EASE Magazine October Issue

26
1

description

EASE Magazine edisi 11, Oktober 2013: "Mendukung Perkembangan Mindset Entrepreneurship Lewat Leadership" The platform of AIESEC Bandung to showcase and to engage youth activities. The main focus of this magz are leadership, management, and youth related topic. Open for contribution for all AIESEC Bandung members (contact: [email protected])

Transcript of EASE Magazine October Issue

Page 1: EASE Magazine October Issue

1

Page 2: EASE Magazine October Issue

How’s life treating you this month, EASE reader?

Finally, EASE Magazine has released October issue! Yeay! Who’s ready for this? :D

Bulan Oktober ini bisa dibilang sebagai bulan yang penuh agenda acara penting dan menarik, serta ber-

manfaat juga lho! Penasaran acara-acara apa sajakah itu yang kami maksud?

Pada EASE Magazine edisi kali ini, kami menyajikan berbagai macam liputan menarik untuk kalian. Mulai dari bagaima-

na serunya acara Management Board Conference (MBC) AIESEC Indonesia di Bandung, di mana pada tanggal 10-14 Oktober lalu ada banyak AIESECers dari berbagai kota di Indonesia yang datang ke Bandung untuk menghadiri MBC tersebut. Kemudian ada berita mengenai Local Committee President AIESEC Bandung, Bimo Agung yang menceritakan tentang pengalamannya ikut serta dalam

AIESEC International Congress di Egypt bulan Agustus lalu, sampai cerita mengenai AIESEC Bandung yang diundang ke

Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation 2013 di Bali awal bulan ini!

Edisi kali ini juga akan membahas seputar serunya festival musik tahunan Java Soulnation yang diadakan untuk yang keenam kalinya pada tahun ini selama tiga hari, yakni pada 4-6 Oktober lalu. Oh, dan bagi kalian para penyuka es krim, ada juga liputan tentang rekomendasi tempat makan es krim di Bandung yang oke banget di rubrik “Day to Play!” :D

So, pasti sudah tidak sabar kan kalian untuk membuka hala-man-halam selanjutnya dalam EASE Magazine October issue ini kan?

Here it is! Enjoy this issue and happy reading!

AIESECly yours,

Chacu

p.s : diet kantong plastik yuk! :-)

OCT

OBE

Ren

ce! ;

)

2Le

tter

s fr

om E

dito

r

Page 3: EASE Magazine October Issue

CEO Afifa Urfani

Editor in Chief Khoirunnisa Chacu

Managing Director Damianus Andreas

Creative Director Jonathan Adrian

Reportation Team Firda FirdausNovia MesayualizaJazman BariziNadira KusaeniLucia Retno

AIESEC LC BandungJalan Tubagus Ismail No. 40, Lt. 2

Bandung, Jawa Barat 40132

www.aiesecbandung.org

@aiesecbandung

EASEREDAKSI

KONTEN

What’s Going On

AIESEC Alert

Eye Spy

Blast Off

Focus

Day to Play

Wanderlust

AIESECer of the Month

Insight

Straight Forward

5

8

10

12

16

19

20

22

24

26

3Contents

Page 4: EASE Magazine October Issue

Damianus Andreas (@_omii)

Firda Firdaus (@FirdaFirdaus)

Amanda Putri(@amndputri)

Iqbal Ardiansyah (@iqbibal)

Lucia Retno (@Luciastr)

Khoirunnisa Chacu (@Cichacu)

THE WRITERS

COVER MODELTobia SianturiAclesia Marta

FotograferJonathan Adrian

4Co

ntrib

utor

s

Page 5: EASE Magazine October Issue

Management Board Conference 2013 has been conduct-ed successfully in Hotel Karang Setra, Bandung in 10-13

October 2013! This conference awesomely gathered more than 360 delegates with 12 facilitators to unleash the potential for breakthrough. Thanks to the OC Team

and Fiona Mackenzie as the chair of this MBC 2013!

“Serba-Serbi dari MBC 2013”

5W

hat’s Going O

n

Page 6: EASE Magazine October Issue

6W

hats

Goi

ng O

n?

Page 7: EASE Magazine October Issue

Kamis, 3 Oktober 2013 lalu adalah konferensi pers kedua

untuk Java Soulnation Festival (JSF) di Airman Planet Lounge, Hotel Sultan. Setelah dibuka dengan tiga buah lagu yang dibawakan oleh Chef Special, band asal Belanda yang juga akan tampil di panggung JSF, muncul para pembicara dari konferensi pers ini, yaitu Dewi Gontha, Paul Dankmeyer, dan Eki dari Java Festival Production, Ari Budiman (Kepala Dinas Pariwisata), dan ditambah perwakilan dari sponsor JSF sendiri yaitu, LA Lights dan Indosat.

Secara garis besar, Dewi Gontha, Direktur Utama Java Festival Production, menyatakan bahwa penyelenggaraan JSF yang ke-6 ini akan

menghadirkan banyak hal special. Salah satunya adalah ditiadakannya tiket khusus (tambahan) untuk menyasikan special show. Dewi juga memaparkan masalah mengenai tantangan baru yang dihadapi untuk biaya acara musik seperti JSF, karena kebijakan pemerintah yang mulai berlaku tahun depan, dimana perusahaan rokok tidak diperbolehkan lagi menjadi sponsor mulai tahun depan dan banyak batasannya. Program Director Java Festival Production, Paul Dankmeyer, menegaskan pesan dari Dewi bahwa untuk membawa bakat dari seluruh dunia, masalah biaya pada akhirnya merupakan hal yang paling penting.

Arie Budiman di sana mengutarakan mengenai dirinya yang terkesan

dengan peningkatan pemain Internasional yang datang sepanjang 2013 dan sedikit mengenai pembatasan sponsor rokok. Pihak dari LA Lights mengutarakan kesannya dalam bekerjasama dengan Java Festival Production selama tiga tahun dan berharap kalau tahun ini bukan menjadi tahun terakhirnya dalam memberikan sponsor kepada acara musik yang sangat populer ini. Di sisi lain, Indosat memaparkan mengenai akses WiFi gratis yang disediakan di seluruh tempat Istora Senayan pada saat JSF berlangsung dan project nya dalam bidang musik yang ingin memecahkan rekor MURI, untuk kategori “lagu yang disertai oleh instrumen paling banyak”.

Selama press conference berjalan, Karmin, Far East Movement, dan tentunya Chef Special yang akan tampil di panggung JSF juga diundang untuk bicara sebentar dan diberi pertanyaan oleh media mengenai kesan dan pesan selama di Indonesia serta berapa lagu yang akan dibawakan di JSF.

JSF siap diselenggarakan pada tanggal 4,5,dan 6 Oktober 2013 dengan menampilkan berbagai musisi dari dalam negeri yaitu, Raisa, Tulus, Souljah, Jamie Aditya, dan lainnya, serta musisi dari luar negeri, termasuk di dalamnya adalah Macy Gray, All-4-One, Mamas Gun, Shane Filan, melalui empat panggung di area Istora Senayan, Jakarta.

(Firda Firdaus)

Press Conference,

Java Soulnation

Festival 2013

7W

hat’s Going O

n

Page 8: EASE Magazine October Issue

8A

IESE

C A

lert

Page 9: EASE Magazine October Issue

Setelah sebelumnya AIESEC sukses menyelenggarakan

kongres internasional di Moskow, tahun ini kongres internasional AIESEC ke-65 diselenggarakan di Sharm El Sheikh Mesir, 16-25 Agustus 2013 lalu. AIESEC International Congress adalah sebuah kongres internasional tahunan yang diselenggarakan AIESEC sejak tahun 1949. AIESEC Internasional Congress merupakan salah satu konferensi pendidikan terbesar di dunia. Penasaran seperti apa acaranya? Keep reading to know the hype!

AIESEC International Congress 2013 tahun ini menyatukan lebih dari 800 pemimpin muda dari 126 negara untuk bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai isu-isu global yang paling relevan terkait masalah yang mempengaruhi dunia saat ini. Keren banget kan? Salah satu peserta dari ajang kongres internasional tersebut adalah Agung Bimo Listyanu selaku Local Committee President AIESEC Bandung 13/14. Pria yang biasa dipanggil Bimo adalah salah satu dari beberapa delegasi asal Indonesia yang hadir dalam kongres bergengsi bertaraf internasional tersebut. Menurut Bimo, International Congress 2013 itu inspiring banget, terutama bagaimana AIESEC International dan AIESEC Egypt sukses

menyelenggarakan acara ini ditengah kerusuhan yang sedang happening di Cairo.

Tema kongres tahun ini adalah “Celebrate Leadership”, rangkaian acaranya meliputi Global Village & Egyptian Talk, dan disaat yang bersamaan ada Global Youth Voice 2013 dan Global Alumni Conference 2013 (konferensi untuk alumni AIESEC). Dan terdapat empat speakers dalam International Congress 2013 yaitu: Dalia Bassiouny, Bahia Shehab, Tarek El Borollossi, Tahrier. Ke empat speakers tersebut membahas mengenai isu global seperti isu budaya dan leadership.

Menurut Bimo, manfaat yang paling besar dari kongres ini adalah networking dan showcasing. Networking berguna untuk membangun hubungan baik dengan Local Committee AIESEC dari negara lain. “Bisa bertemu dan berkenalan langsung dengan Local Committee President di banyak negara itu sesuatu yang menyenangkan, jadi punya banyak koneksi orang hebat deh” begitu kata Bimo. Kongres ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan AIESEC LC Bandung di mata dunia. Kegiatan ini dilakukan pada saat kegiatan Global Village berlangsung, dimana semua representative dari setiap negara menunjukkan budaya negara asalnya.

Lucu-lucu banget, ada yang dengan lengkap memakai baju dan alat musik tradisional negaranya loh. Bimo dan team dari Indonesia menggunakan batik dan juga membawa angklung, wah kerasa banget Indonesia nya ya! Selain itu, kongres internasional tahun ini juga menghasilkan statement bahwa sebagai AIESECer, kita dituntut untuk bisa create ‘Leadership in Every Experience’. Jadi, kita harus selalu menanamkan jiwa leadership baik sebagai anggota maupun exchange participants di AIESEC. It sounds challenging!

Overall, AIESEC International Congress 2013 di Egypt tahun ini membawa banyak manfaat bagi pada delegatesnya. Selain dari segi networking dan experience, delegates juga jadi mengetahui kondisi Mesir yang sebenarnya, bahkan tetep bisa travelingan!

(Khoirunnisa Chacu)

9A

IESEC Alert

Page 10: EASE Magazine October Issue

Setelah single pertama “We Can’t Stop” dari albumnya yang bernama “Bangerz” yang cukup

upbeat, kali ini Miley mengeluarkan single keduanya yang berjudul “Wrecking Ball”. Beda dengan single pertamanya, lagunya kali ini justru dikemas kental dengan music ballad yang lembut dan vocal Miley sendiri yang sangat berkarakter. Liriknya yang bercerita tentang seseorang yang mengalami patah hati membuat lagu ini semakin kuat dan langsung meluncur ke peringkat pertama di Billboard, menggeser posisi Katy Perry. Dilihat dari liriknya, lagu ini sering dihubung-hubungkan dengan cerita cinta Miley yang katanya diputuskan oleh tunangannya, Liam Hemsworth. Video klip lagu ini juga telah diliris, dan video ini menjadi sangat kontroversial karena Miley tampil telanjang di dalamnya. “Jika semua orang dapat lebih sedikit memasuki imajinasi mereka dan benar-benar melihat arti dari video ini yang sangat rentan, dan jika mereka melihat mata saya, saya terlihat jauh lebih sedih dari suara rekaman lagu ini, karena jauh lebih susah untuk membuat video ini daripada merekam lagunya. Hal itu merupakan lebih dari sebuah pengalaman emosional.” komentar Miley terhadap video klipnya. Album “Bangerz” akan dirilis pada tanggal 8 Oktober 2013 dengan 13 lagu dan di dalamnya, Miley berkolaborasi dengan Pharrel, Future, dan Will.I.Am dari segi material, serta Britney Spears, Nelly, dan Big Sean di lagunya.

(Firda Firdaus)

Bagaimana sih rasanya kerja di salah satu perusahaan terbesar di dunia? Owen Wilson

dan Vince Vaughn, yang kembali dipasangkan setelah kesuksesannya di film “Wedding Crasher” tahun 2005, punya jawabannya di film “The Internship”. Film yang bercerita tentang dua orang salesman jam tangan yang baru saja dipecat ini, Billy (Vince Vaughn) dan Nick (Owen Wilson) sadar bahwa selama ini mereka sudah ketinggalan zaman di era sosial media. Akhirnya mereka memutuskan untuk ikut program magang di Google dan bisa berkesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di sana, yang tentunya sangat sulit, karena saingan mereka adalah anak-anak muda yang sangat berbakat, sedangkan

Music Review:

“Wrecking Ball”by Miley Cyrus

Movie Review:

THE INTERNSHIP

10Ey

e Sp

y

Page 11: EASE Magazine October Issue

Ingin tahu informasi mengenai kuliner yang lagi hits, tempat asik untuk traveling, review buku, movies, musik, ataupun konser? Kamu bisa liat semua itu di blog milik Ve Handojo. Blog yang dibuat dari bulan Desember 2011 ini disajikan dalam bahasa Inggris, namun sesekali ada juga yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Selain menulis reviews dan reports mengenai beragam hal, Ve juga suka menulis mengenai hal random tentang kehidupan

ataupun puisi. Selain itu, ia juga pernah membuat kontes menulis berhadiah yang dapat diikuti oleh pembacanya. Tulisannya dikemas dengan sangat menarik dan enak untuk dibaca walaupun panjang. Ve Handojo adalah seorang freelance writer dan creative consultant. Ia biasa menulis di beberapa media cetak, antara lain, The Jakarta Globe, ELLE (Indonesia), dan FRV Travel.

(Firda Firdaus)

usia mereka berdua sudah menginjak 40-an. Film komedi yang tayang pada tanggal 4 September 2013 di Jakarta ini, sukses mengocok perut penonton dengan kesenjangan aneh antara Nick dan Billy yang sangat old-fashioned, dengan para geek dan nerd muda yang pintar, ambisius, dan jago programming. Meskipun ceritanya agak mudah ditebak, banyak hal yang dapat diambil dari film ini, terutama dari dua tokoh utamanya, yaitu bagaimana melihat sesuatu dari sisi lain, menyesuaikan diri dengan hal-hal masa kini, dan masih banyak lagi. (Firda Firdaus)

Blog Review:

Ve Handojo “Reviews, Reports, Ramblings.”

www.vehandojo.wordpress.com

“ Life is that station wagon. Sometimes it’s gonna throw you through the wind-

shield, crack your skull wide open, maybe even break your heart. But every once in awhile, it’s gonna drop a Sally Morgan in

your backseat.”

11Eye Spy

Page 12: EASE Magazine October Issue

Java Soulnation Festival kembali digelar untuk yang keenam ka-

linya tahun ini. Seperti di tahun-ta-hun sebelumnya, para musisi yang beraliran musik R&B, soul, hip-hop dan bahkan electronic, baik dari da-lam negeri maupun luar negeri, turut meramaikan acara yang diselengga-rakan di bawah naungan Java Festi-val Production ini. Untuk musisi dari luar negeri, bisa disebut nama-nama seperti Nelly, Ashanti, Akon, hingga Robin Thicke, yang pernah menjadi headliner Java Soulnation Festival di tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan tampilnya musisi-musisi dari dalam negeri seperti Tangga, Bayu Risa, Dira Sugandi, hingga Maliq & D’Essentials sudah bukanlah barang asing di festi-val musik ini.

Tahun ini, Java Soulnation Festival diselenggarakan selama 3 hari ber-turut-turut, yakni pada 4, 5, dan 6

Oktober 2013. Selain itu, tempat diselenggarakannya pun juga masih di Istora Senayan, Jakarta, sama sep-erti pada tahun-tahun sebelumnya. Para musisi sekaliber Macy Gray, Far East Movement, Dira Sugandi, Raisa, Tulus, All-4-One hingga Karmin pun beraksi di sini tahun ini. Selama tiga hari itu pun Istora Senayan menjadi layaknya surga bagi para penikmat musik musik R&B/soul. Total terdapat empat panggung dan ada sebanyak 38 musisi yang tampil selama festival berlangsung

Di hari pertama Java Soulnation Fes-tival 2013, mereka yang datang di-manjakan dengan suguhan penampi-lan dari Tulus, Aditya, Agrikulture, Karmin, hingga Far East Movement. Bisa dibilang, Karmin dan Far East Movement lah yang menjadi pencu-ri perhatian di hari pertama itu. Di penampilan perdananya di Indonesia ini, Karmin yang beranggotakan Amy Heidermann dan Nick Noonan, mem-

bawakan 12 buah lagu mereka di LA Lights Main Stage selama 60 menit. Duo asal Amerika Serikat yang popul-er dengan lagu-lagunya seperti, “Aca-pella,” “Brokenhearted,” dan “Hello” ini selalu menyapa penonton yang menyaksikan penampilan mereka, di sela-sela lagu yang mereka bawakan.

Sementara itu, penampilan band be-raliran electro-dance, Far East Move-ment, yang menjadi penutup di hari pertama telah mampu mengubah suasana di panggung LA Lights Main Stage yang berada di area indoor Is-tora Senayan menjadi sebuah arena dansa. Lagu-lagu hits mereka, seperti “Like a G6,” “Rocketeer,” hingga “Turn Up the Love” dibawakan malam itu. Selain itu, mereka juga membawakan lagu “Numb” milik Linkin Park, “No One” milik Alicia Keys, hingga “So Whatcha Want” milik Beastie Boys yang pastinya sudah mereka remix. Video mapping serta tata lampu yang meriah menjadi aspek penambah ke-semarakan penampilan mereka. Mer-eka pun tampak menikmati penampi-lan mereka di Jakarta, bahkan Kev Nash, salah seorang personil dari Far East Movement sempat mengucap-

Warna-Warni Gebyar Temu Dengar Seni Musik Java Soulnation 2013

12Bl

ast O

ff

Page 13: EASE Magazine October Issue

kan, “Jakarta! It’s been too long. We are so happy to be back in Indonesia!”

Hari Kedua

Di hari kedua, penonton dimanjakan oleh penampilan-penampilan dari Raisa, Jamie Aditya, Chef’Special, Bayu Risa, Mamas Gun, dan masih banyak lagi. Ada yang menarik di hari kedua ini, yakni adanya penampilan dari sebuah project dari L.A. Lights Music yang dinamakan “The Time Capsule.” Project ini mengajak para penonton untuk melintasi perjalanan musik pop mulai dari tahun ‘50-an hingga sekarang ini. Ada 17 musisi da-lam negeri yang terlibat dalam project ini, dan mereka pun membawakan sebanyak 51 lagu, yang berasal dari zaman Elvis Presley hingga Bruno Mars. Penampilan tersebut pun tak tanggung-tanggung, mulai dari as-pek multimedia, koreografi, hingga kostum para musisinya menyesuaikan dengan zaman saat lagu yang mereka bawakan itu muncul.

Selain itu, penampilan-penampilan dari Raisa, Lala, Alphamama dan Go

Chic juga mampu menarik perhatian para penonton yang hadir di hari kedua. Selain paras cantik mereka, penampilan yang atraktif serta lagu-lagu yang mereka bawakan pun juga menambah kesemarakan Java Soul-nation Festival 2013 di hari kedua. Akan tetapi ketika band asal Inggris tampil, dan menutup hari kedua tersebut, jumlah penonton yang had-ir di L.A. Lights Main Stage tidak ban-yak. Itu terlihat dari bagian belakang dan tribun yang bisa dibilang cend-erung kosong, tidak seperti saat Far East Movement tampil di panggung yang sama di hari sebelumnya.

Namun meski begitu, para personil Mamas Gun pun seperti tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi tersebut. Mereka tetap tampil membawakan lagu-lagu hits mereka seperti “You Are The Music,” “Finger On It,” dan tak ketinggalan “Pots of Gold.” Bah-kan alunan musik soul dan funk yang mereka bawakan saat tampil, mampu mengajak para penonton yang meski-pun jumlahnya tak banyak itu untuk berjoget serta bernyanyi bersama. Andy Platts dan kawan-kawan pun juga mempertontonkan permainan

penuh skill mereka masing-masing di atas panggung. Secara keseluruhan jumlah penonton yang hadir di hari kedua juga terlihat menurun diband-ingkan dengan hari sebelumnya.

Hari Ketiga

Bisa dibilang hari ketiga ini adalah hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh para pecinta musik ‘90-an. Itu bisa dilihat dari headliners pada hari itu, yakni All-4-One dan Macy Gray. Grup band asal California, Amerika Serikat, yang beranggotakan Jamie Jones, Dellious Kennedy, Alfred Neva-rez, dan Tony Borowiak itu adalah ido-la para remaja di era 90-an. Lagu-lagu mereka seperti “So Much In Love,” “I Can Love You Like That,” dan “I Swear” merupakan lagu-lagu roman-tis yang sempat menjadi hits di per-tengahan tahun 90-an. Bahkan pada tahun 1995 mereka meraih Grammy Awards di kategori Best Pop Perfor-mance by a Duo or Group with Vocal untuk lagu “I Swear.”

Tak heran, ketika All-4-One tampil di L.A. Lights Main Stage terlihat begitu

13Blast O

ff

Page 14: EASE Magazine October Issue

banyak penonton yang ikut bernyanyi bersama, bernostalgia dengan lagu-lagu hits mereka. Sekitar pukul 21.30 WIB mereka membuka penampilan mereka di hari ketiga Java Soulna-tion Festival 2013 dengan langsung membawakan lagu mereka dari ta-hun 1995, “I Can Love You Like That.” Dengan mengenakan setelan jas rapi, kuartet ini langsung mampu mem-buat para penonton yang hadir berte-riak histeris. Kemudian berturut-turut mereka membawakan lagu-lagu sep-erti “So Much In Love,” “Something About You,” dan “These Arms.”

Ada yang menarik dari penampi-lan All-4-One malam itu, setelah membawakan lagu pertama mere-ka langsung menyambungnya den-gan lagu lawas milik Earth, Wind, and Fire, “September” dan menga-jak para penonton berjoget. Selain itu mereka pun juga membawakan lagu “I Turn To You” dan “Someday,” yang masing-masingnya merupa-kan soundtrack dari film Space Jam dan The Hunchback of Notre Dame. Harmonisasi vokal yang rapi serta penampilan mereka yang atraktif me-mang patut diacungi jempol.

Memasuki bagian saat mereka men-yanyikan lagu “Blowin’ Me Up” dari album baru mereka, suasana men-jadi sedikit berubah. Tidak ada lagi menyanyi bersama, seperti ketika All-4-One membawakan lagu-lagu la-was mereka. Akan tetapi itu tidaklah berlangsung lama. Di akhir pertun-jukan mereka, lagu “I Swear” men-jadi penyelamat bagi mereka. Kare-na mereka menutup pertunjukan di malam itu dengan sukses membawa para penonton mundur sejenak ke tahun 90-an dan bernostalgia dengan menyanyikan lagu itu bersama-sama.

Selain All-4-One, penampilan Macy Gray pun juga bisa dikatakan se-bagai penutup yang bagus untuk Java Soulnation tahun ini. Meski ketika EASE Magazine menjumpainya di acara jumpa pers 2,5 jam sebelum penampilannya, ia terlihat lelah. Na-mun ketika ia masuk ke atas panggung sekitar pukul 23.30 WIB, Macy Gray benar-benar berbeda. Dengan balu-tan long dress berwarna ungu yang berkilauan serta banyak memakai aksesoris di bagian tangan. Ia terli-hat sangat glamor dan bersemangat. Macy Gray yang bernama asli Natalie Renée McIntyre langsung membuka penampilannya dengan menyanyikan “Why Didn’t You Call Me” dan disam-bung dengan “Do Something.”

Sepanjang penampilannya ia ban-yak berinteraksi dan bercanda den-gan para penonton. Ia pun berulang kali menyapa para penonton yang hadir dengan sapaan “sexy people.” Bahkan di tengah-tengah penampi-lannya, ia melemparkan cincin yang dikenakannya ke tengah-tengah para penonton. Ia tampil sangat prima malam itu, suara uniknya mampu membuat mereka yang menontonn-ya tidak meninggalkan venue sebe-lum penampilannya usai. Malam itu ia juga membawakan lagu milik grup band Radiohead, “Creep” yang mem-buat para penonton yang hadir ikut bernyanyi bersama.

Penampilan selama 60 menit itu pun kemudian ditutup dengan lagu yang

sempat menjadi hits di akhir 90-an/awal 2000-an serta membuatnya meraih Grammy Awards untuk Best Female Pop Vocal Performance dari al-bumnya yang paling sukses, “On How Life Is,” yakni “I Try.” Kemudian ketika Macy Gray berpamitan dan mening-galkan panggung, para penonton pun sontak berteriak “We Want More!” berulang kali. Sebagai kejutan, Macy pun kembali ke atas panggung untuk menyanyikan lagu “Nothing Else Mat-ters” milik Metallica.

Di hari ketiga itu, giliran Payung Teduh, Souljah, Project Pop, Chef’Special, hingga Dira Sugandi yang beraksi di Java Soulnation Festival 2013. Jumlah penonton yang hadir di hari terakhir ini terlihat lebih banyak dibandingkan hari sebelumnya. Mulai dari penampi-lan Souljah yang kental dengan nuan-sa reggae hingga penampilan yang menghibur dari Project Pop rupanya mampu membawa kesemarakan di hari itu hingga akhir acara. Itu terbukti dari masih terlihatnya banyak penon-ton yang belum juga meninggalkan venue pada sekitar pukul 00.30 WIB.

Harapan serta ekspektasi akan event tahunan ini pun disampaikan oleh beberapa penonton yang EASE Mag-azine temui sesaat setelah acara selesai. Semuanya memiliki inti yang sama, yakni agar di tahun-tahun men-datang Java Soulnation bisa menjadi lebih besar, dan dari pihak Java Fes-tival Production semakin matang lagi dalam mempersiapkan “pesta” tahunan ini sehingga acara ini bisa selalu rutin diadakan tiap tahunnya. Selain itu juga, diharap kedepannya dari pihak penyelenggara Java Soul-nation bisa semakin menyajikan hibu-ran berkelas dunia bagi para pecinta musik soul/R&B/hip-hop di Indone-sia.

(Damianus)

14Bl

ast O

ff

Page 15: EASE Magazine October Issue

15Blast O

ff

Page 16: EASE Magazine October Issue

“Mendukung Perkembangan Mindset Entrepreneurship

Lewat Leadership”

Liputan dari APEC 2013:

16Fo

cus

Page 17: EASE Magazine October Issue

Rangkaian penyelenggaraan Konferensi Tingkat Ting-gi Asia Pacific Economic

Cooperation (KTT APEC) Indonesia 2013 di Bali pada tanggal 1-8 Okto-ber 2013 lalu memang bisa dibilang sebagai salah satu event penting yang diadakan di Indonesia pada tahun ini. Puluhan kepala negara Kawasan Asia Pasifik dan juga para CEO Top Dunia berkumpul di Bali untuk menghadiri event berskala internasional terse-but. Selain membahas isu ekonomi dan juga perdagangan, APEC 2013 juga menjadi forum diskusi dan dia-log membahas berbagai macam kes-epakatan-kesepakatan. Seperti mem-bahas perihal aspek-aspek kehidupan di regional Kawasan Asia Pasifik dan juga global warming, serta bagaima-na menciptakan suatu keadaan yang ramah lingkungan untuk menekan terjadinya global warming.

Mengingat sangat bergengsinya event tersebut, maka rasa senang pun mun-cul ketika panitia APEC 2013 mengun-dang AIESEC LC Bandung untuk hadir dalam event ini. Bersama dengan per-wakilan dari AIESEC UI dan ex-MCVP AIESEC Indonesia, Heri Siswanto yang merupakan perwakilan dari AIESEC LC Bandung mendapat kesempatan un-tuk menghadiri salah satu conference dari keseluruhan rangkaian APEC 2013. Conference yang diikuti oleh Heri dan kawan-kawan dari AIESEC diselenggarakan di Hotel Discovery Kartika, Kuta, Bali, pada tanggal 4-6 Oktober 2013. Selama tiga hari con-ference, ada berbagai macam rang-kaian acara yang dipersiapkan panitia, yakni mulai dari sosialisasi business competition, seminar peluang usaha di pemerintahan, festival film, festi-val budaya, hingga penutupan acara yang dilakukan oleh Menteri Pere-konomian Republik Indonesia, Hatta Rajasa.

“Objektif dari conference ini adalah bagaimana caranya bisa memberikan pemahaman bahwa peluang usaha

di Indonesia itu besar dan potensi-al. Apalagi pada 2015, direncanakan perdagangan bebas akan mulai diber-lakukan di Indonesia, maka dari itu pemerintah perlu melakukan berb-agai usaha untuk meningkatkan ke-sadaran masyarakat, terlebih para pemuda. Sehingga para pemuda tersebut menjadi lebih tahu dan sadar akan peluang usaha yang sebenarnya terbuka secara lebar,” jelas Heri. En-trepreneur outlook idea yang sudah seharusnya dimiliki oleh para pemu-da Indonesia dewasa ini, merupakan topik yang berulang kali ditekankan dalam conference tersebut.

Heri mengatakan bahwa banyak hal yang didapatnya selama menghadiri conference selama tiga hari tersebut. Di event tersebut, ia bisa mengenal-kan AIESEC LC Bandung kepada para delegasi lain sebagai organisasi ma-hasiswa dengan system city based, karena banyak yang menyangka se-belumnya bahwa AIESEC LC Bandung adalah organisasi profitable. Selain itu, networking baru yang didapat di sana juga dikatakan Heri pastilah akan sangat bermanfaat bagi AIESEC LC Bandung sendiri.

Sedangkan pentingnya un-tuk AIESEC LC Bandung sendiri, event tersebut bisa menjadi ajang sosial-isasi bagi para pemuda untuk mulai

berpikiran entrepreneur. Diharap juga nantinya informasi-informasi yang didapat dalam event tersebut bisa dibagikan kepada seluruh mem-ber AIESEC LC Bandung. Sehingga dari informasi-informasi tersebut nantinya, akan timbul kesadaran dan niat dari para pemuda di Bandung dan kota-kota lainnya agar bisa ikut bersaing dalam hal entrepreneurship dengan para pengusaha asing secara sehat mulai tahun 2015. Selain itu ke depannya, AIESEC LC Bandung juga diharap mampu berkontribusi dalam meningkatkan perspektif anak muda di Kota Bandung dalam mendukung perkembangan mindset entrepre-neurship lewat leadership.

(Damianus)

17Focus

Page 18: EASE Magazine October Issue

18

Page 19: EASE Magazine October Issue

Ingin menikmati roti dan es krim dengan cita rasa yang nikmat? Mungkin Rasa Bakery & Ice Cream ada-

lah tempat yang cocok untuk Anda kunjungi. Terletak di Jalan Tamblong No. 15, Bandung, tempat ini memiliki sebuah menu andalan, yakni Coconut Royale. Penyaji-an Coconut Royale sendiri cukup unik, karena beberapa scoop es krim beserta buah, kacang tumbuk, dan wafer dihidangkan dengan menggunakan batok kelapa muda.

Kafe yang terletak di kota tua Bandung ini memiliki nu-ansa yang begitu klasik. Mulai dari bentuk bangunan yang besar dan tinggi dengan tembok putih yang mem-beri kesan kokoh, hingga desain interiornya. Selain itu, kafe ini juga cocok dikunjungi untuk dikunjungi bersama keluarga. Karena tidak hanya es krim, Rasa Bakery & Ice Cream juga menyediakan beberapa pilihan makanan berat.

(Lucia Retno)

Sajian Es Krim Unik di Rasa

19D

ay to Play

Page 20: EASE Magazine October Issue

It’s All About EgyptOleh Iqbal Ardiansyah

20W

ande

rlust

Page 21: EASE Magazine October Issue

I was in Egypt last summer for a GCDP internship program with

AIESEC Cairo University. The only thing I know about Egypt was only Giza Pyramids. Then, I managed to visit places all over Egypt during my internship and I would like to say that Egypt has so many stunning sites like Sahara Dessert, Red Sea, Mediterranean Sea, Nile River in Luxor and Aswan, those places really turned the pyramids to shame. Also, I witnessed history were being made there. It was such a once of a lifetime experience.

I arrived in Egypt in 15th June. I never knew that there would be a revolution shortly when I was just arrived there. I thought after some conflicts in 2011, Egypt had return back to normal, but I guess I was wrong. It’s just a few days after my arrival in Egypt, I heard many rumors about revolution which is really happened, and furthermore It was biggest protests of human race history based on number of protesters. I think I will never experience something like that again in my whole life.

Before this internship, I never traveled abroad alone before. I was never get out from my safe side, but then I found myself in the most conflicted place on earth. I was accommodated in the military area of Cairo, and it was one of the mass concentration area. I won’t hide the facts that I heard gunshots, I walked through crowds of angry mobs, and I smelled teargases during my internship. Not to mention that the project was not working and the accommodation is sort of bad, it’s overcrowded and dirty. It may sounds very bad which make people don’t want to do exchange in Egypt, but let me tell you that the fact I might fell in love with Egypt and really want to experience it again and over again.

My friends and family concerned of my safety beings and wanted me to go home early. Even in my last weeks of internship, Indonesian Embassy also advised me to go home early. But I didn’t, I finished my seven weeks internship there despite of those chaotic things. I’m pretty confident that I’m able to take care of myself and I should learn to take risks. People call me insane for choosing Egypt but I call myself lucky.

I have said that most of the time my project was not working. Sometimes we couldn’t leave the apartment due to safety reasons and stuck with dozens of interns in one small apartment. I was frustrated in my first days but later when I was getting used to it, at some points I learnt how Egyptian feels towards the demonstration because all Egyptians I met hates them because they disturbed Egyptians routines, It was pretty much like how we feel. Also because of the protests, I was becoming more bonded with other Interns. We were trying hard how to make ourselves busy everyday as best as we could. We have traveled across oceans and we are not going to spend our times there with regrets. We even arranged our own event from interns to interns. That

is the feeling that I missed, I didn’t traveling nor working in Egypt, but I was living there. I also mingled with locals, I followed their customs, and try to find solutions for their problems which was becoming my problems as well when I was there. I wouldn’t consider myself as a tourist or foreigner there, that’s how I coped with bad situations which are happened to me.

I would like to intone that learning points of exchange are not always from doing projects, we could learn much more from the things that we didn’t expect. This would be a little insights from as you might call survivor from Egypt.

21W

anderlust

Page 22: EASE Magazine October Issue

Selain sibuk kuliah di jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung perempuan bernama Acle-sia Marta atau yang akrab disapa Acel ini adalah seorang AIESECer yang aktif. Saat ini role-nya di AIESEC LC Bandung adalah manager of general accounting and administration di bawah functional Finance and Government.

Motivasi utamanya dulu untuk masuk AIESEC adalah karena ia ingin meningkatkan skill berkomunikasinya, serta kemandiriannya. Namun, saat ia mendaftar menjadi anggota AIESEC sebenarnya Acel pun pernah mengalami rasanya ditolak. “Dulu awalnya pernah daftar AIESEC dan ditolak. Tapi aku anggap itu konsekuensi ya, karena aku sadar betul saat daftar untuk yang pertama kalinya itu memang isi form-nya juga asal-asalan. Kemudian di semester 5,

aku coba lagi dengan lebih serius, dan akhirnya aku pun diter-ima,” ujarnya ketika ditemui EASE Magazine. Ia pun menam-

bahkan alasannya untuk mendaftar kembali adalah karena selain berkeinginan untuk berorganisasi, ia juga ingin

menambah link dan bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai universitas di Bandung.

Ekspektasinya ketika mendaftar AIESEC, yak-ni untuk selalu menjadi pribadi yang mandiri, terpenuhi ketika ia menjadi staf untuk function-al Marketing Communication dan Organizing Committee President. Ketika ditanya mengenai role model-nya di AIESEC ia menjawab MCP

AIESEC Indonesia, Dea Gendyna, dan juga dua current LCVP AIESEC Bandung yaitu Heri Siswanto dan Afifa Urfani, adalah orang-orang yang menginspirasinya dalam kehidupan ber-AIESEC. Baginya sosok Dea Gendyna adalah seseorang yang keren, se-dangkan Heri dan Afifa, masing-masingnya

memiliki totalitas serta sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya, dan untuk Afifa,

baginya ia adalah orang yang membuatnya menjadi berani untuk mengambil role sebagai

team leader.

“Untuk karier aku di AIESEC ke depannya, ya karena sekarang aku berada di bawah functional Finance, jadi aku harap aku bisa support functional lain secara maksimal dalam hal persuratan, pengurusan MOU,

dan lain-lainnya,” tambah Acel. *** (Damianus)

Aclesia Marta:

“Mengembangkan Diri Bersama AIESEC”

22A

IESE

Cer o

f the

Mon

th

Page 23: EASE Magazine October Issue

Tobia Sianturi atau yang biasa akrab disapa Tobi ini resmi menjadi member AIESEC pada tahun 2012 lalu. Sebenarnya ia sudah men-

genal AIESEC sejak sebelum tahun 2012 itu, namun karena kesi-bukannya di jurusan dan fakultasnya, yakni Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Padjadjaran, maka ia pun baru sempat mendaft-ar pada tahun itu. Alasannya mendaftar AIESEC saat itu adalah

karena ia ingin keluar dari zona nyamannya, tidak hanya berorgan-isasi di dalam kampus dan juga karena ia ingin mengembangkan

dirinya.

Meski telah menjadi anggota AIESEC selama kurang lebih satu tahun namun ia mengaku masih banyak hal yang ingin dicapainya

di AIESEC. “Sebenarnya aku berkeinginan untuk involve di ICX dan menjadi OCP atau setidaknya OC PBox.

Karena lewat itu aku yakin bisa mengembangkan diriku,” ujarnya.

Tobi mengaku bahwa role model-nya dalam berkarier di AIESEC adalah Cindy Bahder,

yang merupakan UCVP Unpad-nya (seka-rang LCVD) dulu, di mana ia menjadi staf

untuk OGX kala itu. Baginya Cindy adalah sosok yang perfeksionis, kreatif, pintar, dan

strategical sekali. Selain itu Tobi juga salut terhadap sifatnya yang mampu mem-

berikan treatment yang berbeda-beda kepada setiap orang, mengikuti sifat dari

orang tersebut. Selain Cindy, Tobi pun memiliki role model lain yakni, LCVP Finance & Governance Heri Siswan-

to, atau yang akrab disapa Hersis. Itu karena menurutnya Heri adalah seorang

pendengar yang baik, dan benar-benar menunjukkan integritas serta komitmen-

nya terhadap AIESEC LC Bandung.

Ke depannya Tobi berharap bisa menjadi AIESECer yang dapat memberikan impact

ke banyak orang. “Karena sekarang role-ku di AIESEC adalah internal audit manager, itu berarti aku ada di supporting functional. Jadi aku berharap banget apa yang aku dan

team kerjakan, bisa benar-benar mendukung functional lain. Terakhir, semoga apa yang

aku lakukan di term ini bisa menjadi good case practice untuk terms selanjutnya,” kata Tobi. ***

(Damianus)

“Semoga Aku Bisa Jadi Good Case Practice”

Tobia Sianturi:

23A

IESECers of the Month

Page 24: EASE Magazine October Issue

Sering menonton TV dan Film zaman sekarang? Tentunya kita dapat melihat jelas kontras perbedaan dengan film di tahun 80an. Perbedaan tersebut lekat dari segi penampilan aktor, dan tentu saja penggunaan bahasa. Perkembangan teknologi dan modernisasi sekarang ini menimbulkan dampak yang cukup besar pada penggunaan bahasa di Indonesia. Beragam karakter, dialek dan kosakata dalam bahasa Indonesia sendiri telah mengalami banyak perubahan hingga sekarang, mengerucut kepada apa yang kita kenal saat ini sebagai bahasa gaul.

Awalnya, bahasa gaul yang kita kenal sekarang ini disebut dengan istilah bahasa ‘prokem’ yang muncul pada akhir tahun 1980-an. Kata ‘prokem’ sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Bahasa ini kemudian berkembang menjadi salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan anak-anak remaja. Seperti yang kita ketahui, bahasa jenis ini telah banyak terasimilasi dan menjadi umum dalam lingkungan sosial kita bahkan dalam bentuk percakapan sehari-hari. Bahasa ‘prokem’ bukanlah bahasa Indonesia yang resmi, meskipun bahasa ini digunakan secara luas dalam percakapan verbal dalam kehidupan sehari-hari.

Dilihat dari struktur dan tata bahasa ‘prokem’, hal ini tidak jauh berbeda dari bahasa formalnya yaitu bahasa Indonesia, beberapa kosakata justru hanya berupa singkatan dari bahasa formalnya. Perbedaan utama yang terlihat dari penggunaan kedua bahasa

ini terletak dalam perbendaharaan kata. Terkadang, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat berbicara langsung dengan masyarakat Indonesia, karena mereka menggunakan bahasa formal. Sedangkan, kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa gaul atau ‘prokem’ atau dengan bahasa daerahnya masing-masing. Hal ini cukup berbeda dengan bahasa Inggris yang juga memiliki bahasa khusus seperti bahasa ‘slang’, namun bahasa ‘slang’ hanya digunakan oleh segelintir orang saja, sedangkan di Indonesia bahasa gaul ini digunakan hampir di setiap sudut wilayah dan masyarakat.

Menurut Piaaget (dalam Papalia;2004), remaja mulai memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut sebagai tahap operasional. Piaaget menyatakan bahwa tahapan ini merupakan tahap tertinggi perkembangan kognitif manusia dimana mereka mulai mengembangkan kapasitas abstraksinya. Hal inilah yang menyebabkan remaja suka menggunakan bahasa gaul pada usia mereka. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasa remaja mengalami peningkatan yang cukup pesat. Kosakata terus mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan topik-topik yang lebih kompleks dan beragam.

Menurut Owen (dalam Papalia;2004) remaja mulai peka dan tertarik dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metafora, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang tercipta ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.

Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa gaul yang banyak digunakan di era tahun 80-an hingga 2000-an,

Bahasa Gaul Tahun 80an 1. Bokin = pasangan, entah istri, suami atau pacar

Bahasa Gaul, Saksi Perkembangan ZamanOleh Amanda Putri

24In

sigh

t

Page 25: EASE Magazine October Issue

2. Gintur = tidur

3. kemek= makan

4. kelokur = keluar

5. plokis = polisi

6. cipokan = berciuman

7. Boil = mobil

8. kobam = mabok

9. doi = dia

10. Bokap = bapak

11. Nyokap = ibu

Bahasa Gaul Tahun 90an

1. Bete (berasal dari BT = Bad Temper) artinya kesal atau marah. 2. Dugem (singkatan dari ‘Dunia Gemerlap’) artinya kegiatan di malam hari yang biasanya dilakukan di club, pub atau semacamnya (nightlife)

3. Gile, gokil artinya gila atau menyatakan sesuatu yang luar biasa 4. Ngebo’at artinya menggunakan obat 5. Tajir artinya kaya 6. Jomblo artinya single, tidak punya pacar atau tidak sedang menjalin hubungan.

Bahasa Gaul 2000an

Bahasa gaul ini kebanyakan di populerkan oleh Deby Sahertian

1. Akika - artinya saya 2. Ember (singkatan dari ‘emang bener’) - kata untuk mengkonfirmasi kebenaran sesuatu, atau memang benar 3. Jayus - artinya sebuah lelucon yang tidak lucu 4. Gak asik - artinya tidak menyenangkan atau tidak keren 5. Gak penting - artinya secara harfiah berarti tidak penting atau meremehkan 6. Gitu loh! - Merupakan kata yang digunakan pada akhir kalimat sebagai penekanan 7. Kasian deh lo! – merupakan ungkapan rasa kasihan dengan nada remeh 8. Pembokat – Secara harfiah berarti pembantu 9. Secara – Secara harfiah berarti ala, tetapi digunakan untuk pengganti ‘karena’ 10. Sutra – artinya sudah

11. Borju (berasal dari bahasa perancis ‘borjuis’) – artinya kaya

Berdasarkan contoh-contoh bahasa gaul di atas kita dapat mengetahui bahwa sedemikian berkembang pesatnya suatu bahasa dan hanya karena sedikit perubahan dapat sangat mudah meluas dan digunakan oleh banyak orang. Bahasa seperti ini tentu saja menggambarkan adanya kreasi dan ide yang bermunculan dari masyarakat remaja Indonesia, asalkan tidak berlebihan dan di salah artikan. Selamat berkreasi dalam bahasa, bro!

25Insight

Page 26: EASE Magazine October Issue

Maria Hattya LCVP ER AIESEC LC Bandung

“Musik Pastinya. Menurut gue lagu-lagu di tahun 90-an, terlebih lagu-lagu dalam negeri, liriknya lebih puitis dibandingkan dengan zaman sekarang. Favorit gue adalah Sheila On 7 dan Dewa 19.”

Rizky Riansyah

Business Operation Fund and Inventory Manager Finance AIESEC LC Bandung

“Saya kangen permainan tradisional seperti gerobak sodor, engklek, dan kelereng. Selain itu saya juga kangen kirim-kiriman pesan pakai kartu pos, seperti pada saat lebaran dan

lain-lain.”

Vanya Viranda Ex-staff TM UC Universitas Padjadjaran

“Selain childhood memories, saya juga kangen sama musik-musik yang ada pada zaman itu seperti lagu-lagu Sheila On 7, atau boyband dari luar negeri seperti Westlife dan Backstreet Boys.”

Bimo Aryo Tedjo

EQ Manager ICX GCDP AIESEC LC Bandung

“Paling kangen sama main benteng, karena gue lari paling cepet se-SD. Hahaha. Selain itu gue juga kangen bakso Malang yang satu buahnya Rp100,00.”

Geena Cempaka

Ex-UCVP ICX GCDP Universitas Parahyangan

“Tamagochi! Selain itu juga kangen sama games seperti Spica, Atari, Sega, dan juga Mario Bros. Oh, kangen juga sama cemilan Anak Mas.”

Dekade 1990-an bagi sebagian atau bahkan banyak orang adalah masa-masa yang menyenangkan dan juga membuat kangen. Rasa kangen itu bisa

datang dari berbagai macam hal, mulai dari acara-aca-ra televisi, permainan-permainan yang biasa dilakukan

sehari-hari pada masa itu, hingga musik-musik dekade 1990-an yang mampu membawa banyak kenangan apa-bila didengarkan lagi di zaman sekarang ini. Lantas, hal-hal apa sajakah yang paling dikangeni oleh para AIESECer ini dari dekade 1990-an? :-D

“ALL ABOUT 90’S”26

Stra

ight

For

war

d