faalchousari
Click here to load reader
-
Upload
qurrata-tsania -
Category
Documents
-
view
340 -
download
1
Transcript of faalchousari
![Page 1: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/1.jpg)
I. PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK KANALIS SEMISIRKULARIS
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk memahami pada keadaan normal cairan endolimph dan perilimph yang terdapat
pada telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorang akan
terganggu; memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah dikembalikan seperti
sediakala.
DASAR TEORI
Gangguan keseimbangan dapat diakibatkan oleh gangguan yang mempengaruhi
vestibular pathway, serebelum atau sensory pathway pada medula spinalis atau nervus
perifer.Gangguan keseimbangan dapat menimbulkan satu atau keduanya dari dua tanda
kardinal: vertigo – suatu ilusi tubuh atau pergerakan lingkungan, atau ataxia – inkoordinasi
tungkai atau langkah.
Hemoragik serebelar dan infark menghasilkan gangguan keseimbangan yang
membutuhkan diagnosis segera, karena evakuasi operasi dari hematoma atau infark dapat
mencegah kematian karena kompresi otak.
Pendekatan diagnosis. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
orientasi tubuh dan bagian- bagiannya dalam hubungannyag dengan ruang internal.
Keseimbangan tergantung pada continous visual, labirintin, dan input somatosensorius
(proprioceptif) dan integrasinya dalam batang otak dan serebelum.
Gangguan keseimbangan dihasilkan dari penyakit yang mempengaruhi sentral atau
pathway vestibular perifer, serebelum atau sensori pathway yang terlibat dalam proprioceptif.
Sebagai gangguan biasanya menunjukkan satu atau dua masalah klinik: vertigo atau ataksia.
Kanalis Semisirkularis Terdapat 3 buah kanalis semisirkularis : superior, posterior dan
horizontal yang membentuk sudut 90° satu sama lain. Masing-masing kanal membentuk 2/3
lingkaran, berdiameter antara 0,8 – 1,0 mm dan membesar hampir dua kali lipat pada bagian
ampula. Pada vestibulum terdapat 5 muara kanalis semisirkularis dimana kanalis superior dan
posterior bersatu membentuk krus kommune sebelum memasuki vestibulum.
Observasi berdiri dan melangkah sangat membantu dalam membedakan antara serebelar,
vestibular dan ataksia sensorius. Pada beberapa pasien ataksia, berdiri dan melangkah dengan
dasar melebar dan tidak stabil, sering dihubungkan dengan pergerakan terhuyung-huyung
atau tiba-tiba.
![Page 2: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/2.jpg)
Berdiri. Pasien ataksia yang diminta berdiri dengan kedua kaki bersamaan dapat
memperlihatkan keengganan atau ketidak mampuan untuk melakukannya. Dengan desakan
persisten, pasien secara berangsur-angsur bergerak dengan kaki saling medekat tapi akan
meninggalkan ruang antar keduanya. Pasien dengan ataksia sensorik dan beberapa dengan
ataksia vesetibular, meskipun pada akhirnya mampu untuk berdiri dengan kedua kakinya,
kompensasi terhadap kehilangan satu sumber input sensorius (proprioceptif atau labyrintin)
dengan yang mekanisme lain (yaitu visual). Kompensasi ini diperlihatkan pada saat pasien
menutup mata, mengeliminasi isyarat visual. Dengan gangguan sensorius atau vestibular,
keadaan tidak stabil meningkat dan dapat mengakibatkan pasien jatuh (tanda Romberg).
Dengan lesi vestibular, kecenderungan untuk jatuh kesisi lesi. Pasien dengan ataksi serebelar
tidak mampu mengadakan kompensasi terhadap defisit dengan menggunakan input visual dan
ketidak mampuan pada tungkai mereka apakah pada saat mata tertutup ataupun terbuka.
Melangkah. Langkah terlihat dalam ataksia serebelar dengan dasar-luas, sering dengan
keadaan terhuyung-huyung dan dapat diduga sedang mabuk. Osilasi kepala dan trunkus
(titubasi) dapat juga ada. Jika lesi hemisfer serebelar unilateral yang bertanggung jawab,
maka kecenderungan yang terjadi adalah deviasi kearah sisi lesi saat pasien mencoba untuk
berjalan pada garis lurus atau lingkaran atau berbaris pada tempat dengan mata tertutup.
Langkah tandem (tumit ke jari kaki).
Pada ataksia sensorius langkah juga dengan dasar-lebar dan langkah tandem rendah.
Sebagai tambahan, saat berjalan khas dikarakteristik oleh mengangkat kaki tinggi dari tanah
dan membanting kebawah dengan kuat (steppage gait) karena kerusakan proprioceptif.
Stabilitas dapat diperbaiki secara dramatikal dengan membiarkan pasien menggunakan
tongkat atau sedikit mengistirahatkan tangan pada lengan pemeriksa untuk sokongan. Jika
pasien dapat berjalan dalam gelap atau dengan mata tertutup, gait lebih banyak lagi
dipengaruhi.
Gait ataksia dapat juga menjadi manifestasi dari gangguan konversi (gangguan konversi
dengan gejala motorik atau difisit) atau malinggering. Membedakannya sangat sulit, isolasi
gait ataksia tanpa ataksia dari tungkai pasien dapat dihasilkan oleh penyakit yang
mempengaruhi vermis serebelar superior. Observasi yang sangat membantu dalam
mengidentifikasi fakta gait ataksia yang dapat menyebabkan ketidak stabilan pada pasien
dengan langkah terhuyung-huyung, dapat mengalami perbaikan dalam kemampuan mereka
tanpa jatuh. Perbaikan keseimbangan dari posisi yang tidak stabil, membutuhkan fungsi
keseimbangan yang sempurna.
![Page 3: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/3.jpg)
ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Model-model kanalis semisirkularis
2. Tongkat atau statif yang panjang
3. Kursi barany
TATA KERJA
1. Suruhlah OP, dengan mata tertutup dan kepala ditundukan 309, berputar sambil
berpegangan pada tongkat atau statif, menurut arah jarum jam sebanyak 10 kali dalam
30 detik
2. Suruhlah OP berhenti, kemudian membuka matanya dan berjalan lurus ke depan.
3. Perhatikan apa yang terjadi.
4. Ulangi percobaan nomor 1-3 dengan berputar menurut arah yang berlawanan dengan
jarum jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan Hasil
Berputar searah jarum jam Terjadi devisiasi kearah kanan
Berputar berlawanan arah jarum jam Terjadi devisiasi kearah kiri
P-SK.1. Apa yang dimaksud tindakan penundukan kepala OP 309 ke depan?
Jawab: Kanalis semisirkularis punya posisi anatomis terangkat 309, kalau seseorang
menunduk dengan sudut 309 maka posisi kanalis semisirkuaris lateral dibidang
horizontal.
P-SK.2. a. Apa yang saudara harapkan terjadi pada OP ketika berjalan lurus ke depan setelah
berputar 10 kali searah dengan jarum jam?
Jawab: OP berjalan tidak lurus ke depan tetapi mengarah ke kanan.
b. Bagaimana keterangannya?
Jawab: Karena endolimf bergerak lebih lambat namun bersifat menyusul jadi ketika
terdapat penghentian putaran, endolimf masih cenderung mengikuti perputaran
tersebut.
![Page 4: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/4.jpg)
KESIMPULAN
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan orientasi tubuh dan
bagian- bagiannya dalam hubungannyag dengan ruang internal. Keseimbangan tergantung
pada continous visual, labirintin, dan input somatosensorius (proprioceptif) dan integrasinya
dalam batang otak dan serebelum. Kesulitan berjalan lurus biasa dialami, hal ini dikarenakan
cairan endolimph dan perilimph terganggu atau bergejolak. Dan pada saat percobaan kedua
tidak terlalu kesulitan berjalan, karena cairan endolimph dan perilimph-nya normal kembali.
Jika di putar kedua lebih pusing, maka cairan endolimp dan perilimph baru bekerja.
II. PENGARUH KEDUDUKAN KEPALA DAN MATA YANG NORMAL
TERHADAP KESEIMBANGAN BADAN
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk memahami pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap
keseimbangan badan serta apasajakah komponen-komponen pengatur keseimbangan.
DASAR TEORI
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh
aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang
berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan
keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk
mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta
menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
a. Visual
![Page 5: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/5.jpg)
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)
menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan
membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan
sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,
penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak
sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar
yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di
dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta
sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem
labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui
refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek
yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular
yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke
serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi,
dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui
medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan
otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat
cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-
otot postural.
c. Somatosensoris
![Page 6: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/6.jpg)
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.
Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju
ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada
impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-
ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari
reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran
akan posisi tubuh dalam ruang.
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat
massa tubuh (center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak
berubah kecuali tubuh membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah).
Pengontrol keseimbangan pada tubuh manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan somatosensoris), central processing dan
efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola
dan bayangan) dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai
kontrol keseimbangan, pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian
vestibular berfungsi sebagai pemberi informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf
pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan
gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada sendi, tendon dan otot dari kulit
di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri static
maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon
sikap, serta mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi
sebagai perangkat biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat,
yang terdiri dari unsur lingkup gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang
memungkinkan tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak,
hanya terdapat gerakan kecil yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan
![Page 7: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/7.jpg)
tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan
yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut pusat tekanan (center of pressure-COP).
Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh faktor posisi kaki dan lebar dari
bidang tumpu.
TATA KERJA
1. Suruhlah orang percobaan (OP) berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai dengan
mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa. Perhatikan jalannya dan
tanyakan apakah ia mengalami kesulitan dalam mengikuti garis lurus tersebut.
2. Ulangi percobaan nomor 1 dengan mata tertutup
3. Ulangi percobaan nomor 1 dan 2 dengan:
a.Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri
b. Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan Hasil
Jalan lurus ke depan Tidak terjadi deviasi
Jalan lurus ke depan dengan mata tertutup Tidak terjadi deviasi
Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan
dengan kuat ke kiri
Terjadi sedikit deviasi ke kiri
Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan
dengan kuat ke kiri serta mata tertutup
Terjadi deviasi ke kiri
Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan
dengan kuat ke kanan
Terjadi sedikit deviasi ke kanan
Jalan lurus ke depan dengan kepala dimiringkan
dengan kuat ke kanan serta mata tertutup
Terjadi deviasi ke kanan
P-SK.1. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?
Jawab: ketika mata terbuka masukan informasi keseimbangan berasal dari mata dan
posisi kepala
KESIMPULAN
![Page 8: faalchousari](https://reader038.fdocuments.net/reader038/viewer/2022100507/5571f9e6497959916990b97c/html5/thumbnails/8.jpg)
Informasi keseimbangan berasal dari visual, vestibular, dan somatosensori. Dimana
50% yang paling berpengaruh pada keseimbangan adalah vestibular. Kompensasi ketika
terjadi pengeliminasian dari isyarat visual (OP memejamkan mata) dan kepala dimiringkan
dengan kuat ke satu bagian (kanan/kiri) dalam mempertahankan keseimbangan adalah
terjadinya kecenderungan adanya deviasi kearah sisi dimana OP memiringkan kepalanya.