E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat...

152
E EVALUASI PAD (Kajian T I MASALA ADMINI DA PASIEN Terhadap P Diaj Mem U AH UTAM STRASI da N RUMAH PERIO Penggunaa jukan untuk mperoleh Ge Prog Welinda N FAK UNIVERSIT Y MA KEJADI an DRUG T H SAKIT B ODE AGUS an Obat Go SKRIPS k Memenuh elar Sarjana gram Studi Oleh: Turianna S NIM : 05811 KULTAS FA TAS SANA YOGYAKA 2010 IAN MEDI THERAPY ETHESDA STUS 2008 olongan An SI hi Salah Satu a Farmasi (S Farmasi Simanjunta 14103 ARMASI ATA DHAR ARTA ICATION E PROBLEM A YOGYAK 8 tasida dan u Syarat S. Farm.) ak RMA ERRORS F MS KARTA Antiulsera FASE asi)

Transcript of E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat...

Page 1: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

E

EVALUASI

PAD

(Kajian T

I MASALAADMINI

DA PASIEN

Terhadap P

DiajMem

U

AH UTAMSTRASI daN RUMAH

PERIOPenggunaa

jukan untukmperoleh Ge

Prog

Welinda

N

FAKUNIVERSIT

Y

MA KEJADIan DRUG T

H SAKIT BODE AGUSan Obat Go

SKRIPS

k Memenuhelar Sarjanagram Studi

Oleh:

Turianna S

NIM : 05811

KULTAS FATAS SANA

YOGYAKA2010

IAN MEDITHERAPY ETHESDASTUS 2008

olongan An

SI

hi Salah Satua Farmasi (SFarmasi

Simanjunta

14103

ARMASI ATA DHARARTA

ICATION EY PROBLEMA YOGYAK8 tasida dan

u Syarat S. Farm.)

ak

RMA

ERRORS FMS KARTA

Antiulsera

FASE

asi)

Page 2: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

E

EVALUASI

PAD

(Kajian T

I MASALAADMINI

DA PASIEN

Terhadap P

DiajMem

U

AH UTAMSTRASI daN RUMAH

PERIOPenggunaan

jukan untukmperoleh Ge

Prog

Welinda

N

FAKUNIVERSIT

Y

ii

MA KEJADIan DRUG T

H SAKIT BODE AGUSn Obat Gol

SKRIPS

k Memenuhelar Sarjanagram Studi

Oleh:

Turianna S

NIM : 05811

KULTAS FA

TAS SANAYOGYAKA

2010

IAN MEDITHERAPY ETHESDASTUS 2008longan Ant

SI

hi Salah Satua Farmasi (SFarmasi

Simanjunta

14103

ARMASI ATA DHARARTA

ICATION EY PROBLEMA YOGYAK8 tasida dan

u Syarat S. Farm.)

ak

RMA

ERRORS FMS KARTA

n Antiulsera

FASE

asi)

Page 3: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

iii  

Page 4: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

iv  

Page 5: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

v  

Yakobus 1 : 3-4 “ Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu

itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu

memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna

dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”

Aku minta pada Tuhan setangkai bunga segar, Ia beri aku kaktus berduri..Aku minta pada Tuhan Allah binatang mungil nan cantik, Ia beri

aku ulat berbulu..Aku sempat sedih, protes, dan kecewa..Betapa tidak adilnya ini..tapi kemudian kaktus itu berbunga sangat indah sekali, dan ulat itu pun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik..Itulah

jalan Allah indah pada waktu-Nya!!!

Allah tidak memberi apa yang kita harapkan tapi Ia memberi apa yang kita perlukan..Kadang kita sedih, kecewa, terluka, tapi jauh diatas segalanya, Ia

sedang merajut yang ter’BAIK untuk kehidupan kita….

Halaman ini kupersembahkan untuk 

Tuhan Yesus Kristus yang telah menjadi pendamping hidup penulis hingga saat ini, dan sampai selamanya.. 

Papa dan Mama yang telah banyak berkorban buat kehidupan penulis 

Kakak dan adik penulis yang telah menjadi bagian terpenting dalam hidup penulis 

Dan orang‐orang yang telah mendukung penulis selama ini 

 

Fil 3 :13-14 “….., tetapi ini yang aku lakukan : aku melupakan

apa yang telah berada di belakangku dan mengarahkan diri

kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada

tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi

dari Allah dalam Kristus Yesus”

Page 6: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

vi  

Page 7: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

vii

PRAKARTA

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Akar Permasalahan Kejadian Medication Errors Fase

Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit

Bethesda Periode Agustus 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi)” ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan

Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang

mudah, banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Bethesda.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen penguji

yang telah memberikan saran, semangat, dan dukungan dalam proses

penyusunan skripsi.

3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, saran, semangat, dan dukungan dalam proses

penyusunan skripsi.

Page 8: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

viii

4. Dra. L. Endang Budiarti, M.Pharm., Apt. yang telah bersedia menjadi

pembimbing lapangan serta memberikan bimbingan selama penulis

melakukan pengambilan data untuk penelitian ini.

5. Ibu Ana dan semua perawat yang bertugas di bangsal kelas III Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta atas bantuan dan kesabaran selama proses pengambilan

data penelitian ini.

6. Mama dan papa yang telah melahirkan, dan mendukung penulis selama ini.

7. Saudara-saudaraku Wulandani Simanjuntak, Bonar Simanjuntak dan juga

adikku tersayang Benmarch Pranto Simanjuntak yang telah memberikan kasih

sayang, doa, dan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Stella, Bambang, Nolen, Vivi, Andin, Donald, dan Siska, atas kekompakan

dan kebersamaan selama proses pencarian data.

9. Maya, Denok, Dhita, Tami, dan teman-teman FKK 2005 atas kebersamaan

dan kekompakan yang diberikan selama ini.

10. Kak Ratih, Jeane, Iin, Bethi, Desi, Laurin, penghuni kos 99999 atas

kebersamaan, keceriaan, dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa keterbatasan pikiran, waktu, dan

tenaga membuat penulisan skripsi ini tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Penulis

Page 9: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

ix  

Page 10: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

x

INTISARI

Obat golongan antasida dan antiulserasi berperan penting dalam

kesehatan masyarakat. Medication Errors (ME) adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah. Drug Therapy Problems (DTP) merupakan masalah-masalah yang tidak diinginkan yang dialami pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat sehingga dapat mengganggu tercapainya tujuan terapi.

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian non eksperimental, rancangan deskriptif evaluatif. Tujuannya adalah menyusun rekomendasi dan strategi aplikatif untuk mengurangi kejadian ME dan DTP pada pasien RS Bethesda berdasarkan hasil identifikasi masalah utama ME fase adminstrasi dan DTP di RS Bethesda.

Hasil penelitian menunjukkan adanya ME dan DTP pada 36 kasus yang diamati. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan 14 kasus (38,9%) yang tidak mengalami DTP, dan 22 kasus (61,1%) mengalami DTP. DTP yang terjadi yaitu 19 kasus (52,8%) dosis terlalu rendah, 1 kasus (2,8%) dosis terlalu tinggi, 2 kasus (5,6%) ada obat tanpa indikasi, 1 kasus (2,8%) ada indikasi tetapi tanpa obat, dan 1 kasus (2,8%) compliance. Sedangkan pada ME, didapatkan 6 kasus (16,7%) yang tidak mengalami ME, dan 30 kasus (83,3%) yang mengalami ME, yaitu 1 kasus (2,8%) ME salah menulis instruksi, 1 kasus (2,8%) ME pemberian obat diluar instruksi, 21 kasus (58,3%) ME dosis keliru, dan 17 kasus (47,2%) ME administration error.

Kata kunci (keywords): antasida, antiulserasi, medication error, drug therapy

problems

Page 11: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xi

ABSTRACT

Antacid and antiulcer are important in medical. Medication Errors (ME), which is caused by the use of drugs in medical treatment for preventable diseases, can harm the patients. Drug Therapy Problems (DTP) is unwanted problems in the relation to the drug usage that can hinder the achievement of therapy aims.

This research includes non-experimental research and descriptive evaluatif plan. The objective is to arrange recommendations and applicable strategies in order to decrease ME and DPT happening to the patients of Bethesda Hospital by identifying of the main source of administration-phase ME and DTP in Bethesda Hospital.

The result of the observation showed that ME and DTP were found in the 36 cases observed. From the evaluation, 14 cases (38,9%) did not indicate DTP, and 22 cases (61,1%) DTP were found. DTP included 19 cases (52,8%) of dose too low, 1 case (2,8%) of dose too high, 2 cases (5,6%) of unnecessary therapy, 1 case (2,8%) of need for additional drug therapy, and 1 case (2,8%) of compliance. For the ME cases, it was found that 6 cases (16,7%) did not indicate any ME, and 30 ME cases (83,3%) were found which included 1 case (2,8%) ME of instruction miswriting, 1 case (2,8%) ME of medication out of the instruction, 21 cases (58,3%) ME of wrong dosage, and 17 cases (47,2%) ME of administration error.

Keywords: antacid, antiulcer, medication error, drug therapy problems

Page 12: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................................... vi

PRAKATA ................................................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... ix

INTISARI .................................................................................................. x

ABSTRACT ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xxii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xxiv

BAB I PENGANTAR ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

1. Permasalahan ................................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ........................................................................ 4

3. Manfaat penelitian ......................................................................... 6

B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

1. Tujuan umum ................................................................................ 7

2. Tujuan khusus................................................................................. 7

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 8

Page 13: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xiii

A. Medication Error ............................................................................... 8

B. Drug Therapy Problems ..................................................................... 10

C. Saluran Pencernaan.............................................................................. 10

D. Ulkus Peptik …………..……………………………………………. 12

1. Definisi …………………………………………………………... 12

2. Patofisiologi …………………………………………………...... 12

3. Manifestasi klinik ………………………………………………. 13

E. Penatalaksanaan Terapi …………………………………………….. 13

1. Tujuan terapi …………………………………………………….. 13

2. Sasaran terapi …………………………………………………… 14

3. Terapi ……………………………………………………………. 14

F. Keterangan Empiris ………………………………………………… 19

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 20

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 20

B. Definisi Operasional ........................................................................... 20

C. Variabel Penelitian ............................................................................. 22

D. Subyek Penelitian ............................................................................... 22

E. Bahan Penelitian ................................................................................. 23

F. Lokasi Penelitian ................................................................................ 23

G. Tata Cara Pengumpulan Data ............................................................. 24

1. Tahap orientasi .............................................................................. 24

2. Tahap pengambilan data ................................................................ 25

3. Tahap penyelesaian data .............................................................. 26

Page 14: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xiv

H. Tata Cara Analisis Hasil …………………………………………… 26

I. Kesulitan Penelitian ………………………………………………... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………... 29

A. Profil Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi………. 30

1. Berdasarkan umur ........................................................................... 30

2. Berdasarkan jenis kelamin ............................................................. 31

3. Berdasarkan pendidikan terakhir ................................................... 32

4. Berdasarkan diagnosis utama ....................................................... 33

5. Berdasarkan pekerjaan ................................................................... 36

B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37

1. Profil terapi secara umum .............................................................. 38

2. Profil terapi secara khusus ............................................................. 45

C. Evaluasi Medication Errors (ME) Fase Administration ..................... 46

1. Medication Errors salah menulis instruksi..................................... 48

2. Medication Errors pemberian obat diluar instruksi........................ 48

3. Medication Errors dosis keliru ....................................................... 49

4. Medication Errors administration errror ....................................... 50

D. Evaluasi Drug Therapy Problems (DTP) ........................................... 52

1. Dosis terlalu rendah ........................................................................ 53

2. Dosis terlalu tinggi ......................................................................... 54

3. Ada obat tanpa indikasi .................................................................. 55

4. Ada indikasi tetapi tanpa obat ........................................................ 55

5. Compliance/ketaatan pasien ........................................................... 55

Page 15: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xv

E. Evaluasi Masalah Utama ME Fase Administrasi dan DTP pada

Pasien Kasus yang Menggunakan Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi…………………………………………..........................

61

F. Rangkuman Pembahasan ................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 64

A. Kesimpulan ........................................................................................ 64

B. Saran ................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 66

LAMPIRAN................................................................................................ 68

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 128

Page 16: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Bentuk-bentuk Medication Errors ……………………………… 8

Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication Error Versi the National

Coordinating Council for Medication Error Reporting and

Prevention…………………….………………………………… 9

Tabel III. Informasi mengenai obat-obat Antasida dan Antiulserasi yang

digunakan berdasarkan MIMS ed.7 dan Durg Information

Handbook 11th Edition………………………………………… 16

Tabel IV. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Golongan

Antasida dan Antiulserasi di Bangsal Dewasa Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode agustus 2008 Berdasarkan

Diagnosis….................................................................................... 34

Tabel V. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Golongan

Antasida dan Antiulserasi di Bangsal Dewasa Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode agustus 2008 Berdasarkan Jenis

Penyakit………………………………………………………….. 36

Tabel VI. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Golongan

Antasida dan Antiulserasi di Bangsal Dewasa Kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode agustus 2008 Berdasarkan Jumlah

Total Unit Obat yang Diterima………………………………… 38

Tabel VII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Gastrointestinal & Hepatobilier yang Diterima Oleh Pasien Pengguna Obat Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik....................................... 39

Page 17: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xvii

Tabel VIII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Kardiovaskular dan

Hematopoietik yang Diterima Oleh yang Diterima Oleh Pasien

Pengguna Obat Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama

Generik…………………………………………………………..

39

Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Sistem Pernapasan yang Diterima oleh

Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik…...…………………………………

40

Tabel X. Golongan dan Jenis Obat Sistem Neuromuskular yang Diterima

Oleh Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik……………………………………... 41

Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Sistem Hormon yang Diterima Oleh

Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik….…………………………...……. 41

Tabel XII. Golongan dan Jenis Obat Antibiotika yang Diterima Oleh Pasien

Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi Berdasarkan

Nama Generik…………………………………….......……….. 42

Tabel XIII. Golongan dan Jenis Obat Kemoterapeutik yang Diterima Oleh

Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik……………………………….…… 42

Tabel XIV. Golongan dan Jenis Obat Sistem Endokrin dan Metabolik yang

Diterima Oleh Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan

antiulserasi Berdasarkan Nama Generik…………………………

43

Tabel XV. Golongan dan Jenis Obat Sistem Vitamin dan Mineral yang

Page 18: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xviii

Diterima Oleh Pasien Pengguna Obat Antasida dan Antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik ..………………………………….

43

Tabel XVI. Golongan dan Jenis Obat Nutrisi yang Diterima Oleh Pasien

Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi Berdasarkan

Nama Generik…………………………………………….…… 44

Tabel

XVII.

Golongan dan Jenis Obat Mata yang Diterima Oleh Pasien

Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi Berdasarkan

Nama Generik……………………………………………………

44

Tabel

XVIII.

Golongan dan Jenis Obat Dermatologi yang Diterima Oleh

Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik…………………………………… 44

Tabel XIX. Golongan dan Jenis Obat Alergi dan Sistem Imunitas yang

Diterima Oleh Pasien Pengguna Obat Golongan antasida dan

antiulserasi Berdasarkan Nama Generik………………………… 44

Tabel XX. Golongan, Jenis Obat Lain yang Diterima Oleh Pasien Pengguna

Obat Golongan antasida dan antiulserasi……………………...... 45

Tabel XXI. Profil Terapi Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi yang

Diterima oleh Pasien di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Periode Agustus 2008 …..………………………………………..

45

Tabel

XXII.

Pengelompokkan Kejadian ME Fase Administrasi pada Kasus

yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di

Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus 2008…………………………………............................. 47

Page 19: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xix

Tabel

XXIII.

Kelompok Kasus ME Salah Menulis Instruksi pada Kasus yang

Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008…………………….……………………………………....... 48

Tabel

XXIV.

Kelompok Kasus ME Pemberian Obat Diluar Instruksi pada

Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi

di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus 2008…………………………………………………….. 48

Tabel

XXV.

Kelompok Kasus ME Dosis Keliru pada Kasus yang Menerima

Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa

kelas III RS Bethesda Yogyakarta Agustus

2008………………………….……...............................................

49

Tabel

XXVI.

Kelompok Kasus ME Administration Error Kasus yang

Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008................................................................................................

51

Tabel

XXVII.

Pengelompokkan Kejadian DTP pada Kasus yang Menerima

Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa

Kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008………………………………………………………………

53

Tabel

XXVIII.

Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah pada Kasus yang

Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

Page 20: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xx

2008…………………………………………………………… 54

Tabel

XXIX.

Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Tinggi pada Kasus yang

Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008…………………………………………………………… 54

Tabel

XXX.

Kelompok Kasus Ada Obat Tanpa Indikasi pada Kasus yang

Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008………………………………………………………….… 55

Tabel

XXXI.

Kelompok Kasus DTP Ada Indikasi Tetapi Tanpa Obat pada

Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi

di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus

2008……………………………………………………………… 55

Tabel

XXXII.

Kelompok Kasus DTP Compliance pada Kasus di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008……………............................................................................

56

Tabel

XXXIII.

Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008…………………………….... 56

Tabel

XXXIV.

Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008……………………………...

57

Page 21: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xxi

Tabel

XXXV.

Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008………………………………

58

Tabel

XXXVI.

Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008…………………………….. 59

Tabel

XXXVII.

Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008………………………...…... 60

Page 22: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Regulasi Sekresi Asam Lambung................................................. 10

Gambar 2. Diagram Saluran Cerna.................................................................. 11

Gambar 3. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan Golongan

Umur………………………………………………………..…. 31

Gambar 4. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan Jenis Kelamin… 32

Gambar 5. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan Pendidikan

Terakhir…………………………………………………............. 33

Gambar 6. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan

Diagnosis………………………………………………………… 35

Gambar 7. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan Jenis Penyakit… 36

Gambar 8. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Page 23: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xxiii

Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 Berdasarkan Jenis Pekerjaan

37

Gambar 09. Persentase Kejadian ME pada Kasus yang Menerima Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal Dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008…………...…… 47

Gambar 10. Persentase Kejadian DTP pada Kasus yang Menerima Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008……………… 53

Page 24: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian………………………………………….… 68

Lampiran 2 Wawancara Apoteker………………………………………….. 69

Lampiran 3 Wawancara Dokter…………………………………………….. 70

Lampiran 4 Wawancara Perawat………………………………………….... 71

Lampiran 5 Data Kasus Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di

Bangsal Kelas III RS Bethesda dalam Periode Agustus 2008……... 80

Lampiran 6 Daftar Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi yang digunakan

di Bangsal Kelas III RS Bethesda dalam Periode Agustus 2008… 117

Lampiran 7 Wawancara Visit Bangsal……………………………………… 118

Lampiran 8 Data Home Visit Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda dalam

Periode Agustus 2008 yang menerima Obat Golongan Antasida

dan Antiulserasi ………….………………………………………... 124

Lampiran 9 Informed Consent………………………………………………… 126

Page 25: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang

seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan

dan tanggung jawab profesi kesehatan (Anonim, 2000). Medication error

merupakan kasus yang paling sering terjadi tetapi jarang sekali dilaporkan

maupun dikemukakan di muka umum. Studi pada tahun 1993 sampai dengan

1998 yang dilaporkan Food and Drug Administration (FDA) menyebutkan

medication error fatal yang paling sering terjadi pada fase administrasi yaitu

penggunaan obat dengan dosis yang kurang sesuai 41%, salah obat dan rute

pemberian sebanyak 16% (Stoppler and Marks, 2006).

Drug Therapy Problems adalah suatu permasalahan atau kejadian yang

tidak diharapkan atau yang kemungkinan akan dialami pasien selama proses terapi

akibat penggunaan obat, sehingga mengganggu tujuan terapi yang diinginkan

(Cippole and Strand, 2004).

Medication errors dan drug therapy problems yang terjadi tentunya dapat

merugikan pasien yaitu dapat menyebabkan kegagalan terapi, biaya pengobatan

semakin tinggi, dan bahkan dapat menimbulkan efek obat yang tidak diinginkan.

Penyakit gangguan pada sistem gastrointestinal berupa peptik ulser

merupakan penyakit yang mempunyai prevalensi cukup tinggi, baik di Indonesia

maupun di beberapa negara lain. Peptik ulser seringkali dianggap sebagai penyakit

Page 26: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

2

gangguan pencernaan yang biasa sehingga jarang sekali penderita memeriksakan

diri, dan lebih memilih untuk mengobati sendiri atau mendiamkannya saja.

Penanganan peptik ulser biasanya terjadi jika penderita sudah mengalami

sakit yang parah, dan sering kambuh. Penanganan yang terlambat ini dapat

mengakibatkan penderita beresiko kehilangan pekerjaan, kualitas hidup pasien

menurun, serta harus membiayai pengobatan yang mahal. Terapi farmakologi

yang digunakan adalah golongan obat antasida, dan antiulserasi (Anonim, 2009).

Obat antasida merupakan obat yang sering dijumpai di pasaran

dibandingkan dengan obat antiulserasi lainnya. Fungsi antasida didalam

pengobatan ulkus adalah sebagai pendukung kesembuhan ulkus, bukan untuk

menyembuhkan ulkus (Neal, 2002). Akan tetapi, sebagian masyarakat langsung

menggunakan antasida (tanpa melakukan pemeriksaan kepada tenaga medis

terlebih dahulu) jika merasakan nyeri pada bagian abdominal perut. Hal ini dapat

menyebabkan semakin parahnya penyakit.

Efektivitas penggunaan obat antasida dan antiulserasi juga interaksi obat

antasida dan antiulser dengan obat lain merupakan masalah yang sering berkaitan

dengan medication error dan drug therapy problems sehingga diperlukan evaluasi

penggunaan obat golongan antasida dan antiulserasi untuk menjamin penggunaan

obat yang aman, tepat, dan efektif. Evaluasi penggunaan obat golongan antasida

dan antiulserasi dilakukan dengan cara observasi kejadian riil ME pada fase

administrasi yang dalam hal ini dilakukan pada pasien RS Bethesda Periode

Agustus 2008.

Page 27: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

3

Penelitian ini dilakukan di RS Bethesda Yogyakarta, sebagai bentuk

kerjasama antara Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan pihak RS

Bethesda Yogyakarta dalam rangka peningkatan pelayanan farmasi klinis di

rumah sakit. Selain itu, rumah sakit ini telah memiliki program yang bertujuan

pada patient safety sesuai dengan tujuan farmasis.

Penelitian ini akan bersifat prospektif sehingga diharapkan dapat

menemukan dan memecahkan masalah utama timbulnya ME terutama fase

administrasi dan DTP pada penggunaan obat golongan antasida dan antiulserasi

pada pasien untuk mendukung pelaksanaan isu patient safety di RS Bethesda

Yogyakarta.

1. Permasalahan

Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

”apakah yang menjadi masalah utama terjadinya ME fase administrasi dan

DTP pada pasien bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang

menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi?”. Selain itu juga

terdapat permasalahan tambahan yang ingin diamati sebagai pendukung

permasalahan utama, yaitu :

a. bagaimanakah profil terapi pasien bangsal dewasa kelas III yang

menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi di RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 dilihat dari penggunaan terbanyak

berdasarkan jumlah obat, jenis obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat?

b. bagaimanakah profil terapi pasien bangsal dewasa kelas III yang

menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi di Rumah Sakit

Page 28: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

4

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 dilihat dari segi umur, tingkat

pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, penyakit?

c. permasalahan ME dan DTP apa saja yang terjadi saat penggunaan obat

golongan antasida dan antiulserasi oleh pasien bangsal dewasa kelas III

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008?

2. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Error Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems dengan Kajian terhadap

Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi pada Pasien Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 belum pernah dilakukan di Universitas Sanata

Dharma. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan masalah ME fase

administrasi dan DTP adalah

a. Studi Potensial Medication Error pada Peresepan Bangsal Anak di Rumah

Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Februari-April 2003 : ditinjau dari aspek

transcribing : kesulitan membaca penulisan angka desimal oleh Fitri (2005)

b. Evaluasi Medication Errors Resep Racikan Pasien Pediatrik di Farmasi

Rawat Jalan RS Bethesda pada Bulan Juli Tahun 2007 : Tinjauan Fase

Dispensing Oleh Erlin (2007)

c. Evaluasi Peresepan Kasus Pediatri di Bangsal Anak Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta yang Menerima Resep Racikan Periode Juli 2007 : Tinjauan

Kasus Gangguan Sistem Saluran Cerna oleh Amanda (2007)

d. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Error Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Page 29: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

5

Periode Agustus - September 2008 (Kajian Obat Alergi) oleh Robertus

Bambang (2008)

e. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Error Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Analgesik pada

Kasus Osteomuskular) oleh Nolen Mayrani Manik (2008)

f. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems Pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Agustus–

September 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan

Serebrovaskuler) oleh Fransisca Tri Wituningtyas (2008)

g. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems Pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Agustus–

September 2008 (Kajian Terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler)

oleh Olivia Ganeswati (2008)

h. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Error Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Golongan

Antiemetik) oleh Stella Maxda Juwita (2008)

i. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems Pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Agustus–

September 2008 (Kajian Terhadap Obat Gangguan Sistem Saluran Urinari)

oleh Andina Paramita (2008)

Page 30: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

6

j. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Error Fase Administrasi dan

Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Periode Agustus

2008 (Kajian Penggunaan Obat Sistem Saluran Pernapasan) oleh Donald

Tandiose (2008)

k. Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi Dan

Drug Therapy Problems Pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Periode

Agustus-September 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Gangguan

Sistem Endokrin) oleh Sekar Candra Dewi (2008).

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Error Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems dengan kajian obat

golongan antasida dan antiulserasi pada pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 berdasarkan hasil penelusuran pustaka dengan sifat

pengambilan data yang prospektif, sepanjang pengetahuan penulis belum pernah

dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi

untuk mendeskripsikan ME dan DTP yang riil terjadi pada pasien yang

menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi di RS Bethesda Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan

keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care dan

menerapkan isu patient safety di rumah sakit, secara khusus RS Bethesda

Page 31: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

7

Yogyakarta dan secara umum RS di Indonesia yang pada akhirnya akan

meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan mengevaluasi masalah utama

terjadinya ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat golongan

antasida dan antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah

a. melihat gambaran profil terapi pasien bangsal dewasa kelas III yang

menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 dilihat dari segi jumlah obat,

jenis obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat.

b. melihat gambaran profil terapi pasien bangsal dewasa kelas III yang

menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi di Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 dilihat dari segi umur, tingkat

pendidikan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, penyakit.

c. mengevaluasi permasalahan ME dan DTP apa saja yang terjadi saat

penggunaan obat golongan antasida dan antiulserasi oleh pasien bangsal

dewasa kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008.

Page 32: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Medication Error

Medication error adalah suatu kejadian yang merugikan pasien, akibat

pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya

dapat dicegah (Anonim, 2004). Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa pengertian medication

error adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat pemakaian obat selama

dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah.

Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu : fase prescribing,

fase transcribing, fase dispensing, dan fase administration.

Tabel I. Bentuk-bentuk medication error (Dwiprahasto dan Kristin, 2008) Prescribing Transcribing Dispensing Administration

Kontraindikasi Duplikasi Tidak terbaca Instruksi tidak jelas Instruksi keliru Instruksi tidak lengkap Penghitungan dosis keliru

Copy error Dibaca keliru Ada instruksi yang terlewatkan Mis-stamped Instruksi tidak dikerjakan Instruksi verbal diterjemahkan salah

Kontraindikasi Extra dose Kegagalan mencek instruksi Sediaan obat buruk Instruksi pengguna-an obat tidak jelas Salah menghitung dosis Salah memberi label Salah menulis instruksi Dosis keliru Pemberian obat di luar instruksi Instruksi verbal dijalankan keliru

Administration error Kontraindikasi Obat tertinggal di samping bed Extra dose Kegagalan mencek instruksi Tidak mencek identitas pasien Dosis keliru Salah menulis instruksi Patient off unit Pemberian obat di luar instruksi Instruksi verbal dijalankan keliru

Page 33: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

9

Menurut Grasso (2003) medication error fase administrasi yaitu : dosis

obat yang akan diberikan tidak tercatat, obat diberikan pada pasien yang salah,

obat diberikan pada waktu yang salah, obat diberikan melalui rute pemberian yang

salah, obat diberikan tanpa perintah dari petugas kesehatan yang meresepkan,

waktu pemberian dosis yang diinginkan tidak tercatat dalam Medical

Administration Record (MAR).

Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error versi the National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCCMERP, 1998) Tipe error Kategori Keterangan

NO ERROR

A Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkan terjadinya error

ERROR-

NO HARM

B Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien C Error terjadi, obat sudah mencapai pasien tetapi tidak

menimbulkan risiko Obat mencapai pasien dan sudah terlanjur diminum/digunakan Obat mencapai pasien tetapi belum sempat diminum/digunakan

D Error terjadi dan konsekuensinya diperlukan monitoring terhadap pasien, tetapi tidak menimbulkan risiko (harm) pada pasien

ERROR-HARM

E Error terjadi dan pasien memerlukan terapi atau intervensi serta menimbulkan risiko (harm) pada pasien yang bersifat sementara

F Error terjadi & pasien memerlukan perawatan atau perpanjangan perawatan di rumah sakit disertai cacat yang bersifat sementara

G Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm) permanen H Error terjadi dan nyaris menimbulkan kematian (mis.

Anafilaksi, henti jantung)ERROR-DEATH

I Error terjadi dan menyebabkan kematian pasien

Medication error yang terjadi pada fase apapun tentu merugikan pasien

dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang

tidak diharapkan (Buck, 1999).

Page 34: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

10

Oleh karena itu, agar obat sampai pada pasien dengan aman, maka

terdapat ”5 benar” yang menjadi prinsip amannya, yaitu ”benar obat”, ”benar

pasien”, ”benar dosis”, ”benar rute”, dan ”benar waktu pemberian” (Anonim,

2008).

B. Drug Therapy Problems

Drug Therapy Problems (DTP) merupakan masalah-masalah yang tidak

diinginkan yang dialami pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat sehingga

dapat mengganggu tercapainya tujuan terapi (Strand et.al., 1998). Ada tujuh

macam jenis DTP yang dapat disebabkan oleh obat, yaitu ada obat tanpa indikasi

(unnecessary drug therapy), butuh tambahan obat (need for additional drug

therapy), pemilihan obat yang salah (wrong drug), dosis terlalu rendah (dosage

too low), efek samping dan interaksi obat (adverse drug reaction), dosis terlalu

tinggi (dosage too high), kepatuhan pasien (compliance) (Cipolle and Strand,

2004).

C. Saluran Pencernaan

Gambar 1. Regulasi Sekresi Asam Lambung (Anonim, 2000)

Page 35: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

F

lambung,

lambung m

untuk men

menstimul

yang men

menghamb

menghamb

Gambar Parotis, 35. RonggaPankreasempedu, tebal / KKolon tuUmbai ca

Faktor utam

yang akan

melebar; ka

nstimulasi a

lasi sel G m

ningkatkan

bat sekresi

bat pelepasa

2. Diagram3. Submanda mulut, 6. , 10. Lam14. Usus d

Kolon, 17. Kurun (desceacing, 23. P

ma selama f

menstimula

arena adany

asam lambu

melepaskan

pH dan ak

asam den

an regulator

m saluran dibularis (bTekak / Fa

mbung, 11.dua belas jaKolon dataending), 20oros usus /

fase di lam

asi sekresi a

ya reseptor

ung. Peptida

n gastrin. M

kan menstim

ngan efek l

r histamine

cerna yangbawah raharing, 7. Li. Saluran ari (duodenar (tranvers0. Usus pe/ Rektum, 2

mbung yaitu

asam. Maka

r mekanik,

a dan asam

Makanan jug

mulus sekr

langsung p

positif dan

g terdiri dhang), 4. Suidah, 8. Ke

pankreas,num), 15. Sse), 18. Koenyerapan24. Anus (A

ketika mak

anan akan m

mengaktiva

amino pad

ga berfungs

resi somast

pada sel pa

gastrin (An

dari, 1. Kelublingualiserongkonga, 12. HatiSaluran emolon naik (

(ileum), 2Auriliaaurit

kanan masu

membuat din

asi reflex n

da makanan

i sebagai b

atin. Soma

arietal, dan

nonim, 2000

lenjar ludas (bawah lian / Esofagi, 13. Kan

mpedu, 16. (ascending)21. Sekumta, 2008).

11

uk ke

nding

neural

n akan

uffer,

astatin

juga

0).

ah, 2. idah), us, 9.

ntung Usus ), 19.

m, 22.

Page 36: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

12

D. Ulkus Peptik

1. Definisi

Penyakit ulkus peptikus (tukak) merupakan pembentukan ulkus pada

saluran pencernaan bagian atas yang diakibatkan oleh pembentukan asam dan

pepsin. Tukak berbeda dari erosi mukosa superfisial dalam yang membuat luka

lebih dalam pada mukosa muskularis. Tiga bentuk umum dari tukak adalah ulser

yang disebabkan oleh Helicobacter Pylori, obat antiinflamasi non steroid

(NSAID) dan kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stress (ulcer stress)

(Dipiro dan Taylor, 2005).

2. Patofisiologi

Patogenesis dari tukak duodenal (TD) dan tukak lambung (TL)

merupakan faktor refleksi dari kombinasi ketidaknormalan patofisiologi dan

lingkungan serta faktor genetik. Kebanyakan tukak terjadi disebabkan oleh asam

dan pepsin dari H.Pylori, NSAID atau kemungkinan faktor lain yang mengganggu

pertahanan mukosa normal dan mekanisme penyembuhan. Tingkat minimal dari

sekresi asam lambung adalah penting untuk pembentukan tukak. Basal dan sekresi

asam pada malam hari biasanya dapat memperparah pasien dengan penyakit TD.

Hubungan antara kortikosteroid dan tukak sendiri memiliki kontroversi.

Bagaimanapun yang menerima terapi glukokortikoid dan NSAID secara bersama-

sama dapat meningkatkan resiko pada tukak lambung.

Merokok dapat meningkatkan resiko tukak dan besar resikonya adalah

sebanyak rokok yang diisap setiap harinya. Merokok dapat mengganggu proses

penyembuhan penyakit ulser dan kemungkinan penyakit tersebut dapat kambuh

Page 37: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

13

kembali. Walaupun observasi klinik menyarankan agar pasien penyakit tukak

menghindari stress namun saran tersebut gagal dijalankan (Sukandar, 2008).

3. Manifestasi klinik

Manifestasi klinik dari ulkus peptik (Sukandar,2008) :

a. Kebanyakan pasien mengalami kesakitan pada malam hari sehingga

membangunkan mereka dari tidur, itu terjadi antara jam 12 malam dan jam 3

malam.

b. Kesakitan berlangsung selama 1 hingga 3 jam setelah makan dan biasanya

rasa sakit akan berkurang dengan makan. Antasida dapat cepat meringankan

rasa sakit pada kebanyakan pasien tukak.

c. Pasien dengan ulkus sering mendapatkan sindrom dispeptik seperti rasa panas

dalam perut dan perut gembung, mual, muntah, anoreksia dan turun berat

badan.

d. Komplikasi dari penyakit ulser disebabkan oleh H.Pylori dan NSAID

termasuk perdarahan saluran cerna atas, perforasi ke dalam peritoneal,

penetrasi ke dalam bagian dalam tubuh seperti pankreas, dan hati.

E. Penatalaksanaan Terapi

1. Tujuan terapi

Tujuan terapi adalah menghilangkan nyeri tukak, mengobati ulkus,

mencegah kekambuhan dan mengurangi komplikasi yang berkaitan dengan tukak.

Pada penderita dengan H.pylori positif, tujuan terapi adalah mengatasi mikroba

Page 38: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

14

dan menyembuhkan penyakit dengan obat yang efektif secara ekonomi (Dipiro

and Taylor, 2005).

2. Sasaran terapi

Sasaran terapinya adalah asam lambung, eradikasi H.Pylori, ulkus

(Dipiro, 2005).

3. Terapi

a. Terapi non farmakologi :

1) Mengurangi faktor stres

2) Mengurangi konsumsi rokok

3) Mengurangi konsumsi makanan pedas, asam, kafein, dan alkohol.

b. Terapi farmakologi :

Agen antiulser dapat dibedakan menjadi penghambat pompa proton,

antagonis reseptor H2, sukralfat, prostaglandin, sediaan bismuth, dan antasida

(Dipiro, 2005).

Pompa proton inhibitor tidak aktif pada pH netral, tetapi dalam keadaan

asam obat-obat tersebut disusun kembali menjadi dua macam molekul reaktif,

yang bereaksi dengan gugus sulfihidril pada H+/K+ ATPase (pompa proton) yang

berperan untuk mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal (Neal, 2002). Yang

termasuk penghambat pompa proton adalah omeprazol, lansoprazol, esomeprazol,

pantoprazol, rabeprazol (Tjay dan Rahardja, 2002).

Antagonis reseptor H2 bekerja dengan cara menempati reseptor H2

secara selektif di permukaan sel-sel parietal, sehingga sekresi asam lambung dan

Page 39: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

15

pepsin sangat dikurangi. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2

adalah simetidin, ranitidin, famotidin, roxatidin (Tjay dan Rahardja, 2002).

Sukralfat mengalami polimerasi pada pH < 4 untuk menghasilkan gel

yang sangat lengket dan melekat kuat pada dasar ulkus (Neal, 2002).

Prostaglandin, yang dalam hal ini adalah misoprostol bekerja sebagai

pendukung penyembuhan ulkus dengan menstimulasi mekanisme proteksi pada

mukosa lambung dan menurunkan sekresi asam (Neal, 2002).

Bismuth merupakan garam yang berkhasiat bakteriostatis dan terutama

digunakan pada terapi membasmi H.Pylori pada tukak lambung atau usus. Zat ini

juga sebagai pelindung mukosa dengan terbentuknya kompleks bismuth

glikoprotein dalam asam lambung yang menutupi tukak (Tjay dan Rahardja,

2002).

Antasida berperan dalam meningkatkan pH lumen lambung.

Peningkatan tersebut meningkatkan kecepatan pengosongan lambung, sehingga

efek antasida menjadi pendek. Pelepasan gastrin meningkat akibatnya stimulasi

pelepasan asam pun meningkat, maka antasida yang dibutuhkan lebih banyak

daripada yang diperkirakan (acid rebound). Jenis obat antasida adalah natrium

bikarbonat, magnesium hidroksida, alumunium hidroksida (Neal, 2002).

Untuk ulkus yang diinduksi oleh NSAID, obat yang sering digunakan

adalah penghambat pompa proton karena paling cepat dalam menyembuhkan

ulkus dibandingkan antagonis reseptor H2 dan sukralfat (Dipiro, 2005).

Berdasarkan pembagian MIMS, obat antiulser dibagi menjadi obat

antasida, dan antiulserasi.

Page 40: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

16

Berdasarkan kasus pada pasien bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta, obat golongan antasida dan antiulser yang digunakan pada periode

Agustus 2008 dapat dilihat pada table III.

Tabel III. Informasi mengenai obat-obat antasida dan antiulserasi yang

digunakan berdasarkan MIMS ed.7 dan Drug Information Handbook 11th Edition

Variabel Informasi A. Obat Golongan H-2 Blocker

A.1. Ranitidin Indikasi Mengurangi keasaman lambung Faktor Resiko Kehamilan B Kontraindikasi Hipersensitifitas terhadap ranitidin atau komponen yang terdapat

dalam formulasi. Efek samping (Dosis tidak tentu) kardiovaskuler, CNS, dermatologi,

gastrointestinal, hematologi,gagal hati, anafilaksis, dan reaksi hipersensitifitas.

Dosis Doudenal ulser : oral : 150 mg 2x/hari, atau 300 mg 1x/hari setelah makan malam atau saat tidur; dosis pemeliharaan : 150 mg 1x/hari sebelum tidur malam. Eradikasi Helicobacter Pylori : 150 mg 2x/hari Membutuhkan kombinasi terapi : -kondisi patologi hipersekresi : oral : 150 mg 2x/hari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 6 g/hari sesuai dengan indikasi klinik i.v : infuse berkelanjutan untuk Zollinger-Ellison : 1 mg/kg/jam,tentukan hasil asam lambung 4 jam, jika > 10 mEq atau jika pasien simptomatik, tingkatkan dosis 0,5 Gastric Ulser ringan : oral : 150 mg 2x/hari; dosis pemeliharaan : 150 mg 1x/hari sebelum tidur malam. Pasien yang tidak bisa obat-obat oral: I.M : 50 mg setiap 6-8 jam I.V. : intermitten bolus atau infuse : 50 mg setiap 6-8 jam; infuse I.V seterusnya 6,25 mg/jam

Interaksi Obat ‐ Sitokrom P450 :substrat CYP 1A2, 2C19, 2D6; menghambat CYP 1A2, 2D6.

Interaksi Obat ‐ Meningkatkan efek/toksisitas : siklosporine (meningkatkan serum kreatinin), gentamicin (blockade neuromuscular), glipizide, glyburide, midazolam (meningkatkan konsentrasi), metoprolol, pentoxifylline, fenitoin, kuinidine, dan triazolam.

‐ Menurunkan efek : mempengaruhi variable warfarin; antasida mungkin menurunkan absorpsi ranitidin; absorpsi ketokonazols dan itraconazol menurun; menurunkan efek nondepolarasi relaks otot, cefpodoxime, cyanocobalamin (menurunkan absorpsi), diazepam, oxaprozin; menurunkan toksisitas atropine.

Page 41: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

17

Lanjutan Tabel III Variabel Informasi

B. Obat Golongan Penghambat Pompa Proton (PPP) B.1 Omeprazol

Indikasi Jangka pendek (4-8 minggu) untuk ulkus duodenal aktif atau ulkus gastric ringan yang aktif, pengobatan untuk heartburn dan syptom lainnya dengan GERD, untuk refluks esofagitis; sebagai bagian dalam pengobatan kombinasi untuk eradikasi H.Pylori untuk mengurangi resiko ulkus duodenum, sindroma Zillonger-Ellison.

Resiko Kehamilan C Kontraindikasi Hipersensitif dengan omeprazol atau dengan komponen lainnya

dalam formulasi Efek samping Jarang, gangguan GI, sakit kepala, ruam kulit Dosis ‐ Ulkus duodenal aktif : 20 mg 1x/hari 4-8 minggu

‐ Ulkus lambung : 40 mg 1x/hari 4-8 minggu ‐ Gejala GERD : 20 mg 1x/hari hingga lebih dari 4 minggu ‐ Efluks esofagitis : 20 mg 1x/hari 4-8 minggu ‐ Eradikasi Helicobacter Pylori : dosis pengobatan bervariasi :

20 mg 1x/hari atau 40 mg 1x/hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi; dikombinasikan dengan antibiotic.

Interaksi Obat ‐ Memperpanjang waktu eliminasi diazepam, warfarin,digoksin, fenitoin, dan obat lainnya yang dimetabolisme di hati; Voriconazol dapat meningkatkan secara signifikan level serum omeprazol (pada dosis omeprazol 40 mg 1x/hari, mengurangi dosis omeprazol hingga 50%). Level serum dari PPP lainnya juga dapat meningkat.

‐ Menurunkan efek ketokonazol, itraconazol, dan obat lainnya yang absorpsinya tergantung pada asam.

B.2 Lansoprazol Indikasi Pengobatan jangka pendek pada ulkus duodenum, ulkus gaster

jinak, dan refluks esofagitis Efek samping Sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dyspepsia, mual, muntah,

mulut kering, konstipasi, perut kembunng, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, pruritus. Peningkatan hasil tes fungsi hati. Artralgia, edema perifer, depresi, trombositopenia, eosinofilia, lekopenia.

Dosis ‐ Ulkus duodenum : 30 mg 1x/hari selama 4 minggu ‐ Ulkus gaster jinak : 30 mg 1x/hari selama 8 minggu ‐ Refluks esofagitis 30 mg 1x/hari selama 4 minggu

Interaksi Obat Menurunkan efek : lansoprazol dapat menurunkan level darah/ absorpsi ketokonazole, itraconazole, ampisilin, garam-garam besi, digoksin dan obat lainnya yang absorpsinya tergantung pada keberadaan asam. Lanzoprazole dapat menurunkan level teofilin (rendah). Sukralfat dan antacid dapat mengurangi bioavailibilitas (mengurangi absorpsi hingga 30%).

B.3 Esomeprazol Indikasi Penyakit Refluks gastroesofageal (GERD). Kombinasi terapi

dengan antibakteri yang cocok untuk eradikasi Helicobacter Pylori dan penyembuhan H.Pylori yang berhubungan dengan tukak duodenum

Page 42: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

18

Lanjutan Tabel III

Variabel Informasi Faktor Resiko Kehamilan B Kontraindikasi Hipersensitif terhadap substansi aktif esomeprazol atau

benzimidazol atau komponen lain dari obat ini. Jangan diberikan bersama atazanavir

Efek samping Sakit kepala, nyeri abdomen, diare, kembung, mual, muntah, konstipasi, dermatitis, pruritus, urtikaria, pusing, mulut kering, reaksi hipersensitifitas, reaksi anafilaktik, peningkatan enzim hati.

Dosis Tablet Dewasa : ‐ Refluks Esofagitis erosif 40 mg 1x/hari selama 4 minggu

untuk pasien dengan esofagitis yang tidak menyembuh atau dengan gejala persisten. Pencegahan relaps esofagitis 20 mg 1x/hari.

‐ Terapi simptomatik GERD : 20 mg 1x/hari selama 4 minggu untuk pasien tanpa esofagitis. Pemeliharaan 20 mg 1x/hari.

‐ Terapi kombinasi dengan antibakteri yang sesuai untuk eradikasi Helicobacter Pylori 20 mg ditambah dengan 1g amoksisilin dan 500 mg klaritromisin, berikan 2x/hari selama 7 hari.

‐ Vial dewasa 40 mg diberikan secara injeksi I.V. selama minimal 3 menit atau secara infuse I.V. selama 10-30 menit.

Interaksi Obat ‐ Meningkatkan efek/toksisitas : meningkatkan konsentrasi serum diazepam, digoksin, penisilin.

‐ Menurunkan efek : menurunkan absorpsi dapsone, besi, itraconazole, ketokonazole, dan obat lainnya dimana asam lambung mempengaruhi absorpsinya. Absorpsi esomeprazol akan menurun 33%-53% jika digunakan bersamaan dengan makanan.

B.4 PantoprazolIndikasi Menghilangkan gejala dan untuk terapi jangka pendek gangguan

gaster dan intestinal yang memerlukan pengurangan sekresi asam lambung; ulkus duodenal; ulkus gaster; refluks esofagitis sedang dan berat.

Faktor Resiko Kehamilan B Kontraindikasi Kerusakan fungsi hati, kehamilan Efek samping Sakit kepala, diare. Jarang, mual, nyeri perut bagian atas,

kembung, ruam kulit, pruritus, pusing. Dosis Tab. 40 mg 1x/hari selama 2-8 minggu. IV injeksi 40 mg 1x/hari.

Lama terapi ≤ 8 minggu Interaksi Obat Dapat mempengaruhi penyerapan obat-obat yang absorpsinya

tergantung dari pH (ketokonazole, itrakonazole, dll) C. Antasida

C.1 Al(OH)3, Mg trisilikat Indikasi Mengatasi gejala sakit maag, dyspepsia, hiperfosfatemia Faktor Resiko Kehamilan - Kontraindikasi hipofosfatemia Efek samping Diare, konstipasi Dosis ‐ Dewasa : 1-2 tab kunyah, 3-4x/hari

‐ Anak : 1/2-1 tab kunyah, 3-4x/hari Interaksi Obat Menurunkan absorpsi diflunisal

C.2 Al(OH)3-Mg karbonat, Mg(OH)2, metilpolisiloxan Indikasi Hiperasiditas, tukak lambung, nyeri ulu hati, kembung, hiatus

Page 43: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

19

F. Keterangan Empiris

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems (Kajian terhadap Obat

Golongan Antasida dan Antiulserasi) pada Pasien Bangsal dewasa kelas III

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 dapat mengurangi

kejadian ME dan DTP penggunaan obat golongan antasida dan antiulserasi pada

pasien yang dirawat di RS Bethesda Yogyakarta.

hemia Faktor Resiko Kehamilan - Kontraindikasi Gangguan ginjal berat Efek samping Mual (jarang) Dosis 1-2 sdt/tab 3x/hari Interaksi Obat Dapat menghambat absorpsi tetrasiklin, digoksin, vitamin

D. Sukralfat Indikasi Tukak lambung dan tukak duodenum Faktor Resiko Kehamilan - Kontraindikasi Gangguan ginjal, kehamilan Efek samping Konstipasi, mual, gangguan pencernaan, gangguan lambung,

mulut kering, ruam, gatl-gatal, nyeri punggung, pusing, sakit kepala, vertigo, dan mengantuk

Dosis 2 g 2x/hari (pagi dan sebelum tidur malam) atau 1 g 4x/hari, 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam, diberikan selama 4-6 minggu atau pada kasus yang resisten 12 minggu; maksimal 8 g/hari; anak-anak tidak dianjurkan. Profilaksis tukak stress (suspensi), 1g 6x/hari (maksimal 8 g/hari)

Interaksi Obat Menurunkan absorpsi siprofloksasin, norfofloksasin, ofloksasin, dan tetrasiklin; absorpsi warfarin mungkin menurun; menurunkan absorpsi ketokonazol; menurunkan absorpsi glikosida jantung; menurunkan absorpsi tiroksin

E. RebamipideIndikasi Ulkus gaster dalam kombinasi dengan penghambat pompa proton,

antikolinergik atau antagonis H2, gastritis Faktor Resiko Kehamilan - Kontraindikasi Reaksi hipersensitivitas Efek samping Konstipasi, abdomen terasa membesar Dosis 1 tab 3x/hari Interaksi Obat -

Page 44: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems dengan Kajian terhadap

Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi pada Pasien Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 termasuk penelitian non eksperimental dengan

rancangan penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif. Metode

pengumpulan data dengan cara observasi pasien, melihat medical record pasien,

wawancara pasien serta tenaga kesehatan. Penelitian non eksperimental

merupakan penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri

(variabel) subyek menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi atau

intervensi peneliti (Notoatmojo, 1993).

Penelitian ini bersifat prospektif karena data yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dengan mengamati keadaan kasus selama mendapatkan

perawatan di rumah sakit dengan melihat lembar catatan mediknya dan saat pasien

keluar dari rumah sakit yaitu dilakukan dengan home visit selama periode Agustus

2008.

B. Definisi Operasional

1. masalah utama yang dimaksud disini adalah hal yang merupakan penyebab

utama terjadinya Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy

Problems

Page 45: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

21

2. drug therapy problems merupakan setiap masalah yang ditemukan selama

masa pengobatan yang dapat mengganggu tercapainya tujuan terapi yang

meliputi dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah, efek samping obat dan

interaksi obat, butuh tambahan obat, ada obat tanpa indikasi, kepatuhan pasien

(Cippole and Strand, 2004)

3. fase administrasi merupakan suatu fase pada waktu obat diberikan dan

kemudian digunakan oleh pasien di RS Bethesda Yogyakarta

4. medication errors yang dimaksud dalam penelitian ini adalah setiap kejadian

berupa kesalahan dalam proses pengobatan yang tidak disengaja dan

sebenarnya dapat dicegah oleh tenaga kesehatan

5. obat antasida dan antiulserasi yang dimaksud disini adalah obat golongan

antasida dan antiulserasi berdasarkan formularium RS Bethesda periode

Agustus 2008

6. periode penelitian dimulai dari tanggal 4 Agustus s.d. 31 Agustus 2008

7. karakteristik subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap

Kelas III Rumah Sakit Bethesda Periode Agustus 2008 yang menerima resep

obat golongan antasida dan antiulserasi non infeksi

8. karakteristik pasien meliputi distribusi umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, diagnosis dan penyakit

9. karakteristik peresepan obat meliputi unsur jumlah obat, jenis obat, bentuk

sediaan obat, aturan pemakaian obat (kekuatan, frekuensi pemberian, durasi

pemakaian)

Page 46: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

22

10. evaluasi DTP dalam penelitian ini berdasarkan sumber referensi Drug

Information Handbook (Lacy, Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006), MIMS

ed. 7 (Anonim, 2007), British National Formulary (Anonim, 2004)

11. home visit adalah pengamatan penggunaan obat dan kondisi pasien setelah

keluar dari rumah sakit tanpa melakukan intervensi, dilakukan pada pasien

yang menyetujui informed consent.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan merupakan variabel independent

yaitu masalah-masalah yang menyebabkan terjadinya ME fase administrasi dan

DTP. Selain itu, penelitian ini dilakukan dengan tim sehingga antar anggota tim

dapat terjadi bias pada saat mengambil data.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan pasien rawat inap Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 yang menggunakan obat golongan antasida dan

antiulserasi. Kriteria inklusi subyek penelitian adalah pasien wanita dan pria

berumur ≥ 17 tahun, dirawat inap di bangsal kelas III RS Bethesda Periode

Agustus 2008 yang menerima obat antasida dan atau antiulserasi non infeksi.

Kriteria eksklusi subyek penelitian ini adalah pasien yang tidak bersedia

bekerjasama, pasien yang meninggal dunia selama periode Agustus 2008, pasien

yang bukan berasal dari bangsal kelas III, dan pasien yang tidak menggunakan

obat golongan antasida dan antiulserasi.

Page 47: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

23

Berdasarkan data yang didapat di bangsal dewasa kelas III ruang B, C,

D, E, F, H, J selama periode Agustus 2008, obat golongan antasida dan atau

antiulserasi digunakan pada 36 pasien dengan pembatasan mengacu pada kriteria

inklusi dan eksklusi penelitian.

Pasien home visit adalah pasien yang rawat inap yang keluar dalam

periode Agustus 2008, yang bersedia untuk dikunjungi, dan mengisi form

pemakaian obat. Persetujuan pasien ini ditandai dengan menandatangani informed

consent.

Subyek wawancara selain pasien, juga meliputi dokter, perawat, dan

apoteker (untuk yang home visit, keluarga pasien ikut menjadi subyek

wawancara).

E. Bahan Penelitian

Bahan penelitian meliputi lembar catatan medis, lembar Daftar

Pemberian Obat (DPO). Data yang digunakan dari catatan medik ini adalah data

mengenai kondisi klinis pasien, hasil pemeriksaan laboratorium, diagnosis

keperawatan, instruksi dokter. Hasil wawancara dengan pasien, perawat, apoteker,

dan dokter, digunakan juga sebagai bahan penelitian.

F. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Bangsal dewasa kelas III, ruang B, C, D, E, F, H,

dan J Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Selain di rumah sakit, penelitian juga

dilakukan di rumah pasien yang menerima informed consent dan sebelumnya

Page 48: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

24

sudah menerima form pemakaian obat yang seharusnya diisi setiap hari oleh

pasien atau keluarga pasien.

G. Tata Cara Pengumpulan Data

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Error dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Golongan

Antasida dan Antiulserasi) dilakukan dengan mengamati profil terapi kasus yang

menerima obat golongan antasida dan antiulserasi, kejadian ME fase administrasi

pada kasus yang menerima obat golongan antasida dan antiulserasi, kejadian DTP

pada kasus yang menerima obat golongan antasida dan antiulserasi, dan akhirnya

ditarik kesimpulan mengenai masalah utama yang menyebabkan terjadinya ME

fase administrasi dan DTP.

Pada penelitian ini, evaluasi dilakukan pada 36 kasus yang menerima

obat golongan antasida dan antiulserasi yang dirawat di bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta serta 5 kasus home visit yang menerima obat golongan

antasida dan antiulserasi.

1. Tahap orientasi

Tahap ini diawali pemaparan alur kerja penelitian kepada pihak Rumah

sakit Bethesda Yogyakarta, yang meliputi apoteker, dan dokter. Setelah itu,

dilakukan pencarian informasi mengenai penggunaan obat golongan antasida dan

antiulser di Bangsal Rawat Inap Kelas III, dan juga informasi mengenai teknik

pengambilan data yang sesuai untuk tim dengan sistem kerja di Rumah Sakit

Page 49: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

25

Bethesda. Tahap orientasi ini dilakukan selama satu minggu. Pada tahap orientasi

juga dilakukan validasi bahasa sebanyak 2 kali, dengan subyek wawancara 10-18

orang, yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker, dan pasien.

2. Tahap pengambilan data

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada

pasien dan medical record pasien tersebut. Penelitian ini merupakan proyek

payung yang terdiri dari 9 anggota yang memiliki bahasan golongan obat yang

berbeda sehingga pengambilan data dilakukan secara kolektif terhadap ke-

sembilan jenis golongan obat terlebih dahulu.

Data yang dikumpulkan meliputi identitas, lama tinggal di rumah sakit,

riwayat penyakit, riwayat keluarga, dan riwayat pengobatan; data medis berupa

diagnosis dan terapi, dan data laboratorium (Rovers, et.al., 2003, Tietze, 2004).

Kemudian dari data yang didapat ini, dispesifikkan lagi berdasarkan bahasan

golongan obat masing-masing. Penelitian mengenai obat golongan antasida dan

antiulserasi mendapatkan 36 kasus. Selain berinteraksi dengan pasien, interaksi

juga dilakukan dengan perawat, apoteker, dan dokter jika dibutuhkan untuk

mendapatkan informasi yang lebih jelas.

b. Tahap wawancara

Pada proses ini dilakukan wawancara terstruktur terhadap pasien, dokter,

perawat, dan apoteker; sedangkan pada saat home visit dilakukan wawancara

terhadap pasien, dan juga keluarga pasien tersebut. Dalam penelitian ini tidak

dilakukan intervensi atau campur tangan peneliti dalam proses terapi pasien. Data

Page 50: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

26

hasil wawancara digunakan sebagai data penunjang untuk membantu

mendeskripsikan hasil penelitian.

3. Tahap penyelesaian data

a. Pengolahan data

Data yang diperoleh sebanyak 36 kasus, dievaluasi dengan

menggunakan referensi Drug Information Handbook (Lacy, et.al., 2006), MIMS

Petunjuk Konsultasi ed.7 (Anonim, 2007), Informatorium Obat Nasional

Indonesia (Anonim, 2000). Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk tabel golongan

obat, data laboratorium, tanda vital, waktu penggunaan obat, dosis dan cara pakai,

serta nama obat yang diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta yang menerima obat antasida dan antiulser. Data yang telah diolah ini

akan digunakan dalam menganalisis kemungkinan terjadinya Medication Errors

Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada pasien pengguna obat

golongan antasida dan antiulser.

b. Evaluasi data

Evaluasi ME fase administrasi dan DTP berdasarkan sumber referensi

Drug Information Handbook (Lacy, et.al., 2006), MIMS ed. 7 (Anonim, 2007),

British National Formulary (Anonim, 2004).

H.Tata Cara Analisis Hasil

Analisis data dilakukan dengan bantuan tabel secara evaluatif:

1. kasus dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dewasa (17 tahun s.d

< 65 tahun) dan kelompok geriatri (≥ 65 tahun). Perhitungan dilakukan

Page 51: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

27

dengan cara membagi antara jumlah pasien pada tiap kelompok umur per

jumlah pasien yang mendapatkan obat golongan antasida dan atau antiulser,

dikalikan 100%.

2. kasus dibagi berdasarkan persentase jenis obat golongan antasida dan atau

antiulser dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok dibagi

jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta kemudian dikalikan 100%

3. kasus dibagi berdasarkan persentase antara kelompok jenis kelamin pria

dengan kelompok jenis kelamin wanita. Perhitungan dilakukan dengan cara

membagi antara jumlah pasien pada tiap kelompok jenis kelamin per jumlah

pasien pengguna obat golongan antasida dan atau antiulser, dikalikan 100%

4. kasus dengan pembagian persentase berdasarkan tingkat pendidikan,

dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien pada tingkat pendidikan

dibagi dengan jumlah keseluruhan pasien yang dirawat dengan

menggunakan obat golongan antasida dan atau antiulser, dikalikan 100%

5. kasus dengan pembagian persentase berdasarkan jenis penyakit, dilakukan

dengan cara menghitung jumlah kasus tiap kelompok dibagi dengan jumlah

total kasus pengguna obat antasida dan atau antiulser, dikalikan 100%

6. kasus dengan pembagian persentase berdasarkan jumlah obat, dilakukan

dengan cara menghitung jumlah obat yang digunakan tiap pasien dibagi

dengan jumlah keseluruhan kasus yang dirawat dikalikan 100%.

7. kasus dibagi berdasarkan persentase perbedaan jenis pekerjaan, perhitungan

dengan cara membagi antara pasien pada tiap kelompok pekerjaan per

Page 52: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

28

jumlah keseluruhan pasien yang dirawat dan menggunakan obat golongan

antasida dan atau antiulser, dikalikan 100%.

8. persentase kasus berdasarkan diagnosis. Kasus diagnosis yang sama

dikelompokkan, yang kemudian tiap kelompok dibagi dengan jumlah total

kasus, dikali 100%.

9. persentase berdasarkan aturan pakai, rute pemberian, dosis dilakukan dengan

dengan cara menghitung jumlah kasus yang ditemukan pada tiap kelompok

dibagi jumlah keseluruhan kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta kemudian dikalikan 100%.

10. persentase kasus berdasarkan terjadinya ME, dihitung dengan cara ME yang

sama dikelompokkan, yang kemudian tiap kelompok dibagi dengan jumlah

total kasus, dikali 100%.

11. persentase kasus berdasarkan terjadinya DTP, dihitung dengan cara DTP

yang sama dikelompokkan, yang kemudian tiap kelompok dibagi dengan

jumlah total kasus, dikali 100%.

I. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami selama pengambilan data, adalah sulitnya

membaca lembar catatan medik, baik yang ditulis perawat, maupun oleh dokter.

Selain itu, peneliti kesulitan ketika harus mendeskripsikan, dan juga mengolah

data yang didapat supaya dapat menganalisis data, dan menghasilkan kesimpulan

yang tepat.

Page 53: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

29  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication

Errors fase administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Penggunaan Obat

Golongan Antasida dan Antiulser) dilakukan selama periode Agustus 2008

mendapatkan 36 pasien yang menggunakan obat antasida dan atau antiulser.

Hasil dan pembahasan penelitian ini akan dibagi menjadi 6 bagian.

Bagian pertama membahas profil pasien yang menggunakan obat antasida dan

atau antiulser di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Bagian

kedua membahas profil peresepan obat antasida dan antiulser pada pasien di

bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Bagian ketiga membahas

kejadian ME fase admisnistrasi pada pasien di bangsal kelas III Rumah Sakit

Bethesda Yogyakarta. Bagian keempat membahas DTP di bangsal kelas III

Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang menggunakan obat antasida dan

antiulser. Bagian kelima mengevaluasi masalah utama terjadinya ME fase

administrasi dan DTP pada pasien pengguna obat antasida dan antiulser di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda periode Agustus 2008. Bagian keenam merupakan

rangkuman dari pembahasan.

Page 54: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

30  

  

A. Profil Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan

Antiulserasi

Profil kasus di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang

menerima obat golongan antasida dan antiulserasi periode Agustus 2008 dapat

dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, diagnosis

utama, dan pekerjaan.

1. Berdasarkan umur

Kasus yang menerima obat golongan antasida dan antiulserasi di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dapat

dikelompokkan berdasarkan golongan umurnya, yaitu pasien berusia 17-64 tahun

dan pasien berusia ≥ 65 tahun. Berdasarkan gambar 3, terdapat 26 kasus (72%)

yang berumur 17-64 tahun, dan 10 kasus (28%) yang berumur ≥ 65 tahun.

Pengelompokkan berdasarkan golongan umur ini hanya digunakan untuk

menggambarkan profil kasus yang menerima obat golongan antasida dan

antiulserasi di bangsal kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008.

Obat antiulserasi banyak digunakan oleh golongan usia produktif dibandingkan

pada penderita golongan usia lansia. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan

obat antiulserasi banyak digunakan golongan usia dewasa adalah adanya faktor

stress yang berhubungan dengan pekerjaan dan kewajiban keluarga (Hasanah,

2007).

Page 55: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

31  

  

Gambar 3. Persentase Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode

Agustus 2008 berdasarkan Golongan Umur.

2. Berdasarkan jenis kelamin

Kasus yang menerima obat golongan antasida dan antiulserasi di bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 dapat

dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu pasien laki-laki dan pasien

perempuan. Seperti yang terlihat pada gambar 4, terdapat 18 kasus (50%) yang

berjenis kelamin laki-laki, dan 18 kasus (50%) yang berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan pustaka, pengguna antipeptik ulser lebih banyak laki-laki

dibandingkan perempuan (Hasanah, 2007).

Pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin ini hanya digunakan untuk

menggambarkan profil kasus yang menerima obat golongan antasida dan

antiulserasi di bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus

2008.

72%

28%

PERSENTASE KASUS YANG MENERIMA OBAT GOLONGAN

ANTASIDA DAN ANTIULSER BERDASARKAN GOLONGAN UMUR

17‐64 TAHUN ≥ 65 TAHUN

Page 56: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

GambarAntiulse

3. Berda

K

dewasa k

dikelompo

SLTP, SL

terdapat 7

7 kasus (2

yang mer

(19%) ya

pendidikan

menerima

Bethesda Y

r 4. Persenterasi di Ba

Ag

asarkan pen

Kasus yang

kelas III R

okkan berda

LTA, dan a

kasus (20%

20%) yang

rupakan ma

ang tidak t

n terakhir in

a obat golo

Yogyakarta

tase Kasus angsal dewagustus 2008

ndidikan te

menerima

RS Bethes

asarkan pen

akademi/un

%) yang bel

lulus SLTP

ahasiswa su

terdapat ke

ni hanya di

ongan anta

a periode Ag

PERSMENER

ANTABERDAS

 

yang Meneasa kelas II8 berdasark

erakhir

obat golong

sda Yogya

ndidikan tera

niversitas. S

um/tidak ta

P, 8 kasus (

uatu akadem

eterangan. P

gunakan un

asida dan a

gustus 2008

50%

SENTASE RIMA OBA

ASIDA DANSARKAN J

Laki‐laki

erima ObatII RS Bethekan Jenis K

gan antasida

akarta perio

akhir, yaitu

Seperti yan

amat SD, 4 k

(22%) yang

mi/universit

Pengelompo

ntuk mengg

antiulserasi

8.

50%

KASUS YAAT GOLONN ANTIULJENIS KEL

Perempuan

t Golonganesda YogyaKelamin.

a dan antiul

ode Agust

u belum/tida

ng terlihat p

kasus (11%

g lulus SLTA

tas, serta t

okkan berd

ambarkan p

di bangsa

ANG NGAN

LSER LAMIN

n Antasida akarta Peri

lserasi di ba

tus 2008

ak tamat SD

pada gamb

%) yang lulu

A, 3 kasus

erdapat 7 k

dasarkan tin

profil kasus

al kelas II

32 

dan iode

angsal

dapat

D, SD,

bar 5,

us SD,

(8%)

kasus

ngkat

yang

I RS

Page 57: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

GambarAntiulse

4. Berda

K

dewasa k

dikelompo

dengan m

pengelomp

berdasarka

satu diagn

Seperti ya

terjadi ada

r 5. Persenterasi di Ban

Agust

asarkan dia

Kasus yang

kelas III R

okkan berd

elihat diagn

pokkan be

an diagnosi

nosis, kasu

ang terlihat

alah kasus d

22

8%

PERO

ANTI

tase Kasusngsal dewatus 2008 be

agnosis utam

menerima

RS Bethes

asarkan jen

nosis yang d

erdasarkan

s ini dapat d

s dengan d

dalam tabe

dengan satu

2%

19%

RSENTASEOBAT GOLIULSER B

 

yang Meneasa kelas IIerdasarkan

ma

obat golong

sda Yogya

nis penyaki

ditentukan

diagnosis

dibagi menj

dua diagnos

l IV, ditem

diagnosis, y

20%

11%

20%

E KASUS YLONGAN A

BERDASARTERAKH

erima ObatI RS Bethe

n Pendidika

gan antasida

akarta perio

itnya. Jenis

oleh dokter

terlebih

jadi tiga kel

sis, dan ka

ukan bahwa

yaitu seban

%

YANG MEANTASIDARKAN PENHIR

B

S

S

S

A

T

t Golonganesda Yogyaan Terakhi

a dan antiul

ode Agust

penyakit d

r. Oleh seba

dahulu. P

lompok, ya

asus dengan

a kasus yan

nyak 29 kasu

ENERIMA A DAN NDIDIKAN

Belum/tidak ta

SD

SLTP

SLTA

Akademi/Univ

Tanpa Keteran

n Antasida akarta Periir

lserasi di ba

tus 2008

dapat ditent

ab itu diper

Pengelompo

itu kasus de

n tiga diagn

ng paling ba

us (81%).

N

amat SD

versitas

ngan

33 

dan ode

angsal

dapat

tukan

lukan

okkan

engan

nosis.

anyak

Page 58: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

34  

  

Tabel IV. Pengelompokkan Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal Dewasa Kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2008 berdasarkan Diagnosis No. Diagnosis Jumlah kasus

n = 36 Dengan 1 diagnosis 1. Abdominal pain 12. Adeno Ca Colon 13. Aritmia konals-fibrilasi 14. Asma 15. Cedera kepala 16. Centusio cerebri 17. Cervical mass 18. Cholesystitis 19. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) 210. Cirrosis Hepatica (CH) Decompensata 111. Cord Pulmonar Cronic (CPC) Decompensata 112. Diabetes Melitus 213 Dispepsia 114. Epidural hemiperfusi 115. Gastroentritis Akut 216. Hepatitis B 117. Hipertensi 118. Neuropati Diabetes Melitus 119. Obstruksi Cephalgia ditandai dengan psikosomatis 120. Oedem cerebri 121. Pneumonia 122. Pyleum S 123. Sirosis hati 124. Syok kardiogenik 125. Trauma capitis 126. Uretrolithiasis Dekstra 1Dengan 2 diagnosis 27. Chronic Obstructive Pulmonary Disease, broncopneumonia 128. Fraktur cruris, fraktur costae 129. Obs. Febris, dyspnea 130. Peritonitis umum, appendititis akut perforate 131. Vomitas, ganggren diabetic 1Dengan 3 diagnosis 32. Abd.pain, Apendititis akut, Infeksi Saluran Kemih (ISK) 133. Suspect hepatitis, melena, anemia 1

Page 59: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

GambarAntiulse

P

utama. Jik

dilakukan

obat golo

penyakit

pernafasan

pada gamb

untuk kasu

kasus (41

untuk men

antiulseras

Agustus 2

r 6. Persenterasi di Ban

Agus

Pengelompo

ka tidak di

dengan m

ongan antas

kardiovask

n,endokrin,

bar 7, obat

us dengan j

,7%). Peng

nggambarka

si di bangs

2008.

PK

tase Kasus ngsal dewastus 2008 b

okan jenis

itemukan d

melihat diag

sida dan an

kuler, gang

neurologi,

golongan a

jenis penyak

gelompokan

an profil ka

sal dewasa

14

PengelompokKelas III RS

Agustus 21 diagnos

 

yang Meneasa kelas IIberdasarka

penyakit

diagnosis ut

gnosis sekun

ntiulserasi d

gguan siste

dan sistem

antasida dan

kit ganggua

berdasarka

asus yang m

kelas III R

4% 5%

kkan Kasus Bethesda Y008 berdasasis 2 diagn

erima ObatI RS Bethe

an Diagnosi

dilakukan

tama, maka

nder. Berda

diresepkan

em saluran

m saluran ur

n antiulseras

an sistem p

an jenis pen

menerima o

RS Bethesda

81%

di Bangsal Yogyakarta parkan Diagnnosis 3 dia

t Golonganesda Yogyais Penyakit

dengan m

a penentuan

asarkan dat

untuk kasu

n cerna, g

rinari. Sepe

si paling ba

encernaan,

nyakit ini h

obat golong

a Yogyakar

Dewasa periode nosis agnosis

n Antasida akarta Perit

melihat diag

n jenis pen

ta yang did

us dengan

angguan s

erti yang te

anyak direse

yaitu sebes

hanya digun

gan antasid

rta pada pe

35 

dan ode

gnosis

nyakit

dapat,

jenis

sistem

erlihat

epkan

sar 15

nakan

a dan

eriode

Page 60: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

Tabel V.dan Anti

Je

penyakardioganggsaluraganggpernaf

endok

neurol

sistem

Gambar 7dan A

5. Berda

K

dewasa k

dikelompo

petani, sw

. Pengelomiulser di Ba

Agnis Penyaki

akit ovaskuler guan sistem an cerna guan sistem fasan

krin

logi

m saluran urin

7. PengelomAntiulserasi

Period

asarkan pek

Kasus yang

kelas III R

okkan berd

wasta, buru

8,3%

25%

PenBerda

mpokkan Kaangsal dewgustus 2008it Juml

n =

nari

mpokkan Ki di Bangsade Agustus

kerjaan

menerima

RS Bethes

asarkan jen

uh. Seperti

5,6

13,9%

%

5,6%

gelompasarkan 

 

asus yang Mwasa kelas I

8 Berdasarlah(x)= 36

PersX

2

15

5

3

9

2

Kasus yangal dewasa k

2008 Berd

obat golong

sda Yogya

nis pekerjaa

i yang terl

6%

41,7%

pokkan KJenis Pe

Menerima II RS Beth

rkan jenis Psentase (x/n)X (100%)

5,6

41,7

13,9

8,3

25,0

5,6

Menerimakelas III RSdasarkan je

gan antasida

akarta perio

annya, yaitu

lihat pada

%

Kasus enyakit

peny

gangcerngangpernendo

neu

siste

Obat Golohesda YogyaPenyakit ) Tujuan P

AntaAnti

6 Efek pengguna

7 Hiperasidpenyemb

9 Efek penggunakortikost

3 Efek pengguna

0 Efek pengguna

6 Hiperasid

a Obat GolS Bethesda enis Penyak

a dan antiul

ode Agust

u PNS, ibu

gambar 8

yakit kardiova

gguan sistem nagguan sistem nafasanokrin

rologi

em saluran ur

ngan Antaakarta Per

Penggunaanasida dan iulserasi

sampingaan NSAID ditas, buhan ulkus

sampingaan eroid

sampingaan NSAID

sampingaan NSAID ditas

ongan AntYogyakart

kit

lserasi di ba

tus 2008

u RT, peda

, kasus de

askuler

saluran 

inari

36 

sida riode

n

g

g

g

g

asida ta

angsal

dapat

agang,

engan

Page 61: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

pekerjaan

(44%), dii

berdasarka

kasus yan

kelas III R

GambarAntiulse

B. P

P

bangsal de

digambark

dan secara

antiulseras

total unit

sebagai ib

ikuti pekerja

an jenis pe

ng menerima

RS Bethesda

8. Persenterasi di Ban

Ag

Profil Terap

Profil kasus

ewasa kela

kan secara u

a khusus de

si. Secara u

obat yang

17%

14

PERSO

AN

bu RT berj

aan sebagai

ekerjaan ini

a obat golo

a Yogyakart

tase Kasusngsal dewa

gustus 2008

pi Kasus yan

s yang men

s III RS Be

umum, yaitu

engan hanya

umum profil

diberikan

3%3%

%

4%8%

3%

SENTASE OBAT GOLNTIULSER

P

 

umlah pali

i buruh seju

i hanya dig

ongan antas

ta pada peri

yang Menasa kelas II8 berdasark

ng Menerim

Antiulse

nerima obat

ethesda Yo

u dengan m

a melihat pe

l terapi dapa

dan kelas t

8%

%

KASUS YALONGAN AR BERDASPEKERJA

ing banyak

umlah 6 kas

gunakan un

ida dan ant

iode Agustu

erima ObaI RS Bethe

kan Jenis P

ma Obat Go

erasi

t golongan

gyakarta pe

meninjau ter

enggunaan

at digambar

terapi obat

44%

ANG MENANTASIDA

SARKAN JAAN

, yaitu seb

us (17%). P

ntuk mengg

tiulserasi di

us 2008.

at Golonganesda YogyaPekerjaan

olongan An

antasida da

eriode Agu

rapi obat sec

obat golong

rkan dengan

yang diter

NERIMA A &

JENIS

PNS

Ibu RT

Pedagang

Petani

Swasta

Buruh

Mahasiswa

Tanpa Ketera

banyak 16 k

Pengelompo

gambarkan p

bangsal de

n Antasida akarta Peri

tasida dan

an antiulser

stus 2008,

cara keselur

gan antasid

n melihat ju

rima oleh k

angan

37 

kasus

okkan

profil

ewasa

dan ode

rasi di

dapat

ruhan

da dan

umlah

kasus.

Page 62: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

38  

  

Secara khusus dapat dikelompokkan berdasarkan jenis obat, rute pemberian, serta

aturan pakai. Aturan pakai yang dimaksud meliputi dosis/kekuatan obat dan

frekuensi penggunaan obat.

1. Profil terapi secara umum

Profil terapi dapat digambarkan melalui jumlah total unit obat yang

diterima pasien, dan juga penggolongan kelas terapi obat yang diterima pasien

pengguna obat golongan antasida dan antiulserasi.

Tabel VI. Pengelompokan Kasus yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta

Periode Agustus 2008 Berdasarkan Jumlah Total Unit Obat yang Diterima Jumlah Unit Obat Jumlah Kasus

(n=36) Persentase (%)

4 2 5,6 5 1 2,8 6 2 5,6 7 3 8,3 8 4 11,1 9 2 5,6 10 4 11,1 11 5 13,9 12 4 11,1 13 3 8,3 14 4 11,1 15 0 0 16 1 2,8 17 0 0 18 1 2,8

Penggolongan kelas terapi obat yang diterima kasus dilakukan dengan

menggunakan MIMS Petunjuk Konsultasi edisi 7 2007/2008 sebagai referensi.

Page 63: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

39  

  

a. Sistem Gastrointestinal & hepatobilier

Tabel VII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Gastrointestinal & hepatobilier yang Diterima Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan

Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36 Persentase

(x/36) x 100%

1. Antasida,antiulserasiasi

Al(OH)3, Mg trisilacate 1 2,8 esomeprazol 1 2,8 lansoprazol 1 2,8 omeprazol 8 22,2 pantoprazol 2 5,6 Al (OH)3, Mg-karbonat 4 11,1 ranitidin 33 91,7 rebamipide 2 5,6 sukralfat 1 2,8

2. Regulator GIT, antiflatulen & antiinflamasi

domperidone 14 38,9 metoclopramide HCl 14 38,9

3. Antidiare

attapulgite, pectin 3 8,3 phenyl-propyl-ethylamine, chlordiazepoxide

2 5,6

loperamid hidroklorid 1 2,8

4. Digestan Pankreatin, Vit B komplek

2 5,6

pankreatin 1 2,8

5. Kolagogum,kolelitolitik & hepatic protektor

curliv plus 1 2,8 lecithin, Vit B komplek 1 2,8

b. Sistem kardiovaskular dan hematopoietik

Tabel VIII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Kardiovaskular dan Hematopoietik yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode

Agustus 2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36 Persentase

(x/36) x 100%

1 Obat jantung digoxin 2 5,6 Fluocortolone, cinchocaine

1 2,8

2 Obat antiangina Isosorbid dinitrat 4 11,1

3 ACE inhibitor kaptopril 1 2,8 lisinopril 2 5,6

4 Penyekat beta propranolol 1 2,8

5 Antagonis angiotensin II

amlodipine besylate 4 11,1 losartan K 1 2,8

6 Diuretikum furosemid 12 33,3 manitol 1 2,8 spironolakton 2 5,6

Page 64: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

40  

  

Lanjutan Tabel VIII No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36Persentase

(x/36) x 100%

7 Vasodilator perifer &

activator serebral

citicoline 5 13,9flunarizine 1 2,8gingkan 1 2,8nicergoline 1 2,8

8 Preparat antimigren

belladona 1 2,8

9 Hemostatik carbazochrome Na-sulfonate

1 2,8

ethamsilat 1 2,8tranexamic acid 7 19,4

10 asam asetilsalisilat 4 11,1

cilostazol 1 2,8enoxaparin Na 1 2,8vit K 3 8,3

11 Obat hematopoietic

pentoxifylline 1 2,8

c. Sistem pernapasan

Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Sistem Pernapasan yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus

2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36Persentase

(x/36) x 100%

1. Preparat antiasma & PPOK

anthydrous theophylline

1 2,8

fluticasone propionate

5 13,9

ipratropium Br, salbutamol sulphate

5 13,9

orciprenaline sulfate 1 2,8procaterol HCl hemihydrate

2 5,6

zafirlukast 1 2,8

2. Obat batuk & pilek

ambroxol HCl 4 11,1bromhexine HCl 2 5,6dextromethorphan 1 2,8pseudoephedrine HCl 1 2,8pseudoephedrine, terfenadrine

2 5,6

Page 65: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

41  

  

d. Sistem neuromuscular

Tabel X. Golongan dan Jenis Obat Sistem Neuromuskular Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus

2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36 Persentase

(x/36) x 100% 1. Enzim

antiinflamasi serratiopeptidase, pancreatin, lecithin

1 2,8

2. Analgesik & antipiretik

asam mefenamat 3 8,3 ketorolac tromethamine 2 5,6 methampyrone, diazepam 1 2,8 methampyrone, vit B komplek

1 2,8

paracetamol 15 41,7 paracetamol, n-asetilsistein 2 5,6 tramadol, paracetamol 2 5,6

3.

Antireumatik, 41nalgesic, & antiinflamasi

celecoxib 1 2,8 diclofenak K 1 2,8 dexketoprofen trometamol 2 5,6 glucosamine HCl 1 2,8 ketoprofen 6 16,7 ketorolac 17 47,2 metampiron, diazepam 4 11,1 tinoridine HCl 1 2,8 tramadol HCl, acetaminophen

1 2,8

4. Nootropik & neorutonik

mecobolamin 4 11,1 nimodipine 1 2,8 piracetam 8 22,2 sulbutiamine 1 2,8

5. Antiemetik & antivertigo

betahistine diHCl 1 2,8 ondansetron 4 11,1

6. Antikonvulsan fenitoin Na 6 16,7 7. Antidepresan fluoxetine HCl 1 2,8

8. Ansiolitik alprazolam 2 5,6 diazepam 1 2,8

e. Sistem hormon

Tabel XI. Golongan dan Jenis Obat Sistem Hormon yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus

2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36 Persentase

(x/36) x 100%

1. Kortikosteroid 6α-metilprednisolon 11 30,6 dexamethason 3 8,3

Page 66: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

42  

  

f. Antibiotika

Tabel XII. Golongan dan Jenis Obat Antibiotika yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

No. Golongan obat Jenis obat Jumlahn = 36

Persentase (x/36) x 100%

1. Aminoglikosida amikacin sulfate 1 2,8 gentamycin 1 2,8

2. Sefalosporin

ceftazidime 6 16,7 cefixime 2 5,6 ceftriaxone 9 25,0 cefaclor 1 2,8 cefadroxil 3 8,3 cefditoren pivoxit 2 5,6 natrium seftriakson 2 5,6 sefiksim 1 2,8 sulbactam Na, cefoperazon Na

2 5,6

3. Kloramfenikol kloramfenikol 4 11,1 tiamfenikol 1 2,8

4. Makrolid azithromycin dihydrate

1 2,8

5. Penisilin asam clavulanik 1 2,8 amoxicillin 1 2,8

6. Kuinolon

ciprofloxacin 2 5,6 levofloxacin 1 2,8 moxifloxacin HCl 2 5,6 ofloxacin 3 8,3

7. Antifungal itraconazol 1 2,8

8. Antibiotika golongan lain

fosfomisin Na 1 2,8 metronidazol 4 11,1

g. Kemoterapeutik lain

Tabel XIII. Golongan dan Jenis Obat Kemoterapeutik lain yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

No. Golongan obat Jenis obat Jumlah n = 36

Persentase (x/36) x 100%

1. Obat antituberkulosa

ethambutol 1 2,8 isoniazid 1 2,8 rifampisin 1 2,8 pyrazinamid 1 2,8

1. Antiamuba metronidazol 1 2,8

Page 67: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

43  

  

h. Sistem endokrin & metabolik

Tabel XIV. Golongan, Jenis Obat Sistem Endokrin dan Metabolik yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

No. Golongan obat Jenis obat Jumlahn = 36

Persentase (x/36) x 100%

1.

Obat antidiabetik oral

acarbose 3 8,3 glibenklamid 1 2,8 glimepiride 2 5,6 gliquidone 1 2,8 isophene Hm insulin

1 2,8

metformin HCl 4 11,1 susp netral isophane

1 2,8

2. Obat antihiperlipidemik

gliclazid 1 2,8 simvastatin 1 2,8

3. Insulin insulin manusia 3 8,3 α-ketophenylalanine

1 2,8

i. Vitamin & mineral

Tabel XV. Golongan, Jenis Obat Vitamin dan Mineral yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus

2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36Persentase

(x/36) x 100%

1. Vitamin B/dengan vitamin C

vit B kompleks 2 5,6 vitamin B1 1 2,8

2. Vitamin C vitamin C 1 2,8

3. Multivitamin/dengan mineral

ekstra grapeseed, multivitamin

2 5,6

4. Elektrolit & mineral

aspartat-K1 3 8,3 KCl 1 2,8 leucoselect phytosome, lycopene

1 2,8

5. Antianemia/vitamin masa hamil & nifas

Fe fumarate, asam folik, vit B12, vit C

1 2,8

Fe(OH)3 sucrose kompleks

1 2,8

Page 68: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

44  

  

j. Nutrisi

Tabel XVI. Golongan dan Jenis Obat Nutrisi yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

No. Golongan obat Jenis obat Jumlahn = 36

Persentase (x/36) x 100%

1. Suplemen & terapi penunjang

curcuma 2 5,6 coenzyme Q10 1 2,8 α-keto isoleusin, α-keto leusin, fenilalanin

2 5,6

k. Mata

Tabel XVII. Golongan dan Jenis Obat Mata yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

No. Golongan obat Jenis obat Jumlahn = 36

Persentase (x/36) x 100%

1. Antiinfeksi & antiseptik mata

Levofloxacin 2 5,6

2. Obat midriatikum atropine 1 2,8

l. Dermatologi

Tabel XVIII. Golongan dan Jenis Obat Dermatologi yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus

2008 No. Golongan obat Jenis obat Jumlah

n = 36Persentase

(x/36) x 100% 1. Fungisida &

antiparasit topikalbutokonazol nitrat

1 2,8

m. Alergi & sistem imunitas

Tabel XIX. Golongan, Jenis Obat Alergi dan sistem imunitas yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi

Berdasarkan Nama Generik di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

No. Golongan obat Jenis obat Jumlahn = 36

Persentase (x/36) x 100%

1. Anti & antialergi cetirizine 3 8,3 difenhidramin HCl 2 5,6

Page 69: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

45  

  

n. Obat golongan lain

Tabel XX. Golongan dan Jenis Obat Golongan lain yang Diterima oleh Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008 No. Jenis obat Jumlah

n = 36 Persentase

(x/36) x 100% 1. gliserol 1 2,8 2. HP Pro 1 2,8 3. metromycin 1 2,8 4. sapiron 1 2,8 5. xyladellaa 1 2,8

2. Profil terapi secara khusus

Pengelompokan secara khusus dapat dibagi berdasarkan jenis obat, rute

pemberian, serta aturan pakai. Aturan pakai yang dimaksud meliputi

dosis/kekuatan obat dan frekuensi penggunaan obat.

jenis obat pada kasus yang menerima obat golongan antasida dan

antiulserasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kasus yang menerima satu

jenis obat, dua jenis obat, dan tiga jenis obat golongan antasida dan antiulserasi.

Pengelompokan berdasarkan jenis obat ini didasarkan pada nama generik obat.

Berdasarkan rute pemberian obat pada kasus yang menerima obat

golongan antasida dan antiulserasi dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu secara

non-parenteral dan secara parenteral.

Tabel XXI. Profil Terapi Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi yang Diterima oleh Pasien di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode

Agustus 2008 Kasus Jenis Obat (rute

pemberian) Dosis obat Aturan

Pakai Jumlah Persentase

(X/43)x100%) Menerima satu obat 1, 3, 7, 8, 10, 12, 14, 17, 20, 21, 29, 34

ranitidine (iv) 50mg/2ml 2x1 12 27,9

22, 27, 36 ranitidine (iv) 1 ampul 3 6,9 2, ranitidine (oral) 150 mg 2x1 1 2,3

Page 70: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

46  

  

Lanjutan Tabel XXI

28 ranitidine (oral) 150 mg 3x1 1 2,3 5, 18, 35 omeprazol (iv) 40 mg 1x1 3 6,9 23 omeprazol (oral) 20 mg 1x1 1 2,3 4 Lansoprazol (oral) 15 mg 1x1 1 2,3 Menerima dua obat 26 omeprazol (oral),

ranitidine (iv) 20 mg, 50 mg/2ml

1x1, 2x1

1 2,3

11, 15, 19, 24,

ranitidin (oral), ranitidin (iv)

150 mg, 50 mg/2 ml

2x1, 2x1

4 9,3

30 ranitidin (iv), pantoprazol (iv)

50 mg/2ml, 40 mg

2x1, 1x1

1 2,3

33 pantoprazol (iv), esomeprazol (iv)

40 mg, 40 mg

1x1, 2x1

1 2,3

31 ranitidine (iv), polycrol® (oral)

50mg/2ml, 400mg

2x1, 3x1

1 2,3

6 polycrol® (oral), ranitidine (iv)

400mg, 50mg/2ml

3x2 c, 2x1

1 2,3

9 polycrol® (oral), omeprazol (iv)

400 mg, 40 mg

2x2 c, 1x1

1 2,3

13, 32 rebamipide (oral), ranitidine (iv)

100 mg, 50 mg/2ml

3x1, 2x1

2 4,6

Menerima tiga jenis obat 16 omeprazol (oral),

ranitidine (iv), sukralfat(oral)

20 mg, 50 mg/2ml, 500mg/2ml

1x1, 2x1, 2sdt 4x1

1 2,3

25 polycrol® (oral), ranitidine (iv), omeprazol (oral)

400mg, 50mg/2ml, 20 mg

3x2 c, 2x1, 1x1

1 2,3

C. Evaluasi Medication Error Fase Administration

Evaluasi ME fase administrasi ini dilakukan pada pasien bangsal dewasa

kelas III RS Bethesda Yogyakarta bulan Agustus 2008 yang menggunakan obat

golongan antasida dan antiulserasi. Evaluasi ini dilakukan secara prospektif

dengan mengamati penggunaan obat pada pasien selama rawat inap dan setelah

pulang bagi pasien yang menerima informed consent. Berdasarkan hasil evaluasi

didapatkan 6 kasus (16,7%) yang tidak mengalami ME, dan 30 kasus (83,3%)

yang mengalami ME.

Page 71: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

GambGolongan

P

yang meng

pemberian

keliru, da

Berdasark

ME yang b

Tabel XXyang Men

Salah menuPemberianDosis kelirAdministra

bar 9. Persen Antasida

Perincian M

galami ME

n obat dilu

an 17 kas

kan sifat ME

bersifat aktu

XII. Pengenerima Oba

kelas III R

Jenis ME ulis instruks

n obat diluarru ation error

entase Kejadan Antiul

Yogyaka

ME yang terj

salah menu

ar instruksi

sus (47,2%

E, terdapat 1

ual.

lompokkanat GolongaRS Bethesd

si r instruksi

16,7%

PersMe

 

adian ME plserasi di B

arta Period

jadi pada 30

ulis instruks

i, 21 kasus

%) yang m

18 kasus ME

n Kejadianan Antasidada Yogyaka

Ju

83,3%

entase edicatio

pada KasusBangsal dew

e Agustus 2

0 kasus, yai

si, 1 kasus (

s (58,3%) y

mengalami M

E yang bers

n ME Fase Aa dan Antiuarta Period

mlah Kasu

Kejadiaon Error

terj

tida

s yang Menwasa kelas I2008

itu terdapat

(2,8%) yang

yang meng

ME admin

sifat potensi

Administraulserasi di Bde Agustus

us P11

2117

adi ME 

ak terjadi ME

nerima ObaIII RS Beth

t 1 kasus (2

g mengalam

alami ME

nistration e

ial, dan 22 k

asi pada KaBangsal de2008

Persentase

47 

at hesda

,8% )

mi ME

dosis

error.

kasus

asus ewasa

(%) 2,82,8

58,347,2

Page 72: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

48  

  

1. Medication errors salah menulis instruksi

Kasus ME salah menulis instruksi terjadi sebanyak 2,8%, yaitu pada

kasus nomor 35. Pada kasus nomor 35 terjadi kesalahan peresepan obat

omeprazol, pada catatan instruksi dokter tertulis omeprazol sediaan 1 g, yang

seharusnya adalah sediaan 40 mg. Medication errors salah menulis instruksi ini

dapat mengakibatkan kesalahan pada jumlah, dosis obat yang seharusnya

diberikan pada pasien. Kesalahan ini dapat berakibat pasien menerima dosis

berlebih. Akibat dari kesalahan menulis instruksi ini dapat berpengaruh negatif

pada pasien. Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara petugas

kesehatan baik perawat maupun apoteker dengan dokter sehingga kesalahan

dalam penulisan instruksi ini dapat segera diketahui dan dievaluasi.

Tabel XXIII. Kelompok Kasus ME Salah Menulis Instruksi pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Keterangan Kategori ME

Sifat ME

35 Kesalahan pada penulisan resep oleh dokter yang menuliskan injeksi omeprazol 1x1 g padahal harusnya sediaan dosis injeksi 40 mg

A potensial

2. Medication errors pemberian obat diluar instruksi

Medication error pemberian obat diluar instruksi terjadi pada kasus

nomor 27 yaitu sebesar 2,8% dari kasus yang ada.

Tabel XXIV. Kelompok Kasus ME Pemberian Obat Diluar Instruksi pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal

dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 Kasus Keterangan Kategori

ME Sifat ME

27 Pemberian obat ranitidin tanpa rekomendasi dokter karena tidak tercatat baik dalam lembar keperawatan maupun pada lembar instruksi dokter

C aktual

Page 73: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

49  

  

Pada kasus ini, ranitidin diberikan tanpa instruksi oleh dokter baik secara

tertulis maupun verbal. Kejadian ini dapat berakibat pada kondisi kesehatan kasus,

karena pemberian obat ini tanpa sepengetahuan, dan mungkin juga tidak

dianjurkan oleh dokter.

Pemberian obat tanpa instruksi dokter merupakan pelanggaran, karena

dalam hal pengobatan bagi pasien rawat inap hanya dokter yang berhak

meresepkan obat pada pasien. Kategori ME yang terjadi adalah C karena obat

sudah diterima pasien dan obat sudah terlanjur diminum/digunakan. Sifat ME dari

kasus ini adalah aktual, karena sudah benar-benar terjadi.

3. Medication errors dosis keliru

Kasus ME dosis keliru terjadi pada 21 kasus (58,3%) dari total kasus

yang ada. Sifat ME pada kasus ini adalah aktual karena kasus sudah tentu terjadi.

Kekeliruan terhadap jumlah dosis yang diterima oleh pasien dapat menyebabkan

tidak optimalnya pengobatan, dan dapat menyebabkan waktu penyembuhan kasus

semakin lama. Pada kasus kelebihan dosis, pasien dapat mengalami overdosis

dimana kasus bukannya sembuh, tapi dapat memperparah kondisi pasien.

Tabel XXV. Kelompok kasus ME Dosis Keliru pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS

Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Keterangan Kategori ME

Sifat ME

1, 3, 6, 8, 10, 11, 17, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 36

Pemberian dosis Rantin® (ranitidin) (inj) kurang tepat. Dosis ranitidin (inj) seharusnya setiap 6-8 jam (3x/hari) untuk dosis 50mg/2ml, namun pasien hanya mendapatkan 2x untuk sediaan yang sama.

C aktual

Page 74: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

50  

  

Lanjutan Tabel XXV

4. Medication errors administration error

Kejadian ME administration error pada bangsal kelas III RS Bethesda

periode Agustus terjadi sebanyak 17 kasus (47,2%) dengan kategori A. Kasus

ME yang terjadi adalah tidak adanya keterangan yang jelas pada daftar pemberian

obat, dan lembar obat yang diterima mengenai obat golongan antasida dan

antiulserasi yang digunakan oleh kasus. Akibat dari keterangan yang tidak jelas

ini, maka terdapat dua persepsi, yaitu keterangan pada lembar obat yang diberikan

yang benar atau keterangan yang ada pada lembar DPO yang benar. Keterangan

yang tidak jelas mengenai obat yang bersangkutan apakah sudah diberikan atau

belum pada lembar DPO juga menjadi permasalahan karena hal ini dapat

merugikan pasien jika ternyata obat tidak diberikan. Hal yang merugikan juga

dapat terjadi jika ternyata pasien sudah mendapatkan obat tetapi tidak tercatat di

DPO, sehingga bisa saja nantinya pasien mendapatkan obat tersebut lagi jika tidak

terdapat komunikasi antara petugas kesehatan yang dalam hal ini perawat

terutama pada saat pergantian jam kerja. Tidak adanya keterangan mengenai

jumlah obat awal pada lembar DPO juga menjadikan evaluasi penggunaan obat

sulit dilakukan.

23 OMZ® (omeprazol) (inj) digunakan selama 4 minggu untuk penderita gastroentritis, karena jika diberhentikan seketika, maka resiko kekambuhannya tinggi; pada pasien obat digunakan hanya 1 hari

C aktual

28 Pemberian ranitidin (oral) kurang tepat. Dosis ranitidin (oral) seharusnya 2x/hari, namun pasien mendapatkan 3x/hari untuk dosis yang sama. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu tinggi

D aktual

Page 75: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

51  

  

Tabel XXVI. Kelompok Kasus ME Administration Error pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 Kasus Keterangan Kategori

ME Sifat ME

3 Terjadi kesalahan administrasi pada daftar obat yang diterima, pemberian ranitidin tidak dicentang, tetapi di Daftar Pemberian Obat (DPO) dicatat

A potensial

5 pada lembar catatan medik, tertulis omeprazol digunakan selama 1 hari tanggal 4 Agustus 2008 selama 1 hari padahal di asuhan instruksi dokter dan juga catatan keperawatan tidak dicantumkan adanya permintaan/instruksi verbal dari dokter untuk memberikan omeprazol, selain itu di DPO juga tidak tercatat

A potensial

8 ranitidin habis tanggal 13 Agustus 2008, dan baru ditambahkan pada tanggal 14 Agustus 2008 pukul 14.00 WIB; sedangkan pada DPO tercatat pasien menerima ranitidin pukul 12.00 WIB

A potensial

9 Penggunaan omeprazol merupakan DRP penggunaan obat tanpa indikasi jika dilihat dari lembar catatan medik bagian lembar obat yang diterima; tetapi jika dilihat dari lembar DPO, omeprazol disarankan untuk mencegah efek samping dari remopain.

A potensial

11 Pada lembar obat yang diterima pasien hanya mendapatkan ranitidin (inj); tetapi pada lembar DPO, ranitidin (inj) diganti dengan ranitidin bentuk sediaan oral.

A potensial

13 Pada lembar catatan pemberian obat tercatat ranitidin digunakan dari tanggal 4-6 Agustus 2008,tapi pada lembar DPO, ranitidin digunakan dari tanggal 4-10 Agustus 2008

A potensial

14 Pada lembar obat yang diberi, tidak tercatat ranitidin; tetapi pada lembar DPO ranitidin diberikan

A potensial

15 Pada lembar daftar obat yang diterima, pasien menggunakan ranitidin® (inj) dan ranitidin® (oral); tetapi pada lembar DPO, tidak tercatat duplikasi pemberian obat ranitidin

A potensial

16 omeprazol seharusnya diberikan berdasarkan instruksi dokter; tapi pada lembar DPO, omeprazol tidak dicentang (pada resep, tidak tercatat bahwa penggunaan omeprazol jika perlu saja)

A potensial

18 Pada lembar obat yang diterima omeprazol digunakan 1x/hari, tapi pada DPO tercatat 2x/hari

A potensial

19 tanggal 23 Agustus 2008 terjadi duplikasi pemberian obat yaitu ranitidin dengan rute pemberian iv dan oral; sedangkan pada DPO pasien hanya mendapatkan ranitidin oral saja

A potensial

20 Pada daftar obat yang diterima terjadi duplikasi obat karena pada hari yang sama digunakan obat sama hanya beda rute pemberian; tapi berdasarkan DPO pasien hanya mendapatkan ranitidin (inj) saja

A potensial

Page 76: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

52  

  

Lanjutan Tabel XXVI

Kasus Keterangan Kategori ME

Sifat ME

24 Pada DPO tidak tercatat waktu pemberian ranitidin (inj) sehingga dapat menimbulkan kesalahan pada waktu pemberian obat selanjutnya

A potensial

25 Pada lembar obat yang diterima tidak tercatat berapa banyak obat yang diterima. Hal ini bisa mengakibatkan kerancuan dalam jumlah obat yang sudah dipakai jika dilihat perbedaan jumlah hari pemakaian obat antara lembar obat yang diterima dengan lembar DPO

A potensial

33 Pemberian esomeprazol seharusnya diberikan tanggal 1 Agustus berdasarkan instruksi dokter, tapi pada lembar DPO pasien baru menerima obat pada tanggal 4 Agustus

A potensial

34 Pada lembar DPO tidak dicentang, juga tidak tercatat jumlah ranitidin sehingga dapat beresiko menimbulkan kesalahan

A potensial

36 Instruksi dokter untuk menggunakan ranitidin diberikan pada tanggal 11 Agustus, tapi pasien telah mendapatkan obat tersebut dari tanggal 10 Agustus

C

aktual

D. Evaluasi Drug Therapy Problem (DTP)

Evaluasi DTP pada kasus yang menerima obat golongan antasida dan

antiulserasi pada pasien bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta

periode Agustus 2008 yang dalam kondisi rawat inap maupun pasien rawat jalan

yang menerima informed consent. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan

menggunakan pustaka sebagi referensi dalam menentukan ada tidaknya DTP pada

kasus. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan 14 kasus (38,9%) yang tidak

mengalami DTP, sedangkan 22 kasus lainnya (61,1%) mengalami DTP. Jenis

DTP yang terjadi pada kasus adalah dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, ada

obat tanpa indikasi, ada indikasi tetapi tanpa obat, dan compliance/ketaatan pasien

dalam menggunakan obat. Drug Therapy Problem yang tidak terjadi pada kasus

adalah DTP efek samping dan interaksi obat (adverse drug interaction), juga DTP

pemilihan obat yang salah.

Page 77: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

 

 

Gambar 1Antasid

K

terlalu ren

(5,6%) ya

mengalam

mengalam

rumah sak

Tabel XXGolong

Jenis DTDosis terDosis terAda obatAda indiComplia

1. Dosis

K

berlangsun

obat dalam

tidak terca

10. Persentaa dan Antiu

Kasus DTP

ndah, 1 kasu

ang menga

mi DTP ad

mi DTP com

kit.

XVII. Pengegan Antasid

TP rlalu rendah rlalu tinggi t tanpa indikikasi tetapi tance

terlalu ren

Kasus DTP

ng optimal,

m darah ber

apai. Pada k

ase Kejadianulserasi di B

Pe

yang terjad

us (2,8%) y

lami DTP

da indikasi

mpliance y

elompokkana dan Antiu

Yogyaka

kasi anpa obat

ndah

dosis terla

dan mempe

rkurang seh

kasus nomo

38

Persenterja

 

n DTP padaangsal dewaeriode Agus

di, yaitu : 19

yang menga

ada obat t

tetapi tan

yang terjadi

n Kejadian Dulserasi di Barta Periode

Jumlah K

alu rendah d

erpanjang la

hingga jende

r 1, 3, 6, 8,

,9%

ntase Keadi DTP tid

a Kasus yangasa kelas IIIstus 2008

9 kasus (52

alami DTP d

tanpa indik

npa obat, d

pada saat

DTP pada Paangsal dewae Agustus 20Kasus

dapat meng

ama penyem

ela terapi un

10, 11, 17,

61,1%

ejadian Ddak terjadi DT

g MenerimaI RS Bethesd

,8%) menga

dosis terlalu

kasi, 1 kas

dan 1 kasu

pasien sud

asien yang Masa kelas III008

Persent191211

akibatkan p

mbuhan pas

ntuk menca

19, 20, 21

DTPTP

a Obat Golonda Yogyaka

alami DTP

u tinggi, 2 k

us (2,8%)

us (2,8%)

dah pulang

Menerima OI RS Bethesd

tase (%) 5

pengobatan

sien karena k

apai efek op

, 22, 26, 27

53 

ngan arta

dosis

kasus

yang

yang

g dari

Obat da

52,82,85,62,82,8

tidak

kadar

ptimal

7, 30,

Page 78: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

54  

  

31, 32, 34, 36, harusnya ranitidin injeksi diberikan 3x/hari dengan dosis

50mg/2ml, tetapi pasien hanya mendapatkan 2x/hari pada dosis yang sama,

sedangkan pada kasus nomor 23, omeprazol seharusnya digunakan selama 4

minggu untuk gastroentritis tetapi pasien hanya mendapatkan omeprazol untuk

sehari.

Tabel XXVIII. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Rendah pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi

1, 3, 6, 8, 10, 11, 17, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 36

ranitidin Pemberian dosis ranitidin (inj) kurang tepat. Dosis ranitidin (inj) seharusnya setiap 6-8 jam (3x/hari) untuk dosis 50mg/2ml, namun pasien hanya mendapatkan 2x untuk sediaan yang sama.

aktual

23

omeprazol omeprazol (inj) digunakan selama 4 minggu untuk penderita gastroentritis, karena jika diberhentikan seketika, maka resiko kekambuhannya tinggi; pada pasien obat digunakan hanya 1 hari

aktual

2. Dosis terlalu tinggi

Kasus DTP dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan pasien kelebihan

dosis, yang berakibat pada kondisi kesehatan pasien menurun bukannya membaik.

Oleh karena itu pemberian dosis yang tepat pada pasien perlu diperhatikan. Pada

kasus nomor 28 pemberian ranitidin oral 150 mg dilakukan sebanyak 3x/hari,

padahal seharusnya hanya 2x/hari (MIMS, ISO Farmokoterapi).

Tabel XXIX. Kelompok Kasus DTP Dosis Terlalu Tinggi pada Pasien yang

Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi

28 ranitidin

Pemberian ranitidin (oral) kurang tepat. Dosis ranitidin (oral) seharusnya 2x/hari, namun pasien mendapatkan 3x/hari untuk dosis yang sama.

Aktual

Page 79: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

55  

  

3. Ada obat tanpa indikasi

Kasus DTP ada obat tanpa indikasi dapat mengakibatkan pengobatan

tidak optimal, dan dapat memperbesar biaya pengobatan pasien. Hal ini

kemungkinan dikarenakan pasien mendapatkan resep obat baru, akan tetapi obat

yang lama tetap digunakan sehingga terjadi polifarmasi.

Tabel XXX. Kelompok Kasus DTP Ada Obat Tanpa Indikasi pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi

16 Inpepsa®, ranitidin

Terjadi polifarmasi pada penggunaan Inpepsa®, ranitidine secara bersamaan.

aktual

25 Polycrol®

(Al(OH)3, Mg trisilakat), omeprazol, ranitidin

Terjadi polifarmasi pada penggunaan Polycrol® (Al(OH)3, Mg trisilakat), omeprazol, ranitidin secara bersamaan dimana obat tersebut mempunyai indikasi sama.

aktual

4. Ada indikasi tetapi tanpa obat

Kasus yang seharusnya menerima obat, tapi tidak mendapatkan obat

akan mengakibatkan kesembuhan pasien tertunda, atau memungkinkan penyakit

pasien menjadi semakin parah.

Tabel XXXI. Kelompok Kasus DTP Ada Indikasi Tetapi Tanpa Obat pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas

III RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008 kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi33 esomeprazol Pemberian esomeprazol seharusnya

diberikan tanggal 1 Agustus berdasarkan instruksi dokter, tapi pasien baru menerima obat pada tanggal 4 Agustus.

aktual

5. Compliance/ketaatan pasien

Kasus DTP compliance dapat mengakibatkan pengobatan tidak optimal,

dan memperlambat kesembuhan pasien. DTP compliance kemungkinan terjadi

Page 80: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

56  

  

karena ketidaktaatan pasien dalam meminum obat. DTP compliance beresiko

terjadi pada pasien yang mendapatkan banyak obat

Tabel XXXII. Kelompok Kasus DTP Compliance pada Pasien yang Menerima Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda

Yogyakarta Periode Agustus 2008 kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi

19 esomeprazol Kasus tidak meminum obat untuk siang dan malam pada tanggal 26 Agustus, dan obat untuk malam pada tanggal 28 dan 29 Agustus.

aktual

Analisis DTP yang dilakukan dapat dilihat pada tabel XXXIII- tabel XXXVII

Tabel XXXIII. Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008

Kasus 10Subjektif Ny.MRW, nomor RM 00-96-23-03, umur 29 tahun, dirawat di RS sejak tanggal 19 Agustus s.d 23 Agustus 2008 dengan keluhan utama perut kanan bawah nyeri Diagnosis sementara : apendititis akut, Infeksi saluran kemih (ISK). Objektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 19/08/2008 Hb (gr%) 12,60 13,50-17,50 Lekosit (ribu/mmk) 10,84 4,10-10,90 Eosinofil (%) 7,9 0-5,0 Basofil (%) 0,6 0-2,0 Segmen (%) 68,9 47,0-80,0 Limfosit (%) 18,4 13,0-40,0 Monosit (%) 4,2 2,0-11,0 Hematokrit (%) 37,6 41,0-53,0 Eritrosit (juta/mmk) 4,22 4,5-5,90

Penatalaksanaan Pasien diberikan obat Rantin® (ranitidin) 2x1 (oral); Remopain® (ketorolak) 3x1 (oral); ceftriakson (2x1); Metrofusin® (metronidazol) 2x1 (oral); ciprofloxacin 500 mg 2x1 (oral); asam mefenamat 3x1 (oral).Penilaian Pemberian dosis ranitidin (inj) kurang tepat. Dosis ranitidine (inj) seharusnya setiap 6-8 jam (3x/hari) untuk dosis 50mg/2ml, namun pasien hanya mendapatkan 2x untuk dosis yang sama. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu rendah. Rekomendasi Menaikkan frekuensi pemberian ranitidine (inj) dari 2x/hari menjadi 3x/hari.

*Jenis DTP yang sama terjadi pada kasus nomor 1, 3, 6, 8, 11,17, 20, 21, 22, 26, 27, 30, 31, 36

Page 81: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

57  

  

Tabel XXXIV. Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008

Kasus 19Subjektif Ny.KTM, nomor RM 01-92-10-12, umur 49 tahun, dirawat di RS sejak tanggal 18 Agustus s.d 27 Agustus 2008 dengan keluhan utama tidak nafsu makan, berat badan menurun Diagnosis utama : tanpa keterangan Diagnosis sementara : Neuropati DMObjektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 18; 27/08/2008 Hb (gr%) 8,70; 11,90 13,50-17,50 Lekosit (ribu/mmk)

12,51 4,10-10,90

Eosinofil (%) 0,7 0-5,0 Basofil (%) 0,2 0-2,0 Segmen (%) 79,4 47,0-80,0 Limfosit (%) 14,2 13,0-40,0 Monosit (%) 5,5 2,0-11,0 Hematokrit (%) 31,8; 40,3 41,0-53,0 Eritrosit (juta/mmk)

4,66 4,5-5,90

Na+ (mmol/L) 113,0(19/08);139(20/08);133(21/08) 70,0-100,0 K+ (mmol/L) 2,9 (19/08); 3,0 (20/08); 3,5 (21/08) 3,5-5,5 Cl- (mmol/L) Suhu (oC) Berkisar antara 36,1-39,8

Penatalaksanaan Pasien diberikan obat isosorbid dinitrat 5mg 3x1 (oral); Vomitas® (domperidon) 3x1 (oral); Farmasal® (asam asetilsalisilat) 100mg 1x1 (oral); Methycobal® (metilkobalamin) 3x1 (oral); digoxin 0,25mg 1x1/2 (oral); Rantin® (ranitidin) 2x1A(inj); Primperan® (metoklopramid HCl) 1A (inj); Pamol® (paracetamol) 4x1 (oral); Aspar-K® (K1-aspartat) 2x1 (oral); ceftazidime 1g 2x1 (inj); Rantin® (ranitidin) 150mg 2x1 (oral); ofloxacin 450mg 2x ½ (oral). Penilaian

1. Frekuensi penggunaan Rantin® (ranitidin) iv 50mg/2ml harusnya setiap 6-8 jam (3x/hari), tapi pada kasus pasien diberikan Rantin® (ranitidin) iv 50mg/2ml 2x/hari. Terjadi DTP bersifat aktual, yaitu : dosis obat terlalu rendah (MIMS, DIH ed.11).

2. Kasus tidak meminum obat untuk siang dan malam pada tanggal 26 Agustus, dan obat untuk malam pada tanggal 28 dan 29 Agustus. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : compliance/ketaatan pasien.

Rekomendasi

1. Meningkatkan frekuensi pemberian Rantin® (ranitidin) (inj) menjadi 3x/hari 2. Sebaiknya kasus meminum obat secara teratur, sehingga efek obat dapat

bekerja secara optimal .

Page 82: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

58  

  

Tabel XXXV. Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008

Kasus 23Subjektif Ny.MRY, nomor RM 01-92-08-63, umur 25 tahun, dirawat di RS sejak 19 Agustus s.d 21 Agustus 2008 dengan keluhan utama 1 hari diare, muntah Diagnosis utama : gastroenteritisObjektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 19-08-2008 Hb (gr%) 13,30 12,00-18,00 Lekosit (ribu/mmk) 16,37 4,10-10,90 Eosinofil (%) 0,2 0-5,0 Basofil (%) 1,2 0-2,0 Segmen (%) 81,3 47,0-80,0 Limfosit (%) 13,3 13,0-40,0 Monosit (%) 4,0 2,0-11,0 Hematokrit (%) 40,4 41,0-53,0 Eritrosit (juta/mmk) 4,82 4,5-5,90 Na+ (mmol/L) 130.0 – 150 K+ (mmol/L) 3.5 – 5.5 Cl- (mmol/L) 94 - 111Analisa getah lambung Kultur H.Pylori Suhu (oC) Berkisar antara 36-39

Penatalaksanaan Pasien diberikan obat Arcapec® (attapulgite, pectin) 3x2 (oral); Enzyplex® (pankreatin, vit B komplek) 3x1 (oral); OMZ® (omeprazol) 1x1 (inj); Yekalgin® ( metampiron, diazepam) 3x1 (oral). Penilaian OMZ® (omeprazol) (inj) digunakan selama 4 minggu untuk penderita gastroentritis, karena jika diberhentikan seketika, maka resiko kekambuhannya tinggi; pada pasien obat digunakan hanya 1 hari. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu rendah. Rekomendasi Sebaiknya menggunakan OMZ® (omeprazol) (inj) selama 4 minggu, dan diawasi dalam proses kesembuhannya.

Page 83: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

59  

  

Tabel XXXVI. Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008

Kasus 28Subjektif Ny.SKR, nomor RM 01-92-04-83, umur 63 tahun, dirawat di RS sejak tanggal 07 Agustus s.d 10 Agustus 2008 dengan keluhan utama kurang lebih 5 bulan perut membesar, mata kuning, 5 hari badan lemas, BAK seperti air teh Diagnosis utama : CH decompisataObjektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 07-08-2008 Hb (gr%) 11,800 13,50-17,50 Lekosit (ribu/mmk) 7,660 4,10-10,90 Eosinofil (%) 0,7 0-5,0 Basofil (%) 0,5 0-2,0 Segmen (%) 81,6 47,0-80,0 Limfosit (%) 10,2 13,0-40,0 Monosit (%) 7,0 2,0-11,0 Hematokrit (%) 10,6 41,0-53,0 Eritrosit (juta/mmk) 3,71 4,5-5,90 Na+ (mmol/L) 140 130,0-150,0 K+ (mmol/L) 3,9 3,5-5,5 Cl- (mmol/L) 107 94-111 Analisa getah lambung Kultur H.Pylori Suhu (oC) Berkisar antara 36-37,6

Penatalaksanaan Pasien diberikan obat Lesichol® (lecithin murni, vit B komplek) 3x1 (oral); Curcuma® 3x1 (oral); domperidon 3x1 (oral); ranitidin 150 mg 3x1 (oral); Letonal® (spironolakton) 2x ½ (oral)Penilaian

1. Pemberian ranitidin (oral) kurang tepat. Dosis ranitidin (oral) seharusnya 2x/hari, namun pasien mendapatkan 3x/hari untuk dosis yang sama. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : dosis terlalu tinggi.

2. Pemberian ranitidin digunakan untuk mencegah efek samping berupa gangguan gastrointestinal pada penggunaan obat Letonal®, dan domperidon.

Rekomendasi 1. Pengurangan frekuensi pemberian menjadi 2x/hari untuk dosis 150mg 2. Ranitidin diberikan jika diperlukan saja

Page 84: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

60  

  

Tabel XXXVII. Contoh Evaluasi Kasus DTP pada Pasien Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Agustus

2008

Kasus 33Subjektif Bp.MJR, nomor RM 01-91-02-03, umur 53 tahun, dirawat di RS sejak tanggal 31 Juli s.d 11 Agustus 2008 dengan keluhan utama naik motor, tabrakan, kepala belakang lecet, teriak-teriak, tidak muntah. Diagnosis utama : Centusio cerebriObjektif

Parameter Tanggal periksa Nilai normal 01-08-2008 Hb (gr%) 13,1 13,50-17,50 Lekosit (ribu/mmk) 12,1 4,10-10,90 Eosinofil (%) 0,4 0-5,0 Basofil (%) 1,3 0-2,0 Segmen (%) 53,3 47,0-80,0 Limfosit (%) 38,7 13,0-40,0 Monosit (%) 6,3 2,0-11,0 Hematokrit (%) 38,9 41,0-53,0 Eritrosit (juta/mmk) 4,45 4,5-5,90 Na+ (mmol/L) 147 130,0-150,0 K+ (mmol/L) 3,4 3,5-5,5 Cl- (mmol/L) 110 94-111Analisa getah lambung Kultur H.Pylori Suhu (oC) Berkisar antara 36,2-37,3

Penatalaksanaan Pasien diberikan obat Remopain® (ketorolak) 2x1 (inj); piracetam 3 g 2x1 (inj); fenitoin 100 mg 2x1 (inj); Dicynone® (ethamsilat) 1x1a (inj); Pantozol® (pantoprazol) 40 mg 1x1 (inj); Nexium® (esomeprazol) 40 mg/ml 2x1 (inj); Manitol® (mannitol) 20% 125 cc 4x1 (inj); amoxycillin 500 mg 3x1 (oral); asam mefenamat 3x1 (oral); Ikaphen® (fenitoin Na) 2x100 mg (oral); Brainact® (citicolin) 1000 mg 1x1 (oral) ; neurotam 1x12 g (inj)Penilaian Pemberian Nexium® (esomeprazol) seharusnya diberikan tanggal 1 Agustus berdasarkan instruksi dokter, tapi pasien baru menerima obat pada tanggal 4 Agustus. DTP yang terjadi bersifat aktual, yaitu : ada indikasi tetapi tanpa obat. Rekomendasi Sebaiknya dalam pemberian obat diperhatikan waktu pemberiannya karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan pasien

Page 85: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

61  

  

E. Evaluasi Masalah Utama Medication Error dan Drug Therapy Problems

pada Kasus yang Menggunakan Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di

Bangsal dewasa kelas III RS Bethesda Periode Agustus 2008

Berdasarkan hasil evaluasi dari 36 kasus didapatkan 14 kasus (38,9%)

yang tidak mengalami DTP dan 22 kasus (61,1%) yang mengalami DTP,

sedangkan pada ME didapatkan 6 kasus (16,7%) yang tidak mengalami ME, dan

30 kasus (83,3% ) yang mengalami ME.

Masalah utama DTP dosis terlalu rendah dapat disebabkan karena

pengetahuan dokter tentang obat-obat yang dipakai hanya bersifat umum saja.

Selain itu, ternyata apoteker tidak berperan maksimal dalam mencegah terjadinya

kesalahan pengobatan hingga obat sampai pada pasien. Berdasarkan wawancara

dokter, seharusnya dalam menentukan terapi obat bagi pasien, dokter bekerja

sama dengan apoteker karena apoteker merupakan tenaga kesehatan yang paling

paham mengenai obat-obatan. Oleh karena itu, dalam kesembuhan pasien

kerjasama yang baik antara dokter, apoteker, dan juga perawat sangat diperlukan.

Berdasarkan kejadian DTP yang terjadi, terlihat juga bahwa kehadiran apoteker

bangsal sangat diperlukan untuk memonitoring dan mengawasi penggunaan obat,

utamanya pada pasien rawat inap.

Masalah utama medication error dosis keliru dapat terjadi karena

kebiasaan dokter menurunkan dosis untuk penggunaan obat antiulserasi pada

penderita gangguan ginjal dan hati, padahal untuk pasien dengan kondisi hati dan

ginjal yang baik tidak memerlukan penurunan dosis. Hal ini berarti peranan dokter

sangat besar dalam terjadinya medication error. Oleh karena itu, disini dibutuhkan

Page 86: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

62  

  

peranan apoteker dalam memberikan informasi yang penting mengenai obat-

obatan, dan perkembangan obat-obatan yang terbaru. Selain itu, berdasarkan

wawancara terhadap perawat, didapatkan informasi akan kebutuhan pengetahuan

mengenai obat dari apoteker sehingga dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang

baik dan komunikatif antara dokter, apoteker, dan perawat untuk menghasilkan

pengobatan yang optimal untuk pasien.

Hal ini berarti yang menjadi masalah utama yang menyebabkan

terjadinya ME fase administrasi dan DTP adalah karena kurangnya kerjasama

antara dokter, apoteker, dan juga perawat dalam memberikan pengobatan yang

optimal pada pasien.

F. Rangkuman Pembahasan

Berdasarkan profil terapi secara khusus, obat golongan antasida dan

antiulserasi yang paling banyak digunakan adalah ranitidin rute pemberian

parenteral pada dosis 50mg/2ml dengan frekuensi pemberian 2x1 yaitu sebanyak

12 kasus (33,3%). Persentase pasien yang memperoleh satu jenis obat merupakan

persentase kasus yang paling banyak digunakan berdasarkan jenis obat yang

diterima (29 kasus).

Terdapat 36 kasus di Bangsal dewasa kelas III Rumah Sakit Bethesda

Yogyakarta yang menggunakan obat golongan antasida dan antiulserasi periode

Agustus 2008. Berdasarkan pengelompokkan umur, terdapat 26 kasus (72%) yang

berumur 17-64 tahun , dan yang berumur ≥ 65 tahun sebanyak 10 kasus ( 28%).

Berdasarkan pengelompokan jenis kelamin, terdapat 18 kasus (50%) yang berjenis

kelamin laki-laki dan 18 kasus (50%) yang berjenis kelamin wanita. Pasien

Page 87: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

63  

  

dengan pendidikan SLTA (22,2%) dan bermata pencaharian sebagai RT (44%)

merupakan kasus yang paling banyak menggunakan obat golongan antasida dan

antiulserasi. Berdasarkan diagnosis, pasien yang paling banyak menggunakan obat

golongan antasida dan antiulserasi berasal dari kelompok dengan diagnosis

penyakit saluran cerna (41,7%).

Hasil evaluasi menunjukkan adanya ME dan DTP pada 36 kasus yang

diamati. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut didapatkan 38,9% kasus yang tidak

mengalami DTP, dan 61,1% kasus mengalami DTP. DTP yang terjadi pada kasus

adalah 52,8% dosis terlalu rendah, 2,8% dosis terlalu tinggi, 5,6% ada obat tanpa

indikasi, 2,8% ada indikasi tetapi tanpa obat, dan 2,8% compliance. Sedangkan

pada ME, didapatkan 6 kasus (16,7%) yang tidak mengalami ME, dan 30 kasus

(83,3%) yang mengalami ME, yaitu dengan rincian 2,8% ME salah menulis

instruksi, 2,8% ME pemberian obat diluar instruksi, 58,3% ME dosis keliru, dan

47,2% ME administration error.

Page 88: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

64  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi masalah utama kejadian ME fase

administrasi dan DTP pada pasien RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus

2008 (kajian terhadap penggunaan obat golongan antasida dan antiulserasi),

diketahui bahwa masalah utama yang menyebabkan terjadinya ME fase

administrasi dan DTP adalah karena kurangnya kerjasama antara dokter,

apoteker, dan juga perawat dalam memberikan pengobatan yang optimal

pada pasien.

2. Berdasarkan profil terapi secara khusus, obat golongan antasida dan

antiulserasi yang paling banyak digunakan adalah ranitidin rute pemberian

parenteral pada dosis 50mg/2ml dengan frekuensi pemberian 2x1.

3. Berdasarkan karakteristik pasien, yang paling banyak menggunakan obat

golongan antasida dan antiulserasi adalah pasien berumur 17-64 tahun

sebanyak 26 kasus (72%), pasien laki-laki sebanding dengan wanita sebayak

18 kasus (50%), pasien dengan pendidikan SLTA sebanyak 8 kasus (22,2%),

pasien dengan pekerjaan sebagai RT sebanyak 16 kasus (44%), dan pasien

dengan diagnosis penyakit saluran cerna sebesar 15 kasus (41,7%).

4. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan 14 kasus (38,9%) yang tidak

mengalami DTP, sedangkan 22 kasus lainnya (61,1%) mengalami DTP.

Page 89: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

65  

Kasus DTP yang terjadi, yaitu : 19 kasus (52,8%) DTP dosis terlalu rendah, 1

kasus (2,8%) DTP dosis terlalu tinggi, 2 kasus (5,6%) DTP ada obat tanpa

indikasi, 1 kasus (2,8%) DTP ada indikasi tetapi tanpa obat, dan 1 kasus

(2,8%) DTP compliance yang terjadi pada saat pasien sudah pulang dari

rumah sakit. Sedangkan pada ME, didapatkan 6 kasus (16,7%) yang tidak

mengalami ME, dan 30 kasus (83,3%) yang mengalami ME, yaitu dengan

perincian 1 kasus (2,8% ) ME salah menulis instruksi, 1 kasus (2,8%) ME

pemberian obat diluar instruksi, 21 kasus (58,3%) ME dosis keliru, dan 17

kasus (47,2%) ME administration error.

 

B. Saran

1. Perlunya pengoptimalan fungsi apoteker dan juga penambahan jumlah

apoteker bangsal kelas III RS Bethesda agar monitoring dan evaluasi

penggunaan obat-obatan dapat berlangsung dengan baik sehingga kejadian

ME dan DTP dapat diminimalisasi.

2. Perlunya perbaikan dalam sistem pencatatan record medis agar nantinya

kejadian ME fase administrasi dapat ditekan.

3. Perlunya komunikasi dan kerjasama yang baik antara apoteker, perawat, dan

dokter dalam melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan obat oleh

pasien.

Page 90: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

66

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000a, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 16-20, DEPKES RI,

Jakarta Anonim, 2000b, Medication Errors, FDA, http://www.fda.gov, diakses tanggal 23

September 2009 Anonim, 2000c, Regulatin of Acid Secretion,

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://courses.washington.edu/conj/bess/acid/gastric.png&imgrefurl=http://courses.washington.edu/conj/bess/acid/acidreg.html&usg=__jRHLgqfZlycsq1vZhBv0APuXN30=&h=450&w=529&sz=31&hl=id&start=54&um=1&tbnid=a1d1mffnyxIjOM:&tbnh=112&tbnw=132&prev=/images%3Fq%3Dlambung%2Bgastric%26ndsp%3D18%26hl%3Did%26client%3Dfirefoxa%26channel%3Ds%26rls%3Dorg.mozilla:en US:official%26sa%3DN%26start%3D36%26um%3D1, diakses tanggal 25 September 2009

Anonim, 2004d, Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.

1197/MENKES/SK/X/2004, http://bankdata.depkes.go.id, diakses tanggal 12 September 2009

Anonim, 2004e, British National Formulary 48, BMJ Publishing Group, Great

Britain Anonim, 2006f, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 41-2006, 193-200,

203-228, 240-256, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta Anonim, 2006g,Obat Pencernaan , http//www.medicastro.com, diakses pada 31

Mei 2008 Anonim, 2007h, MIMS Indonesia: Petunjuk Konsultasi 2007/2008, Edisi 7, 98-

130, Info Master, Jakarta Anonim, 2008i, Manajemen Medication Errors dalam Gerakan Patient safety,

Seminar Talkshow Call for paper 5 Juli 2008, Bethesda, Yogyakarta Auriliaaurita, 2008, Sistem Pencernaan,

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://kireidwi.blog.friendster.com/files/400pxdigestive_system_diagram_numbered1.png&imgrefurl=http://kireidwi.blogfriendster.com/2008/10/sistempencernaan/&usg=__efqF3G8LYkFYyd0IYf5k0eQImeE=&h=698&w=400&sz=102&hl=id&start=3&um=1&tbnid=YjBZXJebZ7DKRM:&tbnh=139&tbnw=80&prev=/images%3Fq%3Dsaluran%2Bpencernaan%26hl%3Did%26client%3Dfirefoxa%26chann

Page 91: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

67

el%3Ds%26rls%3Dorg.mozilla:enUS:official%26sa%3DX%26um%3D1, diakses tanggal 20 Oktober 2008

Barclay, Laurie, 2009, Proton-Pump Inhibitor Withdrawal May Cause Rebound

Acid Hypersecretion CME/CE, Medscape Medical News CME, http://www.google.co.id/search?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&q=proton+pump+inhibitor+medscape&meta=&btnG=Telusuri+dengan+Google, diakses tanggal 11 Oktober 2009

Cipolle, R.J and Strand, L.M., 2004, Pharmaceutical Care Practice The

Clinician’s Guide, Second Edition, , McGraw-Hill, New York Cohen, M.R.,, 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., (Ed),

Medication Error, American Pharmaceutical Association, Washington, DC. Dipiro, J. T., et al, 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Edisi

ke-6, 629-646, The McGraw-Hill Companies, USA Dwiprahasto, I., Kristin, E., 2008, Masalah dan Pencegahan Medication Error,

Bagian Farmakologi dan Toksikologi/Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit, Fak. Kedokteran UGM/RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, Avail.at. http://www.dkkbpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=132&Itemid=47, diakses tanggal 1 Oktober 2009

Lacy, C.F.,Armstrong,L.L.,Goldman,M.O.,and Lance L.L.,2006, Drug

Information Handbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio Neal, M.J., 2002, Farmakologi Medis, 30-31, Erlangga, Jakarta Sukandar, Elin, dkk., 2008, ISO FARMAKOTERAPI, 428-445, PT.ISFI

Penerbitan, Jakarta Tjay, Tan Hoan, Kirana, Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting, 251-258, Elex

Media Komputindo, Jakarta

Page 92: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

68  

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian

 

Page 93: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

69

LAMPIRAN 2.

Wawancara Apoteker

No. Pertanyaan Jawaban 1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi

Anda sebagai apoteker? Berikan alasan anda?

Penting, terapi dengan obat memerlukan ketelitian. Issue

ME sebagai perhatian yang penting agar tidak terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan pada saat terapi

2. Bagaimana pendapat Anda selaku seorang apoteker

jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan

obat?

Diperlukan

3. Apakah Anda melakukan monitoring terhadap

penggunaan obat pasien? Jika iya, sejauh mana

monitoring yang Anda lakukan ?

Ya

4. Apakah Anda memperhatikan adanya :

- interaksi obat

- dosis (besar, lama dan frekuensi

pemberian, obat harus habis atau tidak

habis)

- kontraindikasi

- efek samping

dari obat yang diresepkan oleh dokter selama obat

digunakan oleh pasien (di bangsal)?

Ya

5.

Apakah anda memberikan informasi ttg penggunaan

obat pada pasien di rawat inap? Jika iya, kepada

siapa dan apa saja informasi yang diberikan ?

Ya, bila memungkinkan kepada pasien dan keluarganya,

atau kepada yang menunggu pasien setiap hari di RS.

Nama obat dan indikasi, cara pakai/aturan minum,

frekuensi, penyimpanan, efek samping yang mungkin

timbul atau hal-hal lain yang diperlukan

6. Bagaimana sistem/cara penyaluran (dispensing) obat

hingga obat sampai kepada pasien?

Resep diterima farmasi, interpretasi resep, validasi,

negosiasi harga/ kemampuan pasien, etiket, koreksi,

penyerahan, konseling.

Page 94: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

70

LAMPIRAN 3.

Wawancara Dokter  

No. Pertanyaan Jawaban

Dokter A Dokter B Dokter C

1. Seberapa pentingkah issue medication

error bagi Anda sebagai dokter? Berikan alasan anda.

Sangat penting, karena : Banyak terjadi di RS, dan merupakan bagian dari risiko pelayanan dari prescribing hingga dispensing sehingga akan mudah terjadi kesalahan.

Penting sekali. Tugas dari dokter adalah mendiagnosa, yang kemudian terkait dengan terapi. Medication error merupakan bagian dari terapi, dimana terapi berhubungan langsung dengan pasien.

Sangat penting, karena harus 7 tepat ( indikasi, pasien, dosis obat, waspada efek samping, cara, dan harga)

2. Bagaimana pendapat dokter jika

apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat?

Sangat berterimakasih dan setuju. Error terjadi karena tulisan yang tidak jelas dan kurangnya informasi. Bukti farmasi klinis jika ada apoteker maka error akan turun.

Setuju, karena mereka lebih belajar lebih rinci mengenai obat

Harus seperti memonitoring obat (PMO = pengawas minum obat)

3.

Apakah Anda memperhatikan adanya interaksi obat, dosis (besar, lama dan frekuensi pemberian, obat harus habis atau tidak habis) dan kontraindikasi

selama obat digunakan oleh pasien (di bangsal) pada saat melakukan monitoring terhadap pasien?

Dipertimbangkan, tetapi idak tahu interaksi obat ( tidak hafal ) hanya tau yang umum-umum saja.

Ya Wajib

Page 95: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

71

LAMPIRAN 4.

Wawancara Perawat

Pertanyaan 1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda sebagai perawat? Berikan alasan anda ?

Perawat Jawaban

Perawat A Sangat penting, karena berkaitan dengan nyawa pasien. Kalau obat salah, perawat maupun farmasis kena imbasnya. Jika pasien menuntut urusan panjang.

Perawat B Penting sekali. Ada kaitan dengan patient safety, memberikan obat : memberikan racun. Pemberian obat juga harus sesuai dengan prinsip 10 benar.

Perawat C Penting. Karena pengobatan merupakan salah satu faktor penunjang kesembuhan pasien.

Perawat D Penting sekali, karena dampaknya pada pasien sangat besar, efeknya berat.

Perawat E Penting sekali, demi keamanan pasien, karena dapat membahayakan pasien jika keliru.

Perawat F Penting, karena berhubungan kepada pasien, kita harus tahu tujuan dan alasan biar kita tidak salah kepada pasien.

Perawat G Penting. Agar lebih hati-hati dan lebih teliti dalam memberikan obat kepada klien.

Perawat H Sangat penting untuk meningkatkan ketelitian.

Perawat I Sangat penting, karena bila terjadi akan berakibat fatal atau bisa memperlambat kesembuhan pasien sehingga akan memperpanjang waktu rawat inap.

Perawat J Penting, karena issue ME bisa menyebabkan atau merugikan pasien bahkan bisa fatal.

Perawat K Penting karena berpengaruh pada kesehatan pasien.

Perawat L Sangat penting. Menyangkut nyawa pasien, harus mematuhi 5B /6B.

Perawat M Sangat penting. Karena kita bisa tau bahayanya, bisa lebih bertindak hati-hati.

Perawat N Penting sekali. Karena akibatnya fatal kalau ada kesalahan

Page 96: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

72

Pertanyaan2Bagaimana pendapat anda jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat?

Perawat Jawaban

Perawat A Bagus, karena dapat mengurangi beban perawat. Untuk obat-obatan apoteker lebih tahu mengenai efek samping obat, waktu penggunaan, jam pemberian, indikasi, interaksi obat, dll.

Perawat B

Sangat setuju.Karena ada fungsi kontrol dalam tindakan keperawatan khususnya pemberian obat, sehingga dapat saling mengingatkan. Dalam prakteknya masih banyak kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat sehingga dibutuhkan fungsi kontrol satu-sama lain baik apoteker maupun perawat.

Perawat C

Setuju.Hal itu bisa untuk mementau pemberian obat dari dokter kepada pasien, sehingga akan benar-benar tahu obat yang diberikan kepada pasien. Antara dokter dan apoteker ada komunikasi terkait obat yang diberikan.Disamping itu apoteker juga bisa menjadi sarana untuk ngomong masalah pengobatan kepada dokter.

Perawat D

Pekerjaan perawat menjadi lebih ringan karena obat-obatan mudah tercover (meminimalisir kesalahan). Kalau perawat ngurusi obat selain repot juga kurang menguasai (apoteker lebih mengetahui mengenai konraindikasi, interaksi, dll).

Perawat E Bagus lebih bisa mencek obat, asal tahu batasan-batasan pekerjaannya agar tidak mengganggu perawat.

Perawat F Bagus dan sangat mendukung, karena meminimalkan kesalahan-kesalahan dan pemberian obat bias maksimal sesuai dengan kapasitasnya.

Perawat G Setuju. Meringankan aktivitas perawat di ruangan, seperti dalam membagi dan mengecek obat.

Perawat H Sangat bagus

Perawat I Setuju, dengan adanya keterlibatan apoteker maka penggunaan obat benar-benar termonitoring, di samping itu pekerjaan perawat yang multifungsi jadi bisa terbantu dalam monitoring obat.

Perawat J Setuju Perawat K Sangat setuju

Perawat L Bagus, sangat bagus (kalau dikelas iya). Karena apoteker memang yang tau tentang obat.

Perawat M Lebih senang. Karena apoteker ikut mengawasi dan membantu melihat obat (tidak Cuma melihat FIO saja). Apoteker membagi-bagi obat lebih baik.

Perawat N Lebih baik. Farmasis bisa mengontrol obat-obat, dimana letak kesalahannya, monitor efek samping obat.

Page 97: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

73

Pertanyaan 3 Informasi apa sajakah yang Anda dapatkan dari Apoteker pada saat pengambilan obat? (pada saat rawat inap)

Perawat Jawaban

Perawat A Kadang-kadang mengenai penyimpanan di kulkas, di etiket sesudah atau sebelum makan.

Perawat B Hanya klarifikasi jumlah obat, cek nama obat. Perawat C Cara penyimpanan, aturan pakai.

Perawat D Aturan pakai tapi tidak pernh mendetail, karena ada tertulis di kemasa (untuk secara lisan tidak ada).

Perawat E Jarang dijelaskan, karena dianggap sudah tahu (perawat), namun kalau obat-obat tertentu misalnya kemoterapi baru dijelaskan.

Perawat F Cara pemberian, dosis, efek samping obat.

Perawat G Kadang tidak ada, karena sudah sering di berikan dan umum digunakan. Kalau adapun berupa informasi obat misalnya aturan pemakaian dan efek samping

Perawat H Pemakaian dengan dosis yang tepat, cara pemakaian obat, waktu pemberian obat.

Perawat I - Perawat J Jarang ketemu. Perawat K Cara pemakaian / pemberian obat.

Perawat L Jarang ada (lebih banak jarangnya). Kadang-kadang hanya sitostatika.

Perawat M Tidak ada informasi. Perawat N Kadang-kadang. Dalam penyimpanan, pemakaian.

Page 98: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

74

Pertanyaan 4 Apakah Anda memberikan informasi penggunaan obat terhadap pasien? Jika iya, informasi apa saja yang Anda berikan?

Perawat Jawaban Perawat A Ya, Informasi mengenai indikasi, nama obat, waktu minum obat.

Perawat B Ya,Informasi yang diberikan berupa dosis, cara minum obat (sblum atau setelah makan), sebelum tidur/malam hari, car penggunaan (mis sublingual, tidak boleh digerus).

Perawat C Waktu penggunaan (sebelum/setelah makan), obat-obatan yang bila perlu, obat-obat antibiotik yang aturan minumnya per berapa jam (mis tiap 8 jam, dll).

Perawat D Ya, informasi yang diberikan sesuai dengan aturan obat (misalnya obat diberikan 1 jam sebelum makan), interaksi obat (tapi yang sederhana saja).

Perawat E Iya. Efek samping, cara minum, harus dihabiskan (untuk AB), serta harus sesuai aturan pakai.

Perawat F Iya. Aturan pakai, cara pemberian (sebelum atau sesudah makan) dan jika obat habis segera kontrol.

Perawat G

Iya. Fungsi obat, aturan minum, cara minum, kalau meminum obat harus memakai air putih, jika obat habis harus kontrol dan harus rutin mengkonsumsinya dan tidak boleh ada selah (untuk OAT).

Perawat H Ya, waktu kapan obat diminum, cara pemakaian obatnya. Perawat I Tidak, tetapi kadang-kadang iya.

Perawat J Dosis pemberian obat, cara pemakaian, cara minum obat (sebelum/sesudah/saat makan ), reaksi setelah minum obat.

Perawat K Ya. Cara minum obat, efek samping minum obat, guna obat.

Perawat L Ya. Sebelum/sesudah makan, indikasi obat, ½ jam sebelum makan untuk obat muntah.

Perawat M Iya. Indikasi obatnya. Perawat N Ya. Obatnya sebelum / sesudah makan, obat luar / obat dalam.

Page 99: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

75

Pertanyaan 5 Apakah Anda mengecek ulang terlebih dahulu obat untuk pasien sebelum menyerahkannya?

Perawat Jawaban Perawat A Ya

Perawat B Selalu dicek dulu. Setiap ganti shift pasti dicek, setelah dicek sudah enar jumlah dan pasiennya maka langsung diberikan.

Perawat C Ya, dicek melalui DPO, dicek obatnya juga, semua obat. Pagi, cek untuk pagi dan siang. Sore, cek sambil membagikan.

Perawat D Ya, lihat dari FIO/DPO, disesuaikan/dicocokkan. Perawat E Iya. Perawat F Iya. Perawat G Iya. Perawat H Iya. Perawat I Iya. Perawat J Iya. Perawat K Iya. Perawat L Iya. Perawat M Iya. Nama pasien, nama obat. Perawat N Ya. Nama obat, aturan pakai, dosis.

Page 100: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

76

Pertanyaan 6 Apabila terdapat pasien yang tidak mematuhi aturan pakai obat, apa yang Anda lakukan?

Perawat Jawaban Perawat A Merayu/membujuk pasien supaya mau minum obat.

Perawat B Beri edukasi tentang pemberian obat. Jika pasien ada kendala, ber tahu apotekernya.

Perawat C Beri tahu cara pemakaian obat lagi.

Perawat D Memberi tahu bahwa obat tersebut harus diminum, jika tidak diminum akan menghambat proses penyembuhan, dan akan menjadi tidak efektif (menegur).

Perawat E Ditegur, kemudian dilbilangin tentang efek obat dan akan sulit sembuh.

Perawat F Dikasih tahu kembali aturan pakai obat. Kalau pasien merasa tidak dapat mengkonsumsi sendiri, perawat dapat membantu dan ditungguin sampai diminum.

Perawat G Menegur, kemudian diterangkan lagi tentang manfaat dan khasiat obat.

Perawat H Kita berikan sendiri atau diberi pengarahan. Perawat I Tidak ada.

Perawat J Memberikan informasi akibat-akibat bila tidak memenuhi aturan pakai dan menganjurkan untuk minum obat yang benar.

Perawat K Memberi tahu kalau kepatuhan minum obat adalah untuk kepentingan pasien (kesembuhan).

Perawat L Dinasehati. Dievaluasi mengapa tidak mematuhi aturan pakainya

Perawat M Terserah mereka, yang penting sudah memberi tahu. Perawat N Dinasehati, dirayu.

Page 101: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

77

Pertanyaan 7 Pada saat Anda memberikan obat kepada pasien, apakah Anda menunggu/melihat hingga pasien menggunakan semua obatnya?

Perawat Jawaban

Perawat A Kadang-kadang menunggu. Meminumkan jika pasien tidak bisa minum, kalau bisa minum sendiri, obat diminum sendiri.

Perawat B Tidak selalu. Klo obatnya digerus maka ditunggui.

Perawat C Sering disaat pasien tidak ada keluarga yang menunggu. Jika ada yang menunggu, keluarga yang dipasrahi dalam memastikan obat sudah diminum oleh pasien.

Perawat D Menuggu, kadang-kadang semua diminumkan.

Perawat E Iya, ditungguin atau bahkan diminumkan, kecuali jika pasien tidak mau ditungguin, maka perawat akan meninggalkan ruangan.

Perawat F Ditungguin hingga terminum.

Perawat G

Iya ditungguin, bahkan kalau bisa diminumkan. Namun terkadang pasien bilang ke perawat bahwa dia akan meminum obat sebentar lagi sehingga perawat tidak memantau penggunaan obat tersebut.

Perawat H Kadang ya, kadang tidak. Perawat I Ya. Perawat J Ya. Perawat K Kadang-kadang ya

Perawat L Tergantung situasi dan tenaganya. Kalau pasien banyak, ditinggal saja, soalnya ramai.

Perawat M Ya. Langsung diminumkan. Perawat N Diminumkan.

Page 102: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

78

Pertanyaan8Apakah Anda sering menemukan obat pasien yang ketinggalan di bangsal Jika iya apa yang Anda lakukan?

Perawat Jawaban

Perawat A Kadang-kadang (terutama jika obat yang sudah distop). Ditelepon kalau masih digunakan oleh pasien. Dijadikan 1 dengan obat-obat stok (untuk obat yang telah distop).

Perawat B Ada pernah tapi jarang.

Perawat C Pernah, menelpon pasien tetapi juga tergantung dari jumlah obat, misalnya tertinggal ½ tablet, tidak usah ditelpon/disusulkan.

Perawat D Pernah tapi tidak terlalu sering. Menghubungi pasien/keluarga sedapat mungkin.

Perawat E Iya terutama sirup. Dihubungi jika ada telp dan kalau tidak bisa mengambilnya maka perawat akan mengantar ke rumah.

Perawat F Sering ketinggalan di kotak obat, kalau di ruangan jarang. Kalau ada nomor telepon perawat telepon, jika tidak ada perawat antar ke rumah.

Perawat G

Kadang-kadang. Menghbungi pasien atau keluarga untuk mengambil obat, kalau pasien tidak bisa datang, perawat yang akan membawa kerumah. Kebanyakan obat yang ketinggalan disebabkan karena proses lama di farmasi, sehingga pasien tidak betah untuk menunggu.

Perawat H Tidak sering, bahkan sangat jarang, tapi pernah ada yang ketinggalan biasanya kalau alamatnya ada dan mudah dijangkau kita akan antar ke rumah klien.

Perawat I Tidak.

Perawat J Ya, pernah dulu saya telpon humas lalu minta antar ambulance diantar sampai rumah. Pernah juga menelpon keluarganya untuk ambil ke ruangan.

Perawat K Jarang. Perawat L Jarang. Perawat M Tidak.

Perawat N Sering. Ditunggu kalau kontrol lagi Kalau rumahnya dekat, diantar atau ditelepon.

Page 103: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

79

Pertanyaan 9 Apakah Anda pernah menjumpai obat yang kemungkinan sengaja dibuang atau disembunyikan oleh pasien? Jika iya, apa yang Anda lakukan?

Perawat Jawaban Perawat A Tidak. Perawat B Belum pernah lihat. Perawat C Belum pernah.

Perawat D Ada, ditegur (jika ada keluarganya diberi tahu).Kadang-kadang ada yang disembunyikan keluarganya juga.

Perawat E

Tidak, karena diminumkan. Kecuali obat syrup (OBH), dimana efek sampingnya malah membuat batuk, hal ini yang menyebabkan pasien jarang meminum sesuai aturan.

Perawat F Belum pernah.

Perawat G Ada, namun perbandingannya jarang. Jika pasien masih di rawat di bangsal, maka perawat akan menegur dan menerangkan kembali fungsi obat.

Perawat H Tidak pernah (di RS jiwa sering).

Perawat I Ya, bila memberikan obat langsung diminum kan supaya pasien tidak menyembunyikan atau membuang.

Perawat J Ya, memberi informasi akibat bila tidak memenuhi aturan pakai dan menganjurkan untuk minum obat yang benar.

Perawat K Tidak. Perawat L Sering. Dinasehati. Perawat M Banyak. Sengaja ditaruh dilaci. Tidak melakukan apa-apa.

Perawat N Jarang, karena diminumkan langsung, hampir tidak pernah ada.

Page 104: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

80

LAMPIRAN 5.

Data Kasus Pengguna Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi di Bangsal dewasa kelas III Rumah Sakit Bethesda dalam Periode Agustus 2008

Kasus 1

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: HMD

Keluhan masuk:

seseg nafas sejak tadi malam, pusing dan badan terasa panas. Riwayat alergi udara dingin, debu, asap. Reaksi: sesak napas.

Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38

Nafas (x/menit) Berkisar antara 16-36

No. RM: 00913088

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100

Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 100-150/60-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis COPD Pemberian 3-

Aug 4-

Aug 5-

Aug 6-

Aug 7-

Aug 8-

Aug 9-

Aug 10-Aug

11-Aug

kelamin: paracetamol 3x500 mg, po √ - - - - - - - - Laki-laki Avelox 1x400 mg, po √ √ √ √ - - - - - Mucopect 3x1 cth, po - √ - - - - - - - Umur: dextrometorphan 3x1, po - √ √ √ √ √ √ √ √ 73 tahun Neurobion 1x1, po - √ √ √ √ √ √ √ √ Methycobal 3x250 mg, po - - √ √ √ √ √ √ √ Tgl masuk: Ceftazidime 2x1 g, iv - - - - √ √ √ √ √ 3 Agustus 2008 Rantin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ - - - - - - - Somerol 2x125 mg, iv √ √ √ √ √ √ - - - Combivent 3x4, nebulizer √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tgl keluar: Flixotide 3x4, nebulizer √ √ √ √ √ √ √ √ √

Page 105: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

81

Kasus 2

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: KRT Keluhan masuk: batuk dan seseg ± 1 minggu, sudah periksa Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,5

di puskesmas tidak berkurang. Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-26

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

01920951 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 100-120/70-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Asma Pemberian 17-Aug

18-Aug

19-Aug

20-Aug

kelamin: Mucopect 3x1 cth, po - √ - -

Perempuan Somerol 1x4 mg, po - √ √ √

Zitromax 1x500 mg, po - √ √ √

Umur: Rantin 2x1 tablet, po - √ √ √

18 tahun Somerol 2x125 mg, iv √ √ - -

Combivent inhalasi √ √ - -

Tgl masuk: Flixotide inhalasi √ √ - -

17 Agustus 2008

Tgl keluar:

20 Agustus 2008

Page 106: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

82

Kasus 3

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: IGN Keluhan masuk: merasa sesak napas dan batuk dahak Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,2

(bisa dikeluarkan) sudah 4 hari . Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-24

No. RM: Hari ini mengeluh pusing, mual, muntah 4x. Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100

01920537 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 90-160/70-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis COPD Pemberian 8-

Aug 9-

Aug 10-Aug 11-Aug

12-Aug

kelamin: Pamol 3x500 mg, po; b/p √ - - - -

Perempuan Angioten 1x1, po - √ √ √ √

Mucopect 3x1, po - √ √ √ √

Umur: Cravit 1x500 mg, po - - - √ √

67 tahun Rantin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ - - -

ceftriaxone 2x1 g, iv √ √ √ √

Tgl masuk: Combivent 3x1, nebulazer √ √ √ √ √

8 Agustus 2008 Flixotide 3x1, nebulazer √ √ √ √ √

Tgl keluar:

12 Agustus 2008

Page 107: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

83

Kasus 4

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: DS Keluhan masuk: 4 hari seseg, batuk dahak tidak bisa keluar. Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,2

Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-32

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 78-120

960358 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-170/70-110

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis COPD Pemberian 13-Aug

14-Aug

15-Aug

16-Aug

17-Aug

18-Aug

19-Aug

20-Aug

21-Aug

22-Aug

23-Aug

24-Aug

kelamin: Broncopneumonia Bisolvon 3x2 cth, po √ - - - - - - - - - - -

Laki-laki Accolate 2x1 tablet, po √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ -

Somerol 3x125 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √

Umur: Enzyplex 2x1 tablet, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ √

78 tahun Prosogan 15 mg 1x1 tablet, po - - - - - - √ √ √ √ - -

Cetirizine 1x1 tablet, po; sore - - - - - - - - √ - - -

Tgl masuk: Meptin 3x0,25 tablet, po - - - - - - - - - - √ √

13 Agustus 2008 ceftriaxone 2x1 ampul, iv √ √ √ √ √ √ √ √ √ - - -

Sapiron 2x1 ampul, iv - - - - - - - - √ √ √ √

Flixotide 4x1, inhalasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tgl keluar: Combivent 4x1, inhalasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

24 Agustus 2008

Page 108: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

84

Kasus 5

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SPR Keluhan masuk: ± 2 minggu sesak napas, suara napas mengi. Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37

Nafas (x/menit) Berkisar antara 16-26

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 78-92

01920350 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 100-150/70-90

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Pneumonia Pemberian 4-

Aug 5-

Aug 6-

Aug 7-

Aug 8-

Aug 9-

Aug

kelamin: rifampisin 1x450 mg, po √ √ √ √ √ √

Laki-laki Pehadoxin 1x1 tablet, po √ √ √ √ √ √

etambutol 1x750 mg, po √ √ √ √ √ √

Umur:

pirazinamid 1x1500 mg, po √ √ √ √ √ √

66 tahun HP Pro 3x1 tablet, po - - - - √ √

Omeprazole 40 mg 1x1 ampul, iv - - - - - -

Tgl masuk: 4 Agustus 2008

Somerol 1x125 mg, iv - - - √ √ √

Tgl keluar:

9 Agustus 2008

Page 109: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

85

Kasus 6

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: TRN Keluhan masuk: kecelakaan lalu lintas, sepeda motor Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,5

tabrakan dengan sepeda motor, muntah, Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-22

No. RM: pusing. Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

01921036 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 120-190/60-120

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Trauma capitis Pemberian 19-Aug

20-Aug

21-Aug

23-Aug

24-Aug

25-Aug

26-Aug

kelamin: Nonflamin 3x50 mg, po - √ √ √ √ √ √

Laki-laki Polycrol 3x2 c (400 mg), po - - √ - - - -

Neurotam 2x1, po; ac - √ √ √ √ √ √

Umur: Rhinofed 2x1, po - √ √ √ √ √ √

21 tahun Kalnex 3x500 mg, po - √ √ - - √ √

Clavamox 3x500 mg, po - √ √ - - √ √

Tgl masuk: Yekalgin 3x1, po - √ √ √ √ √ √

19 Agustus 2008 metilprednisolon 2x1, po - - - - - - √

ketorolak 2x30 mg/ml, iv √ √ - - - - -

Tgl keluar: ceftriaxone 2x1 g, iv √ √ - - - - -

26 Agustus 2008 piracetam 2x3 g, iv √ √ - - - - -

Kalnex 3x500 mg, iv √ √ - - - - -

Ranitidine 50 mg/2 ml, iv √ √ - - - - -

Page 110: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

86

Kasus 7

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama : AMR

Keluhan masuk : sakit, rasa tidak nyaman pada bagian perut Suhu (0C) Berkisar antara 36-38 Nafas (x/menit) -

NO. RM : 01920691

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg) Berkisar 110/70; 140/90;

150/90 Diagnosis Utama : tanpa keterangan

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian

Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Laki-laki

12-Agt

13-Agt

14-Agt

15-Agt

16-Agt

Spasmium® 3x1 po √ - - - - Umur : 39 tahun Pamol® 500 mg 4x1 po √ 1x √ 1x -

Ofloxacin 400 mg 2x1/2 - 1x √ √ - Tgl masuk : 12 Agt 2008

Primperan® 10mg/2ml 2x1 iv - √ 1x - - Diagnosis Sementara : Uretrolithiasis D

Ranitidine 50 mg/2ml 2x1 iv - √ 1x - - Tgl Keluar : 16 agt 2008

Ceftazidime 1 g 2x1 iv - 1x 1x √ - Remopain® 10 mg/ml 2x1 iv - - - 1x 1x Kalnex® - - - 1x 1x

Page 111: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

87

Kasus 8

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SRJ Keluhan masuk: pusing, dada panas, mual-mual.

Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,5

Nafas (x/menit) Berkisar antara -

No. RM: 00641564

Nadi(x/menit) Berkisar antara 80-86 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 100-110/60-80

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Obstruksi Cephalgia Pemberian 12-Aug

13-Aug

14-Aug

15-Aug

16-Aug

17-Aug

18-Aug

19-Aug

20-Aug

21-Aug

kelamin: ditandai dengan paracetamol 3x500 mg, po √ √

Perempuan psikosomatis Primperan 3x10 mg, po; 1/2 jam ac √ √

metformin 3x500 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √

Umur: simvastatin 1x10 mg, po; malam hari √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

49 tahun Glucobay 2x1, po; ac √ √ √ √ √ √ √ √ √

Metrix 1x2 mg, po; ac siang √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tgl masuk: Cetalgin 3x1, po √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 Agustus 2008 Kalxetin 1x10 mg, po; pagi hari √ √ √ √ √ √

pk. 14:40 WIB Zypraz 2x1, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

ranitidin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ √ √ √ √ √

Tgl keluar: metoclopramid 2x1, iv √ √ √

21 Agustus 2008

Page 112: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

88

Kasus 9

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: PNY Keluhan masuk: nyeri ulu hati. Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37

Nafas (x/menit) -

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

00753861 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-130/70-80

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Aritmia konals–fibrilasi Pemberian

26-Aug

27-Aug

28-Aug

29-Aug

30-Aug

31-Aug

kelamin: Digoxin 2x0,125 mg, po; @ 12 jam - √ √ √ √ √

Perempuan KSR 2x1, po - √ √ √ √ √

Polycrol 2x2 c, po; ac - - - - - -

Umur: furosemid 1x40 mg, po; ac - - - - √ √

72 tahun ketorolak 1 ampul 30 mg, iv √ - - - - -

Omeprazole 40 mg 1x1, iv √ √ - - - -

Tgl masuk: Lasix 1x40 mg, iv √ √ √ - - -

26 Agustus 2008

Tgl keluar:

30 Agustus 2008

Page 113: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

89

Kasus 10

Data Diri Pemeriksaan

Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama : MRW Keluhan masuk : Perut kanan bawah nyeri Suhu (0C) Berkisar antara 36,5-37,2 Nafas (x/menit) -

NO. RM : 00962303

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-84 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110/80

Diagnosis Utama : Tanpa keterangan

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian

Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Perempuan

19-Agt

20- Agt

21-Agt

22-Agt

23-Agt

ceftriaxon 2x1 gr iv √ 1x √ √ 1x Metrofusin ® 2x1 iv √ 1x √ √ 1x Rantin® 50mg/2ml 2x1 iv - 1x √ - -

Umur : 29 tahun

Remopain® 10mg/ml 3x1 iv - - 2x 1x - ciprofloxacin 500 mg 2x1 po Obat dibawa pulang asam mefenamat 500 mg 3x1 po Obat dibawa pulang

Tgl masuk : 19 Agustus 2008

Diagnosis Sementara : Abd. Pain; APP akut; ISK / BSK

Tgl Keluar : 23 Agustus 2008

Page 114: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

90

Kasus 11

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital

Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: MKR Keluhan masuk: mual, muntah (terdapat luka pada kaki) Suhu (ºC) Berkisar antara 36-39,2

Nafas (x/menit) Berkisar antara -

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-104

00524751 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 90-140/60-90

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Vomitas, Pemberian 20-Aug

21-Aug

22-Aug

23-Aug

24-Aug

25-Aug

26-Aug

27-Aug

28-Aug

29-Aug

30-Aug

31-Aug

kelamin: ganggren diabetik Pletaal 2x50 mg, po; 1/2 jam ac - - √ √ √ √ √ √ √ √ - √

Laki-laki Pamol 3x500 mg, po; b/p √ - √ √ √ √ √ √ √ √ - -

Cloracef 3x500 mg, po; @ 8 jam - - - - - - √ √ √ √ - √

Umur: Rantin 2x150 mg, po. - - - √ √ √ √ - - - - -

50 tahun Narfoz 2x8 mg, po - - - - - - √ √ - √ - √

thiamfenokol 3x500 mg @ 8 jam - - - - - - - - - √ - -

Tgl masuk: Ketesse po; b/p - - - - - - - - √ - - -

20 Agustus 2008 Ceftazidime 2x1 g, iv √ √ √ √ - - - - - - - -

pk. 13:40 WIB Narfoz 2x1 mg, iv √ √ √ - - - - - - - - -

Rantin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ √ - - - - - - - - -

Tgl keluar: Actrapid 3x12 UI, iv - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

10-Sep-08 atropine 1/4 ampul, iv √ - - - - - - - - - - -

Pronalges 1 ampul 50 mg/ml, iv √ - - - - - - - - - - -

metromycin 1x1, iv - - √ √ √ √ - - - - - -

Page 115: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

91

Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Pemberian 1-Sep 2-Sep 3-Sep 4-Sep 5-Sep 6-Sep 7-Sep 8-Sep 9-Sep 10-Sep

Pletaal 2x50 mg, po; 1/2 jam ac √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pamol 3x500 mg, po; b/p √ √ √ √ - - - - - -

Cloracef 3x500 mg, po; @ 8 jam √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Rantin 2x150 mg, po. - - √ √ √ √ √ √ √ √

Narfoz 2x8 mg, po √ √ √ - - - - - - -

Thiamfenokol 3x500 mg @ 8 jam - - √ √ √ √ √ √ √ √

Ketesse po; b/p - - - - - - - - - -

Actrapid 3x12 UI, iv √ √ √ - - √ √ √ √ √

Venover 2 1mpul 100 mg/5 ml, iv - - - - - - - √ √ -

Metronidazole 2x1, iv - - √ √ √ - - - - -

Mikasin 2x1, iv - - - - - - - √ √ √

Insultard 1x10 ampul, iv - - - - - - - - - √

Kemicetin 2x500 mg, po; @ 12 jam - - - - - - - - - -

Domperidone 2x10 mg, po; 1/2 jam ac - - - √ √ √ √ √ √ √

Arcalion 2x200 mg. po - √ √ √ √ √ √ - - -

Metronidazole 3x500 mg, po - - √ - √ √ √ √ - -

Kloramfenikol 2x500 mg, po; @ 12 jam - - - - - - - - - √

Neurosanbe 1x1,po - - - - - - - √ - -

Kemicetin 2x1 g, iv √ √ - - - - - - - -

Remopain 1 ampul 10 mg/ml, iv √ - - - - - - - - -

Page 116: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

92

Kasus 12

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan

Selama Dirawat Nama : SBR

Keluhan masuk : nyeri perut kanan sampai dengan pinggang bawah selama 3 hari

Suhu (0C) Berkisar antara 36-39 Nafas (x/menit) -

NO. RM : 00917464

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg) Berkisar 90-150/60-90

Diagnosis Utama : Os Pyelum S

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian

Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Laki-laki

1-Agt

2-Agt

3-Agt

4-Agt

5-Agt

6-Agt

7-Agt

Remopain® 10mg/ml 2x1 amp iv 1x 1x - 1x √ - - ceftriaxon 1 g 1x1 iv √ Stop ganti Gracef Gracef® 1g 2x1 iv - √ 1x √ √ 1x 1x

Umur : 56 tahun

Ranitidine 50 mg/2ml 2x1 iv - √ √ √ √ - - Xylladelaa 2:1/2 - - - - - - - paracetamol 500 mg 3x1 po - - - - √ 2x -

Tgl masuk : 1 Agustus 2008

Diagnosis Sementara : Os calex med S

Cefarox® 100mg 3x1 po Diberikan mulai tanggal 8 Agt 2008 Pronalges ® 100 mg 3x1 po - - - - - - - Nutriflam ® 100 mg 3x1 po - - - - - - - Kalnex® 500 mg po - - - √ √ 1x -

Tgl Keluar : 7 agustus 2008

Page 117: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

93

Kasus 13

Data Diri

Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama : WYN

Keluhan masuk : Sejak 1 bulan pinggang kiri sampai perut sakit, muntah, BAK encer, kambuh-kambuhan

Suhu (0C) Berkisar antara 36-39 Nafas (x/menit) -

NO. RM : 01920382

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-130/70-80

Diagnosis Utama : Adeno Ca Colo

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Laki-laki

4-Agt

5-Agt

6-Agt

7-Agt

8-Agt

9-Agt

10-Agt

11-Aug

Ranitidine 50 mg/2ml) 2x1 ampul i.v 1x √ √ 1x √ 1x √ - Ketorolak (10mg/ml) 1ampul i.v 1x - 1x 2x √ 1x 1x √ ceftazidine 1 g 2x1 i.v - 1x 1x - - - - -

Umur : 41 tahun

metronidazol 500 mg 2x1i.v - - 1x √ √ 1x √ √ Stabactam ® 1 g 2x1 i.v - - - √ √ √ √ - Cataflam ® 50 mg 2x1 p.o 1x 1x - - √ 2x - -

Tgl masuk : 4 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

Mucosta® 100 mg 3x1 p.o Tgl 12 Agt 2x Pronalges® 50 mg 3x1 p.o Tgl 12 Agt 2x Meiact® 200 mg 2x1 Tgl 12 Agt 1x

Tgl Keluar : 10 Agustus 2008

Page 118: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

94

Kasus 14

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama : MNY

Keluhan masuk : Kurang lebih 1 bulan mengeluh perut sakit kumat-kumatan, mual

Suhu (0C) Berkisar antara 36-39 Nafas (x/menit) -

NO. RM : 01921182

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg)

Berkisar 110-140/70-100

Diagnosis Utama : Cholesystitis Nama Obat Dosis & Cara

Pemberian Tanggal Pemberian

Jenis Kelamin : Perempuan

22-Agt

23-Agt

24-Agt

25-Agt

26-Agt

27-Agt

28-Agt

29-Agt

30-Agt

31-Agt

Vomitas® 10 mg 3x1 p.o √ √ √ √ √ - - - - - Curcuma® 200 mg 3x1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ cefadroxyl 500 mg 2x1 p.o √ √ √ √ √ - - - - -

Umur : 40 tahun

paracetamol 500 mg 3x1 p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ domperidone 10 mg p.o √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Vitamin K 2x1 i.v √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tgl masuk : 21 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

Ranitidine 50mg/2ml 2x1 ampul i.v - - - - - - - - - √

Tgl Keluar : 8 September 2008

Page 119: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

95

Kasus 15

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan

Selama Dirawat Nama : SRY

Keluhan masuk : Sakit perut kanan bawah, kedua pinggang kiri dn kanan sakit, buang air kecil kesakitan.

Suhu (0C) Berkisar antara 36-37,5 Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-24

NO. RM : 01920353

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-84 Tekanan darah (mmHg)

Berkisar antara 120-150/70-90

Diagnosis Utama : Peritonitis umum, e.c. appendititis akut perforate

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Laki-laki

4-Agt

5-Agt

6-Agt

7-Agt

8-Agt

9-Agt

10-Agt

Rantin® 2x150 mg po - 2x - - - - - Spasmium ® p.o - 2x - - - - - Ceftriakson 2x1 g i.v √ √ √ - - - -

Umur : 34 Tahun

Metronidazol 2x1 i.v √ √ √ - - - - Kaltrofen® 100 mg i.v √ √ - - 2x 2x 1x Remopain® 3% i.v - - 3x 3x - - -

Tgl masuk : 04 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

primperan 10 mg i.v - - - 1x - - - Rantin® 2x50 mg/2ml i.v - - - 1x 2x 1x - Vomidex® i.v - - - - 1x 1x 1x Flagil suppo 1000 mg - - 3x 3x 2x 3x 2x

Tgl Keluar : 12 agustus 2008

Page 120: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

96

Kasus 16

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama

Dirawat Nama : MRY

Keluhan masuk : Mual-mual, muntah, kemarin habis control

Suhu (0C) Berkisar antara 36-38,4 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22

NO. RM : 00938511

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 100-130/60-80

Diagnosis Utama : Suspect hepatitis, milena, anemia

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Perempuan

26-Agt

27-Agt

28-Agt

ISDN 3x5mg √ √ √ Letonal® 100 mg 2x1/2 √ √ √ glikuidone 30mg 2x1/2 √ √ √

Umur : 45 tahun

Glucobay® 2x50 mg √ √ √ Hemobion® 1x1 - √ √ adona 3x10mg √ √ -

Tgl masuk : 26 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

propanolol 2x40mg √ √ √ Inpepsa® √ - - OMZ 1x20 mg - - - Vomitas® 3x10 mg - - -

Tgl Keluar : 28 Agustus 2008

ranitidin 2x50mg/2ml iv √ √ - Primperan 10 mg/2 ml √ √ -

Page 121: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

97

Kasus 17

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: RCK Keluhan masuk: pusing, cekot-cekot, riwayat sinusitis.

Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37

Nafas (x/menit) Berkisar antara 20

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

00955602 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 140-190/100-120

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis rhinosinusitis Pemberian 22-Aug

23-Aug

kelamin: Noperten 1x5 mg, po √ √

Laki-laki Celebrex 2x100 mg, po √ -

Bellaphen 3x500 mg, po √ √

Umur: Diagnosis sekunder : Rhinofed 3x5 mg, po √ √

34 tahun hipertensi Vertivom 3x10 mg, po √ -

Pondex 3x250 mg, po √ -

Tgl masuk: Pamol 3x500 mg, po √ -

22 Agustus 2008 Yekalgin 3x500 mg, po √ √

Avelox 1x400 mg, po - -

Tgl keluar: Disudrin 15 mg/5ml, iv - -

24 Agustus 2008 Rantin 2x 1 50 mg/2 ml, iv √ -

kalmethasone 0,5 mg, iv √ √

Toradol 30 mg, iv √ -

Stesolid 10 mg/2 ml, iv √ -

Remopain 30 mg, iv √ √

Primperan 10 mg/2 ml, iv √ -

Page 122: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

98

Kasus 18

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama

Dirawat Nama : PJ

Keluhan masuk : 2 minggu muntah darah, BAB hitam, perut nyeri membesar, kedua kaki bengkak, seseg, badan lemes.

Suhu (0C) Berkisar antara 36,1 - 37,3 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24

NO. RM : 00951104

Nadi (x/menit) Berkisar antara 72-88 Tekanan darah (mmHg)

Berkisar antara 100-120/50-80

Diagnosis Utama : Sirosis hati

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Laki-laki

1-Agt

2-Agt

3-Agt

4-Agt

Sistenol (500mg) 3x1 (oral) √ - - - Aspar K (300 mg) 3x1 (oral) 1x √ - - Vit. K 2x1 (inj) 1x √ √ √

Umur : 48 Tahun

Kalnex (50mg) 3x1 (inj) 2x √ √ √ OMZ (40mg) 1x1 (inj) √ √ √ √ Actrapid 3x1 (inj) 1x √ √ √

Tgl masuk : 31 Juli 2008

Diagnosis sekunder : DM

Lasix (20mg/2ml) 1x2 (inj) - √ √ √

5-

Agt 6-

Agt 7-

Agt 8-

Agt 9-

Agt

Aspar K (300 mg) 3x1 (oral) - √ √ √ 2x Glibenklamid (5mg) 1-0-0 (oral) - - - √ √

Tgl Keluar : 9 Agustus 2008

furosemid ( 40mg) 1x1 (oral) - - - √ √ Diagnosis Sementara : Hematemesis, myelena,ascites

Vit. K 2x1 (inj) 1x - - - - Kalnex (50mg) 3x1 (inj) √ √ - - - OMZ (40mg) 1x1 (inj) √ √ - - - Actrapid 3x1 (inj) √ √ √ - -

Page 123: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

99

Kasus 19

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: KTM Keluhan masuk: tidak nafsu makan, berat badan menurun. Suhu (ºC) Berkisar antara 36-40,1

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24

No. RM: Nadi (x/menit)

Berkisar antara 76-100

01921012 Tekanan darah (mmHg)

Berkisar antara 90-130/60-80

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Neuropati DM Pemberian 18-Aug

19-Aug

20-Aug

21-Aug

22-Aug

23-Aug

24-Aug

25-Aug

26-Aug

27-Aug

kelamin: Methycobal 3x500 mcg, po √ √ - - - - - - - -

Perempuan Farmasal 1x100 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

digoxin 1x0,125 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Umur: Vomitas 3x10 mg, po √ √ - - - - - - - -

49 tahun ISDN 3x5 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pamol 4x500 mg, po - - √ √ √ √ √

Tgl masuk: Aspar K 2x300 mg, po - - √ √ √ √ √ √ √ √

18 Agustus 2008 ofloxacin 450 mg, 2x1,5 , po - - - - - √ √ √ √ √

pk. 19:00 WIB Rantin 2x150 mg, po - - - - - √ √ √ √ √

Rantin 2x1 50mg/2ml, iv √ √ √ √ √ - - - - -

Tgl keluar: Primperan 2x10 mg/2 ml, iv - √ √ √ √ √ - - - -

27 Agustus 2008 Ceftazidime 2x1 g, iv - √ √ √ √ √ √ - - -

Page 124: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

100

Kasus 20

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SKD Keluhan masuk: sesak, dada nyeri, lemes, tidak mual dan Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37

muntah. Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-22

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 72-104

01920481 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 80-130/50-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis DM Pemberian 7-

Aug 8-

Aug 9-

Aug 10-Aug

11-Aug

kelamin: Noperten 1x5 mg, po √ √ √ - -

Laki-laki Xanax 2x0,25 mg, po √ √ √ √ √

Ascardia 1x160 mg, po √ √ √ √ √

Umur: Cedocard 3x5 mg, po √ √ - - -

60 tahun Doloscaneuron 3x1, po - √ √ √ √

Zumadiac 2x40 mg, po - √ √ √ √

Tgl masuk: Glucophage 2x500 mg, po - √ √ √ √

7 Agustus 2008 Glumin 1x500 mg, po - √ √ √ -

Toradol 1 ampul 30 mg, iv √ - - - -

Tgl keluar: Primperan 2x10 mg/2 ml, iv - - - - √

11 Agustus 2008 Rantin 2x 50 mg/2ml, iv - - - √ √

Page 125: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

101

Kasus 21

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan

Selama Dirawat Nama : MRT

Keluhan masuk : Sesak, kaki bengkak, perut mrongkol Suhu (0C) Berkisar antara 36-38 Nafas (x/menit) -

NO. RM : 01920330

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 150-

170/90 Diagnosis Utama : CPC dekompensata

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Laki-laki

3-Agt

4-Agt

5-Agt

6-Agt

7-Agt

8-Agt

9-Agt

Furosemid 40 mg 1x1 p.o - √ √ - - - - Bisolvon® 8 mg 3x1 p.o 1x 2x - - - - - Aspar K ® 300 mg 2x1 p.o - 1x √ √ √ √ 1x

Umur : 71 Tahun

Kaptopril 12,5 mg 2x1 p.o - 1x √ √ 1x 1x 1x Paracetamol 500 mg 3x1 p.o - 1x √ - - - - Arcapec® 10 mg 3x2 p.o - 1x √ √ 2x 1x 2x

Tgl masuk : 04 Agustus 2008

Diagnosis sekunder : hipoalbuminemia

Lasix® 1x2 ampul i.v - - √ √ √ √ √ Rantin ® 2x50mg/2ml i.v 1x - √ - - -

Tgl Keluar : 09 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

Page 126: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

102

Kasus 22

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: RDT Keluhan masuk: demam 3 hari , kepala pusing, perut mual, Suhu (ºC)

Berkisar antara 36-37

muntah 3x, badan lemes. Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20

No. RM: Nadi (x/menit)

Berkisar antara 80-88

00040141 Tekanan darah (mmHg)

Berkisar antara 100-110/60-70

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Hepatitis Pemberian 20-Aug

21-Aug

22-Aug

23-Aug

kelamin: Pamol 3x500 mg, po √ √ √ √

Perempuan Vometa FT 3x10 mg, po - √ √ -

Curliv plus 3x1, po - - √ √

Umur: Vomitas 3x10 mg, po - - - √

17 tahun Rantin 1amp 50mg/2ml iv √ - - -

ceftriaxone 2x1 g, iv - √ √ -

Tgl masuk:

20 Agustus 2008

Tgl keluar:

23Agustus 2008

Page 127: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

103

Kasus 23

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: MRY Keluhan masuk: satu hari diare, muntah.

Suhu (ºC) Berkisar antara 36-39

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

01920863 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 90-110/60-70

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Gastroenteritis Pemberian 19-Aug

20-Aug

21-Aug

kelamin: Arcapec 3x2 tablet, po √ √ √

Perempuan Enzyplex 3x1 tablet, po √ √ √

omeprazole 1x20 mg, po √

Umur: Yekalgin 3x500mg, po √

25 tahun

Tgl masuk:

19 Agustus 2008

Tgl keluar:

21 Agustus 2008

Page 128: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

104

Kasus 24

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SNK Keluhan masuk: kurang lebih 4 hari badan lemes, seseg, mual, nafsu makan kurang, dada berdebar-debar.

Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,6

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-92

00282073 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 100-130/70-80

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Obs. febris, dyspnea Pemberian 18-Aug

19-Aug

20-Aug

21-Aug

22-Aug

kelamin: Pamol 3x500 mg, po √ - - - -

Perempuan levofloxacin 1x500 mg, po - √ √ √ √

Quibron TSR 1x1/2 tablet, po √ - √ √ √

Umur: Mucopect (sirup) 3x1 c, po √ - √ - -

55 tahun Rantin 2x150 mg, po - - - - √

Vomitas 3x10 mg, po - - - - √

Tgl masuk: Somerol 2x1 , iv √ √ √ - - 18 Agustus 2008 Ceftazidime 2x1 g, iv √ √ √ - -

Rantin 2x50 mg/2 ml, iv - - √ √ -

Primperan 2x10 mg, iv - - √ √ -

Tgl keluar: Combivent 2x1, nebulazer √ - √ √ -

22 Agustus 2008 Flixotide 2x1, nebulazer √ - √ √ -

Page 129: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

105

Kasus 25

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama : SYT

Keluhan masuk : Kurang lebih 10 hari perut terasa nyeri, dada sesak

Suhu (0C) Berkisar antara 36-37 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20

NO. RM : 01920808

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-84 Tekanan darah (mmHg) Berkisar 120/70-80

Diagnosis Utama : Dispepsia

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Perempuan

14-Agt

15-Agt

16-Agt

Polycrol® syr 3x1 c √ √ √ Vometa® 3x10 mg √ √ √ Rantin® 2x50mg/2ml iv √ 1x -

Umur : 43 tahun

OMZ® 1x20 mg po √ √ -

Tgl masuk : 14 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

Tgl Keluar : 16 Agustus 2008

Page 130: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

106

Kasus 26

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SYN Keluhan masuk: badan panas, perut mules, diare 5x cair. Suhu (ºC) Berkisar antara 36-39,8

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100

00155901 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 70-130/50-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis gastroentritis Pemberian 13-Aug

14-Aug

15-Aug

16-Aug

17-Aug

18-Aug

19-Aug

20-Aug

21-Aug

22-Aug

kelamin: Pamol 3x500 mg, po √ √ √ √ - - √ √ √ √

Laki-laki Arcapec 3x10 mg, po √ √ √ √ - - √ √ - -

domperidone 3x10 mg, po √ √ - √ - - - - - -

Umur: Metrix 1x1 mg, po - - √ √ - - √ √ √ √

57 tahun Tracodia 3x1, po - √ √ - - - √ - - -

Cravit 1x1, po - - - - - - - √ √ √

Tgl masuk: Vomitas 3x10 mg, po - - - - - - - - √ √

22 Agustus 2008 ranitidin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ √ - - - √ √ - -

Primperan 1 ampul, iv √ √ √ - - - √ √ - -

Tgl keluar: gentamicyn 2x80 mg, iv - - - - - - √ √ - -

22 Agustus 2008 OMZ 1x1 - - - - - - - - - √

Page 131: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

107

Kasus 27

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan

Selama Dirawat Nama : SNR

Keluhan masuk : Badan lemas, perut mual, muntah, BAK tak terasa Suhu (0C) Berkisar antara 36-39,8 Nafas (x/menit) Berkisar antara 16-20

NO. RM : 01917287

Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Tekanan darah (mmHg) Berkisar 120-160/70-110

Diagnosis Utama : DM

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Perempuan

9 -Agt

10-Agt

11-Agt

12-Agt

13-Agt

domperidon 3x10 mg - √ 1x - - Tensivask® 1x5 g - √ √ √ √ cetirizine 1x1 - √ √ - -

Umur : 65 tahun

Sibelium® 3x5 g - √ √ √ - Sistenol® 3x1 - √ - √ √ Sporacid® 2x100 mg - √ √ √ √

Tgl masuk : 10 Agustus 2008

Diagnosis sekunder : Vulvo vaginitis

Mixtard® 2x12 IU √ √ - √ √ Remopain® 1 amp - √ - - - Ultraproct® 2x1 suppo - - - √ √ Zelavel® 1x1 - √ √ - -

Tgl Keluar : 13 Agustus 2008

duradril 2cc √ - - - - Diagnosis Sementara :

gynofort 2% - √ - - - Ranitidin 1Amp - √ - - -

Page 132: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

108

Kasus 28

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama

Dirawat Nama : SKR

Keluhan masuk : Kurang lebih 5 bulan perut membesar, mata kuning, 5 hari badan lemas, BAK seperti air teh

Suhu (0C) Berkisar antara 36-37,6 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22

NO. RM : 01920483

Nadi (x/menit) Berkisar antara 84-96 Tekanan darah (mmHg)

Berkisar 100-140/60-90

Diagnosis Utama : CH decompisata

Nama Obat Dosis & Cara Pemberian Tanggal Pemberian Jenis Kelamin : Perempuan

7-Agt

8-Agt

9-Agt

10-Agt

Lesichol® 3x1 √ √ Stop Curcuma® 3x200 mg √ √ √ √ domperidon 3x10 mg - √ √ √

Umur : 63 tahun

Ranitidin 3x150 mg po - √ √ √ Letonal® 100 mg 2x1/2 - - √ √

Tgl masuk : 07 Agustus 2008

Diagnosis sekunder :

Tgl Keluar : 10 Agustus 2008

Diagnosis Sementara :

Page 133: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

109

Kasus 29

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SGY Keluhan masuk: ± 1 tahun kaki kiri lemas, tangan kanan Suhu (ºC) Berkisar antara 36,2-38,5

dan kiri juga lemas. Riwayat terapi Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20

No. RM: 2005 operasi laminektomi O/K tumor Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-96

00964050 ekstradiral CII Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-140/70-100

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Cervical mass Pemberian 21-Aug

22-Aug

23-Aug

24-Aug

25-Aug

26-Aug

27-Aug

28-Aug

29-Aug

30-Aug

kelamin: (Schwaona/ Farmasal 1x100 mg, po √ √ puasa - - - - - - -

Laki-laki Neurinona) Methycobal 3x250 mg, po - √ puasa √ - - - - - -

vitamin B1 3x1, po - - - - √ √ √ √ √ √

Umur: ciprofloxacin 2x500 mg, po - - - - - - - - √ √

43tahun ketorolac 2x30 mg, iv - - - - √ √ √ - -

ondasentron 2x8, iv - - - - √ √ √ √ - -

Tgl masuk: keterangan tambahan metilprednisolon 1x125 mg, iv - - - - √ √ √ - -

21 Agustus 2008 pasien dioperasi Vitamin C 1x400 mg, iv - - - - √ √ √ √ √ -

pk 14:00 WIB pada tanggal Rantin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

25 Agustus 2008 ceftriaxone 2x1 g, iv - - - - √ √ √ √ - -

Tgl keluar: Narfoz 8 mg, iv - - - - - - - √ -

1-Sep-08 Medixon 3x1, iv √ √ √ √ √ - - - - -

Tarontal 2 ampul/infus stop - - - - - - - - -

Page 134: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

110

Kasus 30

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: WYN Keluhan masuk: jalan kaki tabrakan sepeda motor, Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,8

muntah. Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

01920569 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-160/70-90

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis CKB → SAH, ICH, IDH Pemberian

20-Aug

21-Aug

22-Aug

23-Aug

24-Aug

25-Aug

26-Aug

27-Aug

28-Aug

29-Aug

30-Aug

31-Aug

kelamin: fraktur cruris (D) 1/3 Methycobal 3x500 mcg, po √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √

Perempuan 1/3 tengah tertutup susp Nimotop 3x1, po √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √

Fraktur costae 4-6 (D) Zaldiar 3x1, po √ √ √ √ √ - - √ √ √ √ √

Umur: Brainsact 2x500 mg, po √ √ √ √ √ - - - - - - -

75 tahun

Ikaphen 2x100 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -

Noros 1x1, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √

Tgl masuk: Cefspan 2x100 mg, po √ √ - - - - - - - - - -

9 Agustus 2008 paracetamol 2x1, po - √ - √ √ - - - - - - -

pk 14:00 WIB cefadroxil 2x500 mg, po - - - - - √ √ √ √ - - -

Diabex 1x250 mg, po - - - - - - - √ √ √ √ √

Tgl keluar: 1-Sep-08

Gliserol 4x20 cc √ √ - √ - - - - - - - -

Rantin 2x50mg/2ml Diberikan dari tgl 09-10 Agustus 2008

Pantozol 1x1 flc 40 mg iv Diberikan dari tgl 14-17 Agustus 2008

Ketorolac 2x1A Diberikan dari tgl 09-10 Agustus 2008

Page 135: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

111

Kasus 31

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SRP

Keluhan masuk: jalan kaki ditabrak mobil.

Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,8

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22

No. RM: 01920446

Nadi(x/menit) Berkisar antara 80-88

Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-130/70-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Epidural hemiperfusi Pemberian 7-

Aug 8-

Aug 9-

Aug 10-Aug

13-Aug

14-Aug

15-Aug

16-Aug

17-Aug

18-Aug

19-Aug

kelamin: Polycrol 3x1, po; b/p √ √ √ √ - - - - - - - Perempuan fenitoin 2x100 mg, po - - √ √ - - - - - - - Profenid E-100 2x200 mg, po - - √ √ √ √ - - - - - 56 tahun Fraktur tempo Promag 3x1, po; dikunyah - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ frontal kiri Nootropil 2x1, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ Tgl masuk: Excelase 3x1, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ 6 Agustus 2008 Pronalges 2x100 mg, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ pk 16:45WIB Kalnex 2x1, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ Ikaphen 2x100 mg, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ Tgl keluar: kloramfenikol 3x2, po - - - - √ √ √ √ √ √ √ ceftriaxone 2x1 g, iv √ √ √ - - - - - - - - Kalnex 2x500 mg, iv √ √ √ √ - - - - - - - piracetam 2x3 g, iv √ √ √ √ - - - - - - - fenitoin 2x100 mg, iv √ √ √ - - - - - - - - Rantin 2x50 mg/2 ml, iv √ √ √ - - - - - - - - ketorolak 3x30 mg, iv √ √ √ - - - - - - - - vitamin K 1x1, iv √ √ √ - - - - - - - - Chloramex 1x1 g, iv √ √ √ - - - - - - - -

Page 136: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

112

Kasus 32

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: MJS Keluhan masuk: jatuh dari pohon, sebelumnya glier, Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38,4

leher dan pinggang sakit Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-21

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88

01919895 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-140/70-100

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis cedera kepala Pemberian 29-Jul

30-Jul

31-Jul

1-Aug

2-Aug

3-Aug

4-Aug

5-Aug

6-Aug

7-Aug

8-Aug

kelamin: Cefspan 2x100 mg, po - - - √ √ - - - - - √

Laki-laki Ultracet 3x1, po - - - √ √ √ √ √ √ √ √

Brainact 2x500 mg, po - - - √ √ - - √ √ √ √

Umur: Diagnosis sekunder: Q-ten 1x100 mg, po - - - √ √ - √ √ √ √ √

51 tahun fraktur inferior Mucosta 3x100 mg, po - - - - - - - √ √ √ √

os pubis sinistra Oste 2x1, po - - - - - - - - √ √ √

Tgl masuk: Zaldiar 3x1, po - - - - - - - - - - √

23 Juli 2008 skala nyeri = 4 Noros 1x1, po - - - - - - - - - - √

pk 14:00 WIB Gingkan 2x40 mg, po - - - - - - - - - - √

Fosmicin 2x1 g, iv √ √ √ - - - - - - - -

Tgl keluar: Ketesse 2x5 mg, iv √ √ √ - - - - - - - -

8 Agustus 2008 dexamethasone 3x5 mg, iv √ √ √ - - - - - - - -

Rantin 2x1 50 mg/2 ml iv √ √ √ √ √ √ - - - - -

Primperan 10 mg/2 ml, b/p - - - √ - - - - - - -

Page 137: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

113

Kasus 33

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: MJR Keluhan masuk: naik motor, tabrakan, kepala belakang lecet. Suhu (ºC) Berkisar antara 36,2-37,3

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

01910203 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-140/70-90

Diagnosa utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Centusio cerebri Pemberian 1-

Aug 2-

Aug 3-

Aug 4-

Aug 5-

Aug 6-

Aug 7-

Aug 8-

Aug 9-

Aug 10-Aug

11-Aug

kelamin: amoxycillin 3x500 mg, po - - - - - √ √ √ √ √ √

Laki-laki asam mefenamat 3x500 mg, po - - - - - √ √ √ √ √ √

Brainact 1x1 g, po - - - - - √ √ √ √ √ √

Umur: Ikaphen 2x100 mg, po - - - - - √ √ √ √ √ √

53tahun Manitol 20%, iv √ √ √ √ √ √ - - - - -

Remopain 1x30 mg, iv √ √ - - - - - - - - -

Tgl masuk: Piracetam 1x g, iv √ √ √ - - - - - - - -

31 Juli 2008 Fenitoin 2x100 mg, iv √ - - - - - - - - - -

Pantozol 1x40 mg, iv - √ - - - - - - - - -

Dicynon 1x1, iv - √ - - - - - - - - -

Tgl keluar: Nexium 2x40 mg/ml, iv - - - √ √ √ √ √ √ √ √

11 Agustus 2008

Page 138: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

114

Kasus 34

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: MRJ Keluhan masuk: tiba-tiba lemas, sesak nafas Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38

Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88

01920236 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-150/60-90

Diagnosis sementara: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Syok kardiogenik Pemberian 1-

Aug 2-

Aug 3-

Aug 4-

Aug 5-

Aug 6-

Aug 7-

Aug 8-

Aug 9-

Aug 10-Aug

11-Aug

12-Aug

kelamin: Alupent 3x10 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - -

Laki-laki Ascardia 1x160 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Cedocard 3x5 mg, po √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Umur: Serolin 3x1, po - - - - - - √ √ √ √ √ √

80 tahun cefadroxil 2x1, po - - - - - - √ √ √ √ √ √

Hexilon 3x8 mg, po - - - - - - √ √ √ √ - -

Tgl masuk: Pamol 3x1, po - - - - - - √ √ √ - -

1 Agustus 2008 Neurotam 2x800 mg, po - - - - - - - - - - - √

pk 18:00 WIB Ranitidine 2x 50 mg/2 ml, iv √ - - - - - √ √ √ √ √ -

Lovenox 2x0,4 cc, iv √ √ - - - - - - - - - -

Tgl keluar: Ketorolac 1 ampul, iv √ - - - - - - - - - - -

13 Agustus 2008 metil prednisolon 1x25 mg, iv - - - - - - - √ √ √ - -

Nicholin 2x1, iv - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Neurotam 1x12 g, iv - - √ √ √ √ √ √ √ √ - -

Page 139: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

115

Kasus 35

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: NSP Keluhan masuk: ± 10 hari perut sakit, muntah, lemas. Suhu (ºC) Berkisar antara 36-39

Nafas (x/menit) Berkisar antara -

No. RM: Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-92

01920719 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 120-160/60-90

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Abdominal pain Pemberian 12-Aug

13-Aug

14-Aug

15-Aug

16-Aug

17-Aug

18-Aug

19-Aug

kelamin: Vometa 3x10 mg, po √ - - - - - - -

Perempuan cetirizine 1x10 mg, po √ - - - - - - -

Tonar 3x630 mg, po - - - - √ √ √ √

Umur: Legres 1x1, po - - - - √ √ √

69 tahun Gracef 2x1 g, iv - √ √ √ - - - -

Duradryl 2x1 cc, iv - √ √ √ - - - -

Tgl masuk: Kalmethasone 2x4 mg/ml, iv - √ √ √ - - - -

12 Agustus 2008 Primperan 1 ampul 5 mg/ml, iv √ - - - - - - -

pk 18:00 WIB omeprazole 1x40 mg, iv √ √ - - - - - -

Remopain 1 ampul 30 mg, iv √ - - - - - - -

Tgl keluar:

19 Agustus 2008

Page 140: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

116

Kasus 36

Data Diri Pemeriksaan Perawatan di Bangsal

Tanda Vital Hasil Pemeriksaan Selama Dirawat

Nama: SSK Keluhan masuk: penyeberang jalan kecelakaan dengan Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,4

sepeda motor, luka ringan dan luka Nafas (x/menit) Berkisar antara -

No. RM: di daerah mata kanan. Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88

01920608 Tekanan darah (mmHg) Berkisar antara 110-120/70-80

Diagnosis utama: Nama Obat Dosis & Cara Tanggal Pemberian

Jenis Oedem cerebri Pemberian 10-Aug

11-Aug

12-Aug

13-Aug

kelamin: Yekalgin 3x1, po - - - √

Perempuan Neurotam 3x800 mg, po - - - √

Meiact 2x200 mg, po - - - √

Umur: Betaserc 2x8 mg, po - - - √

18 tahun Stabactam 2x1 g, iv √ √ √ -

Ranitidine 2x50 mg/2ml, iv √ √ √ -

Tgl masuk: Cholinaar 2x250 mg/2 ml, iv √ √ √ -

10 Agustus 2008 Remopain 2x 30 mg, iv √ √ √ -

Tgl keluar:

13 Agustus 2008

Page 141: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

117  

LAMPIRAN 6.

Daftar Obat Golongan Antasida dan Antiulserasi yang Digunakan di Bangsal Kelas III

RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus 2008

No. Jenis Obat Nama Obat

1. ranitidin Rantin®

ranitidin

2. omeprazol OMZ®

omeprazol

3. lansoprazol Prosogan®

4. pantoprazol Pantozol®

5. esomeprazol Nexium®

6. Al(OH)2, Mg trisilikat Promag®

7. Al(OH)3-Mg karbonat,

metilpolisiloxan

Polycrol®

8. sukralfat Inpepsa®

9. rebamipide Mucosta®

 

Page 142: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

118  

LAMPIRAN 7.

Wawancara Visit Bangsal

Kasus 10

Pertanyaan Jawaban (22/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? -

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Injeksi tadi pagi 2 macam

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? -

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan? -

Yang dirasakan setelah minum obat? Masih nyeri sehabis operasi

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak

Kasus 11

Pertanyaan Jawaban (25/08/08) Jawaban (26/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Pagi 3 macam

Siang belum

Pagi 2 macam

Siang 1 macam

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Injeksi tadi pagi dan siang 2 macam

Siang 2 x ke infuse dank e tubuh

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan?

½ jam sebelum makan (1 macam)

½ jam sebelum makan (1 macam)

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan?

Langsung minum obat setelah makan (2 macam)

Langsung minum stelah makan

Yang dirasakan setelah minum obat?

Masih sakit/ pusing

Tidak berpengaruh

Masih nyeri kaki

Berpengaruh sedikit setelah minum obat

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa?

Tidak Tidak

Page 143: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

119  

Kasus 14

Pertanyaan Jawaban

(25/08/08)

Jawaban

(28/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)?

Pagi 2 macam

Siang 2 macam

Sore 2 macam

Pagi 3 macam, 1 ac, 2 pc

Siang 3

Sore 3

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? - -

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan?

Sebelum makan =1

½ jam sebelum makan

½ jam sebelum makan

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan?

Sesudah makan =2

Langsung diminum sesudah makan

Langsung minum setelah makan

Yang dirasakan setelah minum obat?

- Semakin baik

- Kadang masih panas dingin

Enakan

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa?

- -

Page 144: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

120  

Kasus 17

Pertanyaan Jawaban (23/08/08)

17.00 WIB

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)?

Sudah.

Pagi : oral 4 (sambil makan pisang)

Siang dan malam tidak ingat sudah minum/ belum

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Pagi : injeksi 1

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? lupa

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan? lupa

Yang dirasakan setelah minum obat? -

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? -

Page 145: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

121  

Kasus 19

Pertanyaan Jawaban

(23/08/08)

Jawaban

(25/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)?

Sudah.

Pagi : 4 tablet

Siang : 1 tablet

Sudah.

Pagi : 3 tablet

Siang :2 tablet

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Sudah, hanya pagi sebanyak 3x suntik di tangan

Tidak

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan? - -

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan?

Semua obat sesudah makan, langsung minum obat sesudah makan, tidak ada jeda waktu

Semua obat sesudah makan, langsung

minum obat sesudah makan, tidak ada jeda

waktu

Yang dirasakan setelah minum obat? Biasa saja, tidak merasakan apa-apa

Biasa saja, tidak ada keluhan

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa? Tidak Tidak

Page 146: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

122  

Kasus 22

Pertanyaan Jawaban

(21/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Sudah, pagi jam 07.00

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)?

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan?

Ada 1, diminum ½ jam sebelum makan

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan?

Ada 1, langsung diminum setelah makan

Yang dirasakan setelah minum obat?

Tidak ada

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa?

Tidak

Kasus 26

Pertanyaan Jawaban

(22/08/08)

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)? Pagi : 07.30 Siang : 12.00 Sore : 06.00

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)? Kemarin + 3 kali/hari Hari ini 1 kali saja

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan?

Ada 1, diminum ½ jam sebelum makan

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan?

Pagi : 4, ½ jam sesudah makan Siang : 3 Sore : 3

Yang dirasakan setelah minum obat?

Kemarin merasakan mual setelah diberi obat yang diinfus (obat trombosit)

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa?

tidak

Page 147: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

123  

Kasus 29

Pertanyaan

Jawaban (21/08)

18.00

Jawaban (22/08)

14.00

Jawaban (23/08)

14.00

Jawaban (27/08)

18.00

Jawaban (28/08)

18.00

Jawaban (29/08)

16.55

Sudah minum obat (pagi/siang/malam)?

Sore, jam 17.00

Pagi minum 1

Siang minum 1

Pagi dan siang puasa

- Sore 2. Pagi 3 Siang 3

Sudah disuntik (pagi/siang/malam)?

Siang waktu masuk

disuntik ke infus.

Pagi dan siang

disuntik

Pagi dan siang

masing-masin 2 x

- Pagi dan siang 1 x

-

Obat sebelum makan? Berapa jam sebelum makan?

- - - - - -

Obat sesudah makan? Berapa jam sebelum makan?

Ada, setelah

makan ± 2 menit.

Ada, setelah

makan ± 5 menit.

- - Setelah makan,

langsung

Sekitar 5 menit

Setelah makan

Ada obat nebulazer - - - - - -

Yang dirasakan setelah minum obat?

Biasa saja

Lebih baik

Tambah baikan

kaki kiri sudah

mulai bisa digerakkan

- Tambah baikan

Lebih baik

Obat/jamu/suplemen selain yang diberikan perawat selama di RS? Apa?

Tidak Tidak Tidak Tidak. ( catatan: pasien baru pindah dari ICU, baru masuk bangsal sore)

Tidak -

Page 148: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

124  

LAMPIRAN 8.

Data Home Visit Kasus di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi

Periode Agustus 2008 Kasus 11

Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit Neurosanbe®

Ranitidin®

Chloramphenicol Pletaal® Vomitas® Amikasin®

Insulatard®

2x1; pagi, sore, sesudah makan 2x1; pagi, malam, sebelum makan 2x2; setiap 12 jam, sampai habis,08.00-12.00 2x1; ½ jam sebelum makan, pagi dan sore 2x1; 15 sebelum makan 500 mg Tiap jam 20.00

Dolo Scanneuron® dan Quibron T/SR® diminum langsung sesudah makan. Mucopect® syr diminum 1 kali saja (siang)

Kasus 17

Kasus 22

Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit Curliv® ranitidin

3x1; sesudah makan 2x1; pagi dan malam, ½ jam sebelum/sesudah makan

Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit Telfast OD® Pronalges® Proneuron® Pondex® Noperten® Climadan® Yekalgin® Rhinofed® Disudrin® Spasmium® Lansoprazol Rantin® Myonal®

1x120 mg; sore 2x100 mg b/p; sesudah makan 2x5 mg 3x150 mg; setiap 8 jam 3x1 3x1 3x1 3x1 b/p 1x1; malam 1x1 2x1

Page 149: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

125   Kasus 25

Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit omeprazol Vometa FT® Polycrol® syr.

1x20 mg; sebelum makan 3x1; ½ jam sebelum makan 3x2 sdt; 1 jam sebelum makan

Tgl 19 Agst : pasien mengeluh jika bangun tidur lalu duduk jadi pusing dan jika makan yang keras-keras, maka dada terasa sakit. Selain minum obat dari dokter, pasien juga mengkonsumsi obat-obatan dari terapi alternatif, namun dikonsumsi tidak bersamaan dengan obat dari dokter (selang 1 jam)

Kasus 26

Nama Obat Instruksi Penggunaan Keterangan Hasil Home Visit omeprazol parasetamol Vomitas® Cravit® Arcapec®

1x1 - 3x1; ½ jam sebelum makan 1x1; setiap 24 jam; sampai habis -

Tgl. 24 Agst : pasien masih merasa pusing, perut sudah tidak sakit Tgl. 26 Agst : pasien masih mengeluh pusing, makan sudah banyak, tgl. 25 Agst lupa minum omeprazol

Page 150: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

126

LAMPIRAN 9.

KERJASAMA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

DENGAN RS BETHESDA YOGYAKARTA

Penjelasan mengenai penelitian Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Responden

Penelitian Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi

dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Periode Agustus

2008

Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma bekerjasama

dengan RS Bethesda Yogyakarta melakukan penelitian untuk mengetahui apakah

masalah utama kejadian medication errors fase administrasi dan drug therapy problems

pada pasien RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus 2009.

Anda merupakan pasien RS Bethesda Yogyakarta, oleh karena itu kami minta

ikut serta dalam penelitian ini.

Bila Anda bersedia ikut, tim peneliti akan melakukan wawancara kepada Anda

seputar pengggunaan obat yang diterima. Penelitian berlangsung selama satu bulan.

Setiap pertemuan akan dilakukan wawancara dan pengukuran tanda vital dan beberapa

tes lain bila diperlukan. Pengukuran tanda vital yang dilakukan antara lain tekanan darah,

frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh. Data-data yang didapatkan dari proses

tersebut akan digunakan sebagai data penelitian.

Anda bebas menolak untuk ikut dalam penelitian ini. Bila Anda telah

memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.

Semua data penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak

memungkinkan orang lain menghubungkannya dengan Anda.

Selama Anda ikut dalam penelitian, setiap informasi baru yang dapat

mempengaruhi Anda untuk terus ikut atau berhenti dari penelitian ini akan segera

disampaikan kepada Anda.

Bila anda tidak mentaati instruksi yang diberikan kepada para peneliti, Anda

dapat dikeluarkan setiap saat dari penelitian ini.

Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua yang belum jelas sehubungan

dengan penelitian ini kepada tim peneliti.

Page 151: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

127

Surat Pernyataan Kesediaan sebagai Responden Penelitian

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No telp/HP :

Menyatakan kesanggupan sebagai responden dalam penelitian yang berjudul

”EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE

ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH

SAKIT BETHESDA PERIODE AGUSTUS 2008”. Semua penjelasan di atas telah

disampaikan kepada saya. Saya mengerti bila masih memerlukan penjelasan, saya akan

mendapat jawaban dari tim peneliti.

Demikian surat pernyataan kesanggupan saya sebagai responden dalam penelitian

ini.

Yogyakarta, .......................................

Mengetahui

Saksi Responden/pasien

( ) ( )

Pengukuran yang dilakukan* :

( ) Kadar gula darah ( ) Tekanan darah

( ) Kolesterol ( ) Frekuensi nadi

( ) Suhu tubuh ( ) Frekuensi nafas

*Tandai yang diperlukan

Page 152: E VALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN CATION ERRORS F … · B. Profil Terapi Kasus yang Menerima Obat Antasida dan Antiulserasi. 37 1. Profil terapi secara umum ...

128  

BIOGRAFI PENULIS

 

Welinda Turianna Simanjuntak merupakan anak ketiga dari

pasangan Mulia Simanjuntak dan Rosmeri Siahaan, yang

lahir 11 Juli 1987 di Bandar Lampung. Pendidikan awal

dimulai di Taman Kanak-Kanak Sejahtera IV pada tahun

1992-1993.

Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar Sejahtera IV Bandar Lampung

pada tahun 1993-1999. Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah

Pertama Fransiskus Tanjung Karang, Bandar Lampung tahun 1999-2002. Tahun

2002-2005, penulis menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA) Fransiskus Bandar Lampung. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat

SMA, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Fakultas Farmasi dan menyelesaikan masa studi pada tahun 2010.