EVALUASI KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG DAUN ......rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan. Adapun...

54
i EVALUASI KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG DAUN GAMAL HASIL FERMENTASI MENGGUNAKAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG SEBAGAI PAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) IDHAM WANDI SYAFAAT 105941102416 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

Transcript of EVALUASI KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG DAUN ......rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan. Adapun...

  • i

    EVALUASI KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG DAUN GAMAL

    HASIL FERMENTASI MENGGUNAKAN

    MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG

    SEBAGAI PAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    IDHAM WANDI SYAFAAT

    105941102416

    PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    MAKASSAR

    2020

  • i

    EVALUASI KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG DAUN GAMAL

    HASIL FERMENTASI MENGGUNAKAN

    MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BONGGOL PISANG

    SEBAGAI PAKAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    IDHAM WANDI SYAFAAT

    105941102416

    Skripsi

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan

    Pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

    DAN SUMBER INFORMASI

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Evaluasi

    Kandungan Nutrisi Tepung Daun Gamal Hasil Fermentasi Menggunakan

    Mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang Sebagai Pakan Ikan Mas

    (Cyprinus Carpio) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan

    dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

    informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Makassar, September 2020

    Idham Wandi Syafaat

    105941102416

  • v

    HALAMAN HAK CIPTA

    @ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2020

    Hak Cipta dilindungi undang-undang

    1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

    mencantumkan atau menyebutkan sumber

    a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

    penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

    tinjauan suatu masalah.

    b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh

    karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

  • vi

    ABSTRAK

    IDHAM WANDI SYAFAAT 105941102416. Evaluasi Kandungan Nutrisi

    Tepung Daun Gamal Hasil Fermentasi Menggunakan Mikroorganisme Lokal

    (MOL) Bonggol Pisang Sebagai Pakan Ikan Mas (Cyprinus carpio) jurusan

    budidaya perairan fakultas pertanian universitas muhammadiyah makassar

    Dibimbing oleh Abdul Haris dan Asni Anwar.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi Tepung daun

    gamal hasil fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal (MOL) bonggol

    pisang sebagai pakan ikan mas.

    Penelitian ini dilakukan kurang lebih 2 bulan. Proses fermentasi dilakukan

    di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar, Analisis kimia

    dilakukan di laboratorium terpadu bioteknologi Fakultas Peternakan, Universitas

    Hasanuddin. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah

    rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan. Adapun yang diuji adalah :

    Perlakuan A = Tepung daun gamal terfermentasi tidak menggunakan mol

    Perlakuan B = Tepung daun gamal terfermentasi mol 10 ml

    Perlakuan C = Tepung daun gamal terfermentasi mol 20 ml

    Perlakuan D = Tepung daun gamal terfermentasi mol 30 ml

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa belum

    didapatkan hasil yang optimal dalam penambahan dosis cairan mol bonggol

    pisang terhadap tepung daun gamal yang akan dijadikan sebagai salah satu bahan

    baku pakan ikan mas.

    Kata Kunci : Tepung Daun gamal, Mol Bonggol Pisang, Kandungan Nutrisi.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

    limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, Shalawat dan salam tak lupa penulis

    kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para

    pengikutnya, sehingga dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran dapat

    menyelesaikan Skripsi yang berjudul ’’ Evaluasi Kandungan Nutrisi Tepung

    Daun Gamal Hasil Fermentasi Menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL)

    Bonggol Pisang Sebagai Pakan Ikan Mas (Cyprinus carpio)’’ Skripsi ini

    merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh

    gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

    tanpa adanya bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

    terhormat :

    1. Kedua orang tua saya, Alm, Irwan Parawansah, dan Nurmaladewi Irwan

    S.E serta adik saya Inayah Wardah Syafiqah, Ishma Wafiah Rahmadani

    dan Isyraf Rizqullah Irwan serta keluarga besar Maddatuang Dg rombo

    yang telah mendidik dan mendoakan penulis, semoga Allah senantiasa

    melimpahkan kesehatan, kekuatan dan kebahagiaan dunia wal akhirat.

    2. Dr. H. Burhanuddin. S. Pi., MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

  • viii

    3. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Budidaya

    Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

    4. Dr. Abdul Haris S.Pi., M.Si. selaku pembimbing I dan Asni Anwar S.Pi,

    M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

    membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan.

    5. Dr. Ir. Darmawati, M.Si, selaku penguji I dan Nur Insana Salam, S.Pi,

    M.Si selaku penguji II.

    6. Seluruh Dosen Program Studi Budidaya Perairan di Fakultas Pertanian

    Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang

    ilmu kepada penulis.

    7. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada Hastuti, Muh Ismail

    Rusli, Julianti, keluarga besar BDP Angkatan 016, serta keluarga besar

    HIMARIN.

    Akhir kata Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

    terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

    memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

    pertolongan Allah senantiasa tercurah kepada kita, Aamiin.

    Makassar September 2020

    Idham wandi Syafaat

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL

    HALAMAN JUDUL i

    LEMBAR PENGESAHAN ii

    HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iii

    PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iv

    HALAMAN HAK CIPTA v

    ABSTRAK vi

    KATA PENGANTAR vii

    DAFTAR ISI ix

    DAFTAR GAMBAR xi

    DAFTAR TABEL xii

    DAFTAR LAMPIRAN xiii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1. Latar belakang 1

    1.2. Tujuan dan Kegunaan penelitian 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

    2.1. Tanaman gamal 4

    2.1.2. Klasifikasi tanaman gamal 4

    2.1.3. Morfologi tanaman gamal 5

    2.1.4 Habitat 5

    2.1.5 Kandungan nutrisi 6

    2.1.6 Manfaat 7

    2.2 Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang 7

    2.3 Ikan Mas 10

    2.3.1 Klasifikasi Ikan Mas 11

    2.3.2 Morfologi Ikan Mas 11

    2.3.3 Habitat 12

  • x

    2.3.4 Kebutuhan Zat Gizi Ikan Mas 12

    2.4 Fermentasi 13

    BAB III METODE PENELITIAN 16

    3.1. Waktu dan tempat 16

    3.2. Alat dan bahan 16

    3.3. Rancangan penelitian 16

    3.4. Peubah yang diamati 17

    3.5. Prosedur penelitian 17

    3.5.1 Proses Pembuatan mol bonggol pisang 17

    3.5.2 Proses pembuatan tepung daun gamal 17

    3.5.3 Proses Fermentasi daun gamal 18

    3.5.4 Pengukuran kandungan bahan baku 18

    3.6 Analisis data 18

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19

    4.1 Analisis Proksimat Tepung Daun Gamal 19

    4.2 Derajat Hidrolisis 23

    4.2.1 Derajat Hidrolisis Protein 23

    4.2.2 Derajat Hidrolisi Lemak Kasar 25

    4.2.3 Derajat Hidrolisis Karbohidrat 26

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 28

    DAFTAR PUSTAKA 29

    LAMPIRAN 30

  • xi

    DAFTAR TABEL

    No Teks Halaman

    1. Kebutuhan Zat Gizi Ikan Mas 13

    2. Analisis Proksimat Tepung Daun Gamal 11

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    No Teks Halaman

    1. Daun gamal dan pohon gamal 4

    2. Ikan Mas ( Cyprinus Carpio ) 11

    3. Derajat Hidrolisis Protein 23

    4. Derajat Hidrolisis Lemak Kasar 25

    5. Derajat Hidrolisis Karbohidrat 26

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Teks Halaman

    1. Derajat Hidrolisis Protein 33

    2. Hasil Analisis Anova Protein 33

    3. Hasil Uji Lanjut Duncan Protein 33

    4. Derajat Hidrolisis Lemak 34

    5. Hasil Analisis Anova Lemak 34

    6. Hasil Uji Lanjut Duncan Lemak 34

    7. Derajat Hidrolisis Karbohidrat 35

    8. Hasil Analisis Anova Karbohidrat 35

    9. Hasil Uji Lanjut Duncan Karbohidrat 35

    10. Dokumentasi Penelitian 36

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat menunjang suatu

    kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai

    dan memenuhi kebutuhan ikan tersebut. Pada budidaya ikan 60%-70% biaya

    produksi digunakan untuk biaya pakan (Afrianto dan Liviawaty, 2005).

    Peningkatan efisiensi pakan melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat

    dibutuhkan dalam rangka menekan biaya produksi. Harga bahan pakan ikan yang

    saat ini sangat mahal salah satunya yaitu tepung kedelai sehingga sangat

    mempengaruhi harga pakan pada umumnya. Banyak bahan pakan yang harus

    didapat dari impor. Oleh karena itu segi biaya pakan merupakan faktor yang

    paling tinggi pengeluarannya. Selain biaya pakan, kebutuhan nutrisi dari ikan

    harus diperhatikan.

    Pakan menjadi masalah utama terhadap tingkat produksi ikan hal ini

    disebabkan oleh tingginya harga bahan baku utama penyusun pakan seperti

    tepung ikan dan tepung kedelai (Nurhayati et al. 2018). Salah satu nutrisi penting

    untuk pertumbuhan ikan mas adalah protein, kekurangan protein dalam pakan

    dapat menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat(Sukadi, 2003) salah satu sumber

    protein nabati yang biasa di campurkan dalam pakan ikan adalah tepung kedelai.

    Tepung kedelai merupakan sumber protein nabati utama yang digunakan dalam

    pakan ikan.Harga bahan pakan yang relatif mahal meningkatkan biaya pakan,

    sehingga perlu dicari alternatif sumber bahan baku lokal yang mudah diperoleh,

  • 2

    ketersediaan melimpah, berkesinambungan, dan mempunyai nilai gizi yang cukup

    tinggi untuk mengurangi penggunaan tepung kedelai dalam pakan.

    Salah satu bahan baku yang potensial untuk dijadikan bahan baku pakan

    adalah tepung daun gamal (Gliricidia sepium). hijauan gamal mengandung protein

    kasar 20-30%BK, serat kasar 15% dan kecernaan in vitro bahan kering 60-

    65%Gamal mengandung protein kasar 18-24% pada waktu musim kemarau

    (Sukanten et al., 1994).

    Pemanfaatan tepung daun gamal tersebut masih mengalami kendala yaitu

    tingginya kandungan serat kasar, rendahnya kandungan protein kasar bahan baku,

    keseimbangan asam amino yang rendah, dan adanya zat anti nutrisi. Menurut

    Handajani (2007), bahwa kandungan serat kasar yang tinggi dalam pakan dapat

    menurunkan pertumbuhan ikan dan kandungan serat kasar dalam pakan tidak

    lebih dari 10%. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengolahan bahan baku

    pakan sebelum digunakan sebagai bahan pakan. Salah satu cara pengolahan yang

    dapat dilakukan melalui fermentasi (Pamungkas & Kompiang, 2006). Produk

    akhir dari fermentasi biasanya mengandung senyawa yang lebih sederhana

    sehingga bahan tersebut mudah dicerna serta dapat meningkatkan nilai gizinya.

    Penelitian sebelumnya oleh Nurhayati & Nazlia(2019) bahwa kosentrasi

    tepung daun gamal terfermentasi Azpergillus nigersebanyak 40% dapat

    meningkatkan sintasan dan pertumbuhan ikan nila dengan nilai SGR 0,7%, FCR

    1,7 dan retensi protein 14,99 %, namun belum pernah dilakukan penelitian

    mengenai pemanfaatan mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang sebagai

    fermentor untuk meningkatkan kualitas nutrisi tepung daun gamal dalam pakan

  • 3

    ikan mas. Berdasarkan hal tersebut, sangat penting dilakukan penelitian mengenai

    “Evaluasi Kandungan Nutrisi Tepung Gamal Hasil Fermentasi Menggunakan

    Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Sebagai Pakan Ikan Mas

    (Cyprinus Carpio)”.

    1.2. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi tepung daun

    gamal hasil fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal (MOL) bonggol

    pisang sebagai pakan ikan mas (Cyprinus carpio).

    Kegunaan penelitian adalah sebagai bahan informasi ilmiah mengenai

    kandungan nutrisi tepung daun gamal hasil fermentasi menggunakan

    mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang sebagai pakan ikan mas (Cyprinus

    carpio).

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Tanaman Gamal (Gliricidia Sepium)

    Gamal ( Gliricidia sepium ) adalah tanaman Leguminosae yang dapat

    tumbuh dengan cepat di daerah kering. Daun gamal berbentuk elips (oval), ujung

    daun lancip dan pangkalnya tumpul (bulat). Bunga gamal muncul pada musim

    kemarau. (Natalia et al., 1993)

    2.1.2 Klasifikasi Tanaman Gamal

    Klasifikasi tanaman gamal dalam elevitch dan jhon (2006) sebagai berikut :

    Filum : plantea

    Divisi : magnoliophyta

    Ordo : fabales

    Family : fabaceas

    Sub-famili : faboideae

    Genus :gliricidia

    Spesies :gliricidia sepium.

    Tanaman gamal dapat dilihat pada gambar 1.

    Gambar 1. Daun gamal dan pohon gamal

  • 5

    2.1.3 Morfologi Tanaman Gamal

    Tanaman gamal adalah nama jenis perdu dari kerabat polong-polongan

    (suku fabaceae atau leguminosae). Penyebaran alami tidak diketahui dengan jelas

    karena telah dibudidayakan sejak lama, tetapi kuat menunjukkan bahwa

    penyebarannya terbatas pada hutan hujan tropis di daratan rendah pesisir pasifik

    dan beberapa lembah pedalaman di Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman ini

    sekarang sudah menyebar di seluruh daerah tropis termasuk Indonesia (Direktorat

    perbenihan tanaman hutan, 2002).

    Gamal mempunyai batang tinggal atau bercabang dengan tinggi 2-15

    m.batang tegak. Dimeter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di

    dekat pangkat tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan tanpa alur-alur

    kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk menyirip, panjang 19-30 cm dan

    terdiri dari 7-17 helai daun. Bulat. Ukuran daun semakin kecil menujuk ujung

    daun. Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1

    tahun. Rata-rata produksi hijaun segar berkisar 2-5 kg per pohon (Safarila, 2009).

    2.1.4 Habitat

    Gamal berasal dari kawasan pantai pasifik Amerika Tengah yang bermusim

    kering. Habitat asli gamal adalah hutan hujan tropis, dapat tumbuh mulai dari

    rendah hingga ketinggian 1.300 mdpl, beradaptasi pada beberapa jenis tanah

    termsuk jenis tanah yang kurang subur, tanah kering juga tanah asam (Chadhokar,

    1982). Gamal dapat tumbuh baik pada kondisi iklim tropis basah dan untuk

    menghasilkan produksi yang tinggi dibutuhkan curah hujan yang tinggi.

  • 6

    Sepanjang tahun. Tanaman ini dapat bertahan hidup pada musim kering yang

    panjang tetapi ukuran daunnya relative lebih kecil (Rosa, 1998).

    Tumbuhan ini mengalami introduksi di berbagai daerah, termasuk

    Indonesia.pohon ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang

    penting setelah lamtoro(leucaena leucocephala).nama lain daun gamal adalah

    kakkawate(Filipina),madre de cacao (Portugis), mata raton (Honduras) dan

    nicaraguna cofeee shade (Ingg) (Soeabrinoto, 2008).

    2.1.5 Kandungan Nutrisi

    Daun gamal memiliki kandungan protein kasar 20-30% dan serat kasar 15%

    dari bahan kering (Ghol,1981).Berdasarkan komposisi tersebut maka daun gamal

    merupakan sumber protein yang sangat baik sebagai pakan dan digunakan

    sebagai suplemen hijauan yangberkualitas tinggi (Tangenjaja,1991).hijauan gamal

    mengandung protein kasar 20-30%BK, serat kasar 15% dan kecernaan in vitro

    bahan kering 60-65%Gamal mengandung protein kasar 18-24% pada waktu

    musim kemarau (Sukanten et al., 1994).

    Gamal merupakan tanaman pakan ternak yang baik karena kemampuan

    produksinya tinggi dan kualitas hijaunya yang baik. Gamal merupakan pakan

    ternak sumber protein yang baik dengan kandungan protein yang lebih tinggi

    daripada konsentrat yang memiliki kandungan protein maksimal hanya 17%

    (Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan Dan Ksehatan Hewan,

    2009).

  • 7

    2.1.6 Manfaat

    Tanaman hijau gamal mempunyai banyak manfaat salah satu manfaat

    tanaman hijau gamal yaitu pemanfaatan daun gamal sebagai pakan ternak dan

    sebagai pakan ikan daun gamal banyak di manfaatkan oleh masyarakat sebagai

    pakan ternak kambing dan hewan lainnya dan daun gamal juga dipercaya dapat di

    manfaatkan sebagai pakan ikan karena mempunyai kandungan protein yang

    sangat besar, daun gamal yang akan di manfaatkan sebagai pakan ikan biasanya di

    buat menjadi tepung dan di gunakan sebagai bahan baku pakan, pemanfaatan

    tepung daun gamal tersebut masih mengalami kendala yaitu tingginya kandungan

    serat kasar, rendahnya kandungan protein kasar bahan baku, keseimbangan asam

    amino yang rendah, dan adanya zat anti nutrisi

    2.2 Mikroorganisme lokal (MOL Bonggol pisang)

    Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikrooganisme yang dimanfaatkan

    sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun cair bahan utama

    MOL terdiri beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

    mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari

    hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga. Karbohidrat

    sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme larutan MOL yang telah mengalami

    proses fermentasi dapat digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk

    meningkatkan kesuburan tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan

    tanaman. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil,

    mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan Protista yang terdiri dari bakteri,

    fungi, protosea, dan algae (Darwis 1992).

  • 8

    Menurut fardiaz (1989) semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-

    bahan terntentu membutuhkan yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan

    dapat menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia

    seperti adanya perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.

    Pupuk organik cair merupakan salah satu pupuk organik. Pupuk cair lebih

    mudah terserap tanaman karena unsur-unsur didalamnya sudah terurai.

    Penggunaan pupuk organik cair dengan memanfaatkan jenis MOL menjadi

    alternative penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah. Larutan MOL

    mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang

    berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen

    pengendalian hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai

    decomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. Faktor-faktor yang menetukan

    kualitas larutan MOL antara lain media fermentasi, kadar bahan baku atau

    substrat, bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di dalam proses fermentasi,

    PH, temperatur, lama fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL (Seni dkk., 2013).

    Manfaat dari penggunaan pupuk hayati menyediakan sumber hara bagi

    tanaman, melindungi akar dari gangguan hama dan penyakit, menstimulir sistem

    perakaran agar berkembang sempurna sehingga memperpanjang usia akar,

    memacu mitosis jaringan meristem pada titik tumbuhan pucuk, kuncup bunga dan

    stolon, sebagai penawar racun beberapalogam berat, sebagai metabolic pengatur

    tumbuh , dan sebagai bioktivator. Dengan lengkapnya fungsi pupuk hayati

    tersebut maka dikenal sebagai Regulatorof soil (Kadir dkk., 2008).

  • 9

    Pada penelitian nurullita (2012) jenis MOL yang digunakan berasal dari

    bahan sederhana yang banyak ditemui ditingkat rumah tangga, meliputi MOL

    campuran (berisi kotoran sapi, dedak, mollase, EM4, dan air), MOL tape nanas,

    MOL nasi basi, dan MOL sludge. Teknik pengomposan yang dipilih adalah

    kerjanjang takakura dan teknik drum berputar. Kualitas kompos yang

    dideskripsikan berupa bau, warna dan bentuk fisik kompos. Lama pengomposan

    diperhitungkan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyusutan berat

    kompos menurun sampai yang diujikan 1,5 kg. hasil penelitian menunjukkan suhu

    kompos sesuai untuk proses decomposer yaitu berkisar 30-38 ºC, PH sesuai untuk

    dekomposisi yaitu 7, baru kompos hanya ada 3 yang sesuai bau tanah yaitu MOL

    campuran dengan teknik kerajang takakura dan drum berputuar serta MOL tape

    nanas dengan teknik keranjang takakura.

    Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan salah satu decomposer yang

    dapat digunakan untuk mendekomposisi dan merupakan salah satu decomposer

    yang sedang berkembang pesat. Penelitian tentang MOL sangat diperlukan dalam

    rangka menghasilkan karya ilmiah yang dapat diterapkan sebagai teknologi tepat

    guna bagi masyarakat.

    Tanaman pisang memiliki banyak manfaat terutama yang banyak

    dikonsumsi masyarakat adalah buahnya, sedangkan bagian tanaman pisang yang

    laim yaitu jantung, batang, kulit buah, dan bonggol jarang di manfaatkan dan

    dibuang begitu saja menjadi limbah pisang. Bonggol pisang ternyata mengandung

    gizi yang cukup tinggi dengan komposisi yang cukup lengkap mengandung

    karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral-mineral penting (Munadjim, 1983).

  • 10

    Menurut sukasa dkk. (1996), bonggol pisang mempunyai kandungan pati 45,4%

    dan kadar protein 4,35%. Bonggol pisang mengandung mikrobia pengurai bahan

    organik, mikrobia pengurai tersebut terletak pada bonggol pisang bagian luar

    maupun dalam (suhastyo,2011). Jenis mikrobia yang telah teridentifikasi pada

    mol bonggol pisang antara lain bacillus sp., Aeromanus sp., dan Aspergillus

    nigger. Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan mol bonggol pisang sangat

    bagus untuk fermentasi tepung daun gamal.

    2.3 Ikan Mas

    Ikan mas (cyprinos caprio) merupakan salah satu spesies ikan air tawar

    yang mempunyai peluang pengembangan budidaya besar untuk meraih potensi

    pasar yang terus meningkat (Subiyakto, 2014)

    2.3.1 klasifikasi Ikan Mas

    Klasifikasi ikan mas menurut Khairuman dan Sudenda. (2002) adalah berikut :

    Phylum : Chordate

    Classis : Osteichthyes

    Ordo : Cypriniformes

    Famalia : Cyprinidae

    Genus : Cyprinus

    Spesias : Cyprinus carpio

    Gambar Ikan Mas dapat dilihat di Gambar 2.

  • 11

    Gambar 2. ikan mas (Cyprinus Carpio)

    2.3.2 Morfologi Ikan Mas

    Ikan mas merupakan (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan

    hias. Ciri yang membedakan dengan ikan mas lainnya adalah Caput(kepala)

    berukuran kecil dengan moncong yang runcing. Rima oris (celah mulut), terdiri

    atas maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), lingua (lidah) yang kaku,

    dan tak dijumpai adanya gigi. Mulut bertipe superior dan terdapat pada ujung

    rostum.Nostril (lubang hidung), berjumlah sepasang, terletak di sebelah atas

    maxilla.Operculum (tutup insang), berjumlah sepasang, besar dan terlihat

    jelas.Organon visus (mata), berjumlah sepasang, berada dibagian lateral kanan

    dan kiri dari caput, berbentuk bulat besar, dan cembung. Pada inspection bagian-

    bagiannya yang tampak dari luar ialah ; Sclera, conea, pupil. (Khairuman 2008)

    2.3.3 Habitat

    Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya

    tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai

    atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600

    meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30°C.Meskipun tergolong

  • 12

    ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara

    sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.

    Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa

    berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.

    Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar

    dan tepi perairan. (Khairuman 2008)

    2.3.4 Kebutuhan zat gizi ikan mas

    Pada dasarnya kebutuhan zat gizi ikan sangat tergantung pada jenis serta

    tingkatan stadianya. Ikan pada singkatan stadia dini (berusia muda) umumnya

    memerlukan komposisi pakan dengan kandungan protein lebih tinggi

    dibandingkan dengan stadia lanjut (berusia dewasa) karena pada tingkat stadia

    dini zat makanan tersebut difungsikan untuk mempertahankan hidup dan juga

    untuk pertumbuhannya.

    Sifat fisik dan bentuk pakan yang diberikan juga sangat tergantung pada

    jenis ikan serta tingkatan stadia ikan yang dibudidayakan. Jenis ikan yang hidup

    di dasar perairan, seperti udang dan lele, memerlukan pakan yang mudah

    tenggelam, sedangkan jenis ikan lainnya yang hidup di permukaan air

    memerlukan pakan yang dapat melayang serta tidak cepat tenggelam. Dilihat dari

    bentuknya, ikan pada tingkatan stadia dini memerlukan pakan berbentuk tepung

    (powder) atau remah (crumble), sedangkan pada tingkatan stadia lanjut berbentuk

    pelet.

  • 13

    Ikan mas sering pula disebut dengan ikan karper. Ikan mas termasuk

    omnivera dengan kecenderungan sebagai karnivora yang memakan jenis-jenis

    binatang kecil yang hidup di dalam air.

    Jumlah pakan yang diberikan diatur sesuai umur pemeliharaan. Pakan ini

    diberikan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan

    sore sedikit demi sedikit hingga mencapai porsi pakan yang dibutuhkan setiap

    hari.

    Tabel 1. Kebutuhan zat gizi Ikan Mas.

    Zat gizi Kebutuhan % Sumber

    Protein

    Lemak

    Vitamin

    Mineral

    25-38%

    4-8%

    0,5-10 %

    0,25-0,5%

    Hasting, 1976

    Hasting, 1976

    Litbang Deptan (1989)

    Litbang Deptan (1989)

    2.4 Fermentasi

    Fermentasi secara biokimia memiliki pengertian suatu reaksi oksidasi

    reduksi dalam sistem biologi yang menghasilkan energi dimana sebagai donor dan

    aseptor digunakan senyawa organik. Fermentasi dapat menyebabkan perubahan

    sifat bahan dasar sebagai akibat pemecahan kandungan bahan oleh masa sel

    mikroba yang terjadi perubahan-perubahan terhadap komposisi kimia bahan akibat

    aktivitas dan perkembangbiakan mikroorganisme, seperti kandungan asam amino,

    lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Mikroorganisme dapat tumbuh dan

    berkembang dengan baik bila memperhatikan beberapa factor antara lain suhu, pH,

    oksigen, dan air, pada prinsipnya fermentasi merupakan suatu proses yang terjadi

  • 14

    melalu kerja mikroorganisme atau enzim untuk mengubah bahan-bahan organik

    komplek seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi molekul-molekul yang

    lebih sederhana pada prinsipnya fermentasi dapat mengaktifkan pertumbuhan dan

    metabolisme mikroorganisme yang dibutuhkan sehingga membentuk produk yang

    berbeda dengan bahan bakunya. (Winarno et al., 1980).

    Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia dan

    mikrobiologi industri. arti fermentasi pada bidang biokimia dihubungkan dengan

    pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa organik. Pada bidang mikrobiologi

    industri, arti fermentasi pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai

    arti yang lebih luas yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan

    produk dari pembiakan mikrorganisme.

    Perubahan arti kata fermentasi sejalan dengan hasil penelitian yang

    dilakukan oleh para ahli, arti kata fermentasi berubah pada saat gay lussac berhasil

    melakukan penelitian yang menunjukkan penguraian gula menjadi alkohol dan

    karbondioksida, selanjutnya Pasteur melakukan penelitian mengenai penyebab

    perubahan sifat bahan yang difermentasi sehingga dihubungkan dengan

    mikroorganisme dan akhirnya dengan enzim. 19 Mikroba yang bersifat fermentatif

    dapat mengubah karbohidrat dan turunannya menjadi alcohol, asam, dan

    karbondioksida. Santoso (1987) menyatakan dalam proses fermentasi jumlah

    mikrobia diperbanyak (mengalami proliferasi) dan digiatkan metabolismenya

    dalam bahan-bahan tersebut pada batas tertentu. Proses fermentasi dapat

    meningkatkan nilai gizi bahan asalnya, karena selain terjadi perombakan bahan

    komplek menjadi sederhana, juga disintesis beberapa vitamin seperti riboflavin,

  • 15

    vitamin B 12, dan pro vitamin A. Beberapa faktor yang diperhatikan dalam

    fermentasi antara lain substrat (media fermentasi), mikroorganisme yang

    digunakan, kondisi fisik pertumbuhan (lingkungan).

  • 16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Waktu Dan Tempat

    Penelitian ini telah dilaksanakan selama dua bulan. Mulai bulan juli

    sampai agustus 2020 proses pembuatan pakan dan ferementasi dilakukan di

    Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan Analisis kimia

    dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Terpadu Peternakan Fakultas Peternakan

    Universitas Hasanuddin

    3.2. Alat Dan Bahan

    Alat yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu baskom yang digunakan

    untuk mencampur daun gamal yang telah di cincang, plastik klip yang digunakan

    untuk menyimpan daun gamal pada saat fermentasi, vacuum cleaner yang

    digunakan untuk mengisap udara pada saat proses fermentasi, sterofoam yang

    digunakan sebagai tempat penyimpanan daun gamal serta blender yang digunakan

    untuk menghaluskan daun.

    Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu, daun gamal, bonggol

    pisang, air cucian beras, dan air gula merah.

    3.3 Rancangan Penelitian

    Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak

    Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Adapun yang di uji adalah :

    1. Perlakuan A = Tepung daun gamal terfermentasi tidak menggunakan mol

    2. Perlakuan B = Tepung daun gamal terfermentasi mol 10 ml

    3. Perlakuan C = Tepung daun gamal terfermentasi mol 20 ml

  • 17

    4. Perlakuan D = Tepung daun gamal terfermentasi mol 30 ml

    3.4 Peubah yang diamati

    Peubah yang diamati adalah sebagai berikut :

    Derajat hidrolisis protein, karbohidrat dan lemak tepung daun gamal hasil

    inkubasi diukur berdasarkan metode aslamyah (2006)

    DHK =

    x 100

    Keterangan :

    DHK = derajat hidrolisis karbohidrat

    Ko = kadar karbohidrat pakan sebelum hidrolisis

    Kt = kadar karbohidrat pakan setelah hidrolisis dalam jangka waktu

    3.5. Prosedur Penelitian

    3.5.1 Proses Pembuatan Mol Bonggol Pisang

    Pembuatan Mikroorganisme Lokal diawali dengan mengambil bonggol

    pisang Kepok (Musa acuminate balbisiana) dari perkebunan sekitar wilayah

    Makassar kabupaten gowa. Sebanyak 1 kg bonggol pisang yang telah dihaluskan

    dimasukkan ke dalam wadah dan ditambahakan dengan air cucian beras sebanyak

    2 liter dan gula merah sebanyak 1/5 kg. kemudian di fermentasi selama 7 hari

    secara anaerob.

    3.5.2. Pembuatan Tepung Daun Gamal

    Pembuatan tepung daun gamal diawali dengan mengumpulkan daun gamal

    disekitar wilayah Makassar Kabupaten Gowa. Selanjutnya daun gamal tersebut

    dicuci hingga bersih . setelah dicuci bersih, daun gamal di cincang, daun gamal

    yang telah di cincang kemudian di fermentasi, daun gamal yang telah difermentasi

    dikeringkan dan di blender menjadi Tepung.

  • 18

    3.5.3 Proses Fermentasi Daun Gamal

    Tepung daun gamal di timbang per 1 Kg kemudian ditambahkan cairan mol

    bonggol pisang sesuai perlakuan Selanjutnya dimasukkan dalam plastik klip dan

    difermentasikan selama 7 hari secara anaerob. Selanjutnya disimpan dalam

    sterofoam dengan tujuan agar suhu ruangan sama. daun gamal yang telah

    difermentasi dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari kemudian di

    blender untuk di jadikan Tepung, setelah itu Tepung daun gamal di analisis

    proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisinya

    3.5.4 Pengukuran Kandungan Bahan Baku Pakan

    pengukuran kandungan bahan baku pakan dilakukan dengan uji proksimat

    pengukuran kadar air, kadar abu, serat kasar, lemak kasar, dan protein.

    Meteode oven (AOAC,1970).pengujian kandungan serat kasar dilakukan

    dengan metode eskstraksi asam basa (SNI,1992). Pengujian kandungan protein

    tepung daun gamal, tepung pollard, tepung jagung, tepung kedelai dilakukan

    dengan metode gunning. Pengujian kandungan lemak dan minyak dilakukan

    dengan metode soxhlet (AOAC, 2005). pengujin kandungan karbohidrat dilkukan

    dengan by difference (AOAC,1995).

    3.6 Analisis Data

    Data yang diperoleh dari hasil penelitiaan ini akan dianalisa menggunakan

    Analisis ragam. Apabila berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan

    untuk menguji perbedaan antar perlakuan.

  • 19

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Proksimat Tepung Daun Gamal

    Hasil analisis proksimat Tepung daun gamal setiap perlakuan dapat dilihat

    pada Tabel berikut :

    Tabel 2. Analisis proksimat Tepung daun gamal

    Sampel

    KOMPOSISI (%)

    Kadar

    Air

    Kadar

    abu

    Protein Lemak

    Kasar

    Serat Karbohidrat

    kasar

    A 11,49 9,70 20,13 3,24 16,79 48,35

    B 11,63 9,93 20,42 3,37 15,82 48,75

    C 11,19 10,18 20,44 3,45 15,83 48,84

    D 11,97 10,02 21,27 2,14 15,78 49,83

    Sumber : Laboratorium Bioteknologi Terpadu Fak. Peternakan, Unhas 2020.

    Berdasarkan Tabel 2. diatas analisis proksimat Tepung daun gamal hasil

    fermentasi menggunakan mol bonggol pisang meliputi analisis kadar air, kadar

    abu, protein, lemak kasar, serat kasar dan karbohidrat. hasil Analisa kadar air

    Tepung daun gamal hasil fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal pada

    sampel A adalah 11,49% sampel B 11,63%, sampel C 11,19% dan sampel D

    11,97% dimana kadar air tertinggi terdapat pada sampel D dengan dosis

    fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal bonggol pisang sebanyak 30 ml,

    kadar air terendah terdapat pada sampel C dengan dosis fermentasi 20 ml.

    kadar abu Tepung daun gamal pada sampel A 9,70% sampel B 9,93%

    sampel C 10,18% dan sampel D 10,02 % dimana kadar abu tertinggi terdapat pada

    sampel C dengan dosis fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal bonggol

    pisang sebanyak 20 ml dan kadar abu terendah terdapat pada sampel A Tepung

    daun gamal yang tidak difermentasi menggunakan mol bonggol pisang atau

  • 20

    sebagai kontrol. Kadar protein Tepung daun gamal pada sampel A 20,13, sampel

    B 20,42, sampel C 20,44 dan sampel D 21,27, dimana kadar protein tertinggi

    terdapat pada sampel D dengan dosis fermentasi 30 ml dan kadar protein terendah

    terdapat pada sampel A yang tanpa fermentasi mol bonggol pisang atau sebagai

    kontrol. Kadar lemak kasar Tepung daun gamal hasil fermentasi menggunakan

    mikroorganisme lokal bonggol pisang pada sampel A 3,24% sampel B 3,37 %

    sampel C 3,45% dan sampel D 2,14 % dimana kadar lemak kasar tertinggi

    terdapat pada sampel C dengan dosis fermentasi 20 ml dan kadar lemak kasar

    terendah terdapat pada sampel D dengan dosis fermentasi 30 ml. kadar serat kasar

    Tepung daun gamal hasil fermentasi menggunakan mikroorganisme lokal bonggol

    pisang pada sampel A 16,79%, sampel B 15,82%, sampel C 15,83% dan sampel D

    15,78% dimana kadar tertinggi serat kasar terdapat pada sampel A dan kadar serat

    kasar terendah terdapat pada sampel D dengan dosis fermentasi 30 ml. kadar

    karbohidrat pada sampel A 48,35%, sampel B 48,75%, sampel C 48,84% dan

    sampel D 49,75% dimana kadar tertinggi karbohidrat terdapat pada sampel D dan

    kadar karbohidrat terendah terdapat pada sampel A.

    Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

    dinyatakan dalam persen atau kadar air adalah persentase kandungan air suatu

    bahan yang dapat dinyatakan berdsarkan berat basah atau berat kering. Kadar air

    juga salah satu karakteristik yang sangat penting, karena kadar air dapat

    mempengaruhi penampakan, tekstur pada bahan pakan, kadar air dalam pakan

    ikut menetukan kesegaran dan daya awet bahan pakan tersebut kadar air yang

    tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri untuk berkembang biak sehingga akan

  • 21

    terjadi perubahan pada bahan pakan (Winarno 1997), kadar air yang baik dalam

    pakan yaitu 8-10% (Masyamsir 2001) Sedangkan Hasil analisis kadar air Tepung

    daun gamal dalam penelitian ini berkisar antara 11,19% - 11,97% sehingga belum

    dapat dikategorikan baik.

    Abu adalah bahan anorganik hasil sisa pembakaran sempurna dari suatu

    bahan yang dibakar atau dikeringkan pada suhu 500-600 C (Agustono dkk,

    2011). Kadar abu merupakan mineral yang terkandung dalam suatu bahan dan

    merupakan pencemaran atau kotoran. Jumlah abu dalam bahan pakan hanya

    penting untung menetukan penghitungan bahan ekstrak tanpa nitrogen meskipun

    abu terdiri dari komponen mineral, namun bervariasinya kombinasi unsur mineral

    dalam bahan pakan menyebabkan abu tidak dapat di pakai sebagai indeks untuk

    menentukan jumlah unsur mineral tertentu, Kadar abu yang sesuai pada pakan

    adalah 3-7% (Winarno,1997) sedangkan kadar abu dari analisis proksimat Tepung

    daun gamal dalam penelitian ini berkisar antara 9 – 10 % ini menunjukkan kadar

    abu yang masih tinggi, tidak sesuai dengan kebutuhan ikan karen memiliki

    kandungan mineral yang berlebih.

    Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien yang

    berperan penting dalam pembentukan biomolekul dari pada sumber energi Protein

    adalah asam senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

    polimer dari monomer asam amino yang di hubungkan satu sama lain dengan

    ikatan peptide. Molekul protein Mengandung karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen

    dan kadang kala sulu dengan fosfor. Protein mempunyai peran yang sangat

    penting untuk proses pertumbuhan pada ikan, Protein merupakan sumber energi

  • 22

    utama pada ikan, jika kebutuhan protein tidak dicukupi dalam makanannya, maka

    akan terjadi penurunan drastis atau penghentian pertumbuhan atau kehilangan

    bobot tubuh karena ikan akan menarik kembali protein dari beberapa jaringan

    untuk mempertahankan fungsi dari jaringan yang lebih vital. kadar protein yang di

    butuhkan ikan mas berkisar antara 25 – 38 % (Hasting, 1976). sementara hasil

    analisis kadar protein Tepung daun gamal kadar protein hanya berkisar antara 20 -

    21%, sehingga Tepung daun gamal ini berpotensi dimanfaatkan sebagai salah satu

    bahan baku untuk pembuatan pakan tentunya dengan formulasi pakan yang tepat.

    Lemak adalah senyawa kimia yang tidak larut air yang disusun oleh unsur

    karbon (C) hidrogen (H) dan oksigen (O), ikan membutuhkan lemak sebagai

    sumber energi, membantu penyerapan mineral tertentu serta vitamin yang terlarut

    dalam lemak ( vitamin A, D, E dan K ) selain itu keberadaan lemak membantu

    proses metabolism dan menjaga keseimbangan daya apung ikan di dalam air.

    Menurut (Hasting, 1976) Kebutuhan lemak pada ikan mas yaitu 4-8% sedangkan

    hasil analisis kadar lemak pada Tepung daun gamal hanya berkisar antara 2-3 %

    sehingga Tepung daun gamal ini belum mampu memenuhi kebutuhan lemak pada

    ikan mas namun berpotensi dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku untuk

    pembuatan pakan tentunya dengan formulasi pakan yang tepat.

    Serat kasar adalah semua zat zat organik yang tidak dapat larut dalam

    H2SO4 0,3 N dalam NaOH 15 N yang berturut turut dimasak selama 30 menit

    (Marlina, 2001). Kadar serat kasar dalam pakan berkorelasi negative dengan

    energi yang tersedia dalam pakan.semakin tinggi kandungan serat kasar pakan

    maka semakin rendah energi yang tersedia, hal ini dikarenakan serat kasar tidak

  • 23

    mampu menyediakan energi yang mampu dimanfaatkan oleh ikan. Pakan yang

    mempunyai kandungan serat kasar yang tinggi dapat mengurangi berat badan dan

    mempercepat proses pencernaan karena absorpsi zat makanan berkurang, serat

    kasar juga dapat memberikan rasa kenyang karena terdapat komposisi karbohidrat

    kompleks yang menghentikan nafsu makan. Penggunaan serat kasar dalam

    ramuan pakan kadarnya tidak boleh lebih dari 8 % karena jika terlalu banyak akan

    menggangu proses pencernaan dan penyerapan sari makanan (Mudjiman, 2008),

    sementara kadar serat pakan berdasarkan hasil analisis proksimat berkisar antara

    15-16% sehingga masih belum dapat dikategorikan baik.

    4.2 Derajat Hidrolisis

    4.2.1. Protein

    Nilai Rata-rata derajat hidrolisis protein Tepung daun gamal yang

    difermentasi mol bonggol pisang disajikan pada Gambar 3.

    21.67 20.54 20.62

    17.24

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    Daun Gamalterfermentasi

    mol

    A ( 0 ml ) B ( 10 ml ) C ( 20 ml ) D ( 30 ml )

    Dosis Mol Bonggol pisang

    Derajat Hidrolisis Protein

  • 24

    Analisis ragam menunjukkan bahwa tepung daun gamal yang telah

    difermentasi dengan mol bonggol pisang memberikan pengaruh nyata terhadap

    derajat hidrolisis protein (P

  • 25

    yang rusak dan selanjutnya untuk pertumbuhan. Beberapa pustaka menyebutkan

    bahwa tingkat protein optimum dalam pakan untuk pertumbuhan ikan berkisar

    antara 25 – 50 % (Tacon, 1995).

    4.2.2 Lemak kasar

    Nilai Rata-rata derajat hidrolisis lemak kasar Tepung daun gamal

    yang difermentasi mol bonggol pisang disajikan pada Gambar 4.

    Gambar 4. Derajat Hidrolisis Lemak Kasar

    Analisis ragam menunjukkan bahwa tepung daun gamal yang telah

    difermentasi dengan mol bonggol pisang memberikan pengaruh nyata terhadap

    derajat hidrolisis lemak kasar (P

  • 26

    lainnya, sementara perlakuan A lebih rendah derajat hidrolisinya karena tidak

    menggunakan dosis fermentasi mol bonggol pisang. Hal ini juga di duga karena

    adanya aktivitas enzim lipase.

    Shahidi et al. (1995) menyatakan bahwa pada saat reaksi hidrolisis

    berlangsung, membran sel akan menyatu dan membentuk gelembung yang tidak

    terlarut, hal tersebut menyebabkan terlepasnya lemak pada struktur membran.

    Kandungan lemak ini dapat mempengaruhi daya simpan dan kestabilan produk

    hidrolisat terhadap oksidasi lemak (Ovissipour et al. 2009).

    Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, namun larut

    dalam pelarut organik sebagai sumber energi terpenting untuk pertumbuhan dan

    kelangsungan hidup ikan (Watanbe, 1998). Pakan yang baik umumnya

    menngandung 4-8 % lemak. Sedangkan menurut suyanto (1994), kadar lemak

    yang optimal dalam menunjang pertumbuhan ikan adalah 2,57 %.

    4.2.3 Karbohidrat

    Nilai Rata-rata derajat hidrolisis karbohidrat Tepung daun gamal

    yang difermentasi mol bonggol pisang disajikan pada Gambar 5.

    2.8

    1.99 1.83

    1.25

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    Daun Gamalterfermentasi

    mol

    A ( 0 ml ) B ( 10 ml ) C ( 20 ml ) D ( 30 ml )

    Dosis Mol Bonggol Pisang

    Derajat Hidrolisis Karbohidrat

  • 27

    Analisis ragam menunjukkan bahwa tepung daun gamal yang telah

    difermentasi dengan mol bonggol pisang memberikan pengaruh nyata terhadap

    derajat hidrolisis karbohidrat (P

  • 28

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun gamal

    merupakan salah satu bahan potensial yang dijadikan sebagai bahan baku pakan

    ikan mas namun penggunaan mol bonggol pisang tidak terlalu efektif untuk di

    jadikan sebagai fermentor.

    5.2 Saran

    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang tepung daun gamal namun

    tidak menggunakan mol bonggol pisang sebagai fermentor untuk mendapatkan

    hasil yang optimal.

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Afrianto dan Liviawaty. (2005). Pakan Ikan dan Perkembangannya. Yogyakarta:

    Kanisius.

    Ajayi, O.C., F. Place, f. Kwesiga, P. Mafongoya Dan S. Franzel. 2005. Impact of

    Fertilizer Tree Fallows In Eastern Zambia. Word Agroforestry Centre.

    Nairobi. Kenya United Nation Avenue Gigiri.

    Alamsyah. 2006. Tinjauan Ilmiah Kadar Vitamin C. Rinneka Cipta Jakarta

    Aslamyah, S. 2006. Penggunaan Mikroflora Saluran Pencernaan sebagai Probiotik

    untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Bandeng.

    (desertasi). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

    Association of official Analytical Chemists (AOAC). 2005. Official Metdohs of

    Analysis of The Association of Analytical Chemists. Benyamin Franklin

    Station. Washington D.C.

    Banez, J.A., R.C. Nazareno., dan R.B. Medel. 1999. Clinical Trial Effectiveness

    of Gliricidia sepium in treating patients with Scabies in the Antipolo CBHP.

    Phil Journal Microbiol Infect Dis: 28(4): 147-153.

    Brett,J.D.,dan T.D.D. Groves. 1979. Physiological Energetics. In: Hoar., Randall

    and J.R. Breat (Eds): Fish Phyology Vol VIII. 279-351. Academic Press.

    New York.

    Cilvia, E. 2015. Perbedaan Komposisi Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium)

    Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan

    Bandeng (Chanos-chanos). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan.

    Fakultas Kelautan Dan Perikanan. Universitas Syiah Kuala. Darussalam.

    Banda aceh.

    Dolińska, B., M. Zieliński, Z. Dobrzański, K. Chojnacka, S. Opaliński and F.

    Ryszka. 2012. Influence of incubation conditions on hydrolysis efficiency

    and iodine enrichment in baker's yeast. Biological Trace Element Research.

    Vol.147(1-3):354-8.

    Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Informasi Singkat Benih.

    Direktorat. Perbenihan Tanaman Hutan. Bandung.

  • 30

    Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

    163 hal.

    Elevitch, C.R., dan K. Jhon. 2006. Gliricidia sepium (Gliricidia) Fabacceae

    (Legume family) Spesies Profiles for Pacific Island Agrofrorestry.www.

    traditionaltree.org.

    Handajani,H. 2007. Pemanfaatan Tepung Azolla Sebagai Penyusun Pakan Ikan

    Terhadap Pertumbuhan dan Daya Ikan Mas Gift Jurnal Aquaculture. 1(2):

    162-170.

    Handajani,H, 2011, Optimalasasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi pada

    pakan ikan untuk meningkatkan ikan mas Gift. Jurnal Teknik Industri. 12(2)

    : 177-181.

    Hasting, W. H. 1976. Fish Nutrition and Fish Feed Manufacture. Rep. Form FAO

    of The United Nations, Rome, Italy, 23: 1-13.

    Kementerian Pertanian Direktorak Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

    2009. Keunggulan Gamal Sebagai Pakan Ternak. Balai Pembebibitan

    Ternak Unggul Dwiguna dan Ayam Sembawa. Direktorat Jenderal Peternak

    Dan Kesehatan Hewan. Sembawa. Palemba.

    Khairuman dan K. amri. 2002. Budidaya Ikan Mas. Angro media pustaka. Jakarta

    Khairuman dan D. Sudenda. 2002. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agro

    Media Pustaka. Tangerang.

    Nurhayati Dan Nazlia,S. 2019. Aplikasi Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium)

    Yang Difermentasi Sebagai Penyusun Ransum Pakan Terhadap Laju

    Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Ilmiah Samudra

    Akuatika (2019). Vol 3(1):6 – 11

    Nurhayati Dan Thaib, Azwar Dan Adil, Muhammad (2018) Aplikasi Limbah

    Kulit Singkong Tanpa Fermentasi Dan Fermentasi Sebagai Penyusun

    Ransum Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).

    Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan 2018.

    Universitas Asahan.

    Ovissipour M, Safari R, Motamedzadegan A, Shabanpour B. 2009. Chemical and

    biochemical hidrolysis of persian sturgeon (Acipenser persicus) visceral

    protein. Journal Food and Bioprocess Technology 5: 460-465.

  • 31

    Santoso, U. 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas Yang Rasional. PT Bharatara

    Karya Akasara. Jakarta.

    Sahwan, F. M. 2002. Pakan Ikan dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Sukanten, S., K. Puma and I. M. Nitis. 1994. Effect of cutting height on the

    growth of Glirisidia sepium provenances grown under alley cropping

    system. Proc. 7th MAP. Animal Congress. Bali. ISPI. 505 -506

    Suhastyo, A A. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Local

    yang Digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice

    Intensification). Tesis. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

    Tacon AGJ. 1995. Fishmeal replacers: Review of antinutrients within oilseeds and

    pulses- A limiting factor for the aquafeed green revolution in: Feed

    Ingredients Asia. Singapore.

    Winarno, S. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.

    Cetakan pertama. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka

    Utama. Jakarta

    Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Watanabe, S., S. Tsuchida, R. Fuseya, K. Soewardi and Zairion. 1996. The crab

    Resources Around the Mangrove Forest. Fisheries Faculty, University of

    Tokyo and IPB. 169 p.

  • 32

    L

    A

    M

    P

    I

    R

    A

    N

  • 33

    Lampiran 1. Data Hidrolisis Protein Daun gamal

    Daun Gamal terfermentasi mol

    Ulangan Jumlah Rata-rata

    1 2 3

    A (0 ml mol) 21.66 21.68 21.67 65.01 21.67±0.010d

    B (10 ml mol) 20.53 20.54 20.55 61.62 20.54±0.010b

    C (20 ml mol) 20.62 20.61 20.63 61.86 20.62±0.010c

    D (30 ml mol) 17.23 17.24 17.25 51.72 17.24±0.005a

    Lampiran 2. Hasil analisis Anova protein daun gamal

    ANOVA

    Hasil

    Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    Between Groups 33.299 3 11.100 133197.600 .000

    Within Groups .001 8 .000

    Total 33.300 11

    Lampiran 3. Hasil uji lanjut Duncan protein daun gamal

    Hasil

    Duncana

    Perlakuan N

    Subset for alpha = 0.05

    1 2 3 4

    dosis 30 3 17.2367

    dosis 10 3 20.5400

    dosis 20 3 20.6200

    dosis 0 3 21.6700

    Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

  • 34

    Lampiran 4. Data hasil Hidrolisis lemak daun gamal

    Daun Gamal terfermentasi mol

    Ulangan Jumlah Rata-rata

    1 2 3

    A (0 ml mol) 24.63 24.65 24.67 73.95 24.65±0.020c

    B (10 ml mol) 21.63 21.60 21.66 64.66 21.63±0.020b

    C (20 ml mol) 19.75 19.77 19.79 59.31 19.77±0.020a

    D (30 ml mol) 50.21 50.24 50.24 150.69 50.23±0.015d

    Lampiran 5. Hasil analisis Anova lemak daun gamal

    ANOVA

    Hasil

    Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    Between Groups 1826.954 3 608.985 1259968.017 .000

    Within Groups .004 8 .000

    Total 1826.957 11

    Lampiran 6. Hasil uji lanjut Duncan lemak daun gamal

    Hasil

    Duncana

    Perlakuan N

    Subset for alpha = 0.05

    1 2 3 4

    dosis 20 3 19.7700

    dosis 10 3 21.6300

    dosis 0 3 24.6500

    dosis 30 3 50.2267

    Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

  • 35

    Lampiran 7. Data Hidrolisis karbohidrat Daun gamal

    Daun Gamal terfermentasi mol

    Ulangan Jumlah Rata-rata

    1 2 3

    A (0 ml mol) 2.80 2.81 2.82 8.43 2.81±0.010d

    B (10 ml mol) 1.99 1.98 2.00 5.97 1.99±0.010c

    C (20 ml mol) 1.83 1.84 1.82 5.49 1.83±0.005b

    D (30 ml mol) 1.25 1.26 1.24 3.75 1.25±0.010a

    Lampiran 8. Hasil analisis anova karbohidrat daun gamal

    ANOVA

    hasil

    Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    Between Groups 3.729 3 1.243 14916.900 .000

    Within Groups .001 8 .000

    Total 3.730 11

    Lampiran 9. Hasil uji lanjut Duncan karbohidrat daun gamal.

    Hasil

    Duncana

    perlakuan N

    Subset for alpha = 0.05

    1 2 3 4

    d 3 1.2500

    c 3 1.8333

    b 3 1.9900

    a 3 2.8100

    Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000

    Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

  • 36

    Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian.

  • 37

  • 38

  • 39

    RIWAYAT HIDUP

    Idham Wandi Syafaat. Lahir di Ujung Pandang 17 Juli 1998

    Kota Makassar Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak pertama

    dari empat bersaudara dari pasangan Irwan parawansah dan

    Nurmaladewi irwan. Perjalanan hidup penulis tergambar dalam

    riwayat pendidikan penulis dibawah ini. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun

    2006 di SD Inpres Paririsi dan tamat pada tahun 2010. Selanjutnya penulis

    melanjutkan pendidikan ketingkat sekolah menengah pertama pada tahun 2010 di

    SMP Negeri 2 Takalar dan tamat pada tahun 2013. Penulis masuk di SMA Negeri

    1 Takalar pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama

    penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni di Universitas

    Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian khususnya pada jurusan Budidaya

    Perairan. Prestasi yang pernah ditorehkan penulis selama menempuh bangku

    perkuliahan yakni penulis pernah ikut serta dalam lomba KTI Nasional yang

    diselenggarakan oleh himpunan mahasiswa perikanan di Universitas Tadulako

    Palu dan Mendapat juara Harapan 2.