FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...
Transcript of FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG ...
i
FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI
YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT
OBLIGASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rachmat Dwi Winardi
NIM : 109082000093
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI
YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT
OBLIGASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rachmat Dwi Winardi
NIM : 109082000093
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 19 Juni 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Rachmat Dwi Winardi
2. NIM : 109082000093
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul skripsi : Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut
diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rachmat Dwi Winardi
No. Induk Mahasiswa : 109082000093
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini
jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri
1. Nama : Rachmat Dwi Winardi
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 29 September 1991
4. Agama : Islam
5. Alamat : Pd. Maharta blok C7 No.17-18, Pd. Kacang
Timur, Pd. Aren, Tangerang Selatan
6. Telepon : 085697497074
7. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Al Mubarak Tahun 1997-2003
2. SLTP Al Hasanah Tahun 2003-2006
3. SMAN 3 Tangerang Tahun 2006-2009
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Peserta seminar dan training “Empowering Nations in Achieving IFRS
Convergence 2012, Insurance Contract, Mineral Resource, and Financial
Instrument”, Universitas Indonesia.
2. Peserta seminar dan training “The 12th Indonesia Capital Market
Student Studies International Conference, Seminar and Training”,
Universitas Indonesia.
3. Peserta Seminar “Data Precessing Tools in Information and Technology
Audit to Cope with Complex Business Transaction”, Universitas
Indonesia.
4. Peserta training “Managing Risk in Banking Industry Through
Assessment of Risk Based Audit”, Universitas Indonesia.
5. Peserta workshop Zahir Accounting Software 5.1, STAN
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tahun 2010
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2. Lembaga Dakwah Kampus Tahun 2010
3. Lisensi UIN Tahun 2010
vii
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Sunerdi
Ibu : Wawah Wastinah
Kakak : Selistiawati
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ACCOUNTING AND NON-ACCOUNTING
FACTORS ON BOND RATING PREDICTION
This study is examine the influence of accounting and non-accounting factors
to bond ratings prediction. Accounting factors in this study are size, leverage and
profitability. Non-accounting factors are secure, maturity and auditor reputation.
The sample in this study were 144 bonds. They were issued by financial
companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2010-2012 periods.
They were rated by PT Pefindo. This study uses a model of ordinal regression
analysis to examine the influence of accounting and non-accounting factors to
bond ratings prediction.
The result of this study indicates that the size has a positive significant affect
to bond rating prediction. While NPM and auditor reputation have a negative
significant affect to bond rating prediction. This study fails to prove that leverage,
ROA, secure and maturity significantly affecting to bond ratings prediction.
Keywords: bond ratings, accounting factor, non-accounting factor
ix
ABSTRAK
FAKTOR AKUNTANSI DAN NON AKUNTANSI YANG MEMPENGARUHI
PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh faktor akuntansi
dan non akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam
penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Faktor
non akuntansi terdiri dari jaminan obligasi, umur obligasi dan reputasi auditor.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 144 obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012 dan
diperingkat oleh PT PEFINDO. Penelitian ini menggunakan model analisis
ordinal regression untuk menguji pengaruh dari faktor akuntansi dan non
akuntansi terhadap prediksi peringkat obligasi.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi sedangkan Net Profit
Margin (NPM) dan reputasi auditor berpengaruh negatif signifikan terhadap
prediksi peringkat obligasi. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa
leverage, Return on Asset (ROA), jaminan obligasi dan umur obligasi
berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.
Kata Kunci: Peringkat obligasi, faktor akuntansi, faktor non akuntansi
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kehidupan, rahmat, dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan. Skripsi ini berjudul “Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi yang
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”, yang merupakan salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Banyak kendala dan hambatan yang dihadapi penulis dalam penyusunan
skripsi ini, hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dengan segala
kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda E.Sunerdy dan Ibunda Wawah Wastinah tercinta, yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan pengorbanan yang
begitu luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis.
2. Kakakku Teh Selis dan A’ Ashbah, yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis, serta keponakanku Arsyila Nada Fathiyya yang selalu
menghibur dengan tingkah lakunya yang sangat menggemaskan.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak
masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Syarif Hidayatullah yang telah memberikan
kesempatan, mencurahkan perhatian dan memberikan banyak masukan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Dr. Rini, SE, Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
xi
7. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan segenap ilmunya, serta seluruh Staf dan Karyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Sahabat dan teman penulis, Putri, Ade dan Al Ghazali yang memberikan
dukungan kepada penulis selama mengerjakan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan Hamdan, Dhika, Adi, Silvia, Puspo dan Nisa.
Sukses untuk kita semua.
11. Semua teman-teman ACID 2009. Terima kasih atas segalanya yang telah
diberikan kepada penulis. Semoga hubungan persahabatan kita semua akan
terus berjalan.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi rasa
hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukan, support, dan
kenangan lainnya.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penulisan skripsi ini, penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Meskipun demikian,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak sebagaimana mestinya.
Jakarta, 5 Mei 2013
Rachmat Dwi Winardi
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi.............................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Kompre ................................................................iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................vi
Abstract ..............................................................................................................viii
Abstrak ...............................................................................................................ix
Kata Pengantar .................................................................................................x
Daftar Isi ...........................................................................................................xii
Daftar Tabel .......................................................................................................xv
Daftar Gambar ..................................................................................................xvi
Daftar Lampiran ...............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................10
C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ...............................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................13
A. Teori Sinyal .............................................................................................13
B. Obligasi ...................................................................................................14
1. Pengertian Obligasi ............................................................................14
2. Karakteristik Obligasi .........................................................................15
3. Jenis-Jenis Obligasi ............................................................................17
4. Risiko Investasi Obligasi ....................................................................21
C. Peringkat Obligasi ...................................................................................23
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi .........................29
1. Rasio Keuangan ..................................................................................29
2. Ukuran Perusahaan .............................................................................32
3. Jaminan ...............................................................................................32
xiii
4. Umur Obligasi ....................................................................................33
5. Reputasi Auditor .................................................................................33
E. Penelitian Sebelumnya ............................................................................35
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................39
G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis............................41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................44
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................44
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................44
C. Metode Pengambilan Data ......................................................................45
D. Metode Analisis Data ..............................................................................46
1. Statistik Deskriptif ..............................................................................46
2. Menguji Model Fitting Information ...................................................47
3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........................47
4. Pseudo R-Square ................................................................................48
5. Uji Parallel Lines ................................................................................48
6. Pengujian Hipotesis ............................................................................49
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................50
1. Variabel Dependen .............................................................................50
2. Variabel Independen ...........................................................................51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................55
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................55
1. PT PEFINDO ......................................................................................55
2. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................56
B. Analisis Data ...........................................................................................57
1. Statistik Deskriptif ..............................................................................57
2. Pengujian Model Fitting Information .................................................61
3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) ........................62
4. Pseudo R-Square ................................................................................63
5. Uji Parallel Lines ...............................................................................64
6. Pengujian Hipotesis ............................................................................65
xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................76
A. Kesimpulan .............................................................................................76
B. Implikasi ..................................................................................................77
C. Saran ........................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................80
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri .........................................4
2.1 Definisi Peringkat ......................................................................................26
2.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya .............................................................37
3.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi ...................................................................50
3.2 Tabel Operasional Penelitian .....................................................................53
4.1 Proses Pemilihan Sampel ...........................................................................56
4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ......................................................................57
4.3 Statistik Deskriptif .....................................................................................58
4.4 Model Fitting Information .........................................................................62
4.5 Goodness of Fit ..........................................................................................62
4.6 Pseudo R-Square ........................................................................................63
4.7 Test of Parallel Lines .................................................................................64
4.8 Hasil Uji Ordinal Regression ....................................................................65
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi ..............................................3
2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................40
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Daftar Sampel Obligasi dan peringkatnya .................................................84
2. Data Perusahaan Sampel Penelitian...........................................................88
3. Hasil pengujian regresi ordinal .................................................................89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks
menyebabkan perusahaan semakin membutuhkan modal atau dana. Modal
atau dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan
agar dapat terus bersaing dalam industri. Berdasarkan jenis sumbernya, dana
atau modal dapat diperoleh dari lingkungan internal perusahaan maupun dari
lingkungan eksternal perusahaan. Pada lingkungan internal perusahaan dapat
menggunakan laba ditahan yang merupakan hasil operasional periode
sebelumnya, sedangkan pada lingkungan eksternal perusahaan dapat
memperoleh dana melalui pasar modal (Semmler dan Mateane, 2012:1).
Sebuah perusahaan dapat menerbitkan instrumen keuangan di pasar
modal dalam upaya memperoleh dana. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi
dari pasar modal, yakni memfasilitasi pemindahan dana dari pihak yang
surplus kepada pihak yang membutuhkan dana tersebut (Utami, 2010:18).
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal salah
satunya adalah obligasi.
2
Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berhutang,
yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar
bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap (Rika dkk.,
2011:2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa obligasi
merupakan surat hutang yang diterbitkan dan menimbulkan kewajiban bagi
penerbitnya untuk membayar pokok hutang dan bunga kepada pemegang
obligasi yang jumlah dan waktunya sesuai dengan yang telah ditentukan
sebelumnya. Penerbitan obligasi dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi
perusahaan (emiten) dan dari sisi investor.
Ditinjau dari sisi emiten, obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk
memperoleh dana dalam menunjang aktivitas perusahaan. Hal ini dikarenakan
obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah
jika dibandingkan dengan pinjaman dari pihak lain seperti bank. Ditinjau dari
sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang aman, karena
obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar
secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang
dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan
(Susilowati dan Sumarto, 2010:1).
Dengan adanya keunggulan dari penerbitan obligasi, baik dari sisi emiten
maupun sisi investor, maka saat ini perkembangan obligasi di Indonesia
menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai
kapitalisasi pasar obligasi yang terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan
3
obligasi memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh di masa mendatang.
Nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi yang beredar di pasar modal per
Desember 2010 adalah sebesar Rp 115,347.66 Milyar. Pada Desember 2011
terjadi peningkatan pada nilai kapitalisasi pasar obligasi korporasi sebesar
22,6% menjadi Rp 141.411,9 Milyar. Selanjutnya nilai kapitalisasi pasar
untuk obligasi korporasi per November 2012 meningkat lagi sebesar 21,7%
menjadi Rp 172.161,40 Milyar. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada obligasi korporasi selama tiga
tahun terakhir, yakni sebesar Rp 56.813,74 Milyar atau 49%.
Gambar 1.1
Nilai Kapitalisasi Pasar Obligasi Korporasi
Sumber : Bapepam-Lembaga Keuangan
Jika dilihat dari sektor industri, pasar obligasi di Indonesia didominasi oleh
perusahaan di sektor industri keuangan. Banyak perusahaan di sektor industri
tersebut yang menerbitkan obligasi di pasar modal untuk mendapatkan pendanaan
bagi kas perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai kapitalisasi obligasi
korporasi sektor keuangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sektor
industri lainnya. Nilai kapitalisasi pasar dari korporasi sektor industri keuangan
72979.44 88329.59
115347.66
141411.9
172161.4
0
50000
100000
150000
200000
2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Kapitalisasi Pasar
Nilai kapitalisasi pasar
4
pada tahun 2010 mencapai Rp 69.079,05 Milyar atau 54,1 % dari nilai kapitalisasi
pasar seluruh industri sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.1. Besarnya nilai
kapitalisasi tersebut mendorong penulis untuk menggunakan perusahaan di sektor
keuangan dalam penelitian ini.
Tabel 1.1
Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Sektor Industri Tahun 2010
No. Sektor Industri Kapitalisasi Pasar
(Rp Milyar) %
1. Keuangan 69,079.05 54,1
2. Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi
37,811.10 29.6
3. Properti dan Real Eastate 4,138.48 3.2
4. Industri Barang Konsumsi 3,910.00 3.1
5. Indsutri Dasar dan Kimia 3,523.94 2.8
6. Pertambangan 3,165.00 2.5
7. Pertanian 2,500.00 2.0
8. Perdagangan, Jasa dan Investasi 2,257.00 1.8
9. Asset Baked Securities 1,133.61 0.9
10. Aneka Industri 270.40 0.2
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Obligasi yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia diwajibkan Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diberi peringkat (Almilia dan Devi,
2007:1). Obligasi tersebut harus sudah memiliki peringkat saat dinyatakan
dapat diterbitkan dan dijual di pasar modal. Menurut Kuljeet dan Rajinder
(2011:1), peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari opini
agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat utang
untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi ini
diterbitkan oleh lembaga pemeringkat obligasi.
Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang
memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya
5
adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk keamanan suatu obligasi bagi
investor (Rika dkk., 2011:2). Saat ini terdapat tiga lembaga pemeringkat yang
diakui oleh Bursa Efek Indonesia, yaitu PT PEFINDO (Pemeringkat Efek
Indonesia), PT ICRA Indonesia dan PT Fitch Ratings Indonesia. Dari ketiga
lembaga pemeringkat tersebut, PT PEFINDO merupakan lembaga
pemeringkat yang menerbitkan peringkat obligasi terbanyak.
Peringkat obligasi yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat bertujuan
untuk menilai kinerja perusahaan dan menyatakan layak atau tidaknya obligasi
tersebut diinvestasikan. Peringkat obligasi merupakan salah satu contoh
informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dengan menilai
kelayakan dan besarnya risiko gagal bayar atas pengembaliannya. Selain itu,
peringkat obligasi yang diumumkan ke publik dapat mengurangi asimetri
informasi antara perusahaan penerbit obligasi dan investor (Zuhrohtun dan
Baridwan, 2005:1).
Peringkat obligasi juga penting bagi perusahaan yang menerbitkan
obligasi. Peringkat obligasi dapat menjadi sarana promosi kepada publik. Jika
obligasi yang diterbitkan perusahaan berperingkat non investment grade (tidak
layak investasi), maka investor berpotensi untuk memilih obligasi lain yang
memiliki peringkat lebih baik atau investment grade (layak investasi). Hal ini
dikarenakan investor cenderung menginginkan obligasi yang memiliki
peringkat yang tinggi (Manurung dkk., 2008:2).
Terdapat beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan
mengenai tingkat akurasi dari peringkat yang diberikan oleh lembaga
6
pemeringkat di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pada peringkat
obligasi Bank Global. Pada tahun 2003 PT Kasnic memberikan peringkat A-
untuk obligasi subordinasi yang diterbitkan oleh Bank Global. Kemudian pada
14 Desember 2004 terdapat pengumuman Bank Indonesia bahwa izin Bank
Global dibekukan. Pengumuman tersebut membuat PT Kasnic untuk segera
menurunkan peringkat obligasi menjadi D (default). Pada kasus ini PT Kasnic
gagal mendeteksi situasi yang terjadi pada Bank Global hingga akhirnya Bank
Indonesia membekukan izin Bank Global.
Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai
pemeringkatan obligasi dengan menggunakan faktor akuntansi dan faktor non-
akuntansi. Faktor akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah size,
leverage, dan profitability. Sedangkan untuk faktor non-akuntansi yang
digunakan adalah secure, maturity dan reputasi auditor. Pemilihan variabel-
variabel tersebut mengacu pada beberapa hasil penelitian sebelumnya.
Variabel akuntansi yang pertama dalam penelitian ini adalah ukuran
perusahaan (size). Ukuran perusahaan (size) adalah suatu skala dimana besar
kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain
total aset, nilai pasar saham, dan lain-lain (Irma dkk., 2012:3). Ukuran
perusahaan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large
firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm).
Pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) disimpulkan bahwa ukuran
(size) perusahaan tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat
obligasi. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang
7
dilakukan oleh Irma dkk. (2012:7), yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh dalam prediksi peringkat obligasi.
Variabel akuntansi selanjutnya adalah rasio leverage. Rasio leverage
menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasi terhadap
modal yang dimiliki. Rasio-rasio leverage mengukur sejauh mana total aset
dibiayai oleh pemilik dibandingkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh
kreditur (Weston dan Copeland, 1995:252). Perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan yang rendah dalam
memenuhi kewajibannya, seperti kewajiban berupa bunga obligasi dan pokok
utangnya. Penelitian Anna (2010:14) menyimpulkan bahwa leverage memiliki
pengaruh terhadap peringkat obligasi. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Burton et al. (2000:27) yang menyatakan bahwa leverage
berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil yang
berbeda didapat pada penelitian Magreta dan Poppy (2009:11) yang
menunjukkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi.
Selanjutnya variabel akuntansi yang terakhir adalah rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (R. Agus
Sartono, 2002:120). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan
melihat efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang
dimilikinya. Penelitian Luky dan Sumarto (2010:12) menemukan bahwa
8
profitabilitas yang diwakili dengan return on asset (ROA) tidak memiliki
pengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan penelitian Rika dkk.
(2011:17) menunjukkan hal sebaliknya, yaitu ROA memiliki pengaruh
terhadap peringkat obligasi. Selanjutnya penelitian Kors et al. (2012:13)
menggunakan proksi yang berbeda untuk profitabilitas, yakni net profit
margin (NPM) dan hasilnya adalah NPM berpengaruh negatif signifikan
terhadap peringkat obligasi.
Untuk variabel non-akuntansi yang pertama adalah jaminan obligasi.
Berdasarkan jaminan, utang obligasi dapat berupa obligasi yang dijamin dan
obligasi yang tidak dijamin. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah
obligasi dipengaruhi oleh adanya jaminan yang menyertai suatu obligasi.
Penelitian mengenai jaminan obligasi telah dilakukan oleh Rika dkk.
(2011:17) yang berkesimpulan bahwa jaminan obligasi berpengaruh terhadap
prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Estiyanti dan Gerianta (2012:17) serta Irma dkk. (2013:7) yang
menyimpulkan bahwa jaminan obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat
obligasi.
Variabel non-akuntansi berikutnya adalah umur obligasi. Umur obligasi
atau tanggal jatuh tempo (Maturity) merupakan waktu dimana pemegang
obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali nilai pokok atau nilai
nominal obligasi yang dimilikinya. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam
kurun waktu 1 tahun lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko
gagal bayar yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
9
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Pada penelitian Irma dkk. (2013:7)
menyatakan bahwa umur obligasi (maturity) tidak memiliki pengaruh terhadap
peringkat obligasi. Akan tetapi terdapat perbedaan pada penelitian Bali dan
Skinner (2006:16) mengenai umur obligasi dimana hasil yang diperoleh
adalah umur obligasi memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap
peringkat obligasi.
Kemudian untuk variabel non-akuntansi yang terakhir adalah reputasi
auditor. Reputasi auditor yang semakin tinggi dipercaya akan memberikan
kemungkinan yang semakin kecil atas kegagalan perusahaan (Sejati, 2010:3).
Auditor eksternal berperan dalam memberikan penilaian secara independen
dan professional atas keandalan dan kewajaran laporan keuangan, sehingga
diharapkan manajemen dapat membuat laporan keuangan secara andal dan
bebas dari kecurangan. Pengujian atas pengaruh reputasi auditor telah
dilakukan oleh Sejati (2010:8) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Akan tetapi pada penelitian Rika
dkk. (2011:17) mendapatkan bahwa reputasi auditor memiliki hubungan
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel yang memiliki kemampuan
data yang signifikan dalam membentuk model untuk memprediksi peringkat
obligasi di Indonesia. Sehingga penulis memilih judul “Faktor Akuntansi
dan Non Akuntansi yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rika dkk. (2011),
10
namun terdapat perbedaan dari penelitian tersebut, yaitu teknik pengujian
hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi ordinal. Berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan analisis regresi berganda
dalam menguji hipotesisnya. Hal ini dilakukan karena pada penelitian ini
variabel independen yang digunakan adalah kombinasi dari variabel metrik
dan variabel non-metrik. Selain itu pada penelitian ini variabel dependen yang
digunakan adalah variabel kualitaif yang memiliki urutan (ordered).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah
1. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi
peringkat obligasi?
2. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat
obligasi?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat
obligasi?
4. Apakah jaminan obligasi (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi
peringkat obligasi?
5. Apakah umur obligasi (maturity) berpengaruh negatif terhadap prediksi
peringkat obligasi?
6. Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat
obligasi?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris tentang:
1. Pengaruh ukuran perusahaan (size) positif signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi.
2. Pengaruh leverage negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.
3. Pengaruh profitabilitas positif signifikan terhadap prediksi peringkat
obligasi.
4. Pengaruh jaminan obligasi (secure) positif signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi.
5. Pengaruh umur obligasi (maturity) negatif signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi.
6. Pengaruh reputasi auditor positif signifikan terhadap prediksi peringkat
obligasi.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagi peneliti / akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya mengenai topik sejenis.
2. Bagi penulis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menambah
pengetahuan mengenai akuntansi keuangan, terutama tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi peringkat obligasi. Sehingga di masa datang akan
bermanfaat bagi penulis.
12
3. Bagi perusahaan penerbit obligasi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan
mengenai faktor akuntansi dan non-akuntansi yang dapat mempengaruhi
peringkat obligasi yang diterbitkannya di pasar modal.
4. Bagi investor obligasi
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor
akuntansi dan non akuntansi yang dapat menjadi informasi tambahan
mengenai peringkat obligasi sehingga dapat mengambil keputusan
investasi yang tepat.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Sinyal
Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Scott (2012:474)
menyatakan bahwa sinyal adalah sebuah tindakan yang diambil oleh high-
type manager yang mana tidak akan rasional jika dilakukan oleh low-type
manager. Tindakan tersebut menjadi dasar untuk membedakan kualitas dari
tiap-tiap perusahaan. Tindakan tersebut juga menjadi petunjuk bagi pihak
eksternal tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Sebagai contoh perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan
mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru
dengan cara lain seperti dengan menggunakan hutang.
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi pada pihak eksternal (investor dan kreditor).
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak eksternal. Kodrat dan Herdinata
(2009:16) menyatakan bahwa asimetri informasi adalah suatu kondisi di
mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain.
Asimetri informasi terjadi karena manajemen perusahaan mengetahui lebih
banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang
14
daripada pihak eksternal. Kurangnya informasi pihak eksternal menyebabkan
mereka kesulitan untuk menilai prospek perusahaan.
Perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi ini dengan
memberikan sinyal. Sinyal yang diberikan perusahaan dapat berupa laporan
keuangan, informasi kebijakan perusahaan maupun informasi lain yang
diberikan secara sukarela oleh manajemen perusahaan (Gerianta dan
Estiyanti, 2012:5). Begitu juga ketika perusahaan memutuskan untuk
menerbitkan obligasi di pasar modal, mereka harus memberikan informasi
kepada calon investor. Informasi berupa pemberian peringkat obligasi yang
dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan
dan menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang
dimiliki (Sari, 2007:2). Dengan adanya peringkat obligasi maka calon
investor dapat membuat keputusan yang tepat untuk memutuskan apakah
membeli atau tidak obligasi perusahaan tersebut.
B. Obligasi
1. Pengertian Obligasi
Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang
jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji
dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada
periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Kemudian menurut
Murat Kors et al. (2012:1) obligasi adalah instrumen pinjaman jangka
15
panjang utama yang diterbitkan untuk meningkatkan modal bagi investasi
jangka panjang. Obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan (financing)
bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal.
Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang
dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana
penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang
dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi
tersebut mengalami jatuh tempo (Manurung dkk., 2009:1). Obligasi
dikenal sebagai alternatif untuk instrumen investasi yang memberikan
pendapatan tetap kepada investor dengan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya. Umumnya obligasi lebih diminati oleh investor yang
memiliki sifat menghindari risiko (risk averse).
2. Karakteristik Obligasi
Rahardjo (2004:8) mengungkapkan karakteristik umum yang terdapat
pada sebuah obligasi memiliki kemiripan dengan karakteristik pinjaman
utang pada umumnya, yaitu:
a. Nilai Penerbitan Obligasi (Jumlah Pinjaman Dana)
Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas
menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan
obligasi. Istilah yang ada dikenal dengan “jumlah emisi obligasi”.
Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp400 Milyar maka dengan
jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut.
16
Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan
kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya.
b. Jangka Waktu Obligasi
Setiap obligasi memiliki jangka waktu jatuh tempo (maturity).
Masa jatuh tempo dari obligasi rata-rata adalah 5 tahun. Semakin
pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh
investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Penerbit obligasi
berkewajiban untuk melunasi pembayaran pokok obligasi pada saat
jatuh tempo.
c. Tingkat Suku Bunga
Agar investor tertarik untuk membeli obligasi tersebut maka
diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik per
tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan
membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah
tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon
obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk
alternatif pilihan bagi investor.
d. Jadwal Pembayaran Suku Bunga
Kegiatan pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi)
dilakukan secara periodik sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam
menjaga reputasi penerbit obligasi.
17
e. Jaminan
Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan
akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut.
Dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan tidak harus
mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan
ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alernatif yang
menarik investor.
3. Jenis-Jenis Obligasi
Obligasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis kelompok yang berbeda,
yaitu obligasi berdasarkan penerbitnya, obligasi berdasarkan pembayaran
bunga, obligasi berdasarkan jaminan, obligasi berdasarkan hak
penukaran/opsi, dan obligasi berdasarkan kepemilikan.
a. Menurut Rahardjo (2004:25) apabila dilihat dari penerbitnya obligasi
dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Obligasi Pemerintah (Government bond),
Obligasi pemerintah merupakan obligasi yang dikeluarkan
pemerintah pusat dengan tujuan untuk kepentingan pemerintah
atau skala nasional. Jaminan yang diberikan yaitu berupa alokasi
pendapatan pemerintah yang didapatkannya dari pendapatan pajak
atau penerimaan negara lainnya, sehingga kecil kemungkinan
terjadi gagal bayar. Contoh obligasi pemerintah adalah SUN dan
ORI.
18
2) Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal Bond)
Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah dalam rangka mengembangkan proyek fasilitas
umum di wilayah daerah tersebut. Dana dari hasil obligasi tersebut
digunakan untuk kepentingan umum atau proyek swasta yang
digunakan untuk kepentingan umum.
3) Obligasi Perusahaan (Corporate Bond)
Obligasi perusahaan adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan
atau perseroan dalam rangka mendukung kepentingan bisnisnya.
Manfaat dana bisa digunakan sebagai ekspansi bisnis atau
pembayaran utang. Obligasi perusahaan menjadi menarik karena
memberikan kupon yang relatif tinggi. Sifat umum obligasi ini
adalah: (i) bunga dibayarkan tengah tahun; (ii) dikeluarkan sebagai
obligasi berjangka dengan satu jatuh tempo; (iii) jatuh tempo
antara 20 sampai 30 tahun dengan penarikan yang ditangguhkan
setelah 5 tahun.
b. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) obligasi berdasarkan pembayaran
bunga dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:
1) Floating Coupon Bonds
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum
jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark)
tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu rata-rata
19
tertimbang tingkat suku bunga dari deposito dari bank pemerintah
dan swasta.
2) Fixed Coupon Bonds
Obligasi dengan kupon tetap adalah obligasi yang tingkat kupon
bunga telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana
dan akan dibayarkan secara periodik.
3) Coupon Bonds
Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
4) Zero Coupon Bonds
Obligasi Kupon Nol adalah obligasi yang tidak memiliki kupon
sehingga investor tidak memperoleh bunga secara periodik. Namun
bunga dibayarkan sekaligus bersamaan dengan pokok obligasi
pada saat jatuh tempo. Pada saat pembelian, investor mendapatkan
obligasi dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar dan pada
saat jatuh tempo akan memperoleh hasil yang sama dengan nilai
obligasi.
c. Berdasarkan jaminan, Ridwan dkk., (2010:451) mengelompokkan
obligasi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Secure Bond
Secure bond yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam
kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah:
20
Guaranteed Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan penanggulangan dari pihak ketiga
Mortgage Bonds. Obligasi yang pelunasan bunga dan
pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset
tetap.
Collateral Trust Bonds. Obligasi yang dijamin dengan efek
yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham
anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecure Bond
Unsecure bond yakni obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijaminkan dengan kekayaan penerbitnya
secara umum.
d. Menurut Ridwan dkk. (2010:450) berdasarkan hak penukaran/opsi
obligasi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Convertible Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
2) Exchangeable Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan
afiliasi milik penerbitnya.
21
3) Callable Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
4) Putable Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga
tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
e. Menurut Raharjo (2003:30) obligasi dapat dikelompokkan berdasarkan
kepemilikan, yaitu:
1) Obligasi Terdaftar (Register Bond)
Pada obligasi terdaftar, nama pembeli tercantum dalam sertifikat
obligasi tersebut.
2) Obligasi Atas Unjuk (Bearer Bond)
Obligasi atas unjuk yaitu obligasi yang memberi hak kepada siapa
saja untuk memegang sertifikat obligasi ini tanpa memerlukan
endorsement.
4. Risiko Investasi Obligasi
Di pasar modal terdapat beberapa jenis instrumen keuangan yang
dapat dijadikan investasi bagi para pemilik modal, salah satu diantaranya
adalah obligasi. Obligasi memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh
investor. Berikut ini beberapa risiko yang dihadapi investor dalam
investasi obligasi menurut Raharjo (2004:47), yaitu:
22
a. Risiko Suku Bunga atau Risiko Tingkat bunga.
Nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di
pasar uang. Salah satu faktor penentu apakah harga obligasi menarik
atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor.
Sebagai contoh misalkan kupon obligasi didasarkan pada fixed rate
16% sedangkan tingkat suku bunga deposito lebih besar dari 18% maka
investor cenderung akan menyimpan dananya pada produk deposito
ketimbang membeli obligasi. Tentunya harga obligasi cenderung turun
untuk dijadikan insentif pembelian obligasi.
b. Risiko likuidasi
Tingkat likuidasi merupakan risiko yang mengacu pada seberapa
mudah investor dapat menjual obligasinya, sedekat mungkin dengan
nilai dari obligasi tersebut. Cara untuk mengukur likuiditas adalah
dengan melihat besarnya spead (selisih) antara harga permintaan dan
harga penawaran yang dipasang oleh perantara pedagang efek. Semakin
besar spead tersebut, makin besar risiko likuiditas yang dihadapi.
c. Risiko Jatuh Tempo (Maturity Risk)
Investasi obligasi yang berjangka waktu panjang, lebih dari 10 tahun
atau 20 tahun, mempunyai risiko yang tinggi karena pada saat
pembelian cenderung sulit untuk memprediksi kondisi perusahaan dan
ekonomi suatu negara dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda
dengan obligasi jangka pendek yang kondisi perusahaan masih dapat
dapat diprediksi secara lebih akurat dan konservatif.
23
d. Risiko default
Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak
mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka
pemegang obligasi akan menderita kerugian, karena perusahaan
akhirnya tidak dapat menepati janjinya. Dalam hal perusahaan penerbit
bangkrut, maka obligasi menjadi sesuatu hal yang tidak mempunyai
nilai.
e. Risiko inflasi
Kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi yang rendah
mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi juga sangat
bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap perdagangan dan
investasi pada obligasi. Tetapi, apabila inflasi semakin tinggi hal itu
akan mengakibatkan purchasing power menurun sehingga likuiditas
obligasi itu sendiri terpengaruh.
C. Peringkat Obligasi
Seorang investor yang tertarik membeli obligasi sebaiknya
memperhatikan peringkat obligasi (credit rating). Menurut Kuljeet dan
Rajinder (2011:1) peringkat obligasi merupakan sebuah simbol indikator dari
opini agen pemeringkat mengenai kemampuan relatif dari penerbit surat
utang untuk melaksanakan kewajiban sesuai kontrak. Peringkat obligasi
mengukur tingkat risiko kegagalan dari obligasi, yaitu peluang terjadinya
emiten tidak mampu membayar pokok hutang dan bunganya pada saat jatuh
24
tempo. Semakin tinggi peringkat maka semakin rendah tingkat risiko
kegagalan obligasi.
Peringkat obligasi diharapkan dapat memberi petunjuk bagi investor
mengenai kualitas obligasi yang mereka minati. Obligasi dengan peringkat
yang rendah memberi sinyal bahwa keamanan dari obligasi tersebut rendah.
Investor dapat menghindari obligasi tersebut dengan memilih untuk
berinvestasi pada obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi. Akan tetapi
obligasi dengan peringkat tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian
yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi yang memiliki peringkat
rendah (Ridwan dkk., 2010:321).
Rahardjo (2004:100) dalam bukunya menguraikan secara ringkas
manfaat umum dari peringkat obligasi, yaitu:
1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan dan menyangkut
berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan
transparan juga.
2. Efisiensi biaya, hasil perigkat yang baik biasanya menghindari kewajiban
persyaratan keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan seperti
penyediaan sinking fund atau jaminan aset..
3. Menentukan besarnya coupon, semakin bagus rating cenderung semakin
rendah nilai coupon begitu juga sebaliknya.
4. Memberikan informasi yang obyektif dan independen menyangkut
kemampuan pembayaran utang, tingkat risiko investasi yang mungkin
timbul, serta jenis dan tingkatan utang tersebut.
25
5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada
umumnya.
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk diperingkat oleh
lembaga pemeringkat. Lembaga pemeringkat obligasi adalah lembaga
independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana
salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana
keamanan suatu obligasi bagi investor (Rika dkk., 2011). Fungsi utama
lembaga pemeringkat adalah memberikan rating yang obyektif, independen,
dan kredibel terhadap risiko kredit dari sekuritas pinjaman (debt) yang
diterbitkan secara umum melalui kegiatan rating. Lembaga pemeringkat juga
menghasilkan dan memnpublikasikan informasi kredit berkaitan dengan pasar
modal pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten obligasi
dan sektor-sektor yang berkaitan (Etikah dan Manurung, 2006:4).
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal
22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui
Bank Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat, yaitu PT PEFINDO
(Pemeringkat Efek Indonesia), PT Fitch Ratings Indonesia dan PT ICRA
Indonesia. PT PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat rating tertua di
Indonesia yakni berdiri sejak tahun 1993. Sedangkan PT Fitch Rating
Indonesia dan PT ICRA Indonesia mulai mendapat pengakuan dari Bank
Indonesia sejak tahun 2008 dan 2010. Di antara ketiga lembaga pemeringkat
rating tersebut, PT PEFINDO adalah yang paling banyak digunakan jasanya
oleh perusahaan. Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan peringkat
26
obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO. Tabel berikut menunjukkan
definisi peringkat menurut PT PEFINDO.
Tabel 2.1
Definisi Peringkat
Peringkat Arti
idAAA Efek hutang dengan peringkat AAA merupakan Efek
Utang dengan peringkat tertinggi dari PT PEFINDO
yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior
relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai
dengan yang diperjanjikan.
idAA Efek utang dengan peringkat AA memiliki kualitas
kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung
oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk
memenuhi kewajibn finasial jangka panjangnya sesuai
dengan yang diperjanjikan relatif dibandingkan dengan
entitas Indonesia lainnya.
idA Efek utang dengan peringkat A memiliki dukungan
kemampuan Obligor yang kuat dibandingkan dengan
entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang
diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan
yang merugikan.
idBBB Efek utang dengan BBB didukung oleh kemampanan
obligor yang memadai relatif dibandingkan dengan
entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban
finansial, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah
oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang
merugikan.
27
Tabel 2.1
Definisi Peringkat (Lanjutan)
Peringkat Arti
idBB Efek utang dengan peringkat BB menunjukan
dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif
dibandingkan dengan entitas lainnya untukmemenuhi
kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan
yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis
dan perekonomian yang keadaan bisnis dan
perekonomian yang tidak menentu
idB Efek utang dengan peringkat B menunjukan parameter
perlindungan yang sangat lemah. Walapun Obligor
masih memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya
perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang
merugikan akan memperburuk kemampuan obligor
utuk memenuhi kewajiban finansialnya.
idCCC Efek utang dengan peringkat CCC menunjukan Efek
hutang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban
finansialnya, serta hanya tergantung kepada perbaikan
keadaan eksternal.
idD Efek utang dengan peringkat D menandakan Efek
hutang yang macet. Perusahaan penerbit sudah berhenti
berusaha.
Sumber : PT. PEFINDO
Peringkat dari idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan
plus (+) atau minus (-). Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk
menunjukkan kekuatan relatif dari kategori peringkat (www.pefindo.com).
Metodologi yang digunakan PT PEFINDO dalam proses pemeringkatan
untuk sektor perusahan mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu:
28
1. Risiko Industri (Industry Risks)
Metode dilakukan berdasarkan analisis mendalam terhadap lima
faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri dan stabilitas (Growth &
Stability), pendapatan dan struktur biaya (Revenue & Cost Structure),
hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry
& competition), regulasi dan de-regulasi industri (regulatory framework),
dan profil keuangan dari industri (financial profile).
2. Risiko Finansial (Financial Risks)
Metode dilakukan berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada
lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen
perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk
profitabilitas (profitability), struktur modal (capital structure),
perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan
(financial flexibility).
3. Risiko Bisnis (Business Risks)
Metode dilakukan berdasarkan pada faktor-faktor kunci kesuksesan
(Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan digolongkan.
Selain itu juga dilakukan analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing
sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan
industri lainnya.
29
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi
1. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan perbandingan antar-data dari unsur-unsur
yang ada di dalam neraca dan laporan laba rugi (Kuswadi, 2005:71). Rasio
ini tidak hanya antar unsur-unsur yang ada di neraca itu sendiri atau ada di
dalam laporan laba rugi, akan tetapi dapat juga antar unsur-unsur yang satu
dari neraca dan yang lainnya dari laporan laba rugi. Misalnya, komponen
dalam neraca adalah total aset dibandingkan dengan laba bersih dari
laporan laba rugi.
Sedangkan menurut Kasmir (2010:93) rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya
dilihat satu sisi saja. dengan melakukan perbandingan antara angka dari
komponen satu dengan yang lainnya, maka kita dapat membuat
kesimpulan mengenai posisi keuangan pada periode tertentu.
a. Leverage
Rasio leverage atau rasio solvabilitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan
bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek
30
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (Kasmir,
2009:112).
Menurut Brigham dan Houston (2009:101) rasio leverage
memiliki tiga implikasi penting, yaitu:
1) Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham
dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut
dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.
2) Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh
sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi
proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham,
maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.
3) Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai
dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang
dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan
diperbesar, atau “diungkit” (leveraged).
Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage adalah
dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain
rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang. Semakin besar leverage perusahaan, semakin
31
besar risiko kegagalan perusahaan. Untuk mencari debt to equity ratio
dapat menggunakan rumus berikut:
b. Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas
mengindikasikan seberapa efektif keseluruhan perusahaan dikelola
(Pearce dan Robinson, 2007:241). Rasio profitabilitas ini memberikan
gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009:107) rasio
profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan
gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aset, dan utang pada
hasil-hasil operasi. Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk going concern.
Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
Menurut Kasmir (2009:115) rasio profitabilitas dapat diukur
dengana Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).
1) Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya
32
untuk memperoleh laba. Rasio ini merupakan perbandingkan
antara laba dengan rata-rata aktiva yang dimiliki perusahaan.
Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:
2) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk
mengukur rasio ini adalah dengan membandingkan antara laba
bersih setelah bunga dan pajak dengan penjualan. Rumus unruk
mencari NPM adalah sebagai berikut:
2. Ukuran (Size) Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5).
Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang
besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko kebangkrutan
atau kegagalan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan
yang kecil.
3. Jaminan (Secure)
Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi obligasi
dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture). Obligasi
33
dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan
tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga
(Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam obligasi
dipengaruhi oleh jaminan. Maka dari itu, obligasi yang tidak dijaminkan
akan memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang
dijaminkan. Semakin tinggi nilai aset yang dijaminkan maka peringkat
obligasi akan semakin tinggi (Almilia dan Devi, 2007:7).
4. Umur Obligasi (Maturity)
Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya
obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan
Gerianta, 2012:10). Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365
hari sampai dengan diatas 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh
tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang
jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi,
sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi
yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun.
5. Reputasi Auditor
Audit laporan keuangan menurut Boynton et al., (2001:6) adalah audit
yang berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti
tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan
pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan merupakan audit
34
eksternal yang hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal, yaitu auditor
independen yang telah lulus sertifikasi sebagai akuntan publik bersertifikat
(Certified Public Accountant-CPA).
Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap
manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan secara andal dan
terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Allen (1994:6) menyatakan
bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor Big Eight
memberikan kualitas audit yang lebih baik bagi perusahaan dan
pemerintah daerah. Reputasi auditor yang baik adalah auditor yang
berafiliasi dengan kantor akuntan publik (KAP) besar yang berlaku
universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm
(Ikhsan dkk., 2012:5). Berdasarkan reputasinya KAP dikategorikan
menjadi 2 (dua) yaitu:
a. KAP yang berafiliasi dengan The Big Four :
1) KAP Purwantono, Sarwoko & Surja afililiasi dengan Ernst &
Young
2) KAP Osman Bing Satrio & Eny afiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu
3) KAP Siddharta & Widjaja afiliasi dengan KPMG
4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan afiliasi dengan Price
Waterhouse Coopers
b. KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four.
35
E. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi sudah pernah dilakukan sebelumnya. Rika dkk., (2011:17)
melakukan penelitian mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi. Penelitian tersebut menggunakan
analisis regresi berganda dengan perusahaan keuangan sebagai populasinya.
Hasilnya adalah size, profitabilitas, jaminan, dan reputasi auditor secara
parsial berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi.
Kemudian Nurmayanti dan Magreta (2009:11) melakukan penelitian
yang menggunakan variabel size, leverage, profitabilitas, jaminan, maturity,
dan reputasi auditor dalam memprediksi peringkat obligasi. Pada penelitian
ini regresi logistik digunakan sebagai metode analisis. Hasil yang diperoleh
menyatakan bahwa hanya profitabilitas dan jaminan yang berpengaruh dalam
prediksi peringkat obligasi.
Irma dkk., (2013:7) menggunakan analisis faktor dan analisis regresi
logistik dalam penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi. Variabel yang diteliti adalah size, likuiditas, jaminan,
maturity, dan reputasi auditor. Hasil penelitian dengan analisis faktor
menunjukkan bahwa variabel growth, size, likuiditas, dan reputasi auditor
merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi lembaga keuangan
bank. Sementara itu variabel secure dan maturity tidak termasuk ke dalam
faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi dikarenakan nilai MSA yang
tidak memenuhi syarat pengujian. Kemudian dengan menggunakan analisis
36
regresi logistik ditemukan bahwa hanya ukuran perusahaan yang
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi.
Penelitian Burton et al. (2000:27) meneliti mengenai faktor yang
menentukan credit rating pada industri asuransi di Inggris Raya. Variabel
yang dimasukkan dalam penelitian adalah ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas. Pada penelitian ini Burton et al. (2000:27) menggunakan
analisis regresi probit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
credit rating. Credit rating yang digunakan adalah peringkat yang diterbitkan
oleh A.M. Best dan S&P. Untuk credit rating yang diterbitkan oleh A.M.
Best, faktor yang berpengaruh adalah likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan
untuk credit rating yang diterbitkan oleh S&P adalah likuiditas berpengaruh
positif signifikan dan leverage berpengaruh negatif signifikan.
Selanjutnya pada penelitian Kors et al. (2012:13) menunjukkan bahwa
analisis regresi logistik ordinal memiliki tingkat akurasi yang lebih baik
daripada multiple discriminant analysis (MDA) dan analisis regresi probit.
Penelitian ini menggunakan data keuangan yang berupa angka absolut seperti
penjualan bersih, dan rasio-rasio keuangan. Hasil penelitian menunjukkan
Long-term liabilities/total asset, trade payable, dan net profit margin
berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi serta Operating income dan
return on equity berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.
Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti Metode Variabel Hasil
1. Rika dkk., 2011. Analisis regresi
berganda.
Size, leverage, profitabilitas,
jaminan, maturity dan
reputasi auditor.
Size, profitabilitas, jaminan dan reputasi
auditor berpengaruh secara signifikan
terhadap peringkat obligasi.
2. Magreta dan
Nurmayanti., 2009.
Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan,
jaminan, maturity, dan
reputasi auditor.
Profitabilitas dan jaminan dapat
digunakan untuk memprediksi peringkat
obligasi.
3. Susilowati dan
Sumarto., 2010.
Analisis regresi logistik. Size, rasio keuangan, dan
maturity.
Likuiditas berpengaruh positif signifikan
terhadap peringkat obligasi.
4. Irma dkk., 2013. Factor analysis dan
analisis regresi logistik.
Size, likuiditas, jaminan,
maturity, reputasi auditor dan
peringkat obligasi.
Hasil dari analisis faktor adalah Size,
likuiditas dan
reputasi auditor merupakan faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi.
sedangkan hasil dari analisis logistik
menunjukkan bahwa size berpengaruh
terhadap peringkat obligasi.
5. Burton et al., 2000. Penelitian ini
menggunakan ordered
probit model.
Size, likuiditas, leverage, dan
profitabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
likuiditas dan profitabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap peringkat
obligasi dari A.M. Best. Sedangkan
peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh
S&P, likuiditas berpengaruh positif
signifikan dan leverage berpengaruh
negatif signifikan.
Bersambung ke halaman berikutnya
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No. Judul, Peneliti Metode Variabel Hasil
6. Kors et al., 2012 Multiple Discriminant
Analysis (MDA), ordered
logistics regression, dan
ordered probit regression
Data keuangan (angka absolut
dan rasio).
Analisis regresi logistik merupakan model
terbaik dari ketiga metode analisis yang
digunakan. Long-term liabilities/total
asset, trade payable, dan net profit margin
berpengaruh negatif terhadap peringkat
obligasi. Operating income dan return on
equity berpengaruh positif terhadap
prediksi peringkat obligasi.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
39
F. Kerangka Berpikir
Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperjualbelikan
di pasar modal. Perusahaan maupun pemerintah menerbitkan obligasi sebagai
surat tanda kontrak hutang jangka panjang kepada pembeli atau pemilik
obligasi (investor). Sebelum membeli obligasi, seorang investor tentunya
harus memperhatikan risiko yang terkandung dalam suatu obligasi. Investor
dapat menilai risiko obligasi dari peringkatnya. Peringkat obligasi merupakan
sebuah pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang
bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki.
Peringkat obligasi diberikan oleh agen pemeringkat obligasi (rating
agency) yang sudah mendapatkan izin dari Bapepam selaku lembaga
pengawas pasar modal. Agen pemeringkat obligasi itu sendiri adalah lembaga
independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana
salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana
keamanan suatu obligasi bagi investor. Untuk menilai keamanan suatu
obligasi, agen pemeringkat obligasi menilai risiko industri, risiko keuangan
dan risiko bisnis yang dihadapi oleh penerbit obligasi.
Penelitian ini hendak menganalisis apakah faktor akuntansi dan faktor
non akuntansi dapat memprediksi peringkat obligasi. Faktor akuntansi dalam
penelitian ini diwakili oleh ukuran perusahaan, likuiditas perusahaan,
leverage perusahaan, profitabilitas perusahaan, dan aktivitas perusahaan.
Sedangkan faktor non akuntansi yang digunakan adalah jaminan obligasi,
umur obligasi, dan reputasi auditor.
40
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Perusahaan Menerbitkan Obligasi
Obligasi yang diterbitkan diberi peringkat oleh lembaga
pemeringkat obligasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Peringkat Obligasi
Basis Teori: Teori Sinyal
Metode Analisis: Ordinal Regression
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Ukuran perusahaan
Leverage perusahaan
Profitabilitas perusahaan
Jaminan obligasi
Umur obligasi Peringkat Obligasi
Reputasi auditor
Faktor Akuntansi Faktor Non Akuntansi
41
G. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel
dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan Dengan Peringkat Obligasi
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Rika dkk., 2011:5).
Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang
besar pula. Sehingga perusahaan yang besar memiliki risiko
kebangkrutan atau kegagalan yang rendah.
H1: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap prediksi
peringkat obligasi.
2. Leverage Dengan Peringkat Obligasi
Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk
membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio
leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai
dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki kemampuan
yang rendah dalam memenuhi kewajibannya (Rika dkk., 2011:6).
Dengan demikian, semakin rendah leverage perusahaan maka akan
semakin tinggi peringkat yang diberikan pada perusahaan.
H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi.
42
3. Profitabilitas Dengan Peringkat Obligasi
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan pada
perusahaan. Profitabilitas memberikan indikasi kemampuan perusahaan
untuk going concern (Purwaningsih, 2008:8). Semakin tinggi rasio
profitability semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar
bunga periodik dan melunasi pokok pinjaman sehingga dapat
meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.
H3: ROA berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.
H4: NPM berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi.
4. Jaminan Obligasi Dengan Peringkat Obligasi
Berdasarkan jaminan, obligasi dapat diklasifikasikan menjadi
obligasi dengan jaminan (secure) dan obligasi tanpa jaminan (debenture).
Obligasi dengan jaminan merupakan obligasi yang dijamin dengan
kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak
ketiga (Ridwan dkk., 2010:451). Tingkat risiko yang terkandung dalam
obligasi dipengaruhi oleh jaminan. Obligasi yang tidak dijaminkan akan
memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi yang
dijaminkan. Maka dari itu, investor akan berinvestasi lebih besar pada
obligasi yang dijamin oleh penerbitnya (Magreta dan Nurmayanti,
2009:10)
H5: Jaminan (secure) berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat
obligasi perusahaan.
43
5. Umur Obligasi Dengan Peringkat Obligasi
Umur obligasi (Maturity) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya
obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi (Estiyanti dan
Gerianta, 2012:10). Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu
obligasi, semakin tinggi kupon atau bunganya. Obligasi yang jatuh tempo
dalam jangka waktu yang pendek akan lebih mudah untuk diprediksi,
sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi
yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu yang panjang (Raharjo:
2004:47).
H6: Maturity berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi.
6. Reputasi Auditor Dengan Peringkat Obligasi
Argumentasi yang mendasari dimasukkannya reputasi auditor adalah
semakin tinggi reputasi auditor maka akan memberikan hasil audit yang
dapat dipercaya sehingga kecil kemungkinan perusahaan mengalami
kegagalan (Sejati, 2010:3). Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme
pengendalian terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi
keuangan secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi.
Dengan kualitas audit yang semakin baik maka investor dapat
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
sehingga berdampak pada keamanan obligasinya.
H7: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat
obligasi.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel
independen yang dipilih oleh penulis, yaitu size, leverage, profitabilitas,
jaminan obligasi, umur obligasi (maturity), dan reputasi auditor terhadap
variabel dependen, yaitu peringkat obligasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
serta diberi peringkat oleh PT PEFINDO.
B. Teknik Penentuan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dipilih dari populasi
obligasi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dan diberi peringkat oleh PT PEFINDO pada periode 2010-2012. Pemilihan
perusahaan yang go public dimaksudkan untuk memudahkan dalam
memperoleh data laporan keuangannya. Sampel dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel yang representatif
sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Obligasi yang diterbitkan dan beredar selama periode pengamatan
(2010-2012) serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta diberi
peringkat oleh PT PEFINDO.
45
2. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
industri keuangan.
3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan go public di BEI dan
mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara lengkap per 31
Desember dari tahun 2009 hingga tahun 2011 dan dinyatakan dalam
Rupiah (Rp).
C. Teknik Pengambilan Data
Penelitian harus mempunyai bukti yang kuat untuk mendukung keabsahan
dari masalah yang diteliti. Data yang digunakan pada peneliti terdiri dari data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi berupa publikasi, data sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Input data
untuk faktor akuntansi dan non akuntansi pada penelitian ini diperoleh dari
laporan keuangan yang dipublikasikan masing-masing perusahaan yang
diteliti pada tahun 2009 sampai 2011. Kemudian data mengenai peringkat
obligasi diperoleh dari peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT PEFINDO
pada tahun 2010 sampai 2012. Adapun data sekunder lainnya didapat dari:
1. Indonesia Capital Market Directory (ICMD)
2. Indonesia Bond Mraket Dorectory (IBMD)
3. IDX-Fact Book
4. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan
peringkat obligasi.
46
D. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis
multivariate dengan menggunakan regresi ordinal. Alasan untuk
menggunakan model ini adalah karena variabel dependen yang digunakan
berbentuk non-metrik / kategorial dan variabel independen yang terdiri dari
variabel metrik dan non-metrik. Selain itu model ini dipilih karena variabel
dependen dalam penelitian adalah variabel kualitatif yang memiliki urutan
(ordered). Pennggunaan regresi ordinal dalam pengujian hipotesis mengacu
pada penelitian Kors et al (2011:5). Teknik analisis ini tidak menggunakan
lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali,
2012:333). Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),
dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar
rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi
digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-
minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari
populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari
sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan
sampel penelitian.
47
2. Menguji Model Fitting Information
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model
terhadap data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi
Likelihood. Likelihood (L) dari model adalah probabilitas bahwa model
yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis
nol dan hipotesis alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Dengan
alpha 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai -2LogL < 0,05 berarti bahwa model fit dengan data.
b. Jika nilai -2LogL > 0,05 berarti bahwa model tidak fit dengan
data.
Adanya pengurangan nila antara -2LogL awal (initial -2LL fungcion)
dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model
yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2012:361). Log Likelihood
pada regresi ordinal mirip dengan pengertian “ Sum of Squere Error” pada
model regresi, sehingga penurunan Log Likelhood menunjukkan model
regresi yang semakin baik.
3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of
Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa
nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit).
Apabila nilai Goodness of Fit Test > 0,05 (nilai signifikansi Pearson dan
48
Deviance > 0,05) maka model yang terbentuk adalah fit atau layak
digunakan.
4. Pseudo R-Square
Pseudo R-Square terdiri dari Cox dan Snell’s R Square, Nagelkerke’s
R square dan McFaddden. Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran
yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang
didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang
dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square
merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan
bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Kemudian
McFadden digunakan untuk melihat variabilitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen.
5. Uji Parallel Lines
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Test of
parallel lines. Test of parallel lines menguji apakah asumsi semua kategori
memiliki parameter yang sama atau tidak. Jika nilai statistik test of
parallel lines lebih besar dari pada 0,05 atau bernilai tidak signifikan maka
dapat diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai. Begitu pula
sebaliknya, jika nilai statistik test of parallel lines lebih kecil dari pada
0,05 berarti model yang digunakan tidak cocok.
49
6. Pengujian Hipotesis
Pengujian dengan model regresi ordinal digunakan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian :
a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 %
b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada
signifikansi p-value.
- Jika taraf signifikansi < 0,05 Ho Diterima
- Jika taraf signifikansi > 0,05 Ha Ditolak
Adapun model regresi logistik pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Rat = Peringkat obligasi
Size = Size
DER = Debt to Equity Ratio
ROA = Return On Asset
NPM = Net Profit Margin
Secure = Jaminan Obligasi
MA = Maturity
RA = Reputasi Auditor
α0…6 = Koefisien Regresi
ε = Error Term
50
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi.
Variabel ini dilihat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh PT
PEFINDO. Untuk memudahkan dalam pengolahan data mengingat adanya
keterbatasan data peringkat obligasi dengan kategori non invesment grade
(idBB+ atau lebih rendah) maka peneliti melakukan modifikasi terhadap
klasifikasi peringkat obligasi Kors et al. (2012:4). Peringkat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat berkategori investment
grade yang dibagi ke dalam 3 klasifikasi. Peringkat obligasi dari PT
Pefindo akan diberi klasifikasi penilaian dengan angka 1 sampai dengan
angka 3. Adapun klasifikasi peringkat obligasi yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Klasifikasi Peringkat Obligasi
Peringkat Obligasi Nilai Peringkat
AAA 3
AA+ 3
AA 3
AA- 3
A+ 2
A 2
A- 2
BBB+ 1
BBB 1
BBB- 1
Sumber: www.pefindo.com dan modifikasi dari penelitian Kors et al.
(2012:4)
51
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor akuntansi
berupa rasio size, leverage, dan profitabilitas sedangkan untuk faktor non
akuntansi adalah umur obligasi dan reputasi auditor.
a. Size
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan
besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki total aset,
penjualan, dan ekuitas yang besar pula. Sehingga perusahaan yang
besar memiliki risiko kebangkrutan atau kegagalan yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Pengukuran pada
variabel size ini menggunakakan logaritma natural dari total ekuitas.
Sedangkan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.
b. Leverage
Menggunakan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai
investasi terhadap modal yang dimiliki. Rendahnya nilai rasio
leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil aktiva didanai
dengan hutang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan. Rasio
leverage pada penelitian ini diproksikan dengan debt to equity ratio
(DER) yang dirumuskan sebagai berikut:
DER
c. Profitabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba,
baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun laba
52
bagi modal sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka
semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin
baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Penelitian
ini menggunakan dua proksi untuk variabel profitabilitas, yakni return on
asset (ROA) dan net profit margin (NPM).
ROA =
NPM =
d. Jaminan Obligasi
Tingkat resiko yang terkandung dalam sebuah obligasi
dipengaruhi oleh jaminan. Berdasarkan obligasi tersebut, obligasi
dibedakan atas obligasi yang dijamin dan tidak dijamin. Skala
pengukurannya menggunakan skala nominal karena merupakan
variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1
jika obligasi dijamin dengan asset khusus dan 0 jika obligasi hanya
berupa surat hutang yang tidak dijamin dengan asset khusus.
e. Umur Obligasi
Investor cenderung menyukai obligasi yang berumur pendek.
Obligasi dengan umur yang lebih pendek memiliki risiko yang lebih
rendah dibandingkan obligasi dengan umur yang panjang. Skala
pengukurannya menggunakan skala nominal karena variabel maturity
ini merupakan variabel dummy. Pengukurannya dilakukan dengan
memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai
lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun.
53
f. Reputasi Auditor
Auditor eksternal dapat menjadi mekanisme pengendalian
terhadap manajemen agar dapat menyajikan informasi keuangan
secara andal dan terbebas dari praktek kecurangan akuntansi. Semakin
baik reputasi auditor maka akan semakin baik pula kualitas audit.
Skala pengukuran untuk variabel reputasi auditor menggunakan skala
nominal karena variabel ini merupakan variabel dummy.
Pengukurannya dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika audit
dilakukan oleh auditor big 4 dan 0 jika audit dilakukan oleh auditor
selain big 4.
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Peringkat
Obligasi
Investement Grade AAA. AA+, AA, AA-, A+, A,
A-, BBB+, BBB, BBB-
Ordinal
Ukuran
Perusahaan (Size)
Total Ekuitas Logaritma Natural Total Ekuitas Rasio
Leverage Debt to Equity Ratio
(DER)
DER
Rasio
Profitabilitas Return On Asset
(ROA)
ROA =
Rasio
Profitabilitas Net Profiit Margin
(NPM)
NPM =
Rasio
54
Tabel 3.2
Tabel Operasional Variabel Penelitian (Lanjutan)
Variabel Dimensi Indikator Skala
Jaminan Jaminan obligasi Obligasi dijaminkan dan obligasi
tidak dijaminkan
Nominal
Umur Obligasi
(Maturity)
Umur obligasi Umur Obligasi 1-5 tahun dan
Umur Obligasi lebih dari 5
tahun.
Nominal
Reputasi Auditor Auditor Eksternal KAP Big 4 dan Non-Big 4 Nominal
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT. PEFINDO
PT. PEFINDO atau PT. Pemeringkat Efek Indonesia didirikan di
Jakarta pada 21 Desember 1993. PT PEFINDO didirikan melalui usulan
dari BAPEPAM dan Bank Indonesia. Pada 13 Agustus 1994 PT
PEFINDO mendapatkan lisensi untuk beroperasi No.39/PM-PI/1994 dari
BAPEPAM. PT PEFINDO merupakan sebuah perseroan terbatas swasta
yang hingga Desember 2011 dimiliki oleh 92 pemegang saham
institusional domestik, yang terdiri dari dana pensiun, bank, asuransi,
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan perusahaan sekuritas. PT PEFINDO
merupakan salah satu lembaga penunjang pada pasar modal di Indonesia.
Sebagai lembaga penunjang pasar modal, fungsi utama dari PT
PFINDO adalah menyediakan peringkat yang objektif, independen dan
kredibel atas risiko kredit yang diterbitkan kepada publik melalui aktivitas
pemeringkatan. Untuk meningkatkan kualitas metodologi dan kriteria
peringkat yang diberikan, PT PEFINDO memiliki afiliasi dengan lembaga
pemeringkat internasional, yakni Standard & Poor Rating Service (S&P).
PT PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating
Agencies Association (ACRAA).
56
2. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing dan
teraftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki obligasi yang diberi
peringkat oleh PT PEFINDO. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling yang mensyaratkan kriteria-
kriteria tertentu, beberapa diantaranya adalah perusahaan yang masuk
dalam sektor keuangan, memiliki laporan keuangan lengkap tahun 2009
hingga 2011 dan obligasi yang terbit dan beredar pada tahun 2010 hingga
2012. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1
Proses Pemilihan Sampel
Kriteria 2010 2011 2012 Total
Jumlah obligasi beredar 223 242 299 764
Obligasi yang tidak diperingkat oleh PT
PEFINDO
42 47 27 116
Obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan yang tidak termasuk dalam
industri keuangan
106 83 96 285
Obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan non go public
43 64 112 219
Obligasi yang dijadikan sampel 32 48 64 144
Sumber: Data diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 764 obligasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia hanya 144 obligasi yang memenuhi karakteristik
sampel yang telah ditentukan. Daftar obligasi tersebut dapat dilihat dalam
tabel 4.2 berikut.
57
Tabel 4.2
Deskripsi Sampel Penelitian
No. Perusahaan Kode
Perusahaan
Jumlah
Sampel
1. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. ADMF 36
2. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP 3
3. Bank Bukopin Tbk. BBKP 1
4. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 1
5. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 17
6. Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN. 8
7. BFI Finance Indonesia Tbk. BFIN 4
8. Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 3
9. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 6
10. Bank Internasional Indonesia Tbk. BNII 11
11. Bank Permata Tbk. BNLI 6
12. Bank Victoria International Tbk. BVIC 2
13. Clipan Finance Indonesia Tbk. CFIN 6
14. Mandala Multifinance Tbk. MFIN 3
15. Bank OCBC NISP Tbk. NISP 3
16. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN 18
17. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA 6
18. Verena Multi Finance Tbk. VRNA 8
19. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. WOMF 2
Total 144
Sumber: data diolah
B. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari analisis
tersebut, dapat diketahui nilai minimum, maksimum, mean, dan standar
deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan fasilitas
elektronik Microsoft Excel dan SPSS versi student dalam melakukan
pengolahan data. Fasilitas elektronik tersebut digunakan untuk
mempermudah dalam menganalisis dan menjelaskan variabel yang
diteliti.
58
Berikut ini merupakan statistik deskriptif dari masing-masing
variabel independen dalam penelitian ini.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Size 144 25.80 31.77 29.0542 1.30173
DER 144 .56 12.46 6.0817 3.65386
ROA 144 -1.11 28.00 5.9562 7.69890
NPM 144 -.09 .50 .1985 .11550
Secure 144 0 1 .44 .499
Maturity 144 0 1 .70 .459
Auditor 144 0 1 .92 .267
Valid N (listwise) 144
Sumber: data diolah
Variabel ukuran perusahan (size) dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan logaritma natural ekuitas. Hasil analisis dengan statistik
deskriptif terhadap ukuran perusahaan (size) menunjukkan bahwa nilai
terendah adalah sebesar 25,80 dan nilai tertingginya adalah sebesar 31,77.
Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai tertinggi
dan terendah tidak besar, yaitu 5,97. Nilai 5,97 tersebut dapat diartikan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang besar pada sampel yang digunakan
untuk variabel ukuran perusahaan. Mean atau rata-rata dari ukuran
perusahaan yang dijadikan sampel adalah 29,0542. Standar deviasi dari
variabel ini menunjukkan nilai sebesar 1,30173. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat variasi data dari ukuran perusahaan sebesar 1,30173.
Variabel leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
Debt to Equity Ratio (DER), yakni total hutang dibagi total ekuitas. Pada
59
tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk
leverage menunjukkan nilai terendah sebesar 0,56 dan nilai tertingginya
adalah 12,46. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara
nilai tertinggi dengan nilai terendah adalah sebesar 11,90. Dapat diartikan
bahwa terdapat perbedaan yang cukup jauh antara nilai tertinggi dan nilai
terendah. Untuk nilai rata-rata leverage dari 144 sampel obligasi adalah
6,0817 dengan standar deviasi sebesar 3.65386. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat variasi data dari leverage sebesar 3.65386.
Variabel Return on Asset (ROA) dalam penelitian ini diukur dengan
menghitung net income dibagi total asset. Pada tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk ROA menunjukkan nilai
terendah sebesar -1,11 dan nilai tertingginya adalah 28,00. Berdasarkan
nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai ROA tertinggi dan
terendah adalah 29,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang cukup besar pada sampel yang digunakan untuk variabel
ROA. Nilai ROA terendah pada penelitian ini diperoleh dari data
keuangan Bank ICB Bumiputera dan nilai tertinggi diperoleh dari data
keuangan Adira Dinamika Multi Finance. Untuk nilai rata-rata ROA dari
144 sampel obligasi menunjukkan nilai 5,9562 dengan standar deviasi
sebesar 7,69890. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari
ROA sebesar 7,69890.
Variabel net profit margin (NPM) dalam penelitian ini diukur
dengan menghitung net income dibagi operating income. Pada tabel 4.3
60
dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif untuk NPM
menunjukkan nilai terendah sebesar -0,09 dan nilai tertingginya adalah
0,50. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa jarak antara nilai
tertinggi dan nilai terendah adalah 0,59. Nilai tersebut dapat diartikan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai
terendah. Untuk nilai rata-rata atau mean NPM dari 144 sampel obligasi
menunjukkan nilai 0,1985 dengan standar deviasi sebesar 0,11550. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat variasi data dari NPM sebesar 0,11550.
Variabel jaminan obligasi pada penelitian ini diukur dengan menilai
apakah obligasi yang diterbitkan dijaminkan dengan aset tertentu dari
perusahaan. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik
deskriptif untuk jaminan obligasi menunjukkan nilai rata-rata 44% atau
hanya 64 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144
sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari obligasi yang
diterbitkan tidak dijaminkan secara khusus oleh perusahaan penerbitnya.
Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini menunjukkan nilai
sebesar 0,499.
Variabel umur obligasi (maturity) pada penelitian ini diukur dengan
menilai umur obligasi apakah kurang dari lima tahun atau lebih dari lima
tahun. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis statistik deskriptif
untuk umur obligasi menunjukkan nilai rata-rata 70% atau 101 sampel
dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai 144 sampel. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar dari obligasi yang diterbitkan
61
memiliki umur kurang dari lima tahun. Sementara itu, standar deviasi
pada variabel ini menunjukkan nilai sebesar 0,459.
Variabel reputasi auditor pada penelitian ini diukur dengan menilai
apakah laporan keuangan perusahaan penerbit obligasi diaudit oleh
auditor big 4 atau selain big 4. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil
analisis statistik deskriptif untuk reputasi auditor menunjukkan nilai rata-
rata 92% atau 133 sampel dari jumlah sampel keseluruhan yang mencapai
144 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari perusahaan
penerbit obligasi memilih auditor big 4 untuk melakukan audit atas
laporan keuangannya. Sementara itu, standar deviasi pada variabel ini
menunjukkan nilai sebesar 0,267.
2. Pengujian Model Fitting Information
Pengujian ini akan menguji pengaruh dari masing-masing variabel
independen yaitu ukuran perusahaan (size), debt to equity ratio (DER),
return on asset (ROA), net profit margin (NPM), jaminan obligasi
(secure), umur obligasi (maturity) dan reputasi auditor terhadap peringkat
obligasi. Analisis pertama yang dilakukan adalah menguji keseluruhan
model (overall model fit). Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai antara -2 Loglikehood awal (intercept only) dengan
-2 Loglikehood pada model final. Adanya pengurangan nilai antara -2
Loglikehood awal (intercept only) dengan nilai -2 Loglikehood pada
model final menunjukkan bahwa model fit dengan data.
62
Tabel 4.4
Model Fitting Information
Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.
Intercept Only 215.019
Final 78.641 136.377 7 .000
Link function: Logit.
Sumber: data diolah
Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan antara nilai -2 Loglikehood
pada model intercept only dengan model final. Dari tabel tersebut
diketahui bahwa nilai -2 Loglikehood pada model intercept only adalah
sebesar 215.019. Kemudian ketika variabel independen dimasukkan ke
dalam model nilai -2 Loglikehood turun menjadi 78.641 dan penurunan
ini signifikan pada 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model dengan
penambahan variabel independen lebih baik dari model intercept only dan
dapat disimpulkan bahwa model fit.
3. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Goodness of
Fit Test. Goodness of Fit Test menguji kesesuaian model antara hipotesa
nol sebagai data hasil prediksi model dengan data empiris (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit).
Tabel 4.5
Goodness-of-Fit
Chi-Square Df Sig.
Pearson 102.635 101 .436
Deviance 77.020 101 .964
Link function: Logit.
Sumber: data diolah
63
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Chi-Square (Pearson) dan Chi-Square
(Deviance). Nilai Chi-Square (Pearson) adalah 102.635 dan nilai Chi-
Square (Deviance) adalah 77.020. Sedangkan untuk nilai signifikansi dari
Chi-Square (Pearson) dan Chi-Square (Deviance) masing-masing adalah
sebesar 0,436 dan 0,964 dimana p value > 0,05. Hal ini berarti bahwa
model fit dengan data.
4. Pseudo R-Square
Pseudo R-Square digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6
Pseudo R-Square
Cox and Snell .612
Nagelkerke .786
McFadden .628
Link function: Logit.
Sumber: data diolah
Tabel 4.6 menunjukkan nilai Pseudo R-Square. Pada regresi ordinal,
Ghozali (2012:361) menggunakan nilai McFadden untuk
mengestimasikan nilai R2. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai
McFadden sebesar 62,8%. Nilai ini mengandung arti bahwa variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 62,8%. Sisanya sebanyak 37,2% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain di luar model penelitian. Faktor lain yang mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi antara lain adalah kedudukan obligasi dengan jenis
64
utang lain, penjamin emisi, peraturan yang berkaitan dengan industri
emiten, stabilitas laba dan penjualan emiten, kebijakan akuntansi dan
sebagainya (Brigham dan Houston, 2009:373-375).
5. Uji Parallel Lines
Uji Parallel lines digunakan untuk menilai asumsi bahwa semua
kategori memiliki parameter yang sama atau tidak. Garson (2012:14)
menyatakan bahwa asumsi Parallel Lines dipenuhi apabila nilai yang
diperoleh adalah tidak signifikan atau di atas 0,05 (p > α 0,05).
Tabel 4.7
Test of Parallel Linesa
Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.
Null Hypothesis 78.641
General 65.328a 13.314
b 7 .065
Link function: Logit.
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari uji
Parallel Lines di atas 0,05 yaitu sebesar 0,065. Dari nilai tersebut dapat
diartikan bahwa model yang dihasilkan memiliki parameter yang sama
atau hubungan antara variabel independen dengan logit adalah sama untuk
semua persamaan logit sehingga pemilihan link function telah sesuai.
65
6. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.8
Hasil Uji Ordinal Regression
Estimate Std. Error Wald df Sig.
Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000
[Rating = 2] 83.717 16.068 27.147 1 .000
Location DER -.288 .234 1.518 1 .218
ROA .253 .201 1.590 1 .207
NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003*
Size 3.154 .598 27.852 1 .000*
[Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080
[Secure=1] 0a . . 0 .
[Maturity=0] -.672 .828 .659 1 .417
[Maturity=1] 0a . . 0 .
[Auditor=0] -3.742 1.192 9.857 1 .002*
[Auditor=1] 0a . . 0 .
Link function: Logit.
Sumber: data diolah
*) Signifikan pada α 0,05
Berdasarkan hasil uji dengan Ordinal Regression diketahui bahwa
variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi adalah ukuran perusahaan (size), NPM dan reputasi auditor.
Berdasarkan Tabel 4.14 maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Logit (p1) = 78.375 + 3,154Size - 0,288DER + 0,253ROA -
17,994NPM - 2,904Secure - 0,672Maturity -
3,742Auditor
Logit (p1+p2) = 83.717 + 3,154Size - 0,288DER + 0,253ROA -
17,994NPM - 2,904Secure - 0,672Maturity -
3,742Auditor
66
Hubungan antara odds ratio dan variabel independen dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kenaikan 1 unit Size akan menaikkan odd ratio (exp 3,154) =
23,4296 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA
dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus.
b. Kenaikan 1 unit NPM akan menurunkan odd ratio (exp -17,994) =
1,53216E-08 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3
(idAAA dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus.
c. Kenaikan 1 unit Auditor akan menurunkan odd ratio (exp-3,742) =
0,023707 peringkat obligasi dengan klasifikasi peringkat 3 (idAAA
dan idAA) dengan catatan variabel lain ceteris paribus.
Dengan exp = eksponensial (e) = 2,71828
Berikut ini adalah penjelasan mengenai hasil pengujian dengan regresi
ordinal.
a) Pengaruh Ukuran Perusahaan Positif Signifikan terhadap Prediksi
Peringkat Obligasi
Hipotesis 1 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki nilai
koefisien positif sebesar 3,154 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan
nilai statistik wald sebesar 27,852. Nilai signifikansi ini lebih kecil
dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa H1 berhasil didukung,
sehingga hipotesis 1 diterima.
67
Hasil pengujian terhadap variabel ukuran perusahaan yang
diproksi dengan logaritma natural total ekuitas menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
kemungkinan memperoleh peringkat obligasi yang tinggi. Hal ini
berarti semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar
kemungkinan peringkat atas obligasi yang diterbitkannya untuk
mendapatkan peringkat yang tinggi.
Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin dikenal
oleh masyarakat sehingga akan semakin banyak informasi mengenai
perusahaan yang dapat diterima oleh investor. Informasi ini berguna
untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dimiliki investor.
Perusahaan dengan modal yang besar juga akan memiliki kemampuan
untuk melunasi hutang-hutangnya, baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika, dkk (2011:17)
yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.
b) Pengaruh Leverage Negatif Signifikan terhadap Prediksi Peringkat
Obligasi
Hipotesis 2 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa leverage yang diproksikan dengan debt to equity
ratio (DER) memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,288 dengan
68
tingkat signifikansi 2,18 dan nilai statistik wald sebesar 15,18. Nilai
signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan
bahwa H2 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 2 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 2 tidak berhasil
didukung karena leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kemungkinan obligasi memperoleh peringkat kategori yang
tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya leverage
perusahaan tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi. Walaupun
variabel leverage tidak berpengaruh terhadap prediksi peringkat
obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan hipotesis
yang diajukan, yaitu negatif. Menurut Gerianta dan Estiyanti
(2002:16) hasil yang tidak signifikan mungkin disebabkan oleh
perhitungan leverage dalam penelitian ini menggunakan debt to equity
ratio dimana hutang obligasi masuk dalam rasio tersebut dan tidak
dipisahkan dengan total hutang sedangkan perusahaan pemeringkat
mungkin hanya menggunakan current liabilities dalam perhitungan
leverage.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika, dkk (2011:17)
dan Manurung, dkk (2010:11) yang menemukan bahwa leverage tidak
berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat
obligasi. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Burton (2000:27) dimana leverage berpengaruh
negatif signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.
69
c) Pengaruh Return on Asset (ROA) Positif Signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi
Hipotesis 3 menyatakan bahwa Return on Asset (ROA)
berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil
pengujian regresi menunjukkan bahwa return on asset (ROA)
memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,253 dengan tingkat
signifikansi 0,207 dan nilai statistik wald sebesar 1,590. Nilai
signifikansi ini lebih besar dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan
bahwa H3 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 3 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 3 tidak berhasil
didukung karena ROA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa besar kecilnya ROA
tidak akan mempengaruhi peringkat obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan pemeringkat. Walaupun variabel ROA tidak berpengaruh
terhadap prediksi peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya
telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, yaitu positif. Menurut
Susilowati dan Sumarto (2010:11) penyebab hasil tidak signifikan
mungkin karena meskipun perusahaan memperoleh laba yang tinggi
tetapi laba tersebut digunakan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi laba yang ada pada data
sekunder tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba tersebut
tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang terkait
dengan obligasi.
70
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Setyaningrum
(2005:21) dimana ROA berpengaruh signifikan terhadap prediksi
peringkat obligasi. akan tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Susilowati dan Sumarto (2010:11) yang menemukan bahwa
ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat
obligasi.
d) Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Positif Signifikan terhadap
Prediksi Peringkat Obligasi
Hipotesis 4 menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil
pengujian regresi menunjukkan bahwa net profit margin (NPM)
memiliki nilai koefisien negatif sebesar 17,994 dengan tingkat
signifikansi 0,03 dan nilai statistik wald sebesar 8,636. Nilai
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa
H4 tidak berhasil didukung, sehingga hipotesis 4 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 4 tidak berhasil
didukung karena NPM tidak memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal tersebut dapat diartikan
bahwa semakin tinggi nilai NPM maka peringkat obligasi akan
semakin menurun. Menurut Kors et al (2012:13) hasil NPM yang
berpengaruh negatif signifikan diakibatkan oleh perhitungan NPM
yang dilakukan dengan cara net income/sales dimana di dalam nilai
net income tersebut terdapat pendapatan dari aktivitas lainnya. Sebuah
71
perusahaan yang memperoleh pendapatan operasi yang lebih rendah
mungkin mencoba untuk meningkatkan penghasilan lebih tinggi dari
aktivitas pendanaan. Akan tetapi aktivitas pendanaan adalah spekulatif
sehingga hal tersebut membuat perusahaan menjadi lebih berisiko.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kors et al
(2012:13) yang menemukan bahwa NPM berpengaruh negatif
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Namun hasil
penelitian ini bertentangan dengan penelitian Manurung, dkk
(2011:10) yang membuktikan bahwa NPM tidak berpengaruh
terhadap peringkat obligasi.
e) Pengaruh Jaminan Obligasi Positif Signifikan terhadap Prediksi
Peringkat Obligasi
Hipotesis 5 menyatakan bahwa jaminan obligasi berpengaruh
positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa jaminan obligasi memiliki nilai koefisien negatif
sebesar 2,904 dengan tingkat signifikansi 0,080 dan nilai statistik
wald sebesar 3,062. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05.
Artinya dapat disimpulkan bahwa H5 tidak berhasil didukung,
sehingga hipotesis 5 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 5 tidak berhasil
didukung karena jaminan obligasi tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa
dijamin atau tidaknya sebuah obligasi tidak akan mempengaruhi
72
peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat obligasi.
Penyebab dari hasil tidak signifikan mungkin karena banyaknya
obligasi yang tidak menjaminkan obligasinya dengan aset khusus.
Berdasarkan data yang diperoleh sebagian besar perusahaan penerbit
obligasi yang berasal dari sektor keuangan tidak menjaminkan
obligasinya dengan aset khusus.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Almilia dan Devi
(2007:19) yang membuktikan bahwa jaminan obligasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil
berbeda ditemukan pada penelitian Rika, dkk (2011:17) yang
menemukan bahwa jaminan obligasi berpengaruh signifikan terhadap
peringkat obligasi.
f) Pengaruh Umur Obligasi Negatif Signifikan terhadap Prediksi
Peringkat Obligasi
Hipotesis 6 menyatakan bahwa umur obligasi berpengaruh
negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa umur obligasi memiliki nilai koefisien negatif
sebesar 0,672 dengan tingkat signifikansi 0,417 dan nilai statistik
wald sebesar 0,659. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05.
Artinya dapat disimpulkan bahwa H6 tidak berhasil didukung,
sehingga hipotesis 6 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 6 tidak berhasil
didukung karena umur obligasi tidak memiliki pengaruh signifikan
73
terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini dapat diartikan bahwa
panjang atau pendek umur obligasi tidak akan mempengaruhi
peringkat obligasi yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat.
Walaupun variabel umur obligasi tidak berpengaruh terhadap prediksi
peringkat obligasi tetapi tanda dari koefisiennya telah sesuai dengan
hipotesis yang diajukan, yaitu negatif. Hasil yang tidak signifikan ini
mungkin disebabkan oleh banyaknya obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan keuangan dengan umur yang pendek. Hasil dari data
penelitian ini diperoleh bahwa 70% dari keseluruhan sampel obligasi
atau sebanyak 101 sampel obligasi memiliki umur yang pendek
sehingga tidak terlalu diperhitungkan dalam pemeringkatan obligasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gerianta dan
Estiyanti (2012:16) dan Susilowati dan Sumarto (2010:12) yang
menemukan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap prediksi peringkat obligasi.
g) Pengaruh Reputasi Auditor Positif Signifikan terhadap Prediksi
Peringkat Obligasi
Hipotesis 7 menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh
positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil pengujian regresi
menunjukkan bahwa reputasi auditor memiliki nilai koefisien negatif
sebesar 3,742 dengan tingkat signifikansi 0,002 dan nilai statistik
wald sebesar 9,857. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05. Artinya
74
dapat disimpulkan bahwa H7 tidak berhasil didukung, sehingga
hipotesis 7 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa hipotesis 7 tidak berhasil
didukung karena reputasi auditor tidak memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil tersebut
mungkin disebabkan oleh adanya sampel pada penelitian ini yang
menggunakan KAP big 4 dalam mengaudit laporan keuangannya
namun mendapatkan peringkat obligasi yang rendah. Salah satu dari
sampel tersebut adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank ICB
Bumiputera Tbk, dengan peringkat obligasi BBB.
KAP dengan reputasi yang tinggi sempat beberapa kali terlibat
dalam skandal keuangan. Salah satunya adalah KAP Arthur Andersen
yang merupakan salah satu anggota dari KAP big 5 terbukti
melakukan kecurangan akuntansi dengan kliennya, yaitu Enron.
Untuk di Indonesia, KAP big 4 juga pernah terlibat dalam beberapa
skandal keuangan seperti pada kasus PT Kimia Farma yang
melibatkan KAP Hans Tuanakotta yang merupakan afiliasi dari
Deloitte serta kasus Bank Lippo yang melibatkan KAP Prasetio,
Sarwoko & Sandjaja yang merupakan afiliasi dari Ernst & Young.
Kasus tersebut membuktikan bahwa KAP big 4 yang memiliki
reputasi yang baik juga dapat melakukan kesalahan dalam
pelaksanaan audit. Penelitian Hsihui Chang et al (2010:25)
menemukan bahwa perusahaan dan investor menjadi reseptif terhadap
75
KAP second-tier dan third-tier sejak terbongkarnya kasus Arthur
Andersen. Oleh karena itu, reputasi auditor yang tinggi tidak
menjamin sebuah obligasi mendapatkan peringkat yang tinggi dari
agen pemeringkat obligasi.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian faktor akuntansi dan non akuntansi dalam
memprediksi peringkat obligasi perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2010-2012 dengan menggunakan regresi ordinal, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa
variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
peringkat obligasi.
2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa
variabel leverage tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat
obligasi.
3. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa
variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA)
dan Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap peringkat obligasi.
4. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa
variabel jaminan obligasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
peringkat obligasi.
77
5. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa
variabel umur obligasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
peringkat obligasi.
6. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi ordinal membuktikan bahwa
variabel reputasi auditor tidak berpengaruh positif signifikan terhadap
peringkat obligasi.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu akuntansi keuangan yang khususnya membahas
mengenai faktor akuntansi dan non akuntansi yang mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap prediksi peringkat obligasi. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang besar akan meningkatkan peluang
untuk mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Maka dari itu, untuk
perusahaan kecil diharapkan untuk memperhatikan faktor lainnya agar
mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi.
Dalam penelitian ini didapat bahwa (Net Profit Margin) NPM berpengaruh
negatif terhadap prediksi peringkat obligasi. Bagi perusahaan penerbit obligasi
hasil ini dapat memberikan masukan bahwa untuk mendapatkan peringkat
obligasi yang tinggi tidak membutuhkan NPM yang tinggi. Hal ini disebabkan
78
dalam perhitungan NPM terdapat pendapatan yang berasal dari aktivitas
pendanaan sehingga menimbulkan risiko yang cukup tinggi.
Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP yang
memiliki reputasi yang tinggi tidak menjamin akan mendapatkan peringkat
obligasi yang tinggi. Terdapat beberapa skandal keuangan di Indonesia
maupun dunia yang melibatkan KAP dengan reputasi baik. Untuk itu
perusahaan penerbit obligasi diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya agar
mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi.
Untuk investor yang ingin berinvestasi pada obligasi diharapkan untuk
mempertimbangkan ukuran perusahaan, NPM dan reputasi auditor dari
penerbit obligasi untuk mengurangi risiko dari investasi oblihasi tersebut.
C. Saran
Saran yang dapat digunakan bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini
adalah:
1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor akuntansi lainnya
seperti current ratio, gross profit margin dan total asset turnover, serta
faktor non akuntansi lainnya seperti tingkat suku bunga, volume transaksi
dan yield.
2. Jumlah sampel dapat diambil dengan periode pengamatan yang lebih
panjang dan menggunakan data peringkat obligasi dari agen pemeringkat
79
lain selain PT PEFINDO sehingga variasi data peringkat obligasi yang
diperoleh menjadi lebih banyak.
80
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Arthur C, “The effect of large-firm audits on municipal bond rating
decisions”, Journal of Practice and Theory (APT), Vol 13, Spring, 1994.
Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta”, Seminar Nasional Manajemen, 2007.
Aprilia, Susana, “Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat
Obligasi”, Skripsi UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2011.
Bali, Geetanjali dan Skinner, Frank S, “The Original Maturity of Corporate
Bonds: The Influence of Credit Rating, Asset Maturity, Security, and
Macroeconomic Conditions”, The Financial Review 41, hal 187-203, 2006.
Bapepam-LK, “Statistik Pasar Modal”, artikel diakses pada 6 Maret 2013, dari
http://bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/statistik_pm/index.htm.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”,
Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Boynton, William C, Raymond N. Johnson dan Walter G. Kell,”Modern
Auditing”, Edisi 7, Erlangga, Jakarta, 2001.
Bursa Efek Indonesia, “Obligasi”, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012, dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/obligasi.aspx.
Burton, B., Adam Mike dan Hardwick P., “The Determinants of Credit Ratings in
The United Kingdom Insurance Industry”, School of Finance and Law,
Bournemouth University, Talbot Campus, Fern Barrow, Poole, Dorset,
BH12 5BB, 1998.
Chang, Hsihui, Agnes Cheng dan Kenneth J. Reichelt, “Market Reaction to
Auditor Switching from Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms”,
Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 29, No. 2, November, 2010.
Estiyanti, Ni Made dan Gerianta Wirawan Yasa, “Pengaruh Faktor Keuangan
dan Non Keuangan pada Peringkat Obligasi di Bursa Efek Indonesia”,
Universtitas Udayana, 2012.
Febriani, Irma, H.S. Nugraha dan Saryadi, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Peringkat Obligasi Pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu Adminstrasi Bisnis, No.1, Vol.1, 2013.
81
Garson, David, “Ordinal Regression”, Statistical Publishing Associates, North
Carolina, 2012.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20”,
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Ikhsan, Adhisyahfitri Evalina, M. Nur Yahya dan Saidaturrahmi, “Peringkat
Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya”, Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2,
2012.
John, A Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., “Manajemen Strategis”, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Karyani, Etikah dan Adler Manurung, “Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond
Rating Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta
(Penelitian Periode 2003 s.d. 2005)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Vol. 9 No. 3, hal 282-306, September, 2006.
Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010.
Kaur, Kuljeet dan Rajinder Kaur, “Credit Rating in India: A Study of Rating
Methodology of Rating Agencies”, Global Journal of Management and
Business Research, Vol. 11, Issue 12, 2011.
Kodrat, David Sukardi dan Christian Herdinata, “Manajemen Keuangan: Based
on Empirical Research”, Graha ilmu, Yogyakarta, 2009.
Kors, Murat, Ramazan Aktas dan M Doganay, ”Predicting the Bond Ratings of
S&P 500 Firms”, The IUP Journal of Applied Finance, Vol. 18 No. 4, 2012.
Kuswadi, “Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Biaya”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005.
Kuswadi, “Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam”, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta, 2006.
Linandarini, Ermi, “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat
Obligasi Perusahaan Indonesia”, Skripsi Universitas Diponegoro,
Semarang, 2010.
Magreta dan Poppy Nurmayanti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi
Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol 11 No. 3, hal 143-154, 2009.
Manurung, Addler, Desmon Silitonga dan Wilson Tobing, “Hubungan Rasio-
rasio Keuangan dengan Rating Obligasi”, Jurnal, 2009.
82
Prasetiyo, Adhi, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Profitabilitas
Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi”, Skripsi Universitas
Diponegoro, Semarang, 2010.
PT PEFINDO, ”Rating Definition & Outlook”, artikel diakses tanggal 12
Desember 2012, dari http://new.pefindo.com/scps_rdefinitions.php?.
PT PEFINDO, ”Rating Methodology“, artikel diakses tanggal 12 Desember 2012,
dari http://new.pefindo.com/scrm_lembagakeuangan_index.php?.
Purwaningsih, Anna, “Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik untuk Memprediksi
Peringkat Obligasi: Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEJ”, KINERJA, Volume 12, No.1, Hal.85-99, 2008.
Raharja dan Sari, Maylia Pramono, “Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan &
Regresi Logistik) terhadap Peringkat Obligasi (PT PEFINDO)”, Jurnal
Maksi, Vol.8, No.1, hal.87-104, 2008.
Sapto, Raharjo, “Panduan Investasi Obligasi”, Cetakan kedua, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Sari, Mayla Pramono, “Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk
Memprediksi Peringkat Obligasi (Pt Pefindo)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi
(JBE), Vol. 14, No.2, Hal 172-182 Vol. 14, 2007.
Sartono, R. Agus, ”Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi)”, Edisi
Pertama. BPFE, Yogyakarta, 2001.
Scott, William R, “Financial Accounting Theory”, Sixth Edition, Pearson Canada
Inc., Toronto, 2012.
Sejati, Grace Putri, “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur”, Bisnis dan
Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan-Apr hlm.70-78,
2010.
Semmler, Willi dan Lebogang Mateane, “Equity Market or Bond Market—Which
Matters the Most for Investment? Revisiting Tobin’s q Theory of
Investment”, Technology and Investment, 3, 203-209, 2012.
Sundjaja, Ridwan S., Inge Barlian dan Dharma Putra Sundjaja, “Manajemen
Keuangan 2”, Literata Lintas Media, Bandung, 2010.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011
perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia.
83
Susilowati, Luky dan Sumarto, “Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEI”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis. Vol.1, No.2, 2010.
Timothy, J. Gallagher dan Joseph D. Andrew, “Financial Management:
Principles and Practice”, Pearson Education, Inc., United States of
America. 2007.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Utami, Endah Tri, “Cara Cerdas Berinvestasi via Online Trading”, Transmedia
Pustaka, Jakarta, 2010.
Weston, J Fred dan Thomas E. Copeland, ”Manajemen Keuangan” Binarupa
Aksara, Jakarta, 1995
Yuliana Rika, Agus Budiatmanto, M. Agung Prabowo dan Taufik Arifin, “
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi
Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,
Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 2011.
Zahrotun dan Zaki Baridwan, “Pengaruh Pengumuman Peringkat terhadap
Kinerja Obligasi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 2005.
84
Lampiran 1
Daftar Sampel Obligasi dan Peringkatnya
Emiten Obligasi Rating
Jaminan Umur 2010 2011 2012
ADMF II Series C 2006 AA - - Dijamin 5
III Series B 2009 AA - - Dijamin 2
III Series C 2009 AA AA+ - Dijamin 3
IV Series A 2010 AA AA+ - Dijamin 2
IV Series B 2010 AA AA+ - Dijamin 2
IV Series C 2010 AA AA+ AA+ Dijamin 3
IV Series D 2010 AA AA+ AA+ Dijamin 3
IV Series E 2010 AA AA+ AA+ Dijamin 4
V Series A 2011 - AA+ - Dijamin 1
V Series B 2011 - AA+ AA+ Dijamin 2
V Series C 2011 - AA+ AA+ Dijamin 3
V Series D 2011 - AA+ AA+ Dijamin 4
Shelf registration I 2011 Phase I Series A - AA+ AA+ Dijamin 2
Shelf registration I 2011 Phase I Series B - AA+ AA+ Dijamin 3
Shelf registration I 2011 Phase I Series C - AA+ AA+ Dijamin 5
Shelf registration I 2012 Phase II Series A - - AA+ Dijamin 1
Shelf registration I 2012 Phase II Series B - - AA+ Dijamin 2
Shelf registration I 2012 Phase II Series C - - AA+ Dijamin 3
Shelf registration I 2012 Phase III Series A - - AA+ Dijamin 1
Shelf registration I 2012 Phase III Series B - - AA+ Dijamin 3
85
Lanjutan Lampiran 1
Emiten Obligasi Rating
Jaminan Umur 2010 2011 2012
Shelf registration I 2012 Phase III Series C - - AA+ Dijamin 5
BABP Mandatory Convertible - 2010 BBB BBB BBB- Tidak Dijamin 5
BBKP Shelf Registration I Phase I 2012 - - A Tidak Dijamin 7
BBNI I 2003 AA - - Tidak Dijamin 8
BBTN XII 2006 AA- AA AA Tidak Dijamin 10
XIII Series A 2009 AA- AA Tidak Dijamin 3
XIII Series B 2009 AA- AA AA Tidak Dijamin 4
XIII Series C 2009 AA- AA AA Tidak Dijamin 5
XIV 2010 AA- AA- AA Tidak Dijamin 10
XV 2011 - AA AA Tidak Dijamin 10
Shelf Registration I phase I 2012 - - AA Tidak Dijamin 10
BDMN I Series B 2007 AA+ AA+ Tidak Dijamin 5
II Series A 2010 AA+ AA+ AA+ Tidak Dijamin 6
II Series B 2010 AA+ AA+ AA+ Tidak Dijamin 5
BFIN II Series A 2009 A- - - Dijamin 2
II Series B 2009 A- - - Dijamin 2
II Series C 2009 A- A- - Dijamin 3
BMRI Sub Ordinated I 2009 AA+ AA+ AA+ Tidak Dijamin 7
BNGA I Series A 2011 - AAA AAA Tidak Dijamin 3
I Series B 2011 - AAA AAA Tidak Dijamin 5
Shelf Registration I Series A 2012 - - AAA Tidak Dijamin 3
Shelf Registration I Series B 2012 - - AAA Tidak Dijamin 5
86
Lanjutan Lampiran 1
Emiten Obligasi Rating
Jaminan Umur 2010 2011 2012
BNII Subordinated I 2011 - AA AA+ Tidak Dijamin 7
Shelf Registration I Series A Phase I 2011 - AA+ AA+ Tidak Dijamin 3
Shelf Registration I Series B Phase I 2011 - AA+ AA+ Tidak Dijamin 5
Shelf Registration Subordinated I Phase I 2011 - AA AA+ Tidak Dijamin 7
Shelf Registration I A 2012 I - - AA+ Tidak Dijamin 3
Shelf Registration I B 2012 II - - AA+ Tidak Dijamin 5
Shelf Registration Subordinated I II 2012 - - AA Tidak Dijamin 7
BNLI Subordinated I 2006 A AA- - Tidak Dijamin 10
Subordinated II 2011 - AA- AA- Tidak Dijamin 7
subordinated phase I 2012 - - AA- Tidak Dijamin 7
subordinated phase II 2012 - - AA- Tidak Dijamin 7
BVIC III 2012 - - BBB+ Tidak Dijamin 5
Subordinateed II 2012 - - BBB Tidak Dijamin 7
CFIN III Series A 2011 - A+ A+ Dijamin 1
III Series B 2011 - A+ A+ Dijamin 2
III Series C 2011 - A+ A+ Dijamin 3
MFIN Shelf Registration I phase I Series A 2012 - - A Dijamin 1
Shelf Registration I phase I Series B 2012 - - A Dijamin 2
Shelf Registration I phase I Series C 2012 - - A Dijamin 3
NISP Sub Ordinated II 2008 AA AA AA+ Tidak Dijamin 10
PNBN II Series B 2007 AA AA - Tidak Dijamin 5
II Series C 2007 AA AA AA Tidak Dijamin 7
87
Lanjutan Lampiran 1
Emiten Obligasi Rating
Jaminan Umur 2010 2011 2012
Subordinated II 2008 AA- AA- AA- Tidak Dijamin 10
III 2009 AA AA AA Tidak Dijamin 5
IV 2010 AA AA AA Tidak Dijamin 5
Subordinated III 2010 AA- AA- AA- Tidak Dijamin 7
Shelf Registration I 2012 - - AA- Tidak Dijamin 5
SDRA I Series A 2011 - BBB+ BBB+ Dijamin 2
I Series B 2011 - BBB+ BBB+ Dijamin 3
II 2012 - - BBB+ Tidak Dijamin 5
Subordinated I 2012 - - BBB Tidak Dijamin 7
VRNA I Series A 2011 - A A Dijamin 1
I Series B 2011 - A A Dijamin 2
I Series C 2011 - A A Dijamin 3
Shelf Registration I phase I Series A 2012 - - A Dijamin 1
Shelf Registration I phase I Series B 2012 - - A Dijamin 3
Shelf Registration I phase I Series C 2012 - - A Dijamin 3
88
Lampiran 2
Data Perusahaan Sampel Penelitian
No. Emiten Tahun Ln_Equity DER ROA NPM Auditor
1. ADMF 2009 28,61 0,63 28 0,31 KPMG
2010 28,96 1 19,32 0,38 KPMG
2011 29,12 2,82 9,36 0,3 KPMG
2. BABP 2009 26,98 12,46 0,07 0,01 Ernst & Young
2010 27,28 11,37 0,21 0,02 Ernst & Young
2011 27,16 10,72 -1,11 -0,09 Ernst & Young
3. BBKP 2011 29,11 12,07 1,31 0,14 Ernst & Young
4. BBNI 2009 30,59 10,82 1,09 0,1 Ernst & Young
5. BBTN 2009 29,32 9,84 0,84 0,08 Ernst & Young
2010 29,49 9,61 1,61 0,16 Ernst & Young
2011 29,62 11,17 1,15 0,13 Ernst & Young
6. BDMN 2009 30,4 5,19 1,55 0,08 KPMG
2010 30,55 5,35 2,86 0,19 KPMG
2011 30,88 4,49 2,38 0,16 KPMG
7. BFIN 2009 28,06 0,56 12,59 0,33 BDO
2010 28,29 0,99 9,36 0,39 BDO
8. BNGA 2010 30,26 9,38 1,94 0,2 PWC
2011 30,54 8,08 1,94 0,19 PWC
9. BNII 2010 29,64 9,07 0,91 0,08 Ernst & Young
2011 29,7 10,93 0,67 0,06 Ernst & Young
10. BMRI 2009 31,19 9,74 1,81 0,19 PWC
2010 31,37 9,09 2,11 0,22 PWC
2011 31,77 7,2 2,26 0,23 PWC
11. BNLI 2009 29,24 10,18 0,86 0,07 KPMG
2010 29,71 8,21 1,37 0,15 KPMG
2011 29,84 10,09 1,17 0,14 KPMG
12. BVIC 2011 27,82 8,74 1,78 0,22 Morison Int.
13. CFIN 2010 28,02 0,82 7,45 0,5 Deloitte
2011 28,41 1,2 5,77 0,39 Deloitte
14. MFIN 2011 27,31 4,22 4,77 0,15 Crowe Hortwath
15. NISP 2009 29,24 7,26 1,45 0,14 PWC
2010 29,39 7,6 0,88 0,1 PWC
2011 29,52 8,08 1,26 0,16 PWC
16. PNBN 2009 30,1 5,6 1,89 0,18 Deloitte
2010 30,23 7,08 1,19 0,14 Deloitte
2011 30,4 6,85 1,63 0,17 Deloitte
17. SDRA 2010 26,7 7,25 1,66 0,12 BDO
2011 26,88 9,75 1,95 0,1 PWC
18. VRNA 2010 25,8 4,98 2,7 0,13 Deloitte
2011 25,95 7,2 1,62 0,1 Deloitte
19. WOM 2009 26,54 6,65 2,36 0,04 Ernst & Young
89
Lampiran 3
Hasil Pengujian Regresi Ordinal PLUM - Ordinal Regression
Warnings
There are 109 (66,1%) cells (i.e., dependent variable levels by combinations of predictor variable values) with zero frequencies.
Case Processing Summary
N
Marginal Percentage
Rating 1 11 7.6%
2 29 20.1%
3 104 72.2%
Secure 0 80 55.6%
1 64 44.4%
Maturity 0 43 29.9%
1 101 70.1%
Auditor 0 11 7.6%
1 133 92.4%
Valid 144 100.0%
Missing 0
Total 144
Model Fitting Information
Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.
Intercept Only 215.019
Final 78.641 136.377 7 .000
Link function: Logit.
Goodness-of-Fit
Chi-Square df Sig.
Pearson 102.635 101 .436
Deviance 77.020 101 .964
Link function: Logit.
Pseudo R-Square
Cox and Snell .612
Nagelkerke .786
McFadden .628
Link function: Logit.
90
Test of Parallel Lines
c
Model -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig.
Null Hypothesis 78.641
General 65.328a 13.314
b 7 .065
The null hypothesis states that the location parameters (slope coefficients) are the same across response categories.
a. The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number of step-halving.
b. The Chi-Square statistic is computed based on the log-likelihood value of the last iteration of the general model. Validity of the test is uncertain.
c. Link function: Logit.
Parameter Estimates
Estimate Std. Error Wald df Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Threshold [Rating = 1] 78.375 15.280 26.308 1 .000 48.426 108.324
[Rating = 2] 83.717 16.068 27.147 1 .000 52.225 115.210
Location DER -.288 .234 1.518 1 .218 -.747 .170
ROA .253 .201 1.590 1 .207 -.140 .646
NPM -17.994 6.123 8.636 1 .003 -29.995 -5.993
Size 3.154 .598 27.852 1 .000 1.982 4.325
[Secure=0] -2.904 1.660 3.062 1 .080 -6.158 .349
[Secure=1] 0a . . 0 . . .
[Maturity=0] -.672 .828 .659 1 .417 -2.294 .950
[Maturity=1] 0a . . 0 . . .
[Auditor=0] -3.742 1.192 9.857 1 .002 -6.078 -1.406
[Auditor=1] 0a . . 0 . . .
Link function: Logit.
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Size 144 25.80 31.77 29.0542 1.30173
DER 144 .56 12.46 6.0817 3.65386
ROA 144 -1.11 28.00 5.9562 7.69890
NPM 144 -.09 .50 .1985 .11550
Secure 144 0 1 .44 .499
Maturity 144 0 1 .70 .459
Auditor 144 0 1 .92 .267
Valid N (listwise) 144
91
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Rating 144 1 3 2.65 .620
Valid N (listwise) 144
Rating
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 11 7.6 7.6 7.6
2 29 20.1 20.1 27.8
3 104 72.2 72.2 100.0
Total 144 100.0 100.0