Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman...
Transcript of Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman...
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
1 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
2 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 edisi revisi telah dapat diselesaikan. Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman dilakukan sebagai langkah penegasan atas terjadinya perubahan struktur di lingkungan Kementerian Pertanian dan perubahan isu-isu strategis terkini. Pemenuhan kebutuhan nasional berbasis produksi nasional dan mengutamakan pelaku usaha nasional merupakan roh penyusunan rencana strategis dimaksud. Kekuatan kemandirian harus didorong dengan memperhatikan kebijakan dan peraturan yang berlaku serta kondisi spesifik lokasi. Fokus pengelolaan isu strategis oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan antara lain kehilangan hasil produksi, peningkatan dan jaminan mutu, nilai tambah, dan penguatan akses pasar dan logistik nasional serta meningkatnya minat investasi baik dalam negeri maupun luar negeri. Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 edisi revisi ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua pihak. Jakarta, Desember 2016
Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan
Tri Agustin Satriani
NIP.195908271983032010
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
3 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................... i
DAFTAR ISI . .................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................... 1
1.2. Kondisi Umum Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan ......................................... 7
1.3. Potensi, Permasalahan, dan Tantangan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan ................................................. 27
BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN ...................................... 35
2.1. Visi ....................................................................... 35
2.2. Misi ....................................................................... 38
2.3. Tujuan .................................................................. 39
2.4. Sasaran Strategis ................................................. 40
2.5. Analisa Risiko ....................................................... 41
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS ................. 43
3.1. Arah Kebijakan Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan ..................... 43
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
4 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
3.2. Strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan ........................................ 56
3.3. Langkah Operasional Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan .............. 57
3.4. Program dan Kegiatan .......................................... 59
3.5. Kerangka Regulasi ............................................... 64
3.5. Kerangka Kelembagaan ....................................... 64
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja ....................................................... 66
4.2. Kerangka Pendanaan ........................................... 67
BAB V. PENUTUP ............................................................. 68
LAMPIRAN ......................................................................... 70
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
5 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan dan
Direktorat PPHTP......................................................... 4 2. Alur Proses Pemenuhan Kebutuhan………………….. 8 3. Hubungan Kebutuhan dan Karakteristik
Pengembangan Daya Saing…………………………… 11 4. Hubungan Indikator Keberhasilan Direktorat PPHTP
dalam Sistem Produksi…………………………………. 43 5. Penguatan Kebijakan Pemenuhan Pangan
Nasional………………………………………………….. 45 6. Penerapan Proses Produksi dan Pemasaran
yang Baik………………………………………………… 47 7. Alur Kebijakan Pengembangan Sarana
Pascapanen……………………………………………… 49 8. Struktur Arsitektur dan Informasi Kinerja Ditjen
Tanaman Pangan……………………………………….. 60 9. Proses Pencapaian Kinerja Lingkup Direktorat
PPHTP……………………………………………………. 63 10. Kerangka Kelembagaan………………………………... 65
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
6 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Direktorat PPHTP ................................... 6 2. Alokasi Sarana Pascapanen Melalui APBN
Tahun 2011-2015 ............................................................. 13 3. Alokasi Sarana Unit Pengilingan Padi Melalui APBN
Tahun 2011-2015 ....................................................... 14 4. Jumlah Pengilingan Padi di Indonesia......................... 15 5. Alokasi Sarana Unit Pengolahan Tepung Melalui
APBN Tahun 2010-2015.................................... 17 6. Alokasi Sarana Unit Pengolahan Hasil Jagung
Melalui APBN Tahun 2012-2015................................. 18 7. Alokasi Sarana Unit Pengolahan Hasil Kedelai
Melalui APBN Tahun 2012-2015................................. 19 8. Jumlah Revisi SNI Tahun 2010-2015 ......................... 21 9. Jumlah Sertifikasi Organik Tanaman Pangan Tahun
2010-2015 .................................................................. 22 10. Kontribusi Penurunan Susut Hasil dari Bantuan Sarana
Pascapanen Tahun 2011-2015 23 11. Neraca Perdagangan Tanaman Pangan 12. Tahun 2010-2015........................................................ 25 13. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Tahun
2010-2014................................................................... 27 14. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat
PPHTP......................................................................... 41 15. Sasaran Produksi Komoditi Utama Tanaman Pangan
Tahun 2015-2019........................................................ 46 15. Jenis Kegiatan Berdasarkan Unit Kerja Eselon II
Lingkup Ditjen Tanaman Pangan................................ 61 16. Kerangka Kegiatan dan Pendanaan Direktorat PPHTP
Tahun 2016-2019........................................................ 68
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
7 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Beberapa tantangan yang dihadapi Bangsa
Indonesia saat ini antara lain: 1) belum optimalnya
produktivitas dan nilai tambah produk pertanian di
beberapa sentra produksi serta masih tingginya tingkat
konversi lahan yang sulit dikendalikan; 2) kurangnya
perbaikan dan pembangunan infrastruktur lahan
dan air; 3) masih kurangnya akses pembiayaan
pertanian dengan suku bunga rendah bagi
Millenium Development
Goals (MDG’s) yang mencakup angka kemiskinan,
pengangguran, dan rawan pangan; 5) kurangnya
kebijakan yang proporsional untuk produk-produk
pertanian khusus; 6) lemahnya persaingan global
dalam berbagai dimensi; 7) menurunnya citra petani
dan pertanian serta pentingnya
pertanian yang inovatif; dan
10) perlunya kebijakan insentif yang tepat agar
sektor pertanian menjadi bidang usaha yang
menarik dan menjanjikan.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman pangan
merupakan salah satu subsektor pertanian yang penting
bagi pembangunan
pertanian dan ekonomi
Indonesia. Berbagai
manfaat subsektor tanaman
pangan bagi Indonesia
antara lain sebagai sumber
pangan dan bahan
kebutuhan lainnya, sumber
pendapatan dan kesempatan
kerja, serta sumber devisa
bagi negara Indonesia.
Dalam konteks ini,
pengoptimalan manfaat
subsektor tanaman pangan
perlu dirumuskan dalam
koridor perencanaan
pembangunan yang memperhatikan karakteristik, kondisi saat
ini, dan perubahan yang terjadi atas sumber daya lahan, sumber
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
8 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
daya manusia, ilmu dan teknologi, kelembagaan dan sosial,
serta dinamika lingkungan strategis lainnya.
Berbagai perubahan saat ini seperti lahan yang semakin
terbatas dan makin bersaing, teknologi yang berkembang sangat
dinamis, pertumbuhan jumlah penduduk yang signifikan,
perubahan iklim yang semakin tidak terprediksi serta perubahan
perilaku konsumen yang terus berkembang, harus mendorong
pembangunan tanaman pangan ditangani secara tepat.
Keberhasilan hal ini dilandasi
dengan penguatan
penyediaan (produksi)
bersumber dari dalam negeri.
Tantangan
pembangunan subsektor
tanaman pangan Indonesia
saat ini dan dimasa
mendatang adalah mendorong
produksi dalam negeri yang
berdaya saing dan
berkelanjutan serta berpihak
pada kekuatan pelaku usaha
nasional. Dinamika glolablisasi
perdagangan akan mendorong
penciptaan produk yang berdaya saing dan pola penguasaan pasar
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang
Sistem Budidaya Tanaman mengamanatkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Sistem budidaya tanaman adalah sistem pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam nabati melalui upaya manusia yang dengan modal, teknologi, dan sumberdaya lainnya menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik.
b. Sistem budidaya tanaman sebagai bagian pertanian berasaskan manfaat, lestari, dan berkelanjutan.
c. Sistem budidaya tanaman bertujuan: - meningkatkan dan memperluas
penganekaragaman hasil tanaman, guna memenuhi kebutuhan
- meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani
- mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
d. Ruang lingkup sistem budidaya tanaman meliputi proses kegiatan produksi sampai dengan pascapanen.
e. Pascapanen meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasi hasil
produksi budidaya tanaman f. Kegiatan pascapanen ditujukan untuk
meningkatkan mutu, menekan tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan
meningkatkan daya guna serta nilai tambah hasil budidaya tanaman.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
9 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
secara signifikan. Perusahaan asing melalui model korporasi yang
memiliki jangkauan luas atau sering disebut dengan multinational
corporation menjadi kekuatan tersendiri bagi pelaku asing. Dalam
hal ini, upaya-upaya yang harus dilakukan harus mampu menjawab
tantangan diatas.
Produksi yang berdaya saing dan keberpihakan kepada
pelaku usaha nasional menjadi kewajiban bagi negara (pemerintah,
pelaku usaha, dan stakeholder lainnya) sehingga tercipta kekuatan
nasional. Pemerintah memiliki peranan yang sangat kuat untuk
memastikan kedua hal tersebut dapat terwujud. Tata kelola kedua
butir diatas memerlukan proses perencanaan strategis sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam konteks ini,
perencanaan strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan sangat terkait dengan perencanaan Kementerian
Pertanian dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015
tentang Kementerian Pertanian, tanggal 22 April 2015 dan
ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pertanian, tanggal 3 Agustus 2015 menimbulkan
terjadinya perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian
Pertanian. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengalami
perubahan struktur organisasi serta tugas dan fungsi seperti terlihat
pada Gambar 1.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
10 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 1. Struktur Organisasi Ditjen Tanaman Pangan dan
Direktorat PPHTP
Dalam hal ini, tugas Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan yaitu melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan
dengan fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan
standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman
pangan.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,
pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu
serta pemasaran dan investasi tanaman pangan.
BalaiBesarPPMBTPH
BalaiBesarPOPT
DirekturJenderalTanamanPangan
DirektoratPerbenihan
TP
DirektoratSerealia
DirektoranAnekaKacangdanUmbi
DirektoratPerlindungan
TP
DirektoratPengolahandan
PemasaranHasilTP
BalaiPMPT
SekretariatDitjenTP
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
11 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,
standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan.
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan
penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi
tanaman pangan.
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan
penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi
tanaman pangan.
f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta
penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan.
g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
12 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 1. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat PPHTP
Dokumen Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Tahun 2015-2019 harus mengalami
revisi karena dokumen Rencana Strategis Tahun 2015 berada pada
unit kerja Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan. Proses revisi ini
perlu dilakukan sebagai konsekuensi atas perubahan unit kerja di
lingkungan Kementerian Pertanian, yang berlaku mulai tahun 2016
Tugas dan
FungsiDitjen Tanaman Pangan Direktorat PPHTP
Tugas
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan produksi padi,
jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya
Melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil
tanaman pangan.
1 Perumusan kebijakan di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan
pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil
produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan
lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan
perlindungan tanaman pangan.
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan,
standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan.
2 Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan
perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan
pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil
produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan
lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan
perlindungan tanaman pangan.
Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan
pascapanen, pengolahan, standardisasi dan
penerapan standar mutu serta pemasaran dan
investasi tanaman pangan.
3 Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budi
daya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan
pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan
tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama
penyakit dan perlindungan tanaman pangan.
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,
standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan.
4 Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budi daya,
peningkatan pascapanen, pengolahan, dan
pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan
tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama
penyakit dan perlindungan tanaman pangan.
Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,
standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan.
5 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budi daya,
peningkatan pascapanen, pengolahan, dan
pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan
tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama
penyakit dan perlindungan tanaman pangan.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di
bidang peningkatan pascapanen, pengolahan,
standardisasi dan penerapan standar mutu serta
pemasaran dan investasi tanaman pangan.
6 Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan.
Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar,
serta penerapan standar mutu di bidang tanaman
pangan.
7 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan.
Fungsi
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
13 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dan sebagai konsekuensi tindak lanjut dari perubahan renstra
Kementan dan renstra Ditjen Tanaman Pangan.
Dasar hukum operasional pelaksanaan tugas dan fungsi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dalam menyusun rencana strategis antara lain:
a. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 (edisi revisi).
b. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
59.a/HK.310/C/6/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (edisi revisi).
1.2. Kondisi Umum Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Pembangunan tanaman pangan merupakan suatu
kesatuan proses untuk menghasilkan produksi sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan. Pengolahan dan pemasaran hasil
tanaman pangan tidak terlepas dari proses produksi. Berbagai
variabel penting yang perlu diketahui sebagai indikator
keberhasilan kinerja proses pengembangan pengolahan dan
pemasaran hasil tanaman pangan menjadi sangat penting meliputi
indikator input (masukan), output (keluaran), outcome (hasil),
benefit (manfaat), dan impact (dampak).
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
14 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
memiliki 4 subdirektorat yaitu:
1) pascapanen
2) pengolahan hasil
3) standardisasi dan mutu
4) pemasaran dan investasi.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan baru efektif pada tahun 2016, dimana unit kerja ini
merupakan gabungan fungsi dari Direktorat Pascapanen Tanaman
Pangan dengan eks Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian. Proses ini merupakan suatu upaya
penguatan penanganan atau pengelolaan yang lebih
komprehensif.
Gambar 2. Alur Proses Pemenuhan Kebutuhan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
15 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Mengacu pada gambar diatas, beberapa poin yang perlu
dipahami sebagai berikut:
a) kinerja kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman
pangan sangat dipengaruhi oleh kondisi proses
sebelumnya.
b) arah proses produksi bermuara pemenuhan kebutuhan
manusia.
c) risiko yang dihadapi ketika produksi tidak dapat dipenuhi
dari produksi dalam negeri adalah terbukanya atau
meningkatnya impor.
d) proses pencapaian penyediaan kebutuhan (produksi)
sangat ditentukan kemampuan dasar ketersediaan lahan,
inovasi dan adopsi teknologi, dan konsistensi investasi
secara berkelanjutan. Adopsi teknologi dimaksud termasuk
penanganan pascapanen dan pengolahan hasil seperti
sarana panen, sarana pengeringan, dan sarana prosesing
lainnya.
Dalam konteks penyediaan kebutuhan manusia tersebut, perlu
diketahui bahwa secara garis besar jenis kebutuhan manusia
dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu:
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
16 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
1) pangan,
2) pakan,
3) energi, dan
4) bahan baku industri lainnya.
Kebutuhan ini harus
terindentifikasi dengan baik
sehingga rancangan produksi
dapat diproyeksikan pada
wilayah-wilayah yang ada.
Kemampuan produksi dalam
negeri menjadi basis penting
dalam mewujudkan ketahanan
pangan, kemandirian, maupun
kedaulatan pangan.
Secara tematik, prioritas pemenuhan kebutuhan yang
sangat strategis adalah pemenuhan kebutuhan pangan. Pada
akhirnya, persyaratan pemenuhan kebutuhan tersebut (produk)
harus memiliki kekuatan kompetisi atau daya saing. Kekuatan
daya saing itu pada produksi harus dilihat secara menyeluruh dari
berbagai aspek antara lain: skala usaha, keunikan sumber daya,
efisiensi biaya, jumlah produksi, mutu produk, nilai tambah, harga,
dan kontiniunitas.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa: 1. Pangan merupakan kebutuhan dasar
manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik.
3. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal
dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
4. PenyelenggaraanPangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan
Ketahanan Pangan.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
17 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 3. Hubungan Kebutuhan dan Karakteristik
Pengembangan Daya Saing
Perspektif ini harus menjelaskan bahwa harga tidak
sekedar dipengaruhi oleh jumlah produksi tetapi aspek lain
terutama mutu. Kadang kali, suatu daerah memiliki siklus produksi
pada tahun tertentu tetapi tidak dapat menjamin kontiniunitas
kepada pengguna tertentu sehingga ketika panen terjadi harga
dapat ditawar dengan murah oleh pengguna.
Dalam hal ini, beberapa data kondisi yang dapat dijadikan
sebagai dasar perencanaan dimasa mendatang (termasuk data
dari eks Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian) pada kurun waktu 2010-2015 sebagai gambaran kinerja
antara lain:
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
18 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
a. Data Mikro meliputi:
1) Penyebaran sarana pascapanen tanaman pangan
Dalam rangka meningkatkan produksi, berbagai fasilitasi
diberikan oleh pemerintah mulai dari sarana pra panen
sampai pascapanen. Hal ini sebagai langkah untuk
mengoptimalkan produksi yang dapat dicapai. Sarana
pascapanen sangat diperlukan untuk menekan susut hasil
pada saat panen sampai penyimpanan dan juga menjaga
agar hasil produksi tidak tercecer secara signifikan sampai
ke konsumen dengan tetap memastikan kualitas produk
yang sesuai aturan standar.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
19 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 2. Alokasi Sarana Pascapanen Melalui APBN
Tahun 2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 2011 - 2015
1 ACEH 20 29 28 5 208 290
2 SUMUT 22 36 32 15 293 398
3 SUMBAR 19 24 19 26 140 228
4 RIAU 11 9 7 - 73 100
5 JAMBI 10 8 16 30 194 258
6 SUMSEL 51 92 15 9 283 450
7 BENGKULU 8 5 6 - 138 157
8 LAMPUNG 32 89 31 70 368 590
9 BABEL 2 2 2 5 20 31
10 BANTEN 20 66 19 6 59 170
11 JABAR 62 158 68 26 684 998
12 JATENG 77 211 76 124 826 1.314
13 DIY 12 33 17 - 57 119
14 JATIM 95 241 87 30 912 1.365
15 BALI 10 42 6 16 107 181
16 NTB 12 80 38 48 255 433
17 NTT 2 16 13 42 181 254
18 KALBAR 8 42 14 - 125 189
19 KALTENG 2 2 5 4 90 103
20 KALSEL 20 27 18 8 138 211
21 KALTIM 2 4 3 - 65 74
22 KALTARA - - - - 23 23
23 SULUT 15 18 14 2 180 229
24 SULTENG 12 16 23 70 285 406
25 SULSEL 51 144 56 80 568 899
26 SULTRA 9 22 10 29 155 225
27 SULBAR 4 2 11 36 100 153
28 GORONTALO 6 5 7 16 134 168
29 MALUKU 2 2 2 6 48 60
30 MALUT 2 2 3 19 53 79
31 PAPBAR 4 9 3 10 41 67
32 PAPUA 2 7 3 25 89 126
604 1.443 652 757 6.892 10.348 TOTAL
PENYEBARAN SARANA PASCAPANEN (UNIT)
PROVINSINO.
Jumlah sarana pascapanen yang telah didistribusikan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
terus meningkat. Kebutuhan sarana pascapanen ini masih
cukup tinggi dibandingkan luas baku lahan yang dimiliki.
Apalagi saat ini, sektor pertanian (terutama tanaman
pangan) kurang diminati oleh generasi muda dan biaya
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
20 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
tenaga kerja yang relatif mahal. Hal ini menyebabkan biaya
usahatani (proses produksi) menjadi mahal.
Proses penyebaran sarana pascapanen ini
mempertimbangkan karakteristik lahan dan kemampuan
produksi. Alokasi sarana pascapanen pada Tabel 2
meliputi combine harvester, power thresher, dryer, sarana
angkut, dan sarana pascapanen lainnya (selain unit
penggilingan padi).
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
21 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 3. Alokasi Sarana Unit Penggilingan Padi Melalui APBN Tahun 2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015 TOTAL
1 ACEH 0 5 8 2 36 51
2 SUMATERA UTARA 4 2 11 5 67 89
3 SUMATERA BARAT 4 7 8 5 26 50
4 SUMATERA SELATAN 2 4 5 7 30 48
5 RIAU 2 6 6 4 8 26
6 LAMPUNG 5 4 12 8 49 78
7 BENGKULU 0 9 8 5 31 53
8 BABEL 0 1 2 3 5 11
9 JAMBI 3 5 2 5 53 68
10 BANTEN 0 3 3 3 22 31
11 JAWA BARAT 4 6 11 11 89 121
12 JAWA TENGAH 4 7 21 8 80 120
13 DIY 1 2 2 2 10 17
14 JAWA TIMUR 1 6 10 13 58 88
15 KALIMANTAN BARAT 3 2 6 2 19 32
16 KALIMANTAN TENGAH 1 7 5 2 8 23
17 KALIMANTAN SELATAN 3 5 6 7 55 76
18 KALIMANTAN TIMUR 0 0 0 1 23 24
19 KALIMANTAN UTARA 0 0 0 1 5 6
20 BALI 0 3 3 5 20 31
21 NTB 0 2 5 5 26 38
22 NTT 2 4 6 3 43 58
23 MALUKU 0 1 4 5 8 18
24 MALUKU UTARA 0 2 2 2 29 35
25 SULAWESI SELATAN 2 6 9 5 91 113
26 SULAWESI TENGAH 1 3 6 7 74 91
27 SULAWESI UTARA 0 1 4 3 37 45
28 SULAWESI TENGGARA 4 5 5 4 29 47
29 SULAWESI BARAT 0 1 5 3 25 34
30 GORONTALO 0 3 0 2 23 28
31 PAPUA 2 1 2 3 18 26
32 PAPUA BARAT 0 4 7 3 45 59
TOTAL 48 117 184 144 1.142 1.635
BANTUAN SARANA UNIT PENGGILINGAN PADI (UNIT)PROPINSINO.
Selain itu, untuk mendukung produksi beras nasional, pada
tahun 2011-2015 Pemerintah mengalokasikan fasilitas unit
penggilingan padi sebanyak 1.635 unit. Hal ini diperlukan
untuk memberikan kemudahan bagi petani dalam
pengolahan produksinya sehingga dapat meningkatkan
nilai tambah.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
22 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 4. Jumlah Penggilingan Padi di Indonesia
Sumber: BPS
Menurut BPS, jumlah penggilingan padi di Indonesia cukup
banyak sekitar 182.899 unit dengan berbagai tipe dan
tersebar. Penggilingan padi tipe kecil sangat mendominasi
92,73% dari total penggilingan. Kondisi pengilingan padi
kecil sebagian besar kurang efisien karena berada dalam
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
23 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
satu kawasan yang sangat berdekatan dan umur alsin
sudah tua.
2) Penyebaran sarana pengolahan tanaman pangan
Dalam mendorong nilai tambah produksi tanaman pangan,
pemerintah terus mendorong pengembangan unit
pengolahan hasil (UPH) terutama untuk komoditi strategis
seperti jagung dan kedelai.
Proses pengolahan ini sangat penting dilakukan sehingga
tercipta peningkatan pendapatan bagi petani
(poktan/gapoktan). Alokasi unit pengolahan tepung telah
dialokasikan selama tahun 2010-2015 sebanyak 252 unit.
Alokasi unit pengolahan hasil ini diharapkan dapat
menyediakan kebutuhan dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat seperti tahu, tempe, dan jagung
pakan. Dalam hal ini, pengembangan UPH memerlukan
proses bertahap secara konsisten dengan memperhatikan
standar yang lebih baik dan pola pemasaran yang intensif
dengan berbagai kalangan termasuk konsumen langsung.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
24 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 5. Alokasi Sarana Unit Pengolahan Tepung melalui APBN Tahun 2010-2015
Disamping pembuatan tepung, pemerintah juga
mengalokasikan unit pengolahan hasil jagung baik untuk
pangan maupun untuk pakan sebanyak 152 unit.
Pengelolaan unit pengolahan ini diharapkan dapat
mendorong stabilitas harga di lokasi UPH serta mendukung
pengembangan subsektor lain yang berkaitan dengan hasil
produk UPH tersebut.
2010 2011 2012 2013 2014 2015 TOTAL
1 ACEH 2 2 1 5
2 SUMATERAUTARA 1 2 3
3 SUMATERABARAT 5 1 11 1 18
4 RIAU 1 2 3 6
5 LAMPUNG 4 1 4 2 11
6 BENGKULU 19 22 41
7 BABEL 1 1 2 2 6
8 JAMBI 5 5
9 KEPRI 8 8
10 BANTEN 2 1 3
11 JAWABARAT 4 6 6 3 2 21
12 JAWATENGAH 1 2 1 5 6 4 19
13 DIY 1 2 3 2 8
14 JAWATIMUR 8 3 1 1 13
15 KALIMANTANBARAT 1 2 1 2 6
16 KALIMANTANTENGAH 2 1 3
17 KALIMANTANSELATAN 0
18 BALI 1 1
19 NTB 4 1 5
20 NTT 1 4 5
21 MALUKU 2 2 1 3 3 1 12
22 MALUKUUTARA 1 1 1 2 5
23 SULAWESISELATAN 4 4
24 SULAWESITENGAH 5 5
25 SULAWESIUTARA 1 1 2
26 SULAWESITENGGARA 4 1 5
27 SULAWESIBARAT 2 1 3
28 GORONTALO 1 1 2
29 PAPUA 3 3 9 6 2 23
30 PAPUABARAT 1 3 4
TOTAL 25 53 32 50 59 33 252
SARANAPENGOLAHANTEPUNGPROPINSINO.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
25 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 6. Alokasi Sarana Unit Pengolahan Hasil Jagung
Melalui APBN Tahun 2012-2015
Begitu juga untuk kedelai, pada tahun 2011-2015
Pemerintah mengalokasikan sarana alsintan unit
pengolahan hasil kedelai sebanyak 55 unit, dengan
harapan petani dapat memperoleh nilai tambah melalui
pengembangan produk pangan atau pakan yang lebih baik.
Beberapa unit pengolahan kedelai dimanfaatkan untuk
2012 2013 2014 2015 TOTAL
1 SUMATERAUTARA 3 10 2 1 16
2 SUMATERABARAT 10 2 12
3 SUMATERASELATAN 1 1
4 JAWABARAT 3 1 2 6
5 JAWATENGAH 30 6 3 39
6 JAWATIMUR 6 1 7
7 KALIMANTANBARAT 2 1 3
8 BALI 1 1
9 NTB 6 4 2 12
10 NTT 6 12 4 22
11 MALUKU 2 1 3
12 SULAWESISELATAN 4 4
13 SULAWESIUTARA 1 1
14 SULAWESITENGGARA 1 1
15 SULAWESIBARAT 3 3
16 GORONTALO 3 7 1 11
17 PAPUA 6 6
18 PAPUABARAT 4 4
TOTAL 12 89 35 16 152
PROPINSINO.UNITPENGOLAHANHASILJAGUNG
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
26 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
menghasilkan tahu/tempe dan susu kedelai. Fasilitasi ini
sangat penting ditumbuhkembangkan untuk mendekatkan
proses penyediaan pangan dengan konsumen di wilayah
sekitar produksi.
Tabel 7. Alokasi Sarana Unit Pengolahan Hasil Kedelai Melalui APBN Tahun 2011-2015
3) Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
diterbitkan atau direvisi berkaitan dengan tanaman
pangan
Produk yang bermutu harus memiliki kesesuaian standar
mengacu pada aturan yang berlaku. Pengaturan standar
dapat dilakukan melalui Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM). Proses
2011 2012 2013 2014 2015 TOTAL
1 ACEH 12 4 3 19
2 BENGKULU 1 1
3 JAWATENGAH 1 2 1 4
4 DIY 1 1 2
5 JAWATIMUR 3 3
6 KALIMANTANTENGAH 2 2
7 BALI 2 2
8 NTB 1 2 3
9 NTT 6 2 8
10 SULAWESITENGAH 3 3
11 SULAWESIUTARA 1 2 3
12 SULAWESITENGGARA 1 1
13 GORONTALO 1 1 2
14 PAPUA 1 1
15 PAPUABARAT 1 1
TOTAL 6 3 12 17 17 55
SARANAALSINTANUNITPENGOLAHANHASILKEDELAIPROPINSINO.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
27 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
penetapan suatu SNI memerlukan koordinasi dengan
berbagai pihak. Secara reguler, SNI harus dikaji ulang
untuk menyesuaikan kondiri perubahan.
Manfaat atas proses produk yang bermutu sangat penting
antara lain memberikan jaminan kualitas dan konsumen
tidak merasa dirugikan. Pada tahun 2010-2015, telah
dilakukan revisi SNI sebanyak 43 SNI meliputi SNI benih,
SNI metode uji, SNI olahan, SNI produk segar TP, SNI
pupuk dan pestisida, dan SNI alsintan.
Penerapan jaminan mutu
produk terkesan sangat
lambat karena kesadaran
pelaku usaha dan
konsumen masih rendah
dan perbedaan manfaat
secara signifikan tidak
dirasakan oleh pelaku
usaha, terutama untuk
produk pangan.
Sementara itu, proses
revisi atas Standar Nasional Indonesia sering dilakukan.
Dukungan pemerintah sangat penting untuk mendorong
standar produk yang lebih baik. Harmonisasi standar
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa Mutu Pangan adalah nilai yang
ditentukan atas dasar kriteria keamanan dan kandungan Gizi Pangan.
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam Pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
28 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
memerlukan kajian komprehensif dan konsistensi
perumusan standar.
Tabel 8. Jumlah Revisi SNI Tahun 2010-2015
NO. KATEGORI SNI JUMLAH (SNI)
1 Benih Tanaman Pangan 5
2 Metode Uji 1
3 Produk Olahan 5
4 Produk Segar 3
5 Pupuk dan Pestisida 1
6 Alat dan Mesin 25
TOTAL 40
4) Jumlah sertifikasi dan/atau registrasi yang diterbitkan
Dalam memberikan jaminan mutu pangan, Pemerintah
terus mendorong upaya fasilitasi sertifikasi atau register
terhadap produk pertanian yang dihasilkan. Pada dasarnya,
perkembangan sertifikasi kurang bertumbuh pada komoditi
non organik. Sertifikasi diimplementasikan pada produk
yang menerapkan sistem pertanian organik. Hal ini terjadi
karena berbagai faktor antara lain ketidakpastian jaminan
harga antara produk yang disertifikasi dengan yang tidak
disertifikasi, mahalnya biaya sertifikasi, pelaku usaha
kurang merasakan hal tersebut sebagai keharusan, dan
konsumen yang masih kurang tertarik atas jaminan mutu
produk. Setelah sertifikasi dilakukan, pelaku usaha harus
melakukan proses registrasi.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
29 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 9. Jumlah Sertifikasi Organik Tanaman Pangan Tahun 2010-2015
APBD APBN SWASTA TOTAL APBD APBN SWASTA TOTAL
2007 3 3 -
2009 4 4 1 1
2010 6 6 1 1
2011 2 9 11 1 1
2012 12 8 1 21 1 1 2
2013 17 16 8 41 1 1
2014 23 17 1 41 1 1
2015 18 17 3 38 1 1
2016 1 32 - 33 - 2 - 2
NASIONAL INTERNASIONALTAHUN
Fasilitasi sertifikasi atau register dilakukan dengan
melibatkan berbagai pihak terkait. Untuk mendukung, hasil
sertifikasi atau register, Pemerintah terus mendukung
kerjasama atau kemitraan sehingga hasil penjualan produk
tersebut terwujud dengan baik dan memberikan
peningkatan pendapatan kepada pelaku usaha tersebut.
Sertifikasi yang berkembang pada periode tahun 2010-
2015 adalah sertifikasi organik tanaman pangan dengan
jumlah 163 sertifikasi, dimana fasilitasi APBN sebanyak 68
sertifikasi.
b. Data Makro meliputi:
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
30 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
1) Susut hasil tanaman pangan
Susut hasil tanaman pangan merupakan suatu proses
kehilangan hasil yang terjadi akibat penanganan terhadap
hasil produksi tidak tepat, mulai dari panen sampai dengan
penyimpanan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah mendorong pemanfaatan sarana pascapanen
seoptimal mungkin sehingga dapat menurunkan susut
hasil. Artinya, penurunan susut hasil dapat meningkatkan
produktivitas.
Pada tahun 2011-2015, data penurunan susut hasil
tanaman pangan mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.
Tetapi, metodologi perhitungan susut hasil seharusnya
perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi jumlah bantuan
sarana pascapanen yang dialokasikan oleh Pemerintah.
Tabel 10. Kontribusi Penurunan Susut Hasil dan Bantuan
Sarana Pascapanen Tahun 2011-2015
2011 2012 2013 2014 2015No. Komoditas
Penurunan Susut Hasil (%)Jumlah
1. Padi 0,190 0,470 0,311 0,090 0,056 1,117
2. Jagung 0,012 0,124 0,125 0,329 0,590
3. Kedelai 0,195 0,497 0,113 0,723 1,528
4. Ubikayu 0,007 0,009 0,000 0,000 0,016
5. Ubijalar 0,060 0,023 0,000 0,000 0,083
2) Ekspor dan impor tanaman pangan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
31 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Berdasarkan data volume ekspor-impor subsektor tanaman
pangan tahun 2010-2015, dapat disimpulkan bahwa neraca
perdagangan subsektor tanaman pangan berada pada
kondisi minus. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor
tanaman pangan masih memiliki volume impor yang lebih
tinggi daripada ekspor. Pada periode tahun ini, kondisi
neraca perdagangan tanaman pangan terus mengalami
perbaikan tetapi kurang signifikan. Untuk itu, diperlukan
regulasi yang sesuai dengan konteks bisnis sehingga
proses produksi harus dapat mendorong ekspor dan
mengurangi impor termasuk melakukan produksi atas
komoditi yang dapat disubstitusi.
Tabel 11. Neraca PerdaganganTanaman Pangan Tahun 2010-2015
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
32 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata/tahun
1
a Beras 345 377 897 2.586 516 519 9,28 137,93 188,29 -80,05 0,58 51,21
b Beras Olahan 465 687 194 352 2.510 1.442 47,74 -71,76 81,44 613,07 -42,55 125,59
c Gandum Segar 28.535 9 49 - 11 9 -99,97 444,44 -100,00 -18,18 45,26
d Gandum Olahan 614.191 546.506 55.038 87.836 86.305 86.166 -11,02 -89,93 59,59 -1,74 -0,16 -8,65
e Jagung Segar 41.954 12.472 34.899 7.932 37.889 234.559 -70,27 179,82 -77,27 377,67 519,07 185,80
f Jagung Olahan 2.560 20.472 35.963 12.564 6.954 16.272 699,69 75,67 -65,06 -44,65 133,99 159,93
g Kacang Tanah 4.052 4.210 2.246 2.364 2.510 5.593 3,90 -46,65 5,25 6,18 122,83 18,30
h Kacang Tanah Olahan 3.669 3.474 4.592 4.050 3.781 3.382 -5,31 32,18 -11,80 -6,64 -10,55 -0,43
i Kedelai Segar 385 547 2.323 1.030 41.304 1.202 42,08 324,68 -55,66 3.910,10 -97,09 824,82
j Kedelai Olahan 8.267 8.191 10.406 13.814 9.880 12.733 -0,92 27,04 32,75 -28,48 28,88 11,85
k Ubi Jalar Segar 7.083 7.173 9.649 9.797 9.593 11.873 1,27 34,52 1,53 -2,08 23,77 11,80
l Ubi Kayu Segar 145.217 105.131 151 1.488 1.082 - -27,60 -99,86 885,43 -27,28 -100,00 126,14
m Ubi Kayu Olahan 23.814 90.008 52.264 188.428 113.419 15.550 277,96 -41,93 260,53 -39,81 -86,29 74,09
n Lainnya 11.916 7.807 50.380 25.092 51.910 61.475 -34,48 545,32 -50,19 106,88 18,43 117,19
892.453 807.064 259.051 357.333 367.664 450.775 -9,57 -67,90 37,94 2,89 22,61 -2,81
2
a Beras 687.582 2.744 1.927.330 472.665 815.285 861.601 -99,60 70.137,97 -75,48 72,49 5,68 14.008,21
b Beras Olahan 1 259 233 10 22 29 25.800,00 -10,04 -95,71 120,00 31,82 5.169,21
c Gandum Segar 4.824.049 5.648.065 6.821.771 6.756.406 7.289.652 7.444.622 17,08 20,78 -0,96 7,89 2,13 9,38
d Gandum Olahan 900.963 828.512 601.592 296.318 273.253 178.629 -8,04 -27,39 -50,74 -7,78 -34,63 -25,72
e Jagung Segar 1.527.516 3.207.657 1.797.876 3.191.045 3.175.362 3.267.694 109,99 -43,95 77,49 -0,49 2,91 29,19
f Jagung Olahan 259.295 103.327 123.025 103.867 120.744 232.409 -60,15 19,06 -15,57 16,25 92,48 10,41
g Kacang Tanah 229.393 251.004 197.963 282.423 253.236 194.430 9,42 -21,13 42,66 -10,33 -23,22 -0,52
h Kacang Tanah Olahan 1.393 2.099 1.305 1.415 1.088 4.082 50,68 -37,83 8,43 -23,11 275,18 54,67
i Kedelai Segar 1.740.505 2.088.616 2.105.629 1.785.385 1.964.081 2.256.932 20,00 0,81 -15,21 10,01 14,91 6,11
j Kedelai Olahan 32.158 36.896 3.637.494 3.555.775 3.822.365 4.159.889 14,73 9.758,78 -2,25 7,50 8,83 1.957,52
k Ubi Jalar Segar 32 25 24 21 23 16 -21,88 -4,00 -12,50 9,52 -30,43 -11,86
l Ubi Kayu Segar 21 6 - - - - -71,43 -100,00 -34,29
m Ubi Kayu Olahan 294.832 435.419 856.126 220.088 365.086 600.163 47,68 96,62 -74,29 65,88 64,39 40,06
n Lainnya 6.862 17.124 96.214 115.135 106.692 67.463 149,55 461,87 19,67 -7,33 -36,77 117,40
10.504.602 12.621.753 18.166.582 16.780.553 18.186.889 19.267.959 20,15 43,93 -7,63 8,38 5,94 14,16
3
a Beras (687.237) (2.367) (1.926.433) (470.079) (814.769) (861.082) -99,66 81.287,11 -75,60 73,33 5,68 16.238,17
b Beras Olahan 464 428 (39) 342 2.488 1.413 -7,76 -109,11 -976,92 627,49 -43,21 -101,90
c Gandum Segar (4.795.514) (5.648.056) (6.821.722) (6.756.406) (7.289.641) (7.444.613) 17,78 20,78 -0,96 7,89 2,13 9,52
d Gandum Olahan (286.772) (282.006) (546.554) (208.482) (186.948) (92.463) -1,66 93,81 -61,86 -10,33 -50,54 -6,12
e Jagung Segar (1.485.562) (3.195.185) (1.762.977) (3.183.113) (3.137.473) (3.033.135) 115,08 -44,82 80,55 -1,43 -3,33 29,21
f Jagung Olahan (256.735) (82.855) (87.062) (91.303) (113.790) (216.137) -67,73 5,08 4,87 24,63 89,94 11,36
g Kacang Tanah (225.341) (246.794) (195.717) (280.059) (250.726) (188.837) 9,52 -20,70 43,09 -10,47 -24,68 -0,65
h Kacang Tanah Olahan 2.276 1.375 3.287 2.635 2.693 (700) -39,59 139,05 -19,84 2,20 -125,99 -8,83
i Kedelai Segar (1.740.120) (2.088.069) (2.103.306) (1.784.355) (1.922.777) (2.255.730) 20,00 0,73 -15,16 7,76 17,32 6,13
j Kedelai Olahan (23.891) (28.705) (3.627.088) (3.541.961) (3.812.485) (4.147.156) 20,15 12.535,74 -2,35 7,64 8,78 2.513,99
k Ubi Jalar Segar 7.051 7.148 9.625 9.776 9.570 11.857 1,38 34,65 1,57 -2,11 23,90 11,88
l Ubi Kayu Segar 145.196 105.125 151 1.488 1.082 - -27,60 -99,86 885,43 -27,28 -100,00 126,14
m Ubi Kayu Olahan (271.018) (345.411) (803.862) (31.660) (251.667) (584.613) 27,45 132,73 -96,06 694,91 132,30 178,26
n Lainnya 5.054 (9.317) (45.834) (90.043) (54.782) (5.988) -284,35 391,94 96,45 -39,16 -89,07 15,16
(9.612.149) (11.814.689) (17.907.531) (16.423.220) (17.819.225) (18.817.184) 22,91 51,57 -8,29 8,50 5,60 16,06
Sumber : BPS
No.Tahun
Volume Impor (Ton)
Total
Pertumbuhan (%)Uraian
Volume Ekspor (Ton)
Total
Neraca (Ton)
Total
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
33 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
3) Nilai tukar petani tanaman pangan
Kesejahteraan petani menjadi sangat penting sebagai salah
satu keberhasilan kinerja. Salah satu metode pengukuran
kesejahteraan petani melalui perhitungan nilai tukar petani
(NTP). Pertumbuhan nilai
tukar petani tanaman pangan
pada tahun 2010-2014 sangat
fluktuatif atau tidak konsisten.
Pada tahun 2014, NTP
mengalami penurunan yang
sangat signifikan dari tahun
sebelumnya. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh Indeks
Harga Yang Diterima Petani
(It).
Hal ini sering kali menjadi
permasalahan utama bagi
petani, dimana harga yang
meningkat di pasar tidak mencerminkan harga yang diterima
juga meningkat. Ini sering disebut ketidakadilan margin
karena daya tawar yang rendah dari petani.
Pada dasarnya, peningkatan pendapatan petani harus dilihat
dari seberapa mampu hasil usaha yang diperoleh dapat
NTP merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. NTP merupakan perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib). Arti Angka NTP sebagai berikut:
o NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
o NTP = 100, berarti petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
o NTP< 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
34 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
memenuhi kebutuhan dasar dan penting bagi kehidupan
petani sebagai insan manusia. Persoalan ketidakmampuan
petani dalam memenuhi kebutuhan dasar dan penting
tersebut
Tabel 12. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Tahun 2010-2014
Indeks Harga
Diterima Petani
Indeks Harga
Dibayar Petani
Nilai Tukar
PetaniPertumbuhan NTP
(IT) (IB) (NTP) (%)
2010 124.81 127.61 97.78
2011 138.38 134.56 102.82 5.15
2012 147.41 140.78 104.71 1.84
2013 157.44 150.45 104.65 -0.06
2014 111.80 113.06 98.88 -5.51
Keterangan:
Tahun 2010-2012 menggunakan tahun dasar 2007 = 100
Tahun 2013-2014 menggunakan tahun dasar 2012 = 100
Tahun
1.3 Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
1.3.1. Potensi Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Indonesia memiliki beberapa kekuatan yang
dapat digerakkan secara positif antara lain:
a. Memiliki sumber daya lahan yang cukup,
iklim tropis, dan keanekaragaman hayati
(biodiversity) yang berlimpah.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
35 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
b. Merupakan negara yang memiliki
penduduk keempat terbanyak di dunia.
c. Merupakan negara kepulauan yang
memiliki keragaman budaya, cita rasa,
dan produk olahan.
Tetapi disisi lain, Indonesia memiliki
karakteristik yang dapat menjadi kelemahan
antara lain:
a. Pelaku usaha tanaman pangan
didominasi oleh pelaku usaha berskala
kecil (dibawah 2 Ha)
b. Proses produksi tanaman pangan
sangat stagnan dalam menerapkan
inovasi teknologi
c. Penanganan proses produksi relatif
kurang berkembang terutama di area
penanganan panen dan proses
berikutnya
d. Pelaku usaha tanaman pangan tidak
terintegrasi dengan proses usaha yang
memberikan nilai tambah bagi pelaku
usaha tersebut dan kurang
memanfaatkan kekuatan pola
kelembagaan kelompok tani/gabungan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
36 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
kelompok tani
e. Pelaku usaha tanaman pangan kurang
memiliki ketertarikan untuk
mengembangkan produk dengan jati diri
sendiri atau sering menjual tanpa
identitas mereka sendiri.
1.3.2. Permasalahan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Dalam konteks ini, beberapa fokus
permasalahan dalam pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil tanaman
pangan antara lain:
Penguatan pemanfaatan dan
penyebaran sarana pascapanen dan
pengolahan hasil tanaman pangan
belum dimanfaatkan secara optimal.
Penyebaran dan pemanfaatan sarana
alsintan harus dilakukan untuk
mendukung penguatan kawasan yang
lebih baik.
Pengembangan produk tanaman pangan
yang bermutu dan memiliki kekuatan
karakteristik sendiri di pasar riil (pasar
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
37 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
tradisional maupun ritel) belum
terimplementasikan dengan baik.
Pengembangan proses teknologi
pengolahan hasil perlu ditingkatkan
dengan memanfaatkan pola kelompok
tani/gapoktan dengan mendorong
integrasi usaha. Kelompok
tani/gapoktan masih cenderung
melakukan pemasaran dalam bentuk
segar tanpa melakukan proses lanjutan
untuk memperoleh nilai tambah.
Penguatan kelembagaan usaha, kemitraan
serta kewirausahaan agribisnis. Pelaku
usaha kurang memahami kekuatan
kelompok tani/gapoktan yang ada saat ini
menjadi suatu simpul pemasaran usaha
yang dapat disinergiskan. Keberadaan
pedagang pengumpul saat ini menjadi
salah satu factor yang menyebabkan
kurang terkoordinasinya pemasaran yang
tersinergis antar kelompok tani/gapoktan.
Peningkatan investasi di subsektor
tanaman pangan dengan mendorong
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
38 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
pelaku usaha nasional dapat
memperkuat sistem logistik nasional.
Laju alih fungsi lahan tanaman pangan
menjadi suatu permasalahan yang
mengkhawatirkan saat ini.
Pengembangan kapasitas lahan yang
dapat dijamin tidak beralih fungsi menjadi
sangat urgen untuk diperhatikan.
Kurang tepatnya pengendalian harga,
inefisiensi pemasaran dan logistik yang
belum tercatat dengan baik. Harga
produk yang dihasilkan petani Indonesia
umumnya diatas harga produk yang
diimpor. Sementara itu, petani merasakan
harga yang diberikan saat ini masih
belum tepat. Ketika harga melambung
tinggi, pemerintah melakukan operasi
pasar. Hal ini mendorong impor semakin
meningkat. Rantai pemasaran yang
cukup panjangan dari lahan produksi ke
konsumen menjadikan ketidakefisienan.
Harga yang tinggi di tingkat konsumen
cenderung tidak mendorong peningkatan
harga di tingkat petani. Proses
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
39 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
pengembangan logistik tanaman pangan
masih perlu diperbaiki terutama
pencatatan di basis-basis titik logistik.
1.3.3. Tantangan Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Tantangan merupakan pandangan atas
kesempatan dan ancaman yang dapat terjadi
dalam jangka pendek, jangka menengah atau
jangka panjang. Untuk itu, diperlukan proses
adaptasi dan inovatif yang tepat dari semua
pihak sehingga kesempatan tidak hilang dan
ancaman dapat diantisipasi. Beberapa
kesempatan yang perlu dicermati antara lain:
a. Permintaan produk olahan hasil pertanian
makin beragam dan berkualitas permintaan
terhadap produk olahan hasil pertanian
akan makin beragam dan berkualitas.
b. Kawasan Indonesia diapit oleh negara-negara
yang relatif bukan sebagai basis produksi
pertanian.
c. Kebijakan pemerintah yang dominan untuk
melindungi pelaku usaha melalui berbagai
fasilitasi.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
40 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
d. Standar produk yang cukup banyak namun
belum terkonsolidasi dengan baik oleh pelaku
usaha.
Disisi lain, beberapa ancaman yang dapat
menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha
tanaman pangan antara lain:
a. Makin menurunnya minat untuk bekerja di
sektor pertanian terutama generasi muda
dan sebagian pelaku usaha nasional
cenderung nyaman dengan proses impor
yang terjadi selama ini.
b. Alih fungsi dan fragmentasi lahan
menimbulkan ketidakefisienan usaha dan
hilangnya basis-basis produksi tanaman
pangan.
c. Perkembangan produk negara lain yang
dicerminkan dari penguatan aspek produk
olahan yang menarik.
d. Fluktuasi harga yang sering terjadi
terutama mendekati hari besar nasional
dan pengendalian stok yang rendah.
e. Berkembangnya blok-blok perdagangan
yang meminta berbagai standar atau
aturan produk yang wajib diikuti. Dalam
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
41 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
waktu dekat ini, Indonesia akan
berhadapan dengan Pasar Tunggal ASEAN
atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),
dimana dengan terbentuknya pasar tunggal
ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti
maka akan terbuka pula peluang pasar yang
makin besar yaitu adanya pasar dengan
populasi yang mendekati 600 juta jiwa.
f. Aksesibilitas dan sarana transportasi yang
belum efisien dalam pendistribusian dan
pemasaran produk tanaman pangan.
g. Dampak perubahan iklim global
mempengaruhi ketersediaan dan
kontiniuitas bahan baku di sektor hilir
bidang pengolahan hasil tanaman pangan.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
42 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
II. VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan. Visi Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan harus selaras dengan visi
Kementerian Pertanian dan
Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan. Dalam hal ini, Kementerian
Pertanian memiliki visi “Terwujudnya
Kedaulatan Pangan dan
Kesejahteraan Petani”. Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan memiliki
visi “Terwujudnya Pemenuhan
Kebutuhan Pangan Yang Cukup
Secara Berkelanjutan Untuk
Memperkuat Kedaulatan Pangan”.
Dalam konteks ini, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan membangun visi “Terwujudnya Produksi
Tanaman Pangan Yang Berdaya Saing”. Perspektif produksi
dalam negeri yang berdaya saing mencerminkan kekuatan
dalam mewujudkan tersedianya kebutuhan domestik dan
Daya saing adalah kapasitas
bangsa untuk menghadapi
tantangan persaingan pasar
internasional dan tetap menjaga
atau meningkatkan pendapatan
riil-nya (Council of
Competitiveness, Washington,
DC, 2006)
Daya saing merupakan
kemampuan menghasilkan produk
barang dan jasa yang memenuhi
pengujian internasional, dan
dalam saat bersamaan juga dapat
memelihara tingkat pendapatan
yang tinggi dan berkelanjutan,
atau kemampuan daerah
menghasilkan tingkat pendapatan
dan kesempatan kerja yang tinggi
dengan tetap terbuka terhadap
persaingan eksternal (European
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
43 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
kebutuhan orientasi ekspor, serta mengurangi ancaman
masuknya produk impor (substitusi impor).
Dalam rencana pembangunan jangka menengan
Indonesia, rencana strategis Kementerian Pertanian, dan
rencana strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, prioritas
proses diarahkan pada pangan. Dalam hal ini, komoditi strategis
yang menjadi pilihan kebijakan adalah padi, jagung, dan kedelai.
Dalam hal ini, beberapa indikator keberhasilan Kementerian
Pertanian antara lain:
a. produksi padi, jagung, dan
kedelai
b. rasio produksi padi per
kapita wilayah pulau
c. harga gabah kering panen
(GKP) di tingkat produsen
d. konsumsi kalori dan
pangan hewani per kapita
e. skor pola pangan harapan
(PPH)
f. rasio konsumsi pangan
lokal non beras terhadap
beras
Teori keunggulan komparatif (theory of
comparative advantage) merupakan teori
yang dikemukakan oleh David Ricardo.
Menurutnya, perdagangan internasional
terjadi bila ada perbedaan keunggulan
komparatif antarnegara. Ia berpendapat
bahwa keunggulan komparatif akan tercapai
jika suatu negara mampu memproduksi
barang dan jasa lebih banyak dengan biaya
yang lebih murah daripada negara lainnya.
Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia
sama-sama memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara
efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi
tidak mampu memproduksi timah secara
efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia
mampu dalam memproduksi timah secara
efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi
tidak mampu memproduksi kopi secara
efisien dan murah.
Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi
kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah.
Perdagangan akan saling menguntungkan
jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan
timah.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
44 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Proses produksi harus dikelola secara efisien, sesuai
dengan kebutuhan pasar, serta nilai harga yang kompetitif
dengan harga produk luar. Secara sumber daya hayati,
Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan negara
lain. Dalam hal ini, ada tiga faktor
yang sangat berpengaruh pada daya
saing yaitu 1) iklim yang kondusif, 2)
keunggulan komparatif, dan 3)
keunggulan kompetitif.
Sering kali, dalam membangun daya
saing suatu bangsa atau produk
kurang memperhatikan potensi
keunggulan yang dimiliki. Hal ini
mengakibatkan proses atas
pelaksanaan visi menjadi tidak fokus
dan pada akhirnya tidak memperlihatkan keberhasilan secara
berkelanjutan dari upaya-upaya yang dilakukan.
Konsep pengembangan daya saing itu sendiri menjadi
jebakan (trap) bagi suatu bangsa atau perusahaan ketika tidak
dilakukan secara sistematis dan menggunakan data yang akurat.
Dalam konsep ekonomi, dikenal kutukan sumber daya alam atau
sering disebut “kutukan sumber daya (paradoks
keberlimpahan)”, mengacu pada paradoks bahwa negara dan
daerah yang kaya akan sumber daya alam, terutama sumber
Pengertian keunggulan
kompetitif adalah kemampuan
yang dimiliki oleh sebuah bangsa
atau organisasi untuk
merumuskan strategi dan
mengaplikasikannya pada suatu
posisi yang tepat dengan
menggunakan kemampuan
karakteristik dan segala sumber
daya yang dimiliki oleh
perusahaan dengan tujuan untuk
memperolah keuntungan yang
sebesar-besarnya.
Ada dua hal yang akan
mempengaruhi tercapainya
keunggulan kompetitif, yaitu
harga yang rendah dan keunikan
produk itu sendiri.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
45 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
daya non-terbarukan seperti mineral dan bahan bakar,
cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat
dan wujud pembangunan yang lebih buruk ketimbang negara-
negara yang sumber daya alamnya langka. Fenomena ini diduga
memiliki beberapa alasan, salah satunya penurunan tingkat
persaingan di sektor-sektor ekonomi lain (akibat apresiasi nilai
tukar asli setelah pendapatan SDA mulai memengaruhi
ekonomi), volatilitas pendapatan SDA akibat menghadapi
perubahan pasar komoditas global, salah pengelolaan SDA oleh
pemerintah, atau institusi yang lemah, tidak efektif, tidak stabil,
atau korup (kemungkinan karena sifat arus pendapatan aktual
atau terantisipasi dari aktivitas ekstraktif yang mudah sekali
dialihkan).
Konten diatas tersebut menjadi bahan perumusan visi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan,
sehingga pengelolaan produksi tidak hanya dilihat dari sisi
jumlah tetapi lebih luas, antara lain efisiensi usaha, produktivitas,
mutu, nilai tambah, harga, dan kontiniunitas.
2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mengemban misi yang
harus dilaksanakan yaitu:
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
46 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
1. Mendorong pertumbuhan agribisnis tanaman pangan
melalui peningkatan sumber daya manusia, penguatan
kelembagaan usaha, penerapan teknologi tepat guna,
kemitraan, dan peningkatan investasi tanaman pangan
2. Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan
pengawasan keamanan pangan dalam mendukung usaha
agribisnis tanaman pangan terpadu
3. Mengembangkan pemasaran produk tanaman pangan
dalam negeri dan luar negeri melalui penguatan sistem,
infrastruktur pemasaran dan promosi
4. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan yang profesional
dan berintegritas tinggi.
2.3. Tujuan
Berkaitan dengan implementasi visi dan misi tersebut,
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
menetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Menumbuhkembangkan pelaku usaha perdesaan yang
spefisik lokal dan terintegrasi
2. Meningkatkan produk tanaman pangan yang bermutu
3. Meningkatkan penguasaan pasar domestik dan luar
negeri untuk produk tanaman pangan strategis.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
47 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
2.4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan pada tahun 2016-2019 adalah:
a) Menurunnya susut hasil (losses) produksi tanaman pangan
b) Meningkatnya nilai tambah produk tanaman pangan
c) Meningkatnya mutu hasil produksi tanaman pangan.
d) Meningkatnya penguasaan pasar dalam negeri (domestik)
dan luar negeri (ekspor).
Dalam mencapai sasaran strategis diatas, diperlukan
pemetaan yang sangat rinci pada setiap daerah dengan
memperhatikan kemampuan sumber daya yang dimiliki,
teknologi yang dipakai, perilaku usaha yang berkembang, dan
selera konsumen di daerah tersebut. Seluruh faktor ini sangat
penting diperhatikan sehingga tidak menimbulkan ekses negatif
atas pencapaian sasaran yang ditetapkan.
Untuk memastikan keberhasilan sasaran strategis
tersebut diatas, ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut:
1) terlaksananya penyaluran sarana pascapanen
2) terlaksananya penyaluran unit pengolahan hasil tanaman
pangan
3) terlaksananya sertifikasi/register produk tanaman pangan
4) terlaksananya penyediaan informasi tanaman pangan.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
48 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 13. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Direktorat PPHTP
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Output
Menurunkan susut hasil
produksi tanaman pangan
Terlaksananya penyaluran
bantuan sarana pascapanen
Meningkatnya nilai tambah
produk tanaman pangan
Terlaksananya penyaluran unit
pengolahan hasil (UPH) tanaman
pangan
Meningkatnya mutu hasil produk
tanaman pangan
Terlaksananya sertifikasi/registrasi
produk tanaman pangan
Meningkatnya penguasaan pasar
dalam negeri (domestik) dan luar
negeri (ekspor)
Terlaksananya penyediaan
informasi pasar
2.5. Analisa Risiko
Pemerintah akan terus berupaya melakukan
pembangunan secara berkelanjutan bagi seluruh rakyatnya. Hal
ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mendorong
kemandirian bangsa. Tetapi dalam prosesnya, berbagai risiko
dapat timbul pada titik tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan
pemetaan analisa risiko sebagai antisipasi awal dalam
menjalankan tugas dan fungsi yang dimiliki, antara lain:
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
49 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
a. Perencanaan
- pemetaan kebutuhan alokasi kegiatan yang
spesifik lokasi
- penetapan indikator kinerja secara berjenjang
- rancangan pola pengembangan fasilitasi yang
diberikan
- pedoman/petunjuk/panduan pelaksanaan kegiatan
- pembentukan tim ad-hoc
b. Pelaksanaan
- penetapan calon penerima calon lokasi (CPCL)
- pelaksanaan pengadaan, penyaluran dan
pembayaran
- penyelesaian administasi hibah atau administrasi
lainnya
- pengukuran indikator keberhasilan
c. Pembinaan
- monitoring dan evaluasi kegiatan secara bertahap
terutama pemanfaatan secara terus menerus
- pelaporan secara berjenjang sesuai aturan yang
berlaku.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
50 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. Arah Kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Mengacu kepada arah kebijakan Kementerian Pertanian
serta tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, arah kebijakan pengembangan pengolahan dan
pemasaran hasil tanaman pangan adalah mendukung
pencapaian produksi terutama pangan nasional yang berdaya
saing dan berkelanjutan serta memperkuat pelaku usaha
tanaman pangan. Komoditi strategis yang diprioritaskan
adalah produksi padi, jagung, dan kedelai.
Gambar 4. Hubungan Indikator Keberhasilan Kinerja Direktorat PPHTP Dalam Sistem Produksi
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
51 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Jumlah produksi tanaman pangan ditentukan dua faktor
yaitu luas panen dan produktivitas. Direktorat PPHTP memiliki
peranan pada saat panen dan proses setelah panen. Pada
saat panen, susut hasil dapat terjadi karena pemanfaatan
sarana panen yang tidak tepat dan kurangnya pengetahuan
petani mengenai standar kualitas dari hasil produksi tersebut.
Penggunaan teknologi modern diharapkan mampu
mengurangi susut hasil.
Untuk meningkatkan nilai pendapatan dari hasil
produksi tersebut, perlu dilakukan proses jaminan mutu hasil
melalui sertifikasi dan/atau register atau melalui proses
pengolahan lebih lanjut. Proses pengolahan dapat
mengurangi fluktuasi harga yang terjadi terutama pada daerah
yang harga produk segarnya selalu ditawar murah.
Selain itu, pemerintah dapat melakukan proses
pengendalian pasar melalui pengendalian harga dan stok,
serta pengendalian kebijakan perdagangan (ekspor-impor).
Untuk itu, diperlukan berbagai regulasi yang dapat
memberikan iklim yang kondusif bagi pelaku usaha nasional
sehingga pelaku usaha nasional terlindung secara adil dan
semakin berminat untuk melakukan investasi.
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan
nasional, pengembangan kebijakan Direktorat Pengolahan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
52 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dirumuskan dengan
memperhatikan rasa keadilan bagi semua stakeholder.
Pemenuhan pangan nasional mengacu pada rekomendasi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Pola Pangan Harapan
(PPH). Tetapi hal ini sering terkendala, karena kualitas
pangan yang tersedia kurang baik, keterbatasan ketersediaan
bahan pangan, proses distribusi yang tidak tepat waktu, dan
daya beli konsumen.
Gambar 5. Penguatan Kebijakan Pemenuhan Pangan Nasional
Pada tahun 2016-2019, produksi komoditi utama
tanaman pangan direncanakan meningkat dari tahun ke
• Jumlah
• Mutu Hasil
Produksi
• Infrastruktur
• Rantai Pasokan Distribusi
Distribusi • Harga
• Daya Beli
Konsumsi
PoladanPerilakuPemasaran
AngkaKecukupanGizi(AKG)danPolaPanganHarapan
(PPH)
StandarNasionalIndonesia(SNI)atauPersyaratanTeknis
Minimal(PTM)
ProporsiKeuntungan(Margin):Adil
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
53 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
tahun. Mengacu pada data sasaran produksi dibawah ini,
aktivitas kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan sangat diperlukan untuk mendukung
ketahanan pangan, kemandirian pangan maupun kedaulatan
pangan nasional.
Sasaran produksi diatas bersifat indikatif, dimana dapat
berubah sesuai kondisi dan perubahan lingkungan strategis
serta komitmen pemerintah.
Tabel 14. Sasaran Produksi Komoditi Utama Tanaman Pangan Tahun 2015-2019
No. 2015 2016 2017 2018 2019
Akumulasi
2015-2019
Luas Panen (Ha) 14.287.934 14.560.952 14.850.790 15.146.271 15.445.973 1.158.039
Produktivitas (Ku/Ha) 51,40 52,35 52,61 52,87 53,14 1,74
Produksi (Ton GKG) 73.445.034 76.226.000 78.132.000 80.085.000 82.078.000 8.632.966
Luas Panen (Ha) 4.019.360 4.560.000 4.695.098 4.840.495 4.978.386 959.026
Produktivitas (Ku/Ha) 50,54 52,63 53,67 54,75 55,84 5,30
Produksi (Ton) 20.313.731 24.000.000 25.200.000 26.500.000 27.800.000 7.486.269
Luas Panen (Ha) 642.299 697.950 750.000 818.182 882.353 240.054
Produktivitas (Ku/Ha) 15,55 15,76 16,00 16,50 17,00 1,45
Produksi (Ton) 1.000.000 1.100.000 1.200.000 1.350.000 1.500.000 500.000
Luas Panen (Ha) 484.000 485.000 486.000 487.000 488.000 4.000
Produktivitas (Ku/Ha) 13,57 13,92 14,24 14,56 14,90 1,33
Produksi (Ton) 657.000 675.000 692.000 709.000 727.000 70.000
Luas Panen (Ha) 213.000 221.000 222.000 223000 224.000 11.000
Produktivitas (Ku/Ha) 11,64 12,08 12,34 12,56 12,81 1,17
Produksi (Ton) 248.000 267.000 274.000 280000 287.000 39.000
Luas Panen (Ha) 1.004.274 1.002.167 1.004.776 1.007.800 1.027.529 23.255
Produktivitas (Ku/Ha) 234,00 240,00 245,00 250,00 255,00 21,00
Produksi (Ton) 23.500.000 24.052.000 24.617.000 25.195.000 26.202.000 2.702.000
Luas Panen (Ha) 139.177 140.581 142.074 143.704 145.459 6.282
Produktivitas (Ku/Ha) 168,85 173,85 178,85 183,85 188,85 20,00
Produksi (Ton) 2.350.000 2.444.000 2.541.000 2.642.000 2.747.000 397.000
Komoditi
Padi1
Jagung2
Kedelai3
7 Ubi Jalar
Kacang Tanah4
Kacang Hijau5
Ubi Kayu6
Sumber: Rencana Strategis Ditjen Tanaman Pangan, edisi revisi 6 Juni 2016
Dalam konteks proses, setiap pelaku usaha dan
pemerintah harus memperhatikan aktivitas pada budidaya,
pascapanen, pengolahan, distribusi, dan ritel sehingga produk
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
54 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
yang diperdagangkan sesuai standar atau persyaratan teknis
minimal yang ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku.
Mengacu pada proses, arah kebijakan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan adalah
mendukung pencapaian swasembada (padi, jagung, dan
kedelai) dan mendorong pengembangan kawasan pertanian.
Pencapaian swasembada dan kawasan tersebut harus
dibarengi dengan peningkatan pendapatan petani secara adil.
Gambar 6. Penerapan Proses Produksi dan Pemasaran Yang Baik
Keterangan: GAP : Good Agriculture Practices GHP : Good Handling Practices GMP : Good Manufacturing Practices GDP : Good Distribution Practices GRP : Good Retail Practices
• BUDIDAYA
GAP
• PASCAPANEN
GHP• PENGOLAHAN
GMP
• DISTRIBUSI
GDP• RITEL
GRP
SDMKAPASITASLAHAN
SARANADANPRASARANA
KELEMBAGAANPOLA
PEMASARAN
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
55 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Secara rinci, beberapa kebijakan yang ditetapkan sebagai
berikut:
a. Kebijakan Pascapanen
Fokus kebijakan penanganan pascapanen tanaman pangan
diprioritaskan pada:
1) fasilitasi sarana pascapanen
2) peningkatan kompetensi sumber daya manusia
3) pengembangan kelembagaan.
Pemberian fasilitasi sarana pascapanen harus dialokasikan
berdasarkan kebutuhan daerah. Untuk itu, jenis dan jumlah
sarana pascapanen sangat tergantung pada tiga faktor yaitu:
1) aspek produksi,
2) aspek karakteristik sarana pascapanen, dan
3) aspek pendanaan yang ada.
Sering kali, penyediaan sarana pascapanen tidak sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, sehingga menyebabkan
ketidakefektifan. Faktor produksi yang perlu diperhatikan
dalam menghitung kebutuhan sarana pascapanen meliputi
tipologi lahan, luas lahan (panen), volume produksi, dan umur
produksi). Faktor karakteristik sarana pascapanen yang
perlu diperhatikan meliputi kapasitas pelayanan sarana
pascapanen, pola mobilisasi sarana pascapanen
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
56 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
(pemanfaatan), umur ekonomis sarana pascapanen, dan
harga sarana pascapanen.
Untuk mendukung optimalisasi pemanfaatan, diperlukan 3
pilar pengembangan kelembagaan yaitu unit pelayanan jasa
alsintan (UPJA), brigade pascapanen, dan bengkel. Ketiga
kelembagaan ini diharapkan dapat hadir secara sinergis
sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sarana
pascapanen.
Gambar 6. Alur Kebijakan Pengembangan Sarana
Pascapanen
b. Kebijakan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Proses pengolahan merupakan upaya lanjutan dari
penanganan pascapanen. Upaya pengembangan
pengolahan hasil tanaman pangan perlu dilakukan karena
pelaku usaha tanaman pangan didominasi oleh pelaku usaha
§ PenurunanSusutHasil
§ PeningkatanKualitas
§ Efisi
e nsiTenagaKerja
§ PercepatanPanen
PENERAPANGOODHANDLINGPRACTICES
PENGEMBANGANBENGKELALSINTAN
PENGEMBANGANUNITPELAYANANJASAALSINTAN
(UPJA)
PENGEMBANGANBRIGADEPANEN(UNITPELAKSANATEKNIS/SATUANTUGAS)
ProduksiKarakteristik Sarana
Pascapanen
Tipologi LahanKapasitas Pelayanan
Sarana Pascapanen
Luas Lahan (Panen)
Pola Mobilisasi Sarana
Pascapanen
(Pemanfaatan)
Volume ProduksiUmur Ekonomis Sarana
Pascapanen
Umur ProduksiHarga Sarana
Pascapanen
Faktor Pertimbangan Kebutuhan Sarana Pascapanen
PENINGKATANKOMPETENSIOPERATOR
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
57 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
kecil. Dalam hal ini, pelaku usaha kecil tersebut tergabung
dalam kelompok atau gabungan kelompok dengan
mengembangan manajemen usaha yang lebih ekonomis dan
dapat memberikan nilai pendapatan dari posisi sebelumnya.
Untuk memperkuat kedudukan kelompok atau gabungan
kelompok tersebu diperlukan kebijakan pengembangan yang
dapat menciptakan keunggulan yang mencirikan karakteristik
lokal. Salah satu pendekatan terintegrasi yang dipandang
sesuai adalah membangun jaringan usaha diantara kelompok
atau gabungan kelompok.
Pendekatan pengembangan aktivitas usaha pengolahan
secara berkelompok dalam kegiatan usaha yang sejenis,
dapat meningkatkan kapasitas serta daya saing usaha,
yang kemudian dapat dikembangkan beberapa usaha
yang cakupannya berbeda tetapi masih saling terkait
menjadi bentuk kluster (inti dan plasma) atau kawasan.
Keunggulan pola klaster ini, mengacu pada argumentasi
bahwa sulit bagi usaha berskala kecil secara
individual untuk bersaing dengan usaha berskala
besar dalam suatu aktifitas usaha yang sama
(economic of scale).
Pengembangan suatu usaha berbasis klaster adalah
kelompok usaha yang saling terkait dari berbagai jenis
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
58 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
usaha dan beroperasi dalam wilayah yang saling
berdekatan sehingga memiliki kemampuan untuk
bertumbuh dengan mengembangkan berbagai produk.
Usaha pengolahan yang berbasis kluster di beberapa
Negara menunjukkan kemampuannya secara
berkesinambungan untuk mampu menembus pasar ekspor,
menghasilkan nilai tambah yang memadai, mampu
menyerap tenaga kerja dan sangat responsif
terhadap pemanfaatan inovasi teknologi.
Pengembangan agroindustri perdesaan dengan
karakter dan kondisi yang ada, pola pengembangan
klaster (inti plasma) merupakan pilihan yang tepat,
karena pelaku usaha pengolahan dapat meningkatkan
aksesibilitasnya terhadap sumberdaya produktif,
meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan akses
pasar dan efisiensi usaha sebagai dampak dari aktifitas
usaha yang saling bersinergi. Klaster ini harus
disinergikan dengan pengembangan kawasan produksi
pertanian.
Dalam upaya membangun atau mengembangkan
agroindustri perdesaan berbasis kelompok, penerapan
jaminan mutu (mulai dari budidaya sampai produk
olahan) harus tetap dilaksanakan secara baik sehingga
produk olahan yang dihasilkan memenuhi standar secara
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
59 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
konsisten dan aman dikonsumsi bagi produk olahan
pangan.
Disamping itu, konsep pengolahan hasil pertanian yang
ramah lingkungan sudah menjadi tuntutan konsumen
yang tidak dapat dihindari lagi. Untuk itu, pengembangan
agroindustri perdesaan berbasis kelompok harus
berupaya menerapkan konsep pengolahan tanpa limbah
(zero waste). Kebijakan pengolahan hasil tanaman
pangan dilaksanakan dalam rangka peningkatan nilai
tambah dan daya saing hasil tanaman pangan yang akan
dicapai melalui fasilitasi unit pengolahan yang spesifik
lokasi dan penguatan kelembagaan usaha pengolahan.
c. Kebijakan Standardisasi dan Mutu
Penerapan mutu produk menjadi sebuah kebutuhan
dalam memasuki perdagangan global saat ini. Standar
atas produk menjadi jaminan atas mutu tersebut. Dalam
hal ini, standar dapat dilakukan melalui standar nasional
yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional
atau persyaratan teknis minimal yang ditetapkan oleh
Kementerian Teknis. SNI harus dapat merespon
perubahan di negara-negara lain termasuk private
standard.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
60 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Untuk itu, kebijakan yang ditetapkan adalah
memperkuat standar, mendorong proses sertifikasi
produk baik organik maupun non organik, peningkatan
kompetensi sumber daya manusia, dan penguatan
integrasi kelembagaan. Penguatan standar perlu
dilakukan untuk memantapkan jaminan mutu produk
nasional dalam menghadapi persaingan global.
Proses sertifikasi produk akan didukung oleh fasilitasi
pemerintah kepada pelaku usaha yang kurang mampu
dalam membiayai jasa sertifikasi. Sementara untuk
pelaku lainnya, akan dilakukan proses sosialisasi.
Integrasi kelembagaan yang terkait dengan
standardisasi dan mutu perlu ditumbuhkan secara
transparan dan taat pada aturan yang berlaku seperti
lembaga sertifikasi dan laboratorium penguji
(laboratorium).
d. Kebijakan Pemasaran dan Investasi Tanaman Pangan
Pengembangan pemasaran dalam negeri diarahkan untuk
menggerakkan dan memperlancar pemasaran hasil pertanian
dari lokasi produksi ke lokasi pemasaran, menjadikan produk
pertanian yang dihasilkan oleh petani domestik menjadi
produk utama yang diperjualbelikan serta mendukung
pengembangan sistem pemasaran yang transparan dan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
61 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
berkeadilan bagi petani pemasar maupun konsumen hasil
pertanian.
Untuk mencapai hal tersebut, kebijakan yang dilaksanakan
adalah:
1. Pengembangan jaringan pemasaran domestik.
2. Pemantauan stok dan harga pasar tanaman pangan.
3. Akselerasi ekspor tanaman pangan dan substitusi
impor.
4. Pengembangan pelayanan informasi pasar.
Pengembangan pemasaran internasional dimaksudkan
untuk percepatan peningkatan ekspor hasil tanaman
pangan, baik dalam bentuk segar maupun olahan,
sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar produk
lokal di pasar internasional dan sekaligus meningkatkan
perolehan devisa negara.
Disamping itu, pengembangan pemasaran
internasional juga dimaksudkan untuk melindungi produk
pertanian dalam negeri melalui kebijakan yang kondusif
dan tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku di tingkat ASEAN dan forum kerjasama bidang
tanaman pangan lainnya. Untuk mencapai hal tersebut,
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
62 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
kebijakan pemasaran internasional yang dilaksanakan
adalah:
1. Meningkatkan koordinasi dan fasilitasi antar pelaku
usaha.
2. Memberikan dukungan dalam perumusan dan
diseminasi kebijakan pemasaran internasional
3. Meningkatkan akses serta penguatan informasi
pasar komoditi tanaman pangan.
4. Memperkuat informasi pasar (market intellegence)
dan database rantai pasok.
Kebijakan pengembangan usaha pertanian diarahkan
kepada penerapan konsep pengembangan usaha
agribisnis yang utuh yaitu usahatani yang fokus dan
terpadu antara usaha agro-input (hulu), kegiatan
produksi (on-farm) dan pengolahan (processing) serta
pemasaran dengan berorientasi kepada peningkatan
kesejahteraan petani dan pelaku usaha. Secara
eksplisit, wujud pengembangan usaha yang dituju
adalah berkembangnya agribisnis hulu hingga ke hilir oleh
petani dan masyarakat di perdesaan. Hal tersebut
dimaksudkan agar nilai tambah atau value added
berada pada petani dan usaha kelompok / koperasi
menjadi pusat keuntungan (profit center) di perdesaan.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
63 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
3.2. Strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Untuk mewujudkan daya saing produk tanaman pangan,
strategi yang ditempuh dalam empat tahun mendatang sebagai
berikut:
1. Penanganan Pascapanen
a. Percepatan penyediaan sarana pascapanen
terutama di daerah sentra produksi
b. Pengembangan kelembagaan dan optimalisasi
pengelolaan sarana pascapanen
2. Penanganan Pengolahan Hasil
a. Pengembangan unit pengolahan hasil di daerah
perdesaan
b. Pengembangan inovasi pemanfaatan limbah hasil
produksi
3. Pengembangan Standardisasi dan Mutu
a. Penguatan standar
b. Penerapan mutu produk
4. Pengembangan Pemasaran dan Investasi
a. Pengembangan sistem informasi pasar (harga,
usahatani, dan stok)
b. Akselerasi promosi dan pameran
c. Akselerasi kemitraan dan investasi.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
64 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Dalam memastikan strategi diatas, diperlukan proses
sebagai metode implementasi strategi melalui pemetaan dan
penyusunan database, pengalokasian kebutuhan fasilitasi dan
pembinaan berdasarkan skala prioritas, peningkatan kompetensi
sumber daya manusia, serta penumbuhan kelembagaan yang
professional.
3.3. Langkah Operasional Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Sasaran dari peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk tanaman pangan adalah berkembangnya agroindustri di
perdesaan, serta meningkatnya jumlah sertifikasi produk
tanaman pangan. Sedangkan sasaran akhir dari peningkatan
nilai tambah dan daya saing produk tanaman pangan adalah
meningkatkan ekspor dan subsitusi impor produk pertanian.
Adapun komoditas untuk pengembangan ekspor produk
tanaman pangan adalh beras organik dan penurunan impor atau
subsitusi impor adalah beras, jagung dan kedelai.
Dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing
produk tanaman pangan, upaya-upaya yang dilakukan meliputi:
1) Penanganan pascapanen dalam upaya menurunkan susut
hasil dan mempertahankan mutu tanaman pangan melalui
a) pengelolaan teknologi pascapanen tanaman pangan; (b)
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
65 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
fasilitasi bantuan sarana pascapanen tanaman pangan; (c)
Optimalisasi penanganan pascapanen tanaman pangan
dan (d) fasilitasi kemitraan dengan lembaga terkait
(Stakeholder)
2) Pengembangan agroindustri perdesaan berbasis
kluster dengan mengoptimalkan sumber daya lokal
dan bekelanjutan, diarahkan untuk meningkatkan
nilai tambah produk olahan tanaman pangan melalui (a)
perbaikan teknologi agroindustri perdesaan yang sudah
ada; (b) penumbuhan agroindustri perdesaan yang
dapat memanfaatkan hasil samping secara optimal; dan
(c) penumbuhan industri pengolahan tanaman pangan
yang dapat dilaksanakan oleh kelompok tani dan
koperasi.
3) Penerapan dan pengawasan jaminan mutu dan
keamanan pangan melalui (a) pengembangan
standardisasi mutu hasil tanaman pangan; (b) pengembang-
an/penerapan mutu komoditas tanaman pangan; (c)
peningkatan pengawasan mutu produk tanaman
pangan melalui pengawalan dan pelatihan/bimbingan
teknis; dan (d) peningkatan jumlah dan peran lembaga
sertifikasi/lembaga kesesuaian lainnya.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
66 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
4) Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku
usaha pengolahan dan pemasaran melalui: (a)
fasilitasi kemitraan antara gapoktan dengan pelaku
usaha industri pengolahan dan (b) membangun dan
memperkuat jaringan pengolahan dan pemasaran hasil
tanaman pangan
5) Peningkatan aksesibilitas petani terhadap informasi pasar
dan akses pasar termasuk pengembangan infrastruktur
pengolahan dan pemasaran melalui: (a) diseminasi
informasi teknologi melalui penyuluhan dan media
informasi; (b) pengembangan jaringan pasar dan
pelayanan informasi pasar (market intelligence).
6) Akselerasi ekspor untuk komoditas tanaman pangan
melalui: (a) pemetaan daerah potensial untuk
pengembangan komoditi ekspor; (b) harmonisasi dan
penerapan standar mutu; (c) optimalisasi negosiasi
dan diplomasi perdagangan hasil tanaman pangan;
serta (d) advokasi, pameran dan pencitraan produk
dalam rangka promosi produk tanaman pangan.
3.4. Program dan Kegiatan
3.4.1. Program
Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian
Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
67 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tanaman Pangan Tahun 2015-2019, maka program yang
menjadi tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
adalah “Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan”. Program ini
merupakan nomenklatur resmi sebagai dasar pelaksanaan
kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Mengacu pada Arsitektur dan Informasi Kinerjas (ADIK),
dapat dijelaskan bahwa hubungan antar kegiatan lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sangat terintegrasi.
Pencapaian kinerja program dapat terganggu ketika salah satu
kegiatan mengalami kendala atau permasalahan.
Gambar 7. Struktur Arsitektur dan Informasi Kinerja Ditjen Tanaman Pangan
Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan
Mutu Hasil Tanaman Pangan
Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia
Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi
Pengelolaan Sistem
Penyediaan Benih Tanaman
Pangan
Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari
Gangguan OPT dan DPI
Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan
Pengembangan Metode
Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih
Pengembangan Peramalan
Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan
Dukungan Manajemen dan
Teknis Lainnya pada Ditjen
Tanaman Pangan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
68 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Untuk melaksanakan program diatas, Direktorat Jenderal
Tanaman didukung oleh 8 unit Eselon II, Dinas Provinsi, dan
Dinas Kabupaten/Kota. Unit kerja ini akan berkolaborasi dengan
instansi pemerintah lainnya dan para stakeholder. Struktur
kegiatan pada program Ditjen Tanaman Pangan meliputi 8
kegiatan seperti terlihat dibawah ini.
Tabel 15. Jenis Kegiatan Berdasarkan Unit Kerja Eselon II lingkup Ditjen Tanaman Pangan
3.4.2. Kegiatan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan memiliki Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan, yang merupakan kumpulan aktivitas yang
disusun secara sistematis sehingga pencapaian tujuan dan
Eselon II Kegiatan
Direktorat Serealia Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Direktorat Perbenihan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
Direktorat PerlindunganPenguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan
OPT dan DPI
Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil TPPengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Sekretariat Ditjen TPDukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen
Tanaman Pangan
BBPPMBTPHPengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih
BBPOPTPengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
69 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
sasaran dapat terlaksana dengan baik. Terminologi
pengembangan struktur kegiatan ini dirumuskan pada 4 sub
yaitu:
a. Pengamanan susut hasil tanaman pangan: Fokus
pengamanan susut hasil dilakukan di daerah yang
memiliki potensi susut hasil yang cukup tinggi dan
kekurangan tenaga kerja. Pengamanan susut hasil
dilakukan mulai dari panen, sampai dengan hasil produksi
tersebut dapat dijual (sebelum berubah karena proses
pengolahan).
b. Peningkatan pengolahan hasil tanaman pangan: Fokus
pengolahan hasil tanaman dilakukan di daerah yang
memiliki sumber daya produksi yang cukup tetapi sering
mengalami tekanan harga dari pedagang dan daerah
yang potensial dalam memenuhi kebutuhan olahan di
wilayah tersebut.
c. Pengembangan standardisasi dan mutu: Fokus
pengembangan standardisasi dilakukan pada aturan
Standar Nasional Indonesia, sedangkan fokus
pengembangan mutu dilakukan pada
kelompoktani/gapoktan yang berkomitmen/telah
melakukan proses penerapan namun belum tersertifikasi
dan/atau teregister. Apabila standar suatu produk belum
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
70 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
dirumuskan menjadi SNI, maka direncanakan untuk
menetapkan persyaratan teknis minimal.
d. Pengembangan pemasaran dan investasi: Fokus
pengembangan pemasaran adalah melakukan
penyediaan informasi pasar secara komprehensif
terutama di daerah sentra produksi.
Gambar 8. Proses Pencapaian Kinerja lingkup Direktorat PPHTP
Proses pencapaian kinerja lingkup Direktorat PPHTP
dilakukan mulai dari penyusunan kebijakan dan anggaran;
koordinasi dan sinkronisasi; sosialisasi, pelatihan, dan bimbingan
teknis; penyaluran fasilitasi bantuan; serta monitoring, evaluasi
dan pelaporan.
PengamananSusutHasilProduksiTP
PeningkatanPengolahanHasilTP
PengembanganStandardisasidanMutuTP
PengembanganPemasarandanInvestasiTP
PenyusunanKebijakanKegiatandanAnggaran
KoordinasidanSinkronisasiKegiatan
Sosialisasi,Pela han,danBimbinganTeknis
PenyaluranFasilitasiBantuan
Monitoring,Evaluasi,danPelaporan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
71 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
3.5. Kerangka Regulasi
Dalam mensukseskan pencapaian sasaran, diperlukan
regulasi (kebijakan) yang tegas dan adil. Hal ini menjadi sangat
penting karena regulasi yang tidak baik akan menimbulkan
konsekuensi negatif. Hal ini perlu dilakukan pemetaan aspek
regulasi yang perlu diperhatikan dalam membangun kekuatan
daya saing dan sekaligus memberikan kepastian usaha bagi
semua pihak.
3.6. Kerangka Kelembagaan
Kelembagaan merupakan salah satu unsur penting dalam
membangun keberhasilan kinerja. Pengembangan usaha bagi
pelaku usaha (baik berbentuk kelompok tani maupun gapoktan)
perlu didorong dalam kekuatan riil sehingga memiliki daya tawar
atas keuntungan. Secara sederhana, dapat digambarkan
kerangka kelembagaan yang perlu ditumbuhkembangkan.
Petani harus mampu membangun kekuatan produksinya melalui
kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Hal ini untuk
membangun kekuatan penjualan yang lebih baik.
Pada dasarnya, ada 3 jenis kelembagaan yang perlu
dikembangkan yaitu 1) kelembagaan dinas, 2) kelembagaan
petani, dan 3) kelembagaan penjamin mutu produk.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
72 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Gambar 9. Kerangka kelembagaan
PETANIKELOMPOK
TANIGAPOKTAN
PEDAGANGPENGUMPUL
INDUSTRI
BULOG DINAS
UPJA
ASOSIASI UNIT
PROSESING
UNIT
PEMASARAN
UPTD/BRIGADE
BENGKEL
LEMBAGASERTIFIKASI
LEMBAGAPERIJINAN/REGISTRASI
PENERAPANMUTUPRODUK
LEMBAGAPENGUJIAN
(LABORATORIUM)
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
73 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja
Pembangunan tidak dapat dilakukan hanya bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN
berfungsi sebagai stimulant untuk menggerakkan pembangunan
secara menyeluruh, sehingga dukungan dari modal masyarakat
dan lembaga pembiayaan menjadi sangat penting.
Untuk itu, diperlukan rancangan target kinerja sebagai
dasar dalam mewujudkan tujuan dan sasaran. Target kinerja
tersebut menjadi gambaran atas keberhasilan upaya-upaya yang
dilakukan setiap tahunnya. Target kinerja dapat berlangsung
secara terus menerus sesuai dengan kondisi dari aktivitas yang
dilakukan.
Target kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan yang ditetapkan sebagai tolok ukur
kinerja sebagai berikut:
a. Dampak (impact):
Meningkatnya produksi yang bermutu dalam mendukung
swasembada
b. Manfaat (benefit):
- Meningkatnya pendapatan petani
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
74 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
- Berkembangnya kawasan pertanian yang semakin
terintegrasi
c. Hasil (outcome) :
- Menurunnya susut hasil
- Meningkatnya nilai tambah hasil produksi
- Meningkatnya produk tanaman pangan yang bermutu
- Meningkatnya stabilitas pasar (harga dan stok)
d. Keluaran (output):
- terlaksananya penyaluran fasilitasi sarana
pascapanen
- terlaksananya penyaluran fasilitasi unit pengolahan
hasil
- terlaksananya sertifikasi dan/atau registrasi produk
- terlaksananya penyediaan informasi pasar (harga dan
stok).
4.2. Kerangka Pendanaan
Pendanaan suatu pembangunan menjadi sangat penting
dalam mewujudkan keberhasilan kinerja. Keterbatasan APBN
mengharuskan proses prioritas alokasi menjadi pertimbangan
strategis. Dalam mendukung keterbatasan APBN tersebut,
sangat diperlukan pembiayaan lainnya seperti APBD,
perbankan, asuransi, dan lembaga pembiayaan lainnya.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
75 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Tabel 16. Kerangka Kegiatan dan Pendanaan Direktorat PPHTP
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan
Meningkatkan Daya Saing
Produk Tanaman Pangan
Jumlah Fasilitas Pascapanen
Tanaman Pangan (Unit)26,598 6,601 7,261 7,987 888,173 702,022 730,103 759,307
Jumlah Fasilitas Sarana
Pengolahan Hasil Tanaman
Pangan (Unit) 90 137 151 166
Jumlah Fasilitas Penerapan
Standardisasi dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan
(Sertifikat/Register) 75 75 83 91
Jumlah Fasilitas Pemasaran dan
Investasi Hasil Tanaman Pangan
(Informasi Harga) 276 278 306 336
Target Prakiraan Maju Alokasi Anggaran Prakiraan Maju (Juta Rupiah)IndikatorSasaranProgram/Kegiatan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
76 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
V. PENUTUP
Rencana strategis merupakan salah satu dokumen penting
dalam proses kinerja setiap unit kerja. Dalam hal ini, renstra akan
memberikan arah dan target yang perlu dicapai oleh unit kerja
selama lima tahun.
Proses transisi peleburan tugas pascapanen, dengan
standardisasi dan mutu, pengolahan hasil, serta pemasaran dan
investasi mengakibatkan perlu dilakukan perubahan (revisi) rencana
strategis.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan menetapkan Rencana Strategis ini sebagai gambaran
kinerja yang dilakukan. Lebih lanjut renstra tersebut dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan meliputi penanganan pascapanen
tanaman pangan, pengembangan pengolahan hasil tanaman
pangan, pengembangan standardisasi dan mutu hasil tanaman
pangan, dan pengembangan pemasaran dan investasi, serta
dukungan manajemen dan teknis lainnya.
Untuk pencapaian tujuan dan sasaran
pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman
pangan tersebut juga turut melibatkan berbagai komponen
masyarakat, lembaga terkait, pelaku pasar, lembaga
pengujian (mutu, sarana, dan lembaga lainnya), pelaku pasar
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
77 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
(dalam negeri maupun negeri), serta pihak-pihak terkait
lainnya. Aspek lain yang juga turut ditingkatkan meliputi
peningkatan koordinasi, integrasi dan sinergisitas seluruh
potensi sumber daya guna mendorong pencapaian sasaran yang
ditetapkan.
Koordinasi dan integrasi ditingkat Pemerintah tingkat Pusat
dan Daerah maupun swasta juga harus turut dibina dan dijalin
dalam rangka mengatasi berbagai masalah dan kendala yang
dihadapi. Kerjasama antara para aparat pelaku pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, baik
internal maupun eksternal Kementerian di pusat atau daerah
sangat dibutuhkan mengingat kompleksnya permasalahan
sehingga dibutuhkan pelibatan berbagai fungsi dan
kebijakan.
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
78 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
LAMPIRAN
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
79 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 1. Pegawai Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016
1 Subdit Pascapanen - - - 2 7 4 13
2 Subdit Pemasaran & Investasi - - 1 6 4 11
3 Subdit Pengolahan - - - 1 5 6 12
4 Subdit Standardisasi dan Mutu - - - 1 7 2 10
5 Subbag Tata Usaha 1 - 13 2 9 - 25
1 - 13 7 34 16 71
TOTAL
JUMLAH
D3 S1 S2NO NAMA SUBDIT SD SMP SMA/SMK
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
80 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 2. Alokasi Alsintan Pascapanen Tanaman Pangan
TA. 2012- 2016
1 5 5 15 141 366 314 1 17 9 327 49
2 7 16 47 306 386 509 - 15 9 347 124
3 6 3 2 - 49 112 3 - 1 8 60
4 7 - - 70 147 87 - - - 87 53
5 4 - 2 9 239 101 2 3 4 268 43
6 44 33 182 141 682 441 1 8 14 537 183
7 2 6 - - 97 125 2 6 - 118 123
8 23 19 85 216 659 604 3 16 14 124 129
9 - 3 - - 42 - - - - - 46
10 14 10 11 20 153 38 - 3 - 140 147
11 46 16 24 26 744 488 2 13 6 600 424
12 36 17 59 155 1,180 536 - 17 9 388 365
13 4 - - - 63 26 - - - 22 76
14 57 26 104 381 1,299 870 1 18 17 1,523 458
15 1 12 7 - 112 65 1 - - 32 122
16 10 11 35 137 243 540 2 17 16 810 40
17 1 6 7 30 137 504 1 11 13 185 21
18 1 8 10 36 161 114 1 2 - 54 120
19 - 6 - 10 224 36 - 5 2 45 54
20 8 6 11 95 391 289 1 5 10 511 95
21 1 4 - 43 157 56 1 - - 71 50
22 1 2 - - 12 20 1 - - 38 -
23 10 8 3 90 269 567 3 14 15 304 25
24 3 23 52 169 107 250 2 17 9 266 32
25 SULSEL 42 47 132 400 360 852 3 25 17 982 167
26 10 18 34 143 51 164 1 8 2 237 30
27 2 3 21 75 204 237 2 7 16 93 30
28 1 - 9 41 102 471 1 9 20 68 -
29 - - 4 30 215 26 - - - 47 49
30 - 1 5 50 225 29 - - - 68 28
31 - - - 13 115 9 - - - 55 44
32 6 - 36 57 300 16 - - - 103 45
33 KEPULAUAN RIAU - - - - - - - - -
352 309 897 2,884 9,491 8,496 35 236 203 8,458 3,232 JUMLAH
SULBAR
GORONTALO
MALUKU
MALUKU UTARA
PAPUA BARAT
PAPUA
KALSEL
KALTIM
KALTARA
SULUT
SULTENG
SULTRA
JATIM
BALI
NTB
NTT
KALBAR
KALTENG
JABAR
JATENG
DI. YOGYAKARTA
SUMUT
SUMBAR
RIAU
JAMBI
SUMSEL
BENGKULU
LAMPUNG
BABEL
BANTEN
ACEH
Combine
Harvester
Padi Sedang
Combine
Harvester
Padi Kecil
Power
Thresher
Corn
Sheller
Flat Bed Dryer
Jagung
Vertical Dryer
Jagung
Corn
Combine
Harvester
Besar
Power
Thresher
Multiguna
No PROVINSI
ALOKASI BANTUAN 2011 - 2016
Flat Bed
Dryer Padi
Vertical
Dryer Padi
Combine
Harvester
Padi Besar
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
81 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 3. Alokasi Unit Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
TA.2016
No Provinsi UPH Volume Hasil Olahan
1 Aceh Kedelai 3 Sari Kedelai, Tempe, Tahu
2 Jambi Jagung, Kedelai 2 Marning, Sari Kedelai
3 Sumsel Jagung 2 Beras Jagung
4 Bengkulu Jagung, Kedelai 4 Marning, Tahu, Tempe
5 Lampung Jagung 2 Tepung, Marning, Beras Jagung
6 Jabar Jagung, Kedelai 2 Marning, Kerupuk dan Bolu
7 Jateng Jagung, Kedelai 8 Emping Jagung, Tempe
8 Jatim Kedelai 2 Sari Kedelai, Tempe, Tahu
9 Kalbar Jagung 1 Marning
10 Sulut Jagung, Kedelai 5 Marning, Tahu, Tempe
11 Sulteng Jagung, Kedelai 3 Beras Jagung, Tahu
12 Sulsel Jagung, Kedelai 6 Marning, Tepung Jagung, Susu Kedelai
13 Sultra Jagung, Kedelai 11 Tepung Jagung, Tahu, Tempe
14 Bali Jagung, Kedelai 4 Beras Jagung, Tahu, Tempe, Sari Kedelai
15 NTB Kedelai 1 Tahu
16 NTT Jagung 7 Beras Jagung, Tepung Jagung
17 Maluku Jagung, Kedelai 3 Tepung Jagung, Tempe
18 Papua Jagung 3 Emping Jagung
19 Banten Jagung 1 Pakan Ternak, Keripik, Tepung
20 Gorontalo Jagung, Kedelai 6 Tepung Jagung, Tahu
21 Sulbar Jagung, Kedelai 2 Tepung Jagung, Kerupuk Tempe
78Total
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
82 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 4. Pelaku Usaha Yang Memperoleh Sertifikasi
Organik Tahun 2007-2016
2007 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 SUMUT 1 1 5
2 SUMBAR 6 9 8 3 3
3 JAMBI 1
4 SUMSEL 2 3
5 LAMPUNG 1 1 2 2
6 JABAR 2 5 5 6 9 5 7
7 BANTEN 1 1
8 JATENG 1 1 1 3 5 8 9 9
9 DIY 1 4 3 2 2
10 JATIM 2 2 1 6 6 9 3
11 DKI 1 1 1
12 NTB 1
13 NTT 1 3
14 BALI 1 2 2 2 1 1 3
15 KALSEL 2 2
16 SULTENG 2 1
17 SULSEL 1 1 2
TOTAL 3 4 6 11 21 41 41 38 33
NO PROVINSIJUMLAH SERTIFIKASI
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
83 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 5. Data Perkembangan Registrasi PSAT Tanaman
Pangan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
84 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 OKKP-D Provinsi NAD 0 - - - - - - - -
2 OKKP-D Provinsi Sumut 0 - - - - - - - -
3 OKKP-D Provinsi Sumbar 10 - - - - - - - 10
4 OKKP-D Provinsi Sumsel 0 - - - - - - - -
5 OKKP-D Provinsi Jambi 0 - - - - - - - -
6 OKKP-D Provinsi Riau 0 - - - - - - - -
7 OKKP-D Provinsi Kepri 0 - - - - - - - -
8 OKKP-D Provinsi Bengkulu 0 - - - - - - - -
9 OKKP-D Provinsi Lampung 0 - - - - - - - -
10 OKKP-D Provinsi Babel 0 - - - - - - - -
11 OKKP-D Provinsi DKI Jakarta 0 - - - - - - - -
12 OKKP-D Provinsi Banten 9 - - - - - - - 9
13 OKKP-D Provinsi Jabar 133 - - - 21 40 24 22 26
14 OKKP-D Provinsi Jateng 62 - - 10 11 8 33 - -
15 OKKP-D Provinsi DIY 37 - - 2 10 10 2 9 4
16 OKKP-D Provinsi Jatim 121 1 8 13 45 27 27 - -
17 OKKP-D Provinsi Bali 2 - - - - - - - 2
18 OKKP-D Provinsi NTB 0 - - - - - - - -
19 OKKP-D Provinsi NTT 0 - - - - - - - -
20 OKKP-D Provinsi Kalsel 0 - - - - - - - -
21 OKKP-D Provinsi Kalteng 0 - - - - - - - -
22 OKKP-D Provinsi Kalbar 0 - - - - - - - -
23 OKKP-D Provinsi Kaltara 0 - - - - - - - -
24 OKKP-D Provinsi Kaltim 0 - - - - - - - -
25 OKKP-D Provinsi Sulsel 93 - - - 17 5 23 7 41
26 OKKP-D Provinsi Sulbar 0 - - - - - - - -
27 OKKP-D Provinsi Sulteng 0 - - - - - - - -
28 OKKP-D Provinsi Sultra 1 - - - - - - 1
29 OKKP-D Provinsi Sulut 0 - - - - - - - -
30 OKKP-D Provinsi Gorontalo 0 - - - - - - - -
31 OKKP-D Provinsi Maluku 0 - - - - - - - -
32 OKKP-D Provinsi Maluku Utara 0 - - - - - - - -
33 OKKP-D Provinsi Papua 0 - - - - - - - -
34 OKKP-D Provinsi Papua Barat 0 - - - - - - - -
35 OKKP-Pusat 126 29 29 20 10 14 24 - -
594 30 37 45 114 104 133 39 92Total
No. PROVINSIJUMLAH
PELAKU USAHA
PERKEMBANGAN REGISTRASI PSAT PER TAHUN
Lampiran 6. Petugas Informasi Pasar Perprovinsi Tahun 2016
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
85 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
No No Hp Nama Provinsi
1 +6285360000316 Chairul Umam Banda Aceh, Aceh
2 +6282161042212 Carter Daniel Tarigan, SP Medan, Sumut
3 +6282288125245 Melyety, MP Padang, Sumbar
4 +6281378072617 Afrizal Pekanbaru, Riau
5 +6282376352426 Sariani Jambi, Jambi
6 +6281377810016 Oriskando Palembang, Sumsel
7 +6285274749391 Ir. Nurlaili Bengkulu, Bengkulu
8 +6281376115364 Isnaeni Farida W Bandar Lampung, Lampung
9 +6281918943616 Intan Fortuna Fachrawati, SP Pangkal Pinang, Kep.Babel
10 +6281276734303 Roni Budi Cahyadi, SP Tanjung Pinang, Kepri
11 +6281298653990 Ida Masni Watik Jakarta, DKI Jakarta
12 +6281394133054 Wahyu Hermansyah Bandung, Jabar
13 +6281325169545 Novita Luh W, SP, M.Si Semarang, Jateng
14 +6285729478524 Mustofa Yogyakarta, DIY
15 +6281235379333 Taufik mansur Surabaya, Jatim
16 +628172349858 Indriyan Nurmeryteni Serang, Banten
17 +6281338761233 Ketut Undiarta Denpasar, Bali
18 +62803662642 Ramdan Mataram, NTB
19 +6281353877762 Helsina Ressi Kupang, NTT
20 +6281352035352 Oktavianti Pontianak, Kalbar
21 +6282155678812 Wahyudi Palangkaraya, Kalteng
22 +6282279469900 Rizqiani Noviyanti SP Banjarmasin, Kalsel
23 +6285213581223 Siti Maryam Samarinda, Kaltim
24 +6282154635259 Muhammad Thalib Tanjung Selor, Kaltara
25 +628124490461 Roni Koraag Manado, Sulut
26 +6285242098220 Subhan Palu, Sulteng
27 +6281355918829 Isnandi Makassar, Sulsel
28 +6281341683518 Armin, SP Kendari, Sultra
29 +6285256030527 Fitriyani Makmur, SP Gorontalo, Gorontalo
30 +6281253228885 Arni, SP Mamuju, Sulbar
31 +6281343030174 Ramli Syauqi, SP Ambon, Maluku
32 +6281341506198 Irvan S Adam, SP Ternate, Malut
33 +6281355232806 Ronal Panjaitan, SE Manokwari, Papbar
34 +6285244180517 Nursiah Jayapura, Papua
Lampiran 7. Petugas PMHP di Lingkup Ditjen Tanaman
Pangan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
86 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
No Nama Personil PMHP
1 Vera Ramashinta, SP
No Nama Personil PMHP
1 Tantri Handayani, A.Md
No Nama Personil PMHP
1 Lulus Nugraheni, S.TP, MP
2 Ronda Hesti Endang S, SP
3 Syanti Asviatuti, S.Si, M.Sc
4 Fitria Yuliani, S.TP
5 Mochammad Irfan Soleh, S.Si
6 Rahmat Hidayat, S.Si
7 Anastasia Giring Rumengan, ST
8 Teguh Puji Sri Lestari, S.Si
9 Endang Listiawati, S.Si
10 Erma Oktafiani, S.Si
11 Rita Prihatini, S. Si
12 Lufthia Andini Matara Dalie
13 Dian Mardiana
14 Dian Fatikha Aristiami, S.Si
15 Eka Widyastuti A.Md.
16 Indah Nur Rokhmah, A.Md
17 Roni Nasrulloh, S.Si
18 Hastari Kusumawardhani, S.Si
19 Elan Hernadi, S.Si
20 Novi Setyowati, A.Md
21 Henra Simanjuntak, A.Md
22 Reni Purwati, A.Md
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Jl. Ragunan Raya
No. 15 Pasar Minggu jakarta Selatan Tlp/Fax. (021) 7806090/78832318
Direktorat Kacang dan Umbi-umbian Jl. Ragunan Raya No. 15 Pasar Minggu
jakarta Selatan
Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen
Tanaman Pangan Jl. AUP Pasar Minggu Telp 021 - 78835256
Lampiran 8. Daftar UPTD Alsintan
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
87 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
NO. PROVINSI ALAMAT DAN NO. TLP UPTD
1 SUMUTJl. Karya Yasa No. 5 Komplek TL. Jayatani
Gdg Johor Medan Tlp. 0617862124
2 SUMBARJl. Syuk Jamil Jumbak B. Tinggi (0752)
22823
3 RIAUJl. Kaharuddin Nasution No. 55 Pekan Baru
(0761)7740490
4 LAMPUNG Jl. 2A Pagar Alam NO. I Rajabasa,
LAMPUNG
5 BANTENKtr. Kecamatan Labuan Kab. Pandegalang
UPTD Kabupaten
6 JABARJl. Darmaga Timur Bojong Picung Cianjur.
0263322358
7 JATENG
Balai Alsin dan Pengujian Mutu Hasil
Pertanian Jl. Gatot Subroto. Komplek
Tarubudaya Ungaran (024)76912198
8 KALSEL
Jl. Cengkeh No. 64 Komp. Eks Mekatani
Guntung Manggis Banjarbaru Tlp.
0544783472
9 KALBARAlsintan Center Jl. Raya Kec. Sei. Kakap
Kab. Kubu Raya
10 KALTENG Diperta TPH Kab. Kapuas
11 SULTRA Kota Kendari
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
88 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 9. Lembaga Sertifikasi Organik
No.Nama Lembaga Sertifikasi
OrganikAlamat Kontak Person dan Tlp Ruang lingkup
Tgl
terakreditas
1 PT. Sucofindo International
Certification Services
LSPO-001-IDN
Graha Sucofindo Lt.
6 Jl. Raya Pasar
Minggu Kav. 34
Jakarta 12780
Telp. (021) 7986875
Mangajana Tambunan
CP. Saipul Bahri
(0811943867)
Produk Segar (Tanaman dan
Produk Tanaman : pangan,
hortikultura, palawija dan
perkebunan; Ternak dan
produk Ternak :susu, telur,
daging dan madu)
01-06-2016 -
30-05-2020
2 PT. Mutuagung Lestari (MAL)
LSPO-002-IDN
Jl. Raya Bogor No.
19 Km. 33.5
Cimanggis Depok
Telp. (021) 8740202
CP. Seri (08128894039)
Produk Segar : pangan,
hortikultura, palawija dan
perkebunan; Ternak dan
Produk Hasil Ternak : daging,
susu, telur dan madu; Pakan
Ternak
20-10-2015 -
19-10-2019
3 INOFICE
LSPO-003-IDN
Jl. Tentara Pelajar
No. 1 Bogor
Telp. (0251) 8382641
CP. Vera (08172330409)
Produk Segar Tanaman ;
Produk Segar Ternak, Pupuk
organik
01-03-2016 -
29-02-2020
4 Sumatera Barat
LSPO-004-IDN
Jl. Raden Saleh No.
4 A Padang
Telp. (0751) 26017
CP. Yelfi (081535412770)
Produk Segar : pangan,
hortikultura, Pupuk organik
28-07-2016 -
27-07-2020
5 LeSOS
LSPO-005-IDN
PO BOX 03 Trawas
Mojokerto 61375
Telp. (0321) 618754
CP. Nurlela
(081335272726)
Produk Segar Tanaman dan
produk Tanaman, pupuk
organik
15-03-2016 -
14-03-2020
6 BIOCert Indonesia
LSPO-006-IDN
Komplek Budi
Agung Jln. Kamper
Blok M. No.1
Sukadamai-Bogor
Tlp/Fax. (0251) 8316294
CP. Agung (08561107187)
Email :
Tanaman dan produk
tanaman, pangan, palawija,
hortikultura, rempah-rempah,
pemasar dan restoran,
peternakan, perikanan dan
produk khusus seperti jamur.
01-03-2016 -
29-02-2020
7 PERSADA
LSPO-006-IDN
Jl. Nogorojo No 20
Komplek polri,
Gowok, Depok,
Sleman Yogyakarta
Telp. (0274) 488420 Fax.
(0274) 889477
CP. Chusnul Hanim
(08164222369)
Tanaman dan produk tanaman
: (pangan,palawija,
hortikultura dan perkebunan);
Produk ternak dan hasil
peternakan : (telur, daging,
susu,susu kambing dan madu)
; Produk-produk olahan
tanaman dan ternak.
25-04-2016 -
24-04-2020
8 Sustainable Development
Services (SDS) Indonesia
LSPO-008-IDN
Jl. Kemiri No.1
Candijati, Arjasa
KAB. JEMBER Jawa
Timur 68191
Tlp./Fax (0331) 540606
CP Dr. Misnawi
Tanaman dan produk tanaman
: (pangan,palawija,
hortikultura dan perkebunan);
Produk ternak dan hasil
peternakan : (telur, daging,
susu,susu kambing dan madu)
; Produk-produk olahan
tanaman dan ternak.
25-04-2016 -
24-04-2020
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
89 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 10. Lembaga Sertifikasi Produk SNI Beras
No.LEMBAGA
SERTIFIKASI PRO DUKRUANG LINGKUP ALAMAT TELEPO N/FAX PERSO NAL PENGHUBUNG
MASA BERLAKU
AKREDITASIKET
1 PT. TUV NORD
Indonesia
(LSPr-012-IDN)
Pupuk, terigu,
minyak kemiri,
garam beryodium
dikonsumsi, kakao
bubuk, mie instan,
buah kering, the
kering kemasan,
the hijau, susu UHT,
kopi bubuk, beras
dll
Perkantoran
Hijau Arkadia. Jl.
Letjen TB.
Simatupang
Kav.88, Tower F
part of 7th floor,
suite 704.
jakarta Selatan
12520,
Indonesia
Jakarta Selatan
(021) 78837338 Ir. Robert Napitupulu
(presedir)
Email:indonesia@tuv-
nord.com www.tuev-
nord.de CP. Solfie
ext (222) HP.
08170787898
01-08-2016 -
31-07-2020Masih Berlaku
2 ILPro – IPB
(LSPr-030-IDN)
Biji-bijian, Kacang-
Kacangan Dan
Produk Turunan ;
Buah-Buahan,
Sayuran ; Gula,
Produk Gula, Pati ;
Minyak nabati,
Lemak, Minyak
Sayur ; Rempah-
Rempah Dan
Bumbu, Makanan
Aditif ; Susu Dan
Produk Susu ;
Daging, Produk
Daging Dan Produk
Hewani
Kampus IPB
Baranangsiang,
Jl. Pajajaran –
Bogor, Jawa
Barat
(0251) 8385165 Henny P Email:
sertifikasi_ipb@yahoo.
co.id www.sertifikasi-
ipb.or.id CP. Mia
(081218494000)
16-09-2015 -
15-09-2019Masih Berlaku
3 PT. Agri Mandiri
Lestari
(LSPr-042-IDN)
Benih padi, benih
jagung hibrida,
benih jagung
bersari bebas,
beras, pupuk NPK
padat, cara
penentuan indeks-
kerja giling
denngan Bond Ball
Mill
JI. Taman
Margasatwa
NO.3 Ragunan,
Pasar Minggu -
Jakarta Selatan
Kab. Kepulauan
Seribu Jakarta
(021) 7800006 Ir. Widi Atmoko Email :
CP Pak Widi
(081294772095)
18-06-2014 -
17-06-2018Masih Berlaku
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
90 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 11. Lembaga Sertifikasi HACCP
No.LEMBAGA SERTIFIKASI
HACCPRUANG LINGKUP ALAMAT TELEPON /FAX
PERSONAL
PENGHUBUNG
TANGGAL TERAKHIR
TERAKREDITASI
1 PT Mutuagung Lestari
LSSHACCP-001-IDN
air minum dengan produknya serta minuman ;
Produk perikanan dan hasil olahannya ; susu
dan hasil olahannya ; produk makanan untuk
sasaran khusus ; kakao, kopi, teh dan hasil
olahannya ; lemak, minyak dan hasil olahannya ;
gula, madu dan hasil olahannya ; Buah, sayuran
dan hasil olahannya ; daging dan hasil
olahannya ; Hasil unggas dan hasil olahannya ;
serealia, biji-bijian, umbi-umbian dan hasil
olahannya ; produk makanan siap saji ; rempah-
rempah, tanaman obat, dan hasil olahan serta
bumbu
Jl. Raya Bogor
Km. 33,5 No.
19, Cimanggis
Depok16953
021 874 0202 ;
Faximile : 021 877
40745 – 6
Reny Rustianingsih 29-07-2015 s.d 28-07-2019
2 PT. Embrio Biotekindo
LSSHACCP-002-IDN
air minum dengan produknya serta minuman
; Produk perikanan dan hasil olahannya ;
susu dan hasil olahannya ; Bahan tambahan
pangan ; produk makanan untuk sasaran
khusus ; kulit, tulang, jeroan dan produk kulit
; lain-lain ; kakao, kopi, teh dan hasil
olahannya ; lemak, minyak dan hasil
olahannya ; Garam ; gula, madu dan hasil
olahannya ; Buah, sayuran dan hasil
olahannya ; serealia, biji-bijian, umbi-
umbian dan hasil olahannya ; produk
makanan siap saji ; rempah-rempah,
tanaman obat, dan hasil olahan serta
bumbu Kakao, kopi, teh dan hasil olahannya;
Gula, madu dan hasil olahannya; Lemak,
minyak dan hasil olahannya; Buah, sayuran
dan hasil olahannya; Air minum dan
produknya serta minuman; Produk Perikanan
dan hasil olahannya; Daging dan hasil
olahannya; Hasil unggas dan hasil
olahannya; Serelia, biji-bijian, umbi-umbian
dan hasil olahannya; Susu dan hasil
olahannya; Bahan Pembantu dan Bahan
Tambahan Pangan (BTP); Produk makanan
siap saji; Rempah-rempah, tanaman obat
dan hasil olahannya serta bumbu;
Garam;Kulit, tulang, jeroan dan produk kulit;
Produk makanan untuk sasaran khusus;Telur
dan hasil olahannya
Jl. Pajajaran
Indah V No. 1
CBaranang
Siang,
Bogor16143
(0251) 377973
(0251) 377973
Heni Dwi Wahyun
certification@mbr
io-food.com
17-12-2015 s.d 16-12-2019
3 PT. SGS International
Certification Services
Indonesia
LSSHACCP-003-IDN
air minum dengan produknya serta minuman
; Produk perikanan dan hasil olahannya ;
susu dan hasil olahannya ; Bahan tambahan
pangan ; produk makanan untuk sasaran
khusus ; lemak, minyak dan hasil olahannya
; Buah, sayuran dan hasil olahannya ; daging
dan hasil olahannya ; serealia, biji-bijian,
umbi-umbian dan hasil olahannya ;
produk makanan siap saji ; rempah-rempah,
tanaman obat, dan hasil olahan serta bumbu
Cilandak
Commercial
Estate #108 C,
Jl. Raya
Cilandak KKO
JAKARTA
SELATAN 1256
0
(021) 781 8111
ext.142 (021) 780
7914
Magdalena
Trisnawati
magdalena.trisna
15-07-2010 s.d 13-07-2018
4 Agro-Based Industry
Certification Services
(ABICS)
LSSHACCP-006-IDN
air minum dengan produknya serta minuman
; Produk perikanan dan hasil olahannya ;
susu dan hasil olahannya ; Bahan tambahan
pangan ; produk makanan untuk sasaran
khusus ; kakao, kopi, teh dan hasil olahannya
; lemak, minyak dan hasil olahannya ; gula,
madu dan hasil olahannya ; Buah, sayuran
dan hasil olahannya ; daging dan hasil
olahannya ; Hasil unggas dan hasil
olahannya ; serealia, biji-bijian, umbi-
umbian dan hasil olahannya ; produk
makanan siap saji ; rempah-rempah,
tanaman obat, dan hasil olahan serta bumbu
Jl. Ir. H.
Juanda No. 11,
Bogor
(0251) 8324068
(0251) 8323339
Prof. Tun Tedja
Irawati
15-07-2010 - 13-07-2018
5 PT SUCOFINDO
(PERSERO) SBU
SERTIFIKASI ECO
FRAMEWORK
(SUCOFINDO - ICS)
LSSHACCP-007-IDN
air minum dengan produknya serta minuman
; Produk perikanan dan hasil olahannya ;
susu dan hasil olahannya ; Bahan tambahan
pangan ; kakao, kopi, teh dan hasil
olahannya ; lemak, minyak dan hasil
olahannya ; gula, madu dan hasil olahannya
; Buah, sayuran dan hasil olahannya ; daging
dan hasil olahannya ; Hasil unggas dan hasil
olahannya ; serealia, biji-bijian, umbi-
umbian dan hasil olahannya ; rempah-
rempah, tanaman obat, dan hasil olahan
serta bumbu
Graha
Sucofindo B1
Floor, Jl. Raya
Pasar Minggu
Kav 34
(021) 7983666;
(021) 7983888
Ir. Triyan aidil
Fitri
17-12-2015 - 16-12-2019
6 PT TUV Rheinland
Indonesia
LSSHACCP-008-IDN
air minum dengan produknya serta minuman
; susu dan hasil olahannya ; susu dan hasil
olahannya ; Bahan tambahan pangan ;
Bahan tambahan pangan ; produk makanan
untuk sasaran khusus ; kakao, kopi, teh dan
hasil olahannya ; lemak, minyak dan hasil
olahannya ; gula, madu dan hasil olahannya
; gula, madu dan hasil olahannya ; Buah,
sayuran dan hasil olahannya ; daging dan
hasil olahannya ; Hasil unggas dan hasil
olahannya ; serealia, biji-bijian, umbi-
umbian dan hasil olahannya ; produk
makanan siap saji ; rempah-rempah,
tanaman obat, dan hasil olahan serta bumbu
Menara Karya
Lt. 10, Jl. HR
Rasuna Said
Blok X-5 Kav 1
- 2, Jakarta
12950 Jakarta
Selatan 12950
(021) 57944579;
(021) 57944575
Ir. Yunus Aprianto 18-08-2011 - 15-09-2019
7 Laboratorium Kimia
Terpadu IPB
LSSHACCP-009-IDN
air minum dengan produknya serta minuman
; Produk perikanan dan hasil olahannya ;
susu dan hasil olahannya ; Bahan tambahan
pangan ; produk makanan untuk sasaran
khusus ; kulit, tulang, jeroan dan produk kulit
; lain-lain ; kakao, kopi, teh dan hasil
olahannya ; lemak, minyak dan hasil
olahannya ; Garam ; gula, madu dan hasil
olahannya ; Buah, sayuran dan hasil
olahannya ; daging dan hasil olahannya ;
Hasil unggas dan hasil olahannya ; serealia,
biji-bijian, umbi-umbian dan hasil
olahannya ; rempah-rempah, tanaman
obat, dan hasil olahan serta bumbu
Kampus IPB
Baranangsiang
Jl. Raya
Padjajaran,
bogor.Jawa
Barat 16151
02518385165;
02518385165
M. Nasution 16-09-2015 - 15-09-2019
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
91 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 12. Lembaga Sertifikasi Asing di Indonesia
No.Nama Lembaga Sertifikasi
OrganikNegara Alamat Kontak Person dan Tlp
1 PT. Peterson Control Union
(PCU) Indonesia
German (Nederland) Jl. T. B. Simatupang No.5,
RT.5/RW.7, Ps. Minggu,
Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12540
Telepon:(021) 22708984
CP. Winaryo Hp.
08158301279
2 Institute for Marketecology
(IMO)
German (swiss) Jl. Rambutan No. 238
Kompleks Paswalpres
Kotabatu
Ciomas - Bogor 16616
Indonesia
Tlp 0812 997 53 06
CP. Indo surono
indro.surono@imo-
control.org
3 Ecocert German Tidak ada kantor di
IndonesiaCP. Merie
Hp. 081339314338
4 Bioinspecta German (swiss) Tidak ada kantor di
Indonesia
TeFax. +41 (0)62 865 63 00
Fax +41 (0)62 865 63 01
www.easy-cert.ch
5 Guaranteed Organic
Certification Agency (GOCA)
Amerika Tidak ada kantor di
Indonesia
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
92 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Lampiran 13. Renstra Direktorat PPHTP TA.2015
Target
Prakiraan
Maju
Alokasi Anggaran
Prakiraan Maju (Juta
Rupiah)
2015 2015
Penanganan Pascapanen
Tanaman Pangan
Penurunan Susut Hasil
Tanaman Pangan
Dukungan Sarana Pascapanen
Padi (unit)
2,970 522,950
Dukungan Sarana Pascapanen
Jagung (unit)2,432 317,932
Dukungan Sarana Pascapanen
Kedelai (unit)1,500 45,000
Program/Kegiatan Sasaran Indikator
Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2016-2019 (Edisi Revisi)
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan