EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

90
EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI SMA N 7 TEBO) Skripsi Di Ajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) Dalam Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah SUPANTI UB 150131 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

Page 1: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI

SMA N 7 TEBO)

Skripsi

Di Ajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI)

Dalam Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

SUPANTI

UB 150131

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2019

Page 2: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …
Page 3: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …
Page 4: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …
Page 5: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

MOTTO

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk (Q.S An-Nahl)”.1

1Departemen Agama RIS, al-Quran ( Semarang: Jasa Media Utama, 2013), 16.

Page 6: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya guru non bimbingan

konseling di SMA N 7 Tebo, yang pelaksanaan nya berjalan kurang

efektif. Karena guru non bimbingan konseling berlatar belakang

pendidikan kewarganegaraan sehingga di dalam pelaksanaanya

cenderung untuk menghukum.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui

Efektivitas Pelayanan Bimbingan Konseling terhadap Siswa oleh

Guru Non Bimbingan Konseling, sedangkan secara khusus 1) Untuk

mengetahui bentuk pelayanan yang di lakukan oleh guru non

bimbingan konseling, 2) Untuk mengungkapkan dampak pelayanan

guru non bimbingan konseling terhadap siswa., 3) Untuk mengetahui

upaya sekolah dalam meningkatkan keefektifan guru non bimbingan

konseling.

Karya Ilmiah ini menggunakan metode pengamatan deskriptif

kualitatif melalui teknik pengumpulan data dengan cara observasi,

wawancara, dan dokumentasi dengan teknik deskriptif. Data yang

terkumpul kemudian di analisis dan di kelompokkan berdasarkan

permasalahan pengamatan yang ada.

Sampel penelitian ini adalah Guru Non Bimbingan Konseling

dan siswa siswi kelas XII di SMA N 7 Tebo. Peneliti melakukan

wawancara dengan Guru Non BK dan beberapa siswa di sekolah

tersebut dan semua staf yang terlibat di dalam penelitian tersebut.

Hasil penelitian ini adalah 1) Bentuk layanan bimbingan

konseling yang dilaksanakan oleh guru non bimbingan konseling di

SMA N 7 Tebo adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan

penempatan dan penyaluran, layanan konselingperorangan (individu).

Di samping itu guru non bimbingan konseling membantu pihak

sekolah melaksanakan razia yang merupakan salah satu program

sekolah, 2) Efektivitas pelayanan Non BK berjalan kurangbaik, 3)

Upaya sekolah untuk meningkatkan Efektivitas Pelayanan Non BK

dengan memberikan sarana prasarana dan lain-lain.

Page 7: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

PERSEMBAHAN

Sujud syukur kepada Allah SWT

Atas Limpahan rahmat dan kasih sayang Nya

Telah memberikan kesabaran dan kemudahan dalam setiap proses yang kujalani

Sholawat serta salamselalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan sebuah karya yang penuh ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Yaitu kepada Bapak “Suparman” dan Ibu“Paini” yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasehat, dan motivasi untuk menjadi manusia

yang lebih baik lagi kedepannya, serta memberikanku dukungan dalam keadaan apapun, dan di manapun yang tidak mungkin akan pernah

terbalaskan. Semoga kalian bangga dengan pencapaian sampai saat ini.

Juga “KakakSupandi.S.Kep.NersBesertakelurgabesarAdmorejdodanAlm.Mi

nem” yang telahmemberikanakucontohsertanasehatbahwapendidikanitusegalanya di

dalamkehidupaninidanterimakasihjugakelurgabesar yang sudahmemberikanmotivasinyadanselalumendukungapapunkeputusan yang

di buat.

Terimakasih ku ucapkan kepada Dosen PembimbingSya’roni.M.Pd.Idan

Junaidijauhari, S.Pd, M.Pd.Iyang selama ini menuntun dan membimbingskripsiini.

TerimakasihKeluargabesar SMA N 7 Tebobesertastaf yang

telahmemberikanmotivasisayahinggasaatini.

Terimaksihuntukteman yang menemani di setiaplangkahdariawal,

temandarikecilumikurniafajridanislainioct, temanseperjuangandari SMA N 7

Tebo, temanseperjuangankuliahbimbinganpenyuluhanislam,

terkhususmitriyanto, ciciindah, ciciwulandari, yevitmarda, masturoh,

noviusa’dah, yayangayuputri,

ukhtymulyanti,ElyGuspiyaTerimakasihjugauntuktemanterbaik yang

selalumenemanibegadangdanmemberikanmotivasinyaselamainiyaituIhsanDel

oidphotografh.

Page 8: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur kita panjatkan

atas kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahman dan karunia-Nya yang

dilimpahkan tercurahkan kepada kita semua. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW yang telah menyampaikan syariat islam kepada

seluruh umat manusia. Atas rahmat Allah SWT, akhirnya penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pada Fakultas Dakwah Jurusan BimbinganPenyuluhan Islam UIN STS

Jambi. Syukur alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan berkat

do’a, dorongan, dan juga nasihat dari beberapa pihak yang bersifat

moril maupun material, tentunya merekalah yang telah memberikan

bimbingan dengan penuh kesabaran akhirnya kesulitan bisa teratasi

dengan baik. Dalam hal ini penulis sangat membutuhkan bantuan

untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam menyelsaikan karya ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

yang tak terhingga kepada beberapa pihak yaitu :

1. Bapak Sya’roni M.Pd.I Pembimbing I dan Bapak Junaidi Jauhari,

S.Pd, M.Pd.I. Selaku Pembimbing II Fakultas Dakwah Universitas

Islam Negeri STS Jambi.

2. BapakSyaro’ni M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan

Islam dan Ibu Neneng Hasanah S.Ag. M.Pd.I., sekretaris Jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri STS Jambi.

Page 9: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

3. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph. D selaku Dekan Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri STS Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH, M. Hum selaku Wakil Dekan I

Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri STS Jambi.

5. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri STS Jambi.

6. Bapak Prof. Suaidi, MA, Ph.D selaku Wakil Rektor I. Dr. H. Hidayat,

M.Pd. Wakil Rektor II, Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd, Wakil Rektor III

Universitas Islam Negeri STS Jambi.

7. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuannya

kepada penulis.

8. Kabag Fak Dakwah, Kasubag dan karyawan dan karyawati

dilingkungan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri STS Jambi.

9. KepalaPerpustakaan Universitas Islam Negeri STS Jambi.

10. Serta sahabat-sahabat di KonsentrtrasiBimbinganPenyuluhan Islam,

yang telah memberikan support dan selalu menjadi inpsirasi sekaligus

imajinasi bagi penulis.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan,

penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, semoga skripsi

ini bermanfaat untuk semua pihak yang membaca. Dengan iringan

do’a semoga bantuan mereka menjadi amal ibadah dan mendapat

ridho dari Allah SWT atas apa yang telah diberikan kepada penulis.

Page 10: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTA DINAS .............................................................................................................. ii

SURAT PERYATAAN ORISINIL SKRIPSI .......................................................... iii

PENGESAHAN .......................................................................................................... iv

MOTTO........................................................................................................................ v

ABSTRAK................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Permasalahan .................................................................................. 7

C. Batasan Masalah ............................................................................. 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 7

E. Kerangka Teori ............................................................................... 8

F. Metode Penelitian ......................................................................... 20

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 24

H. Studi Relevan ........................................................................... …26

BAB II PROFIL SEKOLAH

A. SejarahSingkat SMA N 7 Tebo .................................................... 28

B. ProfilSekolah SMA N 7 Tebo ...................................................... 29

C. IdentitasSekolah SMA N 7 Tebo .................................................. 29

D. JumlahPesertaDidikEnamTahunTerakhir .................................... 30

E. PrestasiDuaTahunTerakhir ........................................................... 30

F. StrukturOrganisasiSekolah ......................................................... 31

BAB III BENTUK PELAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING YANG DILAKUKAN DI SMA N 7 TEBO

DAN DAMPAK BIMBINGAN YANGDIBERIKAN OLEH

GURU NON BIMBINGAN KONSELING

Page 11: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

A. BentukPelayananBimbinganKonselingdari Guru Non

BimbinganKonseling .................................................................... 32

B. DampakPelayananBimbinganBonseling yang di

Berikanoleh Guru Non BimbinganKonseling .............................. 43

BAB IV UPAYA SEKOLAH MENINGKATKAN EFEKTIVITAS

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. MemberikanKesempatan Guru

untukMeningkatkanEfektivitaskepada Guru

BimbinganKonseling .................................................................... 49

B. Menyediakansaranadanprasaranasekolahan ................................. 51

C. Memberikankesempatankepada Guru Non BK mengikuti

MGBK(Musyawarah Guru BK) .................................................. 52

D. MeningkatkanSupervisi Guru BimbinganKonseling ................... 53

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 55

B. Saran-saran ................................................................................... 56

C. Kata Penutup ................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................

CURICULUM VITAE ....................................................................................

Page 12: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab

Indonesia Arab Indonesia

ṭ ط ’ ا

ẓ ظ B ب

‘ ع T ت

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق ḥ ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dh ذ

N ن R ر

H ہ Z ز

W و S س

٫ ء Sh ش

Y ي ṣ ص

- - ḍ ض

B. Vokal dan Harkat

Arab

Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

آ

A ا Ā إی

I

ٱ

U آی

Á آو

Aw

I إ Ū وٱ

آی

Ay

Page 13: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

C. T ṭ

Transliterasinya untuk ta marbutah ini ada dua macam:

1. T ṭ yang mati atau mendapat harakat sukun , maka

transliterasinya adalah /h/.

Arab

Indonesia

ةصلا Ṣ l

اةمر i

2. Ta Marbutah hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab

Indonesia

لتربيةوزارةا Wiz t l-Tarbiyah

لزمناةامر i t l-zaman

3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translit adalah

/tan/tin/tun.

Contoh:

Arab

Indonesia

فجئة

Page 14: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa merupakan salah satu komponen manusia yang menempati

posisi sentral. Siswa menjadi pokok persoalan dan tumpuan penelitian

dalam semua proses transformasi dan tumpuan perhatian dalam semua

proses transformasi yang disebut pendidikan. Sebagai salah satu

komponen penting dalam sistem pendidikan, siswa sering disebut sebagai

“ raw material” (bahan mentah) yang memerlukan bimbingan. Dalam

perspektif pedadogis, siswa diartikan sebagai sejenis mahkluk “homo

educandum”, mahkluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian

ini, siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang

bersifat laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk

mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang

cakap.2

Allah SWT berfirman yang mana termasuk dalam QS.Mujadilah:

”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat

(Q.S. al-Mujadilah : 11)”.3

Dalam perspektif psikologis, siswa adalah individu yang sedang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun

psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah

2Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah, (Yogyakarta:

Depubish, 2016), 24. 3Departemen Agama RIS, al-Quran ( Semarang: Jasa Media Utama, 2013), 58.

Page 15: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

2

tumbuh dan berkembang, siswa memerlukan bimbingan dan pengarahan

yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. 4

Di undang-undang sistem pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003

pasal 1 ayat 4, “siswa (peserta didik) diartikan sebagai anggota

masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses

pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu”5

Ada beberapa defenisi tentang siswa yang disebutkan di atas

dapat disimpulkan bahwa siswa individu yang memiliki sejumlah

karakteristik, di antaranya:

a. Siswa adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang

khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi khas

yang di milikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan

sehingga mampu mencapai taraf perkembangan yang optimal.

b. Siswa adalah individu yang sedang berkembang, artinya siswa tengah

mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik

yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang di arahkan pada

penyesuaian dengan lingkungannya.

c. Siswa adalah individu yang membutuhkan bimbingan individu dan

perlakuan manusiawi. Sebagai individu yang sedang berkembang,

maka proses pemberian bantuan dan bimbingan perlu mengacu pada

tingkat perkembangannya.

d. Siswa adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mendiri.

Dalam perkembangannya siswa memiliki kemampuan untuk

berkembang ke arah kedewasaan. Di samping itu, dalam diri siswa

juga terdapat kecenderungan untuk melepaskan diri dari

kebergantungan pada pihak lain. Karena itu, setahap demi setahap

4Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah, (Yogyakarta:

Depubish, 2016), 24. 5Redaksi CMedia, UUD 1945 dan Perubahanya, (Jakarta: Redaksi Cmedia, 2012),

14.

Page 16: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

3

orang tua atau pendidik perlu memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mandiri dan bertangung jawab sesuai dengan kepribadianya.6

Dalam Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 32 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 tentang

pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem

pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang

saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.7

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional.

Sesuai dengan makna uraian tentang kefahaman, penanganan dan

penyikapan yang meliputi unsur kognisi, afeksi dan perlakuan konselor

terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan

mengikuti kaidah yang menjamin efisien dan efektifitas proses dan

lainnya. Kemudian menurut Permendikbud No 111 tahun 2014, Pasal 1

Ayat 1 menjelaskan bahwa bimbingan konseling adalah upaya sistematis,

objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh

konselor atau guru bimbingan konseling untuk memfasilitasi

perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam

kehidupannya.8

Bimbingan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan

“counseling” dalam bahasa inggris. “Guidance” atau akar katanya

6Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah, (Yogyakarta:

Depubish, 2016), 245. 7Redaksi CMedia, UUD 1945 dan Perubahanya, (Jakarta: Redaksi Cmedia, 2012),

15. 8Mohammad Nuh,”Permendikbud Bimbingan Konseling”, diakses dari

https://www.slideshare/mobile/wincibal/permendikbud-tahun2014-nomor-111-bimbingan-

konseling, pada tanggal 19 september 2018 pukul 15.01.

Page 17: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

4

“guide” bermakna menunjukkan, membimbing, membantu, menentukan,

mengatur, mengemudikan, memimpin, memberi saran, ataupun

menuntun. Jadi, bimbingan dapat di artikan membantu atau menuntun.

Namun tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan bimbingan,

dengan firman:

“ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan

serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati

untuk kebenaran (Surah: Al-Asr ayat 3).”9

Selain itu dalam penyelengaraan juga harus dalam suatu proses

pemberdayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Namun yang terjadi sangatlah berbeda dengan keadaan siswa sekarang

mayoritas bertolak belakang dengan misi yang ditegakkan oleh bangsa

kita baik itu pada bidang pendidikan moral maupun dari segi

intelektual.10

Namun juga dunia pendidikan tidaklah lepas dari yang namanya

bimbingan konseling.Bimbingan konseling yang dahulu dikenal dengan

nama bimbingan penyuluhan (Guideance and Conseling), merupakan

bagian tak terpisahkan dari sebuah sistem pendidikan. Sebagai sebuah

sistem, kehadirannya diperlukan dalam upaya pembimbingan sikap

perilaku siswa terutama dalam menghadapi perubahan-perubahan dirinya

menuju jenjang usia yang lebih lanjut.

Dilihat dari segi istilah bimbingan konseling yang sering di

singkat dengan BK. Dahulu istilah bimbingan konseling disekolah baru

dikenal sejak abad ke-20.Sejak tahun 1910 istilah bimbingan penyuluhan

9Departemen Agama RIS, al-Quran ( Semarang: Jasa Media Utama, 2013), 103.

10Muhammad ali, Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta

Didik (Jakarta: PT. bumi aksara, 2014), 173.

Page 18: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

5

secara berangsur-angsur menjadi bagian dari pembendaharaan

pendidikan, sekalipun dalam arti yang beda-beda.

Pada tahap selanjutnya bimbingan konseling sudah diberikan

hampir di semua sekolah, namun dalam wujud yang belum direncanakan

dan terorganisasi dengan baik, kemudian pemerintah mengusahakan agar

bimbingan konseling diterapkan disekolah-sekolah. Di Indonesia

bimbingan konseling sebagai program di sekolah mulai muncul pada

1962, dengan ditandai dengan adanya perubahan sistem pendidikan di

SMA ataupun di jenjang apa saja.

Penjelasan di atas sudah dijelaskan bahwasanya bimbingan

konselingitu sendiri sudah diterapkan di semua sekolah tetapi tidak

menutup kemungkinan ada banyak sekolah yang tidak ada guru

bimbingan konselingnya. Dikarenakan mungkin jauh dari jangkauan

pemerintah bahkan juga kebijakan-kebijakan yang belum dilaksanakan

dari sekolah itu sendiri.11

Guru bimbingankonseling memang sangat diperlukan

keberadaanya karena dilihat dari definisi dan pengertiannya bimbingan

konseling adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau

kelompok agar dapat mengatasi masalahnya. Dan jika diterapkan dalam

dunia pendidikan guru bimbingan konseling itu sendiri memiliki banyak

fungsi di antaranya:

1. Suatu konsep yang melihat bimbingan dan pendidikan disekolah

bersifat inklusif, yang berarti bahwa seluruh pendidikan harus

membantu individu agar mereka bertumbuh menjadi dewasa yang

memadai, efektif, sehat, dan senang hidupnya

2. Suatu konsep tentang bimbingan sebagai suatu pola pelayanan yang

khusus sifatnya. Kemudian sebaliknya jika di dalam suatu pendidikan

yang tidak memiliki guru bimbingan konseling atau memiliki guru

bimbingan konseling tetapi bukan berlatar belakang bimbingan

11

Ahmad Susanto, Bimbingan Konseling di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kharisma

Putra Utama 2015), 3.

Page 19: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

6

konseling maka keefektifan guru bimbingan konseling tersebut

kurang berjalan dengan baik.12

Dicantumkannya konselor sebagai salah satu tenaga pendidik

pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (SISDIKNAS) Pasal 1 ayat 13, merupakan salah satu indikator

bahwa konselor sebagai salah satu profesi kiprahnya mulai diterima

masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, tonggak yang bersejarah ini

harus dimanfaatkan dan dijadikan landasan kuat dalam melakukan

evaluasi diri sebagai bagian dari upaya membangun profesi yang

profesional.

Kemajuan zaman yang memberikan peluang dan tantangan sama

besarnya memunculkan kultur kehidupan manusia yang bukan hanya

berorientasi pada aspek keunggulan dan kecepatan waktu tetapi secara

terbuka menuntut proses pembelajaran sebagai wahana dan fasilitas yang

terorganisir untuk menjadikan manusia yang memiliki pemenuhan

kebutuhan belajarnya.

Dewasa ini seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan

zaman kenakalan pada remaja atau lebih tepatnya di SMA semakin

merajalela. Seperti contohnya pencurian, pembunuhan, minum-minuman

keras, merokok, membolos dan lain sebagainya.Remaja adalah suatu

periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa

Dari contoh-contoh di atas tentang kenakalan remaja dalam dunia

pendidikan yang sangat memerlukan yang namanya guru bimbingan

konseling agar dapat mengarahkan individu menjadi pribadi yang lebih

baik dan dewasa.Kenakalan remaja yang dipaparkan di atas seharusnya

dapat penanganan dari guru bimbingan konseling yang professional

bukan malah sebaliknya yang bukan dari guru bimbingan

konseling.Kenakalan remaja semakin merajalela karena perkembangan

zaman dan teknologi untuk lebih mudah mengakses segala kegiatan

12

Ahmad Susanto, Bimbingan Konseling di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Kharisma

Putra Utama 2015), 3.

Page 20: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

7

maupun yang terjadi di lingkungan sekitar baik atau buruk. Biasanya

kenakalan remaja paling banyak terjadi itu dikalangan pelajar yang

berada di pedesaan yang jauh dari kota, karena mereka di dalam dunia

pendidikan yang formal belum mengenal yang namanya guru bimbingan

konseling atau guru bimbingan konseling yang bukan dari bimbingan

konseling itu sendiri melainkan guru mata pelajaran lain yang diberikan

wewenang atau tugas sebagai guru bimbingan konseling disekolah

tersebut.

Berdasarkan observasi lapangan di SMA N 7 Tebo di temukan

adanya kenakalan remaja membolos disekolah itu merupakan bentuk

pelanggaran yang sederhana atau sangat kecil resiko namun jika tidak

ditangani dengan baik oleh guru bimbingan konseling yang profesional

maka akan menjadi masalah yang sangat besar contohnya, memberikan

contoh kepada siswa lainya untuk membolos, kemudian dampak dari

membolos tersebut membuat resah masyarakat atau bahkan keluarga dan

lain sebagainya. Jika di dalam sekolah formal memiliki guru bimbingan

konseling yang profesional juga akan semakin efektif karena memahami

dasar-dasar bimbingan konseling dan mengerti tentang kode etik sebagai

konselor, namun jika di dalam sekolah formal memiliki guru bimbingan

konseling yang non bimbingan konseling maka pelayanannya terkesan

seperti polisi sekolah. Sebagaimana yang sudah peneliti lakukan

menemukan bahwa ada beberapa pengakuan anak tentang mengatakan

guru bimbingan konseling sebagai polisi sekolah karena di dalam

pelayanannya guru bimbingan konseling banyak melakukan razia, yaitu

tepatnya di SMA N 7 Tebo.Kemudian dari indikasi pernyataan di

ataspenulis untuk mengadakan penelitian tentang Efektivitas Pelayanan

Bimbingan Konseling (STUDI DI SMA NEGERI 7 TEBO).

B. Permasalahan

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka secara

umum masalah utama dalam peneliti ini adalah Efektivitas Pelayanan

Page 21: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

8

Bimbingan Konseling di SMA N 7 Tebo. Sedangkan secara khusus di

antaranya:

1. Apa saja bentuk dan dampak dari pelayanan bimbingan konseling di

SMA N 7 Tebo?

2. Bagaimana upaya sekolah dalam meningkatkan efektifitas guru non

bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo?

C. Batasan Masalah

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan terarah, maka

penulis membatasi masalah yang akan di teliti hanya untuk mengetahui

bentuk pelayanan bimbingan konseling serta keefektifan pelayanan

bimbingan konseling di kelas XII di SMA N 7 Tebo.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui keefektifan pelayanan bimbingan konseling di

SMA N 7 Tebo.

b. Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui bentuk pelayanan yang di lakukan oleh

guru bimbingan konseling dan dampak pelayanan guru

bimbingan konseling terhadap siswa.

2) Untuk mengetahui upaya sekolah dalam meningkatkan

keefektifan guru bimbingan konseling13

2. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan

pelayanan bimbingan konseling seperti, merencanakan kegiatan

penyelesaian studi, menyesuaikan diri dengan lingkungan

pendidikan, dan mengatasi hambatan atau kesulitan ke ilmu

jurusan dan bimbingan penyuluhan islam.

13

Abu Bakar dan Luddin, Dasar-dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik,

(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), 21

Page 22: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

9

b. Secara Praktis

1) Memberi bantuan kepada guru bimbingan konseling. Seperti

contohnya, memberikan ilmu baru untuk guru bimbingan dan

konseling di dalam pelayanan bimbingan konseling tersebut.

2) Sebagai masukan baru bagi sekolah SMA N 7 Tebo

Memberikan kritikan yang membangun yang seharusnya di

terapkan di sekolah, seperti menerapkan bimbingan konseling

sesuai dengan bimbingan dan konseling professional.

3) Memberi pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi

penulis, misalnya dalam hal berinteraksi, menambah wawasan,

mengenal banyak orang dan lain-lain.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Bimbingan Konseling dan Efektifitas Pelayanan

a. Efektifitas Pelayanan

1. Pengertian Efektifitas

Kata efektif berasal dari bahasa Ingris yaitu effectiveyang

berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan

baik.Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai

ketepatan pengunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.

Efektivitas merupakan unsure pokok untuk mencapai tujuan

atau sasaran yang telah di tentukan di dalam setiap organisasi,

kegiatan ataupun program.Disebut efektif apabila tercapai

tujuan atau sasaran yang telah di tentukan.14

Efektifitas adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

atau sasaran dan efektifitas ini sesungguhnya merupakan suatu

konsep yang lebih luas yang mencakup berbagai faktor di

dalam maupun di luar diri seseorang dengan demikian, tetapi

juga dapat dilihat dari segi perspektif atau sikap individu.15

14

Aswarni, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari,

1989),154. 15

Aswarni, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari,

1989),154.

Page 23: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

10

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat

disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan

waktu) yang telah di capai oleh manajemen, yang mana target

tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Hal ini sesuai

dengan pendapat yang di kemukakan oleh Hidayat yang

menjelaskakan bahwa “efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target yang dicapai makin tinggi

efektivitasnya”.16

2. Aspek-aspek Efektifitas

a. Aspek tugas dan fungsi

Suatu lembaga atau seseorang dikatakan efektif jika

melaksankan tugas dan fungsinya. Begitu juga suatu

program bimbingan konseling akan efektif jika tugas dan

fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan

yang dimaksud dengan tugas atau fungsi adalah tugas

bimbingan konseling memberikan bimbingan dengan baik

dan tugas peserta didik belajar dengan baik.Adapun tugas

dan fungsi bimbingan konseling sebagai fungsi

pemahaman, preventif, pengembangan, penyembuhan, dan

penyaluran.

b. Aspek rencana atau program

Rencana atau program adalah rencana pembelajaran yang

terprogram yaitu berupa materi yang terwujud dalam

sebuah kurikulum yang telah ditetapkan.Bimbingan

konseling di SMA N 7 memiliki program yaitu di

16

Aswarni, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari,

1989),155.

Page 24: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

11

antaranya, program tahunan, program bulanan dan

program mingguan.17

c. Aspek ketentuan atau aturan

Efektifitas suatu program juga dapat dilihat dari sudut

berfungsi atau tidaknya ketentuan atau aturan yang telah di

buat.Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang

berhubungan dengan guru maupun peserta didik.Jika

ketentuan ini dilaksanakan berarti ketentuan dan aturan

telah berlaku secara efektif.Di dalam bimbingan konseling

memiliki aturan yang sesuai dengan kurikulum, karena

sudah mengharuskan setiap sekolah menerapkan adanya

guru bimbingan konseling.

d. Aspek tujuan dan kondisi ideal

Suatu program atau kegiatan dikatakan efektif jika tujuan

atau kondisi ideal program tersebut dicapai. Penilaian

aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh

peserta didik, dengan cara guru bimbingan konseling

melihat kekuatan siswa untuk menyelesaikan masalahnya

sendiri dengan bantuan guru bimbingan konseling.18

3. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal

yang sangat sederhana, karena efektivitas dapat di kaji dari

berbagai sudut pandang dan tergantung pada siapa yang

menilai serta menginterpretasikannya. Bila dipandang dari

sudut produktivitas, maka seorang manager produksi

memberikan pemahaman bahwa efektivitas berarti kualitas dan

kuantitas (output) barang dan jasa.

17

Aswarni, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari,

1989),154. 18

Aswarni, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari,

1989), 154.

Page 25: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

12

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan

membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan

hasil nyata yang telah diwujudkan.Namun, jika usaha atau

hasil pekerjaan dan tindakan yang di lakukan tidak tepat

sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang

diharapkan maka hal itu dikatakan efektif.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian

tujuan efektif atau tidak. Sebagaiamana di kemukakan oleh

Siagian yaitu:

a) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan

supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai

sasaran yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.

b) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui

bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam

melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-

sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

c) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi

yang telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu

menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.19

d) Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti

memutuskan sekarang apa yang dikerjakn oleh organisasi

dimasa depan.

e) Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik

masih perlu dijabarkan dalam program-program

pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para pelaksana

akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja

19

Slamet Soekamto, dkk, Ekonomi, (Bogor: 2006), 156.

Page 26: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

13

f) Tersedianya sarana dan prasarana yang tersedia dan

mungkin disediakan oleh organisasi

g) Pelaksanaan yang efektif dan efesien bagaimana baiknya

suatu program apabila tidak dilaksanakan secara efektif

dan efesien maka organisasi tersebut tidak akan mencapai

sasarannya karena dengan pelaksanaan organisasi semakin

didekatkan pada tujuananya.

h) System pengawasan dan pengendalian yang bersifat

mendidik mengingat sifat manusia yang tidak sempurna

maka efektivitas organisasi menuntut terdapatnya system

pengawasan dan pengendalian.20

Adapun kriteria untuk mengukur efektivitas suatu

organisasi ada tiga pendekatan yang dapat digunakkan, seperti

yang dikemukakan oleh Lubis:

1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur

efektivitas dan input. Pendekatan mengutamakan adanya

keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya,

baik fisik maupun nonfisik yang susuai dengan kebutuhan

organisasi.

2. Pendekatan proses (process apporch) adalah untuk melihat

sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua

kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat

perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi

untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan

rencana.21

b. Pengertian Bimbingan Konseling

Pelayanan bimbingan konseling adalah pekerjaan

profesional. Sesuai dengan makna uraian tentang kefahaman,

20

Slamet Soekamto, dkk, Ekonomi, (Bogor: 2006), 156. 21

Slamet Soekamto, dkk, Ekonomi, (Bogor: 2006), 157.

Page 27: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

14

penanganan dan penyikapan yang meliputi unsur kognisi, afeksi

dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu

harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah yang menjamin

efisien dan efektifitas proses dan lainnya. Kaidah-kaidah tersebut

didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan disatu segi, antara lain

bahwa layanan harus didasarkan atas data dan tingkat

perkembangan klien, dan tuntutan optimalisasi proses

penyelenggaraan layanan di segi lain, yaitu antara lain suasana

konseling ditandai oleh adanya kehangatan, kefahaman,

penerimaan, kebebasan dan keterbukaan serta serta berbagai

sumber daya yang perlu diaktifkan.22

Kegiatan bimbingan konseling di sekolah, diselenggarakan

oleh pejabat fungsional secara resmi dinamakan guru bimbingan

konseling disekolah merupakan kegiatan atau pelayanan

fungsional yang bersifat keahlian dan menurut Permendikbud No

111 tahun 2014 dalam Pasal 1 Ayat 4 guru bimbingan konseling

adalah pendidik yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana

Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan konseling dan memiliki

kompetensi di bidang bimbingan konseling.23

Dalam peraturan

pemerintah No. 38/1992 tentang tenaga kependidikan:

1. Pasal 1 ayat 2 yaitu tenaga pendidik adalah tenaga

kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan atau

melatih peserta didik.

2. Pasal 1 ayat 3 yaitu tenaga pembimbing adalah tenaga

pendidik yang bertugas membimbing peserta didik.24

22

Abu Bakar dan Luddin, Dasar-dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik,

(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), 22. 23

Mohammad Nuh,”Permendikbud Bimbingan Konseling”, diakses dari

https://www.slideshare/mobile/wincibal/permendikbud-tahun2014-nomor-111-bimbingan-

konseling, pada tanggal 19 september 2018 pukul 15.01. 24

Panjdi Setijo, Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuanagan Bangsa,

(Jakarta: Cikal Sakti, 2002), 6.

Page 28: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

15

Bimbingan konseling merupakan terjemahan dari “guidance”

dan “counseling” dalam bahasa inggris. “Guidance” atau akar

katanya “guide” bermakna menunjukkan, membimbing, membantu,

menentukan, mengatur, mengemudikan, memimpin, memberi saran,

ataupun menuntun. Jadi, bimbingan dapat di artikan membantu atau

menuntun. Namun tidak semua bantuan atau tuntunan merupakan

bimbingan. Bantuan yang bermakna hendaknya senantiasa memenuhi

serangkaian syarat dan prinsip seperti berikut ini.

1. Bimbingan merupakan suatu proses yang kontinyu, sistematis,

berencana, dan terarah pada suatu tujuan.

2. Bimbingan merupakan proses membantu individu. Bimbingan

adalah untuk semua, “guidance for all”, dengan firman:

“Hai manusia, sesunguhnya telah datang kepadamu pelajaran

dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang

beriman”. (Qs. Yunus:57)25

Bimbingan konseling di dasarkan pada petunjuk al-Qur’an dan al-

Hadits, baik mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat

agar memberi bimbingan, petunjuk kepada orang lain sesuai

dengan ayat di atas.

3. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan dalam kegiatan

bimbingan bertujuan agarindividu mampu mengembangkan

dirinya secara optimal sesuai dengan potensi yang ada pada

dirinya.

4. Sasaran dan fokus bimbingan adalah tercapainya kemandirian

individu, yaitu tercapainya perkembangan yang optimal dan dapat

25

Departemen Agama RIS, al-Quran ( Semarang: Jasa Media Utama, 2013), 10.

Page 29: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

16

menyesuaikandirinya dengan lingkungan sehingga tercapai

kebahagiaan hidupnya. Keserasian pribadi-lingkungan menjadi

dinamika sentral keberfungsian individu (konseli).

Dalam bimbingan konseling individu petugas yang

melaksanakan proses layanan bimbingan dan konseling di sebut

“konselor” atau “helper”, yang dalam setting sekolah acapkali disebut

“ guru bimbingan konseling”. Sedangkan individu yang diberi

pelayanan bimbingan dan konseling di sebut “konseli”. Dalam buku

penataan pendidikan profesional konselor dan konseling dalam jalur

pendidikan formal, penyebutan atau istilah konseli digunakan untuk

mencitrakan penerima layanan yang sedang menghadapi

permasalahan.

Berangkat dari istilah “membantu” maka posisi konselor atau

guru bimbingan konseling bukan sebagai pemeran utama dalam

menyelesaikan masalah konseli, namun berperan sebagai “pembantu”,

bukan sebagai pengambil keputusan akhir dalam penyelesaian sebuah

masalah dan kemudian di dalam pendidikan formal menurut

Permendikbud no 111, yang mana menjelaskan bahwasanya setiap

siswa memerlukan layanan bimbingan konseling guna untuk

menghadapi masalah yang akan terjadi dikarenakan para peserta didik

memiliki perbedaan baik dalam bidang, akademis, sosial, politik,

kepribadian, minat dan bakat.26

c. Pengertian Konseling

Istilah konseling secara epistimologi berasal dari bahasa latin

“conseli” yang berarti “dengan atau bersama”, yang dirangkai dengan

“menerima” “memahami”, sedangkan istilah konseling berasal dari

bahasa inggris “to counser” yang secara epistimologiberarti “to give

advice” yang berarti memberi saran dan nasehat.

26

Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Lampung: Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) 2015), 1.

Page 30: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

17

Konseling merupakan perjumpaan psikososio kultural antara

konselor dengan konseli (individu yang memperoleh layanan), dan

sebagai ahli konseling dilaksanakan dengan dilandasi oleh motif

altrustik dan empatik dengan selalu mempertimbangkan dampak

jangka panjang dari layanan yang diberikan kepada konseli. Dengan

sifat layanan seperti itu, maka seorang konselor dapat disebut sebagai

safe practioner.27

Dari beberapa rumusan defenisi tersebut kita dapat melihat

beberapa karakteristik dari konseling berikut ini:

1. Konseling senantiasa melibatkan dua orang (konselor dankonseli)

yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan cara

komunikasi langsung dengan mencermati secara seksama isi

pembicaraan dan bahasa tubuh (body languange) dengan maksud

untuk lebih memahami antara konselor dan konseli.

2. Model interaksi dalam konseling tersebut terbatas pada dimensi

verbal, yakni pembicaraan konselor dan konseli, disatu sisi konseli

berbicara tentang masalah yang saat ini terjadi.28

F. Kualifikasi Bimbingan Konseling

Konseling adalah proses interaksi yang memfasilitasi dan

mengklarifikasi makna pemahaman diri dan lingkungan, tujuan-tujuan

serta nilai-nilai perilaku klien pada waktu yang akan datang.

Bila konseling dianggap sebagai fasilitas dalam mengklarifikasi

pemahaman diri dan lingkungan di mana klien berada berikut tujuan-

tujuan serta nilai-nilai klien bagi perilakunya di masa datang, maka

kewajiban konselor adalah mengajarkan bagaimana berpikir secara

rasional tentang masalah-masalah pribadi klien dan bagaimana

mengambil keputusan-keputusan yang secara moral nampak memuaskan

baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

27

Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Lampung: Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) 2015), 1. 28

Rifda El Fiah, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Lampung: Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) 2015), 1.

Page 31: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

18

Dalam hal ini model konseling akan memberikan rujukandalam

membatasi dan memfokuskan tujuan, waktu dan prosedur kerjanya,

berdasarkan keragaman klien dan perberbedaan orientasi konselor, secara

umum seorang konselor hendaknya menunjukkan sikap dan perilaku

sebagai berikut.

a. Berusaha menciptakan suasana dan hubungan konseling yang

kondusif

b. Berusaha menjaga sikap objektif terhadap klien

c. Mengekplorasi faktor penyebab masalah-masalah psikologis, baik

masa lalu maupun masa kini

d. Menentukan kerangka rujukan atau perangkat kognitif terhadap

kesulitan klien dengan cara yang dapat dimengerti klien

e. Konseling memiliki strategi untuk mengubah kembali perilaku salah

yaitu, keyakinan irasional, gangguan emosi dan menyalahkan diri

sendiri

f. Mempertahankan trasfer pemahaman tentang perilaku baru yang

diperlukan klien dalam kehidupan sehari-harinya

g. Menjadi model atau contoh sosok yang memiliki sikap sehat dan

normal

h. Menyadari kesalahan yang pernah dibuat dan resiko yang dihadapi

i. Dapat dipercaya dan mampu menjaga kerahasiaan

j. Memiliki orientasi diri yang selalu berkembang

k. Iklas dalam menjalankan profesinya

Beberapa upaya untuk mendukungnya keahlian dan kompetensi yang

tercermin dalam sikap dan perilaku konselor itu menuntut:

1. Persyaratan calon konselor profesional, tidak hanya berdasarkan

batas minimal jenjang pendidikan tetapi menekankan juga pada

syarat-syarat pribadi seperti kecerdasan, bakat, minat dan aspek-

aspek pribadi lainnya yang diyakini menunjang profesinya.29

29

Uman Suherman, Kompetensi dan Aspek Etika Profesional Konselor Masa Depan,

(AS :2007, No 1, Vol 1), 42.

Page 32: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

19

2. Penentuan akreditasi pendidikan calon konselor dan pemberian

lisensi atau kewenangan seorang konselor sebagai surat

kepercayaan yang dilakukan organisasi profesi dengan standar

nasional perlu dilakukan secara kontinyu.

3. Penataan perkuliahan tidak hanya menekankan pada aspek-aspek

matakuliah tetapi memiliki kesinambungan antar matakuliah dan

pelaksanaan praktikum baik di laboratorium maupun di lapangan.

4. Pemberian kesempatan untuk praktek dan evaluasi diri serta

pengembangannya bagi konselor yang telah memenuhi

standarisasi profesi hendaknya terus dilakukan baik oleh ABKIN

maupun lembaga dimana seorang konselor bekerja.30

G. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah

Bimbingan konseling bertujuan membantu peserta didik

mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk

Tuhan, sosial, dan pribadi.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus

mendapatkan kesempatan untuk:

1. mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan

rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu

2. mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis

3. mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri

Bimbingan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki

kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau

mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas

perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.

Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan

kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan

keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas

perkembangan.

30

Uman Suherman, Kompetensi dan Aspek Etika Profesional Konselor Masa Depan,

(AS :2007, No 1, Vol 1), 42.

Page 33: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

20

H. Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah

Pelayanan bimbingan konseling mengemban sejumlah fungsi

yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah :

a) Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu

sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

b) Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari

berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat

mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan

kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

c) Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan

menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh

peserta didik.

d) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi

bimbingankonseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan

perkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik

dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan

berkelanjutan.31

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya

berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan konseling untuk

mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam masing-masing

fungsi itu.

I. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling di Sekolah

Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan

pelayanan bimbingan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan tujuan,

sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan pendukung serta berbagai

31

Surya Dharma, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Ditjen PMPTK

2008), 7.

Page 34: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

21

aspek operasional pelayanan bimbingan konseling. Dalam layanan

bimbingankonseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip yaitu:

a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan.

b. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.

c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan.

d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.32

J. Asas Bimbingan Konseling

Pelayanan bimbingan konseling adalah pekerjaan profesional.

Sesuai dengan makna uraian tentang kefahaman, penanganan dan

penyikapan yang meliputi unsur kognisi, afeksi dan perlakuan konselor

terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan

mengikuti kaidah yang menjamin efesien dan efektifitas proses dan

lainnya.

Dalam penyelengaraan pelayanan bimbingan konseling kaidah-

kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan konseling, yaitu

ketentuan yang harus diterapkan dalam peyelengaraan pelayanan itu.

Asas-asas yang dimaksudkan adalah, asas kerahasiaan, asas

kesukarelaan,asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas

kegiatan, asas keharmonisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas

keahlian, asas alih tangan , dan asas tut wuri handayani33

.

K. Peran Personil Sekolah dalam Pengembangan Bimbingan Konseling

Dalam pendidikan formal, tugas dan peran masing-masing

personil pendidikan dalam bimbingan konseling sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah

1. Penentuan staf personil bimbingan konseling

2. Penyusunan program bimbingan konseling

32

Surya Dharma, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: Ditjen PMPTK

2008), 9. 33

Abu Bakar dan Luddin, Dasar-dasar Konseling ( Bandung: Citapustaka Media

Perintis, 2010), 23.

Page 35: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

22

3. Sosialisasi dan penetapan program bimbingan konseling kepada

sivitas sekolah sebagai bagian dari program pendidikan

4. Penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana yang di perlukan

dalam kegiatan bimbingan konseling

5. Pemantauan dan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan

konseling

6. Pengembangan kerjasama dengan instansi atau profesi lain yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling

7. Pengembangan program bimbingan konseling termasuk pembinaan

dan pelatihan personil bimbingan konseling.34

b. Wakil Kepala Sekolah

1. Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama yang berkaitan

dengan pelaksanaan layanan bimbingan konseling

2. Penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas dan prestasi

akademik, penyediaan dan kelengkapan sarana prasarana,

kesiswaan maupun sumber daya lain yang di perlukan dan dapat

mendukung dalam penyusunan program bimbingan konseling.

3. Sosialisasiprogram bimbingan konseling kepada seluruh personil

dan komponen sekolah sesuai dengan bidang dan kewenanganya.

4. Dukungan dan pemantauan pelaksanaan layanan bimbingan

konseling

c. Wali Kelas

1. Menyediakan informasi tentang karakteristik dan kebutuhan para

siswa di kelasnya.

2. Mensosialisasikan keberadaan layanan bimbingan konseling

terutama tujuan, fungsi dan mekanisme layanan kepada para

siswa dan orang tua siswa di kelasnya

3. Memantau perkembangan dan kemajuan para siswa di kelasnya

terutama yang telah memperoleh layanan bimbingan konseling.

34

Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah, (Yogyakarta:

Depubish, 2016), 62.

Page 36: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

23

4. Mengidentifikasi siswa yang membutuhkan layanan responsif

berkenaan dengan permasalahan yang di hadapinya.

5. Melakukan kunjungan rumah.

6. Kegiatan konferensi kasus.35

d. Guru Mata Pelajaran

1. Mensosialisasikan layanan bimbingan konseling kepada siswa

terutama berkaitan dengan motivasi sikap dan kebiasaan belajar

yang efektif

2. Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran

3. Mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan bimbingan

konseling terutama berkenaan dengan mata pelajaran

4. Memantau perkembangan dan kemajuan siswa terutama yang

telah memperoleh layanan bimbingan konseling

5. Melakukan upaya layanan bimbingan belajar terutama pada

program perbaikan dan pengayaan mata pelajaran yang di

ampunya.

6. Pelaksaan konferensi kasus

e. Staf Administrasi

1. Mengorganisasikan seluruh aktivitas layanan bimbingan konseling

2. Melakukan analisis terhadap karakteristik dan kebutuhan

perkembangan siswa

3. Mengkoordinasikan seluruh personil layanan bimbingan

konseling, mulai dari penyusunan, pelaksanaan sampai dengan

penilaian terhadap layanan bimbingan konseling

4. Melakukan analisis terhadap kondisi sekolah akan layanan

bimbingan konseling

5. Memberikan layanan dasar kepada seluruh siswa

35

Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah, (Yogyakarta:

Depubish, 2016), 63.

Page 37: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

24

6. Melaksanakan layanan responsif kepada siswa terutama dalam

bentuk konseling

7. Mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan konseling

8. Mengadakan tindak lanjut terutama berkaitan dengan alih tangan

kepada ahli lain

9. Mempertangungjawabkan seluruh kegiatan.36

L. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Untuk mengkaji persoalan dalam penelitian ini akan

digunakan pendekatan penelitian kualitatif-deskriptif, yang meminjam

istilahtradisi penelitian ilmu pengetahuan sosial bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasan yang berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahan yang digunakan

Bogdan dan Biklen, data yang dihasilkan dalam penelitiankualitatif

adalah data di amati. Inilah yang menjadi penyebab studi kualitatif

diistilahkan Inquiry research naturalistik research.37

2. Setting dan Subjek Penelitian

a. Setting Penelitian

Setting dalam hal ini adalah lokasi tempat penelitian

lapangan dilakukan. Pemilihan setting harus disertai pertimbangan

tertentu, misalnya pertimbangan rasional, praktis, ataupun

ekonomis. Penelitian mengambil lokasi di SMA N 7 Tebo. Alasan

SMA N 7 Tebo ini penulis pilih sebagai setting penelitian, yaitu

karena berdasarkan hasil observasi penulis, penulis menemukan

sesuatu yang unik dan menarik, yaitu belum pernah sebelumnya

diteliti.

Terlebih lagi alasan yang paling mendasar kenapa penulis

ingin sekali melakukan penelitian di SMA N 7 Tebo adalah karena

36

Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah, (Yogyakarta:

Depubish, 2016), 63. 37

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015),

218.

Page 38: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

25

satu hal yaitu pelayanan yang diberikan guru non bimbingan dan

konseling terhadap siswa tersebut.Yang mana guru bimbingan

konseling melakukan razia setiap minggu atau bulanan, guna

kedisiplinan dan ketertiban siswa. Terlebih tempatnya yang

strategis dan ekonomis membuat penulis bisa mengunjungi setiap

waktu, sehingga penulis bisa mendapatkan data yang akurat.

b. Subjek Penelitian

Subjek adalah responden dan informan yang akan diminta

keterangan. Pemilih subjek ini dilandasi teori bahwa subjek yang

baik adalah subjek yang lama terlibat aktif dalam medan dan

aktivitas yang diteliti, cukup mengetahui, memahami, atau

berkepentingan dengan aktivitas-aktivitas yang akan diteliti, serta

memiliki banyak waktu untuk memberikan informasi secara benar

kepada peneliti.38

Dalam menentukan subjek penelitian ini penulis

mengunakan teknik pengambilan sampel, yaitu mengunakkan

Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini

meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh

dan snowball. Dan dalam penelitian ini mengunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut yang di anggap paling tahu tetang apa yang kita harapkan,

atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan

penelitian menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.39

Dalam penelitian ini guru bimbingan konseling adalah subjek

paling penting untuk memberikan informasi yang penulis harapkan,

38

K.Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990),

45. 39

Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015),

218.

Page 39: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

26

sedangkan sekolahan dan lainnya menjadi faktor pendukung untuk

menguji validitas data dan menjadi perbandingan antara jawaban

realita yang ada.

3. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia,

situasi/peristiwa, dan dokumentasi.

1. Sumber data berbentuk perkataan maupun tindakan sumber

data orang yaitu sumber data yang bisa memberikan data

berupa jawaban lisan melalui wawancara.

2. Sumber data suasana/peristiwa berupa suasana yang bergerak

(peristiwa) ataupun diam (suasana). Meliputi ruangan suasana,

dan proses. Sumber data tersebutmerupakan objek yang akan

diobservasi. Sumber data dokumenter atau berbagai referensi

yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan

masalah yang diteliti.

b. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang

dikumpulkan dan diolah suatu organisasi atau perorangan dari

objeknya. Data primer penelitian ini adalah hasil wawancara

langsung penulis bersama guru bimbingan konselingdan siswa

di SMA N 7 Tebo, guru mata pelajaran lain, wakil kepala

sekolah, kepala sekolah dan lain-lain.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakansumber data penelitian yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan

dan di oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah, jurnal, skripsi, buku-buku, dokumen-dokumen di SMA

N 7 Tebo.

4. Metode Pengumpulan Data

Page 40: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

27

a. Observasi non Partisipan

Yaitu observasi dimana peneliti tidak memposisikan dirinya

sebagai anggota kelompok yang diteliti. 40

b. Wawancara

Tujuan dari wawancara adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara,

peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan.41

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengukuran data melalaui data-

data dokumenter, berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah. Agenda atau pun jurnal yang dapat memberikan informsi

tentang objek yang akan di teliti.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang di gunakan adalah teknik analisis

data yang di lapangan, model Miles dan Huberman dalam buku

Sugiyono, yaitu analisis dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan

data dalam periode tertentu, pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai. Bila

jawaban yang di wawancarai setelah di analisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai

tahap tertentu, diperoleh data yang kredibel. Miles dan Huberman,

mengemukakan bahwa aktifitas dalam menganalisis data kualitatif di

lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga data nya sudah jenuh. Aktivitas dalam

menganalisis data, yaitu data reduction, data displey, danconclution

drawing or ferification.

40

Hariwijaya, Skripsi, Tesis Desertasi, (Yogyakarta:Bahan Dengan Hak Cipta,

2017), 66. 41

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 233.

Page 41: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

28

Langkah-langkah analisi ini sebagai berikut :

1. Reduksi data ( data reduction), yaitu merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

pola. Dengan demikian data yang telah di teduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila di

perlukan.

2. Penyajian data atau data displey, yaitu penyajian data berupa narasi

pengungkapan secara tertulis agar alur kronologis peristiwa dapat

mengungkap apa yang terjadi di balik peristiwa itu. Dalam

penelitian kualitatif, penjian data bisa di lakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungna antar kategori, flochart dan

sejenisnya.

3. Penarikan kesimpulan(ferifiktion conclution), yaitu suatu kegiatan

yang di lakukan selama penilitaan berlangsung. Makna yang

muncul harus slalu di uji kebenaran dan kesesuaian nya melalui

proses pemeriksaan keabsaan data sehingga validitas nya

terjamin.42

G. Pemeriksaan dan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan

dapat di percaya (reliable), maka peneliti melakukan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang di dasarkan atas sejumlah kriteria.

Dalam penelitian kualitatif ,upaya pemeriksaan keabsahan data

dilakukan lewat 4 cara, yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Dilakukan lewat keikut sertaan peneliti dilokasi secara

langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan

memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi

keabsahan data, karena kesalahan penilaian data (distertion) oleh

peneliti atau responden, di sengaja atau tidak sengaja.

42

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, 249.

Page 42: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

29

Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-

nilai bawakan dari peneliti atau saat adanya keterasingan peneliti

dari lapangan yang di teliti , sedangkan distorsi data dari

responden, dapat timbul secara tidak sengaja, karena responden

berupaya memberikan informasi fiktif yang dapat menyenangkan

peneliti, atau pun menutupi fata yang sebenrnya.

Distorsi data tersebut, dapat dihindari melalui perpanjangan

keikut sertaan peneliti di lapangan yang di harapkan dapat

menjadikan data yang diperoleh memiliki derajat reabilitas dan

validitas yang tinggi, perpanjangan keikut sertaan peneliti pada

akhirnya juga akn menjadi semacam motivasi unutk menjalin

hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai

objek peneliti dan peneliti.

2. Ketekunan pengamatan

Dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara teliti,

rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang

mennonjol dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut selanjutnya di

telaah, sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.

Ketekunan pengamatan dapat dilakukan dengan upaya

mendapatkan karakteristik data yang bener-bener relevan dan

terfokus pada objek penelitian.

Permasalahan dan fokus penelitian, hal ini dapat di

harapkan pula untuk mengurangi distorsi data yang mungkin timbul

akibat keterburuan penelitian untuk menilai suatu persoalan,

ataupun distorsi data yang timbul dari kesalahan responden yang

memberikan data secara tidak benar, misalnya berdusta, menipu

dan berpura-pura. 43

3. Trianggulasi

43

Yvoinna Lincoin & Egon S Cuba, Content Anaysis: An Indtroduction to its

Methodology, (Baverly Hills: Sage Publications, 1981), 327.

Page 43: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

30

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan

pengecekan, reabilitas data melalui pemeriksaan data silang, yaitu

lewat perbandingan berbagai data yang diperoleh dari banyaknya

informan terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan

digunakkan dalam penelitian ini yaitu:

a. Sumber yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat

reabilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam metode kualitatif.

b. Metode yaitu, teknik pengecekan keabsahan data dengan

meneliti hasil konsistensi, reabilitas, dan validitas data yang

diperoleh dari metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua

cara yang dapat dilakukan dalam trianggulasi dalam metode

yaitu: pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan

derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

sumber yang sama.

c. Penyidik yaitu, teknik pengecekan data melalui perbandingan

hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil

penyidikan pengamat lainnya. Cara ini dapat dilakukan bila

penelitian dilakukan dalam suatu kelompok, dimana masing-

masing peneliti kemudian membandingkan hasil penelitiannya.

d. Teori yaitu, pengecekan ke absahan data melalui perbandingan

dua atau lebih teori yang berbicara tentang hal yang sama,

dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan banding tentang

suatu hal yang diteliti. Penerapan teknik tersebut, dapat

dialakukan dengan memasukkan teori-teori pembanding dan

memperkaya dan membandingkan penjelasan pada teori utama

yang digunakkan dalam penelitian.44

44

Yvoinna Lincoin & Egon S Cuba, Content Anaysis: An Indtroduction to its

Methodology, (Baverly Hills: Sage Publications, 1981), 327.

Page 44: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

31

4. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan

melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikkan data

yang diterima benar-benar real dan bukan semata persepsi sepihak

dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut peneliti

mengharapkan mendapatkan sambungan, masukan, dan saran yang

berharga dan konstruktif dalam meninjau keabsahan data.

H. Studi Relevan

Kajian dan penelitian tentang efektivitas bimbingan konseling

sudah banyak dilakukan. Berdasarkan penelusuran terdapat beberapa

karya yang membicarakan efekivitas bimbingan konseling di

antaranya karya Ima Kusuma Dewi dengan judul, efektivitas layanan

bimbingan konseling terhadap problem belajar siswa di Yogyakarta.

Karya ini menceritakan tentang efektivitas atau tidaknya guru

bimbingan konseling yang ada di sekolah tersebut, dalam mengatasi

masalah dalam belajar siswa. 45

Adapun tesis yang ditulis Cecep

Rahmat Hidayat, efektivitas program bimbingan dan konseling sosial

untuk mengembangkan penyesuaian sosial siswa di Bandung. Karya

ini menceritakan tentang efektivitas program bimbingan konseling

untuk mengembangkan rasa sosial antar siswa dan siswi di sekolah

menengah Bandung.46

Disamping itu juga ada Karya Ilmiah Kristianti Batuadji, dkk.,

hubunganantara efektivitas fungsi bimbingan dan konseling dengan

persepsi siswa terhadap bimbingan konseling di sekolah menengah

pertama Yogyakarta. Karya ini menceritakan tentang bagaimana

45

Ima Kusuma Dewi, Efektivitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap

Problem Belajar Siswa, ( Yogyakarta: 2008), 3. 46

Cecep Rahmat Hidayat, Efektivitas Program Bimbingan Sosial Siswa, ( Bandung:

Repository, 2016), 2.

Page 45: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

32

hubungan guru bimbingan konseling terhadap persepsi siswa tentang

guru bimbingankonseling tersebut.47

Sebagaimana terlihat distudi relevan ini bahwa ada diantara

kajian ini yang membahas tentang Efektivitas Pelayanan Bimbingan

Konseling terhadap Siswa oleh Guru Di SMA N 7 Tebo, karya-karya

di atas adalah berbeda dengan karya yang sedang penulis

rampungkan. Kedua karya fokus kepada efektivitas guru bimbingan

konseling yang profesional untuk mengatasi masalah-masalah yang

ada disekolahan, kemudian satu karya fokus kepada hubungan dari

bimbingan konseling itu sendiri, yaitu tahun 2008, 2015, dan 2016.

Sehingga dapat ditegaskan bahwa akan banyak perbedaan yang terjadi

pada kurun 2018 hingga kini. Melihat adanya perbedaan setting, tentu

saja penelitian yang dihasilkan akan berbeda. Kemudian karya yang

sedang penulis rampungkan ini akan membahas efektivitas pelayanan

bimbingan konseling dari guru non bimbingan konseling, maka akan

sangat berbeda dengan karya-karya ilmiah di atas yang di lakukan

oleh guru bimbingan konseling yang berlatar belakang BK.

47

Kristianto Batuadji, dkk, Hubungan Antara Efektivitas Fungsi Bimbingan dan

Konseling dengan Presepsi Siswa terhadap Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah

Pertama, ( Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Vol 36, No 1, 2015), 18.

Page 46: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

33

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat SMAN 7 Tebo

Pada awalnya SMAN 7 Tebo bernama SMUN 3 Rimbo Bujang

berdiri pada tahun 1997 dan pada tahun pelajaran ke 1998/1999

pertama kali melaksanakan Penerimaan Siswa Baru. SMUN 3 Rimbo

Bujang beralamat di jalan Apel Desa Karagdadi Kecamatan Rimbo

Ilir Kabupaten Tebodengan Kepala Sekolahnya pada waktu itu Bapak

Drs. Suradi Hidayat terhitung mulai tanggal 1 Juli 1998.

Pada waktu itu gedung SMUN 3 Rimbo Bujang terdiri atas 6

ruang kelas, labor IPA, perpustakaan, kantor guru, kantor kepala

sekolah, ruang tata usaha, ruang wakil, ruang BP, ruang OSIS, ruang

Pramuka, dan dapur.

Terhitung mulai tanggal 13 september 2001 dengan keputusan

Bupati Tebo Nomor :821.22/18/UP, Kepala SMUN 3 Rimbo Bujang

dijabat oleh bapak, Drs. Murni Kas, sampai dengan tahun 2008. Pada

tahun 2003, berdasarkan Keputusan Bupati Tebo Nomor :379 tahun

2003, tanggal 5 Mei 2003 SMUN 3 Rimbo Bujang berubah menjadi

SMA N 7 Kabupaten Tebo. Pada tanggal 31 Oktober 2008, Kepala

SMAN 7 Tebo dijabat oleh bapak Apriwan, S.Pd, berdasarkan

keputusan Bupati Tebo Nomor: 821.22/217/BKD, sampai dengan

tahun 2012. Pada tanggal 29 Mei 2012, Kepala SMAN 7 Tebo di jabat

oleh bapak Guruh Puji Raharjo, S.Pd, berdasarkan keputusan Bupati

Tebo Nomor: 821.22/151/BKD, sampai dengan tahun 2014. Pada

tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan Keputusan Bupati Tebo

Nomor: 821.22/411/BKPP, Kepala SMAN 7 dijabat oleh Sularno

SM,S.Pdsampai dengan saat ini.48

48

Sularno, Kepala Sekolah SMA N 7, Wawancara dengan Penulis, 20 Agustus 2018,

Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 47: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

34

B. Profil Sekolah SMA N 7 Tebo

1. Visi

a. Menuju peserta didik berprestasi, kompetitif, terampil, serta

menguasai IPTEK dengan dilandasi IMTAQ

2. Misi

a. Meningkatkan prestasi akademik lulusan

b. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti

luhur

c. Menigkatkan prestasi ekstrakulikuler

d. Menumbuhkan minat baca

e. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris

f. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman terhadap

budidaya pertanian lokal.

C. Identitas Sekolah SMA N 7 Tebo

Nama Sekolah :SMA N 7 Tebo

NSS/NPSN :301100807011/10503254

Status Sekolah :Negeri

Akreditasi :A (Tanggal 30 Desember 2015)

Alamat Sekolah :Jl. Apel Blok C Kec. Rimbo Ilir Tebo

Luas Lahan Sekolah :20.000 Meter Persegi

Kurikulum :K-13

Jumlah Rombel :18 Rombel

Tenaga Pendidik :35 +1 Kepala Sekolah

Tenaga Administrasi :3 Orang

Page 48: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

35

D. Jumlah Peserta Didik Enam Tahun Terakhir SMA N 7 Tebo

Tahun

Pelajaran

Jumlah

Pendafta

r

Calon

siswa

Kelas X

Kelas XI

Kelas XII

Jumlah

Kelas(X-XII)

Jumla

h

siswa

Jumla

h

rombe

l

jumla

h

siswa

Jumla

h

rombe

l

Jumla

h

siswa

Jumla

h

rombe

l

Jumla

h

siswa

Jumla

h

rombe

l

2013/201

4

192 160 5 156 5 177 6 493 16

2014/201

5

102 102 4 160 5 156 5 418 14

2015/201

6

200 182 6 99 4 150 5 431 15

2016/201

7

170 164 6 178 6 95 4 437 16

2018/201

8

190 183 6 160 6 177 6 520 18

2018/201

9

165 165 6 180 6 148 6 493 18

E. Prestasi Dua Tahun Terakhir

1. Juara 1 lomba OSN Bidang Study Ekonomi Tingkat Kabupaten

Tebo tahun ajaran 2016/2017

2. Juara 1 lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten Tebo

tahun ajaran 2016/2017

3. Juara 2 lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten Tebo

tahun ajaran 2017

4. Juara 1 lomba Pembicara dalam Lomba Debat Bahasa Inggris

Tingkat Kabupaten Tebo tahun ajaran 2017

5. Juara 2 lomba pembicara dalam Lomba Debat Bahasa Inggris

Tingkat Kabupaten Tebo tahun 2017

Page 49: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

36

6. Juara 2 lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat Provinsi Jambi

tahun ajaran 2017

7. Juara 3 Pembicara dalam Lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat

Provinsi Jambi tahun ajaran 2017

8. Juara 1 lari 100 M Putra lomba O2SN Tingkat Kabupaten Tebo

tahun ajaran 2017

9. Juara 2 lomba Penulisan Artikel Kependudukan SLTA Tingkat

Provinsi Jambi tahun ajaran 2017

10. Juara 1 lomba Senam Lalu Lintas SLTA Tingkat Kabupaten Tebo

tahun ajaran 2017

11. Juara 2 lomba Senam Lalu Lintas SLTA Tingkat Kabupaten Tebo

tahun ajaran 201849

49

Surono, WakilKepala Sekolah SMA N 7 Wawancara dengan Penulis. 21 Agustus

2018, Kabupaten Tebo. Dokumentasi

Page 50: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

37

F. Struktur Organisasi Sekolah

BAB III

Page 51: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

38

BENTUK PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING YANG

DILAKUKAN DI SMA N 7 TEBO DAN DAMPAK BIMBINGAN

YANG DIBERIKAN OLEH GURU NON BIMBINGAN

KONSELING

A. Bentuk Pelayanan BimbinganKonseling dari Guru non Konseling

Sebelum menjelaskan bentuk pelayanan bimbingan konseling di

sekolah SMA N 7 Tebo, terlebih dulu penulis uraikan bentuk pelayanan

bimbingan konseling secara umum berdasarkan kaidah bimbingan

konseling untuk bahan perbandingan berikut ini.

Pelayanan bimbingankonseling memiliki peranan yang penting,

bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun

masyarakat pada umumnya. Sekolah merupakan lembaga formal yang

secara khusus dibentuk untuk penyelengaraan pendidikan bagi warga

masyarakat. Dalam lembaga sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan

dan bidang pelayanan bimbingan konseling mempunyai kedudukan dan

peranan yang khusus. Bidang-bidang tersebut di antaranya, pertama,

bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan

kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan

pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan

berkomunikasi peserta didik. Kedua, bidang administrasi atau

kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan

dengan tanggungjawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk

kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan,

pembiayaan, pengadaan dan pengembangan staf, prasarana dan sarana

fisik dan pengawasan, termasuk dalam bidang ini tangungjawab konselor

sekolah yaitu tangungjawab konselor kepada siswa, kepada orang tua,

kepada sejawat, kepada sekolah dan masyarakat dan kepada diri sendiri

serta profesi.50

Ketiga, bidang kesiswaan yaitu bidang yang meliputi

berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan

50

Abu Bakar M Luddin, Dasar-dasar Konseling:Tinjauan Teori dan Praktik,

(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), 29.

Page 52: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

39

secara individu agar masing-masing peserta didik dapat berkembang sesuai

dengan bakat, potensi dan minatnya serta tahap perkembangannya, bidang

ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan konseling.Dalam proses

pendidikan khususnya di sekolah, adanya bidang-bidang tugas atau

pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya secara

lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan

dengan sebaik baiknya untuk memenuhi mencapai optimal keperluan

peserta didik dalam proses perkembangannya.51

Suatu kegiatan bimbingan konseling disebut layanan apabila

kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran

layanan (klien), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan

ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu.

Kegiatan yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan

pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang

dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran

(klien) yang mendapatkan layananan tersebut.52

a. Layanan orientasi, yaitu bimbingan konseling yang memungkinkan

peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh

yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami

lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk

mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di

lingkungan layanan tersebut.53

Layanan orientasi ditujukan untuk siswa

yang baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap

lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari

layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian siswa terhadap

pola kehidupan social, kegiatan belajar dan kegiatan di sekolah yang

mendukung keberhasilan siswa. Individu memahami berbagai hal yang

51

Abu Bakar M Luddin, Dasar-dasar Konseling:Tinjauan Teori dan Praktik,

(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), 30. 52

Prayitno, Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,

2000), 35. 53

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), 60.

Page 53: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

40

penting dari suasana yang baru dijumpainya, kemudian mengolah hal-

hal yang baru dijumpainya, kemudian mengolah hal-hal baru tersebut

sehingga dapat digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan.54

b. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingankonseling yang

memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai

informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang

dapat dipergunakkan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan

keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).

c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan

konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya

penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan

ko/ekstrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta

kondisi pribadinya.55

d. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan bantuan kepada individu

(diri-sendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan

atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.56

e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan konseling

yang meungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung

tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka

pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.

f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama

melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari

narasumber tertentu (terutama guru pembimbing) dan atau membahas

54

Abu Bakar M Luddin, Dasar-dasar Konseling:Tinjauan Teori dan Praktik,

(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), 67. 55

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), 62. 56

Mohammad Yudha Gutara dan dkk, Layanan Penguasaan Konten untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara di Depan Umum Bagi Siswa, ( Jakarta: Universitas

Indraprasta PGRI, 2017), Vol 3, No 2, 138.

Page 54: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

41

secara bersama-sama pokok pembahasan (topik) tertentu yang berguna

untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan atau

untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai

pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan

atau tindakan tertentu.

g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan konseling

peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan

pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika

kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi

yang di alami oleh masing-masing anggota kelompok.

Berdasarkan pada fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja

layanan bimbingan konseling itu dikembangkan dalam suatu program

bimbingan konseling yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:

1. Layanan dasar bimbingan,untuk membantu seluruh peserta didik

mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan

hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.

2. Layanan responsif, untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan

sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat

preventif atau mungkin kuratif.

3. Layanan perencanaan individual, bertujuan untuk membantu seluruh

peserta didik membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana

pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini

untuk membantu peserta didik memantau dan memahami pertumbuhan

dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan

mengimplementasikan rencana-rencananya itu atas dasar hasil

pemantauan dan pemahamannya itu.57

4. Dukungan sistem, yaitu kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan

untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan

secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan

57

Achmad Juntika Nurishan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan

Konseling di SMP, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), 18.

Page 55: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

42

masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,

masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan

pengembagan.58

Dalam konteks pelayanan bimbingan konseling, manajemen

pelayanan bimbingan konseling berarti perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan aktivitas-aktivitas pelayanan bimbingan

konseling dan pengunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.Manajemen pelayanan bimbingan konseling juga

bisa berarti bekerja dengan orang-orang untuk menemukan,

menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan pelayanan bimbingan

konseling dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing),

pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).59

Sebagaimana uraian diatas peneliti juga menemukan bentuk pelayanan

yang sama di sekolah SMA N 7 Tebo meskipun tidak semua layanan

dilaksanakan dan guru bimbingan konseling tidak berasal dari lulusan

bimbingan konseling. Berikut dibawah ini hasil dari penelitian penulis yang

menemukan bahwa bentuk pelayanan bimbingan di sekolah SMA N 7 tebo :

1. Layanan orientasi

Layanan orientasi di sekolah SMA N 7 Tebo dilaksanakandalam bentuk

pengenalan kepada siswa dan siswi yang baru memasuki sekolah yang

baru. Layanan orientasi ini tidak selalu dilakukan oleh guru non

bimbingan konseling, tetapi juga bisa dilakukan oleh guru mata pelajaran

lain yang diberikan tugas untuk memberikan layanan orintasi ini kepada

siswa siswi yang baru masuk sekolah. Didalam layanan orientasi siswa

dikenalkan dengan guru, struktur sekolah, ruang kelas secara keseluruhan

mengenalkan sekolah, kemudian para siswa juga diarahkan untuk saling

mengenal antara siswa satu sama lain sehingga siswa merasa menjadi satu

58

Achmad Juntika Nurishan dan Akur Sudianto, Manajemen Bimbingan dan

Konseling di SMP, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), 19. 59

Tohirin, Bimbingandan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2007), 273.

Page 56: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

43

keluarga.Layanan orientasi ini biasanya dilakukan pada hari ke dua/tiga

dari pertama masuk bagi siswa siswi baru.60

Siswa siswi akan dikenalkan pada sekitar lingkungan sekolah seperti

guru-guru yang mengajar di sekolah, jumlah kelas yang ada di SMA N 7

Tebo, jumlah siswa-siswi yang ada di sekolah, ruang-ruang kelas dan

beserta ruang-ruang yan lain. Bukan hanya itu saja, pada saat layanan

orientasi itu dilaksanakan akan melibatkan semua siswa siswi secara tidak

langsung yang memberikan dampak positif bagi mereka, misalnya

menambah wawasan baru dan memperbanyak pengalaman bagi siswa

siswi yang baru untuk menjalin hubungan baik antar sesamanya. Dari

layanan orintasi tersebut siswa siswi akan di ajarkan tentang cara

berinteraksi antar sesama. Layanan orientasi bisa juga dilakukan pada

kelas-kelas tertentu yang tidak melibatkan semua siswa siswi baru seperti

yang dijelaskan pada uraian di atas.Layanan orientasi ini menekankan

siswa siswi agar memahami lingkungan sekolah agar dapat merasa

nyaman untuk belajar mengajar/berada di sekolah dan dapat

mengembangkan kemampuannya di sekolah baru.61

2. Layanan informasi

Layanan informasi di sekolah SMA N 7 Tebo berbentuk pemberian

informasi seputar tatatertib seperti kedisplinan, kerapian, lalu jika ada

yang melanggar salah satu dari tatatertib sekolah maka guru bimbingan

konseling akan memanggil anak yang bersangkutan dan diberi

nasehat.62

layanan orintasi ini juga tidak selalu dilakukan oleh guru non

bimbingan konseling tetapi juga bisa dilakukan oleh guru mata pelajaran

lain seperti guru agama islam atau bisa dilakukan oleh waka kesiswaan. 63

60

Sularno, Kepala Sekolah SMA N7 Wawancara dengan Penulis. 12 Desember

2018, Kabupaten Tebo. Dokumentasi 61

Sularno, Kepala Sekolah SMA N7 Wawancara dengan Penulis. 12 Desember

2018, Kabupaten Tebo. Dokumentasi 62

Sularno, Kepala Sekolah SMA N7 Wawancara dengan Penulis. 13 Agustus 2018,

Kabupaten Tebo. Dokumentasi 63

Sularno, Kepala Sekolah SMA N7 Wawancara dengan Penulis. 12 Desember

2018, Kabupaten Tebo. Dokumentasi

Page 57: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

44

Layanan informasi ini penting diterapkan/dilakukan di SMA N 7 Tebo

atau di sekolah-sekolah formal lainnya karena sangat memberikan

pengaruh untuk meningkatkan kedisiplinan sekolah. Biasanya membahas

tentang mengunakan pakaian yang rapi, rok tidak boleh ketat, celana tidak

boleh di pensil, baju dimasukkan, mengunakan kaos kaki hitam putih

setiap hari senin-kamis, mengunakan kaos hitam saat hari jum’at dan

sabtu, mengunakan aksesoris yang lengkap saat melakukan upacara

bendera pada hari senin, mengunakan sepatu hitam putih setiap hari,

masuk pukul 07.30 WIB, dan lain-lain. Kemudian jika yang melangar

akan dipangil oleh guru non bimbingan konseling dan masuk dalam

catatan buku hitam. Jika masih di ulangi sebanyak 3 kali akan diberikan

sanksi seperti melakukan perjanjian di atas matrai atau bisa dilaporkan

kepada orang tua siswa siswi.64

3. Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan penyaluran danpenempatan di SMA N 7 Tebo ini terlihat pada

pelaksanaan penempatan jurusan, namun penempatan dan penyaluran ini

berpatokan pada nilai. Misalnya, siswa satu memiliki nilai di atas rata-rata

seperti masuk 10 besar akan ditempatkan di jurusan ilmu pengetahuan

alam, sedangkan siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata/standar

akan ditempatkan di jurusan ilmu pengetahuan sosial. Menurut penulis

penempatan seperti ini kurang tepat dikarenakan nilai tidak bisa di jadikan

patokan, karena tentu seorang siswa yang memiliki nilai tinggi belum

tentu memiliki bakat dibidang tersebut, bisa saja bakat dan minatnya pada

bidang sosial ataupun sebaliknya.

4. Layanan perorangan (individu)

Layanan perorangan atau individu di sekolah SMA N 7 Tebo

dilaksanakan hanya pada anak atau siswa yang bermasalah. Misalnya,

seorang anak melangar peraturan sekolah akan di panggil dan di berikan

nasehat, jika pelangaran terus berlanjut anak akan di masukkan di dalam

64

Sularno, Kepala Sekolah SMA N7 Wawancara dengan Penulis. 12 Desember

2018, Kabupaten Tebo. Dokumentasi

Page 58: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

45

catatan hitam, yaitu sebuah buku catatan siswa yang bermasalah. Hal ini

menurut pandangan penulis hubungan dengan guru bimbingan konseling

agaknya pelayanan kurang tepat. Karena di dalam pelaksanaan layanan

perorangan adalah sebagaimana yang diketahui bukan anak-anak yang

bermasalah saja yang harus mendapatkan pelayanan konseling, namun

juga anak-anak yang tidak bermasalah. Dan layanan perorangan dilakukan

dengan cara tatap muka (face to face), antara guru bimbingan dan

konseling dengan siswa untuk kemudian memcahkan masalah yang ada

pada siswa melalui beberapa teknik pengungkapan kasus.65

Pelayanan bimbingan konseling di sekolah SMA N 7 Tebo secara umum

sama dengan sekolah-sekolah formal lainya yang dipimpin oleh guru

bimbingan konseling yang sudah diatur di dalam peraturan Menteri

Pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah, yang memuat pengembangan diri peserta

didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi dan atau

dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan. Namun guru

bimbingan konseling yang ada di SMA N 7 Tebo berlatar belakang bukan

non bimbingan konseling, yaitu dari guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan sehingga pelayanan bimbingan konseling di sekolah SMA

N 7 Tebo ini kurang berjalan dengan baik, terlihat dari pelayanan yang

kurang tepat yang penulis lihat saat melakukan penelitian.

Penulis juga memperoleh respon yang negatif dari siswa seperti

pandangan siswa yang mengatakan guru bimbingan konseling seperti polisi

sekolah yang sering memberikan hukuman dan memiliki banyakperaturan,

adapun peraturan yang diungkapkan oleh siswa yang penulis wawancarai

adalah peraturan penggunaan handphone, rambut panjang bagi laki-laki, rok

ketat bagi perempuan, penggunakan kaus kaki, mojok dan berpacaran

berlebihan dan seputar kerapian dan kedisplinan, hal ini tentu wajar dilakukan

untuk ketertiban sekolah, namun terjadi timpang tindih dalam penyelesaian

65

Sularno, Kepala Sekolah SMA N 7 Wawancara dengan Penulis. 13 Agustus 2018,

Kabupaten Tebo. Dokumentasi

Page 59: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

46

masalah, dimana bagi pelanggar akan langsung diberikan hukuman, ini tentu

tidak tepat kajiannya dibidang bimbingan konseling, karena sejatinya

konseling adalah penyelesaian masalah oleh individu dan guru bimbingan

konseling membantu atau sebagai fasilitator dalam penyelesaian masalah

tersebut berdasarkan wawancara yang penulis lakukan hal itu belum

terlaksana. Sebagaimana wawancara dengan salah satu siswa dibawah ini.

Memaparkan argumen tentang pelayanan bimbingan konseling, salah

satu siswa yang menyatakan:

“[G]uru BK ki gawene ger razia-razia lho mbak koyo polisi sekolah, aku

asek kenek razia ngowo Hp gek dipanggil mbak. Asek ngawe surat

keterangan? Seng ke razia okeh tenan kelas XII, aku rak ngerti kok iso okeh

tenan mbok iku ibu e ku gawe hukuman langsung jadi ne kan ke siswa ne ku

nantang ngono, trus enek jugak mbak opo jenenge o yo siswa ki seng melok

melok ngono ayy mbak e jaman ne iki jaman ne teknologi nek ga gowo hp

koncone ne gowo ko kayak hino tenan jadi aku kadang melok melok jugak.

Orak ger razia hp wae mbak tapi okeh koyo katok dipensil ngo laki-laki, rok

ketat ngo wong wedok kambek rambut panjang ngo laki-laki mbak. Bar kui

seng enek lueh parah wong seng kenek razia mojok karo pacaran seng luweh-

luweh, kui kan ngisin isini too mbak nek di pangil gek opo meneh di kon

ngawe surat perjanjian di atas matrai”.66

Penulis juga mewawancarai guru bimbingan konseling yang menjelaskan

bahwa dirinya bukan dari lulusan bimbingan konseling tapi pendidikan

kewarganegaraan, karena pendidikan kewarganegaraan berhubungan dengan

komunikasi masyarakat, guru tersebut oleh kepala sekolah untuk mengemban

tugas sebagai guru bimbingan konseling.

Menjelaskan pelayanan bimbingan konseling oleh guru non

bimbingan konseling di sekolah, Herli Mustika menyatakan:

“[I]bu sebener e ki udu jurusane lho ndok ngajar bimbingan konseling, tapi

di kei kepercayaan sama Kepsek, ibu iku jurusane pendidikan

kewarganegaraan di Padang, tapi kan kalau di pkn itu tentang komunikasi dan

masyarakat jadi agak nyambung karo bimbingan konseling, makane kui ibuk

di angkat jadi guru bimbingan dan konseling”.67

66

Nama Samaran Aishah Fulan, siswi di SMA N 7 wawancara dengan Penulis. 25

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi 67

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 60: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

47

Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dilaksanakan di SMA N

7 Tebo yaitu juga terdapat program tahunan, semester dan bulanan yang

diberikan guru bimbingan konseling dari nonbimbingan konseling ini.

Observasi juga menunjukan adanya fasilitas serta tempat ruang bimbingan

konseling yang terletak di samping unit kesehatan sekolah, Juga termasuk

didalamnya berkas-berkas yang dibuat guru bimbingan konseling non

bimbingan konseling ini, guru bimbingan konseling tersebut juga memiliki

program bimbingankonseling program, tahunan, bulanan, maupun harian dan

kegiatan pendukung lainnya. Observasi juga menunjukan kepada penulis

bahwa ruangan bimbingan konseling cukup luas, terdapat ruang tersendiri

untuk koordinator dan guru bimbingan konseling, ruang tamu, dan ruang

konseling. Di dalam ruangan koordinator terdapat tempat untuk menyimpan

file-file berupa buku maupun berupa file yang disimpan dikomputer.

Menjelaskan pelayanan bimbingan konseling oleh guru non bimbingan

konseling di sekolah, Herli Mustika menyatakan:

“[K]alau soal program kui enek program tahunan, bulanan bahkan

minguan dan harian ndok dengan bantuan kepala sekolah dan guru seng laen,

misal e ibuk masuk kelokal lokal, ngei kesempatan siswa konsultasi nek enek

masalah, trus razia tiap 2 minggu, Nah seng kenek razia ki di tulis nek buku

hitam di ngo arsip.68

Program bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo sebagaimana

wawancara diatas, memiliki program tahunan, bulanan, minguan dan harian.

Misalnya seperti masuk kelokal-lokal memberikan pengarahan, memberikan

kesempatan siswa yang konsultasi dan melakukan razia 2 minggu sekali.

Guru bimbingan konseling juga masuk ke dalam kelas-kelas

memberikan pengarahan atau sebagainya, namun sampai pada saat penelitian

ini dilaksanakan guru bimbingan konseling mengungkapkan bahwa itu

sekarang sudah jarang dilakukan karena guru bimbingan konseling juga

mengajar mata pelajaran lainnya. Namun guru bimbingan konseling tersebut

juga bekerja sama dengan wali kelas yang ada untuk menyelesaikan masalah

68

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 61: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

48

atau menangani masalah siswa, yang dilakukan di setiap semester. Jika ada

siswa yang bermasalah dan tidak bisa ditangani oleh wali kelas maka

diserahkan kepada guru bimbingan konseling yang ada di SMA N 7 Tebo.

Pelayanan bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa siswi untuk berkonsultasi apapun

yang menyangkut dengan pendidikan. Misalnya kelas XII mereka

berkonsultasi untuk jurusan yang nanti ia akan lanjutkan setelah ia lulus di

SMA tersebut. Pada pelayanan ini penulis melihat bahwa layanan informasi

berjalan dengan cukup baik.

Menjelaskan pelayanan bimbingan konseling oleh guru non bimbingan

konseling di sekolah, Herli Mustika menyatakan:

“[B]iasane ndok, anak anak konsultasi itu di kelas XII ger masalah jurusan

nanti mau nyambung kemana dan seperti apa. Dan biasane siswa seng

konsultasi yang merasa bermasalah wae dan ngalami kesulitan. Kalau untuk

yang lain memang gak ada.69

Pelayanan bimbingan konseling di sekolah SMA N 7 Tebo dengan cara

merazia demi menertibkan kedisiplinan disekolah tersebut. Biasanya razia

dilakukan di hari senin setelah upacara bendera saat siswa siswi tersebut

kumpul dilapangan secara menyeluruh, kemudian biasanya hari sabtu akhir

pekan setelah senam pagi yang berkumpul dilapangan, namun razia juga

dilakukan mendadak seperti hari-hari biasa guru bimbingan konseling akan

secara tiba-tiba datang ke kelas-kelas. Dalam proses razia tersebut guru

bimbingan konseling dibantu oleh guru-guru yang lain, dan biasanya razia

tersebut adalah mencari siswa atau siswi yang membawa handphone

kesekolah, memiliki rambut panjang bagi laki laki, kaos kaki, mojok, dan

berpacaran yang terlalu bebas. Razia itu dilakukan 2 minggu sekali tapi jika

ada pengaduan atau kecurigaan guru terhadap siswa razia dilakukan secara

tiba tiba. Kemudian siswa yang terkena razia itu akan di catat dimasukkan di

buku hitam sebagai catatan buruk atau siswa yang bermasalah. Jika siswa itu

terkena razia 3 kali berturut-turut maka akan di kenakan sanksi membuat

69

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 62: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

49

surat perjanjian di atas matrai atau handphone akan ditahan selama satu tahun

pelajaran. Jika siswa masih melakukan kesalahan yang sama maka akan

dilakukan pemangilan orang tua dan diserahkan kepada kepala sekolah untuk

menindaklanjuti masalah siswa tersebut. Biasanya yang melakukan perjanjian

di atas matrai itu seperti siswa yang membawa handphone, mojok dan

berpacaran disekolah terlalu bebas.

Menjelaskan pelayanan bimbingan konseling oleh guru non bimbingan

konseling di sekolah, Herli Mustika menyatakan:

“[R]azia disekolah ini ndok biasane jadwal e 2 minggu sekali tapi jika

ada siswa yang banyak ketahuan ngowo Hp maka razia dadakan dilakokne

ndok dan razia dilakokne di ewangi guru-guru liane….”. 70

Menjelaskan pelayanan bimbingan konseling di sekolah, penulis:

Razia memang seharusnya di adakan di dalam sekolah formal atau

bukan, hal itu di karenakan untuk meningkatkan kedisiplinan sekolah

tersebut, seperti contohnya di SMA N 7 Tebo melakukan razia sekolah 2

minggu sekali. Di dalam razia tersebut akan ada siswa-siswi yang terkena

razia baik itu razia HP, rambut panjang, rok ketat, celana pensil, berpacaran

berlebihan dan lain-lain. Siswa yang terkena razia itu akan di catat dalam

buku hitam dan di serahkan oleh guru bimbingan konseling. Guru bimbingan

konseling tersebut yang akan memberikan kebijakan atau hukuman untuk

siswa-siswi yang terkena razia, namun yang terjadi di SMA N 7 Tebo

menerapkan hukuman bagi siswa-siswi yang terkena razia secara langsung

tanpa memberikan bimbingan atau arahan terlebih dahulu.

B. Dampak Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan oleh

Guru Non bimbingan konseling.

Pelayanan bimbingankonseling di SMA N 7 Tebo yang terkenal

dikalangan siswa dan guru adalah razia, bahkan guru fisika

mengungkapkan bahwa pelayanan bimbingan konseling dianggap sudah

sangat bagus dengan metode razia ini.

70

Meri Marlina, Guru Fisika SMA N 7, Wawancara dengan Penulis, 20 Oktober

2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 63: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

50

Menjelaskan tangapan tentang pelayanan bimbingan konseling di

sekolah, Meri Marlina menyatakan:

“[K]alau menurut ibuk guru bimbingan konseling itu sudah bagus

pelayanannya karena sudah melakukan tugas dengan sebaik mungkin dan

mencoba menertibkan sekolah dengan melakukan razia. Saya juga sering

ikut operasi razia yang dilakukan kepada siswa. Sebenarnya guru

bimbingan konseling itu memang melakukan tugasnya sebagai guru

bimbingan konseling hanya saja kurang begitu fokus, karena mengemban

dua tugas yang berbeda menjadi guru mata pelajaran lain juga di waktu

yang sama”.71

Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang alokasi waktu

pelayanan bimbingan konseling yang baik di lakukan 2jam

pelajaran/perminggu di setiap kelas-kelas.Dan seharusnya guru bimbingan

konseling hanya mengemban tugas sebagai guru BK.72

Paparan wawancara diatas juga menjelaskan kendala yang dihadapi

guru non bimbingan konseling adalah adanya ketidak fokusan

menjalankan tugas karena guru bimbingan konseling mengemban tugas

lain yaitu sebagai guru mata pelajaran. Di bawah ini akan dijelaskan

beberapa dampak dari pelayanan yang diberikan guru bimbingan konseling

di sekolah SMA N 7 Tebo yaitu:

1. Layanan orientasi

Layanan orientasi yang diberikan oleh guru bimbingan konseling

mendapat tanggapan positif dari siswa, yang mana materi yang

disampaikan misalnya tentang program pengajaran, kegiatan

ekstrakulikuler, aturan-aturan/kedisiplinan sekolah dan seputar

pergaulan dengan teman sejawat, sehingga siswa menjadi mengenal

lingkungan sekolah, para guru dan teman-temannya, hal ini

memudahkan guru untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama didalam

diri siswa.Layanan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling

72Mohammad Nuh,”Permendikbud Bimbingan Konseling”, diakses dari

https://www.slideshare/mobile/wincibal/permendikbud-tahun2014-nomor-111-bimbingan-

konseling, pada tanggal 24 November 2018 pukul 11.30

Page 64: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

51

tersebut cukup efektif, yang meliputi dasar bimbingan, responsif dan

layanan perencanaan individu di dalam pendidikan.Layanan tersebut

sangat di perlukan siswa siswi di dalam masa orientasi untuk

menjalankan pendidikan di tempat dan suasana baru. Pemberian

layanan orientasi itu dilakukan pada hari kedua pengenalan pada siswa

siswi baru yang di sebut sebagai MOS(Masa Orientasi Sekolah). Cara

memberikan layanan orientasi tersebut bisa dilakukan dilapangan

dengan diberikan ke semua siswa siswi, namun biasanya guru

bimbigan konseling juga masuk ke kelas-kelas memberikan layanan

orientasi tersebut.Pada dasarnya yang terjadi di SMA N 7 Tebo yang

memberikan layanan orientasi ini bukan hanya melalui guru bimbingan

konseling tetapi bisa dilakukan oleh guru mata pelajaran yang lain

yang di berikan tangungjawab menyampaikan layanan orientasi

tersebut seputar peraturan dan tatatertib sekolah. Siswa siswi yang baru

memasuki dunia pendidikan baru atau lanjutan masih memiliki

kebiasaan dan pengetahuan belum cukup banyak, di layanan orientasi

ini menekankan siswa siswi agar memiliki kebiasaan dan wawasan

yang cukup luas lagi khususnya tentang sekolah baru mereka, ini salah

satu alas an bahwasanya layanan orientasi penting diterapkan oleh

siswa siswi yang baru memasuki dunia pendidikan baru. Karena jika

siswa siswi baru tidak di berikan pengetahuan atau dikenalkan tentang

peraturan sekolah, guru mata pelajaran, staf-staf sekolah, ruang kelas,

ruang guru, dan lain-lain itu akan menghambat perkembangan dan

pengetahuan siswa siswi. Pada saat MOS(Masa Orientasi Siswa) akan

di ikuti oleh semua siswa siswi baru berkumpul pada satu lapangan,

yang memberikan dampak yang positif bagi antar siswa siswi agar

mudah untuk berinteraksi satu dengan lainnya.73

73

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 8

Desember 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 65: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

52

2. Layanan informasi

Layanan informasi di sekolah SMA N 7 Tebo hanyalah seputar

tatatertib sekolah, seperti kerapian dan kedisplinan padahal ranah

bimbingan konseling yang sebenarnya dalam layanan informasi adalah

lebih luas lagi yaitu memberikan informasi karir dan dalam layanan

informasi seharusnya tidak ada hukuman, tentu kita pahami bersama

bahwa layanan informasi adalah memberikan informasi kepada siswa

yang dilakukan guru bimbingan konseling untuk membantu siswa

mengatasi kesulitannya dibidang informasi. 74

Namun di SMA N 7

Tebo tidak demikian, sebagaimana yang penulis paparkan diatas

layanan informasi yang diberikan adalah kedisiplinan dan kerapian,

untuk siswa yang tidak mengindahkan informasi ini akan diberikan

hukuman rambut dipotong bagi laki laki yang memiliki 75

rambut

panjang, handphone disita selama satu semester bagi yang membawa

handphone kesekolah, layanan yang kurang tepat telah menyebabkan

siswa menjadi membenci guru bimbingan konseling dan menganggap

guru bimbingan konseling adalah polisi sekolah, bahkan menurut

pengakuan guru bimbingan konseling ia mendapatkan perlakuan yang

kurang mengenakan dari siswa seperti siswa yang datang kerumah

dengan mengamuk, selain itu guru bimbingan konseling juga pernah

diteror dan juga mendapati orang tua yang marah karena tidak senang

anaknya dipotong botak rambutnya. Melihat dari pemaparan di atas

bahwasanya pelayanan guru bimbingan konseling berjalan kurang

efektif, kurang sesuai dengan layanan informasi yang sesungguhnya,

yaitu memberikan informasi kepada siswa untuk menjadi pertimbangan

dan pengambilan keputusan para siswa.

74

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi. 75

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 66: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

53

3. Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yang ada di SMA N 7 Tebo

secara umum di dalam pengaplikasiannya itu sedikit melenceng dari

kebijakan yang semestinya. Misalnya saja untuk memilih jurusan ilmu

pengetahuan dan ilmu sosial meraka itu ditentukan oleh nilai, jika

mereka memiliki nilai yang bagus atau masuk kategori 10 besar dalam

peringkat kelas maka akan ditempatkan di jurusan ilmu pengetahuan

alam, dan untuk nilai standar siswa akan ditempatkan di jurusan ilmu

pendidikan sosial atau bahasa. Jika di dalam pelayanan bimbingan dan

konseling itu didasarkan atas nilai itu tidak sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki atau sesuai dengan minat bakat siswa tersebut. Bisa jadi

siswa yang mendapat nilai bagus dan dapat juara itu sebenarya ingin

masuk di ilmu pengetahuan sosial begitu sebaliknya, misalnya nilai

yang paling tinggi di mata pelajaran eksak (biologi, mtk, fisika, dan

kimia) maka masuk di jurusan ilmu pengetahuan alam, jika nilai yang

paling tinggi mata pelajaran sosial (geografi, ekonomi, sejarah, dan

sosiologi) maka akan masuk jurusan ilmu pengetahuan sosial, dan jika

nilai yang paling tinggi mata pelajaran bahasa (bahasa inggris, bahasa

arab dan budaya) maka akan masuk di jurusan bahasa. Dampaknya hal

ini menjadi penyebab siswa kesulitan dalam menentukan minat

bakatnya, bahkan sebagaian dari siswa ada yang mengeluh terhadap

kondisi ini, dimana ada sebagian yang memiliki nilai tinggi ingin di

jurusan ilmu pengetahuan sosial atau bahasa namun karena nilainya

tinggi anak ini ditempatkan di ilmu pengetahuan alam yang sebenarnya

bukan minatnya begitu sebaliknya. Melihat dari pemaparan di atas

pelayanan guru bimbingan konseling berjalan kurang efektif, karena

seharusnya di dalam penempatan/penyaluran siswa mendapat tempat

yang paling tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas,

kelompok belajar, jurusan, ko/ekstrakulikuler) sesuai dengan potensi,

minat dan bakat, serta kemampuan pribadinya bukan dari nilai yang di

capainya.

Page 67: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

54

4. Layanan perorangan (individu)

Layanan perorangan (individu) itu memberikan pelayanan hanya

kepada siswa siswi yang bermasalah saja. Dengan cara di panggil oleh

guru bimbingan konseling untuk menghadap dan akan di masukkan di

dalam daftar buku hitam. 76

Seharusnya di dalam pelayanan bimbingan

konseling sesunguhnya tidak seperti itu, maka jika ada siswa

bermasalah itu kita telusuri apa penyebabnya sampai tuntas, kita tidak

bisa langsung memberinya hukuman atau teguran itu bukan tugas dari

guru bimbingankonseling sebenarnya, berarti layanan ini tidak berjalan

dengan efektif.77

Dampak dari layanan perorangan yang tidak sesuai

adalah menimbulkan pandangan yang salah pada diri siswa yang

menganggap bimbingan konseling hanya untuk anak-anak yang

bermasalah saja dan anak-anak yang pernah memasuki ruangan

bimbingan konseling merasa dirinya adalah anak yang nakal sehingga

menimbulkan sikap rendah diri dan membuat anak memiliki

kepercayaan diri yang rendah sehingga sulit melakukan hal

baik.Melihat dari pemaparan di atas pelayanan yang di berikan oleh

guru bimbingan konseling berjalan kurang efektif karena sebenarnya

layanan perorangan tidak hanya diperuntukkan oleh siswa yang

bermasalah saja tapi untuk semua individu.78

76

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 12

Desember 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi. 77

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi. 78

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 68: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

55

BAB IV

UPAYA SEKOLAH MENINGKATKAN EFEKTIVITAS

PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Pelayanan bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo di lakukan oleh

guru non bimbingan konseling, berikut beberapa upaya sekolah untuk

meningkatkan efektivitas pelayanan bimbingan konseling:

1. Memberikan Kesempatan Guru Bimbingan Konselinguntuk

meningkatkan Efektivitas

Sekolah memberikan kesempatan guru untuk meningkatkan

keefektifan kepada guru bimbingan konseling dengan mengikuti

diklat bimbingan konseling di Provinsi Jambi. Diklat tersebut di ikuti

oleh semua sekolah yang memiliki guru non bimbingan konseling,

yang salah satunya yaitu guru bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo.

Diklat tersebut yang mengadakan adalah pemerintah yang bertujuan

untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam bimbingan dan

konseling yang professional. guru non bimbingan konseling di SMA

N 7 Tebo sudah mengikuti diklat tersebut sebanyak 3 kali yaitu: (1)

diklat pertama, para peserta guru non bimbingan konseling itu

menginap di hotel Sang Ratu yang bertempat di jambi. Diklat itu

berlangsung 3-4 hari. Kegiatan di dalam diklat tersebut seperti

seminar, yang ada pemateri memberikan pengetahuan yang lebih

tentang apa dan seperti apa guru bimbingan konseling yang

professional. 79

Guru non bimbingan konseling setiap mengikuti diklat

akan di berikan buku panduan atau materi yang akan di sampaikan

oleh pemateri yang isinya itu (apa pengertian BK, konsep dasar BK,

cirri-ciri BK, dll). Biasanya materi yang di sampaikan bisa memakan

waktu 2 jam, kemudian setelah di berikan materi para peserta diklat

tersebut di berikan seperti ujian tulisan dan lisan seputar materi yang

79

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 17

Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 69: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

56

di sampaikan.Kemudian tema dari diklat yaitu pembentukan karakter

siswa siswi.Diklat pertama itu pada tahun 2014. (2) diklat kedua,

sama seperti diklat pertama yang di adakan oleh pemerintah yang

bertempat di hotel Sang Ratu yang berlangsung 3-4 hari. Seperti hal

nya seperti diklat sebelumnya yaitu seperti seminar yang ada pemateri

kemudian adanya Tanya jawab di sesi tersebut, di dalam memberikan

materi itu berlangsung 1,5-2 jam. Setelah di berikan materi kemudian

para peserta di berikan pertanyaan rulisan ataupun lisan seputar materi

yang di sampaiakan.Dilat kedua itu bertema membangun hubungan

yang baik antar sesama peserta didik.Di dalam seminar tersebut guru

non bimbingan konseling di berikan buku panduan seperti “buku

bimbingan konseling karya Prayitno).Sebelum mengikuti diklat di

wajibkan oleh guru non bimbingan konseling memiliki beberapa buku

untuk di jadikan sebagai pedoman. Diklat yang kedua di lakukan pada

tahun 2015 yang di ikuti oleh 150 peserta di provinsi jambi.(3) diklat

ketiga, seperti biasa diklat tersebut bertempat di hotel Sang Ratu yang

berlangsung 3-4 hari. Seperti biasanya proses diklat tersebut seperti

seminar yang adanya pemateri menyampaikan ilmu pengetahuan yang

belum di miliki oleh guru non bimbingan konseling guna untuk

meningkatkan efektivitas guru-guru non bimbingan konseling. Setiap

pemateri memberikan materi sekitar 2 jam, setelah itu seperti biasa

para peserta akan di tes baik tertulis maupun lisan seputar materi yang

di sampaikan. Pada diklat ketiga tersebut bertema bimbingan

konseling karier.Yang di adakan pada tahun 2017.Setelah mengikuti

diklat tersebut para guru non bimbingankonseling memiliki sertifikasi

guru bimbingan konseling untuk menunjang keefektivitasan guru non

bimbingan konseling.80

80

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling Wawancara dengan Penulis. 2

Desember 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 70: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

57

2. Menyediakan Sarana dan Prasarana Sekolah

Pihak sekolah SMA N 7 Tebo memberikan fasilitas yang

memadai untuk pelaksanan bimbingan konseling seperti, adanya

ruang bimbingan konseling, adanya guru bimbingan konseling, serta

peralatan yang di sediakan, misalnya, ada laptop untuk menyimpan

beberapa dokumen penting tentang bimbingan konseling di sekolah

tersebut dan buku untuk mencatat siswa-siswi yang bermasalah atau

yang berkonsultasi kepada guru bimbingan konseling seperti halnya

pada sekolah-sekolah formal lainnya81

. Sarana dan prasarana yang di

berikan oleh sekolah sangat di manfaatkan oleh guru non bimbingan

konseling yang ada di SMA N 7 Tebo, misalnya saja jika ada operasi

razia siswa siswi yang terjaring oleh razia tersebut akan di

kumpulkan dan akan di pangil ke ruangan bimbingan konseling, dan

kemudian guru bimbingan konseling akan mencatat siswa yang

terkena razia di catatan hitam beserta pelangaran yang di lakukannya.

Dan juga jika siswa siswi melakukan bimbingan konseling itu juga

akan di catat di buku oleh guru non bimbingan konseling untuk

mengakumulasikan masalah-masalah yang banyak di alami oleh

siswa siswi itu seperti apa. Kemudian jika siswa siswi yang

bermasalah berulang-ulang kali akan di berikakan surat keterangan

pemangilan orang tua dan di lengkapi dengan matrai, kemudian

dalam bentuk sofe file akan di simpan di dalam computer/laptop

untuk dijadikan arsip dan masuk dalam program tahunan. Ruangan

bimbingan konseling yang cukup strategis dan menyendiri

memberikan suasana yang tenang untuk siswa siswi untuk

berkonsultasi masalah yang mereka alami.Tidak banyak orang yang

ber lalu lalang di sekitar ruangan bimbingan konseling supaya tidak

81

Sularno, Kepala Sekolah SMA N 7, Wawancara dengan Penulis, 24 Oktober 2018,

Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 71: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

58

malu bagi siswa yang ingin berkonsultasi.Kemudian computer/laptop

digunakan guru bimbingan konseling menyimpan data-data yang ada

di catatan hitam sebagai penilaian di akhir semester yaitu program

pertahun.Guru non bimbingan juga di berikan buku tentang

bimbingan konseling untuk lebih menambah wawasan guru non

bimbingan konseling tersebut, untuk lebih memahami siswa siswi

dan meningkatkan efektivitas pelayanan bimbingan konseling seperti

pelayanan BK professional.82

3. Memberikan kesempatan kepada Guru Bimbingan Konseling

mengikuti MGBK(Musyawarah Guru Bimbingan Konseling)

Guru bimbingan konseling di berikan kebebasan untuk

mengikuti organisasi MGBK(Musyawarah Guru Bimbingan

Konseling) di kabupaten, yaitu kabupaten Tebo.Organisasi itu di

adakan oleh kabupaten.Tujuan di adakan organisasi tersebut untuk

mempererat silaturahmi antar guru BK dan melakukan kajian-kajian

kecil sepurat bimbingan konseling. Guru bimbingan konseling yang

ada di kabupaten Tebo memang sangat sedikit, itu salah satu

alasannya organisasi tersebut di bentuk.Organisasi tersebut biasanya

juga membahas bagaimana perkembangan di setiap sekolah tentang

siswa siswi terhadap layanan bimbingan konsleing (sheering),

kemudian jika ada salah satu guru BK yang kesulitan atau

bermasalah di situ tempat bertukar pengalaman atau wawasan untuk

saling membantu di dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi

oleh guru BK.Untuk menangulangi kekurangan SDM guru

bimbingan konseling.Guru bimbingan konseling yang mengikuti

organisasi MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) itu

berkisar hanya puluhan orang. Pada awalnya guru non bimbingan

konseling di SMA N 7 Tebo telah mengikuti organisasi

MGBK(Musyawarah Guru BimbinganKonseling) selama beberapa

82

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara dengan Penulis, 2

Desember 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 72: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

59

bulan, namun pada kenyataanya yang tergabung di

MGBK(Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) hanya untuk guru

bimbingan konseling yang berlatar belakang bimbingan konseling

saja. Sejak dari itu guru bimbingan konseling sudah berhenti dari

organisasi MGBK(Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) karena

guru di SMA N 7 Tebo merupakan guru non bimbingan konseling83

.

Meskipun guru non bi bingan konsleing sudah mengikuti diklat

selama kurang lebih 3 kali diklat dan mendapatkan sertifikasi guru

BK, tetapi hal itu belum bisa menjadikan guru non BK menjadi guru

BK. Organisasi tersebut hanya berlaku untuk guru BK yang

berstandar S1 BK.84

Namun menurut guru non bimbingan konseling

organisasi MGBK( Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) pada

saat ini itu mulai non aktif, karena banyak peserta yang ikut

organisasi MGBK(Musyawarah Guru Bimbingan Konseling) yang

berstandar S1 BK, itu sangat sedikit yang tidak memungkinkan

organisasi tersebut di dirikan lagi. Sebelum adanya peraturan yang

mengikuti orgaisasi MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan

Konseling) itu berstandar S1 BK, cukup eksis dan banyak

pengikutnya karena kebanyakan guru BK itu berlatar belakang non

BK, kurangnya SDM dan potensi yang ada di daerah Tebo sehingga

ketertingalan jauh dari Kabupaten-kabupaten lain yang memiliki

SDM guru bimbingan konsleing berstandar S1 BK yang banyak.

4. Meningkatkan Supervisi Guru Bimbingan Konseling

Meningkatkan supervisi guru bimbingan konseling di sekolah

dalam meningkatkan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling

di SMA N 7 Tebo dengan terstruktur/berkala. Meskipun kepala

sekolah sudah memberikan sepenuhnya kepercayaan kepada guru

bimbingan konseling terhadapsiswa siswi yang ada disekolah

83

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling SMA N 7, Wawancara dengan

Penulis, 22 Oktober 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi. 84

Herli Mustika, Guru Bimbingan dan Konseling SMA N 7, Wawancara dengan

Penulis, 26 November 2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 73: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

60

tersebut, kepala sekolah harus tetap memberikan pengawasan,

misalnya cara guru bimbingan dan konseling memberikan hukuman

kepada siswa-siswi yang bermasalah terlalu berat sehingga

mengangu kenyamanan belajar mengajar siswa di sekolah. Dengan

adanya pengawasan dari kepala sekolah itu tanda adanya kerjasama

antara guru bimbingan konseling dengan kepala sekolah untuk

meningkatkan efektivitas pelayanan bimbingankonseling. Semua

sudah berusaha di laporkan kepada pemerintah dan diterapkan, akan

tetapi memang belum adanya sumber daya manusia/tenaga pendidik

S1 bimbingan konseling. Di karenakan jarak yang jauh dan keadaan

ekonomi maka di berlakukan guru non bimbingan konseling untuk

meminimalisir hambatan/masalah yang di hadapi siswa sampai

adanya guru bimbingan konseling profesional.85

Di dalam

peningkatan suvervisi sekolah bukan hanya bersangkutan tentang

kepala sekolah, tetapi menyangkut semua staf dan guru mata

pelajaran lain. Yang membantu guru non bimbingan konseling di

dalam melakukan pelayanannya. Misalnya saja guru Fisika ikut guru

non bimbingan konseling di dalam operasi razia guna untuk

meningkatkan kedisiplinan sekolah tersebut, kemudian ada wali kelas

yang memberikan laporan di setiap harinya kepada guru non

bimbingan konseling bagi siswa yang melakukan pelangaran atau

yang tidak bisa mengikuti pelajaran di dalam kelas.86

Kemudian ada

staf yang membantu guru non bimbingan konseling yang bermasalah

pada siswa siswi yang telat di dalam melakukan pembayaran atau

pelunasan keuangan spp. Semua itu akan di laporkan oleh guru non

bimbingan konseling, untuk mengetahui apa faktornya. Apakah uang

85

Sularno, Kepala Sekolah SMA N 7, Wawancara dengan Penulis, 24 Oktober 2018,

Kabupaten Tebo, Dokumentasi. 86

Sularno, Kepala Sekolah SMA N 7, Wawancara dengan Penulis, 24 Oktober 2018,

Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 74: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

61

tersebut di salahgunakan oleh siswa siswi itu akan di telusuri lebih

lanjut oleh guru non bimbingan konseling.87

87

Sularno, Kepala Sekolah SMA N 7, Wawancara dengan Penulis, 26 November

2018, Kabupaten Tebo, Dokumentasi.

Page 75: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis

menyimpulkan secara umum efektivitas pelayanan bimbingan

konseling oleh guru non bimbingan konseling terhadap siswa di SMA

N 7 Tebo berjalan tidak efektif. Sedangkan secara khusus sebagai

berikut:

1. Bentuk layanan bimbingan konseling yang dilaksanakan oleh guru

non bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo adalahlayanan

orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,

layanan konseling perorangan (individu). Di samping itu guru non

bimbingan konseling membantu pihak sekolah melaksanakan razia

yang merupakan salah satu program sekolah.

2. Dampak pelayanan bimbingan konseling di SMA N 7 Tebo yaitu

kurang berjalan dengan baik program BK yang sesunguhnya. Di

dalam pelaksanaan BK itu tidak ada namanya hukuman, tetapi

bimbingan untuk siswa siswi yang bermasalah, namun yang

terjadi di SMA N 7 Tebo itu mengutamakan hukuman di setiap

siswa yang bermasalah. Sedangkan dampak secara psikis di alami

oleh siswa siswi yaitu merasa takut jika berurusan dengan guru

bimbingan konseling, karena setiap pelangaran yang di alami oleh

siswa siswi akan masuk dalam catatan hitam dan untuk siswa

siswi yang bermasalah akan diberikan hukuman. Itu sebabnya

karena guru bimbingan konseling yang ada di SMA N 7 bukan

berlatar belakang guru bimbingan konseling, tetapi guru mata

pelajaran pendidikan kewarganegaraan, sehingga di setiap

pelayanannya selalu berhubungan dengan hukum

3. Upaya sekolah meningkatkan efektivitas pelayanan guru non

bimbingan konseling yaitu dengan beberapa cara seperti:

Page 76: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

menyediakan sarana dan prasarana di sekolah yaitu (memberikan

ruang bimbingan konseling, computer/laptop untuk menyimpan

data, buku untuk menulis siswa-siswi yang bermasalah atau

berkonsultasi), memberikan waktu untuk melakukan pelayanan

BK, memberikan kesempatan kepada guru bimbingan konseling

mengikuti organisasi MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan

Konseling), meningkatkan suvervisi guru bimbingan konseling

agar pelaksanaanya terstruktur dan berskala.

B. Saran-saran

Setelah menarik kesimpulan, melalui penelitian ini

disampaiakan saran sebagai berikut:

1. Guru nonbimbingan konseling untuk mempertimbangkan

pelaksanaan razia, agar guru non bimbingan konseling tidak di

angap sebagai polisi sekolaholeh siswa siswi.

2. Guru non bimbingan konseling lebih memperhatikan tentang

pelayanan yang di berikan kepada siswa sehingga siswa tidak

mengalami tekanan dan hambatan di dalam pelaksanaan belajar

mengajar di sekolah.

3. Seluruh siswa-siswi untuk mematuhi segala aturan agar

keberlangsungan pelayanan bimbingan konseling berjalan dengan

baik dan efektif.

4. Guru non bimbingan konselinguntuk bekerja sama dengan pihak

lain, seperti guru matapelajaran dan wali kelas agar terciptanya

pelayanan bimbingan konseling secara efektif dan professional.

5. Kepada pihak sekolah untuk meningkatkan efektivitas guru

bimbingan konseling seperti contohnya mencari sumber daya

manusia yang berkualifikasi S1 BK.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT, serta sholawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, karena atas rahmat, karunia dan izinya lah skripsi

Page 77: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

ini dapat penulis selesaikan. Kendati cukup banyak rintangan, namun

dengan rahmatnya dapat terlaksana dengan lancar.

Dengan menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan

skripsi ini banyak sekali ditemui kekuranganya, baik dalam penulisan

atau pemikiran, suku kata, pembahasan yang menurut penulis

bukanlah suatu hal yang sengaja, akan tetapi karena keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis.

Kepada Allah SWT penulis berserah diri, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca.

Wasalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Jambi, 1 November 2018

Supanti

NIM. UB. 150131

Page 78: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Supanti

Tempat & Tanggal Lahir :Giriwinanggun/ 21September 1996

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Rimbo Ilir Unit 15 Kab. Tebo

B. Riwayat Pendidikan

SMA N 7 Tebo : Lulus tahun 2015

SMP N 6 Tebo : Lulus tahun 2012

SD N 123/VIII :Lulus tahun 2006

TK PERTIWI : Lulus tahun 2005

C. Karya Tulis

1. Diagnosis Gangguan Kejiwaan

D. Riwayat Organisasi

1. LDK Kampus 2015

2. PMII Tahun 2016

3. HIMARI Tahun 2016-2017

Page 79: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

JADWAL PENELITIAN

Kegiatan

Agustus September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf

Proposal

x

x

2 Konsultasi dg

ka.jur/prodi

dan lainnya

untk fokus

penelitian

x

x

x

3 Revisi Draf

Proposal

x

x

4 Proses Seminar

Proposal

x

x

5 Revisi Draf

Proposal

Setelah

seminar

x

6 Konsultasi dg

Pembimbing

x

x

7 Koleksi Data

8 Analisa dan

Penulisan Draf

Awal Skripsi

x

9 Draf Awal

dibaca

pembimbing

10 Revisi Draf

Awal

x

11 Draf Dua

dibaca

pembimbing

12 Revisi Draf

Data

13 Draf2Revisi

dibaca

pembimbing

14 Penulisan Draf

Akhir

15 Draf Akhir

Dibaca

Pembimbing

16 Ujian

Munaqasah

17 Revisi Skripsi

Setelah Ujian

Munaqasah

20 Mengikuti

Wisuda

Page 80: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

PROPOSAL

“EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

TERHADAP SISWA OLEH GURU NON BIMBINGAN KONSELING DI

SMA N 7 TEBO”

No JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1. -Letak Geografis

SMA N 7 Tebo

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Setting

-Dokumentasi Geografis

-Pengurus/ Pembina SMA

2. -Sejarah SMA -Wawancara

-Dokumentasi

-Pengurus/Pembina SMA

-Dokumen Sejarah SMA

3. -Visi, Misi, dan

Tujuan SMA

-Dokumentasi -Dokumen Visi, Misi, dan

Tujuan SMA

4. -Struktur Organisasi

dan Kepengurusan

SMA

-Dokumentasi -Bagan Struktur

Organisasi dan nama-

nama pengurus SMA

5. -Sarana/Fasilitas

SMA

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Keadaan Fasilitas

-Dokumen Fasilitas

-Pengurus/Pembina SMA

6. -Program BK Di

SMA

-Dokumentasi -Dokumen Program pada

SMA

7. -Dasar Konseptual

BK Di SMA

-Dokumentasi

-Wawancara

-Dokumen Dasar BK

-Pengurus/Prmbina SMA

8. -Implementasi BK -Observasi

-Dokumentasi

-Praktik Implementasi

-Dokumen Implementasi

-Pengurus/Pemimpin

SMA

9. -Relevansi

implementasi BK

dari Non BK

-Observasi

-Dokumen

-Wawancara

-Implikasi Terhadap

Efektivitas Pelayanan

Siswa

Page 81: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

-Dokumen tentang BK

-Pengurus/Pembina SMA

A. Panduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1. -Letak Geografis

SMA N 7 Tebo

-Keadaan dan Letak Geografis

2. -Sarana/Fasilitas

SMAN 7 Tebo

-Sarana dan prasarana yang tersedia pada

SMAN 7, seperti:- Kelengkapan ruang SMAN

7 Tebo

3. -Praktik Ekeftivitas

Pelayanan Non BK

Pada SMAN 7 Tebo

-Metode yang diterapkan dalam terapi

-Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk

penerapan satu metode

4. -Relevansi

implementasi

efektivitas pelayanan

Non BK terhadap

siswa

-Dampak perilaku yang terlihat secara

langsung terhadap siswa setelah menjalani

pelayanan Non bk terhadap siswa

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1. -Letak Geografis

SMAN 7 Tebo

-Data Dokumentasi letak geografis SMAN 7

Tebo

2. -Sejarah SMAN 7

Tebo

-Data dokumentasi tentang sejarah dan

perkembangan SMAN 7 Tebo

3. -Visi, Misi, dan

Tujuan SMAN 7

Tebo

-Data dokumentasi tentang visi, misi dan

tujuan SMAN 7 tebo

4. -Struktur Organisasi

dan kepergurusan

SMAN 7 Tebo

-Data dokumentasi tentang struktur organisasi

dan keperguruan pada SMAN 7 Tebo

-Daftar nama pengurus/pembina dan juga

SMAN 7 Tebo

-Daftar riwayat pengurus/Pembina SMAN 7

Tebo

-Data-data lain yang dibutuhkan

5. -Sarana/Fasilitas

SMAN 7 Tebo

-Data dokumentasi tentang sarana/Failitas

yang dimiliki SMAN 7 Tebo

6. -Program efektivitas

pelayanan Non BK

-Data dokumentasi tentang program

efektivitas pelayanan Non BK

7. -Dasar konseptual

implementasi

-Data tentang dasar konseptual dalam

implementasi efektivitas pelayanan Non BK

Page 82: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

efektivitas pelayanan

Non BK

pada SMAN 7 Tebo

8. -Implementasi

efektivitas pelayanan

Non BK pada SMAN

7 Tebo

-Data tentang implementasi efektivitas

pelayanan Non BK, yang

meliputi:administrasi, program, metode, dan

juga implementasinya secara teknis.

9. -Relevansi

implementasi

efektivitas pelayanan

Non BK terhadap

siswa

-Dokumen tentang relevansi implementasi

efektivitas pelayanan Non BK terhadap siswa

C. Butir-butir Wawancara

No Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawacara

1. -Letak Geografis

SMAN 7 Tebo

PIMPINAN /PEMBINA SMA N:

-Bisa dijelaskan letak geografis SMAN 7

Tebo?

2. -Sejarah SMAN 7

Tebo

PIMPINAN/PEMBINA SMAN 7 TEBO:

-Bagamaina sejarah pendiri SMAN 7 Tebo?

-Kapan dan oleh siapa SMAN 7 didirikan?

-Apa yang menjadi motivasi pendiri SMAN?

-Bagaimana perkembangannya hingga saat

ini?

3. -Sarana /Fasilitas

SMAN 7 Tebo

PIMPINAN/PEMBINA SMAN 7 TEBO

-Apa saja sarana yang dimiliki SMAN 7

Tebo?

4. -Dasar konseptual

implementasi

Efektivitas pelayanan

Non BK

PIMPINAN/PEMBINA SMA N 7 TEBO

-Apakah yang menjadi landasan konseptual

implementasi Efektivitas pelayanan Non BK

pada SMAN 7 Tebo?

5. -Implementasi

efektivitas pelayanan

Non BK pada SMAN

7 Tebo

PIMPINAN/PEMBINA SMAN 7 TEBO:

-Bagaimana program efektivitas pelayanan

Non BK?

-Apa saja aturan administrasinya?

-Apa saja susunan program kegiatannya?

-Apa saja metode yang digunakkan?

-Bagaimana teknis penerapan metode tersebut:

-kapan dilaksanakan dan apa tujuannya?

-apa saja amalan-amalan yang dilakukan?

6. -Relevansi PIMPINAN/PEMBINA SMAN 7 Tebo:

Page 83: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

implementasi

efektivitas pelayanan

Non BK terhadap

siswa

-Dampak apa yang diharapakan dalam

pelaksanaan efektivas?

Page 84: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

LAMPIRAN LAMPIRAN DOKUMENTASI

FOTO BERSAMA DI DEPAN SMA N 7 TEBO

FOTO SEKITAR KELAS SMA N 7 TEBO

Page 85: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

FOTO BERSAMA WAKIL KEPALA SEKOLAH SMA N 7 TEBO

FOTO BERSAMA GURU MATA PELAJARAN LAIN DI SMA N 7

TEBO

Page 86: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

WAWANCARA DENGAN GURU NON BK DI SMA N 7 TEBO

FOTO BERSAMA GURU NON BIMBINGAN KONSELING

Page 87: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

CATATAN HITAM SISWA SISWI DI SMA N 7 TEBO

CONTOH SURAT PERJANJIAN PELANGARAN SISWA SISWI

Page 88: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

RUANG BELAJAR SIMULASI SISWA SISWI

TAMPAK DEPAN SEKOLAH SMA N 7TEBO

Page 89: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …

MATERI DIKLAT GURU NON BK

FOTO BERSAMA SALAH SATU SISWA

Page 90: EFEKTIVITAS PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (STUDI …