Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
Transcript of Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
1/25
I. KONDISI UMUM
II. POTENSI DAN PERMASALAHAN BERDASARKAN KONTINUM SIKLUS
KEHIDUPAN
III. POTENSI DAN PERMASALAHAN TERKAIT SISTEM KESEHATAN NASIONAL
A SUB SISTEM UPAYA KESEHATAN
Program pembinaan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan akses fasilitas pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas. Dari tahun 2009 sampai tahun 2013 telah terjadi
peningkatan jumlah Puskesmas, dengan laju pertambahan setiap tahun sebesar 3-3,!. Puskesmas
pada tahun 2009 berjumlah ".#3# buah $3,#% per 100.000 penduduk&, dan pada tahun 2013 telahberjumlah 9.' buah $3,"9 per 100.000 penduduk&. Dari jumlah tersebut sebagiannya adalah
Puskesmas Pera(atan, yang jumlahnya juga meningkat dari 2.#0% buah pada tahun 2009 menjadi
3.31# buah pada tahun 2013. Data )isfaskes 2011 menunjukkan bah(a sebanyak 2.%92 puskesmas
berada di daerah terpen*il dan sangat terpen*il yang tersebar pada 33 kota+kabupaten.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah rumah sakit umum $)&, rumah sakit khusus $)& dan tempat
tidur $//&. Pada tahun 2009 terdapat 1.202 ) dengan kapasitas 1%1.'03 //, yang pada tahun 2013
meningkat menjadi 1.#2 ) dengan 2%.3%0 //. Pada tahun 2013, sebagian besar ) adalah
milik s(asta $sebanyak 3!&, sedangkan ) milik Pemerintah abupaten+ota sebesar 30,%!. )
juga berkembang pesat, yakni dari 321 ) dengan 22."## // pada tahun 2009 menjadi 03 )dengan 33.110 // pada tahun 2013. Pada tahun 2013, lebih dari separuh $1,3!& ) itu adalah )
ersalin dan ) bu nak. Data 4ktober 201% menunjukkan bah(a saat ini terdapat 2.3'" ) dan
diprediksikan jumlah ) akan menjadi 2."09 pada tahun 201#, dengan laju pertumbuhan jumlah )
rata-rata 1%# per tahun.
5eningkatnya jumlah fasilitas kesehatan telah meningkatkan akses layanan kesehatan kepada
masyarakat. Data )iskesdas 2013 menunjukkan bah(a rata-rata akses rumah tangga yang dapat
menjangkau puskesmas+pustu, praktek dokter dan praktek bidan sebesar 9%,3! $6br a&. /erjadi
peningkatan dari tahun 200# dengan rata-rata akses pada saat itu masih 90,#!. Data juga
menunjukkan bah(a 92,3! penduduk se*ara rata-rata dapat menjangkau puskesmas+pustu, praktekdokter dan praktek bidan dengan biaya kurang dari )p. 10.000 $6br b&.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
2/25
0
20
40
60
80
100
18
28
6669
84
89 89
94
3437
2723
14
9 9
5
29
22
5 52 1
14
1
18
12
2 2 1 1 1 0
< 16 menit 16-30 menit 31-60 m enit > 60 menit
6ambar a. 7aktu tempuh ke fasilitas kesehatan tahun 2013 $Sumber: Riskesdas 2013)
) Pemerintah
) (asta
Puskesmas+Pustu
Praktek Dokter+linik
Praktek bidan
Poskesdes
Polindes
Posyandu
0.0 10.0 20.0 30.0 %0.0 0.0 '0.0 #0.0 "0.0 90.0 100.0
'3.'
#1.'
91.3
90.
9.2
9#.%
9#."
9#."
30.3
23.9
#.#
".3
3."
1.#
1.#
0.#
'.2
1.
1.0
1.2
1.0
0.9
0.
0.
810.000,- :10.000 - 0.000,- : 0.000
6ambar b. iaya transportasi menuju fasilitas kesehatan terdekat 2013 $Sumber: Riskesdas 2013)
Dari sisi kesiapan pelayanan, data berdasarkan )ifaskes 2011 menunjukkan bah(a
pen*apaiannya belum memuaskan. aat ini jumlah ) yang memiliki jumlah // ra(at inap )
per 10.000 penduduk baru men*apai 12,'!. ;umlah admisi pasien ) per 10.000 penduduk
baru men*apai 1,9!. )ata-rata bed occupancy rate $4)& ) baru '!. ) abupaten+ota
yang mampu P4
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
3/25
esiapan pelayanan umum di Puskesmas baru men*apai #1!, pelayanan P4
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
4/25
• apasitas manajemen puskesmas dan ) yang tidak merata, dan belum berbasiskan sistem
manajemen kinerja
• elum tersedianya sarana prasarana dan alkes pada PP yang sesuai standarse*ara merata
di seluruh ndonesia
• elum terintegrasinya data dan sistem informasi di Pusat, daerah, rumah sakit dan puskesmas
• ebijakan pemerintah daerah yang belum tersinkronisasi dengan kebijakan pemerintah pusat
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
5/25
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN KESEHATAN
I. Visi Kementerian Keseatan
ndang-ndang
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
6/25
II Misi Kementerian Keseatan
Dalam rangka me(ujudkan masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan, emenkes memiliki misiB
• 5eningkatkan kemitraan dan pemberdayaan dalam me(ujudkan perilaku sehat dan
pembangunan ber(a(asan kesehatan• 5eningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata, bermutu, dan
berkesinambungan
• 5eningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas sumber daya kesehatan
• 5eningkatkan tatakelola kepemerintahan yang baik dan bersih
III Ni&ai'Ni&ai Kementerian Keseatan
Dalam menjalan misi di atas, emenkes menganut dan menjunjung tinggi tata nilai sebagai berikut.
• Pr( Ra#"at. Dalam penyelenggaraan program-program kesehatan, emenkes selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan mengutamakan hasil yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu
hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial-ekonomi.
• In#&)si*. emua program kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan
kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan dengan berhasil oleh emenkes saja. Dengan
demikian, seluruh komponen masyarakat, baik se*ara lintas sektor, organisasi profesi,
organisasi masyarakat pengusaha, masyararakat madani, dan masyarakat akar rumput, harus
terlibat se*ara aktif dalam program kesehatan.• Res+(nsi*. Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap terhadap permasalahan di daerah, situasi dan kondisi setempat, termasuk aspek-
aspek geografi, sosial budaya, dan ekonomi.
• E*e#ti* $an e*isien. Program kesehatan harus dikelola se*ara baik dengan memanfaatkan
kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan mendayagunakan seluruh potensi yang ada,
sehingga dapat di*apai hasil sesuai target yang telah ditetapkan, dengan sumber daya yang
tersedia.
•
Bersi. Pelaksanaan program kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme$
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
7/25
siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja,
ibu hamil, dan kelompok lansia. Pen*apaian tujuan ini diukur dengan indikator-indikator
kementerian yang bersifat dampak (impacts atau outcomes) berikutB
• 5enurunnya angka kematian ibu dari 39 menjadi 30' per 100.000 kelahiran hidup.
• 5enurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 2% per 1.000 kelahiran hidup.
• 5enurunnya persentase bayi+anak pendek (stunting) dari32,9! menjadi 2"!.
• 5eningkatnya persentase rumah tangga yang mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat dari 32,3! menjadi #0!.
• 5eningkatnya persentase kabupaten dan kota yang telah memiliki kebijakan terkait perilaku
hidup bersih dan sehat $P?& dari 30! menjadi 100! $6anti dengan emandirian 4bat&
B. Mening#atn"a $a"a tangga+ (responsiveness) $an +er&in$)ngan mas"ara#at tera$a+
risi#( s(sia& $an *inansia& $i %i$ang #eseatan.Daya tanggap (responsiveness) di(ujudkan
dalam bentuk pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan terjangkauserta pengembangan jaminan kesehatan nasional untuk menghidarkan masyarakat dari
kerugian-kerugian besar di bidang kesehatan. Pen*apaian tujuan ini diukur dengan indikator-
indikator kementerian yang bersifat dampak (impacts atau outcomes) berikutB
• 5eningkatnya persentase pasien+klien yang puas terhadap pelayanan kesehatan menjadi
9! $terlalu besarG saya usul 90! ajaH&.
• 5eningkatnya persentase penduduk yang ter*akup dalam jaminan kesehatan nasional dari
'',"2! menjadi 100!.
• 5enurunnya persentase penduduk yang tidak terpenuhi kebutuhan pelayanan kesehatannya
(unmet need) dari #! menjadi 1!.
V Sasaran Strategis Kementerian Keseatan
Dalam rangka men*apai tujuan emenkes tersebut di atas, ditetapkan sasaran-sasaran strategis
sebagai berikutB
A. Mening#atn"a #eseatan mas"ara#at. esehatan masyarakat men*akup pelayanan
kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti siklus hidup sejak dari bayi sampai anak,
remaja, kelompok usia produktif, ibu maternal, dan kelompok usia lanjut $lansia&. elain itu, pada
saat ini ke depan, pembangunan kesehatan menghadapi beban ganda di bidang penyakit, yakni
penyakit-penyakit menular masih menjadi masalah, sementara itu penyakit-penyakit tidakmenular semakin meningkat perannya sebagai penyebab kematian. Dengan demikian
kesehatan masyarakat juga men*akup upaya yang bersifat promotif dan preCentif untuk
menangani faktor-faktor risiko yang men*akup status giIi, perilaku masyarakat, dan kesehatan
lingkungan. 4leh karena itu, peningkatan upaya kesehatan masyarakat ini harus menggunakan
pendekatan yang menyeluruh $koprehensif& dan menjangkau semua usia dalam siklus
kehidupan (life cycle) se*ara berkelanjutan (continuum) Dalam hal ini sasaran yang akan
di*apai adalahB
• 5eningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan dari #0! menjadi 9!.
• 5enurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik dari 2%,2! menjadi 1',#!.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
8/25
• 5ningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan
lingkungan dari 1,3! menjadi %0!.
• 5enurunnya preCalensi tekanan darah tinggi dari 2,"! menjadi 23,3"!.
• 5eningkatnya persentase kabupaten dan kota yang telah memiliki kebijakan terkait perilaku
hidup bersih dan sehat $P?& dari 30! menjadi 100!.
B. Mening#atn"a +engen$a&ian +en"a#it men)&ar $an #arantina #eseatan. Penyakit menular
adalah penyakit yang sudah sangat lama menjadi beban, dan bahkan penyebab kematian, bagi
masyarakat ndonesia. eberapa penyakit menular seperti *a*ar memang sudah dapat
diberantas, akan tetapi beberapa penyakit menular lain masih tetap menjadi masalah kesehatan
masyarakat. ahkan mun*ul pula beberapa penyakit menular baru seperti ?J-D, ), dan
atau an*aman penyakit menular baru seperti 5=) dan =bola. Dengan demikian meningkatnya
pengendalian penyakit menular masih harus diupayakan, yang dibarengi dengan perkuatan
sistem karantina kesehatan untuk men*egah masauknya+mengurangi an*aman penyakit-
penyakit menular baru. Dalam hal ini sasaran yang akan di*apai adalahB
• 5enurunnya jumlah kejadian luar biasa $K& penyakit menular dari 1.01 menjadi 901.
• 5eningkatnya persentase kabupaten dan kota pintu masuk negara yang melaksanakan
kekarantinaan kesehatan dalam implementasi ?) 200 dari 11! menjadi 100!.
-. Mening#atn"a a#ses $an m)t) *asi&itas #eseatan. asaran ini terkait dengan sub-sistem
Pembinaan paya esehatan dari istem esehatan
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
9/25
pelayanan kesehatan, sesudah tenaga kesehatan. Pada saat ini sekitar 90! bahan baku obat
diimpor dari luar negeri, demikian pun alat kesehatan. ?al ini mengakibatkan harga obat dan alat
kesehatan menjadi mahal. Padahal ndonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mandiri
di bidang ini. Produksi Caksin dari iofarma misalnya, telah mampu bersaing di tingkat global.
4leh karena itu kemandirian di bidang bahan baku obat dan alat kesehatan harus ditingkatkan,bersamaan dengan peningkatan akses dan mutunya. Peningkatan akses dan mutu dapat
di*apai dengan perbaikan manajemen logistik, penggunaan yang rasional, serta dukungan
jaminan mutu sarana produksi-distribusi. Dalam hal ini sasaran yang akan di*apai adalahB
• 5eningkatnya persentase ketersediaan obat dan Caksin di seluruh instalasi farmasi
kabupaten dan kota dari ##! menjadi 9!.
• 5eningkatnya jumlah bahan baku obat dalam negeri yang dimanfaatkan sebagai komponen
obat dari 2 menjadi 30.
• 5eningkatnya persentase produk alat kesehatan dan P)/ beredar yang memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, dan manfaat dari '"! menjadi #"!.
E. Mening#atn"a )m&a, enis, #)a&itas $an +emerataan tenaga #eseatan. ebagaimana
disebutkan di atas, selain sediaan farmasi dan alat kesehatan, unsur terpenting dari pelayanan
kesehatan adalah tenaga kesehatan. Data yang ada menunjukkan bah(a kekurangan jumlah
tenaga kesehatan masih terjadi, khususnya tenaga kesehatan masyarakat $termasuk tenaga
sanitasi, giIi, dan penyuluh kesehatan&. edangkan kualitas dan pemerataannya masih menjadi
masalah untuk semua jenis tenaga kesehatan. paya pendampingan oleh tenaga-tenaga ahli
$konsultan& dalam negeri belum sepenuhnya dapat terlaksana, karena sumberdaya tenaga ahli
$konsultan& dalam negeri belum diorganisasikan dengan baik. 6lobalisasi, khususnya berlakunya
5asyarakat =konomi =< $5=& akan menjadi an*aman besar di bidang kesehatan, bila jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan dalam negeri tidak ditingkatkan.
etidaktepatan penanganan hal ini dapat menyebabkan pemenuhan kebutuhan masyarakat
ndonesia akan pelayanan kesehatan didominasi oleh tenaga kesehatan dari negara-negara lain.
Dalam hal ini sasaran yang akan di*apai adalahB
• 5eningkatnya persentase Puskesmas yang memiliki dokter dari 90,#! menjadi 99,#!.
• 5eningkatnya persentase Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sesuai standar dari
G. menjadi GG
• 5eningkatnya persentase ) abupaten+ota yang memiliki % tenaga dokter spesialis
dasar dan dokter ahli anestesi dari G. menjadi GG
. Mening#atn"a integrasi +eren/anaan, %im%ingan te#nis $an +emanta)an'e0a&)asi. ?arus
diakui bah(a selama ini masing-masing program dan atau unit di ementerian esehatan
seolah berjalan sendiri-sendiri dengan sinkronisasi dan koordinasi yang lemah. Dengan
demikian, sinkronisasi dan koordinasi antara Pusat dan Daerah pun menjadi lemah, karena
bimbingan teknis serta pemantauan dan eCaluasi juga berlangsung se*ara tidak terintegrasi.
esemuanya itu bermuara dari kurang terintegrasinya peren*anaan kesehatan baik antar-
program+unit di tingkat pusat maupun antara ementerian esehatan dan Dinas-dinas
esehatan di daerah. Dengan demikian, peningkatan integrasi peren*anaan, bimbingan teknis,
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
10/25
serta pemantauan dan eCaluasi mutlak harus dilakukan. Dalam hal ini sasaran yang akan
di*apai adalahB
• 5eningkatnya jumlah proCinsi yang memiliki ren*ana kesehatan lima tahunan terintegrasi dari
berbagai sumber menjadi 3% ProCinsi
• 5eningkatnya persentase kabupaten dan kota yang mengalokasikan anggaran kesehatannya
L10! PD $di luar gaji& dari %0! menjadi #0!
!. Mening#atn"a sinergitas antar'#ementerian1&em%aga. urangnya sinergi tidak hanya terjadi
antar-unit+program di sektor kesehatan, melainkan juga antara sektor kesehatan dengan sektor-
sektor lain terkait. Padahal banyak sekali masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi
dengan efektif dan efisien melalui kerjasama lintas-sektor. elama ini kerjasama lintas-sektor
yang dikembangkan masih banyak yang sebatas formalitas dan belum berlanjut sampai kepada
sinkronisasi dalam penganggaran, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan eCaluasi. 4leh sebab
itu ke depan sinergitas antar-kementerian+lembaga harus ditingkatkan, dalam arti sampai ketingkat operasionalisasinya di daerah. ?al ini memerlukan adanya satu fungsi di emenkes yang
bertugas khusus meningkatkan sinergitas antar-kementerian+lembaga. Dalam hal ini sasaran
yang akan di*apai adalahB
• 5eningkatnya persentase kementerian+lembaga yang mengalokasikan anggaran untuk ikut
mengatasi masalah-masalah kesehatan prioritas melalui satuan tugas dari 2! menjadi "0!.
• 5eningkatnya persentase kabupaten dan kota yang mendapat predikat baik dalam
pelaksanaan standar pelayanan minimal $P5& dari G..menjadi '0!.
H. Mening#atn"a $a"ag)na #emitraan. emitraan dalam pembangunan kesehatan dilakukan baik
dengan pihak-pihak dalam negeri di luar sektor kesehatan maupun dengan pihak-pihak luarnegeri. aat ini, bentuk kemitraan yang telah terlaksana adalah dalam bentuk pemberian dana
dari luar negeri $pinjaman dan atau hibah& guna membiayai proyek-proyek kesehatan.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
11/25
I. Mening#atn"a #((r$inasi $an e*e#ti0itas +ene&itian $an +engem%angan #eseatan.
Penelitian dan pengembangan kesehatan tidak hanya diselenggarakan oleh ementerian
esehatan, melainkan juga oleh lembaga-lembaga lain seperti perguruan tinggi dan Pemerintah
Daerah. elama ini telah banyak produk penelitian dan pengembangan kesehatan $litbangkes&
yang dihasilkan se*ara nasional.kan tetapi efektiCitasnya, dalam arti pemanfaatannya untukpengambilan kebijakan dalam pembangunan kesehatan masih kurang. aru sebagian dari
produk litbangkes yang dihasilkan oleh emenkes saja yang dimanfaatkan untuk pembangunan
kesehatan. Padahal selain untuk meningkatkan kinerja program kesehatan, hasil-hasil litbangkes
juga diharapkan dapat mendukung upaya kemandirian, khususnya di bidang sediaan farmasi
dan alat kesehatan. ?al itu semua disebabkan koordinasi litbangkes oleh emenkes belum
berjalan sesuai yang diharapkan. 4leh karena itu masih diperlukan upaya meningkatkan
koordinasi dan efektiCitas litbangkes. Dalam hal ini sasaran yang akan di*apai adalahB
• 5eningkatnya jumlah rekomendasi kebijakan berbasis litbang kesehatan yang diadCokasi ke
pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan menjadi 20 buah per-tahun.• 5eningkatnya jumlah hasil penelitian yang didaftarkan hak kepemilikan intelektual $?& dari
2 buah menjadi 20 buah.
J. Mening#atn"a #(m+etensi $an #inera a+arat)r Kementerian Keseatan. emenkes adalah
instansi yang memegang peran sebagai penanggung ja(ab pembangunan nasional di bidang
kesehatan. 7alaupun banyak program kesehatan yang harus diselenggarakan melalui
kerjasama lintas sektor, betapa pun penggeraknya adalah emenkes. elama ini ditengarai
masih banyaknya ketidaksesuaian antara kompetensi pejabat dengan jabatan yang diembannya,
dan masih banyaknya pega(ai emenkes yang tidak dapat menyelesaikan target kinerja sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. 4leh karena itu ke depan sangat diperlukan upayameningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur emenkes. ompetensi dalam hal teknis, umum,
dan soft skill sesuai tuntutan jabatan harus selalu ditingkatkan, khususnya terkait pembuatan
norma, standar, pedoman dan riteria $
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
12/25
L. Mening#atn"a sistem in*(rmasi #eseatan terintegrasi. ntuk mendukung pelaksanaan,
manajemen, sinkronisasi, dan sinergi tersebut di atas diperlukan dukungan data dan informasi
yang akurat, sesuai kebutuhan, dan tepat (aktu. elama ini ditengarai bah(a data dan informasi
yang tersedia masih kurang akurat karena berbeda-beda, kurang sesuai kebutuhan, dan tidak
tepat (aktu tersedianya. istem informasi memang merupakan salah satu sistem yangberantakan sejak diberlakukannya otonomi daerah.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
13/25
b. 5eningkatkan dayaguna kemitraan $dalam negeri dan luar negeri&.
*. 5eningkatkan integrasi peren*anaan, bimbingan teknis, serta pemantauan dan eCaluasi.
d. 5eningkatkan koordinasi dan efektiCitas penelitian dan pengembangan kesehatan.
e. 5eningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur emenkes.
f. 5eningkatkan tata kelola yang baik dan bersih.g. 5eningkatkan sistem informasi kesehatan terintegrasi.
Peta strategi pen*apaian Cisi emenkes tersebut $6br *& dapat dimaknai sebagai berikut. Peta
strategi disusun untuk men*apai Cisi emenkes me(ujudkan $asyarakat Se#at yang $andiri dan
%erkeadilan Jisi tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk 2 $dua& tujuan strategis, yaituB
meningkatnya status kesehatan masyarakat $/1& dan meningkatnya responsiCeness dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial finansial di bidang kesehatan $/2&. ntuk
me(ujudkan kedua tujuan tersebut $/1 dan /2&, perlu terlebih dahulu di(ujudkan 3 $tiga& sasaran
strategis yang saling berkaitan, yakniB meningkatnya kesehatan masyarakat $1&, meningkatkan
pengendalian penyakit menular dan karantina kesehatan $2&, dan meningkatnya akses dan mutufasilitas pelayanan kesehatan $3&. 1, 2 dan 3 merupakan arah dan prioritas strategis
emenkes yang diperlukan guna men*apai /1, sedangkan pen*apaian /2 lebih ditentukan oleh
pen*apaian 3. ntuk me(ujudkan 1, 2 dan 3 perlu terlebih dahulu dipastikan
meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan $%& dan meningkatnya
kemandirian, akses dan mutu sediaan farmasi $obat, Caksin, biosimilar& dan alat kesehatan $&.
gar 1 - dapat di(ujudkan dengan tepat guna dan hasil guna, maka % $empat& proses
strategis internal emenkes perlu dikelola tidak dengan se*ara biasa tapi harus se*ara ekselen
yakni sinergi antar +K, Pusat Daerah, kemitraan, peren*aaan dan litbang sehing ter(ujud %
$empat& sasaran strategis berikutB meningkatnya sinergisitas antar +K, Pusat Daerah $'&,meningkatnya daya guna kemitraan dalam negeri dan luar negeri $#&, meningkatnya integrasi
peren*anaan, bimbingan teknis dan monitoring eCaluasi $"&, dan meningkatnya koordinasi dan
efektiCitas Kitbangkes $9&. ' dan 9 merupakan prasyarat ter(ujudnya # dan ",
sedangkan proses strategis menuju # baru akan terkelola dengan baik jika ', " dan 9
dapat di(ujudkan.
gar fokus pembenahan terkait dengan proses bisnis internal di atas dapat dilakukan se*ara
berkelanjutan maka emenkes perlu memperkuat 3 $tiga& aspek terkait perspektif D5, manajemen
dan / sehingga ter(ujud 3 $tiga& sasaran strategis berikutB meningkatnya tata kelola pemerintah
yang baik dan bersih, meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur emenkes, dan meningkatnya
sistem informasi kesehatan se*ara terintegrasi. /iga sasaran strategis ini merupakan fondasi utama
yang sangat menentukan pen*apaian Cisi dan tujuan emenkes.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
14/25
6ambar *. Peta strategi pen*apaian Cisi ementerian esehatan
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
15/25
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATE!I, KERAN!KA RE!ULASI DAN
KERAN!KA KELEMBA!AAN
I. Ara Ke%ia#an $an Strategi Nasi(na&
rah kebijakan pembangunan kesehatan dan giIi masyarakat sebagaimana yang tertuang pada
ran*angan teknokratik )P;5< 201-2019 adalahB
1. kselerasi Pemenuhan kses Pelayanan esehatan bu, nak, )emaja, sia Produktif, dan
Kanjut sia yang erkualitas.2. 5emper*epat Perbaikan 6iIi 5asyarakat.3. 5eningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Kingkungan.%. 5eningkatan kses Pelayanan esehatan Dasar yang erkualitas.
. 5eningkatan kses Pelayanan esehatan )ujukan yang erkualitas.'. 5eningkatkan etersediaan, eterjangkauan, Pemerataan, dan ualitas Narmasi dan lat
esehatan.#. 5eningkatkan Penga(asan 4bat dan 5akanan.". 5eningkatkan etersediaan, Penyebaran, dan 5utu umber Daya 5anusia esehatan.9. 5eningkatkan Promosi esehatan dan Pemberdayaan 5asyarakat.10. 5enguatkan 5anajemen, Penelitian Pengembangan dan istem nformasi11. 5emantapkan Pelaksanaan istem ;aminan osial
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
16/25
peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preCentif di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
dengan dukungan bantuan operasional kesehatan> $d& penyusunan, penetapan dan pelaksanaan
berbagai standard guideline pelayanan kesehatan diikuti dengan pengembangan sistem
monitoring dan eCaluasinya> $e& peningkatan penga(asan dan kerjasama pelayanan kesehatan
dasar dengan fasilitas s(asta> $f& pengembangan kesehatan tradisional dan komplementer.
Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan rujukan men*akup $a& pengembangan
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan terutama ) rujukan nasional, ) rujukan regional, )
pratama termasuk peningkatan rumah sakit di setiap kabupaten+kota> $b& penguatan dan
pengembangan sistem rujukan nasional, rujukan regional dan sistem gugus pulau termasuk
melalui pengembangan telemedi*ine> $*& peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan melalui akreditasi rumah sakit dan pengembangan standar guideline pelayanan
kesehatan> $d& pengembangan sistem pengendalian mutu internal fasilitas kesehatan> $e&
peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preCentif di fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan.> serta serta $f& peningkatan efektiCitas pengelolaan rumah sakit.
edangkan peningkatan upaya kesehatan masyarakat $5& dilaksanakan melalui $a&
peningkatan pelayanan kesehatan dan perbaikan giIi masyarakat, $b& pengendalian penyakit, $*&
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan.
Peningkatan pengendalian penyakit men*akup$a& peningkatan surCeilans epidemiologi faktor
resiko dan penyakit> $b& peningkatan upaya preCentif promotif dalam pengendalian penyakit
menular dan tidak menular> $*& pen*egahan dan penanggulangan kejadian luar biasa+(abah> $d&
penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan> $e& peningkatan pengendalian faktor
risiko biologi, perilaku dan lingkungan> $f& peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk
pengendalian penyakit, $g& imunisasi, $h& peningkatan karantina dan kesehatan pelabuhan, $i&
peningkatan kesehatan haji dan matra, serta $j& pemberdayaan dan peningkatan peran s(asta
dan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta penyehatan lingkungan men*akup $a&
peningkatan adCokasi kebijakan pembangunan ber(a(asan kesehatan> $b& pengembangan
regulasi dalam rangka promosi kesehatan> $*& penguatan gerakan masyarakat melalui kemitraan
antara lembaga pemerintah dengan, s(asta, dan masyarakat madani dalam promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat> $d& peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui
komunikasi, informasi dan edukasi $=&, upaya kesehatan berbasis masyarakat dan pendidikan
kesehatan masyarakat> $e& peningkatan keterampilan D5 kesehatan dalam rangka pelayanan
promosi kesehatan> $f& peningkatan upaya promotif dan preCentif di setiap program
pembangunan kesehatan dan di fasilitas kesehatan> $g& pengembangan metode dan teknologi
promosi kesehatan, serta $h& pemberdayaan dan peningkatan peran s(asta dan masyarakat
dalam penyehatan lingkungan.
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan primer diperlukan dukungan peningkatan
aksesibilitas dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan serta peningkatan jenis, kualitas,
jumlah dan pemerataan tenaga kesehatan.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
17/25
Peningkatan aksesibilitas dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan dilakukan melalui $a&
peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik> $b&
peningkatan pengendalian, monitoring dan eCaluasi harga obat> $*& peningkatan kapasitas
institusi dalam management supply c#ain obat dan teknologi> $d& peningkatan daya saing industri
farmasi dan alkes melalui pemenuhan standar dan persyaratan serta upaya kemandirian dibidang bahan baku obat $4&> $e& peningkatan penga(asan pre- dan post!market alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga $P)/&> $f& peningkatan mutu pelayanan
kefarmasian termasuk tenaga kefarmasian> $g& peningkatan promosi penggunaan obat dan
teknologi rasional oleh provider dan konsumen.
Peningkatan jenis, kualitas, jumlah dan pemerataan tenaga kesehatan peningkatan jenis,
kualitas, jumlah dan pemerataan tenaga kesehatan dilaksanakan melalui $a& pemenuhan
kebutuhan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dengan prioritas di daerah
terpen*il, perbatasan dan kepulauan $D/P& melalui penempatan tenaga kesehatan yang baru
lulus $affirmative policy &> $b& peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui pengembangankompetensi, pelatihan dan sertifikasi seluruh jenis tenaga kesehatan> $*& peningkatan kualifikasi
tenaga kesehatan melalui pengembangan dokter spesialis dan dokter layanan primer> $d&
pengembangan insentif finansial dan non-finansial bagi tenaga kesehatan> $e& pengembangan
sistem pendataan tenaga kesehatan dan upaya pengendalian dan penga(asan tenaga
kesehatan.
3. Penera+an +en$e#atan #e%er&an)tan +e&a"anan mengi#)ti si#&)s i$)+ man)sia
(continuum of care).Pendekatan ini dilaksanakan melaluiB $a& peningkatan *akupan dan mutu
keberlangsungan pelayanankesehatan ibu dan anak terutama peningkatan pertolongan
persalinan oleh tenaga terlatih di fasilitas kesehatan, peningkatan *akupan kunjungan ibu hamil$1 dan %&, pelayanan emergensi+komplikasi kesehatan ibu dan neonatal di Puskesmas
P4 $d& peningkatan
pelayanan kesehatan reproduksi remaja> $d& peningkatan upaya kesehatan sekolah $&> $e&
peningkatan pelayanan kesehatan kerja> $f& peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia> $g&
peningkatan *akupan imunisasi tepat (aktu pada bayi dan balita> $h& peningkatan peran upaya
kesehatan berbasis masyarakat termasuk Posyandu dan pelayanan terintegrasi lainnya dalam
pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia. /eritengrasi dalam peningkatan upaya
kesehatan masyarakat adalah upaya per*epatan perbaikan giIi masyarakat melaluiB $a&peningkatan surCeilans giIi termasuk pemantauan pertumbuhan> $b& peningkatan kualitas
pelayanan giIi dengan fokus utama pada 1000 hari pertama kehidupan> remaja, *alon pengantin
dan ibu hamil $d& peningkatan promosi giIi, sanitasi, higiene, dan pengasuhan> $d& peningkatan
peran masyarakat dalam perbaikan giIi termasuk melalui upaya kesehatan berbasis
masyarakat+5 $antara lain Posyandu, dan PD&> $e& pengembangan dan penguatan
pelaksanaan, dan penga(asan regulasi dan standar giIi> dan $f& penguatan peran lintas sektor
dalam rangka interCensi sensitif dan spesifik yang didukung oleh peningkatan kapasitas
pemerintah pusat,proCinsi dan kabupaten+kota dalam pelaksanaan ren*ana aksi pangan dan
giIi.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
18/25
4. Inter0ensi %er%asis risi#( #eseatan (health risk). Perlu dikembangkan program-program
khusus untuk menangani kelompok-kelompok berisiko seperti masyarakat daerah tertinggal,
perbatasan dan kepulauan $D/P&, daerah bermasalah kesehatan, bayi, balita dan lansia, ibu
hamil, pengungsi, dan keluarga miskin.
/iga arah kebijakan umum tersebut akan menjadi strategi dalam menjalankan berbagai program teknis
dan program generik.
Pr(gram Te#nis
-. Mening#at#an a#ses $an m)t) *asi&itas #eseatan.
ntuk meningkatkan akses fasilitas kesehatan, maka strategi yang akan dilakukan adalahB 1&
me(ujudkan penguatan sistem rujukan dengan mengembangkan sistem regionalisasi rujukan pada
tiap proCinsi $satu rumah sakit rujukan regional untuk beberapa kota+kabupaten& dan sistem rujukannasional $satu rumah sakit rujukan nasional untuk beberapa proCinsi&, 2& me(ujudkan inoCasi
pelayanan, misalnya dengan flying #ealt# care$dengan sasaran adalah proCinsi yang memiliki daerah
terpen*il dan sangat terpen*il dan kabupaten+kota yang tidak memiliki dokter spesialis&, telemedicine,
) Pratama, dll, 3& me(ujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi melalui program sister hospital,
kemitaan dengan pihak s(asta, 4 alat medis, dll,
ntuk meningkatkan mutu fasilitas pelayanan kesehatan dasar, maka strategi yang akan dilakukan
adalahB 1& 5e(ujudkan ketepatan alokasi anggaran dalam rangka pemenuhan sarana prasarana dan
alat kesehatan yang sesuai standar, 2& 5e(ujudkan dukungan regulasi yaitu melalui penyusunan
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
19/25
III. Kerang#a Reg)&asi 5A+a#a %isa $i#e&(m+(##an +er %)%&e67
a. erangka )egulasi idang Pelayanan Penunjang 5edik
IV. Kerang#a Ke&em%agaan
5en*ermati program-program yang akan dilaksanakan sebagaimana tersebut di atas, kiranya
diperlukan organisasi emenkes yang dapat menjalankan program-program tersebut se*ara tepat
guna dan hasil guna. truktur organisasi emenkes saat ini perlu direCie( agar lebih efektif.
Prinsip pertama yang hendaknya diperhatikan dalam peran*angan stuktur organisasi emenkes
yang akan datang adalah bagaimana meningkatkan efektiCitas organisasi sebagai sarana (tools)
untuk men*apai Cisi dan tujuan. ntuk itu diperlukan adanya kejelasan peran, tanggung ja(ab dan
mekanisme koordinasi $se*ara horiIontal dan Certikal& dalam menjalankan program-program
)enstra 201-2019.emenkes harus bisa memastikan bah(a ketika turun ke daerah setiap
program bersinergi dan saling melengkapi.ntuk itu, struktur organisasi harus dilengkapi dengan
tugas pokok dan fungsi serta indikator kinerja yang jelas $yang bisa jadi berupa 'oint responsibility &.
4rganisasi emenkes hendaknya dibangun dengan filosofi dasar pembimbingan (parenting) bagi
dinas kesehatan proCinsi dan dinas kesehatan kabupaten+kota. Nungsi parenting yang efektifadalah memberikan nilai tambah (value added), berupa sosialisasi
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
20/25
pemantauan dan eCaluasi, dan lain-lain. ukan bersifat menghan*urkan (destroying value) dengan
birokrasi yang rumit, memberikan beban administratif pada P/ dan daerah, dan lain-lain.truktur
yang baik hendaknya memberikan kejelasan tanggung ja(ab untuk setiap subsistem dari istem
esehatan
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
21/25
kinerja dalam renstra merupakan inti dari pelaksanaan pemantauan (monitoring). /ahapan
pemantauan ini sangat dibutuhkan untuk memastikan bah(a kontrak kinerja berada dalam jalur
atau di luar jalur. nformasi atas status kemajuan pelaksanaan )enstra emenkes ini akan
membantu setiap lapisan organisasi tentang tingkat pen*apaian kinerjanya untuk melakukan
eCaluasi berdasarkan informasi tersebut. elama ini, kemajuan )enstra emenkes belumsepenuhnya bisa dipantau dan dieCaluasi status pen*apaiannya dengan basis monitoring.alah
satu penyebab utama adalah di samping karena belum dilembagakannya kontrak kinerja pada
semua lapisan organisasi, adalah belum dilakukannya upaya eCaluasi sistematis dan terpadu atas
pen*apaian )enstra emenkes dengan mendasarkan pada hasil monitoring pen*apaian target
kinerja )enstra.
Taa+an Dia&(g Kinera./ahapan dialog kinerja ini bertujuan untuk mengeCaluasi status kemajuan
target kinerja )enstra emenkes. /ahapan dialog kinerja adalah pertemuan eCaluasi berkala
tentang pen*apaian kinerja dengan durasi tertentu $sesuai kebutuhan& antara pimpinan dan para
jajaran pimpinan di lapisan organisasi emenkes yang lebih rendah. paya eCaluasi tersebut harusditunjang data dan informasi terintegrasi tentang status kemajuan pen*apaian )enstra.
/ahapan dialog kinerja mempunyai tiga sasaran yang hendak di*apai. asaran pertama adalah
memeriksa mana saja pen*apaian aktual kinerja yang belum men*apai target kinerja sampai kurun
(aktu tertentu. Pen*arian akar masalah dari ketidakter*apaian target kinerja )enstra emenkes
merupakan sasaran kedua yang hendak di*apai dari pelaksanaan dialog kinerja. asaran ketiga
adalah komitmen antara atasan dan jajaran manajemen di ba(ah kendalinya untuk menentukan
ren*ana tindak lanjut yang diperlukan demi ter*apainya target kinerja )enstra di masa mendatang.
/ahapan dialog kinerja ini dilakukan *ukup sering agar segenap jajaran manajemen pada berbagai
lapisan organisasi emenkes mempunyai umpan balik atas tingkat keberhasilan eksekusi )enstra
dan potensi risiko yang tengah dan akan dihadapi oleh kementerian. elanjutnya setiap dinamika
perkembangan status pen*apaian target kinerja )enstra emenkes dapat segera diantisipasi
pengendalian upaya penanganannya. Pertemuan dialog kinerja merupakan bentuk pengendalian
kinerja atas pelaksanaan )enstra emenkes, yang diharapkan menyediakan gambaran status
terakhir atas perkembangan pen*apaian sasaran strategis dan target kinerja )enstra emenkes.
Taa+an Manaemen Kinera. /ahapan ini bertujuan utama untuk menilai keberhasilan pen*apaian
target kinerja setiap pega(ai pada berbagai tingkatan jabatan di lingkungan emenkes, yang
terintegrasi dengan kontrak kinerja satuan $unit& kerja tempat pega(ai berkiprah. emenkes sudah
memiliki mekanisme P $sistem kinerja pega(ai& untuk menilai kinerja pega(ai.
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
22/25
informasi. Dengan demikian upaya-upaya perbaikan kelembagaan sebagaimana disebutkan pada
)enstra emenkes tahun 201 O 2019 kelak dapat membangun emenkes menjadi organisasi
yang berfokus pada strategi $strategy focused organiation& dan berbudaya kinerja $ performance!
based culture&.
7arna lain yang menonjol dari )enstra emenkes periode tahun 201 O 2019 adalah adanya
berbagai sasaran strategis yang mengedepankan adCokasi kepada berbagai mitra kerja strategis
emenkes, khususnya pemerintah kabupaten dan kota. ebagai penentu norma, standar, pedoman
dan kriteria $
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
23/25
BAB IV
TAR!ET KINERJA DAN KERAN!KA PENDANAAN
I. Target Kinera
A. Pr(gram Pening#atan Keseatan Mas"ara#at
B. Pr(gram Pening#atan A#ses $an M)t) asi&itas Keseatan
asaran Program Peningkatan kses dan 5utu Nasilitas esehatanadalah meningkatnya akses
fasilitas kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. dapun indikator kinerja program $P&
adalahB
• Persentase ke*amatan dengan kesiapan akses layanan primer. esiapan akses layanan
primer pada setiap ke*amatan tergambar dari adanya minimal 1 $satu& Puskesmas pada
ke*amatan tersebut yang memenuhi standar minimal dan memiliki iIin
penyelenggaraan.
• Persentase kab+kota dengan kesiapan akses layanan rujukan. esiapan akses layanan
rujukan pada setiap kab+kota tergambar dari dua kriteriaB 1& )asio // di ) dan linik
tama dibanding penduduk kab+kota tersebut memenuhi minimal 1B1000> dan 2& )
kota+kab memiliki jejaring ke ) )ujukan )egional
• ;umlah ) yang terakreditasi. kreditasi dilakukan oleh adan ertifikasi ndependen
) dengan berbagai tingkat kelulusan kreditasi dengan menggunakan tandar dannstrumen kreditasi Cersi 2012.
• ;umlah puskesmas yang terakreditasi. ertifikat akreditasi dikeluarkan oleh
omisi+Kembaga kreditasi Nasilitas Pelayanan esehatan Primer sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
/arget tahunan 201-2019 untuk setiap P di atas adalahB
IKPTAR!ET PRO!RAM
Saat Ini 3829 382: 382; 382< 382=
%kec dengankesiapan akseslayanan primer
- 45 71 78 85 92
%kab/kota dengankesiapan akseslayanan rujukan
50 0 70 80 90 95
!umla" #$ yangterakreditasi
59 440 842 1124 115 2247
!umla" puskesmasyang terakreditasi
- 250 750 1500 000 5000
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
24/25
ntuk men*apai sasaran program beserta target tahunan di atas, maka kegiatan prioritas yang
akan dilakukan meliputiB
1. noCasi pelayanan kesehatan, dengan indikator kinerja kegiatan adalahB
• ! ab+ota yang memiliki daerah terpen*il dan sangat terpen*il yang melakukan
pelayanan kesehatan bergerak $P&
• ;umlah ab+ota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya es(a
• ! Nasyankes P7K Pe*andu
-
8/17/2019 Draft+Renstra+Edit+YSR+9+Okt+2014_editJANGMED (5)
25/25
4% asyankes .) )ecandu arkotikayang kti3
1&5 25 0 5 40 50
5%#$ regional sebagai pengampupelayanan telemedicine
0 12 20 2
!umla" ) 6ertikal #$ rujukanregional yang memiliki '$
10 10 10 10 10 10
7 !umla" antara #$ )emerinta" dan#$ $,asta untuk meningkatkan akses
4 10 10 10 10 10
8 % rujukan yang tepat di #$ 'ab/'ota 0 50 5 75 85 95
9 !umla" #$ rujukan regional yangdiampu ole" #$ rujukan asional
0 10 20 0 40 50
10 !umla" #$ rujukan regional yangditetapkan sebagai #$ pendidikan&
1 25 5 45 55 70
11% 'ab/'ota yang siap akreditasi)uskesmas
0 17 42 5 7
12% 'ab/'ota yang siap akreditasi 3askes#ujukan
0 0 50 5 70 80
1% )uskesmas yang memenu"i standar)enyelenggaraan )uskesmas
0 45 74 81 87 94
14 !umla" )uskesmas yang menerapkan)erkesmas
57 7 721 812 914101
5
15 !umla" #$ #ujukan #egional yangmemiliki pelayanan sesuai standar 0 0 0 90 120 150
1 ingkat le6el maturitas tatakelolaorganisasi *'
0 50 0 70 80 90