BSE SMA Kelas 11 -Terampil Berbahasa Indonesia Program Bahasa - Gunawan Budi Santoso
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Eko Budi Santoso Lic.Rer
Transcript of Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Eko Budi Santoso Lic.Rer
Dosen Pembimbing :Dr. Ir. Eko Budi Santoso Lic.Rer.Reg
TUGAS AKHIR – RP09 1333
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERS U R A B A Y A2013
Disparitas Pulau Jawabagian utara dan selatan
Penyusunan Penataan Ruang Wilayah untuk Percepatan Pembangunan
Koridor Pansela Jawa
Pembentukan
Kawasan Strategis Ekonomi
Konsep
Regional Management (pembentukanKerja Sama Operasional
Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek memilikikesamaan potensi ekonomi yang disatukan menjadi
satu segmen dalam perencanaan
Koridor Pansela Jawa dan JLS Jatim
Dalam strategi percepatan pembangunanekonomi koridor Pansela Jatim membutuhkansistem koordinasi dan kerjasama antarwilayah
Faktanya : Inefisiensi dalampengelolaan potensi ekonomi dikedua kabupaten dan konflikpembangunan JLS
Pembentukan
Kawasan Strategis Ekonomi
• Mengidentifikasi potensi dan dominasi komoditas SDA lokal unggulan darikedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim
• Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukanregional management dalam mengelola komoditas unggulan di KabupatenTulungagung dan Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim.
• Menentukan arahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal diKabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridor JLS Jatim dengankonsep regional management.
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana bentuk arahan pengembangan yang optimal untuk mengelola komoditasunggulan pada Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek melalui pendekatan regional management?
Ruang Lingkup Wilayah
SUBSTANSI :• komoditas unggulan : Sumber Daya Alam (SDA) lokal yang menghasilkan barang
mentah yang nantinya dianalisis dalam nilai produksi per komoditas (barangmentah)
• Regional management : kerjasama dalam mengelola komoditas unggulan denganmenentukan bentuk inisiatif kerjasama dari segi ekonomi berdasarkan faktor-faktorpembentuk regional management (kekuatan endogen)
TINJAUAN PUSTAKA
Pemanfaatan Potensi Endogen(Abdurahman, 2008)
Konsep
Regional Managementdiwujudkan dalam inisiatif kerjasama
Teori PengembanganWilayah
Teori komoditas unggulan
(Tar
igan
, 20
07
) Pemberian alam(SDA)
Teknologi
Ketrampilan khusus
Dekat dengan pasar
Aksesibilitas tinggi
Aglomerasi
Kualitas SDM yang memadai
Mentalitasmasyarakat yang mendukungpembangunan
Kebijakan pemerintah
(Ad
isas
mit
a, 2
00
5) SDA (Sumber Daya
Alam)
Pemanfaatanteknologi dalamindustri
Kedekatan denganpasar
Letak strategis (jalurperdagangan)
Infrastruktur
Aksesibilitas
Transportasi
BAGIAN POTENSI FAKTOR POTENSI
Tenaga Kerja
Modal
Infrastruktur
Potensi Pasar
SDA
Ruang dan Lokasi
Keindahan Alam
Budaya Politik
Kepastian Hukum
Otonomi Daerah
Sosial PolitikRegional
PotensiLingkungan
Potensi Penawaran
Potensi Permintaan
Barlingmascakeb Pawonsari
Pendekatan PenelitianPendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme
yang bersumber pada teori dan kebenaran empirik dan etik. Pendekatan inimenggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik
dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian.
Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu peristiwa. Tujuan penelitian ini adalahuntuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
TAHAPAN PENELITIAN
LQ dan SSA
• Komoditas Basis
• Daya Saing
• Tingkat Pertumbuhan
• Progesivitas/ Kemajuan
Identifikasi potensi dandominasi komoditas unggulanberupa komoditas SDA lokaldari kedua kabupaten yang terdapat pada 7 kecamatanyang dilalui oleh JLS Jatim
• SDA
• SDM
• Modal/ Investasi
• Ketersediaan Infrastruktur
• Potensi Pasar
• Sosial dan Politik Regional
Faktor yang berpengaruhterhadap pembentukanregional management dalammengelola komoditas unggulandi wilayah penelitian
• Prioritas Kebutuhan Kerjasama
• Kondisi Empiri di Wilayah Penelitian
• Pendapat Pakar yang Kompeten
• Studi penerapan Regional Management di wilayah lain dan Literatur yang relevan
Perumusan arahanpengembangan komoditasunggulan yang optimal diKabupaten Tulungagung-Trenggalek yang dilalui koridorJLS Jatim dengan konsepregional management.
Delphi
Triangulasi
GAMBARAN UMUM
0.00
2,000.00
4,000.00
6,000.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
Hutan Permukiman Sawah Tanah Terbuka Tegalan
Pen
ggu
naa
nLa
han
(Ha)
Kep
end
ud
uka
n
020406080
100120140160180
TK-SD SMP-SMA/ SMK D3/S1/S2
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Pucanglaban Kalidawir Tanggunggunung Besuki Panggul Munjungan WatulimoKepadatan Penduduk
709 org/Km2216 org/Km2
94 org 192 org
Ko
nd
isi T
en
aga
Ker
ja
Struktur Ekonomi
5.75 5.68 6.01 6.48 6.73
5.45 5.61 5.646.11
6.46
0
2
4
6
8
10
12
14
2007 2008 2009 2010 2011
Kab. Trenggalek
Kab. Tulungagung
Laju PertumbuhanEkonomi
Pertanian16.2%
Pertambangan & Penggalian
2.37%
Industri Pengolahan
19.57%
Listrik, Gas, & Air Bersih
1.05%
Kontruksi1.84%
Perdagangan, Hotel, & Restoran
30.92%
Pengangkutan dan Komunikasi
7.31%
Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan
8.95%
Jasa-jasa11.79%
Kabupaten Tulungagung
Pertanian38.43 %
Pertambangan & Penggalian
1.98 %
Industri Pengolahan
5.23 %
Listrik, Gas, & Air Bersih0.56 %
Kontruksi2.66 %
Perdagangan,Hotel, & Restoran28.96 %
Pengangkutan dan Komunikasi
3.21 %
Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan
3.69 %
Jasa-jasa15.3 %
Kabupaten Trenggalek
Kontribusi PDRB ADHB Tahun 2011
Penentuan Dominasi Komoditas Unggulan
KomoditasKabupaten Tulungagung Kabupaten Trenggalek
Pucanglaban Kalidawir Tanggunggunung Besuki Panggul Munjungan Watulimo
Padi Sawah V V V
Padi Gogo V V
Jagung V V V
Kacang Tanah V V V
Kedelai V V V
Jambu Mente V V V V
Kelapa V V V V V V V
Kapuk Randu V V V
Cengkeh V V V V V
Sengon V V V V
Acasia V V V
Perikanan Tangkap V V V V
Sapi Potong V V V V V V
Kambing V V V V
Besi V V V
Marmer V V
Penentuan Faktor-faktor yang Berpengaruh TerhadapPembentukan Regional Management di Wilayah Penelitian
• Potensi komoditas unggulan
• Ruang dan lokasi strategisSDA
• Ketersediaan tenaga kerja/ SDM
• Kualitas tenaga kerja/SDMSDM/ tenaga
kerja
• Ketersediaan permodalan pemerintah
• Keinginan investasi pihak swastaModal/
investasi
• Aksesibilitas
• Ketersediaan fasilitas umum
• Ketersediaan utilitas
Ketersediaaninfrastruktur
• Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untukpemasaranPotensi pasar
• Kebijakan pemerintah
• Keinginan dan pelaku/aktor terkait regional management
Sosial dan PolitikRegional
Tahap Eksplorasi
Lebih penting jika SDM berkuantitas banyak danberkemauan untukbekerja
Fasilitas umum tidakterlalu berpengaruhterhadap kegiatanekonomi
Pasar tidak perludilokasikan akan tetapibisa berbentuk kegiatanyang dinamis antarapenjual dan pembeli diberbagai lokasi
Kemauan untuk bekerjadan etos bekerjatermasuk ke dalamkualifikasi kualitas SDM
Selain untuk memenuhikebutuhan sehari-hari, juga sebagaipenarik investor swastauntuk dapat masuk kewilayah penelitian untukbekerjasama
Pasar yang dilokasikanakan mempermudahdistribusi barang danmemudahkanperencanaan
Tahap Iterasi
Kondisi Empiri :• Memiliki unggulan untukkomoditas kelapa (seluruhkecamatan), sengon (Kec. Munjungan, Watulimo, Tanggunggunung, danKalidawir), perikanan tangkap(Kec. Panggul, Watulimo, Besuki, danKalidawir), dan marmer (Kec. Panggul dan Besuki)
• Beberapa kecamatan sepertiPanggul, Watulimo, Besuki, danKalidawir memiliki lokasi yang strategis untuk pemasarandikarenakan ciri geografisnya danperkembangan perkotaannya.
Studi Penerapan RM diwilayah lain dan Literaturyang relevan :• Adanya program intensifikasi pertaniandengan PengendalianOrganisme PenggangguTanaman (OPL)(RM di Pawonsari)
• Pelestarian sumberdayaikan di pantai Selatan Pawonsari(RM di Pawonsari)
Pendapat Pakar :• Peningkatan produktivitas komoditaskelapa dengan pengadaan balaibenih serta sharing bibit unggul
• Peningkatan dan perlindungankomoditas sengon dan hasil hutanlainnya dengan pengadaan sistemtebang pilih tanam untuk hutanrakyat maupun hutan negara danpenyediaan bibit pohon untukreboisasi
• Sharing produksi marmer mentahsebagai bahan baku kerajinanmarmer
• Eksplorasi keanekaragamansumberdaya ikan di pesisir selatanwilayah penelitian
SDA
Sharing produksi marmer mentahsebagai bahan baku sentra kerajinanmarmer di Kecamatan Besuki terutamadari Kecamatan Panggul sebagaipenghasil marmer yang cukup potensial.
Peningkatan produktivitas danperlindungan komoditas sengon sertahasil hutan lainnya dengan pengadaansistem tebang pilih tanam untuk hutanrakyat maupun hutan negara disepanjang pesisir selatan KabupatenTulungagung dan Trenggalek, sertapenyediaan bibit pohon untuk reboisasi.
Peningkatan produktivitaskomoditas kelapa denganintensifikasi pertanian danpengadaan balai benih, sertasharing bibit unggul diseluruh kecamatan.
Eksplorasi keanekaragaman/ variasisumberdaya ikan di pesisir selatanterutama Prigi dan Popoh sertapelestarian sumberdaya ikan yang telahada dengan menghindari alat tangkapyang dapat merusak habitat ikan.
Modal / Investasi
Kondisi Empiri :• Partisipasi pemerintah : pembangunan sarana prasarana, seperti memasoklistrik dan air bersih, sertapembuatan jalan usahatani, jaringan irigasi, penyediaanalat-alat pertanian dan pupukorganik, serta pemberianpermodalan (hibah) untukgabungan kelompok petani. Selain itu, di PPI Popoh, Kecamatan Besukipemerintah juga menambahjumlah kapal nelayan.
• Investasi pihak swasta : bank-bank swasta sebagai pemberimodal seperti di KecamatanWatulimo, Besuki, dan Kalidawir.
• Pengadaan bibit pohon sengondari perusahaan kayu besar diKecamatan Panggul danMunjungan, industri besarkerajinan marmer milik swasta(PT IMIT) di Kecamatan Besuki.
Studi Penerapan RM di wilayahlain dan Literatur yang relevan :• Standarisasi mutu produkunggulan dengan kegiatanmenghadirkan sarjanapendamping sebagai tenagaahli (misal dari pemerintahdaerah/pusat), bantuanpengadaan peralatan daripemerintah (RM diBarlingmascakeb)
• Pengembangan sentra industrikelapa di Kec. Tanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglaban
• Pengembangan industripengolahan ikan di kawasanMinapolitan Kec. Besuki danTanggunggunung, sertapengembangan cold store danpabrik es di Kec. Panggul, Munjungan danWatulimo.
• Pengembangan pertambanganmarmer dan industri marmer/ onix berskala nasional di Kec. Besuki.(RTRW 2012-2032)
Pendapat Pakar :• Menambah nilai jual kelapadengan pengadaan industripengolahan kelapa menjadiminyak kelapa
• Untuk mendukungproduktivitas komoditaskelapa, dilakukan penyediaanpasokan pupuk berbahan bakukotoran ayam dari Kec. Kalidawir, Kab. Tulungagung
• Pengadaan industri pengolahanikan di PPI Prigi atau PPI Popoh
• Memperluas industri kerajinanmarmer di Kec. Besuki dan Kec. Panggul
• Bantuan pengadaan peralatanmodern dari pemerintah
Memperluas cakupan industri kerajinanmarmer/ onix di Kecamatan Besuki denganmenjadikan Kec. Panggul sebagai pemasokbahan baku marmer dan juga perluasansentra industri marmer untuk menjangkauwilayah Jawa Tengah.
Industri pengolahan kelapa menjadi minyakkelapa sebagai langkah pengembangan sentraindustri kelapa di KecamatanTanggunggunung, Kalidawir, dan Pucanglabanuntuk meningkatkan nilai jual dari hasilproduksi kelapa yang sangat dominan danterkenal kualitasnya secara regional.
Meningkatkan produktivitas komoditaskelapa, dilakukan penyediaan pasokan pupukberbahan baku kotoran ayam dari Kec.Kalidawir, Kab. Tulungagung yang dapat diaksesoleh seluruh pekerja perkebunan di wilayahpenelitian sehingga seluruh kecamatan menjadipemasok bahan baku untuk pengolahan kelapatersebut.
Pengadaan industri pengolahan ikan di PPIPrigi atau PPI Popoh yang didukung denganpengembangan cold store, pabrik es, sertapackaging di Kecamatan Panggul, Munjungandan Watulimo.
Ketersediaan Infrastruktur
Kondisi Empiri :• Kualitas jalan kurang memadaiterutama untuk jalan denganaksesibilitas cukup tinggi diKecamatanWatulimo, Besuki, dan Kalidawir.
• Kuantitas dan kualitas fasilitasumum di wilayah penelitiancukup untuk melayanikebutuhan masyarakat lokal.
• Ketersediaan utilitas berupa air bersih,jaringan listrik, dantelekomunikasi cukup melayanikebutuhan masyarakat terutamadi ibukota kecamatan dan dibeberapa kecamatan sepertiPanggul, Watulimo, Besuki, danKalidawir. Beberapa kecamatanyang kesulitan air bersihmaupun listrik adalahKecamatanMunjungan, Tanggunggunungdan Pucanglaban dan daerahpesisir
Studi Penerapan RM di wilayah lain dan Literatur yang relevan :• Pengadaan Pos keamananbersama dengan pelengkapnya
• Pengadaan alat komunikasi• Penambahan personil untukpenjagaan
• Pemanfaatan prasaranapendaratan kapal/perahu dantempat Pelelangan Ikan pantaiSelatan Pawonsari;(RM di Pawonsari)
• Pengembangan jaringan listrikberupa PLTA Niyama di Kec. Besuki, PLTS di Kec. Panggul, Munjungan, Tanggunggunung, dan Pucanglaban
• Pengembangan Terminal Tipe C di Kec. Besuki, Pucanglaban, Watulimo
• Pengadaan Instalasi PengolahanAir Limbah (IPAL) di Kec. Panggul dan Watulimo untukmendukung kegiatan industri.(RTRW Kab. Tulungagung danKab. Trenggalek 2012-2032)
Pendapat Pakar :• Perbanyakan kapal nelayandan penyediaan alat tangkapyang lebih modern
• Perbaikan kualitas jalan sertapemerataan jaringanlistrik, air bersih dankomunikasi
Peningkatan aksesibilitas kawasandengan adanya programpengembangan Terminal Tipe C diKec. Besuki, Pucanglaban, Watulimoyang dapat menjadi penghubungarus pergerakan barang dan oranguntuk kegiatan perekonomian.
Untuk program pengawasan danpembatasan areal hutan produksiyang mendukung keseimbanganekologi dibutuhkan kerjasamadalam pengadaan pos keamananbersama dengan pelengkapnya(alat komunikasi) dan penambahanpersonil untuk penjagaan.
Peningkatan jaringan listrik disepanjang pesisir dan JLS denganpengembangan PLTA Niyama di Kec.Besuki, PLTS di KecamatanPanggul, Munjungan, Tanggunggunung,dan Pucanglaban sehingga dapat
memenuhi kebutuhan listrik disekitarnya.
Perbanyakan kapal nelayan danpenyediaan alat tangkap yang lebihmodern, serta pemanfaatan PPI danTPI yang telah ada di KecamatanWatulimo dan Besuki.
Pengadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL) di Kecamatan Panggul dan Watulimountuk mendukung kegiatan industri secarabersama, terutama industri marmer diKecamatan Besuki yang berbatasanlangsung dengan Kecamatan Watulimo.
Potensi Pasar
Kondisi Empiri :• Beberapa kecamatan memilikiTPI besar, seperti TPI Prigi danTPI Popoh.
• Beberapa kecamatan merupakanlokasi yang potensial untukpemasaran regional karenaberbatasan langsung dengankabupaten lainnya, seperti Kec. Panggul-Kab. Pacitan dan Kec. Pucanglaban-Kab. Blitar.
• Beberapa kecamatan yang memiliki karakter perkotaanyang sudah cukup besar sepertiKecamatan Kalidawir, ada pula lokasi didukung dengan kegiatanpertambangan galian danperikanan seperti KecamatanBesuki dan Watulimo.
• Beberapa kecamatan merupakanlokasi yang tidak potensial untukpemasaran karena memiliki cirigeografis pegunungan yang terjaldan sulit dijangkau sepertiKecamatan Munjungan danTanggunggunung.
Studi Penerapan RM di wilayahlain dan Literatur yang relevan :• Promosi/ pemasaran produktingkat regional dan nasionaldengan kegiatan pembuatanleaflet serta berbagai jenismedia informasi lainnya
• Standarisasi mutu produkunggulan
• Pemberdayaan SDM generasimuda
• Diversifikasi kreasi produksesuai permintaan pasar;(RM di Barlingmascakeb)
• Pemanfaatan tempatpelelangan ikan
• Pengawasan tata niaga hasilkelautan dan perikanan,(RM di Pawonsari)
Pendapat Pakar :• Pengumpulan hasil danpemasaran bersama komoditaskelapa
• Pengumpulan hasil danpemasaran bersama kayumentah untuk ekspor keluardaerah terutama Jawa Tengah
• Pengumpulan hasil tangkapandan sentra pemasaran bersamaikan segar dan olahan di PPI Prigi dan Popoh
• Perluasan sentra kerajinanmarmer dari Kec. Besuki keKec. Panggul untukmemperluas pemasaran keJawa Tengah
Perluasan sentra kerajinan marmer dari Kec. Besuki ke Kec. Panggul untuk memperluaspemasaran ke Jawa Tengah
Efisiensi dan perluasan pemasarankomoditas kelapa dengan pengumpulanhasil produksi komoditas kelapa dariseluruh kecamatan dan pemasaranbersama yang dapat dilakukan diKecamatan Kalidawir
Efisiensi dan perluasan pemasarankomoditas sengon dengan pengumpulanhasil dan pemasaran bersama kayu mentahuntuk ekspor keluar daerah terutama JawaTengah yang dapat dilakukan di KecamatanPanggul
Pemanfaatan tempat pelelangan ikan untukpengumpulan hasil tangkapan serta sentrapemasaran bersama ikan segar dan olahan diTPI Prigi dan Popoh
SDM
• Penguatan kualitas SDM denganpengadaan kegiatan pelatihankelompok masyarakat yang bekerja dibidangnya, seperti buruh pekerjaperkebunan, kelompok nelayan, danpengrajin marmer yang difasilitasi olehdinas-dinas yang terkait dengan carasaling mendatangkan tenaga ahli darikedua kabuputen secara bergantian. Selain memberikan bimbinganpeningkatan skill dalam berkebun, parapekerja juga diberikan peningkatan diriuntuk berkomunikasi, mengetahui selukbeluk produksi, pengolahan, dan jugapemasaran agar dapat berwirausahadan tidak berorientasi untuk bekerja diluar wilayah.
Sosial dan Politik Regional
• Peningkatan koordinasiantarkelembagaan dalam menjalankanprogram-program sesuai dengan RTR yang berlaku terutama untukmemprakarsai kegiatan kerjasamadengan cara penciptaan forum komunikasi yang mengadakanpertemuan rutinantarmasyarakat, swasta danpemerintah
• Peningkatan koordinasi untuk mengembangkan pesisir wilayah penelitian dengan konsep minapolitan di Prigi dan Popoh sehingga dapat menyerap lebih banyak SDM
• Penetapan kebijakan pembatasan areal hutan produksi untuk keseimbanganekologi dengan pengamanan danrehabilitasi yang dilaksanakan secarabersama
KESIMPULANPotensi dan dominasi komoditas unggulan dari kedua kabupaten yang terdapat pada 7kecamatan yang dilalui oleh JLS Jatim tidak mencakup semua komoditas.
Subsektor tanaman pangan : Padi Sawah,PadiGogo,Jagung, Ketela Pohon, Ubi Jalar, KacangTanah, Kedelai, dan Kacang Hijau
Subsektor perkebunan : jambu mente, kelapa, kapukrandu, cengkeh, kopi, dan vanili.
Subsektor kehutanan : sengon, acasia, jati, dan sono.
Subsektor perikanan : perikanan tangkap dan budidaya
Subsektor peternakan : sapipotong, kambing, domba, ayam kampung,ayamras, ayam broiler,mentok, dan kuda.
Subsektor penggalian : Andesit Diorit, Kalsit, Pasirbesi, Batu Bara, Marmer, dan Tembaga.
Padi Sawah, PadiGogo, Jagung, KacangTanah, Kedelai
Jambu Mente, Kelapa,Kapuk Randu, Cengkeh
Sengon, Acasia
Perikanan Tangkap
Sapi Potong, Kambing
Marmer, Pasir Besi
KESIMPULANFaktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan regional management dalammengelola komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek yang dilaluikoridor JLS Jatim adalah :
Sumber Daya Alam yang berupa Potensi komoditas unggulan serta Ruangdan lokasi strategis
SDM/ Tenaga Kerja berupa Ketersediaan tenaga kerja/SDM dan Kualitastenaga kerja/SDM
Modal/ Investasi yang berupa Ketersediaan permodalan pemerintah danKeinginan investasi pihak swasta
Potensi Pasar yang berupa Ketersediaan pasar dan lokasi potensial untukpemasaran
Sosial dan Politik Regional yang berupa Kebijakan pemerintah, danKeinginan dan pelaku/aktor terkait regional management
Setiap kecamatan memiliki potensi untuk pembentukan regional managementdengan peran yang berbeda tetapi memiiki kedudukan yang sama. Kecamatan yangmemiliki faktor pembentukan regional management dominan adalah KecamatanWatullimo, Besuki, dan Kalidawir (kecamatan lainnya sebagai pendukung)
KESIMPULANArahan pengembangan komoditas unggulan yang optimal di Kabupaten Tulungagung-Trenggalekyang dilalui koridor JLS Jatim dengan konsep regional management berupa pembentukan inisiatifkerjasama dengan prioritas pengembangan komoditas kelapa, sengon, perikanan tangkap, danmarmer, yang diwujudkan dalam beberapa kegiatan, yaitu :
Peningkatan produktivitas komoditas kelapa dengan intensivikasi pertanian, sengon denganpemeliharaan dan reboisasi, perikanan tangkap dengan eksploragi keanekaragamansumberdaya ikan, dan marmer dengan sharing produksi.
Peningkatan kualitas SDM dengan penyuluhan yang difasilitasi oleh dinas-dinas terkaitdengan koordinasi antarkabupaten
Penguatan modal/investasi swasta dalam menyediakan industri pengolahan bahan baku.
Pengadaan infrastruktur pendukung kegiatan perekonomian dari masing-masing kabupatenyang dapat dimanfaatkan pula oleh wilayah sekitarnya
Efisiensi dan perluasan pemasaran komoditas secara bersama untuk ekspor keluar daerah
Peningkatan koordinasi antarkelembagaan untuk memprakarsai kegiatan kerjasama dengancara penciptaan forum komunikasi yang mengadakan pertemuan rutinantarmasyarakat, swasta dan pemerintah.
SARAN
• Perlu adanya studi lanjutan mengenai analisis penentuan aktor-aktor atau pelakuregional management di wilayah penelitian dengan struktu organisasi kolektif yangberbentuk Government Oriented, Quasi Government and Privat, atau Privat Oriented.
• Hasil arahan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai saran dan acuan dalampengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek yangaksesnya akan terbuka lebar setelah dilalui JLS Jatim atau sebagai pendukung RMGolekpawon maupun Selingkar Wilis.
• Perlu adanya koordinasi dari aktor pembangunan dan perencanaan daerah berupadinas-dinas terkait untuk membentuk Badan Kerjasama Antar Daerah terutama diwilayah pesisir selatan agar dapat lebih dekat dengan masyarakat dan dapatmengimplementasikan kebijkan dengan lebih mudah.
• Perlu adanya studi lanjutan yang membahas secara spesifik impact dari pembangunanJLS Jatim terhadap perkembangan kegiatan di sekitarnya.