EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

14
EFEK KOMUNIKASI ANTARBUDAYA 1. Apa itu Efektivitas Komunikasi Antarbudaya Komunikasi antarmanusia, termasuk komunikasi antarbudaya, selalu mempunyai tujuan tertentu yakni menciptakan komunikasi yang efektif melalui pemaknaan yang sama atas pesan yang dipertukarkan. Secara umum, sebenarnya tujuan komunikasi antarbudaya antara lain untuk menyatakan identitas sosial dan menjembatani perbedaan antarbudaya melalui perolehan informasi baru, mempelajari sesuatu yang baru yang tidak pernah ada dalam kebudayaan, serta sekedar mendapat hiburan atau melepaskan diri. Komunikasi antarbudaya yang intensif dapat mengubah persepsi dan sikap orang lain, bahkan dapat meningkatkan kreativitas manusia. Menurut William Howell (1982), setiap individu mempunyai tingkat kesadaran dan kemampuan yang berbeda-beda dalam berkomunikasi antarbudaya. Tingkat kesadaran dan kemampuan itu terdiri atas empat kemungkinan, yaitu: 1) Seseorang sadar bahwa dia tidak mampu memahami budaya orang lain. Kesadaran ini dapat mendorong orang untuk melakukan eksperimen bagi komunikasi antarbudaya yang efektif. 2) Dia sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Kesadaran akan kemampuan itu dapat mendorong untuk memahami, melaksanakan, memelihara dan mengatasi komunikasi antarbudaya. 3) Dia tidak sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Dia sebenarnya mampu berbuat untuk memahami orang lain, dan mungkin orang lain menyadari perilaku komunikasi dia.

description

komunikasi efektif diktat

Transcript of EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Page 1: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

EFEK KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

1. Apa itu Efektivitas Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarmanusia, termasuk komunikasi antarbudaya, selalu

mempunyai tujuan tertentu yakni menciptakan komunikasi yang efektif

melalui pemaknaan yang sama atas pesan yang dipertukarkan. Secara

umum, sebenarnya tujuan komunikasi antarbudaya antara lain untuk

menyatakan identitas sosial dan menjembatani perbedaan antarbudaya

melalui perolehan informasi baru, mempelajari sesuatu yang baru yang

tidak pernah ada dalam kebudayaan, serta sekedar mendapat hiburan

atau melepaskan diri. Komunikasi antarbudaya yang intensif dapat

mengubah persepsi dan sikap orang lain, bahkan dapat meningkatkan

kreativitas manusia.

Menurut William Howell (1982), setiap individu mempunyai tingkat

kesadaran dan kemampuan yang berbeda-beda dalam berkomunikasi

antarbudaya. Tingkat kesadaran dan kemampuan itu terdiri atas empat

kemungkinan, yaitu:

1) Seseorang sadar bahwa dia tidak mampu memahami budaya orang

lain. Kesadaran ini dapat mendorong orang untuk melakukan

eksperimen bagi komunikasi antarbudaya yang efektif.

2) Dia sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Kesadaran

akan kemampuan itu dapat mendorong untuk memahami,

melaksanakan, memelihara dan mengatasi komunikasi antarbudaya.

3) Dia tidak sadar bahwa dia mampu memahami budaya orang lain. Dia

sebenarnya mampu berbuat untuk memahami orang lain, dan mungkin

orang lain menyadari perilaku komunikasi dia.

4) Dia tidak sadar bahwa dia tidak mampu menghadapi perbedaan

antarbudaya. Seseorang sama sekali tidak menyadari bahwa

sebenarnya dia tidak mampu menghadapi perilaku budaya orang lain.

Peraga 16.1 dapat memudahkan pembagian kesadaran dan

kemampuan seseorang dalam menghadapi perbedaan antarbudaya.

Page 2: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Peraga 16.1

Hubungan Atara Kesadaran dan Kemampuan Berkomunikasi

Antarbudaya

SADAR bahwa

TIDAK MAMPU

SADAR bahwa

MAMPU

TIDAK SADAR

Bahwa

TIDAK MAMPU

TIDAK SADAR bahwa

MAMPU

Peraga ini menunjukkan bahwa masalah efektivitas komunikasi

antarbudaya itu ditentukan pula oleh apakah setiap individu sadar bahwa

dia mampu berpikir, merasakan bahwa seluruh tindakan komunikasi

(action of communication) yang dia lakukan itu berhasil menciptakan

komunikasi yang efektif.

Efektivitas komunikasi antarbudaya meliputi:

5) Kemampuan seseorang untuk menyampaikan semua maksud atau isi

hati secara profesional sesuai dengan kemampuan dan kompetensi

yang dia tampilkan secara prima.

6) Kemampuan seseorang untuk berinteraksi secara baik, misalnya

mampu mengalihbahasakan semua maksud dan isi hatinya secara

tepat.

7) Kemampuan seseorang untuk menyesuaikan kebudayaan pribadinya

dengan kebudayaan yang sedang dihadapinya meskipun dia harus

berhadapan dengan pelbagai tekanan dalam proses adaptasi tersebut.

8) Kemampuan seseorang untuk memberikan fasilitas atau jaminan

bahwa dia bisa menyesuaikan diri atau bisa mengelola pelbagai

tekanan kebudayaan lain terhadap dirinya.

Kata kunci efektivitas komunikasi adalah, “Kemampuan seorang

komunikator untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan interaksi,

Page 3: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

relasi dan komunikasi di antara dua kebudayaan yang berbeda.”

Berdasarkan konsep tersebut di atas, maka uraian ini membahas suatu

pendekatan umum yang menerangkan sejauhmana pengaruh faktor-

faktor pribadi atau gaya komunikasi individu mampu memberikan

kontribusi atau bahkan memprediksi efektivitas komunikasi antarbudaya.

2. Aksioma Efektivitas Komunikasi Antarbudaya

Setiap orang yang berkomunikasi antarbudaya menginginkan hasil

yang efektif. Apabila konsep-konsep komunikasi antarbudaya digali lebih

dalam maka kita akan menemukan beberapa bentuk atau modus perilaku

komunikasi efektif yang relatif konstan, dimana:

9) Efektivitas komunikasi antarbudaya sangat dibutuhkan dalam

hubungan antarbudaya.

10) Efektivitas komunikasi antarbudaya sangat ditentukan oleh

dukungan iklim komunikasi yang positif.

11) Semua variabel penentu komunikasi antarbudaya harus dapat

diidentifikasi.

12) Tanpa keterampilan berkomunikasi secara efektif maka setiap orang

akan merasa diasingkan dalam hubungan antarpribadi,

Efektivitas Hubungan dan Komunikasi Antarbudaya

Efektivitas komunikasi terletak pada kepuasan seorang untuk

melakukan suatu tindakan simbolis tertentu yang menggambarkan tidak

hanya bermaksud atau gagasan melainkan juga motivasi untuk bertindak.

Efektivitas komunikasi antarbudaya didahului oleh hubungan

antarbudaya. Hubungan antarbudaya bukan terjadi sekilas tetapi terus

menerus sehingga kualitasnya berubah dan mengalami kemajuan ke arah

kualitas hubungan yang baik dan semakin baik. Kualitas itu mengemuka

ketika anda dapat membedakan pengalaman berhubungan antarbudaya

Page 4: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

dengan orang yang berbeda-beda, sehingga anda mengambil keputusan

untuk mewujudkan tindakan simbolis tertentu.

Efektivitas Komunikasi Antarbudaya dan Iklim Komunikasi

yang Positif

Gundykunst (1997) mengemukakan bahwa efektivitas komunikasi

antarbudaya kerap kali ditentukan oleh iklim komunikasi yang positif.

Menurut Harris dan Moran (1991), iklim komunikasi merupakan “pintu

gerbang” yang melapangkan proses komunikasi. Iklim komunikasi yang

positif akan mendukung fungsi komunikasi sedangkan iklim komunikasi

yang negatif akan menghambat fungsi komunikasi. Iklim komunikasi yang

positif maupun negatif itu ditentukan oleh tiga faktor berikut ini: (1) faktor

derajat kognitif; (2) perasaan positif; (3) tindakan yang menunjukkan

kemampuan.

Faktor Derajat Kognitif

Komunikasi antarbudaya mengharuskan setiap pelakunya berusaha

mendapatkan, mempertahankan dan mengembangkan aspek-aspek

kognitif bersama. Dengan kata lain, saya memahami “konsep diri” saya

yang meliputi; (1) identitas pribadi; dan (2) identitas sosial.

Identitas Pribadi meliputi aspek-aspek yang unik yang saya miliki. Saya

melihat diri saya yang ingin membaharui relasi antara saya dengan orang

lain. Identitas pribadi itu berasal dari pengalaman pribadi saya yang unik.

Sedangkan Identitas Sosial merupakan ciri khas kelompok budaya yang

saya peroleh dari pengalaman bergaul dengan kelompok budaya saya.

Aspek kognitif ini demikian penting untuk menghindari harapan-harapan

yang negatif dalam pergaulan antarbudaya. Cookies Stevhen (1985)

dalam Gundykunst (1991 :64) mengemukakan empat akibat negatif

interaksi antarbudaya:

13) Betapa orang sering cemas dan takut menampilkan konsep diri

(identitas pribadi atau identitas sosial). Orang selalu menyembunyikan

“keaslian” pribadi dan budaya di saat mereke berkomunikasi.

Akibatnya orang yang berkomunikasi ragu-ragu dan kurang

mengontrol setiap kata yang diucapkan, dan mungkin kurang mampu

menggunakan isyarat-isyarat non verbal.

Page 5: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

14) Orang sering merasa cemas dan takut kalau apa yang dia lakukan

berakibat negatif sehingga mengganggu relasi dengan orang lain.

Sering seseorang takut kalau orang lain akan memanfaatkan atau

menguasai diri kita.

15) Adakalanya orang sering merasa cemas dan takut kalau dievaluasi

oleh orang lain. Orang pun menjadi cemas dan takut kalau dia ditolak,

kurang disukai, kurang dihargai dan lain-lain.

16) Seseorang sering merasa cemas dan takut terhadap evaluasi dari

kelompok dia sendiri, akibatnya dia menjadi takut kalau dia dianggap

atau dinilai oleh anggota kelompoknya bahwa tampilan dirinya sangat

memalukan identitas sosial budaya.

Perasaan Positif (Possitive Feeling)

Komunikator dalam komunikasi antarbudaya perlu memelihara

perasaan positif, misalnya perasaan percaya, nyaman, aman, prihatin dan

mengurangi perasaan cemas. Perasaan positif dapat membantu seorang

komunikator untuk: (1) meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk

menyatakan pesan secara terbuka(disclosure); dan (2) kesadaran dan

kemampuan untuk berempati antarbudaya dalam mengembangkan

perasaan yang terlibat penuh dari hati k hati yang memudahkan

penyesuaian-penyesuaian antarbudaya.

Tindakan yang Menunjukkan Kemampuan

Kalau anda ingin iklim komunikasi itu positif maka anda harus bisa

menunjukkan tindakan positif itu secara verbal dan non verbal. Dengan

demikian, iklim positif harus didukung oleh tindakan yang

menggambarkan suatu tindakan bersumber dari:

17) Kebiasaan berperilaku tertentu, misalnya “script” yakni perilaku

yang otomatis, baik sebagai pernyataan atas identitas pribadi maupun

identitas kelompok budaya.

18) Kebiasaan untuk menggambarkan maksud komunikasi yang

diinginkan, bahwa apakah suatu tindakan komunikasi itu bersifat

Page 6: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

memberi informasi, memberi instruksi, atau sekedar menghibur atau

menyenangkan orang lain.

19) Kebiasaan untuk menggambarkan seluruh perasaan, emosi yang

kita miliki. Jadi ada tindakan simbolis untuk menyatakan bahwa kita

memiliki pengetahuan, pengalaman yang cukup, persepsi dan

perasaan yang positif terhadap sesama.

Identifikasi Variabel Komunikasi Antarbudaya

Pelbagai penelitian komunikasi antarbudaya selalu mempersoalkan

variabel-variabel komunikator, komunikan, pesan, media, efek atau

umpan balik, serta konteks komunikasi. Komunikator – Kita bicara

mengenai tiga kompenen penting bagi penciptaan kompentensi

komunikator, yakni motivasi berkomunikasi antarbudaya, pengetahuan

dan keterampilan berkomunikasi antarbudaya. Pesan – Kita bicara tentang

pesan dalam komunikasi antarbudaya yaitu pesan yang berisi maksud,

pikiran dan gagasan seorang komunikator. Pesan-pesan itu bisa

berbentuk verbal dan non verbal yang dapat dipahami bersama. Media –

Kita berbicara mengenai media antarbudaya, yang oleh komunikator

dapat dilakukan melalui pemilihan media yang menghubungkan

perbedaan dua atau lebih budaya. Komunikan – Kita berbicara mengenai

komunikan, yakni sasaran komunikasi yang berbeda kebudayaan dengan

komunikator. Efek – Kita bebicara tentang efek atau umpan balik

komunikasi antarbudaya berarti berbicara tentang bentuk-bentuk dari

dampak. Kita bicara tentang konteks/ setting komunikasi antarbudaya,

yakni bentuk-bentuk komunikasi yang berbeda satu sama lain karena

peranan dan fungsi unsur-unsur komunikasi.

Keterampilan Komunikasi dan Manusia Terisolaso

Ada empat faktor yang membentuk keterampilan berkomunikasi

antarbudaya, yakni: (1) bagaimana mengubah diri menjadi lebih sadar

tentang hakikat interaksi antarbudaya; (2) bersikap toleran terhadap

interaksi dan pesan-pesan yang seringkali bersikap mendua; (3) bersikap

empati; dan (4) kemampuan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian

dalam interaksi antarbudaya.

Page 7: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

3. Bagaimana Menerangkan Efektivitas Antarbudaya

Hammer (1989), Ruben 1977, Olebe dan Koester 1989, Wiseman

Hammer dan Nishida 1989, Dinges dan Lieberman 1989, Kealey 1989

mengemukakan bahwa paling tidak ada dua faktor yang paling

berpengaruh terhadap komunikasi antarbudaya, yakni (1) variabel kognitif

dan (2) variabel gaya pribadi; dan (3) variabel-variabel lain.

Variabel Kognitif

Seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi, melaksanakan

komunikasi antarbudaya secara intensif hanya jika dia mempunyai

apresiasi terhadap pekerjaan dan tugas yang dibebankan kepadanya.

Yang terpenting adalah bagaimana dia menampilkan kekuatan untuk

membangun kebudayaan pribadinya melalui gaya antarpribadi, dan

kerjasama antarbudaya.

Variabel Gaya Pribadi

Studi self-oriented itu mengacu pada pendapat Kealey bahwa

komunikasi antarbudaya yang berdasarkan orientasi diri dapat mengubah

efektivitas komunikasi menjadi komunikasi yang disfungsional. Beberapa

bentuk gaya pribadi berikut ini sering kali tampil dalam komunikasi

antarpribadi.

20) Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah suatu perasaan superior atau keunggulan dari

suatu kelompok orang yang menganggap kelompok lain lebih inferior

dan kurang unggul.

21) Toleransi, Sikap Mendua dan Keluwesan

Komunikasi antarbudaya mengandung sifat mendua, karena kita

menghadapi dua ketidakpastian kebudayaan, yakni kebudayaan

sendiri maupun kebudayaan orang lain.

22) Empati

Dengan tindakan empati dimaksudkan agar anda mulai mengerti dan

memahami orang lain “dari dalam”, dar kerangka pikir (gagasan yang

dia komunikasikan), perasaan dan perbuatan (Rogers, 1983).

23) Keterbukaan

Page 8: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Dengan keterbukaan bukan berarti bahwa setiap orang harus

membuka diri seluas-luasnya, namun membuka kesempatan untuk

sama-sama mengetahui informasi tentang diri maupun tentang lawan

bicara.

24) Kompleksitas Kognitif

Secara umum dapat dikatakan bahwa kompleksitas kognitif individu

membuat seseorang semakin akurasi menentukan dan

mengembangkan kesan terhadap orang lain.

25) Kenyamanan Antarpribadi

Pelbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kita dapat merasa

hubungan antarpribadi dalam keadaan nyaman dan tenang jika

perasaan itu dikaitkan dengan penyesuaian interaksi antarbudaya dari

taraf minimum hingga ke taraf yang maksimum.

26) Kontrol Pribadi

Efektivitas komunikasi antarbudaya sangat tergantung pada

sejauhmana anda mengontrol pribadi terhadap lingkungan sekitar.

Peraga 16.1

Model Kemampuan Komunikasi Antarbudaya

Kondisi pendahulu dihubungkan oleh efektivitas

yang

iklim komunikasi dihasilkan

Peraga 16.1 di atas menunjukkan bahwa efektivitas yang dihasilkan

dalam suatu tugas antarpribadi ditentukan oleh penciptaan efisiensi

tugas dan relasi antarpribadi. Namun hasil akhir itu harus didukung

oleh iklim komunikasi (communication sphere).

27) Kemampuan Inovasi

Gaya pribadi dan pengetahuan tentang budaya

– Sistem kepribadian– Sistem antarpribadi– Sistem sosial– Sistem budaya

organisasi– Sistem budaya makro

– Efisiensi tugas

– Relasi antar-pribadi

Page 9: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Jika konsep inovasi dihubungkan dengan difusi (Everet M. Rogers)

maka kemampuan inovasi meliputi kemampuan seorang yang kita

sebut inovator guna menerima dan menyebarluaskan informasi yang

kemudian dengan metode dan teknik tertentu disebarluaskan ke

sasaran yang dituju.

28) Harga Diri

Betapa sering ketika seorang komunikator berkomunikasi dengan

seorang komunikan dari suatu kebudayaan lain maka komunikator

berada dalam keadaan ambigu. Kerapkali dia mempertahankan harga

dirinya. Manakala pertahanan harga diri itu makin tinggi maka

komunikator makin sulit berkomunikasi dengan komunikan, sebaliknya

juga, jika perasaan “rendah diri” menyelimuti komunikator maka

keadaan psikologis itu dapat menghambat komunikasi antarbudaya.

29) Keprihatinan dan Kecemasan Komunikasi

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keprihatinan

terhadap komunikasi maka semakin rendah efektivitas komunikasi

antarbudaya (Dodd, 1987)

Variabel-variabel Lain

Variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi efektivitas komunikasi

antarbudaya adalah komunikasi antarpribadi, keramahtamahan, motivasi,

akulturasi, umur, pekerjaan, keanggotaan dalam suatu organisasi,

kemampuan berbahasa (Kim, 1977).

1) Faktor Keramahtamahan

Kata-kata yang anda gunakan saat pertama kali berjumpa dengan

seseorang sangat menentukan keseluruhan kesan yang anda buat,

orang menilai anda: ramah atau tidak ramah.

2) Faktor Motivasi

Pelbagai fakta menunjukkan bahwa keberhasilan komunikasi

ditentukan oleh orang yang memperhatikan faktor-faktor psikologis,

atau memperhatikan faktor-faktor apa yang mendorong komunikasi.

Beberapa di antaranya adalah harapan-harapan, keinginan, kebutuhan

Page 10: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

yang memerlukan bantuan orang lain sehingga membuat kita dapat

berkomunikasi antarbudaya.

3) Faktor Akulturasi

Dalam sosiologi kita kenal ada akulturasi yang bersifat antagonistik,

bilateral, terkontrol, akulturasi langsung, bahasa, marginal, terencana,

dan akulturasi unilateral. Apapun namanya, ternyata akulturasi

berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi antarbudaya. Hal ini

karena proses perubahan dan penerimaan tidak berlangsung secara

menyeluruh.

4) Faktor Umur

Dalam beberapa kebudayaan, penghargaan antarmanusia sangat

ditentukan oleh umur. Perbedaan usia tidak saja menghambat

komunikasi antarpribadi yang berbeda jenis kelamin tetapi juga yang

berjenis kelamin sama.

5) Faktor Pekerjaan

Faktor pekerjaan turut menghambat efektivitas komunikasi. Pada

masyarakat yang secara ketat membagi pekerjaan atas “kerah putih”

(white colour job) dengan “kerah biru” (blue colour job) maka

hubungan antarpekerja sangat ditentukan oleh aturan-aturan

organisasi.

4. Adaptasi Perilaku Komunikasi ke dalam Efektivitas

Antarbudaya

Ada 3 sasaran komunikasi antarbudaya yang selalu dikehendaki dalam

proses komunikasi antarbudaya, yakni agar kita berhasil melaksanakan

tugas-tugas yang berhubungan dengan orang-orang dari latar belakang

kebudayaan yang berbeda, agar kita dapat meningkatkan hubungan

antarpribadi dalam suasana antarbudaya, dan terakhir agar tercapai

penyesuaian antarpribadi. Pertanyaannya adalah bagaimana

mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya? Bagaimana

anda tampil secara baik dalam konteks antarbudaya?

Page 11: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

1) Anggaplah beban komunikasi yang sedang anda lakukan itu adalah

milik anda.

2) Cobalah untuk melihat kondisi tampilan luar.

3) Pandai-pandailah melihat variasi komunikasi yang dibangun oleh

persepsi kelompok, keluarga, kawan, media, dan lembaga pendidikan

yang meneruskan informasi yang mempengaruhi kita.

4) Temukan langkah atau cara-cara berkomunikasi yang mempengaruhi

isi yang kemudian mempengaruhi hubungan.

5) Batasilah pandangan, perasaan dan bahkan kebudayaan anda dari

perasaan asing ke dalam perasaan kolektif atau kebersamaan.

6) Tatkala suatu unit perilaku yang negatif itu muncul dari kelompok

tertentu maka anda harus bekerja atau menampilkan hal yang

seimbang dengan apa yang harus anda tampilkan.

7) Hindari dominasi anda dalam percakapan, dengarkan sewaktu anda

berkomunikasi dengan kelompok.

8) Ungkapkan pesan-pesan verbal dan non verbal anda secara konsisten.

Tabel 16.1

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang Tidak Efektif Sangat memperhatikan manusia

dan kurang memperhatikan tugas

Hanya sedikit memperhatikan kepentingan diri

Etnosentrisme rendah Toleransi tinggi terhadap situasi

yang mendua Empati tinggi, sangat

mendengarkan Keterbukaan tinggi, dogmatis

yang rendah Kognitif yang kompleks Puas dengan relasi antarpribadi,

percaya

Kontrol pribadi tinggi, sikap fatalisme rendah

Lebih memperhatikan tugas dan kurang memperhatikan manusia

Banyak memperhatikan diri

Etnosentrisme tinggi Toleransi rendah terhadap situasi

yang mendua Empati rendah, kurang

mendengarkan Kurang terbuka, dogmatis yang

tinggi

Kognitif yang sederhana Kurang nyaman dalam relasi

antar-pribadi, kurang percaya Kontrol pribadi yang rendah dan

sikap fatalisme tinggi Sikap inovasi yang rendah, harga

Page 12: EFEK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Sikap inovasi yang tinggi, harga diri tinggi

Keprihatinan terhadap komunikasi tinggi

diri rendah Keprihatinan terhadap

komunikasi rendah