FAKTA DAN ANALISIS KABUPATEN INDRAMAYU
description
Transcript of FAKTA DAN ANALISIS KABUPATEN INDRAMAYU
PowerPoint Presentation
FAKTA DAN ANALISISKABUPATEN INDRAMAYU
PL4190 Studio Perencanaan Wilayah
Senin, 31 Oktober 2011
Gambaran Umum Kabupaten Indramayu
Tinjauan Kebijakan
Isu Perencanaan
Analisis Aspek
Fisik dan Lingkungan
Sosial dan Kependudukan
Ekonomi Wilayah
Infrastruktur Wilayah
Kelembagaan dan Pembiayaan
Analisis SWOT (Strenght-Weakness-Opportunity-Threat)
Kesimpulan
Outline
A. Gambaran Umum Kabupaten Indramayu
Peta Wilayah Administrasi Kab. Indramayu
Sumber : Bappeda Kabupaten Indramayu, 2011; RTRW Provinsi Jawa Barat
B. Tinjauan Kebijakan
RTRW Nasional Tahun 2008-2028
RTRW Pulau Jawa dan Bali Tahun 2005-2025
RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
RPJP Kabupaten Indramayu Tahun Tahun 2006-2025
Tinjauan Kebijakan
6
RTRW Nasional Tahun 2008-2028
Rencana struktur ruang :
Ditetapkan sebagai PKW, termasuk dalam Wilayah Pengembangan Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan)
Rencana pola ruang:
Ditetapkan sebagai Kawasan Andalan Sistem Nasional dengan sektor unggulan: Pertanian, Industri, Perikanan, dan Pertambangan
Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali Tahun 2005-2025
Arahan Pengembangan Kabupaten Indramayu:
Pusat pertumbuhan wilayah provinsi yang mendukung perkembangan sektor pertanian-tanaman pangan dan perkebunan
Memelihara jaringan irigasi strategis nasional pada kawasan Kota Indramayu sebagai kawasan produksi pangan serta mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan
Tinjauan Kebijakan
RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
PKW : Kota Indramayu, dengan peran menjadi pusat koleksi dan distribusi skala nasional.
PKL Perkotaan : Jatibarang
PKL Perdesaan : Karangampel, Kandanghaur, Patrol, Gantar
RPJP Kabupaten Indramayu Tahun 2006-2025
Visi pembangunan Kabupaten Indramayu tahun 2005 - 2025 yaitu: Terwujudnya Masyarakat Indramayu yang Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Iman dan Takwa Tahun 2025.
C. Isu Perencanaan
Rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk akibat kurang optimalnya pengembangan pada sektor pertanian dan industri pengolahan terkait dengan persoalan infrastruktur, tata niaga, kondisi iklim, dan sumber daya manusia
D. Analisis Aspek
Fisik dan Lingkungan
Sosial dan Kependudukan
Perekonomian Wilayah
Infrastruktur Wilayah
Kelembagaan dan Pembiayaan
FISIK DAN LINGKUNGAN
Mengidentifikasi Jenis, Lokasi, dan Persebaran SDA
Mengidentifikasi Kemampuan Lahan
Mengidentifikasi Resiko Bencana Alam
Analisis Kemampuan Lahan
Pemetaan Lokasi SDA
Analisis Ketersediaan SDA
Analisis Ketersediaan Bencana
Analisis Bahaya Bencana
Analisis Resiko Bencana
Mengidentifikasi Guna Lahan dan Kecenderungan Perubahannya
Pemetaan Guna Lahan
Analisis Kecenderungan Guna Lahan
SASARAN
ANALISIS
GUNA LAHAN KABUPATEN INDRAMAYU
Sawah Irigasi 121.355 Ha (57,9 %)
Hutan Produksi 32.130 Ha (15,3 %)
Permukiman 17.980 Ha (8,6 %)
Tambak Ikan 12.600 Ha (6 %)
Sawah Tadah Hujan 12.420 Ha (5,9 %)
Ladang/Tegalan 7.372 Ha (3,5 %)
Hutan Bakau 2.643 Ha (1,3 %)
Semak 965,3 Ha (0,5 %)
Danau 748,7 Ha (0,4 %)
Tanah Kosong 435,5 Ha (0,2 %)
Kilang Minyak 324,5 Ha (0,2 %)
Tambak Garam 324,4 Ha (0,2 %)
Rawa 294,4 Ha (0,1 %)
12
KECENDERUNGAN PERUBAHAN GUNA LAHAN
Guna lahan di sekitar rencana jalan tol akan berubah sepanjang 15 meter yang menjadi sempadan jalan tol akan menjadi kawasan lindung
Perubahan guna lahan untuk permukiman akan memanfaatkan lahan sawah tadah hujan (PermenPU 41/2007)
13
Peta Kesesuaian Lahan
PETA
KEMAMPUAN LAHAN
Peta SKL Morfologi
Peta SKL Kestabilan Lereng
Peta SKL Kemudahan Dikerjakan
Peta SKL Ketersediaan Air
Peta SKL Drainase
Peta SKL Pembuangan Limbah
Peta SKL Bencana (Banjir)
Sasaran 2 : IDENTIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN
Peta Morfologi
Peta Kemiringan Lereng
Peta Morfologi
Peta Kemiringan Lereng
Peta Jenis Tanah
Peta Pergerakan Tanah
Peta Jenis Tanah
Peta Morfologi
Peta Kemiringan Lereng
Peta Curah hujan
Peta Hidrogeologi
Peta Guna Lahan
Peta Topografi
Peta Kemiringan Lereng
Peta Curah Hujan
Peta Kemiringan Lereng
Peta Curah Hujan
Peta Guna Lahan
Peta Rawan Banjir
Peta yang dioverlay peta SKL kemampuan lahan
15
Dihasilkan dari overlay seluruh peta SKL
Kemampuan lahan yang tinggi pada bagian selatan
Kemampuan lahan menengah terdapat pada sebagian besar wilayah tengah, barat, dan timur
Kemampuan lahan rendah pada wilayah tengah-utara Indramayu
MORFOLOGI
Kondisi morfologi Indramayu mayoritas datar
Bagian selatan Indramayu datar dan agak bergelombang
96% wilayah Indramayu berkemiringan 0-2%
Dengan demikian, pengembangan relatif mudah dilakukan di hampir semua tempat
2. KESTABILAN LERENG (EROSI)
sebagian besar datar maka wilayah Indramayu relatif stabil dan tahan erosi hampir di semua tempat
Hanya di ujung barat daya saja yang memiliki kecuraman lebih dari 40% yang berpotensi terjadi gerakan tanah
Kondisi ini berarti sebagian besar wilayah relatif aman dikembangkan untuk budidaya
3. KEMUDAHAN DIKERJAKAN
Lebih dari separuh wilayah Indramayu baik dan mudah dikerjakan untuk pertanian karena jenis tanahnya
Bagian berwarna terang relatif mudah dikerjakan karena kedatarannya
Bagian berwarna lebih gelap agak bergelombang namun tetap mudah dikerjakan
Tidak ada kesulitan berarti untuk pembangunan wilayah Indramayu.
4. KETERSEDIAAN AIR
Ketersediaan air baik pada bagian timur dan barat Indramayu
5. DRAINASE
Kondisi drainase dipengaruhi oleh kemiringan dan curah hujan
Semakin ke Utara curah hujan semakin rendah
Semakin ke Utara pula lereng semakin datar
Dengan demikian, kemampuan lahan mengalirkan air pada drainase semakin rendah semakin ke Utara
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan genangan air/banjir di UTARA
6. PEMBUANGAN LIMBAH
Lokasi pembuangan limbah baiknya berada di tanah yang datar dan di lokasi paling rendah agar limbah tidak melalui terlalu banyak lokasi budidaya
Selain itu pertimbangan juga pada wilayah terbangun dan tidak
Dengan demikian, wilayah yang cocok untuk pembuangan limbah ini banyak berada di daerah utara Indramayu
7. BENCANA/BANJIR
Peta SKL ini berdasarkan peta yang dikeluarkan oleh Bappeda Indramayu
Potensi banjir paling tinggi terdapat pada kecamatan Sukra, Anjatan, Patrol, dan Bongas
Sebagian besar wilayah lainnya juga memiliki potensi banjir menengah
Selatan Indramayu berpotensi banjir rendah karena kemiringannya
16
IDENTIFIKASI RESIKO BENCANA ALAM
Peta ini dibuat dengan mengoverlay peta rawan banjir dan peta guna lahan
Banjir terjadi saat musim hujan, khususnya Bulan Januari saat curah hujan tertinggi dalam satu tahun sungai tidak cukup untuk menampung debit air yang sangat besar.
Kemiringan wilayah 0-2% memperlambat aliran air hujan menuju muara sungai.
Banjir rob terjadi tiga kali dalam satu tahun dan melanda tambak, sawah, dan permukiman dapat mencapai 2 kilometer dari garis pantai dengan tinggi genangan hingga 70 cm.
17
Sasaran 4 : IDENTIFIKASI RESIKO BENCANA ALAM
Terjadi paling parah tahun ini karena terjadi perubahan pola musim kemarau.
Terdapat beberapa kecamatan yang tidak mendapatkan pembagian air untuk irigasi.
Menyebabkan para petani harus menggunakan jasa pompanisasi untuk pengairan dan mengatur jadwal penanaman padi.
Tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan air sehari-hari masyarakat Kabupaten Indramayu.
18
Sasaran 4 : IDENTIFIKASI RESIKO BENCANA ALAM
Tahun 1963 -1994 : terjadi akresi sebesar 934 ha.
Tahun 1994-1997 : terjadi abrasi seluas 598,1 ha.
Bencana abrasi tersebut tetap berlanjut hingga tahun 2003 sebesar 1,4 ha per tahun.
Hasil wawancara : bencana abrasi mengalami peningkatan signifikan sejak tahun 2009 mengikis wilayah tambak dan permukiman masyarakat.
19
Sasaran 4 : IDENTIFIKASI RESIKO BENCANA ALAM
Berdasarkan Departemen Kelautan dan Perikanan :
Estimasi kenaikan muka air laut untuk jangka waktu 10 tahun : mencapai ketinggian 8 cm dengan jarak 660 meter ke arah daratan.
Estimasi luas total genangan di pesisir dapat mencapai 5.500 Ha. Kenaikan muka air laut yang tertinggi berada di Kecamatan Kadanghaur : 7,8 mm sampai 8 mm per tahunnya.
20
KETERKAITAN DENGAN ISU UTAMA
Perubahan iklim sangat berpengaruh pada kondisi pesisir Kabupaten Indramayu yang memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap beberapa bencana, yaitu :
Banjir rob
Abrasi
Kekeringan
Kenaikan muka air laut
Bencana tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas pertanian, yaitu sawah dan tambak.
Bencana banjir rob dapat mengakibatkan gagal panen, sedangkan bencana kekeringan dapat menurunkan hasil produksi pertanian.
Bencana abrasi dan kenaikan muka air laut membuat lahan untuk pertanian dan tambak semakin berkurang.
21
SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
SASARAN
ANALISIS
Mengetahui komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Analisis penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Mengidentifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat
Mengidentifikasi kualitas SDM
Memetakan persebaran penduduk miskin
Mengidentifikasi tren pergeseran lapangan pekerjaan
Analisis tingkat kesejahteraan penduduk;
Analisis hirarki kecamatan berdasarkan indikator demografi
Analisis tingkat partisipasi pendidikan penduduk (identifikasi APK dan APM) deskriptif
Analisis persebaran penduduk miskin deskriptif
Analisis tren pergeseran lapangan pekerjaan deskriptif
Memetakan persebaran penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan
Analisis persebaran penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan deskriptif
Mengetahui kesediaan organisasi masyarakat yang menunjang pengembangan sektor pertanian dan industri pengolahan
Analisis ketertarikan dan peran masyarakat dalam organisasi yang menunjang pengembangan sektor pertanian dan industri pengolahan deskriptif
Analisis Sosial & Kependudukan
Komposisi Penduduk menurut Usia & Jenis Kelamin
Sasaran 1
Mengetahui komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin
Analisis penduduk menurut usia dan jenis kelamin (deskriptif)
Penduduk usia produktif pada tahun 2009 adalah sebesar 77,09% dan sex rasio yang selalu di atas 100% menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk wanita
24
SEX RASIO20052006200720082009104104104104104
Analisis Aspek Sosial & Kependudukan
Analisis tingkat kesejahteraan penduduk
IPM Kabupaten Indramayu lebih rendah dari IPM Provinsi Jawa Barat serta IPM Kabupaten Subang dan Karawang ;
Kecamatan dengan hirarki paling rendah berdasarkan tingkat demografi berada di bagian utara Kabupaten Indramayu
Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia
SDM di Kabupaten Indramayu memiliki kualitas rendah karena 34% tidak punya ijazah&37% hanya ijazah SD nilai angka partisipasi pendidikannya di bawah Provinsi Jawa Barat.
Analisis kesediaan organisasi masyarakat yang menunjang pengembangan sektor pertanian dan industri pengolahan
Setiap tahun jumlah organisasi di setiap kecamatan fluktuatif
Potensi organisasi tidak dapat dimaksimalkan karena adanya kendala pendidikan sumber daya anggota
Kualitas rendah : 71% 34% tidak punya ijazah, 37% ijazah SD
25
Analisis Aspek Sosial & Kependudukan
Identifikasi tren pergeseran lapangan pekerjaan
Mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian tetapi hanya sebagai buruh tani, sedangkan untuk sektor industri berada di posisi paling rendah dibandingkan dengan sektor lain. Sektor yang mengalami perkembangan adalah sektor perdagangan
2005PertanianIndustriPerdaganganJasaLainnya4421344132812954072510999302006PertanianIndustriPerdaganganJasaLainnya31704444988194500703761033922007PertanianIndustriPerdaganganJasaLainnya29479743590219127982761185002008PertanianIndustriPerdaganganJasaLainnya32941956421195833968711247802009PertanianIndustriPerdaganganJasaLainnya3030845621820086891990127140
Peta Persebaran Penduduk Miskin di Kabupaten Indramayu
Pada tahun 2006 kecamatan dengan proporsi penduduk miskin terbesar berada di Kecamatan Krangkeng, sedangkan
pada tahun 2009 proporsi penduduk miskin terbesar berada di Kecamatan Pasekan ;
Apabila dilihat dari jumlah rumah tangga miskin, kecamatan yang memiliki jumlah rumah tangga miskin terbesar pada tahun 2006 dan 2009 adalah Kecamatan Kandanghaur
Terjadi perubahan klasifikasi proporsi rumah tangga sasaran atau miskin di setiap kecamatan dari tahun 2006 ke 2009 dan terjadinya peningkatan proporsi di hampir setiap kecamatan, terlihat dari perubahan klasifikasinya di hampir setiap kecamatan
27
Peta Persebaran Penduduk Menurut Lapangan Usaha
Sektor Pertanian
Sektor Industri
Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak bekerja di sektor pertanian adalah Kecamatan Sliyeg, sedangkan untuk sektor industri adalah Kecamatan Haurgeulis
28
Baik : hirarki 1
Cukup baik : hirarki 2
Cukup buruk : hirarki 3
Buruk : hirarki 4
Dapat dilihat bahwa, hirarki 4 berada di utara, dan yang menunjukkan hirarki 1, indikasi perkotaan, berada di Kecamatan Indramayu, Jatibarang, Bangodua, dan Tukdan
29
KETERKAITAN DENGAN ISU UTAMA
Tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah dapat dilihat dari IPM dan indikator kesejahteraan berdasarkan tingkat demografi penduduk
Rendahnya kualitas penduduk dapat dilihat dari indikator pendidikan.
Potensi organisasi masyarakat yang ada kurang dapat dioptimalkan karena rendahnya pendidikan yang dimiliki sumber daya anggota.
Walaupun mayoritas penduduk Kabupaten Indramayu bekerja di sektor pertanian, namun sebagian besar dari penduduk yang bekerja di sektor pertanian tersebut hanya sebagai buruh tani.
IPM terdiri dari : melek huruf, rata-rata lama sekolah, harapan hidup, kemampuan daya beli
Tingkat demografi terdiri dari : gizi buruk balita, penduduk mati, melek huruf, rumah tangga miskin atau rumah tangga sasaran
Indikator pendidikan yang diteliti : angka partisipasi, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, ijazah tertinggi yang dimiliki penduduk
40% penduduk yang bekerja di sektor pertanian adalah buruh tani
30
PEREKONOMIAN WILAYAH
SASARAN
ANALISIS
Mengetahui kondisi serta persebaran sektor ekonomi Kab. Indramayu serta keterkaitannya dengan tenaga kerja (SDM)
Deskriptif berdasarkan wawancara dan data sekunder
Menganalisis sektor basis perekonomian di Kab. Indramayu
Menganalisis perubahan struktur ekonomi di Kab. Indramayu, faktor penyebab, dan peluangnya agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Mengidentifikasi keterkaitan antar sektor ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung
Mengidentifikasi hubungan antara pengembangan sektor ekonomi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat
Analisis LQ
Shift Share, Basic Employment, Daya Saing
Base Multiplier ; Analisis Input-Output
Analisis Hirarki Kecamatan berdasarkan Indikator Ekonomi dengan Skalogram
PROPORSI PDRB KABUPATEN INDRAMAYU BERDASARKAN LAPANGAN USAHA
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kab. Indramayu Tahun 2009 (Tanpa Migas)
SASARAN 1: Mengetahui kondisi serta persebaran sektor ekonomi Kab. Indramayu serta keterkaitannya dengan tenaga kerja (SDM)
1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN & PERSEWAAN 9. JASA-JASA 0.3563000000000012E-34.83000000000001E-27.0000000000000201E-33.0599999999999999E-20.358099999999999978.9500000000000302E-22.5700000000000001E-28.2500000000000004E-2
PERKEMBANGAN NILAI PDRB KABUPATEN INDRAMAYU
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kab. Indramayu Tahun 2003 2009 (Tanpa Migas)
SASARAN 1: Mengetahui kondisi serta persebaran sektor ekonomi Kab. Indramayu serta keterkaitannya dengan tenaga kerja (SDM)
Pertanian2003200420052006200720082009 *2436417.372514794.752581133.75999999982598776.442620214.142461845.132760010.19Pertambangan (tanpa migas)2003200420052006200720082009 *16897.59999999995916911.2516929.211698016998.66999999995817848.59999999995919276.490000000009Industri Pengolahan (tanpa migas)2003200420052006200720082009 *210590.97243371.2244943.59265987.95288487.81311552.36333324.46999999997Listrik, Gas & Air Bersih2003200420052006200720082009 *41672.12000000000343648.1445773.8748809.950930.88000000001253381.9457757.16Bangunan Konstruksi2003200420052006200720082009 *137554.98000000001142162.04999999999147286.65168201.35184012.28204757.31203221.43Perdagangan, Hotel, Restoran2003200420052006200720082009 *1436348.521548752.671673589.191867627.672094846.362260115.732407081.33Pengangkutan & Komunikas2003200420052006200720082009 *375091.77381467.27396027.21418066.03442667.31464959.9488252.34Keuangan2003200420052006200720082009 *161856.9599999997164470.26167648.31171092.28177126.41185816.32000000001195497.88Jasa - jasa2003200420052006200720082009 *526432.48542267.65562308.62577431.38602428.9399999989624696640922.18999999505
Analisis Economic Base
Analisis Economic Base
PERBANDINGAN PDRB KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN PROV. JAWA BARAT
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 dan ADHK 2000 Tahun 2003-2009 (Tanpa Migas)
SASARAN 2: Menganalisis sektor basis perekonomian di Kab. Indramayu
Indramayu2003-20042004-20052005-20062006-20072006-20082008-20094.7723941447966697E-24.2479768518931003E-25.09511500212535E-25.6210878476066803E-21.6558389251218501E-26.3837797282849898E-2Jawa Barat2003-20042004-20052005-20062006-20072006-20082008-20090.1143950993166853.9344605492375298E-26.3147117492016694E-26.8633913209008704E-25.9108916829167503E-24.06758154177497E-2
Analisis Shift Share
Metoda shift-share ini bertujuan untuk membantu menggambarkan besarnya sumbangan setiap sektor terhadap nilai PDRB, tingkat pertumbuhan sektor, dan daya saing sektor. Secara lebih jelas metode ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu share component, mixed component, dan competitive component yang bertujuan untuk melihat peran masing-masing sektor perekonomian, kecepatan pertumbuhannya, serta daya saing masing-masing sektor ekonomi relatif terhadap lingkup wilayah yang lebih luas. Implikasi hasil perhitungan dari metoda ini ialah:
Makin besar nilai share component, maka sumbangan atau peran sektor ekonomi dari suatu wilayah tersebut semakin besar pula terhadap rata-rata pertumbuhan ekonomi pada lingkup wilayah yang lebih luas. Dan sebaliknya, makin kecil nilai share component, maka makin kecil pula sumbangan atau peran sektor ekonomi dari suatu wilayah tersebut terhadap rata-rata pertumbuhan ekonomi pada lingkup yang lebih luas.
Sektor ekonomi pada suatu wilayah dikatakan memiliki pertumbuhan yang relatif cepat terhadap rata-rata pertumbuhan sektor pada lingkup wilayah yang lebih luas bila nilai dari mixed component lebih besar dari 0, dan sebaliknya bila nilainya lebih kecil dari 0 maka sektor ekonomi pada suatu wilayah dikatakan memiliki pertumbuhan yang relatif lebih lambat terhadap rata-rata pertumbuhan sektor pada lingkup wilayah yang lebih luas.
Sektor ekonomi pada suatu wilayah dikatakan memiliki daya saing terhadap sektor ekonomi yang sama pada lingkup wilayah yang lebih luas bila nilai dari competitive component lebih besar dari 0, sebaliknya jika nilai tersebut lebih kecil dari 0 maka sektor ekonomi pada suatu wilayah dikatakan tidak memiliki daya saing terhadap sektor ekonomi yan sama pada lingkup wilayah yang lebih luas.
Kabupaten Indramayu memiliki share component terbesar di sektor pertanian. Dengan demikian peran sektor pertanian di Kabupaten Indramayu merupakan sumbangan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya untuk rata-rata pertumbuhan nilai PDRB Jawa Barat. Untuk indikator mixed component, sektor pertanian memiliki nilai positif sehingga sektor ini memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Jawa Barat. Hal sebaliknya terlihat dari nilai mixed component untuk sektor industri pengolahan yang memiliki nilai negatif yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah. Sedangkan dari indikator competitive share terlihat bahwa sektor yang paling memiliki daya saing adalah sektor industri pengolahan walaupun dengan nilai yang tidak terlalu besar. Sedangkan sektor jasa-jasa merupakan sektor yang paling tidak memiliki daya saing. Selain itu, indikator competitive share dari sektor pertanian juga nilainya negatif, sehingga dapat dikonklusikan bahwa sektor pertanian di Kabupaten Indramayu masih kalah jauh dibandingkan dengan pertanian di kota atau kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat.
39
SASARAN 4: Mengidentifikasi keterkaitan antar sektor ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kab. Indramayu Tahun 2005 2009 (Tanpa Migas)
PERKEMBANGAN NILAI PDRB PER KAPITA KABUPATEN INDRAMAYU
SASARAN 5: Mengidentifikasi hubungan antara pengembangan sektor ekonomi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat
200520062007200820093436801.25160042993588363.773807463770950.74901340993800468.69174466984014760.4529092298
TAHUN
PDRB Per Kapita (rupiah)
SASARAN 5: Mengidentifikasi hubungan antara pengembangan sektor ekonomi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat
Peta Hirarki Kecamatan ini dihitung berdasarkan pembuatan skalogram dengan indikator:
PDRB Perkapita
IPM
Indeks Daya Beli
Persentase Penduduk Miskin
Kecamatan2 yang termasuk Hirarkki I dan II, didominasi pengembangan sektor Perikanan dan Perdagangan.
Kecamatan2 yang termasuk Hirarki III dan IV, didominasi pengembangan sektor Pertanian Tanaman Bahan Makanan (termasuk padi)
42
Keterkaitan dengan Isu Utama
Sektor Pertanian memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB Kab. Indramayu tetapi memiliki daya saing yang rendah di Jawa Barat.
Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi yang kecil terhadap PDRB Kabupaten Indramayu tetapi memiliki potensi daya saing yang tinggi di Provinsi Jawa Barat.
Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan memiliki pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Pengembangan sektor pertanian tanaman pangan (termasuk padi) kurang mensejahterakan penduduk yang bekerja sebagai petani.
INFRASTRUKTUR WILAYAH
SASARAN
ANALISIS
Mengidentifikasi Kebutuhan Jumlah Sarana dan Prasarana
Proyeksi jumlah kebutuhan sarana dan prasarana
Mengidentifikasi Pola persebaran sarana dan prasarana
Mengidentifikasi Kualitas sarana dan prasarana
Analisis Jangkauan Pelayanan
Analisis Deskriptif
Jaringan Listrik danAir Bersih
Sumber listrik : PLTU Sukra (990 MW) Satuan distribusi jaringan listrik jawa bali PLN
Kondisi sekarang, kebutuhan : 196.318.206 VA.
Proyeksi kebutuhan tahun 2031 : 223.314.192 VA
SPM PDAM tahun 2011 adalah 36% penduduk terlayani.
ketersediaan air baku Tahun 2031 sebesar 44.908.573 m3/tahun
Selisih kebutuhan dengan ketersediaan sekarang ialah 24.173.653. m3/tahun
JARINGAN AIR BERSIH
JARINGAN LISTRIK
Listrik
Kondisi sekarang, kebutuhan listrik penduduk kabupaten Indramayu sejumlah 1.745.051 jiwa (diasumsikan 1 rumah tangga terdiri dari 4 orang) maka kebutuhan listrik sebesar 196.318.206 VA. Bila dibandingkan dengan sumber listrik kebutuhan listrik sudah terpenuhi
Proyeksi Kebutuhan listrik penduduk tahun 2031 sebesar 223.314.192 VA kebutuhan listrik sudah terpenuhi
Air bersih
SPM PDAM tahun 2011 berdasarkan kapasitas ketersediaansumber air baku adalah 36% penduduk terlayani.
46
Sarana Perhubungan
Kecamatan yang memiliki terminal/sub terminal/perhentian angkutan umum mempunyai akses yang lebih luas
Daerah yang belum dilayani angkutan umum, merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk rendah, seperti Kecamatan Terisi, Gantar, dan Cantigi.
Kecamatan dengan penduduk cukup padat, seperti Tukdana hanya dilalui oleh angkutan umum yang melayani trayek menuju Kabupaten Majalengka
47
Jangkauan Pelayanan Sarana Perdagangan
Permasalahan : Tidak adanya sentra industri yang memasarkan hasil pertanian unggulan Kabupaten Indramayu, diantaranya adalah mangga khas Indramayu dan padi.
48
Terdapat sekitar 60% Jaringan Irigasi yang Rusak.
Terdapat kebijakan daerah tentang penambahan Luas Sawah 100 Ha tiap tahun, estimasi tahun 2031 terdapat sawah seluas 132.052 Ha
JARINGAN IRIGASI
Kebijakan penambahan Luas Sawah dengan 100 Ha, tiap tahunnya tidak cukup membantu jika dilihat dari daya dukung lingkungan.
Dari tren Rata Rata Hasil yang ada pada produksi sektor pertanian, menunjukan kondisi yang fluktuatif dan tidak terlalu mencolok jika terjadi peningkatan ataupun penurunan hasil. Oleh karena itu, dengan kondisi eksisting dari sarana pertanian sendiri lebih memilih untuk meningkatkan produktivitas pertanian bukan dengan menambah luas sawah, tetapi pada perbaikan sarana pertanian yang ada kemudian memelihara dan menggunakannya secara optimal.
49
Hirarki kecamatan dibagi berdasarkan sarana yang dapat menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, antara lain :
sarana perdagangan
sarana perhubungan (terminal dan stasiun)
sarana pendidikan (TK, SD, SMP, dan SMA)
sarana kesehatan (puskesmas, puskesmas pembantu, dan rumah sakit
50
KETERKAITAN DENGAN ISU UTAMA
Terdapat sekitar 60% Jaringan Irigasi yang Rusak, sehingga belum optimal dalam memenuhi kebutuhan sektor pertanian
Kapasitas sumber air baku PDAM mampu melayani 36% penduduk. Namun hanya 20,51% penduduk yang terlayani air bersih
Kebutuhan listrik penduduk kabupaten Indramayu sejumlah 1.745.051 jiwa (diasumsikan 1 rumah tangga terdiri dari 4 orang) maka kebutuhan listrik sebesar 196.318.206 VA. Bila dibandingkan dengan sumber listrik kebutuhan listrik sudah terpenuhi
Aksesibilitas cukup mendukung sektor pertanian, pertambangan, perdagangan, dan perindustrian (UKM) di Indramayu.
51
KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN
Sasaran Kelembagaan & Pembiayaan
Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu no. 8,9,10 tahun 2008 yang mengatur Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD, 15 Dinas Daerah, 12 Lembaga Teknis Daerah, 31 Kecamatan , dan 8 Kelurahan.
Kami mengindetifikasi gambaran umum struktur organisasi dalam pemerintahan Kabupaten Indramayu dengan analisis Deskriptif struktur organisasi.
53
Mengidentifikasi struktur pemerintah dan non pemerintah
Mengidentifikasikan dukungan pemerintah terhadap Sektor pertanian unggulan dan Industri pengolahan
Mengidentifikasi besaran sektor industri pengolahan dan pertanian dalam menyumbang pendapatan daerah
Mengidentifikasi besaran sektor industri pengolahan dan pertanian dalam pengeluaran daerah
KELEMBAGAAN
PEMBIAYAAN
Dukungan pemerintah pusat dan Provinsi
Kebijakan Indramayu sebagai daerah Lumbung padi nasional
Kebijakan lahan abadi yang diterapkan pemerintah pusat terhadap Indramayu (UU RI No. 41 Tahun 2009)
Kebijakan Impor beras membuat daya saing beras lokal berkurang dan menyebabkan kesejahteraan para petani menurun.
Inpres perberasan salah satunya menetapkan adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk mengontrol Harga gabah agar tidak anjlok atau memperbaiki sistem tata niaga yang baik. Namun ,di indramayu pemerintah cenderung lamban intervensi tata niaga. Harga lebih di tentukan oleh tengkulak yang menetapkan harga dibawah HPP.
Dukungan Pemerinatah Daerah
Gapoktan merupakan subyek pembangunan pemerintah dan aktif dalam membantu para petani meningkatakan produksi pertanian.
Namun, di sisi lain program pemerintah dari dinas terkait sering ditemukan program yang tidak terealisasi dan terdistribusi rata.
Program pemerintah juga sering ditemukan tidak menjawab kebutuhan perkembangan.
IDENTIFIKASI DUKUNGAN PEMERINTAHAN SEKTOR PERTANIAN
DAN INDUSTRI PENGOLAHAN
Kebijakan dari pemerintah pusat dan Provinsi
Kebijakan Indramayu sebagai lumbung padi Jawa Barat Dan Nasional
Undang-Undang RINOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN BERKELANJUTAN
Inpres 7 tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan
Kebijakan Impor beras dari menteri perdagangan
Kebijakan Dari pemerintah Kabupaten Indramayu
analisis Kebijakan dari dinas terkait.
Dukungan pemerintah pusat dan Provinsi
Adanya kebijakan Indramayu sebagai daerah Lumbung padi nasional menjadikan pemerintah pusat dan provinsi ikut mengupayakan sektor pertanian sebagai sektor perekonomian rakyat bisa terus meningkat dan berkembang
Kebijakan lahan abadi yang diterapkan pemerintah pusat terhadap Indramayu merupakan bentuk jaminan tersedianya lahan pertanian pangan sekarang dan masa depan untuk menghindari trend perubahan guna lahan pertanian.
Adanya kebijakan Impor beras membuat daya saing beras lokal berkurang dan menyebabkan kesejahteraan para petani menurun.
Inpres perberasan salah satunya menetapkan adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk mengontrol Harga gabah agar tidak anjlok atau memperbaiki sistem tata niaga yang baik. Namun ,di indramayu pemerintah cenderung lamban intervensi tata niaga. Harga lebih di tentukan oleh tengkulak yang menetapkan harga dibawah HPP.
Dukungan Pemerintah Daerah
gapoktan merupakan subyek pembangunan pemerintah dan aktif dalam membantu para petani meningkatakan produksi pertanian.
namun, di sisi lain program pemerintah dari dinas terkait sering ditemukan program yang tidak terealisasi dan terdistribusi rata. Selain itu, program pemerintah juga sering ditemukan minimalis tidak menjawab kebutuhan perkembangan.
54
Analisis Pembiayaan
SasaranHasil AnalisisMengidentifikasi besaran sektor industri pengolahan dan pertanian dalam menyumbang pendapatan daerahPenerimaan sektor pertanian cukup kecil jika dibandingkan dengan penerimaan sektor pendidikan. Nilai DAK pertanian sebesar 8.26% sedangkan sektor pendidikan 36.54% dari total DAK.Mengidentifikasi besaran sektor industri pengolahan dan pertanian dalam pengeluaran daerahTidak dapat dilihat besarannya, karena struktur Belanja dibagi berdasarkan urusan bukan berdasarkan sektor. Belanja paling besar dari gaji pegawai negeri.Kemampuan daerah untuk memanfaatkan potensi pendapatan dan kinerja pemerintah meningkat.
Kemandirian fiskal Kabupaten Indramayu rendah.
Pembiayaan terhadap program sektor pertanian yang menjadi prioritas pemerintah propinsi dan nasional cenderung sedikit.
Keterkaitan aspek adalah sistem Tata niaga
Berdasarkan Inpres no 7 tahun 2009 menetapkan salah satunya adalah menetapkan Harga Pembelian pemerintahan (HPP) untuk menstabilkan harga gabah. HPP ini diterapkan oleh Bulog dengan berkerja sama dengan pemda setempat mengintervensi harga gabah agar tetap stabil.
Namun, berdasarkan hasil wawancara, sekunder, dan hasil pengamatan, pemerintah lamban dalam mengintervensi harga, harga harga gabah di pasar di tentukan oleh tengkulak yang menetapkan harga dibawah HPP dan jauh dibawah harga beras.
Hal ini diperburuk dengan keadaan petani yang lebih memilih menjual gabah ke tengkulak karena alasan efisiensi.
KETERKAITAN DENGAN ISU UTAMA
Berdasarkan Inpres no 7 tahun 2009 menetapkan salah satunya adalah menetapkan Harga Pembelian pemerintahan (HPP) untuk menstabilkan harga gabah. HPP ini diterapkan oleh bulog dengan berkerja sama dengan pemda setempat mengintervensi harga gabah agar tetap stabil.
Namun , dari hasil wawancara, sekunder, dan hasil pengamatan pemerintah lamban dalam mengintervensi harga, harga harga gabah di pasar di tentukan oleh tengkulak yang menetapkan harga dibawah HPP dan jauh dibawah harga beras. Hal ini diperparah dengan keadaan petani yang lebih memilih menjual gabah ke tengkulak karena alasan efesiensi.
56
E. Analisis SWOT
Strenght-Weakness- Opportunity-Threat
Strength
Keberadaan Waduk Cipancuh di Kecamatan Gantar dalam membantu sistem pelayanan irigasi
Adanya PLTU di Kecamatan Sukra dengan skala pelayanan Pulau Jawa-Bali
Jumlah tenaga kerja yang mencukupi untuk pengembangan sektor pertanian.
Ketersediaan penduduk usia produktif selalu meningkat
Gapoktan diberbagai kecamatan berperan aktif dalam mengembangkan sektor pertanian
Pendapatan asli daerah terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 19.54%
Rata-rata rasio efisiensi anggaran sebesar 1.02 artinya jumlah pendapatan selalu lebih besar daripada jumlah belanja
Para petani telah memiliki sistem penjadwalan waktu tanam untuk menghindari kekeringan
Topografi Kabupaten Indramayu berkisar antara 0-2% sehingga mudah dimanfaatkan untuk lahan budidaya
Jenis tanah didominasi jenis alluvial sehingga berpotensi sebagai lahan pertanian.
Weakness
Belum optimalnya pengembangan industri pengolahan SDA di sektor pertanian.
Proporsi buruh tani lebih besar dibandingkan petani pemilik lahan
Minimnya kontribusi sektor pertambangan (migas) terhadap pendapatan daerah
Infrastruktur yang belum cukup memadai dalam mengembangkan berbagai sektor perekonomian
Belum adanya sentra perdagangan hasil produksi pertanian unggulan
Program dan kebijakan sektor pertanian tidak tersosialisasi dan terealisasi dengan baik.
Sistem tata niaga pertanian yang kurang baik
Kemandirian fiskal Kabupaten Indramayu rendah
Meningkatnya potensi banjir akibat pendangkalan sungai akibat sedimentasi.
Ketidaksesuaian jadwal tanam petani dengan jadwal distribusi air irigasi.
Distribusi air irigasi kurang merata ke setiap kecamatan
Opportunity
Kabupaten Indramayu diarahkan sebagai kawasan Lumbung padi nasional
Adanya pengembangan kawasan Ciayumajakuning dan dilalui Jalur Pantura dapat meningkatkan perekonomian wilayah
Terdapat potensi pendapatan daerah dari devisa Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Berdasarkan dokumen RTRW Provinsi Jawa Barat terdapat rencana pembangunan pelabuhan di Kecamatan Patrol dan Cantigi, juga pembangunan jalan tol di selatan Kabupaten Indramayu.
Adanya Rencana pembangunan waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang guna menambah sumber air dan rencana Bandara Kertajati di Majalengka
Adanya kejadian Akresi yang menambah luas lahan sebesar puluhan hektar
Adanya kebijakan lahan pertanian abadi guna menjamin ketersediaan lahan pertanian
Threat
Adanya kebijakan impor beras.
Pengaruh climate change yang sangat signifikan terhadap pengembangan sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan
Sawah irigasi teknis masih tergantung pada aliran air dari Bendungan Jatiluhur dan Rentang
Pemerintah lamban mengintervensi langsung harga gabah sehingga menyebabkan harga gabah mudah dikendalikan oleh tengkulak
Pembiayaan terhadap program sektor pertanian tidak menjadi prioritas utama pemerintah propinsi dan nasional
Adanya Banjir Rob , Curah hujan yang terlalu tinggi, dan kiriman air dari daerah hulu sungai(Majalengka) mengakibatkan banjir
Adanya kasus abrasi terutama pada kecamatan berpantai mengikis 200m selama 10 tahun terakhir
F. Kesimpulan
ISU PERENCANAAN :Rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk akibat kurang optimalnya pengembangan pada sektor pertanian dan sektor industri pengolahan terkait dengan persoalan: infrastruktur, tata niaga, kondisi iklim, dan sumber daya manusia
Kesimpulan Fakta dan Analisis yang terkait dengan Isu Utama:
Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah berdasarkan IPM dan indikator demografi lainnya
Sektor pertanian berkontribusi besar namun memiliki daya saing yang rendah di Provinsi Jawa Barat
Kontribusi sektor industri pengolahan sangat kecil terhadap PDRB, padahal daya saing cukup tinggi di Provinsi jawa Barat
Kondisi infrastruktur belum cukup memadai sebagai pendukung pengembangan sektor pertanian
Bencana akibat perubahan iklim (banjir rob, abrasi, kekeringan, sea level rise) berpengaruh terhadap produktivitas pertanian, yaitu sawah dan tambak.
Pemerintah lamban dalam mengintervensi harga, harga harga gabah di pasar di tentukan oleh tengkulak yang menetapkan harga dibawah Harga Pembelian pemerintahan (HPP) dan jauh dibawah harga beras
SEKIANTERIMA KASIH
HASIL PERHITUNGAN NILAI LQ KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2005-2009
LQ 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian 3,32 3,28 3,59 3,55 3,14 3,18 2,91
2. Pertambangan dan Penggalian (Tanpa Migas) 0,05 0,09 0,08 0,09 0,09 0,09 0,11
3. Industri Pengolahan (Tanpa Migas) 0,09 0,09 0,10 0,10 0,11 0,11 0,11
4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,35 0,25 0,28 0,27 0,26 0,26 0,23
5. Bangunan 0,95 0,94 0,90 0,97 1,02 0,98 0,94
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,61 1,58 1,53 1,65 1,78 1,83 1,76
7. Pengangkutan & Komunikasi 1,49 1,59 1,60 1,59 1,49 1,50 1,40
8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 1,09 1,06 0,96 1,00 0,94 0,92 0,89
9. Jasa-Jasa 1,18 1,08 1,14 1,15 1,19 1,16 1,05
HASIL PERHITUNGAN NILAI LQ KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2005-2009
LQ 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
1. Pertanian 3,32 3,28 3,59 3,55 3,14 3,18 2,91
2. Pertambangan dan Penggalian (Tanpa Migas) 0,05 0,09 0,08 0,09 0,09 0,09 0,11
3. Industri Pengolahan (Tanpa Migas) 0,09 0,09 0,10 0,10 0,11 0,11 0,11
4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,35 0,25 0,28 0,27 0,26 0,26 0,23
5. Bangunan 0,95 0,94 0,90 0,97 1,02 0,98 0,94
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,61 1,58 1,53 1,65 1,78 1,83 1,76
7. Pengangkutan & Komunikasi 1,49 1,59 1,60 1,59 1,49 1,50 1,40
8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 1,09 1,06 0,96 1,00 0,94 0,92 0,89
9. Jasa-Jasa 1,18 1,08 1,14 1,15 1,19 1,16 1,05
LQ PENDEKATAN TENAGA KERJA
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 1,899 1,646 1,400 1,571 1,509
Industri 0,288 0,355 0,358 0,417 0,423
Perdagangan 0,737 1,041 1,151 1,037 1,035
Jasa 0,741 0,708 0,759 0,726 0,732
Lainnya 0,738 0,830 0,972 0,916 1,009
LQ PENDEKATAN TENAGA KERJA
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian
1,899 1,646 1,400 1,571 1,509
Industri
0,288 0,355 0,358 0,417 0,423
Perdagangan
0,737 1,041 1,151 1,037 1,035
Jasa
0,741 0,708 0,759 0,726 0,732
Lainnya
0,738 0,830 0,972 0,916 1,009
LQ PENDEKATAN PDRB
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 3,32 3,28 3,59 3,55 3,14 Industri 0,09 0,09 0,10 0,10 0,11 Perdagangan 1,61 1,58 1,53 1,65 1,78 Jasa 1,18 1,08 1,14 1,15 1,19 Lainnya 0,76 0,88 0,88 0,92 0,90
LQ PENDEKATAN PDRB
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009
Pertanian 3,32 3,28 3,59 3,55 3,14
Industri 0,09 0,09 0,10 0,10 0,11
Perdagangan 1,61 1,58 1,53 1,65 1,78
Jasa 1,18 1,08 1,14 1,15 1,19
Lainnya 0,76 0,88 0,88 0,92 0,90
PERINGKAT JAWA BARAT INDRAMAYU
1 Industri Pengolahan (41,50%) Perdagangan (35,81%)
2 Perdagangan ( 21,12%) Pertanian (35,63%)
3 Pertanian (12,73%) Pengangkutan & Komunikasi (8,95%)
PERINGKAT JAWA BARAT INDRAMAYU
1 Industri Pengolahan ( 41,50%) Perdagangan (35,81%)
2 Perdagangan ( 21,12%) Pertanian (35,63%)
3 Pertanian (12,73%) Pengangkutan & Komunikasi (8,95%)
LAPANGAN USAHA SHARE COMPONENT MIXED COMPONENT COMPETITIVE COMPONENT
i j=a*i k=h-i l=a*k m=d-h n=a*m
1. PERTANIAN
3.10 7,552,893.85 -2.68 -6,537,353.21 -0.28 -686,429.54
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3.1
0 52,382.56 -3.66 -61,870.44 0.70 11,905.04
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.1
0 652,832.01 -2.66 -559,906.72 0.14 30,285.19
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 3.1
0 129,183.57 -2.51 -104,802.57 -0.20 -8,201.58
5. B A N G U N A N 3.1
0 426,420.44 -2.38 -326,947.69 -0.24 -33,494.74
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 3.1
0 4,452,680.41 -2.50 -3,588,191.59 0.08 109,497.20
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 3.1
0 1,162,784.48 -2.68 -1,006,317.30 -0.11 -42,457.05 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN
3.10 501,756.58 -2.74 -442,960.88 -0.15 -24,788.18
9. JASA-JASA 3.1
0 1,631,940.69 -2.97 -1,562,950.45 -0.10 -53,308.20
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3.10 16,562,874.58 -
24.78
-14,191,300.8
6 -0.17 -696,991.87
LAPANGAN USAHA
SHARE COMPONENT MIXED COMPONENT
COMPETITIVE
COMPONENT
i j=a*i k=h-i l=a*k m=d-h n=a*m
1. PERTANIAN
3.1
0 7,552,893.85 -2.68 -6,537,353.21 -0.28 -686,429.54
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3.1
0 52,382.56 -3.66 -61,870.44 0.70 11,905.04
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1
0 652,832.01 -2.66 -559,906.72 0.14 30,285.19
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
3.1
0 129,183.57 -2.51 -104,802.57 -0.20 -8,201.58
5. B A N G U N A N
3.1
0 426,420.44 -2.38 -326,947.69 -0.24 -33,494.74
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
3.1
0 4,452,680.41 -2.50 -3,588,191.59 0.08 109,497.20
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
3.1
0 1,162,784.48 -2.68 -1,006,317.30 -0.11 -42,457.05
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN
3.1
0 501,756.58 -2.74 -442,960.88 -0.15 -24,788.18
9. JASA-JASA
3.1
0 1,631,940.69 -2.97 -1,562,950.45 -0.10 -53,308.20
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
3.1
0
16,562,874.58
-
24.78
-
14,191,300.8
6
-0.17 -696,991.87