ETIKA.ppt 03.ppt
-
Upload
riri-khairani -
Category
Documents
-
view
595 -
download
7
description
Transcript of ETIKA.ppt 03.ppt
ETIKA PROFESI KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MEDAN
A. Pengertian Etika⁻ Bahasa Yunani , “Ethos”:
Kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berfikir
- Dalam bahasa Inggris disebut ethicsUkuran tingkah laku atau tindakan yang tepat yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya
- Menurut Alwi Hasan (2003) dalam kamus Bahasa Indonesia : Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Makana moral dan etika sama hanya bahasa dasarnya berbeda
⁻ Etika tidak terlepas dari masalah moral dan hukum karena ketiga kata tersebut berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain ( FA Moeloek, 2002)
ETIKAETIKA
HUKUMHUKUM MORALMORAL
Gambar 1.1. Hubungan etika, moral dan hukum
Faktor-Faktor Yang Melandasi Etika1. Nilai-Nilai
(sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakekatnya, sifat-sifat (sesuatu) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan contoh: kejujuran
2. Norma (Aturan atau ketentuan yang mengikat warga atau kelompok di masyarakat, digunakan sebagai panduan, tatanan dan pengendali tingkah laku)
3. Soaial BudayaDibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK
4. Religius- Agama mempunyai hubungan dengan moral dan merupakan motivasi yang terkuat perilaku moral atau etik dan juga sumber nilai dan norma etis yang paling penting dan mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para anggootanya
5. Kebijakan atau policy maker, siapa stake holdernya dan bagaimana kebijakan yang dibuat sangat mempengaruhi atau mewarnai etika maupun kode etik
Pembagian Etika (Shierly R. Jones, 2000)1. Etika Deskriptif
- Melukiskan tingkah laku moral, misalnya: adat kebiasaan, anggapan tentang yang baik dan yang buruk, tindakan-tindakan yang tidak diperbolehkan - Etika deskriptif : Tidak memberi penilaian tetapi menggambarkan moralitas pada individu-individu tertentu
2. Etika Normatif: Terjadi pemikiran tentang perilaku manusia , pemikiran ini terbentuk atas dasar norma (aturan ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat , digunakan sebagai panduan, tatanan)
3. MateetikaArtinya Melebihi atau melampaui. Meteetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan ethis (berhubungan sesuai dengan etika, sesuai dengan azar perilaku yang disepakati secara umum)
B. Pengertian MoralKata moral: Bahasa latin yaitu “mos”, berarti
kebiasaan, adatEtika dan moral : Mempunyai etimologi yang
sama, karena keduanya mengandung arti adat kebiasaan, walaupun bahasa asalnya berbeda
Moral adalah: Nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya
Moral: Tidak hanya berhubungan dengan larangan seksual melainkan lebih terkait dengan benar atau salah dalam kehidupan sehari-hari (Soepardan Suryani, 2008)
Isu Moral- Isu adalah topik yang penting untuk
didiskusikan atau dibicarakan- Isu moral mencakup hal-hal yang penting
mengenai “baik dan buruk” dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat berupa kejadian / peristiwa luar biasa
- Contoh isu moral dalam bidang kesehatan diantaranya: bayi tabung, sewa rahim, ATM kondom
Issu Moral
Masyarakat
Individu A Individu B Individu CIndividu
DDST
Individu A Individu B Individu CIndividu
DDST
Konflik Moral
Dilema Moral
Gambar 1.2. Keberagaman Pendapat Yang Mengarah pada Dilema Moral
Konflik Moral, (Johnson, 1990)- Konflik moral terkadang kita menganggap
bahwa dilema dan konflik moral adalah hal yang sama, pada hal keduanya berbeda
- Konflik moral terjadi karena adanya perbedaan prinsip moral antar individu
- Konflik moral menyebabkan dilema moral- Konflik moral dibedakan menjadi 2 type, yaitu:
1. Konflik Moral dalam Prinsip yang SamaContoh: Seorang bidan berprinsip untuk
menjunjung tinggi autonomi, siapa yang ia junjung? Autonomi bidan atau autonomi kliennya? Keduanya memiliki kedudukan dan kepentingan yang sama, sehingga sering meninggalkan konflik bagi bidan
2. Konflik dalam prinsip yang BerbedaContoh: Dalam kasus yang menolak episiotonomi, bidan memiliki konflik antara kewajiban untuk menghargai hak hidup janin sekaligus menghargai autonomi dan keinginan ibu
⁻ Suatu proses ketika dua pihak atau lebih berusaha memaksakan tujuannya dengan cara mengusahakan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak lain
⁻ Penyebab munculnya konflik adalah:- Sumber daya yang tidak mencukupi- Kurangnya rasa percaya satu sama lain- Saling tidak menghargai hubungan- Memaksakan kepantingan- Mempertahankan nilai-nilai - Contoh konflik moral Aborsi, bayi tabung, sewa rahim - Untuk mengatasi konflik moral, setiap pihak harus menyadari hak dan kewajibannya serta mampu menempatkan dirinya dalam porsi yang tepat
Konflik Moral (Setiawan, 2004)
⁻ Upaya yang dapat dipertemukan kebutuhan kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak adalah melalui komunikasi interpersonal atau konseling (KIP/K) antara tenaga kesehatan dan kliennya , komunikasi tersebut terwujud dalam bentuk informed choice dan informed content. Untuk mendapatkan informed consent dari klien tenaga kesehatan harus memastikan bahwa kliennya telah mendapatkan informed choice terlebih dahulu
Dilema Moral- Kasus yang timbul di masyarakat:
Menimbulkan permasalahan bagi tenaga kesehatan yang mengakibatkan dilema dalam tindakan profesi
- Dilema moral akan selalu ada dalam setiap kehidupan manusia , termasuk dunia kesehatan bahkan profesi kebidanan karena manusia merupakan objek dalam proses melaksanakan asuhan kebidanan tersebut
- Menurut Campbel, (2004). Dilema moral merupakan situasi yang menghadapkan individu
- Dilema moral yang dihadapi oleh seorang bidan sedikit berbeda dengan yang dihadapi oleh orang lain, karena bidan memiliki kode etik profesi dengan batasan-batasan yang menegaskan garis kewenangannya.
- Kode etik kebidanan menimbulkan dilema karena: Diastu sisi bidan diminta untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan pasien serta berupaya memenuhi kebutuhan pasien namun bidan juga harus menjamin bahwa tindakannya tidak akan membahayakan pasien hal ini tercermin dalam kode etik profesi (1992) yang dikeluarkan oleh lembaga profesi United Kingdom Central Council (UKCC)
- Dua point pertama dari 16 poin pernyataan kode etik profesi menyatakan:Sebagai perawat, bidan, atau pelayan kesehatan terdaftar, secara pribadi anda bertanggung jawab terhadap tindakan praktik anda dan dalam melaksanakan tindakan profesional anda harus:
• Selalu bersikap mengutamakan keinginan, keselamatan dan kesehatan pasien dan klien
• Memastikan tidak melanggar atau lalai dalam melaksanakan tanggungjawab, yang dapat mengganggu kepantingan dan keselamatan pasien dan klien.
Ny X sedang menjalani proses persalinan, sebelumnya setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan yang ada , ia mengungkapkan bahwa dalam kondisi apa pun ia menolak untuk menjadi episiotomi. Dalam kala II persalinan, perkembangannya lambat tetapi cukup positif sayangnya perineum Ny x tetap tebal dan kaku. . Hal ini dibertahukan kepada Ny X namun Ny X tetap pada pendiriannya dan menolak episiotomi. Dalam perkembangan selanjutnya detak jangtung janin semakin melemah dan menunjukkan kondisi kritis sehingga tindakan paling tepat pada situasi tersebut adalah melakukan episiotomi, tetapi Ny X tetap menolak. Bidan bisa saja tetap menuruti kenginan si Ibu sambil tetap berdoa agar si bayi selamat , atau melakukan episiotomi tanpa izin si ibu demi keselamatan si bayi, sekalipun beresiko menghadapi tuntutan si ibu.
Kotak 1.1. Studi Kasus
• Bila alternatif tindakan sama kuatTerdapat alasan yang sama kuat untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan . Pada kasus episiotomi jika bidan mengikuti keinginan si ibu berarti bidan sudah menghormati autonomi si ibu. Akan tetapi jika bidan tetap melakukan episiotomi berarti bidan telah menyelamatkan si bayi . Kedua alasan tersebut adalah sama kuat
• Bila alternatif tindakan tidak sama kuat Satu tindakan dianggap “benar” sedangkan tindakan lainnya dianggap “salah” . Contoh, seorang remaja hamil karena pergaulan bebas ingin menggugurkan kandungannya . Dalam kasus ini jika bidan menuruti kemauan remaja tersebut , maka ia sudah dapat dianggap malpraktek karena melakukan aborsi tanpa indikasi medis yang jelas
Dilema Moral Menurut Beauchamp dan Childress (1994)
C. Etiket
⁻ Berasal dari bahasa Inggris: etiquette (etika) : Moral sedangkan etiket : sopan santun
⁻ Persamaan etika dengan etiket adalah:• Sama-sama menyangkut perilaku manusia• Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu
menyatakan tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan
⁻ Pengertian etiket (Alwi dan Hasan, 2003) adalah:Tata cara (sopan santun, dll) di masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik diantara sesama manusia
Perbedaan Antara Etiket dengan Etika
ETIKET ETIKA
1. Menyangkut cara sesuatu perbuatan harus dilakukan
1. Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, memberi nilai tentang perbuatan itu sendiri
2. Hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain tidak berlaku
2. Selalu berlaku, tidak tergantung pada hadir atau tidaknya seseorang
3. Bersifat relatif, tidak seperti dalam suatu kebudayaan, sopan dalam kebudayaan lain
3. Bersifat absolut, contoh: jangan mencuri
4. Memandang manusia dari segi lahiriah
4. Memandang manusia dari segi batiniah
- Contohnya: Aborsi tanpa indikasi medis yang jelas dianggap sebagai suatu pelanggaran etika
- Hukum (dengan dasar etika yang jelas), bisa memberi sanksi yang lebih jelas dan tegas, dalam bentuk tuntutan. Sedangkan etika hanya bisa bergerak sebatas memberi peringatan dan tuntunan
Perbedaan Hukum dan Moral Menurut Bertens
Hukum Moral1 Hukum ditulis secara
sistematis disusun dalam kitab undang-undang, mempunyai kepastian yang lebih besar dan bersifat objektif
1. Bersifat subjektif, tidak tertulis dan mempunyai ketidakpastian lebih besar
2. Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum meminta legalitas
2.Moral menyangkut sikap batin seseorang
3. Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi
3. Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani tidak tenang, sanksi ndari Tuhan
4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara. Masyarakat atau negara dapat merubah hukum
4. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi masyarakat dan negara. Masyarakat dan negara tidak dapat merubah moral.
SISTEMATIKA ETIKA A. Etika Umum
Etika Umum Membahas Tentang:1. Hati Nurani
- Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu sekarang dan disini- Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran- Contoh:Seorang bidan menjalankan pelayanan kebidanan di rumah sakit / klinik, ada keluarga seorang pasien diantar oleh seorang ibu, pasien tersebut seorang remaja kemudian diperoleh data hasil annaniese remaja tersebut hamil diluar nikah, permintaan ibunya janin dalam kandungan hendak digugurkan dengan menawarkan uang yang menggiurkan.
Dari kasus tersebut diatas bidan pada dasarnya menyadari bahwa perbuatan tersebut melanggar kode etik profesi bidan
dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan
Tetapi bidan tersebut memutuskan untuk menggugurkan kandungan si remaja tersebut, ia mendapat uang banyak namun dalam batinnya merasa geliasah, ia merasa malu pada dirinya sendiri, batinnya tidak tenang- Hati nurani merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita, juga bisa merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang (prospektif) dan juga penilaian terhadap yang telah berlangsung di masa lampau
2. Kebebasan dan Tanggung Jawab- Terdapat hubungan timbal balik antara
kebebasan dan tanggung jawab, sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab . Tidak mungkin tanggung jawab tanpa kebebasan
- Tanggung jawab meliputi tanggung jawab terhadap perbuatan yang telah berlangsung dengan segala konsekwensinya
3. Nilai dan Norma
- Nilai mempunyau beberapa makana atau pengertian yaitu:# Mengandung nilai (dirinya berguna)# Mempunyai nilai (Artinya baik atau benar atau indah)# Memberi nilai (artinya menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan)
- Didalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan
- Norma : Artinya Aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu
- Sumber dari nilai dan norma: Agama, kebudayaan, dll
4. Hak dan Kewajiban- Hak adalah merupakan pengakuan yang dibuat oleh
orang- Pembagian hak yaitu : Hak legal, hak moral, hak
individu, hak sosial, hak positif dan hak negatif. Hak legal didasarkan atas hukum sedangkan hak moral didasarkan pada prinsip atau etis
- Kewajiban meliputi sebagai berikut:a. Kewajiban sempurna: Kewajiban yang didasarkan atas keadilan b. Kewajiban tidak sempurna : Tidak terkait dengan hak orang lain tetapi dapat didasarkan atas kkemurahan hati atau niat berbuat baik
- Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan / keharusan
5. Amoral dan Immoral- Amoral : Tidak bermoral- Immoral : Bertentangan dengan moralitas yang baik
6. Moral dan Agama- Agama berhubungan erat dengan moral- Dasar terpenting dari tingkah laku moral adalah agama- Agama mengatur cara kita hidup dan mengapa suatu tindakan boleh atau tidak dilakukan- Agama mengatur cara hidup manusia- Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya- Dalam agama, kesalahan moral adalah dosa, dari sudut filsafat moral, kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis
ETIKA PROFESI (ETIKA PELAYANAN KEBIDANAN)
A. PendahuluanPelayanan kebidanan terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan Bidan adalah sebagai tenaga pemberi layanan kebidanan, layanan KB, layanan kesehatan masyarakat. Harus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan
A1. Pelayanan Kebidanan
Keadilan dalam memberi pelayanan kebidanan adalah aspek pokok dalam pelayanan kebidanan
Tahapan keadilan dalam kebidanan dimulai dengan pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai, keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk memberi pelayanan
Sikap bidan terhadap klien, sesuai dengan kebutuhan klien dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun
A2. Metode Pemberian Pelayanan KebidananPelayanan kebidanan diberikan secara holistik,
yaitu memperhatikan objek bio, psiko, sosio, budaya sesuai dengan kebutuhan klien
Pelayanan tersebut diberikan demi kelangsungan hidup dan pelayanan
Agar dapat memberi pelayanan secara optimal kepada pasien diperlukan data. Data dikumpulkan dengan menggunakan format pengumpulan data, teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, auskultasi dan pemeriksaan penunjang lainnya
Metode pelayanan kebidanan yang sistematis terarah dan terukur ini dinamakan “manajemen kebidanan”
A3. Dokumentasi Pelayanan KebidananKegiatan dokumentasi sebagai berikut:
- Sebagai data atau fakta yang dapat dipergunakan untuk mendukung ilmu dan pengetahuan
- Merupakan data untuk mengambil keputusan, perencanaan, pengontrolan terhadap suatu masalah
- Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara dengan baik
• Sifat Dokumen : Tertutup dan terbuka
- Tertutup berarti: Dokumen tersebut berisi rahasia yang tidak pantas diperlihatkan, diungkapkan dan disebarluaskan kepada masyarakat
- Terbuka berarti dokumen tersebut selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk menerima dan menghimpun informasi
• Bidan harus bertanggung jawab terhadap dokumen tersebutFormat dokumentasi kebidanan telah didesain sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh bidan
A4. Keikutsertaan suami dalam Pelayanan Kebidanan dan Kelahiran
Bidan dituntut untuk mengaplikasikan beberapa disiplin ilmu baik ilmu sosial, psikologi, kebutuhan dasar secara holistik dan komunikasi
Contoh: Proses kelahiran, suami adalah orang terdekat yang menyebabkan kehamilan, apabila suami ingin menunggui proses kelahiran bidan memperbolehkan dengan terlebih dahulu memberi wawasan, pengertian dan penjelasan . Semua penjelasan ditindaklanjuti dengan penandatanganan persetujuan tertulis
A5. Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap pemakai pelayanan jasa yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk dan diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
Standar pelayanan dan kode etik pelayanan profesi pada dasarnya merupakan kesepakatan diantara kalangan profesi sehingga wajib digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan setiap kegiatan profesi
Ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu adalah ketersediaan, kewajaran, kesinambungan pelayanan, penerimaan jasa, keterjangkauan, efisiensi dan mutu pelayanan kebidanan
C. Prinsip Etika dan Moralitas Kebidanan
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama di berbagai tempat dimana sering terjadi karena kurangnya pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika
Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi , Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan masyarakat dan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan. Bidan dituntut sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidence based
Kaitan antara etika dan moralitas adalah bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku moral atau ilmu yang membahas tentang moralitas
Fungsi etika: Memberi arah bagi perilaku manusia tentang apa yang baik dan yang buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (ahklak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
Etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan, dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien
E. Hak dan KewajibanBidan bertanggungjawab untuk dapat
melaksanakan asuhan kebidanan secara etis dan profesional
Sikap etis dan profesional berarti bekerja sesuai standar, melaksanakan advokasi, menjamin keselamatan pasien, menghormati hak-hak pasien sehingga kualitas kebidanan meningkat
Hak dan Kewajiban Pasien dan Bidan
Berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit atau Institusi pelayanan kesehatan
Berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan makmur
Berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
Berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
Berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginan pasien
1. Hak Pasien
Mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan
Mendapatkan pendampingan suami selama proses persalinan berlangsung
Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
Dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
Menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang merawat
Meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
Pasien berhakl mendapat informasi yang meliputi1. Penyakit yang diderita2. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan3. alternatif terapi lainnya4. Prognosanya5. Perkiraan biaya pengobatan
Menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakit
Didampingi keluarga dalam keadaan kritisMenjalankan ibadah sesuai dengan
agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
Berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit
Menerima atau menolak bimbingan moril ataupun spritual
Mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal praktek
Menentukan diri sendiri (The right to self determination) merupakan dasar dari seluruh hak pasien
Melihat hasil rekam medik
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
Mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang merawatnya
Pasien dan penunggunya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat
Pasien dan atau penunggunya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu disepakati /perjanjian yang telah dibuatnya
2. Kewajiban Pasien
Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
Bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan
Menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi
Berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien , keluarga maupun profesi lain
Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan
3. Hak Bidan
Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai
Mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai
Mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien
Merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
Memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarga
4. Kewajiban Bidan
Memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien
Memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul
Meminta persetujuan tertulis (informad consent) atas tindakan yang akan dilakukannya
Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan
Mengikuti perkembangan IPTEK serta menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal dan informal
Bekerjasama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan
4. Kewajiban Bidan
KODE ETIK PROFESI KEBIDANAN
Latar Belakang⁻ Seiring dengan kemajuan jaman serta
kemudahan dalam akses informasi, era globalisasi membuata akses informasi tanpa batas
⁻ Peningkatan IPTEK membuat masyarakat semakin kritis
⁻ Di sisi lain menimbulkan berbagai permasalahan etik
⁻ Perubahan gaya hidup, budaya, dan tatanan nilai dalam masyarakat membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai persoalan, termasuk memberi penilaian terhadap pelayanan kebidanan
⁻ Ketika masyarakat merasakan ketidak puasan terhadap pelayanan, atau seoarang bidan merugikan pasien tidak menutup kemungkinan di meja hijaukan
⁻ Peran media massa dan elektronik semakin tinggi dalam menyoroti berbagai hal yang timbul dalam pelayanan profesi kebidanan , merupakan hal yang perlu diperhatikan dan didukung pemahaman bidan mengenai kode etik profesi bidan dan hukum kesehatan dasar kewenangan dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan
⁻ Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang komprehensif dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan yang disebut dengan “kode etik profesi bidan”.
PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI BIDAN⁻ Merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber dari nilai eksternal dan internal suatu disiplin ilmu dan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi bidan yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabidian profesi
⁻ Merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional kebidanan
⁻ Kode Etik profesi hanya ditetapkan oleh organisasi profesi , Ikatan Bidan Indonesia (IBI) , Penetapan harus dalam Kongres IBI
⁻ Pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988
Kode Etik Bidan Terdiri Atas:
1. Kewajiban Bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga
kesehatan lainnya (2 butir)4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2
butir)6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa
bangsa dan tanah air (2 butir)7. Penutup (1 butir)
Menurut standar profesi bidan tahun 2007 terdapat beberapa penambahan kata dan penambahan satu butir pada bagian 5 yaitu kewajiban bidan terhadap diri sendiri (dari 2 butir menjadi 3 butir)
Kode Etik Bidan Indonesia- Kode etik bidan Indonesia sesuai keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan
MUKADIMAHDengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong
oleh keinginan luhur demi tercapainya:1. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.2. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya3. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap
Warga Negara IndonesiaMaka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan Kode Etik Bidan Indonesiayang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya
Terwujudnya kodek etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan demi tercapainya cita-cita pembangunan nasional di bidang kesehatan pada umumnya , KIA/KB dan kesehatan keluarga pada khususnyaMengupayakan agar kaumnya pada saat-saat yang menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat , aman dan nyaman merupakan tugas sentral para bidan
Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan jaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan ideal dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan operasionalnya
Sesuai dengan wewenang dan peraturan pelaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional.
Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bay dan balita pada khususnya sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada khususnya
Bagian IKEWAJIBAN TERHADAP KLIEN DAN
MASYARAKAT1. Setap bidan senantiasa menjungjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
2. Setiap tugas dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
4. Setap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
5. Setap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal
Bagian IIKEWAJIBAN TERHADAP KLIEN DAN
MASYARAKAT1. Setap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewajiban dalam mengambil keputusan termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat atau dipercayakan kepadanya, kecuai bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sesuai dengan kepentingan klien
Bagian IIIKEWAJIBAN TERHADAP SEJAWAT DAN
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
1. Setiap bidan harus memiliki hubungan yang baik dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
2. Setap bidan dalam melaksanakan tugasnya saling menghormati baik terhadap teman sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya
Bagian IVKEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA
1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Setiap bidan senantiasa berperan dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya
Bagian VKEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas dan profesinya dengan baik
2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri
Bagian VIKEWAJIBAN TERHADAP PEMERINTAH,
NUSA BANGSA DAN TANAH AIR
1. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidan kesehatan khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA?KB dan kesehatan keluarga
Bagian VIPENUTUP
Setiap Bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI DALAM PELAYANAN
KEBIDANANPENGERTIAN NILAI (VALUE):Sesuatu yang berharga dan merupakan keyakinan yang dapat dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninyaSeperangkat keyakinan dan sikap-skap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (Simon, 1973)
Keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga , kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus (Znowski, 1974)
Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakekatnya, sifat-sifat (sesuatu) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Contoh: Kejujuran
Nilai-Nilai Bersifat Pribadi
Nilai timbul dari pengalaman pribadi seseorang dan akan berbeda untuk setiap orang
Nilai-Nilai Merupakan Suatu Ciri: Nilai-nilai membentuk dasar perilaku
seseorang Nilai-nilai nyata dari seseorang
diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten
Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang
Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya
Nilai-nilai dipelajari sejak kecil oleh anak-anak dirumah, kemudian berkembang sepanjang hidupnya membentuk dasar perilaku seseorangUntuk praktek sebagai perawat/bidan seseorang perlu nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, seperti:Menghargai martabat orang tanpa prasangkaMelindungi hak seseorang dalam hal privacyBertanggung jawab untuk tidakannya. (Tindakan dilakukan dengan hati-hati dan melaporkan bila terjadi suatu kesalahan)
Seorang perawat/bidan yang menghargai hak dan privacy seorang pasien akan menerapkan kepada pasien sebagai berikut:Menutup area untuk mandi dan pengobatanMenutup pasien untuk setiap prosedur tertentuMenyediakan tempat konsultasi bagi pasien dengan pemuka agama atau anggota keluarga yang sedang bersedihNilai-Nilai yang sangat diperlukan oleh bidan / perawatMelindungi hak seseorang dalam hal privacyKejujuranLemah lembutKetepatan setiap tindakanMenghargai orang lain
Metode Mempelajari Nilai-Nilai
Menurut teori klasifikasi nilai-nilai, keyakinan atau sikap dapat menjadi nilai apabila memenuhi 7 kriteria sebagai berikut: Menjunjung dan menghargai keyakinan
dan perilaku seseorang Menegaskannya di depan umum apabila
cocok Memilih dari berbagai alternatif Memilih setelah mempertimbangkan
konsekwensinya Memilih secara bebas Bertindak Bertindak dengan pola konsistensi
KEYAKINAN
Sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan
Merupakan pengorganisasian kosep kognitif, misalnya: Individu memegang keyakinan yang dapat dibuktikan melalui kejadian yang dapat dipercaya
Tradisi rakyat/keluarga merupakan keyakinan yang berjalan dari satu generasi ke generasi yang lain
SIKAP
Suasana perasaan/sifat, dimana perilaku yang ditujukan kepada orang objek, kondisi/situasi baik secara tradisional maupun nilai /keyakinan dan dapat diajarkan melalui cara: Memberikan contoh/teladanMembujuk/meyakinkanMengajarkan budayaPilihan terbatasMenetapkan peraturan-peraturanMempertimbangkan hati nurani
PROSES PENILAIAN (KLARIFIKASI NILAI-NILAI)
1.Menghargai Menjunjung dan menghargai keyakinan
dan perilaku seseorang Menegaskan didepan umum bila
diperlukan2 Memilih Memilih dari berbagai alternatif Memilih setelah mempertimbangkan
konsekwensinya Memilih secara bebas3.Memberikan contoh/teladan Bertindak Bertindak sesuai dengan pola, konsistensi
dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)
ISU ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANANA. Pendahuluan
• Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan niali manusia dalam menghargai setiap tindakan apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (Jones, 1994)
• Dalam praktek sering kali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematis artinya dalam pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik
B. Pengertian Isu Etik (Hemi Puji Wahyuningsih, 2008)• Topik yang menarik untuk didiskusikan
dan sesuatu yang memungkinkan setiap orang mempunyai pendapatIssu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan
• Issu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar serta membutuhkan pembuktian
C. Contoh mengenai issu etik dalam pelayanan kebidanan berhubungan dengan• Agama/kepercayaan • Hubungan dengan psien• Hubungan dokter dengan bidan• Kebenaran• Pengambilan keputusan• Pengambilan data• Kematian• Kerahasiaan• Aborsi• AIDS
D. Issu dalam Pelayanan Asuhan Neonulal
• Pada beberapa rumah sakit, pada bayi yang sehat dirawat terpisah dari orang tuanya dengan alasan supaya tidak menyulitkan pelaksanaan perawatan pada bayi baru lahir tersebut sebagai jaminan agar ibu pasca partus tidak meninggalkan rumah sakit > Hal ini berhu bungan dengan hak azasi manusia yang dimiliki oleh bayi yaitu hak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya dan hak mendapatkan kasih sayang dan perhatian
E. Masalah Etik Moral yang Mungkin Terjadi dalam Pelayanan Kebidanan
• Tuntutan bahwa etika adalah hal penting dalam kebidanan. Salah satunya karena bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat berhubungan dengan klien serta harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil
• Untuk menjalankan praktek kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta pengetahuan up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai pengetahuan issu etik dalam pelayanan kebidanan
• Untuk mengatasi masalah etik moral adalah melalui komunikasi interpersonal atau konseling antara tenaga kesehatan dengan kliennya . Komunikasi tersebut terwujud dalam bentuk informed choice dan informed content
• Informed choice dan informed content merupakan suatu kesaatuan yang tidak bisa dipisahkan
• Untuk mendapatkan informed content dari klien, harus dipastikan bahwa kliennya mendapatkan informed choice dengan baik
F. Informed ChoiceA.Pendahuluan
Menurut kode etik bidan internasional (1993) bidan harus menghormati hak informed choice issu dan meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawab terhadap hasil dari pilihannya
B. Pengertian Informed ChoiceB1.Menurut Henry Puji W, (2008)
- Membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya- Penjelasan (informasi yang lengkap) mencakup pemahaman resiko, manfaat, keuntungan, hasil yang mungkin diharapkan dari pilihan
- Choice berarti ada alternatif lain (pilihan), lebih dari satu pilihan dan pasien mengerti sehingga dia dapat menentukan pilihan sesuai kebutuhan
B2. Menurut John, ME (2003) informed choice adalah telah diberitahukan, telah disampaikan, telah diinformasikan
B3. Menurut Sara W, (2002), Informed Choice adalah suatu keputusan yang dibuat setelah melalui pertimbangan matang terhadap bukti- bukti ilmiah yang relevan. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan, keyakinan dan pengalaman orang tersebut
C. Beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien:
- Tempat melahirkan- Didampingi waktu melahirkan- Posisi saat melahirkan- Penolong persalinan- Metode kontrasepsi- Keterlibatan suami pada waktu
melahirkan- Episiotomi- Dsb
D. Rambu-Rambu yang Harus Diingat Dalam Proses Informed ChoiceD1. Informed choice bukan sekedar
mengetahui berbagai pilihan yang ada, tetapi juga mengerti manfaat dari pilihan yang ditawarkanContoh kasus yang tidak termasuk informed choice:Ny H sudah melakukan test USG sebanyak 3 kali selama kehamilan atas instruksi dokter, ia tidak mengetahui alasan ia melakukan test USG atau apa keuntungan dan resiko dari test USG. (Ny H hanya mengetahui proses pelaksanaan USG, namun tidak tau alasan, manfaat dan resiko dari pelaksanaan USG. Dalam hal ini Ny H tidak mendapatkan informed choice)
D2. Informed choice tidak sama dengan membujuk atau memaksa klien mengambil keputusan yang menurut orang lain baik (meskipun dilaksanakan dengan cara halus)Secara tidak sadar bidan sering melakukan paksaan” saat proses informed choice misalnya dengan ucapan sebagai berikut: “Biasanya kami melakukan tindakan medis X, karena hal itu merupakan kebijakan di rumah sakit ini”Si bidan sering mempercepat pengambilan keputusan yang sering kali mengatasnamakan rumah sakitSesuatu yang buruk akan menimpa bayi anda bila anda tidak melakukan tindakan X, si bidan secara tidak langsung memaksa pasien dengan cara menakut nakuti sehingga akhirnya pasien menuruti keinginan bidan
INFORMED COSENT
A. Latar Belakang• Tindakan medik yang dilakukan oleh bidan
hasilnya penuh dengan ketidak pastian sebab di pengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar kekuasaan bidan misalnya pendarahan post partum, shock, asfilesia neonaturum
• Karena pasien mempunyai kesadaran atas tubuhnya dan hak untuk menentukan atas diri sendiri dalam arti menerima atau menolak tindakan medik yang akan dilaksanakan atas dirinya
• Pasien mempunyai hak untuk menentukan diri sendiri artinya seseorang berhak menentukan apa yang akan dilakukan atas dirinya
hak untuk menentukan diri sendiri dalam bidang kesehatan Antara lain: Hak untuk menentukan mendapatkan atau menolak pertolongan di bidang kesehatan, hak untuk memilih sarana kesehatan, hak untuk dirahasiakan penyakitnya, hak untuk melihat rekam medik
B. Dasar Hukum Informed Consent
1. Pasal 52 pada UU No 23 tahun 1992 tentang kesehatan menetapkan sebagai berikut
a. Ayat 2, tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
b. Ayat 4, ketentuan mengenai standar profesi dan hak pasien sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Penjelasan pasal 53 UU No. 23/92 tentang kesehatan
c. Ayat 2 standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien.
Yang dimaksud dengan hak pasien adalah hak atas informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat kedua.2. Diatur juga dalam registrasi dan praktek
bidan pada KepMenkes No. 900/2002 pasal 25 ayat 2, tentang kewajiban bidan dalam menjalankan kewenangannya yaitu:a. Memberikan informasi, informasi
mengenai pelayanan/tindakan yang diberikanAyat 2 standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien dalam melaksanakan tugasnya harus dan efek samping yang ditimbulkan perlu diberikan secara jelas , sehingga memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya.
b. Meminta persetujuan yang akan dilakukan. Pasien berhak mengetahui dan mendapat penjelasan mengenai semua tindakan yang dilakukan kepadanya. Persetujuan dari pasien dan orang terdekat dalam keluarga perlu diminta sebelum tindakan dilakukan
3. Secara hukum informed consent berlaku sejak 1981. PP No. 8 1981.
4. Informed consent dikukuhkan menjadi lembaga hukum, yaitu dengan diundangkannya peraturan Menkes No 585 tahun 1989 tentang persetujuan tindakan medik. Dalam Permenkes ini pada Bab I, ketentuan umum pasal 1 (a) menetapkan apa yang dimaksud dengan Informed consent yaitu: Persetujuan tindakan medik adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
5. Pada KepMenkes No. 900/2002, Bab IX, sanksi pasal 42: Bahwa bidan yang dengan sengaja: Melakukan praktek kebidanan yang tidak sesuai dengan ketentuan, tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (1) dan (2) , dipidana sesuai dengan ketentuan pasal 35 PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan Kepmenkes No. 900/2002 pada pasal 25 ayat (2) menyebutkan bahwa:Disamping ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bidan dalam melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya harus: Menghormati hak pasien, memberikan informasi tentang pelayanan yang diberikan, meminta persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan.
Apakah Informed Consent?
1. Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau walinya yang berhak terhadap bidan, untuk melakukan suatu tindakan kebidanan kepada pasien setelah memperoleh informasi lengkap dan dipahami mengenai tindakan yang akan dilakukan
2. Merupakan suatu proses3. Bukan hanya suatu formulir atau selembar
kertas, tetapi bukti jaminan informed consent telah terjadi
4. Merupakan dialog antara bidan dan pasien didasari keterbukaan akal pikiran, dengan bentuk birokratisasi penandatanganan formulir
5. Informed Consent berarti: Pernyataan kesediaan atau pernyataan penolakan setelah mendapat informasi secukupnya sehingga yang diberi informasi sudah cukup mengerti akan segala akibat dari tindakan yang akan dilakukan terhadapnya sebelum ia mengambil keputusan
6. Berperan dalam mencegah konflik etik tetapi tidak mengatasi masalah etik, tuntutan, pada intinya adalah bidan harus berbuat yang baik bagi pasien atau klien
D. Pemagian Informed Consent menurut Depkes, (2002)1. Implied Consent
Persetujuan yang dinyatakan secara tidak langsungContoh: Saat bidan akan mengukur tekanan darah ibu, ia hanya mendekati si ibu sambil mendekati si ibu tanpa mengatakan apapun dan si ibu menggulung lengan bajunyaMeski tidak mengatakan apapun, sikap si ibu menunjukkan bahwa ia tidak keberatan terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Express ConsentPersetujuan yang dinyatakan dalam bentuk tulisan atau secara verbalContoh: Persetujuan untuk pelaksanaan sesar
E. Urutan Pelaksanaan Informed Consent
Pasien Bidan
Informasi
Choice (pilihan)
Keputusan
Consent (persetujuan) Menolak (Refusal)
MenandatanganiForm Persetujuan
MenandatanganiForm Penolakan
F. Manfaat Informed Consent 1. Membantu kelancaran tindakan medis,
melalui informed consent secara tidak langsung terjalin kerjasama antara bidan dengan klien sehingga memperlancar tindakan yang akan dilaksanakan
2. Mengurangi efek samping dan implikasi yang mungkin terjadi. Tindakan bidan yang tepat dan segera akan menurunkan resiko terjadinya efek samping dan komplikasi
3. Mempercepat proses pemulihan dan penyemnbuhan penyakit karena pasien memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang dilakukan
4. Meningkatkan mutu pelayanan5. Melindungi bidan dari kemungkinan tuntutan
hukum6. Mengurangi kejadian mal praktek dan dan
agar bidan lebih berhati-hati dan alur pemberian informasi benar-benar dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
G. Contoh Informed Consent dalam Tindakan PersalinanBidan Praktek Swasta…………Alamat…………………………Telp…………Fax……………..Kode Pos……………………....
PERSETUJUAN TINDKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama :………………….Tempat/Tgl. Lahir :………………….Alamat :………………….Kartu Identitas :………………….Pekerjaan :………………….
Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan, bersama ini menyatakan kesediaannya untuk dilakukan tindakan dan prosedur pertolongan persalinan pada diri saya. Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat penjelasan dari bidan yang berwenang di fasilitas kesehatan tersebut diatas , sebagaimana berikut ini:1. Diagnosa
kebidanan………………………………………………………
2. Untuk melakukan pertolongan persalinan, perlu dilakukan tindakan……………………………………………………….
3. Setiap tindakan kebidanan yang dipilih bertujuan untuk kesejahteraan dan keselamatan ibu dan janin. Namun demikian sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, setiap tindakan mempunyai resiko , baik yang telah diduga maupun yang tidak diduga sebelumnya
4. Penolong telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tindakan pertolongan persalinan dan menghindarkan kemungkinan resiko, agar diperoleh hasil asuhan kebidanan yang optimal
5. Semua penjelasan diatas sudah saya maklumi dan dijelaskan dengan kalimat yang jelas dan saya mengerti sehingga saya memaklumi arti tindakan atau asuhan kebidanan yang saya alami. Dengan demikian terjadi kesepahaman diantara pasien dan bidan tentang upaya serta tujuan tindakan, untuk mencegah timbulnya masalah hukum dikemudian hari
Apabila dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan maka saya menyerahkan mandat kepada suami atau wali saya yaitu:Nama :……………………………..Tempat/Tgl. Lahir :……………………………..Alamat :……………………………..Kartu identitas :……………………………..Pekerjaan :……………………………..Demikian agar saya maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ………………/…………………
Bidan Yang Memberi Persetujuan/Pasien
(…………………) (…………………………..)