EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …lib.unnes.ac.id/9028/1/6684.pdf · Ketua Jurusan...
Transcript of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …lib.unnes.ac.id/9028/1/6684.pdf · Ketua Jurusan...
i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS
MATA PELAJARAN AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL
PENYESUAIAN di SMA N 2 UNGARAN TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nikmah Khoiroh
NIM 7101407199
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 2 Agustus 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Agus Wahyudin, M.Si. Trisni Suryarini,SE,M.Si
NIP. 196208121987021001 NIP. 197804132001122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dr. Partono Thomas,M.S
NIP. 1952121919820331002
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 15 Agustus 2011
Penguji,
Drs Tarsis Tarmudji, M.M
NIP. 194911211976031002
Anggota I Anggota II
Drs. Agus Wahyudin, M.Si. Trisni Suryarini, SE,M.Si
NIP. 196208121987021001 NIP. 197804132001122001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs.S. Martono, M.Si
NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar – benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka
saya akan bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 2 Agustus 2011
Nikmah Khoiroh
NIM 7101407199
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Buatlah semua orang bersyukur dan bahagia atas kedatangan kita.
Sesengguhnya bersama kesusahan itu terdapat kemudahan ( QS. Al – Insyirah 6 ).
Jangan takut gagal.
Perjuangan dan doa tidak akan sia – sia.
Persembahan
Bapakku Romadlon dan Ibuku Siti
Fatimah Tercinta.
Kakakku Mustihanah, mas faat, mas
opa, mas khoirudin, dan Adik –
adikku tersayang Azka, Hikmal dan
Nazila.
Putera Sampoerna Foundation (PSF).
Sahabat – sahabatku di Sampoerna
Foundation Scholar Club ( SFSC )
Semarang.
Abi Saefudin Husni.
Teman – teman Pendidikan Ekonomi
( Akuntansi ) angkatan 2007.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Efektivitas
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi
Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010 /
2011 ”, ini dengan baik.
Skripsi ini disusun dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah mengesahkan skripsi ini.
3. Dr. Partono Thomas,M.S, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
4. Drs Agus Wahyudin, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Trisni Suryarini, SE, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Muhammad Khafid, S.Pd,M.Si, Dosen wali yang telah memberikan
pengarahan dan motivasi.
vii
7. Dra Jadmi Rahayu, Kepala SMA N 2 Ungaran yang telah memberikan ijin
penelitian.
8. Ridawati, M.Pd, Guru mata pelajaran Ekonomi Akuntansi SMA N 2 Ungaran
yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan
balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan
bagi pembaca.
Semarang, 2 Agustus 2011
Penulis
viii
SARI
Khoiroh, Nikmah. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
XI IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010 / 2011. Skripsi. Pendidikan Ekonomi
(Akuntansi). Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs Agus Wahyudin, M.Si. II. Trisni Suryarini, SE, M.Si. 118 halaman
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, Macromedia Flash,
Model Pembelajaran Konvensional, Prestasi Belajar.
Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA N 2 Ungaran pada mata pelajaran akuntansi yang belum optimal dapat dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih mengedepankan keaktivan siswa dan menggunakan bantuan media pembelajaran yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dukungan media pembelajaran yang inovatif, berbasis teknologi dan menarik dapat diperoleh dengan menggunakan
media pembelajaran macromedia flash. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia
flash dapat meningkatkan prestasi belajar? 2) apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash lebih efektif dibanding
dengan model konvensional?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar serta lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah 164 siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan sampel sebanyak 2 kelas yaitu kelas XI IPS 5 dan XI IPS 4 yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Alat
pengumpulan data berupa tes dalam bentuk pilihan ganda dan lembar observasi aktivitas siswa.
Hasil penelitian diperoleh rata – rata prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia
flash mengalami kenaikan sebesar 28,44 yaitu dari rata – rata awal sebesar 50,81 menjadi 79,25 dan lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan prestasi belajar
pada siswa dengan model pembelajaran konvensional yang hanya mengalami kenaikan sebesar 21,34 yakni dari rata – rata awal 51,28 menjadi 72,62. Hasil uji
paired sample t test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga H1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan rata – rata prestasi belajar pada siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash antara sebelum dan setelah perlakuan. Hasil uji independent
sample t test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 sehingga H1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata – rata prestasi belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan
ix
macromedia flash dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu 79,25 dibandingkan dengan 72,62. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta lebih efektif dibandingkan dengan
model konvensional. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan
macromedia flash sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
x
ABSTRACT
Khoiroh, Nikmah. 2011. The Effectiveness of Cooperative Learning Model
Type Jigsaw by using Macromedia Flash on Student Achievement for Grade XI
IPS on Accounting Adjusting Entries in SMA N 2 Ungaran School Year 2010/2011. Final Project. Economics Education (Accounting). Economic Faculty.
Semarang State University. 1st adviser Drs Agus Wahyudin, M.Si and 2
nd adviser
Trisni Suryarini, SE, M.Si.118 pages
Keywords: Cooperative Learning Model, Jigsaw, Macromedia Flash,
Conventional Learning Model, Students Achievement.
The Efforts to improve student achievement in high school grade XI IPS N 2 Ungaran on Accounting subjects that have not been optimal can be done by
applying the learning model that develope students activities and using media is by using a model of cooperative learning jigsaw type. Media support the learning
of innovative, technology - based and interest can be obtained by using a medium of learning Macromedia Flash. The problem of this research 1) what is the
cooperative learning model type jigsaw by using macromedia flash can improve students achievement? 2) is the cooperative learning model type jigsaw by using
macromedia flash more effective than conventional models?. The purpose of this research is to determine between the cooperative learning models type jigsaw by
using macromedia flash can improve students achievement and more effective than conventional models.
The population in this research are all high school students in grade XI IPS N 2 Ungaran School Year 2010/2011 which consist of 164 students. This
research is an experimental research with use XI IPS 4 and XI IPS 5 classes as sample classes which obtained by cluster random sampling technique. The data
were collected by using multiple choice test and student activities observation sheets.
The results obtained the average of student achievement using cooperative learning model type jigsaw by using macromedia flash increase of
28.44 which was started from 50.81 to 79.25 and higher than the increase in students achievement in conventional learning models class which only increase
of 21.34 (51.28 to 72.62 ). The results of paired sample t test showed a significance value of 0.000, so H1 is accepted, which is means that there are
differences average achievement of students who use the cooperative learning model type jigsaw by using macromedia flash between before and after treatment.
The results of independent sample t test obtained significance value of 0.001, so H1 is accepted, which is means that there are differences average student
achievement by using cooperative learning model type jigsaw by using macromedia flash with students who use conventional learning models.
Based on the above results can be concluded that the cooperative learning models type jigsaw by using macromedia flash can improve student achievement
and more effective than conventional models. The Advice relating to the results of this research was the teacher should be able to create a pleasant classroom
xi
condition and student - centered learning activities, one of the alternatives is using
the cooperative learning models type jigsaw by using macromedia flash.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................. ii
SURAT REKOMENDASI ........................................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv
PERNYATAAN.............................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 14
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 15
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 18
2.1 Prestasi Belajar ....................................................................... 18
2.1.1 Hakikat Belajar .............................................................. 18
2.1.2 Teori – Teori Belajar ...................................................... 19
2.1.3 Pengertian dan Fungsi Prestasi Belajar............................ 21
2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...... 24
2.2 Efektivitas Pembelajaran......................................................... 27
2.2.1 Pembelajaran ................................................................. 27
2.2.2 Pengertian dan Ciri – ciri Efektifitas ............................... 29
2.3 Model dan Metode Pembelajaran ............................................ 30
2.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 30
xiii
2.3.2 Metode Pembelajaran ..................................................... 34
2.3.3 Metode Pembelajaran Tipe Jigsaw .................................. 37
2.3.4 Model Pembelajaran Konvensional................................. 41
2.4 Media Pembelajaran ............................................................... 42
2.4.1 Pengertian Media Belajar ............................................... 42
2.4.2 Manfaat Penggunaan Media Belajar ............................... 43
2.4.3 Prinsip – Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media ........ 45
2.4.4 Media Pembelajaran Macromedia Flash ......................... 46
2.5 Mata Pelajaran Akuntansi ....................................................... 49
2.5.1 Pengertian dan Tujuan Pengajaran Akuntansi.................. 49
2.5.2 Jurnal Penyesuaian......................................................... 50
2.6 Kerangka Berpikir .................................................................. 51
2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................ 59
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 60
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ..................................................... 60
3.2 Penentuan Objek Penelitian..................................................... 61
3.2.1 Populasi......................................................................... 61
3.2.2 Sampel .......................................................................... 61
3.3 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 63
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 71
3.5 Alat Pengumpulan Data .......................................................... 72
3.5.1 Tahap Penyusunan Alat Pengumpulan Data .................... 72
3.5.2 Teknik Analisis Alat Pengumpulan Data......................... 73
3.6 Hasil Analisis Perangkat Tes Uji Coba .................................... 77
3.6.1 Hasil Uji Validitas ......................................................... 77
3.6.2 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................... 77
3.6.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal................................... 78
3.6.4 Hasil Uji Daya Beda ...................................................... 79
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................. 81
3.7.1 Analisis Data Awal ( Pre Test ) ...................................... 81
3.7.2 Analisis Data Akhir ....................................................... 84
xiv
3.7.2.1. Analisis Data Pos Test ...................................... 84
3.7.2.2. Analisis Hipotesis Penelitian ............................. 85
3.7.2.3. Analisis Deskriptif Prosentase ........................... 86
3.8 Indikator Keberhasilan Pembelajaran ...................................... 87
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 88
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................... 88
4.1.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 88
4.1.2. Pelaksanaan Penelitian ................................................. 89
4.1.2.1.Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen .... 90
4.1.2.2.Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ........... 93
4.1.3. Hasil Analisis Data Awal ( Pre Test ) ........................... 94
4.1.4. Hasil Analisis Data Akhir ( Post Test ) ......................... 97
4.1.5. Hasil Analisis Hipotesis Penelitian ............................... 100
4.1.5.1 Hipotesis 1 ...................................................... 100
4.1.5.2 Hipotesis 2 ...................................................... 102
4.1.6. Hasil Analisis Deskriptif Prosentase ............................. 104
4.2. Pembahasan ........................................................................... 105
BAB V PENUTUP ................................................................................... 115
5.1 Simpulan ................................................................................ 115
5.2 Saran ...................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 117
LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................... 119
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata – rata Siswa SMA N 2 Ungaran ................................... 5
Tabel 1.2 Jumlah Ketuntasan Siswa............................................................. 6
Tabel 3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 60
Tabel 3.2 Desain Kegiatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 60
Tabel 3.3 Jumlah Populasi Penelitian .......................................................... 61
Tabel 3.4 Hasil Analisis Uji Homogenitas Populasi ..................................... 62
Tabel 3.5 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Berbantuan Macromedia Flash .................................................... 63
Tabel 3.6 Kategori Validitas Soal ................................................................ 77
Tabel 3.7 Kategori Tingkat Kesukaran Soal ................................................. 79
Tabel 3.8 Kategori Daya Beda Soal ............................................................. 80
Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Uji Coba Soal .................................................... 80
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Uji Kemampuan Awal Sebelum Perlakuan ........... 94
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Sebelum Pembelajaran 95
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Sebelum Pembelajaran
( One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ) ............................................... 96
Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Data Pre Test
( Independent Sampel T Test )...................................................... 97
Tabel 4.5 Deskriptif Data Prestasi Belajar setelah Pembelajaran (Post Test) . 98
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data setelah Pembelajaran (Post Test ) .............. 98
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data setelah Perlakuaan (Post Test ) ............ 99
xvi
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Kelas Eksperimen
( Paired Sample T Test ) ................................................................ 100
Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Kelas Kontrol ............................ 101
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Post Test
( Independent Sample T-Test ) ..................................................... 102
Tabel 4.11 Ringkasan Ketuntasan Siswa ..................................................... 103
Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Aspek Afektif
dan Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 104
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pembelajaran Jigsaw................................................ 38
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir................................................................... 58
Gambar 3.1 Kerangka Pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash ............................ 63
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Kelas XI IPS .............. 119
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....... 120
Lampiran 3 Hasil Uji Homogenitas Populasi............................................. 121
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........... 122
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................. 132
Lampiran 6 Kisi – Kisi dan Indikator Materi Soal Uji Coba ....................... 137
Lampiran 7 Tabel Spesifikasi Soal Uji Coba ............................................ 138
Lampiran 8 Soal Uji Coba ........................................................................ 139
Lampiran 9 Tabulasi Data Uji Instrumen Tes ............................................ 154
Lampiran 10 Kisi – Kisi dan Indikator Materi Soal Pre Test dan Post Test... 160
Lampiran 11 Tabel Spesifikasi Soal Pre Test dan Post Test ........................ 161
Lampiran 12 Soal Pre Test dan Post Test.................................................. 162
Lampiran 13 Daftar Nilai Pre Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.................................................................................. 175
Lampiran 14 Daftar Nilai Post Test dan Ketuntasan Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................... 176
Lampiran 15 Hasil Uji Homogenitas Data Pre Test ..................................... 177
Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Data Pre Test ........................................ 178
Lampiran 17 Hasil Uji Homogenitas Data Post Test .................................... 179
Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Data Post Test ....................................... 190
Lampiran 19 Hasil Uji Perbedaan Rata – Rata Pre Test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................... 181
Lampiran 20 Hasil Uji Perbedaan Rata – Rata Pre Test – Post Test
Kelas Eksperimen .................................................................. 182
Lampiran 21 Hasil Uji Perbedaan Rata – Rata Pre Test – Post Test
Kelas Kontrol ....................................................................... 183
Lampiran 22 Hasil Uji Perbedaan Rata – Rata Post Test ............................. 184
Lampiran 23 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa ......................................... 185
Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen............ 187
xix
Lampiran 25 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol .................. 196
Lampiran 26 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Aspek Afektif
dan Psikomotorik Kelas Eksperimen ...................................... 202
Lampiran 27 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Aspek Afektif
dan Psikomotorik Kelas Kontrol ........................................... 203
Lampiran 28 Dokumentasi Proses Pembelajaran ........................................ 204
Lampiran 29 Media Pembelajaran Macromedia Flash................................ 209
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses mencatat,
mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta
kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
pihak yang membutuhkannya untuk kepentingan pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya. Pengajaran akuntansi di Sekolah Menengah Atas sangat
diperlukan mengingat pentingnya peranan akuntansi dalam kehidupan nyata.
Tujuan mempelajari akuntansi di sekolah adalah membekali siswa dengan
berbagai kompetensi dasar akuntansi yang meliputi : akuntansi dan
lingkungannya, dasar - dasar prosedur pembukuan, jurnal dan posting,
penyesuaian pembukuan, neraca lajur, penutupan buku dan penyesuaian kembali.
Dengan berbagai kompetensi tersebut siswa diharapkan mampu menguasai dan
menerapkannya, baik untuk kepentingan melanjutkan ke perguruan tinggi maupun
terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa
maupun masyarakat disekitarnya. ( Depdiknas, 2003 : 2 )
Pengajaran merupakan suatu sistem yang didalamnya terdiri dari
komponen – komponen pengajaran yang berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan pengajaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pengajaran sangat penting untuk dilakukan karena merupakan usaha membentuk
manusia yang baik. Kegagalan dalam pengajaran dapat merusak satu generasi
2
masyarakat. Adapun komponen – komponen pengajaran menurut Hamalik
(2008:77) adalah meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau
siswa, tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan pengajaran sebagai
suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi
pengajaran. Proses pengajaran ditandai dengan adanya interaksi antar komponen
tersebut.
Tujuan pengajaran akuntansi dapat tercapai jika tujuan dari kegiatan
utamanya yaitu pembelajaran atau Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) dapat
berkualitas yakni berkaitan dengan bagaimana kegiatan yang dilakukan selama ini
dapat berjalan dengan baik serta memberikan luaran yang baik pula. Luaran yang
baik tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Prestasi belajar menurut para ahli dalam bidang pendidikan dapat
didefinisikan sebagai berikut : Tu’u ( 2004:75 ) menyatakan bahwa prestasi
belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan siswa yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Winkel ( 1996:162 ) mengatakan
bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya. Sedangkan prestasi belajar menurut Poerwanto ( 1986:28 ) adalah
hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
dinyatakan dalam raport. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang telah
dilakukan oleh siswa sebagai wujud penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan
3
perubahan sikap yang telah diraihnya dan ditunjukkan melalui angka atau nilai
dalam raport. Jadi siswa yang prestasi belajarnya tergolong baik maka
menunjukkan penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap yang
baik pula pada mata pelajaran yang ditempuhnya. Prestasi belajar bisa dikatakan
merupakan tolok ukur keberhasilan dari kegiatan belajar siswa.
Tujuan kegiatan belajar mengajar ialah perubahan tingkah laku, baik
yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap
aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman
belajar, menilai proses dan prestasi belajar, termasuk dalam cakupan tanggung
jawab guru dalam usaha pencapaian prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa
penting diketahui oleh guru untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam
memberikan suatu materi pembelajaran sehingga dapat melakukan evaluasi
apabila hasilnya kurang maksimal. Prestasi belajar juga penting bagi siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan belajarnya dan dijadikan sebagai indikator tingkat
keberhasilan siswa dalam menyerap dan memahami suatu materi, serta
mengetahui seberapa besar minat terhadap suatu materi pembelajaran. Seorang
guru dikatakan berhasil melakukan proses pembelajaran apabila sebagian besar
siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sebelumnya dimana
ketentuan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran di Sekolah ditunjukkan
dengan prestasi belajar siswa sudah dapat melampaui Kriteria Ketuntasan
Minimum ( KKM ) yang ditentukan oleh Sekolah.
Pencapaian prestasi belajar siswa menurut Slameto ( 2010:54 )
dipengaruhi oleh adanya faktor – faktor yang berasal dari diri siswa ( Faktor
4
internal ) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa ( Faktor eksternal ). Faktor
internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan
faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran, media
pembelajaran dan lingkungan. Secara umum faktor – faktor tersebut dapat
dikerucutkan menjadi empat hal yakni guru, siswa, kurikulum dan lingkungan.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran
karena guru memegang kendali utama untuk mengantarkan siswa mencapai
keberhasailan tujuan pembelajaran. Dalam kurikulum KTSP, guru dituntut untuk
dapat mengelola proses pembelajaran secara efektif. Tugas ini merupakan titik
awal keberhasilan yang nantinya bermuara pada peningkatan prestasi belajar
siswa melalui penentuan konsep pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan
sekolah dan keadaan siswa. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif guru
harus mempunyai ketrampilan mengajar, mengelola tahapan belajar,
memanfaatkan metode, menggunakan media dan mengalokasikan waktu.
Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif, dimana siswa akan turut berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
Metode pembelajaran saat ini senantiasa dikembangkan dan diperbaiki
untuk meningkatkan mutu proses dan prestasi belajar siswa. Perkembangan
pengetahuan dan teknologi juga semakin mendorong upaya – upaya pembaharuan
yang kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan hasil – hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat – alat yang disediakan
sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat – alat tersebut sesuai dengan
5
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran.
Hasil observasi awal di lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui pencapain prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di
salah satu instansi sekolah yaitu di SMA Negeri 2 Ungaran diperoleh data nilai
Ujian Tengah Semester ( UTS ) Semester Genap Tahun 2011 yang menunjukkan
masih terdapat banyak siswa yang prestasi belajarnya tergolong rendah yakni
dilihat dari rata – rata nilai kelas yang rendah dan masih banyak siswa yang tidak
tuntas. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Tabel Nilai Rata - rata Siswa
No Kelas Nilai Total Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai
1 XI IPS I 229 32 7,14
2 XI IPS 2 203 34 5,97
3 XI IPS 3 195 34 5,72
4 XI IPS 4 223 32 6,96
5 XI IPS 5 212 32 6,62
Total 1062 164 6,48
Sumber : Daftar Nilai Guru Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi 2010/2011
Tabel 1.1 ini menunjukkan bahwa nilai rata – rata siswa dalam kelas
banyak yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang
ditetapkan Sekolah yaitu sebesar 69. Kelas XI IPS 1 memperoleh nilai rata – rata
tertinggi yaitu 7,14 yang diperoleh dari nilai total 229 dibagi jumlah siswa
sebanyak 32 orang dan nilai rata – rata kelasnya sudah tergolong tuntas. Kelas lain
yang sudah menunjukkan nilai rata – rata yang sudah melebihi nilai KKM adalah
kelas XI IPS 4 dengan nilai rata – rata kelas 6,96 sedangkan untuk 3 kelas yang
6
lain belum memenuhi nilai KKM yang sudah ditentukan sekolah yaitu kelas XI
IPS 2 dengan nilai rata – rata 5,97, kelas XI IPS 3 dengan nilai rata – rata 5,72 dan
kelas XI IPS 5 dengan nilai rata – rata kelas 6,62.
Tabel 1.2. Tabel Jumlah Ketuntasan Siswa
Kelas Tuntas Tidak tuntas % tuntas % tidak tuntas
XI IPS 1 23 9 71,87 28,12
XI IPS 2 12 22 35,29 64,50
XI IPS 3 11 23 32,35 67,64
XI IPS 4 21 11 65,62 34,37
XI IPS 5 19 13 59,37 40,63
Total 86 78 52,90 47,05
Sumber : Daftar Nilai Guru Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi 2010/2011.
Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa prosentase jumlah ketuntasan siswa
yang tertinggi adalah kelas XI IPS 1 yaitu terdapat 23 siswa tuntas (71,87%) dan
hanya 9 siswa yang tidak tuntas (28,12%). Jumlah prosentase siswa yang tuntas di
kelas XI IPS 1 lebih tinggi dari empat kelas lainnya yaitu kelas XI IPS 2 terdapat
12 siswa tuntas (35,29%) dan 22 siswa tidak tuntas (64,50%), kelas XI IPS 3
terdapat 11 siswa yang tuntas (32,35%) dan 23 siswa tidak tuntas (67,64%), kelas
XI IPS 4 terdapat 21 siswa yang tuntas (65,62%) dan 11 siswa tidak tuntas
(34,37%) dan untuk kelas XI IPS 5 terdapat 19 siswa yang tuntas (59,37%)
sedangkan sisanya sebanyak 13 siswa tidak tuntas (40,63%). Meskipun kelas XI
IPS 1 memperoleh prosentase ketuntasan tertinggi untuk siswa yang tergolong
tuntas, namun prosentase ini masih dibawah KKM Klasikal yang ditetapkan oleh
sekolah pada setiap kelasnya yaitu sebesar 85% yang artinya seharusnya 85% dari
jumlah siswa dalam kelas telah memenuhi KKM individu sebesar 69.
7
Hasil observasi awal di atas secara keseluruhan menunjukkan bahwa
prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Ungaran pada Mata Pelajaran
Akuntansi masih belum optimal karena sebesar 47,05% dari jumlah seluruh siswa
di kelas XI IPS belum memenuhi target yang diharapkan sekolah yakni 85%
siswa dalam kelas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) individual
yaitu sebesar 69.
Prestasi belajar siswa yang belum optimal tersebut diduga diakibatkan
oleh adanya gangguan dari faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
seperti pendapat Slameto sebelumnya dan juga dapat diakibatkan oleh 3 faktor
yang mempengaruhi kualitas pembelajarannya yang meliputi : Pertama,
bagaimana strategi pendekatan guru terhadap siswa yang kurang menonjol.
Kedua, strategi guru dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran ( berkaitan
dengan model dan metode ) dan Ketiga, strategi guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran. ( Tu’u, 2004:78 )
Merujuk pada pendapat Tu’u diatas kaitannya dengan Kegiatan Belajar
Mengajar ( KBM ) maka hasil obsevasi awal di SMA N 2 Ungaran menunjukkan
kondisi sebagai berikut : Pertama, strategi pendekatan guru terhadap siswa yang
kurang menonjol hanya dilakukan dengan kegiatan remidial ( tidak selalu
dilaksanakan ) tanpa adanya kegiatan pendampingan dalam pembelajaran
sehingga mengakibatkan siswa yang belum menguasai pelajaran yang diberikan
oleh guru tidak mendapatkan pencerahan yang optimal. Kedua, Strategi guru
dalam melibatkan siswa pada pembelajaran yakni berkaitan dengan model dan
metode yang digunakan. Pembelajaran di kelas masih menggunakan model
8
pembelajaran konvensional dimana guru hanya ceramah sementara siswa
mendengarkan penjelasan guru kemudian mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru dan guru jarang sekali memberikan kesempatan untuk bertanya maupun
melontarkan pertanyaan. Siswa tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran. Interkasi hanya terjadi satu arah,
pembelajaran masih terpusat pada guru dan siswa belum ditempatkan sebagai
subjek atau pemeran utama dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini
melelahkan guru, membosankan siswa, interaksi rendah, siswa hanya mendengar
dan menghapal saja. Disini siswa tampil sebagai model yang hanya datang,
duduk, diam, dengar dan catat ( D4C ). Dapat dimengerti jika kemudian kualitas
pembelajaran menjadi rendah dan berakibat pada prestasi belajar siswa yang
rendah pula.
Ketiga, Strategi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Guru
belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal dan belum ada inovasi
padahal sarana pembelajaran di sekolah cukup memadai untuk memanfaatkan
media yang inovatif dan sesuai dengan perkembangan jaman. Media yang
digunakan masih terbatas pada Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dimana masih
menimbulkan permasalahan dalam menunjang keberhasilan pembelajaran yaitu
siswa merasa bosan dan jenuh sehingga menghambat pemahaman siswa terhadap
materi, terlebih lagi guru hanya ceramah dalam menyampaikan materi.
Strategi pembelajaran di SMA N 2 Ungaran yang meliputi tiga strategi
pembelajaran yaitu berkaitan dengan pemilihan model pembelajaran, metode dan
juga pemanfaatan media pembelajaran yang belum optimal tersebut diduga
9
merupakan penyebab masih rendahnya prestasi belajar siswa Kelas XI IPS di
SMA N 2 Ungaran pada mata pelajaran Akuntansi.
Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar sebenarnya ada bermacam – macam dan penggunaannya tergantung dari
rumusan tujuan pembelajaran. Salah satu model yang dapat diterapkan untuk
pencapaian prestasi belajar dan keaktivan belajar siswa adalah model
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menurut Slavin ( 2008:8 )
merupakan proses pembelajaran dimana siswa dengan kemampuan yang berbeda
akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang atau lebih
untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif
menyumbangkan ide bahwa siswa yang aktif bekerja sama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat siswa belajar
sama baiknya. Roger dan David Johnson dalam Agus ( 2009:58 ) menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif memiliki 5 unsur penting yaitu : 1) Saling
ketergantungan positif, 2) Tanggung jawab perseorangan, 3) Interaksi promotif, 4)
Komunikasi antar anggota, dan 5) Pemprosesan kelompok.
Slavin dalam Wina ( 2008:240 ) mengemukakan dua alasan tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif. Pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan
10
mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan. Agus ( 2009:58 ) juga
menyatakan bahwa keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan pembelajaran
kooperatif adalah dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif yakni bercirikan
dua hal : 1) “ memudahkan siswa belajar ” sesuatu yang “ bermanfaat ” seperti
fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama,
2)pengetahuan, nilai dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten
menilai. Dari pendapat dua ahli tersebut, maka pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran
yang selama ini memiliki kelemahan.
Model pembelajaran kooperatif sendiri ada beberapa tipe yang salah
satunya adalah tipe jigsaw yang dapat dijadikan solusi alternatif untuk diterapkan
dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ialah
pembelajaran kooperatif yang memiliki ciri adanya kelompok asal dan kelompok
ahli. Siswa dengan kemampuan yang berbeda – beda dibagi dalam kelompok kecil
untuk menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan
saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Kelompok asal
merupakan kelompok awal dengan tanggung jawab untuk memahami materi yang
berbeda – beda, kelompok ini disebut juga dengan kelompok sesungguhnya.
Kelompok ahli merupakan kelompok semu yang dibentuk untuk membantu
pemahaman materi pada kelompok asal. Kelompok ahli terdiri dari perwakilan
dari anggota kelompok asal dengan materi yang sama. Hasil dari diskusi dalam
kelompok ahli akan disampaikan kepada anggota pada kelompok asal.
11
Keuntungan dari metode jigsaw menurut Davidson (1991) dalam Suyatna
dan Yulianti adalah dapat memacu siswa untuk berfikir kritis, memberikan
kesempatan siswa membuat kata – kata yang tepat untuk menjelaskan kepada
teman lain, ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan sosialnya
serta dengan adanya diskusi yang terjadi tidak didominasi siswa tertentu akan
menuntut siswa untuk menjadi aktif.
Beberapa penelitian mengenai penerapan metode jigsaw menyebutkan
bahwa jigsaw mampu mengantarkan siswa ke dalam pembelajaran yang
menyenangkan, mencetak siswa yang peduli terhadap sesama serta dapat
mengingkatkan prestasi belajar ( Aronson,1971 ). Moskoweitz dan Malvin dalam
Slavin (2008:72) dalam penelitiannya (1983) pada kelas matematika juga
menunjukkan bahwa metode jigsaw mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dukungan media pembelajaran juga penting untuk keberhasilan
pembelajaran seperti yang dipaparkan oleh Sudjana & Rifai dalam Arsyad
(2009:24) bahwa dengan pemanfaatan media maka pembelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan
pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh
siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pelajaran.
Definisi media pembelajaran menurut Heinich dalam Arsyad (2009:4)
merupakan merupakan seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai
tujuan instruksional pengajaran seperti televisi, film, foto, radio, rekaman audio,
gambar yang diproyeksikan, bahan – bahan cetakan dan sejenisnya. Definisi ini
didukung dengan pendapat Djamarah (2010:121) yang menyatakan bahwa media
12
pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Media berfungsi untuk membantu
guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Media dapat mewakili apa yang
kurang mampu diucapkan oleh guru melalui kata-kata atau kalimat. Selain hal
tersebut media juga dapat digunakan kapanpun siswa dan guru membutuhkan
selama sarana dan prasarana yang dibutuhkan tersedia.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar ada berbagai jenis. Salah satu media yang sedang berkembang saat ini
yaitu dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi yang berbasis informasi dan
komunikasi. Penerapan media ini tentunya didukung dengan adanya sarana yang
memadai di Sekolah. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk
yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia. Sedangkan komunikasi
adalah penyampaian pikiran oleh seseorang kepada orang lain melalui media.
Media yang berbasis teknologi dan informasi ini diharapkan mampu memecahkan
kesulitan yang dialami oleh siswa.
Salah satu software yang dapat digunakan untuk membuat media
pembelajaran dengan slide presentasi audio visual adalah program Macromedia
Flash. Macromedia Flash yakni aplikasi perangkat lunak buatan Microsoft yang
dikhususkan untuk menciptakan animasi dan atau dynamic content home (isi
halaman yang dinamis). Macromedia Flash merupakan software yang dipakai
oleh para profesional web design karena kemampuannya yang mengagumkan dan
menampilkan multimedia, gabungan antara grafik animasi, suara, serta
interaktifitas bagi pengguna internet (Rahman, 2008:5 ). Program ini dapat
13
menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar-gambar serta animasi
bergerak sehingga siswa lebih tertarik dan lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Macromedia Flash juga memberikan tampilan yang tidak
statis sehingga dapat meminimalisir tingkat kebosanan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
Beberapa penelitian lain yang mendukung tentang penerapan model ,
metode serta media pembelajaran sebagai upaya peningkatan prestasi belajar
siswa adalah sebagai berikut: Anggela Puspita Veranica (2005) yang mengkaji
Efektifitas model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar pokok bahasan
laporan keuangan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan memperoleh hasil
dengan penerapan model kooperatif hasil belajar siswa lebih tinggi dibanding
dengan model konvensional yakni 7,80 dengan 7,02.
Bahriyatul Azizah (2006) melakukan penelitian dengan judul “ Studi
komparasi metode pemebelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode
konvensional pokok bahasan jurnal khusus sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI MAN Suruh ” dari penelitian yang dilakukannya diperoleh
hasil dengan menggunakan metode pembelajaan kooperatif tipe jigsaw siswa
memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibanding dengang yang diajar
menggunakan konvensional yakni 6,84 dengan 6,04.
Kristiningrum ( 2007 ) dalam penelitiannya “ Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Interaktif ( MPI ) dengan Macromedia Authorware 7.0 pada Materi
Fisika Sekolah Menengah Atas (SMA) Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus “
memberikan hasil penelitian yakni macromedia flash tergolong baik atau layak
14
untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Tri Indah Nurchayati ( 2010 ) dalam penelitiannya yang berjudul
“ Penerapan Macromedia Flash untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata
pelajaran akuntansi di SMA Sudirman Ambarawa “ juga menunjukkan hasil
penelitian bahwa macromedia flash efektif untuk digunakan dalam pembelajaran
untuk meningkatkan prestasi belajar.
Dari uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
usaha peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi melalui penerapan
model, metode dan media pembelajaran. Untuk itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas XI IPS Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian di
SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011“
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia
flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi
pokok bahasan jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Ungaran tahun ajaran 2010/ 2011?
15
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia
flash lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran
akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA Negeri 2 Ungaran tahun
ajaran 2010 / 2011?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
XI IPS pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di
SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/ 2011.
2. Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif diantara model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dengan model
konvensional untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada
mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA N 2
Ungaran Tahun Ajaran 2010 / 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
dunia pendidikan kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa melalui
16
inovasi dan kreativitas metode serta media sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kondisi siswa, khususnya metode berbasis kerja kelompok atau kooperatif
dan media pembelajaran berbasis teknologi terutama macromedia flash untuk
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi pada umumnya
dan pokok bahasan jurnal penyesuaian pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya
pengolahan kelas dengan baik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yakni
melalui kombinasi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan dibantu media berbasis teknologi yakni macromedia flash dimana
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan memberikan
pemahaman lebih mendalam. Selain itu juga dengan memperkenalkan media
pembelajaran yang berbasis teknologi berupa macromedia flash ini akan
memberikan wacana baru serta mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar
sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari akuntansi.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru mengenai
penerapan metode pembelajaran yang dikombinasikan dengan media
pembelajaran dimana keduanya saling mendukung. Model pembelajaaran
kooperatif tipe jigsaw yang dibantu dengan macromedia flash dapat dijadikan
masukan bagi guru dalam menentukan alternatif strategi mengajar yang
mampu mengaktifkan siswa dan menghindari kejenuhan siswa. Disini guru
17
bisa menjadi fasilitator dan distribusi pengetahuan siswa dapat mudah tercapai
secara menyeluruh tanpa terjadi miskonsepsi atas pemahaman materi oleh
siswa sehingga penerapan kombinasi ini dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada pokok bahasan jurnal penyesuaian pada khususnya dan mata
pelajaran akuntansi pada umumnya.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan
pertimbangan bagi SMA N 2 Ungaran khususnya dan SMA se-Kabupaten
Semarang pada umumnya dalam memahami permasalahan pembelajaran yang
dialami oleh siswa dan guru dalam pengelolaan kelas terutama berkaiatan
dengan penerapan metode dan media pembelajaran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Prestasi Belajar
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individual itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan perilaku yang baru ini terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan
aktivitas belajar. ( Slameto, 2003:2 )
Harold Spears dalam Suryabrata ( 2004:231 ) menyatakan Learning is to
observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen and to follow
direction, yang kemudian ditarik kesimpulan oleh Suryabrata mengenai hal – hal
pokok dalam belajar adalah kegiatan yang membawa perubahan ( dalam arti
behavioral changes, aktual maupun potensial ), mendapatkan kecakapan baru serta
perubahan ini terjadi karena usaha.( Suryabrata, 2004:232 )
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman ( learning is defined as the modification or strengthening of behavior
through experiencing ). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami.
( Hamalik, 2008:27 ).
Belajar juga dapat dimaknakan sebagai suatu proses perubahan ke arah
yang lebih baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan
meliputi segenap aspek pribadi. Belajar juga harus diiringi dengan kesesuaian
19
antara guru, siswa, metode pembelajaran dan media belajar. Suatu proses belajar
dapat dikatakan berhasil apabila telah terjadi perubahan tingkah laku secara positif
dan telah mencapai tujuan yang diinginkan.
Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
suatu aktifitas usaha yang bertujuan untuk mencapai perubahan perilaku,
pengetahuan dan keterampilan dengan cara meneliti, membaca, meniru, mencoba
sesuatu, mendengarkan dan mengikuti arahan serta hasil interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
2.1.2 Teori – Teori Belajar
Pada hakekatnya ada 3 perspketif utama dalam teori belajar menurut
beberapa ahli yaitu : behaviorisme, kognitivisme dan konstruktivisme. Teori
pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan
utama, ataupun tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas termasuk yang
mana, atau bahkan menjadi teori tersendiri. Namun hal ini tidak perlu kita
perdebatkan. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik
untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk
kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. ( Sandi,2007 )
Belajar menurut teori behaviorisme adalah pemahaman – pamahaman
kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran,
perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Fokus
behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe stimulus. Tokoh dalam teori
20
ini diantaranya adalah Ivan Pavlov, John B Watson Edward Thorndike dan
Skinner.
Belajar menurut teori kognitivisme adalah melibatkan proses mental
yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep, dan
pemecahan masalah. Tokoh teori ini adalah antara lain Edwar Tolman dan Jerome
Bruner. Mereka meneliti bagaimana manusia memproses informasi dan
membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan kejadian.
Teori Konstruktivisme mendefinisikan belajar sebagai proses di mana
pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau
konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu
atau ada pada saat itu. Dengan kata lain, ” belajar melibatkan konstruksi
pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri ”.
Dengan demikian, belajar menurut konstruktivis merupakan upaya keras
yang sangat personal, sedangkan internalisasi konsep, hukum, dan prinsip-prinsip
umum sebagai konsekuensinya seharusnya diaplikasikan dalam konteks dunia
nyata. Guru bertindak sebagai fasilitator yang meyakinkan siswa untuk
menemukan sendiri prinsip - prinsip dan mengkonstruksi pengetahuan dengan
memecahkan problem - problem yang realistis. Konstruktivisme juga dikenal
sebagai konstruksi pengetahuan sebagai suatu proses sosial. Kita dapat melakukan
klarifikasi dan mengorganisasi gagasan mereka sehingga kita dapat menyuarakan
aspirasi mereka. Hal ini akan memberi kesempatan kepada kita mengelaborasi apa
yang mereka pelajari. Kita menjadi terbuka terhadap pandangan orang lain Hal ini
juga memungkinkan kita menemukan kejanggalan dan inkonsistensi karena
21
dengan belajar kita bisa mendapatkan hasil terbaik. Konstruktivisme dengan
sendirinya memiliki banyak variasi, seperti Generative Learning, Discovery
Learning, dan knowledge building. Mengabaikan variasi yang ada,
konstruktivisme membangkitkan kebebasan eksplorasi siswa dalam suatu
kerangka atau struktur.
Berdasarkan uraian dari beberapa teori di atas maka penelitian ini
merujuk pada teori konstruktivisme yakni belajar melibatkan siswa secara aktif
dalam suatu kerangka atau struktur untuk mengkonstruksi atau membangun
gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru siswa didasarkan atas pengetahuan
yang telah dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu.
2.1.3 Pengertian dan Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Menurut Djamarah ( 2002:1 ) prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat di dalam
kurikulum. Sedangkan belajar merupakan perubahan tingkah laku untuk mencapai
tujuan dari yang tidak tahu menjadi tahu atau dapat dikatakan sebagai proses yang
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dan kecakapan seseorang.
Adapun prestasi menurut Tu’u ( 2004:75 ) adalah hasil yang dicapai seseorang
ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.
Dari pengertian dua unsur kata dari prestasi belajar diatas maka
muncullah beberapa pengertian dari prestasi belajar yang salah satunya dari Tu’u
22
sendiri (2004:75) yaitu prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa
dirumuskan dalam tiga hal yaitu hasil belajar yang dicapai ketika mengikuti
pembelajaran di sekolah, aspek utama yang dinilai adalah aspek kognitif dan
prestasi siswa dibuktikan dengan nilai atau angka hasil evaluasi yang dilakukan
guru terhadap tugas, ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Nana Sudjana (1990:23) dalam Tu’u mengatakan bahwa diantara ketiga
ranah dalam pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, aspek
kognitiflah yang paling mudah dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan
dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran dan dapat
diwujudkan dengan nilai.
Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai
oleh seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau memperoleh sesuatu
yang digunakan sebagai indikator adanya derajat perubahan perilaku siswa
(Hamalik, 2001:159). Prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana
anak memahami suatu materi yang diterima (Slameto, 2003:17).
Soeito (1982:18) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan
bakat yang dimiliki anak dimana bila mendapat motivasi dan kesempatan yang
baik dapat berkembang menjadi bukti keberhasilan yang dicapai. Prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan seseorang atau siswa setelah melakukan suatu
aktifitas belajar yaitu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, kecakapan baru,
sikap kebebasan untuk mencapai kedewasaan seseorang.
23
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik yang meliputi berbagai
aspek pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang akan ditunjukkan
dengan nilai atau angka hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas
dan ujian yang ditempuh siswa yang dapat digunakan sebagai indikator adanya
derajat perubahan perilaku siswa.
Menurut Arifin (1991:3) dalam Tri menyatakan bahwa prestasi belajar
mempunyai beberapa fungsi utama, diantaranya adalah sebagai berikut : Sebagai
indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dicapai oleh peserta didik,
sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu, sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan, dimana dari prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peran sebagai
umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai indikator intern dan
ekstern dari suatu instansi pendidikan serta dapat dijadikan indikator terhadap
daya serap (kecerdasan) anak didik.
Dari beberapa fungsi prestasi belajar diatas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa prestasi belajar dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, minat atau
kecenderungan siswa atas materi yang diajarkan, meningkatkan motivasi siswa
dalam mempelajari bahan materi dan sejauh mana hasil pencapaian proses
pembelajaran.
24
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam proses belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
sehingga mengakibatkan adanya keberhasilan proses belajar dan ada kegagalan
proses belajar. Tu’u ( 2004 : 78 ) menarik kesimpulan dari pendapat Bobbi De
Porter dalam buku Quantum Teaching bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi
oleh tiga hal yaitu : pertama, Strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang
kurang menonjol dalam bidang – bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam
kecerdasan meliputi : musik, olah tubuh, logika matematis, bahasa, ruangan,
interpersonal dan intrapersonal. Kedua, strategi guru melibatkan siswa dalam
pembelajaran secara penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan. Ketiga,
strategi guru membuat alat bantu (media) dan menciptakan ruangan yang hidup.
Sanggalang dalam Tu’u (2004:78-81) mengungkapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang dikemukakan Sanggalang meliputi kecerdasan, minat dan perhatian,
bakat, motif dan cara belajar. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat, faktor lingkungan tetangga, dan
faktor organisasi. Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu,
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi baru yang cepat
dan efektif, menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif, mengetahui relasi
dan mempelajarinya dengan cepat.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Menurut Ghazali perhatian adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek atau
25
sekumpulan objek. Oleh karena itu untuk menjamin hasil belajar yang baik maka
siswa harus mempunyai minat dan perhatian terhadap materi yang disampaikan.
Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang ketika dia dilahirkan.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih.
Motif merupakan keadaan internal organisme yang mendorong untuk
berbuat sesuatu. Menurut Tu’u motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi
setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam belajar seorang siswa yang mempunyai motivasi yang kuat akan berusaha
guna mencapai prestasi yang memuaskan. Cara belajar atau Learning Style yang
sekarang lebih dikenal dengan penggunaan istilah gaya belajar yang dilakukan
oleh siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar yang didapat. Apabila seorang
siswa mampu menerapkan cara belajar yang efisien maka hasil yang didapat akan
lebih memuaskan dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan cara yang tidak
efisisen.
Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif yang
memberikan pengaruh pada prestasi siswa. Karena berdasarkan penelitian
psikologi bahwa pendidikan pertama yang diberikan kepada siswa bermula dari
pendidikan di keluarga. Sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan
besar terhadap prestasi belajar siswa. Karena sekolah merupakan lingkungan
pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi
penanaman moral dan etika, mental spiritual dan disiplin serta ilmu pengetahuan.
26
Faktor sekolah terdiri dari faktor metode dan media pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar, misalnya metode yang digunakan guru kurang
sesuai dengan materi, monoton, kurang variatif sehingga kurang menarik dan
membosankan siswa. Untuk menanggulangi kebosanan siswa terhadap materi
maka dibutuhkan media belajar yang dapat membantu siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran suatu materi. Faktor guru meliputi mengajar terlalu cepat,
suara kurang keras, penguasaan materi kurang baik, penguasaan kelas rendah,
motivasi rendah dan terlalu banyak jam mengajar. Hal ini akan menganggu hasil
belajar siswa. Faktor sarana sekolah, misalnya gedung, ruangan, meja, kursi,
buku-buku, jika kurang memadai, akan menganngu hasil belajar. Begitu pula
dengan lingkungan yang ramai misalnya pasar, pusat perbelanjaan, rumah sakit,
jalan raya. Bila disiplin sekolah kurang mendapat perhatian mempunyai pengaruh
tidak baik pada proses belajar anak.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu
lingkungan secara bersama. Masyarakat menjadi sarana belajar bagi siswa untuk
belajar menerapkan hasil belajar kepada sesama manusia. Lingkungan tetangga
adalah lingkungan di sekitar siswa yang memberikan pengalaman langsung
kepada siswa untuk belajar berkomunikasi dan berorganisasi di lingkungan
sekitar. Siswa yang cenderung menyukai aktivitas organisasi akan lebih mudah
memecahkan suatu masalah. Akan tetapi apabila siswa yang aktif berorganisasi
kurang mampu membagi waktu secara seimbang maka hasil belajar siswa dapat
menurun.
27
Sedikit berbeda dengan Sanggalang, Slameto ( 2003,54-72 ) di dalam
bukunya mengungkapkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dengan
fakto intern yang meliputi faktor jasmani dan faktor psikologis, sedangkan faktor
ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Akan
tetapi hasil yang disampaikan oleh Slameto juga hampir sama dimana faktor
psikologis terdiri dari intelegensi atau kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan. Hal yang sedikit membedakan terdapat dalam faktor
sekolah karena dalam Slameto faktor sekolah dijabarkan lebih rinci menjadi
metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
2.2 Efektivitas Pembelajaran
2.2.1 Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa dan kemampuan siswa berubah ke
arah yang lebih baik. Adapun pembelajaran secara rinci dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Behaviorik
Pembelajaran adalah usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang
didinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan
antara stimulus dan respon ( tingkah laku yang diinginkan ) maka perlu adanya
latihan.
28
2. Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir dan dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini
sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekankan pada
keampuan mengenal pada individu yang belajar
3. Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru memberikan materi pembelajaran
dengan sedemikian rupa sehingga siswa mudah mengorganisasikannya menjadi
sesuatu yang lebih bermakna. Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan
kemampuan mengorganisir yang terdapat pada diri siswa.
4. Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk
memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Munculnya berbagai pengertian mengenai pembelajaran seperti diatas
adalah pertanda bahwa kegiatan pembelajaran itu merupakan sesuatu yang
kompleks dan berkembang. Pembelajaran itu sendiri sebenarnya mempunyai
tujuan untuk membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan
pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik, baik itu menyangkut kualitas
maupun kuantitas.
Beberapa ciri pembelajaran yang dapat diungkapkan dengan melihat
pengertian pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
29
2. Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang kemungkinan siswa dapat
belajar.
3. Pembelajaran lebih ditekankan pada pengaktifan siswa.
( Tim MKDK, 1996:11 )
2.2.2 Pengertian dan Ciri – ciri Efektivitas
Efektivitas menurut Said dalam Agung ( 2009 ) merupakan usaha untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
dan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau
berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk
memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Purwadarminto dalam Agung ( 2009 ) menyatakan bahwa efektivitas
dalam pengajaran adalah berkenaan dengan pencapaian tujuan sehingga analisis
tujuan merupakan kegiatan pertama dalam perencanaan pembelajaran . Dari dua
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas dalam pembelajaran adalah
keberhasilan atas suatu usaha yang disusun dan dilaksanakan sedemikian rupa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ciri – ciri efektivitas pembelajaran menurut Harry dalam Agung ( 2009 )
adalah ditandai dengan adanya tiga hal yaitu :
a. Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan – tujuan instruksional yang
telah ditetapkan.
b. Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif
sehingga mencapai tujuan instruksional.
30
c. Memiliki sarana – sarana yang menunjang proses belajar mengajar.
2.3 Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Arends dalam Agus ( 2009:46 ) model pembelajaran merupakan
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas
maupun tutorial yang mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap – tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan dan pengelolaan kelas. Adapun model pembelajaran kooperatif
menurut Slavin ( 2008:8 ) merupakan proses pembelajaran dimana siswa dengan
kemampuan yang berbeda akan duduk bersama dalam kelompok yang
beranggotakan empat orang atau lebih untuk menguasai materi yang disampaikan
oleh guru. Pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang aktif
bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya
mampu membuat siswa belajar sama baiknya. Panitz dalam Agus ( 2009:54 )
mendefinisikan model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk – bentuk yang lebih
diarahkan oleh guru dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan –pertanyaan
serta menyediakan bahan – bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu
peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Wina ( 2008:240 ) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan
31
atau tim kecil yaitu antara 4 – 6 orang yang mempunyai latar belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda atau heterogen.
Dukungan Teori Konstruktivisme Sosial Vygotsky terhadap model pembelajaran
kooperatif adalah adanya penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif serta
arti penting belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie dalam Agus
(2009:56), pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafah homo homini socius.
Dialog interaktif adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial
maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain kerja sama
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Roger & David Johnson dalam Agus ( 2009:58 ) mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur penting yaitu :
1. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
2. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan
pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru
dalam penyusunan tugasnya.
32
3. Interaksi promotif
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dan sinergi ini
adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
4. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,
pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu
kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapatnya.
5. Pemprosesan kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak
perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang
beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajaran terlibat dalam kegiatan
pembelajaran cooperative learning.
Model pembelajaran kooperatif menurut Sulastri ( 2009 ) dikembangkan
untuk mencapai setidak – tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu :
1. Hasil belajar akademik
33
Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial,
pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa memahami konsep konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif,
belajar untuk menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan ketrampilan sosial
Pengembangan keterampilan sosial adalah untuk mengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Slavin dalam Wina ( 2006:240 ) mengemukakan dua alasan tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif. Pertama, beberapa hasil penelitian
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat
meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan
kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan.
Agus ( 2009:58 ) juga menyatakan keuntungan yang dapat diperoleh dari
penerapan pembelajaran kooperatif adalah dapat menumbuhkan pembelajaran
yang efektif yakni bercirikan : 1) “ memudahkan siswa belajar ” sesuatu yang
34
“bermanfaat” seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi
dengan sesama, 2) pengetahuan, nilai dan ketrampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai.
Slavin menyatakan keuntungan pembelajaran kooperatif adalah tidak
hanya mampu meningkatkan prestasi belajar akademik siswa saja tetapi juga cara
untuk meningkatkan kemampuan afeksi dan interpersonal. Douglass dalam Slavin
juga menyatakan keuntungan pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan
ketrampilan kerjasama yang sangat penting ( Basic Cooperatif Skill ) seperti
mendengarkan secara aktif, memberikan balikan secara konstruktif, respek
terhadap orang lain, melibatkan orang lain dalam diskusi dan lain sebagainya.
(Murda, 2006:636)
Dari pendapat dua ahli tersebut tentang keuntungan dari penerapan model
pembelajaran kooperatif, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki proses pembelajaran yang selama ini
masih memiliki kelemahan.
2. Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku
dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian
anak didik. Menurut Roestiyah ( 1989) dalam Djamarah ( 2010:74 ) menyatakan
bahwa guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif
35
dan efisien dan mengena pada tujuan yang diharapkan yakni melalui teknik –
teknik penyajian atau disebut dengan metode mengajar. Oleh karena itu, disinilah
kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Selain itu
metode mengajar sangat menentukan dan menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar yang diciptakan oleh seorang guru. ( Djamarah,2010:46 ).
Menurut Surakhmad dalam Djamarah ( 2010:46 ) mengemukakan ada
lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut:
2 Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
Perumusan tujuan akan mempengaruhi kemampuan pada diri anak didik,
proses pengajaran dan penyeleksian metode yang akan digunakan. Metode
yang dipilih harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik.
3 Anak didik yang bermacam – macam tingkat kematangannya
Masing-masing peserta didik mempunyai latar belakang, aspek biologis,
intelektual dan psikologis yang berbeda sehingga mempengaruhi pemilihan
metode yang akan digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kreatif dalam waktu yang relatif lama. Jadi, kematangan peserta didik yang
bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
4 Situasi dengan Berbagai Keadaan
Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama.
Seorang guru harus dapat memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi
yang diciptakannya itu.
5 Fasilitas dengan Berbagai Kualitas dan Kuantitas
36
Fasilitas adalah kelengkapan penunjang belajar anak didik di sekolah, lengkap
tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
6 Pribadi Guru serta Kemampuan Profesionalnya yang Berbeda.
Setiap guru mempunyai kepribadian, latar belakang pendidikan dan
pengalaman mengajar yang berbeda. Seorang guru yang bertitel sarjana
pendidikan berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan. Jadi latar
belakang pendidikan dan pengalaman belajar adalah permasalahan intern yang
dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan mengajar.
Selain itu menurut Bobbi De Porter mengutip pendapat Dr Vernon dalam
buku Quantum Teaching ( Slameto, 2004 :77) mengatakan bahwa orang belajar
10% dari yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat,
50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dikatakan dan 90% dari apa
yang dikatakan dan dilakukan. Oleh karena itu stategi pembelajaran yang akan
lebih memberikan hasil belajar yang optimal bagi siswa adalah pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk berbicara, berargumen, dan mengutarakan gagasannya.
Sebaliknya hasil belajar akan rendah apabila siswa hanya pasif dan menjadi
pendengar ceramah tanpa dengan metode penolongnya. Selain itu mengadakan
pembelajaran yang berhasil haruslah dalam suasana menyenangkan dan
menggembirakan ( fun ).
37
3. Metode Pembelajaran Tipe Jigsaw
Metode pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah metode
pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen, beranggotakan 4 - 6
siswa dimana setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian dari materi
belajar dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim
lainnya. ( Slavin,2008:14 )
Jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknik “ pertukaran dari kelompok ke kelompok ” (Group to
group exchange). Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi
dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain. (Mel Silberman : 160).
Teknik mengajar Jigsaw dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara ( Anita Lie dalam Agus, 2009:56 ). Metode Jigsaw terdiri dari dua
kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli ( Saptono, 2003: 36 ).
Menurut Arends dalam Sulastri ( 2009 ) langkah – langkah penerapan
metode jigsaw adalah berikut :
1. Membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4 – 6 orang.
2. Masing – masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk
membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.
3. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling
membantu untuk menguasai topik tersebut.
38
4. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok
awal, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.
5. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang
telah didiskusikan.
Adapun menurut Slavin ( 2009:241 ) metode jigsaw terdiri atas siklus
reguler dari kegiatan – kegiatan pengajaran berikut :
1. Membaca, para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta
untuk menemukan informasi.
2. Diskusi kelompok ahli, para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk
mendiskusikannya dalam kelompok – kelompok ahli.
3. Laporan tim, para ahli kembali kepada kelompok mereka masing – masing
untuk mengajari topik – topik mereka kepada teman satu timnya.
4. Tes, para siswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik.
5. Recognisi tim, skor tim dihitung kemudian diumumkan tim terbaik.
Kerangka pembelajaran dengan metode jigsaw menurut Saptono
(2003:36) dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok asal
Kelompok ahli
Gambar 2.1 Kerangka Pembelajaran Jigsaw
X X X
X
X
X X X
X
X
X X X
X
X
X X X
X
X
X X X
X
X
X X X
X X
39
Keterangan :
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik
yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain
untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para
anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula ( asal ) dan berusaha
mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada
kelompok ahli. Selanjutnya diakhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara
individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas.
Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Davidson
( 1991 ) dalam Suyatna dan Yulianti ( 2009 ) meliputi :
1. Memacu siswa untuk berfikir kritis
2. Memberikan kesempatan siswa membuat kata – kata yang tepat untuk
menjelaskan kepada teman lain, ini akan membantu siswa mengembangkan
kemampuan sosialnya.
3. Diskusi yang terjadi tidak didominasi siswa tertentu, tetapi semua siswa
dituntut untuk menjadi aktif.
Menurut Apriyani (2007) kelebihan metode jigsaw adalah :
1. Dapat mengembangkan hubungan antara pribadi positif diantara siswa yang
memiliki kemampuan belajar berbeda
2. Menerangkan bimbingan sesama teman
3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
4. Memperbaiki kehadiran
40
5. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
6. Sikap apatis berkurang
7. Pemahaman materi lebih mendalam
8. Meningkatkan motivasi belajar
Adapun kelemahannya menurut Roy Killen (1996) dalam Sulastri dan
Yulianti ( 2009 ) adalah :
a. Prinsip utama pembelajaran ini adalah “ peer teaching “, pembelajaran oleh
teman sendiri, yang masih sering menimbulkan kendala berupa perbedaan
persepsi ( missconception ) dalam memahami konsep yang di diskusikan
bersama dengan siswa lain.
b. Dirasa sulit untuk meyakinkan siswa untuk berdiskusi dengan baik, maka guru
harus mengadakan pengawasan yang aktif.
c. Awal penggunaan ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang
cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini
dilaksanakan agar berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode jigsaw
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa.
b. Menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.
c. Terdiri dari tim – tim belajar yang heterogen.
d. Terjadi diskusi kelompok ( kelompok asal dan kelompok ahli ).
41
e. Setiap siswa bertanggung jawab untuk memahami suatu pokok materi dan
harus mampu menyampaikan materi kepada siswa lain ( Tanggungjawab
individu terhadap pemahaman kelompok ).
4. Model Pembelajaran Konvensional
Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran
tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode
ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta
didik dalam proses belajar atau pembelajaran ( Djamarah, 2010:97 ). Model ini
bertitik tolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran
pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau pengajar. Siswa dipandang
sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Biasanya guru
menyampaikan informasi/materi pelajaran dalam bentuk penjelasan secara lisan.
Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat
informasi yang diberikan guru, serta mengungkapkan kembali melalui respon
yang diberikan pada saat diberi pertanyaan.
Dalam model konvensional, pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu
dari guru ke siswa dan siswa dianggap memiliki kemampuam, minat, kecakapan,
tingkat kepandaian dan kecepatan belajar yang sama. Oleh karena itu dalam
model konvensional menekankan penyamarataan siswa tanpa memperhatikan
perbedaan individu. Ciri model konvensional lainnya adalah siswa cenderung
pasif dalam proses belajar mengajar sehingga pelajaran kuramg efektif, sedangkan
guru cenderung mendominasi dan memegang peranan utama dalam menentukan
42
metode dan isi pengajaran, kegiatan cenderung sama yang diberikan oleh guru,
karena cara itu dianggap cara paling mudah untuk mengontrol ketenangan dalam
kelas. Akibatnya siswa cenderung mudah jenuh, kurang inisiatif, sangat
bergantung pada guru. Selain itu juga perbedaan individu diabaikan, potensi diri
siswa kurang dapat dikembangkan secara optimal.
Adapun keuntungan dari pengajaran konvensional adalah guru dapat
mengajar dengan urutan materi sesuai yang dikehendakinya, dengan prinsip
materi yang telah diwajibkan dalam GBPP, guru dapat mengunakan waktu
seefisien dan seefektif mungkin untuk mengatur ketenagan dalam kelas.
( Margono, 1993: 56-57 ).
Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran konvensional memiliki karakterstik sebagai berikut :
2.2 Pembelajaran berpusat pada aktivitas guru.
2.3 Siswa tidak mendapatkan kesempatan lebih untuk berbicara (
menyampaikan pendapat, baik kepada guru maupun kepada siswa lain).
2.4 Tidak terdapat kerjasama kelompok.
2.5 Tidak terdapat diskusi antar siswa.
2.6 Siswa bertanggungjawab atas pemahaman materi secara individu.
3.3 Media Pembelajaran
2.1 Pengertian Media Belajar
Hernick dalam Arsyad, ( 2009:4 ) mengemukakan bahwa media adalah
perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima sehingga
43
televisi, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan
dan animasi komputer dapat dikatakan sebagai media. Gagne dan Brigs ( 1975 )
mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat fisik yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang terdiri dari buku pelajaran, tape
recorder, kaset, video camera, slide, photo, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Hamidjojo dalam Arsyad ( 2009:4 ) mengemukakan bahwa media adalah
semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
menyebarkan ide, gagasan atau pendapat sehingga dapat sampai kepada penerima
yang dituju. Apabila media tersebut digunakan untuk membawa pesan – pesan
atau informasi yang mengandung tujuan instruksional atau pengajaran maka
media itu disebut media pembelajaran.
Media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai semua bentuk perantara
fisik yang digunakan untuk membantu menyampaikan informasi pengajaran
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Seels ( 1994 )
dalam Arsyad mengelompokkan media menjadi 4 yaitu : 1). Media hasil teknologi
cetak, 2). Media hasil teknologi audio – visual, 3). Media hasil teknologi
komputer, dan 4). Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
2.2 Manfaat Penggunaan Media Belajar
Hamalik dalam Arsyad ( 2009:15 ) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
44
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh - pegaruh psikologis terhadap
siswa.
Sudjana & Rifai dalam Arsyad ( 2009:24 ) mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa sebagai berikut : pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar, bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pelajaran, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata melalui
komunikasi verbal, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga
serta siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan memerankan.
Media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah bertujuan
memperlancar proses interaksi antara guru dengan siswa, dalam hal ini membantu
siswa belajar secara optimal. Kemp dan Dayton ( 1985; 3-4 ) dalam Arsyad,
mengidentifikasi terdapat delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran
yaitu: 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, 2) Proses
pembelajaran lebih menarik, 3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif, 4)
Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi, 5) Kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan, 6) Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, 7) Sikap
positif siswa terhadap bahan pelajaran itu sendiri dapat ditingkatkan, 8) Peran
guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
45
Menurut hasil penelitian Levie ( 1975 ) stimulus visual membuahkan
hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali,
mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dengan konsep. Jadi siswa akan
lebih mudah mengingat dan memahami suatu mata pelajaran apabila alat indera
yang digunakan lebih banyak.
2.3 Prinsip – Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media
Sudirman dalam Djamarah ( 2010:126 ) mengemukakan bahwa prinsip
pemilihan media pembelajaran terbagi dalam tiga kategori yaitu :
1. Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan
pemilihan yang jelas. Apakah media itu untuk pembelajaran (siswa belajar),
untuk informasi yang bersifat umum atau hanya sekedar untuk hiburan. Lebih
spesifik lagi apakah untuk pengajaran kelompok atau individual. Tujuan
pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2. Karakteristik media pengajaran
Setiap media memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik berbagai karakteristik media pengajaran merupakan kemampuan
dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan ketrampilan pemilihan
media pengajaran.
3. Alternatif pilihan
46
Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai
alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan
digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.
Selain prinsip diatas menurut Sudjana dalam Djamarah ( 2010:127 ) ada
beberapa prinsip lain yang juga perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat
mencapai hasil yang baik, meliputi :
1. Menentukan jenis media sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran.
2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat sesuai dengan tingkat
kemampuan anak didik.
3. Menyajikan media dengan tepat yakni disesuaikan dengan tujuan, bahan,
metode, waktu dan sarana yang ada.
4. Menenmpatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi
yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar
digunakan. Tentu saja tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar
terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media
pengajaran.
2.4 Media Pembelajaran Macromedia Flash
Macromedia flash 8 atau dapat disingkat dengan flash 8 adalah aplikasi
perangkat lunak yang dikhususkan untuk menciptakan animasi dan atau dynamic
content home ( isi halaman yang dinamis ). Flash 8 merupakan software yang
dipakai oleh para profesional web design karena kemampuannya yang
mengagumkan dan menampilkan multimedia, gabungan antara grafik animasi,
suara, serta interaktivitas bagi pengguna internet. ( Rahman, 2008:5 )
47
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang lebih maju.
Macromedia flash tidak hanya digunakan oleh web design melainkan juga oleh
para pendidik. Macromedia flash pada umumnya digunakan dalam mata pelajaran
yang menyangkut banyak perhitungan, penjabaran yang luas dan hal-hal yang
membutuhkan animasi untuk gambaran umum.
Macromedia flash 8 memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai
berikut : Flash untuk animasi, flash untuk presentasi, flash untuk web, flash untuk
media pembelajaran interaktif. Flash untuk animasi berarti dapat digunakan untuk
pembuatan film animasi 2 dimensi, pembuatan iklan dan pembuatan video klip
musik. Sebagai contoh adalah film Avatar, Doraemon, Crayon Sinchan, Iklan
MTV AMPUH, SCTV, video klip Samsons, Gorilaz dan Padi. Sedangkan untuk
presentasi yang menggunakan macromedia flash 8 pada umumnya lebih menarik,
karena penggunaan rumus-rumus, serta gambar-gambar yang dapat langsung
dimasukkan dan dapat disimpan dengan memori yang lebih kecil. (Alim dalam
Tri, 2010 : 8)
Macromedia flash 8 dipilih sebagai media pembelajaran dikarenakan
program flash 8 memiliki lima kelebihan yaitu 1) Hasil akhir flash memiliki
ukuran yang lebih kecil setelah di publish, 2) Flash dapat mengimpor hampir
semua jenis gambar dan file – file audio sehingga lebih hidup 3) animasi yang
dapat dibentuk, dijalankan dan dapat dikontrol 4) Flash dapat ditampilkan di
berbagai media seperti web, CD Room, VCD, DVD, Handphone dan PDA, 5)
Adanya actionscript, sehingga dimungkinkan membuat game dikarenakan flash
48
mampu menampung variabel, nilai dan melakukan perhitungan.
(http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kelebihan-macromedia-flash.html)
Dalam penelitian ini, macromedia flash digunakan sebagai media
presentasi audio visual berupa tampilan slide dan dubbing materi disertai musik
pengiring yang dirancang sedemikian rupa agar menarik, memudahkan siswa
untuk memahami materi dan sebagai media untuk latihan siswa. Macromedia
flash ini berisikan 4 pokok bagian yaitu :
a. Pengantar, Berisi tentang pengertian jurnal penyesuaian dan posisi jurnal
penyesuaian dalam siklus akuntansi perusahaan jasa.
b. Materi, Berisi materi yang akan dikaji dalam pembelajaran.
c. Pengayaan, Berisi latihan soal yang dilengkapi dengan jawaban yang
digunakan sebagai bahan latihan soal untuk diskusi siswa dan untuk kuis.
d. Kuis, Berisi pertanyaan – pertanyaan sederhana untuk menambah pemahaman
siswa atas materi.
2.5 Mata Pelajaran Akuntansi
2.5.1 Pengertian dan Tujuan Pengajaran Akuntansi
Mata pelajaran Akuntansi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari
proses mencatat, mangklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data,
transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Mata pelajaran akuntansi sudah
diajarkan di Sekolah Menengah Atas ( SMA ) mulai Kelas XI semester Genap.
49
Mata pelajaran Akuntansi bertujuan untuk mengembangkan sikap, nilai
dan ketrampilan yang meliputi :
1. Mengembangkan ketrampilan - ketrampilan untuk dapat memperoleh,
mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep dasar akuntansi.
2. Mengembangkan sikap dan nilai.
3. Menanamkan sikap ilmiah kepada siswa dan melatih siswa untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya secara ilmiah.
4. Menyadarkan siswa akan pentingnya digunakan di hampir seluruh kegiatan
bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai
bahasa bisnis.
5. Memberikan pengetahuan dasar pada siswa untuk melanjutkan pendidikannya
kejenjang yang lebih tinggi maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
khususnya di dunia bisnis.
6. Mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas siswa dalam menyusun suatu
laporan keuangan secara komprehensif.
2.5.2 Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk merubah catatan akuntansi
perusahaan ke dalam basis akrual atau dengan kata lain yaitu jurnal yang dibuat
untuk menyesuaikan saldo account - account ke dalam saldo sebenarnya sampai
akhir periode akuntansi dan dipersiapkan untuk menyusun laporan keuangan.
(Ramdani, 2010)
50
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan akun - akun sementara setiap buku besar yang belum
mencerminkan jumlah ( saldo ) yang sebenarnya. Tentunya tidak semua akun
memerlukan jurnal penyesuaain pada akhir periode akuntansi. Materi yang harus
dikuasai siswa dalam pembelajaran meliputi : pengertian jurnal penyesuaian,
fungsi dan tujuan pembuatan jurnal penyesuaian di perusahaan jasa, hal- hal yang
perlu mendapatkan penyesuaian di akhir periode, aplikasi jurnal penyesuaian dan
contoh – contoh soal.
Adapun akun – akun dalam perusahaan jasa yang memerlukan
penyesuaian adalah sebagai berikut :
a) Perlengkapan
Perlengkapan merupakan bahan – bahan yang dibeli oleh perusahaan dan
digunakan untuk mendukung operasional perusahaan yang masa manfaatnya
kurang dari 1 periode, biasanya satu tahun.
Nilai perlengkapan dalam neraca saldo merupakan saldo awal ditambah dengan
pembelian – pembelian perlengkapan selama periode berjalan sementara
pemakaian atas perlengkapan tidak dicatat oleh perusahaan. Oleh karena itu di
akhir periode perlu dicek dan dicatat berapa besar nilai perlengkapan
sesungguhnya yang tersisa dan berapa yang sudah terpakai. Perlengkapan yang
sudah dipakai dianggap sebagai beban sehingga dicatat sebagai akun Beban
Perlengkapan dengan posisi normalnya di Debit.
Contoh : Pada neraca saldo Foto Studio Kurnia 1 Januari 2009 diketahui
perlengkapan tercantum Rp 5.000.000,- Pada akhir periode, persediaan
51
perlengkapan yang tersisa tinggal Rp 1.000.000. Susunlah jurnal penyesuaian
pada tanggal 31 Desember 2009!
Jawab
Keterangan : Saldo awal = Rp 5.000.000
Perlengkapan yang tersisa = Rp 1.000.000 –
Pemakaian perlengkapan = Rp 4.000.000
Nilai Rp 4.000.000 dianggap sebagai beban sehingga di cantumkan dalam akun
Beban Perlengkapan ( Debit ) kemudian akun perlengkapan di Kredit sebesar
Rp 4.000.000 yang artinya nilai perlengkapan berkurang Rp 4.000.000
sehingga perlengkapan yang tersisa adalah sebesar Rp1.000.000
b) Beban dibayar di muka.
Merupakan beban atau biaya yang dibayar pada saat ini untuk tanggungan
biaya diwaktu yang akan datang yang terkadang melampaui batas akhir periode
akuntansi ( biasanya 1 tahun ). Misalnya sewa dibayar dimuka, asuransi
dibayar dimuka dan beban iklan dibayar dimuka.
Ada dua pendekatan dalam pencatatan beban dibayar dimuka yaitu pendekatan
harta dan pendekatan beban. Menggunakan pendekatan harta itu artinya
pencatatan awal atau jurnal umumnya menggunakan akun harta sedangkan
menggunakan pendekatan beban berarti pencatatan awal atau jurnal umumnya
menggunakan akun beban.
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
Desember
31 Beban perlengkapan
Perlengkapan
Rp 4.000.000
Rp 4.000.000
52
Contoh : Pada tanggal 1 Mei 2009 perusahaan membayar biaya sewa gedung
untuk 1 tahun sebesar Rp3.600.000. Bagaimana jurnal penyesuaian pada
tanggal 31 Desember 2009 jika menggunakan pendekatan harta dan
pendekatan beban?
Jawab
1. Pendekatan harta
d. Pencatatan awal
b. Jurnal penyesuaian
2. Pendekatan beban
a. Pencatatan awal
b.Jurnal penyesuaian
c) Pendapatan diterima di muka
Merupakan pendapatan untuk waktu yang akan datang tetapi sudah diterima
oleh perusahaan pada saat ini. Ada dua pendekatan untuk mencatat pendapatan
diterima dimuka yaitu pendekatan kewajiban dan pendapatan.
Contoh : Pada tanggal 1 Oktober 2009 diterima pendapatan sewa gedung
untuk 1 tahun sebesar Rp 3.600.000. Bagaimana jurnal penyesuaian pada akhir
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
April
1 Sewa Dibayar dimuka
Kas
Rp 3.600.000
Rp 3.600.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
Des
31 Beban sewa
Sewa dibayar dimuka
Rp 2.400.000
Rp 2.400.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
April
1 Beban sewa
Kas
Rp 3.600.000
Rp 3.600.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009 Des
31 Sewa dibayar dimuka Beban sewa
Rp 1.200.000 Rp 1.200.000
53
periode dengan menggunakan pendekatan kewajiban ( utang ) dan pendekatan
pendapatan?
1. Pendekatan kewajiban ( utang )
a. Pencatatan awal
b. Jurnal penyesuaian
2. Pendekatan pendapatan
a. Pencatatan awal
b. Jurnal penyesuaian
d) Beban yang masih harus dibayar.
Merupakan biaya atau kewajiban perusahaan yang sudah menjadi beban pada
suatu periode tetapi belum dibayar dan dicatat oleh perusahaan hingga akhir
periode. Jadi perushaan masih mempunyai utang kepada pihak lain.
Contoh : Diketahui gaji karyawan yang masih harus dibayar oleh perusahaan
pada tahun 2009 adalah Rp 700.000. Bagaimana jurnal penyesuaian yang
harus dibuat pada akhir periode oleh perusahaan?
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
Sept
1 Kas
Sewa diterima dimuka
Rp 3.600.000
Rp 3.600.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
Des
31 Sewa diterima dimuka
Pendapatan sewa
Rp 900.000
Rp 900.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
Sept
1 Kas
Pendapatan sewa
Rp 3.600.000
Rp 3.600.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009 Des
31 Pendapatan sewa Sewa diterima dimuka
Rp 2.700.000 Rp 2.700.000
54
Jawab
e) Pendapatan yang masih akan diterima
Merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak pada suatu periode tetapi
belum diterima oleh perusahaan karena belum jatuh tempo. Ini berarti
perusahaan masih mempunyai piutang di pihak lain.
Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2009 telah diselesaikan pekerjaan servis
kendaraan tetapi pembayarannya baru akan diterima padatanggal 5 januari
2010 sebesar Rp 300.000. Buatlah Jurnal penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2009!
Jawab
f) Penyusutan Aktiva Tetap.
Merupakan penurunan nilai aktiva tetap kecuali tanah dari waktu ke waktu
karena adanya penggunaan secara terus menerus, pengaruh perubahan cuaca
dan aus. Nilai aktiva tetap selain tanah harus disusutkan nilainya.adapun
besarannya disesuaikan dengan ketentuan perusahaan.
Contoh : Diketahui penyusutan aktiva tetap peralatan Studio Foto Aneka tahun
2009 ditetapkan sebesar 20% setahun dan data pada neraca saldo menunjukkan
bahwa harga peralatan kantor adalah Rp 300.000. Bagaimana jurnal
penyesuaian yang harus disusun pada tanggal 31 Desember 2009?
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009 Des
31 Beban gaji Utang gaji
Rp 700.000 Rp 700.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009 Des
31 Pendapatan jasa servis yang akan diterima
Pendapatan jasa servis
Rp 300.000 Rp 300.000
55
Jawab
g) Taksiran piutang tak tertagih.
Piutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan memiliki resiko tidak dapat
tertagih karena debitur atau pihak yang memiliki kewajiban tidak mampu
melaksanakan kewajibannya untuk membayar hutangnya karena pailit atau
bangkrut. Untuk itu perlu adanya alokasi biaya untuk piutang yang tak tertagih.
Alokasi piutang yang tak tertagih ini dicatat dalam akun cadangan kerugian
piutang ( Kredit) dan Debitnya adalah Beban Kerugian Piutang karena
dianggap sudah terpakai atau tidak dapat kembali lagi.
Contoh : Neraca saldo tahun 2010 menunjukkan saldo piutang usaha sebesar
Rp 5.000.000, dari jumlah tersebut diperkirakan tak tertagih sebesar 5% karena
Debitur mengalami kebangkrutan. Bagaimana jurnal penyesuaian yang harus
dibuat pada akhir periode 2010?
Jawab
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009 Des
31 Beban penyusutan peralatan Akumulasi peny. peralatan
Rp 60.000 Rp 60.000
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
2009
Des
31 Beban kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang
Rp 250.000
Rp 250.000
56
2.6 Kerangka Berfikir
Belajar adalah suatu proses usaha mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman untuk memperoleh perubahan tingkah laku seseorang ke arah lebih
baik yang dilakukan secara sadar pada aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotorik ( Slameto,2003:2 ). Proses belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi antara pendidik dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran akan teridentifikasi dengan
tercapainya Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) yang telah ditetapkan
sebelumnya yang dapat ditunjukkan melalui penilaian prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar peserta didik mencerminkan pemahaman peserta didik terhadap
bidang studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya. Semakin baik prestasi belajar
yang dicapai oleh peserta didik tersebut menunjukkan semakin baik pula
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
Prestasi belajar yang dicapai siswa tentunya dipengaruhi oleh faktor –
faktor yang mempengaruhinya yaitu menurut Slameto ( 2010:54 ) adalah faktor
yang berasal dari diri siswa ( Faktor internal ) dan faktor yang berasal dari luar
diri siswa ( Faktor eksternal ). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat,
motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah
faktor metode pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan. Secara umum
faktor – faktor tersebut dapat dikerucutkan menjadi empat hal yakni guru, siswa,
kurikulum dan lingkungan. Faktor – faktor ini akan mempengaruhi pencapaian
prestasi belajar siswa melalui proses pembelajaran.
57
Proses pembelajaran yang efektif akan mengantarkan siswa untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal. Strategi agar pembelajaran dapat efektif
menurut Roestiyah dalam Djamarah ( 2010:74 ) adalah melalui penerapan teknik
– teknik penyajian atau disebut dengan metode pembelajaran untuk mengantarkan
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam
hal ini guru merupakan komponen terpenting yakni bertugas menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif, menyenangkan dan memberikan kesempatan siswa
untuk ikut berpartisipasi menggali potensi diri dalam pembelajaran. Jadi guru
sebagai fasilitator antara materi pembelajaran dan peserta didik.
Hal ini juga senada dengan pendapat Tu’u ( 2004:78 ) berkaitan dengan
pentingnya penerapan metode dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas
yaitu strategi pendekatan terhadap siswa yang kurang menonjol, strategi guru
dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran ( berkaitan dengan model dan
metode) serta strategi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran.
Model dan metode yang digunakan seharusnya sesuai dengan tujuan
pembelajaran, mampu mengaktifkan siswa dan dapat memudahkan siswa dalam
memahami materi yang disampikan dalam pembelajaran. Model pembelajaran
konvensional yang masih sering bahkan selalu digunakan dalam pembelajaran di
SMA N 2 Ungaran belum memberikan kesempatan siswa untuk aktif
berpartisipasi, dirasa monoton dan membosankan sehingga menghambat
pemahaman siswa atas materi pembelajaran yang bermuara pada rendahnya
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu inovasi dan kreatifitas guru dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran perlu diperhatikan.
58
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
mengaktifkan siswa sebagai usaha mencapai prestasi belajar siswa yang optimal
adalah model pembelajaran kooperatif. Penelitian Jean C Thompson (Society for
Personality Research, 2004:139-146) tentang penerapan model pembelajaan
kooperatif pada kelas XI materi psikologi menunjukkan hasil bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.
Slavin dalam Wina ( 2006:240 ) mengemukakan dua alasan tentang penggunaan
model pembelajaran kooperatif. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan
bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
ketrampilan. Dari pendapat para ahli tersebut, maka pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki proses pembelajaran
yang selama ini memiliki kelemahan.
Model pembelajaran kooperatif sendiri terdapat beberapa tipe di
dalamnya yang salah satunya adalah tipe atau metode jigsaw. Metode jigsaw
adalah metode pembelajaran yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen,
beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan bagian
dari materi dan harus mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim
lainnya. Metode Jigsaw dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.
59
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara (Anita Lie dalam Agus, 2009:56).
Metode jigsaw diawali dengan kegiatan membaca, penyampaian materi
oleh siswa dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Diskusi kelompok terjadi
pada dua jenis kelompok yaitu kelompok ahli dan kelompok asal. Diskusi pada
kelompok ahli disebut tahap penguasaan sedangkan diskusi pada kelompok asal
disebut penularan. Dengan adanya diskusi pada kelompok ahli yang didampingi
oleh guru membantu setiap siswa dalam menguasai satu pokok materi yang sudah
menjadi tanggungjawabnya sehingga siswa lebih mendalami materi dan dijadikan
bekal siswa untuk penyampaian kepada anggota kelompok asal masing – masing.
Metode jigsaw menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran yang
aktif dan membantu siswa memiliki jiwa sosial melalui kerjasama dalam diskusi
kelompok, dengan menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan
dan berbicara dapat memaksimalkan penggunaan panca indra siswa dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat menyerap pemahaman yang lebih banyak.
Selain itu dengan adanya tanggungjawab individu atas pemahaman seluruh
anggota kelompok atas suatu pokok materi mendorong siswa untuk belajar dengan
sebaik – baiknya agar dapat menyampaikan materi kepada anggotanya sehingga
dapat berakibat pada kenaikan prestasi belajar siswa.
Pemberian tanggungjawab individu siswa atas suatu pokok materi
memberikan efek positif pada siswa yaitu adanya pengakuan bahwa siswa
dibutuhkan kehadiran dan kontribusinya dalam pembelajaran. Kelebihan lain dari
metode jigsaw adalah konsep penyerapan pemahaman yang dimulai dari bagian –
60
bagian materi menuju materi keseluruhan memberikan peluang siswa untuk
menemukan konsep atau pemahaman sendiri atas materi sehingga menjadikan
siswa lebih kritis.
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut
Davidson dalam Suyatna dan Yulianti (2009) adalah 1) Memacu siswa untuk
berfikir kritis, 2) Memberikan kesempatan siswa membuat kata – kata yang tepat
untuk menjelaskan kepada teman lain, ini akan membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpendapat dan kemampuan sosialnya 3) Diskusi yang terjadi tidak
didominasi siswa tertentu, tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif
sehingga terjadi pemerataan penguasaan materi. Jadi guru berperan sebagai
pendamping, penolong dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi pada
kelompok yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan – rekannya.
Beberapa penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw diantaranya adalah penelitian Aronson ( 1971 ) menyebutkan bahwa
jigsaw mampu mengantarkan siswa ke dalam pembelajaran yang menyenangkan,
mencetak siswa yang peduli terhadap sesama serta dapat mengingkatkan prestasi
belajar. Moskoweitz dan Malvin dalam Slavin ( 2008:72 ) dalam penelitiannya
( 1983 ) pada kelas matematika menunjukkan bahwa metode jigsaw mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa. Kemudian penelitian Yeti ( Jurnal
Kependidikan, 2009 : vol 13 ) juga menunjukkan pengaruh yang positif antara
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar
siswa mata pelajaran biologi, kemudian Bahriyatul Azizah ( 2006 ) melakukan
penelitian pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di MAN
61
Suruh juga diperoleh hasil bahwa metode pembelajaan kooperatif tipe jigsaw
mampu mengantarkan siswa memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibanding
dengan yang diajar menggunakan konvensional yakni 6,84 dengan 6,04.
Keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diatas
diduga masih dapat lebih efektif lagi penggunaannya jika didukung dengan
pemanfaatan media pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga mampu
mengatasi permasalahan belum optimalnya prestasi belajar siswa kelas XI IPS di
SMA N 2 Ungaran pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal
penyesuaian . Penerapan media ini tentunya didukung dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai di sekolah. Solusi yang ditawarkan terkait dukungan
media pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah penggunaan media pembelajaran berbasis macromedia flash yang di desain
semenarik mungkin dengan kombinasi unsur audio visual. Dukungan media ini
diharapkan mampu memudahkan guru dalam memberikan pemahaman terhadap
siswa atas materi pembelajaran dan mengurangi terjadinya miskonsepsi
pemahaman siswa yang masih sering terjadi dalam penerapan metode jigsaw.
Hamalik dalam Arsyad ( 2009:15 ) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh - pegaruh psikologis terhadap
siswa. Berdasarkan hal itu ada tidaknya suatu media pembelajaran mempengaruhi
keseluruhan proses pembelajaran, terutama dalam prestasi belajar siswa.
62
Macromedia flash tergolong media audio visual dan disini digunakan
untuk mendukung metode jigsaw agar secara bersama – sama meningkatkan
prestasi belajar siswa. Penerapan kombinasi metode dengan media ini meurujuk
pada pendapat Dr Vernon dalam buku Quantum Teaching ( Slameto, 2004 :77 )
yang mengatakan bahwa orang belajar 10% dari yang dibaca, 20% dari apa yang
didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari
yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Dengan metode jigsaw yang mampu melibatkan siswa secara aktif yang
dikombinasikan dengan media macromedia flash yang inovatif dan kreatif
berbasis audio visual maka akan semakin banyak indera yang digunakan dalam
proses pembelajaran sehingga akan semakin tinggi pula daya serap siswa dalam
memahami materi pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian dan pada
akhirnya diharapkan mampu mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar
siswa kelas XI IPS di SMA N 2 Ungaran.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka berfikir
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
63
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
2.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
H1 : Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran
akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA Negeri 2 Ungaran.
H2 : Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi pokok
bahasan jurnal penyesuaian model di SMA Negeri 2 Ungaran.
Kelas Eksperimen
Proses belajar mengajar akuntansi pokok
bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa
Kelas Kontrol
Model pembelajaran
konvensional dengan metode
ceramah berbantuan LKS
Model Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan media
pembelajaran berbasis macromedia flash 8
Post test Post test
Pre test Pre test P
er
be
da
an
Perbedaan Prestasi Belajar siswa
Model pembelajaran konvensioanal dengan metode ceramah berbantuan LKS
Prestasi belajar siswa
belum optimal / rendah
64
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Kuasi dengan
menggunakan Pre Test – Post Test Control Group Design. Desain penelitian
eksperimen ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pre test Perlakuan Post test
Eksperimen X Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw berbantuan macromedia Flash
T
Kontrol X Model pembelajaran konvensioanal T
Keterangan :
X: Tes awal untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik.
T : Tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah adanya perlakuan
Adapun pelaksanaan kegiatan pada kelas eksperimen dan kontrol
berdasarkan desain penelitian diatas dapat dirinci sebagai berikut :
Tabel 3.2 Desain Kegiatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Pertemuan ke- Kegiatan
1 1 Pre Test
2 2, 3 dan 4 Kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash pada kelas
eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan media hasil teknologi
cetak pada kelas kontrol.
3 5 Post Test
65
3.2 Penentuan Obyek Penelitian
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Ungaran tahun ajaran 2010/2011. Keseluruhan jumlah siswa kelas XI
IPS berjumlah 164 siswa. Untuk lebih lengkapnya jumlah populasi tersebut
disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Jumlah Populasi Penelitian SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011
No Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPS 1 32
2 XI IPS 2 34
3 XI IPS 3 34
4 XI IPS 4 32
5 XI IPS 5 32
Jumlah 164
Sumber : Monografi SMA N 2 Ungaran 2010/2011
Jumlah populasi ini menunjukkan kondisi yang homogen dengan melihat
hal – hal berikut :
1. Menggunakan buku pegangan yang sama.
2. Kurikulum yang sama.
3. Diajarkan oleh guru yang sama.
4. Pembagian kelas tidak berdasarkan rangking.
5. Tidak ada kelas unggulan.
3.2.2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
Cluster Random Sampling yaitu dengan mengambil dua kelas ( kelompok )
66
secara acak dari populasi. Syarat untuk pengambilan sampel secara acak adalah
dipastikan terlebih dahulu populasi dalam keadaan homogen dilihat dari 5 kondisi
yang sudah dipaparkan pada pembahasan tentang populasi serta diperkuat melalui
uji Homogenitas Nilai Ujian Tengah Semester ( UTS ) siswa.
Dari uji Homogenitas Nilai Tengah Semester ( UTS ) siswa
menggunakan Uji Levene melalui One Way Anova dengan bantuan SPSS
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.4 Hasil Analisis Uji Homogenitas Populasi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.868 4 159 .119
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Hipotesis Nol ( H0 ) : Data Homogen
H0 diterima jika nilai signifikansinya > nilai alfa ( 0.05 )
Berdasarkan hasil uji tersebut diketahui nilai signifikansi untuk kelas XI
IPS 1, IPS 2, IPS 3, XI IPS 4 dan XI IPS 5 sebesar 0,119. Karena nilai signifikansi
0,119 lebih besar daripada nilai alfa 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0
diterima yang berarti kelima kelas berdasarkan nilai Ujian Tengah Semester
(UTS) genap mempunyai varians atau kondisi yang homogen, sehingga
pengambilan sampel dengan teknik Cluster Random Sampling dapat dilakukan.
Berdasarkan ketentuan diatas maka sampel dalam penelitian ini adalah
kelas XI IPS 5 sebagai kelas eksperimen yang akan dikenai model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dan kelas XI IPS 4 sebagai
67
kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran konvensional. Adapun kelas untuk
uji coba instrumen dikenakan pada kelas XII IPS 3.
2.2.3 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam penelitian ini, pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif
tipe jigsaw berbantuan macromedia flash ditempuh dalam empat tahapan yaitu
tahap pendahuluan, penguasaan, penularan dan penutup yang digambarkan dalam
bagan berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia Flash
Adapun penjabaran dari keempat tahapan pelaksanaan pembelajaran
diatas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahap Pendahuluan
Review, apersepsi, motivasi, penjelasan metode jigsaw dan manfaatnya, pembentukan kelompok asal dan pembagian materi.
Tahap Penguasaan
Pembentukan kelompok ahli yang berasal dari perwakilan masing – masing kelompok asal dengan materi sama dilanjutkan dengan diskusi.
Tahap Penularan
Penularan materi dari hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota kelompok asal, diskusi dan perolehan jawaban soal kelompok dari materi
keseluruhan dilanjutkan dengan pencerahan dari guru dengan bantuan macromedia flash dan pembahasan soal yang sudah didiskusikan.
Tahap Penutup
Kuis, pemberian penghargaan pada kelompok terbaik, pemberian tugas,
dan tes individual.
68
No Kegiatan
Waktu Keterangan
dan Bantuan Media
1
Pertemuan
Pertama
1. Pendahuluan
2. Pre test
3. Kegiatan penutup
Orientasi fisik dan non fisik.
Apersepsi materi yang
akan diajarkan.
Mengerjakan soal tentang Jurnal penyesuaian secara
keseluruhan meliputi : pengertian, fungsi,
penyebab penyesuaian, akun – akun yang
membutuhkan penyesuaian, perbedaan
pos deferal dan pos akrual dan penyusunan jurnal
penyesuaian.
Pembentukan kelompok asal untuk pertemuan
berikutnya dan pemberian tugas.
5’
10’
60’
15’
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru melontarkan
pertanyaan umum sekitar jurnal
penyesuaian.
Siswa mengerjakan soal yang sudah di
uji cobakan dan guru mengawasi
jalannya pre test.
Guru memandu pembentukan
kelompok, masing – masing kelompok
terdiri dari 4 - 6 siswa dan harus
mempersiapkan materi pertemuan
berikutnya. 2 Pertemuan kedua
a.Pendahuluan
Orientasi fisik dan non fisik
Apersepsi materi yang
akan diajarkan dan penyampaian materi oleh
guru yang diawali dengan
5’
10’
Guru mengecek
kehadiran siswa dan memastikan semua
siswa berada pada kelompok asalnya
Guru melontarkan
pertanyaan tentang jurnal penyesuaian
kemudian
69
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
b. Kegiatan Inti
pengantar tentang
pengetahuan umum perusahaan jasa dan posisi
jurnal penyesuaian dalam siklus akuntansi
perusahaan jasa.
Penguasaan
Penularan
Pencerahan guru dan
pembahasan soal secara bersama – sama dengan
siswa atas materi yang sudah didiskusikan secara
urut meliputi:
20’
30’
20’
memberikan materi
dengan bantuan macromedia flash
(audio : suara guru dan musik, visual :
pemaparan dan gambar )
Masing – masing
siswa kelompok asal dengan materi
yang sama membentuk
kelompok ahli dan berdiskusi.
Guru mengawasi dan memberikan
bantuan seperlunya
Siswa kembali pada kelompok asal
masing – masing dan secara
bergiliran menyampaikan
materi yang telah dibahas dikelompok
ahli dan berdiskusi. Guru mengawasi
dan memberikan bantuan seperlunya.
Guru menayangkan
macromedia flash kemudian
menambahkan penjelasan.
Bantuan
Macromedia flash pada setiap materi
secara urut adalah sebagai berikut :
70
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
3.Kegiatan penutup
Definisi dan fungsi jurnal
penyesuaiaan.
Penyebab perlunya jurnal
penyesuaian
Akun akun yang perlu
penyesuaian
Penjelasan akun akun dan
penyusunan jurnal penyesuaian meliputi :
3.7.1. Perlengkapan
3.7.2. Beban dibayar dimuka
Pemberian tugas
5’
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan
Audio : suara guru
dan musik Visual : pemaparan
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan,
contoh soal yang sudah didiskusikan ,
ambar berjalan dan video pendek.
Mempelajari materi pertemuan
berikutnya.
3 Pertemuan Ketiga
a. Pendahuluan
Orientasi fisik dan non fisik siswa.
Review dan apersepsi
5’
Guru mengecek
kehadiran siswa dan memastikan semua
siswa berada pada kelompok asalnya.
Guru memberikan
pertanyaan tentang materi pada
pertemuan sebelumnya dan
juga melontarkan pertanyaan tentang materi yang akan
dipelajari.
71
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
b. Kegiatan inti
Penyampaian materi oleh
guru
Penguasaan
Penularan
Pencerahan dari guru dan
pembahasan secara bersama – sama dengan
siswa atas materi yang sudah didiskusikan
meliputi :
10’
20’
30’
15’
Penyampaian materi
dibantu macromedia flash.
Masing – masing
siswa kelompok asal dengan materi
yang sama membentuk
kelompok ahli dan berdiskusi.
Guru mengawasi dan memberikan
bantuan seperlunya
Siswa kembali pada kelompok asal
masing – masing dan secara
bergiliran menyampaikan
materi yang telah dibahas dikelompok
ahli dan berdiskusi. Guru mengawasi
dan memberikan bantuan seperlunya.
Guru menayangkan
macromedia flash kemudian
menambahkan penjelasan.
Bantuan
Macromedia flash pada setiap materi
secara urut adalah sebagai berikut :
72
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
b. Kegiatan Penutup
Pendapatan
diterima dimuka
Beban yang masih harus
dibayar.
Pendapatan yang masih akan diterima.
Pemberian tugas
5’
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan
dan gambar berjalan
Audio : suara guru dan musik.
Visual : pemaparan dan video pendek.
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan
dan video pendek.
Mempelajari materi pertemuan
berikutnya
4 Pertemuan
keempat
a.Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
Orientasi fisik dan non fisik siswa.
Review dan apersepsi
Penyampaian materi oleh guru.
5’
5’
10’
Guru mengecek
kehadiran siswa dan memastikan semua
siswa berada pada kelompok asalnya.
Guru memberikan
pertanyaan tentang materi pada
pertemuan sebelumnya dan
juga melontarkan pertanyaan tentang
materi yang akan dipelajari.
Penyampaian materi
dibantu dengan macromedia flash.
73
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
Penguasaan
Penularan
Pencerahan dari guru dan
pembahasan secara bersama – sama dengan
siswa atas materi yang sudah didiskusikan
meliputi :
Penyusutan aktiva tetap
10’
20’
20’
Masing – masing
siswa kelompok asal dengan materi yang
sama membentuk kelompok ahli dan
berdiskusi. Guru mengawasi
dan memberikan bantuan seperlunya
Siswa kembali pada kelompok asal
masing – masing dan secara
bergiliran menyampaikan
materi yang telah dibahas dikelompok
ahli dan berdiskusi. Guru mengawasi
dan memberikan bantuan seperlunya.
Guru menayangkan
macromedia flash kemudian
menambahkan penjelasan.
Bantuan
Macromedia flash pada setiap materi
secara urut adalah sebagai berikut :
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan
dan gambar berjalan.
74
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
c. Penutup
Utang Bunga
Kerugian piutang.
Kuis
Penghargaan kelompok terbaik
Pemberian tugas
10’
5’
Audio : suara guru
dan musik. Visual : pemaparan
dan gambar berjalan
Audio : suara guru dan musik.
Visual : pemaparan dan video pendek.
Macromedia flash : Audio :suara guru
dan musik berirama motivasi.
Visual : pemaparan soal pendek dengan
2 pilihan jawaban dan skor langsung
dapat diketahui.
Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok terbaik berdasarkan hasil
diskusi dan kuis.
Siswa mempelajari seluruh materi di
rumah untuk persiapan post test.
75
Tabel 3.5 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw berbantuan
Macromedia Flash.
2.2.4 Metode Penggumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
a. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data awal dari populasi
penelitian, berupa daftar nama siswa dan nilai ujian tengah semester genap tahun
ajaran 2010/2011 yang akan digunakan untuk uji homogenitas populasi.
b. Metode Observasi
Metode ini dilakukan untuk mengambil data tentang aktivitas siswa
dalam pembelajaran yang akan mengungkap nilai afektif dan psikomotorik siswa.
Observasi ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
No Kegiatan
Waktu Keterangan dan Bantuan Media
5 Pertemuan kelima a. Pendahuluan
b. Post test
c. Penutup
Orientasi fisik dan non
fisik siswa.
Tes individual tentang materi jurnal penyesuaian
secara keseluruhan.
Pemberian tugas
10’
60’
5’
Guru mengecek
kehadiran siswa dan persiapan mengikuti
tes individual.
Tes tertulis dengan jumlah soal 30
berbentuk pilihan ganda.
Mempelajari materi
untuk pertemuan berikutnya.
76
c. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar
siswa aspek kognitif pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal
penyesuaian di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang kemudian akan dianalisis
dengan uji statistik untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen. Instrumen tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda
yang sudah diuji kelayakannya.
2.2.5 Alat Pengumpulan Data
4.1. Tahap Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data atau instrumen yang digunakan pada penelitian
ini adalah tes dengan bentuk soal pilihan ganda dan lembar observasi aktivitas.
Materi yang digunakan adalah materi Akuntansi Kelas XI IPS Semester 2 pokok
bahasan Jurnal penyesuaian. Adapun langkah - langkah yang dilakukan untuk
menyusun instrumen tes betuk pilihan ganda adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan instruksional umum
b. Membuat kisi – kisi soal
c. Menentukan jumlah soal
d. Membuat tabel spesifikasi
e. Menyusun soal tes
f. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan soal
g. Menyusun jawaban soal
h. Menyusun acuan penskoran dan penilaian.
77
4.2. Teknik Analisis Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yang perlu dianalisis adalah
tes berupa soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
atau prestasi belajar siswa. Soal yang akan digunakan harus diuji terlebih dahulu
untuk mengetahui apakah butir – butir soal sudah memenuhi kualifikasi soal yang
baik atau belum. Analisis yang digunakan meliputi analisis validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran dan daya beda.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrumen. Valid disini berarti bahwa instrumen tersebut mampu
mengukur apa yang diinginkan. (Arikunto,2006:168). Untuk menghitung validitas
instrumen dapat menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan angka
kasar, yaitu:
2222XY
YYNXXN
YXXYNr ,
( Arikunto, 2009:72 ).
Keterangan:
XYr = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan,
X = Skor soal yang dicari validitasnya,
Y = Skor total,
N = Jumlah peserta tes.
Hasil perhitungan rXY dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment
dengan signifikansi 5%. Jika rXY > rtabel maka butir soal tersebut valid.
2) Reliabilitas
78
Reliabilitas merupakan ketereandalan atau ketetapan yakni suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel, akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan
maka berapakalipun data diambil maka hasilnya akan sama. ( Arikunto,2006:178 )
Untuk menentukan reliabilitas soal pilihan ganda, digunakan rumus KR-
20, yaitu:
2
2
11S
pqS
1n
nr ,
(Arikunto, 2006:188).
Keterangan:
11r = Reliabilitas tes secara keseluruhan,
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar,
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( q=1-p ),
pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q,
n = Banyaknya item,
S = Standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar varians ).
Kriteria koefisien reliabilitas:
0,00 – 0,20 : rendah sekali
0,21 – 0,40 : rendah
0,41 – 0,70 : sedang
0,71 – 1,00 : sangat tinggi
(Arikunto, 2009:109).
79
Kriteria reliabel tidaknya soal tes dapat dianalisis dengan cara
membandingkan 11r dengan harga tabelr yang sesuai pada tabel harga product
moment dengan taraf signifikan 5%.
3) Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal untuk pilihan ganda dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
JS
BP ,
Keterangan:
P = Indeks kesukaran,
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar,
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Adapun klasifikasinya sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang.
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar atau tergolong dalam klasifikasi sedang. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
(Arikunto, 2009:210).
80
4) Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2009: 211) yang dimaksud dengan daya pembeda
soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang
berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Daya
beda dicari dengan mengambil 50% skor teratas sebagai kelompok atas ( JA ) dan
50% skor terbawah sebagai kelompok bawah ( JB ). Rumus yang digunakan untuk
pilihan ganda adalah sebagai berikut :
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD ,
Keterangan:
D = Daya pembeda,
JA = Banyaknya peserta kelompok atas,
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah,
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar,
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar,
A
AA
J
BP = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar,
B
BB
J
BP = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya
pembeda soal, digunakan klasifikasi sebagai berikut.
D : 0,00 – 0,20 : jelek (poor),
D : 0,20 – 0,40 : cukup (satisfactory),
D : 0,40 – 0,70 : baik (good),
D : 0,07 – 1,00 : baik sekali (excellent),
D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya dibuang. ( Arikunto, 2009:218 )
81
2.2.6 Hasil Analisis Perangkat Tes Uji Coba
(1) Hasil Uji Validitas
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan 35 butir soal
pilihan ganda, dengan n = 35 dan taraf nyata α = 5% diperoleh rtabel = 0,334 dari
daftar kritik r product moment. Soal dikatakan valid jika rxy > rtabel. Hasil
perhitungan validitas soal yang telah dilakukan terdapat 31 soal yang nilai r hitung
> r tabel sehingga soal tersebut valid dan dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa. Soal dengan nilai r hitung < r tabel dinyatakan sebagai soal
yang tidak valid. Soal yang tidak valid berjumlah 4 soal.
Tabel 3.6 Kategori Validitas Soal
Kategori Butir soal Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5,6 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,15,17, 18, 19,21,
22, 23, 24, 25,26,27,28, 30, 31, 32, 33, 34, dan 35 31
Tidak Valid 16, 20, 27 dan 29 4
Sumber : Data Diolah Tahun 2011 ( Lampiran 9 )
Butir soal dengan nomor 16, 20, 27 dan 29 tergolong tidak valid. Hal ini
berarti bahwa ke empat butir soal tersebut tidak dapat mengukur kemampuan
siswa sehingga harus dibuang.
(2) Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan uji reliabilitas tes bentuk pilihan ganda dengan
menggunakan rumus reliabilitas KR-20 yang dikemukakan oleh Kuder dan
Richardson berikut :
82
2
2
111 S
pqS
n
nr
,
Keterangan:
11r = reabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = proporsi peserta didik yang menjawab salah (q =1 – p)
pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes. (Arikunto, 2009: 101).
Diperoleh nilai r11 1.02866 dan nilai rtabel berdasarkan daftar kritik r
product moment sebesar 0,334 untuk soal pilihan ganda dengan n = 31 dan taraf
nyata α = 5%. Nilai r11 kemudian dibandingkan dengan harga rtabel. Apabila r11>
rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tes yang telah diujikan tersebut telah memenuhi kriteria
reliabel dikarenakan nilai r11> rtabel sehingga 31 butir soal tersebut dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
(3) Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal
Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal terhadap 31 butir soal dengan
mengggunakan rumus Indeks Kesukaran ( P ) diperoleh hasil bahwa terdapat 4
soal dengan kategori mudah karena nilai P = 0,70 - 1,00 , 26 soal dengan
kategori sedang karena nilai P=0,30 - 0,70 dan 1 soal dengan kategori sukar
karena nilai P = 0,00 - 0,30. Rincian soal berkaitan dengan uji tingkat kesukaran
soal ditunjukkan dalam tabel berikut :
(
83
Tabel 3.7 Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Kategori Butir Soal Jumlah
Mudah 1,2,18, dan 31 4
Sedang 3,4,5,6,7,9,10,11,12,13,14,15,17,19,21,22,23,24,25,26,28,
30,32,33,34 dan 35 26
Sukar 8 1
Sumber : Data Diolah Tahun 2011 ( Lampiran 9)
Sesuai dengan pendapat Arikunto bahwa soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sukar maka soal dengan kategori sedang
yang berjumlah 26 soal semuanya dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa. Adapun untuk soal dengan kategori mudah dan kategori sukar pada
penelitian ini juga tetap dipakai karena prosentase jumlahnya masih jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan soal kategori sedang, selain itu juga untuk
memberikan motivasi siswa untuk lebih giat mengerjakan soal.
(4) Hasil Uji Daya Beda
Berdasarkan hasil uji daya beda untuk 31 soal dengan menggunakan
rumus indeks diskriminasi diperoleh hasil terdapat 11 soal yang mempunyai daya
beda tergolong baik karena D = 0,40 < 0,70, 19 soal dengan kategori cukup
karena D = 0,20 < 0,40 dan 1 soal dengan kategori jelek karena D = 0,00 < 0,20.
Soal dengan kategori baik dan cukup yaitu berjumlah 30 soal selanjutnya
digunakan dalam dalam penelitian ini. Adapun soal dengan kategori daya beda
jelek tidak digunakan atau dibuang karena soal ini menunjukkan tidak mampu
membedakan kemampuan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Hal ini
84
mengindikasikan bahwa dimungkinkan karena siswa menjawabnya dengan cara
menebak.
Rincian soal berkaitan dengan uji Daya Beda ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 3.8 Kategori Daya Beda Soal
Kategori Butir Soal Jumlah
Baik 3, 5, 8, 18, 19, 21, 23, 28, 30, 31, 34 11
Cukup 1, 2, 4, 6,7, 9, 10, 11,12, 13, 15, 17, 22, 24, 25, 26,
32, 33, 35
19
Jelek 14 1 TOTAL 31
Sumber : Data Diolah Tahun 2011 ( Lampiran 9 )
Hasil analisis instrumen secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
jumlah butir soal yang dapat dipakai karena telah memenuhi syarat validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda adalah berjumlah 30 soal dan
yang tidak memenuhi syarat bejumlah 5 soal sehingga harus dibuang atau tidak
dapat dipakai. Adapun ringkasan dari keseluruhan soal yang digunakan dalam
penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Uji Coba Soal
Kriteria Butir soal Jumlah
Memenuhi Syarat dan
dapat dipakai
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35
30
Tidak Memenuhi Syarat 14,16,20, 27 dan 29. 5
TOTAL 35
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2011 ( Lampiran 9)
85
Soal yang berjumlah 30 butir soal kemudian digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa karena tergolong ke dalam kategori valid, reliabel, tingkat
kesukaran dengan kategori mudah, sedang dan sukar serta memiliki daya beda
dengan kategori cukup dan baik. Sementara 5 soal yang tidak memenuhi syarat
selanjutnya dibuang atau tidak digunakan. Kelima soal tersebut terdiri dari soal
dengan nomor 14 dengan daya beda yang jelek dan nomor 16, 20, 27 dan 29
dengan validitas rendah.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Awal ( Pre Test )
Sampel dalam penelitian yang sudah ditentukan yaitu Kelas XI IPS 4 dan
XI IPS 5 sebelum diberi perlakuan dalam pembelajaran diberikan pre test terlebih
dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa atas materi yang akan
dipelajari. Nilai yang diperoleh siswa dalam pre test ini selain digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa juga digunakan untuk menguji Hipotesis 1
yaitu untuk mengetahui perbandingan dengan nilai yang diperoleh setelah
pemberian perlakuan dalam pembelajaran. Oleh karena itu nilai pre test ini perlu
di uji Homogenitas dan Normalitasnya untuk memastikan bahwa data benar –
benar mencerminkan kondisi siswa yang homogen dan datanya berdistribusi
normal.
86
a. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
penelitian berangkat dari kondisi awal yang sama atau homogen. Untuk menguji
homogenitas ini menggunakan uji Levene. Hipotesis statistik yang diajukan
adalah:
H0 : 21 ( Varians Homogen)
H1 : 21 (Varians Tidak Homogen)
Dengan kriteria:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima, dan
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak.
Adapun langkah-langkah pada program SPSS adalah sebagai berikut.
( Priyatno, 2008:31 ).
1. Masukan program SPSS
2. Klik variable view pada SPSS data editor.
3. Pada kolom name ketik nilai, kolom name pada baris kedua ketik kelas.
4. Pada kolom Value, ketik value = 1, value label = eksperimen kemudian klik
add, ketik value = 2, value label = kontrol kemudian klik add.
5. Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default).
6. Buka data view pada SPSS data editor,maka didapat kolom variabel nilai dan
kelas.
7. Ketikan data sesuai dengan variabelnya
8. Klik Analyze-Compare Means-One Way anova
87
9. Klik variable nilai dan masukan ke kotak dependent list, klik variabel kelas
dan masukan ke kotak Factor list
10. Klik Options, Descriptive dan Homogeneity of variance, kemudian klik
Continue dan Klik OK.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menetukan apakah kedua kelompok
berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan statistik yang
digunakan dalam mengolah data menggunakan parametric atau non parametric
test. Untuk menganalisis normalitas dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 16 One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Hipotesis statistik yang diajukan adalah :
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima, dan
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak
Adapun langkah-langkah program SPSS adalah sebagai berikut :
1. Masukan program SPSS, Klik variable view pada SPSS data editor.
2. Pada kolom name ketik nama kelas.
3. Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default).
4. Buka data view pada SPSS data editor
5. Ketikan data sesuai dengan variabelnya pada kolom variabel nama kelas.
88
6. Klik Analyze-nonparametric test-1 sample KS
7. Masukkan seluruh variabel kelas kedalam test variable lisl dan klik OK
( Priyatno, 2008:28 ).
3.7.2 Analisis Data Akhir
3.7.2.1 Analisis Data Post Test
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan
tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai
dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk Itu data post test ini harus diuji
homogenitas dan normalitasnya terlebih dahulu.
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh hasil bahwa sampel
penelitian berangkat dari kondisi yang sama ( homogen ). Rumus yang digunakan
untuk menguji homogenitas sama dengan rumus untuk analisis data awal.
b. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai tes hasil
belajar peserta didik dalam kelas eksperimen yang dikenai model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dan kelas kontrol yang
mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional dengan bantuan media
hasil teknologi cetak berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah uji
normalitas sama dengan langkah – langkah uji normalitas pada analisis data awal.
89
3.7.2.2 Analisis Hipotesis Penelitian
Setelah diperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka dilakukan
uji hipotesis penelitian yang diajukan. Kemudian, dari hasil perhitungan statistik
yang telah dilakukan akan dideskripsikan untuk mendapatkan kesimpulan
mengenai hipotesis yang diberikan. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan
Uji perbedaan rata-rata ( uji pihak kanan ) menggunakan program SPSS.
Hipotesis yang diajukan dalam uji perbedaan rata - rata adalah :
H1 : Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS pada mata
pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA N 2
Ungaran tahun ajaran 2010/2011.
Kriteria pengujiannya adalah H1 diterima jika nilai sig (2 tailed) yang
dihasilkan lebih kecil dari alfa 0,05. Jika nilai t hitung positif, berarti rata - rata
nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Uji Hipotesis 1 ini
menggunakan analisis uji Beda T Test, tepatnya menggunakan Paired Sample T
Test dengan bantuan SPSS 16 untuk mengetahui perbedaan nilai rata – rata siswa
sebelum dan sesudah treatment di kelas eksperimen.
H2 : Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS pada mata
pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA N 2
Ungaran tahun ajaran 2010/101.
90
Hipotesis 2 ini berkaitan dengan efektivitas dari model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dibandingkan dengan model
konvensional yang dapat dilihat dari perbandingan nilai rata – rata kelas diantara
keduanya setelah adanya perlakuan. Kriteria pengujian adalah H2 diterima jika
nilai sig ( 2 tailed ) yang dihasilkan lebih kecil dari alfa 0,05. Jika nilai t hitung
positif, berarti rata - rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Uji
perbedaan rata - rata ( uji pihak kanan ) menggunakan program SPSS 16 dengan
pengujian Independent Sample T Test.
3.7.2.3 Analisis Deskriptif Prosentase
Analisis deskriptif prosentase digunakan untuk mengetahui prestasi
belajar siswa aspek afektif dan psikomotorik dimana data prestasi siswa tersebut
diperoleh dari pengamatan para observer penelitian. Aspek afektif dan aspek
psikomotorik mencerminkan prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran.
Adapun analisis deskriptif prosentase tersebut menggunakan rumus sebagai
berikut :
Prosentase =
91
3.8 Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika dapat memenuhi tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu :
a. Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik : Siswa mampu mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) Individu yang telah ditetapkan sekolah
yaitu sebesar 69.
b. Siswa dalam kelas dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM )
Klasikal yang telah ditetapkan sekolah yaitu sebesar 85%, yang artinya
terdapat 85% siswa dalam kelas yang tergolong tuntas atau memenuhi KKM
Individu 69.
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Lokasi Penelitian
SMA Negeri 2 Ungaran merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas
yang berada di Jl Diponegoro No 277 Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.
SMA Negeri 2 telah berdiri sejak 27 tahun yang lalu dan eksis menunjukkan
usaha pengembangan baik fisik maupun non fisik yang berupa program - program
kesiswaan secara akademik, tenaga pengajar serta karyawannya.
Berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran juga
sudah dikembangkan dalam rangka mencapai kegiatan pembelajaran yang
berkualitas sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi serta tuntutan
kebutuhan jaman. Peningkatan sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran ini
merupakan bagian dari usaha memudahkan terwujudnya salah satu Misi sekolah
yaitu Pengembangan model pembelajaran yang Inovatif dan menyenangkan bagi
siswa dan guru. Ketersediaan sarana prasarana di SMA N 2 Ungaran masih belum
maksimal pemanfaatannya yang dapat ditunjukkan dengan masih minimnya
pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi dalam pembelajaran
serta kurangnya penerapan inovasi metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
93
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2011 di SMA N 2
Ungaran dan merupakan penelitian eksperimen kuasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah kelas XI IPS 4 dan Kelas XI IPS 5 dimana mewakili populasi yang dituju
yaitu seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 2 Ungaran yang berjumlah 5 kelas.
Kelas XI IPS 5 sebagai kelas Eksperimen yang dikenai model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dan kelas XI IPS 4 sebagai
kelas Kontrol dikenai pembelajaran konvensional dengan metode ceramah
berbantuan Lembar Kerja Siswa ( LKS ). Kedua kelas ini mempelajari materi
yang sama yaitu pokok bahasan jurnal penyesuaian perusahaan jasa, guru yang
sama dan waktu yang digunakan juga sama yaitu 5 kali pertemuan (5 x 90 Menit).
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu pre test, pembelajaran dan
post test. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi yang akan dipelajari pada pembelajaran. Pada tahap pre test siswa
mengerjakan 30 soal pilihan ganda yang mencakup seluruh materi yang akan
diajarkan pada pokok bahasan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa.
Pada tahap kedua, pembelajaran dilakukan dengan perlakuan yang
berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan
macromedia flash sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan model
pembelajaran konvensional metode ceramah berbantuan media cetak. Tahap
terakhir dari proses penelitian adalah dengan diadakannya post test untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa setelah mendapatkan
94
perlakuan sekaligus untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dibandingkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional metode ceramah berbanruan media hasil cetak.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Pembelajaran yang digunakan di kelas XI IPS 5 sebagai kelas
eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan
macromedia flash. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan model tersebut, hal
yang pertama dilakukan dalam pembelajaran di kelas adalah mengkondisikan
siswa dan memberikan informasi tentang materi yang akan dikaji yaitu tentang
jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa yang dalam pelaksanaan proses belajar
mengajarnya akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berbantuan macromedia flash.
Kegiatan selanjutnya adalah pembagian kelompok. Guru membagi siswa
ke dalam beberapa kelompok dengan spesifikasi materi untuk setiap anggota
kelompok. Kelompok ini disebut dengan kelompok asal. Pembentukan kelompok
disesuaikan dengan jumlah materi yang akan dikaji. Siswa kelas XI IPS 5 yang
terdiri dari 32 siswa pada petemuan pertama dibagi menjadi 6 kelompok yakni
kelompok 1,2,3,4,5 dan 6 yang mana setiap kelompok beranggotakan 5 – 6 orang
dan setiap orang mendapatkan tugas untuk membaca dan meresum materi yang
berbeda. Setiap siswa mendapatkan nomor dada siswa yang bertuliskan nomor
penunjuk materi yang akan dikuasai. Pada pertemuan kedua dan ketiga,
pembagian kelompok masih menggunakan kelompok asal yang sama namun pada
95
kegiatan diskusinya dibagi menjadi 2 kelompok besar karena materi yang akan
dikaji berjumlah 3 materi sementara jumlah kelompok sebanyak 6 kelompok.
Proses pembelajaran selanjutnya dilakukan sesuai dengan tahapan dari
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap penguasaan, tahap
penularan dan tahap penutup. Tahap pendahuluan berisi dengan orientasi,
apersepsi dan motivasi. Kegiatan orientasi bertujuan untuk menyiapkan siswa
untuk mengikuti pembelajaran baik secara fisik maupun nonfisik. Apersepsi
merupakan usaha guru untuk mengetahui pamahaman awal siswa terhadap materi
yang akan disampaikan, keterkaitan dengan materi sebelumnya dan penyamaan
persepsi atas materi yang akan dikaji. Motivasi bertujuan untuk menggugah
semangat belajar siswa dengan menjelaskan pentingnya pemahaman atas materi
yang akan dikaji.
Tahap penguasaan adalah tahap dimana siswa dalam kelompok asal
dengan materi yang berbeda – beda akan berkumpul dengan anggota dari
kelompok lain yang mendapat bagian materi yang sama yang ditunjukkan dengan
kesamaan nomor dada, namun sebelumnya guru memberikan ceramah materi
secara garis besar dengan bantuan macromedia flash terlebih dahulu untuk dasar
pemahaman awal bagi siswa. Selanjutnya masing – masing siswa berkumpul
membentuk kelompok yang terdiri dari beberapa perwakilan anggota kelompok
asal dengan materi yang sama yang disebut dengan kelompok ahli. Materi yang
sama ditunjukkan dengan nomor dada yang sama. Kelompok ahli 1 ditunjukkan
dengan nomor dada seluruh anggotanya adalah bernomor satu yang artinya
96
mereka mendapat materi yang sama dengan kode materi 1, begitu seterusnya
hingga kelompok ahli ke 6. Kelompok ahli akan mengkaji satu fokus materi
sesuai dengan pembagian, disinilah tahap penguasaan berlangsung. Anggota
kelompok ahli saling berdiskusi untuk mencapai pemahaman yang sedalam –
dalamnya atas satu materi yang telah ditetapkan. Pada tahap penguasaan ini guru
aktif mendampingi siswa dalam memahami materi agar tercapai pemahaman yang
sebaik – baiknya sehingga tidak terjadi miskonsepsi materi pada tahap
selanjutnya. Keaktivan guru dalam melakukan pendampingan pada tahap
penguasaan ini sangat penting karena kelompok ahli berisi para pemateri atas satu
fokus materi yang akan menularkan pemahamannya kepada siswa lain.
Tahap selanjutnya adalah tahap penularan, yaitu anggota kelompok yang
sudah berdiskusi dalam kelompok ahli akan kembali ke dalam kelompok asal
mereka sehingga berkumpullah anggota kelompok asal dengan materi yang
berbeda – beda. Siswa akan berdiskusi memahami materi secara keseluruhan
dengan dibantu oleh tim ahli disetiap materi yang terdapat dalam kelompok asal.
Jadi setiap anggota kelompok asal merupakan pemateri yang ahli atas suatu materi
sehingga diharapkan dapat bertanggungjawab atas penguasaan materi anggota
kelompoknya melalui penyampaian materi dan diskusi. Konsep pemahaman siswa
pada tahap penguasaan dan penularan adalah konsep induktif yaitu dimulai
dengan pemahaman dari bagian – bagian kecil materi menuju pemahaman
keseluruhan materi.
Tahap yang terakhir adalah penutup dimana guru menyimpulkan materi
yang sudah dikaji dengan memberikan pencerahan dan pembahasan soal dibantu
97
dengan macromedia flash, memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya dan
menutup pembelajaran. Adapun pada pertemuan sebelum post test, pada akhir
pembelajaran diberikan kuis secara kelompok menggunakan macromedia flash
dan terdapat penghargaan kepada kelompok terbaik.
4.1.2.2 Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran di kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran konvensional metode ceramah berbantuan media cetak. Pada
model ini terdapat langkah – langkah sederhana dalam pelaksanaan pembelajaran.
Langkah – langkah atau tahapan tersebut adalah pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Tahap pendahuluan adalah sama halnya dengan kelas eksperimen yaitu
meliputi orientasi baik fisik maupun nonfisik, apersepsi materi yang akan dikaji
dalam pembelajaran serta pemberian motivasi oleh guru. Tahap selanjutnya
adalah tahap inti, tahap ini cukup membedakan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada kelas eksperimen, yaitu guru hanya memberikan ceramah dan hanya sesekali
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Siswa menyimak apa yang
disampaikan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan Lembar Kerja
Siswa ( LKS ). Setelah siswa selesai mengerjakan LKS dilanjutkan dengan
pembahasan soal oleh guru dan siswa. Tahap yang terakhir adalah penutup, yaitu
guru menyimpulkan materi yang telah dikaji, memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya dan menutup pelajaran.
98
4.1.3 Hasil Analisis Data Awal ( Pre Test )
1. Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa
Rata - rata prestasi belajar siswa sebelum dilakukan perlakuan ( Pre Test)
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan
macromedia flash dan model pembelajaran konvensional berbantuan media hasil
teknologi cetak adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Deskriptif Data Prestasi Belajar Sebelum Pembelajaran ( Pre Test )
Descriptives
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Eksperimen 32 50.81 8.244 33 63
Kontrol 32 51.28 8.978 33 73
Total 64 51.05 8.553 33 73
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan data penelitian pada tabel 4.1 tersebut, dari 32 siswa kelas
eksperimen memiliki kemampuan awal rata-rata 50,81 dengan nilai tertinggi 63
dan nilai terendah 33. Kelas kontrol dengan 32 siswa memiliki kemampuan awal
rata-rata sebesar 51,28 dengan nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 33. Sehingga
kedua kelas memiliki kemampuan rata-rata awal yang tidak jauh berbeda. Nilai
mean yang semakin besar akan mempengaruhi besarnya standar deviasi yang
semakin besar pula. Semakin besar nilai standar deviasi menunjukkan bahwa
sebaran data semakin beragam atau bervariasi. Standar deviasi pada kelas
eksperimen lebih kecil dibandingkan pada kelas kontrol sehingga menunjukkan
99
sebaran data pada kelas ekperimen lebih tidak bervariasi atau homogen
dibandingkan dengan kelas kontrol.
Deskripsi kondisi homogen ini diperkuat dengan hasil dari uji
Homogenitas yang menunjukkan kesamaan dua varians data kemampuan awal
sebelum perlakuan ( Pre Test ) kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Sebelum Pembelajaran
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.052 1 62 .821
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan hasil uji Levene Statistic diatas diketahui nilai signifikansi
untuk kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol dan kelas IPS 5 sebagai kelas
eksperimen mempunyai nilai signifikansi 0,821. Karena nilai signifikansi 0,821
lebih besar daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdasarkan
nilai pre test memiliki kondisi yang sama atau homogen.
2. Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa
Hasil uji normalitas data sebelum perlakuan ( Pre test ) dari kedua kelas
dapat dilihat pada table 4.3 berikut :
100
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Sebelum Pembelajaran
Eksperimen Kontrol
N 32 32
Normal Parametersa Mean 50.81 51.28
Std. Deviation 8.244 8.978
Most Extreme
Differences
Absolute .136 .113
Positive .110 .103
Negative -.136 -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .769 .639
Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .809
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dengan tingkat kesalahan atau alfa
5% diperoleh nilai signifikansi untuk kelas eksperimen sebesar 0,596 dan kelas
kontrol sebesar 0,809. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi
untuk kelas XI IPS 4 dan XI IPS 5 mempunyai signifikansi lebih dari 0,05
sehingga hipotesis diterima yaitu, data berdistribusi normal.
3. Uji Perbedaan Rata – rata ( Pre Test )
Hipotesis yang diajukan dalam uji perbedaan rata-rata pre test ini adalah :
Ha = Terdapat perbedaan rata – rata nilai pre test kelas eksperimen dan
kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah Ha akan diterima jika nilai signifikansi (2-
tailed ) lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05.
Hasil uji perbedaan rata-rata data pre test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
101
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Rata – rata Data Pre Test
PreTest
Equal
variances assumed
Equal
variances not assumed
Levene's Test for Equality of
Variances
F 3.653
Sig. 0.061
t-test for Equality of Means
T 4.628 4.628
Df 62 57.618
Sig. (2-tailed) .828 .828
Mean Difference -.469 -.469
Std. Error Difference 2.155 2.155
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -4.776 -4.776
Upper 3.838 3.839
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai sig ( 2-tailed ) sebesar 0.821.
Nilai ini lebih besar daripada 0,05 sehingga Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.1.4 Hasil Analisis Data Akhir ( Post Test )
Prestasi belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia
flash dan model pembelajaran konvensional berbantuan media hasil cetak dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
102
Tabel 4.5 Deskriptif Data Prestasi Belajar Setelah Pembelajaran ( Post Test )
N Mean
Std. Deviation Minimum Maximum
Eksperimen 32 79.25 7.874 63 93
Kontrol 32 72.62 7.272 57 87
Total 64 75.94 8.227 57 93
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan data penelitian di atas, pada kelas eksperimen diperoleh rata
- rata prestasi belajar setelah pembelajaran mencapai 79,25 sedangkan kelas
kontrol mencapai 72,62. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen
memiliki rata-rata nilai lebih tinggi daripada kelas kontrol setelah pelaksanaan
pembelajaran dengan .
1. Uji Homogenitas Data akhir ( Post Test )
Hasil uji homogenitas data post test dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Data Setelah Pembelajaran ( Post Test )
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.037 1 62 .849
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan hasil uji Levene Statistic diketahui nilai signifikansi untuk
kelas XI IPS 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas IPS IPS 4 sebagai kelas kontrol
sebesar 0,849. Karena nilai signifikansi 0,849 lebih besar daripada 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdasarkan nilai post test memiliki kondisi
103
yang sama atau homogen. Hasil tes ini menunjukkan bahwa uji hipotesis akan
menggunakan uji Equal Variances Assumed atau uji dua varians yang dianggap
sama.
2. Uji Normalitas setelah Pembelajaran ( Post Test )
Hasil uji normalitas data Post Test dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Prestasi Siswa setelah Perlakuaan ( Post Test )
One - Sample Kolmogorov – Smirnov - Test
Eksperimen Kontrol
N 32 32
Normal Parametersa Mean 79.25 72.62
Std. Deviation 7.874 7.272
Most Extreme
Differences
Absolute .194 .133
Positive .069 .110
Negative -.194 -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.099 .750
Asymp. Sig. (2-tailed) .179 .628
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa nilai signifikansi
kelas eksperimen sebesar 0,179 dan kelas kontrol sebesar 0,628. Nilai signifikansi
kelas Eksperimen dan kelas kontrol ini lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam analisis selanjutnya.
104
4.1.5 Hasil Analisis Hipotesis Penelitian
4.1.5.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia
Flash dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada
Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian.
Hasil uji perbedaan rata – rata Paired Sample T Test antara nilai pre test
dengan nilai post test siswa pada kelas eksperimen ditunjukkan oleh tabel berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Kelas Eksperimen
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
PRE - POST
-28.438 10.830 1.914 -32.342 -24.533 -14.854 31 .000
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi ( 2-tailed ) adalah
sebesar 0.000. Nilai ini adalah lebih kecil dibandingkan dengan nilai tingkat
kesalahan atau alfa 0,05 sehingga H1 diterima, yang artinya model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Kenaikan prestasi belajar siswa tersebut dapat dilihat pada nilai
mean yaitu sebesar 28,438 yang berarti kenaikan rata – rata prestasi belajar kelas
eksperimen adalah sebesar 28,438.
105
Uji perbedaan rata – rata untuk kelas kontrol juga perlu dilakukan
sebagai bahan perbandingan. Hasil Uji Paired Sample T Test pada kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Kelas Kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std.
Error Mean
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE -
POST -21.344 9.885 1.747 -24.908 17.780 -12.214 31 .000
Sumber :Data yang Diolah Tahun 2011
Tabel 4.9 diatas menunjukkan nilai signifikansi ( 2-tailed ) sebesar 0.000.
Nilai ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kelas
kontrol yang dikenai model pembelajaran konvensional dengan bantuan media
cetak juga mengalami kenaikan. Besarnya kenaikan tersebut adalah sebesar
21,344. Jumlah kenaikan pada kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu 21,344 lebih kecil dibandingkan dengan
kenaikan yang terjadi pada kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash yaitu sebesar
28,438.
106
4.1.5.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia
Flash Lebih Efektif dibandingkan dengan Model Pembelajaran
Konvensional dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
IPS pada Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal
Penyesuaian.
Hasil uji perbedaan rata – rata Independent Sample T Test antara nilai post
test pada kelas eksperimen dengan nilai post test pada kelas kontrol ditunjukkan
oleh tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Post Test
Independent Sample t-test
PostTest
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
F .037
Sig. .849
t-test for Equality of Means
T 3.496 3.496
Df 62 61.612
Sig. (2-tailed) .001 .001
Mean Difference 6.625 6.625
Std. Error Difference 1.895 1.895
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower 2.837 2.837
Upper 10.413 10.413
Sumber : Data Penelitian yang Diolah Tahun 2011
Tabel 4.10 diatas menunjukkan nilai sig ( 2-tailed ) sebesar 0,001. Nilai
0.001 lebih kecil dibandingkan 0,05 maka H1 diterima yang artinya ada perbedaan
rata - rata nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Karena nilai t hitung
107
positif maka rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Adapun besaran dari nilai rata – rata post test kedua kelas adalah sebesar 79,25
untuk kelas eksperimen dan 72,62. Dengan demikian prestasi belajar siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Nilai rata – rata kedua kelas tersebut telah memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum ( KKM ) yang telah ditetapkan sekolah yaitu sebesar 69. Namun
berkaitan dengan prosentase ketuntasan keseluruhan siswa dalam setiap kelas
(Klasikal) yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 85%, hanya kelas eksperimen
yang mampu mencapai batas prosentase ketuntasan tersebut. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan tabel ringkasan ketuntasan siswa berikut :
Tabel 4.11 Ringkasan Ketuntasan Siswa
No Kelas Jumlah Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
(%) Tuntas
(%) Tidak
Tuntas
1. Eksperimen 32 28 4 87,5 12,5
2. Kontrol 32 23 9 71,875 28,125
Sumber : Data Penelitian Diolah Tahun 2011
Berdasarkan analisis hasil uji perbedaan rata – rata dan tabel ringkasan
ketuntasan siswa maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berbantuan macromedia flash lebih efektif dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
karena dapat memenuhi kedua kriteria efektifitas model pembelajaran yaitu nilai
rata – rata kelas lebih dari 69 serta prosentase ketuntasan keseluruhan siswa dalam
kelas melebihi 85%.
108
4.1.6 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase
Hasil analisis deskriptif prosentase prestasi belajar siswa pada aspek
afektif di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Prosentase Aspek Afektif dan Psikomotorik
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas N Nilai (%) Rata – rata Nilai Kelas
Eksperimen 32 2.525 78,91
Kontrol 32 2.255 70,00
Sumber : Data yang Diolah Tahun 2011
Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa kedua kelas sama – sama sudah
mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang ditetapkan sekolah
yaitu sebesar 69. Namun kelas eksperimen mendapatkan prestasi belajar pada
aspek afektif dan psikomotorik lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
yaitu 78,91 dibanding dengan 70,00. Hal ini mengindikasikan bahwa proses
pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Macromedia
Flash Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada
Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penyesuaian.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil dari Uji
109
Paired Sample T Test yang memperoleh nilai mean sebesar -28,438. Nilai mean
yang negatif ini menunjukkan bahwa nilai rata – rata pre test lebih kecil
dibandingkan nilai post test. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar siswa sebesar 28,438 dari sebelum mendapatkan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dengan sesudah mendapatkan
pembelajaran. Adapun besarnya nilai rata – rata pre test dan post test adalah 50,81
dibandingkan dengan 79,25. Dalam hal ini bukan hanya terjadinya kenaikan
prestasi belajar saja yang dilihat namun juga keberhasilan mencapai batas Kriteria
Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang telah ditetapkan sekolah yakni sebesar 69.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena model pembelajaran ini lebih
bervariasi dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya sehingga tidak
membosankan siswa dan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah ( 2010:46 ) yang menyatakan bahwa
penggunaan metode yang bervariasi akan menciptakan suasana yang tidak
membosankan, menarik perhatian siswa serta dapat menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar.
Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan untuk melakukan
aktivitas belajar yang lebih banyak dari sebelumnya. Sebelum pembelajaran
dilaksanakan siswa sudah mendapatkan tugas untuk membaca dan merangkum
materi yang akan dikaji sesuai dengan pembagian kelompok sehingga siswa sudah
mengenal dan mempersiapkan materi terlebih dahulu. Kemudian dalam
pelaksanaan pembelajaran, siswa mendapatkan pengantar materi dari guru yang
110
berfungsi untuk membuka pemahaman awal siswa atas materi yang akan dikaji.
Pemahaman awal tersebut akan memudahkan siswa untuk memahami materi lebih
dalam bersama dengan siswa lain dengan berdiskusi.
Kegiatan diskusi dimulai dengan diskusi tim ahli. Tim ahli ini terdiri dari
perwakilan anggota kelompok asal yang mendapatkan materi yang sama. Anggota
dari tim ahli saling berdiskusi untuk mendapatkan pemahaman atas suatu fokus
materi. Diskusi selanjutnya dilakukan oleh kelompok asal dimana anggota
kelompoknya telah selesai memperdalam materi dalam diskusi tim ahli.
Kelompok asal yang terdiri dari anggota kelompok dengan tugas materi yang
berbeda – beda saling berdiskusi untuk menularkan materi yang sudah dikuasai
kepada anggota kelompok asalnya. Proses belajar dengan konsep pemahaman
dari bagian – bagian kecil materi menuju pemahaman atas materi secara
keseluruhan ini sesuai dengan Teori Belajar Konstruktivisme.
Adanya tanggung jawab individu terhadap keberhasilan kelompok dalam
proses diskusi kelompok memberikan keuntungan kepada siswa yakni dapat
memacu siswa untuk berpikir kritis, mampu berpendapat dan meningkatkan
kemampuan sosialnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Davidson dalam Suyatna
(2009) yang menyatakan bahwa metode jigsaw mampu membantu siswa untuk
berpikir kritis, memberikan kesempatan siswa untuk membuat kata – kata yang
tepat untuk menjelaskan kepada teman lain, membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpendapat dan meningkatkan jiwa sosial siswa.
Kegiatan diskusi mampu membentuk sinergi yang menguntungkan
semua anggota yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan
111
mengisi kekurangan masing – masing. Siswa mendapatkan kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya atas suatu materi sehingga membantu siswa untuk
melatih mental dan ketrampilan berpendapat di depan orang lain. Ketrampilan
khusus untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasan ini diperlukan bagi siswa
seperti pendapat Johnshon dalam Suyatna ( 2009 ) yang menyatakan salah satu
unsur penting dalam pembelajaran kelompok adalah dengan adanya diskusi akan
menuntut siswa memiliki ketrampilan interpersonal dalam kelompok.
Pencapaian pemahaman seluruh anggota kelompok bergantung dari
usaha seluruh anggota dari kelompok itu sendiri dalam bekerjasama memberikan
pemahaman atas materi. Kondisi ini membuat siswa untuk bertanggung jawab
melakukan yang terbaik. Dengan tanggung jawab dan usaha yang maksimal dari
seluruh anggota dalam kelompok untuk pencapaian keberhasilan bersama inilah
yang menjadikan prestasi belajar siswa lebih maksimal pula serta terjadinya
pemerataan pemahaman siswa dalam kelas.
Bantuan dari media pembelajaran macromedia flash dalam pembelajaran
juga sangat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa menjadi lebih
tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan mendengarkan penjelasan guru atas
materi, baik pada penyampaian awal guru maupun pada saat pencerahan dan
pembahasan soal sehingga mempermudah siswa untuk memahami materi.
Pemanfaatan media pembelajaran yang mendukung metode pembelajaran
sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa ini sesuai dengan pendapat
Hamalik dalam Arsyad ( 2009:15 ) yang mengemukakan bahwa pemakaian media
112
dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar dan prestasi belajar siswa.
Kenyataan bahwa model pembelajaran koooperatif tipe jigsaw
beerbantuan macromedia flash yang dapat meningkatkan prestasi belajar ini sesuai
dengan pendapat Slavin dalam Wina ( 2006 :240 ) yang mengemukakan bahwa
model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,
meningkatkan harga diri serta merealisasikan kebutuhan siswa untuk berpikir dan
memecahkan masalah.
4.2.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan
Macromedia Flash Lebih Efektif Dibandingkan dengan Model
Pembelajaran Konvensional dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal
Penyesuaian.
Model pembelajaran kooepratif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa didasarkan atas hasil dari uji Independent
Sampel T Test yang memperoleh nilai mean difference sebesar 6,625. Nilai mean
difference ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata – rata post test
antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajarn kooperatif tipe jigsaw
berbantuan macromedia flash dengan siswa pada model pembelajaran
konvensional sebesar 6,625. Karena nilai t hitung positif maka rata-rata nilai kelas
113
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Adapun besaran dari nilai rata – rata
post test kedua kelas adalah sebesar 79,25 untuk kelas eksperimen dan 72,62.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa dikarenakan terdapat perbedaan yang sangat menonjol
dalam proses pembelajaran dari kedua model pembelajaran tersebut. Dalam
pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash siswa
merupakan pusat pembelajaran. Siswa lebih leluasa menggali informasi tentang
jurnal penyesuaian dengan kemampuan yang dimilikinya dan siswa melakukan
aktivitas belajar yang lebih dibandingkan dengan kelas dengan model
pembelajaran konvensional.
Konsep pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerjasama
kelompok untuk pencapaian keberhasilan bersama melalui diskusi sangat
memberikan dampak yang positif. Siswa mendapatkan kesempatan untuk
berpendapat di depan siswa lain dalam kelompok dan seluruh siswa dalam
kelompok mendengarkan penjelasannya. Hal ini dapat melatih mental siswa serta
kemampuan sosial yang baik yakni menghargai adanya perbedaan pendapat.
Siswa dapat berdiskusi, bertukar pikiran dengan teman, bekerjasama dan memiliki
kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran.
Model kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash dalam proses
pembelajarnnya lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa. Guru hanya
sebagai fasilitator yaitu memberikan pengarahan seperlunya pada siswa. Sebelum
pembelajaran dimulai siswa sudah mendapatkan tanggung jawab untuk
114
mempersiapkan materi sehingga siswa lebih mempunyai persiapaan dalam
pembelajaran. Siswa dikelompokkkan secara heterogen dalam suatu kelompok
sehingga hal ini memungkinkan siswa untuk saling mengajar ( Peer Teaching )
dan saling mendukung. Siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi
tutor dalam kelompoknya dan berlatih untuk bertanggungjawab atas pemahaman
materi seluruh anggota dalam kelompoknya sehingga membantu pemerataan
penguasaan atas materi oleh seluruh siswa dalam kelas. Dengan adanya
tanggungjawab pribadi terhadap keberhasilan kelompok inilah yang membuat
siswa lebih bersungguh – sungguh dalam belajar dan berusaha melakukan yang
terbaik sehingga bermuara pada pencapaian prestasi siswa yang lebih masksimal
dibandingkan pada kelas dengan model konvensional.
Selain itu dukungan dari media pembelajaran macromedia flash juga
mampu membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk mendengarkan penjelasan
materi oleh guru karena tampilan media yang inovatif, lebih menarik
dibandingkan dengan media yang sering digunakan sebelumnya yaitu Lembar
Kerja Siswa ( LKS ) dan adanya kuis dalam media dapat mempermudah
pemahaman siswa serta membuat suasana lebih menyenangkan.
Adanya media pembelajaran macromedia flash yang mendukung metode
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sesuai
dengan pendapat Hamalik dalam Arsyad ( 2009:15 ) yang mengemukakan bahwa
pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan
dan minat baru, membangkitkan motivasi, rangsangan kegiatan belajar dan
115
prestasi belajar siswa. serta dimudahkan dalam memahami materi dengan adanya
media hasil teknologi berupa macromedia flash.
Proses pembelajaran pada kelas dengan model konvensional lebih
menekankan pada indera penglihatan dan pendengarannya, keaktifan siswa belum
dioptimalkan. Siswa melakukan aktivitas yang monoton seperti sebelum –
sebelumnya yakni mendengarkan penyampaian materi oleh guru dan sesekali
diberi kesempatan untuk bertanya. Siswa cenderung pasif dan kegiatan
pembelajaran sangat didominasi oleh guru sehingga siswa merasa bosan dan tidak
semangat untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi inilah yang menyebabkan
prestasi belajarnya kurang maksimal dan lebih rendah dibandingkan dengan kelas
eksperimen.
Menurut Bobbi De Porter dalam Slameto ( 2004:77 ) menyatakan bahwa
” Kita belajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30%
dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa
yang kita katakan dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan”. Berdasarkan
pendapat De Porter tersebut maka secara teoritis penggunaan metode kooperatif
metode jigsaw berbantuan macromedia flash diprediksi mampu mengantarkan
siswa memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi karena melakukan aktivitas
belajar mencapai 70% yakni siswa tidak hanya mendengarkan, melihat apa yang
diajarkan guru, namun mereka lebih aktif, sedangkan pada kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional, keaktifan lebih didominasi oleh guru, siswa
relatif memfungsikan indra penglihatan dan pendengaran, sehingga secara teoritis
pengetahuan akan mengendap sampai 50%.
116
Aktivitas belajar siswa di dalam kelas merupakan proses dari
pembelajaran yang dapat menunjukkan prestasi belajar siswa pada aspek afektif
dan psikomotorik. Kedua aspek ini sangat penting untuk diperhatikan agar siswa
tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang tinggi saja tetapi diharapkan
aspek afektif juga terpenuhi yakni meliputi sikap yang baik, tanggung jawab,
disiplin, kreatif, mampu berpendapat serta aspek psikomotorik yang berkaitan
dengan ketrampilan. Dengan proses pembelajaran yang lebih banyak aktivitas
belajaranya maka model pembelajaran kooperatif dapat mengantarkan siswa
mencapai prestasi afektif dan psikomotoriknya lebih maksimal dibandingkan
model pembelajarn yang masih konvensional. Hal ini senada dengan pendapat
Slameto (2003:2) tentang hakikat belajar yakni perubahan tingkah laku seseorang
secara keseluruhan diperoleh melalui aktivitas belajar sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran dapat menjadi jembatan bagi siswa dalam memahami materi,
meningkatkan pendekatan personal antar siswa dan membawa siswa dalam
suasana yang menyenangkan sehingga lebih mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa dibandingkan dengan model konvensional . Hal ini sesuai dengan
pendapat Tu’u (2004:78) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah berkaitan dengan penggunaan metode dan media yakni
strategi guru dalam melibatkan siswa secara penuh dengan suasana gembira dan
menyenangkan serta pemanfaatan media yang inovatif yang dapat membuat
suasana lebih hidup. Pendapat lain dari Slameto dan Sanggalang bahwa penerapan
117
metode dan media adalah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa juga sesuai
dengan kondisi ini.
Kenyataan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan
macromedia flash lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan beberapa
penelitian sebelumnya yaitu Aronson ( 1971 ) yang menyatakan bahwa jigsaw
mampu mengantarkan siswa ke dalam pembelajaran yang menyenangkan,
mencetak siswa yang peduli terhadap sesama serta dapat meningkatkan prestasi
belajar.
Beberapa penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah
Moskoweitz dan Malvin dalam Slavin ( 2008:72 ) dalam penelitiannya ( 1983 )
pada kelas matematika menunjukkan bahwa metode jigsaw mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa kemudian Penelitian Yeti ( Jurnal Kependidikan,2009 : vol
13) juga menunjukkan pengaruh yang positif antara penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi belajar siswa mata
pelajaran biologi, kemudian Bahriyatul Azizah ( 2006 ) melakukan penelitian
pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal khusus di MAN Suruh juga
diperoleh hasil bahwa metode pembelajaan kooperatif tipe jigsaw mampu
mengantarkan siswa memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibanding dengan yang
diajar menggunakan konvensional yakni 6,84 dengan 6,04
118
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS pada mata pelajaran
akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian di SMA N 2 Ungaran tahun ajaran
2010 / 2011.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan macromedia flash lebih
efektif dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional metode
ceramah berbantuan media cetak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian
tahun 2010 / 2011.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan :
1.Bagi guru :
a. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berbantuan macromedia flash sebagai alternatif solusi untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
b. Guru sebaiknya dapat memanfaatkan sarana – prasarana yang ada untuk
operasional penggunaan media pembelajaran.
119
c. Mengembangkan ketrampilan untuk membuat media pembelajaran terutama
macromedia flash. Dalam pembuatan macromedia flash sebagai media
presentasi audio visual disarankan untuk melengkapi media tersebut dengan
menu pause dan melengkapi tampilan dengan cursor by system. Dengan
memanfaatkan menu pause guru dapat ikut andil dalam menjelaskan materi
sehingga dengan adanya bantuan media tidak mengurangi atau menggeser
peran guru dalam pembelajaran. Adapun dengan adanya cursor by system
akan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam media
pembelajaran tersebut.
2. Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan mengembangkan
variabel lain mengenai dukungan media yang berbeda dalam pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap motivasi belajar siswa.
120
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta.
. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bahriyatul. 2006. Studi Komparasi Metode Pemebelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dengan Metode Konvensional Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MAN Suruh.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ghozali Imam.2006.Aplikasi SPSS.Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Matcet, Nancy.2009.Cooperatif learning, critical thinking and character. Dalam public integrity, winter, volume 12. Hal 25 – 38.
Murda, I Nyoman.2006. Pembelajaran Kooperatif untuk Pengembangan Budi
Pekerti. Dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3. Hal 624 - 638.Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.
Nurchayati, Tri Indah. 2010. Penerapan Media Pembelajaran Macromedia Flash
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata Pelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik Di SMA
ISlam Sudirman Ambarawa Tahun 2009 / 2010.Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Rahman J Rizky.2008. Optimalisasi Macromedia Flash Untuk Mendukung Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Program Studi Ilmu Komputer
FPMIPA UPI. Dalam Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi,Volume 1 No 2. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
121
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Slavin, Robert E.2008.Cooperatif Learning.Bandung : Nusa Media. Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suheri, Agus. 2005. Animasi Multimedia Pembelajaran. Dalam jurnal pendidikan volume 2- No1 : periode Juli-Desember 2006. Bandung: Sekolah Tinggi
Sains dan Teknologi Indonesia (ST-INTEN)
Sulastri, Yeti dan Diana Rochintaniawati.2009. ” Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Biologi di
SMPN 2 Cimalaka”. Dalam Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 13 No 1. Hal 15 -21.Bandung : UPI Bandung.
Suprijono, Agus.2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta : Pusaka Belajar
Suryabrata, Soemardi.2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Thompson, C.John dan Elaine Chapman. 2004. “ Effect Cooperatif Learning Of Achievement Of Adult Learner On Introductory Pshychology Classes.
Dalam Society For Personality Research (inc),Vol 32(2).139-146
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran ( Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif ). Jakarta : PT Bumi Aksara.
Veranica, Anggela Puspita. 2005. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Laporan Keuangan Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Grobogan. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Wahyudin, Agus dan Muhammad Khafid. 2007. Akuntansi Dasar. Semarang : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES
122
Lampiran 1
Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester ( UTS )
Kelas XI IPS di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 2010/2011
No Urut Siswa
XI IPS
1
XI IPS
2 XI IPS 3 XI IPS 4 XI IPS 5
1 70 50 70 60 72
2 69 70 55 72 70
3 82 65 50 58 72
4 83 55 70 80 54
5 70 50 50 82 52
6 58 60 50 70 80
7 85 58 60 75 58
8 70 65 55 85 56
9 72 52 72 72 85
10 72 54 65 50 68
11 75 60 58 82 50
12 65 68 50 75 75
13 70 55 50 58 82
14 80 75 56 60 70
15 70 55 70 62 60
16 72 80 60 74 74
17 79 50 67 82 60
18 65 70 70 55 80
19 54 77 75 64 70
20 79 70 72 56 65
21 75 50 70 60 80
22 84 50 75 75 75
23 76 62 60 90 56
24 70 80 65 74 70
25 67 60 55 72 82
26 55 56 50 45 56
27 71 70 65 70 80
28 68 50 60 65 70
29 59 52 55 82 74
30 88 80 50 74 52
31 72 82 72 80 72
32 60 78 70 70 55
33 - 75 70 - -
34 - 50 75 - -
Jumlah 2285 2030 1948 2228 2121
Rata - rata 71,40 59,70 57,29 69,62 66,28
123
Lampiran 2
Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Nama Kode No Nama Kode
1 Adinni Vibrananda L E-01 1 Agung Priya W. K-01
2 Afifah Rahmi Andini E-02 2 Anna Setya Ningsih K-02
3 Akhmad Ardhy Iswanto E-03 3 Anno Nugraha K-03
4 Ali Ikhsan Nor Tsani E-04 4 Arum Cahyanti K-04
5 Arif Kurniawan E-05 5 Bayu Saputro K-05
6 Bagus Nugeraha Putra E-06 6 Dedy Kurniawan K-06
7 Bryan Pratama E-07 7 Dita Putri Pratiwi K-07
8 Desy Ichtifaroh E-08 8 Eliyana Koyimah K-08
9 Didik Prasetyo N. E-09 9 Erlita Nuraini K-09
10 Dyah Retno Fajar U. E-10 10 Fadil Rizki Noor K-10
11 Fahtu Rozaq E-11 11 Faradhita Widha K-11
12 Fernanda Andika W E-12 12 Haryati K-12
13 Fita Kumala Pawestri E-13 13 Hensa Saputra K-13
14 Fitria Ambarwati E-14 14 Ninong Pramdita K-14
15 Hertas Fajar Tawakkal E-15 15 Ilham Wicaksono K-15
16 Hesti Erinawati E-16 16 Isma Kurniawan K-16
17 Iis Tiana Tillah E-17 17 Kiki Dwi Jayanti K-17
18 Indah Purwaningrum E-18 18 Kurniawan Candra K-18
19 Kartika Damayanti E-19 19 Maifrita Indri K-19
20 Lisa Yuliastuti E-20 20 Muchammad Aziz K-20
21 Malik Prayogo E-21 21 Muhammad Fariz A K-21
22 Muhammad Abdul Jalal E-22 22 Nurul Fathoni K-22
23 Muhammad Arif A E-23 23 Okta Reviani K-23
24 Nugroho Andan H E-24 24 Pangesti Yovitasari K-24
25 Pipit Puspitasari E-25 25 Reva Raihan H K-25
26 Putriana Dewi P E-26 26 Santoso Purbaning K-26
27 Sage Tirta Raharja E-27 27 Selviana Putri K-27
28 Septi Indriyana E-28 28 Shinta Septia K-28
29 Tiara Kustiawati E-29 29 Silvi Ayu Aprilia K-29
30 Wininda Tri W E-30 30 Vivin Dwi Handayani K-30
31 Yema Utami E-31 31 Woro Kinasih K-31
32 Yulita Anggraeni E-32 32 Wulan Maya K-32
124
Lampiran 3
Hasil Uji Homogenitas Populasi
Descriptives
NILAI
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound
1 32 71.41 8.557 1.513 68.32 74.49 54 88
2 34 62.76 10.960 1.880 58.94 66.59 50 82
3 34 62.26 8.836 1.515 59.18 65.35 50 75
4 32 69.66 10.912 1.929 65.72 73.59 45 90
5 32 67.97 10.419 1.842 64.21 71.73 50 85
Total 164 66.71 10.538 .823 65.08 68.33 45 90
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.868 4 159 .119
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
2235.310 4 558.827 5.600 .000
Within Groups 15866.642 159 99.790
Total 18101.951 163
125
Lampiran 4
RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Identitas
Nama Sekolah : SMA NEGERI 2 UNGARAN
Mata Pelajaran : Ekonomi / Akuntansi
Kelas / Semester : XI / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan
jasa
Kompetensi Dasar : 5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa
Indikator : 5.6.2. Menyusun Jurnal Penyesusian
5.6.2.1 Mendeskripsikan dan menyusun jurnal
penyesuaian untuk akun deferal.
5.6.2.2 Mendeskripsikan dan menyusun jurnal
penyesusaian untuk akun akrual.
Alokasi waktu : 10 x 45 Menit
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat :
a. Mendeskripsikan dan menyusun jurnal penyesuaian untuk akun deferal.
b. Mendeskripsikan dan menyusun jurnal penyesuaian untuk akun akrual
2. Materi pembelajaran
a. Deskripsi akun deferal dan penyusunan jurnal penyesuaian akun deferal.
b. Deskripsi akun akrual dan penyusunan jurnal penyesuaian akun akrual.
3. Uraian materi
a. Pengertian jurnal penyesuaian
b. Tujaun penyusunan jurnal penyesuaian
126
c. Penyebab perlunya pembuatan jurnal penyesuaian
d. Akun-akun yang membutuhkan jurnal penyesuaian
e. Perbedaan akun deferal dan akun akrual
f. Saldo normal akun – akun yang membutuhkan jurnal penyesuaian
4. Metode pembelajaran
a. Pendekatan : Kelompok dengan Model Pembelajaran Kooperatif
b. Metode : Jigsaw
5.Langkah – langkah
Pertemuan ke 1 :
No Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan
a. Orientasi
Guru menyiapkan siswa baik fisik maupun psikis agar siap
untuk mengikuti pembelajaran.
Berdoa kepada Tuhan Yme agar pembelajaran berjalan
dengan lancar.
Presensi kehadiran
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa
dalam pembelajaran.
Kegiatan Inti
Pre test
Penutup
a. Pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 – 6
siswa dengan kemampuan heterogen
b. Pembagian materi pada setiap anggota kelompok tentang
pengertian dan fungsi jurnal penyesuian, penyebab
perlunya jurnal penyesuaian, akun yang membutuhkan
jurnal penyesuaian, perbedaan akun deferal dan akrual,
15 Menit
60 Menit
15 Menit
127
deskripsi akun dan penyusunan jurnal penyesuaian untuk
akun perlengkapan dan beban dibayar dimuka.
c. Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.
Tugas terstruktur :
Siswa disuruh membuat rangkuman materi untuk pertemuan
berikutnya sesuai dengan pembagian materi.
Jumlah 90 Menit
Pertemuan ke 2 :
No Kegiatan Waktu
1.
Pendahuluan
1. Orientasi
a. Guru menyiapkan siswa baik fisik maupun psikis agar
siap untuk mengikuti pembelajaran.
b. Berdoa kepada Tuhan Yme agar pembelajaran berjalan
dengan lancar.
c. Presensi kehadiran
d. Guru memastikan siswa berada pada kelompok asal
mereka sesuai dengan pembagian pada pertemuan
sebelumnya.
2.Apersepsi
Guru memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan
materi yang akan disampaikan.
“ Apakah yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian dan
kapan jurnal penyesuaian disusun ( posisi dalam siklus
akuntansi )?
3. Motivasi
a. Guru menjelaskan pengertian jurnal penyesuaian dan
perlunya penyusunan jurnal penyesuaian bagi perusahaan
dalam rangka penyususnan laporan keuangan dengan
10 Menit
128
2.
bantuan macromedia flash agar siswa termotivasi untuk
menyusun jurnal penyesuaian dengan benar.
b. Guru menyampaiakan kegiatan yang akan dilakukan
siswa selama pembelajaran.
c. Guru memastikan siswa mempersiapkan rangkuman
materi yang sudah dibuat di rumah.
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaiakan materi secara garis besar dengan
bantuan macromedia flash.
2. Tahap penguasaan
a. Siswa dengan materi yang sama bergabung dalam kelompok
ahli dan berusaha menguasai materi sesuai materi yang
diterima melalui diskusi dengan sesama anggota kelompok
ahli meliputi materi tentang pengertian dan fungsi jurnal
penyesuian, penyebab perlunya jurnal penyesuaian, akun
yang membutuhkan jurnal penyesuaian,perbedaan akun
deferal dan akrual, deskripsi akun dan penyusunan jurnal
penyesuaian untuk akun perlengkapan dan beban dibayar
dimuka.
b. Guru memonitor jalannya diskusi dan membimbing
seperlunya.
3. Tahap penularan
a. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
b. Tiap siswa saling menularkan dan menerima materi dari
siswa lain.
c. Terjadi diskusi siswa dalam kelompok asal dan dari diskusi
diperoleh jawaban soal secara keseluruhan.
d. Guru memonitoring kelompok
e. Guru memberikan pencerahan materi sekaligus bersama
siwa membahas soal atau LKS yang telah didiskusikan
10 Menit
20 Menit
30 Menit
129
3.
dengan bantuan media pembelajaran macromedia flash.
Kegiatan penutup
1. Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi
pembelajaran
2. Pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah.
Tugas Terstruktur :
Siswa disuruh membuat rangkuman materi sesuai pembagian
untuk pembelajaran berikutnya tentang deskripsi akun dan
penyusunan jurnal penyesuaian atas akun – akun yang
membutuhkan jurnal penyesuaian selain yang sudah dikaji pada
pertemuan sebelumnya meliputi pendapatan diterima dimuka,
beban yang masih harus dibayar dan pendapatan yang masih
akan diterima.
15 Menit
5 Menit
Jumlah 90 Menit
Pertemuan ke 3 :
No Kegiatan Waktu
1.
Pendahuluan
1. Orientasi
a. Guru menyiapkan siswa baik fisik maupun psikis agar siap
untuk mengikuti pembelajaran.
b. Berdoa kepada Tuhan Yme agar pembelajaran berjalan
dengan lancar.
c. Presensi kehadiran
d. Guru memastikan siswa berada pada kelompok asal mereka
sesuai dengan pembagian pada pertemuan sebelumnya.
2. Apersepsi
Guru memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan
materi yang akan disampaikan.
10 Menit
130
2.
“ Sebutkan akun – akun yang perlu disesuaikan dan apa yang
dimaksud dengan akun pendapatan diterima dimuka, beban
yang masih harus dibayar dan pendapatan yang masih akan
diterima ? “
3. Motivasi
1. Guru menjelaskan pentingnya jurnal penyesuaian dalam suatu
perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan dan
menyebutkan akun – akun yang perlu disesuaiakan.
2. Guru menyampaiakan kegiatan yang akan dilakukan siswa
selama pembelajaran.
3. Guru memastikan siswa sudah mempersiapkan rangkuman
materi yang sudah dibuat dirumah meliputi deskripsi akun
dan penyusunan jurnal penyesuaian atas akun – akun yang
membutuhkan jurnal penyesuaian selain yang sudah dikaji
pada pertemuan sebelumnya meliputi pendapatan diterima
dimuka, beban yang masih harus dibayar dan pendapatan
yang masih akan diterima.
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari dengan
bantuan Macromedia Flash.
2. Tahap penguasaan
a. Siswa dengan materi yang sama bergabung dalam kelompok
ahli dan berusaha menguasai materi sesuai materi yang
diterima melalui diskusi dengan sesama anggota kelompok
ahli.
b. Guru mengontrol jalannya diskusi dan membimbing
seperlunya.
3. Tahap penularan
a. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
b. Tiap siswa saling menularkan dan menerima materi dari
10 Menit
20 Menit
30 Menit
131
3.
siswa lain.
c. Terjadi diskusi siswa dalam kelompok asal dan dari diskusi
diperoleh jawaban soal secara keseluruhan.
d. Guru memonitoring kelompok
e. Guru memberikan pencerahan materi sekaligus bersama
siwa membahas soal atau LKS yang telah didiskusikan
dengan bantuan media pembelajaran macromedia flash.
Kegiatan penutup
1. Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi
pembelajaran
Tugas terstruktur
Siswa disuruh membuat rangkuman materi sesuai pembagian
untuk pembelajaran berikutnya tentang deskripsi penyusutan
aktiva tetap, utang bunga dan kerugian piutang.
15 Menit
5 Menit
Jumlah 90 Menit
Pertemuan ke 4 :
No Kegiatan Waktu
1.
Pendahuluan
1. Orientasi
a. Guru menyiapkan siswa baik fisik maupun psikis agar siap
untuk mengikuti pembelajaran.
b. Berdoa kepada Tuhan Yme agar pembelajaran berjalan
dengan lancar.
c. Presensi kehadiran
d. Guru memastikan siswa berada pada kelompok asal mereka
sesuai dengan pembagian pada pertemuan sebelumnya.
2. Apersepsi
Guru memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan materi
10 Menit
132
2.
yang akan disampaikan.
“ Sebutkan akun – akun yang perlu disesuaikan dan apa yang
dimaksud dengan akun penyusutan aktiva tetap, utang bunga dan
taksiran kerugian piutang ?
3. Motivasi
a. Guru menjelaskan pentingnya jurnal penyesuaian dalam suatu
perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan dan
menyebutkan akun – akun yang perlu disesuaiakan.
b. Guru menyampaiakan kegiatan yang akan dilakukan siswa
selama pembelajaran.
c. Guru memastikan siswa sudah mempersiapkan rangkuman
materi yang sudah dibuat dirumah meliputi deskripsi akun dan
penyusunan jurnal penyesuaian atas akun – akun yang
membutuhkan jurnal penyesuaian selain yang sudah dikaji
pada pertemuan sebelumnya meliputi penyusutan aktiva tetap,
utang bunga dan kerugian piutang.
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari dengan
bantuan Macromedia Flash.
2. Tahap penguasaan
a. Siswa dengan materi yang sama bergabung dalam kelompok
ahli dan berusaha menguasai materi sesuai materi yang
diterima melalui diskusi dengan sesama anggota kelompok
ahli.
b. Guru mengontrol jalannya diskusi dan membimbing
seperlunya.
3. Tahap penularan
a. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya
b. Tiap siswa saling menularkan dan menerima materi dari siswa
lain.
c. Terjadi diskusi siswa dalam kelompok asal dan dari diskusi
10 Menit
20 Menit
30 Menit
133
3.
diperoleh jawaban soal secara keseluruhan.
d. Guru memonitoring kelompok
e. Guru memberikan pencerahan materi sekaligus bersama siwa
membahas soal yang telah didiskusikan dengan bantuan
media pembelajaran macromedia flash.
Kegiatan penutup
1. Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi
pembelajaran
2. Guru memberikan tugas siswa untuk mempelajari semua materi
tentang jurnal penyesuaian untuk persiapan tes pada pertemuan
berikutnya.
15 Menit
5 Menit
Jumlah 90 Menit
Pertemuan ke 5
No Kegiatan Waktu
1.
Pendahuluan
1. Orientasi
a. Guru menyiapkan siswa baik fisik maupun psikis agar siap
untuk mengikuti pembelajaran.
b. Berdoa kepada Tuhan Yme agar pembelajaran berjalan
dengan lancar.
c. Presensi kehadiran
d. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa
dalam pembelajaran.
2. Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya pemahaman jurnal penyesuaian
dalam penyusunan laporan keuangan sehingga siswa termotivasi
untuk mengaplikasikan pemahaman atas materi jurnal
penyesuaian.
15 Menit
134
2.
3.
Kegiatan inti
Post test
Penutup
1. Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberikan
penghargaan.
2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah
Tugas terstruktur :
Siswa merangkum materi tentang kertas kerja.
60 Menit
15 Menit
Jumlah 90 Menit
6.Evaluasi
1. Media : Macromedia flash dan kartu soal
2. Penilaian : Pekerjaan rumah dan tes individual
Ungaran, Mei 2011
Guru Praktikan
Nikmah Khoiroh NIM. 710140719
135
Lampiran 5
RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Identitas
Nama Sekolah : SMA NEGERI 2 UNGARAN
Mata Pelajaran : Ekonomi / Akuntansi
Kelas / Semester : XI / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan
jasa
Kompetensi Dasar : 5.6 Membuat Ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa
Indikator : 5.6.2 Menyusun Jurnal Penyesusian
5.6.2.1 Mendeskripsikan dan menyusun jurnal
penyesuaian untuk akun deferal.
5.6.2.2 Mendeskripsikan dan menyusun jurnal
penyesusaian untuk akun akrual.
Alokasi waktu : 10 Jam pelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat :
a. Mendeskripsikan dan menyusun jurnal penyesuaian untuk akun deferal.
b. Mendeskripsikan dan menyusun jurnal penyesuaian untuk akun akrual.
2. Materi pembelajaran
a. Deskripsi akun deferal dan penyusunan jurnal penyesuaian akun deferal.
b. Deskripsi akun akrual dan penyusunan jurnal penyesuaian akun akrual.
3. Uraian materi
a. Pengertian jurnal penyesuaian
b. Tujaun penyusunan jurnal penyesuaian
c. Penyebab perlunya pembuatan jurnal penyesuaian
136
d. Akun-akun yang membutuhkan jurnal penyesuaian
e. Perbedaan akun deferal dan akun akrual
f. Saldo normal akun – akun yang membutuhkan jurnal penyesuaian
4. Metode pembelajaran
a. Pendekatan : Konvensional
b. Metode : Ceramah
5. Langkah – langkah
Pertemuan ke 1 :
No Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan
a. Orientasi
a. Guru menyiapkan siswa baik fisik maupun psikis agar siap
untuk mengikuti pembelajaran.
b. Berdoa kepada Tuhan Yme agar pembelajaran berjalan dengan
lancar.
c. Presensi kehadiran.
d. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Pre Test
Kegiatan penutup
1. Pemberian tugas.
15 Menit
60 Menit
15 Menit
Jumlah 90 Menit
137
Pertemuan ke 2 :
No Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan
1. Salam pembuka dan presensi
2. Apersepsi dan motivasi
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi ceramah dibantu dengan media
belajar hasil teknologi cetak tentang pengertian dan fungsi
jurnal penyesuian, penyebab perlunya jurnal penyesuaian, akun
yang membutuhkan jurnal penyesuaian,perbedaan akun deferal
dan akrual, deskripsi akun dan penyusunan jurnal penyesuaian
untuk akun perlengkapan dan beban dibayar dimuka.
2. Siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan
guru.
3. Siswa mengerjakan LKS
4. Membahas soal LKS
Kegiatan penutup
1. Pemberian tugas.
15 Menit
60 Menit
15 Menit
Jumlah 90 Menit
Pertemuan ke 3
No Kegiatan Waktu
1.
2.
Pendahuluan
1. Salam pembuka dan presensi
2. Apersepsi dan motivasi
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi ceramah dibantu dengan media
belajar hasil teknologi cetak tentang deskripsi akun – akun
penyesuaian dan penyusunan jurnal penyesuaian yang meliputi
pendapatan diterima dimuka,beban yang masih harus dibayar
15 Menit
60 Menit
138
3.
dan pendapatan yang masih akan diterima.
2. Siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan
guru.
3. Siswa mengerjakan LKS
4. Membahas soal LKS
Kegiatan penutup
1.5 Pemberian tugas.
15 Menit
Jumlah 90 Menit
Pertemuan ke 4
No Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan
1. Salam pembuka dan presensi
2. Apersepsi dan motivasi
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi ceramah dibantu dengan media
belajar hasil teknologi cetak tentang deskripsi akun – akun
penyesuaian dan penyusunan jurnal penyesuaian yang meliputi
penyusutan aktiva tetap, utang bunga dan kerugian piutang.
2. Siswa memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru.
3. Siswa mengerjakan LKS
4. Membahas soal LKS
Kegiatan penutup
1. Pemberian tugas.
15 Menit
60 Menit
15 Menit
Jumlah 90 Menit
139
Pertemuan ke 5
No Kegiatan Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan
1. Salam pembuka dan presensi
2. Apersepsi dan motivasi
Kegiatan Inti
Post tes
Kegiatan penutup
5. Pemberian tugas.
15 Menit
60 Menit
15 Menit
Jumlah 90 e
n
i
t
6. Evaluasi
a. Media : LKS
b. Penilaian : Pekerjaan rumah dan tes individual
Ungaran, Mei 2011
Guru Praktikan
Nikmah Khoiroh
NIM. 7101407199
140
Lampiran 6
Kisi – Kisi dan Indikator Materi Soal Uji Coba
Nama Sekolah : SMA N 2 Ungaran Jumlah Soal : 35
Tahun Ajaran : 2010 / 2011 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran: Akuntansi Waktu : 60 menit
Kisi – Kisi Indikator
1) Pengertian jurnal
penyesuaian
(5%)
a. Mendeskripsikan pengertian Jurnal Penyesuaian dan
memahami posisi jurnal penyesuaian dalam siklus
akuntansi perusahaan jasa
2) Fungsi pembuatan
jurnal penyesuaian dan
Kondisi umum
penyebab perlu adanya
penyesuaian. (10%)
a. Mendeskripsikan fungsi jurnal penyesuaian
b. Menyebutkan dan memahami kondisi umum
penyebab perlu adanya jurnal penyesuaian
3) Akun – akun yang perlu
disesuaikan dan
penjelasan masing –
masing akun. (15%)
a. Menyebutkan akun – akun yang perlu disesuaikan
b.Menjelaskan masing – masing akun yang perlu
disesuaikan
c. Menjelaskan perbedaan akun deferal dan akun
akrual
4) Perhitungandan
penyusunan jurnal
penyesuaian atas akun –
akun yang perlu
disesuaiakan .
(70%)
a. Menghitung penyesuaian dan menjurnal akun
perlengkapan
b. Menghitung dan menjurnal akun Beban dibayar
dimuka dengan kebijakan yang dipakai perusahaan
baik dengan akun nominal / riil
c. Menghitung dan menjurnal akun pendapatan
diterima dimuka dengan kebijakan yang dipakai
perusahaan baik dengan akun nominal/riil
d. Menghitung dan menjurnal akun beban yang masih
harus dibayar
e. Menghitung dan menjurnal akun pendapatan yang
masih akan diterima
f. Menghitung penyesuaian dan menjurnal akun
penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus
g. Menghitung dan menjurnal akun cadangan kerugian
piutang
141
Lampiran 7
Tabel Spesifikasi Soal Uji Coba
Aspek yang
Diungkap
Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah Butir
Soal Pokok
Materi
a. Pengertian Jurnal Penyesuaian (5%)
1 1 - 2 1, 2
b. Fungsi dan penyebab perlunya
pembuatan jurnal penyesuaian (10%)
1
2
-
3
3,4,5
c. Akun yang perlu
disesuaikan dan penjelasannya
(10%) d. Saldo normal akun
penyesuaian dan Perbedaan akun
deferal dan akrual (5%)
1
1
2
1
-
-
3
2
6,7,8
9,10,
e. Menghitung penyesuaian dan
menjurnal sebesar 70%, terdiri dari :
a. Perlengkapan
(10%) b. Beban di bayar
dimuka (10%) c. Pendapatan
diterima dimuka (10%)
d. Beban yang belum dibayar (10%)
e. Pendapatan yang akan diterima
(10%) f. Penyusutan aktiva
tetap (10%) g. Utang bunga (5%)
h. Cadangan kerugian piutang (5%)
-
-
-
-
-
-
- -
1
1
1
1
1
1
- -
3
3
3
2
2
2
2 2
4
4
4
3
3
3
2 2
11,12,13,14
15,16,17,18
19,20,21,22
23,24,25
26,27,28
29,30,31
32,33 34,35
Jumlah 4 12 19 35
142
Lampiran 8
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Ekonomi Akuntansi
Pokok Bahasan : Jurnal Penyesuaian
Kelas / Semester : XI IPS/ 2
Waktu : 60 Menit
Petunjuk Pengisian :
a. Isilah nama, kelas dan tanggal dengan benar dan jelas.
b. Jumlah soal sebanyak 35 butir, pada setiap butir soal terdapat 5 ( lima ) pilihan
jawaban.
c. Periksa dan bacalah soal sebelum anda menjawabnya.
d. Jawablah soal dengan memberikan tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban
yang menurut anda benar.
1. Jurnal yang dibuat untuk mengoreksi atau menyesuaiakan saldo akun – akun
dalam neraca saldo agar menunjukkan saldo yang sebenarmya sehingga dapat
memberikan informasi yang sebenarnya dalam proses penyusunan laporan
keuangan disebut dengan jurnal........
a. Jurnal umum
b. Jurnal khusus
c. Jurnal penutup
d. Jurnal penyesuaian
e. Jurnal pembalik
2. Jurnal penyesuaian tergolong dalam tahap ................dalam siklus Akuntansi
perusahaan jasa yang disusun setelah selesai membuat.................
a. Pengikhtisaran - Neraca
b. Pencatatan - Jurnal umum
c. Pengikhtisaran - Neraca saldo
d. Pengikhtisaran - Kertas kerja
e. Pelaporan - Rugi laba
143
3. Pada dasarnya fungsi ayat jurnal penyesuaian adalah....
a. Memenuhi selera pemilik agar akun sesuai dengan keinginannya
b. Memonitor penggunaan biaya agar terdapat efisiensi
c. Mengoreksi harta, utang dan modal agar mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
d. Mengoreksi akun riil dan nominal agar mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
e. Mengoreksi akun pendapatan dan biaya agar mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
4. Dibawah ini adalah salah satu hal yang menyebabkan diadakannya jurnal
penyesuaian pada akhir periode, kecuali.....
a. Adanya transaksi yang sudah dicatat tetapi sudah tidak sesuai lagi
b. Adanya sistem pencatatan tunai
c. Adanya data yang sudah terjadi tetapi belum dicatat
d. Adanya kesalahan pencatatan
e. Adanya pengecekan dan perhitungan secara fisik atas aktiva
5. Dibawah ini yang bukan termasuk transaksi – transaksi yang membutuhkan
penyesuaian adalah.......
a. Beban yang belum dibayar
b. Penyusutan nilai aktiva tetap
c. Beban dibayar dimuka
d. Pendapatan yang belum diterima
e. Pembelian perlengkapan secara tunai
6. Dibawah ini adalah akun – akun yang perlu disesuaiakan oleh perusahaan jasa
di akhir periode akuntansi, kecuali....
a. Beban di bayar dimuka
b. Pendapatan yang belum diterima
c. Akumulasi penyusutan aktiva tetap
d. Prive
e. Perlengkapan
144
7. Dibawah ini adalah akun –akun aktiva ( harta) tetap yang diadakan
penyesuaian, kecuali....
a. Tanah
b. Mesin
c. Peralatan
d. Mobil
e. Gedung
8. Yang dimaksud dengan beban dibayar dimuka adalah............
a. Pengorbanan saat ini tetapi belum dilakukan pembayaran
b. Pengorbanan yang akan datang tetapi telah dibayar pada saat ini
c. Pengorbanan saat ini dan sudah langsung dilakukan pembayaran
d. Pengorbanan yang benar – benar telah menerima manfaat pembayaran
e. Pengorbanan yang akan datang dan dan dibayar pada masa yang akan
datang pula.
9. Dibawah ini adalah pasangan akun – akun dan saldo normalnya yang terkait
dengan jurnal penyesuaian.
No Nama akun Debit Kredit
1 Sewa dibayar dimuka - +
2 Pendapatan jasa + -
3 Cadangan kerugian piutang - +
4 Perlengkapan - +
5 Beban perlengkapan + -
Keterangan : ( - ) = berkurang
(+) = bertambah
Berdasarkan data di atas, manakah pasangan yang sesuai antara akun dengan
saldo normalnya.......
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 3 dan 5
d. 1 dan 5
e. 4 dan 5
10. Dibawah ini pernyataan yang salah terkait dengan akun – akun pos deferal
adalah........
145
a. Pos deferal adalah pos pengangguhan
b. Pembayaran beban dimuka adalah termasuk pos deferal
c. Beban gaji yang belum dibayar temasuk dalam pos deferal
d. Beban iklan dibayar dimuka termasuk dalam pos deferal
e. Pos deferal adalah tidak sama dengan pos akrual
11. Pada neraca saldo Rahma Decoration 1 januari 2010 diketahui perlengkapan
tercantum sebesar Rp 5.000.000,- Pada akhir periode, persediaan
perlengkapan yang tersedia tinggal sebesar Rp 1.200.000. Maka jurnal
penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2010 adalah....
a. Beban perlengkapan Rp 3.800.000
Perlengkapan Rp 3.800.000
b. Beban perlengkapan Rp 3.800.000
Penyusutan perlengkapan Rp 3.800.000
c. Beban perlengkapan Rp 3.800.000
Akumulasi penyusutan perlengkapan Rp 3.800.000
d. Beban perlengkapan Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
e. Beban perlengkapan Rp 1.200.000
Perlengkapan Rp 1.200.000
12. Pada tanggal 12 Januari 2010, dibeli perlengkapan secara tunai seharga
Rp400.000. Pada akhir Desember perlengkapan yang masih tersisa adalah
senilai Rp 100.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31
Desember 2010 adalah.....
a. Perlengkapan Rp 400.000
Kas Rp 400.000
b. Beban perlengkapan Rp 300.000
Perlengkapan Rp 300.000
c. Perlengkapan Rp 300.000
Beban perlengkapan Rp 300.000
d. Perlengkapan Rp 400.000
Beban perlengkapan Rp 400.000
146
e. Beban perlengkapan Rp 400.000
Perlengkapan Rp 400.000
13. Diketahui perlengkapan yang dipakai selama satu periode adalah sebesar
Rp900.000. Pada akhir periode perlengkapan yang masih tersisa sebesar
Rp300.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode adalah....
a. Beban perlengkapan Rp 600.000
Perlengkapan Rp 600.000
b. Perlengkapan Rp 300.000
Kas Rp 300.000
c. Beban perlengkapan Rp 900.000
Perlengkapan Rp 900.000
d. Perlengkapan Rp 900.000
Beban perlengkapan Rp 900.000
e. Beban perlengkapan Rp 300.000
Perlengkapan Rp 300.000
14. Diketahui saldo awal perlengkapan adalah sebesar Rp 3.600.000. Pada akhir
periode 2010 diketahui bahwa perlengkapan yang terpakai selama tahun 2010
adalah sebesar Rp500.000. Jurnal penyesuaian yang perlu disusun pada akhir
periode 2010 adalah...
a. Beban perlengkapan Rp3.600.000
Perlengkapan Rp3.600.000
b. Beban Perlengkapan Rp 3.100.000
Perlengkapan Rp3.100.000
c. Beban Perlengkapan Rp 500.000
Perlengkapan Rp 500.000
d. Perlengkapan Rp 3.600.000
Beban perlengkapan Rp 3.600.000
e. Perlengkapan Rp 500.000
Beban perlengkapan Rp 500.000
147
15. Pada tanggal 1 Mei 2009 perusahaan membayar premi asuransi untuk 1 tahun
sebesar Rp 3.000.000,- dan dicatat sebagai beban ( akun riil ), maka jurnal
penyesuaian yang dibuat tanggal 31 Desember 2009 dicatat pada akun....
a. Beban iklan Rp 1.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 1.000.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 1.000.000
Beban asuransi Rp 1.000.000
c. Beban asuransi Rp 2.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
d. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
Beban asuransi Rp 2.000.000
e. Beban asuransi Rp 2.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
16. Pada tanggal 1 Juni 2009 dibayar dimuka asuransi untuk 2 tahun sebesar Rp
4.800.000 dan dibukukan pada akun “ Asuransi dibayar dimuka “ (dicatat
sebagai harta), maka ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2009
adalah....
a. Biaya Asuransi Rp 1.400.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 1.400.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 1.400.000
Biaya asuransi Rp 1.400.000
c. Biaya asuransi Rp 2.400.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000
d. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000
Biaya asuransi Rp 2.400.000
e. Biaya Asuransi Rp 1.200.000
Asuransi dibayar dimuka Rp1.200.000
17. Pada tanggal 1 Maret 2009 perusahaan membayar premi Asuransi Bangunan
toko Rp2.400.000 untuk pertanggungan jangka waktu satu tahun yang
terhitung sejak 1 Maret 2009. Ayat jurnal penyesuaian dengan pendekatan
beban pada akhir periode adalah....
148
a. Beban asuransi bangunan Toko Rp 2.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
Beban asuransi bangunan toko Rp 2.000.000
c. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000
Beban asuransi bangunan toko Rp 2.400.000
d. Beban asuransi bangunan toko Rp 2.400.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000
e. Asuransi dibayar dimuka Rp 400.000
Beban asuransi bangunan toko Rp 400.000
18. Pada tanggal 1 Agustus 2009 dibayar dimuka asuransi untuk 2 tahun sebesar
Rp 2.400.000 dan dibukukan pada akun “ Biaya Asuransi “ (dicatat sebagai
biaya), maka ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2009
adalah....
a. Biaya Asuransi Rp 1.900.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 1.900.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 1.900.000
Biaya asuransi Rp 1.900.000
c. Biaya asuransi Rp 500.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 500.000
d. Asuransi dibayar dimuka Rp 500.000
Biaya asuransi Rp 500.000
e. Biaya Asuransi Rp 2.400.000
Kas Rp 2.400.000
19. Akun pendapatan bunga di neraca adalah sebesar Rp 2.400.000,- yang
diterima pada tanggal 1 September 2009 untuk jangka waktu 1 tahun. Ayat
jurnal penyesuaian per 31 Desember 2009 dengan pendekatan kewajiban
adalah....
a. Pendapatan bunga Rp 2.400.000
Bunga terima dimuka Rp 2.400.000
149
b. Bunga diterima dimuka Rp 1.600.000
Pendapatan bunga Rp 1.600.000
c. Pendapatan bunga Rp 800.000
Bunga diterima dimuka Rp 800.000
d. Bunga diterima dimuka Rp 800.000
Pendapatan bunga Rp 800.000
e. Kas Rp 2.400.000
Pendapatan bunga Rp 2.400.000
20. Pada tanggal 1 Mei 2009 diterima pembayaran iklan untuk 1 tahun sebesar
Rp3.600.000,- Jurnal penyesuaian pada akhir periode dengan menggunakan
pendekatan kewajiban adalah.....
a. Iklan diterima dimuka Rp 2.400.000
Pendapatan iklan Rp 2.400.000
b. Pendapatan iklan Rp 2.400.000
Iklan diterima dimuka Rp 2.400.000
c. Iklan diterima dimuka Rp 1.200.000
Pendapatan iklan Rp 1.200.000
d. Iklan diterima dimuka Rp 3.600.000
Pendapatan iklan Rp 3.600.000
e. Pendapatan iklan Rp 3.600.000
Iklan diterima dimuka Rp 3.600.000
21. Pada neraca suatu perusahaan terdapat akun pendapatan sewa diterima
dimuka Rp900.000,- Menurut catatan akhir tahun, pendapatan diterima
tanggal 1 Mei 2009 untuk 1 tahun. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada
tanggal 31 Desember 2009 adalah....
a. Kas Rp 900.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 900.000
b. Sewa diterima dimuka Rp 600.000
Pendapatan sewa Rp 600.000
c. Sewa diterima dimuka Rp 300.000
Pendapatan sewa Rp 300.000
150
d. Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 900.000
Pendapatan sewa Rp 900.000
e. Pendapatan sewa Rp 900.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 900.000
22. Pada tanggal 1 Agustus 2008 diterima sewa untuk 2 tahun sebesar
Rp3.000.000,- Jurnal penyesuaian pada akhir periode dengan menggunakan
pendekatan pendapatan adalah.....
a. Pendapatan sewa Rp 625.000
Sewa diterima dimuka Rp 625.000
b. Sewa diterima dimuka Rp 625.000
Pendapatan sewa Rp 625.000
c. Sewa diterima dimuka Rp 3.000.000
Sewa diterima dimuka Rp 3.000.000
d. Pendapatan sewa Rp 2.375.000
Sewa diterima dimuka Rp 2.375.000
e. Sewa diterima dimuka Rp 2.375.000
Pendapatan sewa Rp 2.375.000
23. Diketahui gaji karyawan yang masih harus dibayar untuk perusahaan adalah
sebesar Rp200.000,- Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode
akuntansi adalah....
a. Beban gaji Rp 200.000
Kas Rp 200.000
b. Kas Rp 200.000
Beban gaji Rp 200.000
c. Utang gaji Rp 200.000
Beban gaji Rp 200.000
d. Beban gaji Rp 200.000
Utang gaji Rp 200.000
e. Utang gaji Rp 200.000
Kas Rp 200.000
151
24. Suatu perusahaan membayar gaji karyawannya mingguan untuk 6 hari kerja
dan dibayarkan setiap hari sabtu sebesar Rp 1.200.000,- untuk periode
akuntansi 2010. Sedangkan tutup buku tanggal 31 Desember jatuh pada hari
jumat. Maka pencatatan jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010
adalah.....
a. Beban gaji Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
b. Kas Rp 1.200.000
Beban gaji Rp 1.200.000
c. Utang gaji Rp 1.000.000
Beban gaji Rp 1.000.000
d. Beban gaji Rp 1.000.000
Utang gaji Rp 1.000.000
e. Beban gaji Rp 1.200.000
Utang gaji Rp 1.200.000
25. Pada tanggal 1 September 2010 diketahui beban listrik dan telepon adalah
sebesar Rp 300.000,- dan baru akan dibayar pada tanggal 5 Oktober 2010.
Jadi Jurnal penyesuaian yang dibuat per 31 September 2010 adalah....
a. Beban listrik dan telepon Rp 300.000
Utang Listrik dan Telepon Rp 300.000
b. Utang listrik dan Telepon Rp 600.000
Beban Listrik dan Telepon Rp 600.000
c. Listrik dan Telepon yg masih harus dibayar Rp 600.000
Beban Listrik dan Telepon Rp 600.000
d. Utang Listrik dan Telepon Rp 300.000
Beban Listrik dan Telepon Rp 300.000
e. Beban Listrik dan telepon Rp 600.000
Utang listrik dan telepon Rp 600.000
26. Pada tanggal 1 Oktober 2009 perusahaan mendepositokan uangnya di bank
sebesar Rp100.000.000,- dengan bunga 24% per tahun. Bunga diterima
152
dibelakang setiap 6 bulan sekali yaitu tanggal 1 April dan 1 Oktober. Jurnal
penyesuaian yang dibuat pada akhir periode adalah....
a. Piutang bunga Rp 6.000.000
Pendapatan bunga Rp 6.000.000
b. Piutang bunga Rp 24.000.000
Pendapatan bunga Rp24.000.000
c. Pendapatan bunga Rp 6.000.000
Piutang bunga Rp 6.000.000
d. Pendapatan bunga Rp 24.000.000
Piutang bunga Rp 24.000.000
e. Piutang bunga Rp 1.200.000
Pendapatan bunga Rp 1.200.000
27. Pada tanggal 31 Desember telah diselesaikan jasa pengangkutan oleh
perusahaan, namun pembayaran baru akan diterima pada tanggal 10 januari
2011 sebesar 2.000.000. Jurnal penyesuaian yang perlu di susun pada akhir
periode adalah.....
a. Pendapatan jasa angkut yang akan diterima Rp 2.000.000
Pendapatan jasa angkut Rp 2.000.000
b. Pendapatan jasa angkut Rp 2.000.000
Pendapatan jasa angkut yang akan diterima Rp 2.000.000
c. Pendapatan jasa angkut Rp 2.000.000
Pendapatan Jasa angkut diterima dimuka Rp 2.000.000
d. Kas Rp2.000.000
Pendapatan jasa angkut Rp 2.000.000
e. Kas Rp2.000.000
Pendapatan jasa angkut diterima dimuka Rp 2.000.000
28. Salon Intan memiliki surat – surat berharga dengan bentuk Obligasi dengan
nilai nominal Rp 3.000.000,- dengan bunga 20%, bunga dibayar tiap tanggal
1 September dan 1 Maret. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31
Desember adalah....
153
a. Pendapatan bunga Rp 600.000
Piutang bunga Rp 600.000
b. Piutang bunga Rp 600.000
Pendapatan bunga Rp 600.000
c. Piutang bunga Rp 200.000
Pendapatan bunga Rp 200.000
d. Pendapatan bunga Rp 200.000
Piutang bunga Rp 200.000
e. Piutang bunga Rp 3.000.000
Pendapatan bunga Rp 3.000.000
29. Diketahui nilai gedung pada neraca saldo adalah sebesar 4.000.000 dan
disusutkan sebesar 5% setiap tahunnya. Jurnal yang perlu dibuat pada akhir
periode adalah.....
a. Beban penyusutan gedung Rp 200.000
Gedung Rp 200.000
b. Akumulasi penyusutan gedung Rp 200.000
Gedung Rp 200.000
c. Akumulasi penyusutan gedung Rp 200.000
Beban penyusutan gedung Rp 200.000
d. Beban penyusutan gedung Rp 200.000
Kas Rp 200.000
e. Beban penyusutan gedung Rp 200.000
Akumulasi penyusutan gedung Rp 200.000
30. Peralatan seharga Rp 5.000.000,- disusutkan sebesar 10% per tahun. Jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah....
a. Peralatan Rp 5.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 5.000.000
b. Akumulasi penyusutan peralatan Rp 100.000
Beban penyusutan peralatan Rp 100.000
c. Beban penyusutan peralatan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp500.000
154
d. Akumulasi penyusutan peralatan Rp 500.000
Beban penyusutan peralatan Rp 500.000
e. Beban penyusutan peralatan Rp 500.000
Kas Rp 500.000
31. Pada tanggal 3 Januari 2009 perusahaan membeli kendaraan baru seharga
Rp15.500.000,00 dengan taksiran umur manfaat 5 tahun dan nilai residu
Rp500.000,00. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus, maka jurnal
penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2009 adalah......
a. Beban penyusutan kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
b. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 500.000
c. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
d. Beban penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
e. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
32. Beban bunga yang belum dibayar oleh Honda Servis Motor selama 12 bulan
selama tahun 2010 adalah sebesar Rp600.000. Jurnal penyesuaian yang perlu
disusun oleh perusahaan Honda Servis Motor di akhir tahun 2010 adalah........
a. Utang bunga Rp 600.000
Beban bunga Rp 600.000
b. Beban bunga Rp 50.000
Utang bunga Rp 50.000
c. Beban bunga Rp 600.000
Utang bunga Rp 600.000
d. Beban bunga Rp 600.000
Kas Rp 600.000
e. Utang bunga Rp 50.000
Beban bunga Rp 50.000
155
33. Beban bunga yang harus ditanggung Beauty Salon adalah sebesar Rp375.000
selama tahun 2009. Dengan timbulnya beban bunga maka maka Beauty Salon
mempunyai kewajiban untuk membayarnya. Jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada akhir periode adalah....
a. Utang bunga Rp 375.000
Beban bunga Rp 375.000
b. Beban bunga Rp 375.000
Utang bunga Rp 375.000
c. Beban bunga Rp 31.250
Utang bunga Rp 31.250
d. Utang bunga Rp 31.250
Beban bunga Rp 31.250
e. Beban bunga Rp 375.000
Kas Rp 375.000
34. Intan Foto Studio pada tahun 2009 mempunyai piutang sebesar Rp 5.000.000.
Dari jumlah tersebut ditaksir tidak dapat tertagih sebesar 25% dikarenakan
debitur terkena pailit. Jurnal penyesuaian yang perlu disusun oleh Intan Foto
Studio pada akhir tahun 2009 adalah.....
1. Kerugian piutang Rp 1.250.000
Piutang Rp 1.250.000
2. Kerugian piutang Rp 1.250.000
Cadangan kerugian piutang Rp 1.250.000
3. Piutang Rp 5.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 5.000.000
4. Kerugian piutang Rp 5.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 5.000.000
5. Cadangan kerugian piutang Rp 1.250.000
Kerugian piutang Rp 1.250.000
156
35. Berikut ini merupakan bagian dari Neraca saldo salon “ Sally ” .
Salon “ Sally ”
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2008
Nama rekening Debet Kredit
Kas 52.350
Surat berharga 10.000
Perlengkapan kantor 98.150
Peralatan 175.000
Pendapatan salon 310.000
Pendapatan lain – lain 150.000
Utang 12.000
Modal usaha 895.000
Data penyesuaian : kerugian piutang ditaksir 1% dari pendapatan salon.
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah....
a. Kerugian piutang Rp 46.000
Piutang Rp 46.000
b. Kerugian piutang Rp 15.000
Cadangan kerugian piutang Rp 15.000
c. Piutang Rp 31.000
Cadangan kerugian piutang Rp 31.000
d. Kerugian piutang Rp 31.000
Cadangan kerugian piutang Rp 31.000
e. Cadangan kerugian piutang Rp 31.000
Kerugian piutang Rp 31.000
157
Lampiran 9
Tabulasi Data Uji Instrumen Tes
No Kode
Nomor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 UC_1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 UC_2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 UC_5 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
4 UC_6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
5 UC_14 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
6 UC_13 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
7 UC_17 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1
8 UC_16 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
9 UC_7 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
10 UC_8 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0
11 UC_10 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
12 UC_12 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1
13 UC_4 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
14 UC_22 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
15 UC_3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
16 UC_11 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
17 UC_19 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
18 UC_33 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
19 UC_15 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
20 UC_28 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
21 UC_25 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 UC_24 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
23 UC_35 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
24 UC_9 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 UC_18 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
26 UC_20 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
27 UC_23 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
28 UC_26 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
29 UC_32 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
30 UC_31 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
31 UC_34 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
32 UC_21 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
33 UC_27 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
34 UC_29 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
35 UC_30 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
Vali
dit
as
Bu
tir S
oal
ΣX 26 25 14 16 21 16 15 9 12 15 11 14
ΣX2 26 25 14 16 21 16 15 9 12 15 11 14
ΣXY 507 487 291 338 417 344 326 198 262 326 244 300
rxy 0.408 0.375 0.349 0.438 0.358 0.488 0.49 0.356 0.419 0.49 0.427 0.426
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
158
Tingkat Kesukaran
P 0.743 0.714 0.4 0.457 0.6 0.457 0.429 0.257 0.343 0.429 0.314 0.4
Keterangan mudah mudah sedang sedang sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang
Daya
Pem
bed
a
BA 16 15 11 11 14 10 10 8 9 10 8 9
BB 10 10 3 5 7 6 5 1 3 5 3 5
JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
D 0.353 0.294 0.471 0.353 0.412 0.235 0.294 0.412 0.353 0.294 0.294 0.235
Ketera
ngan cukup cukup baik cukup baik cukup cukup baik cukup cukup cukup cukup
Rel
iabil
itas
p 0.743 0.714 0.4 0.457 0.6 0.457 0.429 0.257 0.343 0.429 0.314 0.4
q 0.257 0.286 0.6 0.543 0.4 0.543 0.571 0.743 0.657 0.571 0.686 0.6
pq 0.191 0.204 0.24 0.248 0.24 0.248 0.245 0.191 0.225 0.245 0.216 0.24
Σpq 8.153
x^2 4E+05
S2 10842
r11 1.029
r11>r
tabel = reliabel
Keterangan dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
159
Nomor Butir Soal
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0
0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
20 17 11 17 23 25 17 25 12 18 18 18 15 16 24
20 17 11 17 23 25 17 25 12 18 18 18 15 16 24
415 345 243 269 464 497 358 472 283 382 362 372 317 330 465
0.488 0.346 0.418 -0.289 0.468 0.467 0.454 0.236 0.604 0.505 0.339 0.422 0.414 0.371 0.327
valid valid valid tidak
valid valid valid valid
tidak
valid valid valid valid valid valid valid
tidak
valid
160
0.571 0.486 0.314 0.486 0.657 0.714 0.486 0.714 0.343 0.514 0.514 0.514 0.429 0.457 0.686
sedang sedang sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang
12 10 8 7 14 16 13 16 10 12 13 11 10 11 14
8 7 3 10 9 9 4 9 2 6 5 7 5 5 10
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
0.235 0.176 0.294 -0.176 0.294 0.412 0.529 0.412 0.471 0.353 0.471 0.235 0.294 0.353 0.235
cukup jelek cukup jelek cukup baik baik baik baik cukup baik cukup cukup cukup cukup
0.571 0.486 0.314 0.486 0.657 0.714 0.486 0.714 0.343 0.514 0.514 0.514 0.429 0.457 0.686
0.429 0.514 0.686 0.514 0.343 0.286 0.514 0.286 0.657 0.486 0.486 0.486 0.571 0.543 0.314
0.245 0.25 0.216 0.25 0.225 0.204 0.25 0.204 0.225 0.25 0.25 0.25 0.245 0.248 0.216
dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang
161
Nomor Butir Soal
Y Y
2
28 29 30 31 32 33 34 35
1 0 0 1 1 1 1 1 29 841
1 1 1 1 1 1 0 1 32 1024
1 1 1 0 1 1 1 1 26 676
1 1 0 1 1 1 1 1 28 784
1 0 1 1 1 1 0 1 23 529
1 1 0 1 1 1 1 1 25 625
1 1 1 1 1 1 0 1 26 676
1 1 1 1 1 1 1 1 27 729
1 0 1 1 0 1 1 1 27 729
1 1 1 1 1 0 1 0 25 625
1 1 1 1 0 1 1 1 21 441
1 0 0 1 1 1 1 1 24 576
1 1 0 1 0 0 1 0 18 324
0 1 1 1 1 1 0 1 17 289
1 0 1 1 0 0 1 0 17 289
0 1 0 1 0 0 0 0 13 169
1 1 0 0 0 0 0 0 16 256
1 0 1 1 1 0 1 0 17 289
0 0 0 1 0 0 0 0 13 169
1 1 0 1 1 1 0 1 16 256
0 0 0 1 1 1 1 1 17 289
0 1 0 0 1 1 0 1 11 121
1 1 0 1 0 1 0 1 18 324
0 0 0 1 0 0 0 0 7 49
1 0 0 1 0 0 0 0 10 100
1 1 0 1 0 0 0 0 19 361
0 0 0 0 0 0 1 0 9 81
0 1 1 0 1 0 0 0 14 196
1 1 1 0 1 0 0 0 16 256
0 1 0 0 0 1 1 0 14 196
1 0 0 0 0 1 0 1 14 196
0 1 0 0 1 1 0 1 9 81
0 0 0 1 0 0 0 0 7 49
0 0 0 1 0 1 0 1 12 144
1 1 0 0 0 0 1 0 8 64
23 21 13 25 18 20 16 19 625 390625
23 21 13 25 18 20 16 19
482 399 288 488 382 416 332 402
0.626 0.204 0.482 0.384 0.505 0.496 0.388 0.525
valid tidak valid valid valid valid valid valid valid
162
0.657 0.6 0.371 0.714 0.514 0.571 0.457 0.543
sedang sedang sedang mudah sedang sedang sedang sedang
16 12 11 16 12 12 12 12
7 9 2 9 6 8 4 7
17 17 17 17 17 17 17 17
17 17 17 17 17 17 17 17
0.529 0.176 0.529 0.412 0.353 0.235 0.471 0.294
baik jelek baik baik cukup cukup baik cukup
0.657 0.6 0.371 0.714 0.514 0.571 0.457 0.543
0.343 0.4 0.629 0.286 0.486 0.429 0.543 0.457
0.225 0.24 0.233 0.204 0.25 0.245 0.248 0.248
dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
163
Lampiran 10
Kisi – Kisi dan Indikator Materi Soal Pre Test dan Post Test
Nama Sekolah : SMA N 2 Ungaran Jumlah Soal : 30
Tahun Ajaran : 2010 / 2011 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran: Akuntansi Waktu : 60 Menit
Kisi – Kisi Indikator
1. Pengertian jurnal
penyesuaian
(5%)
a. Mendeskripsikan pengertian Jurnal Penyesuaian
dan memahami posisi jurnal penyesuaian dalam
siklus akuntansi perusahaan jasa
2. Fungsi pembuatan jurnal
penyesuaian dan Kondisi
umum penyebab perlu
adanya penyesuaian.
(10%)
a. Mendeskripsikan fungsi jurnal penyesuaian
b. Menyebutkan dan memahami kondisi umum
penyebab perlu adanya jurnal penyesuaian
3. Akun – akun yang perlu
disesuaikan dan
penjelasan masing –
masing akun. (15%)
a. Menyebutkan akun – akun yang perlu disesuaikan
b. Menjelaskan masing – masing akun yang perlu
disesuaikan
c. Menjelaskan perbedaan akun deferal dan akun
akrual
4. Perhitungan dan
penyusunan jurnal
penyesuaian atas akun –
akun yang perlu
disesuaiakan .
(70%)
a. Menghitung penyesuaian dan menjurnal akun
perlengkapan
b. Menghitung dan menjurnal akun Beban dibayar
dimuka dengan kebijakan yang dipakai perusahaan
baik dengan akun nominal / riil
c. Menghitung dan menjurnal akun pendapatan
diterima dimuka dengan kebijakan yang dipakai
perusahaan baik dengan akun nominal/riil
d. Menghitung dan menjurnal akun beban yang
masih harus dibayar
e. Menghitung dan menjurnal akun pendapatan yang
masih akan diterima
f. Menghitung penyesuaian dan menjurnal akun
penyusutan aktiva tetap dengan metode garis lurus
g. Menghitung dan menjurnal akun cadangan
kerugian piutang
164
Lampiran 11
Tabel Spesifikasi Soal Pre Test dan Post Test
Aspek yang Diungkap Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah Butir soal
Pokok Materi
a. Pengertian Jurnal Penyesuaian (5%)
1 1 - 2 1, 2
b. Fungsi dan penyebab perlunya pembuatan
jurnal penyesuaian (10%)
1
2
-
3
3,4,5
c. Akun yang perlu
disesuaikan dan penjelasannya (10%)
d. Saldo Normal akun yang perlu
disesuaikan dan Perbedaan akun
deferal dan akrual (5%)
1
1
2
1
-
-
3
2
6,7,8
9,10,
e. Menghitung penyesuaian dan
menjurnal sebesar 70%, terdiri dari :
1. Perlengkapan (10%)
2. Beban di bayar dimuka (10%)
3. Pendapatan diterima dimuka (10%)
4. Beban yang belum dibayar (10%)
5. Pendapatan yang akan diterima (10%)
6. Penyusutan aktiva tetap (10%)
7. Utang bunga (5%) 8. Cadangan kerugian
piutang (5%)
-
-
-
-
-
-
- -
1
1
1
1
1
1
- -
2
2
1
2
1
2
2 2
3
3
2
3
2
3
2 2
11,12,13
14,15,16
17,18
19,20,21
22,23
24,25,26
27,28 29,30
Jumlah 4 12 14 30
165
Lampiran 12
SOAL PRE TEST dan POST TEST
Mata Pelajaran : Ekonomi Akuntansi
Pokok Bahasan : Jurnal Penyesuaian
Kelas/Semester : XI IPS / 2
Waktu : 60 Menit
Petunjuk Pengisian :
a. Isilah nama, kelas dan tanggal dengan benar dan jelas.
b. Jumlah soal sebanyak 30 butir, pada setiap butir soal terdapat 5 ( lima ) pilihan
jawaban.
c. Periksa dan bacalah soal sebelum anda menjawabnya.
d. Jawablah soal dengan memberikan tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban
yang menurut anda benar.
1. Jurnal yang dibuat untuk mengoreksi atau menyesuaiakan saldo akun – akun
dalam neraca saldo agar menunjukkan saldo yang sebenarmya sehingga dapat
memberikan informasi yang sebenarnya dalam proses penyusunan laporan
keuangan disebut dengan jurnal........
a. Jurnal umum
b. Jurnal khusus
c. Jurnal penutup
d. Jurnal penyesuaian
e. Jurnal pembalik
2. Jurnal penyesuaian tergolong dalam tahap ................dalam siklus Akuntansi
perusahaan jasa yang disusun setelah selesai membuat.................
a. Pengikhtisaran - Neraca
b. Pencatatan - Jurnal umum
c. Pengikhtisaran - Neraca saldo
d. Pengikhtisaran - Kertas kerja
e. Pelaporan - Rugi laba
166
3. Pada dasarnya fungsi ayat jurnal penyesuaian adalah....
a. Memenuhi selera pemilik agar akun sesuai dengan keinginannya
b. Memonitor penggunaan biaya agar terdapat efisiensi
c. Mengoreksi harta, utang dan modal agar mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
d. Mengoreksi akun riil dan nominal agar mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
e. Mengoreksi akun pendapatan dan biaya agar mencerminkan keadaan yang
sebenarnya
4. Dibawah ini adalah salah satu hal yang menyebabkan diadakannya jurnal
penyesuaian pada akhir periode, kecuali.....
a. Adanya transaksi yang sudah dicatat tetapi sudah tidak sesuai lagi
b. Adanya sistem pencatatan tunai
c. Adanya data yang sudah terjadi tetapi belum dicatat
d. Adanya kesalahan pencatatan
e. Adanya pengecekan dan perhitungan secara fisik atas aktiva
5. Dibawah ini yang bukan termasuk transaksi – transaksi yang membutuhkan
penyesuaian adalah.......
a. Beban yang belum dibayar
b. Penyusutan nilai aktiva tetap
c. Beban dibayar dimuka
d. Pendapatan yang belum diterima
e. Pembelian perlengkapan secara tunai
6. Dibawah ini adalah akun – akun yang perlu disesuaiakan oleh perusahaan jasa
di akhir periode akuntansi, kecuali....
a. Beban di bayar dimuka
b. Pendapatan yang belum diterima
c. Akumulasi penyusutan aktiva tetap
d. Prive
e. Perlengkapan
167
7. Dibawah ini adalah akun –akun aktiva ( harta) tetap yang diadakan
penyesuaian, kecuali....
a. Tanah
b. Mesin
c. Peralatan
d. Mobil
e. Gedung
8. Yang dimaksud dengan beban dibayar dimuka adalah............
a. Pengorbanan saat ini tetapi belum dilakukan pembayaran
b. Pengorbanan yang akan datang tetapi telah dibayar pada saat ini
c. Pengorbanan saat ini dan sudah langsung dilakukan pembayaran
d. Pengorbanan yang benar – benar telah menerima manfaat pembayaran
e. Pengorbanan yang akan datang dan dan dibayar pada masa yang akan
datang pula.
9. Dibawah ini adalah pasangan akun – akun dan saldo normalnya yang
terkait dengan jurnal penyesuaian.
No Nama akun Debit Kredit
1 Sewa dibayar dimuka - +
2 Pendapatan jasa + -
3 Cadangan kerugian piutang - +
4 Perlengkapan - +
5 Beban perlengkapan + -
Keterangan : ( - ) = berkurang
(+) = bertambah
Berdasarkan data di atas, manakah pasangan yang sesuai antara akun dengan
saldo normalnya.......
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 3 dan 5
d. 1 dan 5
e. 4 dan 5
10. Dibawah ini pernyataan yang salah terkait dengan akun – akun pos deferal
adalah........
168
a. Pos deferal adalah pos pengangguhan
b. Pembayaran beban dimuka adalah termasuk pos deferal
c. Beban gaji yang belum dibayar temasuk dalam pos deferal
d. Beban iklan dibayar dimuka termasuk dalam pos deferal
e. Pos deferal adalah tidak sama dengan pos akrual
11. Pada neraca saldo Rahma Decoration 1 januari 2010 diketahui perlengkapan
tercantum sebesar Rp 5.000.000,- Pada akhir periode, persediaan
perlengkapan yang tersedia tinggal sebesar Rp 1.200.000. Maka jurnal
penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2010 adalah....
a. Beban perlengkapan Rp 3.800.000
Perlengkapan Rp 3.800.000
b. Beban perlengkapan Rp 3.800.000
Penyusutan perlengkapan Rp 3.800.000
c. Beban perlengkapan Rp 3.800.000
Akumulasi penyusutan perlengkapan Rp 3.800.000
d. Beban perlengkapan Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
e. Beban perlengkapan Rp 1.200.000
Perlengkapan Rp 1.200.000
12. Pada tanggal 12 Januari 2010, dibeli perlengkapan secara tunai seharga
Rp400.000. Pada akhir Desember perlengkapan yang masih tersisa adalah
senilai Rp 100.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31
Desember 2010 adalah.....
a. Perlengkapan Rp 400.000
Kas Rp 400.000
b. Beban perlengkapan Rp 300.000
Perlengkapan Rp 300.000
c. Perlengkapan Rp 300.000
Beban perlengkapan Rp 300.000
d. Perlengkapan Rp 400.000
Beban perlengkapan Rp 400.000
169
e. Beban perlengkapan Rp 400.000
Perlengkapan Rp 400.000
13. Diketahui perlengkapan yang dipakai selama satu periode adalah sebesar
Rp900.000. Pada akhir periode perlengkapan yang masih tersisa sebesar
Rp300.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode adalah....
a. Beban perlengkapan Rp 600.000
Perlengkapan Rp 600.000
b. Perlengkapan Rp 300.000
Kas Rp 300.000
c. Beban perlengkapan Rp 900.000
Perlengkapan Rp 900.000
d. Perlengkapan Rp 900.000
Beban perlengkapan Rp 900.000
e. Beban perlengkapan Rp 300.000
Perlengkapan Rp 300.000
14. Pada tanggal 1 Mei 2009 perusahaan membayar premi asuransi untuk 1 tahun
sebesar Rp 3.000.000,- dan dicatat sebagai beban ( akun riil ), maka jurnal
penyesuaian yang dibuat tanggal 31 Desember 2009 dicatat pada akun....
a. Beban iklan Rp 1.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 1.000.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 1.000.000
Beban asuransi Rp 1.000.000
c. Beban asuransi Rp 2.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
d. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
Beban asuransi Rp 2.000.000
e. Beban asuransi Rp 2.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
15. Pada tanggal 1 Maret 2009 perusahaan membayar premi Asuransi Bangunan
toko Rp2.400.000 untuk pertanggungan jangka waktu satu tahun yang
170
terhitung sejak 1 Maret 2009. Ayat jurnal penyesuaian dengan pendekatan
beban pada akhir periode adalah....
a. Beban asuransi bangunan Toko Rp 2.000.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.000.000
Beban asuransi bangunan toko Rp 2.000.000
c. Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000
Beban asuransi bangunan toko Rp 2.400.000
d. Beban asuransi bangunan toko Rp 2.400.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000
e. Asuransi dibayar dimuka Rp 400.000
Beban asuransi bangunan toko Rp 400.000
16. Pada tanggal 1 Agustus 2009 dibayar dimuka asuransi untuk 2 tahun sebesar
Rp 2.400.000 dan dibukukan pada akun “ Biaya Asuransi “ (dicatat sebagai
biaya), maka ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2009
adalah....
a. Biaya Asuransi Rp 1.900.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 1.900.000
b. Asuransi dibayar dimuka Rp 1.900.000
Biaya asuransi Rp 1.900.000
c. Biaya asuransi Rp 500.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 500.000
d. Asuransi dibayar dimuka Rp 500.000
Biaya asuransi Rp 500.000
e. Biaya Asuransi Rp 2.400.000
Kas Rp 2.400.000
17. Akun pendapatan bunga di neraca adalah sebesar Rp 2.400.000,- yang
diterima pada tanggal 1 September 2009 untuk jangka waktu 1 tahun. Ayat
jurnal penyesuaian per 31 Desember 2009 dengan pendekatan kewajiban
adalah....
171
a. Pendapatan bunga Rp 2.400.000
Bunga terima dimuka Rp 2.400.000
b. Bunga diterima dimuka Rp 1.600.000
Pendapatan bunga Rp 1.600.000
c. Pendapatan bunga Rp 800.000
Bunga diterima dimuka Rp 800.000
d. Bunga diterima dimuka Rp 800.000
Pendapatan bunga Rp 800.000
e. Kas Rp 2.400.000
Pendapatan bunga Rp 2.400.000
18. Pada neraca suatu perusahaan terdapat akun pendapatan sewa diterima
dimuka Rp900.000,- Menurut catatan akhir tahun, pendapatan diterima
tanggal 1 Mei 2009 untuk 1 tahun. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada
tanggal 31 Desember 2009 adalah....
a. Kas Rp 900.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 900.000
b. Sewa diterima dimuka Rp 600.000
Pendapatan sewa Rp 600.000
c. Sewa diterima dimuka Rp 300.000
Pendapatan sewa Rp 300.000
d. Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 900.000
Pendapatan sewa Rp 900.000
e. Pendapatan sewa Rp 900.000
Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 900.000
19. Pada tanggal 1 Agustus 2008 diterima sewa untuk 2 tahun sebesar
Rp3.000.000,- Jurnal penyesuaian pada akhir periode dengan menggunakan
pendekatan pendapatan adalah.....
a. Pendapatan sewa Rp 625.000
Sewa diterima dimuka Rp 625.000
b. Sewa diterima dimuka Rp 625.000
Pendapatan sewa Rp 625.000
172
c. Sewa diterima dimuka Rp 3.000.000
Sewa diterima dimuka Rp 3.000.000
d. Pendapatan sewa Rp 2.375.000
Sewa diterima dimuka Rp 2.375.000
e. Sewa diterima dimuka Rp 2.375.000
Pendapatan sewa Rp 2.375.000
20. Diketahui gaji karyawan yang masih harus dibayar untuk perusahaan
adalah sebesar Rp200.000,- Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir
periode akuntansi adalah....
a. Beban gaji Rp 200.000
Kas Rp 200.000
b. Kas Rp 200.000
Beban gaji Rp 200.000
c. Utang gaji Rp 200.000
Beban gaji Rp 200.000
d. Beban gaji Rp 200.000
Utang gaji Rp 200.000
e. Utang gaji Rp 200.000
Kas Rp 200.000
21. Suatu perusahaan membayar gaji karyawannya mingguan untuk 6 hari kerja
dan dibayarkan setiap hari sabtu sebesar Rp 1.200.000,- untuk periode
akuntansi 2010. Sedangkan tutup buku tanggal 31 Desember jatuh pada hari
jumat. Maka pencatatan jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010
adalah.....
a. Beban gaji Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000
b. Kas Rp 1.200.000
Beban gaji Rp 1.200.000
c. Utang gaji Rp 1.000.000
Beban gaji Rp 1.000.000
173
d. Beban gaji Rp 1.000.000
Utang gaji Rp 1.000.000
e. Beban gaji Rp 1.200.000
Utang gaji Rp 1.200.000
22. Pada tanggal 1 September 2010 diketahui beban listrik dan telepon adalah
sebesar Rp 300.000,- dan baru akan dibayar pada tanggal 5 Oktober 2010.
Jadi Jurnal penyesuaian yang dibuat per 31 September 2010 adalah....
a. Beban listrik dan telepon Rp 300.000
Utang Listrik dan Telepon Rp 300.000
b. Utang listrik dan Telepon Rp 600.000
Beban Listrik dan Telepon Rp 600.000
c. Listrik dan Telepon yg masih harus dibayar Rp 600.000
Beban Listrik dan Telepon Rp 600.000
d. Utang Listrik dan Telepon Rp 300.000
Beban Listrik dan Telepon Rp 300.000
e. Beban Listrik dan telepon Rp 600.000
Utang listrik dan telepon Rp 600.000
23. Pada tanggal 1 Oktober 2009 perusahaan mendepositokan uangnya di bank
sebesar Rp100.000.000,- dengan bunga 24% per tahun. Bunga diterima
dibelakang setiap 6 bulan sekali yaitu tanggal 1 April dan 1 Oktober. Jurnal
penyesuaian yang dibuat pada akhir periode adalah....
a. Piutang bunga Rp 6.000.000
Pendapatan bunga Rp 6.000.000
b. Piutang bunga Rp 24.000.000
Pendapatan bunga Rp24.000.000
c. Pendapatan bunga Rp 6.000.000
Piutang bunga Rp 6.000.000
d. Pendapatan bunga Rp 24.000.000
Piutang bunga Rp 24.000.000
e. Piutang bunga Rp 1.200.000
Pendapatan bunga Rp 1.200.000
174
24. Salon Intan memiliki surat – surat berharga dengan bentuk Obligasi dengan
nilai nominal Rp 3.000.000,- dengan bunga 20%, bunga dibayar tiap tanggal
1 September dan 1 Maret. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31
Desember adalah....
a. Pendapatan bunga Rp 600.000
Piutang bunga Rp 600.000
b. Piutang bunga Rp 600.000
Pendapatan bunga Rp 600.000
c. Piutang bunga Rp 200.000
Pendapatan bunga Rp 200.000
d. Pendapatan bunga Rp 200.000
Piutang bunga Rp 200.000
e. Piutang bunga Rp 3.000.000
Pendapatan bunga Rp 3.000.000
25. Peralatan seharga Rp 5.000.000,- disusutkan sebesar 10% per tahun. Jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah....
a. Peralatan Rp 5.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp 5.000.000
b. Akumulasi penyusutan peralatan Rp 100.000
Beban penyusutan peralatan Rp 100.000
c. Beban penyusutan peralatan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp500.000
d. Akumulasi penyusutan peralatan Rp 500.000
Beban penyusutan peralatan Rp 500.000
e. Beban penyusutan peralatan Rp 500.000
Kas Rp 500.000
26. Pada tanggal 3 Januari 2009 perusahaan membeli kendaraan baru seharga
Rp15.500.000,00 dengan taksiran umur manfaat 5 tahun dan nilai residu
Rp500.000,00. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus, maka jurnal
penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2009 adalah......
175
a. Beban penyusutan kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
b. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 500.000
c. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
Beban penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
d. Beban penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 3.000.000
e. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 500.000
27. Beban bunga yang belum dibayar oleh Honda Servis Motor selama 12 bulan
selama tahun 2010 adalah sebesar Rp600.000. Jurnal penyesuaian yang perlu
disusun oleh perusahaan Honda Servis Motor di akhir tahun 2010 adalah........
a. Utang bunga Rp 600.000
Beban bunga Rp 600.000
b. Beban bunga Rp 50.000
Utang bunga Rp 50.000
c. Beban bunga Rp 600.000
Utang bunga Rp 600.000
d. Beban bunga Rp 600.000
Kas Rp 600.000
e. Utang bunga Rp 50.000
Beban bunga Rp 50.000
28. Beban bunga yang harus ditanggung Beauty Salon adalah sebesar Rp375.000
selama tahun 2009. Dengan timbulnya beban bunga maka maka Beauty Salon
mempunyai kewajiban untuk membayarnya. Jurnal penyesuaian yang perlu
dibuat pada akhir periode adalah....
a. Utang bunga Rp 375.000
Beban bunga Rp 375.000
b. Beban bunga Rp 375.000
Utang bunga Rp 375.000
176
c. Beban bunga Rp 31.250
Utang bunga Rp 31.250
d. Utang bunga Rp 31.250
Beban bunga Rp 31.250
e. Beban bunga Rp 375.000
Kas Rp 375.000
29. Intan Foto Studio pada tahun 2009 mempunyai piutang sebesar Rp
5.000.000. Dari jumlah tersebut ditaksir tidak dapat tertagih sebesar 25%
dikarenakan debitur terkena pailit. Jurnal penyesuaian yang perlu disusun
oleh Intan Foto Studio pada akhir tahun 2009 adalah.....
a. Kerugian piutang Rp 1.250.000
Piutang Rp 1.250.000
b. Kerugian piutang Rp 1.250.000
Cadangan kerugian piutang Rp 1.250.000
c. Piutang Rp 5.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 5.000.000
d. Kerugian piutang Rp 5.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 5.000.000
e. Cadangan kerugian piutang Rp 1.250.000
Kerugian piutang Rp 1.250.000
30. Berikut ini merupakan bagian dari Neraca saldo salon “ Sally ” .
Salon “ Sally ”
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2008
Nama rekening Debet Kredit
Kas 52.350
Surat berharga 10.000
Perlengkapan kantor 98.150
Peralatan 175.000
Pendapatan salon 310.000
Pendapatan lain – lain 150.000
Utang 12.000
Modal usaha 895.000
177
Data penyesuaian : kerugian piutang ditaksir 1% dari pendapatan salon.
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah....
a. Kerugian piutang Rp 46.000
Piutang Rp 46.000
b. Kerugian piutang Rp 15.000
Cadangan kerugian piutang Rp 15.000
c. Piutang Rp 31.000
Cadangan kerugian piutang Rp 31.000
d. Kerugian piutang Rp 31.000
Cadangan kerugian piutang Rp 31.000
e. Cadangan kerugian piutang Rp 31.000
Kerugian piutang Rp 31.000
178
Lampiran 13
Daftar Nilai Pre Test Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Eksperimen Kontrol
No Kode Nilai No Kode Nilai
1 E-01 47 1 K-01 53
2 E-02 63 2 K-02 60
3 E-03 47 3 K-03 47
4 E-04 41 4 K-04 50
5 E-05 53 5 K-05 60
6 E-06 60 6 K-06 40
7 E-07 57 7 K-07 60
8 E-08 50 8 K-08 57
9 E-09 47 9 K-09 50
10 E-10 50 10 K-10 37
11 E-11 57 11 K-11 53
12 E-12 40 12 K-12 50
13 E-13 53 13 K-13 40
14 E-14 57 14 K-14 40
15 E-15 63 15 K-15 53
16 E-16 63 16 K-16 47
17 E-17 43 17 K-17 50
18 E-18 63 18 K-18 33
19 E-19 53 19 K-19 47
20 E-20 47 20 K-20 60
21 E-21 57 21 K-21 43
22 E-22 33 22 K-22 60
23 E-23 53 23 K-23 57
24 E-24 57 24 K-24 47
25 E-25 43 25 K-25 37
26 E-26 40 26 K-26 57
27 E-27 53 27 K-27 63
28 E-28 40 28 K-28 47
29 E-29 53 29 K-29 60
30 E-30 60 30 K-30 53
31 E-31 43 31 K-31 73
32 E-32 40 32 K-32 57
179
Lampiran 14
Daftar Nilai Post Test dan Ketuntasan Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Eksperimen Kontrol
No Kode Nilai Ketuntasan No Kode Nilai Ketuntasan
1 E-01 83 Tuntas 1 K-01 77 Tuntas
2 E-02 80 Tuntas 2 K-02 80 Tuntas
3 E-03 83 Tuntas 3 K-03 57 Tidak Tuntas
4 E-04 73 Tuntas 4 K-04 67 Tidak Tuntas
5 E-05 77 Tuntas 5 K-05 63 Tidak Tuntas
6 E-06 80 Tuntas 6 K-06 60 Tidak Tuntas
7 E-07 73 Tuntas 7 K-07 73 Tuntas
8 E-08 63 Tidak Tuntas 8 K-08 80 Tuntas
9 E-09 70 Tuntas 9 K-09 73 Tuntas
10 E-10 90 Tuntas 10 K-10 70 Tuntas
11 E-11 80 Tuntas 11 K-11 73 Tuntas
12 E-12 83 Tuntas 12 K-12 77 Tuntas
13 E-13 87 Tuntas 13 K-13 67 Tidak Tuntas
14 E-14 80 Tuntas 14 K-14 70 Tuntas
15 E-15 73 Tuntas 15 K-15 73 Tuntas
16 E-16 87 Tuntas 16 K-16 63 Tidak Tuntas
17 E-17 80 Tuntas 17 K-17 80 Tuntas
18 E-18 93 Tuntas 18 K-18 77 Tuntas
19 E-19 87 Tuntas 19 K-19 67 Tidak Tuntas
20 E-20 80 Tuntas 20 K-20 70 Tuntas
21 E-21 80 Tuntas 21 K-21 67 Tidak Tuntas
22 E-22 63 Tidak Tuntas 22 K-22 63 Tidak Tuntas
23 E-23 70 Tuntas 23 K-23 70 Tuntas
24 E-24 67 Tidak Tuntas 24 K-24 83 Tuntas
25 E-25 90 Tuntas 25 K-25 80 Tuntas
26 E-26 87 Tuntas 26 K-26 70 Tuntas
27 E-27 83 Tuntas 27 K-27 77 Tuntas
28 E-28 87 Tuntas 28 K-28 80 Tuntas
29 E-29 67 Tidak Tuntas 29 K-29 83 Tuntas
30 E-30 83 Tuntas 30 K-30 70 Tuntas
31 E-31 77 Tuntas 31 K-31 87 Tuntas
32 E-32 80 Tuntas 32 K-32 77 Tuntas
Jumlah 2536 Tuntas = 87,5% Jumlah 2324 Tuntas = 71,875%
Rata - rata 79,25 Tidak Tuntas =
12,5% Rata - rata 72,625
Tidak Tuntas=
28,13%
180
Lampiran 15
Hasil Uji Homogenitas Data Pre Test
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Eksperimen 32 50.81 8.244 1.457 47.84 53.78 33 63
Kontrol 32 51.28 8.978 1.587 48.04 54.52 33 73
Total 64 51.05 8.553 1.069 48.91 53.18 33 73
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.052 1 62 .821
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 3.516 1 3.516 .047 .828
Within Groups 4605.344 62 74.280
Total 4608.859 63
181
Lampiran 16
Hasil Uji Normalitas Data Pre Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 32 32
Normal Parametersa Mean 50.81 51.28
Std. Deviation 8.244 8.978
Most Extreme
Differences
Absolute .136 .113
Positive .110 .103
Negative -.136 -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .769 .639
Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .809
a. Test distribution is Normal.
182
Lampiran 17
Hasil Uji Homogenitas Data Post Test
Descriptives
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper Bound
Eksperimen 32 79.25 7.874 1.392 76.41 82.09 63 93
Kontrol 32 72.62 7.272 1.286 70.00 75.25 57 87
Total 64 75.94 8.227 1.028 73.88 77.99 57 93
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.037 1 62 .849
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 702.250 1 702.250 12.225 .001
Within Groups 3561.500 62 57.444
Total 4263.750 63
183
Lampiran 18
Hasil Uji Normalitas Data Post Test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Eksperimen 32 79.25 7.874 63 93
Kontrol 32 72.62 7.272 57 87
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen Kontrol
N 32 32
Normal Parametersa Mean 79.25 72.62
Std. Deviation 7.874 7.272
Most Extreme
Differences
Absolute .194 .133
Positive .069 .110
Negative -.194 -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.099 .750
Asymp. Sig. (2-tailed) .179 .628
a. Test distribution is Normal.
184
Lampiran 19
Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Pre Test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
KELAS N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Eksperimen 32 50.81 8.244 1.457
Kontrol 32 51.28 8.978 1.587
Independent Samples Test
Levene's
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
.052 .821 -.218 62 .828 -.469 2.155 -4.776 3.838
Equal
variances not
assumed
-.218 61.555 .828 -.469 2.155 -4.776 3.839
185
Lampiran 20
Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Pre Test – Post Test
Kelas Eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 PRE 50.81 32 8.244 1.457
POST 79.25 32 7.874 1.392
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRE & POST 32 .098 .595
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
PRE -
POST
-28.438 10.830 1.914 -32.342 -24.533 -14.854 31 .000
186
Lampiran 21
Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Pre Test – Post Test
Kelas Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 PRE 51.28 32 8.978 1.587
POST 72.62 32 7.272 1.286
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRE &
POST 32 .274 .129
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PRE -
POST -21.344 9.885 1.747 -24.908 17.780 -12.214 31 .000
187
Lampiran 22
Hasil Uji Perbedaan Rata – rata Post Test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Eksperimen 32 79.25 7.874 1.392
Kontrol 32 72.62 7.272 1.286
Independent Samples Test
Levene's
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Equal variances
assumed
.037 .849 3.496 62 .001 6.625 1.895 2.837 10.413
Equal
variances not
assumed
3.496 61.612 .001 6.625 1.895 2.837 10.413
188
Lampiran 23
Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa
Aspek yang diamati
Spesifikasi Aspek Kriteria Skor
A F
E K
T
I F
1. Keaktifan
a. Mengungkapkan
pendapat.
1. Tidak menyampaikan pendapat 1
2. Menyampaiakan pendapat 1 kali 2
3. Menyampaiakan pendapat 2 kali 3
4. Menyampaiakan pendapat 3 / lebih 4
b. Bertanya kepada
guru dan siswa
lain.
1. Tidak mengajukan pertanyaan 1
2. Mengajukan pertanyaan 1 kali 2
3. Mengajukan pertanyaan 2 kali 3
4. Mengajukan pertanyaan 3 kali / lebih 4
c. Merespon
penyampaian materi dan
jawaban siswa
lain.
1. Tidak Merespon 1
2. Merespon 1 kali 2
3. Merespon 2 kali 3
4. Merespon 3 kali / lebih 4
d. Menjawab
pertanyaan guru.
1. Tidak menjawab pertanyaan 1
2. Menjawab pertanyaan 1 kali 2
3. Menjawab pertanyaan 2 kali 3
4. Menjawab pertanyaan 3 kali / lebih 4
2. Perhatian - Terhadap
penyampaian
materi oleh guru.
1. Memperhatikan selama < 5 menit 1
2. Memperhatikan selama 5 – 10 Menit 2
3. Memperhatikan selama 10 – 15 Menit 3
4. Memperhatikan selama 15 – 20 Menit 4
3. Kedisiplinan
a. Terhadap waktu.
1. Tidak masuk 1
2. Terlambat > 5 Menit 2
3. Terlambat < 5 Menit 3
4. Tidak Terlambat 4
b. Etika Bertanya.
1. Menyampaiakan dengan kurang baik 1
2. Menyampaiakan dengan cukup baik 2
3. Menyampaiakan dengan baik 3
4. Menyampaiakan dengan sangat baik 4
4. Tanggung
Jawab
a. Terhadap tugas
yang diberikan guru.
1. Tidak mengerjakan tugas 1
2. Mengerjakan tugas tetapi tidak selesai 2
3. Selesai mengerjakan tetapi tidak lengkap 3
4. Selesai mengerjakan dan lengkap 4
189
Aspek yang diamati Kriteria Skor
PS
I
KO
MO
T
OR
I
K
1. Ketrampilan
Menggali Informasi
1. Dilakukan siswa dengan kurang baik 1
2. Dilakukan siswa dengan cukup baik 2
3. Dilakukan siswa dengan baik 3
4. Dilakukan siswa dengan sangat baik 4
2. Ketrampilan Mengerjakan Soal
1. Dilakukan siswa dengan kurang baik 1
2. Dilakukan siswa dengan cukup baik 2
3. Dilakukan siswa dengan baik 3
4. Dilakukan siswa dengan sangat baik 4
190
Lampiran 24
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Kelas Eksperimen )
Pertemuan Ke 1
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban Siswa lain
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
Kelompok I
1 Adinni V. 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2
2 Didik P. 2 3 3 3 3 4 2 2 4 3
3 Lisa Yulia 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 Malik P. 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3
5 Septi I. 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4
6 Kartika 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4
Kelompok 2
1 Putriana 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3
2 Sage Tirta 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4
3 Afifah 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3
4 M. Abdul 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3
5 Arif K. 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3
6 Yulita A. 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4
Ungaran, Mei 2011
(................................)
191
Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke 1
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya / Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon Jawaban
Siswa lain
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas waktu
Etika Bertanya
Atas Tugas dari Guru
Menggali Informasi
Mengerjakan Soal
Kelompok 3
1 Hesti E 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4
2 Ali Ikhsan. 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
3 Indah P 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3
4 Pipit P. 3 2 4 4 3 4 4 3 4 2
5 Fita K. 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3
Kelompok 4
1 Desi I. 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2
2 Fernanda 2 3 3 3 4 3 2 3 2 4
3 M. Arif 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3
4 Tiara K 2 3 3 3 2 3 4 3 4 2
5 Yema U. 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4
Ungaran, Mei 2011
(....................................)
192
Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke 1
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab
Pertanyaan Guru
Merespon
Jawaban
Siswa lain
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh Guru
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
Kelompok 5
1 Iis Tiana 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3
2 Akhmad A. 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3
3 Bagus N. 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3
4 Nugroho A. 3 3 2 4 2 2 3 3 4 2
5 Wininda 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3
Kelompok 6
1 Bryan 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3
2 Dyah R 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4
3 Fahtu R 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
4 Fitria 2 4 2 4 3 2 4 2 4 3
5 Hertas F 2 3 3 2 3 4 3 4 2 4
Ungaran, Mei 2011
(......................................)
193
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Kelas Eksperimen )
Pertemuan Ke 2
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya / Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon Jawaban
Siswa lain
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas waktu
Etika Bertanya
Atas Tugas dari Guru
Menggali Informasi
Mengerjakan Soal
Kelompok I
1 Adinni V. 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2
2 Didik P. 2 4 3 3 3 4 2 2 4 3
3 Lisa Yulia 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3
4 Malik P. 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3
5 Septi I. 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4
6 Kartika 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4
Kelompok 2 4
1 Putriana 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3
2 Sage Tirta 2 2 4 4 3 4 3 3 4
3 Afifah 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 M. Abdul 2 4 4 3 2 3 4 3 3 3
5 Arif K. 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3
6 Yulita A. 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4
Ungaran, Mei 2011
(................................)
194
Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke 2
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban
Siswa lain
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
Kelompok 3
1 Hesti E 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4
2 Ali Ikhsan. 4 2 4 4 4 2 2 3 4 3
3 Indah P 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3
4 Pipit P. 4 3 4 2 3 4 4 3 4 2
5 Fita K. 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
Kelompok 1
1 Desi I. 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
2 Fernanda 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4
3 M. Arif 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Tiara K 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2
5 Yema U. 3 3 2 3 4 3 4 4 3 4
Ungaran, Mei 2011
(....................................)
195
Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke 2
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban Siswa lain
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
Kelompok 2
1 Iis Tiana 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3
2 Akhmad A. 4 2 3 3 4 3 2 2 3 3
3 Bagus N. 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3
4 Nugroho A. 4 3 2 4 2 2 3 3 4 2
5 Wininda 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3
Kelompok 3
1 Bryan 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3
2 Dyah R 4 4 3 2 4 3 4 3 2 4
3 Fahtu R 3 2 3 3 2 4 4 2 4 3
4 Fitria 3 4 2 4 3 4 4 3 2 3
5 Hertas F 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4
Ungaran, Mei 2011
(....................................)
196
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Kelas Eksperimen )
Pertemuan Ke 3
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya / Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon Jawaban
Siswa lain
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas waktu
Etika Bertanya
Atas Tugas dari Guru
Menggali Informasi
Mengerjakan Soal
Kelompok I
1 Adinni V. 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3
2 Didik P. 2 4 4 3 3 4 2 4 3 3
3 Lisa Yulia 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4
4 Malik P. 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3
5 Septi I. 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4
6 Kartika 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4
Kelompok 2 4
1 Putriana 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3
2 Sage Tirta 2 2 4 4 3 4 3 3 4
3 Afifah 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 M. Abdul 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4
5 Arif K. 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3
6 Yulita A. 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
Ungaran, Mei 2011
(....................................)
197
Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke 3
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban
Siswa lain
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
Kelompok 3
1 Hesti E 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4
2 Ali Ikhsan. 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3
3 Indah P 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3
4 Pipit P. 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
5 Fita K. 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3
3
Kelompok 1
1 Desi I. 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3
2 Fernanda 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4
3 M. Arif 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4
4 Tiara K 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3
5 Yema U. 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4
Ungaran, Mei 2011
(........................................)
198
Kelas Eksperimen
Pertemuan Ke 3
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban Siswa lain
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
Kelompok 2
1 Iis Tiana 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3
2 Akhmad A. 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3
3 Bagus N. 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3
4 Nugroho A. 4 3 2 4 4 3 4 3 4 4
5 Wininda 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3
Kelompok 3
1 Bryan 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3
2 Dyah R 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4
3 Fahtu R 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4
4 Fitria 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3
5 Hertas F 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4
Ungaran, Mei 2011
(.......................................)
199
Lampiran 25 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Kelas Kontrol )
Pertemuan Ke 1
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban
Siswa lain
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
1 Agung Priya 2 2 2 4 2 3 4 3 4 2
2 Anna Setya N 2 3 3 3 2 4 2 2 4 3
3 Anno Nugraha 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3
4 Arum Cahyanti 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3
5 Bayu Saputro 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4
6 Dedy Kurniawan 2 3 3 4 2 4 3 3 2 4
7 Dita Putri 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3
8 Eliyana K 2 3 2 3 3 3 4 3 3 4
9 Erlita Nuraiani 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
10 Fadil Rizki 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3
11 Faradhita W 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
12 Haryati 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4
13 Hensa Saputra 3 4 2 4 3 4 2 4 3 3
14 Ninong Pramdita 2 2 3 4 2 3 3 3 4 4
15 Ilham Wicaksono
2 2 2 3 2 4 2 2 3 3
16 Isma Kurniawan 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3
17 Kiki Dwi J 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2
18 Kurniawan C. 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3
19 Maifrita Indri 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2
20 M. Aziz 2 3 3 4 2 4 3 2 4 2
200
Kelas Kontrol
Pertemuan Ke 1
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat
Bertanya /
Menjawab Pertanyaan
Guru
Merespo
n Jawaban
Siswa
lain
Terhadap
Penyampaian Materi
oleh Guru
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas
Tugas dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjaka
n Soal
21 M. Fariz 2 2 2 4 2 3 4 3 2 3
22 Nurul Fathoni 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3
23 Okta Reviana 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2
24 Pangesti Y 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4
25 Reva Raihan 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3
26 Santoso P 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
27 Selviana P 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2
28 Shinta Septia 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3
29 Silvi Ayu 2 2 3 3 2 4 4 3 4 2
30 Vivin Dwi 2 3 2 3 2 3 4 4 3 4
31 Woro Kinasih 3 3 2 4 2 4 2 4 4 4
32 Wulan Maya 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3
Ungaran, Mei 2011
(............................................)
201
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Kelas Kontrol )
Pertemuan Ke 2
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban
Siswa lain
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
1 Agung Priya 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2
2 Anna Setya N 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3
3 Anno Nugraha 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4
4 Arum Cahyanti 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
5 Bayu Saputro 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3
6 Dedy Kurniawan 2 3 3 4 2 4 3 3 2 3
7 Dita Putri 2 3 3 2 2 4 2 3 2 3
8 Eliyana K 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3
9 Erlita Nuraiani 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
10 Fadil Rizki 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3
11 Faradhita W 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4
12 Haryati 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3
13 Hensa Saputra 3 2 2 4 3 4 2 4 3 4
14 Ninong Pramdita 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2
15 Ilham Wicaksono 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2
16 Isma Kurniawan 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3
17 Kiki Dwi J 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3
18 Kurniawan C. 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3
19 Maifrita Indri 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3
20 M. Aziz 2 2 3 4 2 4 3 3 3 2
202
Kelas Kontrol
Pertemuan Ke 2
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya / Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon Jawaban
Siswa lain
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas waktu
Etika Bertanya
Atas Tugas dari Guru
Menggali Informasi
Mengerjakan Soal
21 M. Fariz 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3
22 Nurul Fathoni 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3
23 Okta Reviana 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2
24 Pangesti Y 3 2 2 4 2 4 4 3 3 4
25 Reva Raihan 2 2 3 4 2 3 3 4 2 3
26 Santoso P 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
27 Selviana P 2 2 2 4 2 3 2 3 2 2
28 Shinta Septia 2 2 2 3 2 4 2 4 2 3
29 Silvi Ayu 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2
30 Vivin Dwi 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4
31 Woro Kinasih 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4
32 Wulan Maya 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3
Ungaran, Mei 2011
(............................................)
203
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
( Kelas Kontrol )
Pertemuan Ke 3
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya /
Menjawab Pertanyaan
Guru
Merespon
Jawaban Siswa lain
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Guru
Terhadap
Penyampaian Materi oleh
Siswa Lain
Atas
waktu
Etika
Bertanya
Atas Tugas
dari Guru
Menggali
Informasi
Mengerjakan
Soal
1 Agung Priya 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3
2 Anna Setya N 2 2 2 2 2 4 2 4 3 3
3 Anno Nugraha 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4
4 Arum Cahyanti 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4
5 Bayu Saputro 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2
6 Dedy Kurniawan 3 3 2 4 2 4 3 3 2 3
7 Dita Putri 2 3 3 2 2 4 2 3 2 3
8 Eliyana K 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2
9 Erlita Nuraiani 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3
10 Fadil Rizki 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3
11 Faradhita W 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4
12 Haryati 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3
13 Hensa Saputra 2 2 2 4 3 4 2 4 3 4
14 Ninong Pramdita 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2
15 Ilham
Wicaksono
2 2 2 3 2 4 2 2 3 2
16 Isma Kurniawan 2 3 3 4 2 4 3 2 3 3
17 Kiki Dwi J 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3
18 Kurniawan C. 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3
19 Maifrita Indri 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3
20 M. Aziz 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2
204
Kelas Kontrol
Pertemuan Ke 3
Aspek yang Diamati
Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Tanggung
Jawab Ketrampilan
Berpendapat Bertanya / Menjawab
Pertanyaan
Guru
Merespon Jawaban
Siswa lain
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Guru
Terhadap Penyampaian
Materi oleh
Siswa Lain
Atas waktu
Etika Bertanya
Atas Tugas dari Guru
Menggali Informasi
Mengerjakan Soal
21 M. Fariz 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3
22 Nurul Fathoni
3 3 2 4 3 2 2 4 3 3
23 Okta Reviana 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2
24 Pangesti Y 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3
25 Reva Raihan 3 2 3 4 2 2 3 4 2 3
26 Santoso P 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3
27 Selviana P 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2
28 Shinta Septia 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3
29 Silvi Ayu 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3
30 Vivin Dwi 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
31 Woro
Kinasih
3 3 3 4 2 3 2 4 3 3
32 Wulan Maya 2 2 2 4 2 4 3 4 3 3
Ungaran, Mei 2011
(............................................)
205
Lampiran 26
Hasil Analisis Deskriptif Prosentase
Aspek Afektif dan Psikomotorik
Kelas Eksperimen
No Kode
Skor Tiap Pertemuan Nilai Tiap Pertemuan Nilai Akhir
1 2 3 1 2 3
1 E-01 33 33 35 83 83 88 84
2 E-02 29 30 32 73 75 80 76
3 E-03 30 31 34 75 78 85 79
4 E-04 29 28 31 73 70 78 73
5 E-05 34 31 34 85 78 85 83
6 E-06 33 33 34 83 83 85 83
7 E-07 33 32 32 83 80 80 81
8 E-08 32 29 29 80 73 73 75
9 E-09 31 31 31 78 78 78 78
10 E-10 29 31 33 73 78 83 78
11 E-11 31 32 33 78 80 83 80
12 E-12 32 31 32 80 78 80 79
13 E-13 33 32 35 83 80 88 83
14 E-14 33 32 34 83 80 85 83
15 E-15 32 31 33 80 78 83 80
16 E-16 33 33 38 83 83 95 87
17 E-17 32 34 34 80 85 85 83
18 E-18 27 28 34 68 70 85 74
19 E-19 29 30 35 73 75 88 78
20 E-20 29 29 34 73 73 85 77
21 E-21 29 32 34 73 80 85 79
22 E-22 34 33 36 85 83 90 86
23 E-23 34 35 35 85 88 88 87
24 E-24 28 29 34 70 73 85 76
25 E-25 31 30 32 78 75 80 78
26 E-26 28 29 35 70 73 88 77
27 E-27 30 31 32 75 78 80 78
28 E-28 32 33 32 80 83 80 81
29 E-29 35 33 3 88 83 8 59
30 E-30 28 30 33 70 75 83 76
31 E-31 30 32 35 75 80 88 81
32 E-32 30 30 31 75 75 78 76
Jumlah 2525
Rata - rata 78.91
206
Lampiran 27
Hasil Analisis Deskriptif Prosentase
Aspek Afektif dan Psikomotorik
Kelas Kontrol
No Kode
Skor Tiap Pertemuan Nilai Tiap Pertemuan Nilai
Akhir 1 2 3 1 2 3
1 K-01 28 27 28 70 68 70 69
2 K-02 28 24 26 70 60 65 65
3 K-03 27 27 28 68 68 70 68
4 K-04 30 29 31 75 73 78 75
5 K-05 32 28 28 80 70 70 73
6 K-06 30 29 29 75 73 73 73
7 K-07 29 26 26 73 65 65 68
8 K-08 30 26 25 75 65 63 68
9 K-09 32 30 29 80 75 73 76
10 K-10 27 25 23 68 63 58 63
11 K-11 30 28 29 75 70 73 73
12 K-12 29 27 27 73 68 68 69
13 K-13 32 31 30 80 78 75 78
14 K-14 30 26 28 75 65 70 70
15 K-15 25 24 24 63 60 60 61
16 K-16 30 30 29 75 75 73 74
17 K-17 26 27 27 65 68 68 67
18 K-18 31 30 30 78 75 75 76
19 K-19 24 26 25 60 65 63 63
20 K-20 29 28 28 73 70 70 71
21 K-21 27 28 28 68 70 70 69
22 K-22 28 27 29 70 68 73 70
23 K-23 29 27 27 73 68 68 69
24 K-24 34 31 25 85 78 63 75
25 K-25 30 28 28 75 70 70 72
26 K-26 28 28 29 70 70 73 71
27 K-27 25 24 24 63 60 60 61
28 K-28 29 26 30 73 65 75 71
29 K-29 29 28 28 73 70 70 71
30 K-30 30 32 30 75 80 75 77
31 K-31 32 34 30 80 85 75 80
32 K-32 31 27 29 78 68 73 73
Jumlah 2255
207
Lampiran 28
Dokumentasi Proses Pembelajaran
KELAS EKASPERIMEN KELAS KONTROL
Pre Test
Guru Ceramah dengan Guru Ceramah dengan
Bantuan Macromedia Flash Bantuan Papan Tulis
208
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
Siswa Dikelompokkan ke dalam Siswa Mencatat Materi yang
Beberapa Kelompok Asal Disampaikan Guru
Setiap Anggota Kelompok Asal Siswa Mengerjakan Lembar
Mendapatkan Kartu Soal Sesuai Kerja Siswa ( LKS )
Pembagian Materi
209
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
-
Anggota Kelompok Asal dengan
Materi yang Sama Membentuk
Kelompok Ahli dan Berdiskusi
Guru Memberikan Bimbingan Secukupnya -
dalam Diskusi Setiap Kelompok Ahli
210
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
Siswa Kembali dalam Kelompok Asal -
dan Mempresentasikan Hasil Diskusi
dari Kelompok Ahli
Guru memberikan Pencerahan dan Guru dan Siswa Membahas
Membahas Soal Bersama Siswa dengan Soal Sekaligus Pencerahan
Bantuan Macromedia Flash dengan Bantuan Papan Tulis
211
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
-
Siswa Berkompetisi dalam
Mengerjakan Kuis
Guru Memberikan Penghargaan pada -
Kelompok Terbaik dalam Kuis
212
Lampiran 29
MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH
213
214
215
216