perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan...

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN Jurusan / Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Disusun Oleh : HARI PURNOMO ARIF SUDARMAWAN H0405032 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI

DENGAN TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI

ORGANIK DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

Jurusan / Program Studi

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disusun Oleh :

HARI PURNOMO ARIF SUDARMAWAN

H0405032

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Penelitian Sarjana dan Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing :

Pembimbing Utama : Ir. Supanggyo, MP ( ) NIP. 194710071981031001

Pembimbing Pendamping : Widiyanto, SP, M.Si ( ) NIP. 198102212005011003

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program Sarjana

Nama : Hari Purnomo Arif Sudaramawan

NIM : H. 0405032

Jurusan : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Program Studi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Menyetujui Naskah Publikasi Ilmiah atau Naskah Penelitian Sarjana yang disusun oleh

yang bersangkutan dan dipublikasikan (dengan/tanpa *) mencantumkan nama Tim

Pembimbing Sebagai Co-Auditor.

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Supanggyo, MP Widiyanto, SP, M.Si

NIP. 194710071981031001 NIP. 198102212005011003

*) coret yang tidak perlu

RINGKASAN

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hari Purnomo Arif Sudarmawan, H0405032 ” HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN”. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dibawah bimbingan Ir. Supanggyo, MP. Dan Widiyanto, SP. MSi.

Kondisi pertanian di Indonesia saat ini yang dinilai masih jauh dari tujuan Pembangunan pertanian berkelanjutan sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi masyarakat pertanian Indonesia. Kondisi lingkungan yang semakin rusak, produktifitas tanah yang semakin menurun, kebersihan dan keamanan bahan makana yang menurun akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan menjadi permasalahan yang perlu segera diatasi di pertanian, terkhusus adalah dalam rangka menciptakan pertanian berkelanjutan. Dibutuhkan sistem yang bisa menjalankan dan mewujudkan cita-cita tersebut. Saat ini isu pertanian organik menjadi isu penting dalam dunia pertanian, dan saat ini ada daerah-daerah yang berusaha menjalankan sistem ini, salah satunya adalah Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Banyak faktor yang mempengaruhi pertanian organik salah satunya adalah Faktor sosial ekonomi pertanian, sajauh mana pengaruh sosial ekonomi petani terhadap tingkat penerapan teknologi padi organik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi sosial ekonomi petani padi organik di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, mengkaji tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, dan mengkaji hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di Kecamaan Sambirejo Kabupaten Sragen.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dengan menggunakan metode kuantitatif. Penentuan sample dilakukan dengan metode Snowball sampling di Kecamatan Sambirejo. Jumlah responden yang diambil sebanyak 40 orang. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukan bahwat terdapat hubungan yang signifikan antara umur petani, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan petani, lingkungan sosial dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik, sedangkan faktor sosial ekonomi yang berupa luas lahan, pengalaman usahatani padi organik, dan kosmopolitan dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik tidak terdapat hubungan yang signifikan.

SUMMARY

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hari Purnomo Arif Sudarmawan, H0405032 "RELATIONSHIP BETWEEN FARMER SOCIO-ECONOMIC FACTORS WITH APPLICATION OF ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT SUB DISTRICT SAMBIREJO SRAGEN". Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University of Surakarta . Under the guidance of Ir. Supanggyo, MP. And Widiyanto, SP. MSi.

Agricultural condition in Indonesia in this time which is evaluated still far from the aim of sustainable agricultural development, so this condition become homework for the agricultural society in Indonesia. Environmental condition are getting damaged, declining of soil productivity, declining of hygiene and food safety caused by over using of chemicals. All of these problems need to be solved in agriculture, to create sustainable agriculture. It takes a system that can run and realize that goal. Currently organic agriculture becomes important issues in world agriculture, and there are areas that are trying to run this system, one of which is Sambirejo District Sragen Regency. Many factors that influence the organic farming, one of them is socio-economic factor of agriculture, and how far the impact farmers socio-economic on level application of organic rice cultivation technology.

The aims of this research were to study the socio-economic condition of organic rice farmers in sub district Sambirejo Sragen, to study the level of application of organic rice cultivation technology in sub district Sambirejo Sragen and to study the relationship between socio-economic factors with a level application of organic rice cultivation technology in the sub district Sambirejo Sragen.

This research had done in the Sambirejo District of Sragen Regency and using quantitative method. Determination of sample was conducted using snoowball sampling method in Sambirejo District. The number of respondents that were taken as many as 40 peoples. The analytical method was used the Spearman Rank Correlation Coefficient Test (rs) at 95% confidence level.

The result showed that there was a significant relationship between age of farmers, formal education, non formal education, farmer’s income, social environment with the level of application of organic rice cultivation technology, and there was no significant relationship between land area, farming experience in organic rice and cosmopolitan with a level application of organic rice cultivation technology.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana untuk

melaksanakan perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan

perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk

jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah dan didukung oleh

partisipasi masyarakat dengan menggunakan teknologi terpilih

(Mardikanto, 1996). Dari pengertian diatas, pembangunan dapat diartikan

sebagai proses sadar dan terencana yang dilakukan oleh kelompok atau

perorangan untuk menuju perubahan yang lebih baik dengan menggunakan

inovasi teknologi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menopang

pembangunan indonesia yang mampu memperbaiki mutu hidup dan

kesejahteraan masyarakat serta merupakan sektor yang strategis yang

mampu mendukung sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian juga mampu

menyediakan bahan mentah dan bahan setengah jadi serta membuka

peluang pasar bagi sektor industri.

Permasalahan yang muncul dari sektor pertanian antara lain,

menyusutnya lahan pertanian yang terkonversi ke area pemukiman.

Menurut Soedarsono (1982) yang dikutip dari Mardikanto (1994), hasil

sensus penduduk tahun 1980 dibandingkan dengan sensus pertanian tahun

1973 mengungkapkan adanya kenaikan jumlah petani yang hanya

memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha sebesar 7,7% per tahun, jumlah petani

penggarap naik sebesar 28% per tahun, dan jumlah buruh tani (petani tak

bertanah) naik sebesar 2,2% per tahun.

Selain kondisi diatas, permasalahan yang ditimbulkan dari sektor

pertanian lainnya adalah rusaknya lahan pertanian karena teracuni zat

kimia atau anorganik yang mengakibatkan menurunnya produktifitas

lahan, sehingga produk pertanian juga ikut tercemari zat kimia yang

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berdampak pada kesehatan konsumen. Sejak akhir tahun delapan puluhan,

mulai tampak tanda-tanda terjadinya kelelahan pada tanah dan penurunan

produktivitas pada hampir semua jenis tanaman yang diusahakan. Hasil

tanaman tidak menunjukkan kecenderungan meningkat walaupun telah

digunakan varietas unggul yang memerlukan pemeliharaan dan

pengelolaan hara secara intensif melalui bermacam-macam paket

teknologi (Sutanto, 2002).

Sistem pertanian yang dikembangkan selama beberapa dekade

yang lalu telah memberikan kontribusi besar bagi persediaan pangan di

Indonesia hal itu bisa dibuktikan denan tercapainya swadaya beras pada

tahun 1980-an. Sistem itu telah mampu meningkatkan produksi beras saat

itu, namun sistem itu seakan-akan hanya mengeksplorasi pada satu hal saja

tidak berorientasi jangka panjang dan mencakup aspek yang lebih luas.

Sistem tersebut hanya menekankan pada kenaikan produk, kurang

mempedulikan aspek kesehatan, kelestarian lingkungan, dan

kesinambungan produksi. Kenyataan seperti ini memerlukan sistem

pertanian yang memberikan fokus sebanyak perhatian yang diberikan

orang pada teknologi, sumber daya produksi, jangka panjang, dan jangka

pendek. Hanya sistem seperti itu yang dapat menghadapi tantangan pada

masa mendatang, yang dimaksud sistem ini adalah pertanian

berkelanjutan. Keberlanjutan disini dapat diartikan sebagai menjaga agar

suatu upaya terus berlangsung, kemampuan untuk bertahan dan menjaga

agar tidak merosot. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan pada dasarnya

berarti kemampuan untuk tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan

basis sumber daya (Reijntjes, 1999).

Pertanian keberlanjutan perlu diarahkan kearah yang bisa

merehabilitasi kondisi tanah yang sedang “sakit”. Menurut Sutanto (2000)

yang dikutip dari Sutanto (2002) mengatakan salah satu usaha

meningkatkan kesehatan tanah adalah membangun kesuburan tanah yang

dilaksanakan dengan cara meningkatkan kandungan bahan organik melalui

kearifan tradisional, atau menggunakan masukan dari dalam usaha tani (on

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

farm inputs) itu sendiri. Usaha inilah yang saat ini sedang dilakukan oleh

pemerintah Kabupaten Sragen. Melalui kegiatan-kegiatan pertanian

organik diharapakan bisa diwujudkan pertanian berkelanjutan.

Asosiasi Petani Organik Kabupaten Sragen (2008) mengatakan

bahwa sejarah pertanian organik di Kabupaten Sragen dimulai pada tahun

2001. Pada tahun 2001 mulai berkembang isu back to nature (kembali ke

alam), yang tidak lain adalah pertanian organik. Hampir semua wacana

yang dikembangkan untuk mencoba melaksanakan kembali pertanian

konvensional yang mengandalkan pupuk dan pestisida kimia. Kepedulian

lingkungan hidup, biohayati, dan kesehatan manusia mulai menguat

setelah semakin disadari ketidakseimbangan ekosistem sebagai dampak

negatif dari pemakaian pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan.

Sragen merupakan salah satu Kabupaten yang tetap konsisten untuk

selalu mengembangkan teknologi organik. Mulai tahun 2003 bupati

Sragen mencanangkan program pertanian organik. Program pertanian

organik di perkenalkan di desa-desa melalui pelatihan dan penyuluhan

kepada kelompok tani untuk mengembangkan teknologi organik. Program

pertanian organik yang dikembangkan adalah budidaya padi organik.

Beberapa produk hasil padi organik antara lain beras menthik wangi

organik, IR 64 organik, C-4 raja organik, beras merah unggul lokal

organik, beras merah lokal organik dan sereal bekatul organik (Asosiasi

Petani Organik Kabupaten Sragen, 2008).

Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen mengalami

bebarapa hambatan. Isu organik mengalami permasalahan berbeda-beda di

setiap kecamatan. Ada yang mengalami fase pasang ada yang mengalami

fase surut bahkan ada beberapa daerah yang menentang dan menolak isu

organik dengan alasan yang akan mengancam ketahanan pangan nasional,

tidak efisien bahkan ada yang menolak tanpa alasan yang jelas (Asosiasi

Petani Organik Kabupaten Sragen, 2008). Hambatan ini salah satunya

disebabkan oleh pengaruh sosial ekonomi masyarakat. Terkait dengan hal

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut, maka perlu diteliti tingkat penerapan teknologi budidaya padi

organik dalam rangka mewujudkan pertanian keberlanjutan.

B. Perumusan Masalah

Pembangunan pertanian merupakan suatu hal yang tidak bisa

dilepaskan dalam perjalanan hidup umat manusia. Pertanian senantiasa

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan umat manusia. Menurut

World Commission on Environment and Development (WCED) yang

dikutip dari Reijntjes (1999) mengatakan pada tahun 1987 perhatian pada

masalah besar dan tantangan yang dihadapi pertanian dunia, jika

kebutuhan pangan saat ini dan mendatang harus terpenuhi dan perlunya

suatu pendekatan baru untuk pengembangan pertanian. Pada akhir abad

ini, sekitar 1,3 miliar manusia akan bertambah. Sistem pangan dunia harus

dikelola untuk meningkatkana produksi pangan sebesar tiga sampai empat

persen per tahun.

Melalui program revolusi hijau, produksi pangan dunia meningkat

secara dramatis, sehingga mampu mengatasi kerawanan pangan terutama

di negara-negara Asia, Afrika dan Amerika latin. Peningkatan produksi

pangan tidak terlepas dari penggunaan produk teknologi modern seperti

benih ungggul, pupuk kimia atau pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur

tumbuh, dan penanaman monokultur. Akan tetapi pada kenyataannya

program revolusi hijau hanya dapat berhasil diwilayah dengan sumber

daya tanah dan air yang baik, serta infrastruktur mendukung

(Sutanto, 2002).

Peningkatan produksi sering sekali diberi perhatian utama, dalam

pembangunan dibidang pertanian. Peningkatan produksi ada batas

maksimal, Jika batas itu dilampaui ekosistem akan mengalami degradasi

dan kemungkinan akan runtuh sehingga hanya sedikit orang yang bisa

bertahan hidup dengan sumber daya yang tersisa. Prinsip ekologi dasar

mewajibkan kita untuk menyadari, bahwa produktifitas pertanian memiliki

kemampuan terbatas (Reijntjes, 1999).

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Sangatanan (1989) yang dikutip dari Sutanto (2002)

mengatakan menurut pakar ekologi, teknologi modern (pertanian

bergatung bahan kimia) berdasarkan pertimbangan fisik dan ekonomi

dianggap berhasil menanggulangi kerawanan pangan, tetapi ternyata harus

dibayar mahal dengan makin meningkatnya kerusakan yang terjadi

dipermukaan bumi, seperti desertifikasi, kerusakan hutan, penurunan

keragaman hayati, salinitas, penurunan kesuburan tanah, pelonggokan

senyawa kimia di dalam tanah maupun perairan, erosi dan kerusakan

lainnya. Penggunaan pupuk pabrik serta pestisida yang berlebihan dan

tidak terkendali mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan yaitu

penggunaannya setiap waktu meningkat (ketergantungan),

kemangkusannya (efficiency) menurun, dan cenderung berdampak negatif

terhadap lingkungan (Sutanto, 2002). Sistem pertanian seperti diatas saat

ini telah memperlihatkan bukti bahwa sistem tersebut sudah tidak seampuh

dulu, bahkan cenderung memberikan kerugian dengan rusaknya

lingkungan, menurunkan produktivitas lahan dan merusak kesehatan. Oleh

karena itu diperlukan sistem pertanian yang memberikan fokus sebanyak

perhatian yang diberikan orang pada teknologi, sumber daya produksi,

jangka panjang, dan jangka pendek. Semangat dari sistem ini adalah

pertanian berkelanjutan.

Pertanian organik akan banyak memberikan keuntungan ditinjau

dari segi peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman

maupun ternak, serta dari segi lingkungan dalam mempertahankan

keseimbangan ekosistem. Di samping itu, dari segi ekonomi akan lebih

menghemat devisa negara untuk mengimpor pupuk, bahan kimia

pertanian, serta memberi banyak kesempatan lapangan kerja dan

meningkatkan pendapatan petani.

Pertanian saat ini harus mulai memperhatikan sistem pertanian

yang sepadan baik dari lingkungan biofisik maupun lingkungan sosial

ekonomi. Meskipun budidaya organik dengan segala aspeknya jelas

memberikan keuntungan kepada pembangunan pertanian rakyat dan

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penjagaan lingkungan, termasuk konservasi sumber daya lahan, namun

penerapannya tidak mudah dan banyak menghadapi kendala

(Sutanto, 2002).

Pertanian organik merupakan sebuah ide, menurut Samsudin

(1982) dalam penerimaan suatu ide pada kenyataannya setiap orang, dalam

hal ini petani, tidak akan sama kemampuannya. Ada yang sifatnya cepat

menerimanya, lambat, bahkan ada yang tidak mau menerima. Sesuatu

akan diterima oleh petani memerlukan jangka waktu, tergantung pada cara

penyampaian, media yang digunakan dan kemampuan petani sendiri.

Begitu juga dengan pengembangan padi organik yang dilakukan di

Kabupaten Sragen, tidak semua daerah menerima isu organik dengan

berbagai alasannya.

Tingkat penerapan teknologi padi organik dipengaruhi oleh faktor

sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi antara lain adalah tingkat

pendidikan, umur, pendapatan, luas lahan, lingkungan sosial dan lain-lain.

Menurut Mardikanto (1994) contohnya adalah tingkat pendidikan, hal ini

karena adopsi teknologi baru hanya akan dapat berkembang dengan

cepatnya apabila masyarakat (petani) yang menerimanya cukup

mempunyai dasar pendidikan atau pengetahuan dan ketrampilan dalam hal

cara pandang yang lebih terbuka dalam menyikapa sebuah inovasi, dalam

hal ini adalah inovasi teknologi padi organik dan juga ketrampilan

budidaya padi organik.

Berdasarkan uraian diatas, muncul beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana faktor-faktor sosial ekonomi petani padi organik di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen?

2. Bagaimana tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen?

3. Bagaimana hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi petani

dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di

Kecamaan Sambirejo Kabupaten Sragen?

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen bertujuan untuk:

1. Mengkaji kondisi sosial ekonomi petani padi organik di Kecamatan

Sambirejo Kabupaten Sragen.

2. Mengkaji tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

3. Mengkaji hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi petani dengan

tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di Kecamaan

Sambirejo Kabupaten Sragen.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi pemerintah dan pihak lembaga terkait sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan

penerapan teknologi budidaya padi organik.

2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan

dalam proses penerapan budidaya padi organik.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan untuk lebih mendalami pengetahuan budidaya padi

organik untuk bekal pengelolaan usaha beras organik.

4. Bagi peneliti lain yang tertarik tentang masalah pengembangan padi

organik, sebagai bahan pembanding dalam penelitian.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembangunan pertanian

Pembangunan merupakan usaha yang dilakukan oleh

masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup melalui

modernisasi, industrialisasi untuk memajukan keadaan sosial termasuk

keadilan yang lebih besar, kebebasan, dan kualitas terhadap

lingkungannya. Pembangunan berarti membangkitkan masyarakat di

negara-negara sedang berkembang dari keadaan kemiskinan,

pengangguran, dan ketidakpastian sosial (Nasution, 2004).

Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari

pembangunan ekonomi dan pembangunan masyarakat secara umum.

Pembangunan pertanian merupakan produk masyarakat dan

memberikan sumbangan kepadanya serta menjamin bahwa

pembangunan menyeluruh itu akan benar-benar bersifat umum, dan

mencakup penduduk yang hidup dari bertani, yang jumlahnya besar,

dan untuk tahun-tahun mendatang. Agar pembangunan pertanian itu

terlaksana, pengetahuan dan ketrampilan petani harus terus meningkat

dan berubah. Karena petani terus-menerus menerima metode baru,

cara berpikir mereka pun berubah. Mereka mengemban sikap baru

yang berbeda terhadap pertanian, terhadap alam sekitar dan terdiri dari

mereka sendiri (Mosher, 1966).

Pembangunan pertanian bertujuan untuk mewujudkan pertanian

yang tangguh, maju, dan efisien. Tanggung disini diartikan bahwa

dalam pembangunan pertanian tercipta ketahanan pangan dalam

persediaan dan ketersidiaan bahan pokok secara merata dalam jumlah

yang cukup dengan harga yang terjangkau rakyat banyak secara terus-

menerus (Soetrisno, 1998).

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang

berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia

sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan

dan melestarikan sumber daya alam (Reijntjes, 1999). Pengertian

pertanian berkelanjutan lebih spesifik mampu mengintegrasikan

tujuan utama yaitu kesehatan lingkungan, keuntungan ekonomi, dan

keadilan sosial ekonomi.

“…Sustainable agriculture integrates three main goals environmental health, economic profitability, and social and economic equity. A variety of philosophies, policies and practices have contributed to these goals. People in many different capacities, from farmers to consumers, have shared this vision and contributed to it. Despite the diversity of people and perspectives, the following themes commonly weave through definitions of sustainable agriculture...” (Feenstra,1997) Pertanian berkelanjutan dengan masukan teknologi rendah Low

Input Sustainable Agriculture (LISA) adalah membatasi ketergantungan

pada pupuk organik dan bahan kimia pertanian lainnya. Gulma,

penyakit dan hama tanaman dikelola melalui pergiliran tanaman,

pertanaman campuran, bioherbisida, insektisida organik yang

dikombinasikan dengan pengelolaan tanaman yang baik

(Sutanto, 2002).

3. Pertanian organik

Terdapat sepuluh aspek pertanian organik termasuk

terminologinya, Sepuluh aspek pertanian organik yang digunakan

sebagai standar-standar dasar, ialah: (1) rekayasa genetika; (2)

produksi tanaman dan peternakan secara umum; (3) produksi tanaman;

(4) peternakan; (5) produksi akuakultur; (6) pengolahan dan

penanganan makanan; (7) pengolahan tekstil; (8) pelabelan; (9)

kepedulian sosial; dan (10) pengelolaan hutan (Sutanto, 2002).

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Definisi pertanian organik dapat bervariasi. Pertanian organik

menggantikan pupuk sintetis dengan pupuk kandang, rotasi tanaman,

kacang-kacangan, pupuk hijau, budidaya mekanis, dan lain-lain.

“…The definition of organic farming can vary. At the minimum, however, organic farmers substitute the use of synthetic fertilizers, pesticides and fertilizers with some combination of crop rotation, plant residues, animal manure, legumes, green manure, off-farm wastes, mechanical cultivation, mineral-bearing rocks and biological pest control to maintain soil health, supply plant nutrients and minimize pests…” (Goforth, 2003).

Prinsip pertanian organik sejalan dengan pengembangan

pertanian dengan masukan teknologi rendah (low input technology)

dan upaya menuju pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Kita

mulai sadar tentang potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan

kemampuan budidaya manusia dalam merusak lingkungan

(Sutanto, 2002).

Menurut Andoko (2002) pertanian organik merupakan kegiatan

bercocok tanam yang akrab dengan lingkungan. Pertanian organik

berusaha meminimalkan dampak negatif dari alam sekitar. Ciri utama

pertanian organik adalah penggunaan varietas lokal yang relatif masih

alami, diikuti dengan penggunaan pupuk organik dan pestisida

organik. Alasan kenapa pertanian organik lebih utama menggunakan

varietas alami adalah karena sifat dari varietas itu sendiri, varietas

hibrida atau non alami mempunyai sifat membutuhkan pupuk kimia

sebagai pemacu pertumbuhan, sedangkan untuk varietas alami tidak

memerlukan pupuk kimia untuk memacu pertumbuhan.

4. Adopsi Inovasi

a) Konsep adopsi inovasi

Adopsi adalah suatu proses yang dimulai dari keluarnya

ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua, sampai

diterimanya ide tersebut oleh masyarakat sebagai pihak kedua.

Sedang inovasi merupakan sesuatu yang baru yang disampaikan

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepada masyarakat, lebih baik dan lebih mengutungkan dari hal-hal

yang sebelumnya ada (Samsudin, 1982).

Kecepatan adopsi adalah tingkat kecepatan penerima

inovasi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan ini biasanya diukur

dengan jumlah penerima yang mengadopsi suatu ide baru dalam

suatu periode waktu tertentu. Hal-hal lain yang dapat menjadi

variabel penjelas kecepatan adopsi adalah (1) tipe keputusan

inovasi, (2) sifat saluran komunikasi yang dipergunakan untuk

menyebarkan inovasi dalam proses keputusan inovasi, (3) ciri

sistem sosial, (4) gencarnya usaha agen pembaharu dalam

mempromosikan inovasi (Rogers dan Shoemaker, 1981).

Adopsi, dalam proses penyuluhan (pertanian), pada

hakekatnya dapat diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan

atau perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan

(cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan (psychomotoric)

pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan

penyuluh kepada masyarakat sasaran. Penerimaan di sini

mengandung arti tidak sekadar “tahu”, tetapi sampai benar-benar

dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta

menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya

(Wijianto, 2009).

Menurut Soekartawi (1988), inovasi adalah suatu ide yang

dipandang baru oleh seseorang. Karena latar belakang seseorang

berbeda-beda, maka didalam menilai secara obyektif apakah suatu

ide baru yang dimaksud itu adalah sangat relatif sifatnya. Sifat baru

ide tersebut kadang-kadang menentukan reaksi seseorang. Reaksi

ini tentu saja berbeda-beda antara individu satu dengan yang lain.

Dengan demikian, maka suatu pandangan inovasi mungkin berupa

suatu teknologi baru, cara organisasi yang baru, cara pemasaran

pertanian yang baru dan sebagainya.

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rogers dan Shoemaker ( 1981) mengartikan inovasi sebagai

ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau obyek-obyek yang dapat

dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat

sasaran penyuluh.

b) Tingkatan adopsi

Menurut Samsudin (1982) dalam penyuluhan pertanian

dikenal adanya proses adopsi. Seseorang menerima sesuatu hal

baru atau ide selalu melalui tahapan-tahapan. Tahapan ini dikenal

sebagai tahap proses adopsi, yaitu:

1. Tahap kesadaran. Petani mulai sadar tentang adanya sesuatu

yang baru, mulai terbuka akan perkembangan dunia luarnya,

sadar apa yang sudah ada dan apa yang belum.

2. Tahap minat. Lama kelamaan sesudah menyadari akan

kekurangan dalam cara berusaha tani, petani mulai menaruh

minat akan hal yang baru diketahuinya. Tahap ini ditandai oleh

adanya kegiatan mencari keterangan-keterangan tentang hal-hal

yang baru diketahuinya, apa itu, bagaimana dan apa

kemungkinannya jika dilaksanakan sendiri.

3. Tahap penilaian. Setelah keterangan yang diperlukan diperoleh.

Mulai timbul rasa menimbang-nimbang untuk kemungkinan

melaksanakannya sendiri. Apa mampu, apa menguntungkan dan

apa sesuai dengan jenis kegiatan yang sudah biasa dilaksanakan

atau tidak. Petani akan menilai kebenaran dan kebaikan dari apa

yang dianjurkan atau disuluhkan kepadanya.

4. Tahap mencoba. Jika keterangan sudah lengkap, minat untuk

meniru besar, dan jika ternyata dari hasil penilaiannya positif

maka dimulai usaha mencoba-coba hal baru yang sudah

diketahuinya. Para petani dengan menggunakan sebagian kecil

dari area sawahnya mencoba-coba menanam varietas padi baru,

mencoba dosis pupuk yang dianjurkan, dan dilihat dulu

bagaimana hasilnya.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Tahap adopsi. Pada tahap ini, sebagi tahap terakhir, petani

sudah mulai mempraktekkan hal-hal baru dengan keyakinan

akan berhasil. Luas area pertanaman diperluas, bahkan mungkin

seluruh varietas padi lama diganti dengan varietas baru/unggul,

karena sudah yakin dengan dari hasil percobaannya memang

baik, dan yakin bahwa dengan menanam varietas tersebut

selanjutnya akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar.

Tahap-tahap adopsi ini penting untuk dipelajari agar

diketahui dalam tahap mana petani berada, sehingga dapat

ditentukan bagaimana cara penyuluhannya.

Samsudin (1982) mengatakan adanya perbedaan dalam

kecepatan menerima sesuatu hal baru oleh petani, berakibat

timbulnya suatu pembagian golongan petani yang didasarkan atas

cepat lambatnya proses adopsi dan partisipasi petani dalam usaha

penyebarluasan hal-hal baru tersebut kedalam lingkungannya. Ada

lima golongan adopter, yaitu:

a) Innovator

Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk

mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih

erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini

lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun

terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah

mereka yang memeiliki.

b) Early adopter

Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator.

Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini

dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi

tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan

dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan

keinginannya untuk mencoba inovasi baru.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Early mayority

Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang

tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah

inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara

hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi

inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-

orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi

sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas

bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

d) Late mayority

Kelompok zang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi

sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang

telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka

mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya

bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan

ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.

e) Langgard

Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi

inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk

mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul

dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan

mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru,

kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya,

dan menganggap mereka ketinggalan zaman.

c) Faktor penentu dan kendala adopsi

Faktor lambannya adopsi dan inovasi disektor pertanian

menjadi permasalahan. Menurut Rogers (1974) yang dikutip dari

Mardikanto (2003) mengungkapkan beberapa faktor yang

menyebabkan kelambanan proses adopsi inovasi yang disampaikan

kepada petani kecil, mencakup:

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Strategi komunikasi dengan pendekatan media massa yang

selain kurang dapat menjangkau petani kecil, juga sering kali

tidak dapat dipahami, dan karena itu lebih bermanfaat bagi

petani lapisan “atas” saja.

2. Kelambanan proses difusi inovasi dari lapisan “atas” ke

“bawah” karena kurangnya keterpaduan kedua lapisan

tersebut dalam jaringan komunikasi interpersonal.

3. Adanya beberapa isolasi sosial budaya yang menghambat

proses difusi inovasi dari lapisan “atas” ke “bawah”.

Tingkat adopsi dipengaruhi beberapa faktor diantaranya

adalah: keuntungan relatif, kesesuaian, kesukaran, ketercobaan, dan

mudah tidaknya inovasi tersebut diamati. Rogers (1983) yang

dikutip Rogers (1995) mengatakan:

“…The perceived attributes of an innovation are one important explanation of the rate of adoption of an innovation. From 49 to 87 percent of the variance in rate of adoption is explained by five attributes: relative advantage, compatibility, complexity, trialability, and observability…" Variabel lain yang mempengaruhi tingkat adopsi adalah 1)

sifat-sifat inovasinya, 2) kegiatan promosi yang dilakukan

penyuluh, 3) ciri-ciri sistem sosial masyarakat sasaran, 4) dan jenis

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran.

”…In addition to these five perceived attributes of an innovation, such other variables as (1) the type of innovation-decision, (2) the nature of communicatioan channels diffusing the innovation at various stages in the innovation-decision process, (3) the nature of the social system in which the innovation is diffusing, and (4) the extent of change agents’ promotion efforts in diffusing the innovation, effect an innovation’s rate of adoption (Rogers, 1995)…”

Isu organik mengalami “disparitas” berbeda-beda ditiap-tiap

Kabupaten. Ada yang mengalami fase pasang ada yang mengalami

fase surut bahkan ada beberapa daerah yang menentang dan

menolak isu organik dengan alasan yang akan mengancam

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketahanan pangan nasioanal, tidak efisien bahkan ada yang tanpa

alasan yang jelas

(Asosiasi Petani Organik Kabupaten Sragen, 2008).

5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Adopsi Inovasi

Faktor-faktor sosial ekonomi adalah faktor-faktor yang berasal

dari segi sosial dan ekonomi yang dimiliki petani sehingga dapat

mempengaruhi keputusan mereka mengenai suatu hal. Faktor-faktor

sosial ekonomi yang dimiliki petani dapat mempengaruhi keputusan

mereka untuk menentukan apakah mereka perlu mengadopsi inovasi

atau tidak. Faktor-faktor sosial ekonomi yang diteliti dalam penelitian

ini adalah umur, pendidikan formal, pendidikan non formal,

pendapatan, luas lahan penguasaan petani, dan lingkungan sosial

petani.

a. Umur

Menurut Lionberg yang dikutip dari Mardikanto (2003)

menyatakan bahwa semakin tua (lebih dari 50 tahun) biasanya

semakin rendah partisipasinya dan cenderung hanya

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh

waraga masyarakat setempat. Petani muda biasanya mempunyai

semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui,

sehingga mereka lebih cepat dalam melakukan adopsi inovasi.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa petani-petani yang lebih

tua mempunyai problem-problem yang berbeda dari pada yang

berusia setengah tua dan yang lebih muda (Soekartawi, 1988).

Orang-orang yang berperan aktif di dalam masyarakat

pedesaan saat ini adalah orang-orang yang lanjut usia atau yang

sudah berangkat menuju jenjang ketuaan. Orang-orang ini

mempunyai dasar pendidikan formal yang rendah. Orang-orang

inilah yang menentukan “segala sesuatu” bagi desanya. Di

samping itu, karena kurangnya berkomunikasi dengan masyarakat

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

di luar desa (karena daerah terisolir dsb) orang-orang ini menjadi

sangat kurang berpengalaman dan kurang mempunyai

ketrampilan untuk mengikuti perkembangan teknologi baru yang

terus melaju diluar masyarakatnya. Keadaan demikian ini, jelas

akan sangat menghambat proses adopsi teknologi

(Mardikanto, 1994).

b. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan struktur dari suatu sistem

pengajaran yang kronologis dan berjenjang, lembaga pendidikan

mulai dari pra sekolah sampai perguruan tinggi (Suhardiyono,

1992). Lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah

memiliki tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak

didiknya menuju sikap yang kita harapkan. Tujuan pendidikan

adalah merubah sikap anak didik kearah tujuan pendidikan.

Peranan sekolah itu jauh lebih luas, didalamnya berlangsung

beberapa bentuk-bentuk dasar dari pada kelangsungan pendidikan

pada umumnya ialah pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan

yang wajar (Azwar,1995).

c. Pendidikan non formal

Pendidikan non formal diartikan sebagai penyelenggaraan

pendidikan yang terorganisir yang berada diluar sistem

pendidikan sekolah, isi pendidikan terprogram, proses pendidikan

yang berlangsung berada dalam situasi interaksi belajar mengajar

yang terjontrol (Mardikanto dan Sutarni, 1982).

Menurut Azwar (1995) mengemukakan bahwa pendidikan

non formal merupakan pendidikan yang didapat diluar bangku

sekolah. Penyuluh pertanian dan pelatihan merupakan pendidikan

non formal. Penyuluhan pertanian merupakan sistem pendidikan

non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau

menjelaskan tetapi berupaya untuk mengubah perilaku sasarannya

agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusaha tani yang luas,

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif

terhadap inovasi sesuatu (informasi) baru, serta terampil

melaksanakan kegiatan.

d. Pendapatan

Menurut Harnanto (1993), mengatakan salah satu status

sosial ekonomi petani adalah pendapatannya. Tingkat pendapatan

seseorang menunjukan status ekonominya.

Petani dengan tingkat pendapatan yang tinggi ada

hubungannya dengan tingkat keterlibatannya dalam pelaksanaan

partisipasi sehingga akan terlihat bahwa masyarakat dengan status

sosial yang tinggi akan cenderung aktif dalam setiap kegiatan

masyarakat (Soekartawi, 1988).

e. Luas lahan

Menurut Mardikanto (1994), luas lahan yang diusahakan

petani di Indonesia relatif sempit, petani yang hanya memiliki

lahan kurang dari 0,5 Ha sebesar 7,7% per tahun jumlah ini selalu

bertambah dari tahun ke tahun. Petani berlahan sempit sering kali

tidak dapat menerapkan usahatani yang sangat intensif, karena

bagaimanapun ia harus melakukan kegiatan-kegitan lain di luar

usahatani untuk memperoleh tambahan pendapatan.

Menurut Soedarsono (1982) yang dikutip Mardikanto

(1994) dengan mengutip hasil sensus penduduk tahun 1980

dibandingkan dengan sensus pertanian tahun 1973

mengungkapkan adanya kenaikan jumlah petani yang hanya

memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha sebesar 7,7% per tahun,

jumlah petani penggarap naik 28% per tahun, dan jumlah buruh

tani (petani tak bertanah) naik sebesar 2,2 per tahun.

f. Lingkungan sosial

Petani memutuskan mengadopsi suatu inovasi dikarenakan

kondisi lingkungan sosialnya. Petani mengadopsi inovasi

disebabkan orang-orang disekitarnya banyak yang mengadopsi

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau petani mengikuti pemuka masayarakat di daerahnya. Rogers

dan Shoemaker (1981) menyatakan didalam suatu masyarakat

biasanya ada orang-orang tertentu yang menjadi tempat bertanya

dan tempat meminta nasehat anggota masyarakat lainnya

mengenai urusan-urusan tertentu. Mereka ini seringkali memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak

dalam cara-cara tertentu.

Pendapat lebih lanjut disampaikan oleh Wijianto (2009)

tentang adanya sifat kelompok masyarakat (terutama yang masih

tertutup) untuk mencurigai setiap tindakan orang-orang yang

berasal dan berada di luar sistem sosialnya, seringkali

berpengaruh terhadap kecepatan adopsi inovasi. Karena itu, proses

adopsi inovasi dapat dipercepat jika penyuluh dapat

memanfaatkan tokoh-tokoh atau panutan masyarakat setempat.

Sebab, di dalam masyarakat sasaran seperti ini, mereka akan cepat

mengadopsi inovasi yang disampaikan oleh orang-orang yang

telah mereka kenal, dan pihak-pihak yang senasib dan

sepenanggungan.

g. Pengalaman usaha tani

Pengalaman tidak selalu melewati proses belajar formal.

Pengalaman juga bisa diperoleh melalui rangkaian aktivitas yang

pernah di alami (Rahmat, 1998). Semakin banyak pengalaman

yang dimiliki petani dalam budidaya padi organik maka tingkat

adopsi teknologi juga semakin tinggi.

h. Tingkat kosmopolitan

Arti secara harafiah bahwa kekosmopolitan adalah tingkat

kemampuan seseorang dalam mencari informasi pengetahuan

berupa pengalaman melihat, mendengar, membaca (media massa,

cetak maupun elektronik) “bergaul” maupun bepergian ke suatu

tempat sehingga dapat menambah pengalaman dalam

memecahkan masalah dan perubahan perilaku pribadinya.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perilaku individu untuk melakukan aktivitas komunikasi timbul

berdasarkan dorongan yang ada dalam diri individu tersebut untuk

melakukan sesuatu gerakan atau tindakan yang sesuai dengan

keinginannya (Subagiyo dan Sri Budhi Lestari, 2005).

6. Teknik budidaya padi organik

Penerapan produksi tanaman yang berkelanjutan perlu

memperhatikan berbagai pendekatan. Pendekatan dalam produksi ada

dua strategi yaitu strategi khusus dan strategi umum. Strategi khusus

hendaklah memperhatikan aspek topografi, karakter tanah, iklim,

input lokal, sedangkan strategi umum adalah aspek pemilihan spesies

dan varietas, diversifikasi pertanian, pengelolaan tanah, efisiensi dan

manusiawi penggunaan input dan tujuan serta gaya hidup petani.

“…Sustainable production practices involve a variety of approaches. Specific strategies must take into account topography, soil characteristics, climate, pests, local availability of inputs and the individual grower's goals. Despite the site-specific and individual nature of sustainable agriculture, several general principles can be applied to help growers select appropriate management practices:

• Selection of species and varieties that are well suited to the site and to conditions on the farm;

• Diversification of crops (including livestock) and cultural practices to enhance the biological and economic stability of the farm;

• Management of the soil to enhance and protect soil quality; • Efficient and humane use of inputs; and • Consideration of farmers' goals and lifestyle choices…”

(Feenstra 1997).

Budidaya pertanian organik, khususnya budidaya padi organik

diperlukan pedoman khusus dalam pembudidayaannya sehingga petani

mengetahui proses yang benar dalam budidaya padi organik. Pedoman

ini juga berguna untuk melindungi konsumen dari penipuan dan segala

bentuk kecurangan, claim (tuntutan) produk yang tidak berdasar serta

melindungi konsumen dari produk non organik (Seta, 2002). Teknik

budidaya padi organik meliputi:

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Pemilihan varietas

Varietas padi yang cocok dibudidayakan dengan cara

organik adalah padi non hibrida. Handoko (2002) menyatakan

bahwa tidak semua varietas padi cocok untuk dibudidayakan

secara organik. Padi hibrida kurang cocok ditanam secara organik

karena diperoleh melalui proses pemuliaan di laboratorium.

Walaupun merupakan varietas unggul tahan hama dan tahan

penyakit tertentu, tetapi umumnya padi hibrida hanya dapat

tumbuh dan berproduksi optimal bila disertai dengan aplikasi

pupuk kimia dalam jumlah banyak. Tanpa pupuk kimia, padi

tersebut tidak akan tumbuh subur dan berproduksi optimal.

Padi dikatakan bervarietas unggul apabila mempunyai salah

satu sifat keunggulan terhadap varietas sebelumnya. Keunggulan

tersebut dapat tercermin pada sifat pembawanya yang dapat

menghasilkan buah yang produksinya tinggi, pada satu satuan luas

lahan dan pada satu satuan waktu. Produksi yang tinggi ini dapat

terjadi karena perpaduan antara beberapa sifat yang ada pada

tanaman. Sifat-sifat tanaman padi varietas unggul antara lain: (1)

Mempunyai banyak anakan, (2) Jumlah malai tiap anakan banyak,

(3) Banyaknya buah padi tiap-tiap malai 250 butir keatas, (4)

Respon terhadap pemupukan, (5) Tahan terhadap hama dan

penyakit, termasuk virus, (6) Umur pendek (110-140 hari setelah

menyebar). Disamping itu masih ada sifat-sifat tambahn yang

diinginkan (sesuai selera) petani antara lain: (1) Rasa nasi enak,

(2) Tahan rontok, (3) Perawatannya mudah (AAK, 1990).

Untuk mengetahui keadaan benih yang baik dapat dilihat:

- Kebersihan benih terhadap gabah hampa, setengah hampa,

potongan jerami, kerikil dan tanah, kotoran dan benda lain

serta hama gudang.

- Warna gabah hendaklah sesuai dengan aslinya, yaitu cerah

dan bersih. Ada kemungkinan terdapat warna yang berbeda,

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

misalnya hijau, hitam. Hal ini dapat terjadi pada benih yang

kemasannya tidak seragam, ganguan lingkungan atau

berbeda varietas. Terjadinya warna lain juga bisa

disebabkan penanaman jatuh pada musim hujan, terutama

PB 26 dan PB 39 (AAK, 1990).

b. Pembenihan

Benih bermutu merupakan syarat untuk mendapatkan hasil

panen yang maksimal. Bila pembenihan benih tidak baik, hasilnya

tidak akan baik walaupun perawatan seperti pemberian pupuk dan

pemberantasan hama penyakit sudah dilakukan dengan benar.

Handoko (2002) lebih lanjut mengatakan benih dikatakan bermutu

bila jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas dari penyakit, dan

bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak dikehendaki.

Benih yang baik pun harus tinggi daya kecambahnya, paling tidak

harus mencapai 90%.

Lahan harus dipersiapkan sebaik-baiknya, agar diperoleh

bibit yang baik. Dalam persiapan lahan untuk persemaian yang

perlu diperhatikan adalah:

- Tanah harus subur

Tanah yang subur mengandung bunga tanah atau humus dalam

lapisan yang dalam dan gembur. Tanah yang berstruktur

gembur akan mempermudah penyediaan air.

- Cahaya matahari

Sinar matahari dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan bibit agar tetap sehat dan kuat. Bibit harus

diupayakan jangan sampai terlindung dari cahaya matahari,

untuk menjaga terhadap penyakit etiolasi (bibit memanjang

dan lemah).

- Pengairan

Air dalam persemaian sangat diperlukan terutama untuk

perkembangan semai (bibit). Keadaan air pada persemaian

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

harus diperhatikan; apabila mengalami kekeringan, harus

segera diairi. Sebaliknya, apabila air terlalu tinggi, harus

dikurangi/dialirkan, agar bibit tetap sehat.

- pengawasan

untuk memudahkan pengawasan, sebaiknya dipilih tempat

persemaian yang strategis, misalnya dekat dengan rumah atau

tempat lain yang mudah di awasi (AAK, 1990).

Persiapan lahan persemaian ini dilakukan 50 hari sebelum

penanaman; bedeng semai harus sudah siap pada saat itu. Bibit

memerlukan pemeliharaan, agar selama dalam persemaian atau

sebelum bibit itu ditanam di lahan pertanaman, tetap dalam

keadaan sehat. Ada berbagai cara untuk melakukan pengolahan

tanah persemaian, yaitu persemaian kering, persemaian basah dan

persemaian sistem Dapog (AAK, 1990).

Menurut AAK (1990) menyatakan bahwa ada hal-hal yang

harus diperhatikan dalam menebar benih adalah : (1) Benih telah

berkecambah dengan panjang 1 mm, (2) Benih tersebar merata,

(3) Kerapatan benih harus sama.

c. Penyiapan lahan

Prinsip pengolahan tanah adalah pemecahan bongkahan-

bongkahan tanah sawah sedemikian rupa hingga menjadi lumpur

lunak dan sangat halus. Selain kehalusan tanah, ketersediaan air

yang cukup harus diperhatikan. Bila air dalam area penanaman

cukup banyak maka akan makin banyak unsur hara dalam koloid

yang dapat larut. Keadaan ini akan berakibat makin banyak unsur

hara yang dapat diserap akar tanaman (Handoko, 2002).

Tanah sawah yang masih ada jeraminya perlu pembersihan

dengan cara dibabat, kemudian dikumpulkan dilain tempat atau

dibuat kompos. Jerami dapat juga untuk makanan ternak atau

dibakar. Pembakaran jerami sebaiknya dilakukan pada tempat

tertentu, sebab temperatur yang tinggi pada petak sawah akan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mematikan mikro organisme yang ada, meskipun abu dari sisa

pembakaran mengandung unsur-unsur yang dapat menambah

kesuburan tanah. Rumput-rumput liar yang tumbuh harus

dibersihkan pula, agar bibit padi tidak mengalami persaingan

dalam mendapatkan makanan (AAK, 1990).

Setelah kegiatan pembersihan selesai dilakukan, menurut

AAK (1990) selanjutnya dilakukan pekerjaan tahap berikutnya,

yakni pencangkulan. Tahap ini dimulai dengan memperbaiki

pematang serta mencangkul sudut-sudut petak sawah yang sukar

dikerjakan dengan bajak. Pencangkulan dilakukan untuk

mempermudah langkah pengolahan tanah selanjutnya.

Dalam pembajakan tanah biasanya ditentukan oleh jenis

tanaman dan ketebalan lapisan tanah atas. Kedalaman lapisan oleh

tanah untuk tanaman padi lebih kurang 18 cm (IRRI), bahkan ada

tanah yang harus dibajak lebih dalam lagi, sekitar 20 cm.

demikian pula bila dilakukan pengolahan tanah dengan cangkul

(AAK, 1990). Menurut Handoko (2002) bahwa kedalaman

pembajakan atau pengolahan tanah mempengaruhi produktivitas,

semakin dalam pengolahan tanah maka makin bagus produktivitas

padi yang ditanam.

d. Penanaman

Penerapan sistem larikan akan memudahkan pemeliharaan,

terutama dalam penyiangan. Demikian pula untuk pemupukan,

pengobatan (pengendalian hama dan penyakit) dan perlakuan-

perlakuan lainnya akan menjadi lebih baik dan cepat. Penanaman

dengan sistem larikan biasanya menggunakan alat berupa tali, alat

penggaris atau bambu berpaku, yang sekaligus dapat digunakan

untuk mengatur jarak tanam (AAK, 1990).

Pengaturan penanaman diatas bermaksud untuk mengatur

jarak tanam. AAK (1990) mengatakan ada berbagai faktor yang

ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, hal ini

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tergantung pada: (1) Jenis tanaman, (2) Kesuburan tanah, (3)

Ketinggian tempat/musim.

Petani di Indonesia sebagian besar kurang memperhatikan

kedalaman membenamkan bibit ke lahan. Banyak daerah yang

membenamkan benih terlalu dalam, hal ini menyebabkan

berkurangnya jumlah anakan tanaman. Kedalaman untuk

membenamkan benih adalah sekitar 5 cm atau sekitar dua buku

jari tangan (Handoko, 2002).

e. Perawatan tanaman

1. Penyulaman dan penyiangan

Tindakan mengganti tanaman yang mati atau kerdil

dengan tanaman yang sehat merupakan langkah yang tepat.

Tindakan mengganti tanaman ini dinamakan menyulam, dan

menyulam ini tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan

harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada

dan menguntungkan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan

dalam penyulaman ialah: (a) Bibit yang digunakan harus jenis

yang sama, (b) Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit

terdahulu (bibit cadangan), (c) Penyulaman tidak boleh

melampaui 10 hari setelah tanam (AAK, 1990).

Sedangkan untuk kegiatan penyiangan sendiri menurut

AAK (1990) bahwa penyiangan dapat dilakukan dengan cara

mencabut rumput-rumput yang tumbuh. Cara penyiangan

semacam ini bisa sekaligus menggemburkan tanah, apalagi

jika hal tersebut diikuti dengan pemupukan, akan lebih bagus.

Penyiangan dilakukan dua kali, yakni penyiangan pertama

dilakukan pada saat tanaman padi di sawah itu telah berumur 3

minggu, sedangkan penyiangan kedua dilakukan setelah

tanaman padi berumur 6 minggu.

Apabila penyiangan tidak dilakukan pada masa-masa

pertumbuhan, maka tanaman padi akan mendapat persaingan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam memperoleh makanan, sehingga membawa akibat

produksi gabah merosot.

2. Pengairan

Pada mulanya sawah dikeringkan selama 2-3 hari, agar

akar tanaman padi dapat melekat pada tanah, kemudian sedikit

demi sedikit, sawah tadi dialiri air. Penggenangan air pada

petak sawah tidak selalu sama setiap saat. Semenjak padi

ditanam di sawah hingga umur 8 hari harus diupayakan agar

lumpur tetap basah dengan genanga air sedalam 5 cm. pada

waktu tanaman padi berumur 8-45 hari, pengairan semakin

diperbesar, hingga kedalaman air menjadi 10 cm sampai

dengan 20 cm. Pada saat padi mulai berbulir, pengairan sawah

harus diusahakan bisa mencapai kedalaman 20-25 cm, dan

apabila padi mulai menguning, maka air harus mulai dikurangi

sedikit demi sedikit (AAK, 1990).

3. Pengendalaian OPT

Menurut Asosiasi Petani Organik Kabupaten Sragen

(2008) pengendalian OPT dilakukan 2-3 minggu sekali dengan

cara pestisida nabati disemprotkan dengan menggunakan

sprayer. Pestisida nabati yang digunakan disesuaikan dengan

hama/penyakit yang menyerang tanaman. Pestisida yang

digunakan adalah pestisida organik.

4. Pemupukan

Pupuk kandang sebaiknya dipergunakan setelah

mengalami proses penguraian atau pematangan terlebih

dahulu, dan disebarkan lebih kurang 2 minggu sebelum tanam.

Pupuk kandang dapat juga diberikan menjelang pengolahan

tanah, yaitu dengan cara dibenamkan ke dalam tanah pada saat

pengolahan tanah. Sedangkan sisa-sisa tanaman dan pupuk

hijau hendaknya diberikan jauh hari sebelumnya, sebab sisa-

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sisa tanaman tersebut memerlukan waktu untuk proses

pembusukan.

Pembenaman jerami sebaliknya dilakukan 2—4 minggu

sebelum tanam. Hal ini juga dapat dilakukan pada saat

dilakukan pengolahan tanah. Jerami juga dapat dikomposkan

terlebih dahulu, kemudian setelah menjadi kompos dapat

dimanfaatkan sebagaimana mestinya (AAK, 1990).

7. Hasil Penelitian Terdahulu

Menurut Wibowo (2004) dalam penelitiannya tentang penerapan

budidaya padi organik di Kecamatan Gondang Kabupaten Sragen,

menyatakan bahwa luas lahan, pendidikan formal, dan pendapatan

merupakan faktor sosial ekonomi petani berhubungan sangat nyata

dengan tingkat adopsi teknologi budidaya padi organik. Faktor-faktor

sosial ekonomi diatas merupakan faktor sosial ekonomi yang ada

hubungan signifikan dengan penerapan teknologi padi organik. Hal ini

menunjukan adanya hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan

tingkat penerapan teknologi padi organik, dan hal ini bisa terjadi pada

faktor sosial ekonomi lainnya pada penelitian di Kecamatan Sambirejo.

Penelitian lainnya yaitu Widowati (2006) di dalam desertasinya

tentang analisis ekonomi usahan padi organik di Kabupaten Sragen

menyatakan bahwa variable-variabel sosial yaitu pendidikan dan jenis

pekerjaan, serta variabel-variabel ekonomi yaitu luas lahan dan

kepemilikan lahan menjadi pertimbangan petani dalam memilih sistem

tanam padi organik.

B. Kerangka Berfikir

Permasalahan yang ada di sektor pertanian diantaranya adalah

rusaknya lahan pertanian karena teracuni zat kimia atau zat anorganik.

Rusaknya lahan pertanian tersebut mengakibatkan menurunnya

produktifitas lahan dan produk pertanian mengandung residu zat kimia

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berdampak pada kesehatan konsumen. Kondisi seperti diatas

menuntut manusia untuk berfikir pada suatu sistem pertanian

berkelanjutan yang bisa mempertahankan jumlah produksi, ramah

lingkungan, dan baik untuk dikonsumsi. Pertanian berkelanjutan

memerlukan adanya usaha meningkatkan kesuburan tanah yaitu dengan

cara meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah. Bahan organik

selain untuk meningkatkan kesuburan tanah berguna juga untuk

kelestarian lingkungan dan hasil pertanian aman untuk dikonsumsi karena

sifatnya alami. Kondisi seperti tersebut yang menyebabkan maraknya

pertanian organik di Indonesia.

Pertanian organik sebagai suatu inovasi di dunia pertanian

mengalami hambatan. Masifisasi isu organik mengalami permasalahan

berbeda di setiap kecamatan. Ada yang mengalami fase pasang ada yang

mengalami fase surut, bahkan ada beberapa daerah yang menentang dan

menolak isu organik dengan alasan yang akan mengancam ketahanan

pangan nasional, tidak efisien bahkan ada yang menolak tanpa alasan yang

jelas (Asosiasi Petani Organik Kabupaten Sragen, 2008). Hambatan ini

muncul salah satunya disebabkan oleh faktor sosial ekonomi masyarakat.

Faktor sosial ekonomi yang diduga berkaitan dengan cepat

lambatnya adopsi inovasi pertanian organik antara lain adalah umur,

pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan, luas lahan,

lingkungan sosial, pengalaman usaha tani padi organik, dan kosmopolitan.

Penelitian ini menempatkan fakor-faktor sosial ekonomi petani menjadi

variabel X.

Adopsi inovasi petani terkait dengan teknologi budidaya padi

organik dapat di lihat dari beberapa aspek-aspek, diantaranya adalah

pemilihan varietas, pembenihan, penyiapan lahan, penanaman, dan

perawatan tanaman. Dalam penelitian ini teknologi budidaya padi organik

dijadikan variabel Y.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Hubungan faktor-faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik.

C. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis mayor

Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor sosial

ekonomi petani dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi

organik di Kecamaan Sambirejo Kabupaten Sragen.

2. Hipotesis minor

a) Terdapat hubungan yang signifikan antara umur petani dengan

penerapan teknologi budidaya padi organik.

b) Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal

petani dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

c) Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non

formal petani dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

d) Terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan petani

dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

e) Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara luas lahan petani

dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

f) Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial petani

dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

Variable X Faktor-faktor sosial ekonomi: a. Faktor sosial

• Umur • Pendidikan formal • Pendidikan non formal • Lingkungan sosial • Pengalaman usaha tani

padi organik • kosmopolitan

b. Faktor ekonomi • pendapatan • Luas lahan

Variabel Y Tingkat adopsi teknologi budidaya padi organik: • Pemilihan varietas • Pembenihan • Penyiapan lahan • Penanaman • Perawatan tanaman

tinggi

sedang

Rendah

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g) Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengalaman

budidaya padi organik dengan penerapan teknologi budidaya padi

organik.

h) Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kosmopolitan

dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

D. Pembatasan Masalah

1. Status sosial ekonomi meliputi: umur, pendidikan formal, pendidikan

non formal, pendapatan, luas lahan, lingkungan sosial, pengalaman

usaha tani padi organik, dan kosmopolitan.

2. Petani yang dimaksud adalah petani yang melakukan usahatani padi

organik.

3. Batasan adopsi teknologi budidaya padi organik ini meliputi pemilihan

varietas, pembenihan, penyiapan lahan, penanaman, dan perawatan

tanaman.

4. Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

2010.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasional

a. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi petani adalah

sebagai berikut:

1. Umur, yaitu usia petani responden pada saat dilakukan

penelitian, dinyatakan dalam tahun, diukur dengan

menggunakan skala ordinal.

2. Pendidikan formal, adalah tingkat pendidikan responden yang

dicapai saat penelitian dilakukan dan diperhitungkan

berdasarkan jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan pada

lembaga pendidikan formal. Diukur dengan menggunakan skala

ordinal.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pendidikan non formal, adalah pendidikan di luar sekolah atau

di luar pendidikan lembaga formal yang pernah ditempuh

responden, dihitung berdasarkan frekuensi mengikuti kegiatan-

kegiatan penyuluhan pertanian, pelatihan, dan kursus di bidang

pertanian dalam satu tahun terakhir. Diukur dengan

menggunakan skala ordinal.

4. Pendapatan, adalah jumlah penerimaan yang diterima oleh

petani dari kegiatan usahatani dalam satu tahun terakhir. Diukur

dengan menggunakan skala ordinal.

5. Luas lahan, adalah luas lahan yang dikuasai oleh responden

yang dipergunakan untuk usahatani padi, dinyatakan dalam

hektar, diukur dengan menggunakan skala ordinal.

6. Lingkungan sosial, adalah kondisi masyarakat atau adanya

tokoh kunci yang ada disekitar responden yang mempengaruhi

adopsi teknologi budidaya padi organik. Diukur dengan

menggunakan skala ordinal.

7. Pengalaman usaha tani, adalah lamanya petani dalam melakukan

budidaya padi organik sampai penelitian ini dilaksanakan.

Diukur dengan menggunakan skala ordinal.

8. Kosmopolitan adalah tingkat hubungan petani dengan dunia luar

di luar sistem sosial sendiri yang dinyatakan melalui frekuensi

bepergian keluar desa dalam hubungan dengan kegiatan

pertanian, khususnya yang berkaitan dengan budidaya padi

organik. Diukur dengan menggunakan skala ordinal.

b. Pengukuran variabel tingkat adopsi teknologi budidaya padi organik.

Adalah tingkat penerapan petani terhadap teknologi budidaya

padi organik yang diukur melalui pelaksanaan tingkat teknologi

budidaya padi organik yang meliputi pemilihan varietas,

pembenihan, penyiapan lahan, penanaman, perawatan tanaman yang

diukur dengan skala ordinal.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Pemilihan varietas adalah tingkat penerapan petani dalam

menyeleksi bakal benih yang akan dibudidayakan. Diukur dengan

menjumlahkan skor jawaban dari indikator yang berupa:

a) Varietas padi yang digunakan petani

b) Asal varietas yang digunakan petani

c) Lama varietas tersebut digunakan dalam budidaya padi organik

Untuk mengukur tingkat adopsi teknologi pemilihan varietas,

digunakan rumus lebar interval:

Lebar interval = jumlah skor ter tinggi – jumlah skor ter rendah

Jumlah kelas

2) Pembenihan adalah tingkat penerapan petani dalam pelaksanaan

seleksi benih sampai penyebaran benih (bibit). Diukur dengan

menjumlahkan skor jawaban dari indikator yang berupa:

a. Seleksi benih

1) Kriteria benih yang digunakan dalam budidaya padi organik

2) Cara mengetahui kebutuhan akan benih padi

b. Penyiapan tempat pembenihan

1) Cara menentukan luas tempat untuk pembenihan

2) Ada tidaknya parit untuk pengaturan air di tempat

pembenihan

3) Penggunaan pupuk (jenis, waktu, dosis) pada tempat

pembenihan

c. Pengecambahan benih

1) Cara pengecambahan

2) Lama pengecambahan

d. Menyebarkan benih

1) Cara menyebarkan benih ke persemaian

2) Lama pembenihan sampai menjadi bibit

Untuk mengukur tingkat adopsi teknologi pembenihan, digunakan

rumus lebar interval:

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lebar interval = jumlah skor ter tinggi – jumlah skor ter rendah

Jumlah kelas

3) Penyiapan lahan adalah tingkat penerapan petani dalam

pengolahan tanah sawah hingga siap untuk ditanami bibit padi.

Diukur dengan menjumlahkan skor jawaban dari indikator yang

berupa:

a. Lama lahan digunakan untuk budidaya organik

b. Pupuk yang digunakan setelah pembajakan

c. Sumber pengairan lahan

Untuk mengukur tingkat adopsi teknologi penyiapan lahan,

digunakan rumus lebar interval:

Lebar interval = jumlah skor ter tinggi – jumlah skor ter rendah

Jumlah kelas

4) Penanaman adalah tingkat penerapan petani dalam penanaman

bibit yang siap tanam ke lahan yang tersedia. Diukur dengan

menjumlahkan skor jawaban dari indikator yang berupa:

a. Jarak tanam yang digunakan

b. Jumlah bibit yang dimasukan dalam setiap rumpun/ “dapur”

Untuk mengukur tingkat adopsi teknologi penanaman, digunakan

rumus lebar interval:

Lebar interval = jumlah skor ter tinggi – jumlah skor ter rendah

Jumlah kelas

5) Perawatan tanaman adalah tingkat penerapan petani dalam

penyulaman, penyiangan, pengairan, penggunaan pupuk,

pengendalian hama dan penyakit. Diukur dengan menjumlahkan

skor jawaban dari indikator yang berupa:

a. Pemupukan

1) Pupuk dasar yang digunakan

2) Frekuensi penggunaan pupuk

3) Pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan I (saat

tanaman berumur 15 HST) dan dosis yang digunkan.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Pupuk yang digunakan untuk pemupukan susulan II (saat

tanaman berumur 25-60 HST) dan dosis yang digunkan.

b. Pengendalian hama dan penyakit yang diterapkan

1) Cara pengendalian hama

2) Cara pengendalian gulma

3) Cara pengendalian penyakit

4) Pestisida/herbisida yang digunakan untuk pengendalian

hama dan penyakit (bahan-bahan yang digunakan)

5) Dosis pestisida/herbisida yang digunakan

Untuk mengukur tingkat adopsi teknologi perawatan tanaman,

digunakan rumus lebar interval:

Lebar interval = jumlah skor ter tinggi – jumlah skor ter rendah

Jumlah kelas

2. Pengukuran Variabel

Tabel 2.1 Faktor Sosial Ekonomi

Variabel kriteria Skor

1. Umur 28-41 tahun

42-55 tahun

>55 tahun

3

2

1

2. Luas lahan > 1,07 Ha

0,66-1,06 Ha

0,25-0,65 Ha

3

2

1

3. Pendidikan

formal

> 18 Tahun

13-18 tahun

6-12 tahun

3

2

1

4. Pendidikan

non formal

> 18 kali/tahun

12-17 kali/ tahun

< 12 kali/ tahun

3

2

1

5. Pendapatan > 10.000.000/tahun

7.000.000-10.000.000/tahun

3

2

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.000.000-6.999.999/tahun 1

6. Lingkungan

sosial

• Pengaruh dari elemen masyarakat

dalam menerapkan budidaya padi

organik, elemen masyarakat yang

mempengaruhi meliputi: tetangga,

kelompok tani, keluarga dan aparat

desa/pemerintah.

• Pengaruh dari elemen masyarakat

dalam menerapkan budidaya padi

organik, elemen masyarakat yang

mempengaruhi meliputi: tetangga

dan kelompok tani.

• Pengaruh dari elemen masyarakat

dalam menerapkan budidaya padi

organik, elemen masyarakat yang

mempengaruhi hanya kelompok

tani saja

3

2

1

7. Pengalaman

usaha tani padi

organik

> 9 tahun

7-9 tahun

< 7 tahun

3

2

1

8. Tingkat

kosmopolitan

18-23 kali/ tahun

12-17 kali/ tahun

6-11 kali/ tahun

3

2

1

Tabel 2.2 Tentang adopsi budidaya padi organik pada tahap

pemilihan varietas, pembenihan, penyiapan lahan, penanaman, dan

perawatan tanaman mengunakan skor 1-3. Skor tersebut mempunyai arti

sebagai berikut: skor 3 untuk menyatakan tinggi, skor 2 untuk menyatakan

sedang, dan skor 1 untuk menyatakan rendah.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 2.2 Adopsi budidaya padi organik pada tahap Pemilihan varietas, pembenihan, Penyiapan lahan, penanaman, dan Perawatan tanaman

Indikator adopsi Standar Kriteria skor

1. Pemilihan varietas

a. varietas padi yang

digunakan oleh petani

a. varietas lokal seperti mentik, beras merah,

panda wangi

b. varietas unggul seperti IR 64 dan C-4 raja

c. bergantian antara varietas lokal dengan

varietas produk unggul.

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

b. asal varietas yang

digunakan

a. produk pertanian organik (agen pertanian

organik)

b. dari penyisihan panen yang terdahulu atau

dari petani

c. produk rekayasa genetika

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

c. lama varietas tersebut

dibudidayakan dalam

budidaya organik

a. >2 tahun

b. 2 tahun

c. < 1 tahun

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

2. Pembenihan

a. Seleksi benih

1. kriteria benih yang

digunakan dalam

budidaya padi organik

1. syaratnya benih harus berasal dari varietas

alami, dengan kriteria: jenisnya murni,

bernas, kuning, bebas dari penyakit, bebas

dari campuran biji rerumputan yang tidak

di kehendaki dan daya kecambah tinggi

2. hanya sebagian kriteria yang diterapkan

diantaranya adalah bernas, bebas dari

penyakit, dan daya kecambah tingg

3.semua kriteria tidak diterapkan atau

dipenuhi

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

2. cara menyeleksi benih

padi

1. dengan cara merendam benih kedalam air

2.diseleksi tanpa merendam dalam air

Baik

Sedang

3

2

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. tanpa penyeleksian benih Buruk

1

b. Kebutuhan benih

1. cara mengetahui

kebutuhan akan benih

padi

1. dihitung berdasarkan jarak tanam dan luas

lahan

2. berdasarkan perkiraan

3. tidak dihitung, asal membuat benih saja

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

c. penyiapan tempat

pembenihan

1. cara menentukan luas

tempat untuk

pembenihan

1. luas tempat pembenihan minimal adalah

1/20 dari luas lahan

2. luas tempat pembenihan minimal adalah

<1/20 dari luas lahan

3. tidak punya dasar yang jelas

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

2. ada atau tidaknya parit

untuk pengaturan air di

tempat pembenihan

1. parit dibuat diantara bedengan dengan

jarak 30 cm

2. parit dibuat di sisi-sisi tertentu dari tempat

pembenihan

3. tidak dibuat parit

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

3. penggunaan pupuk

pada tempat pembenihan

1. diberi pupuk organik matang dan abu

tanpa pupuk kimia pada saat pengolahan

tanah untuk pembenihan.

2. diberi campuran pupuk kandang dengan

pupuk kimia

3. tidak diberi pupuk kandang ataupun

pupuk kimia

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

d. pengecambahan benih

1. cara mengecambah

kan benih padi

1. direndam dalam air bersih selama kurang

lebih 24 jam setelah itu benih diperam

dengan karung /kresek diatas lantai yang

Baik

3

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hangat dan bisa ditambah zat penangkal

hama seperti dringo dan bawang putih,

tunggu hingga keluar akar dengan

panjang 1-2 mm.

2. seperti cara pada point a, tetapi tidak

diberi zat penangkal hama atau

penyakit

3. menggunakan cara yang tidak dianjurkan

Sedang

Buruk

2

1

2. lama mengecam-

bahkan benih padi

1. 24 jam

2. < 24 jam

3. >24 jam

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

e. Menyebarkan benih

1. cara menyebarkan

benih ke persemaian

1. Disebarkan secara merata dimulai dari

pinggir

2. Disebarkan secara merata dari berbagai

arah tidak teratur

3. Dibenamkan

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

3. lama pembenihan

sampai menjadi bibit

1. 18-21hari

2. 22-23 hari

3. < 18 atau > 24 hari

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

3. Penyiapan lahan

a. lama lahan digunakan

untuk budidaya padi

organik

a. 5-7 tahun

b. 2-4 tahun

c. < 2 tahun

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

b. pupuk yang digunakan

setelah pembajakan

a. pupuk kandang atau kompos

b. pupuk kandang dan pupuk kimia

c. pupuk kimia

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

c. asal atau sumber peng

airan untuk sawah

a. air tanah

b. air tanah bercampur limbah rumah

tangga (air bekas penggunaan dari rumah

Baik

Sedang

3

2

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tangga, contoh air cucian)

c. air pabrik atau industri

Buruk

1

4. penanaman

a. jarak tanam yang di

gunakan

a. 20 cm x 20 cm

b. 25 cm x 25 cm

c. 30 cm x 30 cm

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

b. jumlah bibit yang

dimasukan dalam setiap

rumpun

a. 2-3 bibit

b. 1 bibit

c. > 4 bibit

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

5. Perawatan tanaman

a. Pemupukan

1. Pupuk dasar yang

digunakan

1) Pupuk kandang/kompos/bokashi

2) Campuran antara pupuk organik dengan

kimia

3) Pupuk kimia

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

2. Frekuensi penggunaan

pupuk

1) 4x (1 pupuk dasar, 3x pupuk susulan)

2) 3x (1 pupuk dasar, 2x pupuk susulan)

3) < 2 kali

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

3. Pupuk yang diguna

kan untuk pemupu- kan

susulan I (saat tanaman

berumur 15 HST) dan

dosis yang digunakan

1) Pupuk kandang 1 ton/ Ha/ 0,5 ton

kompos fermentasi/Ha

2) Campuran pupuk organik dan pupuk

kimia

3) Pupuk kimia

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

4. Pupuk yang diguna

kan untuk pemupu kan

susulan II (25-60 HST)

dan dosis yang

digunakan

1) Pupuk organik cair dengan unsur N

tinggi, 1 liter pupuk organik cair dengan

17 liter air/Ha

2) Campuran pupuk organik dan pupuk

kimia

3) Pupuk kimia

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pengendalian hama dan

penyakit yang diterapkan

1. Cara pengendali-an

hama

1) Teknik budidaya (dengan rotasi

tanaman), biologis (dengan predator,

menyemprotkan cendawan penginfeksi),

fisik (dengan perangkap), kimia

(pestisida organik)

2) biologis (dengan predator,

menyemprotkan cendawan penginfeksi),

fisik (dengan perangkap), kimia

(pestisida organik) dan pestisida non

organik (pestisida pabrikan)

3) dengan pestisida non organik

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

2. cara pengendalian

gulma

1) secara fisik (selain dibakar,

penyiangan/dicabut), rotasi tanaman

2) secara fisik dan secara kimia (non

organik/herbisida)

3) dengan pestisida non organik (pabrikan)

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

3. cara pengendalian

penyakit

1) perbaikan kesuburan tanah (menambah

pupuk kandang/kompos) biologi (dengan

serangan Vektor), fisik (pencabutan

inang), kimia (fungisida organik)

2) biologi (dengan serangan Vektor), fisik

(pencabutan inang), kimia (herbisida

organik) dan herbisida non organik/

pabrik

3) dengan herbisida non organik

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

4. pestisida atau

herbisida yang

digunakan untuk

1) tumbuhan dan binatang, mineral, mikro

organisme

2) tumbuhan dan binatang

Baik

Sedang

3

2

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengendalian hama dan

penyakit (bahan yang

digunakan)

3) dari bahan kimia non organik Buruk 1

5. dosis pestisida atau

herbisida yang

digunakan

1) sesuai aturan yang ada dikemasan, luas

lahan, dan jenis hama penyakit

2) kurang memperhatikan kebutuhan

3) tidak memperhatikan

Baik

Sedang

Buruk

3

2

1

 

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang memusatkan pada

pengumpulan data kuantitatif yang berupa angka-angka kemudian

dianalisis dengan menggunakan alat analisis kuantitatif yang berupa

analisis statistika maupun dengan menggunakan perhitungan matematika

(Mardikanto,2001). Sedangkan, teknik penelitian yang digunakan adalah

teknik survei.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), penelitian survei adalah

penelitian dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dengan

menggunakan kuisoner sebagai alat pengumpul.

B. Penentuan Lokasi Penelitian

Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi dalam penelitian

ini adalah metode Purposive. Metode Purposive merupakan metode

pemilihan lokasi secara sengaja dengan alasan tertentu yang sesuai dengan

penelitian. Hal ini sesuai dengan peryataan Wirartha (2006), yaitu sampel

di tetapkan secara sengaja oleh peneliti di dasarkan atas kriteria atau

pertimbangan tertentu.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sambirejo Kabupaten

Sragen. Penelitian dilaksanakan di daerah tersebut, karena beberapa alasan

yaitu: 1) Kecamatan Sambirejo merupakan satu-satunya Kecamatan yang

memperoleh sertifikasi organik 100 persen di Kabupaten Sragen., 2)

Kecamatan Sambirejo digunakan sebagai daerah pengembangan dan

pelatihan padi organik tingkat propinsi., 3) Budidaya padi organik di

Kecamatan Sambirejo juga berlangsung secara terus menerus dan diawasi

setiap tahunnya oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Tanah Bogor

(BALITBANG Tanah) sejak tahun 2006 sampai 2009., 4) Kecamatan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sambirejo mendukung dikembangkannya budi daya padi organik karena

memiliki sumber mata air yang belum tercemar oleh bahan kimia.

Kecamatan Sambirejo mempunyai tujuh sumber mata air yang dapat

memenuhi kebutuhan perairan sepanjang musim tanam.

Kecamatan Sambirejo juga merupakan daerah penghasil padi

organik, pupuk organik, dan pestisida organik. Berikut adalah data yang

diperoleh dari lapang.

Table 3.1 Data luas panen, produktivitas dan produksi padi organik Kabupaten Sragen

No Kecamatan Luas panen (Ha)

Produktivitas GKP (Kw/Ha)

Produksi GKP (ton)

1 Sragen 1169 38,32 4480 2 Karangmalang 675 66,70 4503 3 Kedawung 1615 76,85 12411 4 Sidoharjo 549 76,50 4200 5 Masaran 147 62,95 925 6 Gondang 392 74,40 2918 7 Sambungmacan 800 60,19 4815 8 Ngrampal 76 66,75 507 9 Sambirejo 879 64,68 5686 10 Gemolong 106 62,91 667 11 Miri 22 60,50 133 12 Kalijambe 105 69,13 729 13 Tanon 202 62,81 1269 14 Plupuh 178 60,29 1073 15 Sumberlawang 80 47,11 377 16 Gesi 205 52,56 1078 17 Tangent 22 52,30 118 18 Mondokan 92 45,44 420 19 Sukodono 346 30,1 1035 20 Jenar 112 66,92 750

Sumber: data sekunder BAPPELUH Kab. Sragen 2009

Table 3.1 diatas dijelaskan Pada tahun 2009, Kecamatan Sambirejo

mempunyai lahan atau sawah seluas 879 Ha yang ditanami padi organik

dan produksi padi organik sebanyak 5.686 Ton. Selain itu dalam jumlah

produksi pupuk organik dan pestisida organik Kecanatan Sambirejo juga

tergolong tinggi, bisa kita lihat pada table 3.2 di bawah ini.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Table 3.2. Data produsen pupuk organik dan pestisida organik Kabupaten Sragen

No  Kecamatan  Jumlah produsen 

Volume yang tersedia 

Volume yang tersalurkan 

Volume yang tersisa 

Pupuk (ton) 

Pestisida(Ltr) 

Pupuk (ton) 

pestisida(Ltr) 

Pupuk (ton) 

pestisida(Ltr) 

Pupuk (ton) 

pestisida(Ltr) 

1  Sragen  3 107 107    2  Karangmalang  10  3  420  3600  341  2825  79  775 3  Kedawung  7    391    391       4  Sidoharjo  12  1  199  54  199  54     5  Masaran  5 125 108   176  Gondang  16  3  1.119  588  1.089  576  30  12 7  Sambungmacan  43  3  1.047  2677  1.001  1177  46  1500 8  Ngrampal  7    149    149       9  Sambirejo  23 4 1.238 2474 1.238 2474   10  Gemolong  29    180    180       11  Miri  4    5.482    1    5481   12  Kalijambe  89  2  642  24  603  129  39  ‐150 13  Tanon  6 157 157    14  Plupuh  20    1.926    1.696    230   15  Sumberlawang  18  2  105  131  82  89,5  23  41,5 16  Gesi  10  1  319  110  151  10  168  100 17  Tangent  33 1 291 22 291 22   18  Mondokan  11 383 353   3019  Sukodono  11  3  652  505  652  505     20  Jenar  20    110    110       

Sumber: data sekunder BAPPELUH Kab. Sragen 2009

Data diatas dijelaskan pada tahun 2009, kecamatan Sambirejo

mampu menghasilkan 1.238 ton pupuk organik dan 2.474 liter pestisida

organik. Semua produksi pupuk dan pestisida mampu terserap semua

untuk budidaya padi organik.

C. Populasi dan Sampel

1. populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh petani padi organik yang

ada di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Data yang diperoleh

dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sambirejo menunjukan

populasi sebagai berikut:

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.3 Data petani padi organik Kecamatan Sambirejo No Desa Jumlah kelompok tani Jumlah petani 1 Sukorejo 5 413

2 Jambeyan 3 59

3 Sambi 3 91

4 Blimbing 2 240

5 Dawung 2 56

6 Sambirejo 2 84

7 Jetis 2 185

8 Musuk 2 45

9 Kadipiro 2 75

Total 23 1248

Sumber: Data sekunder BPP Kec. Sambirejo 2008

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan

budidaya padi organik. Pengambilan sampel menggunakan teknik

Cluster Random Sampling. Menurut Suyanto dan Sutinah (2005)

mengatakan satu hal yang perlu dicatat disini adalah cluster sampling

dikenal pula dengan sebutan multistage random sampling, karena cara

ini dikerjakan melalui tahapan-tahapan tertentu. Cara peng-clusteran-

nya sebagai berikut: tahap pertama, mereka dibagi berdasarkan wilayah

desa, tahap kedua, cluster wilayah desa tersebut di bagi dalam wilayah

kelompok tani dan pada tahap ketiga, masing-masing kelompok diambil

responden secara acak sesuai dengan proporsional. Sembilan desa di

Kecamatan Sambirejo yang melakukan budidaya padi organik, diambil

empat desa dengan jumlah petani padi organi terbanyak (tabel.3.2).

Tahap peng-clusteran-nya bisa dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini:

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Table 3.4. tahap peng-clusteran

Untuk pengambilan jumlah sampel sebanyak 40 responden

dengan rumus sebagai berikut:

ni = nNnk

keterangan :

ni : Jumlah sampel dari masing-masing Desa

nk : Jumlah petani padi organik dari masing-masing Desa

N : Jumlah populasi

n : Jumlah petani responden yang diambil sebanyak 40 petani

Tabel 3.5 Sampel penelitian No Nama desa Kelompok tani Populasi Sampel 1 Sukorejo 5 413 18

2 Blimbing 2 240 10

3 Jetis 2 185 8

4 Sambi 3 91 4

Total 12 929 40

Sumber: Data sekunder BPP Kec. Sambirejo 2008

Tahap I Tahap II Tahap III Dibagi berdasrkan wilayah desa. Yaitu: 1. Sukorejo 2. Jambeyan 3. Sambi 4. Blimbing 5. Dawung 6. Sambirejo 7. Jetis 8. Musuk 9. Kadipiro

Diambil empat Desa dengan jumlah petani padi organik terbanyak sekaligus dibagi dalam wilayah kelompok tani, yaitu: • Sukorejo: 5 kelompok

tani dengan 413 petani. • Blimbing: 2 kelompok

tani dengan 240 petani. • Jetis: 2 kelompok tani

dengan 185 petani • Samba: 3 kelompok

petani dengan 91 petani

Dari masing-masing kelompok tani diambil sampel secara acak sebanyak 40 responden, didapatkan sampel (table 3.5)

Keterangan: Dari Sembilan desa ini kemudian diambil 4 desa dengan jumlah petani padi organik terbanyak

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Jenis dan Sumber Data

Tabel 3.6 Jenis dan sumber data Data yang diperlukan Cara sifat sumber pr sk kn kl

Data pokok

10. Identyitas responden

a. Nama responden

b. Umur

c. Pendidikan formal

11. Faktor sosial ekonomi

a. Pendidikan non formal

b. Pendapatan

c. Luas lahan

d. Lingkungan sosial

e. Pengalaman usaha tani

padi organik

f. Kosmopolitan

12. Teknologi padi organik

a. Pemilihan varietas

b. Pembenihan

c. Penyiapan lahan

d. Penanaman

e. Perawatan tanaman

Data pendukung

1. Keadaan alam

2. Keadaan penduduk

3.Panduan budidaya Padi

organik Kab. Sragen

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Petani/responden

Dinas pertanian

BPS Sragen

BAPPELUH Kab.

Sragen

Keterangan: Pr: Primer

Sk: Skunder

Kn: Kuantitatif

Kl: Kualitatif

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara

terstruktur kepada petani berdasarkan data pertanyaan yang sudah

dibuat.

2. Pencatatan

Teknik pencatatn data yang diperlukan baik dari reponden maupun

dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang diteliti.

F. Metode Analisis Data

Penelitian deskriptif termasuk salah satu jenis penelitian

kategori penelitian kuantitatif. Layaknya suatu penelitian kuantitatif,

kegiatan studi deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data,

interpretasi data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan

penganalisisan data tersebut (Wirartha, 2006). Metode analisis yang

digunakan sebagai berikut:

1. Analisis faktor sosial ekonomi petani padi organik.

Untuk mengetahui faktor sosial ekonomi petani padi organik

di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dapat di golongkan ke

dalam kategori tinggi, sedang dan rendah. Tingkat tersebut dapat di

hitung dengan menggunakan rumus interval(I):

I= skor tertinggi pengamatan-sekor terendah pengamatan

Banyaknya kelas

2. Analisis tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik.

Untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi budidaya padi

organik di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen dapat di

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesim

1. J

h

d

golongka

tersebut d

I= skor t

3. Analisis

dengan ti

Untu

Ekonomi

organik d

korelasi R

spearman

Keterang

rs: Koefis

di: Selisih

N: Jumla

Untuk me

berikut:

Keterang

N: Jumla

rs: Koefis

mpulan:

Jika t hitung

hubungan ya

dengan tingk

an ke dalam

dapat di hitu

tertinggi pen

hubungan

ingkat pener

uk mengeta

i Petani deng

di Kecamata

Rank Spearm

n adalah seba

gan:

sien korelasi

h atau rangk

ah sampel.

engetahui tin

gan:

ah sampel,

sien korelasi

g t tabl

ang signifik

kat penerapan

m kategori tin

ung dengan m

ngamatan-sek

Banyaknya

antara fakt

rapan teknolo

ahui hubun

gan tingkat p

an Sambirejo

man (rs) men

agai berikut:

i Rank Spear

king dari vari

ngkat signifi

i Spearman.

le (

kan antar fak

n teknologi b

nggi, sedang

menggunaka

kor terendah

a kelas

tor-faktor so

ogi budidaya

ngan antara

penerapan te

o Kabupaten

nurut Siegel

:

rman

iabel pengam

ikansi rs, dig

maka H

ktor-faktor

budidaya pa

g dan renda

an rumus inte

h pengamatan

osial Ekono

a padi organ

a faktor-fak

eknologi bud

n Sragen dig

l (1994) rum

matan,

gunakan rum

o ditolak, b

sosial ekono

adi organik.

ah. Tingkat

erval(I):

n

omi Petani

nik.

ktor sosial

didaya padi

gunakan uji

mus jenjang

mus sebagai

berarti ada

omi petani

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jypk

Jika t hitungyang signifikpenerapan tekali ini meng

g t table (kan antar fakeknologi budggunakan SP

mktor-faktor sdidaya padi oPSS versi 17

maka Ho ditesosial ekonomorganik. Seb7. 

erima, berartimi petani debagai alat an

i tidak ada hengan tingkatalisis pada p

hubungan t

penelitian

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Kondisi Geografi dan Topografi

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan

Sambirejo, kecamatan Sambirejo berada pada ketinggian 191 mdpl dengan

bentang wilayah berbukit dan dataran rendah. Topografi Kecamatan

Sambirejo secara keseluruhan merupakan daerah berbukit dan dataran

rendah yang banyak ditanami tanaman padi dan palawija. Tekstur tanah di

Kecamatan Sambirejo berupa lempungan dan sebagian besar tanahnya

berwarna merah. Curah hujan di Kecamatan Sambirejo setinggi 2.752

milimeter per tahun.

Secara administratif Kecamatan Sambirejo merupakan bagian dari

wilayah Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Sambirejo

mempunyai orbitasi berupa jarak dari pusat pemerintahan kabupaten 12

Km. Kecamatan Sambirejo terbagi menjadi 9 desa yaitu Desa Musuk,

Desa Jetis, Desa Sukorejo, Desa Jambeyan, Desa Sambi, Desa Dawung,

Desa Blimbing, Desa Sambirejo, dan Desa Kadipiro. Adapun batas-batas

wilayah Kecamatan Sambirejo adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Gondang.

Sebaelah selatan : Kabupaten Karanganyar.

Sebelah barat : Kecamatan Kedawung.

Sebelah timur : Provinsi Jawa Timur.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Luas Wilayah dan Tata Guna Lahan

Kecamatan Sambirejo mempunyai luas wilayah 4.842.51 Ha.

Adapun rincian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.1 Luas Kecamatan Sambirejo Menurut Penggunaan Lahan.

Sumber : Monografi Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di

Kecamatan Sambirejo sebagian besar dimanfaatkan untuk sektor

pertanian, yaitu berupa sawah, pekarangan, tegalan, perkebunan, dan

tambak. Lahan yang digunakan untuk pemukiman dan sektor lain jauh

lebih kecil. Dengan demikian, Kecamatan Sambirejo mempunyai potensi

di sektor pertanian yang cukup besar. Kecamatan Sambirejo mempunyai

tanah kering lebih luas dibanding tanah sawah yakni 69,24%, hal ini

dikarenakan letaknya berada di daerah perbukitan.

B. Keadaan Penduduk

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Kecamatan Sambirejo adalah 46.577 jiwa

dengan kepadatan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 4.2.

Jenis tanah Luas (Ha) Prosentase (%) Tanah sawah Irigasi teknis Irigasi setengah teknis Irigasi sederhana Tadah hujan Jumlah Tanah kering Pekarangan Tegal/Kebun Padang/gembala Tambak/kolam Hutan negara Perkebunan negara/swasta Lain-lain Jumlah

598,75501,53349,5939,62

1,489,49

1,430,57922,54

1,502,50

155,00370,00470,91

3,353,02

12,36 10,36 7,22 0,82

30,76

29,54 19,05 0,03 0,05 3,20 7,64 9,72

69,24 Total 4,842,51 100,00

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 4.2 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) 1. 2.

Laki-laki Perempuan

18,461 18,560

Jumlah 37,021 Sumber: Monografi Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

Tabel 4.2 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki 18,461 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan 18,560 jiwa. Data pada tabel dapat dicari sex

ratio, sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki

dibanding dengan jumlah penduduk perempuan. Terkait dengan hal

tersebut, sex ratio di Kecamatan Sambirejo, dapat diketahui sebagai

berikut :

%100xperempuanpenduduk

lakilakipendudukratioSex

∑∑ −

=

Sex Ratio = ×100 %= 99,47%

Sehubungan dengan hal tersebut maka sex ratio di Kecamatan

Sambirejo adalah 99,47 persen. Sex ratio sebesar 99,47 persen mempunyai

arti bahwa setiap 100 perempuan terdapat 99 laki-laki. Dapat diartikan

bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk

laki-laki, meski selisihnya tidak terlalu jauh. Selain itu dapat berarti pula

bahwa jumlah tenaga kerja perempuan lebih besar dari jumlah tenaga kerja

laki-laki.

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur

Faktor penduduk merupakan salah satu sumber daya dari daerah

tersebut, terutama berhubungan dengan faktor tenaga kerja. Tersedianya

tenaga kerja yang besar merupakan peluang bagi pengembangan berbagai

macam usaha. Penduduk Kecamatan Sambirejo berjumlah 37.021 jiwa.

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Sambirejo

dapat dilihat pada :

18.461 18.560

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Sambirejo Menurut Umur Tahun 2008.

Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) (%) 0-4 4.618 12,475-9 4.126 11,15

10-14 4.137 10,1715-19 4.151 10,2120-24 3.600 9,7225-29 3.278 8,8530-34 2.862 7,7335-39 2.319 6,2640-44 1.866 5,0445-49 1.569 4,2450-54 55-59 60-64 65-69 70-74

1.245 891 703 590 452

3,362,411,901,591,22

75+ 614 1,66Jumlah 37.021 100,00

Sumber : Monografi Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar

penduduk berada pada kelompok umur 0 tahun sampai 4 tahun, yaitu

sebanyak 4.618 jiwa atau 12,47 persen. Sedangkan yang terkecil berada

pada pada kelompok umur 70 tahun sampai 74 tahun, sebanyak 452 jiwa

yaitu 1,22 persen. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

penduduk di Kecamatan Sambirejo termasuk dalam kategori umur balita.

Pada kelompok umur ini adalah penduduk yang masih dapat dikatakan

belum produktif.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui Angka Beban Tanggungan

(ABT) yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak

produktif dengan jumlah penduduk produktif dalam 100 jiwa penduduk,

yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif harus

menanggung sejumlah penduduk usia non produktif. Menurut Mantra

(1995), usia non produktif adalah usia 0 – 14 tahun dan > 64 tahun,

sedangkan usia produktif adalah usia 15 – 64 tahun, sehingga besar Angka

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Beban Tanggungan di Kecamatan Sambirejo dapat diketahui sebagai

berikut :

100Pr

Pr×=

∑∑

oduktifPendudukoduktifnPendudukno

ABT

ABT = ×100 = 64,65 ~ 65 Angka ini menunjukkan bahwa 100 penduduk usia produktif di

Kecamatan Sambirejo harus menanggung 65 orang usia non produktif.

Semakin besar rasio antara jumlah kelompok non produktif dari jumlah

kelompok produktif maka akan semakin besar beban tanggungan bagi

kelompok yang produktif terhadap kelompok non produktif. Hal ini dapat

berpengaruh terhadap proses pembangunan perekonomian yang sedang

dijalankan.

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Distribusi penduduk Kecamatan Sambirejo menurut tingkat

pendidikan yang berhasil ditamatkan dapat dilihat pada :

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kecamatan Sambirejo Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Pada Tahun 2008.

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Perguruan Tinggi/akademi 507 1,53SLTA/SMTA 4.027 12,16SLTP/SMTP 4.785 14,45SD 15.877 47,94Tidak/belum tamat SD 5.269 15,91Belum Sekolah 2.652 8,00Jumlah 33.117 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

Tabel 4.4 menunjukan bahwa penduduk Kecamatan Sambirejo

sebagian besar tamat sekolah dasar yaitu sebanyak 15.877 orang (47,94%).

Sedangkan yang tamat perguruan tinggi merupakan jumlah terkecil yaitu

sebanyak 507 orang (1,53%).

14.537 22.484

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk menunjukkan struktur perekonomian

yang ada pada wilayah tersebut, hal ini akan menentukan arah kebijakan

pembangunan di daerah setempat. Kondisi penduduk menurut mata

pencaharian di Kecamatan Sambirejo dapat dilihat pada :

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Sambirejo 2008.

Lapangan Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Pertanian,perkebunan, perikanan, peternakan 11.232 71,57Industri penggolahan 630 4,01Perdagangan 1.840 11,72Jasa 570 3,63Transportasi,komunikasi 195 1,24Perbankan dan real estate 9 0,05pertambangan 499 3,18konstruksi 709 4,52Listrik, gas dan air minum 9 0,05Jumlah 15.693 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

Tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar mata pencaharian

penduduk adalah dari sektor pertanian yaitu sebanyak 11.232 jiwa

(71,57%). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang

peranan utama bagi masyarakat untuk menggantungkan hidupnya. Dengan

demikian kebijakan pembangunan yang perlu diambil adalah dengan

menitikberatkan sektor pertanian yang didukung oleh sektor-sektor lainnya

guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah setempat.

C. Keadaan Pertanian

Pertanian merupakan satu-satunya bidang untuk menghasilkan produk

untuk mencukupi kebutuhan pangan. Tidak terbatas pada pemenuhan pangan

penduduk setempat tetapi juga bagi penduduk wilayah lainnya. Komoditas

pertanian di Kecamatan Sambirejo antara lain yaitu:

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.6 Komoditas Pertanian di Kecamatan Sambirejo Tahun 2008. Jenis komoditas Luas panen (ha) Produksi (Kw) Rata-rata(Kw/ha)Padi Jagung Ubi kayu Kacang tanah Kedelai Kacang hijau Kacang panjang Cabe

2,55 90

535 416 695 37 5 4

153 3 8

9,6 7,6 234 75 60

60 32 18 23 11 6,3 15 15

Sumber : Statistik Kecamatan Sambirejo Tahun 2008.

Tabel 4.6 dijelaskan produksi pertanian tertinggi dengan luas panen

tertinggi adalah padi, dimana komoditas padi merupakan produk pertanian

utama dari Kecamatan Sambirejo. Selain komoditas produksi dari tanaman

pangan produksi pertanian, komoditas lainnya adalah dari sektor peternakan.

Jenis ternak yang diusahakan adalah ternak sapi, kerbau, kambing domba dan

unggas.

D. Keadaan Umum Pertanian Organik

Pertanian yang diterapkan di Kecamatan Sambirejo sebagian besar

lebih mendekati sistem pertanian semi organik, dimana di dalam pelaksanaan

budidayanya memanfaatkan pupuk organik dari kotoran hewan ternak, namun

masih menggunakan pupuk kimia sebagai penunjang. Meskipun demikian,

pertanian di daerah ini tergolong pertanian organik karena meminimalkan

penggunaan pupuk dan pestisida kimia (Susanti, 2008).

Pertanian padi organik di Kecamatan Sambirejo memang sebagian

besar adalah dengan sistem pertanian semi organik, tetapi di sana juga ada

desa yang sudah melaksanakan pertanian organik secara murni yaitu di Desa

Sukorejo dan Desa Jetis. Kedua desa ini sudah mendapatkan sertifikat organik

murni. Sejarah pertanian organik di Kecamatan Sambirejo diawali sejak tahun

2001. Hal yang serupa juga terjadi di Kabupaten Sragen yaitu dengan adanya

pewacanaan isu back to nature (kembali ke alam), namun secara resmi baru

pada tahun 2003 dimana bupati Kabupaten Sragen mencanangkan program

pertanian organik.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Mulai tahun itulah mulai marak usaha-usaha yang dilakukan untuk

membumikan program pertanian organik. Program pertanian organik

diperkenalkan di desa-desa melalui pelatihan dan penyuluhan kepada

kelompok tani untuk mengembangkan teknologi organik. Program pertanian

organik yang dikembangkan adalah budidaya padi organik. Beberapa produk

hasil padi organik antara lain beras menthik wangi organik, IR 64 organik, C-4

raja organik, beras merah unggul lokal organik, beras merah lokal organik,

dan sereal bekatul organik.

Kecamatan Sambirejo mempunyai sumber mata air yang belum

tercemar oleh bahan kimia. Kecamatan Sambirejo mempunyai tujuh sumber

mata air yang dapat memenuhi kebutuhan perairan sepanjang musim tanam

dalam satu tahun. Pada tahun 2009, Kecamatan Sambirejo mempunyai

lahan/sawah seluas 879 ha yang ditanami padi organik dan produksi padi

organik sebanyak 5.685Ton. Pada tahun yang sama, Kecamatan Sambirejo

mampu menghasilkan 1.238 ton pupuk organik dan 2.474 liter pestisida

organik. Selain sebagai daerah penghasil padi organik dan pupuk organik,

daerah ini juga digunakan sebagai daerah pengembangan dan pelatihan padi

organik tingkat provinsi.

Petani di Kecamatan Sambirejo ada yang sudah menggunakan pupuk

organik seperti yang sudah digunakan dalam pertanian organik pada

umumnya, yaitu pupuk kandang/kompos yang diolah lebih lanjut sehingga

menjadi pupuk organik siap tabur. Petani di Kecamatan Sambirejo sudah

banyak yang menyadari kelebihan atau manfaat menggunakan pupuk organik,

mereka sadar bahwa pupuk organik baik untuk kesuburan tanah, baik untuk

kesehatan, dan lebih meminimalisir biaya produksi.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Faktor Sosial Ekonomi Petani

1. Umur Petani

Umur, adalah usia petani responden pada saat dilakukan penelitian.

Untuk mengetahui umur petani secara keseluruhan dapat diketahui pada

tabel 5.1:

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Petani. No Keterangan Skor Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata-

rata 1 28-41 tahun 3 7 17,5% Tinggi

2 2 42-55 tahun 2 18 45% Sedang 3 >55 tahun 1 15 37,5% rendah

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Table 5.1 menjelaskan bahwa mayoritas umur rosponden termasuk

kategori sedang yaitu pada umur 42-55 tahun sebanyak 18 orang atau 45

persen. Umur terbanyak ke dua adalah umur lebih dari 55 tahun yaitu

sebanyak 15 orang atau 37,5 persen. Sedangkan umur 28-41 tahun adalah

jumlah paling sedikit yaitu sebanyak 7 orang saja. Rata-rata umur petani

berada pada kategori sedang. Umur petani padi organik di Sambirejo

tergolong umur dengan kategori produktif, artinya pada umur tersebut

responden masih mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian

keluarga dan mengembangkan usaha taninya. Petani yang berusia produktif

memiliki kemampuan menerima informasi lebih mudah, sehingga peluang

untuk memahami dan mengadopsi hal baru akan lebih mudah. Petani

dengan usia 42-55 tahun berada dalam usia sedang dimana kemampuan

secara fisik dan cara berpikir masih belum terlalu tua.

2. Pendidikan Formal

Pendidikan menjadi sarana penting dalam membantu individu

meningkatkan pengetahuannya. Tingkat pendidikan akan sangat

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menentukan tingkat pemahaman, ketrampilan berkomunikasi serta sikap

petani menerapkan suatu inovasi.

Pendidikan formal pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan

responden yang dicapai saat penelitian dilakukan dan diperhitungkan

berdasarkan jenjang pendidikan terakhir yang ditamatkan pada lembaga

pendidikan formal. Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal petani

secara keseluruhan dapat diketahui pada tabel 5.2:

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal. No Keterangan Skor Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata-

rata 1 >18 Tahun 3 4 10% Tinggi 2 13-18 tahun 2 16 40% Sedang 2 3 6-12 tahun 1 20 50% Rendah

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Tabel 5.2 dijelaskan bahwa tingkat pendidikan responden mayoritas

termasuk rendah. Petani menempuh pendidikan formal selama 6-12 tahun

atau setara dengan pendidikan SD. Petani yang menempuh pendidikan

formal selama 6-12 tahun sebanyak 20 petani atau 50 persen dari jumlah

responden. Tingkat pendidikan petani urutan ke dua yaitu menempuh

pendidikan formal selama 13-18 tahun atau pada tingkat SMP atau SMA,

dengan jumlah petani sebanyak 16 orang atau 40 persen. Urutan ketiga yaitu

petani dengan tingkat pendidikan kategori tinggi yaitu menempuh

pendidikan formal lebih dari 18 tahun atau pada tingkat S1 atau Akademis,

dengan jumlah petani sebanyak empat orang atau 10 persen. Rata-rata

pendidikan formal petani berada pada kategori sedang. Tingkat pendidikan

mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia, jika semakin banyak

pengalaman yang diperoleh dari tingkat pendidikan yang diselesaikannya,

maka semakin maju pola berfikirnya. Pendidikan yang tergolong rendah

cenderung susah menerima suatu inovasi.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

3. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pendidikan yang diperoleh petani di luar pendidikan formal. Pendidikan non

formal di sini dimaksudkan pendidikan yang sasaran utamanya adalah orang

dewasa (baik dewasa dalam arti biologis maupun psikologis), memiliki

program yang terencana, dapat dilakukan dimana saja, tidak terikat waktu

serta disesuaikan dengan kebutuhan sasaran peserta didik. Sehubungan

dengan hal ini, maka pendidikan non formal diasumsikan sebagai

penyuluhan, dan pelatihan yang pernah diikuti oleh petani.

Petani semakin sering mengikuti kegiatan penyuluhan atau pelatihan

di bidang pertanian maka informasi yang diperoleh akan semakin banyak.

Pendidikan non formal ini akan berpengaruh terhadap keterampilan petani

dalam pengelolaan usaha taninya. Untuk mengetahui tingkat pendidikan non

formal petani secara keseluruhan dapat diketahui pada tabel 5.3:

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Non Formal. No Keterangan Skor Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata-

rata 1 >18 kali/tahun 3 14 35% Tinggi 2 12-18 kali/ tahun 2 19 47,5% Sedang 2 3 < 12 kali/ tahun 1 7 17,5% rendah

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Pada tabel 5.3 diatas dijelaskan bahwa mayoritas petani mengikuti

pendidikan non formal pada kategori sedang yaitu antara 12-18 kali/tahun

dengan jumlah 19 orang atau 47,5 persen. Kategori tinggi ada di urutan ke

dua yaitu lebih dari 18 kali/tahun mengikuti pendidikan non formal, dengan

jumlah petani sebanyak 14 orang atau 35 persen. Kategori rendah ada di

urutan terakhir hanya 7 orang atau 17,5 persen yaitu yang mengikuti

pendidikan non formal kurang dari 12kali/tahun. Rata-rata pendidikan non

formal petani berada pada kategori sedang

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4. Pendapatan

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan usahatani. No Keterangan Skor Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata

-rata 1 > 10.000.000/tahun 3 15 37,5% Tinggi 2 7.000.000-

10.000.000/tahun 2

14 35%

Sedang

2

3 4.000.000-7.000.000/tahun

1

11 27,5%

rendah

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah penerimaan yang

diterima oleh responden dari kegiatan usahatani,yaitu penerimaan petani

dikuranggi biaya produksi (penerimaan – biaya produksi) dalam satu tahun

terakhir. Rata – rata biaya produksi padi organik per hektar per musim

tanam adalah 3.500.000 – 4.000.000. Table 5.4 dijelaskan bahwa mayoritas

pendapatan responden adalah pada kategori tinggi yaitu lebih besar dari

10.000.000/tahun dengan jumlah orang sebanyak 15 atau 37,5 persen.

Urutan ke dua ada petani kategori pendapatan sedang dengan pendapatan

antara 7.000.000-10.000.000/tahun ada sebanyak 14 orang atau 35 persen,

dan yang terakhir ada petani kategori pendapatan rendah, dengan

pendapatan 4.000.000-7.000.000/tahun sebanyak 11 orang atau 27,5 persen.

Rata-rata pendapaan petani berada pada kategori sedang.

Pendapatan petani diatas berasal dari hasil budidaya padi organik,

karena harga Gabah Kering Panen (GKP) padi organik lebih mahal

dibandingkan dengan GKP padi non organik. Selisih harga padi organik

dengan padi non organik adalah antara 500-1000 rupiah per kilogram, dan

kondisi harga padi organik lebih stabil dibandingkan yang non organik.

Kondisi diatas disebabkan beberapa kelebihan padi organik, beberapa

kelebihan tersebut adalah 1) aman bagi kesehatan karena tidak mengandung

residu zat kimia, 2) Nasi padi organik bisa tahan lebih lama, 3) Rasa nasi

padi organik lebih enak, 4) Baunya tidak apek. Kelebihan padi organik dari

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

segi fisik diantaranya adalah berwarna bening, kadar air maksimal adalah

15%, tidak banyak butir yang patah.

Pendapatan menjadi salah satu aspek pertimbangan dalam penerapan

teknologi budidaya padi organik, terutama ketika saat ini

mempertimbangkan harga pupuk dan pestisida kimia yang harganya sangat

mahal.

5. Luas Lahan

Luas lahan adalah luas lahan yang dikuasai oleh responden yang

dipergunakan untuk usahatani padi. Untuk mengetahui luas lahan petani

secara keseluruhan dapat diketahui pada tabel 5.5:

Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan. No Keterangan Skor Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata-rata

1 > 1,07 Ha 3 4 10% luas 2 0,66-1,06 Ha 2 6 15% Sedang 1 3 0,25-0,65 Ha 1 30 75% sempit

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Luas lahan yang dimiliki petani akan mempengaruhi optimalisasi

usahataninya. Luas lahan yang cukup maka petani dapat dengan maksimal

mengelola usahataninya, hal ini berkaitan dengan biaya produksi,

penerimaan yang diterima, dan keuntungannya.

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan

oleh responden sebagian besar masuk dalam kategori sempit yaitu 0,25-

0,65 Ha, yaitu sebanyak 30 orang yaitu 75 persen. Enam orang responden

atau 15 persen dari total responden memiliki luas lahan dengan kategori

sedang (0,66-1,06 Ha) dan ada sebanyak 10 persen dari jumlah responden

yaitu 4 orang memiliki luas lahan dengan kategori luas (> 1,07 Ha). Data di

atas memperlihatkan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani berada pada

kategori sedang. Kepemilikan luas lahan ini mempengaruhi tingkat

penerapan teknologi budidaya padi organik baik dari pemakaian pupuk dan

pestisida alami serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk budidaya.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

6. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial dalam penelitian ini adalah kondisi masyarakat atau

adanya tokoh kunci yang ada disekitar responden yang mempengaruhi

adopsi teknologi budidaya padi organik. Lingkungan sosial yang

mempengaruhi meliputi: tetangga, kelompok tani, keluarga dan aparat

desa/pemerintah (petugas penyuluh pertanian). Table 5.6 adalah data

lingkungan sosial yang mempengaruhi petani mengadopsi teknologi

budidaya padi organik.

Table 5.6. Orang-Orang Yang Mempengaruhi Petani Dalam Mengadopsi Teknologi Padi Organik.

No Lingkungan sosial yang mempengaruhi budidaya padi organik

Jumlah (orang)

1 Tetangga, kelompok tani, keluarga & pemerintah (PPL) 8 2 Tetangga dan kelompok tani 23 3 Kelompok tani 9

total 40 Sumber: Analisis data primer 2010.

Azwar (1995) menyatakan bahwa pada umumnya, individu cenderung

untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang

dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh lingkungan sosial dapat dilihat pada tabel 5.7:

Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Sosial. No Kategori Skor Jumlah

(orang) Persentase (%) Rata-rata

1 tinggi 5-6 21 52,5% 2 sedang 4 10 25% 2 3 rendah 2-3 9 22,5%

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010.

Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa pengaruh lingkungan sosial

mayoritas berada pada kategori tinggi yaitu ada 21 petani atau 52,5 persen,

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dan untuk lingkungan sosial petani rata-rata petani berada pada kategori

sedang . Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran lingkungan

sosial cukup berpengaruh terhadap petani dalam menerapkan teknologi

budidaya padi organik. Keberadaan tokoh kunci atau lingkungan sosial

menjadi mitra penting dalam penerapan informasi atau inovasi. Kategori

sedang berada pada urutan ke dua yaitu sebanyak 10 petani atau 25 persen,

dan urutan terakhir yaitu kategori rendah dengan jumlah petani sebanyak

Sembilan petani atau 22,5 persen dari jumlah responden.

7. Pengalaman Usaha Tani Padi Organik

Pengalaman usaha tani adalah lamanya petani dalam melakukan

budidaya padi organik sampai penelitian ini dilaksanakan. Untuk

mengetahui pengalaman usaha tani padi organik petani secara keseluruhan

dapat diketahui pada tabel 5.8:

Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan lingkungan sosial petani. No Keterangan Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata-

rata 1 > 9 tahun 14 35% Tinggi 2 7-9 tahun 14 35% Sedang 2 3 < 7 tahun 12 30% rendah

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Tabel 5.8 diatas dijelaskan bahwa pengalaman usaha tani padi organik

responden ada prosentase yang sama yaitu kategori tinggi dan sedang.

Masing-masing kategori terdapat 14 petani atau 35 persen dari total

responden. Kategori tinggi adalah petani dengan lama usaha tani lebih dari 9

tahun, dimana petani ini sudah mengusahakan padi organik sejak sebelum

diwacanakan program pertanian organik oleh pemerintah Sragen pada tahun

2001. Petani kategori sedang adalah petani yang usaha taninya berlangsung

selama 7-9 tahun, dimana petani ini menjalankan pertanian organik sejak

ada wacana dari pemerintah Sragen yaitu antara tahun 2001-2003.

Kategori rendah ada di urutan terakhir dengan jumlah petani sebanyak

12 petani atau 30 persen, dimana petani di kategori ini adalah mereka yang

menjalankan program pertanian organik setelah tahun 2003. Program

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

pertanian organik di Kabupaten Sragen belum berjalan lama, yaitu baru

dimulai tahun 2001 dengan pewacanaan pertanian organik. Rata-rata

pengalaman usaha tani padi organik yang dimiliki petani berada pada

kategori sedang. Pada tahun 2003 Bupati Sragen mencanangkan program

pertanian organik secara resmi. Pertanian organik dalam bidang budidaya

padi organik mulai dikelola secara lebih professional. Perubahan

pengelolaan ini mempengaruhi pengalaman petani dalam menerapkan

teknologi budidaya padi organik.

8. Kosmopolitan

Kosmopolitan dalam penelitian ini adalah tingkat hubungan petani

dengan dunia luar di luar sistem sosial sendiri yang dinyatakan melalui

frekuensi bepergian keluar desa yang berhubungan dengan kegiatan

pertanian, khususnya yang berkaitan dengan budidaya padi organik. Tingkat

kosmopolitan akan sangat berpengaruh dengan informasi yang diterima

petani, hal ini akan berakibat juga pada kemampuan petani menerapkan

teknologi padi organik. Untuk mengetahui tingkat kosmopolitan petani

secara keseluruhan dapat diketahui pada tabel 5.9:

Tabel 5.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kosmopolitan. No Keterangan Jumlah

(orang) Persentase

(%) Kategori Rata-

rata 1 18-23 kali/ tahun 10 25% Tinggi 2 12-17 kali/tahun 28 70% Sedang 2 3 6-11 kali/tahun 2 5% rendah

Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010.

Tabel 5.9 diata diketahui bahwa tingkat kosmopolitan responden

sebagian besar berada pada tingkat sedang yaitu 28 responden atau 70

persen dengan frekuensi 12-17 kali/tahun. Tingkat kosmopolitan kategori

tinggi terdapat 10 responden atau 25 persen, dan kategori rendah terdapat 2

responden atau lima persen. Rata-rata kosmopolitan petani berada pada

kategori sedang.Data ini menandakan bahwa informasi yang diperoleh

petani tentang budidaya padi organik sudah cukup.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

B. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik

Tingkat adopsi petani terhadap teknologi budidaya padi organik

diketahui dari jumlah total skor dari tiap teknologi budidaya padi organik

yang diadopsi. Adopsi teknologi budidaya padi organik dibagi menjadi lima

variabel yaitu adopsi pada pemilihan varietas, pembenihan, penyiapan lahan,

penanaman serta perawatan.

Dalam penilaiannya, tingkat adopsi teknilogi budidaya padi organik

oleh petani dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan

rendah.

Tingkat adopsi teknologi budidaya padi organik

Tingkat adopsi teknologi budidaya padi organik para petani di

Sambirejo dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini:

Tabel 5.10. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik. No Kategori Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Rata-rata 1 Rendah 28-46 6 15 2 Sedang 47-65 15 37,5 2 3 Tinggi 66-84 19 47,5

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010.

Berdasarkan tabel 5.10 diatas diperoleh data rata-rata tingkat adopsi

teknologi budidaya padi organik para petani di Sambirejo berada pada tingkat

sedang dan diketahui bahwa adopsi teknologi budidaya padi organik para

petani di Sambirejo mayoritas masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak

19 responden atau 47,5 persen. Kategori sedang ada diurutan ke dua dengan

jumlah responden sebanyak 15 orang atau 37,5 persen, dan kategori rendah

ada di urutan terakhir dengan jumlah responden sebanyak 6 orang atau 15

persen.

Penerapan teknologi budidaya padi organik ada lima tahapan, yaitu:

tahap pemilihan varietas, tahap pembenihan, tahap penyiapan lahan untuk

budidaya padi organik, tahap penanaman, dan tahap perawatan. Tingkat

adopsi pada setiap tahapnya dapat kita lihat dalam pembahasan berikutnya

yang lebih jelas.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

1. Tingkat Adopsi Pada Pemilihan Varietas Padi Organik

Pemilihan varietas merupakan proses pemilihan benih yang akan

digunakan sebagai bibit dalam budidaya padi organik. Indikator yang

digunakan dalam pemilihan varietas meliputi: varietas padi yang

digunakan petani, Asal varietas yang digunakan petani, dan lama varietas

tersebut digunakan dalam budidaya padi organik. Untuk mengetahui

secara rinci tingkatan penerapan teknologi organik pada tahap varietas

dapat dilihat pada table 5.11.

Tabel 5.11. Tingkat Penerapan Teknologi Organik Pada Tahap Pemilihan Varietas Padi Organik.

No Kategori Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Rata-rata 1 Rendah 3-5 6 15 2 Sedang 6-7 18 45 2 3 Tinggi 8-9 16 40 Jumlah 40 100

Sumber : Analisis data primer 2010.

Analisis data di lapangan diketahui bahwa tingkat penerapan

teknologi organik pada tahap pemilihan varietas organik di kecamatan

Sambirejo tergolong pada kategori sedang, hal ini bisa dilihat dari table

5.11 diatas yang mayoritas responden berada pada kategori sedang, dan

dari data diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat penerapan petani

pada tahap pemilihan varietas berada pada kategori sedang. Berdasarkan

penelitian dilapangan petani padi organik di kecamatan sambirejo dalam

memilih varietas yang digunakan mayoritas memilih varietas hibrida

seperti varietas IR64 dan menthik. Banyak juga petani yang

membudidayakan varietas lokal. Responden yang membudidayakan

varietas lokal ada sebanyak 16 orang. Varietas IR 64 merupakan varietas

hibrida dengan umur panen sekitar 100 hari. Kelemaham memakai varietas

IR 64 ini adalah menuntut input bahan kimia (pupuk kimia) yang cukup

banyak supaya pertumbuhan dan produksi padinya optimal. Petani banyak

menggunakan varietas hibrida ini dikarenakan umur varietas ini genjah

(pendek) dan benihnya mudah di dapatkan dipasaran dari pada varietas

lokal.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berkaitan dengan sumber benih yang digunakan, sebagian besar

petani padi organik di Kecamatan Sambirejo mendapatkan benih dengan

cara penyisihan hasil panen yang sudah diseleksi pada musim tanam

sebelumnya. Lama penggunaan varietas tersebut diatas petani padi organik

sudah menggunakan lebih dari dua tahun, rata-rata petani memakai

varietas tersebut sudah bertahun-tahun. Hal seperti ini saat ini sudah

menjadi kebiasaan dan kegemaran petani di Kecamatan Sambirejo.

2. Tingkat Adopsi Pada Pembenihan Padi Organik

Pembenihan merupakan salah satu tahap dalam budidaya padi

organik atau budidaya padi pada umumnya. Dalam pembenihan indikator

yang digunakan meliputi: seleksi benih, penyiapan tempat pembenihan,

pengecambahan benih, penyebaran benih, dan pengairan. Adapun secara

rinci dapat dilihat pada table 5.12.

Tabel 5.12.Tingkat Penerapan Teknologi Organik Pada Tahap Pembenihan Padi Organik.

No Kategori Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Rata-rata 1 Rendah 10-16 7 17,5 2 Sedang 17-23 14 35 2 3 Tinggi 24-30 19 47,5

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010.

Analisis data lapangan diketahui bahwa rata-rata tingkat penerapan

petani pada tahap pemilihan varietas berada pada kategori sedang. Dari

tabel 5.12 diperoleh data bahwa sebanyak 47,5 persen responden berada

pada kategori tinggi, 35 persen pada kategori sedang, dan 17,5 persen pada

kategori rendah. Kondisi ini bisa dilihat dari sebagian besar petani

menggunakan benih dengan kriteria: jenisnya murni, bernas, kuning, sehat,

bebas dari penyakit, bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak di

kehendaki dan daya kecambah tinggi. Kondisi ini tidak lepas dari proses

penyeleksian benih yang sudah dilakukan petani selama bertahun-tahun,

sehingga petani padi organik di Kecamatan Sambirejo sudah

berpengalaman bagai mana menilai benih yang unggul dan bagus. Dalam

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pertanian organik kriteria benih unggul tidak terlalu berbeda dengan

pertanian anorganik, hanya satu perbedaannya adalah pertanian organik

lebih cocok menggunanakan varietas alami.

Petani padi organik di Sambirejo dalam melakukan seleksi benih

sudah sesuai dengan tata cara seleksi benih untuk budidaya padi organik

karena caranya sama dengan seleksi benih padi pada umumnya yaitu

dengan merendam benih padi dalam air sehingga dengan cara demikian

akan diketahui butir-butir padi yang isi dengan yang kosong.

Petani hendaklah memperhatikan betul tahap seleksi benih ini,

karena dalam melakukan seleksi benih seharusnya petani mengetahui ciri-

ciri fisik benih yang baik untuk dibudidayakan. Petani akan sangat sia-sia

ketika melakukan perawatan tanaman jika dalam melakukan seleksi benih

sudah tidak benar dan yang ditanam adalah benih yang jelek mutunya.

Pengetahuan petani akan kebutuhan benih dalam tiap patoknya juga

berdasarkan perhitungan antara jarak tanaman dengan luas lahan. Atas

dasar perhitungan jarak tanam dengan luas lahan inilah petani mengetahui

kebutuhan benih tiap patoknya, namun dengan luas lahan dan jarak tanam

yang tetap dan pengalaman bertanam padi yang sudah bertahun-tahun

seolah-olah alasan mendasar tadi menjadi sebuah kebiasaan.

Petani padi organik menentukan luas tempat pembenihan tidak

mempunyai dasar yang jelas, perhitungannya hanya berdasarkan perkiraan

saja seperti yang biasa dilakukan oleh kebanyakan petani pada umumnya.

Luasan tempat pembenihan akan berpengaruh pada proses tumbuh bibit

padi. Jika luas tempat pembenihan tidak sesuai dengan jumlah benih yang

ditebarkan maka benih akan tersebar secara berdekatan atau bahkan akan

tumpang tindih dengan yang lainnya, padahal seharusnya tersebar secara

merata dan tidak tumpang tindih. Akibatnya, bibit akan tumbuh saling

berjejal sehingga sinar matahari tidak dapat menembus sela-sela bibit.

Kondisi semacam ini akan mengakibatkan pertumbuhan benih yang tidak

seragam, kurang kokoh karena kurang sinar matahari sehingga saat

dipindahkan ke lahan akan banyak yang mati.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berkenaan dengan drainase di tempat pembenihan, petani sudah

membuat parit disekitar tempat pembenihan. Parit berfungsi sebagai

saluran pembuangan air saat tempat pembenihan kelebihan air karena jika

air yang menggenang di tempat pembenihan cukup tinggi akan

mengakibatkan turunya mutu bibit. Drainase yang buruk akan

mengkibatkan perakaran yang tidak sempurna karena suhu didalam tanah

terlalu rendah. Pemberian pupuk organik (kompos/kandang) di tempat

pembenihan akan berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah agar bibit

dapat tumbuh optimal. Petani padi organik di Kecamatan Sambirejo

memberikan pupuk organik yang disesuaikan dengan luas tempat

pembenihan yang digunakan. Petani padi organik sebagian besar

memberikan pupuk organik ditempat persemaian.

Fase pengecambahan benih, petani merendam benih dengan air tanpa

zat penangkal hama selam satu hari satu malam. Setelah itu ditiriskan dan

dimasukan kedalam kantong plastik dan diperam selama 24 jam sehingga

benih akan mulai berkecambah, setelah itu baru benih disebarkan ditempat

pembenihan.

Penyebaran benih dilakukan secara merata di tempat pembenihan.

Sebagian besar petani melakukan penyebaran benih secara benar yaitu

disebarkan secara merata dan dimulai dari pinggir. Penyebaran benih

dilakukan secara merata bertujuan supaya benih yang disebarkan tidak

tumpang tindih dan dapat tumbuh secara optimal menjadi bibit yang sehat

dan kokoh. Bibit sudah bisa dipindahkan apabila sudah berumur 21-25 hari

dengan syarat pengairan lancar, jika pengairan tidak lancar bisa lebih dari

25 hari. Petani padi organik di kecamatan Sambirejo membibitkan benih

padi selama 18-21 hari setelah itu baru di pindahkan ke sawah.

Bibit siap ditanam jika sudah berumur 21-25 hari. Ada juga yang

lebih baik dalam menilai bibit yang baik yaitu dengan menilai

keseragaman pertumbuhan, warna daun dan tinggi bibit. Syarat bibit yang

baik untuk dipindahkan ke sawah adalah tinggi sekitar 25 cm, memiliki

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

malai 5-6 helai daun, batang bawah besar dan keras, bebas hama dan

penyakit, serta jenisnya seragam.

Umur bibit berpengaruh terhadap produktivitas dan untuk setiap

varietas memiliki umur yang ideal untuk setiap tanaman. Varietas genjah

(100-115) umur bibit terbaik untuk dipindahkan adalah 18-21 hari.

Varietas sedang (sekitar 130) umur bibit terbaik untuk dipindahkan adalah

21-25 hari. Sementara untuk varietas dalam (sekitar 150) umur bibit

terbaik untuk dipindahkan adalah 30-34 hari.

3. Tingkat Adopsi Pada Penyiapan Lahan Untuk Budidaya Padi

Organik

Lahan yang digunakan untuk produksi pertanian organik (padi

organik) menurut Seta (2002) yang dikutib dari Wahyu (2004), harus

bebas dari bahan kimia sintetis (pupuk dan pestisida non organik). Jika

lahan yang akan digunakan untuk produksi pertanian organik berasal dari

lahan yang sebelumnya digunakan untuk produksi pertanian non organik,

maka lahan tersebut harus dilkaukan konversi dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Tanaman semusim diperlukan masa konversi minimal dua tahun

sedangkan untuk tanaman tahunan diperlukan masa konversi minimal

tiga tahun. Bergantung pada kondisi dan situasi yang ada, masa

konversi bisa diperpanjang atau diperpendek namun masa konversinya

tidak boleh kurang dari 12 bulan.

b. Lahan yang telah dikonversi atau yang sedang dikonversi ke produksi

organik tidak diperbolehkan untuk dirubah bolak balik antara organik

dan konvensional (non organik).

c. Dalam suatu hamparan, konversi lahan tidak dilakukan pada saat yang

bersamaan,maka perlu ada pemisahan yang jelas dan tegas antara lahan

organik dan lahan non organik untuk menghindari kontaminasi dari

lahan non organik ke lahan organik.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Data tingkat adopsi teknologi padi organik tahap penyiapan lahan

dapat dilihat pada table 5.13.

Tabel 5.13. Tingkat Penerapan Teknologi Organik Pada Tahap Penyiapan Lahan Budidaya Padi Organik.

No Kategori Skor Jumlah (orang) Persentase (%) Rata-rata1 Rendah 3-5 6 15 2 Sedang 6-7 16 40 2 3 Tinggi 8-9 18 45

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010.

Dari tabel 5.13 diatas diperoleh data rata-rata tingkat adopsi petani

pada tahap penyiapan lahan untuk budi daya padi organik berada pada

tingkat sedang. Penilaian tingkat adopsi teknologi penyiapan lahan

menggunkan indikator yang meliputi lama lahan digunakan untuk

budidaya padi organik dan pupuk yang digunakan setelah pembajakan.

Berdasarkan analisis data dilapangan diketahui bahwa mayoritas

lahan yang digunakan petani untuk budidaya padi organik di Kecamatan

Sambirejo adalah selama tujuh sampai sembilan tahun yaitu sebanyak 45

persen. Penggunaan lahan untuk budidaya padi organik di Kecamatan

Sambirejo sudah relatif lama dan sudah memenuhi standart waktu

penggunaan lahan untuk budidaya padi organik, namun baru ada dua desa

yang sudah mendapatkan sertifikasi 100 persen organik yaitu desa

Sukorejo dan Jetis sedangkan desa yang lain masih bersetatus semi

organik. Kondisi ini di akibatkan juga karena sumber daya alam yang ada,

terutama letak geografisnya. Letak geografis ini bisa mempengaruhi

kemurnian air, air yang terbawa melalui pengairan air yang ada akan lebih

beresiko tercemari limbah pabrik atau limbah rumah tangga apabila ia

semakin jauh dari sumber mata air. Dua desa yang sudah mendapatkan

sertifikasi 100 persen organik diatas letaknya ada di hulu sungai yang

airnya masih murni belum tercemar limbah.

Setelah dilakukan pembajakan tanah kemudian diberi pupuk

kandang/kompos, dan pemberian pupuk kompos atau kandang ini

dijadikan sebagai pupuk dasar dalam budidaya padi organik. Kegiatan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

yang dilakukan setelah tanah diberi pupuk kandang atau kompos tanah

kemudian digaru (diratakan) agar tanah menjadi rata dan membenamkan

rumput-rumput yang masih ada dipermukaan. Atau sebelum dibajak, tanah

sudah terlebih dahulu disebari pupuk kandang atau kompos setelah itu

dibajak. Dari pengamatan dilapangan diperoleh juga tidak semua petani

menggunakan pupuk kandang atau kompos saja setelah pemupukan,

namun ada yang mencampurkan pupuk organik dengan pupuk kimia.

Para petani padi organik di Kecamatan Sambirejo sumber pengairan

sawahnya berasal dari sumber mata air. Di Kecamatan Sambirejo ada

sekitar tujuh sumber air yang dikelola pemerintah Sambirejo untuk

pengairan pertanian, tujuh sumber air ini adalah bendungan gepuk,

bendungan kedung gempol, bendungan nangsri, bendungan kedungsong,

bendungan gamping, bendungan sedayu, dan bendungan Serambang.

4. Tingkat Adopsi Pada Penanaman Padi Organik

Penanaman pada dasarnya memindahkan bibit yang siap tanam dari

tempat pembenihan ke lahan yang siap ditanami. Penilaian tingkat adopsi

teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman menggunakan

beberapa indikator, yang meliputi jarak tanam yang digunakan dan jumlah

bibit yang ditancapkan dalam setiap rumpun. Untuk mengetahui sikap

tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman

dapat dilihat pada tabel 5.14 :

Tabel 5.14. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik Pada Tahap Penanaman Padi Organik.

No Kategori Skor Jumlah (orang)

Persentase (%)

Rata-rata

1 Rendah 2-3,3 4 10 2 Sedang 3,4-4,7 12 30 2 3 Tinggi 4,8-6 23 60

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010.

Tabel 5.14 diatas menjelaskan rata-rata tingkat adopsi petani pada

tahap penanaman padi organik berada pada tingkat sedang dan diketahui

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bahwa tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap

penanaman ini mayoritas masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 23

responden atau 60 persen. Dari data diatas bisa diketahui bahwa sebagian

besar petani sudah menerapkan teknologi budidaya padi organik pada

tahap penanaman. Kategori sedang ada di urutan kedua dengan 12

responden atau 30 persen, dan kategori rendah ada di urutan ke tiga

dengan 4 responden atau 10 persen.

Jarak tanam antar tanaman di lahan juga mempengaruhi tinggi

rendahnya produktivitas padi, hal ini akan sangat terkait dengan

pemenuhan nutrisi dari tanah untuk tanaman itu sendiri serta penerimaan

sinar matahari dalam melakukan fotosintesi. Menurut andoko 2002 yang

dikutip dari Wahyu (2004) penentuan jarak tanam sendiri dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu varietas dan kesuburan tanah. Bila varietasnya memiliki

sifat merumpun tinggi maka jarak tanamnya harus lebih lebar dari padi

yang memiliki sifat merumpun rendah. Sementara bila tanah sawah lebih

subur, jarak tanam lebih lebar dari pada tanah yang tidak subur.

Jumlah bibit dalam setiap rumpun (dapur) yang ideal adalah 3-4

bibit, namun hal ini sangat tergantung pada kondisi lahan serta varietas

yang digunakan. Apabila daya rumpunnya tinggi dan tanahnya subur maka

jumlah bibit yang dimasukan dalam satu rumpun juga sedikit sekitar 2-3

bibit. Berdasarkan tabel 5.13 tingkat penerapan teknologi budidaya padi

organik pada tahap penanaman padi organik masuk dalam kategori tinggi,

petani padi organik menanam padi dengan jarak 20 cm x 20cm. Petani

menanaman bibit dalam satu rumpun berjumlah 3-4 bibit. Petani padi

organik menancapkan bibit padinya dengan pola leter “L”, pola leter L

disini maksudnya adalah posisi akar diletakkan memanjang diatas tanah

sedangkan batang bibit tegak berdiri. Pola leter L ini bertujuan untuk

memperbanyak anakan yang akan tumbuh.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

5. Tingkat Adopsi Pada Perawatan Padi Organik

Bila pada budidaya padi non organik digunakan pupuk dan pestisida

kimia (non organik) maka pada budidaya padi organik menggunakan

pupuk dan pestisida organik. Berkaitan dengan pengendalian hama,

penyakit dan gulma, harus dikendalikan dengan salah satu atau kombinasi

dari cara-cara berikut ini:

a. Pemilihan spesies dan varietas yang sesuai.

b. Program rotasi yang tepat.

c. Pengolahan tanah secara mekanis.

d. Proteksi dengan menggunakan musuh alami melalui pemberian habitat

yang cocok, seperti misalnya sarang dan tempat menetas, zona buffer

ekologi yang menjaga vegetasi alami sebagai rumah bagi predator

hama.

e. Musuh alami termasuk pelepasan predator dan parasit.

f. Cara-cara biodinamik dari stone meal, kotoran hewan atau tanaman.

g. Mulsa dan pemangkasan.

h. Pengembalaaan ternak.

i. Pengendalian mekanis seperti perangkap, pemisah, sinar dan suara.

j. Sterilisasi dengan uap jika rotasi tidak dapat dilakukan (Seta, (2002)

dikutip dari Wahyu,( 2004))

Serangan hama, penyakit dan gulma sangat berat dan tindakan yang

dilakukan dengan cara-cara tersebut di atas dianggap kurang memadai

maka, perlu dilakukan dengan cara-cara lain yang diperkenankan dalam

produksi pertanian organik yaitu pestisida yang dibuat dari bahan-bahan

organik (Seta 2002, idem). Untuk mengetahui tingkat penerapan teknologi

budidaya padi organik pada tahap perawatan dapat dilihat pada table 5. 15:

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 5.15. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik Pada Tahap Perawatan Padi Organik.

No Kategori Skor Jumlah (orang)

Persentase (%) Rata-rata

1 Rendah 10-16 11 27,5 2 Sedang 17-23 16 40 2 3 Tinggi 24-30 13 32,5

Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010.

Penilaian tingkat adopsi pada tahap perawatan tanaman,

menggunakan beberapa indikator yang meliputi pemupukan dan

pengendalian hama dan penyakit. Berdasarkan tabel 5.15 diatas diperoleh

data rata-rata tingkat adopsi petani pada tahap perawatan padi organik

berada pada tingkat sedang dan diketahui bahwa tingkat penerapan

teknologi budidaya padi organik pada tahap perawatan ini mayoritas

masuk dalam kategori sedang yaitu sebanyak 16 responden atau 40 persen.

Kategori tinggi ada diurutan ke dua dengan jumlah responden sebanyak 13

orang atau 32,5 persen, dan kategori rendah ada di urutan terakhir dengan

jumlah responden sebanyak 11 orang atau 27,5 persen. Berdasarkan

analisis data dilapangan, diketahui bahwa petani padi organik di

kecamatan Sambirejo dalam melakukan pemupukan dasar menggunakan

pupuk kandang dan kompos.

Prinsip pertanian organik adalah tidak menggunakan pupuk kimia

(non organik) untuk memacu kesuburan tanah, tetapi untuk petani di

Kecamatan Sambirejo tidak bisa melepaskan budidaya padi organik dari

pemakaian pupuk kimia. Sehingga budidaya padi organik di Kecamatan

sambirejo merupakan budidaya padi semi organik, meskipun secara

penggunaan pupuk kimia sudah sedikit jumlahnya. Tetapi di Kecamatan

Sambirejo ada dua Desa yang sudah menerapkan dan bersetifikat organik

100 persen yaitu desa Sukorejo dan Jetis.

Kondisi diatas diakibatkan beberapa hal diantaranya adalah beberapa

petani masih menggunakan varietas IR 64 yang merupakan padi hibrida

yang membutuhkan pupuk kimia untuk memacu pertumbuhan dan faktor

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

lainnya adalah letak geografis lahan persawahan, Desa Sukorejo dan Jetis

merupakan desa yang sumber airnya masih terjaga dari bahan kimia karena

letaknya dihulu sumber mata air, sedangkan untuk area persawahan di desa

yang lain sudah jauh dari hulu dan tercemar dengan bahan-bahan kimia

seperti limbah rumah tangga dan pupuk kimia yang terlarut bersama aliran

irigrasi. Pemupukan yang dilakukan oleh petani padi organik dilakukan 2-

3 kali tiap musim tanam yaitu pupuk dasar, pemupukan I yaitu dua pekan

setelah tanam dan pemupukan II yaitu saat tanaman berumur satu bulan.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang, pupuk kompos, urin sapi,

score (ramuan empon-empon dan bahan alami lainnya), dan lain-lainnya.

Kebutuhan pupuk yang dibutuhkan tiap musim tanam untuk luas tanah per

hektar adalah lima ton pupuk.

Petani menggunakan pestisida organik yang dibuat masing-masing

kelompok untuk pengendalian hama dan penyakit, pestisida buatan ini

dibuat sesuai arahan dari penyuluh pertanian di Kecamatan Sambirejo.

Pestisida buatan ini menggunakan bahan-bahan alami seperti jahe, daun

mimba, gadung, cabe rawit, kunyit, urin sapi, tembakau, kencur dan

lainnya. Petani mencukupi kebutuhan pestisida nabati yang belum bisa

dibuat oleh kelompok dengan cara membeli di toko atau agen saprotan

organik.

Petani yang tidak sabar atau terlalu khawatir terhadap tanamannya

yang terkena serangan hama atau penyakit tidak puas dengan hanya

memakai pestisida organik lalu menggunakan bahan kimia seperti Regent

dan Bayer agar tanaman bisa segera sehat dan terbebas dari hama penyakit.

Dalam konsep pertanian organik perlu diperhatikan keseimbangan

ekosistem, termasuk keberadaan predator alami bagi hama dan penyakit

yang ada di area budidaya.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

C. Hubungan Antara Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Petani Dengan Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik di Kecamaan Sambirejo Kabupaten Sragen

Penelitian ini mengkaji hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi

petani dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik di

Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. hubungan antara faktor-faktor

sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi

organik tersaji dalam tabel 5.16.

Tabel 5.16. Hubungan Antara Sosial Ekonomi Pertanian Dengan Tingkat Penerapan Budidaya Padi Organik.

No. Variabel X Y total

Rs T hitung 1. X1 0,346* 2,273 2. X2 0,333* 2,177 3. X3 0,442** 3,037 4. X4 0,327* 2,133 5. X5 0,037 0,228 6. X6 0,371* 2,463 7. X7 0,291 1,875 8 X8 0,121 0,751

Sumber : analisis data primer 2010.

Diketahui : Ttab : 2,042 (α = 0,05) rs : Korelasi rank Spearman ** : Signifikan pada α = 0,01 * : Signifikan pada α = 0,05 X1 : Umur petani X2 : Pendidikan formal petani

X3 : Pendidikan non formal petani X4 : Pendapatan petani X5 : Luas lahan Petani X6 : Lingkungan sosial petani X7 : Pengalaman budidaya padi organik X8 : Kosmopolitan petani

Tabel 5.16 di atas diketahui bahwa hasil analisis menunjukkan

hubungan yang signifikan antara variabel faktor-faktor sosial ekonomi petani

dengan tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik, namun juga ada

yang tidak signifikan. Untuk mengetahui makna angka-angka hasil analisis di

atas dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1. Hubungan Umur Petani Dengan Penerapan Teknologi Budidaya Padi

Organik

Melihat hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi rs sebesar

0,346. Sehingga dapat dilihat bahwa pada taraf kepercayaan 95% dan t

hitung > t tabel (2,273 > 2,024) ini menunjukkan bahwa ada hubungan

signifikan antara umur petani dengan penerapan teknologi budidaya padi

organik. Hal ini karena umur akan mempengaruhi kemampuan seseorang

dalam menerima informasi atau teknologi dan umur juga akan

berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam olah fisik maupun

keterampilannya. Artinya semakin tinggi umur petani semakin rendah

tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal ini dikarenakan

petani yang secara usia dia semakin tua atau lanjut usia responnya dalam

memahami dan menerima suatu inovasi akan semakin lamban.

Petani dengan usia yang lebih muda dia akan lebih mudah

menerima dan memahami inovasi yang ada. Hasil analisis dilapangan

menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah berada pada usia

produktif dan 18 responden berumur sekitar 42 tahun-54 tahun, pada umur

inilah petani secara pengalaman bertani lebih banyak dibandingkan yang

lebih muda usianya dan pada umur inilah petani lebih mudah menerima

dan memahami inovasi dari pada petani yang usianya lebih tua.

2. Hubungan Pendidikan Formal Petani Dengan Penerapan Teknologi

Budidaya Padi Organik

Tabel 5.16 dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,333 maka t

hitung > t tabel (2,177 > 2,024) ini menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara pendidikan formal dengan penerapan teknologi budidaya

padi organik. Tingkat pendidikan yang semakin maju atau tinggi yang

dimiliki seseorang akan membuat orang tersebut semakin terbuka

menerima inovasi, karena pengetahuan yang dia miliki semakin luas,

interaksi dia dengan orang lainpun juga semakin banyak.

Hasil dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh petani, menyebabkan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

semakin tingginya tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal

ini bisa terjadi dikarenakan semakin banyaknya pengetahuan yang

diperoleh petani tentang budidaya padi organik. Selain itu dengan

pendidikan yang tinggi membuat petani lebih terbuka dalam menerima

inovasi, karena petani lebih banyak informasi yang diperoleh sehingga dia

bisa menilai dan menimbang apa yang baik untuk petani lakukan.

Kondisi masyarakat yang sedemikian harus dibuat kebijakan yang

bisa meningkatkan pengetahuan petani, kebijakan itu salah satunya dengan

mengintensifkan kegiatan pendidikan informal atau non formal. Dari hasil

pengamatan dilapangan hal ini sudah baik pelaksanaannya, tetapi perlu

dievaluasi secara rutin untuk didapatkan metode yang lebih efektif. Salah

satunya adalah mengoptimalakan keberadaan tokoh-tokoh kunci di

masyarakat. Tokoh-tokoh kunci bisa membantu atau justru akan lebih

mudah mendapat kepercayaan petani padi secara luas.

3. Hubungan Pendidikan Non Formal Petani Dengan Penerapan

Teknologi Budidaya Padi Organik

Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,442

maka t hitung > t tabel (3,037 > 2,024) ini menunjukkan ada hubungan

yang sangat signifikan antara pendidikan non formal dengan penerapan

teknologi budidaya padi organik. Artinya pendidikan non formal

mengakibatkan dampak yang sangat signifikan terhadap tingkat penerapan

teknologi budidaya padi organik. Hal ini karena dengan pendidikan non

formal seperti kegiatan penyuluhan petani memperoleh informasi

mengenai budidaya padi organik. Pendidikan non formal yang sering

dilakukan saat ini adalah kegiatan penyuluhan yang rata-rata dilaksanakan

1 kali per bulan.

Untuk lebih mengintensifkan program pendidikan non formal agar

semakin sering diperoleh seluruh petani padi organik bisa ditempuh

dengan cara pemerintah melibatkan stakeholders yang lainnya, seperti

pelibatan pihak swasta, tokoh masyarakat, perusahaan-perusahaan dan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk memberikan penyuluhan

kepada petani padi organik.

4. Hubungan Pendapatan Petani Dengan Penerapan Teknologi

Budidaya Padi Organik

Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,327

maka t hitung > t tabel (2,133 > 2,024) ini menunjukkan ada hubungan

yang signifikan antara pendapatan petani dengan penerapan teknologi

budidaya padi organik. Artinya semakin tinggi pendapatan petani maka

semakin tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Pendapatan

petani yang tinggi bisa meningkatkan area budidaya padi organik dan juga

untuk mencukupi upah tenaga kerja. Meningkatnya luas area produksi

memperbesar kemungkinan keuntungan yang diperoleh petani, karena

jumlah produksi juga meningkat.

Nilai ekonomi padi organik dengan padi biasa lebih tinggi. Dari

hasil wawancara dilapangan diperoleh data bahwa harga Gabah Kering

Panen (GKP) padi organik adalah sebesar sekitar 4000 rupiah per kilogram

sedangkan padi biasa sekitar 3000 rupiah per kilogram, atau selisih sekitar

1000 rupiah per kilogram. Dari hasil wawancara dengan petani rata-rata

produksi padi organik per musim tanam per hektar adalah sekitar 5-6 ton.

Padi organik tidak membutuhkan in put yang besar dari luar

terutama kebutuhan penggunaan pupuk atau pestisida kimia yang selama

ini menjadi beban tanggungan sendiri bagi petani dalam budidaya padi non

organik. Potensi pertanian organik yang hanya membutuhkan in put dari

luar yang sedikit ini mampu memperbesar keuntungan yang diperoleh

petani, apalagi nilai ekonomis padi organik relatif stabil dari pada padi

jenis non organik, karena harga padi organik cenderung stagnan saat harga

beras turun dan akan mengalami kenaikan ketika ada kenaikan harga.

Dengan demikian kehidupan petani dimungkinkan bertambah

kesejahteraannya.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

5. Hubungan Luas Lahan Petani Dengan Penerapan Teknologi

Budidaya Padi Organik

Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,037

maka t hitung < t tabel (0,228 < 2,024) ini menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara luas lahan petani dengan penerapan

teknologi budidaya padi organik. Hasil ini menunjukkan bahwa

penguasaan lahan usahatani tidak mempengaruhi tingkat penerapan

teknologi budidaya padi organik.

Kita ketahui bahwa di Indonesia banyak petani yang mempunyai

lahan pertanian dalam jumlah sempit. Kondisi inilah yang juga terjadi di

Kecamatan Sambirejo, sebagian besar petani di Kecamatan Sambirejo

mempunyai luas penguasaan lahan sebesar 0,25-0,65 Ha saja dan ada 30

orang responden yang masuk dalam kategori ini dimana ini adalah kategori

terendah, kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya hubungan yang

tidak signifikan.

Luas lahan tidak ada hubungan yang signifikan terhadap penerapan

teknologi budidaya padi organik, karena secara teknis perlakuan yang

diberikan sama, baik yang luas lahannya luas atau sempit. Yang

membedakan luas lahan yang luas dan sempit adalah kuantitasnya,

maksudnya adalah luas lahan yang luas dia membutuhkan jumlah pupuk

yang lebih banyak dibandingkan dengan yang lahan sempit, begitu juga

dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lahan yang luas lebih

membutuhkan lebih banyak tenaga kerja disbanding yang lahan sempit.

6. Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Penerapan Teknologi Budidaya

Padi Organik

Tabel 5.16 dapat diketahui bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,371

maka t hitung > t tabel (2,463 > 2,024) ini menunjukkan ada hubungan

yang signifikan antara lingkungan sosial petani dengan penerapan

teknologi budidaya padi organik. Hasil ini menunjukkan bahwa

lingkungan sosial petani mempengaruhi tingkat penerapan teknologi

budidaya padi organik.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Semakin banyak petani mendapatkan saran atau informasi dari

orang-orang yang ada dilingkungan sosialnya seperti keluarga, tetangga,

anggota kelompok tani, dan juga pemerintah (PPL) menjadikan petani padi

organik paham dan terpengaruh dengan informasi yang diberikan.

Sehingga petani padi organik akan semakin yakin dengan penerapan

teknologi padi organik yang ia lakukan. Kecenderungan masyarakat kita

biasanya akan lebih mudah menerima saran atau ajakan dari orang yang

sudah dekata atau sudah dikenal.

Walaupun pada kenyataannya keputusan yang diambil oleh petani

didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman petani, namun peran

lingkungan sosial petani juga cukup berpengaruh terhadap adopsi

teknologi padi organik. Dari pengamatan dilapangan ditemukan bahwa

tetangga dan kelompok tani adalah orang-orang yang paling banyak

mempengaruhi petani dalam melakukan adopsi teknologi padi organik, hal

ini karena orang-orang inilah yang paling banyak berinteraksi dengan

petani.

Nilai rs yang positif ini menunjukkan hubungan yang searah antara

lingkungan sosial petani dengan penerapan teknologi budidaya padi

organik, yaitu semakin tinggi lingkungan sosial yang terlibat dalam

budidaya padi organik maka tingkat penerapan teknologi padi organik juga

akan semakin baik.

7. Hubungan Pengalaman Budidaya Padi Organik Dengan Penerapan

Teknologi Budidaya Padi Organik

Tabel 5.16 dapat diketahui bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,291

maka t hitung < t tabel (1,875 < 2,024) ini menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara pengalaman budidaya padi organik

dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

Hal ini dikarenakan program pertanian organik di Kabupaten

Sragen dimulai serempak pada tahun 2003, sehingga rata-rata responden

juga baru membudidayakan padi organik pada tahun tersebut, dari data

yang didapatkan di lapangan ada sekitar 35 persen responden mulai

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

melaksanakan budidaya padi organik pada tahun 2003. Hal lain yang

menyebabkan pengalaman tidak signifikan terhadap penerapan teknologi

budidaya padi organik adalah tingkat pendidikan formal ataupun non

formal petani dan pengaruh lingkungan sosial petani. Dua hal ini adalah

hal yang sangat berpengaruh terhadap penerapan teknologi budidaya padi

organik. Data dari hasil penelitian tingkat pendidikan non formal petani di

Sambirejo sudah bagus dimana mereka rutin mengadakan kegiatan

penyuluhan sebulan sekali, dan pengaruh lingkungan sosial petani yang

mendukung petani dalam membudidayakan padi organik.

Faktor-faktor ini yang menyebabkan pengalaman tidak begitu

signifikan dalam mempengaruhi penerapan teknologi padi organik. Nilai rs

yang positif ini menunjukkan hubungan yang searah antara pengalaman

petani membudidayakan padi organik dengan penerapan teknologi

budidaya padi organik, yaitu semakin tinggi pengalaman petani

membudidayakan padi organik maka tingkat penerapan teknologi padi

organik juga akan semakin baik.

8. Hubungan Kosmopolitan Dengan Penerapan Teknologi Budidaya

Padi Organik

Tabel 5.16. dapat diketahui bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,121

maka t hitung < t tabel (0,751< 2,024) ini menunjukkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara kosmopolitan petani dengan penerapan

teknologi budidaya padi organik.

Hal ini disebabkan karena Kecamatan Sambirejo merupakan salah

satu kecamatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam

pengembangan budidaya padi organik, termasuk dalam hal pemberian

informasi kepada para petani di Kecamatan Sambirejo. Sehingga tingkat

penerapan budidaya padi organik di Kecamatan Sambirejo tergolong

tinggi. Oleh sebab itu, petani jarang pergi keluar kota untuk mencari

informasi yang berkaitan dengan budidaya padi organik. Hal lain yang

menyebabkan tingkat kosmopolitan tidak signifikan terhadap penerapan

teknologi budidaya padi organik adalah tingkat pendidikan formal ataupun

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

non formal petani dan pengaruh lingkungan sosial petani. Dua hal ini

adalah hal yang berpengaruh terhadap penerapan teknologi budidaya padi

organik. Data dari hasil penelitian tingkat pendidikan non formal petani di

Sambirejo sudah bagus dimana mereka rutin mengadakan kegiatan

penyuluhan sebulan sekali, dan pengaruh lingkungan sosial petani yang

mendukung petani dalam membudidayakan padi organik. Faktor-faktor ini

yang menyebabkan tingkat kosmopolitan tidak begitu signifikan dalam

mempengaruhi penerapan teknologi padi organik.

Tidak semua petani padi organik di Kecamatan Sambirejo jarang

pergi keluar kota, terutama para ketua kelompok tani mereka lebih sering

keluar daerah untuk mengikuti pelatihan atau mencari informasi tentang

budidaya padi organik. Selain itu Kecamatan Sambirejo merupakan sentra

produksi padi organik yang dijadikan tempat studi banding oleh petani-

petani padi organik dari kota-kota yang lain. Nilai rs yang positif ini

menunjukkan hubungan yang searah antara kosmopolitan petani dengan

penerapan teknologi budidaya padi organik.

 

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kondisi faktor-faktor sosial ekonomi petani di Kecamatan Sambirejo menurut

penelitian ini diketahui sebagai berikut:

a) Faktor umur petani mayoritas berada pada kategori sedang, sedangkan

untuk rata-rata umur petani berada pada kategori sedang.

b) Faktor pendidikan formal petani mayoritas berada pada kategori rendah,

sedangkan untuk rata-rata pendidikan formal petani berada pada kategori

sedang.

c) Faktor pendidikan non formal petani mayoritas berada pada kategori

sedang, sedangkan untuk rata-rata pendidikan non formal petani berada

pada kategori sedang.

d) Faktor pendapatan petani mayoritas berada pada kategori tinggi,

sedangkan untuk rata-rata pendapatan petani berada pada kategori sedang.

e) Faktor luas lahan petani mayoritas berada pada kategori rendah, sedangkan

untuk rata-rata luas lahan petani berada pada kategori rendah.

f) Faktor lingkungan sosial petani mayoritas berada pada kategori tinggi,

sedangkan untuk rata-rata lingkungan sosial petani berada pada kategori

sedang.

g) Faktor pengalaman usaha tani padi organik petani berada pada kategori

sedang.

h) Faktor kosmopolitan petani mayoritas berada pada kategori sedang,

sedangkan untuk rata-rata kosmopolitan petani berada pada kategori

sedang.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Kondisi tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik adalah sebagai

berikut :

a) Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik oleh petani mayoritas

berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata tingkat penerapan

teknologi padi organik berada pada kategori sedang.

b) Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap pemilihan

berada pada kategori sedang, sedangkan rata-rata tingkat penerapan

teknologi padi organik pada tahap pemilihan berada pada kategori sedang.

c) Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap

pembenihan berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata tingkat

penerapan teknologi padi organik pada tahap pembenihan berada pada

kategori sedang.

d) Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap penyiapan

lahan berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata tingkat penerapan

teknologi padi organik pada tahap penyiapan lahan berada pada kategori

sedang.

e) Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman

berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata tingkat penerapan

teknologi padi organik pada tahap penanaman berada pada kategori

sedang.

f) Tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap perawatan

berada pada kategori sedang, sedangkan rata-rata tingkat penerapan

teknologi padi organik pada tahap perawatan berada pada kategori sedang.

3. Hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi petani dengan tingkat

penerapan teknologi budidaya padi organik di Kecamatan Sambirejo

Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut :

a) Terdapat hubungan yang signifikan dimana ini berarti ada hubungan nyata

antara umur petani dengan penerapan teknologi budidaya padi organik.

Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05)

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

b) Terdapat hubungan yang signifikan dimana ini berarti ada hubungan nyata

antara pendidikan formal petani dengan penerapan teknologi budidaya

padi organik. Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05)

c) Terdapat hubungan yang sangat signifikan dimana ini berarti ada

hubungan nyata antara pendidikan non formal petani dengan penerapan

teknologi budidaya padi organik. Pada tingkat kepercayaan 99

persen (α = 0,01)

d) Terdapat hubungan yang signifikan dimana ini berarti ada hubungan nyata

antara pendapatan petani dengan penerapan teknologi budidaya padi

organik. Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05)

e) Terdapat hubungan yang tidak signifikan dimana ini berarti tidak ada

hubungan nyata antara luas lahan petani dengan penerapan teknologi

budidaya padi organik. Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05)

f) Terdapat hubungan yang signifikan dimana ini berarti ada hubungan nyata

antara lingkungan sosial petani dengan penerapan teknologi budidaya padi

organik. Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05)

g) Terdapat hubungan yang tidak signifikan dimana ini berarti tidak ada

hubungan nyata antara pengalaman budidaya padi organik dengan

penerapan teknologi budidaya padi organik. Pada tingkat kepercayaan 95

persen (α = 0,05)

h) Terdapat hubungan yang tidak signifikan dimana ini berarti tidak ada

hubungan nyata antara kosmopolitan dengan penerapan teknologi

budidaya padi organik. Pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian hubungan sosial ekonomi petani

dengan tingkat penerapan teknologi padi organik, dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Pertemuan rutin antara penyuluh dan petani perlu dijaga kesinambungannya. 2. Mengoptimalkan petani muda dalam agenda-agenda pelatihan dan lain

sebagainya agar mampu menularkan pembelajaran bagi petani lain yang

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · ORGANIC RICE CULTIVATION TECHNOLOGY AT ... Pengembangan pertanian organik di Kabupaten Sragen ... kebutuhan pangan saat ini dan mendatang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

secara usia lebih senior. Hal ini karena petani muda lebih mudah menerima dan memahami informasi dibandingkan dengan petani yang sudah senior.

3. Pemerintah diharapkan bisa menambah kegiatan pendidikan non formal kepada petani agar kemampuan petani akan semakin bertambah dan akan mempunyai nilai tawar yang tinggi. Usaha peniningkatan pendidikan non formal ini bisa melibatkan stakholders lainnya.