EPITAKSIS

7
 Anamnesis Keluhan Utama pada Bidang THT 1. Kel uhan di tel ing a, mel iputi :  Nyeri telinga Keluar cairan dari telinga Te linga berdeng ing/berdengung Gangguan pendengaran Te linga terasa p enuh Telinga gatal Benda asing dalam telinga Benjolan di daun telinga Pusing berputar 1. Keluhan di hi dung, mel iput i : idung tersumbat Pile!/se!ret hidung Bersin "asa nyeri di daerah mu!a dan !epala Perdarahan dari hidung Gangguan penghidu #. Kel uhan di tenggor o!, mel iput i :  Nyeri tenggoro!  Nyeri menelan $aha! di tenggoro! %ulit menelan "asa sumbatan di leher %uara sera! Batu! &. Kel uhan d i !ep ala 'le her , meli put i : Benjolan di leher  Nyeri Patofisiologi Epitaksis $()*N*%* (pi ta!sis mer ua!an perdarahan pada hidung yang ser ing!al i ter jadi pada ana!'ana! maupun usia lanjut +%oepardi, #-. (pita!sis bu!an suatu penya!it, melain!an gejala dari suatu !elainan yang mana hamper 0 dapay berhenti sendiri +belson, 12. NT34* *$5NG  idung terdiri dari: 6 idung bagian luar dan "ongga hidung Hidung bagian luar

description

epi

Transcript of EPITAKSIS

Anamnesis Keluhan Utama pada Bidang THT

1. Keluhan di telinga, meliputi : Nyeri telinga Keluar cairan dari telinga Telinga berdenging/berdengung Gangguan pendengaran Telinga terasa penuh Telinga gatal Benda asing dalam telinga Benjolan di daun telinga Pusing berputar1. Keluhan di hidung, meliputi : Hidung tersumbat Pilek/sekret hidung Bersin Rasa nyeri di daerah muka dan kepala Perdarahan dari hidung Gangguan penghidu2. Keluhan di tenggorok, meliputi : Nyeri tenggorok Nyeri menelan Dahak di tenggorok Sulit menelan Rasa sumbatan di leher Suara serak Batuk3. Keluhan di kepala-leher, meliputi : Benjolan di leher Nyeri Patofisiologi Epitaksis DEFINISIEpitaksis meruakan perdarahan pada hidung yang seringkali terjadi pada anak-anak maupun usia lanjut (Soepardi, 2007). Epitaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu kelainan yang mana hamper 90% dapay berhenti sendiri (Abelson, 1998).

ANATOMI HIDUNG Hidung terdiri dari: Hidung bagian luar dan Rongga hidungHidung bagian luar Berbentuk pyramid Dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan.Rongga hidung (cavum nasi) Berbentuk terowongan dari depan kebelakang Dipisahkan oleh septum di bagian tengah menjadi cavum nasi kanan dan kiri Cavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu: Dinding medial Dinding lateral Dinding inferior Dinding superiorDinding medial hidung yaitu septum nasi, septum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, pada dinding lateral terdapat 4 buah konka yaitu;a. Konka inferior Terbesar dan paling bawah letaknyab. Konka media Lebih kecil, letaknya ditengahc. Konka superior Kecil, dibagian atasd. Konka suprema Terkecil dan rudimenterDiantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Ada 3 meatus, yaitu: Meatus inferior terletak diantara konka superior dengan dasar hidung dengan rongga hidung. Meatus medius terletak diantara konka media dan dinding lateral rongga hidung. Meatus superior merupakan ruang diantara konka superior dan konka media.Dinding superior merupakan merupakan dasar rongga hidung dengan superior atau atap hidung sangat sempit.Fisiologi HidungFungsi hidung ialah untuk:1. Jalan napas: Inspirasi- Ekspirasi2. Alat mengukur kondisi udara (air conditioning)Fungsinya untuk mempersiapkan udara akan masuk ke dalam alveolus paru. Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur suhu.3. Penyaring udaraFungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri.4. Sebagai indera penghidu5. Untuk respirasi suaraPenting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Hidung tersumbat akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang sehingga suara sengau.6. Proses bicaraHidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah, bibir, dan palatum mole.

7. Refleks NasalMukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan.

PatofisiologiHidung kaya akan vaskularisasi yang berasal dari arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna. Arteri karotis eksterna menyuplai darah ke hidung melalui percabangannya arteri fasialis dan arteri maksilaris. Arteri labialis superior merupakan salah satu cabang terminal dari arteri fasialis. Arteri ini memberikan vaskularisasi ke nasal arterior dan septum anterior sampai ke percabangan septum. Arteri maksilaris interna masuk ke dalam fossa pterigomaksilaris dan memberikan enam percabangan : a.alveolaris posterior superior, a.palatina desenden , a.infraorbitalis, a.sfenopalatina, pterygoid canal dan a. pharyngeal. Arteri palatina desenden turun melalui kanalis palatinus mayor dan menyuplai dinding nasal lateral, kemudian kembali ke dalam hidung melalui percabangan di foramen incisivus untuk menyuplai darah ke septum anterior.Arteri karotis interna memberikan vaskularisasi ke hidung. Arteri ini masuk ke dalam tulang orbita melalui fisura orbitalis superior dan memberikan beberapa percabangan. Arteri etmoidalis anterior meninggalkan orbita melalui foramen etmoidalis anterior. Arteri etmoidalis posterior keluar dari rongga orbita, masuk ke foramen etmoidalis posterior, pada lokasi 2-9 mm anterior dari kanalis optikus. Kedua arteri ini menyilang os ethmoid dan memasuki fossa kranial anterior, lalu turun ke cavum nasi melalui lamina cribriformis, masuk ke percabangan lateral dan untuk menyuplai darah ke dinding nasal lateral dan septum.Pleksus kiesselbach yang dikenal dengan little area berada diseptum kartilagenous anterior dan merupakan lokasi yang paling sering terjadi epistaksis anterior. Sebagian besar arteri yang memperdarahi septum beranastomosis di area ini.Sebagian besar epistaksis (95%) terjadi di little area. Bagian septum nasi anterior inferior merupakan area yang berhubungan langsung dengan udara, hal ini menyebabkan mudah terbentuknya krusta, fisura dan retak karena trauma pada pembuluh darah tersebut. Walaupun hanya sebuah aktifitas normal dilakukan seperti menggosok-gosok hidung dengan keras, tetapi hal ini dapat menyebabkan terjadinya trauma ringan pada pembuluh darah sehingga terjadi ruptur dan perdarahan. Hal ini terutama terjadi pada membran mukosa yang sudah terlebih dahulu mengalami inflamasi akibat dari infeksi saluran pernafasan atas, alergi atau sinusitis.

Tatalaksana Epitaksis

PlanStabilkan KUVS, cari dan obati penyakit yang mendasari, cek darah lengkap, rontgen, CT ScanDarah yang mengalir dari lubang hidung depan.Titik perdarahan dapat ditentukan, bila perdarahan berhenti.Bila perdarahan berlanjut pasang tampon anterior dengan antibiotic dan antiseptic selama 2 hari.Epitaksis AnateriorDarah hanya mengalir dari lubang hidung depan dan belakang (ludah campur darah/ hematemesisPasang tampon anterior dan bellocq dengan antibiotic dan antiseptic selama 2 hariEpitaksis PosteriorObservasi ulang/ DiagnosaPantau KUVS (waspada syok, aspirasi), stabilkan KU, posisikan duduk, pasang infuse.Pasang tampon adrenalin 1/1000 + lidokain 2% selama 10-15 menit (pada hipertensi pasang tampon tanpa adrenalin, tekanan ringan)HT, DM, aterosklerosis, sirosisHemofilia, anemia, leukimiaRhinosinusitis kronis, DBDAngiofibroma, Carsinoma nasofaring, hemangiomaSpontanKardiovaskulerTraumaInfeksiTumorKelainan darah/ hormonalPasien Epitaksis

Diagnosis BandingSebagian besar pasien epistaksis mempunyai tempat perdarahan yang terletak anterior dalam cavitas nasalis akibat kejadian traumatik ringan, misalnya perdarahan bisa akibat memasukkan objek (lazim suatu jari tangan). Keadaan kering, terutama musim dingin, akibat sistem pemanasan dan kurangnya kelembaban, maka membrana hidung menjadi kering dan retak yang menyebabkan permukaannya berdarah.Area ini tepat mengelilingi perforasi septum atau deviasi septum bisa menjadi kering karena aliran udara hidung abnormal dan bisa timbul perdarahan.Pada kelompok usia pediatri, benda asing dan alergi menjadi sebab lazim epistaksis. Beberapa anak bisa berdarah akibat ruptura pembuluh darah septum yang membesar yang muncul dari lantai hidung.Perdarahan juga dapat terjadi pada trauma pembuluh darah disekitar basis cranii yang kemudian masuk ke hidung melalui sinus sphenoid atau tuba eustachius.

ObatPada pasien yang dipasang tampon anterior, berikan antibiotik profilaksis.-Vasokontriktor topikal : Oxymetazoline 0,05%.oMenstimulasi reseptor alfa-adrenergik sehingga terjadi vasokonstriksi.oDosis : 2-3 spray pada lubang hidung setiap 12 jam.oKontraindikasi : hipersensitivitasoHati-hati pada hipertiroid, penyakit jantung iskemik, diabetes melitus, meningkatkan tekanan intraokular.-Anestesi lokal : lidokain 4%oDigunakan bersamaan dengan oxymetazolineoMenginhibisi depolarisasi, memblok transmisi impuls sarafoKontraindikasi : hipersensitivitas. - Salep antibiotik : mopirocin 2% (Bactroban Nasal) omenghambat pertumbuhan bakteri. oDosis : 0,5 g pada setiap lubang hidung selama 5 hari. oKontraindikasi : hipersensitivitas.-Perak NitratoMengkoagulasi protein seluler dan menghancurkan jaringan granulasiTHT-KLHIDUNG (EPITAKSIS)

Oleh :Namira QisthinaG99141158

PembimbingDr. Antonius C., M.Kes., Sp. THT-KL

FKUNS2014