DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TB...

41
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TB PARU Arifin Nawas Divisi Infeksi ,Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI/SMF Paru RSUPsahabatan Jakarta

Transcript of DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TB...

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN TB

PARU

Arifin NawasDivisi Infeksi ,Departemen Pulmonologi

dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI/SMF Paru RSUPsahabatan Jakarta

Diagnosis TB paru berdasarkan:

- gejala klinik - pemeriksaan fisik - bakteriologik - radiologik - pemeriksaan penunjang lain

Gejala klinik

- gejala respiratorik - gejala sistemik - gejala tuberkulosis ekstra paru

Gejala respiratorik

- batuk > 2 minggu - batuk darah - sesak napas - nyeri dada

Gejala sistemik :

- demam - malaise - keringat malam - anoreksia - berat badan menurun

Gejala tuberkulosis ekstra paru

tergantung organ terkena : - limfadenitis tuberkulosa - meningitis tuberkulosa - pleuritis tuberkulosa

Pemeriksaan fisik - tergantung dari organ yang terkena - pada TB paru tergantung luas kelainan biasanya pada apeks lobus atas (S1 & S2) dan apeks lobus bawah (S6),dapat ditemukan berbagai bunyi napas pokok pada auskultasi

Pemeriksaan fisik

- pada pleuritis TB tergantung dari jumlah cairan di rongga pleura, pada perkusi pekak ,auskultasi suara napas melemah sampai hilang - pada limfadenitis TB ,pembesaran kgb

leher ,ketiak dapat menjadi “cold abscess”

Pemeriksaan bakteriologik Bahan pemeriksaan - dahak - cairan pleura - bilasan bronkus - bilasan lambung - liquor cerebrospinalis - jaringan (biopsi/BJH)

Pemeriksaan bakteriologik

Cara pengumpulan dan pengambilan bahan

- dahak 3 kali (SPS) - cairan ditampung dalam pot - jaringan/BJH ,dibuat sediaan apus ditambahkan NaCl 0,9% 5 ml

Pemeriksaan bakteriologik

Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain: untuk biakan dan uji resistensi

- mikroskopik . biasa (Ziehl Nielsen) . flouresens (auramin rhodamin) - biakan . media Lowensten Jensen . Media Middle Brook

Pemeriksaan bakteriologik

Interpretasi pemeriksaan dahak

-3 kali pos / 2 kali pos,1kali neg BTA pos - 1 kali pos ,2 kali neg ulang BTA 3 kali . bila 1 kali pos, 2 kali neg BTA pos . bila 3 kali neg BTA neg

Pemeriksaan bakteriologik

Rekomendasi WHO : skala IUATLD - tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang

pandangan : negatif - ditemukan 1-9 BTA : tulis jumlah kuman - ditemukan 10-99 BTA : 1 + - ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang

pandangan : 2 + - ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandangan : 3 +

Pemeriksaan bakteriologik

Pemeriksaan biakan untuk mendeteksi:-Mycobacterium tuberculosis-Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT)

Pemeriksaan radiologik

- foto toraks PA - foto lateral - top lordotik - CT Scan foto toraks pada TB :multiform

Pemeriksaan radiologik

Gambaran lesi aktif : . bayangan berawan segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen superior lobus bawah . kaviti lebih dari satu dikelilingi bayangan opak berawan atau nodular . bercak milier . efusi pleura unilateral/bilateral . fibrotik . kalsifikasi . penebalan pleura (schwarte)

Pemeriksaan radiologik

lesi minimal : bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru ,luas tidak lebih dari sela iga 2 depan lesi luas : bila proses lebih luas dari lesi minimal

Pemeriksaan khusus

1. BACTEC 2.Polymerase chain reaction (PCR) 3.Pemeriksaan serologi a.Enzym linked immunosorbent assay (ELISA) b.Immuno chromatographic tuberculosis(ICT) c.Mycodot d.PAP e.IgG TB

Pemeriksaan penunjang lain

1.Analisa cairan pleura : - rivalta + - sel limfosit >> - glukosa rendah 2.Pemeriksaan histopatologis jaringan 3.Pemeriksaan darah : LED meningkat proses aktif 4.Uji tuberkulin : bermakna bila konversi,bula kepositifan besar sekali

PENGOBATAN TB PARU

Pengobatan TB paru terbagi atas 2 fase : - fase intensif (2-3 bulan) - fase lanjutan (4-7 bulan)

Obat yang dipakai : - lini 1 (obat utama) - lini 2 (obat tambahan)

Lini 1 - Rifampisin (R) - INH (H) - Piazinamid (Z) - Etambutol (E) - Streptomisim (S)

Kemasan

- Obat tunggal : disajikan secara terpisah masing-masing R,H,Z,E,S - Obat kombinasi dosis tetap (FDC =Eixed Dose Combination)

Tabel 4. Dosis OAT

Obat(mg/kg BB/ hari)

Dosis

Harian (mg/kg BB/hari)

Intermiten(mg/kg/ BB/kali)

DosisMaks(mg)

Dosis

< 40

(mg)/

40-60

Berat (kg)

> 60

R 8-12 10 10 600 300 450 600

H 4-6 5 10 300 150 300 450

Z 20-30 25 35 750 1000 1500

E 15-20 15 30 750 1000 1500

S 15-18 15 15 1000 Sesuai BB

750 1000

Kombinasi dosis tetap(Fixed dose combination)

Dosis tiap hari • RHZE: R(150mg)+H(75mg)+Z(400mg)+E(275mg)• RHZ : R(150mg)+H(75mg)+Z(400mg)• RH : R(300mg)+H(150mg) R(150mg)+H(75mg)• EH : H(150mg)+E(400mg) Dosis 3 X/ minggu• RHZ : R(150mg)+H(150mg)+Z(500mg)• RH : R(150mg)+H(150mg)

Table 5. Dosage schedule for FDCs of WHO recommended strengths

Initial phase Continuation phase 2 months 4 months 6 monthsRHZE* or RHZ RH EH*

Patient Body weight Daily Daily 3x weekly Daily

Children# Up to 7 1 1 1 1 8-9 1.5 1.5 1.5 -10-14 2 2 2 -15-19 3 3 3 -

Adults 30-37 2 2 2 1.538-54## 3 3 3 255-70## 4 4 4 3

71 and more 5 5 5 3

* RHZE and EH (the ethambutol-containing FDCs) are only used for adults# Referring to the use of pediatric formulations## The composition of the 4FDC also ensures adequate doses of the drugs when 50kg is chosen as cut-off point for changing between 3 and 4 tablets per day.

Keuntungan kombinasi dosis tetap 1. Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep minimal 2. Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan

penurunan kesalahan pengobatan yang tidak disengaja 3. Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penatalaksanaan yang benar dan standar4. Perbaikan manajemen obat karena jenis obat yang lebih sedikit5. Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR akibat penurunan penggumaan monoterapi

Tabel 3. Paduan OAT yang dianjurkan pada pengobatan TB paru

Kategori Kasus Paduan OAT Paduan alternatif(Program) Program Nasional

I - TB paru BTA +, 2 RHZE/4 R3H3 2 RHZE/4 RH

kasus baru - BTA -, lesi luas/ kasus berat - TB ekstrapulmonal 2HRZE/6HE berat

- TB kasus berat HIV +

II - Kambuh 2 RHZES/1HRZE/ 2HRZES/1HRZE - Gagal Pengobatan 5H3R3E3 5HRE - Putus berobat

III - TB paru BTA (-), 2 RHZ/4 R3H3 2 RHZ/4 RH lesi minimal,HIV (-) 2 RHZ/6 HE

- Ekstrapulmonal ringan HIV (-)

IV - TB Kronik Rujuk ke spesialis Untuk mendapat - MDR TB OAT lini 2

Tabel Efek samping OAT pada orang dewasa

Obat-obatan Efek samping utama

1.Isoniazid

• Hepatitis (meningkat dengan umur,kelainan fungsi hati pecandu alkohol)• Neuropati perifer, hati-hati pada penderita DM, uraemia,malnutrisi,keganasan, pecandu alkohol, perempuan hamil)

2. Rifampisin

• Gangguan saluran cerna• Hepatitis• Interaksi obat• Rash• Gejala seperti flu• Kelainan darah

3. Pirazinamid

• Hepatitis• Rash• Nyeri sendi• Hiperurisemia• Gangguan saluran cerna

Obat-obatan Efek samping utama

4. Etambutol

• Optic neuritis

5. Streptomisin (p.e)

• Ototoksik (hindari penderita > 60 tahun)• Gangguan fungsi ginjal

6. Ciprofloksasin

• Gangguan saluran cerna

7. Ofloksasin

• Gangguan saluran cerna• Gangguan tidur, sakit kepala

8. Kanamisin • Seperti streptomisin

Evaluasi pengobatan

1. Evaluasi klinik 2. Evaluasi bakteriologik 3. Evaluasi radiologik 4. Evaluasi efek samping obat 5. Evaluasi keteraturan berobat

Evaluasi klinik . Pasien dievaluasi tiap 2 minggu pada 1 bulan pertama selanjutnya tiap 1 bulan . Respon pengobatan dan efek samping serta komplikasi Dinilai : keluhan, berat badan ,pemeriksaan fisik

Evaluasi bakteriologik (0-2-6/9 bulan pengobatan)

- mendeteksi konversi sputum - kultur(biakan) dan resistensi

Evaluasi radiologik (0-2-6/9 bulan pengobatan)

- sebelum pengobatan - setelah 2 bulan pengobatan - akhir pengobatan

Evaluasi efek samping

. awal pengobatan periksa fungsi hati, fungsi ginjal ,darah lengkap . fungsi hati : SGOT,SGPT,bilirubin fungsi ginjal : ureum kreatinin gula darah, asam urat . uji visus dan buta warna . uji keseimbngan dan audiometri

Evaluasi keteraturan berobat

. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan . ketidakteraturan berobat menyebabkan timbulnya resistensi

Kriteria sembuh

- BTA mikroskopik 2kali negatif ,pada fase intensif dan akhir pengobatan - Foto toraks serial stabil - Biakan sputum negatif

Multi drug resistan (MDR)

Definisi Resistensi ganda (MDR) menunjukkan M tuberculosis

resisten terhadap rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya

Resistensi terhadap OAT : 1. Primer:pasien sebelumnya tidak pernah dapat OAT 2. Inisial : tidak tahu apakah pasien pernah dapat OAT 3. Sekunder : pasien pernah dapat OAT sebelumnya

Penyebab MDR

- Pemakaian obat tunggal dalam pengobatanTB- Penggunaan paduan obat dak adekuat- Pemberian obat yang tidak teratur- Fenomena “addition syndrome”,obat ditambahkan dalam paduan yang tak berhasil (Crofton 1987)- Penggunaan FDC yang pencampurannya tidak baik- Penyediaan obat yang tidak reguler- Pemakaian OAT cukup lama- Pengetahuan pasien tentang TB kurang

Tabel 6. Ranking OAT lini 2 pada MDR-TB

Ranking Obat Dosis/hari

Aktivitiantimikrobial

Rasio level serum tertinggi terhadap

kadar hambat minimal

1 Aminoglikosid

a.Streptomisinb.Kanamisin atau Amikasinc.Kapreomisin

15mg/kg Baktesid yg melawan kuman aktif membelah

20-305-7, 510-155-7,5

2 Pirazinamid 20-30mg/kg Bakterisidsuasana asam

7,5-10

3 Ofloksasin 7,5-15mg/kg Bakterisid lemah 2,5-5

4 Etambutol 15-20mg/kg Bakteriostatik 2-3

5 Sikloserin 10-10mg/kg Bakteriostatik 2-4

6 PAS 10-12g Bakteriostatik 100