FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

108
i FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Rachmat Dwi Winardi NIM : 109082000093 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

Page 1: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

i

FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI

YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT

OBLIGASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rachmat Dwi Winardi

NIM : 109082000093

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

ii

FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI

YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT

OBLIGASI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rachmat Dwi Winardi

NIM : 109082000093

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 3: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

iii

Page 4: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 19 Juni 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rachmat Dwi Winardi

2. NIM : 109082000093

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul skripsi : Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi

Prediksi Peringkat Obligasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut

diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

v

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rachmat Dwi Winardi

No. Induk Mahasiswa : 109082000093

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau

tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini

jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Diri

1. Nama : Rachmat Dwi Winardi

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 29 September 1991

4. Agama : Islam

5. Alamat : Pd. Maharta blok C7 No.17-18, Pd. Kacang

Timur, Pd. Aren, Tangerang Selatan

6. Telepon : 085697497074

7. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Al Mubarak Tahun 1997-2003

2. SLTP Al Hasanah Tahun 2003-2006

3. SMAN 3 Tangerang Tahun 2006-2009

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Peserta seminar dan training “Empowering Nations in Achieving IFRS

Convergence 2012, Insurance Contract, Mineral Resource, and Financial

Instrument”, Universitas Indonesia.

2. Peserta seminar dan training “The 12th Indonesia Capital Market

Student Studies International Conference, Seminar and Training”,

Universitas Indonesia.

3. Peserta Seminar “Data Precessing Tools in Information and Technology

Audit to Cope with Complex Business Transaction”, Universitas

Indonesia.

4. Peserta training “Managing Risk in Banking Industry Through

Assessment of Risk Based Audit”, Universitas Indonesia.

5. Peserta workshop Zahir Accounting Software 5.1, STAN

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun 2010

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2. Lembaga Dakwah Kampus Tahun 2010

3. Lisensi UIN Tahun 2010

Page 7: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

vii

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Sunerdi

Ibu : Wawah Wastinah

Kakak : Selistiawati

Page 8: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

viii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ACCOUNTING AND NON-ACCOUNTING

FACTORS ON BOND RATING PREDICTION

This study is examine the influence of accounting and non-accounting factors

to bond ratings prediction. Accounting factors in this study are size, leverage and

profitability. Non-accounting factors are secure, maturity and auditor reputation.

The sample in this study were 144 bonds. They were issued by financial

companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2010-2012 periods.

They were rated by PT Pefindo. This study uses a model of ordinal regression

analysis to examine the influence of accounting and non-accounting factors to

bond ratings prediction.

The result of this study indicates that the size has a positive significant affect

to bond rating prediction. While NPM and auditor reputation have a negative

significant affect to bond rating prediction. This study fails to prove that leverage,

ROA, secure and maturity significantly affecting to bond ratings prediction.

Keywords: bond ratings, accounting factor, non-accounting factor

Page 9: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

ix

ABSTRAK

FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI

PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh faktor akuntansi

dan non akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam

penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Faktor

non akuntansi terdiri dari jaminan obligasi, umur obligasi dan reputasi auditor.

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 144 obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012 dan

diperingkat oleh PT PEFINDO. Penelitian ini menggunakan model analisis

ordinal regression untuk menguji pengaruh dari faktor akuntansi dan non

akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi sedangkan Net Profit

Margin (NPM) dan reputasi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap

prediksi peringkat obligasi. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa

leverage, Return on Asset (ROA), jaminan obligasi dan umur obligasi

berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.

Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor akuntansi, faktor non akuntansi

Page 10: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis

selesaikan. Skripsi ini berjudul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang

Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”, yang merupakan salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan

skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini

tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala

kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda E.Sunerdy dan Ibunda Wawah Wastinah tercinta, yang selalu

memberikan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan pengorbanan yang

begitu luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis.

2. Kakakku Teh Selis dan A’ Ashbah, yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis, serta keponakanku Arsyila Nada Fathiyya yang selalu

menghibur dengan tingkah lakunya yang sangat menggemaskan.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak

masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Syarif Hidayatullah yang telah memberikan

kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Dr. Rini, SE, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 11: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xi

7. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan segenap ilmunya, serta seluruh Staf dan Karyawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Sahabat dan teman penulis, Putri, Ade dan Al Ghazali yang memberikan

dukungan kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Hamdan, Dhika, Adi, Silvia, Puspo dan Nisa.

Sukses untuk kita semua.

11. Semua teman-teman ACID 2009. Terima kasih atas segalanya yang telah

diberikan kepada penulis. Semoga hubungan persahabatan kita semua akan

terus berjalan.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa

hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukan, support, dan

kenangan lainnya.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini, penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Meskipun demikian,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak sebagaimana mestinya.

Jakarta, 5 Mei 2013

Rachmat Dwi Winardi

Page 12: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................i

Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................ii

Lembar Pengesahan Ujian Kompre ................................................................iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................v

Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................vi

Abstract ..............................................................................................................viii

Abstrak ...............................................................................................................ix

Kata Pengantar .................................................................................................x

Daftar Isi ...........................................................................................................xii

Daftar Tabel .......................................................................................................xv

Daftar Gambar ..................................................................................................xvi

Daftar Lampiran ...............................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................10

C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ...............................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................13

A. Teori Sinyal .............................................................................................13

B. Obligasi ...................................................................................................14

1. Pengertian Obligasi ............................................................................14

2. Karakteristik Obligasi .........................................................................15

3. Jenis-Jenis Obligasi ............................................................................17

4. Risiko Investasi Obligasi ....................................................................21

C. Peringkat Obligasi ...................................................................................23

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi .........................29

1. Rasio Keuangan ..................................................................................29

2. Ukuran Perusahaan .............................................................................32

3. Jaminan ...............................................................................................32

Page 13: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xiii

4. Umur Obligasi ....................................................................................33

5. Reputasi Auditor .................................................................................33

E. Penelitian Sebelumnya ............................................................................35

F. Kerangka Berpikir ...................................................................................39

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis............................41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................44

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................44

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................44

C. Metode Pengambilan Data ......................................................................45

D. Metode Analisis Data ..............................................................................46

1. Statistik Deskriptif ..............................................................................46

2. Menguji Model Fitting Information ...................................................47

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........................47

4. Pseudo R-Square ................................................................................48

5. Uji Parallel Lines ................................................................................48

6. Pengujian Hipotesis ............................................................................49

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................50

1. Variabel Dependen .............................................................................50

2. Variabel Independen ...........................................................................51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................55

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................55

1. PT PEFINDO ......................................................................................55

2. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................56

B. Analisis Data ...........................................................................................57

1. Statistik Deskriptif ..............................................................................57

2. Pengujian Model Fitting Information .................................................61

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........................62

4. Pseudo R-Square ................................................................................63

5. Uji Parallel Lines ...............................................................................64

6. Pengujian Hipotesis ............................................................................65

Page 14: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xiv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................76

A. Kesimpulan .............................................................................................76

B. Implikasi ..................................................................................................77

C. Saran ........................................................................................................78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................80

Page 15: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri .........................................4

2.1 Definisi Peringkat ......................................................................................26

2.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya .............................................................37

3.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi ...................................................................50

3.2 Tabel Operasional Penelitian .....................................................................53

4.1 Proses Pemilihan Sampel ...........................................................................56

4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................................57

4.3 Statistik Deskriptif .....................................................................................58

4.4 Model Fitting Information .........................................................................62

4.5 Goodness of Fit ..........................................................................................62

4.6 Pseudo R-Square ........................................................................................63

4.7 Test of Parallel Lines .................................................................................64

4.8 Hasil Uji Ordinal Regression ....................................................................65

Page 16: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi ..............................................3

2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................40

Page 17: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Sampel Obligasi dan peringkatnya .................................................84

2. Data Perusahaan Sampel Penelitian...........................................................88

3. Hasil pengujian regresi ordinal .................................................................89

Page 18: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks

menyebabkan perusahaan semakin membutuhkan modal atau dana. Modal

atau dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan

agar dapat terus bersaing dalam industri. Berdasarkan jenis sumbernya, dana

atau modal dapat diperoleh dari lingkungan internal perusahaan maupun dari

lingkungan eksternal perusahaan. Pada lingkungan internal perusahaan dapat

menggunakan laba ditahan yang merupakan hasil operasional periode

sebelumnya, sedangkan pada lingkungan eksternal perusahaan dapat

memperoleh dana melalui pasar modal (Semmler dan Mateane, 2012:1).

Sebuah perusahaan dapat menerbitkan instrumen keuangan di pasar

modal dalam upaya memperoleh dana. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi

dari pasar modal, yakni memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang

surplus kepada pihak yang membutuhkan dana tersebut (Utami, 2010:18).

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal salah

satunya adalah obligasi.

Page 19: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

2

Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh

pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang,

yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar

bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Rika dkk.,

2011:2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa obligasi

merupakan surat hutang yang diterbitkan dan menimbulkan kewajiban bagi

penerbitnya untuk membayar pokok hutang dan bunga kepada pemegang

obligasi yang jumlah dan waktunya sesuai dengan yang telah ditentukan

sebelumnya. Penerbitan obligasi dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi

perusahaan (emiten) dan dari sisi investor.

Ditinjau dari sisi emiten, obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk

memperoleh dana dalam menunjang aktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan

obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah

jika dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain seperti bank. Ditinjau dari

sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang aman, karena

obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar

secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang

dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan

(Susilowati dan Sumarto, 2010:1).

Dengan adanya keunggulan dari penerbitan obligasi, baik dari sisi emiten

maupun sisi investor, maka saat ini perkembangan obligasi di Indonesia

menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai

kapitalisasi pasar obligasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan

Page 20: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

3

obligasi memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh di masa mendatang.

Nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi yang beredar di pasar modal per

Desember 2010 adalah sebesar Rp 115,347.66 Milyar. Pada Desember 2011

terjadi peningkatan pada nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi sebesar

22,6% menjadi Rp 141.411,9 Milyar. Selanjutnya nilai kapitalisasi pasar

untuk obligasi korporasi per November 2012 meningkat lagi sebesar 21,7%

menjadi Rp 172.161,40 Milyar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada obligasi korporasi selama tiga

tahun terakhir, yakni sebesar Rp 56.813,74 Milyar atau 49%.

Gambar 1.1

Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi

Sumber : Bapepam-Lembaga Keuangan

Jika dilihat dari sektor industri, pasar obligasi di Indonesia didominasi oleh

perusahaan di sektor industri keuangan. Banyak perusahaan di sektor industri

tersebut yang menerbitkan obligasi di pasar modal untuk mendapatkan pendanaan

bagi kas perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai kapitalisasi obligasi

korporasi sektor keuangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor

industri lainnya. Nilai kapitalisasi pasar dari korporasi sektor industri keuangan

72979.44 88329.59

115347.66

141411.9

172161.4

0

50000

100000

150000

200000

2008 2009 2010 2011 2012

Nilai Kapitalisasi Pasar

Nilai kapitalisasi pasar

Page 21: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

4

pada tahun 2010 mencapai Rp 69.079,05 Milyar atau 54,1 % dari nilai kapitalisasi

pasar seluruh industri sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.1. Besarnya nilai

kapitalisasi tersebut mendorong penulis untuk menggunakan perusahaan di sektor

keuangan dalam penelitian ini.

Tabel 1.1

Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2010

No. Sektor Industri Kapitalisasi Pasar

(Rp Milyar) %

1. Keuangan 69,079.05 54,1

2. Infrastruktur, Utilitas, dan

Transportasi

37,811.10 29.6

3. Properti dan Real Eastate 4,138.48 3.2

4. Industri Barang Konsumsi 3,910.00 3.1

5. Indsutri Dasar dan Kimia 3,523.94 2.8

6. Pertambangan 3,165.00 2.5

7. Pertanian 2,500.00 2.0

8. Perdagangan, Jasa dan Investasi 2,257.00 1.8

9. Asset Baked Securities 1,133.61 0.9

10. Aneka Industri 270.40 0.2

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Obligasi yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia diwajibkan Bapepam

(Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diberi peringkat (Almilia dan Devi,

2007:1). Obligasi tersebut harus sudah memiliki peringkat saat dinyatakan

dapat diterbitkan dan dijual di pasar modal. Menurut Kuljeet dan Rajinder

(2011:1), peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari opini

agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat utang

untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi ini

diterbitkan oleh lembaga pemeringkat obligasi.

Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang

memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya

Page 22: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

5

adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk keamanan suatu obligasi bagi

investor (Rika dkk., 2011:2). Saat ini terdapat tiga lembaga pemeringkat yang

diakui oleh Bursa Efek Indonesia, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek

Indonesia), PT ICRA Indonesia dan PT Fitch Ratings Indonesia. Dari ketiga

lembaga pemeringkat tersebut, PT PEFINDO merupakan lembaga

pemeringkat yang menerbitkan peringkat obligasi terbanyak.

Peringkat obligasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat bertujuan

untuk menilai kinerja perusahaan dan menyatakan layak atau tidaknya obligasi

tersebut diinvestasikan. Peringkat obligasi merupakan salah satu contoh

informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dengan menilai

kelayakan dan besarnya risiko gagal bayar atas pengembaliannya. Selain itu,

peringkat obligasi yang diumumkan ke publik dapat mengurangi asimetri

informasi antara perusahaan penerbit obligasi dan investor (Zuhrohtun dan

Baridwan, 2005:1).

Peringkat obligasi juga penting bagi perusahaan yang menerbitkan

obligasi. Peringkat obligasi dapat menjadi sarana promosi kepada publik. Jika

obligasi yang diterbitkan perusahaan berperingkat non investment grade (tidak

layak investasi), maka investor berpotensi untuk memilih obligasi lain yang

memiliki peringkat lebih baik atau investment grade (layak investasi). Hal ini

dikarenakan investor cenderung menginginkan obligasi yang memiliki

peringkat yang tinggi (Manurung dkk., 2008:2).

Terdapat beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan

mengenai tingkat akurasi dari peringkat yang diberikan oleh lembaga

Page 23: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

6

pemeringkat di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada peringkat

obligasi Bank Global. Pada tahun 2003 PT Kasnic memberikan peringkat A-

untuk obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh Bank Global. Kemudian pada

14 Desember 2004 terdapat pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank

Global dibekukan. Pengumuman tersebut membuat PT Kasnic untuk segera

menurunkan peringkat obligasi menjadi D (default). Pada kasus ini PT Kasnic

gagal mendeteksi situasi yang terjadi pada Bank Global hingga akhirnya Bank

Indonesia membekukan izin Bank Global.

Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai

pemeringkatan obligasi dengan menggunakan faktor akuntansi dan faktor non-

akuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah size,

leverage, dan profitability. Sedangkan untuk faktor non-akuntansi yang

digunakan adalah secure, maturity dan reputasi auditor. Pemilihan variabel-

variabel tersebut mengacu pada beberapa hasil penelitian sebelumnya.

Variabel akuntansi yang pertama dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan (size). Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar

kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain

total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012:3). Ukuran

perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large

firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm).

Pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) disimpulkan bahwa ukuran

(size) perusahaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat

obligasi. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang

Page 24: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

7

dilakukan oleh Irma dkk. (2012:7), yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh dalam prediksi peringkat obligasi.

Variabel akuntansi selanjutnya adalah rasio leverage. Rasio leverage

menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap

modal yang dimiliki. Rasio-rasio leverage mengukur sejauh mana total aset

dibiayai oleh pemilik dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh

kreditur (Weston dan Copeland, 1995:252). Perusahaan dengan tingkat

leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam

memenuhi kewajibannya, seperti kewajiban berupa bunga obligasi dan pokok

utangnya. Penelitian Anna (2010:14) menyimpulkan bahwa leverage memiliki

pengaruh terhadap peringkat obligasi. Begitu juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Burton et al. (2000:27) yang menyatakan bahwa leverage

berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang

berbeda didapat pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) yang

menunjukkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

peringkat obligasi.

Selanjutnya variabel akuntansi yang terakhir adalah rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R. Agus

Sartono, 2002:120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan

melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang

dimilikinya. Penelitian Luky dan Sumarto (2010:12) menemukan bahwa

Page 25: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

8

profitabilitas yang diwakili dengan return on asset (ROA) tidak memiliki

pengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan penelitian Rika dkk.

(2011:17) menunjukkan hal sebaliknya, yaitu ROA memiliki pengaruh

terhadap peringkat obligasi. Selanjutnya penelitian Kors et al. (2012:13)

menggunakan proksi yang berbeda untuk profitabilitas, yakni net profit

margin (NPM) dan hasilnya adalah NPM berpengaruh negatif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

Untuk variabel non-akuntansi yang pertama adalah jaminan obligasi.

Berdasarkan jaminan, utang obligasi dapat berupa obligasi yang dijamin dan

obligasi yang tidak dijamin. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah

obligasi dipengaruhi oleh adanya jaminan yang menyertai suatu obligasi.

Penelitian mengenai jaminan obligasi telah dilakukan oleh Rika dkk.

(2011:17) yang berkesimpulan bahwa jaminan obligasi berpengaruh terhadap

prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Estiyanti dan Gerianta (2012:17) serta Irma dkk. (2013:7) yang

menyimpulkan bahwa jaminan obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat

obligasi.

Variabel non-akuntansi berikutnya adalah umur obligasi. Umur obligasi

atau tanggal jatuh tempo (Maturity) merupakan waktu dimana pemegang

obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali nilai pokok atau nilai

nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam

kurun waktu 1 tahun lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko

gagal bayar yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki

Page 26: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

9

periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Pada penelitian Irma dkk. (2013:7)

menyatakan bahwa umur obligasi (maturity) tidak memiliki pengaruh terhadap

peringkat obligasi. Akan tetapi terdapat perbedaan pada penelitian Bali dan

Skinner (2006:16) mengenai umur obligasi dimana hasil yang diperoleh

adalah umur obligasi memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap

peringkat obligasi.

Kemudian untuk variabel non-akuntansi yang terakhir adalah reputasi

auditor. Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan

kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010:3).

Auditor eksternal berperan dalam memberikan penilaian secara independen

dan professional atas keandalan dan kewajaran laporan keuangan, sehingga

diharapkan manajemen dapat membuat laporan keuangan secara andal dan

bebas dari kecurangan. Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah

dilakukan oleh Sejati (2010:8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi pada penelitian Rika

dkk. (2011:17) mendapatkan bahwa reputasi auditor memiliki hubungan

signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini

bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel yang memiliki kemampuan

data yang signifikan dalam membentuk model untuk memprediksi peringkat

obligasi di Indonesia. Sehingga penulis memilih judul “Faktor Akuntansi

dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rika dkk. (2011),

Page 27: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

10

namun terdapat perbedaan dari penelitian tersebut, yaitu teknik pengujian

hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi ordinal. Berbeda

dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan analisis regresi berganda

dalam menguji hipotesisnya. Hal ini dilakukan karena pada penelitian ini

variabel independen yang digunakan adalah kombinasi dari variabel metrik

dan variabel non-metrik. Selain itu pada penelitian ini variabel dependen yang

digunakan adalah variabel kualitaif yang memiliki urutan (ordered).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah

1. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi

peringkat obligasi?

2. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat

obligasi?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat

obligasi?

4. Apakah jaminan obligasi (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi

peringkat obligasi?

5. Apakah umur obligasi (maturity) berpengaruh negatif terhadap prediksi

peringkat obligasi?

6. Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat

obligasi?

Page 28: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan

bukti empiris tentang:

1. Pengaruh ukuran perusahaan (size) positif signifikan terhadap prediksi

peringkat obligasi.

2. Pengaruh leverage negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

3. Pengaruh profitabilitas positif signifikan terhadap prediksi peringkat

obligasi.

4. Pengaruh jaminan obligasi (secure) positif signifikan terhadap prediksi

peringkat obligasi.

5. Pengaruh umur obligasi (maturity) negatif signifikan terhadap prediksi

peringkat obligasi.

6. Pengaruh reputasi auditor positif signifikan terhadap prediksi peringkat

obligasi.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagi peneliti / akademisi

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian

selanjutnya mengenai topik sejenis.

2. Bagi penulis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menambah

pengetahuan mengenai akuntansi keuangan, terutama tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi peringkat obligasi. Sehingga di masa datang akan

bermanfaat bagi penulis.

Page 29: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

12

3. Bagi perusahaan penerbit obligasi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan

mengenai faktor akuntansi dan non-akuntansi yang dapat mempengaruhi

peringkat obligasi yang diterbitkannya di pasar modal.

4. Bagi investor obligasi

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor

akuntansi dan non akuntansi yang dapat menjadi informasi tambahan

mengenai peringkat obligasi sehingga dapat mengambil keputusan

investasi yang tepat.

Page 30: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Sinyal

Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Scott (2012:474)

menyatakan bahwa sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh high-

type manager yang mana tidak akan rasional jika dilakukan oleh low-type

manager. Tindakan tersebut menjadi dasar untuk membedakan kualitas dari

tiap-tiap perusahaan. Tindakan tersebut juga menjadi petunjuk bagi pihak

eksternal tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

Sebagai contoh perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan

mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru

dengan cara lain seperti dengan menggunakan hutang.

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan

untuk memberikan informasi pada pihak eksternal (investor dan kreditor).

Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri

informasi antara perusahaan dan pihak eksternal. Kodrat dan Herdinata

(2009:16) menyatakan bahwa asimetri informasi adalah suatu kondisi di

mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain.

Asimetri informasi terjadi karena manajemen perusahaan mengetahui lebih

banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang

Page 31: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

14

daripada pihak eksternal. Kurangnya informasi pihak eksternal menyebabkan

mereka kesulitan untuk menilai prospek perusahaan.

Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan

memberikan sinyal. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat berupa laporan

keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang

diberikan secara sukarela oleh manajemen perusahaan (Gerianta dan

Estiyanti, 2012:5). Begitu juga ketika perusahaan memutuskan untuk

menerbitkan obligasi di pasar modal, mereka harus memberikan informasi

kepada calon investor. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang

dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan

dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang

dimiliki (Sari, 2007:2). Dengan adanya peringkat obligasi maka calon

investor dapat membuat keputusan yang tepat untuk memutuskan apakah

membeli atau tidak obligasi perusahaan tersebut.

B. Obligasi

1. Pengertian Obligasi

Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang

jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji

dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada

periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah

ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Kemudian menurut

Murat Kors et al. (2012:1) obligasi adalah instrumen pinjaman jangka

Page 32: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

15

panjang utama yang diterbitkan untuk meningkatkan modal bagi investasi

jangka panjang. Obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan (financing)

bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal.

Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang

dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana

penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang

dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi

tersebut mengalami jatuh tempo (Manurung dkk., 2009:1). Obligasi

dikenal sebagai alternatif untuk instrumen investasi yang memberikan

pendapatan tetap kepada investor dengan waktu yang telah ditentukan

sebelumnya. Umumnya obligasi lebih diminati oleh investor yang

memiliki sifat menghindari risiko (risk averse).

2. Karakteristik Obligasi

Rahardjo (2004:8) mengungkapkan karakteristik umum yang terdapat

pada sebuah obligasi memiliki kemiripan dengan karakteristik pinjaman

utang pada umumnya, yaitu:

a. Nilai Penerbitan Obligasi (Jumlah Pinjaman Dana)

Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas

menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan

obligasi. Istilah yang ada dikenal dengan “jumlah emisi obligasi”.

Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp400 Milyar maka dengan

jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut.

Page 33: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

16

Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan

kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya.

b. Jangka Waktu Obligasi

Setiap obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo (maturity).

Masa jatuh tempo dari obligasi rata-rata adalah 5 tahun. Semakin

pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh

investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Penerbit obligasi

berkewajiban untuk melunasi pembayaran pokok obligasi pada saat

jatuh tempo.

c. Tingkat Suku Bunga

Agar investor tertarik untuk membeli obligasi tersebut maka

diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik per

tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan

membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah

tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon

obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk

alternatif pilihan bagi investor.

d. Jadwal Pembayaran Suku Bunga

Kegiatan pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi)

dilakukan secara periodik sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam

menjaga reputasi penerbit obligasi.

Page 34: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

17

e. Jaminan

Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan

akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut.

Dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan tidak harus

mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan

ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alernatif yang

menarik investor.

3. Jenis-Jenis Obligasi

Obligasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis kelompok yang berbeda,

yaitu obligasi berdasarkan penerbitnya, obligasi berdasarkan pembayaran

bunga, obligasi berdasarkan jaminan, obligasi berdasarkan hak

penukaran/opsi, dan obligasi berdasarkan kepemilikan.

a. Menurut Rahardjo (2004:25) apabila dilihat dari penerbitnya obligasi

dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Obligasi Pemerintah (Government bond),

Obligasi pemerintah merupakan obligasi yang dikeluarkan

pemerintah pusat dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah

atau skala nasional. Jaminan yang diberikan yaitu berupa alokasi

pendapatan pemerintah yang didapatkannya dari pendapatan pajak

atau penerimaan negara lainnya, sehingga kecil kemungkinan

terjadi gagal bayar. Contoh obligasi pemerintah adalah SUN dan

ORI.

Page 35: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

18

2) Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal Bond)

Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Daerah dalam rangka mengembangkan proyek fasilitas

umum di wilayah daerah tersebut. Dana dari hasil obligasi tersebut

digunakan untuk kepentingan umum atau proyek swasta yang

digunakan untuk kepentingan umum.

3) Obligasi Perusahaan (Corporate Bond)

Obligasi perusahaan adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan

atau perseroan dalam rangka mendukung kepentingan bisnisnya.

Manfaat dana bisa digunakan sebagai ekspansi bisnis atau

pembayaran utang. Obligasi perusahaan menjadi menarik karena

memberikan kupon yang relatif tinggi. Sifat umum obligasi ini

adalah: (i) bunga dibayarkan tengah tahun; (ii) dikeluarkan sebagai

obligasi berjangka dengan satu jatuh tempo; (iii) jatuh tempo

antara 20 sampai 30 tahun dengan penarikan yang ditangguhkan

setelah 5 tahun.

b. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) obligasi berdasarkan pembayaran

bunga dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

1) Floating Coupon Bonds

Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum

jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark)

tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu rata-rata

Page 36: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

19

tertimbang tingkat suku bunga dari deposito dari bank pemerintah

dan swasta.

2) Fixed Coupon Bonds

Obligasi dengan kupon tetap adalah obligasi yang tingkat kupon

bunga telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana

dan akan dibayarkan secara periodik.

3) Coupon Bonds

Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik

sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

4) Zero Coupon Bonds

Obligasi Kupon Nol adalah obligasi yang tidak memiliki kupon

sehingga investor tidak memperoleh bunga secara periodik. Namun

bunga dibayarkan sekaligus bersamaan dengan pokok obligasi

pada saat jatuh tempo. Pada saat pembelian, investor mendapatkan

obligasi dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar dan pada

saat jatuh tempo akan memperoleh hasil yang sama dengan nilai

obligasi.

c. Berdasarkan jaminan, Ridwan dkk., (2010:451) mengelompokkan

obligasi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Secure Bond

Secure bond yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu

dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam

kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah:

Page 37: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

20

Guaranteed Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin dengan penanggulangan dari pihak ketiga

Mortgage Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan

pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset

tetap.

Collateral Trust Bonds. Obligasi yang dijamin dengan efek

yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham

anak perusahaan yang dimilikinya.

2) Unsecure Bond

Unsecure bond yakni obligasi yang tidak dijaminkan dengan

kekayaan tertentu tetapi dijaminkan dengan kekayaan penerbitnya

secara umum.

d. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) berdasarkan hak penukaran/opsi

obligasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

1) Convertible Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk

mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik

penerbitnya.

2) Exchangeable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk

menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan

afiliasi milik penerbitnya.

Page 38: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

21

3) Callable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli

kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi

tersebut.

4) Putable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang

mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga

tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

e. Menurut Raharjo (2003:30) obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan

kepemilikan, yaitu:

1) Obligasi Terdaftar (Register Bond)

Pada obligasi terdaftar, nama pembeli tercantum dalam sertifikat

obligasi tersebut.

2) Obligasi Atas Unjuk (Bearer Bond)

Obligasi atas unjuk yaitu obligasi yang memberi hak kepada siapa

saja untuk memegang sertifikat obligasi ini tanpa memerlukan

endorsement.

4. Risiko Investasi Obligasi

Di pasar modal terdapat beberapa jenis instrumen keuangan yang

dapat dijadikan investasi bagi para pemilik modal, salah satu diantaranya

adalah obligasi. Obligasi memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh

investor. Berikut ini beberapa risiko yang dihadapi investor dalam

investasi obligasi menurut Raharjo (2004:47), yaitu:

Page 39: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

22

a. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat bunga.

Nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di

pasar uang. Salah satu faktor penentu apakah harga obligasi menarik

atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor.

Sebagai contoh misalkan kupon obligasi didasarkan pada fixed rate

16% sedangkan tingkat suku bunga deposito lebih besar dari 18% maka

investor cenderung akan menyimpan dananya pada produk deposito

ketimbang membeli obligasi. Tentunya harga obligasi cenderung turun

untuk dijadikan insentif pembelian obligasi.

b. Risiko likuidasi

Tingkat likuidasi merupakan risiko yang mengacu pada seberapa

mudah investor dapat menjual obligasinya, sedekat mungkin dengan

nilai dari obligasi tersebut. Cara untuk mengukur likuiditas adalah

dengan melihat besarnya spead (selisih) antara harga permintaan dan

harga penawaran yang dipasang oleh perantara pedagang efek. Semakin

besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi.

c. Risiko Jatuh Tempo (Maturity Risk)

Investasi obligasi yang berjangka waktu panjang, lebih dari 10 tahun

atau 20 tahun, mempunyai risiko yang tinggi karena pada saat

pembelian cenderung sulit untuk memprediksi kondisi perusahaan dan

ekonomi suatu negara dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda

dengan obligasi jangka pendek yang kondisi perusahaan masih dapat

dapat diprediksi secara lebih akurat dan konservatif.

Page 40: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

23

d. Risiko default

Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak

mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka

pemegang obligasi akan menderita kerugian, karena perusahaan

akhirnya tidak dapat menepati janjinya. Dalam hal perusahaan penerbit

bangkrut, maka obligasi menjadi sesuatu hal yang tidak mempunyai

nilai.

e. Risiko inflasi

Kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi yang rendah

mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi juga sangat

bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap perdagangan dan

investasi pada obligasi. Tetapi, apabila inflasi semakin tinggi hal itu

akan mengakibatkan purchasing power menurun sehingga likuiditas

obligasi itu sendiri terpengaruh.

C. Peringkat Obligasi

Seorang investor yang tertarik membeli obligasi sebaiknya

memperhatikan peringkat obligasi (credit rating). Menurut Kuljeet dan

Rajinder (2011:1) peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari

opini agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat

utang untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi

mengukur tingkat risiko kegagalan dari obligasi, yaitu peluang terjadinya

emiten tidak mampu membayar pokok hutang dan bunganya pada saat jatuh

Page 41: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

24

tempo. Semakin tinggi peringkat maka semakin rendah tingkat risiko

kegagalan obligasi.

Peringkat obligasi diharapkan dapat memberi petunjuk bagi investor

mengenai kualitas obligasi yang mereka minati. Obligasi dengan peringkat

yang rendah memberi sinyal bahwa keamanan dari obligasi tersebut rendah.

Investor dapat menghindari obligasi tersebut dengan memilih untuk

berinvestasi pada obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi. Akan tetapi

obligasi dengan peringkat tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian

yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi yang memiliki peringkat

rendah (Ridwan dkk., 2010:321).

Rahardjo (2004:100) dalam bukunya menguraikan secara ringkas

manfaat umum dari peringkat obligasi, yaitu:

1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan dan menyangkut

berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan

transparan juga.

2. Efisiensi biaya, hasil perigkat yang baik biasanya menghindari kewajiban

persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti

penyediaan sinking fund atau jaminan aset..

3. Menentukan besarnya coupon, semakin bagus rating cenderung semakin

rendah nilai coupon begitu juga sebaliknya.

4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut

kemampuan pembayaran utang, tingkat risiko investasi yang mungkin

timbul, serta jenis dan tingkatan utang tersebut.

Page 42: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

25

5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada

umumnya.

Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diperingkat oleh

lembaga pemeringkat. Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga

independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana

salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana

keamanan suatu obligasi bagi investor (Rika dkk., 2011). Fungsi utama

lembaga pemeringkat adalah memberikan rating yang obyektif, independen,

dan kredibel terhadap risiko kredit dari sekuritas pinjaman (debt) yang

diterbitkan secara umum melalui kegiatan rating. Lembaga pemeringkat juga

menghasilkan dan memnpublikasikan informasi kredit berkaitan dengan pasar

modal pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten obligasi

dan sektor-sektor yang berkaitan (Etikah dan Manurung, 2006:4).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal

22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui

Bank Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat, yaitu PT PEFINDO

(Pemeringkat Efek Indonesia), PT Fitch Ratings Indonesia dan PT ICRA

Indonesia. PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat rating tertua di

Indonesia yakni berdiri sejak tahun 1993. Sedangkan PT Fitch Rating

Indonesia dan PT ICRA Indonesia mulai mendapat pengakuan dari Bank

Indonesia sejak tahun 2008 dan 2010. Di antara ketiga lembaga pemeringkat

rating tersebut, PT PEFINDO adalah yang paling banyak digunakan jasanya

oleh perusahaan. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan peringkat

Page 43: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

26

obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO. Tabel berikut menunjukkan

definisi peringkat menurut PT PEFINDO.

Tabel 2.1

Definisi Peringkat

Peringkat Arti

idAAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek

Utang dengan peringkat tertinggi dari PT PEFINDO

yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior

relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai

dengan yang diperjanjikan.

idAA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas

kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung

oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk

memenuhi kewajibn finasial jangka panjangnya sesuai

dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan

entitas Indonesia lainnya.

idA Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan

kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan

entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban

finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang

diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan

yang merugikan.

idBBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan

obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan

entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban

finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah

oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang

merugikan.

Page 44: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

27

Tabel 2.1

Definisi Peringkat (Lanjutan)

Peringkat Arti

idBB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan

dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif

dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi

kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan

yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis

dan perekonomian yang keadaan bisnis dan

perekonomian yang tidak menentu

idB Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter

perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor

masih memiliki kemampuan untuk memenuhi

kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya

perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang

merugikan akan memperburuk kemampuan obligor

utuk memenuhi kewajiban finansialnya.

idCCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek

hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban

finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan

keadaan eksternal.

idD Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek

hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti

berusaha.

Sumber : PT. PEFINDO

Peringkat dari idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan

plus (+) atau minus (-). Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk

menunjukkan kekuatan relatif dari kategori peringkat (www.pefindo.com).

Metodologi yang digunakan PT PEFINDO dalam proses pemeringkatan

untuk sektor perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu:

Page 45: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

28

1. Risiko Industri (Industry Risks)

Metode dilakukan berdasarkan analisis mendalam terhadap lima

faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri dan stabilitas (Growth &

Stability), pendapatan dan struktur biaya (Revenue & Cost Structure),

hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry

& competition), regulasi dan de-regulasi industri (regulatory framework),

dan profil keuangan dari industri (financial profile).

2. Risiko Finansial (Financial Risks)

Metode dilakukan berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada

lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen

perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk

profitabilitas (profitability), struktur modal (capital structure),

perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan

(financial flexibility).

3. Risiko Bisnis (Business Risks)

Metode dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan

(Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan digolongkan.

Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing

sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan

industri lainnya.

Page 46: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

29

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi

1. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan perbandingan antar-data dari unsur-unsur

yang ada di dalam neraca dan laporan laba rugi (Kuswadi, 2005:71). Rasio

ini tidak hanya antar unsur-unsur yang ada di neraca itu sendiri atau ada di

dalam laporan laba rugi, akan tetapi dapat juga antar unsur-unsur yang satu

dari neraca dan yang lainnya dari laporan laba rugi. Misalnya, komponen

dalam neraca adalah total aset dibandingkan dengan laba bersih dari

laporan laba rugi.

Sedangkan menurut Kasmir (2010:93) rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Angka-angka

yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya

dilihat satu sisi saja. dengan melakukan perbandingan antara angka dari

komponen satu dengan yang lainnya, maka kita dapat membuat

kesimpulan mengenai posisi keuangan pada periode tertentu.

a. Leverage

Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan

bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek

Page 47: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

30

maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (Kasmir,

2009:112).

Menurut Brigham dan Houston (2009:101) rasio leverage

memiliki tiga implikasi penting, yaitu:

1) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham

dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut

dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.

2) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh

sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi

proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham,

maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.

3) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai

dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang

dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan

diperbesar, atau “diungkit” (leveraged).

Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah

dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain

rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

untuk jaminan utang. Semakin besar leverage perusahaan, semakin

Page 48: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

31

besar risiko kegagalan perusahaan. Untuk mencari debt to equity ratio

dapat menggunakan rumus berikut:

b. Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan

keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas

mengindikasikan seberapa efektif keseluruhan perusahaan dikelola

(Pearce dan Robinson, 2007:241). Rasio profitabilitas ini memberikan

gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga

memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh

laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009:107) rasio

profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan

gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada

hasil-hasil operasi. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat

mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern.

Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

Menurut Kasmir (2009:115) rasio profitabilitas dapat diukur

dengana Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

1) Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur

kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya

Page 49: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

32

untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingkan

antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan.

Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:

2) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio yang dapat

digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk

mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan antara laba

bersih setelah bunga dan pajak dengan penjualan. Rumus unruk

mencari NPM adalah sebagai berikut:

2. Ukuran (Size) Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar

kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5).

Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang

besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan

atau kegagalan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan

yang kecil.

3. Jaminan (Secure)

Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi obligasi

dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture). Obligasi

Page 50: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

33

dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan

tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga

(Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam obligasi

dipengaruhi oleh jaminan. Maka dari itu, obligasi yang tidak dijaminkan

akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang

dijaminkan. Semakin tinggi nilai aset yang dijaminkan maka peringkat

obligasi akan semakin tinggi (Almilia dan Devi, 2007:7).

4. Umur Obligasi (Maturity)

Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya

obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan

Gerianta, 2012:10). Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365

hari sampai dengan diatas 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh

tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang

jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi,

sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi

yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.

5. Reputasi Auditor

Audit laporan keuangan menurut Boynton et al., (2001:6) adalah audit

yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti

tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan

pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan merupakan audit

Page 51: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

34

eksternal yang hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal, yaitu auditor

independen yang telah lulus sertifikasi sebagai akuntan publik bersertifikat

(Certified Public Accountant-CPA).

Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap

manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan

terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Allen (1994:6) menyatakan

bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor Big Eight

memberikan kualitas audit yang lebih baik bagi perusahaan dan

pemerintah daerah. Reputasi auditor yang baik adalah auditor yang

berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) besar yang berlaku

universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm

(Ikhsan dkk., 2012:5). Berdasarkan reputasinya KAP dikategorikan

menjadi 2 (dua) yaitu:

a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four :

1) KAP Purwantono, Sarwoko & Surja afililiasi dengan Ernst &

Young

2) KAP Osman Bing Satrio & Eny afiliasi dengan Deloitte Touche

Tohmatsu

3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG

4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan afiliasi dengan Price

Waterhouse Coopers

b. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.

Page 52: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

35

E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat

obligasi sudah pernah dilakukan sebelumnya. Rika dkk., (2011:17)

melakukan penelitian mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang

mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian tersebut menggunakan

analisis regresi berganda dengan perusahaan keuangan sebagai populasinya.

Hasilnya adalah size, profitabilitas, jaminan, dan reputasi auditor secara

parsial berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi.

Kemudian Nurmayanti dan Magreta (2009:11) melakukan penelitian

yang menggunakan variabel size, leverage, profitabilitas, jaminan, maturity,

dan reputasi auditor dalam memprediksi peringkat obligasi. Pada penelitian

ini regresi logistik digunakan sebagai metode analisis. Hasil yang diperoleh

menyatakan bahwa hanya profitabilitas dan jaminan yang berpengaruh dalam

prediksi peringkat obligasi.

Irma dkk., (2013:7) menggunakan analisis faktor dan analisis regresi

logistik dalam penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi prediksi

peringkat obligasi. Variabel yang diteliti adalah size, likuiditas, jaminan,

maturity, dan reputasi auditor. Hasil penelitian dengan analisis faktor

menunjukkan bahwa variabel growth, size, likuiditas, dan reputasi auditor

merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi lembaga keuangan

bank. Sementara itu variabel secure dan maturity tidak termasuk ke dalam

faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dikarenakan nilai MSA yang

tidak memenuhi syarat pengujian. Kemudian dengan menggunakan analisis

Page 53: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

36

regresi logistik ditemukan bahwa hanya ukuran perusahaan yang

mempengaruhi prediksi peringkat obligasi.

Penelitian Burton et al. (2000:27) meneliti mengenai faktor yang

menentukan credit rating pada industri asuransi di Inggris Raya. Variabel

yang dimasukkan dalam penelitian adalah ukuran perusahaan, leverage, dan

profitabilitas. Pada penelitian ini Burton et al. (2000:27) menggunakan

analisis regresi probit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

credit rating. Credit rating yang digunakan adalah peringkat yang diterbitkan

oleh A.M. Best dan S&P. Untuk credit rating yang diterbitkan oleh A.M.

Best, faktor yang berpengaruh adalah likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan

untuk credit rating yang diterbitkan oleh S&P adalah likuiditas berpengaruh

positif signifikan dan leverage berpengaruh negatif signifikan.

Selanjutnya pada penelitian Kors et al. (2012:13) menunjukkan bahwa

analisis regresi logistik ordinal memiliki tingkat akurasi yang lebih baik

daripada multiple discriminant analysis (MDA) dan analisis regresi probit.

Penelitian ini menggunakan data keuangan yang berupa angka absolut seperti

penjualan bersih, dan rasio-rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan

Long-term liabilities/total asset, trade payable, dan net profit margin

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi serta Operating income dan

return on equity berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.

Page 54: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Metode Variabel Hasil

1. Rika dkk., 2011. Analisis regresi

berganda.

Size, leverage, profitabilitas,

jaminan, maturity dan

reputasi auditor.

Size, profitabilitas, jaminan dan reputasi

auditor berpengaruh secara signifikan

terhadap peringkat obligasi.

2. Magreta dan

Nurmayanti., 2009.

Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan,

jaminan, maturity, dan

reputasi auditor.

Profitabilitas dan jaminan dapat

digunakan untuk memprediksi peringkat

obligasi.

3. Susilowati dan

Sumarto., 2010.

Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan, dan

maturity.

Likuiditas berpengaruh positif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

4. Irma dkk., 2013. Factor analysis dan

analisis regresi logistik.

Size, likuiditas, jaminan,

maturity, reputasi auditor dan

peringkat obligasi.

Hasil dari analisis faktor adalah Size,

likuiditas dan

reputasi auditor merupakan faktor yang

mempengaruhi peringkat obligasi.

sedangkan hasil dari analisis logistik

menunjukkan bahwa size berpengaruh

terhadap peringkat obligasi.

5. Burton et al., 2000. Penelitian ini

menggunakan ordered

probit model.

Size, likuiditas, leverage, dan

profitabilitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

likuiditas dan profitabilitas berpengaruh

positif signifikan terhadap peringkat

obligasi dari A.M. Best. Sedangkan

peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh

S&P, likuiditas berpengaruh positif

signifikan dan leverage berpengaruh

negatif signifikan.

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 55: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

Tabel 2.2 (Lanjutan)

No. Judul, Peneliti Metode Variabel Hasil

6. Kors et al., 2012 Multiple Discriminant

Analysis (MDA), ordered

logistics regression, dan

ordered probit regression

Data keuangan (angka absolut

dan rasio).

Analisis regresi logistik merupakan model

terbaik dari ketiga metode analisis yang

digunakan. Long-term liabilities/total

asset, trade payable, dan net profit margin

berpengaruh negatif terhadap peringkat

obligasi. Operating income dan return on

equity berpengaruh positif terhadap

prediksi peringkat obligasi.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 56: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

39

F. Kerangka Berpikir

Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan

di pasar modal. Perusahaan maupun pemerintah menerbitkan obligasi sebagai

surat tanda kontrak hutang jangka panjang kepada pembeli atau pemilik

obligasi (investor). Sebelum membeli obligasi, seorang investor tentunya

harus memperhatikan risiko yang terkandung dalam suatu obligasi. Investor

dapat menilai risiko obligasi dari peringkatnya. Peringkat obligasi merupakan

sebuah pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang

bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki.

Peringkat obligasi diberikan oleh agen pemeringkat obligasi (rating

agency) yang sudah mendapatkan izin dari Bapepam selaku lembaga

pengawas pasar modal. Agen pemeringkat obligasi itu sendiri adalah lembaga

independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana

salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana

keamanan suatu obligasi bagi investor. Untuk menilai keamanan suatu

obligasi, agen pemeringkat obligasi menilai risiko industri, risiko keuangan

dan risiko bisnis yang dihadapi oleh penerbit obligasi.

Penelitian ini hendak menganalisis apakah faktor akuntansi dan faktor

non akuntansi dapat memprediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam

penelitian ini diwakili oleh ukuran perusahaan, likuiditas perusahaan,

leverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan aktivitas perusahaan.

Sedangkan faktor non akuntansi yang digunakan adalah jaminan obligasi,

umur obligasi, dan reputasi auditor.

Page 57: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

40

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Perusahaan Menerbitkan Obligasi

Obligasi yang diterbitkan diberi peringkat oleh lembaga

pemeringkat obligasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Peringkat Obligasi

Basis Teori: Teori Sinyal

Metode Analisis: Ordinal Regression

Hasil pengujian dan pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Ukuran perusahaan

Leverage perusahaan

Profitabilitas perusahaan

Jaminan obligasi

Umur obligasi Peringkat Obligasi

Reputasi auditor

Faktor Akuntansi Faktor Non Akuntansi

Page 58: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

41

G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel

dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan Dengan Peringkat Obligasi

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar

kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5).

Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang

besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko

kebangkrutan atau kegagalan yang rendah.

H1: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi

peringkat obligasi.

2. Leverage Dengan Peringkat Obligasi

Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk

membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio

leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai

dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Perusahaan

dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan

yang rendah dalam memenuhi kewajibannya (Rika dkk., 2011:6).

Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan

semakin tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan.

H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi.

Page 59: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

42

3. Profitabilitas Dengan Peringkat Obligasi

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif

perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada

perusahaan. Profitabilitas memberikan indikasi kemampuan perusahaan

untuk going concern (Purwaningsih, 2008:8). Semakin tinggi rasio

profitability semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar

bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat

meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

H3: ROA berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.

H4: NPM berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.

4. Jaminan Obligasi Dengan Peringkat Obligasi

Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi

obligasi dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture).

Obligasi dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan

kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak

ketiga (Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam

obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Obligasi yang tidak dijaminkan akan

memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang

dijaminkan. Maka dari itu, investor akan berinvestasi lebih besar pada

obligasi yang dijamin oleh penerbitnya (Magreta dan Nurmayanti,

2009:10)

H5: Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat

obligasi perusahaan.

Page 60: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

43

5. Umur Obligasi Dengan Peringkat Obligasi

Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya

obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan

Gerianta, 2012:10). Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu

obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo

dalam jangka waktu yang pendek akan lebih mudah untuk diprediksi,

sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi

yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu yang panjang (Raharjo:

2004:47).

H6: Maturity berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi.

6. Reputasi Auditor Dengan Peringkat Obligasi

Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah

semakin tinggi reputasi auditor maka akan memberikan hasil audit yang

dapat dipercaya sehingga kecil kemungkinan perusahaan mengalami

kegagalan (Sejati, 2010:3). Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme

pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi

keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi.

Dengan kualitas audit yang semakin baik maka investor dapat

mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

sehingga berdampak pada keamanan obligasinya.

H7: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat

obligasi.

Page 61: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel

independen yang dipilih oleh penulis, yaitu size, leverage, profitabilitas,

jaminan obligasi, umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor terhadap

variabel dependen, yaitu peringkat obligasi. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

serta diberi peringkat oleh PT PEFINDO.

B. Teknik Penentuan Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dipilih dari populasi

obligasi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dan diberi peringkat oleh PT PEFINDO pada periode 2010-2012. Pemilihan

perusahaan yang go public dimaksudkan untuk memudahkan dalam

memperoleh data laporan keuangannya. Sampel dipilih dengan menggunakan

metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel yang representatif

sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Obligasi yang diterbitkan dan beredar selama periode pengamatan

(2010-2012) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta diberi

peringkat oleh PT PEFINDO.

Page 62: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

45

2. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

industri keuangan.

3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public di BEI dan

mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31

Desember dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dan dinyatakan dalam

Rupiah (Rp).

C. Teknik Pengambilan Data

Penelitian harus mempunyai bukti yang kuat untuk mendukung keabsahan

dari masalah yang diteliti. Data yang digunakan pada peneliti terdiri dari data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

jadi berupa publikasi, data sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Input data

untuk faktor akuntansi dan non akuntansi pada penelitian ini diperoleh dari

laporan keuangan yang dipublikasikan masing-masing perusahaan yang

diteliti pada tahun 2009 sampai 2011. Kemudian data mengenai peringkat

obligasi diperoleh dari peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO

pada tahun 2010 sampai 2012. Adapun data sekunder lainnya didapat dari:

1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD)

2. Indonesia Bond Mraket Dorectory (IBMD)

3. IDX-Fact Book

4. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan

peringkat obligasi.

Page 63: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

46

D. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis

multivariate dengan menggunakan regresi ordinal. Alasan untuk

menggunakan model ini adalah karena variabel dependen yang digunakan

berbentuk non-metrik / kategorial dan variabel independen yang terdiri dari

variabel metrik dan non-metrik. Selain itu model ini dipilih karena variabel

dependen dalam penelitian adalah variabel kualitatif yang memiliki urutan

(ordered). Pennggunaan regresi ordinal dalam pengujian hipotesis mengacu

pada penelitian Kors et al (2011:5). Teknik analisis ini tidak menggunakan

lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali,

2012:333). Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data

yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),

dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar

rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi

digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-

minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari

populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari

sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan

sampel penelitian.

Page 64: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

47

2. Menguji Model Fitting Information

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model

terhadap data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi

Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model

yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis

nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Dengan

alpha 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai -2LogL < 0,05 berarti bahwa model fit dengan data.

b. Jika nilai -2LogL > 0,05 berarti bahwa model tidak fit dengan

data.

Adanya pengurangan nila antara -2LogL awal (initial -2LL fungcion)

dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model

yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2012:361). Log Likelihood

pada regresi ordinal mirip dengan pengertian “ Sum of Squere Error” pada

model regresi, sehingga penurunan Log Likelhood menunjukkan model

regresi yang semakin baik.

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of

Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa

nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit).

Apabila nilai Goodness of Fit Test > 0,05 (nilai signifikansi Pearson dan

Page 65: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

48

Deviance > 0,05) maka model yang terbentuk adalah fit atau layak

digunakan.

4. Pseudo R-Square

Pseudo R-Square terdiri dari Cox dan Snell’s R Square, Nagelkerke’s

R square dan McFaddden. Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran

yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang

didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang

dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan

bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Kemudian

McFadden digunakan untuk melihat variabilitas variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabel independen.

5. Uji Parallel Lines

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Test of

parallel lines. Test of parallel lines menguji apakah asumsi semua kategori

memiliki parameter yang sama atau tidak. Jika nilai statistik test of

parallel lines lebih besar dari pada 0,05 atau bernilai tidak signifikan maka

dapat diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai. Begitu pula

sebaliknya, jika nilai statistik test of parallel lines lebih kecil dari pada

0,05 berarti model yang digunakan tidak cocok.

Page 66: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

49

6. Pengujian Hipotesis

Pengujian dengan model regresi ordinal digunakan dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian :

a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 %

b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada

signifikansi p-value.

- Jika taraf signifikansi < 0,05 Ho Diterima

- Jika taraf signifikansi > 0,05 Ha Ditolak

Adapun model regresi logistik pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Rat = Peringkat obligasi

Size = Size

DER = Debt to Equity Ratio

ROA = Return On Asset

NPM = Net Profit Margin

Secure = Jaminan Obligasi

MA = Maturity

RA = Reputasi Auditor

α0…6 = Koefisien Regresi

ε = Error Term

Page 67: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

50

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi.

Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PT

PEFINDO. Untuk memudahkan dalam pengolahan data mengingat adanya

keterbatasan data peringkat obligasi dengan kategori non invesment grade

(idBB+ atau lebih rendah) maka peneliti melakukan modifikasi terhadap

klasifikasi peringkat obligasi Kors et al. (2012:4). Peringkat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat berkategori investment

grade yang dibagi ke dalam 3 klasifikasi. Peringkat obligasi dari PT

Pefindo akan diberi klasifikasi penilaian dengan angka 1 sampai dengan

angka 3. Adapun klasifikasi peringkat obligasi yang digunakan dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Klasifikasi Peringkat Obligasi

Peringkat Obligasi Nilai Peringkat

AAA 3

AA+ 3

AA 3

AA- 3

A+ 2

A 2

A- 2

BBB+ 1

BBB 1

BBB- 1

Sumber: www.pefindo.com dan modifikasi dari penelitian Kors et al.

(2012:4)

Page 68: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

51

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor akuntansi

berupa rasio size, leverage, dan profitabilitas sedangkan untuk faktor non

akuntansi adalah umur obligasi dan reputasi auditor.

a. Size

Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan

besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki total aset,

penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang

besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih rendah

bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Pengukuran pada

variabel size ini menggunakakan logaritma natural dari total ekuitas.

Sedangkan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.

b. Leverage

Menggunakan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai

investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio

leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai

dengan hutang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Rasio

leverage pada penelitian ini diproksikan dengan debt to equity ratio

(DER) yang dirumuskan sebagai berikut:

DER

c. Profitabilitas

Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba,

baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba

Page 69: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

52

bagi modal sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka

semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin

baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Penelitian

ini menggunakan dua proksi untuk variabel profitabilitas, yakni return on

asset (ROA) dan net profit margin (NPM).

ROA =

NPM =

d. Jaminan Obligasi

Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi

dipengaruhi oleh jaminan. Berdasarkan obligasi tersebut, obligasi

dibedakan atas obligasi yang dijamin dan tidak dijamin. Skala

pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan

variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1

jika obligasi dijamin dengan asset khusus dan 0 jika obligasi hanya

berupa surat hutang yang tidak dijamin dengan asset khusus.

e. Umur Obligasi

Investor cenderung menyukai obligasi yang berumur pendek.

Obligasi dengan umur yang lebih pendek memiliki risiko yang lebih

rendah dibandingkan obligasi dengan umur yang panjang. Skala

pengukurannya menggunakan skala nominal karena variabel maturity

ini merupakan variabel dummy. Pengukurannya dilakukan dengan

memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai

lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun.

Page 70: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

53

f. Reputasi Auditor

Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian

terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan

secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Semakin

baik reputasi auditor maka akan semakin baik pula kualitas audit.

Skala pengukuran untuk variabel reputasi auditor menggunakan skala

nominal karena variabel ini merupakan variabel dummy.

Pengukurannya dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika audit

dilakukan oleh auditor big 4 dan 0 jika audit dilakukan oleh auditor

selain big 4.

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Peringkat

Obligasi

Investement Grade AAA. AA+, AA, AA-, A+, A,

A-, BBB+, BBB, BBB-

Ordinal

Ukuran

Perusahaan (Size)

Total Ekuitas Logaritma Natural Total Ekuitas Rasio

Leverage Debt to Equity Ratio

(DER)

DER

Rasio

Profitabilitas Return On Asset

(ROA)

ROA =

Rasio

Profitabilitas Net Profiit Margin

(NPM)

NPM =

Rasio

Page 71: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

54

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)

Variabel Dimensi Indikator Skala

Jaminan Jaminan obligasi Obligasi dijaminkan dan obligasi

tidak dijaminkan

Nominal

Umur Obligasi

(Maturity)

Umur obligasi Umur Obligasi 1-5 tahun dan

Umur Obligasi lebih dari 5

tahun.

Nominal

Reputasi Auditor Auditor Eksternal KAP Big 4 dan Non-Big 4 Nominal

Page 72: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

55

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PT. PEFINDO

PT. PEFINDO atau PT. Pemeringkat Efek Indonesia didirikan di

Jakarta pada 21 Desember 1993. PT PEFINDO didirikan melalui usulan

dari BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada 13 Agustus 1994 PT

PEFINDO mendapatkan lisensi untuk beroperasi No.39/PM-PI/1994 dari

BAPEPAM. PT PEFINDO merupakan sebuah perseroan terbatas swasta

yang hingga Desember 2011 dimiliki oleh 92 pemegang saham

institusional domestik, yang terdiri dari dana pensiun, bank, asuransi,

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas. PT PEFINDO

merupakan salah satu lembaga penunjang pada pasar modal di Indonesia.

Sebagai lembaga penunjang pasar modal, fungsi utama dari PT

PFINDO adalah menyediakan peringkat yang objektif, independen dan

kredibel atas risiko kredit yang diterbitkan kepada publik melalui aktivitas

pemeringkatan. Untuk meningkatkan kualitas metodologi dan kriteria

peringkat yang diberikan, PT PEFINDO memiliki afiliasi dengan lembaga

pemeringkat internasional, yakni Standard & Poor Rating Service (S&P).

PT PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating

Agencies Association (ACRAA).

Page 73: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

56

2. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing dan

teraftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki obligasi yang diberi

peringkat oleh PT PEFINDO. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan

menggunakan metode purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-

kriteria tertentu, beberapa diantaranya adalah perusahaan yang masuk

dalam sektor keuangan, memiliki laporan keuangan lengkap tahun 2009

hingga 2011 dan obligasi yang terbit dan beredar pada tahun 2010 hingga

2012. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Proses Pemilihan Sampel

Kriteria 2010 2011 2012 Total

Jumlah obligasi beredar 223 242 299 764

Obligasi yang tidak diperingkat oleh PT

PEFINDO

42 47 27 116

Obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan yang tidak termasuk dalam

industri keuangan

106 83 96 285

Obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan non go public

43 64 112 219

Obligasi yang dijadikan sampel 32 48 64 144

Sumber: Data diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 764 obligasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia hanya 144 obligasi yang memenuhi karakteristik

sampel yang telah ditentukan. Daftar obligasi tersebut dapat dilihat dalam

tabel 4.2 berikut.

Page 74: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

57

Tabel 4.2

Deskripsi Sampel Penelitian

No. Perusahaan Kode

Perusahaan

Jumlah

Sampel

1. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. ADMF 36

2. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP 3

3. Bank Bukopin Tbk. BBKP 1

4. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 1

5. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 17

6. Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN. 8

7. BFI Finance Indonesia Tbk. BFIN 4

8. Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 3

9. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 6

10. Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 11

11. Bank Permata Tbk. BNLI 6

12. Bank Victoria International Tbk. BVIC 2

13. Clipan Finance Indonesia Tbk. CFIN 6

14. Mandala Multifinance Tbk. MFIN 3

15. Bank OCBC NISP Tbk. NISP 3

16. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 18

17. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA 6

18. Verena Multi Finance Tbk. VRNA 8

19. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. WOMF 2

Total 144

Sumber: data diolah

B. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran dari

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari analisis

tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean, dan standar

deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan fasilitas

elektronik Microsoft Excel dan SPSS versi student dalam melakukan

pengolahan data. Fasilitas elektronik tersebut digunakan untuk

mempermudah dalam menganalisis dan menjelaskan variabel yang

diteliti.

Page 75: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

58

Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-masing

variabel independen dalam penelitian ini.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Size 144 25.80 31.77 29.0542 1.30173

DER 144 .56 12.46 6.0817 3.65386

ROA 144 -1.11 28.00 5.9562 7.69890

NPM 144 -.09 .50 .1985 .11550

Secure 144 0 1 .44 .499

Maturity 144 0 1 .70 .459

Auditor 144 0 1 .92 .267

Valid N (listwise) 144

Sumber: data diolah

Variabel ukuran perusahan (size) dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan logaritma natural ekuitas. Hasil analisis dengan statistik

deskriptif terhadap ukuran perusahaan (size) menunjukkan bahwa nilai

terendah adalah sebesar 25,80 dan nilai tertingginya adalah sebesar 31,77.

Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai tertinggi

dan terendah tidak besar, yaitu 5,97. Nilai 5,97 tersebut dapat diartikan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang besar pada sampel yang digunakan

untuk variabel ukuran perusahaan. Mean atau rata-rata dari ukuran

perusahaan yang dijadikan sampel adalah 29,0542. Standar deviasi dari

variabel ini menunjukkan nilai sebesar 1,30173. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat variasi data dari ukuran perusahaan sebesar 1,30173.

Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER), yakni total hutang dibagi total ekuitas. Pada

Page 76: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

59

tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk

leverage menunjukkan nilai terendah sebesar 0,56 dan nilai tertingginya

adalah 12,46. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara

nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah sebesar 11,90. Dapat diartikan

bahwa terdapat perbedaan yang cukup jauh antara nilai tertinggi dan nilai

terendah. Untuk nilai rata-rata leverage dari 144 sampel obligasi adalah

6,0817 dengan standar deviasi sebesar 3.65386. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat variasi data dari leverage sebesar 3.65386.

Variabel Return on Asset (ROA) dalam penelitian ini diukur dengan

menghitung net income dibagi total asset. Pada tabel 4.3 dapat dilihat

bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk ROA menunjukkan nilai

terendah sebesar -1,11 dan nilai tertingginya adalah 28,00. Berdasarkan

nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai ROA tertinggi dan

terendah adalah 29,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang cukup besar pada sampel yang digunakan untuk variabel

ROA. Nilai ROA terendah pada penelitian ini diperoleh dari data

keuangan Bank ICB Bumiputera dan nilai tertinggi diperoleh dari data

keuangan Adira Dinamika Multi Finance. Untuk nilai rata-rata ROA dari

144 sampel obligasi menunjukkan nilai 5,9562 dengan standar deviasi

sebesar 7,69890. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari

ROA sebesar 7,69890.

Variabel net profit margin (NPM) dalam penelitian ini diukur

dengan menghitung net income dibagi operating income. Pada tabel 4.3

Page 77: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

60

dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk NPM

menunjukkan nilai terendah sebesar -0,09 dan nilai tertingginya adalah

0,50. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai

tertinggi dan nilai terendah adalah 0,59. Nilai tersebut dapat diartikan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai

terendah. Untuk nilai rata-rata atau mean NPM dari 144 sampel obligasi

menunjukkan nilai 0,1985 dengan standar deviasi sebesar 0,11550. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari NPM sebesar 0,11550.

Variabel jaminan obligasi pada penelitian ini diukur dengan menilai

apakah obligasi yang diterbitkan dijaminkan dengan aset tertentu dari

perusahaan. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik

deskriptif untuk jaminan obligasi menunjukkan nilai rata-rata 44% atau

hanya 64 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144

sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari obligasi yang

diterbitkan tidak dijaminkan secara khusus oleh perusahaan penerbitnya.

Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini menunjukkan nilai

sebesar 0,499.

Variabel umur obligasi (maturity) pada penelitian ini diukur dengan

menilai umur obligasi apakah kurang dari lima tahun atau lebih dari lima

tahun. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif

untuk umur obligasi menunjukkan nilai rata-rata 70% atau 101 sampel

dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144 sampel. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar dari obligasi yang diterbitkan

Page 78: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

61

memiliki umur kurang dari lima tahun. Sementara itu, standar deviasi

pada variabel ini menunjukkan nilai sebesar 0,459.

Variabel reputasi auditor pada penelitian ini diukur dengan menilai

apakah laporan keuangan perusahaan penerbit obligasi diaudit oleh

auditor big 4 atau selain big 4. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil

analisis statistik deskriptif untuk reputasi auditor menunjukkan nilai rata-

rata 92% atau 133 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai

144 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari perusahaan

penerbit obligasi memilih auditor big 4 untuk melakukan audit atas

laporan keuangannya. Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini

menunjukkan nilai sebesar 0,267.

2. Pengujian Model Fitting Information

Pengujian ini akan menguji pengaruh dari masing-masing variabel

independen yaitu ukuran perusahaan (size), debt to equity ratio (DER),

return on asset (ROA), net profit margin (NPM), jaminan obligasi

(secure), umur obligasi (maturity) dan reputasi auditor terhadap peringkat

obligasi. Analisis pertama yang dilakukan adalah menguji keseluruhan

model (overall model fit). Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan nilai antara -2 Loglikehood awal (intercept only) dengan

-2 Loglikehood pada model final. Adanya pengurangan nilai antara -2

Loglikehood awal (intercept only) dengan nilai -2 Loglikehood pada

model final menunjukkan bahwa model fit dengan data.

Page 79: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

62

Tabel 4.4

Model Fitting Information

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Intercept Only 215.019

Final 78.641 136.377 7 .000

Link function: Logit.

Sumber: data diolah

Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan antara nilai -2 Loglikehood

pada model intercept only dengan model final. Dari tabel tersebut

diketahui bahwa nilai -2 Loglikehood pada model intercept only adalah

sebesar 215.019. Kemudian ketika variabel independen dimasukkan ke

dalam model nilai -2 Loglikehood turun menjadi 78.641 dan penurunan

ini signifikan pada 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model dengan

penambahan variabel independen lebih baik dari model intercept only dan

dapat disimpulkan bahwa model fit.

3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of

Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa

nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit).

Tabel 4.5

Goodness-of-Fit

Chi-Square Df Sig.

Pearson 102.635 101 .436

Deviance 77.020 101 .964

Link function: Logit.

Sumber: data diolah

Page 80: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

63

Tabel 4.5 menunjukkan nilai Chi-Square (Pearson) dan Chi-Square

(Deviance). Nilai Chi-Square (Pearson) adalah 102.635 dan nilai Chi-

Square (Deviance) adalah 77.020. Sedangkan untuk nilai signifikansi dari

Chi-Square (Pearson) dan Chi-Square (Deviance) masing-masing adalah

sebesar 0,436 dan 0,964 dimana p value > 0,05. Hal ini berarti bahwa

model fit dengan data.

4. Pseudo R-Square

Pseudo R-Square digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil

perhitungannya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6

Pseudo R-Square

Cox and Snell .612

Nagelkerke .786

McFadden .628

Link function: Logit.

Sumber: data diolah

Tabel 4.6 menunjukkan nilai Pseudo R-Square. Pada regresi ordinal,

Ghozali (2012:361) menggunakan nilai McFadden untuk

mengestimasikan nilai R2. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai

McFadden sebesar 62,8%. Nilai ini mengandung arti bahwa variabilitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 62,8%. Sisanya sebanyak 37,2% dijelaskan oleh variabel-variabel

lain di luar model penelitian. Faktor lain yang mempengaruhi prediksi

peringkat obligasi antara lain adalah kedudukan obligasi dengan jenis

Page 81: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

64

utang lain, penjamin emisi, peraturan yang berkaitan dengan industri

emiten, stabilitas laba dan penjualan emiten, kebijakan akuntansi dan

sebagainya (Brigham dan Houston, 2009:373-375).

5. Uji Parallel Lines

Uji Parallel lines digunakan untuk menilai asumsi bahwa semua

kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Garson (2012:14)

menyatakan bahwa asumsi Parallel Lines dipenuhi apabila nilai yang

diperoleh adalah tidak signifikan atau di atas 0,05 (p > α 0,05).

Tabel 4.7

Test of Parallel Linesa

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Null Hypothesis 78.641

General 65.328a 13.314

b 7 .065

Link function: Logit.

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari uji

Parallel Lines di atas 0,05 yaitu sebesar 0,065. Dari nilai tersebut dapat

diartikan bahwa model yang dihasilkan memiliki parameter yang sama

atau hubungan antara variabel independen dengan logit adalah sama untuk

semua persamaan logit sehingga pemilihan link function telah sesuai.

Page 82: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

65

6. Pengujian Hipotesis

Tabel 4.8

Hasil Uji Ordinal Regression

Estimate Std. Error Wald df Sig.

Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000

[Rating = 2] 83.717 16.068 27.147 1 .000

Location DER -.288 .234 1.518 1 .218

ROA .253 .201 1.590 1 .207

NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003*

Size 3.154 .598 27.852 1 .000*

[Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080

[Secure=1] 0a . . 0 .

[Maturity=0] -.672 .828 .659 1 .417

[Maturity=1] 0a . . 0 .

[Auditor=0] -3.742 1.192 9.857 1 .002*

[Auditor=1] 0a . . 0 .

Link function: Logit.

Sumber: data diolah

*) Signifikan pada α 0,05

Berdasarkan hasil uji dengan Ordinal Regression diketahui bahwa

variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi adalah ukuran perusahaan (size), NPM dan reputasi auditor.

Berdasarkan Tabel 4.14 maka diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Logit (p1) = 78.375 + 3,154Size - 0,288DER + 0,253ROA -

17,994NPM - 2,904Secure - 0,672Maturity -

3,742Auditor

Logit (p1+p2) = 83.717 + 3,154Size - 0,288DER + 0,253ROA -

17,994NPM - 2,904Secure - 0,672Maturity -

3,742Auditor

Page 83: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

66

Hubungan antara odds ratio dan variabel independen dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Kenaikan 1 unit Size akan menaikkan odd ratio (exp 3,154) =

23,4296 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA

dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus.

b. Kenaikan 1 unit NPM akan menurunkan odd ratio (exp -17,994) =

1,53216E-08 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3

(idAAA dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus.

c. Kenaikan 1 unit Auditor akan menurunkan odd ratio (exp-3,742) =

0,023707 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA

dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus.

Dengan exp = eksponensial (e) = 2,71828

Berikut ini adalah penjelasan mengenai hasil pengujian dengan regresi

ordinal.

a) Pengaruh Ukuran Perusahaan Positif Signifikan terhadap Prediksi

Peringkat Obligasi

Hipotesis 1 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki nilai

koefisien positif sebesar 3,154 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan

nilai statistik wald sebesar 27,852. Nilai signifikansi ini lebih kecil

dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H1 berhasil didukung,

sehingga hipotesis 1 diterima.

Page 84: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

67

Hasil pengujian terhadap variabel ukuran perusahaan yang

diproksi dengan logaritma natural total ekuitas menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

kemungkinan memperoleh peringkat obligasi yang tinggi. Hal ini

berarti semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar

kemungkinan peringkat atas obligasi yang diterbitkannya untuk

mendapatkan peringkat yang tinggi.

Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin dikenal

oleh masyarakat sehingga akan semakin banyak informasi mengenai

perusahaan yang dapat diterima oleh investor. Informasi ini berguna

untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dimiliki investor.

Perusahaan dengan modal yang besar juga akan memiliki kemampuan

untuk melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka pendek

maupun jangka panjang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika, dkk (2011:17)

yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

b) Pengaruh Leverage Negatif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat

Obligasi

Hipotesis 2 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif

terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan debt to equity

ratio (DER) memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,288 dengan

Page 85: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

68

tingkat signifikansi 2,18 dan nilai statistik wald sebesar 15,18. Nilai

signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan

bahwa H2 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 2 ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 tidak berhasil

didukung karena leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kemungkinan obligasi memperoleh peringkat kategori yang

tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya leverage

perusahaan tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi. Walaupun

variabel leverage tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat

obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis

yang diajukan, yaitu negatif. Menurut Gerianta dan Estiyanti

(2002:16) hasil yang tidak signifikan mungkin disebabkan oleh

perhitungan leverage dalam penelitian ini menggunakan debt to equity

ratio dimana hutang obligasi masuk dalam rasio tersebut dan tidak

dipisahkan dengan total hutang sedangkan perusahaan pemeringkat

mungkin hanya menggunakan current liabilities dalam perhitungan

leverage.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika, dkk (2011:17)

dan Manurung, dkk (2010:11) yang menemukan bahwa leverage tidak

berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat

obligasi. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Burton (2000:27) dimana leverage berpengaruh

negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.

Page 86: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

69

c) Pengaruh Return on Asset (ROA) Positif Signifikan terhadap prediksi

peringkat obligasi

Hipotesis 3 menyatakan bahwa Return on Asset (ROA)

berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil

pengujian regresi menunjukkan bahwa return on asset (ROA)

memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,253 dengan tingkat

signifikansi 0,207 dan nilai statistik wald sebesar 1,590. Nilai

signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan

bahwa H3 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 3 ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 3 tidak berhasil

didukung karena ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya ROA

tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan pemeringkat. Walaupun variabel ROA tidak berpengaruh

terhadap prediksi peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya

telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu positif. Menurut

Susilowati dan Sumarto (2010:11) penyebab hasil tidak signifikan

mungkin karena meskipun perusahaan memperoleh laba yang tinggi

tetapi laba tersebut digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban

jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi laba yang ada pada data

sekunder tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba tersebut

tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait

dengan obligasi.

Page 87: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

70

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Setyaningrum

(2005:21) dimana ROA berpengaruh signifikan terhadap prediksi

peringkat obligasi. akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Susilowati dan Sumarto (2010:11) yang menemukan bahwa

ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat

obligasi.

d) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Positif Signifikan terhadap

Prediksi Peringkat Obligasi

Hipotesis 4 menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM)

berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil

pengujian regresi menunjukkan bahwa net profit margin (NPM)

memiliki nilai koefisien negatif sebesar 17,994 dengan tingkat

signifikansi 0,03 dan nilai statistik wald sebesar 8,636. Nilai

signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa

H4 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 4 ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 4 tidak berhasil

didukung karena NPM tidak memiliki pengaruh positif signifikan

terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa semakin tinggi nilai NPM maka peringkat obligasi akan

semakin menurun. Menurut Kors et al (2012:13) hasil NPM yang

berpengaruh negatif signifikan diakibatkan oleh perhitungan NPM

yang dilakukan dengan cara net income/sales dimana di dalam nilai

net income tersebut terdapat pendapatan dari aktivitas lainnya. Sebuah

Page 88: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

71

perusahaan yang memperoleh pendapatan operasi yang lebih rendah

mungkin mencoba untuk meningkatkan penghasilan lebih tinggi dari

aktivitas pendanaan. Akan tetapi aktivitas pendanaan adalah spekulatif

sehingga hal tersebut membuat perusahaan menjadi lebih berisiko.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kors et al

(2012:13) yang menemukan bahwa NPM berpengaruh negatif

signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Namun hasil

penelitian ini bertentangan dengan penelitian Manurung, dkk

(2011:10) yang membuktikan bahwa NPM tidak berpengaruh

terhadap peringkat obligasi.

e) Pengaruh Jaminan Obligasi Positif Signifikan terhadap Prediksi

Peringkat Obligasi

Hipotesis 5 menyatakan bahwa jaminan obligasi berpengaruh

positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa jaminan obligasi memiliki nilai koefisien negatif

sebesar 2,904 dengan tingkat signifikansi 0,080 dan nilai statistik

wald sebesar 3,062. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05.

Artinya dapat disimpulkan bahwa H5 tidak berhasil didukung,

sehingga hipotesis 5 ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 5 tidak berhasil

didukung karena jaminan obligasi tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa

dijamin atau tidaknya sebuah obligasi tidak akan mempengaruhi

Page 89: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

72

peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat obligasi.

Penyebab dari hasil tidak signifikan mungkin karena banyaknya

obligasi yang tidak menjaminkan obligasinya dengan aset khusus.

Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar perusahaan penerbit

obligasi yang berasal dari sektor keuangan tidak menjaminkan

obligasinya dengan aset khusus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Almilia dan Devi

(2007:19) yang membuktikan bahwa jaminan obligasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil

berbeda ditemukan pada penelitian Rika, dkk (2011:17) yang

menemukan bahwa jaminan obligasi berpengaruh signifikan terhadap

peringkat obligasi.

f) Pengaruh Umur Obligasi Negatif Signifikan terhadap Prediksi

Peringkat Obligasi

Hipotesis 6 menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh

negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa umur obligasi memiliki nilai koefisien negatif

sebesar 0,672 dengan tingkat signifikansi 0,417 dan nilai statistik

wald sebesar 0,659. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05.

Artinya dapat disimpulkan bahwa H6 tidak berhasil didukung,

sehingga hipotesis 6 ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 6 tidak berhasil

didukung karena umur obligasi tidak memiliki pengaruh signifikan

Page 90: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

73

terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa

panjang atau pendek umur obligasi tidak akan mempengaruhi

peringkat obligasi yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat.

Walaupun variabel umur obligasi tidak berpengaruh terhadap prediksi

peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan

hipotesis yang diajukan, yaitu negatif. Hasil yang tidak signifikan ini

mungkin disebabkan oleh banyaknya obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan keuangan dengan umur yang pendek. Hasil dari data

penelitian ini diperoleh bahwa 70% dari keseluruhan sampel obligasi

atau sebanyak 101 sampel obligasi memiliki umur yang pendek

sehingga tidak terlalu diperhitungkan dalam pemeringkatan obligasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gerianta dan

Estiyanti (2012:16) dan Susilowati dan Sumarto (2010:12) yang

menemukan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap prediksi peringkat obligasi.

g) Pengaruh Reputasi Auditor Positif Signifikan terhadap Prediksi

Peringkat Obligasi

Hipotesis 7 menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh

positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi

menunjukkan bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien negatif

sebesar 3,742 dengan tingkat signifikansi 0,002 dan nilai statistik

wald sebesar 9,857. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya

Page 91: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

74

dapat disimpulkan bahwa H7 tidak berhasil didukung, sehingga

hipotesis 7 ditolak.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 7 tidak berhasil

didukung karena reputasi auditor tidak memiliki pengaruh positif

signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut

mungkin disebabkan oleh adanya sampel pada penelitian ini yang

menggunakan KAP big 4 dalam mengaudit laporan keuangannya

namun mendapatkan peringkat obligasi yang rendah. Salah satu dari

sampel tersebut adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank ICB

Bumiputera Tbk, dengan peringkat obligasi BBB.

KAP dengan reputasi yang tinggi sempat beberapa kali terlibat

dalam skandal keuangan. Salah satunya adalah KAP Arthur Andersen

yang merupakan salah satu anggota dari KAP big 5 terbukti

melakukan kecurangan akuntansi dengan kliennya, yaitu Enron.

Untuk di Indonesia, KAP big 4 juga pernah terlibat dalam beberapa

skandal keuangan seperti pada kasus PT Kimia Farma yang

melibatkan KAP Hans Tuanakotta yang merupakan afiliasi dari

Deloitte serta kasus Bank Lippo yang melibatkan KAP Prasetio,

Sarwoko & Sandjaja yang merupakan afiliasi dari Ernst & Young.

Kasus tersebut membuktikan bahwa KAP big 4 yang memiliki

reputasi yang baik juga dapat melakukan kesalahan dalam

pelaksanaan audit. Penelitian Hsihui Chang et al (2010:25)

menemukan bahwa perusahaan dan investor menjadi reseptif terhadap

Page 92: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

75

KAP second-tier dan third-tier sejak terbongkarnya kasus Arthur

Andersen. Oleh karena itu, reputasi auditor yang tinggi tidak

menjamin sebuah obligasi mendapatkan peringkat yang tinggi dari

agen pemeringkat obligasi.

Page 93: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengujian faktor akuntansi dan non akuntansi dalam

memprediksi peringkat obligasi perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI

pada tahun 2010-2012 dengan menggunakan regresi ordinal, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa

variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

peringkat obligasi.

2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa

variabel leverage tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat

obligasi.

3. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa

variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA)

dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

4. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa

variabel jaminan obligasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

peringkat obligasi.

Page 94: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

77

5. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa

variabel umur obligasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap

peringkat obligasi.

6. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa

variabel reputasi auditor tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

peringkat obligasi.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu akuntansi keuangan yang khususnya membahas

mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang mempengaruhi prediksi

peringkat obligasi.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan yang besar akan meningkatkan peluang

untuk mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Maka dari itu, untuk

perusahaan kecil diharapkan untuk memperhatikan faktor lainnya agar

mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi.

Dalam penelitian ini didapat bahwa (Net Profit Margin) NPM berpengaruh

negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Bagi perusahaan penerbit obligasi

hasil ini dapat memberikan masukan bahwa untuk mendapatkan peringkat

obligasi yang tinggi tidak membutuhkan NPM yang tinggi. Hal ini disebabkan

Page 95: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

78

dalam perhitungan NPM terdapat pendapatan yang berasal dari aktivitas

pendanaan sehingga menimbulkan risiko yang cukup tinggi.

Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi.

Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP yang

memiliki reputasi yang tinggi tidak menjamin akan mendapatkan peringkat

obligasi yang tinggi. Terdapat beberapa skandal keuangan di Indonesia

maupun dunia yang melibatkan KAP dengan reputasi baik. Untuk itu

perusahaan penerbit obligasi diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya agar

mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi.

Untuk investor yang ingin berinvestasi pada obligasi diharapkan untuk

mempertimbangkan ukuran perusahaan, NPM dan reputasi auditor dari

penerbit obligasi untuk mengurangi risiko dari investasi oblihasi tersebut.

C. Saran

Saran yang dapat digunakan bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini

adalah:

1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor akuntansi lainnya

seperti current ratio, gross profit margin dan total asset turnover, serta

faktor non akuntansi lainnya seperti tingkat suku bunga, volume transaksi

dan yield.

2. Jumlah sampel dapat diambil dengan periode pengamatan yang lebih

panjang dan menggunakan data peringkat obligasi dari agen pemeringkat

Page 96: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

79

lain selain PT PEFINDO sehingga variasi data peringkat obligasi yang

diperoleh menjadi lebih banyak.

Page 97: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

80

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Arthur C, “The effect of large-firm audits on municipal bond rating

decisions”, Journal of Practice and Theory (APT), Vol 13, Spring, 1994.

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen, 2007.

Aprilia, Susana, “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat

Obligasi”, Skripsi UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2011.

Bali, Geetanjali dan Skinner, Frank S, “The Original Maturity of Corporate

Bonds: The Influence of Credit Rating, Asset Maturity, Security, and

Macroeconomic Conditions”, The Financial Review 41, hal 187-203, 2006.

Bapepam-LK, “Statistik Pasar Modal”, artikel diakses pada 6 Maret 2013, dari

http://bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/statistik_pm/index.htm.

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,

Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Boynton, William C, Raymond N. Johnson dan Walter G. Kell,”Modern

Auditing”, Edisi 7, Erlangga, Jakarta, 2001.

Bursa Efek Indonesia, “Obligasi”, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012, dari

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/obligasi.aspx.

Burton, B., Adam Mike dan Hardwick P., “The Determinants of Credit Ratings in

The United Kingdom Insurance Industry”, School of Finance and Law,

Bournemouth University, Talbot Campus, Fern Barrow, Poole, Dorset,

BH12 5BB, 1998.

Chang, Hsihui, Agnes Cheng dan Kenneth J. Reichelt, “Market Reaction to

Auditor Switching from Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms”,

Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 29, No. 2, November, 2010.

Estiyanti, Ni Made dan Gerianta Wirawan Yasa, “Pengaruh Faktor Keuangan

dan Non Keuangan pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”,

Universtitas Udayana, 2012.

Febriani, Irma, H.S. Nugraha dan Saryadi, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Peringkat Obligasi Pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu Adminstrasi Bisnis, No.1, Vol.1, 2013.

Page 98: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

81

Garson, David, “Ordinal Regression”, Statistical Publishing Associates, North

Carolina, 2012.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”,

Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina, M. Nur Yahya dan Saidaturrahmi, “Peringkat

Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya”, Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2,

2012.

John, A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., “Manajemen Strategis”, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Karyani, Etikah dan Adler Manurung, “Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond

Rating Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta

(Penelitian Periode 2003 s.d. 2005)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,

Vol. 9 No. 3, hal 282-306, September, 2006.

Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010.

Kaur, Kuljeet dan Rajinder Kaur, “Credit Rating in India: A Study of Rating

Methodology of Rating Agencies”, Global Journal of Management and

Business Research, Vol. 11, Issue 12, 2011.

Kodrat, David Sukardi dan Christian Herdinata, “Manajemen Keuangan: Based

on Empirical Research”, Graha ilmu, Yogyakarta, 2009.

Kors, Murat, Ramazan Aktas dan M Doganay, ”Predicting the Bond Ratings of

S&P 500 Firms”, The IUP Journal of Applied Finance, Vol. 18 No. 4, 2012.

Kuswadi, “Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan

Akuntansi Biaya”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005.

Kuswadi, “Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam”, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta, 2006.

Linandarini, Ermi, “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat

Obligasi Perusahaan Indonesia”, Skripsi Universitas Diponegoro,

Semarang, 2010.

Magreta dan Poppy Nurmayanti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi

Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal Bisnis

dan Akuntansi, Vol 11 No. 3, hal 143-154, 2009.

Manurung, Addler, Desmon Silitonga dan Wilson Tobing, “Hubungan Rasio-

rasio Keuangan dengan Rating Obligasi”, Jurnal, 2009.

Page 99: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

82

Prasetiyo, Adhi, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas

Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”, Skripsi Universitas

Diponegoro, Semarang, 2010.

PT PEFINDO, ”Rating Definition & Outlook”, artikel diakses tanggal 12

Desember 2012, dari http://new.pefindo.com/scps_rdefinitions.php?.

PT PEFINDO, ”Rating Methodology“, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012,

dari http://new.pefindo.com/scrm_lembagakeuangan_index.php?.

Purwaningsih, Anna, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi

Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEJ”, KINERJA, Volume 12, No.1, Hal.85-99, 2008.

Raharja dan Sari, Maylia Pramono, “Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan &

Regresi Logistik) terhadap Peringkat Obligasi (PT PEFINDO)”, Jurnal

Maksi, Vol.8, No.1, hal.87-104, 2008.

Sapto, Raharjo, “Panduan Investasi Obligasi”, Cetakan kedua, PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Sari, Mayla Pramono, “Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk

Memprediksi Peringkat Obligasi (Pt Pefindo)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi

(JBE), Vol. 14, No.2, Hal 172-182 Vol. 14, 2007.

Sartono, R. Agus, ”Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)”, Edisi

Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2001.

Scott, William R, “Financial Accounting Theory”, Sixth Edition, Pearson Canada

Inc., Toronto, 2012.

Sejati, Grace Putri, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam

Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Bisnis dan

Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr hlm.70-78,

2010.

Semmler, Willi dan Lebogang Mateane, “Equity Market or Bond Market—Which

Matters the Most for Investment? Revisiting Tobin’s q Theory of

Investment”, Technology and Investment, 3, 203-209, 2012.

Sundjaja, Ridwan S., Inge Barlian dan Dharma Putra Sundjaja, “Manajemen

Keuangan 2”, Literata Lintas Media, Bandung, 2010.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011

perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia.

Page 100: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

83

Susilowati, Luky dan Sumarto, “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan

Manufaktur yang Listing di BEI”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen

Bisnis. Vol.1, No.2, 2010.

Timothy, J. Gallagher dan Joseph D. Andrew, “Financial Management:

Principles and Practice”, Pearson Education, Inc., United States of

America. 2007.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Utami, Endah Tri, “Cara Cerdas Berinvestasi via Online Trading”, Transmedia

Pustaka, Jakarta, 2010.

Weston, J Fred dan Thomas E. Copeland, ”Manajemen Keuangan” Binarupa

Aksara, Jakarta, 1995

Yuliana Rika, Agus Budiatmanto, M. Agung Prabowo dan Taufik Arifin, “

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi

Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,

Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011.

Zahrotun dan Zaki Baridwan, “Pengaruh Pengumuman Peringkat terhadap

Kinerja Obligasi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 2005.

Page 101: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

84

Lampiran 1

Daftar Sampel Obligasi dan Peringkatnya

Emiten Obligasi Rating

Jaminan Umur 2010 2011 2012

ADMF II Series C 2006 AA - - Dijamin 5

III Series B 2009 AA - - Dijamin 2

III Series C 2009 AA AA+ - Dijamin 3

IV Series A 2010 AA AA+ - Dijamin 2

IV Series B 2010 AA AA+ - Dijamin 2

IV Series C 2010 AA AA+ AA+ Dijamin 3

IV Series D 2010 AA AA+ AA+ Dijamin 3

IV Series E 2010 AA AA+ AA+ Dijamin 4

V Series A 2011 - AA+ - Dijamin 1

V Series B 2011 - AA+ AA+ Dijamin 2

V Series C 2011 - AA+ AA+ Dijamin 3

V Series D 2011 - AA+ AA+ Dijamin 4

Shelf registration I 2011 Phase I Series A - AA+ AA+ Dijamin 2

Shelf registration I 2011 Phase I Series B - AA+ AA+ Dijamin 3

Shelf registration I 2011 Phase I Series C - AA+ AA+ Dijamin 5

Shelf registration I 2012 Phase II Series A - - AA+ Dijamin 1

Shelf registration I 2012 Phase II Series B - - AA+ Dijamin 2

Shelf registration I 2012 Phase II Series C - - AA+ Dijamin 3

Shelf registration I 2012 Phase III Series A - - AA+ Dijamin 1

Shelf registration I 2012 Phase III Series B - - AA+ Dijamin 3

Page 102: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

85

Lanjutan Lampiran 1

Emiten Obligasi Rating

Jaminan Umur 2010 2011 2012

Shelf registration I 2012 Phase III Series C - - AA+ Dijamin 5

BABP Mandatory Convertible - 2010 BBB BBB BBB- Tidak Dijamin 5

BBKP Shelf Registration I Phase I 2012 - - A Tidak Dijamin 7

BBNI I 2003 AA - - Tidak Dijamin 8

BBTN XII 2006 AA- AA AA Tidak Dijamin 10

XIII Series A 2009 AA- AA Tidak Dijamin 3

XIII Series B 2009 AA- AA AA Tidak Dijamin 4

XIII Series C 2009 AA- AA AA Tidak Dijamin 5

XIV 2010 AA- AA- AA Tidak Dijamin 10

XV 2011 - AA AA Tidak Dijamin 10

Shelf Registration I phase I 2012 - - AA Tidak Dijamin 10

BDMN I Series B 2007 AA+ AA+ Tidak Dijamin 5

II Series A 2010 AA+ AA+ AA+ Tidak Dijamin 6

II Series B 2010 AA+ AA+ AA+ Tidak Dijamin 5

BFIN II Series A 2009 A- - - Dijamin 2

II Series B 2009 A- - - Dijamin 2

II Series C 2009 A- A- - Dijamin 3

BMRI Sub Ordinated I 2009 AA+ AA+ AA+ Tidak Dijamin 7

BNGA I Series A 2011 - AAA AAA Tidak Dijamin 3

I Series B 2011 - AAA AAA Tidak Dijamin 5

Shelf Registration I Series A 2012 - - AAA Tidak Dijamin 3

Shelf Registration I Series B 2012 - - AAA Tidak Dijamin 5

Page 103: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

86

Lanjutan Lampiran 1

Emiten Obligasi Rating

Jaminan Umur 2010 2011 2012

BNII Subordinated I 2011 - AA AA+ Tidak Dijamin 7

Shelf Registration I Series A Phase I 2011 - AA+ AA+ Tidak Dijamin 3

Shelf Registration I Series B Phase I 2011 - AA+ AA+ Tidak Dijamin 5

Shelf Registration Subordinated I Phase I 2011 - AA AA+ Tidak Dijamin 7

Shelf Registration I A 2012 I - - AA+ Tidak Dijamin 3

Shelf Registration I B 2012 II - - AA+ Tidak Dijamin 5

Shelf Registration Subordinated I II 2012 - - AA Tidak Dijamin 7

BNLI Subordinated I 2006 A AA- - Tidak Dijamin 10

Subordinated II 2011 - AA- AA- Tidak Dijamin 7

subordinated phase I 2012 - - AA- Tidak Dijamin 7

subordinated phase II 2012 - - AA- Tidak Dijamin 7

BVIC III 2012 - - BBB+ Tidak Dijamin 5

Subordinateed II 2012 - - BBB Tidak Dijamin 7

CFIN III Series A 2011 - A+ A+ Dijamin 1

III Series B 2011 - A+ A+ Dijamin 2

III Series C 2011 - A+ A+ Dijamin 3

MFIN Shelf Registration I phase I Series A 2012 - - A Dijamin 1

Shelf Registration I phase I Series B 2012 - - A Dijamin 2

Shelf Registration I phase I Series C 2012 - - A Dijamin 3

NISP Sub Ordinated II 2008 AA AA AA+ Tidak Dijamin 10

PNBN II Series B 2007 AA AA - Tidak Dijamin 5

II Series C 2007 AA AA AA Tidak Dijamin 7

Page 104: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

87

Lanjutan Lampiran 1

Emiten Obligasi Rating

Jaminan Umur 2010 2011 2012

Subordinated II 2008 AA- AA- AA- Tidak Dijamin 10

III 2009 AA AA AA Tidak Dijamin 5

IV 2010 AA AA AA Tidak Dijamin 5

Subordinated III 2010 AA- AA- AA- Tidak Dijamin 7

Shelf Registration I 2012 - - AA- Tidak Dijamin 5

SDRA I Series A 2011 - BBB+ BBB+ Dijamin 2

I Series B 2011 - BBB+ BBB+ Dijamin 3

II 2012 - - BBB+ Tidak Dijamin 5

Subordinated I 2012 - - BBB Tidak Dijamin 7

VRNA I Series A 2011 - A A Dijamin 1

I Series B 2011 - A A Dijamin 2

I Series C 2011 - A A Dijamin 3

Shelf Registration I phase I Series A 2012 - - A Dijamin 1

Shelf Registration I phase I Series B 2012 - - A Dijamin 3

Shelf Registration I phase I Series C 2012 - - A Dijamin 3

Page 105: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

88

Lampiran 2

Data Perusahaan Sampel Penelitian

No. Emiten Tahun Ln_Equity DER ROA NPM Auditor

1. ADMF 2009 28,61 0,63 28 0,31 KPMG

2010 28,96 1 19,32 0,38 KPMG

2011 29,12 2,82 9,36 0,3 KPMG

2. BABP 2009 26,98 12,46 0,07 0,01 Ernst & Young

2010 27,28 11,37 0,21 0,02 Ernst & Young

2011 27,16 10,72 -1,11 -0,09 Ernst & Young

3. BBKP 2011 29,11 12,07 1,31 0,14 Ernst & Young

4. BBNI 2009 30,59 10,82 1,09 0,1 Ernst & Young

5. BBTN 2009 29,32 9,84 0,84 0,08 Ernst & Young

2010 29,49 9,61 1,61 0,16 Ernst & Young

2011 29,62 11,17 1,15 0,13 Ernst & Young

6. BDMN 2009 30,4 5,19 1,55 0,08 KPMG

2010 30,55 5,35 2,86 0,19 KPMG

2011 30,88 4,49 2,38 0,16 KPMG

7. BFIN 2009 28,06 0,56 12,59 0,33 BDO

2010 28,29 0,99 9,36 0,39 BDO

8. BNGA 2010 30,26 9,38 1,94 0,2 PWC

2011 30,54 8,08 1,94 0,19 PWC

9. BNII 2010 29,64 9,07 0,91 0,08 Ernst & Young

2011 29,7 10,93 0,67 0,06 Ernst & Young

10. BMRI 2009 31,19 9,74 1,81 0,19 PWC

2010 31,37 9,09 2,11 0,22 PWC

2011 31,77 7,2 2,26 0,23 PWC

11. BNLI 2009 29,24 10,18 0,86 0,07 KPMG

2010 29,71 8,21 1,37 0,15 KPMG

2011 29,84 10,09 1,17 0,14 KPMG

12. BVIC 2011 27,82 8,74 1,78 0,22 Morison Int.

13. CFIN 2010 28,02 0,82 7,45 0,5 Deloitte

2011 28,41 1,2 5,77 0,39 Deloitte

14. MFIN 2011 27,31 4,22 4,77 0,15 Crowe Hortwath

15. NISP 2009 29,24 7,26 1,45 0,14 PWC

2010 29,39 7,6 0,88 0,1 PWC

2011 29,52 8,08 1,26 0,16 PWC

16. PNBN 2009 30,1 5,6 1,89 0,18 Deloitte

2010 30,23 7,08 1,19 0,14 Deloitte

2011 30,4 6,85 1,63 0,17 Deloitte

17. SDRA 2010 26,7 7,25 1,66 0,12 BDO

2011 26,88 9,75 1,95 0,1 PWC

18. VRNA 2010 25,8 4,98 2,7 0,13 Deloitte

2011 25,95 7,2 1,62 0,1 Deloitte

19. WOM 2009 26,54 6,65 2,36 0,04 Ernst & Young

Page 106: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

89

Lampiran 3

Hasil Pengujian Regresi Ordinal PLUM - Ordinal Regression

Warnings

There are 109 (66,1%) cells (i.e., dependent variable levels by combinations of predictor variable values) with zero frequencies.

Case Processing Summary

N

Marginal Percentage

Rating 1 11 7.6%

2 29 20.1%

3 104 72.2%

Secure 0 80 55.6%

1 64 44.4%

Maturity 0 43 29.9%

1 101 70.1%

Auditor 0 11 7.6%

1 133 92.4%

Valid 144 100.0%

Missing 0

Total 144

Model Fitting Information

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Intercept Only 215.019

Final 78.641 136.377 7 .000

Link function: Logit.

Goodness-of-Fit

Chi-Square df Sig.

Pearson 102.635 101 .436

Deviance 77.020 101 .964

Link function: Logit.

Pseudo R-Square

Cox and Snell .612

Nagelkerke .786

McFadden .628

Link function: Logit.

Page 107: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

90

Test of Parallel Lines

c

Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.

Null Hypothesis 78.641

General 65.328a 13.314

b 7 .065

The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories.

a. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number of step-halving.

b. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.

c. Link function: Logit.

Parameter Estimates

Estimate Std. Error Wald df Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000 48.426 108.324

[Rating = 2] 83.717 16.068 27.147 1 .000 52.225 115.210

Location DER -.288 .234 1.518 1 .218 -.747 .170

ROA .253 .201 1.590 1 .207 -.140 .646

NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003 -29.995 -5.993

Size 3.154 .598 27.852 1 .000 1.982 4.325

[Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080 -6.158 .349

[Secure=1] 0a . . 0 . . .

[Maturity=0] -.672 .828 .659 1 .417 -2.294 .950

[Maturity=1] 0a . . 0 . . .

[Auditor=0] -3.742 1.192 9.857 1 .002 -6.078 -1.406

[Auditor=1] 0a . . 0 . . .

Link function: Logit.

a. This parameter is set to zero because it is redundant.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Size 144 25.80 31.77 29.0542 1.30173

DER 144 .56 12.46 6.0817 3.65386

ROA 144 -1.11 28.00 5.9562 7.69890

NPM 144 -.09 .50 .1985 .11550

Secure 144 0 1 .44 .499

Maturity 144 0 1 .70 .459

Auditor 144 0 1 .92 .267

Valid N (listwise) 144

Page 108: FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...

91

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Rating 144 1 3 2.65 .620

Valid N (listwise) 144

Rating

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 11 7.6 7.6 7.6

2 29 20.1 20.1 27.8

3 104 72.2 72.2 100.0

Total 144 100.0 100.0