Deskripsi_angga_25juli07

12
Analisis Sensitifitas terhadap IRR SENSITIVITY A NA LYSIS C HA R T 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 85 90 95 100 105 110 115 PERCENTAG E (% ) IR R (% ) PR O D .PR IC E FEED PRICE CAPEX OPEX Gambar 1. Grafik Sensitifitas Terhadap IRR 1. Product Price Pada grafik sensitifitas (gambar 1) dapat dilihat perubahan nilai product price sehingga mempengaruhi besar nilai IRR. Untuk product price (pada gambar 1 ditunjukkan dengan garis hijau) yang besarnya Rp.5.250 pada persentase 100% menghasilkan IRR 26,23%. Bila terjadi penurunan product price sampai dengan 95% (sebesar Rp.4.988) maka IRR akan mengalami penurunan juga hingga 16,06%. Jika product price terus menurun menjadi 90% (sebesar Rp.4.725), maka IRR akan menuurun juga di angka 3,88%.

description

jhjhjjhkjhkjhkjkkjhkhjk

Transcript of Deskripsi_angga_25juli07

Analisis Sensitifitas terhadap IRR

Gambar 1. Grafik Sensitifitas Terhadap IRR1. Product PricePada grafik sensitifitas (gambar 1) dapat dilihat perubahan nilai product price sehingga mempengaruhi besar nilai IRR. Untuk product price (pada gambar 1 ditunjukkan dengan garis hijau) yang besarnya Rp.5.250 pada persentase 100% menghasilkan IRR 26,23%. Bila terjadi penurunan product price sampai dengan 95% (sebesar Rp.4.988) maka IRR akan mengalami penurunan juga hingga 16,06%. Jika product price terus menurun menjadi 90% (sebesar Rp.4.725), maka IRR akan menuurun juga di angka 3,88%. Untuk product price yang mengalami kenaikan hingga 105% (sebesar Rp.5513) maka IRR menunjukan nilai 35,74%, sedangkan product price yang mengalami kenaikan menjadi 110% (sebesar Rp.5.775) akan mengalami kenaikan juga di angka 45%. Dari besarnya nilai product price dan IRR, terlihat bahwa semakin tinggi nilai product price maka semakin tinggi pula persentase IRR dan semakin rendah nilai product price maka semakin rendah pula persentase IRR . Maka dapat dikatakan bahwa product price memiliki hubungan berbanding lurus dengan IRR. Selain itu tiap perubahan pada product price terhadap IRR di tiap point sangat signifikan dan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar 2,04. Nilai slope yang positif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya perbandingan lurus antara nilai product price dengan IRR.2. Feed PriceGrafik feed price pada gambar 1 ditunjukkan dengan garis berwarna kuning. Untuk feed price yang besarnya Rp.3.500 pada persentase 100 menghasilkan IRR sebesar 26,23%. Bila terjadi penurunan feed price sampai dengan 95% (sebesar Rp.3.325) maka IRR akan mengalami kenaikan menjadi 27,69 %. Jika feed price terus menurun menjadi 90% (sebesar Rp.3.150), maka IRR akan mengalami kenaikan mencapai angka 29,25%. Untuk feed price yang mengalami kenaikan persentase 105% (sebesar Rp.3.675) maka IRR menunjukan nilai 24,86%, sedangkan feed price yang mengalami kenaikan menjadi 110% (sebesar Rp.3.850) akan mengalami penurunan mencapai nilai 23,57%. Dari besarnya nilai feed price dan IRR, terlihat bahwa semakin tinggi nilai feed price maka semakin rendah persentase IRR dan semakin rendah nilai feed price maka semakin tinggi nilai IRR. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa feed price memiliki hubungan berbanding terbalik dengan IRR. Selain itu tiap perubahan pada feed price terhadap IRR di tiap point akan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar -0,284. Nilai slope yang negatif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya perbandingan terbalik antara nilai feed price dengan IRR.

3. Capital Expenditure (Capex)

Grafik capex pada gambar 1 ditunjukkan dengan garis berwarna merah muda. Untuk capex yang besarnya 21.366,17 juta rupiah (21,366 miliar) pada persentase 100% menghasilkan IRR sebesar 26,23%. Bila terjadi penurunan capex sampai dengan 95% atau sebesar 20.297,86 juta rupiah (20,298 miliar), maka IRR akan mengalami kenaikan menjadi 27,64 %. Jika capex terus menurun menjadi 90% atau sebesar 19.229,55 juta rupiah (19,23 miliar), maka IRR akan mengalami kenaikan mencapai angka 29,20%. Untuk capex yang mengalami kenaikan persentase 105% atau sebesar 22.434,48 juta rupiah (22,434 miliar), maka IRR menunjukan nilai 24,93%, sedangkan capex yang mengalami kenaikan menjadi 110% atau sebesar 23.502,79 juta rupiah (23,503 miliar) akan mengalami penurunan mencapai nilai 23,75%. Dari besarnya nilai capex dan IRR, terlihat bahwa semakin tinggi nilai capex maka semakin rendah persentase IRR dan semakin rendah nilai capex maka semakin tinggi nilai IRR. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa capex memiliki hubungan berbanding terbalik dengan IRR. Selain itu tiap perubahan pada capex terhadap IRR di tiap point akan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar -0,272. Nilai slope yang negatif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya hubungan perbandingan terbalik antara nilai capex dengan IRR.4. Operation Expenditure (Opex)

Grafik opex pada gambar 1 ditunjukkan dengan garis berwarna hitam. Untuk opex yang besarnya 774.919,9 juta rupiah (774,919 miliar) pada persentase 100% menghasilkan IRR sebesar 26,23%. Bila terjadi penurunan opex sampai dengan 95% atau sebesar 736.173,9 juta rupiah (736,173 miliar), maka IRR akan mengalami kenaikan menjadi 28,25%. Jika opex terus menurun menjadi 90% atau sebesar 697.428 juta rupiah (697,428 miliar), maka IRR akan mengalami kenaikan mencapai angka 30,25%. Untuk opex yang mengalami kenaikan persentase 105% atau sebesar 813.665,9 juta rupiah (813,665 miliar), maka IRR menunjukan nilai 24,18%, sedangkan opex yang mengalami kenaikan menjadi 110% atau sebesar 852.411,9 juta rupiah (852,411 miliar), akan mengalami penurunan mencapai nilai 22,10%. Dari besarnya nilai opex dan IRR, terlihat bahwa semakin tinggi nilai opex maka semakin rendah persentase IRR dan semakin rendah nilai opex maka semakin tinggi nilai IRR. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa opex memiliki hubungan berbanding terbalik dengan IRR. Selain itu tiap perubahan pada opex terhadap IRR di tiap point akan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar -0,407. Nilai slope yang negatif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya hubungan perbandingan terbalik antara nilai opex dengan IRR.Analisis Sensitifitas terhadap NPV

Gambar 2. Grafik Sensitifitas Terhadap NPV1. Product Price

Pada grafik sensitifitas diatas (gambar 2) dapat dilihat perubahan nilai product price sehingga mempengaruhi besar nilai NPV. Untuk product price (pada gambar 2 ditunjukkan dengan garis berwarna biru) yang besarnya Rp.5.250 pada persentase 100% menghasilkan NPV 4.375,29 juta rupiah (4,375miliar). Bila terjadi penurunan product price sampai dengan 95% (sebesar Rp.4.988) maka NPV akan mengalami penurunan juga hingga -978,63 juta rupiah (0,979iliar) Jika product price terus menurun menjadi 90% (sebesar Rp.4.725), maka NPV akan menurun juga di angka -6.333 juta rupiah (6,333 miliar).

Untuk product price yang mengalami kenaikan hingga 105% (sebesar Rp.5513) maka NPV menunjukan nilai 9.729,22 juta rupiah (9,729 miliar) sedangkan product price yang mengalami kenaikan menjadi 110% (sebesar Rp.5.775) akan mengalami kenaikan NPV juga di angka 15.083,14 juta rupiah (15,083 miliar).Pada grafik diatas juga dapat terdapat nilai NPV negatif yaitu pada product price yang mengalami penurunan di 90% dan 95 %. Tanda negatif tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya penurunan product price hingga 90% dan 95 %, akan berakibat tidak didapatnya keuntungan dari investasi (merugi).

Dari besarnya nilai product price dan NPV, terlihat bahwa semakin tinggi nilai product price maka semakin tinggi pula nilai NPV dan semakin rendah nilai product price maka semakin rendah pula nilai NPV . Maka dapat dikatakan bahwa product price memiliki hubungan berbanding lurus dengan NPV. Selain itu tiap perubahan pada product price terhadap NPV di tiap point sangat signifikan dan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar 1070,8. Nilai slope yang positif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya perbandingan lurus antara nilai product price dengan NPV.

2. Feed Price

Grafik feed price pada gambar 2 ditunjukkan dengan garis berwarna kuning. Untuk feed price yang besarnya Rp.3.500 pada persentase 100% menghasilkan NPV sebesar 4.375,5 juta rupiah (4,3755 miliar). Bila terjadi penurunan feed price sampai dengan 95% (sebesar Rp.3.325) maka NPV akan mengalami kenaikan menjadi 4.979,5 juta rupiah (4,979 miliar). Jika feed price terus menurun menjadi 90% (sebesar Rp.3.150), maka NPV akan mengalami kenaikan mencapai angka 5.583,8 juta rupiah (5,584miliar). Untuk feed price yang mengalami kenaikan persentase 105% (sebesar Rp.3.675) maka NPV menunjukan nilai 3.771,1 juta rupiah (3,771miliar), sedangkan feed price yang mengalami kenaikan menjadi 110% (sebesar Rp.3.850) akan mengalami penurunan mencapai nilai NPV sebesar 3.166,8 juta rupiah (3,167miliar). Dari besarnya nilai feed price dan NPV, terlihat bahwa semakin tinggi nilai feed price maka semakin rendah nilai NPV dan semakin rendah nilai feed price maka semakin tinggi nilai NPV. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa feed price memiliki hubungan berbanding terbalik dengan NPV. Selain itu tiap perubahan pada feed price terhadap NPV di tiap point akan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar -120,85. Nilai slope yang negatif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya perbandingan terbalik antara nilai feed price dengan nilai NPV.

3. Capital Expenditure (Capex)

Grafik capex pada gambar 2 ditunjukkan dengan garis berwarna merah. Untuk capex yang besarnya 21.366,17 juta rupiah (21,366 miliar) pada persentase 100% menghasilkan NPV sebesar 4.375,3 juta rupiah (4,375 miliar). Bila terjadi penurunan capex sampai dengan 95% atau sebesar 20.297,86 juta rupiah (20,298 miliar), maka NPV akan mengalami kenaikan menjadi 4.899,2 juta rupiah (4,899 miliar). Jika capex terus menurun menjadi 90% atau sebesar 19.229,55 juta rupiah (19,23 miliar), maka NPV akan mengalami kenaikan mencapai angka 5.423,1 juta rupiah (5,432 miliar).Untuk capex yang mengalami kenaikan persentase 105% atau sebesar 22.434,48 juta rupiah (22,434 miliar), maka NPV menunjukan nilai 3.851,4 juta rupiah (3,851 miliar), sedangkan capex yang mengalami kenaikan menjadi 110% atau sebesar 23.502,79 juta rupiah (23,503 miliar) akan mengalami penurunan mencapai nilai NPV sebesar 3.327,4 juta rupiah (3,327 miliar). Dari besarnya nilai capex dan NPV, terlihat bahwa semakin tinggi nilai capex maka semakin rendah nilai NPV dan semakin rendah nilai capex maka semakin tinggi nilai NPV. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa capex memiliki hubungan berbanding terbalik dengan NPV. Selain itu tiap perubahan pada capex terhadap NPV di tiap point akan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar -104,78. Nilai slope yang negatif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya hubungan perbandingan terbalik antara nilai capex dengan nilia NPV.

4. Operation Expenditure (Opex)

Grafik opex pada gambar 2 ditunjukkan dengan garis berwarna hitam. Untuk opex yang besarnya 774.919,9 juta rupiah (774,919 miliar) pada persentase 100% menghasilkan NPV sebesar 4.375,3 juta rupiah (4,375 miliar). Bila terjadi penurunan opex sampai dengan 95% atau sebesar 736.173,9 juta rupiah (736,174miliar), maka NPV akan mengalami kenaikan menjadi 5.493,5 juta rupiah (5,4935 miliar). Jika opex terus menurun menjadi 90% atau sebesar 697.428 juta rupiah (697,428 miliar), maka NPV akan mengalami kenaikan mencapai angka 6.611,7 juta rupiah (6,612 miliar). Untuk opex yang mengalami kenaikan persentase 105% atau sebesar 813.665,9 juta rupiah (813,665 miliar), maka NPV menunjukan nilai 3.257,1 juta rupiah (3,257 miliar) sedangkan opex yang mengalami kenaikan menjadi 110% atau sebesar 852.411,9 juta rupiah (852,412 miliar), akan mengalami penurunan mencapai nilai 2.138,3 juta rupiah (2,138 miliar). Dari besarnya nilai opex dan NPV, terlihat bahwa semakin tinggi nilai opex maka semakin rendah NPV dan semakin rendah nilai opex maka semakin tinggi nilai NPV. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa opex memiliki hubungan berbanding terbalik dengan NPV. Selain itu tiap perubahan pada opex terhadap NPV di tiap point akan membentuk faktor kemiringan (slope) sebesar -223,64. Nilai slope yang negatif tersebut dapat pula dijadikan ukuran yang mengindikasikan adanya hubungan perbandingan terbalik antara nilai opex dengan nilai NPV.KesimpulanDari dua grafik sensitifitas diatas, dapat dilihat bahwa grafik product price adalah grafik yang mempunyai faktor kemiringan (slope) yang cukup besar dibanding dengan grafik yang lain terutama pada grafik sensitifitas terhadap NPV, gambar grafik product price tampak meruncing dan membentang jauh dari nilai NPV negatif sampai dengan nilai positif. Dapat disimpulkan bahwa perubahan product price akan sangat berpengaruh terhadap IRR dan NPV yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perolehan keuntungan serta mempengaruhi kelangsungan industri biodiesel plant ini. Setelah product price, yang selanjutnya mempengaruhi nilai IRR adalah perubahan nilai capex, feed price dan yang kemudian diikuti dengan perubahan nilai opex. Sedangkan untuk NPV, setelah product price, yang selanjutnya mempengaruhi nilai NPV adalah perubahan nilai capex, feed price dan yang kemudian diikuti dengan perubahan nilai opex.