Lux sedangkan standar minimum pencahayaannya adalah

200 Lux, tempat kerja tersebut berada di bagian fabrikasi 2 dimana

tempat kerja tersbut tidak memiliki pencahayaan yang maksimal, cahaya

hanya masuk melalui pintu yang terbuka dan tidak dilengkapi dengan

sumber pencahayaan tambahan. Sedangkan pada bagian office masih

ditemui tempat kerja dengan pencahayaan sebesar 51 Lux sedangkan

standar minimum pencahayaannya adalah 300 Lux, tempat kerja tersebut

berada pada office 2 dimana pada tempat kerja tersbut letaknya disudut

ruangan dan tidak memiliki penerangan yang memadai, sumber

pencahayaan seperti jendela juga dibiarkan tertutup seluruhnya sehingga

cahaya tidak dapat masuk ke dalam ruangan tersebut. Pada bagian office

seluruh ruang kerja responden tidak memenuhi kriteria pencahayaan

minimum pekerjaan kantor atau administrasi yaitu sebesar 300 Lux.

Page 222: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

205

Berdasarkan hasil uji statistik (tabel 5.7) diperoleh diperoleh p value

sebesar 0.042 (P value ≤ 0.05) hal ini menunjukkan bahwa hipotesis

diterima yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistk

antara pencahayaan dengan keluhan NPB pada pekerja di PT. Bakrie

Metal Industries tahun 2015. Kualitas penerangan yang tidak memadai

berefek buruk bagi fungsi penglihatan, juga untuk lingkungan sekeliling

tempat kerja, maupun aspek psikologis, yang dapat dirasakan sebagai

kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan sampai kepada

pengaruh yang terberat seperti kecelakaan. Bekerja dalam kondisi cahaya

yang buruk, akan membuat tubuh beradaptasi untuk mendekati cahaya.

Jika hal itu terjaadi dalam waktu yang lama akan meningkatkan tekanan

pada otot bagian atas tubuh (Bridger, 2003).

Melihat pentingnya pencahayaan bagi pekerja sebaiknya perusahaan

menyediakan penerangan yang cukup bagi pekerja baik itu untuk pekerja

pada bagian fabrikasi atau office. Dimana penerangan yang buruk dapat

mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja,

kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala

sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatkan kecelakaan

(Suma’mur, 1992). Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat

sumber pancahayaan buatan (jendela, ventilasi atau lampu), melakukan

tindakan pemeliharaan desain dan sumber cahaya salah satunya bisa

dilakukan dengan membersihkan lampu dan debu supaya pencahayaan

yang dihasilkan lebih optimal, diperlukan upaya pemerataan dalam

penempatan sumber pencahayaan buatan, sehingga penyebaran cahaya

Page 223: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

206

dapat lebih optimal, sehingga tidak ada sudut dan bagian area kerja yang

gelap. Sebaiknya terdapat upaya perbaikan dalam penyusunan layout

lampu pada bagian fabrikasi dan perbaikan dalam penyusunan layout

pada tempat kerja yang lebih baik dengan memperhatikan sumber

pencahayaan yang ada dalam penyusunan tersebut sehingga penyebaran

cahaya lebih optimal dan tidak ada sudut dan bagian area kerja yang

gelap.

Page 224: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

207

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries, maka didapatkan simpulan sebagai berikut:

1. Pekerja yang mengalami keluhan NPB di PT. Bakrie Metal

Industries tahun 2015 sebanyak 48 pekerja (63.2%) dari 76

pekerja. Pada bagian fabrikasi, yang mengalami keluhan NPB

sebanyak 38 pekerja (77.6%) dari 49 pekerja dan pada bagian

office yang mengalami keluhan NPB sebanyak 10 pekerja

(37.0%) dari 27 pekerja.

2. Faktor Pekerjaan

a. Faktor pekerjaan untuk postur leher yang berisiko lebih

banyak jika dibandingkan dengan postur leher yang tidak

berisiko.

b. Faktor pekerjaan untuk postur badan yang berisiko lebih

banyak jika dibandingkan dengan postur badan yang tidak

berisiko.

c. Faktor pekerjaan untuk postur kaki yang berisiko lebih banyak

jika dibandingkan dengan postur kaki yang tidak berisiko.

d. Faktor pekerjaan untuk postur lengan yang tidak berisiko

lebih banyak jika dibandingkan dengan postur lengan yang

berisiko.

Page 225: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

208

e. Berdasarkan skor akhir REBA didapatkan bahwa pekerja

dengan tingkat risiko yang diperlukan tindakan lebih banyak

jika dibandingkan dengan pekerja dengan tingkat risiko yang

mungkin diperlukan tindakan.

3. Faktor Individu

a. Pekerja dengan usia ≥ 30 tahun lebih banyak jika

dibandingkan dengan pekerja yang berusia < 30 tahun.

b. Pekerja dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak jika

dibandingkan dengan pekerja dengan jenis kelamin

perempuan.

c. Kebiasaan merokok pada pekerja lebih banyak yang merokok

jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak merokok atau

telah berhenti merokok.

d. Pekerja yang tidak memiliki riwayat NPB lebih banyak jika

dibandingkan dengan pekerja yang memiliki riwayat NPB.

e. Pekerja yang memiliki kebiasaan olahraga kurang lebih

banyak jika dibandingkan dengan pekerja yang memiliki

kebiasaan olahraga cukup.

f. Antopometri

1) Berat badan pada pekerja rata-rata 67.1 kg dengan berat

badan terendah 42.4 kg dan terbesar yaitu 105 kg

2) Lingkar pingang pada pekerja rata-rata 85.58 cm dengan

lingkar pinggang terkecil yaitu 62 cm dan terbesar 107

cm.

Page 226: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

209

3) Tinggi badan pada pekerja rata-rata 167.74 cm dengan

tinggi badan terendah yaitu 155 cm dan tertinggi yaitu187

cm.

4) Sitting height pada pekerja rata-rata 89.17 cm dengan

sitting height terendah yaitu 79 cm dan tertinggi yaitu 102

cm.

5) Persen lemak tubuh pada pekerja rata-rata 23.5% dengan

persentase lemak tubuh terendah yaitu 5.3% dan tertinggi

yaitu 48%.

g. Masa kerja pada pekerja rata-rata 107.01 bulan (8 tahun 11

bulan) dengan masa kerja terendah adalah selama 12 bulan

dan responden yang memiliki masa kerja terlama adalah 307

bulan (25 tahun 7 bulan).

4. Pencahayaan (faktor lingkungan) pada area kerja pekerja rata-rata

186.8 Lux dengan pencahayaan terendah adalah 51 Lux dan

tempat kerja responden yang memiliki pencahayaan tertinggi

adalah 445 Lux.

5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan NPB pada

pekerja PT. Bakrie Metal Industries adalah variabel faktor

pekerjaan (skor leher, skor badan, dan skor akhir REBA), jenis

kelamin, antopometri (tinggi badan, persentase lemak tubuh, dan

sitting height), dan pencahayaan.

6. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan keluhan NPB pada

pekerja PT. Bakrie Metal Industries antara lain variabel faktor

Page 227: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

210

pekerjaan (skor kaki dan skor lengan), usia, kebiasaan merokok,

riwayat NPB, kebiasaan olahraga, antopometri (berat badan dan

lingkar pinggang), dan masa kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

terhadap pekerja di PT. Bakrie Metal Industries, peneliti mengemukakan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Pekerja

a. Pekerja sebaiknya melakukan istirahat disaat sudah mulai

merasakan keluhan pada otot tubuh dan memperbaiki sikap kerja.

b. Pekerja sebaiknya mengikuti senam pagi di perusahaan dan lebih

memperhatikan pola makan dan jenis makan yang dikonsumsi.

c. Pekerja sebaiknya memperhatikan posisi tubuhnya saat bekerja

dan segera memperbaiki sikap kerjanya jika sikap kerja tersebut

dirasa dapat memimbulkan keluhan pada otot.

2. Bagi Perusahaan

a. Perusahaan dapat membuat himbauan agar pekerja diperbolehkan

melakukan istirahat pada satu waktu dalam periode jam kerjanya

disaat pekerja sudah mulai merasakan keluhan pada otot tubuh

dan mewajiban senam pagi kepada seluruh pekerja serta

melakukan pengawasan terhadap pekerjanya selama kegiatan

senam pagi sampai kesadaran melakukan senam melekat dan

membudaya pada pekerja.

Page 228: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

211

b. Secara administratif dapat dilakukan dengan memberikan

pelatihan atau training pada pekerja mengenai risiko pekerjaan

dan tata cara bekerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi serta

pihak perusahaan dapat membuat SOP yang dapat digunakan oleh

pekerja untuk menciptakan sistem kerja yang aman, nyaman, dan

tetap sehat pagi pekerja saat bekerja.

c. Perusahaan sebaiknya menyediakan bantalan yang dapat

berfungsi menyokong pinggang dan punggung guna

meminimalisir keluhan NPB pada pekerja office.

d. Perusahaan dapat mempertimbangkan adanya meja dan kursi

kerja yang memperhatikan aspek ergonomi yang

memperhitungkan antropometri tubuh pekerja

e. Memberikan sumber pencahayaan buatan (jendela, ventilasi atau

lampu) dan melakukan tindakan pemeliharaan desain dan sumber

cahaya salah satunya bisa dilakukan dengan pembersihan lampu

dari debu supaya pencahayaan yang dihasilkan lebih optimal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi keluhan

NPB pada saat mulai bekerja dan setelah bekerja untuk

memastikan bahwa NPB tersebut akibat pekerjaan.

b. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lainnya

untuk mengukur risiko ergonomi bagian tubuh yang

diakibatkan oleh pekerjaan.

Page 229: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

212

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lainnya

seperti faktor lingkungan (getaran dan kebisingan), lemak

viseral dan faktor psikososial.

Page 230: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

213

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, H. 2006. Gambaran Aktivitas Material Manual Handling dengan Risiko

Terjadinya Low Back Pain di PT. Lintas Aman Tormos, Bogor, 2006.

Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Ariani, T. 2009. Gambaran risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) dalam

Pekerjaan Manual Handling pada Buruh Angkut Barang (Porter) di Stasiun

Kereta Jatinegara Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Ariawan, I. 1998. Besar dan Metode pada Sampel Penelitian Kesehatan. Jurusan

Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Asriadi. dkk. 2011. Karyawan PT. International Nickel Indonesia, Tbk Terkena

Low Back Pain? Bagaimana Karakteristiknya?. Jurnal MKMI, 7, 1, 52-60.

Ayuningtyas, S. 2012. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Risiko Nyeri

Punggung Bawah (NPB) pada Karyawan PT. Krakatau Steel di Cilegon

Bantem. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Barry, Levy, dan Wegman D. 2000. Ocupational Health: Recognizing And

Preventing Work-Related Disease And Injury, Fourth Edition. Philadelpia:

Lippincott Williams and Wilkins.

Beeck, R., dan Hermans, V. 2000. Research Work-Related Low Back Disorder.

Begium: European Agency for Safety and Health at Work.

Bridger, R. 2003. Introduction To Ergonomic, International Editions. Singapore:

McGraw-Hill Book Co.

Bureau of Labor Statistic. 2013. Nonfatal Occupational Injuries and Illnesses

Requiring Days Away From Work, 2012. USA: News Release.

Bureau of Labor Statistic. 2007. Musculoskeletal Disorders and Days Away From

Work in 2007. USA: News Release.

Page 231: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

214

Bustan, M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.

Cianflocco, A. 2013. Low Back Pain. Diakses:

http://www.merckmanuals.com/home/bone-joint-and-muscle-disorders/low-

back-and-neck-pain/low-back-pain pada tanggal 11 Mei 2015.

Croasmun, J. 2003. Link Reported Between Smoking and MSDs. Diakses:

https://ergoweb.com/link-reported-between-smoking-and-msds/ pada

tanggal 11 Mei 2015.

Defriyan. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri

Punggung Bawah pada Proses Penyulaman Kain Tapis di Sanggar Family

Art Bandar Lampung tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Depkes RI. 2001. Pedoman Pengukurn Kesegaran Jasmani. Jakarta: Depkes RI.

Dewayani, M. 2006. Hubungan Antara Beban Otot Statis dengan Nyeri Leher

pada Penjahit di Sentra Industri Konveksi Kec. Pendan, Klaten. Skripsi.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponogoro Semarang.

Effendi, F. 2007. Ergonomi Bagi Pekerja Sektor Informal. Cermin Dunia

Kedokteran (CDK), 34,1, 9-12.

Ehrlich, G. 2003. Low Back Pain. Bulletin of the Wordl Health Organization

2003, 81 (9), 671 – 679.

Ekawati, Rivai, dan Jayanti. 2014. Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi dan Masa

Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Pekerja Pemecah Batu. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 2, 3, 227-231.

European Agency for Safety and Health at Work. 2008. Work-related

Musculoskeletal Disorder: Prevention Report. Diakses:

https://osha.europa.eu/en/publications/reports/en_TE8107132ENC.pdf pada

11 Mei 2015.

Evans, W. 1996. Reversing Sarcopenia: How Weight Training Can Build Strength

and Vitality. Geriatrics. Diakses dari :

http://www.ergoweb.com/forum/index.cfm?page=topic&topicID=5022 pada

tanggal 17 Mei 2015.

Page 232: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

215

Everett, C. 2010. Mechanical Low Back Pain. Diakses:

http://emedicine.medscape.com/article/310353-overview pada tanggal 11

Mei 2015.

Gallagher, S. 2008. Reducing Low Back Pain and Disability in Mining.

Pittsburgh: NIOSH.

Grandjean, E. 1993. 4th

Edition. Fitting The Task to The Man. Taylor & Francis.

Inc: London.

Grandjean, E dan Kroemer, K. 2009. Fitting the Task to the Human, Fifth Edition.

Philadelphia: Taylor&Francies-Library.

Granner Dk, dkk. 2003. Biokimia Herper Edisi 25. Jakarta: EGC.

Haldeman, S. dkk. 2002. An Atlas of Back Pain. USA: The Parthenon Publishing

Group.

Halim, F dan Tana, L.,. 2011. Determinan Nyeri Pinggang pada Tenaga

Paramedis di Beberapa Rumah Sakit di Jakarta. Jurnal Indonesia Medical

Association, 61, 4, 155 – 160.

Handayani, W. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto

Indonesia. Tbk Tanggerang Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedoteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hastono, S., dan Sabri, L. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Press.

Heuch I, Heuch I, Hagen K, dan Zward JA. 2015. Association Between Body

Height and Chronic Low Back Pain: A Follow-up in The Nord-Trøndelag

Health Study. BMJ, 5, 1-6.

Hendra dan Raharjo, S. 2008. Risiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal

Disorders (MSDs) pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. Depok: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hidayat, Hidayati, dan Irawan. 2006. Obesitas pada Anak. Buletin Pediatrik

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Surabaya.

Page 233: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

216

Humantech linc. 1995. Humanctech Applied Ergonomis Training Manual.

Prepared for Protecter & Gamble Inc., 2nd Ed. Barkeley Vale. Australia

Idyan, Z. 2008. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan Low

Back Pain. Diakses: http://inna-ppni.or.id./ pada tanggal 15 Mei 2015.

Inoue, G. dkk. 2015. The Prevalence and Characteristics of Low Back Pain

Among Sitting Workers in a Japanese Manufacturing Company. Journal of

Orthopaedic Science, 20, 23-30.

Janssen, dan Clarke. 2013. Is the Frequency of Weekly Moderate to Vigorous

Physical Activity Associated with The Metabolic Syndrome in Canadian

Adults?. Journal Applied Physiology, Nutrition and Metabolism, 38, 7,

773-778.

Jatmikawati. 2006. Analisis Risiko Ergonomi yang Berhubungan dengan Kejadian

Nyeri Punggung Bawah pada Pengemudi Taksi X. Tesis. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Karwowski, W dan Marras, W. 2006. Fundamentals And Assessment Tools For

Occupational Ergonomics. USA: CRC Press.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2012. Profil

Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2013. Perilaku

Merokok Masyarakat Indonesia (Berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2013).

Jakarta : IndoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja.

Koesyanto, H. 2013. Masa Kerja dan Sikap Duduk Terhadap Nyeri Punggung.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9, 1.

Kurniawidjaja, L. 2011. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Depok: Universitas

Indonesia Press.

Kurniawidjaja, L. 2014. Pengembalian Risiko Ergonomi Kasus Low Back Pain

pada Perawat Rumah Sakit. Jurnal MKB, 46, 4.

Page 234: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

217

Larry AT dan Marshall JK. 2002. Dietary Fat and Body Fat: a Multivariate Study

of 205 Adult Females. Am J Clin Nutr, 56, 4, 616-622.

Lingga, G. 2011. Media Relations Officer ILO. Jakarta.

Loscocco, KA dan Spitze, G. 2000. Working Condirions, Social Support, and The

Well-Being of Female and Male Factory Workers. Journal of Health and

Social Behavior, 31, 4, 313-327.

Maher, Salmond dan Pellino. 2002. Low Back Syndrome. Philadelpia: FA Davis

Company.

McCaffery, M & Beebe, A. 1993. Pain: Clinical Manual for Nursing Practice.

Baltimore: V.V Mosby Company.

McCarthy, A. 1995. Kiat Menjadi Ramping dan Tetap Bugar: Petunjuk Praktis

untuk Hidup Sehat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Meliala, L. dkk. 2004. Nyeri Neuropatik: Patofisiologi dan Penatalaksanaan.

Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.

Munir, S. 2012.Analisis Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bagian Final

Packing dan Part Supply di PT. X tahun 2012. Tesis. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Mutiah, A. dkk. 2013. Analisis Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs)

dengan The BRIEF Survey dan Karakteristik Individu terhadap Keluhan

MSDs Pembuat Wajan di Desa Cepogo Boyolali. Jurnal Kesehatan

Masyarakat, 2, 2.

Nigel, E dan McAtamney, L. 1993. RULA: A Survey Method for The

Investigation of Work-Related Upper Limb Disorder. Applied ergonomic,

24, 91-98.

NIOSH. 2013. Summary of NIOSH Back Belt Studies: Ergonomics and

Musculoskeletal Disorder. Diakses:

http://www.cdc.gov/niosh/topics/ergonomics/beltsumm.html pada tanggal 4

Desember 2015.

Page 235: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

218

North American Spine Society. 2009. Chronic Low Back Pain. North American:

NASS.

Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Noviyanti. 2011. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dan Individu dengan

Keluhan Musculoskeletal Segmen Bahu, Pinggang dan Kaki pada Pekerja

Welding Repair PT. Komatsu Indonesia. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Diponogoro Semarang.

Nursatya, M. 2008. Risiko MSDs pada Pekerja Catering di Pusaka Nusantara

Jakarta Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Oborne, D 1995. Ergonomic at Work Human Factor in Design and Development.

John Wiley and Sons Itd : Chicester.

Ohlsson K, dkk. 1989. Self-Report Symptoms in the Neck and The Upper Limbs

of Female Assembly Workers. Scand J Work Environ Health, 15, 1, 75 –

80.

Oktarisya, M. 2009. Tinjauan Faktor Risiko MSDs pada Pekerja Departemen

Operasional, PT. Repex, HLPA Station 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia.

Parkes, KR. dkk. 2005. Musculoskeletal Disorders, Mental Health and The Work

Environment. Department of Experimental: Psychology, University Oxford.

Paryono. 2012. Postur pada Wanita Hamil. Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit

Berumber Binatang Banjarnegara, 8, 1, 26-29.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/MEN/1981 tentang

Kewajiban Melaporkan Penyakit Akibat Kerja.

Pheasant, S. 1991. Ergonomics, Work and Health. Maryland. Aspen Publishers,

Insc : Maryland, Gaithersburg.

Page 236: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

219

Prasetyo, B., dan Jannah, L. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Pratiwi. 2009. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri

Punggung Bawah pada Pengual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan

Indonesia, 4, 1, 61-67.

PT. Bakrie Metal Industries. 2009. Prosedur ISO 9001:2008 Manual Mutu

(BMI/I/MM/01).

Purnamasari, H. 2010. Overweight sebagai Faktor Risiko Low Back Pain pada

Pasien Poli Saraf Prof. Dr, Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of

Health, 4, 26-32.

Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan (Pusdatinaker). 2012. Penduduk Usia

Kerja Menurut Golongan Umur dan Daerah. Diakses:

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id pada tanggal 17 November

2015.

Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan (Pusdatinaker). 2012. Penduduk yang

Bekerja menurut Jenis Pekerjaan/Jabatan dan Jenis Kelamin. Diakses:

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id pada tanggal 17 November

2015.

Riyadina W., Suharyanto, F., dan Tana, L. 2008. Keluhan Nyeri Muskulpskeletal

pada Pekerja Industri di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Journal of

The Indonesian Medical Association, 58, 8-12.

Samara. dkk. 2005. Duduk Statis sebagai Faktor Risiko Terjadinya Nyeri

Punggung Bawa pada Pekerja Perempuan. Universa Medicina, 24, 2, 73 –

79.

Shocker, M. 2008. Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back Massage

terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis.

Soeharso. 1978. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia

Medica.

Spaulding, S. 2008. Ergonomic For Therapists. Missouri: Mosby Inc.

Page 237: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

220

Stanton, N,. dkk. 2006. Handbook of Human factors and Ergonomics Methods.

Washington: CDC Press.

Subagya, A. 2010. Pengaruh Stasiun Kerja Terhadap Keluhan Otot-Otot Skeletal

Pekerja Laki-laki pada Kantor Administrasi Dokumen Building PT.

Krakatau Steel Cilegon. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Suma’mur, P.K, 1989. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:

PT. Gunung Agung.

Suma’mur, P.K, 1992. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.

Gunung Agung.

Sumosardjuno, S. 1990. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Solo: Harapan Press.

Tarwaka. dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan

Produktivitas. Surabaya: UNIBA Press.

Tulaar, A. 2008. Nyeri Leher dan Punggung. Majalah Kedokteran Indonesia, 58,

5, 169-180.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Wahyudi, B. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita.

Wicaksono, B. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Nyeri

Punggung Bawah pada Bidan saat Menolong Proses Persalinan (Studi di

RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya).

Williams, M. 2002. Nutrition for Health, Fitnes and Sport.The Mc Graw-Hill

companies, Inc.

World Health Organization (WHO). 2001. Occupational Health A Manual for

Primary Health Care Workers. Cairo: World Health Organization (WHO).

Page 238: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

221

World Health Organization (WHO). 2008. Waist Circumference and Waist-Hip

Ratio: Report of A WHO Expert Consultation. Geneva: Wordl Health

Organization (WHO).

Xiang, H. dkk. 2000. Agricultural Work-Related Injuries Among Farmers in

Hubei, People’s republic of China. American Journal of Public Health, 90,

1296-1276.

Xiao, G. 2012. Smoke-Induced Signal Molecules in Bone Marrow Cells from

Altered Low-Density Lipoprotein Receptor-Related Protein 5 Mice.

Journal of Proteome Research, 11, 7.

Yatim, F. 2005. 30 Gangguan Masalah Kesehatan pada Anak Usia Sekolah.

Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Yu, W. dkk. 2012. Work-related Injuries and Musculoskeletal Disorders among

Factory Workes in a Major City of China. Accident Analysis and

Prevention, 48, 457-463.

Zulfiqor, TZ. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Musculosceletal Disorders pada Welder di Bagian Fabrikasi PT. Caterpillar

Indonesia Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 239: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

222

LAMPIRAN

Page 240: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

223

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ............................................................. 224

Lampiran 1.1 Kuesioner Penelitian ............................................ 224

Lampiran 1.2 Gambar Nordic Body Maps (NBM) ..................... 228

Lampiran 1.3 Form REBA ......................................................... 231

Lampiran 2 Postur Tubuh Pekerja ........................................... 232

Lampiran 2.1 Postur Tubuh Pekerja pada Bagian Fabrikasi ...... 232

Lampiran 2.2 Postur Tubuh Pekerja Pada Bagian Office ........... 238

Lampiran 3 Denah Titik Sampel Pengukuran Faktor

Lingkungan (Pencahayaan) .................................. 241

Lampiran 3.1 Denah Ruang QHSE (Office) ............................... 241

Lampiran 3.2 Denah Ruang Foreman Galvanize (Office) ......... 241

Lampiran 3.3 Denah Ruang Security (Office) ............................ 242

Lampiran 3.4 Denah Ruang Storage(Office) .............................. 242

Lampiran 3.5 Denah Office 1 ..................................................... 243

Lampiran 3.6 Denah Office 2 ..................................................... 244

Lampiran 3.7 Denah Fabrikasi 2 ................................................ 245

Lampiran 3.8 Denah Fabrikasi 3 ................................................ 247

Lampiran 3.9 Hasil Pengukuran Faktor Lingkungan

(Pencahayaan) pada Ruang Kerja Pekerja di PT.

Bakrie Metal Industries ........................................ 249

Lampiran 4 Output Analisis Data ............................................ 251

Lampiran 4.1 Output Analisis Data Univariat ............................ 251

Lampiran 4.2 Output Analisi Data Bivariat ............................... 263

Lampiran 5 Surat Izin penelitian dan Pengambilan Data ........ 274

Page 241: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

224

Lampiran 1

KUESIONER

Lampiran 1.1

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) PADA PEKERJA DI PT. BAKRIE

METAL INDUSTRIES TAHUN 2015

Oleh

Nama : Febriana Maizura

NIM : 1111101000106

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera

Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sedang melakukan penelitian. Hasil

penelittian ini merupakan tugas akhir dari peneliti untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon dengan segala kerendahan

hati agar kiranya Bapak/Saudara bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi

pertanyaan berikut. Kejujuran Bapak/Saudara dalam menjawab pertanyaan sangat

saya hargai.

Ucapan terimakasih yang sebesarnya saya ucapkan atas bantuan dan

partisispasi Bapak/Saudara dalam mengisi kuesioner ini.

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : P / L

3. Tanggal Lahir :

4. No. HP :

5. Pabrik/Office :

6. Bagian/Divisi :

7. Berat badan : ............... kg (diukur oleh peneliti)

Page 242: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

225

Lingkar pinggang : ............... cm (diukur oleh peneliti)

8.

Tinggi Badan : ............... cm (diukur oleh peneliti)

Sitting Height : ............... cm (diukur oleh peneliti

9. % lemak : ............... % (diukur oleh peneliti)

10. Status Pendidikan : ............................................. tahun

11. Pencahayaan : ............... Lux (diukur oleh peneliti)

B. Masa Kerja

No. Pertanyaan/Pernyataan Jawaban Kode (diisi oleh

peneliti)

1.

Kapan anda mulai bekerja di PT.

Bakrie Metal Industries? (sebutkan

sejak bulan dan tahun berapa)

B1 [ ]

2. Sudah berapa lama anda bekerja di

PT. Bakrie Metal Industries? Bulan B2 [ ]

3.

Apakah sebelumnya anda pernah

bekerja di bagian yang sama di

perusahaan lain?

a. Ya

b. Tidak (SELESAI)

B3 [ ]

4.

Berapa lama anda bekerja di bagian

yang sama pada perusahaan

sebelumnya?

Bulan B4 [ ]

5.

Sebutkan jenis pekerjaan anda

sebelumnya?

B5 [ ]

6.

Apakah pekerjaan sebelumnya

mempunyai potensi bahaya terhadap

otot dan tulang anda?

a. Ya

b. Tidak

B6 [ ]

Page 243: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

226

C. Kebiasaan Merokok

No. Pertanyaan/Pernyataan Jawaban Kode (diisi oleh

peneliti)

1.

Apakah anda perokok?

a. Ya

b. Pernah (sudah berhenti

merokok)

c. Tidak pernah (SELESAI)

C1 [ ]

2. Berapa batang rokok yang anda

habiskan setiap hari? Batang C2 [ ]

3.

Dalam seminggu, rata-rata anda

merokok?

a. Setiap hari e. 3 hari

b. 6 hari f. 2 hari

c. 5 hari g. 1 Hari

d. 4 hari

C3 [ ]

4. Sudah berapa lama anda merokok? minggu/

bulan C4 [ ]

5. Kapan terakhir anda merokok? (BAGI

YANG PERNAH MEROKOK)

Bulan yang

lalu

C5 [ ]

D. Kebiasaan Olahraga

No. Pertanyaan/Pernyataan Jawaban Kode (diisi oleh

peneliti)

1.

Apakah anda selalu melakukan

olahraga di rumah/tempat tinggal (di

luar perusahaan)?

a. Ya

b. Tidak

D1 [ ]

2.

Apakah anda mengikuti senam pagi di

Perusahaan?

a. Ya

b. Tidak

D2 [ ]

3.

Dalam sehari, berapa lama anda

melakukan olahraga di rumah/tempat

tinggal?

Menit/hari D3 [ ]

4.

Dalam seminggu, berapa kali anda

melakukan olahraga di rumah/tempat

tinggal?

Kali D4 [ ]

Page 244: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

227

E. Keluhan NPB

No. Pertanyaan/Pernyataan Jawaban Kode (diisi oleh

peneliti)

1. Apakah sebelum anda bekerja di PT.

Bakrie Metal Industries, anda pernah

mengalami masalah pada otot dan

tulang?

a. Ya, pernah (SELESAI)

b. Tidak pernah

E1 [ ]

2. Apakah saat anda bekerja di PT.

Bakrie Metal Industries, anda pernah

mengalami masalah pada otot dan

tulang?

a. Ya, pernah

b. Tidak pernah

E2 [ ]

3. Sebutkan pada bagian apa saja

(LIHAT LAMPIRAN 2)

Page 245: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

228

Lampiran 1.2

GAMBAR NORDIC BODY MAPS (NBM)

Sumber: Tarwaka, 2010

Page 246: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

229

No. Lokasi Rasa Sakit Tingkat

Keluhan

Sejak kapan

keluhan dirasakan

Waktu

Timbulnya

0. Leher atas

1. Tengkuk

2. Bahu kiri

3. Bahu kanan

4. Lengan atas kiri

5. Punggung

6. Lengan atas kanan

7. Pinggang

8. Pinggul

9. Bokong

10. Siku kiri

11. Siku kanan

12. Lengan bawah kiri

13. Lengan bawah

kanan

14. Pergelangan tangan

kiri

15. Pergelangan tangan

kanan

16. Tangan kiri

17. Tangan kanan

18. Paha kiri

19. Paha kanan

20. Lutut kiri

21. Lutut kanan

22. Betis kiri

23. Betis kanan

24. Pergelangan kaki

kiri

Page 247: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

230

No. Lokasi Rasa Sakit Tingkat

Keluhan

Sejak kapan

keluhan dirasakan

Waktu

Timbulnya

25. Pergelangan kaki

kanan

26. Kaki kiri

27. Kaki kanan

Keterangan:

1. Tingkat keluhan:

1. Tidak

nyeri

2. Nyeri

ringan

2. Nyeri

sedang

3. Nyeri parah

2. Sejak kapan keluhan dirasakan:

1. ≤ satu tahun terakhir 2. > satu tahun terakhir

3. Waktu timbulnya:

1. Saat bekerja 2. Setelah bekerja 3. Malam hari/saat istirahat

Page 248: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

231

Lampiran 1.3

FORM REBA

Page 249: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

232

Lampiran 2

POSTUR TUBUH PEKERJA

Lampiran 2.1

POSTUR TUBUH PEKERJA PADA BAGIAN FABRIKASI

1.

Proses Fit Up

2.

Proses Punching & Drilling

3.

Proses Punching & Drilling

4.

Proses Punching &

Drilling

5.

Proses Cutting

6.

ProsesWelding

7.

Proses Punching & Drilling

8.

Proses Cutting

9.

ProsesWelding

Page 250: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

233

10.

Proses Punching &

Drilling

11.

Proses Pengukuran Material

12.

Proses Material Finish

13.

Proses Welding

14.

Proses Welding

15.

Proses Material Finish

16.

Proses Pengukuran

Material

17.

Proses Welding

18.

Proses Pengukuran Material

Page 251: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

234

19.

Proses Punching &

Drilling

21.

Proses Material Finish

22.

Proses Material Finish

23.

Proses Punching &

Drilling

25.

Proses Punching & Drilling

26.

Proses Welding

27.

Proses Punching & Drilling

28.

Proses Welding

29.

Proses Welding

Page 252: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

235

30.

Proses Fit Up

31.

Proses Pengukuran Material

33.

Proses Welding

34.

Proses Welding

35.

Proses Punching & Drilling

36.

Proses Punching & Drilling

Page 253: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

236

37.

Proses Punching &

Drilling

38.

Proses Material Finish

39.

Proses Welding

40.

Proses Punching &

Drilling

41.

Proses Punching & Drilling

42.

Proses Pemindahan Material

43.

Proses Pengukuran

Material

44.

Proses Welding

45.

Proses Material Finish

Page 254: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

237

46.

Proses Pengukuran

Material

47.

Proses Pengukuran Material

48.

Proses Punching & Drilling

49.

Proses Welding

50.

Proses Pengukuran Material

51.

Proses Punching & Drilling

52.

Proses Punching & Drilling

Page 255: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

238

Lampiran 2.2

POSTUR TUBUH PEKERJA PADA BAGIAN OFFICE

20.

Department HRD

24.

Department Procurement

32.

Department Engineering

53.

Department Procurement

54.

Department

Finance&Accounting

55.

Department Procurement

56.

Department Procurement

57.

Department

Finance&Accounting

58.

Department Procurement

Page 256: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

239

59.

Department Commercial

60.

Department HRD

61.

Department Maintenance

62.

Department IT

63.

Department Procurement

64.

Department IT

65.

Department Personnel&GA

66.

Department Personnel&GA

67.

Department HRD

Page 257: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

240

68.

Department Procurement

69.

Department Store

70.

Department Store

71.

Department Store

72.

Department Store

73.

Department Procurement

74.

Department Store

75.

Department IT

76.

Department Procurement

*penomoran berdasarkan nomor sampel

Page 258: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

241

Lampiran 3

DENAH TITIK SAMPELPENGUKURAN FAKTOR LINGKUNGAN

(PENCAHAYAAN)

Lampiran 3.1

DENAH RUANGAN QHSE (OFFICE)

Skala 1:100

Lampiran 3.2

DENAH RUANGAN FOREMAN GALVANIZE (OFFICE)

Skala 1:100

Page 259: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

242

Lampiran3.3

DENAH RUANGAN SECURITY (OFFICE)

Skala 1:100

Lampiran 3.4

DENAH RUANGAN STORAGE (OFFICE)

Skala 1:200

Page 260: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

243

Lampiran 3.5

DENAH OFFICE 1

Skala 1:100

Page 261: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

244

Lampiran 3.6

DENAH OFFICE 2

Skala 1:150

Page 262: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

245

Lampiran 3.7

DENAH FABRIKASI 2

Skala 1:350

Page 263: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

246

Page 264: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

247

Lampiran 3.8

DENAH FABRIKASI 3

Skala 1:250

Page 265: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

248

Page 266: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

249

Lampiran 3.9

Hasil Pengukuran Faktor Lingkungan (Pencahayaan) pada Ruang Kerja Pekerja di

PT. Bakrie Metal Industries

No LOKASI PENGUKURAN/TITIK PENGUKURAN RATA-

RATA I II III

FABRIKASI 2

1. Pekerja 1 182 180 175 179

2. Pekerja 6 181 181 179 180

3. Pekerja 7 183 181 182 182

4. Pekerja 8 301 305 309 305

5. Pekerja 9 186 184 185 185

6. Pekerja 10 184 186 185 185

7. Pekerja 12 206 204 205 205

8. Pekerja 13 190 176 183 189

9. Pekerja 14 211 200 189 200

10. Pekerja 15 182 186 184 184

11. Pekerja 16 190 188 186 188

12. Pekerja 17 183 183 180 182

13. Pekerja 18 179 179 179 179

14. Pekerja 19 179 181 180 180

15. Pekerja 21 172 176 180 176

16. Pekerja 22 176 175 177 176

17. Pekerja 26 215 200 218 211

18. Pekerja 28 173 175 180 176

19 Pekerja 29 180 178 179 179

20. Pekerja 30 213 211 212 212

21. Pekerja 31 211 211 211 211

22. Pekerja 33 282 281 280 281

23. Pekerja 34 303 302 304 203

24. Pekerja 35 196 194 195 195

25. Pekerja 36 209 210 214 211

26. Pekerja 37 314 315 316 315

27. Pekerja 38 292 291 293 292

28. Pekerja 39 254 256 252 254

29. Pekerja 40 221 221 221 221

30. Pekerja 41 181 179 180 180

31. Pekerja 43 199 201 200 200

32. Pekerja 44 198 201 201 200

33. Pekerja 45 248 244 246 246

34. Pekerja 46 187 185 183 185

35. Pekerja 47 205 207 206 206

36. Pekerja 49 202 202 202 202

FABRIKASI 3

37. Pekerja 2 292 294 293 293

38. Pekerja 3 175 176 174 175

39. Pekerja 4 178 174 176 176

40. Pekerja 5 445 444 446 445

41. Pekerja 11 400 401 399 400

42. Pekerja 23 315 315 315 315

43. Pekerja 25 316 317 315 316

Page 267: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

250

No LOKASI PENGUKURAN/TITIK PENGUKURAN RATA-

RATA I II III

44. Pekerja 27 307 306 305 306

45. Pekerja 42 312 312 311 312

46. Pekerja 48 299 301 300 300

47. Pekerja 50 189 189 189 189

48. Pekerja 51 290 290 290 290

49. Pekerja 52 179 181 180 180

OFFICE 1

50. Pekerja 55 51 50 52 51

51. Pekerja 59 101 102 100 101

52. Pekerja 60 107 107 107 107

53. Pekerja 67 127 126 128 127

OFFICE 2

54. Pekerja 20 107 106 107 107

55. Pekerja 54 100 101 102 102

56. Pekerja 56 99 98 97 98

57. Pekerja 57 105 105 104 105

58. Pekerja 58 102 102 102 102

59. Pekerja 62 107 106 107 107

60. Pekerja 63 108 107 106 107

61. Pekerja 64 95 95 95 95

62. Pekerja 68 102 101 103 102

63. Pekerja 75 103 102 103 103

RUANG FOREMAN GALVANIZE

64. Pekerja 24 106 108 107 107

RUANG QHSE

65. Pekerja 53 103 107 105 105

66. Pekerja 72 105 105 104 105

67. Pekerja 73 106 105 105 105

68. Pekerja 74 68 68 68 68

RUANG STORAGE

69. Pekerja 32 126 125 126 126

70. Pekerja 61 117 117 117 117

71. Pekerja 69 121 120 120 120

72. Pekerja 70 117 117 116 117

73. Pekerja 71 114 112 113 113

RUANG SECURITY

74. Pekerja 65 150 149 150 150

75. Pekerja 66 91 90 89 90

76. Pekerja 76 150 150 150 150

Page 268: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

251

Lampiran 4

OUTPUT ANALISIS DATA

Lampiran 4.1 Output Analisi Data Univariat

a. Keluhan NPB NPBfixbaru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada keluhan 48 63.2 63.2 63.2

Tidak ada keluhan 28 36.8 36.8 100.0

Total 76 100.0 100.0

NPBfixbaru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada keluhan 38 77.6 77.6 77.6

Tidak ada keluhan 11 22.4 22.4 100.0

Total 49 100.0 100.0

NPBfixbaru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada keluhan 10 37.0 37.0 37.0

Tidak ada keluhan 17 63.0 63.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

b. Skor Leher SkorLeher2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 47 61.8 61.8 61.8

Tidak berisiko 29 38.2 38.2 100.0

Total 76 100.0 100.0

SkorLeher2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 42 85.7 85.7 85.7

Tidak berisiko 7 14.3 14.3 100.0

Total 49 100.0 100.0

SkorLeher2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 5 18.5 18.5 18.5

Page 269: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

252

Tidak berisiko 22 81.5 81.5 100.0

Total 27 100.0 100.0

c. Skor Badan Skorbadan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 65 85.5 85.5 85.5

Tidak berisiko 11 14.5 14.5 100.0

Total 76 100.0 100.0

Skorbadan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 48 98.0 98.0 98.0

Tidak berisiko 1 2.0 2.0 100.0

Total 49 100.0 100.0

Skorbadan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 17 63.0 63.0 63.0

Tidak berisiko 10 37.0 37.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

d. Skor Kaki SkorKaki2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 44 57.9 57.9 57.9

Tidak berisiko 32 42.1 42.1 100.0

Total 76 100.0 100.0

SkorKaki2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 17 34.7 34.7 34.7

Tidak berisiko 32 65.3 65.3 100.0

Total 49 100.0 100.0

SkorKaki2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 27 100.0 100.0 100.0

Page 270: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

253

e. Skor Lengan SkorLengan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 5 6.6 6.6 6.6

Tidak berisiko 71 93.4 93.4 100.0

Total 76 100.0 100.0

SkorLengan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berisiko 5 10.2 10.2 10.2

Tidak berisiko 44 89.8 89.8 100.0

Total 49 100.0 100.0

SkorLengan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak berisiko 27 100.0 100.0 100.0

f. Skor Akhir REBA REBA2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 70 92.1 92.1 92.1

2 6 7.9 7.9 100.0

Total 76 100.0 100.0

REBA2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 46 93.9 93.9 93.9

2 3 6.1 6.1 100.0

Total 49 100.0 100.0

REBA2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 24 88.9 88.9 88.9

2 3 11.1 11.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 271: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

254

g. Usia KategoriUsia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >= 30 tahun 58 76.3 76.3 76.3

< 30 tahun 18 23.7 23.7 100.0

Total 76 100.0 100.0

KategoriUsia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >= 30 tahun 38 77.6 77.6 77.6

< 30 tahun 11 22.4 22.4 100.0

Total 49 100.0 100.0

KategoriUsia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >= 30 tahun 20 74.1 74.1 74.1

< 30 tahun 7 25.9 25.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

h. Jenis Kelamin Jenis Kelamin :

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 7 9.2 9.2 9.2

Laki-laki 69 90.8 90.8 100.0

Total 76 100.0 100.0

Jenis Kelamin :

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 49 100.0 100.0 100.0

Jenis Kelamin :

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 7 25.9 25.9 25.9

Laki-laki 20 74.1 74.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 272: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

255

i. Kebiasaan Merokok KebiasaanRokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Merokok 57 75.0 75.0 75.0

Tidak merokok atau telah berhenti

19 25.0 25.0 100.0

Total 76 100.0 100.0

KebiasaanRokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Merokok 41 83.7 83.7 83.7

Tidak merokok atau telah berhenti

8 16.3 16.3 100.0

Total 49 100.0 100.0

KebiasaanRokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Merokok 16 59.3 59.3 59.3

Tidak merokok atau telah berhenti

11 40.7 40.7 100.0

Total 27 100.0 100.0

j. Riwayat NPB RiwayatNPB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 11 14.5 14.5 14.5

Tidak 65 85.5 85.5 100.0

Total 76 100.0 100.0

RiwayatNPB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 7 14.3 14.3 14.3

Tidak 42 85.7 85.7 100.0

Total 49 100.0 100.0

RiwayatNPB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ada 4 14.8 14.8 14.8

Tidak 23 85.2 85.2 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 273: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

256

k. Kebiasaan Olahraga KategoriOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 64 84.2 84.2 84.2

Cukup 12 15.8 15.8 100.0

Total 76 100.0 100.0

KategoriOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 41 83.7 83.7 83.7

Cukup 8 16.3 16.3 100.0

Total 49 100.0 100.0

KategoriOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 23 85.2 85.2 85.2

Cukup 4 14.8 14.8 100.0

Total 27 100.0 100.0

l. Antopometri, Masa Kerja dan Pencahayaan Descriptives

Statistic Std. Error

A7 Berat Badan : Mean 67.1026 1.45925

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 64.1957

Upper Bound 70.0096

5% Trimmed Mean 66.5488

Median 65.3500

Variance 161.836

Std. Deviation 1.27215E1

Minimum 42.40

Maximum 105.00

Range 62.60

Interquartile Range 16.98

Skewness .642 .276

Kurtosis .467 .545

A8 Lingkar Perut : Mean 85.58 1.313

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 82.96

Upper Bound 88.19

Page 274: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

257

5% Trimmed Mean 85.59

Median 85.00

Variance 130.940

Std. Deviation 11.443

Minimum 62

Maximum 107

Range 45

Interquartile Range 18

Skewness .028 .276

Kurtosis -.769 .545

A9 Tinggi Badan : Mean 167.74 .784

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 166.18

Upper Bound 169.30

5% Trimmed Mean 167.63

Median 168.00

Variance 46.703

Std. Deviation 6.834

Minimum 155

Maximum 187

Range 32

Interquartile Range 9

Skewness .068 .276

Kurtosis -.163 .545

A10 Sitting Height : Mean 89.17 .640

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 87.90

Upper Bound 90.45

5% Trimmed Mean 89.09

Median 89.00

Variance 31.104

Std. Deviation 5.577

Minimum 79

Maximum 102

Range 23

Interquartile Range 7

Skewness .243 .276

Kurtosis -.502 .545

A11 %Lemak : Mean 23.5000 .82610

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 21.8543

Upper Bound 25.1457

5% Trimmed Mean 23.5225

Page 275: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

258

Median 23.8000

Variance 51.866

Std. Deviation 7.20178

Minimum 5.30

Maximum 48.00

Range 42.70

Interquartile Range 9.33

Skewness .059 .276

Kurtosis 1.138 .545

A13 Pencahayaan : Mean 186.80 9.085

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 168.70

Upper Bound 204.90

5% Trimmed Mean 182.70

Median 181.00

Variance 9.273E3

Std. Deviation 79.199

Minimum 51

Maximum 445

Range 394

Interquartile Range 102

Skewness .859 .276

Kurtosis .684 .545

B2 Sudah berapa lama anda bekerja di PT. Bakrie Metal Industries?

Mean 107.01 10.085

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 86.92

Upper Bound 127.10

5% Trimmed Mean 101.41

Median 65.00

Variance 7.730E3

Std. Deviation 87.918

Minimum 12

Maximum 307

Range 295

Interquartile Range 107

Skewness 1.100 .276

Kurtosis -.061 .545

Bagian Fabrikasi Descriptives

Statistic Std. Error

A7 Berat Badan : Mean 64.8204 1.67067

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 61.4613

Upper Bound 68.1795

Page 276: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

259

5% Trimmed Mean 64.5598

Median 64.4000

Variance 136.766

Std. Deviation 1.16947E1

Minimum 42.40

Maximum 95.70

Range 53.30

Interquartile Range 14.15

Skewness .398 .340

Kurtosis -.124 .668

A8 Lingkar Perut : Mean 81.82 1.591

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 78.62

Upper Bound 85.02

5% Trimmed Mean 81.61

Median 82.00

Variance 124.070

Std. Deviation 11.139

Minimum 62

Maximum 107

Range 45

Interquartile Range 16

Skewness .386 .340

Kurtosis -.546 .668

A9 Tinggi Badan : Mean 168.43 .944

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 166.53

Upper Bound 170.33

5% Trimmed Mean 168.50

Median 170.00

Variance 43.625

Std. Deviation 6.605

Minimum 155

Maximum 180

Range 25

Interquartile Range 7

Skewness -.357 .340

Kurtosis -.409 .668

A10 Sitting Height : Mean 89.47 .800

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 87.86

Upper Bound 91.08

5% Trimmed Mean 89.35

Page 277: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

260

Median 89.00

Variance 31.379

Std. Deviation 5.602

Minimum 79

Maximum 102

Range 23

Interquartile Range 7

Skewness .219 .340

Kurtosis -.441 .668

A11 %Lemak : Mean 21.1102 .93322

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 19.2338

Upper Bound 22.9866

5% Trimmed Mean 21.2937

Median 21.9000

Variance 42.674

Std. Deviation 6.53252

Minimum 5.30

Maximum 33.40

Range 28.10

Interquartile Range 9.75

Skewness -.310 .340

Kurtosis -.155 .668

A13 Pencahayaan : Mean 230.45 9.165

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 212.02

Upper Bound 248.88

5% Trimmed Mean 223.89

Median 202.00

Variance 4.116E3

Std. Deviation 64.157

Minimum 176

Maximum 445

Range 269

Interquartile Range 109

Skewness 1.408 .340

Kurtosis 1.623 .668

B2 Sudah berapa lama anda bekerja di PT. Bakrie Metal Industries?

Mean 92.98 10.753

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 71.36

Upper Bound 114.60

5% Trimmed Mean 85.38

Median 64.00

Page 278: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

261

Variance 5.666E3

Std. Deviation 75.272

Minimum 23

Maximum 307

Range 284

Interquartile Range 72

Skewness 1.630 .340

Kurtosis 1.921 .668

Bagian Office Descriptives

Statistic Std. Error

A7 Berat Badan : Mean 71.2444 2.62969

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 65.8390

Upper Bound 76.6498

5% Trimmed Mean 70.6216

Median 68.3000

Variance 186.712

Std. Deviation 1.36643E1

Minimum 48.70

Maximum 105.00

Range 56.30

Interquartile Range 13.40

Skewness .823 .448

Kurtosis .502 .872

A8 Lingkar Perut : Mean 92.41 1.651

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 89.01

Upper Bound 95.80

5% Trimmed Mean 92.56

Median 91.00

Variance 73.558

Std. Deviation 8.577

Minimum 76

Maximum 106

Range 30

Interquartile Range 13

Skewness .037 .448

Kurtosis -.585 .872

A9 Tinggi Badan : Mean 166.48 1.383

Page 279: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

262

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 163.64

Upper Bound 169.32

5% Trimmed Mean 166.09

Median 165.00

Variance 51.644

Std. Deviation 7.186

Minimum 155

Maximum 187

Range 32

Interquartile Range 9

Skewness .792 .448

Kurtosis 1.203 .872

A10 Sitting Height : Mean 88.63 1.077

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 86.42

Upper Bound 90.84

5% Trimmed Mean 88.59

Median 88.00

Variance 31.319

Std. Deviation 5.596

Minimum 79

Maximum 99

Range 20

Interquartile Range 7

Skewness .303 .448

Kurtosis -.461 .872

A11 %Lemak : Mean 27.8370 1.22525

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 25.3185

Upper Bound 30.3556

5% Trimmed Mean 27.6183

Median 26.7000

Variance 40.533

Std. Deviation 6.36657

Minimum 12.70

Maximum 48.00

Range 35.30

Interquartile Range 6.90

Skewness .808 .448

Kurtosis 3.513 .872

A13 Pencahayaan : Mean 107.59 3.796

95% Confidence Interval for Lower Bound 99.79

Page 280: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

263

Mean Upper Bound 115.40

5% Trimmed Mean 108.14

Median 107.00

Variance 389.097

Std. Deviation 19.726

Minimum 51

Maximum 150

Range 99

Interquartile Range 15

Skewness -.429 .448

Kurtosis 2.898 .872

B2 Sudah berapa lama anda bekerja di PT. Bakrie Metal Industries?

Mean 132.48 19.993

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 91.39

Upper Bound 173.58

5% Trimmed Mean 129.97

Median 106.00

Variance 1.079E4

Std. Deviation 103.885

Minimum 12

Maximum 299

Range 287

Interquartile Range 190

Skewness .454 .448

Kurtosis -1.369 .872

Lampiran 4.2 Output Analisis Data Bivariat

a. Faktor Pekerjaan (Skor Leher) dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

SkorLeher2 Berisiko Count 36 11 47

% within SkorLeher2 76.6% 23.4% 100.0%

% within NPBfixbaru 75.0% 39.3% 61.8%

% of Total 47.4% 14.5% 61.8%

Tidak berisiko Count 12 17 29

% within SkorLeher2 41.4% 58.6% 100.0%

% within NPBfixbaru 25.0% 60.7% 38.2%

% of Total 15.8% 22.4% 38.2%

Total Count 48 28 76

Page 281: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

264

% within SkorLeher2 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.559a 1 .002

Continuity Correctionb 8.105 1 .004

Likelihood Ratio 9.550 1 .002

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear Association 9.433 1 .002

N of Valid Casesb 76

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,68.

b. Computed only for a 2x2 table

b. Faktor Pekerjaan (Skor Badan) dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

Skorbadan2 Berisiko Count 45 20 65

% within Skorbadan2 69.2% 30.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 93.8% 71.4% 85.5%

% of Total 59.2% 26.3% 85.5%

Tidak berisiko Count 3 8 11

% within Skorbadan2 27.3% 72.7% 100.0%

% within NPBfixbaru 6.2% 28.6% 14.5%

% of Total 3.9% 10.5% 14.5%

Total Count 48 28 76

% within Skorbadan2 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.118a 1 .008

Continuity Correctionb 5.429 1 .020

Likelihood Ratio 6.900 1 .009

Fisher's Exact Test .015 .011

Linear-by-Linear Association 7.024 1 .008

N of Valid Casesb 76

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,05.

Page 282: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

265

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.118a 1 .008

Continuity Correctionb 5.429 1 .020

Likelihood Ratio 6.900 1 .009

Fisher's Exact Test .015 .011

Linear-by-Linear Association 7.024 1 .008

N of Valid Casesb 76

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,05.

b. Computed only for a 2x2 table

c. Faktor Pekerjaan (Skor Kaki) dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

SkorKaki2 Berisiko Count 25 19 44

% within SkorKaki2 56.8% 43.2% 100.0%

% within NPBfixbaru 52.1% 67.9% 57.9%

% of Total 32.9% 25.0% 57.9%

Tidak berisiko Count 23 9 32

% within SkorKaki2 71.9% 28.1% 100.0%

% within NPBfixbaru 47.9% 32.1% 42.1%

% of Total 30.3% 11.8% 42.1%

Total Count 48 28 76

% within SkorKaki2 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.805a 1 .179

Continuity Correctionb 1.216 1 .270

Likelihood Ratio 1.832 1 .176

Fisher's Exact Test .231 .135

Linear-by-Linear Association 1.781 1 .182

N of Valid Casesb 76

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,79.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 283: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

266

d. Faktor Pekerjaan (Skor Lengan) dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

SkorLengan2 Berisiko Count 4 1 5

% within SkorLengan2 80.0% 20.0% 100.0%

% within NPBfixbaru 8.3% 3.6% 6.6%

% of Total 5.3% 1.3% 6.6%

Tidak berisiko Count 44 27 71

% within SkorLengan2 62.0% 38.0% 100.0%

% within NPBfixbaru 91.7% 96.4% 93.4%

% of Total 57.9% 35.5% 93.4%

Total Count 48 28 76

% within SkorLengan2 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .652a 1 .419

Continuity Correctionb .108 1 .743

Likelihood Ratio .712 1 .399

Fisher's Exact Test .646 .388

Linear-by-Linear Association .644 1 .422

N of Valid Casesb 76

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,84.

b. Computed only for a 2x2 table

e. Faktor Pekerjaan (Skor Akhir REBA) dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

REBA2 Dierlukan tindakan Count 45 25 70

% within REBA2 64.3% 35.7% 100.0%

% within NPBfixbaru 93.8% 89.3% 92.1%

% of Total 59.2% 32.9% 92.1%

Mungkin diperlukan Count 3 3 6

% within REBA2 50.0% 50.0% 100.0%

% within NPBfixbaru 6.2% 10.7% 7.9%

% of Total 3.9% 3.9% 7.9%

Total Count 48 28 76

% within REBA2 63.2% 36.8% 100.0%

Page 284: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

267

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.881a 1 .002

Continuity Correctionb 8.354 1 .004

Likelihood Ratio 11.005 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .001

Linear-by-Linear Association 9.751 1 .002

N of Valid Casesb 76

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,21.

b. Computed only for a 2x2 table

f. Usia dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

KategoriUsia >= 30 tahun Count 36 22 58

% within KategoriUsia 62.1% 37.9% 100.0%

% within NPBfixbaru 75.0% 78.6% 76.3%

% of Total 47.4% 28.9% 76.3%

< 30 tahun Count 12 6 18

% within KategoriUsia 66.7% 33.3% 100.0%

% within NPBfixbaru 25.0% 21.4% 23.7%

% of Total 15.8% 7.9% 23.7%

Total Count 48 28 76

% within KategoriUsia 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .125a 1 .724

Continuity Correctionb .005 1 .941

Likelihood Ratio .126 1 .723

Fisher's Exact Test .786 .476

Linear-by-Linear Association .123 1 .726

N of Valid Casesb 76

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,63.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 285: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

268

g. Jenis Kelamin dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

Jenis Kelamin : Perempuan Count 2 5 7

% within Jenis Kelamin : 28.6% 71.4% 100.0%

% within NPBfixbaru 4.2% 17.9% 9.2%

% of Total 2.6% 6.6% 9.2%

Laki-laki Count 46 23 69

% within Jenis Kelamin : 66.7% 33.3% 100.0%

% within NPBfixbaru 95.8% 82.1% 90.8%

% of Total 60.5% 30.3% 90.8%

Total Count 48 28 76

% within Jenis Kelamin : 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3.964a 1 .046

Continuity Correctionb 2.496 1 .114

Likelihood Ratio 3.818 1 .051

Fisher's Exact Test .093 .060

N of Valid Casesb 76

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,58.

b. Computed only for a 2x2 table

h. Kebiasaan Merokok dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

KebiasaanRokok Merokok Count 39 18 57

% within KebiasaanRokok

68.4% 31.6% 100.0%

% within NPBfixbaru 81.2% 64.3% 75.0%

% of Total 51.3% 23.7% 75.0%

Tidak merokok atau telah berhenti

Count 9 10 19

% within KebiasaanRokok

47.4% 52.6% 100.0%

% within NPBfixbaru 18.8% 35.7% 25.0%

% of Total 11.8% 13.2% 25.0%

Total Count 48 28 76

% within KebiasaanRokok

63.2% 36.8% 100.0%

Page 286: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

269

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2.714a 1 .099

Continuity Correctionb 1.885 1 .170

Likelihood Ratio 2.649 1 .104

Fisher's Exact Test .110 .086

Linear-by-Linear Association 2.679 1 .102

N of Valid Casesb 76

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00.

b. Computed only for a 2x2 table

i. Riwayat NPB dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

RiwayatNPB Ada Count 6 5 11

% within RiwayatNPB 54.5% 45.5% 100.0%

% within NPBfixbaru 12.5% 17.9% 14.5%

% of Total 7.9% 6.6% 14.5%

Tidak Count 42 23 65

% within RiwayatNPB 64.6% 35.4% 100.0%

% within NPBfixbaru 87.5% 82.1% 85.5%

% of Total 55.3% 30.3% 85.5%

Total Count 48 28 76

% within RiwayatNPB 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .410a 1 .522

Continuity Correctionb .091 1 .762

Likelihood Ratio .401 1 .526

Fisher's Exact Test .521 .374

Linear-by-Linear Association .405 1 .525

N of Valid Casesb 76

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,05.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 287: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

270

j. Kebiasaan Olahraga dengan Keluhan NPB Crosstab

NPBfixbaru

Total

Ada keluhan Tidak ada keluhan

KategoriOR Kurang Count 40 24 64

% within KategoriOR 62.5% 37.5% 100.0%

% within NPBfixbaru 83.3% 85.7% 84.2%

% of Total 52.6% 31.6% 84.2%

Cukup Count 8 4 12

% within KategoriOR 66.7% 33.3% 100.0%

% within NPBfixbaru 16.7% 14.3% 15.8%

% of Total 10.5% 5.3% 15.8%

Total Count 48 28 76

% within KategoriOR 63.2% 36.8% 100.0%

% within NPBfixbaru 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .075a 1 .784

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .076 1 .782

Fisher's Exact Test 1.000 .528

Linear-by-Linear Association .074 1 .785

N of Valid Casesb 76

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,42.

b. Computed only for a 2x2 table

UJI NORMALITAS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

A7 Berat Badan : .097 76 .077 .972 76 .094

A8 Lingkar Perut : .067 76 .200* .976 76 .160

A9 Tinggi Badan : .090 76 .200* .980 76 .268

A10 Sitting Height : .104 76 .040 .979 76 .232

A11 %Lemak : .083 76 .200* .980 76 .265

A13 Pencahayaan : .152 76 .000 .911 76 .000

B2 Sudah berapa lama anda bekerja di PT. Bakrie Metal Industries?

.202 76 .000 .830 76 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 288: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

271

k. Antopometri (Berat badan, Lingkar pinggang, Tinggi badan, dan %

Lemak) dengan Keluhan NPB Group Statistics

NPBfixbaru N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

A7 Berat Badan : Ada keluhan 48 67.1958 12.74120 1.83903

Tidak ada keluhan 28 66.9429 12.91948 2.44155

A8 Lingkar Perut : Ada keluhan 48 84.79 11.634 1.679

Tidak ada keluhan 28 86.93 11.185 2.114

A9 Tinggi Badan : Ada keluhan 48 169.65 6.715 .969

Tidak ada keluhan 28 164.46 5.802 1.097

A11 %Lemak : Ada keluhan 48 22.1354 6.65002 .95985

Tidak ada keluhan 28 25.8393 7.62269 1.44055

Page 289: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

272

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

A7 Berat Badan :

Equal variances assumed

.003 .954 .083 74 .934 .25298 3.04536 -5.81504 6.32099

Equal variances not assumed

.083 55.977 .934 .25298 3.05667 -5.87032 6.37628

A8 Lingkar Perut :

Equal variances assumed

.060 .807 -.783 74 .436 -2.137 2.728 -7.573 3.299

Equal variances not assumed

-.792 58.460 .432 -2.137 2.700 -7.540 3.266

A9 Tinggi Badan :

Equal variances assumed

.187 .667 3.406 74 .001 5.182 1.521 2.151 8.212

Equal variances not assumed

3.541 63.426 .001 5.182 1.463 2.258 8.106

A11 %Lemak :

Equal variances assumed

.002 .965 -2.219 74 .030 -3.70387 1.66947 -7.03036 -.37738

Equal variances not assumed

-2.140 50.570 .037 -3.70387 1.73104 -7.17980 -.22794

Page 290: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

273

l. Antopometri (Sitting height), masa kerja dan pencahayaan

dengan Keluhan NPB

Ranks

NPBfixbaru N Mean Rank

A10 Sitting Height : Ada keluhan 48 42.52

Tidak ada keluhan 28 31.61

Total 76

B2 Sudah berapa lama anda bekerja di PT. Bakrie Metal Industries?

Ada keluhan 48 37.03

Tidak ada keluhan 28 41.02

Total 76

A13 Pencahayaan : Ada keluhan 48 42.12

Tidak ada keluhan 28 32.29

Total 76

Test Statistics

a,b

A10 Sitting Height :

B2 Sudah berapa lama

anda bekerja di PT. Bakrie Metal

Industries?

A13 Pencahayaan

:

Chi-Square 4.339 .577 3.516

df 1 1 1

Asymp. Sig. .037 .448 .042

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: NPBfixbaru

Page 291: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

274

Lampiran 5

Page 292: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29632/1/FEBRIANA... · Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB)

275