perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN...

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN EFEK DIURESIS EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran RENDY PRIMANANDA ZILMI G0008234 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBANDINGAN EFEK DIURESIS EKSTRAK ETANOL DAUN

PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA

TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

RENDY PRIMANANDA ZILMI

G0008234

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi masih menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan

di Indonesia. Menurut Menkes Dr. Endang R. Sedyaningsih, dr., PH.,

hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan

tuberkulosis, yakni mencapai 6.7% dari populasi kematian pada semua umur

di Indonesia (Dinkes Jateng, 2010). Hipertensi adalah ketika tekanan darah

sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik

lebih dari sama dengan 90 mm Hg, atau keduanya (South-paul et al., 2008).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007

menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31.7% (Dinkes

Jateng, 2010). Pada kebanyakan pasien dengan hipertensi, terapi obat

diperlukan untuk mencapai target tingkat tekanan darah. Diuretik taizid, beta-

blocker, angiotensin-converting–enzyme (ACE) inhibitor, penghambat saluran

kalsium, dan angiotensin-receptor blockers (ARBs) merupakan pilihan utama

pada pasien dengan hipertensi (Chobanian, 2009).

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Diuretik adalah obat-obat yang meningkatkan laju aliran urin, namun

secara klinis diuretik juga bermanfaat untuk meningkatkan laju ekskresi

natrium (natriuresis) dan amnion yang menyertainya (Hardman dan Limbird,

2007). Pada aspek klinis, diuretik digunakan sebagai obat pilihan pertama

pada penderita gagal jantung dan hipertensi ringan sampai sedang (Dipiro et

al., 2005). Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara

mendeplesi simpanan natrium tubuh. Natrium dapat menyebabkan tahanan

vaskular dengan meningkatkan kekauan pembuluh darah dan reaktivitas saraf

(Katzung, 2001).

Hidroklorotiazid termasuk dalam diuretik tiazid yang bekerja pada

awal tubulus distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan klorida

(Stringer, 2008). Diuretik tiazid tepat untuk digunakan pada sebagian besar

pasien dengan hipertensi ringan atau sedang (Katzung, 2001).

Pemakaian tanaman obat dalam dekade ini cenderung meningkat

sejalan dengan berkembangnya industri jamu atau obat tradisional, farmasi,

kosmetik, makanan, dan minuman (Syukur dan Hernani, 2003). Selain murah

dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal dari tumbuhan pun memiliki

efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-

obatan kimia. Hal ini disebabkan efek dari obat bersifat alamiah, tidak sekeras

efek obat-obatan kimia. Tubuh manusia pun relatif lebih mudah menerima

obat dari bahan tumbuh-tumbuhan dibandingkan dengan obat kimiawi

(Muhlisah, 2004).

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Daun, akar dan kulit batang Carica papaya L. mengandung alkaloida,

saponin dan flavonoid, disamping itu daun dan akar juga mengandung

polifenol dan bijinya mengandung saponin (Syamsuhidayat dan Hutapea,

2000). Flavonoid yang terdapat didalam daun papaya adalah golongan

flavonol (Krishna et al., 2008). Flavonol dapat menyebabkan efek diuresis

dengan cara meningkatkan ekskresi elektrolit, seperti ion natrium dan klorida

bersama urin (Chodera et al., 1991).

Berdasarkan uraian diatas, daun pepaya (Carica papaya L.)

mengandung flavonoid golongan flavonol yang dapat memberikan efek

diuresis. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa

besar efek diuresis daun pepaya jika dibandingkan dengan hidroklorotiazid.

B. Rumusan Masalah

Apakah ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek diuresis yang

setara dengan hidroklorotiazid pada tikus putih jantan?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat kekuatan diuresis ekstrak daun pepaya (Carica

papaya L.) dibandingkan dengan hidroklorotiazid pada tikus putih jantan.

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini dapat memberi informasi ilmiah mengenai efek diuresis

ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) pada tikus putih jantan serta

informasi mengenai tingkatan diuresisnya pada tikus putih jantan

dibandingkan dengan hidroklorotiazid.

2. Aspek Aplikatif

Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian pada hewan yang

tingkatannya lebih tinggi dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Anatomi dan Fisiolgi Ginjal

a. Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak

di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah

dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub

atas ginjal sebelah kanan terletak setinggi sela iga kedua belas.

Sedangkan kutub atas ginjal sebelah kiri terletak setinggi sela iga

kesebelas (Price dan Wilson, 2005).

Setiap ginjal pada orang dewasa beratnya kira-kira 150 gram

dan kira-kira seukuran kepalan tangan. Sisi medial setiap ginjal

merupakan daerah lekukan yang disebut hilum tempat lewatnya arteri

dan vena renalis, cairan limfatik, suplai saraf, dan ureter. Ginjal

dilingkupi oleh kapsul fibrosa yang keras untuk melindungi struktur

dalamnya yang rapuh (Guyton dan Hall, 2007).

Potongan longitudinal dari ginjal memperlihatkan dua daerah

yang berbeda, yaitu korteks di bagian luar dan medula di bagian

dalam. Medula terbagi-bagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

(Price dan Wilson, 2005). Dasar dari setiap piramid dimulai pada

perbatasan antara korteks dan medula serta berakhir di papila, yang

menonjol ke dalam ruang pelvis ginjal, yaitu sambungan dari ujung

ureter bagian atas yang berbentuk corong. Batas luar pelvis terbagi

menjadi kantong-kantong dengan ujung terbuka yang disebut kalises

mayor, yang meluas ke bawah dan terbagi menjadi kalises minor, yang

mengumpulkan urin dari tubulus setiap papila (Guyton dan Hall,

2007).

Unit kerja fungsional ginjal disebut nefron. Dalam setiap ginjal

terdapat sekitar 1 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur

dan fungsi sama (Price dan Wilson, 2005). Setiap nefron terdiri dari :

(1) glomerulus (sekumpulan kapiler glomerulus) yang dilalui sejumlah

besar cairan yang difiltrasi dari darah, dan (2) tubulus yang panjang

tempat cairan hasil filtrasi diubah menjadi urin dalam perjalanannya

menuju pelvis ginjal (Guyton dan Hall, 2007).

Glomerulus tersusun dari suatu jaringan kapiler glomerulus

yang bercabang dan beranastomosis. Kapiler glomerulus dilapisi sel-

sel epitel, dan keseluruhan glomerulus dibungkus dalam kapsula

Bowman (Guyton dan Hall, 2007).

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Suplai Darah ke Ginjal

Ginjal diperfusi oleh sekitar 1.200 ml darah per menit-suatu

volume yang sama dengan 20 % sampai 25 % curah jantung (5.000 ml

per menit). Lebih dari 90 % darah yang masuk ke ginjal

didistribusikan ke korteks, sedangkan sisanya didistribusikan ke

medula (Price dan Wilson, 2005).

Darah masuk ke ginjal langsung dari percabangan aorta

abdominalis, yaitu arteri renalis. Setelah masuk ke dalam ginjal, arteri

renalis kemudian bercabang-cabang secara progresif membentuk arteri

interlobaris, arteri arkuata, arteri interlobularis, dan arteriol aferen,

yang menuju kapiler glomerulus. Ujung distal kapiler pada setiap

glomerulus bergabung untuk membentuk arteriol eferen yang

membawa darah menjauh dari glomerulus, yaitu menuju jaringan

kapiler kedua yang disebut kapiler peritubular. Kapiler ini

mengosongkan isinya kedalam pembuluh sistem vena dan secara

progresif membentuk vena interlobularis, vena arkuata, vena

interlobaris, dan vena renalis yang meninggalkan ginjal (Guyton dan

Hall, 2007).

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal yaitu :

Ø Ekskresi produk sisa metabolik, bahan kimia asing, obat, dan

metabolit hormon

Ginjal merupakan organ utama untuk membuang produk sisa

metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Produk-produk

ini meliputi urea, kreatinin, asam urat, produk akhir pemecahan

hemoglobin, dan metabolit hormon. Ginjal juga membuang

sebagian besar toksin dan zat asing yang diproduksi oleh tubuh

atau pencernaan, seperti pestisida, obat-obatan, dan zat adiktif

makanan.

Ø Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit

Ginjal membantu pengaturan konsentrasi ion-ion utama seperti

natrium, klorida, kalium, dan fosfat.

Ø Pengaturan tekanan arteri

Ginjal berperan penting dalam mengatur tekanan arteri jangka

panjang dengan mengekskresikan sejumlah natrium dan air.

Ø Pengaturan keseimbangan asam-basa

Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan cara

mengekskresikan asam dan mengatur penyimpanan dapar cairan

tubuh. Ginjal merupakan satu-satunya organ untuk membuang

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tipe-tipe asam tertentu dari tubuh, seperti asam sulfur dan asam

fosfat yang dihasilkan dari metabolisme protein.

Ø Pengaturan produksi eritrosit

Ginjal mengekskresikan eritropoietin, yang merangsang

pembentukan sel darah merah.

Ø Pengaturan produksi 1.25-dihidroksivitamin D3

Ginjal menghasilkan bentuk aktif vitamin D, yaitu 1.25

dihidroksivitamin D3 (kalsitriol).

Ø Sintesis glukosa

Ginjal menyintesis glukosa dari asam amino dan prekusor lainnya

selama masa puasa yang panjang, proses ini disebut

glukoneogenesis (Guyton dan Hall, 2007).

d. Proses Pembentukan Urin

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan

melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Seperti

kebanyakan kapiler, kapiler glomerulus juga relatif impermeabel

terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi (disebut filtrat

glomerulus) pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak

mengandung elemen selular, termasuk sel darah merah (Guyton dan

Hall, 2007).

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Langkah kedua dalam proses pembentukan urin adalah

reabsorpsi selektif zat-zat yang sudah difiltrasi dan sekresi beberapa

zat dari pembuluh darah peritubulus ke dalam tubulus. Proses

reabsorpsi dan sekresi ini berlangsung melalui mekanisme transpor

aktif dan pasif. Suatu mekanisme dikatakan aktif apabila zat berpindah

melawan perbedaan elektrokimia (yaitu melawan perbedaan potensial

listrik, potensial kimia, atau keduanya) dan menggunakan energi.

Sedangkan pada transpor pasif zat yang direabsorpsi atau disekresi

bergerak mengikuti perbedaan elektrokimia yang ada, selama proses

ini tidak diperlukan energi (Price dan Wilson, 2005).

Hal utama yang berkaitan dengan sebagian besar proses

reabsorpsi adalah reabsorpsi aktif natrium (Sherwood, 2001),

sedikitnya dua pertiga dari jumlah natrium yang difiltrasi akan

direabsorpsi secara aktif dalam tubulus proksimal (Price dan Wilson,

2005). Selain natrium, sebagian besar elektrolit dan nutrien organik,

misalnya glukosa dan asam amino, juga direabsorpsi secara aktif.

Sedangkan dalam reabsorpsi pasif zat terpenting yang direabsorpsi

adalah klorida, air, dan urea (Sherwood, 2001). Proses sekresi dan

reabsorpsi selektif diselesaikan dalam tubulus distal dan duktus

pengumpul (Price dan Wilson, 2005).

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dari 125 ml / menit cairan yang difiltrasi di glomerulus, dalam

keadaan normal hanya 1 ml / menit yang tertinggal di tubulus dan

dieksresikan sebagai urin (Price dan Wilson, 2005). Dalam keadaan

normal, jumlah urin rata-rata adalah 1400 ml / hari (Guyton dan Hall,

2007) yang mengandung urea, natrium, kalium, fosfat, sulfat, kreatinin

dan uric acid (Marieb dan Hoehn, 2010).

2. Diuretik

a. Definisi Diuretik

Diuretik adalah obat-obat yang meningkatkan laju aliran urin;

namun secara klinis diuretik juga bermanfaat untuk meningkatkan laju

ekskresi natrium (natriuresis) dan amnion yang menyertainya

(Hardman dan Limbird, 2007). Istilah diuresis mempunyai dua

pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan volume urin

yang di produksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran

zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah untuk

memobilisasi cairan edema, yang berarti mengubah sedemikian rupa

sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal (Gunawan,

2007).

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Klasifikasi

Pada dasarnya terdapat 3 kelompok diuretik yang dibagi

berdasarkan struktur dan mekanisme kerja, yaitu :

Ø Diuretik tiazid

Diuretik tiazid bekerja pada ansa henle asenden tebal dan awal

tubulus distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan

klorida. Contoh dari diuretik tiazid adalah klorotiazid,

hidroklorotiazid, klortalidon, metolazon, indapamid, dan

hidroflumetiazid.

Ø Diuretik loop

Diuretik loop lebih kuat dari diuretik tiazid dan bekerja pada ansa

henle asenden tebal dengan cara menghambat reabsorpsi klorida.

Contoh dari diuretik loop adalah furosemid, bumetanid, asam

etakrinat, dan torsemid.

Ø Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium sering kali digunakan dalam kombinasi

dengan diuretik lain untuk membantu mempertahankan

keseimbangan kalium. Contoh dari diuretik hemat kalium adalah

antagonis aldosteron, triamteren dan amilorid. (Stringer, 2008).

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Mekanisme Kerja Diuretik

Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara

mendeplesi simpanan natrium tubuh. Natrium tubuh dapat

menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekauan

pembuluh darah dan reaktivitas saraf (Katzung, 2001).

Diuretik mempunyai tempat kerja spesifik, yaitu:

Ø Tubuli proksimal

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang direabsorpsi

kurang lebih 70 %, antara lain ion natrium dan air, begitu pula

glukosa dan ureum. Diuretik bekerja disini dengan cara merintangi

reabsorpsi air dan juga natrium.

Ø Lengkungan Henle

Dibagian menaik dari lengkungan henle kurang lebih 25 % dari

semua ion klorida yang telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif,

disusul reabsorpsi secara pasif dari natrium dan kalium tetapi tanpa

air hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretik bekerja terutama

dengan merintangi transpor klorida dan reabsorpsi natrium.

Pengeluaran kalium dan air juga diperbanyak.

Ø Tubuli distal

Di bagian pertama segmen ini, natrium direabsorpsi secara aktif

tanpa air hingga filtrate menjadi lebih cair dan hipotonis. Senyawa

thiazida dan klortalidon bekerja ditempat ini dengan

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memperbanyak ekskresi natrium dan kalsium sebesar 5 – 10 %. Di

bagian kedua segmen ini, ion natrium ditukar dengan ion kalium

atau NH4, proses ini dikendalikan oleh hormone aldosteron.

Antagonis aldosteron dan zat-zat penghemat kalium (amilorida,

triamteren) bekerja disini dan mengakibatkan ekskresi natrium

(kurang dari 5 %) dan retensi kalium.

Ø Saluran pengumpul

Hormon antidiuretik (vasopresin) dari hipofisis bekerja di sini

dengan jalan memengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel

saluran ini (Tjay dan Rahardja, 2007).

3. Hidroklorotiazid (HCT)

Hidroklorotiazid termasuk dalam diuretik tiazid yang bekerja

pada awal tubulus distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan

klorida (Stringer, 2008). Diuretik tiazid tepat untuk digunakan pada

sebagian besar pasien dengan hipertensi ringan atau sedang (Katzung,

2001). Senyawa sulfamoyl ini diturunkan dari klorthiazida yang

dikembangkan dari sulfanilamide, bekerja dibagian tubuli distal, efek

diuretiknya lebih ringan dari efek diuretik loop tetapi bertahan lebih lama

(Tjay dan Rahardja, 2007).

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a. Farmakokinetik

Diuretik Tiazid diabsorbsi dengan baik dan cepat dari dalam

usus dan diekskresi baik melalui filtrasi glomerulus maupun sekresi

aktif dalam tubulus proksimal. Awal diuresis terjadi dalam waktu 2

jam, puncak efek pada 4 jam, dan aksi berlangsung dari 6 sampai 12

jam (Gunawan, 2007). Hidroklorotiazid hampir tidak dimetabolisme

oleh tubuh. Kurang lebih 95 % dari hidroklorotiazid yang masuk

dalam tubuh manusia diekskresikan dalam bentuk asalnya (Anderson

et al., 2002). Hidroklorotiazid didistribusikan keseluruh ruang

ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun

dalam jaringan ginjal saja (Sunaryo, 2004).

b. Farmakodinamik

Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan

ekskresi natrium, klorida, dan sejumlah air. Efek natriuresis dan

kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi

elektrolit pada hulu tubuli distal. Dalam keadaan normal natrium dan

klorida dibawa dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Natrium

selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar dengan kalium

(Gunawan, 2007). Hambatan ini menghasilkan peningkatan volume

urin dan meningkatnya kehilangan natrium, klorida, kalium dan

sejumlah air (Jackson, 2001). Perubahan asam basa dalam tubuh tidak

mempengaruhi efek diuresis tiazid (Sunaryo, 2004).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4. Pepaya

a. Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyte

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Cistales

Suku : Caricaceae

Marga : Carica

Jenis : Carica papaya L.

b. Nama Lokal

Tanaman ini dapat dijumpai hampir di seluruh Kepulauan Indonesia.

Carica papaya L. di Jawa tengah dikenal dengan nama kates, di Sunda

dinamakan gedhang, orang Sulawesi menyebutnya kapaya, dan di

Ambon dikenal dengan nama papas (Warsino, 2004).

c. Deskripsi Tanaman

Habitus : perdu, tinggi ± 10 m.

Batang : tidak berkayu, silindris, berongga, putih kasar.

Daun : tunggal, bulat, ujung runcing, tepi bergerigi, pertulangan

menjari diameter 25 - 75 cm, panjang tangkai 25 - 100 cm,

hijau.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Bunga : tunggal, bentuk bintang, di ketiak daun, berkelamin satu atau

berumah dua. Bunga jantan terletak pada tandan yang

serupa malai, kelopak kecil, kepala sari bertangkai pendek

atau duduk, kuning, mahkota bentuk terompet, tepi bertajuk

lima, bertabung panjang, putih kekuningan. Bunga betina

berdiri sendiri, mahkota lepas, kepala putih, duduk, bakal

buah beruang satu, putih kekuningan.

Buah : buni, bulat memanjang, berdaging, masih muda hijau setelah

muda jingga.

Biji : bulat atau bulat memanjang, kecil, bagian luar di bungkus

selaput yang berisi cairan, masih muda putih setelah tua

hitam.

Akar : tunggang, bercabang, putih kekuningan.

d. Khasiat

Tanaman ini mempunyai banyak manfaat dan kegunaan serta

telah digunakan secara tradisional untuk arthritis dan reumatik di

Indonesia dan Haiti, asma dan infeksi pernapasan di Mauritius,

Meksiko, dan Filipina, kanker di Australia dan Meksiko, konstipasi

dan laksatif di Honduras, Panama, dan Trinidad, untuk kasus tumor

(uterus) di Ghana dan Nigeria, serta kasus sifilis di Afrika (Warsino,

2004).

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Daun Carica papaya L. berkhasiat sebagai obat malaria dan

menambah napsu makan. Akar dan bijinya berkhasiat sebagai obat

cacing, getah buahnya berkhasiat sebagai obat memperbaiki

pencernaan. Untuk obat malaria dipakai ± 100 gram daun segar Carica

papaya L., dicuci lalu ditumbuk, sampai lumat, ditambahkan 1 gelas

air matang, diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 2000).

e. Kandungan kimia

Daun, akar dan kulit batang Carica papaya L. mengandung

alkaloida, saponin dan flavonoida, disamping itu daun dan akar juga

mengandung polifenol dan bijinya mengandung saponin

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 2000). Flavonid yang terdapat didalam

daun pepaya adalah golongan flavonol (Krishna et al., 2008).

Kebanyakan tumbuhan yang mengandung flavonoid

mempunyai efek diuretik atau antispasme. Selain itu flavonoid juga

mempunyai efek antitumor, antibakterial atau antifungal (Evans,

2009). Flavonol menyebabkan peningkatan ekskresi elektrolit, seperti

ion natrium dan klorida bersama urin (Chodera et al., 1991). Flavonoid

cukup stabil pada pemanasan sampai 100 °C selama lebih dari 30

menit (Harborne, 2006).

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

5. Ekstraksi

Ekstrak dapat berupa sediaan kental, sediaan kering atau cair yang

dibuat dengan mengambil simplisia nabati atau hewani menurut cara yang

cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Sebagai cairan

penyaring digunakan air, eter, campuran etanol dan air. Pembuatan

sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat dalam simplisia terdapat

dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan

mengatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat distandardisasikan kadar

zat berkhasiat sedangkan kadar zat berkhasiat dalam simplisia sukar

didapat yang sama (Anief, 2003).

Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik

dari jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan

mengekstraksi-sinambung serbuk bahan dengan alat Soxhlet. Metode ini

berguna bila kita bekerja dalam senyawa gram (Harborne, 2006).

Soxhletasi merupakan cara ekstraksi yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinyu dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin

aliran balik (Voigt, 1994).

Keuntungan soxhletasi adalah membutuhkan pelarut yang lebih

sedikit dan karena proses penyaringan terjadi berulang maka zat yang

tersari di dalam pelarut lebih banyak dan untuk penguapan pelarut

digunakan pemanasan (Voigt, 1994), selain itu waktu yang dibutuhkan

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

untuk mendapatkan hasil ekstraksi relatif lebih singkat dibandingkan

dengan metode perkolasi dan meserasi. Kerugian cara ini adalah tidak

dapat digunakan untuk senyawa-senyawa termolabil (Harbourne, 2006).

Pelarut untuk ekstraksi dibagi menjadi dua, yaiut pelarut polar

(methanol, etanol, air) dan pelarut non polar (eter, heksan). Senyawa yang

bersifat polar akan masuk ke pelarut polar dan senyawa non polar akan

masuk ke pelarut non polar. Garam, alkaloid, gula, dan flavonoid

termasuk senyawa polar, sedangkan minyak, lemak, dan lilin termasuk

senyawa non polar (Harborne, 2006).

Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol yang bersifat polar.

Etanol digunakan sebagai pelarut karena tidak menyebabkan

pembengkakan sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut,

sehingga sangat sering dihasilkan suatu bahan aktif yang optimal, dimana

bahan pengotor hanya dalam skala kecil turut dalam cairan pengekstraksi

(Voigt, 1994).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

= mempengaruhi

Keadaan ginjal, stress, dehidrasi,

air minum

Hambat reabsorpsi Na⁺ di tubulus ginjal

Tanaman Obat

Daun pepaya

Ekstrak etanol daun pepaya :

flavonol

Meningkatkan ekskresi natrium dan klorida

Peningkatan volume urin

Hidroklorotiazid

Obat paten

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. Hipotesis

Ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek diuresis yang setara

dengan hidroklorotiazid pada tikus putih jantan.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium sederhana dengan

post-test only control group design karena pengukuran hanya dilakukan

pada waktu tertentu setelah pemberian perlakuan pada kelompok hewan

uji. Jenis penelitian ini ekonomis dan secara teknis lebih mudah dilakukan

(Taufiqurohman, 2004).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan

Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya yang

diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas

Gadjah Mada (LPPT UGM).

D. Hewan Uji

Hewan uji berupa tikus putih jantan galur wistar yang diperoleh dari

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada

(LPPT UGM) berumur 2 - 3 bulan, BB 150 - 200 gram, banyaknya sampel

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

30 ekor yang dibagi menjadi kelompok dan masing-masing kelompok

terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan yang dipilih secara acak.

Besar sampel dihitung dengan rumus Federer (Arkeman dan David, 2006):

(n - 1) (t - 1) > 15

(n - 1) (5 - 1) > 15

n - 1 > 3, 75

n > 4,75

n > 5

Tiap kelompok perlakuan terdiri dari 6 sampel.

Penggunaan tikus putih jantan pada penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa tikus putih jantan memberikan hasil penelitian yang

lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan

kehamilan seperti pada tikus putih betina. Tikus putih sebagai hewan

percobaan relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas. Tikus putih

tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit dan kecenderungan untuk

berkumpul dengan sesamanya tidak begitu besar. Aktifitasnya tidak

terganggu oleh adanya manusia di sekitarnya.

Ada dua sifat yang membedakan tikus putih dengan hewan

percobaan lain, yaitu tikus putih tidak dapat muntah karena struktur

anatomi yang tidak lazim ditempat esofagus bermuara ke dalam lambung

dan tikus putih tidak mempunyai kandung empedu, berdasarkan penelitian

Saleem (2006) dan Thambi (2008).

(n - 1) (t - 1) > 15

n = besar jumlah populasi

t = banyaknya perlakuan pada sampel

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

E. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah purposive

sampling, yaitu ciri-ciri dan jumlah sampel yang diambil ditetapkan atau

ditentukan dahulu.. Pemilihan tikus dilakukan secara acak melalui undian

(Taufiqurohman, 2004).

F. Klasifikasi Variabel

1. Variabel bebas : Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.)

2. Variabel terikat : Efek diuresis

3. Variabel pengganggu :

a. Variabel pengganggu yang terkendali

Berat badan, usia, jenis kelamin, galur, makanan dan minuman,

stress pada tikus putih jantan terhadap adaptasi lingkungan

laboratorium, suhu ruangan.

b. Varibel penggangu yang tidak terkendali

Variasi kepekaan tikus putih jantan terhadap zat dan obat yang

digunakan.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Ekstrak etanol daun pepaya

Ekstrak etanol daun pepaya adalah ekstrak yang dihasilkan oleh daun

Carica papaya L. yang kemudian dibagi menjadi 3 dosis perlakuan.

Ekstrak daun pepaya diperoleh dari kompleks perkebunan

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Mada (LPPT UGM). Proses ekstraksi dilakukan dengan metode

soxhletasi.

Skala pengukuran: ordinal

Alat ukur: spuit pencekok

2. Efek diuresis

Efek diuresis adalah peningkatan jumlah volume urin yang terjadi

pada tikus putih jantan selama 24 jam. Pengamatan dilakukan setiap 6

jam setelah pemberian perlakuan.

Skala Pengukuran: rasio

Alat ukur: injection spuit

3. Larutan CMC 1 %

Larutan CMC 1 % adalah bahan yang digunakan pada saat pembuatan

suspensi ekstrak daun pepaya dosis I, dosis II, dan dosis III.

Penggunaan larutan CMC 1 % bertujuan untuk mencegah

pengendapan pada ekstrak daun pepaya.

4. Hidroklorotiazid

Hidroklorotiazid yang dipakai dalam percobaan berupa tablet sediaan

HCT generik 25 mg. Dosis yang diberikan pada hewan uji adalah 0.32

mg dalam 2 ml aquadest dan diberikan secara peroral dengan spuit

pencekok. Sebelumnya tablet HCT diukur menggunakan timbangan

digital dengan satuan miligram.

Skala pengukuran: nominal

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5. Galur, berat badan, umur, dan jenis kelamin tikus

Menggunakan tikus putih galur wistar supaya didapat latar belakang

genetik yang seragam dengan berat badan 150 - 200 gram. Tikus

putih yang digunakan sekitar 2 - 3 bulan dan dipilih jenis kelamin

jantan karena pengaruh hormon reproduksinya lebih kecil.

6. Suhu udara

Ruangan yang digunakan untuk mengkandangkan tikus putih jantan

dikondisikan pada suhu kamar sekitar 25 ºC.

7. Makanan dan minuman

Semua tikus yang digunakan untuk percobaan mendapat makanan dan

minuman yang cukup dan jumlah kurang lebih sama. Makanan

menggunakan pakan standar yaitu brailler-II pellet.

8. Stress, penyakit kongenital

Tikus dipilih yang tampak sehat, tidak terlihat adanya stress, dan tidak

adanya tanda-tanda adanya penyakit kongenital. Hewan percobaan

tidak boleh dilihat terus menerus.

9. Kepekaan terhadap obat

Variasi kepekaan tikus putih jantan terhadap zat dan obat yang

digunakan mempengaruhi keadaan ginjal tikus putih jantan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

H. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

Larutan CMC 1 %

2 ml

HCT 0.32 mg dalam 2

ml aquadest

Ekstrak daun

pepaya 64 mg

dalam 2 ml larutan

Ekstrak daun

pepaya 32 mg

dalam 2 ml larutan

Ekstrak daun

pepaya 96 mg

dalam 2 ml larutan

Ukur volume urin dari semua kelompok perlakuan setiap 6 jam

Masukkan hewan uji ke dalam kandang metabolik

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

Urin 6 jam I

Adaptasi selama 7 hari

Analisa data dengan Uji Anova

Urin 6 jam II Urin 6 jam III Urin 6 jam IV

Tikus putih jantan

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

I. Instrumen Penelitian

1. Kandang metabolik: kandang uji diuretik untik tikus putih.

2. Kandang tikus: untuk tempat mengadaptasikan tikus putih pada tempat

percobaan.

3. Timbangan hewan: untuk mengetahui berat badan tikus.

4. Stopwatch: untuk mengetahui waktu pengukuran volume urin tikus.

5. Bekker glass: untuk tempat ekstrak daun pepaya.

6. Spuit pencekok: untuk memasukkan sampel ke tikus putih peroral.

7. Injecion spuit: untuk mengukur volume hasil uji diuretik.

8. Kantong plastik: untuk menampung urin hasil penelitian.

J. Bahan Penelitian

1. Ekstrak daun pepaya yang dibuat di Laboratorium Penelitian dan

Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM).

2. Larutan CMC 1 % sebagai kontrol negatif.

3. Hidroklorotiazid sebagai kontrol positif.

K. Langkah Penelitian

1. Membuat ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) di Laboratorium

Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT

UGM).

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Persiapan bahan uji

a. Kontrol negatif (Larutan CMC 1 %)

b. Kontrol positif (HCT)

c. Ekstrak daun pepaya dosis 1

d. Ekstrak daun pepaya dosis 2

e. Ekstrak daun pepaya dosis 3

3. Persiapan hewan uji

a. Penimbangan hewan uji dengan menggunakan timbangan hewan.

b. Sebelum perlakuan hewan uji diadaptasikan terlebih dahulu

dengan keadaan laboratorium selama 1 minggu.

c. Hewan uji dipuasakan 48 jam sebelum perlakuan namun

pemberian air minum tetap dilakukan.

d. Persiapan air minum awal untuk setiap tikus (100 ml).

e. Pengelompokan hewan uji menjadi 5 kelompok secara acak,

masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan.

4. Pemberian perlakuan pada hewan uji

a. Kelompok I : tikus diberi larutan CMC 1 % sebagai kontrol

negatif.

b. Kelompok II : tikus putih diberi HCT yang dilarutkan dalam

aquadest sebagai kontrol positif

c. Kelompok III : tikus putih diberi ekstrak daun pepaya dosis 1

d. Kelompok IV : tikus putih diberi ekstrak daun pepaya dosis 2

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Kelompok V : tikus putih diberi ekstrak daun pepaya dosis 3

f. Masukkan masing-masing tikus putih ke dalam kandang

metabolik.

g. Ukur volume urine yang tertampung setiap 6 jam sekali.

h. Volume air minum pada akhir pengamatan diukur untuk

mengontrol pemasukan cairan ke dalam tubuh hewan.

L. Penentuan Dosis

Tikus dengan berat badan 100 gr hanya dapat menerima dosis

larutan peroral sebanyak 5.0 ml (Ngatidjan, 1991). Disarankan takaran

dosis tidak sampai melebihi setengah kali volume maksimalnya (Imono

dan Nurlaila, 1986), maka setiap tikus dalam penelitian ini diberi

perlakuan awal dalam jumlah yang sama, yaitu 2 ml.

1. Perhitungan dosis hidroklorotiazid

Faktor konversi manusia dengan BB 70 kg ke tikus putih dengan

BB 200 gr adalah 0.018 (Ngatidjan, 1991). Dosis HCT yang

digunakan sebagai diuretik adalah 25 mg / hari (Widodo, 1993). Berat

badan rata-rata orang Indonesia adalah 50 kg.

Dosis terapi manusia 50 kg dikonversi ke tikus 200 gr adalah

= 50 / 70 x 25 mg x 0.018 / 200 gr BB

= 0.3214 mg / 200 gr BB

≈ 0.32 mg / 200 gr BB dalam 2 ml aquadest

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Perhitungan dosis kontrol negatif

Dosis larutan CMC 1 % dalam penelitian ini adalah 2 ml.

3. Perhitungan dosis ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

Dosis daun pepaya yang biasa digunakan untuk obat malaria

adalah 100 gram (1 lembar daun) (Syamsuhidayat dan Hutapea, 2000).

Persentase pengeringan 1 lembar daun pepaya segar adalah 7.14 %

(Indra, 2008). Dosis untuk tikus putih :

50 / 70 x 100 gr x 0.018 x 7.14 % = 0.0918 gr / 200 g BB

Berdasarkan penelitian Hanafi (2010), 20 gram simplisia kering

daun Carica papaya L. yang diekstrak dengan metode soxhletasi

menghasilkan 6.89 gram ekstrak dengan kesetaraan 0.35. Artinya, tiap

1 gram simplisia kering daun Carica papaya L. didapatkan 0.35 gram

ekstrak padat.

Maka dosis ekstrak daun Carica papaya L. untuk tikus putih adalah:

a) 0.0918 x 0.35 = 0.032 gr / 200 gr BB

= 32 mg / 200 gr BB dalam 2 ml larutan

b) 0.0918 x 2 x 0.35 = 0.064 gr / 200 gr BB

= 64 mg / 200 gr BB dalam 2 ml larutan

c) 0.0918 x 3 x 0.35 = 0.096 gr / 200 gr BB

= 96 mg/ 200 gr BB dalam 2 ml larutan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

M. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji Anova

(One way analysis of variance) dan uji post hoc. Uji Anova digunakan

untuk membandingkan perbedaan mean lebih dari 2 kelompok, sedangkan

uji post hoc digunakan untuk membandingkan perbedaan mean antar 2

kelompok (Murti, 1994).

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium sederhana dengan

post-test only control group design karena pengukuran hanya dilakukan

pada waktu tertentu setelah pemberian perlakuan pada kelompok hewan

uji. Jenis penelitian ini ekonomis dan secara teknis lebih mudah dilakukan

(Taufiqurohman, 2004).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan

Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pepaya yang

diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas

Gadjah Mada (LPPT UGM).

D. Hewan Uji

Hewan uji berupa tikus putih jantan galur wistar yang diperoleh dari

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada

(LPPT UGM) berumur 2 - 3 bulan, BB 150 - 200 gram, banyaknya sampel

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

30 ekor yang dibagi menjadi kelompok dan masing-masing kelompok

terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan yang dipilih secara acak.

Besar sampel dihitung dengan rumus Federer (Arkeman dan David, 2006):

(n - 1) (t - 1) > 15

(n - 1) (5 - 1) > 15

n - 1 > 3, 75

n > 4,75

n > 5

Tiap kelompok perlakuan terdiri dari 6 sampel.

Penggunaan tikus putih jantan pada penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa tikus putih jantan memberikan hasil penelitian yang

lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan

kehamilan seperti pada tikus putih betina. Tikus putih sebagai hewan

percobaan relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas. Tikus putih

tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit dan kecenderungan untuk

berkumpul dengan sesamanya tidak begitu besar. Aktifitasnya tidak

terganggu oleh adanya manusia di sekitarnya.

Ada dua sifat yang membedakan tikus putih dengan hewan

percobaan lain, yaitu tikus putih tidak dapat muntah karena struktur

anatomi yang tidak lazim ditempat esofagus bermuara ke dalam lambung

dan tikus putih tidak mempunyai kandung empedu, berdasarkan penelitian

Saleem (2006) dan Thambi (2008).

(n - 1) (t - 1) > 15

n = besar jumlah populasi

t = banyaknya perlakuan pada sampel

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

E. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah purposive

sampling, yaitu ciri-ciri dan jumlah sampel yang diambil ditetapkan atau

ditentukan dahulu.. Pemilihan tikus dilakukan secara acak melalui undian

(Taufiqurohman, 2004).

F. Klasifikasi Variabel

1. Variabel bebas : Ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya L.)

2. Variabel terikat : Efek diuresis

3. Variabel pengganggu :

a. Variabel pengganggu yang terkendali

Berat badan, usia, jenis kelamin, galur, makanan dan minuman,

stress pada tikus putih jantan terhadap adaptasi lingkungan

laboratorium, suhu ruangan.

b. Varibel penggangu yang tidak terkendali

Variasi kepekaan tikus putih jantan terhadap zat dan obat yang

digunakan.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Ekstrak etanol daun pepaya

Ekstrak etanol daun pepaya adalah ekstrak yang dihasilkan oleh daun

Carica papaya L. yang kemudian dibagi menjadi 3 dosis perlakuan.

Ekstrak daun pepaya diperoleh dari kompleks perkebunan

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Mada (LPPT UGM). Proses ekstraksi dilakukan dengan metode

soxhletasi.

Skala pengukuran: ordinal

Alat ukur: spuit pencekok

2. Efek diuresis

Efek diuresis adalah peningkatan jumlah volume urin yang terjadi

pada tikus putih jantan selama 24 jam. Pengamatan dilakukan setiap 6

jam setelah pemberian perlakuan.

Skala Pengukuran: rasio

Alat ukur: injection spuit

3. Larutan CMC 1 %

Larutan CMC 1 % adalah bahan yang digunakan pada saat pembuatan

suspensi ekstrak daun pepaya dosis I, dosis II, dan dosis III.

Penggunaan larutan CMC 1 % bertujuan untuk mencegah

pengendapan pada ekstrak daun pepaya.

4. Hidroklorotiazid

Hidroklorotiazid yang dipakai dalam percobaan berupa tablet sediaan

HCT generik 25 mg. Dosis yang diberikan pada hewan uji adalah 0.32

mg dalam 2 ml aquadest dan diberikan secara peroral dengan spuit

pencekok. Sebelumnya tablet HCT diukur menggunakan timbangan

digital dengan satuan miligram.

Skala pengukuran: nominal

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5. Galur, berat badan, umur, dan jenis kelamin tikus

Menggunakan tikus putih galur wistar supaya didapat latar belakang

genetik yang seragam dengan berat badan 150 - 200 gram. Tikus

putih yang digunakan sekitar 2 - 3 bulan dan dipilih jenis kelamin

jantan karena pengaruh hormon reproduksinya lebih kecil.

6. Suhu udara

Ruangan yang digunakan untuk mengkandangkan tikus putih jantan

dikondisikan pada suhu kamar sekitar 25 ºC.

7. Makanan dan minuman

Semua tikus yang digunakan untuk percobaan mendapat makanan dan

minuman yang cukup dan jumlah kurang lebih sama. Makanan

menggunakan pakan standar yaitu brailler-II pellet.

8. Stress, penyakit kongenital

Tikus dipilih yang tampak sehat, tidak terlihat adanya stress, dan tidak

adanya tanda-tanda adanya penyakit kongenital. Hewan percobaan

tidak boleh dilihat terus menerus.

9. Kepekaan terhadap obat

Variasi kepekaan tikus putih jantan terhadap zat dan obat yang

digunakan mempengaruhi keadaan ginjal tikus putih jantan

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

H. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

Larutan CMC 1 %

2 ml

HCT 0.32 mg dalam 2

ml aquadest

Ekstrak daun

pepaya 64 mg

dalam 2 ml larutan

Ekstrak daun

pepaya 32 mg

dalam 2 ml larutan

Ekstrak daun

pepaya 96 mg

dalam 2 ml larutan

Ukur volume urin dari semua kelompok perlakuan setiap 6 jam

Masukkan hewan uji ke dalam kandang metabolik

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

Urin 6 jam I

Adaptasi selama 7 hari

Analisa data dengan Uji Anova

Urin 6 jam II Urin 6 jam III Urin 6 jam IV

Tikus putih jantan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

I. Instrumen Penelitian

1. Kandang metabolik: kandang uji diuretik untik tikus putih.

2. Kandang tikus: untuk tempat mengadaptasikan tikus putih pada tempat

percobaan.

3. Timbangan hewan: untuk mengetahui berat badan tikus.

4. Stopwatch: untuk mengetahui waktu pengukuran volume urin tikus.

5. Bekker glass: untuk tempat ekstrak daun pepaya.

6. Spuit pencekok: untuk memasukkan sampel ke tikus putih peroral.

7. Injecion spuit: untuk mengukur volume hasil uji diuretik.

8. Kantong plastik: untuk menampung urin hasil penelitian.

J. Bahan Penelitian

1. Ekstrak daun pepaya yang dibuat di Laboratorium Penelitian dan

Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM).

2. Larutan CMC 1 % sebagai kontrol negatif.

3. Hidroklorotiazid sebagai kontrol positif.

K. Langkah Penelitian

1. Membuat ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) di Laboratorium

Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT

UGM).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Persiapan bahan uji

a. Kontrol negatif (Larutan CMC 1 %)

b. Kontrol positif (HCT)

c. Ekstrak daun pepaya dosis 1

d. Ekstrak daun pepaya dosis 2

e. Ekstrak daun pepaya dosis 3

3. Persiapan hewan uji

a. Penimbangan hewan uji dengan menggunakan timbangan hewan.

b. Sebelum perlakuan hewan uji diadaptasikan terlebih dahulu

dengan keadaan laboratorium selama 1 minggu.

c. Hewan uji dipuasakan 48 jam sebelum perlakuan namun

pemberian air minum tetap dilakukan.

d. Persiapan air minum awal untuk setiap tikus (100 ml).

e. Pengelompokan hewan uji menjadi 5 kelompok secara acak,

masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan.

4. Pemberian perlakuan pada hewan uji

a. Kelompok I : tikus diberi larutan CMC 1 % sebagai kontrol

negatif.

b. Kelompok II : tikus putih diberi HCT yang dilarutkan dalam

aquadest sebagai kontrol positif

c. Kelompok III : tikus putih diberi ekstrak daun pepaya dosis 1

d. Kelompok IV : tikus putih diberi ekstrak daun pepaya dosis 2

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

e. Kelompok V : tikus putih diberi ekstrak daun pepaya dosis 3

f. Masukkan masing-masing tikus putih ke dalam kandang

metabolik.

g. Ukur volume urine yang tertampung setiap 6 jam sekali.

h. Volume air minum pada akhir pengamatan diukur untuk

mengontrol pemasukan cairan ke dalam tubuh hewan.

L. Penentuan Dosis

Tikus dengan berat badan 100 gr hanya dapat menerima dosis

larutan peroral sebanyak 5.0 ml (Ngatidjan, 1991). Disarankan takaran

dosis tidak sampai melebihi setengah kali volume maksimalnya (Imono

dan Nurlaila, 1986), maka setiap tikus dalam penelitian ini diberi

perlakuan awal dalam jumlah yang sama, yaitu 2 ml.

1. Perhitungan dosis hidroklorotiazid

Faktor konversi manusia dengan BB 70 kg ke tikus putih dengan

BB 200 gr adalah 0.018 (Ngatidjan, 1991). Dosis HCT yang

digunakan sebagai diuretik adalah 25 mg / hari (Widodo, 1993). Berat

badan rata-rata orang Indonesia adalah 50 kg.

Dosis terapi manusia 50 kg dikonversi ke tikus 200 gr adalah

= 50 / 70 x 25 mg x 0.018 / 200 gr BB

= 0.3214 mg / 200 gr BB

≈ 0.32 mg / 200 gr BB dalam 2 ml aquadest

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2. Perhitungan dosis kontrol negatif

Dosis larutan CMC 1 % dalam penelitian ini adalah 2 ml.

3. Perhitungan dosis ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

Dosis daun pepaya yang biasa digunakan untuk obat malaria

adalah 100 gram (1 lembar daun) (Syamsuhidayat dan Hutapea, 2000).

Persentase pengeringan 1 lembar daun pepaya segar adalah 7.14 %

(Indra, 2008). Dosis untuk tikus putih :

50 / 70 x 100 gr x 0.018 x 7.14 % = 0.0918 gr / 200 g BB

Berdasarkan penelitian Hanafi (2010), 20 gram simplisia kering

daun Carica papaya L. yang diekstrak dengan metode soxhletasi

menghasilkan 6.89 gram ekstrak dengan kesetaraan 0.35. Artinya, tiap

1 gram simplisia kering daun Carica papaya L. didapatkan 0.35 gram

ekstrak padat.

Maka dosis ekstrak daun Carica papaya L. untuk tikus putih adalah:

a) 0.0918 x 0.35 = 0.032 gr / 200 gr BB

= 32 mg / 200 gr BB dalam 2 ml larutan

b) 0.0918 x 2 x 0.35 = 0.064 gr / 200 gr BB

= 64 mg / 200 gr BB dalam 2 ml larutan

c) 0.0918 x 3 x 0.35 = 0.096 gr / 200 gr BB

= 96 mg/ 200 gr BB dalam 2 ml larutan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

M. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dengan uji Anova

(One way analysis of variance) dan uji post hoc. Uji Anova digunakan

untuk membandingkan perbedaan mean lebih dari 2 kelompok, sedangkan

uji post hoc digunakan untuk membandingkan perbedaan mean antar 2

kelompok (Murti, 1994).

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai diuresis pada tikus putih

jantan (Rattus norvegicus) dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian

Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM) pada tanggal 21 - 22 Juni 2011.

Sampel yang digunakan yaitu 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang dibagi ke

dalam lima kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (larutan CMC 1 % 2 ml),

kontrol positif (hidroklorotiazid 0.32 mg dalam 2 ml aquadest), ekstrak daun pepaya

dosis I (32 mg dalam 2 ml larutan), dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan), dan dosis III

(96 mg dalam 2 ml larutan).

A. Data Hasil Penelitian

1. Berat Badan Tikus

Pemilihan tikus putih jantan galir Wistar usia 2 - 3 bulan pada saat

penelitian dilakukan berdasarkan berat badan. Rentang berat badan tikus

yang digunakan adalah 150 - 200 gr. Statistik uji anova terhadap berat badan

tikus menunjukan bahwa tidak didapatkan perbedaan berat badan tikus yang

bermakna (p > 0.05) antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Data

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Air Minum Tikus

Pemasukan cairan ke dalam tubuh hewan uji diketahui dari

pengukuran volume air minum pada akhir pengamatan. Air minum awal yang

diberikan dalam wadah untuk minum tikus adalah sebanyak 100 ml.

Berdasarkan statistik uji anova terhadap volume air minum yang diberikan

pada tikus putih jantan tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p > 0.05).

Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Volume Urin Tiap 6 Jam

Volume urin yang diperoleh dari kelompok pemberian bahan ekstrak

daun pepaya pada tiap 6 jam selama 24 jam diuji dengan anova. Apabila

ditemukan perbedaan bermakna (p < 0.05) pada uji anova, maka dilanjutkan

dengan uji post hoc untuk mengetahui bagaimana perbedaan yang ada ditiap

kelompok. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

a. Volume Urin 6 Jam Pertama

Hasil dari uji anova pada volume urin 6 jam pertama menunjukan

terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05). Uji post hoc menunjukan

bahwa kelompok perlakuan kontrol negatif memiliki perbedaan yang

bermakna dengan kelompok perlakuan kontrol positif dan dosis III.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan kontrol positif adalah kelompok perlakuan kontrol negatif,

dosis I dan dosis II.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis I adalah kelompok perlakuan kontrol positif dan dosis III.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis II adalah kelompok perlakuan kontrol positif.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis III adalah kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis

I. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.

b. Volume Urin 6 Jam Kedua

Hasil dari uji anova pada volume urin 6 jam kedua menunjukan

terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05). Uji post hoc menunjukan

bahwa kelompok perlakuan kontrol negatif memiliki perbedaan yang

bermakna dengan kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II, dan dosis

III.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan kontrol positif adalah kelompok perlakuan kontrol negatif.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis I adalah kelompok perlakuan dosis III

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis II adalah kelompok perlakuan kontrol negatif.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis III adalah kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis

I. Data lengkap dapat dilihat pada lempiran 5.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Volume Urin 6 Jam Ketiga

Hasil dari uji anova pada volume urin 6 jam ketiga menunjukan

terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05). Uji post hoc menunjukan

bahwa tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada volume urin 6

jam ketiga di kelompok perlakuan kontrol positif apabila dibandingkan

dengan kelompok lainnya.

Kelompok perlakuan kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna

dengan kelompok perlakuan dosis II dan dosis III.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis I adalah kelompok perlakuan dosis III.

Kelompok yang meiliki perbedaan bermakna dengan kelompok perlakuan

dosis II adalah kelompok perlakuan kontrol negatif.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok

perlakuan dosis III adalah kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis

I. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.

d. Volume Urin 6 Jam Keempat

Hasil dari uji anova pada volume urin 6 jam keempat menunjukan

nilai p > 0.05, sehingga dapat diinterpretasikan tidak terdapat perbedaan

volume urin yang bermakna pada 6 jam keempat. Data lengkap dapat

dilihat pada Lampiran 7.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Data hasil pengukuran volume urin tiap 6 jam lebih jelas disajikan dalam

Gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1. Grafik Volume Urin Tiap 6 Jam Selama 24 Jam

0

2

4

6

8

10

12

14

kontrolnegatif

kontrolpositif

dosis I dosis II dosis III

Rer

ata

volu

me

urin

(m

l)

Kelompok perlakuan

6 jam pertama

6 jam kedua

6 jam ketiga

6 jam keempat

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

4. Volume Urin 24 Jam

Volume urin kumulatif yang diperoleh dari pengamatan setiap

kelompok perlakuan selama 24 jam diuji dengan anova. Data lengkap volume

urin kumulatif terdapat pada Lampiran 8.

Hasil dari uji anova pada volume urin 24 jam menunjukkan terdapat

perbedaan yang bermakna (p < 0.05). Uji post hoc menunjukan bahwa

kelompok perlakuan kontrol negatif memiliki perbedaan yang bermakna

dengan kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II, dan dosis III.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok perlakuan

kontrol positif adalah kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis I.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok perlakuan

dosis I adalah kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II dan dosis III

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok perlakuan

dosis II adalah kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis I.

Kelompok yang memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok perlakuan

dosis III adalah kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis I. Data lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 9.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Data hasil pengukuran volume urin kumulatif disajikan lebih jelas

pada Gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2. Grafik Volume Urin Kumulatif Selama 24 Jam

B. Interpretasi Data

Pengaruh diuretik bahan uji terhadap hewan uji dapat diketahui dengan

melihat data dari hasil analisa statistik anova terhadap volume urin tikus yang

dihasilkan tiap 6 jam. Pengaruh diuretik ekstrak daun pepaya mulai terlihat pada

6 jam pertama sampai 6 jam ketiga pengamatan. Hal ini didasarkan pada hasil

analisa statistik anova yang menunjukkan adanya perbedaan volume urin yang

bermakna (p < 0.05) pada 6 jam pertama, kedua dan ketiga, sedangkan pada 6

jam keempat tidak didapatkan perbedaan yang bermakna (p > 0.05).

0

5

10

15

20

25

30

35

6 jam I 6 jam II 6 jam III 6 jam IV

Rer

ata

volu

me

urin

kum

ulat

if (

ml)

Waktu pengamatan

Kontrol negatif

Kontrol positif

Dosis I

Dosis II

Dosis III

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Ekstrak daun pepaya dosis I (32 mg dalam 2 ml larutan) tidak

menunjukkan pengaruh diuretik terhadap tikus putih jantan. Hal ini mengacu

pada data hasil uji post hoc terhadap volume urin 6 jam pertama, kedua, ketiga,

dan keempat yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna

antara kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis I dengan kontrol negatif.

Data tersebut juga didukung oleh data hasil uji post hoc terhadap volume urin 24

jam yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada

volume urin kumulatif selama 24 jam antara kelompok perlakuan ekstrak daun

pepaya dosis I dengan kontrol negatif.

Ekstrak daun pepaya dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan) menunjukkan

pengaruh diuretik yang ditandai dengan peningkatan volume urin tikus putih

jantan. Data hasil uji post hoc menyatakan volume urin kelompok perlakuan

ekstrak daun pepaya dosis II memiliki perbedaan yang bermakna dengan

kelompok perlakuan kontrol negatif pada 6 jam kedua dan ketiga. Ekstrak daun

pepaya dosis II memiliki pengaruh diuretik yang setara dengan kontrol positif,

Hal ini mengacu pada data hasil uji post hoc volume urin 24 jam yang

menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada volume urin

kumulatif selama 24 jam antara kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya dosis II

dan kontrol positif, walaupun pada data hasil uji post hoc pada 6 jam pertama

menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok

perlakuan tersebut.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Ekstrak daun pepaya dosis III (96 mg dalam 2 ml larutan) juga

menunjukkan pengaruh diuretik yang ditandai dengan peningkatan volume urin

tikus putih jantan. Data hasil uji post hoc menyatakan volume urin kelompok

perlakuan ekstrak daun pepaya dosis III memiliki perbedaan yang bermakna

dengan kelompok perlakuan kontrol negatif dan dosis I pada 6 jam pertama,

kedua dan ketiga. Ekstrak daun pepaya dosis III memiliki pengaruh diuretik yang

setara dengan kontrol positif. Hal ini mengacu pada data hasil uji post hoc

terhadap volume urin pada 6 jam pertama, kedua, ketiga, dan keempat, serta

volume urin kumulatif selama 24 jam yang menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan volume urin yang bermakna antara kelompok perlakuan ekstrak daun

pepaya dosis III dan kontrol positif.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana efek diuresis yang

dihasilkan oleh daun pepaya jika dibandingkan dengan hidroklorotiazid yang

merupakan obat diuretik. Menurut Krishna et al (2008), daun pepaya mengandung

flavonoid golongan flavonol. Chodera et al (1991) dan Junior et al (2010)

menyatakan bahwa flavonol dapat menyebabkan efek diuresis dengan cara

meningkatkan ekskresi elektrolit, seperti ion natrium dan klorida bersama urin.

Menurut Gunawan (2007) dan Jackson (2001), efek natriuresis dan kloruresis yang

terjadi disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu

tubuli distal yang dapat menyebabkan peningkatan volume urin juga peningkatan

angka kehilangan natrium, klorida, kalium dan sejumlah air.

Penelitian ini memperhatikan pengendalian variabilitas biologis, walaupun

variabilitas antar hewan uji tidak dapat dihilangkan secara mutlak, tetapi dapat

dikurangi seminimal mungkin. Pengendalian variabilitas pada penelitian ini

dilakukan dengan cara mengusahakan keseragaman yaitu, pemilihan hewan uji yang

berasal dari satu galur (Wistar) berumur 2 - 3 bulan, jenis kelamin jantan dengan

berat 150 - 200 gr dan dalam kondisi sehat.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Analisa statistik anova terhadap berat badan hewan uji menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna (p > 0.05), sehingga pengaruh diuretik yang timbul

tidak dipengaruhi oleh berat badan hewan uji. Hasil dari analisa statistik anova

terhadap volume air minum tikus juga menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna

(p > 0.05), sehingga kemungkinan besar pengaruh diuretik yang timbul tidak

dipengaruhi oleh air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dosis I ( 32

mg dalam 2 ml larutan) tidak memiliki efek diuresis, sedangkan ekstrak daun pepaya

dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan) dan dosis III (96 mg dalam 2 ml larutan)

memiliki efek diuresis pada tikus putih jantan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

flavonoid yang terkandung dalam ekstrak daun pepaya memberikan efek diuresis

pada tikus putih jantan. Tetapi hasil penelitian Compaore et al (2011) menyatakan hal

yang berbeda, kandungan flavonoid yang tinggi pada Stereospermum kunthianum

menghasilkan aktivitas antioksidan yang cukup baik, tetapi hanya menghasilkan efek

diuresis yang lemah. Hal ini dapat disebabkan oleh karena flavonoid yang terkandung

dalam Stereospermum kunthianum bukan merupakan flavonoid yang dapat

menghasilkan efek diuresis seperti flavonol yang terkandung dalam daun Carica

papaya.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Perbedaan efek diuresis pada ketiga kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya

diasumsikan karena perbedaan dosis yang diberikan pada masing-masing kelompok.

Pada ekstrak daun pepaya dosis II dan dosis III terdapat kandungan ekstrak daun

pepaya yang lebih banyak dibandingkan ekstrak daun pepaya dosis I, sehingga

flavonol yang terkandung cukup banyak untuk memberikan efek diuresis, sedangkan

ekstrak daun pepaya dosis I mengandung flavonol yang belum cukup untuk

memberikan efek diuresis. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Nusrianto (2008)

dan Landiasari (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan,

maka semakin tinggi pula kandungan flavonoid yang terkandung dalam dosis

tersebut.

Peningkatan efek diuresis yang terjadi pada kelompok perlakuan kontrol

positif, dosis II, dan dosis III mulai terlihat pada 6 jam pertama dan mencapai puncak

pada 6 jam kedua. Efek diuresis yang terjadi mulai menurun pada 6 jam ketiga dan

mulai hilang pada 6 jam keempat yang ditandai dengan tidak adanya perbedaan yang

signifikan pada uji anova terhadap volume urin tikus pada 6 jam keempat. Hal ini

sesuai dengan teori Gunawan (2007), yang menyatakan bahwa awal efek diuresis

terjadi dalam waktu 2 jam, dengan puncak efek pada 4 jam, dan aksi berlangsung dari

6 sampai 12 jam. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan Landiasari (2011), dalam penelitian tersebut efek diuresis yang terjadi

mencapai puncak pada 6 jam kedua, mulai menurun pada 6 jam ketiga, dan mulai

hilang pada 6 jam keempat.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Data hasil uji post-hoc terhadap volume urin antara kelompok perlakuan

kontrol positif, dosis II, dan dosis III menyatakan bahwa perbedaan yang signifikan

hanya terlihat pada 6 jam pertama antara kelompok perlakuan kontrol postif dengan

dosis II. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi yang lebih besar pada dosis III tidak

menimbulkan efek diuresis yang lebih kuat dibandingkan dengan dosis II. Sehingga

efek diuresis antara kelompok perlakuan kontrol positif, dosis II, dan dosis III dapat

dikatakan setara.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id …/Per... · PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN HIDROKLOROTIAZID PADA TIKUS PUTIH JANTAN ... dan mudah didapat, obat tradisonal yang berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

1. Ekstrak daun pepaya dosis I (32 mg dalam 2 ml larutan) tidak memiliki

efek diuresis pada tikus putih jantan.

2. Ekstrak daun pepaya dosis II (64 mg dalam 2 ml larutan) dan ekstrak daun

pepaya dosis III (96 mg dalam 2 ml larutan) memiliki efek diuresis yang

setara dengan hidroklorotiazid.

B. Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis efektif dari

ekstrak daun pepaya sebagai diuretik dengan metode penelitian yang berbeda

dan pada hewan uji yang lebih tinggi tingkatannya.