dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

93
DESAIN PROGRAM TELEVISI Andreas Yulianto M. Purnomo Sidiq

Transcript of dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Page 1: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

DESAINPROGRAM TELEVISI

Andreas YuliantoM. Purnomo Sidiq

Page 2: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

1

Page 3: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 1PERENCANAAN SIARAN TELEVISI

isa jadi ‘permainan’ taruhan terbesar di dunia adalah pemrograman televisi. Di New York, setiap tahun uang jutaan dolar datang dan pergi. Para ‘penjudi’nya adalah para eksekutif jaringan televisi yang

memutuskan acara/program televisi apa yang bisa ditayangkan atau tidak, tayang pada hari apa dan jam berapa—pada jaringan televisi Amerika Serikat. Acara sebelum dan sesudahnya pun harus secara cermat dipertimbangkan dengan memperhatikan apa yang ditampilkan jaringan lain (pesaing) pada hari dan jam yang sama. Ditambah lagi faktor demografis penonton (karakteristik seperti usia, suku, jenis kelamin dan tingkat ekonomi), promosi acara, dan daya tarik pengiklan. Setiap faktor tadi sangat penting demi kesuksesan sebuah acara dan kelanjutannya.

B

Dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam memproduksi sebuah acara. Baik dalam memproduksi berita maupun jenis acara hiburan. Berita sudah tidak bisa dipungkuri, bakal diproduksi oleh setiap stasiun televisi. Kerja kreativitas dalam memproduksi sebuah acara dikerjakan oleh sebuah tim—bukan individu—yang disebut Tim Kreatif.

Di setiap stasiun televisi di dunia, tugas Tim Kreatif adalah memberikan ide, konsep, rancangan, dan naskah yang siap digarap oleh tim produksi. Dasarnya adalah riset, penulisan naskah, skenario drama, skenario non-drama, penjadwalan, dan rundown acara.

Setiap acara yang ditayangkan televisi, termasuk program berita dan program musik, membutuhkan paling tidak seorang penulis naskah di dalam sebuah Tim Kreatif. Pada tataran praksis rata-rata dibutuhkan 5 (lima) penulis naskah untuk setiap jenis program acara yang diproduksi. Tugas mereka antara lain mencari ide, merumuskan ide menjadi konsep, membuat sinopsis naskah dari konsep yang sudah disetujui/dipresentasikan, membuat naskah (skrip, skenario), dan melakukan koordinasi dengan tim produksi program acara. Jelas, bahwa tugas dan tanggung jawab Tim Kreatif di sebuah stasiun televisi sangatlah besar. Mereka ibarat yang menentukan hidup-matinya ide dan kreativitas stasiun televisi yang memproduksi sendiri program acaranya.

Stasiun televisi yang mempunyai bagian produksi sendiri disebut menerapkan pola kerja in house production, selain membeli acara buatan rumah produksi (PH/Production House). Dari sekian banyak tayangan, rata-rata stasiun televisi paling banyak memproduksi acara non-drama secara in house. Mengapa demikian? Sederhana saja, karena pengerjaan acara non-drama lebih mudah

2

Page 4: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

dan lebih cepat daripada serial drama yang membutuhkan waktu syuting berhari-hari.

Kegiatan produksi untuk menghasilkan karya artistik yang pendekatannya menghibur, bagi stasiun televsi swasta (TV Komersial) diproduksi untuk tujuan bisnis—pendapatan materi dari iklan tujuan dari sebuah program acara televisi. Bisa jadi pula—andai kita adalah manajer program sebuah stasiun televisi—secara pribadi kita sama sekali tidak suka sebuah acara. Namun apa lacur, mayoritas penonton—menurut hasil survey rating—menyukai acara tersebut. Acara yang diminati penonton akan banyak mendapatkan iklan. Secara otomatis keuntungan material bagi stasiun televisi.

Selain TV Komersial yang berorientasi pada pasar, masih ada yang disebut TV Publik dengan orientasi program untuk masyarakat, TV Pemerintah yang berorientasi pada pemerintah, dan TV Komunitas dengan orientasi programnya pada suatu komunitas tertentu.

A. PENGERTIAN PROGRAMMINGSebagai penonton, kita disuguhi berbagai acara televisi dari waktu ke waktu. Acara-acara itu silih berganti, dari pagi sampai malam dan seterusnya. Beberapa stasiun televisi bahkan bersiaran selama dua puluh empat jam dalam sehari, jadi sebetulnya “tidak bisa dilihat” kapan sebetulnya acara tersebut dimulai.

Pengaturan jadwal acara tidak dilakukan begitu saja tanpa perencanaan serta evaluasi setelahnya. Ada proses yang dilalui sehingga tayangan tersebut bisa secara rutin dilakukan stasiun televisi. Yang mengatur itu semua dilakukan di satu bidang atau departemen yaitu Bidang Program/Perencanaan (Programming Department).

Di dalam TV Programming mencakup : Orentasi program; Kebijakan program; Strategi program, yang didalamnya termasuk memantau dan mengkaji

kecenderungan masyarakat dan kompetitor serta mengelola persaingan; Penyusunan pola acara dan kriteria acara; Penetapan sumber program; Pemilihan dan penetapan program; Pengembangan program; Penyusunan acara harian (rundown); Persetujuan produksi;

3

Page 5: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Penilaian bahan siaran; dan Pemantauan siaran.

Lalu apakah yang dimaksud dengan Programming ? Dari sudut penonton, Programming adalah proses penyediaan materi

siaran yang sesuai keinginan dan kebutuhan penonton yang dapat ditonton pada waktu yang paling sesuai bagi mereka;

Bagi stasiun TV, Programming adalah mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan penyiaraannya agar dapat menarik sebanyak mungkin penonton dan bersaing dengan seluruh kompetitor yang ada.

Yang dimaksud ‘waktu yang paling sesuai bagi penonton’ untuk menonton acara TV adalah diluar waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari (seperti diluar waktu kerja, waktu sekolah, tidur dan lain-lain), biasa disebut sebagai Prime Time. Periode Prime Time merupakan waktu yang paling potensial untuk banyak penontonnya dan kesempatan terbesar untuk bersaing dengan stasiun lainnya. Prime Time dapat berbeda-beda untuk setiap negara, dan dapat dikelompokkan atas : Morning Time, Afternoon Prime Time, dan Evening Prime Time.Yang perlu atikan dalam programming antara lain : Jangkauan siaran (nasional atau lokal); Riset penonton (audience research); Penjadwalan (pola waktu masyarakat, target audience dan lain-lain); Isi program; Konteks program; Variasi program; dan Kombinasi terbaik (optimal) antara idealisme dan kepentingan

bisnis/profit.

A.1. TUJUAN PROGRAMMINGSetiap stasiun televisi pasti memiliki pola acara yang terdiri dari

beragam format acara dengan durasi bervariasi. Perencanaan (programming) dibuat dengan maksud untuk : Membuat pola acara kompetitif yang akan menarik banyak penonton—

khususnya sesuai demografi khalayak sasaran—pada tiap mata acara. Menciptakan keseimbangan pola acara—termasuk yang acara komersil—

sesuai kriteria Bidang Pemasaran (Sales Department). Memenuhi keinginan masyarakat—ibarat sebuah kewajiban.

4

Page 6: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Membangun citra positif stasiun televisi di mata penonton.

A.2. STRATEGI PROGRAMMING1. COUNTERPROGRAMMING

Dalam setiap permainan, salah membidik sasaran artinya kekalahan. Hal yang sama berlaku dalam pemrograman televisi. Ambil contoh, kita menjadwalkan acara musik untuk kaum remaja dengan menampilkan band pendatang baru sementara pada saat yang sama stasiun televisi ‘tetangga’ menampilkan band terkenal idola kawula muda. Kecuali kita memiliki sesuatu yang akan menarik banyak animo penonton usia remaja, lebih baik kita mengganti dengan acara lain dengan segmen pasar yang berbeda, misalnya segmen keluarga dengan tayangan komedi. Langkah ini disebut dengan Counterprogramming.

Counterprogramming bisa juga memanfaatkan karakteristik demografis lainnya. Untuk acara yang ditujukan kaum usia tua, bisa dilawan dengan acara yang ditujukan penonton usia muda. Untuk acara yang banyak menarik animo penonton kalangan khusus—misalnya Kick Andy—bisa dilawan dengan acara yang ditujukan untuk kalangan keluarga atau segala umur.

Penentuan khalayak sasaran acara juga menentukan pengiklan. Iklan kosmetik laki-laki—misalnya deodoran—tidak akan dipasang pada acara memasak, meskipun kecil kemungkinan tetap ada mengingat ada juga kaum Adam yang tertarik dengan masak-memasak. Meskipun pemasang iklan tertarik dengan jumlah penonton yang banyak, terkadang mereka juga memperhitungkan faktor demografis penonton sebuah acara. Faktanya, faktor demografis dianggap penting para pengiklan di media massa seperti suratkabar, majalah, televisi, radio, dan internet.

2. STACKINGPenonton televisi memiliki kecenderungan untuk ‘terikat’ dengan

sebuah saluran (channel) televisi yang sedang mereka saksikan meskipun punya alasan kuat untuk pindah ke saluran lain. Jika acara selanjutnya dari sebuah acara yang sedang ditonton adalah sejenis dan ditujukan ke karakter demografi yang sama, maka penonton tidak termotivasi untuk pindah saluran—terlebih jika acara selanjutnya promosinya gencar dan menarik minat penonton. Ingatlah, teknologi remote control menjadikan ‘usia tonton’ sebuah acara sekarang ada di ujung jari penonton.

Misalnya setelah acara ‘X’ dengan rating tinggi diikuti penayangan acara ‘Y’ yang ratingnya lebih rendah. Maka, bisa jadi acara ‘Y’ akan ikut terangkat pamornya melalui apa yang disebut audience flow atau alur

5

Page 7: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

penonton. Ketika sebuah stasiun televisi menjadwalkan sejumlah acara berturutan yang mempunyai kemiripan karakteristik demografi khalayak sasarannya, maka langkah ini disebut dengan Stacking. Ada juga yang menyebut dengan istilah Block Programming. Contohnya, sebuah stasiun televisi menayangkan acara sinetron secara berturutan dengan asumsi akan ‘mengikat’ penonton selama beberapa jam.

3. HAMMOCK EFFECT dan TENTPOLINGSebuah acara baru (atau rating rendah) yang penayangannya

dijadwalkan diantara dua acara populer, audience flow akan cenderung mengangkat acara baru tersebut. Cara ini disebut Hammock Effect.

Penonton televisi memiliki kecenderungan tetap stay tune pada satu stasiun televisi yang menayangkan dua acara populer meski diselingi acara baru (atau rating rendah) daripada berpindah saluran. Meski sebenarnya bisa saja mereka menyibukkan diri dengan aktifitas lain atau pindah ke acara lain (di stasiun lain) yang juga sedang berlangsung. Hal ini tentunya membantu acara baru yang dimaksud untuk mendapatkan tempat di hati penonton dan pada akhirnya menjadi populer.

Teknik ini mirip dengan konsep Tentpoling, yaitu menggunakan acara-acara populer dan sudah mapan yang dijadwalkan pada jam tayang utama untuk mendorong atau menaikkan rating acara-acara lain disekitar jam tayang acara-acara populer dan mapan tersebut.

4. STUNTINGKita sebenarnya sering melihat Stunting—menggunakan program

khusus atau pancingan plot—yang dilakukan stasiun televisi biasanya selama sekitar sebulan (diistilahkan sweeps) untuk menaikkan jumlah penonton dan mengejar rating.

Sebagai contoh, dalam sinetron kita bisa menemukan seorang tokoh utama yang menikah, punya anak, ditembak atau apa sajalah. Pada awal era 90an, diketahui bahwa pernikahan dalam film serial televisi bisa mendongkrak rating acara sekitar 3 (tiga) poin—dan itu sebabnya banyak tokoh dalam drama televisi mendadak menikah.

Teknik stunting lain ialah dengan menampilkan figur terkenal (public figure) dalam suatu episode. Biasanya yang ditampilkan adalah aktor/aktris ternama, tokoh politik, atlet, atau penyanyi. Untuk setiap penampilan orang terkenal tadi biasanya digeber lewat promo (on-air promotion) untuk acara tersebut. Kemudian juga disiapkan satu episode khusus ‘reuni’ yang menampilkan para bintang tamu yang pernah tampil.

6

Page 8: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Sebagai ilustrasi, salah satu teknik stunting paling terkenal yaitu ketika JR—salah seorang karakter penting dalam serial televisi “Dallas”—ditembak oleh orang tak dikenal dan dilarikan ke rumah sakit ketika episode terakhir di salah satu musim (season) akan selesai. Peristiwa tertembaknya JR adalah cara untuk mengikat minat penonton untuk terus mengikuti serial “Dallas” pada musim berikutnya. Selama musim panas, “siapa penembak JR” sangat dirahasiakan dan menjadi misteri. Beberapa versi episode lanjutan dibuat, dan tidak seorang pun tahu pasti versi mana yang akan ditayangkan. Dikabarkan bahwa ada tabloid yang menawarkan enam figur yang mungkin menjadi ‘penembak JR’ sebelum musim selanjutnya dimulai. Ketika serial “Dallas” dimulai kembali, faktanya jumlah penonton serial tersebut di Amerika Serikat lebih banyak jumlahnya daripada jumlah pemilih dalam pemilu Presiden sebelumnya. Selanjutnya barulah diungkapkan bahwa si penembak JR adalah seorang pacarnya, dan JR tetap hidup.

Saat ini kita sering melihat akhir cerita suatu episode pamungkas sinetron yang dibuat menggantung untuk melanjutkan cerita pada musim tayang berikutnya.

B. KARAKTERISTIK ACARA TELEVISIProduksi acara televisi merupakan hasil karya kreatif diantara profesi yang terlibat, dan perpaduan antara kreativitas manusia dengan kemampuan alat yang tersedia, sarana maupun prasarana bersifat teknis atau non-teknis. Awal terciptanya suatu Produksi/Karya berasal dari Ide atau Informasi.a) Informasi yang berasal dari manusia berupa ide/gagasan dapat

menciptakan karya artistik yang bersifat : Keindahan Bersifat fiktif atau non-fiktif Terikat pada moral Menciptakan kepuasan

b) Informasi berasal dari manusia berupa peristiwa, pendapat, realitas, dapat menciptakan karya jurnalistik yang bersifat : Aktual, Faktual Bersifat penting Menarik Aktual menciptakan kepercayaan Menimbulkan rasa ingin tahu Terikat waktu

7

Page 9: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Azas yang perlu diperhatikan dalam memproduksi sebuah acara : 5 W 1 H, yaitu :

What : apa yang akan kita buat Who : siapa objeknya dan acara dibuat untuk siapa When : kapan dibuatnya Where: dimana dibuatnya atau lokasinya Why : mengapa acara dibuat/nilai penting suatu acara How : bagaimana penyajiannya

B.1. JENIS PRODUKSI ACARA TELEVISIPada dasarnya jenis produksi program acara TV terbagi menjadi 2 (dua)

Karakteristik, yaitu :1. Produksi Artistik (Seni - Keindahan) terikat pada kode moral.2. Produksi Jurnalistik (bersifat Penting, Aktual, Faktual dan Menarik) terikat

pada etika, moral dan kode etik jurnalistik (Kode Etik Jurnalistik Wartawan dan UU Pokok Pers No.11 dan 21 th.1998), dan sekarang terikat pada Undang-undang Penyiaran Indonesia No. 31 th.2002, Kode Etik Televisi, serta kebijaksanaan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap memproduksi acara TV (baik acara Artistik maupun Jurnalistik), antara lain :1. Etika = Kaidah / pembatasan bahwa setiap produksi acara TV harus

berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

2. Estetika = Keindahan, batasannya antara lain : Menarik perhatian : hasil produksi dapat disenangi dan dinantikan oleh

penonton. Berkualitas : sesuai dengan standar produksi (SOP) baik kualitas

gambar dan suaranya Baik : isi pesan mengandung tujuan yang jelas (bersifat informatif,

edukatif, komunikatif, persuasif, stimulatif)

PERBEDAAN KARYA ARTISTIK DENGAN KARYA JURNALISTIKKARYA ARTISTIK KARYA JURNALISTIK

Sumber : ide/gagasan Mengutamakan keindahan Isi pesan bisa fiksi dan non-fiksi Penyajian tidak terikat waktu

(perencanaan)

Sumber : permasalahan hangat Mengutamakan kecepatan

aktualitas Isi pesan harus faktual Penyajian terikat waktu

8

Page 10: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Sasaran kepuasan penonton Memenuhi rasa

kagum/menghargai seseorang Improvisasi tidak terbatas Isi pesan terikat pada kode

moral Penggunaan bahasa bebas

(dramatis) Refleksi daya khayal kuat Isi pesan tentang realitas sosial

Sasaran kepercayaan & kepuasan penonton

Memenuhi rasa ingin tahu penonton

Improvisasi terbatas Isi pesan terikat pada kode etik Menggunakan bahasa jurnalistik

(ekonomi kata dan bahasa) Refleksi penyajian kuat Isi pesan menyerap

realitas/faktual

B.2. JENIS FORMAT ACARA SIARAN TELEVISIYang dimaksud dengan Format adalah suatu bentuk atau rupa yang

mempunyai kaidah serta norma-norma tertentu dan yang lazim dipakai. Maka dengan dasar pengertian tersebut, Format acara siaran adalah suatu bentuk yang mempunyai kaidah atau norma tertentu dan yang lazim dipergunakan oleh umum, dimana umum disini adalah organisasi atau lembaga penyiaran.

Perbedaan format acara siaran juga membedakan gaya penulisan dan struktur naskahnya. Hal ini karena disesuaikan dengan batasan atau kaidah yang diberlakukan bagi setiap jenis format acara. Dengan demikian berarti format acara siaran dapat dipandang sebagai kerangka penulisan naskah acara siaran televisi.

Hal tersebut di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan William van Nostran yang menyatakan : “Format adalah suatu metode yang sederhana untuk menyajikan informasi melalui media televisi, dan untuk itu dibedakan antara isi dan gaya. Isi dapat diberlakukan kepada setiap format seperti keinginan si penulis. Sedangkan gaya adalah segi pandangan penulis terhadap materi dan formatnya.”Dari pandangan tersebut, kiranya format acara siaran dapat dipandang sebagai suatu metode penyampaian pesan yang ditulis dengan gaya menurut formatnya, karena itu dapat dipandang sebagai suatu metode maka tentu saja tidak semua format untuk kelompok sasaran.

Pada tabel berikut disampaikan beberapa format acara siaran dengan batasan pengertiannya.

KELOMPOK

ACARAFORMAT U R A I A N KETERANGA

N

9

Page 11: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

BE

RI

TA

Siaran Kata (Naskah)

Siaran monolog dengan bahan yang sudah ditulis dan dibaca secara rileks dan jelas

Talk Script

Siaran Kata (Tanpa Naskah)

Materi siaran tanpa ditulis dan disampaikan secara spontan dan dibawakan secara jelas

Talk Adlib

Komentar/Ulasan (Naskah)

Komentar dengan bahan yang sudah ditulis dan disampaikan sesuai dengan gaya yang meyakinkan

Discription

Laporan/Pandangan Mata

Laporan spontan pada saat suatu peristiwa sedang berlangsung /terjadi

Running/Reportage

DokumenterPenyuguhan suatu topik tertentu dengan narasi sebagai penunjang terhadap gambar yang sudah bercerita

Documentary

Feature

Penyuguhan suatu topik tertentu dengan wawancara, komentar, narasi dan sebagainya yang disajikan secara utuh

Feature

MagazinePenyuguhan bermacam-macam topik dalam suatu paket yang utuh

Magazine

Laporan/BeritaSiaran fakta, peristiwa, kegiatan yang diolah dan disampaikan dengan gaya yang penuh wibawa

Report/News

Pidato (Naskah)Menyampaikan suatu topik atau pemikiran dengan gaya resmi

Speech

SorotanMenampilkan suatu topik secara singkat dan jelas untuk mendapatkan perhatian

Spot

BE

RI

TA Wawancara

Siaran dalam bentuk tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk menggali fakta yang sedang menjadi perhatian masyarakat

Interview

DiskusiPembahasan bersama dengan moderator untuk memperoleh per-samaan pendapat diantara pendapat yang berbeda

Discussion

DialogPembicaraan antara dua pihak atau lebih atas suatu topik untuk saling melengkapi

Dialogue

MimbarAcara dengan mengikutsertakan orang awam dalam suatu diskusi terbuka

Forum

Pendapat Penyajian pendapat Vox Pop

10

Page 12: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Penontonmasyarakat terhadap suatu topik dengan peng-ambilan gambar diluar studio

PE

ND

ID

IK

AN

Cerita LisanBentuk acara dengan bercerita oleh seseorang dalam berbagai gaya dan karakter

Story in Verbal

FragmenCerita yang disajikan dalam bentuk drama singkat dengan atau tanpa dukungan pemain watak

Story Drama

Kuis/Permainan/Perlombaan

Acara dalam bentuk permainan atau perlombaan yang mengikutsertakan pihak luar/penonton

Quiz/Game

Kontak(Peran Serta)

Acara dalam bentuk permainan atau perlombaan yang melibatkan penonton melalui jawaban telepon

Question Box

PeragaanAcara mengenai suatu topik/kegiatan disampaikan dengan peragaan atau gerakan dan sebagainya

Demonstration

KE

BU

DA

YA

AN

Langendrama (Oratorium)

Drama yang disampaikan dengan ketrampilan vokal dengan dipadukan musik, koor, efek suara atau cahaya untuk menyampaikan suatu pesan tanpa pembabakan

Oratorium

DeklamasiPembacaan puisi dengan gerak/ mimik/ ekspresi/ intonasi dengan penghayatan yang dalam dan dapat diiringi musik

Poutry

KE

BU

DA

YA

AN Pantomim

Penyampaian pesan atau cerita melalui gerak/musik/ekspresi tanpa kata

Mimic/Pantomim

Sandiwara Musik

Penyajian sandiwara TV yang diungkap-kan dengan penekanan pada kultur musiknya

TV Play in Music

Sandiwara Tari Penyajian sandiwara TV yang diungkapkan dengan tarian

TV Play in Dance

Sandiwara Komedi

Penyajian sandiwara TV dengan cerita humor

TV Play inEntertainment

11

Page 13: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Drama LaguSuatu bentuk drama yang diungkapkan melalui nyanyian, baik sebagai selingan maupun keseluruhan

Drama in Song

Drama MusikSuatu bentuk drama yang diungkapkan melalui musik, baik sebagai selingan maupun keseluruhan

Drama in Music

Drama CeritaSuatu bentuk drama dengan kisah kehidupan manusia yang diperankan para pemain yang berkarakter

Drama in Story

Drama KomediSuatu bentuk drama dengan kisah berbagai segi kehidupan manusia yang diungkapkan secara humor

Drama inEntertainment

Drama Tari(Sendratari)

Suatu bentuk drama yang diungkapkan dengan tarian

Drama in Dance

HI

BU

RA

N

Penyanyi Tunggal

Penyajian lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi dengan atau tanpa iringan musik

Voice / Singing

Paduan Suara / Kelompok Vokal

Penyajian lagu yang dibawakan oleh lebih dari seorang penyanyi dengan atau tanpa musik

Voice Choir

Instrumental Tunggal

Penyajian musik dengan instrumen tunggal tetapi dapat pula ditunjang musik orkestra

Solo

OrkestraPenyajian acara musik yang disajikan dengan instrumen musik dalam komposisi orkestra

Orchestra

Musik Ansambel

Penyajian acara musik oleh kelompok kecil dalam bentuk musik kamar

Ensemble

Orkes danPaduan Suara

Penyajian hiburan dengan paduan suara dalam bentuk kolosal yang diiringi musik orkestra

Voice

HI

BU

RA

N OperaPenyajian acara musik dalam bentuk cerita yang disajikan secara terpadu antara gerak, nyanyi, dan musik

Story in Singing

Cerita dalam Musik

Penyajian acara musik yang dengan suatu tema cerita tertentu

Story in Music

12

Page 14: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Hiburan Pendek

Penyajian acara musik yang dipadu antara musik dengan narasi dan dapat menyita perhatian penonton dengan cepat

Jingle

Pergelaran Lagu

Penyajian acara pertunjukan konser dengan penyanyi sebagai pemeran yang menonjol

Show in Singing

Pergelaran Musik

Penyajian acara pertunjukan besar dengan grup musik sebagai pemeran yang menonjol

Show in Music

Aneka Ria /Panggung Gembira

Penyajian acara pertunjukan besar yang memadukan berbagai bentuk ketangkasan / ketrampilan / hiburan humor dan musik

Show inEntertainment

Tabel berikut menyajikan format apa yang cocok untuk kelompok sasaran tertentu

Subjek Uraian

Wawancara

Forum

Dokumente

rFeatu

reLangsu

ngMagazi

neDrama

Boneka

Animasi

Lain2

Umum O O O O O O O O O O O

Anak2 O X O O O X

Remaja O O O O O O O O O

Wanita O O O X X O OUsiaLanjut O O O O O O X X O

OrangCacat

X X X X X O

Petani O O O O O O O O O O O

Pelajar O O O O O O O O X X OKaumBeragama

O O O X X O X O

Olahraga O O X O X

Hobi O O O O O OIlmu Pe-ngetahuan

O O O O O O O O O

Keterangan : O = Sangat Bermanfaat X = Sangat Mungkin

13

Page 15: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

C. KHALAYAK SASARANPenonton adalah sasaran dari setiap acara yang disiarkan dan mereka merupakan faktor yang ikut menentukan berhasil tidaknya acara yang telah dibuat. Dari penonton juga sangat diharapkan umpan baliknya (feedback) setelah mengikuti acara tersebut. Dalam masa sekarang beragam cara bisa menjadi saluran penerima umpan balik dari penonton dengan memanfaatkan bentuk dan teknologi komunikasi yang konvensional maupun yang terbaru. Umpan balik yang diberikan penonton selain menjadi bahan koreksi/evaluasi sebenarnya juga bisa memperkaya acara itu sendiri. Bukan tidak mungkin ada hal-hal yang terlewat dari pemikiran Tim Kreatif, dan hal-hal tersebut justru terlintas dalam benak penonton yang telah menyaksikan acaranya.

Sebagai akibat terjadinya komunikasi penyiaran adalah terjadinya hubungan penyiaran dengan khalayak. Hubungan ini akan melibatkan individu, kelompok, serta lapisan dalam masyarakat dengan berbagai karakteristik demografis. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti saat ini memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi dengan kelompoknya atau antar kelompok mereka. Pada akhirnya hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri. Dengan meningkatnya kepercayaan diri dapat mengakibatkan mudahnya menerima rangsangan-rangsangan dari luar, sehingga semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan didalam kehidupan mereka. Disamping itu juga semakin meningkatkan wawasan hidup sehingga akan memperluas bidang kegiatan.

Kondisi demikian tentunya akan menjadi tantangan berat bagi Produser atau Tim Kreatif untuk dapat merencanakan program siaran sebaik-baiknya. Dalam arti dapat memberikan sugesti, imajinasi, serta membangkitkan emosi positif bagi penonton. Dengan kondisi khalayak seperti uraian di atas, maka penonton televisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Jumlahnya banyak; Saling tidak mengenal kecuali mereka yang diorganisasikan; Heterogen; Sebagian besar tidak diorganisasikan; Tidak dikenal dan mengenal pengirim pesan (komunikator); Sebagian tidak dapat memberikan umpan balik secara langsung.

Karena heterogenitasnya khalayak sasaran bisa dibagi-bagi dalam segmen-segmen tertentu dengan maksud supaya setiap segmen dalam kondisi selera, keinginan, serta kebutuhan yang mendekati sama.Pembagian segmen khalayak disusun menurut :

14

Page 16: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

a) Usia kependudukan, meliputi Usia Pra Sekolah, Usia Sekolah Dasar, Usia Sekolah Menengah, Usia Remaja, Usia Dewasa dan Tua;

b) Jenis kelamin dari semua kelompok umur;c) Lokasi dan Tempat tinggal, meliputi Daerah Pedesaan, Daerah

Perkotaan, dan Daerah Metropolitan;d) Pekerjaan, misalnya Petani, Politikus, Pekerja Penyuluhan, Guru, Ibu

rumah tangga, Anggota perhimpunan, Pelajar-Mahasiswa, Penganggur, Pengusaha, dan sebagainya;

e) Kelompok sosial;f) Kepentingan rekreasi, misalnya kelompok Artis, kelompok Peserta

Olahraga, kelompok Penonton Olahraga, kelompok Hobi, kelompok Pemburu Kesantaian;

g) Kelompok Suku dan Kelompok Bahasa, diantaranya kelompok Pemakai Bahasa Daerah, kelompok Satuan Suku Bangsa.

Meski khalayak penonton telah dibagi-bagi dalam segmen tersebut, tidak berarti tertutup kemungkinan bagi pembuatan acara yang bersifat umum, dalam arti diperuntukkan semua segmen. Dengan demikian pembuatan acara sasarannya dapat dibagi kedalam 2 (dua) arah, yaitu :

1. Untuk khalayak terbatas menurut segmentasinya yang disebut Target Group;

2. Untuk khalayak umum yang disebut sebagai Target Audience.

Selain itu Tim Kreatif maupun Produser harus pula memperhatikan karakteristik individu penonton. Penting diingat, bahwa penonton televisi bersifat individual, berbeda dengan penonton bioskop yang merupakan crowded audience yang dengan sengaja meluangkan waktu dan berkehendak membeli karcis. Penonton televisi meskipun dengan tekun memperhatikan acaranya tetapi pada saat tertentu akan meninggalkan tempatnya, dan nanti pada saatnya juga akan kembali menonton. Artinya, penonton televisi memiliki kebebasan psychological independent.

Dengan kondisi secara individual penonton televisi seperti di atas, Robert K. Avery menyatakan bahwa individu dalam menerima pesan dari media massa akan memberikan reaksi dengan berbagai cara terhadap pesan-pesan tersebut. Robert K. Avery mengklasifikasikan penonton televisi sebagai berikut :

1. SELECTIVE ATTENTIONMasing-masing individu hanya akan memilih acara yang menarik minatnya saja, hal ini termasuk item-item berita.

15

Page 17: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

2. SELECTIVE PERCEPTIONMasing-masing individu akan menafsirkan sendiri pesan-pesan yang diterimanya melalui media massa.

3. SELECTIVE RETENTIONMasing-masing individu akan mengingat apa yang ingin diingatnya saja.

Dari pendapat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan akan diterima oleh masing-masing individu berdasarkan kepentingannya. Demikian pula pesan-pesan tadi akan ditafsirkan serta diingat oleh masing-masing individu sesuai dengan makna kepentingan masing-masing. Walaupun peristiwanya sama, orang akan menanggapinya berbeda-beda sesuai keadaan dirinya.

Secara psikologis dapat dikatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik persoalannya. Dalam Ilmu Komunikasi dikatakan bahwa pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Jelaslah bahwa tidak mudah membuat sebuah acara televisi, karena disamping prosesnya yang panjang juga harus memperhatikan dengan cermat berbagai aspek yang terkait termasuk khalayak sasarannya.

D. RATING, SHARE, HUTS dan CPMRating, Share, HUTS dan CPM adalah faktor-faktor penting dalam menentukan (determining) kesuksesan sebuah acara atau iklan. Empat istilah ini—terutama Rating—sangat populer dalam industri pertelevisian. Sebenarnya sejumlah kritik sudah pernah dimunculkan untuk mengkritisi metode yang digunakan dan objektifitas hasil yang dipaparkan selama ini oleh lembaga survei yang membuat dan merilisnya. Tetapi apa mau dikata, suka atau tidak suka rating telanjur menjadi kesepakatan bersama dan dipergunakan sebagai tolok ukur didalam industri televisi. Perhatikan diagram berikut ini :

16

Page 18: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

D.1. RATINGAdalah persentase dari jumlah rumah tangga (households) yang

menonton sebuah acara televisi dari jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki TV dalam sebuah area tertentu. Pada contoh diagram diatas, 500 rumahtangga menonton acara “A” dari 2800 rumahtangga yang memiliki TV. Dengan membagi angka 500 dengan jumlah Rumah Tangga Responden (1200+800+500+300=2800) maka kita akan mendapatkan persentase: 17,86. Jadi, rating acara “A” adalah 18.

Karena rating adalah istilah yang sudah dalam persentase, maka tidak perlu diucapkan “persen”, namun cukup 18. Dengan menggunakan cara yang sama, maka rating acara “B” adalah 11.

D.2. SHAREAdalah persentase dari rumahtangga yang menyetel TV yang

menonton acara Anda. Pada contoh diatas, acara “A” = 500 dibagi (800+500+300=1600) dan kita akan mendapatkan angka 31 sebagai share penonton acara “A”. Share untuk acara “B” adalah 18,75 atau 19.

D.3. HUTS (Homes Using Television)Dari contoh diatas, 1600 (800+500+300) mewakili HUTS dari seluruh

rumahtangga penonton TV dalam area tertentu. Dalam kasus ini HUTS= 57% (1600/2800).

D.4. CPMCPM atau Cost per-thousand (bukan million!). Ketika hendak

mempertimbangkan biaya yang efektif untuk menjangkau konsumen potensial, penting untuk bisa membandingkan media possibilities. Untuk

17

Page 19: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

menentukan CPM atau Cost per million bagilah biaya iklan dengan jumlah khalayak yang dijangkau (dalam jutaan). Jika sebuah iklan radio bernilai $100 dan menjangkau 50.000.000 orang maka CPM-nya $2 , yaitu 100/50.000.000. Catatan : coretlah enam angka nol dari 50.000.000 karena kita menghitung dalam jutaan.

18

Page 20: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 2PERENCANAAN ACARA

A. IDE DAN PENGEMBANGANNYASebuah acara bertitik tolak dari munculnya sebuah ide, sebuah cetusan perasaan karena adanya sesuatu yang merangsang. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa ide merupakan : Suatu konsep pemikiran yang mempunyai kerangka dan tujuan; Khayalan atau keinginan yang timbul dari kata hati; Pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.Dari ketiga pendapat di atas kiranya hanya pendapat terakhir yang sesuai dengan apa yang disampaikan di atas yaitu bahwa ide tumbuh karena adanya rangsangan tertentu. Dari rangsangan itu kemudian berubah menjadi suatu konsep pemikiran tertentu.

Sebagai ilustrasi, setelah melihat kenyataan seorang PNS yang mengabdi 25 tahun mendapatkan penghargaan, sementara guru-guru yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun namun tidak pernah terbetik kabar ada diantara mereka yang menerima penghargaan tersebut. Dari situ Tim Kreatif tersentuh hatinya lalu muncul sebuah ide membuat acara yang bersifat protes sosial dengan mengungkap antara harapan dan kenyataan.

Acara itu mempunyai tujuan tertentu, dan dari tujuan tersebut yang akan menentukan ada atau tidaknya suatu pesan. Seandainya acara dimaksudkan mencari dukungan, maka isinya diarahkan untuk mempengaruhi pendapat umum, sehingga acara tadi akan berubah menjadi sebuah acara yang sugestif. Lain halnya jika acara diarahkan untuk mengembangkan daya kritis penonton, maka acara tadi akan memuat tema yang dengan dukungan data dan fakta yang ada diolah menjadi sebuah acara yang lebih terbuka dan objektif.

Sebuah acara yang mengembangkan sikap kritis lebih relevan dalam menjalin dan menghidupkan komunikasi horisontal, dan lebih bernilai pendidikan dalam arti sebenarnya. Sementara acara yang mempengaruhi membuat orang statis dan konsumtif, sehingga menciptakan sifat ketergantungan dan menghambat kreativitas.

Bertitik tolak dari pemikiran data dan fakta harus diungkapkan, maka dalam pembuatan acara yang mengembangkan sikap kritis mutlak diperlukan suatu riset. Sangat diperlukan ketajaman dan kepekaan Tim Kreatif dalam mengurai suatu kejadian dalam masyarakat dan mendudukkan pada proporsi yang tepat.

19

Page 21: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Pencarian ide itu sendiri ibarat dua sisi mata uang, menyenangkan dan membingungkan. Sering dikatakan bahwa sekarang ini tidak ada lagi hal yang baru, semua serba daur ulang. Kebuntuan dalam berpikir kreatif untuk mencari ide segar kadangkala diselesaikan dengan cara jalan pintas, yaitu menjiplak acara yang sudah ada, meskipun masih ada cara yang lebih elegan yaitu adaptasi. Sesuatu yang inovatif lebih mudah ditemukan dan lebih bisa diterima khalayak. Misalnya saja melakukan modifikasi terhadap personifikasi seorang pembawa acara seperti dalam acara “Empat Mata” yang ‘berganti baju’ menjadi “Bukan Empat Mata”.

Untuk mendapatkan ide menarik diantaranya bisa dengan : Melakukan pengamatan terhadap kata-kata. Membuat ide yang pertama

kali muncul adalah judul ide itu sendiri. Judul mewakili merk, yang semakin sederhana semakin mudah diingat dan semakin mudah dijabarkan. Penggunaan kata-kata yang tepat akan memudahkan ide diingat khalayak. Ambil contoh “Opera Van Java”, “Ala Chef”, “Wisata Kuliner”.

Menggabungkan 2 (dua) kata atau lebih sehingga menghasilkan makna baru. Ini rumus utak-atik atas ide beberapa kata unik yang dikumpulkan. Ketika kata-kata tersebut digabungkan akan ditemukan makna baru yang sekaligus menarik, misalnya “Swara Liyan”, “Sentilan Sentilun”.

Ide adalah karakter. Banyak yang menemukan judul berdasarkan nama karakter, misalnya “Bajaj Bajuri”, “Si Doel Anak Sekolahan”, “Mata Najwa”.

Ide adalah nama tempat. Nama-nama tempat yang asli atau hanya imajinasi bisa menjadi judul yang menarik, misalnya “Beverly Hills 90210”, “21st Jump Street”, “Sesame Street”.

Mencari inspirasi dari media massa lain seperti surat kabar, radio, majalah, internet, atau perpustakaan. Media adalah sumber inspirasi dan ide yang sangat membantu untuk mendapatkan berbagai macam ide.

Mengubah cara pandang. Andaikata menemukan sebuah situasi atau suatu hal yang menarik dalam jangkauan pandangan tertentu, cobalah mengubah cara melihatnya. Dengan mengubah posisi, jarak, waktu, dan sudut penglihatan, maka akan dihasilkan berbagai macam visualisasi yang berbeda. Dengan visualisasi yang berbeda akan menghasilkan ide yang juga beragam. Ambil contoh, seorang lajang sekarang bisa mencari jodoh lewat tayangan televisi “Take Me Out” ataupun “Take Him Out”.

20

Page 22: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Untuk membuat agar sebuah ide yang sepertinya biasa-biasa saja atau sepele menjadi luar biasa bisa dilakukan dengan memodifikasi beberapa elemen pembantunya ketika ide itu dilaksanakan.Elemen pembantu sebuah acara televisi adalah : Kostum atau pakaian pengisi acara (Wardrobe) yang dibuat menarik untuk

menunjang jalannya acara; Latar (Background) sangat membantu memperkuat acara. Penonton tidak

bisa disuguhi tata panggung dan latar yang statis. Oleh karenanya set-set yang atraktif dan imajinatif perlu dibuat;

Properti (Property) yaitu elemen tambahan yang berupa hiasan, alat bantu, dan benda-benda lain yang bertujuan membantu menghiasi set atau panggung sekaligus menjadi alat bantu untuk mempermudah produksi.

B. PERENCANAAN PRODUKSI ACARA TELEVISITelevisi dilahirkan sebagai media massa yang bergerak pada ranah hiburan. Sejalan perkembangan dan perubahan zaman, dunia televisi juga berkembang dan berubah. Melalui layar kaca masyarakat tidak hanya disuguhi beragam acara hiburan, namun juga informasi dan olahraga.

Secara garis besar produk acara televisi dapat dibagi dua, yaitu acara karya artistik yang bersifat non-faktual dan acara berita yang bersifat faktual.Prinsip acara karya artistik/non-faktual/non-berita adalah lebih menitikberatkan pada hal yang bersifat artistik (motivasi, tujuan yang berkaitan dengan pemenuhan keindahan/estetika serta etika sesuai dengan tuntutan skenario/naskah cerita). Ruang lingkupnya bersifat hiburan atau entertainment seperti drama, sinetron, FTV, acara musik, reality show, dan sebagainya yang kini banyak diproduksi oleh PH.Prinsip acara karya faktual/ berita adalah lebih menitikberatkan pada hal yang bersifat permasalahan hangat atau aktual, menyerap realitas atau faktual untuk memuaskan rasa ingin tahu serta menumbuhkan kepercayaan dan kepuasan penonton.

Tahapan penayangan acara televisi sangatlah panjang, namun pada dasarnya terdiri atas :1. Perancangan Program2. Pra Produksi3. Produksi4. Pasca Produksi

21

Page 23: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

5. Tahap Penyiaran6. Siaran7. Evaluasi

Pada tahapan Pra Produksi dilakukan kegiatan perencanaan atau sebagai tahap persiapan awal. Pada tahapan Rehearsal dan Set Up dilakukan kegiatan setting peralatan, pembuatan dekorasi/properti dan pendukung lainnya, latihan camera work, blocking pemain, serta general rehearsal. Tahapan Produksi adalah pelaksanaan shooting di lapangan. Sedangkan tahapan Pasca Produksi yang merupakan penyelesaian produksi diisi kegiatan editing, dubbing, pemberian ilustrasi/musik latar, mixing, titling, preview dan revisi.

Tujuan akhir semua proses diatas adalah terciptanya paket produksi yang dihasilkan dengan sentuhan Rasa (taste)—Pengalaman (experince)—Mood untuk memberikan kepuasan kepada pemilik, pengguna, dan juga penikmat hasil produksi tersebut dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin.

Untuk membuat sebuah acara televisi (berita maupun non-berita) diperlukan tahapan produksi yang secara umum sebagai berikut : 1. PERANCANGAN PROGRAM (DEVELOPMENT )

Pencarian ide (Idea) Penentuan sasaran (Audience/Channel target) Pengembangan (Development/Treatment) Penentuan tokoh/karakter (Develop characters) Pengembangan adegan (Develop scenes) Pengembangan treatment (Develop script outline or treatment) Diproduksi sendiri atau membeli produk jadi (In-house Production or

Production company) Penulisan naskah lengkap (Write full script) Perencanaan kebutuhan kerabat kerja/kru produksi (Commissioning)

2. PRA-PRODUKSI Pemilihan pemeran (Casting) Perencanaan set (Set design) Perencanaan pencahayaan (Lighting design) Penentuan kerabat kerja/kru produksi (Recruit production crew) Pemilihan lokasi (Choose locations) Pengadaan/pembelian properti (Buy props)

22

Page 24: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Persiapan kostum dan tata rias (Costumes & Make Up) Naskah jadi (Final script)

3. PRODUKSI Latihan diluar lokasi (Off-site rehearsal) Pengambilan gambar lokasi (Location filming) Latihan studio (Studio rehearsal) Rekaman studio (Studio recording)

4. PASCA PRODUKSI Penyuntingan gambar (Editing pictures) Penyuntingan suara (Editing sound) Penambahan grafis (Adding graphics) Pengisian suara dan pengecekan akhir (Dubbing & Grading) Hasil akhir (Final cut)

5. PENYIARAN Promosi (On air promotion & press) Pemasaran (Marketing) Penayangan (Transmission) Evaluasi & Monitoring

B.1. TAHAP PERANCANGAN PROGRAM & PRA PRODUKSIPada tahapan ini aktifitas dimulai dengan mengumpulkan ide baik

internal maupun eksternal sampai menjadi sebuah desain program untuk mengisi atau sebagai masukan pada Pola Dasar yang memuat judul, kriteria serta format program. Tujuannya untuk mendapatkan sebuah desain program yang tentu saja yang menarik serta memenuhi kebutuhan khalayak/penonton. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini yaitu :

1. Mengumpulkan Ide;2. Merancang Program;3. Mempelajari & Mengembangkan Ide untuk Rancangan Program;4. Mengkaji Program;5. Menganalisis & Menilai Rancangan Program, yang nantinya disetujui

atau mungkin ditolak menjadi Desain Program.

23

Page 25: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Dari tahapan ini akan diperoleh : Jenis Program, Ide Program, Desain Program, serta Persetujuan.

Setelah ide sudah dapat dan target audience sudah jelas berikutnya treatment acara sudah bisa mulai digarap. Secara detil sebetulnya ini merupakan salah satu tahap dalam membangun sebuah naskah. Treatment berisi deskripsi yang jelas tentang lokasi,waktu, pemain, adegan dan properti.Langkah penulisan sebuah program acara televisi biasanya terdiri dari :

Merumuskan Ide Riset Penulisan Outline Penulisan Sinopsis Penulisan Treatment Penulisan Naskah Draft Review Naskah Naskah akhir/final

Untuk penentuan tokoh/karakter (Develop characters), karakter disini berhubungan dengan para cast atau pemain—termasuk pembawa acara—dalam acara televisi yang akan dibuat. Pencarian karakter tertentu dilakukan oleh sebuah bagian (Casting Departement) atau bisa dilakukan oleh Produser dan Pengarah Acara (PD). Beberapa PH dan stasiun televisi terkadang hanya melibatkan PD serta Tim Kreatif dalam pencarian pemain serta pengisi acara televisi.

Akan ada sedikit perdebatan ketika kita membicarakan kru sebuah acara televisi, karena ada beberapa perbedaan sistem manajemen antar stasiun televisi serta karakter kru produksi. Hal ini terjadi karena sangat tergantung dari, apakah sebuah produksi tersebut dibuat oleh stasiun televisi sendiri (in house production), besar kecilnya stasiun televisi serta PH, jenis acara televisi, dan banyak hal lain yang menjadi faktor perbedaan tersebut. Biasanya semakin besar stasiun televisi serta PH, maka semakin detil atau semakin lengkap kru yang terlibat di produksi tersebut. Pada intinya kru yang disusun bisa disesuaikan dengan kebutuhan sebuah produksi acara televisi itu sendiri.

Pra Produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi. Pada tahap ini merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Makin baik sebuah perencanaan produksi maka akan memudahkan nantinya dalam produksi. Ketika tahap ini terlewati maka sebenarnya sudah tujuh puluh lima persen tahapan keseluruhan produksi.

24

Page 26: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Pada rapat perencanaan produksi tahap awal, Produser sebagai orang yang bertanggungjawab atas keberlangsungan suatu produksi, memaparkan konsep acara yang sudah disepakati sebelumnya bersama Tim Kreatif. Di pertemuan berikutnya, masing-masing penanggung jawab memaparkan segala persiapan, dari mulai Art Director yang bertanggungjawab atas keseluruhan tampilan studio atau panggung. Program Director atau Pengarah Acara menjelaskan shooting breakdown serta treatment yang sudah dibuat sebelumnya. Rapat Perencanaan Produksi (Production Planning Meeting) bisa dilakukan beberapa kali, intinya semua kru yang terlibat harus paham betul tentang :

1. Konsep acara;2. Tujuan acara; dan3. Sasaran yang ingin dicapai.

Tujuan Ideal : media televisi adalah salah satu media yang ampuh dalam setiap pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, setiap mata acara yang disiarkan harus dipertimbangkan dari dampak baik-buruk yang ditimbulkannya untuk kepentingan negara dan bangsa.

Tujuan Material : penyelenggaraan suatu siaran televisi sangat memerlukan dana yang besar, untuk itu sebaiknya setiap stasiun penyiaran dapat dukungan dari sponsor.

Naskah dalam acara televisi tidak boleh diabaikan karena merupakan acuan dalam kegiatan Produksi. Naskah merupakan tulisan pengembangan dari Sinopsis dan Treatment serta merupakan alur isi cerita dari awal hingga akhir, lalu diterjemahkan kedalam bahasa gambar-suara, ditulis sudah sangat rinci dan sistematis/kronologis. Naskah juga menjadi alur cerita sebagai petunjuk bagi kru untuk menginterpretasikan kedalam bahasa gambar dan suara.Ada 3 (tiga) jenis Script :

1. Full ScriptDalam skrip ini terdiri atas : Preliminary script/draft/outline script. Rehearsal script. Skrip ini digunakan untuk persiapan di studio

ketika mulai latihan. Dalam skrip atau naskah ini sudah tercantum secara detail tentang setting, karakter, dialog, dan adegan.

Camera script. Sebuah skrip yang sudah mengalami revisi, yang terdiri atas kamera dan audio, cue, transisi, perubahan set.

25

Page 27: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Full script bukanlah harga mati karena bisa saja di lapangan akan ada perubahan-perubahan yang mungkin tidak terlalu signifikan. Dalam acara tertentu full script menjadi keharusan.Full script diperlukan pada saat : Ketika dialog pengisi acara (talent) harus benar-benar mengikuti

teks, hal ini bisa dipejari terlebih dahulu oleh talent, atau untuk acara tertentu semisal pembawa acara olahraga bisa membaca terlebih dahulu di teleprompter atau skrip yang sudah tersedia;

Ketika mengharuskan adegan secara detil, misalnya perpindahan talent dari satu posisi ke posisi lainnya. Ini juga untuk mempermudah cameraman dalam pengambilan gambar;

Ketika acara tersebut memerlukan sisipan visual yang harus ditayangkan;

Ketika durasi waktu harus benar-benar dijaga.

Biasanya full script ini akan diperlukan dalam acara berita, drama, spot program/iklan maupun sitkom. Ketika dialog dan adegan dilakukan secara spontan, tentu saja tidak bisa mengunakan konsep ini.

2. Semi ScriptUntuk acara-acara tertentu seperti, dialog, variety show, kuis, biasanya hanya menggunakan outline scripts. Dalam outline ini hanya mencakup apa yang harus dilakukan oleh talent/pengisi acara, fasilitas yang digunakan, serta visual.

3. Un ScriptDigunakan untuk berita dan dibuat setelah melihat gambar yang ada. Skrip ini untuk menjelaskan atau menguatkan informasi gambar, memakai narasi dengan menggunakan gaya bahasa serta disinkronkan.

Membangun sebuah set di studio bisa saja dilakukan berbarengan dengan proses pra produksi lainnya, dan sebagai acuan bisa melihat time schedule yang sudah dibuat oleh Produser. Art Director sebagai kepala di Bagian Artistik dibantu oleh kru yang terdiri atas Pembangun Set (Set Builder), Properti (Props Master), Tukang Cat (Painter).Setting acara televisi memiliki beragam panggung/set yang harus memiliki dan memperhatikan :

Set Artistik, set sangat bergantung dari jenis dan tujuan acara; Mekanisme panggung (Staging Mechanic);

26

Page 28: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Desain harus cocok dengan kebutuhan shot serta harus memperhatikan dimana letak kamera, lighting, serta sound system;

Karakteristik kamera video yang akan berpengaruh pada tone serta warna.

B.2. TAHAP PENYIARANMerupakan tahapan menyiarkan program yang sudah dibuat yaitu

program yang siap siar sesuai dengan pola acara terpadu serta pola acara lokal. Tujuannya untuk menyiarkan program televisi yang sudah siap siar/on airing.Dalam tahapan penyiaran hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan antara lain : Format bahan layak siar; Kualitas teknis bahan layak siar; Kualitas program bahan layak siar.

Untuk memenuhi bahan layak siar diperlukan penyimpanan khusus materi siaran yang berbentuk perpustakaan/library bahan siar yang akan : Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan siaran; Menerima, menyimpan, dan menyerahkan bahan layak siar berikut

dengan data pendukung; Menyiapkan pita bahan siaran yang baru/blank tape sesuai format yang

ditetapkan.Tahap Penyiaran sendiri terdiri atas : Penilaian Bahan Siaran; Penyiaran; Penonton; Evaluasi & Monitoring.

Bisa dikatakan penyiaran merupakan kegiatan menyiarkan bahan layak siar, terdiri atas: Mengumpulkan database program; Menyusun urutan acara/rundown; Mengesahkan rundown; Mendistribusikan rundown; Menyiapkan bahan siaran; Otomasi data program (check display logger data); Menyelenggarakan siaran;

27

Page 29: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Relokasi bahan siaran.

B.3. MONITORING DAN EVALUASI Merupakan kegiatan mengamati dan menilai penyiaran sebagai internal

control terhadap kegiatan penyiaran dengan tanggung jawab sebagai berikut : Mengamati jalannya penyiaran; Menilai mutu penyiaran; Mengevaluasi masukan yang diterima dan meneruskan kepada setiap

fungsi terkait.

C. DESAIN PROGRAM ACARATahapan produksi program acara tidak sekadar menentukan content dan bagaimana mengemas acara. Lebih dari itu, diperlukan sebuah desain produksi agar realisasinya sesuai dengan konsep sekaligus sebagai pegangan atau panduan dalam tahap produksi. Untuk itulah diperlukan adanya sebuah desain produksi. Dalam desain produksi tercantum hal-hal sebagai berikut :

Deskripsi Program ; berisi Judul atau Nama Program, Format Program, Karakteristik Program, Jam Penayangan, Durasi, Segmentasi Khalayak, dan Tema;

Latar Belakang Tujuan Sinopsis Treatment Rundown Naskah

Deskripsi program merupakan gambaran umum tentang acara yang akan dibuat. Didalamnya bisa diketahui judul atau nama acaranya, apa formatnya, bagaimana teknis produksinya (indoor atau outdoor, live atau taping), kapan ditayangkan, berapa lama acara tersebut tayang, siapa sasarannya, dan apa tema yang diangkat.

Latar belakang berisi tentang alasan atau argumentasi mengapa acara tersebut perlu dibuat. Tujuan pembuatan acara bisa beragam, mulai dari

28

Page 30: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

memberikan pengetahuan atau informasi, memberikan hiburan, memberikan sudut pandang baru, atau memberikan nilai-nilai edukasi.

Sinopsis berupa ringkasan atau sekilas gambaran acara. Seperti apa acara itu akan berjalan, siapa pembawa acaranya dan bagaimana gaya atau cara dia membawakan acara, atau siapa saja yang bisa menjadi narasumber atau bintang tamu. Disamping itu juga diungkapkan kapan dan bagaimana penayangan acaranya (isi/content).

Treatment berupa garis besar jalannya acara yang berisi adegan-adegan (visual) dan durasi setiap adegan tersebut. Mulai dari color bar (jika taping) atau opening tune (jika live) hingga credit title dan logo produksi. Secara lebih detil treatment dituangkan dalam bentuk rundown acara yang akan menjadi pegangan setiap kru dalam tahap produksi.

Naskah bisa hanya merupakan garis besar (outline) tentang apa saja yang nantinya perlu disampaikan atau diucapkan oleh pembawa acara. Hal ini perlu ditulis tidak sekadar disampaikan secara lisan kepada pembawa acara untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu. Naskah boleh juga dilengkapi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

D.RUNDOWN / RUNNING ORDERSebuah acara—sekalipun acara perayaan ulang tahun—pasti memiliki urutan acara. Tujuan urutan acara antara lain : membantu kelancaran jalannya acara, mengetahui apa dan siapa yang akan ditampilkan dalam rangkaian acara, memudahkan fungsi kontrol persiapan poin acara yang akan ditampilkan, memberikan gambaran singkat namun jelas terhadap acara itu sendiri.

Dalam dunia penyiaran urutan acara dikenal dengan istilah Rundown atau ada juga yang menyebut dengan istilah Running Order. Rundown akan menjadi pegangan setiap kru yang terlibat secara langsung dalam proses produksi sebuah acara. Meskipun dijumpai adanya perbedaan format atau bentuk rundown, namun pada dasarnya setiap rundown memuat keterangan atau informasi tentang : Nama atau judul program (Programme Identity / Programme Title) Keterangan waktu produksi dan penayangan Jumlah segmen (Segment / Seg.) Adegan yang ditampilkan (Content / Subject) Subjek pelaku (Cast)

29

Page 31: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Lokasi (Location / Loc.) Input audio dan video (termasuk telop/ titling / template) Durasi acara, durasi tiap adegan dan segmen, serta durasi kumulatifnya Waktu siar (Run Time) Catatan (Remarks)

Terkadang untuk input Audio dan Video ada juga yang menyatukan dalam satu kolom berjudul “Source”. Demikian juga untuk template ada pula yang menyebut atau memasukkannya dalam kolom “Graphic Structure”, termasuk semua tampilan grafis semisal diagram, tabel, atau ilustrasi visual 3D. Beberapa grafis, misalnya ilustrasi 3D atau Credit Title berupa animasi file video, playback-nya dari VTR atau komputer grafis.

Pada halaman berikut akan diberikan dua contoh rundown sebuah acara. Yang perlu diperhatikan, untuk sebuah produksi taping akan sedikit berbeda dengan rundown live. Misalnya pada sebuah rundown taping kolom Run Time bisa saja dikosongkan dengan asumsi menunggu penjadwalan acara menurut pola acara. Sebaliknya seumpama acara tersebut sudah rutin dan jelas penjadwalannya maka Run Time ada baiknya diisi lengkap.

Untuk durasi Opening Billboard / OBB (ada juga yang menyebut dengan istilah Opening Tune) kemudian Commercial Break, dan Credit Title sangat relatif tergantung kebiasaan di masing-masing stasiun televisi. Rata-rata durasi OBB antara 15-20 detik, untuk Bumper In dan Bumper Out masing-masing sekitar 5 detik. Sekiranya acara yang diproduksi tidak ada jeda iklan, maka sebagai pengganti Bumper In – Bumper Out bisa digunakan Bridging yang merupakan jeda atau penanda pergantian segmen, dengan durasi sama dengan Bumper In / Bumper Out.

Untuk kolom Location/Loc. Sekiranya acara tidak menggunakan lebih dari satu set maka cukup ditulis Studio untuk menyebutkan lokasi acara. Jika acara menggunakan lebih dari satu set maka perlu diketahui set mana yang merupakan panggung utama (Main Stage) dan mana yang merupakan panggung pendukung (Second Stage).

30

Page 32: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Contoh rundown :Pr

oduc

er

: ……

……

……

……

……

.Pr

og. D

irect

or :

……

……

……

……

......

...

F

D :

……

……

……

..

REM

AR

KS

OB

BH

ost m

embu

ka a

cara

Hos

t men

gena

lkan

tale

nt

Bum

per O

ut

Bum

per I

nS

esua

i lis

t per

tany

aan

Bum

per O

ut

Bum

per I

nS

esua

i lis

t per

tany

aan

Hos

t men

utup

aca

ra

Cre

dit T

itle

RU

N T

IME

16:0

0:00

16:0

0:15

16:0

3:15

16:0

4:45

16:0

4:50

16:0

5:50

16:0

5:55

16:2

0:55

16:2

1:00

16:2

2:00

16:2

2:05

16:2

9:05

16:2

9:35

DU

R.

0:00

:15

0:03

:00

0:01

:30

0:00

:05

0:04

:50

0:01

:00

0:00

:05

0:15

:00

0:00

:05

0:15

:10

0:01

:00

0:00

:05

0:07

:00

0:00

:30

0:00

:25

0:08

:00

0:28

:00

0:02

:00

0:30

:00

Dur

atio

n : 2

8’

VID

EO

VTR

Tem

p. H

ost

Tem

p. T

alen

t

VTR

TOTA

L D

UR

ASI

SEG

MEN

T I

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

VTR

Tem

p. T

opik

Tem

p. T

alen

t

VTR

TOTA

L D

UR

ASI

SEG

MEN

T II

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

VTR

Tem

p. T

opik

Tem

p. T

alen

tTe

mp.

Hos

tC

G.S

crol

l

TOTA

L D

UR

ASI

SEG

MEN

T II

ITO

TAL

DU

RA

SI A

LL S

EGM

ENTS

TOTA

L D

UR

ASI

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

STO

TAL

DU

RA

SI A

CA

RA

(ALL

SEG

MEN

TS +

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

S)

Prod

uctio

n D

ate

: 29

Febr

uari

2013

Bro

adca

st D

ate

: 29

Feb

ruar

i 201

3

AU

DIO

VTR

LIV

E

LIV

E

VTR

VTR

LIV

E

VTR

VTR

LIV

E

LIV

EP

B J

ingl

e

LOC

.

VTR

Stu

dio

Stu

dio

VTR

VTR

Stu

dio

VTR

VTR

Stu

dio

Stu

dio

CG

CA

ST

VTR

Hos

t

Hos

t & ta

lent

VTR

VTR

Hos

t & T

alen

t

VTR

VTR

Hos

t & T

alen

t

Hos

tC

G

Prog

ram

me

Title

: C

UR

CO

L

SUB

JEC

T

Ope

ning

Tun

e / O

BB

Ope

ning

Hos

t int

rodu

ksi t

alen

t

BU

MP

ER

OU

T

BU

MP

ER

INH

ost –

Tale

nt b

erta

nya

jaw

ab

BU

MP

ER

OU

T

BU

MP

ER

INH

ost –

Tale

nt b

erta

nya

jaw

abC

losi

ngC

redi

t Titl

e

NO

.

1 2 3 4 4 5 6 7 8 9 10

SEG I II III

31

Page 33: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Contoh rundown :

Prod

ucer

: …

……

……

……

……

….

Prog

. Dire

ctor

: …

……

……

……

……

....

F

D :

……

……

……

....

…..

TOTA

L D

UR

.

0:04

:50

0:20

:00

0:28

:00

0:30

:00

CU

MU

L.

DU

R.

0:04

:50

0:15

:10

0:08

:00

DU

R.

0:00

:15

0:03

:00

0:01

:30

0:00

:05

0:01

:00

0:00

:05

0:15

:00

0:00

:05

0:01

:00

0:00

:05

0:07

:00

0:00

:30

0:00

:25

TOTA

L D

UR

ASI

(ALL

SEG

MEN

TS +

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

S)

GR

APH

IC S

TRU

CTU

RE

Ani

mat

ion

Tem

p. H

ost

Tem

p. T

alen

t

VTR

VTR

VTR

Tem

p. T

opik

Tem

p. T

alen

t

VTR

VTR

VTR

Tem

p. T

opik

Tem

p. T

alen

tTe

mp.

Hos

tA

nim

atio

n / S

crol

l

Prod

uctio

n D

ate

: 29

Febr

uari

2013

Bro

adca

st D

ate

: 29

Feb

ruar

i 201

3

CO

MM

ENT

Hos

t sed

ikit

ulas

tale

nt

Kem

bang

kan

perta

nyaa

n

CO

NTE

NT

Ope

ning

Tun

e / O

BB

Hos

t mem

buka

aca

ra

Hos

t int

rodu

ksi t

alen

t

BU

MP

ER

OU

T

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

BU

MP

ER

INH

ost –

Tale

nt b

erta

nya

jaw

ab

BU

MP

ER

OU

T

CO

MM

ERC

IAL

BR

EAK

BU

MP

ER

INH

ost –

Tale

nt b

erta

nya

jaw

abC

losi

ngC

redi

t Titl

e

AU

DIO

VTR

LIV

E

LIV

E

VTR

VTR

VTR

LIV

E

VTR

VTR

VTR

LIV

E

Jing

le

Prog

ram

me

Title

: C

UR

CO

LD

urat

ion

: 28’

SOU

RC

E

VTR

STU

DIO

STU

DIO

VTR

VTR

VTR

STU

DIO

VTR

VTR

VTR

STU

DIO

STU

DIO

CG

RU

N

TIM

E16

:00:

0016

:00:

15

16:0

3:15

16:0

4:45

16:0

4:50

16:0

5:50

16:0

5:55

16:2

0:55

16:2

1:00

16:2

2:00

16:2

2:05

16:2

9:05

16:2

9:35

SEG I II III

32

Page 34: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 3PROGRAM TALKSHOW

ari 43 format dasar acara siaran televisi beberapa diantaranya merupakan program mimbar televisi atau talkshow programme. Program ini adalah acara yang mengetengahkan pembicaraan

seseorang atau lebih tentang sesuatu yang menarik atau sedang menjadi perbincangan khalayak. Talkshow dikategorikan dalam keluarga besar Berita meskipun pada tataran praksis tidak selalu demikian, karena talkshow juga dapat menjadi acara dalam Karya Artistik. Bahkan, kini banyak acara yang menghadirkan kolaborasi antara pembicaraan dengan musik, lagu, puisi, fragmen, peragaan/demo, ataupun tarian sehingga menjadi variety show. Hal ini berarti, format acara siaran sebenarnya senantiasa berkembang mengikuti perkembangan zaman, inovasi ide, maupun tuntutan penonton.

D

Pengembangan program talkshow dapat dilakukan dengan cara memberikan penekanan-penekanan (stressing) pada aspek-aspeknya, yaitu aspek ‘talk’ dan ‘show’. Pertama, penekanan pada aspek talk-nya, show sebagai ilustrasi atau daya tarik saja. Isi pembicaraan sangat diutamakan dan tidak begitu terikat oleh show. Kedua, penekanan pada aspek show-nya, sehingga program pembicaraan (talk) berkonteks pada pertunjukannya (show). Contoh, suatu pertunjukan menampilkan beberapa lagu Leo Kristi kemudian dibuat sebuah diskusi tentang jenis musik troubadour, lagu-lagu dan isi lagu Leo Kristi. Leo Kristi termasuk narasumber yang diundang untuk berdiskusi. Format program dapat berselang-seling antara perbincangan dengan musik.

A. JENIS-JENIS TALKSHOWYang termasuk dalam talkshow antara lain : Siaran Kata (Naskah) atau Talk Script yaitu siaran monolog dengan

bahan yang sudah ditulis dan dibaca secara rileks dan jelas. Siaran Kata (Tanpa Naskah) atau Talk Adlib yaitu siaran tanpa materi

yang ditulis dan disampaikan secara spontan dan dibawakan secara jelas. Pidato (Naskah) atau Speech adalah siaran yang menampilkan

seseorang menyampaikan suatu topik atau pemikiran dengan gaya resmi. Wawancara atau Interview adalah siaran dalam bentuk tanya jawab

antara dua orang atau lebih untuk menggali fakta yang sedang menjadi perhatian masyarakat.

33

Page 35: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Diskusi atau Discussion adalah acara yang menyajikan pembahasan bersama dengan moderator untuk memperoleh persamaan pendapat diantara pendapat yang berbeda. Dari sini bisa dikembangkan menjadi acara debat karena menyangkut adanya perbedaan pendapat antara dua atau beberapa pihak.

Dialog atau Dialogue adalah acara yang menampilkan pembicaraan antara dua pihak atau lebih atas suatu topik untuk saling melengkapi, sehingga akan rancu dengan format Diskusi seandainya muncul perdebatan dalam acara Dialog meskipun dalam tataran praksis hal tersebut bisa saja terjadi.

Mimbar atau Forum adalah acara dengan mengikutsertakan orang awam dalam suatu diskusi terbuka.

Pendapat Penonton atau Vox Pop ( Vox = Voice = Suara ; Pop = Populo = Populi = Masyarakat, Penonton ) adalah penyajian pendapat masyarakat terhadap suatu topik dengan pengambilan gambar diluar studio. Dalam perkembangannya format juga ada yang diproduksi dengan hanya menghadirkan pendapat secara lisan (suara) penonton melalui telepon interaktif, misalnya yang dilakukan MetroTV.

Ketika penonton menyaksikan sebuah acara televisi, pada saat itu muncul seorang pembawa acara (presenter) menyampaikan sesuatu yang menarik. Presenter ini muncul di tengah suatu program feature, diantara sajian musik, dan di awal suatu acara sebagai pembukaan atau dalam suatu acara cerita menarik yang disajikan secara khusus. Pada saat itulah penonton sedang menyaksikan Siaran Kata (Talk Script ataupun Talk Adlib). Materi yang disampaikan dalam Siaran Kata biasanya pendek. Meski dalam format ini bisa saja Tanpa Naskah, namun tidak boleh diartikan sama sekali tanpa persiapan atau perencanaan. Tetap saja, Produser-PD-Presenter harus saling mengetahui apa yang akan disampaikan lewat layar kaca. Batasan-batasan perlu dibuat, mengingat Talk Adlib cenderung ‘lepas’ tanpa naskah. Hal ini sebagai penyaring demi menghindari kemungkinan dampak negatif. Produser dan presenter perlu membuat outline dari acara tentang maksud uraian yang akan disajikan; apakah untuk informasi, hiburan, atau sesuatu yang serius.

Untuk menghindari kebosanan penonton karena sifatnya yang lisan dan tidak ada variasi gambar maka bisa disisipkan ilustrasi gambar untuk lebih memperkaya gambar dan menguatkan atau memperjelas materi. Dalam format ini apa yang disampaikan juga harus dapat menyenangkan penonton, dari sisi pembawaan presenter ataupun sisi materi siaran. Untuk itu diperlukan adanya riset penonton, karena mereka seringkali mengalami

34

Page 36: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

perubahan-perubahan. Selalu ada hal baru yang menjadi perhatian penonton sehingga apa yang menjadi minat mereka harus senantiasa diikuti demi eksistensi acara.

Memproduksi Wawancara atau Interview yang baik bukan kerja yang mudah karena diperlukan persiapan yang cukup banyak. Tanpa persiapan, program ini sangat rentan dengan tingkat kebosanan dan pada akhirnya ditinggalkan penonton. Jika wawancara disajikan dengan baik bisa berguna dan bermakna bagi penonton. Dalam wawancara yang menjadi kunci adalah topik – narasumber – pewawancara. Topik jelas adalah sesuatu yang penting, unik, atau sedang hangat diperbincangkan khalayak. Narasumber atau tamu biasanya dari tokoh populer atau public figure di masyarakat, ahli di bidang tertentu, tokoh kontroversial, atau siapapun sejauh masih terkait dengan topik yang akan dibahas. Setelah narasumber ditentukan oleh Produser dan pewawancara, selanjutnya harus dicari informasi tentang narasumber sebanyak mungkin.

B. PERENCANAAN TALKSHOWUntuk dapat menghadirkan sebuah acara talkshow yang menarik—

bahkan digemari—penonton perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : Materi yang diangkat spesifik, disajikan secara ringan dan menghibur; Materi yang diangkat tidak harus selalu aktual, namun bisa saja

merupakan reaktualisasi yang memberikan sudut pandang baru bagi penonton;

Produser memiliki ‘benang merah’ (arahan) sehingga setiap episode mempunyai akhir yang jelas, sejauh mana atau kemana talkshow akan berujung;

Pembawa acara/presenter (ataupun moderator, host) adalah seseorang atau lebih yang tidak saja menarik namun menguasai permasalahan, dan tidak memihak atau netral;

Produser dan pewawancara harus merencanakan sejumlah pertanyaan yang mewakili keingintahuan atau kebutuhan penonton;

Urutan pertanyaan didesain sedemikian rupa sehingga mampu membuat dramatik acara, dari yang ringan mengangkat ikhtisar atau penjelasan umum selanjutnya mengalir ke pertanyaan-pertanyaan yang spesifik-kritis-tidak memojokkan;

Boleh juga disiapkan pertanyaan kontroversial yang kadang disukai penonton tetapi sering membuat narasumber kurang senang;

35

Page 37: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Narasumber—jika diperlukan—adalah seseorang atau lebih yang paham dan berkompeten dengan permasalahan yang diangkat;

Kelompok audiens—jika diperlukan hadir sesuai format—bukan merupakan pihak yang saling bertikai atau berbeda pendapat tentang permasalahan yang menjadi tema atau topik.

C. DESAIN PRODUKSITahapan produksi program talkshow tidak sekadar pada penentuan

topik/materi perbincangan-narasumber dan pembawa acara saja. Lebih dari itu, diperlukan sebuah desain produksi agar realisasinya sesuai dengan konsep sekaligus sebagai pegangan atau panduan dalam tahap produksi.

Dimulai dengan penemuan ide dan pengembangannya, setelah itu judul acara dibuat. Judul sebuah program talkshow faktual—seperti halnya program televisi lainnya—sebaiknya singkat, berkesan cerdas, mencerminkan kelugasan, kewibawaan yang pada gilirannya akan mengarahkan imaji pemirsa pada kepercayaan atas topik yang diperbincangkan. Meski disarankan agar media massa ikut memasyarakatkan penggunaan Bahasa Indonesia namun penggunaan bahasa asing atau istilah asing sah-sah saja sepanjang mudah dimengerti publik.Format talkshow faktual yang mengisyaratkan sesuatu yang serius bukan berarti miskin kreatifitas pengemasan. Awak bidang berita (news department) sebuah stasiun televisi tetap dituntut memberikan kreasi dan inovasi terbaiknya dalam mengemas sebuah sajian perbincangan. Pemanfaatan elemen-elemen acara seperti talent dan set-dekorasi bisa menjadi titik awal utak-atik kemasan. Sebuah sajian talkshow juga bisa dilengkapi tayangan video yang memberikan informasi sebagai bekal kepada pemirsa untuk dapat mengikuti isi pembicaraan.Penentuan teknis produksi terkadang juga bisa dikreasikan sebagai pengembangan penyajian acara. Misalnya ketika sebuah talkshow disiarkan langsung maka keterlibatan pemirsa di rumah bisa diakomodir melalui telepon interaktif.Yang tidak boleh luput dari perencanaan adalah pemilihan tema/topik serta narasumber yang diundang untuk memberikan informasi dalam acara tersebut. Menjadi semacam stigmatisasi publik bahwa program talkshow faktual seringkali ‘berat’ sehingga target audience-nya terbatas. Hal ini sebenarnya justru menjadi tantangan menarik bagi insan pertelevisian untuk dapat menghadirkan sebuah program talkshow ‘berbobot namun renyah’. Perlu diingat bahwa ‘berbobot namun renyah’ tidak akan serta merta

36

Page 38: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

menyedot jumlah penonton, karena bagaimanapun penonton televisi terklasifikasi.

Pemilihan tema atau topik biasanya atas dasar argumen bahwa hal itu bersentuhan dengan kepentingan publik yang luas. Dari situ bisa ditarik ke arah mana talkshow tersebut akan dibawa. Apakah akan memberikan informasi dan pengetahuan, memberikan nilai-nilai edukasi, ataukah melahirkan sudut pandang baru dari hasil pembicaraan narasumber dengan pembawa acara.

Ketika sebuah talkshow hendak diproduksi kru yang terlibat langsung ada baiknya mengetahui gambaran singkat namun jelas tentang jalannya acara. Dengan memiliki gambaran maka setiap kru akan mengetahui seperti apa nantinya talkshow tersebut berlangsung, sehingga bisa menyiapkan antisipasi atas berbagai kemungkinan yang membuat acara tersendat. Sebagai contoh, di tengah acara ada narasumber lain yang akan masuk maka idealnya PD sudah menginformasikan kepada FD, lalu FD memberi cue kepada pembawa acara, dan camper menyiapkan shot. Jika sejak awal kru studio tidak mengetahui tentang konsep masuknya narasumber satu persatu maka bukan mustahil masuknya narasumber menjadi tidak smooth.

Naskah talkhsow bisa hanya merupakan garis besar (outline) tentang apa saja yang nantinya perlu disampaikan atau diucapkan oleh pembawa acara. Hal ini perlu ditulis tidak sekadar disampaikan secara lisan kepada pembawa acara untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu. Naskah boleh juga dilengkapi daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

Seandainya dalam talkshow ditampilkan musik, fragmen atau peragaan secara langsung di tengah acara—bukan insert visual—maka sebaiknya sebelum produksi dilakukan latihan.

37

Page 39: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 4SIARAN PROGRAM BERITA

eski ranah utama televisi adalah hiburan, pada perkembangannya telah terjadi diversifikasi format station seiring perubahan sosial dalam masyarakat. Stasiun televisi tidak monoton menghadirkan

tayangan hiburan dalam beragam varian, tetapi bahkan ada yang menetapkan jatidiri atau mengkhususkan diri pada format tertentu. Ada televisi khusus film, khusus musik, khusus berita, khusus informasi ekonomi, khusus olahraga, dan sebagainya.

MPada stasiun televisi yang mengusung formula mixed programme, karya

jurnalistik program berita atau news bulletin, terkadang menjadi salah satu unggulan untuk meraih jumlah penonton. Kecepatan, aktualitas, ketepatan informasi, penyajian yang mendalam (in depth) dan variasi tayangan, menjadi strategi utama mengusung program berita.

Dalam ranah karya jurnalistik salah satu yang diandalkan adalah program berita atau news bulletin. Acara bahkan news anchor nya kerap pula menjadi ikon stasiun televisi. Secara garis besar, program berita memiliki kesamaan pada penyusunan desain produksi dengan acara karya artistic atau non-news. Dalam dunia industri televisi, eksplorasi kreativitas dalam penyajian acara turut memegang kunci kesuksesan tayangan.

Walaupun dalam ranah karya jurnalistik, bukan berarti program ini menanggalkan dan meninggalkan aspek hiburan dalam tampilan. Setidaknya, pemilihan penyiar yang good looking, camera face, dan cerdas, adalah jawaban. Sedangkan lebih dalam, pada konten yakni berita terakhir biasanya merupakan berita ringan yang juga mengandung unsure hiburan untuk menurunkan tensi penonton sejak awal menyaksikan acara.

Secara teori, program news bulletin sebaiknya disiarkan langsung (live programme)bukan merupakan pemutaran hasil rekaman (taping) ataupun siaran tunda (live delay). Namun dalam prakteknya dimungkinkan acara ini tidak disiarkan langsung karena berbagai pertimbangan. Variasi penyajian tidak sekadar rangkaian berita, tetapi juga bisa diisi dengan dialog di studio atau dengan narasumber di luar studio, laporan langsung dari lapangan, maupun tampilan grafis. Dalam kalimat lain variasi bisa dimainkan pada pemilihan format penyajian berita.

A. MENENTUKAN FORMAT BERITA

38

Page 40: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Dalam program berita dikenal beberapa format penyajian berita, yaitu bagaimana cara suatu berita ditampilkan atau disajikan. Sebuah berita dapat disajikan dalam beberapa bentuk, antara lain Reader (RDR), Voice Over (VO), Sound On Tape (SOT), Voice Over-SOT (VO-SOT), Paket (Package/PKG), Laporan Langsung (Live Event), Breaking News, dan Laporan Khusus (Special Report). Untuk menentukan format apa yang dipilih untuk menyajikan sebuah berita terdapat sejumlah kriteria untuk membantu menentukan pilihan.

READERFormat berita ini berupa berita singkat yang disampaikan penyiar tanpa

didukung gambar atau video. Biasanya format ini digunakan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa penting dan mendadak yang belum ada videonya. Kriteria untuk menentukan format berita reader antara lain : Reporter di lapangan mendapatkan berita yang sangat penting tetapi

gambar belum sempat dikirim ke stasiun TV Informasi yang berasal dari sumber lain dan telah dikonfirmasi

kebenarannya, namun reporter dan juru kamera belum sempat dikirim ke lokasi peristiwa.

Berita penting yang tidak diliput namun ada kaitannya (benang merah) dengan berita yang dilaporkan stasiun TV bersangkutan. Berita penting yang tidak diliput ini pada akhirnya dapat melengkapi rangkaian berita dalam sebuah rundown.

Durasi maksimal reader biasanya 30 detik.

Format berita ini tidak dapat dipakai untuk berita yang sifatnya seremonial misalnya pelantikan pejabat atau kunjungan pejabat. Berita seremonial mutlak memerlukan gambar, dengan kata lain tidak ada gambar maka tidak ada berita. Kecuali peristiwa seremonial ini mengandung berita penting dan bersifat tertutup (rahasia)

VOICE OVERFormat berita dengan video yang keseluruhan narasinya mulai dari

intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh penyiar. Setelah membaca intro (lead) penyiar membaca tubuh berita mengiringi visual berita. Lead VO minimal dua kalimat pendek. Kriteria penentuan VO antara lain : Berita-berita yang sangat terbatas data dan videonya.

39

Page 41: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Berita-berita yang diperoleh menjelang dead line karena sudah mendekati waktu tayang.

Berita-berita yang karena pertimbangan waktu yang tersedia terpaksa dipotong durasinya sehingga berita itu hanya cukup untuk disajikan dalam format VO.

Durasi antara 40 – 60 detik. VO sebaiknya disertai Natural Sound (Nat Sound).

SOUND ON TAPE

Format ini terdiri dari lead-in dan SOT narasumber. Dalam lead-in penyiar menjelaskan nama narasumber dan informasi singkat SOT-nya namun tidak boleh sama persis (parroting) dengan SOT-nya. Format ini juga sering disebut dengan Reader-SOT. Kriteria untuk menentukan format ini antara lain :

Keterangan sumber yang sangat penting dan perlu diketahui masyarakat secara utuh.

Redaktur/Produser berhak menolak SOT yang mengandung pernyataan asusila atau tanpa didasari fakta.

SOT dapat diedit lebih pendek tetapi tidak boleh sampai memengaruhi makna SOT.

Pada akhir SOT dapat diberikan tag on cam penyiar tentang latar belakang atau perspektif dari hal-hal yang diungkapkan dalam SOT.

Format ini bisa terdiri lebih dari satu SOT—yang saling mendukung atau bertentangan. Penempatan SOT tersebut langsung berurutan atau back to back.

Durasi maksimal 60 detik.

VOICE OVER – SOT

Format ini merupakan gabungan antara format VO dan SOT, yang mana VO mengenai peristiwa atau isu yang relevan atau ada kaitannya dengan apa yang diungkapkan dalam SOT. Sedangkan SOT adalah bagian pernyataan sumber yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa atau isu bersangkutan. Kriteria penentuan VO-SOT antara lain :

40

Page 42: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Gambar yang terbatas tetapi ada bagian pernyataan narasumber yang sangat penting dan perlu diketahui pemirsa secara utuh untuk menambah kedalaman atau aktualitas berita.

Kata-kata atau narasi yang terdapat dalam VO yang menjadi pengantar (bridging) sebelum SOT tidak boleh sama dengan SOT.

Setelah SOT sering diikuti tag on cam penyiar untuk mengakhiri berita tersebut.

Durasi maksimal 90 detik, yang terdiri dari durasi VO 50 detik dan sisanya adalah durasi SOT.

PACKAGE Format berita ini bersifat komprehensif dengan intro dibacakan penyiar,

sedangkan naskah tubuh berita dibacakan oleh reporternya sendiri atau dubber. Intro juga difungsikan sebagai pemancing minat penonton dengan menyampaikan beberapa fakta yang paling penting dan menarik. Kreiteria format ini antara lain : Tersedia banyak data yang berbobot begitu pula tersedia gambar yang

variatif dan menarik, baik hasil liputan saat itu maupun dokumentasi. Intro terdiri dari minimal tiga kalimat. Biasanya terdiri dari bagian-bagian seperti natural sound, SOT, grafik, dan

stand up yang kesemuanya merupakan satu rangkaian utuh. Tidak boleh ada pengulangan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.

Durasi maksimal 2’30”.

LAPORAN LANGSUNGSiaran langsung tentang sebuah peristiwa penting yang sudah

terjadwal. Peristiwa tersebut disajikan secara utuh dan dilengkapi dengan narasumber di studio untuk memberikan perspektif tentang kejadian tersebut. Durasinya tidak terbatas tergantung peristiwa itu sendiri.

BREAKING NEWSBerita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, jika

memungkinkan bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut. Breaking news merupakan berita tidak terjadwal karena dapat terjadi kapanpun. Misalnya berita-berita kecelakaan besar, bencana alam yang mengancan keselamatan banyak jiwa, serangan teror, kerusuhan massa yang berdampak

41

Page 43: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

luas, keputusan politik dan ekonomi yang sangat penting dan berdampak bagi hajat hidup orang banyak, perang, pemecahan rekor dunia, dan sebagainya. Durasi format ini mulai dari dua menit hingga tidak terbatas.

LAPORAN KHUSUSBerita dalam format paket, lengkap dengan narasi dan soundbite dan

sejumlah narasumber. Biasanya merupakan laporan panjang yang komprehensif tentang berbagai peristiwa atau isu seperti politik, hukum kriminal, dan bencana. Durasinya maksimal enam menit.

42

Page 44: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

B. RUNDOWN (LINE UP) SIARAN PROGRAM BERITA

Merupakan daftar urutan berita yang akan disiarkan dalam suatu program berita. Dalam daftar ini juga tercatat durasi dari setiap berita. Rundown menjadi semacam skenario yang berisi hal-hal apa saja yang akan dilakukan selama program berita berlangsung. Sususan dalam rundown biasanya ditentukan dalam rapat redaksi atau setelah rapat diadakan, atau bisa juga setelah redaksi menerima hasil liputan dari tim liputan. Oleh karenanya fleksibilitas rundown sangat tinggi tergantung perkembangan di lapangan. Perubahan dapat terjadi pada menit-menit terakhir sebelum siaran program berita mengudara ketika sebuah peristiwa besar tiba-tiba terjadi, misalnya ledakan bom atau bencana alam yang dahsyat.

Dalam kondisi biasa susunan rundown suatu program berita sangat ditentukan oleh penilaian produser acara terhadap suatu berita. Itu sebabnya tidak ada rundown siaran berita yang sama antar stasiun penyiaran. Kesamaan yang terjadi biasanya terletak pada topik berita yang dominan dalam suatu program berita. Itupun intro berita pasti berbeda.

PEAKS and VALLEYSalah satu pendekatan populer dalam menyusun rundown program

berita dikenal dengan istilah ‘Puncak dan Lembah’ (Peaks and Valley). Pada konsep ini setiap blok atau segmen pada rundown diperlakukan sebagai suatu program tersendiri yang berdiri sendiri. Dengan kata lain rundown besar dari suatu program berita terdiri dari beberapa rundown kecil yang ada pada setiap segmen atau blok. Susunan berita pada setiap blok diawali dengan satu berita yang paling kuat lalu disusul dengan berita yang kurang kuat dan ditutup dengan kembali memunculkan berita kuat sebelum jeda iklan. Berita kuat merupakan ‘puncak’ sedangkan berita yang kurang kuat adalah ‘lembah’.

Penerapan konsep ini dalam upaya menahan perhatian penonton agar terus mengikuti program berita. Dalam konsep ini berita-berita kuat didistribusikan merata pada setiap segmen. Jika berita-berita kuat diletakkan pada segmen awal maka besar kemungkinan pada bagian tengah berita perhatian penonton sudah beralih karena tidak ada lagi berita kuat yang ditampilkan. Pendekatan tradisional yang menempatkan berita-berita penting pada segmen awal kemudian diikuti berita-berita yang kurang penting mulai ditinggalkan.

Hal yang juga perlu diperhatikan dalam penyusunan rundown berita adalah durasi segmen pertama tidak boleh kurang dari tujuh menit. Hasil

43

Page 45: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

riset lembaga rating di AS menunjukkan penonton cenderung akan meninggalkan program berita TV jika menayangkan iklan sebelum tujuh menit program berjalan setelah pembukaan. Demikian pula durasi berita pada akhir segmen juga tidak boleh kurang dari tujuh menit. Susunan segmen program berita terhadap iklan sebaiknya mengikuti susunan sebagai berikut :

16.00 – 16.08 : opening sampai segmen pertama (minimal 7’)16.08 – 16.10 : comm.break16.10 – 16.13 : segmen kedua16.13 – 16.15 : comm.break16.15 – 16.22 : segmen ketiga (minimal 7’) …… dstUrutan berita biasanya diawali berita-berita hard news teraktual (top

news) kemudian diikuti berita-berita politik-keamanan (polkam), ekonomi bisnis (ekbis), kesejahteraan rakyat (kesra), human interest, dan olahraga. Pada bagian akhir program berita terkadang ditayangkan sebuah berita ringan penutup (zipper) dengan tujuan menurunkan tensi ketegangan penonton. Ketika tidak ada hard news dalam materi berita yang akan disiarkan maka berita dengan isu terpenting dan atau terkait dengan kepentingan masyarakat luas bisa diangkat menjadi berita utama atau headline.

Setiap segmen dalam suatu program berita merupakan kumpulan berita sejenis. Segmen pertama dari sebuah program berita dengan jangkauan siaran nasional haruslah berisi berita-berita skala nasional yang bersifat hard news. Pada segmen kedua adalah berita hard news internasional, disusul segmen berita-berita ringan (soft) nasional dan internasional.

Berita hard news nasional tidak selalu merupakan berita politik, namun berita-berita tentang ekonomi, bencana alam, kecelakaan, perang, atau berita-berita tentang keamanan juga termasuk hard news nasional. Dengan kata lain berita yang masuk kategori ini adalah segala berita yang baru saja terjadi, penting, paling menarik perhatian masyarakat secara nasional, dan cakupannya luas. Misalnya longsor besar dengan banyak korban, pelemparan granat ke sebuah pos polisi, kecelakaan pesawat terbang, tabrakan dua kereta api, stok BBM Pertamina yang ternyata minim pada saat pengumuman penaikan harga BBM, kerusuhan atau kekerasan massal, aksi kejahatan dengan jumlah kerugian besar dan atau menimbulkan banyak korban, dan sebagainya. Satu perbedaan antara hard dan soft news adalah ‘warna’ penyajiannya. Sebuah berita hard news menggunakan pendekatan faktual : “Apa yang terjadi? Siapa yang terlibat? Dimana dan kapan kejadiannya? Bagaimana?”

Ketika produser menyusun format berita dalam rundown disarankan untuk menghindari menyusun urutan berita berdasarkan formatnya. Misalnya pada

44

Page 46: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

segmen pertama hanya terdiri atas VO (Voice Over) sedangkan segmen kedua dan ketiga berisi paket-paket (Package). Usahakan setiap segmen memiliki format berita yang bervariasi, misalnya Reader, VO, Paket, dan sebagainya.

45

Page 47: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Contoh rundown sebuah program berita sebagai berikut :WARTA SORE 1 APRIL 2013ON AIR : 16.00 WIB

NO. I T E M DUR. RUNTIME

1 OPEN 30” 16:00:00

2 OPENING TUNE/OPENING BUMPER/OPENING BILLBOARD (OBB) 10” 16:00:30

3 RDR/ OPENING 20” 16:00:40

4 VO/ BOM MAPOLRES POSO 60” 16:01:00

5 VO/SOT/ PRESIDEN TENTANG BOM POSO 120” 16:02:00

6 VO/SOT/ KAPOLDA SULTENG SOAL BOM POSO 60” 16:04:00

7 PKG/ RAZIA LALIN MASUK-KELUAR SULTENG 60” 16:05:00

8 VO/GRF/ KEJADIAN BOM DI POSO 60” 16:06:00

9 PKG/ PEMAKAMAN KORBAN BOM POSO 60” 16:07:00

10 TEASER

11 INSERT SESAAT LAGI WARTA JAWA TENGAH 7” 16:08:00

12 BUMPER OUT 5” 16:08:07

13 COMMERCIAL BREAK 120” 16:08:12

14 BUMPER IN 5” 16:10:12

15 VO/SOT/ HARGA JENGKOL MEROKET 60” 16:10:17

16 VO/SOT/ MENPERINDAG TENTANG HARGA JENGKOL 60” 16:11:17

17 PKG/ VOXPOP TENTANG HARGA JENGKOL 30” 16:12:17

18 PKG/ KASUS SUAP DAGING IMPOR 60” 16:12:47

19 PKG/ WANITA-WANITA SEPUTAR SUAP DAGING IMPOR 90” 16:13:47

20 BUMPER IN INFO SEMBAKO 5” 16:15:17

21 GRF/ HARGA SEMBAKO HARI INI 30” 16:15:22

22 BUMPER OUT INFO SEMBAKO 5” 16:15:52

23 TEASER

24 INSERT SESAAT LAGI WARTA JAWA TENGAH 7” 16:15:57

25 BUMPER OUT 5” 16:16:04

26 COMMERCIAL BREAK 120” 16:16:09

27 BUMPER IN 5” 16:18:09

28 PKG/ JELANG HARI KARTINI DI JEPARA 90” 16:18:14

29 PKG/ KONTES ROBOT NASIONAL DI SEMARANG 90” 16:19:44

30 VO/ REKOR BARU MURI 90” 16:21:14

31 RDR/ CLOSING 20” 16:22:44

32 GRF/ CREDIT 30” 16:23:04

TOTAL DURASI 23’04”

C. BACK TIMING

46

Page 48: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Salah satu tugas produser yaitu memastikan bahwa program berita yang akan ditayangkan dapat dimulai dan berakhir tepat waktu. Televisi adalah pekerjaan yang paling taat dengan prinsip ketepatan waktu. Untuk itu setiap elemen dalam sebuah program berita harus dihitung secara cermat durasinya. Jika materi berita yang tersedia dalam rundown tidak mencukupi maka program berita itu akan selesai sebelum waktunya atau disebut dengan istilah UNDER. Sebaliknya ketika suatu program berita selesai melewati batas waktu yang telah ditentukan, maka disebut OVER. Ketika sebuah program berita over maka hal itu akan mengganggu penayangan program atau mata acara selanjutnya. Keadaan under menunjukkan kurang kreatifnya seorang produser berita dalam menyusun programnya. Suatu program berita masih bisa diperkenankan untuk sedikit under—maksimal satu menit, namun tidak diperkenankan over walaupun satu detik. Program yang under hanya akan mengganggu program itu sendiri, namun program yang over akan mengganggu program lainnya termasuk juga iklan.

Tidak mudah memastikan suatu program berita akan selesai tepat waktu. Salah satu faktor adalah hambatan teknis yang terkadang mengganggu perhitungan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam sebuah live studio terkadang penyiar sulit menghentikan pembicaraan narasumber. Kecepatan membaca penyiar yang berbeda dan beberapa kesalahan teknis menjadi faktor pengganggu dalam memperhitungkan durasi waktu tayang sebuah program berita.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan produser agar program berita dapat selesai tepat waktu. Produser harus mengetahui sejak awal apakah program beritanya akan under atau over. Jika materi berita yang ada dinilai tidak mencukupi maka dia harus mencari berita-berita ringan dari dalam negeri atau jika tidak ada dapat mengambilnya dari kantor-kantor berita asing. Jika jumlah materi terlalu banyak maka produser sudah harus memperkirakan sejumlah berita yang ditunda penayangannya. Dalam prakteknya sangat sulit untuk mengakhiri sebuah program berita secara betul-betul tepat waktu.

Pada prinsipnya produser harus menyediakan materi yang cukup dalam program beritanya. Materi yang dapat ditunda dapat ditayangkan pada program berikutnya. Pada dasarnya produser akan lebih percaya diri ketika memiliki lebih banyak materi daripada kurang materi.

Agar sebuah siaran program berita dapat tayang tepat waktu maka perlu diketahui durasi waktu bersih (net time). Setiap program berita biasanya menyediakan waktu untuk jeda iklan. Durasi iklan setiap hari tidak selalu sama, maka produser harus mengonfirmasi ke bagian pemasaran atau iklan tentang durasi iklan-iklan hari itu. Letak iklan biasanya juga difungsikan sebagai penanda pergantian segmen. Setiap segmen durasinya tidak selalu bisa sama.

47

Page 49: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Terkadang redaksi menerima banyak hard news dari reporter sehingga tersedia cukup banyak berita untuk ditayangkan, khususnya pada segmen pertama.

Jika sebuah program berita diperkirakan akan under satu atau dua menit maka jangan gunakan format paket sebagai penutup siaran. Sebaiknya menggunakan format berita-berita singkat seperti VO untuk menutup sisa waktu yang ada. Semakin berpengalaman seorang produser maka biasanya instingnya akan semakin tajam terhadap ketepatan durasi siaran berita.

48

Page 50: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 5PROGRAM KEBUDAYAAN & MUSIK

elevisi adalah media hiburan sesuai dengan kodratnya. Itu sebabnya dalam televisi segala macam bentuk hiburan bisa ditemukan, termasuk musik. Program musik merupakan bagian dari kelompok format

kebudayaan dan hiburan atau seni budaya.T

Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukan antara lain seni musik, tari, dan pertunjukan boneka dengan segala jenisnya. Seni musik dapat berupa beragam aliran musik. Seni tari dapat berupa tari tradisional, daerah dan modern. Seni pertunjukan boneka misalnya wayang kulit atau golek, atau puppet show. Seni pertunjukan lebih banyak dieksplorasi dan diolah untuk menjadi sajian hiburan yang menjanjikan banyak keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain dari segi jumlah penonton, sponsor, dan iklan.

Sementara itu seni pameran jarang sekali disajikan dalam televisi meskipun sebenarnya bisa menjadi acara yang menarik. Hal ini bisa dimaklumi manakala ditinjau dari aspek bisnis yang meragukan kemampuan seni pameran mendatangkan sponsor atau pengiklan. Yang temasuk dalam seni pameran diantaranya seni lukis, seni patung dan pahat, seni kriya, dan karya instalasi. Tentunya galeri dan kolektor seni merupakan stakeholder yang bisa dijadikan sumber program sekaligus sponsor.

Untuk memproduksi program seni budaya bukan perkara mudah. Idealnya setiap produser dan PD memiliki suatu pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan bidang program acara yang diproduksinya. Produser dan PD perlu mempunyai pengetahuan dasar tentang materi yang akan diangkat. Mustahil sebuah materi bisa dieksekusi dengan baik tanpa pengetahuan dasar tersebut. Seorang produser tanpa pengetahuan dasar akan kesulitan menentukan bagaimana mengemas materi. Seorang PD tanpa pengetahuan dasar—tentang sebuah tari tradisional misalnya tari Gambyong—akan kesulitan mencari sudut pengambilan gambar yang tepat, sehingga esensi atau nilai-nilai filosofi tarian tersebut tidak dapat tersampaikan kepada penonton.

Tidak semua stasiun televisi mempunyai produser dan PD yang benar-benar mengetahui dan memahami seni budaya. Kurangnya produser dan PD yang tahu dan paham tentang seni budaya inilah yang menjadikan hanya segelintir bagian dari seni dan budaya saja yang rajin muncul (ditayangkan) di layar kaca. Akibat lainnya, program seni budaya banyak yang belum terkemas

49

Page 51: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

dengan baik dan layak jual. Sebenarnya program seni budaya juga dapat digunakan untuk memelihara dan memperkuat jatidiri bangsa, kepribadian, dan perasaan budaya khalayak. Disamping itu untuk meningkatkan apresiasi khalayak, sehingga dapat mengimbangi atau sebagai referensi yang sehat atas program-program komersil lainnya.

50

Page 52: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

A. JENIS-JENIS ACARAYang termasuk dalam acara kebudayaan dan musik, diantaranya : Sandiwara Tari atau TV Play in Dance adalah penyajian sandiwara TV

yang diungkapkan dengan tarian. Drama Tari (Sendratari) atau Drama in Dance adalah suatu bentuk

drama yang diungkapkan dengan tarian. Langendrama atau Oratorium adalah drama yang disampaikan dengan

ketrampilan vokal dengan dipadukan musik, koor, efek suara atau cahaya untuk menyampaikan suatu pesan tanpa pembabakan.

Sandiwara Musik atau TV Play in Music adalah penyajian sandiwara TV yang diungkap-kan dengan penekanan pada kultur musiknya.

Drama Lagu atau Drama in Song adalah suatu bentuk drama yang diungkapkan melalui nyanyian, baik sebagai selingan maupun keseluruhan.

Drama Musik atau Drama in Music adalah suatu bentuk drama yang diungkapkan melalui musik, baik sebagai selingan maupun keseluruhan.

Penyanyi Tunggal atau Voice/Singing adalah Penyajian lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi dengan atau tanpa iringan musik.

Paduan Suara/Kelompok Vokal atau Voice Choir adalah penyajian lagu yang dibawakan oleh lebih dari seorang penyanyi dengan atau tanpa musik.

Instrumental Tunggal atau Solo adalah penyajian musik dengan instrumen tunggal tetapi dapat pula ditunjang musik orkestra.

Orkestra atau Orchestra adalah penyajian acara musik yang disajikan dengan instrumen musik dalam komposisi orkestra.

Musik Ansambel atau Ensemble adalah penyajian acara musik oleh kelompok kecil dalam bentuk musik kamar.

Orkes dan Paduan Suara atau Voice adalah penyajian hiburan dengan paduan suara dalam bentuk kolosal yang diiringi musik orkestra.

Opera atau Story in Singing adalah penyajian acara musik dalam bentuk cerita yang disajikan secara terpadu antara gerak, nyanyi, dan musik.

Cerita dalam Musik atau Story in Music adalah penyajian acara musik yang dengan suatu tema cerita tertentu.

Hiburan Pendek atau Jingle adalah penyajian acara musik yang dipadu antara musik dengan narasi dan dapat menyita perhatian penonton dengan cepat.

Pergelaran Lagu atau Show in Singing adalah penyajian acara pertunjukan konser dengan penyanyi sebagai pemeran yang menonjol.

51

Page 53: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Pergelaran Musik atau Show in Music adalah penyajian acara pertunjukan besar dengan grup musik sebagai pemeran yang menonjol.

Program musik pop dan dangdut adalah primadona di televisi, sementara jazz dan klasik sedang bergelut mencari bentuk penampilan dan memperluas penggemarnya. Program musik pop dapat dihadirkan lewat beragam format. Misalnya dalam live show atau klip video. Secara konvensional, format klip video dapat diisi dengan variasi ilustrasi suasana dan pemandangan sebagai latar belakang dengan dipadu penyanyi dan back voice. Secara kekinian, klip video sering pula ditampilkan dengan visualisasi isi atau tema lirik lagunya.

Live show—meskipun kadang disajikan dalam bentuk minus one ataupun lip sync—merupakan bentuk paling populer yang biasanya memanfaatkan set panggung yang atraktif, tata pencahayaan yang warna-warni, dilengkapi efek visual laser dan asap dari gunsmoke atau dry ice, serta pergerakan kamera yang dinamis.

Program musik biasanya menggunakan sistem produksi adlib. Sekalipun naskahnya tidak lengkap dan rinci tetap diperlukan tanda-tanda (cue) yang jelas untuk pergantian lagu, presenter dan acara. Bagaimanapun corak musik yang akan diproduksi seorang produser dan PD harus memiliki konsep yang jelas. Tanpa konsep yang jelas, program musik hanya akan menjadi serampangan tanpa pengembangan sehingga membosankan. Konsep yang jelas adalah konsep yang mampu menciptakan kreasi perencanaan gambar dan sajian, blocking kamera yang tepat, dan floor plan sebagai pedoman.

Floor plan adalah pola lantai yang memberikan gambaran gerak artis dan penempatan pengiring, serta posisi dan gerak kamera. Ketepatan dalam perencanaan akan menghasilkan sajian gambar yang bagus. Floor plan acara musik yang tidak terlalu rumit adalah untuk musik klasik, karena posisi dirigen dan para pemusik sudah ditentukan dan relatif tidak banyak bergerak.

Produksi program musik juga bisa dikembangkan dalam format feature, dokumenter, atau variety show. Cara ini menjadi menarik karena lebih variatif dan dapat menampilkan lebih banyak pihak yang terlibat dalam dunia musik seperti pencipta lagu, aranjer, ataupun orang-orang dibalik layar produksi sebuah album rekaman misalnya ilustrator dan desainer sampul album. Bisa juga untuk menampilkan kisah sukses seorang penyanyi atau grup musik serta karya-karya mereka.

52

Page 54: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

B. PERENCANAAN PRODUKSI ACARAProgram kebudayaan dan hiburan—dalam hal ini termasuk program

musik—memiliki tata laksana produksi yang agak spesifik. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :

Produser atau PD yang mempunyai gagasan untuk memproduksi harus seseorang yang sungguh paham tentang materi produksi yang akan dijadikan acara televisi;

Diperlukan riset untuk memantapkan konsep produksi; Konsep harus jelas diimplementasikan dalam perencanaan, berupa

floor plan maupun naskah, meskipun naskah berbentuk rundown sheet karena sistem produksi biasanya menggunakan sistem adlib;

Untuk produksi klip video dibutuhkan treatment yang berisi teks syair lagu dan petunjuk lokasi yang menjadi latar belakang;

Kostum dan blocking artis juga dicantumkan dalam treatment; Untuk live show diperlukan konsep treatment yang jelas mengenai

seluruh sajian yang harus disiapkan; Perencanaan set panggung, tata suara, dan tata pencahayaan yang

memadai dan sesuai dengan karakter musik atau format yang akan ditampilkan.

Setelah perencanaan berupa konsep dan treatment jelas, maka produksi bisa dilaksanakan dengan mengacu treatment. Untuk produksi live show didalam atau diluar studio (OB Van) pengambilan gambar mengikuti rundown yang telah disiapkan. Proses produksi berlangsung sebagaimana proses produksi acara biasa.

Untuk acara musik yang melibatkan penari dan pemusik pengiring, bisa juga musik direkam terlebih dahulu (proses ATR/Audio Tape Recording). Penyanyi, penari, dan pemusik pengiring tinggal mengikuti hasil rekaman suara. Sistem ini juga disebut playback. Keuntungan sistem ini, lokasi syuting dapat berpindah-pindah sesuai kreativitas dan menghindarkan gangguan-gangguan suara (noise) yang tidak diinginkan masuk ketika proses pengambilan gambar berlangsung.

Jika program musik memerlukan tahapan pasca produksi, maka biasanya melewati off-line dan on-line editing untuk memberikan titling, membuang gambar yang buruk (ataupun memberikan insert), dan menyempurnakan suaranya. Jika terdapat ilustrasi tambahan dari footage atau stock shots maka dalam editing script perlu dicantumkan timecode

53

Page 55: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

sehingga ketika on-line materi dapat disisipkan. Selanjutnya dilakukan preview sebelum penayangan.

C. DESAIN PRODUKSITahapan produksi program musik secara garis besar tidak berbeda

dengan program televisi lainnya. Yang menjadi perhatian adalah konsep pengemasan atau penyajian acara harus jelas dan sedapat mungkin selaras dengan aliran musik yang disuguhkan, meskipun tidak menutup kemungkinan melakukan terobosan. Misalnya tampilan set yang (mungkin) kurang atau tidak lazim dengan idiom-idiom sebuah aliran musik. Ambil contoh sebuah band heavy metal ditampilkan pada set panggung yang didominasi elemen ragam hias etnik. Untuk itulah diperlukan adanya desain produksi.

Desain produksi acara musik maupun tari sama seperti standar yang dianut pada stasiun televisi. Perbedaan yang tampak pada penyajian yang lebih variatif. Untuk naskah pada acara musik biasanya digunakan semi script, untuk itu kelihaian dan kelincahan pembawa acara musik menjadi faktor penting keberhasilan acara karena dia (mereka) hanya memegang outline acara.

Pada pelaksanaan produksi di luar studio masih ada beberapa hal diluar aspek desain produksi yang perlu menjadi perhatian, antara lain :

Perizinan dari pihak berwenang jika menggunakan area publik; Ketersediaan listrik (power supply) yang mencukupi untuk seluruh

peralatan utama dan pendukung; Keamanan untuk pengisi acara, peralatan, dan jalannya acara; Pengadaan dan penyediaan tenaga medis beserta peralatannya bagi

pengisi acara maupun penonton; Pengadaan dan pembangunan set panggung serta barikade, termasuk

kemungkinan penggunaan layar lebar (wide screen), mekanikal dan elektrikal panggung hidrolik, kembang api, dan sebagainya;

Pengadaan dan setting tata pencahayaan tambahan atau efek misalnya efek laser;

Akomodasi bagi kerabat kerja dan pengisi acara; Pengadaan pengendali cuaca (pawang hujan).

Hal-hal tersebut di atas menjadi tanggung jawab Produser dengan dibantu PD, TD, Unit, Produser Pelaksana atau Asisten Produser untuk membuat perencanaan, estimasi, serta realisasinya. Keterlibatan event

54

Page 56: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

organizer sedikit banyak akan membantu meringankan tugas dan tanggung jawab pelaksana produksi. Dalam hal melibatkan pihak luar maka diperlukan koordinasi dan komunikasi yang mantap demi kelancaran dan kesuksesan acara musik. Untuk itu, pihak luar bisa mulai dilibatkan ketika rapat produksi yang membahas konsep acara. Perlu diingat, dalam setiap tahapan pembuatan acara tahap pra-produksi adalah yang paling banyak menyita waktu, perhatian dan tenaga. Kesuksesan sebuah acara—apapun formatnya—75 persen ditentukan pra-produksi yang benar-benar matang.

55

Page 57: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 6PROGRAM VARIETY SHOW

alam ‘keluarga’ format acara Hiburan terdapat sebuah format dasar yang bernama Aneka Ria atau Panggung Gembira (Show in Entertainment). Format ini menyajikan acara pertunjukan besar yang

memadukan berbagai bentuk ketangkasan / ketrampilan / hiburan humor dan musik. Kata ‘besar’ pada deskripsi format merujuk pada tampilan set panggung yang luas serta jumlah pengisi acara (talent) yang banyak. Pada masa keemasan TVRI acara Aneka Ria Safari merupakan contoh nyata program panggung gembira yang sukses dan menjadi primadona penonton di tanah air. Didalamnya tampil grup musik, para penyanyi pop, dan biduan dangdut ternama pada zamannya, serta selingan lawak oleh grup yang senantiasa berganti. Terkadang juga ada hiburan atraksi sulap meski tidak sedahsyat para ilusionis masa kini.

D

Dalam perkembangan dunia pertelevisian konsep acara aneka ria menemukan lebih banyak variasi. Hal ini wajar karena selain kian berkembangnya inovasi dan keinginan penonton, Aneka Ria—dan juga 42 format lainnya dalam Bab 1—merupakan format dasar acara siaran. Artinya, sebagai sebuah pola dasar Aneka Ria bisa dikreasikan atau menjadi basis bagi terciptanya program acara televisi lain.

Sebagaimana bisa kita saksikan di layar kaca saat ini, hampir setiap stasiun televisi memiliki program multi sajian yang dikemas dalam nama Variety Show. Program variety show tidak sekadar diisi hiburan musik dan humor namun juga ada perbincangan (talkshow), kuis, liputan acara, peragaan (demonstration how to do something), maupun aneka tips dan informasi.

Sebuah program variety show bisa pula diproduksi berdasarkan ‘pesanan’. Sebagai ilustrasi, sebuah bank memiliki program untuk memperbanyak jumlah nasabah melalui produk-produknya dengan mengobral hadiah. Untuk memberikan daya pikat sekaligus rangsangan kepada penonton sebagai pangsa pasar calon nasabah potensial maka pengundian pemenang dan penyerahan hadiah disiarkan secara langsung. Ibarat membuat sebuah iklan yang harus mampu menggaet konsumen, maka demikian pula acara variety show ‘pesanan’ ini dikemas. Tugas tim kreatif untuk merumuskan konsep penyajian dan menyeleksi artis atau pengisi acara yang sesuai dengan brand image klien.

Brand image pemesan selain berkorelasi dengan konsep penyajian dan talent yang ditampilkan, biasanya juga berkorelasi dengan stasiun televisi. Sebagai contoh, biasanya jarang sekali—bahkan hampir tidak pernah—untuk

56

Page 58: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

acara seperti ini ditampilkan biduan dangdut. Andai ada yang tampil kriteria yang dipakai selain sedang terkenal—adalah yang dianggap biduan dangdut elegan (istilah Jawa : ngalusi).

57

Page 59: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

A. PERENCANAAN PROGRAM VARIETY SHOWSesuai namanya program variety show ibarat makanan gado-gado.

Bahan-bahannya ada yang bisa langsung dimakan, ada pula yang harus dimasak terlebih dulu, dan kuncinya ada pada sambal kacangnya. Maka sebuah variety show bisa saja menghadirkan sederet bintang tenar, kuis berhadiah uang sekarung, pesulap termashyur, komedian terlaris, dan perbincangan panas dengan narasumber yang populer nan kontroversial. Akan tetapi tetap saja konsep penyajian yang kurang ‘menggigit’ akan menjadikan acara tersebut hambar.

Konsep penyajian setiap program televisi memang the whole package. Sejak detik pertama hingga detik terakhir merupakan sebuah kesatuan utuh. Seperti halnya acara-acara televisi lainnya maka perencanaan memegang kunci kesuksesan acara variety show. Ibarat sebuah lagu setiap penampilan yang dihadirkan harus selaras dengan tema acara, brand image klien (jika merupakan acara ‘pesanan’), dan memiliki keterkaitan dengan penampilan lainnya. Konsep desain set panggung, tata pencahayaan, kostum dan tata rias pengisi acara, materi kuis-perbincangan-lawakan, musik jingle, tata grafis, bahkan bila perlu menerapkan aturan dress code atau seragam bagi penonton yang datang menyaksikan langsung di studio.

Set panggung harus mampu mencerminkan kemegahan dan kemeriahan acara yang dilengkapi tata pencahayaan serta efek yang mumpuni. Demikian pula dengan kostum dan tata rias pengisi acara. Andai merupakan acara ‘pesanan’ bisa diupayakan penampilan mereka juga mencerminkan brand image klien. Untuk acara ‘pesanan’ materi kuis-perbincangan-lawakan juga dapat didesain mempertimbangkan keseimbangan antara materi ‘pesanan’ dengan hal-hal umum di masyarakat. Tanpa mengindahkan hal-hal umum di masyarakat dan melulu berisi materi ‘pesanan’ akan berpotensi menimbulkan kejenuhan penonton.

Mengapa demikian?Harus diingat sajian ‘pesanan’ biasanya merupakan kampanye yang

bermaksud menyosialisasikan program atau produk (fisik-non fisik) dan ide dari klien. Aroma upaya pencitraan positif klien sangatlah kuat. Sementara di sisi lain penonton diposisikan sebagai pangsa pasar potensial, yang artinya mereka bisa terengkuh atau justru menjauh. Tentunya juga dipahami sebagian penonton adalah mereka yang sudah menjadi stakeholder dari klien pemesan tersebut, dan mereka inilah yang biasanya dominan dihadirkan dalam rangka ikut membangun kesan kemeriahan acara tersebut. Meski demikian, tentunya dalam upaya memperbesar jumlah stakeholder langkah

58

Page 60: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

menghadirkan penonton di studio yang bukan (atau belum) menyandang predikat stakeholder bukan hal yang tabu.

Pertimbangan brand image terkadang menjadikan pilihan menghadirkan pengisi acara seolah-olah terbatas. Padahal di sisi lain klien berkeinginan memperluas cakupan pasarnya. Brand image setiap lembaga atau perusahaan bukan persoalan sepele. Membutuhkan waktu-energi-sumber daya yang tidak sedikit untuk mencapainya. Setiap lembaga atau perusahaan rata-rata sudah mendesain sendiri seperti apa konsep brand image-nya dan siapa yang menjadi segmen pasar mereka. Untuk itu, sebaiknya pihak stasiun televisi tetap berpegang kepada kemauan klien kecuali diajak bersama-sama melakukan perubahan atas brand image.

Acara variety show yang bukan ‘pesanan’ lebih memberikan kebebasan ruang gerak bagi tim kreatif untuk mendesain konsep, isi, dan penyajiannya dengan tetap memperhatikan etika dan estetika acara. Keberagaman pengisi acara, misalnya untuk segmen musik, justru membawa banyak keuntungan karena keberagaman selera penonton dapat terakomodasi. Disamping itu, acara seperti ini juga dapat menjadi ajang penampilan para pendatang baru di jagad hiburan dan terkadang membawa keuntungan pula pada sisi finansial acara selain pemasukan dari sponsor dan iklan.

B. DESAIN PRODUKSIMendesain program variety show termasuk gampang-gampang susah.

Sekilas tampak mudah karena hampir semua unsur format acara bisa dimasukkan. Berita, hiburan, budaya, dan pendidikan bisa disatukan seolah tanpa sekat, namun disinilah letak kesulitannya.

Memproduksi variety show ibarat memproduksi sekian banyak acara yang ditayangkan bersamaan. Artinya tim kreatif harus berpikir tidak hanya pada satu fokus, melainkan multi fokus. Fokus pada keberagaman materi menjadi yang utama. Katakanlah bahwa dalam setiap penayangan tim kreatif harus mempersiapkan informasi teraktual, hiburan terlaris, kesenian yang populer, dan semua itu mengandung aspek pendidikan untuk penonton. Bandingkan dengan hanya fokus pada menyiapkan topik perbincangan teraktual pada sebuah acara talkshow.

Setelah itu tim kreatif harus memikirkan transisi atau pergantian segmen yang juga berfungsi sebagai perangkai setiap segmen. Transisi yang dibuat sedapat mungkin didesain sedemikian rupa sehingga tidak memutus (stop) alur kenikmatan menonton, tetapi sekadar menunda (pause). Memutus alur kenikmatan menonton bisa berarti hilangnya minat penonton untuk

59

Page 61: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

melanjutkan menyaksikan tayangan. Menunda bisa berarti 2 (dua) hal, pertama penonton akan tetap bertahan (stay tune) menyaksikan, dan kedua adalah resiko terburuk yaitu penonton pindah saluran ke stasiun televisi lain. Memberikan penundaan misalnya dilakukan melalui informasi yang disampaikan pembawa acara (biasanya disebut anchor) tentang apa yang menjadi isi segmen selanjutnya, atau menyebutkan selling point acara sementara nilai jual itu sendiri baru ditampilkan di pertengahan acara atau menjelang akhir acara sebagai puncak acara. Nilai jual (selling point) bisa berupa penampilan artis/figur ternama atau pembagian hadiah/penarikan undian.

Sebenarnya tanpa menyebutkan apa yang akan ditampilkan selanjutnya bisa menjadi cara memancing keingintahuan penonton. Hal ini bisa dilakukan jika memang acara variety show yang diproduksi sudah mapan (settle) atau rating-nya tinggi. Tanpa menyampaikan informasi bisa membuat penonton bertanya-tanya penuh antusias, namun sebaliknya juga bisa membuat mereka menjadi jengkel karena seolah-olah tidak boleh tahu apa yang akan dinikmati. Tidak setiap orang menyukai kejutan.

Secara keseluruhan tahapan produksi program variety show tidak banyak berbeda dengan program televisi lainnya. Selain konsep pengemasan atau penyajian acara harus menarik, isi setiap segmen pun harus menarik dan saling memiliki keterkaitan sehingga mampu menciptakan sebuah program variety show yang utuh.

Untuk variety show ‘pesanan’ tentunya harus ada script yang jelas demi menjaga isi pesan dari klien agar sampai ke penonton seperti yang diharapkan. Perlu dilakukan koordinasi dan konsultasi secara intensif dengan klien menyangkut isi script yang akan disampaikan pembawa acara. Meskipun sedikit terikat dengan script, pembawa acara tetap harus mampu berimprovisasi untuk memperkaya nuansa kemeriahan acara.

Naskah untuk variety show pada dasarnya adlib dan hanya berupa panduan (outline) dengan sedikit keterangan terkait isi segmen misalnya siapa yang akan tampil atau apa yang akan ditampilkan dalam suatu segmen dan segmen selanjutnya. Segmen yang ditampilkan bisa saja dibawakan langsung oleh anchor, namun lazim juga dibawakan oleh presenter lain.

60

Page 62: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 7PROGRAM UNTUK ANAK-ANAK

embuat acara untuk konsumsi anak-anak bisa dibilang ibarat ungkapan ‘gampang-gampang susah’. Disebut ‘gampang’ karena dengan menampilkan pementasan anak-anak yang membawakan

deklamasi, menari, menyanyi, atau fragmen sederhana bisa disebut sebagai sebuah acara anak-anak. Bisa menjadi ‘susah’ ketika terbersit keinginan untuk menghadirkan program untuk anak-anak yang ‘berisi’ pada sisi muatan (content). Secara umum persoalan muatan dan kemasan / penyajian acara (presentation) sebenarnya ibarat dua sisi mata uang, artinya keduanya sama pentingnya. Tanpa muatan yang bermutu, sebuah acara yang disajikan secara luar biasa spektakuler tidak akan bermanfaat bagi penontonnya kecuali hanya menghadirkan kekaguman semata. Sebaliknya tanpa penyajian yang menarik perhatian, sebagus apapun muatan sebuah acara tidak akan ditonton masyarakat karena tidak memiliki daya pikat yang cukup kuat.

M

Mencoba merancang acara untuk anak-anak adalah salah satu tantangan berat dalam dunia pertelevisian. Salah dalam membuatnya hanya akan menambah panjang daftar acara ‘sampah’ yang dikonsumsi penonton cilik. Terkadang sinetron yang diklaim untuk konsumsi anak-anak justru mengumbar kosa kata kasar, atau karakter yang diperankan oleh anak-anak namun dalam cerita bersikap dengan sudut pandang orang dewasa. Ada pula tayangan yang menggambarkan anak-anak saling berseteru, berkelahi bak jagoan, bersiasat licik bagai mafia, atau mengumbar segala tingkah lucu kekonyolan. Belum lagi eksploitasi berlebihan yang mengambil rumus kuno ala ratapan anak tiri, dimana sosok anak menjadi ‘kail’ untuk menguras kesedihan dan airmata penonton. Intinya, masih banyak acara—yang katanya—untuk anak-anak namun justru menempatkan anak-anak sebagai objek bukan subjek acara.

Predikat objek menempatkan anak-anak sebagai komoditas, sebagai barang dagangan, sebagai elemen modal industri televisi untuk mendatangkan keuntungan. Ilustrasi pada alinea di atas adalah contohnya, anak-anak hanya dijadikan objek penderita atas dasar cara pandang orang dewasa—si pembuat tayangan tersebut.Predikat subjek akan menempatkan anak-anak sebagai pemilik dan penikmat sesungguhnya dari acara yang dibuat untuk mereka. Muatan dan penyajian didesain dari ‘kacamata’ anak-anak, sehingga bagi tim kreatif hal ini membutuhkan cara kerja yang teliti dan khusus agar hasil kreasi untuk tayangan anak berbeda dengan tayangan untuk kelompok usia lainnya.

61

Page 63: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bilamana dianggap perlu tim kreatif dapat berkonsultasi atau bekerjasama dengan psikolog yang memahami dunia anak-anak guna merumuskan muatan dan kemasan tayangan yang tepat.

A. PERENCANAAN PROGRAM ANAK-ANAKTerdapat 4 (empat) kriteria yang dapat digunakan membantu proses

berpikir untuk evaluasi menyeluruh dari sebuah acara anak-anak (dan format acara lainnya) dan bukan sebagai rumus matematis acara. Keempat kriteria ini merupakan alat bantu tim kreatif untuk memfokuskan pemikiran kreatif.Empat kriteria tersebut yaitu :1) Khalayak Sasaran (Target Audience) : siapa yang menjadi segmen,

sudut pandang menyesuaikan segmen penonton yang dituju, checklist-nya :

Dengan mempertimbangan wilayah, budaya dan usia penonton, apakah acara sudah pantas dan atraktif ?

Apakah secara budaya memiliki keterkaitan dengan penonton ? Apakah berhasil menghibur ? Apakah memberi informasi ? Apakah menghargai anak-anak atau secara serius menyentuh

mereka ? Apakah memberdayakan anak-anak ?

2) Ide (Idea) : program seperti apa yang tepat dengan penonton kita, checklist-nya :

Apakah menarik ? Apakah orisinil / asli ? Apakah mempunyai pendekatan baru atau benar-benar baru ? Apakah membuat penonton berpikir ? Apakah memotivasi penonton ? Apakah mencapai tujuan acara ?

3) Naskah (Script) : penuangan ide dalam naskah sebagai desain acara, checklist-nya:

Apakah strukturnya bagus ? Apakah tokoh/subjek diteliti dan dikembangkan dengan baik ? Apakah dialognya berkualitas ? Apakah semua karakter dikembangkan ? Apakah tindakan (action) mereka termotivasi ?

62

Page 64: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

4) Realisasi (Realisation) : bagaimana diwujudkan dalam televisi, checklist-nya :

Apakah ide berhasil diterjemahkan ke dalam televisi ? (secara visual, pengambilan gambar, gaya, editing, musik, dll)

Apakah kecepatan/ritme acara berhasil ? Apakah televisi adalah media terbaik untuk menuangkan ide tersebut

?

Beberapa hal yang juga sebaiknya diperhatikan dalam merancang tayangan untuk anak-anak, yaitu :1) Program anak perlu sentuhan khayalan

Anak kecil terkadang belum dapat membedakan sesuatu yang nyata dan sesuatu yang berbau khayal. Anak-anak menikmati hal tersebut, mereka berkhayal menjadi seorang superhero, puteri raja, robot, boneka atau benda-benda unik dan lucu yang membuat mereka merasa nyaman dan senang. Nuansa bermacam khayalan boleh saja diberikan dalam naskah asalkan tidak menebar nuansa ketakutan yang berpotensi membuat anak merasa atau menjadi fobia.

2) Anak bertindak sebagai subjekCerita untuk anak yang dibuat berdasarkan cara pandang orang dewasa akan menempatkan anak sebagai objek. Sebagai akibat cerita akan terasa menggurui. Anak-anak seolah sekadar pemeran tempelan, dimana segala permasalahan diselesaikan oleh orang tua. Contoh dimana anak menjadi objek misalnya seorang bocah nakal yang dimarahi guru atau orang tua. Perlu dibuat pendekatan baru yang menempatkan anak sebagai subjek, sebagai pemecah masalah atas segala masalah yang timbul akibat ulah mereka atau orang lain misalnya teman.

3) Win-win solutionModel konsep ini membuat penyelesaian cerita tidak saling mengalahkan, namun lebih menitikberatkan keadilan dan mencari jalan keluar yang menyenangkan semua pihak. Konsep ini sulit diterapkan karena lazim sekali penulis cerita membuat pola ‘kebaikan menang atas kejahatan’. Diperlukan ketekunan untuk menerjemahkan konsep ini dalam pola cerita win-win solution.

4) Karakter yang beraktivitas

63

Page 65: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Anak-anak kerapkali mencontoh atau menirukan apa yang mereka lihat, termasuk apa yang dihadirkan layar kaca kepada mereka. Hal yang lumrah manakala anak-anak menyukai tokoh jagoan superhero dan karakter dengan penampilan aktif. Meski demikian tim kreatif tidak perlu merencanakan adegan perkelahian yang detil, karena salah-salah kasus smackdown akan kembali terulang.

B. ‘MENJADI ANAK-ANAK’Memproduksi acara anak-anak dituntut untuk sabar, mengingat dunia

anak-anak memiliki momen-momen terbaik yang (terkadang) tidak bisa direncanakan atau justru terjadi begitu saja. Bisa jadi momen terbaik terjadi ketika melakukan pendekatan kepada anak-anak atau ketika mengajak mereka bermain. Artinya, momen terbaik juga bisa direncanakan dengan cara mengajak mereka bercanda atau bermain.

Bermain dengan anak-anak—dalam konteks ini mereka sebagai pengisi acara—selain menjadi metode untuk lebih mengenal dunia anak-anak sekaligus bisa menjadi metode dalam membuat acara, yaitu pelibatan aktif anak-anak dalam proses produksi. Sebagai contoh, suatu acara anak-anak bisa dibuat dengan sederhana, umpamanya dengan memadukan potongan-potongan gambar (movie clip/footages) yang kemudian diberi narasi. Misalnya saja, potongan-potongan visual aneka satwa yang diberi cerita tersendiri. Bisa pula dengan menggunakan gambar kartun sederhana yang selanjutnya dianimasikan lewat komputer.

Gambar kartun sederhana dibuat sendiri oleh anak-anak TK atau SD, artinya ada pelibatan langsung anak-anak dalam produksi acara untuk diri mereka. Itu juga berarti memberikan ruang kebebasan mengekspresikan alam imajinasi mereka. Kualitas hasil gambar bukan tolok ukur utama, karena yang lebih dikedepankan adalah kesempatan bagi anak-anak menuangkan sendiri pemahaman mereka terhadap hal-hal yang disuguhkan seperti cerita atau dongeng. Dengan demikian akan lebih tampak alami sesuai dunia imajinasi anak-anak. Cara seperti ini bisa dipakai untuk memperkenalkan atau menjelaskan hal-hal sederhana kepada anak-anak. Bisa juga untuk menjelaskan hal yang sedikit rumit dengan cara sederhana, misalnya tentang wayang, kesenian tradisional, mainan tradisional, dan sebagainya.

Untuk acara anak-anak, narasi tidaklah mutlak. Bisa saja sebuah tayangan anak-anak hanya berisi gambar sederhana dan ilustrasi musik atau atmosphere sound yang sudah cukup untuk membantu menghidupkan suasana. Hal ini berdasarkan pertimbangan pada isi materi acara, misalnya

64

Page 66: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

untuk acara yang bertujuan mengenalkan angka, huruf, satwa atau lain sebagainya yang sifatnya memberikan pengetahuan dasar. Demikian pula dengan perlu atau tidaknya kehadiran sosok anak-anak dalam sebuah program acara untuk anak-anak yang bisa saja digantikan karakter lain misalnya badut atau tokoh boneka seperti dalam Sesame Street. Yang jelas, sebuah acara anak-anak memiliki klasifikasi khas berdasarkan kelompok umur. Anak-anak usia 10-12 tahun tentunya kurang tertarik menyaksikan acara yang didesain untuk anak-anak usia 3-5 tahun.

Lantas, bagaimana teknik kita bercerita ke orang yang tidak kita kenal—dalam konteks ini anak-anak ? Meski penonton beragam dalam kemajemukan, sebaiknya jangan menduga terlalu banyak atau mengambil asumsi tentang karakteristik mereka. Lebih baik kita menentukan style/gaya kita sendiri dalam penggarapan acara. Pendekatan yang berbeda pada sesuatu yang sudah pernah ada, bisa menciptakan hal yang baru. Intinya, untuk program acara anak-anak, masuklah kedalam dunia mereka, lalu lihatlah dari sudut pandang mereka, kemudian “berbicaralah” dengan gaya mereka.Dalam merencanakan acara anak-anak ingatlah kalimat KEEP IT SIMPLE !Mengapa demikian? Karena kita bekerja “dengan” anak-anak, dan dunia anak-anak meski penuh keriuhan imajinasi tetap saja bersahaja, sederhana, simpel.

C. DAMPAK TELEVISI BAGI ANAK-ANAKDampak yang dapat ditimbulkan akibat menonton televisi diantaranya:

1. Sikapa) Ingin mendapatkan dan mencapai sesuatu selekas mungkin (instantly).

Dilayar TV, segala sesuatu berjalan cepat. Gaya televisi memang mengharuskan kecepatan itu. Segalanya serba seketika. Hitungan yang berlaku dalam tayangan televisi adalah detik, jadi semua tampak cepat.

b) Kurang menghargai proses. Sebagai lanjutan dari ingin cepat mencapai sesuatu, anak-anak jadi kurang menghargai, bahkan disana-sini ingin mengabaikan, kalau bisa bahwa segala sesuatu ada jalannya. Anak-anak seharusnya diberi pengertian bahwa segala sesuatu ada awal, ada proses, baru kemudian ada hasil. Jika tidak diperkenalkan urutan dalam proses tersebut maka akibatnya anak-anak kurang menghargai proses, sehingga timbul kecenderungan ingin mendapatkan sesuatu lewat jalan pintas.

65

Page 67: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

c) Kurang dapat membedakan khayalan dengan kenyataan. Dengan kemampuan berpikir yang masih amat sederhana, dapat dimaklumi jika anak-anak cenderung menganggap apa saja yang ada di layar televisi adalah sesuatu hal yang nyata.

2. PerilakuPeniruan perbuatan kekerasan. Sudah sejak lama hal ini menjadi

keprihatinan, bahkan dapat dikatakan yang paling menonjol dikalangan para pendidik, psikolog, dan pemimpin agama. Dikhawatirkan, dengan melahap secara rutin aneka bentuk kekerasan yang tampil dalam berbagai format acara televisi, terutama film, anak-anak punya kemungkinan besar untuk itu akan meniru dalam keseharian mereka.

3. Pendidikana) Menyita waktu. Banyaknya waktu yang dihabiskan anak untuk

menonton televisi, berarti pengurangan terhadap waktu yang sebaiknya diperuntukan bagi aktivitas lain. Anak-anak yang asyik menonton televisi berlama-lama, akan berkurang waktunya untuk bermain dengan sesamanya, mengerjakan tugas rumah, membantu orang tua, dan sebagainya.

b) Mengurangi perhatian dan minat pelajaran. Dengan sendirinya keasyikan pada televisi akan berpengaruh pada minat dan perhatian anak pada pelajaran di sekolah. Pengaruh itu antara lain dapat mengganggu konsentrasi.

c) Menyaingi minat membaca dan terhadap media lain. Baik secara fisik (kelelahan mata) maupun mental (tuntutan untuk memproses informasi), keasyikan pada televisi berpengaruh terhadap minat membaca.

66

Page 68: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Bab 8PROGRAM DRAMA

etika stasiun televisi di tanah air masih tunggal, istilah sinetron sepopuler saat ini. Program semacam itu pada masa TVRI dulu disebut Drama Televisi atau Sandiwara Televisi (Teleplay). Produksi drama

televisi pada waktu itu berbeda dengan produksi sinetron, karena biasanya sepenuhnya diproduksi menggunakan setting indoor atau di dalam studio televisi. Untuk keperluan produksi, biasanya dibangun tiga atau empat set, dengan pelaksanaan produksi dapat untuk siaran langsung ataupun direkam terlebih dahulu. Waktu itu masih jarang sekali produksi drama televisi dilakukan di luar studio dengan menggunakan film atau video.

KSiaran acara drama televisi secara langsung memerlukan ketrampilan

yang sungguh-sungguh dari seluruh kerabat kerja yang terlibat dalam produksi tersebut. Oleh karenanya sebelum disiarkan langsung biasanya diadakan latihan berulang-ulang, baik berupa latihan kering tanpa kamera dan peralatan lain (dry rehearsal) maupun latihan lengkap dengan kamera seperti ketika siaran (general rehearsal). Latihan-latihan diperlukan untuk menghidari kesalahan yang mungkin terjadi. Keuntungan dari sistem siaran langsung kerabat kerja yang mengalami situasi ini akan menjadi terbiasa bekerja secara cermat, hati-hati, dan ketrampilannya menangani peralatan menjadi semakin hebat.

Naskah drama televisi (teleplay) sedikit mirip dengan naskah drama panggung, karena keterbatasan setting yang biasanya maksimal empat set di dalam studio televisi. Itu artinya tempat adegan di dalam drama televisi tidak lebih dari empat macam. Dalam situasi semacam itu penggunaan pemikiran verbal lebih banyak daripada pemikiran visual, atau dalam kata lain adegan dipenuhi oleh kata-kata, jarang sekali menyajikan suatu kejadian. Kejadian yang semestinya berlangsung dan muncul di layar kaca dalam kondisi dan situasi pertelevisian kala itu biasanya diceritakan secara verbal oleh para tokohnya lewat dialog-dialog.

Sinetron yang berkembang seiring perkembangan pertelevisian tanah air dalam tata laksana produksi dan konsepnya berbeda jika dibandingkan dengan drama televisi. Berdasarkan makna kata (sinetron = sinema elektronik) yaitu sinema, penggarapannya tidak jauh berbeda dengan sinema layar perak. Pula dalam hal naskah yang juga disebut skenario, dalam tahapan penulisan dan format naskahnya. Yang berbeda, film layar lebar menggunakan kamera optik, bahan seluloid dan medium sajian menggunakan proyektor dan layar putih di dalam gedung bioskop atau layar tancap di luar ruangan. Sinetron diproduksi

67

Page 69: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

dengan menggunakan kamera elektronik dan video recorder, bahannya pita atau kaset, dengan penyajian dipancarkan melalui stasiun televisi dan diterima melalui pesawat televisi yang bersifat lebih privat.

A. PERENCANAAN ACARA DRAMATata laksana produksi acara drama sama halnya dengan format acara

lainnya, yaitu diperlukan perencanaan dan persiapan matang sebelum produksi berlangsung. Produksi acara drama biasanya diawali dengan lahirnya sebuah gagasan, penentuan tema yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita dasar. Setelah sinopsis dan treatment selesai dikerjakan, langkah berikutnya adalah mengembangkan treatment yang telah berisi pokok action menjadi sebuah skenario.

Setelah skenario siap, Produser memilih Pengarah Acara atau Sutradara, menentukan jadwal kerja dan estimasi biaya produksi. Bersama PD, Produser menentukan kerabat kerja dan pemain lewat proses casting. Dalam hal penentuan pemain biasanya berorientasi pada kemungkinan estimasi biaya. Untuk penentuan pemain biasanya dipercayakan kepada PD, namun tidak jarang Produser mengusulkan nama-nama pemain yang diprediksi dapat menaikkan pamor hasil produksi. Pada titik ini bisa terjadi pertentangan antara PD dan Produser. PD biasanya melihat pada kualitas artistik drama, sedangkan Produser berbicara dari kaca mata nilai jual produk. Yang paling gampang adalah jika Produser merangkap sebagai PD, namun jika dua jabatan ini dipisah maka lebih baik Produser memilih PD yang ‘sehati’.

Yang perlu menjadi perhatian dari perencanaan produksi drama adalah ketaatan pada jadwal produksi. Bila jadwal mulur dari yang telah disepakati atau ditentukan, maka itu berarti pembengkakan biaya produksi. Disamping itu jika produksi memerlukan pengambilan gambar di luar studio, maka perlu juga mempertimbangkan faktor-faktor alam seperti musim atau cuaca. Biasanya produksi ketika musim kemarau akan lebih lancar jika dibandingkan musim penghujan.

Penggunaan peralatan berkualitas tinggi (standar penyiaran) berkorelasi positif dengan hasil produksi. Meski demikian kelayakan tayangan tidak saja ditentukan kualitas peralatan, faktor-faktor seperti isi cerita, mutu permainan para pemain, dan pengolahan sinematografi juga sangat menentukan. Dewasa ini kualitas program drama tidak hanya ditentukan nilai kultural, namun lebih sering ditentukan oleh rating (nilai industrial).

68

Page 70: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

B. PELAKSANAAN PRODUKSISetelah perencanaan, maka dilanjutkan tahap persiapan dimana semua

kontrak dengan pemain dan kerabat kerja sudah diselesaikan. Jika program drama ataupun sinetron akan dijual / disiarkan di stasiun lain, jangan sekali-kali membuat kontrak yang tidak jelas baik dengan pemain ataupun kerabat kerja. Seandainya terjadi perselisihan di akhir produksi, tanpa kontrak yang jelas siapapun dapat menggunakan kesempatan untuk menuntut bermacam kemungkinan. Dalam konteks ini Produser adalah yang paling dirugikan. Kontrak biasanya diurus Asisten Produser bagian hukum.

Proses selanjutnya adalah kegiatan yang dilaksanakan bersama-sama namun dilakukan berbeda oleh para pemain dan kerabat kerja. Para pemain berlatih dibawah arahan PD. Dalam latihan, penyesuaian perkembangan karakter yang terjadi pada setiap adegan/scene masih dapat dikontrol. Latihan di lapangan hanya khusus untuk adegan yang di-shooting sering sulit menjamin perkembangan karakteristik lakon dan tokoh-tokohnya. Terlebih, sering terjadi seorang pemain sinetron terlibat dalam produksi lebih dari satu judul dengan peran yang berbeda-beda.Terkadang muncul anggapan latihan tidak penting, dan hanya menjalankan menjelang pelaksanaan pengambilan adegan. Namun banyak PD dan Sutradara berpendapat latihan dalam tahap persiapan penting dilakukan.

Sementara itu, kerabat kerja atau kru mempersiapkan peralatan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Art Designer (atau dikenal dengan Penanggung Jawab Artistik) membuat desain artistik kostum dan tempat adegan seperti rumah beserta interiornya dan properti. Pelaksana untuk menyediakan lokasi shooting, properti dan kebutuhan-kebutuhan lain disebut Unit Manager. Unit Manager mempunyai sejumlah asisten untuk mencari kebutuhan yang diperlukan dalam adegan-adegan. Nilai artistik harus senantiasa dikonsultasikan dengan Art Designer.

Yang paling utama dalam kegiatan produksi drama adalah kerjasama tim (team work). Kerja sama tim yang baik akan membuat produksi berjalan mulus. Kerja sama yang baik hanya terwujud jika dalam perencanaan dan persiapan terjadi saling pemahaman antara Produser, PD, kerabat kerja dan para pemain. Dalam realitas, konflik di saat shooting berlangsung sering terjadi dan kejadian ini akan menghambat proses produksi. Lebih baik mencoba untuk mempunyai persepsi yang sama sebelum pelaksanaan produksi, daripada setelah pelaksanaan produksi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketika tahap pelaksanaan produksi atau shooting, sebagai pemimpin adalah PD. Shooting akan berjalan lancar jika masing-masing personil yang

69

Page 71: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

terlibat bertanggungjawab pada tugas dan waktu yang ditentukan. Pada saat shooting, Pencatat Adegan sangat diharuskan bekerja dengan penuh ketelitian, karena catatan yang dibuatnya sangat berguna pada tahapan Pasca Produksi. Disamping itu Pencatat Adegan juga harus senantiasa mengingatkan PD akan hal-hal penting yang dituntut oleh adegan yang sedang diambil. Camera Persons (Campers) ibarat mata PD. Wide angle hanya dibuat jika sangat diperlukan, karena gambar lebih banyak dibuat dalam medium dan close shot. Kontinuitas adegan harus diperhatikan agar tidak terjadi jumping ketika proses editing.

Setelah semua adegan selesai diambil, maka sampailah pada tahapan Pasca Produksi, yaitu off-line dan on-line editing dan mixing. Proses Pasca Produksi acara drama tidak berbeda dengan program-program lainnya. Mixing biasanya dilakukan untuk memberi suasana dengan ilustrasi musik khusus. Setelah melihat seluruh hasil editing, Music Ilustrator diminta Produser untuk memberi ilustrasi musik dengan menciptakan musik tema (theme) dari drama atau sinetron tersebut. Melodi dari musik tema diubah-ubah menurut suasana adegan yang dikehendaki. Setelah semua siap musik ilustrasi kemudian di-mixing ke dalam setiap adegan.

C. PENGEMBANGAN PROGRAM DRAMATema-tema untuk program drama televisi sangatlah luas. Kita bisa

berbicara dari soal pribadi hingga soal politik dalam bingkai cerita yang beragam. Acapkali awam atau pengarang muda beranggapan bahwa ide yang akan dikembangkan menjadi tema bisa ditemukan dengan merenung. Tidak selamanya demikian, ide dan tema juga bisa ditemukan berdasarkan riset.

Riset dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam berbagai bidang. Bentuk riset yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah riset kepustakaan. Riset kepustakaan bersifat pribadi dan tidak berhubungan dengan orang lain, sehingga dapat dilakukan kapanpun perpustakaan buka. Bahkan seandainya memiliki perpustakaan pribadi di rumah juga bisa dimanfaatkan untuk menjadi sumber penggalian ide. Sumber-sumber pustaka sangat berguna jika seorang penulis naskah drama menginginkan hasil karyanya sekalipun fiksi namun masuk akal dan logis. Ambil contoh, seandainya kita akan menulis cerita tentang sebuah kasus kejahatan dunia maya (cyber crime) sementara kita tidak pernah membaca kasus-kasus terkait tema tersebut atau bahkan sangat awam dengan istilah hukum. Maka bisa jadi dialog-dialog yang kita buat akan terasa dangkal dan janggal.

70

Page 72: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

Riset yang lain terkait dengan riset lapangan yang bisa dilakukan dengan banyak cara. Berbicara dengan orang lain, bergaul dalam suatu komunitas sosial, bertanya kepada kawan yang memiliki pengetahuan luas, merupakan contoh-contoh sederhana bagaimana melakukan riset sederhana di lapangan. Bukan mustahil alur cerita dan kejadian yang kita dengar dari cerita seorang kawan akan menjadi bahan cerita yang baik.

Banyak tema dan kejadian yang dapat diolah menjadi drama atau sinetron, sehingga penonton tidak melulu disuguhi persoalan cinta dan balas dendam, tetapi juga bisa tentang penggusuran, ketidakadilan, pengkhianatan, lingkungan hidup, korupsi, ketegaran, dan sebagainya. Situasi kekinian sebenarnya menyediakan banyak tema kejadian yang menarik, terlebih jika bersentuhan dengan nilai kemanusiaan dan memiliki daya tarik kejadian yang (cukup) berbobot. Beberapa pakem di tanah air juga bisa menjadi bidang garapan pengembangan tema drama televisi, misalnya pakem sejarah klasik mulai zaman Kutai Kartanegara hingga Mataram Islam. Pakem masa penjajahan VOC dan Jepang, atau masa-masa revolusi fisik. Bisa juga pakem cerita wayang, cerita rakyat atau kegenda, dan bahkan dongeng untuk anak-anak.

Kita bisa belajar dari negara lain, semisal Amerika Serikat yang kurang lebih memiliki empat atau lima pakem cerita perang namun bisa melahirkan ratusan cerita menarik untuk layar lebar maupun layar kaca. Ambil contoh Perang Vietnam yang melahirkan banyak cerita mulai dari sekadar ‘onani batin’ akan kemenangan spektakuler seperti dalam cerita “Rambo”, hingga masalah gangguan mental veteran perang. Perang Vietnam hanya dijadikan latar kejadian, sedangkan selebihnya adalah pengembangan dari kejadian-kejadian yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan kejadian tersebut. Pakem lain misalnya Perang Saudara (Civil War), Perang Dunia II, Era Perang Dingin Barat-Timur, maupun konflik Timur Tengah. Miskinnya tema drama televisi, sinetron atau bahkan perfilman kita bisa jadi karena faktor penulis naskah kurang suka menjalankan riset serius untuk menemukan aspek berbeda dari sebuah kejadian.

Drama televisi atau sinetron memiliki beragam corak, ada yang lepas dan ada yang serial. Yang lepas, sekali tayang maka selesai sudah ceritanya. Yang serial mempunyai format yang beragam. Telenovela adalah bentuk sinetron yang corak penyajiannya sebagaimana novel. Corak telenovela episodenya bisa berjumlah banyak, tetapi bisa juga sedikit atau disebut miniseri dengan jumlah sekitar enam episode.

Sebagaimana sebuah novel, sinetron telenovela adalah sinetron dengan cerita bersambung. Maka jika seorang penonton tidak mengikuti dua

71

Page 73: dinus.ac.iddinus.ac.id/.../docs/ajar/Desain_Program_TV_v2019.docxWeb viewdinus.ac.id

atau tiga episode meski tokoh utamanya sama, dia (bisa) akan kehilangan alur cerita. Sinetron serial biasanya memiliki benang merah untuk menghubungkan satu episode dengan episode lainnya. Benang merah ini dapat menggunakan 3 (tiga) kemungkinan. Pertama, tempat kejadian yang menjadi seluruh latar belakang cerita, misalnya kampus, hotel, atau pemondokan. Kedua, tokoh yang menjadi figur utama, misalnya Kabayan. Ketiga, kejadian khusus yang menjadi pokok persoalan, misalnya UFO dalam serial “The X-File”.

Penulis naskah dapat memilih berbagai macam benang merah dan selalu mencari-cari format-format baru. Di negara kita masih banyak kemungkinan tema yang sangat relevan untuk masyarakat, ambil contoh tema lingkungan hidup seputar Lumpur Lapindo atau kawasan lereng Gunung Merapi. Dengan senantiasa mencari format-format baru kita akan menjadi sangat kaya kemungkinan untuk memproduksi drama-drama televisi atau sinetron-sinetron yang kaya dimensi cerita serta senantiasa dinantikan oleh penonton televisi.

72