Diagnosis fungsi ginjal

27
DIAGNOSIS GANGGUAN FUNGSI GINJAL

description

PPT DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL

Transcript of Diagnosis fungsi ginjal

Page 1: Diagnosis fungsi ginjal

DIAGNOSIS GANGGUAN FUNGSI GINJAL

Page 2: Diagnosis fungsi ginjal

KELOMPOK 4

Agistyaneu Prihandini Oskar

Andriani Amalia Pribadi

Astieka Nur Annisa

Dinar Cahya Nugraha

Eki Tantowi

Eri Anshori

Feri Trianugrah

Fitri Lufianti F

Hilda W Hanim

Imam Ahmad Huddan

Novia Nurfadilah

Reni Angraeni

Rifki H

Syifa Nur Zakiyah

Page 3: Diagnosis fungsi ginjal

GINJAL

Merupakan organ tubuh yang mempunyai peranan :

a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit

b. Mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan tubuh

c. Sebagai tempat pembentukan hormon yang mengatur tekanan darah dan eritrosit

Page 4: Diagnosis fungsi ginjal

Struktur anatomi makroskopik ginjal

Page 5: Diagnosis fungsi ginjal

GANGGUAN FUNGSI GINJAL

Gangguan fungsi ginjal adalah kondisi dimana organ ginjal penderita mengalami kehilangan fungsi normalnya sebagian atau secara keseluruhan, yang jika tidak segera diobati maka dapat menjadikan penyakit ini semakin akut.

Gangguan fungsi ginjal pada penyakit ini disebabkan oleh kerusakan yang secara khusus terjadi di bagian tubulus ginjal.

Penyebab lainya adalah karena penderita sudah mengidap penyakit diabetes, salah mengkonsumsi obat, bisa juga dikarenakan penderita sering terpapar jenis logam tertentu seperti merkuri dan timah.

Page 6: Diagnosis fungsi ginjal

Mengingat fungsi ginjal yang begitu vital bagi kelangsungan hidup, sedapat mungkin gangguan terhadap ginjal dapat dihindarkan. Kelainan dan gangguan pada fungsi ginjal antara lain :

a. Uremia

b. Netritis

c. Diabetes

d. Anuria

e. Kencing batu atau batu ginjal

f. Sistisis (cystisis)

Page 7: Diagnosis fungsi ginjal

DIAGNOSISUrinalisis

Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Ultrasound

Pemeriksaan Sinar-X dan Pemeriksaan Lainnya

Endourologi (Prosedur Endoskopi Urologi)

Page 8: Diagnosis fungsi ginjal

Kegunaan dari diagnosis fungsi ginjal adalah :

a. Mengetahui adanya kerusakan pada ginjal

b. Mengetahui derajat kerusakan pada ginjal

Diagnosis fungsi ginjal disebut cukup ideal apabila memenuhi persyaratan:

a. Tehnik pelaksanaannya mudahb. Penilaian hasilnya juga mudahc. Tidak memakai bahan yang toxic / beracund. Cukup peka untuk mengetahui adanya kerusakan ginjale. Bila dilakukan secara serial akan dapat

menggambarkan prognosa penyakitf. Memakai bahan-bahan yang bersifat endogen

Page 9: Diagnosis fungsi ginjal

1. Urinalisis

Urinalisis dapat memberikan informasi klinik yang penting.

Pemeriksaan ini merupakan bagian dari penilaian dasar terhadap penyakit ginjal terutama untuk menilai barier filtrasi dan fungsi tubulus ginjal.

Pada pemeriksaan urinalisis diperlukan spesimen urin yang segar khususnya yang berasal dari eliminasi urin sewaktu bangun tidur pagi.

Page 10: Diagnosis fungsi ginjal

Pemeriksaan Urinalisis

Warna

Berat jenis

pH

Glukosa

Protein

Hemoglobin

Leukosit esterase

Nitrit

Pemeriksaan sedimen urin

Page 11: Diagnosis fungsi ginjal

2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya penyakit ginjal dan mengikuti perjalanan klinik.

Pemeriksaan ini juga memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam melaksanakan fungsi ekskresinya.

Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan:

BUN

Kreatinin

Kreatinin Klirens

Page 12: Diagnosis fungsi ginjal

Blood Urea Nitrogen (BUN)

Urea merupakan produk buangan, merupakan degradasi asam amino menjadi CO2 dan amonia.

Makna pemeriksaan BUN

a. Menggambarkan produksi dan clearance

b. BUN Meningkat disebabkan produksi meningkat atau ekskresi menurun

2 metode yang umum digunakan dalam menentukan kadar urea darah

a. metode enzimatis

b. metode kolorimetri

Nilai normal : 6 – 20 mg/dL

Page 13: Diagnosis fungsi ginjal

Kreatinin

Kreatin disintesis di hati, pankreas dan ginjal dari asam amino : arginin, glisin, metionin.

Kreatinin adalah produk buangan dari kreatin.

Sebagai produk buangan kreatinin masuk keperedaran darah untuk di ekskresikan melalui urin.

Dapat dilakukan dengan 2 metode :

1. metode kimia

2. metode enzimatis

Page 14: Diagnosis fungsi ginjal

Kreatinin Klirens

Kreatinin klirens diukur untuk mengestimasi kecepatan filtrasi glomerulus (GFR).

Asumsi :

a. Kreatinin difiltrasi di glomerulus

b. Jumlah kreatinin yang direabsorbsi relatif sedikit.

c. Produksi kreatinin konstan sepanjang waktu.

Nilai normal :

a. Pria : 95 – 130 mL/min

b. Wanita : 80 – 120 mL/min

Page 15: Diagnosis fungsi ginjal

3. Ultrasound

Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarakan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas.

Organ-organ dalam system urinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun obstruksi dapat diidentifikasi.

Pemeriksaan USG ini merupakan pilihan utama untuk mendiagnosis dini penyakit ginjal polikistik.

Page 16: Diagnosis fungsi ginjal

4. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya

Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya

Kidney, Ureter and Bladder (KUB)

Tomografi Komputer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Urografi Intravena

Sistouretrogram

Angiografi renal

Page 17: Diagnosis fungsi ginjal

Kidney, Ureter and Bladder (KUB)

Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan disekitarnya.

Page 18: Diagnosis fungsi ginjal

Tomografi Komputer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemeriksaan CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.

Page 19: Diagnosis fungsi ginjal

Urografi Intravena

Pemeriksaan urografi intravena/ intravenous pyelogaram (IVP) memungkinkan visualisasi ginjal ureter dan kandung kemih.

Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari penkajian pendahuluan terhadap semua masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakan diagnose lesi pada ginjal dan ureter.

Page 20: Diagnosis fungsi ginjal

Sistouretrogram

Sistouretrogram menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung kemih yang bisa dilakukan melalui penyuntikan retrograde media kontras ke dalam uretra serta kandung kemih.

Kegunaan diagnostiknya terutama untuk mencari kelainan-kelainan pada uretra (misalnya: stenosis).

Page 21: Diagnosis fungsi ginjal

Angiografi renal

Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis.

Gambaran kontras pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dipakai untuk menilai adanya stenosis arteri renalis, nefrosklerosis, trombosis vena renal, infark ginjal, atau massa ginjal.

Page 22: Diagnosis fungsi ginjal

5. Endourologi (Prosedur Endoskopi Urologi)

Endourologi

Pemeriksaan Sistoskopi

Brush Biopsy Ginjal dan Uretra

Endoskopi Renal (Nefroskopi)

Biopsi Ginjal

Pemeriksaan Radioisotop

Page 23: Diagnosis fungsi ginjal

Pemeriksaan Sistoskopi

Pemeriksaan sistoskopi merupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung kemih.

Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara lengkap.

Sistoskop juga memungkinkan ahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut.

Page 24: Diagnosis fungsi ginjal

Brush Biopsy Ginjal dan Uretra

Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak.

Endoskopi Renal (Nefroskopi)

Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis ginjal, mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakan diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.

Page 25: Diagnosis fungsi ginjal

Biopsi Ginjal

Biopsi ginjal dapat memberikan gambaran dasar klasifikasi dan pengertian penyakit ginjal intrinsik dan gangguan fungsi alograf ginjal.

Pemeriksaan ini aman dan penting untuk diagnosis dan penanganan penyakit ginjal.

Biopsi ginjal berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik electron serta imunofluoresen, khususnya bagi penyakit glomerulus.

Page 26: Diagnosis fungsi ginjal

Pemeriksaan radioisotop

Merupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu prosesfisiologik normal dan tidak memerlukan persiapan pasien yang khusus.

Preparat radiofarmaseutikal disuntikan intravena.

Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat berguna untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk.

Page 27: Diagnosis fungsi ginjal

Terima Kasih